&
Sustainable Quality Growth L A P O R A N
TA H U N A N
2 0 1 2
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 1
PT BANK INA PERDANA
2 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
Wisma BSG Jl. Abdul Muis No 40, Jakarta Pusat. Telepon : (021) 3859050 Fax : (021) 3859041 www.bankina.co.id call centre: (021) 348 31766
D a f t a r
I s i
&
Sustainable Quality Growth L A P O R A N
TA H U N A N
2 0 1 2
Daftar Isi
SuStainable & QualitY Growth
Daftar Isi
1
Visi, Misi, dan Landasan Pencapaian Visi Misi
2
Profil Bank dan Pemegang Saham
4
Peristiwa Penting
5
Struktur Kelompok Usaha
6
Aktivitas Sosial
7
Struktur Organisasi
8
Lembar Pengesahan
9
Laporan Komisaris Utama
10
Profil Dewan Komisaris
12
Laporan Direktur Utama
14
Profil Dewan Direksi
16
Profil Pejabat Eksekutif
18
Sumber Daya Manusia
20
Produk dan Jasa
22
Ikhtisar Data Keuangan Penting
24
Tata Kelola Perusahaan
26
Rencana Strategis dan Kebijakan Manajemen
42
Pengungkapan Permodalan
44
Laporan Manajemen Risiko
46
Jaringan Kantor
71
Laporan Analisa Manajemen
72
Laporan Auditor Independen
82
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 1
Visi, Misi, dan Landasan Pencapaian Visi Misi
2 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
Visi&Misi VISI Menjadi bank ritel yang bermutu dan berkesinambungan serta dipercaya oleh seluruh stakeholders. MISI Meningkatkan kesejahteraan stakeholders.
Landasan Pencapaian Visi&Misi Empathy Bank Ina senantiasa berusaha untuk memperlihatkan kebutuhan stakeholders terutama nasabah; dengan pikiran dan nurani. Enterpreneurship Bank Ina telah menetapkan komitmennya untuk senantiasa melakukan inovasi produk dan layanan perbankan yang memberikan nilai tambah. Empowerment Bank Ina senantiasa berusaha memberdayakan manajemen dan staf secara terorganisasi untuk memberikan respon yang cepat bagi stakeholders. Teamwork Bank Ina senantiasa mengkoordinasikan kemampuan manajemen dan staf dengan komunikasi dan kerjasama dalam mencapai visi serta pelaksanaan misi. Trustworthiness Bank Ina senantiasa membentuk karekter dan kompetisi untuk memupuk saling percaya.
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 3
profil bank dan pemegang saham
PT Bank Ina Perdana (Bank Ina) didirikan di Jakarta pada tanggal 9 Februari1990 berdasarkan Akta Notaris Kartini Muljadi, SH No 32. Selanjutnya Akta Pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. 02-3639. HT.01.01TH.90 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 84 tanggal 19 Oktober 1990 tambahan No. 4242. Sementara itu, izin untuk mulai beroperasi sebagai Bank Umum dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 524/KMK13/1991 tanggal 3 Juni 1991. Satu bulan kemudian Bank Ina Perdana sudah memulai kegiatan operasionalnya, atau tepatnya pada bulan Juli 1991. Kantor Pusat Bank Ina Perdana saat ini terletak di Jalan Abdul Muis No. 40, Jakarta 10160 tepatnya di gedung Bina Surya Group, atau yang dikenal dengan Wisma BSG Corporation. Dalam perjalanan bisnisnya, Bank Ina Perdana selalu melakukan pengembangan secara berkesinambungan. Hingga saat ini Bank Ina telah memiliki 22 kantor, yang terdiri dari kantor cabang, cabang pembantu, dan kantor kas. Walau bukan bank besar, Bank Ina Perdana tidak hanya memiliki kantor cabang di wilayah Jakarta dan sekitarnya, namun juga di luar Jakarta, yakni di Bandung, Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya, dan Lumajang. Untuk melengkapi layanan kepada para nasabah, Bank Ina Perdana juga menyediakan pelayanan ATM (automatic teller machine), melalui kerjasama dengan penyedia layanan ATM Bersama. Sebagai bank yang memilih core business di sektor ritel, Bank Ina Perdana menyediakan produk dan jasa perbankan yang cukup beraneka ragam. Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan transaksi devisa para nasabah, Bank Ina Perdana telah menjalin kerjasama dengan salah satu Bank Devisa. Sebagai Bank yang ingin tumbuh kuat secara berkesinambungan, Bank Ina Perdana memastikan bahwa tata kelola perusahaan dilaksanakan dengan baik melalui komitmen penuh pelaksanaan good corporate governance (GCG) di seluruh tingkatan dan jenjang organisasi dengan berpedoman pada berbagai ketentuan dan peraturan yang berlaku. Berbagai pencapaian yang telah diraih juga mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari pihak eksternal Bank. Adapun beberapa penghargaan atas kinerja 2012 antara lain penghargaan “Banking Efficiency Award” dari harian Bisnis Indonesia, peringkat ke-1 untuk kategori The Best Bank 2012 in “Compliance”, peringkat ke-3 untuk kategori The Best Bank 2012 in “Risk Management”, dan peringkat ke-3 untuk kategori The Best Bank 2012 in “Marketing” dari majalah Business Review dalam Anugerah Perbankan Indonesia 2012, dan "The Best Improvement Bank of The Year" dari Sembilan Bersama Media.
Pemegang Saham
No Pemilk Bank
%
1 2
99 126.720.000 126.720.000.000 1 1.280.000 1.280.000.000
PT. Kharisma Prima Karya Oki Widjaja
Lembar
Ultimate Shareholders Hadi Surya dan Oki Widjaja
4 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
Nominal
Bank Ina Perdana berkomitmen penuh melakukan GCG dalam upaya Bank tumbuh kuat dan berkesinambungan
pe r i s t iwa pe n t i n g
1.
Bank Ina Perdana mengadakan Rapat Kerja pada tanggal 26-27 Januari 2012 di Hotel Santika, Jakarta, dan pada tanggal 13-14 Juli 2012 di Kantor Bank Ina Perdana Abdul Muis, Jakarta.
2.
Bank Ina Perdana menyelenggarakan “Training Anti Fraud” untuk Direksi, Komisaris, Pimpinan KPNO, dan Pimpinan Cabang pada tanggal 27 Januari dan 12 Oktober 2012 di Hotel Santika, Jakarta.
3.
Bank Ina Perdana menyelenggarakan “Training Budi Pekerti” untuk seluruh karyawan Jabotabek pada tanggal 9 Juni 2012 di The Vilage Pancawati, Ciawi, Jawa Barat.
4.
Bank Ina Perdana mengadakan “Employee Gathering” pada tanggal 9-10 Juni 2012 di The Village Pancawati, Ciawi, Jawa Barat.
5.
Bank Ina Perdana menyelenggarakan “Refreshment Program Teller” pada tanggal 30 Juni 2012 di Training Centre Bank Ina Perdana.
6.
Bank Ina Perdana mengadakan “Refreshment Program Customer Service” pada tanggal 7 Juli 2012 di Training Centre Bank Ina Perdana.
7.
Bank Ina Perdana mengadakan “Training Basic Financial Analysis for Credit" untuk Direksi, Komisaris, Pimpinan KPNO, Pimpinan Cabang, dan Marketing pada tanggal 13 Juli 2012 di Training Centre Bank Ina Perdana.
8.
Bank Ina Perdana menyelenggarakan “Refreshment Program Customer First” pada tanggal 15 dan 27 September 2012 di Kantor Cabang Jawa Tengah dan Jawa Timur.
9.
Dalam rangka kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR), Bank Ina Perdana menyelenggarakan program “Khitanan Massal” untuk anak kurang mampu pada tanggal 29 September 2012 di Lumajang, Jawa Timur.
10. Bank Ina Perdana melakukan penandatanganan pemberian program Beasiswa untuk mahasiswa Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida) “Clement Suleeman Scholarship Fund” pada tanggal 4 Oktober 2012.
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 5
s t r uk t u r kelompok u s a h a
STRUKTUR KELOMPOK USAHA PT. BANK INA PERDANA
POENTA SURYA 13%
HADI SURYA 82%
PT. BAGUSNUSA SAMUDRA GEMILANG 99,99% PENGURUS Komisaris Direktur Utama Direktur Direktur
DHARMA SURYA 5%
PT. BAGUS SETIA GIRI 0,01%
: Utama Hadi Surya : Hadi Surya : Suherman Widjaja : Dwijaya Hadisurya
URIPTO WIDJAJA 48,51% TINA WIDJAJA 15%
YANTI WIDJAJA 7,13%
TENG TIMOTHY KING 7%
SUHERMAN KARUNIA ATMADJA 0,12%
PT. J.A. WATTIE 2,5%
PT. GALVA 24,1% PENGURUS
Komisaris Utama Komisaris Komisaris Direktur Utama Direktur
: Utama Hadi Surya : Suherman Widjaja : Hadi Surya : Dwijaya Hadi Surya
: Uripto Widjaja : Amelia Widjaja : Yanti Widjaja : Oki Widjaja : Tina Widjaja
OKI WIDJAJA 1%
PT. KHARISMA PRIMA KARYA 99% PENGURUS Komisaris Direktur
HERMAN SUSASTRO 0,12%
OKI WIDJAJA 22%
PT. TUNGGALADHI BASKARA 73,4% PENGURUS Komisaris Utama Komisaris Direktur Utama Direktur
TJIOE JOHAN SUGITA 0,12%
: Rendy Diego Soedarjo : Oki Widjaja
PT. BANK INA PERDANA
Bank Ina Perdana dimiliki oleh dua group besar, yaitu Galva Group bergerak Ultimate Shareholders : HADI SURYA dan OKI WIDJAJA
di bidang usaha elektronik, sound system, dan komputer, seperti produk TOA, Sony, BenQ dan Lexmark, serta Bagusnusa Samudra Gemilang Group yang bergerak di bidang jasa transportasi laut, industri kehutanan, perkebunan, jasa konstruksi, dan pertambangan.
6 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
a k t ivi ta s s o s i a l
Melalui kegiatan CSR, Bank Ina Perdana berupaya memberikan kontribusi kepada lingkungan dan masyarakat sekitar
S
epanjang perjalanan bisnisnya, PT Bank Ina Perdana senantiasa
berinteraksi
aktif
dan
memperhatikan
lingkungan sekitar. Interaksi tersebut diwujudkan melalui
kegiatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR). Program CSR telah menjadi komitmen PT Bank Ina Perdana seiring dengan kegiatan bisnis yang dilakukan selama ini. Melalui kegiatan CSR, Bank Ina Perdana berupaya memberikan kontribusi kepada lingkungan dan masyarakat sekitar. Berbagai kegiatan sosial yang dilakukan Bank Ina Perdana diharapkan mampu memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Berbagai kegiatan CSR telah dilakukan sepanjang 2012. Salah satunya adalah kegiatan khitanan massal gratis yang dilaksanakan pada 29 September 2012 di Lumajang. Kegiatan tersebut mendapatkan respons yang tinggi dari masyarakat sekitar. Dari sebelumnya direncanakan hanya 100 anak yang mendapatkan khitanan gratis, namun meningkat menjadi 150 anak pada pelaksanaannya. Dalam kegiatan tersebut Bank Ina Perdana juga melakukan kerjasama dengan Rumah Sakit Islam (RSI) Lumajang. Selain memberikan khitanan massal gratis, Bank Ina Perdana juga melakukan kegiatan sosial di bidang pendidikan, yaitu pemberian beasiswa kepada mahasiswa Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida) melalui "Clement Suleeman Scholarship Fund". Kegiatan-kegiatan CSR yang telah dilakukan selama ini akan terus diupayakan dan ditingkatkan lagi pada masa mendatang. Hal tersebut telah menjadi komitmen Bank Ina Perdana.
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 7
s t r uk t u r o r g a n i s a s i
Board of Commissioner
• Risk Monitoring Committee • Audit Committee • Remuneration and Nomination Committee
President Director Internal Audit Head
Operational Director
Commercial & Consumer Loan and Funding Gr. Head
Operation Support Gr. Head
• Clearing and Settlement Centre • Branch Services Support • ATM Support
• Product and Promotion
• Head of Credit Program
• Head of General Affair
Head of Treasury
Central Credit Gr. Head
• Trading • Settlement
• Credit Risk Analysis & Restructuring • Appraisal
• Head of Loan Admin. Centre
Legal Corporate Gr. Head • Legal. • Remedial
Head of IT
KPO Abdul Muis Head
• IT. Support • IT. Development • User Rep & Implementor
Branches
Accounting & Fin. Planning Gr.Head • • • •
8 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
Budgeting Financial Analysis & tax MIS/Reporting Finance
• • • • • • •
Credit Committee Credit Policy Committee ALCO IT Steering Committee Risk Management Committee Strategic Planning & Budgeting Committee Human Resources Committee
Compliance Director
Risk Management Gr. Head
• Risk Control & Policy • Risk Monitoring and Reporting
• Head of System and Procedures
Head of Compliance and APU-PPT
• Regulation Monitoring • Account and Cust. Monitoring
Head of Human Resources
• Recruitment & Training • Administration and Payroll
PENGESAHAN KOMISARIS & DIREKSI
Tanggung Jawab Manajemen Atas Laporan Tahunan Laporan Tahunan 2012 ini, berikut laporan keuangan dan informasi keuangan lain yang terkait merupakan tanggung jawab Manajemen PT. Bank Ina Perdana, yang dijamin kebenarannya oleh seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi dengan membubuhkan tanda tangannya masing-masing di bawah ini.
DEWAN KOMISARIS
Winadewi Hanantha KOMISARIS
BIRAWA NATAPRADJA KOMISARIS UTAMA HARI SUGIHARTO KOMISARIS
DEWAN DIREKSI
BUDIARTO SANTOSO DIREKTUR OPERASIONAL
EDY KUNTARDJO DIREKTUR UTAMA
WARDOYO DIREKTUR KEPATUHAN
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 9
L a po r a n komi s a r i s u ta m a
“Dewan Komisaris selalu mendorong dan mengupayakan penerapan GCG disemua aspek dan lini kinerja Bank Ina Perdana. Pertumbuhan yang dicapai harus disertai peningkatan kualitas dalam setiap aspek penting dalam mengelola bisnis, khususnya aspek risiko”
Para Pemangku Kepentingan Yang Terhormat, Perekonomian dunia sepanjang 2012 masih diwarnai ketidakpastian akibat krisis utang yang terjadi di Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Pemulihan dan perbaikan yang dilakukan tidak berjalan mulus dan sesuai harapan. Keadaan tersebut tentu saja secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kondisi perekonomian nasional. Perdagangan ekspor Indonesia mulai terganggu dan mengalami penurunan. Neraca pembayaran Indonesia sempat mengalami defisit dalam kurun waktu beberapa bulan, walau akhirnya pada akhir tahun 2012 mengalami surplus. Tentu saja keadaaan itu mempengaruhi bisnis perbankan di Indonesia, dan menjadi tantangan tersendiri bagi PT Bank Ina Perdana. Walaupun demikian, dengan berbagai antisipasi dan kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah, perekonomian Indonesia masih bisa berjalan dengan baik. Di tengah kondisi ketidakpastian ekonomi tersebut, perekonomian Indonesia masih mengalami
10 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
pertumbuhan yang baik dengan angka pertumbuhan sebesar 6,3%. Begitupun dengan inflasi yang masih mampu ditekan pada angka 4,3% secara year on year. Ditopang dengan keadaan itu, industri perbankan di Tanah Air mampu mencapai pertumbuhan yang baik. Aset perbankan nasional mampu membukukan pertumbuhan sebesar 16,69%, atau menjadi Rp 4,26 triliun. Terkait aset, pada 2012 Bank Ina Perdana mampu meningkatkannya menjadi Rp 1,51 triliun, atau tumbuh sebesar 4,67% jika dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya sebesar Rp1,45 triliun. Bank Ina Perdana juga mampu membukukan laba sebelum pajak yang meningkat signifikan menjadi Rp 17,91 miliar, atau tumbuh sebesar 398,77% jika dibandingkan pencapaian pada tahun 2011. Pencapaian itu tentu saja terkait erat dengan upaya manajemen baru melakukan recovery dan perbaikan bisnis atas kinerja bank tahun 2011. Dengan keberhasilan tersebut diharapkan pertumbuhan bisnis Bank Ina Perdana pada tahun mendatang bisa jauh lebih baik dan pertumbuhan bisnis bisa dicapai secara
berkesinambungan. Pencapaian kinerja bank tahun 2012 patut kita syukuri, mengingat adanya tantangan kondisi ketidakpastian ekonomi. Namun untuk waktu mendatang akan terus diupayakan peningkatan dan perbaikan, sehingga pertumbuhan bisnis yang dicapai bisa lebih baik lagi. Terkait upaya itu, Dewan Komisaris terus berkomitmen memberikan kontribusi optimalnya dalam menjalankan fungsi pengawasan. Dewan Komisaris akan selalu memastikan pengelolaan bank dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip good corporate governance (GCG) dan ketentuan perundangundangan yang berlaku, serta target yang dicanangkan. Untuk itu, Dewan Komisaris selalu melakukan pemantauan terhadap pengelolaan yang dilakukan. Selain itu, Dewan Komisaris juga selalu memberikan arahan kepada segenap Direksi dalam upaya membangun bisnis berkesinambungan. Dengan pengelolaan yang baik dan berbagai upaya yang dilakukan diharapkan mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan, pemegang saham, dan segenap stakeholders bank. Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris, Komite-komite dibawah Dewan Komisaris yaitu Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, serta Komite Remunerasi dan Nominasi terus dioptimalkan tugas dan tanggung jawabnya. Melalui pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dari masing-masing Komite, Dewan Komisaris
akan membantu memastikan bahwa pengelolaan bisnis yang dilakukan oleh Direksi sudah sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku. Selain itu, Dewan Komisaris juga bisa memberikan masukan dan rekomendasi yang tepat dari setiap kebijakan yang dijalankan. Seluruh komite yang ada saling bersinergi untuk mencapai tujuan penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik, di antaranya peningkatan kinerja Bank yang berkesinambungan, nilai pemegang saham, dan kepercayaan investor. Dengan demikian, pengelolaan bisnis bisa mencapai bisnis yang berkesinambungan dan terkendali resikonya. Dengan kinerja dan pencapaian yang ada saat ini tentu saja akan mendorong seluruh jajaran Komisaris, Direksi, dan seluruh karyawan untuk terus melangkah guna meningkatkan pertumbuhan bisnis Perusahaan. Tentu saja upaya itu dilakukan dengan tetap mengacu dan sesuai aturan dan ketentuan yang berlaku, baik regulasi dari Pemerintah, Bank Indonesia (BI), maupun aturan internal Perusahaan. Melalui laporan ini, Dewan Komisaris memberikan apresiasi kepada Direksi dan seluruh karyawan Bank Ina Perdana atas pencapaian kinerja bank tahun 2012. Walaupun demikian, untuk masa mendatang harus terus ditingkatkan dan dioptimalkan. Selain itu, Dewan Komisaris juga menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada para pemegang saham dan regulator atas dukungan penuh serta semua nasabah atas kepercayaan yang diberikan kepada Bank Ina Perdana.
Jakarta, Mei 2013
Birawa Natapradja (Komisaris Utama)
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 11
P r o f il D ewa n komi s a r i s
Dewan Komisaris PT Bank Ina Perdana berkeyakinan bahwa penerapan prinsip-prinsip universal Tata Kelola Perusahaan yang baik (GCG) merupakan faktor kunci dalam meraih pertumbuhan usaha berkesinambungan. Susunan Dewan Komisaris PT Bank Ina Perdana, yakni Birawa Natapradja sebagaiKomisaris Utama (Independen), Hari Sugiharto sebagai Komisaris (Independen), dan Winadewi Hanantha sebagai Komisaris.
12 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
Birawa Natapradja Warga Negara Indonesia. Meraih gelar Sarjana Hukum dari Universitas Parahyangan, Bandung, pada 1965. Selain itu, berbagai kursus dan seminar mengenai perbankan telah diikuti, baik di dalam maupun luar negeri. Mengawali karir di bidang perbankan pada 1969 dengan bergabung dengan Bank Buana hingga 1971, dengan jabatan terakhir sebagai Wakil Pimpinan Cabang Surabaya. Selanjutnya, pada 1972 bergabung dengan Bank Panin Cabang Semarang sebagai Kepala Cabang hingga 1975. Kemudian bergabung dengan BCA pada 1975 sebagai Kepala Cabang Semarang. Mulai 1986 hingga 2001, menjabat sebagai Kepala Wilayah V Sumatera. Berbagai penghargaan pernah diraih selama berkarir di BCA. Lalu, sejak 2002 sampai 2009, beliau menjabat sebagai Komisaris Utama PT Astral Permai. Pada tahun 2007 hingga 2009 beliau juga menjabat sebagai Int’l Officer/Adviser Salim Group di Nigeria. Terakhir, saat ini menjabat sebagai Komisaris Utama Bank Ina Perdana. Hari Sugiharto Warga Negara Indonesia. Meraih gelar Sarjana Hukum dari Universitas Kristen Satya Wacana pada 1971. Dari 1968 hingga 1973 tercatat sebagai Dosen di Universitas tersebut. Pada 1981 mengikuti pendidikan public finance pada The International Training Institute, Sydney, Australia, dan pada 1987, melanjutkan studi di bidang perbankan di University of Wales, Inggris. Mengawali karir di Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Republik Indonesia pada 1973. Setelah itu, sejak 1980 memegang berbagai jabatan dan bahkan beberapa masih aktif sampai sekarang adalah sebagai berikut : Sekretaris Dewan Pengawas Bank Tabungan Negara, Kepala Biro Moneter dan Jasa Keuangan Kantor Wakil Presiden RI, anggota Tim Nasional Perundingan Multilateral (WTO, APEC, ASEAN), anggota Tim Koordinasi Bidang Jasa/TKBJ Departemen Keuangan RI, anggota Tim Pemantau Kebijakan Bidang Jasa pada Kantor Wakil Presiden RI, pengurus Majelis Pendidikan Kristen di Indonesia, pengurus Yayasan BPK Penabur, pengurus Yayasan UKRIDA, serta pengurus Dana Pensiun BPK Penabur dan Pengurus Asosiasi Dana Pensiun Indonesia. Aktif sebagai anggota Dewan Komisaris Bank Ina Perdana sejak 2001. Winadewi Hanantha Warga Negara Indonesia. Meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Parahyangan Bandung. Selain itu, banyak mengikuti seminar dan pendidikan pada lembaga pendidikan di bidang perbankan. Berbagai posisi penting pernah dijabat antara lain, bidang Accounting, Kredit, Marketing, Treasury, dan Pimpinan Wilayah yang mensupervisi cabangcabang di Jawa Tengah dan Jakarta. Mengawali karir perbankan pada 1977 di Bank Danamon, kemudian bergabung dengan Bank Haga pada 1989 dan pada 2000 bergabung dengan Bank Hagakita dengan posisi sebagai Direktur, lalu pada 2004 sampai dengan 2008 di Bank Haga sebagai Direktur. Selanjutnya pada 2009 bergabung dengan Bank Ina Perdana menjabat sebagai Direktur Bisnis. Saat ini dipercaya sebagai Komisaris Bank Ina Perdana.
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 13
L a po r a n D I R E K T U R u ta m a
Berbagai upaya perbaikan menjadi fokus dan telah dilakukan Bank Ina sepanjang 2012. Melalui upaya itu diharapkan bisa didapatkan bisnis bank yang sehat dan berkesinambungan.
Pemegang Saham, Pemangku Kebijakan, dan Stakeholders Yang
krisis global yang masih berlangsung hingga saat ini. Selama 5
Terhormat,
tahun terakhir (2007-2011), ekonomi Indonesia mampu tumbuh
Salah satu kekuatan besar yang dipunyai per ekonomian
rata-rata sebesar 5,9% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan
Indonesia dalam menangkal tekanan krisis ekonomi global
dengan 5 tahun sebelumnya (2002-2006) yang tumbuh sebesar
2008-2009 adalah konsumsi domestik yang kuat didukung
5,1% (yoy).
keberadaan masyarakat kelas menengah yang disebutkan
Perekonomian Nasional tahun 2012 juga masih mengalami
berjumlah 130 juta orang, dengan daya beli sebesar US$ 2
dampak perlambatan ekonomi global, khususnya melalui jalur
hingga US$ 20 per orang untuk per hari. Serta, pendapatan
ekspor. Walaupun demikian, perekonomian Nasional tahun
perkapita Indonesia per akhir 2011 sudah mencapai sekitar
2012 tumbuh cukup tinggi sebesar 6,3% dan diperkirakan akan
US$ 3.000, atau meningkat enam kali lipat dari masa krisis Asia
meningkat pada tahun 2013 dan 2014. Daya tahan
1997/1998,
negara
perekonomian disebutkan didukung oleh stabilitas makro dan
berpenghasilan menengah atas (upper middle income) dengan
sistem keuangan yang terjaga sehingga mampu memperkuat
pendapatan perkapita menembus US$ 4.000. Perekonomian
basis permintaan domestik. Kinerja Neraca Pembiayaan
Nasional dinilai masih cukup kuat untuk menghadapi dampak
Indonesia (NPI) tahun 2012 masih mencatat surplus, meskipun
dan
akan
14 I Laporan Tahunan 2012 I
segera
masuk
BANK INA PERDANA
kategori
mengalami tekanan defisit transaksi berjalan karena dampak
Tentu saja pencapaian tersebut menjadi wujud nyata dari
menurunnya kinerja ekspor dan disisi lain impor masih tumbuh
keberhasilan manajemen melakukan konsolidasi serta recovery
cukup tinggi sejalan meningkatnya kegiatan investasi.
terhadap proses bisnis yang dimulai sejak medio tahun 2011.
Stabilitas sistem keuangan dan fungsi intermediasi perbankan
Recovery itu dilakukan mulai dari penilaian seleksi nasabah proses
berjalan dengan baik. Kinerja industri perbankan yang solid
evaluasi, dan proses pengambilan keputusan yang dilandasi
tercermin pada tingginya rasio kecukupan modal (CAR/Capital
prinsip kehati-hatian, pelaksanaan good corporate governance dan
Adequacy Ratio) di mana sesuai data Bank Indonesia per posisi
implementasi manajemen risiko, serta kontribusi maksimal dari
akhir Desember 2012 berada jauh diatas minimum 8% dan tetap
sumber daya manusia (SDM) yang ada di Bank Ina Perdana.
terpelihara rasio kredit bermasalah (NPL/Non Performing Loan)
Kontribusi maksimal tersebut tak lepas dari upaya manajemen
gross dibawah 5%. Sementara itu, pertumbuhan kredit tahun
dalam pengelolaan SDM yang dilakukan selama ini, di antaranya
2012 tercatat mencapai 23,1% (yoy). Bank Indonesia meyakini
melalui berbagai program pendidikan dan pelatihan yang
stabilitas sistem keuangan akan tetap terjaga dengan fungsi
diselenggarakan. Dengan demikian, kompetensi, skill¸ dan
intermediasi perbankan yang akan meningkat seiring dengan
integritas para pegawai bisa terus ditingkatkan dan sesuai dengan
peningkatan kinerja perekonomian nasional.
kebutuhan perusahaan.
Sejalan dengan kinerja industri perbankan yang solid, PT
Pencapaian bisnis yang mampu diraih sepanjang 2012 tentu
Bank Ina Perdana juga mampu merealisasi pertumbuhan kredit
saja patut kita syukuri, mengingat kondisi ketidakpastian
berkualitas yang didukung pertumbuhan dana masyarakat
ekonomi masih terus berlangsung. Untuk itu, kita panjatkan
LDR (Loan to Deposit Ratio) yang optimal,
puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas keberhasilan
dengan tingkat
sehingga mampu merealisasi laba bersih setelah pajak tahun
kita meraih pencapaian yang baik tersebut.
2012 sebesar Rp 13,13 miliar, jauh meningkat dibandingkan
Pada kesempatan ini, mewakili Direksi mengucapkan terima
dengan pencapaian tahun 2011 sebesar Rp 2,34 miliar atau
kasih dan penghargaan yang tulus kepada Bank Indonesia (BI)
meningkat 461,03%.
dan para pemegang saham yang telah memberikan keper
Selain itu, Bank Ina Perdana juga mampu meningkatkan dana
cayaan, kepada Dewan Komisaris yang telah melakukan
pihak ketiga (DPK) dengan baik. Total tabungan meningkat
pengawasan dan memberikan arahan, serta bersinergi dengan
menjadi Rp 129,79 miliar, atau tumbuh sebesar 3,98% dari
baik, dan kepada segenap nasabah yang telah mempercayakan
pencapaian tahun sebelumnya, dan deposito mampu tumbuh
setiap transaksinya kepada Bank Ina Perdana. Serta, kepada
sebesar 4,96%, atau menjadi Rp 1,14 triliun. Selain mampu
seluruh karyawan Bank Ina Perdana yang telah memberikan
mendorong pertumbuhan bisnis, Bank Ina Perdana juga terus
kontribusi optimalnya dalam proses mencapai sasaran dan
mengupayakan efisiensi rasio kredit bermasalah atau non
tujuan obyektif yang telah dicanangkan sebelumnya. Kami
performing loan (NPL). Pada 2012, Bank Ina Perdana mampu
berharap seluruh karyawan bisa terus meningkatkan kontribusi
menurunkan tingkat Biaya Operasional terhadap Pendapatan
dan kemampuannya pada masa-masa mendatang. Dengan
Operasional (BOPO) menjadi 91,43% dari sebelumnya sebesar
demikian, Bank Ina Perdana bisa terus tumbuh dan mencapai
99,22% pada 2011. Sementara itu, NPL gross mampu ditekan ke
bisnis yang sehat serta berkesinambungan.
angka 0,36%, dari sebelumnya sebesar 1,10% pada 2011.
Jakarta, Mei 2013
Edy Kuntardjo (Direktur Utama)
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 15
P r o f il D ewa n D i r ek s i
Direksi PT Bank Ina Perdana dalam mengelola usahanya fokus pada pertumbuhan asset bisnis berkualitas sesuai prinsip kehati-hatian sebagai upaya untuk memperkuat pondasi bisnis secara berkesinambungan. Susunan Dewan Direksi PT Bank Ina Perdana, yakni Edy Kuntardjo sebagai Direktur Utama, Budiarto Santoso sebagai Direktur Operasional, dan Wardoyo sebagai Direktur Kepatuhan.
16 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
Edy Kuntardjo Warga Negara Indonesia. Meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta dan Master of Magister Manajemen dari STIE Perbanas, Jakarta. Aktif mengikuti seminar dan pendidikan pada lembaga pendidikan di dalam dan luar negeri, serta di berbagai organisasi, seperti Ikatan Bankir Indonesia (IBI), Forum Komunikasi Direktur Kepatuhan Perbankan (FKDKP) periode 2009-2012, serta Perhimpunan Bank-Bank Umum Nasional (Perbanas) Pusat sejak 2003 sampai dengan sekarang. Mengawali karir di Bank Dagang Negara, dengan menempati berbagai posisi, seperti Management Trainee pada 1983-1984, Account Officer, serta kepala Seksi Impor/Ekspor dan Jasa Valuta Asing pada 1984-1989. Lalu, bergabung dengan Bank Bintang Manunggal pada 1990 menduduki berbagai jabatan, antara lain Kepala Divisi Marketing dan Kepala Audit Internal, serta menjabat Compliance Director pada 2000. Pada akhir 2007 Bank Bintang Manunggal diakuisisi oleh Hana Bank Korea Selatan berubah nama menjadi Bank Hana dan masih menduduki jabatan sebagai Compliance Director. Pada 15 April 2010 beralih tugas menjadi Komisaris Independen Bank Hana. Selanjutnya, bergabung dengan Bank Ina Perdana tepatnya pada 9 Agustus 2011 setelah lulus tes kelayakan yang dilakukan oleh Bank Indonesia sebagai Direktur Utama hingga saat ini. Budiarto Santoso Warga Negara Indonesia. Mengawali karir sebagai staf Akunting di Bank Tani Nasional pada 1984 yang kemudian berganti nama menjadi Prima Ekspress Bank. Jabatan terakhir sebagai Kepala Bidang Akuntansi. Kemudian, sejak April 1990 bergabung dengan Bank Haga hingga Juni 2008, jabatan terakhir sebagai Kepala Divisi Manajemen Risiko dan Kepatuhan. Dengan berbagai pengalaman yang dimiliki yang mencakup bidang akuntansi, sistem prosedur, human resources and general affairs, manajemen risiko dan kepatuhan, serta dilengkapi dengan pendidikannya sebagai seorang Sarjana Ekonomi, telah membawa ke jenjang karir berikutnya, yakni sebagai Direktur Kepatuhan di Bank Ina Perdana sejak Juli 2008 dan terakhir sebagai Direktur Operasional.
Wardoyo Warga Negara Indonesia. Meraih gelar Sarjana Ekonomi Manajemen dari Universitas Sriwijaya, Palembang, dan telah memegang Sertifikasi Manajemen Risiko Level V, serta telah mengikuti berbagai seminar dan pendidikan perbankan. Selain itu juga sempat menjadi dosen di AIP Perbanas Palembang dan Universitas Widya Gama Mahakam. Mengawali karir di perbankan pada 1982 di Bank Pacific, pada 1988 dipercaya sebagai Pejabat Kepala Grup Marketing. Kemudian pada 1991-1995 dipercaya sebagai Koordinator Training, Koordinator Suspend Account Unit, dan Koordinator Marketing Meeting. Pada 1995 berkarir di PT Pandurata Bumiselaras sebagai Finance Manager, dan pada 1996-2012 di Bank Dipo Internasional dengan jabatan terakhir sebagai Direktur Kepatuhan. Saat ini dipercaya untuk menjabat sebagai Direktur Kepatuhan Bank Ina Perdana.
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 17
P E J A B AT E K S E K U T I F
Aristianto Soekamto Commercial & Consumer Loan and Funding Group Head Meraih gelar Sarjana Keuangan dan Perbankan serta gelar Magister Bisnis dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi dan Perbankan Indonesia (STEKPI). Mengawali karir di perbankan pada 1996 di Bank Dagang dan Industri, bekerja di Bank Mega dengan posisi terakhir sebagai Pemimpin Cabang Pembantu Kramat Raya, Jakarta pada 1997. Sebelum berkarir di Bank Ina Perdana menjabat sebagai Direktur di PT Tirta Larastama Dinamika Finance pada 2012. Kiung Hui Ngo Accounting & Financial Planning Group Head Meraih gelar Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi dari STIE Trisakti Jakarta dan Magister Manajemen dari Universitas Tarumanegara, Jakarta, serta aktif mengikuti seminar dan pendidikan. Mengawali karir perbankan pada tahun 2000 sebagai Kepala Bagian Akuntansi dan MIS di Bank BRI Syariah (d/h Bank Jasa Arta). Berkarir di Bank Ina Perdana sejak 2009 sebagai System Information & Accounting Group Head dan pada 2011 menjadi Accounting & Financial Planning Group Head.
18 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
Giri Prasetyo Risk Management Group Head Meraih gelar Magister Management dari Institut Pertanian Bogor pada 2004. Mengawali karir perbankan sejak 1997 di PT Bank Haga hingga 2003. Selanjutnya, pada 2006 hingga 2008 menjabat sebagai Head of Risk Management. Setelah itu, berkarir di Rabobank sebagai Head of Portfolio Management dengan pangkat Assistant Vice President hingga 2009. Berkarir di Bank Ina Perdana sejak 2009 dengan jabatan Risk Management & Compliance Group Head dan pada 2011 menjadi Risk Management Group Head. Polmatua Sinaga Operation Support Group Head Meraih gelar Sarjana dari Fakultas Pertanian jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Mengawali karir di perbankan pada 1991 di Bank Susila Bakti. Mulai berkarir di Bank Ina Perdana sejak 1997 di Satuan Kerja Audit Internal. Selanjutnya, pada 2000 diangkat menjadi wakil Pimpinan Cabang, lalu pada 2004 menjadi kepala Unit Loan & Deposito, dan Kepala Bagian CBO Sundries pada 2005. Setelah itu, pada 2009 dipercaya menjadi Head of Central Operation Jakarta. Sejak 2011 dipromosikan menjadi Operation Support Group Head. Rony Hermawan Internal Audit Head Meraih gelar Sarjana Akuntansi dari STIE YKPN, Yogyakarta. Mengawali karir perbankan pada tahun 1995 di Bank Utama sebagai Internal Auditor. Pada 1999 bekerja di perusahaan sekuritas PT Jasabanda sebagai Accounting Head, pernah bekerja sebagai Pemeriksa Bank (non-organik) di Bank Indonesia dari 2001-2004. Selain itu, juga pernah berkarir sebagai Internal Audit Head di Bank Hana. Bergabung dengan Bank Ina Perdana pada Juni 2012 dan dipercaya sebagai Internal Audit Head. Harli Gentania Central Credit Group Head Meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Atmajaya, Jakarta. Memulai karir di PT Angsa Mas Perkasa sebagai accounting staff pada 1986. Mengawali karir perbankan pada 1993 sebagai Kepala bagian Marketing di Bank Tamara. Setelah itu, pada 1997 menjadi Assisten Bussines Manager di Bank Danamon, Tbk. Lalu, pada 1999 menjadi Wapim Koodinator Bidang Marketing, dan pada 2002 sebagai Pimpinan cabang dan kemudian dipercaya sebagai Bussines Manager. Setelah itu, pada 2004 menjadi SCO Regional Credit Consumer wilayah Jakarta dan kemudian menjadi Regional Credit Acceptance Head-Reg 1 pada 2006. Memulai karir di Bank Ina Perdana sejak 2011 sebagai Central Credit Group Head.
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 19
S U M B E R D AYA M AN U S I A
Sumber daya manusia (SDM) sebagai aset perusahaan merupakan salah satu elemen penting dalam membangun bisnis berkesinambungan. Untuk itu, Bank Ina selalu berupaya mengembangkan SDM yang dimiliki secara tepat dan efektif.
B
isnis perbankan merupakan bisnis yang mengutamakan pemberian jasa dan layanan secara baik dan memuaskan, serta memenuhi kebutuhan yang ada. Ditambah lagi tingkat persaingan bisnis perbankan yang terus meningkat setiap tahunnya. Tentu saja setiap bank harus memiliki strategi yang tepat
dalam pengembangan bisnisnya, termasuk pengembangan dan pengelolaan sumber daya manusia (SDM). SDM yang andal akan menjadi intangible asset yang mampu memberikan nilai tambah terhadap perusahaan dan kualitas layanan yang diberikan. Terkait hal itu, PT Bank Ina Perdana sepanjang perjalanan bisnisnya selalu mengupayakan pengembangan dan manajemen SDM secara tepat dan efektif. Selain melakukan perekrutan pegawai yang dibutuhkan secara kompetensi dan kemampuan teknis, Bank Ina Perdana juga melakukan pengembangan terhadap pegawai yang ada melalui berbagai program pendidikan dan pelatihan, baik dilakukan secara in-house program maupun external program.
20 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
Melalui berbagai program pendidikan dan pelatihan yang dilakukan, Bank Ina Perdana mengharapkan peningkatan terhadap kemampuan teknis dan kompetensi pegawai yang ada. Dengan demikian, kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki bisa terus meningkat dan sesuai dengan kebutuhan yang ada. Program Pendidikan dan Pelatihan SDM Bank Ina Tahun 2012 Nama Program Jumlah Program Jumlah Peserta In House Programs External Programs
88 1.217 46 145
Sementara itu, terkait jumlah pegawai, pada tahun 2012 jumlah karyawan Bank Ina Perdana berjumlah 228 karyawan. Berdasarkan jenjang pendidikan, pendidikan strata satu (1) mendominasi jenjang pendidikan SDM di Bank Ina Perdana. Berikut ini jenjang pendidikan SDM Bank Ina Perdana pada tahun 2012.
Berdasarkan Jenjang Pendidikan
3 5 33
12 Pasca Sarjana
21
228
Strata 1 Diploma
154
SMU SLTP SD
Sedangkan berdasarkan kelompok usia, kelompok usia hingga 30 tahun menduduki peringkat teratas. Setelah itu, kelompok usia 31 tahun hingga 40 tahun. Berikut ini kelompok usia SDM Bank Ina pada tahun 2012:
Berdasarkan Kelompok Usia
19
55
s/d 30 tahun
228
94
31 s/d 40 tahun 41 s/d 50 tahun 50 tahun ke atas
60
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 21
PRODUK & JASA
Funding Tabungan • Tabina Perdana, tabungan dengan tingkat suku bunga menarik ditambah dengan pilihan hadiah sesuai point reward yang dikumpulkan. • Tabina Eksekutif, tabungan yang memberikan keuntungan dengan suku bunga mendekati suku bunga deposito. • Tabina Simpel, tabungan yang dirancang untuk pelajar dan mahasiswa melalui kerjasama dengan sekolah-sekolah dan lembaga pendidikan / perguruan tinggi. • Tabungan Pinter, tabungan yang dirancang khusus untuk merencanakan pendidikan dengan bebas biaya administrasi dan dilindungi oleh asuransi. • Tabungan Pasti, tabungan dengan pilihan hadiah dan setoran tetap sesuai kebutuhan, yang dilindungi oleh asuransi. • TabunganKu, tabungan untuk perorangan dengan persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan secara bersama-sama oleh bank-bank di Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung. Deposito, simpanan berjangka yang memberikan keamanan dan kenyamanan dengan tingkat suku bunga yang lebih menarik. Rekening Giro, rekening dengan jasa giro yang menarik serta memberikan keamanan dalam bertransaksi bisnis sehari-hari dengan menggunakan cek/ bilyet giro.
22 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
Kredit (Lending) • Kredit Investasi UKM, kredit untuk membiayai investasi di sektor usaha kecil dan menengah. • Kredit Modal kerja, kredit untuk mendukung perputaran modal kerja usaha produktif • Kredit Konsumsi, membiayai pembelian property, kendaraan bermotor, barang elektronik & barang konsumsi lainnya. • Kredit Tanpa Agunan (KTA), memberikan kemudahan bagi nasabah untuk mendapatkan dana tunai dengan suku bunga kompetitif.
Jasa Perbankan • ATM INA, memberikan kemudahan untuk bertransaksi tunai di lebih dari 47.000 jaringan ATM Bersama maupun transfer antar bank di seluruh Indonesia. • Pembayaran Tagihan PLN dan TELKOM online di semua kantor cabang Bank Ina Perdana. • Transfer valas melalui NCM, kerjasama CIMB Niaga • Layanan Payroll yang memudahkan bagi perusahaan dalam administrasi pembayaran gaji. • Money Changer, layanan penukaran valuta asing untuk mata uang US Dollar, Singapore Dollar, Australian Dollar, Hongkong Dollar, Euro, dan Yen.
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 23
I K HT I SAR D ATA K E UANGAN P E NT I NG
dalam jutaan Rupiah, kecuali disebutkan lain
Keterangan
2012 2011 2010 2009 2008
Laporan Posisi Keuangan Total Aset
1.512.206
1.444.742
948.787
846.361
661.917
Aset Produktif Bersih
1.375.966
1.301.330
838.705
788.298
617.409
Pinjaman yang Diberikan
1.083.551
1.127.012
598.397
587.863
489.472
Pinjaman yang Diberikan-Bersih
1.081.713
1.117.260
592.074
581.033
483.228
66.516
88.714
108.864
154.626
134.286
Efek-Efek
Dana Pihak Ketiga 56.994
70.013
39.441
75.307
Tabungan
Giro
129.785
124.816
99.053
81.331
62.170
Deposito
1.141.033
1.087.098
672.950
566.161
454.707
-
-
-
-
-
Pinjaman yang Diterima Modal Inti Total Kewajiban Total Ekuitas Total Biaya Dana Jumlah lembar saham yang ditempatkan & disetor
41.437
119.494
119.350
114.840
104.517
92.400
1.378.230
1.323.838
830.629
734.603
563.505
133.976
120.904
118.158
111.758
98.413
7.04%
7.14%
7.13%
8.33%
8.48%
128 juta lembar 128 juta lembar 128 juta lembar 128 juta lembar 128 juta lembar
Laporan Laba Rugi Pendapatan Bunga
151.764
113.673
99.805
91.331
89.806
58.328
42.948
48.549
38.882
42.118
Pendapatan Operasional Lainnya
5.676
5.306
6.150
12.719
192
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Atas Aset Keuangan dan Non Keuangan
3.950
3.230
3.484
361
2.397
48.633
43.695
42.181
31.973
26.565
6.489
2.261
344
272
650
17.911
3.591
9.379
19.539
13.998
4.783
1.251
2.610
6.194
4.633
13.128
2.340
6.769
13.345
9.365
103
18
53
104
73
Pendapatan Bunga Bersih
Beban Operasional Lainnya Pendapatan (Beban) Non Operasional Lainnya Laba Sebelum Pajak Beban Pajak Penghasilan Laba Bersih Laba Bersih per Saham
Permodalan Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Dengan Memperhitungkan Risiko Kredit
18,42%
17,11%
28,23%
23,50%
26,28%
Dengan Memperhitungkan Risiko Kredit dan
16,05%
15,20%
24,99%
-
-
Operasional Dengan Memperhitungkan Risiko Kredit,
16,05%
15,05%
24,82%
23,50%
Operasional dan Pasar
24 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
-
Keterangan
2012 2011 2010 2009 2008
Aset Produktif Aset Produktif Bermasalah dan Aset Non
0,30%
1,63%
1,85%
0,60%
1,08%
Produktif Bermasalah terhadap Total Aset Produktif dan Non Produktif Aset Produktif Bermasalah Terhadap Total Aset
0,29%
0,95%
1,65%
0,32%
0,82%
Produktif Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN)
0,15%
0,76%
0,86%
0,86%
-
Aset Keuangan Terhadap Aset Produktif Non Performing Loan (NPL) Gross
0,36%
1,10%
2,32%
0,44%
1,04%
Non Performing Loan (NPL) Net
0,22%
0,97%
1,98%
0,30%
0,88%
Rentabilitas Return On Asset (ROA)
1,22%
0,32%
1,10%
2,57%
2,08%
Return On equity (ROE)
11,04%
1,99%
5,92%
13,25%
10,31%
Biaya Operasional Terhadap Pendapatan
91,43%
99.,22%
93,88%
82,54%
85,17%
Operasional (BOPO) Net Interest Margin
4,07%
3,79%
6,22%
5,38%
6,15%
Likuiditas Rasio Kredit Terhadap Total Simpanan
81,60%
87,92%
73,74%
81,33%
87,84%
Kepatuhan Persentase Pelanggaran BMPK Pihak Terkait
- - - - -
Pihak Tidak Terkait
-
-
-
-
-
Persentase Pelampauan BMPK Pihak Terkait Pihak Tidak Terkait Giro Wajib Minimum Posisi Devisa Netto
- - - - -
-
-
-
-
8,07% 8,05% 8,08% 5,11% 5,21% -
-
-
-
-
Lain-Lain Jumlah Karyawan* Jumlah Kantor*
228 268 217 176 180 22 22 23 18 14
*satuan sebenarnya
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 25
Tata kelol a pe r u s a h a a n
“Bank Ina Perdana terus berupaya meningkatkan penerapan prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan dan pengelolaan Bank. Hal ini dilakukan sebagai upaya melindungi kepentingan stakeholders dan menjaga kesinambungan bisnis”
Penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG)
dalam setiap kegiatan usahanya, pada seluruh tingkatan atau
tidak sekadar
jenjang organisasi meliputi seluruh pengurus dan karyawan
memenuhi ketentuan/peraturan regulator namun merupakan
Bank, mulai dari Dewan Komisaris, Direksi sampai dengan
kebutuhan fundamental yang harus diimplementasikan dengan
pegawai tingkat pelaksana.
sungguh-sungguh sebagai upaya melindungi kepentingan
Pelaksanaan prinsip-prinsip GCG dalam pengelolaan Bank
stakeholders dan menjaga kesinambungan bisnis yang sehat.
telah menjadi komitmen Dewan Komisaris dan Direksi Bank Ina
Terkait pelaksanaan GCG, BI sebagai pengawas Bank telah
Perdana selama ini. Selain untuk menjalankan kepatuhan
menerbitkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 8/4/PBI/2006
terkait aturan dan perundang-undangan yang berlaku,
Tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank
penerapan prinsip-prinsip GCG secara berkesinambungan juga
Umum sebagaimana diubah dengan PBI No 8/14/PBI/2006
dapat menjadi nilai tambah bagi Bank dalam menjalankan
Tentang Perubahan Atas PBI No 8/4/PBI/2006 Tentang
bisnisnya. Hal tersebut mampu meningkatkan kepercayaan
Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum yang
para nasabah dan pemegang saham.
mewajibkan semua Bank melaksanakan prinsip-prinsip GCG
26 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
Pada praktiknya pelaksanaan GCG yang diterapkan Bank Ina
Perdana telah mengacu kepada lima (5) prinsip dasar GCG,
pelaksanaan pertanggungjawaban organ Bank sehingga
yakni: transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi,
pengelolaannya berjalan secara efektif. Bank memiliki
dan fairness, sebagaimana yang tertuang dalam peraturan
ukuran kinerja dari semua jajaran berdasarkan ukuran-
perundang-undangan yang berlaku dan berdasarkan anggaran
ukuran yang konsisten dengan corporate values, sasaran
dasar perusahaan.
dan usaha dan strategi Bank sebagai pencerminan
Bank Ina Perdana akan terus mengupayakan peningkatan
akuntabilitas Bank. Dalam hubungan ini Bank harus
dari berbagai pelaksanaan prinsip-prinsip GCG pada waktu
menetapkan tanggung jawab yang jelas dari masing-
mendatang sesuai pada praktik terbaik yang berlaku umum di
masing organ organisasi yang selaras dengan visi, misi,
industri perbankan (best practice) dan peraturan perundang-
sasaran usaha dan strategi perusahaan serta memastikan
undangan yang berlaku di Indonesia, serta membudayakannya
terdapatnya check and balance system dalam pengelolaan
di setiap unit bisnis yang ada dan perilaku pegawai dalam
Bank.
menjalankan fungsi dan tugasnya. Hal ini dilakukan untuk
•
Tanggung pengelolaan
mencapai kesinambungan nilai.
