Buku Putih Sanitasi Kota Makassar - 2011
POKJA AMPL
4. Rencana Program Pengembangan Sanitasi Yang Sedang Berjalan 4.1.
Visi dan Misi Sanitasi Kota
4.1.1 Visi Sanitasi Kota “ Terwujudnya kota sehat dengan sanitasi berbasis masyarakat tahun 2015 “
4.1.2 Misi Sanitasi Kota
4.2
Mewujudkan sistem sanitasi berbasis masyarakat Mewujudkan /menerapkan sistem sanitasi kawasan sesuai dengan peruntukannya dalam rangka menunjang pembangunan yang berkelanjutan. Mendorong lahirnya kebijakan Pemkot mengenai sistem sanitasi berbasis masyarakat Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan sanitasi kota.
Strategi Penanganan Sanitasi Kota
Pelaksanaan pembangunan di kota Makassar sebagaimana yang termaktub dalam kebijakan umum RTRW Kota Makassar yang memantapkan fungsi Kota Makassar sebagai Kota maritim, niaga, pendidikan, budaya dan jasa berskala nasional dan internasional, selama ini sering menimbulkan dampak terhadap kualitas fungsi daya dukung sumber daya alam dan lingkungan. Pembangunan dan lingkungan hidup merupakan dua sisi yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu antara pembangunan dan lingkungan hidup tidak dapat dipertentangkan mana yang lebih penting. Sesuai dengan Peraturan Daerah kota Makassar Nomor 13 tahu 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) kota Makassar tahun 2005 -2025 dan Rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) yang tercantum dalam Perda Kota Makassar nomor 9 tahun 2006 yang memuat visi, misi dan arah pembangunan kota Makassar 5 tahun ke depan . Adapun arah pembangunan kota Makassar yang menyangkut sanitasi diantaranya : (1) program pengembangan lingkungan sehat, dan (2) Program lingkungan sehat perumahan. Untuk penangangan strategi ini tidak lepas dari lima bagian wilayah pengembangan dengan pendekatan fungsi kegiatan utama kota serta tingkat pelayanan . Di dalam revisi RTRW Kota Makassar 2010-2030, maka salah satu kebijakan pengembangan struktur ruang yang terkait sanitasi adalah Peningkatan Derajat Kualitas dan Jangkauan Pelayanan Jaringan Prasarana Telekomunikasi, Sumberdaya air, Energi, dan Infrastruktur perkotaan lainnya secara terpadu dan merata di seluruh wilayah Kota Makassar, meliputi:
Bab IV - Halaman 1
Buku Putih Sanitasi Kota Makassar - 2011
POKJA AMPL
1) Mendorong pengembangan prasarana telekomunikasi terutama di kawasan yang masih terisolir; 2) Meningkatkan jaringan energi dengan sistem kemandirian energi area mikro, serta mewujudkan keterpaduan sistem penyediaan tenaga listrik; 3) Mengembangkan sistem energi alternatif untuk mencukupi kebutuhan maksimal kota pada pusat-pusat pelayanan kota (COI dan sekitarnya, Untia dan sekitarnya), sub pusat pelayanan kota (Metro Tanjung Bunga dan sekitarnya, Barombong dan sekitarnya, Taman Miniatur Sulawesi dan sekitarnya, Panakkukang Square dan sekitarnya, Kampus UNHAS dan sekitarnya, Daya dan sekitarnya) serta pusat lingkungan (Bumi Tamalanrea Permai dan sekitarnya, Antang dan sekitarnya); 4) Mengembangkan sistem jaringan air bersih mandiri untuk setiap kawasan; 5) Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat terhadap pengadaan jaringan air bersih; 6) Mengembangkan sistem IPAL kota dan IPAL kawasan secara terukur dan terpadu dalam kawasan terpadu; 7) Meningkatkan dan mengembangkan sistem jaringan drainase Kota makassar; 8) Mengembangkan sistem jaringan Closed Circuit Television (CCTV) kota pada sudut-sudut strategis dan penting kota; 9) Menetapkan sistem “Antena Utama’ (master antenne) untuk menara telekomunikasi; 10) Mengembangkan “Cyber City” yang semua ruang wilayah kotanya terlayani hot spot. Tak lepas dalam Penataan kota terutama pada stategi Sanitasi Pemerintah kota Makassar juga menerapkan ruang terbuka hijau yang mempunyai fungsi sebagai areal berlangsungnya fungsi ekologis dan penyangga kehidupan wilayah perkotaan.
