TUGAS AKHIR (PANCASILA)
SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA OLEH NAMA
: WAHYU GILANG PRANATHA
NIM
: 11.11.5621
KELOMPOK
:F
JURUSAN
: S1 TEKNIK INFORMATIKA
DOSEN
: Dr. Abidarin Rosidi, M.Ma
1
ABSTRAK
Pancasila merupakan sumber ideologi bagi bangsa Indonesia. Semua yang tertata dalam peraturan hukum di Indonesia, berlandaskan asas Pancasila. Bangsa Indonesia tidak kan pernah mengerti dengan yang namanya nilai-nilai kesopanan yang berlaku di masyarakat. Sejarah pancasila adalah hal yang harus dikenang oleh bangsa Indonesia, kerena para pahlawan telah bersusah payah untuk menciptakan pancasila sampai saat sekarang ini. Ada lima unsur yang terdapat dalam pancasila yaitu :
Ketuhanan yang Maha Esa Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Persatuan Indonesia Kerakyatan yang Di Pimpin Oleh Hikmah Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Dan Perwakilan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila harus diterapkan dalam masyarakat Indonesia. Tanpa adanya pendidikan pancasila dari dalam diri seseorang yang mengaku bangsa Indonesia, seseorang itu pasti tidak akan mengenal yang namanya arti Kesopanan dan Prilaku yang beradab.
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sejarah Lahirnya Pancasila” dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas akhir yang diberikan oleh dosen pembimbing matakuliah Pancasila, Dr. Abidarin Rosidi, M.Ma.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis peroleh dari buku panduan yang berkaitan dengan Pancasila, serta infomasi dari media massa yang berhubungan dengan sejarah lahirnya Pancasila, tak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada pengajar matakuliah Pancasila atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.
Semoga dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, sehingga dapat menambah wawasan kita mengenai Pancasila, khususnya bagi penulis. Memang makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.
Yogyakarta, 22 Oktober 2011
Penyusun
3
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI ABSTRAK BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang ……………………………………………………………..
1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………
2
1.3 Pendekatan Historis …………...…………………………………………..
2
1.4. Tujuan Penulisan ………………………………………………………….
5
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Pancasila ………………………………………………………
6
2.2 Sejarah Lahirnya Pancsila …………….…………………………………...
6
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan.…………………………………………………………...........
13
3.2 Saran……………………………………………………………………......
14
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dasar filsafat negara Republik Indonesia yang secara resmi dipisahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam pembukaan UUD 1945, diundangkan dalam Berita Republik Indonesia tahun II NO. 7 bersama-sama dengan batang tubuh UUD 1945.
Dalam perjalanan sejarah eksistensi pancasila sebagai dasar filsafat negara republik indonesia mengalami berbagai macam interpretasi dan manipulasi politik sesuai dengan kepentingan penguasa demi kokoh dan tegaknya kekuasaan yang berlindung dibalik legitimasi ideologi negara pancasila. Dengan lain perkataan dalam kedudukan yang seperti ini pancasila tidak lagi, diletakkan sebagai dasar filsafat serta pandangan hidup bangsa dan negara indonesia melainkan direduksi, dibatasi dan dimanipulasi demi kepentingan politik penguasa pada saat itu.
Dampak yang cukup serius atas manipulasi pancasila oleh para penguasa pada masa lampau, dimasa ini banyak kalangan elit politik serta sebagian masyarakat beranggapan bahwa pancasila merupakan label politik orde baru. Sehingga mengembangkan serta mengkaji pancasila dianggap akan mengembalikan kewibawaan orde baru. Pandangan yang sinis serta upaya melemahkan peranan ideologi pancasila pada era reformasi dimasa ini akan sangat berakibat fatal bagi bangsa indonesia yaitu melemahnya kepercayaan rakyat terhadap ideologi negara yang kemudian pada gilirannya akan
5
mengancam persatuan dan kesatuan bangsa indonesia yang telah lama dibina, dipelihara serta didambakan bangsa indonesia sejak dahulu .
