27 Mei 2011
Toyota Astra Financial Services Lini Terdepan PembiayaanToyota Ringkasan Posisi Perusahaan yang Kuat di Industri Pembiayaan. PT Toyota Astra
Sektor
Jasa Pembiayaan Data Obligasi Nama Obligasi Obligasi Toyota Astra Financial Services I Tahun 2011 dengan Tingkat Bunga Tetap Nilai Obligasi Rp750m
Debt Research
Jangka waktu
Seri A - 370 hari Seri B - 24 bulan Seri C - 36 bulan
Rating terakhir
Agen Pemeringkat Pefindo Tercatat di Bursa Bursa Efek Indonesia Tanggal Efektif
INDONESIA
idAA-
23 Juni 2011
Masa Penawaran 27 Juni-1 Juli 2011 Tanggal Penjatahan 4 Juli 2011 Tanggal Distribusi 7 Juli 2011 Pencatatan di BEI 8 Juli 2011
Financial Services (TAFS) merupakan anak perusahaan dari PT Astra Internasional Tbk dan Toyota Financial Services Corporation yang didirikan dengan tujuan untuk menopang penjualan Toyota di Indonesia melalui pembiayaan konsumen bagi pembelian kendaraan bermotor Toyota. Fokus TAFS dalam memberikan layanan jasa pembiayaan terhadap pembelian mobil baru dari merek Toyota menjadi satu diferensiasi tersendiri bagi Perseroan dibanding sister company lainnya yang berada dalam naungan Grup Astra seperti PT Federal International Finance (FIF-pembiayaan motor Honda), Astra Credit Company (ACC-pembiayaan mobil baru maupun bekas semua merek dan alat berat) serta PT Surya Artha Nusantara Finance (SANF-pembiayaan alat berat). Perseroan memiliki 82.176 akun nasabah serta total aset senilai hampir Rp8,0tr per akhir tahun 2010 lalu, dan dalam operasionalnya ditopang 600 orang karyawan yang tersebar pada 14 kantor cabang dan 3 kantor cabang pembantu pada kota-kota besar di Indonesia.
Didukung Serangkaian Kunci Keunggulan. Konsentrasi Perseroan dalam
pembiayaan mobil baru merek Toyota menjadi satu kunci keunggulan terkait dengan profil para nasabah Toyota yang pada umumnya berasal dari kalangan yang relatif sudah mapan secara ekonomi sehingga dapat mereduksi probabilitas lonjakan piutang bermasalah. Penetrasi Perseroan dalam mengucurkan pembiayaan untuk pembelian Toyota sendiri juga menunjukkan tren yang mengesankan dengan porsi penguasaan di 2010 mencapai 17% khusus untuk merek Toyota secara nasional dan 6% untuk mobil dari semua merek. Besarnya minat terhadap mobil merek Toyota seiring kuatnya brand product akan menjadi katalis yang mendorong perbaikan posisi pangsa pasar Perseroan secara moderat dalam jangka menengah. Sebagai bagian dari Toyota Value Chain TAFS juga mendapatkan dukungan penuh Global Funding Network Toyota Group dari sisi pendanaan yang mana hal ini telah meningkatkan keunggulan kompetitif Perseroan dibanding pesaing dari sisi prioritas pendanaan dan suku bunga pinjaman yang kompetitif.
Akselerasi Pembiayaan Konsumen Mendorong Perbaikan Profitabilitas Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi PT Trimegah Securities Tbk PT HSBC Securities Indonesia PT Indo Premier Securities
Penggunaan Dana
Perseroan memperlihatkan perbaikan kinerja dari tahun ke tahun, dimana untuk tahun 2010 besarnya piutang pembiayaan konsumen yang dibukukan telah mencapai Rp7,3tr(naik 49% dibanding tahun sebelumnya, dan 103% dibanding 2 tahun sebelumnya). Dari pembiayaan yang disalurkan tersebut, Perseroan mampu mencatatkan pendapatan hingga Rp909,5m, bertumbuh sebesar 42,5% dibanding pencapaian tahun 2009. Ditinjau dari sisi income, pembiayaan konsumen masih berperan selaku kontributor utama yang menyumbangkan 91,9% dari total jumlah pendapatan bersih yang dihasilkan. Kami memperkirakan nilai pembiayaan konsumen yang dikucurkan Perseroan dapat mendekati Rp2tr pada 2013 seiring makin membesarnya pangsa pasar.
Modal kerja pembiayaan kendaraan bermotor
Ringkasan Keuangan
Pemegang Saham
(Rpm)
PT Astra International Tbk
50%
Toyota Financial Services Corp
50%
Imam MS
[email protected] (021) 2924-9088 ext 9103
Total Aset
2009
2010
2011P
2012P
2013P
5,471.3
7,999.8
11,136.3
13,975.1
15,442.4
Pembiayaan Konsumen
638.2
909.5
1,326.4
1,707.5
1,988.8
Pendapatan
691.8
989.9
1,430.8
1,836.0
2,145.5
Laba Bersih
81.2
152.1
240.4
369.1
522.2
Laba bersih/ekuitas(%)
15.5
18.0
22.1
25.4
26.4
Laba bersih/jumlah aset(%)
1.5
1.9
2.2
2.6
3.4
Gearing Ratio (x)
8.6
7.9
8.7
8.1
6.4
Penawaran Umum Perdana Obligasi - Toyota Astra Financial Services
Daftar Isi Ringkasan
1
Daftar Isi
2
Tinjauan Industri
3
Tinjauan Perusahaan
7
Profil Risiko
8
Tinjauan Keuangan
9
Prospek dan Strategi Perseroan
11
Data Keuangan
12
TRIMEGAH SECURITIES HAS BEEN APPOINTED AS JOINT LEAD UNDERWRITER IN CONNECTION WITH THE PROPOSED PUBLIC OFFER OF UP TO Rp750 BILLION BONDS OF PT TOYOTA ASTRA FINANCIAL SERVICES THIS DOCUMENT IS BEING FURNISHED TO YOU SOLELY FOR YOUR INFORMATION AND MAY NOT BE REPRODUCED OR REDISTRIBUTED TO ANY OTHER PERSON. IN PARTICULLAR, NEITHER THIS DOCUMENT NOR ANY COPY HEREOF MAY BE TAKEN OR TRANSMITTED INTO THE UNITED STATES OR DISTRIBUTED, DIRECTLY OR INDIRECTLY, INTO THE UNITED STATES OR TO U.S. PERSON (WITHIN THE MEANING OF REGULATIONS UNDER THE UNITED STATES SECURITIES ACT OF 1933).THE DISTRIBUTION OF THIS DOCUMENT IN OTHER JURISDICTIONS MAY BE RESTRICTED BY LAW AND PERSONS INTO WHOSE POSSESSION THIS DOCUMENT COMES SHOULD INFORM THEMSELVES ABOUT, AND OBSERVE, ANY SUCH RESTRICTION. BY ACCEPTING THIS REPORT YOU AGREE TO BE BOUND BY THE FOREGOING LIMITATIONS. THIS DOCUMENT DOES NOT CONSTITUTE AN OFFER OR INVITATION TO SUBSCRIBE FOR OR PURCHASE ANY SECURITIES,AND NEITHER THIS DOCUMENT NOR ANYTHING CONTAINED HEREIN SHALL FORM THE BASIS OF OR BE RELIED UPON IN CONNECTION WITH ANY CONTRACT OR COMMITMENT WHATSOEVER.
2
PT Trimegah Securities Tbk - 27 Mei 2011
Penawaran Umum Perdana Obligasi - Toyota Astra Financial Services
Tinjauan Industri Berlanjutnya Momentum Perbaikan Ekonomi Indonesia Selepas memasuki fase konsolidasi pasca pelambatan ekonomi global akibat krisis 2008, penguatan kinerja ekonomi Indonesia mulai terealisasi di 2010. Akselerasi ekonomi dapat dicermati dari perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB) yang terus menunjukkan perbaikan, dimana pada tahun 2010 laju pertumbuhan ekonomi tahunan telah mencapai angka 6,1%, lebih tinggi daripada 4,6% yang dicapai di tahun sebelumnya. Solidnya permintaan domestik beriringan dengan upaya intensif pemerintah dalam mengendalikan dampak dari tekanan eksternal telah menopang jalannya proses pemulihan ekonomi Indonesia dimana bila menengok data historikal dalam 5 tahun terakhir ekonomi secara rata-rata bertumbuh sebesar 5,7% pertahunnya. Disisi lain terlihat, persepsi positif yang terbentuk terhadap prospek berkelanjutannya perbaikan ekonomi telah mendorong masuknya aliran dana asing ke pasar keuangan Indonesia. Hal mana telah membuat nilai tukar Rupiah atas US Dollar mencatatkan apresiasi hingga 3,8% dalam setahun pada 2010 lalu di level Rp9.081/USD. Derasnya arus likuiditas global ini juga membawa imbas pada cadangan devisa yang melonjak sebesar 46% menjadi USD 96m. Catatan lain yang perlu dikemukakan disini adalah terkait dengan inflasi. Sepanjang 2010 laju inflasi meningkat signifikan menjadi 6,96% dari 2,78% di akhir 2009. Gangguan cuaca ekstrem bergandengan dengan kelemahan infrastruktur dan jaringan distribusi pangan disinyalir menjadi faktor pemicu kenaikan tersebut. Namun demikian dengan posisi inflasi inti yang masih berada pada 4,3%, otoritas moneter masih tetap memiliki cukup ruang untuk mempertahankan BI Rate pada level 6,5% yang merupakan level terendah sejak Agustus 2009. Perkembangan Beberapa Variabel Ekonomi Makro P ertu m b u h an P D B
In fla s i
B I R ate
1 2 .0 1 1 .0 1 0 .0 9 .0 8 .0 (% )
7 .0 6 .0 5 .0 4 .0 3 .0 2 .0 2006
2007
2008
2009
2010
Sumber : Bloomberg, BPS, BI
Keterkaitan Industri Otomotif Nasional dengan PDB dan Inflasi Dari beberapa faktor yang mempengaruhi penjualan otomotif nasional, pertumbuhan ekonomi dan inflasi menjadi variabel utama yang mempengaruhi laju industri. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dengan kontribusi konsumsi rumah tangga mencapai 60% dari total PDB menjadi satu leading indicator terhadap arah bisnis otomotif ke depan. Ekspansi ekonomi akan membawa efek pada perbaikan kesejahteraan masyarakat yang lebih jauh akan mendorong naiknya permintaan akan produk otomotif, demikian pula sebaliknya apabila terjadi kontraksi ekonomi. Indikator lain yang perlu dicermati adalah inflasi. Hal ini dikarenakan meningkatnya inflasi akan memangkas daya beli masyarakat, dan disisi lain akan disikapi oleh bank sentral dengan menaikkan tingkat bunga acuan. Kebijakan pengetatan moneter ini akan membawa dampak pada naiknya bunga kredit yang pada gilirannya akan meredam minat konsumen untuk melakukan pembelian produk otomotif guna dialokasikan untuk konsumsi primer.