4.3
Rencana Peningkatan Pengelolaan Limbah Cair
Perencanaan peningkatan prasarana pengelolaan limbah cair lebih di arahkan untuk meminimalkan pencemaran pada badan air dan tanah, meningkatkan sanitasi kota melalui pengaturan fungsi drainase serta memperluas pelayanan pengelolaan air limbah sistem perpipaan tertutup melalui pengembangan sistem terpusat di kawasan permukiman, kawasan pusat bisnis, kawasan industri dan pelabuhan serta pengembangan sistem modular dengan teknologi terbaik. Kondisi air limbah/sanitasi kota Makassar terbagi atas 2 hal yaitu : 1. Air Limbah Domestik Air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari kegiatan rumah tangga berupa air limbah manusia (Fecal) serta air limbah dari hasil kegiatan mandi, mencuci (grey water). Pengelolaan air limbah domestik saat ini terbagi menjadi 2 (dua) yaitu : -
Untuk limbah manusia pengelolaanya menggunakan septink dan cubluk. Untuk mandi dan cuci penangannya langsung di buang kesaluran drainase.
Hal ini juga masih banyak ditemukan pembuangan air limbah manusia langsung menuju saluran drainase dan kanal. 2. Air limbah Industri Sebagian besar dihasilkan dari industri, baik industri baik skala besar maupun kecil. Sebagian besar industri yang ada belum mengolah limbah tersebut secara terkelola artinya banyak industri yang membuang limbah kesaluran drainase yang ada disekitarnya sehingga lingkungan disekitarnya mengalami pencemaran. Bab IV - Halaman 2
Buku Putih Sanitasi Kota Makassar - 2011
POKJA AMPL
4.3.1 Pengelolaan Limbah Cair Sistem Terpusat (Off Site Sanitation) Model ini diterapkan pada kawasan dengan kepadatan relatif rendah, menggunakan tangki septic dan peresapan. Hingga tahun 2013 penggunaan tangki septic dan peresapan direncanakan mencapai 80% dari total penduduk pada kawasan kepadatan rendah. Kawasan permukiman di atas air atau pesisir pantai, diarahkan untuk mernggunakan sistem tangki septic terapung sesuai dengan standar untuk pengaruh pasang surut air laut. Hingga tahun 2013 penggunaan tang septic terapung mencapai 90% dari total penduduk pada kawasan rumah diatas air kepadatan rendah. Sedangkan untuk kawasan permukiman kumuh dan berpenghasilan rendah diarahkan dengan model IPAL Komunal dengan criteria perbandingan 1 (satu) unit IPAL melayani 50-100 kepala keluarga. Sistem pengelolaan Limbah cair secara terpusat/komunal dengan perpipaan skala kecil cukup menjanjikan. Topografi yang memungkinkan teknis gravitasi untuk pengembangan sistem offsite skala Kota sangat dimungkinkan. Banyak opsi yang dapat ditawarkan dan masing-masing opsi mengandung konsekuensi terhadap pembiayaan. Selanjutnya dapat dilakukan penilaian kesesuaiannya terhadap variabel-variabel non teknis. Pelayanan air limbah rumah tangga secara komunal yakni Program SANIMAS dan SLBM serta program sejenis lainnya yang ada di 10 lokasi, antara lain: Tabel 4.1 Pelayanan Air Limbah Rumah Tangga Komunal No. 1.
2.
3.
4.
