NO 43/TH XIV 20 -26 FEBRUARI 2017
Rp 7000,- ( Luar Aceh Rp 10.000,- )
MODUS ACEH
2
Redaksi
NO 43/TH XIV 20 -26 FEBRUARI 2017
TABLOID BERITA MINGGUAN
MODUS ACEH BIJAK TANPA MEMIHAK
P e n a n g g u n g j awa b / Pimpin an Red aksi Pimpinan Redaksi Muhammad Saleh Direktur Usaha
Arkeolog Maritim Australia dan Indonesia Pimpin Upaya Perlindungan Reruntuhan Perang Dunia II
Agusniar Man a ger Mana
liput an liputan
Juli Saidi Editor Salwa Chaira Kar tunis/Design Kartunis/Design
Grafis
Rizki maulana Pemasaran/Sirkulasi Firdaus, Hasrul Rizal, Ghifari Hafmar iklan M. Supral iklan/Sirkulasi Lhokseuma we/a ceh Lhokseumawe/a we/aceh
ut ara utara
mulyadi Sekret aria t/ADM ta at Yulia Sari Kep ala B a gian Keuang an Kepala Agusniar Bagian I T Joddy Fachri Wa r taw a n rt Muhammad Saleh Juli Saidi ZULHELMI azhari usman
Ko r e s p o n d e n Aceh Selatan Sabang Nagan Raya Takengon Aceh Besar Aceh Tenggara Gayo Lues Kuala Simpang Pidie, Langsa Bener Meriah Simeulue
Alama t Red aksi Alamat Redaksi Jl. T. Panglima Nyak Makam No. 4 Banda Aceh. Telp (0651) 635322 email:
[email protected] [email protected] [email protected] [email protected] www.modusaceh.com. Penerbit PT Agsha Media Mandiri Rek Bank Aceh: 01.05.641993-1 Rek Bank BRI Cabang Banda Aceh: 0037.01.001643.30.9 NPWP: 02.418.798.1-101.000 Percetakan PT. Medan Media Grafikatama
Terbit Sejak 2003
rkeolog maritim dari Museum Maritim Nasional Australia (Australian National Maritime Museum/ANMM) dan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (ARKENAS) akan melaksanakan penyelaman penelitian bersama di lokasi tenggelamnya kapal Australia dari zaman Perang Dunia II, HMAS Perth, bulan depan (Maret) sebagai bagian dari rangkaian program peringatan di Indonesia dan Amerika Serikat. HMAS Perth, bersama kapal milik Amerika Serikat, USS Houston, tenggelam bersama 353 kru dalam pertempuran laut yang sengit melawan Angkatan Laut Kerajaan Jepang pada malam tanggal 28 Februari 1942 di lepas pantai Teluk Bantam di ujung barat laut Pulau Jawa di Indonesia, di mana reruntuhannya berada hingga saat ini. Penyelaman ini akan menjadi survei paling terperinci yang pernah dilakukan pada situs reruntuhan ini sejak 2014 dan tindak lanjut pada survei penindaian jarak jauh pada lokasi reruntuhan yang dilakukan oleh Museum dan Arkenas pada Desember tahun lalu. Survei tahun 2017 akan memberi informasi penting pada tingkat pengangkatan materi dari kapal tersebut. ANMM mulai bekerja erat dengan kolega-kolega di ARKENAS sejak tahun 2014 menyusul laporan-laporan mengenai pengangkatan ilegal kedua kapal serta reruntuhan lain dari Perang Dunia II di area sekitarnya. Pada bulan Agustus 2015, kedua lembaga menandatangani nota kesepahaman (mou) untuk penelitian dan di mana memungkinkan untuk melindungi sisa-sisa kapal perang yang tersebar di perairan Indonesia. Penyelaman penelitian bersama ini awalnya dijadwalkan pada bulan Oktober tahun lalu, namun ditunda karena ada tanda-tanda awal datangnya musim angin muson. Sebagai gantinya, ANMM dan ARKENAS bersama-sama melakukan penelitian multi-beam sonar pada bangkai kapal Desember lalu, yang bertujuan untuk mencari informasi seberapa luas pengangkatan telah terjadi. Sementara, dilakukan pengumpulan informasi DGPS yang diperlukan untuk membuat peraturan perlindungan situs bangkai kapal. “Sayang sekali hasil survei sonar tidak konklusif,” jelas direktur ANMM, Kevin Sumption, hari ini. “Kondisi cuaca buruk pada saat itu berdampak pada mutu gambar yang dikumpulkan dan kita tidak bisa mengatakan secara pasti gangguan apa
A
saja yang telah terjadi pada situs. “Penyelaman fisik ke situs oleh arkeolog-arkeolog ANMM dan ARKENAS akan menjadi satu-satunya cara untuk mendapat gambaran jelas kondisi Perth,” jelasnya. Diharapkan, hasil penyelaman bulan Maret akan membutuhkan beberapa bulan untuk dianalisa. Informasi yang diperolah akan digunakan untuk memastikan kondisi situs kapal, untuk menganalisis stabilitas situs dan proses pengaratan yang sedang terjadi, serta untuk verifikasi apakah terdampak oleh pengangkatan baru-baru ini, serta kepentingan sejarah dan arkeologis. Informasi ini kemudian akan dipakai untuk menyiapkan, dalam konsultasi dengan ARKENAS, Rencana Tata Kelola Konservasi untuk situs kapal dan Deklarasi Kasus di bawah UU Cagar Budaya
situs itu akan menjadi tonggak pencapaian penting. Namun, ini adalah satu dari banyak langkah yang akan kami lakukan dengan kolega-kolega di ARKENAS. Di bawah MOU, bersama dengan ARKENAS kami akan menyusun rencana bersama konservasi reruntuhan kapal termasuk solusi praktis untuk memantau dan melestarikan situs. “Di luar itu semua, kami berkomitmen untuk memastikan cerita HMAS Perth, USS Houston dan keberanian para kru kedua kapal tidak terlupakan,” kata Sumption. Pameran Guardians of Sunda Strait (Para Penjaga Selat Sunda), bagian dari Program Amerika Serikat di Museum Nasional Maritim Australia dan didanai oleh USA Bicentennial Gift Fund, akan dibuka di Perpustakaan Umum Houston pada 1 Maret 2017 sebelum berkeliling
Republik Indonesia. “Kami sangat sadar bahwa ada kekhawatiran di masyarakat dan kami melakukan apa yang kami bisa dalam kemitraan yang dekat dengan kolega Indonesia kami untuk mendapatkan perlindungan resmi bagi situs kapal,” kata Sumption. Direktur ARKENAS I Made Geria M.Si mengatakan, “Berdasarkan hasil survei sonar baru-baru ini dan penyelaman yang akan datang pada situs HMAS Perth oleh ARKENAS dan ANMM, kami akan mengambil tindakan secepatnya untuk mengamankan perlindungan cagar budaya bawah laut. ARKENAS memahami pentingnya reruntuhan kapal Perth, baik untuk sejarah sebagai kapal di zaman Perang Dunia II dan tempat peristirahatan terakhir untuk lebih dari 300 pelaut. Dan, kami akan terus bekerja dengan ANMM untuk melindungi situs ini.” Penyelaman bulan Maret akan didahului dengan serangkaian pameran baik di Indonesia dan Amerika Serikat untuk memperingati 75 tahun peperangan dan tenggelamnya kedua kapal. “Menghasilkan peraturan perlindungan
Australia. Versi teks dan foto dari pameran tersebut juga akan berkeliling Amerika Serikat melalui kapal-kapal milik Persatuan Kapal Bersejarah Amerika Serikat (US Historic Naval Ships Association). Guardians of Sunda Strait juga memuat kesaksian emosional para penyintas perang sekaligus benda-benda penting dari berbagai koleksi internasional termasuk benda-benda dari Australian War Memorial, Royal Australian Navy’s Heritage Collection, Sea Power Centre Australia, University of Houston dan US Navy’s History and Heritage Command. Di Indonesia, satu panel grafis pameran tentang Peperangan Laut Jawa (Battle of the Java Sea) dan kapal-kapal yang terlibat, termasuk HMAS Perth dan USS Houston, akan dibuka di Museum Bahari di Jakarta pada 27 Februari. Pameran ini dipersiapkan oleh Museum Maritim Nasional Australia bersama dengan Kedutaan Besar Australia, Inggris dan Amerika Serikat di Jakarta.*** Biro Humas Kedutaan Besar Australia, Jakarta
Dalam Menjalankan Tugas Jurnalistik, Wartawan MODUS ACEH Dibekali Kartu Pers. Tidak Dibenarkan Menerima Atau Meminta Apapun Dalam Bentuk Apapun dan Dari Siapa Pun
Aceh Barat
MODUS ACEH NO 43/TH XIV 20 -26 FEBRUARI 2017
3
■ Suara RATA versus ALAIKA
SALING KLAIM PEMENANG BUPATI ACEH BARAT MODUS ACEH/Juli Saidi
Dari tiga petarung Pilkada Aceh Barat, dua di antaranya dinyatakan kuat. Menurut hitungan sementara, masing-masing pasangan calon Ramli MSBanta Puteh Syam (RATA) dan Dr (HC) H T. Alaidinsyah-Kamaruddin (ALAIKA) saling klaim unggul lebih unggul. Juli Saidi
asil hitungan suara sementara versi calon Bupati dan Wakil Bupati Aceh Barat Ramli MS-Banta Puteh Syam diperlihatkan secara terbuka oleh keduanya pada wartawan dalam jumpa pers di Posko Pemenangan RATA, Jalan Manekroo Kuta Padang, Kecamatan Johan Pahlawan, Meulaboh, Jumat pagi, 17 Februari 2017. Ikut serta pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Aceh Barat Nomor Urut 3, Fuad HadiMuhammad Arif, serta sejumlah tim pemenangan nomor urut dua dan tiga. Fuad Hadi yang lebih awal bicara telah merapat pada pasangan calon RATA. Pasangan anak muda itu juga mengaku siap mendukung dan membantu Pemerintah Aceh Barat di bawah kepemimpinan RATA pe-
H
riode 2017-2022 mendatang. “ Kami siap membantu Ramli MS,” kata Fuad Hadi menegaskan, Jumat pagi pekan lalu. Alumni Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) itu juga menyampaikan agar masyarakat Aceh Barat menyambut kemenangan Pilkada Aceh Barat dengan sukacita. “Tidak ada lagi pertikaian calon nomor satu, dua dan tiga,” ucap Fuad Hadi. Sikap mendukung secara terbuka yang dilakukan pasangan nomor urut tiga bukan tak ada sebab. Karena pasangan calon yang maju melalui jalur perseorangan itu, untuk perolehanan suara berdasarkan hitungan sementara versi tim RATA, Fuad Hadi-Muhammad Arif hanya mampu mengumpulkan suara 4.284 atau 4,08 persen. Jumlah perolehan suara sementara Fuad
Hadi-Muhammad Arif patut diduga bisa menguras suara pasangan nomor urut 1, Dr (HC) H T Alaidinsyah-Kamaruddin (ALAIKA). Karena Fuad-Arif merupakan pasangan anak muda. Begitupun, Fuad Hadi membantah adanya skenario menggerus suara nomor urut 1, ALAIKA. “Tidak ada skenario kami menggerus suara nomor urut 1,” katanya menjawab pertanyaan media ini dalam jumpa pers, Jumat pekan lalu. Calon Bupati Ramli MS yang mengklaim menang dalam Pilkada 15 Februari 2017 lalu itu, menyebut bahwa pasangan yang diusung Partai Aceh (PA) ini berhasil meraup kemenangan dari nomor urut 1 sebanyak 52.435 suara atau 49,97 persen. Keunggulan suara sementara versi hitungannya tadi, diakui
Ramli MS, berdasarkan C1 yang sudah ditandatangan Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS). “ Hasil ini tidak kami otak-atik,” kata Ramli MS dalam jumpa pers. Berdasarkan hitungan yang dikemas pasangan RATA, nomor urut 2 ini unggul di sembilan kecamatan. Untuk Kecamatan Arongan Lambalek, RATA mendapat suara 4.242 (64,84 persen), Kecamatan Bubon 2.225 suara (55,93 persen), Kecamatan Panton Reu 2.266 suara (57,44 persen), Kecamatan Samatiga 4.890 suara (52,32 persen). Kemudian, Kecamatan Pante Ceureumen 3.930 suara (59,70 persen), Kecamatan Sungai Mas 2.039 suara (79,37 persen), Kecamatan Woyla 4.389 suara (52,91 persen), Kecamatan Woyla Barat 2.907 suara (61,23
4
MODUS ACEH
Aceh Barat
NO 43/TH XIV 20 -26 FEBRUARI 2017
MODUS ACEH/Juli Saidi
