Build Quality and Sustainable Business
BANK
DINAR
Laporan Tahunan 2014 PT Bank Dinar Indonesia Tbk
Build Quality and Sustainable Business
BANK
DINAR
Laporan Tahunan 2014 PT Bank Dinar Indonesia Tbk
DAFTAR ISI
Profil Perusahaan Riwayat Singkat Profil Bank Dinar Kronologis Pencatatan Saham Ikhtisar Keuangan Ikhtisar Saham Penghargaan Peristiwa Penting 2014 Visi dan Misi Kegiatan Usaha Produk dan Jasa Struktur Organisasi Jaringan Kantor Kepemilikan Saham Profil Dewan Komisaris Profil Direksi Profil Pejabat Eksekutif Profil Anggota Komite
1 2 3 4 5 5 6 8 10 11 12 13 14 15 16 17 20
Laporan Direksi
21 24
Analisis dan Pembahasan Manajemen
27
Laporan Dewan Komisaris
Good Corporate Governance Dewan Komisaris. Direksi Komite - Komite Satuan Kerja Manajemen Risiko Sekretaris Perusahaan Audit Internal Pengendalian Intern Perkara Penting Yang Dihadapi Satuan Kerja Kepatuhan Kode Etik Prospek 2015 Rencana Strategis Share Option Dana Kepada Pihak Terkait dan Penyediaan Dana Besar Kebijakan Remunerasi Internal Fraud Transaksi Benturan Kepentingan Buyback Dana Untuk Kegiatan Sosial Politik Whistleblowing System Self Assessment
33 35 36 37 40 41 41 42 43 44 44 44 45 45
Corporate Social Responsibility
48
Penerapan Manajemen Risiko
51
Sumber Daya Manusia
56
Tingkat Kesehatan Bank
59
Pengungkapan Permodalan Dan Eksposur Risiko
60
Tanggung Jawab Laporan Tahunan
78
Laporan Keuangan 2014
i|
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK
45 45 46 46 46 46 46 47
RIWAYAT SINGKAT
P
T Bank Dinar Indonesia Tbk merupakan salah satu Bank Umum Swasta Nasional Non-Devisa yang didirikan di Jakarta pada tanggal 15 Agustus 1990 dengan Akta Notaris James Herman Rahardjo, SH. No. 99. Ijin operasi sebagai Bank Umum ditetapkan melalui surat Bank Indonesia tertanggal 22 November 1991. Pada awal berdirinya Bank ini bernama PT. Bank Liman International terhitung sejak tanggal 8 November 2012 dilakukan rebranding dari PT Bank Liman International menjadi PT Bank Dinar Indonesia (Bank Dinar). Perubahan nama ini diputuskan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 23 Mei 2012 dan telah mendapat persetujuan dari Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui suratnya Nomor AHU33753.AH.01.02.Tahun 2012 tanggal 20 Juni 2012, serta persetujuan perubahan ijin usaha dari Bank Indonesia melalui surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor 14/75/KEP.GBI/2012 tanggal 25 Oktober 2012 tentang Perubahan Penggunaan Izin Usaha Atas Nama PT. Liman International Bank Menjadi Izin Usaha Atas Nama PT Bank Dinar Indonesia. Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan No. 4 tanggal 5 Juni 2014, tentang Perubahan Seluruh Anggaran Dasar Perseroan dari Status Perseroan Tertutup menjadi Terbuka, dibuat di hadapan Tjhong Sendrawan, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah mendapat Persetujuan dan terdaftar atas Perubahan Anggaran Dasar Perseroan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia di bawah No. AHU-03715.40.20.2014 Tahun 2014 tanggal 10 Juni 2014. Terhitung sejak tanggal 11 Juli 2014, saham DINAR BANK PT Bank Dinar Indonesia Tbk resmi diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham DNAR.
“ terhitung sejak tanggal
8 November 2012 dilakukan rebranding dari PT Bank Liman International menjadi PT Bank Dinar Indonesia atau
”
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK |
1
PROFIL PERUSAHAAN
Nama Perusahaan Nama Perusahaan
2|
PT Bank Dinar Indonesia Tbk
Alamat Kantor Pusat
Jl Ir. H. Juanda No.12 Jakarta Pusat 10230
Tanggal Pendirian
15 Agustus 1990
Bidang Usaha
Perbankan
Dasar Hukum Pendirian
Ÿ Akta Notaris James Herman Rahardjo, SH. No. 99. Ijin operasi
sebagai Bank Umum ditetapkan melalui surat Bank Indonesia tertanggal 22 November 1991 Ÿ Pengesahan dari Menteri Kehakiman melalui Keputusan No.C22703.HT.01.01 Tahun 1991
Dasar Hukum Perubahan Nama
Ÿ Persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui suratnya No.AHU-3740.AH.01.02 tanggal 28 Juli 2010 Tentang Akta Perubahan Anggaran Dasar Bank. Ÿ Keputusan Gubernur Bank Indonesia No.14/75/KEP.GBI/2012 tanggal 25 Oktober 2012 Tentang Perubahan Penggunaan Izin Usaha Atas Nama PT Liman International Bank menjadi Izin Usaha Atas Nama PT Bank Dinar Indonesia Ÿ Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor AHU03559.40.20.2014 tentang Persetujuan Perubahan Badan Hukum Perseroan Terbatas Ÿ Akta Notaris Tjhong Sendrawan, S.H. No. 15 Tanggal 17 Oktober 2014 Perubahan Anggaran Dasar PT Bank Dinar Indonesia Tbk
Kode Saham
DNAR
Pencatatan di Bursa Saham
PT Bursa Efek Indonesia
Biro Administrasi Efek
PT Ficomindo Buana Registar Mayapada Tower Lt.10 Suite 02 B Jl Jendral Sudirman Kav. 28
Akuntan Publik
Kantor Akuntan Publik Hendrawinata Eddy & Siddharta Gedung Intiland Tower Jl Jendral Sudirman Kav. 32 Jakarta
Notaris
Tjhong Sendrawan, S.H Apartemen Maple Park Tower A Lantai UG No. A 202 Jl. HBR Motik/ Danau Sunter Barat Blok A.-3/4-4A Sunter Agung Jakarta Utara
Corporate Secretary
Idham Aziz
Email
[email protected]
Website
www.bankdinar.co.id
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK
KRONOLOGIS PENCATATAN SAHAM
TAHAP PERSIAPAN Rencana Go Public Perseroan bermula dari tahun 2013 dan sejak tahun tersebut mulai melakukan seleksi untuk pemilihan lembaga dan profesi penunjang, termasuk melakukan perubahan Anggaran Dasar. Adapun kronologi secara keseluruhan adalah sebagai berikut : 1. Pemecahan nilai saham (stock split) berdasarkan RUPS tanggal 4 Juli 2013 dari Rp1,000.- per lembar menjadi Rp100,- per lembar 2. Peningkatan modal dasar dari Rp200,000,000,000.- (dua ratus miliar rupiah) menjadi Rp500,000,000,000.- (lima ratus miliar rupiah) berdasarkan RUPS tanggal 23 Oktober 2013. 3. Perubahan Anggaran Dasar yang meliputi perubahan status Perseroan dari tertutup menjadi terbuka serta persetujuan pengeluaran saham yang akan dijual kepada publik sebesar Rp50,000,000,000.- (lima puluh miliar rupiah) sesuai dengan RUPS awal tanggal 23 Mei 2013 dan RUPS tanggal 5 Juni 2014. PEMILIHAN LEMBAGA PROFESI PENUNJANG Lembaga profesi penunjang yang dipilih adalah : Penjamin Pelaksanaan Efek : Andalan Artha Advisindo Sekuritas (AAA) Konsultan Hukum : Adams & CO, Counsellors-at-law Kantor Akuntan Publik : Hendrawinata Eddy & Siddharta Biro Administrasi Efek : Ficomindo Buana Registrar TAHAP PELAKSANAAN · Mini Expose berlangsung pada tanggal 26 Maret 2014 berlangsung di Bursa Efek Indonesia (BEI). · Due Diligence Meeting & Public Expose berlangsung pada tanggal 19 Juni 2014 di Graha BIP Gatot Subroto yang dihadiri sekitar 200 tamu undangan sebagai calon investor. · Penawaran saham Pernyataan efektif oleh Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan diperoleh pada tanggal 30 Juni 2014. Sedangkan masa penawaran umum berlangsung pada tanggal 2 Juli 2014 hingga 4 Juli 2014. · Penjatahan Dalam penawaran penjatahan pasti (fixed allotment) dibatasi sampai dengan jumlah sebesar 97,5% dari jumlah saham yang ditawarkan dan sisanya sebanyak-banyaknya 2,5% akan dilakukan penjatahan terpusat (pooling). Dari penjatahan pasti tersebut (fixed allotment), 97,5% dari jumlah yang ditawarkan atau sebanyak 487,500,000 saham. Dari total penawaran sejumlah 500,000,000 lembar saham seluruhnya terserap oleh masyarakat. · Pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pencatatan efektif saham Bank Dinar dengan kode saham DNAR di BEI dilaksanakan pada tanggal 11 Juli 2014. · Laporan ke Otoritas Jasa Keuangan Dengan melakukan penawaran saham kepada masyarkat sebanyak 500,000,000 (lima ratus juta) saham dengan total nilai nominal sebesar Rp50,000,000,000.- (lima puluh miliar rupiah) atau sebesar 22,22% dari modal yang telah disetor penuh setelah IPO, maka modal disetor Perseroan setelah IPO adalah Rp225,000,000,000.-(dua ratus dua puluh lima miliar rupiah). Dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum ini adalah Rp.110.- per lembar saham dari nilai nominal Rp100,- per lembar saham adalah sebesar Rp55,000,000,000.- (lima puluh lima miliar rupiah). Untuk perubahan komposisi kepemilikan saham setelah IPO Perseroan telah melaporkan ke Otoritas Jasa Keuangan dengan No.283/DIR/BDI/VII/2014 tanggal 14 Juli 2014.
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK |
3
IKHTISAR KEUANGAN
(dalam jutaan rupiah kecuali disebutkan lain)
DATA KEUANGAN Total Aset Kredit yang Diberikan Dana Pihak Ketiga Total Ekuitas Pendapatan Bunga Pendapatan Bunga - Bersih Pendapatan Operasional Lainnya Pendapatan Non Operasional Beban Bunga Beban Operasional Lainnya Beban Non Operasional Laba Sebelum Pajak Laba Bersih Laba Persaham * Return On Equity (ROE) Return On Asset (ROA) Capital Adequacy Ratio (CAR) Net Interest Margin (NIM) LDR BOPO NPL GROSS NPL NETT
2010
2011
2012
2013
2014
255,423 127,441 137,410 112,998 19,915 12,636 448 3,365 7,283 10,950 2,145 3,291 2,663 N/A 2.80% 1.50% 60.35% 7.27% 93.68% 90.51% 0.47% 0.47%
251,439 120,693 116,748 127,663 24,440 16,507 794 3,363 7,933 11,380 2,510 6,775 5,468 2.53 5.08% 2.78% 61.07% 7.55% 103.38% 78.84% 3.01% 3.01%
523,798 242,557 239,320 216,010 24,981 16,791 974 2,962 8,190 12,811 1,863 6,052 4,847 2.24 2.84% 1.74% 55.58% 5.61% 101.35% 82.71% 1.83% 1.43%
854,801 491,549 559,202 273,588 59,739 30,387 1,615 2,238 29,352 24,351 241 9,646 7,579 3.51 3.69% 1.46% 44.02% 5.19% 86.05% 87.53% 0.79% 0.74%
1,641,451 856,582 1,204,318 419,016 124,554 38,429 2,127 1,156 86,124 37,499 103 4,109 3,108 1.55 1.66% 0.45% 31.24% 3.50% 69.62% 97.59% 0.86% 0.80%
PERTUMBUHAN 2013-2014 92.03% 74.26% 115.36% 53.16% 108.50% 26.47% 31.70% -48.35% 193.42% 53.99% -57.26% -57.40% -58.99% -55.84% -55.01% -69.18% -29.03% -32.56% -19.09% 11.49% 8.86% 8.11%
* satuan sebenarnya
Total Aset
Dana Pihak Ketiga
(Dalam Jutaan Rupiah)
(Dalam Jutaan Rupiah)
92.03 %
2,000,000
1,641,451
115.36 %
1,400,000
1,204,318
1,200,000 1,500,000
1,000,000 854,801
1,000,000 500,000
255,423
559,202
800,000
523,798
600,000
251,439
400,000
239,320 137,410
116,748
2010
2011
60.35%
61.07%
200,000 0
0 2010
2011
2012
2013
2014
Kredit yang diberikan
2012
2013
2014
CAR
(Dalam Jutaan Rupiah)
74.26 %
1,000,000
70.00% 856,582
44.02%
50.00%
800,000 491,549
600,000 127,441
31.24%
40.00% 30.00%
242,557
400,000
20.00%
120,693
200,000
10.00%
0
0.00% 2010
4|
55.58%
60.00%
2011
2012
2013
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK
2014
2010
2011
2012
2013
2014
IKHTISAR SAHAM
Kapitalisasi Pasar Jumlah Saham yang Beredar Tertinggi 52 Minggu (15 Juli 2014) Terendah 52 Minggu (10 Juli 2014) Periode Triwulan III Triwulan IV
Tertinggi 315 232
Rp362,250 miliar 2,250 juta Rp315.Rp110.Penutupan 215 194
Terendah 110 170
Volume Perdagangan 514,477,300 5,714,800
Grafik Harga Penutupan Saham 400
Rupiah
300 200 100 0 10-Jul
10-Aug
10-Sep
10-Oct
10-Nov
10-Dec
Harga Penutupan
PENGHARGAAN
Infobank Awards 2014
VISI
Bank yang Berpredikat “SANGAT BAGUS” Atas Kinerja Keuangan Tahun 2013
Infobank Awards 2014 Bank yang Berpredikat “SANGAT BAGUS” Atas Kinerja Keuangan Tahun 2009 -2013
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK |
5
PERISTIWA PENTING 2014
Feb
Pembukaan Kantor Kas Thamrin City Pada 13 Februari 2014, Bank Dinar meresmikan Kantor Kas Thamrin City sebagai bagian dari perluasan jaringan kantor di tahun 2014.
Juli
Pencatatan Perdana Saham Sejak tanggal 11 Juli 2014, saham Bank Dinar resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham DNAR. Saham perdana (IPO) DNAR dibuka pada harga Rp110.per lembar saham. Beberapa menit setelah dibukanya bursa saham, harga DNAR naik menjadi Rp187.- per lembar saham atau naik sebesar 70%.
6|
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK
PERISTIWA PENTING 2014
Ags
Pembukaan Kantor Kas Sunter Sepanjang tahun 2014 Bank Dinar terus melakukan perluasan jaringan kantor, tepatnya pada tanggal 28 Agustus 2014, Bank Dinar kembali melakukan pembukaan Kantor Kas Sunter yang berlokasi di Jl Danau Sunter Utara Blok M No.34 Sunter Jakarta Utara.
Nov
Pembukaan Kantor Kas Bintaro Pada tanggal 19 November 2014, Bank Dinar melakukan pembukaan jaringan kantor baru di wilayah Bintaro, tepatnya di Ruko Sentra Menteng Blok MN No.25 Sektor 7 Bintaro Jaya
Des
Pembukaan Kantor Kas Gading Serpong Pembukaan Kantor Kas Gading Serpong dilaksanakan pada tanggal 19 Desember 2014 yang bertempat di Ruko Alexsandrite Blok ALX O3 No.2 Jl Boulevard Gading Serpong. Acara syukuran dilaksanakan pada 24 Maret 2015. Kantor Kas Gading Serpong merupakan jaringan kantor Bank Dinar yang ke-14.
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK |
7
VISI DAN MISI
VISI Menjadi Bank yang memberikan layanan tercepat dan terbaik dalam pengembangan usaha perdagangan kecil dan menengah.
MISI Meningkatkan Pelayanan, Kenyamanan dan Produk serta Optimalisasi Sumber Daya Perseroan. PENJABARAN VISI : Memberikan Layanan Tercepat dan Terbaik Dengan kompleksitas usaha yang belum terlalu tinggi dan alur pengambilan keputusan yang tidak terlalu panjang maka Bank Dinar harus mampu memberikan pelayanan yang cepat kepada nasabah tanpa harus mengabaikan aspek kehati-hatian dan senantiasa memberikan layanan yang terbaik dibanding Bank-Bank pesaing dalam peer groups. Pengembangan Usaha Perdagangan Kecil dan Menengah Bank Dinar sebagai Agen pengembangan usaha maka akan senantiasa berupaya untuk memberikan kontribusi positif pada perekonomian dan perbankan Nasional serta menjunjung tinggi kepercayaan masyarakat dan dunia usaha pada umumnya dengan memfokuskan atau memprioritaskan diri dalam Pengembangan Usaha Perdagangan Kecil dan Menengah yang produktif dan prospektif.
PENJABARAN MISI : Meningkatkan Pelayanan, Kenyamanan dan Produk Bank Dinar senantiasa berupaya meningkatkan pelayanan terbaiknya kepada nasabah yang diiringi sikap profesionalisme, ramah, antusias dan kekeluargaan sehingga nasabah merasa nyaman bertransaksi di Bank Dinar. Disisi lain Bank Dinar juga terus berupaya memperkaya produk-produk yang ditawarkan kepada nasabahnya. Optimalisasi Sumber Daya Perseroan Mengoptimalkan berbagai sumber daya perseroan yang telah dimiliki yaitu sumber daya manusia, asset dan permodalan Perseroan guna pencapaian visi dan misi, termasuk didalamnya meningkatkan kualitasnya atau menambah kuantitasnya.
CORE VALUE Dalam mencapai Visi dan Misi perlu adanya Core Value atau nilai-nilai dasar yang menjadi pijakan insan Bank Dinar untuk mencapai Visi dan Misi Bank yang disebut FRIENDS yang mempunyai makna: Dengan tulus membangun kepercayaan dan hubungan baik serta berorientasi pada kebutuhan nasabah yang menghasilkan nilai tambah dari perusahaan; Cepat dan Tepat dalam memberi tanggapan dan pelayanan kepada nasabah; : : : :
Semangat kerja yang tinggi menjadi ciri khas dan Etika sebagai landasan kerja;
:
Berupaya mencari informasi baru dan mengembangkan kompetensi diri;
:
Bekerja tepat waktu sesuai yang direncanakan dan komitmen terhadap kewajiban dan janji;
: 8|
Jujur, berperilaku konsisten dan bertanggung jawab dengan apa yang dilakukan;
Melayani dengan hati tulus & ramah agar terciptanya kepuasan bagi nasabah.
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK
VISI DAN MISI
Strategi Pencapaian Visi dan Misi Ÿ Meningkatkan kemampuan, pelayanan dan ketajaman analisis tenaga perkreditan dalam sektor perdagangan
kecil dan menengah. VISI
Ÿ Meningkatkan kenyamanan transaksi Nasabah dengan memelihara hubungan kekeluargaan, yang didukung
tenaga kerja profesional. Ÿ Meningkatkan pelaksanaan kepatuhan dan menerapkan tata kelola Bank yang sehat dan Baik (Good Corporate Ÿ
Governance/GCG) MISI Meningkatkan nilai tambah bagi pemegang saham, karyawan, nasabah dan seluruh pemangku kepentingan lainnya,
Penjabaran Strategi Pencapaian Visi dan Misi Ÿ Meningkatkan kemampuan, pelayanan dan ketajaman analisis tenaga perkreditan dalam sektor perdagangan
kecil dan menengah. Ÿ Meningkatkan pengetahuan dan memperbanyak literatur terkait sektor perdagangan kecil dan menengah baik
dari segi jenis barang dagangan dan juga siklusnya. Ÿ Meningkatkan kecakapan petugas perkreditan dalam bidang perdagangan kecil dan menengah melalui seminar,
training dan pelatihan. Ÿ Menambah sumber daya manusia yang memiliki keahlian dalam pemberian kredit sektor perdagangan kecil dan
menengah. Meningkatkan kenyamanan transaksi Nasabah dengan memelihara hubungan kekeluargaan yaitu dengan : Ÿ Ramah, komunikatif dan responsif serta profesional dalam pelayanan kepada nasabah, Ÿ Cepat, teliti dan transparan dalam setiap transaksi nasabah, Ÿ Meningkatkan kualitas layanan termasuk namun tidak terbatas pada layanan secara khusus dengan
menekankan hubungan kekeluargaan, tetapi tetap professional. Meningkatkan pelaksanaan kepatuhan dan menerapkan tata kelola Bank yang sehat yaitu : Ÿ Memastikan kecukupan Kebijakan, Standar dan Prosedur Operasional dan Pedoman Teknis. Ÿ Memastikan perbaikan dan tindak lanjut atas setiap kesalahan dan kelemahan yang ada. Ÿ Memastikan penerapan Good Corporate Governance (GCG) dalam tata kelola Bank yang sehat di Bank Dinar.
Meningkatkan nilai tambah bagi pemegang saham, karyawan, nasabah dan seluruh pemangku kepentingan lainnya yaitu dengan : Ÿ Efektif dan effisien dalam setiap pembiayaan dengan melakukan kajian cost and benefit-nya. Ÿ Menekankan kehati-hatian dalam penyaluran dana (prudent) untuk memelihara keamanan aktiva produktif dalam rangka memastikan keuntungan usaha. Ÿ Antisipatif dan menekan jumlah kredit bermasalah. Ÿ Memastikan pencapaian laba yang maksimal. Ÿ Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan membantu pemerintah dalam pembangunan melalui sumbangan perpajakan sehingga membantu pertumbuhan perekonomian nasional.
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK |
9
KEGIATAN USAHA
B
erdasarkan Anggaran Dasar Perseroan pasal 3 ayat (2), maksud dan tujuan didirikannya PT Bank Dinar Indonesia Tbk adalah melakukan kegiatan usaha sebagai berikut: KEGIATAN USAHA UTAMA 1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. 2. Memberikan kredit baik untuk jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek. 3. Menerbitkan surat pengakuan hutang. 4. Membeli, menjual, atau menjamin atas resiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atau perintah nasabahnya : · Surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunya tidak lebih lama dari pada kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud. · Surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainya yang masa berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud. · Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan negara. · Sertifikat Bank Indonesia (SBI). · Obligasi · Surat dagang berjangka waktu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. · Instrumen surat berharga lainnya. 5. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah. 6. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainya. 7. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antara pihak ketiga. 8. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga. 9. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak. 10. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek. 11. Membeli melalui pelelangan agunan, baik semua maupun sebagian, dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada Bank, dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya. 12. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat. 13. Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. 14. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang keuangan, seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi, serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan, dengan memenuhi ketentuan yang
10 |
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK
ditetapkan oleh Bank Indonesia. 15. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, dan 16. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dana pensiun yang berlaku. KEGIATAN USAHA PENUNJANG Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku termasuk antara lain tindakan dalam rangka restrukturisasi atau penyelamatan kredit antara lain membeli agunan, baik semua maupun sebagian, melalu lelang atau dengan cara lain, dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada bank dengan ketentuan agunan yang dibeli wajib dicairkan secepatnya.
PRODUK DAN JASA
A
ktivitas utama PT Bank Dinar Indonesia Tbk masih terfokus pada aktivitas penghimpunan dana dari masyarakat dan penyaluran kredit kepada yang membutuhkan. Penghimpunan dana dilakukan melalui produk Giro, Tabungan dan Deposito. Sementara pemberian kredit meliputi Kredit Konsumsi, Kredit Modal Kerja, Kredit Investasi dan Kredit Multiguna. Berdasarkan besaran nilai kredit maka kredit Perseroan meliputi Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) serta Non UMKM. Produk dan jasa yang ditawarkan oleh Perseroan sampai dengan akhir tahun 2014 relatif tidak mengalami perubahan dari tahun sebelumnya. Adapun jenis produk dan jasa yang ditawarkan adalah sebagai berikut: PRODUK a. Giro b. Tabungan c. Deposito d. Kredit: - Kredit Modal Kerja - Kredit Investasi - Kredit Konsumsi - Kredit Multiguna JASA a. Pengiriman uang RTGS dan SKN (transfer) b. Inkaso c. Pembayaran Telepon d. Sewa Safe Deposit Box e. Bank Garansi f. Perdagangan Valuta Asing (PVA)
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK |
11
STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi PT Bank Dinar Indonesia Tbk sesuai dengan Surat Keputusan Direksi No. 026/SK/DIR/VI/2014 Tanggal 11 Juni 2014 Tentang Struktur Organisasi Tahun 2014 adalah sebagai berikut :
Board Of Commisioner
COMMITTEE • Risk Monitoring • Audit • Remuneration and Nomination
President Director Hendra Lie
COMMITTEE • Risk Management • Credit • ALCO
Business Director Hendra Lie
Operation Director Joyo
Compliance Director Idham Aziz
IT Steering Committee
GM Bisnis
GM Operation
Angellia Sylvia Lala
Petrus T Sudarsono
Dept. Marketing
Dept. Accounting
SKK
SKMR
Dept. Treasury
Dept. IT
Dept. Corporate Secretary
SKAI
R&D (Ad Hoch)
Dept. Credit Support
Dept. SDM
Dept. Kredit
Dept. GA & Branch Support
Departemen Corporate Legal
BRANCHES
Dept. Service & Delivery Channel
12 |
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK
JARINGAN KANTOR BANK DINAR
KANTOR PUSAT Jl. Ir. H. Juanda No.12, Jakarta Pusat Telp. 021 - 2312633 Fax. 021-2312604 www.bankdinar.co.id KANTOR CABANG
FOTO
Surabaya Jl. Slompretan No. 3-5, Surabaya Telp. 031-3522051/53 Fax. 031-3522461
KANTOR CABANG PEMBANTU Candranaya Jl. Jembatan Besi II No. 26, Jakarta Barat Telp. 021-6301326 Fax. 021-6344483
Kelapa Gading Jl. Raya Boulevard Barat Blok LC 7 No.16, Jakarta Utara. Telp. 021-4515367/68 Fax.021-4528747
Pluit Komplek Ruko Sentral Bisnis Pluit Blok. A No.16 Jl. Pluit Sakti Raya No.28, Jakarta Utara Telp. 021-6632481 Fax. 021-6632483
Puri Komp. Puri Niaga I, Jl. Puri Kencana K7 No.1 U Jakarta Barat. Telp. 021-5823077/78 Fax.021-5823079
Mangga Dua Ruko Harco Mangga Dua Blok I No.3 Jakarta Utara Telp. 021-6005588 Fax.021-6123798
KANTOR KAS Tanjung Duren Jl. Tanjung Duren Barat Raya No. 5A Telp.021-5687992 Fax. 021-5687987 Perniagaan Jl Pasar Pagi Raya No.33 Roa Malaka, Jakarta Barat Telp.021-6907170 Fax.021-6923340 Metro Tanah Abang Pusat Grosir Metro Tanah Abang (PGMTA) Lt.7 No.15 Jl.K.H Wahid Hasyim, Jakarta Barat Telp.021-30039922/33 Fax.021-30039911
Sunter Jl. Danau Sunter Utara Blok M No.34 Sunter Jakarta Utara. Telp.021-6502377 Fax.021-6502382 Bintaro Ruko Sentra Menteng Blok MN No.25 Sektor 7 Bintaro Jaya. Telp.021-7459657 Fax.021-74863844 Gading Serpong Ruko Alexsandrite Blok ALX O3 No.25 Jl Boulevard Gading Serpong, Tangerang Telp.021-22220029 Fax.021-22220030
Thamrin City Gedung Thamrin City Unit CT/LDI-3 Jl. KH Mas Mansyur Kebon Kacang, Jakarta Pusat Telp.021-29625778/79 Fax.021-29625779
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK |
13
KEPEMILIKAN SAHAM
Modal dasar Perseroan adalah Rp500,000,000,000.- (lima ratus miliar rupiah) yang terbagi dalam 5,000,000,000 (lima miliar) lembar saham @100.-. Besarnya modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh per akhir tahun 2014 adalah sebesar Rp225,000,000,000.- (dua ratus dua puluh lima miliar rupiah). Adapun komposisi kepemilikan saham Bank Dinar per akhir tahun 2014 adalah sebagai berikut: Tabel Kepemilikan Saham
Keterangan
768,556,103 475,886,148 237,943,059 81,600,000 80,750,000 25,364,690 13,600,000 13,600,000 13,600,000 13,600,000 13,600,000 11,900,000 500,000,000
Jumlah Nominal (Rp) 76,855,610,300 47,588,614,800 23,794,305,900 8,160,000,000 8,075,000,000 2,536,469,000 1,360,000,000 1,360,000,000 1,360,000,000 1,360,000,000 1,360,000,000 1,190,000,000 50,000,000,000
34.16 21.15 10.58 3.63 3.59 1.13 0.60 0.60 0.60 0.60 0.60 0.54 22.22
2,250,000,000
225,000,000,000
100.00
Jumlah Saham
Nio Yantony Andre Mirza Hartawan Syaiful Amir Ahli Waris Anugerah Liman Hadi Widjaja Sidharta Herry Harsini Widjaja Phebe Liman Laura Liman Eunice Liman Anthony Liman Silas Liman Paulo Liman Masyarakat Total Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
%
Diagram Persentase Kepemilikan Saham Nio Yantony 1% 1%
Andre Mirza Hartawan Syaiful Amir
0% 22%
1%
34%
1%
Hadi Widjaja Sidharta
1% 1%
Ahli Waris Anugerah Liman
Herry Harsini Widjaja
3% 4%
Phebe Liman Laura Liman
10% 21%
Eunice Liman Anthony Liman Silas Liman Paulo Liman Masyarakat
14 |
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK
PROFIL DEWAN KOMISARIS
Dr. Syaiful Amir, SE, Ak. - Komisaris Utama Warga Negara Indonesia, lahir di Padang pada tanggal 22 Mei 1939. Memperoleh gelar Sarjana dan Master di bidang Ekonomi Akuntansi di Universitas Indonesia dan memperoleh gelar Doktor (Dr) dari Universitas Trisakti. Mengawali karirnya sebagai karyawan di PT Pupuk Sriwidjaya (PUSRI) Persero pada tahun 1973-1982, kemudian menjabat sebagai Direktur Keuangan dan Komersial pada PT Pupuk Kujang (Persero) pada tahun 1982-1990. Selanjutnya menjabat sebagai Direktur Keuangan pada PT Pupuk Sriwidjaya (PUSRI) Persero pada tahun 1990-1995, Direktur Utama PT Pupuk Kalimantan Timur, Tbk pada tahun 1995-2001, Direktur Utama PT Daya Citra Mulia pada tahun 2002-2010, Komisaris PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk pada tahun 2003-2006, Direktur Utama PT Panca Amara Utama pada tahun 2007-2008, Komisaris Utama PT Al- Ijarah Indonesia Finance pada tahun 2008-2012, dan sejak November 2012 sebagai Komisaris Utama PT Bank Dinar Indonesia Tbk hingga saat ini. Sepanjang perjalanan karir telah beberapa kali melakukan negosiasi dengan pihak luar negeri seperti negosiasi loan dengan IBRD, Saudi Fund, dan Asia Development Bank, serta KFW Germany. Sementara itu, sejak tahun 1974 telah aktif berpartisipasi dalam berbagai pendidikan, dan simposium baik yang diselenggarakan di luar negeri maupun dalam negeri. Dari 12 pendidikan yang diikuti 5 di antaranya di luar negeri, antara lain adalah Accounting TFC di Jepang, kemudian pada tahun 1977 mengikuti Management Institute Of Philippines di Filiphina, tahun 1979 mengikuti pendidikan Risk Management di Florida USA, tahun 1982 mengikuti pendidikan Senior Executive Program di Paris France dan terakhir tahun 2005 mendapatkan Sertifikat dari Badan Sertifikat Manajemen Resiko di Singapore.
