TAHUN SANITASI
INTERNASIONAL
UNICEF Tahun Sanitasi Internasional 2008 Paket Informasi
Tahun Sanitasi Internasional
Dibuat oleh UNICEF Bagian Air, Lingkungan dan Sanitasi Untuk salinan atau informasi tambahan: UNICEF, 3 UN Plaza New York, 10017
1 www.sanitationyear2008.org
Isi 1.
Pengantar TSI 2008 – Pesan Utama, Tujuan, Tanggal Penting
2.
Mengapa sanitasi yang baik sangat penting bagi anak-anak
3.
Lima pesan utama TSI pada ‘lembar informasi’
4.
5.
•
Sanitasi sangat penting bagi kesehatan manusia
•
Sanitasi menghasilkan keuntungan secara ekonomi
•
Sanitasi membentuk harga diri dan perkembangan sosial
•
Sanitasi membantu lingkungan
•
Sanitasi yang baik dapat dicapai!
TSI 2008: Terlibatlah! •
Apa yang dapat anda lakukan
•
Siapa yang perlu dilibatkan: Target Utama, Kedua dan Pihak lainnya
•
Kegiatan yang Disarankan
•
Daftar Kegiatan dan Sumber Daya Penyampaian TSI
Pengalaman Dunia dalam meningkatkan sanitasi dan kebersihan – apa yang berhasil dan dimana?
6.
Gambaran Dunia tentang Akses ke Sanitasi
7.
Pamflet TSI
8.
Lembar Keterangan Sanitasi
9.
Materi Pendampingan
10.
Bacaan yang Dianjurkan
2 www.sanitationyear2008.org
2008: TAHUN SANITASI INTERNASIONAL Pengantar Singkirkan Tabu! Sanitasi dan kebersihan bukanlah kata-kata kotor – kedua hal tersebut merupakan kunci kelangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan anak. Dianggap sebagai kemajuan medis paling penting selama 150 tahun terakhir, sanitasi yang semakin baik hampir menjangkau 2,6 miliar penduduk di negara-negara berkembang. Hasil tersebut tidaklah mencengangkan namun sangatlah mengejutkan bahwa: jutaan anak meninggal setiap tahunnya karena berbagai penyakit yang sebetulnya dapat dicegah. Jumlah tersebut sangatlah besar: sekaranglah waktunya untuk mengambil tindakan. Layaknya HIV/AIDS pada tahun 1980-an, kita sekarang harus menyingkirkan Tabu! Sadar akan pentingnya sanitasi terhadap pencapaian seluruh Tujuan Pembangunan Milenium (MDG), Dewan Jenderal PBB menyatakan bahwa tahun 2008 sebagai Tahun Sanitasi Internasional (TSI). TSI adalah peningkatan pendampingan dan kepedulian. Departemen Sosial dan Ekonomi (UNDESA) Perserikatan Bangsa-Bangsa mengkoordinir Tahun Sanitasi Internasional, melalui kemitraan secara luas dengan para pemangku kepentingan termasuk berbagai instansi PBB, LSM, sektor swasta dan kalangan akademisi, untuk meningkatkan kepedulian dan mempercepat kemajuan sanitasi. Rencana kegiatan telah dibuat untuk menguraikan kontribusi dan masukan dari berbagai instansi Perserikatan Bangsa-Bangsa dan para mitra terhadap Tahun Sanitasi Internasional 2008. Rencana kegiatan tersebut terdiri dari berbagai kegiatan baik di dalam maupun di luar sistem PBB untuk mempercepat pelaksanaan berbagai keputusan yang berkaitan dengan sanitasi.
3 www.sanitationyear2008.org
Lima Pesan Utama dari Tahun Sanitasi Internasional •
Sanitasi sangatlah penting bagi kesehatan. Buruknya kebersihan dan kurangnya akses ke kamar kecil menyebabkan kematian 1,5 juta balita karena diare setiap tahunnya. Anak-anak yang daya tahan tubuhnya menurun karena seringnya terserang diare juga semakin rentan terhadap gizi buruk dan infeksi karena penurunan daya tahan tubuh seperti radang paru-paru (pneumonia).
•
Sanitasi merupakan investasi ekonomi yang menguntungkan. Sanitasi yang meningkat memiliki dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan penurunan tingkat kemiskinan. Menurut penelitian WHO terkini, setiap dolar yang digunakan untuk meningkatkan sanitasi menghasilkan keuntungan ekonomi rata-rata sebesar $9,1. Biaya ekonomi atas kelambanan sangatlah besar.
•
Sanitasi berperan serta dalam perkembangan sosial. Apabila sanitasi yang memadai digabungkan dengan sikap kebersihan yang meningkat, berbagai peningkatan berikut dapat terjadi: penurunan kondisi sakit; peningkatan gizi anak-anak; peningkatan kemampuan belajar dan daya ingat anak sekolah; peningkatan produktifitas kerja orang-orang dewasa dan yang paling penting, peningkatan harga diri dan keleluasaan pribadi bagi semua orang khususnya perempuan dan anak-anak perempuan.
•
Sanitasi membantu lingkungan. Perbaikan pembuangan limbah manusia dapat melindungi mutu mata air minum. Tiap tahunnya lebih dari 200 juta ton limbah manusia tidak dapat ditampung dan dikelola di seluruh dunia, mencemari lingkungan dan menyebabkan jutaan manusia terancam penyakit dan penurunan moral.
•
Peningkatan sanitasi dapat dicapai! Sekarang adalah waktu yang tepat untuk bertindak. Pendapat media dan masyarakat dapat mempengaruhi para pemimpin politik untuk bertindak sekarang juga. Biaya tahunan sekitar $9,5 miliar untuk menurunkan setengah bagian umat manusia yang tidak memiliki sanitasi dasar pada tahun 2015 adalah jumlah yang tidak besar dan murah. Jika dapat dipertahankan, investasi yang sama dapat memberikan sanitasi dasar bagi seluruh dunia dalam waktu satu atau dua dekade.
4 www.sanitationyear2008.org
Tujuan TSI 2008 Tujuan utama TSI 2008 adalah untuk membuat masyarakat dunia mencapai MDG sanitasi melalui pembinaan pendampingan dan kepedulian. Kegiatan sepanjang tahun akan difokuskan pada pembinaan komunikasi, dialog dan kemitraan. Peningkatan profil sanitasi di mata khalayak umum, pemerintah, masyarakat sipil dan para pemangku kepentingan lainnya merupakan langkah yang diperlukan untuk pelaksanaan tindakan pada sektor ini. Berbagai upaya pada tingkat dunia dipelopori oleh Divisi Air PBB dan, di tingkat negara, upaya-upaya tersebut dipimpin oleh para pemangku kepentingan bangsa. Tujuan khusus TSI mencakup hal-hal berikut: 1.
Untuk meningkatkan kepedulian dan komitmen dari berbagai pelaku di seluruh tingkatan, baik di dalam maupun di luar sektor, terhadap pentingnya pencapaian MDG sanitasi melalui penyampaian secara jelas dan bersifat mendorong, data pengawasan yang kuat, dan bukti yang lengkap.
2.
Untuk menggerakan aliansi pemerintah (dari tingkat lokal sampai nasional), lembaga keuangan, penyedia jasa dan sanitasi, kelompok besar, sektor swasta dan Instansi PBB yang ada melalui perjanjian kerjasama mengenai bagaimana dan siapa yang akan melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan sekarang.
3.
Untuk
memastikan
komitmen
nyata
dalam
mengkaji
ulang,
membangun
dan
melaksanakan tindakan yang efektif untuk meningkatkan berbagai program sanitasi dan memperkuat berbagai kebijakan sanitasi melalui penetapan tanggung jawab yang jelas untuk menyelesaikannya di tingkat nasional dan internasional. 4.
Untuk
mendorong
adanya
pemecahan
yang
digerakkan
permintaan,
berkesinambungan dan tradisional, dan pilihan yang penuh kesadaran dengan mengenali pentingnya bekerja dari bawah ke atas bersama praktisi dan masyarakat. 5.
Untuk
memastikan
pendanaan
yang
meningkat
agar
mempercepat
awal
dan
mempertahankan kemajuan melalui komitmen dari anggaran nasional dan alokasi mitra pembangunan. 6.
Untuk mengembangkan dan memperkuat kapasitas kelembagaan dan manusia melalui penghargaan di seluruh tingkat dimana kemajuan pada sanitasi menuju MDG melibatkan berbagai program yang saling berkaitan dalam bidang fasilitas kebersihan, rumah tangga dan
5 www.sanitationyear2008.org
sekolah dan bidang pengumpulan, pengelolaan dan penggunaan ulang dan pembuangan secara aman air limbah dan kotoran manusia. 7.
Untuk meningkatkan keberlangsungan dan karenanya juga meningkatkan efektifitas solusi sanitasi, untuk meningkatkan dampak kesehatan, penerimaan sosial dan budaya, ketepatan teknologi dan kelembagaan, dan perlindungan lingkungan dan sumber daya alami.
8.
Untuk memajukan dan menangkap pembelajaran yang dapat meningkatkan dasar bukti dan pengetahuan mengenai sanitasi yang akan memberikan kontribusi besar terhadap pendampingan dan meningkatkan investasi dalam sektor tersebut.
6 www.sanitationyear2008.org
Tanggal Penting Sebagai bagian dari Gugus Tugas Air PBB untuk Sanitasi, UNICEF bekerja sama dengan berbagai mitra seperti: WHO, UNEP, UNDP, Bank Dunia (WSP), WSSC dan UNU. Organisasi Toilet Jerman dan Pusat Air Internasional (IRC-Delft) bekerja sama dengan, antara lain, UNICEF selama TSI untuk mempromosikan tindakan dan kepedulian terhadap sanitasi. Kegiatan pertama TSI adalah peluncuran internasional di kantor PBB di New York pada tanggal 21 November 2007 yang diselenggarakan oleh HRH Pangeran Willem Alexander, Pangeran Jingga. Tanggal penting lainnya adalah: •
18-20 Februari 2008 – Africasan+5, Konferensi Menteri Regional di Durban, Afrika Selatan.
•
15-21 Maret 2008 – Pekan Sanitasi dan Kebersihan
•
20 Maret 2008 – Kegiatan peluncuran Hari Air Dunia yang dimulai di New York dan Jenewa.
•
22 Maret 2008 – Hari Air Dunia Resmi – memiliki fokus khusus pada sanitasi.
•
7 April 2008 – Hari Kesehatan Dunia
•
5 Juni 2008 – Hari Lingkungan Hidup Dunia
•
8 September 2008 – Hari Aksara Dunia
•
6 Oktober 2008 – Hari Tempat Tinggal Dunia
•
Oktober 2008 – SACOSAN III
•
10 Oktober 2008 – Hari Pertolongan Bencana Internasional
•
19 November 2008 – Hari Toilet Dunia Bayangkan bagaimana kerjasama yang serupa dengan kemitraan internasional dapat
dilakukan di negara anda. Apakah terdapat mekanisme dan instansi yang ada di negara anda yang dapat membentuk kemitraan yang baik yang memungkinkan untuk berbagai kegiatan TSI? Instansi tersebut dapat mencakup instansi yang sama seperti yang tercakup dalam berbagai upaya dunia dari divisi Air PBB namun juga dapat mencakup kelompok dan gugus WASH (Air, Sanitasi dan Higenitas), organisasi berdasarkan kepercayaan, LSM, instansi Air PBB, sektor swasta, dan sebagainya. Siapapun yang dapat memberikan kontribusi dan bantuan untuk meningkatkan investasi dan tindakan harus dicakupkan. Berbagai kelompok kerja yang berdedikasi dan sedang berkembang dalam hal apabila kelompok kerja tersebut belum ada dapat menjadi sebuah cara untuk merekrut anggotaanggota baru dan memudahkan pertukaran keahlian, pengetahuan dan upaya.
7 www.sanitationyear2008.org
Kenapa sanitasi yang semakin baik penting bagi anak-anak Sanitasi dan kebersihan merupakan hal pokok bagi kelangsungan hidup, perkembangan dan pertumbuhan anak. Sanitasi yang semakin baik telah menjangkau 2,6 miliar orang di negara-negara berkembang – hampir sebanyak 980 juta orang di antaranya adalah anak-anak berusia di bawah 18 tahun. Hasil tersebut tidaklah mencengangkan namun sangatlah mengejutkan bahwa: jutaan anak meninggal setiap tahunnya karena berbagai penyakit yang sebetulnya dapat dicegah. Jumlah tersebut sangatlah besar: sekaranglah waktunya untuk mengambil tindakan. Dampak yang diharapkan dari Sanitasi yang semakin baik Apabila sanitasi yang memadai diberikan dan disertai dengan sikap kebersihan yang semakin baik, peningkatan-peningkatan berikut dapat diharapkan agar terwujud: 9
Rendahnya tingkat kesakitan di dalam masyarakat.
9
Rendahnya tingkat kematian karena diare.
9
Meningkatnya gizi anak-anak.
9
Lingkungan yang semakin bersih.
9
Makanan yang semakin aman dan meningkatnya dampak pasokan air yang semakin baik.
9
Meningkatnya pembelajaran dan daya ingat pelajar.
9
Meningkatnya harga diri dan keleluasaan pribadi bagi semua orang khususnya perempuan dan anak-anak perempuan.
9
Meningkatnya kepedulian akan pentingnya sanitasi dan kebersihan dan kebutuhan untuk mengembangkan strategi yang lebih bersifat permanen.
8 www.sanitationyear2008.org
Buruknya kebersihan, kurangnya akses ke sanitasi dan tidak amannya air minum menyebabkan sekitar 88% kematian karena diare
Bukti baru menunjukkan bahwa HWWS dapat menurunkan ARI.
Penyebab Kematian Anak-Anak Balita
9 www.sanitationyear2008.org
Pencapaian MDG sanitasi memiliki dampak signifikan terhadap pencapaian MDG lainnya
1. Kemiskinan dan Kelaparan
2. Pendidikan dasar umum
MDG 7, target 10:
3. Kesetaraan gender
Pada tahun 2015, separuh dari masyarakat yang tidak memiliki akses ke fasilitas air minum yang aman dan sanitasi dasar 4. Penurunan tingkat kematian anak
8. Kemitraan Dunia
6. Pemberantasan penyakit (HIV, malaria, ..)
Di sini diterangkan mengapa berbagai pesan TSI sangatlah penting bagi anak-anak:
1.
Sanitasi sangatlah penting bagi kesehatan. Dari sekitar 120 juta anak yang lahir di negara berkembang tiap tahunnya, separuhnya akan tinggal di keluarga yang tidak memiliki akses ke sanitasi yang baik, dengan resiko berbahaya terhadap kelangsungan hidup dan perkembangan mereka. Buruknya kebersihan dan kurangnya akses ke sanitasi menyebabkan sekitar 88% kematian karena penyakit diare, dan menyebabkan 1,5 juta kematian anak balita karena diare setiap tahunnya. Proyek WHO yang mencapai MDG di Afrika dapat mencegah 173 juta kasus diare setiap tahunnya dan yang memberikan tingkat akses dasar ke semua orang dapat mencegah 245 juta kasus.
2.
Sanitasi dapat membentuk perkembangan sosial.
10 www.sanitationyear2008.org
Sekolah-sekolah yang memiliki air dan sanitasi akan menarik dan mempertahankan para siswanya, khususnya anak-anak perempuan. Satu dari empat anak perempuan tidak menyelesaikan sekolah dasar, jika dibandingkan dengan satu dari tujuh anak laki-laki. Anakanak perempuan perlu untuk mendapatkan air, yang dapat memakan waktu berjam-jam dalam satu hari, yang menyebabkan mereka tidak memiliki waktu atau tenaga untuk sekolah. Kedua, anak-anak perempuan, khususnya mereka yang sudah cukup dewasa untuk mengalami menstruasi, enggan untuk belajar di sekolah yang tidak memiliki toilet, dan orang tua mereka enggan untuk mengirimkan anaknya untuk belajar di sekolah tersebut. Umumnya, anak-anak yang sehat akan dapat hadir di sekolah dalam jumlah hari belajar yang lebih banyak lagi. WHO memperkirakan bahwa 194 juta hari sekolah, karena menurunnya kejadian diare, dapat diperoleh tiap tahunnya apabila MDG untuk air dan sanitasi dapat terpenuhi. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang terinfeksi cacing secara kuat akan menyebabkan mereka bekerja kurang baik dalam uji kemampuan belajar, fungsi kognitif dan prestasi pendidikan dan anak-anak yang terinfeksi cacing sangat parah akan mengalami keterlambatan perkembangan selama enam bulan. Jumlah kehadiran di sekolah dari sebagian anak yang terinfeksi hanya setengah dari jumlah kehadiran rekan-rekan mereka yang tidak terinfeksi.
3.
Sanitasi merupakan investasi ekonomi yang menguntungkan. Penelitian menunjukkan bahwa untuk setiap 10% peningkatan jumlah perempuan yang tidak buta huruf, perekonomian negara juga akan meningkat sebesar 0,3 persen. Anakanak perempuan yang terdidik lebih mampu untuk membesarkan anak-anak yang terdidik, sehat dan bergizi baik, untuk melindungi diri mereka sendiri dari eksploitasi dan AIDS dan mengembangkan kemampuan agar dapat berkontribusi pada masyarakat mereka. Anak-anak yang daya tahan tubuhnya menurun karena seringnya terserang diare juga semakin rentan terhadap gizi buruk dan infeksi karena penurunan daya tahan tubuh seperti infeksi saluran pernafasan akut – penyakit pembunuh anak terbesar lainnya. Komisi WHO menyatakan bahwa penurunan tingkat kematian bayi merupakan kunci pertumbuhan ekonomi. Penurunan tingkat kematian bayi berkaitan dengan peningkatan kemampuan keluarga dalam memberikan kesehatan dan pendidikan, dalam menurunkan jumlah anggota keluaga per
11 www.sanitationyear2008.org
pekerja dan peningkatan keseluruhan dalam Produk Nasional Bruto per kapita dan pertumbuhan ekonomi.
4.
Sanitasi membantu lingkungan Belakangan ini, tiap tahunnya lebih dari 200 juta ton limbah manusia – dan sejumlah besar air limbah dan limbah padat - tidak dapat ditampung dan dikelola di seluruh dunia, mencemari lingkungan dan menyebabkan jutaan manusia terancam penyakit dan penurunan moral. Sanitasi yang meningkat dapat membantu mengurangi penurunan lingkungan, kelestarian sumber daya lingkungan yang meningkat dan masa depan yang lebih aman bagi anak-anak.
5.
Sanitasi dapat dicapai! Sekarang adalah waktu yang tepat untuk bertindak. Kita dapat mempengaruhi para pemimpin politik sekarang. Biaya tahunan sekitar $10 miliar untuk menurunkan setengah bagian umat manusia yang tidak memiliki sanitasi dasar pada tahun 2015 adalah jumlah yang tidak besar dan murah. Jika dapat dipertahankan, investasi yang sama dapat memberikan sanitasi dasar bagi seluruh dunia dalam waktu satu atau dua dekade.
12 www.sanitationyear2008.org
Pesan 1 – Sanitasi Sangat Penting bagi Kesehatan Kotoran manusia merupakan sumber penyebab penyakit diare utama. Tanpa fasilitas sanitasi yang dapat menampung dan membuang kotoran manusia secara aman, kesehatan orang-orang yang tinggal di dekatnya akan sangat terancam. Penyakit diare merupakan penyebab utama kematian anak balita dan dapat diturunkan dengan peningkatan sanitasi. Selain itu, infeksi cacing dapat mengganggu perkembangan kesehatan, gizi dan kognitif anak. Anak-anak yang daya tahan tubuhnya menurun karena diare semakin rentan terhadap infeksi lainnya, yaitu infeksi saluran pernafasan, yang merupakan penyebab utama kematian anak lainnya. Sanitasi berpengaruh terhadap perkembangan dan masa depan anak-anak. Butir-butir Penting: •
Penurunan penyakit diare
•
Penurunan tingkat kematian anak
•
Peningkatan kesehatan
•
Peningkatan gizi
•
Peningkatan perkembangan kognitif Fakta dan angka pendukung:
Jumlah kematian anak balita setiap harinya karena penyakit diare pada tahun 2004: 5000 (Progress for Children (PFC) 6, UNICEF 2006).
% kematian karena diare yang berkaitan dengan buruknya air dan sanitasi: 88% (PFC 6).
% total kematian anak balita karena diare: 17%, tidak termasuk diare pada bayi baru lahir (WHO 2005, CHERG).
Jumlah kematian anak balita karena diare per tahun: 1,5 juta (PFC 6).
Jumlah anak berusia di bawah 18 tahun yang tidak memiliki akses ke fasilitas sanitasi yang semakin baik: 980 juta, 280 juta diantaranya adalah anak balita. (UNICEF, 2006).
Rasio dimana sanitasi yang semakin baik dan kebersihan dapat menurunkan kematian karena diare: 2/3 (PFC 5).
Peringkat diare sebagai penyebab kematian anak: ke-2 tertinggi setelah radang paru-paru (WHO 2005, CHERG). Sampaikan pesan ini di negara anda dengan menggunakan data setempat seperti:
13 www.sanitationyear2008.org
Persentase kematian anak karena diare yang disebabkan oleh buruknya sanitasi, tidak memadainya persediaan air dan buruknya kebersihan diri (lihat Profil Negara dengan Hambatan Lingkungan Penyakit, dibuat oleh WHO (2007));
Tingkat infeksi cacing pada anak-anak;
Tingkat penyakit saluran pernafasan pada anak-anak.
14 www.sanitationyear2008.org
Pesan 2 – Sanitasi Merupakan Investasi Ekonomi yang Baik Dampak kesehatan karena sanitasi yang tidak memadai menyebabkan timbulnya sejumlah biaya keuangan dan ekonomi termasuk biaya medis langsung yang berkaitan dengan perawatan penyakit terkait sanitasi dan kerugian pendapatan karena penurunan atau hilangnya produktifitas dan biaya pemerintah untuk mengadakan layanan kesehatan. Selain itu, kerugian waktu dan tenaga juga dapat terjadi karena jauhnya atau tidak memadainya fasilitas sanitasi, penurunan mutu produk yang disebabkan oleh buruknya mutu air, penurunan pendapatan dari sektor pariwisata (karena tingginya resiko kontaminasi dan penyakit) dan biaya pembersihan. Akhir kata, peningkatan jumlah wanita yang tidak buta huruf (karena jumlah kehadiran di sekolah yang meningkat yang disebabkan adanya fasilitas sanitasi yang layak) menyebabkan pertumbuhan ekonomi. Setiap dolar yang dikeluarkan untuk meningkatkan sanitasi menghasilkan keuntungan secara ekonomi yang jauh melebihi investasi sanitasi yang diperlukan. Biaya karena kelambanan sangatlah besar. Butir-butir Penting: •
Hilangnya nyawa
•
Biaya medis
•
Hilangnya waktu dan produktifitas
•
Penurunan sektor pariwisata
•
Kemampuan membaca perempuan dan Produk Domestik Bruto Fakta dan angka pendukung:
Untuk setiap 10% peningkatan jumlah perempuan yang tidak buta huruf (karena jumlah kehadiran di sekolah yang meningkat yang disebabkan adanya fasilitas sanitasi yang layak), perekonomian negara juga akan meningkat sebesar 0,3 persen. (Brocklehurst, 2004)
Menurut WHO, pencapaian MDG sanitasi akan menghasilkan $66 miliar yang diperoleh melalui waktu, produktifitas, penyakit dan kematian dan biaya kesehatan yang dapat dicegah (Hutton dan Haller, 2004).
WHO memperkirakan bahwa peningkatan sebanyak 10 tahun pada rata-rata harapan hidup dari kelahiran dapat menyebabkan peningkatan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,3 – 0,4% per tahun.
15 www.sanitationyear2008.org
Hasil dari setiap investasi sebesar $1 pada proyek sanitasi: $9,1 (Bartram, Hutton dan Haller, 2007). Wujudkan pesan ini di negara anda dengan menggunakan data setempat seperti:
Tingkat kemampuan baca tulis perempuan (berkaitan dengan peningkatan Produk Domestik Bruto);
Biaya kesehatan tahunan yang berkaitan dengan penyakit diare;
Perkiraan total investasi nasional pada sanitasi yang diperlukan untuk memenuhi MDG (Target Pembangunan Milenium).
16 www.sanitationyear2008.org
Pesan 3 – Sanitasi Meningkatkan Perkembangan Sosial Pengadaan fasilitas air dan sanitasi yang aman merupakan langkah awal menuju lingkungan pembelajaran fisik, yang memberikan manfaat baik pada pembelajaran dan kesehatan anak. Sanitasi memberikan keleluasaan pribadi yang lebih luas dan dukungan yang lebih besar bagi perempuan, sebagai tokoh perawat utama, untuk mempertahankan kesehatan anak dan kebersihan rumah. Sekolah-sekolah yang memiliki fasilitas sanitasi akan menarik dan mempertahankan para siswanya, khususnya anak-anak perempuan. Anak-anak perempuan yang sedang mengalami menstruasi merasa enggan untuk belajar di sekolah yang tidak memiliki toilet, dan orang tua mereka merasa enggan untuk mengirimkan anaknya ke sekolah tersebut. Akhir kata, anak-anak yang sehat akan dapat hadir di sekolah dalam jumlah hari belajar yang lebih banyak lagi. Kurangnya fasilitas sanitasi dan pencucian yang bersih dan tertutup membuat anak-anak, khususnya anak perempuan, enggan untuk hadir ke sekolah dan hilangnya peluang pendidikan ini memiliki dampak cukup dalam terhadap perkembangan manusia. Sanitasi mempengaruhi perkembangan dan masa depan anak, khususnya anak-anak perempuan. Butir-butir Penting: •
Peningkatan pembelajaran dan daya ingat
•
Perkembangan manusia
•
Keleluasaan pribadi dan harga diri
•
Kesetaraan gender
•
Penghargaan terhadap diri sendiri Fakta dan angka pendukung:
Satu dari empat anak perempuan tidak menyelesaikan sekolah dasar, jika dibandingkan dengan satu dari tujuh anak laki-laki (Brocklehurst, 2004).
Anak-anak perempuan perlu untuk mendapatkan air, yang dapat memakan waktu berjam-jam dalam satu hari, yang menyebabkan mereka tidak memiliki waktu atau tenaga untuk sekolah.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Pemerintah Bangladesh dan UNICEF (DPHE-DPEUNICEF, 1994) mengungkapkan bahwa peningkatan sebesar 11% pada jumlah anak perempuan yang terdaftar di sekolah pada umumnya disebabkan oleh adanya jamban/WC yang bersih.
17 www.sanitationyear2008.org
WHO memperkirakan bahwa 194 juta hari sekolah, karena menurunnya kejadian diare, dapat diperoleh tiap tahunnya apabila MDG untuk sanitasi dapat terpenuhi. (Bartram, Hutton dan Haller, WHO 2004). Wujudkan pesan ini di negara anda dengan menggunakan data setempat seperti:
Rasio anak perempuan/anak laki-laki di sekolah;
Tingkat penyelesaian sekolah dari perempuan/laki-laki;
Persentase anak-anak perempuan yang sedang mengalami menstruasi yang tetap tinggal di rumah ketika masih dalam periode menstruasi;
Persentase sekolah yang memiliki fasilitas sanitasi;
Jarak yang diperlukan oleh anak-anak perempuan untuk mendapatkan air.
18 www.sanitationyear2008.org
Pesan 4 – Sanitasi Membantu Lingkungan Di berbagai wilayah dimana terdapat sejumlah besar penduduk yang tidak mendapatkan pasokan air dan sanitasi yang memadai, saluran pembuangan akan langsung mengalir ke kali, sungai, danau dan rawa-rawa, yang dapat mengganggu ekosistem pantai dan laut, mencemari lingkungan dan menyebabkan jutaan anak-anak terancam penyakit. Khususnya dalam konteks urbanisasi, air limbah rumah tangga, saluran pembuangan dan limbah padat yang dibuang secara tidak benar menimbulkan kekhawatiran akan adanya lahan subur bagi pembawa penyakit menular karena polusi udara, air dan tanah. Akibat dari buruknya pengelolaan limbah juga menyebabkan hilangnya keberagaman hayati yang berharga. Dalam kasus terumbu karang, limbah dan saluran pembuangan perkotaan dan industri yang dibuang secara langsung ke laut atau yang diangkut oleh sistem sungai dari hulu sumber, mempertinggi tingkat nitrogen di dalam air laut. Peningkatan nitrogen menyebabkan pertumbuhan pesat ganggang/alga yang dapat memperlunak terumbu karang karena ganggang/alga tersebut menutupi jalur masuk sinar matahari. Sanitasi yang baik menurunkan gangguan lingkungan, meningkatkan kelestarian sumber daya alam dan menciptakan masa depan yang lebih sehat dan lebih aman bagi anak-anak. Butir-butir Penting: •
Hilangnya keberagaman hayati
•
Polusi air
•
Pemenuhan unsur hara
•
Polusi udara
•
Penurunan mutu dan kelestarian lingkungan Fakta dan angka pendukung:
Sekitar 90% saluran pembuangan dan 70% limbah industri di negara-negara berkembang dibuang tanpa dikelola terlebih dahulu ke berbagai saluran air, yang seringkali mencemari persediaan air yang dapat digunakan (http://www.un.org/events/water/factsheet.pdf).
Rasio penduduk perkotaan dan pedesaan di seluruh dunia yang memiliki akses ke fasilitas sanitasi: 80% vs. 39% (PFC 5). Wujudkan pesan ini di negara anda dengan menggunakan data setempat seperti:
Tingkat akses sanitasi perkotaan;
19 www.sanitationyear2008.org
Tingkat akses sanitasi pedesaan;
Gambaran pengelolaan air limbah yang ada sekarang: Fasilitas pengolahan air limbah dan kotoran di berbagai kota besar, rata-rata sistem pengelolaan air limbah rumah tangga (yaitu, septiktank vs saluran got), mutu pembuangan dari septiktank, fasilitas pengolahan, cakupan, dan sebagainya;
Mutu air pada berbagai jalur air besar;
20 www.sanitationyear2008.org
Pesan 5 – Sanitasi Dapat Dicapai! Sekarang adalah waktu yang tepat untuk bertindak. Rumah tangga, komunitas, pemerintah daerah dan pusat, masyarakat sipil, dan berbagai perusahaan swasta perlu untuk bekerjasama. Pendapat media dan masyarakat dapat mempengaruhi para pemimpin politik untuk bertindak sekarang juga. Bagi pihak-pihak target utama seperti politisi dan pejabat pemerintah (khususnya para pelaksana bantuan) strategi TSI dirancang untuk meningkatkan kepedulian substantif, yang secara ideal akan membentuk tindakan tegas yang mendukung sanitasi yang semakin baik. Penyampaian TSI juga mempertimbangkan media, di wilayah-wilayah maju namun khususnya di wilayah berkembang, yang merupakan pihak penting lainnya, karena media memiliki kapasitas yang sangat baik untuk menyampaikan hal tersebut kepada masyarakat dan memandu pendapat mereka. Butir-butir Penting: •
Biaya yang cukup murah, keuntungan yang besar
•
Terdapat banyak pelaku
•
Pertimbangan media
•
Penyampaian pesan
•
Bertindak sekarang juga Fakta dan angka pendukung:
Biaya pemenuhan MDG sanitasi per tahun sampai tahun 2015 adalah $9,5 miliar. Apabila dipertahankan, investasi tersebut dapat memberikan fasilitas sanitasi dasar bagi seluruh dunia dalam waktu satu atau dua dekade. (PFC 5)
Jumlah tersebut kurang dari 1% biaya untuk militer dunia pada tahun 2005 dan kurang lebih sepertiga biaya yang dikeluarkan untuk air kemasan di seluruh dunia.
Proporsi penduduk yang tidak memiliki akses ke fasilitas sanitasi yang baik pada tahun 2004, di seluruh dunia: 2 dari 5 atau 40% (PFC 5). Wujudkan pesan ini di negara anda dengan menggunakan data setempat seperti:
Investasi diperlukan untuk mencapai MDG dalam bidang sanitasi dan air (perbandingkan hal tersebut dengan biaya negara lainnya seperti militer dan hiburan, jika ada);
Proporsi penduduk yang tidak memiliki toilet, di seluruh negara;
21 www.sanitationyear2008.org
TSI 2008: Terlibatlah!
TSI 2008 adalah tentang peningkatan komunikasi, pendampingan dan kepedulian. Bekerja bersama mitra pada tingkat nasional dan lokal untuk meningkatkan profil sanitasi dan untuk membentuk komitmen politik akan menjadi komponen fokus utama pada tahun 2008. Mempengaruhi rencana dan alokasi anggaran untuk sanitasi dan membentuk permintaan untuk jasa sangatlah penting di seluruh tingkat. Kegiatan pencakupan data dan statistik lokal ke dalam perangkat pendampingan hanya merupakan salah satu langkah di dalam proses ini. Beragam kegiatan direncanakan di berbagai negara dengan bermacam-macam kegiatan inovatif yang meningkatkan pendampingan dan kepedulian di berbagai negara.
18-20 Februari 2008 – Africasan+5, Konferensi Menteri Regional di Durban, Afrika Selatan.
15-21 Maret 2008 – Pekan Sanitasi dan Kebersihan
20 Maret 2008 – Kegiatan peluncuran Hari Air Dunia yang dimulai di New York dan Jenewa
22 Maret 2008 – Hari Air Dunia Resmi – memiliki penekanan khusus pada sanitasi
7 April 2008 – Hari Kesehatan Dunia
5 Juni 2008 – Hari Lingkungan Hidup Dunia
8 September 2008 – Hari Aksara Dunia
6 Oktober 2008 – Hari Tempat Tinggal Dunia
10 Oktober 2008 – Hari Pertolongan Bencana Internasional
19 November 2008 – Hari Toilet Dunia
22 Maret 2007 – Hari Air Dunia Tahun ini, fokus Hari Air Dunia akan ditempatkan pada sanitasi, dengan kegiatan peluncuran
internasional yang dikelola bersama antara UNICEF dan WHO, di New York dan Jenewa. Pesan Kunci Seluruh kegiatan dan pesan harus bersifat konsisten dan kembali berkaitan dengan lima tema inti dari Tahun Sanitasi Internasional ini: ¼
Sanitasi sangatlah penting bagi kesehatan
¼
Sanitasi merupakan investasi ekonomi yang menguntungkan
¼
Sanitasi membantu perkembangan sosial
¼
Sanitasi membantu lingkungan
¼
Sanitasi dapat dicapai!
22 www.sanitationyear2008.org
Siapa yang Menjadi Target Target utama: •
Pembuat keputusan politik, yang merupakan kunci untuk mencapai MDG sanitasi. Mereka akan didorong, secara langsung dan melalui para pemilih mereka, untuk mengambil tindakan. Pimpinan negara dan pemerintah, serta para menteri dan pejabat yang bertanggung jawab atas prasarana, kesehatan, keuangan, urusan sosial dan urusan luar negeri, yang kesemuanya perlu untuk dilibatkan. Agar hal ini terjadi di banyak negara di dalam suatu wilayah, kejelasan mengenai tanggung jawab atas sanitasi tentu saja perlu untuk ditetapkan.
•
Pelaksana bantuan dan para pejabat lainnya, penyampaian TSI akan menargetkan para pelaksana bantuan dan para pejabat senior lainnya yang membentuk kebijakan dan permohonan alokasi pendanaan untuk persetujuan politik.
Target kedua •
Masyarakat dunia, yang harus memiliki minat besar atas persoalan sanitasi agar dapat mengembangkan kegiatan politik dan sosial yang lebih luas.
•
Anak-anak sekolah – Penyampaian Tahun Sanitasi Internasional juga bertujuan untuk meningkatkan kepedulian atas berbagai praktek sanitasi dan kebersihan di antara generasi muda. Sebuah cara yang efisien untuk menjangkau generasi ini adalah dengan mengadakan kampanye-informasi di sekolah dasar dan sekolah menengah.
•
Kelompok masyarakat dan perempuan, sangatlah penting untuk mengubah berbagai praktek sanitasi dan kebersihan yang didukung oleh kampanye pendidikan kesehatan.
•
Pimpinan perusahaan, yang akan didorong untuk meningkatkan partisipasi dalam proyek sanitasi dan untuk menyampaikan pesan kepada berbagai forum seperti Davos World Economic Forum.
•
Pemuka agama, yang sangat mempengaruhi pendapat publik di berbagai masyarakat, akan didorong untuk membantu untuk menyampaikan persoalan sanitasi kepada umat mereka.
•
Akademisi yang meneliti berbagai topik yang terkait dengan TSI – akan didorong untuk menerbitkan berbagai penemuan penelitian pada berbagai media terkemuka sebagai suatu karya berisi pendapat yang dapat mendukung TSI dan target MDG terkait dengannya.
•
Artis – Penyampaian TSI bertujuan untuk merekrut artis budaya yang populer, dari bidang musik, olahraga, film dan televisi, untuk membantu menyampaikan pesan TSI. Agar dapat
23 www.sanitationyear2008.org
melaksanakan hal tersebut, para bintang tersebut harus diyakinkan bahwa sanitasi merupakan sebuah persoalan yang sungguh-sungguh membutuhkan waktu dan perhatian mereka. ...dan tentu saja, apabila kami belum melibatkan suatu pihak yang menurut anda penting, libatkanlah mereka!
24 www.sanitationyear2008.org
Kegiatan Global, Saran untuk Kegiatan Nasional, dan Perangkat KEGIATAN
KEGIATAN AKAN TERLIHAT SEBAGAI BERIKUT
Meluncurkan Kegiatan
Pembukaan TSI 2008 selama ½ hari dengan berbagai pemuka masyarakat, sebuah gambaran mengenai TSI dan kegiatan yang direncanakan dan diskusi dengan para ‘pakar’ setempat, pihak berwenang dan media.
Merayakan Hari Air Dunia
Hari Air Sedunia (WWD) diluncurkan secara resmi pada tanggal 22 Maret namun ditandai dengan berbagai kegiatan global pada bermacam-macam tanggal yang layak/nyaman bagi masyarakat setempat. Tahun ini, kegiatan divisi Air PBB untuk Hari Air Sedunia, akan difokuskan pada sanitasi. Dekati
mitra
setempat
dengan
memberikan
uraian
mengenai kegiatan dan acara untuk Hari Air Dunia dan undang keterlibatan dan dukungan mereka. Jelaskan bagaimana peran serta mereka dapat menunjukkan minat diri yang tercerahkan: serta pemberian dukungan terhadap alasan yang baik, hal ini dapat meningkatkan profil dan keberadaan mereka di dalam masyarakat. Diskusi, forum, seminar dan kursus sangatlah bermanfaat untuk mengadakan pertukaran informasi dengan khalayak umum, LSM, para pembuat keputusan dan para pembuat kebijakan, dan dengan berbagai asosiasi dokter, guru, anak-anak dan kesehatan lingkungan. Parade, kompetisi, acara jalanan dan kuis yang menggunakan tema Hari Air Dunia 2005 membentuk perhatian media dan menyampaikan pesan kepada sejumlah besar orang dalam suatu cara yang menghibur dan merangsang. Ini merupakan sebuah cara yang sangat baik untuk menjangkau masyarakat yang kemungkinan besar tidak tertarik dengan acara-acara yang bersifat lebih tradisional, seperti seminar atau pertemuan. Berikut ini adalah 50 cara untuk merayakan Hari Air Sedunia (WWD) tahun 2008 (dari Pedoman Pendampingan Hari Air
25 www.sanitationyear2008.org
Sedunia Divisi Air PBB): 1.
Mengadakan konser “Sanitation for All/Sanitasi bagi Semua Orang”
2.
Membuat iklan pada televisi
3.
Membuat spanduk dengan sebuah pesan kuat untuk Hari Air Sedunia
4.
Membuat buku kecil dan brosur mengenai Hari Air Sedunia
5.
Mencari sumbangan di koran-koran
6.
Mengadakan lomba gambar bagi anak-anak
7.
Membuat buku komik mengenai Hari Air Sedunia
8.
Memasang iklan peringatan di koran
9.
Menjual mug atau gelas peringatan
10.
Menyusun buku lagu dengan tema sanitasi
11.
Membuat
dan
mendistribusikan
CD-ROM
dengan
pesan/informasi mengenai sanitasi 12.
Membuat kartu ucapan berisi sanitasi dan kesehatan
13.
Membuat kelompok drama yang akan bermain drama mengenai Hari Air Sedunia
14.
Membuat film yang berisi tentang sanitasi dan kesehatan
15.
Merancang bendera yang mempromosikan hari tersebut di kota anda
16.
Mendistribusikan pamflet yang menyorot tentang hari air dunia
17.
Mempengaruhi pernyataan pemerintah
18.
Mengelola berbagai acara informasi di tempat kerja
19.
Melibatkan siswa kedokteran di dalam penelitian
20.
Mensponsori penghargaan jurnalis untuk artikel terbaik mengenai sanitasi dan kesehatan
21.
Membuat kompilasi yang berisi lagu-lagu favorit kepanitiaan anda mengenai sanitasi
26 www.sanitationyear2008.org
22.
Mengadakan lari maraton dengan biaya pendaftaran dan dana sponsor
23.
Merencanakan dan mempromosikan lokakarya media bagi jurnalis
24.
Membuat video musik
25.
Mempersiapkan peluncuran buku baru
26.
Mendorong Kerjasama Utara-Selatan
27.
Mengelola pertunjukan dari para musisi dan seniman untuk menggalang dana atau meningkatkan kepedulian
28.
Mengadakan lomba foto
29.
Mengadakan pameran lukisan mengenai persoalan air
30.
Membuat pin, t-shirt, topi, dan stiker dengan pesan sanitasi untuk didistribusikan di antara masyarakat dengan tujuan untuk mempromosikan hari air dunia
31.
Mencetak kartu pos dan mengirimkannya ke anggota dewan perwakilan
32.
Mengadakan pameran poster di bank, sekolah, dan balai masyarakat
33.
Membuat film dokumenter
34.
Membuat pengumuman layanan publik di radio
35.
Membuat pengumuman layanan publik di TV
36.
Mempublikasikan Hari Air Sedunia melalui perayaan “buruh dan karyawan”
37.
Menampilkan drama mengenai persoalan sanitasi yang ditulis dan ditampilkan oleh para siswa
38.
Mengadakan perbincangan meja bundar mengenai tema spesifik yang terkait dengan sanitasi
39.
Mengadakan kuis mengenai sanitasi dengan hadiah dari sponsor
40.
Merancang konferensi ilmiah
27 www.sanitationyear2008.org
41.
Mengadakan kompetisi slogan
42.
Membuat perangko mengenai Sanitation for All/Sanitasi bagi Semua Orang
43.
Mensponsori sebuah film mengenai sanitasi
44.
Membuat stiker dengan slogan sanitasi
45.
Mengadakan perlombaan olahraga untuk mempromosikan hari air dunia
46.
Memberikan perkuliahan Universitas mengenai Sanitasi bagi Semua Orang
47.
Mempromosikan dan membuat situs yang berisi mengenai informasi tentang Hari Air Sedunia – Sanitasi
Acara pembelajaran sanitasi
48.
Membuat alamat situs internet
49.
Mempromosikan Sanitasi bagi Semua Orang
50.
Mengevaluasi kemajuan secara berkelanjutan
Seminar ½ hari sampai satu hari mengenai sanitasi, yang disertai dengan studi kasus, video, diskusi dan kunjungan lapangan yang menyorot
sebagian
contoh
terbaik
dan
terburuk
tentang
tindakan/kelambanan, praktek terbaik, dan sebagainya. Kelompok koordinasi sanitasi
Memperbaharui atau membentuk sebuah kelompok koordinasi yang
untuk TSI
bertanggung jawab atas berbagai kegiatan TSI, dimana kelompok tersebut belum ada. Kegiatan ini mencakup sebuah kelompok perwakilan dari berbagai macam kelompok pemangku kepentingan (Pemerintah, LSM, masyarakat) dan kelompok-kelompok tersebut dapat berkumpul sekali dalam sebulan untuk membahas berbagai kegiatan TSI/sanitasi, berbagai kebutuhan dalam pelaksanaannya, dan berbagai cara untuk melaksanakannya.
Acara media
Sebuah acara yang secara khusus dimasukkan ke dalam media untuk meluncurkan atau menandai sebuah hari tertentu selama TSI, dengan pembicara tamu, artis, pejabat dan/atau kunjungan lapangan.
28 www.sanitationyear2008.org
Hari
Cuci
Tangan
Dunia
(September
2008)
akan
diluncurkan oleh kelompok Kemitraan Swasta Masyarakat untuk Cuci Tangan selama TSI dengan partisipasi dari anak-anak, media dan para pemangku kepentingan lainnya. Lomba perubahan tingkah laku
Kompetisi dimasukkan untuk melatih siswa mengenai praktek cuci
sekolah
tangan terbaik – lagu, permainan, buku yang dicakupkan di dalam kurikulum pendidikan. Sebuah contoh darinya adalah kompetisi sekolah
dengan tujuan menghapuskan “Toilet
membentuk
kepedulian
terhadap
kebersihan
Tabu”, yang di
sekolah,
meningkatkan kepedulian mengenai manfaat kebersihan dan sanitasi di dalam keluarga dan memberikan pengaruh mengenai sanitasi kepada anak-anak. Contoh: “Bagaimana hidup saya dapat meningkat jika saya memiliki toilet yang bersih?” merupakan slogan salah satu kegiatan TSI dunia. Anak-anak sekolah dari berbagai tingkat di berbagai wilayah dunia akan diminta untuk menyerahkan poster ke kompetisi. Agar dapat berperan serta di dalam perlombaan ini, siswa harus bekerja dengan menggunakan bahan yang berkaitan dengan kepedulian akan kebersihan dimana dengan menggunakan bahan tersebut mereka dapat secara aktif belajar mengenai sanitasi dan kebersihan. Para pemenang dan peserta akan diberikan penghormatan secara publik dan hasil perlombaan dapat digunakan untuk keperluan pendampingan baik secara lokal, nasional maupun internasional. Pikirkan bagaimana jenis perlombaan ini dapat digunakan dalam konteks nasional. Apa hadiahnya? Jenis gambar seperti apa yang akan diserahkan oleh anak-anak? Apa yang akan anda tukarkan? Publikasi utama TSI (SUMBER
Publikasi ini adalah sebuah buku kecil ringkas yang menguraikan
DAYA)
berbagai tujuan TSI, pesan utama TSI, berbagai persoalan sanitasi
29 www.sanitationyear2008.org
terkait, termasuk link dengan informasi terperinci dan pelaksanaan. Publikasi diterbitkan dalam enam bahasa resmi PBB pada tahun 2008.
Karena
publikasi
ini
dilengkapi
dengan
kampanye
internasional, apakah hal tersebut membuat pengembangan brosur nasional beserta statistik dan angka lokal mengenai sanitasi mungkin untuk dilakukan? Website TSI dan situs Intranet
Website TSI berfungsi sebagai portal informasi utama untuk
UNICEF
berbagai kegiatan TSI dari Divisi Air PBB. Website tersebut berisi berbagai kegiatan TSI di seluruh dunia, memberikan informasi bagi media dan bagi setiap orang yang tertarik mengenai persoalan tersebut melalui halaman informasi bertopik dan perpustakaan sanitasi yang lengkap. Website tersebut juga berisi 5 pesan utama. Website TSI ada di: www.sanitationyear2008.org
Pengumuman Layanan Publik
Pesan Layanan Masyarakat (PSA) di televisi di seluruh dunia akan
TV dan B-roll
dibuat dan ditawarkan kepada CNN, CNN International dan jaringan berita berbahasa Inggris lainnya. Apabila pengumuman tersebut disetujui oleh CNN International, PSA akan mengudara sebanyak 2 sampai 3 kali sehari selama enam bulan di masing-masing jaringan dari tiga jaringan regional CNNI (Amerika Latin, Asia dan Eropa/Afrika). Pengumpulan materi untuk B-roll akan merupakan sebuah upaya berkelanjutan. B-roll adalah gambar dari acara khusus yang bersifat fotogenik yang berkaitan dengan, sebagai contoh, cuci tangan di berbagai lokasi di seluruh dunia pada Hari Air Dunia, peluncuran TSI secara nasional dan lokal, dan sebagainya. Dapatkah Pesan Layanan Masyarakat ditayangkan pada jaringan lokal di negara anda? Akankah PSA yang lebih terlokalisasi dapat lebih efektif?
Artis
dan
kelas
orang-orang
tinggi
sebagai
dari ‘juara
Mantan
pemimpin
politik,
pemimpin
perusahaan,
artis
dan
akademisi akan dilibatkan di dalam TSI. Para Pemimpin Perempuan
30 www.sanitationyear2008.org
sanitasi’
dari WSSCC untuk program WASH akan menargetkan para perempuan dari kelas tinggi dan artis budaya perempuan yang populer untuk mendukung berbagai tujuan TSI. Adakah artis lokal yang peran sertanya di dalam TSI akan memiliki
dampak
dan
pengaruh
yang
cukup
besar
untuk
meningkatkan profil sanitasi? Jenis kegiatan seperti apa dimana mereka dapat diikutsertakan? Sanitasi
adalah
Pameran
Sanitation is Dignity Exhibition/Sanitasi adalah Pameran Harkat dan
Harga Diri (“Dimana anda akan
Martabat (“Dimana anda akan bersembunyi?”) dari Organisasi
bersembunyi?”)
Toilet
Jerman
hadir
pada
peluncuran
dunia
serta
selama
penyelenggaran sejumlah acara nasional dan regional lainnya. Kampanye yang sangat jelas dan kontroversial ini akan menarik perhatian dari media dan khalayak umum dan membantu untuk memecahkan tabu terhadap toilet. Pertimbangkan untuk mengadakan kemitraan dengan GTO agar dapat mempersembahkan pertunjukkan di wilayah anda! http://www.germantoilet.org/ Lomba foto
Sebuah kategori sanitasi khusus akan dimasukkan di dalam lomba foto Canon/UNEP selanjutnya. Foto yang menang akan diterbitkan oleh mitra media, ditampilkan pada website TSI dan ditayangkan pada HQ PBB, diedarkan ke berbagai fasilitas PBB di seluruh dunia dan digunakan dalam kampanye informasi virus. Akankah lomba foto lokal efektif di negara anda? Atau mungkin sebuah variasi, untuk menangkap sudut pandang masyarakat mengenai sanitasi – yang melibatkan anak-anak dan gambar, distribusi kamera atau kamera video sekali pakai.
Kampanye radio
Kampanye radio termasuk opera sabun, pertunjukan PSA pendek, wawancara artis dan debat mengenai sanitasi dan kebersihan direncanakan pada tingkat dunia. Pada tingkat nasional, adakah stasiun radio yang dapat menjadi mitra yang menguntungkan bagi
31 www.sanitationyear2008.org
kegiatan tersebut? Dukungan
dari
Pemuka
Agama
Pemuka agama akan didekati melalui organisasi payung mereka untuk melakukan beberapa pesan sanitasi di sepanjang tahun. Lembaga keagamaan setempat memiliki peran penting dalam mempengaruhi masyarakat setempat – dapatkah mereka didekati dan dilibatkan di dalam berbagai kegiatan TSI?
Dana sponsor perusahaan
Setidaknya satu rantai hotel internasional akan menjadi perusahaan sponsor TSI. Pada tahun 2008, rantai hotel tersebut didekati untuk menggunakan kertas toilet yang memiliki cetakan logo TSI dan pesan kunci padanya di seluruh dunia dan melengkapi kamar tamu dengan berbagai karya tulis TSI, dan/atau sabun batangan yang disertai dengan logo TSI. Dapatkah hotel setempat atau pelaku sektor swasta lainnya menjadi perusahaan sponsor TSI (sebagai contoh, perusahaan sabun atau deterjen)?
Perangko
Karena PBB menerbitkan perangko, logo TSI diupayakan untuk dicetak pada perangko pos TSI. Dapatkah perangko negara diberikan logo TSI?
Penghargaan
Media
WASH
2007/2008
Prakarsa Penghargaan Media WASH merupakan sebuah lomba media yang meminta proposal media siaran, elektronik dan cetak yang membahas tentang persoalan pasokan air, sanitasi dan higenitas dari para jurnalis di negara-negara berkembang. Prakarsa tersebut bertujuan untuk mendorong cakupan media yang lebih luas terhadap persoalan tersebut. Secara lokal, perlombaan tersebut dapat menyelidiki lebih lanjut mengenai berbagai persoalan yang penting di negara anda serta melibatkan khalayak umum pada persoalan sanitasi.
Listening (majalah elektronik)
Listening adalah majalah elektronik triwulanan yang berisi tentang
(SUMBER DAYA)
pasokan air, sanitasi dan higenitas yang menampilkan berbagai kisah (wawancara) dengan orang-orang yang bekerja dalam atau
32 www.sanitationyear2008.org
terpengaruh oleh persoalan WASH. Empat edisi akan berkaitan dengan
pesan
kunci
TSI.
Sebuah
majalah
‘Terbaik’
dari
keseluruhan majalah yang telah terbit akan dicetak pada akhir tahun 2008. Waterfront, laporan berkala internal dari Unit Sanitasi dan Lingkungan Air, juga dapat digunakan sebagai wadah untuk menyebarkan berita dan data pembaharuan kepada rekan dan mitra di seluruh dunia. Program TV
TVE Earth melaporkan: sebuah film seri 4 episode mengenai Sanitasi, yang akan ditayangkan pada bulan Maret 2008. Akankah TV nasional tertarik dalam mendokumentasikan persoalan sanitasi di negara anda?
Hal-hal lain yang dapat anda lakukan •
Menciptakan lingkungan yang memungkinkan: Dengan bekerja bersama Pemerintah dan mitra untuk memastikan bahwa terdapat lingkungan yang memungkinkan untuk sanitasi di tingkat negara, banyak kantor UNICEF berencana untuk memberikan bantuan dalam pengembangan Kebijakan, Strategi dan Protokol Sanitasi Nasional. Hal ini dapat membentuk dasar untuk perencanaan, investasi dan alokasi anggara Sanitasi berdasarkan PRSP, SWAP, dan sebagainya. Pembuatan peta jalan untuk pencapaian target MDG sanitasi juga disorot oleh sejumlah negara. Banyak CO juga merasa bahwa pengembangan kapasitas di dalam sektor swasta dan umum juga perlu dipanggil untuk sanitasi dan CO juga telah merencanakan sejumlah kegiatan pengembangan kapasitas.
•
Mendukung pemberian layanan yang semakin baik: Pemberian dukungan terhadap pengadaan sanitasi yang semakin baik kepada keluarga, masyarakat, sekolah dan lembaga kesehatan akan dipercepat di negara-negara yang paling tergantung dengan ketersediaan sumber daya yang diperlukan. Sejalan dengan strategi WASH Global kami dan dengan menggunakan berbagai strategi pelaksanaan, teknologi, teknik mobilisasi dan pemasaran, UNICEF akan meningkatkan upayanya untuk memastikan bahwa anak-anak di seluruh dunia memiliki akses ke sanitasi yang semakin baik.
33 www.sanitationyear2008.org
•
Mempromosikan perubahan sikap: Untuk meningkatkan keberlangsungan seluruh intervensi dalam jangka waktu yang lebih panjang, sebuah unsur yang sangat kuat dari seluruh intervensi tingkat negara haruslah ditekankan pada Perubahan Sikap, termasuk dalam penggunaan kakus dan pembuangan kotoran anak secara aman namun dengan penekanan khusus pada kegiatan cuci tangan yang terbukti memberikan dampak signifikan pada keberlangsungan hidup anak. Melalui kerjasama dengan mitra, banyak paket penyampaian perubahan sosial dan sikap telah diajukan dan paket-paket tersebut akan dilaksanakan pada berbagai macam tingkat tergantung pada ketersediaan sumber daya yang memadai.
•
Peningkatan sumber daya tambahan: Investasi pada sanitasi dan kebersihan sangatlah rendah di banyak negara, banyak kantor negara UNICEF berencana untuk menggunakan TSI sebagai dasar untuk menggalang dana tambahan baik melalui alokasi anggaran Pemerintah maupun melalui pelaksanaan penggalangan dana eksternal dengan para mitra pembangunan dan bank-bank internasional. Tanpa adanya alokasi sumber daya yang memadai, TSI akan tetap menjadi pembicaraan dan bukan pelaksanaan dasar tersebut.
34 www.sanitationyear2008.org
Pengalaman Global dalam Meningkatkan Sanitasi dan Kebersihan - Apa yang berhasil dan dimana?
1.
Secara Global: Air, Sanitasi dan Higenitas (WASH) di Sekolah Mengadakan investasi dalam pendidikan sanitasi dan kebersihan sekolah merupakan sebuah investasi masa depan. Kegiatan ini akan memajukan pembelajaran yang efektif, meningkatkan jumlah anak perempuan yang terdaftar di sekolah, menurunkan tingkat kejadian penyakit, memajukan kebersihan lingkungan dan mendukung hak anak. Air, Sanitasi dan Higenitas (WASH) di sekolah, berfokus untuk memberikan lingkungan pembelajaran yang sehat dan efektif bagi anak-anak. Kegiatan ini mencakup pengadaan fasilitas yang dibutuhkan oleh anak-anak untuk sanitasi, cuci tangan dan persediaan air dan pemberian keterampilan, sikap dan pengetahuan yang diperlukan untuk praktek kebersihan yang efektif. Pada saat yang bersamaan, anak-anak dapat menunjukkan sikap dan keterampilan mereka yang baru kepada rumah dan masyarakatnya dan menggunakan sikap dan keterampilan baru tersebut di masa depan ketika mereka menjadi orang tua. Namun, pengadaan fasilitas tidak menjamin kelestarian dan kesehatan. Penggunaan jamban/WC dan sikap kebersihan terkait yang benarlah yang dapat memberikan manfaat bagi kesehatan. Di sekolah, pendidikan kebersihan bertujuan untuk meningkatkan berbagai praktek yang dapat membantu mencegah penyakit yang terkait dengan air dan sanitasi serta mendorong tingkah laku sehat pada generasi orang dewasa di masa mendatang. Program WASH yang efektif mencakup berbagai komponen penting berikut: lingkungan fisik yang sehat, anak-anak yang terkelola dan aktif, petugas sekolah yang terlatih dan berkomitmen dan hubungan dengan rumah dan masyarakat. UNICEF melaksanakan program WASH secara global; sembilan puluh tiga negara melaporkan penggunaan WASH di berbagai kegiatan sekolah pada tahun 2006.
35 www.sanitationyear2008.org
Sanitasi Ramah Anak di Malawi Prakarsa UNICEF di Malawi adalah mengembangkan dan melembagakan standar nasional untuk fasilitas sanitasi dan promosi kebersihan di sekolah dasar melalui kerjasama dengan anak-anak dan keluarga mereka. Anak-anak memiliki peran sedikit dalam pengambilan keputusan sekolah, namun berbagai pendekatan, seperti kelompok terfokus siswa atau kelompok anak ke anak, dimulai dengan menghormati hak mereka untuk berperan serta dalam perkembangan mereka sendiri. Tim wawancara nasional mewawancarai anak-anak mengenai apa yang mereka suka dan tidak suka mengenai fasilitas sanitasi yang mereka miliki. Anak-anak berbicara secara terus-terang dan lugas mengenai perubahan yang dibutuhkan dan pandangan mereka akan digunakan untuk mengubah berbagai desain teknis. Proses tersebut bersifat inovatif dan merupakan titik awal yang baik untuk mengevaluasi teknologi yang tersedia bagi sekolah. Anak-anak terbukti sangat membutuhkan fasilitas sanitasi yang lebih baik di keluarga dan sekolah mereka. Umpan balik dari mereka juga menjadi pedoman bagi kegiatan pendidikan kebersihan ramah anak. Buku komik telah dirancang untuk anak kelas lima sampai kelas delapan mengenai pentingnya jamban/kamar mandi sekolah. Pada jangka waktu yang lebih panjang, proyek sanitasi sekolah dan promosi kebersihan ini memberikan peluang untuk menciptakan program kesehatan berbasis sekolah yang lebih luas. Kaitan-kaitan operasional
36 www.sanitationyear2008.org
yang potensial mencakup pencegahan HIV/AIDS, peningkatan gizi dari taman sekolah dengan menggunakan pupuk kompos dari jamban/kamar mandi/WC sekolah, kegiatan pengobatan penyakit karena cacing, mempertahankan anak-anak perempuan remaja di sekolah dan peningkatan mutu jasa pendidikan secara keseluruhan.
37 www.sanitationyear2008.org
2.
Global: Kemitraan Swasta Publik untuk Cuci Tangan dengan Sabun
Kajian terkini pada The Lancet Infectious Diseases Journal menyatakan bahwa 42-47% dari seluruh penyakit diare dapat dicegah apabila masyarakat mencuci tangan mereka dengan sabun. Hal ini berarti bahwa pencucian tangan lebih efektif daripada pasokan air, pengendalian lalat atau peningkatan sanitasi dalam mencegah penyakit diare. Perusahaan produsen sabun mengetahui bagaimana untuk memasarkan ‘kebahagiaan kebersihan’ dan dapat menjadi mitra yang menguntungkan dalam upaya dunia untuk meningkatkan kegiatan cuci tangan sampai sekitar 10-20%, di lokasi dimana mereka berada sekarang. Kotoran manusia merupakan sumber patogen diare utama. Kotoran manusia juga merupakan sumber sigellosis, tipus, kolera, segala penyakit diare umum lainnya, dan sebagian infeksi saluran pernafasan. Satu gram kotoran manusia dapat mengandung 10 juta virus dan satu juta bakteri. Sedangkan tindakan kedua (penanganan makanan, pemurnian air, dan pengendalian lalat) memiliki dampak, yang jauh lebih penting untuk menjadi penghambat utama – sanitasi dan cuci tangan – setelah bersinggungan dengan kotoran manusia tersebut. Cuci tangan memutuskan penyebaran zat pembawa penyakit dan karenanya dapat menurunkan diare dan infeksi saluran pernafasan serta infeksi kulit dan trakoma secara signifikan. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Luby dan rekan (Lancet, 2005) menyatakan bahwa cuci tangan dengan sabun dapat menurunkan infeksi saluran pernafasan pada anak balita sebesar 50%. Penelitian terkini lainnya menyatakan bahwa kemungkinan diare terhadap anak berusia di bawah 15 tahun yang tinggal di keluarga yang telah menerima promosi cuci tangan dan sabun hanya setengah dari anak-anak yang tinggal di lingkungan perumahan yang dikendalikan (Luby dan rekan, JAMA 2004). Karena cuci tangan dapat mencegah penyebaran beragam patogen, kegiatan ini jauh lebih efektif daripada penyuntikan vaksin. Dengan dipromosikan pada skala yang cukup luas, kegiatan cuci tangan dengan sabun dapat dianggap sebagai vaksin ‘yang dilakukan oleh diri sendiri’. Namun, mengubah kebiasaan seumur hidup tidaklah mudah dan membutuhkan upaya keras bersama.
38 www.sanitationyear2008.org
Apa yang Memotivasi Sikap Kebersihan di Ghana? UNICEF bermitra dengan Bank Dunia, USAID, London School of Hygiene and Tropical Medicine (LSHTM) dan mitra-mitra lainnya, termasuk sektor swasta dalam prakarsa cuci tangan dunia yang ditujukan untuk meningkatkan kegiatan cuci tangan dengan sabun. Dengan menggabungkan keahlian dan sumber daya industri sabun dengan fasilitas dan sumber daya pemerintah untuk mempromosikan cuci tangan dengan sabun, prakarsa ini mencari suatu kemitraan yang saling menguntungkan antara sektor publik dan sektor swasta. Ketika instansi pemerintah dan instansi pembangunan bermaksud untuk memerangi penyakit dan kemiskinan, industri tertarik untuk memperluas pasarnya. Prakarsa ini sekarang aktif di enam belas negara. Sebuah penelitian yang baru saya diterbitkan dari LSHTM menggunakan penelitian konsumen untuk menyelidiki berbagai faktor yang memotivasi kegiatan cuci tangan dengan sabun agar dapat memberitahukan kampanye penyampaian nasional bagi Ghana. Penelitian ini mengungkapkan bahwa pendorong terkuat untuk melakukan cuci tangan dengan sabun berkaitan dengan pengasuhan, penerimaan sosial dan perasaan jijik terhadap kotoran manusia dan kakus, khususnya kakus yang bau. Perlindungan terhadap penyakit disebutkan sebagai kekuatan penggerak, namun bukan pendorong utama dari kegiatan cuci tangan ini. Penulis penelitian tersebut menyatakan bahwa banyak hal dapat dipelajari dari dunia pemasaran konsumen. Alih-alih program penyampaian dasar untuk perubahan sikap akan peningkatan pengetahuan, program seharusnya bertujuan untuk menanggapi keinginan dan motivasi dari dalam diri pihak yang menjadi target program. Kutipan: Scott, B., Curtis, V., Rabie, T., & Garbrah-Aidoo, N. 2007. Health in our hands, but not in our heads: understanding hygiene motivation in Ghana. Health Policy and Planning. (Untuk informasi lebih lanjut, lihat: www.globalhandwashing.org.)
39 www.sanitationyear2008.org
3.
Afrika dan Asia: Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) / Pendekatan Sanitasi Total (PST) Dari mengajar dan mendidik untuk memfasilitasi
analisis
masyarakat
sendiri; Dari ‘kita harus membantu orang miskin’ sampai ‘masyarakat dapat
melakukannya’;
Dari
‘kita
membujuk dan memotivasi’ sampai ‘itu
terserah
anda,
anda
yang
memutuskan’; Dari standarisasi atasbawah sampai keberagaman bawahatas
(‘mereka
merancang’);
Dari
target anggaran dan penggantian yang besar sampai anggaran kecil agar memungkinkan lebih banyak hal yang dicapai; Dari memberikan piranti keras sampai memberikan dukungan kepada masyarakat. Pendekatan Sanitasi Total atau Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (PST/STBM) mencakup
pemberian
sebuah
proses
yang
memberikan
inspirasi
kepada
dan
memberdayakan masyarakat pedesaan untuk berhenti buang air besar secara terbuka dan untuk membangun dan menggunakan jamban/WC, tanpa pemberian subsidi eksternal untuk membeli piranti keras seperti wadah kotoran dan pipa. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat terus menyebar di negara tersebut dan banyak inovasi menarik serta beberapa persoalan kelestarian penting yang bermunculan. Pendekatan tersebut telah diperkenalkan sedikitnya di enam negara di Asia dan tiga negara di Afrika. Minat dari berbagai lembaga terus bertumbuh, khususnya ketika disadari bahwa Pendekatan Sanitasi Total (PST/STBM) memiliki potensi besar yang dapat digunakan untuk memenuhi MDG, baik secara langsung pada air dan sanitasi (tujuan 7) dan secara tidak langsung melalui dampak dari sanitasi yang baik untuk memberantas penyakit-penyakit besar, khususnya diare (tujuan 6), meningkatkan kesehatan ibu (tujuan 5) dan menurunkan tingkat kematian anak (tujuan 4).
40 www.sanitationyear2008.org
Meskipun demikian, penggunaan STBM secara cepat di berbagai lembaga telah menimbulkan dilema dan tantangan, seperti kebutuhan akan perubahan pada sikap dan pola pikir donor yang bermaksud untuk mendukung dan mempromosikan sanitasi. Ketika beberapa instansi masih menggunakan proyek pedoman untuk mencoba mempelajari lebih banyak hal mengenai pendekatan sebelum menggunakannya dalam program sanitasinya sendiri, instansi lainnya telah menggunakan pendekatan STBM tanpa subsidi dan mengamati kekuatan dan dampak dari kegiatan bersama dari masyarakat setempat dalam memastikan secara cepat status lingkungan yang bebas dari buang air besar secara terbuka. Inovasi dan keberagaman lokal dalam mengembangkan model kakus dengan menggunakan material yang ada secara lokal dan berbiaya murah dan menggunakan model skema pelaksanaan, pengawasan, penghargaan masyarakat dan hukuman, terus berkembang. Kampanye Sanitasi Total yang Digerakkan Perempuan di Maharashtra, India Desa Sahara yang terpencil telah mendapatkan pengakuan melalui sebuah penghargaan sebagai desa pertama yang ‘terbebas dari buang air besar secara terbuka’ dari Pemerintah Negara Maharashtra. Status yang meningkat dan penghargaan selanjutnya dari desa tersebut merupakan hasil dari upaya sederhana empat Self-Help Group (SHG) perempuan yang didirikan pada tahun 2001, ketika UNICEF mulai untuk bekerja sama dengan masyarakat. Intervensi, berdasarkan masyarakat pemberdayaan, mendorong perempuan untuk melaksanakan perubahan dramatis dan positif pada suatu rentang keprihatinan luas dalam hidup mereka mulai dari kehadiran di sekolah dan konsumsi alkohol untuk meningkatkan jalan pendekatan desa. Para perempuan SHG tersebut memutuskan untuk melaksanakan faktor penyebab desa bersih dan terbebas dari buang air besar secara terbuka pada bulan April 2005. Rencana mereka dimulai dengan masing-masing grup menyumbangkan Rs 500 – total jumlah sebesar Rs 2000 digunakan sebagai modal kerja untuk membeli material dasar yang diperlukan untuk membangun toilet. Grup tersebut juga memberikan kredit cepat kepada para anggotanya yang bermaksud untuk membangun toilet. Bahkan keluargakeluarga miskin juga membuat toilet pengganti yang masih berada dalam rentang anggaran mereka yang kecil. Biaya pembangunan per toilet berkisar antara Rs 300 sampai Rs 1500. Para perempuan SHG memahami bahwa perubahan sikap apapun bahkan lebih sulit untuk bertahan daripada untuk memulainya. Dengan demikian mereka mengembangkan sebuah sistem pengawasan masyarakat – para wanita sering mengunjungi berbagai rumah untuk memastikan penggunaan dan perawatan toilet
41 www.sanitationyear2008.org
secara benar dan menunjuk seorang pemuka desa selama dua bulan untuk mengamati dan memperingatkan
setiap
orang
atas
kemungkinan
(http://www.unicef.org/india/wes_1364.htm)
42 www.sanitationyear2008.org
buang
air
besar
secara
terbuka.
4.
Amerika Latin dan Asia: Saluran Pembuangan Kondominial atau Sederhana Saluran pembuangan sederhana merupakan sebuah teknologi sanitasi eksitu yang membuang seluruh air limbah dari lingkungan rumah tangga. Secara konseptual, saluran pembuangan sama seperti saluran pembuangan konvensional, namun dengan upaya sadar yang dilakukan untuk menghilangkan berbagai fitur desain konservatif yang tidak perlu dan untuk menyesuaikan standar desain dengan situasi setempat. Saluran pembuangan sederhana adalah sebuah teknologi sanitasi eksitu yang membuang seluruh air limbah dari lingkungan rumah tangga. Secara konseptual, saluran pembuangan sama seperti saluran pembuangan konvensional, namun dengan upaya sadar yang dilakukan untuk menghilangkan berbagai fitur desain konservatif yang tidak perlu dan untuk menyesuaikan standar desain dengan situasi setempat, yang mencakup kota, pedesaan dan area pinggiran kota dengan kepadatan tinggi. Saluran air sederhana mencakup pengumpulan seluruh air limbah rumah tangga di dalam pipa berdiameter kecil yang diletakkan pada lahan datar. Saluran seringkali dipasang di dalam blok perumahan, atau di dalam taman depan atau di bawah jalan (trotoar), dan tidak di tengah-tengah jalan layaknya saluran pembuangan konvensional. Saluran pembuangan ini sesuai untuk area berpendapatan rendah dan pembangunan perumahan baru dengan tata ruang yang lebih umum. Saluran sederhana paling banyak digunakan di Brazil dan seringkali disebut sebagai ‘saluran pembuangan kondominial’. CAESB, perusahaan air dan pembuangan Brasilia dan Distrik Federal mulai menerapkan saluran pembuangan sederhana di berbagai area miskin pada tahun 1991 dan sekarang mereka menganggap bahwa saluran pembuangan sederhana adalah ‘solusi standar’ bagi area miskin dan area kaya. CAESB memiliki lebih dari 1,200 km saluran pembuangan kondominial yang bekerja – contoh terbesar dari saluran pembuangan sederhana di dunia. Banyak skema yang berhasil dan sebagian skema gagal untuk dilaksanakan – yang biasanya karena konstruksi yang kurang baik dan/atau komitmen lembaga yang buruk, dan khususnya karena pola pemeliharaan yang kurang baik. Operasi dan perawatan yang baik sangatlah penting untuk keberlangsungan jangka panjang dari saluran pembuangan sederhana. Meskipun teknologi ini sudah dikenal secara luas di
43 www.sanitationyear2008.org
Amerika Latin, teknologi ini berkembang secara sendiri-sendiri di belahan dunia lainnya untuk menyesuaikan dengan berbagai macam konteks. Dampak Sanitasi Perkotaan pada Diare Anak Sebuah penelitian terkini di Salvador Brazil dilakukan sejalan dengan intervensi sanitasi seluruh kota untuk meningkatkan cakupan saluran pembuangan dari 26% menjadi 80%. Tujuan asli dari proyek sanitasi, yang disebut dengan ‘Bahia Azul’ atau Blue Bay (Teluk Biru), merupakan kendali polusi laut, yang umumnya disebabkan oleh pembuangan air limbah rumah tangga. Para peneliti dari Federal University of Bahia (Universitas Federal Bahia) dan London School of Hygiene and Tropical Medicine (Sekolah Higenitas dan Obat-Obatan Tropis London) menyelidiki dampak epidemiologis dari program sanitasi terhadap tingkat kesakitan diare pada anak-anak batita di Salvador. Penelitian tersebut dilakukan selama lebih dari tujuh tahun, yang memungkinkan adanya rona awal pra konstruksi di area-area beresiko rendah dan beresiko tinggi yang ada di dalam kota dan kemudian evaluasi pasca konstruksi pada lingkungan perumahan yang sama. Hasil menunjukkan bahwa prevalensi diare secara keseluruhan turun sebesar 22%. Pada area-area dimana prevalensi rona awal diare tertinggi, yaitu area miskin dengan tingkat cakupan sanitasi rendah, tingkat diare turun sebesar 43%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sanitasi perkotaan merupakan suatu tindakan kesehatan yang sangat efektif yang tidak dapat diabaikan lagi. (Barreto, M. dan rekan., Effect of citywide sanitation program on reduction in rate of childhood diarrhea in northeast Brazil: assessment by two cohort studies, The Lancet, Vol 370, 10 November 2007)
44 www.sanitationyear2008.org
5.
Secara Global: Sanitasi Ekologis Sanitasi lingkungan adalah tindakan menjaga lingkungan kita agar tetap bersih dan aman dan tindakan mencegah polusi dan yang mencakup pengolahan dan pembuangan air limbah, kendali vektor dan kegiatan pencegahan penyakit lainnya. Sebaliknya, sanitasi ekologis merupakan sebuah sistem daur, atau sistem putaran tertutup, yang mengolah kotoran manusia sebagai sebuah sumber daya. Sanitasi ekologis didasarkan pada gagasan bahwa air seni, kotoran manusia dan air merupakan sumber daya dalam sebuah putaran ekologis. Sanitasi ini merupakan sebuah pendekatan yang berupaya untuk melindungi kesehatan publik, mencegah polusi dan pada saat yang bersamaan mengembalikan unsur hara yang berharga dan humus ke dalam tanah. Pendaurulangan unsur hara tersebut membantu memastikan keamanan makanan. Dalam sistem ini, kotoran manusia diolah insitu sampai kotoran tersebut bebas dari organisme penyebab penyakit. Kemudian, kotoran manusia yang sudah tersanitasi didaur ulang dan digunakan untuk keperluan pertanian. Sanitasi ekologis mencakup rentang luas desain toilet serta berbagai macam teknik untuk pengumpulan dan pengolahan air seni dan kotoran manusia. Sanitasi ini mencakup solusi ekologis berteknologi tinggi dan rendah untuk lingkungan perkotaan maupun pedesaan. Sanitasi ini dapat digunakan pada manajemen terpusat dan/atau terdesentralisasi dan dapat berbentuk kering dan/atau mengandung air. Rentang pilihan tersebut memungkinkan solusi sanitasi yang tepat untuk dikembangkan bagi beragam konteks geografis, politis dan sosioekonomi. Sanitasi Ekologis di Uganda Melalui Departemen Kesehatan (DK) Uganda, sanitasi ekologis dipromosikan secara hati-hati
sebagai salah satu pilihan untuk berbagai lingkungan bermasalah seperti tanah runtuh, bebatuan tinggi atau permukaan air tanah. Pandangan DK sekarang adalah bahwa – karena alasan kesehatan dan untuk mencegah penyebaran patogen – penggunaan ulang kotoran manusia dilarang untuk dipromosikan sampai sistem penanganan yang layak telah dibuat dan telah disebarkan secara luas. Departemen Air, Tanah dan Lingkungan Hidup, melalui Direktorat Pengembangan Air (DPA) dari Departemen tersebut memiliki peranan penting dalam mempromosikan toilet pengalihan air seni sebagai sebuah perangkat pelindung air tanah dan telah membangun sejumlah toilet tersebut di
45 www.sanitationyear2008.org
seluruh negara. Pada bulan Mei 2003, sebanyak 506 toilet ‘EcoSan’ telah dibangun di Uganda Barat Daya. Dari 506 toilet tersebut, 437 diantaranya ada di rumah tangga, 36 ada di berbagai lembaga dan 33 menjadi fasilitas umum. Belakangan ini, toilet pengeringan pengalih air seni (atau Skyloo) merupakan toilet yang paling banyak dipromosikan, karena toilet tersebut tidak mempengaruhi air tanah, dapat dibangun di atas tanah dan memungkinkan penggunaan kembali air seni dengan resiko rendah terhadap kesehatan. Alasan lain mengapa pilihan sanitasi ekologis dicakupkan ke dalam intervensi sanitasi nasional adalah: •
Keinginan untuk mensponsori solusi sanitasi berkelanjutan;
•
Perlindungan terhadap sumber daya air;
•
Mendukung produksi pertanian dan mempertahankan keberagaman hayati; dan
•
Meningkatkan kesehatan dan mutu kehidupan. Namun, ketika diminta untuk menunjukkan fasilitas sanitasi yang paling mereka inginkan,
mereka yang memilih EcoSan menyatakan bahwa bangunan yang permanen, berpotensi untuk produktifitas pertanian dan kebersihan adalah faktor-faktor penarik untuk menggunakannya. (Sumber: A Review of EcoSan Experience in Eastern and Southern Africa, WSP, Januari 2005)
46 www.sanitationyear2008.org
6.
WASH dalam Keadaan Darurat
Di tengah-tengah kekacauan situasi pasca bencana, berbagai badan penolong setuju mengenai dua hal dasar yang berkaitan dengan sanitasi: dimana pembuangan kotoran manusia merupakan prasyarat untuk melindungi kesehatan masyarakat; dan bahwa konsultasi bersama masyarakat merupakan langkah awal yang sangat penting untuk menjadi responsif terhadap kebutuhan dan untuk melindungi harga diri dan keleluasaan pribadi dalam desain intervensi kebersihan dan sanitasi. Pada pemukiman darurat seperti tenda penampungan, sanitasi merupakan prioritas utama. Penyakit diare merupakan penyebab dari 17% kematian anak-anak balita di seluruh dunia (WHO, 2006) dan resiko kejadian tersebut meningkat secara signifikan di berbagai situasi paling darurat. UNICEF belakangan ini mengendalikan ‘gugus’ dunia dari berbagai instansi internasional untuk Air, Sanitasi dan Higenitas (WASH). Tujuan dari gugus dunia tersebut adalah untuk “meningkatkan prediksibilitas, ketepatan waktu dan efektifitas dari tanggapan menyeluruh terhadap krisis kemanusiaan” melalui kemitraan yang kuat antara LSM, organisasi internasional, Palang Merah Internasional dan Gerakan Bulan Sabit Merah dan berbagai badan PBB.
47 www.sanitationyear2008.org
Salah satu kegiatan gugus WASH berfokus pada promosi kebersihan yang baik selama terjadinya keadaan darurat. Cara yang digunakan untuk melakukan promosi kebersihan dari berbagai badan tersebut berbeda-beda. Terdapat kekurangjelasan di dalam sektor WASH sehubungan dengan tujuan dari promosi kebersihan, hasil yang diharapkan dan
kurangnya
pemahaman
bersama
mengenai
metode
dan
pendekatan
dalam
pelaksanaannya. Proyek Promosi Kebersihan Gugus WASH akan mencoba untuk mengatasi kekurangan tersebut melalui sejumlah output jangka panjang, menengah dan pendek yang memiliki dua hasil yang diajukan: peningkatan kapasitas di dalam sektor untuk memberikan kegiatan promosi kebersihan yang efektif sebagai bagian dari program air dan sanitasi dan peningkatan kapasitas di dalam gugus untuk memadukan promosi kebersihan ke dalam mekanisme koordinasi. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.humanitarianreform.org.