3
PT Trimegah Securities Tbk - 27 Mei 2011
Penawaran Umum Perdana Obligasi - Toyota Astra Financial Services
Industri Otomotif Bertumbuh Secara Dinamis Pada lima tahun terakhir industri otomotif nasional memperlihatkan perkembangan yang relatif pesat. Nilai penjualan sepeda motor Indonesia terus bergerak naik dengan laju pertumbuhan tahunan (CAGR) mencapai 13,6%, sementara angka penjualan mobil nasional dalam periode yang sama meningkat sebesar 24,4%. Merujuk pada data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) penjualan motor bertumbuh dari 4,4 juta unit di tahun 2006 menjadi 7,4 juta unit pada akhir 2010. Demikian pula halnya dengan angka penjualan mobil nasional yang berdasarkan catatan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) meningkat dari 318,9 ribu unit di tahun 2006 menjadi 764,7 ribu unit di penghujung 2010. Penjualan Sepeda Motor di Indonesia 8 ,0 0 0 7 ,0 0 0
(Ribuan unit)
6 ,0 0 0 5 ,0 0 0 4 ,0 0 0 3 ,0 0 0 2 ,0 0 0 1 ,0 0 0 2006
2007
2008
2009
2010
2008
2009
2010
Sumber :CEIC
Penjualan Mobil di Indonesia 8 0 0 .0 7 0 0 .0
(Ribuan unit)
6 0 0 .0 5 0 0 .0 4 0 0 .0 3 0 0 .0 2 0 0 .0 1 0 0 .0 2006
2007
Sumber :CEIC
Bila difokuskan pada angka penjualan mobil terlihat dalam lingkup pasar regional, kinerja Indonesia pada periode 2006-2010 terbilang masih sangat baik dengan menduduki peringkat dua dari sisi pertumbuhan tahunan dibawah Vietnam yang bertumbuh 28,4% CAGR. Sementara dari jumlah unit yang terjual posisi Indonesia hanya berada dibawah Thailand yang lebih unggul dengan capaian volume di tahun 2010 lebih dari 800,3 ribu. Dari rangkaian data tersebut dapat ditarik satu gambaran positif mengenai potensi pertumbuhan pasar otomotif Indonesia yang masih terbuka lebar ke depannya.
4
PT Trimegah Securities Tbk - 27 Mei 2011
Penawaran Umum Perdana Obligasi - Toyota Astra Financial Services
Dukungan Industri Pembiayaan Terhadap Pertumbuhan Industri Otomotif Dengan melihat mayoritas pembelian yang dilakukan oleh konsumen atas produk otomotif melalui skema kredit maka dapat dinyatakan bahwa dinamika pertumbuhan industri otomotif tidak dapat lepas dari dukungan yang diberikan dari sisi pembiayaan konsumen yang disediakan baik oleh institusi perbankan secara umum maupun perusahaan pembiayaan pada khususnya. Pergerakan tingkat bunga dalam tren menurun untuk kemudian relatif stabil di level 6,5% dalam 18 bulan terakhir sejauh ini telah memberikan insentif positif, baik bagi industri otomotif itu sendiri maupun bagi perkembangan industri multifinance yang berperan selaku penyedia pembiayaan. Menurunnya tingkat bunga telah membuat aksesibilitas kredit menjadi lebih terbuka bagi masyarakat yang berminat untuk memiliki produk otomotif baik motor ataupun mobil. Dengan pemberian kredit, daya beli konsumen akan meningkat serta membuat harga otomotif menjadi relatif lebih terjangkau. Disisi lain perusahaan pembiayaan juga akan mendapatkan keuntungan dari kondisi bunga yang rendah dengan struktur biaya modal yang lebih murah. Industri Pembiayaan Indonesia per akhir 2010 berdasarkan data dari Bapepam dan LK terdiri dari 192 perusahaan multifinance yang memiliki total aset sebesar Rp230,3tr (setara dengan 3,65% PDB 2010) dan nilai pembiayaan Rp186,3tr(2,96% PDB2010). Jumlah perusahaan secara berangsur-angsur mengalami penurunan dari 217 di tahun 2007 seiring pemberlakuan regulasi yang sifatnya lebih ketat terkait dengan batasan minimum permodalan yang naik dari Rp10m menjadi Rp100m serta diwajibkannya pelaporan keuangan. Ditinjau dari jenis kegiatan yang dilakukan, pembiayaan konsumen masih menduduki posisi dominan pada industri, dengan proporsi pembiayaan yang dikucurkan lebih dari 60%. Pembiayaan otomotif sejauh ini masih menjadi kontributor utama dari consumer financing dengan estimasi 75% pembelian motor serta 65% pembelian mobil dibiayai melalui kredit. Posisi Penjualan Mobil Indonesia pada Lingkup Regional S in g a p o r e
