Kompetensi Profesional Guru BK
29
HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DI SMA NEGERI SE-KOTA METRO Nurul Atieka & Rina Kurniawati Program Studi Bimbingan dan Konseling UM Metro Abstrak: Banyak permasalahan terkait dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Variabel yang diduga terkait dengan masalah pelayanan konseling adalah kompetensi profesional guru BK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kompetensi profesional guru bimbingan dan konseling dengan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di SMA Negeri se-Kota Metro. Pendekatan penelitian korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru bimbingan dan konseling yang ada di SMA Negeri se-Kota Metro dan berjumlah 17 guru bimbingan dan konseling. dengan sampel total. Instrumen yang digunakan adalah angket. Teknik analisis data megunakan rumus Product Moment. Dengan hasil yang diperoleh 0,57 dengan taraf signifikan 5% = 0,514. Kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1) kompetensi profesional guru bimbingan dan konseling berada dalam katagori tinggi, 2)pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling berada dalam katagori tinggi, 3) ada hubungan antara kompetensi profesional guru bimbingan dan konseling dengan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Kata Kunci: Kompetensi Profesional, Layanan Bimbingan dan Konseling.
sangat dibutuhkan dalam tecapainya
PENDAHULUAN Bimbingan merupakan pendidikan
dan bagian
konseling integral
nasional.
dari
tujuan pendidikan tersebut. Bimbingan
dan
Konseling
Pendidikan
memegang peranan yang sangat penting
nasional bertujuan untuk membentuk
dalam menunjang keberhasilan tugas
individu yang memiliki kepribadian
perkembangan. Menurut Prayitno dan
yang utuh, yang berakhlak mulia,
Erman Amti ( 2004)
kreatif dan mandiri. Untuk mewujudkan tujuan
pendidikan
membentuk tersebut
nasional
kepribadian
bimbingan
dan
dalam individu
konseling
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang anak, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa, agar
ISSN 2088-9623 E- ISSN 2442-7802
30 Nurul Atieka & Rina Kurniawati
orang-orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan anak dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku. Menurut Tolbert (dalam Prayitno
Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui kontak langsung/wawancara konseling antara dua orang oleh konselor kepada konseli yang mengalami permasalahan agar konseli dapat memecahkan permasalahan yang dihadapi sehingga dapat mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal. Dengan demikian bimbingan dan merupakan
suatu
proses
pemberian bantuan yang dilakukan oleh konselor melalui wawancara konseling kepada
konseli
mengembangkan memecahkan
agar
dapat
kemampuan
untuk
permasalahan
yang
dialami dan mengembangkan segala potensi secara optimal berdasarkan
guru
bimbingan
dan
konseling sangatlah dibutuhkan dalam tercapainya pelaksanaan bimbingan dan konseling yang baik. Tetapi, pada kenyataanya
Berdasarkan hasil pra-survei yang dilakukan di salah satu SMA Negeri di Kota Metro melalui wawancara dengan guru bimbingan dan konseling terkait
pelaksanaan
pelaksanaan
pelayanan
bimbingan dan konseling menunjukkan pelaksanaan konseling individu yang belum
terlaksana
secara
optimal.
Seharusnya konseling individu terjadi atas dasar sukarela selama ini layanan konseling individu dapat terlaksana apabila guru bimbingan dan konseling sudah
mengetahui
permasalahan
tersebut sebelumnya kemudian guru bimbingan dan konseling memanggil siswa yang sedang bermasalah, bukan dari kesukarelaan siswa tersebut datang kepada guru bimbingan dan konseling dalam
upaya
untuk
memecahkan
masalahnya. Dengan kata lain, siswa cenderung enggan untuk berhubungan dengan guru bimbingan dan konseling. Permasalahan tentang masih belum
norma-norma yang berlaku. Tugas
diharapkan.