Jawab
(Responsbility),
Bank
dengan
yaitu
peraturan
kesesuaian perundang-
undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan Kebijakan GCG
Bank yang sehat. Sebagai wujud pertanggungjawaban
Pelaksanaan prinsip-prinsip GCG pada Bank Ina Perdana
Bank untuk menjaga kelangsungan usahanya, Bank harus
dilakukan berdasarkan kerangka kebijakan dan panduan tata
berpegang pada prinsip-prinsip kehati-hatian (prudential
kelola perusahaan secara komprehensif, dan telah dilaksanakan
banking practices) dan mentaati peraturan perundang-
sejalan dengan upaya manajemen dalam melakasanakan tata
undangan yang berlaku. Bank harus bertindak sebagai
kelola perusahaan yang baik. Beberapa prinsip-prinsip dan
good corporate citizen (warga negara perusahaan yang
praktik-praktik
terbaik
(best
practices)
GCG
baik)
telah
peduli
terhadap
lingkungan
dan
melaksanakan tanggung jawab sosial.
diimplementasikan, sehingga diharapkan dapat memberi manfaat optimal bagi Bank Ina Perdana, pemegang saham,
termasuk
•
Independensi (Independency), yaitu pengelolaan Bank
maupun pihak-pihak berkepentingan (stakeholders). Bank Ina
secara profesional tanpa pengaruh/tekanan dari pihak
Perdana berkomitmen untuk melaksanakan GCG sesuai dengan
manapun. Bank menghindari terjadinya dominasi yang
kerangka kebijakan dan panduan GCG secara lebih baik lagi.
tidak wajar oleh stakeholders manapun, dan tidak terpengaruh oleh kepentingan sepihak serta bebas dari
Pelaksanaan Prinsip-Prinsip GCG
benturan kepentingan (conflict of interest), dan setiap keputusan berdasarkan objektifitas serta bebas dari
Dalam mengelola Bank dan menjalankan usahanya, Bank
tekanan dari pihak manapun.
Ina Perdana senantiasa terarah dan terkontrol, dapat meningkatkan kinerja, mampu melindungi kepentingan
•
Kewajaran (Fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan dalam
stakeholders, dan dapat meningkatkan kepatuhan terhadap
memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta nilai-nilai
perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang
etika yang berlaku umum pada industri perbankan, secara terus
berlaku. Bank memperhatikan kepentingan seluruh
menerus dan berkesinambungan. Adapun
stakeholders berdasarkan azas kesetaraan dan kewajaran
prinsip-prinsip
dalam pelaksanaan GCG Bank Ina Perdana, sebagai berikut:
(equal treatment)
•
Keterbukaan (Transparency), yaitu keterbukaan dalam
pendapat bagi kepentingan Bank atau mempunyai akses
mengemukakan informasi yang material dan relevan serta
terhadap informasi sesuai dengan prinsip keterbukaan.
serta
memberikan/menyampaikan
keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan. Bank
Pelaksanaan GCG pada Bank Ina juga tercermin dari praktik-
mengungkapkan informasi secara tepat waktu, memadai,
praktik untuk meningkatkan kinerja bank, efisiensi, dan
jelas, akurat dan mudah diperbandingkan serta mudah
pelayanan kepada stakeholders dan pemegang saham
diakses oleh stakeholders sesuai dengan haknya. Prinsip
(shareholders).
keterbukaan oleh Bank tidak mengurangi kewajiban untuk memenuhi ketentuan rahasia Bank sesuai Undang-Undang yang berlaku. •
Akuntabilitas (Accountibility), yaitu kejelasan fungsi dan
Laporan Pelaksanaan GCG Pelaksanaan prinsip-prinsip GCG pada Bank Ina Perdana telah dilakukan dengan baik. Hal tersebut di antaranya
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 27
Tata kelol a pe r u s a h a a n
dilakukan melalui penyampaian laporan keuangan kepada
Dewan Komisaris
Bank Indonesia selaku regulator perbankan, serta memberikan
ketentuan Bank Indonesia dan mampu bertindak serta
informasi laporan keuangan Bank Ina kepada publik sesuai
mengambil keputusan secara independen.
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2.
maupun Direksi telah memenuhi
Keanggotaan Komite Dewan Komisaris yaitu Komite Audit;
Tindak lanjut terhadap beberapa aspek penerapan GCG pada
Komite Pemantau Risiko; serta Komite Remunerasi dan
Bank Ina, antara lain dilakukan dalam bentuk:
Nominasi telah
•
Pemenuhan Komposisi Dewan Komisaris dan Direksi
ditentukan oleh Bank Indonesia. Komite-komite tersebut
sesuai pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya.
dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas
•
Penyusunan Pedoman Kerja Dewan Komisaris dan Direksi.
dan tanggung jawab Dewan Komisaris dalam melakukan
•
Pelaksanaan transparansi kondisi keuangan dan non
fungsi pengawasan. 3.
keuangan. •
Penetapan Visi, Misi dan Nilai Budaya Kerja Perusahaan.
•
Kelengkapan dan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab komite-komite yaitu Komite Audit, Komite Pemantau
•
sesuai dengan persyaratan yang
Satuan Kerja Audit Intern, Satuan Kerja Manajemen Risiko, dan Satuan Kerja Kepatuhan dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik.
4.
Fungsi Kepatuhan Bank sepanjang 2012
semakin
Risiko dan Komite Remunerasi & Nominasi.
meningkat ditandai dengan menurunnya jumlah sanksi
Penunjukkan Direktur Kepatuhan dan pembentukan
yang dikenakan oleh Bank Indonesia dibanding tahun
Satuan Kerja Audit Intern, dan Satuan Kerja Manajemen
sebelumnya. 5.
Risiko.
Seiring dengan adanya
peningkatan GCG pada Bank
•
Pelaksanaan fungsi manajemen risiko.
sekaligus mendorong terciptanya peningkatan kinerja
•
Pelaksanaan fungsi kepatuhan, audit intern dan audit
keuangan Bank, di mana Bank dapat membukukan laba
ekstern.
tahun buku 2012 sebesar Rp 13,13 milyar, merupakan
•
Penanganan Benturan Kepentingan.
peningkatan perolehan laba tahunan yang meningkat
•
Penetapan Batas Maksimum Penyaluran Kredit (BMPK)
tajam dibanding laba tahun buku 2011 sebesar Rp 2,34
•
Transparansi Kondisi Keuangan Bank, Laporan Pelaksanaan
miliar yang diikuti kualitas aset yang terpelihara baik.
GCG dan Laporan Internal
Dengan adanya perolehan laba sebesar itu maka rugi
Pemenuhan ketentuan Bank Indonesia terkait dengan
tahun-tahun sebelumnya telah tertutupi.
•
prinsip kehati-hatian dalam penyediaan dana kepada Pihak Terkait dan Debitur Besar. •
Penyusunan rencana strategis bank sesuai dengan ketentuan ketentuan mengenai Rencana Bisnis Bank.
Hasil Self Assessment GCG Dari hasil penilaian self assessment secara komprehensif terhadap kecukupan pelaksanaan GCG dapat disimpulkan bahwa Pelaksanaan GCG Bank Ina Perdana tahun 2012 pada nilai komposit mencapai 2,0 berada pada range nilai komposit 1,5 < nilai komposit < 2,5 sehingga predikat komposit adalah “Baik”, dengan dasar pertimbangan sebagai berikut: 1.
Persyaratan Jumlah, Komposisi, Kriteria, dan Independensi, serta Integritas, Kompetensi dan Reputasi Keuangan
28 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
RINGKASAN PERHITUNGAN NILAI KOMPOSIT “SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE GOVERNANCE 2012 “”PT. BANK INA PERDANA””” No
Aspek Yang Dinilai
Bobot
Peringkat
(a)
(b)
Nilai
Catatan *)
(a) x (b)
1 Pelaksanaan Tugas 10.00% 2 0.200 Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris Dewan Komisaris telah sepenuhnya memenuhi prinsip-prinsip GCG 2 Pelaksanaan Tugas 20.00% 2 0.400 Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dan Tanggung Jawab Direksi Direksi telah memenuhi prinsip-prinsip GCG 3 Kelengkapan dan Pelaksanaan 10.00% 2 0.200 Komposisi dan kompetensi Tugas Komite anggota Komite-Komite sesuai dibandingkan dengan ukuran dan kompleksitas usaha Bank 4 Penanganan Benturan Kepentingan 10.00% 2 0.200 Kebijakan Penanganan Benturan Kepentingan sudah mengatur mengenai Benturan Kepentingan 5 Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank 5.00% 2 0.100 Kepatuhan Bank tergolong baik namun pernah melakukan pelanggaran yang tidak material terhadap ketentuan dan komitmen yang telah dibuat 6 Penerapan Fungsi Audit Intern 5.00% 2 0.100 “Pelaksanaan fungsi audit intern Bank berjalan cukup efektif, pedoman intern cukup sesuai dengan standar minimum yang ditetapkan dalam standar minimum SPFAIB. Kelemahan minor yang dapat segera diperbaiki.” 7 Penerapan Fungsi Audit Ekstern 5.00% 2 0.100 Pelaksanaan audit oleh Akuntan Publik efektif dan sesuai dengan persyaratan minimum 8 Penerapan Fungsi Manajemen Risiko 7.50% 2 0.150 “Manajemen efektif dalam mengidentifikasi Termasuk Sistem Pengendalian Intern dan mengendalikan seluruh risiko Bank., Manajemen aktif pemantauan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit, sistem informasi manajemen yang komprehensif dan efektif untuk memelihara kondisi internal Bank yang sehat.” 9 Penyediaan Dana 7.50% 2 0.150 Tidak ada pelanggaran BMPK dan maupun prinsip Kepada Pihak Terkait (Related Party) kehati-hatian Pengambilan keputusan Dan Debitur Besar (Large Exposures) dalam penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar dilakukan secara independen 10 “Transparansi Kondisi Keuangan 15.00% 2 0.300 “Bank transparan dalam menyampaikan dan Non Keuangan Bank, informasi keuangan dan non-keuangan Laporan pelaksanaan GCG kepada publik melalui homepage dan laporan Internal” dan media yang memadai, Cakupan laporan pelaksanaan GCG lengkap, akurat, kini dan utuh” 11 Rencana Strategis Bank 5.00% 2 0.100 “Rencana Korporasi (corporate plan) dan Rencana Bisnis Bank (business plan) disusun realistis dan telah memperhatikan seluruh faktor eksternal dan faktor internal, prinsip kehati-hatian dan azas perbankan yang sehat” Nilai Komposit 100.00% 2.000 BAIK * : berisikan penjelasan mengapa penilai memberikan peringkat sebagaimana pada kolom (b)
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 29
Tata kelol a pe r u s a h a a n
Mekanisme GCG
Hasil keputusan yang dicapai dalam RUPS Tahunan (RUPST)
Pelaksanaan prinsip-prinsip GCG di Bank Ina Perdana telah
diambil berdasarkan kepentingan perusahaan. Agenda penting
memiliki mekanisme yang baik dan baku sesuai dengan
yang dibahas di dalam RUPST tersebut, di antaranya mengenai
Anggaran Dasar Perusahaan dan peraturan perundang-
persetujuan Laporan Tahunan Perseroan untuk tahun buku
undangan yang berlaku. Melalui mekanisme GCG yang ada
2011, pengesahan Neraca dan Perhitungan Laba Rugi Perseroan
telah dilakukan pemisahan yang jelas antara mekanisme
tahun buku 2011, dan penunjukkan kantor akuntan publik
pengambilan
yang akan mengaudit laporan keuangan perusahaan untuk
Perseroan,
keputusan mekanisme
penting
yang
pengelolaan,
tertinggi dan
pada
mekanisme
tahun buku 2012. RUPS Bank Ina Perdana dilaksanakan pada 22 Juni 2012.
pengawasan. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) menjadi mekanisme utama dan organ tertinggi yang dipakai Bank Ina Perdana
RUPS tersebut dilangsungkan di Wisma BSG Lantai 12, jl Abdul Muis No 40, Jakarta Pusat.
dalam mengambil keputusan penting. Sementara itu, terkait pembagian fungsi dan tugas, maka pengelolaan bank dilakukan
Dewan Komisaris
oleh Dewan Direksi, dan mekanisme pengawasan terhadap
Dewan Komisaris memiliki fungsi dan tugas, serta tanggung
kinerja pengelolaan bank dilakukan oleh Dewan Komisaris.
jawab yang bersifat kolegial dalam mengawasi, memberikan nasihat, dan rekomendasi kepada Direksi. Selain itu, Dewan
Struktur Tata Kelola
Komisaris juga bertanggungjawab untuk memastikan bahwa
Mengacu pada peraturan perundang-undangan yang
Bank Ina Perdana telah sepenuhnya melaksanakan GCG pada
berlaku dan sesuai dengan ketentuan GCG di perbankan,
setiap lapisan dan jenjang organisasi.
struktur GCG pada Bank Ina Perdana terdiri atas organ utama,
Proses dan pelaksanaan pengangkatan serta pemberhentian
yaitu Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris,
Dewan Komisaris Bank Ina dilakukan berdasarkan rekomendasi
Dewan Direksi, dan organ pendukung yang diantaranya adalah
Komite Nominasi dan Remunerasi dan hanya bisa dilakukan
Komite-Komite, Sekretaris Perusahaan, serta Satuan Kerja.
oleh para pemegang saham melalui RUPS. Dengan demikian,
Setiap organ tersebut melaksanakan tugas dan fungsinya
Dewan Komisaris Bank Ina Perdana bertanggung jawab kepada
masing-masing sebagaimana diatur oleh ketentuan, dan
pemegang saham dalam RUPS.
bertanggung jawab meningkatkan kinerja Perseroan, serta
Pemilihan setiap anggota Dewan Komisaris dilakukan oleh
mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang
Bank Ina Perdana dengan memperhatikan berbagai unsur
dengan tidak mengabaikan kepentingan segenap stakeholders.
penting, seperti kompetensi, reputasi keuangan, dan integritas.
Melalui struktur yang ada diharapkan pelaksanaan prinsip-
Hal itu sangat penting, karena terkait dengan fungsi dan tugas
prinsip GCG bisa berjalan dengan baik.
yang akan dijalankan oleh masing-masing anggota Dewan Komisaris sangat mempengaruhi proses bisnis yang ada.
Rapat Umum Pemegang Saham Rapat Umum Pemegang (RUPS) sebagai organ penting dan tertinggi dilakukan setiap tahun oleh Perseroan. RUPS terdiri
Terkait kompetensi, anggota Dewan Komisaris paling kurang mencakup: 1.
atas RUPS Tahunan dalam rangka pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), RUPS Tahunan dalam rangka pengesahan Laporan Tahunan dan Perhitungan Tahunan, dan RUPS Luar Biasa yang penyelenggarannya bisa dilakukan sewaktu-waktu.
30 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
Pengetahuan di bidang perbankan yang memadai dan relevan dengan jabatannya;
2.
Pengalaman di bidang perbankan dan/atau bidang keuangan.
Sementara itu terkait reputasi keuangan, semua anggota
Untuk
menjaga
independensi,
seluruh
Komisaris
Dewan Komisaris paling kurang mencakup:
Independen Bank Ina tidak memiliki hubungan dengan Bank
1.
Tidak memiliki kredit macet;
yang dapat mempengaruhi untuk bertindak tidak independen
2.
Tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota
yakni :
Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan
1.
Tidak memiliki saham Bank.
suatu perseroan dinyatakan pailit berdasarkan ketetapan
2.
Tidak terafiliasi dengan pihak yang memberikan jasanya
pengadilan dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir sebelum dicalonkan.
kepada Bank. 3.
Sedangkan terkait integritas, semua anggota Dewan Komisaris
Bukan merupakan Debitur Inti dan/atau Deposan Inti Bank.
paling kurang mencakup: 1.
2. 3.
Memiliki akhlak dan moral yang baik, antara lain
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
ditunjukkan dengan sikap mematuhi ketentuan yang
Dalam rangka pelaksanaan prinsip-prinsip GCG dalam
berlaku, termasuk tidak pernah dihukum karena terbukti
mendukung menciptakan check and balance dan menghindari
melakukan Tindak Pidana Tertentu dalam waktu 20 (dua
benturan kepentingan (conflict of interest) dalam pelaksanaan
puluh) tahun terakhir sebelum dicalonkan;
tugasnya
Memiliki
komitmen
untuk
mematuhi
peraturan
serta
melindungi
kepentingan
stakeholders,
keberadaan Komisaris pada Bank Ina Perdana telah memenuhi
perundang-undangan yang berlaku;
Jumlah, Komposisi, Kriteria dan Independensi Dewan Komisaris
Memiliki komitmen terhadap pengembangan operasional
seperti yang ditentukan oleh ketentuan Bank Indonesia (BI).
Bank yang sehat; 4.
Tidak termasuk dalam daftar tidak lulus uji kemampuan
Komposisi Dewan Komisaris Komposisi dan keanggotaan Dewan Komisaris telah sesuai
dan kepatutan (fit and proper test).
dengan ketentuan GCG dengan gambaran sebagai berikut: Independensi Dewan Komisaris Sesuai
dengan
ketentuan
1. yang
berlaku,
Komisaris
Independen Bank Ina berjumlah 67% dari jumlah anggota Dewan Komisaris secara keseluruhan. Anggota Dewan
Seluruh anggota Dewan Komisaris memiliki kompetensi yang dipersyaratkan.
2.
Semua Anggota dewan Komisaris telah memenuhi persyaratan telah lulus Penilaian Kemampuan dan
Komisaris Independen tidak memiliki hubungan keuangan,
Kepatutan (Fit and Proper Test) sesuai dengan ketentuan
kepengurusan, kepemilikan saham, dan/atau hubungan
Bank Indonesia tentang Penilaian Kemampuan dan
keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi
Kepatutan (Fit and Proper Test).
dan/atau Pemegang Saham Pengendali, sehingga tidak
Dewan Komisaris PT. Bank Ina Perdana berjumlah 3 (tiga) orang,
mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.
dengan komposisi sebagai berikut :
Keberadaan Komisaris Independen dapat menciptakan Check and Balance, menghindari benturan kepentingan (confict of
Susunan Dewan Komisaris
interest) dalam pelaksanaan tugasnya serta melindungi
Nama Jabatan
kepentingan stakeholders.
Birawa Natapradja
Komisaris Utama Independen
Hari Sugiharto
Komisaris Independen
Winadewi Hanantha *)
Komisaris
Denny Soesilo **)
Komisaris Independen
Catatan : *) Diangkat sebagai Komisaris oleh RUPS 22 Juni 2012, disetujui BI Desember 2012 **) Mengundurkan diri sejak 01 April 2012 disetujui oleh RUPS 22 Juni 2012
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 31
Tata kelol a pe r u s a h a a n
Rapat Dewan Komisaris
adanya pihak independen yang memiliki keahlian di bidang
Sepanjang 2012, Dewan Komisaris Bank Ina telah melaksanakan
keuangan atau akuntansi serta, pihak independen yang
8 (delapan) kali rapat, dengan rincian sebagai berikut:
memiliki keahlian di bidang perbankan.
No. Nama Jumlah Tidak % Hadir Rapat Hadir 1
Birawa Natapradja
8
0
100
2 Hari Sugiharto
8
0
100
3
Winadewi Hanantha *)
3
0
100
4
Denny Susilo **)
1
0
100
Catatan : *) Diangkat sebagai Komisaris oleh RUPS 22 Juni 2012, disetujui BI Desember 2012
Komite Audit berfungsi melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan. Pelaksanaan Tugas Komite Audit Komite Audit telah melaksanakan tugas dan tanggung
**) Mengundurkan diri sejak 01 April 2012
jawabnya, yakni melakukan pemantauan dan evaluasi atas Pembentukan Komite-Komite
perencanaan dan pelaksanaan audit, serta pemantauan atas
Untuk mendukung efektifitas pelaksanaan fungsi dan tugas,
tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan
Dewan Komisaris Bank Ina telah membentuk Komite-Komite,
pengendalian intern termasuk kecukupan proses pelaporan
yakni Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, dan Komite
keuangan. Dalam rangka melaksanakan tugas sebagaimana
Remunerasi dan Nominasi. Sebanyak 80% (delapan puluh
dimaksud, Komite Audit telah melakukan pemantauan dan
perseratus) dari jumlah anggota Komite Audit dan Komite
evaluasi terhadap:
Pemantau Risiko merupakan Komisaris Independen dan Pihak
1.
Pelaksanaan tugas Satuan Kerja Audit Intern;
Independen. Adapun yang dimaksud Pihak Independen bagi
2.
Kesesuaian pelaksanaan audit oleh Kantor Akuntan Publik
anggota Komite adalah pihak di luar Bank yang tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/
dengan standar audit yang berlaku; 3.
atau hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi dan/ atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan
Kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi yang berlaku;
4.
Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan
Bank, yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk
Satuan Kerja Audit Intern, akuntan publik, dan hasil
bertindak independen.
pengawasan
Sedangkan Ketua Komite Pemantau Risiko dan Ketua Komite Remunerasi dan Nominasi dirangkap oleh 1 (satu) orang,
Bank
Indonesia,
guna
memberikan
rekomendasi kepada Dewan Komisaris. 5.
Komite Audit telah memberikan rekomendasi mengenai
namun perangkapan jabatan ini masih memenuhi ketentuan
penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik
Bank Indonesia.
kepada Dewan Komisaris.
Komite Audit Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris
dan berdasarkan
keputusan rapat Dewan Komisaris, maka susunan keanggotaan Komite Audit disusun ulang. Hal ini dilakukan dengan menerbitkan Surat Keputusan Direksi No. SK/DIR/011/0612 Tentang Penunjukan Keanggotaan Komite Audit tanggal 29 Juni 2012. Dalam susunan keanggotaan tersebut telah dipenuhi
32 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
Komite Pemantau Risiko
Komposisi Keanggotaan Komite Audit Pengangkatan anggota Komite Audit dilaksanakan setelah
Komite Pemantau Risiko Bank Ina berfungsi melakukan
sebelumnya dilakukan proses seleksi dan penelitian terhadap
evaluasi kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko dengan
track record masing-masing anggota, sehingga dapat diyakini
pelaksanaan kebijakan serta melakukan pemantauan dan
bahwa semua anggota Komite Audit memiliki integritas, akhlak,
evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko, serta
dan moral yang baik. Dengan demikian, dapat menunjang
Satuan Kerja Manajemen Risiko.
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai anggota Komite Audit.
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Komite Pemantau
Keanggotaan Komite Audit terdiri dari 5 (lima) orang dengan
Risiko
susunan sebagai berikut:
Dalam rangka melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Komite Pemantau Risiko telah melakukan: 1.
Susunan Keanggotaan Komite Audit
risiko dengan pelaksanaan kebijakan tersebut;
Posisi Nama
Jabatan
Ketua
Komisaris Utama Independen
Birawa Natapradja *)
Anggota 1. Dr. Timotius
2.
Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite
Pihak Independen
Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko, guna memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris.
2. Edy Sukarno **)
Pihak Independen
3. Hari Sugiharto
Komisaris Independen
4. Winadewi Hanantha ***) Komisaris
Komposisi Keanggotaan Komite Pemantau Risiko Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas
Catatan : *)
Evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan manajemen
Sebelumnya sebagai Komisaris Utama,
dan tanggung jawab Dewan Komisaris
efektif Sebagai Komisaris Utama Independen sejak September 2012.
dan berdasarkan
keputusan rapat Dewan Komisaris, maka susunan keanggotaan
**) Sebagai anggota Komite Audit sejak 29 Juni 2012. ***) Sebagai anggota Komite Audit sejak 29 Juni 2012
Komite Pemantau Risiko disusun ulang. Hal ini dilakukan
dan efektif sebagai Komisaris sejak Desember 2012.
melalui
penerbitan
DIR/013/0612 Tentang
Surat
Keputusan
Direksi
No.
SK/
Penunjukan Keanggotaan ”Komite
Rapat Komite Audit
Pemantau Risiko” tanggal 29 Juni 2012, di mana dalam susunan
Sepanjang 2011, Komite Audit telah mengadakan 6 (enam) kali
keanggotaan ini telah dipenuhi adanya pihak independen yang
rapat dengan perincian, sebagai berikut:
memiliki keahlian di bidang keuangan, serta pihak independen
Nama
Jumlah Rapat Tidak Hadir % Hadir
yang memiliki keahlian di bidang manajemen risiko.
Birawa Natapradja
6
2
67
Pengangkatan anggota Komite Pemantau Risiko dilaksanakan
Dr. Timotius
6
2
67
setelah sebelumnya dilakukan proses seleksi dan penelitian
Edy Sukarno *)
3
0
100
terhadap track record masing-masing anggota sehingga dapat
Hari Sugiharto
6
0
100
diyakini bahwa semua anggota Komite Pemantau Risiko
Winadewi Hanantha **)
3
0
100
memiliki integritas, akhlak, dan moral yang baik, yang dapat
Denny Soesilo ***)
2
0
100
menunjang dalam melaksanakan tugas dan tanggung
Nia Budyanti ****)
3
0
100
jawabnya.
Catatan : *)
Sebagai anggota Komite Audit sejak 29 Juni 2012.
**)
Sebagai anggota Komite Audit sejak 29 Juni 2012 dan efektif sebagai Komisaris
sejak Desember 2012. ***) Mengundurkan diri sejak 01 April 2012. ****) Bukan sebagai anggota Komite Audit sejak 29 Juni 2012.
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 33
Tata kelol a pe r u s a h a a n
Adapun susunan keanggotaan Komite Pemantau Risiko,
Pelaksanaan
sebagai berikut:
Renumerasi dan Nominasi
Tugas
dan
Tanggung
Jawab
Komite
Posisi Nama Jabatan
Komite Remunerasi dan Nominasi telah melaksanakan tugas
Ketua Hari Sugiharto
Komisaris Independen
dan tanggung jawabnya antara lain:
Pihak Independen
1.
Melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi;
2.
Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris
Anggota 1. Dr. Timotius
2. Edy Sukarno *)
Pihak Independen
3. Birawa Natapradja **)
Komisaris Utama Independen
4. Winadewi Hanantha ***) Komisaris
mengenai: kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), kebijakan remunerasi bagi
Catatan : *)
Sebagai anggota Komite Pemantau Risiko sejak 29 Juni 2012.
Pejabat Eksekutif dan pegawai secara keseluruhan untuk
**) Sebelumnya sebagai Komisaris Utama, efektif sebagai Komisaris Utama Independen sejak September 2012. ***) Sebagai anggota Komite Pemantau Risiko sejak 29 Juni 2012 dan efektif sebagai Komisaris sejak Desember 2012.
disampaikan kepada Direksi; 3.
Menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai sistem serta prosedur pemilihan dan/atau penggantian
Rapat Komite Pemantau Risiko
anggota Dewan Komisaris dan Direksi kepada Dewan
Sepanjang 2012, Komite Pemantau Risiko telah mengadakan
Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat Umum
rapat sebanyak 5 (lima) kali dengan perincian, sebagai berikut:
Pemegang Saham;
Nama
Jumlah Rapat Tidak Hadir % Hadir
Hari Sugiharto
5
0
100
Dr. Timotius
5
1
80
Edy Sukarno *)
2
0
100
Birawa Natapradja
5
1
80
Winadewi Hanantha **)
2
0
100
Denny Soesilo ***)
1
0
100
Nia Budyanti ****)
3
0
100
Catatan : *)
4.
Memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham;
5.
Memberikan rekomendasi mengenai Pihak Independen yang akan menjadi anggota Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko kepada Dewan Komisaris;
6.
Memastikan bahwa kebijakan remunerasi paling kurang sesuai dengan kinerja keuangan dan pemenuhan cadangan
Sebagai anggota Komite Pemantau Risiko sejak 29 Juni 2012
**) . Sebagai anggota Komite Pemantau Risiko sejak 29 Juni 2012 dan efektif sebagai Komisaris sejak Desember 2012.
sebagaimana
perundang-undangan
yang
dalam
berlaku;
dengan
peer
peraturan
prestasi
kerja
group;
dan
***) Mengundurkan diri sejak 01 April 2012
individual;
****) Bukan sebagai anggota Komite Pemantau Risiko sejak 29 Juni 2012
pertimbangan sasaran dan strategi jangka panjang Bank.
Komite Renumerasi dan Nominasi
kewajaran
diatur
Komposisi Keanggotaan Komite Renumerasi dan Nominasi
Komite Remunerasi dan Nominasi memiliki fungsi dan tugas
Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas
dalam melakukan evaluasi kebijakan remunerasi untuk seluruh
dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan berdasarkan
tingkatan
dan
keputusan rapat Dewan Komisaris, maka susunan keanggotaan
merekomendasikan sistem prosedur pemilihan dan atau
Komite Remunerasi dan Nominasi disusun ulang. Hal ini
penggantian anggota Dewan Komisaris dan atau Direksi. Tugas
dilakukan melalui penerbitan Surat Keputusan Direksi No. SK/
dan tanggung jawab Komite Remunerasi dan Nominasi,
DIR/012/0612 Tentang
sebagaimana ditetapkan dalam Kebijakan Manajemen telah
Remunerasi dan Nominasi”.
dalam
organisasi,
serta
dilaksanakan dengan baik.
34 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
menyusun
Penunjukan Keanggotaan ”Komite
kemampuannya untuk bertindak independen.
Adapun susunan keanggotaan Komite Renumerasi dan 3.
Nominasi, sebagai berikut:
Semua Anggota Direksi
memenuhi persyaratan telah
Posisi Nama
Jabatan
lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper
Ketua Hari Sugiharto
Komisaris Independen
Test) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia tentang
Anggota 1. Birawa Natapradja *)
Komisaris Utama Independen
Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test).
2. Winadewi Hanantha **)
Komisaris
3. Wenijati
Kepala Unit Kerja HRD
4.
Tidak ada Anggota Direksi
merangkap jabatan sebagai
anggota Dewan Komisaris, Direksi, atau Pejabat Eksekutif pada 1 (satu) lembaga/perusahaan bukan lembaga
Catatan :
keuangan.
*) Sebelumnya sebagai Komisaris Utama, efektif sebagai Komisaris Utama Independen
5.
sejak September 2012 **) Sebagai anggota Komite Remunerasi dan Nominasi sejak 29 Juni 2012 dan efektif
Tidak ada Anggota Direksi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama memiliki saham pada Bank dan/atau pada
sebagai Komisaris sejak Desember 2012.
suatu perusahaan lain. 6.
Rapat Komite Renumerasi dan Nominasi
Dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Direksi
Sepanjang 2012, Komite Remunerasi dan Nominasi telah
tidak ada memberikan kuasa umum kepada pihak lain
melakukan rapat sebanyak 10 (sepuluh) kali dengan perincian,
yang dapat mengakibatkan pengalihan tugas dan fungsi
sebagai berikut:
Direksi. Selain itu, Bank Ina Perdana selalu mengupayakan yang terbaik
Nama
Jumlah Rapat Tidak Hadir % Hadir
dalam pemilihan setiap anggota Dewan Direksi. Dengan
Hari Sugiharto
10
1
90
melihat unsur-unsur integritas, kompetensi, dan reputasi
Birawa Natapradja
10
0
100
keuangan.
Winadewi Hanantha *)
0
0
0
Wenijati
10
0 100
mencakup:
Denny Soesilo **)
1
0
1.
Terkait integritas, semua Anggota Dewan Direksi paling kurang
100
Memiliki akhlak dan moral yang baik, antara lain
Catatan :
ditunjukkan dengan sikap mematuhi ketentuan yang
*) Sebagai anggota Komite Remunerasi dan Nominasi sejak 29 Juni 2012 dan efektif
berlaku, termasuk tidak pernah dihukum karena terbukti
sebagai Komisaris sejak Desember 2012
melakukan Tindak Pidana Tertentu dalam waktu 20 (dua
**) Mengundurkan diri sejak 01 April 2012
puluh) tahun terakhir sebelum dicalonkan; 2.
Dewan Direksi Persyaratan
berupa
Jumlah,
Komposisi,
Kriteria
Independensi Direksi seperti yang ditentukan oleh
3.
1.
2.
untuk
mematuhi
peraturan
Memiliki komitmen terhadap pengembangan operasional Bank yang sehat;
Indonesia dapat dipenuhi oleh Bank Ina Perdana, dengan gambaran sebagai berikut:
komitmen
perundang-undangan yang berlaku;
dan Bank
Memiliki
4.
Tidak termasuk dalam daftar tidak lulus uji kemampuan dan kepatutan (fit and proper test).
Jumlah anggota Direksi 3 (tiga) orang dipimpin oleh Direktur Utama dan semua anggota Direksi berdomisili
Sementara itu, terkait kompetensi, semua Anggota Dewan
di Indonesia.
Direksi paling kurang mencakup:
Direktur Utama serta Anggota Direksi lainnya berasal dari
1.
relevan dengan jabatannya;
pihak yang independen terhadap pemegang saham pengendali yakni tidak memiliki hubungan keuangan,
2.
Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau
Pengalaman dan keahlian di bidang perbankan dan/atau bidang keuangan; dan
kepengurusan, kepemilikan saham, dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya,
Pengetahuan di bidang perbankan yang memadai dan
3.
Kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis dalam rangka pengembangan Bank yang sehat.
hubungan dengan Bank sehingga tidak mempengaruhi
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 35
Tata kelol a pe r u s a h a a n
Sedangkan terkait Reputasi Keuangan, semua Anggota Dewan
Bisnis beralih tugas menjadi anggota Dewan Komisaris.
Direksi paling kurang mencakup:
Adapun komposisi dan susunan Dewan Direksi Bank Ina
1.
Tidak memiliki kredit macet;
Perdana pada 2012, sebagai berikut:
2.
Tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota Direksi yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu
Nama Jabatan
perseroan dinyatakan pailit berdasarkan ketetapan
Edy Kuntardjo
Direktur Utama
pengadilan dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir sebelum
Wardoyo *)
Direktur Kepatuhan
dicalonkan.
Budiarto Santoso **)
Direktur Operasional
Winadewi Hanantha ***) Direktur Bisnis Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
Catatan :
Sepanjang 2012, Dewan Direksi telah melaksanakan tugas dan
**) Sebelumnya sebagai Direktur Kepatuhan, beralih jabatan menjadi sebagai Direktur
*)
Setelah disetujui BI, diangkat oleh RUPS tanggal 22 Juni 2012.
tanggung jawabnya sesuai dengan ketentuan GCG, yakni:
Operasional tanggal 22 Juni 2012.
1.
Juni 2012, disetujui BI Desember 2012.
Direksi
telah
mempertanggungjawabkan
kepengu
***) Sebelumnya sebagai Direktur Bisnis, beralih jabatan menjadi Komisaris tanggal 22
rusannya dalam RUPS sesuai dengan peraturan per 2.
3.
4.
undang-undangan yang berlaku.
Rapat Dewan Direksi
Direksi telah mengelola Bank sesuai dengan kewenangan
Sepanjang 2012, Dewan Direksi telah mengadakan rapat
dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam
sebanyak 14 (empat belas) kali dengan perincian, sebagai
Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan
berikut:
yang berlaku.
No Nama
Direksi senantiasa
menindaklanjuti temuan audit dan
Jabatan
Jumlah Tidak % Rapat Hadir Hadir
rekomendasi dari satuan kerja audit intern Bank, auditor
1 Edy Kuntardjo
Direktur Utama
14
0
100
eksternal, hasil pengawasan Bank Indonesia dan/atau hasil
2 Budiarto Santoso
Direktur Operasional
14
0
100
pengawasan otoritas lain.
3 Wardoyo *)
Direktur Kepatuhan
10
0
100
5
0
100
Direksi senantiasa
melaksanakan prinsip-prinsip Good
Corporate Governance dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. Komposisi dan Susunan Dewan Direksi Pada pertengahan tahun 2012 susunan Direksi Bank mengalami perubahan. Saudara Wardoyo bergabung dengan Bank Ina pada bulan Mei 2012 dan telah lulus Fit and Profer Test sebagai Direktur Kepatuhan sesuai surat Bank Indonesia No.14/55/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 12 Juni 2012. Sesuai hasil keputusan RUPS tanggal 22 Juni 2012 susunan Direksi adalah saudara Wardoyo diangkat sebagai Direktur yang membawahi Fungsi Kepatuhan, sementara saudara Budiarto Santoso yang sebelumnya sebagai Direktur Yang membawahi Fungsi Kepatuhan beralih jabatan menjadi Direktur Operasional, dan saudari Winadewi Hanantha yang sebelumnya sebagai Direktur
36 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
4 Winadewi Hanantha **) Direktur Bisnis Catatan :
*) Setelah disetujui oleh BI , diangkat oleh RUPS tanggal 22 Juni 2012 **) Sebelumnya sebagai Direktur Bisnis, beralih jabatan sebagai Komisaris tanggal 22 Juni 2012, disetujui BI Desember 2012.
Pembentukan Komite dan Satuan Kerja di Bawah Dewan Direksi Dalam rangka melaksanakan prinsip-prinsip GCG dan efektivitas pelaksanaan fungsi dan tugas, Dewan Direksi telah membentuk Satuan Kerja Audit Intern, Satuan Kerja Manajemen Risiko, Satuan Kerja Kepatuhan, dan Komite Manajemen Risiko. Selain itu, Dewan Direksi juga telah membentuk Komite Kredit, Komite Kebijakan Kredit, ALCO (Asset and Liabilities Committee), Komite Pengarah
IT
(Steering IT Committee),
Komite
Strategi
Perencanaan dan Budget (Strategic Planning and Budgeting Committee) , serta Komite Sumber Daya Manusia (Human Resources Committee).
Satuan Kerja Audit Intern
peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan
Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) bertugas untuk menjamin
4.
Memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang
berfungsinya pengawasan internal sebagai bagian penting dari
dibuat oleh Bank kepada Bank Indonesia dan/atau otoritas
pengendalian internal Bank.
pengawas lain yang berwenang.
SKAI dibentuk
independen
terhadap satuan kerja operasional, sehingga dapat bekerja dengan bebas dan obyektif, serta mampu mengungkapkan
Komite Manajemen Risiko
pandangan dan pemikirannya tanpa pengaruh ataupun
Komite ini berfungsi untuk membantu Direksi dalam menyusun
tekanan dari manajemen ataupun pihak lain yang terkait
kebijakan dan strategi manajemen risiko, serta mengevaluasi
dengan Bank.
dan memantau pelaksanaan kebijakan dan strategi manajemen risiko agar sesuai dengan risk appetite dan strategi manajemen
Satuan Kerja Manajemen Risiko Satuan
Kerja
Manajemen
risiko Bank. Risiko
berfungsi
untuk
mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan
Aspek Transparansi dalam pelaksanan GCG
aspek risiko yang melekat pada setiap aktivitas Bank. Proses
Aspek transparansi merupakan salah satu prinsip pokok dalam
penilaian risiko yang dilakukan telah melingkupi seluruh jenis
pelaksanaan GCG yang berupaya diimplementasikan secara
risiko (8 jenis risiko) dan dilaporkan secara rutin kepada Bank
sungguh-sungguh oleh Bank Ina Perdana. Sejauh ini Bank Ina
Indonesia (BI).
berupaya melaksakan prinsip transparansi, yakni keterbukaan dalam mengungkapkan informasi secara relevan, serta
Satuan Kerja Kepatuhan
keterbukaan
dalam
melaksanakan
proses
pengambilan
Satuan Kerja Kepatuhan (compliance unit) merupakan satuan
keputusan. Aspek transparansi yang diimplementasikan Bank
kerja yang independen, dibentuk secara tersendiri dan bebas
Ina Perdana sepanjang 2012, di antaranya tercermin pada hal-
dari pengaruh satuan kerja lainnya, serta mempunyai akses
hal sebagai berikut:
langsung pada Direktur yang membawahi Fungsi Kepatuhan. Satuan kerja kepatuhan dibentuk di kantor pusat Bank, namun
A. Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris dan Direksi
melaksanakan Fungsi Kepatuhan di seluruh jaringan kantor
Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris dan Direksi
Bank.
sepanjang tahun 2012, disajikan dalam tabel berikut :
Selain itu, Satuan Kerja Kepatuhan
berfungsi untuk
memastikan dan menjaga bahwa seluruh aktivitas Bank telah memenuhi ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, sehingga potensi risiko kegiatan usaha Bank dapat diantisipasi lebih dini. Fungsi Kepatuhan adalah meliputi tindakan, sebagai berikut: 1.
Nama Jabatan Bank Ina Birawa Natapradja Komisaris Utama Independen 0% Hari Sugiarto Komisaris Independen 0% Winadewi Hanantha Komisaris 0% Edy Kuntardjo Direktur Utama 0% Budiarto Santoso Direktur Operasional 0% Wardoyo Direktur Kepatuhan 0%
Kepemilikan Saham (%) Bank Lain LKBB*) Perusahaan 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Mewujudkan terlaksananya Budaya Kepatuhan pada semua tingkatan organisasi dan kegiatan usaha Bank;
2.
Mengelola Risiko Kepatuhan yang dihadapi oleh Bank;
3.
Memastikan agar kebijakan, ketentuan, sistem, dan
Catatan : *) LKBB = Lembaga Keuangan Bukan Bank
prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 37
Tata kelol a pe r u s a h a a n
B. Hubungan Keuangan dan Hubungan Keluarga Anggota
D. Share Option
Dewan Komisaris dan Direksi
Dalam tahun 2012, tidak ada share option bagi Komisaris,
Seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi Bank berasal dari kalangan profesional, dan seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi Bank tidak memiliki hubungan keuangan berupa menerima penghasilan, bantuan keuangan, atau
Direksi dan Pejabat Bank. Keterangan /Nama Jumlah Saham Jumlah Opsi Harga Opsi Jangka yang dimiliki yang diberikan yang telah (Rupiah) Waktu (lembar saham) (lembar saham) dieksekusi (lebar saham)
pinjaman dari anggota Dewan Komisaris lainnya dan/atau
Komisaris Semua 0
0
0 N.A N.A
anggota Direksi Bank dan atau Pemegang Saham Pengendali
Direksi Semua 0
0
0 N.A N.A
Pejabat Eksekutif Semua
0
0
0 N.A N.A
Total
0
0
0 N.A N.A
Bank. Selain itu, seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi Bank tidak memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat
kedua berupa hubungan baik vertikal maupun horizontal, termasuk mertua, menantu dan ipar dengan anggota Dewan Komisaris lainnya dan/atau anggota Direksi Bank dan atau Pemegang Saham Pengendali Bank.
E. Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah Perbandingan gaji tertinggi dengan gaji terendah Komisaris, Direksi dan Pegawai disajikan per posisi 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut :
C. Kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi Dewan Komisaris
• Rasio gaji pegawai yang tertinggi dan terendah
: 23,13 x
dan Direksi
• Rasio gaji Direksi yang tertinggi dan terendah
: 1,17 x
Paket atau kebijakan remunerasi dan fasilitas lain yang
• Rasio gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah : 1,18 x
diterima oleh Dewan Komisaris dan Direksi sepanjang tahun
• Rasio gaji Direksi tertinggi dan pegawai tertinggi : 2,16 x
2012, disajikan sebagai berikut: F. Jumlah Penyimpangan Internal (Internal Fraud) Jenis Remunerasi & Fasilitas Lain 1. Remunerasi (gaji, bonus, tunjangan rutin, tantiem, dan fasilitas lainnya dalam bentuk non natura) *) 2. Fasilitas lain dalam bentuk natura (perumahan, transportasi, asuransi kesehatan dan sebagainya) Total
Jumlah Diterima dalam 1 Tahun Dewan Komisaris Direksi orang Jutaan Rp orang Jutaan Rp 4 768 4 2.010
internal (internal fraud) yaitu berupa
penyimpangan/
kecurangan yang dilakukan oleh pengurus, pegawai tetap dan tidak tetap (honorer dan outsorcing) terkait dengan proses kerja dan kegiatan operasional Bank.
-
4 **)
-
768
-
4 **)
Catatan : *) Diterima secara tunai **) Dalam periode tahun 2012 terdapat pergantian Direksi/Komisaris
38 I Laporan Tahunan 2012 I
Sepanjang tahun 2012 tidak terdapat penyimpangan
BANK INA PERDANA
-
2.010
Internal Fraud dalam 1 tahun Jumlah kasus yang dilakukan oleh Pengurus Pegawai tetap Pegawai tidak tetap Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun sebelumnya berjalan sebelumnya berjalan sebelumnya berjalan Total Fraud 0 0 0 0 0 0 Telah diselesaikan 0 0 0 Dalam proses penyelesaian 0 0 0 0 0 0 di internal Bank Belum diupayakan 0 0 0 0 0 0 penyelesaiannya Telah ditindaklanjuti 0 0 0 melalui proses hukum
G. Permasalahan Hukum
Saham Pengendali yang mengandung potensi benturan
Sepanjang 2012 tidak ada Permasalahan Hukum yang dihadapi
kepentingan.
oleh Bank. Permasalahan Hukum
Jumlah
Perdata Pidana
No Nama dan Jabatan Nama dan Jabatan Jenis Nilai yang Memiliki Pengambil Transaksi Transaksi Benturan Keputusan (jutaan Rupiah) Kepentingan
Keterangan *)
1 -
-
- -
-
(telah mempunyai
2 -
-
- -
-
kekuatan hukum yang tetap)
*) Tidak sesuai sistim dan prosedur yang berlaku
Telah Selesai
0
0
Catatan :
Dalam proses penyelesaian
0
0
Total
0 0
I. Buy Back Shares dan Buy Back Obligasi Bank
Sementara itu permasalahan Hukum dengan PPA yang sudah
Sepanjang 2012 tidak terdapat buy back saham dan atau
berlarut-larut sejak tahun 2007, maka untuk mitigasi risikonya
obligasi oleh Bank. Sebagai informasi, saat ini Bank bukan
telah dicadangkan 100% (seratus persen) dari perkiraan tagihan
Perseroan Terbatas Terbuka dan belum pernah menerbitkan
yaitu sebesar Rp 1.419.039.389,-. Dengan demikian, risiko dari
Obligasi.
tagihan PPA telah di-cover dengan pencadangan tersebut dan diharapkan dapat dicapai kesepakatan pada 2013.
J. Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait (Related Party) dan Penyediaan Dana Besar (Large Exposure)
H. Transaksi yang Mengandung Benturan Kepentingan
Penyediaan dana kepada Pihak terkait Bank senantiasa
Pengurus Bank terdiri dari :
mengacu kepada Peraturan Bank Indonesia tentang Batas
1.
Dewan Komisaris Bank berjumlah 3 (tiga) orang yang
Maksimum Pemberian Kredit. Sepanjang 2012 tidak pernah
terdiri dari 1 (satu) orang Komisaris Utama Independen, 1
terjadi pelanggaran BMPK. Jumlah penyediaan dana kepada
(orang ) orang Anggota Komisaris Independen dan 1
Pihak Terkait dan Debitur Inti per posisi Desember 2012 secara
(satu) satu orang Anggota Komisaris.
total disajikan, sebagai berikut:
2.
Direksi Bank berjumlah 3 (tiga) orang yang terdiri dari 1 (satu) orang Direktur Utama, 1 (satu) orang Direktur juga
No. Penyediaan Dana
membawahi fungsi Kepatuhan dan 1 (satu) orang Direktur
Operasional yang
(Jutaan Rp)
independen terhadap Pemegang Saham Pengendali.
1
Pihak Terkait
24
227.538
Dengan adanya keberadaan Komisaris Independen,
2
Debitur Inti
15
254.880
semuanya berasal dari pihak yang
Jumlah Debitur Nominal
Direktur yang Independen serta pihak-pihak independen pada keanggotaan komite diharapkan dapat menciptakan
K. Pemberian dana untuk kegiatan sosial dan politik
check and balance sehingga dapat menghindari benturan
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan bentuk
kepentingan (conflict of interest). Namun demikian guna
komitmen Bank untuk berprilaku etis dan memberikan
menghindari terjadinya benturan kepentingan yang dapat
konstribusi pada pembangunan nasional berupa kepedulian
merugikan Bank, telah disusun suatu ketentuan mengenai
kepada masyarakat, dengan cara memberi bantuan kepada
penanganan benturan kepentingan.
masyarakat yang dinilai layak untuk menerima bantuan
Sepanjang tahun 2012, tidak terdapat transaksi yang
tersebut.
melibatkan Komisaris, Direksi, Pejabat Eksekutif dan Pemegang
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 39
Tata kelol a pe r u s a h a a n
Sebagai tanggung jawab sosial Bank terhadap masyarakat,
Dalam upaya mewujudkan agar Budaya Kepatuhan menjadi
Bank telah mengadakan kegiatan sosial sebagai berikut: pada
budaya kerja bagi semua SDM yang ada pada Bank, maka unit
tanggal 29 September
kerja Kepatuhan senantiasa menggaungkan Visi, Misi dan Nilai-
2012, Bank melakukan kegiatan
khitanan massal di daerah Lumajang, Jawa Timur, bekerja sama
nilai Kepatuhan :
dengan Rumah Sakit Islam Lumajang sebagai penyedia Tenaga
Visi
: Bank yang memiliki reputasi kepatuhan
Medis (Dokter). Khitanan massal ini diperuntukkan bagi anak-
Misi
: Bekerja secara profesional, meraih prestasi dan
anak usia sekitar 5 hingga 12 tahun, warga Lumajang dan
reputasi kepatuhan
sekitarnya. Kegiatan Khitanan tersebut diikuti oleh 129 (seratus
1.
Awareness
dua puluh sembilan ) orang anak. Biaya medis peserta
2.
Attention
ditanggung oleh Bank Ina Perdana, dan kepada masing-masing
3.
Communication
peserta Bank memberikan uang saku, 1 (satu) helai baju koko,
4.
Teamwork
dan 1 (satu) helai kain sarung, serta makanan ringan.
Dalam pelaksanaan Fungsi Kepatuhan, Bank senantiasa berupaya semaksimal mungkin untuk dapat
Fungsi Kepatuhan
mematuhi
berbagai kaidah perbankan yang berlaku dengan berpedoman
Fungsi Kepatuhan adalah
serangkaian tindakan atau
kepada
tindakan
Fungsi Kepatuhan Bank, sehingga
langkah-langkah yang bersifat ex-ante (preventif ) untuk
diharapkan potensi risiko yang akan muncul dapat diantisipasi
memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur,
lebih dini. Untuk meminimalisasi denda yang dikenakan oleh
serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank telah sesuai
Bank Indonesia, baik sebagai akibat dari kesalahan dan atau
dengan ketentuan BI dan peraturan perundang-undangan
keterlambatan penyampaian laporan, maka
yang berlaku. Selain itu, juga memastikan kepatuhan Bank
Kepatuhan melakukan upaya sebagai berikut :
terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada BI dan/atau
1.
unit kerja
Pada setiap akhir bulan mengingatkan dan memantau
otoritas pengawas lain yang berwenang.
unit kerja yang mempunyai kewajiban menyampaikan
Adapun fungsi Kepatuhan Bank meliputi tindakan untuk:
laporan
1.
mewujudkan terlaksananya Budaya Kepatuhan pada
menerbitkan memo “Daftar Kewajiban Penyampaian
semua tingkatan organisasi dan kegiatan usaha Bank;
Laporan Bulan Berikutnya”. agar laporan-laporan
2.
mengelola Risiko Kepatuhan yang dihadapi oleh Bank;
disampaikan kepada Bank Indonesia secara akurat dan
3.
memastikan agar kebijakan, ketentuan, sistem, dan
tepat waktu.
prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank
4.
2.
kepada
Bank
Indonesia
dengan
cara
Menerbitkan memo pemberitahuan bila ada ketentuan
telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan
yang baru diterbitkan oleh Bank Indonesia atau
peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan
Otoritas lainnya, melakukan komunikasi dengan unit
memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang
kerja terkait bila ada kewajiban baru dalam hal
dibuat oleh Bank kepada Bank Indonesia dan/atau otoritas
penyampaian laporan kepada Bank Indonesia atau ada
pengawas lain yang berwenang.
perubahan teknis laporan sebelumnya. Menjadi
40 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
prakarsa pertemuan ketentuan baru 3. 4.
untuk membahas ketentuan-
Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank merupakan tugas dan
atau adanya perubahan yang
tanggung jawab dari Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) yang
mendasar dari ketentuan sebelumnya.
merupakan satuan kerja yang independen terhadap satuan
Untuk kewajiban penyampaian laporan yang bersifat
kerja operasional, bertanggung jawab langsung kepada
khusus dilakukan sendiri oleh unit kerja Kepatuhan.
Direktur Utama
Dalam rapat Direktorat Kepatuhan yang dilaksanakan setiap minggu yang menjadi agenda rutin adalah
Klarita Harianja yang sebelumnya
membahas perkembangan yang dicapai terkait tindak
mengundurkan diri pada akhir bulan Maret 2012.
lanjut komitmen Bank kepada Bank Indonesia atau
mengisi kekosongan jabatan tersebut maka pada akhir Juni
kewajiban pemenuhan lainnya yang harus dipenuhi
2012 Saudara Rony Hermawan bergabung dengan Bank Ina
oleh Bank. Dalam rapat tersebut unit kerja terkait
Perdana dan diangkat sebagai Kepala SKAI. Jumlah personil
diundang dan duduk bersama untuk membahas
SKAI sebanyak 4 (empat) orang terdiri dari 1 (satu) orang
perkembangan tindak lanjut
Kepala SKAI dan 3 (tiga) orang Staf.
atau kendala yang
Sementara itu terkait hasil
dihadapi. 5.
Pada 2012 ada penggantian Kepala SKAI Bank. Saudari sebagai Kepala SKAI Untuk
temuan pemeriksaaan Audit
Melakukan koordinasi dengan unit kerja System and
Internal telah disampaikan kepada Direktur Utama dan Dewan
Procedure untuk meng update ataupun membuat
Komisaris, serta ditembuskan kepada Direktur Kepatuhan, di
aturan internal baru sehubungan dengan adanya
mana temuan ini wajib ditindaklanjuti. Laporan pelaksanaan
perubahan atau penerbitan ketentuan baru. Sebelum
dan pokok-pokok hasil audit termasuk hasil audit yang bersifat
peraturan internal tersebut diterbitkan maka unit kerja
rahasia telah dilaporkan secara rutin kepada Bank Indonesia
Kepatuhan terlebih dahulu membuat catatan pada
setiap 6 (enam) bulan sekali.
formulir yang disebut Quality Assurance Policy & Procedures Form (QA Policy & Procedures) untuk
6.
Fungsi Audit Eksternal
memastikan bahwa peraturan baru yang diterbitkan
Berdasarkan Keputusan RUPS Akta No. 45 tanggal 22 Juni
telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan
2012 yang memberikan kuasa kepada Dewan Komisaris untuk
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
menunjuk Kantor Akuntan Publik (KAP)
Bukti penerimaan laporan yang telah
disampaikan
Hendrawinata Eddy & Siddharta ditunjuk untuk melaksanakan
kepada Bank Indonesia diadministrasikan oleh unit
audit buku persereoan untuk tahun buku 2012. Adapun
kerja Kepatuhan.
Penunjukan KAP ini
maka
KAP
terlebih dahulu memperhatikan
rekomendasi dari Komite Audit. Fungsi Audit Intern Pelaksanaan fungsi audit intern berpedoman pada Standard Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB) sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No. 1/6/PBI/1999.
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 41
R E NCANA STRAT E G I S D AN K E B I J A K AN M ANA J E M E N
perbankan yang positif, kebijakan manajemen Bank Ina Perdana
Kebijakan Manajemen Bercermin dari kinerja perekonomian nasional pada 2012
adalah tetap melakukan ekspansi bisnis dengan meningkatkan
dengan ketahanan dan kesinambungan pertumbuhan di
pertumbuhan kredit dan dana masyarakat dengan kebijakan
tengah perekonomian global yang masih belum menentu,
pokok sebagai berikut :
maka perekonomian nasional pada 2013 dan 2014 memiliki potensi besar untuk terus tumbuh dan mencapai target makro
1.
Pertumbuhan kredit berkualitas yang fokus pada segmen
ekonomi. Kekuatan pasar domestik dan arus investasi yang
usaha produktif melalui peningkatan analisa kredit sesuai
semakin
pertumbuhan
prinsip pemberian kredit yang sehat, monitoring terhadap
ekonomi didukung pula oleh pulihnya ekspor serta seiring
usaha debitur, dan tertib administrasi dokumentasi kredit.
meningkat
akan
menggerakkan
dengan pengakuan rating investment grade oleh lembaga
2.
Perluasan
customer base
untuk
mencapai
target
pemeringkat internasional seperti Standard & Poor’s, Moody,
penghimpunan dana dan bertujuan untuk memperbaiki
dan Fitch, merupakan modal utama pertumbuhan.
komposisi
struktur
dana
pihak
ketiga
dan
mendapatkan dana murah.
Menurut pandangan Asian Development Bank (ADB), Indonesia tengah berada di jalur yang baik untuk terus
atau
3.
Meningkatkan kuantitas dan kualitas analyst kredit melalui
meningkatkan pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Hal Ini
rekrutmen dan training sehingga mampu memelihara
dipacu oleh tingginya konsumsi, meningkatnya investasi, dan
kualitas kredit dengan baik.
kian membaiknya perdagangan antarnegara. Selain itu,
4.
kredit sebagai wujud penerapan pengendalian internal.
investasi baik swasta maupun pemerintah juga cenderung menunjukkan
ekspansi
yang
baik.
Hal
ini
disokong
Meningkatkan peran unit-unit kerja pengendali risiko
5.
Terus berupaya mengoptimalkan pertumbuhan bisnis
meningkatnya peringkat kredit dari lembaga independen,
kantor cabang/capem/kas agar dapat membukukan
menurunnya
dan
keuntungan. Segmentasi market dari masing-masing
pertumbuhan ekonomi. Meski demikian, masih diperlukan
kantor akan dipelajari untuk mengetahui strategi promosi
usaha terus menerus untuk memperbaiki iklim investasi.
dan produk yang sesuai dengan daerah setempat.
suku
bunga,
alokasi
infrastruktur,
Seiring dengan prospek perekonomian dan prospek industri
42 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
Penjajakan untuk mengembangkan kredit konsumsi akan
di mana Bank merencanakan untuk
gulan, yaitu segmen komersial produktif, khususnya UMKM dan
melakukan kerja sama dengan perusahaan-perusahaan
segmen kemitraan strategis yang sesuai dengan target pasar
dalam menyalurkan KTA (Kredit Tanpa Agunan) yang di-
Bank Ina Perdana melalui pengembangan wholesale banking,
cover dengan asuransi kredit.
yaitu kerja sama dengan Multifinance, Bank Perkreditan Rakyat,
Penguatan fungsi-fungsi supervisi struktur pengendalian
dan Koperasi. Produk kredit lain yang juga terus dikembangkan
intern dan tata kelola perusahaan guna memastikan
adalah segmen konsumer, seperti KPR, kredit Kendaraan, kredit
bahwa pengelolaan operasional dan bisnis Bank tetap
Multiguna, dan KTA.
dilanjutkan,
6.
terpelihara dengan baik dan terkendali sesuai prinsip-
Kemajuan dan keberhasilan suatu perusahaan tidaklah
prinsip prudential banking, risk management, dan good
terlepas dari Sumber Daya Manusia (SDM) yang merupakan
corporate governance.
aset penting bagi perusahaan. Menyadari hal ini, Bank Ina Perdana terus berupaya melakukan pembenahan infrastruktur
Strategi Bisnis 2013
secara berkesinambungan, terutama terkait dengan kecukupan
Strategi bisnis dalam 1 (satu) tahun ke depan dengan tema
kuantitas dan kualitas SDM, serta penerapan manajemen risiko
“pertumbuhan berkesinambungan dan berkualitas”, yaitu tetap
dan prosedur operasional. Berbagai pelatihan dan seminar baik
fokus terhadap pertumbuhan pada bisnis utama penyaluran
yang bersifat hard skill maupun soft skill terus dilakukan untuk
kredit secara konservatif, yang didukung oleh peningkatan
meningkatkan integritas, kapasitas, dan kompetensi SDM Bank
kualitas penerapan good corporate governance dan risk mana
Ina Perdana.
gement, serta kecukupan dukungan infrastruktur, sehing ga
Dalam rangka penghimpunan dana masyarakat, akan
mampu berkesinambungan memupuk sebuah brand yang ko
difokuskan pada pencapaian cost of fund yang ideal sehingga
koh di lingkungan masyarakat luas sebagai bank yang sehat.
mampu
Pertumbuhan yang dicapai harus disertai peningkatan kualitas
menghasilkan laba usaha memadai. Bank Ina Perdana akan
dalam setiap aspek penting dalam mengelola bisnis, khususnya
terus mempromosikan produk-produk tabungan melalui
aspek risiko.
berbagai program promosi yang menarik minat dan sesuai
Penyaluran kredit sebagai bisnis utama Bank akan terus
mendukung
fungsi
intermediasi
Bank
yang
dengan kebutuhan nasabah.
dikembangkan dan pertumbuhan produk-produk kredit ung
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 43
P E NG U NG K A PAN P E R M O D A L AN
Bank Ina Perdana selalu melakukan penguatan permodalan sesuai dengan profil risiko dan pengembangan bisnis ke depan.
1) Pengungkapan kualitatif:
b) Kecukupan permodalan
a) Struktur permodalan
Bank Ina Perdana berkomitmen untuk memulihkan
Struktur permodalan Bank Ina Perdana untuk posisi per
tingkat permodalan pada kisaran 14% untuk mendukung
31 Desember 2012 masih menunjukkan kemampuan
pertumbuhan bisnis di mana setiap rencana penambahan
permodalan yang cukup dapat mendukung pertumbuhan
modal akan dicantumkan dalam Rencana Bisnis Bank.
bisnis
secara
konservatif,
komposisi
permodalan
mencerminkan proporsi modal inti yang lebih dominan
Kebijakan
dibandingkan dengan modal pelengkap. Modal inti terdiri
berdasarkan profil risiko Bank saat ini dan rencana
dari Modal disetor ditambah dengan cadangan tambahan
pengembangan bisnis ke depan.
modal (disclose reserved) yaitu Cadangan Umum, laba
modal diukur dari rasio permodalan, yang ditetapkan
tahun berjalan, dan faktor pengurang berupa rugi tahun-
paling kurang 14% (empat belas persen). Tingkat rasio
tahun lalu, serta selisih kurang antara PPA yang wajib
permodalan tersebut diangggap cukup aman untuk
dibentuk dan cadangan kerugian. Sedangkan Modal
mengantisipasi pergerakan profil risiko Bank dan
pelengkap terdiri dari modal Upper Tier – 2 yang berasal
pertumbuhan bisnis Bank ke depan.
dari cadangan aset produktif.
kecukupan
permodalan
Bank
dilakukan
Tingkat kecukupan
. 2) Pengungkapan kuantitatif
Pertumbuhan modal Bank saat ini, masih mengandalkan
Struktur permodalan Bank Ina Perdana sesuai dengan
pertumbuhan organik dari pemupukan laba usaha, meski
Surat Edaran Bank Indonesia No. 14/35/DPNP disajikan
tidak menutup kemungkinan adanya penambahan modal
dalam Tabel 1.1.
baru dari pemegang saham atau investor baru.
44 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
Tabel 1.1 Pengungkapan Kuantitatif Struktur Permodalan Bank Umum (dalam jutaan rupiah)
KOMPONEN MODAL Posisi Tanggal Laporan Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya (1) (2)
Bank Konsolidasi Bank Konsolidasi (3)
(4)
(5)
(6)
Modal Inti
119.494
119.494
119.350
119.350
1 Modal disetor
128.000
128.000
128.000
128.000
2 Cadangan Tambahan Modal
8.484
8.484
3.057
3.057
3 Modal Inovatif
4 Faktor Pengurang Modal Inti
-
-
-
-
(16.990)
(16.990)
(11.707)
(11.707)
5 Kepentingan Non Pengendali
Modal Pelengkap
422
- 422
6.999
- 6.999
1 Level Atas ( Uper Tier 2 )
422
422
6.999
6.999
2 Level Bawah ( Lower Tier 2 ) maksimum 50% modal awal
-
-
-
-
3 Faktor Pengurang Modal Pelengkap
-
-
-
-
Faktor Pengurang Modal Inti Dan Modal Pelengkap
-
-
-
-
D
Modal Pelengkap Tambahan Yang Memenuhi Persyaratan ( Tier 3 )
-
-
-
-
E
MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG DI ALOKASIKAN
-
-
-
-
II Total Modal Inti Dan Modal Pelengkap ( A + B - C )
119.916
119.916
126.349
126.349
III TOTAL MODAL INTI,MODAL PELENGKAP,
119.916
119.916
126.349
126.349
Eksposur Sekuritisasi
UNTUK MENGANTISIPASI RISIKO PASAR
DAN MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG DIALOKASIKAN
UNTUK MENGANTISIPASI RISIKO PASAR ( A + B - C + E)
IV ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO KREDIT
651.034
651.034
614.217
614.217
96.104
96.104
92.390
92.390
VI ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO PASAR
-
-
8.764
8.764
A
METODE STANDART
-
-
8.764
8.764
MODEL INTERNAL
V ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO OPERASIONAL
B
VII RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM
UNTUK RISIKO KREDIT ,RISIKO OPERASIONAL,
DAN RISIKO PASAR [III : (IV + V +VI) ]
-
-
-
-
16,05%
16,05%
17,66%
17,66%
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 45
L A P O RAN M ANA J E M E N R I S I K O
1) Penerapan Manajemen Risiko
kewajiban kepada Bank. Risiko Kredit, sesuai
Pelaksanaan Penerapan Manajemen Risiko di Bank Ina
dengan aktivitas bisnis Bank Ina, bersumber
Perdana mengacu kepada ketentuan sebagaimana
pada aktivitas pemberian kredit, kepemilikan
diatur dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.
instrumen keuangan, transaksi antar Bank,
5/8/2003 yang telah diubah dengan PBI No. 11/25/
serta kewajiban komitmen dan kontigensi.
PBI/2009, yang aturan pelaksanaannya di atur dalam SE
Penerapan
BI No. 5/21/DPNP yang telah diubah dengan SE BI No.
dilakukan mulai dari proses inisiasi pemberian
13/23/DPNP, di mana pelaksanaannya telah disesuaikan
kredit,
dengan kompleksitas usaha dan bisnis Bank. Penerapan
pencairan, penatausahaan dan administrasi,
Manajemen Risiko yang mencakup pengawasan aktif
sampai dengan proses penanganan kredit
Dewan Komisaris dan Direksi, kecukupan kebijakan,
bermasalah.
prosedur dan penetapan limit, kecukupan proses
kredit yang timbul dapat terjaga dalam batas
identifikasi,
dan
toleransi dan kemampuan modal Bank dan
pengendalian risiko, serta sistem informasi Manajemen
apabila terjadi kredit bermasalah dapat di-
Risiko
recovery secara optimum sehingga kerugian
dan
pengukuran, sistem
menyeluruh,
pemantauan
pengendalian
Intern
yang
telah dituangkan dalam pedoman
pelaksanan internal.
Lingkup penerapan Manajemen
Manajemen
analisis,
Risiko
pembuatan
Kredit
keputusan,
Tujuannya adalah agar risiko
yang timbul dapat diminimalkan. Proses analisa permohonon kredit dilakukan
Risiko di Bank Ina meliputi 8 (delapan) jenis risiko,
oleh
yakni Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Operasional,
independen terhadap Unit Bisnis. Dalam limit
Risiko Likuiditas, Risiko Hukum, Risiko Kepatuhan, Risiko
tertentu, pengambilan keputusan pemberian
Strategik, dan Risiko Reputasi di mana proses
kredit dilakukan secara kolektif kolegial
identifikasi,
pengukuran,
monitoring
dan
risiko
unit
kerja
credit
reviewer
yang
sehingga tidak ada anggota Komite kredit
dilakukan oleh Unit Kerja Risk Management yang
yang
independen terhadap Unit Kerja Operasional maupun
permohonan kredit. Selain menatausahakan
Unit Kerja Audit Intern. Sedangkan tiap-tiap Unit Kerja
dokumen perkreditan, unit kerja Administrasi
bertanggung jawab atas pengelolaan risiko-risiko yang
kredit juga berfungsi melakukan kontrol
melekat dalam aktivitas yang dilakukannya.
terhadap
dapat
memutus
sendiri
suatu
covenant
pemenuhan
yang
Sementara itu, unit kerja Internal Audit bertanggung
dipersyaratkan sebelum kredit dicairkan dan
jawab untuk memastikan dilaksanakannya kebijakan
pengawasan terhadap ketepatan pembayaran
dan peraturan yang ditetapkan Manajemen secara
sesuai dengan kontrak yang diperjanjikan.
benar dan konsisten. Bank membangun budaya risiko
Proses
yang
operasional atas instruksi dari unit kerja
menitikberatkan
pada
kesadaran
seluruh
pencairan
karyawan akan risiko dan efektivitas proses manajemen
administrasi
risiko.
persyaratan dipenuhi.
dilakukan
kredit
unit
setelah
kerja seluruh
Dalam rangka menekan tingkat kerugian apabila terdapat kredit macet, penanganan 2) Eksposur Risiko dan Penerapan Manajemen Risiko
kredit bermasalah dilakukan oleh unit kerja
Bank secara khusus
khusus yang berkerja secara fokus dan
a) Risiko Kredit,
independen. Sedangkan untuk mengurangi
(1) Pengungkapan umum (a) Pengungkapan kualitatif
risiko konsentrasi kredit telah dilakukan segmentasi
kredit
dengan
timbangkan
karateristik
memper
masing-masing
i. Penerapan manajemen risiko untuk risiko
segmen kredit dan penguasaan bank atas
kredit,
segmen yang dimasuki.
Risiko Kredit adalah Risiko akibat kegagalan
mempengaruhi
debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi
kebijakan
46 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
dalam
Bank
Segmentasi ini perlakukan
dalam
dan
menetapkan
kecukupan agunan,
struktur kredit dan
wanprestasi debitur atau memburuknya
kewenangan memutus kredit.
kualitas kredit dalam industri tersebut. Observasi
dilakukan
secara
ii. Definisi tagihan yang telah jatuh tempo
berkesinambungan dimulai pada awal
dan tagihan yang mengalami penurunan
tahun berjalan dan hasil observasi
nilai/impairment; dan
diaplikasikan ke seluruh debitur atau
Tagihan yang telah jatuh tempo adalah
kelompok kredit dalam suatu industri
tagihan
atau kelompok kredit yang memiliki
yang
mengalami
penunggakan
pembayaran baik pokok maupun bunga
faktor risiko sejenis.
selama 90 hari atau lebih. Sedangkan tagihan yang mengalami penurunan nilai/impairement
iii. Pendekatan pembentukan Cadangan
adalah tagihan yang dari proses evaluasi
Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) Individual
penurunan
dan Kolektif, serta metode statistik yang
ditemukan
adanya
bukti
penurunan nilai. Untuk kredit yang bernilai
digunakan dalam perhitungan CKPN.
signifikan proses impairment dilakukan secara
Untuk mengevaluasi penurunan nilai dan
individual. Namun jika kredit tidak signifikan,
mengukur kerugian penurunan nilai secara
maka proses impairment dilakukan
individual
secara
(CKPN
Individual),
Bank
kolektif. Besarnya signifikansi kredit yang di-
menggunakan discounted cash flow dan fair
impair
value of collateral.
secara
individual
ditetapkan
Penggunaan masing-
berdasarkan kebijakan Bank dengan mengacu
masing teknik disesuaikan dengan kondisi
kepada ketentuan akuntansi yang berlaku.
yang berlaku, sebagai berikut :
Peristiwa-peristiwa yang diobservasi dalam
a. Jika Bank mempertimbangkan untuk
rangka evaluasi penurunan nilai kredit adalah
melakukan restrukturisasi kredit, yakni
sebagai berikut :
pemberian
a. Kesulitan keuangan secara signifikan
debitur, di mana konsesi ini tidak akan
konsesi
khusus
kepada
dialami penerbit atau peminjam. Hal ini
diberikan
dievaluasi dari hasil kunjungan ke debitur
kesulitan keuangan di pihak debitur,
sebagaimana tertuang dalam Laporan
maka teknik evaluasi atas estimasi arus
Kunjungan Nasabah yang dilakukan
kas masa datang terhadap kredit yang
secara Triwulanan untuk kredit dalam
mengalami
jumlah yang signifikan.
apabila
tidak
terdapat
penurunan
nilai
menggunakan discounted cash flow.
b. Pelanggaran kontrak, seperti terjadinya
b.
Kredit yang telah mengalami penurunan
wanprestasi atau tunggakan pembayaran
nilai akan dicatat berdasarkan jumlah
pokok atau Bunga. Hal ini dievaluasi dari
yang didiskonto (discounted value) dan
data-data pembayaran sesuai jadwal pembayaran masing-masing debitur. c. Kemungkinan pihak peminjam akan dinyatakan
arus kas masa datang (mencakup
Hal ini akan dievaluasi
pembayaran pokok dan bunga) yang
secara triwulanan, berdasarkan hasil
didiskonto menggunakan suku bunga
kunjungan
atau
value) diperoleh dengan mengestimasi
melakukan
reorganisasi.
pailit
bukan berdasarkan nilai buku. c. Jumlah yang didiskonto (discounted
debitur
sebagaimana
dituangkan dalam Laporan Kunjungan
efektif awal dari kredit, di mana : •
Untuk kredit bersuku bunga tetap,
Nasabah (KUN), untuk kredit dengan
suku bunga efektif awal akan
jumlah yang signifikan.
digunakan
d. Kondisi ekonomi nasional/lokal atau kondisi industri yang berkorelasi dengan
untuk
mengevaluasi
kerugian penurunan nilai kredit. •
Untuk
kredit
BANK INA PERDANA
I
bersuku
bunga
Laporan Tahunan 2012
I 47
L A P O RAN M ANA J E M E N R I S I K O
mengambang, suku bunga yang
memenuhi
akan
disepakati.
digunakan
untuk
persyaratan
yang
telah
mengevaluasi kerugian penurunan
Sedangkan
nilai kredit adalah suku bunga
Kerugian Penurunan Nilai (CKPN)
efektif terkini pada saat terdapat
Kolektif (collective impairement) dilakukan
bukti
pada:
obyektif
terjadinya
penurunan.
penghitungan
Cadangan secara
a. Kredit yang tidak signifikan secara
d. Setelah ada bukti obyektif penurunan nilai, Bank melakukan kembali estimasi
individu
Kredit yang secara individu ditetapkan
arus kas masa datang yang mungkin
tidak signifikan di mana proses estimasi
akan diperoleh. Estimasi arus kas masa
penurunan
datang yang dibuat harus sesuai dengan
kolektif adalah seluruh jenis kredit yang
kemampuan keuangan debitur. Setiap
plafond sampai dengan 1 (satu) milyar
pembayaran debitur yang tidak sesuai
rupiah.
nilai
dengan estimasi arus kas yang sudah
b. Kelompok Kredit
ada, harus dibuatkan estimasi arus kas
dilakukan
secara
Kredit-kredit yang tidak signifikan secara
yang baru. Perubahan estimasi arus kas
individu dan seluruh kredit yang dalam
tidak melebihi 12 (dua belas) kali dalam
proses evaluasi penurunan nilai tidak
satu tahun.
terdapat bukti adanya penurunan nilai
e. Selisih kurang antara nilai tercatat kredit sebelum
terdapat
bukti
obyekif
dikelompokan kelompok.
menjadi
kelompok-
Pengelompokan kredit ke
penurunan nilai dan nilai kini estimasi
dalam
arus kas masa datang merupakan
didasarkan pada kesamaan karateristik
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
risiko kredit yang sejenis, dengan mem
(CKPN) Individual yang harus dibentuk.
pertimbangkan tingkat vulnerability (ke
satu
kelompok
tertentu
f. Bila debitur telah membayar seluruh
rentanan) terhadap jenis debitur, jangka
arus kasnya sesuai dengan estimasi,
waktu, sumber pengembalian, kondisi
maka pada akhir penerimaan arus kas,
pasar, industri dan perekonomian secara
Bank
g.
penghentian
umum.
pengakuan kredit sebesar CKPN yang
akan
mencatat
Kolektif
telah dibentuk
kerugian (Expected Loss) yang dihitung
Bank akan membentuk tambahan CKPN
dengan metode Roll Rate Model.
Estimasi pembentukan CKPN didasarkan
atas
estimasi
apabila terjadi perubahan estimasi arus kas masa datang pada saat evaluasi selanjutnya, di mana estimasi arus kas masa datang lebih rendah dibandingkan estimasi sebelumnya.
(b) Pengungkapan kuantitatif: i. Tagihan
Bersih
Berdasarkan Wilayah
selengkapnya disajikan dalam Tabel 2.1 ii. Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka
h. Apabila kredit diperkirakan akan dibayar penuh, termasuk denda bunga, maka nilai kini arus kas masa datang mungkin
Waktu Kontrak selengkapnya disajikan dalam Tabel 2.2; iii. Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi
tidak akan berada di bawah nilai
selengkapnya disajikan dalam Tabel 2.3;
tercatat, sehingga Bank tidak perlu
iv. Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan
membentuk
CKPN.
Bank
akan
melakukan evaluasi secara periodik dan obyektif
terhadap
kemungkinan
perubahan kemampuan debitur dalam
48 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
Wilayah selengkapnya disajikan dalam Tabel 2.4; v. Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan
Sektor Ekonomi selengkapnya disajikan
Credit Risk) tidak disajikan dalam tabel
dalam Tabel 2.5; dan
karena Bank tidak memiliki eksposur
vi. Rincian
Mutasi
Cadangan
Kerugian
Counterparty Credit Risk.
Penurunan Nilai selengkapnya disajikan (3) Pengungkapan Mitigasi Risiko Kredit dengan
dalam Tabel 2.6.
menggunakan Pendekatan Standar (a) Pengungkapan kualitatif, (2)
Pengungkapan
Risiko
Kredit
dengan
Pendekatan Standar
Dalam penghitungan ATMR Risiko Kredit, Bank mengakui keberadaan agunan, garansi
(a) Pengungkapan kualitatif:
dan penjaminan yang memenuhi syarat
Penghitungan Aktiva Tertimbang Menurut
(eligible) yang disebut dengan Teknik MRK
Risiko (ATMR) Kredit – Pendekatan Standard
(Mitigasi Risiko Kredit).
mencakup eksposur aset dalam neraca dan
menggunakan teknik MRK apabila ATMR
kewajiban
Risiko
komitmen/kontijensi
dalam
Kredit
dari
Bank hanya eksposur
yang
transaksi rekening administratif, namun tidak
menggunakan teknik MRK lebih rendah dari
trading book.
ATMR Risiko Kredit dari eksposur tersebut
Penghitungan dengan pendekatan standard
yang tidak menggunakan teknik MRK.
juga melingkup eksposur yang menimbulkan
ATMR
Risiko Kredit akibat kegagalan pihak lawan
memperhitungkan dampak Teknik MRK
dan eksposur transaksi penjualan atau
paling rendah sebesar nol. Agunan, Garansi,
pembelian
yang
dan Jaminan yang diakui sebagai teknik
mengalami kegagalan penyerahan kas dan
MRK tidak diperhitungkan ganda dalam
atau instrumen keuangan lebih dari 4 (empat)
perhitungan ATMR Risiko Kredit, dan masa
hari kerja.
berlakunya pengikatan agunan, garansi
termasuk
ekposur
dalam
instrumen
keuangan
Dalam perhitungan dengan pendekatan standard, Bank menggunakan peringkat terkini
Risiko
Kredit
setelah
dan/atau jaminan paling kurang sama dengan sisa jangka waktu eksposur.
dari lembaga pemeringkat yang
Untuk memitigasi risiko kredit, jaminan
diakui Bank Indonesia. Jika terdapat debitur
yang dapat digunakan untuk agunan kredit
dalam suatu kelompok usaha maka peringkat
sesuai Kebijakan Perkreditan Bank adalah
satu perusahaan tidak digunakan untuk
sebagai berikut :
menetapkan bobot risiko perusahaan lain
(1) Jaminan Tanah/Bangunan dengan bukti
dalam kelompok tersebut.
Ketentuan
kepemilikan
yang
sah,
yang
penggunaan peringkat terkini dan proses
pengikatannya dilakukan dengan Akte
dokumentasinya diatur dalam pedoman dan
Pemberian Hak Tanggungan (APHT)
prosedur internal Bank.
secara notariil, atau pengikatan dapat
Penggunaan peringkat dalam penetapan
juga dilakukan dengan Surat Kuasa
bobot dilakukan pada kategori portofolio
Memasang Hak Tanggungan (SKMHT)
tagihan kepada pemerintah, tagihan kepada
untuk
Bank, dan tagihan kepada korporasi, dengan
diperkenankan
lembaga pemeringkat yang diakui oleh Bank Indonesia. (b) Pengungkapan kuantitatif i. Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori
jumlah-jumlah sesaui
yang dengan
peraturan yang berlaku. (2) Jaminan Kendaraan/Barang Bergerak/ Stok Barang dengan bukti kepemilikan yang sah, dan pengikatannya dilakukan
Portofolio dan Skala Peringkat seleng
dengan Akte Fiducia secara notariil
kapnya disajikan dalam Tabel 3.1 dan
atau bawah tangan.
ii. Risiko Kredit Pihak Lawan (Counterparty
(3) Jaminan
Berupa
BANK INA PERDANA
I
Tagihan/Piutang
Laporan Tahunan 2012
I 49
L A P O RAN M ANA J E M E N R I S I K O
dengan bukti kepemilikan yang sah ,
perubahan secara keseluruhan dari
dan pengikatannya dilakukan dengan
kondisi
Cessie secara notariil atau bawah
perubahan
tangan.
meliputi risiko suku bunga, risiko nilai
(4) Jaminan berupa Giro, Tabungan atau
tukar,
pasar,
termasuk
risiko
option,
yang
harga
risiko
ekuitas,
dan
risiko
Deposito dengan bukti kepemilikan
komoditi.
yang sah, dan pengikatannya dilakukan
Risiko
dengan Gadai secara Notariil atau
meminimalkan kemungkinan dampak
bawah tangan.
negatif akibat perubahan kondisi
Proses penilaian jaminan dilakukan
Penerapan Manajemen Pasar
bertujuan
untuk
pasar terhadap aset dan permodalan
sebelum persetujuan kredit dan dinilai
Bank.
kembali secara berkala selama waktu
risiko pasar secara harian dilakukan
kredit, di mana proses penilaian
oleh Unit Kerja Treasury dan dilakukan
dilakukan oleh appraisal internal dan/
oleh Komite ALMA (Asset Liabilities
atau appraisal independen tergantung
Management).
dari jumlah dan jenis jaminan yang diagunkan.
Pelaksanaan
Sebagai
Bank
pengendalian
non
devisa
dan
memiliki portofolio trading book yang relatif kecil, Bank Ina Perdana tidak terekspos
(b) Pengungkapan kuantitatif
Dampak
setelah
Memperhitungkan
Mitigasi
pasar
secara
signifikan. Risiko Pasar lebih bersum
i. Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko
risiko
Risiko
Kredit,
ber pada risiko suku bunga pada portofolio Banking Book, yang menjadi fokus untuk dikendalikan. Kepemilikan
selengkapnya disajikan dalam Tabel
eksposur
4.1;
ditujukan untuk mengatasi kelebihan
Trading Book
hanya
ii. Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi
likuiditas jangka pendek dan tidak
Risiko Kredit selengkapnya disajikan
ditujukan untuk pembentukan pasar
dalam Tabel 4.2.
dengan instrumen keuangan berupa Obligasi yang likuid di pasar. Proses
(4) Sekuritisasi Aset
mark to market terhadap eksposur
Bank tidak memiliki eksposur sekuritisasi dan
trading book dilakukan secara harian
tidak melakukan proses sekuritisasi asset.
yang dilakukan oleh unit kerja yang independen dengan menggunakan
(5) Perhitungan ATMR Risiko Kredit Pendekatan Standar disajikan secara lengkap pada tabel Tabel 6.1.1, Tabel 6.1.2, Tabel 6.1.3, Tabel 6.1.4, Tabel 6.1.5, Tabel 6.1.6 dan Tabel 6.1.7.
sumber
yang
dapat
dipertang
gungjawabkan. Pelaksanaan
pengendalian
Risiko
Suku Bunga Pada Banking Book dilakukan
b) Risiko Pasar:
dengan
mengendalikan
gap repricing asset-liabilities Bank
(1) Perhitungan
risiko
pasar
dengan
pada tiap skala waktu.
Pengaturan
menggunakan Metode Standar
gap repricing ini dilakukan dengan
(a) Pengungkapan kualitatif
peninjuan secara berkala suku bunga
i.
Penerapan manajemen risiko
Risiko Pasar adalah risiko pada posisi
50 I Laporan Tahunan 2012 I
kredit dan dana pihak ketiga yang dibahas pada setiap rapat ALCO (Asset
neraca dan rekening administratif
Liabilities Committee).
termasuk transaksi derivatif, akibat
adalah agar gap–repricing ini searah
BANK INA PERDANA
Tujuannya
dengan pergerakan suku bunga pasar.
Semakin tinggi kesadaran dan tanggungjawab
Unit kerja treasury bertanggungjawab
setiap
atas pengaturan gap repricing dengan
terdapatnya proses dan teknologi yang dapat
gap
memperhatikan
limit
karyawan
terhadap
risiko
serta
yang
mendukung aktivitas operasional secara efisien
keluarkan oleh Unit Kerja Manajemen
dan terkontrol, maka Bank akan semakin tidak
Risiko.
rentan terhadap goncangan akibat risiko
Pelaksanaan
pengendalian
risiko pasar secara harian dilakukan oleh Unit Kerja Treasury.
operasional. Pengendalian human error pada pelaksanaan operasi Bank, dilakukan dengan menerapkan
(b) Pengungkapan kuantitatif
daily control function check list, yang berfungsi
Penghitungan risiko pasar menggunakan
membantu
metode standard selengkapnya disajikan
aktivitas yang dilakukan di unit kerja yang
dalam Tabel 7.1.
menjadi tanggung jawabnya.
penyelia
mengontrol
seluruh
Pencegahan
fraud dilakukan dengan menerapkan strategi (2) Perhitungan
risiko
pasar
dengan
anti fraud yang melibatkan seluruh karyawan.
menggunakan Model Internal
Pelaksanaan strategi anti fraud
Bank tidak melakukan perhitungan risiko pasar
mengacu kepada Kebijakan dan prosedur
dengan pendekatan Internal Model.
internal yang telah ditetapkan. Peningkatkan
tersebut
kualitas sumberdaya manusia dilakukan dengan c) Risiko Operasional
pelatihan berkesinambungan.
(1) Pengungkapan kualitatif, Risiko
risiko operasional juga dilakukan dengan jalan akibat
mengefektifkan fungsi supervisi, review dan
ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya
penyempurnaan SOP, peningkatan internal
proses internal, kesalahan manusia, kegagalan
control, dan peninjauan remunerasi karyawan
sistem
Operasional
dan/atau
adalah
adanya
Risiko
kejadian-kejadian
eksternal yang mempengaruhi operasional
secara berkala.
Perbaikan infrastruktur khususnya infrastruktur
Bank, yang dapat bersumber antara lain pada
Teknologi
Sumber Daya Manusia (SDM), proses internal,
menerus dilakukan, antara lain dengan pening
sistem
katan kualitas Data Center (DC) termasuk
dan
eksternal.
Pengendalian
infrastruktur, Penerapan
serta
kejadian
manajemen
Sistem
Informasi,
secara
terus
risiko
kualitas Disaster Recovery Center (DRC), kualitas
operasional diperlukan untuk meminimalkan
jaringan komunikasi, serta peningkatan kualitas
kemungkinan
dampak
negatif
tidak
software aplikasi pada Core Banking System.
berfungsinya
proses
internal,
dari
kesalahan
Perbaikan infrastruktur tersebut dimaksudkan
manusia, kegagalan sistem, dan/atau terjadinya
selain untuk meningkatkan kinerja, juga untuk
kejadian-kejadian
meningkatkan kualitas built in kontrol pada
eksternal
yang
dapat
mempengaruhi operasional Bank.
proses operasional. Perkembangan produk dan
Pengendalian risiko operasional di Bank Ina
jasa Bank dengan fitur berbasis teknologi
diawali dengan upaya menumbuhkan kesadaran
Informasi serta pelaksanaan regulasi perbankan
akan risiko (risk awareness) setiap karyawan,
saat ini juga menuntut Bank untuk menyediakan
peningkatan tanggung jawab (accountibility)
infrastruktur Teknologi Sistem Informasi yang
setiap pelaksanaan operasional, dan perbaikan infrastruktur karena
memadai.
Bank menyadari bahwa
Dengan efektifnya proses manajemen risiko
risiko operasional bersifat unik di mana tingkat
operasional diharapkan kerugian-kerugian yang
risiko operasional sangat dipengaruhi oleh
dapat diperkirakan (expected loss) dapat terus
human, proses, system, dan kejadian eksternal.
diminimalkan sehingga dapat meningkatkan efi
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 51
L A P O RAN M ANA J E M E N R I S I K O
siensi operasional dan alokasi modal, yang pada
disebabkan adanya tuntutan hukum, ketiadaan
akhirnya dapat memperbaiki daya saing Bank.
peraturan perundang-undangan yang mendukung,
(2) Pengungkapan kuantitatif
atau
Penghitungan risiko operasional dilakukan
dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan
dengan Pendekatan Indikator Dasar (PID). Hasil
agunan yang tidak sempurna. Penerapan risiko
penghitungan
hukum
risiko
pasar
selengkapnya
disajikan dalam Tabel 8.1.
kelemahan
perikatan
bertujuan
untuk
seperti
tidak
meminimalkan
kemungkinan dampak negatif dari kelemahan yuridis, ketiadaaan dan/atau perubahan peraturan
d) Risiko Likuiditas
perundang-undangan, dan proses litigasi.
(1) Pengungkapan kualitatif, Risiko
Likuiditas
Proses pengendalian risiko hukum dilakukan akibat
dengan cara melakukan review secara berkala
memenuhi
terhadap setiap kontrak dan perjanjian antara Bank
kewajiban yang jatuh tempo dari sumber
dengan pihak lain, antara lain dengan cara
pendanaan arus kas dan/atau dari aset likuid
melakukan penilaian kembali terhadap efektifitas
yang berkualitas tinggi yang dapat diagunkan
proses enforceability untuk memastikan validitas
tanpa
kondisi
hak dalam kontrak dan perjanjian yang telah
keuangan Bank. Penerapan manajemen risiko
dibuat. Identifikasi risiko hukum dilakukan pada
likuiditas Bank bertujuan untuk meminimalkan
seluruh aktivitas penghimpunan dan penyediaan
kemungkinan ketidakmampuan Bank dalam
dana, treasury dan investasi, operasional dan jasa,
memperoleh sumber pendanaan arus kas.
teknologi sistem informasi dan pengelolaan
ketidakmampuan
adalah Bank
menggangu
risiko
untuk
aktivitas
dan
Risiko likuiditas dikendalikan dengan menjaga kecukupan
likuiditas
Bank
dengan
sumberdaya manusia. berpotensi
Setiap kejadian yang
menimbulkan
risiko
hukum,
memperhitungkan likuiditas eksogenik dan
ditatausahakan dan diadministrasikan, selain untuk
endogenik yang terjadi.
Penjagaan kualitas
menilai tingkat risiko hukum yang dihadapi Bank,
aset dilakukan untuk meminimalkan gangguan
juga sebagai pembelajaran atas tiap kasus yang
arus kas dan kemungkinan penurunan likuiditas
terjadi dan untuk mengantisipasi kemungkinan
aset.
adanya tuntutan atau litigasi.
Pengendalian risiko juga dilakukan
dengan pengaturan gap maturity pada tiap skala waktu, yang di-review pada saat rapat
f) Risiko Stratejik,
ALCO yang dilakukan paling kurang satu kali
Risiko Stratejik adalah risiko akibat ketidaktepatan
dalam satu bulan. Penjagaan sumber-sumber
dalam
likuiditas dilakukan dengan menjaga reputasi
pelaksanaan suatu keputusan stratejik, serta
Bank serta upaya meningkatan kualitas produk
kegagalan dalam mengatasi perubahan lingkungan
dan jasa yang diberikan.
bisnis.
