Daftar Isi Table of Contents
Tentang Simbol Identitas .......................................................... 2 About Identity Symbol
Profil Direksi ..............................................................................42 The Board of Directors Profile
Visi dan Misi ................................................................................ 3 Vision and Mission
Analisa & Pembahasan Manajemen .....................................45 Analysis and Management Discussion
Profil: Membangkitkan Semangat Pemberdayaan .............. 4 Profile: Rising the Spirit of Empowerment
Pembiayaan UMKM ..................................................................48 Micro & SME Financing
Nilai Budaya Perusahaan .......................................................... 6 Corporate Values
Tresuri dan Lembaga Keuangan ............................................50 Treasury and Financial Institution
Imperatif....................................................................................... 7 Essence
Produk Konsumer .....................................................................51 Consumer Products
Jejak Sejarah................................................................................ 9 The History
Sumber Daya Manusia ............................................................53 Human Resources
Komposisi pemegang saham .................................................10 Composition of Shareholders
Pejabat Eksekutif .....................................................................55 Executive Officers
Tonggak Sejarah .......................................................................13 The Milestone
Teknologi Informasi .................................................................58 Information Technology
Kegiatan Usaha .........................................................................14 Scope of Business
Kepedulian dan Tanggungjawab Sosial ...............................60 Corporate Social Responsibilities
Produk dan Layanan ................................................................15 Products and Services
Tata Kelola Yang Baik ...............................................................63 Good Corporate Governance
Peristiwa Penting ......................................................................16 Significant Events
Penilaian Tata Kelola Yang Baik..............................................88 Self Assesment GCG
Manajemen dan Struktur Organisasi....................................18 Structure of Organization and Management Ikhtisar Keuangan ....................................................................21 Financial Highlights
Pengungkapan Permodalan serta Pengungkapan Eksposur Risiko dan Penerapan Manajemen Risiko Bank .....................................93 Disclosure of Capital, Risk Exposure and Risk Management Implementation
Laporan Komisaris & Direksi...................................................31 Report from Board of Commissioners and the Directors
Rencana Strategis Bank .........................................................121 Bank’s Strategic Plans
Sambutan Dewan Komisaris ..................................................32 Message from Board of Commissioners
Jaringan Kerja dan Mitra Usaha ...........................................130 Our Network and Partnership
Laporan Direktur Utama .........................................................36 Report from President Director
Hal-hal Penting Yang Diperkirakan Terjadi di Tahun 2013 ..........................................................................132 Key Important Initiatives in 2013
Profil Dewan Komisaris............................................................40 The Board of Commissioners Profile
Tentang Simbol Identitas About Identity Symbol
Semangat untuk memberdayakan dan mensejahterakan usahawan mikro dan kecil di Indonesia tercermin dari Logo yang mengapresiasikan sinergi sebagai basis keunggulan dan kekuatan Bank Sahabat Sampoerna (“Bank Sampoerna”) The logo represents the spirit to develop and improve the state of the welfare of Indonesia’s small and micro enterprises which reflects synergy as the basis leading advantages and strength of Bank Sahabat Sampoerna (“Bank Sampoerna”)
2
Simbol Tiga Tangan (“The Three Hands”) Simbol tiga tangan merepresentasikan sinergi antara Perusahaan, nasabah/mitra kerja dan komunitas. Perusahaan adalah pihak yang selalu berusaha memberikan yang terbaik dalam bentuk teamwork dan fleksibilitas. Nasabah/mitra kerja terkait dengan menjaga hubungan yang timbal balik antara perusahaan dan nasabah dengan cara saling menghormati, menjaga integritas dan etika. Sedangkan komunitas adalah sasaran kontribusi Perusahaan.
The Three Hands Symbol The Three Hands symbolizes the synergy among the Company, business partners and communities. The Company stands as the party that will always make effort to deliver the best performance through team work and flexibility. Meanwhile the relation with customers or related business partners is maintained by respecting each other, showing integrity and ethical business one another. Eventually, communities will be the ultimate target of the Company contribution.
Dalam industri keuangan, Bank Sampoerna berperan dalam proses tersebut dengan menyediakan jasa perbankan berkualitas untuk mendukung, membantu dan mendampingi masyarakat (nasabah) dibidang keuangan untuk meraih kehidupan yang lebih sejahtera.
In the financial industry, Bank Sampoerna plays a role of providing the high quality banking services to support, facilitate and serve the public (customers) of financial sector to make a better living.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Visi dan Misi Vision and Mission
Kami menegaskan tekad dengan menentukan visi dan misi optimis serta fokus pada pencapaian target dan prestasi. We are determined to combine vision and optimistic mission that focus to achieve business targets.
Visi Vision Menjadi institusi keuangan pilihan masyarakat dengan fokus pada sektor usaha mikro, kecil dan menengah yang memberikan pelayanan yang amanah dan profesional. To be the most preferred financial institution that focus on micro, small and medium enterprises and served the society with trust and professionalism spirit.
Misi Mission Memberdayakan masyarakat dengan menyediakan kesempatan dan dukungan agar berhasil di sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). To empower the community by providing opportunity and support to succeed in the micro, small and medium businesses.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
3
Profil Profile
Membangkitkan Spirit Pemberdayaan
" Kami mengembangkan sikap kepedulian untuk membangkitkan semangat pemberdayaan " we develop a caring attitude to ignite the empowerment spirit
4
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Membangkitkan semangat Pemberdayaan Rising the Spirit of empowerment PT Bank Sahabat Sampoerna (“Bank Sampoerna”), merupakan implementasi gagasan pemberdayaan yang dirancang untuk berkontribusi memutus hambatan finansial pada masyarakat yang memiliki semangat memperjuangkan kehidupan yang lebih sejahtera. Sebagai bagian dari aktivitas bisnis keuangan Grup Sampoerna, Bank Sampoerna menyatukan bisnis dengan persaudaraan dan komitmen kepedulian sebagai landasan pertumbuhannya.
PT Bank Sahabat Sampoerna (“Bank Sampoerna”), represents an idea of development, designed to address any financial access in the society which have fighting spirit for better living. As part of the financial business chain of Sampoerna Group, Bank Sampoerna puts forward the business in one spirit of brotherhood and a caring commitment as the basis for the sustainable growth.
Semangat tersebut dimulai dengan membangun jaringan Koperasi melalui Koperasi Mitra Sejati atau dengan merek dagang Sahabat UKM pada tahun 2008, sebagai cikal bakal keberadaan Sampoerna Financial Group ke berbagai pelosok Indonesia. Didukung 120 kantor yang tersebar di Jakarta, Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi, Grup Sampoerna telah membantu puluhan ribu nasabah mikro dan UKM di Indonesia. Langkah pemberdayaan ini tidak hanya dilakukan kepada para pengusaha mikro, kecil dan menengah namun juga kepada sektor pemberdayaan wanita prasejahtera atau KWANTREN (Kelompok Wanita Tanggung Renteng) serta usahawan muda atau PROMUDA di wilayah Jawa Timur.
Such spirit is represented, among which is by developing Cooperative network through Koperasi Mitra Sejati or Sahabat UKM brand in 2008, further serving as the origin for the establishment of Sampoerna Financial Group chain across Indonesia. Supported by 120 offices in Jakarta, Sumatera, Java, Kalimantan and Sulawesi, Sampoerna Group has lent a hand to thousands of micro and SME customers in Indonesia. The development step does not end at micro and SME customers but also reaches to poor women or KWANTREN (Women Group with Shared Responsibility) as well as young entrepreneurs or PROMUDA in East Java.
Untuk melengkapi pelayanan, pada bulan Mei 2011 Grup Sampoerna melalui PT Sampoerna Investama mengakuisisi 85% saham PT Bank Dipo Internasional, dengan PT Pahalamas Sejahtera sebagai Pemegang Saham Pengendali sebelumnya tetap memiliki 15% saham Bank. Pada bulan Februari 2012, nama Bank juga diubah menjadi Bank Sahabat Sampoerna.
In order to deliver comprehensive services, in May 2011 Sampoerna Group through PT Sampoerna Investama acquired 85% stake in PT Bank Dipo Internasional, where PT Pahalamas Sejahtera as the Previous Controlling Shareholder still held 15% of the stake ownership in the Bank. In February 2012, the Bank changes its name into Bank Sahabat Sampoerna.
Setelah resmi menyandang nama Bank Sahabat Sampoerna, Pemegang Saham Pengendali melalui jajaran manajemen yang progresif, agile dan berdedikasi melakukan pembenahan di berbagai lini usaha dengan tetap mempertahankan tradisi kesungguhan, kesempurnaan dan kemenangan yang telah menjiwai tradisi bisnis keluarga Sampoerna selama lebih dari 9 (Sembilan) dasawarsa.
After officially employing the name of Bank Sahabat Sampoerna, the Controlling Shareholder through the progressive, agile and dedicated management launched restructuring action across the business lines by putting forward the strong determination, perfection and triumphant success which have been the soul of the Sampoerna family’s tradition carried out more than 9 (nine) decades.
Tahun 2012 merupakan tahun kedua bagi Bank Sampoerna untuk menunjukkan kesungguhan tekadnya. Penyempurnaan organisasi terus dilakukan bersamaan dengan upaya pengembangan bisnis sehingga para nasabahnya mendapatkan produk dan pelayanan perbankan terbaik. Upaya-upaya Bank Sampoerna dalam 2 (dua) tahun eksistensinya sudah menampakkan hasil yang signifikan. Landasan yang disiapkan kini semakin kokoh untuk menyangga pertumbuhan Bank di masa yang akan datang.
In 2012 was the second year for Bank Sampoerna to prove its strong will. In the meantime, the improvements in the organization continued as the Bank expanded the business in order to deliver better banking products and services to the customers. These efforts Bank Sampoerna took within 2 (two) years started to demonstrate significant results. It has built stronger foundation to sustain the Bank’s growth in the years to come.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
5
Nilai Budaya Perusahaan Corporate Values
NILAI INTI
Kerja Keras dan Kerja Cerdas Kehati-hatian Kualitas Integritas
CORE VALUES
Hard and smart work Prudentiality Quality Integrity
NILAI DASAR
Iman dan Taqwa Persaudaraan
BASIC VALUES
Faith & Self Alert Brotherhood
Perilaku Kami mudah dikenali karena kehadiran perilaku yang menjunjung tinggi keluhuran nilai pelayanan, penghargaan, spirit yang mengapresiasi keunggulan setiap individu, serta efektifitas dan produktifitas dalam berkarya.
6
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Ramah, Santun, Hangat. Tulus dan Jujur. Sikap “Selalu Bisa” Proaktif. Memberikan Solusi, bukan Mengeluh. Komunikasi Efektif, Jelas, Singkat dan Meyakinkan.
Imperatif Essence
NILAI HASIL
Keuntungan Pertumbuhan Berkelanjutan
RESULT VALUES
Code of Conduct We are easily recognized for our code of conduct that we uphold, which respects the prominent value of service, rewarding, spirit to appreciate the personal’s significance, as well as effectiveness and productivity in performance delivery.
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Profit Sustainable Growth
Friendly, Respectful, Warm. Sincere and Honest. Can "Do" Attitude. Proactive. Giving solution, not complaining. Effective, clear, brief and convincing communication.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
7
8
Bank Sampoerna (d/h Bank Dipo Internasional) didirikan tanggal 27 September 1990 berdasarkan Akte Notaris Ny. Susana Zakaria, S.H., No.95 dengan nama PT Dipo Internasional Bank. Anggaran Dasar (AD) Bank telah disetujui Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal 17 Desember 1990 melalui Surat Keputusan No.C2-6534.HT.01.01 Th.90 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 439, Tambahan No.13 tanggal 13 Februari 1991.
Bank Sampoerna (d/h Bank Dipo Internasional) was established on September 27, 1990, based in the Notarial Act of Mrs. Susana Zakaria, S.H., No. 95 under the name of PT Dipo International Bank. The Article of Association of the Bank was approved by Minister of Justice of Republic of Indonesia dated 17 December 1990 through Decision Letter No.C2-6534.HT.01.01 Th.90 and was announced in the State Gazette of Republic of Indonesia No. 439, Appendix No.13, dated 13 February 1991.
Bank beroperasi secara komersial tanggal 9 September 1991 sesuai izin usaha yang diberikan Menteri Keuangan Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No.668/KMK.013/1991 tanggal 1 Juli 1991.
The Bank kicked off its commercial operation on 9 September 1991, based on the license of Ministry of Finance of Republic of Indonesia through Decision Letter No. 668/KMK.013/1991 dated 1 July 1991.
Berdasarkan Akte Notaris Ricardus Nangkih Sinulingga, S.H., No.68 tanggal 5 Februari 1996 dan Akte Notaris Haji Muhammad Afdal Gazali S.H., No.302 tanggal 16 Oktober 1997 dilakukan perubahan nama Bank menjadi PT Bank Dipo Internasional sekaligus penyesuaian anggaran dasar bank sesuai Undang-Undang No.1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas (PT). Perubahan tersebut telah disyahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal 17 Desember 1997 melalui Surat Keputusan No. C2-13320.HT.01.04. Th 97 dan diumumkan pada Berita Negara Republik Indonesia No.5675, Tambahan No.80 tanggal 6 Oktober 1998.
Based on the Notarial Act prepared by Ricardus Nangkih Sinulingga, S.H., No. 68 dated 5 February 1996 and Notarial Act prepared by Haji Muhammad Afdal Gazali S.H., No. 302 dated 16 October 1997, the Bank confirmed to change its name into PT Bank Dipo Internasional as well as confirmed an amendment to the Bank’s Article of Association with reference to Law No.1 of 1995 about Limited Liability Company (PT). The name change was agreed by Minister of Justice of Republic of Indonesia on December 17, 1997, through a Decision Letter No. C2-13320.HT.01.04. Th 97 and was already announced in the State Gazette of Republic of Indonesia No.5675, Appendix No.80 dated 6 October 1998.
Tanggal 5 Februari 2008, PT Pahalamas Sejahtera yang merupakan pemegang saham pengendali PT Bank Dipo Internasional menandatangani Perjanjian Pembelian dan Penjualan Saham Bersyarat (CSPA) dengan Grup Sampoerna melalui Orient Distributions Network Pte. Ltd, terkait pembelian saham PT Bank Dipo Internasional.
On February 5, 2008, PT Pahalamas as the Controlling Shareholder of PT Bank Dipo Internasional signed a Conditional Sale and Purchase agreement with Sampoerna Group through Orient Distributions Network Pte. Ltd,, regarding the acquisition of PT Bank Dipo Internasional’s stake.
Berdasarkan Akta Risalah Rapat Umum Luar Biasa (RUPSLB) Para Pemegang Saham Bank No. 65 tanggal 22 Mei 2008 yang dibuat dihadapan Notaris Arikanti Natakusumah,SH., telah dilakukan perubahan modal dasar Bank menjadi Rp400 miliar, sekaligus dilakukan penyesuaian anggaran dasar Bank sesuai Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) . Perubahan tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU.31043. AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 6 Juni 2008.
Based on the Minutes Meeting of Extraordinary Meeting of Shareholders (EGMS) of the Bank’s shareholders No. 65 dated 22 May 2008 prepared in front of Arikanti Natakusumah,SH., a Notary, the Bank confirmed the change in the Authorized Capital to Rp400 billion, as well as confirmed an amendment to the Bank’s Article of Association according to Law No. 40 of 2007 about the Limited Liability Company. The amendment was agreed by Minister of Justice and Human Rights of Republic of Indonesia in a Decision Letter No. AHU.31043.AH.01.02 of 2008 dated 6 June 2008.
Pada periode tersebut, krisis keuangan global terjadi dan Para Pihak sepakat untuk menunda proses akuisisi, pada periode penundaan tersebut, Grup Sampoerna tetap membantu para pengusaha UMKM dengan membangun bisnis di bidang finansial melalui pendirian Koperasi Mitra Sejati (Sahabat UKM) pada tahun 2008.
In this period, the global financial crisis came off, so the Parties have agreed to delay the acquisition process, during the delay, the Sampoerna Group continued helping the SMEs by establishing a financial business which was managed under Mitra Sejati Cooperative (Sahabat UKM) in 2008.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Jejak Sejarah The History
Dalam periode 2008–2010 perkembangan dan pertumbuhan Sahabat UKM cukup signifikan dan mampu bersaing dengan lembaga keuangan lainnya. Pada periode tahun tahun 2009-2012, Sahabat UKM telah memiliki 120 kantor yang tersebar di Jakarta, Jawa Timur, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi Selatan.
In period of 2008–2010, Sahabat UKM experienced a vast development and growth and in fact could compete with the other financial institutions. During 2009-2012, Sahabat UKM managed 120 offices in Jakarta, East Java, Sumatera, Kalimantan and South Sulawesi.
Bersamaan dengan itu secara paralel juga telah dilakukan perubahan pihak yang mengakuisi saham Bank dari Orient Distribution Network Pte. Ltd. Kepada PT Sampoerna Investama. Pada bulan Mei 2011, proses akuisisi telah diselesaikan melalui PT Sampoerna Investama dan selanjutnya nama Bank diubah menjadi PT Bank Sahabat Sampoerna.
In parallel, there was a handover in term of the acquiring party, from Orient Distribution Network Pte. Ltd. to PT Sampoerna Investama. In May 2011, the Company through PT Sampoerna Investama completed the acquisition process and the Bank’s name underwent another change into PT Bank Sahabat Sampoerna.
Perubahan Nama Bank Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan di Luar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No.52 tanggal 28 Desember 2011 dari Notaris Ashoya Ratam, SH., MKn, telah disetujui perubahan nama Perseroan dari semula bernama PT Bank Dipo Internasional menjadi PT Bank Sahabat Sampoerna.
The Bank’s Name Changes Based on the Statements Beyond the Decision of Extraordinary Meeting of Shareholders No.52 dated 28 December 2011 prepared by Notaris Ashoya Ratam, SH., MKn, a Notary, the Bank’s name change was agreed from PT Bank Dipo Internasional to PT Bank Sahabat Sampoerna.
Perubahan tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia pada melalui Surat Keputusan No. AHU-02080.AH.01.02, tanggal 13 Januari 2012 dan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 14/7/KEP.GBI/2012 tanggal 22 Februari 2012.
The change was approved by Minister of Justice and Human Rights of Republic of Indonesia through Decision Letter No. AHU-02080. AH.01.02, dated 13 January 2012 and Decision Letter of Bank of Indonesia’s Governor No. 14/7/KEP.GBI/2012 dated 22 February 2012.
Kantor Pusat Bank berlokasi di gedung Sampoerna Strategic Square, lantai mezzanine Jl. Jend. Sudirman Kav. 45 Jakarta, 12930 dan memiliki 5 (lima) kantor cabang di Jakarta, Medan, Pekanbaru, Palembang dan Surabaya. 2 (dua) cabang terakhir baru beroperasi di bulan Oktober 2012 sebagai bentuk perluasan dan ekspansi jaringan kantor untuk peningkatan bisnis. Disamping itu terdapat 5 (lima) kantor cabang pembantu di Jakarta, yaitu kantor cabang pembantu di Bandengan, Pecenongan, Kelapa Gading, Matraman dan Fatmawati.
The Bank is headquartered at Sampoerna Strategic Square, mezzanine floor on Jl Jend. Sudirman Kav. 45 Jakarta, 12930, and has 5 (five) branch offices in Jakarta, Medan, Pekanbaru, Palembang and Surabaya. The latest 2 (two) branches began its operation in October 2012, confirming its successful network expansion to boost the business. In the meantime, there are 5 (five) supporting branch offices in Jakarta, located in Bandengan, Pecenongan, Kelapa Gading, Matraman and Fatmawati.
Mensinergikan Bank dengan Koperasi Sesuai dengan misi Bank untuk UMKM, pada bulan Agustus 2011, aktivitas Bank dan Koperasi disinergikan untuk mendukung pertumbuhan portofolio kredit Bank melalui program asset buying dengan tetap mengedepankan aspek kehati-hatian. Program asset buying antara Bank dan Koperasi ini membuktikan sikap konsisten dan kesungguhan Sampoerna Financial Group dalam mendukung pemberdayaan sektor UMKM di Indonesia.
In Synergy with Cooperative Referring to the Bank’s mission for the SME segment, in August 2011, the Bank synergized its activities with the Cooperative to support the growth of credit portfolios through asset buying program with prudenced as a priority aspects. The asset buying program between Bank and Cooperative proved the consistency and willingness of Sampoerna Financial Group in supporting the development of SMEs in Indonesia.
Grup Sampoerna juga menyatakan komitmennya dalam mendukung Sampoerna Financial Group untuk tumbuh dan berkembang serta dapat bersaing di pasar yang memang ditekuni.
Sampoerna Group also states its commitment to extend its big support to the Sampoerna Financial Group to continue growing and expanding and at the end be ready to compete in the financial market.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
9
Komposisi pemegang saham Composition of Shareholders
10
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Komposisi Pemegang Saham Pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) tanggal 3 Desember 2012 telah diputuskan untuk melakukan peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh menjadi Rp305.000.000.000 (tiga ratus lima miliar rupiah) sehingga komposisi pemegang saham Bank berubah menjadi :
No
Pemegang Saham Shareholders
1
PT Sampoerna Investama
2
PT Pahalamas Sejahtera
Composition of Shareholders At the Extraordinary Meeting of Shareholders on 3 December, 2012, it was agreed and decided to add the issued and paid-in capital to Rp305,000,000,000 (three hundred and five billion Rupiah), and changed the composition of shareholders of the Bank into:
Modal Ditempatkan
Jumlah Lembar Saham
Nilai Saham (Rp)
Total Shares
Share Value (Rp)
272,000,000
1,000
272,000,000,000
33,000,000
1,000
33,000,000,000
305,000,000
1,000
305,000,000,000*
& Disetor (Rp) Issued and Paid-in Capital (Rp)
*Penambahan setoran modal tahap II pada tanggal 3 Desember 2012 sebesar Rp85 miliar oleh PT Sampoerna Investama.
* The phase II of capital injection was completed on 3 December 2012, amounting to Rp85 billion by PT Sampoerna Investama.
Pemegang Saham memiliki komitmen untuk melakukan setoran modal sebesar Rp100 miliar setiap tahun sampai dengan tahun 2015. Hal ini sebagai perwujudan dukungan sepenuhnya terhadap pertumbuhan Bank Sampoerna saat ini dan di masa yang akan datang.
The shareholders hold commitment to add the capital of Rp100 billion each year until 2015. Such commitment reflects their full support to sustain the Bank Sampoerna’s growth today and in the future.
Persentase kepemilikan saham oleh PT Pahalamas Sejahtera di tahun 2012 mengalami penurunan dari 15% menjadi 10,8%. Hal ini disebabkan karena di tahun 2012, PT Pahalamas Sejahtera tidak berpartisipasi dalam setoran modal tahap II. Sedangkan kepemilikan saham PT Sampoerna Investama meningkat menjadi 89,2%.
The percentage of the stake ownership of PT Pahalamas Sejahtera was diluted in 2012 from 15% to 10.8%. This resulted from the decision that PT Pahalamas Sejahtera in 2012 did not participate in the phase II of capital injection. On the other hand, PT Sampoerna Investama’s stake ownership increased to 89.2%.
Dari struktur kepemilikan saham tersebut, PT Sampoerna Investama bertindak sebagai Pemegang Saham Pengendali (PSP) dengan Ultimate Shareholders, yaitu:
Based on the structured above, PT Sampoerna Investama is the Controlling Shareholder with the Ultimate Shareholders are as follows:
1. Michael J. Sampoerna : 99,9% 2. Eka Dharmajanto Kasih : 0,1%
1. Michael J. Sampoerna : 99,9% 2. Eka Dharmajanto Kasih : 0,1%
Dari komposisi kepemilikan saham tersebut tidak terdapat porsi kepemilikan saham yang dimiliki Dewan Komisaris, Direksi maupun Pejabat Eksekutif Bank.
The Bank could confirm that neither Board of Commissioner, Directors nor the Executive Officers of the Bank has stakes in the Bank.
10.8% 15% PT Sampoerna Investama
85%
PT Pahalamas Sejahtera
89.2%
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
11
Hubungan Kepemilikan Dewan Komisaris, Direksi dan Pemegang Saham Dalam Kelompok Bank Kepemilikan saham Bank telah berubah sejak tanggal 9 Mei 2011 dengan masuknya Grup Sampoerna melalui PT Sampoerna Investama yang telah mengakuisisi 85% saham Bank.
Relation of Ownership between Board of Commissioners, Directors and Shareholders in the Bank’s Group The stake ownership of the Bank had changed since 9 May 2011, following the joining of Sampoerna Group through PT Sampoerna Investama which acquired 85% of the Bank’s stake.
Dewan Komisaris dan Direksi adalah para profesional yang tidak terkait pertalian saudara hingga derajat kedua dengan para pemegang saham.
Board of Commissioners and Directors are from professional parties with no family relation until second rank with the shareholders.
Hubungan kepemilikan Dewan Komisaris, Direksi dan Pemegang Saham pada perusahaan-perusahaan Kelompok Usaha diuraikan dalam tabel berikut :
Relation of ownership between Board of Commissioners, Directors, and Shareholders in the Business Group, describe on table as follow:
Tabel Hubungan Kepemilikan Direksi, Dewan Komisaris dan Pemegang Saham Dalam Kelompok Usaha per 31 Desember 2012. Relation of ownership table between Directors, Board of Commissioners and Shareholders in the Business Group as per 31 December 2012. Bank Sahabat Sampoerna No
PT Pahalamas sejahtera
PT Setia kawan Pahala motor
PT Dipo Star Finance
Nama/name Jabatan Kepemilikan/ Ownership /Level Relation
Jabatan/ Level
Kepemilikan/ Ownership Relation
Jabatan/ Level
Kepemilikan/ Ownership Relation
Jabatan/ Level
Kepemilikan/ Ownership Relation
Jabatan/ Level
Kepemilikan/ Ownership Relation
PS
98%
PS
15%
1
PT Sampoerna Investama
PS
89,2
2
PT Pahalamas Sejahtera
PS
10,8
3
Michael J Sampoerna
PS
99,99%
4
Ekadharmajanto Kasih
PS
0,01%
5
Suhanti Poniman
PS & Dirut
90%
Komut
6
Suhanda Poniman
PS & Dir
10%
Wk Dirut
7
Budi S Halim
7
A Putranto
8
Adiwarman Karim
Kom In
9
Boediarto S Judo
Kom In
11
Indra W Supriadi
Dirut
12
Agresius R Kadiaman
Dir
13
Ganda Rahaja Rusli
Dir
14
Nyoman W Artha
Dir Kep
Komut Kom
Keterangan/Description : PS : Pemegang Saham/Shareholder Komut : Komisaris Utama/President Commissioner Kom : Komisaris /Commissioner Kom Ind : Komisari Independen/Independent Commissioner Dirut: Direktur Utama/President Director Dir : Direktur/Director Dir Kep : Direktur Kepatuhan/Compliance Director
12
PT Sampoerna Investama
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Tonggak Sejarah The Milestone
Oktober 2012
Desember 2012
Pembukaan Cabang Palembang dan Surabaya.
Peluncuran layanan ATM dan Call Center.
October 2012
December 2012
Branch Offices opening in Palembang and Surabaya.
ATM and Call Center services launched.
Mei 2012
Februari 2012
Januari 2012
May 2012
Persetujuan Bank Indonesia atas perubahan nama dan logo Bank menjadi Bank Sampoerna dan pemindahan kantor Pusat ke Pusat ke Gedung Sampoerna Strategic Square.
Grand launching of Bank Sampoerna.
February 2012
The change in Bank’s management to realize the new vision and mission.
Mei 2011
Mei - Desember 2011
Akuisisi 85% saham Bank Dipo Internasional oleh PT Sampoerna Investama, 15% sisanya masih tetap dimiliki oleh PT Pahalamas Sejahtera.
Proses transisi dan integrasi Bank paska akuisisi.
Peresmian dan peluncuran (grand launching) Bank Sampoerna.
September 1990 Bank Dipo didirikan oleh PT Pahalamas Sejahtera dengan status sebagai bank non devisa.
September 1990 PT Pahalamas Sejahtera established Bank Dipo as non-foreign exchange bank.
Perubahan manajemen Bank untuk pencapaian visi dan misi yang baru.
January 2012
Bank Indonesia issued an approval to the change of name and logo of the Bank into Bank Sampoerna and the relocation of the bank’s headquarter to Sampoerna Strategic Square building.
May 2011
May - December2011 The Bank's post-acquisition and integration process.
PT Sampoerna Investama acquired 85% of stakes in Bank Dipo Internasional, whereas the rest 15% was still held by PT Pahalamas Sejahtera.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
13
Kegiatan Usaha Scope of Business
14
Kegiatan Usaha :
Business Focus:
Berdasarkan pasal 3 Anggaran Dasar, maksud dan tujuan Perusahaan adalah berusaha di bidang perbankan dengan ruang lingkup kegiatan meliputi :
Referring to the Article 3 of the Bank’s Article of Association, the Bank’s goals and objectives are to run a banking business with scope of business as follows:
1. Menyediakan produk-produk dan pelayanan perbankan konvensional, tetapi tidak terbatas pada usaha mikro, kecil dan menengah. Kedepannya, Bank Sampoerna berencana untuk memiliki unit usaha syariah. 2. Bekerjasama dengan lembaga non keuangan lainnya akan tetapi tidak terbatas pada aliansi strategis, kegiatan pembiayaan bersama asset buying, chanelling dan pengaturan pelaksanaan lainnya dengan koperasi, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan lembaga keuangan lain. 3. Memberikan akses teknis dan finansial kepada pengusaha mikro, kecil dan menengah. 4. Melakukan kegiatan perbankan lainnya sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
1. To provide conventional banking products and services, yet not limited to the micro, small and medium businesses. Next, Bank Sampoerna is planning to open a sharia banking unit.
3. To provide the technical and financial access to the micro, small and medium enterprises. 4. To conduct other banking activity according to the applying rules and regulations.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 668/KMK.013/1991 tanggal 1 Juli 1991, Bank memulai kegiatan operasionalnya sebagai Bank Umum.
Referring to the Decision Letter of Minister of Finance of Republic of Indonesia No. 668/KMK.013/1991 dated 1 July 1991, the Bank started its operation as a conventional bank.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
2. To cooperate with the other non-financial institutions yet not limited to the strategic alliance, joint financing, asset buying, chanelling and other arrangement with the cooperatives, rural credit bank (BPR) and other financial institutions.
Produk dan Layanan Products and Services Bank Sampoerna memberikan produk dan Jasa perbankan unggulan untuk memenuhi kebutuhan nasabahnya.
Bank Sampoerna offers the primary banking products and services for the customers.
PRODUK
PRODUCT
1. Produk Pendanaan Giro Tabungan Deposito Berjangka
1. Funding Products Current Accounts Savings Time Deposits.
2. Produk Pinjaman Pinjaman Modal Kerja Pinjaman Investasi Pinjaman Konsumtif Bank Garansi
2. Loan Producsts Working Capital Loan Investment Loan Consumer Loan Bank Guarantee
3. Produk Jasa Inkaso Kiriman Uang Kliring
3. Service Products Cheque Collection Remittance Clearing
4. Layanan lain Safe Deposit Box ATM bekerjasama dengan jaringan Prima ATM Call Center
4. Other Services Safe Deposit Box ATM in cooperation with Prima network ATM Call Center
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
15
Peristiwa Penting Significant Events
Februari
Januari
Perubahan manajemen Bank untuk pencapaian visi dan misi yang baru
January The change in Bank’s management to realize the new vision and mission
16
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Perubahan nama dan logo Bank menjadi Bank Sahabat Sampoerna. Pemindahan kantor Pusat ke Pusat ke Gedung Sampoerna Strategic Square.
February
The Bank changed its name and logo into Bank Sahabat Sampoerna The relocation of the Head Office to the Sampoerna Strategic Square building.
Mei Grand launching Bank Sampoerna.
May Grand Launching of Bank Sampoerna.
Oktober Oktober
Pembukaan Cabang Palembang.
Desember Peluncuran Layanan ATM dan ATM Call Center.
Pembukaan Cabang Surabaya.
October October
The Opening of Palembang Branch Office.
December The launch of ATM and ATM Call Center Services.
The Opening of Surabaya Branch Office.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
17
Manajemen dan Struktur Organisasi Structure of Organization and Management
Jajaran manajemen Bank Sampoerna terdiri dari para profesional berpengalaman yang berintegritas tinggi. Didominasi kalangan muda visioner yang siap bekerja keras dan cerdas untuk menghasilkan berbagai inovasi dan terobosan untuk melahirkan pola pengelolaan yang lebih dinamis, lentur namun tetap prudent. Keragaman latar belakang keahlian dan pengalaman diharapkan dapat saling melengkapi sehingga membawa Bank pada kondisi yang sehat dan diperhitungkan. Untuk menjamin pelaksanaan tugas dengan tepat dan efisien, Perusahaan telah memiliki struktur yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan usahanya.
The management of Bank Sampoerna consist young professionals with strong experience and high integrity in the banking industry. Dominated with visionary young executives, the bank’s management is ready to dedicate themselves to deliver innovative and breakthroughs that will result in more dynamic, flexible yet prudent management's strategy. With their various skill background and experience, we expect to see a complete team which can lead the Bank to be a healthy and credible organization. To ensure the efficient duty implementation, the company established a structure that is adjusted to the business development.
18
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Struktur Organisasi 2012/ Organization Structure 2012
Struktur organisasi di atas disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku The above organization structure has been adjusted according to regulation.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
19
Ikhtisar Keuangan Financial Highlights
Ikhtisar Keuangan Penting Financial Highlights (RpMiliar/IDR Billion) Indikator Kinerja Keuangan
2012
2011
2010
2009
2008
Financial Performance Indicator
Neraca
Balance Sheet
Total Aset
1.691,0
1.078,7
797,8
679,6
650,2 Total Assets
Kredit yang diberikan
1.065,9
643,4
559,3
493,8
385,3 Loans
Aset Produktif
1.627,4
775,7
690,9
706,6
681,6 Earning Assets
30,0
22,7
25,1
19,8
426,9
163,6
158,8
147,2
Dana Pihak Ketiga a. Tabungan b. Giro c. Deposito Berjangka Total Kewajiban Ekuitas
Third Party Funds 19,2
866,6
625,1
437,7
355,5
299,4 c. Time Deposits
1.344.9
819,7
640,3
538,1
532,0 Total Liabilities
346,1
259,0
157,5
141,5
127,2 Equity
57,3
42,9
42,8
40,7
38,0
7,0
5,0
3,4
2,1
2,5
60,3
45,2
26,2
22,2
21,4
Other Operating Expenses
3,9
2,7
21,2
20,6
16,7
Operating Income
Laba/Rugi Pendapatan Bunga - Bersih Pendapatan Operasional lainnya Beban Operasional Lainnya Laba Operasional
Profit/Loss
Pendapatan/Beban Non Operasional – Bersih
0,1
-0,3
1,1
0,2
Laba sebelum Pajak Penghasilan
4,0
2,3
22,3
20,8
17,5
Laba setelah Pajak Penghasilan
2,1
1,5
15,9
14,2
11,2
Net – Interest Income Other Operating Income
0,8 Net – Non Operational Income Expenses
Data Saham Modal Saham
a. Savings
187,6 b. Current Accounts
Income Before Tax Income After Tax Share Information
220
220
120
120
100
Share Capital
Nilai nominal Rp1.000 per saham per 31 Desember 2012 dan 2011
Par Value Rp1.000 per share as of December 31, 2012 and 2011
Modal Dasar - 400.000.000 saham per 31 Desember 2012 dan 2011
Authorized Capital - 400.000.000 shares as of December 31, 2012 and 2011
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh - 220.000.000 saham per 31 Desember 2012 dan 2011
Issued and Fully Paid Up Capital 220.000.000 shares as of December 31, 2012 and 2011, respectively
Dana Setoran Modal
85
-
-
-
-
Rasio Keuangan (%) KPMM (risiko kredit, pasar dan operasional)
Capital Paid in Advance Financial Ratio (%)
32,60
36,45
25,66
27,79
Imbal Hasil Aset (ROA)
0,32
0,25
2,98
3,29
2,50
Return on Assets (ROA)
Imbal Hasil Ekuitas (ROE)
0,80
0,89
10,99
10,96
9,48
Return on Equity (ROE)
Marjin Bunga Bersih (NIM)
4,67
4,88
5,61
6,57
5,33
Net Interest Margin (NIM)
Kredit Bermasalah (NPL) - Kotor
2,62
5,47
1,95
2,68
3,52
Non Performing Loan (NPL) – Gross
Kredit Bermasalah (NPL) - Bersih
1,54
3,78
1,83
2,37
2,78
Non Performing Loan (NPL) – Net
Kredit/Dana Pihak Ketiga
78,69
79,30
89,97
94,69
Beban Operasional/Pendapatan Operasional
96,94
97,46
76,74
74,98
5,04
6,06
6,59
5,81
11,21 Cost of Fund
12,88
13,68
13,91
14,95
13,74 Lending rate
Rasio Aset Produktif dan Non Produktif bermasalah terhadap total Aset Produktif dan Non Produktif
1,78
4,90
1,76
2,52
Non Performing Earning Assets and Non n.a. Earning Assets to Earning Assets and Non Earning Assets
Rasio Aset Produktif bermasalah terhadap total Aset Produktif
1,79
5,10
1,37
1,87
1,99
Non Performing Earning Assets to Earning Assets
Rasio CKPN aset keuangan terhadap Aset Produktif
0,97
2,49
0,88
1,06
1,10
Allowance for impairment losses on financial assets to Earning Assets
Biaya Dana Tingkat suku bunga penyediaan dana
30,38 CAR (credit,market,operational risk)
76,08 Loan to Deposit 79,92 Operating Expenses/ Operating Income
Kepatuhan
Compliance
Persentase Pelanggaran BMPK
-
Persentase Pelampauan BMPK
-
-
-
-
-
8,07
8,06
8,08
5,25
5,11
Giro wajib Minimum Rupiah
Violance of LLL Excess of LLL Statutory Reserves-Rupiah
Giro wajib Minimum Valuta Asing
-
Statutory Reserves-Foreign Currency.
Posisi Devisa Netto
-
Net Open Position
22
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Kinerja Keuangan
Kredit/Loans (Rp Miliar/IDR Billion)
1.323,5
1.065,9
Aset/Assets (Rp Miliar/IDR Billion)
1.691,0
Financial Performance
Dana Pihak Ketiga/ Third Party Funds (Rp Miliar/IDR Billion)
Ekuitas/Equity (Rp Miliar/IDR Billion)
2012
57.3
2012
346.1
Kewajiban/Liabilities (Rp Miliar/IDR Billion)
1.344.9
2012
Pendapatan Bunga Bersih/ Net Interest Income (Rp Miliar/IDR Billion)
2012
2012
ASET ASSETS
DANA PIHAK KETIGA THIRD PARTY FUNDS
%
56.8
%
63.1
2012
TOTAL KREDIT TOTAL LOANS
%
65.7
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
23
Kinerja Keuangan Bank The Bank’s Financial Performance
24
Total Aset
Total Assets
Selama tahun 2012, Aset Bank meningkat dari Rp1,0 triliun menjadi Rp1,7 triliun seiring dengan telah tuntasnya proses akuisisi dan integrasi Bank, serta berjalannya proses pembenahan infrastruktur dan sumber daya manusia yang berdampak pada perbaikan sistem dan prosedur kerja. Penambahan Dana Pihak Ketiga terjadi secara cukup signifikan pada produk deposito dan giro. Penambahan Aset juga disebabkan oleh penambahan modal dari pemegang saham sebesar Rp85 miliar pada bulan Desember 2012.
The Bank’s assets climbed from Rp1.0 trillion to Rp1.7 trillion, following the completion of the Bank’s acquisition and integration, as well as continuous infrastructure and human resources development during 2012. Third Party Funds increased quite significantly, particularly in time deposits and current deposits. The increase in assets was also due to additional capital injection of Rp85 billion by the Shareholders in December 2012.
Aset Produktif
Earning Assets
Aset produktif (diluar rekening administratif) Bank di tahun 2012 mencapai Rp1,5 triliun atau mengalami peningkatan sebesar Rp571,1 miliar dibandingkan tahun 2011 sebesar Rp985,2 miliar. Komponen terbesar dari aset produktif adalah kredit yang diberikan. Hal ini menunjukkan makin meningkatnya kepercayaan masyarakat kepada kinerja Bank yang berdampak pada keberhasilan menjalankan fungsi intermediasinya.