Pencegahan Buang Air Besar Secara Terbuka Di Tanzania selama tahun 1994, salah satu pendekatan untuk krisis pengungsi Ruanda pada tahap darurat segera adalah untuk mempergunakan para pekerja sanitasi yang tugas utamanya adalah untuk mencegah orang-orang buang air besar pada area tertentu di sekitar tenda penampungan – dan untuk mengarahkan mereka ke area atau fasilitas alternatif. Hal ini sangatlah penting pada tepi danau tenda penampungan untuk mencegah kontaminasi tinja ke danau yang merupakan sumber air utama, dan disertai dengan kegiatan pembersihan dan pengadaan area buang air besar terbuka. Pendekatan tersebut harus dilakukan secara cermat untuk menghindari konflik di dalam masyarakat pengungsi dan disertai dengan promosi kebersihan yang tepat, yang menyorot kebutuhan untuk mencegah kontaminasi air dari tahap sedini mungkin. (Harvey, P. Excreta disposal in emergencies: A field manual, 2007, WEDC)
48 www.sanitationyear2008.org
Sanitasi bukanlah Kata Kotor! Sanitasi dan kebersihan merupakan kunci kelangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan anak. Sanitasi yang semakin baik hampir menjangkau 2,6 miliar penduduk di negaranegara berkembang. Hasil tersebut tidaklah mencengangkan namun sangatlah mengejutkan bahwa: jutaan anak meninggal setiap tahunnya karena berbagai penyakit yang sebetulnya dapat dicegah. Sekaranglah waktunya untuk mengambil tindakan. Layaknya HIV/AIDS pada tahun 1980-an, kita sekarang harus menyingkirkan Tabu! TSI 2008 Sikap kebersihan yang baik yang digabungkan dengan akses ke toilet tidak hanya menurunkan tingkat kematian anak, namun sikap tersebut juga meningkatkan jumlah anak perempuan yang bersekolah, menurunkan tingkat gizi buruk dan tingkat infeksi dan membentuk harga diri dan keleluasaan pribadi yang lebih besar bagi semua orang, khususnya perempuan yang menderita karena kurangnya toilet yang bersih dan aman. Menyadari pentingnya sanitasi untuk seluruh Tujuan Pembangunan Milenium (MDG), Majelis Umum PBB menyatakan tahun 2008 sebagai Tahun Sanitasi Internasional (TSI). TSI bertujuan untuk meningkatkan kepedulian yang lebih luas dan untuk mempercepat upaya dunia dalam mencapai MDG #7 – menurunkan separuh proporsi penduduk yang tidak memiliki akses ke sanitasi yang semakin baik. Sanitasi... •
Sangat penting bagi kesehatan. Buruknya kebersihan dan kurangnya akses ke kamar kecil menyebabkan kematian 1,5 juta balita karena diare setiap tahunnya. Anak-anak yang daya tahan tubuhnya menurun karena seringnya terserang diare juga semakin rentan terhadap gizi buruk dan infeksi karena penurunan daya tahan tubuh seperti radang paru-paru (pneumonia).
•
Merupakan investasi ekonomi yang menguntungkan. Sanitasi yang meningkat memiliki dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan penurunan tingkat kemiskinan. Menurut penelitian WHO terkini, setiap dolar yang digunakan untuk meningkatkan sanitasi menghasilkan keuntungan ekonomi rata-rata sebesar $9,1. Biaya ekonomi atas kelambanan sangatlah besar.
•
Perkembangan sosial. Apabila sanitasi yang memadai digabungkan dengan sikap
49 www.sanitationyear2008.org
kebersihan yang meningkat, penurunan kondisi sakit; peningkatan gizi anak-anak; peningkatan kemampuan belajar dan daya ingat anak sekolah dan peningkatan harga diri dan keleluasaan pribadi bagi semua orang khususnya perempuan dan anak-anak perempuan, dapat terwujud. •
Membantu lingkungan. Perbaikan pembuangan limbah manusia dapat melindungi mutu mata air minum. Tiap tahunnya lebih dari 200 juta ton limbah manusia tidak dapat ditampung dan dikelola di seluruh dunia, mencemari lingkungan dan menyebabkan jutaan manusia terancam penyakit dan penurunan moral.
•
Dapat dicapai! Sekarang adalah waktu yang tepat untuk bertindak. Kita dapat mempengaruhi para pemimpin politik untuk bertindak sekarang juga. Biaya tahunan sekitar $9,5 miliar untuk menurunkan setengah bagian umat manusia yang tidak memiliki sanitasi dasar pada tahun 2015 adalah jumlah yang tidak besar dan murah. Jika dapat dipertahankan, investasi yang sama dapat memberikan sanitasi dasar bagi seluruh dunia dalam waktu satu atau dua dekade.
Kunjungi TSI 2008 di: www.sanitationyear2008.org
50 www.sanitationyear2008.org
Tahun Sanitasi Internasional 2008: Gambaran Global Pendahuluan Cakupan sanitasi meningkat dari 49% pada tahun 1990 menjadi 59% pada tahun 2004. Selama periode 1990-2004, sekitar 1,2 miliar orang mendapatkan akses ke fasilitas sanitasi. Untuk memenuhi target sanitasi MDG, lebih dari 1,6 miliar orang akan membutuhkan akses ke fasilitas sanitasi yang semakin baik pada dekade mendatang, dimana negara berkembang menghadapi tantangan terbesar. Namun, pada tingkat sekarang, target penurunan separuh proporsi penduduk yang tidak memiliki fasilitas sanitasi dasar pada tahun 2015 akan kurang dari setengah miliar orang. Pada tahun 2004, 41% populasi dunia tidak menggunakan fasilitas sanitasi yang baik.
Akses ke fasilitas sanitasi secara global Berbagai wilayah dengan cakupan terendah adalah Afrika Barat dan Tengah (36 persen), Asia Selatan (37 persen) dan Afrika Timur dan Selatan (38 persen). Wilayah CEE dan CIS (84 persen) memiliki tingkat cakupan sanitasi tertinggi. Pada area pedesaan di negara-negara berkembang, cakupan sanitasi hanya 35 persen. Di antara negara-negara tertinggal, sedikit lebih dari satu dari setiap lima perumahan pedesaan menggunakan fasilitas sanitasi yang baik, dengan cakupan rata-rata hanya 22 persen. Cakupan sanitasi di Asia Selatan meningkat lebih dari dua kali lipat yaitu dari 17 persen pada tahun 1990 menjadi 37 persen pada tahun 2004, namun peningkatan cakupan tersebut masih belum memadai untuk wilayah tersebut dalam memenuhi target MDG yang diperuntukan baginya yaitu sebesar 58 persen pada tahun 2015. Wilayah Asia Timur/Pasifik merupakan wilayah dengan peningkatan cakupan sanitasi terbesar yaitu dari 30 persen pada tahun 1990 menjadi 51 persen pada tahun 2004. Hal ini menyebabkan wilayah tersebut berada dalam jalur yang tepat untuk mencapai target MDG-nya yaitu sebesar 65 persen pada tahun 2015. Wilayah Timur Tengah/Afrika Utara dan Amerika Latin/Karibia juga berada dalam jalur yang tepat untuk memenuhi target sanitasi MDG. (JMP, 2006). Ketidaksesuaian Perkotaan-Pedesaan. Cakupan sanitasi di area perkotaan lebih besar dua kali lipat daripada area pedesaan pada tahun 2004 (80 persen di area perkotaan dan 39 persen di area pedesaan). Dari 2,6 miliar penduduk yang sekarang tidak memiliki akses ke fasilitas sanitasi dasar, 2 miliar (77 persen) tinggal di area pedesaan. Perbedaan pedesaan-perkotaan terbesar berada
51 www.sanitationyear2008.org
di Asia Selatan, dimana hanya 27 persen populasi pedesaan yang mendapatkan fasilitas sanitasi, jika dibandingkan dengan 63 persen di area perkotaan. Hanya di negara-negara industri cakupan sanitasi antara pedesaan dan perkotaan seimbang. Belakangan ini, perkiraan cakupan air dan sanitasi di area perkotaan mencakup orang-orang yang tinggal di tempat kumuh perkotaan. Sebagai akibatnya, statistik cenderung menutupi kekurangan yang ditemukan pada masyarakat tersebut. Perhitungan perkiraan untuk daerah kumuh dan tempat tinggal perkotaan lainnya mengajukan tantangan teknis yang berat. Meskipun demikian, berbagai upaya sedang dilakukan untuk meningkatkan metode statistik yang digunakan sehingga gambaran yang lebih akurat mengenai situasi air dan sanitasi di masyarakat daerah kumuh dapat disajikan. (JMP, 2006) Data yang telah diperbaharui dari JMP diharapkan ada pada tahun 2008.
Kebijakan sanitasi dan badan pembimbing Sebuah survei informal terhadap enam puluh sembilan negara dimana UNICEF bekerja memberikan gambaran ringkas mengenai berbagai tantangan dalam memenuhi MDG sanitasi secara global dan parameter kebijakan dan kelembagaan yang membentuk tengara sektor. Hal ini mencakup apakah kebijakan sanitasi tersendiri ada atau tidak, apakah terdapat badan pembimbing untuk sanitasi, yang mengkolaborasi berbagai badan pada sektor tersebut dan apakah terdapat anggaran dan strategi yang siap digunakan untuk mendukung peningkatan pada layanan sanitasi. Meskipun hanya pendahuluan, informasi yang diperoleh di dalam survei negara ini, menyatakan hal-hal berikut: •
sekitar dua puluh lima persen dari negara-negara tersebut tidak memiliki badan pembimbing baik untuk sanitasi pedesaan maupun perkotaan
•
sekitar 5% memiliki badan pembimbing perkotaan namun tidak memiliki badan pembimbing pedesaan dan tiga persen memiliki badan pembimbing pedesaan namun tidak memiliki badan pembimbing perkotaan
•
apabila terdapat badan pembimbing, badan tersebut biasanya Departemen Kesehatan untuk sektor pedesaan dan Departemen Kesehatan atau Departemen Perairan untuk sektor perkotaan
52 www.sanitationyear2008.org
•
di banyak negara, tanggung jawab dibagi di antara beberapa departemen yang menunjukkan bahwa tidak ada satu badan pun yang berperan sebagai pembimbing dalam perbaikan tingkat akses sanitasi secara keseluruhan
•
sebagian besar, LSM internasional, donor dan badan PBB aktif dalam sanitasi masyarakat skala kecil, sanitasi sekolah dan promosi kebersihan; LSM nasional aktif pada tingkat yang lebih rendah seperti dalam pelatihan, desain intervensi, promosi kesehatan dan fasilitasi masyarakat
•
lima persen dari negara-negara tersebut memiliki komite sanitasi nasional yang bertugas mengembangkan koordinasi kebijakan dan sektoral
•
38% dari negara-negara tersebut menunjukkan tidak memiliki kebijakan atau strategi sanitasi
•
Kebijakan sanitasi seringkali dicakup di dalam kebijakan lainnya (seperti kesehatan atau air) atau lainnya yang sedang dalam proses revisi, yang seringkali berubah, yang berkaitan dengan alokasi anggaran
•
Badan pembimbing untuk kebersihan dan sanitasi sekolah biasanya adalah Departemen Pendidikan, melalui kerjasama dengan Departemen Kesehatan dan/atau Departemen Perairan
•
Sektor kebersihan dan sanitasi sekolah mengalami kurang pendanaan (atau bahkan tidak mendapatkan pendanaan sama sekali), yang berkaitan dengan kenyataan bahwa sebagian besar negara tersebut kurang memiliki rencana atau strategi nasional untuk pelaksanaan yang memberikan dasar bagi alokasi anggaran.
