Persepsi Terhadap Profesi Guru BK
78
PERSEPSI MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO TERHADAP PROFESI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING SERLI NOVITA SARI & NURUL ATIEKA Program Studi Bimbingan dan Konseling UM Metro Abstrak: Profesi guru Bimbingan dan Konseling merupakan profesi yang bermartabat dan memerlukan kompetensi dan kualifikasi keilmuan. Banyak muncul persepsi negatif, bahkan dari mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling terhadap profesi bimbingan dan konseling. Masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut, “Bagaimana persepsi mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Muhammadiyah Metro terhadap profesi guru Bimbingan dan Konseling?”. Tujuan yang hendak dicapai adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Muhammadiyah Metro terhadap profesi guru Bimbingan dan Konseling. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Populasi adalah mahasiswa program studi bimbingan dan konseling, sampel berjumlah 175 mahasiswa. Instrumen yang digunakan berupa skala likert. Analisis data digunakan teknik persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa BK UM Metro berada pada kategori sangat tinggi terhadap profesi guru Bimbingan dan Konseling. Saran yang diajukan yaitu : Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti memberikan beberapa saran antara lain sebagai berikut: 1) bagi dosen untuk menambah jam praktikum BK bagi mahasiswa, dan memberikan mahasiswa Bimbingan dan Konseling kesempatan untuk lebih banyak berinteraksi dengan guru Bimbingan dan Konseling secara langsung di sekolah-sekolah, dan 2) bagi mahasiswa diharapkandapat menerapkan persepsi positifnya untuk menjalankan profesi guru Bimbingan dan Konseling dengan baik.
Kata Kunci: Persepsi, Profesi Guru Bimbingan dan Konseling pengembangan pribadi, sosial, belajar,
PENDAHULUAN Guru
Bimbingan
dan
Konseling pada dasarnya merupakan profesi yang sangat mulia dengan tujuan utamanya memberikan bantuan kepada peserta didik. Bantuan yang dimaksud
yaitu
berkaitan
dengan
karier, kehidupan keagamaan dan kewarganegaraan, sesuai potensi yang peserta didik miliki secara optimal. Guru
Bimbingan
dan
Konseling
sebagai sebuah profesi yang mulia memiliki tugas dan tanggung jawab
ISSN 2088-9623 E- ISSN 2442-7802
79 Serli Novita Sari & Nurul Atieka
keprofesian
yang bertujuan untuk
mahasiswa calon guru Bimbingan dan
membantu peserta didik dalam upaya
Konseling juga memegang peran yang
mencapai tugas perkembangan yang
sangat besar dalam menjaga dan
optimal.
menumbuhkan
Permendikbud
No
81A
Tahun 2013 tentang Implementasi
profesi
kurikulum 2013 menjelaskan bahwa
Konseling.Salah satu hal yang dapat
“Guru Bimbingan dan Konseling atau
dilakukan oleh mahasiswa program
konselor adalah guru yang mempunyai
studi bimbingan dan konseling adalah
tugas, tanggung jawab, wewenang,
memahami
dan hak secara penuh dalam kegiatan
hakikat
pelayanan bimbingan dan konseling
Konseling, TUPOKSI, peran, serta
terhadap sejumlah siswa.” Selain itu
tanggung jawab keprofesian
menurut Harnoto & Sudarmaji (2012)
Bimbingan dan Konseling.
“Guru
Bimbingan
Bimbingan
secara guru
utuh
dan
tentang
Bimbingan
dan
guru
Konseling
Namun saat ini persepsi negatif
adalah orang yang memiliki keahlian
terhadap profesi guru Bimbingan dan
dalam bidang pelayanan konseling,
Konseling sering muncul dari berbagai
sebagai tenaga professional.
pihak, tidak terkecuali juga muncul
Tugas Bimbingan
dan
guru
keprofesionalitas
keprofesian
guru
Konseling
sesuai
dan
dari
calon
guru
Bimbingan
dan
Konseling itu sendiri, yaitu mahasiswa
dengan peraturan menteri dan juga
program
pendapat ahli menggambarkan betapa
Konseling. Mahasiswa Bimbingan dan
profesi
Konseling
guru
Bimbingan
Konseling sangat
dan
studi
Bimbingan
seharusnya
dan
memiliki
dibutuhkan dan
persepsi yang positif terhadap profesi
merupakan profesi yang memerlukan
yang akan disandang dan dijalaninya
kompetensi
setelah masa pendidikan berakhir.
dan
kualifikasi
keprofesian yang diakui dan melekat dalam penyandang profesi tersebut. Upaya
Persepsi negatif yang muncul bahkan dari calon mengemban profesi
penegakan
guru Bimbingan dan Konseling itu
guru
sendiri merupakan wujud pengalaman
Bimbingan dan Konseling menjadi
masa lalu yang kurang mengenakan
tanggung jawab banyak pihak. Selain
dari
guru
Bimbingan dan Konseling selama
profesionalitas
Bimbingan
profesi
dan
Konseling,
mahasiswa
dengan
guru
Persepsi Terhadap Profesi Guru BK
berada
di
SMP
SMA.
objek, fakta berdasarkan pengalaman
Muncullan persepsi negatif terhadap
pribadinya atau pikirannya. Dalil ini
guru
Bimbingan
ataupun
80
dan
Konseling
berarti
bahwa
mahasiswa
mendapat tekanan dalam persepsi kita
pernah mengalami suatu masalah,
biasanya objek-objek yang memenuhi
bahkan mengalami pengalaman yang
tujuan
tidak “mengenakan” dengan guru
persepsi.
mengindikaskan
Bimbingan dan Konseling. Menurut (Drever
dalam
bahwa
individu
Adanya
objek-objek
yang
yang
melakukan
persepsi
negatif
Sasanti:
2008),
kepada profesi guru Bimbingan dan
suatu
proses
Konseling juga terjadi oleh calon
pengenalan atau identifikasi sesuatu
mahasiswa Program Studi Bimbingan
dengan menggunakan panca indera,
dan
kesan yang diterima individu sangat
Berdasarkan pra survei yang peneliti
tergantung pada seluruh pengalaman
lakukan pada mahasiswa Bimbingan
yang telah diperoleh melalui proses
dan
berpikir dan belajar, serta dipengaruhi
Muhammadiyah
oleh faktor yang berasal dari dalam
genap pada tanggal 14 April - 19 April
diri individu.
2014, melalui wawancara terhadap
Persepsi
adalah
Kemudian menurut Rakhmat
Konseling
UM
Konseling
Metro.
Universitas
Metro
semester
mahasiswa Bimbingan dan Konseling
(2011) terbentuknya persepsi pada diri
Universitas
individu dipengaruhi oleh banyak hal
semester 2, 4 dan 6 sebanyak 10
yaitu: a) faktor fungsional, yang
mahasiswa diantaranya diperoleh data
berasal dari kebutuhan, pengalaman
sebagai berikut:
masa lalu, sifat-sifat individual dan
Muhammadiyah
1. Mahasiswa
Metro
berpandangan
hal-hal lain yang termasuk apa yang
bahwa guru Bimbingan dan
kita
Konseling
sebut
sebagai
faktor-faktor
personal. Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi
tidak
disukai
peserta didik. 2. Mahasiswa
menganggap
karakteristik orang yang memberikan
bahwa profesi guru Bimbingan
stimuli itu. Bartley (dalam Nirwana,
dan Konseling memiliki tugas
1998)
suatu
yang berat karena menangani
kegiatan atau proses untuk mengetahui
semua peserta didik, baik yang
Persepsi
merupakan
ISSN 2088-9623 E- ISSN 2442-7802
81 Serli Novita Sari & Nurul Atieka
bermasalah
maupun
yang
tidak bermasalah. Persepsi Bimbingan umum
Bimbingan
mahasiswa
Konseling
secara
profesi
guru
terhadap
Konseling
yang
telah
membimbing dan membantu peserta
negatif
dan
dan
dan
didik. Terdapat beberapa faktor yang dimungkinkan
mempengaruhi
Konseling
munculnya persepsi negatif pada diri
menganggap guru Bimbingan dan
mahasiswa Bimbingan dan Konseling,
Konseling sebagai polisi sekolah yang
yaitu
tidak disukai peserta didik. Selain itu
pengetahuan
guru
Bimbingan dan Konseling mengenai
Bimbingan
dan
Konseling
diantaranya
dianggap sebagai profesi yang sangat
profesi
berat,
Konseling
karena
menangani
semua
kurangnya
dasar
guru
mahasiswa
Bimbingan
yang
dan
sesungguhnya.
peserta didik. Peserta didik yang
Mahasiswa Bimbingan dan Konseling
bermasalah
maupun
tidak
hanya
bermasalah
perlu
dan
mereka
pemberian
layanan
yang perhatian oleh
guru
Bimbingan dan Konseling. Seharusnya
profesi
bertumpu lihat
pada
dan
apa
yang
alami
selama
berinteraksi dengan guru Bimbingan dan Konseling di SLTP atau SLTA,
tersebut
tanpa mengkaji ulang melalui buku
sebagai sahabat peserta didik yang
dan bahan bacaan lainnya. Kondisi ini
membantu
diperburuk
dalam
mengatasi
dengan
aktivitas
guru
masalahnya, mengembangkan potensi,
Bimbingan dan Konseling selama ini
bakat dan minatnya secara optimal.
yang
Sehingga
terhadap
guru
Bimbingan
dan
mengedepankan peserta
hukuman
didik
yang
Konseling dapat disukai peserta didik.
melakukan kesalahan tanpa melihat
Profesi
kondisi
guru
Bimbingan
dan
Konseling memang menangani semua peserta
didik.
Namun
yang
melatarbelakangi
kesalahan peserta didik.
ketika
Demikian
pula
terdapat
menjalankan profesi dengan senang
mahasiswa Bimbingan dan Konseling
hati tanpa paksaan akan terasa lebih
saat
ringan. Keberhasilan peserta didik
pendidikan Bimbingan dan Konseling
dapat menimbulkan perasaan senang
bukan atas dasar kemauan dirinya
dan puas dalam hati guru Bimbingan
sendiri,
menentukan
namun
pilihan
hanya
jurusan
sebatas
Persepsi Terhadap Profesi Guru BK
82
memenuhi keinginan orang tuanya.
profesi Bimbingan dan Konseling
Ada pula mahasiswa Bimbingan dan
kedepannya.
Konseling memilih jurusan Bimbingan
Mahasiswa
Bimbingan
dan
dan Konseling karena terpengaruh
Konseling perlu membangun wawasan
oleh teman. Hal ini berdampak pada
serta keterampilan dalam pelayanan
saat
berlangsung,
bimbingan dan konseling sehingga
mahasiswa Bimbingan dan Konseling
ketika menjadi guru Bimbingan dan
yang mengambil jurusan bukan atas
Konseling
kemauan sendiri dalam mengikuti
tugasnya menurut aturan keilmuannya,
perkuliahan cenderung tidak serius,
tidak melanggar kode etik profesinya
tidak aktif saat diberikan materi
dan
dikelas, malas mengerjakan tugas
kemanusiaan. Guru Bimbingan dan
yang diberikan dosen. Mahasiswa
Konseling
yang mengikuti proses perkuliahan
pelayanan bimbingan dan konseling
seperti itu mengakibatkan mahasiswa
akan menimbulkan persepsi untuk
kurang menguasai teori dan praktik
profesinya secara umum.
perkuliahan
Padahal
dalam
nilai-nilai
melaksanakan
Berangkat dari masalah yang
dapat
ditemukan, maka perlu dilakukan
menjalankan profesi guru Bimbingan
penelitian dan kajian yang mendalam
dan Konseling seharusnya atas dasar
tentang persepsi mahasiswa program
panggilan nurani untuk mengabdi
studi
kepada masyarakat dan negara serta
terhadap profesi guru Bimbingan dan
yang
Konseling. Masalah dalam penelitian
paling
penting
untuk
melaksanakan
memperhatikan
disiplin keilmuan Bimbingan dan Konseling.
dapat
bukan
atas
Bimbingan
paksaan dari siapapun. Hal-hal yang
ini
semacam
“Bagaimana
memunculkan
ini
kurang kecintaan
dapat terhadap
dirumuskan
program
dan
sebagai
persepsi
studi
Konseling
berikut:
mahasiswa
Bimbingan
dan
profesi yang akan dijalaninya, justru
Konseling
menjadikan beban sehingga muncullah
Muhammadiyah
Metro
persepsi negatif. Jika persepsi-persepsi
profesi
Bimbingan
seperti hasil pra survei dibiarkan akan
Konseling?”. Tujuan yang hendak
membuat kurang baiknya pencitraan
dicapai adalah bagaimana
Universitas
guru
terhadap dan
untuk mengetahui
persepsi
mahasiswa
ISSN 2088-9623 E- ISSN 2442-7802
83 Serli Novita Sari & Nurul Atieka
Bimbingan dan Konseling Universitas Muhammadiyah
Metro
profesi
Bimbingan
guru
berikut:
terhadap
Tabel 1. Sebaran Populasi
dan
No 1 2 3 4
Konseling.
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode
penelitian
kuantitatif
deskriptif.
Metode
penelitian
kuantitatif
deskriptif
merupakan
pendekatan penelitian kuantitatif yang paling
dasar,
memberikan atau
dalam
arti
perlakuan,
pengubahan
tidak
manipulasi
pada
variabel-
variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya. Menurut Sukmadinata
(2012)
menyatakan
Semester Jumlah Semester 7 77 Semester 5 53 Semester 3 83 Semester 1 97 Jumlah 310 Sumber data: BAAK Universitas Muhammadiyah Metro
Jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 175 mahasiswa Bimbingan dan Konseling dan ditentukan dengan teknik teknik Proportionate Sratifeid Random Sampling. Sejumlah 175 mahasiswa tersebut diambil dengan cara menggunakan sistem undian. Metode yang peneliti gunakan untuk menentukan jumlah sampel adalah menggunakan rumus Slovin dalam
bahwa: Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar, karena peneliti tidak melakukan manipulasi atau memberikan perlakuanperlakuan tertentu terhadap variabel atau merancang sesuatu yang diharapkan terjadi pada variabel, tetapi semua kegiatan, keadaan, kejadian, aspek, komponen atau variabel berjalan sebagaimana adanya.
Ridwan (2005), sebagai berikut: n = N / ( 1 + N e2 )
Keterangan: n
: Jumlah sampel
N e
: Jumlah populasi : Batas toleransi kesalahan
(error tolerance)
Populasi dalam penelitian ini meliputi
seluruh
Bimbingan dan Konseling Universitas Muhammadiyah ganjil,
dengan
Sebaran sampel dalam penelitian
mahasiswa
Metro
semester
perincian
sebagai
ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Persepsi Terhadap Profesi Guru BK
Tabel 3.Tingkat Persepsi Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Semester 7 terhadap Profesi Guru Bimbingan dan Konseling N Rentangan Kategori F % o
Tabel 2. Distribusi Sampel Penelitian Semester Jumlah Semester 7 43 Semester 5 30 Semester 3 47 Semester 1 55 Jumlah 175 Instrumen
pengumpulan
84
data
1
88-100
2 3 4 5
71-87 54-70 37-53 20-36
menggunakan skala likert, dan data
Sangat tinggi Tinggi Cukup Kurang Sangat kurang
Jumlah
32
74,41%
11 0 0 0
25,59% 0% 0% 0%
43
100%
penelitian dianalisis secara deskriptif kuantitatif
dengan
menggunakan
rumus:
skor
pada
setiap
kategori akan disajikan dalam bentuk
P = n : N x 100 %
diagram berikut:
Keterangan : P n N
Pencapaian
Diagram 1. Tingkat Persepsi Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Semester 7 terhadap Profesi Guru Bimbingan dan Konseling
= Persentase = Skor nyata = Skor Ideal
HASIL Hasil penelitian secara rinci akan disajikan berikut ini:
35 30 25 20 15 10 5 0
a) Tingkat Persepsi Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Semester 7 terhadap Profesi Guru Bimbingan dan Konseling Tingkat
persepsi
mahasiswa
Bimbingan dan Konseling semester 7 terhadap profesi guru Bimbingan dan Konseling, maka data penelitian yang telah dianalisis dibandingkan dengan kategori yang telah ditentukan sebagai berikut:
Berdasarkan terlihat
bahwa
diagram
di
atas
frekuensi
terbesar
adalah berada pada kategori sangat tinggi,
yaitu
sebesar
32
dengan
besaran persentase 74,41%. Selain itu perolehan nilai rata-rata berada pada kategori sangat tinggi. Sehingga dapat
ISSN 2088-9623 E- ISSN 2442-7802
85 Serli Novita Sari & Nurul Atieka
diambil kesimpulan bahwa persepsi mahasiswa Bimbingan dan Konseling semester 7 terhadap guru Bimbingan dan Koseling berada pada kategori sangat tinggi. b) Tingkat Persepsi Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Semester 5 terhadap Profesi Guru Bimbingan dan Konseling Tingkat
persepsi
Diagram 2. Tingkat Persepsi Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Semester 5 16 14 12 10 8 6 4 2 0
mahasiswa
Bimbingan dan Konseling semester 5terhadap profesi guru Bimbingan dan Berdasarkan diagram di atas
Konseling, maka data penelitian yang telah dianalisis dibandingkan dengan kategori yang telah ditentukan sebagai
No 1 2 3 4 5
4. Tingkat Persepsi Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Semester 5 terhadap Profesi Guru Bimbingan dan Konseling Rentangan Kategori F % Skor 88-100 Sangat 14 46,67% tinggi 71-87 Tinggi 16 53,33% 54-70 Cukup 0 0% 37-53 Kurang 0 0% 20-36 Sangat 0 0% kurang Jumlah 30 100%
Untuk
Tingkat
persepsi
mahasiswa Bimbingan dan Konseling semseter 5 disajikan dalam bentuk diagram berikut:
bahwa
frekuensi
terbesar
adalah berada pada kategori tinggi, yaitu sebesar 16 dengan besaran
berikut: Tabel
terlihat
persentase
53,33%.
Selain
itu
perolehan nilai rata-rata berada pada kategori
tinggi.
Sehingga
dapat
diambil kesimpulan bahwa persepsi mahasiswa Bimbingan dan Konseling semester 5 terhadap guru Bimbingan dan Koseling berada pada kategori tinggi.
c) Tingkat Persepsi Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Semester 3 terhadap Profesi Guru Bimbingan dan Konseling Tingkat
persepsi
mahasiswa
Bimbingan dan Konseling semester 3terhadap profesi guru Bimbingan dan Konseling, maka data penelitian yang
Persepsi Terhadap Profesi Guru BK
86
telah dianalisis dibandingkan dengan
perolehan nilai rata-rata berada pada
kategori yang telah ditentukan sebagai
kategori sangat tinggi. Sehingga dapat
berikut:
diambil kesimpulan bahwa persepsi
Tabel 5. Tingkat Persepsi Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Semester 3 terhadap Profesi Guru Bimbingan dan Konseling No Rentangan Kategori F % Skor 1 88-100 Sangat 27 57,45% tinggi 2 71-87 Tinggi 20 42,55% 3 54-70 Cukup 0 0% 4 37-53 Kurang 0 0% 5 20-36 Sangat 0 0% kurang Jumlah 47 100%
mahasiswa Bimbingan dan Konseling semester 3 terhadap guru Bimbingan dan Koseling berada pada kategori sangat tinggi. d) Tingkat Persepsi Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Semester 1 terhadap Profesi Guru Bimbingan dan Konseling Tingkat
persepsi
mahasiswa
Bimbingan dan Konseling semester Tingkat persepsi mahasiswa Bimbingan dan Konseling semester 3 terhadap
guru
Bimbingan
dan
Konseling disajikan dalam bentuk diagram berikut:
1terhadap profesi guru Bimbingan dan Konseling, maka data penelitian yang telah dianalisis dibandingkan dengan kategori yang telah ditentukan sebagai berikut:
Diagram 3. Tingkat Persepsi Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Semester 3 30 25 20 15 10 5 0
Tabel 6. Tingkat Persepsi Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Semester 1 terhadap Profesi Guru Bimbingan dan Konseling No Rentangan Kategori F % Skor 1 88-100 Sangat 30 54,55% tinggi 2 71-87 Tinggi 25 45,45% 3 54-70 Cukup 0 0% 4 37-53 Kurang 0 0% 5 20-36 Sangat 0 0% kurang Jumlah 55 100%
Berdasarkan diagram di atas terlihat
bahwa
frekuensi
terbesar
Tingkat
persepsi
mahasiswa
Bimbingan dan Konseling semester 1
adalah berada pada kategori sangat
terhadap
tinggi,
Konseling, maka frekuensi pencapaian
yaitu
sebesar
27
dengan
besaran persentase 57,45%. Selain itu
skor
pada
guru
setiap
Bimbingan
kategori
dan
akan
ISSN 2088-9623 E- ISSN 2442-7802
87 Serli Novita Sari & Nurul Atieka
disajikan
dalam
bentuk
diagram
keseluruhan terhadap profesi guru
berikut:
Bimbingan dan Konseling, maka data
Diagram 4. Tingkat Persepsi Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Semester 1
penelitian
yang
telah
dianalisis
dibandingkan dengan kategori yang telah ditentukan sebagai berikut:
30
Tabel 7. Pengkategorian Pencapaian Skor Persepsi Mahasiswa Bimbingan dan Konseling terhadap Profesi Guru Bimbingan dan Konseling No Rentangan Kategori F % Skor 1 88-100 Sangat 103 58,85% tinggi 2 71-87 Tinggi 72 41,15% 3 54-70 Cukup 0 0% 4 37-53 Kurang 0 0% 5 20-36 Sangat 0 0% kurang Jumlah 175 100%
25 20 15 10 5 0
Berdasarkan
diagram
di
frekuensi
terbesar
pencapaian skor persepsi mahasiswa
adalah berada pada kategori sangat
Bimbingan dan Konseling terhadap
tinggi,
dengan
guru Bimbingan dan Konseling, maka
besaran persentase 54,55%. Selain itu
frekuensi pencapaian skor pada setiap
perolehan nilai rata-rata berada pada
kategori akan disajikan dalam bentuk
kategori sangat tinggi. Sehingga dapat
diagram berikut:
diambil kesimpulan bahwa persepsi
Diagram 5. Frekuensi Pencapaian Skor SkalaTingkat Persepsi Mahasiswa Bimbingan dan KonselingUniversitas Muhammadiyah Metro
terlihat
bahwa
yaitu
sebesar
30
atas
mahasiswa Bimbingan dan Konseling semester 1 terhadap guru Bimbingan
Untuk
dan Koseling berada pada kategori sangat tinggi. e) Tingkat Persepsi Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Muhammadiyah Metro tehadap Profesi Guru Bimbingan dan Konseling Tingkat Bimbingan
persepsi dan
mahasiswa
Konseling
secara
120 100 80 60 40 20 0
menentukan
kategori
Persepsi Terhadap Profesi Guru BK
kompetensi
konselor
atau
88
guru
Berdasarkan diagram di atas terlihat
bimbingan dan konseling meliputi
bahwa
adalah
kompetensi pedagogik, kompetensi
berada pada kategori sangat tinggi,
kepribadian, kompetensi sosial dan
yaitu sebesar 103 dengan besaran
kompetensi
persentase
itu
persepsi mahasiswa Bimbingan dan
perolehan nilai rata-rata berada pada
Konseling dapat dilihat dari deskripsi
kategori sangat tinggi. Sehingga dapat
dan analisis data hasil penelitian.
frekuensi
terbesar
58,85%.
Selain
diambil kesimpulan bahwa persepsi
profesional.
Menurut
Nurhadi
tingkat
(2005:6)
mahasiswa Bimbingan dan Konseling
suatu profesi apabila memenuhi lima
Universitas
syarat, yaitu (a) Didasarkan atas sosok
Muhammadiyah
Metro
terhadap profesi guru Bimbingan dan
ilmu
pengetahuan
Konseling berada pada kategori sangat
Komitmen
untuk
tinggi.
pengetahuan
dan
teoretik,
(b)
menerapkan keterampilannya
dalam praktek secara otonom (c) Adanya kode etik profesi sebagai
PEMBAHASAN Peneliti
memberikan
skala
kepada mahasiswa Bimbingan dan Konseling untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat persepsi mahasiswa Bimbingan dan Konseling terhadap profesi
guru
Bimbingan
dan
Konseling. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling menilai profesi Bimbingan dan
Konseling
sesuai
dengan
kompetensi-kompetensi yang harus dikuasai
guru
Bimbingan
dan
Konseling. Berdasarkan Permendiknas No 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi
Akademik
Kompetensi
Konselor
dan bahwa
instrumen untuk memonitor tingkat ketaatan anggotaya dan sistem sanksi yang perlu diterapkan, (d) Adanya organisasi
profesi
mengembangkan,
yang
menjaga,
dan
melindungi profesi, dan (e) Sistem sertifikasi bagi individu yang memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk dapat menjalankan profesi tersebut. Demikian pula persepsi mahasiswa Bimbingan dan Konseling terhadap profesi
guru
Bimbingan
dan
Konseling, mahasiswa Bimbingan dan Konseling memiliki persepsi bahwa profesi Konseling
guru
Bimbingan
didasari
pada
dan ilmu
ISSN 2088-9623 E- ISSN 2442-7802
89 Serli Novita Sari & Nurul Atieka
pengetahuan secara teoritik dengan
baik dengan hasil persentase skala
memiliki teori-teori yang baku, guru
sebesar
Bimbingan
juga
disetiap aspek penilaian yang menjadi
untuk
indikator tingkat persepsinya. Tingkat
melaksanakan profesinya. Profesi guru
persepsi mahasiswa Bimbingan dan
Bimbingan dan Konseling memiliki
Konseling semester 3 tergolong sangat
kode etik yang harus dipatuhi oleh
baik dengan hasil persentase skala
seluruh anggota organisasi profesinya
sebesar
dan dapat bekerjasama dengan profesi
disetiap aspek penilaian yang menjadi
bidang lainnya.
indikator tingkat persepsinya. Tingkat
dan
memiliki
Konseling
otonomi
87,72%.
Demikian
87,35%.
pula
Demikian
pula
Sesuai dengan penjelasan di
persepsi mahasiswa Bimbingan dan
atas persepsi mahasiswa Bimbingan
Konseling semester 1 tergolong baik
dan Konseling menggambarkan bahwa
saja dengan hasil persentase skala
guru Bimbingan dan Konseling adalah
sebesar
sebagai profesi dan pelaksanaanya
disetiap aspek penilaian yang menjadi
sesuai
indikator-indikator
indikator
tingkat
ada
Meskipun
demikian
dengan
penelitian
yang
pada
skala
instrumen penelitian. Secara rinci tingkat
persepsi
86,58%.
Demikian
pula
persepsinya. semester
1
memiliki tingkat persepsi terendah.
mahasiswa dapat
Berdasarkan
penjabaran
di
dijelaskan sesuai tingkat semester
atas, maka dapat disimpulkan bahwa
sebagai
guru
berikut.
Tingkat
persepsi
bimbingan
dan
konseling
mahasiswa Bimbingan dan Konseling
menurut
semester 7 tergolong sangat baik
Bimbingan dan Konseling memiliki
dengan hasil persentase skala sebesar
empat
91,91%. Demikian pula disetiap aspek
memenuhi persyaratan profesi guru
penilaian
yang
indikator
Bimbingan dan Konseling yang ada
tingkat
persepsinya.
Diantara
dapat
menjadi
persepsi
kompetensi
Bimbingan
memiliki tingkat persepsi yang paling
profesional.
mahasiswa Bimbingan dan Konseling semester 5 termasuk dalam kategori
dasar
menyelenggarakan
tingkatan semester lainnya, semester 7
tinggi dan positif. Tingkat persepsi
mahasiswa
dan
Konseling
dan
layanan secara
Persepsi Terhadap Profesi Guru BK
1.
KESIMPULAN DAN SARAN
Bagi
Program
90
Studi
Kesimpulan
Bimbingan dan Konseling
Kesimpulan dari penelitian adalah:
Agar dapat memperbanyak
1. Tingkat
pelatihan-pelatihan
persepsi
mahasiswa
Bimbingan dan Konseling semester
Bimbingan
7 tergolong sangat baik dengan
pengalaman
hasil
mahasiswa Bimbingan dan
persentase
91,91%.
skala
Tingkat
mahasiswa
sebesar persepsi
Bimbingan
dan
Konseling wawasan
Konseling
dan
Konseling semester 5 termasuk
dan
semakin
bertambah. 2.
Bagi Para dosen Bimbingan
dalam kategori baik dengan hasil
dan Konseling
persentase skala sebesar 87,72%.
Agar memberikan mahasiswa
Tingkat
mahasiswa
Bimbingan
Bimbingan dan Konseling semester
kesempatan
3 tergolong baik dengan hasil
banyak berinteraksi dengan
persentase skala sebesar 87,35%.
guru
Tingkat
Konseling secara langsung di
persepsi
persepsi
mahasiswa
Bimbingan dan Konseling semester 1 tergolong baik saja dengan hasil persentase skala sebesar 86,58%. 2. Tingkat
dan
Konseling
untuk
lebih
Bimbingan
dan
sekolah-sekolah. 3.
Bagi mahasiswa Bimbingan dan Konseling
persepsi
mahasiswa
Di masa yang akan datang
dan
Konseling
mahasiswa Bimbingan dan
Universitas Muhammadiyah Metro
Konseling tidak hanya cukup
secara
keseluruhan
dengan mempersepsikan saja,
profesi
Guru
Bimbingan
terhadap
Bimbingan
dan
namun
juga
harus
Konseling tergolong sangat baik
menerapkan
dengan hasil persentase rata-rata
positifnya untuk menjalankan
sebesar 88,39%.
profesi guru Bimbingan dan
Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti memberikan beberapa saran antara lain sebagai berikut:
persepsi
Konseling dengan baik
ISSN 2088-9623 E- ISSN 2442-7802
91 Serli Novita Sari & Nurul Atieka
DAFTAR PUSTAKA Chaplin. 2008. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Harnoto dan Sudarmajdi. 2012. Psikologi Konseling Edisi Revisi. Jakarta: Prenada Media Group. Nirwana, Herman. 1998. “Persepsi Klien Tentang Konseling, Keterampilan Komunikasi Konselor dalam Konseling dan Hubungan Keduanya dengan Pengungkapan Diri Klien”. Tesis tidak diterbitkan. Malang: IKIP Malang. Nurhadi, M.A. 2005. Sertifikasi Kompetensi Pendidik, Makalah. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Repubik Indonesia No 81. A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum2013 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor. Peraturan Pemerintah Nomor Tahun 2008 tentang Guru
74
Rakhmat, J. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya
Ridwan. 2005. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta Sasanti.2008. Teori Psikologi. (http:// panji.bogspot.com). Diakses tanggal 22/11/2011
Sukmadinata, N.S. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya