PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KEBERADAAN
GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA DIAN ANDALAS PADANG
JURNAL
CICI FITRIA NPM: 10060152
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014
PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KEBERADAAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA DIAN ANDALAS PADANG Oleh Cici Fitria
Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACK This research is motivated by the conditions encountered in the field that is still the doubts of students to counselors in dealing with the problem and consider the school counselor as a police officer to be in fear . This study aimed to describe : 1 ) The responsibility of the counselor, 2 ) Personality counselor . This type of research is classified as a descriptive quantitative research . The population of this research that all students in high school Dian Andalas Padang numbered 339 people , with a sampling technique stratified random sampling done by the number 77 . The instrument used in this study was a questionnaire and analyzed by using percentages . The results of this study reveal the perceptions of students about the existence of a counselor visits the responsibility is on the criteria of a good counselor and counselor personality are the criteria very well . It can be concluded that the perceptions of students about the existence of high school counselors in the field of Andalas Dian excellent . This research was recommended to learners to further appreciate , respect again counselor , do not give a negative assessment of the responsibilities or duties or counselor personality . Keywords : Perception , Students , Counselor berbeda persepsi baik terhadap keberadaan BK maupun terhadap guru BK. Guru BK adalah guru yang bertugas dan bertanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh dalam kegiatan Bimbingan dan Konseling terhadap sejumlah peserta didik. Menurut Nurihsan (2009:30) guru BK yang memiliki kualitas kepribadian yang memadai, pengetahuan dan keahlian profesional tentang bimbingan, serta psikologi pendidikan yang memadai pula dan berdedikasi yang tinggi terhadap tugas dan profesinya. Guru BK harus menjalani tugas dan memiliki kepribadian yang baik, pengetahuan yang luas untuk memahami setiap permasalahan yang dihadapi peserta didik serta mengentaskan dengan baik permasalahan tersebut. Menurut Lubis (2011:243) etika adalah ciri khas yang menandakan bahwa bidang konseling merupakan pekerjaan profesional, karena cara kerjanya telah diatur dalam kode etik yang jelas dan menjadi landasan kerja bagi guru BK. Dalam hal ini, guru BK bertanggung jawab mengembangkan kode etiknya. Tanggung jawab tersebut meliputi tanggung jawab terhadap peserta didik, tanggung jawab terhadap keluarga peserta didik, tanggung
Pendahuluan Pelayanan bimbingan dan konseling (BK) di sekolah merupakan tugas dan tanggung jawab guru BK namun didasari sepenuhnya bahwa pendidikan merupakan suatu sistem dalam mencapai pendidikan baik tujuan pendidikan institusional maupun tujuan kurikuler, khususnya dalam mencapai kesuksesan belajar peserta didik. Peserta didik adalah individu yang berfikir, yang bisa memberikan persepsi dan penilaian terhadap apa yang diketahui atau dilihatnya. Menurut Desmita (2009:117) persepsi merupakan salah satu aspek kognitif manusia yang sangat penting, yang memungkinkan untuk mengetahui dan memahami dunia sekelilingnya. Tanpa pesepsi yang benar manusia mustahil dapat menangkap dan memaknai berbagai fenomena, informasi atau data yang senantiasa mengitarinya. Demikian juga halnya dengan kehadiran peserta didik di sekolah, tidak akan mendapatkan kemanfaatan yang berarti dari informasi atau materi pelajaran yang disampaikan guru, atau mungkin malah menyesatkan, tanpa adanya persepsi yang benar. Antara peserta didik yang satu dengan yang lain akan
1
jawab terhadap masyarakat, tanggung jawab terhadap profesi dan terutama tanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Menurut Winkel (Amin, 2010:309310) yang menjadi tanggung jawab guru BK adalah (1) memperkenalkan lingkungan sekolah pada peserta didik. (2) pengumpulan data tentang peserta didik, (3) memberi informasi kepada peserta didik, (4) memberikan bantuan kepada peserta didik dalam memilih pekerjaan atau sekolah lanjutan, (5) melakukan konseling sesuai kebutuhan peserta didik. Senada dengan pendapat di atas, Winkel & Hastuti (2004:166) mengemukakan bahwa guru BK/konselor adalah pelaksana utama, tenaga inti dan ahli yang bertugas mengelola kegiatan bimbingan dan berbagai bentuknya. Menjadi guru BK yang baik, memang mempunyai tugas dan tanggung