The Bank’s earning assets (excluding off balance sheet items) in 2012 reached Rp1.5 trillion, or an increase by Rp571.1 billion compared to Rp985.2 billion in 2011. The biggest component of the earning assets was loan. This showed increase of the public trust in the Bank’s performance, thus impacting the success of its intermediary function.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Dana Pihak Ketiga
Third Party Fund
Total Dana Pihak Ketiga mengalami kenaikan yang signifikan, yaitu sebesar 63,1% dari Rp811,4 miliar di tahun 2011 menjadi Rp1,323,5 triliun di tahun 2012. Kenaikan yang cukup drastis atau sebesar 160,9% terjadi pada giro, yaitu dari Rp163,6 miliar pada tahun 2011 menjadi Rp426,9 miliar di tahun 2012. Deposito juga mengalami peningkatan sebesar 38,6% yakni dari Rp625,1 miliar menjadi Rp866,6 miliar. Tabungan juga mengalami peningkatan sebesar 32%, yakni dari Rp22,7 miliar menjadi Rp30,0 miliar. Peningkatan Dana Pihak Ketiga yang signifikan ini disebabkan oleh berbagai program pemasaran dan promosi, upaya-upaya intensif untuk meningkatkan hubungan baik dengan nasabah existing, serta penambahan fasilitas produk baru berbasis teknologi informasi yang dilakukan Bank, seperti adanya fasilitas ATM dengan jaringan Prima.
Total Third Party Fund significantly rose by 63.1% from Rp811.4 billion in 2011 to Rp1.323.5 trillion in 2012. The high jump by 160.9% took place in current accounts which climbed from Rp163.6 billion in 2011 to Rp426.9 billion in 2012. Time deposits also rose by 38.6% to Rp866.6 billion from Rp625.1 billion. The saving also increased by 32% from Rp22.7 billion to Rp30.0 billion. The increasing of Third Party Fund was due to the attractive marketing and promotional programs, intensive efforts to develop the good relation with the existing customers and to introduce the new information technology-based products, such as ATM facility with Prima’s network.
Kredit
Loans
Total Kredit yang disalurkan juga mengalami peningkatan hingga 65,7% yakni dari Rp643,4 miliar di tahun 2011 menjadi Rp1.065,9 miliar di tahun 2012.
Total disbursed loan stepped up by 65.7% from Rp643.4 billion in 2011 to Rp1,065.9 billion in 2012.
Sesuai visi yang fokus pada bidang UMKM, di tahun 2012 Bank telah menyalurkan kredit kepada sektor UMKM sebesar Rp927,9 miliar atau meningkat 70,7% dibandingkan tahun 2011 sebesar Rp543,4 miliar.
In line with the vision in Micro & SME segment in 2012, the Bank disbursed Rp927.9 billion to this segment, a rise by 70.7% from Rp543.3 billion in 2011.
Tabel Neraca/Balance Sheet : 2008-2012 No
2010
2009
(Rp miliar/IDR billion)
Uraian
2012
2011
2008
Description
1
Total Aset
1.691,0
1.078,7
797,8
679,6
650,2
Asset
2
Aset Produktif (diluar transaksi rekening administratif)
1.556,3
985,2
617,4
569,4
478,6
Earning Asset (excluding off balance sheet item)
3
Kredit yang Diberikan - Kotor
1.065,9
643,4
559,3
493,8
385,3
Loans-gross
4
Penempatan pada SBI
63,7
46,5
58,1
75,4
93,1
5
Giro pada Bank Lain
0,2
0,7
0,1
0,2
0,2
6
Dana Pihak Ketiga
7
Ekuitas
Placement on SBI Current Accounts with Others Bank
1.323,5
811,4
621,6
522,5
506,2
Third Parties Fund
346,1
259,0
157,5
141,5
127,2
Equity
Tabel Komposisi Dana Pihak III/Third Parties’s Fund Composition : 2008 - 2012 Rekening Giro Tabungan Deposito Jumlah
2012
%
2011
%
2010
%
2009
%
2008
(Rp miliar/IDR billion) %
426,9
32,25
163,6
20,16
158,8
25,55
147,2
28,17
187,6
37,06
30,0
2,27
22,7
2,80
25,1
4,04
19,64
3,79
19,2
3,79
866,6
65,48
625,1
77,04
437,7
70,41
355,5
68,04
299,4
59,15
1.323,5
100
811,4
100
621,6
100
522,5
100
506,2
Account Current Account Saving Time Deposit
100 Total
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
25
Komposisi Dana Pihak Ketiga
Komposisi Kredit UMKM
Third Parties’s Fund Composition
Loan Composition on Micro and SME
138,0 426,9
866,6
30,0
927,9
2012
2012 100,0
163,6
22,7
543,4 625,1
2011
2011 114,7 158,8
25,1 444,6
437,7
2010 Giro Current Account Tabungan Saving Deposito Time Deposit
26
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
2010 Kredit usaha mikro, kecil dan menengah Micro and SME Loan Bukan kredit usaha mikro, kecil dan menengah Non Micro and SME Loan
Tabel Komposisi Kredit UMKM/Composition of Micro and SME Loans: 2010-2012 No
Uraian
2012 Jumlah
2011 %
Jumlah
2010 %
Jumlah
%
(Rp miliar/IDR billion)
Description
1
Kredit usaha mikro, kecil dan menengah
927,9
87,05
543,4
84,46
444,6
79,50
Micro and SME Loan
2
Bukan kredit usaha mikro, kecil dan menengah
138,0
12,95
100,0
15,54
114,7
20,50
Non Micro and SME Loan
1.065,9
100
643,4
100
559,3
100
Jumlah
Total
Tabel : Pertumbuhan Laba Rugi/Growth of Profit/Loss Ringkasan Laba Rugi Pendapatan Bunga
2012
2011
2010
2009
(Rp miliar/IDR billion)
2008
Summary of Profit Loss
121,0
97,9
87,4
80,0
80,4
Interest Income
Beban Bunga
63,7
55,0
44,6
39,3
42,4
Interest Expenses
Pendapatan Bunga Bersih
57,3
42,9
42,8
40,7
38,0
Net Interest Income
7,0
5,0
3,4
2,1
2,5
Pendapatan Operasional Lainnya Beban Operasional Lainnya
Other Operating Income
60,3
45,2
26,2
22,2
21,4
Other Operating Expenses
Pendapatan/Beban Operasional Bersih
3,9
2,7
21,2
20,6
16,7
Net Operating /Expenses Income
Pendapatan/Beban Non Operasi Bersih
0,1
-0,3
1,1
0,2
0,8
Laba sebelum Pajak Penghasilan
4,0
2,3
22,3
20,8
17,5
Income Before Tax
Laba setelah Pajak Penghasilan
2,1
1,5
15,9
14,2
11,2
Income After Tax
Non Operating Income/Expenses Net
Laba Bersih
Net Income
Laba bersih Bank meningkat 44,8% yakni dari Rp1,5 miliar di tahun 2011 menjadi Rp2,1 miliar di tahun 2012. Peningkatan Laba ini merupakan implikasi telah berfungsinya berbagai organ dan sistem baru yang diterapkan Bank. Namun demikian peningkatan Laba Bersih Bank ini dirasa belum cukup signifikan yang merupakan awal dampak strategi manajemen Bank yang mengalokasikan sebagian besar dananya untuk membiayai kegiatan penguatan infrastruktur teknologi informasi, jaringan distribusi dan SDMnya sehingga fondasi pengembangan bisnis Bank di masa depan makin kuat dan siap memenangkan persaingan.
The Bank’s net income increased by 44.8% from Rp1.5 billion in 2011 to Rp 2.1 billion in 2012. The hike implied the functioning of the new organs and system of the Bank. Still, the increase was not significant yet, which initial impact of the Bank’s management strategy which mostly allocated the fund to strengthen the infrastructure of the information technology, distribution line and the human resources so as to foster the fundamental of the Bank’s business development and prepare it for the competition.
Pendapatan (Beban) Operasional Bank
The Bank’s Operating Income (Expenses)
Pada sisi Pendapatan Bunga Bank di tahun 2012 tercatat sebesar Rp121 miliar atau meningkat dibandingkan tahun 2011 yaitu sebesar Rp97,9 miliar. Pendapatan Operasional lain juga mengalami peningkatan yakni dari Rp5,0 miliar di tahun 2011 menjadi Rp7,0 miliar di tahun 2012 atau meningkat 40,68%. Namun demikian peningkatan Pendapatan Operasional Lainnya juga diikuti peningkatan Beban Operasional Lainnya yakni dari Rp45,2 miliar di tahun 2011 menjadi Rp60,3 miliar di tahun 2012. Hal ini disebabkan penyisihan cadangan penurunan kerugian (CKPN) aset keuangan dan non keuangan serta beban operasional lainnya sebagai konsekuensi peningkatan dan perluasan usaha Bank sebagai rangkaian proses perubahan platform bisnis Bank secara fundamental.
The interest income of the Bank in 2012 was at Rp121 billion, a rise from Rp97.9 billion in 2012. The Operating Revenue improved from Rp5.0 billion in 2011 to Rp7.0 billion in 2012, or rose by 40.68%. The increase in Other Operating Income followed by Other Operating Expense also climbed to Rp60.3 billion from Rp45.2 billion in 2011. This was due to the provision to loss reserve of the financial and non financial assets as well as other operating expenses as the consequence of the growth and expansion of the Bank’s business, which represented the chain of process of the fundamental change in the business platform.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
27
RASIO-RASIO Imbal Hasil Aset (ROA)
RATIOS Return on Asset (ROA)
ROA Bank mengalami peningkatan dari 0,25% menjadi 0,32% yang disebabkan oleh peningkatan laba sebelum pajak.
The Bank’s ROA rose from 0.25% to 0.32% following the increase in earnings before tax.
Imbal Hasil Ekuitas (ROE)
Return on Equity (ROE)
ROE Bank mengalami sedikit penurunan dari 0,89% menjadi 0,80%, hal ini disebabkan peningkatan laba bersih yang lebih rendah dibandingkan pertumbuhan modal.
The Bank’s ROE slightly decreased from 0.89% to 0.80%, as the increase in net income was lower than the capital increase.
Marjin Bunga Bersih (NIM)
Net Interest Margin (NIM)
NIM bank mengalami penurunan dari 4,67% menjadi 4,88% yang disebabkan adanya penurunan suku bunga kredit yang dilakukan Bank akibat penyesuaian kebijakan penurunan BI rate oleh Bank Indonesia (BI).
The Bank’s NIM decreased from 4.88% to 4.67% due to the decrease in lending rate to adjust to the slowdown in BI rate of Bank of Indonesia (BI).
Kredit Bermasalah (NPL)-Bersih
Non Performing Loan (NPL)-Net Ratio
NPL-Bersih Bank tercatat 1,54% atau menurun signifikan dibandingkan tahun 2011 sebesar 3,78%. Perbaikan ini disebabkan adanya debitur inti yang menyelesaikan kewajibannya sebagai dampak pembentukan spesial aset manajemen unit Bank yang bertugas membantu penyelesaian hutang-hutang bermasalah serta menjaga performa nasabah sehat agar tetap berada dalam posisi yang aman.
NPL-Net of the Bank was realized at 1.54%, considerably down from 3.78% in 2011. The improvement followed the settlement of loans by core debtors as the impact of the establishment of special asset management unit in the Bank, which responsible for settling down the non-performing loans and maintaining the healthy customer’s performance.
Kecukupan Modal (CAR)
Capital Adequacy Ratio (CAR)
Rasio kecukupan modal Bank diakhir tahun 2012 tercatat 32,60% mengalami penurunan dibandingkan tahun 2011 sebesar 36,45%. Penurunan CAR ini disebabkan karena pembukaan cabang baru dan peningkatan signifikan aktiva produktif Bank.
The Bank’s Capital Adequacy Ratio was at 32.60% at the end of 2012 or slowed from 36.45% in 2011. The decreasing CAR was due to branches expansion and significantly higher productive assets.
Tabel Perbandingan Rasio Keuangan Bank tahun 2008 - 2012 Table of Comparison of Bank Financial Ratio during 2008 to 2012
28
No
Rasio Keuangan Bank
2012 (%)
2011 (%)
2010 (%)
2009 (%)
2008 (%)
1
Rasio Kecukupan Modal
32,60
36,45
25,66
27,79
30,38
2
Imbal Hasil Aset
0,32
0,25
2,98
3,29
2,50
Return on Asset (ROA)
3
Imbal Hasil Ekuitas
0,80
0,89
10,99
10,96
9,48
Return on Equity (ROE)
4
Marjin Bunga Bersih
4,67
4,88
5,61
6,57
5,33
Net Interest Margin (NIM)
5
Kredit Bermasalah (NPL)-Kotor
2,62
5,47
1,95
2,67
3,52
Non Performing Loan-Gross
6
Kredit Bermasalah (NPL)-Bersih
1,54
3,78
1,83
2,37
2,78
Non Performing Loan-Net
7
Kredit/Dana Pihak Ketiga (LDR)
78,69
79,30
89,97
94,69
76,08
8
Beban Operasional/Pendapatan Operasional
96,94
97,46
76,74
74,98
79,92 Operating Expenses/Operating Income
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Financial Ratio Bank Capital Adequacy Ratio (CAR)
Loan To Deposit (LDR)
Penyediaan Kredit Kepada Pihak Terkait
Loans to Related Parties
Tabel Penyediaan Kredit Kepada Pihak Terkait/Loans to Related Parties
Keterangan
Nominal
Keterangan/Remarks
Kredit Diberikan
14,4
-
Toleransi BMPK
35,2
10% dari Modal Bank
Plafon Kredit Kepada Pihak Terkait
32,3
-
(Rp miliar/IDR billion) Description
Loan LLL Tolerance Facility limit to Related Parties
Total loans disbursed to related business in the Group Company was ensured to comply with the laws, and until today Bank Sampoerna has never exceeded the Maximum Loan Disbursement Limit while providing loans to debtors from Group Company or those of non Group. The loans disbursed to Group as stated in Balance Sheet as per 31 December 2012 reached to Rp14.4 billion.
Penyediaan kredit yang diberikan kepada grup usaha terkait telah dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku, dan hingga saat ini Bank Sampoerna tidak pernah melakukan pelanggaran Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) baik pemberian kredit kepada debitur grup maupun kepada debitur non grup. Penyediaan dana kredit kepada grup usaha terkait per posisi Neraca 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp14,4 miliar.
Klasifikasi Kredit/Loans Clasification Klasifikasi Kredit Lancar
2012 Jumlah
2011 %
Jumlah
2010 %
Jumlah
977,9
94,91
588,7
91,5
486,1
60,1
3,37
19,5
3,03
62,3
Kurang Lancar
2,7
0,17
2,6
0,41
2,0
Diragukan
4,9
0,30
7,8
1,21
1,1
20,3
1,25
24,8
3,86
7,7
1.065,9
100
643,4
100
559,3
Dalam Perhatian Khusus
Macet Jumlah
(Rp miliar/IDR billion) Loans Classification
%
86,92 Pass 11,14 Special Mention 0,36 Substandard 0,2 Doubtfull 1,38 Loss 100 Total
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum/Capital Adequacy Ratio Item
2012
2011
2010
Modal Inti
343,3
256,7
148,1 Core Capital
9,3
5,6
352,6
262,3
153,1 Total Available Capital
1.081,8
719,7
596,7 Total Risk Weighted Assets
32,60
36,45
25,66 Capital Adequacy Ratio
Modal Pelengkap Total Modal Tersedia Total ATMR Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
5,0
Items
(Rp miliar/IDR billion)
Supplementary Capital
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
29
Laporan Komisaris & Direksi Reports from Board of Commissioners and the Directors
Sambutan Dewan Komisaris Message from Board of Commissioners
“
Kreativitas Untuk Tumbuh Sehat "Creativity to Achieve a Healthy Growth"
”
Tahun 2012 merupakan titik awal perkembangan Bank Sampoerna. Tuntasnya beberapa program penting paska akuisisi hingga terbentuknya Bank dengan identitas, semangat dan visi yang seluruhnya baru memberikan harapan akan tibanya masa pertumbuhan bisnis Bank yang lebih menjanjikan. 2012 marked the first year of the Bank Sampoerna’s development period. The completion of several post-acquisition programs leading to the establishment of the Bank which now bears its new identity, new spirit and new vision, has brought a new hope too for a promising growth of the Bank’s business.
Pandangan Terhadap Kinerja Bank Direksi Perusahaan terdiri dari para profesional muda yang memiliki energi besar untuk melakukan berbagai langkah terobosan. Dalam kesempatan ini dengan gembira kami sampaikan dan perkenalkan bahwa pada pertengahan tahun 2012, Bank telah melengkapi komposisi jajaran Direksinya dengan masuknya direktur kredit dan manajemen risiko Bapak Ganda Raharja Rusli. Kehadiran direktur baru dengan kualifikasi, pengalaman dan keahlian yang sesuai dengan kebutuhan pengembangan bisnis Bank saat ini diharapkan dapat segera memperkuat jajaran Direksi dalam menjalankan tugas pengelolaan Bank dengan lebih baik.
32
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Assessment over the Bank’s Performance Directors of the Company are supported with young professionals that bring great energy to create any breakthroughs. In this opportunity, we would like to announce that in the mid of 2012, the Bank had completed the composition of the Directors with the appointment of Mr. Ganda Rahaja Rusli as the Director of Credit and Risk Management. His qualification, experience, and skills, which indeed meet the Bank’s requirements, are expected to foster the structure of the Directors and help the board to bring Bank Sampoerna into a new height.
Kami memberikan apresiasi atas berbagai langkah pembenahan organisasi yang disertai dengan perbaikan atas sistem, kebijakan dan standar operasi serta prosedur yang akan memudahkan seluruh lini Perusahaan dalam bekerja dan mencapai target-targetnya. Meskipun masih memerlukan beberapa penyempurnaan untuk mencapai performa yang optimal. Upaya Direksi untuk meletakkan fondasi yang lebih kokoh sebagai landasan pertumbuhan dimasa yang akan datang kami pandang merupakan suatu langkah yang penting dan esensial.
We appreciate all efforts to improve and establish a new system, policy and operational standards as well as procedures, which will facilitate the whole business lines to perform their duties and finally achieve the targets. Although a number of improvements are still required to ensure the optimum performance, it is essential for the Board of Directors to put in a stronger fundamental for sustaining the Bank’s future growth.
Kami memahami sepenuhnya bahwa saat ini, ketika Bank sedang berada dalam fase integrasi dan konsolidasi, Direksi dihadapkan pada tugas berat untuk mampu menyeimbangkan proses pembenahan institusi dengan kecepatan merebut peluang. Dalam kondisi ini, kami melihat bahwa Direksi dengan smart senantiasa mampu menjaga keberlangsungan proses perbaikan sistem dan infrastruktur Bank sambil mempertahankan profitabilitas Bank tetap berada dalam pertumbuhan yang positif.
We realize today that the Bank enters integration and consolidation phase, the Board of Directors carries a heavy task, that is, to be able to balance out the institutional restructuring process and the efforts to reach the opportunities. In this condition, we see that the smart strategies of the Directors will be able to sustain and improve the Bank’s system and infrastructure while ensuring the Bank’s profit to stay in positive trend.
Pada tahun 2012, Direksi dan seluruh karyawan Bank telah bekerja keras dengan penuh dedikasi. Kami paham sepenuhnya bahwa tidak mudah bagi Bank untuk tumbuh cepat dan tetap sehat dengan ukuran (size) bisnis Bank saat ini. Keterbatasan ukuran (size) ini memiliki banyak kendala terutama dalam pengembangan produk-produk dan pelayanan yang ditawarkan Bank. Namun sekali lagi kreativitas dan komitmen yang tinggi dari jajaran Direksi membuat Bank tetap mampu menciptakan momentum dengan menjadi bagian dari pasar perbankan yang tumbuh pesat dengan penuh percaya diri. Berada dan menjadi bagian dari proses yang penuh dinamika ini, kami lega melihat bahwa pada akhirnya setiap tahapan penting dari fase ini berhasil diselesaikan dengan baik.
During 2012, the Board of Directors and the employees of Bank show their hard work and dedication. We do realize that it is not easy to accelerate the Bank’s growth while maintain it in a healthy condition. The Bank’s business size is another challenge for products and services development. Still, with the Board of Director’s strong commitment and creativity, the Bank succeeded to create a momentum that has placed it as part of the vast-growing banking market with full of confidence. Being part of the dynamic process somehow gives us a relief that at the end we successfully passed the important phase of the process very well.
Di sisi lain kami juga melihat bahwa berbekal budaya Bank yang baru, kondisi internal Bank makin solid sehingga mampu menciptakan atmosfir bekerja yang nyaman dan menyenangkan. Penerapan sistem manajemen baru yang lebih fokus dan taktis juga berhasil membangkitkan potensi yang tersimpan serta menciptakan iklim kompetisi yang positif dan bermanfaat bagi kemajuan bisnis Bank.
In the meantime, we also see that the new culture has shaped the internal condition of the Bank to be more solid, thus creating a much comfortable working environment. The implementation of new management system that is more focused and tactical has unleashed the potential and creates a competitive climate, which is positive for the Bank’s further business development.
Melalui berbagai upaya tersebut, Bank mencatat beberapa keberhasilan penting diantaranya : membaiknya tingkat NPL, pertumbuhan yang bagus dari sisi aset dan kredit, meningkatnya pemenuhan aspek-aspek kepatuhan Bank dengan dilengkapinya organ perangkat Tata Kelola Yang Baik, meningkatnya kualitas sumber daya manusia, serta makin intensifnya komunikasi antara Komisaris dan Direksi melalui pelaksanaan meeting-meeting reguler yang mengagendakan pembahasan berbagai kebijakan secara terbuka dan demokratis.
With these efforts, the Bank noted some important achievements, among which were improved NPL rate, satisfying growth pace in term of assets and credit, improved compliance as the Bank began completing its Good Corporate Governance (GCG) structure with the required elements and components, better quality of Human Resources as well as more intensive communications between Board of Commissioners and Directors through regular meetings that put forward an agenda of an open and democratic strategy business.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
33
Dari Kiri ke Kanan (Left to Right): Arsono Putranto, Adiwarman Azwar Karim, Budi Setiawan Halim, Boediarto Soetrisno Judo.
34
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Komitmen Pada Tata Kelola Yang Baik Bank merupakan bagian dari bisnis Grup Sampoerna yang dikenal memegang teguh prinsip tata kelola yang baik dalam bisnisnya. Implementasi prinsip-prinsip tata kelola Perusahaan yang baik jelas merupakan komponen utama dalam pengoperasian bisnis Grup Sampoerna, tak terkecuali dalam bisnis Banknya.
Commitment to Good Corporate Governance The Bank, as a part of Sampoerna Group who has a strong commitment to implement the good corporate governance concept in doing the business. The implementation of good corporate governance principles has been the main aspect in the whole business operation of Sampoerna Group, including in its banking business.
Hal tersebut dibuktikan Bank melalui penyempurnaan organisasi dan perangkat tata kelolanya. Komposisi, struktur dan tata kerja komite terus diperbaiki sehingga dapat mendukung tata kelola Bank yang lebih baik. Pengisian posisi kepala Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) serta penyempurnaan Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) juga menjadi bagian tak terpisahkan dari upaya Bank untuk makin meningkatkan tata kelola dan kepatuhan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
The Bank proves its commitment by improving the elements and the structure of the good corporate governance. The composition, structure and the working mechanism of the committees are constantly improved so that they can support the implementation of the Bank’s good corporate governance. The appointment of Internal Audit Unit Head (SKAI) as well as enhancement of Risk Management Unit (SKMR) is also part of the Bank’s effort to comply with the rules and regulations.
Prospek Bisnis Bank Bisnis keuangan mikro dan SME masih tumbuh sangat potensial. Pesatnya pertumbuhan kelas menengah Indonesia telah membawa level perekonomian domestik tumbuh makin menjanjikan, bahkan tercatat sebagai salah satu yang terbaik di Asia. Pasar konsumsi yang tumbuh juga ikut mendorong tumbuhnya usaha-usaha produktif yang menjadi sasaran bisnis Bank.
Bank’s Business Prospect The growing micro and SME business shows a huge potential. The expanding middle-class households in Indonesia has increase some rooms for the domestic economy to grow higher, and even becomes one of the vast growing economies in Asia. The expansion in consumer market also brings opportunity for productive businesses to develop. This business in one of the Bank’s target market.
Peluang untuk tumbuh maju diperkuat komitmen Pemegang Saham untuk melakukan penambahan modal secara berkelanjutan. Semua langkah-langkah yang telah dilakukan dalam dua tahun pertama telah menempatkan Bank dalam jalur dan arah yang tepat, untuk tumbuh sehat, sehingga pada saat yang sudah ditentukan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB), kami harapkan Bank akan mampu menciptakan momentum terbaik dari pertumbuhannya setelah tahun 2015.
The opportunity to grow is also strengthening the shareholders commitment to increase capital in sustainable basis if the Bank and its infrastructure are ready. The efforts taken in the last two years have put the Bank in the right corridor to grow a healthy organization, thus as stated in the Bank’s Business Plan, the Bank will be able to reach its best momentum of growth after 2015.
Berbekal komitmen seluruh pemangku kepentingan, saya berkeyakinan bahwa Bank Sampoerna akan segera menjadi pilihan nasabah bukan semata karena membantu memberikan pinjaman tetapi sebagai mitra kerja yang mendukung usaha mereka.
With great commitment from all Stakeholders, I have a strong confidence that Bank Sampoerna will soon become the customer’s preferred choice not only as the lender but as a partner to supports their business.
Dalam kesempatan ini, atas nama Dewan Komisaris, saya sampaikan terimakasih kepada semua nasabah, mitra kerja, karyawan, Direksi, dan Pemegang Saham yang memberikan kepercayaan kepada Bank sehingga kami tetap dapat tumbuh dengan baik.
In this occasion, on behalf of The Board of Commissioners, I would like to give my appreciation and thank you to all valuable customers, business partners, all employees, The Board of Directors, and shareholders for the trust and support to raise Bank Sampoerna to new heights.
Budi Setiawan Halim Komisaris Utama/President Commissioner
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
35
Laporan Direktur utama Report from President Director
“
Integrasi, Konsolidasi :
”
Menjadi Lebih Baik Setiap Hari. Integration, Consolidation: To be a Better Company Every Day.
Seluruh jajaran manajemen dan karyawan Bank Sampoerna memasuki tahun 2012 dengan optimis dan semangat tinggi paska suksesnya proses akuisisi Bank di tahun 2011. Tahun 2012 merupakan tahun kedua dari lima tahun pertama (2011-2015) tahapan investasi (investment stage) yang ditetapkan Perusahaan. Berdasarkan komitmen tersebut, maka pada tahun 2012 Perusahaan tetap fokus melanjutkan proses integrasi dan konsolidasi yang prosesnya telah dimulai sejak tahun 2011. All management and staffs of Bank Sampoerna welcomed the year of 2012 with optimism and high spirit following the successful acquisition of the Bank Sampoerna in 2011. The year of 2012 is the second year of the five-year period (2011-2015) of the company’s investment stage. Based on the commitment, in 2012 the Company carried on the integration and consolidation process which was started in 2011.
36
Dalam fase ini Bank dihadapkan pada tantangan yang cukup tinggi karena secara bersamaan harus mampu memperbaiki infrastruktur, sistem dan Sumber Daya Manusia (SDM) tanpa kehilangan momentum pertumbuhan dari pasar yang sedang tumbuh sangat menjanjikan. Kemampuan mengelola keterbatasan dengan smart dan menjadikannya peluang untuk bergerak lebih lincah menjadi tantangan yang menuntut kreativitas dan komitmen yang tinggi.
At this phase, Bank Sampoerna was exposed to competitive challenges since at the same time; the Bank needs to have an established infrastructure, system and Human Resources without losing the momentum of growth from the promising market. We are highly committed to manage some limitations and turn it into key and strategic opportunities.
Kinerja Tahun 2012 Banyak progam penting yang berhasil diselesaikan Perusahaan di tahun 2012. Keberhasilan yang dicapai tentu melalui kerja keras dan disiplin pengendalian serta pengawasan ketat yang melibatkan efektivitas sistem dan prosedur yang saling terintegrasi. Kami mulai bekerja dengan mengubah sistem yang sebelumnya manual menjadi otomasi (mengoptimalkan Teknologi Informasi). Sejalan dengan itu, kami juga telah meningkatkan kapasitas TI Perusahaan dan memanfaatkannya untuk meningkatkan aktivitas bisnis baru
Performance of 2012 A number of important programs could be realized in 2012. The success was indeed a result of the hard work and relentless perseverance as well as tight monitoring which involved the system effectiveness and integrated procedures. We began to work on the system which was initially operated manually and now has been run automatically (IT Optimization). We also have upgraded the IT capacity and utilized it to improve the new Information Technology-based businesses such as ATM. As the ATM is now
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
berbasis teknologi informasi seperti ATM. Melalui produk ATM Bank yang telah terintegrasi dengan jaringan PRIMA, nasabah Bank Sampoerna yang sebelumnya tidak bisa melakukan transaksi melalui ATM kini terhubung dengan 43.000 ATM dalam jaringan PRIMA serta didukung oleh layanan call center. Kami juga telah melengkapi layanan kami dengan Safe Deposit Box (SDB).
integrated with PRIMA network, Bank Sampoerna’s customers are now connected to 43.000 of ATMs in PRIMA network that also supported by call center services. We also equipped our services with Safe Deposit Box.
Kami juga melengkapi peningkatan kapasitas IT dengan database tersentralisasi yang dilengkapi Disaster Recovery Center (DRC) untuk menjaga kehandalan fungsi dan kualitas pelayanan kepada nasabah (service excellence).
In the meantime, IT capacity upgrading was completed with centralized database and a Disaster Recovery Center (DRC) to ensure service excellence delivery for the customers.
Kami juga telah membangun sistem, prosedur dan pola kerja yang disertai ukuran-ukuran keberhasilan yang ekstrim melalui evaluasi kinerja harian. Melalui cara ini kami memacu bangkitnya potensipotensi yang tersimpan pada diri setiap karyawan melalui pembentukan kelas Elang bagi yang unggul dan siap berubah, serta kelas kura-kura bagi yang tertinggal dan membutuhkan dorongan serta motivasi lebih besar untuk terlibat dan berkontribusi dalam proses perubahan. Untuk menjawab kebutuhan pengembangan bisnisnya, Perusahaan juga terus melengkapi SDMnya melalui penyelenggaraan inhouse training, training eksternal serta program management trainee dengan menggandeng beberapa Perguruan Tinggi ternama di Indonesia.
We also have built system, procedures, and working mechanism completed with key success indicators based on daily evaluation performance. We tried to stimulate the unleashed potential in each individual by classifying them into eagle or turtle. Eagle is those who have a strong leadership, adaptive and make significant contributions. Turtle are those who need to improve their goals and motivations. To address the needs of the expansion of its business, the Company also continues to develop its employees through in house and external training, also partnership with several well known universities in Indonesia for management trainee.
Budaya baru perusahaan juga terus disosialisasikan dan dikuatkan penetrasinya melalui berbagai kegiatan yang makin mengeratkan hubungan antar karyawan dan manajemen. Untuk meningkatkan pemahaman tentang budaya kepatuhan, Perusahaan juga telah menciptakan ikon kepatuhan (compliance Icon) yang dilekatkan dengan nilai-nilai unggul yang mudah diingat. Ikon tersebut terdiri dari Mas Luki yang merepresentasikan sikap Manusia Anti Suap Loyal Unggul Komitmen Integritas, serta Mbak Juli yang merepresentasikan Manusia Bertanggungjawab dan Amanah Jujur Ulet Lincah Inisiatif. Melalui berbagai kegiatan ini, kami telah melihat perubahan sikap dan semangat yang jauh melebihi ekspektasi. Perusahaan telah masuk dalam fase baru dan akan tumbuh dinamis karena memilik SDM unggul yang penuh inisiatif untuk bergerak dan mendedikasikan hal terbaik dalam dirinya.
In the meantime, we continued socializing new corporate cultures in many activities, thus strengthening the relationship between management and staffs. To enhance the knowledge on compliance culture, the Company in fact created icons of compliance. The icons are ‘Mas Luki’ short for representing the values of a human with spirit of anti-bribery, loyal, competent, committed and having integrity, and ‘Mbak Juli’ short for representing the values of a human which is responsible, honest, striving, flexible and has initiative. The effort in fact has already had impact on the behavior and spirit among the employees, which is far beyond our expectation. The Company then entered a new phase and ready to grow dynamically with the support from competent, full of initiative and dedicated human resources.
Untuk mendukung pengembangan bisnis kami terus melakukan pembukaan cabang di area-area pasar potensial, memperluas jaringan, serta membangun aliansi-aliansi strategis dengan berbagai pihak untuk mendorong pertumbuhan Bank lebih cepat.
To sustain the business development, new branch offices were opened at potential areas, while expanding the network as well as building strategic alliance with many parties to accelerate the Bank’s growth.
Dengan berbagai pembenahan tersebut, di tahun 2012 Bank dapat tumbuh lebih baik dibandingkan tahun 2011. Laba Bersih meningkat dari Rp1,5 miliar menjadi Rp2,1 miliar, Aset tumbuh dari Rp1 triliun menjadi Rp1,7 triliun, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga meningkat dari Rp811,4 miliar menjadi Rp1,3 triliun yang sejalan dengan penyaluran kredit yakni dari Rp643.4 menjadi Rp1 triliun.
All of the improvements in 2012 had helped accelerate the Bank’s growth compared to 2011. Our net profit climbed from Rp1.5 billion to Rp2.1 billion, the assets grew from Rp1 trillion to Rp1,7trillion, the third party fund expanded from Rp811.4 billion to Rp1,3trillion in line with the loan disbursed which soared from Rp634.4 billion to Rp1 trillion.
Perkembangan yang belum cukup optimal ini diakibatkan konsensus bersama seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) untuk menjadikan fase tahun 2011-2015 sebagai tahapan investasi. Dalam fase dan kondisi ini otomatis sebagian besar pendapatan dan keuntungan Bank akan dikembalikan sebagai investasi untuk pembenahan institusi dan SDM yang akan dijadikan landasan pertumbuhan Bank dimasa yang akan datang. Untuk tetap menjaga komitmen atas kesepakatan tersebut, dalam fase ini Perusahaan dituntut mampu bergerak taktis sambil tetap menjaga efisiensi yang ketat ditengah dorongan untuk tumbuh cepat.
The relatively moderate achievements were in line with the consensus of all stakeholders to put the phase of 2011-2015 as the investment phase. In the period, we faced the situation where most of the revenues and profits of the Bank would be retained in the form of investment to restructure the institution and human resources that will form the base for future growth. To maintain its commitment to the consensus, the phase required the Company to move tactically while ensuring tight efficiency amid support to accelerate the growth.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
37
Dari Kiri ke Kanan (Left to Right): Nyoman W. Artha, Ganda R. Rusli, Indra W. Supriadi, Agresius R. Kadiaman.
38
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Komitmen Pada Tata Kelola Dari sisi kepatuhan dan pemenuhan tata kelola yang baik (GCG), Bank menunjukkan banyak kemajuan yang signifikan. Format/ frame tata kelola yang telah dipersiapkan sejak tahun lalu di tahun 2012 posisi-posisinya sudah mulai lengkap. Budaya kepatuhan juga sudah bergerak ketatanan kesadaran karena tumbuhnya dorongan dan pemahaman dari masing-masing individu. Setiap individu sudah bergerak kearah pemahaman bahwa compliance merupakan bagian yang melekat dalam setiap aktivitas kerja kesehariannya. Untuk menegaskan pemahaman ini seluruh karyawan pada semua level telah menandatangani pakta integritas yang harus dijadikan sebagai basis tindakan, tanpa terkecuali.
Good Corporate Governance Commitment We are strongly committed to implement Good Corporate Governance. The Company has prepared the good corporate governance format since 2012 and filled in each of the positions. The employees also had better awareness of the compliance culture as there was support and acknowledgment from each individual. Each individual had a better understanding that compliance is an inherent part and embedded the daily activities. To sharpen this understanding, all levels of employees signed for an integrity pact which would serve as the basis for each action, unexceptionally.
Pada level top manajemen, hubungan dengan Dewan Komisaris juga semakin kondusif. Komunikasi berlangsung semakin intensif, rapat-rapat yang dilakukan semakin intensif dilakukan dengan semangat untuk menemukan solusi terbaik sehingga dapat berlangsung terbuka dan sangat demokratis. Fungsi pengawasan intern makin digiatkan dengan telah lengkapnya struktur Satuan Kerja Audit Intern (“SKAI”) serta Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR).
At the top management level, we built a better relation with the Board of Commissioners. We had more intensive communication so that we could hold open and democratic meetings to seek for the best solutions. The internal supervisory function was more enhanced following the fulfilment of Internal Audit Unit (“SKAI”) and Risk Management Unit (SKMR) structure.
Kami juga terus menumbuhkan iklim kepedulian melalui beberapa inisiatif yang lebih riil dan menyentuh, bukan sebagai kegiatan brand image semata. Kami menumbuhkan sikap social sensitive untuk menggugah rasa kepedulian dan tanggungjawab yang mampu menumbuhkan dorongan dan menggerakan kesadaran setiap individu untuk peduli dan te rgerak membantu lingkungannya, tujuan self fulfilment. Hal ini dimulai dengan program serving day yang mewajibkan karyawan bekerja sehari ditempat dan bersamasama nasabahnya. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan bahwa kami peduli dan berada dekat dengan mereka, sebuah contoh aksi nyata yang dapat dikembangkan oleh masing-masing individu dalam skala dan tujuan yang lebih besar.
We then encouraged the establishment of a caring climate through a number of real and more personal initiatives. We develop social sensitive behavior to stimulate the sense of caring and responsibility which will be able to motivate and bring more awareness to each individual to show their care to the surrounding environment as self fulfillment. This all started with the serving day program which required each employee to work together with the customer at the customer’s site. This is how we show that we care for them and how close we are to them, and this is one real example which each individual can take and develop in a bigger scale and for a greater purpose.
Prospek Bisnis Perusahaan Prospek disegmen mikro dan UKM masih sangat luas dan belum seluruhnya tergarap optimal. Pilihan untuk menggarap pasar mikro dan UKM adalah pilihan berdasarkan pertimbangan yang cermat dan matang mengingat sektor ini merupakan sasaran yang tepat untuk mentrasformasikan nilai-nilai pemberdayaan yang sejalan dengan visi dan misi Bank.
The Company’s Business Prospect The business prospect in micro and SME segments still promising growth potential and we have not tap such opportunity optimally. The focus on micro and SME segments is the choice based on thorough consideration as the sector is the appropriate target market helping us transforms the empowerment values with the Bank’s vision and mission.
Saat ini kami telah berada dijalur dan arah yang tepat, kami mohon kesabaran karena semua proses perubahan tengah berlangsung dan tidak dilakukan secara instan. Kami yakin dan percaya bahwa pada saat yang telah direncanakan, Bank akan tumbuh menjanjikan, karena kami bertekad menjadi lebih baik setiap hari dengan terus menerus melakukan perubahan menuju kesempurnaan.
We are now in the right direction yet we need to be patient for all changes as it still continues and it is not an instant process. We believe that at the targeted time, the Bank will offer more business expectation as we are determined to deliver best results every day by continuing to make changes to finally get a perfect shape.
Akhir kata kami sampaikan terimakasih kepada Pemegang Saham, Dewan Komisaris, karyawan, nasabah dan mitra kerja atas kepercayaannya memilih dan mendukung bisnis kami.
To conclude, we would like to thank all the Shareholders, Board of Commissioners, employees, the loyal customers, and business partners for their trust and support for our business continuity.
