Table of Contents Daftar Isi
Financial Highlights 02 Ikhtisar Keuangan Vision and Mission 03 Visi dan Misi Message from President Commissioner 04 Sambutan dari Presiden Komisaris Message from President Director 06 Sambutan dari Presiden Direktur Profile of Chinatrust Commercial Bank 08 Profil Chinatrust Commercial Bank Profile of Bank Chinatrust Indonesia 09 Profil Bank Chinatrust Indonesia Business Strategy 10 Strategi Bisnis Financial Review
15 Tinjauan Keuangan
Milestones 20 Tonggak Sejarah Risk Management 22 Manajemen Risiko Good Corporate Governance 27 Tata Kelola Perusahaan Report of Risk Monitoring Committee 39 Laporan Komite Pemantau Risiko Report of Audit Committee 41 Laporan Komite Audit Report of Remuneration and Nomination Committee 43 Laporan Komite Remunerasi dan Nominasi Corporate Social Responsibility 45 Tanggung Jawab Sosial Human Resources Management 47 Manajemen Sumber Daya Manusia Information Technology 49 Teknologi Informasi Office Network 50 Jaringan Kantor Profile of Board of Commissioners
51 Profil Dewan Komisaris
Profile of Board of Directors 54 Profil Dewan Direktur Executive Officers 58 Pejabat Eksekutif Products and Services 59 Produk dan Layanan Organizational Structure 60 Struktur Organisasi Responsibility for Financial Reporting 61 Tanggung Jawab Pelaporan Keuangan Audited Financial Statement 63 Laporan Keuangan yang Telah Diaudit
Annual Report 2009 Laporan Tahunan
01
Financial Highlights Ikhtisar Keuangan
In billions of Rupiah
2009
2008
Dalam miliar Rupiah
BALANCE SHEET Total Assets Loans (Gross) Loan Loss Allowance Total Deposits Total Liabilities Equity
4,682.27 3,109.97 161,98 2,841.03 3,245.96 1,436.31
4,849.88 3,377.42 113.55 2,909.80 3,604.52 1,245.36
NERACA Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diberikan (Bruto) Penyisihan Penghapusan Jumlah Dana Pihak Ketiga Jumlah Kewajiban Ekuitas
331.26 166.61 619.92 401.76 272.36 190.95
305.38 166.69 598.06 335.48 269.37 185.25
LAPORAN RUGI LABA Pendapatan Bunga - Bersih Pendapatan Operasional lainnya (Selain Bunga) Pendapatan Operasional Beban Operasional Laba (Rugi) Sebelum Pajak Laba (Rugi) Setelah Pajak
INCOME STATEMENT Net Interest Income Other Operating Revenue (non Interest) Operating Revenue Operating Expenses Profit (Loss) Before Tax Profit (Loss) After Tax KEY FINANCIAL RATIOS Capital CAR including credit risk CAR including credit risk and market risk Fixed Assets to Capital Earning Assets Non-Performing Productive Assets Allowance for Productive Asset to Total Productive Assets Compliance of Allowance for productive Assets Compliance of Allowance for Non productive Assets NPL Gross NPL Net Rentability ROA ROE NIM Operating Expenses to Operating Revenues Liquidity LDR Compliance Percentage Violation of Legal Lending Limit (LLL) Percentage Lending in Excess of LLL Reserve Requirement (Rupiahs) Net Open Position (NOP)
02
Bank Chinatrust Indonesia
44.72% 43.71% 3.82%
34.66% 33.76% 3.40%
4.90%
2.73%
RASIO KEUANGAN UTAMA Permodalan KPMM (risiko kredit) KPMM (risiko kredit + risiko pasar) Aktiva Tetap terhadap Modal Kualitas Aktiva Aktiva produktif bermasalah
3.45%
2.59%
PPA Produktif terhadap Aktiva Produktif
105.50%
126.69%
Pemenuhan PPA Produktif
0.00% 7.72% 3.64%
100.00% 4.02% 2.30%
5.83% 14.82% 8.16%
5.97% 16.97% 7.81%
64.81%
56.09%
Pemenuhan PPA Non Produktif NPL Bruto NPL Bersih Rentabilitas ROA ROE NIM Beban Operasi terhadap Pendapatan Operasi (BOPO)
109.47%
116.07%
nil nil 5.17% 2.84%
nil nil 5.33% 2.01%
LDR Kepatuhan Persentase Pelanggaran Batas Maksimum Pemberian Kredit (BPMK) Giro Wajib Minimum (Rupiah) Posisi Devisa Neto (PDN)
Vision and Mission Visi dan Misi
Vision:
Visi:
The Indonesian Platform of a Regional Bank that provides:
Menjadi basis di Indonesia bagi Bank Regional dengan menyediakan: Jasa keuangan terpercaya bagi nasabah Tantangan dan kesempatan berkembang bagi yang berpotensi Keuntungan menarik dan berkualitas bagi pemegang saham Kontribusi positif bagi masyarakat
Reliable financial services to target customers Learning and growing opportunities for the talents Attractive and quality financial returns for shareholders A positive contributor to its community
Mission:
Misi:
To Customers: Provide excellent services Provide creative products Number one Trade Finance Bank
Untuk Nasabah: Memberikan pelayanan terbaik Menyediakan produk-produk kreatif Bank nomor satu dalam Trade Finance
To Shareholders: Maximize Return on Equity (ROE After Tax > 14%, ROA > 5%) Maintain a good assets quality (NPL net < 1%)
Untuk Pemegang Saham: Memaksimalkan Return on Equity (ROE setelah pajak > 14%, ROA > 5%) Mempertahankan kualitas aset yang baik (NPL bersih < 1%) Mengoptimalkan modal (Positif Laba) Menciptakan sinergi cross-selling
Leverage the capital (Positive Economic Profit) Create cross-selling synergy To Employee: Provide a happy and healthy working environment Provide the most competitive employee welfare Provide the best training to employees
Untuk Karyawan: Menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan dan sehat Memberikan kesejahteraan karyawan yang paling kompetitif Menyediakan pelatihan terbaik bagi karyawan
To Community: Strictly comply with the laws and regulations Participate in community activities
Untuk Komunitas: Secara ketat mematuhi undang-undang dan peraturan Berpartisipasi dalam kegiatan komunitas
Core Values: We emphasize on Caring, Professional and Trustworthy as our core value, which reflects in every employee’s behaviour, action, and decision-making process.
Nilai Utama Budaya Perusahaan: Kami menekankan pada Peduli, Profesional dan Terpercaya sebagai nilai utama budaya perusahaan kami yang tercermin pada setiap sikap, tindakan, dan proses pengambilan keputusan kami.
Annual Report 2009 Laporan Tahunan
03
Message from President Commissioner Sambutan dari Presiden Komisaris
04
Dear Stakeholders,
Para pemegang Saham yang terhormat,
The economy of Indonesia demonstrated resilience in the face of the global economic crisis and fared surprisingly better than expected in 2009: GDP grew by 4.3%, the Rupiah appreciated to 9,395, inflation rate was at a low 2.78% and the Bank Indonesia rate was stable, at 6.5% level.
Perekonomian Indonesia di tahun 2009 menunjukkan daya tahan yang cukup kuat di tengah krisis ekonomi global. Kondisi ekonomi Indonesia ternyata lebih baik dari yang diperkirakan sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi 2009 mencapai 4,3%, nilai tukar Rupiah menguat ke level 9.395, tingkat inflasi dapat ditekan pada 2,78% dan tingkat BI Rate, yang menjadi indikator tingkat suku bunga pasar, bertahan di level 6,5%.
The performance of Bank Chinatrust Indonesia (BCI) was satisfactory in 2009 as well: Net profit before tax reached IDR 272.36 billion and IDR 190.95 billion after tax, increased by 1.11% and 3.1% respectively from 2008. Total equity grew by 15.33% to IDR 1.44 trillion from previous year’s IDR 1.25 trillion. The Capital Adequacy Ratio of the Bank reached 43.71% compared with 33.76% in 2008.
Kinerja Bank Chinatrust Indonesia (BCI) cukup memuaskan di 2009: Laba Bersih Sebelum Pajak mencapai IDR 272,36 miliar dan IDR 190,95 miliar setelah pajak yang merupakan kenaikan 1,11% dan 3,1%. Jumlah ekuitas adalah sebesar IDR 1,44 triliun, meningkat 15,33% dibandingkan posisi pada tahun sebelumnya yang mencapai IDR 1,25 triliun. Rasio kecukupan modal BCI mencapai 43,71% dibandingkan dengan 33,76% di tahun 2008.
Looking forward, BCI is optimistic about the recovery of the global economy and the growth in the Republic of Indonesia, and will continue to build for the future. BCI will expand its product offerings, strengthen its systems, processes and human capital to serve its customers better.
Dengan hasil yang telah dicapai pada tahun 2009 tersebut dan melihat peluang yang masih dapat terus digali dan dikembangkan, BCI terus membangun masa depan dengan memperkokoh struktur permodalannya guna mendukung perkembangan dan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Furthermore, BCI expects to increase collaboration with its major shareholder, Chinatrust Commercial Bank in Taiwan, aiming to expand its market share in Indonesia. All employees of BCI shall apply the corporate value of Caring, Professional and Trustworthy into their daily business conduct. Consequently, BCI shall be able to play an important role in achieving the major shareholder’s corporate mission of Protect and Build and vision of Taiwan Champion, Asia Leader and North America Innovator.
Selain itu, BCI akan meningkatkan kolaborasi dengan pemegang saham mayoritasnya, Chinatrust Commercial Bank di Taiwan, dengan tujuan meningkatkan pangsa pasar di Indonesia. Semua karyawan BCI senantiasa menerapkan nilai utama budaya perusahaan Peduli, Profesional dan Terpercaya dalam melakukan bisnis sehari-hari. BCI akan dapat memainkan peran yang penting dalam mencapai misi korporasi pemegang saham mayoritas untuk Melindungi dan Membangun serta visi untuk menjadi Taiwan Champion, Asia Leader, dan North America Innovator.
2010 is another year of challenges. However, the Board of Commissioner is optimistic and confident that under the guidance of Bank Indonesia, supports from the Board
Tahun 2010 adalah tahun penuh dengan tantangan. Walaupun demikan, dengan bimbingan Bank Indonesia, dukungan dari Dewan Komisaris, nasabah, serta dedikasi
Bank Chinatrust Indonesia
Committees, customers and the dedication of staff, BCI will be able to achieve a higher growth in revenue and profit.
karyawan, BCI akan dapat mencapai pertumbuhan bisnis yang lebih tinggi.
On this occasion and on behalf of the Board of Commissioners, I wish to convey our earnest appreciation to the management and employees for their dedication, and to the stakeholders including shareholders, customers, and the public at large, for their trust and support given to the bank. I wish to express our gratitude to Bank Indonesia especially for their guidance and supervision.
Pada kesempatan ini kami atas nama Dewan Komisaris menyampaikan penghargaan kepada segenap jajaran manajemen dan seluruh karyawan atas dedikasi yang telah diberikan sehingga BCI bisa melalui tahun 2009 dengan baik. Kepada seluruh stakeholder BCI yang meliputi pemegang saham, nasabah dan masyarakat umum, kami mengucapkan terima kasih atas kepercayaan dan dukungan yang diberikan. Kepada Bank Indonesia, secara khusus kami mengucapkan terima kasih atas bimbingan dan pengawasan yang sudah dilakukan selama ini.
Dr. Jeffrey L. S. Koo President Commissioner Presiden Komisaris
Annual Report 2009 Laporan Tahunan
05
Message from President Director Sambutan dari Presiden Direktur
06
The year 2009 was a challenging year for the banking industry in Indonesia, considering that the impact of the global crisis has not completely passes, we began the year by implementing prudential principles in terms of loan disbursements.
Tahun 2009 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi industri perbankan Indonesia, mengingat dampak krisis global yang belum sepenuhnya berlalu, sehingga kami mengawali tahun ini dengan mengambil kebijakan untuk lebih berhati-hati dalam hal penyaluran kredit.
BCI had quite encouraging performance results in year 2009. From operational point of view, even though the achievement of total asset, loans granted, and funding are lower than previous year, in overall BCI has shown a good performance. Net interest income amounted to IDR 331.6 billion as of yearend 2009, an increase of 8.47% from IDR 305.38 billion in the corresponding period a year ago. Moreover, the Bank successfully posted profit before tax of IDR 272.36 billion, a 1.11% increase on the previous year’s result of IDR 269.37 billion.
Hasil kinerja keuangan tahun 2009 cukup menggembirakan, dari kegiatan operasional, meskipun total aktiva, penyaluran kredit dan penghimpunan dana pencapaiannya lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, namun secara keseluruhan BCI menunjukkan kinerja yang cukup baik. Pendapatan bunga bersih mencapai IDR 331,26 miliar pada akhir tahun 2009, meningkat sebesar 8.47% dibandingkan periode tahun sebelumnya yaitu IDR 305,38 miliar. Bank berhasil membukukan laba sebelum pajak sebesar IDR 272.36 miliar, meningkat dari IDR 269,37 miliar pada tahun 2008.
Financial ratios showed that Capital Adequacy Ratio (CAR) of 43.71% is substantially higher than Bank Indonesia’s minimum requirement of 8%. This underscores the Bank’s ability to grow its business volume in the next coming years. Aside from CAR, our profitability ratios are also on the upside. Net Interest Margin (NIM) rose from 7.81% to 8.16% in 2009, while return on average asset (ROA) and return on average equity (ROE) were 5.83% and 14.82% respectively as of 31 December 2009.
Dari rasio keuangan menunjukkan bahwa ratio kecukupan modal (CAR) sebesar 43,71% jauh lebih tinggi dari ketentuan Bank Indonesia sebesar 8%. Hal ini mencerminkan kemampuan BCI untuk meningkatkan volume bisnisnya di tahun yang akan datang. Di sisi lain, rasio-rasio profitabilitas pun menunjukkan trend yang sama, pendapatan bunga bersih meningkat dari 7,81% menjadi 8,16% pada tahun 2009, sementara rasio laba terhadap aktiva dan laba terhadap modal masing-masing mencapai 5,83% dan 14,82% untuk posisi 31 Desember 2009.
The 2009 results were indeed not as good as BCI’s expectation. However, they were the turning point, which will bring BCI to a higher, solid and stable achievement.
Hasil yang dicapai di tahun 2009 ini memang masih dibawah hasil yang diharapkan. Namun hasil ini merupakan titik awal untuk membawa BCI ke tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi dan mantap.
Looking ahead to 2010, while improvements are projected in a number of key macro-economic indicators, we must nevertheless ensure that our prudent strategy remains intact. With the support of our major shareholder, Chintarust Commercial Bank-Taiwan, we will continue to expand our presence by opening new branches; further developing our Information Technology platforms; launching new and innovative products; and optimising the intermediary function by implementing risk management consistently,
Memasuki tahun 2010, walaupun berbagai indikator ekonomi makro diproyeksikan mengalami perbaikan di tahun 2010, kami tetap harus menyingkapinya dengan penuh kehatihatian. Didukung oleh Chinatrust Commercial Bank-Taiwan sebagai pemegang saham utama, kami akan terus memperluas keberadaan kami dengan membuka cabang baru, mengembangkan kerangka Teknologi Informasi, meluncurkan produk baru dan inovatif, serta menjalankan fungsi intermediasi yang lebih optimal dengan menerapkan
Bank Chinatrust Indonesia
continuing to hold the sound Bank status and giving contribution for reaching the maximum profit to shareholders.
manajemen risiko secara konsisten, tetap mempertahankan predikat bank yang sehat dan memberikan kontribusi pencapaian laba yang optimal kepada pemegang saham.
Finally, on behalf of the Board of Directors, I would like to express my sincerest thanks for all the supports we have received, particularly to the Board of Commissioners and Bank Indonesia for their continuous supervision, guidance and direction and also to our shareholders, customers and all of business partners for your continuous support to BCI. We also highly appreciate the management and employees of BCI for their hard work, teamwork, dedication and professionalism throughout the year. We believe that our strong commitment and support from everyone concerned will enable us to continuously improve our working performance and service quality in this year and the years to come.
Akhirnya atas nama Direksi, saya hendak mengucapkan terima kasih atas seluruh dukungan yang telah diberikan kepada kami, khususnya kepada Dewan Komisaris dan Bank Indonesia atas pengawasan, bimbingan, dan pengarahan yang diberikan selama ini. Terima kasih juga kami sampaikan kepada pemegang saham, nasabah, dan segenap mitra usaha atas dukungan yang tiada henti kepada BCI. Penghargaan yang setinggi-tingginya kami berikan kepada segenap jajaran manajemen dan karyawan BCI atas kerja keras, kerjasama, dedikasi dan profesionalisme mereka selama ini. Kami yakin dengan tekad kami yang kuat dan dukungan dari seluruh pihak akan mampu membantu kami untuk terus meningkatkan kinerja pekerjaan dan kualitas layanan dengan lebih baik lagi di tahun ini dan tahun-tahun mendatang.
Peter Liu President Director Presiden Direktur
Annual Report 2009 Laporan Tahunan
07
Profile of Chinatrust Commercial Bank Profil Chinatrust Commercial Bank
08
Chinatrust Commercial Bank Co., Ltd. (“CTCB”) was initially established in 1966 and has grown into the largest private bank in Taiwan. In respond to the changes in Taiwan’s economic growth, the Bank’s predecessor, China Securities Investment Corporation, was transformed and changed its name to China Trust Company, Ltd., which business scope include trust banking, development banking and investment banking. In 1992, CTCB was the first trust company in Taiwan that gained license to be a commercial bank and later changed its name to Chinatrust Commercial Bank, Ltd.
Chinatrust Commercial Bank Co., Ltd. (“CTCB”) didirikan pada tahun 1966 dan telah berkembang menjadi bank swasta terbesar di Taiwan. Menanggapi perubahan-perubahan dalam perkembangan perekonomian di Taiwan, cikal bakal Bank, Bank China Securities Investment Corporation, telah berubah dan berganti nama menjadi Chinatrust Company, Ltd., dimana lingkup usahanya termasuk trust banking, development banking dan investment banking. Pada tahun 1992, CTCB merupakan trust company yang pertama di Taiwan yang memperoleh lisensi menjadi bank komersil dan selanjutnya berganti nama menjadi Chinatrust Commercial Bank, Ltd.
CTCB’s outstanding performance, product innovation, profitability and other excellent achievement have accredited the Bank with various awards from many reputable economic institutions, finance magazines and government agencies. In 2009 Euromoney and FinanceAsia magazine recognized CTCB as “Best Bank in Taiwan”. Some other awards include “Bank of the Year 2009 in Taiwan” by The Banker, “Best Cash Management Bank in Taiwan” by FinanceAsia and Asiamoney; “Best Trade Finance Bank in Taiwan” by Global Finance and FinanceAsia; “Best Subcustodian Bank in Taiwan” by The Asset; and “Best Investment Bank in Taiwan” by Global Finance.
Dengan performa kerjanya yang luar biasa, produk yang inovatif, profitabilitas dan berbagai prestasi yang diraihnya, CTCB di akreditasi dengan banyak penghargaan dari berbagai lembaga keuangan, majalah keuangan dan institusi pemerintah. Pada tahun 2009, majalah Euromoney dan FinanceAsia menganugrahi CTCB sebagai “Best Bank in Taiwan.” Penghargaan lain yang diterima termasuk “Bank of the Year 2009 in Taiwan” dari The Banker, “Best Cash Management Bank in Taiwan” dari FinanceAsia dan Asiamoney; “Best Trade Finance Bank in Taiwan” dari Global Finance dan Finance Asia; “Best Subcustodian Bank in Taiwan” dari The Asset; dan “Best Investment Bank in Taiwan” dari Global Finance.
CTCB covers banking business to both individual and corporate customers. With total assets of more than NTD 1,73 trillion. The Bank has international network of 75 business offices (branch offices, representative offices, subsidiaries, and subsidiary branches) in overseas, in addition to 145 business offices in Taiwan. The Bank’s overseas network include business offices in U.S.A., UK, Japan, Canada, Indonesia, Hong Kong, Philippines, India, Thailand, Singapore, Vietnam and People Republic of China.
CTCB menyediakan berbagai pelayanan perbankan bagi perorangan maupun korporasi. Dengan total aktiva NTD 1,73 triliun. CTCB memiliki 75 kantor bisnis (kantor cabang, anak perusahaan, dan anak cabang perusahaan) di luar negeri, di samping 145 kantor cabang di Taiwan. Kantor cabang luar negeri antara lain terdapat di U.S.A., U.K., Jepang, Kanada, Indonesia, Hong Kong, Filipina, India, Thailand, Singapore, Vietnam dan Republik Rakyat Cina.
Chinatrust Commercial Bank is fully owned by Chinatrust Financial Holding Company (CFHC). As of December 2009, the major shareholders of CFHC are Dr. Jeffrey L.S. Koo, Morgan Stanley Formosa Holdings (Cayman) Limited, Saudi Arabian Monetary Agency, Chinatrust Commercial Bank Trust Account for CFHC Employee Welfare Savings Committee, Farglory Life Insurance Co., Ltd., Chunghwa Post Co., Ltd., Bureau of Labor Insurance, ING Life Insurance Co., Ltd., JPMorgan Chase Bank N.A. Taipei Branch in custody for Foreign Equity Series (a series of Templeton Institutional Funds, Inc.), iShares’ Inc. (IBT).
Chinatrust Commercial Bank dimiliki sepenuhnya oleh Chinatrust Financial Holding Company (CFHC). Pada bulan Desember tahun 2009, pemegang saham utama dari CFHC adalah Dr. Jeffrey L.S. Koo, Morgan Stanley Formosa Holdings (Cayman) Limited, Saudi Arabian Monetary Agency, Chinatrust Commercial Bank Trust Account for CFHC Employee Welfare Savings Committee, Farglory Life Insurance Co., Ltd., Chunghwa Post Co., Ltd., Bureau of Labor Insurance, ING Life Insurance Co., Ltd., JPMorgan Chase Bank N.A. Taipei Branch in custody for Foreign Equity Series (a series of Templeton Institutional Funds, Inc.), iShares’ Inc. (IBT).
Besides Chinatrust Commercial Bank, other subsidiaries of CFHC are Chinatrust Securities Co., Ltd. Chinatrust Insurance Brokers Co., Ltd., Chinatrust Asset Management Company, Chinatrust Venture Capital Corp., Chinatrust Security Company and Taiwan Lottery Co. Ltd.
Selain Chinatrust Commercial Bank, anak perusahaan dari CFHC adalah Chinatrust Securities Co., Ltd., dan Chinatrust Insurance Brokers Co., Ltd., Chinatrust Asset Management Company, Chinatrust Venture Capital Corp., Chinatrust Security Company dan Taiwan Lottery Co. Ltd.
Bank Chinatrust Indonesia
Profile of Bank Chinatrust Indonesia Profil Bank Chinatrust Indonesia
PT Bank Chinatrust Indonesia (“BCI”) is 99% owned by Chinatrust Commercial Bank Co., Ltd. one of the leading banks in Taiwan. The remaining 1% is owned by PT Bank Danamon Indonesia Tbk., one of the premier Indonesian banks. BCI first started its operation in Indonesia in mid 1997 with main purpose to serve the Indo-Taiwanese trade. The initial name was Bank Chinatrust Tamara with shareholding of 85% Chinatrust Commercial Bank Co., Ltd. and 15% Bank Tamara. In year 2001 Chinatrust Commercial Bank Co., Ltd. increased its ownership to 99% and changed the Bank’s name to Bank Chinatrust Indonesia.
PT Bank Chinatrust Indonesia (“BCI”) dimiliki 99% oleh Chinatrust Commercial Bank Co., Ltd., yang merupakan salah satu bank terkemuka di Taiwan. 1% dimiliki oleh PT Bank Danamon Indonesia Tbk., salah satu bank terkemuka di Indonesia. BCI mulai beroperasi di Indonesia pada pertengahan tahun 1997 dengan tujuan utama untuk melayani perdagangan Indo-Taiwan. Pada mulanya BCI beroperasi dengan nama Bank Chinatrust Tamara, yang dimiliki 85% oleh Chinatrust Commercial Bank Co., Ltd. dan 15% oleh Bank Tamara. Pada tahun 2001 Chinatrust Commercial Bank Co., Ltd. meningkatkan kepemilikannya menjadi 99% dan merubah nama Bank Chinatrust Tamara menjadi Bank Chinatrust Indonesia.
Since its establishment in 1997, BCI has consistently delivered good performance and stable growth. In year 2009, BCI received the Platinum Award 2009 as the bank with category "Very Good" for 10 consecutive years (1999-2008) from InfoBank Magazine. This “Very Good” category has always been achieved by the Bank since 1998.
Sejak didirikan di tahun 1997, BCI senantiasa memberikan performa yang bagus dan pertumbuhan yang mantap. Pada tahun 2009, menerima Platinum Award 2009 sebagai bank dengan predikat “Sangat Bagus” selama 10 tahun berturutturut (1999-2008) dari majalah InfoBank. Predikat “Sangat Bagus” ini telah secara tetap diraih BCI sejak tahun 1998.
With 334 professionals, BCI provides a full scope of banking and financial services to both businesses and individuals all over Indonesia. With commitment to become a bank that can be relied upon and trusted, BCI with its 10 (ten) offices in Indonesia, strives to develop long-term partnership and lifelong relationships with customers.
Dengan 334 karyawan, BCI menyediakan ruang lingkup yang lengkap untuk jasa perbankan dan keuangan untuk perusahaan maupun individu di seluruh Indonesia. Dengan komitmen untuk menjadi bank yang dapat diandalkan dan dipercaya, BCI dengan 10 (sepuluh) kantornya di Indonesia, berjuang untuk mengembangkan kerjasama dan hubungan jangka panjang dengan para nasabah.
Shareholders Composition - Komposisi Pemegang Saham
Dr. Koo & Family 7.29%
Public 92.71%
Chinatrust Financial Holding Co., Ltd. 100% PT Bank Danamon Indonesia Tbk 1%
Chinatrust Commercial Bank Co., Ltd. 99%
PT Bank Chinatrust Indonesia
Annual Report 2009 Laporan Tahunan
09
Business Strategy Strategi Bisnis
10
Treasury Business – Riding the waves
Bisnis Treasury – Mengendalikan Tantangan
Year 2009, as financial market faced uncertainties across the globe, Treasury stood still to prove as one of the profit contributors to the company while maintaining a stable and prudent banking management. With its new Treasury system in place, Treasury could provide integrated real time foreign exchange related transactions starting from the Front Office to the Middle and Back Office. As the result, transaction flows and risk monitoring can be managed properly and accurately.
Tahun 2009, sebagaimana diketahui pasar keuangan di seluruh dunia masih menghadapi ketidak pastian, Treasury berhasil membuktikan sebagai salah satu kontributor terhadap keuntungan Bank dan berhasil memelihara kestabilan pengelolaan risiko yang berhati-hati. Dengan adanya sistem baru Treasury, maka Treasury dapat memberikan jasa layanan transaksi valuta asing real time yang terintegrasi mulai dari bagian penerimaan aplikasi, unit pendukung sampai bagian yang memproses transaksi. Sebagai hasilnya, arus transaksi dan pemantauan risiko dapat dikelola dengan baik dan akurat.
With the prolonged global financial turmoil in 2009, coupled with more stricter foreign exchange regulation by Central Bank, the Bank experienced higher pricing competition from other banks to towards its customers, while also having difficulty in trading local currency due to lower volatility throughout the year. There was a slight decrease in our customer’s foreign exchange business compare to those in year 2008. However, Treasury managed to exceed its revenue budget by pushing Trading Desk to its maximum capacity.
Dengan adanya perpanjangan gejolak keuangan global di tahun 2009, ditambah dengan peraturan transaksi valuta asing yang lebih ketat oleh Bank Sentral, Bank menghadapi persaingan harga yang lebih ketat dari bank-bank lain terhadap nasabahnya, sementara itu Bank juga mengalami kesulitan dalam melakukan perdagangan Rupiah karena volatilitas yang lebih rendah sepanjang tahun. Terjadi sedikit penurunan nasabah bisnis valuta asing dibandingkan tahun 2008. Namun, Treasury berhasil melebihi target pendapatan dengan mendorong Trading Desk hingga ke kapasitas maksimumnya.
Treasury as one of the business units in the bank commits to support its customers and other business units to ensure that the Bank achieves its revenue as required by the shareholders. With its capability to manage foreign exchange and interest rate risks more effectively for hedging and trading purpose, Treasury is ready to embrace more challenging years ahead.
Sebagai salah satu unit usaha di BCI, Treasury berkomitmen untuk memberikan pelayanan kepada nasabah dan mendukung unit bisnis lainnya untuk memastikan Bank mencapai target penghasilan sesuai harapan para pemegang saham. Dengan kemampuan untuk mengelola valuta asing dan risiko suku bunga yang lebih efektif untuk tujuan hedging dan trading, Treasury siap untuk menghadapi tantangan ditahun-tahun mendatang.
Corporate Banking
Perbankan Korporasi
Corporate Lending In 2009, loans posted a slight decline as the reaction of global crisis and tightening of credit risk approach towards existing borrowers and very prudent selection of new customers. While Corporate Banking Group’s total revenue in 2009 still recorded an increment of almost 10%.
Pinjaman Korporasi Pada tahun 2009, total pinjaman mencatat adanya sedikit penurunan sebagai dampak dari krisis global dan pendekatan yang lebih ketat terhadap risiko kredit dari debitur yang sudah ada serta lebih berhati-hati dalam menyeleksi nasabah baru. Sementara total pendapatan Grup Perbankan Korporasi di tahun 2009 masih mencatat kenaikan hampir 10%.
2010, will be an awakening year for Corporate Banking Group (”CBG”) business, shooting for 20% increase of Revenue and more than 30% increase of Loans portfolio.
Tahun 2010, adalah tahun kebangkitan untuk bisnis Grup Perbankan Korporasi, yang memproyeksikan peningkatan pendapatan sebesar 20% dan lebih dari 30% untuk portofolio pinjamannya.
Prudent risk practices will be continuously imposed in maintaining as well as acquiring new customer.
Praktek prinsip risiko yang berhati-hati akan terus diberdayakan dalam mempertahankan nasabah yang ada juga dalam memperoleh nasabah baru.
Bank Chinatrust Indonesia
Corporate Banking will also continue to penetrate SME market and focus to double top tier company loans portfolio in order to diversify the risk and improve the asset quality as well.
Perbankan korporasi juga akan terus melakukan penetrasi pasar UMKM dan fokus untuk melipatgandakan portofolio kredit perusahaan tingkat atas untuk diversifikasi risiko dan juga untuk meningkatkan kualitas aset.
We are aiming to generate more fee income from treasury products, CASA, export and import transactions.
Kami bertujuan meningkatkan pendapatan di luar bunga (fee based income) yang dihasilkan dari produk-produk treasury, CASA, transaksi ekspor dan impor.
Taiwanese Segment has become our niche market since the establishment thus our strategy is to deepen and strengthen the relationship by providing friendly and professional Chinese speaking bankers.
Sejak berdirinya BCI, segmen Taiwan telah menjadi pasar kami, maka dengan demikian strategi kami akan memperdalam dan memperkuat hubungan dengan menyediakan profesional bankir yang ramah dan berbahasa Cina.
Recently, Indonesia has been targeted for Taiwanese investors to expand their business horizon. Bank Chinatrust Indonesia as the only Taiwanese Bank in Indonesia would also like to participate in this phenomenon. To ease the new Taiwanese Investors in setting up their companies, access to bank facilities or bank services, CBG would like to provide the advisory services emphasizing in local banking product & services.
Baru-baru ini, Indonesia telah menjadi sasaran untuk investor Taiwan dalam rangka memperluas cakrawala bisnis mereka. Bank Chinatrust Indonesia sebagai satusatunya Bank Taiwan yang ada di Indonesia juga ingin berpartisipasi dalam mewujudkan ini. Untuk memudahkan investor Taiwan yang baru dalam mendirikan perusahaan, akses ke fasilitas bank atau jasa bank, perbankan korporasi akan memberikan layanan konsultasi dalam produk & jasa perbankan lokal.
In order to support the above business growth, CBG initiate several actions as follow :
Untuk mendukung pertumbuhan bisnis di atas, perbankan korporasi melakukan beberapa inisiatif/tindakan sebagai berikut: 1. Memacu bisnis secara efektif dan efisien dengan meningkatkan jangka waktu perputaran dari setiap nasabah. 2. Sehubungan dengan adanya risiko dalam bisnis, perbankan korporasi akan menekankan pada pelatihan dan pengembangan staf garda depan untuk pemasaran, berkolaborasi dengan HRD yang berfokus pada pelatihan berkala untuk karyawan yang baru direkrut dan karyawan yang ada. 3. Mendedikasikan staf yang dapat berbicara bahasa Taiwan sebagai help desk untuk melayani para investor baru dari Taiwan. 4. Layanan perbankan elektronik untuk melengkapi kebutuhan bisnis nasabah sebagai kelengkapan pelayanan bank mengingat keterbatasan cabang yang kami miliki. 5. Reward dan penghargaan bagi individu dan team leader untuk memotivasi karyawan dan untuk karyawan yang mencapai kinerja yang luar biasa. Kartu Kinerja digunakan untuk mencatat kinerja perorangan dan kinerja tim secara bulanan.
1. Pursuing effective and efficient business flow by improving turn around time of each customer. 2. In the risk taking driven business, CBG will emphasize in the training and development of its front line marketing staffs, collaborate with HRD focusing on periodic trainings for newly recruited and existing employees. 3. Set up dedicated Taiwanese Speaking bankers as help desk to serve the growing new investors from Taiwan. 4. Electronic banking services to supplement the need of business customers as the bank ‘s arm length to provide services on top of limited branches we have. 5. Rewards and recognitions for individuals and team leaders for employee motivation and outstanding performances. Performance Cards are used for tracking individual as well as team performance on monthly basis.
Annual Report 2009 Laporan Tahunan
11
Business Strategy Strategi Bisnis
Consumer Banking
12
Perbankan Konsumen
Indonesia Overseas Worker Lending Year 2009 has been a rough and challenging year for IOW business. In addition to emerging competitions, new government regulations and dominant interference kept impacting the business. Nevertheless, IOW business still performed relatively well and successfully helped 32,113 IOW to realize their goals to work abroad.
Pinjaman Kepada Tenaga Kerja Indonesia Tahun 2009 merupakan tahun penuh tantangan bagi bisnis Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Diiringi dengan bertambahnya saingan, peraturan baru pemerintah dan pengaruh dominan terhadap jalannya bisnis. Meskipun demikian, bisnis TKI tetap dapat memberikan hasil yang baik dan dengan sukses membantu 32.113 TKI mewujudkan tujuan mereka untuk bekerja di luar negeri.
BCI’s target in 2010 is to become the Champion of IOW Bank and maintain BCI leading position, in both Market Share and Service Scope. As IOW Financing Pioneer, BCI has strong confidence to lead and maintain the nature of IOW Financing as “Caring and Protecting IOW benefit, Create FX revenue for Republic of Indonesia then contribute profit to Bank”.
Di tahun 2010, target BCI adalah menjadi Bank TKI terbaik dan mempertahankan posisi unggul BCI, baik di sisi pangsa pasar maupun jangkauan pelayanan. Sebagai pelopor bisnis pembiayaan TKI, BCI sangat optimis dapat memimpin dan mempertahankan karakter Pembiayaan TKI yaitu “Peduli dan Melindungi hak TKI, menciptakan laba devisa untuk Republik Indonesia selanjutnya mengkontribusikan keuntungan untuk Bank”.
Consumer Lending Consumer Lending Group (“CLG”) has been established for two and a half years. At the moment, it already has 2 loan products namely Salary Loan and Public Loan. Salary Loan performance shows a steady momentum whilst the Public Loan’s progress signals a tremendous growing trend. Entering the growing stage after passing the learning stage and supported by more mature business model and team, CLG is getting more confident of the loans business in Indonesia market.
Kredit Konsumer Consumer Lending Group (“CLG”) telah didirikan selama dua setengah tahun. Saat ini, telah memiliki 2 jenis produk pinjaman yaitu Salary Loan dan Public Loan. Kinerja dari Salary Loan menunjukan momentum yang stabil sedangkan pertumbuhan Public loan menandakan tren yang baik. Memasuki tingkat pertumbuhan setelah melalui tingkat pembelajaran didukung oleh model bisnis dan tim yang lebih dewasa, CLG lebih yakin lagi akan bisnis pinjaman di pasar Indonesia.
Assured by this indicator, CLG is going to reinforce its army both the troops as well as the weapons. As troop elements, the sales force and channels shall be strengthened by recruiting more people and forming more teams as well as tapping into the Semarang area. While as weapon element, the existing products would be enriched by developing durable-goods installment for Salary Loan and self-employed segment for Public Loan.
Diyakini berdasarkan indikator ini, CLG akan memperkuat a n g kat a n p e ra n g nya b a i k p a s u ka n m a u p u n persenjataannya. Dalam elemen pasukan, tenaga dan saluran-saluran penjualan akan diperkuat dengan membentuk sumber daya manusia dan team yang lebih banyak lagi, selain itu bisnis akan memasuki area Semarang. Sedangkan untuk elemen persenjataan, produk yang ada akan diperkaya lagi dengan mengembangkan cicilan untuk barang-barang yang tahan lama untuk Salary Loan dan segmen pengusaha untuk Public Loan.
These strategies is believed to be able to inflate the CLG portfolio more rapidly as reflected by triple sales goals target in 2010 compared to year 2009.
Dengan strategi-strategi ini, dipercaya akan dapat memompa portofolio CLG lebih cepat lagi dan direfleksikan dengan penentuan target penjualan tiga kali lipat pada 2010 dibandingkan dengan 2009.
Although aggressive in acquiring the business, CLG still holds firmly the principle of credit prudence in evaluating and granting loan to every single applicant .
Meskipun agresif menjalankan bisnisnya, CLG tetap berpegang teguh pada prinsip kehati-hatian kredit dalam mengevaluasi dan memberikan pinjaman kepada setiap pemohon kredit.
Bank Chinatrust Indonesia
Apart from its general loan business, with a spirit of attesting its commitment of devoting itself and providing services to Indonesia consumer market, C LG has started preparing Credit Card business in 2010.
Selain bisnis pinjaman yang menjadi bisnis CLG pada umumnya, dengan semangat membuktikan komitmen untuk mencurahkan dan menyediakan pelayanan kepada pasar konsumer Indonesia, CLG mulai mempersiapkan bisnis Kartu Kredit pada 2010.
Retail Banking Although the year 2010 is expected to be a better year than 2009, the Bank will remain prudent and continuously improve its policies, products, and processes, not only to remain competitive, but also to win in the competition.
Perbankan Ritel Meski tahun 2010 diharapkan lebih baik dibandingkan tahun 2009, Bank tetap melaksanakan prinsip kehatihatian dan akan terus menyempurnakan kebijakan, produk dan proses, tidak sekedar untuk memiliki daya saing, tapi juga untuk memenangkannya.
A number of key strategic initiatives to further develop BCI’s liabilities and asset products have been determined. To support BCI’s retail funding business, Bank will introduce a wide range of deposit products, covering among others CASA in foreign currencies, Saving and Insurance Protection. In parallel, we will continue enhancing our capability in delivering excellent service through system and procedures as well as staff development in line with the Bank’s expansion plan.
Sejumlah inisiatif strategis untuk mengembangkan produk dana dan aktiva telah ditetapkan. Guna mendukung pengembangan bisnis pendanaan ritel BCI, berbagai pilihan produk pendanaan akan diperkenalkan, seperti Giro dan Tabungan dalam mata uang asing, serta Tabungan dan Perlindungan Asuransi. Selain itu, Bank juga akan terus menyempurnakan layanan kepada nasabah melalui pengembangan sistem, prosedur dan sumber daya manusia sejalan dengan rencana ekspansi BCI.
While for retail loan expansion, BCI will launch various personal secured loan products such as Mortgage, Multipurpose Loan, and Small Business Loan.
Sedangkan untuk mengembangkan segmen kredit ritel BCI akan meluncurkan berbagai pilihan produk kredit perorangan seperti Kredit Pemilikan Rumah, Kredit Multiguna, dan Kredit Usaha Kecil.
To support our efforts in loan distribution and fund raising, BCI served its customers through 10 offices (an increase from 8 offices in 2008). In accordance with the Business Plan in 2010, BCI will provide an additional 7 (seven) offices, including 2 Functional Office, so that at the end of 2010, BCI will have 17 offices.
Untuk menunjang pertumbuhan bisnis baik penyaluran kredit maupun penghimpuan dana, BCI melayani nasabah melalui 10 kantor (tumbuh dari 8 kantor di tahun 2008). Sesuai dengan Rencana Bisnis tahun 2010 maka jaringan kantor BCI akan bertambah sebanyak 7 (tujuh) kantor, termasuk 2 Kantor Fungsional , sehingga pada akhir tahun 2010 BCI akan memiliki 17 kantor.
Operation – Improve Operating Cost Efficiency, Process and Service Quality, Operational Risk Management
Operasional – Meningkatkan Efisiensi Biaya-biaya Operasional, Proses dan Kualitas Pelayanan serta Manajemen Risiko Operasional
Its mission is to ensure operating costs are well managed and controlled for cost efficiency with a good Operation Risk Management through process and service quality improvement to support Bank businesses. Strategies for delivering successful missions are:
Misinya adalah untuk memastikan biaya-biaya operasional dikelola dan dikontrol dengan baik untuk pencapaian biaya operasional yang efisien dengan Manajemen Risiko Operasional yang baik dengan cara peningkatan proses dan kualitas pelayanan dalam rangka mendukung bisnis Bank. Strategi-strategi untuk menghasilkan misi yang sukses adalah: - Manajemen dan pengawasan biaya-biaya operasional secara berkala untuk mencapai target efisiensi biaya-biaya.
- Manage and control operating costs on regular basis to achieve the yearly cost efficiency targets.
Annual Report 2009 Laporan Tahunan
13
Business Strategy Strategi Bisnis
- Improve staff knowledge and skills for better Operation Risk Management (ORM) through intensive trainings in house and professional external training providers.
- Continuous operation process improvements with automation processes and system integrations to support operating cost efficiency and improve service quality.
- Deliver Core Values: Caring, Professional and Trustworthy to Bank’s stakeholders thru the consistent implementation of Operation Group’s mission.
14
Bank Chinatrust Indonesia
- Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan staf dalam rangka mencapai Manajemen Risiko Operasional yang lebih baik dengan cara pelaksanaan training yang intensif baik yang dilaksanakan di dalam bank dan di luar bank oleh pelaksana training yang profesional. - Peningkatan proses operasional yang berkesinambungan dengan cara melakukan otomasi proses dan pengintegrasian beberapa sistem bank untuk mencapai efisiensi biaya-biaya operasional dan peningkatan kualitas pelayanan. - Mewujudkan Nilai Utama Budaya Perusahaan: Peduli, Profesional dan Terpercaya kepada stakeholders melalui pelaksanaan misi Operation Group secara konsisten.
Financial Review Tinjauan Keuangan
Net Income
Laba Bersih
In challenging market conditions, the Bank was able to achieve a quite satisfactory performance. The Bank generated a profit before tax of IDR 272.36 billion in 2009, representing a slight increase of IDR 2.99 billion or 1.11% compared to IDR 269.37 billion in 2008. The net profit after tax was recorded at IDR 190.95 billion, representing an increase of IDR 5.70 billion or 3.08 % higher than IDR 185.25 billion last year.
Ditengah situasi pasar yang menantang, Bank masih dapat mencapai hasil yang cukup memuaskan. Bank membukukan laba sebelum pajak sebesar IDR 272,36 miliar di tahun 2009, meningkat sebesar IDR 2,99 miliar atau 1,11% dibandingkan dengan IDR 269,37 miliar pada tahun 2008. Laba bersih setelah pajak tercatat sebesar IDR 190,95 miliar, meningkat sebesar IDR 5,70 miliar atau 3,08% dibandingkan dengan IDR 185,25 miliar pada tahun lalu.
The improved profitability in 2009 was not followed by an increase in ROA and ROE, where in 2009 ROA at 5.83% and ROE at 14.82% were lower compared to 5.97% and 16.97%, respectively, in 2008. These are due to increase in net interest income followed by increase in average total assets.
Peningkatan laba ini tidak diikuti dengan kenaikan rasio ROA dan ROE dimana pada 2009 masing-masing sebesar 5,83% dan 14,82% atau lebih rendah dibandingkan 2008 yang sebesar 5,97% dan 16,97%. Hal ini dikarenakan peningkatan pendapatan bunga bersih di ikuti oleh peningkatan ratarata total aset.
Interest Income
Pendapatan Bunga
Interest Income including fees and commissions on loans, reached to IDR 453.31 billion in 2009, representing an increase 5.09 % compared to interest income in 2008 of IDR 431.37 billion. The increase was mainly due to the increase of average loan volume.
Pendapatan Bunga termasuk pendapatan provisi dan komisi kredit, mencapai IDR 453,31 miliar pada tahun 2009, meningkat sebesar 5,09% dibandingkan perolehan selama tahun 2008 yang sebesar IDR 431,37 miliar. Peningkatan ini disebabkan karena peningkatan rata-rata dari volume kredit yang diberikan.
The largest contributors to interest income were derived from interest income from the Bank’s loan portfolio and marketable securities portfolio which accounted for 83.00% and 16.07%, respectively, of total interest income of IDR 443.37 billion.
Kontribusi utama pendapatan bunga berasal dari perolehan bunga dari kredit yang diberikan dan surat-surat berharga yang dimiliki yang mencakup masing-masing sebesar 83,00% dan 16,07% dari total pendapatan bunga yang sebesar IDR 443,37 miliar.
Interest expenses comprised of interest paid on time deposit, savings, demand deposits, borrowings and other interestbearing liabilities. Interest expenses amounted to IDR 122.05 billion in 2009, compared to IDR 125.99 billion in 2008. This decline of 3.13% was attributable to lower cost of funds as a result of the reduction in interest rates on the Bank’s third party funds.
Beban bunga mencakup bunga yang dibayarkan pada rekening deposito berjangka, tabungan, giro, pinjaman yang diterima, dan kewajiban berbunga lainnya. Beban bunga adalah sebesar IDR 122,05 miliar pada tahun 2009, dibandingkan IDR 125,99 miliar pada tahun 2008. Penurunan 3,13% ini disebabkan biaya pendanaan yang lebih rendah pada tahun 2009 akibat diturunkannya tingkat suku bunga atas simpanan pihak ketiga.
Net Interest Margin (NIM) in 2009 reached 8.16%, an increase of 0.35% from 7.81% in 2008, resulting from the increase in net interest income of IDR 25.88 billion, or 4.69% higher than the growth of average earning assets volume of 3.78%.
Margin bunga bersih pada tahun 2009 mencapai 8,16%, meningkat 0,35% dari 7,81% pada tahun 2008, yang disebabkan kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar IDR 25.88 miliar atau 4,69% lebih tinggi dari pertumbuhan volume rata-rata aktiva produktif yang sebesar 3,78 %.
Other Operating Revenue
Pendapatan Operasional Lainnya
In 2009, other operational revenue amounted to IDR 166.61 billion, representing a slight decrease of 0.05% from IDR 166.69 billion in 2008.
Pendapatan operasional lainnya tercatat sebesar IDR 166,61 miliar pada tahun 2009, sedikit mengalami penurunan sebesar 0,05% dari IDR 166,69 miliar pada tahun 2008.
Operating Expenses
Beban Operasional
Other operating expenses, consist of general & administrative
Beban operasional, berupa beban umum & administrasi dan
Annual Report 2009 Laporan Tahunan
15
Financial Review Tinjauan Keuangan
16
and personnel expenses, amounted to IDR 146.06 billion in 2009, compared to IDR 127.47 billion in 2008. In 2009, general and administrative expenses amounted to IDR 69.23 billion, down from IDR 69.25 billion in 2008.
karyawan berjumlah sebesar IDR 146,06 miliar pada tahun 2009, dibandingkan IDR 127,47 miliar di tahun 2008. Pada tahun 2009, beban umum dan administrasi adalah IDR 69,23 miliar, sedikit lebih rendah dari tahun 2008 sebesar IDR 69,25 miliar.
Whilst, salaries and employee benefits increased from IDR 58.22 billion to IDR 76.83 billion or 31.96%, due to the increase in the number of personnel and an increase in salaries and benefits as well as employee welfare.