dengan
dan Erman Amti, 2004)
konseling
dapat berjalan sesuai dengan apa yang
layanan
bimbingan dan konseling masih belum
optimalnya
pelaksanaan
layanan
bimbingan dan konseling dapat dilihat oleh beberapa variabel, seperti: 1) Waktu Pelaksanaan layanan, 2) Sarana dan prasarana yang kurang mendukung, 3) Administrasi kurang memadahi, dan 4) Kompetensi guru bk. Dari beberapa
Kompetensi Profesional Guru BK
variabel yang mempengaruhi diduga
langkah
kompetensi memiliki pengaruh terhadap
keefektifan konseling.
pelaksanaan Sagala
layanan
(2009:
bk.
)
Menurut
konseling
Kompetensi
untuk
31
mancapai
profesional
dalam
mendefinisikan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
kompetensi merupakan peleburan dari
Nomor 27 Tahun 2008 mencakup
pengetahuan (daya pikir), sikap (daya
seorang guru Bimbingan dan Konseling
Kalbu), dan keterampilan (daya fisik)
yang menguasai konsep dan praksis
yang
asesmen
diwujudkan
perbuatan.
dalam
bentuk
untuk
memahami
kondisi
masalah
konseli;
Pendapat
tersebut
kebutuhan,
bahwa
segenap
menguasai kerangka teoritik dan praksis
kemampuan tersebut harus diwujudkan
bimbingan dan konseling; merancang
atau diterapkan dalam suatu aktifitas
program bimbingan dan konseling;
atau kegiatan. Kompetensi profesional
mengimplementasikan
merupakan pilar yang sangat besar
bimbingan
kontribusinya
menunjang
komprehensif; menilai proses dan hasil
keberhasilan pelayanan konseling. Ciri
kegiatan bimbingan dan konseling;
ciri konselor yang memiliki kompetensi
memiliki kesadaran dan komitment
seperti yang diungkapkan oleh Moh.
terhadap etika professional; menguasai
Surya
secara
konsep dan praksis penelitian dalam
meningkatkan
bimbingan dan konseling. Penguasaan
perilaku
dan
yang untuh dari kompetensi profesional
pelayanan konseling, antara lain melalui
guru BK mencerminkan profesionalitas
bacaan, menghadiri konferensi atau
dari profesi yang disandang oleh guru
seminar,
BK
menekankan
dalam
(2003),
yaitu
berkelanjutan pengetahuan
tentang
mengikuti
(1)
pelatihan
dan
itu
dan
dan
sendiri.
konseling
Sehingga
adanya
permasalahan
memiliki pengalaman hidup yang dapat
pelaksanaan bimbingan dan konseling
membantu
disekolah diduga salahs atu varabel
dalam
muncul
ang
berdiskusi dengan teman sejawat, (2)
konselor
yang
program
meningkatkan
kompetensi
dan
yang
mempertajam
keterampilannya,
(3)
kompetensi profesional guru BK.
memiliki
berbagai
gagasan
dan
mempengaruhinya
Berangkat
dari
masalah
dalam
adalah
yang
pendekatan dalam konseling, dan (4)
ditemukan serta dukungan teori tentang
melakukan
kompetensi profesional dan pelaksanaan
penilaian
dalam
setiap
ISSN 2088-9623 E- ISSN 2442-7802
32 Nurul Atieka & Rina Kurniawati
layanan BK, maka masalah penelitian dirumuskan
adalah
hubungan
“Apakah
antara
profesional
guru
ada
4 5 6
kompetensi bimbingan
SMA N 4 Metro SMA N 5 Metro SMA N 6 Metro Jumlah
3 2 1 17
dan
konseling dengan pelaksanaan layanan
Teknik pengambilan sampel adalah
bimbingan dan konseling di SMA
dengan teknik jenuh, sehingga seluruh
Negeri se-Kota Metro?”
populasi penelitian dijadikan sampel
Tujuan
penelitian
mengetahui
ingin
penelitian. Instrumen yang digunakan
antara
untuk mengumpulkan data adalah skala
adalah
hubungan
kompetensi profesional guru bimbingan
likert.