Kel/Kec Sambung Jawa Mamajang Sambung Jawa Mamajang P. Barang Caddi – Ujung Tanah P. Barang Caddi – Ujung Tanah
Kawasan Pengelolaan
Teknologi
Sistem Pengolahan
Tahun Dibangun
Sambungan Rumah
Cakupan Layanan
RW I-II
IPAL Komunal
DEWATS
2009
45
45 KK / 275 jiwa
RW 09
MCK ++
DEWATS
2009
51
51 KK / 376 jiwa
P. Barang Caddi
MCK ++
DEWATS
2009
60
60 KK / 360 Jiwa
P. Bone Tambung
MCK ++
DEWATS
2009
75
75 KK / 300 Jiwa
BIOFILTER
2008
288
288 KK
BIOFILTER
2009
96
96 KK
BIOFILTER
2009
293
293 KK
BIOFILTER
2010
100
100 KK
100
100 KK
100
100 KK
5.
Mariso
6.
Daya – Biringkanaya
Rusunawa Mariso Rusunawa Daya
7.
Manggala
RSH Manggal
8.
Manggala
RT 02 + 04 RW 09
IPAL Komunal IPAL Komunal IPAL Komunal IPAL Komunal
Parang IPAL Tambung – RT 05 RW 12 BIOFILTER 2010 Komunal Tamalatea Bulurokeng IPAL 10. RT C RW 05 BIOFILTER 2010 Biringkanaya Komunal Sumber : Satker Pengembangan PLP Sulsel dan Dinas PU Kota Makassar 9.
Bab IV - Halaman 3
Buku Putih Sanitasi Kota Makassar - 2011
POKJA AMPL
Sedangkan Pengelolaan sistem terpusat skala kota, sampai saat ini masih belum ada akan tetapi Kota Makassar telah mempunyai Master Plan untuk sistem terpusat yang disusun pada tahun 1996 oleh Konsultan PCI (Pacific Consultant International) dan Yachiyo Engineering CO, Ltd, Tokyo dan tahun 2007 telah dilakukan Review oleh Konsultan Sehati. Dan pada Tahun 2011 Kota Makassar telah memiliki Rencana Induk Investasi Air Limbah Kota Makassar, melalui Program Water and Sanitation Inisiative/WSI yang dilaksanakan oleh Indonesia Infrastructure Initiative (IndII) yang didanai oleh AusAid (Agen Australia uantuk pembangunan Internasional).
4.3.2 Pengelolaan Limbah Cair Sistem Setempat (On Site Sanitation) Model pengelolaan ini diterapkan pada kawasan permukiman perkotaan atau kawasan dengan penduduk yang relatif tinggi dengan menggunakan tangki septic komunal. Hingga tahun 2013 pengelolaan limbah domestik direncanakan mencapai 80% dari total limbah cair perkotaan. Untuk permukiman di atas air dimungkinkan menggunakan septic tank terapung komunal yang sesuai dengan standar teknis untuk pasang surut air laut Hingga tahun 2013 pengelolaan limbah domestik direncanakan mencapai 90% dari total penduduk kawasan permukiman diatas air kepadatan tinggi. Kriteria kebutuhan prasarana air limbah dengan tangki septic komunal adalah 1 unit tangki septic komunal melayani 10 – 15 KK. Untuk kawasan strategi da kawasan pengembangan baru, pengelolaan limbah memakai sistem assainering (terpusat menggunakan roil-riol). Kriteria perencanaan kebutuhan untuk penggunaan sistem assainering, meliputi : Topografi lahan mencukupi kelandaiannya karena aliran menggunakan roil. Pengaliran air limbah dari rumah tangga menuju roil menggunakan sistem pengolahan yang ditetapkan. Ukuran roil minimum 200 mm, sambungan pipa rapat air, pada saat tertentu dilakukan penggelontoran air sehingga limbah yang mengendap atau masih tertinggal dapat mengalir ke tangki penampungan. Air limbah dari roil dialirkan ke bak penampungan dengan kapasitas sesuai kebutuhan. Bak penampungan harus melalui sistem pengolahan yang memenuhi standar yang berlaku atau diambil dan dibawa ke IPLT untuk diolah. Skala prioritas dalam jangka waktu lima tahun (2009-2014) pengelolaan air limbah menekankan pada pilihan teknologi tepat guna dengan startegi teknik sebagai berikut : a. Implementasi proyek Communal sistem (Pengelolaan Lumpur Tinja sistem komunal) untuk di daerah padat penduduk serta di daerah yang tidak bisa memakai sanitasi setempat didasarkan pada pendekatan bertahap. b. Pemantapan teknis operasi dan pemeliharan yang tepat pada IPLT sehingga fasilitas IPLT dapat berfungsi secara efesien c. Penyedian subsidi dan bantuan teknis bagi masyarakat kurang mampu untuk membangun dan merenovasi fasilitas pembuangan tinja individu dan komunal. d. Pembangunan MCK umum/komunal bagi mereka yang tak mampu membangun asalkan masyarakat atau pengguna dapat menggunakan dan melakukan pemeliharaan dengan baik.