Sementara, beban gaji dan tunjangan karyawan meningkat dari IDR 58,22 miliar menjadi IDR 76,83 miliar atau 31,96%, disebabkan karena bertambahnya jumlah karyawan dan adanya kenaikan gaji dan tunjangan serta kesejahteraan karyawan.
Thus, the ratio of operating expenses to operating income for 2009 was 64.81%, an increase of 8.72% from 56.09% in 2008. The increase was primarily attributable to the increase in operating expense mainly from personnel expense in 2009 as a result of an increase in headcount to support the business expansion of the Bank and higher provision expense. However, this ratio is far better than Bank Indonesia ideal standard of 92%.
Alhasil, rasio BOPO tahun 2009 adalah sebesar 64,81%, naik 8,72% dibandingkan dengan 56,09% di tahun 2008. Kenaikan ini terutama disebabkan meningkatnya biaya operasional terutama dari biaya personalia selama tahun 2009 seiring dengan bertambahnya jumlah karyawan untuk mendukung pertumbuhan bisnis Bank dan pencadangan biaya PPAP yang lebih tinggi. Walaupun demikian, rasio ini jauh lebih baik dibandingkan dengan standar yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu sebesar 92%.
Allowance for Productive Assets
Pemenuhan PPA Produktif
Allowance for possible un-collectible assets and estimation of losses from off-balance sheet transactions was based on the management’s credit risk review and evaluation of the quality of each productive assets following the guidelines prescribed by Bank Indonesia.
Bank membentuk penyisihan kerugian aktiva produktif dan estimasi kerugian dari transaksi rekening administratif berdasarkan hasil penelaahan manajemen risiko kredit dan evaluasi terhadap kualitas masing-masing aktiva produktif yang mengacu pada ketentuan Bank Indonesia.
The Bank continues to apply a prudent approach in providing allowances for possible losses as shown in the Bank’s total provision of un-collectible loans receivable that reached IDR 161.98 billion at year-end 2009, 42.66% higher than formed in year-end 2008. The increase in loss provisioning reflected the Bank’s conservatism in managing credit risk, whereby the Bank downgraded the collectibility status of some loans in 2009 after taking into account the risks of debtor’s business.
Bank terus menerus menerapkan pendekatan atas dasar kehati-hatian dalam menyediakan penyisihan kerugian yang terlihat dalam total penyisihan kerugian atas kredit yang mencapai IDR 161,98 miliar pada akhir tahun 2009, 42,66% lebih tinggi dari yang dibentuk diakhir tahun 2008. Peningkatan tersebut terutama mencerminkan kebijakan pengelolaan risiko kredit yang konservatif, dimana Bank menurunkan status kolektibilitas sebagian pinjaman pada tahun 2009 setelah mempertimbangkan kembali risiko usaha debitur.
Assets
Aktiva
As of 31 December 2009, the Bank’s total assets amounted to IDR 4.68 trillion, representing a slight decrease of 3.46% from IDR 4.85 trillion a year earlier. The decrease in total assets mainly reflected by declining in loan outstanding and interbank placement, mainly in demand deposits at other banks.
Sampai tanggal 31 Desember 2009, jumlah aktiva Bank mencapai IDR 4,68 triliun, turun tipis sebesar 3,46% dari IDR 4,85 triliun setahun sebelumnya. Penurunan tersebut terutama tercermin pada penurunun pinjaman yang diberikan dan penempatan pada bank lain, khususnya dalam bentuk giro antar bank.
In 2009, total loans gross before allowance for possible losses amounted to IDR 3.11 trillion, decreased by IDR 267.45 billion or 7.92% compared to IDR 3.38 trillion in 2008. This mainly due to unfavourable achievement in foreign currencies loan volume since Bank has been applied a more prudent risk
Pada tahun 2009, jumlah kredit yang diberikan sebelum dikurangi penyisihan kerugian mencapai IDR 3,11 triliun, turun sebesar IDR 267,45 miliar atau 7,92% dibandingkan jumlah kredit pada tahun 2008 sebesar IDR 3,38 triliun. Hal tersebut terutama akibat dari pencapaian volume kredit dalam valuta asing Bank yang masih di bawah target karena
Bank Chinatrust Indonesia
Financial Review Tinjauan Keuangan
management process in granting loans to customers considering that the impact of global financial crisis is still continued and also due to volatile exchange rate happened during 2009.
Bank menerapkan proses manajemen risiko yang lebih berhati-hati dalam proses pemberian kredit kepada nasabah mengingat bahwa pengaruh dari krisis ekonomi global masih berlanjut dan akibat dari volatilitas nilai tukar yang terjadi di sepanjang tahun 2009.
Meanwhile, working capital loans accounted for 66.32% of total outstanding loans as at year-end 2009, while the portions of investment loans and consumer credit were 20.93% and 12.75%, respectively, of total outstanding loans.
Sementara itu, kredit modal kerja tercatat sebesar 66,32% dari total kredit yang diberikan hingga akhir tahun 2009, sedangkan porsi kredit investasi dan konsumsi masingmasing sebesar 20,93% dan 12,75% dari total kredit yang diberikan.
As customer deposits decreased by 2.36% coupled with loans granted also down by 7.92%, resulted with Loan-to-Deposit ratio (LDR) as of 31 December 2009 improved from 116.07% in 2008 to 109.47% in 2009.
Dengan adanya penurunan dalam simpanan dari nasabah yang mencapai 2,36% disertai juga dengan penurunan pinjaman yang diberikan sebesar 7,92%, maka perbandingan antara kredit terhadap dana pihak ketiga (LDR) pada tanggal 31 Desember 2009 membaik dari 116,07% di tahun 2008 menjadi 109,47% di tahun 2009.
The balance of non-performing loans, classified as substandard, doubtful and loss categories loans registered a significant increase as compared to the position at the end of the previous year. At year-end 2009 and 2008, Gross NPL ratios were 7.72% and 4.02% respectively, while the net NPL ratio for the corresponding years were 3.64% and 2.30%. The ratio of loan losses provisioning to required loan losses provisioning was 105.50% at year-end 2009, compared to 126.69% at year-end 2008. To avoid further deterioration, Bank will continue to enhance risk monitoring skill and collection capability.
Kredit bermasalah yang terdiri dari kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan posisi pada akhir tahun sebelumnya. Rasio NPL-bruto pada akhir tahun 2009 dan 2008 masing-masing adalah sebesar 7,72% dan 4,02%, sementara rasio NPL-net pada posisi 31 Desember 2009 dan 2008 masing-masing sebesar 3,64% dan 2,30%. Rasio PPAP yang wajib dibentuk pada akhir tahun 2009 adalah sebesar 105,50%, dibandingkan dengan 126,69% pada akhir tahun 2008. Untuk menghindari penurunan kualitas yang lebih buruk, Bank akan terus meningkatkan keahliannya dalam pengawasan risiko dan kemampuan penagihan.
With respect to compliance with the Legal Lending Limit (LLL), in 2009 the Bank has no loan exceeded or in violation to the LLL.
Dalam pemenuhan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK), pada tahun 2009 tidak ada pelampauan dan pelanggaran atas penyaluran kredit.
The Bank will continue to grow its business portfolio prudently while capitalize on potential opportunities to ensure that its NPL (net) is below Bank Indonesia’s limit of 5%. Furthermore, the Bank will also ensure credit risk management is robust and loan portfolio is well diversified. Relationship Managers will further pay attention to the KYC and classify the customer based on its underlying risk.
Bank akan terus melanjutkan pertumbuhan portofolio kredit secara hati-hati serta mengantisipasi potensi bisnis ke depan guna memastikan tingkat NPL (net) berada di bawah batas 5% sesuai ketentuan Bank Indonesia. Selanjutnya Bank juga akan senantiasa memastikan berfungsinya manajemen risiko kredit dengan benar dan diversifikasi portofolio kredit yang merata. Manager Relationship akan memperhatikan KYC lebih baik dan menggolongkan nasabah sesuai dengan risiko yang dikandungnya.
In 2010, the Bank will expand its corporate business by increasing the quality of credit portfolio for both Taiwanese & Local companies. While its consumer loans will continue to focus on the financing of Indonesian Overseas Workers (“IOW”) and short-term multi-purpose loans. BCI aim to increase the range of products and services available and optimises on marketing strategies which focuses on wider customer segments. With extensive network in Asia and full
Pada tahun 2010, Bank akan mengembangkan usaha korporasinya dengan meningkatkan kualitas portofolio kredit baik perusahaan Taiwan maupun lokal. Sementara kredit konsumsi akan terus fokus pada pembiayaan TKI dan pembiayaan jangka pendek multiguna. BCI akan terus meningkatkan ragam produk dan layanan, serta mengoptimalkan strategi pemasaran yang fokus pada segmen pelanggan yang lebih luas. Dengan jaringan usaha
Annual Report 2009 Laporan Tahunan
17
Financial Review Tinjauan Keuangan
support of its key shareholder Chinatrust Commercial Bank, the Bank is well confident that the 2010 business outlook would still be promising.
yang luas di Asia dan dukungan penuh dari pemegang saham utama Chinatrust Commercial Bank, Bank yakin prospek bisnis di tahun 2010 masih menjanjikan.
Total Assets & Loan Portfolio Total Aktiva & Kredit yang Diberikan
Loan Composition Komposisi Kredit
in IDR bio
dalam milyar Rupiah
4,850
5,000 4,500
4,682
4,454
Trading Perdagangan 15.3%
Services Jasa-jasa 12.6%
4,000
3,377
3,500 3,000 2,500
Manufacturing Industri 54.3%
2,000 1,500
2007
2008 Total Assets Total Aktiva
18
Others Lain-lain 17.8%
3,110
3,095
2009 Loan Kredit
Liquidity
Likuiditas
In 2009, total customer deposits comprising demand deposits, savings, and time deposits amounted to IDR 2.84 trillion or decreased by 2.36% compared to IDR 2.91 trillion in 2008.
Simpanan nasabah yang terdiri dari giro, tabungan, dan deposito berjangka pada tahun 2009 mencapai IDR 2,84 triliun atau turun sebesar 2,36% dibanding posisi tahun 2008 yang sebesar IDR 2,91 triliun.
By the end of 2009, total demand deposits reached to IDR 675.91 billion, increased by 3.70% compared to IDR 651.77 billion at the same period a year ago. However, Time Deposits, which are the largest component of customers’ deposits, decreased significantly from IDR 1.80 trillion at 2008 to IDR 1.59 trillion or dropped by 11.60%. Meanwhile, saving deposits increased from IDR 458.03 billion at year end 2008 to IDR 573.84 billion or significantly increased by 25.28%.
Simpanan giro pada akhir tahun 2009 mencapai IDR 675,91 miliar, meningkat sebesar 3,70% dibandingkan dengan IDR 651,77 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Deposito Berjangka, yang merupakan komponen terbesar simpanan nasabah, turun secara signifikan dari IDR 1,80 triliun pada akhir tahun 2008 menjadi IDR 1,59 triliun atau turun sebesar 11,60%. Namun, tabungan nasabah meningkat dari IDR 458,03 miliar pada akhir tahun 2008 menjadi IDR 573,84 miliar atau naik sebesar 25,28%.
As of 31 December 2009, Demand and Saving Deposits as a percentage of total deposits increased by 1.39% and 4.46%, respectively, while Time Deposits declined by 5.85% from the year before. The composition of higher cost deposits (i.e. Time Deposits) to lower cost funding (i.e. Saving and Demand Deposits) was 56%: 44%, as compared to 62%: 38% in 2008.
Berdasarkan komposisi simpanan per 31 Desember 2009, komposisi giro dan tabungan mengalami kenaikan masingmasing sebesar 1,39% dan 4,46%, sedangkan deposito berjangka mengalami penurunan sebesar 5,85% dibandingkan dengan periode sebelumnya. Komposisi pendanaan mahal (Deposito Berjangka) terhadap pendanaan murah (Tabungan dan Giro) adalah 56%:44%, dibandingkan dengan 62%:38% di 2008.
Another funding source of the Bank is deposits from other banks, which as of year-end 2009 was recorded at IDR 93.35 billion, a 17.54% lower than the preceding year due to liquidity improvement. The Bank had obtained long-term offshore loan commitments to strengthen its funding structure and to further enhancing the bank’s liquidity position.
Sumber pembiayaan bank lainnya adalah simpanan dari bank lain pada akhir tahun 2009 sebesar IDR 93,35 miliar, 17,54 % lebih rendah dari tahun sebelumnya dikarenakan peningkatan likuiditas. Bank juga memperoleh pinjaman luar negeri berkomitmen jangka panjang untuk memperkuat struktur pendanaan Bank, dalam menunjang likuiditas Bank.
Bank Chinatrust Indonesia
Financial Review Tinjauan Keuangan
Understanding the intensity of competition, in order to attract and support its third party funding, the Bank will continuously develop various measures such as development in range of product offerings to attract new funds, IT enhancement and Customer Service improvements.
Memahami persaingan yang ketat, untuk menarik dan memperkuat dana pihak ketiganya, Bank akan senantiasa melakukan pengembangan dalam berbagai usaha seperti pengembangan produk-produk untuk menarik dana, perbaikan sistem teknologi dan layanan nasabah. Deposits Composition
Deposits from customers Simpanan dari nasabah
Komposisi Simpanan
in IDR bio dalam milyar Rupiah
2,910
3000
62%
2,841
58%
2,323
56%
2000
24% 1000
20% 22%
2007
2008
22% 16%
2007
2009
2008
Demand Giro
Savings Tabungan
20%
2009 Time Deposits Deposit
Equity
Ekuitas
The Bank’s equity stood at IDR 1.44 trillion at 2009, a growth of 15.33%, boosted by reinvesting previous year net income. The Bank was adequately capitalized with Capital Adequacy Ratio (CAR) of 43.71% at 2009, more than five times over Bank Indonesia minimum requirement at 8%. Total CAR in 2009 represents an improvement over the 2008 level of 33.76%. At this level of CAR’s ratio, it offers a lot more opportunities for the Bank to grow its business in the future.
Ekuitas Bank sebesar IDR 1,44 triliun di 2009, naik 15,33%, didorong oleh laba bersih yang diinvestasikan kembali. Bank memiliki rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 43,71% di 2009, lebih dari lima kali lipat persyaratan minimum Bank Indonesia sebesar 8%. Rasio kecukupan modal tahun 2009 tersebut mencerminkan peningkatan dibandingkan posisi tahun 2008 yang sebesar 33,76%. Dengan rasio kecukupan modal tersebut tersedia peluang yang sangat besar bagi Bank untuk mengembangkan usahanya dimasa mendatang.
Net Open Position (NOP)
Posisi Devisa Neto (PDN)
By the end of 2009, NOP ratio was increased to 2.84% from 2.01% in 2008. The NOP ratio reflects the Bank’s healthy condition, far below Bank Indonesia’s prevailing regulation at maximum 20%.
Prosentase PDN terhadap modal per akhir tahun 2009 meningkat menjadi 2,84% dibandingkan 2,01% pada akhir tahun 2008. Rasio PDN tersebut mencerminkan posisi yang sehat, jauh dibawah persyaratan maksimum Bank Indonesia yaitu 20%.
Equity Ekuitas in IDR bio dalam milyar Rupiah
1,436
1500
1000
1,245 1,060
500
2007
2008
2009
Annual Report 2009 Laporan Tahunan
19
Milestone Tonggak Sejarah
April 2008
The Bank launched “Factory and Sanitarium Workers Financing” IOW product Bank Chinatrust Indonesia meluncurkan produk pembiayaan TKI “Factory and Sanitarium Workers Financing”.
June 2007 July 2007
The Bank launched “Salary Loan” consumer lending product The Bank renovated and relocated its Kelapa Gading sub-branch Bank Chinatrust Indonesia meluncurkan produk pembiayaan to support the development of Wealth Management business konsumen “Salary Loan” Bank merenovasi dan merelokasi cabang pembantu Kelapa Gading untuk mendukung pengembangan bisnis Wealth Management
May 2006
Bank Chinatrust Indonesia commenced to use a new logo Bank Chinatrust Indonesia mulai menggunakan logo baru
April 2005
Bank Chinatrust Indonesia was appointed by Government of Indonesia to finance Indonesia Overseas Worker (IOW) to Taiwan Bank Chinatrust Indonesia ditunjuk oleh Pemerintah Indonesia untuk membiayai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Taiwan
December 2003
A new sub-branch was opened in Mangga Dua Cabang Pembantu baru dibuka di Mangga Dua
October 2002
A new sub-branch was opened in Karawaci Cabang Pembantu baru dibuka di Karawaci
December 2002
A new sub-branch was opened in Kelapa Gading Cabang Pembantu baru dibuka di Kelapa Gading
December 2001
The first sub-branch was opened in Cikarang Cabang Pembantu pertama dibuka di Cikarang
May 2001
Chinatrust Commercial Bank increased its ownership from 85% to 99% Chinatrust Commercial Bank meningkatkan kepemilikannya dari 85% menjadi 99%
April 2001
The Name of Bank Chinatrust Tamara was changed to Bank Chinatrust Indonesia Nama Bank Chinatrust Tamara diubah menjadi Bank Chinatrust Indonesia
April 2000
May 1997
Bank Chinatrust Tamara commenced its banking operation Bank Chinatrust Tamara mulai beroperasi
20
Bank Chinatrust Indonesia
Surabaya and Bandung Branches were opened Kantor cabang baru dibuka di Surabaya dan Bandung
December 2009
A new sub-branch was opened in Pluit Cabang Pembantu baru dibuka di Pluit
November 2009
A new sub-branch was opened in Dago, Bandung Cabang Pembantu baru dibuka di Dago, Bandung
July 2009
The Bank launched “Public Personal Loan” consumer lending product Bank Chinatrust Indonesia meluncurkan produk pembiayaan konsumen “Public Personal Loan” The Bank launched bankassurance “Family Trust” retail banking product for developing and managing the Bank’s funding products that are combined with insurance and investment benefits Bank Chinatrust Indonesia meluncurkan produk pendanaan ritel bankassurance “Family Trust” untuk mengembangkan dan mengelola produk pendanaan yang memberi manfaat ganda asuransi dan investasi The Bank launched Safe Deposit Box service to provide a more seamless and comprehensive service to customer Bank Chinatrust Indonesia meluncurkan fasilitas layanan Safe Deposit Box guna menyediakan jasa yang lebih sempurna dan komprehensif bagi nasabah The Bank renovated and reopened its newly remodeled Mangga Dua sub-branch to encourage improve service to customer and support the Wealth Management business Bank merenovasi dan meresmikan cabang pembantu Mangga Dua untuk meningkatkan pelayanan dan mendukung pengembangan bisnis Wealth Management
Annual Report 2009 Laporan Tahunan
21
Risk Management Manajemen Risiko
22
Increasingly complex banking products and services offered and banking transactions conducted by the Bank emphasized the greater importance and need for good corporate governance and sound risk management system.
Dengan makin beragamnya produk dan jasa perbankan yang ditawarkan serta transaksi yang dilakukan oleh BCI, semakin menekankan pentingnya praktek tata kelola perusahaan yang baik serta penerapan manajemen risiko yang tepat.
At BCI, Risk Management is a very important function carried out to accurately identify, manage and anticipate risks faced by the Bank.
Bagi BCI, Manajemen Risiko merupakan fungsi yang amat penting dijalankan oleh Bank untuk memastikan bahwa setiap risiko dapat diidentifikasi, dikelola dan diantisipasi secara tepat.
As part of the on-going process, the development of BCI’s risk management has always been based on Bank Indonesia’s guidance for the Implementation of Risk Management for Commercial Banks and other related documents from the Basel Committee on Banking Supervision, particularly with the Basel II Accord.
Sebagai bagian yang terus berjalan, pengembangan manajemen risiko di BCI senantiasa berpedoman pada peraturan Bank Indonesia tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum serta dokumen terkait lainnya dari Basel Committee on Banking Supervision, terutama ketentuan Basel Accord II.
The following are the initiatives and improvement actions conducted by the Bank throughout the year 2009 to manage different aspects of risk:
Berbagai langkah inisiatif dan peningkatan yang telah dilakukan Bank selama tahun 2009 dalam rangka pengelolaan risiko yang dihadapi adalah sebagai berikut:
1. Continuously involve the existing committees to support the Board of Commissioners and Directors in supervising and managing the Bank’s risk more effectively, such as: Risk Monitoring Committee, Assets and Liability Committee (ALCO), Credit Committee, and Risk Management Committee, while simultaneously enhance the functions of these committees.
1. Secara berkesinambungan meningkatkan dan mengembangkan fungsi dari setiap komite untuk membantu Dewan Komisaris dan Direksi dalam menjalankan fungsi pengawasan dan pengelolaan risiko Bank yang lebih efektif, seperti: Komite Pemantau Risiko, Komite ALCO, Komite Kredit, dan Komite Manajemen Risiko.
2. As an important component of risk management, Bank has gradually developed database for each category of risk, which is critical for the measurement, monitoring, control, and modeling of the respective risk.
2. Sebagai komponen penting dalam pengelolaan risiko, Bank secara bertahap telah mengembangkan database untuk setiap jenis risiko, yang akan digunakan dalam pembuatan model pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko.
3. Integration and periodically review of risk management policy and procedure as guidance in managing four types of risk (credit risk, market risk, liquidity risk and operational risk).
3. Pengintegrasian dan pengkinian secara secara berkala Kebijakan dan Prosedur Manajemen Risiko sebagai pedoman dalam pengelolaan empat jenis risiko utama (risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, dan risiko operasional).
4. Continue to develop the required risk management tools to support the process of managing risk, such as methodolog y or risk measurement approach, management information system, control system, internal rating system etc.
4. Terus mengembangkan perangkat pendukung manajemen risiko yang digunakan dalam proses pengelolaan risiko, seperti metodologi pendekatan pengukuran risiko, sistem informasi manajemen, sistem kontrol, sistem rating internal dan lain-lain.
5. Constantly hold risk management training to all related units in order to develop the understanding of risk management practice.
5. Mengadakan pelatihan manajemen risiko secara berkesinambungan kepada seluruh unit kerja untuk mengembangkan pemahaman tentang praktek manajemen risiko.
Bank Chinatrust Indonesia
Risk Management Manajemen Risiko
6. Bank also enrolled its Officers for Level 1, Level 2, and Level 3, Risk Management Certification programme.
6. Mengikut sertakan pejabat Bank dalam Program Sertifikasi Manajemen Risiko dari Level 1, Level 2, sampai Level 3.
7. Bank has from time to time reviewed the suitability of the process of identification, measurement, controlling and monitoring for each type of the risk.
7. Secara berkala, bank telah mengkaji ulang kelayakan proses identifikasi, pengukuran, pengendalian, dan pemantauan setiap jenis risiko.
The results of the risk profile measurement are as follows:
Hasil pengukuran profil risiko tersebut adalah sebagai berikut:
Risk Type
Risk Profile
Jenis Risiko
Profil Risiko
Credit Market Liquidity Operation Overall
Moderate Low Low Low Low
Kredit Pasar Likuiditas Operasional Keseluruhan
Sedang Rendah Rendah Rendah Rendah
Based on the above mentioned data, the overall risk profile of BCI as of 31 December 2009 stood at Low position.
Berdasarkan data tersebut di atas, secara keseluruhan profil risiko BCI periode 31 Desember 2009 berada pada kategori Rendah.
In view of the current financial market condition and Bank’s risk profile, the risk management of BCI will continue to prioritize the improvement in credit risk and liquidity risk while at the same time, keep the close monitoring on the operational, market, compliance, legal, strategic, and reputation risk.
Mengingat kondisi pasar keuangan saat ini dan profil risiko bank, manajemen risiko BCI akan tetap mengutamakan perbaikan pada Risiko Kredit dan Risiko Likuiditas, dan pada saat yang bersamaan melakukan pemantauan yang ketat pada Risiko Operasional, Risiko Pasar, Risiko Kepatuhan, Risiko Hukum, Risiko Strategis, dan Risiko Reputasi.
A. Credit Risk
A. Risiko Kredit
In principle, the credit risk exposure is managed within its acceptance criteria. To support this process, Bank possesses credit policy and procedure and customer risk rating system. It allows personnel who are involved in the process of granting credit to assess and measure risk and business potential consistently and comprehensively.