dan
pelaksanaan
menggunakan kolerasi product moment,
layanan bimbingan dan konseling di
(Sugiyono, 2012: 225), yaitu sebagai
SMA Negeri se-Kota Metro.
barikut:
konseling
dengan
Teknik
= METODE PENELITIAN Penelitian
ini
menggunakan
pendekatan kuantitatif yaitu merupakan
Selanjutnya
pada data-data yang diolah dengan
dikonsultasikan
metode statistika . Dengan pendekatan
untuk
kuantitatif-korelatif, penelitian ini akan
sebagai berikut:
variabel
yang
diteliti.
Populasi
penelitian ini adalah seluruh guru
(∑
∑
) (∑
data
)
Keterangan: rxy = Angka indeks korelasi “r”Product moment n = Number of cases
penelitian yang menekankan analisisnya
diperoleh signifikansi hubungan antar
analisis
harga
rxy
dengan
mengetahui
taraf
kemudian harga
rtabel
signifikan
rhitung ≥ rtabel 5% maka sangat signifikan, Ha diterima. rhitung ≤ rtabel 5% maka Ha ditolak.
bimbingan dan konseling SMA Negeri di Kota Metro. Secara rinci populasi
HASIL
penelitian adalah sebagai berikut: Tabel 1. Populasi Penelitian No 1 2 3
Nama Sekolah SMA N 1 Metro SMA N 2 Metro SMA N 3 Metro
Jumlah Guru BK 5 3 3
A. Deskripsi Data Kompetensi Profesional Guru Bimbingan dan Konseling
Kompetensi Profesional Guru BK
Data
mengenai
33
kompetensi
nilai Mean Ideal = 90, Nilai Maksimum
profesional diperoleh dari penyebaran
Ideal = 150 dan Nilai Minimum Ideal =
instrumen terhadap 17 sampel penelitian
30, SD Ideal = 20 yang diketahui dari
yang
perkalian
sudah
diuji
reliabilitasnya. instrumen
validitas
Hasil
kemudian
dan
No 10 11 12 13 14 15 16 17
ditabulasikan
pemberian skor tertinggi dan terendah
pada guru yang
Kode Sampel S-10 S-11 S-12 S-13 S-14 S-15 S-16 S-17
Skor 115 116 113 117 106 106 106 114
kompetensi profesional guru bimbingan dan konseling berdasarkan distribusi normal. Peneliti menggolongkan subjek ke
kategorisasi.
Norma
yang
kompetensi
bimbingan diperoleh
dan
dengan
variabel kompetensi profesional dan
3
disajikan dalam tabel berikut:
sebanyak (N) = 17, diketahui bahwa
bimbingan
dalam
kategorisasi berdasarkan mean ideal
analisis data
Berdasarkan data yang diperoleh akan dilakukan pengkategorisasian skor
1933 17 130 106
Berdasarkan
konseling
skala
pada kompetensi profesional
Kode Skor Sampel S-01 130 S-02 109 S-03 112 S-04 113 S-05 112 S-06 114 S-07 130 S-08 111 S-09 109 Jumlah N Skor Tertinggi Skor Terendah
profesional
pada
kompetensi profesional dengan skala
Tabel 2. Rekapitulasi Perhitungan Kompetensi Profesional
dilakukan
soal
penyebaran
seagai berikut:
N o 1 2 3 4 5 6 7 8 9
jumlah
guru
konseling memiliki
Tabel 3. Pengkategorian Kompetensi Profesional Interval Nilai Kategori X < (Mi – 1,0Sdi) Rendah (Mi – 1,0Sdi) ≤ X < Sedang (Mi + 1,0Sdi) (Mi + 1,0Sdi) ≤ X Tinggi
Mean = 114,02 Standar Deviasi = 63,02 , Median= 113, Modus = 112,17, Nilai