(2) Pengungkapan kuantitatif (a) Profil Maturitas Rupiah selengkapnya disajikan dalam Tabel 9.1.
pengambilan
keputusan
dan/atau
Risiko stratejik bersumber dari adanya
kelemahan dan ketidaktepatan dalam perencanaan strategi Bank, kelemahan pada sistem informasi manajemen, kelemahan analisa lingkungan internal
(b) Profil Maturitas Valas
dan eksternal, dan ketidaktepatan implementasi
Sebagai Bank non-devisa, Bank tidak
dan kegagalan dalam mengantisipasi perubahan
memiliki Aset dan Kewajiban dalam valuta
lingkungan bisnis.
asing.
stratejik,
Untuk mengendalikan risiko
Rencana Bisnis Bank disusun secara
konservatif dengan mempertimbangkan kelebihan e) Risiko Hukum,
dan kelemahan Bank serta mempertimbangkan
Risiko Hukum adalah risiko yang disebabkan oleh
kemampuan sumber daya, baik sumber daya
adanya kelemahan aspek yuridis, yang antara lain
finansial, infrastruktur, dan sumber daya manusia
52 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
yang dimiliki.
Untuk meminimalkan terjadinya
memenuhi ketentuan dan peraturan otoritas yang
penyimpangan pelaksanaan rencana bisnis Bank,
berlaku. Oleh karena itu, telah dilakukan Quality
telah dilakukan komunikasi kepada setiap jenjang
Assurance Policy and Procedure, yaitu proses
organisasi, baik pada saat penyusunan rencana dan
assessment terhadap kebijakan dan prosedur
pada saat review pelaksanaan yang dilakukan
internal yang dilakukan oleh Unit Kerja Kepatuhan
secara rutin tiap semester.
Pengendalian risiko
terhadap setiap sistem, prosedur, atau kebijakan
stratejik juga dilakukan dengan pemantauan atas
intern yang akan atau sudah dikeluarkan. Dengan
kinerja
dari
demikian, setiap potensi ketidakpatuhan Bank
pelaksanaan strategi usaha maupun rencana bisnis
bank
yang
merupakan
hasil
terhadap ketentuan atau peraturan perudang-
Bank. Proses pemantauan dilakukan secara berka
undangan dapat dideteksi dan diperbaiki. Agar
la melalui sistem informasi manajemen yang secara
perilaku organisasi tidak menyimpang dari stan
berkala menyediakan laporan dalam rangka
dard, telah dibuat code of conduct yang berisi etika
pengambilan keputusan oleh Manajemen Bank .
yang harus dilakukan oleh setiap karyawan.
g) Risiko Kepatuhan,
h) Risiko Reputasi,
Risiko Kepatuhan adalah risiko akibat Bank tidak
Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya
mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan
tingkat
perundang-undangan,
(stakeholders) yang bersumber dari persepsi negatif
dan
ketentuan
yang
kepercayaan
berlaku. Risiko kepatuhan bersumber dari perilaku
terhadap Bank.
hukum
yakni
perilaku/aktivitas
kepentingan
Persepsi negatif terhadap Bank
yang
dapat ditimbulkan oleh kejadian-kejadian yang
menyimpang atau melanggar dari ketentuan atau
menurunkan reputasi, seperti keluhan nasabah atas
peraturan
perundang-undangan
Bank
pemangku
perilaku
produk dan jasa yang diberikan, kelemahan pada
organisasi yakni perilaku/akitivitas bank yang
dan
tata kelola dan budaya perusahaan, serta praktek
menyimpang atau bertentangan dengan standar
bisnis yang menyimpang dari standar. Oleh karena
yang berlaku secara umum.
itu,
pelaksanaan
manajemen
risiko
reputasi
Pengendalian risiko kepatuhan dilakukan untuk
dilakukan dengan upaya mencegah/meminimalkan
meminimalkan kemungkinan dampak negatif dari
terjadinya kejadian-kejadian yang dapat menurun
aktivitas Bank yang menyimpang dari peraturan
kan reputasi Bank, antara lain melalui pelaksanaan
perundangan, serta ketentuan dan standar yang
program Corporate Social Resposibility (CSR), mela
berlaku umum. Untuk menjaga agar setiap aktivitas
kukan komunikasi secara rutin dengan pemangku
Bank
kepentingan,
senantiasa
patuh
kepada
peraturan
penjagaan
kualitas
produk
dan
perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku,
layanan, serta penjagaan etika bisnis dalam
secara rutin telah dilakukan sosialisasi dan dise
pelaksanaan transaksi baik dengan nasabah maupun
minasi peraturan-peraturan (melalui training dan
transaksi di pasar uang.
pengeluaran memorandum) ke seluruh unit kerja
nasabah, Bank berupaya menanggapi dan menin
terkait agar setiap peraturan dapat dipahami dan
daklajuti secara baik dan cepat.
dilaksanakan dengan benar. Untuk menumbuhkan
men jaga repu tasi, Bank juga berupaya untuk
kesadaran seluruh karyawan akan pentingnya
menjaga trans paransi produk dan jasa dengan
kepatuhan terhadap
ketentuan dan peraturan,
pemberian informasi secara benar tentang manfaat
telah disusun compliance charter sebagai guidance
dan risiko produk dan jasa yang ditawarkan kepada
bagi semua pihak dalam organisasi Bank Ina
masyarakat. Setiap kejadian yang terkait dengan
Perdana dan telah diberlakukan secara formal.
risiko reputasi dicatat dan ditatausahakan sehingga
Untuk memastikan kepatuhan operasional Bank
dapat menjadi pelajaran dimasa datang dan untuk
terhadap seluruh ketentuan dan peraturan yang
memproyeksikan potensi kerugian yang mungkin
melingkupinya, maka harus dipastikan bahwa
timbul dan langkah-langkah pencegahan yang harus
seluruh sistem dan prosedur operasional telah
dilakukan.
BANK INA PERDANA
Setiap terjadi keluhan
I
Dalam rangka
Laporan Tahunan 2012
I 53
54 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
Banten
DKI
DIY
Jateng
Jatim
Luar Jawa
Jabar
Banten
DKI
DIY
Jateng
Jatim
10.045
Kredit Beragun Properti Komersial
Kredit Pegawai/Pensiunan
6
7
Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
-
184.122
11 Aset Lainnya
Total
-
17.977
156.738
7.233
-
2.174
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
9 Tagihan kepada Korporasi
8 Tagihan KepadaUsaha Mikro,
Kredit Beragun Rumah Tinggal
5
47.519
-
-
2.833
42.895
207
-
1.585
4 Tagihan Kepada Bank
Multilateral dan Lembaga Internasional
920.933
31.664
-
471.701
39.661
142
-
26.209
-
-
19.160
7.049
-
-
6.177
113.611
-
-
64.022
46.800
505
1.346
68.963
-
-
31.137
37.826
-
-
157.760
-
-
-
157.487
273
-
938
187.240
-
2.246
3.799
169.776
-
9.098
2.320
40.866
-
3.008
-
37.717
-
-
140
67
889.108
24.039
4.441
522.881
57.048
-
-
5.586
-
732
-
4.854
-
-
3.321
43.984
-
-
-
43.835
-
-
149
39.318
-
974
-
37.498
-
-
846
274
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan
267.059
371.521
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Luar Jawa
Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah
239.485
-
-
-
239.385
-
-
100
(3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Jabar
1 Tagihan Kepada Pemerintah
(1) (2)
Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah
Kategori Portofolio Posisi Tanggal Laporan Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
No
Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank Secara Individual (dalam jutaan rupiah)
Tabel 2.1
L A P O RAN M ANA J E M E N R I S I K O
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 55
Kredit Beragun Properti Komersial
Kredit Pegawai/Pensiunan
6
7
11 Aset Lainnya
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
9 Tagihan kepada Korporasi
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
85
Kredit Beragun Rumah Tinggal
5
-
-
-
159.475
408.851 -
288.179
166
1.346
1.535
-
-
-
-
> 5 thn Non Total
<=1 tahun
-
-
12.682
12.123
565
-
2.159
-
-
-
-
-
-
25.821
4.326
7.629
-
7.095
-
-
-
-
8.360
1.346
10.874
67
-
-
-
31.664
-
- 606.830
- 488.456
-
-
-
-
-
-
- 371.521
(7) (8)
31.664,00
(5) (6)
>1 thn s.d. 3 thn
>3thn
> 5 thn Non Total s.d. 5 thn Contractual
-
7,797
426.804
183.047
-
-
6
274
-
10.045
267.059
-
401
95.577
386.287
-
-
1.554
-
-
-
-
-
1,673
872
15.897
-
9.098
1.937
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
24.039
1,532
3.427
4.881
-
-
3.378
-
-
-
-
24.039
11,402
526.680
590.114
-
9.098
6.876
274
-
10.045
267.059
(9) (10) (11) (12) (13) (14)
s.d. 5 thn Contractual
>3thn
(4)
183.829
-
-
67
-
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4 Tagihan Kepada Bank
-
371.521
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
1 Tagihan Kepada Pemerintah
(3)
s.d. 3 thn
(1) (2)
>1 thn
<=1 tahun
Tagihan bersih berdasarkan sisa jangka waktu kontrak
Kategori Portofolio Posisi Tanggal Laporan Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
Tagihan bersih berdasarkan sisa jangka waktu kontrak
No.
Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak - Bank secara Individual (dalam jutaan rupiah)
Tabel 2.2
56 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
dan Lembaga Internasional
Kredit Beragun Properti Komersial
Bank
Kepada Entitas Pembangunan Multilateral Kepada Rumah Tinggal
Pemerintah Sektor Publik
Kepada
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(10)
dan Portofolio Ritel
Kepada
Yang Telah
(12)
Jatuh Tempo (11)
Korporasi
(13)
Lainnya
Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan minum
7
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
Jasa Kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya
12
13
-
0
0
0
0
0
0
0
-
0
0
0
0
0
0
0
67
0
0
0
0
0
0
67
0
0
0
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1.346
-
-
-
-
-
-
-
8,360
10.874
1.346
8.360
-
10,874
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
6.516
-
106.355
96.729
49.418
3.706
235.948
82.908
22.166
2.967
- 116 488.456
606.830
4,052
316,690
254
328
86
8.557
1.755
121.008
621
19.637
1.870
10.379
1.410
9
1.801
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
31.664
31.664,00
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum
7
-
- -
- -
-
-
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
Jasa Kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya
12
13
Total
267.059
10.045
-
274
-
--
-
-
-
-
-
-
-
274
-
bukan lapangan usaha
-
- -
15
-
-
-
-
10.045
14 Rumah tangga
-
-
-
Jasa Pendidikan
11
267.059
-
-
-
-
-
-
Perantara Keuangan
- -
10 Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan
9
8 Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi
Konstruksi
Perdagangan Besar dan Eceran
5
6
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
3
4
Pertanian, Perburuan dan Kehutanan
Perikanan
1
2
6.876
-
6.681
-
-
-
-
-
-
-
195
-
-
-
-
-
9.098
-
-
-
-
-
9.098
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
590.114
4.315
344.315
1.902
360
191
34.061
1.717
158.679
1.4303
31.117
2.674
6.559
1.003
15
1.774
526.680
-
-
-
-
-
11.705
102.909
175.194
-
223.892
2.003
1.472
2.991
-
6.515
11.402
76
2.888
-
-
-
732
-
1.834
-
4.019
-
1.852
-
-
-
24.039
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
Total
0
0
-
-
0
0
0
-
-
- -
371.521
0 0
Bukan Lapangan Usaha
14 Rumah Tangga
15
0
0
0 0
Jasa Pendidikan
371.521,00
0
0
10 Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan
Perantara Keuangan
- 0
11
9
8 Transportasi< Pergudangan dan komunikasi
Konstruksi
Perdagangan Besar dan Eceran
5
6
-
Pertambangan dan Penggalian
-
Industri Pengolahan
-
3
-
4
-
Pertanian, Perburuan dan Kehutanan
Perikanan
1
2
Posisi Tanggal Laporan
(3)
Usaha Kecil
(1) (2)
(9)
Pensiunan
Usaha Mikro,
Kredit Tagihan kepada Tagihan Tagihan Aset Pegawai/
No Sektor Ekonomi Tagihan Tagihan Tagihan Kepada Bank Tagihan Kredit Beragun
Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank Secara Individual (dalam jutaan rupiah)
Tabel 2.3
L A P O RAN M ANA J E M E N R I S I K O
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 57
3 Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Individual
b. Sudah jatuh tempo
5 Tagihan yang dihapus buku
-
347
-
-
-
a. Belum jatuh tempo
184.436 -
4 Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - Kolektif
DIY
Jatim
Luar Jawa Total
Jabar
Banten
DKI
DIY
Jateng
Jatim
Luar Jawa Total
Wilayah
-
27
392
-
-
-
501
135
-
-
-
-
-
3
-
-
-
-
-
19
-
-
-
-
47.931 860.834 26.209 113.615
-
42
834
-
-
-
69.829
-
39
-
-
-
-
501
612
1.226
-
-
-
157.768 1.460.622
-
2.385
-
2.399
-
-
-
932
-
3.273
-
-
185.483 38.234
53
2.028
-
4.193
-
-
-
165
-
850
-
-
848.064 4.856
-
503
-
-
-
-
44.068
15
1.103
-
249
-
-
38.362
-
2.636
-
-
-
--
68
9.753
-
10.964
-
-
239.805 1.398.871
(3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
2 Tagihan yang mengalami penurunan nilai (impaired)
1 Tagihan
(1) (2)
DKI
Jateng
Banten
Wilayah
Jabar
Keterangan Posisi Tanggal Laporan Posisi Tanggal Laporan
No
Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Wilayah - Bank Secara Individual (dalam jutaan rupiah)
Tabel 2.4.
L A P O RAN M ANA J E M E N R I S I K O
Tabel 2.5 Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara Individual
(dalam jutaan rupiah)
Tagihan yang mengalami
Penurunan NilaI
Sector Ekonomi Tagihan
Belum Sudah CKPN CKPN Tagihan Jatuh tempo jatuh tempo
Individual kolektif
yang
dihapus buku (1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6) (7)
Posisi Tanggal Laporan Pertanian, Perburuan dan Kehutanan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Konstruksi Perdagangan besar & eceran Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum
8.317
-
-
-
1
-
9
-
-
-
0
-
4.377
-
-
33.660
-
-
- 834
0
-
284
-
84.779
-
-
-
8
-
255.581
-
-
-
71
-
3.175
-
-
-
0
-
tranportasi, pergudangan dan komunikasi
170.454
-
-
-
56
-
perantara keuangan
470.071
-
-
-
10
-
88.955
-
-
-
25
-
real estate, usaha persewaan, dan jasa perusahaan jasa pendidikan jasa kesehatan dan kegiatan sosial jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan, dan perseorangn lainnya Rumah Tangga Bukan Lapangan Usaha Total
86
-
-
-
0
-
328
-
-
-
0
-
254
-
-
336.497
-
-
35.742
-
-
1.492.286
-
-
- 392 - 1,226
0
-
129
501
27
-
612
501
Posisi Tanggal Laporan Tahun sebelumnya Pertanian, Perburuan dan Kehutanan Perikanan
8.289
-
892
-
77
-
15
-
-
-
0
-
Pertambangan dan Penggalian
3.993
-
-
-
40
-
Industri Pengolahan
8.031
-
-
777
-
Konstruksi
4.677
-
-
45
-
250.730
-
-
538
-
1.433
-
-
4
-
tranportasi, pergudangan dan komunikasi
334.182
-
-
2.029
-
perantara keuangan
373.667
-
-
935
-
54.864
-
-
600
-
191
-
-
-
1
-
360
-
-
-
4
-
1.902
-
-
-
19
-
- .4.647
68
Perdagangan besar & eceran Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum
real estate, usaha persewaan, dan jasa perusahaan jasa pendidikan jasa kesehatan dan kegiatan sosial jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan, dan perseorangn lainnya Rumah Tangga Bukan Lapangan Usaha Total
58 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
229 - 3.825 - 2.000 - 850
352.220
-
3.081
28.355
-
86
1.422.910
-
10.964
-
35
-
- 9.753
68
Tabel 2.6 Pengungkapan Rincian Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - Bank secara Individual No
Keterangan
Posisi Tanggal Laporan
Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
CKPN Individual CKPN Kolektif CKPN Individual CKPN Kolektif (1) (2) 1
Saldo awal CKPN
2
Pembentukan (pemulihan)
(3)
(4)
(5)
(6)
1.686
8.067
-
6.323
742
(6.880)
-
3.916
742
3.208
-
5.474
-
10.088
-
1.557
500
-
CKPN pada Periode berjalan (Net)
2.a. Pembentukan CKPN Pada Periode Berjalan
2.b. Pemulihan CKPN pada periode berjalan 3
CKPN yang digunakan untuk melakukan hapus buku
-
-
atas tagihan pada periode berjalan 4
Pembentukan (pemulihan) lainnya pada periode berjalan
(1.702)
(574)
(487)
Saldo akhir CKPN
1.225
612
BANK INA PERDANA
-
I
9.753
Laporan Tahunan 2012
I 59
L A P O RAN M ANA J E M E N R I S I K O
Tabel 3.1. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori Portofolio Dan Skala Peringkat - Bank Secara Individual
Kategori Portofolio Tagihan Bersih Lembaga Pemeringkat Peringkat Jangka Panjang Standart and Pour’s AAA AA+s.d AA- A+s.d A- BBB+s.d BBB- Fitch Rating AAA AA+s.d AA- A+s.d A- BBB+s.d BBB- Moody’s Aaa Aa1 s.d Aa3 Aa1 s.d A3 Baa1 s.d Baa3 PT. Fitch Ratings Indonesia AAA(idn) AA+(idn) s.d AA-(idn) A+(idn) s.d A-(idn) BBB+(idn) s.d BBB-(idn) PT.ICRA Indonesia [Idr]AAA [idr]AA+ s.d [idr]AA- [idr]A+ s.d [idr]A- [idr]BBB+ s.d [idr]BBB- PT. Pemeringkat Efek Indonesia idAAA idAA+ s.d idAA- idA+ s.d idA- id BBB+ s.d id BBB- (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Tagihan Kepada Pemerintah 0 0 0 0 0 2 Tagihan Kepada Sektor Publik 0 0 0 0 0 3 Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral 0 0 0 0 0
dan Lembaga Internasional
4 Tagihan kepada Bank 5 Kredit Beraguna Rumah Tinggal 6 Kredit Beragun Properti Komersial 7 Kredit Pegawai/Pensiunan 8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
dan Portofolio Ritel
9 Tagihan Kepada Korporasi 0 0 0 0 0 10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 0 0 0 0 0 11 Aset Lainnya 0 0 0 0 0 Total 0 0 0 0 0
Kategori Portofolio Tagihan Bersih Lembaga Pemeringkat Peringkat Jangka Panjang Standart and Pour’s AAA AA+s.d AA- A+s.d A- BBB+s.d BBB- Fitch Rating AAA AA+s.d AA- A+s.d A- BBB+s.d BBB- Moody’s Aaa Aa1 s.d Aa3 Aa1 s.d A3 Baa1 s.d Baa3 PT. Fitch Ratings Indonesia AAA(idn) AA+(idn) s.d AA-(idn) A+(idn) s.d A-(idn) BBB+(idn) s.d BBB-(idn) PT.ICRA Indonesia [Idr]AAA [idr]AA+ s.d [idr]AA- [idr]A+ s.d [idr]A- [idr]BBB+ s.d [idr]BBB- PT. Pemeringkat Efek Indonesia idAAA idAA+ s.d idAA- idA+ s.d idA- id BBB+ s.d id BBB- (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Tagihan Kepada Pemerintah 0 0 0 0 0 2 Tagihan Kepada Sektor Publik 0 0 10.045 0 0 3 Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral 0 0 0 0 0
dan Lembaga Internasional
4 Tagihan kepada Bank 5 Kredit Beraguna Rumah Tinggal 6 Kredit Beragun Properti Komersial 7 Kredit Pegawai/Pensiunan 8 Tagihan Kepada Usaha Mikro,
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
274 0 0 0 0
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
9 Tagihan Kepada Korporasi 0 0 10.336 0 0 10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 0 0 0 0 0 11 Aset Lainnya 0 0 0 0 0 Total 0 0 20.655 0 0
60 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
Posisi Tanggal Laporan Peringkat Jangka Pendek Tanpa Peringkat Total BB+s.d BB- B+s.d B- Kurang dari B- A-1 A-2 A-3 Kurang Dari A-3 BB+s.d BB- B+s.d B- Kurang dari B- F1+ s.d F1 F2 F3 Kurang Dari F3 Ba1 s.d Ba3 B1 s.d B3 Kurang dari B3 P-1 P-2 P-3 Kurang Dari P-3 BB+(idn) s.d BB-(idn) B+(idn) s.d B-(idn) Kurang dari B-(idn) F1+(idn) s.d F1(idn) F2(idn) F2(idn) Kurang Dari F3(idn) [idr]BB+ s.d [idr]BB- [idr]B+ s.d [idr]B- Kurang dari [idr]B- [idr]A1+ s.d [Idr]A1 [idr]A2+ s.d [Idr]A2 [idr]A3+ s.d [Idr]A3 Kurang Dari [Idr]A3 id BB+ s.d id BB- id B+ s.d id B- Kurang dari d B- idA1 idA2 idA3 s.d id A4 Kurang Dari idA4 (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) 0 0 0 0 0 0 0 371.521 371.521 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
67 0 0 0 0
0 0 0 0 0
0 10.874 1.346 8.359 488.456
67 10.874 1.346 8.359 488.456
0 0 0 0 0 0 0 606,830 606.830 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 31.664 31.664 0 0 0 0 0 67 0 1.519.050 1.519.117 Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya Peringkat Jangka Pendek Tanpa Peringkat Total BB+s.d BB- B+s.d B- Kurang dari B- A-1 A-2 A-3 Kurang Dari A-3 BB+s.d BB- B+s.d B- Kurang dari B- F1+ s.d F1 F2 F3 Kurang Dari F3 Ba1 s.d Ba3 B1 s.d B3 Kurang dari B3 P-1 P-2 P-3 Kurang Dari P-3 BB+(idn) s.d BB-(idn) B+(idn) s.d B-(idn) Kurang dari B-(idn) F1+(idn) s.d F1(idn) F2(idn) F2(idn) Kurang Dari F3(idn) [idr]BB+ s.d [idr]BB- id BB+ s.d id BB-
[idr]B+ s.d [idr]B- id B+ s.d id B-
Kurang dari [idr]B- Kurang dari d B-
[idr]A1+ s.d [Idr]A1 idA1
(8) (9) (10) 0 0 0 0 0
0 0
0 0
[idr]A2+ s.d [Idr]A2 idA2
[idr]A3+ s.d [Idr]A3 idA3 s.d id A4
Kurang Dari [Idr]A3 Kurang Dari idA4
(11) (12) (13) (14) (15) (16) 0 0 0 0 267.059 267.059 0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
10.045 -
0
0
0
0
0
0
0
0
274
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
6.876 9.098
6.876 9.098
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 590.114
590.114
0 0 0 0 0 0 0 516,344 526.680 0 0 0 0 0 0 0 11.402 11.402 0 0 0 0 0 0 0 24.039 24.039 0 0 0 0 0 0 0 1.424.932 1.445.587
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 61
L A P O RAN M ANA J E M E N R I S I K O Tabel 4.1
(dalam jutaan rupiah)
No Ketegori Portofolio Posisi Tanggal Laporan AT Tagihan Bersih Setelah Mempertimbangkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit T
0% 20% 35% 40% 45% 50% 75% 100% 150% (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) A Eksposur Neraca 1 Tagihan Kepada Pemerintah 2 Tagihan Kepada Sektor Publik 3 Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan kepada Bank 5 Kredit Beraguna Rumah Tinggal
371.521 - -
- - -
- - -
- - -
- - -
- - -
- - -
- - -
- - -
- -
67 -
- 6.238
- 4.636
- -
- -
- -
- -
- -
6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - - - - - 1.346 - 7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - 8.359 - - - 8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel - - - - - - 488.406 - - 9 Tagihan Kepada Korporasi - 27.319 - - - - - 578.360 - 10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo - - - - - - - - - 11 Aset Lainnya - - - - - - - - - Total Eksposur Neraca 371.521 27.386 6.238 4.636 - 8.359 488.406 579.706 - B
Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontijensi pd Transaksi Rekening Administratif
1 Tagihan Kepada Pemerintah - - - - - - - - - 2 Tagihan Kepada Sektor Publik - - - - - - - - - 3 Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - - - - - - - - 4 Tagihan kepada Bank - - - - - - - - - 5 Kredit Beragun Rumah Tinggal - - - - - - - - - 6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - - - - - - - 7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - - - - - 8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel - - - - - - 50 - - 9 Tagihan Kepada Korporasi 1.151 - - - - - - - 10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo - - - - - - - 11 Aset Lainnya Total Eksposur TRA 1.151 - - - - - 50 - -
C. Eksposur akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk) 1 Tagihan Kepada Pemerintah - - - - - - - - - 2 Tagihan Kepada Sektor Publik 3 Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan kepada Bank
- - -
- - -
- - -
- - -
- - -
- - -
- - -
- - -
- - -
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 9 Tagihan Kepada Korporasi
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
11 Aset Lainnya Total Eksposur Counterparty Credit Risk
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
62 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
ATMR Beban Modal Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya ATMR Beban Modal Tagihan Bersih Setelah Mempertimbangkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit
Lainnya 0% 20% 35% 40% 45% 50% 75% 100% 150% Lainnya (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) - - -
- - -
- - -
267.059 - -
- 10.045 -
- - -
- - -
- - -
- - -
- - -
- - -
- - -
- - -
- 2.009 -
161 -
- -
13 4.038
1 323
- -
274 -
- 6.618
- 99
- 159
- -
- -
- -
- -
- -
55 2.427
4 194
- 1.346 108 - - - - - - - 9.098 - - 9.098 728 - 4.180 334 - - - - - - - - - - - - 362.540 29.003 - - - - - - 590.064 - - - 432.682 34.615 - 261.944 20.956 - 10.336 - - - - - 511.918 - - 111.685 8.935 - - - - - - - - - - 10.982 1 - 10.984 879 31.664 16.958 1.357 - - - - - - - - - 24.039 28.625 2.290 31.664 651.019 52.081 267.059 20.655 6.618 99 159 - 590.064 531.998 1 24.039 597.565 47.805 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 400 32 - - - - - - - - - - - - - 2 0 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 15 1 - - - - - - 50 - - - 11.949 956 - - - - - - - - - - 4.426 - - 3.882 311 - - - - - - - - - - 418 1 - 420 34 - - - - - - - - - - - - 15 1 - - - - - - 50 4.844 1 - 16.653 1.332
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
-
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
-
- - - -
- - - -
- - - -
- - - -
- - - -
- - - -
- - - -
- - - -
- - - -
- - - -
- - - -
- - - -
- - - -
- - - -
-
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 63
L A P O RAN M ANA J E M E N R I S I K O
Tabel 4.2 (dalam jutaan rupiah)
No
Ketegori Portofolio
Posisi Tanggal Laporan
Tagihan Bagian Yang Dijamin Dengan
Bersih Agunan Garansi Asuransi Kredit
(1)
(2)
A
Eksposur Neraca
(3)
1 Tagihan Kepada Pemerintah 2 Tagihan Kepada Sektor Publik 3 Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan kepada Bank 5
Kredit Beraguna Rumah Tinggal
6
Kredit Beragun Properti Komersial
7
Kredit Pegawai/Pensiunan
(4)
(5)
(6)
371.521
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
67
-
-
-
10.874
-
-
-
1.346
-
-
-
8.359
-
-
-
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
488.406
5.019
-
-
9 Tagihan Kepada Korporasi
605.679
321.880
-
-
-
-
-
-
10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 11 Aset Lainnya Total Eksposur Neraca
31.664
-
-
-
1.517.916
326.899
-
-
B
Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontijensi pd Transaksi Rekening Administratif
1 Tagihan Kepada Pemerintah
-
-
-
-
2 Tagihan Kepada Sektor Publik
-
-
-
-
3 Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
-
-
-
-
4 Tagihan kepada Bank
-
-
-
-
5
Kredit Beragun Rumah Tinggal
-
-
-
-
6
Kredit Beragun Properti Komersial
-
-
-
-
7
Kredit Pegawai/Pensiunan
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 9 Tagihan Kepada Korporasi 10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 11 Aset Lainnya Total Eksposur TRA
-
-
-
-
50
20
-
-
1.151
1.151
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1.201
1.171
-
-
C.
Eksposur akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk)
1 Tagihan Kepada Pemerintah
-
-
-
-
2 Tagihan Kepada Sektor Publik
-
-
-
-
3 Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
-
-
-
-
4 Tagihan kepada Bank
-
-
-
-
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
-
-
-
-
9 Tagihan Kepada Korporasi
-
-
-
-
11 Aset Lainnya
-
-
-
-
Total Eksposur Counterparty Credit Risk
-
-
-
-
64 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
Bagian Yang Tagihan
Lainnya Tidak Dijamin (7)
Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
(8)
B agian Yang Dijamin Dengan
Bagian Yang
Bersih Agunan Garansi Asuransi Kredit Lainnya Tidak Dijamin (9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
- -
371.521
267.059
-
-
-
-
267.059
-
10.045
-
-
-
-
10.045
-
-
-
-
-
-
-
-
-
67
274
-
-
-
-
274
-
10.874
6.876
-
-
-
-
6.876
-
1.346
9.098
-
-
-
-
9.098
-
8.359
-
-
-
-
-
-
-
483.387
590.064
13.155
-
-
-
576.909
-
283.799
522.254
402.300
-
-
-
119.954
-
-
10.983
-
-
-
-
10.983
-
31.664
24.039
-
-
-
-
24.039
-
1.191.017
1.440.692
415.455
-
-
-
1.025.237
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
30
50
20
-
-
-
30
-
-
4.426
544
-
-
-
3.882
-
-
419
-
-
-
-
419
-
-
-
-
-
-
-
-
-
30
4.895
564
-
-
-
4.331
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 65
L A P O RAN M ANA J E M E N R I S I K O
Tabel 6.1.1.
Pengungkapan Eksposur Aset di Neraca (dalam jutaan rupiah) Posisi Tanggal Laporan
P osisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
No Kategori Portofolio Tagihan ATMR ATMR Tagihan ATMR ATMR
Bersih
(1) (2)
sebelum MRK
(3)
1 Tagihan Kepada Pemerintah
setelah MRK
(4)
(5)
Bersih
sebelum MRK
(6)
setelah MRK
(7)
(8)
371.521
-
-
267.059
-
-
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
-
-
-
10.045
2.009
2.009
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral
-
-
-
-
-
-
dan Lembaga Internasional
4 Tagihan Kepada Bank
67
13
13
274
55
55
10.874
4.038
4.038
6.876
2.427
2.427
Kredit Beragun Properti Komersial
1.346
1.346
1.346
9.098
9.098
9,098
Kerdit Kepada Pegawai/Pensiunan
8.359
4.180
4,180
-
-
-
488.406
366.305
362.540
590.064
442.548
432.682
605.679
583.824
261.944
522.254
513.985
111.685
-
-
-
10.983
10.983
10.984
5
Kredit Beragun Rumah Tinggal
6 7 8
Kredit Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil
dan Portofolio Ritel
9 Tagihan Kepada Korporasi 10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 11 Aset Lainnya
31.664.00
Total
1.517.916
959.705
16.958
24.039
-
28.624
651.019
1.440.692
981.106
597.565
Tabel 6.1.2 Pengungkapan Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontijensi pada Transaksi Rekenening Administratif (dalam jutaan rupiah) No
Posisi Tanggal Laporan
Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
Kategori Portofolio Tagihan ATMR ATMR Tagihan ATMR ATMR
Bersih
(1) (2)
sebelum MRK setelah MRK
Bersih
sebelum MRK
setelah MRK
(3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Tagihan Kepada Pemerintah
-
-
-
-
-
-
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
-
-
-
-
-
-
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0
400
400
dan Lembaga Internasional
4 Tagihan Kepada Bank 5
Kredit Beragun Rumah Tinggal
-
-
-
0
2
2
6
Kredit Beragun Properti Komersial
-
-
-
-
-
-
7
Kerdait Kepada Pegawai/Pensiunan
8
Kredit Kepada Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
9 Tagihan Kepada Korporasi 10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo Total
66 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
-
-
-
-
-
-
50
38
15
50
14.391,75
11.949,00
1.151
1.151
0
4.426
4.426,00
3.882,00
0
0
0
419
419,50
419,50
1.201
1.189
15
4.895
19.639
16.653
Tabel 6.1.3 Pengungkapan Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat Kegagalan Pihak Lawan (dalam jutaan rupiah) Posisi Tanggal Laporan No
Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
Kategori Portofolio Tagihan ATMR ATMR Tagihan ATMR ATMR
Bersih sebelum MRK setelah MRK
(1) (2)
(3)
(4)
Bersih
(5)
sebelum MRK
(6)
setelah MRK
(7)
(8)
1 Tagihan Kepada Pemerintah
0
0
0
0
0
0
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
0
0
0
0
0
0
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral
0
0
0
0
0
0
dan Lembaga Internasional
4 Tagihan Kepada Bank
0
0
0
0
0
0
5
Kredit Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil
0
0
0
0
0
0
dan Portofolio Ritel
6 Tagihan Kepada Korporasi
0
0
0
0
0
0
Total
0
0
0
0
0
0
Tabel 6.1.4. Pengungkapan Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat Kegagalan Setelmen (settlement risk) (dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal Laporan
Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
No Jenis Transaksi Nilai Faktor ATMR Nilai Faktor ATMR
Eksposur
(1) (2)
(3)
Pengurang Modal setelah MRK (4)
Eksposur Pengurang Modal setelah MRK
(5)
(6)
(7)
(8)
1
Delivery versus payment
a. Beban Modal 8%
0
0
0
0
0
0
b. Beban Modal 50% (16 - 30 hari)
0
0
0
0
0
0
c. Beban Modal 75% (31 - 45 hari)
0
0
0
0
0
0
d. Beban Modal 100% (lebih dari 45 hari)
0
0
0
0
0
0
2 Non delivery versus payment
0
0
0
0
0
0
Total
0
0
0
0
0
0
(5 -15 hari)
Tabel 6.1.5. Pengungkapan Eksposur Sekuritisasi (dalam jutaan rupiah) Posisi Tanggal Laporan Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya No Jenis Transaksi Faktor ATMR Faktor ATMR Pengurang Pengurang Modal Modal (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Fasilitas Kredit Pendukung yang memenuhi persyaratan 0 0 0 0 2 Fasilitas Kredit Pendukung yang tidak memenuhi persyaratan 0 0 0 0 3 Fasilitas Likuiditas yang memenuhi Persyaratan 0 0 0 0 4 Fasilitas Likuiditas yang tidak memenuhi persyaratan 0 0 0 0 5 Pembelian Efek Beragun Aset yang memenuhi Persyaratan 0 0 0 0 6 Pembelian Efek Beraguan Aset yang tidak memenuhi persyaratan 0 0 0 0 7 Eksposur Sekuritisasi yang tidak tercakup 0 0 0 0 dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai Prinsip kehati-hatian dalam aktivitas sekuritisasi aset bagi bank umum Total 0 0 0 0
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 67
L A P O RAN M ANA J E M E N R I S I K O
Tabel 6.1.7 Pengungkapan Total Pengukuran Risiko Kredit (dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal Laporan
Posisi Tanggal Laporan
Tahun Sebelumnya TOTAL ATMR RISIKO KREDIT
651.034
614.217
-
0
TOTAL FAKTOR PENGURANG MODAL
Tabel 7.1 Pengungkapan Risiko Pasar Dengan menggunakan Metode Standar (dalam jutaan rupiah) No. Jenis Risiko
Posisi Tanggal Laporan Bank
Konsolidasi *)
Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya Bank
Konsolidasi
Beban Modal ATMR Beban Modal ATMR Beban Modal ATMR
(1) (2)
Beban Modal ATMR
(3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 Risiko Suku Bunga
a. Risiko Spesifik
0
0
-
-
322
4.021
-
-
b. Risiko Umum
0
0
-
-
620
7.746
-
-
2 Risiko Nilai Tukar
0
0
-
-
-
-
-
-
3 Risiko Equitas
0
0
-
-
-
-
-
-
4 Risiko Komoditas
0
0
-
-
-
-
-
-
5 Risiko Option
0
0
-
-
-
-
-
-
Total
0
0
-
-
941
11.767
-
-
*) Untuk bank yang memiliki perusahaan anak yang memiliki eksposur risiko dimaksud
68 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
Tabel 8.1.a Pengungkapan Kuantitatif Risiko Operasional - Bank Secara Individual No.
Pendekatan Yang Digunakan
Posisi Tanggal Laporan Pendapatan Bruto
1
Pendekatan Indikator Dasar
Total
P osisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
Beban ATMR
(Rata-rata 3 tahun terakhir)
(1) (2)
(3)
(dalam jutaan rupiah)
Pendapatan Bruto
Modal (4)
Beban ATMR
(Rata-rata 3 tahun terakhir)
(5)
(6)
Modal (7)
(8)
51.256
7.688
96.104
49.275
7.391
92.390
51.256
7.688
96.104
49.275
7.391
92.390
Tabel 8.1.b Pengungkapan Kuantitatif Risiko Operasional - Bank Secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak (dalam jutaan rupiah) No.
Pendekatan Yang Digunakan
(1) (2) 1
Pendekatan Indikator Dasar
Posisi Tanggal Laporan Pendapatan Bruto (Rata-rata
Beban ATMR
Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya Pendapatan
Modal
Bruto (Rata-rata
Beban
3 tahun terakhir)
3 tahun terakhir)
Modal ATMR
(3) -
(4) -
(5) -
(6)
(7)
-
-
(8) -
Total
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 69
70 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
Pengungkapan Profil Maturitas Rupiah - Bank Secara Individu(dalam jutaan rupiah) Posisi Tanggal Laporan Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya No Pos - Pos Saldo Jatuh Tempo*) Saldo Jatuh Tempo*) <= 1 Bulan > 1 bln > 3 bln > 6 bln s.d 12 bln > 12 bulan <= 1 bulan > 1 bln > 3 bln > 6 bln > 12 bulan s.d 3 bln s.d 6 bln s.d 3 bln s.d 6 bln s.d 12 bln (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) I. NERACA A. Aset 1. Kas 14.745 14.745 - - - - 10.835 10.835 - - - 2. Penempatan pada Bank Indonesia 371.521 332.244 - 29.397 9.880 - 268.672 198.672 30.000 - 40.000 3. Penempatan pada bank lain 67 67 - - - - 274 274 - - - 4. Surat Berharga 27.239 - 22.024 5.215 - - 20.315 5.300 15.015 - - 5. Kredit Yang Diberikan 1.083.559 26.387 38.268 78.376 417.351 523.177 1.127.029 41.554 24.948 228.029 330.241 502.257 6. Tagihan lainnya 5.728 5.583 15 38 38 54 14.169 7.289 2.293 2.293 2.293 7. Lain-lain - - - - - - - - - - - Total Aset 1.502.859 379.026 60.307 113.026 427.269 523.231 1.441.294 263.924 72.256 230.322 372.534 502.257 B. Kewajiban 1. Dana Pihak Ketiga 1.327.812 1.042.135 105.590 43.425 61.946 74.717 1.281.918 992.599 103.648 44.576 63.164 77.932 2. Kewajiban kepada Bank Indonesia - - - - - - - - - - - 3. Kewajiban kepada bank lain 40.716 32.416 5.800 500 2.000 - 33.804 33.804 - - - 4. Surat Berharga yang Diterbitkan - - - - - - - - - - - 5. Pinjaman yang Diterima - - - - - - - - - - - 6. Kewajiban lainnya 6.342 6.342 - - - - 5.653 5.653 - - - 7. Lain-lain - - - - - - - - - - - Total Kewajiban 1.374.870 1.080.893 111.390 43.925 63.946 74.717 1.321.375 1.032.056 103.648 44.576 63.164 77.932 Selisih Aset dengan Kewajiban dalam Neraca 127.989 (701.867) (51.083) 69.01 363.324 448.514 119.919 (768.131) (31.392) 185.747 309.370 424.325 II. REKENING ADMINISTRATIF A. Tagihan Rekening Administratif 1. Komitmen - - - - - - - - - - - 2. Kontijensi - - - - - - - - - - - Total Tagihan Rekening Administratif - - - - - - - - - - - B. Kewajiban Rekening Administratif 1.Komitmen 29.751 5.950 8.925 14.876 - - 25.515 5.103 7.655 12.758 - 2.Kontijensi - - - - - - - - - - - Total Kewajiban Rekening Administratif 29.751 5.950 8.925 14.876 - - 25.515 5.103 7.655 12.758 - Selisih Tagihan dan Kewajiban (29.751) (5.950) (8.925) (14.876) - - (25.515) (5.103) (7.655) (12.758) - dalam Rekening Administratif Selisih [(IA-IB)+(IIA-IIB)] 98.238 (707.818) (60.008) 54.226 363.324 448.514 94.404 (773.234) (39.046) 172.989 309.370 424.325 Selisih Kumulatif (707.818) (767.825) (713.600) (350.276) 98.238 (773.234) (812.281) (639.291) (329.921) 94.404
Tabel 9.1.
L A P O RAN M ANA J E M E N R I S I K O
J AR I NGAN K ANTO R
Kantor Pusat KP Abdul Muis Wisma BSG Jl. Abdul Muis No 40, Jakarta Pusat Telepon : (021) 3859050, Fax : (021) 3859041 Kantor Cabang Jabodetabek KC Abdul Muis Wisma BSG Jl. Abdul Muis No 40, Jakarta Pusat Telepon : (021) 3859050, Fax : (021) 3859041
KCP Jatinegara Jl Raya Jatinegara Timur No 68B, Jakarta Timur Telepon : (021) 85910691, Fax : (021) 8502759
KC Pasar Minggu Jl. Raya Pasar Minggu No 16A, Jakarta Selatan Telepon : (021) 7972525, Fax : (021) 7990142
KCP Kampus Ukrida 2 Jl Arjuna Utara No 6, Jakarta Barat Telepon : (021) 56972983, Fax : (021) 56972986
KCP Hayam Wuruk Jl. Hayam Wuruk No. 27, Jakarta Pusat Telepon : (021) 2314409, Fax : (021) 2314404
KCP Komplek Suara Pembaruan Jl Dewi Sartika No 136D, Jakarta Timur Telepon : (021) 80884060, Fax : (021) 80884059
KCP Galaxi Pertokoan Taman Galaxi Indah, Jl Boulevard Blok G No 16, Bekasi. Telepon : (021) 8225225, Fax : 82420033
KK Kampus Ukrida 1 Jl Tanjung Duren Raya No 4, Jakarta Barat Telepon : (021) 5689476, Fax : (021) 5674834
KCP Gading Serpong Boulevard Jl Boulevard Raya, Ruko Financial Center Blok BA2/003 Summarecon Serpong, Tangerang. Telepon : (021) 54210220, Fax : (021) 54210218 KCP Kelapa Gading Jl Boulevard Raya Blok TN2 No 21, Jakarta Utara Telepon : (021) 45878071, Fax : (021) 45851577 KCP Mangga Dua KM/23 B.O. Lantai Dasar Mall Mangga Dua Jl Mangga Dua Raya, Jakarta Pusat Telepon : (021) 6120120, Fax : (021) 6120121
Jawa Barat KC Bandung Jl Gatot Subroto No 47B, Bandung Telepon : (022) 87340234, Fax : (022) 7320976 DIY KC Yogyakarta Jl. P. Diponegoro No. 42, Yogyakarta Telepon : (0274) 544996-8, Fax : (0274) 518375 Jawa Tengah KC Semarang Pertokoan DP Mall / Pemuda Mas Blok A3 Jl Pemuda No 150, semarang, Telepon : (024) 3520868 Fax : (024) 3561739
KK Kampus UKI Jl Mayjend Sutoyo No. 1, Jakarta Timur Telepon : (021) 8090714, Fax : (021) 8090831 KK RS PGI Cikini Jl Raden Saleh No 40, Jakarta Pusat Telepon : (021) 38997782, Fax : (021) 3907302 KK Sekolah BPK Penabur Gading Serpong Jl Raya Kelapa Gading Barat, Serpong Telepon : (021) 54205138, Fax : (021) 54205138 KK Sekolah Bethel Petamburan Jl Petamburan IV No 4, Jakarta Pusat Telepon : (021) 53679442, Fax : (021) 53670502 Jawa Timur KC Surabaya – Kertajaya Jl. Kertajaya No 224, Surabaya Telepon : (031) 5055939, Fax : (031) 5020445 KCP Surabaya - Kembang Jepun Jl. Kembang Jepun No 96, Surabaya Telepon : (031) 3575972, Fax : (031) 3525248 KC Lumajang Jl Gatot Subroto (d/h Jl. Pelita) No. 179, Lumajang Telepon : (0334) 888776, Fax : (0334) 885868
KC Solo Jl Slamet Riyadi 141-143, Solo Telepon : (0271) 662599, Fax : (0271) 656855
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 71
L A P O RAN ANA L I SA M ANA J E M E N
Tinjauan Ekonomi 2012 Perekonomian Indonesia pada tahun 2012 tercatat tumbuh
utang luar negeri pemerintah.
sebesar 6,3%. Pertumbuhan cukup tinggi tersebut didukung
Sementara itu, nilai tukar Rupiah pada tahun 2012 tercatat
oleh stabilitas makro dan sistem keuangan yang terjaga baik,
mengalami depresiasi dengan volatilitas yang cukup rendah.
meskipun turbulensi di pasar keuangan global masih berlanjut
Sesuai data Bank Indonesia (BI), Rupiah secara point to point
akibat ketidakpastian krisis Eropa. Selain itu, perekonomian
melemah 5,91% (yoy/year on year) selama 2012 ke level Rp
negara-negara emerging market, seperti China yang sebelumnya
9.638 per US$. Sedangkan tingkat inflasi sepanjang 2012 dinilai
menjadi
tetap terkendali pada level yang rendah dan berada pada
penyangga
pemulihan
ekonomi
global
juga
kisaran sasaran BI sebesar 4,5% ± 1%. Inflasi pada 2012 yang
mengalami perlambatan. Dengan melambatnya perekonomian beberapa mitra
rendah mencapai 4,30% (yoy) sebagai perwujudan dari semakin
dagang Indonesia, terutama China, serta merosotnya harga
intensifnya koordinasi antara BI dan Pemerintah, terutama pada
komoditas global, nilai ekspor Indonesia menunjukkan
upaya peningkatan produksi, kelancaran distribusi, dan
penurunan terutama sejak pertengahan 2012. Namun dengan
stabilitas harga pangan strategis.
masih kuatnya daya beli masyarakat dan tetap tingginya
Kinerja Perbankan Nasional di tengah gejolak perekonomian
keyakinan konsumen, permintaan domestik tetap kuat
global yang masih berlanjut tetap mampu mempertahankan
sehingga perekonomian domestik secara keseluruhan masih
kinerja positif dari berbagai aspek, yaitu kelembagaan, fungsi
tetap tumbuh tinggi.
intermediasi,
profitabilitas,
struktur
permodalan,
dan
Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada 2012
pendanaan. Fungsi intermediasi perbankan masih meningkat
masih mencatat surplus, meskipun mengalami tekanan defisit
dengan tingkat pertumbuhan pada 2012 sebesar 23,1% (yoy)
transaksi berjalan sebagai dampak menurunnya kinerja ekspor
atau meningkat Rp 507,8 triliun dan dapat dipertahankan pada
dan tingginya pertumbuhan impor barang modal, bahan baku
level yang aman untuk perekonomian. Kinerja industri
dan komoditas migas. Sementara itu, transaksi modal dan
perbankan yang solid juga tercermin pada tingginya rasio
finansial mencatat kenaikan surplus yang cukup besar terutama
kecukupan modal (CAR/Capital Adequacy Ratio) jauh di atas
didukung oleh investasi langsung (foreign direct investment/FDI)
minimum 8%, yaitu rata-rata tahun 2012 mencapai 17,4% dan
dan arus modal portofolio, baik dalam pasar saham maupun
terjaganya rasio kredit bermasalah (NPL/Non Performing Loan)
pasar obligasi. Dengan perkembangan tersebut, cadangan
gross tercatat sebesar 1,9% yang merupakan rasio NPL terendah
devisa sampai dengan akhir Desember 2012 mencapai US$
yang pernah dialami perbankan nasional.