•
Kebersihan seringkali terdapat pada kurikulum sekolah meskipun terdapat indikasi kuat bahwa ada strategi atau kebijakan nasional yang membantu menyelaraskan berbagai upaya kebersihan dan sanitasi dan untuk mengurangi perbedaan antara sekolah pedesaan dan perkotaan
53 www.sanitationyear2008.org
LEMBAR KETERANGAN TSI
Jumlah penduduk yang tidak mendapatkan layanan sanitasi yang baik pada tahun 2004 – 2,6 miliar (PFC 5)
Jumlah penduduk yang memperoleh akses ke sanitasi yang baik dari tahun 1990-2004 – 1,2 miliar (JMP 06)
Perkiraan populasi dunia pada tahun 2015 – 7,2 miliar (WHO/UNICEF 05 air untuk kehidupan)
Penduduk tanpa sanitasi yang baik ketika MDG 2015 tercapai – 1,8 miliar (JMP 06)
Jumlah penduduk yang membutuhkan akses ke sanitasi yang baik pada dekade sebelum tahun 2015 untuk memenuhi MDG = 1,6 miliar (JMP 06) (karena pertumbuhan penduduk)
Sejauh mana dunia tidak akan mampu memenuhi MDG apabila kecenderungan perbaikan sekarang terus berlanjut – 564 juta (WHO Hutton dan rekan 2007)
Proporsi penduduk yang tidak memiliki fasilitas toilet dasar pada tahun 2004 – 2 dari 5 (PFC5)
Anak-anak berusia di bawah 18 tahun yang tidak memiliki sanitasi yang baik – 980 juta – 280 juta diantaranya adalah anak balita (UNICEF 2006)
Akses ke sanitasi yang berkaitan dengan sistem saluran pembuangan: Amerika Latin dan KaribiaL 66%, Asia: 18%, Afrika: 13% (World Health Report, WHO 2004)
Jumlah kematian balita karena diare setiap harinya pada tahun 2004 – 5000 (PFC5)
Jumlah hari kehadiran di sekolah yang diperoleh karena menurunnya penyakit diare jika MDG Sanitasi terpenuhi (jika dibandingkan dengan tingkat cakupan pada tahun 2004) – 194 juta hari sekolah (Hutton dan Haller, WHO 2004)
Jumlah kematian anak balita karena penyakit diare per tahun – 1,5 juta (PFC5)
% kematian karena diare yang terkait dengan air dan sanitasi – 88% (PFC5)
Rasio sanitasi yang baik dan kebersihan untuk menurunkan tingkat kesakitan diare – 2/3 (PFC5)
54 www.sanitationyear2008.org
% total kematian anak balita karena diare – 17% atau 1,8 juta anak, tidak termasuk diare pada bayi baru lahir – (World Health Report 2005, CHERG)
Peringkat diare sebagai penyebab kematian anak – penyebab tertinggi kedua setelah radang paru-paru (World Health Report 2005, CHERG)
Jumlah kasus diare per tahun yang dapat dihindari per tahun karena terpenuhinya MDG sanitasi (jika dibandingkan dengan tingkat cakupan pada tahun 2000) – 390 juta (Hutton dan Haller, WHO 2004)
Persentase cuci tangan pada waktu kritis dengan sabun dapat menurunkan jumlah kasus diare – 47% (Curtis V. Dan S. Cairncross, Lancet 2003)
Persentase cuci tangan dengan sabun yang dapat menurunkan penyakit saluran pernafasan akut – 50% (Luby SP dan rekan, Lancet 2005)
Hasil ekonomi pada setiap investasi sebesar $1 dalam sanitasi - $9,1; Hasil ekonomi pada setiap investasi sebesar $1 dalam Air adalah $4,4 (Hutton, Bartram dan Haller, WHO 2007)
Rasio penduduk perkotaan dan pedesaan yang memiliki akses ke sumber air – 95% (perkotaan) dan 73% (pedesaan) (JMP 2006)
Rasio penduduk perkotaan dan pedesaan yang memiliki akses ke sanitasi yang baik – 80% (perkotaan) dan 39% (pedesaan) (JMP 2006)
Persentase penurunan pada tingkat kesakitan diare melalui sanitasi yang semakin baik – 37,5% (Lembar Informasi WHO 2004)
Biaya pemenuhan MDG air dan sanitasi per tahun sampai tahun 2015 – 11,3 miliar (JMP, 2006)
Biaya pemenuhan MDG sanitasi per tahun sampai tahun 2015 – 9,5 miliar (Hutton dan Haller, WHO 2004)
Total keuntungan secara ekonomi dari pemenuhan Target Pembangunan Milenium pada tahun 2015 (termasuk, sektor kesehatan, biaya pasien, nilai kematian yang berhasil dihindari, penghematan waktu karena akses yang semakin baik ke air dan sanitasi, nilai hari produktif
55 www.sanitationyear2008.org
yang diperoleh (karena penyakit dapat dihindari) dan nilai hari anak yang diperoleh karena penyakit dapat dihindari – 66 miliar (Hutton dan Haller, 2004)
56 www.sanitationyear2008.org
Kontribusi sanitasi terhadap MDG lainnya MDG 1:
MDG 2:
Penurunan Kemiskinan
Pendidikan Dasar Umum
¾
5,5 miliar hari produktif per tahun hilang karena diare
¾
¾
Hambatan parah sampai sedang dapat diturunkan sebesar 39% (1
dampak
dari 3 anak yang sudah rentan)
perempuan/laki-laki, mutu pendidikan
¾
Sub-Sahara Afrika mengalami kerugian sekitar 5 persen pada
¾
Produk Domestik Bruto, sekitar US$28 miliar per tahun, sebuah
Peningkatan sanitasi di sekolah (dan masyarakat) dapat memberikan pada
tingkat
siswa
yang
terdaftar,
rasio
anak
443 juta hari sekolah hilang tiap tahunnya karena diare (4 dari 10 anak tidak akan mencapai potensi pendidikannya secara penuh)
angka yang melebihi total aliran bantuan dan pembebasan hutang untuk wilayah tersebut pada tahun 2003 (UNDP – HDR 2006) MDG 3:
MDG 4:
Kesetaraan Gender
Penurunan Tingkat Kematian Anak
¾
¾
Perempuan dan anak perempuan menanggung beban terbesar karena ketidakamanan, hilangnya harga diri dan hasil kesehatan
¾
Sanitasi dan cuci tangan untuk pencegahan diare – 1,6 juta < 5 kematian/tahun 4.100 kematian per hari
yang merugikan
¾
88% kematian karena diare terkait dengan WASH
Perempuan membutuhkan akses lebih banyak ke fasilitas sanitasi
¾
Jumlah dan tingkat keparahan diare, kolera, cacing dan parasit
daripada laki-laki
menurun ¾
Bukti baru menunjukkan bahwa cuci tangan dapat mencegah radang paru-paru
57 www.sanitationyear2008.org
Perbedaan antara kaya dan miskin... Orang paling kaya dua kali lebih besar daripada orang paling miskin
Orang paling kaya empat kali lebih besar daripada orang paling miskin
dalam hal penggunaan air minum dari sumber yang baik
dalam hal penggunaan fasilitas sanitasi yang baik
58 www.sanitationyear2008.org
59 www.sanitationyear2008.org
Publikasi Mengenai Sanitasi dan Kebersihan 1.
Efektifitas intervensi WASH untuk menurunkan tingkat kesakitan diare •
Lorna Fewtrell, Rachel B Kaufmann, David Kay, Wayne Enanoria, Laurence Haller dan Jr, Jhon M Colford, 2005 Water, sanitation, dan hygiene interventions to reuce diarrhoea in less developed countries: a systematic review dan metanalysis. The Lancet Infectious Diseases, Volume 5, Terbitan 1, Januari 2005, Halaman 45-52.
•
Curtis, V. dan Cairncross, S. 2003. Effect of washing hands with soap on diarrhoea risk in the community: A systematic review. The Lancet Infectious Diseases, Vol. 3, Mei 2003, hlm 275-281.
•
Clasen T, Roberts I, Rabie T, Schmidt W-P, Cairncross S. 2006. Interventions to improve water quality for preventing diarrhoea (Cochrane Review). The Cochrane Library, Terbitan 3, 2006. Oxford.
•
Wright J. Gundry S. dan Conroy R. 2004. Household drinking water in developing countries: a systematic review of microbiological contamination between source and point-of-use. Tropical Medicine and International Health. volume 9 no 1 hlm 106–117 Januari 2004.
•
Barreto, M.L, Bernd Genser, Agostino Strina, Maria Gloria Teixeira, Ana Marlucia O Assis, Rita F Rego, Carlos A Teles, Matildes S Prado, Sheila M A Matos, Darci N Santos, Lenaldo A dos Santos, Sandy Cairncross. 2007. Effect of city-wide sanitation programme on reduction in rate of childhood diarrhoea in northeast Brazil: assessment by two cohort studies. The Lancet. Vol 370 November 10, 2007.
•
Barreto, M.L, Bernd Genser, Agostino Strina, Maria Gloria Teixeira, Ana Marlucia O Assis, Rita F Rego, Carlos A Teles, Matildes S Prado, Sheila M A Matos, Darci N Santos, Lenaldo A dos Santos, Sandy Cairncross. 2007. Effect of city-wide sanitation programme on reduction in rate of childhood diarrhoea in northeast Brazil: assessment by two cohort studies. The Lancet. Vol 370 November 10, 2007.
•
Cairncross S. 2003. Water supply and sanitation: some misconceptions Tropical Medicine and International Health. 2003 Mar; 8(3):193-5.
60 www.sanitationyear2008.org
•
Eisenberg, J.N.S. Scott, J.C., Porco, T. 2007. Integrating disease control strategies: Balancing water sanitation and hygiene interventions to reduce diarrheal disease burden. American Journal of Public Health. Mei 2007, Vol 97, No. 5.
•
Luby, Stephen P., Mubina Agboatwalla, Daniel R Feikin, John Painter, Ward Billhimer MS, Arshad Altaf, Robert M Hoekstra. 2005. Effect of handwashing on child health: a randomized controlled trial. The Lancet. Vol 366, Juli 16, 2005.
2.
Analisis Biaya Manfaat •
DFID 2004. Will it cost the earth? An overview of cost estimates for achieving the water and sanitation targets of the Millenniuum Development Goals. WELL. Briefing Note 9.
•
Hutton, Guy. dan Laurance Haller. 2004. Evaluation of the costs and Benefits of Water and Sanitation Improvements at the global level. WHO.
•
Hutton, Guy. Laurence Haller dan Jamie Bartram. 2007A. Global cost-benefit analysis of water supply and sanitation interventions. WHO. Journal of Water and Health, 05.4 2007.
•
Hutton, Guy. Laurence Haller dan Jamie Bartram. 2007B. Economic and health effects of increasing coverage of low cost household drinking-water supply and sanitation interventions to countries off-track to meet MDG target 10. Background document to the"Human Development Report 2006”. WHO.
•
Haller, Laurance, Guy Hutton dan Jamie Bartram. 2007. Estimating the costs and health benefits of water and sanitation improvements at global level. WHO. Journal of Water Health, 05.4 2007.
•
Cairncross, S. Valdmanis V. 2006. Water supply, sanitation and hygiene promotion. Chapter 41. In. Disease Control Priorities in Developing Countries. Second Edition. Edt. Jameson dan rekan 2006. The World Bank. Washington DC: National Institutes of Health. www.dcp2.org/pubs/dcp.
•
Laxminarayan, Ramanan. Jeffrey Chow, dan Sonbol A. Shahid-Salles 2006. Intervention Cost-Effectiveness:Overview of Main Messages. Chapter 2. In. Disease Control Priorities in Developing Countries. Second Edition. Edt. Jameson dan rekan
61 www.sanitationyear2008.org
2006.
The
World
Bank.
Washington
DC:
National
Institutes
of
Health.
www.dcp2.org/pubs/dcp. 3.
Memahami Motivasi Kebersihan •
Scott, B. Val Curtis dan Tamer Rabie. 2003. Protecting children from diarhoea and acute respiratory infections: The role of handwashing promotion in water and sanitation prgrammes. Regional Health Forum – Volume 7, Nomor 1, 2003.
•
Scott B, Curtis V, Rabie T, Garbrah-Aidoo N. 2007. Health in our hands, but not in our heads: Understanding hygiene motivation in Ghana. Health Policy dan Planning 2007 1-9.
•
Jenkins MW, Curtis V. 2005. Achieving the 'good life': why some people want latrines in rural Benin. Science and Medicine. 2005 Des; 61(11):2446-59.
4.
Pemasaran sosial – Sanitasi •
Cairncross 2004 The Case for Marketing Sanitation. Water & Sanitation Programme. World Bank, Nairobi.
•
Jenkins M, and Scott B. 2007. Behavioural Indicators of Household Decision-Making and Demand for Sanitation and Potential Gains from Sanitation Marketing in Ghana. Social Science & Medicine 64 (2007) 2427–2442.
•
Curtis, V. N Garbrah-Aidoo, B. Scott. 2007. Masters of Marketing: Bringing Private Sector Skills to Public Health Partnerships. American Journal of Public Health 97 (4): 634-41.
•
Scott, B. and M. Jenkins. 2005. Sanitation marketing for Managers: Introducing a sustainable approach to sanitation programmes.
5.
Pemasaran sosial – Cuci Tangan •
Publikasi berikut dapat ditemukan di www.globalhandwashing.org: o
Public-Private Partnerships for Health: A Review of Best Practices
o
The Handwashing Handbook: A Guide for Developing a Hygiene Promotion Program to Increase Hand washing with Soap
o
Health in Your Hands: Lessons from Building Public-Private Partnerships for Washing Hands with Soap.
6.
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
62 www.sanitationyear2008.org
•
Publikasi
berikut
dapat
ditemukan
di
website
IDS
CLTS:
http://www.livehoods.org/hot_topics/CLTS.html. o
IDS Working paper 184: Subsidy or Self-Respect? Participatory total community sanitation in Bangladesh. K. Kar 2003
o
IDS Working paper 257: Subsidy or Self Respect? Community led total sanitation. An update on recent developments. Kar dan Pasteur 2005
o
IDS paper: Update on some recent developments in community-led total sanitation. Kar dan Bongartz 2006
o
Kar, .K 2005. Practical Guide to Triggering Community-Led Total Sanitation (CLTS). November 2005
7.
Lain-lain •
WHO 2005. The World Health Report 2005; Make every mother and child count. WHO.
•
WHO 2007. Combating waterborne disease at the household level. International network to promote household water treatment and safe storage.
•
PFC 5. Progress for Children. A report card on water and sanitation. Nomor 5, September 2006. UNICEF.
•
JMP 2006. Meeting the MDG drinking water and sanitation target: the urban and rural challenge of the decade. WHO/UNICEF Joint Monitoring Programme for Water Supply and Sanitation. WHO dan UNICEF 2006.
•
WHO/UNICEF 2005. Water for life: making it happen. WHO/UNICEF Joint Monitoring Programme for Water Supply and Sanitation. WHO dan UNICEF 2005.
63 www.sanitationyear2008.org