Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu
BAB - 2
Kota Bengkulu adalah ibukota Provinsi Bengkulu. Bengkulu yang dahulu disebut Bencoolen merupakan kota pelabuhan tua Bencoolen yang dijadikan kota pendudukan dan perdagangan oleh Inggris pada abad XVIII dan XIX. Pelabuhan Bengkulu (Pelabuhan Pulau Baai) berada sekitar 20 km dari Pusat Kota Bengkulu dan memiliki hinterland yang cukup luas dengan potensi pertambangan, perkebunan dan kehutanan yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan agrobisnis, pertambangan dan industri. Kota ini terkenal karena pernah menjadi tempat pengasingan Bung Karno dalam kurun tahun 1939 – 1942 pada masa penjajahan Belanda sampai pendudukan Jepang. Selain itu, di kota ini terdapat benteng peninggalan masa pendudukan Inggris, Fort Marlborough, yang terletak di tepi pantai.
Pertumbuhan dan perkembangan Kota Bengkulu tidak saja dipengaruhi oleh fungsi dan kedudukan kota dalam lingkup regional, tetapi juga oleh keadaan internal kota itu sendiri. Perkembangan internal juga merupakan faktor yang mendorong pembangunan kota, karena tidak saja mempertimbangkan aspek-aspek potensial perkotaan, tetapi juga kemampuan dan keterbatasan yang ada. Penelaahan permasalahan wilayah kota dapat menjadi pertimbangan pokok yang menentukan kelayakan rencana pengembangan yang akan disusun. Pokja Sanitasi Kota Bengkulu
2-1
Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu
2.1
GEOGRAFIS, ADMINISTRASI DAN KONDISI FISIK
Secara historis Kota Bengkulu terbentuk berdasarkan Undang-Undang Darurat Nomor 6 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Selatan. Sejak dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957, Kota Kecil Bengkulu diubah statusnya menjadi Kotapraja, meliputi 4 wilayah kedatukan yang membawahi 28 Kepemangkuan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 jo Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 Propinsi Bengkulu berdiri dan Kota Bengkulu dijadikan sebagai Ibukotanya.
Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bengkulu Nomor 821.27039 tanggal 22 Januari 1981, Kotamadya Daerah Tingkat II Bengkulu selanjutnya dibagi dalam 2 wilayah setingkat kecamatan yaitu Kecamatan Teluk Segara dan Kecamatan Gading Cempaka. Dengan ditetapkannya Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Bengkulu Nomor 440 dan 444 Tahun 1981 serta dikuatkan dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bengkulu Nomor 141 Tahun 1982 tanggal 1 Oktober 1982, penyebutan wilayah Kedatukan dihapus dan Kepemangkuan menjadi kelurahan. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1982, wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Bengkulu terdiri atas 2 Wilayah Kecamatan Definitif dengan Kecamatan Teluk Segara membawahi 17 Kelurahan dan Kecamatan Gading Cempaka membawahi 21 kelurahan. Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1986, luas wilayah Kotamadya Bengkulu bertambah menjadi 151,7 km² dan terdiri atas 4 wilayah kecamatan, 38 kelurahan serta 17 desa.
Secara geografis, Kota Bengkulu terletak pada koordinat 3°45’ – 3°59’ Lintang Selatan dan 102°14’ – 102°22’ Bujur Timur. Posisi geografis tersebut terletak di pantai bagian Barat Pulau Sumatera yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia. Berdasarkan letak geografis tersebut, Kota Bengkulu mempunyai lingkungan pantai yang berhadapan dengan rezim energi (gelombang) kuat, yang dipengaruhi oleh swell dan diperkirakan menimbulkan erosi alami pantai akibat gelombang besar tersebut. Erosi alami pantai atau abrasi pantai ini berpotensi untuk menimbulkan sedimen pada garis pantai dan hal ini akan diperparah oleh suplai sedimen dari das besar yang terletak di sekitar Kota Bengkulu. Kondisi ini perlu Pokja Sanitasi Kota Bengkulu
2-2
Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu
dicermati sebagai potensi dan masalah yang harus diantisipasi agar pembangunan kota ke depan benar-benar dapat memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya, dan mereduksi
kemungkinan dampak/pengaruh negatif yang akan ditimbulkan. Kota Bengkulu juga dilewati oleh sungai, sungai tersebut antara lain: TABEL 2.21 Aliran Sungai Yang Ada Di Kota Bengkulu No
Kecamatan
Panjang (KM)
1
Sungai Babatan
10
2
Sungai Jenggalu
20
3
Sungai Hitam
15
4
Sungai Lagan
16
5
Sungai Bengkulu
27
6
Sungai Merah
10
7
Sungai Genting
10
8
Sungai Kampung Bahari
3
9
Sungai Bentiring Kecil
2
10
Sungai Kuala Lempuing
6
11
Sungai Tapak Jedah Kecil
2
12
Sungai Sumur Dewa
5
13
Sungai Terap
10
14
Sungai Rupat
5
13
Sungai Padang Serai
14
Sungai Kuala Alam
15
Sungai Luka Nangkir
10 5 15
Sumber : Bengkulu Dalam Angka Tahun 2010
Secara administratif, Kota Bengkulu mempunyai luas wilayah sekitar 15.172 hektar, yang terdiri dari 9 kecamatan (pemekaran kecamatan baru yaitu Kecamatan Singaran Pati dari kecamatan induk, yaitu Kecamatan Gading Cempaka) dan 67 kelurahan, dengan batas administratif sebagai berikut: a.
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bengkulu Tengah;
Pokja Sanitasi Kota Bengkulu
2-3
Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu
b.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Seluma;
c.
Sebelah Timur berbatasan Kabupaten Bengkulu Utara;
d.
Sebelah Barat berbatasan Samudera Hindia.
Untuk lebih jelasnya, letak geografis Kota Bengkulu dan administratif Kota Bengkulu dapat dilihat pada Peta 2.1, dan Tabel 2.2 berikut ini : TABEL 2.2 Luas Wilayah Kota Bengkulu Menurut Kecamatan Tahun 2009 No
Kecamatan
Luas (ha)
Persentase (%)
1
Kec. Selebar
5.425
35,8
2
Kec. Kampung Melayu
2.108
13,9
3
Kec. Gading Cempaka
944
6,2
4
Kec. Singaran Pati *
1.110
7,3
5
Kec. Ratu Agung
1.095
7,2
6
Kec. Ratu Samban
284
1,8
7
Kec. Teluk Segara
457
3,1
8
Kec. Sungai Serut
1.353
8,9
9
Kec. Muara Bangkahulu
2.396
15,8
Jumlah
15.172
100
Sumber : Bengkulu Dalam Angka Tahun 2010 KET : * PEMEKARAN DARI KEC. GADING CEMPAKA
Pokja Sanitasi Kota Bengkulu
2-4
Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu
Peta 2.1. Peta Administrasi Kota Bengkulu
2.2
DEMOGRAFI
Pada
tahun
2010,
BPS
sebagai
satu-satunya
badan
yang
mempunyai
tugas
menyelenggarakan sensus, melaksanakan pendataan jumlah penduduk yang dikenal dengan Sensus Penduduk 2010 (SP2010). Hasil SP2010 menunjukkan bahwa penduduk Kota Bengkulu tahun 2010 berjumlah 308.544 jiwa Adapun jumlah rumah tangga yaitu 78.262 rumah tangga. Berdasarkan jumlah penduduk dan rumah tangga di atas, ratarata ART di Kota Bengkulu tahun 2010 sebesar 3,9 ART per rumah tangga. Tingkat kepadatan penduduk Kota Bengkulu pada tahun 2010 dengan luas wilayah 151,7 km2 adalah 2.033 jiwa per Km2. Angka ini mengalami kenaikan 10,6 persen dibandingkan pada tahun 2009, dimana tingkat kepadatan penduduk Kota Bengkulu pada tahun tersebut adalah 1.838 jiwa per Km2. Dilihat penyebarannya, dari 8 kecamatan di wilayah Kota Bengkulu, penduduk Kota Bengkulu lebih banyak tinggal di kecamatan Gading Cempaka yaitu sebanyak 78.767 jiwa (25,5 persen) disusul daerah Ratu Agung sebanyak 49.255 jiwa (16,0 persen). Kedua daerah ini merupakan pusat pemerintahan dan ekonomi Kota Bengkulu. Sedangkan wilayah yang paling sedikit penduduknya adalah kecamatan Sungai Serut yaitu sebanyak 21.981 jiwa (7,1 persen). 2.3
ll
A. AIR BERSIH Pada umumya masyarakat kota bengkulu untuk keperluan air bersih memanfaatkan sumber air tanah (sumur) dan PDAM, akses dalam mencapai air bersih sudah 81 % dengan 42 % dilayani PDAM dan sekitar 40 % menggunakan sumur gali, sumber air PDAM memanfaatkan sumber air dari Sungai Bengkulu Kelurahan Surabaya kecamatan Sungai Serut. Dan sungai air Nelas didesa Cahaya Negri Kabupaten Seluma.kapasitas dikedua sungai tersebut 150/dtk. Produksi air bersih pada tahun 2003 sebesar 9.381.192 m3 dengan nilai produksi Rp 6.014.989.000 jumlah produksi ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. 2.1.1 Topografi
a. Ketinggian
Pokja Sanitasi Kota Bengkulu
2-5
Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu
Kota Bengkulu terletak pada ketinggian antara 0 – 100 m/dpl, dengan persebaran sporadis pada setiap wilayah kota, sehingga menyebabkan morfologi kota yang bergelombang. Lokasi dengan titik tertinggi (hingga 100 m/dpl) berada di bagian tenggara (Kec. Selebar). Sementara titik terendah (antara 0 m/dpl – 10 m/dpl) di bagian Selatan, Utara dan Timur, sedangkan Pusat Kota Bengkulu sendiri berada pada ketinggian antara 10 – 25 m/dpl. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Peta 2.2.