Bab IV - Halaman 4
Buku Putih Sanitasi Kota Makassar - 2011
POKJA AMPL
4.3.3 Sistem Sanitasi Berbasis Masyarakat Tabel 4.2 Target dan Strategi Sistem Sanitasi Berbasis Masyarakat Kota Makassar No
1
Input Tersedianya regulasi tentang sanitasi pada tahun 2009 Tersusunnya master plan sanitasi yang terintegrasi dengan kesehatan dan termuat dalam RPJM Kota tahun 2008
Output Advokasi dampak program sanitasi terhadap kesehatan dan benefit terhadap peningkatan kualitas hidup manusia (HDI) Penetapan anggota komisi AMDAL yang legitimate Terlaksananya perlakuan hukum terhadap pelanggaran peraturan AMDAL Memberikan kepercayaan penuh kepada PKK untuk mengelola kegiatan Diseminasi kualitas limbah kepada masyarakat Pemberian sanksi hokum terhadap pelanggaran Tertatanya TPA sampah Tamangapa sesuai standar teknis pada tahun 2010 Minimisasi sampah dengan program 3R Penerapan teknologi ramah lingkungan Penggerakan masyarakat peduli sampah Pengelola sampah terpadu antar industri Mengikutsertakan industri bertanggung jawab mengatasi sampah Rehabilitasi dan pembangunan drainase Penerapan hukum bagi warga yang tidak memelihara fungsi drainase kota
2
Komisi AMDAL dapat memproses dokumen dan tindak lanjut proses sanksi terhadap pelanggaran AMDAL tahun 2010
3
Gerakan PKK dalam kegiatan PHBS terlaksana di seluruh kelurahan pada tahun 2015
4
Kawasan pulau, pesisir dan pantai memenuhi standar air limbah dan bebas dari pencemaran logam berat pada tahun 2010
5
Terkelolanya sampah secara maksimak di berbagai kawasan
6
Sampah industri dapat terkelola dengan baik
7
Terbangunnya sistem Drainase yang memenuhi standar
8
Terlaksananya Pengelolaan Air Limbah di Kawasan bisnis dengan menggunakan IPAL pada tahun 2015
Pembangunan kawasan bisnis
85% kelurahan pada tahun 2015 menggunakan sistem Pembuangan Air Limbah tersier yang memenuhi syarat
Mengikutsertakan masyarakat dalam memfungsikan selokan tesier Pengembangan sistem perpipaan air limbah dari rumah tangga Pengembangan sanitasi dari sederhana ke septic tank sanimas menjadi perpipaan dengan IPAL di kawasan permukiman
9
IPAL
terpadu
Sumber : Buku Strategi Sanitasi dan Kesehatan Masyarakat Kota Makassar Tahun 2008 -2012
Bab IV - Halaman 5
pada
Buku Putih Sanitasi Kota Makassar - 2011
4.4
POKJA AMPL
Rencana Peningkatan Pengelolaan Sampah (Limbah Padat)
Pengembangan sarana persampahan diarahkan untuk meminimalkan volume sampah dan pengembangan prasarana pengolahan sampah dengan teknologi yang berwawasan lingkungan hidup. Pengembangan prasarana persampahan ditujukan untuk mencapai target penanganan 90% dari jumlah total sampah, yang dilakukan baik pada sumbernya, proses pengangkutannya maupun pengelolaannya di TPA. Pengelolaan prasarana sampah dilakukan dengan teknologi tepat guna untuk meningkatkan efisiensi dan mengoptimalkan pemanfaatan prasarana sampah. Pengembangan prasanara sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) serta pengelolaannya dilakukan dengan teknologi yang tepat. Rencana pemanfaatan ruang sistem penglolaan persampahan Kota Makassar
4.4.1 Tahapan Pengelolaan Sampah Di Kota Makassar Tahap Pengumpulan adalah pengelolaan sampah dari tempat asalnya ketempat pembuangan sementara sebelum ke tahap selanjutnya. Pada tahap ini digunakan sarana seperti motor sampah, gerobak sampah, tong sampah maupun TPS. Tahap Pengangkutan dilakukan setelah pengumpulan sampah dilakukan dengan sarana bantua alat transpotasi seperti truk sampah untuk dibuang ke tempat pembuangan akhir atau tempat pengelolaan sampah Tahap Pemrosesan akhir/pengelolaan, sampah diproses baik secara fisik kimia maupun biologis di TPA Tamangapa.