persen) dan Kecamatan Woyla Timur 2.020 suara (64,50 persen). Sedangkan keunggulan pasangan nomor urut 1, ALAIKA, berdasarkan data pasangan RATA, Kecamatan Johan Pahlawan 16.373 suara (55,79 persen), Kecamatan Kaway XVI 6.608 suara (53,61 persen) dan Kecamatan Meureubo 6.880 suara (48,70 persen). Begitupun, Rahmad Fauzi yang menjabat Sekretaris Jenderal Pemenangan pasangan nomor urut 1, ALAIKA, Jumat siang mengaku, calon yang dijagokannya itu lebih unggul dari pasangan calon nomor urut 2, Ramli
MS-Banta Puteh Syam. Sekretaris DPD II Partai Golkar Aceh Barat, Rahmad Fauzi, menyebut, perolehan suara untuk nomor 1, hingga Jumat siang, unggul 50,12 persen. Sedangkan pasangan nomor urut 2, berdasarkan data yang diinput Tim Pemenangan ALAIKA, Ramli MSBanta Puteh Syam berada pada angka 49,26 persen. Dan, nomor urut 3, Fuad Hadi-Muhammad Arif 4,27 persen. “Kita masih unggul dari nomor 2, dua persen,” kata Rahmad Fauzi. Rahmad tak mempersoalkan klaim pasangan nomor urut 2 yang mengaku mereka lebih unggul. “Itu hak
mereka,” ujarnya. Menurut Fauzi, mereka juga sedang mengumpulkan beberapa bukti dugaan pelanggaran, seperti ada dugaan mencoblos dua kali. “Kami juga sedang mengumpulkan beberapa bukti pelanggaran di beberapa kecamatan terkait pemilih ganda yang melakukan pemilihan dua kali. Ada beberapa titik, tapi kami tidak menyebutkan di mana,” ujar Rahmad Fauzi. Bahkan, dugaan itu juga sudah dilaporkan ke pihak berwenang, yakni Panitia Pengawas Pemilihan (Panwaslih) Aceh Barat. “Sudah ditangani pihak terkait—dalam hal ini—Panwaslih. Sudah dilaporkan, bahkan turut disaksikan oleh teman-teman di lapangan dari pengawas,” sebut Rahmad. Tak hanya soal dugaan coblos dua kali, pernyataan Ramli MS pada kampanye 7 Februari 2017 lalu terkait akan memberikan modal dalam bentuk uang Rp 15 juta per orang juga telah diadukan ke Panwaslih Aceh Barat. Berdasarkan bukti penerimaan laporan, aduan itu, Jumat, 10 Februari 2017 atau lima hari sebelum hari pencoblosan. Dalam surat
Rahmad Fauzi
tim pemenangan Dr (HC) H T Alaidinsyah-H Kamaruddin, nomor 097/E/TS-ALAIKA/II/2017 yang ditandangan Ketua timses Said Mahdani dan Sekretaris Rahmad Fauzi menyebut, sesuai Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota, Pasal 73 ayat (1), bahwa “calon dan/atau tim kampanye dilarang menjanjikan dan/atau memberikan uang atau materi lainnya untuk mempengaruhi penyelenggara pemilihan dan/atau pemilih”. Ketua Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh Barat, Bahagia Idris, Jumat pagi pekan lalu, menyebutkan, pasca perhitungan sementara, sudah enam kecamatan skan C1 dikirim ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat. Kecamatan tersebut adalah Meureubo, Bubon, Kaway XVI, Samatiga, Pante Ceureumen dan Arongan Lambalek. “Scaner mungkin besok sudah selesai. Untuk sementara, yang masuk nomor urut dua masih memimpin,” kata Bahagia Idris. Setali tiga uang, berdasarkan laman Pilkada 2017, kpu.go.id, dari data yang masuk hingga Jumat sore sebesar 47,67 persen. Untuk pasangan ALAIKA
Bahagia Idris
45,10 persen atau 23.845 suara, RATA 51,34 persen atau 27.140 suara dan nomor urut tiga 3,56 persen atau 1.881 suara. Jika dilihat per kecamatan, di Kecamatan Bubon, pasangan nomor urut satu, ALAIKA, 41,1 persen dan nomor urut dua, RATA, 57,0 persen. Kecamatan Arongan Lambalek nomor satu 32,6 persen, nomor urut dua 64,9 persen. Kecamatan Kaway XVI ALAIKA 53,4 persen, RATA 44,0 persen. Kecamatan Meureubo nomor satu 48,8 persen, nomor urut dua 45,3 persen. Kecamatan Pante Ceureumen ALAIKA 38,2 persen dan RATA 59,6 persen. Kemudian, Kecamatan Samatiga nomor urut satu 43,9 persen dan nomor urut dua 52,3 persen. Nah, meskipun tren suara mengarah pada nomor urut dua, hasil final perolehan suara akan dilakukan dalam rapat pleno Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh Barat berkisar tanggal 22 sampai 24 Februari 2017 ini. “Pleno secepatnya tanggal 22 dan selambat-lambatnya 24. Artinya kita punya waktu tiga hari, hari mana yang kita pilih. Kalau kita lihat di web KPU, tetap nomor dua masih memimpin,” ujar Ketua KIP Aceh Barat, Bahagia Idris.***
MODUS ACEH
Bireuen
NO 43/TH XIV 20 -26 FEBRUARI 2017
5
■ Pilkada Bupati Bireuen 2017
KEMENANGAN ANAK YANG HILANG SERAMBINEWS.COM
Dari enam pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Bireuen periode 2017-2022, Haji Saifannur-Muzakkar A Gani memperoleh suara terbanyak pada Pilkada 15 Februari 2017. Dia sempat disebut sebagai anak hilang yang kembali, lalu menang dan berhasil menuju kursi Bireuen-1. Zulhelmi
empat saling kejarmengejar beberapa jam dengan pasangan calon (paslon) Tgk HM Yusuf Abdul Wahab-dr Purnama Setia Budi Sp.OG dan H Ruslan M DaudDjamaluddin Idris. Akhirnya, paslon Haji Saifannur-Muzakkar A Gani berhasil lebih dulu mencapai garis finis. Dia dinyatakan sebagai pemenang Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Bireuen untuk lima tahun mendatang. Walau belum dinyatakan sebagai pemenang oleh Komisi Independen Pemilihan (KIP) Bireuen, dari perolehan hasil sementara, dapat dipastikan paslon ini peraih suara terbanyak. Begitupun, keberhasilan paslon ini tetap saja memberi catatan pinggir. Ini disebabkan, jejak langkahnya yang sempat mengundang perhatian publik. Maklum, hampir setiap kampanye dialogis di sejumlah tempat di Kabupaten Bireuen, H Saifannur selalu menyebut dirinya anak yang hilang. Tentu bukan tanpa alasan. Sebab, pada tahapan tes kesehatan sebagai bakal calon Bupati Bireuen saat itu, dirinya dinyatakan tidak memenuhi syarat secara jasmani (neurobehaviour). Tes kesehatan itu dilakukan di Rumah Sakit Zainal Abidin (RSUZA) Banda Aceh oleh tim Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Tak terima dengan putusan tadi, pengusaha jasa konstruksi
S
itu pun melakukan gugatan. Benar saja, Saifannur kemudian melayangkan gugatan ke KIP Bireuen. Nah, atas gugatan itu, Panitia Pengawas Pemilihan (Panwaslih) Bireuen menggelar sidang sengketa. Hasilnya, Panwaslih Bireuen memutuskan dan memerintahkan KIP Bireuen, selaku penyelenggara pilkada, untuk melaksanakan pemeriksaan kesehatan ulang sesuai peraturan perundang-undangan dan itu harus dilaksanakan di rumah sakit pemerintah daerah. Tes ulang dilaksanakan, namun Saifannur masih juga dinyatakan tak memenuhi syarat. Lagi-lagi, H Saifannur yang berpasangan dengan Muzakkar A Gani tak pasrah dan tinggal diam. Dia menggugat Direktur dan tim dokter RSUZA, Banda Aceh ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) karena dinilai tidak transparan dan adil dalam melakukan pemeriksaan kesehatan. Usaha ini pun nihil. Langkah akhir, Saifannur menempuhnya ke Mahkamah Agung (MA), Jakarta. Di lembaga hukum ini, Saifannur menoreh hasil. Permohonannya dikabulkan Mahkamah Agung. Dan, sejak itulah, paslon Bupati Bireuen-Wakil Bupati Bireuen, Saifannur-Muzakkar A Gani, dengan bebas melenggang sebagai kontestan untuk merebut kekuasaan menjadi penguasa Bireuen. Itu sebabnya, mengapa dia menyebutkan di-
rinya anak yang hilang. “Saya adalah anak yang hilang dan kini telah kembali, ingin membangun Kabupaten Bireuen apabila Saudara memilih saya,” ujar Saifannur pada kampanye dialogisnya ketika itu. Kemunculan kembali paslon ini, seketika menjadi rival berat bagi paslon lain. Sebab, Saifannur-Muzakkar hadir pada detikdetik akhir, tapi telah membentuk tim pemenangan yang solid. Sebab, H. Saifannur-Muzakkar A Gani tak mau kalah. Gebrakan demi gebrakan terus dipacu dalam kampanye dialogis. Singkat cerita, pada Pilkada Bupati Bireuen, Rabu 15 Februari 2017, pasangan ini meraup suara terbanyak dan membuat lawannya tercengang dan diam seribu bahasa. Memang, lembaga resmi yaitu KIP Bireuen belum mengeluarkan data perolehan suara final. Namun, dari Desk Kantor Kesbangpol Bireuen yang berhasil dikumpulkan MODUS ACEH, pasangan SaifannurMuzakkar A Gani, hingga Kamis malam lalu , masih unggul dengan perolehan suara 38.309 atau 34,592 persen. Posisi kedua diraih Tgk HM Yusuf Abdul Wahab-dr Purnama Setia Budi Sp.OG dengan suara 31.705 atau 28,629 persen, lalu Ruslan M Daud-Tgk Djamaluddin Idris 15.924 suara atau 14,379 persen, Khalili-Yusri Abdullah 15.291 suara atau 13,807 pers-
en. Kemudian, Amiruddin IdrisRidwan Khalid 5.099 suara atau 4,604 persen. Dan, Pasangan Husaini M Amin-Azwar 4.418 suara atau 3,989 persen. Walaupun akan ada perubahan angka, namun dipastikan pasangan H Saifannur-Muzakkar tak bergeser dari posisi pertama. Di sisi lain, keunggulan sementara ini rupanya membuat banyak pihak risau, galau dan resah. Maka, muncullah dugaan serta isu praktik money politics . Maklum, Saifannur memang sosok pengusaha tajir alias kaya, sehingga muncul anekdot, Saifannur ‘Donald Trump’ Bireuen. Dugaan itu dimunculkan Ketua Koalisi Barisan Rakyat (KIBAR) Kabupaten Bireuen, T. Nazar Juli, kepada wartawan, Jumat pekan lalu di Bireuen. Katanya, mereka menemukan adanya dugaan praktik politik uang dari paslon ini. “Dari pantauan kami, pasangan ini melakukan praktik money politics untuk meraih kemenangan. Kami memberikan bukti-bukti dan saksi apabila diperlukan. Kami berharap kepada pihak penyelenggara pilkada untuk menindaklanjuti temuan ini,” pintanya. Terlepas ada atau tidaknya dugaan money politics tadi, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Aceh (PA) Bireuen, Darwis Djeunieb, sudah mengakui kekalahan dan mengu-
capkan selamat atas keunggulan H Saifannur serta siap menerima kekalahan. “Rakyat Bireuen telah memilih dan kami memperoleh suara di posisi nomor empat. Kami telah siap menerima kekalahan. Pilkada yang telah dilaksanakan itu pun sangat bersih. Pilkada kali ini bagi PA sangat bersih dan mengakui kemenangan H Saifan,” ucap Darwis. Sementara, Haji Khalili menyebutkan, secara de facto, H Saifannur sudah menang dan tinggal menunggu keputusan de jure. “Kemenangan Saifannur itulah suara rakyat Bireuen, suara Bangsa Aceh yang ada di Bireuen telah memilih nomor urut 6. Itulah keputusan rakyat. Dan, menandakan kami harus mengikuti suara rakyat Bireuen,” kata H Khalili, berjiwa besar. Ketua DPW PA Bireuen, Darwis Djeunieb dan kandidat yang diusung PA Bireuen, Khalili telah berbesar hati menerima kekalahan dan mengakui kemenangan Saifannur serta bersikap ingin merapatkan barisannya kepada pasangan ini. Tapi, bagi pasangan lain, ini belum tentu mau, karena keunggulan Saifannur masih dianggap curang. Nah, mungkinkah kembalinya ‘anak yang hilang’ itu dengan meraih kemenangan pada Pilkada Damai 2017 akan menuai gugatan? Kita tunggu saja.***
6
MODUS ACEH NO 43/TH XIV 20 -26 FEBRUARI 2017
Nagan raya
■ Hasil Sementara Pilkada Nagan Raya
TUMBANGNYA KELUARGA DARAH BIRU Persentase perolehan suara HM. Jamin IdhamChalidin (JADIN) di Kabupaten Nagan Raya kian melejit, mengalahkan paslon nomor urut 1, Teuku Raja Keumangan-Said Junaidi. Era baru tumbangnya keluarga darah biru?