b. Kemiringan Secara umum wilayah Kota Bengkulu didominasi oleh kelas lereng datar, yang mencapai 88,09% (12.730,7 Ha), yang terdiri dari 2 (dua) kelas kemiringan lereng yaitu kemiringan lereng 0 – 3% dengan luas 8.145,38 Ha dan sekitar 4.585,32 Ha kemiringan lereng 3 – 8% yang sesuai untuk pengembangan pembangunan kota. Wilayah dengan kemiringan 0 – 3% ini terletak di daerah bagian Barat, Selatan dan Timur Laut Kota Bengkulu, sedangkan kemiringan lereng 3 – 8% sebagian di Utara, pusat kota yang memanjang ke arah Tenggara Kota Bengkulu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Peta 2.3. Tabel 2.3 Kemiringan / Lereng Kota Bengkulu Nilai Kemiringan
Kelas
0-3%
Datar
8.145,38
56,36
3-8%
Agak Landai
4.585,32
31,72
8 - 15 %
Landai
1.705,19
11,79
15 - 40 %
Agak Curam
16,11
0,11
144.520
100
Jumlah
Luas (Ha)
Persentase (%)
Sumber : Hasil Perhitungan Aplikasi ARCGIS, Tahun 2008
Pokja Sanitasi Kota Bengkulu
2-6
Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu
Peta 2.2.
Kab. Bengkulu Tengah
Peta Ketinggian Kota Bengkulu
Pokja Sanitasi Kota Bengkulu
2-7
Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu
Peta 2.3. Peta Kemiringan Lahan Kota Bengkulu
Pokja Sanitasi Kota Bengkulu
2-8
Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu
2.1.1
KLIMATOLOGI
Berdasarkan klasifikasi iklim, daerah ini tergolong tipe iklim A (Tropis Basah) dengan kelembaban 70 – 87%. Jumlah bulan basah 10 bulan, yakni pada bulan Oktober - Juli. Temperatur rata-rata tahunan antara 25º - 27ºC dengan curah hujan bulanan berkisar 230 620 mm dan jumlah hari hujan berkisar antara 10 - 23 hari. Suhu udara maksimum berkisar antara 29,60C – 31,50C dan suhu minimum berkisar antara 23,10C – 24,20C dengan curah hujan rata-rata 2.626 mm/ tahun dan rata-rata hari hujan sekitar 188 hari/tahun. Curah hujan tahunan berkisar 2.500 – 4.000 mm. Kecepatan angin rata-rata 18 knot atau sekitar 10 km/jam, tekanan udara berkisar antara 1.008,4 – 1.012,6 MB dan kecepatan angin maksimum berkisar 14 - 32 mil/jam. Lama penyinaran matahari rata - rata berkisar antara 55 – 86%.
Untuk lebih jelasnya beberapa informasi klimatologi Kota Bengkulu pada tahun 2009, dapat dilihat pada Tabel 2.4 berikut ini: TABEL 2.4 Curah Hujan, Jumlah Hari Hujan ,Suhu Udara, Kelembaban Udara No
Bulan
Curah
Hari
Suhu Udara
Kelembaban
Hujan
Hujan
Maks.
Min.
Rata - rata
Udara
(mm)
(hari)
(ºC)
(ºC)
(ºC)
(%)
1
Januari
450
23
29,8
23,4
26,0
85
2
Februari
237
23
29,9
23,4
26,2
83
3
Maret
323
21
30,8
23,5
26,5
84
4
April
572
19
31,1
23,9
26,8
81
5
Mei
198
16
31,0
23,6
26,8
83
6
Juni
297
16
31,3
23,8
26,1
91
7
Juli
248
12
31,7
23,1
26,5
82
8
Agustus
178
14
31,2
23,1
26,5
81
9
September
211
16
31,0
23,4
26,8
83
10
Oktober
334
24
31,1
23,1
26,6
85
11
November
459
23
30,5
24,0
26,6
85
12
Desember
345
23
30.7
24,0
26,6
86
Sumber : Bengkulu Dalam Angka Tahun 2009, BPS Kota Bengkulu Pokja Sanitasi Kota Bengkulu
2-9
Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu
2.1.2
GEOLOGI a. Geologi Umum Secara umum bagian tengah Peta Geologi Lembar Bengkulu dan sekitarnya (S. Gafoer, T. C. Amin dan R. Pardede,1992.) skala 1: 250.000, ditempati oleh beberapa gunung api muda, antara lain Bukit Dingin dengan ketinggian mencapai 2.020 m di atas permukaan laut (dpl), Bukit Balai (1.683 m dpl), Bukit Condong (2.079 m dpl), Bukit Daun (2.467 m dpl), Gunung Hulupalik (2.493 m dpl), dan Bukit Gendahululai (2.130 m dpl). Gunung-gunung tersebut membentuk jajaran gunungapi strato sebagai bagian dari rangkaian Pegunungan Bukit Barisan dengan arah umum Barat Laut – Tenggara. Di bagian Barat dan Timur dibatasi oleh perbukitan bergelombang, setempat dengan timbulan tajam terdapat di bagian Utara dan Selatan. Dataran sempit terdapat setempat-setempat di daerah pantai pada bagian Barat Daya.
Sesar Sumatera dengan arah umum Barat Laut - Tenggara memotong batuan berumur Oligosen sampai Kuarter. Di beberapa tempat terlihat bahwa sesar Sumatera merupakan kontak antara batuan vulkanik Kuarter dengan batuan padu berumur lebih tua. Dataran sempit yang dijumpai setempat-setempat di bagian Barat Daya menurut Ratman dkk. (1978) dibentuk oleh material lepas berukuran lempung sampai kerikil dengan ketebalan kurang dari 5 m.
b. Geologi Wilayah Dijelaskan pada Peta Geologi Lembar Bengkulu dan sekitarnya (S. Gafoer, T. C. Amin dan R. Pardede,1992.) skala 1: 250.000, bahwa wilayah Kota Bengkulu secara umum tersusun oleh batuan endapan permukaan (surficial deposits) berumur Kuarter dan batuan sedimen dan gunung api (sedimentary and volcanic rocks) serta batuan terobosan berumur Tersier.
Urutan stratigrafi dari satuan termuda sampai yang tertua adalah sebagai berikut : 1. Undak Aluvium (Qat)
Pokja Sanitasi Kota Bengkulu
2 - 10
Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu
Satuan ini merupakan endapan permukaan yang termuda, berumur Holosen Kuarter yang tersusun oleh pasir, lanau, lempung dan kerikil yang dibentuk oleh endapan sungai, pantai dan rawa. Endapan ini penyebarannya hampir di seluruh Kota Bengkulu, mulai dari bagian Utara hingga bagian Selatan, namun tidak mencapai batas kota di sebelah Timur, dengan luas sekitar 62,8%. 2. Aluvium (Qa) Satuan ini juga berumur Holosen Kuarter yang tersusun oleh bongkah, kerikil, pasir, lempung, lanau dan lumpur. Endapan permukaan ini penyebarannya hanya pada sebagian wilayah Kecamatan Muara Bangkahulu, Kecamatan Sungai Serut dan Kecamatan Singaran Pati (seluruh kawasan Danau Dendam Tak Sudah), dengan luasan berkisar sekitar 15%. 3. Endapan Rawa (Qs) Endapan permukaan yang berumur Holosen Kuarter ini tersusun oleh pasir, lanau dan lumpur dengan sisa tumbuhan. Penyebarannya hanya terdapat pada bagian Utara Kecamatan Muara Bangkahulu dan Kecamatan Singaran Pati, dengan luas total sekitar 3%. 4. Batu Gamping Terumbu Karang (Ql) Endapan permukaan yang berumur Plistosen Kuarter ini tersusun oleh batu gamping terumbu. Penyebarannya sporadis pada beberapa kecamatan, umumnya berbatasan langsung dengan laut, yaitu Kecamatan Kampung Melayu, Kecamatan Ratu Samban dan Kecamatan Ratu Agung. 5. Formasi Bintuhan (QTb) Satuan batuan ini merupakan batuan sedimen dan gunung api yang diduga berumur Plistosen Kuarter dan tersusun oleh konglomerat aneka bahan, breksi, batu gamping terumbu, batu lempung tufan, berbatuapung, kayu terkesikan. Umumnya terdapat di bagian Timur Kecamatan Muara Bangkahulu. 6. Andesit (Tpan) Andesit merupakan batuan terobosan, yang diduga berumur Pliosen Tersier. Penyebarannya di Kota Bengkulu umumnya berada di Kecamatan Selebar.