4.4.2 Pemenuhan Kebutuhan Prasarana Dan Sarana Persampahan Cakupan dan kualitas layanan bidang persampahan tergantung dengan adanya sarana dan prasarana persampahan. Cakupan pelayanan persampahan di Kota Makassar Tahun 2010 sudah mencapai 89,21% dari total timbulan sampah per harinya. Sisanya tertangani dengan pengelolaan sampah dan sebesar 6,61% tidak terangkut. Sarana dan prasarana persampahan Kota Makassar dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.3 Fasilitas Pengelolaan Sampah di Kota Makassar Tahun 2011 No.
1.
2.
Tempat Penanganan
Lokasi
Jumlah
Volume (M³/Unit)
TPS/Kontainer a. Terbuka b. Tertutup c. Dengan Pemisahan Sesuai Jenis Sampah Fasilitas pengolahan sampah
Tersebar Tersebar Tersebar
276 78 563
6 – 10 6 0,03 – 0,06
TPA Tamangapa
2
150
Sumber : Dinas Pertamanan dan Kebersihan , 2011
Bab IV - Halaman 6
Buku Putih Sanitasi Kota Makassar - 2011
POKJA AMPL
Tabel 4.4 Sarana Pengangkutan Persampahan di Kota Makassar No.
Jenis Alat Angkut
Jumlah
1.
Gerobak Sampah Truk terbuka besar Truk terbuka kecil Mini truk (kijang) Truk compactor besar Truk compactor kecil Dump truk besar Dump truk kecil Arm roll besar Arm roll kecil Trailer container Motor sampah
192
Kapasitas Per Unit (M³) 1
-
-
-
-
-
4 8
4 3
2 2
V V
-
3
8
3
V
-
2
6
3
V
-
104 5 51 31
6 10 6 1
3 3 3 3
V V V v
-
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Ritasi 2
Masih Beroperasi Ya Tidak V -
Sumber : Dinas Pertamanan dan Kebersihan , 2011
4.4.3.
Memperpanjang Usia Oprasional TPA
Sejalan dengan rencana pembangunan TPA baru, arahan pengelolaan persampahan Kota Makassar secara prinsipil mengikuti arahan yang diberikan dari Rencana Tata Ruang Wilayah Metropolitan Mamminasata yang mengusulkan 4 lokasi alternative tempat pembuangan akhir sampah selain Tamangapa yaitu : Samata, Bajeng dan Pattalassang. Hasil studi diatas mengungkapkan bahwa lokasi Pattalassang adalah lokasi paling layak untuk bisa di jadikan tempat pembuangan akhir sampah, selain merupakan tanah Negara (luas lahan sekitar220 Ha), juga layak dijadikan sebagai tempat pembuangan akhir sampah oleh kota Makassar dan kabupaten Gowa.
4.4.4.