MODUS ACEH/Juli Saidi
Juli Saidi
P
asangan calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Nagan Raya HM. Jamin Idham-Chalidin (JADIN) tak perlu menunggu hitungan resmi Komisi Independen Pemilihan (KIP) Kabupaten Nagan Raya. Sebab, sehari setelah pencoblosan, Kamis sore, 16 Februari 2017, paslon ini bersama tim pemenangannya menggelar jumpa pers di posko pemenangan, Nagan Raya. Dalam temu pers pengusaha kebun kelapa sawit ini ikut dihadiri sejumlah ketua partai pengusung dan tim pejuang pasangan nomor urut 5 serta Ketua DPW Partai Aceh, Raja Mulia. Sebagai Ketua Sekretariat Bersama (Sekber) Pasangan JADIN, Raja Mulia menjelaskan, unggulnya JADIN di Nagan Raya murni suara hati masyarakat di sana alias tanpa intimidasi. Itu sebabnya, Raja Mulia menegaskan, kemenangan JADIN adalah kemenangan rakyat Nagan Raya. “Ini hasil kerja rakyat. Pemerintah Nagan Raya akan dikontrol semua oleh rakyat,” kata Raja Mulia. Ketua Pemenangan JADIN, Kasem Ibrahim, mengaku setali tiga uang. Berdasarkan hasil suara sementara, grafik perolehan suara paslon JADIN sebagai pemenang. “Bisa dilantik segera, tapi kita jangan berbangga dulu karena KIP Nagan Raya masih melakukan proses hitungan dan itu perlu dikawal ketat,” pesan Kasem Ibrahim untuk tetap menjaga perolehan suara yang unggul itu, Kamis pekan lalu. Pada tim pejuang JADIN,
Kasem Ibrahim mengingatkan agar tak memanaskan suasana pasca perhitungan suara di Nagan Raya. Ajak Kasem Ibrahim, lakukanlah gerakan dan pesan sejuk pada tim sukses dan masyarakat. “Katakan pada mereka, JADIN adalah Bupati Nagan Raya tertunda dan Insya Allah akan dilantik,” kata Kasem Ibrahim, Kamis sore pekan lalu. Kasem berharap, ke depan, pasangan yang diusung partai politik lokal (PA), Demokrat, Gerindra, PBB, PKB, PKS, HANURA, dan PPP itu dapat menjalankan pemerintah di Nagan Raya sesuai visi-misi dan erat kuat dalam kerja sama. “Agar bisa bekerjasama dengan wakil, tidak seperti dulu,” sedikit menyindir hubungan Bupati dan Wakil Bupati Nagan Raya. Calon Bupati M. Jamin Idham pada wartawan dan tim pejuang pasangannya, mengucapkan terima kasih kepada seluruh kader dan relawan PA serta parpol pendukung yang sudah bekerja keras satu tahun lebih. “Ini bukan kemenangan kami, tapi kemenangan bersama, kemenangan JADIN untuk harapan dan masa depan Nagan Raya lebih baik,” kata M. Jamin Idham yang juga Ketua DPC Partai Demokrat Nagan Raya, Kamis, 16
Februari 2017 lalu. Kepada wartawan dia menjelaskan, berdasarkan rekapitulasi hasil perhitungan suara C1 Pilkada Nagan Raya, pasangan yang diusung delapan partai politik lokal dan nasional itu berhasil mengumpulkan suara 36.900 atau 47,15 persen. Jumlah itu masih ada tiga kecamatan yang masih diinput 50 persen, yaitu Seunagan, Seunagan Timur dan Suka Makmue. Sedangkan tujuh kecamatan lainnya sudah 100 persen. Pasangan nomor urut satu, T Raja Keumangan-Said Junaidi, suara pasangan calon adik kandung Bupati Nagan Raya, Teuku Zulkarnaini, sebanyak 28.194 atau 36,03 persen. Pasangan nomor urut dua, Faisal A QubsyMustafa, 802 suara atau 1,02 persen. Pasangan nomor urut tiga, Muhammad Zahed-Samsul Bahri 1.044 atau 1,33 persen dan paslon nomor empat, NurchalisSuyanto 11.321 suara atau 14,47 persen. Jumlah ini tak jauh beda dengan hasil publikasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat (kpu.go.id) yang menyebutkan, pasangan nomor urut satu 36.906 (32,641 persen), nomor urut dua 811 suara (0,92 persen), nomor urut tiga 1.203 (1,36 persen), no-
mor empat 13.477 suara (15,24 persen). Dan, nomor urut lima 40.327 (45,59 persen). Persentase itu sesuai data yang masuk di KPU hingga Jumat malam sudah 92,05 persen dari 352 tempat pemungutan suara (TPS) Nagan Raya. Berdasarkan 10 kecamatan se-Nagan Raya, selisih antara pasangan calon nomor urut satu dan lima di Kecamatan Beutong, 46 persen (nomor urut 1) dan 41,6 persen (nomor urut 5). Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang, 57,2 persen (nomor urut 1) dan 34,2 persen (nomor urut 5). Kecamatan Darul Makmu, 26,9 persen (nomor urut 1) dan 58,3 persen (nomor urut 5). Pasangan JADIN terus naik. Kecamatan Kuala Pesisir, nomor urut satu 39,8 persen dan nomor lima 42,7 persen. Kecamatan Seunagan 39,3 persen (nomor urut 1) dan 40,5 persen (nomor urut 5). Kecamatan Seunagan Timur, nomor urut satu 43,3 persen dan nomor lima 41,6 persen. Kecamatan Suka Makmue 41,8 persen (nomor urut 1) dan 36,3 persen (nomor urut 5). Kecamatan Tadu Raya, paslon satu 36,7 persen dan paslon lima 39,9 persen, serta Kecamatan Tripa Makmu, 28,8 persen untuk nomor urut 1 dan 49,5 pers-
en untuk nomor urut 5. Keunggulan paslon JADIN cenderung di kecamatan yang banyak pemilih. Misal, di Kecamatan Darul Makmue, jumlah pemilihnya 35.068 orang. Saat media ini berbincang-bincang dengan kaum hawa di salah satu warung di Nagan, mereka mengaku sudah cukup dua periode Nagan Raya dipimpin keluarga berdarah biru, Teuku Zulkarnaini. Kata mereka, Nagan Raya perlu perubahan pada orang lain. Apalagi, akui perempuan itu, di Nagan Raya ini, Kamis siang pekan lalu, istri Bupati Nagan Raya periode 2012-2017 juga sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Nagan Raya. “Sudah cukup lama. Perlu sosok lain untuk membangun Nagan Raya. Istri Bupati juga anggota DPR,” katanya. Gagalnya T Raja Keumangan melanjutkan tahta dalam tumpuk pimpinan Nagan Raya, maka pupus pula keluarga darah biru ini memimpin kabupaten itu periode 2017-2022. Namun, upaya konfirmasi MODUS ACEH pada Raja Keumangan belum berhasil. “Saya sedang di luar beli obat, jadi tidak bersama beliau,” ujar Ardi Nara melalui sambungan telpon, Jumat pekan lalu.***
Nagan raya
MODUS ACEH NO 43/TH XIV 20 -26 FEBRUARI 2017
7
■ Akademisi UTU Meulaboh, Vellayanti Hajad, S.Sos, MA
RAKYAT INGIN MENGGANTI KEPEMIMPINAN MODUS ACEH/Juli Saidi
Akademisi Fakultas Ilmu Politik dan Sosial (FISIP) Universitas Teuku Umar (UTU), Vellayanti Hajad, S.Sos, MA asal Kecamatan Darul Makmur, Kabupaten Nagan Raya memberi penilaian. Ada beberapa alasan yang membuat pasangan nomor urut 5, M. Jamin Idham-Chalidin (JADIN) unggul dari empat pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Nagan Raya, pada Pilkada serentak 2017. Mahasiswi S3 Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, ini menilai, ada kerinduan masyarakat memilih paslon JADIN karena mengganti tampuk pimpinan yang sudah berjalan 15 tahun, sejak Nagan Raya mekar dari Kabupaten Aceh Barat. Maka, kata alumni S2 Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (UGM) itu, JADIN bisa mengalahkan T Raja Keumangan (TRK)-Said Junaidi (SAJA) berdasarkan hasil sementara, di samping penyampaian TRK-SAJA terkesan ambigu, masyarakat Darul Makmur juga ingin sekali jadi tampil sebagai orang nomor satu. Sebab, Kecamatan Darul Makmur yang punya hak milih 35.068 orang, selama ini, selalu sebagai nomor dua. Nah, apa saja pendapat Vellayanti Hajad soal hasil sementara Pilkada Nagan Raya? Berikut wawancara wartawan MODUS Aceh, Juli Saidi Saidi, dengan Vellayanti Hajad melalui sambungan telpon, Jumat sore, 18 Februari 2017. Saat wawancara berlangsung, Vellayanti Hajad mengaku sedang di Alue Bilie, Darul Makmur, Nagan Raya.
Berdasarkan hitungan sementara Pilkada Nagan Raya, sudah 92,90 persen. Dan, yang teratas itu pasangan calon M. Jamin Idham-Chalidin (JADIN). Pendapat Anda? M. Jamin Idham itu incumbent, Wakil Bupati Teuku Zulkarnaini. Maka, M. Jamin Idham dikenal sebagai petahana. Saya lihat, faktor kemenangan Jamin Idham ada banyak alasan. Faktor utama, lebih pada sosok Jamin Idham daripada mesin. Contohnya, Partai Aceh yang mengusung calon lain, itu belum tentu menang. Kenapa? M. Jamin Idham sosoknya sudah cukup dikenal. Pertama, sebagai wakil bupati. Kedua, sebagai pengusaha perkebunan sawit cukup dikenal, sebagai pengusaha banyak mempekerjakan orang. Faktor keunggulan lain? Ada kerinduan masyarakat. Kalau dipetakan, Nagan Raya itu suara terbanyak dari Kecamatan Darul Makmur. Selama ini, kalau mau cari calon wakil bupati, selalu dari Darul Makmur. Tetapi, selama ini, tidak ada tokoh dari Kecamatan Darul Makmur yang jadi bupati, selalu sebagai wakil.
Siapa saja? Sebelum M. Jamin Idham, ada Kasem Ibrahim dari Darul Makmur, juga wakil bupati periode 2012-2017. M. Jamin Idham juga wakil. Maka, kemenangan M. Jamin bagian dari kerinduan masyarakat Darul Makmur. Begitu berpengaruhkah suara dari Kecamatan Darul Makmur? Hitungan sementara, suara M. Jamin Idham di Kecamatan Darul Makmur cukup besar. Maka, ada kerinduan. Kali inilah tokoh Darul Makmur jadi orang nomor satu. Jadi, kekuatan ramai dari Kecamatan Darul Makmur. Di samping itu, juga didukung tokoh secara personal. M. Jamin Idham orang tak banyak bicara. Persepsi masyarakat Nagan Raya, M. Jamin Idham baik. Bagaimana dengan pasangan nomor satu TRK? Kalau saya lihat, kampanye TRK itu ada ambiguitas. Karena TRK bilang dalam kampanyenya, pembangunan Nagan Raya mau berlanjut, pilih TRK. Masyarakat juga melihat, incumbent itu siapa, ternyata M. Jamin Idham. Maka, masyarakat pilih JADIN. Apakah karena pesan-pesan
TRK dalam kampanye saja yang menyebabkan, sementara TRK nomor dua? Kemudian, ada keinginan masyarakat untuk mengganti pemimpin bukan dari keluarga Teuku Zulkarnaini. Karena selama ini Nagan Raya sejak pisah dari Aceh Barat, sudah selama 15 tahun, berasal dari Jram dan sekitarnya yaitu Teuku Zulkarnaini. Jadi, mau ganti suasanalah. Memang sosok ketokohan Jamin Idham lumayan kuat untuk Pilkada 2017. Soal lain yang membuat TRK tidak unggul? TRK, pada detik-detik mulai kampanye berganti wakil, itu cukup mempengaruhi pilihan masyarakat terhadap pasangan TRK. Kalau berbicara pasangan JADIN, masyarakat fokusnya pada M. Jamin Idhamnya, karena Chalidin memang orang penting yaitu pengusaha, tapi tidak begitu dikenal karena aktif luar Nagan Raya, Jakarta. Kelemahan TRK lainnya apa? Kelemahan TRK, cenderung dalam kampanye ingin melanjutkan pembangunan Nagan Raya.