Bukti yang secara objektif dapat dipaksakan adalah terhadap hasil reformasi yang telah empat tahun berjalan belum menamakan hasil yang dapat dinikmati oleh rakyat, nasionalisme bangsa rapuh ehingga martabat bangsa indonesia dipandang rendah dimasyarakat internasional.
1.2 Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini penulis memperoleh hasil yang diinginkan, maka penulis mengemukakan beberapa rumusan masalah. Rumusan masalah itu adalah:
a. Mengapa bangsa Indonesia saat sekarang ini tidak lagi mengenang tentang sejarah lahirnya pancasila, padahal zaman dahulu para pahlawan sangat bersusah payah mencetuskan pancasila? b. Mengapa sekarang nilai-nilai Pancasila tidak dijunjung tinggi lagi?
1.3 Pendekatan Historis
Pada tanggal 01 Juni 1945 Ir. Soekarno berpidato tanpa teks mengenai rumusan Pancasila sebagai Dasar Negara
·
Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamirkan kemerdekaan, kemudian keesokan harinya 18 Agustus 1945 disahkanlah UUD 1945 termasuk Pembukaannya dimana didalamnya terdapat rumusan 5 Prinsip sebagai Dasar Negara yang duberi
6
nama Pancasila. Sejak saat itulah Pancasila menjadi Bahasa Indonesia yang umum. Jadi walaupun pada Alinea 4 Pembukaan UUD 45 tidak termuat istilah Pancasila namun yang dimaksud dasar Negara RI adalah disebut istilah Pancasila hal ini didaarkan interprestasi (penjabaran) historis terutama dalam rangka pembentukan Rumusan Dasar Negara.
A. Pancasila menurut Mr. Moh Yamin adalah yang disampaikan di dalam sidang BPUPKI pada tanggal 29 Mei 1945 isinya sebagai berikut:
1.
Prikebangsaan
2.
Prikemanusiaan
3.
Priketuhanan
4.
Prikerakyatan
5.
Kesejahteraan Rakyat
B. Pancasila menurut Ir. Soekarno yang disampaikan pada tangal 1 Juni 1945 di depan sidang BPUPKI, sebagai berikut:
1.
Nasionalisme/Kebangsaan Indonesia
2.
Internasionalisme/Prikemanusiaan
3.
Mufakat/Demokrasi
4.
Kesejahteraan Sosial
7
5.
Ketuhanan yang berkebudayaaN
Presiden Soekarno mengusulkan ke-5 Sila tersebut dapat diperas menjadi Trisila yaitu:
1.
Sosio Nasional : Nasionalisme dan Internasionalisme;
2.
Sosio Demokrasi : Demokrasi dengan kesejahteraan rakyat;
3.
Ketuhanan YME.
Dan masih menurut Ir. Soekarno Trisila masih dapat diperas lagi menjadi Ekasila atau Satusila yang intinya adalah Gotong Royong.
C. Pancasila menurut Piagam Jakarta yang disahkan pada tanggal 22 Juni 1945 rumusannya sebagai berikut:
1.
Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemelukpemeluknya;
2.
Kemanusiaan yang adil dan beradab;
3.
Persatuan Indonesia;
4.
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan perwakilan;
5.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia;
Kesimpulan dari bermacam-macam pengertian pancasila tersebut yang sah dan benar secara Konstitusional adalah pancasila yang tercantum dalam Pembukaan Uud 45,
8
hal ini diperkuat dengan adanya ketetapan MPRS NO.XXI/MPRS/1966 dan Inpres No. 12 tanggal 13 April 1968 yang menegaskan bahwa pengucapan, penulisan dan Rumusan Pancasila Dasar Negara RI yang sah dan benar adalah sebagai mana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.
1.4 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain:
1.
Memenuhi tugas Mata Kuliah Pancasila.
2.
Menambah pengetahuan tentang Pancasila.
3.
Mengetahui lahirnya Pancasila.
9
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pancasila
Kata Pancasila berasal dari kata Sansakerta (Agama Buddha) yaitu untuk mencapai Nirwana diperlukan 5 Dasar/Ajaran, yaitu
1.