Pada dasarnya, eksposur risiko kredit dikelola dalam kriteria yang wajar. Untuk mendukung proses tersebut, Bank memiliki kebijakan dan prosedur kredit serta sistem pemeringkatan risiko debitur. Hal ini memungkinkan setiap pihak yang terlibat dalam proses pemberian kredit untuk menilai dan mengukur risiko serta potensi usaha secara konsisten dan komprehensif.
Customer risk rating, as mentioned above, covers qualitative and quantitative analysis of the business condition, financials and the collateral factor.
Pemeringkatan risiko debitur meliputi analisa kualitatif and kuantitatif terhadap kondisi usaha, keuangan dan faktor agunan.
In the credit management system, Bank has formed Credit Committee to review and approve credit facility proposals; and Credit Policy Committee to review and approve credit policy, guideline, and credit risk related product programme
Dalam sistem manajemen kredit, Bank telah membentuk Komite Kredit untuk mengkaji ulang dan menyetujui proposal kredit; dan Komite Kebijakan Kredit untuk mengkaji ulang dan menyetujui Kebijakan dan Prosedur Perkreditan.
Bank implements independent credit risk review and control to ensure proper credit risk management through several units as following:
Untuk memastikan pengelolaan risiko kredit dilakukan secara independen, Bank mengembangkan beberapa unit kerja yang independen sebagai berikut:
Annual Report 2009 Laporan Tahunan
23
Risk Management Manajemen Risiko
1. Credit Acceptance/Underwriting, conducts credit and industry assessment of borrower; 2. Credit Architecture/Policy, develops the policy and procedure in compliance with the prevailing regulation and Basel II requirements; 3. Legal Documentation, reviews documentation and legal aspects; 4. Credit Administration, verifies credit terms and conditions and control the credit limit; and
24
5. Remedial/Collection ensures minimal degree of loss from problematic credit.
1. Credit Acceptance/Underwriting, melaksanakan penilaian kredit dan industri peminjam; 2. Credit Architecture/Policy, mengembangkan kebijakan dan prosedur sesuai dengan peraturan yang berlaku dan ketentuan Basel II; 3. Legal Documentation, meninjau dokumentasi dan aspek legal; 4. Credit Administration, melakukan verifikasi atas syarat dan ketentuan kredit dan mengendalikan batas kredit; dan 5. Remedial/Collection, memastikan tingkat kerugian yang terendah dari kredit bermasalah.
To anticipate the continuous impact coming from global financial crisis in year 2008, Bank conducted credit stress test in May 2009. The stress test result showed that substantial portion of Bank’s portfolio remains in sound and acceptable conditions despite of some factors under worst scenario. While for trivial portion of the Bank’s portfolio, which carried higher risk, Bank increases the monitoring intensity and has taken proper action plan to minimize the possible loss.
Untuk mengantisipasi dampak berkelanjutan dari krisis keuangan global pada tahun 2008, Bank melaksanakan stress test kredit pada bulan Mei 2009. Hasil stress test menunjukkan bahwa sebagian besar portofolio Bank masih dalam kondisi wajar meskipun pengujian tersebut dilakukan berdasarkan skenario terburuk. Sementara itu untuk sebagian kecil portofolio Bank yang berisiko tinggi, Bank meningkatkan pengendalian dan mengambil tindakan yang tepat guna meminimalisasi potensi kerugian.
Based on the above, as of 31 December 2009 the credit risk was in moderate position (Moderate Risk).
Dari hal-hal di atas, risiko kredit pada posisi 31 Desember 2009 menunjukkan kategori sedang.
B. Market Risk
B. Risiko Pasar
During 2009, market risk profiles were maintained at Low Risk. In Capital Market area, Bank still focused on bond trading activity that limited on Government Bond. In the FX portfolio, Bank still focused on serving customer needs for FX products. FX net open position was maintained at Low level with absolute average on 3.83% of capital. In the Banking book portfolio, Bank only invested securities on SBI.
Selama tahun 2009, profil risiko pasar berada pada kategori rendah. Untuk pasar modal, Bank masih terfokus pada perdagangan surat berharga pemerintah. Dalam portfolio FX, Bank tetap fokus pada pelayanan kebutuhan nasabah akan produk FX. Posisi devisa neto dipertahankan pada level rendah dengan posisi devisa neto sebesar 3,83%. Dalam portofolio Banking Book, Bank hanya menginvestasikan sekuritas pada SBI.
Market risk is conducted by determining limits and triggers such as: position, sensitivity and loss; and monitoring by daily and monthly basis reporting.
Risiko pasar dikelola dengan menetapkan limit seperti: limit posisi, sensitivitas, dan kerugian, serta dengan pengawasan dilakukan secara harian, mingguan, dan bulanan.
Interest Rate Risk is conducted by determining market risk indicators such as 1bp NII (Earning Approach). The monitoring result of this market risk indicator is conveyed in the ALCO meeting regularly.
Risiko suku bunga dikelola dengan menetapkan indikatorindikator risiko pasar seperti 1bp NII (Earning Approach). Hasil pemantauan risiko pasar ini disampaikan dalam rapat ALCO secara rutin.
Bank has conducted the tests for market risk profile measurement by using the main indicator i.e. potential loss compared with capital factor. Then, the test result of market risk profile measurement is combined to obtain stress testing result and qualitative factor.
Bank telah melakukan uji coba pengukuran profil risiko pasar dengan menggunakan indikator utama yaitu potensi kerugian dibandingkan dengan faktor modal. Selanjutnya, hasil pengukuran tersebut dikombinasikan dengan hasil stress testing dan faktor kualitatif.
The testing result of market risk profile measurement as of 31 December 2009 shows that market risk is in Low Level.
Hasil uji coba pengukuran profil risiko pasar untuk posisi 31 Desember 2009 menunjukan risiko pasar berada dalam kategori Rendah.
Bank Chinatrust Indonesia
C. Liquidity Risk
C. Risiko Likuiditas
In 2009, liquidity risk profile was assessed at Low level. FCY Liquidity improved during that period.
Pada tahun 2009, profil risiko likuiditas berada pada level Rendah. Likuiditas valas menunjukan adanya perbaikan selama periode tersebut.
During 2009, IDR funding increased by 12% while IDR loan decreased by 10%. This caused the LDR-IDR to improve from 147% (31 December 2008) to 118% (31 December 2009). On the other hand, LDR-FCY increased from 87% to 100% since funding decreased by 17% and lending also decreased by 4% (YoY).
Selama 2009, pendanaan Rupiah naik sebesar 12% sementara kredit Rupiah turun sebesar 10%. Hal ini menyebabkan LDRRupiah membaik dari 147% (31 Desember 2008) menjadi 118% (31 Desember 2009). Di sisi lain, LDR valas naik dari 87% menjadi 100% karena pendanaan turun sebesar 17% dan pembiayaan juga turun sebesar 4% (dari tahun ke tahun).
Liquidity risk is controlled by limits that has been set up and monitored through daily and monthly basis reporting.
Pemantauan risiko likuiditas dilakukan berdasarkan limit yang telah ditetapkan dan dilakukan pelaporan secara harian dan bulanan.
Liquidity risk is conducted by determining liquidity indicators, such as Net Borrowing and Maximum Cumulative Outflow for particular time buckets from maturity gap report. In addition, some Financial Ratios Indicator is also used as additional indicator. Monitoring on liquidity indicators is conveyed in the routine ALCO meeting.
Risiko Likuiditas dikelola dengan menetapkan indikatorindikator likuiditas, diantaranya: Net Borrowing dan Maximum Cumulative Outflow untuk kelompok waktu tertentu dari laporan maturity gap. Selain itu, beberapa indikator rasio finansial juga digunakan sebagai indikator pendukung. Pemantauan terhadap indikator-indikator likuiditas disampaikan dalam pertemuan rutin ALCO.
Bank has also conducted testing for liquidity risk profile measurement which main parameters are based on CAMELS. This liquidity risk profile measurement was conducted for local and foreign exchange liquidity.
Pemantauan profil risiko likuiditas juga dilakukan Bank dengan mengacu pada paramater CAMELS. Pengukuran profil risiko ini dilakukan terhadap likuiditas rupiah dan likuiditas valas.
The testing result of liquidity risk profile measurement as of 31 December 2009 shows that Liquidity was in Low Level.
Hasil uji coba pengukuran profil risiko likuiditas untuk posisi 31 Desember 2009 menunjukan risiko likuiditas berada dalam kategori Rendah.
D. Operational Risk
D. Risiko Operasional
During 2009, Bank operational risk profile level was at low level for the first and second semester. Transaction and execution errors; system maintenance and handling problems are the most frequent operational risk. Total operational risk loss exposure suffered by the Bank was at acceptable level.
Selama tahun 2009, profil risiko operasional Bank berada pada tingkat rendah di semester pertama dan semester kedua. Kesalahan transaksi, eksekusi dan kegagalan pemeliharaan dan penanganan permasalahan sistem merupakan potensi risiko operasional yang paling sering terjadi. Secara total eksposur kerugian akibat risiko operasional Bank masih berada pada tingkat yang dapat diterima.
In order to mitigate the operational risks, the Bank has continually improved and enhanced all systems and working procedures.
Sebagai langkah pencegahan risiko operasional, Bank terus melakukan perbaikan dan pengkinian semua sistem dan prosedur kerja.
The Bank considered the Contingency Plan as an important factor to mitigate operational risk; Therefore the Bank reviewed the contingency plan to make it workable and conducted ‘fire’, ‘robbery’, and ‘disaster recovery’ drilling.
Bank memandang Contigency Plan sebagai faktor penting dalam pengendalian risiko operasional; untuk itu Bank mengkaji ulang dan memastikan Contigency Plan dalam penanganan kebakaran, perampokan, dan penanggulangan bencana dapat berjalan dan diterapkan.
Annual Report 2009 Laporan Tahunan
25
Risk Management Manajemen Risiko
26
In addition to that, Bank has also monitored key risk indicators periodically to evaluate operational risk, including customer complaint. Customer complaints are registered, handled and regularly reported to management.
Lebih lanjut, Bank juga melakukan pemantauan dan mengevaluasi indikator utama risiko operasional, termasuk di dalamnya pengaduan nasabah. Pengaduan nasabah dicatat, diselesaikan dan dilaporkan secara berkala kepada manajemen.
Bank has conducted operational risk profile measurement by combining parameters of historical operational loss, Risk Control System Assessment, and key risk indicators.
Pengukuran profil risiko operasional dilakukan dengan mengkombinasikan antara parameter kerugian operasional yang terjadi dengan pengukuran sistem pengendalian risiko dan indikator utama risiko.
The testing result of operational risk profile measurement as of 31 December 2009 showed that operational risk is in Low position (Low Risk).
Hasil uji coba pengukuran profil risiko operasional untuk posisi 31 Desember 2009 menunjukkan risiko operasional berada dalam kategori rendah (Risiko Rendah).
Bank Chinatrust Indonesia
Good Corporate Governance Tata Kelola Perusahaan
The key to the creation of Good Corporate Governance (GCG) in a company is the effective functioning of company organs, namely the Board of Directors (BOD), the Board of Commissioners (BOC) and the General Meeting of Shareholders, with the necessary quality and integrity in order to achieve the company’s objectives as well as to fulfil the interests of the stakeholders.
Kunci terciptanya tata kelola perusahaan dalam suatu perusahaan adalah berfungsinya secara efektif organ-organ perusahaan yaitu Direksi, Dewan Komisaris dan Rapat Umum Pemegang Saham, yang terjamin kualitas dan integritasnya sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan sekaligus memenuhi kepentingan stakeholders.
Having built its GCG system since 2002, BCI had adjusted the existing system with the changing external and internal environment. GCG policies at BCI are continually reviewed and adjusted in order to ensure alignment with the current developments of policies and regulations. As part of efforts to improve the practice of GCG at BCI, the BOC has formulated the system and procedure for the nomination of members of the BOD and BOC.
BCI yang sudah membangun sistem tata kelola perusahaan sejak tahun 2002, mau tidak mau harus menyesuaikan sistem yang ada dengan kondisi eksternal dan internal yang selalu berubah. Secara terus menerus kebijakan tata kelola perusahaan di BCI ditinjau dan disesuaikan agar materi kebijakan tetap sejalan dengan perkembangan kebijakan, peraturan dan kondisi saat ini. Upaya penyempurnaan tata kelola perusahaan yang dilakukan BCI antara lain adalah Dewan Komisaris BCI telah merumuskan sistem dan prosedur nominasi Direksi dan Dewan Komisaris.
In 2009, BCI composed a GCG Implementation Report and executing GCG Self Assessment in accordance with Bank Indonesia Regulation No. 8/14/PBI/2006 regarding the implementation of GCG for Commercial Banks. The weaknesses found by the self assessment will be the priority for the continuous improvement efforts in the future.
Di tahun 2009, BCI telah menyusun Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan dan melakukan penilaian Tata Kelola Perusahaan sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 8/14/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan pada Bank Umum. Kelemahan yang ditemukan sebagai hasil dari penilaian tersebut akan menjadi prioritas bagi upaya perbaikan secara berkesinambungan di masa mendatang.
There are many challenges and obstacles in the implementation of GCG in BCI, particularly in facing such rapid changes in the global macro-economic. Accordingly, this requires seriousness of intent and strong determination, especially from the BOD, BOC, shareholders, employees and all relevant parties, in order that GCG can be applied and enforced within BCI.
Tantangan dan kendala dalam penerapan tata kelola perusahaan di BCI terutama dalam menghadapi perkembangan perekonomian dunia yang mengalami perubahan sedemikan cepat, memerlukan kesungguhan dan tekad yang kuat terutama dari Direksi, Dewan Komisaris, Pemegang Saham, pegawai serta semua pihak yang terkait agar tata kelola perusahaan tetap dapat diterapkan dan ditegakkan di lingkungan BCI.
General Meeting of Shareholders
Rapat Umum Pemegang Saham
The General Meeting of Shareholders (GMS) represents the highest body in the hierarchical structure of BCI. The GMS is responsible for, among other things, appointing and dismissing members of the BOC and BOD with respect to the company’s goals and objectives, approving changes to the Articles of Association, endorsing the Annual Report submitted by the BOD, determining the allocation of profit and appointing independent auditor. In 2009, BCI conducted one time Annual General Meeting of Shareholders (AGMS) and one Extra-Ordinary Shareholders Meetings dealing with the changing of the Bank’s Board composition.
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan organ tertinggi dalam hirarki organisasi BCI. RUPS memiliki wewenang antara lain untuk mengangkat dan memberhentikan anggota Dewan Komisaris dan Direksi, mengevaluasi kinerja Dewan Komisaris dan Direksi berkaitan dengan pencapaian tujuan-tujuan BCI, menyetujui perubahan Anggaran Dasar, menyetujui laporan tahunan dan perhitungan tahunan yang diserahkan oleh Direksi, persetujuan pemanfaatan laba serta penunjukkan akuntan publik. Pada tahun 2009, BCI menyelenggarakan 1 (satu) kali Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan 1 (satu) kali RUPS Luar Biasa berkaitan dengan perubahan susunan pengurus Bank.
Annual Report 2009 Laporan Tahunan
27
Good Corporate Governance Tata Kelola Perusahaan
28
Selection of Board of Commissioners (BOC) and Board of Directors (BOD)
Pengangkatan anggota Dewan Komisaris dan Direksi
The membership of the BOC and BOD is nominated, elected and terminated by the GMS, where diversity in background, competencies, and experience will be taken into consideration when selecting BOC and BOD membership. The current Commissioners and Directors of BCI come from various professional backgrounds, hence are capable to provide valuable insight and expertise to the Bank’s oversight and management.
Keanggotaan Dewan Komisaris dan Direksi dicalonkan, diangkat dan diberhentikan oleh RUPS, dimana pertimbangan latar belakang, kompetensi, serta pengalaman akan mempengaruhi pengangkatan keanggotaan Dewan Komisaris dan Direksi. Dewan Komisaris dan Direksi BCI berasal dari latar belakang profesional yang beragam, sehingga mampu memberikan bobot maupun ketrampilan pada pelaksanaan fungsi pengawasan dan pengelolaan Bank.
All BOC and BOD members have met the criteria regulated in Bank Indonesia’s regulation. They have passed Bank Indonesia’s fit and proper test, which indicated that the members of the BOC and BOD has competency, integrity, reputation, good character and strong moral. In line with Bank Indonesia regulation, members of all BOD and the BOC are independent from any financial and family ties either vertically, as well as, horizontally with other commissioners and/or directors.
Seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi telah memenuhi kriteria yang ditetapkan dalam peraturan Bank Indonesia. Mereka telah mengikuti dan dinyatakan lulus dalam uji kepatutan dan kelayakan oleh Bank Indonesia, yang mengindikasikan bahwa anggota Dewan Komisaris dan Direksi memiliki kompetensi, integritas, reputasi, akhlak, dan moral yang baik. Dan sesuai ketentuan Bank Indonesia, sesama anggota Direksi atau antar anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris tidak saling memiliki hubungan keuangan dan hubungan keluarga baik vertikal maupun horizontal dengan anggota Dewan Komisaris lainnya dan/atau anggota Direksi.
In accordance with the GCG principle, all members of the BOC and BOD are required to undergo the process of renomination and re-election at regular intervals, which falls at the second AGMS after their appointment. Shareholders may, however, remove any Commissioner or Director due to negligence or ineptitude prior to the expiration of their office through the resolution of GMS.
Sesuai prinsip tata kelola perusahaan yang baik, seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi harus bersedia menjalani proses nominasi dan pemilihan kembali pada selang waktu tertentu, yaitu pada RUPS Tahunan yang kedua setelah pengangkatan mereka. Namun demikian pemegang saham berhak mengganti setiap Komisaris maupun Direktur sebelum masa tugasnya berakhir karena lalai atau tidak mampu menjalankan tugasnya melalui keputusan RUPS.
The term of service of all BOC and BOD members will expire at the closing of the 2010 AGMS.
Masa jabatan seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi akan berakhir pada RUPS Tahunan 2010.
The Implementation of the Duties and Responsibilities of the Board of Commissioners
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
As at year-end 2009 the BOC of BCI is comprised of 6 (six) board members and chaired by the President Commissioner. The BOC were appointed to represent shareholders, in monitoring and giving advice and recommendation to the BOD on how they should manage the company in line with the principles of GCG. This includes ensuring that the Bank charts a course in line with the stated goals and business strategy, supervising the risk management implementation of the Bank, overseeing external and internal audit works, following up on the audit findings, ensuring accuracy and timely disclosure of material information, and ensuring proper conduct of business.
Pada akhir tahun 2009, Dewan Komisaris terdiri dari 6 (enam) anggota dan di ketuai oleh Presiden Komisaris. Dewan Komisaris ditunjuk untuk mewakili pemegang saham dalam melakukan pengawasan dan memberikan nasihat dan rekomendasi kepada Dewan Direksi dalam rangka menjalankan kepengurusan perusahaan berdasarkan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan. Hal ini termasuk memastikan keselarasan operasional Bank dengan tujuan serta strategi bisnis yang ditetapkan, memantau pengelolaan risiko oleh Bank, mengawasi kinerja audit eksternal dan internal, memastikan bahwa penemuan audit tersebut ditindak lanjuti, memastikan keakuratan dan kelayakan informasi yang akan dipublikasikan, serta menjamin perilaku bisnis secara etis.
Bank Chinatrust Indonesia
In compliance with Bank Indonesia regulation No. 8/4/PBI/2006 concerning Good Corporate Governance Implementation by Commercial Banks, BCI has 3 (three) Commissioners independent from BCI and the shareholders, other than their designation as a Commissioner under provision of the Articles of Association of the Bank. In addition to the general duties of the BOC, the Independent Commissioner is responsible for ensuring the transparency and accountability of the company’s financial report and also ensuring fair treatment to minority shareholders and other stakeholders.
Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tentang Tata Kelola Perusahaan bagi Bank Umum, BCI memiliki 3 (tiga) orang Komisaris Independen yang tidak memiliki keterkaitan dengan BCI dan pemegang saham selain penugasannya sebagai Komisaris sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Bank. Selain menjalankan kegiatan rutin sebagai anggota Dewan Komisaris, Komisaris Independen bertanggung jawab untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas laporan keuangan perusahaan dan juga memastikan perlakuan yang adil terhadap pemegang saham minoritas dan stakeholder yang lain.
All members of BOC can act and make independent decision. The duties and responsibilities of the BOC have complied with the good corporate governance principles, but with minor weaknesses. The BOC meeting has been conducted effectively and efficiently. The transparency aspect of members of BOC is good and never violates prevailing rules and regulations.
Seluruh anggota Dewan Komisaris mampu bertindak dan mengambil keputusan secara independen. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris telah memenuhi prinsip-prinsip tata kelola perusahaan dan efektif, namun masih terdapat kelemahan minor. Rapat Dewan Komisaris terselenggara secara efektif dan efisien. Aspek transparansi anggota Dewan Komisaris baik dan tidak pernah melanggar ketentuan/perundangan yang berlaku.
BCI Commissioners have prepared and signed statement letters which renew periodically, includes the following matters: 1. BOC members have disclosed their shareholding which have reached 5% (five percent) or more in BCI or in other banks and companies (inside and outside the country).
3. BOC members’ commitment to comply with the Code of Ethics and Conduct.
Anggota Dewan Komisaris BCI telah membuat dan menandatangani surat pernyataan yang diperbaharui secara berkala, antara lain terkait hal-hal sebagai berikut: 1. Anggota Dewan Komisaris telah mengungkapkan kepemilikan saham yang mencapai 5% (lima perseratus) atau lebih pada BCI maupun pada bank dan perusahaan lain (di dalam dan di luar negeri). 2. Komisaris Independen tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali, atau hubungan dengan Bank, yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. 3. Komitmen terhadap pelaksanaan Kode Etik dan Pedoman Tingkah Laku.
The composition of Independent Commissioners has complied with Bank Indonesia regulation, which stipulates that independent members must represent at least 50% of the membership of the BOC. BCI has also met the requirement that 50% or more of the members of Commissioner shall be Indonesian nationality.
Komposisi Komisaris Independen telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia bahwa sedikitnya 50% dari keanggotaan Dewan Komisaris harus independen. Bank juga telah memenuhi peraturan bahwa 50% atau lebih dari total anggota Dewan Komisaris wajib berkewarganegaraan Indonesia.
2. Independent Commissioners have no financial, management and/or families relations with other members of the BOC and Directors and/or with controlling shareholders, or relationships within the Bank which may affect their ability to act independently.
Annual Report 2009 Laporan Tahunan
29
Good Corporate Governance Tata Kelola Perusahaan
Members of the Board of Commissioners and Meeting Frequency Anggota Dewan Komisaris dan Frekuensi Kehadiran Rapat Name Nama
Position Jabatan
Dr. Jeffrey L.S. Koo
President Commissioner
Frequency of Attendance Frekuensi Kehadiran
Percentage of Attendance Persentase Kehadiran
6
100%
6
100%
6
100%
5
83%
6
100%
6
100%
Presiden Komisaris James Chen
Commissioner Komisaris
William Hon
Commissioner Komisaris
Andreas Andhika Bunanta
Independent Commissioner Komisaris Independen
Irwan Siregar
Independent Commissioner Komisaris Independen
Imbang Jaya Mangkuto
Independent Commissioner Komisaris Independen
30
The Implementation of the Duties and Responsibilities of the Board of Directors
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Direksi
As at year-end 2009, the BOD of BCI is comprised of 6 (six) board members and chaired by the President Director.
Pada akhir tahun 2009, jumlah keanggotaan Direksi BCI terdiri dari 6 (enam) orang dan di ketuai oleh Presiden Direktur.
The BOD is responsible for the day-to-day management of the Bank. This includes formulation of the Bank’s short and long-term business plans; execution and achievement of annual budget; implementation of the Bank’s policies; monitoring and managing risks; developing and managing resources; hiring and terminating personnel; report to shareholders at the Annual General Meeting of Shareholders on the overall performance of the Bank; forming and assigning management committees to assist the BOD in specific duties.
