Tugas Akhir Kuliah Pancasila Keadilan Pendidikan di Indonesia yang Kurang Merata
Disusun Oleh : NAMA
:
PRADANA HIDAYAT
NIM
:
11.11.4628
JURUSAN
:
S1 - TEKNIK INFORMATIKA
Nama Dosen
:
Drs. Tahajudin Sudibyo
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Jl. Ring Road Utara Condong Catur, Yogyakarta Telp. (0274) 884201 Website : www.amikom.ac.id Email :
[email protected] 2011/2012
ABSTRAKSI Mendengar kata pendidikan, pastilah yang terpikirkan pendidikan di lingkungan sekitar kita yang sangat mudah kita dapatkan dan dengan pengajar juga fasilitas yang memadai. Kita dapat mengikuti perkembangan teknologi, perkembangan dunia dan kesempatan bersekolah di sekolah yang tergolong favorit. Di sampingitu kita dapat menikmati fasilitas internet untuk menjangkau dunia. Dan pernahkah tergambar di pikiran kita bagaimana nasib mereka yang berada di daerah perbatasan. Apakah mereka memiliki kesempatan yang sama seperti yang kita dapatkan. Apa mereka tahu apa itu internet ? Apa mereka tahu apa itu handphone, televisi, dan alat elektronik lainya ?. Tentulah pengetahuan kita berbeda. Sebenarnya mereka berhak dan
memang memiliki
kesempatan yang sama kalau di tinjau dari segi keadilan. Lalu mengapa mereka masih memiliki perbedaan yang jauh dari kita. Tidak lain tidak bukan ini adalah masalah keadilan yang tidak merata di negara kita. Disini harusnya pemerintah yang lebih memperhatikan tentang nasib mereka yang ada diperbatasan yang belum mendapatkan keadilan dibidang pendidikan. Dengan kata lain keadilan di Indonesia perlu di perbaiki atau setidaknya di tingkatkan. Dengan mengadakan serangkaian sosialisasi pendekatan untuk keadilan. Selain pemerintah hal ini juga perlu dukungan dari masyarakat dan warga sekitar yang ada di daerah perbatasan.
KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikum Wr.Wb. Alhamdulillahhirrabbil’alamiin. Puji dan puji syukur kami limpahkan atas kehadirat Allah SWT. Karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai waktu yang telah ditentukan. Tak lupa shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Beserta para sahabat dan keluarganya. Mata kuliah Pendidikan Pancasila merupakan ilmu sosial yang mempelajari seluruh aspek yang terkandung dalam Pancasila beserta pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari sejarah lahirnya Pancasila, hingga nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Dengan disusunnya makalah yang berjudul “Keadilan Pendidikan di Indonesia yang Kurang Merata” memaparkan dan mengemukakan sejauh mana realita atas pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari sebagai falsafah bangsa. Penulis menyadari bahwa dalam penyajian makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu kritik serta saran yang membangun sungguh penulis harapkan. Tak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Wassalammu’alaikum Wr.Wb.
Yogyakarta, 10 Oktober 2011 Penulis
PRADANA HIDAYAT
DAFTAR ISI
Abstraksi...............................................................................................................................................
i
Kata Pengantar ………………………………………………………………….......................................
ii
Daftar Isi ………………………………………………………………………….........................................
iii
A. Latar Belakang ……………………………………………………………....................................
1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………………....................................
1
C Pendekatan Historis…………………………………………………….....................................
2
D. Pembahasan ..………………………………………...................................................................
2-4
E. Kesimpulan …………………………………..............................................................................
3
F. Referensi …………………………………………………………………........................................
4
A. Latar Belakang Kondisi pendidikan di wilayah perbatasan Indonesia dengan negara tetangga memprihatinkan. Misalkan di wilayah Indonesia Timur, yang meliputi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal ini harus mendapat perhatian pemerintah pusat. Karena bukan hanya menganggu perkembangan bangsa, tapi juga menyangkut generasi masa depan. Pembangunan pendidikan sangat penting karena perannya signifikan dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang kehidupan sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Karena itu, pemerintah berkewajiban untuk memenuhi hak setiap warga negaranya dalam memperoleh layanan pendidikan untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam UUD 1945, yang mewajibkan pemerintah bertanggung jawab dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan
menciptakan
kesejahteraan
umum.
