Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK
Pedoman Aplikasi
Hard Skill One Health
INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK
Bab:
Manajemen Penyakit Infeksi
Buku ini dapat diterbitkan berkat dukungan United States Agency for International Development (USAID). Opini yang tertulis dalam buku ini murni merupakan pendapat tim penulis dan tidak merefleksikan pandangan USAID ataupun pemerintah Amerika Serikat. USAID menjamin hak bebas royalti noneksklusif dan permanen untuk mereproduksi, mempublikasi, serta mempergunakan buku ini dalam bentuk apapun, juga memberikan wewenang bagi pihak lain dalam menggunakannya untuk kepentingan Pemerintah.
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Editor: Tim Indohun ISBN 978-602-72509-1-8
Diterbitkan oleh: Indohun National Coordinating Office Kampus Baru UI Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Gedung G Lantai 3 Ruang 316 Depok Jawa Barat 16424 Telp./Fax. (021) 29302084 Email :
[email protected] Website : www.indohun.org
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Kata Pengantar Dalam rahmat Tuhan YME kami dapat menyelesaikan terjemaahan Buku Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health. Buku ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan para ahli yang mempunyai keahlian yang mendalam di dalam displin ilmu mereka untuk bekerjasama lintas disiplin dalam rangka menjawab permasalahan yang kompleks terkait One Health. Terdapat tujuh bab yang akan membantu membangun keahlian, pengetahuan, dan kemampuan para peserta kursus untuk dapat secara efektif mencari jawaban terhadap permasalahanpermasalahan kesehatan masyarakat melebihi disiplin ilmunya, dan juga agar para peserta dapat berfungsi sebagai satu bagian yang menyatu dengan tim ahli yang bersifat multi-disiplin. Tujuh bab di dalam Buku Panduan Aplikasi Hard Skill One Health meliputi: Konsep dan Pengetahuan tentang One Health Dasar-dasar Penyakit Menular Manajemen Penyakit Menular Epidemiologi dan Analisis Risiko Dasar-dasar Kesehatan Masyarakat Kesehatan Ekosistem Perubahan Perilaku Buku ini dirancang oleh tim penyusun yang terdiri dari 33 ahli dari berbagai disiplin ilmu mulai dari ilmu kedokteran hewan, kedokteran, kesehatan masyakarat, ekologi, rancangan instruksional, meliputi lima negara termasuk Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Amerika Serikat, yang telah bekerjasama selama hampir satu tahun untuk menyusun modul-modul One Health ini, tim penyusun terdiri dari: Dr. Abu Tholib Aman Mr. Irwin Fernandez Chavez Dr. Jeein Chung Dr. Ede Surya Darmawan Dr. Stanley Fenwick Ms. Louise Flynn Dr. Karin Hamilton Dr. Latiffah Hassan Dr. Douglas L. Hatch Dr. Raymond R. Hyatt Ms. Kimberly Kennedy
Dr. Nongyao Kasatpibal Dr. Sumalee Lirtmunlikaporn Dr. Roslaini Bin Abd. Majid Dr. Mohd Rizal Abdul Manaf Dr. Walasinee Moonarmart Dr. Saengduen Moonsom Ms. Pornthip Rujisatian Dr. Sarmin MP Dr. Pham Hong Ngan Dr. Felicia Nutter Dr. Mohd Sham Bin Othman
Dr. Pham Duc Phuc Dr. Trioso Purnawarman Dr. Jennifer Steele Dr. Agik Suprayogi Ms. Roberta Talmage Dr. Metawee Thongdee Dr. Kriangkrai Thongkorn Mr. Luu Quoc Toan Dr. Ronald Morales Vargas Dr. Le Thi Huong Dr. Le Thi Thanh Xuan
Buku ini berasal dari Modul One Health yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, sehingga mudah untuk diajarkan kepada mahasiswa kesehatan di Indonesia. Materi yang dirancang dalam buku ini telah dirancang agar anda dapat menyesuaikan isinya terhadap lokasi spesifik anda (universitas, wilayah, negara, dll.). Sebagai contoh, anda mungkin ingin menyesuaikan praktek di lapangan terhadap fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan atau satwa liar di wilayah anda; atau mungkin anda ingin memfokuskan perhatian anda pada penyakit-penyakit zoonotic yang prevalensinya paling tinggi di wilayah anda. Jika anda mengajar mahasiswa S2 dan bukan mahasiswa S1, maka anda mungkin ingin menambahkan pekerjaan akademis ke dalam tugas dan bahan bacaan mahasiswa anda. Anda mungkin dapat memasukkan beberapa aspek dari modul One Health ini di matakuliah mahasiswa S1, anda dapat menggunakan materi-materi di dalam modul untuk digunakan dalam workshop untuk para ahli, atau anda dapat memodifikasi materi-materi tersebut untuk disampaikan kepada para pemangku kepentingan di masyarakat. Setiap bab dan materi telah dirancang agar dapat menyesuaikan dan menyelaraskan dengan rencana pemakaiannya. Berkreasilah dan jadikanlah materi ini berguna untuk anda. Salam, Koordinator INDOHUN
ix
INDOHUN
x
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Pendahuluan “One Health” merupakan aktivitas global yang penting berdasarkan konsep bahwa kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan/ekosistem bersifat saling bergantung satu sama lain atau interdependen, dan tenaga profesional yang bekerja dalam area tersebut akan dapat memberikan pelayanan terbaik dengan saling berkolaborasi untuk mencapai pemahaman yang lebih baik mengenai semua faktor yang terlibat dalam penyebaran penyakit, kesehatan ekosistem, serta kemunculan patogen baru dan agen zoonotik, juga kontaminan dan toksin lingkungan yag dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas substansial, serta berdampak pada pertumbuhan sosioekonomik, termasuk pada negara berkembang.
Informasi lebih lanjut mengenai buku ini, hubungi: INDOHUN NCO Kampus Baru UI Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Gedung G Lantai 3 Ruang 316 Depok Jawa Barat 16424 Telp./Fax. (021) 29302084 Email :
[email protected] Website : www.indohun.org
Buku Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health dan Buku Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health dapat digunakan secara bersamaan ataupun individual oleh para pengajar. Buku ini terdiri dari masing-masing tujuh bab atau modul. Bab yang terdapat pada Buku Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health yaitu Konsep dan Pengetahuan tentang One Health; Dasar-dasar Penyakit Menular; Manajemen Penyakit Menular; Epidemiologi dan Analisis Risiko; Dasar-dasar Kesehatan Masyarakat; Kesehatan Ekosistem; dan Perubahan Perilaku. Bab yang terdapat pada Buku Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health yaitu Kolaborasi dan Kemitraan; Komunikasi dan Informatika; Budaya, Kepercayaan, Nilai and Etika; Kepemimpinan; Manajemen; Kebijakan, Advokasi and Regulasi; dan Systems Thinking. Pemanfaatan buku ini disesuaikan dengan kebutuhan dari pengajar. Pemodifikasian susunan bab dapat dilakukan. Setiap bab memiliki bobot pengajaran yang berbeda, sehingga dapat diajarkan dalam beberapa sesi. Adapun tujuan yang ingin dicapai setelah mempelajari buku ini adalah untuk: menambah pengetahuan dan meningkatkan kolaborasi lintas-sektor serta antarprofesi; memberikan strategi praktis yang bermanfaat untuk investigasi lapangan wabah penyakit sekaligus menjadi paparan realistis bagi mahapeserta dan fakultas mengenai kemunculan penyakit infeksi, temasuk agen infeksi zoonotik, agen infeksi yang baru diidentifikasi yang mampu menyebabkan ancaman pandemi, kampanye peningkatan kesadaran publik dan manajemen penyakit, serta kesehatan ekosistem dan lingkungan; dan meningkatkan kerja sama di kalangan petugas kesehatan pemerintah tingkat nasional, regional, serta kabupaten yang tertarik pada prinsip One Health, bersama dengan agen kesehatan multilateral (misalnya Badan Kesehatan Dunia/World Health Organization [WHO], Badan Makanan dan Pertanian Persatuan BangsaBangsa/Food and Agriculture Organization of the United Nations [FAO], serta Badan Kesehatan Satwa Dunia/World Organisation for Animal Health [OIE]), juga lembaga swadaya masyarakat (LSM)/non-governmental organizations (NGOs) dan pihak swasta. Keterangan berikut wajib dicantumkan oleh siapa saja yang hendak menduplikasi bahan atau isi rangkaian modul One Health: Modul Pendidikan One Health, Southeast Asia One Health Network (SEAOHUN), 2014.
1
INDOHUN
2
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Contoh: Modul OH menjadi Paparan PowerPoint
Buku: Panduan Aplikasi One Health: Hard Skill
Sub bab: Konsep dan Pengetahuan tentang One Health
Sub bab: Kesehatan Ekosistem
Sub Bab: Dasar-dasar Kesehatan Masyarakat
Sub Bab: Perubahan Perilaku
Buku: Panduan Aplikasi One Health: Soft Skill
Sub bab: Kepemimpinan
Sub bab: Budaya, Kepercayaan, Nilai dan Etika
Sub Bab: Komunikasi dan Informatika
Sub Bab: Kolaborasi dan Kemitraan
3
INDOHUN
4
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Bab 7: Manajemen Penyakit Infeksi Deskripsi Modul dan Tujuan Pembelajaran
INDOHUN
BAB 7
Penanganan penyakit infeksi adalah suatu cara berpikir menyeluruh mengenai masalah penyakit infeksi dan cara membuat strategi untuk memperkecil dampak besar yang ditimbulkan oleh penyakit infeksi terhadap ekonomi dan kesehatan masyarakat secara global. Selama beberapa dekade terakhir, banyak agen penyebab infeksi yang baru ditemukan dan bertanggung jawab terhadap penyakit-penyakit menular baru muncul (PMBM) yang ternyata berasal dari hewan, termasuk hewan liar (cth: SARS, flu burung H5N1, pandemi influenza A/H1N1 2009, virus Nipah, West Nile, demam Rift Valley dan virus Ebola. Kejadian-kejadian ini menekankan pentingnya pendekatan “One Health”, yang mendorong kolaborasi dan kerja tim antara tenaga kesehatan yang bertanggung jawab terhadap penyakitpenyakit infeksi yang terjadi antara kesehatan manusia, hewan dan lingkungan. Modul ini menumbuhkan pemahaman yang lebih baik mengenai penangan penyakit infeksi dari sudut pandang “One Health”, baik pada tingkat individu maupun masyarakat. Topiktopik pendidikan yang dikaji dalam modul ini termasuk “trias epidemiologi,” mencerminkan saling keterkaitan yang penting antara tiga faktor kunci: pejamu (host) yang terinfeksi, agen penyebab penyakit, dan lingkungan. Selain itu, kami memandang penanganan penyakit infeksi melalui kacamata “One Health” dan memusatkan perhatian pada masalah-masalah prioritas seperti penyakit zoonosis baru muncul (emerging disease), sistem pengawasan penyakit, deteksi wabah, promosi dan pendidikan kesehatan, pencegahan dan pengendalian penyakit serta pengobatan dan rehabilitasi. Setelah menyelesaikan modul, mahasiswa akan memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai pentingnya mengembang intervensi “One Health” yang efektif dalam mengendalikan wabah penyakit dan pentingnya merancang strategi eliminasi penyakit (secara nasional) dan atau eradikasi (global). Tujuan utama pembelajaran bagi mahasiswa “One Health” termasuk kemampuan untuk: Mengidentifikasi kemungkinan faktor risiko yang berhubungan dengan wabah penyakit infeksi. Menggunakan informasi yang akurat dari surveilans untuk mengarahkan penanganan dari masalah-masalah penyakit infeksi. Merancang dan mengimplementasikan rencana aksi “One Health” untuk penanganan penyakit infeksi. Mengevaluasi efektivitas dari program “One Health” dalam penanganan penyakit infeksi.
Target Pelajar
Merancang sistem surveilans penyakit yang baru atau memperkuat sistem yang sudah ada Mahasiswa pra-sarjana; atau partner, praktisi dan profesional “One Health.”
369
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Peta Pembelajaran
Pengantar Modul dan Konsep-konsep Dasar
Mengkaji Sistem Surveilans Penyakit Yang Sudah Ada
Menganalisa Data Surveilans Penyakit Menggunakan HealthMap
Mendeskripsikan Faktorfaktor risiko Penyakit Infeksi
Menjelaskan Dampak Sistemik Dari Sebuah Rencana Penanganan
Menggunakan Aktivitas Bermain Peran Tim "One Health" Untuk Mengembangkan Rencana Penanganan dan Surveilans
Membuat Sebuah Peta Untuk Memvisualisasikan Faktor Risiko dan Titik Kontrol
Mengkritisi Rencana Penanganan Penyakit Infeksi Menggunakan Sudut Pandang "One Health"
Memahami Bagaimana Menilai Risiko Dalam Sebuah Komunitas Lokal
Mengembangkan Bahan-bahan Peningkatan Kesadaran Masyarakat Untuk Penyakit Infeksi
Kompetensi Kompetensi #1 Mengidentifikasi dan menganalisa faktorfaktor risiko yang berhubungan dengan penyakit selama wabah atau epidemi penyakit infeksi.
Tujuan Pembelajaran untuk Mengembangkan Kompetensi Memahami bagaimana mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit infeksi selama wabah dan dampaknya terhadap program “One Health” dengan: Memahami prinsip-prinsip penyakit infeksi dan faktor-faktor (cth: pajanan dan perilaku) yang berhubungan dengan kemungkinan peningkatan risiko infeksi Memahami moda/transmisi penyebaran penyakit infeksi dan kebutuhan untuk merancang cara-cara pengendalian penyakit. Mendeskripsikan contoh-contoh faktor risiko yang terlibat dalam berbagai penyakit zoonosis. Mendemonstrasikan pemahaman mengenai komponen-komponen dan data yang dibutuhkan untuk penilaian risiko, serta kekurangan dan kelebihan yang mungkin terjadi dalam menggunakan metodologi ini. Menganalisa dampak potensial dari faktor-faktor risiko pada populasi selama wabah penyakit.
Kompetensi #2 Merancang rencana penanganan penyakit infeksi.
Tujuan Pembelajaran untuk Mengembangkan Kompetensi Menciptakan protokol “One Health” untuk menangani suatu masalah atau wabah penyakit infeksi tertentu dengan: Memahami uji diagnostik laboratorium dan konsep-konsep karantina yang berkaitan dengan penyakit yang sedang dipelajari. Mengembangkan kemampuan kolaborasi dan kemitraan yang efektif dan memahami bagaimana membentuk sebuah tim “One Health” Mengembangkan rencana penanganan penyakit infeksi yang efektif. Memperkuat aktivitas pencegahan penyakit, termasuk rencana-rencana peningkatan kesadaran masyarakat
370
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Kompetensi #3 Mengevaluasi efektivitas sebuah aksi “One Health” dalam penanganan penyakit infeksi.
INDOHUN
Tujuan Pembelajaran untuk Mengembangkan Kompetensi Mengkritisi aktivitas pengendalian penyakit dan strategi program, dan menjalankan penilaian situasional mengenai respon yang efektif terhadap wabah dengan: Memahami cara-cara apa yang berguna untuk mengevaluasi efektivitas dari rencana penanganan penyakit infeksi. Mengenali kapan suatu pendekatan “One Health” sedang dimanfaatkan dalam suatu rencana atau program penanganan penyakit infeksi. Mengevaluasi dan mengkritisi rencana eradikasi penyakit infeksi. Menilai sebuah rencana pengendalian penyakit infeksi dan pertimbangkan efek yang tidak diharapkan atau merugikan jika diimplementasikan. Mendeskripsikan keuntungan dan kerugian dari strategi pengendalian penyakit.
Kompetensi #4 Merancang sebuah sistem surveilans dan pengawasan penyakit.