Dewan Direksi bertanggung jawab mengelola keseharian Bank. Hal ini termasuk formulasi rencana kerja jangka pendek dan jangka panjang; pelaksanaan dan perolehan anggaran tahunan; penerapan kebijakan Bank; memonitor dan mengelola risiko; mengembangkan dan mengelola sumber daya; memperkerjakan dan memberhentikan karyawan; memberikan laporan kepada pemegang saham pada Rapat Umum Pemegang Saham mengenai keseluruhan kinerja Bank; membentuk dan menugaskan komite manajemen untuk membantu Dewan Direksi dalam tugas khusus.
All members of BOD can act and make independent decision. The duties and responsibilities of the BOD have fairly complied with the good corporate governance principles and are fairly effective, but with minor weaknesses. The BOD meeting has been conducted fairly effective and efficient. The transparency aspect of members of BOD is quite good and never violates prevailing rules and regulations.
Seluruh anggota Direksi mampu bertindak dan mengambil keputusan secara independen. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi cukup memenuhi prinsip-prinsip tata kelola perusahaan dan berjalan cukup efektif, tetapi masih terdapat kelemahan-kelemahan minor. Rapat Direksi terselenggara secara cukup efektif dan cukup efisien. Aspek transparansi anggota Direksi cukup baik dan tidak pernah melanggar ketentuan/perundangan yang berlaku.
Members of the BOD have prepared and signed statement letters which renew periodically, includes the following matters:
Anggota Direksi telah membuat dan menandatangani surat pernyataan yang diperbaharui secara berkala yang antara lain terkait hal-hal sebagai berikut:
Bank Chinatrust Indonesia
1. Members of the BOD have no financial and family relationship up to the second degree with other members of the BOD and BOC. 2. Members of the BOD, either solely or jointly, have no shareholding of more than 25% (twenty five percent) of the paid-up capital in another company. 3. Members of the BOD have disclosed their shareholding which has reached 5% (five percent) or more in BCI or in other banks and companies (inside and outside the country). 4. Commitment of the BOD members to comply with the Code of Ethics and Conduct. The composition of BOD has complied with Bank Indonesia regulation, which regulated that the majority of the BOD must be Indonesian citizen.
1. Anggota Direksi tidak saling memiliki hubungan keuangan dan hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Direksi dan/atau dengan anggota Dewan Komisaris 2. Anggota Direksi baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama tidak memiliki saham melebihi 25% (dua puluh lima perseratus) dari modal disetor pada suatu perusahaan lain. 3. Anggota Direksi telah mengungkapkan kepemilikan saham yang mencapai 5% (lima perseratus) atau lebih pada BCI maupun pada bank dan perusahaan lain (di dalam dan di luar negeri). 4. Komitmen terhadap pelaksanaan Kode Etik dan Pedoman Tingkah Laku. Komposisi anggota Dewan Direksi telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia yang mensyaratkan bahwa mayoritas anggota Direksi wajib berkewarganegaraan Indonesia.
Member of the Board of Directors and Meeting Frequency Anggota Direksi dan Frekuensi Kehadiran Rapat BOD Meeting Rapat Dewan Direksi Name Nama
Position Jabatan
Peter Liu
President Director/Presiden Direktur
Yang, Hua-Nan*
Vice President Director/
Andre Lo **
Vice President Director/
Tantina Repi
Compliance Director/
Liliana
BOD & Executive Officer Meeting Rapat Anggota Direksi Beserta Pejabat Eksekutif
Frequency of % of Frequency of % of Attendance Attendance Attendance Attendance Frekuensi % Kehadiran Frekuensi % Kehadiran Kehadiran Kehadiran 11
100%
30
100%
3
27%
8
27%
4
36%
16
53%
Direktur Kepatuhan
8
73%
20
67%
Director/Direktur
10
91%
28
93%
Director/Direktur
10
91%
26
87%
Director/Direktur
9
82%
26
87%
Wakil Presiden Direktur Wakil Presiden Direktur
Masa Paskalis Lingga Tony Wongsonegoro * **
Appointed by the EGMS in May 2009 and effective as of 21 August 2009 Ditunjuk pada RUPSLB bulan Mei 2009 dan efektif sejak 21 Agustus 2009 Resigned since 21 August 2009 Mengundurkan diri sejak 21 Agustus 2009
Annual Report 2009 Laporan Tahunan
31
Good Corporate Governance Tata Kelola Perusahaan
32
The Completion and Implementation of the duties of the Committees
Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite-Komite
In order to facilitate the effectiveness of their functions and duties, BCI’s Board of Commissioners have set up the following committees: Audit Committee, Risk Monitoring Committee, Remuneration and Nomination Committee. This is in line with BI Regulation No.8/4/PBI/2006, which has been updated by BI Regulation No.8/14/PBI/2006 regarding the implementation of GCG for Commercial Banks.
Untuk membantu efektivitas pelaksanaan fungsi dan tugasnya, Dewan Komisaris BCI telah memiliki beberapa komite, yaitu Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, Komite Remunerasi dan Nominasi. Hal ini selaras dengan PBI No. 8/4/PBI/2006 yang telah disempurnakan dengan PBI No.8/14/PBI/2006 tentang pelaksanaan GCG bagi Bank Umum.
Audit Committee
Komite Audit
Audit Committee consists of an Independent Commissioner as Chairman, one Commissioner, and two independent members who have vast experience in banking and finance.
Komite Audit terdiri dari Komisaris Independen sebagai Ketua, satu orang Komisaris, dan dua orang anggota independen yang berpengalaman di bidang perbankan dan keuangan.
The main duties and responsibilities of the Audit Committee are to assist the BOC in monitoring and evaluating the audit plan & its exercises, including the monitoring and evaluation of the follow-up on audit results which cover the sufficiency of the internal control including the financial reporting process.
Tugas dan tanggung jawab utama Komite Audit adalah untuk membantu Dewan Komisaris melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan.
The frequency of the Audit Committee meeting shall be at least twice in a year, however in the certain circumstances that require further discussion, the meeting frequency may be increased. During 2009, the Audit Committee has conducted 6 (six) meetings, included those held by the committee internally and with External Auditors.
Frekuensi rapat Komite Audit adalah sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam satu tahun, dengan catatan jika ada situasi khusus yang memerlukan lebih banyak diskusi, frekuensi rapat dapat ditambah. Sepanjang tahun 2009, Komite Audit telah menyelenggarakan 6 (enam) kali rapat, yang terdiri atas rapat Komite Audit secara internal, serta rapat Komite Audit dengan Eksternal Auditor.
The Audit Committee shall submit all written evaluation report and Minutes of Meeting to BOC at least 1 (one) month after it is performed.
Komite Audit akan menyerahkan semua laporan evaluasi dan risalah rapat kepada Dewan Komisaris paling lambat 1 (satu) bulan setelah rapat diadakan.
Risk Monitoring Committee
Komite Pemantau Risiko
Risk Monitoring Committee consists of an Independent Commissioner as Chairman, one Commissioner, and two independent members who have vast experience in financial and risk management.
Komite Pemantau Risiko terdiri dari Komisaris Independen sebagai ketua, satu orang Komisaris, dan dua orang anggota independen yang berpengalaman di bidang keuangan dan manajemen risiko.
The main duties and responsibilities for the Risk Monitoring Committee are to assist the BOC in : 1. Evaluating the policy and implementation of the risk management; 2. Monitoring and evaluating the implementation of the duties of the Risk Management Committee and the Risk Management Unit.
Tugas dan tanggung jawab utama Komite Pemantau Risiko adalah untuk membantu Dewan Komisaris dalam: 1. Mengevaluasi kebijakan dan pelaksanaan manajemen risiko; dan 2. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko.
Bank Chinatrust Indonesia
The meeting frequency of the Risk Monitoring Committee is at minimum twice a year. However, The Committee has conducted 5 (five) meetings during the 2009 in view of the numerous issues related with risk aspects that needed to be monitored and evaluated, includes assets quality.
Frekuensi rapat Komite Pemantau Risiko adalah minimum 2 (dua) kali dalam satu tahun. Namun pada tahun 2009, Komite telah mengadakan 5 (lima) kali rapat melihat banyaknya permasalahan yang terkait dengan aspek risiko yang perlu dipantau dan dievaluasi, termasuk kualitas aset.
The Risk Monitoring Committee has also completed the Risk Monitoring Committee Self-Assessment at the end of the book year and formalized it in one of its meetings.
Komite Pemantau Risiko telah mempersiapkan laporan selfassessment Komite Pemantau Risiko pada setiap akhir tahun dan telah mensahkannya dalam salah satu rapat Komite Pemantau Risiko.
The Risk Monitoring Committee has submitted all written evaluation reports and Minutes of Meeting to BOC at the latest 1 (one) month after it is performed.
Komite Pemantau Risiko telah menyerahkan semua laporan evaluasi dan risalah rapat kepada Dewan Komisaris paling lambat 1 (satu) bulan setelah rapat diadakan
Remuneration and Nomination Committee
Komite Remunerasi dan Nominasi
Remuneration and Nomination Committee consists of an Independent Commissioner as Chairman, a Commissioner, and an employees representative.
Komite Remunerasi dan Nominasi terdiri dari Komisaris Independen sebagai ketua, satu orang Komisaris, dan seorang perwakilan karyawan.
The main duties and responsibilities for the Remuneration and Nomination Committee are to give recommendations to the BOC regarding candidates for BOC and/or Directors to be submitted to the General Meeting of Shareholders, and to recommend about the independent parties who will become committee members in the committees set up by the BOC. This committee also evaluates the remuneration policy for Commissioners and Directors to be further presented in the General Meeting of Shareholders, and also for Executive Officers and employees to be presented to the Board of Directors
Tugas dan tanggung jawab utama Komite Remunerasi dan Nominasi adalah memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan ke RUPS tentang calon anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi, serta memberikan rekomendasi tentang Pihak Independen yang akan menjadi anggota Komite yang dibentuk Dewan Komisaris. Selain itu, Komite juga melakukan evaluasi kebijakan remunerasi dan memberikan rekomendasi kebijakan remunerasi baik bagi Dewan Komisaris dan Direksi untuk disampaikan dalam RUPS, maupun bagi Pejabat Eksekutif dan karyawan secara keseluruhan untuk disampaikan kepada Direksi.
Moreover, the Committee must guarantee that the remuneration at BCI is in line with its financial performance; ensure parity to peer group; and ensure that it is aligned with the long-term goal and strategies of the Bank.
Lebih jauh, Komite wajib memastikan bahwa remunerasi BCI telah sesuai dengan kinerja keuangan dan besarnya wajar antara satu dengan lainnya, serta sesuai dengan sasaran dan strategi jangka panjang BCI.
The frequency of the Remuneration and Nomination Committee meeting shall be at least twice in a year, however in the certain circumstances that require further discussion, the meeting frequency may be increased if deemed necessary. The Remuneration and Nomination Committee conducted 6 (enam) meeting in 2009 and attended by all Committee members.
Frekuensi rapat Komite Remunerasi dan Nominasi adalah minimum 2 (dua) kali dalam satu tahun, jika ada situasi khusus yang memerlukan lebih banyak diskusi, frekuensi rapat dapat ditambah jika diperlukan. Rapat Komite Remunerasi dan Nominasi diadakan 6 (enam) kali selama tahun 2009 dan dihadiri oleh seluruh anggota komite.
The Remuneration and Nomination Committee shall submit all recommendations, evaluation results, and Minutes of Meeting to BOC at least 1 (one) month after it is performed.
Komite Remunerasi dan Nominasi akan menyerahkan semua rekomendasi, hasil evaluasi dan risalah rapat kepada Dewan Komisaris paling lambat 1 (satu) bulan setelah rapat diadakan.
The composition and competency of the members of the Committees are appropriate compared to the size and
Komposisi dan kompetensi anggota Komite-Komite sesuai dibandingkan dengan ukuran dan kompleksitas usaha Bank.
Annual Report 2009 Laporan Tahunan
33
Good Corporate Governance Tata Kelola Perusahaan
complexity of the Bank’s business. The committees have also carried out its duty effectively, but with minor weaknesses. The recommendations of the committees are constructive and could be used as reference in BOC’s decision making. The meeting of the committees has also been held effectively and efficiently according to internal guidelines.
Pelaksanaan tugas komite-komite tersebut juga telah berjalan efektif namun masih terdapat kelemahan minor. Rekomendasi komite-komite bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagai bahan acuan keputusan Dewan Komisaris. Sedangkan penyelenggaraan rapat komite-komite juga berjalan sesuai dengan pedoman intern dan terselenggara secara efektif dan efisien.
The Compliance Function
Fungsi Kepatuhan
The Bank’s compliance level to all prevailing regulations and legislation and the compliance of the commitment to the authorities is classified as good. The violations are not material and have been rectified and most of the commitments have been fulfilled in accordance with the target date.
Tingkat kepatuhan Bank terhadap seluruh ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta pemenuhan komitmen dengan otoritas yang berwewenang tergolong baik. Pelanggaran yang ada tidak material dan telah diselesaikan, serta sebagian besar komitmen telah dipenuhi sesuai target waktu yang ditetapkan.
Up-to-date and comprehensive business guidelines and procedure at all level are available, and comply with the prevailing laws and regulations. The implementation of the duties and independency of the Compliance Director and Compliance Unit is effective. The Compliance Director and Compliance Unit periodically review the compliance at the majority of operational unit.
Pedoman, sistem dan prosedur seluruh jenjang organisasi tersedia lengkap, kini dan sesuai dengan ketentuan dan perundang undangan yang berlaku. Pelaksanaan tugas dan independensi Direktur Kepatuhan dan Satuan Kerja Kepatuhan berjalan efektif. Direktur Kepatuhan dan Satuan Kerja Kepatuhan melakukan review secara berkala mengenai kepatuhan mayoritas satuan kerja operasional.
The Internal Audit Function
Fungsi Audit Intern
The internal control that functions as an important part of Bank’s internal control is handled by Internal Audit Work Unit (SKAI), which is responsible to the President Director and Board of Commissioners. SKAI has duties to assist the Management to ensure objectives achievement and business continuity with the following:
Fungsi pengawasan internal sebagai bagian penting dari pengendalian intern Bank dijalankan oleh Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) yang bertanggung jawab kepada Presiden Direktur dan Dewan Komisaris. SKAI bertugas membantu Manajemen untuk memastikan pencapaian tujuan dan kelangsungan usaha dengan:
Providing constructive recommendations in order to achieve efficient and effective internal control, Evaluating the adherence to the internal regulations, Good Corporate Governance (GCG) and prevailing external regulations, Monitoring the corrective actions done by the auditee(s),
Memberikan saran-saran perbaikan guna tercapainya pengendalian intern yang efisien dan efektif, Melakukan evaluasi kepatuhan perusahaan terhadap ketentuan internal, pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik dan perundang-undangan yang berlaku, Melakukan pemantauan terhadap tindakan koreksi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang diaudit, Memfasilitasi kelancaran pelaksanaan audit oleh auditor eksternal.
Facilitating the smoothness of audit activities done by external auditors. SKAI performs its work based on an annual audit plan which has been approved by the Audit Committee. The SKAI audit findings are reported directly to the President Director, with copies forwarded to the Audit Committee, which in turn report these findings to the BOC with recommendation on follow-up actions. Afterward, the BOC will oversee and ensure whether the Management has taken necessary and proper action on those audit findings.
34
Bank Chinatrust Indonesia
SKAI bekerja berdasarkan pada rencana audit tahunan yang sebelumnya telah disetujui oleh Komite Audit. Hasil temuan SKAI dilaporkan langsung kepada Presiden Direktur dengan tembusan kepada Komite Audit, yang kemudian melaporkan hasil-hasil tersebut kepada Dewan Komisaris beserta rekomendasi untuk tindak lanjutnya. Selanjutnya, Dewan Komisaris akan mengawasi dan memastikan apakah manajemen telah mengambil langkah-langkah seperlunya dan memadai atas hasil temuan audit tersebut.
Up until end of 2009, the implementation of BCI’s internal audit function has been done effectively. SKAI has carried out its duty relatively independently and objectively. Bank has an internal audit manual, which generally conforms to the minimum standard regulated in the Standard Implementation of Bank’s Internal Audit Function (SPFAIB), however with minor weaknesses that have been/can be solved by routine actions.
Sampai akhir tahun 2009, pelaksanaan fungsi audit intern BCI telah berjalan efektif, dimana SKAI menjalankan fungsinya secara cukup independen dan obyektif. Bank telah memiliki pedoman internal audit yang pada umumnya sesuai dengan standar minimum yang ditetapkan dalam Standard Pelaksanaan Fungsi Audit Internal Bank (SPFAIB) namun masih terdapat kelemahan minor yang telah/dapat diatasi dengan tindakan rutin.
The External Audit Function
Fungsi Audit Ekstern
The Public Accountant Firm which is in the approved list of Bank Indonesia, Siddharta & Widjaja, an affiliate of KPMG was appointed to audit the Bank’s financial statement for book year ended 31 December 2009.
Kantor Akuntan Publik yang terdaftar di Bank Indonesia, Siddharta & Widjaja yang berafiliasi dengan KPMG, telah ditunjuk untuk mengaudit laporan keuangan BCI untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2009.
The audit by public account as stated above is effective and according to the minimum requirement stated in the regulations, however with minor weaknesses. The quality and scope of audit is good, in which the audit is carried out independently and has fulfilled all the required criteria.
Pelaksanaan audit oleh Akuntan Publik tersebut diatas efektif dan sesuai dengan persyaratan minimum yang ditetapkan dalam ketentuan, namun terdapat kekurangan minor. Kualitas dan cakupan hasil audit baik, dimana pelaksanaan telah independen dan memenuhi kriteria yang ditetapkan.
The Public Accountant has been engaged to perform the audit on BCI’s financial statements since 2006. And to ensure independency, the appointment of the Public Accountant Office shall be no more than 5 (five) years, as stated in PBI No. 3/22/PBI/2001 concerning the Transparency of Bank’s Financial Condition.
Akuntan Publik dimaksud telah melakukan audit atas laporan keuangan BCI sejak tahun 2006. Dan untuk menjamin independensi, penunjukkan Kantor Akuntan Publik maksimal 5 (lima) tahun berturut-turut, sesuai dengan PBI No. 3/22/PBI/2001 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank.
The Risk Management Implementation Including the Internal Control System
Penerapan Manajemen Risiko Termasuk Sistem Pengendalian Intern
The management is fairly adequate in identifying and controlling all Bank’s risks, and fairly active in supervising the policy, procedure, establishment of limits. Bank also has comprehensive Risk Management information system and is quite effective to maintain a sound internal Bank condition.
Manajemen cukup efektif mengidentifikasikan, mengendalikan seluruh risiko Bank dan cukup aktif memantau kebijakan, prosedur, penetapan limit, serta memiliki sistem informasi Manajemen Risiko yang komprehensif dan cukup efektif untuk memelihara kondisi internal Bank yang sehat.
Bank has procedures and implementation of internal control that is comprehensive enough and quite suitable when considering the goal, size and complexity of business, and risk of the Bank. Bank’s Management has quite effectively supervised the condition of the Bank according to the sound banking principle and fairly complies with the prevailing laws and regulation and the internal policies and procedure of the Bank.
Bank memiliki prosedur dan penerapan pengendalian intern yang cukup komprehensif dan cukup sesuai dengan tujuan, ukuran dan kompleksitas usaha dan risiko yang dihadapi Bank. Manajemen cukup efektif dalam memantau kesesuaian kondisi Bank dengan prinsip pengelolaan Bank yang sehat dan ketentuan yang berlaku serta cukup sesuai dengan kebijakan dan prosedur intern Bank.
The application of internal control revealed that there are non-material weaknesses and corrective actions have been taken to avoid significant effects on bank’s condition.
Sedangkan, penerapan pengendalian intern menunjukkan adanya kelemahan yang tidak material, namun telah dilakukan tindakan korektif sehingga tidak menimbulkan pengaruh signifikan terhadap kondisi bank.
Annual Report 2009 Laporan Tahunan
35
Good Corporate Governance Tata Kelola Perusahaan
Facilities to Related Parties and Large Exposures
Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait dan Dana Besar
The Bank already has up-to-date and comprehensive written policy, system and procedures on Provisions of Funds to Related Parties and/or large exposures. There is no violation of Legal Lending Limit (LLL) or prudential principles. Diversification of provision of funds is fairly even, in which the decision on Provision of Funds to Related Parties and/or large exposures is made independently.
Bank telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur tertulis yang terkini dan lengkap untuk penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar. Tidak ada pelanggaran dan pelampauan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) maupun prinsip kehati-hatian. Diversifikasi penyediaan dana cukup merata dimana pengambilan keputusan dalam penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar dilakukan secara independen.
The Bank’s Strategic Plan
Rencana Strategis Bank
The Bank’s Strategic Plan generally aligned with Bank’s vision and mission and the Corporate Plan of the Bank. Bank’s Corporate and Business Plan have been quite realistically formulated and addressed the external and internal factors, prudential, and sound banking principles.
Rencana Bisnis Bank telah cukup sesuai dengan visi dan misi Bank serta Rencana Korporasi Bank. Rencana Korporasi dan Rencana Bisnis Bank disusun secara cukup realistis dengan memperhatikan seluruh faktor eksternal dan internal, prinsip kehati-hatian dan azas perbankan yang sehat.
The realization of the business plan is in accordance with the business plan of the Bank. The targets not yet achieved include funds collection, loan disbursement, assets quality, and the plan to open 1 (one) sub-branch office.
Realisasi rencana bisnis cukup sesuai dengan Rencana Bisnis Bank. Target-target yang belum tercapai termasuk penghimpunan dana, penyaluran kredit, kualitas aset, dan rencana pembukaan 1 (satu) kantor cabang pembantu.
For the unrealized targets, Bank’s BOD has provided directions for the senior management through routine meetings in order to optimal the realization of Business Plan and to improve the performance to achieve the target for 2010.
Untuk target-target yang belum sepenuhnya tercapai, Dewan Direksi, melalui pertemuan rutin telah memberikan pengarahan terhadap manajemen senior terkait untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan agar dapat mengoptimalkan realisasi Rencana Bisnis, serta meningkatkan kinerja untuk mencapai hasil yang direncanakan pada akhir tahun 2010.
The transparency of the financial and non financial condition
Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan Bank
BCI regularly provides timely and complete information regarding its financial and non-financial performance to the public through its homepage (http://www.chinatrust.co.id) and other media that is relatively easy to be accessed. The scope of financial and non-financial reports is provided in a timely enough manner, complete, accurate, and up-to-date. Bank is relatively transparent in delivering information regarding its products and services, implement customer complaints management fairly effective and maintain customers’ private data and information adequately. The scope of the report on the implementation of Good Corporate Governance are quite comprehensive, accurate, up-to-date and complete and has been delivered in sufficient time to the shareholders according to the prevailing regulation. Bank’s Management Information System, especially related to Bank’s Internal Report System, is quite capable to provide data and information in a timely manner, accurate, comprehensive, quite reliable and effective to assist the management in decision making.
36
Bank Chinatrust Indonesia
BCI secara teratur memberikan informasi yang tepat waktu dan lengkap mengenai informasi keuangan dan nonkeuangan kepada publik melalui situs (http://www.chinatrust.co.id) dan media yang cukup mudah diakses. Cakupan informasi keuangan dan non-keuangan tersedia secara cukup tepat waktu, lengkap, akurat dan terkini. Bank cukup transparan dalam menyampaikan informasi produk dan jasa, menerapkan pengelolaan pengaduan nasabah dengan cukup efektif serta memelihara data dan informasi pribadi nasabah secara cukup memadai. Cakupan laporan pelaksanaan tata kelola perusahaan cukup lengkap, akurat, terkini dan utuh dan telah disampaikan secara cukup tepat waktu kepada pemegang saham sesuai ketentuan yang berlaku. Sistem Informasi Manajemen Bank khususnya terkait dengan Sistem Pelaporan Internal Bank cukup mampu menyediakan data dan informasi secara tepat waktu, akurat, lengkap serta cukup handal dan efektif untuk pengambilan keputusan manajemen.
The remuneration package/policy for the members of the Board of Commissioners and Directors
Paket/Kebijakan remunerasi bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi
For fiscal year 2009, total remuneration and benefits provided to members of the BOC and BOD were as follows:
Untuk tahun buku 2009, remunerasi dan tunjangan bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi adalah sebagai berikut: Total Received in 1 Year/Jumlah Diterima dalam 1 Tahun
Board of Commissioners Dewan Komisaris
Types of Remuneration and other Facilities Jenis Remunerasi dan Fasilitas lain
1.