c. Struktur Geologi Pokja Sanitasi Kota Bengkulu
2 - 11
Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu
Berdasarkan Peta Geologi Lembar Bengkulu dan sekitarnya (S. Gafoer, T.C. Amin dan R. Pardede,1992.) dengan skala 1: 250.000, struktur geologi yang terdapat di Kota Bengkulu adalah kelurusan, dengan sumbu Barat Laut Tenggara yang terdapat di Kecamatan Gading Cempaka, Kecamatan Selebar dan Kecamatan Kampung Melayu.
Struktur geologi tersebut masuk dalam sistem patahan Sumatera dan bagian dari sesar Musi Keruh dan Sesar Ketaun, yang merupakan bagian dari Sesar Semangko. Struktur geologi dengan skala regional misalnya Sesar Semangko yang relatif berarah Barat Laut – Tenggara atau relatif searah dengan Pulau Sumatera dapat berfungsi sebagai pemicu terjadinya gempa di sepanjang/di sekitar zona sesar tersebut.
Pokja Sanitasi Kota Bengkulu
2 - 12
Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu
Peta 2.4 :
Kab. Bengkulu Tengah
Peta Geologi Kota Bengkulu
Pokja Sanitasi Kota Bengkulu
2 - 13
Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu
2.1.3 HIDROGEOLOGI
1. Air Permukaan Air permukaan yang terdapat di Kota Bengkulu dapat ditemukenali dari informasi Satuan Wilayah Sungai/Wilayah Sungai (SWS/WS) dan Daerah Aliran Sungai (DAS). Pentingnya informasi mengenai SWS/WS dan DAS, karena masing-masing WS umumnya mempunyai karakteristik berbeda, demikian juga dengan DAS yang diharapkan dapat memberikan gambaran potensi sungai sampai orde yang terkecil.
Dalam pengelompokan Satuan Wilayah Sungai (SWS), sungai-sungai di wilayah Kota Bengkulu termasuk dalam SWS 01.28 (Kanal-Alas-Talo), yang mempunyai 35 sungai, dengan luas Daerah Pengaliran Sungai (DPS) sekitar 6.884,3 km². Adapun sungai yang melintasi Kota Bengkulu antara lain Air Bengkulu, Air Jenggalu, Air Hitam, Air Babatan, Air Betungan, Air Muara, Air Riak, Air Lempuing dan Air Sepan. Selain sungai, di Kota Bengkulu terdapat Danau Dendam Tak Sudah dengan luas genangan sekitar 70 ha. Danau ini merupakan sumber air irigasi dengan areal sawah seluas 510 ha (sebelum alih fungsi).
Air permukaan yang terdapat di Kota Bengkulu dimanfaatkan sebagai sumber air baku bagi penduduk Kota Bengkulu oleh PDAM. Salah-satunya adalah IPA Surabaya yang memanfaatkan Air Bengkulu sebagai sumber air baku. Selain IPA Surabaya, pemanfaatan sumber air baku oleh PDAM adalah Air Jenggalu, dengan IPA Nelas, yang terletak di Kabupaten Seluma. Dari kedua IPA tersebut mempunyai kapasitas terpasang dan kapasitas produksi sebesar 650 lt./detik.
2. Air Tanah Potensi air tanah dangkal di Kota Bengkulu berupa sumur dan mata air. Penggunaan sumur sebagai sumber air baku oleh penduduk digunakan hampir merata di seluruh wilayah kota. Kedalaman sumur untuk mendapatkan air adalah sekitar 10-15 m. Adapun sumber mata air di Kota Bengkulu terdapat di beberapa lokasi, yang dimanfaatkan sebagai sumber air baku. Potensi air tanah dalam Kota Bengkulu berdasarkan Peta Hidrogeologi Lembar Bengkulu, skala 1 : 250.000 dari Direktorat Geologi Tata Lingkungan digambarkan sebagai berikut: Pokja Sanitasi Kota Bengkulu
2 - 14
Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu
1. Berdasarkan litologi batuan dan kelulusannya, Kota Bengkulu berada pada 2 (dua) jenis litologi, yaitu : a. Aluvium, yang terdiri dari kerikil, pasir dan lempung, dengan kelulusan sedang sampai tinggi pada material kasar dan berkelulusan rendah pada material lempungan; b. Napal, tufa napalan dan tufa lempungan, dengan kelulusan, yang umumnya rendah sampai dengan sangat rendah. 2. Berdasarkan keterdapatan air tanah dan produktifitas akuifer, Kota Bengkulu termasuk ke dalam akuifer (bercelah atau sarang) dengan produktifitas rendah dan daerah air tanah yang langka. Kondisi ini berlaku di seluruh Kota Bengkulu. 3. Daerah air tanah buruk, yang terdapat pada bagian selatan Kec. Kampung Melayu.
Akuifer dangkal di wilayah dataran umumnya kurang produktif menilik litologi akuifernya bersifat lempungan dan tidak menerus, serta pelamparan vertikalnya yang tipis. Pemboran di Stasiun Relay TVRI Bengkulu menunjukkan adanya akuifer dalam berupa batupasir lempungan pada kedalaman 42-60 m dari muka tanah setempat, bertekanan negatif dan kecil potensinya. Purbo-Hadiwidjojo dan Tjahjadi (1981) menyatakan bahwa akuifer terpenting di sekitar Kota Bengkulu adalah batupasir dengan kedalaman akuifer bervariasi, debit diperkirakan kurang dari 2 l/dtk.
Beberapa pemboran di Padang Harapan dan Pekan Sabtu pada jarak kurang 5 km dan 12,5 km ke arah tenggara dari pusat Kota Bengkulu, serta di lokasi Bentiring pada jarak lebih kurang 15 km ke arah Timur Laut dari pusat Kota Bengkulu menembus akuifer batupasir, setempat dengan campuran fragmen batuan. Ketebalan bervariasi antara 3 hingga 64 m (PT. Rayakonsult, 1984).
Potensi Air di Kota Bengkulu sangat melimpah, dan bisa dilihat dari banyaknya aliran sungai yang melintasi daerah ini. Dalam pengelompokan Satuan Wilayah Sungai (SWS), sungaisungai di wilayah Kota Bengkulu termasuk dalam SWS 01.28 (Nasal – Alas - Talo).
Pokja Sanitasi Kota Bengkulu
2 - 15
Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu
Peta 2.5 :
Kab. Bengkulu Tengah
Peta Hidrogeologi Kota Bengkulu
Pokja Sanitasi Kota Bengkulu
2 - 16
Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu
2.1.4 VEGETASI
Kondisi vegetasi yang ada di Kota Bengkulu terdiri dari vegetasi alamiah dan vegetasi hasil budidaya. Umumnya vegetasi dipengaruhi oleh kondisi fisik alam, seperti iklim, jenis tanah, hidrologi, dan lainnya yang biasanya dikelompokkan dalam satuan penggunaan lahan. Selain itu vegetasi juga dipengaruhi oleh kondisi geografis yang ada, seperti dataran tinggi, pesisir pantai, pulau karang, dan lainnya.
Vegetasi alamiah yang terjadi tanpa campur tangan manusia (hasil budidaya) sebagian besar berada di kawasan hutan lindung wilayah Kota Bengkulu. Vegetasi ini umumnya berupa tanaman keras jenis kayu-kayuan seperti jati, mahoni, gaharu, kulim, dan lain-lain. Selain itu juga terdapat vegetasi yang berupa tanaman buah-buahan, seperti durian, cempedak, petai, dan lain-lain yang tumbuh secara alamiah.
Umumnya vegetasi produktif berupa tanaman padi dan tanaman kebun campuran. Selain itu juga terdapat tanaman keras seperti tanaman karet yang tadinya merupakan vegetasi alamiah namun sebagian besar sudah dibudidayakan sebagai tanaman produktif.
