DESKRIPSI KOMPETENSI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA KECAMATAN KWANDANG DAN KECAMATAN ANGGREK KABUPATEN GORONTALO UTARA Oleh : Suprandi Yusuf Jurusan Bimbingan dan Konseling Gorontalo Universitas Negeri, Pembimbing I Dra. Rena L. Madina, M.Pd Pembimbing II Irvan Usman S.Psi M.Psi ABSTRAK Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Kompetensi guru BK dalam menyelengarakan bimbingan dan konseling di SMA di Kecamatan Kwandang dan Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana kompetensi guru BK dalam menyelenggarakan bimbingan dan konseling di SMA di kecamatan Kwandang dan Kecamatan Anggrek kabupaten gorontalo utara. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif untuk mengetahui bagaimana kompetensi guru BK dalam menyelenggarakan bimbingan dan konseling disekolah. Penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan wawancara dengan guru BK. Observasi dan dokumentasi sebagai pendukung dalam melengkapi data yang ada dilapangan.Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap guru BK bahwa guru BK telah menyelenggarakan bimbingan dan konseling dengan baik yaitu khusunya di kecamatan anggrek. Guru BK telah mampu membuat program bimbingan dan konseling serta pelaksanaanya pun telah dilakukan. sementara penyelenggaran bimbingan dan konseling di sekolah yang berada di kecamatan kwandang masih sangat kurang dan belum maksimal hal ini dikarenakan pelaksanaan BK masih belum mendapatkan perhatian penuh dari pihak sekolah bahkan guru BK diberi tanggung jawab untuk memegang program study mata pelajaran.
Kata Kunci: Kompetensi Guru Bimbingan dan Konseling (Penyelenggaraan Bimbingan Dan Konseling)
1
Latar Belakang Masalah Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral
dari pendidikan
Negara kita. Di katakan integral karena dalam sistem pendidikan terdapat tiga bidang/pilar penting yang saling berkaitan didalam pencapaian pendidikan yang bermutu. Ketiga bidang/pilar tersebut meliputi: 1) Bidang manajemen dan kepemimpinan, 2) Bidang pengajaran, dan 3) Bidang pembinaan peserta didik atau bimbingan dan konseling, Achmad Juntika Nurihsan (2007:4). Ketiga bidang tersebut saling bekerja sama yang seimbang agar peserta didik mampu memenuhi pencapaian standar kemampuan profesional/akademis dan tugas-tugas perkembanganya. Dengan adanya pencapaian ini maka tujuan pendidikan suatu bangsa dapat terpenuhi. Sebaliknya apabila dari ketiga bidang/pilar pendidikan tersebut tidak berjalan atau salah satunya tidak bekerja dengan baik maka proses pencapaian pendidikan yang bermutu tidak dapat terpenuhi Untuk itu bimbingan dan konseling sangat penting dalam pendidikan khusunnya di sekolah. Keberadaan bimbingan dan konseling di sekolah adalah bertujuan untuk membantu peserta didik agar bisa berkembang secara optimal atau sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Potensi tersebut antara lain siswa menuju individu yang mandiri, mengetahui minat dan bakat, dan mengenal dirinya lengkap dengan kelebihan dan kekuranganya. Dalam mencapai tujuan tersebut tidaklah mudah, karena guru pembimbing diharapkan mampu melaksanakan program bimbingan dan konseling yang baik
1
agar bisa mencapai tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Dalam melaksanakan program bimbingan dan konseling yang baik, dibutuhkan guru pembimbing yang berkompetensi. Menurut Syaiful (2008 : 209) Kompetensi adalah kelayakan untuk menjalankan tugas, kemampuan sebagai faktor penting bagi guru, oleh karena itu kualitas dan produktifitas kerja guru harus mampu memperlihatkan perbuatan profesioanl yang bermutu. Guru pembimbing yang berkompetensi diibaratkan sebagai alat yang ampuh untuk melaksanakan program bimbingan dan konseling di sekolah, artinya betapapun baiknya program bimbingan dan konseling di sekolah tanpa di jalankan oleh guru pembimbing yang berkompetensi maka program itu akan sia-sia saja, dengan kata lain, guru BK yang berkompetensi adalah bagian terpenting dalam melaksanakan program bimbingan dan konseling. Oleh sebab itu, yang menjadi guru pembimbing tidaklah sembarang guru, haruslah benar-benar mengusasai dasar-dasar bimbingan dan konseling. Hal ini sejalan dengan Ketua
ABKIN DKI Jakarta yang