Tujuan Pembelajaran untuk Mengembangkan Kompetensi Mengembangkan strategi-strategi baru untuk surveilans penyakit infeksi dengan: Memahami konsep inti dari metode surveilans Mendeskripsikan komponen dan metode untuk evaluasi sistem surveilans kesehatan
masyarakat Membuat sebuah rencana pengumpulan data surveilans penyakit Mendeskripsikan prosedur dan teknik pengumpulan data Melakukan analisis data kuantitatif dan kualitatif Menginterpretasi data dan mempresentasikan hasil dan informasi kepada
pendengar. Menggunakan peranti lunak dan peranti keras yang tepat untuk mengelola
surveilans penyakit. Gambaran Umum Waktu 180 Menit
100 Menit
180 Menit
Topik Alat dan bahan Pengantar Modul dan Konsep- Komputer, proyektor LCD, layar / dinding konsep Dasar Flipchart atau papan tulis dengan spidol Modul Powerpoint Panduan mahasiswa Mendeskripsikan faktor-faktor Komputer, proyektor LCD, layar / dinding risiko sebuah penyakit infeksi Flipchart atau papan tulis dengan spidol selama sebuah skenario wabah Modul Powerpoint Akses internet (untuk pengajar) Rekaman video – hidrofobia dalam kasus rabies lanjut Panduan mahasiswa Membuat sebuah model konseptual Komputer, proyektor LCD, layar / dinding untuk memvisualisasikan faktor- Flipchart atau papan tulis dengan spidol faktor risiko dan titik kontrol. Modul Powerpoint Panduan mahasiswa Komputer dengan akses internet Peranti lunak Visual Understanding Environment
371
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Waktu 360 Menit
Topik Penilaian risiko
300 Menit
Mengumpulkan data komunitas untuk mendukung investigasi atau penilaian risiko dari penyakit infeksi
210-270 Menit
Mengembangkan materi peningkatan kesadaran masyarakat untuk penyakit infeksi: bagian 1
135–195 Menit
Mengembangkan materi peningkatan kesadaran masyarakat untuk penyakit infeksi: bagian 2 Mengkritisi sebuah rencana penanganan penyakit infeksi (sebuah contoh) menggunakan sudut pandang “One Health”
60– 120 Menit
80 Menit
Dampak sistemik dari suatu rencana penanganan
160 Menit
Mengkaji sistem surveilans penyakit yang sudah ada
150 Menit
Menganalisa data surveilans penyakit menggunakan HealthMap
60 Menit
Aktivitas bermain peran tim “One Health”: Sebuah rencana penanganan dan surveilans penyakit
60 Menit
Refleksi dan evaluasi pembelajaran
372
Alat dan bahan Komputer, proyektor LCD, layar / dinding Flipchart atau papan tulis dengan spidol Modul Powerpoint Peranti lunak QMRA Wiki (tersedia gratis daring) Kamera atau smartphone Panduan mahasiswa Komputer, proyektor LCD, layar / dinding Flipchart atau papan tulis dengan spidol Modul Powerpoint Panduan mahasiswa Kamera atau smartphone Komputer, proyektor LCD, layar / dinding Flipchart atau papan tulis dengan spidol Modul Powerpoint Panduan mahasiswa Papan poster Bahan-bahan peningkatan kesadaran masyarakat Panduan mahasiswa Komputer, proyektor LCD, layar / dinding Flipchart atau papan tulis dengan spidol Modul Powerpoint Panduan mahasiswa Komputer, proyektor LCD, layar / dinding Flipchart atau papan tulis dengan spidol Modul Powerpoint Panduan mahasiswa Komputer, proyektor LCD, layar / dinding Flipchart atau papan tulis dengan spidol Modul Powerpoint Panduan mahasiswa Komputer dengan akses internet (untuk mahasiswa) Komputer, proyektor LCD, layar / dinding Flipchart atau papan tulis dengan spidol Modul Powerpoint Panduan mahasiswa HealthMap Komputer dengan akses internet Komputer, proyektor LCD, layar / dinding Flipchart atau papan tulis dengan spidol Modul Powerpoint Panduan mahasiswa Panduan mahasiswa
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Referensi untuk Fasilitator 1. Beltz, L.A. (2011) Emerging Infectious Diseases: A Guide to Diseases, Causative Agents, and Surveillance. San Francisco: John Wiley & Sons, Inc. 2. Childs, J.E., Richt, J.A. & Mackenzie J.S. (2007) Introduction: Conceptualizing and Partitioning the Emergence Process of Zoonotic Viruses from Wildlife to Humans. Curr Top Microbiol Immunol. 2007;315:1-31. (open access) 3. Abstract Accessed Online at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17848058 4. World Health Organization (WHO) (2005). Communicable Disease Control in Emergencies: A Field Manual. Accessed Online (download Document -- .pdf Acrobat file) at:: 5. http://www.who.int/diseasecontrol_emergencies/publications/9241546166/en/ 6. World Health Organization (WHO) (2005). Outbreak Communication Guidelines. 7. Document accessed Online at: at: http://www.who.int/csr/resources/publications/WHO_CDS_2005_28/en/ 8. World Animal Health Information Database (WAHID) Web Interface: http://www.oie.int/wahis_2/public/wahid.php/ Wahidhome/Home
373
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Sub Bab: Pengantar dan Konsep-konsep Dasar Tujuan Pembelajaran:
Jenis Pembelajaran: Waktu: Alat-alat dan bahan:
Memahami prinsip-prinsip risiko selama wabah penyakit infeksi Memahami berbagai moda/transmisi penyebaran penyakit potensial dan pengaruhnya terhadap rancangan cara-cara pengendalian penyakit yang efektif. Mendeskripsikan faktor-faktor risiko yang mungkin untuk penyakit zoonosis spesifik Kuliah; Aktivitas individu dan kelompok kecil. 180 Menit Komputer, proyektor LCD, layar / dinding Flipchart atau papan tulis dengan spidol Modul Powerpoint
Panduan mahasiswa Tugas membaca Artikel, “Interventions for Avian Influenza: A (H5N1) Risk Management in Live Bird pra-kelas Market Networks” (Fournie et al.) Avian Influenza Fact Sheet (World Health Organization [WHO]) Catatan untuk Fasilitator
Pra-kerja
374
Sebelum sesi ini dimulai, mintalah mahasiswa untuk membaca dokumen berikut ini dan datang ke kelas dalam keadaan siap untuk mendiskusikan materi ini di kelas “Interventions for Avian Influenza: A (H5N1) Risk Management in Live Bird Market Networks (Fournie et al. 2013) Avian Influenza Fact Sheet (WHO 2011)
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Kuliah
INDOHUN
30 Istilah Dasar dan Konsep-konsep Penanganan Penyakit Infeksi Menit Presentasi pengantar menyediakan terminologi dasar dan konsep-konsep penting dalam penanganan penyakit infeksi. Untuk dapat memahami bagaimana menangani penyakit infeksi dengan efektif, mahasiswa harus memahami bagaimana agen etiologis bertanggung jawab terhadap sebuah wabah, mengapa manusia secara individu atau hewan memiliki risiko terinfeksi oleh agen tertentu dan prinsip-prinsip dasar penanganan penyakit infeksi. Lihat garis besar pada halaman berikut untuk ikhtisar konsep kunci yang dibawakan dalam presentasi ini dan modul powerpoint untuk slide dan catatan kuliah. Dinamika Transmisi Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit, fungi (jamur) atau prion. Rute penyebaran – individu menjadi terinfeksi melalui kontak dengan: - Darah atau cairan tubuh, sekresi atau batuk dari manusia atau hewan yang terinfeksi (orang ke orang, atau kontak dengan hewan). - Objek terkontaminasi atau permukaan (cth: di rumah sakit) - Makanan atau air yang terkontaminasi (penyakit yang disebarkan melalui makanan atau air) - Vektor biologis, seperti serangga, kutu, kelelawar, tikus, anjing, burung, dsb. - Pencemar dari lingkungan atau toksin Risiko penyakit infeksi dimediasi oleh banyak faktor, termasuk: - Faktor intrinsik (kerentanan pejamu/host): genetik, status nutrisi, imunodefisiensi, penyakit yang sedang diderita, kelompok usia (cth: neonatus, bayi, lanjut usia) - Faktor ekstrinsik (risiko pajanan): faktor luar yang mempengaruhi pejamu/host (cth: pajanan lingkungan) - Pajanan terhadap individu terinfeksi, obyek terkontaminasi, makanan atau air yang terkontaminasi, atau vektor penyebar. - Spesies pejamu/host terinfeksi (kedekatan, kontak dengan) - Pajanan risiko tinggi lain: pekerjaan, lingkungan, bencana alam atau kondisi iklim (banjir, kekeringan) Dasar-dasar Penanganan Penyakit Infeksi Untuk memahami pentingnya moda/transmisi penyebaran penyakit beserta faktor risikonya dengan lebih baik, dan untuk membuat rencana penanganan penyakit yang logis, pertimbangkan pertanyaan berikut: Jenis organisme infeksius apa yang terlibat dalam wabah? Apakah spesies pejamu/host biasanya terinfeksi? Apakah terdapat pejamu reservoir yang menyebarkan organisme, namun tidak menjadi sakit? Bagaimana penyakit disebarkan dari pejamu ke pejamu? Intervensi apa (pengobatan, pencegahan, vaksinasi) yang tersedia? Apa saja strategi pencegahan yang mungkin? - Menurunkan risiko infeksi dengan mengimplementasikan intervensi yang membatasi kontak antara pejamu/host yang rentan dengan agen infeksi. - Merubah perilaku risiko tinggi melalui pendidikan kesehatan - Dengan cepat mengidentifikasi, mengobati dengan tepat dan ketika mungkin, mengisolasi kasus baru terinfeksi (cth: manusia atau hewan dengan penyakit yang diawasi). Bagaimana cara mengevaluasi suatu rencana. Akibat positif dan negatif. 375
INDOHUN
Aktivitas Individu
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health 30 Mintalah mahasiswa untuk dengan cepat mengulas tugas membaca pra-kelas oleh Fournie Menit et al. dan masing-masing menjawab pertanyaan yang diikhtisarkan pada halaman berikut (juga terdapat dalam panduan mahasiswa). Pertanyaan-pertanyaan ini akan membantu mempersiapkan mahasiswa untuk aktivitas berikutnya di mana mereka akan membuat sebuah presentasi kelompok mengenai salah satu aspek penanganan penyakit infeksi yang diilustrasikan dalam artikel. Spesies apa yang terinfeksi oleh flu burung H5N1? Apakah peran pasar burung hidup dalam penyebaran H5N1, dan mengapa pasar-pasar ini menjadi fokus investigasi? Apa perbedaan antara kerentanan dan infektivitas dalam hal pasar burung hidup yang dipelajari dalam makalah? Apa saja penanganan yang direkomendasikan untuk H5N1 di pasar burung hidup? 120 Bagi mahasiswa menjadi tiga kelompok dan berikan 15 menit untuk mendiskusikan jawaban Menit mereka terhadap pertanyaan di atas dan perbedaan jawaban di antara mereka.
Aktivitas kelompok kecil
Kemudian minta setiap kelompok untuk membuat presentasi sepanjang 10 menit untuk menjelaskan aspek-aspek yang berbeda dalam penanganan penyakit infeksi H5N1 seperti didiskusikan dalam artikel. Tentukan setiap grup ke dalam salah satu kategori yang dijabarkan di bawah. Tugas Penanganan Penyakit Infeksi H5N1
Kelompok 1 Buatlah sebuah presentasi, meliputi sebuah diagram transmisi. Pastikan juga meliputi: Dinamika transmisi Jenis organisme untuk H5N1 Pejamu yang mungkin(termasuk reservoir) Rute penyebaran Kelompok 2 Buatlah sebuah presentasi yang mendeskripsikan faktor-faktor risiko penyebaran H5N1 Faktor-faktor risiko antara hewan (cth: burung) dan manusia. pastikan juga meliputi: Faktor-faktor risiko untuk infeksi (pada manusia dan hewan) penyebaran H5N1 Faktor-faktor lingkungan yang meningkatkan atau mengurangi risiko Perilaku manusia dan faktor budaya/tradisional yang meningkatkan atau menurunkan risiko penyebaran H5N1. Perilaku hewan yang meningkatkan atau menurunkan risiko H5N1 Kelompok 3 Penanganan H5N1
Buatlah sebuah presentasi yang mendeskripsikan rekomendasi penanganan H5N1 yang diajukan oleh artikel untuk pasar burung hidup, pastikan juga meliputi: Rekomendasi penanganan Aspek-aspek dinamika transmisi yang dipengaruhi oleh implementasi rencana penanganan. Bagaimana faktor-faktor risiko dapat dikurangi dengan mengimplementasikan rencana penanganan yang dianjurkan oleh artikel.
376
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Latihan untuk Peserta Tujuan Pembelajaran:
Memahami prinsip-prinsip risiko selama wabah penyakit infeksi Memahami berbagai moda/transmisi penyebaran penyakit potensial dan pengaruhnya terhadap rancangan cara-cara pengendalian penyakit yang efektif. Mendeskripsikan faktor-faktor risiko yang mungkin untuk penyakit zoonosis spesifik
Tugas membaca Membaca artikel, “Interventions for Avian Influenza: A (H5N1) Risk Management in pra-kelas Live Bird Market Networks” (Fournie et al.) Avian Influenza Fact Sheet (World Health Organization [WHO]) Tugas Membaca Sebelum sesi ini dimulai, mintalah mahasiswa untuk membaca dokumen berikut ini dan datang ke kelas dalam keadaan siap untuk mendiskusikan materi ini di kelas “Interventions for Avian Influenza: A (H5N1) Risk Management in Live Bird Market Networks (Fournie et al. 2013)
Tugas Membaca
Avian Influenza Fact Sheet (WHO 2011)
Ikhtisar Konsep dan Istilah Kunci
Kuliah
Konsep dan istilah kunci untuk dipahami: Organisme infeksius Transmisi Risiko Konsep penanganan
Flu Burung H5N1 Tinjau kembali tugas membaca pra-kerja oleh Fournie dan pikirkan hal-hal berikut: Spesies apa yang terinfeksi oleh flu burung H5N1? Aktivitas Apakah peran pasar burung hidup dalam penyebaran H5N1, dan mengapa pasar-pasar ini individual menjadi fokus investigasi? Apa perbedaan antara kerentanan dan infektivitas dalam hal pasar burung hidup yang dipelajari dalam makalah? Apa saja penanganan yang direkomendasikan untuk H5N1 di pasar burung hidup? Catatan:
377
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Untuk kelompok anda, siapkan sebuah presentasi sepanjang 10 sampai 15 menit: Buatlah sebuah presentasi, meliputi sebuah diagram transmisi. Pastikan juga meliputi: Aktivitas Kelompok 1 Kelompok Dinamika transmisi Jenis organisme Pejamu/host yang mungkin (termasuk reservoir) H5N1 Kecil Rute penyebaran Buatlah sebuah presentasi yang mendeskripsikan faktor-faktor risiko penyebaran H5N1 antara hewan (cth: burung) dan manusia. pastikan juga meliputi: Kelompok 2 Faktor-faktor risiko Faktor-faktor risiko untuk infeksi (pada manusia dan hewan) untuk penyebaran Faktor-faktor lingkungan yang meningkatkan atau mengurangi risiko H5N1 Perilaku manusia dan faktor budaya / tradisional yang meningkatkan atau menurunkan risiko penyebaran H5N1.
Kelompok 3 Penanganan H5N1
Perilaku hewan yang meningkatkan atau menurunkan risiko H5N1 Buatlah sebuah presentasi yang mendeskripsikan rekomendasi penanganan H5N1 yang diajukan oleh artikel untuk pasar burung hidup. pastikan juga meliputi: Rekomendasi penanganan Aspek-aspek dinamika transmisi yang dipengaruhi oleh implementasi rencana penanganan. Bagaimana faktor-faktor risiko dapat dikurangi dengan mengimplementasikan rencana penanganan yang dianjurkan oleh artikel.
Catatan:
378
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Sub Bab: Mendeskripsikan Faktor-faktor Risiko yang Mungkin dari Sebuah Penyakit Infeksi pada Skenario Wabah Tujuan Pembelajaran: Jenis Pembelajaran Waktu: Alat-alat dan bahan
Mengidentifikasi dan menganalisa kemungkinan faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan infeksi selama wabah atau epidemi penyakit. Diskusi kelompok kecil dan besar 100 Menit Komputer, proyektor LCD, layar / dinding Flipchart atau papan tulis dengan spidol Modul Powerpoint Akses internet (untuk pengajar) Rekaman video – hidrofobia dalam kasus rabies lanjut
Tugas pra-kelas:
Panduan mahasiswa Membaca artikel, “The Human Risk Factor: Rabies” (Texas A&M University) Membaca artikel, “Rabies and Rabies-Related Lyssaviruses” (The Center for Food Security and Public Health, Iowa State University)
Catatan untuk Fasilitator Sebelum memulai sesi ini, mintalah mahasiswa untuk membaca makalah berikut dan datang dalam keadaan siap untuk mendiskusikannya di kelas: “The Human Risk Factor: Rabies” (Texas A&M University) Pra-kerja
Diskusi Kelompok Besar
“Rabies and Rabies-Related Lyssaviruses” (The Center for Food Security and Public Health, Iowa State University) 30 Skenario Kasus: Wabah Rabies Menit Mulailah sesi ini dengan diskusi singkat mengenai bacaan pra-kelas tentang penyebaran rabies dan faktor-faktor risikonya. Untuk mengarahkan diskusi, tanyakan pertanyaanpertanyaan berikut: Bagaimana rabies disebarkan ke manusia? Apa saja gejala dan akibat dari infeksi rabies pada manusia? Spesies hewan apa saja yang dapat terinfeksi rabies? Spesies hewan apa saja yang dapat menyebarkan rabies ke manusia? Faktor-faktor risiko apa yang meningkatkan risiko infeksi rabies ke hewan peliharaan? Ke manusia? Tampailkan film pendek yang mendemonstrasikan hidrofobia pada kasus rabies di Nepal. YouTube - Hydrophobia in Advanced Rabies, Nepal www.youtube.com/watch?v=bd6Vv0C64wU
Bacalah skenario kasus rabies berikut dengan lantang pada mahasiswa (atau tunjuk mahasiswa untuk membaca masing-masing paragraf dengan lantang):
379
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Skenario Kasus Rabies
Hampir satu tahun berlalu sejak kasus rabies terakhir dilaporkan di pulau Bali, Indonesia, maka pemerintah provinsi mengungkapkan keyakinannya bahwa pulau tersebut akan segera bebas sepenuhnya dari rabies. Untuk dapat dikategorikan “bebas rabies” secara resmi, sebuah wilayah harus melalui 2 tahun berturut-turut tanpa satupun kejadian rabies pada hewan maupun manusia. “Ada kemungkinan bahwa Bali akan bebas rabies karena kasus rabies terakhir yang ditemukan pada manusia adalah pada bulan April tahun lalu,” sebagaimana mengutip kepala dinas kesehatan Bali, I Ketut Suarjaya. Rumah Sakit Sanglah melaporkan bahwa, secara umum, hanya 2 persen dari seluruh kasus gigitan anjing yang berkembang menjadi penyakit rabies. Data survei penyakit menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2008 dilaporkan sejumlah 4 orang dengan infeksi rabies (kasus), dibandingkan dengan 48 kasus dilaporkan sepanjang 2009 dan 82 kasus sepanjang 2010. Menyusul implementasi kampanye vaksinasi anjing massal, tampak penurunan yang substansial dari jumlah orang yang terinfeksi rabies , sejumlah 24 sepanjang 2011, dan pada 2012, hanya 8 kasus pada manusia yang dilaporkan. Sementara itu, Sekretaris Tim Penanganan Rabies Rumah Sakit Sanglah, dokter I.G.B. Ken Wirasandhi mengakui bahwa distribusi vaksin rabies lebih selektif akhir-akhir ini. Distribusi diprioritaskan pada luka multipel dan dalam akibat gigitan anjing liar. Imunisasi rabies gratis di rumah sakit milik pemerintah hanya disediakan untuk manusia dengan luka gigitan anjing pada organ vital, termasuk kepala, wajah, jari-jari, dan alat kelamin. Vaksin tersebut juga dapat dibeli di klinik kesehatan. Minggu lalu, Dinas Kesehatan Bali menyediakan sampai 5.000 vial vaksin anti-rabies, jumlah yang diperkirakan cukup untuk kurang lebih 1.250 orang selama beberapa bulan ke depan. Sekitar 750 vial telah didistribusikan ke pusat-pusat penanganan rabies di beberapa kabupaten. Selama beberapa tahun terakhir, Bali berupaya untuk membatasi penyebaran rabies melalui program vaksinasi dan sterilisasi anjing massal. Kepala Dinas Peternakan Bali, Putu Sumantra, baru-baru ini mengumumkan bahwa tahap 4 kampanye vaksinasi anjing massal, yang akan mencakup vaksin untuk 300.000 anjing di Bali, akan dimulai pada pertengahan bulan April dan berlangsung sampai Juni tahun ini. Menurut catatan dinas tersebut, hasil dari vaksinasi rabies massal yang terakhir adalah imunisasi dari kurang lebih 80 persen populasi anjing di seluruh pulau (sekitar 250.000 anjing), sementara 500 lainnya telah disterilisasi. Pemerintah Bali tetap yakin bahwa pulau tersebut akan dapat mencapai target menjadi wilayah “bebas rabies” pada tahun 2015. Para penduduk diharapkan membawa anjing mereka untuk mendapatkan vaksinasi gratis ini. Namun sejak wabah rabies pertama kali terjadi di pulau tersebut pada 2008, beberapa ahli berpendapat bahwa tidak ada banyak perkembangan pada perilaku yang berhubungan dengan strategi pencegahan rabies di kalangan pemilik hewan peliharan dalam komunitas-komunitas mayarakat Bali. “Baru ada sedikit perubahan sikap dalam cara mereka memelihara anjing. Anjing-anjing tersebut masih dilepas untuk mencari makanan di jalan,” seperti baru-baru ini disampaikan ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia cabang Bali, Gusti Ngurah Mahardika. Mahardika menyatakan bahwa penting bagi komunitas-komunitas Bali untuk memelihara anjing mereka sepatutnya dengan memberi mereka makan di rumah dan memvaksinasi mereka secara rutin karena, “Anjing itu menggigit, mencegah mereka menyebarkan rabies adalah hal yang paling penting.” Virologis ini melanjutkan bahwa metode utama untuk pencegahan termasuk perawatan yang sesuai dan vaksinasi yang rutin, serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mendapatkan tata-laksana yang sesuai, termasuk vaksinasi rabies, setelah tergigit oleh anjing. Arie Rukmantara, juru bicara Kominisi Nasional Pengendalian Zoonosis, mengatakan bahwa tantangan utama untuk membebaskan pulau tersebut dari Rabies adalah mempertahankan komitmen dan partisipasi individu dan komunitas. “Jika wabah terjadi selama beberapa tahun, penting sekali mempertahankan komitmen orangorang lokal untuk berpartisipasi dalam usaha eradikasi.” Ia mengatakan bahwa target tahun 2015 untuk menjadi bebas-rabies adalah target yang beralasan, meninjau bahwa pemerintah telah mengimplementasikan berbagai usaha untuk mencapai hal tersebut sejak kasus pertama rabies ditemukan di Jimbaran pada tahun 2008. Diambil dan diterjemahkan dari Jakarta Post
380
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Diskusi kelompok kecil.