2.1.5 BENCANA
Indonesia merupakan kepulauan yang terletak di antara pertemuan Lempeng Eurasia dan Australia yang selalu bergerak. Oleh karena itu Kepulauan Indonesia sangat rawan terhadap bencana gempa bumi, tsunami dan letusan gunung api Berdasarkan penelitian geologi diketahui bahwa potensi episentrum gempa bumi tersebar di sepanjang Pantai Barat Pulau Sumatera yang merupakan zona subduksi antara lempeng Eurasia dan Australia. Selain itu, di sepanjang Pulau Sumatera terdapat sebaran gunung api aktif Bur Ni Telong, Puet Sague, dan Sorik Marapi, serta Sesar Semangko yang memanjang dari Banda Aceh sampai Lampung.
Berdasarkan Peta Bahaya Goncangan Gempa Bumi Indonesia (Kertapati, 1999), percepatan gempa bumi dengan periode ulang 500 tahunan atau 90% tidak akan terlewatkan dalam 50 tahun. Daerah ini termasuk pada wilayah pusat gempa bumi merusak dengan kedalaman Pokja Sanitasi Kota Bengkulu
2 - 17
Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu
dangkal hingga menengah (0-150 km) bagian Barat Sumatera, zona antara 0,25 - 0,35 g dengan besaran gempa > 5,6 Skala Richter (SR). Dengan menggunakan Skala Modified Mercalli Intensity (MMI), pantai pesisir Bengkulu termasuk pada zona kategori nilai intensitas V hingga IX. Tabel 2.5 Skala Modified Mercalli Intensity (MMI) Skala
Keterangan
I
Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luar biasa oleh orang tertentu saja
II
Getaran dirasakan orang tertentu, benda-benda ringan yang bergantungan
III
Getaran dirasakan nyata di dalam, terasa seakan-akan truk lewat
IV
Getaran dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah, di luar hanya oleh orang tertentu saja. Barang pecah belah, jendela, pintu gemerincing dinding berbunyi karena pecah-pecah
V
Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk. Barang pecah belah, jendela dan sebagainya pecah, barang-barang terpelanting pohon, tiang dan lain-lain tampak goyang, bandul lonceng jam dapat terhenti
VI
Getaran dirasakan oleh semua orang, kebanyakan terkejut dan lari keluar. Plaster dinding jatuh dan ceronbong asap pabrik rusak ringan
VII
Semua orang ke luar rumah, kerusakan ringan pada rumah dan bangunan yang konstruksinya tidak baik maupun yang baik. Cerobong asap pecah atau retak-retak. Getaran dapat dirasakan oleh orang yang naik kendaraan
VIII
Kerusakan ringan pada bangunan-bangunan yang konstruksinya baik. Retak-retak pada bangunan-bangunan yang kuat. Dinding dapat lepas dari kerangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen roboh, air menjadi keruh
IX
Kerusakan pada bangunan-bangunan yang rangkanya kuat, rumah menjadi tidak tegak (lurus). Banyak retakan pada bangunan-bangunan yang konstruksinya kuat , bangunan rumah bergeser dari pondasinya, pipa di dalam tanah putus
X
Bangunan-bangunan dari kayu kuat rusak, rangka rumah lepas dari pondasinya, tanah terbelah, rel melengkung, tanah lengser di tebing dan di tanah yang curam. Terjadi gelombang pasang atau tsunami
XI
Hancur sama sekali. Gelombang gempa tampak pada permukaan tanah, pemandangan gelap, benda-benda terlempar ke udara
Pokja Sanitasi Kota Bengkulu
2 - 18
Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu
Peta 2.6
Kab. Bengkulu Tengah
Peta Zona Penyelamatan dan Arah Penyelamatan Bahaya Tsunami
Pokja Sanitasi Kota Bengkulu
2 - 19
Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu
Peristiwa gempa yang pernah terjadi di Provinsi Bengkulu (Rahardiawan, 2000), yaitu pada 1963 - 1975 terjadi 3-16 kali gempa/tahun, 1984 sebanyak 2 kali, 1992 terjadi sebanyak 26 kali dan 1995 terjadi sebanyak 2 kali. Gempa besar dengan kekuatan di atas 6 skala Richter pernah terjadi pada tahun 2000 (7,6 skala Richter) dan tahun 2007 (6,9 skala Richter). Gempa-gempa tersebut sebagian besar menunjukkan mekanisme sesar naik, sedangkan sebagian lagi adalah sesar normal, mendatar oblique dan sesar mendatar. Arah kompresi maksimum umumnya Timur Laut - Barat Daya dan Barat Laut - Tenggara dengan dominasi sesar naik yang memiliki magnitude besar (>7).
Pemicu tsunami di Bengkulu adalah akibat gempa bumi yang terjadi di dasar laut pada zona busur muka patahan Mentawai dan zona seismik Benioff. Sejarah peristiwa bencana tsunami di Pantai Bengkulu (Rahardiawan, 2000) adalah: tahun 1777, 1833, 1861, 1906, 1931 dan 1958. Untuk memperkecil resiko serangan tsunami, dapat dibuat jalur hijau dari tanaman keras ±200 m dari pantai, pelestarian hutan bakau, tidak dirusaknya terumbu karang dan pembuatan rumah bertiang.
2.1.6 PENGGUNAAN LAHAN
Komposisi antara lahan terbangun dan tidak terbangun hampir sama. Lahan terbangun seluas 45,87 km² (31,74%) dan sisanya merupakan lahan non terbangun, umumnya berupa kebun campuran dan semak belukar. 1. Lahan terbangun, dimanfaatkan sebagai lahan perumahan, perdagangan dan perkantoran.
Perumahan (40,62 km²) umumnya tersebar merata di seluruh
kecamatan, dan hanya sebagian kecil pada Kecamatan Kampung Melayu, sedangkan perdagangan dan perkantoran tersebar sporadis pada beberapa kecamatan yang lebih berorientasi pada pusat kota, yaitu Kecamatan Muara Bangkahulu, Kecamatan Teluk Segara, Kecamatan Ratu Agung, Kecamatan Ratu Samban dan Kecamatan Gading Cempaka, dengan luas keseluruhan sekitar 3,19 km².
2. Lahan non-terbangun masih cukup luas dan merupakan kawasan potensial untuk dikembangkan pada masa mendatang. Jenis penggunaan lahan non-terbangun Pokja Sanitasi Kota Bengkulu
2 - 20
Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu
yang cukup mendominasi di Kota Bengkulu adalah kebun campuran seluas 20,41 km² dan semak belukar seluas 27,28 km². Kebun campuran dan semak belukar menyebar merata di seluruh kecamatan, kecuali di Kecamatan Teluk Segara dan Kecamatan Ratu Samban.
Untuk lebih jelasnya, penggunaan lahan di Kota Bengkulu dapat dilihat pada tabel dan Peta 2.6 berikut ini: TABEL.2.6 Penggunaan Lahan Kota Bengkulu, Tahun 2010 No.
Jenis Penggunaan Lahan
Luas (Km²)
Persentase (%)
A.
Lahan Non-Terbangun
1.
Belukar Rawa
3,20
2,11
2.
Cagar Alam
5,57
3,67
3.
Danau
0,56
0,37
4.
Hutan Pantai
1,13
0,74
5.
Kebun Campuran
20,41
13,45
6.
Lahan Terbuka
9,25
6,10
7.
Lapangan Golf
0,46
0,32
8.
Pemakaman
0,60
0,40
9.
Sawah
8,96
5,91
10.
Semak Belukar
27,28
17,89
11.
Sungai
1,65
1,09
12.
Taman Wisata Alam
9,28
6,12
13.
Tambak Ikan
10,61
6,99
14.
Tempat Wisata
0,17
0,11
99,13
65,34
Jumlah B.
Lahan Terbangun
1.
Asrama Haji
0,12
0,08
2.
Bandar Udara
2,40
1,58
3.
Pasar
0,08
0,05
4.
Pelabuhan
3,98
2,62
5.
Perdagangan
2,25
1,48
6.
Perkantoran
0,94
0,62
7.
Pertamina
0,04
0,03
Pokja Sanitasi Kota Bengkulu
2 - 21
Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu
8.
Perumahan
40,62
26,77
9.
Rumah Sakit
0,16
0,11
10.
Pendidikan
2,00
1,32
Jumlah
52,59
34,66
TOTAL
151.72
100,00
Sumber : BAPPEDA Kota Bengkulu, Tahun 2009.