Seharusnya, ketika ia berbicara, ingin lanjutkan pembangunan, tepatnya yang menyampaikan sebagai incumbent adalah M. Jamin Idham. Itu saja? Permasalahan lain, terkait keinginan masyarakat ingin ganti tampuk pemerintahan Nagan Raya yang sudah seharusnya berganti. Kita tahu, pemerintahan itu cenderung korup, kekuasaan yang absolut dan terusmenerus cenderung membuka peluang korupsi di mana-mana. Makanya, ada sebahagian masyarakat menganggap sudah saatnya diganti. Persepsi sebahagian masyarakat, mengganti pemimpin dan pemerintahan Nagan Raya, akan lebih baik lagi. Selama ini kan berada di bawah kendali satu orang, yaitu Zulkarnaini, karena tidak pernah berganti sejak Nagan Raya terbentuk. Jadi, ada keinginan pemimpin baru. Apakah kesan korup begitu mengakar? Di mana-mana ada ketakutan masyarakat, masalah demokrasi, dan transparansi. Saya tidak ingin mengatakan Nagan Raya
banyak korupsi, tetapi ketika tampuk pimpinan tidak berganti, kecurigaan merebak. Makanya, ketika penyampaian, TRK ingin melanjutkan pembangunan, maka berdampak terhadap TRK bahwa masyarakat ragu. Kalau misalnya masyarakat ingin pemerintah Zulkarnaini tidak berlanjut, maka masyarakat tidak memilih. Bukankah pembangunan Nagan Raya bagus dibanding kabupaten lain yang mekar di Aceh? Ini juga yang sering diperlihatkan TRK bahwa membandingkan Nagan Raya dari tahun sebelum jadi kabupaten sendiri dengan kondisi selama Pemerintahan Teuku Zulkarnaini, termasuk menunjukkan foto-foto pembangunan. Tetapi, itu pembangunan fisik, misal perkantoran. Kalau dibandingkan dengan kabupaten lain yang mekar, pembangunan secara fisik bagus. Namun, pembangunan itu bukan fisik saja. Apa juga? Misalnya pembangunan membuka lapangan pekerjaan. Kalau dibandingkan dengan Aceh Barat, perputaran uang cepat, geliat ekonomi di Meulaboh terasa, penyerapan tenaga kerja juga besar. Sedangkan di Nagan Raya, bisa dilihat sendiri, terasa sangat lambat untuk ukuran kabupaten yang sudah lama berdiri sendiri. Apa pengaruhnya? Kalau anak-anak muda selesai kuliah, bingung mau buat apa. Kalau selama ini cenderung jadi PNS (pegawai negeri sipil), sehingga berjuberlah ingin jadi tenaga honor dan kontrak di kantor-kantor. Kondisi ini seharusnya dibuka peluang untuk bisa berwirausaha. Jadi, bukan berharap jadi PNS. Maka, ada kekecewaan kalangan anak muda juga. Lalu? Begitu juga, pendidikan complang, pembangunan desa juga terkesan terpusat di satu kawasan. Saya melihat sendiri perbedaan pendidikan Nagan Raya dengan Aceh Barat. Di Aceh Barat, siapa yang berprestasi itu yang ditampilkan. Kalau di Nagan Raya tidak, siapa yang dekat itu yang akan diorbit.***
8
MODUS ACEH NO 43/TH XIV 20 -26 FEBRUARI 2017
Kabar Dunia
■ Eli Cohen
Kisah Agen Israel di Suriah
karena terlibat dalam Hacherut, sebuah gerakan pemuda Yahudi Mesir. Kemudian, Eli juga terlibat dalam Operasi Goshen, sebuah sandi operasi penyelundupan “pemulangan” ribuan orang Yahudi ke Palestina selama 1945-1948. Setelah diusir dari Mesir dan dipulangkan ke Israel akibat beberapa operasi militer & intelijen Israel terhadap Mesir, ia dipekerjakan di unit kontra-spionase di Departemen Pertahan-
takan Kamel Amin Tsa’abet bermigrasi ke Argentina dan berdagang tekstil. Dalam misi pertamanya di Argentina, ia berkenalan dengan Kolonel Amin Al-Hafaz (Amin Al-Hafez), atase militer Kedutaan Besar Suriah, yang kelak terpilih menjadi Presiden Suriah melalui kudeta tak berdarah pada tahun 1963. Ini pula yang menyebabkan Eli Cohen bisa masuk ke lingkaran kekuasaan Suriah. Ada pepatah. “Seorang agen yang baik sama nilainya dengan satu divisi tentara”. Eli Cohen dianggap berjasa bagi Mossad dan Israel terutama kontribusinya dalam Perang Enam Hari (1967). Ia mendapatkan data rinti tentang posisi meriam, jumlah pasukan, tank, artileri udara Su-
menjadi penanda titik vital militer Suriah yang dengan mudah dihancurkan Israel. Eli Cohen hampir terpilih sebagai Deputi Menteri Pertahanan Suriah dalam kabinet Presiden Amin Al-Hafez yang sebenarnya dia dipersiapkan untuk jadi Menteri Pertahanan, karena itupula Eli Cohen selalu mendapatkan informasi teraktual dan rinci tentang militer Suriah. Bahkan sebuah rumor mengatakan, ia tinggal 3 langkah lagi menjadi Presiden Suriah. Sampai suatu hari di bulan Januari 1965, puncak dari keluhan operator radio dari kedutaan besar India yang terletak dekat dari apartemen Eli Cohen, mengadu pada polisi karena ada gangguan komunikasi dengan sinyal tinggi di wilayah ini. Di saat yang bersamaan, aparat intelijen Suriah dibantu dengan para penasehat dari Soviet, curiga dengan adanya pengiriman melalui transmisi radio tanpa ijin. Mobil unit pemindai dikerahkan untuk melakukan pelacakan namun
an Israel. Hingga pada akhirnya ia meminta terjun ke lapangan karena tidak tahan bekerja di belakang meja, dan kemudian direkrut oleh Mossad, dinas Intelijen Israel yang terkenal dan memiliki motto Be’ein Tachbulot Yipoi Am Veteshua Berov Yoetz. Setelah itu Eli Cohen dikenal dengan identitas baru bernama samaran Kamel Amin Tsa’abet, lahir di Beirut, Lebanon dari orangtua asli Suriah. Dalam perjalanan hidup fiktif dan sesuai misi intelijen pertamanya, dika-
riah sepanjang Dataran Tinggi Golan, data bunker, membangun hubungan baik di lingkungan bisnis, militer, dan partai Ba’ath. Dia adalah satu-satunya warga sipil yang diperbolehkan foto di lingkungan instalasi militer Suriah. Eli menyarankan pada pejabat milliter Suriah untuk menanamkan pohon Kayu Putih di Dataran Tinggi Golan dengan alasan kamuflase sekaligus peneduh bagi pasukan militer. Saran yang direalisasikan ini ternyata
tidak berhasil karena waktu pengiriman berita yang dilakukan Eli Cohen sangat singkat. Selain itu, kecurigaan ini muncul karena beberapa kejadian yang seharusnya informasinya sangat rahasia, ternyata sudah diketahui oleh pihak Israel. Beberapa hari sebelum penangkapan, tanpa sepengtahuan Eli Cohen, aparat keamanan Suriah mematikan listrik untuk wilayah tersebut. Eli Cohen menyadari kesulitan yang ia alami untuk mengirim berita ke Israel
Eli Cohen (26 Desember 1924 – 18 Mei 1965) adalah seorang agen rahasia Mossad, Israel dan diangggap sebagai salah satu mata-mata paling sukses setelah perang dunia II. Eli Cohen
epada Nadia, istriku, dan keluargaku yang tercinta. Aku meminta agar kalian tetap bersatu. Aku memohon kepadamu, Nadia, untuk memaafkan aku. Aku meminta agar engkau menjaga dirimu sendiri dan anak-anak, serta berusaha supaya anak-anak dididik dengan baik. Perhatikanlah dirimu sendiri dan usahakanlah agar anak-anak kita tak kekurangan apapun. Peliharalah hubungan baik dengan keluargaku. Aku ingin engkau menikah kembali agar anak-anak tak tumbuh tanpa seorang ayah. Aku berikan kepadamu kebebasan penuh untuk berbuat demikian. Aku mohon agar engkau jangan membuang-buang waktu dengan menangisi aku. Selalu berpikir untuk masa depan. Ku kirimkan ciumku yang terakhir kepadamu, Sophie, Iris, dan Shaul, serta anggota-anggota keluarga lainnya. Jangan lupa untuk berdoa bagi arwah ayahku dan arwahku sendiri. Untuk kalian semua, kuhaturkan cium terakhir dan shalom.-Surat Terakhir Eli Cohen sebelum menjalani hukuman gantung- (18-5-1965) *** Eli Cohen dikenal sebagai pahlawan, agen mata-mata Israel paling terkenal, bahkan “the most impossible spy”. Lahir di wilayah Yahudi, kota Alexandria pada 16 Desember 1924 (dalam beberapa referensi disebutkan 26 Desember), dengan nama Eliahu ben Shaul Cohen, dari orangtua imigran yang berasal dari Suriah. Eli sangat pandai dalam pendidikan sekolahnya terutama pada bidang matematika dan bahasa, dua ilmu penting dalam
K
spionase, dan kemudian tertarik di bidang persenjataan setelah Mesir terlibat dalam perang Dunia II. Eli bahkan sempat mendaftarkan diri ke Angkatan Bersenjata Mesir, namun ditolak dengan alasan loyalitas yang diragukan, sebagaimana bangsa Yahudi lain di berbagai negara. Israel sudah sejak lama ingin menguasai Dataran Tinggi Golan yang menjadi perbatasan dan benteng alam, Suriah–Israel. Selain strategis secara pertahanan, Dataran Tinggi Golan menyediakan sekitar 30% sumber air untuk Israel, bahkan tiga anak sungai utama Sungai Yordan; Dan, Baniyas, dan Hatzbani semua berasal dari sana. Nilai vital Dataran Tinggi Golan ini yang menyebabkan Israel berkeinginan untuk menguasainya. Pada waktu itu, Suriah yang dibantu oleh Soviet, sedang mencoba untuk mengalihkan sumber sungai Yordan dengan tujuan Israel tidak mendapatkan sumber air untuk negaranya. Perencana Pertahanan Israel membutuhkan data yang akurat dari seorang intelijen mengenai proyek pengalihan air, rencana rekayasa, diagram, peta dan rincian lainnya meliputi rencana modernisasi militer Suriah. Hingga pada 1960 mereka memutuskan untuk merekruit Eli Cohen sebagai agen dan menerjunkannya dalam operasi spionase ke Suriah pada 1961. Eli sudah cukup dikenal
Kabar Dunia tanpa listrik, sehingga ia memutuskan menggunakan baterei. Ini pula yang menjadi kesalahan fatal Eli sehingga sinyal radio yang seharusnya tidak ada karena pemadaman listrik menjadi terbaca oleh petugas pemindai. Setelah mengalami beberapa pertimbangan, Dinas Kontra Intelijen melakukan penyergapan dan menemukan perangkat spionase milik Eli Cohen seperti pemancar, bahan peledak mini dengan daya ledak tingkat tinggi. Berakhir sudah perjalanan “the impossible spy”. Eli Cohen dihukum gantung di Martyr’s Square, di tengah kota Damaskus tanggal 18 Mei 1965. Hingga saat ini jenazahnya belum dipulangkan ke Israel. Sebenarnya banyak agen intelijen Israel (Mossad) yang hebat, namun diantaranya adalah Eli Cohen yang paling fenomenal. Kisah hidupnya di filmkan dengan judul, The Impossible Spy (1987). *** Lahir di Mesir, ia ikut serta dalam setiap aktivitas pro Israel di Mesir selama tahun 1950-an, seperti dalam Operasi Goshen meskipun pemerintah Mesir tidak pernah dapat membuktikannya. Dia direkrut Mossad tahun 1960 dan diberi identitas palsu sebagai orang Syria yang kembali pulang setelah lama hidup di Argentina. Untuk memperkuat penyamarannya ini, ia bahkan pindah ke Argentina pada tahun 1961. Kemudian ia pindah ke Damaskus, Syria dengan nama alias Kamel Amin Tsa’abet (nama panggilannya Sa’bet atau Tha’bet). Cohen berhasil memperoleh kepercayaan dikalangan pejabat militer Syria dan juga pejabat pemerintahan. Secara berkala ia mengirim informasi intelijen ke
Israel lewat radio, surat rahasia dan kadangkala pada saat ia berkunjung ke Israel. Informasi yang sangat berharga yang berhasil ia kirimkan ke Israel pada tahun 1964 adalah data tentang kubu pertahanan Syria di dataran tinggi Golan. Akhirnya pada bulan Januari 1965, seorang ahli dari Uni Soyvet yang disewa dinas intelijen Syria berhasil menyadap pesan yang sedang dikirimkan Cohen ke Israel. Setelah dihadapkan ke pengadilan, ia diputuskan bersalah terlibat matamata dan dijatuhi hukuman mati. Banyak kepala negara barat (Perancis, Belgia, Kanada) yang meminta pemerintah Syria untuk memperingan hukumannya bahkan Paus Paul VI ikut bersuara, tetapi ia tetap digantung oleh pemerintah Syria tanggal 18 Mei 1965. Sampai dengan hari ini, Syria yang merasa sangat kecolongan, tetap menolak memulangkan jenazah Cohen untuk dimakamkan di Israel. Selama dalam penyamaran, Cohen berteman baik dengan banyak jenderal terkemuka di Syria termasuk Amin Hafiz. Setelah Hafiz menjadi Perdana Menteri, ia bahkan termasuk salah satu kandidat untuk menempati posisi sebagai wakil Menteri Pertahanan Syria. Banyak pihak mengklaim (meskipun sulit dibuktikan kebenarannya), Cohen-lah yang menyarankan untuk menanam pohon eucalyptus di sekitar bunker militer dan tempat-tem-
MODUS ACEH NO 43/TH XIV 20 -26 FEBRUARI 2017
pat mortir di dataran tinggi Golan yang mengarahkan moncongnya ke Israel. Ia berpendapat, dengan ditanamnya pepohonan ini akan memberi kamuflase alami yang sempurna agar tidak terdeteksi oleh Israel, juga untuk melindungi tentara dari cuaca panas di gurun. Setelah sarannya disetujui militer Syria, ia segera memberikan informasi tersebut ke dinas intelijen Israel. Selama Perang Enam Hari, informasi berharga ini digunakan Angkatan Udara Israel (IAF) yang dengan mudahnya menghancurkan sebagian besar bunker Syria yang terlindung dibalik pepohonan. Pepohonan eucalyptus ini sampai sekarang masih terlihat di dataran tinggi Golan dan menjadi saksi bisu sejarah kekalahan Syria. Cohen juga mendapat informasi tentang rencana rahasia Syria membuat bunker pertahanan berlapis tiga untuk mengelabui militer Israel
yang pasti menyangka hanya ada sebuah saja. Selama di Syria, Cohen banyak memperoleh dan mengumpulkan informasi tentang pilotpilot pesawat tempur Angkatan Udara Syria. Termasuk nama asli mereka, nama alias beserta keluarganya. Banyak pihak mengatakan bahwa informasi dari Cohen inilah yang digunakan Mossad selama Perang Enam Hari ketika ada dua buah jet tempur Syria yang akan membom Tel Aviv. Ketika kedua jet ini sampai pada sasarannya, Mossad memperingatkan mereka melalui gelombang radio bahwa mereka mengetahui identitas para pilot tersebut, beserta keluarganya dan jika mereka tetap membom, keluarganya akan dibunuh. Para pilot begitu terkejut sekaligus ketakutan yang akhirnya menjatuhkan bom-bomnya ke laut dan kembali ke pangkalan dengan mengatakan target telah
9
dibom. Menurut keterangan saudara sekaligus temannya sesama agen Mossad, Maurice Cohen, Eli Cohen hanya tinggal tiga langkah lagi menjadi Presiden Syria pada saat terbongkarnya kegiatan mata-mata yang ia lakukan. Permintaan dari pihak keluarga agar jenazah Cohen dikembalikan ke Israel ditolak mentah-mentah pemerintah Syria (Mei 2006). Pada bulan Februari 2007, pejabat turki mengkonfirmasikan bahwa pemerintahnya siap menjadi mediator untuk pengembalian jenazah Cohen. Eli Cohen menjadi Pahlawan Nasional di Israel karena berkat infonya Israel meraih kemenangan telak dalam Perang Enam Hari tahun 1967.*** ■ Sumber: “MOSSAD, Menguak Tabir Dinas Intelijen Israel”, penerbit Pustaka Primatama (2007), http:// www.elicohen.org, dan berbagai sumber lainnya.