Berdasarkan kategorisasi di atas,
Maksimum = 130 dan Nilai Minimum =
maka gambaran kompetensi guru BK
106. Untuk identitas kecenderungan
SMA N di Kota Metro adalah dilihat
tinggi rendahnya skor variabel pada
pada tabel sebagai berikut :
kompetensi profesional guru bimbingan dan konseling ditetapkan berdasarkan pada kriteria ideal, yaitu : menggunakan
Tabel
3. Deskripsi Kompetensi Profesional Guru BK SMA N Se-Metro
ISSN 2088-9623 E- ISSN 2442-7802
34 Nurul Atieka & Rina Kurniawati
Kategori Interval Rendah
F
X < 70 70 ≤ X
Sedang
< 110
0
0%
5
29,42%
12
45
Berdasarkan dilakukan layanan
110 ≤ X
Tinggi
Skor Terendah
%
pada yang
analisis data
yang
pelaksanaan
diperoleh
dengan
sebanyak (N) = 17, diketahui skor
70,58%
pelaksanaan konseling memiliki Mean = B. Deskripsi Layanan Konseling
54,99, Standar Deviasi = 3,43, Median=
Data Pelaksanaan Bimbingan dan
51,95, Modus = 54,72 Nilai Maksimum = 64 dan Nilai Minimum = 45
Data mengenai pelaksanaan layanan
Untuk identitas kecenderungan
bimbingan dan konseling diperoleh dari
tinggi rendahnya skor variabel pada
penyebaran
17
pelaksanaan layanan bimbingan dan
sampel penelitian yang sudah diuji
konseling ditetapkan berdasarkan pada
validitas
Hasil
kriteria ideal, yaitu : menggunakan nilai
kemudian
Mean Ideal = 43,5, Nilai Maksimum
ditabulasikan. Berikut hasil rekapitulasi
Ideal = 75 dan Nilai Minimum Ideal =
skala pelaksanaan layanan BK yang
15, SD Ideal = 10 yang diketahui dari
telah diberikan kepada guru Bimbingan
perkalian jumlah soal pada plaksanaan
dan konseling.
layanan
instrumen
dan
penyebaran
terhadap
reliabilitasnya. instrumen
bimbingan
dan
konseling
dengan skala pemberian skor tertinggi Tabel 4. . Rekapitulasi Skor
dan terendah pada palaksanaan layanan
Pelaksanaan Layanan BK N
Kode
o
Sampel
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Skor
S-01 60 S-02 54 S-03 54 S-04 55 S-05 51 S-06 53 S-07 58 S-08 55 S-09 45 Jumlah N Skor Tertinggi
N
Kode
o
Sampel
10 11 12 13 14 15 16 17
S-10 S-11 S-12 S-13 S-14 S-15 S-16 S-17 930 17 64
bimbingan dan konseling Skor
Berdasarkan data yang diperoleh akan
54 57 55 64 55 54 55 55
dilakukan
pengkategorisasian
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling
berdasarkan
distribusi
normal. Peneliti menggolongkan subjek kedalam
3
kategorisasi.
Norma
kategorisasi berdasarkan mean ideal disajikan dalam tabel berikut:
Kompetensi Profesional Guru BK
Tabel 5. deskripsi Skor Palayanan BK Interval Nilai Kategorisasi X < 33,5 Rendah 33,5 ≤ X < 53,5 Sedang 53,5 ≤ X Tinggi
35
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling
yang
bertujuan
unuk
membuktikan diterima atau ditolaknya hipotesis yang diajukan penulis dengan menggunakan analisis statistik korelasi
Berdasarkan
nilai
pelaksanaan
product moment.