Konsep 3R
Penerapan konsep 3R (Reduce,Reuse,Recycle) untuk menuju konsep Zero Landfill. Konsep 3R ini meliputi : A. Reduce Reduce yaitu mengurangi timbulan sampah dari sumbernya sehingga dapat meminimalisir pengelolaan sampah yang masuk ke TPA ataupun yang dikelola sendiri oleh masyarakat dengan penekanan pada usaha untuk menghindari adanya sampah, mengurangi kualitas limbah. Usaha reduce ini dapat dilakukan dengan penerapan restribusi berdasarkan jumlah sampah yang di hasilkan (poliuter pay principle) penyuluhan kepada konsumen melalui spanduk atau brosur untuk memilih barang yang sedikit atau tidak menggunakan pembungkus dan mendorong pabrik atau sumber timbulan agar meningkatkan potensi daur ulang sampah dari produk yang dihasilkan. Keuntungan yang akan didapat dari konsep ini adalah : Usaha pengelolaan limbah yang ramah lingkungan Didasarkan pada perubahan perilaku masyarakat akan besarnya timbulan sampah. Komponen yang potensial dalam pengelolaan sampah terpadu
Bab IV - Halaman 7
Buku Putih Sanitasi Kota Makassar - 2011
POKJA AMPL
B. Reuse Reuse yaitu memanfaatkan lagi sampah yang masih bisa dimanfaatkan sehingga akan berpengaruh pada keberlangsungan umur TPA. C. Recycle Recycle yaitu mendaur ulang sampah untuk konservasi sumberdaya dan mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA. Keuntungan dari reuse dan recycle adalah: Terbuka kesempatan bagi pihak swasta untuk terlibat dalam usaha ini Usaha daur ulang sampah pada umumnya telah dilakukan oleh sebagian masyarakat walaupun masih dalam skala terbatas Potensi pasar untuk produk daur ulang ada
4.4.5. Aspek Keberlanjutan Pengelolaan Sampah Terpadu Berbasis Masyarakat. Aspek keberlanjutan pengelolaan sampah kota Makassar di dukung oleh : 1. Adanya lembaga kelompok masyarakat sebagai organisasi pengelola yang tidak formal namun terlegalisir serta sesuai dengan aspirasi masyarakat. 2. Adanya dana untuk oprasional pengelolaan maupun biaya pemeliharaan atau infestasi penambahan prasarana dan sarana sesuai kebutuhan. Dana tersebut dapat berasal dari iuran masyarakat maupun hasil penjualan kompos atau material daur ulang. 3. Adanya peran aktif masyarakat untuk melaksanakan program 3 R terutama yang berkaitan dengan perubahan prilaku dan budaya memilah sampah sejak dari sumbernya. 4. Adanya dukungan dari instansi pengelolaan sampah tingkat perkotaan untuk pengangkutan resid, penyerapan produk kompos dan material daur ulang serta penanganan lanjut sampah. 5. Adanya pola monitoring dan evaluasi dari instansi terkait baik tingkat kelurahan, kecamatan maupun kota.
4.5
Rencana Peningkatan Pengelolaan Saluran Drainase Lingkungan
Drainase adalah prasarana yang berfungsi untuk mengalirkan air permukaan ke badan air yaitu sumber air permukaan tanah yang berupa sungai, danau, laut dan dibawah permukaan tanah berupa air tanah di dalam tanah atau bangunan. Sistem drainase Makassar dimaksudkan untuk memanfaatkan seoptimal mungkin jaringan yang ada baik berupa saluran drainase lingkungan, drainase jalan, saluran pembuangan irigasi (Avour ), maupun saluran alam yang telah ada. Dalam pelaksanaan pembangunan sistem drainase perlu dilaksanakan secara beruntun agar permasalahan yang timbul tentang drainase dan pemeliharaannya dapat ditekan sekecil mungkin. Secara prinsip urutan pelaksanaan pembangunan drainase harus dimulai dari bagian sistem drainase paling hilir kemudian bagian drainase sebelah hulunya dan seterusnya. Drainase Kota Makassar mempunyai beragam kendala dan masalah yang membutuhkan solusi untuk mengurangi kerawanan air terhadap genangan air, permasalahan ini timbul dari perilaku masyarakat sebagai pengguna dan kurangnya perawatan. Maka rekomendasi rencana penanganan perencanaan sistem drainase Kota Makassar dilakukan dengan konsep perencanaan sebagai berikut: Bab IV - Halaman 8
Buku Putih Sanitasi Kota Makassar - 2011
a.
b.
c. d. e. f. g. h. i.