Jangan mencabut nyawa makhluk hidup/Dilarang membunuh.
2.
Jangan mengambil barang orang lain/Dilarang mencuri
3.
Jangan berhubungan kelamin/Dilarang berjinah
4.
Jangan berkata palsu/Dilarang berbohong/berdusta.
5.
Jangan minum yang menghilangkan pikiran/Dilarang minuman keras.
Diadaptasi oleh orang jawa menjadi 5 M = Madat/Mabok, Maling/Nyuri, Madon/Awewe, Maen/Judi, Mateni/Bunuh.
2.2 Sejarah Lahirnya Pancasila
Sebelum tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia dijaajah oleh banyak Negara. Misalnya Belanda, Inggris, Jepang, dan Portugis. Sebelum dijajah oleh Negara lain,di Indonesia banyak kerajaan-kerajaan yang besar dan berjaya di Indonesia, diantaranya
10
adalah kerajaan Mataram, Majapahit, Banten, Demak dan masih banyak yang lainnya, yang selalu melakukan perlawan terhadap para penjajah.
Negara yang paling lama menjajah di Indonesia adalah Belanda, mulai dari tahun 1908 dan berakhir pada tahun 1942 tepatnya pada tanggal 8 Maret 1942 Belanda kalah oleh Jepang, Sebelum kekalahan jepang di Perang Pasifik melawan sekutu, tentara pendudukan Jepang berusaha menarik dukungan rakyat Indonesia dengan memberikan janji kemerdekaan pada bangsa Indonesia dan membentuk Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai atau Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang dilantik tanggal 28 Mei 1945 dansidang pertamanya diadakan pada tanggal 29 Mei – 1 Juni untuk membicarakan mengenai dasar ideology bangsa Indonesia setelah merdeka.
Sebagian besar anggota BPUPKI menyampaikan pendapatnya masing-masing, diantaranya Muchammad Yamin yang mengemukakan lima dasar yaitu;
Peri kebangsaan Peri kemanusian Peri ketuhanan Peri kerakyatan Kesejahteraan rakyat.
Tetapi hal itu tidak merubah keadaan, dasar ideology bangsa Indonesia pun belum terwujud. Baru kemudian Bung Karno mengeluarkan pendapatnya pada tanggal 1 Juni 1945, beliau berpendapat bahwa lima dasar ideologi bangsa adalah:
11
Nasionalisme (kebangsaan Indonesia) Internasionalisme (peri kemanusiaan) Mufakat dan demokrasi Kesejahteraan social, dan Ketuhanan yang berkebudayaan.
Yang dinamakannya Pancasila. Kemudian beliau mengemukakan dan memeras lima dasar tersebut menjadi tiga yang disebut Trisila, yaitu;
*Sosio Demokrasi
*Sosio Nasionalisme
*Ketuhanan
Kemudian beliau memeras lagi menjadi Ekasila, yaitu Gotong Royong.
Pidato yang tidak dipersiapkan secara tertulis terlebih dahulu itu, diterima secara terbuka oleh segenap anggota Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai.
Selanjutnya BPUPKI membentuk Panitia Kecil untuk merumuskan dan menyusun Undang-Undang Dasar dengan berpedoman pada pidato Bung Karno, sehingga dibentuklah Panitia Sembilan ysng terdiri dari Ir. Soekarno, Muhammad Hatta, Mr. AA Maramis, Abikusno Tjokrokusumo, Abdulkahar Muzakir, HA Salim, Achmad Soebardjo dan Muhammad Yamin yang bertugas untuk merumuskan kembali Pancasila sebagai Dasar Negara yang berdasarkan atas pidato yang diutarakan oleh Bung Karno
12
pada tanggal 1 Juni 1945, dan menjadikan dokumen itu sebagai teks untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Demikianlah, lewat proses persidangan selama tiga hari itu, akhirnya Pancasila penggalian Bung Karno tersebut berhasil dirumuskan dan dicantumkan dalam UndangUndang Dasar 1945, yang disahkan dan dinyatakan sah sebagai dasar negara Indonesia Merdeka pada tanggal 18 Agustus 1945.