Pokja Sanitasi Kota Bengkulu
2 - 22
Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu
Peta 2.7 : Peta Penggunaan Lahan Kota Bengkulu
Pokja Sanitasi Kota Bengkulu
2 - 23
Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu
2.2
DEMOGRAFI
2.2.1 Jumlah dan Perkembangan Penduduk
Jumlah penduduk Kota Bengkulu pada tahun 2010 berjumlah 308.544 jiwa, dengan jumlah penduduk terbesar berada di Kecamatan Ratu Agung sebesar 49.255 jiwa dan yang terkecil terdapat di Kecamatan Sigaran Pati yaitu 38.204 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.7 dan gambar pada grafik berikut Tabel 2.7 Jumlah Penduduk Kota Bengkulu, Tahun 2010 No
Kecamatan
Penduduk (Jiwa)
Persentase(%)
1
Kec. Selebar
46.211
14,97 %
2
Kec. Kampung Melayu
28.372
9,19 %
3
Kec. Gading Cempaka
40.563
13,08 %
4
Kec. Singaran Pati*
38.204
12,38 %
5
Kec. Ratu Agung
49.255
15,96 %
6
Kec. Ratu Samban
24.624
7,98 %
7
Kec. Teluk Segara
23.998
7,77 %
8
Kec. Sungai Serut
21.981
7,12 %
9
Kec. Muara Bangkahulu
35.336
11,45 %
Jumlah
308.544
100 %
Ket : * Pemekaran dari Kec. Gading Cempaka Sumber : Bengkulu Dalam Angka, 2011
Pokja Sanitasi Kota Bengkulu
2 - 24
Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu
Gambar 2.1 Grafik Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Bengkulu Tahun 2005 – 2009
TABEL 2.8 Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Bengkulu, Tahun 2000 - 2009 Tahun
Penduduk (jiwa)
Laju Pertumbuhan
2000
237.202
-
2001
279.753
17,94%
2002
304.188
8,73%
2003
255.584
-15,98%
2004
261.440
2,29%
2005
256.466
-1,14%
2006
261.620
1,22%
2007
270.079
3,23 %
2008
274.477
1,63 %
2009
278.831
8,62 %
Sumber : BPS Kota Bengkulu dan BAPPEDA Kota Bengkulu
2.2.2 Distribusi dan Kepadatan Penduduk
a. Distribusi Penduduk Pola distribusi penduduk di kota bengkulu dicerminkan oleh besar kecilnya jumlah penduduk dan tingkat kepadatan penduduk yang terdistribusi pada setiap kecamatan. Seperti halnya yang terjadi pada kota - kota lainnya, bahwa penyebaran penduduk relatif dipengaruhi oleh kecenderungan penduduk terkonsentrasi pada Pokja Sanitasi Kota Bengkulu
2 - 25
Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu
tempat dimana akses terhadap fasilitas pelayanan kota dengan biaya transportasi yang rendah merupakan pilihan utama penduduk dalam menentukan tempat tinggal. Dalam hal ini, rendahnya nilai lahan tidak akan banyak memberikan daya tarik yang dapat mempengaruhi minat penduduk untuk bertempat tinggal di lokasi - lokasi yang relatif masih kosong, namun memiliki tingkat pelayanan prasarana dan sarana kota yang rendah. b. Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk Kota Bengkulu pada tahun 2009 adalah sebesar 18 jiwa/Ha atau 1.838 jiwa/km2 dan terdistribusi pada seluruh wilayah kecamatan. Tipikal penyebaran pusat - pusat permukiman yang dulunya berorientasi pada pusat kota dan pusat kegiatan, kini cenderung berkembang secara sporadis pada lapisan kedua pusat pengembangan. Kondisi ini mengakibatkan perkembangan penduduk pada wilayah - wilayah baru mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Tabel 2.9 Kepadatan penduduk kota bengkulu menurut kecamatan, tahun 2010 No
Kecamatan
Luas (Km2)
Penduduk (Jiwa)
Kepadatan Jiwa/Km²
1
Kec. Selebar
54,25
46.211
851,8
2
Kec. Kampung Melayu
21,08
28.372
1345,9
3
Kec. Gading Cempaka
9,44
40.563
4296,9
4
Kec. Singaran Pati *
11,10
38.204
3441,8
5
Kec. Ratu Agung
10.95
49.255
4498,1
6
Kec. Ratu Samban
2,84
24.624
8670,4
7
Kec. Teluk Segara
4,57
23.998
5251,2
8
Kec. Sungai Serut
13,53
21.981
1624,6
9
Kec. Muara Bangkahulu
23,96
35.336
1474,8
151,72
308.544
Jumlah
2033,6
Sumber : Bengkulu Dalam Angka, 2011 Ket: * Pemekaran dari Kec. Gading Cempaka
Pokja Sanitasi Kota Bengkulu
2 - 26
Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu
Peta 2.8 Peta Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kota Bengkulu Tahun 2009
Pokja Sanitasi Kota Bengkulu
2 - 27
Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu
2.2.3 Struktur Penduduk a. Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Kajian penduduk menurut jenis kelamin dimaksudkan untuk mengetahui berapa besar perbandingan antara jumlah penduduk laki - laki dengan jumlah penduduk perempuan, yang memiliki kaitan dengan angka kelahiran (pada perempuan usia produktif) dan potensi tenaga kerja. Tabel 2.10 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kota Bengkulu, Tahun 2009 No
Kecamatan
Laki – Laki
Perempuan
Jumlah
(jiwa)
(jiwa)
(jiwa)
1
Selebar
23.504
22.707
46.211
2
Kampung Melayu
14.159
13.853
28.372
3
Gading Cempaka
20.462
20.101
40.563
4
Kec. Singaran Pati *
19.430
18.774
38.204
5
Ratu Agung
24.742
24.513
49.255
6
Ratu Samban
12.149
12.475
24.624
7
Teluk Segara
11.174
12.284
23.998
8
Sungai Serut
11.023
10.958
21.981
9
Muara Bangkahulu
18.169
17.167
35.336
155.288
153.256
308.544
Jumlah Sumber : Bengkulu Dalam Angka, 2011 Ket: * Pemekaran dari Kec. Gading Cempaka
b. Penduduk Menurut Agama
Kehidupan dan toleransi umat beragama di Kota Bengkulu sudah berjalan dengan baik dan harmonis, hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan ibadah dan perayaan harihari besar keagamaan pelaksanaannya berjalan lancar. Sebagian besar masyarakat Kota Bengkulu (menurut data tahun 2009) menganut Agama Islam yaitu sebesar 96,54 %, Kristen Protestan 2 %, Khatolik 1,02 %, Hindu 0,14 % dan Budha 0,30 %.
Pokja Sanitasi Kota Bengkulu
2 - 28
Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu
Tabel 2.11 Jumlah Penduduk Menurut Agama Tahun 2010 No
Agama
Jumlah
Prosentase
(jiwa)
(%)
1
Islam
297.868
96,54
2
Katolik
3.147
1,02
3
Protestan
6.171
2,00
4
Hindu
432
0,14
5
Budha
926
0,30
308.544
100
Jumlah
Sumber: Kecamatan Dalam Angka, 2011
c.Penduduk Menurut Kelompok Usia
Kelompok Usia Produktif dan Non-Produktif Struktur penduduk menurut kelompok umur pada Tahun 2010 menunjukan bahwa kelompok umur antara 15 – 19 tahun mendominasi jumlah penduduk Kota Bengkulu (31.720 jiwa). Selanjutnya diikuti kelompok umur 20 – 24 tahun dan kelompok umur 5 – 9 masing - masing 29.340 jiwa dan 28.700 jiwa. Tabel 2.12 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Kota Bengkulu, Tahun 2010 Kelompok
Laki - Laki
Perempuan
Jumlah
Umur
Male
Female
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
0–4
15.530
14.401
29.931
5–9
15.001
14.080
29.081
10 – 14
15.062
14.600
29.662
15 – 19
16.318
17.633
33.951
20 – 24
18.318
19.283
37.601
25 – 29
14.393
14.590
28.983
30 – 34
12.938
12.773
25.711
35 – 39
10.791
11.418
22.209
40 – 44
10.194
10.431
20.625
Pokja Sanitasi Kota Bengkulu
2 - 29
Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu
45 – 49
9.218
8.510
17.728
50 – 54
7.444
5.856
13.300
55 – 59
4.392
3.480
7.872
60 – 64
2.231
2.076
4.307
65 – 69
1.509
1.507
3.016
70 – 74
932
1.146
2.078
75+
939
1.430
2.369
TT
78
42
120
Jumlah
155.288
153.256
308.544
Sumber: Bengkulu Dalam Angka, 2011
Dari komposisi penduduk menurut struktur umur, selain diketahui jumlah penduduk belum produktif, produktif, dan tidak produktif, juga dapat dihitung angka beban ketergantungan penduduk. Angka beban ketergantungan ini dihitung dengan cara perbandingan antara angka penduduk usia non-produktif dengan usia produktif (tenaga kerja). Tingginya potensi angkatan kerja yang ada dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : 1. Tingginya tingkat harapan hidup. 2. Banyaknya tenaga kerja pendatang dan akhirnya menetap menjadi penduduk
setempat. 3. Banyaknya kesempatan kerja sektor industri, pertanian, dan perdagangan telah
menarik minat penduduk pendatang usia produktif.