menyatakan bahwa guru pembimbing adalah satu profesi yang dilakukan oleh guru yang mempunyai disiplin ilmu pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Bimbingan Konseling dengan Strata 1. Sebagaimana diisyaratkan maka untuk menjadi seorang guru pembimbing diwajibkan memiliki atau menguasai kompetensi akademik dan kompetensi professional. Kompetensi akademik konselor terdiri dari: 1) memahami secara mendalam yang hendak dilayani, 2) menguasai landasan teoretik bimbingan dan konseling, 3) menyelenggarakan bimbingan dan konseling yang memandirikan, 4) mengembangkan pribadi dan profesionalitas secara berkelanjutan. Sementara
1
kompetensi profesioanl terbentuk melalui latihan dalam menerapkan kompetensi akademik dalam bidang bimbingan dan konseling yang telah dikuasai. Oleh karena itu dengan adanya pengetahuan tentang kompetensi tersebut maka pelaksanaan program bimbingan
dan konseling dalam memenuhi kebutuhan
siswa akan tepat sasaran dan mencapai tujuan yang telah dijelaskan sebelumnya. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada hari sabtu tanggal 27 April 2013 Guru BK yang ada di kecamatan Kwandang dan Kecamatan Anggrek yaitu secara keseluruhan berjumlah 7 orang yang berasal dari 3 SMA Negeri yakni
Negeri 1 Anggrek berjumlah 1 orang guru BK dengan jumlah siswa 271
orang, SMA Negeri 1 Kwandang berjumlah 3 orang guru BK dengan jumlah siswa 832 orang, dan di SMA Negeri 2 Kwandang berjumlah 3 orang guru BK dengan jumlah siswa 531 orang. Hal ini tidak sesuai dengan rasio Guru BK dengan siswa yakni 150: 1 Guru BK. Selain itu terdapat guru BK yang diberi tugas tidak sesuai dengan dasar keilmuan yang dimiliki dan ada pula guru mata pelajaran yang diberikan tugas menjadi guru BK, sehingga dalam melaksanakan tugasnya sebagai Guru BK di sekolah tidak maksimal. Sesuai dengan informasi terdapat
guru BK yang
memiliki tugas ganda artinya, selain menjadi guru BK ia juga mempunyai tugas untuk menjadi guru mata pelajaran di sekolah. Selain itu di sekolah menengah atas terdapat guru BK yang kurang menguasai kompetensi BK hal ini dibuktikan dengan adanya program bimbingan dan konseling tetapi pelaksanaanya masih belum maksimal dan analisis kebutuhan pun sering tidak dilakukan sehingga guru
1
BK tidak dapat mengetahui siswa-siswi yang mempunyai masalah baik itu masalah pribadi maupun masalah yang sering dialami siswa. Bertolak dari uraian dan permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang kompetensi guru BK yang di batasi pada peyelenggaraan bimbingan konseling di sekolah dengan judul: Analisis Kompetensi Guru Bimbingan Dan Konseling di SMA Negeri
Kecamatan
Kwandang dan Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kompetensi guru BK dalam menjalankan tugasnya sebagai Guru BK yang lebih difokuskan pada penyelenggaraan Bimbingan da Konseling di sekolah. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat: a.
Menambah pengetahuan penulis tentang kompetensi yang harus dimiliki oleh guru bimbingan dan konseling.
b. Dijadikan sebagai acuan bagi guru-guru pembimbing di sekolah agar melaksanakan tugas guru bimbingan dan konseling harus sesuai dengan Kompetensi dan Ilmu BK. c. Menjadi tolak ukur kepada pihak berwenang, dalam hal ini dinas pendidikan kabupaten gorontalo utara agar menempatkan bagi lulusan strata satu (1) bimbingan dan konseling untuk melaksanakan tugas sebagai guru bimbingan dan konseling di sekolah.
1
d. Dijadikan acuan bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti tentang kompetensi guru bimbingan dan konseling. KAJIAN TEORITIS Pengertian Kompetensi Menurut UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1, ayat 10, disebutkan “kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati,dan dikuasai, oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. McAshan (dalam Mulyasa 2008: 38) mengemukakan bahwa kompetensi kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagia dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik dengan sebaikbaiknya. Finch & Crunkilton (dalam Mulyasa 2008: 38) mengartikan kompetensi sebagai penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan. Jadi dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah suatu kemampuan dimana seseorang menguasai pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang dimiliki sehingga dapat melaksanakan tugas-tugas keprofesionalan.