InIndra Wijaya Supriadi Direktur Utama/President Director
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
39
Profil Dewan Komisaris The Board of Commissioners Profile
Budi Setiawan Halim Komisaris Utama/President Commissioner
Arsono Putranto Komisaris/ Commissioner
Bapak Budi Halim lahir di Jakarta, 19 Januari 1971. Sarjana Ekonomi Akuntansi Universitas Tarumanegara, Jakarta, tahun 1995. Merintis karir di Prasetio Utomo & Co sebagai Audit Supervisor (1992-1995). Bergabung dengan PT HM Sampoerna Tbk sebagai Head of Group Finance & Acounting (1996-2005). Sejak tahun 2006-2012, menjabat sebagai Head of Finance & Accounting PT Sampoerna Strategic. Januari 2013 menjabat sebagai CFO PT Sampoerna Agro Tbk. Sejak Februari 2012 telah disetujui Bank Indonesia sebagai Komisaris Utama PT Bank Sahabat Sampoerna.
Bapak Putranto lahir di Jakarta, 18 Juli 1966. Bachelor of Science, Electrical Engineering, University of Texas, 1989. Merintis karir sebagai asisten manajer technical sales support dan engineer of manufacturing & production di ESL Ltd. A Subsidiary of TRW Group, Sunnyvale, CA, USA (1991-1995). Menduduki berbagai posisi penting diberbagai Perusahaan seperti : Artha Graha Group, PT Inti Prakasa Media, PT Excelcomindo Pratama Jakarta hingga PT Alita Proses Inovasi. Menjabat sebagai Corporate Affairs PT Sampoerna Strategic sejak tahun 2010 hingga sekarang. Sejak Februari 2012 telah disetujui Bank Indonesia sebagai Komisaris PT Bank Sahabat Sampoerna.
Mr. Budi Halim was born in Jakarta, 19 January 1971, Bachelor of Accounting Economy of Tarumanegara University, Jakarta 1995. Started his career in Prasetio Utomo & Co as an Audit Supervisor (1992-1995). Joined PT HM Sampoerna Tbk as Head of Group Finance & Accounting (1996-2005). Since 2006-2012, he has served as the Head of Finance & Accounting of PT Sampoerna Strategic. In January 2013 as CFO at PT Sampoerna Agro Tbk, Since February 2012, he was approved by Bank Indonesia as President Commissioner of PT Bank Sahabat Sampoerna.
40
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Mr. Putranto was born in Jakarta, 18 July 1966. Bachelor of Science, Electrical Engineering, University of Texas, (1989). He started his career as an assistant manager of technical sales support and engineer of manufacturing & production in ESL Ltd. A Subsidiary of TRW Group, Sunnyvale, CA,USA (1991-1995). He held various important positions in various companies such as: Artha Graha Group, PT Inti Prakarsa Media, PT Excelcomindo Pratama Jakarta until PT Alita Proses Inovasi. He has served as Corporate Affairs of PT Sampoerna Strategic since 2010, until now. Since February 2012, he was approved by Bank Indonesia as Commissioner of PT Bank Sahabat Sampoerna.
Boediarto Soetrisno Judo Komisaris Independen/ Independent Commissioner
Adiwarman Azwar Karim Komisaris Independen/ Independent Commissioner
Bapak Boediarto lahir di Solo, 17 November 1946. Sarjana Ekonomi Manajemen Universitas Indonesia (UI) tahun 1967. Merintis karir di Bank Pacific sejak tahun 1976 hingga 1990. Sempat menduduki berbagai posisi penting dan bertugas di beberapa daerah. Menjabat sebagai Direktur PT Bank Dipo Internasional sejak tahun 1991-2001. Sejak tahun 2010 sampai saat ini menjabat sebagai Komisaris Independen PT Bank Sahabat Sampoerna.
Bapak Adiwarman Karim lahir di Jakarta, 29 Juni 1963. Sarjana Ekonomi IPB, tahun 1986. Sarjana Ekonomi Universitas Indonesia (UI), Jakarta, 1989, Master of Business Administration in General (MBA), European University, Belgium, 1988, Master of Arts in Economic Policy (MAEP), Boston University, USA, 1992. Berkarir di lembaga perancang kebijakan publik perbankan dan konsultan bisnis serta research assistant Bappenas (1987-1990). Menduduki beberapa posisi penting di Bank Muamalat sejak tahun 1992, hingga menjabat Vice President Muamalat Institute (2000-2001), Direktur Utama KARIM Business Consulting (2001-2011). Sejak Februari 2012 telah disetujui Bank Indonesia sebagai Komisaris Independen PT Bank Sahabat Sampoerna.
Mr. Boediarto was born in Solo, 17 November 1946. Bachelor of Management Economics Of Universitas Indonesia, (1967). Started his career at Bank Pacific from 1976 to 1990. He held various important position and worked in several areas. He has served as Director of PT Bank Dipo Internasional since 1991-2001. Since 2010 until now hold position as Independent Commissioner of PT Bank Sahabat Sampoerna.
Mr. Adiwarman Karim was born in Jakarta, 29 June 1963. Bachelor of IPB Agricultural Economics, Bogor (1986), and Economics of Universitas Indonesia,Jakarta (UI 1989), Master of Business Administration in General (MBA), European University, Belgium (1988), Master of Arts in Economic Policy (MAEP), Boston University, USA (1992). He started his career at the banking public policy formulation institution and business consultant, research assistant at Bappenas. He has held various important positions at bank Muamalat since 1992 until served as Vice President of Muamalat Institute (2000-2001). President Director of KARIM Business Consulting (2001-2011). Since February 2012 has been approved by Bank Indonesia as Independent Commissioner of PT Bank Sahabat Sampoerna.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
41
Profil Direksi Directors Profile
Indra Wijaya Supriadi Direktur Utama/President Director
Agresius Robajanto Kadiaman Direktur/Director
Bapak Indra dilahirkan di Jakarta, 12 Maret 1967. Sarjana Ekonomi Studi Pembangunan Universitas Indonesia (UI) Jakarta lulusan tahun 1990. Berkarir dan menduduki jabatan puncak di berbagai lembaga keuangan dan perbankan sejak tahun 1990. World Bank (1990-1991), AVP, Senior Relationship Manager Citibank (1997), Direktur Bank Tiara (1997-1998), Direktur GE Finance Indonesia (2001-2008), Komisaris PT Astra Sedaya Finance (AFS) atau Astra Credit Company (ACC) (2005-2008), Ketua Sahabat UKM-Sampoerna Microfinance (2008 – Januari 2012). Sejak 25 Januari 2012 menjabat sebagai Direktur Utama PT Bank Sahabat Sampoerna.
Bapak Agresius lahir di Jakarta,13 Januari 1967. Sarjana Ekonomi Manajemen Universitas Indonesia (UI) ini juga bergelar Master Business Administration dari Universitas Teknologi Nanyang, Singapura. Berkarir di beberapa bank, BPPN, serta menduduki poisisi puncak di berbagai Perusahaan. Citibank (1991-1997), Kepala Divisi Treasury & International Bank Danamon (1997-1999), Tim Pengelola Bank Bali (1999-2000), Kepala Grup Restrukturisasi Bank BPPN (1999-2001), Kepala Divisi Risk Manajemen BPPN (September 2001-Mei 2002), Advisor PT Trans Pacific Petrochemical (September 2001–Februari 2004), Menjabat sebagai Direktur & CFO, hingga Wakil Direktur Utama & CFO PT Trans Pacific Petrochemical Indotama/ TPP (Mei 2001-Agustus 2008), serta Bendahara/CFO Sahabat UKMSampoerna Microfinance (2008- Januari 2012). Sejak 25 Januari 2012 menjabat sebagai Direktur PT Bank Sahabat Sampoerna.
Mr. Indra was born in Jakarta, 12 March 1967. Bachelor of Development Study of Economics of University of Indonesia, 1990. He started his career and held the top positions in various multifinance, companies and banks since 1990. World Bank (1990-1991), AVP, Senior Relationship Manager Citibank (1997), Director of Bank Tiara (1997-1998), Director of Business Development GE International Indonesia (1998-2000). Director of GE Finance Indonesia (20012008), Commissioner of PT Astra Sedaya Finance (AFS) or Astra Credit Company (ACC) (2005-2008), Chairman of Sahabat UKM Sampoerna Microfinance (2008-January 2012). Since 25 January 2012 he has been serving as the President Director of PT Bank Sahabat Sampoerna.
42
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Mr. Agresius was born in Jakarta, 13 January 1967. Bachelor of Management Economics of University of Indonesia and Master Degree of Business Administration of Nanyang Technology University, Singapore. Started his career in various Banks, IBRA, and held various top positions in some companies. Citibank (1991-1997), Head of Treasury Division & International Bank Danamon (1997-1999), Management Team of Bank Bali (1999-2000), Division Head of Bank Restructuring Agency (IBRA) (1999-2001), Division Risk Management Head at IBRA (September 2001-May 2002), Advisor of PT Trans Pacific Petrochemical (September 2001 –February 2004), Director & CFO , until Vice President Director & CFO PT Trans Pacific Petrochemical Indotama/TPPI (May 2004-August 2008), Treasurer/CFO of Sahabat UKM-Sampoerna Microfinance (2008January 2012). Since 25 January 2012, he has been serving as Director of PT Bank Sahabat Sampoerna.
Ganda Rahaja Rusli Direktur/Director
Nyoman Wenten Artha Direktur Kepatuhan /Compliance Director
Bapak Ganda lahir di Bandung, tanggal 23 Oktober 1973. Sarjana Sains Jurusan Matematika Institut Teknologi Bandung (ITB) lulusan tahun 1997. Berkarir di Bank dan lembaga keuangan ternama serta berpengalaman menangani manajemen risiko di berbagai Perusahaan. Merintis karir di : Citibank (1997-2004) dan ABN Amro (2004-2006). Dipercaya sebagai Deputi Chief Risk Officer GE Finance Indonesia (2006-2007), Manager Credit Policy National Commercial Bank, Jeddah (2007-2010) dan Direktur Risiko GE Finance Indonesia (2010-2011). Sejak bulan Juni 2012 menjabat sebagai Direktur PT Bank Sahabat Sampoerna.
Bapak Nyoman lahir di Denpasar, Bali, tahun 1950. Menyelesaikan pendidikan International Hotel School di Jakarta tahun 1972. Merintis karir di Citibank dengan berbagai posisi dengan jabatan terakhir sebagai Assistant Vice President Department Head di Trade & Financial Institution Operation tahun 1995. Project Manager Persiapan Bank Devisa Bank Papan Sejahtera sampai akhir tahun 1995. Bergabung dengan Bank Dipo International sejak tahun 1995 dan menjabat sebagai Direktur Utama (16 Nopember 2006-9 Januari 2012). Sejak 25 Januari 2012 menjabat sebagai Direktur PT Bank Sahabat Sampoerna.
Mr. Ganda was born in Bandung, on October 23, 1973. Holding a degree in Science majoring Matemathics from Bandung Institute of Technology (ITB) in 1997. He held career at prominent Banks and financial institutions and was experienced in handling risk management in some companies. He held career at: Citibank (1997-2004) and ABN Amro (2004-2006). He was trusted as Deputy Chief Risk Officer at GE Finance Indonesia (2006-2007), Manager Credit Policy National Commercial Bank, Jeddah (2007-2010) and Director of Risk at GE Finance Indonesia (2010-2011). As of June 2012, he is serving as Director at PT Bank Sahabat Sampoerna.
Mr. Nyoman was born in Denpasar, Bali,1950. Completed his study at International Hotel School, Jakarta,1972. He started his career at Citibank with various position and his last post as an Assistant Vice President Department Head in Trade & financial Institution Operation in 1995. Project Manager of Foreign Exchange Bank Preparation of Bank Papan Sejahtera until the end of 1995. Joined Bank Dipo Internasional since1995 and served as President Director (16 November 2006 - 9 January 2012). Since 25 January, he was appointed as Compliance Director of PT Bank Sahabat Sampoerna.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
43
Analisa & pembahasan Manajemen Analysis and Management Discussion
Analisa dan Pembahasan Manajemen Analysis and Management Discussion
KONDISI PEREKONOMIAN MAKRO
MACRO ECONOMIC CONDITION
Indonesia dalam dalam beberapa tahun terakhir tetap mampu mempertahankan pertumbuhannya secara konsisten dan merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan tertinggi di dunia (6,1 6,2% per-tahun). Ekonomi Indonesia tumbuh ditengah melemahnya kekuatan ekonomi dunia, salah satunya karena berhasil menjaga keseimbangan pertumbuhan yang tinggi dengan tingkat inflasi yang terjaga. Pada akhir tahun 2011, Pendapatan Per Kapita Indonesia sudah mencapai USD3.000 dan telah masuk sebagai salah satu negara dalam middle income country.
Indonesia in the past few years consistently grew in resilient level, and is now positioned as one of the highest growing economies in the world (6.1 – 6.2 % per-year). Indonesian economy continued growing amid the weakening world economy, one which was due to its success to balance out the high growth rate with the controlled inflation. At the end of 2012, the income per capita of Indonesia arrived at USD3,000 and led Indonesia to reach the status of middle income country.
Kondisi perekonomian nasional sangat mendukung bisnis Bank dan memberikan ruang ekspansi yang makin luas. Beberapa sentimen positif yang memberikan optimisme bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang juga akan berdampak pada bisnis Bank diantaranya :
The national economy supported the Bank by giving a bigger room to expand. A number of positive sentiments which sent optimism for Indonesian growth and had impact on the Bank’s business among which were:
Indonesian economy grew positively at 6.1% – 6.2% per year.
Escalated middle income households. Stronger and more resilient domestic economy Favorable macro and financial system. Stable inflation and foreign exchange rate.
46
Perekonomian Indonesia yang tumbuh positif di angka 6,1% – 6,2% per-tahun. Eskalasi kelompok kelas menengah yang terus meningkat. Daya tahan perekonomian domestik yang makin kuat. Kondisi makro dan sistem keuangan yang kondusif. Inflasi dan nilai tukar yang stabil.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Ditahun 2013, pertumbuhan ekonomi nasional diperkirakan akan berada pada kisaran 6,3%-6,7%, dengan tingkat inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) masih berada dalam kisaran pemerintah yakni sekitar 3,5%-55%. Nilai tukar rupiah diperkirakan cenderung stabil pada kisaran Rp9.200-Rp9.600 dengan kisaran harga minyak dunia berkisar USD80-USD90 per-barrel. BI rate yang diperkirakan akan berada pada kisaran 5,75%-5,50% dengan likuiditas perbankan yang cukup kuat sejalan dengan meningkatnya ekspansi rekening pemerintah serta masih kuatnya daya tarik Indonesia sebagai negara tujuan investasi memberikan optimisme bagi pertumbuhan bisnis Bank di tahun-tahun berikutnya.
In 2013, the national economy is projected to grow at 6.3%-6.7%, whereas the inflation rate of Consumer Price Index (CPI) will still be within the government’s target of 3.5%-5.5%. Then the rupiah exchange rate tends to move stable at Rp9,200-Rp 9,600 and the world’s oil price is to stay within USD80-USD90 per-barrel. BI rate is expected to stay within 5.75%-5.50% with strong banking liquidity in line with the increasing government’s account and the strong attractiveness of Indonesia as a promising investment that will support the business growth of the Bank in the next years.
KINERJA OPERASIONAL BANK
THE BANK’S OPERATIONAL PERFORMANCE
Pada tahun 2012 kinerja operasional Bank ditandai dengan proses integrasi dan konsolidasi paska suksesnya proses akuisisi Bank yang dilakukan sejak tahun 2011. Kini, di tahun kedua operasionalnya, Bank telah bergerak dengan institusi, visi dan misi baru yang mencerminkan kuatnya semangat untuk menjadi bagian dari pertumbuhan bisnis Bank yang sangat menjanjikan di Indonesia.
In 2012, the Bank’s operational performance was marked with the success of integration process and consolidation after the completion of the Bank’s acquisition in 2011. Now, in the second year of its operation, the Bank is now run with new institution, vision and mission that reflect the strong spirit to be part of the business growth of the Bank in Indonesia.
Dalam proses integrasi dan konsolidasi yang merupakan bagian dari fase investasi yang ditetapkan Bank akan berlangsung selama tahun 2011-2015, Bank melakukan upaya-upaya pembenahan institusi secara fundamental.
During the integration and consolidation, which is part of investment phase set for the period of 2011-2015, the Bank was striving to make fundamental improvements for the institution.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
47
Pembiayaan UMKM Micro & SME Financing
48
Sejalan dengan kebijakan Bank untuk melakukan transformasi secara menyeluruh pada semua lini operasional Bank, tim micro dan SME business juga ditingkatkan keahliannya melalui trainingtraining rutin yang diselenggarakan dengan intensif. Pos-pos penting yang dalam format Bank sebelumnya dirangkap penugasannya, di tahun 2012 telah dibenahi dan di isi SDM yang kompeten dengan struktur dan level tanggungjawab yang lebih jelas dan terarah.
In line with the Bank’s policy to launch full transformation across the business line, the micro and SME business teams had their skills improved through regular training programs held intensively. Strategic posts, whose duties were taken over by other function, were reformed in 2012 and supported with more competent human resources with clear structure and level of responsibility.
Branch Manager (BM) yang dulu melakukan kegiatan operasional, funding dan lending melalui pembenahan ini telah dapat berkonsentrasi pada kegiatan supervisi di cabang, sementara kegaitan funding dan lending Bank digarap sebagai kegiatan crash program yang di back up oleh Financial Advisor, Relationship Manager & Account Officer terlatih yang khusus disiapkan Bank untuk memasarkan produk dengan lebih agresif. Untuk memacu produktivitas kinerja tim, Bank memberikan sales reward menarik diantaranya melalui program insentif funding dan hujan emas, bagi tim yang mampu memenuhi target kinerja yang ditetapkan manajemen.
Branch Manager which was also sent to conduct the operational task, funding and lending, is now more concentrated on the Bank’s operation, while the funding and lending tasks of the Bank are now carried out as part of crash program and are backed up by the well-trained Financial Advisor, Relationship Manager & Account Officer. They are prepared to market the products more aggressively. To accelerate the productivity of the team performance, the Bank also offered interesting sales reward among which are incentive funding and “hujan emas” program to achieve performance target set by the management.
Unit Bisnis Mikro dan UKM menguatkan dan melakukan penetrasi lebih dalam nasabah-nasabah yang telah ada, terutama pada nasabah prospektif yang bergerak pada alat berat dan trucking, inline dengan bisnis Bank sebelumnya sambil melakukan diversifikasi dalam produk pembiayaan lain yang menarik dan menguntungkan. Nasabah-nasabah yang telah ada yang memiliki kemampuan diatas limit terpakai saat ini ditawarkan untuk top-up hingga maksimal exposure Rp15 miliar dengan mendorong pemanfaatan utilisasinya. Nasabah sangat mengapresiasi berbagai inisiatif yang ditawarkan Bank dan menyambut baik aktivitas produk baru berbasis Teknologi Informasi seperti kehadiran ATM yang didukung jaringan Prima yang memberikan akses dan kemudahan bertransaksi yang sebelumnya belum pernah mereka dapatkan.
The Micro and SME businesses deeply penetrated into existing and prospective customers of heavy equipment and trucking inline sectors while diversifying the other financing products which were more attractive and profitable. The existing customers having capacity more than the used limit are currently offered for topping up the limit to maximum exposure of Rp15 billion by pushing forward the utilization. The customers really appreciate any initiatives of the Bank and positively welcome new technology based products, such as ATM with the support from Prima network. The products now offer the customers easy access to transactions.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Bank juga menerapkan risk based price untuk jenis-jenis bisnis yang telah dipahami dengan baik sehingga mampu memberikan rate yang kompetitif bagi nasabah, disamping menawarkan tenor yang lebih panjang (dari maksimal 3 tahun menjadi 5 tahun). Langkah pemasaran produk Bank di tahun 2012 juga jauh lebih terarah karena sebelumnya telah dilakukan mapping (risk acceptance criteria) terhadap daerah-daerah yang memiliki potensi yang besar. Informasi mengenai peta bisnis yang potensial ini didistribusikan kepada cabang terdekat sehingga upaya pemasaran produk menjadi jauh lebih terarah dan fokus (selected by reference).
The Bank also applied risk based pricing to well-recognized business types in order to offer competitive rate to the customers, besides extending the term of payment (from 3 years at maximum to 5 year, case by case). The Bank also had more focused product marketing in 2012, helped by risk acceptance criteria mapping to big potential areas. Information on potential business mapping was distributed to the closest branch offices to launch a product marketing concept of selected by reference.
Dengan berbagai pembenahan yang dilakukan secara simultan dan berkelanjutan di tahun 2012 realisasi kredit usaha mikro tercapai sebesar Rp154,2 miliar atau meningkatkan sebesar 189% jika dibandingkan realisasi tahun 2011 sebesar Rp53,4 miliar. Bank juga memacu penyaluran kredit kepada usaha kecil melalui program asset buying dengan Koperasi Mitra Sejati kepada kelompok Usaha Kecil yang disalurkan sebesar Rp221,7 miliar atau 23,9% dari kredit UMKM. Dengan demikian total kredit kepada kelompok UMKM di tahun 2012 adalah sebesar Rp927,9 miliar atau mengalami peningkatan sebesar Rp384,5 miliar atau 70,7% jika dibandingkan tahun 2011 sebesar Rp543,4 miliar dari total kredit bank.
Simultaneous and consistent improvements in 2012, the micro financing was realized at Rp154.2 billion or rose by 189% compared to realization in 2011 as much as Ro53.4 billion. The Bank also accelerated the financing to small enterprises through asset buying program with Koperasi Mitra Sejati for small enterprises was realized at Rp221.7 billion or 23.9% of Micro, Small & Medium Enterprise (MSME). Total financing to MSME in 2012 reached to Rp927.9 billion or rose by Rp384.5 billion or 70.7% compared to realization in 2011 as much as Rp543.4 billion.
Kondisi ini membuktikan tingginya komitmen Bank untuk fokus pada target prioritas Bank yakni dengan memberikan akses pembiayaan kepada sektor UMKM yang dimanfaatkan bagi usahausaha produktif untuk menciptakan pemberdayaan.
The condition proved the high commitment of the Bank to focus on its priority target, by providing financing access to MSME sector utilized to create an empowerment productive businesses.
Untuk memberikan pengalaman dan kesan yang lebih personal kepada nasabah, beberapa kantor bank (3 dari 7 kantor di Jakarta) telah di remodeling full branding Bank Sampoerna. Perubahan ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa percaya diri kalangan internal serta memberikan kebanggaan dan gairah baru bagi para nasabah Bank. Selain itu, pada Oktober 2012 juga dilakukan penambahan jaringan 2 kantor cabang (Palembang & Surabaya).
To give more personal experience and image to the customers, some offices (3 out of 7 offices in Jakarta) have been remodeled with full branding of Bank Sampoerna. Such transformation has grown confidence among internal employees as well as pride and motivation to the Bank’s customers. On October 2012, Bank also added 2 offices in Palembang and Surabaya.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
49
Tresuri dan lembaga keuangan Treasury and Financial Institution
50
Salah satu fungsi Bank adalah menyalurkan kredit. Kegiatan ini memegang peranan penting sebagai penggerak pertumbuhan Bank. Upaya-upaya dilakukan untuk mendukung kerjasama penyaluran dana kepada institusi keuangan mikro dan kecil (melalui Koperasi Sahabat UKM), penyaluran kredit reguler, dan penyaluran kredit financial institution (meliputi kredit kepada BPR, multifinance, dan asset buying). Sebagai fokus bisnis Bank maka kegiatan ini sepenuhnya mendapat dukungan melalui pengelolaan dana oleh unit kerja Tresuri.
One the Bank functions is lending. This activity plays an important role as a driver of the Bank’s growth. Efforts are created to support lending to micro and SME (through Cooperative Sahabat UKM), regular lending, and financial institution lending (including loan for rural credit Bank, multifinance and asset buying). As one of the Bank’s business focused, this activity should be fully supported by fund management through treasury division.
Sesuai dengan perkembangan bisnis Bank, kegiatan Tresuri di tahun 2012 lebih fokus pada penjagaan likuiditas. Tresuri harus dapat menjamin ketersediaan likuiditas sebagai upaya agar operasional bisnis Bank berlangsung dengan baik dengan tetap mematuhi ketentuan penyediaan Giro Wajib Minimum oleh Bank Indonesia. Fungsi lain yang dilaksanakan oleh Tresuri adalah mengoptimalkan pengelolaan dana Bank baik sisi asset maupun liabilities sehingga bisnis Bank dapat berkembang berkelanjutan. Dalam melakukan peranannya, Treasuri secara bertahap melakukan peningkatan kuantitas dan kualitas SDM demi terbentuknya tim kerja yang solid, diantaranya dengan membenahi, melengkapi struktur serta mengisi posisi SDM yang masih tersedia sehingga Tresuri berada dalam kondisi yang lebih siap untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Di tahun-tahun yang akan datang, aktivitas tresuri Bank akan diarahkan untuk masuk ke pasar uang secara terbatas.
In accordance with Bank’s business growing, treasury activities in 2012 were more focused on maintaining liquidity. Treasury have to guaranteed availability of liquidity as an effort to keep Bank’s operational runs well with compliance of Bank Indonesia’s Minimum Reserve Requirement. Another function run by treasury division was optimizing Bank’s fund management both assets and liability, so that the Bank’s business continues growing. In performing its role, treasury division gradually upgrading quantity and quality of its human resources to form solid teamwork, which are fix and fit up the division structure, also fulfilled vacant position so treasury will be in better condition to do its role.
Dengan berbagai upaya pembenahan yang dilakukan, tingkat kepercayaan terhadap Bank mulai tumbuh. Pada tahun 2012 Bank untuk pertama kalinya mendapatkan pinjaman jangka panjang (long term funding) dari BCA sebesar Rp. 50 miliar. Prestasi ini merupakan langkah awal yang baik untuk menunjukkan kemampuan dan kesiapan infrastruktur Tresuri dalam menjaga dan mengelola likuiditas. Peningkatan kerjasama dengan lembaga perbankan akan terus ditingkatkan guna mendukung kegiatan Tresuri yang lebih efektif.
All of the improvements had lifted confidence in the Bank so that in 2012 for the first time Bank Sampoerna earned long term funding from BCA amounting to Rp50 billion. This achievement served as a good start for showing the ability and readiness of the treasury infrastructure in maintaining and managing the Bank’s liquidity. In the next future the Bank is going to collaborate extensively with other bank in the banking industry to enhance the treasury activities effectively.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Produk Konsumer Consumer Products
Produk Konsumer
Consumer Products
Pada sisi produk konsumer, Bank mengawali dengan mengadakan penataan/standarisasi giro, tabungan, deposito dan fitur produkproduknya. Bank di masa lalu tidak mengelola produk tabungan dengan serius karena hanya diperlakukan sebagai salah satu syarat saat pembukaan kredit saja. Langkah penataan produk ini merupakan salah satu bukti keseriusan Bank untuk mulai menggarap produk konsumer sebagai salah satu sumber pendapatan penting bagi Bank di tahun-tahun mendatang.
In term of consumer products, the Bank had conducted reformation standardization for current & savings products, time deposits, and its product features. Initially the Bank did not maintain the saving products seriously since the product was used as requirement in credit application. The product reformation is one of the Bank’s serious steps to develop the consumer products as important part of the Bank source of income in years to come.
Untuk membantu pengenalan produknya, Bank telah memiliki unique value, yaitu bahwa dana yang disimpan di Bank Sampoerna dimanfaatkan untuk berkontribusi dalam pengembangan usaha Mikro dan UKM di Indonesia. Unique value yang dikomunikasikan dalam berbagai program pemasaran, promosi dan kampanye korporat dan produk ini digencarkan untuk mendorong keinginan menabung masyarakat. Bank juga melakukan berbagai promosi menarik seperti: program cash back rekening Koran, serta berbagai program promosi berhadiah langsung.
To promote the products, the Bank has already had unique value; funds saved in Bank Sampoerna will be utilized to make contribution to develop the Micro and SME segments in Indonesia. Such statement is consistently communicated in many of marketing programs, promotion and corporate campaign as well as the products area aggressively promoted to stimulate people to do saving. The Bank also launches a number of attractive promotions, such as: cash back program for bank’s statement as well as a number of promotions with direct rewards.
Peningkatan hubungan (relationship) dengan nasabah tetap terus ditingkatkan sambil membangun sales team yang tangguh, mengakuisisi nasabah baru, memperluas cabang serta berbagai strategi pemasaran yang berdampak signifikan dalam waktu singkat.
Intensity of the relationship with the existing customer is consistently enhanced while building solid sales team, acquiring new customers, expanding the branch network and launching the marketing strategy with significant impact in the nearest term.
Program pendukung (back office) juga disiapkan untuk mendukung kecepatan kinerja tim frontliners seperti: menciptakan programprogram yang lebih spesifik bagi nasabah/segmen tertentu (customized) agar lebih mudah dalam proses realisasinya.
Meanwhile, our back office is also prepared to accelerate the performance of the front liner team, such as: creating specific/ customized programs for certain customers/segments to facilitate the realization and a quick, safe and efficient credit approval system.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
51
52
Untuk membantu sukses program ini, Bank dibantu divisi manajemen risiko sehingga program yang dihasilkan tidak hanya cepat tapi juga aman dari sisi risikonya.
To support the success of this program, the Bank is supported by risk management division, to create not just a fast, but also safe from risk perspective of the program.
Melalui berbagai upaya yang telah dilakukan Bank sejak tahun 2011, Dana Pihak Ketiga (DPK) di tahun 2012 mengalami peningkatan yang cukup berarti, yakni dari Rp811,4 miliar di tahun 2011 menjadi Rp1,324 triliun di tahun 2012 atau meningkat 63%. Peningkatan tersebut terjadi pada rekening deposito yaitu Rp625,1 miliar di tahun 2011 menjadi Rp866,6 miliar di tahun 2012, giro dari Rp163,6 miliar menjadi Rp426,9 miliar di tahun 2012, serta tabungan yang meningkat sekitar 32% yaitu dari Rp22,7 miliar menjadi Rp30,0 miliar.
Through a number of efforts taken by the Bank since 2011, the Third Party Funds in 2012 raised significantly, from Rp811.4 billion in 2011 to Rp1.324 trillion in 2012, an increase by 63%. The hike took place in the deposit accounts from Rp625.1 billion in 2011 to Rp866.6 billion in 2012, demand deposits from Rp163.6 billion to Rp426.9 billion in 2012, as well as the saving accounts which rose by 32% from Rp22.7 billion to Rp30.0 billion.
Daya saing Bank semakin meningkat karena di tahun 2012, Bank telah memiliki 10 jaringan ATM yang didukung jaringan Prima yang memungkinkan nasabah Bank menggunakan 43.000 ATM ke seluruh Bank dalam jaringan Prima. Bank juga telah melakukan pengembangan sistem teknologi informasi yang up to date untuk memperkuat Backbone bisnis Bank serta melengkapinya dengan sistem basis data terintegrasi yang didukung Disaster Recovery Center (DRC) untuk menjamin kehandalan sistem dan kualitas layanan Bank.
Then Bank’s competitiveness also improved in 2012, in which the Bank has started to operate 10 ATM supported by Prima network that enabled the customers to do ATM transactions through Bank 43,000 Prima network. The Bank upgraded the information technology system to strengthen the backbone of the Bank’s business and complete it with integrated database system and Disaster Recovery Center (DRC) to ensure the reliability of the system and service quality of the Bank.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
SUMBER DAYA MANUSIA Human Resources SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
HUMAN RESOURCES (HR)
Perusahaan memberikan perhatian khusus pada pengembangan Sumber Daya Manusia sebagai modal penting untuk memenangkan persaingan. Pada SDM yang unggul, masa depan perusahaan dipertaruhkan. Untuk mencapai kondisi tersedianya SDM yang sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan perusahaan serta mendorong peningkatan produktifitas organisasi, telah dikembangkan berbagai kebijakan dan program meliputi:
The Company gives particular attention to the development of its human resources as they serve as important capital to win the competition. On the leading human resources, we lay the future of the Company. So as to have reliable human resources that will support the company’s growth and boost the productivity of the organization, the Company has issued the following policies and programs which are:
1. 2. 3. 4. 5.
1. 2. 3. 4. 5.
Standarisasi jabatan dan Key Performance Indicator (KPI). Program pengembangan karir dan kaderisasi. Program pendidikan dan pelatihan secara berkesinambungan Program peningkatan engagement karyawan. Pengembangan kebijakan remunerasi (termasuk rewards & punishment) yang bersifat variable/berbasis kinerja.
Pengelolaan SDM dilakukan secara serius dimulai dari proses rekrutmen, assessment dan pemetaan terhadap seluruh karyawan. Pengelolaan kinerja dilakukan secara berkesinambungan dengan menerapkan mekanisme penilaian kinerja secara harian untuk mengukur kemajuan kinerja setiap karyawan. Proses penguatan internalisasi nilai dan budaya perusahaan yang berorientasi kepada organisasi pembelajar (learning organization) juga terus dilanjutkan. Peningkatan kapasitas kepemimpinan yang memiliki sifat intrapreneurial yang mampu menciptakan strategi bisnis dan produk perbankan yang inovatif sesuai target segmen sekaligus mampu menjadi motivator dan penggerak tim juga terus dilakukan.
Standardization on levelling and KPI. Develop career path and program. Launch sustainable education and training programs. Enhance employee engagement. Develop variable/performance-based remuneration policy (including rewards and punishment).
The Company seriously develops its human resources, from the recruitment, assessment, to mapping on employees. The Company managed its performances in sustainable basis through the implementation of the daily assessment mechanism to measure the progress of individual performance. The internalization of corporate cultures and values which are oriented to create a learning organization was carried on. We continued enhancing their leadership capacity with intrapreneurial skill so that they could create smart business strategies and innovative banking products according to the need of target segment as well as lead them to be a motivator and business driver.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
53
Untuk menjamin kesesuaian program dengan target, perusahaan juga telah mengembangkan Sistem Informasi Human Capital, kebijakan dan prosedur di bidang SDM untuk mendukung terciptanya budaya kerja yang berorientasi terhadap pencapaian kinerja.
To ensure the program’s compliance with the target, the Company has developed Human Capital Information System, policies and procedures related to HR to facilitate the building of result-oriented working culture.
Sepanjang tahun 2012 perusahaan menginvestasikan Rp1,914 miliar untuk biaya pengembangan SDMnya atau meningkat 95,73% jika dibandingkan tahun 2011.
During 2012 the Company invested a total of Rp1.914 billion in HR Development or rose by 95.73% compared to 2011 allocation.
Saat ini, Perusahaan diperkuat oleh 301 orang yang terdiri dari 167 karyawan tetap, 104 karyawan kontrak dan 30 orang karyawan percobaan. Jumlah karyawan perusahaan berdasarkan jenjang pendidikan, dan kepangkatan ditampilkan dalam bagan-bagan dibawah ini.
Currently the Company manages 301 employees, comprising of 167 permanent employees and 104 contract employees, while 30 employees are still in probation period. The composition of employees based on the educational background and job level is presented in the following tables.
Jumlah Karyawan per jenjang pendidikan posisi 31 Desember 2012 The Composition of Employees Based on Educational Background as per 31 December 2012 Tetap/
Kontrak/
Percobaan/
Jumlah/
Permanent
Contract
In Probation
Total
4
2
5
11
Post Graduate (S2)
Sarjana
112
89
22
232
S-1 Degree
D3
23
9
2
34
Diploma
SLTA
26
3
1
30
Senior High School
SLTP
2
1
3
Junior High School
167
104
Pendidikan Pasca Sarjana (S2)
Jumlah
30
Education
301
Total
Karyawan per kepangkatan posisi 31 Desember 2012 The Composition of Employees Based on Job Level as per 31 December 2012 Kepangkatan
Jumlah
%
Officer
174
57.81
Officer
Clerical
127
42.19
Clerical
-
-
301
100,0%
Non-clerical Jumlah
54
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Job Level
Non-clerical Total
Pejabat Eksekutif Executive Officers KANTOR PUSAT:
HEAD OFFICE:
Agus Rully Satria Wijaya
Agus Rully Satria Wijaya
Project Manager IT Transformation Bergabung dengan Bank sejak Juni 2012 Pendidikan terakhir beliau adalah Sarjana Sastra, Universitas Padjajaran Sebelum bergabung dengan Bank beliau adalah IT Solution Delivery di Sahabat UKM
Project Manager of IT Transformation Joined the Bank since June 2012 He earned S-1 Degree in Literature at Padjajaran University
Ahmad Dendi Hardiansah
Ahmad Dendi Hardiansah
Kepala Bagian Audit Bergabung dengan Bank sejak September 2012 Pendidikan terakhir beliau adalah Sarjana Ekonomi dan Hukum Bisnis, Universitas Parahyangan Sebelum bergabung dengan Bank beliau adalah Kepala Audit Kredit di PT. UOB Indonesia
Audit Head Joined the Bank since September 2012 He earned a S-1 Degree in Economics and Business Law from Parahyangan University Prior to join the Bank, he was Credit Audit Head at PT UOB Indonesia
Arif Wiryawan
Arif Wiryawan
Kepala Bagian Corporate Affairs Bergabung dengan Bank sejak Mei 2011 Pendidikan terakhir beliau adalah Sarjana Planologi, Institut Teknologi Indonesia Sebelum bergabung dengan Bank beliau adalah Corporate Secretary di Sahabat-UKM
Corporate Affairs Head Joined the Bank since May 2011 He earned a S-1 Degree in Planology at Indonesian Institute of Technology Prior to join the Bank, he was Corporate Secretary at Sahabat UKM
Azmar Zulkarnain
Azmar Zulkarnain
Kepala Bagian Pengembangan Bisnis dan Produk Bergabung dengan Bank sejak Juli 2011 Pendidikan terakhir beliau adalah Sarjana di Institut Teknologi Bandung Sebelum bergabung dengan Bank beliau adalah Kepala Business Development di PT. OCBC NISP
Business & Product Development Head Joined the Bank since July 2011 He earned a S-1 Degree from Bandung Institute of Technology
Burlita Chan
Burlita Chan
Kepala Bagian Kepatuhan Bergabung dengan Bank sejak Juni 2012 Pendidikan terakhir beliau adalah Sarjana Arsitektur, Universitas Indonesia Sebelum bergabung dengan Bank beliau adalah Kepala Financing Review, PT. Bank BRI Syariah
Compliance Head Joined the Bank since June 2012 She earned a S-1 Degree in Architecture From University of Indonesia Prior to join the Bank, she was Financing Review Head at PT Bank BRI Syariah
Fajaruddin Simanjuntak
Fajaruddin Simanjutank
Kepala Bagian Treasury & Funding Bergabung dengan Bank sejak Januari 2012 Pendidikan terakhir beliau adalah Magister Business Administration di State University of New York Sebelum bergabung dengan Bank beliau adalah Kepala Divisi Tresuri di Koperasi Sahabat UKM
Treasury and Funding Head Joined the Bank since January 2012 He earned a Master of Business Administration at State University of New York Prior to join the Bank, he was Treasury Head at Sahabat UKM Cooperative
Lila Damanitya Anandari
Lila Damanitya Anandari
Kepala Bagian Human Capital Bergabung dengan Bank sejak Januari 2012 Pendidikan terakhir beliau adalah Sarjana Teknik Industri, Universitas Indonesia Sebelum bergabung dengan Bank beliau adalah Kepala Human Capital Management di Sahabat-UKM
Human Capital Head Joined the Bank since January 2012 She earned a S-1 Degree in Industrial Engineering from University of Indonesia Prior to join the Bank, she was Human Capital Management Head at Sahabat-UKM
Prior to join the Bank, he was IT Solution Delivery at Sahabat UKM.
