perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ANALISIS PROSES PEMBELAJARANBERBASIS MASALAH(PROBLEMBASED LEARNING) MATEMATIKADENGANPENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH ) DIKELAS X SMA NEGERI 1 JOGOROGO KABUPATEN NGAWITAHUN PELAJARAN 2013 / 2014
TESIS DisusununtukMemenuhiSebagianPersyaratanMencapaiDerajat Magister Program StudiPendidikanMatematika
Oleh Arum Dwi Rahmawati S851 302 017
PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS Sayamenyatakandengansebenarnyabahwa: 1.
Tesis yang berjudul: “ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEMBASED LEARNING) MATEMATIKADENGAN PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH ) DI KELAS X SMA
NEGERI
1
JOGOROGO
KABUPATEN
NGAWITAHUN
PELAJARAN 2013 / 2014” ini adalah karya peneliti sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik serta tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis digunakan sebagian acuan dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan (Permendiknas No. 17, tahun 2010) 2.
Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah lain harus seijin dan menyertakan tim pembimbing sebagai author dan PPs UNS sebagai institusinya. Apabila dalam waktu sekurang-kurangnya satu semester (enam bulan sejak pengesahan Tesis) saya tidak melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesis ini, maka Prodi Pendidikan Matematika PPs-UNS berhak mempublikasikannya pada jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Prodi Pendidikan Matematika PPs-UNS. Apabila saya melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia mendapatkan sanksi akademik yang berlaku. Surakarta, Mahasiswa,
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ARUM DWI RAHAMAWATI S851302017 MOTTO
“....., Hanya orang-orang yang bersabarlah yang balasannya akan diberikan (oleh Allah) tanpa batas” (Terjemahan Q.S Az Zumar: 10)
“Only life for other is a life worthwhile – Hidup hanya akan berharga jika bermanfaat untuk orang lain” (Albert Einstein)
“Harapan adalah sebuah hal yang dimiliki setiap manusia, dari harapan akan muncul keyakinan, dari keyakinan akan ada sebuah usaha dan dari usaha akan ada kesabaran yang diuji. Kesabaranlah yang membuat kita menjadi lebih baik”
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
TesisiniPenulispersembahkankepada: 1. Ibunda Suci Lestari dan ayahku Bapak Subagyo yang saya cintai. 2. Teman-temanPascaSarjanPendidikanMatematika yang sayasayangi. 3. Almamaterkutercinta.
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Puji sukur alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT tuhan yang maha Esa, karena dengan nikamat dan ridhonya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan
tesis
dengan
judul
“ANALISIS
PROSES
PEMBELAJARANBERBASIS MASALAH (PROBLEMBASED LEARNING) MATEMATIKADENGAN
PENDEKATAN
ILMIAH
(SCIENTIFIC
APPROACH ) DI KELAS X SMA NEGERI 1 JOGOROGO KABUPATEN NGAWI TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014” ini dengan baik. Tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Magister Program pascasarjana Pendidikan Matematika. Dalam penulisan tesis ini, penulis banyak memperoleh bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar besarnya, kepada : 1.
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan penyusunan tesis ini.
2.
Prof. Dr. Budiyono, M.Sc., Ketua Program Studi Magister Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan penyusunan tesis ini.
3.
Dr. Riyadi,M.Si., Dosen Pembimbing I dengan penuh kesabaran memberikan motivasi, bimbingan dan masukan kepada penulis demi kesempurnaan penyusunan tesis ini.
4.
Dr. Sri Subanti, M.Si, Dosen pembimbing II dengan penuh kesabaran memberikan motivasi, bimbingan dan masukan kepada penulis demi kesempurnaan penyusunan tesis ini.
5.
Seluruh Dosen Program Studi Magister Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi penulis.
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
6.
digilib.uns.ac.id
Dra. Yayuk Sri Rahayu, M.Pd, Kepala SMA Negeri 1 Jogorogo yang telah membantu pelaksanaan penelitian.
7.
R. HobroPranasmoroHadi, S.Pd, Guru Matematika kelas X SMA Negeri 1 Jogorogo yang telah membantu pelaksanaan penelitian.
8.
Tatik Sriyati, S.Pd, Guru Matematika kelas X SMA Negeri 1 jogorogo yang telah membantu pelaksanaan penelitian.
9.
Kepada para Validator Dr. Budi Usodo, M.Pd,Dosen Program Studi Pendidikan Matematika UNS Surakarta, Bambang Dwi Kurniawan, M.Pd, Dosen bahasa Indonesia STAIFA Pacitan, danPuguh Susilo,M.Pd, guru matematika SMP N 3Ngrambe,yang telah membantu pelaksanaan penelitian.
10. Keluarga (BapakSubagyotercinta, ibunda tercinta Suci Lestari) yang selalu memberikan doa dan semangat dan motivasi sehingga penulis dapat mengikuti perkuliahan dan menyelesaikan penyusunan tesis ini. 11. dr. Muhammad Yusuf Arrozhiyang selalu memberikan doa, semangat, dan motivasisehingga penulis dapat mengikuti perkuliahan dan menyelesaikan penyusunan tesis ini. 12. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, khususnya angkatan Februari 2013 tambahan dua (Nunung dan Ariska) yang telah memberikan bantuan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis ini. 13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Surakarta, Juni2014
Penulis
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Arum Dwi Rahmawati. S851302017. 2014. Analisis Proses Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Matematika Dengan Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach ) Di Kelas X SMAN 1 Jogorogo Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2013 / 2014. TESIS. Pembimbing I: Dr. Riyadi, M.Si, Pembimbing II: Dr. Sri Subanti, M.Si. Program Studi Pendidikan Matematika, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru matematika dan kendala yang dialami selama proses pembelajaran berbasis masalah matematika dengan pendekatan ilmiah di kelas X SMAN 1 Jogorogo. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Subjek penelitian ini diambil menggunakan purposive sampling. Subyek penelitian ini adalah guru matematika kelas X. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi, wawancara dan observasi. Teknik-teknik untuk memvalidasi data yaitu triangulasi sumber dan triangulasi waktu. Teknik analisis data yang digunakan adalah konsep Miles dan Huberman terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan proses pembelajaran matematika berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah masih belum maksimal, terlihat pada dalam penyusunan RPP dimana guru hanya melihat contoh dari sekolah lain serta melihat acuan pada silabus. Pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan guru matematika di kelas X SMA Negeri 1 Jogorogo masih belum maksimal. Terlihat dalam indikator 5M pada kegiatan inti yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan belum terlaksana semua. Pada kegiatan mengamati siswa tidak mengalami kesulitan, namun masuk keindikator dan tahap selanjutnya siswa masih kesulitan dalam melakukannya. Pada kegiatan menanya siswa kesulitan membuat pertanyaan, kurangnya motivasi dan daya imajinasi. Pada kegiatan mengumpulkan informasi siswa juga mengalami kesulitan pada sumber belajar karena yang digunakan hanya buku matematika kelas X. Pada tahap mengasosiasi siswa juga terlihat masih kesulitan dalam mengolah informasi, walaupun terkadang guru sudah memberikan arahan supaya siswa mencoba mengolah informasi yang telah diperoleh. Pada tahap yang terkhir cukup baik dalam mengkomunikasikan hasil, respon siswa cukup baik mengungkapkan hasil meskipun guru harus memanggil salah satu siswa telebih dahulu. Mengatasi permasalahan yang ditemukan dalam proses pembelajaran matematika berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah guru selalu memberikan motivasi pada setiap tahap pembelajaran dan mencoba mengembangkan pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah terutama pada kegiatan menanya guru mencoba menggunakan metode lain.
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kata kunci:PBL, Scientific Approach ABSTRACT Arum DwiRahmawati. S851302017. 2014. Analysis of mathematics learning process-based issues (Problem Based Learning) with scientific approach (Scientific Approach) in class X SMAN 1 JogorogoNgawi 2013/2014 School Year. THESIS. Supervisor I: Dr. Riyadi, M.Si, Supervisor II: Dr. Sri Subanti, M.Si.The Graduate Program. Faculty of Training Teacher and Education. Sebelas Maret University, Surakarta. The aims of this research was to describe the planning and implementation of the learning process performed by a mathematics teacher and constraints experienced during the process of mathematical problem-based learning with a scientific approach in class X SMAN 1 Jogorogo. It was a qualitative research. The subjects were taken by purposive sampling. The subjects of this research were mathematics teachers of class X. Data collection techniques in this study were documentation, interviews, and observations. The techniques for validating data were source triangulation and time triangulation. Data analysis techniques were Miles and Huberman concept, namely data reduction, data display, and conclusion. The research findings suggested that the planning process of mathematical problem-based learning with a scientific approach was still not maximal. It were seen in the preparation of teachers lesson plans. They only saw examples of the other schools and just saw a reference from the syllabus. Implementation of the learning process was done by the mathematics teacher in class X SMAN 1 Jogorogo still not maximal. It were seen in five indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result was not yet done all. In the observing the students didn’t find difficulty, observing students still difficult in making question. On the activity of collecting information, students also have difficulty in a source of learn because that is used only mathematical book of a class X. On the associate bits on information, students also still difficult in processes information, although sometimes he was giving directives to students trying to process information that has been obtained. In communicating result, response students good enough expressing the result even though the teacher should call one of the students beforehand. Overcome the problems found in the process-based learning of mathematics problem with a scientific approach the teacher always provide motivation at every stage of learning and trying to develop a problem-based learning with a scientific approach mainly on the activities of inquiring into the teacher tried using other methods
Keywords:PBL, Scientific Approach
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN REVIEWER ARTIKEL PENELITIAN......... ii PENGESAHAN PENGUJI .......................................................................... iii PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS ................ iv MOTTO ...................................................................................................... v PERSEMBAHAN ....................................................................................... vi KATA PENGANTAR ................................................................................ vii ABSTRAK .................................................................................................. ix ABSTRACT .................................................................................................. x DAFTAR ISI ............................................................................................... xi DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah ........................................................................ 1 B. RumusanMasalah ................................................................................ 6 C. TujuanPenelitian ................................................................................. 7 D. ManfaatPenelitian ............................................................................... 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KajianTeori ......................................................................................... 8 1. Proses Pembelajaran Matematika.................................................... 8 a. Pengertian Proses ...................................................................... 8 b. Pengertian Belajar ..................................................................... 8 c. Pengertian Pembelajan .............................................................. 9 d. Pengertian Proses Pembelajaran ................................................. 10 e. Proses Pembelajaran Matematika .............................................. 10
2. Kurikulum ...................................................................................... 11
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Pengertian kurikulum ................................................................. 11 b. Kurikulum 2013 ......................................................................... 13 3. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based learning)............. 26 a. Pengertian model pembelajaran Berbasis masalah ...................... 26 b. Ciri-ciri pembelajaran berbasis masalah ..................................... 28 c. Langkah-langkah pembelajaran berbsis masalah......................... 30 4. Penedekatan Ilmiah (ScientificApproach) ....................................... 33 5. Indikator Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dengan Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) ............................ 35 6. Kendala Dalam Pembelajaran Matematika ..................................... 36 B. Penelitianyang relevan ........................................................................ 44 C. KerangkaBerpikir................................................................................ 46 BAB III METODE PENELITIAN A. TempatdanWaktuPenelitian................................................................. 48 B. JenisPenelitian..................................................................................... 48 C. SubjekPenelitian.................................................................................. 48 D. Data danSumber Data ......................................................................... 49 E. MetodePengumpulan Data .................................................................. 49 F. InstrumenPengumpulan Data .............................................................. 50 G. TeknikAnalisis Data ........................................................................... 51 H. Validitas Data ..................................................................................... 53 I. Tahap-TahapPenelitian........................................................................ 54 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................................. 56 B. HasilPenelitian .................................................................................... 56 1. Pengembangan Instrumen Penelitian............................................... 56 2. Penentuan Subjek penelitian ........................................................... 58 3. Hasil Analisis Data ......................................................................... 58 1) Analisis data perencanaan proses pembelajaran matematika berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah di kelas X .............. 58
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Analisis data pelaksanaan proses pembelajaran matematika berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah di kelas X.............. 68 3) Analisis data faktor kendala proses pembelajaran matematika berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah di kelas X .............. 83 C. Pembahasan Proses Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah Dengan Pendekatan Ilmiah ................................................................. 85 1. Perencanaan proses pembelajaran matematika berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah di kelas X ............................................ 85 2. Pelaksanaan pembelajaran matematika berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah di kelas X .......................................................... 86 3. Faktor kendala dalam pembelajaran matematika berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah di kelas X ............................................. 90 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ......................................................................................... 92 B. Implikasi ............................................................................................. 93 1. ImplikasiTeoritis............................................................................. 93 2. ImplikasiPraktis.............................................................................. 93 C. Saran .................................................................................................. 94 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 96 LAMPIRAN-LAMPIRAN
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 : Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar dan Maknanya ............................................................ 17 Tabel 2.2 : PerbandinganIndikator Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Pendekatan Ilmiah.................................................................... 36 Tabel 4.1 : Nama Validator Instrumen Bantu Kedua.................................. 57 Tabel 4.2 : Hasil Analisis Data Perumusan Tujuan Pembelajaran dan Hasil Triangulasi Sumber.................................................................. 61 Tabel 4.3 : Hasil Analisis Data Pengembangan Kegiatan Pembelajaran dan Hasil Triangulasi Sumber ........................................................ 63 Tabel 4.4 : Hasil Analisis Data Penentuan Penilaian dan Hasil Triangulasi Sumber .................................................................................... 65 Tabel 4.5 : Hasil Analisis Data Penentuan Alokasi Waktu dan Hasil Triangulasi Sumber.................................................................. 66 Tabel 4.6 : Hasil Analisis Data Penentuan Sumber Belajar dan Hasil Triangulasi Sumber.................................................................. 67 Tabel 4.7 : Kesimpulan Analisis Kegiatan Pendahuluan dalam Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas X pada Observasi Pertama dan Ketiga serta Hasil Triangulasi Waktu .................................................. 70 Tabel 4.8 : Kesimpulan Analisis Kegiatan Mengamati dalam Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas X pada Observasi Pertama dan Ketiga serta Hasil Triangulasi Waktu ................................................. 73 Tabel 4.9 : Kesimpulan Analisis Kegiatan Menanya dalam Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas X pada Observasi Pertama dan Ketiga serta Hasil Triangulasi Waktu .................................................. 75 Tabel 4.10 : Kesimpulan Analisis Kegiatan Mengumpulkan Informasi dalam Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas X pada Observasi Pertama
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan Ketiga serta Hasil Triangulasi Waktu................................... 77 Tabel 4.11 : Kesimpulan Analisis Kegiatan Mengasosiasi dalam Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas X pada Observasi Pertama dan Ketiga serta Hasil Triangulasi Waktu .................................................. 79 Tabel 4.12 : Kesimpulan Analisis Kegiatan Mengkomunikasikan dalam Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas X pada Observasi Pertama dan Ketiga serta Hasil Triangulasi Waktu ................................ 81
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
: LembarValidasiInstrumenObservasi .................................... 99
Lampiran 2
: Lembar Observasi .............................................................. 102
Lampiran 3
: Lembar Validasi Pedoman Wawancara ............................... 106
Lampiran 4
: Lembar Pedoman Wawancara ............................................. 109
Lampiran 5
: Silabus SMA/MA................................................................ 111
Lampiran 6
: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .......................... 122
Lampiran 7
: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .......................... 135
Lampiran 8
: Catatan Lapangan Wawancara Perencanaan Proses Pembelajaran Matematika Terhadap Guru Matematika Kelas X ............................................................................... 146
Lampiran 9
: CatatanLapanganWawancaraPerencanaan Proses PembelajaranMatematikaTerhadap Guru Matematika Kelas X ............................................................................... 150
Lampiran 10 : CatatanLapanganKegiatan Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika dengan Pendekatan ilmiah Hasil Observasi Pertama ............................................................................... 154 Lampiran 11 : CatatanLapanganKegiatan Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika dengan Pendekatan ilmiah Hasil Observasi Ketiga ................................................................................ 159 Lampiran 12 : HasilKegiatanPelaksanaan Proses Pembelajaran MatematikaBerbasisMasalahMatematikadengan pendekatanIlmiah di Kelas X SMA Negeri 1 JogorogoPadaObservasiPertama .......................................... 162 Lampiran 13 : HasilKegiatanPelaksanaan Proses Pembelajaran MatematikaBerbasisMasalahMatematikadengan
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pendekatanIlmiah di Kelas X SMA Negeri 1 JogorogoPadaObservasiKetiga ........................................... 165 Lampiran 14 : TranskripWawancaraPelaksanaan Proses Pembelajaran BerbasisMasalahMatematikadenganpendekatanIlmiah PadaObservasiPertama ........................................................ 167 Lampiran 15 : TranskripWawancaraPelaksanaan Proses Pembelajaran BerbasisMasalahMatematikadenganpendekatanIlmiah PadaObservasiKetiga........................................................... 172 Lampiran 16 :Proses Pembelajaran Observasi Pertama ............................... 177 Lampiran 17 :Proses Pembelajaran Observasi Ketiga ................................. 178 Lampiran 18 :Dokumentasi Wawancara ..................................................... 179
commit to user xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan
memegang
peranan
yang
sangat
penting
dalam
menciptakan manusia yang berkualitas. Pendidikan juga dipandang sebagai sarana untuk melahirkan insan-insan yang cerdas, kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif dan berbudi luhur. Salah satu unsur terpenting dalam pendidikan utamanya di sekolah adalah kurikulum. Matematika
merupakan
ilmu
universal
yang
mendasari
perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi masa depan diperlukan penguasaan konsep-konsep matematika yang baik sejak dini (Depdikbud, 2006: 476).Tujuan tersebut dapat terwujud diperlukan para pendidik yang profesional di bidangnya termasuk pendidik matematika, karena matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di setiap jenjang, baik jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, maupun pendidikan tinggi. Seorang pendidik dalam melaksanakan pembelajaran matematika kepada peserta didik diharapkan menerapkan pembelajaran aktif, dimana peserta didik mendominasi aktivitas pembelajaran. Siswa secara aktif mengikuti pembelajaran, baik untuk menemukan konsep, memecahkan persoalan,
serta
menyelesaikan
mengaplikasikan permasalahan
apa
dalam
yang
telah
kehidupan
dipelajari
sehari-hari.
untuk Melalui
pembelajaran aktif, peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, baik mental maupun fisik. Peserta didik akan memperoleh pembelajaran yang bermakna, sehingga prestasi belajar dapat dimaksimalkan.
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
Pada kenyataanya pembelajaran matematika masih menggunakan metode pembelajaran langsung, guru terlibat aktif dalam menyampaikan isi pembelajaran kepada peserta didik dan mengajarkannya secara langsung kepada seluruh kelas. Dengan demikian pembelajaran cenderung monoton sehingga mengakibatkan peserta didik merasa jenuh. Oleh karena itu, dalam pembelajaran matematika guru diharapkan lebih memilih berbagai variasi pendekatan, strategi, metode, dan media pembelajaran yang sesuai dengan situasi sehingga tujuan pembelajaran yang direncanakan akan tercapai. Untuk itu, penyempurnaannya terdapat dalam Kurikulum 2013 dimana dalam Kurikulum 2013 tersebut menekankan penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola kurikulum, pendalaman materi dan perluasan materi, penguatan proses pembelajaran, dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan. Kurikulum menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (19) adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Pengembangan kurikulum menjadi amat penting sejalan dengan kontinuitas kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni budaya serta perubahan masyarakat pada tataran lokal, nasional, regional dan global di masa depan. Aneka kemajuan dan perubahan itu melahirkan tantangan internal dan eksternal di bidang pendidikan dalam hal ini mata pelajaran matematika khususnya. Dalam rangka melaksanakan isi Kurikulum 2013 serta upaya meningkatkan mutu proses pembelajaran, selama ini pengetahuan hanya disampaikan untuk selanjutnya diharapkan penyampaian pengetahuan menuju pertukaran pengetahuan. Supaya pembelajaran di dalam kelas menarik dan penuh
makna,
guru
perlu
mendesain
rencana
pembelajaran
yang
memungkinkan siswa berinteraksi aktif dalam pembelajaran. Begitu pula dalam pembelajaran matematika yang selama ini dianggap sebagai pembelajaran yang sulit dan membosankan. Motivasi serta minat belajar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
siswa kurang. Padahal pembelajaran matematika mempunyai peranan penting dalam mengembangkan keterampilan dan berpikir logis, sistematis, dan kreatif. Hal ini, karena matematika mempunyai fungsi untuk mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu kreativitas guru dalam proses pembelajaran matematika agar dapat menarik dan tidak membosankan sangat diperlukan. Namun, banyak siswa
menganggap
matematika sebagai materi yang sulit untuk dipelajari. Selain itu, banyak siswa mempunyai sikap pesimis serta motivasi yang kurang dalam belajar matematika. Akibatnya, prestasi belajar matematika siswa rendah. Indikator yang digunakan sebagai acuan untuk menyatakan keberhasilan dalam pembelajaran adalah daya serap siswa terhadap suatu materi yang diberikan. Analisis hasil Trend In International Mathematic and Science Study (TIMSS) tahun 2007 dan 2011 di bidang matematika dan IPA untuk peserta didik kelas 2 SMP Untuk bidang matematika menunjukkan hasil, lebih dari 95% peserta didik Indonesia hanya mampu mencapai level menengah, sementara misalnya di Taiwan hampir 50% peserta didiknya mampu mencapai level tinggi dan advance. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa yang diajarkan di Indonesia berbeda dengan apa yang diujikan atau yang distandarkan di tingkat internasional dan masih rendahnya perstasi. Prestasi belajar siswa yang rendah tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain: faktor internal yaitu tingkat
kebugaran
organ-organ
tubuh
dan
sendi-sendinya,
tingkat
kecerdasan/intelegensi, sikap, bakat, minat dan motivasi, faktor eksternal yaitu guru, para staf administrasi, teman sekelas, masyarakat, tetangga, orang tua, gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar dan faktor pendekatan belajar yaitu jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran (Syah, 2013: 145-157).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
Hal di atas hendaknya menjadi latar belakang tercipta pengembangan dalam pembelajaran matematika. Salah satu solusi yang mungkin akan membantu yakni dengan melakukan analisis terhadap sebuah metode pembelajaran yang digunakan pada sebuah kurikulum. Diharapkan dengan adanya
analisis tersebut dapat membantu pencapaian tujuan dari sebuah
pembelajaran, serta tidak menutup kemungkinan analisis tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan pengembangan dari sebuah strategi pembelajaran. Pembelajaran berbasis masalah (Problem based Learning) merupakan salah satu model pembelajaran untuk menciptakan pembelajaran yang aktif. Pembelajaran ini dimulai (1) mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan dan menggeneralisasi pengetahuan; (2) berpusat pada siswa; (3) kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada. Pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah akan lebih baik ketika ada sebuah pendekatan pembelajaran yang mendukung, dalam konteks ini pendekatan yang dimaksud yakni pendekatan ilmiah. Dengan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ilmiah diperlukan seorang guru yang dapat mengutamakan aspek pengamatan, penalaran, penemuan, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah.
Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam
pembelajaran sebagaimana dimaksud
meliputi mengamati, menanya,
menalar, mencoba, membentuk jejaring. Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan. Proses hasil belajar menggunakan penilaian autentik (Authentic Assessment) yaitu pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan dan pengetahuan. Selama ini pembelajaran dengan menggunakan
praktek pelaksanaan
pendekatan ilmiah sudah
sering
disarankan oleh pemerintah. Misalnya dengan dianjurkan penggunaan pendekatan kontekstual dalam proses pembelajaran. Komponen dalam pendekatan kontekstual sangat ‘dekat’ dengan langkah-langkah pada pendekatan ilmiah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
Selama ini pendekatan ilmiah populer digunakan dalam proses pembelajaran sains. Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran matematika sama seperti pada
mata pelajaran lain yaitu
meliputi menggali informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta. pelaksanaan pembelajaran tersebut membutuhkan kelengkapan pembelajaran yang sesuai dengan bahan ajar dan pelaksanaan pembelajaran. Akan tetapi, hal tersebut menimbulkan masalah bagi guru yang belum memahami pembelajaran ini untuk dapat melaksanakan sebagai salah satu metode pembelajaran. Oleh karena itu, diperlukan analisis terhadap pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah sehingga analisis tersebut akan memberikan informasi apakah guru dapat melakukan metode tersebut dan bagaimana dapat dipergunakan guru pada proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Penelitian-penelitian yang sudah dilakukan antara lain: Graff dan Kolmos (2003) mengungkapkan bahwa Problem Based Learning
(PBL)
secara luas dianggap sebagai metode yang sukses dan inovatif untuk pendidikan teknik karena dalam kurikulum Problem Based Learning (PBL) menjadi pembelajar seumur hidup untuk mengambil tanggung jawab untuk proses belajar mereka sendiri. Sejalan dengan Kusmini (2005) menyatakan bahwa Model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat mengembangkan kecakapan matematika siswa SD Kelas V secara optimal. Sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Muslimatun (2006) menyatakan bahwa Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Penekanan Representasi dapat meningkatkan hasil belajar, aktivitas siswa dan kemampuan kerjasama siswa dalam kelompok. Dari hasil penelitian yang dilaksanakan diperoleh bahwa pada pertemuan pertama siklus I, rata-rata kelasnya 7.54 dan ketuntasan belajarnya 76,01%. Sejalan pula dengan Harvey, et al (2013) menyatakan bahwa proses PBL yang lebih luas dapat menciptakan peluang untuk mengembangkan pengetahuan yang bermakna,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
sikap dan keterampilan yang berkaitan dengan pembelajaran kolaboratif, sehingga dapat membangun pengetahuan bekerjasama yang berlangsung efektif, membantu siswa untuk membuat eksplisit hubungan antara sikap terhadap kerjasama dan mencapai hasil pembelajaran, dan mengidentifikasi keterampilan kolaboratif khusus yang diperlukan oleh siswa, dan diperoleh melalui hasil kerjasama kelompok. Dan Frank (2011) hasil menyatakan pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan karena itu merupakan kendala kuat pada pendidikan dasar. Berdasarkan uraian sebelumnya, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian berupa analisis proses pembelajaran berbasis masalah matematika (Problem Based Learning) dengan pendekatan ilmiah (scientific) karena sebagian guru dianggap belum mampu menerapakan atau menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah matematika dengan pendekatan ilmiah pada kurikulum 2013. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1.
Bagaimana perencanaan pembelajaran berbasis masalah matematika dengan pendekatan ilmiah di SMA Negeri 1 Jogorogo Kabupaten Ngawi yang sesuai dengan kurikulum 2013?
2.
Bagaimana pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah matematika dengan pendekatan ilmiah di SMA Negeri 1 Jogorogo Kabupaten Ngawi yang sesuai dengan kurikulum 2013?
3.
Kendala-kendala apakah yang dialami dalam proses pembelajaran berbasis masalah matematika dengan pendekatan ilmiah di SMA Negeri 1 Jogorogo Kabupaten Ngawi?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang diutarakan di atas, penelitian ini bertujuan untuk: 1.
Menjabarkan perencanaan pembelajaran berbasis masalah matematika dengan pendekatan ilmiah di SMA Negeri 1 Jogorogo Kabupaten Ngawi sesuai dengan kurikulum 2013.
2.
Menjabarkan proses pembelajaran berbasis masalah matematika dengan pendekatan ilmiah di SMA Negeri 1 Jogorogo Kabupaten Ngawi sesuai dengan kurikulum 2013.
3.
Menjabarkan kendala dalam proses pembelajaran berbasis masalah matematika dengan pendekatan ilmiah di SMA Negeri 1 Jogorogo Kabupaten Ngawi.
D. Manfaat Penelitian 1.
Manfaat Teoritis Secara teoritis, penelitian ini dapat memberikan suatu kontribusi teori tentang pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) dengan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran.
2.
Manfaat Praktis a.
Untuk guru Memberikan informasi mengenai strategi pembelajaran berbasis masalah matematika dengan pendekatan ilmiah sehingga dapat digunakan dalam pembelajaran matematika SMA kelas X.
b.
Untuk sekolah Sebagai kajian yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran di sekolah.
c.
Untuk Siswa Memberikan
pengetahuan
serta
informasi
terkait
pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah.
commit to user
proses
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.
Proses Pembelajaran matematika a. Pengertian Proses Dalam psikologi belajar, proses berarti cara atau langkahlangkah khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapainya hasil-hasil tertentu (Reber dalam Joesafira, 2010). Menurut Fitria (2009) proses adalah urutan langkah atau kemajuan yang mengarah pada suatu sasaran atau tujuan. Proses adalah satu aktivitas yang memberikan nilai tambah untuk mengubah input menjadi output (barang atau jasa). Sedangkan Tim (2005: 899), proses adalah rangkaian tindakan, perbuatan, atau pengolahan yang menghasilkan produk. Dari beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa proses adalah urutan langkah-langkah baik berupa tindakan, perbuatan maupun pengolahan untuk menghasilkan suatu produk. b. Pengertian Belajar Menurut Winkel (Yatim Riyanto, 2009:5) belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dengan interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Pandangan konstruktivisme (Bambang Warsita, 2008:63) belajar adalah menyusun
pengetahuan
dan
pengalaman
konkret,
aktivitas
kolaborasi dan refleksi serta interpretasi. Proses belajar pada hakikatnya terjadi dalam diri seseorang, walaupun prosesnya berlangsung dalam kelompok, bersama orang lain Menurut kaum kontruktivisme, belajar merupakan proses aktif pelajar mengkonstruksi arti baik teks, dialog, pengalaman fisi dan
commit to user 8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
lain-lain, belajar juga merupakan proses mengasimilasi dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dipunyai seseorang sehingga pengertiannya dikembangkan (Paul Suprapto, 1997:61). Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas mental atau psikis dengan memberikan rangsangan pada siswa yang bersifat permanen yang meliputi pengetahuan dan pengalaman konkret, aktivitas kolaborasi dan refleksi serta interpretasi dalam berinteraksi aktif dengan lingkungan. c. Pengertian Pembelajaran Tim (2005:17), pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Pembelajaran merupakan proses komunikatif-interaktif antara sumber belajar, guru dan siswa yaitu saling bertukar informasi. Menurut Tina Afiatin (2008), pembelajaran adalah suatu proses alamiah untuk mencapai tujuan yang bermakna secara pribadi, bersifat aktif dan melalui mediasi secara internal, merupakan proses pencarian dan pembentukan makna terhadap informasi dan pengalaman yang dicari melalui persepsi unik, pemikiran dan perasaan siswa. Gagne, et al (1978) menyatakan bahwa pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa (instruction is a set of events that affect in such a way that
learning
is
facilitied).
Menurut
pengertian
tersebut,
pembelajaran mengacu pada segala kegiatan yang berpengaruh langsung terhadap proses belajar siswa. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran mempunyai pengertian sebagai suatu proses atau usaha sadar dan aktif dari guru terhadap siswa agar siswa memiliki keinginan untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
belajar serta saling bertukar informasi antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa. d. Pengertian Proses Pembelajaran Proses pembelajaran merupakan tahapan-tahapan yang dilalui dalam
mengembangkan
kemampuan
kognitif,
afektif
dan
psikomotorik seseorang. Salah satu peran yang dimiliki seorang guru untuk melalui tahap-tahap ini adalah sebagai fasilitator. Proses pembelajaran adalah proses yang didalamnya terdapat kegiatan interaksi anatar guru dan siswa, komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar (Rustaman dalam Dalila sadida, 2011). Prayudi (2007), proses pembelajaran adalah sebuah upaya bersama antara guru dan siswa untuk informasi dengan tujuan
agar
berbagi dan mengolah
pengetahuan yang terbentuk
terinternalisasi dalam diri peserta pembelajaran
dan
menjadi
landasan belajar secara mandiri dan berkelanjutan. Sejalan dengan Achmad Zaini (2007) yang menyatakan bahwa proses pembelajaran adalah interaksi atau hubungan timbal balik antara siswa dengan guru dan antara sesama siswa. Pengertian interaksi mengandung unsur saling memberi dan menerima. Dalam interaksi belajar mengajar ditandai sejumlah unsur, yaitu tujuan yang hendak dicapai; siswa, guru dan sumber lainnya; bahan pelajaran dan metode yang digunakan untuk mencapai situasi belajar mengajar. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian proses pembelajaran adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa untuk berinteraksi serta mengolah berbagai informasi untuk mencapai tujuan pembelajaran. e. Proses Pembelajaran Matematika Berdasarkan
uraian
sebelumnya
pengertian
proses
pembelajaran adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
guru dan siswa untuk berinteraksi serta mengolah berbagai informasi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan matematika sendiri merupakan salah satu ilmu dasar yang mempunyai ide-ide dasar atau konsep yang tersusun secara hierarki yang dapat membantu meningkatkan kemajuan penalaran siswa dan membantu dalam pemecahan atau penyelesaian permasalahan. Menurut Hamzah B. Uno (2007: 129-130) matematika adalah suatu cabang ilmu yang merupakan alat pikir, berkomunikasi untuk memecahkan berbagai persoalan praktis, yang unsur-unsur logika dan intuisi, analisis dan konstruksi, generalisasi dan invidualitas serta mempunyai cabang-cabang antara lain aritmatika, aljabar, geometri dan analisis. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran matematika suatu tahapan kegiatan, interaksi antara guru dengan siswa untuk menyampaikan ide-ide dasar atau konsep yang tersusun dengan menggunakan metode tertentu yang dapat membantu siswa dalam pemecahan atau penyelesaian masalah sehari-hari. Proses pembelajaran terdiri atas tiga tahapan, tahapan yang dimaksud meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. 2. Kurikulum a. Pengertian Kurikulum Malewski (2010), kurikulum bidang studi merupakan sebuah usaha yang kompleks dan kontroversial, yang telah didekati secara berbeda di seluruh dekade baru-baru ini. Seperti setiap bidang disiplin, kurikulum secara mendalam tertanam dengan pertanyaanpertanyaan tentang alam epistemologisnya yang selalu sedang dianalisis sesuai dengan hubungan antara teori dan praktek atau,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
menurut Alex (1992), antara wacana kurikulum akademik dan praktek kurikulum. Di lain pihak Ozmantar (2010) mengatakan bahwa “also the new curriculum expects us to teach and creative thinking skills in mathematics”
(kurikulum
baru
mengharapkan
kita
untuk
mengajarkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif dalam matematika). Dalam kurikulum matematika, terdapat dimensi yang harus diwujudkan agar kurikulum matematika dapat berjalan dengan baik. Bulut (2007) menyatakan “the analysis of the curriculum was realized in there dimensions; (classroom managementclassroom physical and emotional environments, teacher and student roles, and interactions, (2) instruction-objectives, planning, implementation, method and techniques, instructional media, and measurement and evaluation, and (3) strength (and/or benefits) and weaknesses (and/or limitation)”. (analisis kurikulum diwujudkan dalam tiga dimensi ; (manajemen kelas lingkungan fisik dan emosional, peran guru dan siswa, dan interaksi, (2) tujuan, perencanaan, implementasi, metode. Daniel & Laurel (1975) menyatakan kurikulum merupakan pengalaman pembelajaran yang terarah dan juga terencana secara terstruktur dan tersusun melalui sebuah proses rekonstruksi pengetahuan dan juga pengalaman yang secara sistematis berada dibawah pengawasan lembaga pendidikan sehingga para pembelajar dapat terus memiliki motivasi dan minat untuk belajar. Selanjtnya menurut Hilda (1962) kurikulum adalah sebuah rancangan atau sebuah
sistem
yang
tersusun
secara
beralur
dari
sebuah
pembelajaran, dengan mempertimbangkan segala hal baik dari proses pembelajaran serta mengenai perkembangan individu Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah suatu program yang merupakan bagian dari sebuah pendidikan yang sudah disediakan dari pihak sekolah untuk para siswa atau peserta didik guna mendukung sistem pembelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
Dengan adanya kurikulum, maka para siswa akan melakukan berbagai kegiatan pembelajaran sehingga akan berdampak pada perubahan dan juga perkembangan dari segi tingkah laku siswa tersebut. b. Kurikulum 2013 Kurikulum disusun mengacu pada suatu atau beberapa teori kurikulum, dan suatu teori diturunkan atau dijabarkan dari satu atau beberapa teori pendidikan. Landasan pengembangan kurikulum meliputi tiga aspek yaitu aspek filosofis, aspek yuridis dan aspek konseptual. Aspek filosofi meliputi filosofi pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai akademik, kebutuhan peserta didik dan masyarakat serta kurikulum berorientasi pada perkembangan kompetensi. Aspek yuridis meliputi Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, Inpres Nomor 1 tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional: Penyempurnaan kurikulum dan metode pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai Budaya bangsa untuk membentuk daya saing dan karakter bangsa. Sedangkan aspek konseptual
meliputi
relevansi,
Model
Kurikulum
Berbasis
Kompetensi, Kurikulum lebih dari sekedar dokumen, proses belajar, aktivitas belajar, output belajar, outcome belajar, penilaian. Mengacu
dalam
Permendikbud
(Peraturan
menteri
pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia) Nomor 70 Tahun 2013. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta
cara
yang
digunakan
commit to user
sebagai
pedoman
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah
cara
yang digunakan
untuk
kegiatan
pembelajaran.
Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 memenuhi kedua dimensi tersebut. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Penyusunan Kurikulum 2013 yang menitik beratkan pada penyederhanaan, tematik-integratif mengacu pada kurikulum 2006 dimana masih terdapat beberapa permasalahan di antaranya: 1) Konten kurikulum yang masih terlalu padat, ini ditunjukkan dengan banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan ditambah tingkat kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak. Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan dan pengetahuan. Beberapa
kompetensi
yang
perkembangan kebutuhan
dibutuhkan
(misalnya
sesuai
pendidikan
dengan karakter,
metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam Kurikulum. 2) Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci, sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru. 3) Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
Dengan adanya perubahan kurikulum ke Kurikulum 2013 diharapkan dunia pendidikan mampu melahirkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif dan afektif melalui penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana) dan pengetahuan (tahu apa) yang terintegrasi. 1) Standar Proses Pembelajaran pada kurikulum 2013 Berdasarkan lampiran permendikbud no 81A Lampiran IV, Kurikulum 2013 menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik. Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan
untuk
secara
aktif
mencari,
mengolah,
mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Untuk itu pembelajaran harus berkenaan dengan kesempatan yang diberikan
kepada
peserta
didik
untuk
mengkonstruksi
pengetahuan dalam proses kognitifnya. Proses pembelajaran terjadi secara internal pada diri peserta didik. Proses tersebut mungkin saja terjadi akibat dari stimulus luar yang diberikan guru, teman, lingkungan. Proses tersebut mungkin pula terjadi akibat dari stimulus dalam diri peserta didik yang terutama disebabkan oleh rasa ingin tahu. Proses pembelajaran dapat pula terjadi sebagai gabungan dari stimulus luar dan dalam. Dalam proses pembelajaran, guru perlu mengembangkan kedua stimulus pada diri setiap peserta didik. Dalam pembelajaran, peserta didik difasilitasi untuk terlibat secara aktif mengembangkan potensi dirinya menjadi kompetensi. Guru menyediakan pengalaman belajar bagi peserta didik untuk melakukan berbagai kegiatan yang memungkinkan mereka mengembangkan potensi yang dimiliki mereka menjadi kompetensi yang ditetapkan dalam dokumen kurikulum atau lebih. Pengalaman belajar tersebut semakin lama semakin
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
meningkat menjadi kebiasaan belajar mandiri dan ajeg sebagai salah satu dasar untuk belajar sepanjang hayat. Dalam
suatu
kegiatan
belajar
dapat
terjadi
pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam kombinasi dan penekanan yang bervariasi. Setiap kegiatan belajar memiliki kombinasi dan penekanan yang berbeda dari kegiatan belajar lain tergantung dari sifat muatan yang dipelajari. Meskipun demikian, pengetahuan selalu menjadi unsur penggerak untuk pengembangan kemampuan lain. Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Baik pembelajaran langsung maupun pembelajaran tidak langsung terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah. Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut Kompetensi Dasar (KD) yang dikembangkan dari Kompetensi Inti 3 (KI-3) yakni pengetahuan dan Kompetensi Inti 4 (KI-4) yakni keterampilan. Keduanya, dikembangkan
secara
bersamaan
dalam
suatu
proses
pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan Kompetensi Dasar pada Kompetensi Inti 1 (KI-1) yakni religius dan Kompetensi Inti 2 (KI-2). Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut Kompetensi Dasar yang dikembangkan dari Kompetensi Inti 1 dan Kompetensi Inti 2 Proses pembelajaran yang sesuai dengan penjabaran di atas terdiri dari lima pengalaman belajar pokok yaitu:
mengamati,
menanya,
mengumpulkan
informasi,
mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar sebagaimana tercantum dalam tabel berikut:
commit to user
17
Tabel 2.1: Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar dan Maknanya.
Kegiatan Belajar
Kompetensi yang dikembangkan
Mengamati
Menanya
Membaca, mendengar, dan menyimak
Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati
Melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi
Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan
Langkah Pembelajaran Mengumpulkan Informasi -
Melakukan eksperimen
-
Membaca sumber lain selain buku teks
Mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi
8
Mengasosiasi
Mengkomunikasi
- Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/ eksperimen - Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi.
Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya
Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.
Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
Menurut standar proses pembelajaran, pembelajaran terdiri dari tiga Tahap. Yaitu tahap perencanaan, tahap proses dan tahap penutup. Adapun rincian ketiga tahapan tersebut adalah sebagai berikut: a) Rencanaan Pelaksanaan Pembelajaran Rencana
pelaksanaan
pembelajaran
adalah
rencana
pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus. RPP mencakup: (1) data sekolah, matapelajaran, dan kelas/semester; (2) materi pokok; (3) alokasi waktu; (4) tujuan pembelajaran, KD
dan
indikator
pencapaian
kompetensi;
(5)
materi
pembelajaran; metode pembelajaran; (6) media, alat dan sumber belajar; (6) langkah-langkah kegiatan pembelajaran; dan (7) penilaian. Setiap guru di setiap satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP untuk kelas di mana guru tersebut mengajar (guru kelas) di SD dan untuk guru matapelajaran yang diampunya untuk guru SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK. Pengembangan RPP dapat dilakukan pada setiap awal semester atau awal tahun pelajaran, dengan maksud agar RPP telah tersedia terlebih dahulu dalam setiap awal pelaksanaan pembelajaran. Pengembangan RPP dapat dilakukan secara mandiri atau secara berkelompok. Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara mandiri dan/atau secara bersama-sama melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di dalam suatu sekolah tertentu difasilitasi dan disupervisi kepala sekolah atau guru senior yang ditunjuk oleh kepala sekolah. Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara berkelompok melalui MGMP
commit to user 8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
antarsekolah atau antarwilayah dikoordinasikan dan disupervisi oleh pengawas atau dinas pendidikan. b) Komponen dan Sistematika RPP. RPP paling sedikit memuat: (i) tujuan pembelajaran, (ii) materi pembelajaran, (iii) metode pembelajaran, (iv) sumber belajar, dan (v) penilaian. Mengidentifikasi materi pembelajaran yang menunjang pencapaian KD dengan mempertimbangkan: potensi peserta didik,
relevansi
dengan
karakteristik
daerah,
tingkat
perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik, kebermanfaatan bagi peserta didik, struktur keilmuan,
aktualitas,
kedalaman,
dan
keluasan
materi
pembelajaran, relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan, dan alokasi waktu. Langkah-langkah penyusunan RPP sebagai berikut. 1. Menentukan Tujuan Tujuan dapat diorganisasikan mencakup seluruh KD atau diorganisasikan untuk setiap pertemuan. Tujuan mengacu pada indikator, paling tidak mengandung dua aspek: Audience (peserta didik) dan Behavior (aspek kemampuan). 2. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran Kegiatan
pembelajaran dirancang
untuk memberikan
pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan,
dan
sumber belajar
lainnya dalam
rangka
pencapaian KD. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan
pembelajaran
adalah
commit to user
sebagai
berikut.
kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran
secara
professional,
kegiatan
pembelajaran
memuat rangkaian kegiatan manajerial yang dilakukan guru, agar peserta didik dapat melakukan kegiatan seperti di silabus, kegiatan pembelajaran untuk setiap pertemuan merupakan skenario langkah-langkah guru dalam membuat peserta didik aktif belajar. Kegiatan ini diorganisasikan menjadi kegiatan: Pendahuluan, Inti, dan Penutup. Kegiatan inti dijabarkan lebih lanjut menjadi rincian dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi,
yakni:
mengamati,
menanya,
mengumpulkan
informasi, mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan. Untuk pembelajaran yang bertujuan menguasai prosedur untuk melakukan sesuatu, kegiatan pembelajaran dapat berupa pemodelan/demonstrasi oleh guru atau ahli, peniruan oleh peserta didik, pengecekan dan pemberian umpan balik oleh guru, dan pelatihan lanjutan. 3. Penjabaran Jenis Penilaian Dalam silabus telah ditentukan jnis penilaiannya. Penilaian pencapaian KD peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri. Oleh karena pada setiap pembelajaran peserta didik didorong untuk menghasilkan karya, maka penyajian portofolio merupakan cara penilaian yang harus dilakukan untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. Penilaian
merupakan
serangkaian
kegiatan
untuk
memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang penilaian yaitu sebagai berikut: Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi yaitu KD-KD pada KI-3 dan KI-4, penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya, sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan KD yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan peserta didik, hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program
remedi
bagi
peserta
didik
yang
pencapaian
kompetensinya di bawah ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi ketuntasan, sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh
dalam
pembelajaran
proses
pembelajaran.
menggunakan
pendekatan
Misalnya, tugas
jika
observasi
lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses misalnya teknik wawancara, maupun produk berupa hasil melakukan observasi lapangan. 4. Menentukan Alokasi Waktu Penentuan alokasi waktu pada setiap KD didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu matapelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah KD, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan KD. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai KD yang dibutuhkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
oleh peserta didik yang beragam. Oleh karena itu, alokasi tersebut dirinci dan disesuaikan lagi di RPP. 5. Menentukan Sumber Belajar Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. c) Proses Pembelajaran Tahap kedua dalam pembelajaran menurut standar proses yaitu
pelaksanaan
pembelajaran
yang meliputi
kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. 1. Kegiatan Pendahuluan Dalam kegiatan pendahuluan, guru diantaranya menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran,
mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
tentang
materi yang sudah dipelajari dan terkait dengan materi yang akan dipelajari, mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan
atau
tugas
yang
akan
dilakukan
untuk
mempelajari suatu materi dan menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD yang akan dicapai; dan menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan atau tugas. 2. Kegiatan Inti Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk secara aktif menjadi pencari informasi, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan matapelajaran, yang meliputi proses observasi, menanya, mengumpulkan informasi, asosiasi, dan komunikasi. Untuk pembelajaran yang berkenaan dengan KD yang bersifat prosedur untuk melakukan sesuatu, guru memfasilitasi agar peserta didik dapat melakukan pengamatan terhadap pemodelan/demonstrasi oleh guru atau ahli, peserta didik menirukan, selanjutnya guru melakukan pengecekan dan pemberian umpan balik, dan latihan lanjutan kepada peserta didik. Dalam
setiap
kegiatan
guru
harus
memperhatikan
kompetensi yang terkait dengan sikap seperti jujur, teliti, kerja sama, toleransi, disiplin, taat aturan, menghargai pendapat orang lain yang tercantum dalam silabus dan RPP. Cara pengumpulan data sedapat mungkin relevan dengan jenis data yang dieksplorasi, misalnya di laboratorium, studio, lapangan, perpustakaan,
museum,
dan
sebagainya.
Sebelum
menggunakannya peserta didik harus tahu dan terlatih dilanjutkan dengan menerapkannya. Berikutnya adalah contoh aplikasi dari kelima kegiatan belajar (learning event) yang diuraikan dalam Tabel 1. Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar dan Maknanya. a) Mengamati Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi
kesempatan
peserta
didik
untuk
melakukan
pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
b) Menanya Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik. Dari situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri. Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan terebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam. c) Mengumpulkan informasi Tindak
lanjut
dari
bertanya
adalah
menggali
dan
mengumpulkan informasi dari bernagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomen atau ojek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. d) Mengasosiasikan Dari kegiatan mengumpulkan informasi terkumpul sejumlah informasi. Informasi tersebut menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu mengolah informasi untuk menemukan pola
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang telah ditemukan. e) Mengkomunikasikan hasil Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi mengasosiasikan
dan
menemukan
pola.
Hasil
tersebut
disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut. 3. Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran, melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik, dan menyampaikan
rencana
pembelajaran
pada
pertemuan
berikutnya. Perlu diingat, bahwa KD-KD diorganisasikan ke dalam empat KI. KI-1 berkaitan dengan sikap diri terhadap Tuhan Yang Maha Esa. KI-2 berkaitan dengan karakter diri dan sikap sosial. KI-3 berisi KD tentang pengetahuan terhadap materi ajar, sedangkan KI-4 berisi KD tentang penyajian pengetahuan. KI-1, KI-2, dan KI-4 harus dikembangkan dan ditumbuhkan melalui proses pembelajaran setiap materi pokok yang tercantum dalam KI-3, untuk semua matapelajaran. KI-1 dan KI-2 tidak diajarkan langsung, tetapi indirect teaching pada setiap kegiatan pembelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
3.
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) a.
Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah Model
Pembelajaran
Berbasis
Masalah
dikembangkan
untuk pertama kali oleh Howard Barrows pada awal tahun 70an dalam pembelajaran Ilmu Pendidikan Medis di Southern Illionis
University
School
Barrows (1980).
Para
siswa
mempelajari berbagai kasus yang terjadi pada pasien yang mengidap
penyakit
kemudian
mencari
cara
atau
teknik
penyembuhan yang harus dilakukan. Namun pada perkembangan selanjutnya Pengetahuan
model
ini
meluas pada
Alam
di
perguruan
pembelajaran
tinggi
dan
ilmu
akhirnya
dikembangkan di sekolah-sekolah menengah. Model pembelajaran berbasis Masalah ini telah dikenal sejak zaman John Dewwey. Pembelajaran berbasis masalah adalah strategi pembelajaran yang merangsang siswa aktif untuk memecahkan permasalahan dalam situasi nyata Evan (2001). Dari beberapa uraian mengenai pengertian pembelajaran berbasis masalah, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis masalah (PBM) merupakan pembelajaran yang menghadapkan siswa pada masalah dunia nyata real world untuk memulai pembelajaran. Pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran.
suatu
pengembangan
kurikulum
Barbara (1995) dalam
dan
model
Karim et al. (2007)
mengemukakan bahwa in problem based learning (PBL), students are presented with an interesting, relevant problem “up front”. So that they can experience for them selves the process of doing science. Menurut Ibrahim dalam Nurhasanah (2007) menyatakan bahwa model PBM merupakan pembelajaran yang menyajikan masalah, yang kemudian digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi yang berorientasi pada masalah. Masalah diberikan kepada siswa, sebelum siswa mempelajari konsep atau materi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan. Dengan demikian untuk memecahkan masalah tersebut siswa akan mengetahui bahwa mereka membutuhkan pengetaahuan baru yang harus dipelajari untuk memecahkan masalah yang diberikan Wood dalam Sugalayudhana Shelagh and James (2013) menyatakan Salah satu tujuan dari Departemen Pendidikan Amerika Serikat yang didanai Wawasan Proyek adalah untuk melihat apakah penggunaan Problem Based Learning (PBL) akan mendorong siswa untuk mengungkapkan potensi akademik sebelumnya tak terlihat. Dua PBL diajarkan untuk 271 siswa kelas enam di 13 ruang kelas. Setelah itu, guru mengidentifikasi siswa yang menunjukkan potensi akademik sebelumnya tidak terlihat selama PBL. Kelompok potensi akademik ini maju dibandingkan dengan siswa yang diidentifikasi sebagai berbakat menggunakan kriteria kabupaten dan siswa kelas enam yang tersisa. Tindakan termasuk standar nilai tes prestasi, peringkat guru siswa keterlibatan dalam PBL, dan peringkat independen siswa kinerja pada tugas PBL tertentu. Hasil perbandingan mendukung identifikasi guru dari siswa yang potensial maju akademik sebagai sebuah kelompok yang berbeda dari baik dari siswa tradisional diidentifikasi dan siswa pendidikan umum. Temuan menunjukkan bahwa welldesigned, melibatkan kurikulum seperti sebagai PBL dapat menciptakan konteks belajar yang mendorong lebih banyak siswa untuk mengungkapkan potensi akademik. Hal di atas tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ahmed (2013) Pembelajaran berbasis masalah (PBL) metode telah merevolusi bidang pendidikan kedokteran, sejak diperkenalkan hampir 40 tahun yang lalu. Namun, ada banyak pertanyaan un-jawab tentang manfaat dan efektivitas PBL. Para pendukung dan kritikus PBL terus membantah manfaat pondasi kognitif pendekatan berbasis PBL. Makalah ini melakukan tinjauan literatur dari berbagai tinjauan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
sistemik dan meta-analisis yang telah membahas efektivitas PBL. Bukti yang disajikan dalam tinjauan ini menunjukkan bahwa PBL tidak
mempengaruhi
perolehan
pengetahuan,
tetapi
dampak
penerapan pengetahuan. Tidak ada bukti tegas mendukung PBL yang meningkatkan pembelajaran. Banyak pekerjaan yang diperlukan untuk mengidentifikasi ukuran hasil yang tepat dalam rangka untuk menganalisis efektivitas PBL Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah
merupakan kerangka konseptual
yang menggambarkan prosedur sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar yang ingin dicapai dan berfungsi sebagai pedoman guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran mengelola lingkungan pembelajaran dan
mengelola kelas. b. Ciri-ciri khusus pembelajaran berbasis masalah Menurut pengajaran
Arends
berdasarkan
(2001:349), masalah
berbagai
telah
pengembangan
memberikan
model
pengajaran itu memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) Pengajuan
pertanyaan
atau
masalah.
Bukannya
mengorganisasikan di sekitar prinsip-prinsip atau ketrampilan akademik
tertentu,
pembelajaran
berdasarkan
masalah
mengorganisasikan pengajaran di sekitar pertanyaan yang duaduanya secara sosial penting bagi siswa dan secara pribadi bermakna untuk siswa. Mereka mengajukan situasi kehidupan nyata yang autentik,menghindari jawaban sederhana, dan memungkinkan adanya berbagai macam solusi untuk situasi itu. 2) Berfokus
pada
keterkaitan
antar
disiplin.
Meskipun
pembelajaran masalah berpusat pada mata pelajaran tertentu (IPA, Matematika, ilmu-ilmu sosial), masalah yang akan diselidiki
telah
dipilih
benar-benar
commit to user
nyata
agar
dalam
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
pemecahannya, siswa meninjau masalah itu dari banyak mata pelajaran. Sebagai contoh, masalah polusi yang dimunculkan dalam pelajaran di teluk Chesapeake mencakup berbagai subyek akademik dan terapan mata pelajaran seperti biologi, ekonomi, sosiologi, pariwisata dan pemerintahan. 3) Penyelidikan autentik. Pembelajaran berdasarkan masalah mengharuskan siswa melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata. Mereka harus
menganalisis
dan
mendefinisikan
masalah,
mengembangkan hipotesis, dan membuat ramalan, mengumpul dan menganalisa
informasi, melakukan eksperimen jika
diperlukan, membuat inferensi, dan merumuskan kesimpulan. Sudah barang tentu, metode penyelidikan yang digunakan, bergantung kepada masalah yang sedang dipelajari. 4) Menghasilkan produk dan memamerkannya. Pembelajaran berdasarkan masalah menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan. Produk tersebut dapat berupa transkrip debat seperti pada pelajaran ”Roots and wings”. Produk itu dapat juga berupa laporan, model fisik, video maupun program komputer. Karya nyata dan peragaan seperti yang akan dijelaskan kemudian, direncanakan oleh siswa untuk mendemonstrasikan kepada teman-temannya yang lain tentang apa yang mereka pelajari dan menyediakan suatu alternatif segar terhadap laporan tradisional atau makalah. 5) Kolaborasi. Pembelajaran berdasarkan masalah dicirikan oleh siswa yang bekerja sama satu dengan yang lainnya, paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil. Bekerja sama memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas kompleks dan memperbanyak peluang untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
berbagi inkuiri dan dialog dan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan ketrampilan berfikir. Perlu untuk dicatat bahwa hakikatnya, model pembelajaran berbasis
masalah
berangkat
dari
model
pembelajaran
konstruktivisme. Dalam model pembelajaran konstruktivisme, yang paling
penting
dalam
desain
pembelajaran
adalah
bahwa
pembelajaran perlu di dukung oleh pemodelan (modelling), coaching, dan scaffolding. Modeling berbentuk pemodelan tingkah laku untuk mendorong kinerja dan pemodelan kognitif untuk mendorong proses kognisi. Modelling difokuskan pada kinerja ekspert sebagai model. Coaching dipakai untuk mengembangkan kinerja (performance) siswa yang sifatnya sangat kompleks dan tidak jelas (unclear). Coaching mencakup kegiatan pemberian motivasi, memonitor dan meregulasi kinerja siswa dan mendorong refleksi. Scaffolding merupakan suatu pendekatan sistematis dibandingkan modelling atau coaching yang difoksukan pada tugas, lingkungan belajar, guru dan siswa. Scaffolding memberikan dukungan secara temporal yang mengikuti kapasitas dan kemampuan siswa. Scaffolding mencakup penentuan tingkat kesulitan tugas, restrukturisasi tugas dan penilaian alternatif. c.
Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah Fogarty (1987) menyatakan bahwa proses pembelajaran dengan pendekatan problem based-learning dijalankan dengan 8 langkah, yaitu: (1) menemukan masalah; (2) mendefinisikan masalah;
(3)
mengumpulkan
fakta-fakta;
menyusun
dugaan
sementara (hipotesis); (5) menyelidiki; (6) menyempurnakan permasalahan yang telah didefinisikan; (7) menyimpulkan alternatifalternatif pemecahan secara kolaboratif; (8) menguji solusi permasalahan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
1)
Menemukan masalah Siswa diberikan masalah berstruktur ill-defined yang diangkat dari konteks kehidupan sehari-hari. Pernyataan permasalahan diungkapkan dengan kalimat-kalimat yang pendek dan memberikan sedikit fakta-fakta di seputar konteks permasalahan.
Pernyataan
permasalahan
diupayakan
memberikan peluang pada siswa untuk melakukan penyelidikan. Siswa menggunakan kecerdasan inter dan intra-personal untuk saling memahami dan saling berbagi pengetahuan antar anggota kelompok terkait dengan masalah yang dikaji. Berdasarkan strukturnya, masalah dalam pembelajaran dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu, masalah yang terdefinisikan secara jelas (well-defined) dan masalah yang tidak terdefinisikan secara jelas (ill defined) Hudoyo (2002). 2) Mendefinisikan masalah Siswa mendefinisikan masalah menggunakan kalimatnya sendiri. Permasalahan dinyatakan dengan parameter yang jelas. Siswa membuat beberapa definisi sebagai informasi awal yang perlu disediakan. Pada langkah ini, siswa melibatkan kecerdasan intra-personal dan kemampuan awal dalam memahami dan mendefinisikan masalah. 3) Mengumpulkan fakta-fakta Siswa membuka kembali pengalamannya yang sudah diperoleh dan pengetahuan awal untuk mengumpulkan faktafakta. Siswa melibatkan kecerdasan majemuk yang dimiliki untuk
mencari
informasi
yang
berhubungan
dengan
permasalahan. Pada tahap ini, siswa mengorganisasikan informasiinformasi dengan menggunakan istilah apa yang diketahui apa yang dibutuhkan dan apa yang dilakukan untuk menganalisis permasalahan dan fakta-fakta yang berhubungan dengan permasalahan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
4) Menyusun dugaan sementara (hipotesis) Siswa menyusun jawaban-jawaban sementara terhadap permasalahan
dengan
melibatkan
kecerdasan
logic-
mathematical. Siswa juga melibatkan kecerdasan interpersonal yang dimilikinya untuk mengungkapkan apa yang dipikirkan, membuat
hubungan-hubungan,
jawaban
dugaannya,
dan
penalaran mereka dengan langkah-langkah yang logis. 5) Menyelidiki Siswa melakukan penyelidikan terhadap data-data dan informasi yang diperolehnya berorientasi pada permasalahan. Siswa melibatkan kecerdasan majemuk yang dimilikinya dalam memahami dan memaknai informasi dan ditemukannya.
Guru
membuat
struktur
fakta-fakta yang belajar
yang
memungkinkan siswa dapat menggunakan berbagai cara untuk mengetahui dan memahami (multiple ways of knowing and understanding) dunia mereka. 6) Menyempurnakan permasalahan yang telah terdefinisikan Siswa menyempurnakan kembali perumusan masalah dengan merefleksikan melalui gambaran nyata yang mereka pahami.
Siswa
melibatkan
kecerdasan
verballinguistik
memperbaiki pernyataan rumusan masalah sedapat mungkin menggunakan kata yang lebih tepat.Perumusan ulang lebih memfokuskan penyelidikan, dan menunjukkan secara jelas fakta-fakta dan informasi yang perlu dicari, serta memberikan tujuan yang jelas dalam menganalisis data. 7) Menyimpulkan
alternatif-alternatif
pemecahan
secara
kolaboratif. Siswa berkolaborasi mendiskusikan data dan informasi yang relevan dengan permasalahan. Setiap anggota kelompok secara
kolaboratif
mulai
bergelut
untuk
mendiskusikan
permasalahan dari berbagai sudut pandang. Pada tahap ini
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
proses pemecahan masalah berada pada tahap menyimpulkan alternatifalternatif
pemecahan
yang
dihasilkan
dengan
berkolaborasil. Kolaborasi menjadi mediasi untuk menghimpun sejumlah alternatif pemecahan masalah yang menghasilkan alternatif yang lebih baiuk ketimbang dilakukan secara individual. 8)
Menguji solusi permasalahan. Siswa menguji alternatif pemecahan yang sesuai dengan permasalahan actual melalui diskusi secara komprehensif antar anggota kelompok untuk memperoleh hasil pemecahan terbaik. Siswa menggunakan kecerdasan majemuk untuk menguji alternatif pemecahan masalah dengan membuat sketsa, menulis, debat, membuat plot untuk mengungkapkan ide-ide yang dalam menguji alternatif pemecahan.
4.
Pendekatan Ilmiah (ScientificApproach ) Pendekatan adalah konsep dasar yang mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari pemikiran tentang bagaimana metode pembelajaran diterapkan berdasarkan teori tertentu. Oleh karena itu banyak pandangan yang menyatakan bahwa pendekatan sama artinya dengan metode. Metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya. Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik. Karena itu, metode ilmiah umumnya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau ekperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis,
kemudian
memformulasi,
(Kemendikbud: 2013).
commit to user
dan
menguji
hipotesis
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
Proses pembelajaran dengan berbasis pendekatan ilmiah harus dipandu dengan kaida-kaidah pendekatan ilmiah. Pendekatan ini bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Dengan demikian, proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah. Proses pembelajaran disebut ilmiah jika memenuhi kriteria seperti berikut ini. a.
Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu, bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.
b.
Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif gurupeserta didik terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
c.
Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran.
d.
Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu dengan yang lain dari substansi atau materi pembelajaran.
e.
Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon substansi atau materi pembelajaran.
f.
Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggung-jawabkan.
g.
Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana, jelas, dan menarik sistem penyajiannya. (Kemendikbud, 2013) Berdasarkan paparan di atas, maka dapat dikatakan bahwa
Pendekatan ilmiah atau metode ilmiah merupakan serangkaian proses ilmiah yang diawali dengan suatu pertanyaan, diikuti pengajuan hipotesis sebagai jawaban sementara atas pertanyaan yang muncul, lalu dilakukan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
proses pengujian hipotesis melalui eksperimen, dan pada akhirnya disusun kesimpulan sebagai jawaban yang lebih sahih atas pertanyaan pada bagian awal. Bagi para saintis, Pendekatan ilmiah atau metode ilmiah dapat digunakan sebagai alat bantu agar mereka tetap fokus pada pertanyaan
proyek,
mengkonstruksi
hipotesis,
mendesain
dan
mengevaluasi eksperimen. 5. Indikator Pembelajaran Berbasis masalah (Problem Based lerning) dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach) Adapaun indikator-indikator yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut. Tabel 2.2 Indikator Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Pendekatan Ilmiah Langkah 1. Orientasi pada mengamati
Indikator
masalah
dan (a) Guru bersama seluruh siswa Menyimak atau melihat fenomena dalam lingkungan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan objek matematika. (b) Guru bersama seluruh siswa membaca atau mendengar objek matematika yang abstrak. 2. Mengorganisasikan dan menanya (a) Guru bersama siswa membentuk kelompok belajar (b)Guru memberikan atau memunculkan permasalahan autentik (c) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya ke guru atau teman terkait dengan apa yang telah diamati. (d)Menciptakan suasana kelas yang mengundang rasa ingin tahu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
Langkah
Indikator
3. Membimbing penyelidikan dan (a) Mengajak siswa untuk melakukan Mengumpulkan informasi serta eksperimen menganalisis (b) Mengajak siswa membaca sumber lain selain buku teks dan melakukan analisa 4. Mengembangkan dan menghasilkan Mengajak siswa untuk mengolah informasi hasil karya dan Mengasosiasi dan yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari mensintesis hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. 5. Menganalisis dan mengevaluasi Mengajak seluruh siswa menyampaikan proses pemecahan masalah dan hasil pengama tan,kesimpulan berdasarkan mengkomunikasikan hasil analisis secara lisan atau tertulis. 6.
Kendala Dalam Pembelajaran Matematika Kaitannya dengan konsep ketuntasan dalam belajar, tingkat penguasaan bahan pelajaran biasanya ditetapkan antara 75% - 90%. Bila peserta didik belum mampu menguasai bahan pelajaran seperti yang telah ditetapkan, maka peserta didik tersebut harus dibantu sampai mencapai penguasaan bahan pelajaran seperti yang telah ditetapkan. John (1986) mengatakan: apabila peserta didik diberi kesempatan menggunakan waktu yang dibutuhkan untuk belajar, dan mereka menggunakan dengan sebaik-baiknya maka mereka akan mencapai tingkat hasil belajar seperti yang diharapkan. Jadi setiap peserta didik yang memiliki kecakapan normal, apabila diberi kecukupan waktu cukup untuk belajar, mereka akan mampu menyelesaikan tugas-tugas belajarnya selama kondisi yang tersedia menguntungkan. Lebih lanjut Caroll mengatakan bahwa hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh : a.
Waktu yang tersedia untuk mempelajari bahan pelajaran yang telah ditentukan
b.
Usaha yang dilakukan peserta didik untuk menguasai bahan pelajaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
c.
Bakat yang dimiliki peserta didik
d.
Kualitas pengajaran atau tingkat kejelasan pengajarannya.
e.
Kemampuan peserta didik untuk mendapat manfaat yang optimal dari keseluruhan proses pembelajaran yang sedang dihadapi. Menurut Mrinal and Ahmed (2013) menyatakan matematika,
satu-satunya subjek, yang digunakan dalam setiap bidang kehidupan kita. Namun, tidak bisa dipelajari dalam semalam. Memahami dan berlatih matematika secara teratur membantu untuk membuat basis yang kuat. Meskipun itu adalah subjek yang menarik, tetapi sangat sebagian besar dari siswa menemukan subjek menyeramkan. Masalah tersebut dapat muncul sebagai hasil dari bimbingan yang tidak benar dalam tahap awal mereka. Terkait dengan hal di atas dalam proses pembelajaran ada kemungkinan adanya beberapa kendala dalam pemebelajaran, sehingga dalam konteks ini guru yang profesional dan kreatif sangat dibutuhkan. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar anak dibedakan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebutlah yang mempengaruhi hasil belajar anak. Berikut akan diuraikan tentang kedua faktor penghambat belajar. 1. Faktor Internal Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor internal meliputi faktor fisiologis dan biologis serta faktor psikologis. Faktor fisiologis adalah faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologis pada anak sangat mempengaruhi hasil belajar, terutama panca indera. Panca indera yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar. Anak yang memiliki kecacatan fisik (panca indera atau fisik) tidak akan dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. Meskipun juga ada anak yang memiliki kecacatan fisik namun nilai akademiknya memuaskan. Kecacatan yang diderita anak akan mempengaruhi psikologisnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
Faktor psikologis adalah faktor yang berasal dari keadaan psikologis anak yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis utama yang mempengaruhi proses belajar anak adalah kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap dan bakat a). Kecerdasan/ intelegensi siswa Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psikofisik dalam mereaksikan rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat. Dengan demikian, kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi juga organ tubuh lainnya. Namun bila dikaitan dengan kecerdasan, tentunya otak merupakan organ yang penting dibandingkan dengan organ lain, karena fungsi otak itu sebagai organ pengendali tertinggi dari seluruh aktivitas manusia. Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses belajar anak, karena menentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi intelegensi seorang individu, semakin besar peluang individu untuk meraih sukses dalam belajar. Oleh karena itu, perlu bimbingan belajar dari orang lain seperti orang tua, guru, dan sebagainya. Sebagai faktor psikologis yang penting dalam mencapai kesuksesan belajar, maka pengetahuan dan pemahaman tentang kecerdasan perlu dimiliki oleh setiap calon guru professional, sehingga mereka dapat memahami tingkat kecerdasannya. b). Motivasi Motivasi adalah salah satu factor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasi yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Para ahli psikologi mendefisikan motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat (Slavin, 1994). Motivasi diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan perilaku seseorang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
Keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri anak yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan memberi arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai motivasi belajar. Dari sumbernya motivasi dibedakan menjadi: motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Motivasi intrinsik adalah semua factor yang berasal dari dalam individu dan memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu. Dalam proses belajar, motivasi intrinsik relatif lebih lama dan tidak tergantung pada motivasi dari luar (ekstrinsik). Menurut Arden frandsen (Hayinah, 1992), yang termasuk dalam motivasi intrinsik untuk belajar antara lain: (1) Dorongan ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas, (2) Adanya sifat positif dan kreatif yang ada pada manusia dan kegiatan untuk maju, (3) Adanya keinginan untuk mancapai prestasi sehingga mendapat dukungan dari orang-orang penting. Misalnya: orang tua, saudara, guru, teman, dan sebagainya, (4) Adanya kebutuhan untuk menguasai ilmu atau pengetahuan yang berguna bagi diri sendiri dan orang lain. Motivasi ekstrinsik adalah anak memulai dan meneruskan kegiatan belajar berdasarkan kebutuhan dan dorongan yang tidak secara mutlak berkaian dengan kegiatan belajar itu sendiri. Yang tergolong bentuk motivasi belajar ekstrinsik antara lain: (a) Balajar demi memenuhi kewajiban, (b) Menghindari hukuman, (c) Memperoleh hadiah material yang telah dijanjikan oleh orang tua, (d) Meningkatkan gengsi dari orang lain, (e) Memperoleh pujian dari orang lain, (f) Tuntutan jabatan yang diinginkan. d) Minat Secara sederhana minat merupakan kecenderungan kegairahan yang tinggi atau besar terhadap sesuatu. Menurut Reber (Syah, 2003) minat bukanlah istilah yang populer dalam psikologi karena disebabkan ketergantungannya terhadap berbagai faktor internal lainnya, seperti pemusatan perhatian, keinginan, motivasi, dan kebutuhan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
Namun lepas dari kepopulerannya, minat sama halnya dengan kecerdasan dan motivasi, karena memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar, ia akan tidak bersemangat atau bahkan tidak mau belajar. Oleh karena itu, dalam konteks belajar di kelas, seorang guru atau pendidik perlu membangkitkan minat siswa agar tertarik terhadap materi pelajaran yang akan disampaikan dengan cara. Materi bisa dibuat menarik melalui bentuk buku materi, desain pembelajaran, melibatkan seluruh domain belajar siswa (kognitif, afektif, psikomotorik) sehingga siswa menjadi aktif, dan guru juga harus memperhatikan performansi saat mengajar. Pemilihan sebaiknya diserahkan pada siswa, sesuai dengan minatnya. e) Sikap Dalam proses belajar sikap dapat mempengaruhi keberhasilan proses belajar. Sikap adalah gejala internal yang mendimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang, peristiwa dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif (Syah, 2003). Sikap siswa dalam belajar dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang pada performan guru, pelajaran, atau lingkungan sekitarnya. Dan untuk mengantisipasi munculnya sikap yang negatif dalam belajar, guru sebaiknya berusaha untuk menjadi guru yang profesional dan bertanggungjawab
terhadap
profesi
yang
dipilihnya.