jawab terhadap pelayanan konseling kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi bakat dan minat yang dimiliki peserta didik di sekolah. Guru BK haruslah bijak dalam mengentaskan setiap permasalahan yang dihadapinya baik itu masalah pribadi, sosial, belajar, karir, keberagamaan dan kekeluargaan. Karena guru BK sangat dibutuhkan di sekolah dalam membentuk pribadi yang sehat serta baik kedepannya. Menurut Yusuf dan Nurihsan (2005:37-43) kepribadian yang harus dimilik seorang guru BK adalah (1) pemahaman diri, (2) kompeten, (3) dapat dipercaya, (4) bersikap hangat, (5) sabar. Senada dengan pendapat di atas Lubis (2011:25) menyatakan bahwa kepribadian guru BK adalah (1) spontanitas, (2) fleksibilitas, (3) konsentrasi, (4) keterbukaan, (5) pengetahuan konselor. Selanjutnya Hikmawati (2011:58) guru BK harus memiliki kepribadi sebagai berikut: (1) kesehatan psikologis yang baik, (2) dapat dipercaya, (3) kehangatan, (4) pendengar yang aktif, (5) sabar. Berdasarkan wawancara dengan peserta didik di SMA Dian Andalas Padang pada 27-31 Januari 2014 terungkap masih adanya peserta didik yang belum mau mengunjungi ruangan BK, masih adanya keraguan peserta didik terhadap guru BK menangani permasalahannya, peserta didik menganggap guru BK sebagai polisi sekolah yang harus di takuti, masih adanya peserta didik yang beranggapan belum mendapatkan penanganan masalah sesuai kebutuhannya, adanya peserta didik yang beranggapan bahwa guru BK belum memasyarakatkan
kegiatan BK secara keseluruhan, adanya peserta didik yang belum mengetahui program BK di sekolah serta adanya peserta didik yang belum mengetahui tujuan dan fungsi dari BK. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK di SMA Dian Andalas Padang pada tanggal 27-31 Januari 2014, informasi yang peneliti dapatkan diantaranya: peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran karena ruang belajar kurang kondusif, kurangnya motivasi belajar peserta didik dikarenakan metode pengajaran kurang menarik, peserta didik belum memahami keberadaan BK di sekolah, serta masih adanya peserta didik yang masih ragu untuk mengikuti kegiatan konseling dengan guru BK atas kemauan sendiri dan beranggapan bahwa yang datang keruangan BK hanya yang bermasalah saja. Masih adanya peserta didik yang memiliki persepsi bahwa pelayanan BK disekolah tidak penting. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yang bertujuan mendeskripsikan secara sisitematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi tertentu atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail. Populasi penelitian seluruh peserta didik di SMA Dian Andalas Padang sebanyak 339 orang dan teknik pengambilan sampel adalah stratified random sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 77 orang. Jenis data dalam penelitian ini adalah data interval, sumber data yang digunakan data primer yaitu dari peserta didik dan data skunder dari lapangan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket, sedangkan untuk analisis data digunakan rumus persentase yang dikemukakan oleh Sudijono (2010:43). Hasil dan Pembahasan Penelitian 1. Persepsi peserta didik tentang tanggung jawab guru BK Di SMA Dian Andalas Padang a. Persepsi peserta didik tentang tanggung jawab guru BK terkait dengan memperkenalkan lingkungan sekolah di SMA Dian Andalas Padang berada pada kategori sangat baik. Menurut Winkel (Amin, 2010:309-301) memperkenalkan lingkungan sekolah kepada peserta didik baru misalnya, tentang program
pengajaran, kegiatan ekstrakulikuler, aturan sekolah dan suasana pergaulan, serta cara-cara belajar yang baik. Pelayanan ini biasanya dilaksanakan secara kelompok, dicarikan pula kontak dengan orang tua. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa meskipun tanggung jawab guru Bk terkait dengan memperkenalkan lingkungan sekolah termasuk dalam kategori sangat baik, guru BK harus mempertahankan dan meningkatkan lagi memberi layanan yang bersangkutan dengan memperkenalkan lingkungan sekolah kepada peserta didik sehingga peserta didik mengetahui lingkungan sekolahnya secara keseluruhan. b. Persepsi peserta didik tentang tanggung jawab guru BK terkait dengan pengumpulan data tentang peserta didik di SMA Dian Andalas Padang berada pada kategori sangat baik. Menurut Winkel (Amin, 2010:309-301) pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi tentang berbagai aspek pada peserta didik, misalnya latar belakang keluarga riwayat sekolah, riwayat kesehatan, kemampuan intelektual, dan bakat khusus, minat dan cita-cita hidup, serta ciri-ciri kepribadian. Setelah dikumpulkan data tersebut diolah, dicatat, dan disimpan untuk dipergunakan apabila dibutuhkan. Untuk pengumpulan dan penyimpanan data tersedia. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi peserta didik tentang tanggung jawab guru BK terkait dengan pengumpulan data peserta didik termasuk dalam kategori sangat baik, guru BK harus teliti lagi dalam pengumpulan data peserta didik karena data peserta didik sangat diperlukan. c. Persepsi peserta didik tentang tanggung jawab guru BK terkait dengan memberi informasi kepada peserta didik di SMA Dian Andalas Padang berada pada kategori baik. Menurut Winkel (Amin, 2010:309-301) memberi informasi disampaikan sejumlah hal yang perlu diketahui peserta didik, misalnya