H. Haryono Waskito - Komisaris Independen Warga Negara Indonesia, lahir di Tangerang tahun 1943, menyelesaikan pendidikan Sarjana Hukum tahun 1971. Memulai karirnya di Bank Indonesia pada tahun 1968 pada Bagian Ekonomi Umum/Urusan Ekonomi dan Statistik (URES). Selama karirnya di Bank Indonesia, berbagai jabatan dan kedudukan telah dijalaninya dan terakhir menjabat sebagai Pengawas Bank di UPwB1 tahun 1999. Selanjutnya, menjabat sebagai Direktur Kepatuhan PT Bank Prasidha Utama pada Mei 2000-Oktober 2000. Sejak akhir tahun 2000 bergabung dengan PT Bank Dinar Indonesia Tbk dan saat ini menjabat sebagai Komisaris Independen.
Efen Lingga Utama - Komisaris Independen Warga Negara Indonesia, lahir di Pangkal Pinang 13 Januari 1965, meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Jayabaya pada tahun 1989. Memulai karir di PT Astra Motor Sales pada tahun 1988-1990. Didunia perbankan pertama kali berkarir di Bank Surya pada tahun 1990-1993, Bank Artha Graha pada tahun 1993-1996, Bank Harda pada tahun 1996-2003, Bank Alfindo/PT Bank National Nobu, Tbk (Nobu Bank) menjabat sebagai Direktur Bisnis pada tahun 2003-2013, dan bergabung dengan PT Bank Dinar Indonesia Tbk menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan sejak tahun 2013 hingga saat ini.
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK |
15
PROFIL DIREKSI
Hendra Lie - Direktur Utama Warga Negara Indonesia, lahir di Bangka tahun 1966, meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta tahun 1991. Memulai karir diperbankan sejak tahun 1989 sebagai Analis Kredit pada Bank Windu Kentjana. Pada akhir tahun 1990 hingga 1999 bergabung ke Bank Asia Pasific (Aspac) dengan posisi terakhir sebagai Branch Manager. Tahun 20002008 bergabung ke Bank Danpac sebagai sebagai Branch Manager, ikut proses merger menjadi Bank Century, serta re-branding menjadi Bank Mutiara. Tahun 2008 – 2012 menjabat sebagai Head of Regional Bank Mutiara, jabatan terakhir pada Bank Mutiara sebagai Division Head Network Development. Bergabung dengan PT Bank Dinar Indonesia Tbk sesuai hasil RUPS tertanggal 23 Mei 2012 diangkat sebagai Direktur Utama.
Joyo - Direktur Operasional Warga Negara Indonesia, lahir di Lumajang tahun 1963, menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonomi jurusan Manajemen dari Universitas Jember tahun 1990. Mengikuti berbagai seminar, lokakarya, dan pendidikan di bidang perbankan dan non-perbankan. Tahun 1991 bekerja pada lembaga pendidikan luar sekolah sebagai pimpinan sampai tahun 1993. Karir perbankan di mulai pada tahun 1994 dengan menjadi karyawan pada PT Bank Prasidha Utama di Bagian Akunting sampai tahun 1996, selanjutnya sampai tahun 2000 di Satuan Kerja Audit Intern. Tahun 2001 bergabung dengan PT Bank Dinar Indonesia Tbk sebagai Kepala Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) dan tahun 2002 diangkat sebagai Direktur Kepatuhan. Kemudian sejak September 2007 diangkat sebagai Direktur Operasional.
Idham Aziz - Direktur Kepatuhan Warga Negara Indonesia, lahir di Palembang tahun 1956, menyelesaikan pendidikan Master Of Arts In Economic tahun 1991, memulai karir di Bank BNI dari tahun 1980-2009 dengan posisi awal sebagai analis kredit sampai terakhir sebagai Vice President di bank yang sama. Kemudian pada tahun 2010-2012 meniti karir sebagai konsultan perusahaan di bidang UKM. Terakhir pada bulan Mei 2012 hingga sekarang bergabung dengan PT Bank Dinar Indonesia Tbk sebagai Direktur Kepatuhan.
16 |
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK
PROFIL PEJABAT EKSEKUTIF
Petrus T Sudarsono, General Manager Operasional Lahir di Kudus tahun 1967, pendidikan Sarjana Teknik Sipil di Universitas Tarumanegara, memulai karir diperbankan pada Bank Arta Prima Oktober 1992Agustus 1994 sebagai Account Officer dan pada September 1994-Desember 1994 sebagai Pejabat Sementara (Pjs) Kepala Cabang Pembantu, pada Januari 1995 – Maret 1997 sebagai Marketing Head PT Nagabe Internusa Multi Finance, pada Januari 2000-September 2010 sebagai General Manager Marketing PT.Danasupra Erapacific, Tbk, dan pada Januari 2012 hingga saat ini bergabung dengan PT Bank Dinar Indonesia Tbk dengan jabatan sebagai General Manager Operasional. Angellia Sylvia Lala, General Manager Bisnis Lahir di Jakarta tahun 1977, menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonomi Manajemen tahun 2007 di Universitas Bunda Mulia. Karir di Perbankan dimulai pada tahun 1996-1999 sebagai Customer Service Bank Bali. Kemudian, pada tahun 1999-2002 sebagai Marketing Funding Bank Bali, Tbk. Selanjutnya, pada tahun 2002-2003 sebagai Relationship Officer Private Banking Bank Permata, Tbk, pada tahun 2003-2004 sebagai Pimpinan Cabang Pembantu Pintu Kecil Bank CIC, Tbk, pada tahun 2004-2008 sebagai Pimpinan Cabang Pasar Baru PT Bank Century, Tbk, pada tahun 2008-2010 sebagai Pimpinan Cabang Mangga Dua PT. Bank Mutiara, Tbk, dan pada tahun 2010-2011 sebagai Kepala Kantor Wilayah II Jakarta PT Bank Mutiara, Tbk. Sejak tahun 2012 hingga saat ini bergabung dengan PT Bank Dinar Indonesia Tbk menjabat sebagai General Manager Bisnis.
Suharjanto Jusuf, Manager Departemen SDM Lahir di Jakarta, tahun 1954, pendikan Diploma III Akuntansi dari Akademi Akuntansi Jayabaya tahun 1980. Aktif mengikuti berbagai seminar dan pelatihan di bidang perbankan. Memulai karir di perbankan sejak tahun 1982 di Bank Natin (Bank Continental) dengan posisi terakhir sebagai Pimpinan Cabang Pembantu. Sejak tahun 1993 bergabung dengan PT Bank Dinar Indonesia sebagai Pimpinan Cabang Pembantu, Kepala SKAI, dan terakhir sebagai Manager Departemen Sumber Daya Manusia.
Juliana Widyanti, Manager Departemen Kredit Lahir di Semarang tahun 1966, pendidikan terakhir Sarjana Ekonomi Manajemen di Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Memulai karir di perbankan sejak tahun 1993 di PT Bank Liman International sebagai Account Officer. Kemudian, pada tahun 1996 ditempatkan di Treasury Departmen, pada tahun 2005 menjabat sebagai Team Leader Marketing. Tahun 2007 menjabat sebagai Marketing Manager. Saat ini menjabat sebagai Manager Departemen Kredit.
Noni, Manager Departemen Corporate Secretary Lahir di Palembang tahun 1971, pendidikan terakhir Sarjana Ekonomi Manajemen di Universitas Trisakti. Memulai karir di perbankan sejak tahun 1991 di PT Bank Dinar Indonesia sebagai Teller dan pada tahun 1998 sebagai Customer Service. Kemudian, pada tahun 2005 ditempatkan di Treasury Departemen. Sejak Juli 2011 sampai dengan bulan Agustus 2012 menjabat sebagai Ketua Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR), tahun 2012 menjabat sebagai Treasury. Sejak tahun 2014 hingga saat ini menjabat sebagai Manager Departemen Corporate Secretary.
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK |
17
PROFIL PEJABAT EKSEKUTIF
Daniel Rahandri, Ketua Satuan Kerja Manajemen Risiko Lahir di Jakarta tahun 1980, menyelesaikan pendidikan terakhir Magister Akuntansi dari Universitas Trisakti. Memulai karir sejak tahun 2004, dan pada tahun 2006 memulai karir di PT Bank Century, Tbk sebagai Back Office hingga tahun 2013 terakhir sebagai Kredit Analis pada Divisi Small Loan Division PT Bank Mutiara, Tbk. Tahun 2013 menjabat sebagai Manager Akunting dan Pelaporan. Sejak 2014 hingga saat ini menjabat sebagai Ketua Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR).
Salamat Yunus Parulian Sinaga, Manager Departemen Informasi & Teknologi. Lahir di Jakarta tahun 1972, pendidikan terakhir Magister Teologia bidang Kepemimpinan dari Sekolah Tinggi Teologia "IKAT" Jakarta. Memulai karir tahun 1996 di salah satu penyedia jasa TI perbankan Indonesia sebagai Technical Support. Berkarir diperbankan sejak tahun 2002 di PT Bank Mayora sebagai Staf Divisi TI. Sejak Januari 2013 bergabung di Bank Dinar dan hingga saat ini menjabat sebagai Manajer Departemen Informasi & Teknologi.
Sri Himawati, Ketua Satuan Kerja Kepatuhan Lahir di Yogyakarta tahun 1968, pendidikan terakhir Strata 2 (S2) Sumber Daya Manusia dari IPWIJA. Memulai karir sejak tahun 1993 di Kantor Pengacara, dan bergabung dengan Bank Dinar sejak tahun 1995 sebagai Customer Service, tahun 1996 di bagian Legal Officer, tahun 2003 sebagai staff Audit. Sejak tahun 2008 hingga saat ini menjabat sebagai Ketua Satuan Kerja Kepatuhan.
Yuliani Kadarisman, Ketua Satuan Kerja Audit Internal Lahir di Tasikmalaya tahun 1968, meraih gelar Sarjana Ekonomi dan Sumberdaya di Institut Pertanian Bogor (IPB) tahun 1991. Memulai Karir di perbankan sejak tahun 1992 – 1998 di PT Bank Dagang Nasional Indonesia (PT. BDNI, Tbk–BBO) sebagai staff officer pada Inspectorate Division. Pada tahun 2004–2009 bergabung ke PT Bank CIC sebagai Senior Auditor sampai proses merger menjadi PT Bank Century, Tbk serta rebranding menjadi PT Bank Mutiara, Tbk dengan posisi terakhir dari tahun 2009-2013 sebagai Section Head pada Internal Audit Division. Bergabung di PT Bank Dinar Indonesia pada bulan Juni 2013 sebagai Ketua Satuan Kerja Audit Intern (SKAI).
Michelle Neonardi, Business Manager Lahir di Jakarta tahun 1989, menyelesaikan pendidikan terakhir S2 di Melbourne, Australia, jurusan Commerce dengan spesialisasi di Banking & Finance tahun 2011, lalu memulai karir di Siloam Hospitals Group sebagai Business Development Excecutive. Kemudian di bulan September tahun 2012 bergabung dengan PT Bank Dinar Indonesia Tbk sebagai Marketing Manager. Kian aktif mengikuti berbagai seminar dan pelatihan di bagian bisnis perbankan. Selanjutnya, pada tahun 2013 menjabat sebagai Kepala Cabang Pembantu Kelapa Gading, dan saat ini sebagai Business Manager di Kantor Pusat.
18 |
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK
PROFIL PEJABAT EKSEKUTIF
Kemas Andy Machdi, Manager Service & Delivery Channel Lahir di Jakarta, tahun 1975, Menyelesaikan pendidikan Diploma III Teknik Informatika tahun 1996 dan Sarjana Manajemen Informatika tahun 1999 dari Universitas Gunadarma. Karir diperbankan dimulai pada tahun 2001 sebagai Junior Programmer pada Bank Akita. Kemudian sebagai Senior Programmer Asistan Manager pada tahun 2008, Pada November 2010 bergabung dengan Bank National Nobu sebagai IT Departemen Head hingga Juni 2014. Saat ini bergabung dengan dengan Bank Dinar sebagai Manager Service & Delivery Channel.
Agung Shri Wicaksono, Manager General Affair dan Branch Support Lahir di Jakarta tahun 1967, meyelesaikan pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas jurusan Management, melanjutkan studi di Magister Master Universitas Pancasila. Memulai karir perbankan pada Bank Liman International Februari 1994 – Januari 1996 sebagai Staff Operasional Capem Latumenten, pada tahun 1996 – 1998 sebagai Staff Operasional di Bank Liman International Capem Kebayoran Lama, pada tahun 1998 - 1999 sebagai Staff Remedial di Bank Liman International KPO, pada tahun 1999 – 2003 sebagai Staff Satuan Kerja Audit Intern, sejak tahun 2003 sebagai Asisten Manager Bagian Umum dan Personalia, lalu menjabat Manager General Affair dan Branch Support hingga saat ini.
Metha Rachmawati, SH., M.H., Manager Credit Support Lahir di Jakarta 6 September 1958, meraih gelar Magister Ilmu Hukum dari Universitas Trisakti pada tahun 2004. Sebagai Advokat, Kurator, dan Auditor Hukum. Memulai karir perbankan sejak tahun 1991 di Bank Lippo. Pada tahun 2008 menjabat sebagai Litigation Division Head di Bank Cimb Niaga, sejak tahun 2014 bergabung dengan Bank Dinar sebagai Manager Departemen Credit Support.
Ridwan Kurnia, Manager KPO Lahir di Jakarta tanggal 28 Februari 1969. Menyelesaikan pendidikan di Universitas Padjajaran Fakultas Ilmu Komunikasi pada tahun 1993. Mengikuti berbagai jenis training di bidang marketing. Memulai karir di perbankan sebagai Account Officer pada Modern Bank di tahun 1993. Pada tahun 1996 sampai dengan tahun 1998 menjabat sebagai Marketing Manager di BDNI. Di tahun 1998 bekerja di Bank Bali sebagai Customer Relation Manager, dan di tahun 2002 menjabat posisi Marketing Manager di Bank Ganesha. Pada tahun 2011 menjabat sebagai Branch Manager di Bank Mitraniaga. Sejak tahun 2014 bergabung dengan Bank Dinar sebagai Manager KPO.
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK |
19
PROFIL ANGGOTA KOMITE
Yahya, Anggota Komite Lahir di Sokaraja, 25 Agustus 1953. Meraih gelar Sarjana dari Universitas Trisaksi pada tahun 1983. Memulai karir sebagai Junior Auditor di KAP Hanadi Raharja & Partner pada tahun 1978, menjabat sebagai Internal Auditor di Bank International Indonesia (BII) pada tahun 1983. Tahun 1986 – 1991 menjabat sebagai Kepala Divisi Akunting di Internas Artha Leasing. Tahun 1991 – 1999 menjabat sebagi Kepala Divisi Kredit di Bank CIC. Tahun 1999 – 2000 menjabat sebagai Kepala SKAI di Bank CIC. Pada tahun 2003 – 2004 menjabat sebagai Internal Auditor di PT Asuransi Karyamas. Pada tahun 2005 sebagai pengawas di Koperasi Syari'ah Attia. Saat ini menjabat sebagai Anggota Komite di Bank Dinar
Nugroho Sulistio Waluyo, Anggota Komite Lahir di Sokaraja, 25 Agustus 1953. Meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Trisaksi pada tahun 1983. Memulai karir sebagai Junior Auditor di KAP Hanadi Raharja & Partner pada tahun 1978, menjabat sebagai Internal Auditor di Bank International Indonesia (BII) pada tahun 1983. Tahun 1986 – 1991 menjabat sebagai Kepala Divisi Akunting di Internas Artha Leasing. Tahun 1991 – 1999 menjabat sebagi Kepala Divisi Kredit di Bank CIC. Tahun 1999 – 2000 menjabat sebagai Kepala SKAI di Bank CIC. Pada tahun 2003 – 2004 menjabat sebagai Internal Auditor di PT Asuransi Karyamas. Pada tahun 2005 sebagai pengawas di Koperasi Syari'ah Attia. Saat ini menjabat sebagai Anggota Komite di Bank Dinar.
20 |
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK
LAPORAN DEWAN KOMISARIS
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK |
21
LAPORAN DEWAN KOMISARIS
P
emulihan ekonomi dunia terus berlanjut meskipun lambat dan dengan pertumbuhan yang tidak merata di beberapa Negara. Perekonomian Amerika Serikat (AS), yang menjadi motor pemulihan ekonomi global, terus menunjukkan perbaikan dan berada dalam siklus yang membaik. Sebaliknya perekonomian Eropa dan Jepang masih mengalami tekanan meskipun terus dilakukan stimulus dari sisi moneter. Membaiknya ekonomi AS didukung oleh meningkatnya permintaan domestik, terindikasi dari meningkatnya pertumbuhan belanja personal (personal expenditure) dan tabungan rumah tangga (household savings). Dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi AS didukung oleh meningkatnya output, tercermin dari indeks produksi dan utilisasi kapasitas yang berada dalam tren meningkat serta tren penurunan business inventory sejalan dengan meningkatnya penjualan. Meningkatnya sisi permintaan dan output didukung oleh membaiknya sektor tenaga kerja, tercermin dari menurunnya tingkat pengangguran sejalan dengan pertumbuhan job openings yang terus meningkat serta mulai meningkatnya daya beli perumahan masyarakat AS. Disisi lain, perekonomian Eropa masih mengalami tekanan, dipengaruhi oleh pertumbuhan investasi yang masih terkontraksi, sementara pertumbuhan konsumsi masih terbatas. Sementara defisit anggaran di negara-negara Eropa yang masih besar membatasi peningkatan permintaan. Pertumbuhan ekspor dan impor Eropa juga menurun dipengaruhi oleh menurunnya pertumbuhan negara-negara Emerging Market (EM), dan ketegangan geopolitik di Rusia. Kondisi ekonomi global sebagaimana tersebut diatas telah menyeret perekonomian domestik tetap mengalami pertumbuhan yang melambat sebagaimana tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2014 hanya sebesar 5,02% menurun jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2013 yang mencapai 5,78%. Sementara tingkat inflasi pada tahun 2014 adalah sebesar 8,36% dan sebesar 8,38 % pada tahun 2013. Kinerja Perseroan Pada kondisi ekonomi yang masih mengalami perlambatan Perseroan tetap mampu berkinerja secara baik, hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan beberapa pos-pos penting keuangan Perseroan. Total aset pada tahun 2014 Rp1,641,450 juta mengalami peningkatan 92,02 % dari tahun 2013 yang sebesar Rp854,801 juta. Pertumbuhan aset ini ditunjang oleh tumbuhnya Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 115,36 % menjadi Rp1,204,318 juta pada tahun 2014 dari sebelumnya tahun 2013 sebesar Rp559,202 juta dan tumbuhnya permodalan tahun 2014 menjadi Rp419,016 juta dari sebelumnya tahun 2013 sebesar Rp273,588 juta. Adapun dari sisi perkreditan mengalami pertumbuhan 72,27 % menjadi Rp856,582 juta pada tahun 2014 dari sebelumnya tahun 2013 sebesar Rp491,548 juta. Berdasarkan hasil evaluasi Dewan Komisaris terhadap kinerja Direksi menyimpulkan bahwa pencapaian kinerja tahun 2014 hampir seluruhnya melampaui target yang ditetapkan kecuali perolehan laba Perseroan. Kondisi tersebut diantaranya disebabkan karena Perseroan banyak melakukan ekspansi pembukaan jaringan kantor baru yang dilakukan sejak tahun 2012 disisi lain disebabkan rendahnya pencapaian Loan to Deposit Ratio (LDR) yaitu sebesar 69,62 % per akhir tahun 2014. Kondisi ini disebabkan karena manajemen lebih menekankan kehati-hatian dalam upaya pemberian kredit kepada pihak ketiga demi menghindari risiko yang lebih besar karena tingginya kredit bermasalah. Berbekal pada kinerja tahun 2014 dan memperhatikan rencana kerja yang telah disusun oleh Direksi maka Dewan Komisaris dapat meyakini bahwa kinerja Perseroan kedepan akan lebih baik dibanding tahun 2014, pada tahun 2014 Perseroan sudah melakukan Initial Public Offering (IPO) tepatnya terhitung sejak tanggal 11 Juli 2014 saham bank Dinar resmi melantai di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham DNAR. Dengan status Perseroan yang telah menjadi terbuka membuat manajemen lebih professional dan transparan dalam mengelola Perseroan, hal ini disebabkan karena Perseroan memiliki rasio-rasio keuangan yang masih sangat memungkinkan untuk pengembangan kinerjanya seperti rasio permodalan (CAR) yang sebesar 31,24 % , NPL 0,80 % dan LDR yang masih sebesar 69,62 % per akhir tahun 2014.
“pada tahun 2014 Perseroan
Tata Kelola & Manajemen Risiko Dalam menjalankan tugasnya Dewan Komisaris dibantu oleh tiga komite yaitu Komite Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi, serta Komite Pemantau Risiko. Komite-komite tersebut senantiasa memberikan informasi kepada
22 |
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK
sudah melakukan Initial Public Offering (IPO), tepatnya pada tanggal 11 Juli 2014 saham Bank Dinar resmi melantai di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham DNAR.”
LAPORAN DEWAN KOMISARIS
Dewan Komisaris terkait kejadian-kejadian penting, kurang berjalannya sistem pengendalian risiko serta memberikan rekomendasi untuk penyempurnaan tata kelola yang ada. Untuk menghasilkan mekanisme pengawasan yang handal Dewan Komisaris menerapkan pendekatan independensi komite. Komite Audit telah membantu Dewan Komisaris untuk memastikan efektivitas sistem pengendalian intern dan efektivitas pelaksanaan tugas eksternal auditor dan internal auditor. Komite Pemantau Risiko telah melakukan evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko Bank, mendorong pemberdayaan fungsi manajemen risiko Bank, serta melaporkan kepada Dewan Komisaris dalam hal kemungkinan terjadinya risiko Bank dan mengusulkan alternatif penyelesaiannya. Selain itu, juga melakukan kegiatan pemantauan risiko di unit kerja yang erat kaitannya dengan pengambilan keputusan berbasis risiko dan bekerja sama dengan Divisi Risk Management, sehingga budaya sadar risiko dan budaya kepatuhan pada semua unit kerja berjalan dengan baik. Dari sisi penerapan Manajemen Risiko, Dewan Komisaris menilai bahwa Manajemen terus melakukan upaya peningkatan budaya sadar risiko sebagai bagian dari upaya untuk mengendalikan tingkat risiko Perseroan agar senantiasa berada pada batas yang dapat ditolerir. Hal ini sebagai perwujudan dari praktek penerapan manajemen risiko yang berkualitas, kredibel dan terpercaya sesuai dengan tuntutan bank yang sedang tumbuh dan berkembang. Manajemen juga berhasil menjaga Tingkat Kesehatan Bank (Risk Base Bank Rating) pada peringkat komposit 2 atau “baik” pada akhir tahun 2014 dan kondisi ini harus tetap dijaga dan ditingkatkan. Dewan Komisaris selalu berupaya melakukan pengawasan yang efektif melalui optimalisasi fungsi komite dan perangkat terkait lainnya serta meningkatkan efektivitas komunikasi secara intensif dengan jajaran Direksi guna memastikan Perseroan senantiasa mampu mengatasi persaingan yang ketat serta mampu mengantisipasi siklus ekonomi yang dinamis. Dengan kondisi ini diharapkan Perseroan dapat memberikan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan (stakeholders). Ucapan Terima Kasih Sebagai penutup atas nama Dewan Komisaris PT Bank Dinar Indonesia Tbk, dengan ini mengucapkan terima kasih yang tulus kepada para Pemegang Saham yang telah memberikan kepercayaan kepada Manajemen Perseroan serta terima kasih kepada Direksi yang telah melakukan pengelolaan Perseroan secara baik dan memadai. Terima kasih juga kepada segenap karyawan yang telah bekerja keras dan memberikan kemampuan terbaiknya untuk pencapaian target-target Perseroan. Terakhir kami sampaikan ucapan terima kasih tak terhingga kepada seluruh nasabah atas kepercayaan dan dukungannya yang telah diberikan kepada Bank Dinar, kami berharap ke depan Perseroan dapat memberikan manfaat yang lebih optimal bagi kepentingan bisnis para nasabah. Melihat tantangan ekonomi ke depan Dewan Komisaris berharap agar apa yang telah dicapai pada tahun ini dapat dipertahankan dan ditingkatkan. Teriring doa, kami berharap sukses untuk semuanya
Terima kasih, Atas nama Dewan Komisaris
Dr. Syaiful Amir, SE, Ak. Komisaris Utama
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK |
23
LAPORAN DIREKSI
24 |
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK
LAPORAN DIREKSI
P
emulihan ekonomi global sebagaimana banyak diberitakan di berbagai media berjalan lambat, khususnya Eropa. Hal ini terjadi seiring dengan tingkat keyakinan konsumen yang menurun dan ancaman deflasi. Untuk menangkal kondisi ini telah mendorong European Central Bank (ECB) melakukan stimulus perekonomian melalui kebijakan Expanded Asset Purchase Program (EAPP) yaitu pembelian obligasi publik dan swasta senilai 60 Miliar Euro per bulan. Kebijakan stimulus moneter tersebut, diperkirakan akan mendorong arus modal ke Emerging Market (EM), termasuk Indonesia, meskipun berpotensi menimbukan ketidakpastian dan volatilitas pasar keuangan global. Disisi lain, perekonomian Amerika Serikat (AS) tumbuh lebih baik dari perkiraan sebelumnya, terutama didukung oleh penguatan permintaan domestik, harga minyak yang menurun ditengah konsumsi minyak AS yang besar diperkirakan dapat menopang berlanjutnya perbaikan ekonomi AS. Dalam kondisi ini, mata uang USD mengalami penguatan hampir terhadap seluruh mata uang dunia, termasuk Indonesia. Negara lain saat ini sedang cemas terhadap kebijakan AS khususnya The Fed yang akan melakukan kebijakan pelonggaran moneter dengan menaikan tingkat suku bunga yang rencananya akan dilakukan pada akhir triwulan kedua tahun 2015. Sepanjang tahun 2014 perekonomian Indonesia dapat dikatakan Dalam perlambatan berada pada posisi yang kurang menggembirakan. Disamping pertumbuhan ekonomi masih kuatnya pengaruh tekanan ekonomi global, tekanan ekonomi dalam negeri juga dirasakan cukup kuat antara lain secara nasional tersebut, tercermin dari masih tingginya harga bahan bakar minyak dalam tahun 2014 Bank Dinar sampai dengan kuartal keempat 2014, dan masih lebarnya tetap dapat tumbuh dengan defisit perdagangan karena masih besarnya subsidi minyak yang baik. Aset Perseroan pada dilakukan oleh pemerintah sepanjang tahun 2014. Perlambatan tahun 2014 tumbuh sebesar dan tekanan perekonomian dalam negeri ini sangat dirasakan oleh sektor keuangan khususnya bank-bank umum di Indonesia. 92,03% dibandingkan posisi Hal ini dapat terlihat dari angka penurunan pertumbuhan aset tahun 2013 bank umum yang hanya mencapai 13,34% dari tahun sebelumnya. Sedangkan pada tahun 2013 pertumbuhan asset perbankan dibanding tahun sebelumnya mencapai angka 16,23%. Disisi lain pertumbuhan kredit perbankan pada tahun 2014 hanya tumbuh sebesar 13,39% dibanding tahun sebelumnya sedangkan pertumbuhan di tahun 2013 mencapai 21,8 % dibandingkan tahun sebelumnya. Begitupun pertumbuhan Dana Pihak Ketiga pada tahun 2014 hanya bertumbuh sebesar 12,90% dibanding tahun sebelumnya, sedangkan pada tahun 2013 pertumbuhannya mencapai 16,23% dibanding tahun sebelumnya. Dari angka-angka tersebut jelas menunjukan indikasi bahwa pada tahun 2014 terjadi perlambatan dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“
”
Dalam perlambatan pertumbuhan ekonomi secara nasional tersebut, dalam tahun 2014 Bank Dinar tetap dapat tumbuh dengan baik. Aset Perseroan pada tahun 2014 tumbuh sebesar 92,03% dibandingkan posisi tahun 2013 atau menjadi sebesar Rp1,641,451 juta. Pencapaian angka ini adalah sebesar 131% dari target yang ditetapkan pada tahun 2014 sebesar Rp1,245,000 juta. Kredit tumbuh sebesar 74,26% dari tahun 2013 menjadi Rp856,582 juta. Angka ini mencapai 109,82% dari target tahun 2014 sebesar Rp780,000 juta. Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 115,36% dari tahun sebelumnya menjadi Rp1,204,318 juta pada tahun 2014. Jumlah ini mencapai 150,54% dari target tahun 2014 sebesar Rp800,000 juta. Pada tahun 2014 Bank Dinar membuka beberapa jaringan kantor sebagaimana dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya, dan hal ini telah menekan perolehan laba Perseroan pada tahun 2014 menjadi Rp3,108 juta karena jaringan kantor yang baru di buka tersebut belum memperoleh keuntungan. Namun secara komprehensif laba tahun 2014 sebesar Rp95,255 juta. Tingginya laba komprehensif tahun 2014 karena Perseroan melakukan revaluasi aset-aset tetapnya. Selisih lebih revaluasi aset tetap secara keseluruhan adalah sebesar Rp92,147 juta. Adapun rasio kecukupan permodalan (Capital Adequacy Ratio - CAR) Perseroan per akhir tahun 2014 sebesar 31,24% rasio ini menurun dibanding tahun 2013 yang sebesar 44,02%. Rasio kredit terhadap Dana Pihak Ketiga atau LDR per akhir tahun 2014 sebesar 69,62%. Rendahnya rasio LDR ini karena Perseroan sangat berhati-hati dalam melakukan ekspansi kredit sepanjang tahun 2014, hal ini tercermin dari Non Performing Loan (NPL) Perseroan yang hanya sebesar 0,86% secara gross sedangkan NPL netto sebesar 0,80%. Sedangkan rasio profitabilitas per akhir tahun 2014 yang diukur menggunakan rasio ROA dan ROE realisasinya sebesar 0,45% dan 1,66%. Dalam rangka meningkatkan keikutsertaan masyarakat dalam kepemilikan saham Perseroan, dimana hal ini juga merupakan komitmen dan cita-cita dari Pemegang Saham yang ada, maka Perseroan secara resmi per tanggal 11 Juli 2014 telah menawarkan saham Perseroan kepada masyarakat melalui Initial Public Offering (IPO). Kebijakan ini disamping ditujukan untuk memperkuat modal Perseroan juga dimaksudkan untuk mempermudah akses permodalan Perseroan di masa-masa yang akan datang. Terhitung sejak tanggal tersebut, Perseroan menjadi perusahaan terbuka dengan konsekuensi harus dikelola lebih transparan dan professional dengan mengikuti seluruh ketentuan yang berlaku di dunia perbankan dan pasar modal. Jumlah saham yang dijual melalui IPO tersebut sebanyak 500,000,000 lembar saham dengan nominal Rp100.- per lembar. Sehingga jumlah modal
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK |
25
LAPORAN DIREKSI
disetor setelah IPO menjadi Rp225,000,000,000.- (dua ratus dua puluh lima miliar rupiah) Strategi Pengembangan Bank Dinar Ditengah kondisi perlambatan ekonomi dan dengan berbekal pada potensi yang dimiliki oleh Perseroan maka Perseroan telah berhasil tumbuh dengan tingkat pertumbuhan yang cukup menggembirakan, hal ini merupakan wujud keberhasilan Perseroan dalam mengembangkan strategi peningkatan kepercayaan masyarakat melalui peningkatan pelayanan dan kepuasan nasabah serta optimalisasi sumber daya Perseroan sebagaimana tertuang dalam misi Bank Dinar. Sebagai bagian dari startegi peningkatan pelayanan diantaranya dilakukan dengan pembukaan jaringan kantor di pusat-pusat bisnis yang prospektif, termasuk peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya Perseroan. Di sisi penyaluran dana senantiasa berpegang pada prinsip kehati-hatian serta prinsipprinsip pemberian kredit yang sehat. Dengan strategi ini maka NPL Bank dapat dikatakan dibawah satu digit. Prospek Usaha Fundamental ekonomi nasional tahun 2015 lebih baik dibanding tahun sebelumnya ditengah bayang-bayang perlambatan ekonomi global. Pemerintah dan kalangan ekonom yakin bahwa ekonomi nasional tahun ini akan tumbuh 5,7 % – 6 % dibanding tahun lalu yang tumbuh sebesar 5,02 %. Konsumsi domestik akan lebih tinggi sejalan dengan menurunnya laju inflasi. Pemerintah dibawah kepemimpinan Presiden terpilih punya kesempatan untuk memangkas kembali subsidi BBM dan mengalokasikan dananya ke sektor-sektor produktif sehingga akan berimplikasi positif terhadap pertumbuhan ekonomi Nasional. Optimisme ekonomi tahun 2015 mensyaratkan adanya peningkatan kualitas penyerapan anggaran, realisasi proyek-proyek infrastruktur, peningkatan investasi melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), melaksanakan reformasi birokrasi, diversifikasi produk dan pasar ekspor, menjaga inflasi dan memangkas suku bunga. Dengan prospek perekonomian domestik yang diperkirakan, maka PT Bank Dinar Indonesia Tbk dengan CAR 31,24% dan LDR 69,62% masih memiliki kesempatan yang luas untuk mengembangkan bisnisnya dengan meningkatkan fungsi intermediasinya. Penghimpunan dana akan lebih diarahkan pada dana-dana murah sementara pada sisi kredit akan lebih diarahkan pada sektor-sektor usaha yang prospektif dan produktif, khususnya usaha kecil dan menengah. Di sisi pelayanan akan ditingkatkan melalui penyediaan fasilitas ATM pada tahun 2015. Tata Kelola Perusahaan Dalam rangka melindungi kepentingan stakeholders dan memelihara kepatuhan Perseroan kepada ketentuan yang berlaku serta penerapan nilai-nilai etika yang berlaku umum pada industri perbankan maka Perseroan senantiasa menerapkan prinsip tata kelola usaha yang sehat atau Good Corporate Governance (GCG). Disisi lain untuk mengantisipasi adanya pengaruh internal dan eksternal baik yang disebabkan oleh perubahan kondisi ekonomi atau faktor-faktor lainnya maka Perseroan telah menerapkan praktek manajemen risiko yang disesuaikan dengan ukuran dan kompleksitas usaha Bank Dinar. Untuk memastikan penerapan tata kelola ini maka perseroan telah membentuk komite dan satuan kerja sebagaimana yang ditetapkan pada ketentuan yang berlaku. Ucapan Terima Kasih Atas nama Direksi Perseroan, Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh Pemegang Saham dan nasabah yang telah mendukung dan memberikan kepercayaan kepada Bank Dinar. Kami berharap kepercayaan yang diberikan oleh nasabah dapat semakin mendorong pertumbuhan yang lebih gemilang pada masa yang akan datang. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh karyawan yang telah memberikan baktinya dalam pengembangan usaha Bank Dinar. Terima kasih kepada Dewan Komisaris yang telah memberikan arahan dan bimbingan hingga tercapainya kondisi Bank Dinar sebagaimana yang kita hadapi sekarang. Terakhir, Kami tetap mengharapkan dukungan dan doa dalam pengembangan usaha Bank Dinar kedepan.