Dengan
profesionalitas seorang guru akan berusaha memberikan yang terbaik bagi siswanya, berusaha mengembang kepribadian sebagai seorang guru yang empatik, sabar, dan tulus kepada muridnya, berusaha untuk menyajikan pelajaran yang diampunya dengan baik dan menarik sehingga membuat siswa dapat mengikuti pelajaran dengan senang dan tidak menjemukan, meyakinkan siswa bahwa bidang studi yang dipelajarinya bermanfaat bagi siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
f) Bakat Faktor psikologis lain yang mempengaruhi proses belajar adalah bakat. Secara umum bakat didefisikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang (Syah, 2003). Berkaian dengan belajar, Slavin (1994) mendefinisikan bakat sebagai kemampuan umum yang dimiliki seseorang siswa untuk belajar. Dengan demikian bakat adalah kemampuan seseorang menjadi salah satu komponen yang diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai dengan bidang yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan berhasil. Pada dasarnya setiap orang mempunyai bakat atau potensi untuk mencapai prestasi belajar sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Karena itu bakat juga diartikan sebagai kemampuan dasar individu untuk melakuakan tugas tertentu tanpa tergantung upaya pendidikan dan latihan. Individu yang telah mempunyai bakat tertentu, akan lebih mudah menyerap informasi yang berhubungan dengan bakat yang dimilikinya. Misalnya siswa yang berbakat dibidang bahasa akan lebih mudah mempelajari bahasa-bahasa yang lain selain bahasanya sendiri. Selain itu yang menjadi faktor psikologis lainnya adalah disiplin. Disiplin diri adalah kemampuan diri yang kuat untuk mempertahankan diri dari bermacam-macam gangguan dalam belajar. Misal, seorang anak akan tetap belajar walaupun ada acara televisi yang menarik. 2. Faktor eksternal Selain faktor internal, faktor eksternal juga dapat mempengaruhi proses belajar anak. Faktor eksternal yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi faktor lingkungan sosial dan non-sosial (Syah, 2003). a) Lingkungan sosial Lingkungan sosial anak dapat menimbulkan kesulitan dalam belajar. Linkungan sosial dibagi manjadi tiga yaitu:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
b) Lingkungan sosial sekolah Pendidikan di sekolah bukan sekedar bertujuan untuk melatih siswa supaya “siap pakai” untuk kerja atau mampu meneruskan ke jenjang pendidikan berikutnya atau mencapai angka rapor, melainkan untuk membentuk peserta didik manjadi manusia sejati. Proses pembentukan manusia sejati sudah mulai sejak anak hidup dalam keluarga, kemudian dilanjutkan di sekolah, di masyarakat, di dunia kerja dan di lingkungan sekitar. Di sekolah, untuk membentuk manusia sejati ada salah satu harapan dari pendidik yaitu Self Regulated Learner (SRL). SLR adalah muridmurid yang memiliki kemampuan belajar tinggi dan disiplin sehingga mereka membuat belajar itu lebih mudah dan menyenangkan. Namun harapan itu tidak akan terwujud jika lingkungan sekolah seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas tidak mendukung. Faktor-faktor yang dapat menghambat anak belajar di sekolah adalah: 1. Metode mengajar Dalam mengajar guru memerlukan metode yang cocok. Metode ini dimaksudkan agar materi yang disampaikan oleh guru terasa menarik dan siswa mudah menyerapnya. 2. Kurikulum Kurikulum yang kurang tepat dapat menjadi salah satu faktor yang dapat menimbulkan kesukaran belajar. Kurikulum sangat penting dan selalu ada dalam sebuah instansi pendidikan. Kurikulum pendidikan harus disesuaikan dengan perkembangan psikologi anak. 3. Penerapan disiplin Disiplin dalam sebuah sekolah sangat diperlukan untuk meengontrol kegiatan siswa di sekolah. Namun kedisiplinan yang terlalu ketat akan membuat siswa merasa terkekang dan merasa ruang geraknya dibatasi. 4. Hubungan siswa dengan guru maupun teman
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
Suasana sebuah kelas didukung oleh peran guru dan anggota kelas. Jika suasana kelas tidak mendukung, maka dapat menghambat proses belajar anak. Hubungan siswa dengan guru, siswa dengan teman juga perlu dibangun sedemikian rupa sehingga tercipta suasana ynag baik dan nyaman bagi siswa, sehingga mereka betah menjadi bagian dari kelas. 5. Tugas rumah yang terlalu banyak Guru memberikan tugas untuk siswa merupakan hal yang wajar. Tetapi siswa akan merasa jenuh dengan tugas yang terlalu banyak. Bagi sebagian siswa tugas merupakan beban. Hal seperti inilah yang akan menghambat proses belajar anak. 6. Sarana dan prasarana Keberhasilan belajar anak juga didukung oleh sarana dan prasarana yang ada. Sarana dan prasarana yang memadai juga membantu tercapainya hasil belajar yang maksimal. c) Lingkungan sosial masyarakat Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa juga mempengaruhi proses belajar anak. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran, dan banyak teman sebaya di lingkungan yang tidak sekolah dapat menjadi faktor yang menimbulkan kesukaran belajar bagi siswa. Misalnya siswa tidak memiliki teman belajar dan diskusi maka akan merasa kesulitan saat akan meminjam buku atau alat belajar yang lain. d) Lingkungan keluarga Keluarga merupakan tempat pertama kali anak belajar. Oleh karena itu, lingkungan keluarga sangat mempengaruhi proses belajar anak. Faktor dari keluarga yang dapat menimbulkan permasalahan belajar anak diantaranya pola asuh orang tua, hubungan orang tua dan anak, keadaan ekonomi, keharmonisan keluarga.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
B. Penelitian yang relevan Rakhshanda (2013)
dalam penelitian tentang kegunaan Problem
Based Learning dengan jenis penelitian kualitatif menyatakan bahwa Problem Based Learning (PBL) bila digunakan sebagai metode pembelajaran tidak secara signifikan mendorong berpikir kritis dan pemecahan masalah keterampilan, sedangkan itu tidak begitu mempengaruhi pengetahuan. Di sisi lain,
mengajar
melalui
pendekatan
tradisional
lebih
meningkatkan
pengetahuan tetapi tidak meningkatkan pemikiran kritis dan masalah keterampilan pemecahan masalah. PBL merupakan alat pembelajaran yang efektif untuk mendorong pemikiran kritis dan keterampilan pemecahan masalah. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama
membahas mengenai model pembelajaran berbasis masalah.
Sedangkan perbedaannya, dalam penelitian sebelumnya penelitian mengenai model pembelajaran berbasis masalah dan pendekatan ilmiah dilakukan sendiri-sendiri. Pada penelitian ini penulis menganalisis proses pembelajaran matematika berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah di SMA Negeri 1 Jogorogo apakah sudah sesuai dengan Kurikulum 2013. Setting penelitian ini secara nyata berbeda dengan penelitian lainnya. Sharifah and Lee (2005) dalam penelitiannya tentang Problem Based Learning dengan jenis penelitian kualitatif menyatakan bahwa dalam era inovasi teknologi yang cepat, perguruan tinggi termasuk Universitas Malaya dihadapkan dengan
tantangan untuk mengembangkan lulusan yang
berkualitas dan terlatih. Karena inovasi saat untuk kompetensi baru, keterampilan dan pengetahuan dari lulusan kami, pendekatan alternatif untuk mengajar di lembaga-lembaga pendidikan tinggi tidak bisa dihindari. Dalam hal ini, masalah - Based Learning (PBL) telah muncul sebagai pendekatan yang menjanjikan untuk mencapai tujuan tersebut. Peserta penelitian ini adalah 63 siswa yang terdaftar dalam kursus metode matematika sarjana. Hasil penilaian menunjukkan bahwa metode PBL memiliki dampak positif secara keseluruhan pada sikap siswa. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama
commit to user
membahas mengenai model
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
pembelajaran berbasis masalah. Sedangkan perbedaannya, dalam penelitian sebelumnya penelitian mengenai model pembelajaran berbasis masalah dan pendekatan ilmiah dilakukan sendiri-sendiri. Pada penelitian ini penulis menganalisis proses pembelajaran matematika berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah di SMA Negeri 1 Jogorogo apakah sudah sesuai dengan Kurikulum 2013. Setting penelitian ini secara nyata berbeda dengan penelitian lainnya. John (2006) tentang pendekatan pembelajaran dengan jenis penelitian kualitatif menyatakan sebuah pendekatan pembelajaran yang telah digunakan dengan berhasil selama lebih dari 30 tahun dan terus mendapatkan perubahan dalam berbagai aspek. Sekarang berpusat pada peserta didik, pendekatan yang
mengutamakan
peserta
didik
untuk
melakukan
penelitian,
mengitegrasikan teori dan praktik serta menerapkan pengetahuan dan keterampilan untuk mengembangkan solusi yang layak untuk mendefinisikan sebuah masalah. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama
membahas mengenai model pembelajaran berbasis
masalah. Sedangkan perbedaannya, dalam penelitian sebelumnya penelitian mengenai model pembelajaran berbasis masalah dan pendekatan ilmiah dilakukan sendiri-sendiri. Pada penelitian ini penulis menganalisis proses pembelajaran matematika berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah di SMA Negeri 1 Jogorogo apakah sudah sesuai dengan Kurikulum 2013. Setting penelitian ini secara nyata berbeda dengan penelitian lainnya. Frank (2011) tentang pendekatan pembelajaran dengan jenis penelitian kualitatif menyatakan bahwa fokus dalam penelitian ini adalah pendekatan pembelajaran matematika langsung pada individu. Pendekatan ini adalah pendekatan ilmiah (scientific) dalam arti mengembangkan pengamatan skala mikro. Tujuan proyek ini dalam jangka panjang untuk kemampuan dan keterampilan karena ini merupakan kendala kuat pada pendidikan dasr. Tujuan akhirnya adalah untuk menghasilkan warga Negara yang kompeten, dan ilmuan serta insinyur. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah pendekatan pada abad ketiga akan menjadi tidak relevan, pada kenyataannya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
pendekatan ilmiah (scientific) merupakan pendekatan yang kompetebel dengan matematika modern, dan relevan dengan ajaran yang didasarkan pada pendekatan ini. Selain itu, siswa dilatih dengan cara tidak menemukan matematika modern dan kalkulus jadi benar-benar asing. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama membahas mengenai model pembelajaran berbasis masalah. Sedangkan perbedaannya, dalam penelitian sebelumnya penelitian mengenai model pembelajaran berbasis masalah dan pendekatan ilmiah dilakukan sendiri-sendiri. Pada penelitian ini penulis menganalisis proses pembelajaran matematika berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah di SMA Negeri 1 Jogorogo apakah sudah sesuai dengan Kurikulum 2013. Setting penelitian ini secara nyata berbeda dengan penelitian lainnya. Ahmed (2013) tentang pembelajaran berbasis masalah dengan jenis penelitian kualitatif menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah (PBL) telah merevolusi bidang pendidikan kedokteran, sejak diperkenalkan hampir 40 tahun yang lalu. Namun, ada banyak pertanyaan tentang manfaat dan efektivitas PBL. Bukti yang disajikan dalam tinjauan ini menunjukkan bahwa PBL tidak mempengaruhi perolehan pengetahuan, tetapi dampak penerapan pengetahuan. Tidak ada bukti tegas mendukung PBL yang meningkatkan pembelajaran. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama
membahas mengenai model pembelajaran berbasis masalah.
Sedangkan perbedaannya, dalam penelitian sebelumnya penelitian mengenai model pembelajaran berbasis masalah dan pendekatan ilmiah dilakukan sendiri-sendiri. Pada penelitian ini penulis menganalisis proses pembelajaran matematika berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah di SMA Negeri 1 Jogorogo apakah sudah sesuai dengan Kurikulum 2013. Setting penelitian ini secara nyata berbeda dengan penelitian lainnya. C. Kerangka Berpikir Data proses penyusunan RPP dalam penelitian ini berupa dokumentasi dokumen pendukung yaitu RPP kelas X semester I pada materi pokok Relasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
dan
Fungsi.
Dijelaskan
langkah-langkah
penyusunan
meliputi:
(1)
menentukan tujuan, (2) mengembangkan kegiatan pembelajaran, (3) penjabaran jenis penilaian, (4) menetukan alokasi waktu, (5) menetukan sumber belajar. Proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan memcapai tujuan pendidikan jika dilakukan melalui tahap-tahap tertentu dan sistematis. Dalam hal ini mengacu pada kurikulum 2013 yang telah dibuat beserta perangkat serta strategi dari sebuah pemebelajaran. Salah satunya dengan menggunakan strategi pemebelajaran berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah. Pembelajaran dengan berbasis masalah
(Problem Based Learning)
menyediakan pembelajaran dalam situasi problem yang nyata bagi siswa sehingga dapat melahirkan pengetahuan yang bersifat permanen. Sedangkan pendekatan pembelajaran ilmiah secara teori merupakan pendekatan pembelajaran yang tepat untuk semua tipe gaya belajar siswa. Pelaksanaan proses pembelajaran matematika ini meliputi: 1) kegiatan pendahuluan, 2) kegiatan inti mencakup kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan hasil, 3) kegiatan penutup. Maka data dalam bentuk transkrip pada observasi pertama dan ketiga direduksi dengan cara mengkategorikan kegiatan pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan inti kedalam lima kategori. Kategori tersebut diantaranya adalah
kegiatan
mengamati,
menanya,
mengumpulkan
informasi,
mengasosiasi, dan mengkomunikasikan hasil. Masing-masing dijelaskan sebagai berikut Dalam sebuah proses pembelajaran kemungkinan tidak selalu dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tahapan-tahapan. Kendala-kendala yang ada dalam sebuah proses pembelajaran akan sedikit banyak memberikan pengaruh pada pencapaian tujuan pembelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Jogorogo Kabupaten Ngawi. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 pada bulan Januari 2014 – Juni 2014. Penyusunan proposal dan persiapan instrumen dilakukan pada bulan Januari sampai Februari 2014. Sedangkan observasi dan pengambilan data dilakukan pada bulan Maret – April 2014. Penyusunan laporan dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2014. B. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Menurut Nasution (Sugiyono, 2008 : 205) penelitian diskriptif kualitatif pada hakikatnya adalah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitar. Dalam penelitian ini yang akan diamati yakni proses pembelajaran berbasis
masalah
matematika
dengan
pendekatan
ilmiah.
Dengan
digunakannya penelitian kualitatif, maka data yang didapatkanakan lebih lengkap, lebih mendalam dan bermakna sehingga tujuan dari penelitian ini dapat tercapai. C. Subjek Penelitian Teknik pengambilan subjek penelitian ini adalah Purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sumber data dengan pertimbangan maksud tertentu sesuai dengan tujuan penelitian ini dilaksanakan. Pengambilan subjek tersebut berdasarkan pertimbangan, guru tersebut telah mengikuti pelatihan kurikulum 2013. Sekolah yang dipilh dalam penelitian ini sekolah yang telah menerapkan kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran matematika yaitu SMA Negeri 1 Jogorogo. Sedangkan
commit to user 48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
sumber informan penelitian adalah orang yang dianggap dapat memberikan informasi yang dibutuhkan peneliti. D. Data dan Sumber Data Data utama penelitian ini berupa informasi tentang informasi tentang proses pembelajaran yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan kendala yang dialami pada proses pembelajaran. Informasi tentang perencanaan proses pembelajaran diperoleh melalui dokumentasi dokumen-dokumen pendukung dan wawancara guru X IPA1dan X IPS1. Informasi tentang pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan kendala pembelajaran
diperoleh
melalui observasi pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan wawancara terhadap guru matematika kelas X IPA1. Ada tiga sumber data dalam penelitian ini, yaitu informan kunci (key informan), tempat dan peristiwa serta dokumen. 1.
Informan kunci (key informan), informan awal dipilih secara purposif. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2006:102) “kekuatan dari sampel purposif adalah dari sedikit kasus yang diteliti secara mendalam memberikan banyak pemahaman tentang topik”.
2.
Tempat dan peristiwa, yang meliputi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) beserta kelengkapan administrasi KBM di SMA Negeri 1 jogorogo.
3.
Dokumen, antara lain rencana pengajaran guru, Proses Belajar Mengajar (PBM) yang meliputi kegiatan belajar mengajar, perangkat mengajar serta fasilitas pendukung. Data ini dipergunakan untuk melengkapi hasil wawancara dan observasi terhadap tempat dan peristiwa.
E. Metode Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui metode wawancara, observasi, dan dokumentasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
1.
Wawancara Metode wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi-informasi tentang proses pembelajaran berbasis masalah matematika dengan pendekatan ilmiah di SMA Negeri 1 Jogorogo kabupaten Ngawi.
2.
Observasi Dalam hal ini observasi yang dilakukan adalah turut mengawasi berlangsungnya proses belajar mengajar. Pada waktu observasi dilakukan, peneliti mengamati tingkahlaku dan proses yang dilakukan pada saat itu.
3.
Dokumentasi Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data melalui pengumpulan dokumen yang diperlukan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti untuk ditelaah secara intens sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan sebagai bukti kegiatan. Dokumen dalam penilitian berupa rekaman video proses pembelajaran dari awal kegiatan KBM hingga selesai.
F. Instrumen Pengumpulan Data Adapun instrumen pada penelitian ini adalah peneliti sebagai instrumen utama dibantu dengan instrumen bantu pertama yaitu dokumentasi guru, instrumen bantu kedua berupa lembar observasi dan instrumen bantu ketiga berupa pedoman wawancara. a. Instrumen Utama Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang bertujuan untuk mencari dan mengumpulkan data langsung dari sumber data. Karena peneliti sebagai instrumen, maka peneliti harus sanggup menyesuaikan diri dan berinteraksi secara langsung dan tuntas dengan fenomena yang sedang dipelajari. b. Instrumen Bantu Pertama Instrumen bantu pertama ini berupa dokumentasi Guru, yaitu RPP semester genap untuk materi konsep dasar sudut dan trigonometri
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
yang dimiliki guru. Instrumen ini digunakan untuk melihat metode pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah yang digunakan dalam pembelajaran dan yang akan dikembangkan guru dalam kegiatan pembelajarannya dikelas. c. Instrumen Bantu Kedua Instrumen bantu kedua berupa lembar observasi yang memuat indikator
penerapan
pembelajaran
berbasis
masalah
dengan
pendekatan ilmiah. Instrumen ini dibuat untuk mengumpulkan data berdasarkan pengamatan langsung mengenai proses pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah berdasarkan indikator yang dikembangkan. d. Instrumen Bantu Ketiga Instrumen bantu ketiga ini berupa pedoman wawancara yang dibuat oleh penelitisebagai alat bantu dalam pengambilan data lapangan. melakukan
Pedoman wawancara wawancara
kepada
dibuat sebagai subjek penelitian,
acuan dalam yaitu guru
matematika kelas XIPA1. Instrumen ini dibuat berdasarkan indikator metode pembelajaran berbasis maslah dengan pendekatan ilmiah yang telah dikembangkan dan mengacu pada Kurikulum 2013. Pedoman wawancara ini bersifat tak terstruktur yang bertujuan untuk menemukan permasalahan secara terbuka, artinya penelitian diajak mengemukakan pendapat-pendaoat berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan. G. Teknik Analisis Data Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya yaitu menganalisis data, teknik analisis data digunakan untuk menganalisis data yang telah diperoleh untuk ditarik kesimpulan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis data kualitatif yang mengikuti konsep Miles dan Huberman.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
Miles dan Huberman (Ikandar,2009: 138) menyatakan aktivitas dalam analisis data berlangsung mulai dari awal penelitian sampai penelitian berakhir yang digunakan dalam laporan penelitian dilakukan secara simultan dan terus menerus. Aktivitas dalam analisis data penelitian adalah penggunaan model alur yang terdiri dari tiga alur kegiatan yang berlangsung secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. 1. Pengumpulan Data Data-data yang diperoleh dilapangan dicatat atau direkam dalam bentuk naratif, yaitu data yang diperoleh dari lapangan apa adanya tanpa adanya komentar peneliti yang berbentuk catatan kecil. Dari catatan deskriptif ini, pendapat atau penafsiran peneliti/fenomena yang ditemui di lapangan. 2. Reduksi Data Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Dalam hal ini penulis membuat catatan lapangan kemudian apabila catatan lapangan sudah terkumpul, maka penulis memilih di antara catatan-catatan itu, tentang bagian data mana yang dipakai, dan mana yang dibuang. Reduksi data merupakan
suatu
analisis
yang
menajamkan,
menggolongkan,
mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan sedemikian rupa sehingga kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. 3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi Berdasarkan data-data yang diperoleh dari sebagian sumber, peneliti mengambil kesimpulan yang masih tetaif. Akan tetapi, dengan bertambahnya data melalui proses verifikasi, maka akan diperoleh kesimpulan yang bersifat grounded. Dengan kata lain, tetap kesimpulan senantiasa
terus
menerus
dilakukan
commit to user
verifikasi
selama
penelitian
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
berlangsung. Kesimpulan yang diperoleh melalui analisis data tersebut dijadikan pedoman untuk menyusun rekomendasi dan implikasi. H. Validitas Data Validitas data dalam penelitian ini ditentukan melalui teknik trianggulasi. Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluat data tersebut bagi keperluan pengecekan atau sebagai bahan pembanding terhadap data tersebut (Moleong, 2011: 327-332). Hal itu dapat dicapai denagan jalan: a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi. c. Membandingkan apa yang dilakukan orang-orang tentang situasi peneliti dengan apa yang dikatakanya sepanjang waktu. d. Membandingakan keadaan dan pespektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat, orang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, dan orang pemerintah. e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Triangulasi
dilakukan
dengan
cara
trianggulasi
sumber
dan
trianggulasi waktu. a. Triangulasi sumber data yaitu dimana peneliti berupaya untuk mengecek keabsahan data yang diperoleh dari salah satu sumber dendan sumber yang lain. Misalnya peneliti menggali data tentang fokus pertama, yaitu proses pembelajaran berbasis masalah matematika dengan pendekatan ilmiah di kelas X. Selanjutnya, data tersebut dicek keabsahannya kepada wakasek kurikulum dan dokumen, sehingga sampai ditemukan tingkat akurasi data. Dengan demikian juga dilakukan terhadap sub fokus penenelitian yang lain, atau untuk mencocokkan perolehan data tersebut, peneliti melakukan langkah-langkah sebagai beriku. 1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil data wawancara
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
2) Membandingkan hasil wawancara dengan dokumentasi terkait. 3) Membandingkan pespektif seseorang dengan pendapat dan pandangan orang lain. b. Triangulasi waktu digunakan untuk pengecekan data pada waktu yang berbeda sehingga dapat melengkapi kekurangan data yang telah diperoleh sebelumnya. I. Tahap-tahap Penelitian Penelitian lapangan dilakukan dalam dua tahapan, yaitu tahapan pertama, kajian pusaka dengan mengkaji berbagi toeri dan implikasi mengenai proses pembelajaran berbasis masalah matematika dengan pendekatan ilmiah di kelas X. Pada tahapan kedua, mengumpulkan data sesuai dengan metode-metode yang telah diharapkan. Adapun langkah-langkah penelitian yang akan diambil adalah sebagai berikut. 1. Menyampaikan pemberitahuan sekaligus permohonan ijin kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Jogorogo untuk dapat melakukan penelitian d SMA tersebut. 2. Memperkenalkan diri kepada kepala sekolah, guru, siswa kelas X yang akan menjadi sasaran penelitian bahwa peneliti adalah mahasiswa Program Pasca Sarjana Pendidikan Matematika UNS, yang bermaksud melakukan penelitian tentang proses pembelajaran berbasis masalah matematika dengan pendekatan ilmiah di SMA tersebut. 3. Menjelaskan tentang tujuan serta manfaat yang akan dihasilkan dari penelitian tersebut, tanpa menyembunyikan maksud penelitian sehingga akan menghilangkan kecurigaan mereka yang menganggap penelitian itu bertujuan memata-matai dan mencari kesalahan dalam pelaksanaan tugas. 4. Menetapkan informasi kunci yang dapat memandu dan membantu peneliti dalam mengumpulkan data. 5. Melakukan pemotretan terhadap gambaran umum proses pembelajaran matematika dengan aktivitasnya untuk bahan dokumentasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
6. Membuat rekaman wawancara dengan informan. 7. Membuat catatan hasil pengamatan yang dituangkan ke dalam catatan dari hasil pengamatan. 8. Melakukan analisis data yang dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaan pengumpulan data. 9. Membuat laporan tesis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian SMA Negeri 1 Jogorogo terletak di jalan Raya Jogorogo-Ngawi RT 02 RW 01 Kecamatan Jogorogo Kabupaten Ngawi. SMA Negeri 1, ruang kepala sekolah, ruang wakil kepala sekolah, ruang guru, ruang kelas, laboratorium IPA, laboratorium komputer, ruang musik, perpustakaan, UKS, mushola, dan ruang Tata Usaha. Kelas X di SMA Negeri 1 Jogorogo terdiri dari 9 kelas dimana 5 kelas dengan minat IPA dan 4 kelas untuk minat IPS. Guru matematika seluruhnya di SMA Negeri 1 Jogorogo 4 guru, matematika untuk kelas X dibagi menjadi dua. Matematika wajib dan matematika minat. SMA Negeri 1 Jogorogo merupakan salah satu dari sekolah yang ditunjuk oleh pemerintah
kabupaten Ngawi sebagai
sekolah yang menerapkan
Kurikulum 2013. B. Hasil Penelitian 1. Pengembangan Instrumen Penelitian a. Instrumen Bantu Pertama Instrumen bantu pertama ini berupa dokumentasi Guru, yaitu RPP semester genap untuk materi konsep dasar sudut dan trigonometri yang dimiliki guru. Instrumen ini digunakan untuk melihat metode pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah yang digunakan dalam pembelajaran dan yang akan dikembangkan guru dalam kegiatan pembelajarannya dikelas. b. Instrumen Bantu Kedua Instrumen bantu kedua berupa lembar observasi yang memuat indikator
penerapan
pembelajaran
berbasis
masalah
dengan
pendekatan ilmiah. Instrumen ini dibuat untuk mengumpulkan data
commit to user 56
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
berdasarkan pengamatan langsung mengenai proses pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah berdasarkan indikator yang
dikembangkan.
Selanjutnya
dilakukan
validasi,
validasi
diarahkan pada kesesuaian aspek materi, konstruksi dan bahasa. Nama Validator instrumen bantu kedua dapat dilihat pada Tabel 4.1 Tabel 4.1 Nama Validator Instrumen Bantu Kedua No Nama 1 Dr. Budi Usodo, M.Pd 2
Bambang Dwi Kurniawan, M.Pd
3
Puguh Susilo, M.Pd
Jabatan Dosen Program Studi Pendidikan Matematika UNS Surakarta Dosen Bahasa Indonesia STAIFA Pacitan Guru Mata Pelajaran Matematika SMP Negeri 3 Ngrambe
Hasil validitas menunjukkan bahwa ketiga orang validator menyatakan bahwa pedoman wawancara valid atau layak digunakan. Lembar validasi oleh validator dapat dilhat pada Lampiran 1 kemudian instrumen lembar observasi pada Lampiran 2 , dan instrumen pedoman wawancara pada Lampiran 3. c. Instrumen Bantu Ketiga Instrumen bantu ketiga ini berupa pedoman wawancara yang dibuat oleh peneliti sebagai alat bantu dalam pengambilan data lapangan. melakukan
Pedoman wawancara wawancara
kepada
dibuat sebagai
acuan
dalam
subjek penelitian, yaitu guru
matematika kelas XIPA1. Instrumen ini dibuat berdasarkan indikator metode pembelajaran berbasis maslah dengan pendekatan ilmiah yang telah dikembangkan dan mengacu pada Kurikulum 2013. Pedoman wawancara ini bersifat tak terstruktur yang bertujuan untuk menemukan permasalahan secara terbuka, artinya penelitian diajak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
mengemukakan pendapat-pendaoat berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan. 2. Penentuan Subjek Penelitian Penentuan subjek penelitian ini berdasarkan pada rekomendasi dari Kepala sekolah. Kepala sekolah SMA Negeri 1 Jogorogo merekomendasikan guru matematika kelas XIPA1 Bapak R. Hobro Pranasmorohadi S.Pd (HP) sebagai subjek penelitian pelaksanaan pembelajaran matematika. Wawancara dengan guru matematika kelas XIPS1 Ibu Tatik S.Pd (TK) dilakukan untuk memperoleh informasi perencanaan pembelajaran
saja karena informasi dari Ibu Tatik
digunakan untuk analisis data perencanaan pembelajaran dalam hal ini RPP. 3. Hasil Analisis Data Sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mendiskripsikan proses pembelajaran berbasis masalah matematika dengan pendekatan ilmiah dan kendala dalam proses pembelajaran yang masing-masing akan dijelaskan sebagai berikut. 1) Analisis Data Perencanaan Proses Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika dengan Pendekatan Ilmiah di kelas X Data
perencanaan
proses
pembelajaran
berbasis
masalah
matematika dengan pendekatan ilmiah dijelaskan dalam BAB II meliputi data tentang proses penyusunan RPP mata pelajaran matematika. Data hasil dokumentasi dokumen-dokumen pendukung dan data dalam bentuk transkrip wawancara subjek HP dengan subjek TK. Data proses penyusunan RPP dalam penelitian ini berupa dokumentasi dokumen pendukung yaitu RPP kelas X semester I pada materi pokok Relasi dan Fungsi. Dalam BAB II dijelaskan langkah-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
langkah
penyusunan
mengembangkan
meliputi:
kegiatan
(1)
menentukan
pembelajaran,
(3)
tujuan,
penjabaran
(2) jenis
penilaian, (4) menentukan alokasi waktu, (5) menentukan sumber belajar. Hasil wawancara pada nomor-nomor tertentut akan dikategorikan kedalam 5 kategori yaitu proses menentukan tujuan, mengembangkan kegiatan pembelajaran, penjabaran jenis penilaian, menetukan alokasi waktu dan menentukan sumber belajar yang masing-masing akan dijelaskan sebagai berikut. a) Menetukan Tujuan Pembelajaran Kategori ini berisi tentang ucapan guru dalam merumuskan tujuan pembelajaran pada RPP kelas X. Data perumusan tujuan pembelajaran hasil wawancara dengan subjek HP dan subjek TK masing-masing akan dijelaskan sebagai berikut. 1. Data Perumusan Tujuan Pembelajaran oleh Subjek HP Pada
penyusunan
RPP
kelas
XIPA1
guru
harus
mengembangkan sendiri indikator dalam pembelajaran karena didalam silabus dari pusat belum terdapat indikator. Dari indikator tersebut digunakan guru untuk merumuskan tujuan pembelajaran. Namun guru terkadang hanya cukup melihat contoh dari RPP yang digunakan dalam Kurikulum 2013. Sebagaimana hasil wawancara dengan subjek HP nomor 6, 8 dan 9 6. Peneliti : HP
:
8. Peneliti : HP
:
kalo panduan khusus untuk penyusunan RPP ini, ada panduan khusus untuk penyusunan RPP seperti ini, ada tidak pak ? tidak ada, hanya mengacu pada K-13 kemudian dikembangkan sendiri sesuai contoh baik dari pelatihan Kurikulum 2013 atau contoh RPP dari sekolah yang ditunjuk menggunakan Kurikulum 2013 juga kalau untuk menyusun RPP ini bagaimana cara menentukan indikatornya pak? merumuskan indikator kalau di K-13 kan disilabus belum ada, jadi kita kembangkan sendiri di RPP. Itu juga bisa dilihat dari materinya juga, maka
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
9. Peneliti : HP :
pengembangan materi itu masing-masing guru ini merumuskan tergantung kreatifitas guru. kalau menetukan tujuan pembelajarannya? yha ini mengacu pada indikator
2. Data Perumusan Tujuan Pembelajaran Oleh Subjek TK Pada penyususnan RPP kelas XIPS1 guru menyesuaiakan dengan acuan Kurikulum 2013 dari pusat dan dibuat sesuai contoh. Dan untuk penetuan indikator karena di silabus tidak ada maka guru membuat sendiri dengan melihat Kompetensi dasar. Indikator tersebut
digunakan
untuk
acuan
merumuskan
tujuan
pemebelajaran. Sebagaimana hasil wawancara dengan TK nomor 5 dan 8 pada Lampiran 5 sebagai berikut. 5. Peneliti TK
: :
8. Peneliti
:
TK
:
untuk penyusunan silabus dan RPP gimana bu? untuk silabus kita mengguanakan yang ada pada Kurikulum 2013. Sedangkan RPP juga kita sesuaikan dan mengacu pada Kurikulum 2013, biasanya sesuai contoh yang ada. Kalo saya bingung yha tanya ke guru yang lain. kalau untuk menyusun RPP ini bagaimana cara menentukan indikatornya bu? merumuskan indikator kalau di Kurikulum 2013 kan disilabus belum ada, jadi kita kembangkan sendiri di RPP. Kalau tidak kita lihat materinya dan Kompetensi Dasarnya. Dan biasanya mengguanakan RPP yang sudah ada.