10
MODUS ACEH NO 43/TH XIV 20 -26 FEBRUARI 2017
Kabar Dunia
■ Pembunuhan Kim Jong-Nam
Tersangka Dijebak Melalui Reality Show TV AP
Siti Aisyah, seorang wanita asal Indonesia ditahan di Malaysia atas dugaan pembunuhan terhadap Kim Jong Nam, saudara tiri pemimpin Korea Utara. Kim Jong-Un mengatakan, ia mengira aksi tersebut bagian dari sebuah acara televisi reality show. Begitu kata Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla. Salwa Chaira I dbs iti Aisyah adalah salah satu dari dua wanita yang ditangkap di Kuala Lumpur, Malaysia atas pembunuhan Kim Jong-Nam, di salah satu Bandara Internasional Kuala Lumpur. “Saya pikir, dia adalah korban dari korban, sehingga ada lapisan korban di sini,” kata Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla kepada pers di Jakarta, kapan? Seperti diwartakan abc.net melalui Kepala Biro di Indonesia, Samantha Hawley. Wanita itu mungkin berpikir akan tampil di sebuah acara reality show. “Meskipun dia adalah pelaku, dia juga korban, ya kan? Itu berdasarkan urutan kejadian yang diberikan. Seperti itu laporan yang diberikan kepada kami,” katanya. Kepala Polisi Republik Indonesia, Tito Karnavian mengatakan, Siti telah dibayar untuk melakukan “lelucon” pada Jong Nam dengan meminta mereka menutup mata sebelum menyemprot air di wajah Jong Nam, seperti yang diberitakan BBC. “Tindakan semacam itu dilakukan tiga atau empat kali dan mereka diberi beberapa dolar untuk itu, dan dengan korban terakhir, Kim Jong-Nam, diduga ada bahan berbahaya di sprayer ,” kata Karnavian pada wartawan di Banda Aceh. “Dia tidak menyadari bahwa itu adalah sebuah upaya pembunuhan oleh dugaan agen-agen asing.”
S
Orang nomor satu di Kepolisian Republik Indonesia itu mengatakan, ia menerima informasi tersebut dari pemerintah Malaysia. Pernyataan Tito diamini ibu Siti Aisyah, yang mengatakan putrinya telah memintanya untuk mendoakan dirinya sebelum dia berangkat ke Malaysia. “Dia mengatakan, seseorang telah memintanya untuk bergabung untuk syuting produksi pada TV yang ternyata penipu di Malaysia,” kata Benah dari rumahnya di Serang, Indonesia. “Sebagai seorang ibu, saya punya firasat buruk tentang itu, tapi dia bilang, ‘Saya perlu restu Ibu’.” “Dia selalu menelepon saya sebelum syuting, dia bilang,” Aku ada pekerjaan besok.” Mala, adik Siti Aisyah, juga pergi ke Jepang untuk film acara komedi di televisi. “Seperti menempatkan cabai ke tangan seseorang, semacam lelucon-lelucon untuk stasiun TV Jepang,” kata Mala. “Dia mengirimkan uang kepada kami bulanan, hanya cukup untuk membeli makanan. Di sana, ia bekerja di Batam di toko pakaian wanita”. Siti adalah wanita kedua yang ditahan pekan ini setelah diidentifikasi dari visi CCTV dan ditangkap. Awalnya, dia bepergian dengan dokumen Vietnam sebagai Doan Thi Huong, dan polisi juga menangkap pacar Siti. Saudara tiri dari pemimpin Korea Utara Kim Jong-un ini meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit di Ibukota Malaysia setelah diduga diracuni, sementara menunggu penerbangan di bandara internasional kota itu. Kim diasingkan dari keluarganya di Pyongyang dan hidup di pengasingan. Agen mata-mata Korea Selatan mengatakan rezim Korea Utara bertanggung jawab karena memerintahkan pembunuhan itu dan dua wanita diduga membunuhnya. Polisi Indonesia mengatakan mereka tidak akan mengundang keluarga Siti untuk mempertanyakan kaitannya dengan kasus ini. Di sebuah rumah kecil di barat Jakarta pinggiran Angke, mertuanya bereaksi dengan hati-hati untuk berita. Mereka mengatakan bahwa Siti telah bercerai dari anak mereka selama beberapa
Kim Jong-Nam tahun. “Jika dia dalam kesulitan, ya gak papa,” kata Hendra Gunaway, yang mengidentifikasi dirinya sebagai saudara ipar Siti. “Tapi tidak perlu membawa keluarga kami untuk bertemu dengannya.” Dia mengatakan, anak Siti yang berumur tujuh tahun masih
menterian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal. “Intinya bahwa, jelas dia bukan pekerja migran Indonesia.” Pemerintah Indonesia mengatakan akan memberikan penasihat hukum dan bantuan konsuler kepada perempuan itu. “Indonesia selalu menghormati hukum,” kata Menteri the star online Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) RI Wiranto, terkait penangkapan Siti. “Kita tunggu proses”. Masih seperti diwartakan abc.net. Sebelumnya, polisi Malaysia telah menangkap seorang pria Korea Utara, terkait pembunuhan Kim Jong-nam, saudara tiri Siti Aisyah dari pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. tinggal bersama keluarganya di Pria itu diidentifikasi sebagai Jakarta, sementara mantan sua- Ri Jong-chol, lahir pada tanggal minya sekarang tinggal di 6 Mei, 1970. Dia ditangkap JuBangkok. “Dia (Siti) benar-benar mat malam (waktu setempat) di seorang gadis yang tenang, dia negara bagian Selangor, kata tidak banyak bicara,” katanya. Dia polisi dalam sebuah pernyataan. “Diduga, dia terlibat dalam ada hubungan dengan pria lain kematian seorang laki-laki Korea di Malaysia. Petugas Imigrasi di Jakarta Utara,” kata pernyataan itu. Ketimengatakan warga negara Indo- ka ditangkap, Ri Jong-chol adnesia ini pergi ke Malaysia mela- alah pemegang kartu I-Kad, satu lui Pulau Batam, tanggal 2 Feb- dokumen biasanya yang dikeluruari 2017. “Berdasarkan cata- arkan untuk pekerja asing di tan di paspor, dia sudah bebera- Malaysia. Dia adalah tersangka pa kali masuk dan keluar dari keempat yang ditangkap dalam Malaysia dengan visa kunjun- penyelidikan seputar pembunugan singkat,” kata pejabat Ke- han Kim Jong-nam di Kuala
Lumpur, Senin pekan lalu. Kim Jong-nam meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit di ibukota Malaysia setelah diduga diracuni sementara menunggu penerbangan di bandara internasional kota itu. Dia terasing dari keluarganya di Pyongyang dan tinggal di pengasingan yaitu wilayah Macau di China. Agen mata-mata Korea Selatan mengatakan, rezim Korea Utara bertanggung jawab karena memerintahkan pembunuhan itu, termasuk dua wanita yang diduga ikut membunuhnya. Penangkapan terjadi ketika pemerintah Indonesia berhasil mengungkapkan bahwa warga Indonesia yang ditahan atas pembunuhan itu adalah bagian dari sebuah acara televisi reality. Siti Aisyah adalah wanita kedua yang ditahan pekan ini setelah diidentifikasi dari visi CCTV dan ditangkap. Pada awal bepergian dengan dokumen Vietnam sebagai Doan Thi Huong. Tak hanya Siti, polisi juga menangkap pacar Siti yang terlihat sebagai mantan agen atau mata-mata amatiran Korea Utara Kim Hyon-hui, yang ikut melakukan pemboman jet Korean Air tahun 1987 silam, setelah dilatih sebagai agen Korea Utara. “Saya merasa curiga,” kata Kim Hyon-hui kertas. “Mereka tampaknya tidak mengambil pendidikan psikologis dan fisik yang ketat dan pelatihan di Korea Utara”.***
MODUS ACEH
11 Ada Apa dengan Siti Aisyah?
Kabar Dunia
Oleh M. Aji Surya
T
iba-tiba nama Siti Aisyah menjadi buah bibir di seantero jagat. Wanita asal Serang ini dituduh bersekongkol melakukan pembunuhan terhadap Kim Jong Nam, saudara tiri Kim Jong Un, pimpinan rakyat Korea Utara. Ada apa di balik ‘Siti’? Menurut salah satu media di Korea Selatan, Siti Aisyah mengaku tidak tahu secara persis bahwa dirinya telah dijebak. Bahkan, dia mengira apa yang dilakukannya hanyalah lucu-lucuan dari sebuah program TV show. Kalau ini benar, mungkin ia telah terpengaruh oleh berbagai kisah lucu yang sering diputar di TV ataupun di maskapai penerbangan. Namun, ada berita lain. Siti juga ditengarai telah digarap beberapa waktu sebelumnya oleh sekelompok orang dengan imbalan USD 100 (setara Rp 1,3 juta). Wanita lugu ini diberitakan telah menjalani latihan menyem-
NO 43/TH XIV 20 -26 FEBRUARI 2017
protkan cairan di beberapa tempat di bandara Kuala Lumpur. Dengan demikian, benarkah ia melakukan persekongkolan pembunuhan? Fenomena ini sebenarnya bukanlah hal yang tidak mungkin terjadi. Bila dirunut pada beberapa kasus yang yang berkembang akhir-akhir ini, hal tersebut sangat terkait dengan kualifikasi tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri yang kita miliki. Mereka rata-rata berpendidikan menengah-rendah serta mudah mengalami culture shock. Selain itu, kesempatan di luar negeri senantiasa dimaksimalkan untuk mencari tabungan sebanyak mungkin untuk bekal pulang kampung. Akibat itu semua, banyak dari mereka berpikiran pendek dan mudah tergiur iming-iming yang tampaknya ‘wow’. Beberapa di antaranya juga sangat tertarik pada pekerjaan yang eksposenya sangat tinggi, seperti muncul di media cetak dan televisi. Mere-
ka juga ingin eksis dalam arti terkenal di kampung halamannya melalui aneka media. Lihat saja, meskipun kepemilikan dan pengedaran dadah (narkoba) di Malaysia merupakan tindakan haram dengan ancaman maksimal, banyak TKI kita tetap mencoba-coba mencari peruntungan. Sejauh ini, TKI di Malaysia-lah yang relatif banyak terancam hukuman mati. Dengan demikian, probabilitas Aisyah dijebak atau hanya karena ingin eksis menjadi sangat mungkin. Kenekatan karena pengetahuan yang terbatas menambah hal itu bisa terjadi. Istilahnya, rawan godaan. Di Korea Selatan sendiri, TKI yang berjumlah 38 ribu merupakan kelompok yang relatif beruntung. Dengan gaji UMR (upah minimum regional) setempat, mereka dapat meraup pendapatan hingga kisaran USD 2.500 (setara Rp 33,3 juta) serta perlindungan hukum yang optimal. Meski demikian, tetap saja
ada beberapa gelintir ‘anomali’, dari soal radikalisme hingga narkoba. Saat ini, terdapat banyak TKI yang bermental mirip Siti Aisyah tersebar di seluruh dunia. Kejadian-kejadian yang bisa digolongkan ‘aneh’ dapat terjadi manakala kualitas mereka tidak mengalami perbaikan. Pembekalan yang kurang maksimal, fenomena overstayer, serta pergaulan di tempat tujuan kadang menyebabkan saudara-saudari kita itu rawan atas berbagai ‘jebakan Batman’. Sebagai upaya preventif tambahan, manakala TKI sudah berada di luar negeri, perlu terus dilakukan pembinaan tanpa kenal lelah. Kalaupun mereka masih tersandung masalah, pendampingan hukum di pengadilan, sebagaimana dilakukan selama ini, merupakan sebuah hal yang tidak perlu diperdebatkan. *M Aji Surya adalah WNI yang tinggal di Seoul, Korsel Sumber: Detik.com
12
MODUS ACEH NO 43/TH XIV 20 -26 FEBRUARI 2017
Kabar Dunia
Laporan Herry Dharmawan M.Eng dari Putrajaya Malaysia
Penuhi Undangan Tun Dr Mahathir Mohamad SAYA berkesempatan mengunjungi negeri Jiran Malaysia. Satu setengah jam perjalanan dari Banda Aceh menuju ke Kuala Lumpur. Lalu, saya menentukan kawasan Putrajaya sebagai tujuan awal. Kawasan ini merupakan pusat pemerintahan di Malaysia.
ang menarik, terdapat beberapa jembatan yang memiliki arsitektur bagus dan cantik untuk difoto maupun dijadikan background. Ada juga masjid yang indah, berada ditengah-tengah danau. Namun tidak banyak area wisata yang di dapat, sekitar Putrajaya mengingat, ini adalah sebuah kompleks administrasi pemerintahan Malaysia. Maklum, semua kegiatan pemerintahan termasuk kantor kementerian dan perdana menteri, semua terpusat di tempat ini. Cara menuju Putrajaya tidak begitu sulit. Dari bandara KLIA2, kita hanya perlu membeli tiket KLIA transit, kemudian menggunakan KLIA transit untuk pergi ke Putrajaya. Perjalanan tidak memakan waktu begitu lama, karena KLIA transit hanya melayani rute ke Bandar Tasik Selatan (BTS) – Putrajaya & Cyberjaya – Salak Tinggi – KLIA – KLIA2. Tarif untuk sampai di Station Putrajaya adalah RM 14 untuk dewasa dan RM 6 untuk anak-anak dibawah 4 tahun. Cukup mahal memang, tetapi tampilan dan interior kereta KLIA, berbeda dengan komuter line lainnya, bayangkan kursi sudah empuk sedangkan komuter line masih menggunakan kursi fiber. Perjalanan saya ke Putrajaya dalam rangka memenuhi undangan dari Tun Dr Mahathir Bin Mohamad, tanggal 23 November 2016 lalu, untuk mempresentasikan sebuah ide tentang pengelolaan minyak dan gas bumi yang ada di Aceh, untuk kesejahteraan Aceh di masa datang.
Y
DOK PRIBADI
Herry Dharmawan Bersama Mahatir Mohammad.