INDOHUN
60 Mintalah mahasiswa untuk membentuk kelompok-kelompok kecil untuk mendiskusikan Menit dan menganalisa skenario rabies tersebut. mereka harus menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: Seberapa seriuskah wabah rabies tersebut? Apakah faktor risiko yang paling penting dalam wabah rabies tersebut? Siapa yang bertanggung jawab dalam mengawasi faktor risiko untuk penyakit ini? Apakah kekhawatiran utama dalam situasi wabah rabies? Apa yang akan anda lakukan untuk menurunkan faktor risiko rabies selama terjadi wabah? Apakah rencana kerja kelompok anda? Setelah mengkaji pertanyaan-pertanyaan di atas, masing-masing kelompok diminta mengidentifikasi tiga faktor risiko atau perilaku yang diasosiasikan dengan infeksi dan mendiskusikan bagaimana faktor-faktor ini menyebabkan peningkatan risiko infeksi dalam skenario tersebut. Masing-masing kelompok diminta untuk mengajukan satu atau lebih metode untuk mengurangi wabah. 10 Minta masing-masing kelompok untuk secara singkat mempresentasikan hasil diskusi Menit mereka dan mengkaji persamaan atau perbedaan antara jawaban masing-masing kelompok.
Diskusi Kelompok besar
381
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Latihan untuk Peserta Tujuan Pembelajaran: Tugas pra-kelas:
Mengidentifikasi dan menganalisa kemungkinan faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan infeksi selama wabah atau epidemi penyakit. Membaca artikel, “The Human Risk Factor: Rabies” (Texas A&M University) Membaca artikel, “Rabies and Rabies-Related Lyssaviruses” (The Center for Food Security and Public Health, Iowa State University)
Tugas Membaca Sebelum memulai sesi ini, mintalah mahasiswa untuk membaca makalah berikut dan datang dalam keadaan siap untuk mendiskusikannya di kelas: “The Human Risk Factor: Rabies” (Texas A&M University) Pra-kerja “Rabies and Rabies-Related Lyssaviruses” (The Center for Food Security and Public Health, Iowa State University) Skenario Kasus Wabah Rabies Hampir satu tahun berlalu sejak kasus rabies terakhir dilaporkan di pulau Bali, Indonesia, maka pemerintah provinsi mengungkapkan keyakinannya bahwa pulau tersebut akan segera bebas sepenuhnya dari rabies. Untuk dapat dikategorikan “bebas rabies” secara resmi, sebuah wilayah harus melalui 2 tahun berturut-turut tanpa satupun kejadian rabies pada hewan maupun manusia. Diskusi “Ada kemungkinan bahwa Bali akan bebas rabies karena kasus rabies terakhir yang ditemukan pada Kelompok manusia adalah pada bulan April tahun lalu,” sebagaimana mengutip kepala dinas kesehatan Bali, Besar I Ketut Suarjaya. Rumah Sakit Sanglah melaporkan bahwa, secara umum, hanya 2 persen dari seluruh kasus gigitan anjing yang berkembang menjadi penyakit rabies. Data survei penyakit menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2008 dilaporkan sejumlah 4 orang dengan infeksi rabies (kasus), dibandingkan dengan 48 kasus dilaporkan sepanjang 2009 dan 82 kasus sepanjang 2010. Menyusul implementasi kampanye vaksinasi anjing massal, tampak penurunan yang substansial dari jumlah orang yang terinfeksi rabies, sejumlah 24 sepanjang 2011, dan pada 2012, hanya 8 kasus pada manusia yang dilaporkan. Sementara itu, Sekretaris Tim Penanganan Rabies Rumah Sakit Sangkal, dokter I.G.B. Ken Wirasandhi mengakui bahwa distribusi vaksin rabies lebih selektif akhir-akhir ini. Distribusi diprioritaskan pada luka multipel dan dalam akibat gigitan anjing liar. Imunisasi rabies gratis di rumah sakit milik pemerintah hanya disediakan untuk manusia dengan luka gigitan anjing pada organ vital, termasuk kepala, wajah, jari-jari, dan alat kelamin. Vaksin tersebut juga dapat dibeli di klinik kesehatan. Minggu lalu, Dinas Kesehatan Bali menyediakan sampai 5.000 vial vaksin antirabies, jumlah yang diperkirakan cukup untuk kurang lebih 1.250 orang selama beberapa bulan ke depan. Sekitar 750 vial telah didistribusikan ke pusat-pusat penanganan rabies di beberapa kabupaten. Selama beberapa tahun terakhir, Bali berupaya untuk membatasi penyebaran rabies melalui program vaksinasi dan sterilisasi anjing massal. Kepala Dinas Peternakan Bali, Putu Sumantra, baru-baru ini mengumumkan bahwa tahap 4 kampanye vaksinasi anjing massal, yang akan mencakup vaksin untuk 300.000 anjing di Bali, akan dimulai pada pertengahan bulan April dan berlangsung sampai Juni tahun ini. Menurut catatan dinas tersebut, hasil dari vaksinasi rabies massal yang terakhir adalah imunisasi dari kurang lebih 80 persen populasi anjing di seluruh pulau (sekitar 250.000 anjing), sementara 500 lainnya telah disterilisasi. Pemerintah Bali tetap yakin bahwa pulau tersebut akan dapat mencapai target menjadi wilayah “bebas rabies” pada tahun 2015.
382
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Para penduduk diharapan membawa anjing mereka untuk mendapatkan vaksinasi gratis ini. Namun sejak wabah rabies pertama kali terjadi di pulau tersebut pada 2008, beberapa ahli berpendapat bahwa tidak ada banyak perkembangan pada perilaku yang berhubungan dengan strategi pencegahan rabies di kalangan pemilik hewan peliharan dalam komunitas-komunitas mayarakat Bali. “Baru ada sedikit perubahan sikap dalam cara mereka memelihara anjing. Anjinganjing tersebut masih dilepas untuk mencari makanan di jalan,” seperti baru-baru ini disampaikan ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia cabang Bali, Gusti Ngurah Mahardika. Mahardika menyatakan bahwa penting bagi komunitas-komunitas Bali untuk memelihara anjing mereka sepatutnya dengan memberi mereka makan di rumah dan memvaksinasi mereka secara rutin karena, “Anjing itu menggigit, mencegah mereka menyebarkan rabies adalah hal yang paling penting.” Virologis ini melanjutkan bahwa metode utama untuk pencegahan termasuk perawatan yang sesuai dan vaksinasi yang rutin, serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mendapatkan tata-laksana yang sesuai, termasuk vaksinasi rabies, setelah tergigit oleh anjing. Arie Rukmantara, juru bicara Kominisi Nasional Pengendalian Zoonosis, mengatakan bahwa tantangan utama untuk membebaskan pulau tersebut dari Rabies adalah mempertahankan komitmen dan partisipasi individu dan komunitas. “Jika wabah terjadi selama beberapa tahun, penting sekali mempertahankan komitmen orang-orang lokal untuk berpartisipasi dalam usaha eradikasi.” Ia mengatakan bahwa target tahun 2015 untuk menjadi bebas-rabies adalah target yang beralasan, meninjau bahwa pemerintah telah mengimplementasikan berbagai usaha untuk mencapai hal tersebut sejak kasus pertama rabies ditemukan di Jimbaran pada tahun 2008. Diambil dan diterjemahkan dari Jakarta Post Diskusikanlah pertanyaan-pertanyaan berikut dalam kelompok-kelompok kecil: Seberapa seriuskah wabah rabies tersebut? Apakah faktor risiko yang paling penting dalam wabah rabies tersebut? Siapa yang bertanggung jawab dalam mengawasi faktor risiko untuk penyakit ini? Apakah kekhawatiran utama dalam situasi wabah rabies? Apa yang akan anda lakukan untuk menurunkan faktor risiko rabies selama terjadi wabah? Apakah rencana kerja kelompok anda? Mungkinkah telah terjadi kasus rabies pada manusia yang tidak teridentifikasi, dan tidak terdiagnosis dengan tepat, atau tidak dilaporkan kepada pejabat setempat karena kurangnya kesadaran. (cth: di desa terpencil) Catatan:
383
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Sub Bab: Membuat Sebuah Model Konseptual untuk Memvisualisasikan Faktor-faktor Risiko dan Titik Kontrol Tujuan Pembelajaran:
Mengidentifikasi moda/transmisi penyebaran penyakit dan merancang cara-cara pengendalian yang efektif. Mendeskripsikan faktor-faktor risiko penyakit zoonosis Mengembangkan rencana pencegahan dan peningkatan kesadaran masyarakat untuk penyakit zoonosis.
Jenis pembelajaran: Waktu: Alat dan bahan:
Membuat sebuah peta untuk memvisualisasikan faktor-faktor risiko, moda/transmisi penyebaran dan kontrol risiko. Kuliah; diskusi kelompok kecil dan besar; aktivitas kelompok kecil 180 Menit Komputer, proyektor LCD, layar / dinding Flipchart atau papan tulis dengan spidol Modul Powerpoint Panduan mahasiswa Komputer dengan akses internet Peranti lunak Visual Understanding Environment
Catatan untuk Fasilitator
Kuliah
10 Strategi-strategi Pencegahan Penyakit Menit Berikan kuliah singkat mengenai strategi-strategi pencegahan. Lihat garis besar di bawah untuk ikhtisar konsep-konsep kunci yang diperkenalkan dalam presentasi ini dan modul powerpoint untuk slide dan catatan kuliah terperinci. Tingkatan dari Strategi Pencegahan Pencegahan primer, cth: praktik spesifik untuk mencegah penyebaran penyakit dari individu yang rentan, manusia ke manusia, atau dari hewan ke manusia; cth: vaksinasi, promosi kesehatan, dll. Pencegahan sekunder, cth: pencegahan terulangnya atau eksaserbasi dari penyakit yang sudah terdiagnosis. Pencegahan tersier, cth: layanan pendukung dan rehabilitasi untuk meminimalisir morbiditas dan memaksimalkan kualitas hidup setelah menetapnya penyakit jangka panjang atau cedera 15 Sebagai persiapan untuk tugas berikutnya, tampilkan dua rekaman video berikut di kelas: Menit The Danger of Avian Influenza: (Food and Agriculture Organization [FAO] report) http://www.youtube.com/watch?v=8RApk1t9XDo A Risk-Based Approach to Avian Flu Control in Developing Countries (International Food Policy Research Institute [IFPRI] report): http://www.youtube.com/watch?v=R9Un5fD5Rlk
384
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Diskusi Kelompok Besar
INDOHUN
30 Dalam aktivitas ini, mahasiswa akan mengembangkan sebuah model konseptual flu Menit burung yang menggambarkan hubungan antara faktor-faktor risiko potensial, pejamu dan agen penyebab infeksi (cth: virus flu burung), lingkungan, serta moda penyebaran dan penanganannya. Pertama, mintalah kelas untuk secara pribadi memikirkan tentang faktor-faktor risiko, penyebaran dan pengendalian flu burung dan catat satu atau dua tanggapan terhadap poinpoin berikut di panduan mahasiswa masing-masing: Faktor-faktor terkait pejamu/host Faktor-faktor terkait virus Faktor-faktor risiko terkait lingkungan Rute penyebaran Titik kontrol atau intervensi Kemudian, minta masing-masing mahasiswa untuk membagikan pendapat mereka kepada kelas dan sebagai fasilitator, buatlah daftar tanggapan di papan tulis atau Flipchart. Setelah daftar terselesaikan, kelas diminta bekerja bersama untuk membuat model konseptual menggunakan daftar tersebut. Tujuan dari model konseptual ini adalah untuk mengidentifikasi kemungkinan faktor-faktor risiko flu burung dan titik intervensi dalam siklus penyebarannya.
Aktivitas kelompok kecil
60 Berikan mahasiswa kesempatan lain untuk berlatih membuat peta risiko penyakit infeksi Menit dan mengkaji metode yang efektif untuk pengendalian penyakit. Minta mahasiswa untuk membentuk kelompok-kelompok kecil dan tugaskan masing-masing kelompok satu di antara penyakit-penyakit infeksi di bawah ini: Leptospirosis Streptococcus suis Rabies Dengue Dalam kelompok masing-masing, mahasiswa perlu mendiskusikan hal-hal yang digambarkan di bawah ini dan membuat sebuah rencana untuk mengendalikan penyakit zoonosis melalui diagnosis yang sesuai, pencegahan penyakit dan kampanye peningkatan kesadaran masyarakat. Mereka perlu mempersiapkan diri untuk mempresentasikan informasi ini kepada kelas melalui sebuah model konseptual. Faktor-faktor risiko potensial yang terkait dengan pejamu/host, agen infeksi dan lingkungan Moda/transmisi penyebaran Penanganan penyakit Catatan: Jika tersedia komputer dan internet, anda dapat menginstruksikan mahasiswa untuk menggunakan peranti lunak gratis berbasis open-source seperti Visual Understanding Environment (VUE). Program ini adalah aplikasi berbasis open-source untuk pemetaan konsep dan konten yang dikembangkan oleh Tufts University. http://sourceforge.net/ projects/tuftsvue/files/latest/download.
385
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Leptospirosis Leptospirosis adalah suatu infeksi zoonosis global yang disebarkan melalui air dan disebabkan oleh bakteri (spirochaeta) dari genus Leptospira. Leptospirosis pada manusia menyebabkan kerusakan pada hepar, ginjal dan sistem saraf pusat. Manusia dapat terpajan melalui kontak dengan air, tumbuhan atau tanah yang tercemar oleh urin hewan terinfeksi. Reservoir hewan yang mungkin termasuk ternak, anjing, tikus dan hewan liar. Leptospira masuk ke dalam tubuh melalui kontak pada luka atau lecet pada kulit atau kontak dengan membran mukosa (cth: hidung, mulut, mata) dan terkadang, melalui air tercemar yang terminum. Setelah masuk ke dalam tubuh,terjadi diseminasi luas ke jaringan dan darah, dan dapat juga ke sistem saraf pusat. Penyebaran manusia ke manusia langka ditemukan. Kejadian leptospirosis pada manusia tergantung pada interaksi kompleks antara faktor ekologis dan sosial. Walaupun leptospirosis tersebar (endemik) di seluruh dunia, penyakit ini lebih umum ditemukan di wilayah tropis atau sub-tropis dimana terdapat curah hujan tinggi, banjir rutin dan temperatur tinggi yang meningkatkan distribusi dan kelangsungan hidup leptospira di lingkungan. Vaksinasi hewan dilakukan di beberapa negara, namun imunitas yang dihasilkan tidak bertahan lama; vaksinasi pada manusia tidak dilakukan secara luas. Informasi lebih lanjut tersedia di kompendium “One Health” http://www.onehealthinitiative.com/publications/OHOW_Compendium_Case_Studies.pdf Streptotococcus suis Streptococcus suis adalah bakteri penyebab penyakit zoonosis yang penting pada babi dan manusia di berbagai penjuru dunia. Organisme ini dapat diisolasi dari babi pembawa penyakit yang sehat, namun laporan infeksi pada babi termasuk arthritis, meningitis, pneumonia, sepsis, endocarditis, aborsi dan abses. Manusia dengan risiko tinggi infeksi termasuk mereka yang memiliki kontak langsung dengan babi atau produk mentah babi, termasuk peternak pekerja rumah jagal, dan individu dengan penyakit lama yang berakibat imunosupresi. Infeksi pada manusia umumnya terjadi akibat kontak langsung dengan babi yang terinfeksi atau produk mentah dan diduga tertular melalui luka atau lecet pada kulit, memegang daging yang terinfeksi, menghirup atau menelan. Pada manusia infeksi Streptococcus suis menyebabkan meningitis. Endocarditis, pneumonia, toxic shock-like syndrome dan arthritis septik juga pernah dilaporkan. Informasi lebih lanjut tersedia dari lembar fakta WHO: http://www.who.int/foodsafety/micro/strepsuis/en/ Staats J.J., I. Feder, O. Okwumabua, and M.M. Chengappa. Streptococcus suis: past and present. Vet Res Commun. 1997 Aug; 21(6): 381–407. Abstract available online at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=9266659 Nghia H.D.T., N.T. Hoa, et al. Human case of Streptococcus suis serotype 16 infection. Emerg Infect Dis 2008 January. Available online at: http://wwwnc.cdc.gov/eid/article/14/1/07-0534.htm Rabies Rabies adalah penyakit zoonosis (yaitu penyakit yang disebarkan kepada manusia dari hewan) yang dapat dicegah, disebabkan oleh virus rabies. Penyakit ini endemik di banyak negara, mempengaruhi terutama mamalia domestik dan liar, tersebar ke manusia melalui kontak dengan bahan infeksius, biasanya air liur, melalui gigitan atau cakaran hewan buas. Rabies terdapat di semua benua kecuali antartika, namun lebih dari 95% kematian manusia terjadi di Asia dan Afrika, terbanyak setelah kontak dengan kelelawar, anjing atau karnivora dengan infeksi rabies. Setelah gejala penyakit muncul, rabies hampir selalu fatal; saat ini, WHO memperkirakan bahwa rabies menyebabkan 60,000 kematian manusia setiap tahun. Tingkat mortalitas rabies yang tinggi menggarisbawahi pentingnya strategi eliminasi rabies global melalui vaksinasi anjing, dan pentingnya pencegahan infeksi pada manusia yang terpajan dengan hewan buas potensial dengan mengikuti protokol profilaksis pasca-pajanan yang efektif, termasuk perawatan luka yang tepat dan vaksinasi pascapajanan.
386
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Informasi lebih lanjut tersedia dari lembar fakta WHO: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs099/en/ Informasi lebih lanjut tersedia pada kompendium “One Health” http://www.onehealthinitiative.com/publications/OHOW_Compendium_Case_Studies.pdf Steele JH, Fernandez PJ. History of rabies and global aspects. In: Baer GM, editor. The natural history of rabies, 2nd ed. New York: CRC Press; 1991. p. 1–24. Dengue Dengue adalah infeksi virus yang disebarkan oleh nyamuk, ditemukan di wilayah tropis dan sub-tropis di seluruh dunia. Virus dengue (DENV) berada dalam genus Flavivirus dan memiliki empat serotipe (DENV 1, 2, 3, dan 4). Pada tahun-tahun belakangan, penyebaran DENV mengalami peningkatan, terutama di wilayah urban dan semi-urban dan telah menjadi perhatian utama kesehatan masyrakat internasional. Dengue (sebelumnya dikenal sebagai demam berdarah dengue) pertama kali dikenali pada tahun 1950an selama epidemi dengue di Filipina dan Thailand. Saat ini, Dengue mempengaruhi sebagian besar negara Asia dan Amerika Latin dan telah menjadi penyebab utama perawatan di rumah sakit dan kematian di antara anak-anak di wilayah ini. Strategi pengendalian virus Dengue saat ini berfokus terutama pada aktivitas pengendalian vektor dan peningkatan surveilans penyakit. Walaupun usaha untuk mengembangkan vaksin Dengue yang efektif masih berjalan, tidak ada kandidat vaksin yang telah terbukti efektif terhadap keempat serotipe virus Dengue. Penyebaran dengue di antara monyet hutan telah dilaporkan di Asia dan Afrika, namun infeksi manusia sudah cukup untuk mempertahankan penyebaran di kota, terutama di wilayah urban yang padat dimana serangga dapat berkembang biak di penyimpanan air yang tidak tertutup, termasuk pot bunga atau vas, kaleng logam dan plastik bekas atau botol beas, atau ban bekas yang terisi air. Informasi tersedia dari lembar fakta WHO: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs117/en/index.html Mahalingam S, Herring BL, Halstead SB. Call to action for dengue vaccine failure [letter]. Emerg Infect Dis 2013 August. Available online at: http://dx.doi.org/10.3201/eid1908.121864 60 Minta masing-masing kelompok kecil menampilkan model peta risiko mereka dan Menit memberikan presentasi pendek yang menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: Bagaimana peta risiko ini disusun? Diskusi kelompok besar
Apa saja faktor risiko yang terkait pejamu/host, agen penyebab infeksi dan lingkungan? Apakah siklus penyebaran pada penyakit ini? Apa sajakah titik pengendalian atau intervensi yang mungkin? Apakah rencana kelompok untuk mengendalikan penyakit berdasarkan faktor-faktor risiko yang telah diketahui dan intervensi yang mungkin? Minta seluruh kelas untuk mendiskusikan persamaan dan perbedaan antara masing-masing kelompok. Pertimbangkan pertanyaan-pertanyaan berikut: Apa yang anda lihat dari model peta risiko masing-masing kelompok? Apakah masingmasing model mirip atau berbeda untuk berbagai penyakit zoonosis? Apakah faktor-faktor risiko umum untuk penyakit zoonosis? Apakah titik intervensi yang umum? Apakah strategi organisasi terbaik untuk model peta risiko yang menunjukkan risiko dan titik pengendalian?