2.3
KEUANGAN DAN PEREKONOMIAN
Karakteristik ekonomi Kota Bengkulu layaknya seperti karakteristik ekonomi kota – kota lain di Indonesia ditandai oleh kegiatan ekonomi seperti jasa – jasa, pengangkutan dan perdagangan serta konstruksi. Berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), struktur perekonomian Kota Bengkulu sampai tahun 2010 masih tetap didominasi oleh sector pengangkutan dan komunikasi. Kemudian sektor lain yang cukup berperan di Kota Bengkulu adalah sektor perdagangan dan jasa serta persewaan. Pokja Sanitasi Kota Bengkulu
2 - 30
Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu
Perekonomian Kota Bengkulu yang ditunjukkan oleh nilai PDRB total sejak tahun 2001 – 2009 relatif terus meningkat. Namun demikian pada tahun 2001 – 2009 semua sektor ekonomi menunjukkan kenaikan yang positif, sedangkan perkembangan sektor dan sub sektor PDRB tahun 2001 – 2009 berfluktuasi.
Pada tahun 2009 perkembangan ekonomi Kota Bengkulu mangalami peningkatan sebesar 5,63% dari tahun 2001. Sementara itu rata – rata pertumbuhan ekonomi tahun 2001 hingga 2009 sebesar 4,89% per tahun. Disamping itu, tingkat kegiatan ekonomi masyarakat Kota Bengkulu secara implisit tercermin dalam pendapatan per kapita, dimana pendapatan per kapita masyarakat Kota Bengkulu berfluktuasi dalam sepuluh tahun terakhir yang diperlihatkan dengan terus meningkatnya pendapatan per kapita tersebut pada periode tahun 2001 – 2010 . Pendapatan perkapita Kota Bengkulu dari tahun 2004 – 2010 dapat kita lihat pada tabel 2.13. berikut ini.
Tabel 2.13 Distribusi Persentase PDRB Kota Bengkulu Atas Dasar Konstan 2004 Menurut Lapangan Usaha sampai dengan Tahun 2010 No
SEKTOR
1
PERTANIAN
2
PERTAMBANGAN
2004
2005
2006
2007
2008
2009**
2010***
73.457
75.697
79.668
84.308
89.505
95.346
8.892
8.971
9.210
9.365
9.728
10.207
10.722
56.306
57.653
63.651
66.311
69.966
73.514
77.803
6.996
7.378
9.250
10.759
11.626
13.173
13.918
47.276
50.665
53.862
56.787
58.562
61.045
64.380
433.938
461.460
486.486
515.567
543.565
571.434
613.355
215.897
225.794
235.795
246.988
263.205
282.381
297.472
102.577
& PENGGALIAN 3
INDUSTRI PENGOLAHAN
4
LISTRIK GAS DAN AIR BERSIH
5
BANGUNAN
6
PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN
7
PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI
Pokja Sanitasi Kota Bengkulu
2 - 31
Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu
8
KEUANGAN
124.288
128.125
133.540
139.245
143.271
149.973
157.899
9
JASA-JASA
267.775
274.250
285.428
301.768
314.473
331.987
356.529
1.234.825
1.289.993
1.356.890
1.431.098
1.503.901
PDRB
2.4
1.589.060
1.694.655
TATA RUANG WILAYAH
Beberapa dasar hukum dan peraturan terkait dengan penyusunan RTRW Kota Bengkulu adalah: 1.
Undang - Undang Darurat Nomor 6 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1091);
2.
Undang - Undang Nomor 9 Tahun 1967 tentang Pembentukan Provinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1967 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2828);
3.
Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang - Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4493) yang telah ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);
4.
Undang - Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
5.
Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang;
6.
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Kewenangan Pemerintah, Pemerintah Propinsi, dan Pemerintah Kabupaten / Kota;
Pokja Sanitasi Kota Bengkulu
2 - 32
Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu
7.
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
8.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan;
9.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2008 tentang Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata Ruang Daerah;
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.11 Tahun 2009 tentang Rancangan Peraturan Daerah dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota; 11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.17 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota; 12. Peraturan Menteri No.50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah; Untuk memberikan arahan secara makro tentang penataan ruang di Kota Bengkulu, dalam Pola Dasar Pembangunan Daerah Kota Bengkulu telah dirumuskan kebijakan penataan ruang. Kebijakan ini dirumuskan atas dasar potensi dan permasalahan tata ruang yang ada, kecenderungan pertumbuhan dan perkembangan kota yang terjadi selama ini serta prospek investasi pada masa mendatang, Perencananan tata ruang di Kota Bengkulu harus memperhatikan sekurang-kurangnya 4 (empat) Prinsip dasar dalam melaksanakannya, yaitu bahwa perencanaan tata ruang harus mampu : 1. Menjamin terwujudnya kota Bengkulu yang maju, mandiri, dan beradab menuju masyarakat madani. 2. Mengakomodir penataan terhadap elemen-elemen pembentuk tata ruang yang mana yang harus dilindungi dan yang harus dibudidayakan 3. Menerpadukan berbagai macam kepentingan antar sektor secara internal dalam pemanfaatan ruang 4. Menyelesesaikan konflik kepentingan lintas kota dan wilayah sekitarnya (kabupaten) dalam pemanfaatan ruang Berdasarkan kajian terhadap hal-hal tersebut di atas, maka secara garis besar ada beberapa hal yang harus dicermati, yaitu : Pokja Sanitasi Kota Bengkulu
2 - 33
Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu
1. Penetapan Visi Kota Bengkulu menjadi Kota Perdagangan dan Jasa yang maju akan menumbuhkan komitmen bersama untuk senantiasa berpikir membangun Kota Bengkulu berbasis bisnis 2. Keberadaan pertokoan di pusat kota dan lahan-lahan potensial telah akan berpeluang memberikan dampak tata ruang yang sangat besar, semakin pesat tumbuh dan berkembangnya kegiatan pedagang kaki lima, sistem transportasi (angkutan umum dan becak), dan kecenderungan terjadinya perubahan penggunaan lahan dan perumahan menjadi perdagangan. 3. Adanya perhatian dari berbagai pihak terhadap Pelabuhan, yang selama menjadi dukungan aksesibilitas dari dan ke Pelabuhan yang diyakini akan menjadi potensi yang berarti untuk dapat mengoptimalkan peran dan fungsi, baik dalam skala kegiatan nasional maupun internasional. 4. Keberadaan Terminal sebagai simpul pergerakan regional dan simpul pergerakan lokal untuk angkutan kota, dimana kondisi saat ini masih belum memadai dapat dikemas menjadi satu paket simpul pergerakan terpadu dengan tetap mengedepankan kualitas pelayanan publik. 5. Peningkatan kapasitas pelayanan Bandara melalui perpanjangan landasan pacu pada dan memfungsikan kembali jalur penerbangan reguler harus memacu upaya-upaya untuk mengembangkan Bandara sebagai simpul angkutan udara yang efisien dan efektif. 6. Posisi Kota Bengkulu sebagai jalur lintasan telah berdampak pada konflik kepentingan penggunaan jalan pada pintu-pintu lintasan yang pada gilirannya mengganggu kelancaran arus lalu-lintas di jalan raya. 7. Kota Bengkulu memiliki pantai dengan karakteristik penduduk di sekitarnya bermata pencaharian sebagai nelayan, serta adanya potensi lahan-lahan kosong untuk kegiatan wisata bahari. Kondisi ini harus diakomodir dalam wujud struktural tata ruang berwawasan lingkungan. 8.
Keberadaan bangunan-bangunan yang memiliki nilai historis tinggi telah membentuk image tersendiri bahwa Kota Bengkulu adalah kota yang kental dengan nilai-nilai luhur budaya bangsa yang harus dimanifestasikan dalam penataan tata ruang kota.
Pokja Sanitasi Kota Bengkulu
2 - 34
Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu
9.
Aglomerasi fasilitas pendidikan serta adanya potensi potensi lahan kosong yang merupakan areal cadangan kawasan terbangun telah memperkuat peran dan fungsi kawasan tersebut menjadi pusat pendidikan dan olah raga yang perlu ditingkatkan aksesibilitasnya.