Kita diketahui bahwa Aceh memiliki sumber daya alam (SDA) yang subtansial, termasuk minyak dan gas alam. Bahkan beberapa tempat di Aceh memiliki sumber cadangan minyak terbesar di dunia. Namun, rakyat Aceh masih hidup dalam kondisi dibawah garis kemiskinan dan banyak pemuda dari mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka, masih menjadi pengangguran sejak penandatanganan MOU Helsinki hingga sekarang. Nah, atas dasar persoalan tersebutlah, saya ingin membuat suatu program, membuka kembali lapangan minyak tua dan baru secara terintegrasi, dengan menghidupkan kembali perusahaan besar di daerah Petro dollar (Aceh Utara). Tujuan akhir memberikan kesejahteraan bagi masyarakat Aceh serta membangun kehidupan ekonomi yang lebih baik. Tun Dr Mahathir Bin Moha-
mad lahir di Alor Star, Kedah, Malaysia, 20 Desember 1925 ( 90 tahun). Dia dijuluki Dr. M, adalah seorang politikus Malaysia. Ia adalah Perdana Menteri Malaysia keempat, menjabat dari 16 Juli 1981 hingga 31 Oktober 2003. Di bawah kepemimpinannya, Malaysia mengalami modernisasi yang pesat dan menikmati kemakmuran di segala lapisan masyarakat. Yayasan yang beliau pimpin sekarang lebih kepada hal kemanusiaan di seluruh penjuru dunia. Sebagai contoh, Yayasan Kepimpinan Perdana, juga terlibat dalam membantu rakyat Palestina, terutama selepas Israel menyerang Gaza. Untuk menjalankan usaha ini, secara khusus membantu mereka yang menderita di negara-negara yang musnah akibat peperangan atau yang di sebut “Perdana Global Peace Foundation” (PGPF). Sementara itu Tun
Dr Mahathir Bin Mohamad, merupakan Presiden Kehormatan Yayasan Kepemimpinan Perdana, mempersilakan siapa saja untuk mempelajari sejarah kebijakan perdana menteri yang pernah menjabat di Malaysia. Pasalnya, yayasan ini sendiri, didirikan untuk mendokumentasikan dan menyebarkan informasi mengenai sejarah dan kiprah Perdana Menteri yang pernah menjabat di Malaysia. Tun Dr Mahathir Bin Mohamad bersemangat menerima kedatangan saya walaupun dengan kondisi badan yang masih lelah, sehabis sampai dari perjalanan kemanusiaan ke Negara Sudan, sehari sebelumnya. Tun Dr Mahathir Bin Mohamad mengapresiasi dengan ide yang saya ajukan dan berharap bisa berlanjut. Namun sebelumnya, beliau berdiskusi lebih lanjut dengan pihak dari Malaysia. Walaupun dengan kondisi harga Minyak
dan Gas yang sedang jatuh, Tun Dr Mahathir Bin Mohamad sangat antusias untuk dapat membantu Aceh, terutama dengan ide yang saya paparkan. Beliau sudah dari dulu berharap Malaysia dan Aceh memiliki komunikasi dan kerjasama untuk segala bidang. Tun Dr. Mahathir sosok yang ramah dan dicintai rakyatnya. Meski lama tidak lagi menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia, karya beliau tetap diingat dan dihargai.*** *Herry Dharmawan MEng, lahir di Bireun, Desember 1979. Alumni MasterDegree (Oil and Gas di Gubkin University, Moscow, Russia), 2011.Kandidat Phd Oil and Gas di Gubkin University, Moscow, Russia 20162020. Lebih kurang 14 tahun bekerjasa sebagai professional Migas.Terakhir di Turkmenistan Oil and gas Field. Tinggal di Banda Aceh.
MODUS ACEH
utama
NO 43/TH XIV 20 -26 FEBRUARI 2017
13
Pilkada 2017 dan Nasib Petahana
YANG BERTAHAN DAN GUGUR
Sejumlah calon petahana berguguran pada kontestasi Pilkada Aceh 2017, mulai dari gubernur, bupati hingga walikota. Hanya beberapa yang masih mekar dan bertahan. Juli Saidi I Azhari Usman
ajjah Illiza Sa’aduddin Djamal atau akrab disapa Bunda Illiza tetap tersenyum saat ditanya tentang hasil perolehan suara Pilkada Kota Banda Aceh 2017. Baginya, kalah atau menang adalah sunatullah. “Saya menerimanya dengan lapang dada dan ikhlas. Ada ren-
H
cana lain dari Allah SWT terhadap tata kelola kota ini. Dan, saya sudah mengucapkan selamat kepada Pak Amin dan Pak Zainal,” begitu katanya, Sabtu pekan lalu. Terkesan tak ada beban yang berarti dari ucapan dan raut wajahnya. Hanya saja, diakui Hj Illiza, beberapa relawan dan tim suksesnya yang tidak siap menerimanya. “Ada yang pingsan usai pilkada lalu. Hari-hari saya menerima relawan dan tim pemenangan datang ke rumah serta menjenguk yang sakit. Saya menghibur mereka dan memberi pengertian agar mereka ikhlas menerima kenyataan. Maklum, mereka bukan politisi, tapi benar-benar relawan sejati. Saya bangga, ternyata masih banyak anak muda idealis dan berintegritas di Banda Aceh,”
kata Hj Illiza memuji. Berbeda dengan sejumlah calon petahana lainnya di Aceh. Kekalahan pada kontestasi demokrasi lima tahun ini terkesan seperti disambar petir pada siang bolong. Jangankan untuk bertanya, sambungan telpon seluler juga tak aktif. Memang, belum ada keputusan resmi dari Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh dan kabupaten/kota. Jika tidak ada halang rintang, pada 27 Februari 2017, paling lambat, sudah ada kepastian final. Tapi, dari hasil perolehan suara sementara, dapat dipastikan sejumlah calon petahana gugur, mekar bahkan bertahan di kursi kekuasaan pada musim pilkada tahun ini. Sebut saja, dr. Zaini Abdullah atau akrab disapa Abu Doto. Dia tergusur dari kursi Aceh-1.
Disusul Ruslan M. Daud (Bireuen), Riswan NS (Simeulue) Hj. Illiza Sa’aduddin Djamal (Banda Aceh), Zulkifli Adam (Kota Sabang), H. Safriadi (Aceh Singkil) serta Rusli M. Saleh (Bener Meriah). Sebaliknya, mereka yang tetap mekar dan bertahan adalah Suaidi Yahya (Lhokseumawe), H. Muhammad Thaib atau Cek Mad (Aceh Utara) serta Usman Abdullah (Kota Langsa). Sejauh ini, tentu banyak alasan dan faktor penentu dari kekalahan dan faktor keberhasilan dari para petahana tersebut. Misal, selain masih menjadi daya tarik bagi masyarakat, kerja keras partai pengusung dan pendukung dan kerja tim sukses atau tim pemenangan, serta ketersediaan dana hingga dugaan adanya money politics (politik uang).
Ambil contoh petahana Walikota Kota Sabang, Zulkifli Adam. Walau diusung sejumlah partai politik seperti PNA, Golkar, PKS, Demokrat, dan NasDem, dia tidak beruntung kali ini. Gagalnya Zulkifli Adam, disebut-sebut, tak lepas dari pola kepemimpinannya selama lima tahun lalu. Selain menempatkan sejumlah saudaranya di posisi basah hingga terkesan melanggengkan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), dia juga terkesan ‘kasar’ dengan berbagai elemen masyarakat di Sabang. Begitupun, satu hal yang patut dicatat bahwa langkah, rezeki, pertemuan dan maut adalah milik Allah SWT. Dan, Allah SWT pula yang memiliki kekuasaan untuk memberi dan mencabut kekuasaan dari tangan seorang manusia.***
14
MODUS ACEH NO 43/TH XIV 20 -26 FEBRUARI 2017
utama
utama
MODUS ACEH NO 43/TH XIV 20 -26 FEBRUARI 2017
15
16
MODUS ACEH
fokus
NO 43/TH XIV 20 -26 FEBRUARI 2017
■ Real Count, C1 dan Input Data KPU Pusat
Berkaca Pilgub DKI Jakarta ANTARA
Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah selesai melakukan rekapitulasi salinan C1 dalam real count Pilgub DKI Jakarta. Namun pada data yang sudah terkumpul 100 persen itu, tiba-tiba ada perubahan. Kok bisa? Mari belajar dari Pilgub DKI Jakarta. Muhammad SalehIdbs
ekhawatiran banyak pasangan calon (paslon) kepala daerah, baik gubernur, bupati dan walikota di Indonesia, terkait munculnya berbagai persoalan rekapitulasi suara (salinan C1) dalam real count, terbukti sudah. Walau tak sampai berlarutlarut, kejadian ini cukup membuat sejumlah pasangan calon
K
ing pasangan cagub-cawagub DKI, yakni Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni sebanyak 936.609 (17,05%), Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat sebanyak 2.357.587 (42,91%), dan Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Salahuddin Uno sebanyak 2.200.636 (40,05%). Data tersebut juga menunjukkan penghitungan sudah 100% pada
Rasyid Baswedan-Sandiaga Salahuddin Uno sebanyak 2.193.636 (39,97%). Screenshot situs KPU pukul 15.00 WIB.Screenshot situs KPU pukul 15.00 WIB. Dari perubahan itu, tampak persentase Agus-Sylvi bertambah 0,02% menjadi 17,07%, meski perolehan suaranya tetap. Perolehan suara Ahok-Djarot bertambah 50 dan persentasen-
13.023 TPS. Screenshot situs KPU pukul 12.15 WIB.Screenshot situs KPU pukul 12.15 WIB. Foto: kpu.go.id. Laman detikcom kemudian mengecek kembali situs tersebut sekitar pukul 15.00 WIB, rupanya telah terjadi perubahan data. Perolehan suara dan persentase pasangan calon mengalami perubahan menjadi Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni sebanyak 936.609 (17,07%), Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)Djarot Saiful Hidayat sebanyak 2.357.637 (42,96%), dan Anies
ya bertambah 0,05% menjadi 42,96%. Sedangkan perolehan suara Anies-Sandi berkurang 7.000 suara dan persentasenya berkurang 0,08% menjadi 39,97%. Sementara itu, data lain tak mengalami perubahan. Total jumlah pemilih sebanyak 7.218.272 orang dan yang memanfaatkan hak pilih sebanyak 5.563.418 orang. detikcom kemudian mengonfirmasikan masalah ini pada Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay. Menurut Hadar, seharusnya data yang sudah terkumpul 100 persen tak
Wen Rimba Raya
(paslon), tim sukses serta pemenangannya, gundah dan gelisah. Sebab, satu suara saja meleset atau hilang, maka konsekwensinya sangat panjang, rugi dan melelahkan. Apalagi sampai merambah ke ranah hukum. Nah, fakta miris ini pula yang terjadi pada Pilkada DKI Jakarta. Seperti diungkap detikcom yang mengakses laman pilkada2017.kpu.go.id/hasil/t1/ dki_jakarta pukul 12.15 WIB, Sabtu (18/2/2017). Hasilnya, perolehan suara masing-mas-
mengalami perubahan. “Nanti akan saya cek, kalau 100 persen seharusnya tidak akan berubah,” kata Hadar. Dia pun menjelaskan bahwa sistem penghitungan (situng) real count ini dimasukkan oleh petugas apa adanya berdasarkan salinan C1 yang diterima. Data ini nantinya akan dicocokkan dengan penghitungan dari C1 yang asli secara manual. Sementara itu, sistem penghitungan yang dipublikasikan di real count dengan manual dilakukan terpisah. Tetapi, kalaupun ada perbedaan data, seharusnya itu tidak berbeda jauh. Penghitungan secara manual baru akan dipublikasikan pada 25-27 Februari 2017. “Kami memang pahami itu terjadi karena dari 13.023 TPS, ada saja yang menulisnya keliru, maklum SDM kita tak semuanya perfect. Jadi, akan terkoreksi nantinya, tapi (seharusnya) koreksi dilakukan di dalam sistem manual. Nanti saya coba cari tahu apakah ada operator internal yang dia salah,” tutur Hadar. Akankah kejadian serupa juga menimpa proses dan perjalanan Pilkada Aceh 2017? Inilah yang dipersoalkan Wen Rimba Raya, Koordinator Koalisi Aceh Bermartabat (KAB) yang juga tim pemenangan paslon Gubernur-Wakil Gubernur Aceh Muzakir Manaf-TA Khalid. Dia menilai, kejadian yang melanda Pilgub DKI Jakarta, bukan mustahil juga terjadi pada Pilkada Aceh. Penyebabnya hanya dua sebut Wen. Pertama karena faktor perangkat atau teknis. Kedua, faktor manusia (human erro). “Kami menilai mulai
ada pihak yang gencar melakukan permainan dan upaya masif untuk mengalahkan paslon Muzakir Manaf-TA Khalid dan memenangkan satu kandidat lain,” duga Wen. Salah satu indikasinya sebut Wen, update dari perolehan suara yang masuk ke KPU Pusat tidak pernah berubah dan menambah prosentase untuk paslon Mualem-TA. “Bayangkan saja, sejak dua hari lalu, suara Mualem-TA tidak pernah naik dan berubah, sementara kandidat atau paslon lain terus bergerak. Padahal, prosentase terus naik,” ungkap Wen. Penilaian itu disampaikan Wen Rimba Raya kepada media ini, Sabtu malam pekan lalu. Kata Wen, ‘permainan’ ini sangat vulgar. Padahal sebutnya, semua berharap proses Pilkada Aceh 2017 ini, dapat berjalan secara normal, berdasarkan hasil yang jujur, transparan dan adil. “Tapi yang terjadi sebaliknya, sudah abnormal. Karena itu, kami menilai sudah ada permainan masif yang memang sengaja ingin mengagalkan dan mengalahkan Mualem-TA secara sistematis,” duga Wen Rimba Raya. Wen juga mengkritik adanya kandidat yang mendahului hasil perolehan suara dari lembaga resmi yaitu KIP Aceh, dengan mempublikasi Quik Count (QC). “Lalu, disambut media dan mulai mengiring opini publik untuk pemenangan kandidat tertentu, mendahului keputusan KIP Aceh. Ini jelas tidak sehat,” sebut Wen. Yang jadi pertanyaan sebut Wen, apakah update data di KPU Pusat, Jakarta itu benarbenar telah disusupi pihak tertentu, atau memang telah terjadi peretasan (hacker) seperti disampaikan Ketua KPU Pusat, Jakarta, dua hari lalu. “Aneh, KPU mengeluar pernyataan adanya yang meretas (hacker) situs mereka. Apakah ini sinyal ada pihak yang memang sengaja bermain. Sebab, sejak dua hari lalu suara Mualem tidak pernah bergerak, tapi kandidat lain bergerak,” gugat Wen, heran. Selain itu, Wen tetap berharap Pilkada 2017 ini tetap berjalan di atas rel dan jangan sampai menciderai perdamaian yang sudah terwujud di Aceh. “Tapi, posko-posko PA di Aceh Timur dibakar, ini upaya masif dari pihak yang bermain,” kata Wen, mengakhiri pendapatnya.***
MODUS ACEH
fokus
NO 43/TH XIV 20 -26 FEBRUARI 2017
17
KPU: Data Real Count Bukan Hasil Akhir Proses penghitungan di PPK dilakukan hingga besok (19/2), selanjutnya pada 20-24 Februari 2017 adalah penghitungan di tingkat kotamadya, kemudian di akhir adalah penghitungan tingkat provinsi pada 25-27 Februari 2017. Setelah penghitungan di tingkat provinsi maka diumumkan siapa pemenang Pilkada. Namun KPU juga mempersilakan apabila ada pasangan calon yang akan melayangkan protes ke Mahkamah
Komisi Pemilihan Umum (KPU) mempublikasikan sistem penghitungan (situng) salinan C1 atau yang lebih dikenal dengan real count. Untuk DKI Jakarta dan sejumlah wilayah lain, real count sudah mencapai 100 persen.