112,78 atau setara dengan 6,1 bulan impor dan pembayaran
72 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
TOTAL ASET 2008-2012 dalam jutaan rupiah
LDR (Loan to Deposit Ratio) perbankan yang menyebabkan
846.361
661.918
meningkat untuk berbagai segmen kredit, serta peningkatan
948.787
perbankan nasional mengingat kondisi perekonomian global yang masih diliputi ketidakpastian, persaingan antar bank yang
1.511.821
Tahun 2012 bukan merupakan tahun yang mudah bagi
1.444.742
Kinerja Bank 2012
meningkatnya persaingan pemupukan penghimpunan dana dimana bank skala kecil umumnya kalah bersaing karena keterbatasan produk dan jaringan usaha. Namun kami patut bersyukur karena kinerja Bank Ina Perdana di 2012 menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan sebagai
2008 2009 2010 2011 2012
wujud keberhasilan dalam melakukan konsolidasi internal dan perbaikan proses bisnis yang dicanangkan pada medio 2011 dan fokus pada 2012 untuk pertumbuhan aset dan bisnis berkualitas.
DPK dan Simpanan Dari Bank Lain Dalam hal penghimpunan dana, Bank Ina Perdana berhasil
Pada tahun buku 2012, laba bersih meningkat tajam sebesar
membukukan kenaikan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 3,58%,
461,03% dari Rp 2,34 miliar pada tahun 2011 menjadi Rp 13,13
dari Rp 1,28 triliun pada 2011 menjadi Rp 1,33 triliun pada
miliar pada 2012. Serta, beberapa indikator keuangan juga
2012. Di sisi lain, simpanan dari bank lain juga mengalami
menunjukkan progress yang membaik.
peningkatan cukup signifikan sebesar 20,45%, dari Rp 33,80 miliar pada 2011 menjadi Rp 40,72 miliar pada 2012.
Aset Pada posisi per 31 Desember 2012, total aset Bank Ina Perdana mencapai Rp 1,51 triliun, meningkat sebesar 4,67% dari Rp 1,44 triliun pada 2011. Kenaikan tersebut terutama dikontribusikan oleh kenaikan dana pihak ketiga (DPK) yang mencapai 3,58%, dari Rp 1,28 triliun pada 2011 menjadi Rp 1,33 triliun pada 2012. Selain itu, simpanan dari bank lain juga meningkat cukup signifikan sebesar 20,45%, dari Rp 33,80 miliar pada 2011 menjadi Rp 40,72 miliar pada 2012. Komposisi
Tabel Komposisi DPK Bank Ina Perdana Dalam jutaan Rupiah Dana Pihak Ketiga
2010
2011
2012
811.444 1.281.927 1.327.812
Giro
39.441
70.013
56.994
Tabungan
99.053
124.816
129.785
Deposito
672.950 1.087.098 1.141.033
Pertumbuhan DPK (%)
12,26
57,98
3,58
Pertumbuhan Giro (%)
-47,63
77,51
-18,60
terbesar dari total aset Bank Ina Perdana pada 2012 adalah
Pertumbuhan Tabungan (%)
21,79
26,01
3,98
penyaluran kredit sebesar Rp 1,08 triliun atau sekitar 71,65%
Pertumbuhan Deposito (%)
18,86
61,54
4,96
dari total aset. Untuk menjaga likuiditasnya, selain melakukan penyaluran kredit, Bank Ina Perdana juga melakukan
Untuk mendapatkan biaya dana yang lebih kompetitif, Bank
penempatan pada aset-aset produktif lainnya, seperti surat
terus berupaya meningkatkan penghimpunan dana dari giro
berharga dan obligasi Pemerintah sebagai secondary reserves.
dan tabungan.
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 73
L A P O RAN ANA L I SA M ANA J E M E N
Giro
Deposito
Berdasarkan komposisi simpanannya, produk Giro tercatat
Sumber dana masyarakat berupa deposito berjangka
mengalami penurunan 18,60%, dari Rp 70,01 miliar pada 2011
memberikan kontribusi paling dominan, yaitu sebesar 86%
menjadi Rp 56,99 miliar pada 2012. Sepanjang 2012, tingkat
terhadap total DPK. Penghimpunan
suku bunga yang ditetapkan untuk rekening Giro berkisar
mengalami kenaikan dengan pertumbuhan sebesar 4,96%
antara 0% - 3,75%.
dibanding posisi pada 2011 sebesar Rp 1,09 triliun menjadi Rp
dana dari deposito
1,14 triliun pada 2012. Sepanjang 2012, suku bunga yang 8,5%.
56.994
70.013
ditetapkan untuk rekening deposito berkisar antara 5,5% Kenaikan penghimpunan dana masyarakat dalam bentuk deposito pada Bank Ina Perdana pada 2012 cukup menunjukkan
39.441
GIRO 2010-2012 dalam jutaan rupiah
tingkat kepercayaan masyarakat yang tinggi karena Bank Ina Perdana mampu memberikan layanan yang baik dengan pengelolaan bisnis yang berkualitas sesuai prinsip-prinsip prudential, sehingga dipastikan keamanan dari dana-dana masyarakat. DPK dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada akhir 2012 terdiri dari Giro sebesar Rp 11,74 miliar, Tabungan sebesar Rp 13,88 miliar, dan Deposito sebesar
2010 2011 2012
Tabungan yang dihimpun dari masyarakat mengalami
DEPOSITO 2010-2012 dalam jutaan rupiah
menjadi Rp 129,78 miliar pada 2012. Tingkat suku bunga yang ditetapkan untuk rekening tabungan pada 2012 berkisar antara
129.785
124.816
TABUNGAN 2010-2012 dalam jutaan rupiah
99.053
0% - 5%.
672.950
pertumbuhan sebesar 3,98%, dari Rp 124,82 miliar pada 2011
1.141.032
Tabungan
1.087,098
Rp 50,13 miliar. Atau total sebesar Rp 75,75 miliar.
2010 2011 2012
Simpanan dari Bank Lain Simpanan dari bank lain tercatat meningkat cukup tajam, yakni sebesar 20,45%, dari Rp 33,80 miliar pada akhir 2011 2010 2011 2012
menjadi Rp 40,72 miliar pada akhir 2012. Simpanan dari bank lain terdiri dari giro bank lain dan deposito bank lain.
74 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
Tabel Kredit Konsumsi 2011-2012
Kredit Sepanjang 2012, total kredit yang diberikan (sebelum cadangan penurunan nilai) sebesar Rp 1,08 triliun, atau mengalami sedikit penurunan dibandingkan dengan posisi akhir 2011 sebesar Rp 1,13 triliun. Namun demikian, secara
2011
Kredit
Kredit Modal Kerja (KMK) Bank Ina Perdana hingga posisi per
bunga yang meningkat signifikan dari tahun sebelumnya, yakni
31 Desember 2012 sebesar Rp 510,89 miliar atau berkontribusi
dari sebesar Rp 113,67 miliar pada 2011 menjadi sebesar Rp
47% terhadap total kredit. KMK Bank Ina Perdana mengalami
151,76 miliar pada 2012.
sedikit penurunan 9,60% atau turun Rp 54,24 miliar dari Rp
Berdasarkan komposisi, eksposur kredit sampai dengan
565,13 miliar pada 2011 menjadi Rp 510,89 miliar pada 2012.
akhir 2012 terbagi atas kredit modal kerja sebesar Rp 510,89
31% dari total kredit, dan kredit investasi sebesar Rp 234,58 miliar atau 22% dari total eksposur kredit Bank Ina Perdana. Sepanjang 2012, tidak terjadi pelanggaran atau pelampauan
Tabel Kredit Modal Kerja 2011-2012
Modal
Rp 234,58 miliar atau 22% terhadap total eksposur kredit pada
mempunyai hubungan istimewa dilakukan dengan persyaratan
2012. Kredit Investasi tersebut meningkat 14,66% atau sebesar
dan kondisi yang sama sebagaimana dilakukan dengan pihak
Rp 30,00 miliar dari sebesar Rp 204,58 miliar pada 2011 menjadi
ketiga tidak terkait. Kredit yang diberikan kepada pihak yang
sebelumnya sebesar Rp 392,92 miliar. Sementara itu, kredit yang direstrukturisasi pada 2012 berkurang karena angsuran kredit, dengan saldo akhir tahun 2012 tercatat Rp 1,55 miliar, turun dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1,76 miliar. Sepanjang 2012, tingkat suku bunga kredit yang ditetapkan berkisar antara 12% - 20% yang umumnya berlaku secara floating.
565.130.918.365 510.887.990.633 -9,60
Sepanjang 2012, Kredit Investasi Bank Ina Perdana mencapai
Selama 2012, seluruh transaksi dengan pihak yang
tahun
2012 P%
Kredit Investasi
dilakukan dengan tetap memperhatikan ketentuan dari BI.
sebesar Rp 227,11 miliar, menurun dibandingkan
2011
kerja
terhadap batas maksimum pemberian kredit. Penyaluran kredit
mempunyai hubungan istimewa per 31 Desember 2012 tercatat
357.302.965.884 338.085.243.565 -5,38
Kredit Modal Kerja
pertumbuhan sebagaimana ditunjukkan pada pendapatan
dengan kredit konsumsi sebesar Rp 338,09 miliar atau sebesar
P%
Konsumsi
rata-rata sepanjang 2012 ekspansi kredit tetap mengalami
miliar atau berkontribusi 47% terhadap total kredit, diikuti
2012
Rp 234,58 miliar pada akhir 2012. Tabel Kredit Investasi 2011-2012
2011
Kredit
2012
P%
204.578.546.710 234.577.701.797 14,66%
Investasi Kredit Per Sektor Ekonomi Berdasarkan sektor ekonomi hingga posisi per 31 Desember 2012 menunjukkan bahwa sektor yang memberikan kontribusi tertinggi terhadap total kredit adalah kredit sektor transportasi,
Kredit Konsumsi
pergudangan dan komunikasi sebesar Rp 343,97 miliar atau
Kredit Konsumsi Bank Ina Perdana hingga posisi 31
berkontribusi 31,74% terhadap total kredit. Kredit lain yang
Desember 2012 sebesar Rp 338,09 miliar atau sebesar 31% dari
berkontribusi besar terhadap total kredit Bank Ina Perdana pada
total kredit. Pada 2012, kredit konsumsi mengalami penurunan
2012 adalah kredit sektor perdagangan besar dan eceran sebesar
sebesar 5,38%, dari sebesar Rp 357,30 miliar pada 2011 menjadi
Rp 234,98 miliar atau berkontribusi 21,69% dan sektor jasa
sebesar Rp 338,09 miliar pada 2012.
perorangan sebesar Rp166,36 miliar atau berkontribusi 15,35% dari total eksposur kredit pada 2012.
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 75
L A P O RAN ANA L I SA M ANA J E M E N
Tabel Kredit per Sektor Ekonomi 2011-2012
Keterangan
D alam jutaan Rupiah
2 0 1 1
Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi
2012
Nominal
%
Nominal
%
Transportasi, pergudangan dan komunikasi
334.958
29,72%
343.973
31,74%
Perdagangan besar dan eceran
254.006
22,54%
234.980
21,69%
Jasa perorangan
352.922
31,33%
166.365
15,35%
1.899
0,17%
106.281
9,81%
yang melayani rumah tangga Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya Konstruksi
4.666 0,41% 85.335 7,88%
Real estate, usaha persewaan,
55.424
4,92%
68.717
6,34%
Industri pengolahan
10.584
0,94%
29.364
2,71%
Perantara keuangan
93.929
8,33%
23.893
2,21%
dan jasa perusahaan
Pertanian
8.270 0,73%
8.296 0,77%
Kegiatan yang belum jelas batasannya
4.381
4.169
Pertambangan
3.984 0,35%
4.367 0,40%
Lain-lain
1.989 0,17%
7.811 0,72%
Jumlah
76 I Laporan Tahunan 2012 I
0,39%
0,38%
1.127.012 100,00% 1.083.551 100,00%
BANK INA PERDANA
Agunan Yang Diambil Alih
sebelumnya. Perbaikan kualitas aktiva produktif tidak hanya
Hingga posisi per 31 Desember 2012, agunan yang diambil
ditandai dengan penurunan persentase, namun juga ditandai
alih (sebelum dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai)
dengan penurunan outstanding kredit bermasalah (kolektibilitas
mengalami penurunan sangat signifikan, sebesar 98% yaitu
Kurang Lancar, Diragukan dan Macet) dari posisi akhir 2011
dari sebesar Rp 9,17 miliar pada akhir 2011 menjadi Rp 0,15
sebesar Rp 12,41 miliar, turun drastis menjadi sebesar Rp 3,94
miliar pada akhir 2012. Hal ini cukup menunjukkan keberhasilan
miliar pada akhir 2012. Sementara itu dari sisi kolektibilitas, rasio kredit macet Bank Ina
manajemen dalam melakukan recovery terhadap permasalahan terkait kredit bermasalah.
Perdana terhadap total kredit juga mengalami penurunan dari sebesar 0,91% pada 2011 menjadi sebesar 0,36% pada 2012. Rasio
Kolektibilitas Kredit
kredit diragukan dan kredit kurang lancar terhadap total kredit
Kualitas pengelolaan risiko dan kredit Bank Ina Perdana
juga turun dari 0,15% dan 0,04% pada 2011 menjadi 0,00% dan
pada 2012 semakin baik. Hal tersebut tercermin dari penurunan
0,00% pada 2012. Perbaikan rasio kredit bermasalah khususnya
rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross
pada kolektibilitas level 4 dan level 5 berkontribusi signifikan
yang turun menjadi 0,36% pada 2012 dari 1,10% pada tahun
terhadap penurunan rasio NPL bruto Bank Ina Perdana pada 2012.
Tabel Kolektibilitas Kredit 2011-2012 (dalam jutaan rupiah)
Keterangan Kredit Berdasarkan Kolektibilitas Lancar Dalam Perhatian Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet J u m l a h
2 0 1 1 Nominal
2012 %
Nominal
%
1.074.102 95,31% 1.050.614 96,96% 40.505
3,59%
28.994
2,68%
468
0,04%
0
0,00%
1.685 0,15%
8 0,00%
10.253 0,91%
3.935 0,36%
1.127.012 100,00%
1.083.551
BANK INA PERDANA
I
100,00%
Laporan Tahunan 2012
I 77
Penempatan Pada BI
Bank Ina Perdana fokus pada upaya-upaya yang konsisten
Penempatan pada BI (bersih) sebesar Rp 227,94 miliar, atau
untuk memaksimalkan penyaluran kredit pada usaha-usaha
naik cukup tinggi sebesar 139% dari posisi akhir 2011 yang
yang mempunyai prospek usaha baik dan profitable serta
sebesar Rp 95,29 miliar. Penempatan ini utamanya adanya
sekaligus meningkatkan pemahaman yang baik atas sektor-
kelebihan likuiditas yang sementara belum dapat ditempatkan
sektor usaha yang menjadi target pasar guna mencegah
pada aktiva produktif.
terjadinya penurunan kualitas kredit. Sedangkan kebijakan penentuan besarnya suku bunga bagi nasabah Bank Ina
Laba Bersih
Perdana, baik pendanaan maupun untuk penempatan dana,
Bank Ina Perdana pada tahun buku 2012 membukukan laba
ditetapkan berdasarkan Rapat Assets & Liabilities Committe
bersih sebesar Rp 13,13 miliar, atau meningkat secara signifikan
(ALCO). Rapat ALCO dilakukan secara rutin setiap bulan dalam
sebesar 461,03% dibandingkan dengan tahun sebelumnya
rangka mengkaji perkembangan tingkat suku bunga di pasar
yang mencatat laba bersih sebesar Rp 2,34 miliar. Peningkatan
dan indikasi tren suku bunga yang ditetapkan oleh otoritas
laba bersih tersebut menunjukkan bahwa operasional bank
moneter.
ditinjau dari aspek bisnis setelah dikurangi biaya-biaya overhead
Pengkajian tingkat suku bunga secara rutin tersebut
dapat diperoleh pendapatan yang meningkat tajam.
dengan bank lain dan dapat memelihara loyalitas nasabah. Selain itu, dengan adanya pengkajian tingkat suku bunga
LABA BERSIH 2010-2012 dalam jutaan rupiah
13.13
dimaksudkan agar Bank Ina Perdana mampu berkompetisi
secara berkala, diharapkan mampu mengoptimalkan perolehan
Surat Berharga/Efek-Efek Penempatan Bank Ina Perdana pada surat berharga (bersih)
2.34
bunga pada Bank Ina Perdana.
6.769
L A P O RAN ANA L I SA M ANA J E M E N
Kebijakan Perkreditan
pada akhir 2012 sebesar Rp 66,25 miliar, atau menurun 25% dibandingkan posisi akhir 2011 yang sebesar Rp 88,51 miliar. Penempatan surat berharga Bank Ina Perdana pada 2012 terdiri atas Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sebesar Rp 39,28 miliar dan obligasi korporasi sebesar Rp 26,97 miliar.
78 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
2010 2011 2012
Pendapatan Bunga Seiring
meningkatnya
Rasio Keuangan Utama pertumbuhan
volume
bisnis,
Seiring terjadinya pertumbuhan pada aset, kredit, dan DPK,
pendapatan bunga Bank Ina Perdana mencapai Rp 151,76
sejumlah rasio keuangan Bank Ina Perdana juga menunjukan
miliar pada 2012, atau meningkat 34% dari tahun sebelumnya
perbaikan kinerja. Di antaranya, rasio ROE, ROA, BOPO dan NPL.
yang sebesar Rp 113,67 miliar. Pendapatan bunga yang diperoleh dari portofolio kredit merupakan porsi terbesar dari total pendapatan bunga, yaitu 94% terhadap total pendapatan bunga pada 2012.
CAR Rasio Kecukupan Modal (capital adequacy ratio/CAR) Bank Ina Perdana pada akhir tahun 2012 setelah memperhitungkan risiko kredit, operasional dan pasar tercatat sebesar 16,05%.
Pendapatan Bunga Bersih Pendapatan bunga bersih Bank Ina Perdana pada 2012 mencapai Rp 58,33 miliar, naik 36% dari tahun sebelumnya
Rasio Kewajiban Pemenuhan Modal Minimum tersebut masih lebih tinggi dari persyaratan yang ditetapkan Bank Indonesia sebesar 8%.
sebesar Rp 42,95 miliar yang sekaligus mencerminkan pertumbuhan bisnis yang stabil di sepanjang 2012. Pendapatan Operasional Lainnya
CAR 2010-2012 dalam persentase
dibandingkan dengan perolehan pada tahun sebelumnya yang
16,05%
24,82%
Perdana pada 2012 mencapai Rp 10,10 miliar, atau naik 90%
15,05%
Pendapatan operasional lainnya yang dihasilkan Bank Ina
sebesar Rp 5,31 miliar. 2010 2011 2012
Beban Bunga Terkait dengan peningkatan volume kredit, maka beban
ROE dan ROA Rasio return on equity (ROE) Bank Ina Perdana pada 2012
naik 32% dibandingkan pada 2011. Porsi terbesar beban bunga
mengalami peningkatan yang signifikan dari 1,99% pada 2011
adalah pada beban bunga deposito berjangka, yaitu masing-
menjadi sebesar 11,04% pada 2012. Sedangkan rasio return on
masing 90% pada 2012 dan 91% pada 2011 terhadap total
assets (ROA) juga mencatatkan peningkatan dari 0,32% di 2011
beban bunga.
menjadi 1,22% di 2012. 11,04%
bunga pada 2012 juga meningkat menjadi Rp 93,44 miliar atau
CKPN Total Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) pada 2012
ROE 2010-2012 dalam persentase
sebesar Rp 3,95 miliar, atau naik 22% dibandingkan dengan CKPN tersebut sejalan dengan peningkatan penempatan dana
ROA 2010-2012
5,92%
total CKPN pada 2011 yang sebesar Rp 3,23 miliar. Peningkatan
dalam persentase
menjadi Rp 53,06 miliar dari Rp 43,70 miliar pada 2011.
0,32%
Pada 2012, beban operasional lainnya yang terdiri dari biaya umum dan administratif, serta beban karyawan meningkat 21%
1,22%
1,10%
Beban Operasional Lainnya
1,99%
Bank pada aktiva produktif di 2012.
2010 2011 2012
2010 2011 2012
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 79
dalam persentase
(BOPO) Bank Ina Perdana mengalami penurunan dari 99,22%
81,60%
73,74%
LDR 2010-2012
Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional
87,92%
L A P O RAN ANA L I SA M ANA J E M E N
BOPO
menjadi sebesar 91,43% pada 2012. Perbaikan rasio BOPO di 2012 ini dikarenakan membaiknya pendapatan operasional
dalam persentase
91,43%
BOPO 2010-2012
99,22%
93,88%
yang diterima Bank.
2010 2011 2012
NPL Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) Bank Ina Perdana pada akhir 2012 sebesar 0,36% turun signifikan dari 2010 2011 2012
2011 yang sebesar 1,10%. Hal tersebut mengindikasikan adanya pengelolaan risiko kredit semakin baik yang dilakukan Bank Ina Perdana pada 2012 dan terjadinya perbaikan terhadap kualitas
NIM Rasio margin bunga bersih (net interest margin/NIM) Bank
aktiva produktif pada 2012 dibandingkan 2011.
Ina Perdana sepanjang 2012 mengalami peningkatan dari mengindikasikan upaya Bank Ina Perdana untuk melakukan efisiensi dari sisi suku bunga dalam rangka menggerakan
1,10% 4,07%
0,36%
6,22% 3,79%
dalam persentase
NPL 2010-2012 dalam persentase
perekonomian pada sektor riil.
NIM 2010-2012
2,32%
3,79% pada 2011 menjadi sebesar 4,07%. Hal tersebut
2010 2011 2012
2010 2011 2012 LDR
Ekuitas dan Permodalan Hingga posisi per 31 Desember 2012, total ekuitas mencapai Rp 133,98 miliar, atau mengalami kenaikan 10,82% dari akhir
Loan to deposit ratio (LDR) Bank Ina Perdana pada 2012
2011 yang sebesar Rp 120,90 miliar. Kewajiban Pemenuhan
mengalami penurunan menjadi 81,60% dari 87,92% pada 2011.
Modal
Angka LDR tersebut masih sesuai harapan dan berada dalam
memperhitungkan risiko kredit, operasional, dan pasar tercatat
batas LDR yang diharapkan BI kepada Bank Umum, yakni
sebesar 16,05%. Rasio masih lebih tinggi dari persyaratan
sebesar 78%-100%.
minimum BI sebesar 8%.
80 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
Minimum
(KPMM)
pada
akhir
2012
setelah
Permodalan Bank Ina Perdana 2011 - 2012 Dalam Jutaan Rupiah
2 0 1 1
2012
119.350
119.494
6.999
422
Total modal tersedia
126.349
119.916
ATMR menurut resiko kredit
738.581
651.034
92.390
96.104
8.764
0
Total ATMR
839.735
747.138
Rasio kecukupan modal dengan memperhitungkan risiko kredit
17,11%
18,42%
15,05%
16,05%
Modal inti Modal pelengkap
ATMR menurut resiko operasional ATMR menurut resiko pasar
Rasio kecukupan modal dengan memperhitungkan risiko kredit, operasional dan pasar
Teknologi Informasi Bank Ina Perdana selalu mengupayakan dan terus melanjutkan
yang digunakan, sehingga performance dalam bertransaksi
pengembangan Teknologi Informasi (TI) yang telah dilakukan
dapat ditingkatkan tanpa mengabaikan aspek keamanan.
pada tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut dilakukan sejalan
Dengan TI yang solid diharapkan dapat mendukung perkem
dengan berbagai pengembangan bisnis yang dilakukan Bank
bangan bisnis melalui inovasi produk yang berbasis teknologi.
Ina Perdana, baik untuk saat ini maupun masa mendatang.
Pengembangan TI juga diharapkan dapat menyem purnakan
Pasalnya, selain mempermudah proses bisnis, TI yang andal
proses-proses yang mendukung kemudahan dan ketepatan
juga bisa meningkatkan kepuasan pelayanan bagi para
dalam bertransaksi, proses pelaporan intern/ekstern yang cepat,
nasabah.
tepat dan akurat, serta pengambilan keputusan yang efisien.
Pengembangan teknologi sistem informasi Bank Ina Perdana
Sepanjang 2012, Bank Ina Perdana telah menerapkan peng
akan dilakukan secara terus menerus dengan memperhatikan
gunaan PSAK 50/55 dalam sistem core banking yang digunakan.
penerapan manajemen risiko dalam penggunaan teknologi dan
Dengan adanya berbagai pengembangan yang telah dan akan
kebutuhan bagi proses bisnis. Pengembangan yang dilakukan
dilakukan diharapkan mampu meningkatkan manfaat, baik
adalah dalam bentuk penyesuaian dan penyempurnaan secara
bagi para pemegang saham dan kemajuan usaha bank maupun
berkelanjutan terhadap arsitektur aplikasi dan infrastruktur
segenap stakeholders.
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 81
PT BANK INA PERDANA Laporan Keuangan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) Dan Laporan Auditor Independen
82 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 83
84 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
PT BANK INA PERDANA
DAFTAR ISI
Halaman LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN LAPORAN KEUANGAN Laporan Posisi Keuangan 1 Laporan Laba Rugi Komprehensif 3 Laporan Perubahan Ekuitas 4 Laporan Arus Kas 5 Catatan Atas Laporan Keuangan 6
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 85
86 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
PT BANK INA PERDANA LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) Catatan
2012
2011
ASET 2d, 5 2e, 6
14.745.357.460 104.300.952.777
10.835.545.388 103.371.824.529
66.021.825
271.283.591
2g, 8
227.943.203.468
95.288.091.966
2b,2h, 9a
39.276.970.306
68.398.980.378
2b,2h, 9a
26.966.610.000
5.247.000.000
2b,2h, 9a
-
14.864.850.000
226.914.557.397 856.636.378.598 1.083.550.935.995 (1.837.628.471) 1.081.713.307.524
392.918.118.305 734.094.312.655 1.127.012.430.960 (9.752.547.060) 1.117.259.883.900
11 2m, 12
5.583.207.267 5.597.164.358
4.994.234.916 6.459.773.381
2k, 2b, 13
3.632.173.708
5.162.039.601
2l, 14 2u, 19 2k, 15
77.960.000 412.417.234 1.890.919.082
8.906.984.440 377.728.565 3.304.158.929
1.512.206.265.009
1.444.742.379.584
Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Setelah dikurangi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai sebesar Rp 666.887 pada tahun 2012 dan Rp 2.740.238 pada tahun 2011
2f, 2b, 7
Penempatan pada Bank Indonesia Setelah dikurangi bunga yang belum diamortisasi sebesar Rp 56.796.532 pada tahun 2012 dan Rp 11.908.034 pada tahun 2011 Efek-efek Dimiliki hingga jatuh tempo Setelah dikurangi bunga yang belum diamortisasi sebesar Rp 723.029.694 pada tahun 2012 dan Rp 1.601.019.622 pada tahun 2011 Tersedia untuk dijual Setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 272.390.000 pada tahun 2012 dan Rp 53.000.000 pada tahun 2011 Diperdagangkan Setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp - pada tahun 2012 dan Rp 150.150.000 pada tahun 2011 Kredit Pihak berelasi Pihak ketiga Kredit yang diberikan Dikurangi-cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah kredit- bersih Pendapatan bunga masih harus diterima Biaya dibayar dimuka Aset tetap Setelah dikurangi penyisihan akumulasi sebesar Rp 11.331.874.417 pada tahun 2012 dan Rp 8.979.938.320 pada tahun 2011 Agunan yang diambil alih Setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 74.915.000 pada tahun 2012 dan Rp 266.063.000 pada tahun 2011 Aset pajak tangguhan Aset lain-lain
34
2i, 2j, 10
JUMLAH ASET
1
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 1
PT BANK INA PERDANA LAPORAN POSISI KEUANGAN - Lanjutan 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) Catatan
2012
2011
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS Liabilitas segera Simpanan Pihak berelasi Pihak ketiga Simpanan dari bank lain Utang pajak Bunga masih harus dibayar Liabilitas lain-lain Imbalan kerja karyawan
2o,16 2q,17,34 2q,17 2q,18 2u,19 21 22 2t,23
JUMLAH LIABILITAS
647.788.614
550.237.817
75.772.296.036 1.252.039.484.385 40.716.137.491 3.463.789.776 3.865.163.193 1.569.545.078 155.714.548
85.822.450.578 1.196.104.718.333 33.803.511.525 2.258.061.957 3.728.589.828 325.970.123 1.244.851.260
1.378.229.919.121
1.323.838.391.421
128.000.000.000
128.000.000.000
(18.500.000)
37.500.000
1.920.386.917
1.920.386.917
4.074.458.971
(9.053.898.754)
133.976.345.888
120.903.988.163
1.512.206.265.009
1.444.742.379.584
EKUITAS Modal disetor Modal saham - nilai nominal @ Rp 1.000 Modal dasar - 400.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh 128.000.000 lembar saham Keuntungan (Kerugian) yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar investasi keuangan yang tersedia untuk dijual Saldo laba Saldo laba (rugi) yang telah ditentukan Penggunaannya Saldo laba (rugi) yang belum ditentukan Penggunaannya
24
25
JUMLAH EKUITAS JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
2 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
2
PT BANK INA PERDANA LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) Catatan PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL PENDAPATAN BUNGA : Bunga yang diperoleh Provisi dan komisi
2r, 26 2s
2012
2011
147.879.230.436 3.884.806.318
109.422.747.093 4.250.100.708
151.764.036.754
113.672.847.801
(93.435.796.433)
(70.724.654.122)
(93.435.796.433)
(70.724.654.122)
58.328.240.321
42.948.193.679
2r
5.042.454.500 214.000.000 4.509.071.208 338.135.543
696.000.000 4.217.293.070 393.097.633
29 28
(31.972.954.070) (21.087.376.327)
(23.532.732.297) (20.161.818.586)
2b
(3.949.854.379) (46.906.523.525)
(3.230.042.077) (41.618.202.257)
11.421.716.796
1.329.991.422
(2.218.446.006) 9.106.994 10.088.261.721 83.136.855 (1.472.351.305)
1.844.053.489 1.030.024.997 40.297.347 (653.099.965)
6.489.708.259 17.911.425.055
2.261.275.868 3.591.267.290
Pajak kini Pajak tangguhan Jumlah penghasilan (beban) pajak
(4.817.756.000) 34.688.669 (4.783.067.331)
(1.315.839.750) 64.570.062 (1.251.269.688)
LABA BERSIH TAHUN BERJALAN
13.128.357.724
2.339.997.602
PENDAPATAN (RUGI) KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN, SETELAH PAJAK
(18.500.000)
37.500.000
Aset keuangan tersedia untuk dijual Keuntungan tahun berjalan
(18.500.000)
37.500.000
13.128.357.724 103
2.339.997.602 18
Jumlah BEBAN BUNGA : Bunga yang dibayar
2r, 27
Jumlah PENDAPATAN BUNGA BERSIH PENDAPATAN (BEBAN) OPERASIONAL LAINNYA Keuntungan dari realisasi penjualan efek-efek bersih Kenaikan penurunan surat berharga Pendapatan lain-lain Pendapatan provisi dan komisi lainnya Beban operasional Lainnya Beban administrasi dan umum Beban karyawan Beban penyisihan kerugian aset produktif dan non produktif Pendapatan (beban) lainnya- bersih LABA OPERASIONAL PENDAPATAN (BEBAN) NON OPERASIONAL Laba (rugi) penjualan agunan yang diambil alih Laba (rugi) penjualan aset tetap Koreksi penyisihan penghapusan aset produktif Selisih kurs Lainnya
2l, 14 2v
NON OPERASIONAL – BERSIH LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN PENGHASILAN (BEBAN) PAJAK
Laba Komprehensif yang dapat diatribusikan ke entitas pemilik Laba per saham
2u, 19
30
3
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 3
4 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
Saldo per 31 Desember 2012
Laba bersih selama tahun berjalan
Keuntungan yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar investasi keuangan yang tersedia untuk dijual
Saldo per 31 Desember 2011
Laba bersih selama tahun berjalan
Saldo per 31 Desember 2011 Keuntungan yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar investasi keuangan yang tersedia untuk dijual Kerugian yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar investasi keuangan yang tersedia untuk dijual
8
-
8
128.000.000.000
-
-
128.000.000.000
-
-
128.000.000.000
8
Catatan
Modal Saham Ditempatkan dan Disetor penuh
(18.500.000)
-
(56.000.000)
37.500.000
-
368.000.000
37.500.000
(368.000.000)
4
Kerugian yang Belum Direalisasi atas Perubahan Nilai Wajar
1.920.386.917
-
-
1.920.386.917
-
-
-
1.920.386.917
4.074.458.971
13.128.357.724
-
(9.053.898.753)
2.339.997.602
-
-
(11.393.896.355)
Belum Ditentukan Penggunaanya
Saldo Laba/(Rugi)
Telah Ditentukan Penggunaanya
(Dinyatakan dalam Rupiah)
PT BANK INA PERDANA LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Tahun yang berakhir 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011)
133.976.345.888
13.128.357.724
(56.000.000)
120.903.988.164
133.976.345.888
13.128.357.724
(56.000.000)
120.903.988.164
2.339.997.602
368.000.000
368.000.000 2.339.997.602
37.500.000
118.158.490.562
Jumlah Ekuitas
37.500.000
118.158.490.562
Jumlah
PT BANK INA PERDANA LAPORAN ARUS KAS Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 2012
2011
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan bunga, provisi dan komisi Penerimaan pendapatan operasional lainnya Penerimaan pendapatan (pembayaran beban) non operasional Pembayaran bunga Pembayaran beban operasional lainnya Pembayaran gaji dan tunjangan karyawan Pembayaran pajak penghasilan
151.764.036.754 10.103.661.251 (3.698.966.691) (93.435.796.433) (26.039.931.796) (19.033.661.779) (4.817.756.000)
113.672.847.801 5.306.390.703 (653.099.965) (70.724.654.122) (20.621.921.843) (19.589.818.586) (1.315.839.750)
14.841.585.306
6.073.904.238
(132.655.111.502) 35.546.576.376 (588.972.351) 862.609.023 1.378.551.178 8.829.024.440 1.019.307.262 (13.018.950.339) 4.968.314.786 53.935.247.062 6.912.625.966 1.205.727.818 136.573.365 (1.135.422.164) 1.243.574.955
42.569.791.226 (528.149.370.284) (1.353.992.855) (118.355.341) 1.782.255.704 8.441.954.739 76.331.510 30.571.386.287 25.764.418.076 414.147.796.112 20.099.204.136 994.508.337 1.186.493.864 (202.482.935)
(16.518.738.819)
21.883.842.814
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Kenaikan (penurunan) efek-efek Pembelian aset tetap Hasil penjualan aset tetap
22.211.250.072 (1.144.349.758) 85.517.059
20.292.167.119 (1.467.212.421) 1.692.209.328
Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas investasi
21.152.417.373
20.517.164.026
KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN
4.633.678.554 114.478.653.508
42.401.006.840 72.077.646.668
KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN
119.112.332.062
114.478.653.508
Kas dan setara kas terdiri dari : Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penyisihan penghapusan giro pada bank lain
14.745.357.460 104.300.952.777 66.688.712 (666.887)
10.835.545.388 103.371.824.529 274.023.829 (2.740.238)
Jumlah kas dan setara kas akhir tahun
119.112.332.062
Arus kas dari aktivitas operasi sebelum perubahan dalam aset dan liabilitas operasi Perubahan aset dan liabilitas yang digunakan untuk operasi: Penempatan pada Bank Indonesia Kredit yang diberikan Pendapatan yang masih harus diterima Biaya dibayar di muka Aset lain-lain Agunan yang diambil alih Liabilitas segera Giro Tabungan Deposito Simpanan pada bank lain Utang pajak Bunga masih harus dibayar Imbalan pasca kerja Liabilitas lain-lain Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi
5
BANK INA PERDANA
114.478.653.508
I
Laporan Tahunan 2012
I 5
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 1. UMUM a. Pendirian PT Bank Ina Perdana ("Bank") didirikan di Jakarta pada tanggal 9 Februari 1990 berdasarkan Akta Notaris Kartini Muljadi, SH., No. 32. Akta pendirian Bank tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. 02-639.HT.01.01 TH.90 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 84 tanggal 19 Oktober 1990 Tambahan No 4242. Anggaran dasar Bank telah mengalami perubahan beberapa kali, terakhir dinyatakan dengan Akta No. 2 tanggal 3 Februari 2009 yang dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani, SH., M.Hum, Notaris di Jakarta, mengenai pengalihan saham. Perubahan anggaran dasar tersebut telah diterima dan dicatat di dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.10-17037 tanggal 7 Oktober 2009. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Bank. lingkup kegiatan bank adalah melakukan usaha dibidang perbankan sesuai dengan Undang-undang dan peraturan yang berlaku. Kantor pusat Bank beralamat di Wisma BSG, Jalan Abdul Muis No. 40, Jakarta. Bank memiliki 8 kantor cabang, 6 kantor cabang pembantu dan 9 kantor kas yang seluruhnya berlokasi di Indonesia. Bank telah memperoleh izin usaha untuk beroperasi sebagai bank umum dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor: 524/KMK.13/1991 tanggal 3 Juni 1991, selanjutnya Bank melakukan operasi komersial pada bulan Juli 1991.
b. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan Berdasarkan Pernyataan Keputusan Pemegang Saham PT Bank Ina Perdana No. 60 tanggal 19 September 2012, yang dibuat di hadapan Edward Suharjo Wiryomartani, S.H., M.Kn, Notaris di Jakarta, Susunan Dewan Komisaris dan Direksi pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut: Komisaris : Komisaris Utama Independen Komisaris Independen Komisaris
: Birawa Natapradja, SH : Hari Sugiharto : Winadewi Hanantha *)
Direksi : Direktur Utama Direktur Kepatuhan Direktur
: Drs. Edy Kuntardjo : Haji Wardoyo **) : Budiarto Santoso
*) Telah mendapat persetujuan BI tanggal 7 Desember 2012 No.14/152/GBI/DPIP/Rahasia **) Telah mendapat persetujuan BI tanggal 12 Juni 2012 No.14/55/GBI/DPIP/Rahasia
6 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
6
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 1. UMUM b. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan - lanjutan Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham PT Bank Ina Perdana No. 74 tanggal 21 November 2011, yang dibuat di hadapan Edward Suhardjo Wiryomartani, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, Susunan Dewan Komisaris dan Direksi pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut: Komisaris : Komisaris Utama Komisaris Independen Komisaris Independen
: Birawa Natapradja, SH : Hari Sugiharto : Denny Susilo
Direksi : Direktur Utama Direktur Kepatuhan Direktur
: : Drs. Edy Kuntardjo *) : Budiarto Santoso : Nyonya Winadewi Hanantha
*) Telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia tanggal 9 Agustus 2011 Berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. SK/DIR/011/0612 tanggal 27 Juni 2012, susunan komite audit Bank pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut: Ketua Anggota
: Birawa Natapradja : Dr. Timotius Edy Sukarno Hari Sugiharto Winadewi Hanantha
Berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. SK/DIR/001/0211 tanggal 7 Februari 2011, susunan komite audit Bank pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut: Ketua Anggota
: Denny Susilo : Dr. Timotius Nia Budhyanti Birawa Natapradja Hari Sugiharto
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 Bank memiliki masing-masing 224 dan 261 karyawan (tidak diaudit).
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun dengan dasar pengukuran biaya historis dan mengikuti Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan Standar Akuntansi Keuangan yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Dasar penyusunan laporan keuangan, kecuali untuk laporan arus kas adalah dasar akrual. Laporan keuangan disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Untuk penyajian laporan arus kas, kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada Bank lain.
7
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 7
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan - lanjutan Laporan keuangan telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia. Seperti diungkapkan dalam Catatan-catatan terkait di bawah ini, beberapa standar akuntansi yang telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2012. Laporan keuangan disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan” (diterapkan pada tanggal 1 Januari 2011). PSAK No. 1 (Revisi 2009) mengatur penyajian laporan keuangan, yaitu antara lain, tujuan pelaporan, komponen laporan keuangan, penyajian secara wajar, materialitas dan agregasi, saling hapus, perbedaan antara aset lancar dan tidak lancar dan liabilitas jangka pendek dan jangka panjang, informasi komparatif, konsistensi penyajian dan memperkenalkan pengungkapan baru, antara lain, sumber estimasi ketidakpastian dan pertimbangan, pengelolaan pemodalan, pendapatan komprehensif lainnya, penyimpangan dari standar akuntansi keuangan, dan pernyataan kepatuhan. Penerapan PSAK No. 1 (Revisi 2009) tersebut memberikan pengaruh yang signifikan bagi penyajian dan pengungkapan terkait dalam laporan keuangan. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan adalah selaras dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, kecuali pengaruhnya atas penerapan beberapa SAK yang telah direvisi efektif sejak tanggal 1 Januari 2012 seperti yang telah diungkapkan pada Catatan ini. b. Instrumen Keuangan Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Penyajian” yang menggantikan PSAK No. 50 (Revisi 2006), "InstrumenKeuangan: Penyajian dan Pengungkapan "; PSAK No. 55 (Revisi 2011), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” yang menggantikan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”; dan PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”. Penerapan PSAK tersebut dilakukan secara prospektif. Selain itu, Perusahaan juga mengadopsi ISAK No. 13, “Jaminan atas Operasional Investasi Modal Asing dan ISAK No. 26, “Penilaian Ulang Instrumen Derivatif yang melekat”. PSAK No.50 (Revisi 2010) mengatur persyaratan tentang penyajian dari instrumen keuangan di dalam laporan keuangan yang ada dalam revisi sebelumnya PSAK No. 50 (Revisi 2006) dengan beberapa tambahan pengaturan mengenai instrumen keuangan yang mempunyai opsi jual (puttable financial instrument), instrumen atau komponen instrumen yang mensyaratkan kewajiban kepada suatu entitas untuk menyerahkan kepada pihak lain bagian aset neto kepada entitas secara pro rata hanya pada saat likuidasi dan reklasifikasi instrumen yang mempunyai fitur opsi jual (puttable financial instrument) dan instrument suatu kewajiban terhadap entitas untuk menyerahkan kepada pihak lain bagian pro rata aset neto hanya pada saat likuidasi. Sedangkan untuk pengungkapan dimasukan dalam PSAK No. 60.
8 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
8
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan b. Instrumen Keuangan - lanjutan PSAK No. 55 (Revisi 2011) mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan, dan kontrak pembelian dan penjualan item non-keuangan. Pernyataan ini, antara lain, memberikan definisi dan karakteristik terhadap derivatif, kategori dari instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan dari hubungan lindung nilai. Beberapa tambahan dalam revisi ini adalah tambahan pengecualian untuk instrumen keuangan yang mempunyai opsi jual (puttable financial instrument), kontrak pembayaran kontijensi dalam kombinasi bisnis, investasi yang dilakukan oleh dana pensiun dan membolehkan aset keuangan sebagai tersedia untuk dijual direklasifikasi ke pinjaman yang diberikan dan piutang jika memenuhi ketentuan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang dan terdapat intensi dan kemampuan untuk memiliki untuk masa mendatang yang dapat diperkirakan atau sampai jatuh tempo. PSAK No. 60 mensyaratkan pengungkapan kuantitatif dan kualitatif dalam laporan keuangan yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan atas posisi dan kinerja keuangan; dan jenis dan besarnya risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang mana entitas terekspos selama periode dan pada akhir periode pelaporan dan bagaimana entitas mengelola risiko-risiko tersebut. Selain itu, PSAK No. 60 ini juga mengungkapkan tiga tingkat hirarki pengungkapan nilai wajar dan mengharuskan entitas untuk menyediakan pengungkapan tambahan mengenai keandalan pengukuran nilai wajar. Sebagai tambahan, standar ini menjelaskan keharusan atas pengungkapan risiko likuiditas. Penerapan standar baru dan revisi tersebut berdampak pada pengungkapan, tetapi tidak berdampak signifikan terhadap posisi keuangan atau kinerja Perusahaan. A. Aset keuangan Bank mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori (a) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, (b) pinjaman yang diberikan dan piutang, (c) aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, dan (d) aset keuangan tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya. (a) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Bank untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek (short term profit-taking) yang terkini. Derivatif juga dikategorikan dalam kelompok diperdagangkan, kecuali derivatif yang ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.
9
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 9
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan b. Instrumen Keuangan – lanjutan A. Aset keuangan - lanjutan (a)
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi - lanjutan Instrumen keuangan yang dikelompokan ke dalam kategori ini diakui pada nilai wajarnya pada saat pengakuan awal, biaya transaksi diakui secara langsung ke dalam laporan laba rugi komprehensif. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar dan penjualan instrumen keuangan diakui di dalam laporan laba rugi dan dicatat masing-masing sebagai “Keuntungan/(kerugian) yang belum direalisasi dari kenaikan/(penurunan) nilai wajar instrument keuangan” dan “Keuntungan/(kerugian) dari penjualan instrument keuangan”. Pendapatan bunga dari instrumen keuangan dalam kelompok diperdagangkan dicatat sebagai “Pendapatan bunga”.
(b)
Pinjaman yang diberikan dan piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali: Yang dimaksudkan untuk dijual dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; Yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; atau Dalam hal tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang. Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat di dalam laporan laba rugi dan dilaporkan sebagai “Pendapatan bunga”. Dalam hal terjadi penurunan nilai, kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang dari nilai tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diakui di dalam laporan laba rugi sebagai “Pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai”.
(c)
Aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo Aset keuangan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta Bank mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, kecuali: aset keuangan yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; aset keuangan yang ditetapkan oleh Bank dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan aset keuangan yang memiliki definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.
10 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
10
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan b. Instrumen Keuangan – lanjutan A. Aset keuangan - lanjutan (d) Aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo - lanjutan Pada saat pengakuan awal, aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif. Pendapatan bunga dari aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif dan diakui sebagai “Pendapatan bunga”. Ketika penurunan nilai terjadi, kerugian penurunan nilai diakui sebagai pengurang dari nilai tercatat investasi. Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai”. (e)
Aset keuangan tersedia untuk dijual Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan yang ditetapkan untuk dimiliki untuk periode tertentu dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif. Pada saat pengakuan awalnya, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana keuntungan atau kerugian atas perubahan nilai wajar diakui pada laporan laba rugi komprehensif kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi selisih kurs untuk instrumen utang, untuk instrument ekuitas, laba rugi selisih kurs diakui sebagai bagian dari ekuitas, hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar, yang sebelumnya diakui di laporan perubahan laporan laba rugi komprehensif. Pendapatan bunga dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau kerugian yang timbul akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Pengakuan Bank menggunakan akuntansi tanggal perdagangan untuk mencatat transaksi efek-efek obligasi Pemerintah, sedangkan untuk transaksi aset keuangan lainnya yang lazim (regular) menggunakan akuntansi tanggal penyelesaian. Aset keuangan yang dialihkan kepada pihak ketiga tetapi tidak memenuhi syarat penghentian pengakuan disajikan di laporan posisi keuangan (neraca) sebagai “Aset yang dijaminkan”, jika pihak penerima memiliki hak untuk menjual atau mentransfer kembali.
