UNAIR Bakal Resmikan One Health Collaboration Center UNAIR NEWS – Universitas Airlangga terus menunjukkan kepeduliannya terhadap permasalahan-permasalahan dunia. Salah satunya adalah dengan bekerjasama dengan Indonesia One Health University Network (INDOHUN). Kerja sama tersebut diwujudkan dengan perjanjian kerja sama pembentukan One Health Collaboration Center (OHCC), Senin (17/7). Pada acara yang digelar di Aua Amerta tersebut, Wakil Rektor I Prof. Djoko Santoso, dr., Ph.D., Sp.PD., K-GH., FINASIM., mengatakan bahwa pembentukan OHCC merupakan upaya dari kepedulian UNAIR pada kesehatan dunia. “Ini merupakan mandat dari Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menjaga kesehatan dunia,” terangnya. Selain itu, Djoko juga mengatakan kolaborasi antara UNAIR dengan OHCC bisa mendorong peningkatan riset yang dibutuhkan masyarakat. Untuk mengatasi berbagai permasalahan kesehatan dunia ataupun Indonesia, Djoko menekankan bahwa hadirnya OHCC menjadi sebuah hal yang strategis. “Bagaimana Indonesia bisa keluar dari berbagai masalah kesehatan seperti ini. Jadi dibutuhkan kolaborasi antara universitas yang bisa kita lakukan dengan OHCC,” imbuh Djoko. Menambahkan pernyataan Djoko, perwakilan dari INDOHUN Prof. Wiku Adisasmito, drh., M.Sc., Ph.D., mengatakan bahwa INDOHUN sudah memiliki jejaring dengan sejumlah universitas. Jejaring kolaborasi ini didanai United States Agency for International Development (USAID). “Organisasi
ini
penting
bagi
Indonesia.
Karena
masalah
kesehatan tidak bisa diselesaikan sendiri,” tegas Wiku. Mengenai OHCC, Wiku menambahkan bahwa hal tersebut telah menjadi pembahasan utama isu kesehatan dunia. Perguruan tinggi dapat memanfaatkan keberadaan OHCC untuk melakukan riset dan publikasi. “Dengan melakukan kegiatan seperti ini, peran perguruan tinggi kepada dunia akan lebih terasa,” imbuhnya. Selain dalam bentuk riset dan pengabdian pada masing-masing kampus, perguruan tinggi-perguruan tinggi dapat secara bersama-sama memberikan sumbangsih kepada masyarakat. “Ini adalah misi besar dari perguruan tinggi untuk menyatukan kolaborasi. Karena peran universitas jika disatukan akan luar biasa. Itulah yang kami pikirkan dan mohon dukungannya,” terang Wiku. Penulis: Nuri Hermawan Editor: Defrina Sukma S
Ners Muda Buat Gerakan “Sadar IVA dan Pap Smear” UNAIR NEWS – Mahasiswa Profesi Ners atau Ners Muda Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga menggelar kegiatan penyuluhan tentang kanker serviks. selain itu para ners muda tersebut juga membentuk gerakan sadar IVA dan pap smear di RW 1 Kelurahan Medokan Semampir Kecamatan Sukolilo Surabaya pada 21 Juli 2017. Kegiatan ini merupakan salah satu dari serangkaian kegiatan
yang bertajuk Bhakti Ners Muda Airlangga. Kegiatan tersebut juga bertujuan untuk memberikan edukasi tentang penyakit kanker serviks bagi warga umum serta meningkatkan kesadaran untuk melakukan deteksi dini kanker serviks melalui IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) dan pap smear di kalangan masyarakat, khususnya perempuan. Rio Cristianto selaku ketua tim mengatakan, kanker serviks merupakan salah satu penyakit penyumbang angka kematian terbesar pada wanita. Kendati demikian, masih banyak masyarakat yang belum melakukan deteksi dini kanker serviks, baik dengan IVA maupun pap smear di pelayanan kesehatan yang ada. “Dari permasalahan tersebut kami membuat gerakan sadar IVA dan pap smear,” terangnya. Rio juga menambahkan bahwa kegiatan ini diikuti secara antusias oleh puluhan ibu-ibu dan remaja perempuan di wilayah RW 1 kelurahan Medokan Semampir. Acara dimulai dengan pembukaan dan penyajian materi tentang kanker serviks, kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi tentang deteksi dini kanker serviks dengan IVA dan pap smear serta dilanjutkan dengan sesi diskusi. “Di akhir acara kami melakukan pendataan bagi warga yang belum melakukan IVA atau pap smear dan kemudian akan difasilitasi untuk bersama-sama melakukan kesehatan,” imbuh Rio.