387
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Latihan untuk Peserta Tujuan Pembelajaran:
Mengidentifikasi moda/transmisi penyebaran penyakit dan merancang cara-cara pengendalian yang efektif. Mendeskripsikan faktor-faktor risiko penyakit zoonosis Mengembangkan rencana pencegahan dan peningkatan kesadaran masyarakat untuk penyakit zoonosis. Membuat sebuah peta untuk memvisualisasikan faktor-faktor risiko, moda/transmisi penyebaran dan kontrol risiko.
Sebuah Tinjauan Kembali Mengenai Strategi Pencegahan Penyakit Infeksi
Kuliah Catatan:
Peta Konsep untuk Flu Burung Pikirkan tentang: Faktor-faktor terkait pejamu/host Faktor-faktor terkait virus Faktor-faktor risiko terkait lingkungan Rute penyebaran Titik kontrol atau intervensi Catatan:
388
Source: kaahe.org
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pemetaan Visual Understanding Environment (VUE)
Unduh gratis di: sourceforge.net/projects/tuftsvue/files/latest/download
Leptospirosis adalah suatu infeksi zoonosis global yang disebarkan melalui air yang disebabkan oleh bakteri (spirochaeta) dari genus Leptospira. Leptospirosis pada manusia menyebabkan kerusakan pada hepar, ginjal dan sistem saraf pusat. Manusia dapat terpajan melalui kontak dengan air, tumbuhan atau tanah yang tercemar oleh urin hewan terinfeksi. Reservoir hewan yang mungkin termasuk ternak, anjing, tikus dan hewan liar. Leptospira masuk ke dalam tubuh melalui kontak pada luka atau lecet pada kulit atau kontak dengan membran mukosa (cth: hidung, mulut, mata) dan terkadang, melalui air tercemar yang terminum. Setelah masuk ke dalam tubuh,terjadi diseminasi luas ke jaringan dan darah, dan dapat juga ke sistem saraf pusat. Penyebaran manusia ke manusia langka ditemukan. Kejadian leptospirosis pada manusia tergantung pada interaksi kompleks
antara faktor ekologis dan sosial. Walaupun leptospirosis tersebar (endemik) di seluruh dunia, penyakit ini lebih umum ditemukan di wilayah tropis atau sub-tropis di mana terdapat curah hujan tinggi, banjir rutin dan temperatur tinggi yang meningkatkan distribusi dan kelangsungan hidup leptospira di lingkungan. Vaksinasi hewan dilakukan di beberapa negara, namun imunitas yang dihasilkan tidak bertahan lama; vaksinasi pada manusia tidak dilakukan secara luas. Streptococcus suis adalah bakteri penyebab penyakit zoonosis yang penting pada babi dan manusia di berbagai penjuru dunia. Organisme ini dapat diisolasi dari babi pembawa penyakit yang sehat, namun laporan infeksi pada babi termasuk arthritis, meningitis, pneumonia, sepsis, endocarditis, aborsi dan abses. Manusia dengan risiko tinggi infeksi termasuk mereka yang memiliki kontak langsung dengan babi atau produk mentah babi, termasuk peternak pekerja rumah jagal, dan individu dengan penyakit lama yang berakibat imunosupresi. Infeksi pada manusia umumnya terjadi akibat kontak langsung dengan babi yang terinfeksi atau produk mentah dan diduga tertular melalui luka atau lecet pada kulit, memegang daging yang terinfeksi, menghirup atau menelan. Pada manusia. infeksi Streptococcus suis menyebabkan meningitis. Endocarditis, pneumonia, toxic shock-like syndrome dan arthritis septik juga pernah dilaporkan.
389
INDOHUN Rabies adalah penyakit zoonosis (yaitu penyakit yang disebarkan kepada manusia dari hewan) yang dapat dicegah, disebabkan oleh virus rabies. Penyakit ini endemik di banyak negara, mempengaruhi terutama mamalia domestik dan liar, tersebar ke manusia melalui kontak dengan bahan infeksius, biasanya air liur, melalui gigitan atau cakaran hewan buas. Rabies terdapat di semua benua kecuali antartika, namun lebih dari 95% kematian manusia terjadi di Asia dan Afrika, terbanyak setelah kontak dengan kelelawar, anjing atau karnivora dengan infeksi rabies. Setelah gejala penyakit muncul, rabies hampir selalu fatal; saat ini, WHO memperkirakan bahwa rabies menyebabkan 60,000 kematian manusia setiap tahun. Tingkat mortalitas rabies yang tinggi menggarisbawahi pentingnya strategi eliminasi rabies global melalui vaksinasi anjing, dan pentingnya pencegahan infeksi pada manusia yang terpajan dengan hewan buas potensial dengan mengikuti protokol profilaksis pascapajanan yang efektif, termasuk perawatan luka yang tepat dan vaksinasi pasca-pajanan.
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Dengue adalah infeksi virus yang disebarkan oleh nyamuk, ditemukan di wilayah tropis dan sub-tropis di seluruh dunia. Virus dengue (DENV) berada dalam genus Flavivirus dan memiliki empat serotipe (DENV 1, 2, 3, dan 4). Pada tahun-tahun belakangan, penyebaran DENV mengalami peningkatan, terutama di wilayah urban dan semi-urban dan telah menjadi perhatian utama kesehatan masyrakat internasional. Dengue (sebelumnya dikenal sebagai demam berdarah dengue) pertama kali dikenali pada tahun 1950an selama epidemi dengue di Filipina dan Thailand. Saat ini, Dengue mempengaruhi sebagian besar negara asia dan amerika latin dan telah menjadi penyebab utama perawatan di rumah sakit dan kematian di antara anakanak di wilayah ini. Strategi pengendalian virus Dengue saat ini berfokus terutama pada aktivitas pengendalian vektor dan peningkatan surveilans penyakit. Walaupun usaha untuk mengembangkan vaksin Dengue yang efektif masih berjalan, tidak ada kandidat vaksin yang telah terbukti efektif terhadap keempat serotipe virus Dengue. Penyebaran dengue di antara monyet hutan telah dilaporkan di Asia dan Afrika, namun infeksi manusia sudah cukup untuk mempertahankan penyebaran di kota, terutama di wilayah urban yang padat di mana serangga dapat berkembang biak di penyimpanan air yang tidak tertutup, termasuk pot bunga atau vas, kaleng logam dan plastik bekas atau botol beas, atau ban bekas yang terisi air.
Untuk penyakit yang ditentukan dalam kelompok anda, buatlah sebuah peta menggunakan peranti lunak VUE dan bersiaplah untuk mempresentasikannya kepada kelas: Bagaimana peta risiko ini disusun? Apa saja faktor risiko yang terkait pejamu/host, agen penyebab infeksi dan lingkungan? Apakah siklus penyebaran pada penyakit ini? Apa sajakah titik pengendalian atau intervensi yang mungkin? Apakah rencana kelompok untuk mengendalikan penyakit berdasarkan faktor-faktor risiko yang telah diketahui dan intervensi yang mungkin? Catatan:
390
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Pikirkan tentang:: Apa yang anda lihat dari model peta risiko masing-masing kelompok? Apakah masing-masing model mirip atau berbeda untuk berbagai penyakit zoonosis? Apakah faktor-faktor risiko umum untuk penyakit zoonosis? Diskusi Kelompok Apakah titik intervensi yang umum? Besar Apakah strategi organisasi terbaik untuk model peta risiko yang menunjukkan risiko dan titik pengendalian?
Catatan:
391
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Sub Bab: Penilaian Risiko Tujuan Pembelajaran:
Terlibat dalam proses penilaian risiko (identifikasi bahaya potensial, penilaian pajanan, evaluasi dosis-respons dan karakterisasi risiko). Kuliah; Latihan kelompok kecil; Diskusi kelompok kecil dan besar
Jenis pembelajaran: Waktu: 360 Menit Alat dan Bahan: Komputer, proyektor LCD, layar / dinding Flipchart atau papan tulis dengan spidol Modul Powerpoint
Peranti lunak QMRA Wiki (tersedia gratis online) Panduan mahasiswa Tugas pra-kelas Baca “Introduction to Risk Assessment Concepts” (European Environmental Agency) Baca –“The Basics of Risk Assessment” (FAO Corporate Document Repository) Bacaan level lanjut -- Nurminen M, Nurminen T, Corvalan CF. Methodologic Issues in Epidemiologic Risk Assessment. Epidemiology. 1999 Sep;10(5):585-93. Catatan untuk Fasilitator Sebelum memulai kelas, berikan kepada mahasiswa tugas-tugas berikut: Baca “Introduction to Risk Assessment Concepts” (European Environmental Agency): http://www.eea.europa.eu/publications/GH-07-97-595-EN-C2/chapter1h.html Pra-kerja
“The Basics of Risk Assessment” (FAO Corporate Document Repository): http://www. fao.org/docrep/007/y4722e/y4722e05.html Carilah tiga contoh dari tipe-tipe penilaian risiko yang berbeda. Apa sajakah unsur yang sama di penilaian-penilaian tersebut?
Kuliah
Bacaan level lanjut: Nurminen M, Nurminen T, Corvalan CF. Methodologic Issues in pidemiologic Risk Assessment. Epidemiology. 1999 Sep; 10(5): 585–93. 45 Prinsip-prinsip penilaian risiko dan Quantitative Microbial Risk Assessment Wiki Menit Software (QMRA Wiki) Berikan kuliah tentang prinsip-prinsip penilaian risiko. Lihat ikhtisar di bawah ini untuk poin-poin penting yang tercakup dalam presentasi dan lihat modul powerpoint untuk tampilan dan catatan kuliah terperinci. Tinjauan tentang proses penilaian risiko 4 langkah proses penilaian risiko: identifikasi bahaya potensial, penilaian pajanan, penilaian dosis-respons, manajemen risiko Komunikasi risiko
392
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Catatan: Presentasi ini mencakup pengenalan terhadap freeware (peranti lunak gratis) yang digunakan untuk penilaian risiko dari QMRA Wiki. QMRA Wiki adalah situs komunitas untuk informasi kuantitatif dan pengetahuan terbaru yang dikembangkan untuk bidang penilaian risiko mikrobial kuantitatif. Situs ini adalah penyimpanan pengetahuan yang terus berkembang dengan tujuan untuk menjadi sumber referensi untuk penilaian risiko mikroba. Anda dapat menemukan peranti lunak demo dan contoh kasus di situs internet WMRA: http://qmrawiki.msu.edu/index.php?title=Quantitative_ Microbial_Risk_Assessment_(QMRA)_Wiki 45 Penilaian Risiko Mikrobial Menit Dalam aktivitas ini, mahasiswa akan mempelajari tentang unsur dan langkah dalam melakukan penilaian risiko mikrobial dan jenis-jenis informasi yang dibutuhkan untuk Aktivitas melakukan penilaian tersebut. kelompok Bagi mahasiswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari empat sampai 5 orang dan kecil minta mereka untuk memilih satu contoh kasus yang ditemukan di halaman QMRA workshop: http://qmrawiki.msu.edu/index.php?title=Case_Studies#tab=QMRAII_Workshop Setiap kelompok diminta meninjau informasi yang ada dan kemudian mempersiapkan presentasi spontan yang membahas tentang: Ikhtisar dan unsur penting dari contoh kasus Tinjauan dari jenis-jenis data yang digunakan untuk masing-masing bagian, dan lokasi di mana data tersebut ditemukan
393
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Latihan untuk Peserta Tujuan Pembelajaran:
Terlibat dalam proses penilaian risiko (identifikasi bahaya potensial, penilaian pajanan, evaluasi dosis-respons dan karakterisasi risiko). Tugas pra-kelas Baca: “Introduction to Risk Assessment Concepts” (European Environmental Agency): http://www.eea.europa.eu/publications/GH-07-97-595-EN-C2/chapter1h.html “The Basics of Risk Assessment” (FAO Corporate Document Repository): http://www. fao.org/docrep/007/y4722e/y4722e05.htm Carilah tiga contoh dari penilaian risiko yang berbeda jenis. Apakah unsur yang sama di antara ketiganya? Bacaan level lanjut: Nurminen M, Nurminen T, Corvalan CF. Methodologic Issues in Epidemiologic Risk Assessment. Epidemiology. 1999 Sep; 10(5): 585–93. Abstract available online at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10468438 Prinsip-prinsip Penilaian Risiko
Kuliah
Quantitative Microbial Risk Assessment (QMRA) Wiki Catatan:
Latihan dalam kelas: Tujuan dari latihan ini adalah untuk memahami apa saja yang tercakup dalam penilaian risiko mikrobial dan jenis informasi apa yang dibutuhkan untuk membuat sebuah penilaian risiko. Kelompok yang terdiri dari empat sampai lima orang akan memilih satu contoh kasus yang dapat ditemukan di halaman QRMA workshop http://qmrawiki.msu.edu/index.php?title=Case_Studies#tab=QMRAII_Workshop Masing-masing kelompok akan membuat rangkuman singkat tentang contoh kasus lalu untuk masing-masing kelompok diskusikan jenis data yang digunakan dan bagaimana data itu didapat. 394
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Sub Bab: Mengumpulkan Data Komunitas untuk Mendukung Investigasi atau Penilaian Risiko Penyakit Infeksi Tujuan pembelajaran:
Memahami bagaimana cara mengumpulkan data yang digunakan dalam proses penilaian risiko Kuliah: Latihan kelompok kecil; Diskusi kelompok kecil dan besar
Jenis pembelajaran: Waktu: 300 Menit Alat dan Bahan: Komputer, proyektor LCD, layar / dinding Flipchart atau papan tulis dengan spidol Modul Powerpoint Panduan mahasiswa Kamera atau smartphone Tugas pra-kelas Baca – “Choosing Data Gathering Methods” and focus on Method 7: Using Community Measures in the article. Penelitian mengenai komunitas lokal Catatan untuk Fasilitator
Persiapan fasilitator
Beberapa minggu sebelum melangsungkan kelas, tentukan sebuah tempat di komunitas/ masyarakat lokal untuk melakukan kunjungan karyawisata. Sebagaimana diperlukan, temui pejabat setempat dan tenaga medis lokal untuk meminta izin datang ke tempat tersebut. Sampaikan kepada mereka bahwa anda sedang mengadakan simulasi di mana terdapat potensi wabah Eschericia coli (E.coli) di komunitas dan yakinkan mereka bahwa ini hanyalah kegiatan latihan untuk para mahasiswa. Mintalah pejabat dan tenaga medis setempat untuk menunjukkan tempat-tempat apa saja yang mungkin menjadi sumber E.coli dan di mana tempat-tempat potensial untuk pajanan. Tujuan dari karyawisata ini adalah supaya mahasiswa mendapatkan pengalaman dalam mengumpulkan data setempat yang dapat digunakan untuk penilaian risiko. Tempattempat yang sesuai adalah: Sebuah desa Sebuah pasar di kota Pertanian tradisional Kampus universitas (jika transportasi tidak memungkinkan atau aktivitas yang dianjurkan untuk sebuah komunitas tidak sesuai dengan budaya setempat) Sebelum pergi ke lokasi karyawisata, anda harus memohon semua izin yang diperlukan dari pejabat setempat (cth: kepala desa dan staf senior dari puskesmas setempat). Pilihan lainnya adalah suatu tempat di universitas yang membutuhkan lebih sedikit dukungan logistik. Pastikan anda menjadwalkan waktu untuk karyawisata dari jauh hari supaya kelompokkelompok mahasiswa telah diketahui kedatangannya dan disambut, serta telah mendapatkan orientasi dan dilatih tentang: Tujuan dari karyawisata Perlunya bekerja sama dengan pejabat dan komunitas setempat Instrumen (kuesioner terstandar) yang dirancang untuk mencatat dengan jelas informasi atau observasi yang dikumpulkan Perlunya menghormati budaya dan tradisi setempat, menghormati hak untuk menolak partisipasi, menjaga privasi dan kerahasiaan informasi. Berpakaian sopan dalam karyawisata. 395
INDOHUN
Pra-kerja
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Sebelum melangsungkan kelas, mintalah mahasiswa untuk mengumpulkan informasi tentang komunitas atau lokasi yang ditentukan untuk karyawisata. Mereka dapat mempertimbangkan untuk membaca situs internet seperti situs dinas kesehatan dan pertanian tingkat kabupaten, provinsi atau nasional. Atau sumber-sumber internasional seperti Centers for Disease Control (CDC), World Health Organization (WHO), World Organization for Animal Health (OIE) atau United Nations Food and Agriculture Organization (FAO), untuk memahami tentang masalah-masalah kebijakan (cth: pencegahan penyakit) atau penyakit-penyakit tertentu. Selain itu, mahasiswa diharuskan membaca artikel berikut: “Choosing Data Gathering Methods” and focus on Method 7: Using Community Measures in the article.