Prior to join the Bank, he was Business Development Head at PT. OCBC NISP
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
55
56
Marzaini
Marzaini
Kepala Bagian Special Asset Management Bergabung dengan Bank sejak Desember 1996 Pendidikan terakhir beliau adalah Magister Manajemen, STIE IPWI Sebelum bergabung dengan Bank beliau adalah Direktur BPR Mutiara Semesta
Special Asset Management Head Joined the Bank since December 1996 He earned a Master in Management from STIE IPWI
Muhamad Imron Wiradikusuma
Muhamad Imron Wiradikusuma
Kepala Bagian Credit & Collection Bergabung dengan Bank sejak Juni 2012 Pendidikan terakhir beliau adalah Magister Manajemen, Universitas Gadjah Mada Sebelum bergabung dengan Bank beliau adalah Kepala Syariah Approval di PT. Bank Danamon Tbk
Credit & Collection Head Joined the Bank since June 2012 He earned a Master in Management from Gadjah Mada University
Muljani Iskandar
Muljani Iskandar
Kepala Bagian Finance & Accounting Bergabung dengan Bank sejak November 2002 Pendidikan terakhir beliau adalah Diploma di Akademi Akuntansi Trisakti Sebelum bergabung dengan Bank beliau bekerja sebagai Staf Akunting di Selular Shop
Finance & Accounting Head Joined the Bank since November 2002 She earned a Diploma Degree at Accounting Academy of Trisakti Prior to join the Bank, she was Accounting Head at Selular Shop
Pandu Adiguna Ketaren
Pandu Adiguna Ketaren
Kepala Bagian Hukum Perusahaan Bergabung dengan Bank sejak Januari 2012 Pendidikan terakhir beliau adalah Sarjana Hukum, Universitas Parahyangan Sebelum bergabung dengan Bank beliau adalah Associates di Malik,Stamboel,& Associates
Corporate Legal Head Joined the Bank since January 2012 He earned a S-1 Degree in Law from Parahyangan University
Raden Musya Muhamad Ismail
Raden Musya Muhamad Ismail
Kepala Bagian SME Banking Bergabung dengan Bank sejak Januari 2012 Pendidikan terakhir beliau adalah Sarjana Komputerisasi Akuntansi, Universitas Bina Nusantara Sebelum bergabung dengan Bank beliau adalah Branch Manager di BII Maybank
SME Banking Head Joined the Bank since January 2012 He earned a S-1 Degree in Computer Accounting from Bina Nusantara University Prior to join the Bank, he was Branch Manager at BII Maybank
Sri Budjono
Sri Budjono
Kepala Bagian Operations Bergabung dengan Bank sejak Desember 1995 Pendidikan terakhir beliau adalah Sarjana Ekonomi Manajemen, Universitas Pancasila Sebelum bergabung dengan Bank beliau adalah Kepala Operasi Kantor Pusat di Bank Subentra
Operations Head Joined the Bank since Desember 1995 He earned a Degree in Management Economics from Pancasila University Prior to join the Bank, he was Operational Head at Head Office of Bank Subentra.
Suwandi Wijaya
Suwandi Wijaya
Kepala Bagian IT Bergabung dengan Bank sejak Januari 1995 Pendidikan terakhir beliau adalah Diploma PAT Informatika Komputer, UPN-Veteran Sebelum bergabung dengan Bank beliau adalah Technical Support di PT. Perdana Surya Indonusa
IT Head Joined the Bank since January 1995 He earned a Diploma Degree in PAT Computer Informatics at UPN-Veteran Prior to join the Bank, he was Technical Support at PT Perdana Surya Indonusa
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Prior to join the Bank, he was Director at BPR Mutiara Semesta
Prior to join the Bank, he was Syariah Approval Head at PT. Bank Danamon Tbk
Prior to join the Bank, he was Associates at Malik, Stamboel & Associates
KANTOR CABANG:
BRANCH:
Mariana Jusrin
Mariana Jusrin
Kepala Cabang Sampoerna Strategic Square, Jakarta Bergabung dengan Bank sejak Februari 2012 Pendidikan terakhir beliau adalah Sarjana Universitas Tarumanegara Sebelum bergabung dengan Bank beliau adalah Senior Relationship Manager SME di PT. Bank Permata Tbk
Branch Manager - Sampoerna Strategic Square, Jakarta Joined the Bank since February 2012 She earned a S-1 Degree from Tarumanegara University
Gunawan
Gunawan
Kepala Cabang Wisma Sejahtera, Jakarta Bergabung dengan Bank sejak Januari 2012 Pendidikan terakhir beliau adalah Sarjana Institut Manajemen Bisnis Indonesia Sebelum bergabung dengan Bank beliau adalah Relationship Manager di PT. Bank Danamon Tbk
Branch Manager - Wisma Sejahtera, Jakarta Joined the Bank since January 2012 He earned a S-1 Degree from Institute of Indonesian Business Management Prior to join the Bank, he was Relationship Manager at PT. Bank Danamon Tbk
Antonius Andrianto
Antonius Adrianto
Kepala Cabang Surabaya Bergabung dengan Bank sejak Juni 2012 Pendidikan terakhir beliau adalah Sarjana Akuntansi, Unika Widya Mandala Sebelum bergabung dengan Bank beliau adalah Relationship Manager di PT. Bank UOB Indonesia
Branch Manager - Surabaya Joined the Bank since June 2012 He earned a S-1 Degree in Accounting from Unika Widya Mandala Prior to join the Bank, he was Relationship Manager at PT. PT Bank UOB Indonesia
Amir Halim
Amir Halim
Kepala Cabang Medan Bergabung dengan Bank sejak Agustus 1995 Pendidikan terakhir beliau adalah Sarjana Teknik, Universitas HKBP Nomensen Sebelum bergabung dengan Bank beliau adalah Distributor Honda di PT. Capella
Branch Manager - Medan Joined the Bank since August 1995 He earned a S-1 Degree in Engineering from University of HKBP Nomensen Prior to join the Bank, he was Honda Distributor at PT. Capella
Dicky
Dicky
Kepala Cabang Pekanbaru Bergabung dengan Bank sejak September 2012 Pendidikan terakhir beliau adalah Sarjana di Inti College Sebelum bergabung dengan Bank beliau adalah Account Officer Komersil di PT. Bank Mega
Branch Manager - Pekanbaru Joined the Bank since September 2012 He earned a S-1 Degree at Inti College Prior to join the Bank, he was Commercial Account Officer at PT. Bank Mega
Kemas Muhammad Afandi Abdullah
Kemas Muhammad Afandi Abdullah
Kepala Cabang Palembang Bergabung dengan Bank sejak Juni 2012 Pendidikan terakhir beliau adalah Sarjana Teknik Kimia, Universitas Sriwijaya Sebelum bergabung dengan Bank beliau adalah Marketing Manager di PT. BRI Syariah
Branch Manager - Palembang Joined the Bank since June 2012 He earned a S-1 Degree in Chemical Engineering from Sriwijaya University Prior to join the Bank, he was Marketing Manager at PT. BRI Syariah
Prior to join the Bank, she was Senior Relationship Manager for SME at PT. Bank Permata Tbk
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
57
Teknologi Informasi Information Technology Perusahaan telah mengidentifikasi kebutuhan pengembangan Teknologi Informasi (TI) sejalan dengan pertumbuhan bisnis Perusahaan. Hasil identifikasi tersebut telah dituangkan dalam RSTSI (information technology strategic plan) yang memuat prinsip-prinsip utama yang menjadi landasan pengembangan sistem teknologi informasi Perusahaan. Penyediaan sarana dan prasarana seperti : hardware, software, brainware dan jaringan komunikasi data yang akan dikelola dengan menaati prinsip tata kelola yang baik dan penerapan manajemen risiko telah terimplementasi dengan baik dan terus disempurnakan agar sesuai dengan pertumbuhan kebutuhan TI Perusahaan. The Company has identified the needs for IT development in line with the business growth of the company. The identification result was stated in RSTSI (information technology strategic plan) containing the main principles as the fundamental for further development of information technology system of the Company. We continue to operate and improve the facilities such as: hardware, sofware, brainware and data communication network, which are managed with respect to the good corporate governance and the implementation of the risk management, so as to meet the IT needs in the Company.
Pada tahun 2012 telah dilakukan beberapa kegiatan TI perusahaan yang meliputi 10 (sepuluh) kegiatan besar yaitu : 1. Migrasi data center Perusahaan dari Wisma Sejahtera ke Telkom Sigma German Center BSD. Hal ini dilakukan dengan tujuan : Memenuhi kebutuhkan pertumbuhan bisnis dari sisi kapasitas dan kemampuan core system IT.
Menunjang kebutuhan bisnis dengan produk baru dan dapat beroperasi 24x7 hari/seminggu. Memenuhi persyaratan BI dalam hal pengelolaan dan keamanan data center. Peningkatan kapasitas sistem hardware. Peningkatan level kesiapan Disaster Recovery Plan (DRC) atau sarana Contigency Data Center. 2. Melakukan upgrade core banking dari AB ver 2.01 ke ver.2.02 yang dilakukan untuk penambahan/penyempurnaan fungsifungsi pembayaran (payment) di Modul Loan, serta mendukung regulasi Bank Indonesia. 3. RTGS dan SKN Automation. Hal ini dilakukan dengan tujuan : Melakukan efisiensi terhadap proses penginputan serta menghindari double entry (kesalahan input). Percepatan bisnis proses.
58
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
During 2012, major IT improvements took place on 10 (ten) major activities, they were : 1. Migration of data center of the Company from Wisma Sejahtera to Telkom Sigma German Center BSD. This was aimed at: Responding to the needs for the increased capacity and the capability of IT core system according to the business needs. Supporting the business with the new products and starting the 24x7 days/week operation. Complying with the BI regulation in term of management and security of the data center. Enhancing the hardware system capacity Improving the readiness level of DRC. 2. Upgrading the core banking from AB ver 2.01 to ver.2.02 which was aimed at adding/improving the payment functions at Loan Module, as well as supporting the regulation of Bank Indonesia. 3. RTGS and SKN Automation. This was aimed at: Promoting efficiency in entry process to avoid double entry. Acceleration of business process
4. Pengembangan Sistem ATM untuk diversifikasi produk, peningkatan nilai jual bank, peningkatan pelayanan nasabah serta peningkatan dana pihak ketiga dengan bunga rendah.
4. Development of ATM system for product diversification, increasing bank’s selling value, improvement of service to customers and increasing the third party fund at low interest rate.
5. Pengembangan jaringan ATM Prima. Perluasan terhadap jaringan dan pelayanan ATM Bank Sampoerna yang bekerjasama dengan jaringan ATM Prima pada lebih dari 43.000 lokasi. Untuk peningkatan pelayanan terhadap nasabah di tahun 2012, Bank Sampoerna juga telah menyediakan fasilitas layanan ATM Call Center.
5. Development of ATM Prima network. The expansion of Bank Sampoerna’s ATM network and services in cooperation with Prima ATM network with more than 43.000 locations. Service improvement. To improve customer service delivery in 2012, Bank Sampoerna provided ATM Call Center facility.
6. Pengembangan System core Alphabits Improvement core untuk kebutuhan bisnis. Penyempurnaan fungsi-fungsi aplikasi di core banking.
6. Development of Alphabits core system Improvement of system core for business needs. improvement of application functions on core banking.
7. Compliance PSAK 50/55 Mengadopsi kebutuhan aplikasi terhadap ketentuan PSAK.
7. Compliance against PSAK 50/55 To adopt the needs for application to meet the PSAK requirements . To replace the old server hardware to get better response capacity.
Mengganti hardware server lama untuk kapasitas respon yang lebih baik.
8. Perbaikan infrastruktur network dan penggantian seluruh PC user. Mengganti teknologi komunikasi data dengan yang terbaru.
Meningkatkan kapasitas bandwidth jaringan. Menyediakan link yang handal dan back up-nya sebagai sarana contigency. Memenuhi komitmen pemenuhan terhadap BI.
9. Aplikasi loan system untuk asset buying dan joint finance. Mencatat data kredit hasil kerjasama penyaluran dana Bank dengan Lembaga Keuangan seperti kerjasama channeling, join financing maupun pembelian aset sengan pola asset buying yang diserahkan kepada Bank secara bacth file. Memudahkan proses pelaporan Sistem Informasi Debitur.
Menyediakan data untuk laporan bulanan bank yang akan disampaikan secara on line ke Bank Indonesia. Mempercepat transaksi pencairan, pembayaran dan pelunasan pinjaman asset buying.
10. Otomasi sistem pelaporan Bank Indonesia. Implementasi sistem pelaporan Bank Indonesia secara otomatis dan akurat melalui proses validasi data secara terintegrasi antara beberapa paket kebutuhan pelaporan harian, mingguan maupun bulanan. Menghindari kemungkinan kesalahan dalam pembuatan laporan karena seluruh informasi bersumber dari tempat data yang sama Tersedia data warehouse untuk kebutuhan MIS Bank untuk perhitungan Tingkat Kesehatan Bank (RBBR) yang di-support secara sistem. Validasi data report secara otomatis sebelum di kirim ke BI
8. Improvement on the network infrastructure and the replacing the whole user’s PC. To replace the data communication technology with the latest one. To upgrade the network bandwidth capacity. To provide reliable link and its back-up for contingency purpose. To comply with BI regulation. 9. Loan system application for asset buying and joint finance. To record credit data which is the results of cooperation in financing between the Bank and Financial Institutions, such as channelling, joint financing as well as asset buying, presented to the Bank in the form of batch file. To facilitate reporting system in the Debtor Information System. To provide data for the bank’s monthly report which is presented on line to Bank Indonesia. To accelerate disbursement transactions, payments and repayment of the loan asset buying. 10. Automation in Bank Indonesia’s reporting system. The implementation of the automated and accurate reporting system of Bank Indonesia through integrated data validation process which involve the daily, weekly and monthly reporting. To avoid possible error in the reporting since all information is sourced to the same data.
To provide data warehouse for the needs of Bank MIS to measure Bank Health Level (RBBR) on systematic basis.
Validation of data report automatically before it is submitted to BI
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
59
Kepedulian dan Tanggungjawab Sosial Corporate Social Responsibilities (CSR)
60
Kami memiliki falsafah : doing good and doing great at the same time, serta melakukan bisnis secara komersial, profitable dan tumbuh berkelanjutan sekaligus mampu memberikan manfaat sebaiknya dimanapun kami berada. Berpijak pada prinsip tersebut, kami mengembangkan konsep kepedulian dan tanggungjawab sosialnya dengan memberikan induksi atas pengembangan sikap social responsible dan social sensitive kepada seluruh karyawan Bank. Sikap kepedulian yang tulus ini diharapkan akan mampu menumbuhkan iklim kepedulian yang mendorong sikap dan tindakan kepedulian yang spontan serta langsung berdampak kepada pribadi atau komunitas sekitar. Berbeda dengan sikap kepedulian yang dilakukan lebih pada keinginan untuk expose, sikap kepedulian dan tanggungjawab sosial yang tumbuh dari social sensitive ini akan memberikan kepuasan batin (self fulfilment) bagi orang yang menjalaninya.
We uphold the philosophy: doing good and doing great at the same time and also doing business in commercial, profitable way and growing in sustainable basis as well as creating the benefits to the surrounding. Referring to the principle, we have developed the concept for social care and responsibility by giving induction to the development of social responsible and social sensitive behaviour to all Bank employees. This sincerity is expected to raise a commitment that will encourage spontaneous caring actions and bring positive impact to the individual and the surrounding environment. Different from the willingness to show the care for others, but only for exposure purpose, social care and responsibility that is developed from social sensitive will give them self fulfilment.
Di tahun 2012 Bank melaksanakan kegiatan kepedulian dan tanggungjawab sosialnya dengan menyisihkan sebagian keuntungan serta donasi karyawan untuk membantu korban bencana, membantu
During 2012 the Bank had fulfilled its social care and responsibility by retaining some of the profits and employees’ donation to help the victims of flood, the sick customers, as well as other social
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
nasabah yang sedang mengalami musibah/sakit, serta kegiatan lain yang langsung berdampak pada komunitas sekitar. Disamping aksi nyata yang spontan tersebut, Bank juga akan mengembangkan program kepedulian dan tanggungjawab sosial berkesinambungan yang berdampak bagi tumbuh dan bangkitnya langkah pemberdayaan masyarakat yang lebih luas.
activities that had direct impact on the surrounding community. Adding to that spontaneous action, the Bank will also develop social care and responsibility activities in sustainable basis for sustaining the community empowerment in much greater ways.
Terkait hal tersebut, Bank Sampoerna akan fokus pada kegiatan : 1. Pemberdayaan terhadap kaum muda (young empowerement) dengan menerapkan konsep bapak angkat (foster model) 2. Pemberdayaan lain terkait peningkatan kesejahteraan masyarakat. 3. Serving day dengan membantu nasabah di lokasi tempatnya bekerja.
Bank Sampoerna therefore will focus on the following activities: 1. Young empowerment with foster model. 2. Other empowerment activities relating to improvement of social Welfare. 3. Serving day by helping the customers at their work places.
Implementasi kegiatan CSRnya dapat berupa : pemberian bantuan usaha, pengembangan/peningkatan kapasitas (capacity building), bantuan dana dan lainnya, serta menjalin kerjasama dengan pihak yang memiliki program yang sejalan.
The CSR activities are implemented in the form of giving business aid, capacity building, donation and others as well as building cooperation with the parties that promote similar social activities.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
61
Tata Kelola Yang Baik GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Tata Kelola Yang Baik Good Corporate Governance
64
Bank Sampoerna menjalankan prinsip-prinsip tata kelola yang baik dengan penuh kesadaran dan tanggungjawab. Bank Sampoerna berkomitmen secara berkesinambungan meningkatkan pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) di seluruh tingkatan dan jenjang/ level organisasi dengan berlandaskan pada lima prinsip GCG sebagai berikut yaitu: Transparasi, Akuntabilitas, Pertanggungjawaban, Kemandirian dan Kewajaran.
Bank Sampoerna runs the principles of good corporate governance (GCG) with full awareness and responsibilities. The Bank is committed to the GCG implementation across the levels of the organization with respect to five GCG principles: Transparency, Accountability, Responsibility, Independency and Fairness.
Untuk menjamin pelaksanaan tata kelola yang baik, Bank Sampoerna telah melengkapi struktur tata kelola yang terdiri dari :
To ensure the effective GCG implementation, the Bank has introduced GCG structure which consists of :
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Dewan Komisaris Direksi Komite-Komite Pembantu Komisaris Komite-Komite Pembantu Direksi Satuan Kerja Manajemen Risiko Satuan Kerja Kepatuhan Audit Eksternal dan Internal Corporate Affairs
General Meeting of Shareholders (GMS) Board of Commissioners Board of Directors Supporting Committees of the Board of Commissioners Supporting Committees of the Directors Risk Management Unit Compliance Unit External and Internal Audit Corporate Affairs
LANDASAN PELAKSANAAN GCG
GCG FUNDAMENTALS
Pelaksanaan GCG di Bank Sampoerna mengacu kepada ketentuan perundang-undangan yang berlaku, yaitu Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum beserta perubahannya di PBI Nomor 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 serta Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) No. 9/12/DPNP tanggal 30 Mei 2007 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum
The GCG implementation within the company is based on the applying regulations, namely Regulation of Bank of Indonesia (PBI) No. 8/4/PBI/2006 juncto PBI No. 9/12/PBI/2007 about the Implementation of Good Corporate Governance in General Bank.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Untuk mendukung pelaksanaan GCG, Bank Sampoerna telah memiliki kelengkapan kebijakan internal yang mengatur pelaksanaan GCG sesuai dengan kebutuhan dan ukuran bisnis perusahaan, yang meliputi :
To support the GCG implementation, the Bank has already had internal policies that regulate the implementation according to the needs and size of the business, they are:
General Policy on Good Corporate Governance (GCG), presented in the form of general policy that will guide all internal regulations.
Commitment to integrity consists of formal binding documents applicable to all employees to act in professional, responsible, acceptable manner, in conducting business relation with the customers, partners as well as with the colleagues.
Manual and Working Guidelines of Board of Commissioners, Directors and the Committees.
Kebijakan Umum Tata Kelola Perusahaan (GCG) dan Kebijakan Umum Kepatuhan yang merupakan kebijakan umum/ payung seluruh kebijakan internal. Komitmen integritas berupa dokumen formal yang mengikat seluruh karyawan untuk berperilaku professional, bertanggungjawab, patut, baik dalam melakukan hubungan bisnis dengan para nasabah, rekanan, maupun hubungan dengan sesama rekan sekerja. Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Pembantu Dewan Komisaris.
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS)
GENERAL MEETING OF SHAREHOLDERS (GMS)
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam Perusahaan yang sekaligus merupakan wadah bagi para pemegang saham untuk mengambil keputusan penting terkait kelangsungan operasional Perusahaan. Pada tahun 2012, Perusahaan telah melakukan 1 (satu) kali Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) pada tanggal 3 Desember 2012 yang memutuskan hal yaitu :
General Meeting of Shareholders (GMS) holds the highest authorities in the Company and serves as a forum for the shareholders to take any important decisions regarding the Company’s operation. In 2012, the Company held an Extraordinary Meeting of Shareholders (EMS) on 3 December 2012, which took the following decisions:
Melakukan peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh menjadi Rp 305.000.000.000 (tiga ratus lima miliar rupiah) sehingga komposisi sebagai berikut :
To increase the issued and paid up-capital to Rp305,000,000,000 (three hundred and five billion rupiah) with composition as follows:
a. PT Sampoerna Investama sejumlah Rp 272.000.000.000 (dua ratus tujuh puluh dua miliar rupiah). b. PT Pahalamas Sejahtera sejumlah Rp 33.000.000.000 (tiga puluh tiga miliar rupiah).
a. PT Sampoerna Investama at the value of Rp272,000,000,000 (two hundred and seventy two billion rupiah). b. PT Pahalamas Sejahtera at the value of Rp33,000,000,000 (thirty three billion rupiah).
Pada tahun 2012 juga dikeluarkan Keputusan Sirkuler Pemegang Saham pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tertanggal 18 Juni 2012 dan Keputusan Sirkuler Pemegang Saham di luar Rapat Pemegang Saham Luar Biasa tertanggal 25 Juli 2012.
During 2012, Shareholders’ Circular to replace the Annual General Meeting of Shareholders on 18 June 2012 and the Decision of Shareholders’ Circular outside Extraordinary Meeting of Shareholders on 25 July 2012, were issued.
Keputusan Sirkuler tertanggal 18 Juni 2012 memutuskan hal-hal sebagai berikut :
The Circular released on 18 June 2012 contained the following decisions:
a. Persetujuan Laporan Direksi untuk tahun buku 2011.
a. To give consent to the Directors’ Report for the book year of 2011. b. To give consent to the Financial Statements of the book year of 2011. c. To approve the Balance Sheet (Profit/Loss) of 2011.
b. Persetujuan Laporan Keuangan untuk tahun buku 2011. c. Persetujuan pengesahan atas Neraca perhitungan laba dan rugi tahun 2011
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
65
d. Persetujuan untuk menetapkan keuntungan Perusahaan sebagai laba ditahan. e. Persetujuan untuk membentuk cadangan. f. Persetujuan untuk memberikan kewenangan kepada Dewan Komisaris untuk menunjuk Auditor Independen sebagai Akuntan Publik untuk tahun buku 2012.
d. To give consent to the use of the Company’s profit as retained earnings. e. To give consent to the establishment of a fund reserve. f. To give authorities to Board of Commissioners to appoint the Independent Auditor as Public Accountant for the book year of 2012.
Keputusan Sirkuler Pemegang Saham di luar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tertanggal 25 Juli 2012 memutuskan pengangkatan Bapak Ganda Rahaja Rusli sebagai Direktur Perusahaan.
The Decisions of Shareholders’ Circular outside the Extraordinary Meeting of Shareholders held on 25 July 2012, among which were to appoint Mr. Ganda Rahaja Rusli as the Director of the Company.
DEWAN KOMISARIS Susunan Dewan Komisaris
BOARD OF COMMISSIONERS The Structure of Board of Commissioners
Anggota Dewan Komisaris Perusahaan per Mei 2012 berjumlah 4 (empat) orang yang seluruhnya berdomisili di Indonesia. 2 (dua) dari 4 (empat) anggota Dewan Komisaris merupakan Komisaris Independen yang tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan dan hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. Seluruh anggota Dewan Komisaris telah lulus uji kemampuan dan kepatutan (fit and proper test) serta telah memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia. Dari 4 (empat) anggota Dewan Komisaris, 3 (tiga) diantaranya baru efektif mulai tanggal 23 Mei 2012.
Members of Board of Commissioners of the Company as per May 2012 consisted of 4 (four) persons and all resided in Indonesia. 2 (two) of 4 members of Board of Commissioners served as Independent Commissioner who did not have financial relation, management ownership and the family relation with the other members of Board of Commissioners, Directors and/or Controlling Shareholders or relation with the Bank, the factor that could influence its independence. All members of Board of Commissioners passed fit and proper test as well as already pocketed approval from Bank of Indonesia. Of 4 (four) members of Board of Commissioners, 3 (three) were effective as of May 23, 2012.
Persetujuan Bank Indonesia
Bank Indonesia Approval
Nama /Name
66
Persetujuan BI/BI Approval
Tanggal/date
Budi Setiawan Halim (Komisaris Utama/President Commissioner )
14/8/GBI/DPIP/Rahasia
18 Januari 2012/ January 18, 2012
Arsono Putranto(Komisaris/Commissioner )
14/8/GBI/DPIP/Rahasia
18 Januari 2012/ January 18, 2012
Boediarto Soetrisno Judo (Komisaris Independen/Independent Commissioner)
14/8/GBI/DPIP/Rahasia
18 Januari 2012/ January 18, 2012
Adiwarman Azwar Karim (Komisaris Independen/Independent Commissioner)
14/8/GBI/DPIP/Rahasia
18 Januari 2012/ January 18, 2012
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Susunan Dewan Komisaris
Structure of Board of Commissioners
Komisaris Utama
: Budi Setiawan Halim
President Commissioner
: Budi Setiawan Halim
Komisaris
: Arsono Putranto
Commissioner
: Arsono Putranto
Komisaris Independen
: Boediarto Soetrisno Judo
Independent Commissioner : Boediarto Soetrisno Judo
Komisaris Independen
: Adiwarman Azwar Karim
Independent Commissioner : Adiwarman Azwar Karim
Rangkap Jabatan
Job Overlapping
Dalam rangka penerapan prinsip Transparency dan Independency pada pelaksanaan GCG, seluruh anggota Dewan Komisaris telah mengungkapkan rangkap jabatannya, sebagaimana tabel berikut:
In carrying out the principles of Transparency and Independency, all members of the Board of Commissioners have revealed the other jobs, as reported below:
Nama/Name
Budi Setiawan Halim (Komisaris Utama/President Commissioner )
Rangkap Jabatan di Perusahaan/Lembaga Lain/ Jobs at Other Company/ Institution
Jabatan di Perusahaan/ Lembaga Lain/Position at the Other Company/ Institution
Ada/Exist
CFO Sampoerna Agro
Ada/Exist
Deputy Head of Corporate Affairs PT Sampoerna Strategic
Boediarto Soetrisno Judo (Komisaris Independen/Independent Commissioner)
Tidak Ada/None
-
Adiwarman Azwar Karim (Komisaris Independen/Independent Commissioner)
Tidak Ada/None
-
Arsono Putranto (Komisaris/Commissioner )
Kondisi rangkap jabatan anggota Dewan Komisaris tersebut tidak bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Job overlapping among the members of Board of Commissioners in fact do not violate the applying rules.
Tidak terdapat anggota Dewan Komisaris independen yang melakukan rangkap jabatan pada lembaga keuangan dan atau perusahaan yang menjadi nasabah bank. Rangkap Jabatan hanya dilakukan oleh Komisaris yang menjadi wakil dari Pemegang Saham Pengendali.
Independent Commissioners does not have job overlapping at any other financial institution or companies that become bank’s customer. Job overlapping is only applied by representative of commissioners of the controlling shareholder.
Hal ini menjadikan Dewan Komisaris lebih independen serta dapat menghindari terjadinya conflict of interest.
This condition has encouraged the Board of Commissioners to act more independently and avoid the conflict of interest.
Hubungan Keuangan, Hubungan Kekeluargaan dan Kepemilikan Saham Dewan Komisaris
Financial and Family Relations and Stock Ownership among the Board of Commissioners
Seluruh anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keuangan dan/atau kekeluargaan (sampai dengan derajat kedua, baik vertikal maupun horisontal) dengan Pemegang Saham Pengendali, anggota Dewan Komisaris lainnya dan/atau anggota Direksi, sebagaimana tabel berikut:
The Bank confirms that all members of its Board of Commissioners do not have financial and/or family relations (until second rank, both vertically and horizontally) with the Controlling Shareholders, the other members of Board of Commissioners and/or members of the Bank’s Directors. The details are as follows:
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
67
Hubungan Keuangan dan/atau Kekeluargaan Financial and/or Family Relations
Nama/Name
Pemegang Saham Pengendali / The Controlling Shareholders
Anggota Dewan Komisaris Lainnya/ The Other Members of Board of Commissioners
Anggota Direksi / The Members of the Board of Directors
Ada/Tidak Yes/No
Keterangan/ Remark
Ada/Tidak Yes/No
Keterangan/ Remark
Ada/Tidak Yes/No
Keterangan/ Remark
Budi Setiawan Halim (Komisaris Utama/President Commissioner )
Tidak ada/ No
-
Tidak ada/ No
-
Tidak ada/ No
-
Arsono Putranto (Komisaris/Commissioner)
Tidak ada/ No
-
Tidak ada/ No
-
Tidak ada/ No
Boediarto Soetrisno Judo (Komisaris Independen/Independent Commissioner)
Tidak ada/ No
-
Tidak ada/ No
-
Tidak ada/ No
-
Adiwarman Azwar Karim (Komisaris Independen/Independent Commissioner)
Tidak ada/ No
-
Tidak ada/ No
-
Tidak ada/ No
-
-
Dengan tidak adanya hubungan keuangan, hubungan kekeluargaan dan kepemilikan saham Dewan Komisaris dengan Pemegang Saham Pengendali (PSP), sesama anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi sesuai dengan ketentuan regulasi yang berlaku membuat Dewan Komisaris lebih independen dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, serta dapat menghindari terjadinya conflict of interest.
The situation where there is an absence in financial relation, family relation and stake ownership among the members of Board of Commissioners with the Controlling Shareholders, the other members of Board of Commissioners and members of Directors has met the requirements. In this situation, Board of Commissioners can act more independently in carrying out their duties and responsibilities, and avoid certain conflict of interest.
Terkait dengan kepemilikan saham, selama tahun 2012 tidak terdapat anggota Dewan Komisaris yang mencapai 5% (lima persen) atau lebih dari modal disetor di Perusahaan, sebagaimana tabel berikut:
Relating to stake ownership, during 2012 none of the members of the Board of Commissioners owned 5% (five percentage) or more stakes out of the total paid-in capital of Bank Sampoerna. The details are as follows:
Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris Sebesar 5% atau Lebih Dari Modal Disetor di Bank/ Ownership of 5% or More Stakes by Members of Board of Commissioners Out of the Total Paid-in Capital of the Bank
Nama
Keterangan (Jika Ada)
Name
Remark (If Any)
Ada/Tidak Yes / No
Jenis Saham yang Dimiliki Type of Share Owned
Dimiliki Total Shares Owned
Budi Setiawan Halim (Komisaris Utama/President Commissioner )
Tidak Ada/ No
-
-
Arsono Putranto (Komisaris/Commissioner )
Tidak Ada/ No
-
-
Boediarto Soetrisno Judo (Komisaris Independen/Independent Commissioner)
Tidak Ada/ No
-
-
Adiwarman Azwar Karim (Komisaris Independen/Independent Commissioner)
Tidak Ada/ No
-
-
Tidak terdapat anggota Dewan Komisaris yang memilki saham pada Perusahaan sehingga kondisi tersebut lebih baik dari kententuan dimana ketentuan masih memperbolehkan anggota Dewan
68
Jumlah Lembar Saham yang
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
None of the members of Board of Commissioners owned the Bank’s stake, and this situation was far more accepted than the policy that allows members of Board of Commissioners to have
Komisaris untuk memiliki saham tidak lebih dari 5% dari modal disetor Perusahaan.
not more than 5% stake of total paid-in capital of the Bank.
Hal ini membuat Dewan Komisaris lebih independen dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, serta dapat menghindari terjadinya conflict of interest.
In this situation, Board of Commissioners can act more independently in carrying out their duties and responsibilities, and potentially avoid certain conflict of interest.
Tugas dan Tanggungjawab Dewan Komisaris
Role and Responsibilities of The Board of Commissioners
Dewan Komisaris telah memiliki pedoman dan tata tertib kerja, dan sudah diperbaharui melalui memo nomor 09/001/MI/KOM/ VI/2012 tanggal 4 Juni 2012 mengenai Mekanisme Kerja Dewan Komisaris.
Board of Commissioners has had manual and working guidelines, which experienced some adjustments through memo No. 09/001/ MI/KOM/VI/2012 dated 4 June 2012 about the Mechanism of Manual of Board of Commissioners.
Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan terhadap tugas dan tanggungjawab Direksi, memberikan nasehat serta masukan atas pelaksanaan tugas-tugas Direksi sesuai dengan pedoman kerja dan tata tertib kerja yang ditetapkan. Tugas pengawasan yang dilaksanakan meliputi : Pengendalian intern, kebijakan strategis, kebijakan investasi dan divestasi, tata nilai, target kinerja bank, kebijakan SDM, pelaksanaan program anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme serta Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang (UU-TPPU), kebijakan manajemen risiko serta pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan dalam kebijakan usaha bank.
Board of Commissioners is responsible for running supervisory function against the implementation of duty and responsibilities of the Directors, providing advice and inputs to the Directors’ duty implementation according to the manual and working guidelines. The supervisory duty consists of internal control, strategic policy, investment and divestment policies, corporate values, bank’s performance target, HR policy, the implementation of anti-money laundering and anti-terrorist funding and Law on Anti-Money Laundering (UU-TPPU), risk management policy and the implementation of good corporate governance policy in the business policy of the bank.
Sesuai Pedoman Kebijakan Perusahaan, Dewan Komisaris tidak diperkenankan terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional bank kecuali dalam hal penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana dalam jumlah tertentu dan hal-hal lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Bank dan atau peraturan perundangan yang berlaku dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan.
According to the Corporate Policy Guideline, the Board of Commissioners is not allowed to be involved in the process of decision making regarding the bank’s operation, except: providing the fund to the related parties and in certain amount and other issues determined in the Article of Association of the Bank and/or applying regulations in running the supervisory function.
Untuk mendukung efektivitas pelaksanaan tugas-tugasnya, Dewan Komisaris telah membentuk 3 (tiga) komite yakni: Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan Komite Remunerasi dan Nominasi.
To support the effective implementation of the Board’s duties, the Board of Commissioners has established 3 (three) Committees, which are the Audit Committee, Risk Monitoring Committee and Remuneration & Nomination Committee.
Rapat Dewan Komisaris
Meeting of The Board of Commisioners
Rapat Dewan Komisaris dilakukan setiap bulan yang dihadiri lengkap secara fisik (100%) oleh seluruh Dewan Komisaris.
Meetings of Board of Commissioners were held in monthly basis with full (100%) attendance by all members of Board of Commissioners.
No
Nama/Jabatan Names/Position
Total Meeting
Frekuensi Kehadiran Frequency of Attendance
Persentase Kahadiran Percentage of Attendance
1
Budi Setiawan Halim - Komisaris Utama/President Commissioner
8
8
100%
2
Arsono Putranto- Komisaris/Commissioner
8
8
100%
3
Boediarto Soetrisno Judo - Komisaris Independen/Independent Commissioner
8
8
100%
4
Adiwarman Azwar Karim - Komisaris Independen/Independent Commissioner
8
8
100%
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
69
DIREKSI Susunan Direksi
DIRECTORS The Structure of The Board of Directors
Direksi Bank berjumlah 4 (empat) orang yang dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang seluruhnya berdomisili di Indonesia. Direksi Bank terdiri dari para professional dengan keahlian dan berpengalaman luas di bidang Perbankan serta telah lulus uji kemampuan dan kepatutan Bank Indonesia. Seluruh anggota Direksi tidak saling memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua baik vertikal maupun horisontal dengan sesama anggota Direksi dan/ atau dengan anggota Dewan Komisaris maupun pemegang saham pengendali.
The Board of Directors consist of 4 (four) members led by a President Director, who all reside in Indonesia. The Directors of the Company are of professional parties who have skills and vast experience in the banking industry as well as passed fit and proper test of Bank of Indonesia. All members of the Directors do not have family relation one another until second rank, vertically and horizontally with the other members of Directors and/or with the members of Board of Commissioners and controlling shareholders.
Direksi Bank pada tahun 2012 berjumlah 4 (empat) orang dan terdapat perubahan komposisi Direksi dengan pengangkatan seorang Direksi baru yaitu Bapak Ganda Rahaja Rusli. Yang bersangkutan ditunjuk oleh RUPS sebagai Direktur Bank yang baru dan telah mendapat persetujuan Bank Indonesia (BI) tanggal 10 Mei 2012 sesuai surat Gubernur BI No. 14/46/GBI/DPIP/Rahasia.
Directors of the Bank in 2012 totaled 4 (four) members and the composition underwent reshuffle following the appointment of a new Director, Mr. Ganda Rahaja Rusli, by GMS and his appointment attained approval from Bank of Indonesia (BI) dated 10 May 2012 according to BI Governor No. 14/46/GBI/DPIP/Rahasia.
Seluruh anggota Direksi Bank telah lulus Fit and Proper Test yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) dan telah memperoleh surat persetujuan dari Bank Indonesia, dengan penjelasan:
All members of the Bank’s Directors passed Fit and Proper Test by Bank Indonesia (BI) and already obtained approval letter:
Nama /Name
Tanggal/date
Indra W. Supriadi - Direktur Utama/President Director
14/13/GBI/DPB3/TPB 3-3
25 Januari 2012/January 25, 2012
Agresius R. Kadiaman - Direktur/Director
14/13/GBI/DPB3/TPB 3-3
25 Januari 2012/January 25, 2012
Nyoman W. Artha – Direktur Kepatuhan/Director of Compliance
14/13/GBI/DPB3/TPB 3-3
25 Januari 2012/January 25, 2012
Ganda R. Rusli - Direktur /Director
14/46/GBI/DPIP/Rahasia
10 Mei 2012/ May 10, 2012
The Structure of Directors:
Susunan Direksi Perusahaan Direktur Utama
:
Indra Wijaya Supriadi
President Director
Direktur
:
Agresius Robajanto Kadiaman
Director
:
Agresius Robajanto Kadiaman
Direktur
:
Ganda Rahaja Rusli
Director
:
Ganda Rahaja Rusli
Direktur Kepatuhan
:
Nyoman Wenten Artha
Director of Compliance
:
Nyoman Wenten Artha
Indra Wijaya Supriadi, Agresius Robajanto Kadiaman dan Nyoman Wenten Artha, masing-masing sebagai Direktur Utama, Direktur dan Direktur Kepatuhan diangkat dalam Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 28 Desember 2011 dan disetujui oleh Bank Indonesia berdasarkan surat No. 14/13/GBI/DPB3/TPB 3-3 tanggal 25 Januari 2012. Sedangkan Ganda Rahaja Rusli diangkat sebagai Direktur berdasarkan Keputusan Sirkuler Pemegang Saham di luar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) tertanggal 25 Juli 2012.
70
Persetujuan BI/BI Approval
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
:
Indra Wijaya Supriadi
Indra Wijaya Supriadi, Agresius Robajanto Kadiaman and Nyoman Wenten Artha, each served President Director, Director and Director of Compliance who were appointed at General Meeting of Shareholders on December 28, 2011, and attained approval by Bank of Indonesia based on the Letter No. 14/13/GBI/DPB3/TPB 3-3 dated 25 January 2012. Meanwhile, Ganda Rahaja Rusli was appointed to the Board of the Company based on the Decision of Shareholders’ Circular outside Extraordinary Meeting of Shareholders (EMS) on July 25, 2012.
Independensi Direksi
Independency of the Bank’s Directors
Rangkap Jabatan
Job Overlapping
Dalam rangka menjaga independensinya dalam melaksanakan tugas, selama tahun 2012, tidak ada Direksi yang melakukan rangkap jabatan di perusahaan lain.
The aspect of independency of the Directors was carried out by avoiding job overlapping during its duty implementation in 2012.