pemeriksaan
di
pelayanan
Hardian Ekandung selaku Ketua RW setempat menyambut baik kegiatan ini. “Ini merupakan gerakan kemasyarakatan yang sangat positif. Dan kami sangat mendukung kegiatan seperti ini,” sambutnya. Diharapkan dengan adanya gerakan ini, masyarakat memiliki pengetahuan tentang bahaya kanker serviks itu sendiri dan termotivasi untuk melakukan deteksi dini kanker serviks, sehingga angka partisipasi masyarakat dalam melakukan IVA atau
pap smear pun meningkat. “Semakin dini kanker serviks diketahui dan ditatalaksana dengan baik, prognosis penyakitnya pun akan semakin baik,” pungkas Rio menambahkan. Penulis : Rio Cristianto Editor : Nuri Hermawan
UKBH Fakultas Hukum Adakan Pelatihan Pra Pemagangan UNAIR NEWS – Unit Kajian dan Bantuan Hukum (UKBH) Fakultas Hukum, Universitas Airlangga, menggelar acara Pelatihan Pra Magang bagi Mahasiswa Magang dengan mengusung topik “Menyiapkan Juris Professional dalam Rangka Pembangunan Hukum Nasional Indonesia”. Acara tersebut diselenggarakan oleh pengurus UKBH di Aula Pancasila Gedung A Fakultas Hukum UNAIR (8/4). Dr. Ghansam Anand, S.H., M.Kn, dalam sambutannya mengatakan bahwa Pelatihan Pra Pemagangan bagi Mahasiswa Magang ini bertujuan untuk mencetak calon yuris yang professional dengan kemampuan IPTEK yang dapat mengemban amanah untuk menegakkan keadilan di negeri ini. “Tujuan dari acara ini persis sebagaimana visi dan misi dari UKBH FH UNAIR itu sendiri,” tandasnya. Dalam pelatihan ini para peserta diberi beberapa materi. Materi pertama adalah Hukum Pidana & Hukum Acara Pidana yang disampaikan oleh IPDA Pranoto selaku anggota POLRI bagian Reskrim. Dalam paparannya, ia menyatakan bahwa sebagai seorang
yuris yang professional harus berupaya membela pihak-pihak yang lemah. “Pihak yang lemah dalam hal ini artinya tidak berdaya melawan kekuasaan dari pihak penguasa,” jelasnya. Materi selanjutnya diisi oleh Dian Purnama, S.H., M.Kn., LL.M., salah satu akademisi FH UNAIR. Dalam kesempatan tersebut, Dian memaparkan mengenai mekanisme penanganan perkara perdata di UKBH FH UNAIR berdasarkan pengalaman dan fakta-fakta dalam praktik advokasi. Untuk materi Hukum Islam & Hukum Acara Peradilan Agama, Eko Agus Indra, yang berprofesi sebagai advokat menyampaikan mengenai problematika dalam perkawinan. Pemateri terakhir yakni Dr. Lanny Ramli, S.H., M.Hum, selaku kepala UKBH FH UNAIR dan juga dosen Departemen Administrasi Negara ini menyampaikan materi mengenai Hukum Administrasi dan Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara. Selain itu, dalam pembukaan materinya ia mjuga menceritakan segala “seluk-beluk” dinamika dalam UKBH FH UNAIR. Dengan dilangsungkannya pelatihan ini, besar harapan akan munculnya bibit-bibit yuris professional yang sesuai dengan visi & misi UKBH FH UNAIR dan dapat menyelesaikan problematika hukum yang ada dengan menjunjung tinggi morality. Seperti slogan Universitas Airlangga yang terkenal “Excellence With Morality”. Penulis : Pradita Desyanti Editor : Nuri Hermawan