layanan bimbingan dan konseling di
Interpretasi terhadap angka indeks
atas dapat diketahui tidak ada seorang
koefisien
pun berada dalam kategori rendah, 3
dikonsultasikan dengan tabel nilai “r”
orang berada dalam kategori sedang
Product moment,
korelasi
dengan
cara
(17,65%) dan 14 orang berada dalam Dengan mengetahui tabel kerja
kategori tinggi (82,35,%). Kategori proporsi variabel ini dapat dilihat pada
koefisien korelasi antara variabel X dan Y maka selanjutnya mencari nilai
tabel sebagai berikut :
koefisien korelasi dengan rumus sebagai berikut: = Tabel 6 Proporsi Pelaksanaan Layanan Kategori Interval Rendah Sedang Tinggi
X< 33,5 33,5 ≤ X< 53,5 53,5 ≤ X
F
%
0
0%
3
17,65%
= ,
,
∑
(∑ (
,
) (∑ ,
)(
)
,
)
=
√
,
= 0,5698108 = 0,57
,
=
Dari hasil perhitungan di atas, 14
82,35,%
didapatkan nilai indeks korelasi sebesar 0,57. Jika dikonsultasika pada tabel interpretasi data diatas, angka “r”
sebesar (0,57) yang berada antara
C. Pengujian Hipotesis
rentang nilai 0,40 - 0,70 termasuk dalam Analisis ini dimaksudkan untuk
kategori yang tergolong sedang.
mengolah data yang telah terkumpul, baik
dalam
profesional
variabel
kometensi
maupun
variabel
Untuk
mengetahui
taraf
signifikansi rxy melalui tabel nilai “r”
ISSN 2088-9623 E- ISSN 2442-7802
36 Nurul Atieka & Rina Kurniawati
Product moment, dengan menghitung
rxy = 0,57
derajad bebas (db) atau degree of KD = 0,572 x 100
freedom (df) terlebih dahulu yaitu: Df = N – nr
= 0,3249 x 100
Dalam penelitian ini dapat diketahui
= 32,49 %
bahwa: Kompetensi bimbingan
N = 17, nr = 2
dan
memberikan Df = 50-2 = 15
profesional
guru
konseling
(X)
konstribusi
terhadap
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di SMA Negeri se-Kota
Setelah diketahui nilai df maka selanjutnya
dikonsultasikan
dengan
Metro sebesar 32,49% dan 67,51% lainnya berasal dari variabel lain.
tabel nilai “r” Product moment pada taraf signifikan 5%. Dengan df = n-2 = 15 pada taraf signifikansi 5%, diperoleh rtabel sebesar 0,514. Maka rhitung > rtabel atau 0,57 > 0,514, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi ada hubungan antara
PEMBAHASAN
kompetensi profesional guru bimbingan dan
konseling
dengan
Berdasarkan hasil perhitungan
pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling di
analisis
dan Setelah uji hipotesis dilakukan, mengetahui
korelasi
antara
kompetensi profesional guru bimbingan
SMA Negeri se-Kota Metro.
untuk
penelitian
seberapa
besar
konseling
pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling yang telah
dilakukan
hubungan antara vaiabel X dan variabel
profesional
Y, maka dihitung suatu
konseling
koefisien
dengan
untuk
guru
kompetensi
bimbingan
dapat
dan
disimpulkan
penentu (coefficient of determination)
kompetensi profesional guru bimbingan
dengan rumus sebagai berikut:
dan konseling dapat dinilai sangat baik
KD = r2 x 100%
hal tersebut dapat dilihat dari tidak ada seorang pun guru Bimbingan dan
Kompetensi Profesional Guru BK
konseling di SMA Negeri se-Kota
hubungan
Metro berada dalam kategori sangat
profesional
rendah, 5 orang berada dalam kategori
konseling dengan pelaksanaan layanan
sedang (29,42%), 12 orang berada
bimbingaan dan konseling di SMA
dalam kategori tinggi (70,58%). Begitu
Negeri
juga
Artinya,
dengan
bimbingan
pelaksanaan
dan
layanan
konseling
dapat
antara
37
guru
se-Kota jika
kompetensi bimbingan
Metro,
diterima.