Hubungan Keuangan, Hubungan Kekeluargaan dan Kepemilikan Saham Direksi
The Directors’ Financial Relation, Family Relation and Stock Ownership All members of the Board of Directors have no financial and/or family relation (until second rank, vertically and horizontally) with the Controlling Shareholders, members of Board of Commissioners and/or with the other members of Directors, as presented in the following table:
Seluruh anggota Direksi tidak memiliki hubungan keuangan dan/ atau kekeluargaan (sampai dengan derajat kedua, baik vertikal maupun horisontal) dengan Pemegang Saham Pengendali, anggota Dewan Komisaris dan/atau sesama anggota Direksi lainnya, sebagaimana tabel berikut:
Hubungan Keuangan dan/atau Kekeluargaan Financial and/or Family Relation Nama
Pemegang Saham Pengendali Controlling Shareholders
Anggota Dewan Komisaris Members of Board of Commissioners
Anggota Direksi Lainnya Other Members of Directors
Ada/Tidak Yes/No
Keterangan/ Remark
Ada/Tidak Yes/No
Keterangan/ Remark
Ada/Tidak Yes/No
Keterangan/ Remark
Indra W. Supriadi Direktur Utama/President Director
Tidak ada/ No
-
Tidak ada/ No
-
Tidak ada/ No
-
Agresius R. Kadiaman Direktur/Director
Tidak ada/ No
-
Tidak ada/ No
-
Tidak ada/ No
Nyoman W. Artha Direktur Kepatuhan/Director of Compliance
Tidak ada/ No
-
Tidak ada/ No
-
Tidak ada/ No
-
Ganda R. Rusli Direktur /Director
Tidak ada/ No
-
Tidak ada/ No
-
Tidak ada/ No
-
-
Tidak adanya hubungan Keuangan, hubungan kekeluargaan dan kepemilikan Saham Direksi dengan pemegang saham pengendali (PSP), anggota Dewan Komisaris dan sesama anggota direksi lainnya telah sesuai dengan ketentuan regulasi yang berlaku. Hal ini membuat Direksi lebih independen dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, serta dapat menghindari terjadinya conflict of interest
The Directors did not have any financial and family relation as well as stock ownership with the controlling shareholders (CS), members of Board of Commissioners and with the other members of Directors and this was in compliance to the applying regulation. In the situation, the Directors could act more independently in running the duties and responsibilities as well as could avoid conflict of interest.
Terkait dengan kepemilikan saham, selama tahun 2012 tidak terdapat kepemilikan saham anggota Direksi yang mencapai 5% (lima persen) atau lebih dari modal disetor di Bank Sampoerna. Hal yang sama juga berlaku untuk bank lain dan perusahaan lain, baik yang berkedudukan di dalam maupun di luar negeri, sebagaimana tabel berikut:
Related to the stock ownership, during the year of 2012, members of the Directors did not own 5% (five percent) stocks or more than the paid-in capital of the Bank. The situation also applies in the other bank and other companies having business locations in the country and abroad, as explained below:
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
71
Kepemilikan Saham Anggota Direksi Bank Sebesar 5% atau Lebih dari Modal Disetor di Bank dan/atau di Bank Lain dan/atau di Perusahaan Lain Dalam/Luar Negeri/ Members of BSS Directors’ Stock Ownership as much as 5% or more than the Paid-in Nama
Capital in BSS and/or other Bank and/or in the Companies in/outside the Country
Names
Keterangan (Jika Ada) Remark (If Any)
Ada/Tidak Ada Yes/No
Jenis Saham yang Dimiliki/ Types of Stocks Owned
Dimiliki / Total Stocks Owned
Indra W. Supriadi Direktur Utama/President Director
Tidak ada/ No
-
-
Agresius R. Kadiaman Direktur/Director
Tidak ada/ No
-
-
Nyoman W. Artha Direktur Kepatuhan/Director of Compliance
Tidak ada/ No
-
-
Ganda R. Rusli Direktur /Director
Tidak ada/ No
-
-
Tidak terdapat anggota Direksi yang memilki saham pada Perusahaan sehingga kondisi tersebut lebih baik dari ketentuan dimana masih memperbolehkan anggota Direksi untuk memilki saham tidak lebih dari 5% dari modal disetor. Hal ini membuat Direksi lebih independen dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, serta dapat menghindari terjadinya conflict of interest.
None of the Directors’ members owns stocks in the Bank, and the situation is much better than the policy which allows members of the Directors to own not more than 5% stake of the total paidin capital of the Bank. This positions the Directors more independently in carrying out their duties and responsibilities and could help avoid such conflict of interest.
Tugas dan Tanggungjawab
Role and Responsibilities The role and responsibilities of the Directors is outlined in the Bank’s Manual which has been adjusted to the Company’s Article of association and the applying regulations. The Directors is fully responsible for the whole operation of the Company. In performing the operational tasks, Directors must manage the business activities so that the Company can reach vision and mission. The Directors shall present the accountability report of its duty implementation to General Meeting of Shareholders (GMS).
Tugas dan tanggungjawab Direksi telah ditetapkan di dalam Pedoman Kerja Direksi yang telah sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Direksi bertanggungjawab penuh atas terselenggaranya seluruh kegiatan operasional Perusahaan. Dalam melakukan tugas-tugas pengelolaan, Direksi wajib mengelola kegiatan bisnis agar mencapai visi dan misinya. Direksi wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas-tugasnya dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Untuk membantu efektifitas pelaksanaan tugas-tugasnya, Direksi telah membentuk 4 (empat) Komite, yaitu Komite Manajemen Risiko, Komite Kebijakan Perkreditan, Komite Pengarah Teknologi Informasi dan Komite ALCO.
72
Jumlah Saham yang
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
To deliver effective duty implementation, the Directors shall establish 4 (four) Committees which are: Risk Management Committee, Credit Policy Committee, Information Technology Management Committee and ALCO Committee.
Frekuensi Rapat Direksi
Frequency of Attendance at Meetings of the Directors
Selama tahun 2012, Direksi telah melakukan rapat sebanyak 21 kali yang diuraikan dalam tabel di bawah ini:
During 2012, the Directors held 21 meetings as presented in the following table:
No
*)
Nama Names
Total Meeting
Frekuensi Kehadiran Frequency of Attendance
Persentase Kahadiran Percentage of Attendance
1
Indra Wijaya Supriyadi - Direktur Utama/President Director
21
21
100%
2
Agresius Robajanto Kadiaman – Direktur/Director
21
21
100%
3
Ganda Rahaja Rusli – Direktur /Director *)
21
8
38%
4
Nyoman Wenten Artha – Direktur Kepatuhan/Director of Compliance
21
21
100%
Baru bergabung menjadi Direktur pada bulan Juli 2012
*)
Recently Joined as Director in July 2012
Pelatihan Untuk Peningkatan Kompetensi
Trainings for Competence
Untuk peningkatan kompetensi Dewan Komisaris dan Direksi, selama tahun 2012 telah dilakukan pelatihan sebagai berikut : a. Dewan Komisaris Sejak bulan Mei mengikuti BSMR training untuk level I dan II. b. Direksi Pada bulan April : Transformer. Pada bulan Mei : FKDKP
To improve the competence of the Board of Commissioners and the Directors, during 2012, the Bank conducted the following trainings: a. Board of Commissioners They joined in training on BSMR in May (level I dan II). b. Board of Directors Training on Transformer in April. Training on FKDKP in May.
Paket Kebijakan Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi
Remuneration Policy Package for Board of Commissioners and Directors
Seluruh jajaran Dewan Komisaris dan Direksi mendapatkan kompensasi atas kinerja profesionalnya dalam melakukan pengawasan dan pengelolaan Perusahaan sesuai yang ditentukan dalam Anggaran Dasar. Pada tahun 2012, Perusahaan telah memberikan kompensasi berupa remunerasi dan fasilitas lainnya dalam bentuk natura sebesar Rp551,9 juta kepada Dewan Komisaris dan Rp6,16 miliar kepada Direksi
All members of Board of Commissioners and the Directors of the Bank are entitled to compensation package for their professional performance in doing the monitoring and management of the Bank according to the Article of the Association. In 2012, the Bank had a paid a compensation package consisting of remuneration and the other facilities amounting to Rp551.9 million to the Board of Commissioners and Rp6.16 billion to the Directors.
KOMITE-KOMITE Komite yang bertanggungjawab kepada Dewan Komisaris
THE COMMITTEES Committees that are responsible to Board of Commissioners
Perusahan memiliki 3 (tiga) komite yang bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris yaitu: Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, Komite Remunerasi dan Nominasi.
The Company has 3 Committees which are responsible to the Board of Commissioners, namely: the Audit Committee, Risk Monitoring Committee, and Nomination and Remuneration Committee.
Komite Audit
The Audit Committee
Anggota Komite Audit yang paling kurang terdiri dari seorang Komisaris Independen, seorang pihak Independen ahli di bidang keuangan atau akuntansi dan seorang pihak independen yang ahli di bidang hukum atau perbankan.
Members of the Audit Committee consist of an Independent Commissioner, an Independent financial or accounting professional and an independent legal or banking professional.
Komite ini bertugas membantu Dewan Komisaris dengan melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit termasuk memantau tindak lanjut hasil temuan audit dalam rangka
The Committee is to give assistance to Board of Commissioners in term of monitoring and evaluating the audit plan and the implementation including monitoring the follow-ups to the audit
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
73
menilai kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan, serta memberikan rekomendasi penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS. Komite Audit juga melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap:
findings in assessing the adequacy of the internal control including the adequacy of financial reporting process, as well as giving recommendation to Board of Commissioners regarding the appointment of the Public Accountant and Public Accountant Firm, which shall be submitted to GMS. The Audit Committee also monitors and evaluates the following issues:
a. Pelaksanaan tugas Satuan Kerja Audit Intern. b. Kesesuaian pelaksanaan audit oleh Kantor Akuntan Publik dengan standar audit yang berlaku. c. Kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi yang berlaku. d. Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan Satuan Kerja Audit Intern, akuntan publik dan hasil pengawasan Bank Indonesia guna memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris.
a. The implementation of Internal Audit Unit’s duties. b. The conformity of the audit implementation by Public Accountant Office with the applying audit standards. c. The compliance of the financial report with the applying accounting standards. d. The implementation of follow-ups by the Directors to the findings of Internal Audit Unit, Public Accountant and supervision by Bank of Indonesia to provide the recommendations to the Board of Commissioners.
Seluruh Anggota Komite Audit Perusahaan memiliki keahlian sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia (BI). Berdasarkan Surat Keputusan tanggal 26 September 2012, Anggota Komite Audit Bank terdiri dari :
All members of the Audit Committee of the Company possess skills as required in the regulation of Bank of Indonesia (BI). Based on the Decision Letter dated 26 September 2012, the Bank’s Audit Committee consists of:
Ketua/Komisaris Independen : Adiwarman Azwar Karim. Anggota/Pihak Independen : Jus Rustian Anggota/Pihak Independen : Herwin Kurniawan.
Chairman/ Independent Commissioner : Adiwarman Azwar Karim. Member/ Independent Party : Jus Rustian Member/ Independent Party : Herwin Kurniawan.
Susunan Komite Audit adalah sebagai berikut:
The Structure of the Bank’s Audit Committee is as follows:
Nama/Name
74
SK Pengangkatan/ Letter of Appointment
Bidang Keahlian/Expertise
Jabatan/Position
Adiwarman Azwar Karim
Skep. 007/BSS/DIR/V/2012
Perbankan/Banking
Ketua/Chairman
Jus Rustian
Skep. 007/BSS/DIR/V/2012
Keuangan/Finance
Anggota/Member
Herwin Kurniawan
Skep. 007/BSS/DIR/V/2012
Audit/Auditing
Anggota/Member
Selama tahun 2012, Komite Audit secara umum telah melaksanakan tugasnya sesuai ketentuan yang berlaku, yaitu membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsi pengawasan, yang meliputi:
During 2012, the Audit Committee completed its tasks in accordance to the applying rules, namely to assist the Board of Commissioners in supervisory function, they were:
Memantau dan mengevaluasi perencanaan dan pelaksanaan audit serta memantau tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan;
To monitor and evaluate the audit plan and the implementation as well as monitor the follow-up to the audit results in a way to measure the adequacy of the internal control including the adequacy of financial reporting process;
Melakukan evaluasi terhadap: pelaksanaan tugas Satuan Kerja Audit Internal (SKAI); kesesuaian pelaksanaan audit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan standar audit yang berlaku; kesesuaian Laporan Keuangan dengan standar akuntansi yang berlaku; dan pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan audit dan/atau rekomendasi dari hasil pengawasan Bank Indonesia, auditor intern, dan/atau auditor ekstern, guna memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris; serta
To evaluate: The implementation of Internal Audit Unit’s duties; The compliance of audit implementation by Public Accountant Firm with the applying audit standards; The compliance of Financial Report with the applying accounting standards; and The follow-up by the Directors to the audit findings and/ or recommendations based in the monitoring results of Bank of Indonesia, internal auditor, and/or external auditor, in order to provide recommendations to the Board of Commissioners; and
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Memberikan rekomendasi penunjukan Akuntan Publik dan KAP (Kantor Akuntan Publik) sesuai ketentuan yang berlaku kepada RUPS melalui Dewan Komisaris.
To give recommendations to the GMS through Board of Commissioners for the appointment of Public Accountant and Public Accountant Firm according to the applying regulations.
Komite Pemantau Risiko
Risk Monitoring Committee
Anggota Komite Pemantau Risiko yang paling kurang terdiri dari seorang Komisaris Independen, seorang pihak Independen ahli di bidang keuangan dan seorang pihak Independen yang ahli di bidang manajemen risiko.
The members of Risk Monitoring Committee consist of an Independent Commissioner, an Independent expert in the financial sector and an Independent expert in risk management.
Tugas dan tanggung jawab Komite Pemantau Risiko adalah memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris dengan melakukan hal-hal sebagai berikut :
The duties and responsibilities of the Risk Monitoring Committee are to provide recommendations to the Board of Commissioners through the followings:
Mengevaluasi kesesuaian kebijakan dengan pelaksanaan manajemen Risiko. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan kerja Manajemen Risiko.
Assessment against the policy compliance with the implementation of risk management. Monitoring and evaluation of the duty performance of Risk Management Committee and Risk Management Unit.
The structure of the Bank’s Risk Monitoring Committee is as follows:
Susunan Komite Pemantau Risiko adalah sebagai berikut: SK Pengangkatan/
Bidang Keahlian/
Letter of Appointment
Expertise
Boediarto Soetrisno Judo
Skep. 008/BSS/DIR/V/2012
Perbankan/Banking
Ketua/Komisaris Independent /Independent Commissioner
Arsono Putranto
Skep. 008/BSS/DIR/V/2012
Keuangan/Finance
Komisaris/Commissioner
Herwin Kurniawan
Skep. 008/BSS/DIR/V/2012
Audit/Auditing
Pihak Independen/Independent Party
Jus Rustian
Skep. 008/BSS/DIR/V/2012
Keuangan/Fianance
Pihak Independen/Independent Party
Nama/Name
Jabatan/Position
Selama tahun 2012, Komite Manajemen Risiko secara umum telah melaksanakan tugasnya sesuai ketentuan yang berlaku, yaitu membantu Dewan Komisaris dalam hal-hal berikut:
During 2012, the Risk Monitoring Committee in general executed the duties according to the regulation, that was, to assist the Board of Commissioners in the following activities:
Melakukan evaluasi tentang kebijakan manajemen risiko; Melakukan evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan tersebut; dan Melakukan evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko, guna memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris.
Sesuai surat ketetapan tanggal 26 September 2012, Komite Pemantau Risiko Bank terdiri dari :
To evaluate the risk management policy; To evaluate the compliance of risk management policy and the policy implementation; and To evaluate the duty implementation of Risk Management Committee and Risk Management Unit, in order to provide recommendations to the Board of Commissioners.
Based on decree, 26 September 2012, The Risk Monitoring Committee consist of:
Ketua/Komisaris Independent/Independent Commissioner
:
Boediarto Soetrisno Judo
Komisaris/Commissioner
:
Arsono Putranto
Pihak Indenpenden/Independent Party
:
Herwin Kurniawan
Pihak Independen/Independent Party
:
Jus Rustian
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
75
Komite Remunerasi dan Nominasi Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi paling kurang terdiri dari seorang Komisaris Independen, seorang Komisaris dan seorang Pejabat Eksekutif yang membawahi sumber daya manusia atau seorang perwakilan pegawai. Susunan Komite Remunerasi dan Nominasi adalah sebagai berikut: SK Pengangkatan/
Nama/Name
Letter of Appointment
The structure of the Bank’s Nomination and Remuneration Committee is as follows: Bidang Keahlian/Expertise
Jabatan/Position
Adiwarman A. Karim
Skep. 009/BSS/DIR/V/2012
Perbankan/Banking
Komisaris Independen/Independent Commisioner
Budi S.Halim
Skep. 009/BSS/DIR/V/2012
Keuangan/Finance
Komisaris Utama/President Commisioner
Kepala SDM
Skep. 009/BSS/DIR/V/2012
SDM/Human Capital
Anggota/Member
Dalam kaitan dengan remunerasi, komite bertugas membantu Dewan Komisaris melakukan evaluasi terhadap kebijakan dan memberikan rekomendasi mengenai kebijakan remunerasi untuk Dewan Komisaris, Direksi, Pejabat Eksekutif dan karyawan secara keseluruhan untuk disampaikan kepada Direksi.
Related to the remuneration, the Committee is assigned to help the Board of Commissioners to evaluate the policies and recommendations about the remuneration policy for Board of Commissioners, Directors, the Executives and employees to be further submitted to the Directors.
Dalam kaitan dengan nominasi, komite bertugas yaitu menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai sistem serta prosedur pemilihan dan/atau penggantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS. Serta memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan Komisaris dan Direksi, kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS, dan memberikan rekomendasi mengenai Pihak Independen yang akan menjadi anggota Komite.
Related to the nomination task, the Committee is responsible for formulating and giving recommendation on system and procedures for selection process of the members of Board of Commissioners and Directors to the Board of Commissioners to be further submitted to GMS, as well as providing recommendations on the member candidates for the Board of Commissioners and Directors, to the Board of Commissioners to be further submitted to the GMS and recommendations on the Independent Party which will serve as the Committee members.
Sesuai Surat Keputusan tanggal 25 Mei 2012, Komite Remunerasi dan Nominasi Bank terdiri dari :
Based on decree, 25 May 2012, The Nomination and Remuneration Committee consist of:
Komisaris Independen
:
Adiwarman A. Karim
Independent Commisioner
:
Adiwarman A. Karim
:
Budi S. Halim
:
Head of Human Capital
Komisaris Utama
:
Budi S. Halim
President Commisioner
Anggota
:
Kepala SDM
Member
Rapat Komite Remunerasi dan Nominasi dilakukan secara berkala sesuai kebutuhan. Selama semester II tahun 2012 , telah dilakukan 5 kali rapat, seluruhnya mencapai korum, yaitu tanggal 27 Juni 2012, 23 Juli 2012, 30 Agustus 2012, 27 September 2012, dan 29 November 2012
76
Nomination and Remuneration Committee Members of the Nomination and Remuneration Committee consist of an Independent Commissioner, a Commissioner and an Executive that leads human resources or an employee representative.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
The Meeting of Nomination and Remuneration Committee is carried out as necessary and in periodical basis. During second half of 2012, the Committee held 5 meetings, and all reached quorum, namely on 27 June 2012, 23 July 2012, 30 August 2012, 27 September 2012, and 29 November 2012.
Komite-Komite yang bertanggungjawab kepada Direksi
Committees that are responsible to the Directors
Komite Manajemen Risiko
Risk Management Committee
Komite ini bertugas membantu Direksi menyusun kebijakan dan strategi manajemen risiko serta perubahannya termasuk perencanaan keadaan darurat untuk mengantisipasi setiap perubahan akibat perkembangan usaha maupun kondisi eksternal, memperbaiki/ menyempurnakan penerapan manajemen risiko yang dilakukan secara berkala dan insidentil akibat perubahan kondisi eksternal dan internal yang mempengaruhi kecukupan permodalan, profil risiko serta efektivitas terhadap penerapannya, memberikan pembenaran (justification) yang tepat atas hal-hal yang terkait keputusan bisnis yang menyimpang dari prosedur normal atau pengambilan posisi/ekposur risiko yang melampaui batas yang telah ditetapkan. Justifikasi disampaikan dalam bentuk rekomendasi kepada Direktur Utama berdasarkan pertimbangan bisnis dan hasil analisis yang terkait dengan transaksi atau kegiatan usaha tertentu.
This Committee is assigned to assist the Directors in formulating risk management policy and strategies as well as the adjustments including the contingency plan for anticipating any business dynamics as well as external changes, improving the risk management implementation in periodical and incidental basis due to external and internal changes that have impact on the capital adequacy, risk profile and the effectiveness of the implementation, providing justification over business decisions that violate the normal procedures or positioning/risk exposure that exceeds the agreed limit. Justification is stated in the form of recommendations to the President Director based on business consideration and analytical results relating to the certain transactions or business activities.
Susunan Komite Manajemen Risiko terdiri dari anggota tetap dan anggota tidak tetap sebagai berikut :
The structure of Risk Management Committee consists of permanent and temporary members, which are:
a. Anggota Tetap :
a. Permanent Members:
1. Direktur Perkreditan dan Collection
1. Director of Credit and Collection
2. Direktur Keuangan dan Operasi
2. Director of Finance and Operation
3. Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko
3. Director of Compliance and Risk Management
4. Kepala Satuan Kerja Manajemen Risiko
4. Head of Risk Management Unit
5. Kepala Operasi
5. Head of Operation
6. Kepala Treasury
6. Head of Treasury
7. Kepala Sales & Distribution
7. Head of Sales & Distribution
b. Anggota Tidak Tetap :
b. Temporary Members:
Pimpinan Bagian/Departemen/Unit Kerja
Division/Department/Unit Heads
Komite Kebijakan Perkreditan (KKP)
Credit Policy Committee (CPC)
Komite Kebijakan Perkreditan (KKP) berfungsi memberikan masukan kepada Direksi dalam penyusunan Kebijakan Perkreditan Bank (KPB) terutama perumusan prinsip kehati-hatian, melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan KPB dan merumuskan pemecahan jika ada hambatan/kendala, melakukan kajian berkala terhadap KPB serta memberikan saran kepada Direksi jika diperlukan perubahan/perbaikan KPB. Dalam melaksanakan fungsinya KKP melakukan rapat rutin sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan/triwulanan.
The Credit Policy Committee (CPC) functions to give advice to the Directors in formulating the Bank’s Credit Policy (BCP) particularly in formulating the prudence principle, monitoring the BCP implementation and formulating solutions to any problems, conducting periodical review against the BCP and providing advice to the Directors if necessary regarding any adjustments/improvements in CPC. While carrying out the function, CPC holds at least 1 (one) meeting in 3 (three) months.
KKP juga melakukan pemantauan dan mengevaluasi : a. Perkembangan dan kualitas portofolio perkreditan secara keseluruhan. b. Kebenaran pelaksanaan kewenangan memutus kredit.
CPC also monitors and evaluates: a. The development and quality of credit portfolios across all aspects. b. The proper implementation of authorities to give credit approval.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
77
c. Kebenaran proses pemberian, perkembangan dan kualitas kredit yang diberikan kepada Pihak Yang Terkait dengan Bank dan debitur-debitur besar tertentu. d. Kebenaran pelaksanaan ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK). e. Ketaatan terhadap ketentuan perundang-undangan dan peraturan lainnya dalam pelaksanaan pemberian kredit. f. Penyelesaian kredit bermasalah sesuai dengan yang ditetapkan dalam KPB. g. Upaya Bank dalam memenuhi kecukupan jumlah penyisihan penghapusan kredit.
78
c. The proper process of disbursement, development and credit given to Related Parties with the Bank and big debtors. d. The proper implementation of regulation on Maximum Loan Disbursement Limit. e. Compliance against the other laws and regulations in giving credit approval. f. Settlement to non-performing loans as required in BCP. g. The Bank’s effort in fulfilling the adequate provision for credit write-off.
Susunan Keanggotaan Komite Kebijakan Perkreditan (KKP) :
The Structure of Credit Policy Committee (CPC) :
Ketua (merangkap anggota)
Direktur Utama
Chairman (also member)
President Director.
Sekretaris (merangkap anggota)
Direktur Perkreditan dan Collection
Secretary (also member)
Director of Credit and Collection
Anggota
Direktur Keuangan dan Operasional
Members
Director of Finance and Operation
Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko
Director of Compliance and Risk Management
Kepala Sales & Distribution
Head of Sales & Distribution
Kepala SKMR
Head of SKMR
Kepala Treasury
Head of Treasury
Kepala Kredit Inisiasi
Head of Initiation Credit
Komite ALCO
ALCO Committee
Komite ALCO berfungsi melakukan pengendalian risiko suku bunga dan risiko likuiditas, melakukan analisa atas dana pihak ketiga (DPK) serta melakukan fungsi anggaran. Komite juga membantu melakukan kajian penetapan harga (pricing) aktiva dan pasiva untuk memastikan bahwa pricing tersebut dapat mengoptimalkan hasil penanaman dana, meminimalkan biaya dana serta memelihara struktur neraca Bank. Komite juga bertanggungjawab menyampaikan informasi kepada Direksi mengenai setiap perkembangan ketentuan dan peraturan terkait yang mempengaruhi strategi dan kebijakan asset liability manajemen. Komite ALCO melakukan rapat secara rutin sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 bulan.
The AlCO Committee is responsible for controlling the risk of interest rate and risk of liquidity, doing analysis over third party fund, and budgeting function. The Committee also gives assistance to the pricing review of the assets and liabilities to ensure that the pricing can optimize the return of investment, minimize the cost of fund and maintain the structure of the Bank’s balance sheet. The Committee is also responsible for delivering information to the Directors about each development of related rules and regulations influencing the strategies and policies on the management of asset liability. The ALCO Committee holds a regular meeting once in a month.
Susunan Keanggotaan Komite ALCO :
The Structure of ALCO Committee:
Ketua (merangkap anggota)
Direktur Utama.
Chairman (also member)
President Director
Sekretaris (merangkap anggota)
Kepala Treasury
Secretary (also member)
Head of Treasury
Anggota
Direktur Keuangan dan Operasional
Members
Director of Finance and Operation
Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko
Director of Compliance and Risk Management
Direktur Perkreditan dan Collection
Director of Credit and Collection
Kepala Sales & Distribution
Head of Sales & Distribution
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Komite Pengarah Teknologi Informasi
Information Technology Committee
Komite ini membantu Direksi merumuskan rencana strategis pengembangan teknologi sistem informasi yang sesuai dengan rencana strategis Perusahaan, serta memastikan kemanfaatan implementasinya dalam meningkatkan efisiensi kegiatan operasional serta mutu pelayanan dengan tetap memperhatikan prinsip kehatihatian dan berbagai aspek manajemen risiko.
The Committee assists the Directors to formulate strategic plan for the development of information technology system that is in line with the Company’s strategic plan, as well as to ensure the implementation benefits in enhancing the efficiency in operational activities as well as service quality with respect to prudence principles and many aspects of risk management.
Susunan Keanggotaan Komite Pengarah Teknologi Informasi :
The Structure of Information Technology Committee:
Ketua (merangkap anggota)
Direktur Keuangan dan Operasi.
Chairman (also member)
Director of Finance and Operation.
Sekretaris (merangkap anggota)
Kepala Teknologi Informasi
Secretary (also member)
Head of Information Technology
Anggota
Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko
Members
Director of Compliance and Risk Management
Kepala Operasional
Head of Operation
Kepala Satuan Kerja Manajemen Risiko
Head of Risk Management Unit
Kepala Satuan Kerja Kepatuhan
Head of Compliance Unit
Kepala Admin Pinjaman
Head of Loan Administration
Kepala Akunting
Head of Accounting
Kepala Sistem dan Prosedur
Head of System and Procedures
FUNGSI KEPATUHAN, AUDIT INTERN DAN EKSTERN
COMPLIANCE, INTERNAL AND EXTERNAL AUDIT FUNCTION
Fungsi Kepatuhan
Compliance Function
Bank Sampoerna telah memiliki Direktur Kepatuhan yang tugas dan tanggung jawabnya telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia serta telah dicantumkan dalam kebijakan kepatuhan yang sudah diperbaharui dan disetujui Direksi per-tanggal 18 Oktober 2012 melalui memo nomor 09/065/MI/SISDUR/X/2012. Direksi juga telah membentuk Satuan Kerja Kepatuhan dengan mengisi posisi Kepala Divisi Kepatuhan dan jajarannya.
The Bank appoints a Director of Compliance to fulfil the duties and responsibilities as required in the regulation of Bank of Indonesia and stated in the policy of compliance which has been adjusted and approved by the Directors as per 18 October 2012 through a memo No. 09/065/MI/SISDUR/X/2012. The Directors also has established Compliance Unit by appointing a Head of Compliance Division and its staffs.
Selengkapnya tugas dan tanggung jawab Direktur Kepatuhan di uraikan sebagai berikut : Merumuskan strategi guna mendorong terciptanya Budaya KepatuhanBank. Mengusulkan kebijakan kepatuhan atau prinsip-prinsip kepatuhan yang akan ditetapkan oleh Direksi. Menetapkan sistem dan prosedur kepatuhan yang akan digunakan untuk menyusun ketentuan dan pedoman internal Bank. Memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan Bank telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundangundangan yang berlaku. Meminimalkan Risiko Kepatuhan Bank. Melakukan tindakan pencegahan agar kebijakan dan/atau keputusan yang diambil Direksi Bank tidak menyimpang dari ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait dengan Fungsi Kepatuhan.
The scope of duties and responsibilities of the Director of Compliance is as follows: Formulating strategies to build Bank’s Compliance Culture.
Proposing the policy of compliance or compliance principles to be determined by the Directors. Determining compliance system and procedures to be used to formulate Bank’s internal manual and regulation. To ensure the compliance of the whole policies, regulations, system, and procedures as well as business activities of the Bank against the regulation of Bank of Indonesia and the applying rules. To minimize the Risk of Compliance of the Bank. To take any anticipative actions so that the policies and/or decisions of the Bank’s Directors would not violate the regulation of Bank of Indonesia and the applying rules. To carry out other duties relating to the Compliance Function.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
79
80
Audit Internal
Internal Audit
Perusahaan telah memiliki Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) sebagai satuan kerja independen yang bertugas membantu manajemen melakukan pengawasan kegiatan operasional.
The Company has established Internal Audit Unit (IAU) as an independent working unit that is responsible for assisting the management in monitoring the operational activities.
Penerapan fungsi audit intern sudah berjalan efektif pada seluruh aspek dan unsur kegiatan yang secara langsung diperkirakan dapat mempengaruhi kepentingan Perusahaan dan masyarakat. Bank Sampoerna saat ini telah memiliki Standar Pelaksanaan Fungsi Audit intern Bank (SPFAIB) dengan :
The internal audit function has been effectively implemented across all aspects and activities which directly impact on the interest of the Bank and the public. The Bank currently has applied Standard for the Implementation of the Bank’s Internal Audit (SIBIA) by:
a. Menyusun Piagam Audit Intern (Internal Audit Charter). b. Membentuk Satuan Kerja Audit Intern (SKAI). c. Menyusun panduan audit intern.
a. Formulating the Internal Audit Charter. b. Establishing Internal Audit Unit (IAU). c. Formulating internal audit guidelines.
Kelembagaan SKAI independen terhadap Satuan Kerja Operasional. Dalam melaksanakan tugasnya, Direksi dan Dewan Komisaris memberikan dukungan sepenuhnya kepada SKAI agar dapat bekerja secara bebas dan obyektif. Guna menjaga independensi dan obyektivitasnya organisasi SKAI, para personil SKAI tidak diperkenankan memiliki ikatan hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua baik vertikal maupun horisontal dengan jajaran Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Direksi maupun dengan para personil diluar SKAI.
IAU acts independently against Operational Units. While performing the duties, Directors and the Board of Commissioners fully support the IAU in order to carry out the duties with freedom and objectively. To ensure its independency and objectivity in IAU organization, the unit personnel are not allowed to have family relation until second rank, vertically and horizontally with the Shareholders, Board of Commissioners, Directors as well as personnel beyond the IAU.
Selama tahun 2012, SKAI telah melakukan fungsi pengawasan secara independen dengan melakukan pemeriksaan pada aspek: manajeman, perkreditan, operasional, manajemen risiko, IT, RTGS, SKN dan audit keuangan. Selain itu juga telah dilakukan kontrol harian atas transaksi yang dilakukan oleh seluruh Kantor Cabang. Rencana pemeriksaan dituangkan dalam satu Rencana Kerja Tahunan Audit terhadap unit-unit Kerja/Departemen, Kantor Cabang dan Capem yang pelaksanaannya diawasi dan dilaporkan kepada Direktur Utama & Komite Audit.
During 2012, IAU performed the supervisory function independently by reviewing the following aspects: management, credit, operation, risk management, IT, RTGS, SKN and finance audit. Adding to that, the Bank has implemented daily control over transactions at all Branch Offices. The review plan is included in the Annual Audit Work Plan for units/departments, branch offices and supporting branches, whose implementation will be monitored and reported to the Management.
Melakukan penilaian atas hal-hal sebagai berikut : 1) Kecukupan sistem pengendalian intern yang dilakukan melalui pemeriksaan terhadap kecukupan dan kemampuan sumber daya manusia pelaksana, kecukupan atas bukti-bukti pencatatan yang memadai, kecukupan atas pemberian limit kewenangan dalam melakukan transaksi, kecukupan atas adanya dual control dalam setiap transaksi dan kecukupan atas sistem dan prosedur yang ada. 2) Efektivitas sistem pengendalian intern dilakukan melalui pemeriksaan terhadap tingkat kepatuhan terhadap prosedur yang ada (comply to procedure) dan tingkat kehandalan dari pengendalian intern untuk mencegah timbulnya risiko yang mungkin terjadi. 3) Kualitas kinerja dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan audit berupa penilaian terhadap asset quality dan kinerja cabang.
The Unit is also assigned to assess the following issues: 1) The adequacy of the bank’s internal control system through the assessment over the adequacy and competence of the operating human resources, adequacy of the reporting records, adequacy of giving the authorization limit in doing transactions, adequacy of the implementation of dual control in each transaction and adequacy of the existing system and procedure.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
2) The effective internal control system is completed through review over the compliance to procedure and the reliability of the internal control to anticipate the risk potential.
3) The performance quality is reviewed in line with the audit implementation in the form of assessment over asset quality and the branch performance.
Efektivitas pelaksanaan kerja SKAI dan kepatuhannya terhadap SPFAIB dilakukan oleh pihak eksternal secara berkala setiap 3 (tiga) tahun. Kaji ulang terakhir dilakukan pada bulan Mei 2011 oleh KAP Weddie Adriyanto & Rekan dan telah dilaporkan ke Bank Indonesia.
The effective duty performance of the IAU and its compliance against SIBIA is reviewed by the external party in every 3 (three) year. The latest review was completed in May 2011 by Public Accountant Office of Weddie Adriyanto & partners and was reported to Bank of Indonesia.
Akuntan Publik
The Public Accountant
Perusahaan bekerjasama dengan Akuntan Publik Independen untuk menjaga integritas Laporan Keuangan Tahunannya. Penunjukan dilakukan berdasarkan RUPS dan rekomendasi Komite Audit. Untuk tahun 2012 Perusahaan menunjuk Kantor Akuntan Publik Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (KAP AAJ). Penunjukkan KAP AAJ disertai legalitas perjanjian kerja No. 0410912/DSN/103/EL tertanggal 18 September 2012.
The Company cooperated with the Independent Public Accountant to maintain the integrity of the Annual Financial Statements. The appointment was based on the GMS and recommendations of the Audit Committee. In 2012, the Company appointed the Public Accountant Firm of Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (KAP AAJ). The appointment of KAP AAJ was completed with the legalized working agreement No. 0410912/DSN/103/EL dated 18 September 2012.
MANAJEMEN RISIKO
RISK MANAGEMENT
Penerapan Manajemen Risiko Bank mengacu pada Kebijakan Pedoman Penerapan Manajemen Risiko yang disusun berdasarkan PBI No. 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 11/25/ PBI/2009 dan Surat Edaran BI No. 5/21/DPNP perihal Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum sebagaimana telah diubah dengan Surat Edaran BI No. 13/23/DPNP tanggal 25 Oktober 2011
The implementation of risk management refers to the Policy of Risk Management Guidelines which refers to the PBI No. 5/8/ PBI/2003 about the Implementation of Risk Management in General Bank juncto PBI No.11/25/PBI/2009 and Circular Letter of Bank of Indonesia No. 5/21/DPNP about Implementation of Risk Management in General Bank juncto BI Circular Letter No13/23/DPNP dated 25 October 2011.
Penerapan manajemen risiko merupakan suatu proses yang meliputi kegiatan: identifikasi, pengukuran, pengendalian dan pemantauan risiko yang mencakup hal-hal sebagai berikut a. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi. b. Kecukupan kebijakan , prosedur dan penetapan limit. c. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko serta informasi manajemen risiko. d. Sistem pengendalian intern yang menyeluruh.
The implementation of risk management in the Bank includes several activities: risk identification, measurement, controlling and monitoring the following issues: a. Active monitoring against the Board of Commissioners and Directors. b. Adequacy of policy, procedures and limit determination. c. Adequate process of risk identification, measurement, monitoring and control as well as information of risk management. d. Internal control system across all aspects.
Penerapan manajemen risiko juga mencakup: pengelolaan risiko produk dan aktivitas baru.
The implementation of risk management in the Bank also includes: risk management over new products and activities.
Perusahaan secara terus menerus juga mengupayakan peningkatan kemampuan, penyempurnaan kebijakan dan prosedur, melakukan pengembangan teknologi pendukung, serta memperketat sistem pengendalian intern. Selain itu, Perusahaan juga telah membentuk Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko yang independen terhadap satuan kerja operasional maupun Satuan Kerja Audit Intern (“SKAI”) dengan harapan pengelolaan risiko secara keseluruhan dapat dilakukan secara terpadu, terarah, terkoordinir dan berkesinambungan untuk meningkatkan kinerja usaha Bank.
The Company consistently improves the capacity, completes the procedures and policies, develop the supporting technology, as well as tightening the internal control system. Besides, the Bank has also established Risk Management Committee and Risk Management Unit which act independently to operational units as well as Internal Audit Unit (IAU) with expectation that the whole risk management process can be conducted integrated, well coordinated and sustainable to boost the Bank’s performance.
Dengan kelengkapan sistem dan komitmen tinggi terhadap pengendalian risiko serta identifikasi yang ditindaklanjuti strategi antisipasi, diharapkan Perusahaan mampu memberikan rasa aman kepada setiap nasabah karena jaminan keberlangsungan usaha.
With complete system and high commitment to risk control and identification as well as anticipative strategies, Bank is expected to be able to promote security and safety to the customers since we guarantee the business continuity.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
81
82
Profil Risiko
Risk Profile
Bank Sampoerna juga telah membuat profil risiko yang secara garis besar dapat memetakan aktivitas yang memiliki risiko maupun potensi risiko yang dapat menggangu kelangsungan usaha Perusahaan.
The Bank has also made a risk profile that in general an help map the risky activities and the risk potentials possibly hampering the business continuity of the Bank.
Perusahaan telah membentuk struktur organisasi manajemen risiko yang terpusat dan independen yang memiliki fungsi mengidentifikasi, mengukur, memonitor dan mengelola risiko-risiko dasar dan menetapkan pedoman kebijakan risiko.
The Bank has established a centralized and independent organizational structure of risk management which carries the function of identifying, measuring, monitoring and managing the basic risks and determining the risk policy guidelines.
Pada tahun 2012, Bank Sampoerna telah melakukan beberapa upaya pengendalian risiko terhadap 8 (delapan) jenis risiko yang dikelola yang dijelaskan sebagai berikut :
In 2012, the Bank had taken some risk management efforts against 8 (eight) types of managed risks, namely:
(1) Risiko Kredit
(1) Credit Risk
Dalam pengelolaan risiko kredit, difokuskan pada beberapa unsur utama yang meliputi: sumber daya yang sadar risiko, kebijakan dan prosedur perkreditan yang mengutamakan prinsip kehatihatian, proses persetujuan kredit yang transparan dan berjenjang oleh Komite Kredit, kriteria dan alat ukur risiko yang jelas, penyebaran risiko yang merata, administrasi dan dokumentasi yang lengkap serta pengawasan kredit secara berkesinambungan untuk menjaga kualitas kredit. Perusahaan juga melakukan pengawasan secara berkesinambungan untuk mengidentifikasi secara dini potensi risiko kredit yang mungkin timbul sehingga dapat melakukan langkah-langkah penyelamatan maupun penyelesaian yang efektif dan efisien.