Semua warga negara Indonesia berhak mendapatkan pendidikan dan pengajaran tanpa terkecuali, baik yang kaya maupun yang miskin, baik masyarakat perkotaan maupun pedesaan (terpencil). Kurang meratanya pendidikan di Indonesia terutama akses memperoleh pendidikan bagi masyarakat miskin dan terpencil menjadi suatu masalah yang biasa terjadi yang hingga kini belum ada jalan keluarnya dari pemerintah untuk menanganinya.
B. RUMUSAN MASALAH o Bagaimana pemerataan pendidikan bagi masyarakat miskin dan terpencil di Indonesia ?
C. PENDEKATAN HISTORIS
Sedari dulu sikap terhadap masyarakat di sekitar perbatasan sangatlah kurang. Sehingga dari segi pendidikan juga teknologi mereka benar-benar jauh tertinggal dari pada kita. Penelitian ini di ambil berdasarkan beberapa kasus di berita-berita yang mengenai rasa kurang nya menyamakan derajat sebagai sesama manusia yang hidup di Indonesia. Padahal harusnya semakin berkembangnya negara semakin memperbaiki kualitas SDM nya. Selain itu pendidikan di Indonesia mempekerjakan sistem kasta. Yang memiliki uang ialah pemenannya. Bukankah itu hal yang tidak adil dan tidak sesuai dengan pancasila. Kemajuan teknologi tidak mengubah kebiasaan ini yang harusnya menjadi referensi untuk lebih berusaha memperbaiki. Disisi lainnya pendidikan di Indonesia mulai membaik dan mengikuti pekembangan teknologi yang ada. Tetapi tetap saja yang merasakan perkembangan itu adalah orang-orang yang memiliki uang dan terletak pada tempat strategis. Bukankah pernah kita lihat beberapa anak bangsa mengikuti olimpiade sampai ke luar negeri. Ini adalah prestasi yang membanggakan dan mengharumkan bangsa. Bukan hal yang tidak mungkin bahwa mereka yang ada di perbatasan memiliki peluang yang sama dan memiliki bakat seperti mereka. Bisa jadi merekapun akan mengharumkan nama bangsa seperti halnya yang berkesempatan mendapat pendidikan yang lebih.
D. PEMBAHASAN Pemerataan pendidikan di Indonesia memang belum rata secara keseluruhan. Seiring berjalannya waktu keadaan negara semakin ingin menunjukan kemajuannya ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan industri, kompetisi dalam semua aspek kehidupan ekonomi, serta perubahan kebutuhan yang cepat didorong oleh kemajuan ilmu dan teknologi. Untuk memenuhi perkembangan ilmu dan teknologi, diperlukan SDM yang berkualitas. Oleh karena itu, pendidikan di Indonesia perlu ditingkatkan hingga ke pelosok negeri khususnya yang tengah berada dalam daerah perbatasan dan bagi masyarakat menengah ke bawah. Karena bukan hal yang tidak mungkin dari kalangan mereka ada bibit-bibit yang nantinya memajukan negara. Mereka yang terlewat dari pendidikan umumnya penyandang buta huruf. Dan
mereka adalah sebagian masyarakat miskin di tempat-tempat yang jauh dan tersebar. Untuk mengatasi hal yang tidak mungkin diselenggarakan seperti kalangan pada umumnya dilakukan atau tatap muka ini perlu ditempuh strategi yang memanfaatkan
keadaan
dan
kemajuan
teknologi
baru.