Ketuhanan Yang Maha Esa
Memahami Ketuhanan sebagai pandangan hidup adalah mewujudkan masyarakat yang beketuhanan, yakni membangun masyarakat Indonesia yang memiliki jiwa maupun semangat untuk mencapai ridho Tuhan.
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab (Moralitas)
Nilai kemanusian ini bersumber pada dasar filosofi antropologi, bahwa hakikat manusia adalah susunan kodrat rokhani (jiwa) juga jasmani (raga) yang berdiri sendiri sebagai mahluk ciptaan Tuhan.
Dalam sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab terkandung nilai bahwa Negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat setiap warga Negara sebagai mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah pembentukan suatu kesadaran tentang keteraturan sebagai asas kehidupan, yang didasarkan pada nurani manusia dalam
13
berhubungan dengan lingkungan sekitarmya. sebab setiap manusia mempunyai kemampuan untuk menjadi manusia sempurna, yaitu manusia yang beradab.
Manusia yang maju peradabannya tentu lebih maju,mudah menerima kebenaran dengan tulus, lebih mungkin untuk mengikuti tata cara dan pola kehidupan masyarakat yang lebih teratur, dan mengenal hukum universal. Kesadaran inilah yang menjadi semangat membangun kehidupan masyarakat yang aman untuk mencapai ketentraman dengan usaha keras, serta dapat diimplementasikan dalam bentuk sikap hidup yang harmoni penuh toleransi dan damai.
Persatuan Indonesia
Dalam sila Persatuan Indonesia terkandung nilai bahwa Negara adalah perwujudan sifat kodrat manusia sebagai mahluk monodualisme, yaitu mahluk individu juga mahluk social. Negara adalah tempat berkumpulnya elemen-elemen yang berupa suku, ras, etnis, klan, kelompok maupun golongan yang didlamnya saling mengisi. Meskipun begitu bangsa Indonesia tetap bersatu walaupun terdapat banyak kebudayaan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Bangsa Indonesia hadir untukmewujudkan kasih sayang kepada segenap suku bangsa dari Sabang sampai Marauke.
Persatuan Indonesia, bukan sebuah sikap maupun pandangan yang sempit,namun harus menjadi upaya untuk melihat diri sendiri secara lebih objektif dari dunia luar.
14
Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk dalam proses sejarah perjuangan panjang dan terdiri dari bermacam-macam kelompok suku bangsa, namun perbedaan tersebut tidak untuk dipertentangkan tetapi justru dijadikan dasar persatuan Indonesia.
Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat dalam Permusyawaratan dan Perwakilan
Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan hidup berdampingan dengan orang lain, dalam interaksi itu biasanya terjadi kesepakatan, dan saling menghargai satu sama lain atas dasar tujuan dan kepentingan bersama. Nilai-nilai demokrasi yang terkandung dalam sila ini adalah;
1. Adanya kebebasan yang disertai tanggung jawab baik terhadap masyarakat maupun moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2. Menjunjung harkat dan martabat kemanusiaan. 3. Menjamin dan memperkokoh persatuan dan kesatuan dalam hidup bersama. 4. Mengakui perbedaan individu, kelompok, ras, maupun golongan. 5. Mengakui adanya persamaan hak yang melekat pada setiap individu. 6. Mengarahkan perbedaan dalam suatu kerja sama kemanusiaan yang beradab. 7. Menjunjung tinggi asas musyawarah.
Prinsip-prinsip kerakyatan yang menjadi cita-cita utama untuk membangkitkan bangsa Indonesia, mengerahkan potensi mereka dalam dunia modern, yakni kerakyatan yang mampu mengendalikan diri, tabah menguasai diri, walau berada dalam pergolakan untuk menciptakan perubahan dan pembaharuan. Hikmah kebijaksanaan adalah kondisi
15
sosial yang menampilkan rakyat berpikir dalam tahap yang lebih tinggi sebagai bangsa, dan membebaskan diri dari belenggu pemikiran dan aliran yang sempit dan hanya mementingkan dirinya sendiri.