Menurut pembahasan dalam menetukan tujuan guru mengembangkan sendiri indikator dan kemudian indikator tesebut dijadikan acuan untuk merumuskan tujuan pembelajaran dan paling
tidak
mengandung dua
aspek
peserta
dan
aspek
kemampuan. Berdasarkan analisis data tentang perumusan tujuan pembelajaran dapat disimpulkan disimpulkan bahwa penyusunan RPP kelas sepuluh kategori perumusan tujuan pembelajaran adalah sebagai berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
Tabel 4.2 Hasil analisis data perumusan tujuan pembelajaran dan hasil triangulasi sumber Perumusan Tujuan Pembelajaran Subjek HP
Subjek TK
Dalam penyusunan RPP kelas XIPA1 Dalam penyusunan RPP kelas XIPS1 guru guru tidak merumuskan tujuan guru tidak merumuskan sendiri tujuan pembelajaran.
RPP
dibuat
dengan pembelajaran. Guru tidak menyususn
melihat contoh RPP yang dari sekolah RPP sendiri untuk pembelajaran dengan lain atau contoh RPP yang mengacu mengguanakan PBL dengan pendekatan pada K-13
ilmiah namun hanya melihat contoh yang ada.
Hasil triangulasi sumber dari data perumusan tujuan pembelajaran: Dalam penyusunan RPP kelas X guru tidak mengembangkan sendiri tujuan pembelajaran melainkan menggunakan berdasarkan contoh tujuan pembelajaran yang sudah ada. Guru tidak menyususn RPP sendiri melainkan mengguanakan RPP yang sudah ada yaitu RPP dari sekolah lain atau contoh dari pelatihan K-13
b) Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran Kategori ini berisi tentang ucapan guru dalam merencanakan kegiatan pembelajaran pada RPP kelas X. Data mengembangkan kegiatan pembelajaran hasil wawancara dengan subjek HP dan TK masing-masing akan dijelaskan sebagai berikut. 1. Data Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran oleh subjek HP HP
menjelaskan
dalam
mengembangkan
kegiatan
pembelajaran disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dimulai dari pendahuluan, inti dan penutup, dimana dalam kegiatan inti dijabarkan lebih lanjut menjadi rincian dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, yakni: mengamati, menanya,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
mengumpulkan informasi, mengasosiasikan dan mengkomunikasikan, yang masing-masing urutannya disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Sebagaimana hasil wawancara dengan HP nomor 12, 13 dan 14 pada Lampiran 4 sebagai berikut. 12.
Peneliti : HP
13. 14.
:
Peneliti : HP : Peneliti :
HP
:
kalau untuk menyusun kegiatan pembelajaran bagaimana pak? ya ketika kita menggunakan PBL dengan pendekatan ilmiah ya kita sesuaikan dengan langkah-langkahnya. Ya..kalo untuk pendahuluan apersepsi tetap saya lakukan menanyakan PR, motivasi pentingnya materi yang akan dipelajari, kemudian kegitan inti, dan penutup, tadi apa saja yang kita sampaikan. Kan di silabus kegiatan pembelajaran juga sudah ada menetukan kegiatan intinya ini bagaimana pak? menetukannya ya dilihat dari tujuannya tadi.... apakah bapak sudah mengintegrasikan 5M (mengamati, menanya, memgumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan dalam RPP dan dlam pembelajaran? bisa dilihat kegiatan pembelajaran di RPP yang menggunakan metode PBL dengan pendekatan ilmiah ada kegiatan 5M yang masing-masing terdapat kegiatan yang dilaksanakan. kalau untuk di proses pembelajran saya selalu berusaha mengintegrasikan dan melaksanakan semampu saya
Meskipun guru dapat mendiskripsikan perencanaan kegiatan pembelajaran, akan tetapi dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran pada RPP guru tidak mengembangkannya. Sebagaimana sesuai dengan pembahasan tentang pengembangan kegiatan pembelajaran melainkan hanya
mencoba
mengintegrasikan
kegiatan
mengamati,
menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasikann dan mengkomunikasikan. 2. Data Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran Oleh Subjek TK TK
dalam merencanakan kegiatan pembelajaran dimulai dari
merencanakan kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup sebagaimana yang sudah ada di silabus. Hasil wawancara dengan TK nomor 12 dan 13 Lampiran 5 sebagai berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
12. Peneliti : kalau untuk menyusun kegiatan pembelajaran bagaimana bu? TK : ya ketika kita menggunakan PBL dengan pendekatan ilmiah ya kita sesuaikan dengan langkah-langkahnya. Ya..kalo untuk pendahuluan apersepsi tetap saya lakukan menanyakan PR, motivasi pentingnya materi yang akan dipelajari, kemudian kegitan inti, dan penutup, tadi apa saja yang kita sampaikan. 13. Peneliti : kalau dalam silabus kan sudah ada kegiatan pembelajaran, apakah itu nanti dikembangkan sendiri? Atau memang cukup pakai itu saja. TK : biasanya pakai itu mbak..., kalo dikembangkan paling pas kegiatan berlangsung tidak ditulis rinci di RPP
Berdasarkan analisis data tentang pengembangan kegiatan pembelajaran dapat disimpulkan sebagai berikut. Tabel 4.3 Hasil analisis data pengembangan kegiatan pembelajaran hasil triangulasi sumber Pengembangan Kegiatan Pembelajaran Subjek HP Dalam
RPP
Subjek TK
guru
mengembangkan
tidak Dalam
RPP
guru
tidak
kegiatan mengembangkan
kegiatan
pembelajaran secara langsung. Guru pembelajaran. Karena di dalam silabus menggunakan
tahapan
kegiatan sudah terdapat kegiatan pembelajaran
pembelajaran yang sudah ada dalam terkait dengan mengamati, menanya, silabus. Pada kegiatan mengamati, mengumpulkan
informasi,
menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengasosiasi,
dan mengkomunikasikan.
mengkomunikasikan, menyalin
dari
dan
yang
guru sudah
Jika
ada
hanya pengembangan tidak ditulis rinci pada ada RPP,
disilabus.
namun
dilaksanakan
pembelajaran berlangsung.
commit to user
ketika
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
Lanjutan Hasil
Triangulasi
Pembelajaran: pembelajaran
Sumber
Dalam
RPP
sendiri.
Analisis guru
Kegiatan
Pengembangan
tidak
5M
mengembangkan
yaitu
mengamati,
Kegiatan kegiatan menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan tersebut disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran yang ada pada silabus dari pusat terkait dengan K-13.
c) Penjabaran Jenis Penilaian Kategori ini berisi tentang ucapan guru dalam menetukan penilaian dalam RPP. Dari hasil analisi dokumen penilaian pembelajaran sudah tercantum dalam silabus. Sedangkan data penetuan penilaian pembelajaran hasil wawancara dengan subjek HP dan TK masing-masing akan dijeaskan sebagai berikut. 1. Data Penentuan Penilaian Oleh Subjek HP Dalam penyusunan RPP HP tidak menentukan penilaian sendiri. HP mengguanakan acuan dari silabus yang diberikan pemerintah. Sebagaimana sesuai dengan kutipan wawancara dengan HP nomor 15 Lampiran 4 sebagai berikut. 15.
Peneliti : HP
:
kalau untuk penilaian pembelajaran pak? bagaimana? itu masing-masing guru, kalo saya sama yang ditulis disilabus.
2. Data Penentuan Penialaian Oleh Subjek TK Penetuan penilaian yang dilakukan guru mengacu pada silabus, berarti guru tidak menentukan sendiri penilaian yang digunakan. Sellain didukung hasil dokumentasi, hal tersebut juga sesuai dengan kutipan wawancara dengan TK nomor 15 dan 16 Lampiran 5 sebagai berikut. 15. Peneliti :
kalau untuk penilaian bu?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
TK
:
disilabus kan sudah ada, di Kurikulum 2013 ini kan silabus sudah dibuatkan pusat kita tinggal menggakan itu untuk acuan membuat RPP berarti sama yang disilabus bu? iya sama..
16. Peneliti : TK :
Berdasarkan analisis data tentang penentuan penilaian dapat disimpulkan bahwa proses penyusunan RPP kategori penetuan penilaian adalah sebagai berikut. Tabel. 4.4 Hasil Analisis Data Penetuan Penilaian Dan Hasil Triangulasi Sumber Pentuan Penilaian Subjek HP
Subjek TK
Guru tidak menentukan sendiri jenis penilaian melainkan mengguanakan penialaian yang dicantumkan didalam silabus. Terkait dengan tiga penilaian yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap, guru untuk penilaian pengetahuan menggunakan ulangan harian dan penilaian langsung dikelas, untuk keterampilan dan sikap menggunakan pengamatan. Guru dalam RPP menggunakan rubrik namun hal tersebut tidak digunakan.
Guru mengacu pada penilaian yang ada pada silabus yang diberikan pemerintah. Guru dalam RPP mencantumkan rubrik namun hal tersebut tidak digunakan ketika pembelajaran berlangsung.
Hasil Triangulasi sumber data penentuan penilaian: Dalam RPP guru tidak menentukan sendiri penialaian pembelajaran karena didalam silabus yang diberikan dari pemerintah sudah ada penilaian yang digunakan,dalam RPP rubrik dicantumkan namun tidak digunakan guru dalam pemebelajaran dan guru menggunakan penilaian dalam silabus itu didalam membuat RPP.
d) Menentukan Alokasi Waktu Data dari hasil wawancara dengan subjek HP dan TK sama-sama mengguanakan acuan yang terdapat dalam silabus. Sesuai dengan dokumentasi dan wawancara sebagai berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
1. Data penetuan Alokasi waktu oleh subjek HP Penentuan alokasi waktu pada setiap KD didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah KD, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan KD. Hasil wawancara dengan HP nomor 17 Lampiran 4 sebagai berikut. 17. Peneliti : HP :
penentuan alokasi waktu bagaimana Pak? gunakan acuan silabus yang sudah ada.
2. Data Penentuan Alokasi waktu oleh subjek TK Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai KD yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam. Sebagaiman hasil wawancara dengan TK nomor 17 Lampiran 5 sebagai berikut. 17. Peneliti : TK
Berdasarkan
:
kalau untuk alokasi waktu ini ditentukan dengan apa bu? ini mbak dengan mengacu pada silabus jan juga sudah ada.
analisis
data
tentang
alokasi
waktu
dapat
disimpulkan bahwa proses penyusunan RPP kategori penetuan penilaian adalah sebagai berikut. Tabel 4.5 Hasil analisi data penentuan alokasi waktu dan hasil triangulasi sumber Penetuan Alokasi Waktu Subjek HP Subjek TK Penentuan Alokasi waktu Gunakan alokasi yang sudah ada pembelajaran melihat yang ada pada silabus. pada silabus. Hasil Triangulasi sumber data penentuan alokasi waktu: Guru hanya melihat alokasi waktu yang ada pada silabus yang diberikan pemerintah.
e) Menentukan Sumber Belajar Data penentuan sumber belajar hasil wawancara dengan subjek HP dan TK masing-masing akan dijelaskansebagai berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
1. Data penentuan sumber belajar oleh subjek HP Dalam silabus yang diberikan pemerntah sudah terdapat sumber belajar yang digunakan. Guru tidak menguanakan semua yang tercantum dalam silabus, guru hanya menggunakan buku matematika kelas X dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Sesuai dengan wawancara dengan HP nomor 18 Lampiran 4 sebagai berikut. 18. Peneliti : HP :
kalau sumber belajarnya pak? kalau penetuan sumber belajarnya satu kita buku paket dari negara dan LKS. Klao anak punya refrensi buku yang lain saya juga tidak melarang. Tapi yang saya gunakan dalam mengajar dua itu.
2. Data penentuan sumber belajar oleh subjek TK Tidak berbeda dengan subjek HP, subjek TK juga tidak menggunakan semua sumber belajar yang tercantum didalam silabus. Sesuai dengan kutipan wawancara dengan subjek TK nomor 18 Lampiran 5 sebagai berikut. Peneliti : untuk sumber belajarnya bagaimana bu? TK : sumber belajarnya kita tetap mengacu pada buku yang ditetapkan negara, yang pasti kan kurikulum 2013 to mbak... sini juga ada LKS yang digunakan siswa.
Berdasarkan analisis data tentang penentuan sumber belajar dapat disimpulkan bahwa penyusunan RPP kategori penentuan sumber belajar sebagai berikut. Tabel 4.6 Hasil analisis data penentuan sumber belajar dan hasil triangulasi sumber Penentuan Sumber Belajar Subjek HP Subjek TK Sumber belajar yang terdapat Guru mengguanakan dua sumber didalam silabus yang dari belajar yaitu buku matematika pemerintah tidak digunakan semua kelas X dan LKS. dalam RPP. Guru hanya menggunakan buku matematika kelas X dan LKS sebagai sumber belajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
Lanjutan Hasil triangulasi Sumber data Sumber belajar: Sumber belajar yang didalam silabus yang diberikan pemerintah yaitu buku matematika kelas X, artikel yang sesuai, internet tidak semua guru gunakan. Guru hanya menggunakan dua sumber belajar yaitu buku matematika kelas X dan LKS.
2) Analisis Data Pelaksanaan Proses Pembelajaran Berbasis Masalah matematika dengan pendekatan Ilmiah dikelas X Data
pelaksanaan proses pembelajaran matematika ini
dijelaskan dalam BAB II meliputi: 1) kegiatan pendahuluan, 2) kegiatan inti mencakup kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan hasil, 3) kegiatan penutup. a. Data Kegiatan Pendahuluan Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah dengan Pendekatan Ilmiah Pada kegiatan pendahuluan guru diantaranya menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran, mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari dan terkait dengan materi yang akan dipelajari, mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari suatu materi dan menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD yang akan dicapai; dan menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan atau tugas. a) Data kegiatan pendahuluan pada observasi pertama pada kegiatan pendahuluan pembelajaran guru mengawali pembelajaran dengan melihat kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran matematika, dengan mengawalinya menggunakan salam, dan dilanjutkan bertanya tentang tugas yang diberikan pada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
pertemuan sebelumnya. Dalam kegiatan ini dari lima kegiatan, kegiatan
mengmati,
menanya,
mengumpulkan
informasi,
mengasosiasi, dan mengkomunikasikan, yang nampak hanya kegiatan mengkomunkasikan terlihat dari siswa yang menunjukkan hasil pekerjaannya. Sesuai dengan hasil wawancara dengan HP sebagai berikut. Peneliti : biasanya bapak setelah salam bertanya adakah tugas pada pertemuan sebelumnya, tujuannya untuk apa pak? HP : ya selain untuk mengecek pemahaman siswa, itu saya gunakan untuk melihat kesiapan mereka. Dan sedikit membimbing atau memberi batu loncatan terkait kegiatan 5M mbak.. tapi ya bisa anda lihat hanya kegiatan menyampaikan hasil saja yang muncul.
b) Data kegiatan pendahuluan pada observasi ketiga Pada observasi ketiga diperoleh data pada kegiatan pendahuluan guru mengawali pembelajaran dengan salam dan bertanya sampai mana materi dan adakah tugas pada pertemuan sebelumnya. pada kegiatan tersebut kegiatan 5M belum nampak karena ketika guru bertanya adakah kesulitan siswa hanya diam. Sesuai dengan hasil wawancara dengan HP ebagai berikut. Peneliti : ucapan salam dan pertanyaan adakah tugas itu bapak gunakan bertujuan untuk apa pak? HP : itu saya gunakan pada kegiatan pendahuluan, maunya saya itu siswa ada yang mungkin masih kesulitan materi, kemudian berani bertanya. Tapi ya siswa hanya diam.
Dari analisis kegiatan pendahuluan dalam pembelajaran berbasis maslah matematika dengan pendekatan ilmiah di kelas X pada observasi pertama dan ketiga tersebut dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
Tabel 4.7
Kesimpulan Analisis kegiatan pendahuluan dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas X pada observasi pertama dan ketiga serta hasil triangulasi waktu. Kegiatan Pendahuluan
Observasi pertama
Observasi ketiga
Guru membuka pelajaran dengan salam dan bertanya terkait tugas yang diberikan sebelumnya. tujuannya siswa bisa mulai mengaplikasikan kegiatan 5M, namun yang nampak hanya kegiatan menyampaikan hasil.
Guru membuka dengan salam dan bertnya adakah kesulitan terkait tugas seblumnya. Hal tersebut digunakan supaya dapat sedikit mengplikasikan kegiatan 5M sebagai awal dari kegiatan inti pembelajaran. Namun, siswa hanya diam.
Hasil triangulasi waktu data kegiatan pendahuluan dalam PBL dengan pendekatan ilmiah di kelas X: Guru membuka dengan salam dan bertanya terkait tugas dipertemuan sebelumnya, namun jika dikaitkan dengan kegiatan 5M pada kegiatan pendahuluan belum nampak terlihat dari siswa yang masih kurang aktif.
b. Data Kegiatan Inti Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah dengan Pendekatan Ilmiah Data dalam bentuk transkrip pada observasi pertama dan ketiga
direduksi
dengan
cara
mengkategorikan
kegiatan
pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan inti kedalam lima kategori.
Kategori
tersebut
diantaranya
adalah
kegiatan
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan menmgkomunikasikan hasil. Masing-masing dijelaskan sebagai berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
a) Data
kegiatan
mengamati
pembelajaran
berbasis
dalam
masalah
pelaksanaan matematika
proses dengan
pendekatan ilmiah di kelas X Kategori ini berisi kumpulan aktivitas guru dalam kegiatan mengamati pada saat pelaksanaan PBL dengan pendekatan ilmiah di kelas X. Pada kategori ini data kegiatan mengamati pada observasi pertama dan ketiga dijelaskan sebagai berikut. a. Data kegiatan mengamati pada observasi pertama Kegiatan mengamati dalam proses pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah di kelas X diharapkan guru membuaka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk
melakukan
pengamatan
melalui
kegiatan:
melihat,
menyimak, mendengar dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan. Berdasarkan Lampiran 10 dalam kegiatan siswa mengamati, siswa melakukan kegiatan membaca setelah guru memberikan perintah kepada siswa untuk membaca. Hal tersebut diawali dengan guru memberikan batu loncatan tentang materi yang akan dipelajari yang dihubungkan dengan situasi kehidupan nyata siswa dengan menerangkan contoh gambaran materi yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari siswa. Cara tersebut bertujuan supaya siswa mengetahui contoh pemeblajatran matematika di kehidupan seharihari. Sebagaimana hasil wawancara dengan guru nomor 1 dan 2 pada Lampiran 10 sebagai berikut. 1. Peneliti
:
HP
:
awal pembelajaran setelah diberikan permasalahan pada aspek mengamati guru memberi batu loncatan terkait materi yang akan dipelajari, maksud bapak itu fungsinya untuk apa pak? Untuk memantapkan kalau pembelajaran itu dikehidupan sehari-hari dan siswa mau mencoba mengamati permasalahan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
b. Data kegiatan mengamati pada observasi ketiga Guru
dalam
kegiatan
ini
setelah
siswa
diberikan
permasalahan, guru menerangkan atau memberikan sedikit batu loncatan tentang materi yang akan dipelajari dengan cara membahas tugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya, kemudian mengaitkan dengan materi yang akan dipelajari. Cara tersebut dipilh karena tugas yang diberikan masih ada kaitanya dengan materi yang akan dipelajari agar siswa dalam kegiatan mengamati juga lebuh mudah. Sebagaimana hasil wawancara dengan PN nomor 1,2, dan 3 pada Lampiran 11 sebagai berikut. 1. Peneliti
:
HP
:
2. Peneliti
:
HP 3. Peneliti HP
: : :
pada awal pembelajaran guru memberikan batu loncatan terkait materi yang akan dipelajari, maksud bapak digunakan untuk apa?kenapa tidak langsung siswa mengamati permasalahan yang diberikan? untuk membantu siswa juga agar lebuh mudah melakukan kegiatan mengamati kemarin batu loncatan yang digunakan apakah PR itu pak? iya mbak, kenapa menggunakan itu? ya karena materi itu kan masih ada hubungannya dengan materi selanjutnya dan bisa membantu siswa mempelajari materi yang akan dipalajari.
Dari analisis kegiatan mengamati dalam pembelajaran berbasis maslah matematika dengan pendekatan ilmiah di kelas X pada observasi pertama dan ketiga tersebut dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
Tabel 4.8
Kesimpulan Analisis kegiatan mengamati dalam
pelaksanaan pembelajaran di kelas X pada observasi pertama dan ketiga serta hasil triangulasi waktu. Kegiatan Mengamati Observasi pertama Guru
Observasi ketiga sedikit Guru memberikan batu loncatan
memberikan
penjelasan setelah permasalahan berupa PR yang diberikan pada diberikan kepada siswa, supaya pertemuan lebih
mudah
sebelumnya.
PR
mengamati. digunakan untuk membantu siswa
Kemudian siswa diminta untuk ketika diberikan permasalahan. membaca sumber belajar. Hasil triangulasi waktu data kegiatan mengamati dalam PBL dengan pendekatan ilmiah di kelas X: Guru memberikan sedikit materi pengantar setelah memberikan permasalahan. Guru meminta siswa membaca sumber belajar yang dimiliki.
b) Data kegiatan menanya dalam pemebelajaran berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah di kelas X Dalam ketegori ini diperoleh data dari hasil observasi pertama dan ketiga yaitu sebagai berikut. a. Data kegiatan menanya pada observasi pertama Dalam kegiatan sebelumnya yaitu mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan. Pertanyaan tentang yang hasil pengamatan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 74
objek yang konkrit sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pembentukan
kelompok
juga
diperlukan,
untuk
lebih
mengembangkan sosial siswa dan diharapkan siswa juga lebih bisa mengembangkan rasa ingin tahu dan bertanya. Namun hal tersebut belum dilaksanakan secara maksimal didalam pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah. Sebagaimana hasil wawancara dengan guru nomor 4,5 dan 6 Lampiran 10 sebagai berikut. 4. Peneliti
:
HP
:
5. Peneliti
:
HP
:
6. Peneliti
:
HP
:
didalam PBL dengan pendekatan ilmiah kan ada kegiatan membentuk kelompok pak, itu bagaimana pak? iya itu biasanya saya gunakan untuk lebih memancing sosial siswa dan meberikan kesempatan siswa supaya berdiskusi sehingga ketika diminta untuk bertanya mereka mempunyai gambaran dari apa yang diketahui ooo, lalu bagaimana cara bapak menginspirasi siswa untuk mengajukan pertanyaan terkait dengan apa yang telah diamati? memberikan peta pemikiran siswa terkait yang telah diamati dengan yang ada dalam kehidupan nyata, sehingga siswa mampu terpancing untuk mengajukan pertanyaan kalau untuk menciptakan susana kelas yang mengundang rasa ingin tahu bagaimana pak? kalau siswa masih belum bisa aktif saya biasanya memanggil salah satu nama untuk bertanya.
b. Data kegiatan menanya pada observasi ketiga Berdasarkan Lampiran hasil observasi ketiga ini kegiatan menanya dilakukan guru dan siswa. Dari kegiatan itu peserta didik dilatih mengajukan pertanyaan, namun pada kenyataan siswa masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan dan siswa belum mampu mengajukan pertanyaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
secara mandiri. Hal tersebut juga sesuai dengan wawancara dengan PN nomor 7,8 dan 9 pada lamapiran 11 sebagai berikut. 7. Peneliti : HP
8.
:
Peneliti : HP
:
9. Peneliti : HP :
ketika masuk ke tahap menanya, usaha seperti apa yang dilakukan supaya siswa mau bertanya pak? yha biasanya anak itu sulit kalau diminta mengajukan pertanyaan, jadi ya saya siasati dengan menunjuk salah satu siswa untuk bertanya. Dengan begitu siswa lain terpancing untuk mengelurkan ide atau bertanya mbak. oow, jadi siswa belum bisa secara mandiri mengajukan pertanyaan ya pak? iya, belum mampu sepenuhnya meski terkadang juga bisa mandiri untuk kelompok pak kenapa tidak dibuat? ya kelompok digunakan supaya siswa lebih mudah mengajukan pertanyaan ketika bertukar pikir dengan temannya. Tapi tidak saya bentuk secara khusus hanya meminta siswa berdiskusi dengan teman sebangku.
Dari analisis kegiatan menanya dalam pembelajaran berbasis masalah matematika dengan pendekatan ilmiah di kelas X pada observasi pertama dan ketiga tersebut dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. Tabel 4.9
Kesimpulan Analisis kegiatan menanya dalam
pelaksanaan pembelajaran di kelas X pada observasi pertama dan ketiga serta hasil triangulasi waktu. Kegiatan Menanya Observasi Pertama
Observasi Ketiga
Guru memberikan peta pemikiran untuk siswa terkait yang telah diamati dengan yang ada dalam kehidupan nyata, sehingga siswa mampu terpancing untuk mengajukan pertanyaan. Guru juga menunjuk salah satu siswa untuk bertanya dan meminta siswa bediskusi dengan teman
Guru menunjuk salah satu siswa untuk memancing siswa lain untuk bertanya. Karena siswa belum mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 76
Lanjutan Hasil triangulasi waktu data kegiatan menanya dalam pembelajaran berbasis masalah matematika dengan pendekatan ilmiah dikelas X: Guru membantu siswa dalam mengajukan pertanyaan, karena siswa belum bisa mengajukan pertanyaan secara mandiri. Hal tersebut dilakukan dengan menunjuk salah satu siswa untuk mengajukan pertanyaan atau sekedar menjawab pertanyaan dari guru.
c) Data kegiatan mengumpulkan informasi dalam pemebelajaran berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah di kelas X Data pada kategori ini diperoleh dari observasi pertama dan ketiga yaitu sebagai berikut. a. Data kegiatan mengumpulkan informasi pada observasi pertama Tindak lanjut dari kegiatan bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti atau bahkan melakukan eksperimen Pada
lampiran
observasi
pertama
pada
kegiatan
mengumpulkan informasi, siswa kebanyakan hanya memiliki sumber belajar yang diberikan sekolah yaitu buku matematika kelas X dan LKS. Sesuai dengan lampiran hasil wawancara dengan guru nomor 10 dan 11 pada Lampiran 10 sebagai berikut. 10. Peneliti : untuk kegiatan mengumpulkan informasi, dilakukan dengan cara seperti apa pak? HP : dengan membaca buku pegangan, buku yang dari sekolah untuk siswa dan LKS. 11. Peneliti : adakah sumber yang lain atau cara yang lain?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 77
HP
:
tidak mbak, karena menggunakan itu saja.
biasanya
siswa
b. Data kegiatan mengumpulkan informasi pada observasi ketiga Pada observasi ketiga diperoleh informasi dalam kegiatan mengumpulkan informasi siswa hanya membaca buku yang diberikan sekolah dan LKS. Sesuai dengan wawancara yang dengan guru nomor 17 pada Lampiran 11 sebagai berikut. 17. Peneliti
:
HP
:
siswa dalam kegiatan mengumpulkan informasi dibantu atau dengan cara seperti apa pak? biasanya membaca buku, terutama buku dan LKS yang diberikan sekolah.
Dari analisis kegiatan mengumpulkan informasi dalam pembelajaran berbasis masalah matematika dengan pendekatan ilmiah di kelas X pada observasi pertama dan ketiga tersebut dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. Tabel 4.10
Kesimpulan Analisis kegiatan mengumpulkan
informasi dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas X pada observasi pertama dan ketiga serta hasil triangulasi waktu. Kegiatan Mengumpulkan Informasi Observasi pertama
Observasi ketiga
Dalam kegiatan mengumpulakn informasi siswa membaca sumber belajar yaitu buku matematika kelas X dan LKS yang diberikan sekolah.
Usaha yang dilakukan siswa ketika mengumpulkan informasi salah satunya dengan membaca buku yang diberikan sekolah. Dan ada siswa yang terkadang membawa buku panduan yg belum menggunakan K-13.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 78
Lanjutan Hasil triangulasi waktu data kegiatan mengumpulkan informasi dalam pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah di kelas X: Pada kegiatan mengumpulkan informasi siswa hanya membaca buku dan LKS sebagai sumber belajar yang diberikan sekolah.
d) Data kegiatan mengasosiasi dalam pemebelajaran berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah di kelas X Dalam ketegori ini diperoleh data dari hasil observasi pertama dan ketiga yaitu sebagai berikut. a. Data kegiatan mengasosiasi pada observasi pertama Dari
kegiatan
mengumpulkan
informasi
terkumpul
sejumlah informasi. Informasi tesebut menjadi dasar bagi kegiatan
berikutnya
yaitu
mengolah
informasi
untuk
menemukan pola. Pada kegiatan mengasosiasikan ini kegiatan yang diperoleh dari observasi pertama yaitu guru menjadi fasilitator dengan cara menjawab pertanyaan dan membantu siswa
mengolah
informasi-informasi
yang
diperoleh.
Sebagaimana didukung dengan hasil wawancara dengan guru nomor 18 Lampiran 10 sebagai berikut. 18. Peneliti HP
: siswa berdiskusi dan guru sebagai fasilitator, maksudnya bagaimana pak? : ya terkadang siswa masih kesulitan dalam mengumpulkan informasi dan mengolahnya.Jadi ketika ada siswa yang berani bertanyasaya akan menjawab atau terkadang saya berikan pertanyaan supaya siswa mulai menemukan pola untuk penyelesaian masalah.
b. Data kegiatan mengasosiasi pada observasi ketiga Pada observasi ketiga diperoleh data tentang kegiatan mengasosiasi, pada kegiatan ini siswa bersama guru mengolah informasi yang telah diperoleh. Guru bertindak sebagai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 79
fasilitator, ketika siswa menemukan informasi atau masih ragu dengan informasi atau dugaan yang mereka peroleh. Guru menjawab dan mengarahkan siswa untuk mendekati pola atas penyelesaian permaslahan yang diberikan. Sebagaimana hasil wawancara dengan guru nomor 17 Lampiran 11 sebagai berikut. 17. Peneliti
: dalam kegiatan mengasosiasi dan mengolah informasi, bapak menjawab pertanyaan siswa. Itu bertujuan untuk apa? : ya sebenarnya dalam kegiatan mengasosiasi ini kan siswa berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpul apa yang telah dipelajari. Jadi saya hanya menfasilitasi supaya dugaan mereka mengarah ke penyelesaian.
HP
Dari analisis kegiatan mengasosiasi dalam pembelajaran berbasis masalah matematika dengan pendekatan ilmiah di kelas X pada observasi pertama dan ketiga tersebut dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. Tabel 4.11 Kesimpulan Analisis kegiatan mengasosiasi dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas X pada observasi pertama dan ketiga serta hasil triangulasi waktu. Kegiatan mengasosiasi Observasi pertama
Observasi ketiga
Dalam kegiatan mengasosias, Guru sebagai fasilitator yaitu menglah informasi siswa masih dengan
menjawab
kesulitan. Ketika siswa masih mengarahkan
siswa
dan supaya
ragu guru mengarahkan dengan mampu mengolah informasi. menjawab
pertanyaan
siswa
sampai siswa mendekati pola penyelesaian yang dikehendaki.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 80
Lanjutan Hasil triangulasi waktu data kegiatan mengasosiasi dalam pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah di kelas X: Guru sebagai fasilitator dalam kegiatan mengasosiasi, ketika siswa masih kesulitan mengolah informasi guru memberikan pertanyaan ataupun menjawab pertanyaan dari siswa kemudian mengarahkan jawaban ke pola penyelesaian dari permasalahan yang diberikan.
e) Data kegiatan mengkomunikasikan dalam pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah di kelas X Data dalam ketegori ini diperoleh dari hasil observasi pertama dan ketiga yaitu sebagai berikut. a. Data kegiatan mengkomunikasikan pada observasi pertama Kegiatan mengkomunikasikan yaitu menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan-kegiatan sebelumnya. Dalam observasi pertama diperoleh hasil siswa yang sudah menemukan jawaban menampilkan jawaban yang ditemukan di depan kelas dan menyampaikannya kepada teman-teman satu kelas. Sebagaimana hasil wawancara dengan guru nomor 16 sebagai berikut. 16. peneliti HP
: :
siswa diminta maju menuliskan jawaban apakah bentuk dari mengkomunkasikan pak? iya mbak, itu biasanya setelah saya minta menuliskan jawabannya siswa saya minta menjelaskan bagaimana pemecahan itu ditemukan.
b. Data kegiatan mengkomunikasikan pada observasi ketiga pada observasi ketiga ini diperoleh data yaitu dalam kegiatan mengkomunkasikan hasil, siswa masih belum mempunyai keberanian pada kegiatan meyampaikan hasil pekerjaannya di
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 81
depan kelas. Guru harus memanggil salah satu siswa untuk mempresentasikan hasil.sebagaimana hasil wawancara dengan guru nomor 25 sebagai berikut. 25. Peneliti HP
Dari
: :
kenapa ketika kegiatan mengkomunikasikan atau mempresentasikan hasil bapak memanggil nama salah satu siswa? iya mbak, itu karena terkadang siswa tidak langsung mau menampilkan hasil yang diperoleh. Jadi ya harus ditunjuk dulu. Supaya tetap jalan kegiatannya.
analisis
kegiatan
mengkomunikasikan
dalam
pembelajaran berbasis masalah matematika dengan pendekatan ilmiah di kelas X pada observasi pertama dan ketiga tersebut dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. Tabel 4.12
Kesimpulan Analisis kegiatan mengkomunikasikan
dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas X pada observasi pertama dan ketiga serta hasil triangulasi waktu. Kegiatan mengkomunikasikan Observasi pertama Siswa
mempresentasikan
Observasi ketiga hasil Siswa
mempresentasikan
hasil
yang diperoleh dan menjelaskan di pekerjaan dan menjelaskan hasil depan kelas. Siswa yang lain yang diperoleh tetapi guru harus memberikan tanggapan dari apa menunjuk salah satu siswa. yang dijelaskan. Hasil triangulasi waktu data kegiatan mengkomunikasikan dalam pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah di kelas X: Keberanian siswa masih belum maksimal karena terkadang guru harus memanggil salah satu siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya. Untuk respon ketika ada teman yang menjelaskan didepan kelas siswa yang lain cukup baik yaitu terihat dengan menanggapi atau sekedar bertanya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 82
c. Data Kegiatan Penutup Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah Dengan Pendekatan Ilmiah Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran, melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik, dan menyampaikan
rencana
pembelajaran
pada
pertemuan
berikutnya. Namun dalam kegiatan penutup baik dalam observasi pertama dan ketiga
pada proses pembelajaran
berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah di SMA Negeri 1 Jogorogo ini guru hanya melakukan kegiatan menyimpulkan bersama-sama dengan siswa tentang apa yang telah dipelajari dan memberikan PR dan menutup dengan salam. Sesuai dengan hasil wawancara dengan HP sebagai berikut. Peneliti HP
: untuk kegiatan penutup bapak menyimpulkan tentang materi yang telah dipelajari dan memberikan PR, tujuannya untuk apa pak? : karena di RPP juga sudah ada kegiatan penutup kan guru bersama dengan siswa menyimpulkan tentang apa yang telah dipelajari kemudian saya memberikan PR untuk siswa tetap belajar dan mengulang kembali terkait apa yang telah dipelajari.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 83
3. Analisis Data Faktor Kendala Dalam Proses Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Pendekatan Ilmiah. Dalam proses pembelajaran matematika di kelas X SMA Negeri 1 Jogorogo tidak terlepas dari adanya faktor kendala ataupun kesulitan yang dialami. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar anak dibedakan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Berdasarkan wawancara antara peneliti dengan HP guru matematika kelas X SMA Negeri 1 Jogorogo, diperoleh data bahwa secara umum yaitu mengubah pandangan guru maupun siswa terkait Kurikulum 2013. Dalam Kurikulum 2013 guru hanya sebagai pembimbing dan anak yang lebih aktif. Penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan pendekatan ilmiah masih belum maksimal karena kendala dari siswa yang memiliki daya imajinasi yang masih kurang dan kurangnya motivasi dalam diri siswa untuk lebih aktif dan berani mengemukakan gagasan dan pendapat. Sesuai hasil wawancara dengan HP nomor 15 Lampiran 10 sebagai berikut. 15. Peneliti
:
HP
:
ada anak maju kedepan dan berani menjelaskan, nah itu bagaiman pak?untuk kegiatan mengasosiasi informasi? he em..iya he em.. ya itu kan menjadi.. ya materi matematika itu kan tidak semuanya siswa mempunyai kemampuan yang sama. Siswa kan tidak semua punya daya abstraksi, matematika kan abstrak. Kan daya abstraksi kan bernacammacam..untuk membangkitkannya ya salah satunya dengan menjawab pertanyaan dan mengarahkannya supaya siswa yang mempunyai daya abstraksi dibwah yang lain ikut mau mengemukakan pendapatnya. Tapi ya paling 30% dari 100% kegiatan bisa berjalan.