Terima kasih. Atas nama Direksi PT Bank Dinar Indonesia Tbk,
Hendra Lie Direktur Utama
26 |
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK
ANALISIS & PEMBAHASAN MANAJEMEN
PEREKONOMIAN TAHUN 2014
E
konomi global sudah mulai menunjukan tandatanda pemulihan walaupun masih lambat sementara Eropa masih dilanda permasalahan ekonomi yang sangat serius. Pada tahun 2014 tingkat keyakinan konsumen di kawasan tersebut menurun dan masih menghadapi ancaman deflasi. Untuk menangkal kondisi ini telah mendorong European Central Bank (ECB) melakukan stimulus perekonomian melalui kebijakan Expanded Asset Purchase Program (EAPP). Kebijakan stimulus moneter tersebut, diperkirakan akan mendorong arus modal ke Emerging Market (EM), termasuk Indonesia, meskipun berpotensi menimbukan ketidakpastian dan volatilitas pasar keuangan global. Perekonomian Amerika Serikat (AS) tahun 2014 tumbuh lebih baik dari perkiraan sebelumnya, terutama didukung oleh penguatan permintaan domestik, harga minyak yang menurun ditengah konsumsi minyak AS yang besar diperkirakan dapat menopang berlanjutnya perbaikan ekonomi AS. Sementara mata uang USD mengalami penguatan hampir terhadap seluruh mata uang dunia, termasuk Indonesia. Negara lain saat ini sedang cemas terhadap kemungkinan dinaikannya tingkat suku bunga mata uang USD. Namun apapun yang akan dilakukan negara adidaya tersebut Indonesia harus mampu mempersiapkan diri mengantisipasi berbagai
kemungkinan risikonya terhadap perekonomian Nasional. Sepanjang tahun 2014 perekonomian Indonesia tidak dapat lepas dari kuatnya pengaruh tekanan ekonomi global, sementara dari dalam negeri menghadapi permasalahan lebarnya defisit perdagangan karena masih besarnya subsidi minyak yang dilakukan oleh pemerintah. Perlambatan dan tekanan perekonomian dalam negeri ini sangat dirasakan oleh sektor keuangan khususnya bank-bank umum di Indonesia. Hal ini dapat terlihat dari angka penurunan pertumbuhan aset bank umum sebesar 13,34% sementara tahun 2013 mencapai angka 16,23%. Pertumbuhan kredit perbankan pada tahun 2014 tumbuh 13,39% sedangkan tahun 2013 mencapai 21,8 %. Di sisi lain pertumbuhan Dana Pihak Ketiga pada tahun 2014 mencapai 12,90%, sedangkan pada tahun 2013 mencapai 16,23%. Dari angka-angka tersebut menunjukan bahwa pada tahun 2014 terjadi perlambatan dalam pertumbuhan ekonomi Nasional. KINERJA 2014 Pada tahun 2014 ditengah pemulihan ekonomi global dan perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional Bank Dinar membukukan pertumbuhan Aset sebesar 92,03% dibandingkan posisi tahun 2013 menjadi Rp1,641,451 juta, Kredit tumbuh 74,26% dari tahun 2013 menjadi Rp856,582 juta. Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 115,36% dari tahun sebelumnya menjadi
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK |
27
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Rp1,204,318 juta. Dalam kondisi tersebut di tahun 2014 Bank Dinar membuka beberapa jaringan kantor s e b a ga i m a n a d i l a ku ka n p a d a ta h u n - ta h u n sebelumnya, hal inilah yang akhirnya menekan perolehan laba tahun 2014 menjadi Rp3,108 juta sedangkan tahun 2013 sebesar Rp7,579 juta, karena jaringan kantor yang baru di buka tersebut belum m e m p e r o l e h ke u n t u n g a n . N a m u n s e c a r a komprehensif laba tahun 2014 sebesar Rp95,255 juta. Tingginya laba komprehensif tahun 2014 karena Perseroan melakukan revaluasi aset-aset tetapnya. Selisih lebih revaluasi aset tetap secara keseluruhan adalah sebesar Rp92,147 juta.
karena pertumbuhan Dana Pihak Ketiga lainnya tidak kalah fantastisnya maka jumlah simpanan giro per akhir tahun 2014 hanya 2,70% terhadap total seluruh simpanan masyarakat. Jumlah simpanan dalam bentuk giro per akhir tahun 2014 meningkat Rp12,408 juta menjadi Rp32,548 juta dari posisi per 31 Desember 2013 sebesar Rp20,140 juta.
ASET Per 31 Desember 2014 total aset Perseroan adalah sebesar Rp1,641,451 juta, jumlah ini mengalami kenaikan sebesar Rp786,650 juta atau 92,03% dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2013 yang sebesar Rp854,801 juta. Kenaikan jumlah aset tersebut akibat meningkatnya kepercayaan masyarakat kepada Perseroan sehingga simpanan Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat sebesar Rp645,116 juta serta adanya peningkatan jumlah modal disetor sebesar Rp. 50 miliar yang dilakukan melalu Initial Public Offering (IPO) pada tanggal 11 Juli 2014. Disisi lain peningkatan aset tersebut disebabkan karena Perseroan melakukan revaluasi terhadap tanah, gedung dan peralatannya sehingga nilai tanah, gedung dan peralatannya meningkat sebesar Rp92,147 juta.
Tabungan Upaya peningkatan simpanan masyarakat dalam bentuk tabungan telah dilakukan melalui penerbitan beberapa paket tabungan berhadiah. Hal ini dilakukan demi mempertahankan jumlah penabung yang pernah ada dan juga menggaet penabung-penabung baru. Dengan kebijakan ini jumlah tabungan masyarakat per akhir tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar Rp45,207 juta atau sebesar 59,78% dibanding akhir tahun 2013. Jumlah simpanan masyarakat dalam bentuk tabungan per akhir tahun 2014 sebesar Rp120,824 juta, sedangkan posisi per akhir tahun 2013 sebesar Rp75,617 juta. Porsi simpanan masyarakat dalam bentuk tabungan terhadap seluruh dana simpanan masyarakat adalah sebesar 10,03%.
DANA PIHAK KETIGA (DPK) Kepercayaan masyarakat terhadap PT Bank Dinar Indonesia Tbk meningkat sangat pesat jika dibanding periode sebelumnya, hal ini tercermin dari peningkatan jumlah simpanan Dana Pihak Ketiga (DPK) khususnya deposito. Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) yang terdiri dari Giro, Tabungan dan Deposito per 31 Desember 2014 dibandingkan dengan posisi 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut : Tabel Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) (dalam jutaan rupiah)
Jenis DPK Giro
Tahun
Tahun
Pertumbuhan
2014
2013
(%)
32,548
20,140
61.61%
Tabungan
120,824
75,617
59.78%
Deposito
1,050,946
463,445
126.77%
Total
1,204,318
559,202
115.36%
Dana Pihak Ketiga per 31 Desember 2014 meningkat 115,36% atau meningkat sebesar Rp645,116 juta dibandingkan posisi 31 Desember 2013, peningkatan tertinggi terjadi pada deposito dengan peningkatan sebesar 126,77%, sementara tabungan mengalami peningkatan 59,78% dan giro meningkat sebesar 61,61%. Giro Giro merupakan simpanan dana masyarakat yang paling murah diantara jenis DPK lainnya. Pertumbuhan giro pada tahun 2014 sebesar 61,61%, secara persentase pertumbuhan ini sangat fantastis namun
28 |
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK
Tabel Pertumbuhan Giro Tahun Jenis DPK 2014 Giro
(dalam jutaan rupiah)
Tahun 2013
32,548
20,140
Tabel Pertumbuhan Tabungan Tahun Tahun Jenis DPK 2014 2013 Tabungan
120,824
75,617
Pertumbuhan Nominal 12,408
(%) 61.61%
(dalam jutaan rupiah)
Pertumbuhan Nominal 45,207
(%) 59.78%
Deposito Jenis simpanan yang paling diminati oleh masyarakat adalah deposito. Hal ini disebabkan karena jenis simpanan ini memberikan keuntungan tertinggi bagi pemiliknya. Oleh sebab itu, deposito merupakan jumlah simpanan terbesar jumlahnya hampir diseluruh perbankan nasional, termasuk di Bank Dinar. Jumlah simpanan dalam bentuk deposito per 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp1,050,946 juta, meningkat 126,77% dari tahun sebelumnya tahun 2013 yang sebesar Rp463,445 juta. Pertumbuhan ini merupakan pertumbuhan tertinggi dibanding pertumbuhan jenis simpanan lainnya. Simpanan dalam bentuk deposito porsinya sebesar 87,26% terhadap seluruh jenis simpanan atau seluruh total Dana Pihak Ketiga (DPK). Tabel Pertumbuhan Deposito Jenis DPK Deposito
Tahun
Tahun
(dalam jutaan rupiah) Pertumbuhan
2014
2013
Nominal
(%)
1,050,946
463,445
587,501
126.77%
Simpanan Pihak Berelasi Simpanan Pihak Berelasi adalah simpanan yang berasal dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan keterkaitan dengan kepemilikan Perseroan, kepengurusan dan hubungan keuangan. Besarnya
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
simpanan dari pihak berelasi merupakan wujud dukungan dari pihak terkait terhadap pertumbuhan perseroan. Adapun besaran simpanan dari pihak berelasi per 31 Desember 2014 dan 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut:. Tabel Pertumbuhan DPK Pihak Berelasi (dalam jutaan rupiah) Jenis DPK Giro Tabungan
Tahun 2014 Tahun 2013
Pertumbuhan (%)
897
669
34.08%
5,124
3,336
53.60%
Deposito
117,955
23,880
393.95%
Total
123,976
27,885
344.60%
Simpanan Dari Bank Lain Simpanan dari bank yang ada di Perseroan adalah simpanan yang bersumber dari lembaga perbankan baik BPR maupun Bank Umum dalam bentuk giro, tabungan, dan deposito serta call money. Jumlah simpanan dari bank lain per 31 Desember 2014 dan 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut : Tabel Simpanan Dari Bank Lain Jenis DPK
Tahun
(dalam jutaan rupiah) Tahun Pertumbuhan
2014
2013
(%)
Giro
-
-
Tabungan
579
230
151.74%
Deposito
1,300
250
420.00%
Call Money Total
-
-
10,000
-
1,879
10,480
-82.07%
KREDIT YANG DIBERIKAN Sebagaimana fungsi utama bank yang merupakan lembaga intermediasi maka dari dana yang dihimpun dari masyarakat selanjutnya disalurkan kembali khususnya ke dunia usaha atau untuk kepentingan konsumsi. Aktivitas pemberian kredit merupakan aktivitas bank yang paling berisiko dan tidak sedikit lembaga perbankan yang akhirnya gagal karena salah dalam mengambil keputusan pada aktivitas ini. Petugas bank dari level terendah sampai ke Direksi harus hati-hati dan memiliki pengetahuan yang memadai atas calon debitur yang akan dibiayai. Kredit diberikan hanya ketika didapat keyakinan bahwa dana yang disalurkan akan kembali secara aman termasuk kewajiban bunganya. Oleh karenanya para pengambil keputusan dalam pemberian kredit harus senantiasa berpegang pada prinsip kehati-hatian dan prinsipprinsip pemberian kredit yang sehat. Pengambil keputusan harus lebih mampu menahan untuk tidak memberikan kredit daripada memberikan kredit dengan risiko yang tinggi. Kredit yang rendah risikonya sekalipun, harus memiliki faktor mitigasi risiko yang memadai termasuk namun tidak terbatas adanya ketersediaan jaminan yang cukup.
agar dana tersebut tetap produktif maka dana tersebut ditempatkan dalam penempatan antar bank, pembelian surat berharga (SBI, ORI dan Sukuk) dan penempatan pada Bank Indonesia/Bank Lain. Adapun jumlah kredit yang diberikan termasuk penempatan lainnya per 31 Desember 2014 dan 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut : Tabel Pertumbuhan Kredit dan Penempatan Lainnya (dalam jutaan rupiah) Kredit dan Penempatan Lainnya Kredit dan Penempatan Lainnya Surat Berharga Penempatan pada Bank Indonesia / Bank Lain Total
Tahun
Tahun
Pertumbuhan
2014
2013
(%)
856,582
491,549
74.26%
105,597
43,490
142.81%
392,494
228,000
72.15%
1,354,673
763,039
77.54%
KREDIT BERMASALAH Risiko tertinggi dalam aktivitas jasa perbankan adalah ketidakmampuan debitur untuk membayar kembali pinjamannya. Oleh sebab itu sejak awal rencana pemberian kredit kepada calon debitur harus benarbenar dipastikan bahwa pemberian kredit tersebut adalah secure dan prudent, namun demikian demi mengantisipasi segala kemungkinan perubahan yang mungkin terjadi di masa yang akan datang maka harus disiapkan mitigasi yang memadai seperti ketersediaan jaminan yang cukup. Manajemen Perseroan pada dasarnya senantiasa berpegang pada prinsip kehatihatian dan prinsip-prinsip pemberian kredit yang sehat namun karena setiap bisnis yang dijalankan debitur memiliki risikonya sendiri-sendiri maka perseroan tidak akan mampu menutup sama sekali adanya kredit bermasalah. Namun yang terpenting adalah langkah penyelesaian yang harus mampu meminimalisasi kemungkinan adanya kerugian bagi perseroan. Adapun jumlah kredit bermasalah per 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp7,368 juta sedangkan periode yang sama tahun 2013 sebesar Rp3,897 juta kenaikan ini karena adanya peningkatan portofolio kredit sebesar 74,26%. Atas kredit bermasalah tersebut menajemen sudah mengambil langkah-langkah penyelesaian sehingga dalam waktu yang tidak terlalu lama akan dapat diselesaikan. Kolektibilitas kredit per 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sbb. : Tabel Kolektibilitas Kredit Kredit Yang Diberikan Lancar
(dalam jutaan rupiah)
Desember 2014
2013
841,178
479,957
Dalam perhatian khusus Kurang lancar
8,036
7,695
-
3,897
Diragukan Macet
1,140
-
Total
6,228 856,582
491,549
Sebagai bagian dari langkah kehati-hatian ini maka Perseroan belum dapat menyalurkan seluruh dana yang dihimpun pada tahun 2014 untuk diberikan sebagai kredit kepada dunia usaha. Sebagai jalan keluar
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK |
29
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Tabel Pos-Pos Tertentu
Pos-Pos Keuangan Total Aset Kredit yang Diberikan
(dalam jutaan rupiah, kecuali disebutkan lain)
juga meningkat, akibatnya beban operasional lainnya selama tahun 2014 menjadi Rp37.499 juta dari 92.03% sebelumnya tahun 2013 74.26% sebesar Rp24.351 juta, 115.36% meningkat sebesar 53,99% 53.16% atau Rp13,148 juta.
Mutasi Nominal (%)
Tahun 2014
Tahun 2013
1,641,451
854,801
786,650
856,582
491,549
365,033
1,204,318
559,202
645,116
Total Ekuitas
419,016
273,588
145,428
Pendapatan Bunga
124,554
59,739
64,815
108.50%
38,429
30,387
8,042
26.47%
Dana Pihak Ketiga
LABA OPERASIONAL Laba operasional tahun Pendapatan Operasional Lainnya 2,127 1,615 512 31.70% 2014 sebesar Rp3,057 juta, Pendapatan Non Operasional 1,156 2,238 -1,082 -48.35% m e n u r u n 1 5 0 , 2 1 % Beban Bunga 86,124 29,352 56,772 193.42% dibanding tahun 2013 Beban Operasional Lainnya 37,499 24,351 13,148 53.99% sebesar Rp7,649 juta. Penurunan ini disebabkan Beban Non Operasional 103 241 -138 -57.26% peningkatan beban Laba Operasional 3,057 7,649 -4,592 -60.03% o p e r a s i o n a l l a i n n y a Laba Sebelum Pajak 4,109 9,646 -5,537 -57.40% sebesar Rp13,148 juta Laba Bersih 3,108 7,579 -4,471 -58.99% karena adanya perluasan jaringan kantor, sementara Laba Persaham * 1.55 3.51 -1.96 -55.84% peningkatan pendapatan *satuan sebenarnya bunga bersih hanya sebesar Rp8,042 juta walaupun disisi lain ada EKUITAS peningkatan pendapatan operasional lainnya sebesar Ekuitas Perseroan per 31 Desember 2014 adalah Rp512 juta. sebesar Rp419,016 juta mengalami peningkatan sebesar Rp145,428 juta atau sebesar 53,16% LABA SEBELUM PAJAK dibandingkan posisi 31 Desember 2013 yang sebesar Laba sebelum pajak per 31 Desember 2014 sebesar Rp273,588 juta. Kenaikan ini disebabkan adanya Rp4,109 juta sedangkan 31 Desember 2013 sebesar tambahan setoran modal melalui Initial Public Offering Rp9,646 juta. Perolehan laba ini menurun 57,40% (IPO) sebesar Rp50,000 juta . Surplus revaluasi aktiva disebabkan karena hal-hal tersebut diatas yaitu adanya tetap Rp92,147 juta dan tambahan dari laba tahun ekspansi jaringan kantor yang menyebabkan biayaberjalan, serta agio saham Rp172 juta. b i a y a o p e ra s i o n a l m e n i n g k a t d a n b e l u m tersalurkannya seluruh Dana Pihak Ketiga (DPK) yang PENDAPATAN BUNGA BERSIH terkumpul ke sektor kredit. Selama tahun 2014 penerimaan pendapatan bunga Perseroan sebesar Rp124,554 juta meningkat 108,50% LABA BERSIH dibanding pendapatan bunga selama tahun 2013 Laba bersih adalah laba Perseroan setelah dikeluarkan sebesar Rp59,739 juta. Penyumbang tertinggi kewajiban pajaknya. Per 31 Desember 2014 laba bersih peningkatan pendapatan bunga ini adalah dari Perseroan adalah Rp3,108 juta dengan pembayaran pendapatan bunga kredit. Beban bunga sampai dengan pajak sebesar Rp1,001 juta, sementara posisi 31 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp86,124 juta, Desember 2013 laba bersihnya Rp7,579 juta setelah beban ini meningkat 193,42% dibanding beban bunga dibayarkan pajak sebesar Rp2,067 juta. Penurunan tahun 2013 sebesar Rp29,352 juta. Penyumbang perolehan laba bersih ini penyebabnya tidak berbeda terbesar adalah beban bunga deposito. dengan penjelasan sebagaimana disebutkan pada laba Dengan pendapatan dan beban bunga tersebut maka sebelum pajak diatas. pendapatan bunga bersih tahun 2014 meningkat 26,47% menjadi Rp38,429 juta, sedangkan tahun 2013 Pendapatan dan Laba Komprehensif pendapatan bunga bersih sebesar Rp30,387 juta. Pada tahun 2014 Perseroan melakukan penilaian kembali (revaluasi) terhadap aset-aset tetapnya PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA (tanah, gedung dan peralatan kantor) dengan tujuan Pendapatan operasional lainnya selama tahun 2014 untuk mendapatkan nilai yang wajar atas aset-aset sebesar Rp2,127 juta mengalami peningkatan sebesar tersebut dan langkah ini telah mendapat persetujuan 31,70% dibanding tahun 2013 sebesar Rp1,615 juta. dari Direktur Jendral Pajak No. Kep-1457/WPJ.06/2014 Kenaikan ini disebabkan karena adanya pendapatan tertanggal 11 September 2014. Dari langkah ini, atas pengenaan denda terhadap debitur-debitur yang Perseroan mendapatkan surplus atas revaluasi aset melakukan pelunasan pada tahun-tahun pertama. tetap secara bersih sebesar Rp92,147 juta. Sehingga laba komprehensif bersih per 31 Desember 2014 BEBAN OPERASIONAL LAINNYA menjadi sebesar Rp95,255 juta, sedangkan laba komprehensif bersih per 31 Desember 2013 sebesar Perseroan terus melakukan ekspansi jaringan kantor Rp7,579 juta. sehingga konsekuensinya tenaga kerja terus bertambah, peralatan kantor dan biaya sewa kantor Pendapatan Bunga - Bersih
30 |
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
LAPORAN ARUS KAS (dalam jutaan rupiah)
Keterangan Arus Kas Bersih diperoleh dari/(digunakan untuk) aktivitas operasi.
Tahun
Tahun
2014
2013
173,131
Arus Kas Bersih diperoleh dari/(digunakan untuk) aktivitas investasi Arus Kas Bersih diperoleh dari/(digunakan untuk) aktivitas pendanaan. ARUS KAS DARI KEGIATAN OPERASI Per 31 Desember 2014 total arus kas yang diperoleh untuk aktivitas operasional adalah sebesar Rp173,131 juta. Arus kas masuk terutama bersumber dari pendapatan bunga dan kenaikan simpanan nasabah melalui giro, tabungan dan deposito dengan total keseluruhan sebesar Rp773,209 juta. Sementara arus kas keluar terutama untuk pemberian kredit, pembayaran bunga, pembelian efek-efek dan aset lainnya serta pembayaran biaya-biaya operasional termasuk gaji karyawan dengan jumlah seluruhnya Rp600,078 juta. ARUS KAS DARI KEGIATAN INVESTASI Arus kas bersih yang digunakan untuk kegiatan investasi per 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp4,705 juta. Arus kas ini digunakan untuk pembelian aset tetap. ARUS KAS DARI KEGIATAN PENDANAAN Per 31 Desember 2014 arus kas dari kegiatan pendanaan adalah bersumber dari tambahan modal disetor yang dilakukan melalui Initial Public Offering (IPO) pada tanggal 11 Juli 2014. Hasil dari penjualan saham melalui IPO adalah Rp55,000 juta, sedangkan biaya untuk emisi sahamnya sebesar Rp4,828 juta. K E B I JA K A N M A N A J E M E N ATA S ST R U K T U R PERMODALAN Manajemen Perseroan mempunyai perhatian yang sangat besar terhadap permodalan Perseroan mengingat permodalan dalam bisnis perbankan memegang peranan penting dalam berbagai aspek seperti Batas Maksimal Pemberian Kredit (BMPK), CAR dan aspek penerapan manajemen risiko. Disisi lain pemegang saham Perseroan mempunyai komitmen yang tinggi untuk mendukung kecukupan permodalan Perseroan. Hal ini dibuktikan dengan tambahan setoran modal dari tahun ke tahun. Struktur permodalan Perseroan terdiri dari modal inti (tier-1) dan modal pelengkap (tier-2). Modal tier-1 diantaranya bersumber dari modal disetor dan laba Perseroan sedangkan modal tier-2 diantaranya terdiri dari surplus revaluasi aset tetap dan jumlah cadangan aktiva produktif.