In managing the credit risk, the Bank focused on several major factors, they were, risk sources that were aware of the credit risk, policies and procedures with respect to the prudence principles, transparent and staged credit approval process by the Credit Committee, criteria and clear risk indicators, fair risk distribution, complete administration and documentation as well as continuous credit monitoring to ensure the credit quality. The Bank also held sustainable monitoring to identify earlier the credit risk potential so as to be able to prepare the effective and efficient anticipative steps and solutions.
Risiko kredit secara komposit dinilai “rendah menuju sedang” dengan perbaikan kualitas kredit akibat penurunan rasio Non Performing Loan (NPL) Bank sebagai dampak pelunasan kredit bermasalah, serta penyaluran kredit melalui kredit kerjasama pembiayaan oleh Bank dengan koperasi, multifinance dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
The credit risk in composite score was considered “low to moderate” with the improvement on the credit quality due to the impact of decreasing ratio of Non-Performing Loan (NPL) of the Bank following the settlement of non performing loans, as well as loan disbursement through joint financing between the Bank and the cooperative, multifinance and Rural Credit Bank.
(2) Risiko Pasar
(2) Market Risk
Perusahaan melakukan pengukuran risiko suku bunga dengan metodologi yang dapat mengidentifikasi risiko suku bunga dari portofolio aset dan kewajiban yang sensitif terhadap perubahan suku bunga serta menentukan besaran risiko terhadap perusahaan. Selain itu penghimpunan dana perusahaan selalu dikaitkan dengan kemampuan penyalurannya sambil mengupayakan tidak terjadinya negative interest gap, sehingga net interest margin yang diperoleh selalu dalam kondisi positif dan risiko tingkat suku bunga dapat di tekan seminimal mungkin.
The Bank has measured the interest rate ratio using methodology that would help identify interest rate from interest-sensitive asset portfolios and liabilities as well as determined the risk potential to the bank. Adding to that, the fund collection always relates to the ability to disburse the loans while avoiding the negative interest gap to obtain positive net interest margin and minimize the interest rate risk.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Risiko pasar secara komposit dinilai ”rendah”, permodalan cukup untuk menutupi potensi kerugian akibat fluktuasi suku bunga dengan struktur aset dan kewajiban tidak sensitif terhadap perubahan suku bunga.
Market risk in composite score was considered ‘low’ yet the Bank’s capital was adequate to cover the loss potential due to the fluctuation in interest rate with the structure of assets and liabilities that were not sensitive to the interest rate change.
(3) Risiko Likuiditas
(3) Liquidity Risk
Perusahaan melakukan upaya peningkatan kualitas pelayanan kepada nasabah penyimpan untuk menjaga stabilitas dan kontinuitas jumlah simpanan, kebijakan penempatan dana pada instrumen yang aman dan likuid, kebijakan contingency funding plan dan pemantauan likuiditas secara harian serta evaluasi posisi likuiditas melalui rapat Aset Liability Committee (“ALCO”), secara rutin.
The Bank upgrades the quality of service to the saving customers to secure the stability and continuity in term of total saving, policy of placement in the safe and liquid instrument, contingency funding plan policy and daily monitoring on liquidity and evaluation over liquidity position through regular meeting of Asset Liability Committee (“ALCO”).
Risiko Likuiditas secara komposit dinilai “rendah menuju sedang”. Adanya perubahan parameter berdampak pada terjadinya perbedaan penilaian dibandingkan periode sebelumnya. Rasio net cash flow terhadap dana pihak ketiga berada pada kisaran 8.85-9.30% yang mencerminkan pemeliharaan likuiditas yang cukup memadai untuk membiayai operasional dan pemenuhan Giro Wajib Minimum (GWM).
Liquidity Risk in composite score was considered ‘Low to moderate]. The change in parameter had triggered the difference of values compared to previous period. The net cash flow ratio against the third party fund stayed within 8.85-9.30%, reflecting the adequate management of the Bank’s liquidity used to finance the operation and Minimum Reserve Requirement.
(4) Risiko Operasional
(4) Operational Risk
Peningkatan risiko operasional diantaranya disebabkan tingginya turnover karyawan akibat proses akuisisi dan pembenahan organisasi. Untuk meminimalkan terhambatnya pelayanan nasabah sebagai akibat proses tersebut, perusahaan meningkatkan fungsi kontrol dalam pemrosesan transaksi dengan menerapkan prosedur yang menjamin ketepatan waktu penyelesaian transaksi, melakukan penyesuaian metode akuntansi sesuai standar yang berlaku, memelihara arsip dengan tertib, mengamankan akses terhadap aset dan data serta mengefektifkan fungsi Satuan Kerja Audit Intern(“SKAI”)
Among the reasons for the increasing operational risk was due to the higher turnover of the employees following the acquisition process and organizational restructuring. To anticipate problems in serving the customers due to the process, the Bank enhances the control function in the transaction process by applying the procedures that guarantee time accuracy in the settlement of transactions, adjusting the accounting methods according to the applying standards, securing the archive administration, securing the access to assets and data while ensuring the effective function of the Internal Audit Unit (“IAU”).
Risiko operasional secara komposit dinilai “rendah menuju sedang”, masih terdapat kelemahan dan pelanggaran prosedur operasional yang dapat menimbulkan potensi kerugian. Pada aktivitas fungsional SDM turn overnya masih melebihi rasio 5%.
The operational risk in composite score was considered “low to moderate”, still showed weaknesses and violation against the operational procedures possibly triggering loss potential. In term of HR functional activity, the turnover still exceeded the ratio of 5%.
(5) Risiko Hukum
(5) Legal Risk
Pengelolaan risiko hukum dilakukan dengan mendokumentasikan, mengelola kelengkapan dan keabsahan dokumen, meminimalisir kerugian/biaya yang terkait dengan kasus hukum dan menghindari pelanggaran terhadap regulasi perbankan dan ketentuan hukum.
The legal risk is managed by documenting, managing the completeness and authorization of the documents, minimizing the loss/costs relating to the legal claims, and avoiding the violation against banking regulation and laws.
Risiko hukum secara komposit “rendah menuju sedang”, risiko hukum tergolong rendah selama waktu tertentu dimasa mendatang, namun perlu menjadi fokus manajemen.
Legal risk in composite score was considered “low to moderate’. The Bank’s legal risk was considered low for certain period of time in the future yet it still needed the management’s attention.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
83
Risiko inheren meningkat sebagai dampak belum optimalnya pelayanan nasabah yang disebabkan keterbatasan sumber daya dan infrastruktur. Perusahaan meresponnya dengan melakukan upaya perbaikan melalui peningkatan keahlian dan rekrutmen tenaga-tenaga profesional. Perusahaan juga aktif merespon publikasi negatif yang berpotensi merugikan reputasi perusahaan.
(6) Reputation Risk The inherent risk increased as the impact from the less optimum service to the customers due to limitation of sources and infrastructure. The Bank responded to the risk by launching several improvement programs through skill enhancement and recruitment of professional staffs. The Bank also actively responded to the negative publications that adversely hit the Bank’s reputation.
Risiko reputasi secara komposit dinilai “rendah menuju sedang”, tidak ditemukan publikasi negatif, pelanggaran etika bisnis. Perusahaan senantiasa memperhatikan dan mengupayakan agar kesalahan/ pelanggaran terhadap ketentuan dapat diminimalisir.
Reputation risk in composite score was considered “low to moderate’. There was not negative publication against the Bank, and no ethical violation. The Bank consistently put attention and minimized the regulatory mistakes/violation.
(7) Risiko Strategis
(7) Strategic Risk The budget missed the target particularly in term of net income as the earnings of the current year was utilized to establish CPKN over non-performing loan, as well as to invest in HR and infrastructure. The Bank managed the risk by optimizing the performance and monitoring against the realization of the Bank’s Business Plan while making some adjustments to the policies and procedures against the external changes.
(6) Risiko Reputasi
Pencapaian budget tidak tercapai khususnya pada pos laba bersih akibat adanya pos laba tahun berjalan yang diperuntukan untuk membentuk CPKN atas kredit yang bermasalah, serta investasi dibidang SDM dan Infrastruktur. Perusahaan melakukan pengelolaan atas risiko ini dengan mengoptimalkan kinerja dan melakukan pengawasan terhadap realisasi Rencana Bisnis Bank (RBB) sambil melakukan penyesuaian kebijakan dan prosedur terhadap perubahan eksternal.
84
Risiko strategik secara komposit dinilai “rendah menuju sedang”, relatif sama dengan periode sebelumnya dimana dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan perusahaan, kemungkinan kerugian yang dihadapi tergolong rendah selama periode waktu tertentu dimasa yanga akan datang namun perlu menjadi fokus manajemen.
Strategic risk in composite score was considered “low to moderate’, and was relatively the same with the previous period, in which by considering the business activities of the Bank, the loss potential was probably low for the certain period of time in the future yet it still needed management’s attention.
(8) Risiko Kepatuhan
(8) Compliance Risk
Risiko kepatuhan diantisipasi dengan sesegera mungkin membangun organisasi, infrastruktur dan melengkapi SDM pada pos-pos strategis yang belum terisi, termasuk pembentukan komite-komite dengan kelengkapannya.
The Bank’s compliance risk could be anticipated by building organs, infrastructure, and completing the need for the human resources in the unfilled strategic posts, including by establishing the Committees and its supporting elements.
Risiko kepatuhan secara komposit dinilai ‘’sedang”, dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan perusahaan, kemungkinan kerugian yang dihadapi tergolong cukup tinggi selama periode waktu tertentu di masa mendatang.
Compliance risk in composite score was considered “moderate”. By taking into account the business activities of the Bank, the risk potential could be intense for the certain period of time in the future.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
PENGUNGKAPAN DATA-DATA LAIN YANG TERKAIT DENGAN PELAKSANAAN GCG
DISCLOSURE OF OTHER FACTS RELATING TO GCG IMPLEMENTATION
a. Remunerasi dan Fasilitas Lainnya (Remuneration Package) yang Ditetapkan RUPS Bagi Dewan Komisaris dan Direksi sebagai berikut:
a. GMS had determined the Remuneration Package and other facilities for the Board of Commissioners and Directors as follows :
Jumlah Diterima dalam 1 Tahun (Tahun 2012) Total Packages Received in 1 Year (the Year of 2012) Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lainnya Types of Remuneration and Other Facilities
Dewan Komisaris Board of Commissioners
Direksi Directors
Jumlah Orang Total Members
Miliar Rupiah In Billion Rupiah
Jumlah Orang** Total Members
Miliar Rupiah In Billion Rupiah
1.
Remunerasi/Remuneration
2
0.54
5
5,94
2.
Fasilitas lainnya/Other Facilities*): a. yang dapat dimiliki/Owned b. yang tidak dapat dimiliki/Not Owned
2
0.014
5
0.22
2
0.55
5
6.16
Total *) dinilai dalam ekuivalen Rupiah.
*) In Rupiah equivalent.
**) remunerasi untuk Bapak Sri Budjono tetap diperhitungkan (sampai 25 Juli 2012)
**) Remuneration for Sri Budjono still calculated until 25 July 2012
***) 2 (dua) anggota Dewan Komisaris merupakan penugasan dari PT Sampoerna
***) 2 (two) Board of Commissioner members are assigned by PT Sampoerna Investama.
Investama.
Jumlah remunerasi anggota Dewan Komisaris dan Direksi selama periode tahun 2012 dalam kisaran tingkat penghasilan adalah sebagaimana tabel berikut:
Total remuneration for members of Board of Commissioners and Directors in the period of 2012, in term of salaries, is explained in the following table:
Jumlah Dewan Komisaris Total Members of Board of Commissioners
Jumlah Direksi** Total Members of Directors
di atas Rp1 miliar more than Rp1 billion
0
2
di atas Rp500 juta s.d. Rp1 miliar between Rp500 million and Rp1 billion
0
2
Rp 500 juta kebawah Rp500 million and below
4
1
Jumlah Remunerasi*) per Orang dalam 1 Tahun Total Remuneration*) per Person in 1 Year
*) yang diterima dalam bentuk tunai (non-natura) **) remunerasi untuk Bapak Sri Budjono tetap diperhitungkan (sampai 25 Juli 2012) ***) 2 (dua) anggota Dewan Komisaris merupakan penugasan dari PT Sampoerna Investama.
*) receive in the form of cash (non-natura) **) Remuneration for Sri Budjono still calculated until 25 July 2012 ***) 2 (two) Board of Commissioner members are assigned by PT Sampoerna Investama.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
85
b. Rasio Gaji
b. Salary Ratio
Pengungkapan mengenai rasio gaji tertinggi dan gaji terendah adalah sebagaimana skala perbandingan dalam tabel berikut:
The information on the highest and lowest salaries is disclosed in the scale of comparison presented in the following table:
No
Rasio Gaji Salary Ratio
Uraian/ Remark
1
Rasio gaji pegawai yang tertinggi terhadap yang terendah Ratio of the highest salaries of the employees against the lowest ones
35,7
2
Rasio gaji Direksi yang tertinggi terhadap yang terendah Ratio of the highest salaries of the Directors against the lowest ones
2,9
3
Rasio gaji Komisaris yang tertinggi terhadap yang terendah Ratio of the highest salaries of the Board of Commissioners against the lowest ones
1,2
4
Rasio gaji Direksi yang tertinggi terhadap gaji pegawai yang tertinggi Ratio of the highest salaries of the Directors against the highest salaries of the employees
3,0
Gaji yang dibandingkan sebagaimana di atas adalah gaji yang diterima oleh anggota Dewan Komisaris, Direksi dan pegawai per bulan.
The compared salaries are the salaries received by members of Board of Commissioners, Directors and employees on monthly basis.
c. Permasalahan Hukum
c. Legal Issues
Selama tahun 2012 terdapat beberapa perkara hukum berupa gugatan terkait kredit, dimana perkara tersebut sedang dalam proses penyelesaian di pengadilan, sebagaimana tabel berikut:
In 2012, there were several legal issue related to lending and currently is subjected to processed by law, which are:
Jumlah Total
Permasalahan Hukum Legal Issues
86
Perdata Civil Law
Pidana Criminal Law
Telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap)/ Done
1
-
Dalam proses penyelesaian/ In the process of completion
3
-
Total
4
-
d. Jumlah Penyimpangan
d. Internal Fraud
Selama tahun 2012, tidak terjadi internal fraud. Perusahaan telah melaksanakan mekanisme anti fraud management sesuai dengan SE BI No.13/28/DPNP tanggal 9 Desember 2011 tentang penerapan strategi anti fraud bagi Bank Umum.
During 2012, the Bank did not involve in any fraud cases. The Bank carried out the mechanism of anti fraud management in line with BI Circula No. 13/28/DPNP dated 9 December 2011 about the implementation of anti fraud strategies for General Bank.
Para periode ini, perusahaan telah memiliki dan menerapkan kebijakan khusus tentang fraud management yang didukung dengan pembentukan Satuan Kerja Anti Fraud, serta infrastruktur lainnya berupa ketentuan tentang Whistle Blower dan ketentuan tentng pengenaan sanksi bagi karyawan yang melakukan fraud.
During the period, the Bank has already had and applied special policy about the fraud management which was supported by the establishment of Anti Fraud Unit, as well as other infrastructure in the form of regulation on Whistle Blower and on reinforcement of sanction over employees that were proven to have committed a fraud.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
e. Transaksi Yang Mengandung Benturan Kepentingan
e. Transactions of Conflict of Interest
Bank telah memiliki kebijakan yang mengatur pemberian kredit kepada pihak terkait dan nasabah besar. Pihak terkait yang dimaksud adalah: peminjam (perorangan maupun perusahaan/badan usaha) atau kelompok peminjam yang memiliki keterkaitan (hubungan pengendali) dengan bank, baik langsung maupun tidak langsung dalam hal hubungan kekeluargaan, kepemilikan, kepengurusan dan keuangan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) mengenai Batas Maksimal Pemberian Kredit (BMPK). Sedangkan nasabah besar, yaitu nasabah yang memperoleh kredit dalam jumlah relatif besar terhadap total portfolio bank. Pada tahun 2012, tidak terdapat transaksi yang mengandung benturan kepentingan
The Bank has introduced policies that regulate credit disbursement to related parties and big customers. The related parties are: debtors (individual or corporate/business entity) or group of debtors that have family relation, ownership, management and finance (controlling shareholders) with the bank, both directly and indirectly, as regulated in Bank of Indonesia’s Regulation (PBI) concerning Maximum Loan Disbursement Limit (BMPK). The big customers are the customers that obtain relatively huge amount of loans against the total Bank’s portfolios. During 2012, the bank did not have transactions containing conflict of interest.
f. Buy Back Shares dan/atau Buy Back Obligasi
f. Share buyback and/or bond buyback
Selama tahun 2012, Perusahaan tidak melakukan aktivitas buy back shares dan/atau buy back obligasi. Yang dimaksud dengan buy back shares atau buy back obligasi adalah upaya mengurangi jumlah saham atau obligasi yang telah diterbitkan dengan cara membeli kembali saham atau obligasi tersebut, yang tata cara pembayarannya dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
During 2012, the Bank did not conduct any share buyback and/ or bond buyback. The share buyback or bond buyback here refers to an effort to reduce the number of shares or bonds issued by repurchasing the shares or bonds, whose payment mechanism is in accordance with the applying regulations.
PENYEDIAAN DANA KEPADA PIHAK TERKAIT DAN PENYEDIAAN DANA BESAR
FUNDS PROVIDED TO RELATED PARTY AND LARGE EXPOSURE
Dalam hal penyediaan dana kepada pihak terkait dan atau penyediaan dana besar, Bank selalu memperhatikan ketentuan Bank Indonensia mengenai BMPK dan prinsip kehati-hatian. Hingga saat ini perusahaan belum pernah melakukan pelanggaran ataupun pelampauan terhadap ketentuan Bank Indonesia terkait BMPK. Jumlah penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar per 31 Desember 2012 adalah Rp14,45 miliar dan telah menyampaikan laporan penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar (debitur inti) setiap bulannya kepada Bank Indonesia secara tepat waktu.
In accordance of funds to related party, Bank always pay attentions to Bank Indonesia’s Regulation for BMPK and prudentiality concept. Thus far, organization never breach BI’s regulation related to BMPK. Funds to related party until 31 December 2012 is Rp14.45 billion and has been submitted to Bank Indonesia on schedule and in monthly basis.
HASIL SELF ASSESMENT PELAKSANAAN GCG
RESULTS OF SELF ASSESSMENT AGAINST GCG IMPLEMENTATION
Hasil self assessment yang dilakukan menempatkan Bank pada peringkat Cukup Baik yang mencerminkan perusahaan sudah cukup memadai dalam memenuhi prinsip-prinsip GCG dengan secara terus menerus memperbaiki kualitas budaya organisasi, SDM, serta infrastruktur yang diperlukan untuk mewujudkan visi dan misi yang ditetapkan. Secara rinci yang dilakukan sebagai berikut :
Referring to the results of the Bank’s self assessment program, the Bank was rated good that reflected the adequate implementation of the GCG principles in the Bank continuously improve the performance through enhancement of quality of organizational culture, Human Resources, and necessary infrastructure in order to realize the vision and mission. In details, the results of the assesment are presented as follows:
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
87
SELF ASSESMENT GCG N0 1
2
3
4
88
Aspek dinilai
Aspects Reviewed
Pelaksanaan tugas & tanggungjawab Dewan Komisaris
The implementation of Board of Commissioners’ duties
Keterangan: Prinsip-prinsip GCG berjalan cukup efektif perlu penyesuaian jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi Komisaris agar sesuai ukuran dan kompleksitas usaha Bank. Akan dikembangkan pedoman kerja yang terbaru mencakup mekanisme pengawasan operasional serta mekanisme penilaian kinerja komite sesuai ketentuan yang berlaku.
Remarks: The GCG principles were implemented effectively yet need some adjustments in term of number, composition, integrity and competence of the Commissioners to match the size and complexity of the Bank’s business. A new manual is to be developed to include mechanism of operational monitoring as well as mechanism of performance evaluation for the Committees as required by regulation.
Pelaksanaan tugas & tanggungjawab Direksi
The implementation of the Directors’ duties
Keterangan: Pelaksanaan tugas & tanggungjawab direksi telah berjalan efektif dan memenuhi prinsip-prinsip GCG. Jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi telah sesuai ukuran dan kompleksitas bank.
Remarks: The Directors performed its duties and responsibilities effectively and already met the GCG principles. The number, composition, integrity and competence had matched the size and complexity of the Bank’s business.
Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite
The adequacy and the implementation of the duties of the Committees
Keterangan:
Remarks: Bank has established the Audit Committee, Risk Monitoring and
Bank telah membentuk komite Audit, Pemantau Risiko dan Remunerasi & Nominasi, dengan jumlah dan komposisi yang sesuai. Rapat-rapat telah diselenggarakan efektif dan efisien, meskipun perlu beberapa penyesuaian.
Nomination & Remuneration, with required number and composition. The meetings were held effectively and efficiently, yet still some adjustments were necessary.
Benturan Kepentingan
Conflict of Interest
Keterangan: Bank mampu menghindari potensi benturan kepentingan melalui kebijakan intern dengan enforcement yang cukup baik. Setiap
Remarks: The Bank could avoid the potential conflict of interest through relatively good enforcement of internal policy. Each employee
karyawan telah mendatangani komitmen integritas yang mengikat, didalamnya termasuk pengaturan benturan kepentingan dan sanksi terhadap pelanggarannya.
already signed a binding commitment of integrity, containing regulation on conflict of interest and sanctions against the violation.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
N0 5
Aspek dinilai Fungsi Kepatuhan Bank
Function of Bank’s Compliance
Keterangan:
Remarks: The function of compliance ran well. The commitment to BI consistently improved. In second half of 2012, fine charged increased due to erroneous in field input and delay in report.
Fungsi kepatuhan berjalan baik. Upaya pemenuhan komitmen kepada BI terus ditingkatkan. Selama semester II tahun 2012 terjadi peningkatan denda karena kesalahan field input dan keterlambatan laporan. 6
7
Fungsi Audit Intern
Internal Audit Function
Keterangan: SKAI melaksanakan fungsi secara independen dan cukup objektif. Namun tetap diperlukan penyempurnaan metodelogi pemeriksaan serta peningkatan kompetensi pemeriksa. SKAI sudah melakukan pemeriksaan terhadap seluruh lini unit dan cabang sesuai rencana pemeriksanaan dan harus mengkaji ulang sistem informasi manajemen risiko. Kepala SKAI definitif telah diangkat Oktober 2012.
Remarks: IAU performed its function independently and quite objective. Yet, some adjustments in the audit technology and improvement of the auditor’s competence were still necessary. IAU already audited the whole business units and branches according to the audit plan and should need review risk management information system. Definitive IAU Head was selected in October 2012.
Fungsi Audit Ekstern
External Audit Function
Keterangan:
Remarks: The Bank applied the risk management and internal control function quite effectively. Some developments however were still necessary in term of risk management organization and policy and procedure needed to be reviewed to meet the current condition.
Pelaksanaan audit oleh Akuntan Publik sangat efektif dan telah sesuai persyaratan dan ketentuan. Audit dilakukan Akuntan Publik KAP independen yang telah memenuhi kriteria.
8
Aspects Reviewed
Fungsi Manajemen Risiko dan pengendalian intern
Risk Management and internal control funtion
Keterangan: Bank telah menerapkan fungsi manajemen risiko dan pengendalian intern cukup efektif. Namun masih perlu dikembangkan organisasi manajemen risiko sekaligus memperbaharui kebijakan dan prosedur
Remarks: The Bank applied the risk management and internal control function quite effectively. Some developments however were
yang disesuaikan kondisi saat ini.
still necessary in term of risk management organization and policy and procedure needed to be reviewed to meet the current condition.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
89
N0 9
Aspek dinilai
Aspects Reviewed
Prinsip kehati-hatian dalam penyediaan dana kepada pihak terkait (Related Party dan Debitur besar/large exposure)
Prudence principles in disbursing fund to Related Party, and debtors of large exposure
Keterangan: a. Tidak ada pelanggaran BMPK. b. Diversifikasi penyediaan dana cukup merata/jumlah penyediaan dana dari debitur inti dibandingkan total penyediaan dana cukup signifikan. c. Pengambilan keputusan dalam penyediaan dana dilakukan dengan independen.
Remarks: a. No violation against the Maximum Loan Disbursement Limit. b. Diversification of fund disbursement was fair enough/total fund disbursed from the core debtors compared to total fund disbursed was quite significant. c. Decision making on the disbursement of fund was taken independently.
10
Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan Bank
Transparency in financial and non financial condition of the Bank
Keterangan: a.
b.
c.
d.
11
90
Bank transparan menyampaikan informasi keuangan dan non keuangan kepada publik melalui homepage dan media yang memadai serta sesuai ketentuan yang berlaku. Bank transparan menyampaikan Informasi produk dan jasa, serta menerapkan pengelolaan pengaduan nasabah secara memadai. Cakupan laporan pelaksanaan GCG lengkap, akurat, kini dan utuh dan telah disampaikan kepada stakeholder sesuai ketentuan. Sistem informasi manajemen bank mampu menyediakan data dan informasi tepat waktu, akurat, lengkap dan handal serta efektif untuk pengambilan keputusan manajemen.
Remarks: a. The Bank revealed any financial and non financial information transparently to the public through adequate homepage and media as well as in line with the applying rules. b. The Bank revealed information on products and services transparently while applying the management of customer’s complaints as regulated. c. The coverage of report on GCG implementation was complete, accurate, up to date and comprehensive and already submitted to the stakeholder as regulated. d. The Bank’s management information system also provided data and information punctually, accurately, comprehensively and reliably and was effective for the management’s decision making.
Rencana Strategis Bank
Bank’s Strategic Plans
Keterangan: a. Bank telah menyusun rencana bisnis secara lengkap dan realistis dengan memperhatikan seluruh faktor eksternal dan internal serta memperhatikan prinsip kehati-hatian dan asas perbankan yang sehat. b. Realisasi rencana bisnis tahun 2012 hampir secara keseluruhan telah sesuai dengan target, kecuali pertumbuhan kredit dan rasio CAR yang disebabkan mundurnya setoran modal Pemegang Saham. c. Rating Risiko Strategis hasil penilaian internal Bank perDesember 2012 adalah “low to moderate”.
a. Bank has outlined the business strategies comprehensively and quite realistic with respect to the whole external and internal factors as well as prudence principles and healthy banking principle. b. The business plans of 2012 were realized according to the target, except in term of loan growth and CAR ratio due to the delay in the capital addition by the Shareholders. c. Strategic Risk of internal assessment results as per-December 2012 was rated “low to moderate”.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Remarks:
Corporate Affairs
Corporate Affairs
Untuk melengkapi struktur tata kelola dan menjawab kompleksitas perkembangan bisnis perusahaan, pada tahun 2011 Bank telah membentuk divisi Corporate Affairs. Divisi ini bertugas menyelenggarakan tata kelola komunikasi Bank dengan stakeholders eksternal dan internal agar senantiasa terjaga kesepahaman dan hubungan yang saling menguntungkan, sehingga terbentuk persepsi positif terhadap citra dan reputasi perusahaan.
To complete the structure of the good corporate governance and to answer the business complexity of the Bank, the Bank in 2011 had established a Corporate Affairs Division. Such division is responsible for managing the communication of the Bank with the external and internal stakeholders to maintain the good understanding and mutual relation in order to create a positive perception to the Bank’s image and reputation.
Stakeholders eskternal meliputi lembaga/badan publik maupun individu yang memiliki kaitan dengan kepentingan baik langsung maupun tidak langsung terhadap kebijakan Bank, termasuk dan tidak terbatas pada Pemegang Saham, Pemerintah, Media, Analis, Nasabah, Masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat, Asosiasi Profesi, Rekanan maupun kompetitor. Sedangkan Stakeholders internal meliputi : Pegawai, Direksi dan Dewan Komisaris.
The external stakeholders include public as well as individual institutions/bodies that have direct and indirect relation with the Bank’s policies, including and not limited to the Shareholders, Government, Media, Analysts, the Customers, Public, Mass Organizations, Association of Professions, Partners and Competitors. In the meantime, the internal stakeholders are the employees, Directors and Board of Commissioners.
Divisi ini akan menyelenggarakan, memenuhi dan mendistribusikan informasi perusahaan melalui berbagai media dan penyebarluasan informasi sesuai dengan kebutuhan stakeholders.
The division will hold, fulfil and distribute the information about the Bank through any distributing media according to the needs of the stakeholders.
Keterbukaan Informasi
Information Disclosure
Untuk menjalankan fungsi komunikasi kepada para stakeholder, perusahaan menyediakan informasi yang mudah diakses melalui situs korporasi www.banksampoerna.com. Bank juga telah mempublikasikan secara transparan laporan secara tepat waktu dengan cakupan sesuai ketentuan pada homepage Bank meliputi hal-hal :
To run the communication function to the whole stakeholders, the Bank provides information that is accessible through corporate website :www.banksampoerna.com. The Bank has also publicized reports in transparent manner and punctually, in which the report coverage is in line with the regulation of Bank’s homepage, such as:
a. Laporan Tahunan (keuangan dan catatan keuangannya). b. Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan sekurang-kurangnya dalam 1 (satu) surat kabar berbahasa Indonesia yang memiliki peredaran luas di tempat kedudukan kantor pusat Bank. c. Membuat buku laporan tahunan yang memuat informasi mengenai Bank dan kinerjanya secara lengkap setiap tahun, serta mendistribusikan kepada pihak-pihak terkait.
a. Annual Report (financial and non financial). b. Quarterly Financial Report published on Indonesian language newspaper which has wide circulation particularly in the area where Bank’s headquarter is located. c. To present annual report containing comprehensive information about the Bank and its business performance published annually and distribute it to related parties.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
91
Pengungkapan Permodalan serta Pengungkapan Eksposur Risiko dan Penerapan Manajemen Risiko Bank Disclosure of Capital, Risk Exposure and Risk Management Implementation
PENGUNGKAPAN PERMODALAN SERTA PENGUNGKAPAN EKSPOSUR RISIKO DAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BANK
BANK CAPITAL DISCLOSURE, RISK EXPOSURE AND RISK MANAGEMENT IMPLEMENTATION
Pengelolaan Permodalan
Capital Management
1. Struktur Permodalan
1. Capital Structure
Jumlah modal Bank per tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp352,6 miliar yang terdiri dari Modal Inti sebesar Rp343,3 miliar atau sebesar 97% dan Modal Pelengkap sebesar Rp9,3 miliar atau sebesar 3%. Modal Disetor dan Dana Setoran Modal sebesar Rp305 miliar merupakan komponen utama dari Modal Inti Bank. Posisi permodalan Bank berdasarkan peraturan Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal 31 Desember 2012 dapat dilihat pada Tabel 1a. Sedangkan untuk Tabel 1b mengenai Permodalan Bank Asing, Bank Sampoerna tidak memiliki eksposur permodalan Bank asing.
As at December 31, 2012 the Bank’s capital amounted to Rp352.6 billion, which consist of Core Capital of Rp343.3 billion or equal to 97% and Supplementary Capital of Rp9.3 billion or equal to 3%. Paid-up Capital and Capital Paid in Advance amounted to Rp305 billion are the main component of the Core Capital. The Bank’s regulatory capital position under the prevailing BI regulation as at 31 December 2012 are presented in Table 1a. For Table 1b related to Foreign Bank Capital, Bank Sampoerna has no exposures.
2. Penilaian Kecukupan Modal
2. Capital Adequacy Assessment
Bank selalu memastikan kecukupan modal untuk menutupi risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional menggunakan Rasio Kecukupan Modal sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam melakukan penilaian Rasio Kecukupan Modal, Bank menghitung Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (“ATMR”) untuk risiko kredit dengan Pendekatan Standar dan ATMR untuk risiko operasional dengan Pendekatan Indikator Dasar.
Bank always ensures to maintain adequate capital to cover credit risk, market risk and operational risk using Capital Adequacy Ratio (“CAR”) in line with prevailing regulations. In evaluating CAR, Bank calculates the Risk Weighted Assets (“RWA”) for credit risk using Standardized Approach and RWA for market risk by using Basic Indicator Approach.
Pengungkapan Eksposur Risiko dan Penerapan Manajemen Risiko
Disclosure of Risk Exposure and Implementation of Risk Management
1) Pengungkapan mengenai penerapan Manajemen Risiko Bank secara umum,
1) General disclosure regarding Bank Risk Management implementation,
Bank telah mengimplementasikan prosedur Manajemen Risiko sesuai dengan PBI No. 5/8/PBI/2003 tentang “Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum” sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 11/25/PBI/2009 dan Surat Edaran BI No. 5/21/DPNP perihal “Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum” sebagaimana telah diubah dengan Surat Edaran BI No. 13/23/DPNP tanggal 25 Oktober 2011.
Bank have implemented Risk Management Procedure in accordance with PBI No. 5/8/PBI/2003 regarding “Implementation of Risk Management for Commercial Bank”, as amended with PBI No. 11/25/PBI/2009 and Circular Letter of Indonesia Central Bank No. 5/21/DPNP regarding “Implementation of Risk Management for Commercial Bank” as amended with Circular Letter of Indonesia Central Bank No. 13/23/DPNP dated October 25, 2011.
Penerapan manajemen risiko pada Bank merupakan suatu proses yang meliputi kegiatan identifikasi, pengukuran, pengendalian dan pemantauan risiko, yang mencakup hal-hal sebagai berikut: Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi;
The implementation of risk management is a process that include identification, measurement, controlling and monitoring risk which includes: Active supervision of the Board of Commissioners and the Board of Directors; The adequacy of policies, procedures and limits; Adequacy of identification process, measurement, controlling and monitoring risk incuding information system for risk management; and Comprehensive internal control system
94
Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit; Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen risiko; dan Sistem pengendalian intern yang menyeluruh.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Penerapan manajemen risiko pada Bank juga mencakup pengelolaan risiko produk dan aktivitas baru.
Implementation of the Bank's risk management includes risk management products and new activities.
Selain itu, manajemen telah membentuk Komite Manajemen Risiko (KMR) dan Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) yang independen terhadap Satuan Kerja Operasional maupun Satuan Kerja Audit Intern (“SKAI”), dengan harapan pengelolaan risiko secara keseluruhan dapat dilakukan secara terpadu, terarah, terkoordinir dan berkesinambungan untuk meningkatkan kinerja usaha Bank.
In addition, management has established a Risk Management Committee (RMC) and a Risk Management Unit (RMU) which is independent toward the Operational Units and Internal Audit Unit (IAU), with the objective that overall risk management can be integrated, focused, coordinated and sustainable efforts to improve the Bank's performance.
Bank telah mengelola 8 (delapan) jenis risiko sesuai ketentuan Bank Indonesia, yaitu risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar, risiko operasional, risiko kepatuhan, risiko hukum, risiko reputasi dan risiko stratejik, dan secara berkala melaporkan Laporan Profil Risiko kepada Bank Indonesia.
Bank managed 8 (eight) types of risk in accordance with the Central Bank regulation which are credit risk, liquidity risk, market risk, operational risk, compliance risk, legal risk, reputation risk and strategic risk, and periodically submit the Risk Profile Report to Central Bank (BI).
a) Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi:
a) Active supervision of the Board of Commissioner and Board of Directors: Board of Commisioner and Board of Director are actively oversee comprehensively the Bank’s business growth such as credit and its quality, including inherent risk on the Bank's activities which reflected on the improvement of the Bank NPL ratio . Organization structure supports the implementation of risk management by consistently fulfill human resources needs in the area of Bank's internal control. RMU through the RMC meeting raises the concern on the Bank's credit concentration level of the core debtors.
Dewan Komisaris dan Direksi aktif mengawasi pertumbuhan usaha Bank seperti kredit dan kualitasnya, termasuk risiko-risiko yang melekat pada aktivitas Bank tersebut secara keseluruhan dan komprehensif yang tercermin dari menurunnya rasio NPL Bank. Struktur organisasi cukup mendukung penerapan manajemen risiko dengan terus memenuhi kebutuhan sumber daya manusia di area pengendalian intern Bank. SKMR dalam rapat KMR terus memberikan perhatian terhadap besarnya persentase konsentrasi kredit Bank untuk debitur inti. Kebijakan dan strategi kredit telah memperhatikan faktor internal dan ekternal dan juga mempertimbangkan penerapan prinsip GCG, Basel II dan Arsitektur Perbankan Indonesia (API) .
Credit policy and strategy has considered the internal and external factors and also the application of good corporate governance principles, Basel II and Indonesian Banking Architecture (IBA).
b) Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit: Bank sedang dalam proses mengkinian kebijakan dan prosedur terkait manajemen risiko. Bank telah memiliki kebijakan dan prosedur dan penetapan limit yang telah disetujui oleh Direksi. Limit-limit risiko kredit dievaluasi secara berkala dan disempurnakan dengan melibatkan SKMR.
b) The adequacy of policies, procedures and limits; Bank is in the process of updating risk management policies and procedures. Bank had policies, procedures and limits which have been approved by Board of Directors. Limits of credit risk are periodically evaluated and improved by involving RMU.
c) Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko, serta sistem informasi manajemen risiko: proses identifikasi, pengukuran, dan pemantauan risiko kredit dilakukan melalui proses end-to-end kredit maupun analisis terhadap Penyediaan / perpanjangan / penambahan / penurunan fasilitas Money Market Line yang diberikan kepada Bank's counterparty.
c) Adequacy of identification process, measurement, risks monitoring & control, and risk managment information system: credit risk identification process, measurement, and monitoring are conducted through end-to-end credit processes and analysis toward the provision / extension / addition / reduction of Money Market Line facility provided to Bank's counterparties.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
95
d) Sistem pengendalian intern yang menyeluruh: SKMR, SKAI dan Satuan Kerja Kepatuhan (SKK) telah bekerja secara independen. Sosialisasi terkait pengendalian intern, manajemen risiko, regulasi, budaya kepatuhan dan lainnya yang terkait dengan good corporate governance secara bertahap dan berkesinambungan terus dilaksanakan. SKK memberikan opini kepatuhan untuk keputusan pemberian kredit yang diputuskan oleh Komite kredit Bank untuk limit fasilitas kredit tertentu.
96
d) Comprehensive internal control system: RMU, IAU and Compliance Unit work independently. Socialization related to internal control, risk management, regulation, compliance culture, and others related to good corporate governance are implemented consistently.
Compliance Unit provides compliance opinion for credit decision which is decided by the Bank's Credit Comittee for certain credit limit.
2) Pengungkapan mengenai eksposur risiko dan penerapan Manajemen Risiko Bank secara khusus.
(2) Specific disclosure on the Bank's risk exposure and risk management implementation
Pengungkapan dilakukan berdasarkan pengungkapan umum yang terdiri dari pengungkapan kualitatif dan pengungkapan kuantitatif. Sehubungan Bank tidak memiliki perusahaan anak, maka pengungkapan kuantitatif dilakukan secara individual.
Risk exposure and risk management implementation consist of qualitative and quantitative disclosure. As the Bank does not have any subsidiaries, then quantitative disclosure will refer to the Bank's individual report.
a) Risiko Kredit
a) Credit Risk
(1) Pengungkapan umum Dalam pengelolaan risiko kredit difokuskan pada beberapa unsur utama yang meliputi: sumber daya yang sadar risiko, kebijakan dan prosedur perkreditan yang mengutamakan prinsip kehati- hatian, proses persetujuan kredit yang transparan dan berjenjang oleh Komite Kredit, kriteria dan alat ukur risiko yang jelas, penyebaran risiko yang merata, administrasi dan dokumentasi yang lengkap serta pengawasan kredit secara berkesinambungan untuk menjaga kualitas kredit. Bank juga melakukan pengawasan secara berkesinambungan untuk mengidentifikasi secara dini potensi risiko kredit yang mungkin timbul, sehingga dapat melakukan langkah-langkah penyelamatan maupun penyelesaian yang efektif dan efisien.