10. Peran dan fungsi Rumah Sakit serta fasilitas-fasilitas pendukungnya dalam pelayanan kesehatan tidak saja dirasakan oleh masyarakat Kota Bengkulu melainkan juga masyarakat di wilayah hinterland (belakang). Kondisi seperti ini telah membawa konsekuensi terhadap tuntutan pelayanan kesehatan yang didukung oleh peningkatan aksesibilitas dari dan ke kawasan sekitar Rumah Sakit. 11. Kawasan Perumnas dan sekitarnya diduga kuat akan menjadi tumpuan harapan bagi pengembangan perumahan di masa mendatang. Kondisi ini harus diantisipasi dengan cermat melalui penyediaan prasarana dan sarana dasar yang memadai. 12. Adanya lahan-lahan kosong yang sangat potensial, harus dicermati dan diantisipasi pemanfaatannya sehingga memberikan nilai sosial-ekonomis yang dapat menjamin terwujudnya visi Kota Bengkulu. 13. Pertumbuhan dan perkembangan Kota Bengkulu tidak dapat dilepaskan dari peranan kegiatan industri kecil dan rumah tangga yang tumbuh dan berkembangan. Aglomerasi kegiatan industri tersebut di daerah ini telah memberikan warna dan citra kawasan sebagai kawasan industri dan fasilitas pendukungnya. 14. Adanya kegiatan penambangan bahan galian C dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah harus menjadi perhatian bersama dalam penataan ruang berwawasan lingkungan. Berdasarkan uraian di atas, maka secara garis besar kebijakan makro penataan ruang Kota Bengkulu dapat dirumuskan sebagai berikut : 1.
Meningkatkan aksesibilitas dari dan ke pusat-pusat kegiatan pelayanan kesehatan (rumah sakit) melalui peningkatan Jalan.
2.
Melestarikan dan mengaktualisasikan peninggalan yang didukung oleh pengembangan wisata/rekreasi/hiburan pendukungnya, serta relokasi secara bertahap kegiatan pergudangan.
Pokja Sanitasi Kota Bengkulu
2 - 35
Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu
3.
Mengendalikan secara ketat terhadap tumbuh dan berkembangnya industri berskala menengah - besar, kecuali industri berteknologi tinggi (high tech), memacu pertumbuhan/perkembangan industri kecil dan industri rumah tangga, serta pengembangan pergudangan/terminal kargo sebagai upaya mengurangi beban pergudangan yang ada di kawasan pusat kota.
4.
Pengembangan kawasan permukiman/perumahan di wilayah Perumnas dan sekitarnya dan pengendalian pertumbuhan kegiatan/areal terbangun, serta membuka isolasi kawasan permukiman/perumahan tersebut melalui pembangunan jalan.
5. Pengembangan pertanian dan atau usaha-usaha ekonomi berbasis pertanian dengan tetap memperhatikan pemanfaatan tenaga kerja lokal dan keseimbangan kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup. 6. Intensifikasi kegiatan perdagangan dan jasa di kawasan pusat kota. 7. Meningkatkan Jalan pada sisi sebelah Barat dan jalan-jalan kolektornya yang memiliki daya hubung kuat, serta merelokasi median pemisah jalan guna merangsang tumbuh dan berkembangnya kawasan dan menunjang kelancaran arus lalu-lintas. 8. Mengoptimalkan
peran
dan
fungsi
Pelabuhan
tanpa
harus
menimbulkan
gangguan/konflik tata ruang terhadap kawasan pusat kota dan kawasan lain yang berbatasan dengan kawasan Pelabuhan. 9. Meningkatkan kapasitas pelayanan Terminal sebagai simpul pergerakan lokal dan regional dengan tetap mengedepankan pelayanan yang cepat, murah, bersih, tertib, dan aman. 10. Meningkatkan kualitas prasarana dan sarana penunjang Bandara serta aksesibilitas dari dan ke Bandara dengan tetap memperhatikan keterpaduan sistem transportasi/ pergantian antar moda (angkutan). 11. Mempertahankan/mengendalikan secara ketat terhadap kawasan dan atau bangunan yang memiliki nilai historis tinggi. 12. Mempertahankan fungsi kawasan pendidikan dan olah raga yang didukung oleh pengembangan kawasan perumahan dan peningkatan aksesibilitas kawasan. Pokja Sanitasi Kota Bengkulu
2 - 36
Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu
13. Mengembangkan kegiatan wisata bahari yang bertumpu pada nilai-nilai tradisi dan budaya masyarakat nelayan dengan tetap mempertahankan keseimbangan dan kelestarian ekosistem kawasan pantai. 14. Mengembangkan kegiatan pertanian campuran di wilayah Selatan Kota Bengkulu yang berorientasi pada budidaya tanaman berumur panjang, dengan tetap menjaga keseimbangan ekosistem / kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup Rencana pengembangan sistem pusat-pusat pelayanan Kota Bengkulu adalah : Pusat
wilayah kota
antara
lain Kawasan sekitar Kantor Camat
Muara
Bangkahulu/Pematang Gubernur, Kawasan Pagar Dewa, dan Kawasan Simpang Kandis. Pusat Pelayanan Lingkungan antara lain Simpang SPBU Kandang Limun, Simpang TVRI, Simpang Nakau, Simpang SPBU Natadirja, Simpang Polda, Simpang SPBU Air Sebakul, dan Simpang Betungan. Pusat Kota. Sub-Pusat Kota yaitu Pasar Panorama dan sekitarnya.
Pembagian wilayah kota (seperti terlihat pada Gambar Peta) dengan fungsi yang ditetapkan sebagai berikut : BWK-A, dengan pusat di Kawasan Pasar Minggu. Fungsi utama BWK ini adalah: a) Pusat pemerintahan, b) Perdagangan dan jasa, c) Pendidikan, d) Pariwisata (Alam dan Budaya), dan e) Permukiman. BWK-B, dengan pusat di Kawasan Pasar Panorama. Fungsi utama BWK ini adalah : a) Pemerintahan, b) Perdagangan, c) Kawasan Cagar Alam, d) Pertanian, e) Permukiman, dan Pokja Sanitasi Kota Bengkulu
2 - 37
Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu
f) Ruang Terbuka Hijau. BWK-C, dengan pusat di kawasan Kantor Camat Muara Bangkahulu. Fungsi utama BWK ini adalah : a) Perkantoran, b) Pendidikan Tinggi, c) Pertanian, dan d) Permukiman. BWK-D, dengan pusat di Kawasan Pagar Dewa. Fungsi utama BWK ini adalah : a) Perhubungan Udara, b) Terminal regional, c) Pendidikan, d) Jasa perdagangan dan e) Permukiman. BWK-E, dengan pusat di Kawasan Simpang Kandis. Fungsi utama BWK ini adalah : a) Industri, b) Pelabuhan Laut, c) Pergudangan, d) Kawasan Lindung, dan e) Permukiman. Untuk lebih jelasnya, lihat peta di bawah ini :
Pokja Sanitasi Kota Bengkulu
2 - 38
Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu
Peta 2.9 Rencana Pusat Layanan Kota Bengkulu
Pokja Sanitasi Kota Bengkulu
2 - 39
Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu
Peta 2.10 Rencana Pola Ruang Kota Bengkulu
Indonesia merupakan kepulauan yang terletak di antara pertemuan Lempeng Eurasia dan Australia yang selalu bergerak. Oleh karena itu Kepulauan Indonesia sangat rawan terhadap bencana gempa bumi, tsunami dan letusan gunung api Berdasarkan penelitian geologi diketahui bahwa potensi episentrum gempa bumi tersebar di sepanjang Pantai Barat Pulau Sumatera yang merupakan zona subduksi antara lempeng Eurasia dan Australia. Selain itu, di sepanjang Pulau Sumatera terdapat sebaran gunung api aktif Bur Ni Telong, Puet Sague, dan Sorik Marapi, serta Sesar Semangko yang memanjang dari Banda Aceh sampai Lampung. Berdasarkan Peta Bahaya Goncangan Gempa Bumi Indonesia (Kertapati, 1999), percepatan gempa bumi dengan periode ulang 500 tahunan atau 90% tidak akan terlewatkan dalam 50 tahun. Daerah ini termasuk pada wilayah pusat gempa bumi merusak dengan kedalaman dangkal hingga menengah (0-150 km) bagian Barat Sumatera, zona antara 0,25 - 0,35 g dengan besaran gempa > 5,6 Skala Richter (SR). Dengan menggunakan Skala Modified
Pokja Sanitasi Kota Bengkulu
2 - 40
Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu
Mercalli Intensity (MMI), pantai pesisir Bengkulu termasuk pada zona kategori nilai intensitas V hingga IX. Tabel 2.14 Skala Modified Mercalli Intensity (MMI) Skala
Keterangan
I
Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luar biasa oleh orang tertentu saja
II
Getaran dirasakan orang tertentu, benda-benda ringan yang bergantungan
III
Getaran dirasakan nyata di dalam, terasa seakan-akan truk lewat
IV
Getaran dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah, di luar hanya oleh orang tertentu saja. Barang pecah belah, jendela, pintu gemerincing dinding berbunyi karena pecah-pecah
V
Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk. Barang pecah belah, jendela dan sebagainya pecah, barang-barang terpelanting pohon, tiang dan lain-lain tampak goyang, bandul lonceng jam dapat terhenti
VI
Getaran dirasakan oleh semua orang, kebanyakan terkejut dan lari keluar. Plaster dinding jatuh dan ceronbong asap pabrik rusak ringan
VII
Semua orang ke luar rumah, kerusakan ringan pada rumah dan bangunan yang konstruksinya tidak baik maupun yang baik. Cerobong asap pecah atau retakretak. Getaran dapat dirasakan oleh orang yang naik kendaraan
VIII
Kerusakan ringan pada bangunan-bangunan yang konstruksinya baik. Retakretak pada bangunan-bangunan yang kuat. Dinding dapat lepas dari kerangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen roboh, air menjadi keruh
IX
Kerusakan pada bangunan-bangunan yang rangkanya kuat, rumah menjadi tidak tegak (lurus). Banyak retakan pada bangunan-bangunan yang konstruksinya kuat , bangunan rumah bergeser dari pondasinya, pipa di dalam tanah putus
X
Bangunan-bangunan dari kayu kuat rusak, rangka rumah lepas dari pondasinya, tanah terbelah, rel melengkung, tanah lengser di tebing dan di tanah yang curam. Terjadi gelombang pasang atau tsunami
XI
Hancur sama sekali. Gelombang gempa tampak pada permukaan tanah, pemandangan gelap, benda-benda terlempar ke udara
Pokja Sanitasi Kota Bengkulu
2 - 41
Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu
Peta 2.11 Peta Zona Penyelamatan dan Arah Penyelamatan Bahaya Tsunami
Kab. Bengkulu Tengah
13.