In d o n e s ia
M a la y s ia
P h ilip in a
T h a ila n d
V ie t n a m
9 0 0 ,0 0 0 8 0 0 ,0 0 0 7 0 0 ,0 0 0
(unit)
6 0 0 ,0 0 0 5 0 0 ,0 0 0 4 0 0 ,0 0 0 3 0 0 ,0 0 0 2 0 0 ,0 0 0 1 0 0 ,0 0 0 0 2006
2007
2008
2009
2010
Sumber : Bloomberg
Ditinjau dari sumber pendanaan, komposisi kewajiban perusahaan pembiayaan yang paling besar adalah berupa pinjaman bank, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Secara historikal porsi pinjaman pada bank dalam lima tahun terakhir meningkat dengan laju rata-rata tahunan sebesar 22% pertahun (CAGR) lebih tinggi dibanding penerbitan obligasi yang bertumbuh 16%. Penerbitan obligasi sendiri tampaknya belum menjadi pilihan utama sumber pendanaan bagi perusahaan pembiayaan karena dibandingkan pinjaman bank, proses penerbitan obligasi memakan waktu lebih lama dan juga sangat sensitif terhadap kondisi pasar obligasi secara umum. Per Desember 2010, porsi pendanaan dari obligasi mencapai Rp18,4tr atau setara dengan 11,2% dari total kewajiban perusahaan pembiayaan, adapun pinjaman bank masih mendominasi komposisi pendanaan dengan proporsi mencapai 88,4% (Rp145tr).
5
PT Trimegah Securities Tbk - 27 Mei 2011
Penawaran Umum Perdana Obligasi - Toyota Astra Financial Services
Jenis Kegiatan Perusahaan Pembiayaan L e a s in g
F a c t o r in g
C r e d it C a r d
C o n su m e r F in a n c e
1 4 0 .0 1 2 0 .0
(Rptr)
1 0 0 .0 8 0 .0 6 0 .0 4 0 .0 2 0 .0 0 .0 2006
Sumber : Bapepam dan LK
6
PT Trimegah Securities Tbk - 27 Mei 2011
2007
2008
2009
2010
Penawaran Umum Perdana Obligasi - Toyota Astra Financial Services
Tinjauan Perusahaan Riwayat Ringkas Perseroan PT Toyota Astra Financial Services (TAFS) pertama kali berdiri pada 19 Mei 1994 dengan nama PT KDLC Bancbali Finance dan memperoleh ijin operasi dari Menteri Keuangan untuk menjalankan kegiatan usaha sebagai Lembaga Pembiayaan pada 18 Agustus 1994 melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 420/ KMK.017/1994. Selanjutnya berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan No. 13/2006 yang dibuat di depan Notaris Linda Herawati, S.H.di Jakarta, pada tanggal 3 Februari 2006 dilakukan perubahan nama Perseroan menjadi PT Toyota Astra Financial Service. Sebagai anak perusahaan dari PT Astra Internasional Tbk dan Toyota Financial Services Corporation, Perseroan didirikan untuk menopang penjualan Toyota di Indonesia melalui pembiayaan konsumen lewat penyediaan dana bagi pembelian kendaraan bermotor Toyota dengan skema pembayaran secara angsuran. Pembiayaan diberikan untuk pembelian kendaraan bermotor baru dengan jenis sedan, minibus, jeep, pickup maupun truck, dimana jangka waktu pembiayaan berkisar antara 1(satu) hingga 5(lima) tahun. Fokus TAFS dalam memberikan layanan jasa pembiayaan terhadap pembelian mobil baru dari merek Toyota menjadi satu diferensiasi tersendiri bagi Perseroan dibanding sister company lainnya yang berada dalam naungan Grup Astra seperti PT Federal International Finance (FIF-pembiayaan motor Honda),Astra Credit Company (ACCpembiayaan mobil baru maupun bekas semua merek dan alat berat) serta PT Surya Artha Nusantara Finance (SANF-pembiayaan alat berat).
Susunan Pemegang Saham Perseroan Pemegang Saham
Jumlah Saham
(%) Kepemilikan
Jumlah
PT Astra International Tbk
325,000,000
50
325,000,000
Toyota Financial Services Corporation
325,000,000
50
325,000,000
650,000,000
100
650,000,000
Sumber : Bapepam dan LK
Perseroan memiliki 82.176 akun nasabah serta total aset senilai hampir Rp8,0tr per akhir tahun 2010 lalu, dan dalam operasionalnya ditopang 600 orang karyawan yang tersebar pada 14 kantor cabang dan 3 kantor cabang pembantu pada kota-kota besar di Indonesia.