“
Bahwa publikasi kami, sistem situng ini bukan hasil akhir. Ini adalah cuma kami ingin gambarkan yang sifatnya sementara,” kata Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay kepada detikcom, Sabtu pekan lalu. KPU melakukan penghitungan bertingkat secara manual untuk menghindari kesalahan. Penghitungan bertingkat tak akan terpengaruh dengan penghitungan yang dipublikasi di situs KPU.
“Yang manual bertahap itu adalah berdasarkan C1 yang utama, jadi sumber datanya itu dari dokumen yang samasama C1 tapi yang satu yang salinan dan satu yang utama,” kata Hadar. Hadar menyebut hasil akhir sangat mungkin mengalami perubahan dari real count yang dipublikasikan di situs KPU. Tetapi seharusnya tidak signifikan. Perubahan itu bisa terjadi karena ada yang salah mengirimkan salinan C1. Ada pula
yang mengirimkan form C1 kosong sehingga tak ada data yang dimasukkan. Sementara itu C1 asli berada di dalam kotak suara, sehingga sangat minim kemungkinan ksalahan. Penghitungannya pun dilakukan bertahap mulai dari TPS, PPK, kotamadya hingga ke tingkat provinsi. “Nah, pada tingkat provinsi akan disimpulkan diketok sebagai hasil perolehan akhir yang final,” imbuh Hadar.
Konstitusi. “Kalau MK mengubah hasilnya, harus kami ikuti. Kalau tak ada yang gugat akan segera kami tetapkan. Kalau hasilnya seperti sekarang, tak ada yang terpilih (di DKI Jakarta), maka nanti akan ditetapkan pilkada putaran kedua,” pungkas Hadar. Khusus untuk DKI Jakarta memang pemenang Pilgub adalah pasangan calon yang mendapatkan perolehan suara (detik.com) 50%+1.(detik.com)
18
MODUS ACEH
fokus
NO 43/TH XIV 20 -26 FEBRUARI 2017
Meluruskan QC dan RC, Hindari Perselisihan MODUS ACEH
Hasil pembanding Pilkada Aceh yang memiliki julukan Quick Count (QC) dan Real Count (RC) menjadi sebuah media yang ramai dipantau dan dicemermati masyarakat Aceh. TTak ak jarang sebagian tim pemenangan kandidat menyatakan menang dari hasil tersebut.
Muhammad Saleh
amun bila ditinjau dari perjalanannya, Quick Count (QC) dan Real Count (RC), masih terdapat berbagai keunikan. Salah satunya, alat pengukur bagi pasangan calon pada Pilkada Aceh 2017 ini. Sebab, bisa menganggap dirinya sebagai juara dalam pertarungan, sekaligus sebagai alat untuk membangun persepsi publik. Pendapat itu disampaikan Hendro Saky, salah seorang pengamat dan pemerhati Pilkada Aceh, yang termuat diakun media sosial (medsos) dan dipublikasi secara terbuka, Sabtu pekan lalu, terkait hasil RC dan QC Irwandi Yusuf-Nova Iriansyah yang konsisten pada kemenangannya, namun tidak konsisten terhadap perolehan angka paslon Muzakir Manaf-TA Khalid. Hendro menilai, bila ditinjau dari hasil QC yang di Rilis Irwandi-Nova pada Rabu (15/02) lalu.
N
Tarmizi A Karim 10,9 %, Zakari Saman 4,7 %, Abdullah Puteh 4,6 %, Zaini Abdullah 9,6%, Muzakir Manaf 27,4%, Irwandi 42,9% dari hasil keseluruhan persentase tersebut menunjukkan angka 100.1%. Ini artinya persentase perolehan semua kandidat melebihi nilai 100 persen. Sebelumnya tulis Hendro, Jum’at (17/02), tim Irwandi-Nova merilis hasil Real Count (RC), dengan persentase Tarmizi Karim 16,67%, Zakaria Saman 5,60%, Abdullah Puteh 1,74%, Zaini Abdullah 7,16%, Muzakir Manaf 31,31%, Irwandi Nova 37,52% dengan total persentase keseluruhan mencapai 100%. Nah, dari hal tersebut tulis Hendro terlibat perbedaan. “Mari kita perhatikan, kenapa berbeda hasil QC versus RC pasangan Irwandi Nova, yakni QC 42,59 persen >< RC 37,52
persen, Perbedaan hasil QC versi RC pasangan Irwandi/Nova membuktikan bahwa, hasil RC mereka membantah sendiri hasil QC yang sudah di publis se-
Hendro Saky
belumnya. Masih tulis Hendro. “Kenapa ini bisa terjadi?, Hasil QC memberikan gambaran terukur dan pasti berada pasa rentang hasil RC, yakni berada pada angka diatas x% atau berada dibawah x% dari angka QC. Nah,
nilai x disini adalah Margin Of Error atau MoE” jelas Hendro Saky. Menurut dia, hasil QC Irwandi-Nova telah terjadi pabrikasi dengan asumsi ada error sebesar 0,1 persen. “Dari total 100 persen dari prosentase perolehan seluruh kandidat,”tambahnya. Hendro Saky juga menjelaskan. “Dalam statistika apakah kesalahan 0,1 persen dapat di tolerir?? Jawabannya TIDAK BISA, sebab penyelenggara telah memberikan ruang toleransi Nilai X atau MoE. Sehingga secara statistik hasil QC di ragukan kebenarannya, sebab menyalahi prosedur perhitungan”. “Lantas, mengapa hasil RC yang di rilis susulan yakni 37,52 persen, berbeda dengan hasil QC mereka? Secara teori, hasil QC tidak pernah meleset atau berbeda jauh atas hasil
RC. Nah, jika pun kemudian ini berbeda, maka ada 2 masalah, pertama Pabrikasi data dan kedua Kesalahan metode,” ujarnya. Hendro Saky juga menyatakan, semua itu akan terjawab pada hasil pleno KIP Aceh mendatang dan dia berharap tim yang bersangkutan dapat menjelaskan hal tersebut, “Namun tentu, semua tentu akan terjawab pada hasil pleno KIP Aceh pada 25-27 Februari 2017 nanti,” tulis Hendro. Ini menjadi penting sebutnya, sebab jangan sampai hasil atau keputusan KIP Aceh nantinya akan mengakibatkan dakwadakwi antar paslon, tim sukses dan pemenangannya, sehingga berpotensi untuk munculnya konflik horizontal. “Bukankah kita semua sudah sepakat dengan Pilkada Aceh yang damai dan halal. Saya hanya sumbang saran dan pemikiran,” harap Hendro.***
MODUS ACEH
fokus
NO 43/TH XIV 20 -26 FEBRUARI 2017
19
Mualem: Pedoman C1 Damai Jangan Dihancurkan theglobal
Walau perhitungan suara belum berakhir alias final, namun klaim kemenangan sudah dua kali disuarakan pasangan calon (paslon) Nomor Urut 6, Irwandi YusufNova Iriansyah. Sementara, pengakuan sepihak itu ditanggapi dingin oleh paslon nomor urut 5, Muzakir Manaf-TA Khalid. Muhammad Saleh
amun, tak berarti paslon ini pasrah dengan gerakan propanganda yang sedang dan akan dimainkan. “Silahkan saja mengklaim seperti itu, kata Muzakir Manaf atau akrab disapa Mualem pada media ini, Sabtu siang pekan lalu di Banda Aceh. Menurut Mualem yang didampinggi TA Khalid, hingga saat ini berdasarkan formulir C1 yang dipegang pihaknya, dia mengaku masih unggul 41 persen dari paslon Irwandi Yusuf. Itu sebabnya, Mualem tak terkecoh dengan berbagai klaim yang dimainkan Irwandi Yusuf pada berbagai media cetak, elektronik (online) serta media sosial (medsos). “Saya tegaskan kembali, kami tetap berpegang pada posisi menang 41 persen berdasarkan form C1, bukan medsos dan propaganda murahan. Jika kami dizalimi, maka saya tidak akan bertanggungjawab bila ada reak-
N
si di lapangan. Sebagai manusia saya juga punya keterbatasan untuk mengendalikan rakyat Aceh dan anak-anak (kader) PA/ KPA di lapangan. Sebab, mereka sendiri yang menyaksikan dan mengawal suara-suara itu. Apa jadinya, kalau mereka tahu bah-
wa suara kami sudah digerus,” ujar Mualem. Menurut Mualem, saat ini semua hasil (C1) sudah diamankan oleh timnya dilapangan. “Jangan dikira ketika saya diam, lalu dengan mudah bisa dilakukan gerakan menzalimi. Selain menghargai hasil Pilkada resmi dari KIP Aceh. Dia juga mengaku masih sangat menghargai aparat keamanan di Aceh yaitu Kapolda Aceh dan Pangdam Iskandar Muda serta Kapolri, Panglima TNI, KABIN, Menkopolhukam di Jakarta. “Saya selalu berkoordinasi dan berharap jangan sampai ada konflik lagi. Tapi, siapa yang bisa menjamin jika saya dan Partai Aceh (PA) terus dikerjai. Mereka (si pelaku) harus berpikir resiko yang akan diterima. Bukan hanya rakyat Aceh, kader dan simpatisan PA/KPA saja, tapi juga marwah dan martabat ulama kharismatik Aceh dibawah bendera Ahlussunnah waljamaah. Jangan menginjak-injak martabat dan marwah ulama kharismatik Aceh,” sebut Mualem menginggatkan. Karena itulah, dia menginggatkan penyelenggara Pilkada
Aceh agar tidak terkecoh dengan propaganda murahan yang dimainkan pada medsos serta media pers partisan salah satu kandidat. “Kalau kami dizalimi, maka terlalu murah harga perdamaian yang telah tercipta saat ini. Apakah jika mereka memihak kepada salah satu paslon, lalu Aceh ini akan menjadi seperti surga atau sebaliknya, jika mereka netral dan mengakui kemenangan kami, lalu Aceh akan menjadi neraka,” tegas Mualem. Mualem menegaskan, KIP Aceh sebenarnya sudah jauh hari mengatakan bahwa, sebelum adanya keputusan final dari rekapitulasi suara, maka setiap paslon tidak dibenarkan untuk mempublikasikannya ke masyarakat. Sebab, selain simpang siur, juga sarat informasi sesat (hoax). “Jadi, yang memancing-mancing itu siapa, kami tetap patuh dan tunduk pada aturan KIP dan Panwaslih Aceh. Kalau pun ada informasi dari pusat, itu pun kami ragukan hasilnya, karena hasil kami punya tidak berubah dan angkanya tidak naik-naik,” sebut Mualem.***
BEREDAR FEBRUARI 2017
20
MODUS ACEH NO 43/TH XIV 20 -26 FEBRUARI 2017
Di Balik Berita
Makan Malam Terakhir Patrialis-Anggita
DETIK.COM
“Aku sempat nanya ke penyidiknya (KPK), memangnya aku salah apa, Pak?” opan dan baik. Itulah kesan Anggita Eka Putri terhadap hakim Mahkamah Konstitusi (MK), Patrialis Akbar, yang telah mengundurkan diri karena ditetapkan sebagai terangka kasus dugaan suap di MK. “Pagi-pagi suka dikasih ceramah atau video islami lewat WhatsApp. Religius banget. Suka ngingetin untuk ibadah, ke pengajian,” ucap Anggita saat ditemui detikX di sebuah tempat di Bogor, Rabu, 8 Februari 2017. Anggita adalah perempuan yang sedang bersama Patrialis Akbar saat penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi menangkapnya di Mal Grand Indonesia, Jakarta, pada 25 Januari lalu. Janda beranak satu itu menuturkan ikut digelandang ke kantor KPK, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, pada malam penangkapan itu dan diperiksa selama 24 jam. “Ada delapan pertanyaan yang diajukan ke saya. Selama pemeriksaan, lebih banyak didiemin sama penyidiknya,” terang perempuan kelahiran tahun 1992 tersebut.
S
Informasi yang diperoleh detikX menyebutkan Patrialis dan Anggita mempunyai hubungan spesial. Sebuah mobil jenis city car dihadiahkan Patrialis untuk Anggita. Bahkan kabarnya mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia itu berencana mempersunting Anggita sebagai istrinya. Namun, saat dimintai konfirmasi, perempuan berparas cantik tersebut tidak menampik ataupun mengiyakannya. “Sebaiknya tanya saja ke Pak Patrialis karena saya tidak enak.