1
Kompetensi Guru Bimbingan dan Konseling Untuk menjadi guru bimbingan dan konseling atau konselor seorang guru pembimbing di sekolah harus memiliki atau menguasai dua kompetensi yakni kompetensi akademik dan kompetensi profesioanl 1. Kompetensi akademik konselor merupakan landasan ilmiah dari kiat pelaksana pelayanan profesioanal bimbingan dan konseling yang meliputi : a) mengenal secaara mendalam konseli yang hendak dilayani, b) menguasai khasanah teoretik bimbingan dan konseling, c) menyelenggarakan ahli bimbingan dan konseling, dan d) mengembangkan profesioanalitas sebagai konselor secara berkelanjutan. 2. Kompetensi professional konselor merupakan kompetensi yang terbentuk melalui latihan dalam menerapkan kompetensi akademik dalam bidang bimbingan dan konseling yang telah dikuasai. Pengertian bimbingan dan konseling Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari “guidance” dan “counseling”. Bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk dapat memilih, mempersiapkan diri, dan memangku sautu jabatan sera mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya itu. Frank Parson,( dalam Prayitno 2004: 93) Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang, laki-laki atau perempuan, yang memiliki kepribadian yang memadai dan terlatih dengan baik kepada individu-individu setiap usia untuk membantunya mengatufr kegiatan
1
hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri, (Crow & Crow dalam Prayitno 2004: 94). Dengan melihat dan membandingkan pengertian tentang bimbingan yang telah dijelaskan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah suatu proses
pemberian
bantuan
yang
diberikan
kepada
individu
secara
berkesinambungan agar individu bisa mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dimiliki dan menjadi pribadi yang lebih baik. Konseling sebagai terjemahan dari “counseling” merupakan bagian dari bimbingan, baik sebagai layanan maupun sebagai teknik. “layanan konseling adalah jantung hati layanan bimbingan secara keseluruhan (counseling is the heart of guidance)”, Sukardi (2008:37) Selanjutnya menurut Surya (dalam Sukardi 2008: 38) konseling merupakan upaya bantuan yang diberikan kepada konseli supaya dia memperoleh konsep diri dan kepercayaan dia sendiri, untuk dimanfaatkan olehnya dalam memperbaiki tingkah lakunya dalam masa yang akan datang. Dalam pembentukan konteks yang sewajarnya mengenai: a) dirinya sendiri, 2) ornag lain, 3) pendapat orang lain tentang dirinya, 4) tujuan-tujuan yang hendak dicapai, dan 5) kepercayaan. Dengan membandingkan pengertian tentang konseling yang telah dikemukakan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa konseling adalah suatu pemberian bantuan yang dilakukan oleh konselor kepada konseli secara tatap muka agar konseli mampu memahami diri dan lingkunganya dan memperbaiki
1
tingkah lakunya serta mampu membuat keputusan terhadap masalah yang dihadapinya. Tujuan Bimbingan dan Konseling Tujuan umum dari layanan bimbingan dan konseling adalah sesuai dengan tujuan pendidikan, sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) tahun 2003 (UU No. 20/2003), yaitu terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas, yang beriman, dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang manta dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan, (DEPDIKBUD, 2004:5). Fungsi Bimbingan dan Konseling Terdapat beberap fungsi penting dalam pelayanan bimbingan dan konseling yaitu: fungsi pemahaman, fungsi fasilitas, fungsi penyesuaian, fungsi penyaluran, fungsi adaptasi, fungsi pencegahan, fungsi perbaikan, fungsi penyembuahan, fungsi pemeliharaan, dan fungsi pengembangan. Asas Bimbingan dan Konseling Keberhasilan bimbingan dan konseling sangat ditentukan oleh diwujudkan Asas-Asas yaitu: rahasia, sukarela, terbuka, kegiatan, mandiri, kini, dinamis, terpadu, harmonis, ahli, ahli tangan kasus, dan tut wuri handayani.
1
Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling Terdapat beberapa prinsip dasar yang dipandang sebagai fondasi atau landasan bagi pelayanan bimbingan yaitu: bimbingan dan konseling diperuntukan bagi semua individu, bimbingan dan konseling sebagai proses individual, bimbingan menekankan hal yang positif, Bimbingan dan konseling merupakan usah bersama, dan Bimbingan dan konseling berlangsung dalam berbagai seting (adegan) kehidupan METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode yang di anggap relevan dengan permasalahan yang ada, yakni metode deskriptif Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas yang berada di dua kecamatan di Kabupaten Gorontalo Utara yaitu Kecamatan Anggrek dan Kecamatan Kwandang. Jenis data yang diungkapkan dalam penelitian ini adalah berupa informasi juga penjelasan dari informan baik lisan maupun data dokumen yang tertulis tentang kompetensi guru BK yang lebih difokuskan pada penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah-sekolah menengah atas di Kecamatan Anggrek dan Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara dengan indikator
1)
merancang
program
bimbingan
dan
konseling,
2.
Mengimplementasikan program bimbingan dan konseling yang komprehensif, 3. Menilai hasil proses dan hasil kegiatan bimbingan dan konseling, dan 4. Menguasai konsep dan praksis asesmen.