7
PT Trimegah Securities Tbk - 27 Mei 2011
Penawaran Umum Perdana Obligasi - Toyota Astra Financial Services
Profil Risiko Risiko Pendanaan Salah satu faktor paling krusial bagi sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang pembiayaan adalah kemampuan untuk memperoleh pendanaan. Dalam kondisi likuiditas yang ketat, perusahaan akan dihadapkan pada kendala untuk memperoleh dana yang dibutuhkan dengan cost of fund yang sesuai. Disisi lain perusahaan juga dihadapkan pada jangka waktu pembiayaan yang berbeda-beda sehingga memunculkan risiko mismatch antara sumber dana dengan pembiayaan yang dikucurkan. Sebagai akibatnya, target pertumbuhan yang telah ditetapkan akan terganggu. Untuk mengendalikan risiko ini Perusahaan menempuh strategi diversifikasi sumber pendanaan.
Risiko Kredit Ketidakmampuan nasabah untuk memenuhi kewajibannya terhadap perusahaan, baik dalam hal pembayaran cicilan maupun pokok akan mengakibatkan terganggunya arus kas perusahaan. Pada kondisi saat ini, di mana persaingan antar perusahaan pembiayaan semakin tinggi, kecenderungan untuk lebih melonggarkan kebijakan pengucuran kredit serta proses seleksi nasabah yang tidak terlalu ketat dapat memicu timbulnya risiko ini. Dengan tidak mengesampingkan peluang untuk terus meningkatkan nilai pembiayaan yang dibukukan, Perusahaan melakukan penataan kembali policy pengucuran kredit yang lebih prudent. Hal ini ditempuh antara lain melalui mekanisme credit scoring guna mengidentifikasi aspek kelayakan calon nasabah untuk menerima pembiayaan dan memenuhi kewajibannya. Disamping itu utk meminimalisir risiko penurunan terhadap nilai pasar, perseroan menerapkan kebijakan uang muka yang besarnya 20% hingga 25% dari nilai kendaraan on the road. Risiko Operasional Untuk memberikan layanan yang terbaik bagi para nasabah, perusahaan membutuhkan dukungan dari sistem operasional yang telah terintegrasi dengan teknologi tepat guna untuk mempertahankan pasar yang sudah ada serta meningkatkan pencapaian jumlah nasabah baru. Kegagalan penerapan prosedur pembiayaan, baik karena tidak berjalannya sistem operasional dengan lancar, maupun karena keterlambatan untuk menyesuaikan aplikasi teknologi yang mampu memberikan kemudahan bagi nasabah, dapat mengakibatkan timbulnya persepsi negatif di benak nasabah sehingga lebih jauh dapat menggerogoti pasar yang selama ini sudah terbentuk. Dengan pilihan yang tersedia secara luas di pasar pembiayaan konsumen, nasabah dapat beralih ke kompetitor manapun yang dianggap dapat memberikan layanan yang paling memudahkan sekaligus menguntungkan bagi mereka. Untuk meminimalisir potensi timbulnya risiko ini, perusahaan senantiasa memperbaharui penerapan aplikasi teknologi terkini pada setiap aspek bisnis yang dijalankan terutama pada sistem teknologi informasinya, dan mengedepankan peningkatan kualitas layanan yang cepat, aman dan semakin memudahkan bagi nasabah. Risiko Regulasi Penerapan beberapa peraturan pemerintah dapat memberikan diinsentif bagi industri otomotif secara umum maupun industri pembiayaan pada khususnya. Di tahun 2011 ini misalkan Pemerintah berencana untuk menerapkan pajak progresif kendaraan bermotor berupa pengenaan pajak berjenjang dengan tarif 1%-2% untuk kepemilikan mobil pertama oleh perseorangan dan 2%-10% bagi mobil selanjutnya. Pemberlakuan kebijakan ini berpotensi untuk meredam penjualan mobil ke depan.