Kalau saya bilang ‘iya’, nanti pihak sana (Patrialis) membantah,” jelas Anggita, yang didampingi kerabatnya. Begitupun saat ditanya soal hadiah termasuk mobil yang diberikan Patrialis, Anggita memberikan jawaban mengambang. “He-he-he… Iih…, tanya sama bapaknya saja nanti, emang pernah dikasih apa gitu.” Anggita mengatakan Patrialis beberapa kali berkunjung ke rumahnya. Patrialis diakui datang dua kali ke rumahnya, yang letaknya tak jauh dari stasiun
kereta api Bogor. “Main saja. Di rumah pasti ada ibu aku ketemu. Ketemu Ibu kalau di rumah ya biasa saja, seperti layaknya tamu,” kata Anggita. Kedatangan Patrialis ke rumah Anggita tentu tidak mencolok. Sebab, sejumlah tetangga Anggita yang ditemui detikX mengaku tidak pernah melihat Patrialis datang ke daerahnya. Keluarga Anggita sendiri juga dikenal tertutup. Seorang pria paruh baya tetangga Anggita menuturkan hanya tahu
ibunda Anggita pernah mencalonkan diri sebagai anggota DPRD di Bogor lewat Partai Amanat Nasional, partai tempat Patrialis pernah berkecimpung. “Setahu saya, dulu ibunya pernah nyalonin di PAN Bogor. Nah, mungkin ada kaitannya,” ujarnya. Sedangkan informasi dari Anggita, dia baru berkenalan dengan Patrialis pada September 2016 di sebuah lapangan golf di kawasan BogSaat itu Patrialis bermain golf bersama Kamaludin, pria yang juga diciduk
Di Balik Berita
MODUS ACEH NO 43/TH XIV 20 -26 FEBRUARI 2017
21 DETIK.COM
KPK dalam kasus suap uji materi Undang-Undang Peternakan dan Kesehatan Hewan di Mahkamah Konstitusi senilai Rp 2,15 miliar itu. Awalnya Anggita mengaku tidak mengetahui profesi Patrialis dengan alasan jarang menonton televisi. “Tapi Pak Kamal langsung bilang, ‘Coba buka Google, coba, ayo siapa.’ Dari situ saya tahu siapa Pak Patrialis,” kata Anggita. Sejak itu, jika datang main golf, baik pada hari libur maupun kerja, Patrialis selalu menyapa dan berlanjut dengan bertukar nomor ponsel. “Saya kenal Pak Patrialis barengan dengan Pak Kamal (Kamaludin). Jadi kenalnya nggak sendirisendiri,” jelas Anggita. Patrialis pun mulai kerap menyapa Anggita lewat ponsel. Juga mengirim ceramah atau
nasihat agama via WhatsApp. Patrialis sempat memberi masukan agar Anggita mengenakan kerudung. Patrialis juga beberapa kali mengajak Anggita makan malam bersama. Namun Anggita mengaku selalu mengajak ibu dan keluarganya setiap kali makan malam bersama mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat tersebut. Salah satunya saat makan malam di Mal Grand Indonesia, yang ternyata menjadi makan malam terakhir bersama Patrialis. Setelah makan malam di sebuah restoran yang terletak di lantai 3A Grand Indonesia, mereka menyempatkan diri mendatangi gerai Lancome. “Itu sudah beres makan. Ingin lihat-lihat saja. Terus ya sudah, datang orang-orang itu. Aku pikir mau wawancara (Patri-
alis) biasa saja,” tuturnya. Ia pun kaget. Lima orang yang datang menghampiri Patrialis ternyata bukan wartawan, melainkan penyidik KPK. Mereka langsung membawa Patrialis dan Anggita, sedangkan ibu dan keluarganya dipersilakan pulang. Anggita menegaskan sama sekali tidak tahu-menahu kasus yang melilit Patrialis. Dan setelah pemeriksaan pascapenangkapan itu, tidak lagi ada pemeriksaan lanjutan. Namun ponselnya hingga saat ini masih di ta”Aku sempat nanya ke penyidiknya (KPK), memangnya aku salah apa, Pak? ‘Sudah, nggak usah dipikir terlalu jauh. Sudah cukup keterangannya,’” cerita Anggita. Pengacara Patrialis, Indra Sahnun Lubis, menyangkal kedekatan hubungan kliennya dengan Anggita. Menurut dia,
Patrialis baru berkenalan dengan Anggita saat di Grand Indonesia itu. Saat itu Patrialis sedang berada di sebuah restoran bersama teman-temannya sewaktu kuliah. Tahu-tahu Patrialis didekati oleh Anggita untuk menawarkan apartemen. “Dia (Patrialis) duduk di restoran. Nah, tahu-tahu ada wanita-wanita cantik menawarkan properti. Jadi dia kebetulan bicara dengan sales itu,” kata Indra saat ditemui detikX di kantornya, Apartemen Wijaya, Jalan Wijaya, Jakarta Selatan. “Jadi kenalnya di situ saja. Nggak mungkin punya hubungan apa-apa,” tandas Indra. Secara terpisah, juru bicara KPK, Febri Diansyah, mengatakan, setelah pemeriksaan sebagai saksi pasca-operasi tangkap tangan, Anggita belum diperik-
sa lagi. Namun, jika dibutuhkan keterangannya, Anggita akan diperiksa kembali. Terkait barang-barang yang sudah diterima Anggita dari Patrialis, Febri belum mau menjelaskan karena hal itu merupakan teknis penyidikan.(detik.com/detikX )
KOREKSI Ikatan Alumni Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, Semarang, mengoreksi informasi yang dimuat sebelumnya bahwa Patrialis Akbar adalah lulusan Undip. Patrialis tak pernah kuliah atau mendapat gelar apa pun di Undip. Atas koreksi tersebut, redaksi menyampaikan terima kasih.
22
MODUS ACEH NO 43/TH XIV 20 -26 FEBRUARI 2017
Di Balik Berita
Kisah Para ‘Penggoreng’ Kandidat
“Dia seorang pemberontak dan bandar judi. Kurang jelek apa? Tapi nyatanya bisa menang.” barat permainan truf, Yusak Yaluwo adalah kartu mati. Komisi Pemberantasan Korupsi mengumumkan orang nomor satu di Kabupaten Boven Digoel, Papua, itu sebagai tersangka dugaan korupsi pada Maret 2010. Padahal saat itu Yusak sedang berjuang agar terpilih kembali sebagai bupati untuk periode kedua. Yusak, menurut KPK, terlibat korupsi dana otonomi khusus sebesar Rp 49 miliar. Sebulan setelah stempel itu turun, petu-
I
gas komisi antikorupsi datang menjemput dia dan menjebloskannya ke sel tahanan. Kendati sudah diberi stempel tersangka korupsi, dia tak mau menyerah begitu saja. Yusak menunjuk Lingkaran Survei Indonesia (LSI), lembaga konsultan politik milik Denny Januar Aly, untuk membantunya menggelembungkan kembali peluangnya yang kempis. Direktur Citra Publik Adv-LSI Network Ade Mulyana mengatakan LSI menerima permintaan tersebut karena belum ada putusan yang berkekuatan hukum tetap atas Yusak. “Dia punya hak dan ruang untuk ikut pilkada. Kami hanya bekerja sebagai profesional,” ujar Ade kepadadetikX pekan lalu di kantornya di Jakarta.
Bersama tim kampanye pasangan Yusak Yaluwo-Yesaya Merasi, konsultan LSI merancang program bagaimana mengembalikan Yusak ke kursi nomor satu Boven Digoel tanpa kehadiran Yusak, yang meringkuk dalam sel tahanan KPK. Status Yusak sebagai tersangka korupsi ternyata tak mematikan peluangnya. Dari balik jeruji Rumah Tahanan Cipinang empat bulan setelah ditahan, dia akhirnya memenangi pertarungan memperebutkan kursi bupati di daerah yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini itu. Bahkan kemudian dilantik saat statusnya sudah terpidana. “Jadi jangan bayangkan kami ini seperti suami-istri yang selalu nempel terus.”
Hendri Satrio, konsultan politik dari Kedai Kopi “Itu pemilihan yang fenomenal dari sudut pandang kami,” kata Ade. Jasa konsultan politik, menurut dia, makin dibutuhkan di era kontes pemilihan kepala daerah secara langsung. “Untuk memenangi pilkada, di tangan kiri kandidat harus ada survei, di tangan kanan harus ada konsultan politik.” Mereka tak hanya membantu merancang strategi kampanye dan menangkis berita-berita negatif, tapi juga memetakan kekuatan dan dukungan. “Akan terlihat kekuatan tiap kandidat ada di daerah mana. Misalnya zona hijau kandidat kita unggul di sana, merah lawan yang unggul, atau abu-abu di mana suara mengambang masih tinggi,” ujar
Ade. Tanpa pemetaan tersebut, menurut Ade, ibaratnya masuk ke medan perang dalam kondisi mata tertutup. Bahkan kekuatan diri sendiri pun tak diketahui. Dari hasil pemetaan itu, baru bisa diracik kegiatan-kegiatan untuk program pemenangan. “Tiap daerah akan beda perlakuannya. Jangan sampai program lebih fokus ke daerah hijau. Itu sama saja menggarami air laut,” ujar Ade. Untuk kegiatan pemenangan klien, menurut Ade, biasanya dibentuk tim yang beranggotakan 20-25 orang. Tim ini lalu dibagi lagi dalam beberapa unit. “Ada yang khusus mengemas isu, merancang program, dan tim untuk media sosial.” Ketua tim sukses Agus Harimurti Yudhoyono untuk pemil-
Di Balik Berita
MODUS ACEH NO 43/TH XIV 20 -26 FEBRUARI 2017
23 detik.com
ihan Gubernur DKI Jakarta 2017, Nachrowi Ramli, mengakui pentingnya peran konsultan politik. Agus sendiri merekrut pengajar filsafat Universitas Indonesia, Rocky Gerung, sebagai konsultannya. Menurut Nachrowi, Rocky bertugas mengarahkan Agus dalam aktivitas politiknya. “Rocky membentuk Agus untuk posisi yang ideal. Menentukan cara bersosialisasi dengan baik. Karena ada orang pintar, skill baik, tapi belum tentu pas kalau datang di tempat tertentu,” ujar Nachrowi. Rocky juga bertugas mengevaluasi proses komunikasi politik Agus ketika turun ke
Pilkada di Papua.
masyarakat. “Setelah pendekatan, biasanya digelar survei, ada perubahan atau tidak. Kalau ada perubahan positif, berarti cara itu benar. Jika tidak, artinya ada kekeliruan,” kata Nachrowi. Termasuk soal penggunaan istilah-istilah asing yang acap kali digunakan Agus pun tak lepas dari pertimbangan sang konsultan. “Kalau level atau dengan high middle level, pasti pakai bahasa teknis dalam bidang tertentu. Supaya tidak multi-interpretasi, ketika bertemu dengan grass root, ya pakai bahasa seharihari.” Mengapa Rocky yang ditunjuk sebagai konsultan bagi
latan. Dia seorang pemberontak dan bandar judi. Kurang jelek apa? Tapi nyatanya bisa menang,” kata Hendri. Reputasi buruk, menurut Hendri, tak selamanya jadi “kartu mati”. “Buat gua, mendingan diperbincangkan walaupun negatif daripada nggak dikenal sama sekali.” Terpilihnya Donald Trump menjadi Presiden Amerika Serikat jadi bukti bahwa kandidat yang jadi sumber banyak omongan buruk pun bisa menang. Yang penting bagi kandidat, kata Hendri, dia jadi sumber omongan banyak orang. Tak jadi masalah jika yang diperbincangkan itu hal-hal budetik.com ruk. “Masalah nanti kita spin dari negatif menjadi positif, itu urusan belakang,” kata Hendri. Tugas konsultan politik seperti dia adalah merancang strategi menonjolkan hal-hal baik dan menutupi cerita-cerita buruk. Memoles yang kelihatan kusam menjadi lebih kinclong dan menawan. “Pembelaan” orang terdekat seperti itu kadang mangkus untuk mengikis cerita negatif. Kasus perselingkuhan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton misalnya. Dia hampir terjungkal dari Gedung Putih gara-gara
Agus? Nachrowi mengaku tidak punya jawaban yang tepat. “Mungkin saja karena Mas Agus cocok dengan metode Rocky yang seorang intelektual,” kata Nachrowi. *** Di tangan konsultan politik, “kartu mati” sekalipun bisa disulap supaya hidup dan dipoles hingga jadi kinclong. Hendri Satrio, konsultan politik dari Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (Kedai Kopi), pernah punya pengalaman bagaimana menghidupkan “kartu mati”. “Gua pernah nanganin salah satu kandidat dari Sulawesi Se-
kasus itu. Maaf dari istrinya, Hillary Clinton, kata Hendri, jadi salah satu yang menyelamatkannya. Kadang dia menemui calon pemimpin daerah yang punya potensi tapi tak bisa omong. Seorang kliennya di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, harus bersenam muka setiap kali hendak berkampanye. “Gua ajak teman gua yang jadi penyiar di Jakarta buat ngajarin senam muka,” kata Hendri. Si kandidat ini sebenarnya bisa bicara di depan orang banyak, tapi kemampuannya bercerita payah. “Suka ngelantur ke manamana.” Untuk calon semacam ini, Hendri biasanya hanya memberi waktu berpidato singkat saja. “Biarkan wakilnya yang bicara lebih banyak.” Lain lagi cerita soal persiapan debat. Biasanya, kata Hendri, ada banyak sekali orang yang terlibat, bukan cuma konsultan politik. Selain orang partai, kadang keluarga dan teman-teman sang calon juga ikut bikin riuh. Yang bikin repot para konsultan, skenario yang sudah dilatih, di atas panggung debat bisa berubah 180 derajat lantaran si calon lebih mendengarkan pertimbangan teman atau keluarga. “Sebagai konsultan, kami tidak bisa memaksa ‘harus seperti ini’,” kata Hendri. “Jadi jangan bayangkan kami ini seperti suami-istri yang selalu nempel terus.”(detik.com/detikX )