Remuneration* (salary, bonus, routine allowances, tantiem and other facilities in the form of non in kind) Remunerasi* (gaji, bonus, tunjangan rutin, tantiem, dan fasilitas lainnya dalam bentuk non-natura)
Board of Directors Dewan Direksi
Person Orang
Rupiah Rupiah
Person Orang
Rupiah Rupiah
3
964,500,000
6
5,465,016,000
3
-
-
-
6 2
663,680,000 959,481,000
(Independent Commissioners/ Komisaris Independen)
(Commissioners/Komisaris)
2. Other facilities in the form of in kind (housing, transportation, health insurance, etc.) which: Fasilitas lain dalam bentuk natura (perumahan, transportasi, asuransi kesehatan dan sebagainya) yang: a. can be owned/yang dapat dimiliki b. can not be owned/yang tidak dapat dimiliki
(Housing/Perumahan)
Total/Jumlah
*note: Only Independent Commisioners received remuneration in BCI
Corporate Governance Self Assessment
964,500,000
7,088,177,000
*catatan: Hanya Komisaris Independen yang mendapatkan remunerasi di BCI
Penilaian Tata Kelola Perusahaan Secara Mandiri
To assess BCI’s governance practices and to comply with Bank Indonesia guideline concerning GCG implementation by Commercial Banks, in 2009 BCI conducted a Corporate Governance self assessment and assessed 11 (eleven) different aspects as follow:
Untuk menilai pelaksanaan tata kelola BCI dan kepatuhan terhadap ketentuan Bank Indonesia dalam pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik oleh Bank Umum, pada tahun 2009 BCI mengadakan self assessment tentang praktek Tata Kelola Perusahannya dengan melakukan penilaian terhadap 11 (sebelas) aspek sebagai berikut:
1. The implementation of the duties and responsibilities of the Board of Commissioners. 2. The implementation of the duties and responsibilities of the Board of Directors. 3. The completion and implementation of the duties of the Committees. 4. The handling of the conflict of interest. 5. The implementation of the compliance function. 6. The implementation of the internal audit function. 7. The implementation of the external audit function. 8. The implementation of risk management including the internal control system.
1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris. 2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi. 3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite. 4. 5. 6. 7. 8.
Penanganan benturan kepentingan. Penerapan fungsi kepatuhan Bank. Penerapan fungsi audit intern. Penerapan fungsi audit ekstern. Fungsi manajemen risiko termasuk sistem pengendalian intern.
Annual Report 2009 Laporan Tahunan
37
Good Corporate Governance Tata Kelola Perusahaan
38
9. The facilities to related parties and large exposures. 10. The transparency of the financial and non-financial conditions of the Bank, the reports on the implementation of GCG and the internal reporting. 11. The Bank’s strategic plan.
9. Penyediaan dana kepada pihak terkait dan debitur besar. 10. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan, laporan pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan dan pelaporan internal. 11. Rencana strategis Bank.
Ratings for these aspects will be based on the performance of GCG implementation versus the minimum criteria set up by Bank Indonesia. The self assessment results revealed that GCG implementation in BCI has reached the “Fair” rating with an overall composite score of 2.51 (scale of the highest composite score is <1.5)
Pemeringkat dari seluruh aspek di atas dilakukan dengan membandingkan antara kinerja pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan dan kriteria minimum yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Penilaian secara mandiri tersebut menyimpulkan bahwa pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan di dalam BCI mendapatkan peringkat “Cukup Baik” dengan total nilai komposit mencapai 2,51 (skala nilai komposit tertinggi adalah <1,5).
Bank Chinatrust Indonesia
Report of Risk Monitoring Committee Laporan Komite Pemantau Risiko
To implement good corporate governance, BCI has formed a Risk Monitoring Committee which has been functioning effectively to support the Board of Commissioners (BOC) in supervising the bank’s risks.
Dalam rangka menyelenggarakan tata kelola perusahaan yang baik, BCI telah memiliki Komite Pemantau Risiko yang berfungsi secara efektif untuk mendukung Dewan Komisaris (DK) dalam mengawasi risiko-risiko yang dihadapi bank.
The formation of the Risk Monitoring Committee of the bank is in line with Bank Indonesia Regulation No. 8/4/PBI/2006 dated 30 January 2006 concerning Implementation of Good Corporate Governance for Commercial Banks, and Bank Indonesia Regulation No. 8/14/PBI/2006 dated 05 October 2006 concerning Amendment to Regulation of Implementation of Good Corporate Governance for Commercial Banks. All members of the Risk Monitoring Committee are independent to the Directors. The Risk Monitoring Committee members consist of 1(one) Independent Commissioner, who serves as Chairman of the Risk Monitoring Committee, 1 (one) Commissioner, and 2 (two) members from independent parties.
Pembentukan Komite Pemantau Risiko BCI sejalan dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum. Seluruh anggota Komite Pemantau Risiko bersifat independen terhadap Direksi. Anggota Komite Pemantau Risiko terdiri dari 1 (satu) orang Komisaris Independen yang menjabat sebagai Ketua Komite Pemantau Risiko, 1 (satu) orang Komisaris dan 2 (dua) orang dari pihak independent.
The Risk Monitoring Committee is responsible for providing recommendations to the BOC on the risk management issues, by conducting evaluation of the consistency between risk management policies with the implementation of the policy, monitoring and evaluating of the implementation of the Risk Management Committee’s tasks, and provide recommendations to the BOC in regard to enhance the effectiveness of implementing risk management within BCI.
Komite Pemantau Risiko bertanggungjawab untuk memberikan rekomendasi kepada DK mengenai hal-hal pengelolaan risiko dengan melakukan evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan risiko dengan pelaksanaan kebijakan tersebut serta melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko untuk selanjutnya memberikan rekomendasi kepada DK guna peningkatan efektivitas pelaksanaan manajemen risiko BCI.
As of the end of 2009, members of the Risk Monitoring Committee comprise of:
Pada akhir tahun 2009, susunan anggota Komite Pemantau Risiko adalah sebagai berikut:
Members of the Risk Monitoring Committee Anggota Komite Pemantau Risiko Chairman/Ketua
Imbang Jaya Mangkuto
Independent Commissioner/Komisaris Independen
Member/Anggota
Zairyanto Poedjiaty
Independent Party/Pihak Independen
Hans Tedjasaputra
Independent Party/Pihak Independen
William Hon
Commissioner/Komisaris
During 2009, the Risk Monitoring Committee performed the following activities:
Hal-hal yang telah dilakukan Komite Pemantau Risiko selama tahun 2009 sebagai berikut:
1. Monitored the Bank's business strategy and its potential risks.
1. Melakukan pemantauan atas strategi usaha Bank dan potensi risikonya.
Annual Report 2009 Laporan Tahunan
39
Report of Risk Monitoring Committee Laporan Komite Pemantau Risiko
2. Evaluated risk management policies and its implementation.
2. Melakukan evaluasi terhadap kebijakan pengelolaan risiko dan pelaksanaannya.
3. Conducted performance reviews of Risk Management Unit and reported the result to the BOC.
3. Melakukan tinjauan kinerja Unit Manajemen Risiko dan melaporkan hasil evaluasi kepada DK.
4. Evaluated BOD’s report towards Risk Management Policy implementation.
4. Melakukan evaluasi terhadap laporan pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko.
5. Evaluated BOD’s actions to comply with Bank Indonesia’s regulations and other prevailing regulations with regard to the implementation of good corporate governance principles related to risk management.
5. Mengevaluasi langkah-langkah yang diambil oleh Direksi dalam rangka memenuhi peraturan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam rangka pelaksanaan prinsip good corporate governance yang berkaitan dengan manajemen risiko.
6. Evaluated the Quarterly Risk Profile Report submitted to Bank Indonesia, and provided recommendation to BOD through BOC regarding the methodology and effort to improve the composite risk measurement, so that it reflects the risk level to be managed by the Bank.
6. Melakukan evaluasi atas Laporan Profil Risiko Triwulanan yang disampaikan oleh Direksi kepada Bank Indonesia dan memberikan masukan kepada Direksi melalui DK mengenai metodologi dan upaya peningkatan pengukuran risiko komposit sehingga benar-benar mencerminkan tingkat risiko yang harus dikelola oleh BCI.
7. Monitored the program to improve NPL level and required Bank to conduct credit stress test.
7. Memantau program perbaikan kredit bermasalah (NPL) dan mewajibkan Bank untuk melakukan uji ketahanan kredit.
8. Monitored the Bank’s liquidity conditions and required Bank to conduct liquidity stress test as well as having Liquidity Contingency Policy.
8. Memantau kondisi likuiditas Bank dan mewajibkan adanya uji ketahanan likuiditas serta Kebijakan Kontinjensi Likuiditas.
To accomplish the above activities, during 2009 the Risk Monitoring Committee has held 5 (five) meetings with 100% attendance level.
Dalam melaksanakan kegiatan diatas, selama tahun 2009 Komite Pemantau Risiko telah melakukan 5 (lima) kali rapat dengan tingkat kehadiran 100%.
Risk Monitoring Committee/Komite Pemantau Risiko
Imbang Jaya Mangkuto Chairman/Ketua
40
Bank Chinatrust Indonesia
Report Audit Committee Laporan Komite Audit
To implement good corporate governance, BCI has formed an Audit Committee which is functioning effectively.
Dalam rangka menyelenggarakan tata kelola perusahaan yang baik, BCI telah memiliki Komite Audit yang berfungsi secara efektif.
An Audit Committee of the bank has formed pursuant to Bank Indonesia Regulation No. 8/4/PBI/2006 dated 30 January 2006 concerning Implementation of Good Corporate Governance for Commercial Banks, and Bank Indonesia Regulation No. 8/14/PBI/2006 dated 05 October 2006 concerning Amendment to Regulation of Implementation of Good Corporate Governance for Commercial Banks.
Komite Audit BCI dibentuk sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum.
The Audit Committee is responsible for providing independent professional opinion to the Board of Commissioners (BOC) on the reports and other information submitted by the Board of Directors (BOD), and to identify issues which might require the attention of the BOC. The Audit Committee conducts its duties based on the Audit Committee Guidelines. All members of the Audit Committee are independent to the Directors as well as to external auditors, and include an Independent Commissioner who serves as Chairman of the Audit Committee.
Komite Audit bertugas memberikan pendapat profesional yang independen kepada Dewan Komisaris (DK) mengenai laporan dan informasi lain yang disampaikan oleh Direksi, dan mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian DK. Komite Audit melaksanakan tugas-tugasnya berdasarkan Panduan Komite Audit. Seluruh anggota Komite Audit bersifat independen terhadap Direksi maupun auditor eksternal, dan beranggotakan seorang Komisaris Independen yang menjabat sebagai Ketua Komite Audit.
The composition of the Audit Committee as of 31 December 2009 was as follows:
Berdasarkan posisi per 31 Desember 2009 susunan Komite Audit adalah sebagai berikut:
Composition of the Audit Committee Susunan Komite Audit Chairman/Ketua
Irwan Siregar
Independent Commissioner/Komisaris Independen
Member/Anggota
Zairyanto Poedjiaty
Independent Party/Pihak Independen
Hans Tedjasaputra
Independent Party/Pihak Independen
William Hon
Commissioner/Komisaris
Activities and reviews of the Audit Committee during 2009 among other things included:
Kegiatan dan hasil kerja Komite Audit selama tahun 2009 antara lain sebagai berikut:
1. Reviewed findings issued by Bank Indonesia, Chinatrust Commercial Bank’s Audit department (majority shareholders), Internal Audit and External Auditor and monitored the follow-up of corrective actions on the findings.
1. Membahas hasil temuan Bank Indonesia, Audit Department Chinatrust Commercial Bank (pemegang saham mayoritas), Auditor Internal dan Akuntan Publik serta memantau tindak lanjut penyelesaiannya.
2. Discussions on BCI’s Non Performing Loans.
2. Membahas Kredit Bermasalah BCI.
Annual Report 2009 Laporan Tahunan
41
Report Audit Committee Laporan Komite Audit
3. Eva l u at e d B C I ’s g o o d co r p o rat e g ove r n a n c e implementation.
3. Melakukan evaluasi atas implementasi tata kelola perusahaan BCI.
4. Provide recommendation to the BOC on the appointment of a Public Accountant which shall then be presented to the Annual General Meeting of Shareholders for approval.
4. Memberikan rekomendasi kepada DK berkaitan dengan penunjukan Kantor Akuntan Publik untuk kemudian dapat disetujui pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan.
5. Monitor the working (audit) plan and its implementation. It also assesses the work adequacy of internal audit work.
5. Melakukan pemantauan terhadap rencana kerja audit internal dan pelaksanaannya, serta menilai kecukupan kerja internal audit.
6. Assess consistency between audit implementation by the Public Accountant Office with prevailing audit standards.
6. Menilai konsistensi antara pelaksanaan audit yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik dengan standar audit yang berlaku.
7. Assess the consistency of the financial report with prevailing accounting standards.
7. Menilai konsistensi antara laporan keuangan dengan standar akuntansi yang berlaku.
To accomplish the above activities, during 2009 the Audit Committee has held 6 (six) meetings with 100% attendance level.
Dalam melaksanakan kegiatan diatas, selama tahun 2009 Komite Audit telah melakukan 6 (enam) kali rapat dengan tingkat kehadiran 100%.
Audit Committee/Komite Audit
Irwan Siregar Chairman/Ketua
42
Bank Chinatrust Indonesia
Report of Remuneration and Nomination Committee Laporan Komite Remunerasi dan Nominasi
In order to further implement and improve good corporate governance, the Remuneration and Nomination Committee of the Bank has been formed and functioning to support and review the human resources areas.
Dalam rangka pelaksanaan dan penyempurnaan tata kelola perusahaan, Komite Remunerasi dan Nominasi telah dibentuk dan berfungsi untuk mendukung dan mengevaluasi bidang sumber daya manusia.
The formation of the Remuneration and Nomination Committee is pursuant to Bank Indonesia Regulation No. 8/4/PBI/2006 dated 30 January 2006 concerning implementation of Good Corporate Governance for Commercial Banks, and Bank Indonesia Regulation No. 8/14/PBI/2006 dated 05 October 2006 concerning Amendment to the Regulation of implementation of Good Corporate Governance for Commercial Banks. The Committee is currently consisted of an Independent Commissioner, a Commissioner and an Executive Officer.
Komite Remunerasi dan Nominasi BCI dibentuk sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Perubahan atas Peraturan Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum. Saat ini Komite Remunerasi dan Nominasi BCI terdiri atas seorang Komisaris Independen, seorang Komisaris dan seorang Pejabat Eksekutif.
The Remuneration and Nomination Committee’s responsibilities has the duties, among other things, to (1) review and provide recommendation on the size and composition of the Board of Commissioners (BOC) and Board of Directors (BOD); (2) prepare and provide recommendations on system and procedures for selection and/or replacement of members of the BOC and BOD; (3) provide recommendations on the potential candidates to be appointed as members of the BOC and BOD; (4) review and provide recommendations to the BOC on the remuneration policies for (a) members of the BOC and BOD, and (b) Executive Officers and employees in general.
Komite Remunerasi dan Nominasi bertanggungjawab dan bertugas (1) mengevaluasi dan memberikan rekomendasi mengenai jumlah dan komposisi Komisaris dan Direksi, (2) menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai sistem serta prosedur pemilihan dan/atau penggantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi, (3) memberikan rekomendasi mengenai kandidat potensial yang akan ditunjuk sebagai anggota Dewan Komisaris dan Direksi; (4) mengevaluasi dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai kebijakan remunerasi bagi (a) anggota Dewan Komisaris dan Direksi, dan (b) Pejabat Eksekutif dan karyawan secara keseluruhan.
The members of the Remuneration and Nomination Committee as of 31 December, 2009 were as follows:
Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi per tanggal 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut:
Composition of the Remuneration and Nomination Committee Susunan Komite Remunerasi dan Nominasi Chairman/Ketua
Andreas Andhika Bunanta
Independent Commissioner/Komisaris Independen
Member/Anggota
William Hon
Commissioner/Komisaris
Devina Veryano
Employees Representative/Perwakilan Karyawan
In 2009, the Remuneration and Nomination Committee had conducted bi-monthly meetings which covered, among others, the following activities:
Selama tahun 2009, Komite Remunerasi dan Nominasi telah melakukan pertemuan setiap dua bulan yang meliputi, antara lain, kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Evaluation of the employee remuneration policies in 2009 and recommendation for salaries increase and adjustment policies.
1. Mengevaluasi kebijakan remunerasi karyawan tahun 2009 dan memberikan rekomendasi terhadap kebijakan kenaikan dan penyesuaian gaji.
Annual Report 2009 Laporan Tahunan
43
Report of Remuneration and Nomination Committee Laporan Komite Remunerasi dan Nominasi
2. Evaluation on the man power situation in the Bank in 2008. The Committee provided recommendation for improvements in human resources planning areas such as succession planning, retention and career planning, pension plan etc.
2. Mengevaluasi situasi sumber daya manusia di Bank pada tahun 2008. Komite memberikan rekomendasi untuk penyempurnaan dalam bidang perencanaan sumber daya manusia seperti perencanaan suksesi, tingkat retensi karyawan dan perencanaan karir, serta rencana pensiun, dll.
3. Recommendation on the nomination of prospective candidates to become members of the Board of Directors of the Bank.
3. Memberikan rekomendasi mengenai calon yang masuk nominasi sebagai anggota Dewan Direksi Bank.
4. Review on training budget plan and its implementation during 2009.
4. Mengevaluasi rencana anggaran pelatihan dan pelaksanaannya selama 2009.
5. Review on the implementation of human resources programs during 2009 which include employee satisfaction survey, human resource information system, staff loan policies revision, human resource standard operating procedures set up, recruitment and training activities.
5. Mengevaluasi pelaksanaan program-program sumber daya manusia selama tahun 2009 yang mencakup survei kepuasan karyawan, sistem informasi sumber daya manusia, revisi kebijakan pinjaman karyawan, penyusunan standar operasi dan prosedur (SOP) sumber daya manusia, perekrutan dan kegiatan pelatihan.
6. Review on the rectification of audit findings from Bank Indonesia, Public Accountant, the Bank Internal Audit Department, as well as ChinaTrust Commercial Bank’s audit department.
6. Mengevaluasi pembetulan atas temuan-temuan audit dari Bank Indonesia, Akuntan Publik, Satuan Pengawasan Internal Bank, serta Audit Department Chinatrust Commercial Bank.
Six (6) committee meetings were held during 2009 with the attendance level of 100%. The Remuneration and Nomination Committee is committed to continuously improve its effectiveness as well as the efficiency of the human resources areas within the Bank.
Dalam melaksanakan kegiatan di atas, selama tahun 2009 Komite Remunerasi dan Nominasi telah menyelenggarakan 6 (enam) kali rapat dengan tingkat kehadiran 100%. Komite Remunerasi dan Nominasi berkomitmen untuk terus meningkatkan efektivitasnya serta meningkatkan efisiensi bidang sumber daya manusia.
Remuneration and Nomination Committee/Komite Remunerasi dan Nominasi
Andreas Andhika Bunanta Chairman/Ketua
44
Bank Chinatrust Indonesia
Corporate Social Responsibilities Tanggung Jawab Sosial
BCI constantly strives to apply the principles of GCG by implementing Corporate Social Responsibility (CSR) throughout the years. In fact, CSR has become a routine activity that is included on the Bank’s Business Plan 2009. The activity is a genuine expression of BCI’s care and firm commitment, from the entire Management and employees, towards the surroundings community. Throughout 2009, CSR activities conducted by BCI were as follows:
BCI senantiasa berusaha menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang baik dengan terus mengimplementasikan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dari tahun ke tahun. Hal ini juga menjadi agenda kegiatan rutin yang tercantum dalam Rencana Bisnis Bank Tahun 2009. Tujuan kegiatan tersebut adalah memupuk kepedulian dan komitmen tegas dari seluruh Manajemen dan karyawan BCI terhadap masyarakat di sekitarnya. Sepanjang tahun 2009, aktivitas CSR yang dilakukan oleh BCI antara lain adalah:
As one of the routine annual CSR programs of the Company, to mark BCI’s 12th Anniversary, on 19 May 2009 in cooperation with Indonesia’s Red Cross (PMI), BCI organized blood donation event which was participated by approximately 70 employees. This activity was held at BCI’s Head Office in Sudirman. Through this program, BCI hopes that the donation may assist the PMI to provide blood supply to those in needs.
Sebagai salah satu agenda kegiatan rutin CSR tahunan perusahaan, menandai HUT ke-12, pada tanggal 19 Mei 2009 BC I bekerjasama dengan PMI kembali menyelenggarakan aksi sosial donor darah yang diikuti oleh sekitar 70 karyawan. Acara ini diselenggarakan di kantor pusat BCI di Sudirman. Melalui acara ini, perseroan berharap sumbangan ini dapat membantu PMI dalam menyediakan kebutuhan darah bagi mereka yang membutuhkan.
As in the previous years, BCI management and employees showed their care by conducting fund raising activities to help the poor and underprivileged communities. It was conducted during the Moslem holy month of Ramadhan or within the days leading up to Idul Fitri, on 09 September 2009, BCI donated food, clothing, toys, bags and cash to At Taqwa orphanage in Plumpang, East Jakarta; and just before Christmas, on 30 December 2009, Bank employees also distributed Christmas packages to Vincentius Putra orphanage at Kramat Raya, Central Jakarta.
Sebagaimana di tahun-tahun sebelumnya, manajemen dan karyawan BCI kembali menunjukkan kepeduliannya dengan melakukan kegiatan pengumpulan dana untuk membantu sesama yang kurang beruntung. Realisasinya dilakukan pada bulan Ramadhan atau tepatnya menjelang Hari Raya Idul Fitri, pada tanggal 9 September 2009 BCI menyumbangkan makanan, pakaian, mainan, tas dan uang tunai kepada panti asuhan At Taqwa, Plumpang, Jakarta Timur; dan menjelang Natal, pada tanggal 30 Desember 2009 karyawan BCI juga menyumbangkan bingkisan Natal untuk Panti Asuhan Vincentius Putra, Kramat Raya, Jakarta Pusat
To alleviate the plight of the earthquake victims in Tasikmalaya West Java, Padang West Sumatra Region and its surrounding, BCI has also provided support in the form of donations of used clothing through the Provincial Government Office of West Sumatra in Jakarta, cash through “Kompas” daily newspaper Humanitarian Funds and through Bank Indonesia Bandung and Surabaya under “Banking Care for Earthquake”.
Untuk meringankan penderitaan korban gempa di Tasikmalaya Jawa Barat, Padang Sumatra Barat dan sekitarnya, BCI juga memberikan bantuan sumbangan berupa pakaian bekas layak pakai melalui Kantor Penghubung Pemerintah Propinsi Sumatra Barat di Jakarta, uang tunai melalui Dana Kemanusiaan Harian “Kompas” serta melalui Bank Indonesia Bandung dan Surabaya dalam program “Perbankan Peduli Gempa”.
In order to support Bank Indonesia’s national program in the banking sector, BCI has conducted Card Education Campaign at Padjadjaran University Bandung on 06 July 2009. BCI also sponsored the “Voice of Customers Contest”, and participated in promoting it through putting up posters of it on all of BCI’s office networks and website.
Guna mendukung program nasional Bank Indonesia di bidang perbankan, BCI telah menyelenggarakan kegiatan Kampanye Edukasi Kartu Pembayaran di Universitas Padjadjaran Bandung pada tanggal 6 Juli 2009. BCI juga turut berpartisipasi sebagai sponsor dalam kegiatan “Kontes Suara Konsumen”, serta turut mempromosikan dan menyebarluaskan informasi kegiatan ini kepada nasabah/masyarakat dengan memasang poster Kontes Suara Konsumen di seluruh jaringan kantor dan situs BCI.
Annual Report 2009 Laporan Tahunan
45
Corporate Social Responsibilities Tanggung Jawab Sosial
46
BCI also actively supported Bank Indonesia’s education programs by visiting clients’ companies and distributing informative brochures to their employees. The objective of this program is to expand the interest of the community in banking including all of its products and services. Moreover, this program also has the objective of increasing the public’s risk awareness when conducting financial transactions through Banks.