tentang cara memilih jurusan, cara memilih sekolah lanjutan, jenis-jenis perguruan tinggi yang tersedia, kesempatan kerja yang terbuka. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi peserta didik tentang tanggung jawab guru BK terkait dengan memberi informasi kepada peserta didik belum mencapai sangat baik guru BK harus berusaha lagi memberikan informasi kepada peserta didik, agar peserta didik mengetahui berbagai informasi. d. Persepsi peserta didik tentang tanggung jawab guru BK terkait dengan memberikan bantuan kepada peserta didik dalam memilih pekerjaan atau sekolah lanjutan di SMA Dian Andalas Padang berada pada baik. Menurut Winkel (Amin, 2010:309-301) guru BK harus menyalurkan lulusan-lulusan sekolah kedunia kerja dan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi sebagai persiapan untuk bidang kerja. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi peserta didik tentang tanggung jawab guru BK terkait dengan memberi bantuan kepada peserta didik dalam memilih pekerjaan atau sekolah lanjutan belum mencapai kriteria sangat baik, guru BK harus meningkatkan lagi pemberian bantuan kepada peserta didik agar peserta didik bisa memasuki sekolah lanjutan atau lapangan pekerjaan sesuai bakat dan minatnya. e. Persepsi peserta didik tentang tanggung jawab guru BK terkait dengan melakukan konseling sesuai dengan kebutuhan peserta didik di SMA Dian Andalas Padang berada pada kategori sangat baik. Menurut Winkel (Amin, 2010:309-301) peserta didik diberi kesempatan untuk berkonsultasi kepada guru BK. Pelayanan ini adalah jalur utama dalam rangka program bimbingan. Pelayanan ini dilakukan secara individual. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi peserta didik sangat baik pada guru BK dalam melakukan konseling, guru BK harus melayani lebih baik lagi peserta didik jika ingin melakukan
konseling dengan guru BK karena peserta didik membutuhkan bantuan dari guru BK. 2. Persepsi peserta didik tentang kepribadian guru BK di SMA Dian Andalas Padang. a. Persepsi peserta didik tentang kepribadian guru BK terkait dengan pemahaman diri di SMA Dian Andalas Padang berada pada kategori baik. Menurut Yusuf dan Nurihsan (2005:37-44) seorang guru BK dapat lebih memahami dirinya lagi, dia memahami secara pasti apa yang dilakukan, mengapa dia melakukan hal itu, dan masalah apa yang harus dia selesaikan. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi peserta didik tentang pemahaman diri belum sangat baik, guru BK harus berusaha lagi memahami dirinya sebelum dia memahami diri peserta didiknya sehingga tidak terjadi kesalah pahaman nantinya. b. Persepsi peserta didik tentang kepribadian guru BK terkait dengan kompeten di SMA Dian Andalas Padang berada pada kategori sangat baik. Menurut Yusuf dan Nurihsan (2005:37-44) kompetensi sangatlah penting bagi guru BK, sebab peserta didik yang dikonseling akan belajar dan mengembangkan kompetensikompetensi yang diperlukan untuk mencapai kehidupan yang efektif dan bahagia. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru BK termasuk dalam kategori sangat baik itu adalah hal yang sangat bagus, walaupun sangat baik guru BK harus menambah wawasannya lebih luas lagi sehingga bisa memberikan pengetahuan kepada peserta didik. c. Persepsi peserta didik tentang kepribadian guru BK terkait dengan dapat dipercaya di SMA Dian Andalas Padang berada pada kategori sangat baik. Menurut Yusuf dan Nurihsan (2005:37-44) kualitas guru BK yang dapat dipercaya sangat penting dalam konseling agar mendorong peserta didik bisa mengemukakan masalah yang sedang dialaminya.