Tiga Profesor Berdiskusi Soal Pelestarian Lingkungan UNAIR NEWS – Permasalahan lingkungan tak pernah habis dibicarakan di level lokal, nasional, hingga global. Lingkungan menjadi hal urgen untuk dibahas mengingat sumber daya alam beserta ekosistem di bumi harus diwariskan ke generasi penerus. Para pakar Universitas Airlangga dengan sigap merespon isu lingkungan. Ketiga profesor lingkungan dari berbagai fakultas akan memaparkan riset-riset serta pandangannya dalam acara talkshow Gelar Inovasi Guru Besar bertajuk “Pemanfaatan Kekayaan Alam Berbasis Pelestarian Lingkungan”, Kamis (27/7), di Aula Kahuripan 300. Ketiga profesor yang akan berbagi kepakarannya adalah Prof. Dr. Herry Agoes Hermadi, drh., M.Si (Fakultas Kedokteran Hewan), Prof. Dr. Agoes Soegianto, Ir., DEA (Fakultas Sains dan Teknologi), dan Prof. Dr. H.J. Mukono, dr., MS., MPH (Fakultas Kesehatan Masyarakat). Dipandu oleh moderator Dr. Santi Martini, dr., M.Kes (FKM), peserta talkshow akan diajak untuk memahami pemanfaatan potensi sumber daya alam berbasis pelestarian lingkungan. Tak hanya itu, peserta yang terdiri dari berbagai kalangan sivitas akademika, praktisi, pembuat kebijakan hingga wartawan, juga akan mengetahui peran konkret perguruan tinggi khususnya UNAIR untuk melestarikan lingkungan. Penulis: Defrina Sukma S
Sosiolog Gender Bicara Soal Peran Perempuan UNAIR NEWS – “Saat ini orang-orang, termasuk kawan-kawan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) begitu seru sekali ketika membicarakan tentang kajian gender. Saya ingin menyampaikan kepada publik bahwa ada studi mendasar tentang gender. Kajian tersebut mengkaji relasi antara laki-laki dan perempuan. Perspektif-perspektif yang digunakan (dalam proses politik) mendasari lahirnya kebijakan-kebijakan yang dihasilkan,” tutur Guru Besar bidang Sosiologi Gender Prof. Dr. Emy Susanti, MA. Sosiologi gender adalah salah satu subbidang ilmu sosial yang memetakan situasi problematik dan mengkaji realitas isu gender dalam kehidupan sosial. Dalam kajian ini, teori dan penelitian dikembangkan untuk menjawab konstruksi sosial, serta interaksi dimensi gender dengan kekuatan sosial dan struktur sosial. “Ketika ada kebijakan, misalnya pendidikan yang mengarah ke kesetaraan gender, kebijakan pengarusutamaan gender, dan kuota keterwakilan perempuan di legislatif minimal 30 persen, sebetulnya ada pemikiran atau perspektif yang mendasari. Kalau kita pegang perspektif A, maka akan keluar kebijakan yang sejalan dengan perspektif tersebut,” imbuh Prof. Emy, pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga. Prof. Emy mengatakan, tidak banyak orang yang paham tentang kajian mengenai gender. Ketidakpahaman itulah yang melatari ketimpangan relasi antara laki-laki dan perempuan. Menurutnya, perempuan telah dihegemoni oleh struktur budaya yang telah lama berlangsung. Ketimpangan relasi tersebut tak hanya terjadi di desa-desa, tetapi juga menimpa kaum urban. Para perempuan ini tak sadar telah dieskploitasi oleh kepentingan kapitalis.
“Mereka, perempuan masyarakat kelas menengah atas terkena penyakit the gender complex. Mereka nggak merasa kalau mereka tereksploitasi dan tersubdominasi. Bahkan, mereka, anak-anak muda itu, dengan bangga menunjukkan tubuhnya. Mereka tidak tahu bahwa mereka dieksploitasi untuk kepentingan profit atau kapitalis,” terang perempuan kelahiran Pacitan ini. Perempuan yang juga koordinator program studi S-2 Sosiologi FISIP UNAIR ini juga mengomentari tentang kebijakan keterwakilan perempuan di pemerintahan. Menurut Emy, jumlah representasi perempuan di pemerintahan tak berbanding lurus dengan keadaan di masyarakat. “Kan sekarang perempuan di Indonesia sudah banyak yang menjadi menteri. Indonesia juga sudah punya presiden perempuan but it doesn’t mean (ini tidak berarti, red) bahwa keadaan di masyarakat sudah setara. Itu bukan ukuran,” imbuhnya. Perempuan harus berdaya Emy menegaskan, perempuan harus bisa berdaya di segala sektor. Baik sebagai pekerja kantoran, wirausaha, maupun rumah tangga. Perempuan diharapkan juga bisa menjadi tulang punggung, termasuk di lingkup keluarga agar roda perekonomian rumah tangga berjalan baik. Di sisi lain, ibu rumah tangga juga harus diberdayakan. Bagi penulis buku “Kajian Keluarga Miskin dan Perangkap Kemiskinan di Perkotaan” ini, ibu rumah tangga merupakan sebuah okupansi yang membanggakan. Sebab, dari keluarga, generasi penerus diharapkan bisa menjadi pengisi pembangunan dengan baik. “Yang harus dipahami adalah ketika mereka bekerja maupun tidak bekerja, lindungilah mereka. Biarkan dia bekerja sebagai ibu rumah tangga tapi lindungi dia sebagaimana buruh. Lindungi dia dari kekerasan. Biarkan dia berada di rumah tapi berikan fasilitas bagi anak-anaknya agar mereka bisa berpendidikan dengan baik,” ungkap Emy.
“Ibu-ibu di rumah juga harus diajari dan diberdayakan. Sebagai istri dan ibu jangan nonton sinetron tok (saja). Mereka harus meningkatkan kapabilitasnya. Kenapa perempuan harus pandai? Agar mereka bisa memberikan yang terbaik bagi keluarga dan anak-anaknya,” pesannya. Penulis: Defrina Sukma S
UKM Pramuka Petik Hikmah Ramadan bersama Anak Yatim UNAIR NEWS – Datangnya bulan Ramadan menjadi momentum bagi umat Islam untuk mencari berkah sebanyak-banyaknya dengan membantu sesama. Hal tersebut dilakukan pula para anggota Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pramuka Universitas Airlangga. Para anggota UKM Pramuka menggelar buka bersama anak yatim di Sidoarjo, Sabtu (10/6). Selain berbuka bersama, mereka juga mengadakan kegiatan permainan, tausiah, dan pemberian santunan dalam kegiatan bertema “Safari Ramadan”. “Kegiatan Safari Ramadan ini sebagai ajang silaturrahim keluarga mulai dari pembina, anggota dan juga alumni UKM Pramuka UNAIR,” tutur ketua panitia Renita Aulia Firdaus Daramsing. Acara tersebut diikuti sebanyak 15 anak yatim dan satu pengasuh Yayasan Yatim Mandiri Sidoarjo bersukacita bersama UKM Pramuka. “Kami melakukan salat Asar berjemaah kemudian kegiatan diisi dengan tausiah dan kemudian dilanjutkan dengan permainan bersama anak Yatim,” ujar Renita yang juga mahasiswa semester
dua Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya. Pihak penyelenggara maupun partisipan berhasil memetik manfaat dari pelaksanaan acara ini. Renita menyampaikan, kegiatan Safari Ramadan bisa menjadi perekat tali kekeluargaan antaranggota UKM Pramuka. Selain itu, mereka juga menyadari manfaat berbagi terhadap pihak yang membutuhkan. Penulis: Akhmad Janni Editor: Defrina Sukma S
Merefleksi Setengah Abad Hubungan Diplomatik RI–Singapura UNAIR NEWS – Hubungan bilateral antara RI-Singapura memasuki setengah abad lamanya. Bertepatan dengan 50 tahun hubungan diplomatik kedua negara tersebut, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga mengadakan focused group discussion (FGD) bertema “Peluang dan Tantangan dalam Refleksi 50 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia–Singapura” pada 11–12 April lalu. Kegiatan diskusi tersebut dihadiri oleh Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Indonesia di Singapura, H.E. I Gusti Ngurah Swajaya, dan dilaksanakan di Aula Soetandyo. Kegiatan diskusi yang berlangsung selama dua hari itu dihadiri oleh para stakeholder perguruan tinggi di antaranya perwakilan dari Kamar Dagang Indonesia Jawa Timur, Bank Jatim, Universitas Negeri Surabaya, Direktorat Bea dan Cukai, dan jajaran akademisi UNAIR.
“Beragam stakeholder yang hadir dalam FGD ini diharapkan dapat memantik diskusi yang komprehensif mengenai hubungan bilateral RI–Singapura sejak 50 tahun yang lalu, dan 50 tahun ke depan,” tutur Dekan FISIP UNAIR, Dr. Falih Suaedi, Drs., M.Si. Kegiatan FGD yang berlangsung selama dua hari tersebut bertujuan untuk mengajak para stakeholder di perguruan tinggi untuk berdiskusi mengenai tantangan baru dalam dinamika hubungan RI–Singapura. Hal ini berguna untuk mengoptimalkan peluang kerjasama di beberapa bidang baru bersama dengan pemerintah, institusi pendidikan dan sektor usaha. Sejak diresmikannya hubungan diplomasi antara dua negara sejak tanggal 17 September 1967, Ngurah Swajaya mengatakan ada banyak bidang yang sudah tertangani pada bidang ekonomi maupun pariwisata. Investasi pengusaha Singapura di Indonesia juga mencapai angka 9,2 milyar dolar Amerika Serikat atau naik sekitar 55 persen pada tahun 2016. Sedangkan, pada tahun 2015 investasi Singapura di Indonesia pada kisaran 5,8 milyar dolar Amerika Serikat. Meski di bidang ekonomi menunjukkan respon positif, namun hubungan Indonesia dan Singapura masih menyisakan problem. Seperti halnya ekstradisi, kerja sama pertahanan, penetapan garis batas maritim, pencemaran udara yang disebabkan kebakaran hutan (transboundary haze) serta persepsi negatif yang kerap muncul pada masing-masing negara akibat kurangnya interaksi intensif antarnegara. “Momen ini bisa menjadi alat bagi kedua negara untuk bangkit dan sejahtera bersama dalam mencapai stabilitas politik di ASEAN, sehingga semua ini akan bisa mendukung upaya peningkatan kesejahteraan rakyat. Yang terpenting adalah satu prinsip ini think big, start small, and act fast,” terang Ngurah Swajaya. Dalam konferensi pers, Ngurah mengutarakan tiga alasan utama mengenai penyelenggaraan FGD dan kuliah tamu. Pertama,
melakukan evaluasi dan sosialisasi lesson learned dari hubungan kedua negara. Kedua, upaya untuk meningkatkan kerjasama yang telah ada di berbagai sektor terutama ekonomi dan pendidikan. Ketiga, memberikan informasi mengenai ekonomi berbasis teknologi yang memilih potensi besar di Indonesia dan sudah dikembangkan dengan pesat di Singapura. Dalam kegiatan FGD, Ngurah Swajaya didampingi dengan Atase Pendidikan Aisyah Endah Palupi, Sekretaris Ketiga Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya Kedutaan Besar RI untuk Singapura Melati Sosrowidjoyo, dan Minister Counselor John Tjahjanto Boestami. Penulis: Disih Sugianti Editor: Defrina Sukma S
Pusat Inovasi Global Sudan Bahas Potensi Kerjasama dengan UNAIR UNAIR NEWS – Keunggulan Universitas Airlangga di bidang kesehatan maupun sosial berhasil menarik perhatian institusi dari luar negeri untuk berkolaborasi. Salah satunya adalah Global Innovation Training Center (GITC) Sudan. Para delegasi Pusat Inovasi Global asal Sudan tersebut mengunjungi UNAIR guna membahas kerjasama, Senin (8/5). Delegasi GITC Sudan diterima oleh Wakil Rektor bidang Kerjasama dan Publikasi, Prof. Amin Alamsjah, Ph.D, di Aula Kahuripan 301, Kantor Manajemen UNAIR Kampus C. Dalam
paparannya, Amin menyampaikan tentang keunggulan-keunggulan yang dimiliki UNAIR. “Tidak hanya penelitian maupun produk stem cell, tetapi alumninya juga berhasil menduduki jabatan penting di daerah maupun pusat,” tutur Amin dalam kata sambutannya. Amin juga menyampaikan, saat ini posisi UNAIR berada pada perguruan tinggi terbaik keempat di Indonesia. Untuk itulah, diperlukan kolaborasi dengan institusi lain untuk meningkatkan posisi dan memberikan sumbangsih yang lebih besar kepada masyarakat. Direktur GITC Sudan, Abdelmutal Mohamed Abdelrahman, mengatakan bahwa pihaknya ingin membangun relasi yang lebih intensif dengan sivitas akademika UNAIR. “Kami sudah banyak melihat pengembangan di UNAIR, semakin besar dan akan melaju ke world class university. Hal yang paling potensial adalah kedokteran dan ilmu hayati. Tapi, ternyata UNAIR juga memiliki jurusan Ekonomi Islam. Kami juga punya, ini bagus untuk menjalin kolaborasi,” lanjutnya. Abdelrahman
berharap,
pihaknya
dan
UNAIR
bisa
menjalin
kolaborasi. Keunggulan yang dimiliki UNAIR bidang kedokteran, ilmu hayati, pertanian, dan ekonomi menjadi alasan bagi mereka untuk melebarkan kolaborasi akademik. Penulis: Helmy Rafsanjani Editor: Defrina Sukma S
LAM-PTKES Akreditasi Prodi Ilmu Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FK UNAIR UNAIR NEWS – Beberapa waktu lalu, pengurus Prodi Ilmu Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FK UNAIR menerima kunjungan tim Lembaga Akreditasi Mandiri Perguruan Tinggi Kesehatan (LAM-PTKES). Agenda kedatangan tim tersebut adalah untuk melakukan visitasi. Acara visitasi berlangsung selama tiga hari, terhitung sejak 5-7 Juli 2017. Tim visitasi melakukan assessment lapangan untuk memastikan apakah borang yang diserahkan oleh pihak Prodi Ilmu Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FK UNAIR sudah sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan. Ketua Program Studi Ilmu Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FK UNAIR Dr. Andrianto, SpJP (K) mengungkapkan, dari 25 prodi di FK, Prodi Ilmu Kardiologi dan Kedokteran Vaskular ini yang pertama kali diakreditasi oleh LAM-PTKES. “Karena dianggap memiliki visi misi yang cukup kuat, maka prodi Kardiologi menjadi prodi yang pertama untuk akreditasi LAM-PTKES. Sementara beberapa prodi lain sedang menyusul,” ungkapnya. Secara struktural, tugas departemen berbeda dengan prodi. Departemen bertugas menaungi pengembangan ilmu sejenis, sementara prodi menyelenggarakan proses pendidikan di bidang keilmuan tertentu. “Untuk beberapa tahun terakhir, akreditasi lebih mengacu pada akreditasi program studi, bukan departemen. Jika program studi telah terakreditasi dan mutunya baik, maka otomatis nama fakultas juga ikut baik,” tambahnya.
Menurutnya, persiapan menuju assessment terbilang cukup berat. Terlebih lagi, Dr. Andrianto sebagai Ketua Program Studi (KPS) hanya punya waktu 1,5 tahun untuk mempersiapkan segala keperluan akreditasi. Proses assessment ini melalui beberapa tahap. Pertama, proses diskusi terhadap apa yang ditulis di borang tentang visi misi dan juga dukungan terhadap apa yang sudah dilakukan. Kedua, wawancara terhadap alumni, mahasiswa, dan dosen. Alumni yang datang berasal dari Bojonegoro, Mojokerto, Sidoarjo, dan Surabaya. “Semua pertanyaan mengarah pada transparansi dan kesesuaian antara apa yang ditulis dalam borang dengan kenyataan di lapangan,” ungkapnya. Selain penilaian mengenai fasilitas pembelajaran di rumah sakit pendidikan RS Dr. Soetomo dan Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA), tim akreditasi dari LAM-PTKES juga melakukan penilaian terhadap publikasi jurnal, sistem keuangan serta pembukuan, rencana anggaran kegiatan, penilaian terhadap fasilitas IT yang ada seperti IT Support, jaringan di prodi, dan rumah sakit, e-library, dan penilaian yang lain. “Diharapkan melalui akreditasi ini, kami dapat menjaga mutu dan standar yang ada, serta disiplin mendokumentasikan apapun yang sudah kita kerjakan. Hal ini harus menjadi budaya sehingga ke depannya dengan kepatuhan pada standar-standar yang ada, mutu kita dapat terjaga dari segala aspek, mulai dari mahasiswa, dosen, sarana prasarana, hingga sistem keuangan,” ungkapnya. LAM-PTKES Seperti diamanatkan Undang-undang, LAM-PTKES adalah lembaga akreditasi eksternal untuk perguruan tinggi kesehatan yang berwenang untuk mengakreditasi lembaga institusi pendidikan. Ini merupakan suatu legalitas penyelenggaraan dari suatu institusi.
Dalam penyelenggaraan akreditasi, LAM-PTKES memiliki sejumlah kode etik atau prosedur tertentu. Antara lain saat pembimbingan tidak diperkenankan bertemu dengan fasilitator, sehingga proses bimbingan dilakukan dalam jaringan (online). Selanjutnya, institusi terkait diberi kesempatan untuk memperbaiki dan menyempurnakan borang dalam kurun waktu 90 hari kerja. Setelah borang dianggap layak, selanjutnya tim asesor akan terjun ke lapangan untuk mendokumentasikan seluruh data yang dilaporkan dengan kenyataannya di lapangan. Demikian pula ketika assessment lapangan dilakukan. Mereka memiliki kode etik yang spesifik yaitu tidak memiliki konflik kepentingan dengan institusi terkait. “Termasuk diantaranya tim asesor bukan merupakan alumnus dari institusi yang akan di-assessment. Untuk itu mengapa Audit LAM-PTKES terkesan lebih ketat dari pada audit internal lainnya. Namun hasilnya lebih bisa dipercaya dari audit-audit eksternal lainnya,” ungkapnya. Kepatuhan yang dibentuk melalui akreditasi ini sebenarnya menguntungkan prodi itu sendiri. Dimana inovasi yang dikembangkan dari laporan-laporan yang disetorkan pada pihak asesor akan mempermudah akreditasi di tahun-tahun berikutnya. “Prodi Kardiologi sudah membuat aplikasi untuk mengelompokkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan, sehingga dapat mempermudah dalam menyusun dokumen-dokumen yang diperlukan untuk keperluan akreditasi,” jelasnya. Selain audit eksternal, Prodi Ilmu Kardiologi dan Kedokteran Vaskular juga menjalani audit internal oleh Airlangga Integrated Management System (AIMS). Audit internal ini dilakukan setiap tahun dengan cara memasukkan data-data sesuai dengan standar yang ditentukan secara online. Selanjutnya, data tersebut akan diverifikasi oleh Badan Penjaminan Mutu (BPM) UNAIR. Kemudian, dilakukan langkah assessment ke prodi yang telah diverifikasi.