(2,200)
(4,705)
(3,298)
50,172
50,000
RASIO KEUANGAN RASIO KECUKUPAN MODAL Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) yang ditetapkan Bank Indonesia sampai saat ini adalah 8%. Rasio ini diperoleh dari perbandingan antara jumlah modal tier-1 dan tier-2 terhadap jumlah total Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk risiko kredit, operasional dan pasar. Per 31 Desember 2014 jumlah modal tier-1 dan tier-2 sebesar Rp357,725 juta, sedangkan jumlah Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) sebesar Rp1,145,116 juta, sehingga rasio kecukupan Perseroan per akhir tahun 2014 adalah 31,24% sedangkan pada 31 Desember 2013 sebesar 44,02% Tabel Rasio Keuangan Tahun
Tahun
2014
2013
31.24%
44.02%
-12.78%
-29.03%
0.45%
1.46%
-1.01%
-69.18%
1.66%
3.69%
-2.03%
-55.01%
3.50%
5.19%
-1.69%
-32.56%
69.62%
86.05%
-16.43%
-19.09%
97.59%
87.53%
10.06%
11.49%
NPL GROSS
0.86%
0.79%
0.07%
8.86%
NPL NETT
0.80%
0.74%
0.06%
8.11%
Rasio Keuangan Capital Adequacy Ratio (CAR) Return On Asset (ROA) Return On Equity (ROE) Net Interest Margin (NIM) LDR BOPO
Pertumbuhan Nominal
(%)
IMBAL HASIL ASET (ROA) Per 31 Desember 2014 ROA Perseroan sebesar 0,45% sedangkan 31 Desember 2013 sebesar 1,46%, penurunan ini disebabkan adanya penurunan laba Perseroan, sementara jumlah aset Perseroan pada tahun 2014 mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Penurunan laba Perseroan penyebabnya adalah sebagaiman dijelaskan sebelumnya yaitu adanya ekspansi jaringan kantor yang menyebabkan biaya-biaya operasional meningkat dan belum tersalurkannya seluruh Dana Pihak Ketiga (DPK) yang terkumpul ke sektor kredit. IMBAL HASIL EKUITAS (ROE) ROE Perseroan per 31 Desember 2014 dan 31 Desember 2013 masing-masing sebesar 1,66% dan 3,69%, penurunan rasio ROE karena adanya penurunan perolehan laba Perseroan dengan sebab yang sama
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK |
31
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
pada penjelasan ROA yaitu adanya ekspansi jaringan kantor yang menyebabkan biaya-biaya operasional meningkat dan belum tersalurkannya seluruh Dana Pihak Ketiga (DPK) yang terkumpul ke sektor kredit. MARGIN PENDAPATAN BUNGA BERSIH (NET INTEREST MARGIN) Per 31 Desember 2014 NIM Perseroan adalah sebesar 3,50% sedangkan per 31 Desember 2013 sebesar 5,19%. Penurunan ini disebabkan semakin tingginya tingkat suku bunga Dana Pihak Ketiga (DPK) khususnya deposito, sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) yang terhimpun belum seluruhnya disalurkan sebagai kredit yang mempunyai return yang cukup tinggi. RASIO KREDIT TERHADAP DANA SIMPANAN NASABAH (LOAN TO DEPOSIT RATIO) Rasio LDR Perseroan per 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing adalah 69,62% dan 86,05%. Turunnya rasio LDR ini disebabkan pertumbuhan tingkat penghimpunan dana pada tahun 2014 lebih tinggi dibanding tingkat pertumbuhan penyaluran kredit. Tingkat pertumbuhan penghimpunan dana tumbuh sebesar 115,36% sedangkan kredit hanya tumbuh 74,26%. RASIO BEBAN OPERASIONAL TERHADAP PENDAPATAN OPERASIONAL (BOPO) Rasio BOPO per 31 Desember 2014 dan 2013 masingmasing adalah 97,59% dan 87,53%. Kenaikan rasio ini terutama disebabkan pertumbuhan besaran biaya operasional lebih tinggi dibanding pertumbuhan pendapatan operasional khususnya untuk biaya bunga DPK, biaya umum dan administrasi serta tenaga kerja. RASIO KREDIT BERMASALAH (NPL) Rasio NPL pada tahun 2014 dan 2013 berhasil ditekan dibawah 1 (satu) digit yaitu masing-masing secara gross 0,86% dan 0,79%, sedangkan NPL netto masingmasing 0,80% dan 0,74%. Rasio ini merupakan perbandingan antara jumlah kredit kurang lancar sampai dengan macet dibanding total kredit. Keberhasilan menekan NPL dibawah satu digit karena manajemen Perseroan segera mengambil tindakan terhadap kredit-kredit bermasalah ataupun kredit yang memberikan indikasi akan bermasalah. Kebijakan ini akan terus dipertahankan demi menjaga NPL pada tingkat yang aman. TRANSAKSI BENTURAN KEPENTINGAN Selama tahun 2014 tidak ada transaksi yang mengandung benturan kepentingan. Tidak ada transaksi dengan anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris atau Pemegang Saham yang merugikan kepentingan Perseroan. INFORMASI MATERIAL Setelah pemeriksaan Laporan Keuangan Perseroan oleh Akuntan Publik untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014 sampai dengan disusunnya laporan ini tidak ada fakta material yang harus diinformasikan dalam laporan ini.
32 |
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK
REALISASI PENGGUNAAN DANA HASIL IPO Dana bersih hasil IPO tanggal 11 Juli 2014 adalah sebesar Rp50,172 juta, sesuai rencana bahwa 75 % dana hasil IPO akan digunakan untuk pemberian kredit dan sisanya 25 % akan digunakan untuk perlusan jaringan kantor. Per 31 Desember 2014 realisasi dana IPO untuk kredit mencapai Rp37,500 juta dan realisasi untuk perluasan jaringan kantor mencapai Rp2,237 juta, sehingga sampai akhir tahun 2014 masih ada sisa dana hasil IPO sebesar Rp10,435 juta yang belum terealisasi. DAMPAK PERUBAHAN ATURAN UNDANG-UNDANG DAN PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI Selama tahun 2014 tidak ada perubahan peraturan perundang-undangan atau perubahan kebijakan akuntansi yang berpengaruh signifikan terhadap kondisi dan laporan keuangan perseroan. TARGET DAN REALISASI POS-POS TERTENTU Kinerja perseroan tahun 2014 sangat baik sehingga pos-pos tertentu pencapaiannya jauh melampui target yang ditetapkan dan perseroan berhasil memperluas jaringan sebagaimana tahun-tahun sebelumnya walaupun langkah ini untuk jangka pendek sangat menggerogoti perolehan laba tahun berjalan. Pencapain kinerja tahun 2014 terhadap target yang ditetapkan diantaranya pencapaian aset 131,84%, pencapaian penghimpunan DPK 150,54%, pencapaian penyaluran kredit 109,82%, pencapaian pendapatan bunga 112,40%, pencapaian laba 30,09% dan pencapaian permodalan 125,48%. Adapun untuk periode tahun 2015 target Perseroan adalah aset menjadi Rp1,805,854 juta, DPK menjadi Rp1,350,000 juta penyaluran kredit menjadi Rp1,100,000 juta, pendapatan bunga menjadi Rp162,662 juta, laba menjadi Rp15,029 juta dan permodalan menjadi Rp439,645 juta.
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
GCG
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK |
33
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
S
ebagai perwujudan usaha Bank Dinar untuk meningkatkan kinerja Bank, melindungi kepentingan stakeholders, dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta nilai-nilai etika yang berlaku umum pada industri perbankan, Bank wajib melaksanakan kegiatan usahanya dengan berpedoman pada prinsip Good Corporate Governance (GCG) sebagaimana tertuang dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum sebagaimana diubah dengan PBI No. 8/14/ PBI/2006 tentang Perubahan Atas PBI No. 8/4/PBI/2006 Tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum. Sedangkan dalam pelaksanaannya diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia No.15/15/DPNP tanggal 29April 2013 Perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum yang mewajibkan semua Bank melaksanakan prinsip - prinsip GCG dalam setiap kegiatan usahanya, pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi meliputi seluruh pengurus dan karyawan Bank, mulai dari Dewan Komisaris, Direksi sampai dengan pegawai tingkat pelaksanan.
Penerapan Good Corporate Governance suatu praktek tata kelola perusahaan dengan menerapkan prinsipprinsip : Keterbukaan (Transparency) Yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan. Bank mengungkapkan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat, dan mudah diperbandingkan, serta mudah diakses oleh stakeholders sesuai dengan haknya. Prinsip keterbukaan oleh Bank tidak mengurangi kewajiban untuk memenuhi ketentuan rahasia Bank sesuai Undang-Undang yang berlaku. Akuntabilitas (Accountibility) Ya i t u k e j e l a s a n f u n g s i d a n p e l a k s a n a a n p e r ta n g g u n g j awa b a n o rga n B a n k s e h i n g ga pengelolaannya berjalan secara efektif. Bank memiliki ukuran kinerja dari semua jajaran berdasarkan ukuranukuran yang konsisten dengan corporate values, sasaran dan usaha dan strategi Bank sebagai pencerminan akuntabilitas Bank. Dalam hubungan ini Bank menetapkan tanggung jawab yang jelas dari masing-masing organ organisasi yang selaras dengan visi, misi, sasaran usaha dan strategi perusahaan serta memastikan terdapatnya check and balance dalam pengelolaan Bank. Tanggung Jawab (Responsbility) Yaitu kesesuaian pengelolaan Bank dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan Bank yang sehat sebagai wujud pertanggungjawaban untuk menjaga kelangsungan usahanya, Bank harus berpegang pada prinsip-prinsip kehati-hatian (prudential banking practices) dan mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bank harus bertindak sebagai good corporate citizen (warga Negara perusahaan yang baik) termasuk
34 |
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK
peduli terhadap lingkungan dan melaksanakan tanggung jawab sosial. Independensi (Independency) yaitu pengelolaan Bank secara profesional tanpa pengaruh/tekanan dari pihak manapun. Bank menghindari terjadinya dominasi yang tidak wajar oleh stakeholders manapun, dan tidak terpengaruh oleh kepentingan sepihak, serta bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest), dan setiap keputusan berdasarkan objektifias serta bebas dari tekanan dari pihak manapun. Kewajaran (Fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hakhak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. B a n k m e m p e r h at i ka n ke p e nt i n ga n s e l u r u h stakeholders berdasarkan azas kesetaraan dan kewajaran (equal treatment) serta memberikan/ menyampaikan pendapat bagi kepentingan Bank atau mempunyai akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip keterbukaan. Struktur dan Mekanisme Penerapan GCG Dalam penerapan dan implementasi GCG Perseroaan maka tingkat keberhasilannya tergantung kepada dukungan dari seluruh stakeholders yang ada dalam perusahaan yaitu karyawan, Direksi, dan Komisaris. Disamping itu ada organ tertinggi dalam Perseroan yaitu Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) RUPS merupakan organ tertinggi di dalam Perseroan yang memiliki kewenangan yang tidak diberikan kepada Dewan Komisaris dan Direksi dalam batas yang ditentukan dalam Undang Undang dan Anggaran Dasar Perseroan. Dalam forum RUPS Pemegang Saham berhak memperoleh keterangan yang berkaitan dengan Perseroan dari Direksi dan atau Dewan Komisaris sepanjang berhubungan dengan mata acara yang diagendakan dalam RUPS dan tidak bertentangan dengan kepentingan Perseroan. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Perseroaan dibedakan menjadi 2 (dua) : a. RUPS Tahunan RUPS untuk mempertanggungjawabkan kinerja Direksi setelah ditelaah oleh Dewan Komisaris dengan tujuan untuk mendapatkan persetujuan dan pengesahan Laporan Keuangan. Dengan persetujuan dan pengesahan tersebut berarti memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya kepada para anggota Direksi dan Dewan Komisaris atas pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan selama tahun buku yang telah lalu, sejauh tindakan tersebut tercermin dalam Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan kecuali perbuatan penggelapan, penipuan, dan tindak pidana lainnya. b. RUPS Luar Biasa RUPS yang dapat diselenggarakan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan untuk membicarakan dan memutuskan mata acara rapat dengan memperhatikan Peraturan Perundang-undangan dan Anggaran Dasar.
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
DEWAN KOMISARIS Dewan Komisaris Perseroan terdiri dari 3 (tiga) orang sebagaimana ditetapkan dalam RUPS tanggal 20 Desember 2013 dan telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia melalui surat nomor 15/125/GBI/DPIP/Rahasia tanggal tanggal 09 Desember 2013 perihal Keputusan Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) atas pencalonan Komisaris Independen PT Bank Dinar Indonesia dengan susunan sebagai berikut:
Dewan Komisaris Nama Dr Syaiful Amir, SE Ak Efen Lingga Utama Haryono Waskito
Jabatan
Komisaris Utama Komisaris Independen Komisaris Independen
Susunan, Kriteria dan Independensi Anggota Dewan Komisaris Susunan, kriteria dan independensi anggota Dewan Komisaris PT Bank Dinar Indonesia Tbk telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan kondisi sebagai berikut : 1. Jumlah Anggota Dewan Komisaris sudah sesuai ketentuan yang berlaku dalam bidang Perbankan yaitu terdiri dari 3 (tiga) orang dengan komposisi 1 (satu) orang Komisaris Non Independen dan 2 (dua) orang Komisaris Independen. Seluruh Anggota Komisaris tidak saling memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan dan hubungan keluarga dengan Anggota Komisaris lain dan Direksi. 2. Seluruh anggota Dewan Komisaris berdomisili di Indonesia. 3. Seluruh anggota Dewan Komisaris tidak ada yang berasal dari mantan anggota Direksi atau pejabat eksekutif pada Bank Dinar, tidak ada yang memiliki jabatan rangkap, dan Komisaris Independen hanya mengetuai maksimal 2 (dua) Komite di Bank Dinar. 4. Seluruh anggota Dewan Komisaris tidak ada yang merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris, Direksi, atau Pejabat Eksekutif pada perusahaan lain baik Bank maupun bukan Bank. 5. Seluruh anggota Dewan Komisaris memiliki integritas, kompetensi dan reputasi keuangan yang memadai dan dalam menjalankan tugasnya, Dewan Komisaris telah memiliki pedoman dan tata tertib kerja termasuk pengaturan etika kerja, waktu kerja, dan rapat. 6. Salah satu Anggota Dewan Komisaris adalah pemegang saham pengendali namun tidak mempengaruhi independensi dalam menjalankan tugasnya. 7. Seluruh anggota Dewan Komisaris memiliki kompetensi yang memadai dan relevan dengan jabatannya sehingga mampu menjalankan tugas dan tanggung jawabnya serta dapat mengimplementasikan kompetensi yang dimiliki dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya. Setiap anggota Dewan Komisaris telah lulus Fit and Proper Test dan telah memperoleh surat persetujuan dari Bank Indonesia 8. Setiap anggota Dewan Komisaris memiliki kemauan dan kemampuan untuk melakukan
pembelajaran secara berkelanjutan. 9. Untuk memastikan pelaksanaan tugasnya, Dewan Komisaris telah memiliki pedoman dan tata tertib kerja termasuk pengaturan etika kerja, waktu kerja, dan rapat.
Frekuensi Rapat Selama tahun 2014, Dewan Komisaris telah mengadakan rapat sebanyak 4 kali dengan rincian sebagai berikut : Frekuensi Rapat Dewan Komisaris Jumlah Persentase Kehadiran Rapat Kehadiran
Nama Dr Syaiful Amir, SE Ak Efen Lingga Utama Haryono Waskito
4 4 4
4 4 4
100 % 100 % 100 %
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris Dewan Komisaris memiliki tugas dan tanggung jawab yang sudah dilaksanakan sebagai berikut : 1. Dewan Komisaris telah memastikan pelaksanaan prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan usaha Bank dengan senantiasa melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi baik secara berkala maupun sewaktuwaktu, termasuk dalam pelaksanaan kebijakan strategis Bank Dinar dan apabila ditemukan penyimpangan diterbitkan memo kepada Direksi. Apabila terdapat pelanggaran terhadap undangundang dan peraturan perbankan maka dilaporkan ke Bank Indonesia paling lambat 7 hari kerja. 2. Dewan Komisaris telah melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya secara independen dan menyediakan waktu yang cukup untuk optimalisasi tugasnya serta tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional Bank kecuali kredit kepada pihak terkait dan hal lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Bank Dinar dan/atau peraturan perundangan yang berlaku dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan 3. Sebagai bagian dari pelaksanaan tugasnya Dewan Komisaris memantau tindak lanjut temuan audit dan rekomendasi Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) Bank, auditor eksternal dan hasil pengawasan Bank Indonesia. Untuk mengoptimalkan tugasnya Dewan Komisaris telah membentuk Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, serta Komite Nominasi dan Remunerasi, dan Dewan Komisaris telah memastikan efektifitas pelaksanaan tugas dari masing-masing Komite tersebut. 4. Pengangkatan anggota Komite telah dilakukan Direksi berdasarkan keputusan rapat Dewan Komisaris namun untuk pelaksanaan tugas komite agar efektif dipantau oleh Dewan Komisaris. 5. Rapat Dewan Komisaris diselenggarakan minimal 4 kali setahun dan dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Komisaris, pengambilan keputusan rapat dilakukan secara musyawarah mufakat dan apabila tidak mufakat maka dibatalkan.
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK |
35
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
6.
Dewan Komisaris melaksanakan tugas secara independen tanpa intervensi dari siapapun termasuk dari Pemegang Saham yang dapat mengurangi keuntungan Perseroan, tidak memanfaatkan Perseroan untuk kepentingan siapapun termasuk mengambil atau menerima keuntungan pribadi.
Jabatan
11. Direktur Utama berasal dari pihak independen terhadap Pemegang Saham Pengendali (PSP) dan tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan hubungan keluarga dengan PSP. 12. Setiap anggota Direksi telah lulus Fit and Proper Test dan telah memperoleh surat persetujuan dari Bank Indonesia. 13. Seluruh anggota Direksi memiliki kompetensi yang memadai dan relevan dengan jabatannya sehingga mampu menjalankan tugas dan tanggung jawabnya serta mampu mengimplementasikan kompetensi yang dimilikinya dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya 14. Seluruh anggota Direksi memiliki kemauan dan kemampuan untuk melakukan pembelajaran secara berkelanjutan dalam rangka peningkatan pengetahuan perbankan dan perkembangan terkini bidang keuangan/lainnya untuk mendukung pelaksanaan tugas tanggung jawabnya. 15. Direksi telah menerapkan prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan /jenjang organisasi. 16. Komposisi Direktur telah memenuhi ketentuan tanpa adanya intervensi dari pemilik
Direktur Utama Direktur Operasional Direktur Kepatuhan
Frekuensi Rapat Selama tahun 2014, Direksi telah mengadakan rapat sebanyak 12 kali dengan rincian sebagai berikut :
DIREKSI Untuk menjalankan usaha Perseroan maka Pemegang Saham melalui RUPS telah menunjuk Direksi dengan tetap memperhatikan persetujuan dari otoritas Bank Indonesia. Bank Dinar yang merupakan Perseroan yang bergerak dalam bidang jasa keuangan dengan fungsi utama sebagai lembaga intermediasi maka haruslah dikelola oleh tenaga profesional dan berpengalaman dalam pelaksanaan fungsi tersebut. Sesuai keputusan RUPS tanggal 23 Mei 2012 sebagaimana juga telah mendapat persetujuan Bank Indonesia melalui surat No 14/98/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 4 September 2012 perihal Keputusan Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) terhadap pengangkatan Direktur Utama PT Bank Liman Internasional, susunan Direksi PT Bank Dinar Indonesia Tbk adalah sebagai berikut :
Direksi Nama Hendra Lie Joyo Idham Aziz
Susunan, Kriteria dan Independensi Direksi Susunan, kriteria dan independensi Direksi PT Bank Dinar Indonesia Tbk telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan kondisi sebagai berikut : 1. Jumlah anggota Direksi 3 (tiga) orang, yaitu Direktur utama, Direktur Operasional dan Direktur Kepatuhan. 2. Semua anggota Direksi berdomisili di Indonesia. 3. Semua anggota Direksi memiliki pengalaman di perbankan lebih dari lima tahun 4. Tidak satupun anggota Direksi yang merangkap jabatan baik di lembaga perbankan maupun non Bank 5. Anggota Direksi baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama tidak ada yang memiliki saham melebihi 25 % dari modal disetor pada perusahaan lain. 6. Seluruh anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris tidak ada yang memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua. 7. Setiap penggantian dan/atau pengangkatan Direksi telah memperhatikan rekomendasi dari Komite Remunerasi dan Nominasi, 8. Direksi telah memiliki pedoman dan tata tertib kerja yang mengatur etika kerja, waktu kerja, dan pengaturan rapat. 9. Direksi telah menunjuk konsultan khusus dan independen yang didasari oleh kontrak yang jelas meliputi lingkup kerja, tanggung jawab, jangka waktu pekerjaan, dan biaya penunjukan untuk proyek hukum. 10. Seluruh anggota Direksi memiliki integritas, kompetensi dan reputasi keuangan yang memadai
36 |
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK
Frekuensi Rapat Direksi Nama
Hendra Lie Joyo Idham Aziz
Jumlah Rapat
Kehadiran
Persentase Kehadiran
12 12 12
12 12 12
100 % 100 % 100 %
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi Direksi memiliki tugas dan tanggung jawab yang sudah dilaksanakan sebagai berikut : 1. Direksi bertanggung jawab atas setiap keputusan untuk pelaksanaan kepengurusan Perseroan serta mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya dalam RUPS. 2. Direksi melakukan pengelolaan Perseroan sesuai kewenangan yang diatur dalam Anggaran Dasar dan Undang-Undang yang berlaku. 3. Seluruh anggota Direksi tidak ada yang memberikan kuasa umum kepada pihak lain yang mengakibatkan pengalihan tugas dan fungsi Direksi. 4. Direksi telah menerapkan pelaksanaan prinsipprinsip GCG dalam setiap kegiatan usaha Perseroan pada seluruh tingkatan/jenjang organisasi. 5. Direksi senantiasa menindaklanjuti temuan pemeriksaan dan rekomendasi dari audit intern maupun ekstern, hasil pengawasan Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan otoritas lain. 6. Direksi menyediakan data dan informasi yang lengkap dan akurat kepada Komisaris secara tepat waktu.
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
7.
Keputusan-keputusan strategis senantiasa diputuskan melalui rapat Direksi yang pengambilan keputusannya dilakukan secara musyawarah mufakat, dibuat risalah rapatnya dan d i d o k u m e n t a s i ka n d e n ga n b a i k , s e r t a diimplementasikan sesuai kebijakan, pedoman dan tata tertb kerja yang berlaku. Keputusan diambil apabila seluruh Direksi yang hadir menyetujui dan dibatalkan jika terjadi dissenting opinions. 8. Direksi tidak memanfaatkan Bank untuk kepentingan pribadi keluarga atau pihak lain serta tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi selain Remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan dalam RUPS. 9. Direksi melaksanakan tugas secara independen tanpa intervensi Pemilik yang dapat menyebabkan kegiatan operasional Bank terganggu sehingga berdampak pada berkurangnya keuntungan Bank dan/atau menyebabkan kerugian Bank. 10. Direksi mengungkapkan secara terbuka kebijakan yang bersifat strategis di bidang kepegawaian kepada karyawan. 11. Direksi mengangkat anggota Komite berdasarkan keputusan rapat Dewan Komisaris Frekuensi Rapat Dewan Komisaris dan Direksi Frekuensi Rapat BOC BOD Nama
Jumlah Persentase Kehadiran Rapat Kehadiran
Dr. Syaiful Amir, SE Ak Haryono Waskito Efen Lingga Utama Hendra Lie Joyo Idham Aziz
8 8 8 8 8 8
8 8 8 8 8 8
100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
KOMITE AUDIT Untuk lebih mengoptimalkan pelaksanaan tugas Dewan Komisaris maka telah dibentuk Komite Audit dengan keanggotaan sebagai berikut : Komite Audit Nama Efen Lingga Utama Nugroho Sulistio Waluyo Yahya
Jabatan
Ketua Anggota Anggota
Tugas Dan Tanggung Jawab Tugas dan tanggung jawab Komite Audit adalah memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris : a. Kecukupan pengendalian intern dan proses pelaporan keuangan yang didasarkan kepada evaluasi terhadap pelaksanaan tugas dan pemantauan tindak lanjut hasil audit. b. Melakukan review terhadap : 1. Pelaksanaan tugas SKAI
2. Kesesuaian pelaksanaan audit oleh KAP dengan standar audit yang berlaku. 3. Kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi yang berlaku, dan 4. Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan SKAI, Akuntan Publik dan hasil pengawasan Bank Indonesia. c. Memberikan rekomendasi penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik (KAP) sesuai ketentuan yang berlaku kepada RUPS melalui Dewan Komisaris. Frekuensi dan kehadiran rapat Komite Audit pada tahun 2014 Frekuensi Rapat Komite Audit Jumlah Persentase Kehadiran Rapat Kehadiran
Nama Efen Lingga Utama Nugroho Sulistio W Yahya
6 6 6
6 6 6
100 % 100 % 100 %
KOMITE PEMANTAU RISIKO Dalam rangka pelaksaanaan tugas pemantauan tingkat risiko Perseroan oleh Dewan Komisaris maka telah dibentuk Komite Pemantau Risiko dengan keanggotaan sebagai berikut : Komite Pemantau Risiko Nama Jabatan Ketua Haryono Waskito Anggota Nugroho Sulistio Waluyo Anggota Yahya Tugas dan tanggung jawab Komite Pemantau Risiko meliputi : a. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris terkait hasil evaluasi kebijakan dan pelaksanaan manajemen risiko; b. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komiasaris terkait hasil pantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko. Frekuensi dan kehadiran rapat Komite Pemantau Risiko pada tahun 2014 Frekuensi Rapat Komite Pemantau Risiko Jumlah Persentase Kehadiran Rapat Kehadiran
Nama Haryono Waskito Nugroho Sulistio W Yahya
6 6 6
6 6 6
100 % 100 % 100 %
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK |
37
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI Dalam rangka mengoptimalkan pelaksaanaan tugas Dewan Komisaris di bidang nominasi dan remunerasi maka telah dibentuk Komite Nominasi dan Remunerasi dengan keanggotaan sebagai berikut : Komite Nominasi dan Remunerasi Nama Jabatan Ketua Haryono Waskito Anggota Dr. Syaiful Amir, SE, Ak Anggota Yusuf Doi Pratama * Anggota Efen Lingga Utama** Anggota Trio Danito** * mengundurkan diri per tanggal 28 Oktober 2014 ** masuk sebagai anggota komite per 20 November 2014
Tugas dan tanggung jawab Komite Nominasi dan Remunerasi meliputi : a. Komite Remunerasi telah mengevaluasi kebijakan remunerasi bagi: Ÿ D ewa n Ko m i s a r i s d a n D i re ks i u nt u k disampaikan kepada RUPS, Ÿ Pejabat Eksekutif dan pegawai untuk disampaikan oleh Dewan Komisaris kepada Direksi. b. Menyusun kebijakan dan sistem serta prosedur pemilihan dan/atau penggantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi untuk disampaikan kepada RUPS c. Memberikan rekomendasi nama-nama calon anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi yang sesuai dengan ukuran dan kompleksitas usaha Perseroan untuk disampaikan kepada RUPS. d. Memberikan rekomendasi Pihak Independen yang dapat menjadi anggota Komite kepada Dewan Komisaris. Frekuensi Rapat Komite Nominasi dan Remunerasi pada tahun 2014 Frekuensi Rapat Komite Renumerasi dan Nominasi Nama Haryono Waskito Dr. Syaiful Amir, SE, Ak Yusuf Doi Pratama * Efen Lingga Utama ** Trio Danito**
Jumlah Persentase Kehadiran Rapat Kehadiran
3 3 2 1 1
3 3 2 1 1
100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
* mengundurkan diri per tanggal 28 Oktober 2014 ** masuk sebagai anggota komite per 20 November 2014
KOMITE KREDIT Surat Keputusan SK 058/SK/DIR/IX/2013 tanggal 17 September 2013 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Perkreditan Bank (KPB) Komite Kredit (KK). Komite Kredit adalah suatu komite yang beranggotakan pemegang kewenangan kredit untuk melakukan keputusan kredit yang mewakili fungsi credit decision, dimana kewenangan keputusan kredit tersebut melekat pada individu yang memiliki kemampuan, kompetensi dan integritas termasuk pengusul. Komite kredit dikelompokan menjadi 2 (dua) yaitu Komite
38 |
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK
Kredit Pusat dan Komite Kredit Cabang. Rapat Komite Kredit (RKK) adalah rapat yang diselenggarakan untuk tujuan memutus permohonan kredit (cash loan & non-cash loan) debitur/calon debitur dimana sekurang-kurangnya terdiri dari : Ÿ Direktur Utama Ÿ Direktur (selain Direktur yang membidangi Kepatuhan) Ÿ General Manager Ÿ Pengusul tertinggi (antara lain Kepala Bagian / Manager Kredit / Kepala Cabang / Capem) Tugas Komite Kredit Komite Kredit Pusat dan Cabang pada prinsipnya memiliki tugas yang sama meliputi hal-hal sebagai berikut : 1. Memberikan persetujuan dan atau penolakan dalam usulan kredit baik pengajuan baru, perpanjangan, perubahan, penambahan dan atau restrukturasi 2. Komite Kredit Pusat yang juga merupakan Komite Kebijakan Perkreditan (KKP) harus melakukan evaluasi atas aspek pendanaan kredit tersebut meliputi kerjasama gabungan dengan Komite Kredit Cabang dan secara berkala melaporkan secara tertulis kepada Direksi dan/atau Dewan Komisaris. 3. Dalam melaksanakan tugas tersebut diatas Komite Kredit dapat meminta opini unit/satuan kerja yang dianggap mampu membeikan masukan sehingga dapat menciptakan rekomendasi untuk selanjutnya diputuskan dalam suatu rapat komite. Tanggung Jawab Komite Kredit Pusat : a. Menyusun kebijakan Perkreditan Bank (KPB) yang menyangkut 3 azas pokok intern bank : Azas Likuiditas, Azas Solvabilitas, Azas Rentabilitas. b. Meminta persetujuan Kebijakan Perkreditan Bank (KPB) kepada Dewan Komisaris. c. Menyusun dan mengatur portofolio perkreditan secara keseluruhan sesuai dengan kebijaksanaan perkreditan yang sudah diterapkan. d. Mengadakan analisa/review terhadap nasabahnasabah yang mulai “meragukan” secara intensif. e. Memberikan persetujuan/penolakan terhadap permohonan kredit berdasarkan persetujuan mayoritas dan quorum dalam rapat. f. Meminta nasihat dari Dewan Komisaris terhadap permohonan kredit yang khusus (spesifik). g. Memberikan pengarahan yang diperlukan bagi Komite Kredit Cabang atas manajemen perkreditan yang menjadi tanggung jawab cabang termasuk koordinasi dengan unit kerja yang mengadministrasikan perkreditan. h. Mengawasi pelaksanaan perkreditan, sesuai dengan Kebijakan Kredit (Credit Policy) yang sudah ditetapkan Komite Kredit Cabang : a. Mengadakan analisa kelayakan permohonan kredit. b. Memberikan rekomendasi persetujuan atau penolakan atas permohonan kredit yang ada, sesuai dengan analisa kredit dan best practice
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
dalam perkreditan. Mengajukan permohonan persetujuan kepada KK Pusat apabila melebihi Batas Wewenang Memutus Kredit (BWMK) Cabang dan atau terjadi pengecualian terhadap fasilitas. d. Menyimpan dokumen-dokumen nasabah yang ada, namun dengan tetap memperhatikan keamanan terhadap dokumen tersebut, dan melakukan koordinasi terhadap dokumen p er k red ita n d en ga n u n it ker j a ya n g engadministrasikan dokumen perkreditan. e. Membuat daftar nasabah per Account Officer dan atau pengusul. f. Membuat laporan kepada Komite Kredit Pusat, tentang aktivitas dan portofolio kredit yang ada. g. Membuat laporan kepada Komite Kredit Pusat perihal kredit bermasalah dan kredit yang berpotensi menjadi bermasalah. c.