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi peserta didik tentang kepribadian guru BK terkait dengan dapat dipercaya termasuk dalam kategori sangat baik, itu menandai kepercayaan peserta didik kepada guru BK sangat bangus, untuk itu guru BK harus menjaga kepercayaan itu sehingga peserta didik senang melakukan konseling. d. Persepsi peserta didik tentang kepribadian guru BK terkait dengan bersikap hangat di SMA Dan Andalas Padang berada pada kategori sangat baik. Menurut Yusuf dan Nurihsan (2005:37-44) bersikap hangat yang dimaksud adalah ramah, penuh perhatian, dan memberikan kasih sayang. Peserta didik yang datang memintak bantuan guru BK, pada umumnya yang kurang mengalami kehangatan dalam hidupnya, sehingga dia kehilangan kemampuan untuk bersikap ramah, memberikan perhatian, dan kasih sayang. Melalui konseling, peserta didik ingin mendapatkan rasa hangat tersebut. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa guru BK harus menampilkan sikap hangatnya baik dalam konseling , didalam kelas, diluar kelas, dilingkungan sekolah, sehingga peserta didik senang melakukan konseling atau datang keruangan BK. e. Persepsi peserta didik tentang kepribadian guru BK terkait dengan sabar di SMA Dian Andalas Padang berada pada kategori sangat baik. Menurut Yusuf dan Nurihsan (2005:37-44) melalui kesabara seorang guru BK dalam proses konseling dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan dirinya secara alami. Sikap sabar guru BK menunjukkan lebih memperhatikan diri peserta didik dari pada hasilnya, guru BK yang sabar cenderung menampilkan kualitas sikap dan perilaku yang tidak tergesa-gesa. Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi peserta didik sangat baik pada guru BK dalam sifat sabar yang dimilikinya, guru BK menunjukkan lagi sikap memperhatikan peserta didik dan
menampilkan kualitas sikap dan perilaku yang tidak tergesa-gesa. Berdasarkan pembahasan di atas dapat peneliti simpulkan dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan sebelum penelitian di SMA Dian Andalas Padang persepsi peserta didik tentang keberadaan guru BK masih kurang baik seperti, masih adanya peserta didik yang menganggap guru BK sebagai polisi sekolah yang harus ditakuti. Setelah diadakan penelitian hasil yang didapatkan yaitu persepsi peserta didik tentang keberadaan guru BK berada pada kriteria sangat baik. Meskipun masih adanya peserta didik yang berada pada kriteria cukup baik dan kurang baik seperti, dalam memperkenalkan lingkungan sekolah, pengumpulan data, pemberian informasi, memberikan bantuan sekolah lanjutan, melakukan konseling dan terhadap kepribadian guru BK yang diuraikan terkait dengan batasan masalah yang peneliti gunakan. Hal ini menunjukkan persepsi peserta didik tentang keberadaan guru BK sudah sangat baik, tetapi masih ada beberapa peserta didik yang beranggapan bahwa guru BK dalam menjalankan tanggung jawabnya belum baik. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat diambil kesimpulan mengenai persepsi peserta didik tentang keberadaan guru BK, yaitu: 1. Persepsi peserta didik tentang tanggung jawab guru BK termasuk pada kategori baik. 2. Persepsi peserta didik tentang kepribadian guru BK termasuk pada kategori sangat baik. Berdasarkan kesimpulan di atas maka dalam penelitian ini, saran peneliti adalah kepada : 1. Peserta didik, agar memiliki persepsi yang baik terhadap guru BK di sekolah, baik dari segi tanggung jawabnya maupun kepribadian yang dimiliki oleh guru BK tersebut. 2. Guru BK a. Guru BK mempertahankan dan meningkatkan lagi tanggung jawabnya dalam pelaksanaan kegiatan BK sehingga peserta didik
mengikuti setiap layanan yang ada di sekolah . b. Guru BK mempertahankan dan meningkatkan kepribadian yang lebih baik lagi sehingga kepribadian itu bisa jadi contoh baik bagi guru yang lain maupun bagi peserta didik. 3. Pihak sekolah a. Memperhatikan tanggung jawab serta kepribadian yang harus dimiliki oleh guru BK. b. Menciptakan hubungan yang baik antar warga sekolah. c. Mempertahankan dan meningkatkan tugas dan tanggung jawab guru di sekolah. 4. Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat, agar dapat membentuk calon konselor yang lebih professional dalam menjalankan tanggung jawabnya sebagai pendidik. 5. Peneliti selanjutnya, penulis mengharapkan skripsi ini bisa bermanfaat sebagai pedoman dalam melakukan penelitiaan selanjutnya dengan meneliti berbagai variabel yang berbeda variabel penelitian ini. Kepustakaan Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hikmawati, Fenti. 2011. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Lubis,
Namora Lumongga. 2011. Memahami Dasar-dasar Konseling dalam Teori dan Teori dan Praktek. Jakarta: Kencana.
Nurihsan,
Achmad Juntika. 2009. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.
Sudijono, Anas. 2010. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Winkel.
W.S & Hastuti, Sri. 2004. Bimbingan dan Konseling di Instansi Pendidikan: Media Abadi.
Yusuf, Syamsu & Nurihsan, Juntika. 2005. Landasan Bimbingan & Konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya.