e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015
PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PKN DITINJAU DARI KARAKTERISTIK PERTANYAAN GURU SISWA KELAS IV SD GUGUS PANGERAN DIPONEGORO KECAMATAN DENPASAR BARAT Ida Bagus Ketut Surya Gumana1, I Made Patra2, I Nengah Suadnyana3 123
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar pengetahuan PKn antara kelompok siswa dibelajarkan dengan pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan produktif dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan tidak produktif pada siswa kelas IV SD di Gugus Pangeran Diponegoro Kecamatan Denpasar Barat. Jenis penelitian ini adalah pra eksperimen dengan desain prates-pascates kelompok statis. Populasi adalah seluruh siswa kelas IV SD di Gugus Gugus Pangeran Diponegoro Kecamatan Denpasar Barat sebanyak 431 orang. Sampel penelitian ini yaitu siswa kelas IVB SD Negeri 1 Pemecutan (Kelompok A) dan siswa kelas IVA SD Negeri 17 Pemecutan (Kelompok B). Data hasil belajar pengetahuan PKn dikumpulkan melalui tes objektif tipe pilihan ganda. Kemudian data dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan statistik dengan uji-t. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan PKn antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan produktif (Kelompok A) dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan tidak produktif (Kelompok B). Hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji hipotesis bahwa thitung lebih besar dari ttabel (thitung = 2,65 > ttabel = 2,00). Dengan demikian disimpulkan bahwa pendekatan saintifik ditinjau dari karakteristik pertanyaan guru berpengaruh terhadap hasil belajar PKn Tema Tempat Tinggalku siswa kelas IV SD Gugus Pangeran Diponegoro Kecamatan Denpasar Barat. Kata kunci: Pendekatan Saintifik, Pertanyaan Produktif, Pertanyaan Tidak Produktif, dan Hasil Belajar Pengetahuan PKn
Abstract The aim of this research was to analyze the Civics learning outcomes differences between students who use scientific approach with productive question and students who use scientific approach with unproductive question. This research is preexperimental design with pre-test post-test static group. The population of this research consisted of all students in grade IV at Pangeran Diponegoro group, West Denpasar (2014/2015) with the total students were 431 students. The samples were taken by using simple random sampling. One of the class was selected randomly as the Group A (n=30) in which the scientific approach with productive question was applied and the one another class was selected as the Group B (n=30) in which scientific approach with unproductive question. In this research, data of Civics learning outcomes collected with the usual multiple choice test. Data were analyzed by descriptive statistic and t-test. The result in this research showed there are
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015 differences in Civics learning outcomes who use scientific approach with productive question (Group A) and students who use scientific approach with unproductive question (Group B). Statistically, the value of t calculation was greater than ttable (tcalculation = 2,65 > ttable = 2,00). Based on the result it was concluded that scientific approach in terms of the characteristics of the teacher's question affects the Civics learning outcomes on Tema Tempat Tinggalku in grade IV at Pangeran Diponegoro group, West Denpasar. Keywords : scientific approach, productive question, unproductive question, and the Civics learning outcomes
PENDAHULUAN Penyelenggaraan pendidikan dasar sebagaimana yang dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif. Proses pembelajaran di sekolah sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi pencapaian tujuan pendidikan telah dievaluasi secara berkala. Pencapaian tersebut pada dasarnya ditentukan oleh kurikulum yang digunakan sebagai pedoman untuk mengarahkan proses pembelajaran menjadi lebih teratur dan terencana. Kurikulum senantiasa mengalami perkembangan dari jaman ke jaman. Hal ini tentunya didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang matang sesuai dengan perkembangan dan kemajuan jaman. Pengembangan kurikulum baru yang oleh pemerintah disebutkan merupakan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sebagai kurikulum 2013. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, berkarakter, kreatif, inovatif, cerdas dan mampu memberikan kontribusi bagi kemajuan bangsa. Rumusan kompetensi inti dalam kurikulum 2013 terdiri atas 4 yaitu kompetensi inti sikap spiritual, kompetensi inti sikap sosial, kompetensi inti pengetahuan dan kompetensi inti keterampilan”. Dengan kata lain Kurikulum 2013 bertujuan untuk mengembangkan kehidupan siswa ke arah yang lebih baik dalam segi agamanya, kehidupan sosialnya, pengetahuannya maupun keterampilan yang dimilikinya.
Pembelajaran yang biasanya terpusat pada guru berubah menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa, siswa dituntut belajar aktif dan mencari halhal yang berkaitan dengan materi yang dipelajari tidak hanya dari guru saja namun bisa dari manapun. Kurikulum 2013 memiliki beberapa karakter diantaranya menciptakan suatu pembelajaran yang bermakna, menggunakan pendekatan saintifik, menggunakan penilaian autentik, pembelajaran dilakukan secara kontekstual dan tematik sehingga dapat menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan dapat memberikan inspirasi kepada siswa agar terdorong untuk senantiasa berpikir kritis dan analitis dalam memahami hubungan antara materi satu dengan materi yang lainnya. Gejala yang tampak di lapangan saat melakukan observasi di salah satu SD Gugus Kecamatan Denpasar Barat, proses pembelajaran yang dilakukan lebih mementingkan transfer pengetahuan daripada menemukan pengetahuan tersebut (konvensional). Proses pembelajaran yang diharapkan berjalan lancar berubah menjadi proses pembelajaran yang pasif dan tidak memberikan kenyamanan bagi siswa. Selain itu, siswa tidak diberikan kesempatan untuk mengoptimalkan penggunaan inderanya, siswa merasa tertekan dalam melaksanakan proses pembelajaran karena siswa tidak diberikan kebebasan untuk mengembangkan potensinya sehingga timbul kesulitankesulitan belajar pada siswa terlebih lagi dalam materi-materi PKn yang membutuhkan pemahaman mendalam. Dengan demikian, hal ini bisa berpengaruh terhadap hasil belajar PKn siswa karena suatu proses pembelajaran yang tidak melibatkan aktivitas tubuh hanya akan
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015 memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonsumsi apa yang disampaikan guru saja tanpa mengalami langsung hal-hal yang sedang dipelajari. Suatu pembelajaran yang baik adalah pembelajaran bermakna yang menghendaki anak untuk aktif dan tidak hanya duduk manis mendengarkan guru yang sedang menerangkan materi. Pendekatan saintifik sebagai salah satu pendekatan dalam kurikulum 2013 memiliki solusi untuk pencapaian hasil belajar yang tinggi. Machin (2014) menyatakan pembelajaran melalui pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapantahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. Machin (2014) menyatakan tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan pendekatan tersebut, antara lain: (1) meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi, (2) untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik, (3) terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan, (4) diperolehnya hasil belajar yang tinggi, (5) untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah, dan (6) untuk mengembangkan karakter siswa. Langkahlangkah pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Proses pembelajaran yang demikian tentu membuat siswa dan guru berperan aktif dalam menggali dan merekonstruksi pengetahuannya sehingga proses pembelajaran berpusat pada siswa (student centre). Interaksi siswa dan hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal siswa termasuk
karakteristik pertanyaan guru dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu penting untuk mempertimbangkan karakteristik pertanyaan guru. Dalam proses belajar mengajar pertanyaan diajukan baik oleh siswa maupun oleh guru. Pertanyaan diajukan siswa untuk memenuhi rasa ingin tahu dan memperjelas hal-hal yang kurang dipahami. Cara yang ditempuh guru dalam menanggapi pertanyaan siswa dan dalam bertanya nempunyai pengaruh terhadap proses pembelajaran, pencapaian hasil belajar, dan peningkatan cara berpikir siswa. Namun cara mengajukan pertanyaan yang berpengaruh positif bukan merupakan hal yang mudah dan dapat terjadi dengan sendirinya. Oleh karena itulah perlu dipahami dan dikuasai keterampilan bertanya sebagai salah satu keterampilan mengajar dan kemampuan bertanya dapat ditingkatkan melalui perencanaan yang baik dan latihan yang terprogram. Sheila Jelly (dalam Rustaman, 2003) membedakan pertanyaan produktif sebagai pertanyaan yang merangsang kegiatan produktif atau kegiatan ilmiah, sedangkan pertanyaan tidak produktif memerlukan jawaban dari sumber sekunder berupa buku. Ratna Wilis Dahar dkk (dalam Rustaman, 2003) mengemukakan beberapa peranan bertanya dalam pembelajaran. Peranan tersebut adalah: a) merangsang siswa berpikir; b) mengetahui penguasaan konsep; c) mengarahkan pada konsep; d) memeriksa ketercapaian konsep; e) menimbulkan keberanian menjawab atau mengemukakan pendapat; f) meningkatkan kegiatan belajar mengajar; dan g) memfokuskan perhatian siswa. Pendekatan yang diterapkan di kelas hendaknya dapat menyediakan peluang kepada siswa untuk mengembangkan ide-ide secara lebih luas, mendukung kemandirian siswa belajar dan berdiskusi dengan temannya, serta selalu menempatkan pembelajaran berpusat pada siswa agar siswa dapat belajar secara optimal yang akhirnya akan berdampak pada pencapaian hasil belajar siswa yang lebih baik. Pendekatan yang dimaksud adalah pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik merupakan salah satu pendekatan yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat terjun langsung dalam
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015 proses membangun pengetahuannya dengan peran aktif di kelas. Hal ini sesuai dengan beberapa penelitian yang dilakukan para ahli yang menunjukkan bahwa pendekatan saintifik dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan perbedaan hasil belajar pengetahuan PKn antara kelompok siswa yang belajar dengan pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan produktif dan siswa yang belajar dengan pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan tidak produktif di kelas IV SD Gugus Pangeran Diponegoro, Kecamatan Denpasar Barat Tahun Pelajaran 2014/2015. METODE PENELITIAN Desain pra eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain prates-pascates kelompok statis (Sukmadinata, 2012). Rancangan penelitian ini hanya memperhitungkan skor post test saja yang dilakukan pada akhir penelitian atau dengan kata lain tanpa memperhitungkan skor pre test. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Gugus Pangeran Diponegoro Kecamatan Denpasar Barat Tahun Ajaran 2014/2015. Sampel diambil secara acak dengan teknik “simple random sampling”. Berdasarkan hasil undian secara random diperoleh kelas IVB SD Negeri 1 Pemecutan sebagai kelompok A yang menggunakan pendekatan saintifik dengan pertanyaan produktif dan kelas IVA SD
Negeri 17 Pemecutan sebagai kelompok B menggunakan pendekatan saintifik dengan pertanyaan tidak produktif. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajara pengetahuan PKn. Variabel bebas terdiri dari pendekatan saintifik dengan pertanyaan produktif dan pendekatan saintifik dengan pertanyaan tidak produktif. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah hasil belajar pengetahuan PKn siswa yang diukur dengan tes hasil belajar pengetahuan PKn. Tes hasil belajar berbentuk pilihan ganda biasa yang terdiri dari 33 butir soal. Data dianalisis secara deskriptif dan analisis uji-t. Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan mean, median, modus, standar deviasi, varian, nilai minimum, nilai maksimum, dan rentangan dari data skor hasil belajar pengetahuan PKn kelompok A dan kelompok B. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan uji-t. Sebelum pengujian hipotesis dilakukan uji normalitas sebaran data dengan menggunakan analisis ChiSquare, uji homogenitas varians antar kelompok menggunakan uji F dari Havley. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian 1) Deskripsi Umum Hasil Penelitian Mean, median, modus, standar deviasi, varian, nilai minimum, nilai maksimum, dan rentangan dari data skor hasil belajar pengetahuan PKn siswa disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Ringkasan Hasil Pengolahan Data Hasil analisis Mean Standar Deviasi Varian Median Modus Minimum Maksimum Rentangan Panjang kelas Banyak kelas
Kelompok A Kelompok B 77,58 14,38 206,83 83 70 45 97 51,52 9 6
68,08 16,50 272,39 70 61 dan 79 42 91 48 8 6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015 Berdasarkan Tabel 1 mean kelompok A yang dibelajarkan melalui Pendekatan Saintifik dengan menggunakan pertanyaan produktif adalah 77,58 dengan varian sebesar 206,83 dan standar deviasi 14,38. Sedangkan rata-rata nilai akhir hasil belajar pengetahuan PKn pada kelompok B yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan tidak produktif adalah adalah 68,08 dengan varian sebesar 272,39 dan standar deviasi 16,50. Dari data tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar kelompok A yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik dengan menggunakan pertanyaan produktif memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi daripada kelompok B yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan jenis pertanyaan tidak produktif. a) Deskripsi Hasil Belajar Pengetahuan PKn Kelompok A Gambaran yang lebih jelas mengenai distribusi frekuensi hasil belajar pengetahuan PKn siswa kelompok A dapat dilihat pada Gambar 1.
Berdasarkan histogram di atas nilai yang diperoleh siswa antara 85-100 sebanyak 15 orang atau 50% dari jumlah 30 orang. Nilai yang diperoleh siswa antara 7084 sebanyak 9 orang atau 30% dari jumlah 30 orang. Nilai yang diperoleh siswa antara 55-69 sebanyak 4 orang atau 13,33% dari jumlah 30 orang. Nilai yang diperoleh siswa antara 40-54 sebanyak 2 orang atau 6,67% dari jumlah 30 orang.Deskripsi Hasil Hasil Belajar Pengetahuan PKn Kelompok B Hasil belajar Pengetahuan PKn Siswa Kelompok B yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan tidak produktif menunjukkan bahwa skor tertinggi yang dicapai siswa adalah 91 dari skor tertinggi yang mungkin dicapai adalah 100, sedangkan skor terendah yang dicapai siswa adalah 42 dari skor yang mungkin dicapai 0, rentangan sebesar 48, rata-rata sebesar 68,08, modus 61 dan 79, dan median sebesar 70. Frekuensi absolut dan frekuensi relatif hasil belajar pengetahuan PKn siswa kelompok B yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan tidak produktif ditampilkan pada Tabel 2.
Gambar 1. Histogram Hasil Belajar PKn Siswa Kelompok A
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Data Kelompok B No Interval Nilai Tengah Frekuensi Persentase (%) 92,5 1 85-100 3 10% 70-84 77,5 2 14 46,67% 55-69 62,5 3 8 26,67% 47,5 4 40-54 5 16,67% 0-39 20,5 5 0 0% Jumlah 30 100%
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015 Gambaran yang lebih jelas mengenai distribusi frekuensi hasil belajar pengetahuan PKn siswa kelompok B yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan tidak produktif dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2.
Histogram Hasil Pengetahuan PKn Kelompok B
Belajar Siswa
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, pengelompokkan distribusi frekuensi untuk hasil belajar pengetahuan PKn pada kelompok B yang terletak di sekitar rata-rata sebesar 20,0 %, di bawah rata-rata sebesar 16,7 %, dan di atas rata-rata sebanyak 16,7 %.
2) Pengujian Hipotesis Uji normalitas sebaran data dilakukan dengan menggunakan uji ChiSquare ( 2) pada taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan dk = n-1. Ringkasan hasil uji normalitas distribusi data kelompok A dan kelompok B disajikan pada Tabel 2. Hasil analisis 2 kelompok A menunjukkan 2hitung < 2tabel (3,13 < 11,07) maka data berdistribusi normal. Sedangkan hasil analisis kelompok B 2 2 2 menunjukkan hitung < tabel (2,28 < 11,07) maka data berdistribusi normal. Skor hasil belajar PKn siswa kelas IVB SDN 1 Pemecutan yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan produktif menunjukkan bahwa skor tertinggi yang dicapai siswa adalah 97 dari skor tertinggi yang mungkin dicapai adalah 100, sedangkan skor terendah yang dicapai siswa adalah 45 dari skor yang mungkin dicapai 0, rentangan sebesar 51,52, rata-rata sebesar 77,58, dan median sebesar 83. Frekuensi absolut dan frekuensi relatif hasil belajar PKn siswa kelompok A ditampilkan seperti Tabel 3.
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Data Kelompok A No Interval Nilai Tengah Frekuensi Persentase (%) 1
85-100
92,5
15
50%
2
70-84
77,5
9
30%
3
55-69
62,5
4
13,33%
4
40-54
47,5
2
6,67%
5
0-39
20,5
0
0%
30
100%
Jumlah
Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Hasil Belajar Pengetahuan PKn Kelas
2 hitung
2tabel
Kelompok A
3,13
11,07
Kelompok B
2,28
11,07
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015 Homogenitas varian antarkelompok diuji dengan menggunakan uji-F dengan homogen data homogen jika Fhit < Ftab. Hasil analisis menunjukkan bahwa Fhit < Ftab (1,31 < 1,85) hal ini berarti varians data hasil post-test kelompok A dan kelompok B adalah
homogen. Kedua uji prasyarat telah terpenuhi yaitu data berdistribusi normal dan varian antarkelompok adalah homogen, sehingga dapat dilanjutkan dengan uji hipotesis dengan uji-t. Hasil analisis disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Hasil Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Pengetahuan PKn Sampel Mean SD Varians Fhitung Ftabel Kesimpulan Kelompok A 77,58 14,38 206,83 1,31 1,85 Homogen Kelompok B 68,08 16,50 272,39 Tabel 6. Ringkasan Hasil Perhitungan Uji-t Kelas Kelompok A Kelompok B
Mean 77,58 68,08
Varians 206,83 272,39
Berdasarkan Tabel 6 yang menyajikan hasil perhitungan uji-t di atas, diperoleh thit sebesar 2,65. Sedangkan, ttab dengan db= n1 + n2 -2 = 30+30-2 =58 dan taraf signifikansi 5% adalah 2,00. Hal ini berarti, thit lebih besar dari ttab (thit =2,65 > ttab =2,00), sehingga H0 ditolak. Dengan demikian, dapat diinterpretasikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar PKn antara kelompok siswa yang belajar melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan produktif dan kelompok siswa yang belajar melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan tidak produktif pada siswa kelas IV SD di Gugus Pangeran Diponegoro Kecamatan Denpasar Barat. Pembahasan Pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan produktif yang digunakan pada kelompok A dan pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan tidak produktif pada kelompok B dalam penelitian ini menunjukkan pengaruh yang berbeda pada hasil belajar PKn siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar PKn siswa. Secara deskriptif, hasil belajar PKn kelompok A lebih tinggi dibandingkan dengan siswa kelompok B. Tinjauan ini didasarkan pada rata-rata skor
n 30 30
ttabel 2,00
thitung 2,65
Kesimpulan Ho ditolak
hasil belajar PKn. Rata-rata skor hasil belajar PKn siswa kelompok A adalah 77,58 Sedangkan pada kelompok B, skor rata-rata yang diperoleh siswa adalah 68,08. Berdasarkan analisis data menggunakan uji-t yang ditunjukkan pada tabel 4.10 diketahui thit = 2,65 dan ttab (db =29 dan taraf signifikansi 5%) = 2,00. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa thit lebih besar dari ttab (thit > ttab) sehingga terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata hasil belajar pengetahuan PKn siswa kelompok A dan kelompok B. Perbedaan hasil belajar pengetahuan PKn siswa antara kelompok A dan kelompok B disebabkan karena ada faktor yang mempengaruhi terutama pertanyaanpertanyaan yang diajukan oleh guru. Kelompok A menggunakan pertanyaan produktif, menurut Sheila Jelly (dalam Rustaman, 2003) pertanyaan produktif dapat merangsang kegiatan produktif atau kegiatan ilmiah siswa. Pertanyaan produktif yang diajukan guru menuntut siswa melakukan pengamatan langsung untuk menemukan jawaban.
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015 Jawaban yang diperoleh tidak terpaku pada jawaban benar yang terdapat pada buku atau sumber lain sehingga siswa dapat memahami bahwa jawaban berbeda bisa saja benar, tergantung konteks yang diamati. Siswa tidak terbebani oleh hapalan yang terdapat pada buku namun dapat secara langsung memahami pelajaran berdasarkan pengamatan langsung. Pelajaran yang diperoleh siswa lebih bermakna karena siswa yang membangun pengetahuannya sendiri. Berbeda dengan kelompok B yang menggunakan pertanyaan tidak produktif. Menurut Sheila Jelly (dalam Rustaman, 2003) pertanyaan tidak produktif memerlukan jawaban dari sumber sekunder berupa buku. Pertanyaan yang demikian akan mendorong pengertian bahwa pelajaran PKn adalah informasi. Setiap pertanyaan yang diberikan guru memiliki jawaban yang benar pada buku pelajaran. Pertanyaan tidak produktif membuat siswa cenderung berpikir bahwa hanya ada satu jawaban benar untuk satu pertanyaan dari guru. Pertanyaan yang demikian hanya akan bisa dijawab oleh siswa yang memiliki kemampuan verbal yang baik dan siswa yang rajin membaca buku pelajaran diberikan. Pertanyaan tidak produktif juga membuat suasana belajar menjadi pasif karena proses tanya jawab yang terjadi tanpa menyentuh aspek keterampilan siswa untuk menemukan jawaban sesuai pengalaman yang nyata. Pemahaman yang diperoleh siswa hanya mampu disimpan dalam memori jangka pendek siswa. Tidak semua siswa dapat menghapal dengan baik dan memahami pelajaran hanya dengan pertanyaan yang demikian. Hasil belajar pengetahuan PKn siswa tentu kurang optimal jika dibandingkan dengan kelompok A yang menggunakan pertanyaan produktif. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini ternyata sejalan dengan hasil penelitian peneliti-peneliti lain di bidang pemanfaatan pendekatan saintifik. Hasil penelitian Wartini dkk (2014) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar PKn siswa yang belajar menggunakan pendekatan saintifik dengan siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran
konvensional. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik memberikan peluang pada siswa untuk aktif membangun pengetahuannya sendiri karena pembelajaran berpusat pada siswa (Lazim, 2013). Siswa dituntut untuk terampil dalam mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi, dan mengomunikasikan hasil yang diperoleh melalui proses pembelajaran. Pengetahuan yang diperoleh siswa lebih bermakna yang berujung pada pencapaian hasil belajar siswa yang maksimal. Hasil penelitian Sukerti dkk (2014) juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan pendekatan saintifik daripada siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran konvensional. Hasil penelitian Sugianti (2011) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan pertanyaan produktif terhadap pemahaman konsep siswa. Siswa yang dibelajarkan dengan pertanyaan produktif dapat lebih memahami pembalajaran daripada siswa yang dibelajarkan dengan pertanyaan tidak produktif. Banyak siswa yang dapat menjawab pertanyaan yang diberikan guru karena siswa telah melalui proses pengamatan untuk menjawabnya. Berbeda dengan pertanyaan tidak produktif yang diajukan guru, hanya beberapa siswa yang dapat menjawab pertanyaan tersebut. Hal tersebut sejalan dengan yang diungkap Sheila Jelly (dalam Rustaman, 2003) bahwa pertanyaan produktif adalah pertanyaan yang hampir semua siswa bisa menjawabnya, berbeda dengan pertanyaan tidak produktif yang bisa menjawab hanya siswa yang mempunyai kemampuan tertentu. Pertanyaan produktif yang diajukan guru membuat siswa sadar bahwa jawaban yang berbeda bisa saja benar, tergantung konteks yang diamati sehingga pengetahuan siswa tidak terpaku pada apa yang ada di buku namun berdasarkan pengalaman yang diperoleh. Sedangkan pertanyaan tidak produktif cenderung menekankan bahwa ada jawaban tertentu yang benar. Siswa terfokus pada jawaban
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015 yang terdapat pada buku sehingga siswa belajar untuk menghapal. Pendekatan saintifik guna mengoptimalkan hasil belajar siswa dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan yang bermakna. Sriyati (2008) menyatakan salah satu komponen dari rencana pembelajaran yang bisa membantu siswa belajar adalah pertanyaan produktif. Pertanyaan produktif adalah pertanyaan yang mengarahkan siswa untuk berbuat atau melakukan sesuatu sebelum menjawab pertanyaan yang diajukan. Karim dkk (dalam Sriyati, 2008) menyatakan pertanyaan produktif sangat berperan dalam menimbulkan keberanian menjawab atau mengemukan pendapat, karena pertanyaan produktif banyak melibatkan siswa untuk menjawab, sehingga interaksi dua arah yang terjadi dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan pemahaman yang telah diperoleh. Pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan produktif memberikan pengalaman serta rangsangan kepada siswa untuk dapat membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna. Tahapan pendekatan saintifik yang dipadukan dengan pertanyaan produktif berupa dorongan untuk melakukan pengamatan atau unjuk kerja memunculkan pandangan pada diri siswa bahwa pelajaran adalah unjuk kerja bukan informasi (Sheila Jelly dalam