B. Liabilitas keuangan Bank mengklasifikasikan liabilitas keuangan dalam kategori (a) Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan (b) Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Liabilitas keuangan dikeluarkan dari laporan posisi keuangan (neraca). Ketika liabilitas telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
11
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 11
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan b. Instrumen Keuangan – lanjutan B. Liabilitas keuangan - lanjutan
(a) Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dan liabilitas keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai liabilitas diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar liabilitas keuangan yang diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat dalam laporan laba rugi komprehensive sebagai “Keuntungan/(kerugian) yang belum direalisasi dari kenaikan/(penurunan) nilai wajar instrumen keuangan”. Beban bunga dari liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat di dalam “Beban bunga”. Jika pada pengakuan awal telah menetapkan instrumen utang tertentu sebagai nilai wajar melalui laporan laba rugi (opsi nilai wajar), maka selanjutnya, penetapan ini tidak dapat diubah. Berdasarkan PSAK 55 (Revisi 2006), instrument utang yang diklasifikasikan sebagai opsi nilai wajar, terdiri dari kontrak utama dan derivatif melekat yang harus dipisahkan. Perubahan nilai wajar terkait dengan liabilitas keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diakui di dalam “Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan”. (b) Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi pada saat pengakuan awal Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi. Setelah pengakuan awal, Perusahaan mengukur seluruh liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Amortisasi suku bunga efektif diakui sebagai “Beban bunga”. C. Penghentian pengakuan Penghentian pengakuan aset keuangan dilakukan ketika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir, atau ketika aset keuangan tersebut telah ditransfer dan secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset tersebut telah ditransfer (jika, secara substansial seluruh risiko dan manfaat tidak ditransfer, maka Bank melakukan evaluasi untuk memastikan keterlibatan berkelanjutan atas kendali yang masih dimiliki tidak mencegah penghentian pengakuan). Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika liabilitas telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa. Agunan yang diserahkan di dalam perjanjian dijual dengan janji untuk dibeli kembali dan transaksi securities lending dan borrowing tidak dihentikan pengakuannya karena secara substansial masih memiliki seluruh risiko dan manfaat atas agunan tersebut, berdasarkan ketentuan bahwa harga pembelian kembali telah ditentukan diawal, sehingga kriteria penghentian pengakuan tidak terpenuhi.
12 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
12
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan b. Instrumen Keuangan - lanjutan D. Reklasifikasi aset keuangan Bank tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke kategori instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi selama instrumen keuangan tersebut dimiliki atau diterbitkan. Bank tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan dengan jumlah nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut: (a) dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali di mana perubahan suku bunga pasar tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan tersebut; (b) terjadi setelah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau telah memperoleh pelunasan dipercepat; atau terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali Bank, tidak berulang,dan tidak dapat (c)
diantisipasi secara wajar oleh Bank.
Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap dilaporkan dalam komponen laporan laba rugi komprehensif sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya, dan pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam laporan laba rugi komprehensif harus diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
13
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 13
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI – lanjutan b. Instrumen Keuangan – lanjutan E. Klasifikasi Instrument Keuangan - lanjutan Bank mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam klasifikasi tertentu yang mencerminkan sifat dari informasi dan mempertimbangkan karakteristik dari instrument keuangan tersebut. Klasifikasi instrumen keuangan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Kategori yang didefinisikan Oleh PSAK 55 (Revisi 2006)
Golongan (ditentukan oleh bank)
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
Aset Keuangan
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Aset keuangan hingga jatuh tempo
dimiliki
Aset keuangan tersedia untuk dijual
14 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
Aset keuangan dalam kelompok diperdagangkan
Sub-golongan Efek –efek Obligasi Tagihan derivatif- tidak Terkait lindung nilai Investasi Pemegang Polis Pada Kontrak Unit-Linked
Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank lain Efek-efek Tagihan lainnya Tagihan yang dibeli atas efek-efek dan dijual kembali Kredit yang diberikan Piutang pembiayaan konsumen Investasi bersih dalam sewa pembiayaan Tagihan akseptasi Pendapatan yang masih akan diterima Piutang transaksi nasabah Penjualan efek-efek yang masih Aset Lain-lain harus diterima Transaksi terkait dengan kartu ATM dan kartu kredit Tagihan kepada pemegang polis Efek-efek Obligasi Pemerintah Efek-efek Obligasi Pemerintah Penyertaan Saham
14
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan b. Instrumen Keuangan - lanjutan E. Klasifikasi Instrument Keuangan - lanjutan Kategori yang didefinisikan Oleh PSAK 55 (Revisi 2006)
Liabilitas Keuangan
Rekening administratif
Golongan (ditentukan oleh bank)
Sub-golongan Liabilitas derivatif bukan lindung Liabilitas keuangan yang nilai Liabilitas dalam kelompok diukur Pada nilai wajar diperdagangkan Liabilitas Kepada Pemegang Polis melalui laba rugi Unit-Linked Beban bunga yang masih harus Liabilitas segera dibayar Giro Simpanan nasabah Tabungan Deposito berjangka Giro dan tabungan Simpanan dari bank Lain Inter-bank call money Deposito berjangka Liabilitas atas efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali Liabilitas akseptasi Efek-efek yang diterbitkan Liabilitas keuangan yang Pinjaman Yang Diterima diukur Pada nilai wajar Utang transaksi nasabah melalui laba rugi Setoran Jaminan Pembelian efek-efek yang masih harus dibayar Cadangan atas bonus dan insentif,cuti, dan THR Pegawai Liabilitas lain-lain Biaya yang masih harus dibayar (operasional IT) Liabilitas kepada pemegang polis Liabilitas terkait dengan transaksi ATM dan kartu kredit Pinjaman subordinasi Fasilitas kredit yang ditarik yang belum digunakan (committed) Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan Garansi yang diberikan Standby letters of credit
F. Saling hapus instrumen keuangan Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus disajikan dalam laporan posisi keuangan (neraca) jika memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus buku atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
15
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 15
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan b. Instrumen Keuangan - lanjutan G. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (a) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi. Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan (neraca), Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (“peristiwa yang merugikan”), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal. Kriteria yang digunakan oleh Bank untuk menentukan bukti obyektif dari penurunan nilai adalah sebagai berikut: 1. Kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; 2. Pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; 3. Pihak pemberi pinjaman, dengan alasan ekonomi atau hukum sehubungan dengan kesulitan keuangan yang dialami pihak peminjam, memberikan keringanan (konsesi) pada pihak peminjam yang tidak mungkin diberikan jika pihak peminjam tidak mengalami kesulitan tersebut; 4. Terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi gantungan lainnya; 5. Hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan; atau 6. Data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi. Khusus untuk kredit yang diberikan, Bank menggunakan kriteria tambahan untuk menentukan bukti obyektif penurunan nilai sebagai berikut: 1. Kredit yang diberikan dengan kolektibilitas Kurang Lancar, Diragukan dan Macet (kredit non-performing) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia (Catatan 2c.G.(d)). 2. Semua kredit yang direstrukturisasi. Bank pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai atas aset keuangan. Penilaian secara individual dilakukan atas aset keuangan yang secara individual mengalami penurunan nilai yang signifikan, dengan menggunakan metode discounted cash flows. Aset keuangan yang tidak signifikan namun mengalami penurunan nilai dan aset keuangan yang tidak mengalami penurunan nilai, dimasukkan dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko yang serupa dan dilakukan penilaian secara kolektif. Jika Bank menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, baik yang jumlahnya signifikan maupun tidak signifikan, maka aset keuangan tersebut akan dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan penurunan nilai kelompok aset keuangan tersebut dilakukan secara kolektif. Aset keuangan yang penurunan nilainya dilakukan secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai telah diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
16 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
16
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan b. Instrumen Keuangan - lanjutan G. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan - lanjutan (a) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi - lanjutan Dalam melakukan evaluasi penurunan nilai kredit, Bank menetapkan portofolio kredit menjadi 3 kategori, sebagai berikut: 1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan dan jika terjadi penurunan nilai akan berdampak cukup material bagi laporan keuangan, yaitu kredit dengan Gross Annual Sales (GAS) Corporate dan Commercial, serta kredit dengan GAS di luar Corporate dan Commercial dengan baki debet lebih besar dari Rp 5.000.000.000 2. Kredit yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan, yaitu GAS Business, Micro dan Consumer dengan baki debet lebih kecil atau sama dengan Rp 5.000.000.000; dan 3. Kredit yang direstrukturisasi. Bank menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara individual, jika memenuhi salah satu kriteria di bawah ini: 1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan dan memiliki bukti obyektif penurunan nilai; atau 2. Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai signifikan Bank menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara kolektif, jika memenuhi salah satu kriteria di bawah ini: 1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan namun tidak memiliki bukti obyektif penurunan nilai; atau 2. Kredit yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan; atau 3. Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan. Perhitungan penurunan nilai secara individu Jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang (tanpa memperhitungkan kerugian penurunan nilai dimasa datang yang belum terjadi) yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi melalui akun cadangan kerugian penurunan nilai dan beban kerugian diakui pada laporan laba rugi. Jika pinjaman yang diberikan atau aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku yang ditetapkan dalam kontrak. Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangandengan agunan mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biayabiaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak.
17
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 17
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan b. Instrumen Keuangan - lanjutan G. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan - lanjutan (a) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi - lanjutan Perhitungan penurunan nilai secara individu - lanjutan Bank menggunakan metode fair value of collateral sebagai arus kas masa datang apabila memenuhi salah satu kondisi berikut: 1. Kredit bersifat collateral dependent, yaitu jika pelunasan kredit hanya bersumber dari agunan, atau 2. Pengambilalihan agunan kemungkinan besar terjadi dan didukung dengan aspek legal pengikatan Angunan. Perhitungan penurunan nilai secara kolektif Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai secara kolektif, aset keuangan dikelompokkan berdasarkan kesamaan karakteristik risiko kredit seperti mempertimbangkan segmentasi kredit dan status tunggakan. Karakteristik yang dipilih adalah relevan dengan estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset tersebut yang mengindikasikan kemampuan debitur atau rekanan untuk membayar seluruh liabilitas yang jatuh tempo sesuai persyaratan kontrak dari aset yang dievaluasi. Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan kerugian historis yang pernah dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut di dalam Bank. Kerugian historis yang pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada periode terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada periode historis namun sudah tidak ada lagi saat ini. Bank menggunakan statistical model analysis method, yaitu roll rates analysis method dan migration analysis method untuk penilaian penurunan nilai aset keuangan secara kolektif dengan menggunakan data historis minimal 3 (tiga) tahun. Pada migration analysis method, manajemen menentukan estimasi periode antara terjadinya peristiwa dan teridentifikasinya kerugian untuk setiap portofolio yang diidentifikasi, yaitu 12 bulan, kecuali untuk segmen mikro dimana estimasi periode antara terjadinya peristiwa dan teridentifikasinya kerugian adalah 9 bulan. Ketika kredit yang diberikan tidak tertagih, kredit tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Kredit tersebut dapat dihapus buku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan. Beban penurunan nilai yang terkait dengan kredit yang diberikan dan efek-efek (di dalam kategori dimiliki hingga jatuh tempo dan pinjaman yang diberikan dan piutang) diklasifikasikan ke dalam “Pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai”. Jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat kredit debitur), maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun cadangan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi .
18 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
18
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan b. Instrumen Keuangan - lanjutan G. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan - lanjutan (a) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi - lanjutan Perhitungan penurunan nilai secara kolektif - lanjutan Penerimaan kemudian atas kredit yang diberikan yang telah dihapuskan pada tahun berjalan dicatat sebagai pemulihan dari cadangan kerugian penurunan nilai. Penerimaan kemudian atas kredit yang diberikan yang telah dihapusbukukan pada tahun sebelumnya dicatat sebagai pendapatan operasional lainnya. (b)
Aset keuangan yang tersedia untuk dijual Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan (neraca), Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Lihat Catatan 2c.(G).(a) untuk kriteria bukti obyektif adanya penurunan nilai. Penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang atas nilai wajar dari investasi dalam instrumen utang di bawah biaya perolehannya merupakan bukti obyektif terjadinya penurunan nilai dan menyebabkan pengakuan kerugian penurunan nilai. Ketika terdapat bukti tersebut diatas untuk aset keuangan yang tersedia untuk dijual, kerugian kumulatif, yang merupakan selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada laporan laba rugi, dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai pada laporan laba rugi, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laporan laba rugi.
(c)
Kontrak jaminan keuangan dan komitmen Kontrak jaminan keuangan adalah kontrak yang mengharuskan penerbit untuk melakukan pembayaran yang ditetapkan untuk mengganti uang pemegang kontrak atas kerugian yang terjadi karena debitur tertentu gagal untuk melakukan pembayaran pada saat jatuh tempo, sesuai dengan ketentuan dari instrumen utang. Jaminan keuangan tersebut diberikan kepada bank-bank, lembaga keuangan dan badan-badan lainnya atas nama debitur untuk menjamin kredit dan fasilitas-fasilitas perbankan lainnya. Jaminan keuangan awalnya diakui dalam laporan keuangan sebesar nilai wajar pada tanggal jaminan diberikan. Nilai wajar dari jaminan keuangan pada saat dimulainya transaksi pada umumnya sama dengan provisi yang diterima untuk jaminan diberikan dengan syarat dan kondisi normal. Setelah pengakuan awal, liabilitas Bank atas jaminan tersebut diukur pada jumlah yang lebih tinggi antara jumlah awal, dikurangi amortisasi provisi, dan estimasi terbaik dari jumlah yang diharapkan akan terjadi untuk menyelesaikan jaminan tersebut. Estimasi ini ditentukan berdasarkan pengalaman transaksi yang sejenis dan kerugian historis masa lalu, dilengkapi dengan penilaian manajemen
19
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 19
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI – lanjutan b. Instrumen Keuangan – lanjutan G. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan - lanjutan (c)
Kontrak jaminan keuangan dan komitmen - lanjutan Pendapatan provisi yang diperoleh diamortisasi selama jangka waktu jaminan dengan menggunakan metode garis lurus. Peningkatan jumlah liabilitas yang berkaitan dengan jaminan keuangan dilaporkan sebagai biaya operasi lain-lain pada laporan laba rugi.
(d) Cadangan kerugian penurunan nilai atas aset-aset produktif sebelum berlakunya PSAK (revisi 2006) pada tanggal Januari 2010 Aset produktif terdiri atas giro pada Bank Indonesia dan bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, efek-efek, Obligasi Pemerintah, tagihan lainnya-transaksi perdagangan, efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, tagihan derivatif, kredit yang diberikan, piutang pembiayaan konsumen, tagihan akseptasi, penyertaan saham dan komitmen dan kontinjensi yang mempunyai risiko kredit. Komitmen dan kontinjensi yang mempunyai risiko kredit terdiri atas letters of credit yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan, letters of credit yang diterbitkan dengan program penjaminan Bank Indonesia, garansi yang diterbitkan dalam bentuk standby letters of credit, bank garansi, kelonggaran tarik (committed) dan risk sharing. Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia, Bank mengklasifikasikan aset produktif ke dalam satu dari lima kategori dan aset non produktif ke dalam satu dari empat kategori. Aset produktif tidak bermasalah (performing) diklasifikasikan sebagai “Lancar” dan “Dalam Perhatian Khusus”, sedangkan aset produktif bermasalah (non-performing) diklasifikasikan kedalam tiga kategori yaitu: “Kurang Lancar”, “Diragukan” dan “Macet”. Efek-efek diklasifikasikan sebagai “Lancar”, “Kurang Lancar” dan “Macet”. Pengklasifikasian aset produktif dan jumlah minimum penyisihan kerugian atas aset produktif serta komitmen dan kontinjensi yang memiliki risiko kredit dihitung berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum sebagaimana telah diubah terakhir dengan PBI No. 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009. Dalam penerapan PBI No.7/2/PBI/2005 tersebut, Bank melakukan klasifikasi aset produktif berdasarkan evaluasi atas kinerja debitur, prospek usaha dan kemampuan membayar kepada Bank. Pembentukan penyisihan minimum sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia tersebut adalah sebagai berikut: Persentase minimum penyisihan kerugian 1% 5% 15% 50% 100%
Lancar Dalam perhatian khusus Kurang lancar Diragukan Macet
20 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
20
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan b. Instrumen Keuangan - lanjutan G. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan - lanjutan (d) Cadangan kerugian penurunan nilai atas aset-aset produktif sebelum berlakunya PSAK (revisi 2006) pada tanggal Januari 2010 - lanjutan Persentase di atas berlaku untuk saldo aset produktif dan komitmen & kontinjensi, dikurangi nilai agunan, kecuali untuk aset produktif dan komitmen & kontinjensi yang dikategorikan sebagai lancar, dimana persentasenya berlaku langsung atas saldo aset produktif dan komitmen dan kontinjensi yang bersangkutan. Untuk aset produktif dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia dan Surat Utang Pemerintah (Obligasi Pemerintah) dan untuk aset produktif yang dijamin dengan agunan tunai berupa giro, deposito, tabungan, setoran jaminan, emas, Sertifikat Bank Indonesia atau Surat Utang Negara, Jaminan Pemerintah Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk efek-efek,sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang “Penilaian Kualitas Aset Bank Umum”, penyisihan minimum yang wajib dibentuk adalah sebagai berikut: Persentase minimum penyisihan kerugian 1% 15% 100%
Lancar Kurang lancar Macet
Estimasi kerugian untuk komitmen dan kontinjensi yang mempunyai risiko kredit disajikan sebagai liabilitas pada laporan posisi keuangan. Lihat Catatan 2c.I mengenai ketentuan transisi dan dampak penerapan awal PSAK 55 (Revisi 2006). Penerimaan kembali aset produktif yang telah dihapusbukukan dicatat sebagai penambahan penyisihan kerugian aset produktif selama tahun berjalan. Jika terdapat kelebihan dari penerimaan pokok, kelebihannya diakui sebagai pendapatan bunga.
H. Penentuan nilai wajar Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif, seperti efek-efek dan Obligasi Pemerintah, ditentukan berdasarkan nilai pasar yang berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan (neraca) menggunakan harga yang dipublikasikan secara rutin dan berasal dari sumber yang terpercaya, seperti Bloomberg , Reuters atau harga yang diberikan oleh broker (quoted price). Investasi dalam unit reksadana dinyatakan sebesar nilai pasar sesuai nilai aset bersih dari reksadana pada tanggal laporan posisi keuangan (neraca). Instrumen keuangan dianggap memiliki kuotasi di pasar aktif, jika harga kuotasi tersedia sewaktuwaktu dan dapat diperoleh secara rutin dari bursa, pedagang efek (dealer), perantara efek (broker) dan harga tersebut mencerminkan transaksi pasar yang actual dan rutin dalam suatu transaksi yang wajar. Jika kriteria di atas tidak terpenuhi, maka pasar aktif dinyatakan tidak tersedia. Indikasiindikasi dari pasar tidak aktif adalah terdapat selisih yang besar antara harga penawaran dan permintaan atau kenaikan signifikan dalam selisih harga penawaran dan permintaan dan hanya terdapat beberapa transaksi terkini.
21
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 21
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan b. Instrumen Keuangan - lanjutan H. Penentuan nilai wajar - lanjutan Untuk efek-efek yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang substansinya sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan terhadap aset bersih efek-efek tersebut. Untuk Obligasi Pemerintah yang tidak memiliki nilai pasar, estimasi nilai wajar ditentukan dengan menggunakan model untuk mendapatkan estimasi nilai kini dari arus kas masa depan yang diharapkan (pendekatan next-repricing method) dengan menggunakan factor deflator.
I.
Ketentuan Transisi Penerapan Awal PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) Ketentuan Transisi Penerapan Awal PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) dilakukan sesuai dengan Buletin Teknis No. 4 yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, memberikan tambahan pedoman di bawah ini: Perhitungan Suku Bunga Efektif Perhitungan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi yang diperoleh sebelumnya dan masih bersaldo pada tanggal 1Januari 2011 ditentukan berdasarkan arus kas masa depan yang akan diperoleh sejak penerapan awal PSAK 55 (Revisi 2006) sampai dengan jatuh tempo instrumen keuangan tersebut. Penghentian Pengakuan Instrumen keuangan yang sudah dihentikan pengakuannya sebelum tanggal 1 Januari 2010 tidak dievaluasi kembali berdasarkan ketentuan penghentian pengakuan dalam PSAK 55 (Revisi 2006). Instrumen Keuangan Majemuk Instrumen keuangan majemuk yang ada pada tanggal 1 Januari 2010 harus dipisahkan antara komponen liabilitas dan ekuitas berdasarkan paragraf 11 PSAK 50 (Revisi 2006). Pemisahan tersebut ditentukan berdasarkan sifat, kondisi, persyaratan, dan hal lainnya dari instrumen keuangan tersebut pada tanggal 1 Januari 2010. Klasifikasi Instrumen Keuangan sebagai Liabilitas atau Ekuitas Pada tanggal 1 Januari 2010, Bank mengklasifikasikan instrument keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas sesuai dengan paragraf 11 PSAK 50 (Revisi 2006). Pada tanggal 1 Januari 2010, Bank menentukan penurunan nilai instrumen keuangan berdasarkan kondisi pada saat itu. Selisih antara penurunan nilai ini dengan penurunan nilai yang ditentukan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku sebelumnya diakui langsung ke saldo laba pada tanggal 1 Januari 2010.
22 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
22
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan c.
Transaksi dengan Pihak-pihak berelasi Bank melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi seperti yang didefinisikan dalam PSAK No. 7 (Revisi 2010) tentang “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi” yang didefinisikan antara lain: 1. Perusahaan di bawah pengendalian Bank ; 2. Perusahaan asosiasi; 3. Investor yang memiliki hak suara, yang memberikan investor tersebut suatu pengaruh yang signifikan; 4. Perusahaan di bawah pengendalian investor yang dijelaskan dalam Catatan III di atas; 5. Karyawan kunci dan anggota keluarganya; dan 6. Entitas yang dikelola, dikendalikan bersama atau dipengaruhi secara signifikan oleh Pemerintah. Semua transaksi signifikan dengan pihak-pihak berelasi, telah diungkapkan pada Catatan 34.Transaksi Obligasi Pemerintah dan transaksi antara Bank Mandiri dengan Badan Usaha Milik Negara dan entitasentitas yang dimiliki /dikendalikan oleh Pemerintah, kecuali Direktorat Jenderal Pajak diperlakukan sebagai transaksi dengan pihak-pihak berelasi (lihat Catatan 2b.b.v mengenai perubahan kebijakan akuntansi).
d. Kas dan Setara Kas Kas dan setara kas dalam laporan keuangan terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain yang tidak dijaminkan dan tidak dibatasi penggunaanya. e.
Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Indonesia diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Giro Wajib Minimum Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 10/19/PBI/2008 tanggal 14 Oktober 2008 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing, sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 10/25/PBI/2008 tanggal 23 Oktober 2008 yang telah diubah dengan PBI No. 12/19/PBI/2010 tanggal 4 Oktober 2010 yang telah diubah kembali dengan PBI No. 13/10/PBI/2011 tanggal 9 Februari 2011, Bank wajib memenuhi Giro Wajib Minimum (GWM) pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan valuta asing. GWM dalam Rupiah terdiri dari GWM Primer, GWM Sekunder dan GWM Loan to Deposit Ratio (LDR) GWM Primer dalam Rupiah ditetapkan sebesar 8% dari Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam Rupiah, GWM Sekunder dalam Rupiah ditetapkan minimum sebesar 2,50% dari DPK dalam Rupiah dan GWM LDR dalam Rupiah ditetapkan sebesar perhitungan antara Parameter Disinsentif Bawah atau Parameter Disinsentif Atas dengan selisih antara LDR Bank dan LDR Target dengan memperhatikan selisih antara Liabilitas Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank dan KPMM Insentif.GWM Primer dan Sekunder dalam Rupiah mulai berlaku pada tanggal 1 November 2010 dan GWM LDR mulai berlaku pada tanggal 1 Maret 2011. Sejak tanggal 1 Maret 2011 sampai dengan tanggal 31 Mei 2011 GWM dalam valuta asing ditetapkan sebesar 5% dari DPK dalam valuta asing dan sejak 1 Juni 2011 GWM dalam valuta asing ditetapkan sebesar 8% dari DPK dalam valuta asing.
f.
Giro pada Bank Lain Giro pada Bank lain disajikan sebesar saldo giro setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai.
23
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 23
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan g.
Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain Penempatan pada Bank Indonesia disajikan sebesar saldo penempatan dikurangi diskonto yang belum diamortisasi. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain merupakan penanaman dana dalam bentuk Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FASBI). Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain disajikan sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.
h.
Efek-efek Efek-efek berharga yang dimiliki terdiri dari surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar uang seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Fasilitas Simpanan Bank Indonesia, Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah Indonesia, surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal seperti unit reksadana, serta surat-surat berharga yang diperdagangkan di bursa efek seperti saham dan obligasi. Investasi dalam unit reksadana dinyatakan sebesar nilai pasar sesuai nilai aset bersih dari reksadana pada tanggal neraca. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi pada tanggal neraca dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan. Sesuai dengan PSAK No. 50 tentang "Akuntansi Investasi Efek Tertentu", maka efek diklasifikasikan sesuai dengan tujuan manajemen pada saat perolehan, dengan rincian sebagai berikut: Efek yang dibeli dengan tujuan untuk dimiliki hingga jatuh tempo ("held to maturity”) disajikan sebesar biaya perolehannya yang telah disesuaikan dengan premi dan/atau diskonto yang belum diamortisasi. Premi dan diskonto diamortisasi dengan metode garis lurus. Bila terdapat kemungkinan akan terjadi penurunan nilai wajar dibawah biaya perolehannya (termasuk amortisasi premi dan/atau diskonto) yang sifatnya permanen, maka biaya perolehan efek yang bersangkutan akan diturunkan ke nilai wajarnya, dan penurunan nilai ini dibebankan sebagai rugi pada tahun berjalan. Efek yang tersedia untuk dijual ("available-for-sale") disajikan sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi yang disebabkan oleh kenaikan atau penurunan nilai wajarnya, setelah dikurangi dengan penerapan pajak penghasilan tangguhan, diakui dan dicatat sebagai komponen ekuitas. Selisih antara harga jual dan nilai tercatat dari efek-efek jenis ini diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada tahun efek tersebut dijual. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dari efek-efek tersedia dijual, setelah dikurangi dengan penerapan pajak tangguhan, yang tercatat dalam ekuitas diakui sebagai penghasilan atau beban pada saat surat berharga tersebut dijual. Efek yang dibeli dengan tujuan untuk diperdagangkan ("trading”) disajikan sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi yang disebabkan oleh kenaikan atau penurunan nilai wajar disajikan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan. Pada saat penjualan portofolio efek yang diperdagangkan, perbedaan antara harga jual dengan nilai wajar per buku diakui sebagai keuntungan atau kerugian yang terealisasi. Untuk efek-efek yang telah secara aktif diperdagangkan di pasar keuangan yang terorganisasi, nilai wajar pada umumnya ditentukan dengan mengacu pada harga penawaran pasar yang terjadi di bursa efek pada tanggal neraca. Untuk efek-efek yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang memiliki substansi yang sama atau dihitung berdasarkan arus kas.
24 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
24
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan h.
Efek efek - lanjutan Untuk efek individual dalam kelompok yang dimiliki hingga jatuh tempo atau tersedia untuk dijual, bila terjadi penurunan nilai wajar yang bersifat permanen, maka nilai terbawa efek tersebut harus diturunkan ke nilai wajarnya, dan jumlah penurunan nilai tersebut dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan. Dasar penentuan biaya perolehan untuk keperluan menghitung laba atau rugi yang direalisasi adalah menggunakan cara identifikasi khusus.
i.
Kredit Yang Diberikan Kredit dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi (amortised cost), yaitu nilai wajar kredit yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif. Cadangan kerugian penurunan nilai (jika ada) disajikan sebagai off setting account atas kredit yang diberikan. Kredit dalam rangka program penerusan dan kredit sindikasi dinyatakan sebesar pokok kredit sesuai dengan porsi risiko yang ditanggung oleh Bank.
j.
Tagihan dan Liabilitas Akseptasi Tagihan dan liabilitas akseptasi dinyatakan sebesar nilai Letters of Credit atau nilai realisasi Letters of Credit yang diaksep oleh bank pengaksep (accepting bank). Tagihan akseptasi disajikan setelah dikurangi penyisihan kerugian.
k.
Aset Tetap Efektif 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap”, yang menggantikan PSAK No. 16 (2007) “Aset Tetap”. Dalam hal ini Perusahaan memilih model biaya (cost model) dan menerapkan kebijakan ini terhadap seluruh aset dalam kelompok yang sama. Aset tetap dicatat menurut harga perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight line mehod) berdasarkan masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut : Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan penyisihan penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan aset tetap. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat (carrying amount) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya. Masa Manfaat (Tahunan) Perabotan dan peralatan Kendaraan
4 Tahun 4 Tahun
25
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 25
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI – lanjutan k. Aset Tetap - lanjutan Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset tetap) dimasukkan dalam laporan laba rugi pada tahun berjalan aset tetap tersebut dihentikan pengakuannya. Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat ekonomis dan metode penyusutan dikaji ulang, dan jika tidak sesuai dengan keadaan akan disesuaikan secara prospektif. Aset tetap dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap. Ketika aset dalam penyelesaian telah selesai dan siap digunakan, akumulasi biaya perolehan diklasifikasikan keakun aset tetap yang sebenarnya. Sesuai dengan PSAK No. 47, “Akuntansi Tanah”, semua biaya dan beban yang terjadi sehubungan dengan perolehan hak atas tanah, antara lain, biaya perizinan, biaya survey dan pengukuran lokasi, biaya notaris dan pajak-pajak yang berhubungan dengan hal tersebut, ditangguhkan dan disajikan secara terpisah dari biaya perolehan hak atas tanah. Biaya perolehan hak atas tanah yang ditangguhkan tersebut disajikan sebagai bagian dari akun “Aset Lain-lain” dalam laporan posisi keuangan dan diamortisasi selama masa manfaat hak atas tanah yang bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus. Selain itu, PSAK No. 47 juga menyatakan bahwa hak atas tanah tidak diamortisasi kecuali memenuhi kondisi-kondisi tertentu yang telah ditentukan. PSAK No. 48 tentang “Penurunan Nilai Aset” mensyaratkan bahwa nilai tercatat aset tetap dikaji ulang setiap tanggal laporan posisi keuangan untuk menilai apakah aset tetap tersebut nilai tercatatnya lebih tinggi dari jumlah yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) dari aset tetap tersebut. Jika nilai tercatat aset tetap melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset tetap tersebut, nilai tercatat aset tetap harus diturunkan menjadi nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tetap tersebut. l.
Agunan yang Diambil Alih (AYDA) Agunan yang diambil alih sehubungan dengan penyelesaian kredit diakui sebesar nilai realisasi bersih atau sebesar saldo kredit yang diberikan, mana yang lebih kecil. Selisih lebih antara saldo kredit yang tidak dapat ditagih dengan nilai agunan yang diambil alih tersebut dibebankan pada penyisihan kerugian Bank. Selisih antara nilai agunan yang diambil alih dan hasil penjualannya diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat penjualan agunan. Manajemen mengevaluasi nilai agunan yang diambil alih secara berkala. Penyisihan kerugian agunan yang diambil alih dibentuk atas penurunan nilai agunan yang diambil alih. Biaya-biaya yang berkaitan dengan pemeliharaan agunan yang diambil alih dibebankan ke laporan laba rugi pada saat terjadinya. Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan.
m. Biaya Dibayar di Muka Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.
26 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
26
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan n.
Restrukturisasi Kredit Bermasalah Restrukturisasi kredit bermasalah dengan modifikasi persyaratan kredit dicatat secara prospektif dari tanggal restrukturisasi. Nilai tercatat kredit tidak berubah, kecuali nilai tercatat kredit melebihi jumlah nilai tunai penerimaan kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru kredit, dalam hal ini selisih tersebut diakui sebagai kerugian dari restrukturisasi. Setelah restrukturisasi, semua penerimaan kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru dicatat sebagai pengembalian pokok kredit dan penghasilan bunga sesuai dengan Kerugian dari restrukturisasi kredit dengan cara konversi sebagian kredit yang diberikan menjadi saham atau instrumen keuangan lainnya, diakui hanya apabila nilai wajar penyertaan saham atau instrumen keuangan yang diterima dikurangi estimasi beban untuk menjualnya, adalah kurang dari nilai tercatat kredit yang diberikan. Tunggakan bunga yang dikapitalisasi menjadi pokok tagihan dalam perjanjian kredit baru dicatat sebagai pendapatan bunga tangguhan dan akan diakui sebagai pendapatan dengan cara amortisasi secara proporsional berdasarkan nilai bunga yang dikapitalisasi terhadap pokok kredit baru pada saat pembayaran kredit diterima.
o.
Liabilitas Segera Liabilitas segera merupakan liabilitas bank kepada pihak lain yang sifatnya wajib segera dibayarkan sesuai dengan perintah pemberi amanat perjanjian yang ditetapkan sebelumnya. Liabilitas segera dinyatakan sebesar nilai liabilitas Bank kepada pemberi amanat.
p.
Simpanan Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh pelanggan (diluar bank lain) kepada Bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana. Simpanan dari pelanggan terdiri dari giro, tabungan dan deposito berjangka. Giro merupakan simpanan nasabah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek atau dengan cara pemindahbukuan dengan bilyet giro atau sarana perintah pembayaran lainnya. Giro dinyatakan sebesar nilai liabilitas kepada pemegang giro. Tabungan merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati. Tabungan dinyatakan sebesar nilai liabilitas kepada pemegang tabungan. Deposito berjangka merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada saat tertentu sesuai perjanjian antara penyimpan dengan Bank. Deposito berjangka dinyatakan sebesar nilai nominal yang tercantum dalam bilyet deposito atau liabilitas bank yang diperjanjikan. Simpanan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan amortisasi. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan simpanan diperhitungkan dengan jumlah simpanan yang diterima dan diamortisasi sepanjang estimasi umur simpanan tersebut.
q.
Simpanan dari Bank Lain Simpanan dari bank lain terdiri dari liabilitas terhadap bank lain dalam bentuk giro, deposito berjangka, interbank call money dengan tahun jatuh tempo menurut perjanjian kurang dari 90 hari. Simpanan dari bank lain dinyatakan sebesar jumlah liabilitas kepada bank lain tersebut. Simpanan dari bank lain diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan simpanan diperhitungkan dalam jumlah pinjaman yang diterima dan diamortiasi sepanjang estimasi umur simpanan tersebut.
27
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 27
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan r.
Pendapatan dan Beban Bunga Pendapatan dan beban bunga diakui secara akrual, kecuali pendapatan bunga atas kredit dan aset produktif lainnya yang diklasifikasikan sebagai kurang lancar, diragukan dan macet (‘non-performing''). Pendapatan bunga yang diakui tetapi belum tertagih harus dibatalkan pada saat kredit diklasifikasikan non-performing. Pendapatan bunga atas aset non-performing yang belum diterima dilaporkan sebagai tagihan kontinjensi dalam rekening administratif dan diakui sebagai pendapatan pada saat diterima tunai. Pendapatan bunga atas kredit yang diklasifikasikan sebagai kurang lancar diakui pada saat pendapatan tersebut telah diterima. Seluruh penerimaan yang berhubungan dengan kredit “non-performing” yang diklasifikasikan sebagai diragukan dan macet diakui terlebih dahulu sebagai pengurang pokok kredit. Kelebihan penerimaan atas pokok kredit diakui sebagai pendapatan bunga. Pendapatan bunga yang ditangguhkan dari kredit yang direstrukturisasi diakui sebagai pendapatan secara proporsional pada saat diterima pembayaran angsuran pokok.
s.
Pendapatan dan Beban Provisi dan Komisi Pendapatan dan Beban Provisi dan Komisi minimal Rp 50.000.000 diatribusikan secara langsung pada saat pemberian kredit. Sebelumnya Provisi dan komisi yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan perkreditan dan terkait dengan jangka waktu diperlakukan sebagai pendapatan atau beban yang ditangguhkan dan diamortisasi secara sistematis selama jangka waktunya. Untuk kredit yang dilunasi sebelum jatuh temponya, saldo pendapatan provisi dan/atau komisi yang ditangguhkan diakui pada saat kredit dilunasi. Provisi dan komisi yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan perkreditan dan jangka waktu, diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat terjadinya tansaksi.
t.
Liabilitas Imbalan Kerja Efektif per 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja” yang menggantikan PSAK No. 24 (Revisi 2004), “Imbalan Kerja”. Selain itu, Perusahaan juga menerapkan ISAK No. 15,“PSAK 24: Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya”. Penerapan PSAK yang direvisi dan ISAK baru tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap posisi keuangan atau kinerja Perusahaan. Perusahaan mencatat imbalan kerja berdasarkan Undang-undang No. 13 tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003. Berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2010), beban imbalan paska kerja manfaat pasti ditentukan dengan metode penilaian aktuaris “Projected Unit Credit”. Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui pada laporan laba rugi komprehensif apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial neto yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi jumlah yang lebih besar di antara 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti pada tanggal tersebut dan 10% dari nilai wajar aset program pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian ini diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja dari karyawan yang diharapkan. Beban jasa lalu yang terjadi ketika memperkenalkan program imbalan pasti atau perubahan imbalan dari program yang ada diamortisasi selama periode sampai imbalan tersebut menjadi hak atau vested.
28 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
28
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI – lanjutan t.
Liabilitas Imbalan Kerja - lanjutan Bank mencatat liabilitas imbalan kerja yang tidak didanai berdasarkan Undang-Undang No.13 tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003 ("UU No. 13"). Bank menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2004), mengenai "Imbalan Kerja". Berdasarkan PSAK ini, biaya imbalan kerja sesuai dengan UU No. 13 dihitung berdasarkan metode projected unit credit. Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi jumlah yang lebih besar diantara 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti pada tanggal tersebut. Besarnya keuntungan dan kerugian aktuarial ini diakui selama rata-rata sisa masa kerja yang akan dijalani para pekerja dengan menggunakan metode garis lurus. Biaya jasa lalu yang timbul akibat pengenalan program imbalan pasti atau perubahan liabilitas imbalan kerja dari program sebelumnya harus diamortisasi sampai imbalan kerja tersebut telah menjadi hak karyawan.
u.
Pajak Penghasilan Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2010), Pajak Penghasilan” yang menggantikan PSAK No. 46(Revisi 1997), “Akuntansi Pajak Penghasilan”. Selain itu, Perusahaan juga menerapkan ISAK No. 20, “Pajak Penghasilan - Perubahan Dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Saham”. Penerapan PSAK yang direvisi dan ISAK baru tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap posisi keuangan atau kinerja Perusahaan. Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Jumlah pajak kini, yang belum dibayar harus diakui sebagai liabilitas. Apabila jumlah pajak yang telah dibayar untuk periode berjalan dan periode-periode sebelumnya melebihi jumlah pajak yang terhutang untuk periode-periode tersebut, maka selisihnya, diakui sebagai aset. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aset dan liabilitas untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan.Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, diakui sejauh besar kemungkinan realisasi atas manfaat pajak tersebut. Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak tahun berjalan dan dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan waktu antara dasar pelaporan komersial dan dasar pajak atas aset dan liabilitas pada masing-masing tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, diakui sejauh terdapat cukup kemungkinan atas realisasi dari manfaat pajak tersebut. Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Perubahan Nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tariff pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksitransaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan di ekuitas. Koreksi terhadap liabilitas pajak dicatat pada saat surat ketetapan pajak diterima atau pada saat keputusan atas keberatan ditetapkan, jika Perusahaan mengajukan keberatan.
29
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 29
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI – lanjutan v.
Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Efektif per 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 10 (Revisi 2010), “Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing” yang menggantikan PSAK No. 10, “Transaksi Dalam Mata Uang Asing”, PSAK No. 11, “Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing”, PSAK No. 52, “Mata UangPelaporan” dan ISAK No. 4 atas Paragraf 20, “PSAK 10: Alternatif Perlakuan yang Diizinkan atas Selisih Kurs”. Penerapan PSAK yang direvisi tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap posisi keuangan atau kinerja Perusahaan. Standar revisi ini mengatur pengukuran dan penyajian mata uang suatu entitas di mana pengukuran mata uang harus menggunakan mata uang fungsional sementara penyajian mata uang dapat menggunakan mata uang selain mata uang fungsional. Dalam menentukan mata uang fungsional, entitas mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut: mata uang yang paling mempengaruhi harga jual untuk barang dan jasa, atau dari suatu negara yang kekuatan persaingan dan perundang-undangannya sebagian besar menentukan harga jual dari barang dan jasanya; mata uang yang paling mempengaruhi biaya tenaga kerja, material dan biaya-biaya lain dari pengadaan barang atau jasa; mata uang yang mana dana dari aktivitas pendanaan (antara lain penerbitan instrumen utang dan ekuitas) dihasilkan; mata uang dalam mana penerimaan dari aktivitas operasi pada umumnya ditahan. Perusahaan menggunakan mata uang Rupiah sebagai mata uang fungsional dan mata uang pelaporan. Transaksi dalam mata uang asing dicatat ke dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs spot Reuters. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi tahun bersangkutan. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 kurs yang digunakan untuk menjabarkan aset dan liabilitas dalam mata uang asing adalah kurs Spot Reuters pukul 16.00 WIB dengan rincian sebagai berikut: 2012 Euro Eropa 1 Euro Amerika Serikat 1 Dolar Australia 1 Dolar Singapura 1 Dolar Hong Kong 1 Dolar Jepang 1 Yen
12.809,86 9.670,00 10.025,39 7.907,12 1.247,48 111,97
2011 11.714,76 9.068,00 9.205,78 6.983,55 1.167,23 116,82
w. Laba per saham Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.
30 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
30
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI – lanjutan x.
Informasi Segmen Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen geografis. Segmen geografis adalah komponen Bank yang secara jelas operasionalnya dapat dibedakan berdasarkan aset, kinerja dan aktivitasnya untuk suatu wilayah dengan wilayah lainnya dalam Bank. Segmen usaha adalah komponen Bank yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain. Aset dan liabilitas yang digunakan bersama dalam satu segmen atau lebih dialokasikan kepada setiap segmen jika, dan hanya jika, pendapatan dan beban yang terkait dengan aset tersebut juga dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut.
y.
Penggunaan Taksiran-taksiran Penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen untuk membuat taksiran dan asumsi pada nilai yang dilaporkan dalam tahun laporan sehubungan dengan ketidakpastian yang melekat dalam pembuatan taksiran, sehingga terdapat kemungkinan hasil realisasi yang akan terjadi dapat berbeda dengan taksiran yang telah dilaporkan sebelumnya.
z.
Peristiwa Setelah Periode Pelaporan Peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah periode pelaporan yang menyediakan tambahan informasi mengenai posisi keuangan Perusahaan pada tanggal laporan posisi keuangan (peristiwa penyesuai), jika ada, telah tercermin dalam laporan keuangan. Peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah periode pelaporan yang tidak memerlukan penyesuaian (peristiwa non-penyesuai), apabila jumlahnya material, telah diungkapkan dalam laporan keuangan.
3.
PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (“PSAK”) INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (“ISAK”) BARU DAN REVISI a.
DAN
Standar yang Berlaku Efektif Dalam Tahun Berjalan Dalam tahun berjalan, Perusahaan telah menerapkan standar akuntansi keuangan (“SAK”) dan intrepretasi standar akuntansi keuangan (“ISAK”) baru dan revisi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia yang dianggap relevan dengan kegiatan operasinya dan mempengaruhi laporan keuangan berlaku efektif untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari2012. SAK dan ISAK baru dan revisi yang berlaku efektif dalam tahun berjalan adalah sebagai berikut: - PSAK No. 10 (Revisi 2010), ”Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing” yang menggantikan PSAK No.10, “Transaksi Dalam Mata Uang Asing”, PSAK No. 11, “Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing”, PSAK No. 52, “Mata Uang Pelaporan” dan ISAK No. 4 atas Paragraf 20, “PSAK 10: Alternatif Perlakuan yang Diizinkan atas Selisih Kurs”. -
PSAK No. 13 (Revisi 2011), “Properti Investasi”, yang menggantikan PSAK No. 13 (Revisi 2007), “Properti Investasi”.
31
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 31
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 3.
PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (“PSAK”) DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (“ISAK”) BARU DAN REVISI - lanjutan a.
Standar yang Berlaku Efektif Dalam Tahun Berjalan - Lanjutan -
PSAK No. 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap” yang menggantikan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap” dan PSAK No. 47 (1998), “Akuntansi Tanah”.
-
PSAK No.18 (Revisi 2010), “Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya” yang menggantikan PSAK No. 18, “Akuntansi Dana Pensiun”.
-
PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja” yang menggantikan PSAK No. 24 (Revisi 2004), “Imbalan Kerja”.
-
PSAK No. 26 (Revisi 2011), “Biaya Pinjaman” yang menggantikan PSAK No. 26 (Revisi 2008), “Biaya Pinjaman”.
-
PSAK No. 28 (Revisi 2010), “Akuntansi Asuransi Kerugian” yang menggantikan PSAK No. 28 (Revisi 1996), “Akuntansi Asuransi Kerugian”.
-
PSAK No. 30 (Revisi 2011), “Sewa” yang menggantikan PSAK No. 30 (Revisi 2007), “Sewa”.
-
PSAK No. 33 (Revisi 2011), “Akuntansi Pertambangan Umum” yang menggantikan PSAK No. 33, “Akuntansi Pertambangan Umum”.
-
PSAK No. 34 (Revisi 2010), “Kontrak Konstruksi” yang menggantikan PSAK No. 34, “Akuntansi Kontrak Kostruksi”.
-
PSAK No. 36 (Revisi 2010), “Akuntansi Asuransi Jiwa” yang mengubah PSAK No. 36, “Akuntansi Asuransi Jiwa”.
-
PSAK No. 45 (Revisi 2011), “Organisasi Nirlaba” yang menggantikan PSAK No. 45, “Organisasi nirlaba”.
- PSAK No. 46 (Revisi 2010), “Pajak Penghasilan” yang menggantikan PSAK No. 46 (Revisi 2004), “Akuntansi Pajak Penghasilan”. - PSAK No. 50 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Penyajian” yang menggantikan PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”. - PSAK No. 53 (Revisi 2010), “Pembayaran Berbasis Saham” yang menggantikan PSAK No. 53 (Revisi 1998), “Akuntansi Kompensasi Berbasis Saham”. - PSAK No. 55 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” yang menggantikan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”. - PSAK No. 56 (Revisi 2011), “Laba per Saham”, yang menggatikan PSAK No. 56, “Laba per Saham”. -
PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”.
- PSAK No. 61, “Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah”.
32 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
32
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 3.
PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (“PSAK”) DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (“ISAK”) BARU DAN REVISI - lanjutan a.
Standar yang Berlaku Efektif Dalam Tahun Berjalan - Lanjutan - PSAK No. 62, “Kontrak Asuransi”. - PSAK No. 63, “Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi”. -
PSAK No. 64, “Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral” yang menggantikan PSAK No. 29, “Akuntansi Untuk Minyak dan Gas Bumi”.
-
ISAK No. 13, “Lindung Nilai Investasi Neto Dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri”.
- ISAK No. 15, “PSAK 24: Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum, dan Interaksinya”. - ISAK No. 16, “Perjanjian Konsesi Jasa”. - ISAK No. 18, “Bantuan Pemerintah - Tidak Ada Relasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi”. - ISAK No. 19, “Penerapan Pendekatan Penyajian Kembali dalam PSAK 63: Pelaporan Keuangan Dalam Ekonomi Hiperinflasi”. - ISAK No. 20, “Pajak Penghasilan: Perubahan Dalam Status atau Para Pemegang Sahamnya”. - ISAK No. 22, “Perjanjian Konsesi Jasa - Pengungkapan”. - ISAK No. 23, “Sewa Operasi - Insentif”.
b.
c.
-
ISAK No. 24, “Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa”.
-
ISAK No. 25, “Hak Atas Tanah”.
-
ISAK No. 26, “Penilaian Ulang Derivatif Melekat”.
Berikut SAK dan ISAK yang dicabut efektif 1 Januari 2012: -
PPSAK No. 7, “Pencabutan PSAK 44: Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estate”.
-
PPSAK No. 8, “Pencabutan PSAK 27: Akuntansi Perkoperasian”.
-
PPSAK No. 9, “Pencabutan ISAK 5: Interpretasi atas Paragraf 14 PSAK 50 tentang Pelaporan Perubahan Nilai Wajar Investasi Efek dalam Kelompok Tersedia Untuk Dijual”.
Standar yang Telah Diterbitkan Namun Belum Berlaku Efektif Dalam Tahun Berjalan Berikut ini adalah SAK dan ISAK baru dan revisi yang berlaku efektif untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2013: -
PSAK No. 38 (Revisi 2011), “Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali” yang menggantikan PSAK No. 38 (Revisi 2004), “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”.
-
ISAK No. 21 (2010), “Perjanjian Konstruksi Real Estat”.
33
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 33
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 3.
PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (“PSAK”) DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (“ISAK”) BARU DAN REVISI - lanjutan d.
Berikut SAK dan ISAK yang dicabut namun efektif 1 Januari 2013: -
PSAK No. 10, “Pencabutan PSAK 51: Akuntansi Kuasi Reorganisasi”.
Beberapa dari SAK dan ISAK yang berlaku dalam tahun berjalan dan relevan dengan kegiatan Perusahaan telah diterapkan sebagaimana dijelaskan dalam kebijakan akuntansi. Beberapa SAK dan ISAK lainnya yang tidak relevan dengan kegiatan Perusahaan atau mungkin akan mempengaruhi kebijakan akuntansinya dimasa depan sedang dievaluasi oleh manajemen potensi dampak yang mungkin timbul dari penerapan standar-standar ini terhadap laporan keuangan .
4.
ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING Pertimbangan, Estimasi dan Asumsi Penyusunan laporan keuangan mengharuskan manajemen Perusahaan untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dari pendapatan, beban, aset dan liabilitas, dan pengungkapan atas liabilitas kontijensi, pada akhir periode pelaporan. Ketidakpastian mengenai pertimbangan, estimasi dan asumsi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat pada aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya. Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk periode berikutnya diungkapkan dibawah ini. Perusahaan mendasarkan estimasi dan asumsi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi diluar kendali Perusahaan. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya. Pertimbangan, estimasi dan asumsi berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan: Menentukan Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan Perusahaan menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2011) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Perusahaan seperti diungkapkan pada catatan 2b dan catatan 39. Menentukan Nilai Wajar dan Perhitungan Amortisasi Biaya Perolehan dari Instrumen Keuangan Perusahaan mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajar dan pada biaya perolehan yang diamortisasi, yang mengharuskan penggunaan estimasi akuntansi. Sementara komponen signifikan atas pengukuran nilai wajar dan asumsi yang digunakan dalam perhitungan amortisasi biaya perolehan ditentukan menggunakan bukti obyektif yang dapat diverifikasi, jumlah nilai wajar atau amortisasi dapat berbeda bila Perusahaan menggunakan metodologi penilaian atau asumsi yang berbeda. Perubahan tersebut dapat mempengaruhi secara langsung laba atau rugi Perusahaan. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam catatan 39.
34 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
34
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 4.
ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING - lanjutan Pertimbangan, Estimasi dan Asumsi - lanjutan Menentukan Jumlah Terpulihkan dari Aset Keuangan Perusahaan mengevaluasi akun tertentu yang diketahui bahwa pelanggan tertentu tidak dapat memenuhi liabilitas keuangannya. Dalam hal tersebut, Perusahaan menggunakan pertimbangan berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu dan hubungan dengan pelanggan dan status kredit dari pelanggan berdasarkan catatan kredit dari pihak ketiga yang tersedia dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat penyisihan spesifik atas pelanggan terhadap jumlah terutang guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Perusahaan. Penyisihan spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah penyisihan atas penurunan nilai piutang. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam catatan 39. Menentukan Jumlah Terpulihkan dari Aset Non-Keuangan Penyisihan penurunan nilai pasar dan keusangan persediaan diestimasi berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, kondisi fisik persediaan yang dimiliki, harga jual pasar, estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang timbul untuk penjualan. Provisi dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang mempengaruhi jumlah yang diestimasi. Jumlah pemulihan atas aset tetap dan properti investasi didasarkan pada estimasi dan asumsi khususnya mengenai prospek pasar dan arus kas terkait dengan aset. Estimasi arus kas masa depan mencakup perkiraan mengenai pendapatan masa depan. Setiap perubahan dalam asumsi-asumsi ini mungkin memiliki dampak material terhadap pengukuran jumlah terpulihkan dan bisa mengakibatkan penyesuaian penyisihan penurunan nilai yang sudah dibukukan. Menentukan Metode Penyusutan dan Estimasi Masa Manfaat Aset Tetap Perusahaan mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap berdasarkan utilisasi dari aset yang diharapkan dan didukung dengan rencana dan strategi usaha dan perilaku pasar. Estimasi dari masa manfaat aset tetap adalah berdasarkan penelaahan Perusahaan terhadap praktek industri, evaluasi teknis internal dan pengalaman untuk aset yang setara. Estimasi masa manfaat ditelaah minimal setiap akhir tahun pelaporan dan diperbarui jika ekspektasi berbeda dari estimasi sebelumnya dikarenakan pemakaian dan kerusakan fisik, keusangan secara teknis atau komersial dan hukum atau pembatasan lain atas penggunaan dari aset serta perkembangan teknologi. Namun demikian, adalah mungkin, hasil di masa depan dari operasi dapat dipengaruhi secara material oleh perubahan-perubahan dalam estimasi yang diakibatkan oleh perubahan faktor-faktor yang disebutkan di atas, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi. Biaya perolehan aset tetap dan property investasi disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap 4 tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri dimana Perusahaan menjalankan bisnisnya. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam catatan 13 untuk aset tetap. Menentukan Pajak Penghasilan Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan.Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Perusahaan mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan.
35
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 35
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 4.
ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING - lanjutan Pertimbangan, Estimasi dan Asumsi - lanjutan Menentukan Pajak Penghasilan - lanjutan Dalam situasi tertentu, Perusahaan tidak dapat menentukan secara pasti jumlah liabilitas pajak mereka pada saat ini atau masa depan karena proses pemeriksaan, atau negosiasi dengan otoritas perpajakan. Ketidakpastian timbul terkait dengan interpretasi dari peraturan perpajakan yang kompleks serta jumlah dan waktu dari penghasilan kena pajak di masa depan. Dalam menentukan jumlah yang harus diakui terkait dengan liabilitas pajak yang tidak pasti, Perusahaan menerapkan pertimbangan yang sama yang akan mereka gunakan dalam menentukan jumlah cadangan yang harus diakui sesuai dengan PSAK No. 57 (Revisi 2009), “Provisi, Liabilitas Kontijensi dan Aset Kontijensi”. Perusahaan membuat analisis untuk semua posisi pajak terkait dengan pajak penghasilan untuk menentukan jika liabilitas pajak untuk manfaat pajak yang belum diakui harus diakui. Perusahaan menelaah aset pajak tangguhan pada setiap tanggal pelaporan dan mengurangi nilai tercatat sepanjang tidak ada kemungkinan bahwa laba kena pajak memadai untuk mengkompensasi sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan. Perusahaan juga menelaah waktu yang diharapkan dan tarif pajak atas pemulihan perbedaan temporer dan menyesuaikan pengaruh atas pajak tangguhan yang sesuai.Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam catatan 19. Estimasi Beban Pensiun dan Imbalan Kerja Penentuan liabilitas dan beban pensiun dan imbalan kerja Perusahaan bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Hasil aktual yang berbeda dari asumsi ditetapkan Perusahaan yang memiliki pengaruh lebih dari 10% liabilitas imbalan pasti, ditangguhkan dan diamortisasi secara garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan. Sementara Perusahaan berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Perusahaan dapat mempengaruhi secara material liabilitas diestimasi atas pensiun dan imbalan kerja dan beban imbalan kerja neto. Penjelasan lebih rinci diungkapan dalam catatan 23. Mengevaluasi Provisi dan Kontijensi Perusahaan terlibat dalam berbagai proses hukum dan pajak. Manajemen melakukan penilaian untuk membedakan antara provisi dan kontijensi terutama melalui konsultasi dengan penasehat hukum Perusahaan yang menangani proses hukum dan pajak tersebut. Perusahaan mempersiapkan provisi yang sesuai untuk proses hukum saat ini atau kewajiban konstruktif, jika ada, sesuai dengan kebijakan provisinya. Dalam pengakuan dan pengukuran provisi, manajemen mengambil risiko dan ketidakpastian. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Perusahaan tidak yakin bahwa proses-proses tersebut akan berpengaruh signifikan terhadap laporan keuangan. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam catatan 38.
36 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
36
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 5.
KAS DAN SETARA KAS 2012
2011
Rupiah Mata Uang Asing
14.506.656.700 238.700.760
10.503.653.100 331.892.288
Jumlah Kas
14.745.357.460
10.835.545.388
Saldo mata uang Rupiah termasuk uang pada mesin ATM (Automatic Teller Machine) sejumlah Rp 2.061.850.000 dan Rp 1.444.450.000 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. Kas dalam mata uang asing lainnya terdiri dari Dolar Amerika Serikat, Dolar Australia, Dolar Hong Kong, Dolar Singapura, Euro, Pounsterling Inggris, Ringgit Malaysia dan Yen Jepang.
6.
GIRO PADA BANK INDONESIA Akun ini merupakan Giro pada Bank Indonesia dalam Rupiah, Saldo giro pada Bank Indonesia per 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar Rp 104.300.952.777 dan Rp 103.371.824.529. GWM Bank untuk mata uang Rupiah terdiri dari GWM Utama dan GWM Sekunder pada tanggal 31 Desember 2012 masing-masing sebesar 8,07% dan 3,04% (2011: 8,20% dan 5,45 %), Rasio GWM pada tanggal 31 Desember 2012 dan 31 Desember 2011 dihitung berdasarkan PBI No. 13/10/PBI/2011 tanggal 9 Februari 2011 tentang Perubahan atas PBI No.12/19/PBI/2010 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Mata Uang Asing.
7.
GIRO PADA BANK LAIN Rincian giro dalam mata uang Rupiah pada bank lain - pihak ketiga adalah sebagai berikut: 2012
2011
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
34.950.000 25.528.630 1.456.804 4.753.278
35.000.000 42.583.766 191.691.428 4.748.635
Jumlah penyisihan kerugian
66.688.712 (666.887)
274.023.829 (2.740.238)
Jumlah Giro pada Bank Lain- bersih
66.021.825
271.283.591
Seluruh giro pada bank lain diklasifikasi sebagai lancar. Tingkat bunga rata-rata per tahun adalah sebesar 0,91% dan 0,23 % masing-masing untuk tahun 2012 dan 2011. Perubahan penyisihan kerugian giro pada bank lain adalah sebagai berikut: 2012 Saldo awal tahun Penyisihan tahun berjalan (Pemulihan) penyisihan kerugian Saldo akhir tahun
37
2011
2.740.238 20.091 (2.093.442)
3.791.724 4.343.194 (5.394.680)
666.887
2.740.238
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 37
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 7.
GIRO PADA BANK LAIN - lanjutan Manajemen berpendapat bahwa penyisihan kerugian giro pada bank lain adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya giro pada bank lain.
8.
PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA Penempatan pada Bank Indonesia pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: 2012
2011
38.000.000.000 (4.219.878)
95.300.000.000 (11.908.034)
37.995.780.122
95.288.091.966
Fine Tune Kontraksi Nilai Nominal Bunga yang belum diamortisasi
190.000.000.000 (52.576.654)
-
Bersih
189.947.423.346
-
227.943.203.468
95.288.091.966
Intervensi Bank Indonesia Fasilitas Bank Indonesia Nilai Nominal Bunga yang belum diamortisasi Bersih
Jumlah
Jangka waktu penempatan pada Bank Indonesia kurang dari satu bulan. Penempatan pada Bank Indonesia berdasarkan sisa umur jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 dikelompokkan kurang dari atau sampai dengan 1 bulan. Maka penempatan ini dikelompokkan lancar. Jangka waktu dan tingkat bunga rata-rata per tahun adalah sebagai berikut: 2012
2011
Jangka waktu Fasilitas Bank Indonesia Fine Tune Kontraksi
< 30 hari < 30 hari
< 30 hari -
Tingkat bunga per tahun Fasilitas Bank Indonesia Fine Tune Kontraksi
3,90% 6,31%
4,50% -
Bank tidak melakukan penyisihan kerugian pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 karena Bank tidak memiliki penempatan pada bank lain, kecuali kepada Bank Indonesia pada tanggal-tanggal tersebut.
38 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
38
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 9.
EFEK-EFEK a. Rincian efek-efek berdasarkan jenis dan tujuan investasi serta penerbitnya adalah sebagai berikut: Peringkat 2012 2011 Dimiliki hingga jatuh tempo Sertifikat Bank Indonesia Nilai nominal Bunga yang belum diamortisasi Bersih Tersedia untuk dijual: Perusahaan Astra Sedaya XI th 2010 seri F Indosat VIII 2012 seri B PLN XII th 2010 seri B
2012
2011
-
-
40.000.000.000 (723.029.694) 39.276.970.306
70.000.000.000 (1.601.019.622) 68.398.980.378
AAAA+ AA+
AA+ -
5.262.500.000 10.480.000.000 11.515.000.000
5.262.500.000 -
27.257.500.000
5.262.500.000
(18.500.000) 27.239.000.000
37.500.000 5.300.000.000
(272.390.000) 26.966.610.000
(53.000.000) 5.247.000.000
AA AA+
-
5.000.000.000 5.000.000.000
AAA
-
5.000.000.000 15.000.000.000
26.966.610.000
15.000.000 15.015.000.000 (150.150.000) 14.864.850.000 20.111.850.000
(Kerugian)/keuntungan yang belum direalisasi Penyisihan kerugian Diperdagangkan: ANTAM I Seri A TH 2011 Adira Dinamik MF I TH 2011 Seri C Bank Exim TH 2011 Seri C (Kerugian )/ keuntungan yang belum direalisasi Penyisihan kerugian Efek-efek bersih b. Tingkat bunga jangka waktu :
2012 Tingkat bunga rata-rata per tahun: Sertifikat Bank Indonesia Obligasi Corporate Jangka waktu : Sertifikat Bank Indonesia Obligasi Corporate - Astra Sedaya XI th 2010 seri f - Indosat VIII 2012 seri B - PLN XII th 2010 seri B - ANTAM I seri A TH 2011 - Adira Dinamik MF I TH 2011 Seri C - Bank Exim TH 2011 Seri C
39
2011
5,02% 10,48%
5,87% -
< 1 tahun
<1 tahun
>1< 5 tahun > 5 tahun > 5 tahun -
>1< 5 tahun >1< 5 tahun > 5 tahun > 5 tahun 5 tahun >5 tahun
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 39
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 9.
EFEK-EFEK - lanjutan c. Astra Sedaya XI Tahun 2010 seri F PT Bank Ina Perdana membeli Obligasi Astra Sedaya XI Tahun 2010 seri F dengan tujuan pembelian Obligasi tersedia untuk dijual (Available for Sale) dengan jumlah nilai nominal Rp 5.000.000.000 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Obligasi ini dibeli dengan harga kupon 105,25 % dari nilai nominalnya dengan tingkat bunga sebesar 10,90% yang pembayaran bunganya diterima tiap bulan dan akan jatuh tempo pada tanggal 18 Maret 2014. Obligasi ini dimiliki 100 % oleh PT Astra International dan digunakan untuk modal kerja pembiayaan kendaraan bermotor. Obligasi Astra Sedaya XI Tahun 2010 seri F mendapat penilaian peringkat AA- dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PT Pefindo). Indosat VIII 2012 seri B PT Bank Ina Perdana membeli Obligasi Indosat VIII seri B Tahun 2012 dengan tujuan pembelian Obligasi tersedia untuk dijual (Available for Sale) dengan jumlah nilai nominal Rp10.000.000.000 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Obligasi ini dibeli dengan harga kupon 104,80 % dari nilai nominalnya dengan tingkat bunga sebesar 8,875% yang pembayaran bunganya diterima tiap bulan dan akan jatuh tempo pada tanggal 27 Juni 2022. Obligasi ini dimiliki 65,00 % oleh Qatar Telekom, 14,29 % oleh Pemerintah Indonesia, 5,59 % Skagen AS Entities, 14,12% Publik. Obligasi Indosat VIII seri B mendapat penilaian peringkat AA+ dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PT Pefindo). PLN XII Tahun 2010 seri B PT Bank Ina Perdana membeli Obligasi PLN XII Tahun 2010 Seri B dengan tujuan pembelian Obligasi tersedia untuk dijual (Available for Sale) dengan jumlah nilai nominal Rp 10.000.000.000 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Obligasi ini dibeli dengan harga kupon 115,15 % dari nilai nominalnya dengan tingkat bunga sebesar 10,40% yang pembayaran bunganya diterima tiap bulan dan akan jatuh tempo pada tanggal 8 Juli 2022. Obligasi ini dimiliki 100 % oleh Pemerintah Indonesia. Obligasi PLN XII Tahun 2010 seri B mendapat penilaian peringkat AA+ dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PT Pefindo). d. Biaya perolehan setelah amortisasi diskonto dan premium atau bunga dari efek-efek yang dimiliki hingga jatuh tempo berdasarkan sisa umur jatuh tempo perjanjian adalah sebagai berikut: 2012 Kurang dari 1 bulan Lebih dari 36 bulan Jumlah Penyisihan kerugian Jumlah
27.239.000.000 27.239.000.000 (272.390.000) 26.966.610.000
2011 5.300.000.000 5.300.000.000 (53.000.000) 5.247.000.000
e. Keuntungan yang direalisasi dari penjualan efek untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah masing-masing sebesar Rp 5.061.454.500 dan Rp 696.000.000. f. Penurunan/kenaikan nilai dari efek-efek yang diperdagangkan per 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebesar nihil dan Rp 15.000.000. g. Efek-efek pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 dikelompokkan lancar dan seluruhnya diterbitkan oleh pihak ketiga.
40 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
40
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 9.
EFEK-EFEK - lanjutan h. Mutasi penyisihan kerugian efek-efek adalah sebagai berikut : 2012 Saldo awal tahun Penyisihan kerugian yang dibentuk Pemulihan penyisihan kerugian Saldo akhir tahun
2011
(203.150.000) (289.221.025) 219.981.025 (272.390.000)
(466.995.000) (4.755.000) 268.600.000 (203.150.000)
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan kerugian surat berharga dan tersebut cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya surat berharga tersebut.
10. KREDIT YANG DIBERIKAN Kredit disajikan berdasarkan jenis, sektor ekonomi, jangka waktu dan kualitas terdiri dari : 2012 a. Jenis Kredit Konsumsi Pihak berelasi Pihak ketiga Direksi dan karyawan Modal kerja Pihak berelasi Pihak ketiga Investasi Pihak ketiga Jumlah Kredit Penyisihan kerugian Jumlah Kredit-Bersih
2011
1.225.571.426 336.671.258.309 188.413.830
1.420.962.355 355.592.280.515 289.723.015
225.699.190.995 285.188.799.638
391.207.432.936 173.923.485.429
234.577.701.797 1.083.550.935.995 (1.837.628.471) 1.081.713.307.524
204.578.546.710 1.127.012.430.960 (9.752.547.060) 1.117.259.883.900
Pada tanggal 4 September 2010 bank telah menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2006) tentang Instrumen Keuangan Penyajian dan Pengungkapan dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) tentang Instrumen Keuangan Pengakuan dan Pengukuran. Penerapan PSAK tersebut telah dilakukan secara prospektif tetapi tidak ada pengaruh atas penerapan PSAK tersebut dikarenakan pendapatan dan biaya yang bisa diatribusikan secra langsung pada tanggal tersebut masih dibawah limit yang ditetapkan yaitu sebesar Rp. 50.000.000. 2012
2011
b. Sektor Ekonomi Jasa perorangan yang melayani rumah tangga Perikanan Perantara keuangan Industi pengolahan Perdagangan besar dan eceran Penyediaan akomodasi dan makan minum Saldo pindahan
166.364.868.945 8.726.240 23.893.404.310 29.363.869.374 234.980.038.843 3.531.781.639 458.142.689.351
41
BANK INA PERDANA
352.921.544.376 15.000.000 93.929.163.773 10.584.284.594 254.005.662.249 1.429.605.224 712.885.260.216
I
Laporan Tahunan 2012
I 41
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 10. KREDIT YANG DIBERIKAN - lanjutan 2012
2011
b. Sektor Ekonomi - lanjutan Saldo yang dipindahkan Real estate usaha persewaan, dan jasa Perusahaan Pertanian Konstruksi Jasa kesehatan dan kegiatan sosial Jasa Pendidikan Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan & Perorangan lainya Transportasi Pergudangan dan komunikasi Pertambangan Kegiatan yang belum jelas batasanya Jumlah Kredit Penyisihan kerugian Jumlah Kredit - Bersih
458.142.689.351
712.885.260.216
68.716.931.644 8.295.558.995 85.334.519.919 411.781.192 3.858.739.683
55.423.672.150 8.270.354.269 4.666.149.122 359.205.596 184.436.107
106.281.071.042 343.973.417.351 4.367.567.995 4.168.658.823
1.899.503.066 334.958.376.084 3.984.052.841 4.381.421.509
1.083.550.935.995 (1.837.628.471) 1.081.713.307.524
1.127.012.430.960 (9.752.547.060) 1.117.259.883.900
c. Jangka Waktu Klasifikasi kredit dilakukan berdasarkan perjanjian kredit dan sisa umur sampai dengan saat jatuh temponya adalah sebagai berikut : 1. Berdasarkan periode perjanjian kredit 2012 Jangka Waktu : Hingga 1 tahun 1-2 tahun 2-5 tahun Lebih dari 5 tahun Jumlah Kredit Penyisihan kerugian Jumlah Kredit Bersih
509.182.532.855 124.447.846.200 402.563.865.903 47.356.691.037 1.083.550.935.995 (1.837.628.471) 1.081.713.307.524
2011 593.400.552.784 106.623.451.655 409.319.854.505 17.668.572.016 1.127.012.430.960 (9.752.547.060) 1.117.259.883.900
2. Berdasarkan sisa umur jatuh tempo 2012 Jangka Waktu Telah jatuh tempo Hingga 1 tahun 1-2 tahun 2-5 tahun Lebih dari 5 tahun Jumlah Kredit Penyisihan kerugian Jumlah Kredit Bersih
42 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
2.065.323.023 555.786.195.281 204.163.581.337 275.861.938.337 45.673.898.017 1.083.550.935.995 (1.837.628.471) 1.081.713.307.524
42
2011 3.238.034.363 608.173.207.312 126.173.009.821 374.771.064.519 14.657.114.945 1.127.012.430.960 (9.752.547.060 1.117.259.883.900
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 10. KREDIT YANG DIBERIKAN - lanjutan d. Kolektibilitas 2012 Lancar Dalam perhatian khusus Kurang lancar Diragukan Macet Jumlah Kredit Penyisihan kerugian Jumlah Kredit Bersih
2011
1.050.613.918.777 28.994.405.117 8.010.213 3.934.601.888 1.083.550.935.995 (1.837.628.471) 1.081.713.307.524
1.074.102.319.996 40.504.554.564 467.697.151 1.684.838.972 10.253.020.277 1.127.012.430.960 (9.752.547.060) 1.117.259.883.900
e. Perubahan penyisihan kerugian kredit yang diberikan 2012 Saldo awal tahun Penyisihan kerugian yang dibentuk Pemulihan atas kredit yang dihapus buku Reklasifikasi aset produktif dan non produktif Koreksi dari penyisihan kerugian kredit ke (pendapatan) biaya Saldo akhir tahun
2011
9.752.547.060 3.949.854.377 (1.479.690.571)
6.322.869.351 5.473.561.311 (106.440.444)
(296.820.675)
(275.161.194)
(10.088.261.720) 1.837.628.471
(1.662.281.964) 9.752.547.060
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan kerugian kredit adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya kredit serta telah dihitung berdasarkan ketentuan Bank Indonesia. f. Tingkat bunga rata-rata per tahun 2012 Konsumsi Modal kerja Investasi Direksi dan karyawan
2011 13,65% 11,12% 12,85% 7,87%
14,74% 14,73% 13,55% 8,41%
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 kredit yang disalurkan dengan sistem pembiayaan bersama (factoring & joint financing) dan penyaluran kredit melalui lembaga pembiayaan untuk menyalurkan kredit kendaraan bermotor dan mobil masing-masing sebesar Rp 855.992.398.975 dan Rp 1.066.000.000.000 melalui perjanjian jual beli dan pengalihan hak/cessie portofolio pembiayaan konsumen masing-masing dengan PT Pro Car International Finance, PT Bintang Mandiri Finance, PT Bima Multi Finance, PT Magna Multifinance, PT Finansia Multi Finance, PT Trihamas Financia, PT MNC Finance, PT SMS Finance, PT Kembang 88 Multifinance, PT Sejahtra Pertama Multifinance, dan PT Arjuna Finance, PT Pro Mitra Multifinance, PT Indo Finance Perkasa, PT Dana Unico Finance, PT Armada Finance, PT Reksa Finance, PT Pratama Interdana Finance, PT Maxima Inti Finance dan PT Sumber Arthamas Finance 2011 dengan PT Pro Car International Finance, PT Bintang Mandiri Finance, PT Bima Multi Finance, PT Magna Finance, PT Finansia Multi Finance, PT Trihamas Financia, PT BPR UKM, PT MNC Finance, PT SMS Finance, PT Kembang 88 Multifinance, PT Artha Prima Finance, PT Artha Asia Finance, PT Sejahtra Pertama Multifinance, dan PT Arjuna Finance.
43
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 43
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 10. KREDIT YANG DIBERIKAN - lanjutan f. Tingkat bunga rata-rata per tahun - lanjutan Saldo pembiayaan bersama porsi Bank atas transaksi yang terkait dengan perusahaan tersebut pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp 523.037.297.617 dan Rp 484.181.278.967. g. Kredit yang diberikan kepada karyawan Bank termasuk kredit kepada karyawan kunci (pihak hubungan istimewa) merupakan kredit untuk membeli rumah, kendaraan dan keperluan lainnya dengan jangka waktu 1 (satu) sampai 20 (dua puluh) tahun dan dibayar kembali melalui pemotongan gaji setiap bulan. Kredit yang diberikan kepada karyawan dibebani bunga rata-rata per tahun sebesar 7,87 % pada tahun 2012 dan 8,41 % pada tahun 2011 . h. Rasio kredit bermasalah - bersih pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar 0,22 % dan 0,98 %. Rasio kredit bermasalah - kotor pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masingmasing sebesar 0,36 % dan 1,10 % i. Rincian kredit bermasalah (kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet) menurut sektor ekonomi adalah sebagai berikut: 2012 Perumahan Industrian Lain-lain Jumlah Kredit Penyisihan kerugian Jumlah Kredit Bersih
2011
1.278.009.961 2.380.610.070 283.992.070 3.942.612.101 (1.585.518.577)
3.075.896.082 2.568.935.214 6.760.725.103 12.405.556.399 (1.422.885.603)
2.357.093.524
10.982.670.796
j. Kredit dijamin antara lain dengan deposito, jaminan hipotik, mesin-mesin, kendaraan, piutang usaha dan persediaan. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 jumlah kredit yang dijamin dengan jaminan tunai berturut-turut sebesar Rp 328.957.041.334 dan Rp 414.608.661.060. k. Mutasi kredit yang dihapuskan adalah sebagai berikut : 2012 Saldo awal Pembentukan Penerimaan kembali Kredit yang dihapus tagih Saldo akhir
7.355.967.679 500.000.000 (7.355.967.679) 500.000.000
2011 6.617.236.402 1.640.299.903 (342.168.626) (559.400.000) 7.355.967.679
l. Kredit yang direstrukturisasi 2012 Kredit yang direstrukturisasi awal Angsuran kredit yang direstrukturisasi Kredit yang direstrukturisasi Kredit yang direstrukturisasi akhir tahun Cadangan kerugian penurunan nilai Bersih
44 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
1.756.250.825 (209.203.794) 1.547.047.031 (833.859.150) 713.187.881
44
2011 1.893.026.467 (300.500.000) 163.724.358 1.756.250.825 (1.752.638.540) 3.612.285
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 10. KREDIT YANG DIBERIKAN - lanjutan l. Kredit yang direstrukturisasi - lanjutan Restrukturisasi kredit dalam tahun 2011 adalah tunggakan bunga menjadi pokok, penurunan suku bunga dan perpanjangan jangka waktu dalam tahun 2011 adalah Perubahan fasilitas KMK - PRK menjadi KMK - Angsuran, perpanjangan jangka waktu dan penurunan suku bunga. Tidak terdapat kerugian atas restrukturisasi tersebut. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 Bank tidak melanggar ataupun melampaui Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
11. PENDAPATAN BUNGA MASIH AKAN DITERIMA Rincian pendapatan bunga masih akan diterima adalah sebagai berikut: 2012 Kredit Surat berharga Jumlah
2011
5.502.755.878 80.451.389 5.583.207.267
4.928.151.582 66.083.334 4.994.234.916
12. BIAYA DIBAYAR DIMUKA Akun ini merupakan transaksi atas sisa biaya yang belum diamortisasi, diantaranya biaya sewa bangunan kantor, biaya pemeliharaan aset tak berwujud, biaya renovasi gedung dan lain-lain. Saldo pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah masing-masing sebesar Rp 5.597.164.358 dan Rp 6.459.773.381.
13. ASET TETAP 2012 Saldo awal Rp
Penambahan
Pengurangan/ (penghapusan)
Nilai Perolehan Perabotan dan peralatan Kendaraan Jumlah
9.721.525.088 4.420.452.833 14.141.977.921
999.349.758 145.000.000 1.144.349.758
157.720.054 164.559.500 322.279.554
10.563.154.792 4.400.893.333 14.964.048.125
Akumulasi Penyusutan Perabotan dan peralatan Kendaraan Jumlah Nilai Buku
7.024.183.360 1.955.754.960 8.979.938.320 5.162.039.601
1.440.073.823 1.143.246.483 2.583.320.306
166.512.211 64.871.998 231.384.209
8.297.744.972 3.034.129.445 11.331.874.417 3.632.173.708
45
BANK INA PERDANA
I
Saldo akhir Rp
Laporan Tahunan 2012
I 45
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 13. ASET TETAP - lanjutan 2011 Saldo awal Rp
Penambahan
Pengurangan/ (penghapusan)
Saldo akhir Rp
Nilai Perolehan Perabotan dan peralatan Kendaraan Jumlah
11.604.364.636 5.818.673.250 17.423.037.886
592.989.088 874.223.333 1.467.212.421
2.475.828.635 2.272.443.750 4.748.272.385
9.721.525.089 4.420.452.833 14.141.977.922
Akumulasi Penyusutan Perabotan dan peralatan Kendaraan Jumlah Nilai Buku
7.979.071.293 2.499.940.850 10.479.012.143 6.944.025.743
1.512.714.690 1.074.299.542 2.587.014.232
2.467.602.623 1.618.485.432 4.086.088.055
7.024.183.360 1.955.754.960 8.979.938.320 5.162.039.601
Beban penyusutan selama 31 Desember 2012 dan 2011 adalah Rp 2.583.320.306 dan Rp 2.587.014.232. Aset tetap untuk kendaraan telah diasuransikan dengan jumlah pertanggungan masing-masing yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 sebesar Rp 3.791.002.500 dan Rp 3.899.000.000 kepada Perusahaan Asuransi PT Wahana Tata dan PT Jasindo untuk menutup semua resiko. Manajemen yakin tidak terdapat indikasi penurunan nilai aset tetap pada tanggal neraca.
14. ANGUNAN YANG DIAMBIL ALIH Rincian angunan yang diambil alih adalah sebagai berikut : 2012 Nilai angunan yang diambil alih Penyisihan kerugian Jumlah
152.875.000 (74.915.000) 77.960.000
2011 9.173.047.440 (266.063.000) 8.906.984.440
Pada tahun 2012 dan 2011 Bank telah menjual agunan yang diambil alih dengan rincian sebagai berikut : 2012 Harga jual Nilai agunan yang diambil alih Laba/(rugi) penjualan AYDA
6.801.726.434 (9.020.172.440) (2.218.446.006)
2011 9.021.737.489 (7.177.684.000) 1.844.053.489
Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai untuk agunan yang diambil alih adalah sebagai berikut : 2012 Saldo awal tahun Penyisihan kerugian tahun berjalan Pemulihan Saldo akhir tahun
46 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
266.063.000 74.915.000 (266.063.000) 74.915.000
46
2011 579.782.750 266.063.000 (579.782.750) 266.063.000
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 14. ANGUNAN YANG DIAMBIL ALIH - lanjutan Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai untuk agunan yang diambil alih pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin terjadi. Cadangan kerugian penurunan nilai agunan yang diambilalih sejak pelaporan posisi Desember 2011 mengacu pada Surat Bank Indonesia No.13/658/DPNP/IDPnP tanggal 23 Desember 2011. Perhitungan CKPN dalam laporan keuangan ditentukan berdasarkan selisih dari nilai pasar appraisal dikurangi estimasi biaya-biaya dengan nilai tercatat. Cadangan kerugian penurunan nilai aset non produktif yang telah dibentuk Bank telah melakukan penyesuaian dengan menjurnal balik dan dibebankan dalam laporan laba rugi tahun berjalan Dalam tahun 2010 Sesuai dengan Peraturan bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang “Penilaian Kualitas Aset bank Umum”. yang berlaku efektif satu tahun setelahnya untuk agunan yang diambil alih. Bank diwajibkan melakukan cadangan kerugian penurunan nilai terhadap agunan yang diambil alih. sesuai dengan persentase penyisihan yang telah ditetapkan. Selanjutnya Peraturan bank Indonesia tersebut mengalami beberapa kali perubahan terakhir sesuai Peraturan bank Indonesia No. 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009.
15. ASET LAIN-LAIN 2012 Setoran jaminan Perlengkapan kantor Aset tak berwujud Barang cetakan materai dan perangko Formulir berharga PPh Badan tahun 2011 (lihat Catatan 19) PPh Badan tahun 2010 (lihat Catatan 19) Lain-lain Jumlah
2011
282.399.250 265.881.895 171.680.606 103.251.000 58.119.773 415.136.848 594.449.710 1.890.919.082
277.964.250 277.217.528 377.466.982 86.481.000 52.474.551 415.136.848 1.569.815.399 247.602.371 3.304.158.929
Lebih bayar pajak penghasilan merupakan uang muka pajak atas kelebihan setoran PPh badan tahun 2012 dan 2011 (lihat catatan 19). Aset tak berwujud merupakan software database yang digunakan oleh Bank, Setoran jaminan merupakan uang muka atas sewa kantor.
16. LIABILITAS SEGERA Rincian liabilitas segera pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut : 2012 Bunga deposito jatuh tempo Titipan dana kliring Transfer dana ATM Bersama Listrik dan Telepon Jumlah
2011
119.602.981 103.494.730 392.527.546 32.163.357 647.788.614
47
BANK INA PERDANA
164.470.191 44.096.461 320.092.067 21.579.098 550.237.817
I
Laporan Tahunan 2012
I 47
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 17. SIMPANAN 2012
2011
Giro Pihak berelasi Pihak ketiga Sub jumlah
11.742.955.539 45.250.972.829 56.993.928.368
8.821.865.458 61.191.013.248 70.012.878.706
Tabungan Pihak berelasi Pihak ketiga Sub jumlah
13.903.691.061 115.881.217.382 129.784.908.443
17.647.604.241 107.168.989.416 124.816.593.657
Deposito Pihak berelasi Pihak ketiga Sub jumlah
50.125.649.436 1.090.907.294.174 1.141.032.943.610
59.352.980.879 1.027.744.715.669 1.087.097.696.548
Jumlah
1.327.811.780.421
1.281.927.168.911
a. Giro dalam rupiah terdiri dari : 2012
2011
Bukan Bank Saldo kredit rekening pinjaman - pihak ketiga Pihak berelasi Pihak ketiga
1.269.276.748 11.742.955.539 43.981.696.081
192.808 8.821.865.458 61.190.820.440
Sub Jumlah
56.993.928.368
70.012.878.706
Tingkat bunga per tahun atas giro berkisar sebesar 0 % sampai dengan 3,75 % pada tahun 2012 dan sebesar 1% sampai dengan 4.75 % pada tahun 2011. Terdapat giro yang dijaminkan sebagai jaminan Bank Garansi pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 sebesar Rp 1.000.865.240 dan Rp 244.200.000. b.
Tabungan dalam rupiah terdiri dari : 2012 Bukan Bank Pihak berelasi - Tabina Perdana - Tabungan - Tabina - Tabungan - Pinter - Tabina - Eksekutif - Tabunganku - Tabina - Mahasiswa Sub - Jumlah
48 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
48
2011
5.359.780.457 11.284.200 8.530.609.901 1.833.311 183.192
4.246.027.469 2.052.813.507 94.816.000 11.252.180.319 1.766.946 -
13.903.691.061
17.647.604.241
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 17. SIMPANAN - lanjutan b.
Tabungan dalam rupiah terdiri dari : 2012 Bukan Bank - Perdana - Tabina - Pinter - Tabina - Mahasiswa - Tabina - Eksekutif - Tabunganku - Tabungan Pasti Sub - Jumlah Jumlah
2011
100.590.633.807 1.937.655.038 8.073.374.413 4.622.819.027 635.451.825 21.283.271
46.031.812.867 46.404.541.017 2.220.124.469 6.002.854.823 5.820.524.575 689.131.665 -
115.881.217.381
107.168.989.416
129.784.908.442
124.816.593.657
Tingkat bunga per tahun atas tabungan berkisar sebesar 0% sampai dengan 5% pada tahun 2012 dan 0% sampai dengan 5% pada tahun 2011. Tidak terdapat tabungan yang dijaminkan sebagai jaminan kredit pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. 2012 c.
2011
Deposito dalam Rupiah terdiri dari : Bukan Bank Pihak berelasi Pihak ketiga
50.125.649.436 1.090.907.294.174
59.352.980.879 1.027.744.715.669
Jumlah
1.141.032.943.610
1.087.097.696.548
Klasifikasi jangka waktu deposito berdasarkan periode deposito adalah sebagai berikut : 2012 Jangka waktu 1 bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan Deposito On Call Jumlah
2011
983.524.547.063 95.597.114.046 22.034.787.437 26.293.703.417 13.582.791.647 1.141.032.943.610
869.865.625.793 104.018.527.643 65.185.153.564 210.452.825.411 26.985.564.137 1.087.097.696.548
Deposito yang dijadikan jaminan atas fasilitas kredit yang diberikan oleh bank sebesar Rp 325.932.327.478 pada tahun 2012 dan sebesar Rp 420.578.731.715 pada tahun 2011. Deposito yang dijadikan jaminan atas bank garansi sebesar Rp 1.035.420.764 pada tahun 2012 dan sebesar Rp 330.000.000 pada tahun 2011. Tingkat bunga per tahun atas deposito berjangka berkisar antara 5,5% sampai dengan 8% pada tahun 2012 dan antara 6,28% sampai dengan 8,5% pada tahun 2011.
49
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 49
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 18. SIMPANAN DARI BANK LAIN Simpanan dari bank lain dalam Rupiah seluruhnya merupakan tranksaksi dengan pihak ketiga. terdiri dari : 2012
2011
Giro Deposito
9.325.504.767 31.390.632.724
5.504.750.084 28.298.761.441
Jumlah
40.716.137.491
33.803.511.525
a.
Giro Tingkat bunga per tahun untuk giro rata-rata sebesar 0,91% untuk 2012 dan 0,65% untuk tahun 2011
b. Deposito 2012 1. Berdasarkan periode deposito berjangka 1 bulan 3 bulan 12 bulan Jumlah
17.590.632.724 11.300.000.000 2.500.000.000 31.390.632.724
2012 2. Berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh tempo Kurang dari atau sampai dengan 1 bulan > 1 bulan sampai dengan 5 tahun Jumlah
17.590.632.724 13.800.000.000 31.390.632.724
2011
26.098.761.441 200.000.000 2.000.000.000 28.298.761.441
2011
26.098.761.441 2.200.000.000 28.298.761.441
Tingkat bunga rata-rata per tahun adalah sebesar 7,2 % pada tahun 2012 dan 7,54 % pada tahun 2011.
19. PERPAJAKAN Utang pajak terdiri dari : 2012
2011
Pajak Penghasilan Pasal 4 (2) dan 23 Pasal 21 Pasal 29 Pasal 25 Pajak Pertambahan Nilai
1.492.934.306 85.183.707 285.575.384 384.994.158 1.215.102.221
1.596.341.783 85.407.415 69.898.413 506.414.346
Jumlah
3.463.789.776
2.258.061.957
Berdasarkan Surat Perintah membayar kelebihan pajak (SPMKP) No: 80154073-0154-2012,tanggal 10 Mei 2012, Bank telah menerima restitusi pembayaran pajak penghasilan PPh pasal 25/29 badan sebesar Rp 467.772.509.
50 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
50
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 19. PERPAJAKAN - lanjutan Rekonsiliasi antara laba sebelum manfaat (beban) Pajak Penghasilan seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi dengan taksiran laba fiskal Bank untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: 2012
2011
Pajak Kini Pajak tangguhan
(4.817.756.000) 34.688.669
(1.315.839.750) 64.570.062
Jumlah
(4.783.067.331)
(1.251.269.688)
2012
2011
Laba sebelum pajak penghasilan
17.911.425.055
3.591.267.290
Beda Waktu : Penyisihan (pemulihan) kerugian Ayda Biaya (pemulihan) imbalan kerja karyawan BNOP –lainnya
(1.089.136.712) 1.419.039.389
266.063.000 572.000.000 -
184.577.862 61.731.900 74.254.167 708.500.000 633.256
108.315.266 58.196.164 154.425.000 506.194.500 6.898.005
Laba fiskal
19.271.024.917
5.263.359.225
Laba fiskal – pembulatan
19.271.024.000
5.263.359.000
4.817.756.000
1.315.839.750
(4.532.180.617) 285.575.384
(1.730.976.598) (415.136.848)
Beda Tetap Biaya rumah tangga Sumbangan dan hadiah Penyusutan kendaraan staf Biaya pajak Denda pajak
Beban pajak penghasilan Dikurangi : Pajak penghasilan pasal 25 Kurang (lebih) bayar pajak penghasilan
Laba fiskal untuk tahun 2012 akan dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) dan tahun 2011 telah dilaporkan dalam SPT oleh Bank kepada Kantor Pelayanan Pajak. 2012 Perhitungan manfaat (beban) pajak penghasilan tangguhan adalah sebagai berikut : Penyisihan Kerugian Agunan yang diambil alih Pemulihan kembali penyisihan kerugian jaminan diambil alih Beban imbalan kerja BNOP –lainnya Jumlah
51
2011
(47.787.000)
66.515.750
(272.284.178) 354.759.847
(144.945.688) 365.000.000 -
34.688.669
286.570.062
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 51
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 19. PERPAJAKAN - lanjutan 2012
2011
Aset Pajak Tangguhan adalah sebagai berikut Agunan yang diambil alih Imbalan kerja karyawan BNOP lainnya Jumlah
18.728.750 38.928.637 354.759.847 412.417.234
66.515.750 311.212.815 377.728.565
20. ESTIMASI KERUGIAN KOMITMEN DAN LIABILITAS KONTINJENSI Transaksi komitmen dan kontinjensi yang lazim dalam kegiatan usaha bank yang memiliki risiko kredit sebesar nilai kerugian tanggal 31 Desember 2012 dan tahun 2011 masing-masing sebesar Rp 1.200.865.240 dan Rp 594.200.000 dan tidak memiliki estimasi kerugian atas nilai kerugian tersebut. Estimasi kerugian tahun 2012 dan 2011 atas bank garansi dijamin dengan kas (cash collateral). Kolektibilitas transaksi komitmen dan kontinjensi pada tanggal 31 Desember 2012 dan tahun 2011 tergolong lancar. Berdasarkan Surat Bank Indonesia No.13/658/DPNP/IDPnP Desember 2011, perhitungan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) aset non produktif yaitu transaksi rekening administratif sejak pelaporan posisi Desember 2011 tidak disajikan dalam laporan keuangan. Cadangan kerugian penurunan nilai aset non produktif yang telah dibentuk Bank telah melakukan penyesuaian dengan menjurnal balik dan dibebankan dalam laporan laba rugi tahun berjalan.
21. BUNGA MASIH HARUS DIBAYAR Rincian bunga masih harus dibayar adalah sebagai berikut: 2012
2011
Deposito berjangka Deposito - simpanan dari bank lain Giro KMK
3.732.448.025 118.009.844 14.705.324
3.659.020.255 68.969.637 599.936
Jumlah
3.865.163.193
3.728.589.828
22. LIABILITAS LAIN-LAIN 2012
2011
Lain-lain
1.569.545.078
325.970.123
Jumlah
1.569.545.078
325.970.123
52 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
52
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 22. LIABILITAS LAIN-LAIN-LANJUTAN Liabilitas Lain merupakan penyesuaian atas cadangan ketidakpastian dari sisa liabilitas yang ditagih oleh PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) atas fasilitas L/C jatuh tempo/UMLC//ULC Aksep dari pengalihan Liabilitas Bank Umum Nasional yang semula ditagih sebesar USD 172.599.73 berdasarkan surat dari PT Perusahaan Pengelola asset (Persero) tanggal 24 Oktober 2007, dan liabilitas ini selama tahun 2012 telah dilakukan pembayaran sebesar Rp 250.000.000, sehingga saldo liabilitas yang dicadangkan per 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp 1.419.039.389.