KOMITE MANAJEMEN RISIKO Komite Manajemen Risiko adalah komite dalam sistem Manajemen Risiko Bank yang bersifat non-struktural, berkedudukan di Kantor Pusat yang merumuskan kebijakan, mengawasi pelaksanaan kebijakan, memantau saran-saran dan lagkah perbaikan dan atau penyempurnaan. Berdasarkan Surat Keputusan No. 046/SK/DIR/BDI/VII/2013 tanggal 5 Juli 2013, keanggotaan Komite Manajemen Risiko terdiri dari anggota : Tetap : Direktur Kepatuhan Tidak Tetap : Direksi selain Direktur Kepatuhan dan pejabat eksekutif setingkat dibawah Direksi. Tambahan : Pejabat struktural lainnya. Tugas dan Tanggung Jawab Wewenang dan tanggung jawab Komite Manajemen Risiko adalah memberikan rekomendasi kepada Direktur Utama, yang dapat meliputi : 1. Penyusunan kebijakan, strategi, dan pedoman penerapan manajemen risiko. 2. Perbaikan dan atau penyempurnaan pelaksanaan manajemen risiko berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan dimaksud 3. Penetapan (justification) hal-hal yang terkait dengan keputusan bisnis yang merupakan pengecualian dari prosedur normal. KOMITE STEERING IT Untuk lebih mengoptimalkan pelaksanaan tugas Direksi serta memberikan rekomendasi terkait dengan penggunaan Teknologi Informasi, maka telah dibentuk IT Steering Comitee dengan keanggotaan sebagai berikut : Ketua : Direktur Operasional Anggota : General Manager Operasional Manager Departemen IT Ketua Satuan Kerja Manajemen Risiko Ketua Satuan Kerja Audit Internal Ketua Satuan Kerja Kepatuhan Kepala Bagian Operasional – KPO Juanda
Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Berdasarkan Surat Keputusan Direksi No.001.1/SK/DIR/II/2014 tanggal 11 Februari 2014 tentang Perubahan Susunan Anggota Komite Pengarah Teknologi Informasi (IT Steering Comitee), tugas wewenang dan tanggung jawab IT Steering Comitee adalah sebagai berikut : 1. Memastikan rencana strategis TI sesuai dengan rencana strategis kegiatan usaha bank. Komite hendaknya memperhatikan faktor efisiensi, efektifitas serta hal-hal sebagai berikut : 2. Merumuskan kebijakan dan prosedur TI yang utama seperti kebijakan Pengamanan TI dan manajemen risiko terkait penggunaan TI di Bank 3. Memantau dan mengawasi proyek-proyek TI yang disetujui dengan rencana strategis TI. Komite juga menetapkan status prioritas proyek TI yang bersifat kritikal (berdampak signifikan terhadap kegiatan operasional Bank) misalnya pergantian Core Banking application, production server dan topologi jaringan. 4. Kesesuai pelaksanaan proyek-proyek TI dengan rencana proyek (project charter) yang disepakati dalam Service Level Agreement. Komite hendaknya rekomendasi dengan hasil analisis dari proyek-proyek TI yang utama sehingga memungkinkan Direksi mengambil keputusan secara efesien. 5. Kesesuaian TI dengan kebutuhan sistem informasi manajemen yang mendukung pengelolaan kegiatan usaha Bank 6. Efektifitas langkah-langkah minimalisasi risiko atas investasi Bank pada sector TI dan bahwa investasi tersebut memberikan kontribusi terhadap tercapainya tujuan bisnis Bank 7. Pemantauan atas kinerja TI dan upaya peningkatannya misalnya mendeteksi keusangan TI dan mengukur efektivitas dan efisiensi penerapan kebijakan pengamanan TI. 8. Upaya penyelesaian berbagai masalah terkait TI yang diselesaikan oleh satuan kerja pengguna dan satuan kerja penyelenggara Komite dapat memfasilitasi hubungan antara kedua satuan kerja tersebut. 9. Kecukupan dan alokasi sumber daya yang dimiliki Bank. Apabila sumber daya yang dimiliki tidak memadai dan Bank akan menggunakan jaa pihak lain dalam penyelenggaraan maka Komite Pengarah IT harus memastikan Bank telah memiliki kebijakan dan prosedur terkait.
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK |
39
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
ASSETS AND LIABILITY COMMITTEE (ALCO) B e rd a s a r ka n S u rat Ke p u t u s a n D i re ks i N o . 076.1/SK/DIR/XII/2013 Tentang Pembentukan Komite Assets And Liability Committee (ALCO) yang terdiri dari: Ketua : Direktur Utama Anggota : - Direktur Operasional - Direktur Kepatuhan - GM Bisnis - GM Operasional - Pejabat Treasury - Manager Kredit - SKAI - SKMR - Akunting - Teknologi Informasi - Pimpinan Cabang Tugas dan Tanggung Jawab : · Melakukan rapat secara berkala minimum sebulan sekali untuk penentuan tingkat suku bunga, baik untuk Dana Pihak Ketiga maupun suku bunga kredit. · Melakukan evaluasi secara periodik posisi-posisi likuiditas Bank dan merumuskan besarnya persentase likuiditas yang akan dipertahankan oleh Bank. · Melakukan evaluasi secara periodik posisi sumber dana Bank dan merumuskan komposisi jenis-jenis sumber dana yang menghasilkan Cost of Fund yang optimal. · Melakukan evaluasi secara periodik posisi dan exposure penempatan dana di pasar mata uang antara Bank dengan menetapkan besaran limit antar Bank SATUAN KERJA MANAJEMEN RISIKO (SKMR) Agar tingkat risiko yang dihadapi Perseroan senantiasa berada pada tingkat yang dapat ditoleransi dan sesuai dengan risk appetite dan strategi manajemen risiko Perseroan maka manajemen Perseroan telah membentuk Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR). Satuan ini bertugas untuk membantu Direksi dalam menyusun kebijakan dan strategi manajemen risiko serta mengevaluasi dan memantau pelaksanaan kebijakan dan strategi manajemen risiko dimaksud pada setiap tingkatan organisasi dan lini operasional Perseroan. Satuan Kerja Manajemen Risiko berfungsi untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan aspek risiko yang melekat pada setiap aktivitas Perseroan. Proses penilaian risiko yang dilakukan harus mencakup seluruh jenis risiko yang ada pada Perseroan yaitu Risiko Kredit, Risiko Operasional, Risiko Likuiditas, Risiko Pasar, Risiko Kepatuhan, Risiko Hukum, Risiko Reputasi, dan Risiko Strategis. Hasil penilaian terhadap masing-masing jenis risiko
40 |
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK
tersebut dilaporkan secara rutin kepada manajemen yang selanjutnya disampaikan ke Otoritas Jasa Keuangan. Untuk mendukung penerapan manajemen risiko yang ada maka manajemen Perseroan juga telah membentuk SKAI, SKMR dan Komite Manajemen Risiko serta Satuan Kerja Kepatuhan. Disisi lain seluruh Kebijakan Manajemen Risiko, strategi dan kerangka Manajemen Risikoyang akan diterapkan terlebih dahulu diajukan ke Dewan Komisaris untuk mendapatkan persetujuan, demi memastikan tingkat risiko yang diambil (risk appetite) dan toleransi risiko (risk tolerance) berada dalam tingkat yang terkendali. Direksi bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan, strategi, dan kerangka Manajemen Risiko serta mengevaluasi dan memberikan arahan berdasarkan laporan-laporan yang disampaikan oleh SKMR termasuk laporan mengenai profil risiko melalui meeting Komite Manajemen Risiko. Sepanjang tahun 2014, Komisaris dan Direksi telah melakukan pengawasan secara aktif terhadap pelaksanaan kebijakan dan strategi manajemen risiko, Bank telah menerapkan manajemen risiko secara efektif, yang disesuaikan dengan tujuan, kebijakan usaha, ukuran dan kompleksitas usaha serta kemampuan Perseroan. Peningkatan kualitas proses pengendalian intern Perseroan, difokuskan pada perbaikan sistem dan prosedur untuk menjamin akuntabilitas proses dan prinsip dual control pada setiap pelaksanaan operasi.
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
SEKRETARIS PERUSAHAAN Sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Bapepam dan LK No.IX.I.4 tentang Pembentukan SekretarisPerusahaan maka PT Bank Dinar Indonesia T b k m e l a l u i S u rat Ke p u t u s a n D i re ks i N o . 080/SK/DIR/XII/2013 tanggal 31 Desember 2013 perihal Pengangkatan Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary) telah menunjuk Idham Aziz sebagai Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary) berlaku efektif sejak tanggal 31 Desember 2013. Adapun tugas dan tanggung jawab Sekretaris Perusahaan antara lain: · Mengikuti perkembangan Pasar Modal khususnya peraturan-peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal. · Memberikan pelayanan kepada masyarakat atas setiap informasi yang dibutuhkan pemodal yang berkaitan dengan kondisi Perseroan. · Memberikan masukan kepada Direksi Perseroan untuk mematuhi ketentuan Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya. · Sebagai penghubung atau contact person antara Perseroan dengan OJK dan Masyarakat. AUDIT INTERNAL Sesuai dengan Peraturan Bapepam-LK No.IX.I.7, maka berdasarkan Surat Keputusan Direksi yang disahkan oleh Dewan Komisaris Perseroan No. 042/SK/DIR/VI/2013 tanggal 10 Oktober 2013, Direksi Perseroan telah menetapkan Yuliani Kadarisman sebagai Kepala Satuan Kerja Audit Intern (SKAI). Dalam rangka menjaga dan mengamankan kegiatan usaha sesuai dengan visi dan misi Perseroan serta memberikan landasan dan pedoman kerja bagi Satuan Kerja Audit Intern (SKAI), maka perlu ditetapkan Piagam Audit Satuan Kerja Audit Internal (Internal Audit Charter). Piagam Audit Satuan Kerja Audit Internal Perseroan ditetapkan oleh Direktur Utama Perseroan yang disahkan oleh Dewan Komisaris Perseroan tanggal 10 Oktober 2013. Visi dan Misi Visi Satuan Kerja Audit Internal adalah menjadi organisasi internal audit yang berkualitas, bermutu dan independen. Misi Satuan Kerja Audit Internal adalah menyediakan jasa penilaian dan konsultasi secara independent dan objective untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kualitas operasional Perseroan. Membantu organisasi Bank mencapai tujuan melalui pendekatan yang sistematis dan konsisten untuk mengevaluasi dan memperbaiki efektivitas internal control, risk management dan governance process. Fungsi Sistem Pengendalian Intern Satuan Kerja Audit Internal melaksanakan fungsinya dengan mengevaluasi dan berperan aktif dalam meningkatkan efektivitas Sistem Pengendalian Intern (SPI) secara berkesinambungan berkaitan dengan pelaksanaan operasional Bank dalam pencapaian sasaran yang telah ditetapkan oleh manajemen dengan:
Ÿ Membuat analisis dan penelitian dibidang
keuangan, akuntansi, operasional dan kegiatan lainnya melalui pemeriksaan secara on site dan pemantauan secara on-desk, termasuk melaksanakan pemeriksaan dan tugas untuk tujuan tertentu. Ÿ Memberikan saran perbaikan dan informasi yang obyektif tentang kegiatan yang direview kepada semua tingkatan manajemen. Ÿ M e l a ku ka n i d e nt i f i ka s i te r h a d a p s e ga l a kemu n gkin an u ntu k memp erb aiki d an meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya dan dana. Ÿ Penerapan Risk Management Ÿ Satuan Kerja Audit Internal membantu melakukan identifikasi dan evaluasi terhadap risiko Bank serta berperan aktif memberikan rekomendasi dan solusi peningkatan kualitas management risiko. Ÿ Good Corporate Governance Ÿ Satuan Kerja Audit Internal membantu memberikan penilaian mengenai penerapan corporate governance dengan melakukan/memberikan rekomendasi dan solusi untuk memperbaiki governance process. Ruang Lingkup Tugas Satuan Kerja Audit Intern Ruang lingkup pekerjaan Satuan Kerja Audit Internal mencakup semua area operasi Perseroan sepanjang tidak ada masalah hukum dan organisasi untuk menentukan kecukupan kualitas pengendalian intern, manajemen risiko, dan proses tata kelola perusahaan untuk memastikan hal-hal sebagai berikut: Ÿ Risiko teridentifikasi dan dikelola secara wajar Ÿ Interaksi dengan berbagai unit kerja (governance process) terlaksana seperti yang dibutuhkan Ÿ Informasi financial, managerial dan operasional yang signifikan telah tersedia secara akurat, reliable dan tepat waktu. Ÿ Dipatuhinya kebijakan, standard (code of ethics), prosedur dan hukum serta regulasi yang berlaku oleh seluruh pegawai. Ÿ Sumber daya diperoleh secara ekonomis, digunakan secara efisien dan dilindungi secara memadai. Ÿ Program, perencanaan dan sasaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan dapat tercapai secara optimal Ÿ Kualitas pengendalian intern selalu diperbaiki secara berkesinambungan. Ÿ Regulasi yang berdampak dan berpengaruh secara signifikan pada Perusahaan, diidentifikasi dan dikelola sewajarnya. Ÿ Kecukupan kualitas pengendalian intern, manajemen risiko dan proses tata kelola dari unit kerja yang diaudit dituangkan dalam Audit Rating. Kewenangan Ÿ Melakukan audit terhadap kegiatan semua unit kerja
dalam organisasi Perseroan, melakukan akses terhadap catatan, karyawan dan termasuk didalamnya, namun tidak terbatas pada rekening/catatan karyawan dan sumber daya serta hal-hal lain yang dianggap perlu. Ÿ Melakukan penelusuran terhadap kasus/masalah pada setiap aspek dan unsur kegiatan baik berupa penipuan, pemalsuan, penggelapan, pencurian,
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK |
41
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
pembongkaran, perampokan atau hal-hal lainnya yang dapat menimbulkan kerugian material maupun immaterial bagi perusahaan. Tanggung jawab untuk melakukan penelusuran terhdapa kasus/masalah tersebut terbatas pada/sampai dengan pengungkapan dan pelaporan kepada manajemen. Tanggung Jawab Kepala Satuan Kerja Audit Internal bertanggung jawab untuk merencanakan, melaksanakan, mengatur dan mengarahkan audit dengan penekanan pada bidang/aktivitas yang mempunyai resiko tinggi serta mengevaluasi prosedur/control system yang ada, untuk memperoleh keyakinan bahwa tujuan dan sasaran perusahaan dapat dicapai secara optimal dan berkesinambungan. Satuan Kerja Audit Internal bertanggung jawab : Ÿ Atas rekomendasi yang diberikan, monitoring tindak lanjut atas hasil audit, dan berwenang mengambil langkah yang diperlukan. Ÿ Mengkoordinasikan kegiatannya dengan kegiatan pemeriksa ekstern sehingga dapat dicapai hasil audit yang optimal Independensi Satuan Kerja Audit Internal harus memiliki independensi dalam melakukan audit dan mengemukakan pandangan serta pemikiran sesuai dengan profesinya dan standar audit yang berlaku. Dalam menegakkan independensinya, Satuan Kerja Audit Internal harus: Ÿ Mampu mengungkapkan pandangan dan pemikirannya tanpa pengaruh ataupun tekanan dari pihak lain. Ÿ Memiliki kebebasan dalam menetapkan metode, cara, dan teknik pendekatan audit yang dilakukan. Ÿ Melaksanakan fungsinya dengan obyektif, tercermin pada laporan yang lengkap, obyektif serta berdasarkan analisis yang cermat dan tidak memihak. Ÿ Bebas dari pertentangan kepentingan (conflict of interest) atas obyek atau kegiatan yang diperiksa. Apabila auditor mempunyai pertentangan kepentingan atas obyek atau kegiatan yang diperiksa, maka yang bersangkutan harus menyatakan keterkaitannya dan tidak ditugaskan untuk melaksanakan audit terhadap obyek atau kegiatan dimaksud. Larangan Perangkapan Tugas Untuk menjaga independensi dan obyektifitasnya, maka auditor dilarang untuk: Ÿ Merangkap jabatan lain yang berkaitan dengan kegiatan operasional Perseroan. Ÿ Melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan secara langsung atau tidak langsung dengan unit kerja yang merupakan obyek audit. Profesionalisme Profesionalisme selalu menjadi acuan setiap anggota SKAI, untuk itu auditor intern secara sendiri-sendiri atau bersama-sama harus mempunyai: Ÿ Sikap mental yang independen, jujur, obyektif, tekun, dan menjunjung tinggi etika serta profesi auditor intern termasuk didalamnya bersikap
42 |
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
bijaksana dan hati-hati dalam menggunakan informasi rahasia untuk kepentingan pribadi atau hal-hal lain yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan (confidentially code) Ÿ Mempunyai kompetensi perilaku (behavioral competencies) sesuai dengan competency profile yang dibutuhkan. Ÿ Mempunyai kompetensi teknis (technical competencies) dibidang auditing, internal control, risk management serta kompetensi teknis lainnya sesuai bidang audit spesialisasinya. Ÿ Kemauan dan kemampuan untuk meningkatkan kualitas kompetensinya, baik perilaku maupun teknis. PENGENDALIAN INTERN (INTERNAL CONTROL) Dalam rangka menekan tingkat risiko yang dihadapi Perseroan maka Perseroan menetapkan Sistem Pengendalian Intern (SPI) dalam kegiatan operasionalnya. SPI mencakup bagan organisasi, rumusan kebijakan tertulis dan peningkatan budaya kepatuhan dalam setiap jenjang kegiatan Perseroan diantaranya dengan menerapkan Sistem Four Eyes. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga, melindungi kepentingan Perseroan dan kepentingan seluruh Stakeholders. Pengendalian Intern bertujuan untuk mengamankan harta kekayaan maupun kewajiban Perseroan, menyakini kehandalan data akuntansi, mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya secara ekonomis, efisien dan ditaatinya seluruh aturan Perseroan yang telah ditetapkan. Direksi bertanggung jawab atas terciptanya struktur pengendalian intern yang efektif diantaranya dengan membentuk Satuan Kerja Audit Intern. Dalam pelaksanaan tugasnya, Satuan Kerja Audit Intern membuat analisis dan pemeriksaan di bidang keuangan, akuntansi, operasional, dan kegiatan lainnya secara onsite dan/atau secara off site. Mengidentifikasi segala kemungkinan untuk memperbaiki dan meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya dan dana, serta memberikan saran perbaikan berdasarkan informasi obyektif tentang kegiatan yang diperiksa kepada semua tingkatan manajemen. Direksi memastikan bahwa setiap temuan SKAI telah ditindaklanjuti oleh unit terkait.
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
PERKARA PENTING YANG DIHADAPI Permasalahan hukum yang sedang dihadapi perseroan, anggota direksi dan anggota dewan komisaris perseroan per akhir tahun 2014 : Tabel Permasalahan Hukum Permasalahan Hukum Telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap) Dalam proses penyelesaian Total
Dalam Tahun 2014 Perdata Pidana 0
0
4 4
0 0
Perkara AYDA Perseroan sedang mengajukan gugatan di Pengadilan Negeri Jakarta Barat atas 4 (empat) unit AYDA milik Perseroan dengan atas nama Laura Liman, Phebe Liman, Eunice Liman dan Jeffry Harianto. Pada tingkat Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi sudah diputus dan Perseroan sebagai pemenang. Perkara Tuntutan Oleh Mantan Pemegang Saham Pada tanggal 22 April 2013, Hadi Susanto mengajukan gugatan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat terhadap keabsahan kepemilikan saham Bapak Syaiful Amir dalam Perseroan berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa II tertanggal 27 Desember 2010, dimana Perseroan menjadi salah satu Tegugat. Dalam gugatan tersebut, Hadi Susanto Sidharta menuntut dengan pokok tuntutan antara lain: Ÿ Pembatalan terhadap Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa II tertanggal 27 Desember 2010 yang menetapkan Bapak Syaiful Amir selaku “STAND BY BUYER”; Ÿ Pembatalan terhadap jual beli saham portepel antara Bapak Syaiful Amir dengan Perseroan; Atas perkara ini sudah ada keputusan sebagai berikut : Ÿ Pada tanggal 23 Oktober 2013 Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat melalui putusan nomor 192/Pdt.G/2013/PN.JKT.Pst memenangkan Bapak Syaiful Amir. Ÿ Pada tanggal 16 Juli 2014 Pengadilan Tinggi DKI Jakarta melalui putusan nomor 313/Pdt/2014/PT.DKI memenangkan Bapak Syaiful Amir kembali. Saat ini perkara tersebut sedang dalam proses permohonan kasasi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia. Pada tanggal 30 September 2014, Hadi Susanto Sidharta kembali mengajukan tuntutan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dalam pokok perkara yang hampir sama dengan tuntutan diatas dimana Bank Dinar sebagai Tergugat I, Bapak Syaiful Amir sebagai Tergugat II dan Bapak Andre Mirza Hartawan sebagai Tergugat III serta OJK turut tergugat.
jaminan tersebut mantan debitur tersebut tidak bersedia mengosongkan dan pada tanggal 12 Juni 2013, debitur mengajukan gugatan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat terhadap penerbitan Akta Pengikatan Jual Beli Nomor 54 tanggal 19 Oktober 2012, dihadapan Irma Bonita, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta Pusat dan Perjanjian Untuk Membeli Kembali tanggal 19 Oktober 2012, yang dilegalisasi dengan Nomor 541/L/X/2012/R2 tanggal 19 Oktober 2012, oleh Irma Bonita, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta Pusat. Perkara tersebut saat ini masih dalam penanganan Pengadilan Negeri Tangerang. PENGARUH TERHADAP KONDISI PERUSAHAAN Dampak tuntutan hukum terhadap kelangsungan bisnis Perseroan, atas permasalahan hukum yang dihadapi Perseroan, tidak mempunyai dampak yang signifikan. Dengan permasalahan masing-masing sebagai berikut : a. Perkara AYDA Dalam masalah AYDA kedudukan atau posisi Perseroan secara hukum sangat kuat bahkan di tingkat Pengadilan Negeri sudah dimenangkan Perseroan namun seandainya pada akhirnya kalah, maka Perseroan akan menerima pembayaran senilai nilai buku AYDA tersebut sehingga secara keuangan tidak ada kerugian hanya perubahan wujud dari AYDA ke uang tunai. Dengan demikian tidak ada pengaruh terhadap kelangsungan usaha Perseroan. b. Perkara Tuntutan Oleh Mantan Pemegang Saham Perseroan dalam masalah ini hanya sebagai Tergugat II dimana apabila Tergugat I (Pemegang Saham) kalah dalam peradilan maka Perseroan hanya tinggal meminta kepada Tergugat I untuk mengembalikan sahamnya yang selanjutnya dijual terhadap pihak Penggugat. Disisi lain Tergugat I sudah membuat surat pernyataan untuk tidak menjual jumlah saham yang digugat sampai dengan adanya putusan Pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap (inkrah) sehingga kasus ini tidak ada pengaruhnya terhadap usaha Perseroan. c. Perkara Fasilitas KPR Pada dasarnya atas fasilitas KPR ini debitur telah menyerahkan jaminannya kepada Perseroan karena tidak sanggup untuk melunasi kewajibannnya. Namun debitur tidak kooperatif dalam pengosongan KPR dimaksud dan mengambil langkah hukum dengan membuat skenario palsu atas penyerahan jaminan tersebut. Sehingga apabila debitur dikemudian hari dimenangkan maka debitur harus kembali melunasi nilai pinjaman yang pernah diterimanya. Dengan demikian maka perkara ini tidak akan mengganggu perkara usaha Perseroan.
Perkara Fasilitas KPR Bank memberikan fasilitas KPR kepada debitur atas nama Dedy dan Joana, dalam perjalanannya debitur kesulitan untuk memenuhi kewajibannya sehingga debitur dengan sukarela menyerahkan jaminan kepada Bank, namun pada saat Bank akan mengosongkan aset
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK |
43
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
SATUAN KERJA KEPATUHAN (SKK) Untuk memastikan dan menjaga bahwa seluruh aktivitas Bank telah memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam peraturan dan perundangundangan yang berlaku, maka dibentuklah Satuan Kerja Kepatuhan (SKK). Satuan Kerja Kepatuhan merupakan satuan kerja yang independen, dibentuk secara tersendiri dan bebas dari pengaruh satuan kerja lain, serta mempunyai akses langsung pada Direktur yang membawahi Fungsi Kepatuhan. Satuan Kerja Kepatuhan dibentuk di kantor pusat Perseroan, namun pelaksanaan fungsinya diterapkan di seluruh jaringan kantor Perseroan. Satuan Kerja Kepatuhan melaksanakan fungsi kepatuhan Perseroan meliputi tindakan untuk: Ÿ Mewujudkan terlaksananya budaya kepatuhan pada semua tingkatan organisasidan kegiatan usaha Perseroan. Ÿ Mengelola Risiko Kepatuhan yang dihadapi oleh Perseroan. Ÿ Memastikan agar kebijakan, ketentuan,sistem, dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Perseroan telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ÿ Memastikan kepatuhan Perseroan terhadap ko m i t m e n y a n g d i b u a t o l e h P e r s e r o a n kepadaOtoritas Jasa Keuangan , Bank Indonesia dan Otoritas Pengawas lain. Pada dasarnya Perseroan akan senantiasa patuh pada ketentuan yang berlaku di perbankan namun dalam perjalanan tahun 2014, Perseroan masih harus menghadapi sanksi sebesar Rp 4,250,000.- yang terdiri dari sanksi atas keterlambatan pembayaran biaya pendaftaran emiten dan tahunan (Annual Fee) ke KSEI Rp 4,000,000.- serta sebesar Rp 250,000,- atas sanksi kesalahan pelaporan Laporan Harian Bank Umum (LHBU). KODE ETIK & BUDAYA PERUSAHAAN Demi memastikan seluruh kegiatan operasional Perseroan pada seluruh lini aktifitas berjalan secara tertib, konsisten dan terbebas dari unsur risiko yang dapat merugikan Perseroan baik secara material maupun immaterial maka perlu diterapkan standar etika sesuai dengan Kode Etik Perilaku Karyawan demi menunjang terlaksananya tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance). Kode Etik merupakan panduan bagi setiap karyawan Perseroan dalam bersikap dan bertindak yang sesuai dengan prinsip-prinsip moral atau nilai-nilai mengenai hal yang dianggap baik dan tidak baik, serta hal-hal yang benar dan tidak benar atau bertentangan dengan budaya serta nilai-nilai lokal. Keberadaan Kode Etik Perilaku Karyawan diharapkan dapat menjadi panduan bagi karyawan untuk selalu bersikap hati-hati dalam setiap pelayanan atau menjalankan kegiatan yang berpotensi menimbulkan risiko serta mendukung terciptanya suasana kerja yang kondusif.
44 |
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK
Kode Etik Ÿ Seorang bankir patuh dan taat pada ketentuan
perundang-undangan dan peraturan yang berlaku; Ÿ Seorang bankir melakukan pencatatan yang benar
mengenai segala transaksi yang berhubungan dengan kegiatan banknya; Ÿ Seorang bankir menghindarkan diri dari persaingan yang tidak sehat; Ÿ S e o ra n g b a n k i r t i d a k m e nya l a h g u n a ka n wewenangnya untuk kepentingan pribadi; Ÿ Seorang bankir menghindarkan diri dari keterlibatan pengambilan keputusan dalam hal terdapat pertentangan kepentingan; Ÿ Seorang bankir menjaga kerahasiaan nasabah dan banknya.; Ÿ Seorang bankir memperhitungkan dampak yang merugikan dari setiap kebijakan yang ditetapkan banknya terhadap keadaan ekonomi, sosial, dan lingkungan; Ÿ Seorang bankir tidak menerima hadiah atau imbalan yang memperkaya diri pribadi maupun keluarganya; Ÿ Seorang bankir tidak melakukan perbuatan tercela yang dapat merugikan citra profesinya. PROSPEK DAN PENGEMBANGAN USAHA TAHUN 2015 Fundamental ekonomi nasional tahun 2015 lebih baik dibanding tahun sebelumnya ditengah bayang-bayang perlambatan ekonomi global. Pemerintah dan kalangan ekonom yakin bahwa ekonomi nasional tahun ini akan tumbuh 5,7 % – 6 % dibanding tahun lalu yang sebesar 5,02 %. Konsumsi domistik akan lebih tinggi sejalan dengan menurunnya laju inflasi. Tekanan eksternal juga tidak sekuat tahun lalu seiring dengan melemahnya harga minyak dunia. Pemerintah bahkan punya kesempatan untuk memangkas kembali subsidi BBM dan mengalokasikannya ke sektor-sektor produktif. Disisi lain dengan mulai pulihnya perekonomian Amerika Serikat (AS) akan mendorong kinerja ekspor nasional. Optimisme ekonomi tahun 2015 mensyaratkan adanya peningkatan kualitas penyerapan anggaran, realisasi proyek-proyek infrastruktur, meningkatkan investasi melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), melaksanakan reformasi birokrasi, diversifikasi produk dan pasar ekspor, menjaga inflasi dan memangkas suku bunga. Dengan prospek ekonomi tersebut diatas maka PT. Bank Dinar Indonesia, Tbk dengan CAR 31,24 % dan LDR sebesar 69,62 % maka masih terbuka luas dan optimis untuk lebih mendorong fungsi intermediasinya. Pertumbuhan penyaluran dana melalui kredit akan terus ditingkatkan melalui sektor usaha kecil dan menengah sesuai visi dan misi perseroan. Namun upaya tersebut harus tetap dilakukan secara hati-hati dan berpegang pada prinsip pemberian kredit yang sehat. Disisi lain harus diupayakan penghimpunan dana dengan memprioritaskan pada penghimpunan dana murah. Perseroan juga berupaya meningkatkan pelayanan kepada nasabah dengan menyediakan fasilitas ATM pada tahun 2015.