Kendala yang lain juga berupa kendala waktu yakni minimnya waktu ketika matematika berada di jam terakhir pelajaran, hal tersebut membuat kegiatan-kegiatan didalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 84
Pemebelajaran Berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah tidak bisa dilakukan dengan maksimal. Khususnya dalam pembentukan kelompok diskusi, terkadang tanpa pembentukan kelompok dan hanya
diminta
berdiskusi
dengan
teman
sebangku
untuk
mempersingkat waktu. Motivasi dan minat siswa dalam hal ini juga menjadi kendala tersendiri dalam proses pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah karena terkadang siswa kurang berminat dengan pembelajaran matematika jika materinya cukup dirasa sulit. Terkait pula dengan motivasi siswa cenderung mengeluh ketika baru diberikan permasalahan matematika dan diminta mencoba membuat
dugaan
pemecahan
dari
permasalahan
tersebut.
Sebagaimana hasil wawancara dengan PN nomor 6 dan 9 Lampiran 10 sebagai berikut. 6. Peneliti
:
HP
:
9. Peneliti HP
: :
kalau untuk menciptakan susana kelas yang mengundang rasa ingin tahu bagaimana pak? kalau siswa masih belum bisa aktif saya biasanya memanggil salah satu nama untuk bertanya lagi.. nah itu kan kelas dijam terakhir, suasana kelas juga ya....begitu, trik bapak yang bapak gunakn itu tujuan untuk apa? ya karena terkenal matemtaika itu menjadi momok (menakutkan dan sulit) maka saya itu saya ajak bukan kog saya tekan mereka dengan apa yang saya pelajari, tapi dengan saya senggol-senggolkan ( dikaitkan) dengan hal yang membuat mereka tersenyum. Kan ini jam terakhir jadi kalau mereka senyum kan jadi ndak ngantuk..kan tujuan gitu.
Untuk mengatasi kendala tersebut biasanya guru disetiap tahap kegiatan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan pendekatan ilmiah guru selalu menyelipkan motivasi-motivasi yang membuat siswa tetap berusaha menemukan solusi dari permaslahan yang dibeikan. Selain itu, jika dirasa siswa masih belum mau mengemukakan gagasan atau pendapat yang mereka miliki, guru menunjuk salah satu siswa untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 85
mengemukakan gagasannya, dengan begitu biasanya baru siswa yang lain terpacu untuk mengutarakan pendapat mereka masing-masing. C. Pembahasan Proses Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah dengan Pendekatan Ilmiah 1. Perencanaan Proses Pembelajaran Berbasis Masalah matematika dengan Pendekatan Ilmiah di kelas X Hasil penelitian berkaitan dengan proses Pembelajaran Berbasis Masalah dengan pendekatan ilmiah khususnya matematika terutama di kelas XIPA1, kesiapan guru dan siswa sangat diperlukan sebelum dimualinya pembelajaran. Di kelas XIPA1 SMA Negeri 1 Jogorogo, sebelum pembelajaran dimulai guru matematika kelas Xipa-1 menyiapkan media dan sumber belajar yang diperlukan untuk membantu selama proses pembelajaran. Untuk siswa juga mempersiapkan tugas dan sumber belajar yang digunakan selama proses pembelajaran matematika. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan guru dalam proses pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah pada dasarnya sama atau sesuai dengan Kurikulum 2013 yakni dalam kegiatan inti memuat kegiatan mengamati, menanya, mengkomunikasikan, mengasosiasi, dan mengeksplorasi. Dalam kegiatan inti tersebut pada setiap kegiatan/tahap terdapat indikator-indikator yang guru dan siswa lakukan. Hasil
penelitian
berkaitan
dengan kegiatan
dalam
proses
Pemebelajaran Berbasis Masalah dengan pendekatan ilmiah menunjukkan bahwa guru sudah berusaha melaksanakan semua tahapan atau kegiatan yang ada dalam model pembelajaran tersebut. Berdasarkan analisis data hasil dokumentasi dan wawancara dengan guru kelas X SMA Negeri 1 Jogorogo terdapat kesamaan bahwa guru tidak menyusun RPP sendiri dan mengembangkannya. Karena RPP dibuat mengacu pada silabus namun dibuat berdasarkan contoh atau
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 86
berdasar silabus yang dibuat dari sekolah yang lain. Alasan guru tidak menyusun dan mengembangkan RPP sendiri pada Kurikulum 2013 ini karena guru masih kesulitan mengubah pola pikir yang masih terbiasa menggunakan kurikulum KTSP. Hal tersebut tidak sejalan dengan Permendikbud (Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia) nomor 70 tahun 2013. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Oleh karenanya seharusnya guru dituntut lebih kreatif dan inovatif, tujuannya supaya pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan
kemandirian
sesuai
dengan
bakat,
minat,
dan
perkembangan fisik dan psikologis peserta didik. 2. Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah matematika dengan Pendekatan Ilmiah di kelas X Tahap kedua dalam pembelajaran menurut standar proses yaitu pelaksanaan pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan guru membuka dengan salam dan bertanya terkait tugas dipertemuan sebelumnya, namun jika dikaitkan dengan kegiatan 5M pada kegiatan pendahuluan belum nampak terlihat dari siswa yang masih kurang aktif. Pada kegiatan inti pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah dikategorikan menjadi lima pengalaman belajar yaitu: a) mengamati, b) menanya, c) mengumpulkan informasi, d) mengasosiasi, dan e) mengkomunkasikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 87
a. Kegiatan Mengamati Dimulai dari kegiatan orientasi pada masalah dan mengamati, guru memberikan sebuah permasalahan yang kemudian siswa diminta mencari pemecahannya dan siswa juga diminta membaca sumber belajar yang digunakan dalam pemebalajaran. Guru juga memberikan sedikit materi pengantar setelah memberikan permasalahan. b. Kegiatan Menanya Dalam kegiatan mengorganisasikan dan menanya, pada kegiatan ini pembentukan kelompok tidak begitu maksimal karena terbatasnya waktu, untuk memudahkan dalam pembuatan kelompok guru meminta siswa berdiskusi dengan teman satu meja. Guru membantu siswa dalam mengajukan pertanyaan, karena siswa belum bisa mengajukan pertanyaan secara mandiri. Hal tersebut dilakukan dengan manunjuk salah satu siswa untuk mengajukan pertanyaan atau sekedar menjawab pertanyaan dari guru. Namun dalam kegiatan ini cenderung siswa kurang aktif karena kurangnya motivasi dan keberanian bertanya atau mengemukakan gagasan atau pendapat. Usaha yang dilakukan guru yakni memberikan motivasi dan kemudian guru menunjuk salah satu siswa untuk bertanya atau sekedar mengemukakan gagasan dan pendapatnya, pancingan seperti itu dapat membuat siswa yang lain akhirnya berani dan mampu mengeluarkan pendapat yang mereka tentang pemecahan masalah yang diberikan. Dengan itu pula komunikasi antar guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa dapat berjalan lebih baik sehingga dapat pula menciptakan suasana kelas yang mengundang rasa ingin tahu. Pada tahap ini siswa belum mampu mandiri atau pembelajaran belum berpusat pada peserta didik. Hasil di atas berbeda dengan oleh John (2006) menyatakan sebuah pendekatan pembelajaran yang telah digunakan dengan berhasil selama lebih dari 30 tahun dan terus mendapatkan penerimaan dalam berbagai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 88
disiplin ilmu. Sekarang
instruksional berpusat pada peserta didik,
pendekatan yang memberdayakan peserta didik untuk melakukan penelitian,
mengitegrasikan
teori
dan
praktik
serta
menerapkan
pengetahuan dan keterampilan untuk mengembangkan solusi yang layak untuk mendefinisikan sebuah masalah. b. Kegiatan Mengumpulkan informasi Pada tahap berikutnya yakni membimbing penyelidikan dan mengumpulkan informasi serta menganalisis. Dalam tahap ini siswa cenderung kesulitan karena minimnya sumber belajar yang dimiliki jadi siswa hanya sebatas bertanya kepada guru atau siswa yang lebih tahu. Siswa hanya membaca buku matematika kelas X dan LKS sebagai sumber belajar. c. Kegiatan Mengasosiasi Tahap berikutnya yakni mengembangkan hasil karya dan mengasosiasi, pada kegiatan tersebut siswa cukup aktif ketika memang siswa sudah mulai mengetahui perkiraan pemecahan masalah yang diberikan. Namun, ketika materi dirasa sulit guru harus memberikan clue atau memberikan bantuan agar siswa mampu mengolah informasiinformasi yang telah ditemukan. Guru sebagai fasilitator dalam kegiatan mengasosiasi, ketika siswa masih kesulitan mengolah informasi guru memberikan pertanyaan ataupun menjawab pertanyaan dari siswa kemudian mengarahkan jawaban ke pola penyelesaian dari permaslahan yang diberikan. d. Kegiatan Mengkomunikasikan Kemudian
pada
tahap
menganalisis,
mengevaluasi
dan
mengkomunikasikan, pada materi seperti trigonometri guru harus menunjuk salah satu untuk menunjukan pemecahan dari permasalahan yang diberikan dan memintanya untuk menjelaskan alasannya. Dengan seperti itu siswa yang lain menjadi lebih berani bertanya dan menyampaikan hasil pemngamatan dan analisis mereka terhadap
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 89
permasalahan matematika yang diberikan. Secara tidak langsung sikap dalam belajar telah ditanamkan guru dalam Pembelajaran Berbasis Masalah dengan pendekatan ilmiah, hal tersebut juga menjadi salah satu alasan mengapa Pembelajaran Berbasis Masalah dengan pendekatan ilmiah dipilih yakni karena dapat mengembangkan sikap belajar yag baik. Sejalan dengan Rakhshanda Tayyeb (2013) menyatakan meskipun keterbatasan yang disebutkan di atas, hasil menunjukkan bahwa Problem Based Learning bila digunakan sebagai alat pembelajaran tidak secara signifikan
mendorong
berpikir
kritis
dan
pemecahan
masalah
keterampilan, sedangkan itu tidak lumayan mempengaruhi
akuisisi
pengetahuan konten. Di sisi lain, mengajar melalui pendekatan tradisional jauh
meningkatkan
pengetahuan
konten
tetapi
meningkatkan akuisisi berpikir kritis dan masalah
tidak
terutama
keterampilan
pemecahan. Problem Based Learning merupakan alat pembelajaran yang efektif untuk mendorong pemikiran kritis dan keterampilan pemecahan masalah. Sejalan dengan penelitian Sharifah Norul Akmar bt Syed Zamri, Lee Siew Eng (2005) menyatakan Hasil penilaian menunjukkan bahwa metode Problem Based Learning memiliki dampak positif secara keseluruhan pada sikap siswa. Dalam penilaian yang dilakukan guru matematika kelas X SMA Negeri 1 Jogorogo yakni memantau kemajuan siswa selama pembelajaran berlangsung, memberikan apresiasi terhadap apa yang sudah dikerjakan baik berupa pujian ataupun nilai. Kemudian diakhir pembelajaran selalu meberikan tugas ataupun pekerjaan rumah untuk siswa dan meminta siswa memepelajari materi yang akan dipelajari dipertemuan berikutnya. Kegiatan penutup dalam pembelajaran baik dalam observasi pertama dan ketiga pada proses pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah di SMA Negeri 1 Jogorogo ini guru hanya melakukan kegiatan menyimpulkan bersama-sama dengan siswa tentang apa yang telah dipelajari dan memberikan PR dan menutup dengan salam.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 90
3. Faktor Kendala dalam Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Pendekatan ilmiah di kelas X Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar siswa dibedakan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebutlah yang mempengaruhi hasil belajar anak. Berikut akan diuraikan tentang kedua faktor penghambat belajar. Faktor kendala yang dialami oleh guru matematika kelas X SMA Negeri 1 Jogorogo masih pada penerapan kurikulum baru yakni Kurikulum 2013, karena sebagian guru masih mengacu pada KTSP dan managemen waktu dalam pembelajaran karena kurangnya managemen waktu sehingga tahapan yang ada dalam Pembelajaran Berbasis Masalah dengan pendekatan ilmiah terkadang kurang maksimal. Kendala yang dialami siswa yakni kurangnya motivasi dan minat dalam mengikuti pembelajaran matematika terlihat pada kegiatan menanya masih banyak siswa cenderung diam dan kesulitan membuat pertanyaan dan mengumpulkan informasi kemudian mengolah informasi tersebut sehingga sampai ada hasil yang diharapkan, hal tersebut juga terlihat dari kurangnya respon aktif siswa selama pembelajaran berlangsung karena matematika berada pada jam terkhir. Kendala pada materi, ketika siswa materi mudah siswa cenderung lebih aktif dan kegiatan pada
Pembelajaran Berbasis Masalah dengan pendekatan
ilmiah berjalan cukup baik, hal tersebut terlihat ketika materi mempelajari konsep dasar sudut. Namun, untuk materi yang dirasa sulit oleh siswa hal yang terjadi pada tahap mengasosiasi ke tahap selanjutnya siswa cenderung kesulitan. Hasil di atas sejalan dengan paparan John (1986) yang menyatakan bahwa hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh, waktu yang tersedia untuk mempelajari bahan pelajaran yang telah ditentukan, usaha yang dilakukan peserta didik untuk menguasai bahan pelajaran, bakat yang dimiliki peserta didik, kualitas pengajaran atau tingkat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 91
kejelasan pengajarannya, kemampuan peserta didik untuk mendapat manfaat yang optimal dari keseluruhan proses pembelajaran yang sedang dihadapi. Berdasarkan pembahasan diatas
pelaksanaan pembelajaran
berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah sesuai Kurikulum 2013 di kelas XIPA1 masih belum bisa dilaksanakan dengan baik hal ini terlihat pada tahapan atau indikator yang terdapat dalam kegiatan 5M yaitu Mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan belum bisa dicapai. Pada tahap kedua yaitu menanya siswa masih kesulitan melaksanakan indikator-indikator didalammnya. Hal tersebut terjadi karena kendala dari siswa sendiri yang masih kesulitan merumuskan atau membuat pertanyaan terkait dengan permasalahan yang diberikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Perencanaan
pembelajaran
berbasis
masalah
matematika
dengan
pendekatan ilmiah dilihat dari penyusunan RPP. Guru matematika belum mengembangkan sepenuhnya terlihat dari penyusunan RPP yang masih hanya melihat RPP dari sekolah lain dan melihat silabus. 2. Proses pelaksanaan pembelajaran matematika berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah di kelas X SMA Negeri 1 jogorogo belum berjalan maksimal, terlihat pada indikator-indikator pada setiap tahapan kegiatan inti dalam Pembelajaran Berbasis Masalah dengan pendekatan ilmiah belum semua tercapai jadi guru dan siswa belum mampu melaksanakan PBL dengan pendekatan ilmiah sesuai Kurikulum 2013. Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan pendekatan ilmiah melalui tiga tahap pendahuluan, inti, dan penutup. Pada tahap pendahuluan dan penutup guru cukup lancar. Sedangkan pada tahap inti kegiatan pembelajaran guru dan siswa masih belum maksimal. Hal tersebut terlihat dari indikator yang terdapat pada kegiatan inti Pembelajaran Berbasis Masalah belum terpenuhi semua. Pada tahap pertama lancar, masuk ke tahap berikutnya siswa mulai kesulitan. Misalnya pada kegiatan organisasi dan proses tanya-jawab, pembuatan kelompok dilakukan oleh guru dengan meminta siswa berdiskusi dengan teman satu meja. Guru memberikan rangsangan kepada siswanya dengan jalan menunjuk salah satu siswa untuk mengajukan pertanyaan atau sekedar memberikan ide. Hal tersebut terbukti dapat membantu siswa dalam melatih sikap percaya diri dan berani mengeluarkan pendapat, hal tersebut terlihat ketika ada salah satu siswa bertanya terkait permasalahan trigonometri. Tahap membimbing dan mengumpulkan informasi, siswa masih kesulitan karena
commit to user 92
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 93
terbatasnya sumber belajar. Pada tahap mengasosiasi dan mensintesis, guru memberikan rangsangan berupa pertanyaan atau sedikit penjelasan karena siswa kesulitan membuat dugaan dan mengolah informasi. Tahap yang terakhir mengkomunikasikan, siswa cenderung pasif karena kurang memilki sikap percaya diri. Namun, ketika guru meminta salah satu siswa untuk menyampaikan hasilnya di depan kelas, keaktifan siswa yang lain cukup bagus. 3. Faktor kendala yang dialami oleh guru matematika kelas X SMA Negeri 1 Jogorogo yaitu sulitnya mengubah pandangan guru yang masih sedikit terbawa dengan kurikulum sebelum Kurikulum 2013. Sedangkan kendala dari siswa, pada kegiatan mengamati kurangnya referensi sumber belajar yang dipergunakan siswa dalam pembelajaran, pada kegiatan menanya, mengumpulkan informasi serta mengasosiasi masih kurangnya motivasi belajar matematika, siswa cenderung diam dan kesulitan membuat pertanyaan setelah kegiatan mengamati dilaksanakan dan kurangnya sikap percaya
diri
dalam
mengeluarkan
pendapat
pada
kegiatan
mengkomunikasikan hasil. B. Implikasi 1. Implikasi Teoritis Dalam proses Pembelajaran berbasis Masalah matematika dengan pendekatan ilmiah di kelas X SMA Negeri 1 Jogorogo, secara teoritis hasil ini dapat digunakan sebagai inspirasi dan dasar pengetahuan tentang kurikulum 2013 serta penggunaan metode yang efektif dan efisien bagi penelitian selanjutnya dengan sudut peninjauan atau jenjang pendidikan yang mungkin saja berbeda. 2. Implikasi Praktis Berdasarkan
kesimpulan
penelitian
ini,
dapat
menambah
pengetahuan dan wawasan tentang metode Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika dengan pendekatan ilmiah dan cara menyikapi kesulitan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 94
dalam memberikan pembelajaran matematika. Perencanaan yang baik dan penyususnan rencana pembelajaran yang baik dan rutin mampu membantu kelancaran
pelaksanaan
pembelajaran
matematika.
Berdasarkan
kesimpulan dalam penelitian ini, dapat memberikan masukan kepada guru pentingnya persiapan dan pemahamanan metode yang tepat untuk menunjang sebuah pelaksanaan pembelajaran yang baik sehingga mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan C. Saran Berdasarkan kesimpulan penelitian diatas, dapat disampaikan saran sebagai berikut. 1. Bagi guru Guru perlu terus meningkatkan profesionalisme, kreativitas, dan kompetensinya dalam mendesain pembelajaran matematika dan mengembangkan perangkat pembelajaran sendiri sesuai Kurikulum 2013. Guru juga perlu mengguanakan model pembelajaran yang dikembangkan dalam Kurikulum 2013 serta mampu memanfaatkan media yang mendukung dalam pelaksanaan pembelajaran matematika. Guru harus mampu memberikan motivasi yang baik, sehingga minat siswa meningkat dalam belajar matematika dan memiliki sikap belajar yang baik, serta menumbuhkan rasa ingin tahu. 2. Bagi siswa Siswa hendaknya lebih berusaha menggali potensi yang dimiliki dengan memanfaatkan kegiatan/tahapan yang ada pada setiap proses pembelajaran matematika.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA Ahmad Zainuddin. 2007. Peningkatan Penguasaan Matematika Siswa Melalui Kombinasi Proses Pembelajaran Klasikal, Kelompok dan Perseorangan. Ahmed ,Y. 2013. “Problem Based Learning as an Instructional Method”. Journal of the college of Physicians and Surgeons Pakistan. 23. (1). 83-85. Bambang Wiranto. 2008. Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta. Daniel, T. 1975.Curiculum Development. New York : Macmillan Publishing Co., Inc. Depdiknas (a). 2012. Bahan Uji Publik Kurikulum 2013. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas (a). 2012. Dokumen Kurikulum 2013. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas (b). 2013. Majalah DIKBUD Edisi 01 januari 2013. Jakarta: Depdiknas. Duch, J. B. (1995). Problems: A Key Factor in PBL. University of Delaware.12 Januari 2014 Frank, Q. 2011. “A Science of Learning Approach to Mathematics Education”. Notices of The AMS, Vol. 58, no. 9, hal. 1264-1275. Fogarty, R. 1997. “Problem-based Learning and other Curiculum Models for the Multiple Intelligences Classroom”. 7-12. Gagne & Briggs. 1978. Principles of Instructional Design. Second edition. New York: Holt, Rinehart and Winston. Graff, E.D. & Kolmos, A. 2003. “Caracteristic of Problem-Based Learning”. Int. J. Engng. Ed. 2003. Volume 19, no. 5, hal : 657-662. Hida, T. 1962. Curiculum Development. New york: Harcourt, Brace & World, Inc. John, M. and Mehmet, F. O. 2004. “procendings of the 28th Conference of the International Group for the Psycology of mathematics Education”. 33. 353-360. John, R. S. 2006. “Overview of Problem-based Learning: Definitions and Distinctions”. Interdisciplinary Journal of Problem-based Learning. 1 (1).
commit96to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 97
Karim S. (2007). Penerapan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika serta Mengembangkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi dan Kecakapan Ilmiah. Proposal Hibah Kompetitif UPI 2007. Bandung: Tidak diterbitkan Kemendikbud. 2013. Modul Pelatihan Kurikulum 2013. Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, Kembikbud. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Kemdikbud. Kusmini. 2005 . Model Pembelajaran berbasis Masalah Untuk Mengembangkan Kecakapan Matematika Siswa SD kelas V Sebagai Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi.University perss, Semarang. Monanghan, J. & Ozmantar, M.F. (2004). Abstraction and consolidation. In M. J. Hoines & A. B. Flugestad (Eds.), “Proceedings of the 28th Internation Conference for the Psychology of Matematics Education”, Vol. 3 (pp.353-360). Bergen, Norway: Bergen University College Mrinal, S. & Majidul, A. 2013. “ A Study on the Difficulty of Teaching and Learning Mathematics in Under Graduate Level with Special Reference to Guwahati City“. International Journal of Soft Computing and Engineering (IJSCE). 3 (1). Muslimatun. 2006. Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Penekanan Representasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Kerjasama Dalam kelompok Pokok Bahasan Dalil Phytaguras Siswa SMP N 1Semarang Kelas VIII Tahun pelajaran 2005/2006. University Press, Semarang. Oemar Hamalik. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Prayudi.
(2007), Adversity http://prayudi.wordpress.com Januari 2014.
Quotient (AQ), (ONLINE), /2007/05/10/adversity-quotient-aq/, 12
Rakhshanda, T. 2013. “Effectiveness of problem based learning for acquition of knowledge and critical thinking”. Journal of the college of Physicians and Surgeons Pakistan. 23 (1). 42-46. Sharifah, N. A. S. Z. & Lee, S.E. 2005. ”Integrating Problem-Based Learning (PBL) in Mathematics Method Course”. Vol . 3, Issue 1. Shelagh, A. G & James J. G. 2013. “Using Problem-based Learning to Explore Unseen Academic Potential”. Interdiscrplinary Journal of Problembased Leraning. 7 (1). 112-131.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 98
Hamzah,
B. Uno. 2007. Model PembelajaranMenciptakan BelajarMengajar yang KreatifdanEfektif.
Yatim Riyanto. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
commit to user
Proses
102
Lampiran 2. LEMBAR OBSERVASI
Fase Fase 1
Kegiatan Guru 1. Membuka pelajaran dan
Orientasi pada
menyampaikan tujuan
masalah
pembelajaran 2. Menyampaikan model
Hasil Kinerja Ya
Tidak
Kegiatan Siswa 1. Mempersiapkan kondisi kelas
2. Memperhatikan
pembelajaran yang akan diterapkan 3. Dengan tanya jawab
3. Mengingat kembali
siswa diingatkan kembali
pengetahuan tentang konsep
tentang materi konsep
dasar sudut
dasar sudut sebagai materi prasyarat pada materi . 4. Memberikan motivasi siswa tentang pentingnya
4. Memperhatikan
Hasil Kinerja Ya
Tidak
103
Fase
Kegiatan Guru materi dalam kehidupan sehari-hari. 5. Meminta beberapa siswa
Hasil Kerja Ya
Kegiatan Siswa
Tidak
5. Menyebutkan beberapa benda di lingkungannya yang mempunyai sudut
untuk menyebutkan beberapa benda di lingkungannya yang mempunyai sudut Fase 2
1. Membentuk kelompok
Mengorganisasikan
belajar yang terdiri dari
siswa untuk belajar
4-5 orang siswa 2. Memunculkan permasalahan autentik dalam bentuk LKS untuk dipecahkan tiap kelompok
1. Membentuk kelompok belajar 2. Melakukan diskusi dengan masing-masing kelompok
Hasil Kerja Ya
Tudak
104
Fase Fase 3
Kegiatan Guru 1. Membimbing siswa
Membimbing
untuk mendapatkan
penyelidikan
penjelasan dan
individu atau
menyelesaikan soal
kelompok
pemecahan masalah 2. Membantu siswa yang mengalami kesulitan
Fase 4
1. Membimbing kelompok
Mengembangkan
belajar untuk
dan menghasilkan
menyimpulkan hasil
hasil karya
pemecahan masalah
Hasil Kerja Ya
Kegiatan Siswa
Tidak
1. Memperhatikan bimbingan dari guru
2. Bertanya kepada guru apabila mengalami kesulitan 1. Bersama kelompoknya menyimpulkan masalah
yang akan dipresentasikan 2. Meminta siswa mempresentasikan
2. Kelompok mempresentasikan hasil pemecahan di papan tulis
Hasil Kerja Ya
Tidak
105
Fase Fase 5
Kegiatan Guru 1. Meminta siswa memberi
Hsil Kerja Ya
Tidak
Kegiatan Siswa 1. Memberi tanggapan terhadap
Menganalisis dan
tanggapan terhadap hasil
hasil presentasi dalam
mengevaluasi
presenatasi dari
mengkaji langkah-langkah
proses pemecahan
kelompok penyaji
dalam menyelesaikan
masalah
masalah 2. Guru bersama siswa membuat kesimpulan
2. Membuat kesimpulan materi yang materi yang telah dipelajari
3. Memberikan perluasan latihan mandiri yaitu pekerjaan rumah Catatan :
3. Memperhatikan
Hasil Kerja Ya
Tidak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 109
Lampiran 4. LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA Materi
: ……………….……...………..
Hari/Tanggal : …………….….………………
Langkah
Indikator
Pertanyaan
1. Orientasi pada (a) Guru bersama seluruh a.Upaya apa yang saudara masalah dan siswa Menyimak atau lakukan supaya siswa mudah mengamati melihat fenomena dalam melaksanakan pengamatan lingkungan kehidupan pada obyek matematika yang sehari-hari yang berkaitan abstrak? dengan objek matematika. (b) Guru bersama seluruh siswa membaca atau mendengar objek matematika yang abstrak. 2. Mengorganisasik an dan menanya
(a) Guru bersama siswa a.Bagaimana cara saudara membentuk kelompok menginspirasi siswa untuk belajar mengajukan pertanyaan terkait (b)Guru memberikan atau dengan apa yang telah diamati? memunculkan b.Bagaimana cara saudara permasalahan autentik (c) Memberikan kesempatan menciptakan suasana kelas kepada siswa untuk yang mengundang rasa ingin bertanya ke guru atau tahu seluruh siswa? teman terkait dengan apa c.Kendala seperti apa yang yang telah diamati. (d)Menciptakan suasana kelas saudara alami ketika berupaya yang mengundang rasa menciptakan suasana kelas yang mengundang rasa ingin ingin tahu. tahu siswa?
3. Membimbing (a) Mengajak siswa untuk a.Apa yang saudara lakukan penyelidikan dan melakukan eksperimen supaya siswa ketika sudah Mengumpulkan memilki rasa ingin tahu informasi serta membimbing siswa untuk menganalisis menemukan dugaan ?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 110
(b) Mengajak siswa membaca b.Bagaimana strategi untuk sumber lain selain buku membimbing siswa teks dan melakukan memperoleh informasi dari sumber lain selain buku teks analisa dan sumber apa yang suadara gunakan? 4. Mengembangkan dan menghasilkan hasil karya dan Mengasosiasi dan mensintesis
Mengajak siswa untuk mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.
Bagaimana upaya saudara supaya siswa mampu menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan apa yang telah dipelajari?
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah dan mengkomunikasi kan
Mengajak seluruh siswa menyampaikan hasil pengama tan,kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis atau media lainnya
Upaya apa yang saudara lakukan untuk membuat siswa mengungkapkan pendapat, dan mengembangkan kemampuan berbahasa mereka dengan baik dan benar?
commit to user
111 Lampiran 5 SILABUS SMA/MA Mata Pelajaran Kelas
: Matematika Peminatan MIPA :X
Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, procedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar 2.1 Menunjukkan sikap senang, percaya diri, motivasi internal, sikap kritis, bekerjasama, jujur dan percaya diri serta responsif dalam menyelesaikan berbagai permasalahan nyata. 2.2 Memiliki rasa ingin tahu yang terbentuk dari pengalaman belajar dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial dan alam 2.3 Berperilaku peduli, bersikap terbuka dan toleransi terhadap berbagai perbedaan di dalam masyarakat .
Materi Pokok
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
112 Kompetensi Dasar
Materi Pokok
3.1. Mendeskripsikan dan menganalisis berbagai konsep dan prinsip fungsi eksponensial dan logaritma serta menggunakannya dalam menyelesaikan masalah 3.2. Menganalisis data sifat- sifat grafik fungsi eksponensial dan logaritma dari suatu permasalahan dan menerapkannya dalam pemecahan masalah. 4.1. Menyajikan grafik fungsi eksponensial dan logaritma dalam memecahkan masalah nyata terkait pertumbuhan dan peluruhan. 4.2. Mengolah data dan menganalisis menggunakan variabel dan menemukan relasi berupa fungsi eksponensial dan logaritma dari situasi masalah nyata serta menyelesaikannya.
Fungsi Eksponensial dan Logaritma
Alokasi Sumber Waktu Belajar 9x3 Mengamati Tugas Buku Membaca mengenai pengertian fungsi, mengamati Membaca dan mencermati jam Matematika grafik fungsi, sifat-sifat grafik fungsi eksponensial mengenai pengertian fungsi, pelajaran kelas X dan fungsi logaritma, dan penerapannya pada grafik fungsi, sifat-sifat grafik Buku masalah nyata dari berbagai sumber belajar. fungsi eksponensial dan referensi fungsi logaritma, dan dan artikel Menanya penerapannya pada masalah yang sesuai Membuat pertanyaan mengenai pengertian fungsi, nyata minimal dari 3 sumber Internet grafik fungsi eksponen dan logaritma, dan belajar (buku atau artikel penerapannya pada masalah nyata. cetak atau elektronik). Mengerjakan latihan soal-soal Mengeksplorasikan mengenai pengertian fungsi, Menentukan unsu-unsur yang terdapat pada grafik fungsi eksponen dan pengertian fungsi, grafik fungsi eksponen dan logaritma, dan penerapannya logaritma, dan penerapannya pada masalah nyata. pada masalah nyata. Kegiatan Pembelajaran
Mengasosiasikan Menganalisis dan membuat kategori dari unsurunsur yang terdapat pada pengertian fungsi, grafik fungsi eksponen dan logaritma, dan penerapannya pada masalah nyata. Menghubungkan unsur-unsur yang sudah dikategorikan sehingga dapat dibuat kesimpulan mengenai pengertian fungsi, grafik fungsi eksponen dan logaritma, dan penerapannya pada masalah nyata. Mengomunikasikan Menyampaikan pengertian fungsi, grafik fungsi eksponen dan logaritma, dan penerapannya pada masalah nyata dengan lisan, tulisan, dan grafik/diagram.
Penilaian
Portofolio Menyusun dan membuat rangkuman dari tugas-tugas yang ada. Tes Tes tertulis bentuk uraian mengenai pengertian fungsi, grafik fungsi eksponen dan logaritma, dan penerapannya pada masalah nyata.
113 Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
2.1 Menunjukkan sikap senang, percaya diri, motivasi internal, sikap kritis, bekerjasama, jujur dan percaya diri serta responsif dalam menyelesaikan berbagai permasalahan nyata. 2.2 Memiliki rasa ingin tahu yang terbentuk dari pengalaman belajar dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial dan alam 2.3 Berperilaku peduli, bersikap terbuka dan toleransi terhadap berbagai perbedaan di dalam masyarakat . 3.3 Mendeskripsikan dan menerapkan konsep sistem persamaan linier dan kuadrat dua variabel (SPLKDV) dan memilih metode yang efektif untuk menentukan himpunan penyelesaiaanya 3.4 Menganalisis nilai diskriminan persamaan linier dan kuadrat dua variabel dan menerapkannya untuk menentukan himpunan penyelesaian sistem persamaan yang diberikan. 4.3 Memecahkan dan menyajikan hasil pemecahan masalah nyata sebagai terapan konsep dan aturan penyelesaian sistem persamaan linier dan kuadrat dua variabel. 4.4 Mengolah dan menganalisis
Sisten Persamaan Linier dan Kuadrat Dua Variabel
Mengamati Membaca dan mencermati mengenai pengertian, metode penyelesaian SPLKDV, diskriminan, dan penerapannya pada masalah nyata dari berbagai sumber belajar.