8
PT Trimegah Securities Tbk - 27 Mei 2011
Penawaran Umum Perdana Obligasi - Toyota Astra Financial Services
Tinjauan Keuangan Akselerasi Pembiayaan Konsumen Mendorong Perbaikan Profitabilitas Perseroan memperlihatkan perbaikan kinerja dari tahun ke tahun, dimana untuk tahun 2010 besarnya piutang pembiayaan konsumen yang dibukukan telah mencapai Rp.7,3tr(naik 49% dibanding tahun sebelumnya, dan 103% dibanding 2 tahun sebelumnya). Dari pembiayaan yang disalurkan tersebut, Perseroan mampu mencatatkan pendapatan hingga Rp.909,5m, bertumbuh sebesar 42,5% dibanding pencapaian tahun 2009. Ditinjau dari sisi income, pembiayaan konsumen ini masih berperan selaku kontributor utama yang menyumbangkan 91,9% dari total jumlah pendapatan bersih yang dihasilkan. Kami memperkirakan nilai pembiayaan konsumen yang dikucurkan Perseroan dapat mendekati Rp2tr pada 2013 seiring makin membesarnya pangsa pasar. Perkembangan Pembiayaan Konsumen 2 ,0 0 0
1 ,7 0 0
(Rpm)
1 ,4 0 0
1 ,1 0 0
800
500
200 2008
2009
2010
2011P
2012P
2013P
Sumber : Perseroan, Proyeksi Trimegah
Profitabilitas perusahaan juga terus menunjukkan peningkatan sebagaimana dapat dicermati dari besaran imbal hasil ekuitas (ROE) maupun imbal hasil aset(ROA) yang masing-masing berada di angka 18,0% dan 1,9%, naik dari 15,5% dan 1,5% di tahun sebelumnya. Dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 14% dan 21% per tahunnya, ROE dan ROA kami proyeksikan akan berada pada level 26,4% dan 3,38% di 2013. Perkembangan ROE dan ROA L a b a b e r s ih /e k u it a s ( L H S )
3 0 .0
L a b a b e r s ih /ju m la h a s e t ( R H S ) 5 .0
2 5 .0
4 .0
2 0 .0 3 .0 ( % ) 1 5 .0
(% )
2 .0 1 0 .0 1 .0
5 .0 0 .0
0 .0 2008
2009
Sumber : Perseroan, Proyeksi Trimegah
9
PT Trimegah Securities Tbk - 27 Mei 2011
2010
2011P
2012P
2013P
Penawaran Umum Perdana Obligasi - Toyota Astra Financial Services
Rasio Piutang Bermasalah Naik Namun Masih Dalam Kendali TAFS mencatatkan kenaikan rasio non performing receivables (NPR) yang cukup besar di tahun 2010 setelah pada empat tahun sebelumnya mampu menjaga rasio ini pada level dibawah 0,50%. Besaran NPR meningkat menjadi 0,73% seiring tingginya pembiayaan yang dibukukan, namun demikian rasio piutang bermasalah ini masih dibawah rata-rata industri. Untuk meminimalisir risiko melonjaknya akun yang menunggak lebih dari 60 hari, Perseroan menempuh strategi penanganan yang lebih cepat terhadap kontrak-kontrak yang memberi indikasi bermasalah dengan jalan melakukan tindak lanjut segera setelah konfirmasi atas piutang yang telah jatuh tempo terjadi. Proses seleksi nasabah yang lebih prudent sifatnya diberlakukan utamanya terhadap nasabah dengan kategori risiko tinggi (yakni nasabah yang memiliki profil uang muka yang lebih rendah dan cicilan dengan tenor yang lebih panjang). Bagi nasabah yang termasuk dalam kategori ini Perseroan menerapkan premi risiko yang lebih tinggi beserta pemberlakuan provisi tambahan. Kombinasi dari strategi ini dijalankan oleh TAFS dalam menjaga kinerja pembiayaan yang telah dikucurkan bagi lebih dari 82.000 nasabah yang saat ini dimiliki oleh perseroan, serta untuk lebih meningkatkan cakupan layanan ke depan tanpa harus menurunkan standar pengelolaan kualitas aset. Profil Piutang Bermasalah N PR 0 .8 0 .7 0 .6 0 .5 (% ) 0 .4 0 .3 0 .2 0 .1 2006
2007
2008
2009
2010
Sumber : Perseroan
Konsistensi dalam Menjaga Rasio Hutang terhadap Ekuitas TAFS membukukan tren penurunan atas rasio hutang terhadap ekuitas menjadi 7,89x di akhir tahun 2010, setelah ditahun sebelumnya sempat naik ke 8,64x dari 7,04x di 2008. Hal ini sejalan dengan keputusan Menteri Keuangan No.84/PMK.012/2006 yang menetapkan acuan gearing ratio bagi industri pembiayaan sebesar maksimum 10 kali. Kami memandang bahwa ke depan Perseroan akan dapat tetap mempertahankan angka gearing ratio ini dibawah batasan maksimum yang ditetapkan oleh regulator seiring dengan perbaikan pada posisi permodalan Perusahaan yang memperoleh dukungan penuh dari pemegang saham serta kapitalisasi keuntungan yang semakin meningkat. Posisi Gearing Ratio 1 0 .0
9 .0
8 .0 (x ) 7 .0
6 .0
5 .0 2008
2009
Sumber : Perseroan, Proyeksi Trimegah
10
PT Trimegah Securities Tbk - 27 Mei 2011
2010
2011P
2012P
2013P
Penawaran Umum Perdana Obligasi - Toyota Astra Financial Services
Prospek dan Strategi Perseroan Untuk mendorong akselerasi pembiayaan, Perseroan mengoptimalkan kinerjanya dengan sinergi Toyota Value Chain dimana pelayanan pembiayaan pembelian produk Toyota secara berangsur diperluas dengan menambah cakupan network coverage area sejalan dengan perkembangan jaringan Auto 2000. Melalui upaya untuk memfokuskan diri pada strategi marketing dan operasional, TAFS senantiasa berusaha meningkatkan Net Service Assets (NSA) berikut kualitas portofolio kreditnya dimana langkah ini dijabarkan lewat penataan produk dan paket pembiayaan yang lebih menarik dan kompetitif. Konsentrasi Perseroan dalam pembiayaan mobil baru merek Toyota menjadi satu kunci keunggulan terkait dengan profil para nasabah Toyota yang pada umumnya berasal dari kalangan yang relatif sudah mapan secara ekonomi sehingga dapat mereduksi probabilitas lonjakan piutang bermasalah. Penetrasi Perseroan dalam mengucurkan pembiayaan untuk pembelian Toyota sendiri juga menunjukkan tren yang mengesankan dengan porsi penguasaan di 2010 mencapai 17% khusus untuk merek Toyota secara nasional dan 6% untuk mobil dari semua merek. Besarnya minat terhadap mobil merek Toyota seiring kuatnya brand product akan menjadi katalis yang mendorong perbaikan posisi pangsa pasar Perseroan secara moderat dalam jangka menengah. Kekhawatiran yang timbul seputar kemungkinan terjadinya penurunan dari sisi pasokan akibat gangguan produksi yang terjadi sebagai dampak tsunami yang melanda Jepang diperkirakan tidak akan berlangsung permanen serta tidak signifikan sifatnya. Hal ini karena mayoritas produksi untuk penjualan Toyota yang diperuntukkan bagi Indonesia dilakukan di Indonesia sendiri maupun negara tetangga di Asia Tenggara lainnya. Meski diperkirakan sampai dengan Juni pasokan dapat berkurang sekitar 20% karena gangguan produksi dari sisi pasokan microchip yang memang dijalankan di Jepang, namun mulai bulan Juli supply akan kembali berjalan normal. Disamping itu melalui penerapan bussiness continuity plan Manajemen telah mengantisipasi risiko yang sifatnya tidak terduga agar operasional perusahaan dapat tetap dijalankan sebagaimana mestinya. Sebagai bagian dari Toyota Value Chain TAFS mendapatkan dukungan penuh Global Funding Network Toyota Group dari sisi pendanaan yang mana hal ini telah meningkatkan keunggulan kompetitif Perseroan dibanding pesaing dari sisi prioritas pendanaan dan suku bunga pinjaman yang kompetitif.
11
PT Trimegah Securities Tbk - 27 Mei 2011
Penawaran Umum Perdana Obligasi - Toyota Astra Financial Services
Data Keuangan
12
PT Trimegah Securities Tbk - 27 Mei 2011
Penawaran Umum Perdana Obligasi - Toyota Astra Financial Services
Neraca (Rpm)
2008
2009
2010
2011P
2012P
2013P
Kas dan Setara Kas Piutang Pembiayaan Konsumen Piutang utk pembiayaan konsumen yg disalurkan melalui pihak ketiga Investasi Beban dibayar di muka dan uang muka Pajak dibayar dimuka Piutang lain-lain Tagihan Derivatif Aset Pajak Tangguhan Aset Tetap-setelah dikurangi akumulasi penyusutan Aset lain-lain
132.2 3,616.9 104.5 1.5 4.4 0.5 4.7 681.0 0.6 26.6 7.1
126.1 4,926.4 222.1 1.0 6.5 0.5 11.1 105.5 30.7 31.4 10.1
182.4 7,342.0 384.5 0.3 5.6 0.5 15.0 0.0 23.3 34.0 12.1
255.3 10,132.0 499.9 0.3 6.3 0.5 18.3 139.1 26.1 38.5 20.0
319.5 12,769.8 595.4 0.4 7.1 0.6 22.4 159.1 31.6 44.1 25.1
350.0 14,119.1 666.9 0.5 7.9 0.6 27.1 158.0 37.2 49.3 25.6
JUMLAH ASET
4,580.0
5,471.3
7,999.8
11,136.3
13,975.1 15,442.4
Hutang penyalur kendaraan Hutang lain-lain Kewajiban derivatif Beban yang masih harus dibayar Pinjaman-pihak ketiga Imbalan kerja Hutang pajak Surat berharga yang diterbitkan
31.3 74.2 0.0 73.2 2,875.0 4.7 8.4 967.6
56.2 87.9 159.6 95.8 4,119.9 10.4 11.5 406.1
114.6 100.5 193.7 48.6 5,686.9 9.9 17.1 983.5
149.0 118.5 232.4 58.3 8,342.9 11.2 23.1 1,115.4
JUMLAH KEWAJIBAN
4,034.4
4,947.5
7,154.8
10,051.0
500.0 31.4 2.0 12.2
500.0 (71.6) 2.0 93.4
650.0 (52.5) 2.0 245.5
650.0 (52.5) 2.0 485.9
545.6 4,580.0
523.9 5,471.3
845.0 7,999.8
1,085.3 11,136.3
KEWAJIBAN 181.8 128.0 265.0 66.5 10,316.8 12.2 30.7 1,487.2
198.2 134.2 288.5 71.8 11,103.6 12.9 32.2 1,548.2
12,488.3 13,389.6
EKUITAS Modal saham biasa Cadangan lindung nilai arus kas Cadangan wajib Saldo laba JUMLAH EKUITAS JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS Sumber : Trimegah
13
PT Trimegah Securities Tbk - 27 Mei 2011
650.0 (52.5) 2.0 887.4
650.0 (52.5) 2.0 1,453.3
1,486.8 2,052.7 13,975.1 15,442.4