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
RENCANA STRATEGIS PERSEROAN Perseroan telah menyusun rencana jangka panjang yang disesuaikan dengan visinya yaitu “Menjadi Bank yang memberikan layanan tercepat dan terbaik dalam pengembangan usaha perdagangan kecil dan menengah” dengan misi “Meningkatkan Pelayanan, Kenyamanan dan Produk serta Optimalisasi Sumber Daya Perseroan”. Penyusunan rencana strategis ini didasarkan pada hasil komunikasi dengan Pemegang Saham khususnya terkait kepada dukungan permodalan atas rencana yang disusun. Dalam penyusunan rencana tersebut manajemen melakukan kajian yang komprehensif dengan memperhatikan peluang bisnis dan kekuatan yang dimiliki Perseroan serta mengidentifiasikan kelemahan dan ancaman (SWOT Analysis). Termasuk namun tidak terbatas pada analisis perkembangan faktor eksternal. KEPEMILIKAN SAHAM OLEH KARYAWAN / MANAJEMEN (Share Option) Sampai dengan akhir tahun 2014 Perseroan belum pernah mengeluarkan kebijakan tentang program kepemilikan saham oleh karyawan dan atau manajemen.
Nama / Keterangan
Komisaris Direksi Pejabat Eksekutif Total
-
Jumlah Opsi
Jumlah Saham yang dimiliki (lembar saham)
Yang diberikan (lembar saham)
Yang telah dieksekusi (lembar saham)
Harga Opsi (Rupiah)
Jangka Waktu
-
-
-
-
-
Pengurus yang memiliki saham di Perseroan satu-satunya adalah Komisaris Utama yaitu sebesar 10.58%. Namun kepemilikan tersebut diperoleh bukan dari program kepemilikan saham ini. DANA KEPADA PIHAK TERKAIT DAN PENYEDIAAN DANA BESAR Total penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana kepada debitur inti per posisi 31 Desember 2014 adalah sebagaimana dijelaskan pada tabel berikut. Debitur No Penyedia Dana Jumlah* 46,163 8 1 Kepada Pihak Terkait 2 Kepada Debitur Inti a. Individu 526,216 25 b. Group 187,862 18 * dalam jutaan rupiah
Untuk pengendalian risiko atas penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar telah ditetapkan ketentuan intern yang mengatur jumlah penyediaan dana maksimal kepada masing-masing kelompok tersebut melalui Surat Keputusan Direksi dan juga berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit serta memperhatikan prinsip kehati-hatian maupun perundang-undangan yang berlaku. Kredit kepada pihak terkait sejumlah Rp35 miliar dijamin dengan agunan tunai (deposito). KEBIJAKAN REMUNERASI DAN FASILITAS LAIN BAGI DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI Berikut adalah tabel yang menggambarkan kebijakan remunerasi dan fasilitas yang diterima seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi selama tahun 2014 Jumlah Diterima Dalam 1 Tahun No Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lain Dewan Komisaris Direksi Jutaan Rp Jutaan Rp Orang Orang 1 Remunerasi (gaji, bonus, tunjangan rutin, tantiem 2,484 2,905 3 3 dan fasilitas lainnya dalam bentuk non natura) 2 Fasilitas lain dalam bentuk natura (perumahan, transportasi, asuransi kesehatan dsb) yang *): 890 781 a. Dapat dimiliki 3 3 b. Tidak dapat dimiliki 3,374 3,686 6 6 Total *) Dinilai dalam ekivalen rupiah.
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK |
45
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Jumlah remunerasi dalam 1 (satu) tahun untuk anggota Dewan Komisaris dan Direksi bila dikelompokkan dalam kisaran tingkat penghasilan adalah sebagai berikut :
*) yang diterima secara tunai
Jumlah Remunerasi per Orang dalam 1 tahun *) Di atas Rp. 2 Miliar Di atas Rp. 1 Miliar s/d Rp. 2 Miliar Di atas Rp. 500 Juta s/d Rp. 1 Miliar
Jumlah Direksi -
Jumlah Komisaris -
1 2 -
1 2 -
Rp. 500 Juta kebawah RASIO GAJI TERTINGGI DAN TERENDAH Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah A Rasio Gaji Pegawai Tertinggi dan Terendah B Rasio Gaji Direksi Tertinggi dan Terendah C Rasio Gaji Komisaris Tertinggi dan Terendah D Rasio Gaji Direksi Tertinggi dan Pegawai Tertinggi
15,64 : 1 1,62 : 1 2,03 : 1 2,24 : 1
JUMLAH PENYIMPANGAN (INTERNAL FRAUD) YANG TERJADI DAN UPAYA PENYELESAIAN OLEH BANK Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013 mengenai Pelaksanaan GCG bagi bank umum, kriteria internal fraud adalah penyimpangan atau kecurangan yang dilakukan oleh pengurus, pegawai tetap dan tidak tetap (honorer dan outsourcing) terkait dengan proses kerja dan kegiatan operasional Bank yang mempengaruhi kondisi keuangan Bank secara signifikan (dampak penyimpangannya lebih dari Rp. 100 juta). Selama tahun 2014 tidak terdapat kejadian internal fraud di Perseroan dan untuk mengantisipasi kejadian internal fraud maka pada tahun 2013 telah dibentuk Satuan Kerja Anti Fraud. Internal Fraud Dalam 1 Tahun Total Fraud Telah diselesaikan Dalam proses penyelesaian di internal Bank Delum diupayakan penyelesaiannya Telah ditindaklanjuti melalui proses hukum
Pengurus Tahun Tahun Berjalan Sebelumnya -
Pegawai Tetap Tahun Tahun Berjalan Sebelumnya -
Pegawai Tidak Tetap Tahun Tahun Berjalan Sebelumnya -
TRANSAKSI YANG MENGANDUNG BENTURAN KEPENTINGAN Selama tahun 2014, tidak ada pengambilan keputusan yang diwarnai benturan kepentingan antar pengurus, termasuk benturan kepentingan yang dapat merugikan atau menurunkan keuntungan Bank. No.
Nama dan Jabatan yang Memiliki Benturan Kepentingan
Nama dan Jabatan Pengambil Keputusan
Jenis Transaksi
Nilai Transaksi (Jutaan Rp)
-
-
-
-
-
Keterangan *)
BUYBACK SHARES DAN/ATAU BUYBACK OBLIGASI BANK Selama tahun 2014 Perseroan tidak mengambil kebijakan melakukan Buyback Shares dan sampai saat ini Perseroan belum pernah memberikan Obligasi. PEMBERIAN DANA UNTUK KEGIATAN SOSIAL DAN KEGIATAN POLITIK Selama tahun 2014 Perseroan tidak menyalurkan dana untuk kegiatan politik, sedangkan untuk kegiatan sosial disalurkan melalui Corporate Social Responsibility (CSR). WHISTLEBLOWING SYSTEM Untuk melengkapi penerapan Good Corporate Governance dan prinsip kehati-hatian serta sistem pengendalian internal, Perseroan membentuk Whistleblowing System yang merupakan sarana bagi karyawan maupun pihak eksternal untuk melaporkan segala bentuk pelanggaran ketentuan/peraturan, kode etik, dan tindakan/kejadian yang diindikasikan sebagai bentuk kecurangan (fraud) yang berpotensi merugikan Bank. Penerapan WBS bertujuan untuk: Ÿ Mendukung pengembangan dan penerapan strategi anti fraud; Ÿ Mendorong seluruh karyawan berani melaporkan terjadinya tindakan pelanggaran tanpa takut diketahui identitasnya; Ÿ Mengurangi kerugian akibat pelanggaran, memperkuat sistem kontrol internal serta meningkatkan reputasi Bank di mata pemangku kepentingan; Ÿ Meningkatkan iklim kerja yang lebih jujur, bersih dan kondusif.
46 |
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Laporan pengaduan atas pelanggaran dapat disampaikan antara lain melalui: Ÿ Laporan secara lisan langsung kepada Pejabat Perseroan atau Direksi dengan membawa bukti-bukti tertulis. Ÿ Email yang ditujukan kepada alamat email Pejabat atau Direksi Perseroan. Ÿ Surat kepada Direksi PT Bank Dinar Indonesia Tbk Jl.Ir H Juanda No.12 Jakarta Pusat.
Untuk penerapan WBS tersebut, Perseroan telah memiliki Pedoman Whistleblowing, membentuk Pengelola WBS termasuk menerapkan prinsip-prinsip Whistleblowing, yang meliputi: 1. Menjaga kerahasiaan; 2. Melindungi Pelapor; 3. Menindaklanjuti laporan. Mekanisme Whistleblowing System, memperhatikan prinsip-prinsip dasar sebagai berikut : Ÿ Laporan yang disampaikan adalah yang terkait dengan fraud atau indikasi fraud, pelanggaran hukum, benturan
kepentingan dan pelanggaran kode etik. Pelapor diperkenankan memberikan laporan anonim (tanpa identitas) Ÿ Perlindungan bagi pelapor sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Ÿ Informasi yang disampaikan harus dilengkapi dengan data dan bukti yang memadai dan akan ditindaklanjuti
oleh tim. Ÿ Setiap laporan yang masuk akan diperlakukan secara rahasia. Ÿ Laporan pelanggaran yang diterima oleh Direksi akan diteruskan kepada Pengelola WBS untuk segera
ditindaklanjuti dengan kegiatan investigasi apabila terdapat indikasi kuat adanya pelanggaran (fraud) akan dibahas dalam rapat Direksi untuk diputuskan. Ÿ Bilamana terbukti, maka pelaku fraud akan diberikan sanksi berpedoman pada Peraturan Perusahaan yang berlaku. Ÿ Bank melaporkan pelanggaran kepada otoritas yang berwenang sesuai ketentuan yang berlaku. Atas kejadian fraud tersebut, Bank terus dan akan melakukan evaluasi perbaikan terutama terhadap kelemahan aspek pengendalian intern. HASIL SELF ASSESSMENT PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) Self Assessment implementasi GCG dilakukan Perseroan untuk mengukur hasil pelaksanaan GCG selama satu tahun. Berdasarkan hasil Self Assessment atas pelaksanaan GCG tahun 2014, maka nilai komposit Perseroan adalah BAIK, dengan rekap hasil penilaian sebagai berikut. NO
ASPEK YANG DINILAI
1.
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite Penanganan Benturan Kepentingan Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank Penerapan Fungsi Audit Intern Penerapan Fungsi Audit Ekstern
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Penerapan Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait (Related Party) dan Debitur Besar (Large Exposure)
NILAI PERINGKAT / FAKTOR
BOBOT
NILAI KOMPOSIT
2
10 %
0.20
1 2 1 2 2 2
20 % 10 % 10 % 5% 5% 5%
0.20 0.20 0.10 0.10 0.10 0.10
2
7.5 %
0.15
1
7.5 %
0.08
15 %
0.15
10.
Transparasi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan 1 Bank, Laporan Pelaksanaan GCG dan Laporan Internal 11. Rencana Strategis Bank 1 NILAI PERINGKAT KOMPOSIT SELF ASSESSMENT TAHUN 2014 PERINGKAT PENERAPAN GCG = 2
0.05 1.43 PREDIKAT = BAIK
5%
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK |
47
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
CSR
48 |
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
T
anggung jawab sosial Perusahaan (CSR) merujuk pada semua hubungan yang terjadi antara Perseroan dengan semua stakeholders, termasuk nasabah, karyawan, pemerintah bahkan kompetitor. Tanggung jawab sosial merupakan konsep dimana Perseroan secara sukarela menyumbangkan sesuatu kepada masyarakat untuk memberi manfaat yang lebih baik dan dibutuhkan. Tidak hanya dilakukan kepada nasabahnya, akan tetapi j u ga b e r u p aya u nt u k s e l a l u b e r ko m i t m e n melaksanakan kegiatan Sosial Perusahaan yang berkesinambungan sebagai bentuk kepedulian dari Perseroan kepada masyarakat. Program tanggung jawab sosial dan lingkungan (Corporate Social Responsibility – CSR) yang dilakukan Perseroan berfokus pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, dukungan terhadap program sosial masyarakat pada umumnya, dan membantu komunitas yang terkena bencana alam, serta mendukung program-program yang telah dicanangkan oleh Pemerintah. Program tanggung jawab sosial masyarakat dapat dirasakan oleh masyarakat terutama masyarakat yang kurang mampu, baik yang berada di sekitar lokasi dimana Perseroan berada maupun dengan cakupan yang lebih luas. Selain itu, program tanggung jawab sosial ini juga dilaksanakan guna memupuk rasa persaudaraan dan mendukung terjalinnya hubungan yang serasi dan seimbang antara Perseroan dengan masyarakat.
BANTUAN HEWAN KURBAN Pada tanggal 5 Oktober 2014 tepatnya pada Hari Raya Idul Adha, Perseroan turut serta menyalurkan hewan kurban berupa 1 ekor sapi melalui masjid terdekat dengan kantor pusat yaitu Masjid Al-Istiqomah di Jl. Kingkit Jakarta Pusat untuk kemudian didistribusikan kepada masayarakat sekitar masjid dan kantor. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan memupuk rasa kebersamaan bagi seluruh pihak dilingkungan kantor.
Berikut kegiatan CSR yang dilakukan Perseroan sepanjang tahun 2014 : KEGIATAN DONOR DARAH Sebagai salah satu bentuk Tanggung Jawab Sosial Perseroan, pada tanggal 22 Agustus 2014 Perseroan bekerja sama dengan Lions Club dan Palang Merah Indonesia (PMI) menyelenggarakan kegiatan donor darah dengan tema share your blood save a life. Acara yang terbuka untuk umum tersebut mendapat respon positif dari berbagai pihak, hal ini terbukti dari 200 calon pendonor yang terdiri dari sahabat Bank Dinar, pegawai kantor sekitar, serta masyarakat umum.
Tanggung jawab sosial merupakan konsep dimana Perseroan secara sukarela menyumbangkan sesuatu kepada masyarakat untuk memberi manfaat yang lebih baik dan dibutuhkan.
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK |
49
Halaman ini sengaja dikosongkan
50 |
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK
MANAJEMEN RISIKO
“ Dalam setiap gerak manusia terkandung risiko, tapi bukan berarti manusia tanpa mau bergerak, yang terpenting dan utama kenali setiap risiko sehingga berjalan diatas seutas tali pun tetap aman dan tercapai tujuan. ”
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK |
51
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO
P
erseroan dalam pelaksanaan penerapan manajemen risiko mengacu pada ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 5/8/PBI/2003 yang telah diubah dengan PBI No. 11/25/PBI/2009, dan Surat Edaran Bank Indonesia (SE-BI) No. 5/21/DPNP yang telah diubah dengan SE-BI No. 13/23/DPNP, yang p ela ks a n a a n nya tela h d is es u a ika n d en ga n kompleksitas usaha dan bisnis bank. Untuk mengendalikan berbagai risiko yang terkait dengan aktivitas operasional Bank, maka Perseroan telah menerapkan pengelolaan Manajemen Risiko yang disesuaikan dengan ukuran dan kompleksitas kegiatan usaha. Sedangkan, untuk memastikan pelaksanaan penerapan manajemen risiko ini, Perseroan telah membentuk Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko yang bertugas melakukan penilaian atas beberapa jenis risiko yang telah ditetapkan dan menentukan sistem pengendaliannya. Sementara itu, untuk menjamin efektivitas penerapan manajemen risiko maka dalam setiap kegiatan operasional Perseroan telah ada: Ÿ Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi; Ÿ Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit; Ÿ Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen risiko; Ÿ Sistem pengendalian intern. Penerapan manajemen risiko yang mencakup pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi, kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit, kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko, serta sistem informasi manajemen risiko dan sistem pengendalian intern yang menyeluruh, telah dituangkan dalam pedoman pelaksanan internal. Adapun lingkup penerapan manajemen risiko meliputi 8 (delapan) jenis risiko, yakni Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Operasional, Risiko Likuiditas, Risiko Hukum, Risiko Kepatuhan, Risiko Strategis dan Risiko Reputasi. Pada pelaksanaan proses identifikasi, pengukuran dan monitoring risiko dilakukan oleh Unit Kerja Risk Management yang independen terhadap Unit Kerja Operasional maupun Unit Kerja Audit Intern. Sedangkan, setiap Unit Kerja bertanggung jawab atas pengelolaan risiko-risiko yang melekat dalam aktivitas yang dilakukannya. Penerapan dan Implementasi Dalam rangka mengetahui tingkat risiko yang dihadapi Perseroan, maka secara berkala Perseroan melakukan pengukuran risiko. Untuk tujuan pengukuran ini, Perseroan melakukan penilaian terhadap beberapa indikator penilaian yang dikelompokkan dalam delapan jenis risiko, yaitu Risiko Kredit, Risiko Operasional, Risiko Likuiditas, Risiko Pasar, Risiko Kepatuhan, Risiko Hukum, Risiko Reputasi dan Risiko Strategis. Pada sisi lain juga dilakukan penilaian terhadap Sistem Pengendalian Risiko dari masingmasing jenis risiko dimaksud.
52 |
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK
RISIKO KREDIT Risiko kredit adalah risiko yang mungkin terjadi sebagai akibat gagalnya pihak debitur untuk memenuhi kewajibannya kepada bank. Untuk pengelolaan risiko ini Perseroan menerapkan prinsip kehati-hatian mulai dari analisa kelayakan, pemanfaatan fasilitas sampai dengan kredit lunas. Disisi lain juga melakukan langkah-langkah penyelesaian secepatnya atas kredit bermasalah dan juga mengambil langkah-langkah yang diperlukan atas kredit yang menunjukkan gejala bermasalah. Untuk memitigasi risiko kredit, Perseroan membentuk cadangan kerugian penurunan nilai dalam jumlah yang cukup. Keputusan pemberian kredit dilakukan apabila diyakini bahwa pinjaman yang diberikan kepada Debitur dapat kembali sesuai dengan target waktu yang diberikan. Proses pengambilan keputusan kredit dilakukan melalui Rapat Komite Kredit yang anggotanya terdiri dari Account Officer, Pejabat Perkreditan, dan Direksi. Keputusan diambil apabila seluruh peserta rapat Komite menyetujui atas usulan pemberian kredit. Selain itu, Perseroan mengelola dan mengkontrol risiko kredit dengan berbagai cara di antaranya diversifikasi produk kredit, menetapkan limit kredit, pengukuran dan pemantauan, serta pengendalian risiko kredit termasuk penilaian Jaminan Kredit. Perseroan juga menjalankan fungsi pengawasan (supervisory) kredit dengan efektif yang mencakup pemantauan dan pemeriksaan yang ketat, berkala dan terus menerus pada kredit yang telah disalurkan. Mengambil tindakan secepatnya terhadap kredit bermasalah atau yang menunjukan potensi bermasalah. Mengacu pada ketentuan PSAK 55/50, Perseroan mengelompokan kualitas kredit dalam dua kelompok yaitu tagihan kredit Non Impair dan tagihan Impair. Tagihan Non Impair adalah tagihan kredit dengan tunggakan pokok dan bunga sampai dengan 90 hari, sedangkan tagihan Impair adalah tagihan kredit dengan tunggakan pokok dan/bunga lebih dari 90 hari. Atas tagihan kredit tersebut, Perseroan membentuk Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) atas portofolio kredit yang telah diberikan kepada debitur. CKPN dibedakan antara CKPN individual dan CKPN kolektif. CKPN individual untuk portofolio kredit diperhitungkan berdasarkan cashflow debitur. Sedangkan CKPN kolektif didasari oleh data historis Perseroan selama 3 tahun terakhir dengan menggunakan system migration. Sementara itu, terkait Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR), Perseroan telah memperhitungkan ATMR untuk risiko kredit sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Mengingat debitur korporasi bank sampai saat ini belum berperingkat maka seluruh perhitungan menggunakan klasifikasi tanpa peringkat. Sebagai salah satu proses mitigasi risiko, Perseroan mewajibkan adanya agunan sebagai second-way-out. Agunan yang dapat diterima oleh Perseroan harus memenuhi kriteria memiliki dokumentasi kepemilikan yang jelas dan sah, memiliki nilai pasar yang baik (marketability value), dapat diikat secara hukum (legalitas), dan memiliki nilai yang relatif stabil dan cenderung naik baik untuk agunan yang bergerak, agunan tidak bergerak, agunan tunai, maupun emas. Penyerahan agunan diawali dengan proses penilaian
GOOD PENERAPAN CORPORATE MANAJEMEN GOVERNANCE RISIKO
agunan dan diikat sesuai dengan ketentuan legalitas yang berlaku. Atas agunan tersebut di-cover dengan asuransi yang dipasangkan Banker's Clause Bank.
VISI
RISIKO OPERASIONAL Risiko operasional adalah risiko yang terjadi karena ketidak cukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem atau adanya problem external yang mempengaruhi operasional bank. Untuk pengelolaan risiko operasional maka Bank menyiapkan sistem dan prosedur yang memadai termasuk implementasi prinsip Dual Control. Perseroan telah memiliki kebijakan dan prosedur mengenai pengelolaan risiko operasional yang dituangkan dalam berbagai pedoman seperti Pedoman Penggunaan Teknologi Sistem Informasi, Pedoman Pelaksanaan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan PPT) dan Pedoman Penerapan Manajemen Risiko serta pedoman-pedoman lainnya. Disisi lain juga adanya penetapan limit seperti limit transaksi, limit persetujuan transaksi yang dievaluasi secara berkala. Selain itu Perseroan juga memberikan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia yang berkesinambungan agar dapat memberikan pelayanan yang baik dan terhindar dari human error. Kebijakan pengolaan risiko operasional bertujuan untuk menghindari kerugian akibat kegagalan atau tidak memadainya proses internal, manusia, sistem atau akibat adanya kejadian eksternal. Untuk hal itu, Perseroan melakukan identifikasi data kejadian operasional yang berisi kejadian-kejadian yang terjadi di bank baik yang berpotensi menimbulkan kerugian maupun yang sudah menimbulkan kerugian serta pelampauan limit, rasio-rasio operasional, kepatuhan bank terhadap program APU dan PPT dan penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya. Selain itu, Perseroan melakukan penyempurnaan sistem informasi yang dapat menghasilkan informasi yang akurat dan tepat waktu dengan menperhatikan pengkinian data dan distribusi informasi terkini keseluruh aktivitas fungsional bank. Pengendalian risiko operasional dilakukan dengan menetapkan struktur organisasi yang jelas menggambarkan batas wewenang dan tanggung jawab masing-masing unit kerja serta adanya pemeriksaan internal audit secara berkala. RISIKO LIKUIDITAS Risiko likuiditas adalah risiko yang terjadi karena Perseroan tidak mampu memenuhi kewajiban pokok dan/atau bunga yang telah jatuh waktu. Berdasarkan pada definisi tersebut maka risiko ini hanya terjadi jika Perseroan menghadapi kesulitan dalam penyediaan aset-aset likuidnya. Untuk pengelolaan risiko ini Perseroan telah membentuk Assets and Liabilities Committee (ALCO) dengan tugas untuk memantau dan pengelolaan kondisi likuiditas Perseroan melalui rapat yang diadakan paling sedikit sekali sebulan. Kebijakan risiko likuiditas ditetapkan dan disetujui oleh
Direksi dan dilaporkan kepada Dewan Komisaris, dimana dalam pelaksanaannya ditentukan dalam rapat Asset and Liability Management Committee (ALCO). Perseroan memiliki Money Market Line dengan beberapa Bank yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan dalam likuiditas baik ketika Perseroan mengalami kelebihan dana maupun ketika kekurangan dana. Perseroan memiliki kebijakan dan prosedur mengenai pengelolaan risiko likuiditas yang tertuang dalam Buku Pedoman Manajemen Risiko dan ketentuan yang diatur dalam surat Keputusan dan Surat Edaran Direksi. Kebijakan pengelolaan risiko likuiditas bertujuan untuk menghindari kerugian akibat kekurangan likuiditas, konsentrasi gap dan kertergantungan kepada counterparty tertentu, serta instrumen atau market segmen tertentu. Perseroan menetapkan sistem manajemen likuiditas yang bertujuan untuk menjaga Cadangan Wajib Formal (Legal Reserve Requirement) sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Beberapa cara untuk menetapkan sistem manajemen likuiditas tersebut adalah dengan mengurangi idle fund seminimum mungkin dan menjaga alat-alat likuid yang ada agar dapat memenuhi kebutuhan cash flow seharihari maupun dari hal-hal yang tidak terduga. Perseroan menetapkan beberapa indikator peringatan dini untuk mengetahui dan mengatasi risiko likuiditas yang mungkin timbul, antara lain indikator internal yang berupa kualitas aset yang memburuk, peningkatan konsentrasi pada beberapa aset dan sumber pendanaan tertentu, dan posisi arus kas yang semakin memburuk, serta indikator eksternal yang berupa informasi publik yang negatif terhadap bank, peningkatan penarikan deposito sebelum jatuh tempo, dan keterbatasan akses untuk memperoleh pendanaan jangka panjang. Pengelolaan dan pemantauan tingkat likuiditas Perseroan dilakukan secara harian, mingguan dan bulanan di Kantor Pusat, Kantor Cabang maupun Kantor Cabang Pembantu. Pengendalian risiko likuiditas dilakukan dengan menetapkan struktur organisasi yang jelas menggambarkan batas wewenang dan tanggung jawab masing-masing unit kerja serta adanya pemeriksaan internal audit secara berkala. RISIKO PASAR Risiko pasar dapat terjadi karena pergerakan suku bunga dan perubahan nilai tukar. Mengingat Perseroan bukan merupakan Bank Devisa dan valuta asing yang dimiliki hanya untuk kegiatan Money Changer yang tidak aktif maka risiko pasar yang dihadapi Perseroan hanya risiko suku bunga. Risiko pasar melekat pada aktivitas fungsional perkreditan, aktivitas fungsional treasury, dan aktivitas fungsional pendanaan. Kebijakan risiko pasar ditetapkan dan disetujui oleh Direksi dan dilaporkan kepada Dewan Komisaris, di mana dalam pelaksanaannya ditentukan dalam rapat Asset and Liability Management Committee (ALCO). Perseroan memiliki kebijakan dan prosedur pengendalian risiko pasar seperti Buku Pedoman
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK |
53
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO
Manajemen Risiko, Surat Keputusan dan Surat Edaran Direksi, terkait risiko pasar yang menetapkan ketentuan penetapan suku bunga Dana Pihak Ketiga dan Kredit. Pengelolaan risiko pasar ditujukan untuk menghindari terjadinya kerugian akibat pergerakan harga pasar. Perseroan bukan merupakan Bank Devisa sehingga aktivitas bisnis yang mempengaruhi tingkat risiko pasar hanya dari risiko suku bunga. Proses identifikasi, pengukuran dan pemantauan risiko pasar dilakukan melalui analisa perkembangan suku bunga pasar dan bank-bank dalam peer groups. Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.14/18/PBI/2012 tanggal 28 November 2012 maka Perseroan belum wajib memperhitungkan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) pasar yang digunakan dalam perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM). Pengendalian Risiko Pasar dilakukan dengan menetapkan sturktur organisasi yang jelas menggambarkan batas wewenang dan tanggung jawab masing-masing unit kerja serta adanya pemeriksaan internal audit secara berkala. RISIKO KEPATUHAN Risiko kepatuhan adalah risiko yang terjadi akibat Perseroan tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lainnya yang berlaku. Untuk pengelolaan risiko ini, maka Perseroan senantiasa melakukan kajian dalam setiap keputusan atau kebijakan dari sisi legalitasnya. Secara berkala seluruh ketentuan dan prosedur dikaji ulang untuk memastikan kesesuaiannya dengan perubahan-perubahan yang terjadi. Direktur yang membawahi fungsi Kepatuhan adalah Direktur Kepatuhan dan dalam pelaksanaan tugasnya dibantu Satuan Kerja Kepatuhan yang independen terhadap satuan kerja lainnya. Penugasan Direktur Kepatuhan merupakan wujud komitmen Perseroan untuk senantiasa melaksanakan peraturan perundangundangan, baik yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia maupun peraturan perundang-undangan lainnya. Perseroan telah membentuk Satuan Kerja Kepatuhan dalam rangka melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan prinsip kehati-hatian dan menjaga agar kegiatan usaha Perseroan tidak menyimpang dari ketentuan yang berlaku. Direktur Kepatuhan bersama dengan Satuan Kerja Kepatuhan telah melakukan koordinasi dengan unit-unit kerja terkait dalam rangka memastikan ketersediaan, kesesuaian pedoman, sistem dan prosedur dengan peraturan Bank Indonesia dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku lainnya dalam rangka pelaksanaan prinsip kehatihatian. Perseroan juga memiliki kebijakan dan prosedur mengenai pengelolaan Risiko Kepatuhan yang tertuang dalam Pedoman Kepatuhan, Pedoman Pelaksanaan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme ( APU dan PPT ), Buku Pedoman Manajemen Risiko, Surat-surat Keputusan dan Surat Edaran. Sementara itu, Satuan Kerja Kepatuhan dalam rangka mengelola Risiko Kepatuhan yang dihadapi Bank melakukan identifikasi, pengukuran, serta monitoring dan pengendalian terhadap Risiko Kepatuhan berdasarkan laporan-laporan yang diterima dari unitunit kerja terkait, yang meliputi aktivitas fungsional perkreditan, treasury dan investasi, operasional dan
54 |
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK
jasa, pembiayaan perdagangan, pendanaan dan instrumen utang, teknologi sistem informasi dan Sistem Informasi Manajemen serta pengelolaan sumberdaya manusia. Hal ini dilakukan sebagai upaya analisis Kepatuhan Perseroan terhadap ketentuan Bank Indonesia dan Peraturan Perundangan lainnya. Perseroan memantau secara rutin Risiko Kepatuhan berdasarkan identifikasi atas pelanggaran dan ketidakpatuhan terhadap perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. RISIKO HUKUM Risiko hukum adalah risiko yang timbul akibat adanya tuntutan hukum dan/atau adanya kelemahan aspek yuridis. Untuk pengelolaan risiko ini, maka Perseroan senantiasa melakukan kajian dalam setiap keputusan khususnya transaksi yang terkait dengan pihak ketiga dari sisi aspek yuridisnya. Perseroan telah mempunyai bagian Legal yang berperan dalam mengelola Risiko Hukum yang disebabkan adanya permasalahan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. Tugas bagian Legal antara lain melakukan pengkajian terhadap kontrak dan perjanjian antara Perseroan dengan pihak lain/nasabah berdasarkan ketentuan yang berlaku. Pada sisi lain juga melakukan analisa terhadap permasalahan hukum yang dihadapi. Perseroan memiliki kebijakan dan prosedur untuk pengelolaan Risiko Hukum yang dituangkan dalam beberapa pedoman seperti Kebijakan Perkreditan Perseroan Indonesia. Pedoman Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi, Buku Pedoman Manajemen Risiko, Surat Edaran dan Surat Keputusan, serta Peraturan Perusahaan. Lebih lanjut, Perseroan telah melakukan penetapan limit yang berkaitan dengan Risiko Hukum dan memantau ada/tidaknya tuntutan atau gugatan hukum yang akan dihadapi Bank dalam setiap transaksi. Penetapan limit Risiko Hukum ditujukan untuk mengurangi Risiko Hukum yang ditimbulkan karena adanya perkara hukum yang dihadapi Perseroan kelemahan perikatan, dan ketiadaan aturan atau perundang-undangan yang melandasi perikatan bahkan mungkin aturannya sudah berubah. Sedangkan, pemantauan dan pengendalian Risiko Hukum dilakukan dengan review setiap kontrak dan perjanjian Bank dengan pihak lain, memastikan kesesuaian antara operasional, organisasi dan pengendalian intern dengan ketentuan yang berlaku, kode etik dan strategi usaha, kepatuhan terhadap prosedur internal, kualitas laporan keuangan, efektivitas dan efisiensi sistem informasi manajemen risiko, serta efektivitas penerapan komunikasi yang berkaitan dengan dampak Risiko Hukum kepada seluruh pegawai pada setiap jenjang organisasi. RISIKO REPUTASI Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholders yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Perseroan. Untuk meminimalisasi munculnya risiko ini, maka Perseroan mengadakan komunikasi secara terbuka dan menjaga kepercayaan stakeholders di samping mengharuskan penerapan prinsip kehati-hatian dalam setiap kegiatan
GOOD PENERAPAN CORPORATE MANAJEMEN GOVERNANCE RISIKO
operasional Perseroan. Perseroan telah membentuk fungsi khusus dan penanganan dan penyelesaian pengaduan yang diajukan nasabah dan/atau perwakilan nasabah serta menunjuk pengacara atau penasehat hukum apabila ada hal-hal yang harus diselesaikan melalui jalur hukum dengan tanpa mengabaikan upaya perdamaian terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya risiko reputasi yang kadang berada di luar kontrol. Selain itu, Perseroan memiliki kebijakan dan prosedur mengenai pengelolaan Risiko Reputasi yang tertuang dalam Buku Pedoman Manajemen Risiko. Kebijakan dan prosedur mengenai transparansi informasi produk Bank dan penggunaan data pribadi nasabah, serta penanganan pengaduan nasabah untuk meminimalisasikan Risiko Reputasi akibat publikasi negatif. Meminimalisasi Risiko Reputasi yang timbul adanya pemberitaan media dan/ atau rumor mengenai Perseroan yang bersifat negatif, dilakukan dengan penetapan limit kerugian akibat complaint nasabah dan publikasi negatif. Pengendalian Risiko Reputasi dilakukan dengan meningkatkan Kepatuhan terhadap Ketentuan yang berlaku dan transparan dalam hubungan transaksi dengan nasabah, serta mengambil tindakan segera No Jenis Risiko terhadap keluhan nasabah juga melakukan penanganan secara hati-hati jika ada gugatan 1 Kredit hukum dari pihak ketiga yang 2 Pasar berpotensi meningkatkan 3 Likuiditas eksposur Risiko Reputasi. Hal 4 Hukum utama yang dilakukan adalah 5 Operasional menyiapkan sumber daya yang 6 Strategis berkualitas dan menguasai 7 Kepatuhan kinerja operasional Bank 8 Reputasi sebagai bagian dari upaya Peringkat Komposit mengurangi keluhan nasabah karena kesalahan informasi atau transaksi. RISIKO STRATEGIS Risiko strategis adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan strategis serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Untuk menjaga munculnya risiko ini, maka Perseroan harus mampu membaca dan mengantisipasi setiap perkembangan yang terjadi baik di dunia perbankan maupun di dunia bisnis pada umumnya, termasuk perkembangan isu internasional. Perseroan menetapkan kebijakan pengelolaan Risiko Strategis untuk memastikan pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan strategis telah tepat, untuk pencapaian tujuan usaha Perseroan dengan mempertimbangkan visi dan misi Perseroan, kelemahan dan kekuatan Perseroan, SDM dan infrastrukturnya, serta faktor dan kondisi eksternal, termasuk rencana penerbitan produk atau peluncuran aktivitas baru. Direksi menetapkan asumsi dan target rencana bisnis bank berdasarkan kemampuan sumber daya dan prospek usaha Bank. Selain itu, Perseroan memiliki kebijakan dan prosedur
mengenai pengolaan Risiko Startegis yang tertuang dalam Buku Pedoman Manajemen Risiko. Penyusunan Rencana Bisnis Bank untuk jangka pendek dan menengah, serta Corporate Plan untuk penetapan rencana jangka panjang. Limit Risiko Strategis ditetapkan sebagai bahan evaluasi dan penyesuaian terhadap rencana strategis Perseroan dan rencana bisnis terhadap kesesuaiannya dengan visi, misi, dan strategi pengembangan Perseroan. Pengukuran Risiko Strategis dilakukan dengan pertimbangan tingkat kompleksitas strategi bisnis Perseroan, posisi bisnis Perseroan di industri perbankan dan pencapaian Rencana Bisnis Perseroan. Perseroan melaksanakan proses pengendalian keuangan yang bertujuan untuk memantau realisasi dibandingkan dengan target yang akan dicapai dan memastkian bahwa risiko yang diambil masih dalam batas toleransi, serta melakukan evaluasi secara berkala terhadap perubahan/kondisi eksternal dan ketentuan yang berlaku. Profil Risiko PT Bank Dinar Indonesia Tbk per Desember 2014 OJK
Bank IR*
2 2 1 2 2 2 2 2 2
Peringkat KPMR** Risiko
2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2
IR
KPMR
Peringkat Risiko
2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2
Keterangan *) IR: Inheren Risk 1 : Low 2 : Low-To-Moderate **) KPMR: Kualitas Penerapan Manajemen Risiko 2 : Satisfactory
Berdasarkan pada hasil pengukuran setiap faktor risiko dari 8 (delapan) jenis risiko yang dihadapi Perseroan pada periode Desember 2014 menyimpulkan bahwa risiko melekat (Inheren Risk) untuk masing-masing jenis risiko hampir seluruhnya berada pada tingkat risiko ”Low-To-Moderate” kecuali risiko likuiditas ”Low”.Peringkat risiko komposit untuk Internal Risk dari 8 (delapan) faktor risiko adalah ”Low-ToModerate”. Hasil penilaian terhadap Kualitas Penerapan Manajemen Risiko (KPMR) untuk masing-masing jenis risiko adalah ”Satisfactory”. Peringkat komposit atas Kualitas Penerapan Manajemen Risiko dari ke 8 (delapan) jenis risiko berdasarkan hasil penilaian tersebut adalah “Satisfactory”. Dengan peringkat risiko untuk Internal Risk”Low-ToModerate”dan peringkat komposit untuk Kualitas Penerapan Manajemen Risiko “Satisfactory” maka profil risiko PT. Bank Dinar Indonesia Tbk per 31 Desember 2014 adalah 2 (dua) atau ”Low-ToModerate”.