Tugas Membaca dan mencermati mengenai pengertian, metode penyelesaian SPLKDV, diskriminan, dan penerapannya pada masalah Menanya nyata minimal dari 3 sumber Membuat pertanyaan mengenai pengertian, metode belajar (buku atau artikel penyelesaian SPLKDV, diskriminan, dan cetak atau elektronik). penerapannya pada masalah nyata. Mengerjakan latihan soalsoal mengenai pengertian, Mengeksplorasikan metode penyelesaian Menentukan unsu-unsur yang terdapat pada SPLKDV, diskriminan, dan pengertian, metode penyelesaian SPLKDV, penerapannya pada masalah diskriminan, dan penerapannya pada masalah nyata. nyata. Portofolio Mengasosiasikan Menyusun dan membuat
6 x 3 jam Buku pelajaran Matematika kelas X Buku referensi dan artikel yang sesuai Internet
114 Kompetensi Dasar informasi dari suatu permasalahan nyata dengan memilih variabel dan membuat model matematika berupa sistem persamaan linier dan kuadrat dua variabel dan mengiterpretasikan hasil penyelesaian sistem tersebut.
Materi Pokok
Kegiatan Pembelajaran Menganalisis dan membuat kategori dari unsurunsur yang terdapat pada pengertian, metode penyelesaian SPLKDV, diskriminan, dan penerapannya pada masalah nyata. Menghubungkan unsur-unsur yang sudah dikategorikan sehingga dapat dibuat kesimpulan mengenai pengertian, metode penyelesaian SPLKDV, diskriminan, dan penerapannya pada masalah nyata. Mengomunikasikan Menyampaikan pengertian, metode penyelesaian SPLKDV, diskriminan, dan penerapannya pada masalah nyata dengan lisan, tulisan, dan bagan.
2.1 Menunjukkan sikap senang, percaya diri, motivasi internal, sikap kritis, bekerjasama, jujur dan percaya diri serta responsif dalam menyelesaikan berbagai permasalahan nyata. 2.2 Memiliki rasa ingin tahu yang terbentuk dari pengalaman belajar dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial dan alam 2.3 Berperilaku peduli , bersikap terbuka dan toleransi terhadap berbagai perbedaan di dalam masyarakat .
Penilaian rangkuman dari tugas-tugas yang ada. Tes Tes tertulis bentuk uraian mengenai pengertian, metode penyelesaian SPLKDV, diskriminan, dan penerapannya pada masalah nyata.
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
115 Kompetensi Dasar 3.5 Mendeskripsikan konsep sistem pertidaksamaan kuadrat dua variabel (SPtdKDV) dan menerapkannya untuk menentukan himpunan penyelesaiannya.. 3.6 Menganalisis kurva pertidaksamaan kuadrat dua variabel pada sistem yang diberikan dan mengarsir daerah sebagai himpunan penyelesaiaanya. 4.5 Memecahkan masalah dengan membuat model matematika berupa sistem pertidaksamaan kuadrat dua variabel serta menyajikan pemecahannya dengan berbagai cara.
Materi Pokok
Sistem Pertidaksamaan Kuadrat Dua Variabel
Kegiatan Pembelajaran
Mengamati Membaca dan mencermati mengenai pengertian, metode penyelesaian, kurva SPtdKDV, dan penerapannya pada masalah nyata dari berbagai sumber belajar. Menanya Membuat pertanyaan pengertian, metode penyelesaian, kurva SPtdKDV, dan penerapannya pada masalah nyata.
Penilaian
Sumber Belajar
6 x 3 jam Buku Tugas Membaca dan mencermati pelajaran Matematika mengenai pengertian, metode kelas X penyelesaian, kurva SPtdKDV, Buku dan penerapannya pada masalah referensi nyata minimal dari 3 sumber dan artikel belajar (buku atau artikel cetak yang sesuai atau elektronik). Internet Portofolio Menyusun dan membuat rangkuman dari tugas-tugas yang ada.
Mengeksplorasikan Menentukan unsu-unsur yang terdapat pada pengertian, metode penyelesaian, kurva SPtdKDV, dan penerapannya pada masalah nyata. Tes Tes tertulis bentuk uraian mengenai pengertian, metode Mengasosiasikan Menganalisis dan membuat kategori dari unsur- penyelesaian, kurva SPtdKDV, dan penerapannya pada masalah unsur yang terdapat pada pengertian, metode nyata. penyelesaian, kurva SPtdKDV, dan penerapannya pada masalah nyata. Menghubungkan unsur-unsur yang sudah dikategorikan sehingga dapat dibuat kesimpulan mengenai pengertian, metode penyelesaian, kurva SPtdKDV, dan penerapannya pada masalah nyata. Mengomunikasikan Menyampaikan pengertian, metode penyelesaian, kurva SPtdKDV, dan penerapannya pada masalah nyata dengan lisan, tulisan, dan grafik/ diagram.
Alokasi Waktu
116 Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
2.1 Menunjukkan sikap senang, percaya diri, motivasi internal, sikap kritis, bekerjasama, jujur dan percaya diri serta responsif dalam menyelesaikan berbagai permasalahan nyata. 2.2 Memiliki rasa ingin tahu yang terbentuk dari pengalaman belajar dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial dan alam 2.3 Berperilaku peduli, bersikap terbuka dan toleransi terhadap berbagai perbedaan di dalam masyarakat . 3.7 Mendeskripsikan dan menerapkan konsep pertidaksamaan dan nilai mutlak dalam menentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan pecahan, irrasional dan mutlak. 3.8 Mendeskripsikan dan menerapkan konsep pertidaksamaan pecahan, irasional, dan mutlak dalam menyelesaikan masalah matematika. 3.9 Mendeskripsikan dan menerapkan konsep dan sifatsifat pertidaksamaan pecahan, irrasional dan mutlak dengan melakukan manipulasi aljabar dalam menyelesaikan masalah
Pertidaksamaan mutlak, pecahan, dan irrasional
6 x 3 jam Buku Mengamati Tugas Membaca dan mencermati mengenai pengertian, pelajaran Matematika Membaca dan mencermati metode penyelesaian pertidaksamaan dan nilai mengenai pengertian, metode kelas X mutlak, pertidaksamaan pecahan, irrasional dan penyelesaian pertidaksamaan Buku mutlak, dan penerapannya pada masalah nyata dari dan nilai mutlak, referensi dan berbagai sumber belajar. pertidaksamaan pecahan, artikel yang irrasional dan mutlak, dan sesuai Menanya penerapannya pada masalah Internet Membuat pertanyaan mengenai pengertian, metode nyata minimal dari 3 sumber penyelesaian pertidaksamaan dan nilai mutlak, belajar (buku atau artikel pertidaksamaan pecahan, irrasional dan mutlak, cetak atau elektronik). dan penerapannya pada masalah nyata. Mengerjakan latihan soalsoal mengenai pengertian, Mengeksplorasikan metode penyelesaian Menentukan unsu-unsur yang terdapat pada pertidaksamaan dan nilai pengertian, metode penyelesaian pertidaksamaan mutlak, pertidaksamaan dan nilai mutlak, pertidaksamaan pecahan,
117 Kompetensi Dasar matematika. 3.10 Menganalisis daerah penyelesaian pertidaksamaan pecahan, irrasional dan mutlak. 4.6 Memecahkan masalah pertidaksamaan pecahan,irrasional dan mutlak dalam penyelesaian masalah nyata.
Materi Pokok
Kegiatan Pembelajaran irrasional dan mutlak, dan penerapannya pada masalah nyata. Mengasosiasikan Menganalisis dan membuat kategori dari unsurunsur yang terdapat pada pengertian, metode penyelesaian pertidaksamaan dan nilai mutlak, pertidaksamaan pecahan, irrasional dan mutlak, dan penerapannya pada masalah nyata. Menghubungkan unsur-unsur yang sudah dikategorikan sehingga dapat dibuat kesimpulan mengenai pengertian, metode penyelesaian pertidaksamaan dan nilai mutlak, pertidaksamaan pecahan, irrasional dan mutlak, dan penerapannya pada masalah nyata Mengomunikasikan Menyampaikan pengertian, metode penyelesaian pertidaksamaan dan nilai mutlak, pertidaksamaan pecahan, irrasional dan mutlak, dan penerapannya pada masalah nyata dengan lisan, tulisan, dan bagan.
Penilaian pecahan, irrasional dan mutlak, dan penerapannya pada masalah nyata. Portofolio Menyusun dan membuat rangkuman dari tugas-tugas yang ada. Tes Tes tertulis bentuk uraian mengenai pengertian, metode penyelesaian pertidaksamaan dan nilai mutlak, pertidaksamaan pecahan, irrasional dan mutlak, dan penerapannya pada masalah nyata.
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
118 Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
2.1 Menunjukkan sikap senang, percaya diri, motivasi internal, sikap kritis, bekerjasama, jujur dan percaya diri serta responsif dalam menyelesaikan berbagai permasalahan nyata. 2.2 Memiliki rasa ingin tahu yang terbentuk dari pengalaman belajar dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial dan alam 2.3 Berperilaku peduli , bersikap terbuka dan toleransi terhadap berbagai perbedaan di dalam masyarakat .
3.11 Mendekripsikan konsep dan aturan pada bidang datar serta menerapkannya dalam pembuktian sifat-sifat (simetris, sudut, dalil titik tengah segitiga, dalil intersep, dalil segmen garis, dll) dalam geometri bidang. 4.7 Menyajikan data terkait objek nyata dan mengajukan masalah serta mengidentifikasi sifat-sifat (kesimetrian, sudut, dalil titik tengah segitiga, dalil intersep, dalil segmen garis, dll) geometri bidang datar yang bermanfaat dalam pemecahan masalah nyata tersebut.
Geometri Bidang Datar
Mengamati Membaca dan mencermati mengenai pengertian titik, garis, sudut, bidang dan sifat-sifat pada titik,garis, sudut, dan bidang dalam geometri bidang datar, dan penerapannya pada masalah nyata dari berbagai sumber belajar. Menanya Membuat pertanyaan mengenai pengertian titik, garis, sudut, bidang dan sifat-sifat pada titik,garis, sudut, dan bidang dalam geometri bidang datar, dan penerapannya pada masalah nyata. Mengeksplorasikan Menentukan unsu-unsur yang terdapat pada
8 x 3 jam Tugas pelajaran Membaca dan mencermati mengenai pengertian titik, garis, sudut, bidang dan sifatsifat pada titik,garis, sudut, dan bidang dalam geometri bidang datar, dan penerapannya pada masalah nyata minimal dari 3 sumber belajar (buku atau artikel cetak atau elektronik). Mengerjakan latihan soalsoal mengenai pengertian titik, garis, sudut, bidang dan sifat-sifat pada titik,garis, sudut, dan bidang dalam
Buku Matematika kelas X Buku referensi dan artikel yang sesuai Internet -
119 Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian
pengertian titik, garis, sudut, bidang dan sifat –sifat pada titik,garis, sudut, dan bidang dalam geometri bidang datar, dan penerapannya pada masalah nyata.
geometri bidang datar, dan penerapannya pada masalah nyata.
Mengasosiasikan Menganalisis dan membuat kategori dari unsurunsur yang terdapat pada pengertian titik, garis, sudut, bidang dan sifat-sifat pada titik,garis, sudut, dan bidang dalam geometri bidang datar, dan penerapannya pada masalah nyata. Menghubungkan unsur-unsur yang sudah dikategorikan sehingga dapat dibuat kesimpulan pengertian titik, garis, sudut, bidang dan sifatsifat pada titik,garis, sudut, dan bidang dalam geometri bidang datar, dan penerapannya pada masalah nyata. Mengomunikasikan Menyampaikan pengertian titik, garis, sudut, bidang dan sifat-sifat pada titik,garis, sudut, dan bidang dalam geometri bidang datar, dan penerapannya pada masalah nyata dengan lisan, tulisan, dan bagan. 2.1
Menunjukkan sikap senang, percaya diri, motivasi internal, sikap kritis, bekerjasama, jujur dan percaya diri serta responsif dalam menyelesaikan berbagai permasalahan nyata. 2.2 Memiliki rasa ingin tahu yang terbentuk dari
Portofolio Menyusun dan membuat rangkuman dari tugas-tugas yang ada. Tes Tes tertulis bentuk uraian mengenai pengertian titik, garis, sudut, bidang dan sifat –sifat pada titik,garis, sudut, dan bidang dalam geometri bidang datar, dan penerapannya pada masalah nyata.
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
120 Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
pengalaman belajar dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial dan alam 2.3 Berperilaku peduli , bersikap terbuka dan toleransi terhadap berbagai perbedaan di dalam masyarakat . 3.12 Mendeskripsikan konsep persamaan Trigonometri dan menganalisis untuk membuktikan sifat-sifat persamaan Trigonometri sederhana dan menerapkannya dalam pemecahan masalah. 4.8 Mengolah dan menganalisis informasi dari suatu permasalahan nyata dengan membuat model berupa fungsi dan persamaan Trigonometri serta menggunakannya dalam menyelesaikan masalah. 4.9 Merencanakan dan melaksanakan strategi dengan melakukan manipulasi aljabar dalam persamaan Trigonometri untuk membuktikan kebenaran identitas Trigonometri serta menerapkannya dalam pemecahan masalah kontekstual.
Persamaan Trigonometri
Mengamati Membaca dan mencermati mengenai pengertian, teknik penyelesaian persamaan dan identitas trigonometri, dan penerapannya pada masalah nyata dari berbagai sumber belajar. Menanya Membuat pertanyaan mengenai pengertian, teknik penyelesaian persamaan dan identitas trigonometri, dan penerapannya pada masalah nyata. Mengeksplorasikan Menentukan unsu-unsur yang terdapat pada pengertian, teknik penyelesaian persamaan dan identitas trigonometri, dan penerapannya pada masalah nyata. Mengasosiasikan Menganalisis dan membuat kategori dari unsurunsur yang terdapat pada pengertian, teknik penyelesaian persamaan dan identitas trigonometri, dan penerapannya pada masalah nyata.
Tugas Membaca dan mencermati mengenai pengertian, teknik penyelesaian persamaan dan identitas trigonometri, dan penerapannya pada masalah nyata.minimal dari 3 sumber belajar (buku atau artikel cetak atau elektronik). Mengerjakan latihan soal-soal mengenai pengertian, teknik penyelesaian persamaan dan identitas trigonometri, dan penerapannya pada masalah nyata. Portofolio Menyusun dan membuat rangkuman dari tugas-tugas yang ada. Tes Tes tertulis bentuk uraian mengenai pengertian, teknik
6 x 3 jam Buku pelajaran Matematika kelas X Buku referensi dan artikel yang sesuai Internet
121 Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Kegiatan Pembelajaran Menghubungkan unsur-unsur yang sudah dikategorikan sehingga dapat dibuat kesimpulan pengertian, teknik penyelesaian persamaan dan identitas trigonometri, dan penerapannya pada masalah nyata. Mengomunikasikan Menyampaikan pengertian, teknik penyelesaian persamaan dan identitas trigonometri, dan penerapannya pada masalah nyata dengan lisan, dan tulisan.
Penilaian penyelesaian persamaan dan identitas trigonometri, dan penerapannya pada masalah nyata.
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 122
Lampiran 6 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Kelas/Semester Mata Pelajaran Topik Waktu
: SMA Negeri 1 Jogorogo : X/2 : Matematika-Wajib : Trigonometri : 2 × 45 menit
A. Kompetensi Inti SMA kelas X: 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia 3. Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar 1. 2.1. Memiliki motivasi internal, kemampuan bekerja sama, konsisten, sikap disiplin, rasa percayadiri dan sikap toleransi dalam perbedaan strategi berpikir dalam memilih dan menerapkan strategi penyelesaian masalah. 2. 2.3. Menunjukkan sikap bertanggung jawab, rasa ingin tahu, jujur dan perilaku peduli lingkungan. 3. 3.14 Mendeskripsikan konsep perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku melalui penyelidikan dan diskusi tentang hubungan perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian dalam beberapa segitiga siku-siku sebangun. 4. 4.14 Menerapkan perbandingan trigonometri dalam penyelesaian masalah. C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Terlibat aktif dalam pembelajaran trigonometri. 2. Bekerjasama dalam kegiatan kelompok. 3. Toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif. 4. Menjelaskan pengertian perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku. 5. Terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan perbandingan trigonometri. D. Tujuan Pembelajaran 1. Dengan kegiatan diskusi dan pembelajaran kelompok dalam pembelajaran trigonometri inii diharapkan siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan bertanggungjawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik, serta dapat 2. Menjelaskan pengertian perbandingan trigonometri sinus, cosinus dan tangen pada segitiga siku-siku dengan menggunakan sisi-sisi segitiga siku-siku secara tepat, sistematis, dan menggunakan simbol yang benar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 123
3.
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku secara tepat dan kreatif.
E. Materi Pembelajaran Memperkenalkan siswa tentang ukuran sudut dalam derajat dan radian. Konsep kesebangunan pada segitiga siku-siku. Perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku.
B c
A
a C
b
Pada segitiga ABC siku-siku di C didefinisikan Sin A =
sisi didepan sudutA sisi miring
=
sisi disamping sudutA = sisi miring sisi didepan sudutA Tan A = = sisi disamping sudutA Cos A =
BC a AB c AC b AB c BC a AC b
Disamping itu ada relasi berkebalikan
1 cos A 1 Cosec A = sin A 1 Cotan A = tan A Sec A
=
Contoh Pada segitiga ABC siku-siku di B, dengan AB = 4, BC = 3 Tentukan nilai sin A, cos A dan tan A! Jawab: :
C AC =
4 2 32
AC =
16 9
AB2 BC 2
3
AC = 5
A
AC =
4
B
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 124
BC 3 = AC 5 AB 4 cos A = = AC 5
sin A =
tan A =
F.
BC 3 = AB 4
Model/Metode Pembelajaran Pendekatan pembelajaran adalah pendekatan saintifik (scientific). Pembelajaran koperatif (cooperative learning) Model pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning).
G. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Pendahuluan
Inti
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
1. Siswa memimpin doa (Seorang siswa untuk memimpin doa ) 2. Guru mengecek kehadiran dan menanyakan kesehatan siswa. P1 3. Guru memberikan gambaran tentang pentingnya memahami Trigonometri 4. Guru Memberikan gambaran tentang aplikasi Trigonometri dalam kehidupan sehari-hari.. P2 : 5. Guru melakukan pengecekan hasil kerja siswa pada waktu P1 6,Guru memperkenalkan satuan ukuran sudut yaitu radian & derajat P1 1. Guru memberikan informasi tentang KBM yang akan menggunakan model project based learning. 2. Guru membentuk kelompok dengan masing-masing beranggotakan 4-5 siswa. 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu menentukan perbandingan trigonometri dalam segitiga siku-siku 4. Untuk mendorong rasa ingin tahu dan berpikir kritis, siswa diajak memecahkan masalah / soal : 5. Pak Yahya adalah seorang penjaga sekolah. Tinggi pak Yahya adalah 1,6m. Dia mempunyai seorang anak, namanya Dani. Dani masih kelas II Sekolah Dasar. Tinggi badannya 1,2m. Dani adalah anak yang baik dan suka bertanya. Dia pernah bertanya kepada ayahnya tentang tinggi tiang bendera di lapangan itu. Dengan senyum, Ayahnya menjawab 8m. Suatu sore, disaat dia menemani ayahnya membersihkan rumput liar di lapangan, Dani melihat bayangan setiap benda ditanah. Dia mengambil tali meteran dan mengukur panjang bayangan ayahnya dan panjang bayangan tiang bendera, yaitu 6,4m dan 32m.Tetapi dia tidak dapat mengukur panjang bayangannya sendiri karena bayangannya mengikuti pergerakannya. 6. Guru bertanya kepada siswa bagaimana jika mereka
10 menit
commit to user
70 menit
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 125
berperan sebagai Dani, apakah siswa dapat mengukur bayangannya sendiri? 7. Siswa menganalisis/menalar Tiap kelompok mendapat tugas untuk menyelesaikan masalah/soal diatas. 8. Selama siswa bekerja didalam kelompok, guru memperhatikan dan mendorong semua siswa untuk terlibat diskusi dan mengarahkan bila ada kelompok yang melenceng jauh jawabannya. 9. Siswa mempresentasikan Salah satu dari kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas. 10. Guru meminta siswa mengumpulkan hasil diskusi tiap kelompok. 11. Mengevaluasi proses pemecahan masalah Berdasarkan hasil revie terhadap presentasi salah satu kelompok, dengan tanya jawab guru mengarahkan semua siswa pada penyelesaian masalah/soal dengan menggunakan perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku yang sebangun , sehingga diperoleh konsep perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku. Guru memberikan dua (2) soal untuk dikerjakan tiap siswa dan dikumpulkan.
Penutup
P2 12. Guru memberikan informasi tentang KBM yang akan menggunakan model Problem-Based Learning (PBL) 13. Untuk mendorong rasa ingin tahu dan berpikir kritis, siswa diajak memecahkan masalah / soal yang diberikan oleh guru Di daerah pedesaan yang jauh dari bandar udara kebiasaan anak-anak jika nendengar pesawat udara sedang melintasi perkampungan mereka.bolang mengamati sebuah pesawat udara yang terbang dengan ketinggian 20 km.dengan sudut elevasi pengamat (bolang) terhadap pesawat adalah sebesar tentukan jarak pengamat ke pesawat jika besar sudutnya 30 derajat, 90 derajat dan 120 derajat 14. Semua kelompok menampilkan hasil kerjanya. 15. Semua siswa mengamati dan membandingkan hasil kerja kelompokknya dengan kelompok lain. 16. Guru menanya tentang perbedaan nilai jika sudutnya berbeda. 17. Siswa menganalisis dari masing-masing besar sudutnya 30 derajat, 90 derajat dan 120 derajat .yang ditampilkan. 18. Siswa mencoba menalar untuk berbagai macam besar sudutnya 30 derajat, 90 derajat dan 120 derajat secara umum. 19. Siswa menyimpulkan ciri-ciri besar sudutnya 30 derajat, 90 derajat dan 120 derajat secara umum. P 1. 1. Guru dan siswa menyimpulkan konsep perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku. 2. Guru memberikan PR soal uji kompetensi 8.2 buku siswa matematika halaman 268. 3. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan untuk tetap belajar P 1. 1. Siswa diminta menyimpulkan hasil yang diperoleh
commit to user
10 menit
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 126
selama kegiatan pembelajaran. 2.
Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan untuk tetap belajar.
H. Alat/Media/Sumber Pembelajaran Penggaris, busur, Lembar penilaian I.
Penilaian Hasil Belajar Teknik Penilaian: pengamatan, tes tertulis Prosedur Penilaian:
PERTEMUAN KE 1 No 1.
2.
3.
Aspek yang dinilai Sikap Terlibat aktif dalam pembelajaran trigonometri. Bekerjasama dalam kegiatan kelompok. Toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif. Pengetahuan Menjelaskan kembali pengertian perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku secara tepat, sistematis, dan menggunakan simbol yang benar. Keterampilan Terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan perbandingan trigonometri.
Teknik Penilaian Pengamatan
Waktu Penilaian Selama pembelajaran dan saat diskusi dalam kelompok
Pengamatan dan tes
Penyelesaian tugas individu dan kelompok
Pengamatan
Penyelesaian tugas (baik individu maupun kelompok) dan saat diskusi
Teknik Penilaian Pengamatan
Waktu Penilaian Selama pembelajaran dan saat diskusi dalam kelompok
Pengamatan dan tes
Penyelesaian tugas individu dan kelompok
PERTEMUAN KE 2 No 1.
2.
Aspek yang dinilai Sikap Terlibat aktif dalam pembelajaran trigonometri. Bekerjasama dalam kegiatan kelompok. Toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif. Pengetahuan Menentukan besar sudut di beberapa kuadran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 127
No 3.
Aspek yang dinilai Keterampilan Terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan perbandingan trigonometri.
Teknik Penilaian
Waktu Penilaian
Pengamatan
Penyelesaian tugas (baik individu maupun kelompok) dan saat diskusi
Instrumen Penilaian Hasil belajar Tes tertulis uraian Kisi-kisi Soal Ulangan Harian Indikattor Pencapaian Kompetensi 1. Menentukan besr sudut dalam sebuah segitiga sikusiku
Tehnik Penilai an Tes tertulis
Bentuk Penilaian UH
Instrumen Diketahui suatu segitiga siku-siku, dengan nilai sinus salah satu sudut lancipnya adalah
3 . 2
Tentukan nilai cosinus, tangen sudut tersebut! 2. Menentukan panjang sisi sebuah segitiga
UH Tes tertulis
Pada sebuah segitiga KLM, dengan siku-siku di L, berlaku sin M =
2 dan panjang sisi KL = 10 3
cm, tentukan panjang sisi segitiga yang lain
Kunci jawaban tes tertulis Diketahui : Sin B =
3 2
C
3 A AB2 + AC2 = BC2 1
2 SKOR
B
………………………………………………………………………………………………………………..……………2 2
AB = BC2 – AC2
AB BC 2 AC 2 22 ( 3)2 ………………………………………………….……………………………..2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 128
43 = 1 =1………………………………………………………………………….……………………….2
cos B
sisi disamping sudutB sisi miring
cos B = ½ …………………………………………………………………….………………..2
tan B tan B
sisi didepan sudutB sisi disamping sudutB 3 2 ...................................................................................................................2 JUMLAH
commit to user
10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 129
Diketahui :.
K 10
L
tan M
KM
M
KL KM ................................................................................................................2 10 KM
3 10 2 ..............................................................................................................................2
LM2 = KM2 – KL2
LM KM 2 KL2 ................................................................................................................2 2
3 10 10 2
9 10 10 4
90 40 4 4 LM
2
50 4 ...........................................................................................................2
5 2 2 .............................................................................................................2 Jumlah skor
10
Mengetahui Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Jogorogo
Jogorogo, Agustus 2013 Guru Mata Pelajaran
Dra Yayuk Sri Rahayu M.Pd Pembina Utama Muda NIP. 19640701 198711 2001
R. Hobro Pranasmoro Hadi S.Pd NIP. 19651213 198901 1 002
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 130
LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP Mata Pelajaran Kelas/Semester Tahun Pelajaran Waktu Pengamatan
: Matematika : X/2 : 2013/2014 : Pada saat kegiatan pembelajaran.
Indikator sikap aktif dalam pembelajaran Perbandingan Trigonometri Pada Segitiga Siku-siku. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam pembelajaran Baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi belum ajeg/konsisten Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan tugas kelompok secara terus menerus dan ajeg/konsisten Indikator sikap bekerjasama dalam kegiatan kelompok. Kurang baik jika sama sekali tidak berusaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok tetapi masih belum ajeg/konsisten. Sangat baik jika menunjukkan adanya usaha bekerjasama dalam kegiatan kelompok secara terus menerus dan ajeg/konsisten. Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif. Kurang baik jika sama sekali tidak bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masuih belum ajeg/konsisten. Sangat baik jika menunjukkansudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif secara terus menerus dan ajeg/konsisten. Bubuhkan tanda √pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan. No
Nama Siswa KB
Aktif B
SB
Sikap Bekerjasama KB B SB
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Keterangan: KB : Kurang baik B : Baik SB : Sangat baik
commit to user
KB
Toleran B SB
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 131
LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN KETERAMPILAN Mata Pelajaran Kelas/Semester Tahun Pelajaran Waktu Pengamatan
: Matematika : X/2 : 2013/2014 :Pada saat kegiatan pembelajaran.
Indikator terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan Perbandingan Trigonometri Pada Segitiga Siku-siku. Kurangterampiljika sama sekali tidak dapat menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan nilai fungsi di berbagai kuadran Terampiljika menunjukkan sudah ada usaha untuk menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan nilai fungsi di berbagai kuadrantetapi belum tepat. Sangat terampill,jika menunjukkan adanya usaha untuk menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan nilai fungsi di berbagai kuadran dan sudah tepat. Bubuhkan tanda √pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan. No
Nama Siswa
Keterampilan Menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah KT T ST
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Keterangan: KT : Kurang terampil T : Terampil ST : Sangat terampil
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 132
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 133
LAMPIRAN 1 KUNCI JAWABAN PERMASALAHAN Konsep kesebangunan pada segitiga terdapat pada cerita tersebut. Mari kita gambarkan segitiga sesuai cerita di atas.
Dimana: AB = tinggi tiang bendera (8 m) BC = panjang bayangan tiang (32 m) DE = tinggi pak Yahya (1,6 m) EC = panjang bayangan pak Yahya (6,4 m) FG = tinggi Dani (1,2 m) GC = panjang bayangan Dani Berdasarkan gambar segitiga di atas terdapat tiga buah segitiga, yaitu ΔABC, ΔDEC, dan ΔFGC sebagai berikut.
Karena ∆ABC, ∆DEC dan ∆FGC adalah sebangun maka berlaku
f FG GC 1,2 = = = 6,4 DE EC 1,6
Berdasarkan ∆ABC, ∆DEC dan ∆FGC diperoleh perbandingan sebagai berikut:
a.
FG DE AB sisi didepan sudut FC DC AC sisi miring sudut
Perbandingani ini disebut sinus dari sudut C.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 134
b.
GC EC BC sisi di samping sudut sisi miring sudut FC DC AC
Perbandingani ini disebut cosinus dari sudut C.
c.
FG DE AB sisi di depan sudut GC EC BC sisi di samping sudut
Perbandingani ini disebut tangen dari sudut C.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 135
Lampiran 7 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan Kelas/Semester Mata Pelajaran Topik Waktu
: SMA Negeri 1 jogorogo : X/2 : Matematika-Wajib : Limit Fungsi Aljabar : 2 x pertemuan (1 pertenuan = 2 x 45 menit)
A. Kompetensi Inti SMA kelas X: 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar 1.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2.1 Memiliki motivasi internal, kemampuan bekerjasama, konsisten, sikap disiplin, rasa percaya diri, dan sikap toleransi dalam perbedaan strategi berpikir dalam memilih dan menerapkan strategi menyelesaikan masalah 2.2 Mampu mentrasformasi diri dalam berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah, kritis dan disiplin dalam melakukan tugas belajar matematika 2.3 Menunjukkan sikap bertanggung jawab, rasa ingin tahu, jujur dan perilaku peduli lingkungan 3.18 Mendeskripsikan konsep limit fungsi aljabar dengan menggunakan konteks nyata dan menerapkannya. 3.19 Merumuskan aturan dan sifat limit fungsi aljabar melalui pengamatan contoh-contoh 4.16 Memilih strategi yang efektif dan menyajikan model matematika dalam memecahkan masalah nyata tentang limit fungsi aljabar. C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Terlibat aktif dalam pembelajaran limit. 2. Bekerjasama dalam kegiatan kelompok. 3. Toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif. 4. Menjelaskan kembali nilai suatu fungsi dengan metode subtitusi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 136
5. Terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan limit fungsi aljabar D. Tujuan Pembelajaran Dengan kegiatan diskusi dan pembelajaran kelompok dalam pembelajaran limit fungsi ini diharapkan siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan bertanggungjawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik, serta dapat 1. Menjelaskan konsep limit fungsi aljabar secara tepat, dan sistematis. 2. Menerapkan/menyelesaikan masalah yang relevan yang berkaitan dengan limit E. Materi Matematika 1. Menemukan Konsep Limit Fungsi Kita akan mencoba mencari pengertian atau konsep pendekatan suatu titik ke titik yang lain dengan mengamati dan memecahkan masalah. Masalah 10.1 Perhatikan masalah berikut. Seekor lebah diamati sedang hinggap di tanah pada sebuah lapangan. Pada suatu saat, lebah tersebut diamati terbang membentuk sebuah lintasan parabola. Setelah terbang selama 1 menit, lebah tersebut telah mencapai ketinggian maksimum sehingga ia terbang datar setinggi 5 meter selama 1 menit. Pada menit berikutnya, lebah tersebut terbang menukik lurus ke tanah sampai mendarat kembali pada akhir menit ketiga.