BCI juga turut aktif mensukseskan program edukasi Bank Indonesia melalui kunjungan ke beberapa perusahaan nasabah dengan membagikan brosur-brosur edukasi kepada para karyawannya. Tujuan program ini adalah untuk menumbuh kembangkan minat masyarakat pada bidang perbankan dengan segala produk dan jasanya. Selain daripada itu, program ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai aspek kehati-hatian dalam melakukan transaksi keuangan melalui Bank.
Whereas for employees, BCI continues to hold internal events such as family gathering, sports activities, fastbreaking together, religious gathering events and many other things, all of which shall be strengthening the relations at all levels at BCI toward a solid team within the Company.
Sedangkan untuk karyawan, BCI melanjutkan kegiatan internal seperti family gathering, olah-raga, buka puasa bersama, halal bihalal dan sebagainya yang dimaksudkan untuk meningkatkan hubungan yang harmonis diantara segenap jajaran BCI guna membangun kerjasama tim yang kuat dalam Perusahaan.
Going forward, for CSR implementation, BCI will continue to review the CSR programs to ensure that the future activities remain in line with company objectives and continuity. Through these activities, BCI hopes to cement its reputation as a company with consistent and demonstrated concern for the community to inspire stakeholders to participate in community care and also to unite the employees and stakeholders of BCI. By implementing CSR consistently BCI hopes the community, especially in areas where BCI operates will feel the benefits.
Ke depan, untuk pelaksanaan CSR, BCI akan selalu mengkaji program-program CSR yang dilaksanakan agar tetap sejalan dengan tujuan perusahaan dan kelangsungan perusahaan dimasa depan. Melalui kegiatan ini diharapkan BCI dapat memperkuat reputasinya sebagai perusahaan yang secara konsisten menunjukkan kepedulian pada masyarakat sekitarnya dan memberikan inspirasi kepada stakeholders untuk turut serta melakukan kegiatan kepedulian terhadap masyarakat serta menggalang persatuan diantara insan BCI. Dengan menerapkan CSR secara konsisten BCI berharap masyarakat, khususnya di lingkungan dimana BCI beroperasi akan merasakan manfaatnya.
Bank Chinatrust Indonesia
Human Resources Management Manajemen Sumber Daya Manusia
Bank Chinatrust Indonesia continued its effort to increase its human resources quality through capability and ability development programs for all Banks’ employee. “Service Excellence” training continues to be our main focus and will be implemented for all employees from the highest until the lowest position in the organization. Those trainings were also supported by the improvement of the participants’ capability from the lowest level until the senior manager level to ensure that the “service excellence” is implemented in the daily jobs when facing both internal and external customers. This is conducted to improve the employees’ readiness to develop aggressively as planned for the coming years.
Bank Chinatrust Indonesia melanjutkan upaya dalam peningkatan kualitas sumber daya manusianya melalui program-program peningkatan keahlian dan kecakapan bagi seluruh karyawan bank. Pelatihan mengenai “Service Excellence” menjadi perhatian utama dan diterapkan pada seluruh jajaran karyawan tingkat tertinggi hingga staff terendah dalam organisasi. Pelatihan tersebut ditunjang oleh peningkatan kemampuan para penyelia dari penyelia tingkat pertama sampai tingkat senior manajer dalam memastikan bahwa “service excellence” ini diterapkan dalam tugas sehari-hari baik terhadap rekan kerja (internal customer) maupun terhadap nasabah dan pemasok lainnya (external customer). Hal ini dilakukan dalam upaya peningkatan kesiapan untuk pengembangan agresif yang direncanakan untuk tahun berikutnya.
Aside from that, BCI continued to ensure that its employees applied the prudential principle in managing the Bank and providing services to customers. In regard to this, training in the Anti Money Laundering and Counter Financing of Terrorist (AML&CFT) was conducted and the Bank ensured that its employees are certified in the Risk Management Certification Board.
Selain itu, BCI pun memastikan bahwa dalam pengelolaan dan pelayanannya setiap karyawan melaksanakan tugasnya dengan prinsip kehati-hatian. Dalam hal ini, pelatihan dibidang Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU&PPT) serta kepastian bahwa tiap-tiap karyawan yang harus tersertifikasi oleh Badan Sertifikasi Manajemen Risiko sudah diterapkan dengan baik.
Besides training to develop employees’ capability, other area that became Bank’s attention in 2009 was job rotation, giving opportunities to the potential employee to work in new areas in the bank. It is expected that this could motivate employee to expand their working knowledge and skills in the bank.
Disamping pelatihan untuk meningkatkan kemampuan kecakapan karyawan, area yang menjadi perhatian bank sepanjang tahun 2009 adalah rotasi kerja, yakni memberi kesempatan karyawan yang potensial untuk bekerja di area yang baru dalam bank. Diharapkan cara ini dapat memotivasi karyawan agar dapat meningkatkan pemahaman terhadap lingkup kerja dalam bank.
Recruitment
Rekruitmen
In 2009, Bank Chinatrust Indonesia had recruited 96 people, an increase of 45% from the end of 2008. Total employees have been increase by 14% at the end of 2009 compare with end of 2008 or early 2009 numbers. The details are as follow:
Selama tahun 2009, Bank Chinatrust Indonesia sudah merekrut sebanyak 96 orang, dengan pengembangan sekitar 45% dari akhir tahun sebelumnya. Total karyawan kami meningkat sebanyak 14% pada akhir 2009 dibandingkan angka akhir 2008/awal 2009. Adapun perinciannya adalah sebagai berikut: 31 Dec 2006 31 Dec 2007
Number of Employees Jumlah Karyawan Length of Experience Lama Pengalaman
Last Education Pendidikan Terakhir
31 Dec 2008
31 Dec 2009
238
278
293
334
0 - 3 years/tahun 3 - 6 years/tahun 6 - 9 years/tahun above 9 years/diatas 9 tahun
127 73 26 12
147 57 47 27
144 62 44 43
183 57 36 58
Other School Certificate/SD-SMP Senior High School/SMA Diploma/(D1-D3) Bachelor/S1 Degree/S2
4 19 34 168 13
1 14 37 207 19
1 14 36 222 20
1 14 28 269 22
Annual Report 2009 Laporan Tahunan
47
Human Resources Management Manajemen Sumber Daya Manusia
Training
Pelatihan
BCI conducted a variety of local and overseas trainings, both internally and externally, in 2009. The total investment of the training program reached IDR 4.25 billion.
BCI telah melaksanakan berbagai macam pelatihan secara internal dan eksternal baik dalam negeri maupun program luar negeri di tahun 2009. Total investasi yang telah dicapai untuk program pelatihan sebesar IDR 4,25 miliar.
As addition for “Service Excellence” training which was mentioned previously, Bank also conducted technical training such as Professional Selling Skills, Presentation Skills, and Negotiation Skills to develop employees’ capability in the area of sales and marketing.
Sebagai tambahan pelatihan “Service Excellence” yang telah disebutkan terdahulu, Bank juga melaksanakan pelatihan teknis untuk mengembangkan kemampuan karyawan antara lain: Professional Selling Skills, Presentation Skills, Negotiation Skills kepada karyawan bank di area penjualan dan pemasaran.
In addition to Risk Management Certification, other certifications such as AAJI, Bancassurance and WAPERD have been completed by employees who are required to obtain the certification in accordance with Bank’s plan to offer more variety of products. In the middle of November, Bank conducted motivation training program to develop and maintain employees’ motivation to prepare for new challenges in 2010. A total 276 employees from Sub-branches and Branches participated in that training.
Selain Sertifikasi Manajemen Resiko, sertifikasi lainnya yaitu AAJI, Bankassurance dan WAPERD untuk beberapa karyawan dan posisi yang diwajibkan telah terpenuhi seiringan dengan rencana strategis Bank untuk memiliki berbagai macam produk. Mendekati akhir tahun, pada pertengahan November, Bank telah melaksanakan program pelatihan motivasi untuk mengembangkan dan memelihara motivasi karyawan agar siap menghadapi tantangan di tahun 2010. Total sebanyak 276 karyawan mengikuti program tersebut termasuk diantaranya dari kantor cabang dan kantor cabang pembantu.
Remuneration
Remuneration
In order to lower the number of resigned employee, bank has improve its remuneration system as follows: Re-assessed the Salary structure to be more competitive with the salary structure in the banking industry market.
Dalam upaya untuk menekan angka pengunduran diri, bank memperbaiki sistem remunerasi dengan cara: Meninjau kembali Struktur Penggajian agar lebih bersaing dengan struktur penggajian yang berlaku di pasar perbankan. Kenaikan rata-rata gaji karyawan di tahun 2009 yang lebih tinggi dari rata-rata pasar (angka menurut survey kompensasi di perbankan).
Average of salary increment in 2009 is higher than market average (based on compensation survey in banking industry)
48
Performance Appraisal
Penilaian Kinerja
Bank continued its performance appraisal consistently. Based on the appraisal, employees have the opportunity to be promoted to the next both in a hierarchy level or organization level. Aside from the performance appraisal which is based on yearly target achievement and competencies, in promoting its employee, Bank also assessed their capabilities and integrity.
Bank melanjutkan penilaian kerja berkala dengan konsisten. Berdasarkan penilaian kerja secara berkala inilah karyawan mendapat kesempatan untuk dipromosikan ke jenjang berikutnya yang lebih tinggi. Baik jenjang dalam sistem level maupun jenjang organisasi. Selain penilaian kerja yang didasari oleh pencapaian target kerja tahunan dan kompetensinya, dalam mempromosikan karyawan bank pun menilai keterujian kemampuan dan integritas mereka.
Bank Chinatrust Indonesia
Information Technology Teknologi Informasi
In line with the Bank’s business plan to grow Retail Banking Business and Wealth Management, system development in this area has been conducted and will still be continued. The Wealth Management System has been applied to support Bancassurance and Mutual Fund business.
Sesuai rencana bank dalam mengembangkan bisnis Retail Banking dan Wealth Management, pengembangan sistem di area ini telah dan masih akan terus dilanjutkan. Saat ini telah diterapkan sistem Wealth Management untuk menunjang bisnis Bancassurance dan Reksadana.
The Core Banking system will be replaced with a new system that can support the development of the bank’s business and provide services to customers. This new system is expected to start operations in 2010.
Sistem utama bank (Core Banking) akan digantikan dengan sistem baru yang sesuai dalam menunjang pengembangan bisnis bank dan pelayanan kepada para nasabah. Sistem baru ini direncanakan akan mulai beroperasi pada tahun 2010.
To demonstrate the commitment of the Bank in improving service to its customers, the Bank is also preparing an ebanking operation that allows customers to conduct their activities with the bank through the internet. This facility is planned to start operating in mid 2010. Other e-banking services through ATMs or other mobile devices have also become a priority of the bank.
Untuk menunjukkan komitmen Bank dalam meningkatkan pelayanan kepada nasabahnya, Bank juga sedang mempersiapkan pengoperasian e-banking yang memungkinkan nasabah melakukan aktivitasnya dengan bank melalui internet, dimana fasilitas ini direncanakan mulai beroperasi pada pertengahan tahun 2010. Pelayanan e-banking lainnya baik melalui ATM ataupun perangkat elektronik berjalan juga telah menjadi prioritas bank.
In terms of overall system infrastructure, the Bank has made improvement and enhancement and will continue to do so, both in terms of its capacity and adherence to the principles of security and availability of the system.
Dari sisi infrastruktur sistem secara keseluruhan, Bank telah dan terus melakukan peningkatan serta perbaikan baik dalam hal kapasitas, maupun kepatuhan terhadap prinsipprinsip keamanan dan ketersediaan sistem.
Annual Report 2009 Laporan Tahunan
49
Office Network Jaringan Kantor
Head Office/Kantor Pusat Wisma Tamara, 15th-17th Floor, Jl. Jend. Sudirman Kav. 24 Jakarta 12920, Indonesia Tel : (62-21) 2557 8787 (Hunting) Fax : (62-21) 520 63 78 (General) (62-21) 520 67 67 (Marketing) i-Telex : 760266 CTCB IA SWIFT : CTCBIDJA E-mail :
[email protected] Website : www.chinatrust.co.id
JAKARTA
Functional Office/Kantor Fungsional
Sub Branch Office/Kantor Cabang Pembantu Cikarang Komplek Ruko Union, Blok A No. 2 Jl. M.H. Thamrin, Lippo Cikarang Bekasi 17550, Indonesia Tel : (62-21) 8990 6688 Fax : (62-21) 8990 6868
BANDUNG Branch Office/Kantor Cabang
Karawaci Karawaci Office Park Ruko Pinangsia Blok M No. 19 Lippo Karawaci 1200 Tangerang 15811, Indonesia Tel : (62-21) 5576 4558 Fax : (62-21) 5576 4556
Wisma CIMB Niaga, 7th Floor Jl. Gatot Subroto No. 2 Bandung 40262, Indonesia Tel : (62-22) 730 5900 (Hunting) Fax : (62-22) 730 8878 (General) (62-22) 731 6888 (Marketing) SWIFT : CTCBIDJABDG
Kelapa Gading Jl. Boulevard Barat Raya Blok XC.09 No. 1-2, Kelapa Gading Jakarta 14240, Indonesia Tel : (62-21) 4587 7078 Fax : (62-21) 4587 7077
Sub Branch Office/Kantor Cabang Pembantu
Mangga Dua Komplek Ruko Textile Blok E4 No. 2 Jl. Mangga Dua Raya Jakarta 14230, Indonesia Tel : (62-21) 612 5058 Fax : (62-21) 612 5056 Pluit Ruko CBD Pluit Blok S / 11 Jl. Pluit Selatan Raya Jakarta Utara, Indonesia Tel : (62-21) 6667 3100 Fax : (62-21) 6667 3411
50
Gedung Plaza Kaha, Room 201-202 Jl. KH Abdullah Syafe’I No. 20, Casablanca Jakarta 12840, Indonesia
Bank Chinatrust Indonesia
Dago Jl. Ir. H. Juanda No. 56 Bandung, Indonesia Tel : (62-22) 421 8708 Fax : (62-22) 426 5101 SURABAYA Branch Office/Kantor Cabang Wisma Intiland, 6th Floor Jl. Panglima Sudirman 101-103 Surabaya 60271, Indonesia Tel : (62-31) 534 8008 (Hunting) Fax : (62-31) 534 8007 SWIFT : CTCBIDJASBY
Profile of Board of Commissioners Profil Dewan Komisaris
Dr. Jeffrey Len Song Koo President Commissioner Presiden Komisaris Graduated from New York University and received an honorary Ph.D. from De La Salle University, Philippines. Besides holding the Chairman position at Chinatrust Financial Holding Company Ltd in Taiwan, he is also actively involved in promoting multilateral trade and regional economic development. He chairs more than 50 bilateral cooperation around the world.
Lulus dari New York University dan memperoleh gelar Ph.D. dari De La Salle University, Filipina. Selain menjabat posisi sebagai Chairman di Chinatrust Financial Holding Company Ltd di Taiwan, beliau juga berpartisipasi secara aktif dalam memajukan perdagangan multilateral dan pengembangan ekonomi regional. Beliau mengetuai lebih dari 50 kerjasama bilateral dalam bidang ekonomi di seluruh dunia.
James Chen Commissioner Komisaris Effectively appointed as PT Bank Chinatrust Indonesia’s Commissioner starting from 03 October 2006. He graduated from The City University of New York in year 1990 and received an MBA degree. His career in Chinatrust Commercial Bank started in 1999 as the Vice President for Regional Offices in Taipei. Prior to that, he was Vice President at ABN Amro Bank, Taipei. Currently he is the President of Chinatrust Commercial Bank and holds the concurrent position of Standing Executive of Executive Committee of Chinatrust Financial Holding Company. He also holds the position as Director of Chinatrust Bank (U.S.A.) and President of Institutional Banking Group in Chinatrust Commercial Bank.
Resmi menjadi Komisaris PT Bank Chinatrust Indonesia sejak tanggal 3 Oktober tahun 2006. Beliau lulus dari The City University of New York pada tahun 1990 dan memperoleh gelar Master. Pada tahun 1999, beliau bergabung dengan Chinatrust Commercial Bank dengan jabatan Vice President di Kantor Regional, Taipei. Sebelum itu, beliau menjabat sebagai Vice President di Bank ABN Amro, Taipei. Saat ini, menjabat sebagai Presiden pada Chinatrust Commercial Bank merangkap Komite Eksekutif pada Chinatrust Financial Holding Company. Beliau juga menjabat sebagai Direktur di Chinatrust Bank (USA) dan Presiden dari Institutional Banking Group di Chinatrust Commerical Bank.
Annual Report 2009 Laporan Tahunan
51
Profile of Board of Commissioners Profil Dewan Komisaris
William Hon Commissioner Komisaris Effective 07 February 2006, he becomes Commissioner of PT Bank Chinatrust Indonesia. He holds a BAA Degree from L’ecole des Hautes Etudes Commerciales and an MBA degree from Concordia University. He has more than 26 years of banking experiences and joined Chinatrust’s US subsidiary as its President and CEO in 2002. Presently, he is the Managing Director of Corporate Banking Division, International of Chinatrust Commercial Bank and holds the concurrent position of Director of Chinatrust Bank (U.S.A.) and Chairman of Chinatrust (Phils.) Commercial Bank Corporation and Chairman of CTC Bank of Canada.
Terhitung sejak tanggal 7 Februari 2006, beliau resmi menjadi Komisaris PT Bank Chinatrust Indonesia. Beliau memperoleh gelar BAA Degree dari L’ecole des Hautes Etudes Commerciales dan MBA dari Universitas Concordia. Beliau memiliki pengalaman lebih dari 26 tahun dalam bidang perbankan dan bergabung dengan subsidiari Chinatrust USA sebagai Presiden dan CEO pada tahun 2002. Saat ini beliau menjabat sebagai Pemimpin Divisi Perbankan Korporasi Internasional di Chinatrust Commercial Bank dan Direktur Chinatrust Bank (U.S.A.), merangkap sebagai Chairman di Chinatrust (Phils.) Commercial Bank Corporation dan juga Chairman di CTC Bank of Canada.
Irwan Siregar Independent Commissioner Komisaris Independen Has been the Bank’s Independent Commissioner since December 2008. He graduated with a Bachelor of Arts (Honours) degree in Economics from University of Staffordshire, England in 1982. After having worked in the International Tin Council, London in 1983, he joined the state bank, Bank Bumi Daya-International Division, in Jakarta in 1985 to begin his banking career. In late 1986, he joined ABN Amro Bank and worked in the various areas of the bank, namely in International Correspondent Banking Unit, Commodity and Trade Finance Unit, and as Manager in Corporate Banking Department. In 1992, he joined the Chase Manhattan Bank as Vice President in Corporate Finance, and thereafter moved to American Express Bank in 1994 to head a marketing unit as a Director in Corporate Banking. In 1998, he joined the Indonesian Bank Restructuring Agency (IBRA), reaching the position of Deputy Chairman in charge of Asset Management Credit in early 2000. From 2000-2001 he also served as member of the Board of Commissioners of PT Bank Danamon Indonesia Tbk. In December 2001, he left IBRA to set up his own financial advisory firm, PT Amaco Asia, which he currently heads as President Director.
52
Bank Chinatrust Indonesia
Menjabat sebagai Komisaris Independen PT Bank Chinatrust Indonesia sejak bulan Desember 2008. Memperoleh gelar Bachelor of Arts (Honours) dari Fakultas Ekonomi, Universitas Staffordshire, Inggris pada tahun 1982. Setelah bekerja di International Tin Council di London pada tahun 1983, bergabung dengan bank pemerintah, Bank Bumi DayaUrusan Luar Negeri, di Jakarta pada tahun 1985 untuk memulai karirnya di perbankan. Pada tahun 1986, pindah ke ABN Amro Bank dan bekerja di beberapa bagian, yaitu International Correspondent Banking Unit, Commodity and Trade Finance Unit, dan sebagai Manajer di Corporate Banking. Pada tahun 1992, bergabung dengan Chase Manhattan Bank sebagai Vice President di Corporate Finance, dan pindah ke American Express Bank pada tahun 1994 untuk memimpin satu unit marketing sebagai Direktur di Corporate Banking. Pada tahun 1998, bergabung dengan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), dan dilantik sebagai Deputi Chairman untuk bidang Aset Manajemen Kredit pada awal tahun 2000. Pada periode yang sama, beliau juga duduk sebagai anggota komisaris PT Bank Danamon Indonesia Tbk. dari tahun 2000 sampai awal 2002. Pada akhir 2001, mengakhiri karirnya di BPPN, dan mendirikan usahanya sendiri di bidang financial advisory, PT Amaco Asia, yang sampai sekarang beliau pimpin sebagai Presiden Direktur.
Profile of Board of Commissioners Profil Dewan Komisaris
Andreas Andhika Bunanta Independent Commissioner Komisaris Independen Has been an Independent Commissioner since October 2007. He graduated from the Faculty of Engineering, University of Trisakti in 1990 and earned a Master in Business Administration from the University of Michigan, USA, in 1993. He started his career in the Financial Planning Department at Procter and Gamble International in 1992, before entering into banking career in 1993 with The Chase Manhattan Bank, N.A. Three years later (1996), he was Assistant Vice President at PT Bank Indonesia Raya, Tbk. In 1998, he joint the Indonesian Bank Restructuring Agency (IBRA) as Vice President and Group Head, then in 2000, served as Senior Vice President of PT Bank Danamon Indonesia, Tbk. He became Director at PT. Hudson Advisors Indonesia from 2001 to 2004. His present position is Managing Director of PT GCI Capital Indonesia.
Menjabat sebagai Komisaris Independen PT Bank Chinatrust Indonesia sejak bulan Oktober 2007. Lulus dari Fakultas Teknik, Universitas Trisakti pada tahun 1990 dan mendapat gelar Master of Business Administration dari University of Michigan, USA pada tahun 1993. Memulai karirnya di bidang Perencana Keuangan di Procter and Gamble Internasional pada tahun 1992, sebelum terjun di dunia perbankan pada tahun 1993 di The Chase Manhattan Bank, N.A. Tiga tahun kemudian (1996) bergabung dengan PT Bank Indonesia Raya, Tbk. sebagai Assistant Vice President. Pada tahun 1998 menempati posisi Vice President dan Group Head di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), kemudian pada tahun 2000 menjadi Senior Vice President di PT Bank Danamon Indonesia, Tbk. Bergabung dengan PT. Hudson Advisors Indonesia sebagai Direktur dari tahun 2001 hingga 2004. Saat ini menjabat sebagai Managing Director PT GCI Capital Indonesia.
Imbang Jaya Mangkuto Independent Commissioner Komisaris Independen Has been an Independent Commissioner since December 2008. He received his Master degree in Finance from University of Oregon in 1989 and in Syariah Economic and Finance from University of Indonesia in 2004. He joined several short domestic and international courses. He joined Bank Umum Nasional in 1984 serving as Foreign Exchange Trader. He then joined Citibank NA in 1989 and subsequently served as Treasury Manager at the Jakarta Branch and Citibank Singapore Asia Pacific Treasury Office in 1990. In 1995, he moved to Bakrie Finance Corporation, and served in several capacities, including Vice President Planning and Business Development, Finance and Compliance Director. His final position at Bakrie Finance Corporation was as President Director. He then joined Muamalat Institute in 2002 as Senior Advisor Syariah Finance. From 2006 through 2008, he was the Dean of the Bakrie School of Management. He is currently partner of Mitra Interjasa Consulting, member of Madani Professional Community, as well as Executive Director of Bakrie Education Foundation.
Menjabat sebagai Komisaris Independen PT Bank Chinatrust Indonesia sejak bulan Desember 2008. Mendapat gelar MBA di bidang Finance dari University of Oregon pada tahun 1989, dan Magister Sains di bidang Ekonomi Syariah dan Keuangan Universitas Indonesia pada tahun 2004. Mengikuti pelatihan dan kursus-kursus di dalam dan luar negeri. Bergabung dengan Bank Umum Nasioanl tahun 1984 sebagai Foreign Exchange Trader. Selanjutnya beliau bergabung dengan Citibank NA pada tahun 1989 dan berturut-turut menjabat sebagai Treasury Manager di Jakarta dan Citibank Singapore Asia Pacific Treasury Office tahun 1990. Tahun 1995 beliau bergabung dengan Bakrie Finance Corporation, dan menduduki berbagai posisi diantaranya Vice President Planning and Business Development, Direktur Keuangan dan Kepatuhan, dengan jabatan terakhir sebagai Presiden Direktur. Selanjutnya beliau bergabung dengan Muamalat Institute pada tahun 2002 sebagai Senior Advisor Syariah Finance. Tahun 2006-2008 beliau menjabat Dekan di Bakrie School of Management. Saat ini beliau menjabat sebagai partner Mitra Interjasa Consulting, anggota Masyarakat Profesional Madani, juga menjabat sebagai Executive Director Bakrie Education Foundation.