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK |
55
SUMBER DAYA MANUSIA
SDM
56 |
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK
GOOD CORPORATE SUMBER DAYA GOVERNANCE MANUSIA
S
umber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor utama dalam setiap perusahaan. Secanggih dan semutakhir apapun teknologi yang digunakan, namun jika tidak didukung dengan sumber daya manusia yang berkualitas maka tidak akan mencapai hasil yang optimal. Dengan SDM yang berkualitas dan dukungan teknologi yang memadai maka akan dicapai tujuan utama perusahaan. Dalam setiap perekrutan dan pengembangan SDM senantiasa disesuaikan dengan strategi pengembangan Perseroan. Pengembangan melalui peningkatan pengetahuan ditujukan untuk dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas SDM sesuai bidangnya masingmasing. Untuk kepentingan ini maka Perseroan dari tahun ke tahun senantiasa menyusun rencana/program pendidikan baik melalui seminar, lokakarya, sosialisasi ketentuan oleh otoritas perbankan, dan sertifikasi Manajemen Risiko. Upaya lain yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sumber daya yang berkualitas adalah dengan melakukan rekruitmen tenaga-tenaga yang sudah berpengalaman di bidang perbankan.
“ Dengan
SDM yang berkualitas dan dukungan teknologi yang memadai maka akan dicapai tujuan utama perusahaan. ”
JUMLAH DAN TINGKAT PENDIDIKAN Jumlah SDM yang dimiliki Perseroan pada tahun 2014 sebanyak 195 orang, jumlah ini mengalami peningkatan sebanyak 30 orang dibanding tahun 2013 yang berjumlah 165 orang. Adapun komposisi dan jumlah karyawan berdasarkan tingkat pendidikan dan usia adalah sebagaimana tabel berikut : Komposisi Karyawan Berdasarkan Pendidikan Tingkat Pendidikan
2014
2013
Pasca Sarjana Sarjana Akademi SMU SMP SD Jumlah
10 62 22 87 12 2 195
7 57 14 72 14 1 165
2014
1% 5%
6%
32% 45% 11%
Pasca Sarjana
Sarjana
Akademi
SMU
SMP
SD
Komposisi Karyawan Berdasarkan Usia Tingkat Usia
2014
2013
> 50 tahun 40 - 49 tahun 30 - 39 tahun 20 - 29 tahun < 20 tahun Jumlah
13 46 61 71 4 195
16 43 48 56 2 165
2014
2% 7% 24%
36%
31%
> 50 thn
40 - 49 tahun
30 - 39 tahun
20 - 29 tahun
< 20 tahun
Karyawan dan Pengurus yang telah mengikuti program sertifikasi manajemen risiko berdasarkan levelnya adalah sebagai berikut : Pendidikan BSMR Level I BSMR Level II BSMR Level III BSMR Level IV BSMR Level V
Jumlah Orang
34 13 5 2 2 LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK |
57
SUMBER DAYA MANUSIA
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Berikut data kegiatan pelatihan yang telah dilaksanakan pada tahun 2014:
1
Sosialisasi Program Cetak Biru Strategi Nasional Literasi
Perbanas
JUMLAH PESERTA 1
2
Training Standar Layanan Teller
Internal
8
3
Training Induksi Frontliner
Internal
6
4
Training Induksi Funding Officer (FO)
Internal
11
5
Training Standar Layanan CS
Internal
10
6
Pelatihan Menu Wincore
WBK
28
7
Training Leadership
Rumah Manusia
31
8
Sertifikasi Manajemen Resiko lvl 1
LSPP
2
NO NAMA PELATIHAN
58 |
VISI
FASILITATOR
9
Sertifikasi Manajemen Resiko lvl 4 & Refresment
LSPP
2
10
Training Mikrotik (MTCNA)
IDN
1
11
Training Induksi Non Staff
Internal
12
Sertifikasi Manajemen Resiko lvl 2 & Refresment
LSPP & RMG
13
Pelatihan OLTP LHBU & Program Kerja BMPD
Perbanas
3
14
Training APU PPT, Penambahan Biaya Training & Sosialisasi PP
Internal
16
15
Workshop Implementasi NSICCS
Artajasa
16
Training HSM User & Induksi KC Surabaya
Dymar & Internal
16
17
Sosialisasi PVA
Internal
38
18
Training Induksi Satpam
Internal
21
19
Training Selling Through Communities
Markplus Institute
14
20
Siraman Rohani
Eksternal
180
21
Training Pertemuan Keg Evaluasi Kliring
Bank Indonesia
1
22
Training Analisa Kredit-UKM
Eksternal
21
23
Training FKDKP
Eksternal
1
24
Workshop ATM
Artajasa
2
25
Sertifikasi Manajemen Resiko Lv.1 & 2
LSPP
2
26
Pelatihan Satpam
Internal
22
27
Seminar FKDKP
Eksternal
2
28
Training Maxava
Internal
3
29
Training Pengaduan Nasabah
Internal
28
30
Internal
11
31
Sosialisasi Perlindungan Konsumen Sosialisasi Literasi Keuangan Indonesia
OJK
2
32
Seminar eksekusi, Lelang & Agunan
Eksternal
2
33
Sertifikasi Manajemen Resiko Lv.1 & 2
LSPP
3
34
Training Induksi Karyawan Baru
Internal
18
35
Training FKKJ
FKKJ
2
36
Training PSAK & ISAK
Ojk
1
37
Training Zimbra
Eksternal
1
38
Training LKBBU
LPS
1
39
Pelatihan PERKAJA
PERKAJA
12
40
Pelatihan PERKASAN
PERKASAN
1
41
Pelatihan Investigasi Security
Binareksa
2
42
Sosialisasi DRP
Internal
55
43
Sosialisasi Sistem Pembayaran Non Tunai
BI
2
44
Training Produk Knowledge
Internal
3
45
Training APU PPT
Internal
25
46
Sosialisasi Penyusunan Rencana Kerja 2015
Internal
35
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK
20 3
3
TINGKAT KESEHATAN BANK
D
alam proses bisnis dan pengelolaan bank, PT Bank Dinar Indonesia Tbk selalu berupaya menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG), kehati-hatian, dan manajemen risiko yang baik dan sesuai dengan ketentuan dan aturan yang berlaku. Hal itu dilakukan sebagai upaya menjaga dan meningkatkan kualitas tingkat kesehatan bank (Risk Based Bank Rating - RBBR). Pada prakteknya, penerapan yang dilakukan Perseroan terkait hal-hal tersebut di atas terus ditingkatkan kualitasnya dari waktu ke waktu. Melalui upaya itu, Perseroan pada akhirnya bisa menjaga tingkat kesehatan bank pada level "Baik". Ke depan, tentu saja dengan pengelolaan yang lebih baik, diharapkan tingkat kesehatan bank bisa jauh lebih baik lagi. Berikut ini Laporan Penilaian Tingkat Kesehatan PT Bank Dinar Indonesia Tbk.
Profil Risiko No FAKTOR FAKTOR PENILAIAN 1 2 3 4
Profil Risiko Good Corporate Governance Rentabilitas Permodalan Peringkat RBBR
PERINGKAT
2 2 3 2 2
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik
:1 :2 :3 :4 :5
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK |
59
PENGUNGKAPAN PERMODALAN DAN EKSPOSUR RISIKO
60 |
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK
PENGUNGKAPAN PERMODALAN DAN EKSPOSUR RISIKO
Tabel 1.a Pengungkapan Kuantitatif Struktur Permodalan Bank (dalam jutaan rupiah)
KOMPONEN MODAL (2) (1) I. KOMPONEN MODAL A MODAL INTI 1 Modal Disetor 2 Cadangan Tambahan Modal (Disclosed Reserves) 3 Modal Inovatif 4 Faktor Pengurang Modal Inti 5 Kepentingan Minoritas B MODAL PELENGKAP 1 Level Atas (Upper Tier 2) 2 Level Bawah (Lower Tier 2) Maks. 50% Modal Inti 3 Faktor Pengurang Modal Pelengkap C FAKTOR PENGURANG MODAL INTI DAN MODAL PELENGKAP Eksposur Sekuritas D MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG MEMENUHI PERSYARATAN E MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG DIALOKASIKAN UNTUK MEGANTISIPASI RISIKO PASAR II. TOTAL MODAL INTI DAN MODAL PELENGKAP III. TOTAL MODAL INTI, MODAL PELENGKAP DAN MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG DIALOKASIKAN UNTUK MENGANTISIPASI RISIKO PASAR IV. ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO KREDIT V. ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO OPERASIONAL VI. ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO PASAR A Metode Standar B Metode Internal VII. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM YANG TERSEDIA UNTUK RISIKO KREDIT DAN RISIKO OPERASIONAL
31 Desember 2014 31 Desember 2012 Bank Bank (3) (4) 302,459 222,862 79,597
252,146 122,862 129,284
55,266 55,266
6,990 6,990
357,725
259,136
357,725 1,104,001 41,115
259,136 559,224 29,432
31.24
44.02
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK |
61
PENGUNGKAPAN PERMODALAN DAN EKSPOSUR RISIKO
Tabel 2.1.a Pengungkapan Tagihan Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individual (dalam jutaan rupiah) Posisi 31 Desember 2014
Posisi 31 Desember 2013
Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah No
Kategori Portofolio
DKI Jakarta (4)
Banten (2) Tagihan Kepada Pemerintah Tagihan Kepada Entitas 2 Sektor Publik Tagihan Kepada Bank Pembangunan 3 Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada Bank Kredit Beragunan Rumah 5 Tinggal Kredit Beragunan 6 Properti Komersil Kredit 7 Pegawai/Pensiunan Tagihan Kepada Usaha 8 Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Tagihan kepada 9 Korporasi Tagihan yang Telah 10 Jatuh Tempo 11 Aset lainnya Eksposur di Unit Usaha 12 Syariah ( apabila ada )
Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah
Wilayah Wilayah Wilayah Wilayah Wilayah Wilayah Wilayah 1 2 3 4 5 6 7
(1)
(3)
Jabar
Jatim
Kalbar
(5)
(6)
(7)
Total
Kaltim SulTengg (8)
DKI Jakarta (12)
Banten
(9)
(10)
1
Total
Wilayah Wilayah Wilayah Wilayah Wilayah Wilayah Wilayah 1 2 3 4 5 6 7
(11)
Jabar
Jatim
Kalbar
(13)
(14)
(15)
Total
Kaltim SulTengg (16)
(17)
(18)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4,128
17,216
5,067
489
-
-
-
26,900
3,109
25,651
4,199
553
-
-
-
33,512
-
2,207
-
99
-
-
-
2,306
-
2,338
-
-
-
-
-
2,338
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
38,347
227,664
27,183
30,672
-
3,416
327,282
20,600
174,237
24,362
22,530
-
3,934
170
245,833
10,482
440,264
-
30,659
-
18,689
-
500,094
-
191,715
-
14,254
-
-
-
205,969
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3,897
-
-
-
-
-
3,897
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
52,957
687,351
32,250
61,919
-
22,105
-
856,582
23,709
397,838
28,561
37,337
0
3,934
170
491,549
Tabel 2.2.a Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak - Bank secara Individual (dalam jutaan rupiah)
No
Kategori Portofolio
Posisi 31 Desember 2014
Posisi 31 Desember 2013
Tagihan Bersih Berdasarkan sisa jangka waktu kontrak
Tagihan Bersih Berdasarkan sisa jangka waktu kontrak
> 1 thn sd > 3 thn sd 3 thn 5 thn
<= 1 thn (1)
(2) Tagihan Kepada Pemerintah Tagihan Kepada Entitas 2 Sektor Publik Tagihan Kepada Bank Pembangunan 3 Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada Bank Kredit Beragunan Rumah 5 Tinggal Kredit Beragunan 6 Properti Komersil Kredit 7 Pegawai/Pensiunan Tagihan Kepada Usaha 8 Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Tagihan kepada 9 Korporasi Tagihan yang Telah 10 Jatuh Tempo 11 Aset lainnya Eksposur di Unit Usaha 12 Syariah ( apabila ada ) 1
Total
62 |
(3)
(4)
(5)
NonKontraktu al (7)
> 5 thn (6)
Total
> 1 thn sd > 3 thn sd 3 thn 5 thn
<= 1 thn
(8)
(3)
(4)
(5)
NonKontraktu al (7)
> 5 thn (6)
Total (8)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0
-
-
1,366
4,559
1,760
21,521
-
29,206
1,251
8,501
2,480
21,280
-
33,512
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2,338
-
2,338
-
-
-
-
-
-
-
-
-
172,646
58,055
35,616
60,965
-
327,282
148,480
31,838
12,661
52,855
-
245,834
225,318
80,929
193,847
-
-
500,094
145,112
18,933
6,271
35,652
-
205,968
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3,897
-
3,897
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0
-
-
399,330
143,543
231,223
82,486
-
856,582
294,843
59,272
21,412
116,022
-
491,549
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK
PENGUNGKAPAN PERMODALAN DAN EKSPOSUR RISIKO
Tabel 2.3.a. Pengungkapan tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara Individual (dalam jutaan rupiah)
No
(1)
Sektor Ekonomi
Tagihan Kepada Pemerintah
(2)
(3)
Tagihan Tagihan Kepada Bank Kepada Pembangunan Entitas Sektor Multilateral Publik dan lembaga internasional (4)
(5)
Tagihan Kepada Bank
Kredit Beragunan Rumah Tinggal
Kredit Beragunan Properti Komersil
Kredit Pegawai / Pensiunan
Tagihan kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Tagihan kepada Korporasi
Tagihan yang telah jatuh tempo
Aset Lainnya
Eksposur di Unit Usaha Syariah ( apabila ada )
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
Posisi 31 Desember 2014 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Pertanian, perburuan dan kelautan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri pengolahan Listrik, Gas dan Air Kontruksi Perdagangan besar dan eceran Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum Transportasi, pergudangan dan komunikasi Perantara keuangan Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan Administrasi Pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial wajib Jasa Pendidikan
14 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 15 16 17 18 19 20
Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya Jasa perorangan yang melayani rumah tangga Badan Internasional dan badan ekstra internasional lainnya Kegiatan yang belum jelas batasannya Bukan Lapangan Usaha Lainnya
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
23,517
-
-
-
-
-
-
-
2,244
-
-
-
-
-
-
-
0
-
-
-
-
-
-
-
52,074
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
26,900
2,306
-
Total
26,900
2,306
2,055 53,200 89 46,023 124,378
18,689 39,126 26,546 287,586
-
-
-
2,553
0
-
-
-
20,951 198
11,621 57,289
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
49,461
-
-
-
9,776
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
327,282
500,094
-
-
-
Posisi 31 Desember 2013 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Pertanian, perburuan dan kelautan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri pengolahan Listrik, Gas dan Air Kontruksi Perdagangan besar dan eceran Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum Transportasi, pergudangan dan komunikasi Perantara keuangan Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan Administrasi Pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial wajib Jasa Pendidikan
14 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial Jasa kemasyarakatan, sosial 15 budaya, hiburan dan perorangan lainnya Jasa perorangan yang melayani 16 rumah tangga Badan Internasional dan badan 17 ekstra internasional lainnya Kegiatan yang belum jelas 18 batasannya 19 Bukan Lapangan Usaha 20 Lainnya Total
-
-
-
-
-
-
-
1,584 45,339 35,798 86,479
58,681 6,232 107,503
3,897
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4,553
894
-
-
-
-
16,673 10,375
18,933
-
-
-
-
-
-
-
-
21,757
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1,482
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
596
20,696
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
14,072
155
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
33,512
2,338
-
238,708
213,094
3,897
-
-
33,512
2,338
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK |
63
PENGUNGKAPAN PERMODALAN DAN EKSPOSUR RISIKO
Tabel 2.3.b. Pengungkapan tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak (dalam jutaan rupiah)
No
Sektor Ekonomi
(1)
(2) Posisi 31 Desember 2014 Pertanian, perburuan dan kelautan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri pengolahan Listrik, Gas dan Air Kontruksi Perdagangan besar dan eceran Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum Transportasi, pergudangan dan komunikasi Perantara keuangan Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan Administrasi Pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial wajib Jasa Pendidikan Jasa kesehatan dan kegiatan sosial Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya Jasa perorangan yang melayani rumah tangga Badan Internasional dan badan ekstra internasional lainnya Kegiatan yang belum jelas batasannya Bukan Lapangan Usaha Lainnya Total Posisi 31 Desember 2013 Pertanian, perburuan dan kelautan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri pengolahan Listrik, Gas dan Air Kontruksi Perdagangan besar dan eceran Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum Transportasi, pergudangan dan komunikasi Perantara keuangan Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan Administrasi Pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial wajib Jasa Pendidikan Jasa kesehatan dan kegiatan sosial Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya Jasa perorangan yang melayani rumah tangga Badan Internasional dan badan ekstra internasional lainnya Kegiatan yang belum jelas batasannya Bukan Lapangan Usaha Lainnya Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
64 |
Tagihan Kepada Pemerinta h
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Tagihan Kepada Bank Pembangu nan Multilatera l dan lembaga internasion al
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Aset Lainnya
Eksposur di Unit Usaha Syariah ( apabila ada )
(12)
(13)
(14)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK
Tagihan Kepada Bank
Tagihan kepada Kredit Kredit Tagihan Kredit Usaha Mikro, Beragunan Beragunan Tagihan kepada yang telah Pegawai / Usaha Kecil Rumah Properti Korporasi jatuh Pensiunan dan Portofolio Tinggal Komersil tempo Ritel
Keterangan
(5) 32,250
325
-
-
158
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Wilayah Wilayah Wilayah 5 Kal6 Kal7 SulBar Tim Teng (6) (7) (8) (9) 61,922 - 22,106
Wilayah Wilayah 3 Ja-Bar 4 Ja-Tim
-
-
535
-
(10) 856,582
Total
-
-
10
-
(3) 23,709
-
-
120
3,897
(4) 393,941
Wilayah Wilayah 1 Banten 2 DKI
-
-
47
-
(5) 28,561
-
-
-
-
-
-
-
-
-
97
-
-
-
-
-
-
-
97
177
3,897
(10) 487,652
Total
(dalam jutaan rupiah)
Wilayah Wilayah Wilayah 5 Kal6 Kal7 SulBar Tim Teng (6) (7) (8) (9) 37,337 3,934 170
Wilayah Wilayah 3 Ja-Bar 4 Ja-Tim
Wilayah
Wilayah
(4) 687,347
Wilayah Wilayah 2 1 Banten DKI
(1) (2) (3) 1 Tagihan 52,957 Tagihan yang mengalami 2 penurunan nilai ( impaired ) a.Belum jatuh tempo b.Telah jatuh tempo Cadangan kerugian 3 penurunan nilai ( CKPN ) 52 - Individual Cadangan kerugian 4 penurunan nilai ( CKPN ) - Kolektif Tagihan yang dihapus 5 buku
No
Posisi 31 Desember 2013
Posisi 31 Desember 2014
Tabel 2.4.a. Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan berdasarkan Wilayah - Bank secara Individual
PENGUNGKAPAN PERMODALAN DAN EKSPOSUR RISIKO
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK |
65
PENGUNGKAPAN PERMODALAN DAN EKSPOSUR RISIKO
Tabel 2.5.a Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank Secara Individual (dalam jutaan rupiah)
Cadangan Cadangan kerugian kerugian penurunan penuruna nilai ( n nilai ( CKPN ) CKPN ) Individual Kolektif (6) (7)
Tagihan Mengalami Penurunan Nilai
No
(1) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
66 |
Sektor Ekonomi
(2) Posisi 31 Desember 2014 Pertanian, perburuan dan Kehutanan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri pengolahan Listrik, Gas dan Air Konstruksi Perdagangan besar dan eceran Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum Transportasi, pergudangan dan komunikasi Perantara keuangan Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib Jasa pendidikan Jasa kesehatan dan kegiatan sosial Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya Jasa perorangan yang melayani rumah tangga Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya Kegiatan yang belum jelas batasannya Bukan Lapangan Usaha Lainnya Total Posisi 31 Desember 2013 Pertanian, perburuan dan Kehutanan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri pengolahan Listrik, Gas dan Air Konstruksi Perdagangan besar dan eceran Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum Transportasi, pergudangan dan komunikasi Perantara keuangan Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib Jasa pendidikan Jasa kesehatan dan kegiatan sosial Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya Jasa perorangan yang melayani rumah tangga Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya Kegiatan yang belum jelas batasannya Bukan Lapangan Usaha Lainnya Total
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK
Tagihan
Belum Jatuh Tempo
Telah Jatuh Tempo
(3)
(4)
(5)
20,744 92,326 89 72,569 411,964
(8)
5 60
-
-
-
-
-
83
-
-
-
-
-
387 -
-
-
-
535
0
-
1,584 104,020 42,030 193,982
3,897
67
97 -
-
5,447 16,673 29,308
-
-
-
-
21,757
-
92
-
-
1,482 21,292
-
-
-
-
50,077 -
-
18 -
-
-
487,652
3,897
177
97
-
2,553 32,571 57,488 23,517 2,244 49,461 91,056 856,582
-
Tagihan yang dihapus buku
-
PENGUNGKAPAN PERMODALAN DAN EKSPOSUR RISIKO
Tabel 2.6.a. Pengungkapan Rincian Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - Bank secara Individual (dalam jutaan rupiah)
Posisi 31 Desember 2014
No (1) 1 2
Keterangan
(2) Saldo awal CKPN Pembentukan (pemulihan) CKPN pada periode berjalan (Net) 2.a Pembentukan CKPN pada periode berjalan 2.b Pemulihan CKPN pada periode berjalan CKPN yang digunakan untuk melakukan hapus buku atas tagihan 3 pada peride berjalan 4 Pembentukan (pemulihan) lainnya pada periode berjalan Saldo akhir CKPN
CKPN Individual (3) 177
Posisi 31 Desember 2013
CKPN Kolektif (4) 97
CKPN Individual (3) 81.01
CKPN Kolektif (4) 882.14
535 0
0 0
177 0
97 0
0
0
0
0
0 535
0 0
0 177
0 97
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK |
67
68 |
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Tagihan Kepada Pemerintah
(2)
Kredit Pegawai/Pensiunan
Kredit Beragunan Properti Komersil
Kredit Beragunan Rumah Tinggal
Aset Lainnya
Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo
Total
12 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
11
10
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 9 Tagihan Kepada Korporasi
7
6
5
3 Tgihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada Bank
2
1
(1)
Kategori Portofolio
[Idr]AAA
idAAA
PT. ICRA Indonesia
PT. Pemeringkat Efek Indonesia
(4)
AAA (idn)
PT. Fitch Ratings Indonesia
(3)
Aaa
Moody's
(5)
(6)
idA+ s.d idA-
[Idr]A+ s.d [Idr]A-
A+ (idn) s.d A(idn)
AA+ (idn) s.d AA(idn) [Idr]AA+ s.d [Idr]AAidAA+ s.d idAA-
A1 s.d A3
Aa1 s.d Aa3
A+ s.d ABa1 s.d Ba3
BB+ s.d BB-
BB+ s.d BB-
B1 s.d B3
B+ s.d B-
B+ s.d B-
Tagihan Bersih
Kurang dari B3
Kurang dari B-
Kurang dari B-
P-1
F1+ s.d F1
A-1
F2
F2
A-2
P-3
F3
A-3
Peringkat Jangka Pendek
Kurang dari P-3
Kurang dari F3
Kurang dari A-3
(7)
idBBB+ s.d idBBB(8)
idBB+ s.d idBB(9)
idB+ s.d idB(10)
Kurang dari idB(11)
idA1 (12)
idA2 (13)
idA3 s.d idA4 (14)
Kurang dari idA4
BBB+ (idn) s.BBB- BB+ (idn) s.d BBB+ (idn) s.d B- (idn) Kurang dari B- (idn) F1+(idn) s.d F1(idn) F2(idn) F3(idn) Kurang dari F3(idn) (idn) (idn) [Idr]BBB+ s.d [Idr]BB+ s.d [Idr]BB- [Idr]B+ s.d [Idr]B- Kurang dari [Idr]B- [Idr]A1+ s.d [Idr]A1 [Idr]A2+ s.d [Idr]A2 [Idr]A3+ s.d [Idr]A3 Kurang dari [Idr]A3 [Idr]BBB-
Baa1 s.d Baa3
BBB+ s.d BBB-
AAA
Fitch Rating
AA+ s.d AA-
BBB+ s.d BBB-
A+ s.d A-
AAA
Standard and Poor's
AA+ s.d AA-
Peringkat Jangka Panjang
Lembaga Pemeringkat
Posisi Tanggal 31 Desember 2014
Tabel 3.1.a Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori Portofolio dan Skala Peringkat Bank Secara Individual
1,404,919
808,094
375,379
221,446
(15)
Tanpa Peringkat
1,404,919
808,094
375,379
221,446
(16)
Total
(dalam jutaan rupiah)
PENGUNGKAPAN PERMODALAN DAN EKSPOSUR RISIKO
(2)
Tagihan Kepada bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
12
Total
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
11 Aset Lainnya
10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo
9 Tagihan Kepada Korporasi
8
7 Kredit Pegawai/Pensiunan
6 Kredit Beragunan Properti Komersil
5 Kredit Beragunan Rumah Tinggal
4 Tagihan Kepada Bank
3
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
1 Tagihan Kepada Pemerintah
(1)
Kategori Portofolio
(4)
idAAA
(3)
[Idr]AAA
PT. ICRA Indonesia
AAA (idn)
PT. Fitch Ratings Indonesia
PT. Pemeringkat Efek Indonesia
Aaa
Moody's
A1 s.d A3
Baa1 s.d Baa3
Ba1 s.d Ba3
BB+ s.d BB-
BB+ s.d BB-
B1 s.d B3
B+ s.d B-
B+ s.d B-
Tagihan Bersih
Kurang dari B3
Kurang dari B-
Kurang dari B-
(5)
idAA+ s.d idAA(6)
idA+ s.d idA(7)
idBBB+ s.d idBBB(8)
idBB+ s.d idBB(9)
idB+ s.d idB(10)
Kurang dari idB-
AA+ (idn) s.d AA- A+ (idn) s.d A- BBB+ (idn) s.BBB- BB+ (idn) s.d BBB+ (idn) s.d BKurang dari B(idn) (idn) (idn) (idn) (idn) (idn) [Idr]AA+ s.d [Idr]BBB+ s.d [Idr]BB+ s.d [Idr]A+ s.d [Idr]A[Idr]B+ s.d [Idr]B- Kurang dari [Idr]B[Idr]AA[Idr]BBB[Idr]BB-
Aa1 s.d Aa3
BBB+ s.d BBB-
BBB+ s.d BBB-
A+ s.d A-
A+ s.d A-
AAA
Fitch Rating
AA+ s.d AA-
AAA
Standard and Poor's
AA+ s.d AA-
Peringkat Jangka Panjang
Lembaga Pemeringkat
Posisi Tanggal 31 Desember 2013
A-1
(11)
idA1
F1+(idn) s.d F1(idn) [Idr]A1+ s.d [Idr]A1
P-1
F1+ s.d F1
(12)
(13)
idA3 s.d idA4
[Idr]A3+ s.d [Idr]A3
[Idr]A2+ s.d [Idr]A2 idA2
F3(idn)
P-3
F3
A-3
F2(idn)
F2
F2
A-2
Peringkat Jangka Pendek
(14)
Kurang dari idA4
Kurang dari F3(idn) Kurang dari [Idr]A3
Kurang dari P-3
Kurang dari F3
Kurang dari A-3
762,037
445,597
228,789
87,651
(15)
Tanpa Peringkat
762,037
445,597
228,789
87,651
(16)
Total
(dalam jutaan rupiah)
PENGUNGKAPAN PERMODALAN DAN EKSPOSUR RISIKO
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK |
69
PENGUNGKAPAN PERMODALAN DAN EKSPOSUR RISIKO
Tabel 4.1.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Resiko Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Resiko Kredit - Bank secara Individual No.