Gambar 10.2 Lebah ♦ Coba kamu modelkan fungsi lintasan lebah tersebut! Petunjuk: – Model umum kurva parabola adalah f(t) = at2 + bt + c, dengan a, b, c bilangan real. – Model umum kurva linear adalah f(t) = mt + n dengan m, n bilangan real. ♦ Amatilah model yang kamu peroleh. Tunjukkanlah pola lintasan terbang lebah tersebut? Petunjuk: Pilihlah strategi numerik untuk menunjukkan pendekatan, kemudian bandingkan kembali jawaban kamu dengan strategi yang lain. ♦ Cobalah kamu tunjukkan grafik lintasan terbang lebah tersebut. Alternatif Penyelesaian Perhatikan gambar dari ilustrasi Masalah 10.2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 137
Jadi, model fungsi lintasan lebah tersebut berdasarkan gambar di atas adalah:
at 2 bt c jika 0 t 1 f (t ) 5 jika 1 t 2 mt n jika 2t 3 dengan a, b, c, m, n bilangan real. Dari ilustrasi, diperoleh data sebagai berikut. F • Misalkan posisi awal lebah pada saat hinggap di tanah adalah posisi pada waktu t = 0 dengan ketinggian 0, disebut titik awal O(0,0), • Kemudian lebah terbang mencapai ketinggian maksimum 5 meter pada waktu t = 1 sampai t = 2, di titik A(1,5) dan B(2,5). • Pada akhir waktu t = 2, lebah kembali terbang menukik sampai hinggap kembali di tanah dengan ketinggian 0, di titik C(3,0). Berdasarkan data tersebut, kita akan menentukan fungsi lintasan lebah, dengan langkahlangkah berikut. 1. Substitusi titik O(0,0) ke fungsi kuadrat f(t)= at2 + bt + c diperoleh c = 0. 2. Substitusi titik A(1,5) ke fungsi kuadrat f(t)= at2 + bt + c diperoleh a + b + c = 5, karena c = 0, maka a + b = 5. 3. Karena fungsi kuadrat mencapai maksimum pada saat t = 1 maka –b/2a = 1 atau b = –2a. 4. Dengan mensubstitusi b = –2a ke a + b = 5 maka diperoleh a = –5 dan b = 10. 5. Jadi, fungsi kuadrat tersebut adalah f(t) = –5t2 + 10t. 6. Lebah tersebut terbang konstan pada ketinggian 5 maka fungsi lintasan tersebut adalah f(t) = 5. 7. Substitusi titik B(2,5) ke fungsi linear f(t) = mt + n, diperoleh 5 = 2m + n. 8 Substitusi titik C(3,0) ke fungsi linear f(t) = mt + n, diperoleh 0 = 3m + n atau n = 3m. 9. Dengan mensubstitusi ke n = –3m maka diperoleh m = – 5 dan n = 15. 10. Fungsi linear yang dimaksud adalah f(t) = –5t + 15. Dengan demikian, model fungsi lintasan lebah tersebut adalah:
5t 2 10t jika 0 t 1 f (t ) 5 jika 1 t 2 5t 15 jika 2t 3 Selanjutnya limit fungsi pada saat t = 1 dan t = 2 dapat dicermati pada tabel berikut Nilai pendekatan y = f(t) pada saat t mendekati 1 T 0,7 0,8 0,9 0,99 0,999 1 1,001 1,01 1,1 1,2 1,3 f(t) 4,55 4,80 4,95 4,9995 5 5 5 5 5 5 5
T f(t)
Nilai pendekatan y = f(t) pada saat t mendekati 2 1,7 1,8 1,9 1,99 1,999 2 2,001 5 5 5 5 5 5 4,995
2,01 4,95
2,1 4,5
2,2 4
2,3 3,5
Dari pengamatan pada tabel, dapat kita lihat bahwa y akan mendekati 5 pada saat t mendekati 1 dan y akan mendekati 5 pada saat t mendekati 2. Perhatikan strategi lainnya. Mari perhatikan nilai fungsi pada t mendekati 1 dari kiri dan kanan, sebagai berikut: I. Untuk t mendekati 1 lim 5t 15 5 (makna t → 1– adalah nilai t yang didekati dari kiri) t 1
lim 5 5 (makna t → 1+ adalah nilai t yang didekati dari kanan)
t 1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 138
Ternyata saat t mendekati 1 dari kiri , nilai fungsi y = f(t) = –5t2 + 10t mendekati 5. Demikian saat t mendekati 1 dari kanan, nilai fungsi f(t) = 5 mendekati 5. Kita menulisnya
lim 5t 2 10t 5 lim 5 . Dengan demikian fungsi lintasan lebah mempunyai limit t 1
II.
t 1
sebesar 5 pada saat t mendekati 1. Untuk t mendekati 2 lim 5 5 (makna t → 2– adalah nilai t yang didekati dari kiri) t2
lim 5t 15 5 (makna t → 2+ adalah nilai t yang didekati dari kanan)
t 2
Ternyata saat t mendekati 2 dari kiri, nilai fungsi f(t) = 5 mendekati 5. Demikian juga saat t mendekati 2 dari kanan, nilai fungsi y = f(t) = –5t + 15 mendekati 5. Hal ini dapat dinyatakan
lim 5 lim 5t 2 10t 5 . Dengan demikian fungsi lintasan lebah mempunyai limit
t 2
t 2
sebesar 5 pada saat t mendekati 2. Masalah 10.2 Tiga anak (sebut nama mereka: Ani, Budi dan Candra) sedang bermain tebak angka. Ani memberikan pertanyaan dan kedua temannya akan berlomba memberikan jawaban yang terbaik. Perhatikanlah percakapan mereka berikut. Ani : Sebutkanlah bilangan real yang paling dekat ke 3? Budi : 2 Candra : 4 Budi : 2,5 Candra : 3,5 Budi : 2,9 Candra : 3,1 Budi : 2,99 Candra : 3,01 Budi : 2,999 Candra : 3,001 Budi : 2,9999 Candra : 3,0001 Gambar 10.4 Ilustrasi limit sebagai pendekatan nilai Alternatif Penyelesaian Kedua teman Ani berlomba memberikan jawaban bilangan terdekat ke 3, seperti pada Gambar 10.4. Pada awalnya Budi dan Candra mengambil bilangan yang terdekat ke 3 dari kiri dan kanan sehingga mereka menjawab 2 dan 4. Ternyata masih ada bilangan real lain yang terdekat ke 3, sehingga Budi harus memberi bilangan yang lebih dekat lagi ke 3 dari kiri, maka Budi menyebut 2,5. Hal ini membuat Candra ikut bersaing untuk mencari bilangan lain, sehingga ia menjawab 3,5. Demikianlah mereka terus-menerus memberikan jawaban sebanyak mungkin sampai akhirnya mereka menyerah untuk mendapatkan bilangan-bilangan terdekat ke-3. Berdasarkan pemahaman kasus ini, ternyata ketidakmampuan teman-teman Ani untuk menyebutkan semua bilangan tersebut telah membuktikan bahwa begitu banyak bilangan real di antara bilangan real lainnya. Jika dimisalkan x sebagai variabel yang dapat menggantikan jawaban-jawaban Budi dan Candra maka x akan disebut bilangan yang mendekati 3 (secara matematika, dituliskan x → 3) Berdasarkan masalah dan contoh di atas, kita tetapkan pengertian limit fungsi, sebagai berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 139
Misalkan f sebuah fungsi f : R → R dan misalkan L dan c bilangan real. lim f ( x ) L jika x c
dan hanya jika f(x) mendekati L untuk semua x mendekati c. Catatan: lim f ( x ) L dibaca limit fungsi f(x) untuk x mendekati c sama dengan L. x c
Kita menyatakan bahwa f mendekati L ketika x mendekati c yang terdefinisi pada selang/interval yang memuat c kecuali mungkin di c sendiri. Seperti yang telah dijelaskan di awal bab ini, sebuah pengamatan pada permasalahan akan melahirkan pengertian dan konsep umum. Tetapi ada baiknya kita harus menguji kembali konsep tersebut. Mari kita amati kembali konsep limit fungsi tersebut dengan mengambil strategi numerik, dengan langkah-langkah pengamatan sebagai berikut. 1. Tentukanlah titik-titik x yang mendekati c dari kiri dan kanan! 2. Hitung nilai f(x) untuk setiap nilai x yang diberikan? 3. Kemudian amatilah nilai-nilai f(x) dari kiri dan kanan. 4. Ada atau tidakkah suatu nilai pendekatan f(x) pada saat x mendekati c tersebut? F. Model/Metode Pembelajaran Pendekatan pembelajaran adalah pendekatan saintifik (scientific). Pembelajaran koperatif (cooperative learning) menggunakan kelompok diskusi yang berbasis masalah (problem-based learning). G. Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Pendahuluan
1. Siswa memimpin doa (Seorang siswa untuk memimpin doa ) 2. Guru mengecek kehadiran dan menanyakan kesehatan siswa. 3. P1 : Guru memberikan informasi tentang pentingnya memahami konsep limit fungsi aljabar dalam kehidupan sehari-hari.. P2 : Guru melakukan pengecekan hasil kerja siswa pada waktu P1
10 menit
Inti
P1 1. Guru memberikan informasi tentang KBM yang akan menggunakan model project based learning. 2. Guru membentuk kelompok dengan masing-masing beranggotakan 4-5 siswa. 3. Guru memberikan masalah untuk di diskusikan 4. Guru membimbing kelompok dalam menelaah, mengamati dan memberikan scaffolding untuk menemukan konsep limit suatu fungsi aljabar di buku paket hal. 316 – 338. 5. Guru membimbing kelompok merumuskan pertanyaan (questioning), bagaimana cara menentukan nilai dari limit fungsi aljabar 6. Guru membimbing kelompok untuk menganalisis/menalar syarat apa yg harus dipenuhi supaya limit tersebut mempunyai nilai.. 7. Satu kelompok diminta untuk memprentasikan hasil diskusinya ke depan kelas. Sementara kelompok lain,
70 menit
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 140
menanggapi dan menyempurnakan apa yang dipresentasikan. 8. Dengan tanya jawab, guru mengarahkan siswa untuk membuat suatu kesimpulan.
Penutup
P2 9. Guru memberikan informasi tentang KBM yang akan menggunakan model Problem-Based Learning (PBL) 10. Guru memberikan masalah untuk di diskusikan 11. Guru membimbing kelompok dalam menelaah, mengamati dan memberikan scaffolding untuk menemukan konsep limit suatu fungsi aljabar di buku paket hal. 339 – 348. 12. Semua kelompok menampilkan hasil kerjanya. 13. Semua siswa mengamati dan membandingkan hasil kerja kelompokknya dengan kelompok lain. 14. Guru membimbing kelompok merumuskan pertanyaan (questioning), bagaimana cara menentukan nilai dari limit fungsi aljabar 15. Guru membimbing kelompok untuk menganalisis syarat apa yg harus dipenuhi supaya limit tersebut mempunyai nilai. 16. Satu kelompok diminta untuk memprentasikan hasil diskusinya ke depan kelas. Sementara kelompok lain, menanggapi dan menyempurnakan apa yang dipresentasikan. 17. Dengan tanya jawab, guru mengarahkan siswa untuk membuat suatu kesimpulan. 18. Guru memberikan soal-soal P 1. 1. Siswa diminta menyimpulkan hasil yang diperoleh selama kegiatan pembelajaran. 2. 3.
Guru memberikan tugas / pekerjaan rumah mengenai penerapan limit suatu fungsi aljabar Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan untuk tetap belajar.
P 2. 1.
Siswa diminta menyimpulkan hasil yang diperoleh selama kegiatan pembelajaran.
2.
Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan untuk tetap belajar.
H. ALAT/MEDIA/SUMBER PEMBELAJARAN 1. Buku Guru dan referensi buku lain 2. Lembar Kerja 3. Lembar penilaian
I. PENILAIAN HASIL BELAJAR 1. Teknik Penilaian: pengamatan, tes tertulis (Tes otentik) 2.
Prosedur Penilaian:
commit to user
10 menit
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 141
PERTEMUAN KE 1 No 1.
Sikap a. b. c.
2.
Waktu Penilaian
Pengamatan
Selama pembelajaran dan saat diskusi dan melakukan percobaan
Pengamatan dan tes
Penyelesaian kelompok
Pengamatan
Penyelesaian tugas (kelompok) dan saat diskusi
Terlibat aktif dalam pembelajaran limit. Bekerjasama dalam kegiatan kelompok dan melakukan percobaan. Toleran terhadap proses dan selesaian pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
Pengetahuan a. b.
3.
Teknik Penilaian
Aspek yang dinilai
Menjelaskan kembali pengertian fungsi aljabar Menentukan nilai limit sederhana
limit
Keterampilan Terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan limit fungsi yang mungkin muncul dari suatu fenomena dan menentukan banyak dari semua kemungkinan tersebut.
PERTEMUAN KE 2 No 1.
2.
Aspek yang dinilai Sikap d.
Terlibat aktif dalam pembelajaran limit.
e.
Bekerjasama dalam kegiatan kelompok dan melakukan percobaan.
f.
Toleran terhadap proses dan selesaian pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
Teknik Penilaian
Waktu Penilaian
Pengamatan
Selama pembelajaran dan saat diskusi dan melakukan percobaan
Pengamatan dan tes
Penyelesaian kelompok
Pengetahuan Menentukan/menerapkan nilai limit
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 142
No 3.
Teknik Penilaian
Aspek yang dinilai
Waktu Penilaian
Keterampilan Terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan limit
Pengamatan
Penyelesaian tugas (kelompok) dan saat diskusi
H. Instrumen Penilaian Hasil belajar Tes tertulis 1.
lim t 5 ...
2.
lim
3.
lim
t 3
x 1
x 2
2x 2 2x x 2 4x 3 x3 8 2
x x6
=… =…
Catatan: Penyekoran bersifat holistik dan komprehensif, tidak saja memberi skor untuk jawaban akhir, tetapi juga proses pemecahan yang terutama meliputi pemahaman, komunikasi matematis (ketepatan penggunaan simbol dan istilah), penalaran (logis), serta ketepatan strategi memecahkan masalah. Pedoman penskoran 1. 8 .................................................. 2. – 1 .................................................. 3. 1 .................................................. Jumlah skor 100
20 35 45
Mengetahui Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Jogorogo
Jogorogo, Agustus 2013 Guru Mata Pelajaran
Dra YAYUK SRI RAHAYU Mpd Pembina Utama Muda NIP. 19640701 198711 2001
Tatik sriyati Spd NIP: 19650901 199601 2001
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 143
Lampiran 1:
LEMBAR AKTIVITAS SISWA 1 (LAS 1) 1.
Nilai dari lim
→
Nilai lim
→~
3.
Nilai lim
→
4.
Nilai lim
→~
2.
5.
Nilai lim
→
3
+ 5 =.
3x 5 4 x 3 6 x 2 x 9 2 x 5 x 4 8x 3 5x 1 x 2 3x 4 adalah x 1
x 2 8x 3 3x 1 adalah x 1
x 2 2 x 5 adalah
LEMBAR AKTIVITAS SISWA 2 (LAS 2)
1.
Nilai dari lim
→
3
+ 5 =.
3x 4 x 3 6 x 2 x 9 adalah →~ 2 x 5 x 4 8x 3 5x 1 x 2 3x 4 3. Nilai lim → adalah x 1 2.
Nilai lim
4.
Nilai lim
5.
Nilai lim
x 2 8x 3 3x 1 adalah x 1
→~
→
5
x 2 2 x 5 adalah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 144
LEMBAR PENGAMATAN SIKAP Mata Pelajaran Kelas/Semester Tahun Pelajaran Waktu Pengamatan
: Matematika - Wajin : X IPA / Genap : 2013 / 2014. : Saat Pelajaran Berlangsung.
Indikator perkembangan sikap: religius, jujur, disiplin, mandiri, rasa ingin tahu, dan tanggung jawab 1. BT (belum tampak) jika sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas. 2. MT (mulai tampak) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas tetapi masih sedikit dan belum ajeg/ konsisten. 3. MB (mulai berkembang) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas yang cukup sering dan mulai ajeg/ konsisten. 4. MK (membudaya) jika menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas secara terus-menerus dan ajeg/ konsisten. Bubuhkan tanda V pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan
Nama
Ketelitian BT
MT
MB
Jujur MK
BT
MT
MB
Disiplin MK
BT
MT
MB
Keterangan 1 = Kurang 2 = Sedang 3 = Baik 4 = Sangat Baik
commit to user
Rasa Ingin
Mandiri MK
BT
MT
MB
MK
BT
Tahu MT MB
MK
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 145
Lampiran 3 : LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN KETERAMPILAN
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: X/1
Tahun Pelajaran
: 2013/2014
Waktu Pengamatan
:Pada saat proses pembelajaran
Indikator terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan limit. 1. 2. 3.
Kurang terampil, jika sama sekali tidak dapat menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan nilai fungsi di berbagai kuadran Terampil, jika menunjukkan sudah ada usaha untuk menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan nilai fungsi di berbagai kuadrantetapi belum tepat. Sangat terampill, jika menunjukkan adanya usaha untuk menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan nilai fungsi di berbagai kuadran dan sudah tepat.
Bubuhkan tanda √ pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan. Keterampilan No
Nama Siswa
Menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah KT
1 2
Keterangan : KT
: Kurang terampil
T
: Terampil
ST
: Sangat terampil
commit to user
T
ST
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 146
Lampiran 8 Catatan Lapangan Wawancara Perencanaan Proses Pembelajaran Matematika Terhadap Guru Matematika Kelas X Hari/Tanggal
: Senin, 21 april 2014
Inisial Subjek
: HP
Tempat
: Ruang tunggu tamu SMA Negeri 1 Jogorogo
Pukul
: 13.00 – 13.30
Tujuan
: Untuk memperoleh informasi tentang perencanaan proses pembelajaran matematika di kelas X SMA Negeri 1 Jogorogo A.
Catatan Diskriptif
Pada hari itu menunggu kehadiran guru HP di ruang tunggu tamu. Sebelumnya peneliti sudah membuat janji dengan HP untuk mengadakan wawancara. HP pada waktu itu sudah berada dikantor, akan tetapi HP masih menyelasaikan pekerjaan terkait beliau sebagai panitia Ujian Akhir Nasional. Wawancara dilakukan di ruang tunggu tamu, berikut hasil transkrip wawancara dengan HP. 1.
Peneliti
:
Menurut pandangan bapak Kurikulum 2013 seperti apa?
HP
:
kurikulum yang dibuat untuk bisa mengasah kemampuan potensi peserta didik dalam memecahkan suatu masalah dalam pembelajarn, sehingga siswa menjadi aktif, kreatif, inovatif dan mandiri berdasarkan kompetensi inti yang diimbangi dengan sikap dan perilaku sesuai ajaran agama yang dianutnya.
2.
Peneliti
:
iya pak, lalu terkait dengan K-13, menurut bapak pembelajaran berbasis masalah itu seperti apa?
HP
:
yaa, sebuah pembelajaran yang mengenalkan siswa pada pokok suatu masalah yang nyata atau data real sehingga siswa dapat terlibat langsung terhadap masalah yang telah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 147
ada tersebut, dan bisa dipecahkan secara bersama-sama. 3. 4.
Peneliti
:
untuk pendekatan dalam pembelajarannya pak?
HP
:
ya di K-13 kan dimintanya pendekatan ilmiah mbak.
Peneliti
:
naah, kalo PBL dengan pendekatan ilmiah itu menurut bapak seperti apa?
HP
:
PBL dengan pendekatan ilmiah yaitu proses pembelajaran yang mengenalkan siswa terhadap masalah yang nyata sehingga timbul rasa ingin tahu berdasarkan pengetahuan siswa untuk mencoba menyelesaikan masalah tersebut
5. 6.
Peneliti
:
untuk penyusunan silabus dan RPP gimana pak?
HP
:
untuk silabus kita mengguanakan yang ada
Peneliti
:
Kurikulum 2013. Sedangkan RPP juga kita sesuaikan dan
pada
mengacu pada Kurikulum 2013, biasanya sesuai contoh HP
:
yang ada kalo panduan khusus untuk penyusunan RPP ini, ada
7.
Peneliti
:
panduan khusus untuk penyusunan RPP seperti ini, ada tidak pak ?
HP
:
tidak
ada,
hanya
mengacu
pada
K-13
kemudian
dikembangkan sendiri sesuai contoh baik dari pelatihan K13 atau contoh RPP dari sekolah yang ditunjuk menggunakan K-13 juga 8.
Peneliti
:
untuk penentuan sumber belajarnya bagaimana pak? sumber belajarnya kita tetap mengacu pada buku yang
HP
:
ditetapkan dari negara terkait dengan K-13 dan LKS yang kalo kita liat mengacu pada K-13 baru kita ambil kalau
untuk
menyusun
RPP
ini
bagaimana
cara
menentukan indikatornya pak? Peneliti
:
merumuskan indikator kalau di K-13 kan disilabus belum
HP
:
ada, jadi kita kembangkan sendiri di RPP. Itu juga bisa
10. Peneliti
:
dilihat dari materinya juga, maka pengembangan materi itu
HP
:
masing-masing guru ini merumuskan tergantung kreatifitas
9.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 148
guru. 11. Peneliti
:
kalau menetukan tujuan pembelajarannya?
HP
:
yha ini mengacu pada indikator
12. Peneliti
:
Untuk pengembangan materinya?
HP
:
materi ya sesuai
13. Peneliti
:
kalau untuk metode PBL dengan pendekatan ilmiah bagaimana pak merencanakannya
HP
:
ya sebenarnya kita lihat materinya dulu, materinya itu bisa tidak menggunakan metode itu
14. Peneliti
:
kalau untuk menyusun kegiatan pembelajaran bagaimana pak?
HP
:
ya ketika kita menggunakan PBL dengan pendekatan ilmiah ya kita sesuaikan dengan langkah-langkahnya. Ya..kalo untuk pendahuluan apersepsi tetap saya lakukan
15. Peneliti
:
menanyakan PR, motivasi pentingnya materi yang akan dipelajari, kemudian kegitan inti, dan penutup, tadi apa saja yang kita sampaikan. menetukan kegiatan intinya ini bagaimana pak? menetukannya ya dilihat dari tujuannya tadi....
HP
:
apakah bapak sudah mengintegrasikan 5M (mengamati,
16. Peneliti
:
menanya, memgumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan dalam RPP dan dlam pembelajaran?
HP
:
bisa
dilihat
kegiatan
pembelajaran
di
RPP
yang
menggunakan metode PBL dengan pendekatan ilmiah ada kegiatan 5M yang masing-masing terdapat kegiatan yang dilaksanakan. kalau untuk di proses pembelajran saya selalu berusaha mengintegrasikan dan melaksanakan semampu saya. 17. Peneliti
:
kalau untuk penilaian pak?
HP
:
itu masing-masing guru, kalo saya sama disilabus
18. Peneliti
:
adakah panduan khusus untuk penilaian pak?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 149
HP
:
tidak.
19. Peneliti
:
ooo, untuk penentuan alokasi waktunya seperti apa?
HP
:
ya disilabus ada, gunakan acuan yang ada di silabus.
20. Peneliti
:
o seperti itu pak, kalo untuk sumber belajarnya pak?
HP
:
klo penentuan sumber belajarnya satu kita pake buku paket dari negara dan LKS. Kalau anak-anak punya refrensi buku yang lain saya juga tidak melarang. Tapi yang saya gunakan dalam mengajar dua itu. B. Catatan reflektif
Dalam wawancara, guru memahami bahwa dalam K-13 silabus sudah diberikan dari pusat, hanya belum ada indikatornya. Hal tersebut menjadi tuntututan bagi guru untuk mengembangkan sendiri indikatornya dalam RPP. Dalam menerangkan proses penyusunan RPP, jawaban guru belum begitu maksimal dalam penyusunan RPP ternyata guru tersebut hanya menggunakan contoh dari pelatihan dan RPP dari sekolah yang telah ditunjuk menggunakan K-13.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 150
Lampiran 9 Catatan Lapangan Wawancara Perencanaan Proses Pembelajaran Matematika Terhadap Guru Matematika Kelas X Hari/Tanggal
: Senin, 26 Mei 2014
Inisial Subjek
: TK
Tempat
: Ruang Guru SMA Negeri 1 Jogorogo
Pukul
: 10.15 – 10.45
Tujuan
: Untuk memperoleh informasi tentang perencanaan proses pembelajaran matematika di kelas X SMA Negeri 1 Jogorogo A. Catatan Diskriptif Pada hari itu menunggu kehadiran guru TK di ruang tunggu tamu.
Sebelumnya peneliti sudah membuat janji dengan TK untuk mengadakan wawancara. TK pada waktu itu sudah berada disekolah, akan tetapi TK masih mengajar dikelas Xips-1. Wawancara dilakukan di ruang guru, berikut hasil transkrip wawancara dengan TK. 1.
Peneliti
:
Menurut pandangan ibu Kurikulum 2013 seperti apa? kurikulum yang setahu saya kurikulum yang cukup simple sebab peran guru lebih condong hanya sebagai fasilitator saja
TK
:
ooo bgtu bu, lalu terkait dengan K-13, menurut ibu pembelajaran berbasis masalah itu seperti apa?
2.
Peneliti
:
apa ya mbak.., sebuah pembelajaran yang melibatkan siswa dalam pemecahan suatu masalah yang biasanya dihubungkan degan kegiatan sehari-hari.
TK
:
untuk pendekatan dalam pembelajarannya bu? pendekatan ilmiah...
3.
Peneliti
:
naah, kalo PBL dengan pendekatan ilmiah itu menurut ibu seperti apa?
TK
:
pendekatan ilmiah?..eemmmm..
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 151
Dalam pembelajaran PBL juga harus ada langkah-langkah 4.
Peneliti
:
yang sistematis sepeti identifikasi masalah, mengumpulkan data, menganlisisnya, memecahkan masalahnya,dan tindakan
TK
apa yang akan kita lakukan apa..gitu
5.
Peneliti
:
untuk penyusunan silabus dan RPP gimana bu?
:
untuk silabus kita mengguanakan yang ada pada Kurikulum
:
2013. Sedangkan RPP juga kita sesuaikan dan mengacu pada Kurikulum 2013, biasanya sesuai contoh yang ada. Kalo saya
TK
bingung yha tanya ke guru yang lain. kalo panduan khusus untuk penyusunan RPP ini, ada 6.
Peneliti
:
panduan khusus untuk penyusunan RPP seperti ini, ada tidak bu ?
TK
:
tidak
ada,
hanya
mengacu
pada
K-13
kemudian
dikembangkan sendiri sesuai contoh RPP dari sekolah yang ditunjuk menggunakan K-13 juga 7. 8.
Peneliti
:
untuk penetuan sumber belajarnya bagaimana bu?
TK
:
kita pake buku paket dan LKS saja
Peneliti
:
kalau untuk menyusun RPP ini bagaimana cara menentukan indikatornya bu?
9.
TK
:
merumuskan indikator kalau di K-13 kan disilabus belum
Peneliti
:
ada, jadi kita kembangkan sendiri di RPP. Kalau tidak kita
TK
:
lihat materinya dan Kompetensi Dasarnya. Kalau saya bingung lagi-lagi tanya ke guru yang lain.
10. Peneliti
:
kalau menetukan tujuan pembelajarannya?
TK
:
tujuan kan ya mengacu pada indikator
11. Peneliti
:
Untuk pengembangan materinya?
TK
:
materi masih sama
12. Peneliti
:
kalau untuk metode PBL dengan pendekatan ilmiah bagaimana bu merencanakannya?
TK
:
ya sebenarnya kita lihat materinya dulu, materinya itu bisa tidak menggunakan metode itu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 152
13. Peneliti
:
ooo begitu bu,
TK
:
iya..
14. Peneliti
:
kalau untuk menyusun kegiatan pembelajaran bagaimana bu?
TK
:
ya ketika kita menggunakan PBL dengan pendekatan ilmiah ya kita sesuaikan dengan langkah-langkahnya. Ya..kalo untuk pendahuluan apersepsi tetap saya lakukan menanyakan PR, motivasi pentingnya materi yang akan dipelajari, kemudian kegitan inti, dan penutup, tadi apa saja yang kita sampaikan.
15. Peneliti
:
apakah ibu sudah mengintegrasikan 5M (mengamati, menanya, memgumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan dalam RPP dan dalam pembelajaran?
TK
:
bisa
dilihat
kegiatan
pembelajaran
di
RPP
yang
menggunakan metode PBL dengan pendekatan ilmiah ada kegiatan 5M yang masing-masing terdapat kegiatan yang dilaksanakan. kalau untuk di proses pembelajran saya selalu berusaha mengintegrasikan dan melaksanakan semampu saya. 16. Peneliti
:
apakah dalam tahapan pembelajaran sudah bisa terlaksana semua dengan baik?
TK
:
kalau pendahuluan bisa berjalan baik, kalau kegiatan inti
17. Peneliti
:
masih sulit dilaksanakan secara maksimal mbak..., anak-anak
TK
:
masih kurang memilki sikap mandiri.
18. Peneliti
:
kalau untuk penilaian bu?
TK
:
itu masing-masing guru, kalo saya sama yang ditulis disilabus.
19. Peneliti
:
adakah panduan khusus untuk penilaian bu?
TK
:
tidak.
20. Peneliti
:
kalau untuk alokasi waktu ini ditentukan dengan apa bu?
TK
:
ini mbak dengan mengacu pada silabus jan juga sudah ada.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 153
B. Catatan reflektif Dalam wawancara, guru memahami bahwa dalam K-13 silabus sudah diberikan dari pusat, hanya belum ada indikatornya. Hal tersebut menjadi tuntututan bagi guru untuk mengembangkan sendiri indikatornya dalam RPP. Dalam menerangkan proses penyusunan RPP, jawaban guru belum begitu maksimal dalam penyusunan RPP ternyata guru tersebut hanya menggunakan contoh dari pelatihan dan RPP dari sekolah yg telah ditunjuk menggunakan K-13.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 154
Lampiran 10 Catatan Lapangan Kegiatan Pembelajaran Berbasis Masalah matematika dengan Pendekatan ilmiah Hasil Observasi Pertama Hari/tanggal : Senin, 07 April 2014 Pukul : 12.00 – 13.30 Tujuan : Memperoleh informasi tentang pelaksanaan proses pembelajaran matematika di kelas X khusunya Xipa-1 SMA Negeri 1 Jogorogo Tempat : Ruang kelas Xipa-1 A. Catatan Deskriptif R. Hobro Pranasmoro Hadi, S.Pd (HP) adalah guru laki-laki. Observasi dilakukan pada hari senin, 07 April 2014 di kelas Xipa-1 SMAN 1 jogorogo. Pada hari itu, mata pelajaran matematika akan dimulai pada pukul 12.00 sampai 13.30. Beberapa menit sebelum bel mulai pembelajaran, peneliti menemui guru HP terlebih dahulu di ruang waka kurikulum. Kemudian, HP mengajak peneliti segera menuju kelas Xipa- 1. Sesampai di kelas terlihat siswa masih bergerombol dengan temannya, HP meminta siswa untuk cepat menyelesaikan istirahatnya. Di sisi lain pada saat itu peneliti mempersiapkan peralatan pengamatan. Pertama peneliti memilih berdiri di belakang kelas, karena hasil gambar yang didapat tidak jelas peneliti pindah ke pojok depan. Ruang kelas Xipa-1 sebelah barat, ruangannya luas dan tertata rapi, berukuran sekitar 8x9 m menghadap ke timur. Pada sisi timur ruangan berderet jendela kaca yang bersih, di bagian depan atas terlihat gambar burung garuda. Gambar Presiden dan wakil Presiden terletak agak kebawah disisi kanan dan kiri gambar burung garuda dan di tengah-tengahnya terdapat jam dinding. Di bawah jam dinding terdapat whiteboard di sebelah kiri whiteboard terdapat papan Visi Misi dan kalender. Sebelum pembelajaran HP meminta peneliti untuk memperkenalkan diri. Peneliti memperkenalkan nama dan maksud mengikuti HP kepada siswa. Di awal kegiatan pembelajaran, HP : bertanya kepada siswa dan mengucapkan salam, “sudah siap? Assalamualaikum...... Mari kita mulai, kita sudah sampai mana?” Siswa : terakhir ukran sudut drajat dan radian pak, tapi sudah selesai HP : ada tugas tidak? Siswa : ada pak,... HP : bisa mengerjakan, coba tunjukkan kedepan Siswa : bisa pak..
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 155
HP meminta beberapa siswa untuk menuliskan jawabannya dipapan tulis dan meminta sekalian untuk menjelaskan hasil pekerjaannya. Ada tiga siswa yang menuliskan jawaban didepan kelas, dua perem[uan dan satu laki-laki. Untuk siswa laki-laki mengerjakan soal putaran diubah ke derajat dan radian. putaran =
360 = 60.