(1) General disclosure In managing the credit risk, Bank focuses on a few main aspects which consist of: risk awareness, credit policy and procedure which prioritize on the prudential principle, transparency in credit approval process and Tiered Credit Committee, clear criteria and risk measurement, spreading the risk, complete credit administration and documentation, as well as continuous credit monitoring to maintain the credit quality. The Bank also conduct sustainable control to early identify any potential credit risk which may arise, in which the preventive steps can be taken to remediate and recover it effectively and efficiently.
(a) Pengungkapan kualitatif, yang mencakup antara lain:
(a) Qualitative disclosure which include:
i.
i.
Penerapan manajemen risiko untuk risiko kredit. i.1 Organisasi manajemen risiko kredit; Struktur organisasi manajemen risiko telah didesain agar dapat bekerja secara optimal dengan asas independensi dan mengutamakan prinsip kehati-hatian dengan implementasi dual control processes. i.2 Strategi manajemen risiko kredit untuk aktivitas yang memiliki eksposur risiko kredit yang signifikan; Bank senantiasa melakukan prinsip kehati-hatian secara komprehensif dalam menjaga eksposur risiko kredit dengan pemantauan secara berkala serta proses keputusan yang berjenjang dan mitigasi yang optimal atas segala potensi kerugian yang terjadi.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Implementation of risk management for credit risk i.1 Credit risk management organization; Organization structure of risk management has been designed in order to work independently by abiding to the prudential principle implementing dual control processes. i.2. Credit risk management strategy for activities that has significant credit risk exposure; Bank credit risk management strategy is committed to conduct comprehensive prudential principles in maintaining credit risk exposure through regular monitoring and implement tiered credit decision processes as well as optimum risk mitigation for any potential losses.
i.3 Kebijakan pengelolaan risiko konsentrasi kredit: Bank mengelola risiko atas konsentrasi kredit secara berkesinambungan melalui proses pemantauan secara berkala untuk kemudian menjadi early warning system bagi manajemen Bank. i.4 Mekanisme pengukuran dan pengendalian risiko kredit; Bank melakukan pengukuran risiko yang dilakukan secara berkala seperti yang dituangkan dalam profil risiko Bank dan pengendalian dilakukan dengan menekankan perlunya untuk mengikuti kebijakan dan prosedur yang ditetapkan dan apabila dianggap perlu akan dilakukan pengkajian ulang atas kesesuaian kebijakan dan prosedur tersebut agar manajemen risiko kredit dapat terlaksana secara efektif.
i.3. Concentration of credit risk management policy; Bank continuously manages credit concentration risk by conducting periodic monitoring which becomes an early warning system for Bank’s management. i.4. Credit risk measurement and control mechanism; Bank periodically measures credit risk as stated in Bank’s risk profile and control in order to ensure the adherence to the policies and procedures, if deemed necessary, the policies and procedures will be reviewed and adjusted accordingly hence the credit risk management can be conducted effectively.
ii. Definisi tagihan yang telah jatuh tempo dan tagihan yang mengalami penurunan nilai / impairment Bank mendefinisikan tagihan yang telah jatuh tempo berdasarkan jatuh tempo kontrak. Sementara itu Bank menetapkan nilai signifikansi kredit sebesar Rp500 Juta dan apabila terdapat bukti obyektif penurunan nilai dimana kolektibilitas kredit masuk kedalam kredit bermasalah maka kredit tersebut akan dievaluasi secara individual. Nilai signifikansi tersebut akan terus dievaluasi sejalan dengan perkembangan usaha Bank agar hasilnya dapat lebih optimal.
ii. Definition of past due loans and impairment Bank defines past due loans based on contractual due date. Meanwhile Bank defines the amount significant credit with threshold of Rp500 million, and if there is an evidence of loans quality impairment which becomes non-performing, then the loan will be evaluated on an individual basis. In addition, the threshold will be evaluated and adjusted accordingly in line with the Bank's business growth.
iii. Pendekatan yang digunakan untuk pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) individual dan kolektif, serta metode statistik yang digunakan dalam perhitungan CKPN.
iii. Allowance for Impairment Losses (CKPN) individual and collective approach and statistical methodology for loans impairment calculation.
Bank menggunakan pendekatan secara statistik dalam menetapkan tingkat kerugian kelompok kredit, yaitu Probability of Default (PD) dengan metode Migration Analysis dan Loss Given Default (LGD) dengan metode Expected Recoveries.
Bank implemented statistical approach in determining credit group loss namely Probability of Default (PD) with Migration Analysis and Loss Given Default method (LGD) with Expected Recoveries method.
Bank mengelompokkan kredit berdasarkan kolektibilitas dengan memperhatikan status tunggakan yang terdiri dari Kolektibilitas 1, 2,3,4 dan 5. Evaluasi kredit secara kolektif dilakukan terhadap semua kredit dengan nilai sampai dengan Rp500 Juta dan juga untuk kredit dengan nilai diatas Rp500 Juta yang masuk kedalam Kolektibilitas 1 dan 2 (tunggakan hingga 90 hari).
Bank categorizes loan quality based on days past due which consist of quality 1, 2, 3, 4 and 5. Credit evaluation is conducted collectively for all loans quality for the loans up to Rp500 million and for loans above Rp500 million which were in loans quality 1 and 2 (up to 90 days past due).
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
97
(b) Pengungkapan kuantitatif sebagaimana tercantum dalam Tabel 2.1.a sampai dengan Tabel 2.6.b, yang mencakup:
(b) Quantitative disclosure as refer to Table 2.1.a up to Table 2.6.b, which explains:
i.
i.
ii.
iii.
iv.
v.
98
Tagihan Bersih Bank berdasarkan wilayah lokasi proyek tersebar dengan cukup merata di wilayah di Pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Bank juga melakukan ekspansi pada wilayah Indonesia Timur seperti tersebar pada Pulau Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara & Bali serta Kepulauan Maluku dan Pulau Papua. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah sebagaimana Tabel 2.1.a dan Tabel 2.1.b (terlampir); Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak terkonsentrasi pada kelompok periode jangka waktu di bawah satu tahun dan antara satu sampai tiga tahun. Hal ini dapat dilihat dalam Tabel 2.2.a (terlampir). Sedangkan untuk Tabel 2.2.b mengacu kepada Tabel 2.2.a karena Bank tidak memiliki perusahaan anak. Seiring dengan strategi Bank yang fokus pada area usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), maka penyaluran dana Bank didominasi pada sektor ekonomi perdagangan. Pada sektor lainnya paling besar pada tagihan kepada pemerintah yang ditempatkan pada Bank Indonesia (BI) dalam SBI dan FASBI. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi sebagaimana Tabel 2.3.a (terlampir). Sedangkan untuk Tabel 2.3.b mengacu kepada Tabel 2.3.a karena Bank tidak memiliki perusahaan anak. Sejalan dengan besarnya portofolio di Pulau Jawa, maka konsentrasi pencadangan Bank paling besar di pulau Jawa, yaitu sebesar Rp13.803 Juta yang terdiri dari CKPN individual sebesar Rp11.402 Juta dan CKPN kolektif sebesar Rp2.401 Juta. Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Wilayah sebagaimana Tabel 2.4.a (terlampir). Sedangkan untuk Tabel 2.4.b mengacu kepada Tabel 2.4.a karena Bank tidak memiliki perusahaan anak. Dari sisi Pencadangan Kredit berdasarkan sektor ekonomi paling besar berada pada sektor real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan, yaitu sebesar Rp8.076 Juta terdiri dari CKPN Individual sebesar Rp, 7.626 Juta dan CKPN Kolektif sebesar Rp450 Juta, sektor konstruksi sebesar Rp2.409 Juta terdiri dari CKPN Individual sebesar Rp2.220 Juta dan CKPN Kolektif sebesar Rp189 Juta, kemudian sektor perantara keuangan, dan sektor Perdagangan besar & eceran. Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi sebagaimana Tabel 2.5.a (terlampir). Sedangkan untuk Tabel 2.5.b mengacu kepada Tabel 2.5.a karena Bank tidak memiliki perusahaan anak.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Bank's net receivables based on project location is relatively spreaded in the area of Java, Sumatera and Kalimantan. Bank also expanded in Eastern Indonesia such as to Sulawesi, Nusa Tenggara and Bali, as well as Maluku and Papua. The Disclosure of Bank's net receivables based on Region as stated in Table 2.1.a and Table 2.1.b (attached):
ii. Net receivable based on remaining contractual maturity is concentrated in the bucket of below one year and one to three years. This is shown in the table 2.2.a (attached). Table 2.2.b will be refered to table 2.2.a since the Bank does not have any subsidiaries. iii. In line with the Bank strategic focus in micro, small and medium businesses, the Bank is financing is dominated in trading sector. The other largest sector is the receivable to government which is placed in Central Bank (BI) in the form of SBI and FASBI. This is shown in the table 2.3.a (attached). For table 2.3.b will be refered to table 2.3.a since the Bank does not have any subsidiaries.
iv.
As the biggest portfolio is in Java, therefore, the biggest concentration of Bank reserve is in Java amounting to Rp13,803 million which consist of individual CKPN amounting to Rp11,402 million and collective CKPN amounting to Rp2,401 million. This is shown in the table 2.4.a (attached). While for table 2.4.b will be refered to table 2.4.a since the Bank does not have any subsidiaries.
v. From Credit Provision based on economy sector, the largest concentration is in real estate sector, rental business and services which amounted to Rp 8,076 million consist of Individual CKPN amounting to Rp7,626 million and Collective CKPN amounting to Rp450 million, construction sector of Rp2,409 million consist of individual CKPN of Rp2,220 million and collective CKPN of Rp189 million and in the sector of financial intermediaries, and wholesale trading & retail. This is shown in the table 2.5.a (attached). Table 2.5.b will be refered to table 2.5.a since the Bank does not have any subsidiaries.
vi. Terjadi perbaikan dari sisi CKPN, yaitu pada posisi Desember 2012 sebesar Rp15.174 Juta dari nilai sebelumnya pada posisi Desember 2011 sebesar Rp17.195 Juta. Pengungkapan Rincian Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai sebagaimana terlihat pada Tabel 2.6.a (terlampir). Sedangkan untuk Tabel 2.6.b mengacu kepada Tabel 2.6.a karena Bank tidak memiliki perusahaan anak. Secara umum terjadi perbaikan pengelolaan risiko kredit, karena pada periode yang sama terjadi peningkatan kredit cukup signifikan dari Rp 643.400 juta pada posisi 31 Desember 2011 menjadi Rp 1.065.981 juta pada posisi 31 Desember 2012., dan NPL gross dapat ditekan dari 5,47% pada posisi 31 Desember 2011 menjadi 2,62% pada posisi 31 Desember 2012.
vi. There is an improvement in CKPN side which in December 2012’s position the value is Rp15,174 million from the previous value which in December 2011 amounting to Rp17,195 million. This is shown in the table 2.6.a (attached). While for table 2.6.b will be refered to table 2.6.a since the Bank does not have any subsidiaries. In general, there is an improvement in credit risk management as at the same period there was significant increase in the Bank's lending amount from Rp 643,400 million per 31December 2011 to Rp. 1,065,981 million per 31 December 2012, as well as NLP gross was decrease from 5.47% in 31 December 2011 to 2.62% in 31 December 2012.
(2) Pengungkapan Risiko Kredit dengan Pendekatan Standar, yang terdiri dari:
(2) Disclosure of Credit Risk with standardized approach which include:
(a) Pengungkapan kualitatif, yang mencakup: i. Informasi mengenai kebijakan penggunaan peringkat dalam perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk risiko kredit; Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) dilakukan dengan pendekatan standar dan untuk memitigasi risiko kredit Bank menggunakan bobot risiko yang besarnya mengikuti ketentuan Bank Indonesia.
(a) Qualitative disclosure, which include: i. Information regarding the utilization of rating policy in the calculation of Risk-Weighted Assets (RWA) for credit risk; The calculation of RWA is using the standardize approach to mitigate the Bank's credit risk that is based on risk weighted asset in accordance with Central Bank's regulation.
ii. Kategori portofolio yang menggunakan peringkat; Bank tidak menggunakan metode pemeringkatan untuk seluruh kategori portofolio karena segmen nasabah adalah usaha mikro, kecil dan menengah yang tidak memiliki pemeringkatan eksternal. iii. Lembaga pemeringkat yang digunakan; Bank tidak menggunakan metode pemeringkatan untuk seluruh kategori portofolio karena segmen nasabah adalah usaha mikro, kecil dan menengah yang tidak memiliki pemeringkatan eksternal. iv. Pengungkapan risiko kredit pihak lawan (counterparty credit risk), termasuk jenis instrumen mitigasi yang lazim diterima/ diserahkan oleh Bank. Segmen nasabah Bank adalah usaha mikro, kecil dan menengah, sehingga dalam pengukuran risiko kredit pihak lawan (counterparty credit risk), Bank menggunakan penilaian risiko kredit yang standar tanpa memperhitungkan peringkat eksternal sebagai instrumen mitigasi.
ii. Portfolio category based on rating; Bank is not using rating method considering most of the Bank's customer segment are in micro, small, and medium business which do not have external rating.
(b) Bank saat ini belum menggunakan metode pemeringkat eksternal serta counterparty credit risk, dan Bank belum melakukan transaksi derivatif, Repo, Reverse Repo dan juga Bank tidak memiliki perusahaan anak, sehingga informasi terkait hal ini tidak disajikan
iii. Rating agency that being used; Bank is not using rating method since the most of the Bank's customer segment are in micro, small, and medium business which do not have external rating iv. Disclosure of counterparty credit risk, including type of mitigation instrument which commonly accepted / submitted by Bank; Due to the Bank customer's segment are in micro, small, and medium businesses, for counterparty credit risk measurement, the Bank is using standardized approach without considering external rating as mitigating instrument.
(b) Currently Bank has not using external rating method and counterparty credit risk approach, and Bank has no derivative, Repo, Reverse Repo transactions nor subsidiaries company hence the related information is not presented.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
99
100
(3) Pengungkapan Mitigasi Risiko Kredit dengan menggunakan Pendekatan Standar, yang terdiri dari:
(3) Disclosure of Credit Risk Mitigation using standard approach which include:
(a) Pengungkapan kualitatif, yang mencakup: Bank telah menetapkan strategi mitigasi risiko kredit melalui ketentuan intern persyaratan agunan dalam pemberian kredit.
(a) Qualitative disclosure which include: Bank has established credit risk mitigation strategy through internal policy related to collateral requirement for loan facility.
(b) Pengungkapan kuantitatif sebagaimana dimaksud pada Tabel 4.1.a (terlampir). Sedangkan untuk Tabel 4.1.b mengacu kepada Tabel 4.1.a karena Bank tidak memiliki perusahaan anak yang mencakup: Berdasarkan portofolio Bank, selain tagihan pada pemerintah, sebagian besar fasilitas kredit Bank dijamin dengan agunan selain kas, yaitu dalam bentuk tanah dan bangunan, kendaraan dan lain-lain, sehingga pembentukan ATMR dilakukan lebih tinggi tanpa memperhitungkan agunan non-kas
(b) Quantitative disclosure as stated in Table 4.1.a (attached). Table 4.1.b will be refered to table 4.1a since the Bank does not have any subsidiaries which include:
(4) Pengungkapan Sekuritisasi Aset. Bank tidak memiliki eksposur sekuritisasi aset
(4) Disclosure of Asset Securitization Bank does not have exposure on asset securitization
(5) Pengungkapan kuantitatif Perhitungan ATMR Risiko Kredit Pendekatan Standar sebagaimana dimaksud pada Tabel 6.1.1 sampai dengan Tabel 6.2.7 (informasi Tabel 6.1.3, 6.1.4, 6.1.5, 6.1.6, 6.2.3, 6.2.4, 6.2.5 dan 6.2.6 tidak disajikan karena Bank tidak memiliki aktivitas terkait).
(5) Quantitative disclosure using Risk Weight Approach (RWA) credit risk with standard approach as stated in Table 6.1.1. until Table 6.2.7 (information on Table 6.1.3, 6.1.4, 6.1.5, 6.1.6, 6.2.3, 6.2.4, 6.2.5 and 6.2.6 are not presented since the Bank has no related activities).
Perbedaan perhitungan ATMR sebelum dan sesudah mitigasi risiko kredit relatif tidak signifikan karena Bank tidak memperhitungkan agunan non-kas sebagai pengurang nilai ATMR, hal ini telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.
The difference of RWA calculation, before and after credit risk mitigation is relatively not significant since the Bank has not consider non cash collateral as RWA deduction factor, this is in accordance to Bank Indonesia regulations.
b) Risiko Pasar Sesuai ketentuan Bank Indonesia, Bank tidak memenuhi kriteria yang diharuskan untuk menghitung risiko pasar. Meskipun demikian Bank melakukan identifikasi risiko suku bunga pada portofolio aset dan kewajiban yang sensitif terhadap perubahan suku bunga pasar.
b) Market Risk As per Bank Indonesia regulation, Bank is not required to calculate market risk. However, Bank conducts interest rate risk measurement by identifying interest rate risk on the asset and liabilities portfolio that has sensitive to the changes of market interest rate
c) Risiko Operasional
c) Operational Risk
(1) Pengungkapan kualitatif mengenai penerapan manajemen risiko untuk risiko operasional. Sebagai upaya pengelolaan risiko operasional, Bank meningkatkan pengendalian intern dengan terus mengevaluasi implementasi dari kebijakan dan prosedur Bank melalui kegiatan audit intern dan ekstern serta pengkinian dan sosialisasi atas kebijakan dan prosedur tersebut agar risiko operasional Bank dapat lebih termitigasi dengan baik. Bank juga terus berupaya meningkatkan kualitas pengelolaan risiko operasional sesuai dengan perkembangan usaha dan kompleksitas aktivitas Bank
(1) Qualitative disclosure on implementation of operational risk management. In managing operational risk, Bank enhances the internal control through continous evaluating the implementation of policies and procedures by using Bank internal and external audit activities, as well as updating and dissemination of policies and procedures so that the Bank's operational risk can be mitigated well. In addition, Bank continously enhances the quality of operational risk management in line with Bank busines growth and complexity.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Based on Bank's portfolio, other than receivable to government, most of loan facilities are covered by non cash collateral in the form of land and building, vehicles and others, therefore the RWA is booked higher without taking into account the noncash collaterals.
(a) Organisasi manajemen risiko operasional; Struktur organisasi yang ada disesuaikan dengan ukuran dan kompleksitas Bank. Struktur organisasi cukup mendukung penerapan menajemen risiko operasional dan terhadap karyawan baru diberikan pelatihan sehingga diharapkan dapat bekerja secara optimal. Implementasi dan strategi pengendalian risiko dievaluasi melalui rapat pada masing-masing departemen ataupun antar departemen. Strategi dan kebijakan pengendalian risiko antara lain melalui budaya pengendalian intern, pendidikan dan pengembangan karyawan serta penerapan manajemen risiko.
(a) Organization of operational risk management; The organization structure is aligned with the Bank's size and complexity. Organization stucture supports the implementation of operational risk management and for new employee are given adequate training so they could work optimally. Implementation and strategy of risk management is evaluated in the meetings of each department or inter department. Risk management strategies and policie, is conducted among others, through implementing internal control culture, employee trainings and development, risk management implementation.
(b) Mekanisme yang digunakan Bank untuk mengidentifikasi dan mengukur risiko operasional
(b) Operational risk identification and measurement mechanism.
Identifikasi risiko dilakukan dengan mengevaluasi kejadian risiko operasional, seperti melalui evaluasi atas hasil audit intern dan ekstern. Dalam pengukuran risiko operasional, Bank menggunakan pendekatan indikator dasar (basic indicator approach).
Risk identification is conducted by evaluating of operational risk events such as through evaluating the results of internal and external audit. In measuring operational risk, Bank uses basic indicator approach.
(c) Bank melakukan mekanisme untuk memitigasi risiko operasional seperti : Bank telah memiliki dan senantiasa mengevaluasi kebijakan, prosedur dan penetapan limit operasioanl sesuai ukuran dan kompleksitas Bank. Kebijakan dan prosedur operasional dikomunikasikan melalui rapat antar maupun masing-masing departemen. Secara umum prosedur pada masing-masing departemen /satuan kerja telah menggambarkan tugas dan batas wewenang/tanggungjawab masing-masing pejabat. Implementasi dan strategi pengendalian risiko dievaluasi melalui rapat masing-masing departemen ataupun antar departemen. Pelaksanaan audit oleh SKAI dilakukan secara berkala dan peranan Petugas internal kontrol di kantor cabang terus di tingkatkan.
(c) Bank conducts a mechanism to mitigate operational risk, such as: Bank has and continously evaluate the policies, procedures and limits in accordance to the size and complexity of the Bank. Operational policy and procedure are communicated through meetings inter and intra department. In general, the procedures in each department / unit have described the duties and authority limits/responsibility of each officer. Risk control strategies and implementation are evaluated through inter and intra department meetings.
(2) Perhitungan risiko operasional mengacu pada ketentuan Bank Indonesia dengan menggunakan Pendekatan Indikator Dasar. Aktiva Tertimbang Bank untuk risiko operasional sebesar Rp98.850 Juta dimana pendapatan brutto (rata-rata 3 tahun terakhir) sebesar Rp52.720 Juta dan beban modal sebesar Rp7.908 Juta. Pengungkapan kuantitatif mengenai risiko operasional sebagaimana disajikan pada Tabel 8.1.a. (terlampir). Sedangkan untuk Tabel 8.1.b mengacu kepada Tabel 8.1.a karena Bank tidak memiliki perusahaan anak.
(2) Operational risk calculation is conducted in accordance to Bank Indonesia regulation by using basic indicator approach. The Bank's operational RWA is reached of Rp98,850 million whereby the last three years average gross income was Rp52,720 million and capital charge of Rp7,908 million. Quantitative disclosure on operational risk as stated in Table 8.1.a (attached). Table 8.1.b will be refered to table 8.1a since the Bank does not have any subsidiaries.
Audit by the Internal Audit Unit is periodically conducted and the role of internal audit at branch is continously enhanced.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
101
102
d) Risiko Likuiditas (1) Penerapan manajemen risiko untuk risiko likuiditas. Bank melakukan upaya peningkatan kualitas pelayanan kepada nasabah penyimpan untuk menjaga stabilitas dan kontinuitas jumlah simpanannya di Bank melalui kebijakan penempatan dana pada instrumen yang aman dan likuid, kebijakan contingency funding plan dan pemantauan likuiditas secara harian serta evaluasi posisi likuiditas melalui rapat Asset Liability Committee (“ALCO”) yang dilakukan secara berkala.
d) Liquidity Risk (1) Implementation of liquidity risk management. Bank made efforts to enhance the quality of services to depositors to maintain the stability and continuity of deposits amount, fund placement policies on safe and liquid instruments, policy and contingency funding plan and daily liquidity monitoring as well as evaluation meeting on the liquidity position through the Asset Liability Committee meeting ("ALCO") which conducted periodically.
Adanya perubahan parameter berdampak pada terjadinya perbedaan penilaian dibandingkan periode sebelumnya. Rasio net cash flow terhadap dana pihak ketiga berada pada kisaran 8,85 - 9,30% yang mencerminkan pemeliharan likuiditas yang cukup memadai untuk membiayai operasional Bank serta pemenuhan giro wajib minimum (GWM) Primer.
The change of parameters have impacted the valuation difference compared to the previous period. Ratio of net cash flow toward third party deposit is in the range of 8.85-9.30%, which reflects the maintenance of adequate liquidity to fund operations and fulfillment of the primary statutory reserve requirement (GWM).
(a) Organisasi manajemen risiko likuiditas; Struktur organisasi manajemen risiko likuiditas telah didesain agar dapat bekerja secara optimal dengan mengutamakan prinsip kehati-hatian dengan implementasi dual control processes.
(a) Organization of liquidity risk management; Organization structure of liquidity risk management was designed to work optimally in particular to implement prudential principle of dual control processes.
(b) Indikator peringatan dini permasalahan likuiditas; Indikator peringatan dini permasalahan likuiditas antara lain dilihat dari rasio Loan to Deposit Ratio (LDR), Cash Flow, maturity profile, dan rasio Giro Wajib Minimum (GWM).
(b) Early warning indicator for liquidity issue; Early warning indicator for liquidity issue can be seen from Loan to Deposit Ratio (LDR), Cash Flow, maturity of profile, and statutory reserve ratio (GWM).
(c) Mekanisme pengukuran dan pengendalian risiko likuiditas. Mekanisme pengukuran risiko likuiditas dilakukan dengan menggunakan data-data terkait aset, kewajiban, dan rekening administratif. Selain itu pengendalian risiko likuiditas dilakukan dengan kaji ulang dan pemantauan atas implementasi kebijakan, limit wewenang dalam transaksi dan lain sebagainya secara berkala.
(c) Liquidity risk measurement and management mechanism. Liquidity risk measurement mechanism was performed using data related to assets, liabilities, administrative account. Liquidity risk management is also performed by periodic reviewing and monitoring on the implementation of policies, transaction authority limit and others.
(2) Pengungkapan kuantitatif mengenai risiko likuiditas Bank menyadari bahwa masih terdapat maturity mismatch antara aset dan kewajiban Bank (baik dari sisi neraca maupun rekening administratif), terutama untuk posisi jangka waktu sampai dengan 1 bulan, >1 s.d 3 bulan dan >3 s.d 6 bulan. Namun demikian, Bank terus melakukan upaya-upaya pendekatan pada deposan inti (termasuk grup Bank) agar likuiditas Bank semakin terkelola dengan baik dari waktu ke waktu.
(2) Quantitative disclosure on liquidity risk Bank awares that there is asset and liability maturity mismatch (on and off balance sheet) particularly for the maturity bucket of up to 1 month, >1- 3 month and >3 - 6 month. However Bank continuously approach the core depositor (including Bank's group) in order to maintain the liquidity position from time to time.
Data terlampir pada table 9.1.a. Sedangkan untuk Tabel 9.1.b mengacu kepada Tabel 9.1.a karena Bank tidak memiliki perusahaan anak. Bank bukan merupakan Bank devisa, maka tidak melakukan transaksi valuta asing, sehingga infromasi pada tabel 9.2.a dan 9.2.b tidak disajikan
This can be seen on table 9.1.a. For table 9.1.b will refer to table 9.1.a since the Bank does not have subsidary company. Due to the Bank is not foreign exchange Bank, the information of table 9.2.a and 9.2.b are not presented.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
e) Risiko Hukum Pengelolaan risiko hukum dilakukan dengan lebih menertibkan pendokumentasian termasuk didalamnya terkait dengan kelengkapan dan keabsahan dokumen, meminimalisir kerugian/biaya yang terkait dengan kasus hukum dan menghindari pelanggaran terhadap regulasi perbankan dan ketentuan hukum yang berlaku.
e) Legal Risk Legal risk management is conducted by perfecting the legal documentation which includes completeness and validity of documents, minimize losses/costs associated with legal cases as well as avoiding violation of Banking regulation and law.
(1) Organisasi manajemen risiko hukum; dan Pada struktur organisasi Bank telah terdapat unit legal yang khusus menangani perkreditan. Proses manajemen risiko hukum pada transaksi/produk yang memiliki eksposur risiko hukum juga dilakukan melalui legal opinion dari Pejabat yang berkompeten dan/atau dari konsultan hukum Bank yang ditunjuk. Identifikasi, pengukuran, dan pemantauan risiko hukum pada aktivitas fungsional perkreditan antara lain dilakukan mulai dari awal proses pemberian kredit sampai pada saat dilaksanakannya perikatan kredit, serta pada proses pembukaan rekening/Customer Identification File (CIF). Terdapat laporan mengenai perkembangan penanganan kasus hukum yang disampaikan secara berkala kepada manajemen Bank..
(1) Organization of Legal Risk Management; and The Bank has dedicated a legal unit for credit in the organization structure. Legal risk management process on transactions / products with legal risk exposure is reviewed by competent officer and or from an appointed lawyer who give a legal opinion.
(2) Mekanisme pengendalian risiko hukum. Penanganan masalah berkaitan dengan aspek hukum yang ditangani oleh Bank dilakukan oleh Pejabat yang berkompeten dan/atau dapat diserahkan kepada konsultan hukum (pihak ketiga) yang ditunjuk. Direksi dan Dewan Komisaris secara aktif melakukan pengawasan terhadap aktivitas fungsional yang memiliki eksposur risiko hukum, antara lain aktivitas perkreditan melalui rapat-rapat berkala terutama terkait dalam hal penyelesaian debitur bermasalah.
(2) Legal risk management mechanism. Legal cases is handled by Bank's officer and if necessary it could outsource to the appointed lawyer.
Board of Directors and Board of Commissioners actively monitor the functional activities which has legal risk exposure, such as credit, through periodic meeting especially in terms of the settlement of problem debtors.
f)
f)
Strategic Risk The Bank manages the strategic risks by monitoring the realization of the Bank Business Plan in line with policies and procedures adjustment on the external and internal business changes.
Risiko Stratejik Bank melakukan pengelolaan atas risiko stratejik dengan melakukan pengawasan terhadap realisasi Rencana Bisnis Bank (RBB) sejalan dengan dilakukannya penyesuaian kebijakan dan prosedur terhadap perubahan lingkungan bisnis baik eksternal maupun internal.
Identification, measurement, and legal risk monitoring on credit functional activities among other is conducted from the initial loan processing (underwriting) until the signing of credit agreement, including customer account opening/Customer Identification File (CIF). Progress report on the legal cases is inplace and reported to the Bank's management periodicaly.
(1) Organisasi manajemen risiko stratejik; Bank telah membentuk Unit kerja Corporate Planning yang melakukan pemantauan atas pencapaian kinerja Bank terhadap anggaran/rencana yang telah ditetapkan Bank.
(1) Organization of strategic risk management; Bank has set up a Corporate Planning Unit which monitors the Bank achievement against the budget / plan established by the Bank.
(2) Bank telah memiliki kebijakan yang dapat mengidentifikasi dan merespon perubahan lingkungan bisnis, baik eksternal maupun internal.
(2) Bank has the policy which can identify and respond the changes in the business environment, externally and internally.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
103
(3) Mekanisme untuk mengukur kemajuan yang dicapai dari rencana bisnis yang ditetapkan. Bank telah mengukur kemajuan yang dicapai dari rencana bisnis yang ditetapkan melalui laporan pencapaian target secara bulanan.
(3) Mechanism to measure progress and achievement against business plan. Bank has periodically measured level of achievement against business plan and report it on monthly basis.
g) Risiko Kepatuhan Risiko kepatuhan diantisipasi dengan membangun organisasi, infrastruktur, proses dan melengkapi SDM pada pos-pos strategis yang belum terisi, termasuk pembentukan komitekomite dengan kelengkapan pemenuhan anggotanya serta pengkinian kebijakan dan prosedur Bank secara bertahap dan komprehensif.
g) Compliance Risk Compliance risk is anticipated by building the organization infrastructure, process and complete the human resource in some strategic positions which are still vacant, including setting up and completing the comittees and comprehensively updating policies and procedure.
(1) Organisasi manajemen risiko kepatuhan; Struktur organisasi Satuan Kerja Kepatuhan (SKK) telah dikinikan dan pemenuhan personilnya secara bertahap telah disesuaikan agar senantiasa sesuai dengan perkembangan bisnis Bank.
(1) Organization of compliance risk management; Organization structure of Compliance Unit has been updated and the personel is gradually fullfiled in accordance to the Bank’s business growth
(2) Strategi manajemen risiko dan efektivitas penerapan manajemen risiko untuk risiko kepatuhan, terutama dalam rangka memastikan penyusunan kebijakan dan prosedur telah dilakukan agar senantiasa sesuai dengan standar yang berlaku secara umum, ketentuan/regulasi, serta peraturan perundang-undangan yang berlaku;
(2) Risk management strategy and effectiveness of risk management implementation for compliance risk, especially to ensure policy and the procedure establishment are inline with the best practices, regulation, and prevailing legislation.
(3) Mekanisme pemantauan dan pengendalian risiko kepatuhan dilakukan melalui sosialisasi atas regulasi serta kebijakan dan prosedur Bank secara berkesinambungan dan terdapat pengujian kepatuhan oleh SKK melalui pemberian opini kepatuhan atas keputusan kredit Bank untuk nilai limit fasilitas tertentu.
(3) Monitoring mechanism and compliance risk management is continously performed by socializing the regulation, policy and procedure as well as compliance testing by compliance unit by providing compliance opinion for certain limit of credit proposal.
h) Risiko Reputasi Bank berupaya untuk terus mengedepankan prinsip perlindungan konsumen secara profesional untuk menjaga reputasi Bank melalui pelayanan yang semakin baik dari waktu ke waktu serta segera merespon segala publikasi negatif (jika ada) yang berpotensi merugikan reputasi Bank sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku.
104
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
h) Reputation Risk Bank is always put in front the customers protection professionally in order to manage the Bank's reputation and image by providing an excellent services from time to time. On the other hand the Bank is consistently and immediately responded to any negative publicity (if any) that could potentially harm the Bank’s reputation in accordance with the Central Bank regulation.
(1) Organisasi manajemen risiko reputasi Bank telah membentuk unit kerja Corporate Affairs yang bertugas untuk meningkatkan reputasi dan brand awareness Bank kepada publik serta mensosialisasikan nilai-nilai perusahaan terutama terkait dengan budaya risiko dan kepatuhan.
(1) Organization of reputation risk management In order to manage the reputation risk, Bank has set up a Corporate Affairs Unit which assigned for building a good reputation and brand awareness of the Bank to public and also to promote the corporate values, risk and compliance culture internally.
Corporate Affairs juga senantiasa menjaga aspek transparansi informasi mengenai Bank kepada nasabah dengan menyediakaan jalur komunikasi melalui corporate website (www.banksampoerna. com) serta company profile, laporan tahunan dan lainnya.
Corporate affairs is consistently manage the tranparency of information by providing a communications network that can be easily accessed by customers such as corporate website (www.banksampoerna.com) and also company profile, annual report and others.
(2) Bank telah memiliki kebijakan terkait mekanisme peningkatan pelayanan kepada nasabah dan pemangku kepentingan lainnya (stakeholders) untuk mengendalikan risiko reputasi seperti melalui kebijakan terkait pengaduan nasabah dan laporannya dikirimkan ke Bank Indonesia secara berkala sesuai dengan ketentuan.
(2) Bank has a policy related to the customer handling as part of enhancing the services to customer and other stakeholders. Such policy is designed to manage the reputation risk by providing a complain handling policy and report it to Central Bank.
(3) Pengelolaan risiko reputasi pada saat krisis. Bank telah memiliki kebijakan dalam memitigasi kondisi krisis agar Bank dapat terus beroperasi melayani nasabah dan pemangku kepentingan lainnya (stakeholders), walau dalam kondisi krisis dengan telah di sediakannya lokasi Disaster Recovery Center (DRC)
(3) Reputation risk management during crisis. Bank has a policy related to the crisis management with the purpose to ensure the Bank can still operate to serve customer and stakeholder continously eventhough under crisis condition. For that, the Bank has setup a location for Disaster Recovery Center (DRC).
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
105
Tabel 1a Pengungkapan Kuantitatif Struktur Permodalan Bank
(dalam Jutaan Rupiah) No.
KOMPONEN MODAL
(1)
(2)
I.
2011
(3)
(4)
KOMPONEN MODAL A.
B.
Modal Inti
343.310
256.694
1
Modal disetor
220.000
120.000
2
Cadangan Tambahan Modal
123.310
136.694
3
Modal Inovatif
-
-
4
Faktor Pengurang Modal Inti
-
-
5
Kepentingan Non Pengendali
-
-
Modal Pelengkap
9.331
5.595
1
Level Atas (Upper Tier 2)
9.331
5.595
2
Level Bawah (Lower Tier 2) maksimum 50% Modal Inti
-
-
3
Faktor Pengurang Modal Pelengkap
-
-
C.
Faktor Pengurang Modal Inti dan Modal Pelengkap Eksposur Sekuritisasi
-
-
D.
Modal Pelengkap Tambahan Yang Memenuhi Persyaratan (Tier 3)
-
-
E.
MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG DIALOKASIKAN UNTUK MENGANTISIPASI RISIKO PASAR
-
-
352.641
262.289
-
-
II.
TOTAL MODAL INTI DAN MODAL PELENGKAP (A + B - C)
III.
TOTAL MODAL INTI, MODAL PELENGKAP, DAN MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG DIALOKASIKAN UNTUK MENGANTISIPASI RISIKO PASAR (A + B - C + E)
IV.
ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO KREDIT
994.408
636.171
V.
ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO OPERASIONAL
87.407
83.495
VI.
ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO PASAR
-
-
a. Metode Standar
-
-
b. Model Internal
-
-
32,60%
36,45%
VII.
106
2012
RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM UNTUK RISIKO KREDIT, RISIKO OPERASIONAL DAN RISIKO PASAR [III : (IV + V + VI)]
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Tabel 2.1.a Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah Bank Secara Individual
(dalam Jutaan Rupiah) Posisi 31 Desember 2012 Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah
Kategori Portofolio
No.
(1)
(2)
JAWA
SUMATERA
KALIMANTAN
(3)
(4)
(5)
INDONESIA
Total
TIMUR (6)
(7)
1
Tagihan Kepada Pemerintah
587.093
587.093
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
-
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
-
4
Tagihan Kepada Bank
24.734
5
Kredit Beragun Rumah Tinggal
10.006
948
-
-
10.954
6
Kredit Beragun Properti Komersil
63.236
18.935
-
-
82.171
7
Kredit Pegawai/ Pensiunan
8
Tagihan kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
9
Tagihan kepada Korporasi
10
24.734
-
69.943
245.919
42.264
7.812
365.938
502.747
50.604
7.252
936
561.539
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
10.904
4.770
737
-
16.411
11
Aset Lainnya
39.030
7.164
-
-
46.194
12
Eksposur di unit usaha syariah (apabila ada) 1.307.692
328.340
50.253
8.748
1.695.033
Total
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
107
Tabel 2.2.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak - Bank secara Individual
(dalam Jutaan Rupiah)
No
Kategori Portofolio
(1)
(2)
≤ 1 tahun
> 1 tahun s.d 3 tahun
> 3 tahun s.d 5 tahun
> 5 tahun
Non Kontraktual
Total
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
1
Tagihan Kepada Pemerintah
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
-
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
-
4
Tagihan Kepada Bank
2.191
22.543
-
-
24.734
5
Kredit Beragun Rumah Tinggal
0.486
5.161
2.211
3.096
10.954
6
Kredit Beragun Properti Komersil
40.512
41.587
-
0.072
82.171
7
Kredit Pegawai/ Pensiunan
8
Tagihan kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
9
Tagihan kepada Korporasi
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
11
Aset Lainnya
587.093
587.093
12
Eksposur di unit usaha syariah (apabila ada)
-
-
41.626
316.843
6.861
0.608
365.938
176.593
354.957
26.509
3.481
561.539
8.983
7.113
0.315
-
16.411 46.194
Total
108
31 Desember 2012 Tagihan Bersih berdasarkan sisa jangka waktu kontrak
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
46.194 -
857.484
748.203
35.896
7.257
46.194
1.695.034
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
109
(2)
(1)
587.093 587.093
Pertanian, Perburuan dan Kehutanan
Perikanan
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air
Konstruksi
Perdagangan besar dan eceran
Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum
Transportasi, pergudangan dan komunikasi
Perantara Keuangan
Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan
Administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib
Jasa pendidikan
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial
Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya
Jasa perorangan yang melayani rumah tangga
Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya
Kegiatan yang belum jelas batasannya
Bukan lapangan usaha
Lainnya
Total
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
(3)
1
Posisi 31 Desember 2012
Sektor Ekonomi
No
Tagihan Kepada Pemerintah
(4)
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
(5)
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
24.734
24.734
(6)
Tagihan Kepada Bank
10.954
10.954
(7)
Kredit Beragun Rumah Tinggal
82.171
31.935
50.235
(8)
Kredit Beragun Properti Komersial
(9)
-
Kredit Pegawai/ Pensiunan
365.938
3.604
534
561.539
751
1.455
7.921
1.832 1.411
221
899
75.347
202.137
101.321
12.855
10.651
1.062
5.191
16.411
95
5.120
1.459
7.487
105.323
285.241
448
349
1.453
34.768
(12)
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
0
24.073 7.046
1.947
(11)
Tagihan kepada Korporasi
1.062
427
40.399
(10)
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Tabel 2.3.a Pengungkapan Tagihan bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi Bank secara Individual
46.194
46.194
(13)
Aset Lainnya
(14)
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
(dalam Jutaan Rupiah)
Tabel 2.4.a. Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individual (dalam Jutaan Rupiah) 31 Desember 2012 No
(1)
110
Wilayah
Keterangan
(2)
JAWA
SUMATERA
KALIMANTAN
(3)
(4)
(5)
688.094
TIMUR (6)
(7)
Tagihan
2
Tagihan yang mengalami penurunan nilai (impaired)
-
a. Belum Jatuh Tempo
19.590
3
Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN)-individual
11.402
4
Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN)-kolektif
2.401
5
Tagihan yang dihapus buku
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
980
49.823
Total
1
b. Telah Jatuh Tempo
319.405
INDONESIA
8.658
-
1.065.980
19.590 11.402
1.177
177
17
3.772 980
Tabel 2.5.a. Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara Individual (dalam Jutaan Rupiah) Tagihan yang mengalami penurunan nilai (impaired) No
Sektor Ekonomi
(1)
Tagihan
(2)
Belum jatuh tempo
Telah jatuh tempo
(4)
(5)
(3)
Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN)individual
Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN)kolektif
Tagihan yang dihapus buku
(6)
(7)
(8)
Posisi 31 Desember 2012 41.905
104
422
1
Pertambangan dan Penggalian
25.350
84
4
Industri Pengolahan
41.881
99
5
Listrik, Gas dan Air
6
Konstruksi
7
Perdagangan besar dan eceran
8
Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum
9
Transportasi, pergudangan dan komunikasi
116.450
10
Perantara Keuangan
225.660
11
Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan
129.976
12
Administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib
13
Jasa pendidikan
14
1
Pertanian, Perburuan dan Kehutanan
2
Perikanan
3
53.666
3.634
2.220
189
395.039
583
388
1.411
6.195
18 2.627
1.168
12.746
7.626
818 451 450
890
3
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial
2.030
4
15
Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya
9.230
19
16
Jasa perorangan yang melayani rumah tangga
4.108
8
17
Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya
18
Kegiatan yang belum jelas batasannya
19
Bukan lapangan usaha
1.438
3
20
Lainnya
11.749
111
Total
1.065.990
19.590
11.402
3.772
980
980
Tabel 2.6.a. Pengungkapan Rincian Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - Bank secara Individual (dalam Jutaan Rupiah)
No.