90 Mendefinisikan dan menggunakan ‘Parameter Komunitas’ Menit Beritahukan kepada mahasiswa bahwa tujuan dari karyawisata ini adalah untuk mempelajari jenis-jenis informasi yang dapat diperoleh dari data yang dikumpulkan tentang sebuah komunitas dan untuk memahami bagaimana parameter komunitas dapat bermanfaat Aktivitas untuk penilaian risiko. Mahasiswa akan mengembangkan sebuah model konseptual untuk kelompok kecil menggambarkan transmisi pajanan potensial dari sebuah wabah gastroenteris akut (cth: wabah yang disebabkan oleh galur patogen dari E.coli seperti E.coli O157). Untuk mencapai hal tersebut, mahasiswa harus mengumpulkan informasi tentang gastroenteritis akut / E.coli, sehingga mereka memahami mikroba tersebut dan rute pajanan potensial (cth: melalui air, melalui makanan, manusia ke manusia) dan jika ada kelompok yang rentan dalam populasi yang sedang diamati. Gunakan sedikit waktu untuk meninjau kembali dokumen tentang metode pengumpulan data yang dijadikan tugas membaca. Ingatkan mahasiswa bahwa parameter komunitas didefinisikan sebagai: “Dokumen atau laporan yang dikumpulkan oleh kelompok-kelompok selain organisasi anda yang mengandung informasi dan statistik yang berkaitan dengan topik yang anda pelajari, dan kepada populasi yang sedang dievaluasi. Parameter komunitas dapat diperoleh dari institusi-institusi pemerintah di tingkat lokal, provinsi atau nasional, serta dari institusi swasta lainnya seperti organisasi komunitas, institusi penelitian dan repositori universitas.” Kemudian sampaikan tentang keuntungan dan kerugian dari parameter komunitas: Keuntungan Kerugian Menempatkan program dalam kon- Sulit mendapatkan data atau mengteks yang lebih besar (masyarakat) habiskan waktu untuk ditemukan Membantu memahami dampak yang Seringkali terbatas kepada data kualilebih luas dari sebuah proyek tatif Terkadang mengandung data yang Data terbatas kepada apa yang sudah dikumpulkan oleh masyarakat terkumpul, yang mungkin tidak relevan
396
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
180 Akhirnya, berikan beberapa tips kepada kelas mengenai penggunaan parameter komunitas: Menit Data komunitas tersedia dari berbagai sumber (cth: institusi, internet dan pemerintah lokal, regional atau nasional) Perhatikan periode waktu dan area geografik dari mana data tersebut dikumpulkan Menginterpretasi data yang tidak dikumpulkan secara spesifik untuk proyek yang anda kerjakan memerlukan kehati-hatian, karena anda tidak punya kontrol terhadap kualitas dari pengumpulan data. Karyawisata Komunitas Sebelum berangkat untuk karyawisata, bagi mahasiswa menjadi kelompok yang terdiri dari empat orang. Beritahukan mahasiswa bahwa mereka akan berpartisipasi dalam sebuah simulasi dan bahwa telah terjadi wabah gastroenteritis akut (kemungkinan karena suatu galur patogen dari E.coli) di komunitas lain. Mereka harus menentukan besarnya potensi wabah di komunitas tersebut. Mahasiswa perlu mengetahui tentang moda penyebaran penyakit yang sudah diketahui dan kelompok-kelompok rentan. Oleh karena itu, mereka harus mengumpulkan data prevalensi populasi, dan perlu mengidentifikasi di mana lokasi rute pajanan yang mungkin dan kelompok populasi apa yang terlibat. Mereka harus mengembangkan sebuah model konseptual tentang perjalanan/transmisi pajanan potensial pada komunitas tersebut kemudian mahasiswa harus membuat sebuah penilaian risiko berdasarkan data yang tersedia, atau yang dapat dikumpulkan untuk setiap komponen penilaian risiko: Identifikasi Hazard Penilaian pajanan Penilaian dosis-respons Karakterisasi risiko Penilaian mereka tidak diharapkan untuk sama lengkapnya dengan beberapa contoh yang sudah diberikan, namun sebuah penilaian risiko perlu mencakup informasi yang tersedia untuk masing-masing unsur dan harus menentukan di mana data-data tambahan dibutuhkan dan bagaimana data tersebut dapat dikumpulkan. Masing-masing kelompok harus meninjau kembali tujuan dan pertanyaan penilitian mereka untuk menentukan apakah parameter komunitas yang ada akan berguna untuk dievaluasi. Kemudian mereka perlu menentukan jenis data apa saja yang perlu dikumpulkan, ketersediaan informasi tersebut, dan apakah data yang tersedia berguna untuk penilaian risiko, dan apakah masih dibutuhkan data tambahan. Minta mahasiswa untuk membentuk pasangan dalam kelompok masing-masing untuk melatih pertanyaan mereka. Mereka harus menguji pertanyaan-pertanyaan tersebut dan bertanya kepada diri sendiri mengenai pertanyaan-pertanyaan penting berikut: Apakah pertanyaan sudah jelas dan akan memicu respons yang diharapkan? Apakah pertanyaan sesuai dengan budaya setempat? Apakah pertanyaan yang ada memungkinkan kelompok untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk tugas ini? Apakah pertanyaan sudah terurut secara logis? Bagaimana kita memastikan kesahihan dan keandalan? Bagaimana kita merekam data? Catatan, foto, video, dll?
397
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Apakah ketua kelompok untuk aktivitas ini memiliki saran untuk pertanyaan berdasarkan pengalamannya dalam bidang atau topik yang sedang dipelajari? Setelah semua kelompok menyelesaikan perencanaan mereka, tinjau kembali dengan cepat harapan-harapan karyawisata berikut: Kenakan pakaian yang sopan (cth: pakaian yang sopan dan formal, pakaian yang sesuai untuk lokasi yang dievaluasi) Persiapkan diri untuk memperkenalkan diri anda kepada pemimpin komunitas dan kepala keluarga atau orang lain yang akan diwawancara untuk menjelaskan tentang apa yang anda dan kelompok anda lakukan di wilayah tersebut, dan siapakah pemimpin kelompok untuk aktivitas tersebut. Berperilaku penuh hormat dan profesional di setiap waktu, termasuk menggunakan bahasa formal, menyapa individu dan tetua dengan panggilan yang sesuai dengan budaya setempat, meminta izin untuk memastikan orang tersebut berpartisipasi dengan sukarela, menentukan kapan dan kepada siapakah anda dapat bicara, menunjukkan penghormatan kepada semua kepercayaan budaya atau agama, patung, gambar dan praktik-praktik terkait. Tunjukkan minat kepada komunitas dan aktivitas mereka. Jangan memiliki asumsi atau prasangka tentang komunitas yang akan dikunjungi Jangan memaksakan pemikiran atau kepercayaan anda kepada komunitas Jangan terlibat dalam komunikasi informal dengan teman sekelas anda selama karyawisata (tertawa, berbicara tentang hal-hal selain karyawisata, menggunakan telepon seluler, mengirimkan pesan pendek, berbagi atau mengambil foto yang tidak pada tempatnya atau dapat mempermalukan orang lain, dll.) Yakinkan bahwa pejabat kesehatan dan atau staf klinik kesehatan setempat sudah mengetahui tentang rencana karyawisata, konfirmasikan bahwa terdapat staf keamanan dan karyawisata ini aman bagi mahasiswa, serta bahwa mahasiswa diharapkan bekerja sama dengan orang-orang setempat (bekerja sama dengan pemandu lokal, tenaga kesehatan setempat atau dokter hewan yang memahami lingkungan sekitar, kapanpun memungkinkan).
398
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
60 Penutup dan kesimpulan Menit Berikan kata-kata penutup kepada mahasiswa mengenai karyawisata yang sudah dilakukan, di kelas atau di lokasi lain yang jauh dari komunitas tempat karyawisata. Mahasiswa diminta mendiskusikan tentang pengamatan mereka terkait dengan penilaian risiko dan pastikan Diskusi diskusi ini mencakup poin-poin berikut: kelompok Latar belakang umum dari komunitas besar Populasi total (sensus resmi terbaru), jumlah keluarga, informasi budaya penting, hal-hal penting mengenai ekonomi lokal, pekerjaan mayoritas, pabrik lokal, praktik pertanian, pasar. Di manakah pajanan dapat terjadi? Adakah kelompok populasi tertentu yang berisiko? Masalah teknis yang mungkn (jika mungkin) diobservasi: - Adakah informasi mengenai ketersediaan air minum? - Di manakah lazimnya air minum disimpan? - Apakah penyimpanan tertutup atau terbuka? - Apakah menggunakan klorin atau air dimasak? - Kesadaran terhadap kebijakan nasional (cth: penggunaan oralit untuk anak dengan diare akut, untuk mencegah dehidrasi dan syok) - Praktik kebersihan tangan, apakah sabun tersedia? - Pengaruh dari tingkat pendidikan atau tingkat sosioekonomi pada hal-hal di atas? Masing-masing kelompok harus menyerahkan penilaian risiko (pada akhir aktivitas atau pada kelas berikutnya)
399
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Latihan untuk Peserta Tujuan pembelajaran:
Bersiaplah dan berpartisipasi dalam sebuah karyawisata di komunitas lokal atau di dalam lingkungan universitas Kumpulkan data yang dapat digunakan untuk proses penilaian risiko Berpartisipasi dalam diskusi kelas dengan memberikan umpan balik kepada teman-teman sekelas
Bersiap untuk karyawisata ke komunitas
Tugas membaca
Sebelum sesi dimulai, kumpulkanlah informasi tentang komunitas yang akan dikunjungi dalam karyawisata. Pertimbangkan untuk mempelajari situs internet seperti departemen kesehatan tingkat kabupaten/kota, provinsi dan nasional dan departemen pertanian dan peternakan, atau sumbersumber tentang penyakit infeksi di tingkat internasional seperti Centers for Disease Control (CDC), the World Health Organization (WHO), the World Organization for Animal Health (OIE) atau the United Nations Food and Agriculture Organization (FAO). Juga bacalah makalah berikut: Membaca artikel– Nurminen M, Nurminen T, Corvalan CF. Methodologic Issues in Epidemiologic Risk Assessment. Epidemiology. 1999 Sep; 10(5): 585–93. “Choosing Data Gathering Methods” and specifically Method 7: Using Community Measures.
Catatan:
400
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Dengan kelompok anda, rencanakan bagaimana anda akan mengerjakan penilaian risiko penyakit infeksi di komunitas atau lokasi yang anda kunjungi. Penilaian anda harus mencakup: Identifikasi bahaya potensial
Aktivitas Kelompok Penilaian pajanan Penilaian dosis-respons Kecil Karakterisasi risiko
Penilaian anda tidak diharapkan untuk sama lengkapnya dengan beberapa contoh yang sudah dipelajari, namun sebuah penilaian risiko perlu mencakup informasi yang tersedia untuk masingmasing unsur dan harus menentukan di mana data-data tambahan dibutuhkan dan bagaimana data tersebut dapat diperoleh. Catatan:
Catatan dan Observasi Karyawisata
401
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Sub Bab: Mengembangkan Materi Peningkatan Kesadaran Masyarakat pada Penyakit Infeksi: Bagian 1 Tujuan pembelajaran: Jenis pembelajaran: Waktu: Alat dan bahan:
Mengembangkan materi peningkatan kesadaran masyarakat dan pencegahan penyakit Kuliah; aktivitas kelompok kecil; diskusi kelompok besar; karywisata 210–270 Menit Komputer, proyektor LCD, layar / dinding Flipchart atau papan tulis dengan spidol Modul Powerpoint Panduan mahasiswa
Tingkat profesional
Papan poster Aktivitas untuk profesional dapat merupakan aktivitas pengembangan alat bantu diagnostik spesifik untuk penyakit infeksi
Catatan untuk Fasilitator
Kuliah
30 Komponen penting dalam materi peningkatan kesadaran masyarakat Menit Kuliah ini memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai komponen-komponen penting yang dibutuhkan untuk mengembangkan materi peningkatan kesadaran masyarakat. Tinjau kembali ikhtisar presentasi di bawah ini, serta bagian catatan dalam modul powerpoint untuk catatan kuliah terperinci. Komponen kunci dari materi peningkatan kesadaran masyarakat Pendengar: Untuk mengembangkan materi komunikasi yang efektif, target pendengar harus diidentifikasi dengan seksama. Beberapa topik edukasi, materi dan pendekatan mungkin cocok untuk kalangan luas namun jenis lainnya harus disesuaikan untuk pendengar yang spesifik. Pendengar dapat mencakup: anak/remaja/dewasa; kalangan umum/spesifik; sektor publik atau swasta; orang buta huruf, atau kelompok minoritas dengan dialek atau bahasa yang berbeda. Pesan: Pesan yang disampaikan dalam materi peningkatan kesadaran masyarakat harus disesuaikan untuk masing-masing target pendegar. Di dalamnya harus tercakup informasi umum mengenai penyakit infeksi (patogen, pejamu/host, vektor, rute penyebaran/ dinamika penyebaran, gejala penyakit), faktor risiko dan metode perlindungan dan pencegahan. Bahan-bahan yang disampaikan harus cukup sederhana untuk dapat dimengerti seluruh target pendengar, sensitif budaya dan seimbang terhadap kedua gender (laki-laki dan perempuan). Material / pendekatan: Alat-alat yang dapat digunakan untuk edukasi informal termasuk:
- - - -
402
Publikasi – poster, buku pedoman, flyer, brosur, buklet, buku aktivitas, model kertas, buku komik, buku cerita Aplikasi pembelajaran elektronik Audio dan video – video pendek / iklan, radio dan televisi Situs internet dan aktivitas online – situs internet informasional dan interaktif, permainan online, kuis online
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
- -
INDOHUN
Media sosial dan telekomunikasi – kampanye facebook, pesan twitter, surel, pesan pendek. Penampilan seni budaya – sandiwara, tarian, puisi, lagu, teater jalanan, teater boneka
60 Mengembangkan materi peningkatan kesadaran masyarakat untuk penyakit infeksi Menit Setelah presentasi pengantar, bagi mahasiswa menjadi kelompok-kelompok kecil. Instruksikan masing-masing kelompok untuk memilih satu penyakit infeksi yang relevan Aktivitas secara lokal dan mengembangkan materi peningkatan kesadaran masyarakat untuk kelompok mengatasi penyakit tersebut. Semua kelompok harus mempertimbangkan pertanyaankecil pertanyaan berikut sebelum mengembangkan materi tersebut: Penyakit infeksi apa yang menjadi target anda untuk peningkatan kesadaran masyarakat? Siapakah target pendengar? Apa saja pesan yang anda ingin tersampaikan kepada target pendengar? Apakah metode terbaik untuk menyampaikan pesan-pesan tersebut? Jenis metode apa yang paling sesuai? Bagaimana materi dapat diadaptasikan untuk target pendengar lainnya? Apakah bahan anda mendukung atau konsisten dengan kebijakan kesehatan masyarakat untuk penyakit ini? Apakah anda mempunyai bahan yang ditujukan untuk minoritas, seperti orang yang buta huruf atau orang yang tidak berbicara dalam bahasa Indonesia? Setelah mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan tersebut, masing-masing kelompok diminta membuat sebuah presentasi sepanjang 10 menit untuk membagikan ide mereka tentang materi peningkatan kesadaran masyarakat dan mendapatkan umpan balik dari kelas.
Large Group 60 Presentasi materi peningkatan kesadaran masyarakat Discussion Menit Minta setiap kelompok untuk membagikan informasi dasar tentang penyakit infeksi yang mereka pilih dalam kaitannya dengan konteks lokal dan konsep mereka tentang bahan peningkatan kesadaran masyarakat. Sediakan waktu bagi kelas untuk memberikan umpan balik pada akhir sesi.
Pekerjaan rumah
Instruksikan mahasiswa untuk bertemu dalam kelompok di luar kelas untuk mengembangkan bahan peningkatan kesadaran masyarakat untuk penyakit infeksi yang sudah dipilih. Mereka juga harus mengembangkan sebuah rencana untuk terlibat dalam masyarakat setempat, pastikan bahwa mereka berbicara dengan pemimpin komunitas yang sesuai dan mengatur mekanisme komunikasi yang cocok. Pada sesi berikutnya, kelas akan bertemu dengan individu-individu dari target pendengar mereka untuk menyampaikan materi edukasi dan mengevaluasi efektivitasnya.
403
INDOHUN
Latihan untuk Peserta
404
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Sub Bab: Mengembangkan Materi Peningkatan Kesadaran Masyarakat pada Penyakit Infeksi: Bagian 2 Tujuan Pembelajaran:
Mengembangkan materi peningkatan kesadaran masyarakat dan pencegahan penyakit infeksi Kuliah; Aktivitas kelompok kecil; Diskusi kelompok besar; karyawisata
Jenis pembelajaran: Waktu: 135–195 menit Alat dan bahan: Materi peningkatan kesadaran masyarakat
Panduan mahasiswa Tugas pra-kelas Menyiapkan materi peningkatan kesadaran masyarakat dan strategi untuk melibatkan masyarakat Tugas tingkat Mengembangkan alat bantu diagnostik spesifik untuk penyakit infeksi profesional Catatan untuk Fasilitator
Persiapan Fasilitator
Pra-kerja
Beberapa minggu sebelum kelas dilangsungkan, anda perlu mulai mempersiapkan karyawisata. Pastikan anda memperoleh izin dari otoritas setempat dan universitas. Segera sesudah mahasiswa memilih target pendengar dan mekanisme komunikasi, anda dapat membantu mereka (jika diperlukan) menyiapkan strategi komunikasi ke masyarakat Sebelum sesi dimulai, mahasiswa harus mempersiapkan bahan-bahan peningkatan kesadaran masyarakat dan strategi untuk melibatkan masyarakat. Mereka perlu memperhatikan halhal berikut: Lokasi Tujuan Profil dari pendengar yang dituju atau kelompok target Masalah utama untuk didiskusikan atau disorot oleh pembicara atau peserta lainnya Target jumlah peserta Bahasa yang digunakan Dokumen dan material yang akan didistribusikan
120- Mengaplikasikan materi peningkatan kesadaran masyarakat pada target pendengar. 180 Sesudah materi dibuat dan siap didistribusikan, mahasiswa pergi dalam sebuah karyawisata Menit ke suatu kelompok masyarakat (atau universitas) untuk menyampaikan materi peningkatan Karyawisata kesadaran masyarakat mereka ke target pendengar yang sudah ditentukan. Catatan: Jika tidak dimungkinkan untuk mengunjungi suatu komunitas lokal atau sulit mengerjakan aktivitas di wilayah universitas, pilihan lain adalah mahasiswa melakukan permainan peran, di mana satu kelompok berperan sebagai target pendengar dan kelompok lainnya menyampaikan materi peningkatan kesadaran masyarakat.
405
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health 15 Penutup karyawisata Menit Selama karyawisata atau aktivitas terkait, diskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut di dalam kelas:
Diskusi kelompok besar
Apakah anda menemukan tantangan ketika memperkenalkan materi anda kepada target pendengar? Seberapa baik target pendengar memahami pesan-pesan yang disampaikan dalam bahan anda? Umpan balik apa yang anda terima dari pendengar? Apakah tingkat pendidikan dari orang yang terpajan terhadap materi anda mempengaruhi pemahamannya tentang isi bahan? Apakah ada gunanya melakukan uji “pilot” terlebih dahulu pada bahan anda? Mengapakah uji “pilot” penting? Apakah metode terbaik untuk melakukannya?