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Nilai keadilan adalah nilai yang menjunjung norma berdasarkan hak-hak dan tidak memihak antara satu dengan yang lainnya, serta pemerataan terhadap suatu hal. Keadilan disini meliputi keadilan dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri , manusia dengan manusia lainnya, manusia dengan masyarakat bangsa dan negaranya. Mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan cita-cita bernegara dan berbangsa serta hubungan manusia dengan Tuhannya.
Keadilan yang harus terwujud meliputi
Kedilan Distributif, yaitu suatu hubungan keadilan antara Negara terhadap warganya, maksudnya Negara harus menjamin kesejahteraan dan ketentraman warga negaranya. Keadilan Legal,yaitu suatu hubungan keadilan antara warga Negara terhadap Negara maksudnya warga Negara wajib memenuhi keadilan dalam bentuk mentaati peraturan dan perundang-undangfan yang berlaku. Keadilan Komutatif, maksudnya hubungan keadilan antara warga satu dengan lainnya saling timbal balik.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari kutipan diatas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa:
1. Lahirnya Pancasila berawal dari pidato Bung Karno dalam sidang BPUPKI yang bertujuan untuk membahas dasar ideology bangsa Indonesia setelah merdeka yang diadakan pada tanggal 29 mei – 1Juni 1945, akhirntya dibentuk dasar Negara dan disahkan pada tanggal 18 juni 1945 2. Pancasila mempunyai makna dan kandungan disetiap sila.
Adapun kandunganya adalah sebagai berikut;
Sila pertama memiliki kandungan bahwa negara adalah tempat untuk mewujudkan tujuan manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan Sila kedua memiliki kandungan bahwa Negara harus menjunjung tiinggi harkat dan martabat seseorang sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang diberi akal dan fikiran. Sila ketiga memiliki kandungan bahwa Negara adalah perwujudan sifat kodrat manusia sebagai mahluk monodualisme, yaitu mahluk individu juga mahluk social yang tidak bias hidup tanpa orang lain. Walaupun Indonesia memiliki
17
banyak suku dan kebudayaan tetapi hal itu tidak membuat Indonesia menjadi tercerai berai, tetapi menjadikan hal itu sebagai pemersatu bangsa. Sila keempat memiliki kandungan demokrasi yang dibagi atas hal-hal berikut:
1. Kebebasan yang disertai tanggung jawab baik kepada masyarakat ataupun kepada Tuhan 2. Menjunjung harkat dan martabat manusia 3. Menjamin persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia 4. Mengakui perbedaan individu, kelompok, ras maupun golongan 5. Mengakui adanya persamaan ha kantar individu 6. Mengarahkan perbedaan masyarkat pada kerjasama yang baik dan tidak menyeleweng dari peraturan hokum mauoun syariat agamaa 7. Menjunjung tinggi asas dan mufakat dari musyawarah.
3.2 SARAN
Semoga setelah membuat tugas Pendidikan Kewarganegaraan ini mahasiswa mengerti apa, bagaimana, perjalanan bangsa indonesia unntuk mencapai kemerdekaan, didalam tugas ini merangkum tentang sejarah dan lahirnya Pancasila. Dan kita sebagai bangsa indonesia harus mengerti dan tahu bagaimana Pahlawan kita memperjuangkan bangsa inndonesia untuk mencapai kemerdekaan.demekian saran – saran dari kami. Kami juga meminta maaf jika ada salah dalam penulisan taupun sebagainya. Terimakasih
18
DAFTAR PUSTAKA
Syarbaini. Syahrial.2002. Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi, Ghaila Indonesia: Jakarta Khaelan, Zubaidi Ahmad. Pendidika Kewarnegaraan Untuk Perguruan Tinggi, Paradigma: Yogyakarta
Sumber Lain :
http://www.nasional.kompas.com http://www.untag-sby.ac.id http://www.mayapadha.wordpres.com http://www.bendemataram.blogsome.com http://www.google.com
19