“Dilihat dari proses assessment dan pengamatan dari dokumendokumen yang sudah dipresentasikan, tim asesor LAM-PTKES mengatakan bahwa semuanya sudah baik dan dilihat dari komentar-komentarnya juga insya Allah mendapatkan akreditasi A. Semoga saja,” tuturnya. Penulis : Sefya Hayu Editor : Binti Q. Masruroh
Perayaan Hari Pramuka Ala UKM Pramuka UNAIR UNAIR NEWS – Bulan Agustus identik dengan perayaan hari besar nasional. Selain perayaan Hari Ulang Tahun RI yang jatuh pada 17 Agustus, tiga hari sebelumnya yakni pada 14 Agustus merupakan momen bersejarah bagi organisasi dengan seragam coklat tua dan coklat muda. Ya, pada tanggal itu diperingati sebagai hari jadi pramuka. Pada tanggal 14 Agustus, organisasi pramuka di seluruh Indonesia merayakan hari jadi dengan berbagai kegiatan, tak terkecuali UKM Pramuka UNAIR. Pada Minggu malam (13/8), anggota UKM Pramuka menyelenggarakan upacara ulang janji. “Setiap tahun pada tanggal 13 malam kami melakukan upacara ulang janji,” ucap Maulana Fajar Prayoga, Ketua UKM Pramuka UNAIR. Upacara yang dilaksanakan di depan Kantor Manajemen UNAIR itu bertujuan untuk mengingat dan lebih sadar akan tiga janji pramuka yang tertuang dalam Tri Satya Pramuka. Keesokan harinya, Senin (14/8), dilanjutkan dengan membagikan
stiker bertema Pramuka dan melakukan foto bersama jajaran pimpinan UNAIR dan pembina. Pembagian stiker ini bertujuan untuk menyambung silaturahmi dengan para pembina dan membangun kedekatan dengan sivitas akademika. “Pada tanggal 14 kami berkeliling kampus. Mulai dari kampus A, B, dan C untuk berfoto bersama jajaran pimpinan universitas,” ucap Fajar.
Anggora UKM Pramuka UNAIR berfoto bersama Rektor UNAIR (empat dari kiri). (Foto: Istimewa) Anggota UKM Pramuka berkeliling membagikan stiker, dengan memakai atribut kepramukaan mereka. Jajaran pimpinan yang diajak foto bersama diantaranya Rektor UNAIR Prof. Mohammad Nasih yang juga menjabat sebagai Ketua Majelis Pembimbing, Ketua Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) Prof. Jusuf Irianto sebagai anggota, Direktur Sistem Informasi Dr. Eko Supeno sebagai
anggota, Direktur Rumah Sakit UNAIR Prof. Nasronudin sebagai anggota, Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Prof. Budi Prasetyo sebagai Ketua Gugus Depan Putra, dan Wakil Dekan II Dr. Dewi Retno Suminar sebagai Ketua Gugus Depan Putri. Selain membagikan stiker dan berfoto dengan jajaran pimpinan UNAIR, mereka juga berfoto dengan ikon-ikon yang ada UNAIR. Untuk mensosialisasikan hari jadi pramuka kepada sivitas akademika, dalam dua hari itu mereka menggunakan seragam pramuka di area kampus. “Dalam dua hari itu kami mewajibkan seluruh anggota untuk menggunakan seragam pramuka, meskipun mereka sedang ada jam kuliah,” ucapnya kepada UNAIR News. (*) Penulis : Akhmad Janni Editor : Binti Q. Masruroh