Untuk itu, agenda penting yang harus menjadi prioritas adalah peningkatan pemerataan pendidikan, terutama bagi kelompok masyarakat miskin yang berjumlah sekitar 38,4 juta atau 17,6 persen dari total penduduk Indonesia (berdasarkan data Badan Pusat Statistik : 2007). Problem mereka, kemiskinan menjadi hambatan utama dalam mendapatkan akses pendidikan. Di Indonesia, yang paling memerlukan pendidikan adalah mereka yang berada di daerah miskin dan terpencil seperti di daerah perbatasan seperti yang tertera diatas. Untuk itu cara mengatasi masalah pendidikan dengan upaya penerapan yang modern. Cara lain itu adalah memanfaatkan potensi, kemajuan serta perkembangan teknologi baru. Sekalipun teknologi baru seperti teknologi komunikasi, informasi dan adi-marga menawarkan pemerataan pendidikan dengan biaya yang relatif rendah, penggunaannya masih merupakan jurang pemisah antara ‘yang kaya’ dan ‘yang miskin’. Di samping itu, sekalipun teknologi dapat menjangkau yang tak terjangkau serta dapat menghadirkan pendidikan kepada warga belajar, mereka yang terlupakan tetap dirugikan karena bukan hanya tetap buta teknologi tetapi tertinggal dalam hal ilmu pengetahuan. Mayoritas kaum miskin di Indonesia tinggal di tempat-tempat jauh yang terpencil. Mereka sudah pasti kekurangan segalanya seperti contohnya fasilitas, alat-alat transportasi dan komunikasi di samping rendahnya pengetahuan mereka
terhadap
teknologi.
Bila pendidikan ingin menjangkau mereka yang kurang beruntung harusnya dimulai dari perbaikan hidup masyarakat yang menjadi sasaran kita dengan menyediakan pendidikan yang lebih berkualitas, lebih efektif dan cepat. Selain itu kondisi yang proporsional harus diciptakan dengan menggerakan sumber-sumber lokal dan nasional. Kejanggalan pemerataan pendidikan juga terjadi antar wilayah geografis yaitu antara perkotaan dan perdesaan, serta antara bagian timur Indonesia dan bagian barat Indonesia.
Seperti yang dituliskan pada pancasila sila kedua yang berbunyi ̏ kemanusian yang adil dan beradab ̋ bahwasanya kita harus menjunjung tinggi nilai harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradab . oleh karena itu dalam kehidupan bernegara
terutama
dalam
peraturan
perundang-undangan
negara
harus
mewujutkan terencananya hak dan martabat manusia, dan yang paling utama adalah hak-hak kodrat manusia atau hak asasi manusia yang harus dijamin dalam peraturan perundang-undangan. Adapun beberapa nilai yang terkandung dalam sila ini yaitu kesadaran sikap moral dan tingkahlaku manusia yang didasari pada potensi budi nurani manusia dalam hubungan dengan aturan-aturan dan kebudayaan pada umumnya baik terhadap diri sendiri, terhadap sesama manusia, ataupun terhadap lingkungan sekitar kita . disamping itu sebagai makhluk yang berbudaya dan beradab harus adil . adil disini bukan hanya adil terhadap diri sendiri tetapi adil terhadap sesama manusia, adil terhadap masyarakat, terhadap bangsa dan terhadap Tuhan YME ( contohnya saja pemeratan pendidikan pada kalangan di daerah perbatasan yang tidak terjangkau dengan kurangnya keadilan di sekitar mereka. Padahal di sisi lain mereka berharap mendapat keadilan di sela-sela keterbatasannya. Keadilan yang merupakan point dalam pancasila sila ke dua itu seakan tidak terlaksana di lingkungan mereka yang ada di perbatasan.( Darmodihardjo,1996. PARADIGMA:81)
E. KESIMPULAN Pemerataan pendidikan yang ada saat ini masih kurang terealisasikan dengan baik. Permasalahannya yaitu karena pendidikan itu sendiri masih berorientasi di wilayah perkotaan dan bantuan dari pemerintah itu pun masih belum mencukupi untuk masyarakat yang tidak mampu yang jumlahnya cukup besar terutama pada mereka yang ada di daerah perbatasan. Upaya yang dilakukan pemerintah dalam melakukan pemerataan pendidikan bagi masyarakat miskin dan terpencil di Indonesia yaitu dengan adanya program wajib belajar 9 tahun dan pengadaan teknologi informasi seperti televisi,internet dan radio.
F. REFERENSI o Darmodihardjo darji, dkk,.1996, Penjabaran Nilai – nilai Pancasila dalam Sistem Hukum Indonesia, penerbit Rajawali, Jakarta. o Kaelan.,2010,Edisi Reformasi,Pendidikan Pancasila,Paradigma Yogyakarta.