4.6
POKJA AMPL
Agar saluran drainase tetap bertahan dalam waktu yang yang lama maka dibutuhkan kepedulian dan keterlibatan masyarakat di Kota Makassar terhadap pemeliharaan dan perawatan saluran drainase yang ada. Dan perlu adanya tindakan sosialisasi untuk melibatkan semua komponen masyarakat untuk menjaga dan memelihara saluran drainase yang ada. Meningkatkan kegiatan perawatan, pemeliharaan saluran drainase lingkungan dari sampah-sampah dan endapan secara berkala oleh Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan Kota Langsa. Pembersihan endapan dan penyesuaian elevasi dasar saluran melalui kegiatan normalisasi saluran induk dan sungai. Penyesuaian dimensi saluran drainase (pelebaran dan pendalaman elevasi dasar saluran) yang cukup sesuai dengan kebutuhan akibat debit aliran/limpasan. Pembangunan saluran drainase yang baru. Rehabilitasi dan perbaikan saluran drainase yang telah rusak.. Penyesuaian elevasi dan kemiringan dasar saluran drainase. Mengganti buis beton/gorong-gorong dengan plat beton permanen. Penataan kembali dan penertiban bangunan (kios-kios pedagang) diatas saluran drainase bersama instansi terkait.
Rencana Peningkatan Pembangunan Penyediaan Air Minum
Peningkatan kebutuhan terhadap air minum sebagai akibat dari perkembangan dan pertumbuhan penduduk kota Makassar menuntut pihak pemerintah, masyarakat dan swasta untuk menyediakan kebutuhan air minum dengan sebaik-baiknya. Kebutuhan ini cenderung meningkat dari tahun ketahun seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di perkotaan. Keterbatasan penyediaan prasarana air minum perkotaan yang memadai dapat mempengaruhi kehidupan manusia, produktivitas ekonomi, dan kualitas kota secara keseluruhan. Program yang telah dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air bersih dan air minum Kota Makassar yakni Program Pamsimas untuk memenuhi sarana penyedian air minum dan sarana sanitasi berbasis masyarakat berupa pembuatan tandon air untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat dalam skala komunal. Selain itu Kota Makassar juga memiliki program penyediaan air bersih yang ditangani oleh Care dan PNPM Mandiri Perkotaan. Adapun program kegiatan PDAM Kota Makassar Tahun 2011 – 2015 dalam bentuk rencana tindakan sebagai berikut : a. Peningkatan Coverage : - Menurunkan tingkat kehilangan air - Meningkatkan kapasitas produksi - Meningkatkan sambungan rumah - Pengembangan jaringan pada daerah padat penduduk - Penggantian meteran rusak, kabur, dan hilang - Blok renovasi dan pemetaan jaringan - Pemutusan jaringan SR yang tertunggak b. Peningkatan Mutu Pelayanan : - Penyesuaian tarif - Melakukan survei kepuasan pelanggan Bab IV - Halaman 9
Buku Putih Sanitasi Kota Makassar - 2011
POKJA AMPL
- Memperbaiki piutang tagihan - Meningkatkan efisiensi penagihan c. Peningkatan Produktifitas SDM : - Peningkatan Kompetensi - Perbaikan Rasio - Perbaikan Kesejahteraan
4.7
Rencana Peningkatan Kampanye PHBS
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. rekomendasi rencana kegiatan untuk peningkatan kampanye PHBS, peningkatan kesehatan masyarakat dan lingkungan yang akan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan adalah : 1. Penyediaan tenaga kesehatan di Puskesmas dan Jaringannya serta mendayagunakan tenaga kesehatan yang kompeten sesuai dengan kebutuhan. 2. Pelayanan kesehatan penduduk miskin di puskesmas dan jaringannya. 3. Pelayanan pemeliharaan kesehatan 4. Pelayanan Kespro, Lansia dan anak sekolah. 5. Pelayanan kesehatan pada ibu dan anak. 6. Perbaikan gizi masyarakat. 7. Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar untuk masyarakat miskin. 8. Pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan. 9. Pengembangan kota sehat. 10. Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat. 11. Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat.
Bab IV - Halaman 10