Penawaran Umum Perdana Obligasi - Toyota Astra Financial Services
Laporan Rugi Laba (Rpm)
2008
2009
2010
2011P
2012P
2013P
Pembiayaan Konsumen Pembiayaan konsumen yg disalurkan melalui pihak ketiga Sewa pembiayaan Bunga bank Lain-lain
374.1 4.9 0.1 8.2 11.7
638.2 22.4 0.2 5.1 25.8
909.5 38.8 0.1 3.9 37.6
1,326.4 57.2 1.4 3.3 42.5
1,707.5 73.4 1.8 4.2 49.0
1,988.8 85.8 2.1 4.9 63.7
Jumlah Pendapatan
399.0
691.8
989.9
1,430.8
1,836.0
2,145.5
Umum dan administrasi Bunga dan keuangan Penyisihan piutang ragu-ragu Rugi selisih kurs-bersih Lain-lain
(107.3) (231.7) (11.1) (0.2) (0.4)
(137.8) (408.5) (24.7) (0.2) (0.6)
(175.6) (547.0) (44.7) (0.5) (8.9)
(244.5) (766.1) (63.8) (0.3) (12.7)
(280.7) (908.9) (80.2) (0.4) (5.6)
(303.1) (955.2) (99.1) (0.4) (4.6)
Jumlah Beban
(350.7)
(571.8)
(776.6)
(1,087.5)
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN
48.3
120.0
213.3
343.4
527.2
746.0
BEBAN PAJAK PENGHASILAN
(7.1)
(38.8)
(61.2)
(103.0)
(158.2)
(223.8)
LABA BERSIH
41.2
81.2
152.1
240.4
369.1
522.2
PENDAPATAN
BEBAN
Sumber : Trimegah
14
PT Trimegah Securities Tbk - 27 Mei 2011
(1,275.7) (1,362.5)
Penawaran Umum Perdana Obligasi - Toyota Astra Financial Services
Rasio Keuangan RASIO-RASIO PENTING Laba sebelum pajak penghasilan/pendapatan (%) Laba bersih/pendapatan (%) Laba bersih/ekuitas (%) Laba bersih/jumlah aset (%) Pendapatan/jumlah aset (%) RASIO KEUANGAN Total Kewajiban terhadap Ekuitas (x) Total Kewajiban terhadap Aset (x) Gearing Ratio (x) Sumber : Trimegah
15
PT Trimegah Securities Tbk - 27 Mei 2011
2008
2009
2010
2011P
2012P
2013P
12.10 10.33 7.56 0.90 8.71
17.35 11.74 15.51 1.48 12.64
21.54 15.36 18.00 1.90 12.37
24.00 16.80 22.15 2.16 12.85
29.24 20.47 25.38 2.64 12.90
35.38 24.77 26.42 3.38 13.65
7.39 0.88 7.04
9.44 0.90 8.64
8.47 0.89 7.89
9.26 0.90 8.71
8.59 0.89 8.12
6.77 0.87 6.40
This report has been prepared by PT Trimegah Securities Tbk on behalf of itself and its affiliated companies and is provided for information purposes only. Under no circumstances is it to be used or considered as an offer to sell, or a solicitation of any offer to buy. This report has been produced independently and the forecasts, opinions and expectations contained herein are entirely those of Trimegah Securities. While all reasonable care has been taken to ensure that information contained herein is not untrue or misleading at the time of publication, Trimegah Securities makes no representation as to its accuracy or completeness and it should not be relied upon as such. This report does not have regard to the specific objectives or financial situation of any specific person or specific class of persons who may read this report. From time to time, Trimegah Securities and any officers or employees of Trimegah Securities may, to the extent permitted by law, have a position or otherwise be interested (including acting as a market maker) in any transactions, in any investment (including derivatives) directly or indirectly the subject of this report. Also Trimegah Securities may from time to time perform investment banking or other services (including acting as adviser, manager, or lender) for, or solicit investment banking or other business from, any company mentioned in this report. This report is provided solely for the information of clients of Trimegah Securities who are expected to make their own investment decisions without reliance on this report. Neither Trimegah Securities nor any officer or employee of Trimegah Securities accept any liability whatsoever for any direct or consequential loss arising from any use of this report or its contents. Trimegah Securities and/ or persons connected with it may have acted upon or used the information herein contained, or the research or analysis on which it is based, before publication. Trimegah Securities may in future participate in an offering of the company's equity securities. This report may not be reproduced, distributed or published by any recipient for any purpose without the prior express consent of Trimegah Securities. By accepting this document you agree to be bound by the foregoing limitations. This report is copyright Trimegah Securities.
PT TRIMEGAH SECURITIES Tbk Gedung Artha Graha, 18th Floor, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53 Jakarta 12190, Indonesia Phone (6221) 2924 9088, Fax (6221) 2924 9163