1
Menurut Arikunto (2010 :172) yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data dapat diperoleh. memperhatikan penjelasan tersebut maka yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah guru bimbingan konseling. Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah wawancaara dan observasi. Data yang dikumpulkan dianalisis melalui proses reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan cara melakukan tukar pendapat dengan teman sejawat. Meninjau ulang hasil wawancara, serta data tentang kompetensi guru BK. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap guru BK
di sekolah
menengah atas yang berada di Kecamatan Kwandang dan Kecamatan Anggrek tentang kompetensi guru bimbingan dan konseling yang lebih difokuskan pada penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah yaitu peneliti mendapatkan informasi bahwa guru BK sudah menyelenggarakan bimbingan dan konseling yang sesuai dengan ilmu BK dan juga masih terdapat guru BK yang belum maksimal dalam menyelenggarakan bimbingan dan konseling di sekolah. Melihat dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap guru BK menyatakan bahwa guru BK ada yang sudah menyelenggarakan bimbingan dan konseling dan ada pula guru BK yang belum maksimal dalam menyelenggarakan bimbingan konseling di
sekolah. Dari hasil penelitian, Guru BK yang telah mampu
1
menyelenggarakan bimbingan dan konseling yaitu berada dikecamatan Anggrek yaitu SMA Negeri 1 Anggrek yaitu guru sudah mampu membuat program bimbingan dan konseling yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Programnya yaitu berupa program tahunan, bulanan, mingguan dan harian. Dan program tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan rencana pelaksananya kemudian terdapat kerjasama yang baik antara guru BK dan pihak sekolah sehingganya penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah itu berjalan dengan baik. Sementara itu dari hasil penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 2 Kwandang dan SMA Negeri 1 Kwandang yaitu guru BK masih belum maksimal dalam menyelenggarakan bimbingan dan konseling hal ini dibuktikan dengan program yang ada tidak berjalan dengan baik disebabkan karena guru BK merangkap dua jabatan yaitu selain menjadi guru BK mereka juga mengajar mata pelajaran. Pembahasan Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan empat orang guru BK di SMA Negeri Kecamatan Kwandang dan Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara menunjukan bahwa guru BK telah mampu melaksanakan atau menyelenggarakan bimbingan dan konseling di sekolah. Penyelenggaraan proses bimbingan dan konseling di sekolah yang berjalan dengan baik adalah SMA Negeri yang berada di Kecamatan Annggrek yaitu SMA Negeri 1 Anggrek dan penyelenggaraan proses bimbingan dan konseling yang masih belum maksimal yaitu berada di Kecamatan Kwandang yakni SMA Negeri 1 Kwandang dan SMA Negeri 2 Kwandang dan dari hasil penelitian juga menunjukan bahwa
1
penyelenggaraan bimbingan dan konseling disekolah ternyata bisa dilaksanakan oleh guru pembimbing yang dengan basic keilmuanya S1 Psikologi. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian tentang kompetensi guru bimbingan dan konseling di SMA di Kecamatan Anggrek dan Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara yang lebih difokuskan pada penyelenggaraan bimbingan dan konseling, menunjukan bahwa guru BK telah mampu menyelenggarakan bimbingan dan konseling di sekolah khusunya di Kecamatan Anggrek sementara penyelenggaraan bimbingan dan konseling di Kecamatan Kwandang masih belum maksimal hal ini di karenakan tidak ada jam khusus untuk BK, dan masih terdapat guru BK yang di BK-kan dan guru BK kebanyakan hanya mengajar mata pelajaran
dan
tidak
terfokus
menjadi
guru
BK,
sehingganya
proses
penyelenggaraan bimbingan dan konseling tidak berjalan dengan baik. Saran Sebagai akhir dari skripsi ini, maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut: 1. Diharapkan kepada Guru BK agar kiranya tidak mengajar mata pelajaran dan lebih fokus pada bimbingan dan konseling. 2. Untuk guru BK agar dapat membuat dan menyusun program sesuai dengan kebutuhan siswa. 3. Diharapkan kepada pihak sekolah agar memberikan tugas kepada guru harus sesuai dengan tupoksinya
1
DAFTAR PUSTAKA Satori, Djam’an. & Komariah, Aan. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Sugiyono. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta Prayitno. Amti, Ermaan. (2004). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT Rineka Cipta Yusuf, syamsu. & Nurihsan, Juntika.(2005). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Juntika Achmad, 2006, Bimbingan dan Konseling (dalam Berbagai Latar). Bandung: PT Adika aditama Mulyasa, 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Mulyasa, 2008. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT remaja Rosdakarya DEPDIKBUD, 2008. Penataan Pendidikan Professional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal: Jakarta 2008 DEPDIKBUD Sukardi Ketut Dewa, 2008, Pengantar Pelaksanna Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta : PT Rineka Cipta Sagala Syaiful, 2009, Kemampuan Professional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung : PT Alfabeta cv Sagala Syaiful, 2008. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: PT Alfabeta cv Walgito Bimo, 2005, Bimbingan dan Konseling (Studi dan Karir ). Yogyakarta : PT CV Andi Offset
1
1