Rustaman, 2003). Pengetahuan yang diperoleh tidak terpaku pada isi buku namun berdasarkan pengamatan. Dengan demikian semua siswa tanpa terkecuali ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran yang secara langsung membuat siswa memahami pelajaran dengan baik yang berdampak pada hasil belajar siswa. Proses pengamatan yang dilakukan siswa secara langsung tentu membuat seluruh siswa di dalam kelas akan ikut aktif untuk menjawab pertanyaan guru. Siswa tidak takut untuk menjawab pertanyaan guru karena telah ditekankan bahwa jawaban yang berbeda bisa saja benar tergantung konteks yang diamati. Proses yang demikian tentu membuat semua siswa aktif dan lebih memaknai proses pembelajaran dengan mandiri. Pemahaman yang diperoleh siswa akan
tersimpan pada memori jangka panjang yang bermuara pada hasil belajar yang lebih baik. Hasil pembahasan di atas memberikan indikasi bahwa secara empiris dan teoretis, siswa yang belajar menggunakan pendekatan saintifik dengan pertanyaan produktif mampu mencapai hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang belajar menggunakan pendekatan saintifik dengan pertanyaan tidak produktif. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan kesimpulan bahwa rerata hasil belajar pengetahuan PKn siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan produktif pada kelompok A adalah 77,58. Rerata hasil belajar pengetahuan PKn siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan tidak produktif pada kelompok B adalah 68,08. Dari perhitungan uji-t, diperoleh thitung = 2,65 dan ttabel = 2,00. Kedua nilai tersebut dibandingkan maka diperoleh thitung > ttabel (2,65>2,00). Dari perbandingan ini maka H0 ditolak, yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan PKn antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan produktif dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan tidak produktif siswa kelas IV SD Gugus Pangeran Diponegoro Kecamatan Denpasar Barat. Peneliti menyarankan bagi guru mata pelajaran PKn pada khususnya, hendaknya dalam mengajar dengan pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan produktif terlebih dahulu menyiapkan perangkat yang akan digunakan serta pertanyaan produktif dalam setiap pertemuan untuk memotivasi siswa dalam belajar. Penerapan pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan produktif akan memberikan hasil yang maksimal jika guru benar-benar dapat mengaplikasikan pendekatan saintifik pada proses pembelajaran yang dibarengi dengan pemberian pertanyaan
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015 produktif pada pembelajaran.
setiap
kegiatan
DAFTAR PUSTAKA Lazim, M. 2013. Penerapan Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Kurikulum 2013. Makalah. Terdapat pada www.pppgkes.com. Diakses tanggal 17 Maret 2015. Machin. 2014. Implementasi pendekatan saintifik, penanaman karakter dan konservasi pada pembelajaran materi pertumbuhan. Jurnal. Terdapat pada http://journal.unnes.ac.id. Diakses tanggal 26 Maret 2015. Rustaman, N & Rustaman, A. 2003. Peranan pertanyaan produktif dalam pengembangan KPS dan LKS. Makalah. Disajikan dalam seminar Lokakarya bagi Guru-guru Biologi SLTP & SMU Di FPMIPA UPI Tahun 2003. Terdapat pada file.upi.edu. Diakses tanggal 12 April 2015. Sriyati, S., Rumbiyati, Y., & Meliani, R. 2008. Penerapan pertanyaan produktif dalam pembelajaran biologi untuk meningkatkan kemampuan kerja ilmiah dan pemahaman konsep siswa di SMA. Artikel. Terdapat pada http://file.upi.edu. Diakses tanggal 18 April 2015. Sugianti, D. 2011. Ringkasan hasil uji normalitas distribusi data hasil belajar PKn Kelompok A. Skripsi. Terdapat pada resipitory.uinjkt.ac.id. Diakses tanggal 18 April 2015. Sukerti, N., Marhaeni, A. A., & Suarni, K. 2014. Pengaruh pembelajaran tematik terpadu melalui pendekatan saintifik terhadap minat belajar dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Tibubeneng Kuta Utara. Jurnal. Terdapat pada http://pasca.undiksha.ac.id/ejournal. Diakses tanggal 15 April 2015.
Sukmadinata, Syaodiah. 2010. Metode penelitian pendidikan. Bandung:PT. Remaja Rosdakarya. Wartini, I. A., Lasmawan, I W., & Marhaeni, A. A. 2014. Pengaruh implementasi pendekatan saintifik terhadap sikap sosial dan hasil belajar PKn di kelas VI SD Jembatan Budaya, Kuta. Jurnal. Terdapat pada http://pasca.undiksha.ac.id/ejournal. Diakses tanggal 10 Maret 2015.