406
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Latihan untuk Peserta Tujuan pembelajaran: Mengembangkan materi peningkatan kesadaran masyarakat dan pencegahan penyakit Mengembangkan bahan-bahan peningkatan kesadaran masyarakat PENDENGAR• PESAN• BAHAN-BAHAN. Pendengar: Anak/Remaja/Dewasa Kuliah
Pendengar umum/spesifik Sektor publik dan swasta Minoritas atau sub-kelompok Pesan yang efektif: Singkat: Gunakan kata-kata sesedikit mungkin, tapi jangan terlalu pendek Jelas: Kakek dan nenek anda dapat memahaminya Menarik: Jelaskan permasalahannya Kredibel: Jelaskan bagaimana anda menjelaskan permasalahan tersebut Konseptual: Jangan menggunakan rincian yang tidak perlu Konkrit: spesifik dan nyata Terarah: membahas hal-hal yang menjadi perhatian pendengar Konsisten: menggunakan dasar pesan yang sama Dua arah: bertujuan untuk melibatkan pendengar dalam diskusi
Catatan:
Mengembangkan sebuah pesan peningkatan kesadaran masyarakat Buatlah sebuah presentasi 10 sampai 15 menit untuk membagikan bahan-bahan peningkatan kesadaran masyarakat anda
407
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Untuk mengembangkan bahan-bahan anda, diskusikan: Penyakit infeksi apa yang menjadi target anda untuk peningkatan kesadaran masyarakat? Siapakah target pendengar? Apa saja pesan yang anda ingin tersampaikan kepada target pendengar? Apakah metode terbaik untuk menyampaikan pesan-pesan tersebut? Jenis bahan/metode apa yang paling sesuai? Bagaimana materi/bahan dapat diadaptasikan untuk target pendengar lainnya? Apakah bahan anda mendukung atau konsisten dengan kebijakan kesehatan masyarakat untuk penyakit ini? Apakah anda mempunyai bahan yang ditujukan untuk minoritas, seperti orang yang buta huruf atau orang yang tidak berbicara dalam bahasa Indonesia? Catatan:
Karyawisata: Mengkomunikasikan Pesan Anda Bersiaplah menyampaikan pesan anda dengan merencanakan: Lokasi Aktivitas kelompok kecil
Tujuan Profil dari pendengar atau kelompok yang dituju Masalah-masalah utama untuk didiskusikan atau ditekankan oleh pembicara atau peserta lain Jumlah peserta yang diharapkan Bahasa yang digunakan Makalah dan bahan-bahan untuk didistribusikan
408
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Catatan:
Penutup Karyawisata Apakah anda menemukan tantangan ketika memperkenalkan bahan/materi anda kepada target pendengar? Seberapa baik target pendengar memahami pesan-pesan yang disampaikan dalam bahan anda? Diskusi Umpan balik apa yang anda terima dari pendengar? kelompok Apakah tingkat pendidikan dari orang yang terpajan terhadap bahan/materi anda mempengaruhi besar pemahamannya tentang isi bahan? Apakah ada gunanya melakukan uji “pilot” terlebih dahulu pada bahan anda? Mengapakah uji “pilot” penting? Apakah metode terbaik untuk melakukannya? Catatan:
409
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Sub Bab: Mengkritisi Sebuah Rencana Penanganan Penyakit Infeksi Menggunakan Sudut Pandang “One Health” Tujuan pembelajaran:
Memahami parameter apa yang dapat digunakan untuk menentukan strategi dan efektivitas dari rencana penanganan penyakit infeksi Mengenali situasi di mana pendekatan “One Health” sedang diaplikasikan pada rencana penanganan penyakit infeksi atau program. Mengevaluasi dan mengkritisi rencana penanganan penyakit infeksi Menilai rencana penanganan penyakit infeksi dan bagaimana rencana ini mungkin memiliki pengaruh yang tidak disengaja ketika diimplementasikan Menjelaskan keuntungan dan kerugian dari suatu strategi pengendalian penyakit infeksi Diskusi kelompok besar
Jenis pembelajaran: Waktu: 60–120 Menit Alat dan bahan: Komputer, proyektor LCD, layar / dinding Flipchart atau papan tulis dengan spidol Modul Powerpoint
Panduan mahasiswa Tugas pra-kelas Baca artikel, “Designing Programs for Eliminating Canine Rabies form Islands: Bali, Indonesia as a Case Study” (Townsend et al.) Catatan untuk Fasilitator Sebelum kelas dilangsungkan, minta mahasiswa untuk membaca makalah berikut: “Designing Programs for Eliminating Canine Rabies from Islands: Bali, Indonesia as a Case Study” (Townsend, et al.) Pra-kerja
Diskusi kelompok besar
410
60– Menilai rencana penanganan rabies pada anjing menggunakan pendekatan “One 120 Health” Menit Jelaskan kepada mahasiswa bahwa rabies pada anjing adalah salah satu penyakit zoonosis yang paling penting dan paling ditakuti di dunia; namun demikian, dapat dicegah. Laju mortalitas rabies pada manusia hampir mencapai 100%. Pada beberapa wilayah, eliminasi rabies sedang dikoordinasikan dengan sukses, sementara di berbagai wilayah lain, rabies merupakan penyakit endemik dan terus menyebar di wilayah-wilayah yang sebelumnya tidak terjangkit. Ketika mulai terjadi epidemi, metode pengendalian yang sudah diterima maupun masih diperdebatkan sama-sama digunakan. Berbagai pertanyaan masih tersisa mengenai strategi paling efektif untuk mengeliminasi rabies, dan strategi-strategi ini mungkin beragam tergantung dari faktor-faktor di lokasi terkait, seperti jenis hewan utama yang saat ini bertanggung jawab untuk penyakit pada manusia (cth: kelelawar di Brazil, anjing di Bali, Indonesia). Pandu mahasiswa melalui pertanyaan-pertanyaan berikut, berkaitan dengan bahan bacaan Townsend:
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Apakah yang menyebabkan kemunculan rabies di Bali? (jawaban: Bali pernah bebas rabies sebelum tahun 2008, kemudian penyakit tersebut muncul ketika seekor anjing terinfeksi rabies dari sebuah kapal nelayan yang mendarat di pulau tersebut.) Apa sajakah intervensi yang dapat dipertimbangkan untuk diikutsertakan dalam rencana penanganan rabies? (jawaban: kampanye massal untuk vaksinasi anjing, praktik perawatan hewan yang baik pada pemilik anjing peliharaan, sterilisasi anjing, diagnosis rabies atau karantina/observasi pada anjing-anjing yang telah menggigit manusia, perawatan luka yang baik dan profilaksis/vaksinasi pasca pajanan pada manusia yang tergigit oleh anjing dengan kecurigaan kemungkinan infeksi rabies)? Apa yang dimaksud dengan R0? Bagaimanakah R0 dihitung untuk rabies dalam makalah ini? (jawaban: R0 adalah bilangan reproduktif dasar yang memperkirakan jumlah dari kasus baru yang muncul dari satu individu infeksius. Dalam makalah ini R0 untuk rabies pada anjing diperkirakan sebesar 1,2; jadi kita dapat memperkirakan bahwa terdapat 1,2 kasus rabies baru dari setiap anjing terinfeksi.) Penurunan dari tingkat kepadatan jumlah anjing telah dibahas sebagai salah satu cara penanganan rabies yang mungkin dilakukan. Apakah yang disimpulkan oleh para penulis mengenai teknik ini untuk sebuah rencana penanganan dan mengapa? Apa sajakah kampanye vaksinasi anjing yang dibahas dalam makalah tersebut dan bagaimana kegunaannya dalam rencana penanganan rabies dapat bervariasi? Dengan cara seperti apakah rencana penanganan rabies yang dibahas dalam makalah menggunakan pendekatan “One Health”? Aspek-aspek apa sajakah dari rencana penanganan ini yang dapat ditingkatkan melalui sudut pandang “One Health”?
411
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Latihan untuk Peserta Tujuan pembelajaran:
Memahami parameter apa yang dapat digunakan untuk menentukan strategi dan efektivitas dari rencana penanganan penyakit infeksi Mengenali situasi di mana pendekatan “One Health” sedang diaplikasikan pada rencana penanganan penyakit infeksi atau program. Mengevaluasi dan mengkritisi rencana penanganan penyakit infeksi Menilai rencana penanganan penyakit infeksi dan bagaimana rencana ini mungkin memiliki pengaruh yang tidak disengaja ketika diimplementasikan
Menjelaskan keuntungan dan kerugian dari suatu strategi pengendalian penyakit infeksi Tugas pra-kelas Baca artikel, “Designing Programs for Eliminating Canine Rabies form Islands: Bali, Indonesia as a Case Study” (Townsend et al.) Tugas Membaca Sebelum kelas dilangsungkan, minta mahasiswa untuk membaca makalah berikut: “Designing Programs for Eliminating Canine Rabies from Islands: Bali, Indonesia as a Case Study” (Townsend, et al.) Pra-kerja Menilai Rencana Penanganan Rabies pada Anjing Menggunakan Pendekatan “One Health” Dari Bacaan anda diskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut: Apakah yang menyebabkan kemunculan rabies di Bali? Apa sajakah intervensi yang dapat dipertimbangkan untuk diikutsertakan dalam rencana penanganan rabies? Diskusi Apa yang dimaksud dengan R0? Bagaimanakah R0 dihitung untuk rabies dalam makalah ini? Kelompok Penurunan dari tingkat kepadatan jumlah anjing telah dibahas sebagai salah satu cara penanganan Besar rabies yang mungkin dilakukan. Apakah yang disimpulkan oleh para penulis mengenai teknik ini untuk sebuah rencana penanganan dan mengapa? Apa sajakah kampanye vaksinasi anjing yang dibahas dalam makalah tersebut dan bagaimana kegunaannya dalam rencana penanganan rabies dapat bervariasi? Dengan cara seperti apakah rencana penanganan rabies yang dibahas dalam makalah menggunakan pendekatan “One Health”? Aspek-aspek apa sajakah dari rencana penanganan ini yang dapat ditingkatkan melalui sudut pandang “One Health”? Catatan:
412
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Sub Bab: Dampak Sistemik dari Suatu Rencana Penanganan Penyakit Infeksi Tujuan pembelajaran:
Mengenali saat sebuah pendekatan “One Health” sedang digunakan dalam rencana atau program penanganan penyakit infeksi. Mengevaluasi dan mengkritisi sebuah rencana penanganan penyakit infeksi. Menilai rencana pengendalian penyakit infeksi dan memahami bagaimana (dan mengapa) mereka dapat memiliki dampak yang tidak disengaja ketika diimplementasikan.
Jenis pembelajaran: Waktu: Alat dan bahan:
Deskripsikan keuntungan dan kerugian dari suatu strategi pengendalian Diskusi kelompok kecil dan besar; Pemetaan Konsep 80 Menit Komputer, proyektor LCD, layar / dinding Flipchart atau papan tulis dengan spidol Modul Powerpoint
Tugas pra-kelas
Panduan mahasiswa Membaca artikel: “Influenza at the Human-Animal Interface” (WHO) “Thailand to Cull Ducks in Avian Flu Fight” (Center for Infectious Disease Research and Policy) “Thai Farmers Worry Controls on Bird Flu Threaten Livelihoods” (The Washington Post) “Improving Risk Models for Avian Influenza: The Role of Intensive Poultry Farming and Flooded Land during the 2004 Thailand Epidemic” (Van Boeckel TP, Thanapongtharm W, Robinson T, Biradar CM, Xiao X, et al.)
Catatan untuk Fasilitator
Sebelum kelas dilangsungkan, mintalah mahasiswa untuk membaca artikel-artikel berikut: “Influenza at the Human-Animal Interface” (WHO) Pra-kerja
“Thailand to Cull Ducks in Avian Flu Fight” (Center for Infectious Disease Research and Policy) “Thai Farmers Worry Controls on Bird Flu Threaten Livelihoods” (The Washington Post) “Improving Risk Models for Avian Influenza: The Role of Intensive Poultry Farming and Flooded Land during the 2004 Thailand Epidemic” (Van Boeckel TP, Thanapongtharm W, Robinson T, Biradar CM, Xiao X, et al.)
Diskusi kelompok besar
15 Dampak sistemik dari sebuah rencana penanganan penyakit infeksi Menit Aktivitas ini membantu mahasiswa untuk memahami dampak kolateral yang disebabkan oleh implementasi dari sebuah rencana penangan penyakit infeksi. Mulai aktivitas dengan membacakan dengan lantang kepada kelas (atau pilihlah beberapa mahasiswa untuk membacakan dengan lantang) tentang artikel CIDRP “Thailand to Cull Ducks in Avian Flu Fight,” yang mendeskripsikan dengan singkat sebuah rencana penanganan flu burung di Thailand. Catatan: jika mahasiswa belum pernah mempelajari latar belakang dan biologi dari flu burung, anda perlu menggunakan sebagian waktu untuk membahas informasi ini. 413
INDOHUN
Diskusi kelompok kecil
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health 60 Bagi mahasiswa menjadi kelompok-kelompok kecil untuk mendiskusikan tentang cuplikan Menit berita berikut. Ingatkan mereka untuk juga mempertimbangkan tugas bacaan mereka dari The Washington Post dan makalah ilmiah tentang Intensive pultry farming and avian influenza during the 2004 flooding in Thailand. Mintalah mahasiswa untuk mendiskusikan pertanyaan berikut: Mengapa bebek penting untuk dipertimbangkan dalam penyebaran flu burung? Berapa banyak bebek yang berkontribusi dalam penyebaran flu burung ke manusia? Mengapa pemusnahan bebek merupakan bagian dari rencana penanganan untuk pengendalian flu burung di Thailand? Setelah diskusi kelompok kecil, mahasiswa perlu mempertimbangkan dampak sistemik dari rencana tersebut. Secara alamiah, diharapkan bahwa rencana tersebut akan mengurangi penyebaran flu burung. Namun demikian, dampak yang tidak disengaja dari tindakan demikian seringkali terjadi. Tanyakan kepada kelas mengenai dua pertanyaan berikut dan catat satu atau dua tanggapan dari setiap pertanyaan: Apakah kemungkinan dampak negatif dari rencana ini? Adakah dampak positif yang belum dipertimbangkan? Mintalah mahasiswa untuk kembali dalam kelompok kecil masing-masing dan minta mereka untuk membuat sebuah daftar dari keuntungan dan kerugian dari rencana pemusnahan bebek. Pastikan mahasiswa mempertimbangkan masalah-masalah di luar penyebaran penyakit, seperti ekonomi, sistem sosial, kemiskinan, demografi, pertanian, sejarah budaya pada wilayah implementasi rencana, dsb. Mereka juga perlu mempertimbangkan peran bebek dalam ekosistem dan dampak negatif pemusnahan secara ekologis (cth: terjadi peningkatan populasi organisme yang biasanya menjadi makanan bebek, atau munculnya ruang untuk munculnya penyakit lain). Masing-masing kelompok kemudian diminta membuat sebuah daftar atau peta dari kemungkinan dampak sistem dari rencana penanganan flu burung ini.
Diskusi kelompok besar
414
5 Sebagai penutup, masing-masing kelompok mempresentasikan daftar tentang keuntungan Menit dan kerugian dan peta dampak sistemik yang mereka buat kepada seluruh kelas
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Latihan untuk Peserta Tujuan pembelajaran:
Mengenali saat sebuah pendekatan “One Health” sedang digunakan dalam rencana atau program penanganan penyakit infeksi. Mengevaluasi dan mengkritisi sebuah rencana penanganan penyakit infeksi. Menilai rencana pengendalian penyakit infeksi dan memahami bagaimana (dan mengapa) mereka dapat memiliki dampak yang tidak disengaja ketika diimplementasikan. Deskripsikan keuntungan dan kerugian dari suatu strategi pengendalian
Tugas pra-kelas Membaca artikel: “Influenza at the Human-Animal Interface” (WHO) “Thailand to Cull Ducks in Avian Flu Fight” (Center for Infectious Disease Research and Policy) “Thai Farmers Worry Controls on Bird Flu Threaten Livelihoods” (The Washington Post) “Improving Risk Models for Avian Influenza: The Role of Intensive Poultry Farming and Flooded Land during the 2004 Thailand Epidemic” (Van Boeckel TP, Thanapongtharm W, Robinson T, Biradar CM, Xiao X, et al.) Tugas Membaca Sebelum kelas dilangsungkan, mintalah mahasiswa untuk membaca artikel-artikel berikut: “Influenza at the Human-Animal Interface” (WHO) Pra-kerja
“Thailand to Cull Ducks in Avian Flu Fight” (Center for Infectious Disease Research and Policy) “Thai Farmers Worry Controls on Bird Flu Threaten Livelihoods” (The Washington Post) “Improving Risk Models for Avian Influenza: The Role of Intensive Poultry Farming and Flooded Land during the 2004 Thailand Epidemic” (Van Boeckel TP, Thanapongtharm W, Robinson T, Biradar CM, Xiao X, et al.)
Thailand Memusnahkan Bebek untuk Melawan Flu Burung Mengapa bebek penting untuk dipertimbangkan dalam penyebaran flu burung? Berapa banyak bebek yang berkontribusi dalam penyebaran flu burung ke manusia? Latihan Mengapa pemusnahan bebek merupakan bagian dari rencana penanganan untuk pengendalian flu burung di Thailand? Kelompok Kecil
415
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Buatlah sebuah daftar atau sebuah peta untuk menggambarkan keuntungan atau kerugian dari kemungkinan dampak sistemik dari program pemusnahan bebek di Thailand.
Catatan:
416
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Sub Bab: Mengkaji Sistem Surveilans Penyakit yang Tersedia Tujuan pembelajaran:
Memahami konsep kunci dari metode-metode surveilans penyakit infeksi Mendeskripsikan komponen-komponen dan metode untuk mengevaluasi sistem surveilans kesehatan masyarakat Kuliah; Aktivitas kelompok kecil; Diskusi kelompok kecil dan besar
Jenis pembelajaran: Waktu: 160 Menit Alat dan bahan: Komputer, proyektor LCD, layar / dinding Flipchart atau papan tulis dengan spidol Modul Powerpoint Panduan mahasiswa
Komputer dengan akses internet (untuk mahasiswa) Tugas pra-kelas Membaca“Updated Guidelines for Evaluating Public Health Surveillance Systems” (CDC) Catatan untuk Fasilitator
Pra-kerja
Kuliah
Minta mahasiswa untuk menyelesaikan bacaan berikut sebelum kelas dilangsungkan: “Updated Guidelines for Evaluating Public Health Surveillance Systems.” Morbidity and Mortality Weekly Report (MMRW). U.S. Centers for Disease Control and Prevention. July 27, 2001 / 50 (RR13); 1–35. Available online at: http://www.cdc.gov/mmwr/preview/ mmwrhtml/rr5013a1.html 30 Konsep kunci dalam metode surveilans penyakit Menit Perkenalkan tentang konsep dari metode surveilans dan beritahukan mahasiswa bahwa surveilans kesehatan masyarakat didefinisikan sebagai suatu pengumpulan, analisis dan interpretasi data keluaran spesifik secara berkelanjutan untuk digunakan dalam perencanaan, implementasi dan evaluasi praktik-praktik kesehatan masyarakat. Berikan kuliah yang meninjau poin-poin penting di bawah ini: Obyektif yang SMART (Strategic, Measurable, Adaptable, Responsive, Targeted). Idealnya, suatu sistem surveilans penyakit yang efektif mampu untuk: Mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang mendorong kemunculan penyakit zoonosis Mendeteksi kemunculan wabah atau trend atau pola baru dari penyakit Memprediksi kejadian-kejadian yang dapat menyebabkan kemunculan penyakit. Membantu pemerintah dalam pengembangan strategi pencegahan Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu kepada manajer program Membangun sebuah sistem peringatan awal secara global yang berkesinambungan Sumber-sumber data surveilans penyakit mencakup (contoh): Surveilans lapangan – data yang dikumpulkan dari lapangan, baik kuantitatif maupun kualitatif Surveilans penyakit digital – data yang dikumpulkan melalui monitoring otomatis berbasis internet Surveilans populasi – data yang dikumpulkan dari kejadian spesifik mengenai penyakit tertentu dalam suatu populasi target (yang representatif dari seluruh populasi)
417
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Surveilans laboratorium – informasi yang mencakup hasil uji diagnostik untuk penyakit yang dilaporkan dari laboratorium Surveilans sentinel – data mengenai sebuah penyakit yang dikumpulkan dari lokasi tertentu (informasi yang berguna, namun tidak selalu lengkap atau representatif untuk seluruh populasi) Komponen-komponen dari aktivitas utama surveilans penyakit Surveilans kesehatan masyarakat terdiri dari enam aktivitas utama: deteksi, registrasi, pelaporan, konfirmasi, analisis dan umpan balik. Aktivitas pendukung mencakup komunikasi, supervisi, pelatihan dan promosi material. Evaluasi sistem surveilans kesehatan masyarakat dengan menggunakan kriteria berikut: Kesederhanaan, fleksibililitas, akseptabilitas, sensitivitas dan spesifisitas, nilai prediksi positif (PPV), keterwakilan, kesinambungan dan tepat waktu 60 Bagi mahasiswa menjadi kelompok yang terdiri dari tiga atau 4 orang dan tugaskan masingMenit masing kelompok untuk menelusuri sebuah situs internet surveilans penyakit:
Aktivitas kelompok kecil
CDC WHO OIE European CDC Mereka harus meninjau sistem surveilans tersebut berdasarkan konsep-konsep dasar mengenai evaluasi surveilans dan menentukan apakah situs surveilans tersebut memiliki rencana untuk pengumpulan data dan prosedur surveilans yang terorganisir dengan baik, dan memiliki metode-metode untuk memastikan kesahihan dan keandalan data. Setelah meninjau situs tersebut, mahasiswa diminta memilih sebuah penyakit zoonosis dan membuat rencana pengumpulan data, termasuk prosedur dan teknik yang tercakup dalam kuliah.