pelaksanaan
bimbingan dan konseling
layanan itu tinggi
dilaksanakan secara baik oleh guru
maka
bimbingan dan konseling di SMA
bimbingan dan konseling juga harus
Negeri se-Kota Metro, hal tersebut
tinggi,
dapat dilihat dari tidak adanya seorang
pofesional
pun berada dalam kategori rendah, 3
konseling itu baik maka pelaksanaan
orang berada dalam kategori sedang
layanan bimbingan dan konseling juga
(17,65%) dan 14 orang berada dalam
baik.
kategori tinggi (82,35,%). Berdasarkan analisis
hasil
penelitian
kompetensi
dan
jadi
profesional
apabila guru
guru
kompetensi
bimbingan
dan
Selain itu pula analisis dari hasil perhitungan
korelasi
antara
perhitungan
Kompetensi
profesional
guru bimbingan dan konseling (X)
kompetensi profesional guru bimbingan
memberikan
dan
pelaksanaan
pelaksanaan layanan bimbingan dan
layanan bimbingan dan konseling yang
konseling di SMA Negeri se-Kota
telah dilakukan dengan menggunakan
Metro sebesar 32,49% dan 67,51%
rumus
lainnya berasal dari variabel lain.
konseling
dengan
Korelasi
Product
Moment
diperoleh rhitung sebesar 0,57 dan rtabel dengan n-2 = 15 pada taraf signifikan 5% yaitu sebesar 0514. Karena rhitung > rtabel atau 0,57 > 0,514. Maka nilai koefisien yang positif menunjukkan bahwa hubungan antara kompetensi profesional
guru
bimbingan
dan
konseling dengan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling searah. Hal ini berarti hipotesis yang diajukan yaitu ada
konstribusi
terhadap
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan antara kompetensi profesional guru bimbingan dan
konseling
dengan
pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling di SMA Negeri se-Kota Metro dapat disimpulkan
bahwa
kompetensi
ISSN 2088-9623 E- ISSN 2442-7802
38 Nurul Atieka & Rina Kurniawati
profesional dan pelaksanaan layanan
saran
yang dilakukan sudah cukup baik hal ini
diantaranya sebagai berikut:
dilihat dari:
1. Bagi guru bimbingan dan konseling,
1.
Kompetensi
professional
guru
bimbingan dan konseling berada dalam katagori tinggi, hal ini menunjukkan bahwa kompetensi yang dimiliki oleh guru bimbingan dan konseling di SMA Negeri seKota Metro baik. Ha diterima. 2.
Pelaksanaan dan
layanan
konseling
katagori
bimbingan
berada
tinggi,
hal
dalam ini
menunjukkan bahwa pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling
yang
agar
dapat
lebih
bermanfaat,
meningkatkan
kemampuan profesionalnya. 2. Bagi
pihak
sekolah
dapat
mendukung pelaksanaan program bimbingan
dan
konseling
yang
dijalankan oleh guru BK, serta saling bekerjasama berupaya untuk meningkatkan
kualitas
layanan
bimbingan dan konseling. 3. Bagi peneliti selanjutnya agar bisa mengembangkan
penelitian
mengenai Kompetensi profesional.
di SMA Negeri se-Kota Metro baik. DAFTAR PUSTAKA
Ha ditolak. 3.
Antara kompetensi guru bimbingan dan konseling dengan pelaksanaan
Moh. Surya. 2003. Psikologi Konseling. Bandung : Pustaka Bany Quraisy
layanan bimbingan dan konseling menunjukkan nilai koefisien yang positif sehingga dapat disimpulkan bahwa
ada
kompetensi
hubungan
antara
professional
guru
bimbingan dan konseling dengan pelaksanaan
layanan
bimbingan
dan konseling. Saran. Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas maka dapat diajukan beberapa
Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2008 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor Prayitno dan Erman Amti. 2004. DasarDasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Rineka Cipta. Sugiyono.2012. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Jakarta: Alfabeta Syaiful
Sagala. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga kependidikan. Jakarta : Alfabeta.