Posisi 31 Desember 2012
Keterangan
(1)
(2)
CKPN Individual
CKPN Kolektif
(3)
(4)
1
Saldo awal CKPN
7.004
10.191
2
Pembentukan (pemulihan) CKPN pada periode berjalan (Net)
5.433
(6.475)
a. Pembentukan CKPN pada periode berjalan
5.433
9.137
b. Pemulihan CKPN pada periode berjalan 3
Pembentukan (pemulihan) lainnya pada periode berjalan
4
CKPN yang digunakan untuk melakukan hapus buku atas tagihan pada periode berjalan Saldo akhir CKPN
(15.611)
(980) 11.457
3.717
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
111
Tabel 4.1.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual
Posisi 31 Desember 2012 No.
Kategori Portofolio
(1)
(2)
A
Eksposur Neraca
1
Tagihan Kepada Pemerintah
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4
Tagihan Kepada Bank
5
Kredit Beragun Rumah Tinggal
6
Kredit Beragun Properti Komersil
7
Kredit Pegawai/ Pensiunan
8
Tagihan kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
9
Tagihan kepada Korporasi
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
11
Aset Lainnya
12
Eksposur di unit usaha syariah (apabila ada) Total Eksposur Neraca
B
Eksposur Komitmen/Kontijensi pada Transaksi Rekening Administratif
1
Eksposur Neraca
2
Tagihan Kepada Pemerintah
3
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
4
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
5
Tagihan Kepada Bank
6
Kredit Beragun Rumah Tinggal
7
Kredit Beragun Properti Komersil
8
Kredit Pegawai/ Pensiunan
9
Tagihan kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
10
Tagihan kepada Korporasi
11
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Total Eksposur TRA
C
Eksposur akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk)
1
Tagihan Kepada Pemerintah
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4
Tagihan Kepada Bank
5
Tagihan kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
6
Tagihan kepada Korporasi
7
Eksposur di unit usaha syariah (apabila ada) Total Eksposur Counterparty Credit Risk
112
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit 0%
20%
35%
40%
(3)
(4)
(5)
(6)
587.092
170 10.955
9.677
(dalam Jutaan Rupiah)
45%
50%
75%
100%
150%
Lainnya
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
ATMR
Beban Modal
(13)
(14)
-
4.775
2.422 3.834 76.136
76.136
364.661
273.496 544.396
544.396
95
16.316
24.569
33.402
1.107
35.063
959.915
5.507
4.119
5.507
3.089 25.898
25.898
34.494
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
113
Tabel 4.2.a. Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual (dalam Jutaan Rupiah) Posisi 31 Desember 2012
No.
Kategori Portofolio
(1)
(2)
Bagian yang Dijamin Dengan Tagihan Bersih
(3)
Bagian yang Tidak Dijamin
Agunan
Garansi
Asuransi kredit
lainnya
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)=(3)[(4)+(5)+(6)+(7)]
A
Eksposur Neraca
1
Tagihan Kepada Pemerintah
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4
Tagihan Kepada Bank
24.734
5
Kredit Beragun Rumah Tinggal
10.954
6
Kredit Beragun Properti Komersil
82.171
6.035
76.136
7
Kredit Pegawai/ Pensiunan
8
Tagihan kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
365.938
1.277
364.661
561.539
17.143
544.396
587.092
587.092
19.789
4.945 10.955
9
Tagihan kepada Korporasi
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
16.411
16.411
11
Aset Lainnya
44.186
35.063
12
Eksposur di unit usaha syariah (apabila ada) 1.693.025
1.639.659
5.507
5.507
4.119
3.089
25.898
25.898
Total Eksposur Neraca B
Eksposur Rekening Adminsitratif
1
Eksposur Neraca
2
Tagihan Kepada Pemerintah
3
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
4
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
5
Tagihan Kepada Bank
6
Kredit Beragun Rumah Tinggal
7
Kredit Beragun Properti Komersil
8
Kredit Pegawai/ Pensiunan
9
Tagihan kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
10
Tagihan kepada Korporasi
11
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
C
Eksposur Counterparty Credit Risk
1
Tagihan Kepada Pemerintah
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4
Tagihan Kepada Bank
5
Tagihan kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
6
Tagihan kepada Korporasi
7
Eksposur di unit usaha syariah (apabila ada)
Total Eksposur Rekening Administratif
34.493
Total Eksposur Counterparty Credit Risk Total (A+B+C)
114
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
1.674.152
Tabel 6.1.1. Pengungkapan Eksposur Aset di Neraca
(dalam Jutaan Rupiah) Posisi 31 Desember 2012 No
Kategori Portofolio
(1)
(2)
1
Tagihan Kepada Pemerintah
2
Tagihan Bersih
ATMR Sebelum MRK
ATMR Setelah MRK
(3)
(4)
(5)
587.092
-
-
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
-
-
-
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
-
-
-
4
Tagihan Kepada Bank
24.734
12.316
2.422
5
Kredit Beragun Rumah Tinggal
10.955
3.834
3.834
6
Kredit Beragun Properti Komersil
82.171
82.171
76.136
7
Kredit Pegawai/ Pensiunan
-
-
-
8
Tagihan kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
365.938
274.454
273.496
9
Tagihan kepada Korporasi
561.539
561.539
544.396
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
16.411
24.569
24.569
11
Aset Lainnya
46.194
-
37.070
1.695.034
958.883
961.923
Total
Tabel 6.1.2. Pengungkapan Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif (dalam Jutaan Rupiah) Posisi 31 Desember 2012 No
Kategori Portofolio
(1)
(2)
Tagihan Bersih
ATMR Sebelum MRK
ATMR Setelah MRK
(3)
(4)
(5)
1
Tagihan Kepada Pemerintah
-
-
-
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
-
-
-
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
-
-
-
4
Tagihan Kepada Bank
-
-
-
5
Kredit Beragun Rumah Tinggal
-
-
-
6
Kredit Beragun Properti Komersil
5.507
5.507
5.507
7
Kredit Pegawai/ Pensiunan
8
Tagihan kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
4.119
3.089
3.089
9
Tagihan kepada Korporasi
25.898
25.898
25.898
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo 35.524
34.494
34.494
Total
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
115
Tabel 6.1.7. Pengungkapan Total Pengukuran Risiko Kredit (dalam Jutaan Rupiah)
Posisi 31 Desember 2012
TOTAL ATMR RISIKO KREDIT
996.417
TOTAL FAKTOR PENGURANG MODAL
-
Tabel 6.2.1. Pengungkapan Eksposur Aset di Neraca (dalam Jutaan Rupiah) Posisi 31 Desember 2012 No
Kategori Portofolio
(1)
(2)
ATMR Sebelum MRK
ATMR Setelah MRK
(3)
(4)
(5)
1
Tagihan Kepada Pemerintah
587.092
-
-
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
-
-
-
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
-
-
-
4
Tagihan Kepada Bank
24.734
12.316
2.422
5
Kredit Beragun Rumah Tinggal
10.955
3.834
3.834
6
Kredit Beragun Properti Komersil
82.171
82.171
76.136
7
Kredit Pegawai/ Pensiunan
-
-
-
8
Tagihan kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
365.938
274.454
273.496
9
Tagihan kepada Korporasi
561.539
561.539
544.396
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
16.411
24.569
24.569
11
Aset Lainnya Total
116
Tagihan Bersih
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
46.194
-
37.070
1.695.034
958.883
961.923
Tabel 6.2.2. Pengungkapan Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif
(dalam Jutaan Rupiah) Posisi 31 Desember 2012 No
Kategori Portofolio
(1)
(2)
Tagihan Bersih
ATMR Sebelum MRK
ATMR Setelah MRK
(3)
(4)
(5)
1
Tagihan Kepada Pemerintah
-
-
-
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
-
-
-
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
-
-
-
4
Tagihan Kepada Bank
-
-
-
5
Kredit Beragun Rumah Tinggal
-
-
-
6
Kredit Beragun Properti Komersil
5.507
5.507
5.507
7
Kredit Pegawai/ Pensiunan
8
Tagihan kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
4.119
3.089
3.089
9
Tagihan kepada Korporasi
25.898
25.898
25.898
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo 35.524
34.494
34.494
Total
Tabel 6.2.7. Pengungkapan Total Pengukuran Risiko Kredit (dalam Jutaan Rupiah)
Posisi 31 Desember 2012
TOTAL ATMR RISIKO KREDIT TOTAL FAKTOR PENGURANG MODAL
996.417 -
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
117
Tabel 8.1.a. Pengungkapan Kuantitatif Risiko Operasional - Bank secara Individual (dalam Jutaan Rupiah) Posisi 31 Desember 2012 No.
Pendekatan yang digunakan
Pendapatan Bruto (rata-rata 3 tahun terakhir)
Beban Modal
ATMR
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Pendekatan Indikator Dasar Total
118
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
52.720
7.908
98.850
52.720
7.908
98.850
Tabel 9.1.a. Pengungkapan Profil Maturitas Rupiah - Bank secara Individual (dalam Jutaan Rupiah)
No
Pos - Pos
(1) I
(2)
Posisi 31 Desember 2012 JATUH TEMPO
Saldo
(3)
≤ 1 Bulan
>1 bulan s/d 3 bulan
>3 bulan s/d 6 bulan
>6 bulan s/d 12 bulan
> 12 bulan
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
NERACA A. ASET
1.683.934
596.587
40.807
92.324
157.945
9.677
9.677
587.092
523.352
170
170
9.952
29.519
24.269
1.041.523
61.418
27.016
57.227
132.186
763.676
7. Lain-lain
45.472
1.970
3.839
5.578
1.490
32.595
B. KEWAJIBAN
1.346.473
875.945
184.767
267.617
16.448
1.696
1.323.632
864.982
181.803
260.753
16.094
9.070
4.421
2.199
2.450
7. Lain-lain
13.771
6.542
765
4.414
354
1.696
C. SELISIH ( A - B )
337.461
(279.358)
(143.960)
(175.293)
141.497
794.575
-
-
-
-
-
-
70.402
36.716
5.569
10.869
17.239
9
70.402
36.716
5.569
10.869
17.239
9
(70.402)
(36.716)
(5.569)
(10.869)
(17.239)
(9)
267.059
(316.074)
(149.529)
(186.162)
124.258
794.566
-
(316.074)
(465.603)
(651.765)
(527.507)
267.059
1. Kas 2. Penempatan pada Bank Indonesia 3. Penempatan pada Bank lain
796.271
4. Surat Berharga 5. Kredit yang Diberikan 6. Tagihan lainnya
1. Dana Pihak Ketiga 2. Kewajiban pada Bank Indonesia 3. Kewajiban kepada bank lain 4. Surat Berharga yang Diterbitkan 5. Pinjaman yang Diterima 6. Kewajiban Lainnya
II
REKENING ADMINISTRATIF
A. Tagihan Rekening Administratif 1. Komitmen 2. Kontinjensi
B. Kewajiban Rekening Administratif 1. Komitmen 2. Kontinjensi
C.
Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam Rekening Administratif
Selisih [(IA-IB) + (IIA-IIB)] Selisih Kumulatif
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
119
Rencana Strategis Bank Bank’s Strategic Plans
Rencana Strategis Bank Bank’s Strategic Plans
Tahun 2012 merupakan tahun kedua dari tahapan pertama rencana pengembangan bisnis Bank (2011-2015) yang merupakan tahapan investasi. Ditahun ini Bank masih berkonsentrasi melanjutkan proses integrasi dan konsolidasi internal yang dilakukan segera setelah tuntasnya proses akuisisi di tahun 2011. Bank telah mengawali tahapan ini dengan melakukan perubahan fundamental untuk menjawab visi dan misi barunya. Proses penyempurnaan organisasi, sistem, infrastruktur, SDM dan budaya yang hingga saat ini masih terus berlangsung dilaksanakan secara bersamaan dengan kegiatan pengembangan bisnisnya.
122
The year of 2012 marked the second year of the first phase of the Bank’s business development plan (2011-2015) called as the investment stage. The Bank this year still focuses on the integration and internal consolidation the company embarked on soon after the completion of the acquisition in 2011. The Bank initiated the phase by launching fundamental change to meet the new vision and mission. The improvement process on the organization, system, infrastructure, human resources, and culture still continues until today and is done in parallel with the business development activities.
ARAH KEBIJAKAN UMUM BANK
GENERAL POLICIES OF THE BANK
Arah kebijakan umum Bank dirancang sejalan misi pemegang saham mayoritas yakni : memberdayakan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), dengan tetap berpijak pada pada prinsip kehati-hatian yang mengacu pada prinsip pemberian kredit yang sehat. Kebijakan ini sesuai strata Arsitektur Perbankan Indonesia (API), yaitu Bank dengan fokus pembiayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (“UMKM”).
General policies of the Bank are designed to accomplish the missions of the majority Shareholders, including empowering the Micro, Small and Medium Enterprises (MSME), with respect to the prudence principles and a principle of a healthy credit distribution. Such policy is in line with the strata of Indonesian Banking Architecture (IBA), in which the Bank focuses on extending financing the Micro, Small and Medium Enterprises (“MSME”).
Dalam jangka pendek, Bank tetap akan fokus pada peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), pengembangan Sistem Teknologi Informasi (“TI”), pembukaan unit usaha syariah, peluncuran produk/aktivitas baru, konsisten membangun brand awareness, serta perluasan jaringan kantor sebagai investasi jangka panjang untuk mendukung tercapainya visi dan misi bank.
In the short term, the Bank will keep its focus on the enhancement of quality of human resources (HR), development of Information Technology (“IT”) system, the opening of sharia unit, the launch of new products/activities, consistently build brand awareness, as well as expand the office network as long-term investment to sustain the bank’s mission and vision.
Saat ini Bank masih berada dalam tahap investasi (invesment stage) yang membutuhkan banyak biaya investasi baik operating expenses maupun capital expenditure. Konsekuensinya dalam periode 3 tahun pertama maka ratio ROA diproyeksikan mengalami penurunan dan BOPO akan mengalami peningkatan. Namun demikian dengan peningkatan kualitas dan kapasitas infrastruktur yang dimiliki serta dukungan Pemegang Saham Pengendali (“PSP”) dalam hal permodalan, dalam jangka menengah dan panjang kinerja Bank diyakini akan semakin membaik sehingga berkembang lebih cepat dan terarah.
Currently the Bank is still within the investment stage, which requires lots of investment expenses, both operating expenses and capital expenditure. The consequence it will take in the first three years is that the ratio of ROA is projected to slow and BOPO in the meantime will increase. Yet, the enhanced infrastructure quality and capacity as well as capital support from Controlling Shareholders (“CS”) for the mid and long term is believed to help the Bank’s business improve and develop with more focused and accelerated.
Berikut gambaran yang telah terjadi di Bank dari masa awal sebelum akuisisi, tahap investasi sampai pada tahap harvesting.
Below is the Bank’s development since the initial stage before the process of acquisition, investment phase until the harvesting phase:
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Rencana Bisnis Bank Tahun 2013-2015 The Bank’s Business Plan of the Period of 2013-2015. Kondisi Awal Sampai mid 2011
Tahap Investasi mid 2011-2014
Tahap Harvesting 2015 dan seterusnya.
Pahala Sejahtera
Sampoerna Investama
Sampoerna Investama
8
15
>15
1
PSP
2
Jumlah Kantor/Total Offices
3
Jumlah Pegawai/Total Employees
183 orang
+/- 490 orang
>500
4
Jumlah marketing lending/ cabang
0-1 orang
4-5 orang
4-5 orang
5
Modal disetor
6
Laba Bersih/tahun
7 8 9
Rp120 miliar
Rp550 miliar
>Rp550 miliar
Rp10-15 miliar
Rp15-20 miliar
>Rp40 miliar
BOPO
89.7%
98.1%-91.2%
< 90%
ROA
0.4%
0.2%-1.1%
>1.5%
NPL Gross
>5%
4.7%-2.3%
<3%
Rendah
Menengah
Tinggi
Core banking versi lama
Pengkinian core banking
Pengkinian core banking
Tidak ada ATM
ATM, Debit Card & Call Center
Service to Sales System
Tidak ada surel Bank
Internet Banking, payment point online
Campaign Management
Paper based approval system
Surel Bank
Branchless Banking
SKN/RTGS manual
Loan Origination System
Manual entry untuk asset buying
HR System
Unsecured & unreliable data center
SKN/RTGS Otomasi
Tidak ada treasury system
LBU/SID otomasi
Penggunaan Teknologi
PSAK engine Otomasi sistem asset buying & joint financing Website bank Signature verification system Treasury System Data warehouse MIS System Secure & reliable data center & Disaster Recovery Center (DRC) Compliance tracking system Branch dashboard Procurement System Collateral tracking management System Collection system
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
123
124
Bank telah menetapkan strategi untuk mencapai visi dan misi sesuai arah kebijakan umum Bank yang meliputi :
The Bank has implemented strategies to realize the vision and mission according to the general policies of the Bank, which include:
a. Membangun brand awareness melalui kegiatan promosi korporasi maupun produk secara selektif dan proporsional.
a. Building brand awareness through corporate promotional activities and selected and proportional products.
b. Fokus pada peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia, pengembangan Sistem Teknologi Informasi (TI), pembukaan unit usaha syariah, peluncuran produk/aktivitas baru dan perluasan jaringan kantor sebagai pondasi dalam menopang pertumbuhan Bank kedepannya.
b. Focusing on enhancing the quality of Human Resources, developing Information Technology (IT) System, opening sharia business unit, launching new products/activities and expanding the office network as fundamental to sustain the future growth of the Bank.
c. Dalam bidang penghimpunan dana dan untuk mengantisipasi ketatnya persaingan di produk pendanaan serta menciptakan struktur pendanaan yang lebih terdiversifikasi, Bank berencana melakukan perluasan jaringan kantor, mengembangkan sumberdaya dan mengoptimalkan produk pendanaan yang dikhususkan untuk segmen tertentu, termasuk pemanfaatan customer base yang berasal dari grup usaha.
c. In collecting the fund and anticipating the tight competition in the financing products as well as developing more diversified funding structure, the Bank is planning to expand the office network, developing the human resources and optimizing the financing products for particular segment, including the utilization of customer base derived from the business group.
Bank berencana menerbitkan produk tabungan baru dengan memberikan bunga yang cukup bersaing, melakukan peningkatan kualitas pelayanan nasabah (service excellence), mengembangkan produk/aktivitas baru berbasis teknologi untuk memudahkan nasabah bertransaksi di Bank seperti : debit card, internet banking, payment point on line, serta produk simpanan syariah melalui unit usaha syariah.
The Bank plans to issue new saving products with competitive rate, enhancing service excellence, developing new technologybased products/activities to facilitate the customers in doing banking transactions, such as: debit card, internet banking, payment point on line, as well as saving products through sharia business unit.
Bank juga mengkaji sumber dana lain, baik dalam jangka pendek maupun panjang melalui instrumen-instrumen pasar pendanaan seperti surat berharga dan lainnya. Dalam jangka menengah dan panjang untuk menampung sumber pendanaan Bank khususnya dari luar negeri, maka Bank berencana meningkatkan status menjadi Bank Devisa dengan tetap mengacu pada Peraturan Bank Indonesia yang berlaku.
The Bank also reviews the other short and long term sources of fund, through many instruments of funding market, such as securities and the others. In the short and long run, in order to accommodate the Bank’s foreign fund, the Bank is planning to upgrade the status from Foreign Exchange Bank with reference to the applying regulation of Bank of Indonesia.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Dengan reputasi pemegang saham baru yang cukup dikenal masyarakat, diharapkan Bank dapat meningkatkan reputasi guna meningkatkan kemampuan Bank dalam menghimpun dana masyarakat.
With new reputation of the Shareholders which are publicly known, the Bank is expected to be able to secure the reputation in order to maintain the Bank’s ability to collect the public fund.
d. Dalam bidang penyaluran dana, Bank memfokuskan penyaluran dana pada segmentasi pasar UMKM dan melakukan kerja sama strategis dalam rangka pelaksanaan program executing, asset buying, channeling dan joint financing dengan pihak-pihak lain seperti Koperasi, BPR, perusahaan pembiayaan dan lembaga keuangan lainnya, dengan tetap senantiasa mengedepankan prinsip kehati-hatian dan mengacu pada mekanisme penyaluran dana yang sehat.
d. In distributing the fund, the Bank focuses on the MSME segment and develops strategic partnership in the implementation of executing program, asset buying, channelling and joint financing with the other parties such as Cooperatives, Rural Credit Banks, multifinance companies and other financial institutions, by putting forward the prudence principle and a healthy mechanism of the fund distribution.
Bank juga akan menyalurkan dana dengan prinsip syariah melalui unit usaha syariah serta mengembangkan produk dan layanan untuk pembiayaan yang disesuaikan dengan kebutuhan nasabah pembiayaan di segmen UMKM.
The Bank will also distribute fund based on sharia principle through sharia business unit as well as develop financing products and services that meet the financing needs of the customers from MSME.
e. Dalam upaya pengembangan bisnis, Bank merencanakan untuk tumbuh secara in-organic dengan melakukan akuisisi terhadap lembaga keuangan mikro dan/atau lembaga pembiayaan lainnya. Hal ini dilakukan agar skala ekonomis Bank dapat tercapai lebih awal dengan tetap menjaga tingkat kesehatan Bank.
e. In order to develop the business, the Bank is seeking to grow inorganically through acquisition over the micro financial institutions and/or other multifinance companies. This is to meet the economic scale of the Bank by keeping the health level of the Bank.
TARGET JANGKA PENDEK DAN MENENGAH
SHORT AND MEDIUM TERM TARGET
Untuk memandu implementasi kebijakan, Bank telah menentukan target-target jangka pendek dan menengah yang akan mengarahkan seluruh sumber daya Bank untuk bergerak sinergis mencapai visinya.
To guide the policy implementation, the Bank has determined short and medium term targets which will direct the whole resources of the Bank to move in synergy to realize the vision.
Target Jangka Pendek
Short Term Targets
a. b. c. d. e. f. g. h. i. j.
a. b. c. d. e. f. g. h. i. j.
Perbaikan rating RBBR menjadi 2 dan GCG menjadi 2. Tingkat pertumbuhan kredit sebesar 43.70% Tingkat pertumbuhan dana pihak ketiga 45.03% Peningkatan kompetensi dan keahlian SDM Peningkatan Penerapan Manajemen Risiko Peningkatan kualitas Pengendalian Intern Penerapan Good Corporate Governance (GCG) Menetapkan Jumlah Modal Inti Minimum Tingkat Non Performing Loan (NPL) berada di bawah 5% Mempertahankan rating penerapan KYC minimal di Rating 3 (Cukup Baik)
RBBR to 2 and GCG to 2 Credit growth by 43.70% Third party fund growth by 45.03% Improvement of HR skills and competence Improvement of the Implementation of Risk management Improvement of Internal Control Quality Implementation of Good Corporate Governance (GCG) Determining Total Minimum Core Capital Non Performing Loan (NPL) below 5% Maintaining the minimum rating of KYC implementation at 3 (Quite Good)
Target Jangka Menengah
Mid Term Targets
a. Bank mentargetkan rating RBBR 2 dan bisa meningkatkan rating GCG menjadi 1 dengan memonitor setiap komponen dari RBBR dan meningkatkan awareness seluruh staf bank melalui pelatihan berkala b. Jumlah Modal Inti Minimum akan terus ditingkatkan melalui strategi rencana penambahan modal dalam rangka memenuhi komitmen permodalan kepada Bank Indonesia dan juga melalui strategi pertumbuhan organik (internal growth).
a. The Bank is targeting the RBBR rating at 2 and GCG rating at 1 by closly monitoring each component of RBBR and improving the awareness of all Bank’s staffs through the training program in periodical basis b. Total Minimum Core Capital will be enhanced through capital addition strategy in order to fulfil the capitalization commitment to Bank of Indonesia and internal growth plan.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
125
c. Sejalan dengan pencapaian jumlah Modal Inti Minimum di atas, maka sesuai dengan strata API yang dipilih, Bank akan tetap menjadi bank dengan fokus kegiatan usaha pada segmen tertentu, yaitu UMKM. d. Dalam upaya meningkatkan struktur pendanaan yang sehat, disamping tetap meningkatkan penghimpunan dana pihak ketiga, Bank akan mengupayakan diperolehnya alternatif sumber-sumber pendanaan lainnya, seperti penerbitan surat berharga maupun pinjaman-pinjaman lunak lainnya. e. Bank akan terus berupaya meningkatkan kualitas penerapan APU dan PPT, sehingga diharapkan dapat mencapai rating 2 (Baik). f. Bank secara konsisten akan melakukan perluasan jaringan kantor dengan menambah Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu dan/atau Kantor Kas sesuai kebutuhan. g. Bank akan terus memenuhi persyaratan penerapan GCG untuk mendapatkan predikat sebagai Bank Berkinerja Baik. h. Dalam rangka memperluas sumber pendanaan bank khususnya dari luar negeri maka Bank berencana untuk meningkatkan status menjadi Bank Devisa dengan tetap mengacu kepada Peraturan Bank Indonesia yang berlaku.
126
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
c. In line with the achievement of Minimum Core Capital, thus according to the agreed API strata, the Bank will keep the status of the bank that is focused on MSMEs. d. In order to promote a healthy financing structure, the Bank, besides increasing the third party fund, will be seeking other alternative sources of fund, such as the issuance of securities and other soft loans. e. The Bank will continue enhancing the quality of the implementation of APU and PPT, so as to realize the rating 2 (Good). f. The Bank consistently expands the office network by adding new Branch Offices, Supporting Branch Office and/or Cash Office according to the needs. g. The Bank will consistently comply with GCG implementation to earn the predicate of Best Performing Bank. h. In order to expand the foreign sources of fund, the Bank is planning to upgrade its status to Foreign Exchange Bank with reference to Regulation of Bank of Indonesia.
Akuntabilitas pernyataan Dewan Komisaris dan Direksi
Accountability statement of the Board of Commissioners and Directors.
Dewan Komisaris dan Direksi PT Bank Sahabat Sampoerna mengambil tanggungjawab penuh atas kebenaran Laporan Tahunan ini berikut laporan keuangan dan informasi terkait lainnya dengan menandatangani dibawah ini :
The Board of Commissioners and Directors of PT Bank Sahabat Sampoerna take full accountability for the correctness of this annual report and its financial statements and the others related information by signing below :
Dewan Komisaris/Board of Commissioners
Budi Setiawan Halim Komisaris Utama/President Commnisioner
Arsono Putranto Komisaris/Commissioner
Adiwarman Azwar Karim Komisaris Independen/Independent Commissoner
Boediarto Soetrisno Judo Komisaris Independen/Independent Commissioner
Direksi/Directors
Indra Wijaya Supriadi Direktur Utama/President Director
Nyoman Wenten Artha Direktur Kepatuhan/Compliance Director
Agresius Robajanto Kadiaman Direktur /Director
Ganda Rahaja Rusli Direktur / Director
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
127
Medan, Sumatera Utara
Pekanbaru, Riau
Palembang, Sumatera Selatan
Jakarta Surabaya, Jawa Timur
Jaringan Kerja dan Mitra Usaha Our Network and Partnership
Jaringan Kerja dan Mitra Usaha Our Network and Partnership
Dalam rangka terus meningkatkan pelayanan kepada para nasabah, Bank Sampoerna senantiasa menjalin kerjasama dengan bank-bank lain sebagai mitra usaha, khususnya dalam kiriman uang dan kegiatan inter bank money market.
Customer satisfaction is our key indicator of success. In order to deliver our excellent services to our customer, Bank Sampoerna is collaborating closely to other banks as our partner in particularly for remittance and inter bank money market initiatives.
Disamping itu, untuk meningkatkan kinerja operasional, di tahun 2012 Bank Sampoerna juga telah menjalin kerjasama dan bersinergi dengan beberapa perusahaan di antaranya :
On the other side, to swell financial performance Bank Sampoerna is working together in partnership with:
1. Beberapa Perusahaan Asuransi
1. Insurance companies
ASURANSI WAHANA TATA
130
2. PT Sigma Caraka
2. PT Sigma Caraka
3. PT Rintis Sejahtera
3. PT Rintis Sejahtera
4. PT Kelola Jasa Arta
4. PT Kelola Jasa Arta
5. Infomedia
5. Infomedia
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Di tahun 2012, Bank Sampoerna melakukan ekspansi jaringan kantor, dengan membuka 2 (dua) kantor cabang di Surabaya dan Palembang pada bulan Oktober 2012, sehingga jaringan kantor yang dimiliki saat ini meliputi :
In October 2012, Bank Sampoerna expand its branches by opening two (2) offices in Palembang and Surabaya. By adding two branches, the Bank’s current network and branches consists of:
Kantor Pusat/Head Office PT Bank Sahabat Sampoerna Sampoerna Strategic Square, North Tower, Mezzanine Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 45, Jakarta 12930 Telp. 021. 5795 1234, 5795 1515 Fax. 021. 5795 0626 Web. www.banksampoerna.com
Kantor Cabang/Branch Offices
Kantor Cabang Pembantu/Sub Branch Office
Jakarta ■ Cabang Utama Sampoerna Strategic North Tower, Mezzanine Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 45, Jakarta 12930 Telp. 021. 5795 1234, 5795 1515 Fax. 021. 5795 0626
Pecenongan Ruko Red Top Square Jl. Pecenongan No. 72, Lt.2 - 4, Jakarta Pusat 10120 Telp.021. 350 0091-94 Fax. 021. 350 1337-38
■
Kelapa Gading Jl. Boulevar Raya Blok CN 3 No.5, Jakarta Utara 14240 Telp. 021. 451 4581-83 Fax. 021. 451 45 80
Slipi Gedung Wisma Sejahtera Jl. S. Parman Kav. 75, Lt. 1, Jakarta Barat 11410 Telp. (021) 530 6360 Fax. (021) 530 6362, 530 6370
Surabaya, Jawa Timur Jl. Diponegoro No. 73 Kel. Darmo, Kec. Wonokromo Surabaya 60241 Telp. (031) 568 7157 Fax. (031) 567 8973 Medan, Sumatera Utara Jl. Sutomo No. 27 D-E, Medan 20232 Telp. (061) 4565 666 Fax. (061) 453 0013 Pekanbaru, Riau Jl. Tuanku Tambusai No.391, Pekanbaru, 28282 Telp. (0761) 839 590-91 Fax . (0761) 839 589
Bandengan Jl. Bandengan Utara No. 36, Lt 1-3, Jakarta Utara 11240 Telp. 021. 691 3092-94 Fax. 021. 690 5425 Fatmawati Jl. RS Fatmawati No. 37, Jakarta Selatan Telp. 021. 7591 3868 Fax. 021. 7591 0289 Matraman Rukan Mitra Matraman Jl. Matraman Raya No. 148 Lt 1-4, Jakarta Timur 13320 Telp. 021. 8591 8030-31 Fax. 021. 8591 2488
Palembang, Sumatera Selatan Jl. Jend. Sudirman Km. 4,5 Komplek Ruko Ario Kemuning No. 2 Palembang 30128 Telp. (0711) 56 101 77- 79 Fax. (0711) 56 101 80
Di Desember 2012, Bank Sampoerna telah melengkapi layanannya dengan telah dimilikinya jaringan ATM dan Call Center ATM. Dan untuk lebih memudahkan nasabah dalam bertransaksi, maka direncanakan akan dilakukan kerjasama dengan jaringan PRIMA sehingga nasabah dapat melakukan transaksi di lebih dari 43.000 jaringan PRIMA di seluruh Indonesia.
Bank Sampoerna is gladly offers it’s customer with ATM and ATM Call Center services in December 2012. To bring additional value to the customer, Bank Sampoerna is working in partnership with PRIMA network so that our customer is able to do their banking transaction through more than 43,000 PRIMA network throughout Indonesia.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
131
Hal-hal Penting Yang Diperkirakan Terjadi di Tahun 2013 Key Important Initiatives in 2013
132
Kondisi makro ekonomi dan sistem keuangan yang cukup kondusif dan relatif stabil di tahun 2012 menjadi faktor positif dalam pendukung pertumbuhan dan perkembangan sektor perbankan di Indonesia. Momentum yang sangat baik ini tentunya menjadi pendorong pertumbuhan Bank Sampoerna paska akuisisi, dimana proses integrasi dan konsolidasi serta pembenahan diberbagai bidang sebagai bagian dari tahapan investasi terus dilakukan untuk mengantisipasi persaingan ke depannya.
Macro economy condition as well as conducive monetary system that looked stable in 2012 is one of the positive factor to boost banking sector growth and development in Indonesia. This advantageous momentum was one of the positive factor for Bank Sampoerna to grow after acquisition period. In particular, integration and consolidation as well as redefining the best strategy for each business and division are the bank’s key important focus to compete in the marketplace, increase it’s investment or even to anticipate the future competition.
Tren pertumbuhan yang positif ini tentunya telah dimanfaatkan oleh Bank Sampoerna untuk melakukan ekspansi jaringan kantor, produk dan aktivitas baru, serta mengkaji beberapa inisitif baru yang dapat dijadikan terobosan untuk pengembangan Bank ke depannya.
The positive growth trend would be a good benefit for Bank Sampoerna’s business expansion, include opening a new branch, developing new initiatives and products as well as re-inventing innovative initiatives to the next level.
Disamping itu, Pemeringah dan Bank Indonesia tetap melanjutkan upaya stabilisasi moneter dan system keuangan dengan terus memastikan kecukupan likuiditas Rupiah dan Valas di pasar serta mengefektifkan stimulus pada perekonomian nasional. Di tahun 2013, Bank memperkirakan bahwa ekonomi Indonesia akan tetap stabil dan menunjukkan kinerja yang positif sehingga sektor perbankanpun akan melanjutkan tren pertumbuhan yang positif.
Besides, the Government and Bank Indonesia is consistently stabilizing monetary systems to ensure adequate liquidity in the foreign exchange and Rupiah market and to create effective stimulus to the national economy. Bank Indonesia predicts that Indonesia economy would stays strong and stable in 2013, and shows positive financial performance so that the banking sector trend would also be positive.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Dengan prediksi kondisi perekonomian yang menjanjikan tersebut, Bank akan terus memfokuskan penyaluran dana pada sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dengan pertimbangan bahwa sektor ini memiliki ketahanan yang relatif dibandingkan dengan sektor usaha komersial, serta sektor UMKM ini memiliki potensi pasar yang sangat baik dikarenakan produk yang dihasilkan masih dapat terjangkau oleh seluruh kalangan. Bank juga akan melanjutkan kerjasama dengan lembaga keuangan lainnya, khusus dengan Koperasi Mitra Sejati melalui program asset buying.
With prominent macro economy condition, Bank would be able to focus to deliver lending services to micro, small and medium sector. The sector which is believed to have a relative strong resistance, potential market, and affordable product compare to commercial sector. The bank will continue its collaboration with other financial institution in particularly with Koperasi Mitra Sejati through asset buying program.
Namun demikian, Bank tetap akan mengantisipasi kemungkinan pergeseran terhadap Kondisi makro ekonomi yang mungkin terjadi di tahun 2013 sebagai dampak dari kebijakan pemerintah yang akan diterapkan, seperti kenaikan BBM, peningkatan suku bunga, inflasi dan kebijakan ekonomi dan moneter yang mungkin akan diluncurkan.
Despite, the Bank will consistently anticipating any potential concern in macro economy sector in 2013 followed by the Government new initiatives such as fuel raise, inflation, and other economy and monetary policy which is possibly launch next year.
Beberapa hal penting yang akan dilakukan oleh Bank Sampoerna di tahun 2013 antara lain : a. Bank akan tetap fokus pada peningkatan kualitas SDM, penyempurnaan Sistem Teknologi Informasi, perluasan jaringan kantor dalam menopang pertumbuhan ke depan serta mengupayakan untuk mendapatkan ijin Unit Usaha Syariah. b. Dalam bidang penghimpunan dana, Bank akan mengoptimalkan produk pendanaan yang dikhususkan untuk segmen tertentu, termasuk pemanfaatan customer base yang berasal dari grup usaha. c. Bank juga berencana akan meluncurkan produk dan aktivitas baru secara organik, melakukan kerjasama dengan mitra seperti mini market/koperasi/BPR/Multifinance dan juga produk-produk yang berbasis teknologi seperti internet banking. d. Dalam rangka memperkuat struktur permodalan, maka setoran modal akan dilakukan setiap tahun oleh para pemegang saham sebesar Rp 100 miliar sesuai dengan komitmen yang diberikan kepada Bank Indonesia disamping juga melalui pemupukan keuntungan. e. Bank juga berencana untuk mengantisipasi kemungkinan masuknya calon pemegang saham baru maupun investor strategis. f. Bank juga akan fokus dalam meningkatkan jumlah aset yang dimiliki sehingga dapat menjadi sizeable. g. Bank akan mengkaji sumber dana lain, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang melalui instrumen-instrumen pasar pendanaan seperti surat berharga dan lainnya.
Bank Sampoerna key important milestones in 2013 include: a. The Bank will focus to increase it’s human capital qualities, Information Technology improvement, network and branches expansion to support future growth as well as to obtain Unit Usaha Syariah licensing. b. For funding area, the Bank will optimize segmented funding products, include using the existing customer based data based from other business group. c. Bank is planning to launch new product and activities organically, engage closely with business partners such as mini market, cooperative, BPR, multifinance, and other technology based product such as internet banking. d. To strengthen the capital structure, the shareholders committed to inject capital of Rp 100 billion yearly in accordance with the commitment given to Bank Indonesia. On the other hand, the Bank will also leverage the reatain earning. e. Bank is planning to anticipate the possibility of new strategic investor. f.
Bank is going to focus in increasing asset to be sizeable.
g. Bank is going to look for other short or long term alternative through other funding market such as securities.
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
133
Halaman ini sengaja dikosongkan This page has been left blank intentionally
134
Laporan Tahunan 2012 Bank Sampoerna
Laporan Keuangan bank 31 Desember 2012 dan 2011
Financial Statements December 31, 2012 and 2011
Halaman ini sengaja dikosongkan This page has been left blank intentionally