23. IMBALAN KERJA KARYAWAN Sehubungan dengan kebijakan Bank dan sejalan dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (UU Tenaga Kerja) tertanggal 25 Maret 2003. Bank melakukan penyisihan untuk melakukan estimasi liabilitas manfaat karyawan sebagai tambahan atas manfaat yang telah tersedia dalam program dana pensiun iuran pasti tersebut di atas. agar memenuhi manfaat minimum yang dipersyaratkan UU Tenaga Kerja untuk dibayarkan kepada karyawan. Berdasarkan kebijakan Bank, umur pensiun normal adalah 56 tahun. Jumlah karyawan yang memenuhi persyaratan manfaat di atas adalah 234 dan 231 karyawan berturut-turut pada tahun 2012 dan 2011. Rincian di bawah ini merupakan ringkasan komponen beban imbalan kerja - bersih yang di akui pada laporan laba rugi dan liabilitas imbalan pasca kerja yang dicatat pada laporan posisi keuangan, yang dihitung dengan menggunakan metode "Projected-Unit of Credit" oleh aktuaris independen PT Kompujasa Aktuaria Indonesia. sesuai laporannya tertanggal 22 Januari 2013 untuk tahun 2012 dan 24 Januari 2012 untuk tahun 2011. Mutasi beban imbalan kerja untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: 2012
2011
Biaya jasa kini Biaya bunga Amortisasi biaya jasa lalu Hasil yang diharapkan dari aset program (keuntungan)/kerugian kurtailmen
1.903.631.426 571.250.650 14.574.107 (321.192.167) (114.549.468)
1.772.530.394 499.513.676 14.574.107 (277.029.590) (549.588.587)
Jumlah
2.053.714.548
1.460.000.000
Rincian liabilitas imbalan kerja karyawan adalah sebagai berikut: 2012 Nilai kini liabilitas Biaya jasa lalu yang belum diamortisasi Kerugian aktuaria yang belum diamortisasi Jumlah
53
2011
1.916.852.849 (51.534.728) (1.709.603.573)
2.807.520.775 (66.108.835) (1.496.560.680)
155.714.548
1.244.851.260
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 53
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 23. IMBALAN KERJA KARYAWAN-Lanjutan Rekonsiliasi liabilitas yang diakui neraca per 31 Desember 2012 dan 2011: 2012 Saldo awal tahun Biaya imbalan kerja tahun berjalan Iuran yang dibayarkan Saldo akhir tahun
2011
1.244.851.260 2.053.714.548 (3.142.851.260)
672.851.260 1.460.000.000 (888.000.000)
155.714.548
1.244.851.260
Asumsi-asumsi dasar yang digunakan dalam menentukan liabilitas imbalan kerja karyawan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: 2012 Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji Usia pensiun Tingkat kematian
2011
6,50% per tahun 8% per tahun 56 tahun 10 % dari TMI - 2011
7% per tahun 8% per tahun 56 tahun 10% dari TMI 1999
24. MODAL SAHAM Susunan pemegang saham dan kepemilikan saham pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh
Persentase Pemilikan
Jumlah
PT Kharisma Prima Karya Oki Widjaja
126.720.000 1.280.000
99 1
126.720.000.000 1.280.000.000
Jumlah
128.000.000
100
128.000.000.000
25. SALDO LABA CADANGAN Saldo cadangan umum sebesar Rp. 1.920.386.917 merupakan saldo cadangan yang berasal dari saldo laba tahun 1994 sebesar Rp 836.755.074 dan laba tahun 2007 sebesar Rp 1.083.631.843.
26. PENDAPATAN BUNGA Pendapatan bunga terdiri dari : 2012
2011
Kredit yang diberikan Surat-surat berharga yang dimiliki Penempatan pada bank lain
138.658.177.245 4.034.157.376 5.186.895.815
93.800.570.027 6.869.693.562 8.752.483.504
Jumlah
147.879.230.436
109.422.747.093
54 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
54
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 27. BEBAN BUNGA Rincian beban bunga terdiri dari : 2012
2011
Deposito Giro Tabungan Giro pada bank lain
84.264.394.704 1.707.827.271 3.484.228.363 3.979.346.095
64.361.180.905 1.876.122.298 3.320.817.572 1.166.533.347
Jumlah
93.435.796.433
70.724.654.122
28. BEBAN KARYAWAN Rincian beban tenaga kerja terdiri dari : 2012
2011
Gaji pegawai Lain-lain
17.819.856.957 3.267.519.370
17.493.336.527 2.668.482.059
Jumlah
21.087.376.327
20.161.818.586
29. BEBAN ADMINISTRASI DAN UMUM Rincian akun ini adalah sebagai berikut : 2012 Barang dan jasa Sewa Penurunan nilai wajar (MTM) surat berharga Asuransi Penyusutan aset tetap (lihat catatan 13) Promosi Pajak Pendidikan dan pelatihan Pemeliharaan dan perbaikan Amortisasi aset tidak berwujud Lain-lain Jumlah
2011
7.831.313.535 6.890.178.164 4.427.414.300 3.239.360.598 2.583.320.307 2.375.020.182 1.974.547.986 1.366.898.383 1.040.492.438 230.128.553 14.279.626
8.282.400.910 5.595.483.780 1.965.401.423 2.587.014.232 2.106.622.388 136.383.529 1.259.445.454 1.104.976.929 283.498.875 211.504.777
31.972.954.072
23.532.732.297
Pendidikan dan pelatihan: Beban pendidikan dan pelatihan pada tahun 2012 dan 2011 masing-masing sebesar 6,48% dan 5,35 % dari biaya tenaga kerja. Lain-lain : Didalam beban lain-lain didalamnya terdapat sanksi atas keterlambatan menyampaikan laporan ke Bank Indonesia, pada tahun 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp 3.650.000,- dan Rp 191.504.756,-
55
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 55
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 30. LABA PER SAHAM Rincian laba per saham adalah sebagai berikut: 2012 13.128.357.724
Laba bersih Rp Jumlah saham Lembar Rp
128.000.000 103
2011 2.339.997.602 128.000.000 18
31. LIABILITAS KOMITMEN DAN KONTINJENSI Rincian liabilitas komitmen dan kontinjensi terdiri dari : 2012 Liabilitas Komitmen: Fasilitas kredit yang belum ditarik Pihak berelasi Pihak ketiga
2011
2.355.981.421 25.398.383.031
11.350.000.000 14.095.817.901
Tagihan Kontinjensi: Bunga dalam penyelesaian Pihak ketiga
916.752.931
1.395.860.213
Aset dihapuskan Pihak tidak terkait lainnya
500.000.000 -
7.355.967.679 6.255.678
(613.669.340) (587.195.900)
(594.200.000)
27.970.252.143
33.609.701.471
Liabilitas kontinjensi : Bank Garansi Pihak berelasi Pihak tidak terkait Jumlah Komitmen dan Kontinjensi
Bank garansi tahun 2012 dan 2011 dijamin dengan kas (cash collateral) lihat catatan 18. Berdasarkan Surat Bank Indonesia No.13/658/DPNP/IDPnP Desember 2011. perhitungan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) aset non produktif yaitu transaksi rekening administratif sejak pelaporan posisi Desember 2011 tidak disajikan dalam laporan keuangan.
56 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
56
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 32. MANAJEMEN RISIKO Penerapan Manajemen Risiko di tahun 2012 difokuskan pada upaya peningkatan efektivitas pengawasan dan pelaporan risiko, penyiapan infrastruktur sistem informasi dan upaya harmonisasi dengan penerapan penilaian tingkat kesehatan Bank. 1.
Risiko kredit Upaya untuk mengendalikan tingkat risiko kredit agar tetap dalam batas yang acceptable, Bank mengendalikan eksposur risiko kredit dengan menargetkan pertumbuhan kredit yang konservatif seiring dengan pertimbangan terhadap kemampuan SDM dan infrastruktur yang diperlukan, baik dalam pelaksanaan operasional maupun dalam pengendalian risiko atas kredit yang diberikan. Untuk mempertahankan rasio NPL agar tetap rendah sebagaimana yang telah dicapai, Bank tetap akan melakukan upaya peningkatan proses pengawasan kredit dan peningkatan kualitas analisis kredit dengan melakukan revitalisasi beberapa unit kerja.
2. Risiko operasional Upaya pengendalian Risiko Operasional di tahun 2012 merupakan kelanjutan dari program kerja tahun 2011 sebelumnya, yakni meningkatkan kualitas dan kecukupan proses internal, antara lain dengan melengkapi Standard Operating Procedure dan Kebijakan Operasional yang ada serta memperbaiki konsistensi pelaksanaan dual kontrol di setiap aktivitas operasional. Selain itu, dilakukan juga upaya peningkatan kualitas dan efektifitas pemeriksaan oleh SKAI dan peningkatan kualitas proses identifikasi, pengukuran dan pengawasan oleh Unit kerja Risk Management. Pengendalian risiko operasional juga diupayakan melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan cara memperketat proses seleksi penerimaan karyawan, peningkatan kapasitas karyawan dengan pelatihan yang terarah dan kesinambungan. Peningkatan kualitas sistem teknologi informasi dilakukan melalui pembelian program-program aplikasi penunjang, peningkatan kualitas jaringan komunikasi, dan pembenahan manajemen data center. 3. Risiko Likuiditas Kebijakan pengelolaan risiko likuiditas masih tetap diarahkan kepada pencairan sumber-sumber dana di luar kelompok usaha agar ketergantungan dana dari kelompok usaha dapat diperkecil. Upaya pencarian sumber pendanaan juga akan dilakukan dengan memanfaatkan jaringan usaha dari kelompok usaha Bank dan peluncuran produk-produk pendanaan dengan fitur yang diperbaharui. Sedangkan penjagaan likuiditas Bank, dilakukan dengan menjaga kecukupan secondary reserved. Pengendalian volatilitas DPK dilakukan dengan meningkatkan loyalitas nasabah melalui program-program promosi dan pemberian layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan nasabah, khususnya untuk prime customer. 4. Risiko Kepatuhan Pengendalian risiko kepatuhan dilakukan dengan cara meningkatkan kepatuhan terhadap Peraturan Bank Indonesia, antara lain dengan melakukan pengujian dan evaluasi kepatuhan pelaksanaan operasional Bank, penguasaan peraturan-peraturan baru, serta pengadaan infrastruktur yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan peraturan-peraturan baru tersebut. Pencapaian komitmen Bank atas hasil temuan pemeriksaan Bank Indonesia tetap menjadi prioritas program kerja kepatuhan di tahun 2012. 5. Risiko Hukum Pengendalian risiko hukum akan ditingkatkan dengan cara melakukan assesment terhadap kelengkapan dan kebenaran dokumen perkreditan, review perjanjian-perjanjian yang dilakukan Bank dengan pihak ketiga dan pelatihan-pelatihan aspek hukum bagi pegawai yang dalam tugasnya berhadapan langsung dengan nasabah, seperti pelatihan legal untuk customer service dan tenaga marketing, selain menambah jumlah dan kualitas pegawai di unit kerja Legal. Pembenahan kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam dokumen legal akan menjadi prioritas utama di tahun 2012.
57
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 57
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 32. MANAJEMEN RISIKO - lanjutan 6. Risiko Reputasi Pengelolaan risiko reputasi di tahun 2012 merupakan kelanjutan dari program kerja tahun 2011, yakni peningkatan kualitas produk dan layanan yang antara lain dilakukan dengan memperbaharui fitur-fitur produk, memperbanyak layanan seperti menambah fitur-fitur produk, memperbanyak layanan seperti menambah fitur ATM dan produk-produk berbasis kerjasama dengan pihak ketiga. Di tahun 2012 juga akan dilakukan upaya peningkatan kualitas sistem informasi untuk kegiatan transaksi Bank, selain ditujukan untuk mempercepat proses juga untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan nasabah dalam bertransaksi. Peningkatan pelayanan dan penanganan permasalah nasabah dilakukan dengan mengoptimalkan fungsi unit call center yang akan dibentuk di tahun 2012. Untuk meningkatkan reputasi dan image Bank, Bank akan tetap melaksanakan program Corporate Social Responsibility dengan jalan berpartisipasi pada kegiatan sosial kemasyarakatan. Pelatihan dan pengawasan pelaksanaan Code of Conduct bagi seluruh karyawan akan ditingkatkan untuk menjaga integritas dan profesionalisme karyawan. 7. Risiko Strategik Pengendalian risio strategik dilakukan dengan menyusun rencana bisnis yang konservatif berdasarkan kondisi Bank saat ini dan prospek perekonomian nasional tahun 2012, dengan penekanan pada pembenahan internal di semua aspek yang dipandang masih memiliki kelemahan atau belum tercapai secara optimal. Tidak terdapat rencana penambahan jaringan kantor di tahun 2012 karena Bank lebih memprioritaskan untuk mengoptimalkan potensi kantor cabang/capem/kas yang masih mengalami kerugian. Pertumbuhan kredit ditergetkan tidak terlalu ekspansif, dengan prioritas menyalurkan kembali arus dana masuk dari kredit yang jatuh tempo (run down). Penerapan Manajemen Risiko dan Kinerja Bank Saat Ini Penerapan Manajemen Risiko di tahun 2011, telah dilakukan sesuai dengan pedoman pelaksanaan sebagaimana diatur dalam PBI No.5/8/PBI/2003, sebagaimana telah diubah dengan PBI No.11/25/PBI/2009. 1. Risiko Kredit Risiko Kredit dinilai dalam kategori moderat dengan kecendrungan stabil. Pertumbuhan kredit di tahun 2012, masih dalam tingkat sesuai dengan kemampun sumber daya yang dimiliki Bank, baik sumber daya manusia, sumber pendanaan dan tingkat modal yang dimiliki. Rasio NPL Bank terjaga pada tingkat yang rendah dan cenderung mengalami penurunan. Rasio NPL per Desember 2012 sebesar 0,36% (gross) atau 0,22%(net). 2. Risiko Pasar Risiko pasar dinilai dalam kategori Low dengan kecendrungan meningkat. Risiko nilai tukar yang dihadapi relatif sangat kecil,karena Bank hanya memiliki exposur valas dalam jumlah yang sangat kecil berupa persediaan Bank Note. 3. Risiko Likuiditas Risiko Likuiditas menunjukkan adanya peningkatan meskipun masih dalam kategori moderat. Secara fundamental, likuiditas Bank masih terjaga dengan baik, dimana volatilitas DPK relatif rendah dan stabil. Ketersediaan instrumen likuid masih mencukupi walaupun mengalami penurunan. Hal-hal yang mempertinggi risiko likuiditas Bank adalah sumber pendanaan yang terkonsentrasi pada deposan inti, sedangkan upaya diverifikasi sumber dana belum memperlihatkan hasil yang menggembirakan. Penurunan jumlah kredit yang signifikan menyebabkan peningkatan rasio LDR mencapai 81,60% di akhir Desember 2012. Namun sebagian besar dana funding yang volatile digunakan untuk pembiayaan kredit dengan back to back, sehingga tidak menimbulkan mismatch maturitas yang membahayakan.
58 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
58
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 32. MANAJEMEN RISIKO - lanjutan Penerapan Manajemen Risiko dan Kinerja Bank Saat Ini - lanjutan 4. Risiko Operasional Risiko operasional masih menunjukkan tingkat moderat dengan kecendrungan yang meningkat. Dari hasil assesment, terdapat beberapa hal yang berpotensi menimbulkan risiko operasional, terutama dalam hal pengembangan dan pengadaan aplikasi perbankan. Dalam tahun 2011, terdeteksi adanya kesalahan sistem yang menyebabkan kesalahan pengakuan pendapatan yang berdampak cukup signifikan terhadap pengakuan laba rugi Bank secara keseluruhan. Meskipun kesalahan suah dapat diatasi namun impactnya masih dirasakan samapai akhir tahun 2011. 5. Risiko Hukum Risiko Hukum mengalami peningkatan dengan munculnya gugatan-gugatan baru, meskipun belum sampai ke gugatan di pengadilan. Sebagian besar gugatan terkait dengan penanganan kredit bermasalah. Permasalahan hukum ini berpotensi menimbulkan biaya perkara dan menurunkan nilai recovery dari kredit bermasalah terkait. Meskipun secara material tidak signifikan, namun adanya tuntutan dapat menghambat proses penyelesaian kredit bermasalah yang dilakukan. 6. Risiko Reputasi Risiko reputasi diilai dalam kategori Low dengan kecendrungan yang stabil. Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap produk Bank terutama produk funding dan layanan yang diberikan Bank, sedikit mengalami peningkatan. Reputasi Bank Ina sebagai penyedia jasa keuangan dinilai masih cukup baik dengan frekuensi keluhan nasabah yang relatif sedikit dan tidak terdapat isu negatif tentang Bank di Pasar Uang Antar Bank. 7. Risiko Strategik Risiko strategik berada dalam kategori Moderat dengan kecendrungan meningkat. Kinerja Bank di tahun 2011 sedikit mengalami penurunan dibandingkan dengan kinerja di tahun sebelumnya dan harus dilakukan upaya perbaikan terutama dalam hal produktifitas dan efisiensi. Dari aspek permodalan rasio kecukupan modal Bank masih di atas tingkat kecukupan modal minimum dan masih memberikan ruang untuk ekspansi dan pengembangan bisnis Bank di masa yang akan datang. Namun demikian, dengan menurunnya risiko KPMM, menunjukkan bahwa pertumbuhan bisnis Bank tidak diimbangi dengan penambahan organik secara memadai. 8. Risiko Kepatuhan Risiko kepatuhan termasuk dalam kategori Moderat dengan kecendrungan stabil. Dalam tahun 2011 Bank tidak melaporkan Laporan Perusahaan Induk dalam Laporan Tahunan Bank yang disebabkan dengan force major yang terjadi di Perusahaan Induk yaitu adanya gangguan yang terjadi pada sistem informasi. Bank juga masih dikenakan denda dari Bank Indonesia untuk beberapa kasus karena keterlambatan penyampaian koreksi laporan dan keterlambatan penyampaian laporan. Penyampaian komitmen Bank pada Bank Indonesia sebagian sudah terealisasi, namun berapa komitmen terpaksa harus di reschedule dari jadwal sebelumnya karena kendala pelaksanaan di lapangan dan beban skala prioritas akibat perubahan internal dan adanya peraturan-peraturan baru.
59
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 59
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 33. INFORMASI TAMBAHAN Perhitungan rasio liabilitas penyediaan modal minimum dilakukan sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 perihal Laporan Keuangan Publikasi Triwulan dan Bulanan Bank Umum serta Laporan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia dan perubahan terakhir Peraturan bank Indonesia No. 3/21/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 tentang Liabilitas Penyediaan Modal Minimum bank Umum mewajibkan bank-bank untuk memenuhi rasio liabilitas penyediaan modal minimum sebesar 8% dan perubahan terakhir sesuai Peraturan bank Indonesia No. 10/15/PBI/2008 tanggal 24 September 2008. Peraturan bank Indonesia No. 5/12/PBI/2003 tanggal 17 Juli 2003 tentang Liabilitas Penyediaan Modal Minimum Bank Umum dengan memperhitungkan Risiko Pasar dan perubahan terakhir sesuai Peraturan Bank Indonesia No. 9/13/PBI/2007 tanggal 1 Nopember 2007, lebih jauh mewajibkan bank-bank di Indonesia dengan kualifikasi tertantu untuk memperhitungkan risiko pasar (market risk) dalam perhitungan rasio liabilitas penyediaan modal minimum dan wajib memenuhi rasio liabilitas penyediaan modal minimum sebesar 8% dengan memperhitungkan risiko pasar berlaku 18 bulan sejak peraturan ini ditetapkan. a. Rasio kecukupan modal (CAR) Bank pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar 18,23% dan 17,11% dengan rincian sebagai berikut: (dalam jutaan) 2012 2011 I.
Komponen Modal A. Modal Inti 1. Modal Disetor 2. Cadangan tambahan modal a. Tambahan modal disetor b. Cadangan Umum c. Saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya setelah diperhitungkan pajak (100%) d. Laba tahun berjalan setelah diperhitungkan pajak (50%) e. Dana setoran modal Jumlah A. Modal Pelengkap (maksimum 100% dari Modal Inti) Cadangan Umum Penyisihan Kerugian Aset Produktif/PPAP (maksimum) Total Modal Inti dan Modal Pelengkap
Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Kredit III. Aset Tertimbang Risiko (ATMR) Operasional
128.000
128.000
1.920
1.920
(16.990)
(11.707)
6.564
1.138
119.494
119.351
422 119.916
6.999 126.350
651.034 96.104 747.138 -
738.581 92.390 830.971 8.764
747.138
839.735
II.
IV. Aset Tertimbang Risiko (ATMR) Pasar Total Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)
60 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
60
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 33. INFORMASI TAMBAHAN - lanjutan 2012 Rasio Liabilitas Penyediaan Modal Minimum yang tersedia (Dengan memperhitungkan risiko kredit) Rasio Liabilitas Penyediaan Modal Minimum yang tersedia (Dengan memperhitungkan risiko kredit dan operasional Rasio Liabilitas Penyediaan Modal Minimum yang tersedia (Dengan memperhitungkan risiko kredit, operasional dan pasar VI. Modal yang diwajibkan
2011
V.
18,42%
17,11%
16,05%
15,20%
16,05% 8%
15,05% 8%
Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia No. 3/21/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 dan terakhir dirubah sesuai Peraturan Bank Indonesia No. 10/15/PBI/2008 tanggal 24 September 2008. Rasio liabilitas penyediaan modal minimum harus dihitung tanpa memperhitungkan dampak dari pajak tangguhan. b. Rasio aset produktif yang diklasifikasikan terhadap total aset produktif pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 yang dihitung oleh Manajemen Bank adalah masing-masing sebesar 4,52 %dan 3,95%. c. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 3/25/PBI/2001 tanggal 26 Desember 2001 tentang Penerapan Status Bank dan Penyerahan bank kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional dan dirubah dengan Peraturan Bank Indonesia No.6/9/PBI/2004 tanggal 26 Maret 2004 tentang Tindak Lanjut Pengawasan dan Penetapan Status. d. Rasio modal inti terhadap total Aset Tertimbang Menurut Risiko pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah masing-masing sebesar 15,99% dan 15,05% ( sudah termasuk risiko kredit, risiko operasional dan risiko pasar). e. Rasio aset produktif bermasalah terhadap jumlah aset produktif pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar 0,30 % dan 1,65%. f. Rasio kredit terhadap total simpanan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah masing- masing sebesar 81,60% dan 86%.
34. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI Rincian saldo dan transaksi dengan pihak-pihak berelasi terdiri dari: 2012 Aset Kredit
2011
226.914.557.397
392.918.118.305
Liabilitas Giro Tabungan Deposito
11.742.955.539 13.875.903.809 50.125.649.436
8.821.865.458 17.647.604.241 59.352.980.879
Jumlah
75.744.508.784
85.822.450.578
61
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 61
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 34. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI - lanjutan Sifat berelasi Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 7/3/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang “Pemberian Kredit Bank kepada Pihak-pihak Terkait (berelasi)”. Pihak Berelasi yaitu yang mempunyai keterkaitan kepemilikan atau kepengurusan secara langsung maupun tidak langsung. Untuk periode 31 Desember 2012 dan 2011, Persentase kredit pihak yang berelasi terhadap jumlah aset adalah sebesar 15,00 % dan 27,19 %. Persentase simpanan dari pihak berelasi terhadap jumlah liabilitas adalah sebagai berikut: 2012 Giro Tabungan Deposito
2011 0,85% 1% 3,64%
0,67% 1,33% 4,48%
35. JATUH TEMPO ASET DAN LIABILITAS Analisa jatuh tempo aset dan liabilitas menurut kelompok jatuh temponya berdasarkan periode yang tersisa. terhitung sejak tanggal 31 Desember 2012 dan 31 Desember 2011 sampai dengan tanggal jatuh tempo adalah sebagai berikut: (Dalam Jutaan Rupiah)
Aset Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Dikurangi Penyisihan Penempatan pada Bank Indonesia dikurangi bunga belum diamortisasi Efek - efek dikurangi penyisihan Kredit yang diberikan dikurangi Penyisihan Pendapatan bunga masih harus diterima Biaya dibayar dimuka Aset tetap Dikurangi akumulasi penyusutan Agunan yang diambil alih dikurangi penyisihan penurunan asset Aset pajak tangguhan Aset lain – lain Jumlah Aset
62 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
Tahun 2012 >3 Bulan >6 Bulan Sampai Sampai Dengan Dengan 6 bulan 12 bulan
Sampai Dengan 1 bulan
>1 Bulan Sampai Dengan 3 bulan
14.745 104.301
-
-
-
-
-
14.745 104.301
66
-
-
-
-
-
66
227.943
-
-
-
-
-
227.943
-
21.805
34.560
9.880
-
66.245
24.541
38.268
78.376
417.351
523.177
-
1.081.713
5.438 -
15 -
38 -
38 -
54 -
5.597
5.583 5.597
-
-
-
-
-
3.632
3.632
-
-
-
-
-
78 412 1.891
78 412 1.891
377.034
60.088
112.974
427.269
523.231
11.610
1.512.206
62
Diatas 1 tahun
Lain-lain
Jumlah
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 35. JATUH TEMPO ASET DAN LIABILITAS - Lanjutan (Dalam Jutaan Rupiah) Tahun 2012 >6 Bulan Sampai Dengan Diatas 12 bulan 1 tahun
Sampai Dengan 1 bulan
>1 Bulan Sampai Dengan 3 bulan
>3 Bulan Sampai Dengan 6 bulan
Simpanan Simpanan dari bank Utang pajak Bunga masih harus dibayar Liabilitas lain - lain Imbalan kerja karyawan
1.042.783 32.416 3.464
105.590 5.800 -
43.425 500 -
61.946 2.000 -
74.716 -
-
1.328.460 40.716 3.464
3.865 1.570 156
-
-
-
-
-
3.865 1.570 156
Jumlah Liabilitas
1.084.254
111.390
43.925
63.946
74.716
-
1.378.231
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
128.000
-
-
-
-
-
128.000
(18)
-
-
-
-
-
(18)
1.920
-
-
-
-
-
1.920
4.073
-
-
-
-
-
4.083
133.975
-
-
-
-
-
133.985
1.218.229
111.390
43.925
63.946
74.716
-
1.512.206
Lain-lain
Jumlah
Liabilitas dan Ekuitas Liabilitas
Ekuitas Modal saham - nilai saham Rp 1.000 Modal dasar 400.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh 128.000 Kerugian yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar investasi keuangan yang tersedia untuk dijual Saldo laba (rugi) Telah ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya Jumlah Ekuitas – Bersih Jumlah Liabilitas Dan Ekuitas
63
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 63
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 35. JATUH TEMPO ASET DAN LIABILITAS - Lanjutan (Dalam Jutaan Rupiah)
Aset Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank lain dikurangi penyisihan Penempatan pada Bank Indonesia dikurangi bunga belum diamortisasi Efek – efek Dikurangi penyisihan Kredit yang Diberikan Dikurangi Penyisihan Pendapatan bunga masih harus diterima Biaya dibayar dimuka Aset tetap dikurangi akumulasi penyusutan Agunan yang diambil alih dikurangi penyisihan penurunan aset Aset pajak tangguhan Aset lain – lain Jumlah Aset
64 I Laporan Tahunan 2012 I
Tahun 2011 >3 Bulan >6 Bulan Sampai Sampai Dengan Dengan Diatas 6 bulan 12 bulan 1 tahun
Sampai Dengan 1 bulan
>1 Bulan Sampai Dengan 3 bulan
10.836 103.372
-
-
-
-
-
10.836 103.372
271
-
-
-
-
-
271
-
-
95.288
-
-
-
95.288
-
-
-
68.399
20.112
-
88.512
41.554
24.948
228.029
330.241
492.488
-
1.117.260
4.995 -
-
-
-
-
6.460
4.995 6.460
-
-
-
-
-
5.162
5.162
-
-
-
-
-
8.907 378 3.303
8.907 378 3.303
256.316
24.948
228.029
398.640
512.600
24.209
1.444.743
BANK INA PERDANA
64
Lain-lain
Jumlah
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 35. JATUH TEMPO ASET DAN LIABILITAS - Lanjutan (Dalam Jutaan Rupiah) Tahun 2011
>1 Bulan Sampai Dengan 3 bulan
>3 Bulan Sampai Dengan 6 bulan
>6 Bulan Sampai Dengan 12 bulan
1.091 32.254 2.258
104.119 100 -
65.085 100 -
-
21.693 1.350 -
-
1.281.927 33.804 2.258
3.729 878 1.243
-
-
-
-
-
3.729 878 1.243
1.131.393
104.219
65.185
-
23.043
-
1.323.840
128.000
-
-
-
-
-
128
38
-
-
-
-
-
38
1.920
-
-
-
-
-
1.920
(9.054)
-
-
-
-
-
(9.054)
120.904 1.252.297
104.219
-
-
23.043
-
120.904 1.444.743
Sampai Dengan 1 bulan
Diatas 1 tahun
Lain-lain
Jumlah
Liabilitas dan Ekuitas Simpanan Simpanan dari bank Utang pajak Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi Bunga masih harus dibayar Liabilitas lain – lain Imbalan kerja karyawan Jumlah Liabilitas Ekuitas Modal saham – nilai saham Rp 1.000 Modal dasar – 400.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh – 128.000 Kerugian yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar investasi keuangan yang tersedia untuk dijual Saldo laba (rugi) Telah ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya Jumlah Ekuitas - Bersih Jumlah Liabilitas- Bersih
65
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 65
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 36. ASET DAN LIABILITAS DALAM MATA UANG ASING Posisi aset dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut : 2012 Equivalen (Rp)
2011 Equivalen (Rp)
Dolar Hongkong Dolar Amerika Serikat Euro Eropa Yen Jepang Dolar Australia Dolar Singapura
8.640 11.385 485 3.000 4.460 8.516
10.741.853 109.722.938 6.174.836 335.310 44.631.666 67.094.158
4.100 24.177 370 54.000 3.350 9.508
4.785.541 219.237.036 4.343.424 6.307.370 30.828.961 66.311.882
Jumlah
36.486
238.700.760
95.505
331.814.214
37. INFORMASI SEGMEN Bank beroperasi di dua wilayah geografis utama yaitu Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) dan di luar DKI Jakarta.
DKI Jakarta
PENDAPATAN Pendapatan bunga Pendapatan bunga dan komisi
2012 Luar DKI Jakarta
Jumlah
128.389.930.976 3.373.433.840
19.489.299.460 511.372.478
147.879.230.436 3.884.806.318
21.226.716.796
(10.533.442.718)
11.226.716.796
17.188.933.861 12.484.338.278
446.530.584 446.530.584
17.635.464.445 12.930.868.862
227.943.203.468 66.243.580.306\ 880.683.001.188 2.134.986.843 122.932.166.910
201.030.306.336 1.497.186.865 9.741.833.093
227.943.203.468 66.243.580.306 1.081.713.307.524 3.632.173.708 132.674.000.003
Jumlah Aset
1.299.936.938.715
212.269.326.294
1.512.206.265.009
Liabilitas Simpanan Simpanan dari bank lain Liabilitas lainnya
1.020.828.625.233 6.000.084.286 8.133.259.664
306.983.155.188 34.716.053.205 1.568.741.545
1.327.811.780.421 40.716.137.491 9.702.001.209
Jumlah Liabilitas
1.034.961.969.183
343.267.949.938
1.378.229.919.121
Hasil Hasil segmen Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan Laba (rugi) bersih INFORMASI LAINNYA Aset Penempatan pada bank Indonesia Efek-efek bersih Kredit-bersih Aset tetap-bersih Aset lainnya
66 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
66
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 37. INFORMASI SEGMEN - lanjutan
DkI Jakarta
PENDAPATAN Pendapatan bunga Pendapatan bunga dan komisi
2011 Luar DKI Jakarta
Jumlah
104.702.917.389 4.111.216.836
4.719.829.704 138.883.872
109.422.747.093 4.250.100.708
21.096.214.820
(9.869.498.023)
11.226.716.797
23.357.645.937 18.653.050.353
(5.722.181.491) (5.722.181.491)
17.635.464.446 12.930.868.862
INFORMASI LAINNYA Aset Penempatan pada bank Indonesia Efek-efek bersih Kredit-bersih Aset tetap-bersih Aset lainnya
95.288.091.966 88.510.830.378 1.060.987.781.035 2.948.311.054 131.347.629.800
56.272.102.863 2.213.728.547 7.173.903.941
95.288.091.966 88.510.830.378 1.117.259.883.898 5.162.039.601 138.521.533.741
Jumlah Aset
1.379.082.644.233
65.659.735.351
1.444.742.379.584
Liabilitas Simpanan Simpanan dari bank lain Liabilitas lainnya
1.133.050.455.217 2.028.770.688 7.354.071.588
148.876.713.694 31.774.740.837 753.639.397
1.281.927.168.911 33.803.511.525 8.107.710.985
Jumlah Liabilitas
1.142.433.297.493
181.405.093.928
1.323.838.391.421
Hasil Hasil segmen Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan Laba (rugi) bersih
38. JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP LIABILITAS PEMBAYARAN BANK UMUM Sejak tahun 1998 Pemerintah menjamin liabilitas bank umum meliputi giro, tabungan, deposito berjangka dan deposito on-call, obligasi, surat berharga, pinjaman antar bank, pinjaman yang diterima, letters of credit, akseptasi, swap mata uang dan liabilitas kontinjen lainnya seperti bank garansi, standby letters of credits, performances bonds dan liabilitas sejenis selain yang dikecualikan dalam keputusan ini seperti pinjaman subordinasi dan liabilitas kepada direktur, komisaris dan pihak terkait dengan Bank. Berdasarkan Surat Unit Pelaksana Penjaminan Pemerintah (UP3) No. S235/UP3/III/2005 pada tanggal 17 Maret 2005 yang menyatakan bahwa sejak tanggal 18 April 2005. liabilitas pembayaran bank yang dijamin hanya meliputi simpanan dan pinjaman yang diterima dari bank lain dalam bentuk transaksi pasar uang antar bank. Selanjutnya program penjaminan pemerintah tersebut akan berakhir pada tanggal 22 Desember 2005. Ketentuan mengenai pengurangan dan pengakhiran program penjaminan ini merupakan penegasan dari ketentuan dalam keputusan Presiden No. 95 Tahun 2004.
67
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 67
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 38. JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP LIABILITAS PEMBAYARAN BANK UMUM - lanjutan Berdasarkan Salinan Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan No. 1/PLPS/2005 pada tanggal 26 Desember 2005 tentang Program Penjaminan Simpanan yang menyatakan bahwa sejak tanggal 22 Desember 2005. Lembaga Penjamin Simpanan menjamin simpanan yang meliputi giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu yang merupakan simpanan yang berasal dari masyarakat termasuk yang berasal dari bank lain. Saldo yang dijamin untuk setiap nasabah pada suatu Bank adalah: a.
Maksimal sebesar Rp 1.000.000.000, sejak tanggal 22 September 2006 sampai dengan 21 Maret 2007.
b.
Maksimal sebesar Rp 100.000.000, sejak tanggal 22 Maret 2007 sampai dengan 12 Oktober 2008.
Pada tanggal 13 Oktober 2008. Presiden Republik Indonesia menetapkan Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2008 tentang Besaran Nilai Simpanan yang dijamin LPS. Berdasarkan peraturan tersebut. nilai simpanan yang dijaminkan untuk setiap nasabah pada satu bank yang semula berdasarkan UndangUndang No. 24 Tahun 2004 ditetapkan maksimum Rp 100.000.000, diubah menjadi maksimum Rp 2.000.000.000. Beban premi penjaminan yang dibayar selama tahun 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp 1.318.656.362 dan Rp 1.705.508.333.
39. NILAI WAJAR INSTRUMEN KEUANGAN Tabel di bawah ini menyajikan perbandingan atas nilai tercatat dengan nilai wajar dari instrumen keuangan Bank yang tercatat dalam laporan keuangan. 2012 Nilai Tercatat (Rp)
Nilai Wajar (Rp)
Aset Keuangan Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank lain Penempatan pada Bank Indonesia Efek-efek Kredit yang diberikan Piutang bunga
14.745.357.460 104.300.952.777 66.021.825 227.943.203.468 66.243.580.306 1.081.713.307.524 5.583.207.267 1.500.595.630.627
14.745.357.460 104.300.952.777 66.021.825 227.943.203.468 66.243.580.306 1.081.713.307.524 5.583.207.267 1.500.595.630.627
647.788.614 1.327.811.780.421 40.716.137.491 3.865.163.193
647.788.614 1.327.811.780.421 40.716.137.491 3.865.163.193
1.373.040.869.719
1.373.040.869.719
Liabilitas keuangan Liabilitas segera Simpanan nasabah Simpanan dari bank lain Pendapatan bunga masih harus dibayar
68 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
68
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah) 39. NILAI WAJAR INSTRUMEN KEUANGAN - lanjutan 2011 Nilai Tercatat (Rp)
Nilai Wajar (Rp)
Aset Keuangan Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank lain Penempatan pada Bank Indonesia Efek-efek Kredit yang diberikan Piutang bunga
10.835.545.388 103.371.824.529 271.283.591 95.288.091.966 88.510.830.378 1.117.259.883.900 4.994.234.916 1.420.531.694.668
10.835.545.388 103.371.824.529 271.283.591 95.288.091.966 88.510.830.378 1.117.259.883.900 4.994.234.916 1.420.531.694.668
550.237.817 1.281.927.168.911 33.803.511.525 3.728.589.828 1.320.009.508.081
550.237.817 1.281.927.168.911 33.803.511.525 3.728.589.828 1.320.009.508.081
Liabilitas keuangan Liabilitas segera Simpanan nasabah Simpanan dari bank lain Pendapatan bunga masih harus dibayar
40. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN Manajemen Bank bertanggung jawab dalam mempersiapkan laporan keuangan yang telah diselesaikan dan disetujui pada tanggal 11 Maret 2013.
69
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 69
PT BAGUSNUSA SAMUDRA GEMILANG Induk Perusahaan PT Bank Ina Perdana
70 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 71
-1PT BAGUSNUSA SAMUDRA GEMILANG AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION DECEMBER 31, 2012 AND 2011 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) Notes
2012
2011
ASSETS CURRENT ASSETS Cash and cash equivalents Current accounts in Bank Indonesia Current accounts in other banks – net of allowance for possible losses of Rp 1 as of December 31, 2012, Rp 3 as of December 31, 2011 Marketable securities Loans/financing – net of allowance for possible losses of Rp 1,838 as of December 31, 2012, Rp 9,753 as of December 31, 2011 Trade receivable Third parties Related parties Other receivable Third parties Related parties Prepaid taxes and expenses Advances to suppliers
2, 4 2, 5
20,513 104,301
15,211 103,372
2, 6 2, 7
66 294,187
271 183,799
2, 8
902,337
756,214
2, 9 2, 9, 10
8,049 111,529
1,189 110,229
2 2, 10 2 2
3,354 28,711 16,699 10
3,361 26,011 17,772 -
1,489,756
1,217,429
2, 19 2, 11 2, 12 2, 10
705 63,822 1,512,521 3,076
662 59,849 1,487,996 14,352
2, 13 2, 14 2, 15
207,530 3,755 1,969
197,476 3,755 12,212
Total Non-Current Assets
1,793,378
1,776,302
TOTAL ASSETS
3,283,134
2,993,731
Total Current Assets NON-CURRENT ASSETS Deferred tax assets Restricted cash in bank Investment in Associates Due from related parties Property, vessels and equipment – net of accumulated depreciation of Rp 76,937 as of December 31, 2012, Rp 70,251 as of December 31, 2011 Goodwill – net Other non–current assets
72 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
-2PT BAGUSNUSA SAMUDRA GEMILANG AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION (Continued) DECEMBER 31, 2012 AND 2011 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) Notes
2012
2011
LIABILITIES AND STOCKHOLDERS’ EQUITY CURRENT LIABILITIES Obligations due immediately Deposits from customers Trade payables Third parties Related parties Other payables Taxes payable Accrued expenses Current maturities of long-term debts Banks and financial institutions Other current liabilities
2, 16 2, 17
648 1,365,649
550 1,311,552
2, 18 2, 18 2 2, 19 2, 20
268,544 1,243 685,418 3,679 7,095
169,355 8 469,149 2,399 4,496
2, 21 2
23,208 208,399
21,763 189,954
2,563,883
2,169,226
2, 10
17,521
14,915
2, 21 2, 22 2
729,666 156 -
757,249 1,245 20,494
747,343
793,903
296,587 1,263,545 ) (
296,587 1,263,545 )
(
93,378 ) ( 1,419 991,080
62,600 ) 1,460 1,022,437
(
67,837 ) (
5,661 )
Total Current Liabilities NON-CURRENT LIABILITIES Due to related parties Long-term debts – net of current maturities Banks and financial institutions Estimated liabilities for employee benefits The excess of investee losses over the cost Total Non-Current Liabilities STOCKHOLDERS’ EQUITY Stockholders’ equity attributable to owners of the parent entity Capital stock – Rp 1,000 par value per share Authorized capital – 500,000,000 shares Issued and fully paid – 296,586,500 shares Difference in equity transactions of subsidiaries Other equity components: Exchanges differences due to financial statements translation Unrealized gain on marketable securities Retained earnings
23 2
2 2
Sub – total Non-controlling Interest Total Stockholders’ Equity (Capital Deficiency) TOTAL LIABILITIES AND STOCKHOLDERS’ EQUITY (CAPITAL DEFICIENCY)
(
2 (
39,745
36,263
28,092 )
30,602
3,283,134
2,993,731
Accompanying Notes to Consolidated Financial Statements which are an integral part of the consolidated financial statements. BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 73
-3PT BAGUSNUSA SAMUDRA GEMILANG AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2012 AND 2011 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Notes REVENUES
2, 24
DIRECT COST Cost of service Interest expenses Cost of goods sold
2, 25 2, 26 2
TOTAL DIRECT COST
2012 134,177
2, 27 2 2, 28 2 2, 29
INCOME (LOSS) BEFORE PROVISION FOR TAX INCOME (EXPENSE) PROVISION FOR TAX INCOME (EXPENSES) Current – non final Current - final Deferred
135,685
( (
1,324 ) ( 93,261 ) ( - (
1,873 ) 70,713 ) 14,983 )
(
94,585 ) (
87,569 )
39,592
48,116
( ( ( (
16,757 48 ) 66,781 ) 667 ) 11,850 )
822,001 36 ) 57,685 ) 80,395 ) 40,696 )
(
22,997 )
GROSS PROFIT Other income Selling expenses General and administrative expenses Other expenses Financial expenses
2011
( ( ( (
691,305
2, 19 ( (
4,885 ) ( 21 ) 43
1,407 ) 124
Total Provision for Tax Expense
(
4,863 ) (
1,283 )
INCOME (LOSS) FOR THE YEAR
(
27,860 )
690,022
Other Comprehensive Income: Exchange differences due to financial statements translation Unrealized gain on securities
30,778 199
(
6,594 ) 295
Other Comprehensive Income For The Year
30,977
(
6,299 )
TOTAL COMPREHENSIVE INCOME FOR THE YEAR
3,117
683,723
(
31,357 ) 3,497
689,459 563
(
27,860 )
690,022
Income (loss) for the year that can be attribute to: Owners of the parent entity Non-controlling interest INCOME (LOSS) FOR THE YEAR
74 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
2
-4PT BAGUSNUSA SAMUDRA GEMILANG AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2012 AND 2011 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Notes Total comprehensive income for the year attribute to: Owners of the parent entity Non-controlling interest TOTAL COMPREHENSIVE INCOME FOR THE YEAR
2012
2011
2 (
395 ) 3,512
683,160 563
3,117
683,723
Accompanying Notes to Consolidated Financial Statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 75
76 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
Balance as of December 31, 2012
Income for the year
Other comprehensive income
Balance as of December 31, 2011
2
2
Other comprehensive income
Income for the year
-
2
Difference in equity transaction of Subsidiaries
296,587
-
-
296,587
-
-
296,587
Balance as of December 31, 2010
Notes
Issued and Fully Paid
(93,378)
-
(30,778)
(62,600)
-
(9,367)
-
(53,233)
Exchange difference due to Financial Statement Translation
1,419
-
(41)
1,460
-
295
-
1,165
Unrealized Gain (Loss) on Marketable Securities
991,080
(31,357)
-
1,022,437
689,459
-
-
332,978
Retained Earnings
Accompanying Notes to Consolidated Financial Statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
(1,263,545)
-
-
(1,263,545)
-
-
(2,261,605)
998,060
Difference in Equity Transaction of Subsidiaries
Other Equity Components
(67,837)
(31,357)
(30,819)
(5,661)
689,459
(9,072)
(2,261,605)
1,575,557
Stockholders’ Equity Attributable to Owner of The Parent Entity
PT BAGUSNUSA SAMUDRA GEMILANG AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN STOCKHOLDERS’ EQUITY FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2012 AND 2011 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
-5-
39,745
3,497
(15)
36,263
563
111
(3)
35,592
Non-Controlling Interests
(28,092)
(27,860)
(30,834)
30,602
690,022
(8,961)
(2,261,608)
1,611,149
Total Stockholdders’ Equity
-7PT BAGUSNUSA SAMUDRA GEMILANG AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) PT BAGUSNUSA SAMUDRA GEMILANG AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2012 AND 2011 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2012 CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Income (loss) before provision for tax income (expenses) ( Adjustments to reconcile income (loss) before provision for tax income (expense) to net cash provided by (used in) operating activities: Depreciation Gain on sale of property, vessels and equipment ( Impairment loss on asset Goodwill Estimated liabilities for employee benefits Allowance for losses – marketable securities ( Allowance for losses – loans ( Unrealized gain on marketable securities ( Translation adjustment ( Gain (loss) from subsidiaries Difference in equity transactions of subsidiaries Minority interest ( Cash flow before changes in working capital Decrease (Increase): Marketable securities Loans/financing Trade receivable Other receivable Inventories Advances to supplier Prepaid taxes and expenses Restricted cash in bank Other non – current assets Increase (Decrease): Obligations due immediately Deposit from customers Trade payables
( ( ( ( (
(
2011 22,997 )
691,305
8,521 9) 2,054 1,601 ) 9,753 ) 41 ) 48,240 ) 15 )
8,383 2,461 ) 59,477 931 ) 1,460 914 3,430 295 44,764 811,699 ) 2,261,605 ) 108
( (
( (
72,081 ) ( 108,787 ) 136,370 ) 8,161 ) 2,692 ) 1,073 3,973 ) 10,232
2,266,560 ) 61,542 232,810 ) 59,619 ) 18,551 ) 150 15 1,678 ) 45,463 ) 8,933
( ( ( ( (
98 54,097 100,424
BANK INA PERDANA
76 528,926 169,082
I
Laporan Tahunan 2012
I 77
-8PT BAGUSNUSA SAMUDRA GEMILANG AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PT BAGUSNUSA SAMUDRA GEMILANG AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2012 AND 2011 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2012 Other payables Taxes payable Accrued expenses Estimated liabilities Other current liabilities
( (
Net Cash Provided (Used in) by Operating Activities CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Available-for-sale investments Investments in associates Acquisitions of property, vessels and equipment – net Proceeds from sale of property, vessels and equipment – net The excess of investee losses over the cost Net Cash Provided (Used in) by Investing Activities
NET INCREASE IN CASH AND CASH EQUIVALENTS
216,269 ( 3,627 ) ( 2,599 3,143 ) ( 18,446 64,404
( (
(
24,525 ) 1,204 ) (
134,758 ) 462 ) 1,248 888 ) 59,213 1,931,604 )
20,332 2,196,663 1,622 )
(
100 20,494 )
3,123 20,494
(
46,123 )
2,238,990
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES Bank loans Other long-term payable ( Due from related parties Due to related parties Net Cash Used in Financing Activities
2011
(
107,615 ( 133,753 ) 11,277 2,606 (
441,838 ) 1,136 170,788 209 )
12,255 ) (
270,123 )
6,026
37,263
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT BEGINNING OF YEAR
118,854
81,591
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT END OF YEAR
124,880
118,854
78 I Laporan Tahunan 2012 I
BANK INA PERDANA
-9PT BAGUSNUSA SAMUDRA GEMILANG AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PT BAGUSNUSA SAMUDRA GEMILANG AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS (Continued) FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2012 AND 2011 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2012
2011
Cash and cash equivalents consist of: Cash and cash equivalents Current accounts with Bank Indonesia Current accounts with other banks
20,513 104,301 66
15,211 103,372 271
Total cash and cash equivalents
124,880
118,854
Accompanying Notes to Consolidated Financial Statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
BANK INA PERDANA
I
Laporan Tahunan 2012
I 79