60 Mintalah setiap kelompok menampilkan rencana pengumpulan dan evaluasi data mereka Menit untuk penyakit zoonosis yang sudah dipilih. Kemudian, sebagai kelompok besar, diskusikan kemiripan dan perbedaan antara rencanrencana tersebut berdasarkan pada kriteria evaluasi WHO/CDC, yang merepresentasikan Diskusi suatu evaluasi kegunaan dari sistem surveilans: (Catatan: jawaban-jawaban disediakan kelompok dalam kurung untuk fasilitator untuk membantu diskusi mengenai istilah berikut dengan besar mahasiswa): Kesederhanaan (untuk sebuah sistem surveilans kesehatan masyarakat, merujuk kepada struktur dan kemudahan penggunaan. Sistem sebaiknya dibuat sesederhana mungkin, namun tetap memenuhi sasaran penggunaan sistem tersebut)i Fleksibilitas (merujuk kepada kemampuan sebuah sistem untuk beradaptasi terhadap kebutuhan informasi yang berubah atau keadaan dengan waktu yang sempit, personil atau dana yang terbatas, cth: kejadian penyakit baru, definisi kasus atau uji diagnostik.) Akseptabilitas (Kesediaan individu atau organisasi untuk berpartisipasi dalam sistem surveilans.) Sensitivitas (merefleksikan dua tingkatan: proporsi kasus atau kejadian terkait kesehatan lain yang dideteksi oleh sistem, dan atau kemampuan untuk mendeteksi wabah dan mengawasi perubahan dalam jumlah kasus seiring perjalanan waktu.)
418
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Spesifisitas (proporsi dari orang yang sehat [tanpa penyakit atau masalah yang diperhatikan] yang diklasifikasi sebagai tidak sakit dengan benar.) Akurasi (cth: seberapa akurat suatu uji diagnostik untuk konfirmasi penyakit?) Nilai prediksi positif [Positive predictive value/PPV] (proporsi dari kasus terlapor yang betul-betul mengalami kejadian terkait kesehatan yang diawasi) Representasi (sebuah sistem dianggap representatif bila dengan akurat mendeskripsikan kejadian dari suatu kejadian terkait kesehatan seiring dengan waktu dan distribusinya dalam populasi berdasarkan tempat dan orang.) Kesinambungan (apakah terdapat sumber daya yang mencukupi untuk kesinambungan aktivitas surveilans.) Tepat waktu (merefleksikan kecepatan antara masing-masing langkah dalam sistem surveilans kesehatan masyarakat. cth: tanggal identifikasi penyakit sampai tanggal pelaporan.) Kemungkinan pertanyaan diskusi lainnya adalah, “Apakah jenis monitoring data lainnya yang dapat berguna untuk menganalisis atau memperkirakan di mana penyakit zoonosis akan terjadi?” jawaban yang perlu didapatkan termasuk: Data meteorologi Perubahan iklim Perubahan habitat / penggunaan lahan Pola migrasi hewan Analisis data surveilans (menunjukkan trend yang meningkat seiring perjalanan waktu) 10 Penutup Menit Mintalah kelas mendiskusikan tentang sistem surveilans SMART untuk penyakit zoonosis. Bagaimana rencana masing-masing kelompok mencakup aspek SMART: S = Strategic Diskusi M = Measurable kelompok A = Adaptable besar R = Responsive T = Targeted
419
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Latihan untuk Peserta Tujuan pembelajaran:
Memahami konsep kunci dari metode-metode surveilans penyakit infeksi
Mendeskripsikan komponen-komponen dan metode untuk mengevaluasi sistem surveilans kesehatan masyarakat Tugas pra-kelas Membaca“Updated Guidelines for Evaluating Public Health Surveillance Systems” (CDC) Tugas Membaca Sebelum sesi dimulai, bacalah laporan mingguan morbiditas dan mortalitas CDC, “Updated Guidelines for Evaluating Public Health Surveillance Systems,” tersedia gratis di, http://www.cdc. gov/mmwr/preview/mmwrhtml/rr5013a1.htm#fig#fig1 Tugas Membaca Konsep-konsep Kunci dari Metode Surveilans
Kuliah
Situs Internet Surveilans
Aktivitas kelompok kecil
420
Telusuri situs-situs internet untuk surveilans penyakit dari CDC, WHO, OIE, dan CDC Eropa. Kemudian pilihlah sebuah penyakit zoonosis dan buatlah sebuah rencana untuk pengumpulan data, termasuk prosedur dan teknik yang tercakup dalam kuliah di kelas.
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Catatan:
421
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Sub Bab: Menganalisa Data Surveilans Penyakit Menggunakan HealthMap Tujuan pembelajaran: Memahami konsep kunci dari surveilans penyakit Membuat sebuah rencana untuk pengumpulan data surveilans Mendeskripsikan prosedur dan teknik pengumpulan data Melakukan analisis data kuantitatif dan kualitatif Menginterpretasikan data dan mempresentasikannya kepada pendengar
Jenis pembelajaran: Waktu: Alat dan bahan:
Menggunakan peranti lunak dan peranti keras yang sesuai untuk mengelola surveilans penyakit Proyek tim HealthMap 150 Menit Komputer, proyektor LCD, layar / dinding Flipchart atau papan tulis dengan spidol Modul Powerpoint Panduan mahasiswa HealthMap (slide tutorial atau video webinar di www.healthmap.org)
Catatan untuk Fasilitator 30 Pengantar HealthMap Menit Memahami bagaimana penanganan penyakit infeksi melibatkan pemahaman bagaimana kasus atau wabah dilaporkan dan bagaimana surveilans dikerjakan. Aktivitas ini akan HealthMap menggunakan Healthmap, sebuah situs internet online gratis yang melaporkan penyakit Tutorial infeksi di seluruh dunia, guna berlatih menganalisa data surveilans untuk penyakit infeksi. daring Tuntun mahasiswa melalui tutorial online menggunakan video webinar HealthMap (membutuhkan internet cepat) atau slide webinar, tersedia online di www.healthmap.org Minta mahasiswa untuk menggunakan sebuah komputer supaya mereka mengerti bagaimana menggunakan HealthMap untuk menganalisa data surveilans dalam aktivitas ini. Sediakan pengantar berikut untuk HealthMap (diambil dari situs internet) sebelum menunjukkan tutorial. HealthMap, dibuat oleh sebuah tim peneliti, terdiri dari epidemiolog dan pengembang software di Boston Children’s Hospital yang didirikan pada tahun 2006. Organisasi ini adalah pemimpin global dalam penggunaan sumber-sumber informal online untuk monitoring wabah penyakit dan surveilans secara aktual dari ancaman kesehatan masyarakat yang sedang berkembang. Situs internet gratis healthmap.org dan aplikasi seluler “Outbreaks Near Me” menyediakan intelijen aktual mengenai sejumlah penyakit menular baru muncul untuk audiens yang luas, termasuk perpustakaan, departemen kesehatan lokal, pemerintah dan turis internasional. HealthMap menyatukan berbagai sumber data yang berbeda, termasuk pengumpul berita online, laporan saksi mata, diskusi ahli dan laporan resmi yang sudah divalidasi, untuk mendapatkan sebuah gambaran yang terpadu dan menyeluruh mengenai keadaan global terbaru dari penyakit-penyakit infeksi dan dampaknya pada kesehatan manusia dan hewan. Melalui proses otomatis, pemutakhiran 24/7/365, sistem ini mengawasi, mengorganisir, menggabungkan, menyaring, memvisualisasikan dan menyebarkan informasi online mengenai penyakit yang sedang berkembang dalam sembilan bahasa, membantu deteksi awal dari ancaman kesehatan masyarakat global. 422
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
60 Setelah menjalani pelatihan HealthMap, bagi mahasiswa-mahasiswa ke dalam kelompok kecil Menit yang terdiri dari tiga atau empat orang. Masing-masing kelompok diminta untuk berlatih menggunakan aplikasi HealthMap dan memilih sebuah penyakit zoonosis untuk proyek mereka. Mereka perlu memilih penyakit yang memiliki lebih dari sepuluh laporan secara Aktivitas global atau dalam wilayah yang mereka pilih dalam satu tahun terakhir sehingga mereka kelompok kecil mempunyai cukup data untuk mengerjakan proyek mereka. Laporan ini dapat ditemukan dalam situs surveilans yang dipelajari di sesi berikutnya (WHO, CDC, dll) Untuk aktivitas ini, masing-masing kelompok diminta mempelajari data surveilans pada HealthMap dalam satu tahun terakhir untuk penyakit yang mereka pilih dan mengumpulkan informasi-informasi berikut yang tersedia melalui HealthMap: Penyakit Negara yang tercakup (nasional, regional atau global) Spesies pejamu/host yang terpengaruh Jumlah total laporan penyakit untuk tahun tersebut Jumlah total kasus penyakit pada setiap spesies yang terdampak Laporan Departemen Kesehatan
60 Menit Pada bagian ini, anda dapat menambahkan waktu di dalam kelas untuk masing-masing kelompok, sehingga mereka dapat menyelesaikan proyek tersebut, atau tugaskan sebagai pekerjaan rumah untuk dikerjakan di luar kelas. Masing-masing kelompok akan menyusun dan menyampaikan presentasi sepanjang 15 sampai 20 menit kepada kelas. Presentasi ini dibuat dalam bentuk laporan ilmiah kepada departemen kesehatan lokal yang terkait dengan penyakit tersebut. Menggunakan data surveilans yang dikumpulkan dari HealthMap, mahasiswa diminta untuk melakukan analisa berikut: Menyediakan latar belakang dan ikhtisar informasi mengenai penyakit dengan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan dari sesi sebelumnya Membuat sebuah peta pada tingkat negara, regional atau global yang menunjukkan wabah pada tahun tersebut Membuat sebuah diagram atau grafik lain untuk menampilkan jumlah kasus atau wabah yang dilaporkan per minggu atau per bulan Membuat sebuah diagram atau grafik lain untuk menampilkan jumlah kasus menurut spesies pejamu/host sepanjang tahun tersebut Menganalisa data dalam laporan penyakit untuk menentukan sumber yang mungkin dan jumlah dari laporan penyakit Menganalisa data dalam laporan penyakit untuk menentukan sumber penyakit dan rute penyebaran yang mungkin Membuat sebuah peta, diagram sistem atau bantuan visual lainnya untuk menampilkan penyebaran dan faktor risiko yang terkumpul dari data surveilans penyakit Membuat kesimpulan mengenai data surveilans mengenai status penyakit saat ini. Termasuk informasi apapun yang terkumpul mengenai pengaturan cara-cara intervensi yang disebutkan dalam laporan. Masing-masing kelompok dapat menentukan format dan jenis media yang digunakan untuk presentasi, termasuk video, laporan langsung, slide presentasi atau cara lainnya.
423
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Latihan untuk Peserta Tujuan pembelajaran:
Memahami konsep kunci dari surveilans penyakit Membuat sebuah rencana untuk pengumpulan data surveilans Mendeskripsikan prosedur dan teknik pengumpulan data Melakukan analisis data kuantitatif dan kualitatif Menginterpretasikan data dan mempresentasikannya kepada pendengar Menggunakan peranti lunak dan peranti keras yang sesuai untuk mengelola surveilans penyakit
Pengantar HealthMap
Pelatihan daring HealthMap
Dapatkan pelatihan online untuk HealthMap di www.healthmaporg Penugasan Data HealthMap Pilihlah sebuah penyakit dengan laporan global sejumlah lebih dari 10 laporan atau di Aktivitas wilayah yang menarik perhatian anda Kelompok Lihat data surveilans untuk tahun sebelumnya kecil Kumpulkan informasi berikut:
‒ Penyakit ‒ Negara yang tercakup (nasional, regional atau global) ‒ Spesies pejamu/host yang terpengaruh ‒ Jumlah total laporan penyakit untuk tahun tersebut ‒ Jumlah total kasus penyakit pada setiap spesies yang terdampak
424
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Catatan:
425
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Sub Bab: Aktivitas Bermain Peran Tim “One Health”: Sebuah Rencana Penanganan dan Surveilans Penyakit Tujuan pembelajaran:
Mengembangkan keterampilan dalam bekerja sama dan bermitra serta memahami bagaimana memilih anggota tim ”One Health” Mengembang sebuah aksi “One Health” untuk investigasi dan pengendalian penyakit Mengembangkan rencana untuk pengendalian penyakit melalui diagnosis yang tepat, pencegahan penyakit dan peningkatan kesadaran masyarakat. Bermain peran; Diskusi kelompok besar
Jenis pembelajaran: Waktu: 60 Menit Alat dan bahan: Komputer, proyektor LCD, layar / dinding Flipchart atau papan tulis dengan spidol Modul Powerpoint Panduan mahasiswa Catatan untuk Fasilitator
Bermain peran
40 Menit Memperkenalkan mahasiswa kepada latihan bermain peran (role play) yang akan didasarkan pada sebuah skenario penyakit infeksi. Anda dapat menggunakan skenario kasus H5N1 berikut (juga terdapat dalam panduan mahasiswa) atau membuat sebuah skenario baru yang berhubungan dengan negara anda. Bacalah skenario dengan kelas dan berikan masing-masing sebuah peran seperti yang diikhtisarkan pada halaman berikut. Setelah peran dibagikan, mintalah kelompok untuk mempersiapkan aktivitas ini dengan meninjau pertanyaan berikut secara pribadi Apakah peran anda dalam skenario ini? Bagaimanakah peran dari masing-masing pemangku kepentingan dalam skenario ini? Bagaimanakah skenario ini mempengaruhi pemangku kepentingan yang anda perankan? Bagaimana respon terhadap penyakit infeksi dari masing-masing pemangku kepentingan dapat mempengaruhi penanganan penyakit? Siapa sajakah pemangku kepentingan lain yang perlu anda hadapi untuk dapat menangani penyakit infeksi tertentu? Setelah mahasiswa mempelajari skenario kasus secara pribadi, instruksikan mereka untuk menjalankan permainan peran selama 20 menit dengan cara bekerja dalam kelompok dengan semua pemangku kepentingan untuk menghadapi pertanyaanpertanyaan di atas bersama-sama. Tujuan akhir dari permainan peran ini adalah supaya mahasiswa bertindak sebagai sebuah tim “One Health”, dengan keterlibatan semua pemangku kepentingan, untuk menghasilkan sebuah rencana penanganan wabah saat ini dan surveilans berkelanjutan untuk penyakit tersebut. Hanya berikan masukan dan instruksi jika dibutuhkan.
426
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Skenario H5N1 diambil dari: www.internationalsos.com Laporan Awal Desas-desus tentang sebuah wabah penyakit respirasi parah pada dua desa di sebuah provinsi terpencil memicu WHO untuk mengirimkan sebuah tim untuk menyelidiki. Tim tersebut menemukan bahwa penduduk desa telah jatuh sakit selama sekitar satu bulan dan bahwa jumlah individu dengan infeksi akut (“kasus”) bertambah setiap hari. Tim tersebut berhasil mengidentifikasi setidaknya 50 kasus selama satu bulan terakhir; semua kelompok umur terpengaruh. Dua puluh pasien saat ini sedang dirawat di rumah sakit provinsi. Lima orang telah meninggal akibat pneumonia dan gagal napas akut. Spesimen dikirimkan ke laboratorium Surveilans penyakit pada wilayah sekitar ditingkatkan, dan kasus-kasus baru telah teridentifikasi di seluruh provinsi. Spesimen saluran napas yang dikumpulkan dari beberapa pasien diuji di laboratorium nasional dan ditemukan positif untuk virus influenza tipe A. Spesimen dikirimkan ke pusat rujukan WHO, kemudian laboratorium tersebut mengidentifikasi subtipe influenza A (H5N1) yang belum pernah diisolasi dari manusia sebelumnya. Uji sekuens gen berikutnya menunjukkan bahwa sebagian besar dari gen virus berasal dari sebuah virus flu burung, dengan gen sisanya diambil dari galur manusia. Lebih banyak kasus bermunculan di kota dan desa sekitar. Penyebaran ke negara tetangga dan usaha untuk karantina Virus influenza yang baru ini mulai menjadi judul utama semua koran-koran besar, dan menjadi berita utama pada saluran TV berita. Negara-negara diminta WHO untuk mengintensifkan surveilans dan aktivitas pengendalian influenza. Selama dua bulan berikutnya, wabah mulai bermunculan di negara-negara tetangga. Walaupun kasus-kasus telah dilaporkan pada semua kelompok umur, orang-orang dewasa muda tampaknya merupakan kelompok yang terdampak paling berat. Satu dari setiap 20 pasien meninggal. Laju penyebaran cepat, sehingga negara-negara memberlakukan larangan perjalanan dan karantina. Dampak sosial Institusi pendidikan ditutup. Terjadi kepanikan luas karena pasokan obat-obat antivirus sangat terbatas dan vaksin yang sesuai belum juga tersedia. Satu minggu kemudian, terdapat laporan bahwa virus H5N1 telah diisolasi dari penumpang pesawat dengan gejala respirasi yang datang dari negara terdampak. Benua lain terdampak Beberapa minggu kemudian, wabah lokal pertama dilaporkan dari benua-benua lain. Tingkat ketidakhadiran di sekolah dan perusahaan mulai meningkat. Telepon di departemen kesehatan berbunyi tanpa henti. Penyebaran virus baru terus menjadi berita utama pada media cetak dan elektronik. Masyarakat mulai resah dan meminta vaksin, namun demikian vaksin belum juga tersedia. Obat-obat antivirus tidak dapat diperoleh. Kepolisian, perusahaan utilitas lokal dan otoritas transportasi umum mengalami kekurangan personil secara signifikan, yang mengakibatkan gangguan berat pada layanan rutin.Selain itu, rumah sakit dan klinik rawat jalan kekurangan staf karena dokter, perawat dan pekerja kesehatan lainnya menjadi sakit atau takut untuk bekerja. Karena takut terhadap infeksi, pasien lanjut usia dengan keadaan medis kronik tidak berani meninggalkan rumah. Unit perawatan intensif di rumah sakit lokal kewalahan, tidak tersedia cukup ventilator untuk perawatan pasien pneumonia. Para orang tua menjadi putus asa ketika anak-anak mereka, yang sebelumnya adalah orang dewasa muda yang sehat, meninggal hanya dalam beberapa hari sesudah menjadi sakit. Beberapa bandara penting ditutup karena tingginya ketidakhadiran para petugas pengendali lalu lintas udara. Selama enam sampai delapan minggu berikutnya, layanan kesehatan dan layanan publik penting lainnya mengalami perburukan karena pandemi makin meluas di seluruh dunia
427
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Penugasan
Peran dan poin-poin diskusi yang mungkin
Penduduk desa 1 dan 2
Penduduk desa akan memperagakan terlebih dahulu bagaimana anda dapat terjangkit virus dari burung, kemudian setelah kontak dengan burung terinfeksi, penduduk desa menjadi sakit. Beberapa orang dari penduduk desa akan pergi ke dokter di rumah sakit.
Pekerja kesehatan (dokter, perawat, teknisi, dll.)