HP : kenapa 360? Siswa : karena satu putaran pak... HP mengulang kata-kata cahyo, “ kalau menurut cahyo kenapa dikalikan 360 karena satu putaran.” Tapi ternyata cahyo masih belum mengubahnya ke radian. Untuk dua siswa perempuan mengerjakan sudah benar dan dalam menjelaskan cukup baik. Namun ketika ditanya komplemen dan suplemen siswa terlihat masi sedikit kesulitan HP : yang berlawanan arah dengan jarum jam itu... sudut positif. Kalo yang negatif bagaimana? Kalo searahkan cepet ta...seperti yang kamu harapkan to... setengah dua... siswa tertawa.. Kalau komplemen itu sudut berapa kalo dijumlahkan jadi 90 gtu ta..nah kalo dari 105 itu berapa biar jadi 90. Kan begitu kamu kan mengatakan -15 arahnya negatif untuk itu bagaimana untuk 105?Bagus ada yang membantu pakai gambar pakai lingkaran. Terlihat ada siswa laki-laki yang membantu siswa perempuan memecahkan komplemen dari 105. HP : buat lingkaran dulu...Biasane laki-laki itu pinter gawe bunderan (siswa tertawa) HP mengarahkan sudut 105 nya mana dulu gambaren dulu.. terlihat dua siswa yang berdidri didean berdiskusi untuk menentukan sudut 105. Ada pertanyaan dari siswa lain 105 itu apa tidak di kuadran II ta? Siswa yang didepan menjawab..iyo ya..he.. HP : sekarang kamu liat 105 itu kalo pake putaran ..komplemennya -15 apakah bisa jadi 90 derajat? HP : apakah setiap sudut punya supemen dan komplemen Siswa : tidak HP : nah kembalikan ke pengertian komplemen dan suplemen...jadi 105 punya komplemen tidak? Siswa : tidak.. HP : ada yang masih kesulitan, kalau tidak ada kita lanjutkan dengan materi selanjutnya. Konsep dasar sudut (guru menulis dipapan tulis)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 156
HP mereview materi dengan menuliskan satu permasalahan yang pernah dihadapi siswa ketika mereka masih duduk di bangku SMP. HP memberikan pertanyaan-pertanyaan yang membuat siswa mengingat informasi yang sudah ada. HP memberikan berbagai macam pemasalahan dan terlihat beberapa siswa menjawabnya. Setelah permasalahan sudah terselesaikan, HP diawal pembelajaran memberikan batu loncatan terkait materi mengingatkan tentang kuadran I, II, III, dan IV. Hal tersebut diberikan setelah guru memberikan permasalahan kepada siswa pada kegiatan mengamati. Siswa diminta membaca materi kurang lebih diberikan waktu untuk membaca contoh-contoh yang ada di buku paket. HP : Pak Yahya adalah seorang penjaga sekolah. Tinggi pak Yahya adalah 1,6m. Dia mempunyai seorang anak, namanya Dani. Dani masih kelas II Sekolah Dasar. Tinggi badannya 1,2m. Dani adalah anak yang baik dan suka bertanya. Dia pernah bertanya kepada ayahnya tentang tinggi tiang bendera di lapangan itu. Dengan senyum, Ayahnya menjawab 8m. Suatu sore, disaat dia menemani ayahnya membersihkan rumput liar di lapangan, Dani melihat bayangan setiap benda ditanah. Dia mengambil tali meteran dan mengukur panjang bayangan ayahnya dan panjang bayangan tiang bendera, yaitu 6,4m dan 32m.Tetapi dia tidak dapat mengukur panjang bayangannya sendiri karena bayangannya mengikuti pergerakannya. Jika kamu sebagai Dani, dapatkah kamu mengukur bayangan dirimu sendiri? Siswa : dengan menggunakan konsep kesebangunan pak... HP : kenapa segitiga bisa dikatan sebangun? Siswa : kalo punya sudut sama.. HP : dari segitiga ABC, DEC, FGC jadi diperoleh perbandingan
=
dengan FG tinggi dani (1,2m), DE tinggi pak yahya (1,6m)... HP selanjutnya meminta siswa untuk menemukan pola dengan memberi pertanyaan-pertanyaan pancingan, dengan mengaitkan contoh-contoh soal yang sudah diberikan. Siswa terlihat berdiskusi dengan teman disampingnya sambil sesekali bertanya pada HP. Setelah menemukan pola, HP memberi contoh soal terkait dengan fenomena yang sedang hangat di sekitar siswa, ketika itu HPmemberi contoh tentang tiang bendera. Beberapa siswa terlihat sedikit bingung dan menjawab “ menghitungnya bagaimana pak?” ada nyang menjawab “susah pak”. Kemudian HP menjawab “itulah gunanya belajar matematika, hal yang difikirkan saja sulit tapi bisa diselesaikan, tidak ada ruginya belajar matematika”. Saat itu siswa terlihat bersemangat lagi dan mencoba menghitungnya. Dari 1 permasalahan selanjutnya HP meminta siswa untuk membuat pertanyaan-pertanyaan lain yang mungkin dari permasalahan tersebut. Siswa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 157
terlihat mengeluarkan pendapatnya dan HP terlihat menanggapi seluruh pendapat siswa dan meminta siswa lain untuk berkomentar. Sambil menunggu siswa selesai mengerjakan HP terlihat berkeliling dan melihat cara siswa mengerjakan. Selang beberapa menit terlihat banyak siswa yang sudah selesai, HP meminta salah satu dari mereka untuk menulis jawabannya. Terlihat salah satu siswa menulis jawaban. Kemudian HP bekata pada siswa lain “kira-kira ada jawaban lain tidak, kalau ada coba tuliskan di depan’. HP mencoba menyemangati siswa tersebut “coba kamu selesaikan dulu” kemudian HP terlihat berdiskusi di samping siswa, peneliti tidak mendengar percakapan mereka, karena pada saat itu peneliti berdiri di belakang kelas. kemudian HP meminta siswa untuk duduk kembali, HP bertanya kepada siswa lain kira-kira jawabannya bagaimana. Setelah itu ada siswi yang bertanya kalo sudutnya itu apa ndak kebalik boleh apa tidak? Siswa yang mengerjakan didepan menjawab dengan membacakan soal dan apa yang telah diketahui. Pada pukul 13.30 tepat, bel pergantian jam berbunyi, HP mengakhiri pembelajaran dengan menyimpulkan dan meminta siswa di rumah untuk membaca materi dan mengerjakan soal-soal terkait dengan konsep dasar sudut. Di sisi lain peneliti sedang membereskan peralatan pengamatan sambil berbincangbincang dengan 2 orang siswa yang kebetulan saat itu duduk di dekat peneliti. Selesai pembelajaran HP mengajak peneliti menuju ruang guru, di sela-sela perjalanan peneliti bertanya kepada HP apakah peneliti boleh ikut di kelas beliau lagi apa tidak? Dengan senang hati dan terlihat tersenyum HP menjawab “boleh, silahkan tapi kasih kabar dahulu takutnya saya tidak bisa mengisi pelajaran”. Karena HP terlihat buru-buru ingin pulang, peneliti izin pulang terlebih dahulu. B. Catatan Reflektif Kegiatan pembelajaran dimulai dengan guru memberikan batu loncatan terkait materi yang akan dipelajari. Dalam kegiatan ini guru membahas PR yang diberikan pada pertemuan sebelumnya, dalam kegiatan ini, guru sudah mulai meminta siswa untuk berpartisipasi aktif dengan mengajukan pertanyaanpertanyaan. Masuk pada kegiatan inti, dimuali dari kegiatan mengamati siswa diminta membaca buku pelajaran setelah guru memberikan permaslahan. Berikutnya dalam kegiatan menanya terlihat siswa masih kesulitan merangkai pertanyaan yang mengarah pada pemecahan masalah, guru memberikan arahan dengan memanggil salah satu siswa untuk bertanya. Karena pada tahap kedua siswa sudah kesulitan pada kegiatan mengumpulkan informasi siswa juga mengalami kesulitan karena juga minimnya sumber belajar yang dimiliki. Tidak jauh berbeda dengan kegiatan mengasosiasi siswa juga belum maksimal dalam mengolah informasi terlihat siswa masih ada yang belum paham terkait arah penyelesaian dari permasalahan. Namun, dengan bguru menjadi fasilitator dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 158
tetap memberikan motivasi siswa menjadi sedikit berusaha memahami materi. Untuk kegiatan terakhir mengkomunikasikan kemandirian dan keberanian siswa dalam menyampaikan hasil belum begitu maksimal karena terkadang guru harus memanggil salah satu siswa terlebih dahulu untuk mengerjakan didepan kelas baru siswa yang lain termotivasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 159
Lampiran 11 Catatan Lapangan Kegiatan Pembelajaran Berbasis Masalah matematika dengan Pendekatan ilmiah Hasil Observasi Ketiga Hari/tanggal : Selasa, 15 April 2014 Pukul : 12.00 – 13.30 Tujuan : Memperoleh informasi tentang pelaksanaan proses pembelajaran matematika di kelas X khusunya Xipa-1 SMA Negeri 1 Jogorogo Tempat : Ruang kelas Xipa-1 A. Catatan Deskriptif R. Hobro Pranasmoro Hadi, S.Pd (HP) adalah guru laki-laki. Observasi dilakukan pada hari senin, 07 April 2014 di kelas Xipa-1 SMAN 1 jogorogo. Pada hari itu, mata pelajaran matematika akan dimulai pada pukul 12.00 sampai 13.30. Beberapa menit sebelum bel mulai pembelajaran, peneliti menemui guru HP terlebih dahulu di ruang waka kurikulum. Kemudian, HP mengajak peneliti segera menuju kelas Xipa- 1. Sesampai di kelas terlihat siswa masih bergerombol dengan temannya, HP meminta siswa untuk cepat menyelesaikan istirahatnya. Di sisi lain pada saat itu peneliti mempersiapkan peralatan pengamatan. Sebelum pembelajaran HP meminta peneliti untuk memperkenalkan diri. Peneliti memperkenalkan nama dan maksud mengikuti HP kepada siswa. Di awal kegiatan pembelajaran, HP : bertanya kepada siswa dan mengucapkan salam, “sudah siap? Assalamualaikum...... Mari kita mulai, kita sudah sampai mana?” Siswa : walaikumsalam....... HP : ada yang masih kesulitan materi kemarin,? kalau tidak ada kita lanjutkan dengan materi selanjutnya. trigonometri (guru menulis dipapan tulis) HP memberikan pertanyaan-pertanyaan yang membuat siswa mengingat informasi yang sudah ada. HP memberikan berbagai macam pemasalahan dan terlihat beberapa siswa menjawabnya. Setelah permasalahan sudah terselesaikan, HP diawal pembelajaran memberikan batu loncatan terkait materi mengingatkan tentang kuadran I, II, III, dan IV. Hal tersebut diberikan setelah guru memberikan permasalahan kepada siswa pada kegiatan mengamati. Siswa diminta membaca materi kurang lebih diberikan waktu untuk membaca contoh-contoh yang ada di buku paket. Guru menulis dipapan tulis dan menggambar sumbu koordianat untuk grafik fungsi sinus, “sekarang saya kembalikan kepada kalian untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 160
menyampaikan pertanyaan terkait materi”. Guru memberikan motivasi kepada siswa. Siswa : mengapa pakai [0,2π] pak? HP : baik...kenapa bisa [0,2π]?,.... (sambil menulis dipapan tulis) HP melempar pertanyaan tersebut kepada siswa mungkin jika ada siswa yang bisa membantu menjawabnya. Awalnya siswa hanya diam. Tidak ada yang menjawab. Selang beberapa saat siswa ada yang menjawab “berarti ukuranya ini dari 0 sampai 360 derajat”. Guru menjawab berarti apitanya itu dari 0 sampai 360 derajat. Kemudian guru menjelaskan terkiat interval yang digunakan. HP memberikan penjelasan terkait grafik fungsi sinus dan cara menggambarnya. Dengan melibatkan siswa untuk aktif dalam menetukan titik-titik. Dengan mensubtitusikan nilai dari x kedalam fungsi yang diketahui. HP : ini akan memtotong di sumbu x dititik berapa koma berapa? Siswa : HP : apa hanya satu? Siswa : tidak... HP : (0,0), (180,0), dan..... Nah itu kan bukitnya....bagaiman untuk lembahnya... Terlihat disela pembelajaran HP memberikan sedikit gurauan “ayo siapa yang berani menunjukna lembahnya?” siapa yang jadi pasukan berani..., “tapi jangan berani mati...” siswapun tertawa dan ada slah satu siswa yang maju kedepan dan melukiskan titik-titik sehingga dapat menunjukkan lembah dari grafik fungsi sinus. HP : nah kalo f(x)= k sin x, apakah koefisen k ini nanti positif atau negatif? Misal ini f(x)= -2 sin x Siswa terlihat bingung, namun tak lama kemudian ada slah satu siswa bertanya kepada HP “ bolehkah kurva dimulai dari lembah dulu pak?”. HP menjawab dengan sedikit gurauan “ ya boleh-boleh saja yang penting kan kalo ada lembah ya ada bukit”. HP memberikan permaslahan terkait fungsi sinus dan meminta siswa menggambarkan grafiknya. Terlihat siswa berdiskusi dengan teman satu mejanya. HP selanjutnya meminta siswa untuk menemukan pola dengan memberi pertanyaan-pertanyaan pancingan, dengan mengaitkan contoh-contoh soal yang sudah diberikan. Siswa terlihat berdiskusi dengan teman disampingnya sambil sesekali bertanya pada HP. Sambil menunggu siswa selesai mengerjakan HP terlihat berkeliling dan melihat cara siswa mengerjakan. Selang beberapa menit terlihat banyak siswa yang sudah selesai, HP meminta salah satu dari mereka untuk menulis jawabannya. Terlihat salah satu siswa menulis jawaban. Kemudian HP mencoba menyemangati siswa tersebut “coba kamu selesaikan dulu” kemudian HP terlihat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 161
berdiskusi di samping siswa, peneliti tidak mendengar percakapan mereka, karena pada saat itu peneliti berdiri di belakang kelas. kemudian HP meminta siswa untuk duduk kembali. HP bersama siswa mebuat kesimpulan diantaranya yaitu panjang gelombang itu 360=2π, nilai maksimal fungsi = |k| dan nilai min = -|k|, koefisien k mempengaruhi tinggi rendahnya kurva, dan f(x)=-2 sin x berasal dari refleksi f(x) = 2 sin x (dengan melihat kurva). Pada pukul 13.30 tepat, bel pergantian jam berbunyi, HP mengakhiri pembelajaran dengan menyimpulkan dan meminta siswa di rumah untuk membaca materi dan mengerjakan soal-soal terkait dengan fungsi trigonometri fungsi cosinus dan tangen dan meminta siswa menggambarnya. Di sisi lain peneliti sedang membereskan peralatan pengamatan sambil berbincang-bincang dengan 2 orang siswa yang kebetulan saat itu duduk di dekat peneliti. Selesai pembelajaran HP mengajak peneliti menuju ruang guru, di sela-sela perjalanan peneliti bertanya kepada HP apakah peneliti boleh ikut di kelas beliau lagi apa tidak? Dengan senang hati dan terlihat tersenyum HP menjawab “boleh, silahkan tapi kasih kabar dahulu takutnya saya tidak bisa mengisi pelajaran”. Karena HP terlihat buru-buru ingin pulang, peneliti izin pulang terlebih dahulu. B. Catatan Reflektif Kegiatan pembelajaran dimulai dengan guru memberikan batu loncatan beupa PR terkait materi sebelumnya. Masuk pada kegiatan inti, dimuali dari kegiatan mengamati siswa diminta membaca buku pelajaran setelah guru memberikan permasalahan. Berikutnya dalam kegiatan menanya terlihat siswa masih kesulitan merangkai pertanyaan yang mengarah pada pemecahan masalah, namun ada beberapa siswa yang mau mencoba bertanya, guru memberikan arahan dengan memanggil salah satu siswa untuk bertanya. Karena pada tahap kedua siswa sudah kesulitan pada kegiatan mengumpulkan informasi siswa juga mengalami kesulitan karena juga minimnya sumber belajar yang dimiliki. Tidak jauh berbeda dengan kegiatan mengasosiasi siswa juga belum maksimal dalam mengolah informasi terlihat siswa masih ada yang belum paham terkait arah penyelesaian dari permasalahan. Namun, dengan bguru menjadi fasilitator dan tetap memberikan motivasi siswa menjadi sedikit berusaha memahami materi. Untuk kegiatan terakhir mengkomunikasikan kemandirian dan keberanian siswa dalam menyampaikan hasil cukup bagus meski terkadang guru harus memanggil salah satu siswa terlebih dahulu untuk mengerjakan didepan kelas baru siswa yang lain termotivasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 162
Lampiran 12 Hasil Kegiatan Pelaksanaan Proses Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah Matematika dengan pendekatan Ilmiah di Kelas X SMA Negeri 1 Jogorogo Pada Observasi Pertama Hari, tanggal
: Senin, 7 April 2013
Pukul
: 12.00 – 13.30
Aspek yang Damati Kegiatan Inti 1. Langkah Mengamati: a. Guru tidak memberikan informasi tentang KBM yang akan menggunakan model PBL. b. Guru tidak membentuk keompok secara pasti. c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai d. Diawal pembelajaran setelah diberikan permasalahan pada aspek mengamati guru memberi batu loncatan terkait materi yang akan dipelajari, Untuk memantapkan kalau pembelajaran itu dikehidupan sehari-hari dan siswa mau mencoba mengamati permasalahan.
e. Pak Yahya adalah seorang penjaga sekolah. Tinggi pak Yahya adalah 1,6m. Dia mempunyai seorang anak, namanya Dani. Dani masih kelas II Sekolah Dasar. Tinggi badannya 1,2m. Dani adalah anak yang baik dan suka bertanya. Dia pernah bertanya kepada ayahnya tentang tinggi tiang bendera di lapangan itu. Dengan senyum, Ayahnya menjawab 8m. Suatu sore, disaat dia menemani ayahnya membersihkan rumput liar di lapangan, Dani melihat bayangan setiap benda ditanah. Dia mengambil tali meteran dan mengukur panjang bayangan ayahnya dan panjang bayangan tiang bendera, yaitu 6,4m dan 32m.Tetapi dia tidak dapat mengukur panjang bayangannya sendiri karena bayangannya mengikuti pergerakannya. f. Di daerah pedesaan yang jauh dari bandar udara kebiasaan anak-anak jika mendengar pesawat udara sedang melintasi perkampungan mereka.bolang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 163
mengamati sebuah pesawat udara yang terbang dengan ketinggian 20 km.dengan sudut elevasi pengamat (bolang) terhadap pesawat adalah sebesar
tentukan jarak pengamat ke pesawat jika besar sudutnya 30
derajat, 90 derajat dan 120 derajat 2. Langkah Menanya: a. Siswa masih kesulitan mengajukan pertanyaan b. Guru bertanya kepada siswa bagaiman jika mereka berperan sebagai dani, apakah siswa dapat mengukur bayangannya sendiri, pertanyaan itu digunakan sebagai pertanyaan pancingan supaya siswa lebih mencoba melakukan pengamatan. c. Guru memberikan kesempatan siswa bertanya tentang tentang perbedaan nilai jika sudutnya berbeda. 3. Langkah Mengumpulkan Informasi a. Siswa membaca sumber belajar yang diberikan sekolah yaitu buku matematika SMA kelas X dan LKS b. masing-masing besar sudutnya 30 derajat, 90 derajat dan 120 derajat .yang ditampilkan. 4. Langkah Mengasosiasi a. Selama siswa bekerja, guru memperhatikan dan mendorong semua siswa untuk terlibat diskusi dan mengarahkan bila ada kelompok yang melenceng jauh dari jawabannya. b. Guru sebagai fasilitator dalam kegiatan mengasosiasi, ketika siswa masih kesulitan mengolah informasi guru memberikan pertanyaan ataupun menjawab pertanyaan dari siswa kemudian mengarahkan 5. Langkah Mengkomunikasikan a. Salah siswa dari kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 164
b.
Guru
menujuk
salah
satu
sisa,
karena
ketika
diminta
untuk
mempresentasikan tidak ada yang langsung bersedia maju ke depan kelas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 165
Lampiran 13 Hasil Kegiatan Pelaksanaan Proses Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah Matematika dengan pendekatan Ilmiah di Kelas X SMA Negeri 1 Jogorogo Pada Observasi Ketiga Hari, tanggal
: Selasa, 15 April 2013
Pukul
: 12.00 – 13.30
Aspek yang Damati Kegiatan Inti 1. Langkah Mengamati: a. Guru tidak memberikan informasi tentang KBM yang akan menggunakan model PBL. b. Guru tidak membentuk keompok secara pasti, hanya dengan meminta siswa berdisusi dengan teman satu meja. Untuk mempersingkat waktu. c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan sedikit mengingatkan materi sebelumnya, dan membahas PR yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. d. Diawal pembelajaran setelah diberikan permasalahan pada aspek mengamati guru memberi batu loncatan terkait materi yang akan dipelajari, Untuk memantapkan kalau pembelajaran itu dikehidupan sehari-hari dan siswa mau mencoba mengamati permasalahan.
e. diberikan tugas mengamati dan menggambar kuva materi trigonometri. 2. Langkah Menanya: a. Siswa masih kesulitan mengajukan pertanyaan b. Guru memberikan pancingan dan motivasi kepada siswa untuk bertanya c. Tiga orang siswa bertanya kenapa memakai 0,2π? d. Dua orang mencoba memberikan jawaban
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 166
3. Langkah Mengumpulkan Informasi a. Siswa membaca sumber belajar yang diberikan sekolah yaitu buku matematika SMA kelas X dan LKS b.Guru memberikan pertanyaan koefisien dari f(x)=k sin x apakah koefisien tersebut positif atau negatif? 4. Langkah Mengasosiasi a. Selama siswa bekerja, guru memperhatikan dan mendorong semua siswa untuk terlibat diskusi dan mengarahkan bila ada kelompok yang melenceng jauh dari jawabannya. b. Guru sebagai fasilitator dalam kegiatan mengasosiasi, ketika siswa masih kesulitan mengolah informasi guru memberikan pertanyaan ataupun menjawab pertanyaan dari siswa kemudian mengarahkan d. Jawaban siswa cukup kreatif terkait pertanyaan sebelumnya, dimulai dari pertanyaan “ bolehkah kurva dimulai dari lembah dulu?” misalnya f(x)=-2 sin x 5. Langkah Mengkomunikasikan a. Salah siswa dari kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas. b.
Guru
menujuk
salah
satu
sisa,
karena
ketika
diminta
untuk
mempresentasikan tidak ada yang langsung bersedia maju ke depan kelas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 167
Lampiran 14
Transkrip Wawancara Pelaksanaan Proses pembelajaran Berbasis Masalah Matematika dengan pendekatan Ilmiah Pada Observasi Pertama
Insial Subjek : HP Temapat
: Ruang tunggu tamu SMA Negeri 1 Jogorogo
Hari/Yanggal : Selasa, 8 April 2014 Pukul
: 11.00-11.45
1. Peneliti
: awal pembelajaran setelah diberikan permasalahan pada aspek mengamati guru memberi batu loncatan terkait materi yang akan dipelajari, maksud bapak itu fungsinya untuk apa pak?
HP
: Untuk memantapkan kalau pembelajaran itu dikehidupan seharihari dan siswa mau mencoba mengamati permaslahan.
2. Peneliti
: persiapan seperti apa pak yang dilakukan sebelum pelajaran berlangsung?
HP
: ya...dan mengingatkan materi sebelumnya dan diminta baca buku, kalau materi kan sudah ada.
3. Peneliti
: ini pak untuk kegiatan mengamati kan dengan memberikan batu loncatan dan membaca, nah siswa itu dilbatkan secara aktif dalam kegiatan pembelajaran?
HP
: ya...ya.. ya.. tidak semua siswa bisa manafsirkan dalam kegiatan kan mengamati jadi yha tidak semua anak bisa merangkai suatu pertanyaan...
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 168
Karena apa,,,kan karena setiap anak berbeda-beda macamnya. Makanya beberapa anak saya tunjuk saja karena itu kan sya tahu yang biasanya kreatif. Itu saya lakukan supaya yang lain itu termotivasi dan terpancing. Dan sebenarnya banyak yang terpacing dari paparan temannya. 4. Peneliti HP
5. Peneliti HP
: didalam PBL dengan pendekatan ilmiah kan ada kegiatan membentuk kelompok pak, itu bagaimana pak? : iya itu biasanya saya gunakan untuk lebih memancing sosial siswa dan meberikan kesempatan siswa supaya berdiskusi sehingga ketika diminta untuk bertanya mereka mempunyai gambaran dari apa yang diketahui. Tapi ya kondisinya seperti itu..... : ooo, lalu bagaimana cara bapak menginspirasi siswa untuk mengajukan pertanyaan terkait dengan apa yang telah diamati? : memberikan peta pemikiran siswa terkait yang telah diamati dengan yang ada dalam kehidupan nyata, sehingga siswa mampu terpancing untuk mengajukan pertanyaan
6. Peneliti : kalau untuk menciptakan susana kelas yang mengundang rasa ingin tahu bagaimana pak? HP : kalau siswa masih belum bisa aktif saya biasanya memanggil salah satu nama untuk bertanya lagi.. 7. Peneliti HP
: biasanya motivasi digunakan untuk apa? : ya biasanya dengan motivasi, salah satu keguanaan materi itu apa....
8. Peneliti
: jadi dengan memberitahukan manfaat atau guna dari materi itu apa gitu ya pak...? : he em.... walaupun prosentasenya tidak terlalu berhasil.
HP 9. Peneliti HP
: nah itu kan kelas dijam terakhir, suasana kelas juga ya....begitu, trik bapak yang bapak gunakn itu tujuan untuk apa? : ya karena terkenal matemtaika itu menjadi momok (menakutkan dan sulit) maka saya itu saya ajak bukan kog saya tekan mereka dengan apa yang saya pelajari, tapi dengan saya senggol-senggolkan ( dikaitkan) dengan hal yang membuat mereka tersenyum. Kan ini jam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 169
terakhir jadi kalau mereka senyum kan jadi ndak ngantuk..kan tujuan gitu.
10. Peneliti HP
: untuk kegiatan mengumpulkan informasi, dilakukan dengan cara seperti apa pak? : dengan membaca buku pegangan, buku yang dari sekolah untuk siswa dan LKS.
11. Peneliti : adakah sumber yang lain atau cara yang lain? HP : tidak mbak, karena biasanya siswa menggunakan itu saja. 12. Peneliti : siswa berdiskusi dan guru sebagai fasilitator, maksudnya bagaimana pak? HP : ya terkadang siswa masih kesulitan dalam mengumpulkan informasi dan mengolahnya.Jadi ketika ada siswa yang berani bertanyasaya akan menjawab atau terkadang saya berikan pertanyaan supaya siswa mulai menemukan pola untuk penyelesaian masalah. 13. Peneliti : siswa diminta maju menuliskan jawaban apakah bentuk dari mengkomunkasikan pak? HP : iya mbak, itu biasanya setelah saya minta menuliskan jawabannya siswa saya minta menjelaskan bagaimana pemecahan itu ditemukan. 14. Peneliti : nah dari kegiatan 5M itu apakah sudah bisa dikatakan berjalan? HP : belum mbak belum..tapikan di K-13 ini kan model pembelajarannya ada langkah-langkahnya ada, masalahnya ada banyak buku sebagai refrensi walaupun banyak siswa yang menggunakan buku yang lalulalu. Tapikan materinya kan materi yang teoritis dalam arti tidak sespesifik dengan masalah. 15. Peneliti : ada anak maju kedepan dan berani menjelaskan, nah itu bagaiman pak?untuk kegiatan mengasosiasi informasi? HP : he em..iya he em.. ya itu kan menjadi.. ya materi matematika itu kan tidak semuanya siswa mempunyai kemampuan yang sama. Siswa kan tidak semua punya daya abstraksi, matematika kan abstrak. Kan daya abstraksi kan bernacam-macam..untuk membangkitkannya ya salah satunya dengan menjawab pertanyaan dan mengarahkannya supaya siswa yang mempunyai daya abstraksi dibwah yang lain ikut mau
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 170
mengemukakan pendapatnya. Tapi ya paling 30% dari 100% kegiatan bisa berjalan.
16. Peneliti : siswa diminta maju menuliskan jawaban apakah bentuk dari mengkomunkasikan pak? HP : iya mbak, itu biasanya setelah saya minta menuliskan jawabannya siswa saya minta menjelaskan bagaimana pemecahan itu ditemukan. 17. Peneliti HP
: dalam kegiatan mengasosiasi dan mengolah informasi, bapak menjawab pertanyaan siswa. Itu bertujuan untuk apa? : ya sebenarnya dalam kegiatan mengasosiasi ini kan siswa berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpul apa yang telah dipelajari. Jadi saya hanya menfasilitasi supaya dugaan mereka mengarah ke penyelesaian.
18. Peneliti : ketika ada siswa ya menyampaikan pendapat, respon siswa tidak terlalu antusias, itu bagaimana pak? HP
: nah itu yang sulit.. ya anak-anak kan kalo soal toeri itu cukup baik, tapi kalo sudah dihadapkan kasu-kasus biasanya masih kesulitan.
19. Peneliti HP
: untuk mencoba dari siswa bagaimana pak? : untuk mencoba, ya anak mau mencoba walapun banyak macetnya...
20. Peneliti HP
: untuk evaluasi?sikap?kendalanya : ya ini jujur saja kita ini kan hanya pelaksana, itu banyak kendala. Salah satu kendalanya adalah kitakan tidak mungkin hafal satu persatu siswa karakter siswa.
21. Peneliti
: ini pak kalau dari kelima indikator ini atau kegiatan belajar ini, apakah sudah semua bisa dijalankan? : yang point satu masih mudah.. laaa untuk poin selanjutnya yang jadi malasah...kan poin berikutnya itu sbenarnya dasarnya di point kedua menanya, nah kemarin kan anak-anak sudah saya coba suruh saya buat pertanyaan tapi kan kenyataanya ndak bisa semua anak menyampaikan pertanyaan. Mungkin yha metode yang perlu saya evaluasi lagi, supaya anak-anak bisa menyampaikan pertanyaan. Dan waktunya kan ndak bisa untuk melihat semuanya kan
HP
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 171
22. Peneliti HP 23s. Peneliti HP
semuanya punya ide-ide.. timbulnya langkah-langkah ke3 ke-4 itu kan dari menanya td. Nek kui jalan 3,4,5 kan jalan to (kalau itu jalan 3,4,dan 5 juga bisa berjalan). Gitu lo..., makanya diperlukan teknik untuk mengumpulkan pertanyaan-pertanyaan jadi tidak hanya tiga anak seperti kemarin. Saya pernah menggunakan teknik dulu bukan sekarang pake teknik shooping itu bagus. Artinya ide-ide dari anak bisa terlihat, anak-anak kan bisa berkeliling dan melihat pertanyaan yang ditempel ditembok dalam hal ini juga ngirit waktu karena dengan adanya kelompok jadi idenya bisa ditampung.. : apakah sudah dicoba lagi? : belum belum saya coba : kenapa? : kalau itu saya lakukan, karena ada kendala-kendala. Pertama terbatas waktu, saya bilang terbatas waktu kenapa?,karena itu untuk menyusun pertanyaan saja sulit. Mungkin nanti saya akan menyederhanakan lagi misalnya dengan satu kelompok dua orang saja jadi idenya bisa lebih terlihat. Sulitnya melangkah kegiatan ketiga dan selanjutnya kan karena pintu yang kedua belum terbuka. Sebenarnya kemarin itu jalan kan sebenarnya berjalan tapi pertanyaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 172
Lampiran 15 Transkrip Wawancara Pelaksanaan Proses pembelajaran Berbasis Masalah Matematika dengan pendekatan Ilmiah Pada Observasi Ketiga
Insial Subjek : HP Temapat
: Ruang tunggu tamu SMA Negeri 1 Jogorogo
Hari/Yanggal : Selasa, 15 April 2014 Pukul
: 10.15-10.45
1. Peneliti
: diawal pembelajaran setelah diberikan permasalahan pada aspek mengamati guru memberi batu loncatan terkait materi yang akan dipelajari, maksud bapak itu fungsinya untuk apa pak?
HP
: ya biasanya itu saya gunakan untuk memantapkan kalau pembelajaran itu dikehidupan sehari-hari, kemudian materi yang sebelumnya juga ada kaitannya dimateri selanjutnya dan siswa mau mencoba mengamati permasalahan.
2. Peneliti
: persiapan seperti apa pak yang dilakukan sebelum pelajaran berlangsung?
HP
: dingatkan materi sebelumnya dan diminta baca buku, kalau materi kan sudah ada
3. Peneliti
: ini pak untuk kegiatan mengamati kan dengan meberikan batu loncatan dan membaca, nah siswa itu dilbatkan secara aktif dalam kegiatan pembelajaran?
HP
: memang tidak semua siswa bisa manafsirkan dalam kegiatan kan mengamati jadi yha tidak semua anak bisa merangkai suatu pertanyaan. Masih sulit..
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 173
Karena apa,,,kan karena setiap anak berbeda-beda macamnya. Makanya beberapa anak saya tunjuk saja karena itu kan sya tahu yang biasanya kreatif. Itu saya lakukan supaya yang lain itu termotivasi dan terpancing. Dan sebenarnya banyak yang terpacing dari paparan temannya. 4. Peneliti HP
5. Peneliti HP
: didalam PBL dengan pendekatan ilmiah kan ada kegiatan membentuk kelompok pak, itu bagaimana pak? : saya gunakan untuk lebih memancing interaksi siswa dan memberikan kesempatan siswa supaya berdiskusi sehingga ketika diminta untuk bertanya mereka mempunyai gambaran dari apa yang diketahui. : ooo, lalu bagaimana cara bapak menginspirasi siswa untuk mengajukan pertanyaan terkait dengan apa yang telah diamati? : saya berusaha memberikan pancingan sehingga siswa mampu terpancing untuk mengajukan pertanyaan
6. Peneliti : kalau untuk menciptakan susana kelas yang mengundang rasa ingin tahu bagaimana pak? HP : kalau siswa masih belum bisa aktif saya biasanya memanggil salah satu nama untuk bertanya lagi.. 7. Peneliti HP
: biasanya motivasi digunakan untuk apa? : ya biasanya dengan motivasi, salah satu keguanaan materi itu apa dalam kehidupan sehari-hari mbak..
8. Peneliti
: jadi dengan memberitahukan manfaat atau guna dari materi itu apa gitu ya pak...? : he em.... walaupun prosentasenya tidak terlalu berhasil.
HP 9. Peneliti HP
: kelas dijam terakhir, suasana kelas juga ya....begitu, trik bapak yang bapak gunakn itu tujuan untuk apa? : ya karena terkenal matemtaika itu menjadi momok (menakutkan dan sulit) maka saya itu saya ajak bukan kog saya tekan mereka dengan apa yang saya pelajari, tapi dengan saya senggol-senggolkan ( dikaitkan) dengan hal yang membuat mereka tersenyum. Kan ini jam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 174
terakhir jadi kalau mereka senyum kan jadi ndak ngantuk..kan tujuan gitu.
10. Peneliti HP
: untuk kegiatan mengumpulkan informasi, dilakukan dengan cara seperti apa pak? : dengan membaca buku pegangan, buku yang dari sekolah untuk siswa dan LKS.
11. Peneliti : adakah sumber yang lain atau cara yang lain? HP : tidak mbak, karena biasanya siswa menggunakan itu saja. 12. Peneliti : siswa berdiskusi dan guru sebagai fasilitator, maksudnya bagaimana pak? HP : ya terkadang siswa masih kesulitan dalam mengumpulkan informasi dan mengolahnya.Jadi ketika ada siswa yang berani bertanyasaya akan menjawab atau terkadang saya berikan pertanyaan supaya siswa mulai menemukan pola untuk penyelesaian masalah. 13. Peneliti : siswa diminta maju menuliskan jawaban apakah bentuk dari mengkomunkasikan pak? HP : iya mbak, itu biasanya setelah saya minta menuliskan jawabannya siswa saya minta menjelaskan bagaimana pemecahan itu ditemukan. 14. Peneliti : nah dari kegiatan 5M itu apakah sudah bisa dikatakan berjalan? HP : belum mbak belum..tapikan di K-13 ini kan model pembelajarannya ada langkah-langkahnya ada, masalahnya ada banyak buku sebagai refrensi walaupun banyak siswa yang menggunakan buku yang lalulalu. Tapikan materinya kan materi yang teoritis dalam arti tidak sespesifik dengan masalah. 15. Peneliti : ada anak maju kedepan dan berai menjelaskan, nah itu bagaiman pak?untuk kegiatan mengasosiasi informasi? HP : he em..iya he em.. ya itu kan menjadi.. ya materi matematika itu kan tidak semuanya siswa mempunyai kemampuan yang sama. Siswa kan tidak semua punya daya abstraksi, matematika kan abstrak. Kan daya abstraksi kan bernacam-macam..untuk membangkitkannya ya salah satunya dengan menjawab pertanyaan dan mengarahkannya supaya siswa yang mempunyai daya abstraksi dibwah yang lain ikut mau
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 175
mengemukakan pendapatnya. Tapi ya paling 30% dari 100% kegiatan bisa berjalan.
16. Peneliti : siswa diminta maju menuliskan jawaban apakah bentuk dari mengkomunkasikan pak? HP : iya mbak, itu biasanya setelah saya minta menuliskan jawabannya siswa saya minta menjelaskan bagaimana pemecahan itu ditemukan. 17. Peneliti : ketika ada siswa ya menyampaikan pendapat, respon siswa tidak terlalu antusia, itu bagaimana pak? Dan pujian yang bapak berikan itu tujuannya apa pak? HP
: nah itu yang sulit.. ya anak-anak kan kalo soal toeri itu cukup baik, tapi kalo sudah dihadapkan kasu-kasus biasanya masih kesulitan. pujian dan motivasi saya gunakan agar siswa merasa hasil karyanya diterima dan dihargai kalau motivasi itu supaya anak tidak mudah menyerah dan mau berusaha belajar.
18. Peneliti HP
: untuk mencoba dari siswa bagaimana pak? : untuk mencoba, ya anak mau mencoba walapun banyak macetnya...
19. Peneliti HP
: untuk evaluasi?kendalanya : ya ini jujur saja kita ini kan hanya pelaksana, itu banyak kendala. Salah satu kendalanya adalah kitakan tidak mungkin hafal satu persatu siswa karakter siswa.
20. Peneliti
: ini pak kalau dari kelima indikator ini atau kegiatan belajar ini, apakah sudah semua bisa dijalankan? : yang point satu masi mudah.. laaa untuk poin selanjutnya yang jadi malasah...kan poin berikutnya itu sbenarnya dasarnya di point kedua menanya, nah kemarin kan anak-anak sudah saya coba suruh saya buat pertanyaan tapi kan kenyataanya ndak bisa semua anak menyampaikan pertanyaan. Mungkin yha metode yang perlu saya evaluasi lagi, supaya anak-anak bisa menyampaikan pertanyaan. Dan waktunya kan ndak bisa untuk melihat semuanya kan semuanya punya ide-ide.. timbulnya langkah-langkah ke3 ke-4 itu kan dari menanya td. Nek kui jalan 3,4,5 kan jalan to (kalau itu jalan 3,4,dan 5 juga bisa
HP
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 176
21. Peneliti HP
berjalan). Gitu lo..., makanya diperlukan teknik untuk mengumpulkan pertanyaan-pertanyaan jadi tidak hanya tiga anak seperti kemarin. Saya pernah menggunakan teknik dulu bukan sekarang pake teknik shooping itu bagus. Artinya ide-ide dari anak bisa terlihat, anak-anak kan bisa berkeliling dan melihat pertanyaan yang ditempel ditembok dalam hal ini juga ngirit waktu karena dengan adanya kelompok jadi idenya bisa ditampung.. : apakah sudah dicoba lagi? kenapa? : belum belum saya coba, kalau itu saya lakukan, karena ada kendala-kendala. Pertama terbatas waktu, saya bilang terbatas waktu kenapa?,karena itu untuk menyusun pertanyaan saja sulit. Mungkin nanti saya akan menyederhanakan lagi misalnya dengan satu kelompok dua orang saja jadi idenya bisa lebih terlihat. Sulitnya melangkah kegiatan ketiga dan selanjutnya kan karena pintu yang kedua belum terbuka. Sebenarnya kemarin itu jalan kan sebenarnya berjalan tapi pertanyaan.namun kan anakanak itu saja...
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 177
Lampiran 16 Proses pembelajaran observasi pertama
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 178
Lampiran 17 Proses pembelajaran pada observasi ketiga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 179
Lampiran 18 Dokumentasi Wawancara
Foto ketika wawancara dengan subjek HP
Foto ketika wawancara dengan subjek TK
commit to user