Pokja Sanitasi Kota Bengkulu
2 - 42
Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu
Peristiwa gempa yang pernah terjadi di Provinsi Bengkulu (Rahardiawan, 2000), yaitu pada 1963 - 1975 terjadi 3-16 kali gempa/tahun, 1984 sebanyak 2 kali, 1992 terjadi sebanyak 26 kali dan 1995 terjadi sebanyak 2 kali. Gempa besar dengan kekuatan di atas 6 skala Richter pernah terjadi pada tahun 2000 (7,6 skala Richter) dan tahun 2007 (6,9 skala Richter). Gempa-gempa tersebut sebagian besar menunjukkan mekanisme sesar naik, sedangkan sebagian lagi adalah sesar normal, mendatar oblique dan sesar mendatar. Arah kompresi maksimum umumnya Timur Laut - Barat Daya dan Barat Laut - Tenggara dengan dominasi sesar naik yang memiliki magnitude besar (>7). Pemicu tsunami di Bengkulu adalah akibat gempa bumi yang terjadi di dasar laut pada zona busur muka patahan Mentawai dan zona seismik Benioff. Sejarah peristiwa bencana tsunami di Pantai Bengkulu (Rahardiawan, 2000) adalah: tahun 1777, 1833, 1861, 1906, 1931 dan 1958. Untuk memperkecil resiko serangan tsunami, dapat dibuat jalur hijau dari tanaman keras ±200 m dari pantai, pelestarian hutan bakau, tidak dirusaknya terumbu karang dan pembuatan rumah bertiang.
2.5
SOSIAL DAN BUDAYA
Fasilitas pendidikan di Kota Bengkulu termasuk lengkap mulai dari Taman Kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Keberadaan fasilitas pendidikan tinggi yang lengkap tersebut menarik penduduk untuk datang ke Kota Bengkulu. Jumlah perguruan tinggi yang ada di Kota Bengkulu 4 buah yang terdiri dari 2 perguruan tinggi negeri dan 8 perguruan tinggi atau akademi swasta. Banyaknya fasilitas pendidikan yang ada di Kota Bengkulu totalnya 280 sekolah mulai dari TK hingga SMU, baik sekolah negeri maupun sekolah swasta. Kondisi sekolah sebagian besar tergolong baik. Hal ini ditandai dengan salah satu fungsi Kota Bengkulu adalah sebagai pusat pendidikan tinggi di wilayah Kota Bengkulu (Bengkulu sebagai Kota Pelajar). Tabel 2.15 Jumlah Fasilitas Pendidikan Kota Bengkulu Tahun 2009 No
Fasilitas
Negeri
Swasta
Jumlah
(Unit)
(Unit)
(Unit)
1
TK
6
87
93
2
SD
82
10
92
Pokja Sanitasi Kota Bengkulu
2 - 43
Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu
3
SLTP
34
16
50
4
SMU
19
22
41
5
Perguruan Tinggi
2
8
10
143
143
286
Total
Sumber : Bengkulu Dalam Angka Tahun 2009, BPS Kota Bengkulu
Sedangkan untuk jumlah penduduk, rumah tangga dan kepadatan penduduk Kota bengkulu dapat dilihat pada tabel 2.16 dan 2.17.
Tabel 2.16 Jumlah Penduduk, Rumah Tangga dan Kepadatan Penduduk Kota Bengkulu, 2006 – 2010
Pokja Sanitasi Kota Bengkulu
2 - 44
Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu
Tabel 2.17 Jumlah Penduduk, Rumah Tangga dan Kepadatan Penduduk Kota Bengkulu, 2006 – 2010
Kondisi permukiman Kota Bengkulu tercermin pada sarana perumahan yang ada termasuk kualitas rumah dan lingkungannya (Persebaran Permukiman Kumuh di Kota Bengkulu dapat dilihat pada Gambar). Untuk jelasnya mengenai perkiraan kebutuhan fasilitas perumahan Kota Bengkulu tahun 2012 dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Pokja Sanitasi Kota Bengkulu
2 - 45
Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu
Tabel 2.18 Perkiraan Kebutuhan Fasilitas Perumahan Kota Bengkulu Tahun 2012 No
Kecamatan
Penduduk Tahun 2012 (Jiwa)
Jenis Perumahan Kavling Besar Unit
M2
Kavling Sedang Unit
M2
Kavling Kecil Unit
M2
Jumlah Unit
M2
1
Selebar
43.437
869
695.200
2,606
1,303,000
5.212
1,563,600
8.687
3,561,800
2
Kampung Melayu
21.368
427
341.600
1,282
641,000
2.564
769,200
4.273
1,751,800
3
Gading Cempaka
90.48
1.810
1.448.000
5,429
2,714,500
10.86
3,257,400
18.097
7,419,900
4
Ratu Samban
31.53
631
504.800
1,892
946,000
3.784
1,135,200
6.307
2,586,000
5
Ratu Agung
48.972
979
783.200
2,938
1,469,000
5.877
1,763,100
9.794
4,015,300
6
Teluk Segara
27.876
558
446.400
1,673
836,500
3.345
1,003,500
5.576
2,286,400
7
Sungai Serut
20.968
419
335.200
1,258
629,000
2.516
754,800
4.193
1,719,000
8
Muara Bangkahulu KOTA BENGKULU
30.913
618
494.400
1,855
927,500
3.71
1,113,000
6.183
2,534,900
315.544
6.311
5.048.800
18,933
9466500
37.87
11,359,800
63.11
25,875,100
Sumber : RTRW Kota Bengkulu
Pokja Sanitasi Kota Bengkulu
2 - 46
Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu
13 11
6
1
5
4
12 10 17 3 16
2 8
15
9 7 14
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Kel. Kebun Keling Kel. Berkas Kel. Sukamerindu Kel. Kp.Bali Kel. Bajak Kel. Tengah Padang Kel. Kebun Beler Kel. Sumur Melele Kel. Penurunan Kel. Kampung Klawi Kel. Malabero Kel. Pasar Bengkulu Kel. Pondok Besi Kel. Anggut Bawah Kel. Pengantungan Kel. Belakang Pondok Kel. Kebun Ros
Gambar 2.12 Persebaran Permukiman Kumuh di Kota Bengkulu
Pokja Sanitasi Kota Bengkulu
2 - 47
Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu
2.6
KELEMBAGAAN PEMERINTAHAN
Berikut ini merupakan Susunan lembaga pemerintah yang terlibat dalam pengelolaan sanitasi kota Bengkulu, antara lain: Dinas Kesehatan
Dinas Lingkungan Hidup
Pokja Sanitasi Kota Bengkulu
2 - 48
Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu
Dinas Pertartamaan dan Kebersihan Kota Bengkulu
Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Kota Bengkulu
Pokja Sanitasi Kota Bengkulu
2 - 49
Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu
Dinas Pekerjaan Umum Kota Bengkulu
Pokja Sanitasi Kota Bengkulu
2 - 50