Annual Report 2009 Laporan Tahunan
53
Profile of Board of Directors Profil Dewan Direktur
Peter Liu (Liu Chin Chung) President Director Presiden Direktur Has been the Bank’s President Director since June 2006. He graduated from the Faculty of Business, majoring in Banking from National Taiwan University and earned his MBA from the National Taiwan University of Science & Technology in 2000. He also attended various international banking and management courses. He started his career in Taiwan finance industry in 1980 and worked for several local and international banks before he joined Chinatrust Commercial Bank in 2003 as Managing Director of International Business Division. Prior to his appointment as President Director, he was the Commissioner of PT Bank Chinatrust Indonesia from 2003-2004.
Resmi menjadi Presiden Direktur Bank ini sejak Juni 2006. Beliau lulus dari Fakultas Bisnis, jurusan Perbankan dari Universitas Nasional Taiwan dan memperoleh gelar MBA dari Universitas Nasional Taiwan jurusan Sains dan Teknologi tahun 2000. Beliau juga menghadiri berbagai macam kursus international dan manajemen perbankan. Beliau memulai karirnya di Taiwan Finance Industry tahun 1980 dan bekerja untuk beberapa bank lokal dan internasional sebelum bergabung dengan Chinatrust Commercial Bank tahun 2003 sebagai Managing Director dari Divisi Bisnis Internasional. Sebelum penunjukkannya sebagai President Direktur, beliau adalah Komisaris dari PT Bank Chinatrust Indonesia dari tahun 2003-2004.
Main function: Sets the Bank’s direction, including formulation of the Bank’s short and long-term business strategies; determines appropriate marketing strategies which include development of product and services to meet market demand and needs within the Bank’s business segments such as Corporate Banking, Consumer Banking, Retail Banking, and other business segments. Other roles include determining proper direction and guidelines for all policies on operational support and banking services, information technology, legal aspects, financial control and human resources, as well as, ensuring compliance of overall banking operations in order to follow the principles of Good Corporate Governance and Prudential Banking practices.
Tugas Utama: Menentukan arah perbankan, termasuk perumusan strategi bisnis jangka pendek dan jangka panjang; menentukan strategi marketing yang tepat termasuk pengembangan dari produk dan jasa-jasa untuk memenuhi permintaan dan kebutuhan pasar yang sesuai dengan bisnis segmen bank seperti Corporate Banking, Consumer Banking, Retail Banking, dan bisnis segmen lainnya. Peran lainnya termasuk menentukan arah yang baik dan petunjuk untuk semua kebijakan-kebijakan dalam dorongan operasional dan Jasa perbankan, teknologi informasi, aspek legal, kontrol keuangan dan sumber daya manusia, juga termasuk, memastikan kepatuhan dari keseluruhan operasi perbankan dengan maksud untuk mematuhi pedoman Tata kelola Perusahaan dan praktik Prudential Banking.
Yang, Hua-Nan Vice President Director Wakil Presiden Direktur Vice President Director of PT Bank Chinatrust Indonesia (BCI) since 21 August 2009. Earned a Bachelor degree in Accounting from Soochow University, Taiwan in 1991 and MBA in Finance & Banking from National Taiwan University in 1993. He joined the Chinatrust Commercial Bank, Taiwan in 1993, after which he appointed as Credit Manager with BCI in 1998, other position as Branch Manager Surabaya Office in 1999. He later appointed as Credit Officer of International Credit Department in Chinatrust Commercial
54
Bank Chinatrust Indonesia
Menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur PT Bank Chinatrust Indonesia (BCI) sejak 21 Agustus 2009. Memperoleh gelar Sarjana Akuntansi dari Soochow University, Taiwan tahun 1991 dan MBA dalam bidang Keuangan & Bank dari National Taiwan University tahun 1993. Beliau bergabung dengan Chinatrust Commercial Bank, Taiwan tahun 1993, kemudian ditugaskan sebagai Kepala Divisi Kredit di BCI tahun 1998, jabatan lainnya sebagai Pimpinan Kantor Cabang Surabaya tahun 1999. Beliau kemudian ditugaskan sebagai
Bank, Taiwan from 2003-2005, and Credit Officer of International Credit Department in Chinatrust Commercial Bank, HongKong from 2005-2007. Prior to his appointment as Vice President Director, he was the Chief Representative of London Representative Office of Chinatrust Commercial Bank from 2007.
Credit Officer di Chinatrust Commercial Bank, Taiwan tahun 2003-2005, dan Credit Officer di Chinatrust Commercial Bank, HongKong tahun 2005-2007. Beliau menjabat sebagai Kepala Kantor Perwakilan Chinatrust Commercial Bank Taiwan di London sebelum kemudian ditunjuk sebagai Wakil Direktur Utama.
Main function: Together with the President Director, setting the Company’s long-term strategies and assisting other assignments and tasks of the President Director, particularly in formulating marketing strategies and banking products and services development in Retail Banking including Indonesia Overseas Workers (IOW) Business, in order to achieve the Bank’s target for growth, benefits, and competitive market position. It includes giving strategic directions in customer’s service development.
Tugas Utama: Bersama Presiden Direktur menetapkan strategi jangka panjang Perusahaan, membantu pelaksanaan dan tugas Presiden Direktur, khususnya dalam melakukan penentuan strategi dalam bidang pemasaran serta pengembangan produk dan jasa perbankan pada segmen bisnis Retail Banking termasuk bisnis pembiayaan Tenaga Kerja Indonesia (TKI), guna mencapai target pertumbuhan, keuntungan dan posisi yang kompetitif di pasar. Memberikan arahan strategis dalam hal pengembangan pelayanan kepada nasabah.
Liliana Director Direktur Has been a Director elect of the bank since 2007. She graduated from Faculty of Economics, majoring in Finance, Catholic University of Atmajaya, in 1991. She started her banking career with Bank Bali in 1992. She managed a marketing team of Corporate and Commercial Banking at Bank Bali, Jakarta Region. She actively involved at various product development projects, initiated new business and also as facilitator & instructor in various training courses. Since 2002, she joined Bank Chinatrust Indonesia as Local Marketing Department Head. Her most recent position was Head of the Corporate Banking before she was appointed as Director of the Bank.
Menjabat sebagai Direktur PT Bank Chinatrust Indonesia sejak 2007. Lulus dari Fakultas Ekonomi Bidang Keuangan, Universitas Atmajaya. Memulai karir di Bank Bali pada tahun 1992. Mengelola sebuah tim marketing dari Divisi Bisnis Korporasi dan Komersial untuk Wilayah Jakarta. Ikut serta secara aktif dalam berbagai proyek pengembangan produk, berinisiatif dalam pengembangan bisnis dan juga sebagai fasilitator dan instruktur dalam berbagai pelatihan & pendidikan. Sejak tahun 2002 bergabung dengan Bank Chinatrust Indonesia sebagai Kepala Bagian Marketing Lokal dan terakhir menjabat sebagai Kepala Divisi Bisnis Korporasi. Diangkat sebagai anggota Direksi PT Bank Chinatrust Indonesia sejak Oktober 2007.
Main function: She is responsible for Corporate Banking and Financial Institutional. Establishing business strategy and implementation for marketing and development of products and services particularly of the Corporate lending in order to achieve business objectives and targets. Strengthen the position in trade services to support business growth and continuously develop relationship with correspondent banks in the region.
Tugas utama: Beliau bertanggung jawab atas Bisnis Korporasi dan Financial Institution. Merumuskan dan melaksanakan strategi dan kebijakan bisnis untuk marketing dan pengembangan produk dan jasa terutama dari bisnis korporasi guna memastikan pencapaian sasaran dan tujuan usaha. Memperbaiki posisi dalam bisnis trade services untuk mendukung pertumbuhan bisnis dan terus mengembangkan kerjasama dengan bank koresponden di berbagai Negara.
Annual Report 2009 Laporan Tahunan
55
Profile of Board of Directors Profil Dewan Direktur
Masa Paskalis Lingga Director Direktur Has been a Director of the Bank since 2008. He earned his degree in Accounting from the Faculty of Economy at the University of North Sumatera. He started his career with Bank Bali since 1989 and holding various positions in branches in several cities across Indonesia, and Head Office in credit card business, payment services, centralized processing for 14 (fourteen) years with his last position as Assistant Vice President in Corporate Internal Audit Group of Permata Bank the merged bank of Bank Bali with four other banks. He joined Bank Chinatrust Indonesia in March 2003 as Head of Internal Audit (Kepala SKAI) and as the Management of Indonesian Overseas Worker Financing Business from 2005 to 2006. His last position was the Operation Group Head before he was appointed as Director of the Bank in July 2008.
Masa Paskalis Lingga menjabat sebagai Direktur PT Bank Chinatrust Indonesia sejak 2008. Meraih gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi dari Universitas Sumatra Utara. Memulai karir di Bank Bali pada tahun 1989 dan menempati berbagai posisi di berbagai cabang pada beberapa kota di Indonesia, untuk kemudian kembali ke Kantor Pusat di bagian Kartu Kredit, layanan pembayaran, dan proses sentralisasi selama 14 (empat belas) tahun dengan posisi terakhir sebagai Assistant Vice President Corporate Internal Audit Group Permata Bank, bank hasil merger antara Bank Bali dengan 4 bank lain. Pada bulan Maret 2003, bergabung dengan PT Bank Chinatrust Indonesia, sebagai Kepala SKAI kemudian ditunjuk untuk bertanggung jawab atas bisnis Pembiayaan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Luar Negeri tahun 2005-2006. Terakhir menjabat sebagai Group Head Operation, sebelum diangkat sebagai anggota Direksi PT Bank Chinatrust Indonesia pada bulan Juli 2008.
Main function: Providing strategic direction for operational processes in all banking transactions, planning and banking operations management. Setting the priority and policies of the functions under his responsibility to ensure applicability and reliability of quality, adherence and efficient operational services that can guarantee optimum contribution in support of the company’s needs and activities.
Tugas utama: Memberikan arahan yang bersifat strategis dalam hal pengelolaan proses administrasi dari seluruh transaksi perbankan, perencanaan dan pengelolaan fasilitas pendukung kegiatan operasional perbankan. Menentukan prioritas dan kebijakan dari fungsi-fungsi yang dikelola guna menjamin aplikabilitas, reliabilitas, kepatuhan dan layanan operasional yang berkualitas, serta memastikan kontribusi yang optimal dalam mendukung kebutuhan dan kegiatan operasional perusahaan.
Tony Wongsonegoro Director Direktur Has been a Director since December 2008. He joined the bank in January 2008 as Branch Banking Group Head. He started his career with PT Bank Lippo Tbk. (CIMB Niaga) as Account Officer since March 1989, following which he served as Credit and Marketing Department Head and his last position as Branch Manager. In 2005, he joined PT Bank NISP Tbk. (OCBC NISP) as Branch and Marketing Coordinator with his last position as Treasury Marketing
56
Bank Chinatrust Indonesia
Menjabat sebagai Direktur PT Bank Chinatrust Indonesia sejak Desember 2008. Bergabung dengan PT Bank Chinatrust Indonesia pada Januari 2008 sebagai Branch Banking Group Head. Beliau memulai karirnya dengan PT Bank Lippo Tbk. (CIMB Niaga) sebagai Account Officer sejak tahun 1989, kemudian menjabat sebagai Credit and Marketing Department Head, dan posisi terakhir sebagai Branch Manager. Pada tahun 2005, bergabung dengan PT Bank NISP Tbk. (OCBC NISP) sebagai Branch and Marketing Coordinator dengan posisi terakhir sebagai Treasury
Head. He served as Marketing and Credit Director of PT Bank Mitraniaga from June 2006 until December 2007. He earned a degree at the Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) and a Master Degree in Business Law from the University of Pelita Harapan (UPH).
Marketing Head. Menjabat sebagai Direktur Marketing dan Kredit di PT Bank Mitraniaga pada bulan Juni 2006 hingga Desember 2007. Meraih gelar sarjana di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) dan Magister Hukum (MH) dibidang Hukum Bisnis dari Universitas Pelita Harapan (UPH).
Main function: Formulating business plan and priority achievement of funding and retail lending target. Determining strategic direction in funding and retail lending product development through research method and market analysis to cope with customer’ needs. Developing policies, system and infrastructure to support business activities in achieving target growth and optimum profits for the company.
Tugas utama: Mengarahkan perencanaan kerja dan prioritas pencapaian target pendanaan dan pinjaman. Memberikan arahan dan petunjuk strategis dalam pengembangan produk pendanaan dan pinjaman melalui metode penelitian dan analisa pasar yang mendalam agar sesuai kebutuhan nasabah. Mengembangkan kebijakan, sistem maupun infrastruktur untuk menunjang kegiatan bisnis dalam rangka pencapaian target pertumbuhan dan keuntungan yang optimal bagi perusahaan.
Tantina Repi Compliance Director Direktur Kepatuhan Since 1995, she has been working with PT Bank Indonesia. Her current position is the Compliance Director of the Bank. She was formerly the Director in-charge in the Operating Group. She has more than 21 years of banking experiences. Previously, she worked for Arthur Andersen Consulting, IBJ Indonesia Bank and UOB Indonesia Bank. She graduated as ‘The Best Graduate’ from Faculty of Economics, majoring in Accounting, Diponegoro University.
Sejak tahun 1995, beliau telah bekerja di PT Bank Chinatrust Indonesia. Sekarang ini menjabat sebagai Direktur Kepatuhan. Sebelumnya beliau menjabat sebagai Direktur yang berwewenang di Grup Operasi. Beliau telah memiliki pengalaman lebih dari 21 tahun dalam bidang perbankan. Sebelumnya, beliau bekerja untuk Arthur Andersen Consulting, Bank IBJ Indonesia dan Bank UOB Indonesia. Beliau lulus sebagai ‘Sarjana Terbaik’ dari Universitas Diponegoro di bidang Ekonomi (Accounting).
Main function: In accordance with the BI regulation No. 1/6/PBI/1999, Compliance Director is assigned the task of determining measures required to ensure the compliance of the bank with Bank Indonesia regulations, other prevailing laws and regulations, as well as agreements and commitments with Bank Indonesia.
Tugas utama: Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia No. 1/6/PBI/1999, Direktur Kepatuhan bertugas untuk menetapkan langkah-langkah yang diperlukan guna memastikan kepatuhan Bank terhadap peraturan Bank Indonesia, peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku dan perjanjian serta komitmen dengan Bank Indonesia.
Annual Report 2009 Laporan Tahunan
57
Executive Officers Pejabat Eksekutif
58
Name/Nama
Position/Jabatan
Group Head Simon Christophel Merie Boenawan Elvira Saputra Devina Veryano Jeng Hung Kao (James Kao) Chen Hsuan Min (Robert Chen)
Treasury Financial Control Information Technology Administration Consumer Lending Credit Risk Management
Corporate Banking Group James Lee Jenny Undyati Untung Herman Wibowo Sevianto Nismara Raymond Antoni Hung Ratna Kumala Laksmono Fransiska Winiarlini
Corporate Banking Team Head, Sudirman Corporate Banking Team Head, Sudirman Corporate Banking Team Head, Sudirman Corporate Banking Team Head, Sudirman Corporate Banking Team Head, Sudirman Corporate Banking Team Head, Surabaya Financial Institution Department Head
IOW Financing Thio Kok Fu
IOW Business Promotion & Sales
Retail Banking Group Ong Andre Yuwono Fenny Lendra Putri Juliani Devi Valentina Helen Widiawati Lina Suryani Ernie Roni Ramdhani
Branch Manager Surabaya Branch Manager Bandung Funding Business Head, Sudirman Sub-Branch Manager Cikarang Sub-Branch Manager Karawaci Sub-Branch Manager Kelapa Gading Sub-Branch Manager Mangga dua Retail Banking Product & Marketing
Operation Group Ursula Rini Dewanti Endang Kartikasari Juliessjawati Mochamad Nurham Iwan Kurniawan Anas Zahrial Sirat Montovani Poerwo Amita Dewi C.S. Purwowidhu
Trade Finance Funding Process Loan Operation Payment Process Treasury Operation Operation Support IOW Pre-Loan Operation Department, Bandung Operation Department, Surabaya IOW Acquisition Operations
Supporting Group Suryanto Santoso Suherman Deassy Aprillia Prihatnasari Ratna Mauli Hutauruk
Internal Audit Credit Acceptance Risk Management Corporate Secretary
Bank Chinatrust Indonesia
Products and Services Produk dan Layanan
DEPOSIT PRODUCTS Current Account Saving Account Time Deposit Deposit on Call
PRODUK SIMPANAN Rekening Giro RekeningTabungan Deposito Berjangka Deposito On Call
BANCASSURANCE PRODUCTS Family Trust
PRODUK BANCASSURANCE Family Trust
TREASURY PRODUCTS Foreign Exchange Forward FX Option
PRODUK TREASURI Transaksi Valuta asing Forward FX Option
LOAN PRODUCTS Short Term Loan Demand Loan Pre-Export Loan Account Receivable Financing Medium Term Loan Long Term Loan Syndication Loan IOW Financing Personal Loan
PRODUK PINJAMAN Pinjaman Jangka Pendek Pinjaman Modal Kerja Pinjaman Pembiayaan Ekspor Pembiayaan Piutang Usaha Pinjaman Jangka Menengah Pinjaman Jangka Panjang Pinjaman Sindikasi Pembiayaan Pinjaman TKI Kredit Tanpa Agunan
TRADE FINANCE Export Bills Import Bills Bank Guarantee
PERDAGANGAN INTERNASIONAL Ekspor Impor Bank Garansi
OTHER SERVICES Safe Deposit Box International Remittance Domestic Remittance Cash, Overbooking and PDC
JASA LAINNYA Safe Deposit Box Transfer Internasional Transfer Domestik Tunai, Pemindahbukuan dan Titipan Cek/Bilyet Giro
Annual Report 2009 Laporan Tahunan
59
60
Bank Chinatrust Indonesia Credit Legal & Remedial
Consumer Lending Credit
Payment Process
Funding Process
Surabaya Operation
Bandung Operation
Operation Support
Credit Administration
Treasury Operation
Branch Manager(s)
Credit Architecture
Trade Finance
Marketing Intelligence & Support
Retail Banking
Credit Acceptance
Loan Operation
Business Promotion & Sales
Credit Risk Management Group
Retail Planning
Director of Operation
Vice President Director - IOW Marketing
Director of Retail Banking
Remuneration & Nomination Committee
Risk Monitoring Committee
Audit Committee
Organizational Structure Struktur Organisasi
Sales
Product & Marketing
Consumer Lending Group
Business Planning
Accounting
Financial Control Group
Funding & Gapping Desk
Trading Desk
Sales Desk
Treasury Group
President Director
BOARD OF DIRECTORS
BOARD OF COMMISSIONERS
System Architecture & Tech. Support
IT Operation
Security & Help Desk
Project Implementation & Maintenance
IT Group
General Affairs
Human Resources
Administration Group
Internal Audit
Risk Management
Corporate Secretary
Financial Institution
Team Leader (s)
Director of Corporate Banking
Compliance
Director of Compliance
Responsibility for Financial Reporting Tanggung Jawab Pelaporan Keuangan
This Annual Report and the accompanying financial statements and related financial information, are the responsibility of the Management of Bank Chinatrust Indonesia and have been approved by members of the Board of Commissioners and the Board of Directors whose signatures appear below.
Laporan Tahunan ini, berikut laporan keuangan dan informasi lainnya yang terkait, merupakan tanggung jawab Manajemen Bank Chinatrust Indonesia dan telah disetujui oleh seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi dengan membubuhkan tandatangannya masing-masing dibawah ini.
Board of Commissioners Dewan Komisaris
Dr. Jeffrey Len Song Koo President Commissioner Presiden Komisaris
James Chen Commissioner Komisaris
William Hon Commissioner Komisaris
Andreas Andhika Bunanta Independent Commissioner Komisaris Independen
Irwan Siregar Independent Commissioner Komisaris Independen
Imbang Jaya Mangkuto Independent Commissioner Komisaris Independen
Board of Directors Dewan Direksi
Peter Liu President Director Presiden Direktur
Yang, Hua-Nan Vice President Director Wakil Presiden Direktur
Tantina Repi Compliance Director Direktur Kepatuhan
Liliana Director Direktur
Masa Paskalis Lingga Director Direktur
Tony Wongsonegoro Director Direktur
Annual Report 2009 Laporan Tahunan
61
This page is intentionally left blank Halaman ini sengaja dikosongkan
62
Bank Chinatrust Indonesia
PT BANK CHINATRUST INDONESIA
Audited Financial Report Laporan Keuangan yang telah Diaudit For The Years Ended December 31, 2009 and 2008 Untuk Tahun-Tahun yang Berakhir 31 Desember 2009 dan 2008 And Independent Auditors’ Report Dan Laporan Auditor Independen
Annual Report 2009 Laporan Tahunan
63
Siddharta & Widjaja Registered Public Accountants 33rd Floor Wisma GKBI 28, Jl. Jend. Sudirman Jakarta 10210 Indonesia
Telephone Fax
Laporan Auditor Independen
+62 +62 +62 +62
(0) (0) (0) (0)
21 21 21 21
574 574 574 574
2333 2888 1777 2777
Independent Auditor’s Report
No.: L.09 - 3920 - 10/III.23.007
No.: L.09 – 3920 – 10/III.23.007
Para Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi PT Bank Chinatrust Indonesia:
The Shareholders, The Board of Commissioners and Directors PT Bank Chinatrust Indonesia:
Kami telah mengaudit neraca PT Bank Chinatrust Indonesia (”Bank”) tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, serta laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen Bank. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.
We have audited the accompanying balance sheets of PT Bank Chinatrust Indonesia (“the Bank”) as of 31 December 2009 and 2008, and the related statements of income, changes in shareholders’ equity, and cash flows for the years then ended. These financial statements are the responsibility of the Bank’s management. Our responsibility is to express an opinion on these financial statements based on our audits.
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
We conducted our audits in accordance with auditing standards established by the Indonesian Institute of Certified Public Accountants. Those standards require that we plan and perform the audit to obtain reasonable assurance about whether the financial statements are free of material misstatement. An audit includes examining, on a test basis, evidence supporting the amounts and disclosures in the financial statements. An audit also includes assessing the accounting principles used and significant estimates made by management, as well as evaluating the overall financial statement presentation. We believe that our audits provide a reasonable basis for our opinion.
Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT Bank Chinatrust Indonesia tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, dan hasil usaha serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
In our opinion, the financial statements referred to above present fairly, in all material respects, the financial position of PT Bank Chinatrust Indonesia as of 31 December 2009 and 2008, and the results of its operations and its cash flows for the years then ended in conformity with accounting principles generally accepted in Indonesia.
Kantor Akuntan Publik/Registered Public Accountants Siddharta & Widjaja
Liana Lim, SE., CPA Izin Akuntan Publik No. 09.1.1030/Public Accountant License No. 09.1.1030 Jakarta, 23 Maret 2010
Jakarta, 23 March 2010
Laporan keuangan terlampir tidak dimaksudkan untuk menyajikan posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas sesuai dengan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di negara dan wilayah hukum selain Indonesia. Standar, prosedur dan praktek untuk mengaudit laporan keuangan tersebut adalah yang berlaku umum dan diterapkan di Indonesia.
The accompanying financial statements are not intended to present the financial position, results of operations and cash flows in accordance with accounting principles and practices generally accepted in countries and jurisdictions other than Indonesia. The standards, procedures and practices to audit such financial statements are those generally accepted and applied in Indonesia.
1 Siddharta & Widjaja - Registered Public Accountants, an Indonesian partnership and a member firm of the KPMG network of independent member firms affiliated with KPMG International Cooperative (”KPMG International), a Swiss entity.
License No. : 437/KM.1/2009