Di rumah sakit, dokter dan perawat akan bertemu dengan penduduk desa yang menjadi sakit. Dalam kasus ini, dokter dan perawat akan melakukan tugas mereka, sebagai berikut: Mewawancara riwayat penyakit penduduk desa Pemeriksaan fisik Mengumpulkan spesimen (seperti apusan tenggorokan) dari masing-masing pasien Memberikan informasi kepada tim WHO mengenai penyakit tersebut Mendiskusikan kebutuhan pelatihan dan penggunaan alat pelindung diri (APD) yang benar, termasuk masker, apron, sarung tangan dan pelindung mata untuk staf yang berinteraksi dengan pasien-kasus Diskusikan kebutuhan unit isolasi respirasi untuk menyediakan lokasi yang aman bagi pasien-kasus terinfeksi untuk dirawat serta mencegah penyebaran kepada pasien lain atau staf.
Tim WHO
Tim WHO akan datang untuk menginvestigasi penyakit di desa satu dan dua dengan mewawancara penduduk desa dan juga pekerja layanan kesehatan dan mensurvei desadesa untuk mengumpulkan data investigasi penyakit.
Pekerja laboratorium
Di laboratorium, pekerja lab akan mendapatkan spesimen dari rumah sakit dan mengerjakan pemeriksaan. Setelah itu, pekerja lab akan melaporkan kepada para dokter, pusat rujukan WHO dan CDC.
Pejabat pemerintah
Pejabat dinas kesehatan manusia dan hewan akan menerima informasi mengenai situasi penyakit dari tim WHO dan sumber-sumber lain. Kemudian mereka akan mengevaluasi situasi untuk membuat keputusan dan membuat rencana untuk mengatasi situasi tersebut. Diskusikan: Pencegahan penyakit Pedoman penggunaan APD untuk staf rumah sakit atau klinik, atau penyelidik di lapangan Surveilans penyakit (termasuk sektor swasta) Pengembangan vaksin
Komisi keselamatan transportasi
Diskusi kelompok besar
Komisi keselamatan transportasi akan menerima informasi dari pemerintah mengenai situasi penyakit dan menanggapi dengan menyediakan informasi kepada para turis dan menerapkan kebijakan untuk situasi darurat. 20 Dengan seluruh kelas, diskusikan latihan yang sudah dikerjakan dan bagikan pengalaman Menit mengenai: Seberapa efektifkah tim “One Health” mengembangkan rencana penanganan untuk skenario penyakit? Apa sajakah masalah yang dihadapi dari sudut pandang masing-masing pemangku kepentingan? Apakah “Soft skill” yang dibutuhkan untuk memastikan sebuah tim One Health yang sangat fungsional?
428
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Latihan untuk Peserta Mengembangkan keterampilan dalam bekerja sama dan bermitra serta memahami Tujuan bagaimana memilih anggota tim ”One Health” pembelajaran: Mengembang sebuah aksi “One Health” untuk investigasi dan pengendalian penyakit Mengembangkan rencana untuk pengendalian penyakit melalui diagnosis yang tepat, pencegahan penyakit dan peningkatan kesadaran masyarakat. Skenario H5N1 Laporan Awal Desas-desus tentang sebuah wabah penyakit respirasi parah pada dua desa di sebuah provinsi terpencil memicu WHO untuk mengirimkan sebuah tim untuk menyelidiki. Tim tersebut menemukan bahwa penduduk desa telah jatuh sakit selama sekitar satu bulan dan bahwa jumlah individu dengan infeksi akut (“kasus”) bertambah setiap hari. Tim tersebut berhasil mengidentifikasi setidaknya 50 kasus selama satu bulan terakhir; semua kelompok umur terpengaruh. Dua puluh pasien saat ini sedang dirawat di rumah sakit provinsi. Lima orang telah meninggal akibat pneumonia dan gagal napas akut. Spesimen dikirimkan ke laboratorium Surveilans penyakit pada wilayah sekitar ditingkatkan, dan kasus-kasus baru telah teridentifikasi di seluruh provinsi. Spesimen saluran napas yang dikumpulkan dari beberapa pasien diuji di laboratorium nasional dan ditemukan positif untuk virus influenza tipe A. Spesimen dikirimkan ke pusat rujukan WHO, kemudian laboratorium tersebut mengidentifikasi subtipe influenza A (H5N1) yang belum pernah diisolasi dari manusia sebelumnya. Uji sekuens gen berikutnya menunjukkan bahwa sebagian besar dari gen virus berasal dari sebuah virus flu burung, dengan gen sisanya diambil dari galur manusia. Lebih banyak kasus bermunculan di kota dan desa sekitar. Penyebaran ke negara tetangga dan usaha untuk karantina Virus influenza yang baru ini mulai menjadi judul utama semua koran-koran besar, dan menjadi berita utama pada saluran TV berita. Negara-negara diminta WHO untuk mengintensifkan surveilans dan aktivitas pengendalian influenza. Selama dua bulan berikutnya, wabah mulai bermunculan di negara-negara tetangga. Walaupun kasus-kasus telah dilaporkan pada semua kelompok umur, orang-orang dewasa muda tampaknya merupakan kelompok yang terdampak paling berat. Satu dari setiap 20 pasien meninggal. Laju penyebaran cepat, sehingga negara-negara memberlakukan larangan perjalanan dan karantina. Dampak sosial Institusi pendidikan ditutup. Terjadi kepanikan luas karena pasokan obat-obat antivirus sangat terbatas dan vaksin yang sesuai belum juga tersedia. Satu minggu kemudian, terdapat laporan bahwa virus H5N1 telah diisolasi dari penumpang pesawat dengan gejala respirasi yang datang dari negara terdampak. Benua lain terdampak Beberapa minggu kemudian, wabah lokal pertama dilaporkan dari benua-benua lain. Tingkat ketidakhadiran di sekolah dan perusahaan mulai meningkat. Telepon di departemen kesehatan berbunyi tanpa henti. Penyebaran virus baru terus menjadi berita utama pada media cetak dan elektronik. Masyarakat mulai resah dan meminta vaksin, namun demikian vaksin belum juga tersedia.obat-obat antivirus tidak dapat diperoleh. Kepolisian, perusahaan utilitas lokal dan otoritas transportasi umum mengalami kekurangan personil secara signifikan, yang mengakibatkan gangguan berat pada layanan rutin. Selain itu, rumah sakit dan klinik rawat jalan kekurangan staff karena dokter, perawat dan pekerja kesehatan lainnya menjadi sakit atau takut untuk bekerja.
429
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Karena takut terhadap infeksi, pasien lanjut usia dengan keadaan medis kronik tidak berani meninggalkan rumah. Unit perawatan intensif di rumah sakit lokal kewalahan, tidak tersedia cukup ventilator untuk perawatan pasien pneumonia. Para orang tua menjadi putus asa ketika anak-anak mereka, yang sebelumnya adalah orang dewasa muda yang sehat, meninggal hanya dalam beberapa hari sesudah menjadi sakit. Beberapa bandara penting ditutup karena tingginya ketidakhadiran para petugas pengendali lalu lintas udara. Selama enam sampai delapan minggu berikutnya, layanan kesehatan dan layanan publik penting lainnya mengalami perburukan karena pandemi makin meluas di seluruh dunia. Diambil dari: www.internationalsos.com Peran:
Bermain peran
Penduduk desa 1 dan 2: Tunjukkan terlebih dahulu bagaimana penyebaran virus dapat terjadi, kemudian setelah kontak dengan burung yang terinfeksi, penduduk desa menjadi sakit. Beberapa penduduk desa pergi ke dokter di rumah sakit. Tenaga kesehatan seperti dokter dan perawat – di rumah sakit, temui penduduk desa yang sakit. Dalam kasus ini, dokter dan perawat akan melakukan tugas mereka, sebagai berikut:
‒ Mewawancara riwayat penyakit penduduk desa ‒ Pemeriksaan fisik ‒ Mengumpulkan spesimen (seperti apusan tenggorokan) dari masing-masing pasien ‒ Memberikan informasi kepada tim WHO mengenai penyakit tersebut ‒ Mendiskusikan kebutuhan pelatihan dan penggunaan alat pelindung diri (APD) yang benar, ‒
termasuk masker, apron, sarung tangan dan pelindung mata untuk staff yang berinteraksi dengan pasien-kasus Diskusikan kebutuhan unit isolasi respirasi untuk menyediakan lokasi yang aman bagi pasien-kasus terinfeksi untuk dirawat serta mencegah penyebaran kepada pasien lain atau staf.
Tim WHO – Anda datang untuk menginvestigasi penyakit di desa satu dan dua dengan mewawancara penduduk desa dan juga pekerja layanan kesehatan dan mensurvei desa-desa untuk mengumpulkan data investigasi penyakit. Pekerja laboratorium – Di laboratorium, pekerja lab akan mendapatkan spesimen dari rumah sakit dan mengerjakan pemeriksaan. Setelah itu, pekerja lab akan melaporkan kepada para dokter, pusat rujukan WHO dan CDC.. Pejabat Pemerintah – Menerima informasi mengenai situasi penyakit dari tim WHO dan sumber-sumber lain. Kemudian mereka akan mengevaluasi situasi untuk membuat keputusan dan membuat rencana untuk mengatasi situasi tersebut. diskusikan:
‒ Pencegahan penyakit ‒ Pedoman penggunaan APD untuk staf rumah sakit atau klinik, atau penyelidik di lapangan ‒ Surveilans penyakit (termasuk sektor swasta) ‒ Pengembangan vaksin Komisi keselamatan transportasi - Menerima informasi dari pemerintah mengenai situasi penyakit dan menanggapi dengan menyediakan informasi kepada para turis dan menerapkan kebijakan untuk situasi darurat. 430
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Persiapkan peran anda: Apakah peran anda dalam skenario ini? Bagaimanakah peran dari masing-masing pemangku kepentingan dalam skenario ini? Bagaimanakah skenario ini mempengaruhi pemangku kepentingan yang anda perankan? Bagaimana respons terhadap penyakit infeksi dari masing-masing pemangku kepentingan dapat mempengaruhi penanganan penyakit? Siapa sajakah pemangku kepentingan lain yang perlu anda hadapi untuk dapat menangani penyakit infeksi tertentu? Catatan:
Bagaimana menurut anda? Seberapa efektifkah tim “One Health” mengembangkan rencana penanganan untuk skenario penyakit? Apa sajakah masalah yang dihadapi dari sudut pandang masing-masing pemangku kepentingan? Apakah “Soft skill” yang dibutuhkan untuk memastikan sebuah tim One Health yang sangat fungsional? Catatan:
431
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Sub Bab: Refleksi dan Evaluasi Pembelajaran Tujuan pembelajaran:
Untuk merefleksikan pembelajaran dalam modul penanganan penyakit infeksi
Jenis pembelajaran: Waktu:
Penilaian individu; Umpan balik kelompok
Untuk mendapatkan umpan balik dari peserta mengenai kekuatan modul dan bagianbagian modul yang perlu diperbaiki
60 Menit
Alat dan bahan: Panduan mahasiswa Catatan untuk Fasilitator
Mendeskripsikan konsep-konsep dasar penyebaran, faktor risiko dan strategi pencegahan penyakit infeksi Merancang atau mengevaluasi sebuah rencana penanganan penyakit infeksi Mengevaluasi efektivitas dari aksi One Health dalam penanganan penyakit infeksi Mengevaluasi sebuah sistem surveilans dan pengawasan penyakit Mendeskripsikan komponen-komponen dari sebuah penilaian risiko dan jenis informasi yang dibutuhkan untuk mengerjakan sebuah penilaian risiko.
432
Mengevaluasi
Menerapkan
Bagaimana anda menilai kemampuan anda pada kompetensi Modul Penanganaan Penyakit Infeksi berikut:
Memahami
Penilaian pembelajaran individu
Mintalah mahasiswa anda untuk melengkapi penilaian pembelajaran berikut dalam panduan mahasiswa masing-masing. Setelah selesai, kumpulkan jawaban-jawaban yang diberikan untuk menjadi masukan bagi penyampaian modul di masa depan.
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Tuliskan dua atau tiga hal yang anda pelajari dari sesi ini. pikirkan tentang: Apakah hal baru yang anda pelajari dari modul ini? Apakah pelajaran dalam modul ini membantu anda mengubah pendapat anda yang lama? Apakah hal-hal yang anda masih tidak yakin? Apakah anda masih memiliki pertanyaan yang belum terjawab? Apakah yang menarik bagi anda/apakah yang ingin anda pelajari dengan lebih terperinci? Apakah ada perilaku baru yang akan anda coba berdasarkan kelas ini? Apakah topik dari kelas ini yang akan anda bagikan kepada orang-orang lain di luar kelas? 10 Dalam kelompok kecil, minta setiap mahasiswa menceritakan tentang: Menit Pembelajaran kunci yang didapat dari modul Diskusi kelompok kecil
Bagaimana mereka akan menerapkan konsep, pemahaman, dan keterampilan yang mereka dapatkan dari modul ini 10 Tanyakan pada mahasiswa: Menit Apakah satu unsur dari modul yang mereka suka / rasakan adalah kekuatannya?
Diskusi kelompok besar
Apakah satu hal dari modul yang mereka sarankan untuk mendapat perubahan? Adakah masukan tambahan?
Referensi untuk Peserta 1. Agricultural Communication and Journalism, Texas A&M University. (2008). The Human Risk Factor: Rabies. Retrieved on December 1, 2013 from http://agcj.tamu.edu/404/port/PennyFS.pdf. 2. Annenberg Learner. Online Textbook: Unit 5 – Emerging Infectious Diseases. Retrieved on December 2 from http:// www.learner.org/courses/biology/textbook/infect/infect_1.html. 3. Australian Government Department of Health and Ageing. (2008). Australian Management Plan for Pandemic Influenza: Important Information for All Australian. Australia: Commonwealth of Australia. Available at http://www.flupandemic. gov.au/internet/panflu/publishing.nsf/content/8435EDE93CB6FCB8CA2573D700128ACA/$File/Pandemic%20 FINAL%20webready.pdf 4. Beltz, L.A. (2011) Emerging Infectious Diseases: A Guide to Diseases, Causative Agents, and Surveillance. San Francisco: John Wiley & Sons, Inc. (textbook) 5. Center for Food Security and Public Health, Iowa State University. (2012). Rabies and Rabies-Related Lyssaviruses. Retrieved on December 1, 2013 from http://www.cfsph.iastate.edu/Factsheets/pdfs/rabies.pdf. 6. Center for Infectious Disease Research and Policy. (2005). Thailand to Cull Ducks in Avian Flu Fight. Retrieved on December 1, 2013 from http://www.cidrap.umn.edu/news-perspective/2005/02/thailand-cull-ducks-avian-flu-fight. 7. Centers for Disease Control and Prevention. (2001) Updated Guidelines for Evaluating Public Health Surveillance Systems. Retrieved from http://www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/rr5013a1.htm. 8. Centers for Disease Control and Prevention. (n.d) Transmission of Influenza A Viruses Between Animals and People. Avaliable at http://www.cdc.gov/flu/avian.
433
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
9. Childs, J.E., Richt, J.A. and Mackenzie J.S. (2007) Introduction: Conceptualizing and Partitioning the Emergence Process of Zoonotic Viruses from Wildlife to Humans. Curr Top Microbiol Immunol. 2007;315:1-31.Available at http:// www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17848058 10. Fournié, G. and Guitian, J. (May 28, 2013). Interventions for avian influenza A (H5N1) risk management in live bird market networks. Proceedings of the National Academy of Sciences. 110:22 (9177-9182). doi: 10.1073/pnas.1220815110. 11. Howse, G. (2004). Managing emerging infectious diseases: Is a federal system an impediment to effective laws? Australia and New Zealand Health Policy 1:7. Available at http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC544965/ 12. International Society for Infectious Diseases. Website at http://www.isid.org/. 13. Ponte, M.L. (2006). Insights into the Management of Emerging Infections: Regulating Variant Creutzfeldt-Jakob Disease Transfusion Risk in the uk and the US. PLOS Medicine. 2006: 3(10); 1751-1764. Available at http://www.ncbi.nlm.nih. gov/pubmed/17076547 14. ProMED Infectious Disease Reports. Website at http://www.promedmail.org/. 15. Sipress, Alan. (2005, February 13). Thai Farmers Worry Controls on Bird Flu Threaten Livelihoods. The Washington Post. Retrieved from http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/articles/A19795-2005Feb12.html. 16. Townsend, S.E. Sumantra, I. P., Bagus, G.N. (2013) Designing Programs for Eliminating Canine Reabies from Islands: Bali, Indonesia as a Case Study. PLOS Neglected Tropical Diseases. doi: 10.1371/journal.pntd.0002372. 17. Van Boeckel, T. P., Thanapongtharm, W. and Robinson, T. (2012)Improving Risk Models for Avian Influenza: The Role of Intensive Poultry Farming and Flooded Land during the 2004 Thailand Epidemic. PLOS One. doi: 10.1371/ journal.pone.0049528. 18. Wilco, B.A and Colwell, R.R. (2005). Emerging and Reemerging Infectious Diseases: Biocomplexity as an Interdisciplinary Paradigm. EcoHealth 2:4(244-257). Available at http://www.hawaii.edu/publichealth/ecohealth/si/course-ecohealth/ readings/Wilcox_Colwell-2005.pdf 19. World Animal Health Information Database (WAHID). Website at http://www.oie.int/wahis_2/public/wahid.php/ Wahidhome/Home. 20. World Health Organization (WHO). (April 2011). Avian Influenza Fact Sheet. Retrieved on December 1, 2013 from http://www.who.int/mediacentre/factsheets/avian_influenza/en/. 21. World Health Organization. (n.d) Influenza at the Human-Animal Interface. Retrieved on December 1, 2013 from http://www.who.int/influenza/human_animal_interface/about/en/index.html.
434
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Latihan untuk Peserta Tujuan pembelajaran:
Untuk merefleksikan pembelajaran dalam modul penanganan penyakit infeksi Untuk mendapatkan umpan balik dari peserta mengenai kekuatan modul dan bagianbagian modul yang perlu diperbaiki
Mengevaluasi
Menerapkan
Bagaimana anda menilai kemampuan anda – mulai dari memahami sampai Penilaian mampu mengevaluasi atau membuat – pada kompetensi Modul Penanganan pembelajaran Penyakit Infeksi berikut: individu
Memahami
Penilaian Pribadi
Mendeskripsikan konsep-konsep dasar penyebaran, faktor risiko dan strategi pencegahan penyakit infeksi Merancang atau mengevaluasi sebuah rencana penanganan penyakit infeksi Mengevaluasi efektivitas dari aksi One Health dalam penanganan penyakit infeksi Mengevaluasi sebuah sistem surveilans dan pengawasan penyakit Mendeskripsikan komponen-komponen dari sebuah penilaian risiko dan jenis informasi yang dibutuhkan untuk mengerjakan sebuah penilaian risiko.
Tuliskan dua atau tiga hal yang anda pelajari dari sesi ini. pikirkan tentang: Apakah hal baru yang anda pelajari dari modul ini? Apakah pelajaran dalam modul ini membantu anda mengubah pendapat anda yang lama? Apakah hal-hal yang anda masih tidak yakin? Apakah anda masih memiliki pertanyaan yang belum terjawab? Apakah yang menarik bagi anda/apakah yang ingin anda pelajari dengan lebih terperinci? Apakah ada perilaku baru yang akan anda coba berdasarkan kelas ini? Apakah topik dari kelas ini yang akan anda bagikan kepada orang-orang lain di luar kelas?
Catatan:
435
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Catatan:
Berbagi Pembelajaran Dalam kelompok kecil, ceritakan: Pembelajaran kunci yang anda dapatkan dari modul ini Diskusi kelompok kecil Catatan:
436
Bagaimana anda akan menerapkan konsep, pengetahuan, dan keterampilan yang anda dapatkan dari modul ini?