Keterangan Portofolio 0%
(1) (2) A Eksposur Neraca 1 Tagihan Kepada Pemerintah 2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada Bank 5 Kredit Beragunan Rumah Tinggal
(3)
Posisi Tanggal 31 Desember 2014 Tagihan Bersih Setelah Mempertimbangkan Dampak Mitigasi Resiko 20% 35% 40% 45% 50% 75% 100% (4)
(5)
(6)
(8)
(9)
(10)
Lainnya
(11)
(12)
221,446
ATMR
Beban Modal
(13)
(14) -
375,379
20,898 4,568 6 Kredit Beragunan Properti Komersil 7 Kredit Pegawai/Pensiunan 8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 100 9 Tagihan Kepada Korporasi 60,587 10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 11 Aset Lainnya 8,338 12 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) T otal Exposur Neraca 290,471 375,379 20,898 4,568 B Eksposur Kewajiban Komitmen / Kontigensi pd Transaksi Rekening Administratif 1 Tagihan Kepada Pemerintah 2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada Bank 5 Kredit Beragunan Rumah Tinggal 6 Kredit Beragunan Properti Komersil 13,096 7 Kredit Pegawai/Pensiunan 8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 9 Tagihan Kepada Korporasi 10,000 10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 11 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) T otal Exposur TRA 10,000 13,096 C Eksposur akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk) 1 Tagihan Kepada Pemerintah 2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada Bank 5 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 6 Tagihan Kepada Korporasi 7 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) T otal Exposur Counterpartry 300,471 388,475 20,898 Credit Risk
70 |
(7)
150%
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK
13,569
2,166
-
-
2,166
2,166
6,006
9,142
731
13,569
1,086
130 59,801 679 16,306
747,507 2,982 112,317
3,670 47,180
20,744
1,625 747,507 8,487 203,830
876,375
50,850
20,744
1,059,236
84,739
-
2,619
210
42,141
0 3,371
-
5 42,141 -
42,141
-
44,765
3,581
918,516
50,850
1,104,001
88,320
6
4,568
75,076
20,744
PENGUNGKAPAN PERMODALAN DAN EKSPOSUR RISIKO
(dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal 31 Desember 2013 No.
Keterangan Portofolio
(15) (16) A Eksposur Neraca 1 Tagihan Kepada Pemerintah 2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 3 Tgihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada Bank 5 Kredit Beragunan Rumah Tinggal
0% (17)
20% (18)
Tagihan Bersih Setelah Mempertimbangkan Dampak Mitigasi Resiko 35% 40% 45% 50% 75% 100% (19) (20) (21) (22) (23) (24)
150% (25)
Lainnya (26)
ATMR
Beban Modal
(27)
(28)
87,651
228,789
27,510 8,036 6 Kredit Beragunan Properti Komersil 7 Kredit Pegawai/Pensiunan 8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 9 Tagihan Kepada Korporasi 10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 11 Aset Lainnya 8,007 12 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) T otal Exposur Neraca 95,658 228,789 27,510 8,036 B Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontigensi pd Transaksi Rekening Administratif 1 Tagihan Kepada Pemerintah 2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 3 Tgihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada Bank 5 Kredit Beragunan Rumah Tinggal 6 Kredit Beragunan Properti Komersil 7 Kredit Pegawai/Pensiunan 8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 27 9 Tagihan Kepada Korporasi 10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 11 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) T otal Exposur TRA 27 C Eksposur akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk) 1 Tagihan Kepada Pemerintah 2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 3 Tgihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada Bank 5 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 6 Tagihan Kepada Korporasi 7 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) T otal Exposur Counterpartry Credit Risk 95,658 228,816 27,510
8,036
4,316
1,081
0
0
1,081
3,661
12,843
1,027
4,316
345
40 33,680 568 3,642
8,205
4,734 12,687
18,284
494 421,005 7,101 45,520
458,118
17,421
18,284
537,037
42,963
299
299
24
21,868
20 21,868
2 1,749
22,167
22,187
1,775
559,224
44,738
445,597
1,081
45,758
480,285
17,421
18,284
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK |
71
PENGUNGKAPAN PERMODALAN DAN EKSPOSUR RISIKO
Tabel 4.2.a. Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Resiko Kredit - Bank Secara individual Posisi Tanggal 31 Desember 2014 No.
Keterangan Portofolio
(1) (2) A Eksposur Neraca 1 Tagihan Kepada Pemerintah 2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tgihan Kepada Bank Pembangunan 3 Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada Bank 5 Kredit Beragunan Rumah Tinggal 6 Kredit Beragunan Properti Komersil 7 Kredit Pegawai/Pensiunan Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha 8 Kecil dan Portofolio Ritel 9 Tagihan Kepada Korporasi 10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 11 Aset Lainnya Eksposur di Unit Usaha Syariah 12 (apabila ada) T otal Exposur Neraca
Bagian Yang Dijamin Dengan Tagihan Bersih Asuransi Lainnya Agunan Garansi Kredit (3) (4) (5) (6) (7)
Eksposur Kewajiban B Komitmen/Kontigensi pd Transaksi Rekening Administratif 1 Tagihan Kepada Pemerintah 2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tgihan Kepada Bank Pembangunan 3 Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada Bank 5 Kredit Beragunan Rumah Tinggal 6 Kredit Beragunan Properti Komersil 7 Kredit Pegawai/Pensiunan Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha 8 Kecil dan Portofolio Ritel 9 Tagihan Kepada Korporasi 10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo Eksposur di Unit Usaha Syariah 11 (apabila ada) T otal Exposur TRA C 1 2 3 4 5 6 7
(8) = (3)-[(4)+(5)+(6)+(7)]
221,446
221,446
375,379 25,465 13,569
375,379 25,465 13,569
2,266 808,094 6,652 188,579
100 60,587
2,166 747,507 8,487 188,579
1,641,450
60,687
1,582,598
2,619
2,619
6 52,141 -
10,000
6 42,141 -
54,766
10,000
44,766
1,696,216
70,687
1,627,364
Eksposur akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk) Tagihan Kepada Pemerintah Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tgihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Tagihan Kepada Korporasi Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) T otal Exposur Counterpartry Credit Risk Total (A+B+C)
72 |
Bagian Yang Tidak Dijamin
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK
PENGUNGKAPAN PERMODALAN DAN EKSPOSUR RISIKO
Posisi Tanggal 31 Desember 2013 No.
Keterangan Portofolio
Tagihan Bersih
(9) A 1 2 3
(10) Eksposur Neraca Tagihan Kepada Pemerintah Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tgihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank Kredit Beragunan Rumah Tinggal Kredit Beragunan Properti Komersil Kredit Pegawai/Pensiunan Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Tagihan Kepada Korporasi Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo Aset Lainnya Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) T otal Exposur Neraca
(11)
4 5 6 7 8 9 10 11 12
B Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontigensi pd Transaksi Rekening Administratif 1 Tagihan Kepada Pemerintah 2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 3 Tgihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada Bank 5 Kredit Beragunan Rumah Tinggal 6 Kredit Beragunan Properti Komersil 7 Kredit Pegawai/Pensiunan 8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 9 Tagihan Kepada Korporasi 10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 11 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Total Exposur TRA
Bagian Yang Dijamin Dengan Bagian Yang Tidak Dijamin Asuransi Lainnya Agunan Garansi Kredit (12) (13) (14) (15) (16) = (11)-[(12)+(13)+(14)+(15)]
87,651
87,651
228,789 35,546 4,316
228,789 35,546 4,316
1,081 445,597 4,734 47,183
422 24,592
659 421,005 4,734 47,183
854,897
25,014
829,883
299
299
27 21,868 -
27 21,868 -
22,194
22,194
C Eksposur akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk) 1 Tagihan Kepada Pemerintah 2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada Bank 5 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 6 Tagihan Kepada Korporasi 7 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) T otal Exposur Counterpartry Credit Risk Total (A+B+C)
877,091
25,014
852,077
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK |
73
PENGUNGKAPAN PERMODALAN DAN EKSPOSUR RISIKO
Tabel 6.1.1. Pengungkapan Eksposur Aset di Neraca
(dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal 31 Desember 2014 No.
Katagori Portofolio
(1) 1. 2. 3.
(2) Tagihan Kepada Pemerintah Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4. Tagihan Kepada Bank 5. Kredit Beragun Rumah Tinggal 6. Kredit Beragun Properti Komersial 7. Kredit Pegawai/Pensiunan 8. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 9. Tagihan Kepada Korporasi 10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 11. Aset Lainnya TOTAL
ATMR Sebelum MRK (4)
Tagihan Bersih (3) 221,446
Posisi Tanggal 31 Desember 2013
ATMR Setelah MRK (5)
Tagihan Bersih (6) 87,651
ATMR Sebelum MRK (7)
ATMR Setelah MRK (8)
375,379 25,465 13,569
75,076 9,142 13,569
75,076 9,142 13,569
228,789 35,546 4,316
45,758 12,843 4,316
45,758 12,843 4,316
2,266
1,700
1,625
1,081
811
494
808,094 808,094 747,507 6,652 8,487 8,487 188,579 203,830 203,830 1,641,450 1,119,898 1,059,236
445,597 4,734 47,183 854,897
445,597 7,101 45,520 561,946
421,005 7,101 45,520 537,037
Tabel 6.1.2. Pengungkapan Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif (dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal 31 Desember 2014
No.
(1) 1. 2. 3.
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 TOTAL
74 |
Katagori Portofolio
(2) Tagihan Kepada Pemerintah Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan kepada Bank Kredit Beragun Rumah Tinggal Kredit Beragun Properti Komersial Kredit Pegawai/Pensiunan Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Tagihan Kepada Korporasi Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK
Tagihan Bersih (3)
ATMR Sebelum MRK (4)
Posisi Tanggal 31 Desember 2013
ATMR Setelah MRK (5)
Tagihan Bersih (6)
ATMR Sebelum MRK (7)
ATMR Setelah MRK (8)
2,619
2,619
2,619
299
299
299
6
5
5
27
20
20
52,141 54,766
52,141 54,765
42,141 44,765
21,868
21,868
21,868
22,194
22,187
22,187
PENGUNGKAPAN PERMODALAN DAN EKSPOSUR RISIKO
Tabel 6.1.3. Pengungka[an Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk) (dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal 31 Desember 2014 No.
Katagori Portofolio
(1) (2) 1. Tagihan Kepada Pemerintah 2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 3. Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4. Tagihan kepada Bank 5. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 6. Tagihan Kepada Korporasi TOTAL
(3) 0 0
ATMR Sebelum MRK (4) 0 0
ATMR Setelah MRK (5) 0 0
0
0
0
Posisi Tanggal 31 Desember 2013
(6) 0 0
ATMR Sebelum MRK (7) 0 0
ATMR Setelah MRK (8) 0 0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
Tagihan Bersih
Tagihan Bersih
Tabel 6.1.4. Pengungkapan Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat Kegagalan Setelmen (Settlement Risk) (dalam jutaan rupiah)
No
Jenis Transaksi
(1) (2) 1. Delivery versus payment a. Beban Modal 8% (5-15 hari) b. Beban Modal 50% (16-30 hari) c. Beban Modal 75% (31-45 hari) d. Beban Modal 100% (lebih dari 45 hari) 2. Non-delivery versus payment TOTAL
Posisi Tanggal 31 Desember 2014
Posisi Tanggal 31 Desember 2013
Faktor Nilai Pengurang Eksposur Modal (3) (4) 0 0 0 0
Faktor Nilai Pengurang Eksposur Modal (6) (7) 0 0 0 0
0 0 0
0 0
ATMR Setelah MRK (5) 0 0 0 0 0
0
0
0 0
ATMR Setelah MRK (8) 0 0 0 0 0
0 0
0
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK |
75
PENGUNGKAPAN PERMODALAN DAN EKSPOSUR RISIKO
Tabel 6.1.5. Pengungkapan Eksposur Sekuritisasi (dalam jutaan rupiah)
31 Desember 2014 No.
Jenis Transaksi
(1) (2) 1. Fasilitas Kredit Pendukung yang memenuhi persyaratan 2. Fasilitas Kredit Pendukung yang tidak memenuhi persyaratan 3. Fasilitas Likuiditas yang memenuhi persyaratan 4. Fasilitas Likuiditas yang tidak memenuhi persyaratan 5. Pembelian Efek Beragun Aset yang memenuhi persyaratan 6. Pembelian Efek Beragun Aset yang tidak memenuhi persyaratan 7. Eksposur Sekuritisasi yang tidak tercakup dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai prinsip-prinsip kehati-hatian dalam aktivitas sekuritisasi aset bagi bank umum TOTAL
31 Desember 2013
Faktor Pengurang Modal
ATMR
Faktor Pengurang Modal
ATMR
(3)
(4)
(5)
(6)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0 0
0
0
0
0
Tabel 6.1.7. Pengungkapan Total Pengukuran Risiko Kredit (dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal 31 Desember 2014 Posisi Tanggal 31 Desember 2013 TOTAL ATMR RISIKO KREDIT TOTAL FAKTOR PENGURANG MODAL
1,104,001 22,276
559,224 14,597
Tabel 8.1.a. Pengungkapan Kuantitatif Risiko Operasional - Bank secara Individual (dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal 31 Desember 2014 No. Pendekatan Yang Digunakan (1) (2) 1 Pendekatan Indikator Dasar Total
76 |
Pendapatan Bruto (Rata-rata 3 tahun terakhir) (3) 40,634 40,634
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK
Beban Modal (4) 22,276 22,276
Posisi Tanggal 31 Desember 2013 Pendapatan Bruto ATMR (Rata-rata 3 tahun terakhir) (5) (6) 41,115 31,301 41,115 31,301
Beban Modal (7) 14,597 14,597
ATMR (8) 29,432 29,432
PENGUNGKAPAN PERMODALAN DAN EKSPOSUR RISIKO
Tabel 9.1.a. Pengungkapan Profil Maturitas Rupiah - Bank secara Individual (dalam jutaan rupiah) Posisi Tanggal 31 Desember 2014 No.
Pos-pos Saldo
(2) (1) I NERACA A. Aset 1. Kas 2. Penempatan pada Bank Indonesia 3. Penempatan pada bank lain 4. Surat Berharga 5 Kredit yang diberikan 6 Tagihan lainnya 7 Lain-lain Total Aset B. Kewajiban 1. Dana Pihak Ketiga 2. Kewajiban pada Bank Indonesia 3. Kewajiban pada bank lain 4. Surat Berharga yang Diterbitkan 5 Pinjaman yang Diterima 6 Kewajiban lainnya 7 Lain-lain Total Kewajiban Selisih Aset dengan Kewajiban dalam Neraca
(3)
Posisi Tanggal 31 Desember 2013
Jatuh Tempo > 1 bln s/d 3 > 3 bln s/d > 6 bln s/d <= 1 bulan > 12 bulan bln 6 bln 12 bln (4) (5) (6) (7) (8)
Saldo (9)
Jatuh Tempo > 1 bln s/d > 3 bln s/d > 6 bln s/d <= 1 bulan > 12 bulan 3 bln 6 bln 12 bln (10) (11) (12) (13) (14)
8,338
3,127
1,459
1,668
2,084
-
8,007
3,003
1,401
1,601
2,002
221,446
104,318
43,651
39,297
34,180
-
87,651
16,561
51,218
8,832
11,040
375,379
375,142
66
76
95
228,788
228,295
138
158
197
856,582
46,179
50,997
619 20,970 1,483,334
619 20,970 550,355
1,204,318
-
144,602 120,991 202,185 342,625
491,549
28,342 135,018
189,778 162,032 238,544 342,625
2,194 15,213 833,402
2,194 15,213 293,608 187,775
61,588 107,631 182,800
1,227,906
358,743
87,859
59,283
559,202
378,359 102,661
37,701
40,431
1,879
1,387
116
174
202
46
69
80
4,934 10,987 1,222,118
4,934 1,234,227
10,987 369,846
88,033
59,485
261,216
(683,872)
(180,068)
50
94,392 182,800
50
10,480
10,285
2,854
50
2,854 7,386 579,922
7,386 391,498 110,093
37,770
40,511
73,999 179,059 342,575
253,480
(97,890)
77,682
23,818
67,120 182,750
-
50
II REKENING ADMINISTRATIF A. Tagihan Rekening Administratif 1. Komitmen 2. Kontijensi Total Tagihan Rekening Administratif B. Kewajiban Rekening Administratif 1. Komitmen 2. Kontijensi Total Kewajiban Rekening Administratif
169,332
6,775
21,412
34,677
99,644
6,968
110,969
6,969
15,569
5,080
81,785
1,566
169,332
6,775
21,412
34,677
99,644
6,968
110,969
6,969
15,569
5,080
81,785
1,566
Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam Rekening Administratif
(169,332)
(6,775)
Selisih ((IA-IB)+(IIA-IIB))
91,884
(690,647)
(21,412) (34,677) (99,644) (201,480)
39,322
(6,968) (110,969)
79,415 335,607
142,511
(6,969) (15,569) (104,859)
62,113
(5,080) (81,785) 18,738
(1,566)
(14,665) 181,184
Selisih Komulatif
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK |
77
TANGGUNG JAWAB LAPORAN TAHUNAN
SURAT PERNYATAAN ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI TENTANG TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa semua informasi dalam Laporan Tahunan PT Bank Dinar Indonesia Tbk tahun 2014 telah dimuat secara lengkap dan bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan Perusahaan. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya. Jakarta, 31 Maret 2015 Dewan Komisaris, PT Bank Dinar Indonesia Tbk
Haryono Waskito Komisaris Independen
Dr. Syaiful Amir, SE, Ak Komisaris Utama
Efen Lingga Utama Komisaris Independen
Direksi, PT Bank Dinar Indonesia Tbk
Hendra Lie Direktur Utama
78 |
LAPORAN TAHUNAN 2014 PT BANK DINAR INDONESIA TBK
Joyo Direktur Operasional
Idham Aziz Direktur Kepatuhan
LAPORAN KEUANGAN 2014
PT Bank Dinar Indonesia Tbk Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen Untuk Tahun Yang Berakhir Pada 31 Desember 2014 dan 2013
DAFTAR ISI
Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen Laporan Keuangan Laporan Posisi Keuangan Laporan Laba Rugi Komprehensif Laporan Perubahan Ekuitas Laporan Arus Kas Catatan atas Laporan Keuangan
1-2 3 4-5 6 7-76
BANTtpDtN|AR SURAT PERNYATAAN DIREKSI TENTANG TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN IINTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER2Ol4 DAN 2OI3 PT BANK DINAR INDONESIA TbK Kami yang bertanda tangan dibawah ini
l. Nama
Kantor Jabatan Alamat
: Hendra : Jl. :
k.
:
Lie
H.Juanda No. 12 Jakarta pusat
Direktur Utama
2.Nama :Joyo damat Kantor : Jl. Ir. H.Juanda No. 12 Jakarta pusat Jabatan : Direktur Operasional. Menyatakan bahwa:
1.
2.
3. 4. 5.
Kami bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan PT Bank Dinar lndonesia Tbk.
Laporan keuangan PT Bank Dinar Indonesia Tbk telah disusrm dan disajikan sesuai Standar Alantansi Keuangan di Indonesia. Semua infonnasi dalam laporan keuangan PT Bank Dinar lndonesia Tbk telah dimuat secara lengkap dan benar. Laporan keuangan tidak mengandtng infonnasi atau fakta material yang tidak benar, dan tidak menghilangkan infonnasi atau fakta material.
Bertanggung jawab atas sistem pengendalian internal dalam PT Bank Dinar Indonesia Tbk
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya. Jakarta, 9 Febmari 2015
PT Bank Din4lndonesia
l)irel<si
\
Hendra Lie Direktur Utama
Tb\
Jov
o
Direktur Operasional
*JilhIMRAW \IATA
KRESTON
€mmY 5$mffi$-{ARTA A TAruX!L
A member of Kreston lnternational I A global network of independent accounting firms
Registered Public Accountants License No. BO8 / l<,M.11 20L4
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Nomor :0l6l02lWNIUl5
Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi PT BANK DINAR INDONESIA, TBK
Kami telah mengaudit laporan keuangan PT Bank Dinar Indonesia, Tbk (Bank) terlampir, yang terdiri dari laporan posisi keuangan tanggal 31 Desernber 2014, serta laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, dan suatu ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan dan informasi penjelasan lainnya. Tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan ini sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, dan atas pengendalian intemal yang dianggap perlu oleh manajemen untuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan yang bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Tanggung jawab auditor Tanggung jawab kami adalah untuk menyatakan suatu opini atas laporan keuangan ini berdasarkan audit kami. Kami melaksanakan audit kami berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami untuk mematuhi ketentuan etika sefia merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari kesalahan penyaj ian material.
Suatu audit melibatkan pelaksanaan prosedur untuk memperoleh bukti audit tentang angka-angka dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Prosedur yang dipilih bergantung pada perlimbangan auditor, termasuk penilaian atas risiko kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Dalam melakukan penilaian risiko tersebut, auditor mempertimbangkan pengendalian internal yang relevan dengan penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan entitas untuk merancang prosedur audit yang tepat sesuai dengan kondisinya, tetapi bukan untuk tujuan menyatakan opini atas keefektivitasan pengendalian intemal entitas. Suatu audit juga mencakup pengevaluasian atas ketepatan kebijakan akuntansi yang digunakan dan kewajaran estimasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen, serla pengevaluasian atas penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.
Kami yakin bahwa bukti audit yang telah kami peroleh adalah cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basis bagi opini audit kami.
www.kreston-indonesia.co.id
KRESTON
+ITNDRAWINATA {DDY SiDDHARTA A TANZIL
A member of Kreston lnternational I A global network of independent accountingfirms
Halaman 2
Opini Menurut opini kami, laporan keuangan terlampir menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT Bank Dinar Indonesia, Tbk tanggal 31 Desember 2014, serta kinerja keuangan dan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
HENDRAWINATA EDDY SIDDHARTA & TANZIL
irtfrcdtublhiourtrrr
w No.
rianto Akuntan Publik : AP. 0060
Jakarta,9 Pebruari 2015
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan ASET Kas
31 Desember 2014
31 Desember 2013
2b, 2c, 2d, 2e, 4, 37
8.338.399.750
8.006.947.093
Giro Pada Bank Indonesia
2b, 2d, 2f, 5, 37
98.354.282.092
44.172.101.701
Giro Pada Bank Lain Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
2b, 2d, 2g, 6, 37
378.575.099 378.575.099
788.595.465 788.595.465
Penempatan Pada Bank Indonesia dan Bank Lain Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
2b, 2d, 2h, 7, 37
392.494.411.507 392.494.411.507
228.000.000.000 228.000.000.000
Efek-efek Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
2b, 2d, 2i, 8, 37
105.596.715.854 105.596.715.854
43.490.427.704 43.490.427.704
Pinjaman Yang Diberikan Pihak Berelasi Pihak Ketiga Jumlah Pinjaman Yang Diberikan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
2b, 2d, 2j, 2k, 9, 37
46.162.643.514 810.419.251.565 856.581.895.079 (534.642.056) 856.047.253.023
1.310.544.134 490.238.508.514 491.549.052.648 (274.429.645) 491.274.623.003
Aset Tetap Akumulasi Penyusutan
2b, 2m, 10 38
115.721.853.704 (3.405.465.816) 112.316.387.888
17.173.281.857 (8.968.547.146) 8.204.734.711
Aset Pajak Tangguhan
2b, 2v, 16c
Aset Lain-Lain - Neto
2b, 2d, 2l, 2n, 2o, 11,39
JUMLAH ASET
899.082.014
1.032.987.511
67.025.502.173
29.830.140.441
1.641.450.609.400
854.800.557.630
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
1
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
31 Desember 2014
31 Desember 2013
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS Liabilitas Segera
2b, 2p, 12
7.516.925.026
3.872.822.356
123.975.648.474 1.080.342.334.293 1.204.317.982.767
27.883.964.441 531.317.598.054 559.201.562.495
1.878.891.530 1.878.891.530
10.480.495.874 10.480.495.874
Simpanan Nasabah Pihak Berelasi Pihak Ketiga Jumlah Simpanan Nasabah
2b, 2d, 2q 13, 33
Simpanan Dari Bank Lain Pihak Berelasi Pihak Ketiga Jumlah Simpanan Dari Bank Lain
2b, 2d, 2r 14, 33
Pendapatan Diterima Dimuka
2b, 2d, 18
2.634.061.537
928.005.394
Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi
2b, 2k, 15
-
-
Utang Pajak
2b, 2v, 16a
2.439.809.370
2.552.334.812
Liabilitas Imbalan Kerja
2b, 2x, 17
3.596.328.055
4.131.950.045
51.000.000
44.900.000
1.222.434.998.285
581.212.070.976
225.000.000.000
175.000.000.000
172.000.000
-
21
25.000.000.000 77.394.333.796 102.394.333.796
25.000.000.000 73.588.486.654 98.588.486.654
23
91.449.277.319
-
419.015.611.115
273.588.486.654
1.641.450.609.400
854.800.557.630
Liabilitas Lain-Lain
2b, 19
JUMLAH LIABILITAS EKUITAS Modal saham Modal dasar 5.000.000.000 lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp 100 (angka penuh) untuk 31 Desember 2014 dan 2013 Modal ditempatkan dan disetor penuh 2.250.000.000. saham untuk 31 Desember 2014 dan 1.750.000.000 lembar 31 Desember 2013 Tambahan Modal Disetor
Neto
20 1.b, 22
Saldo Laba - Sudah ditentukan penggunaannya - Belum ditentukan penggunaannya Jumlah saldo laba Komponen ekuitas lainnya JUMLAH EKUITAS JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
. Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
2
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL Pendapatan bunga Beban bunga Pendapatan bunga bersih
31 Desember 2014
31Desember 2013
2s, 24 2s, 25
124.553.853.471 (86.124.417.368 ) 38.429.436.103
26 2k, 26, 29 26
294.324.453 1.832.215.634
18.271.214 688.476.277 907.972.986
2.126.540.087
1.614.720.477
(19.173.677.569 ) (18.064.830.715 ) (260.212.411 ) (37.498.720.695 )
(14.306.171.263 ) (10.045.785.360 ) (24.351.956.623 )
3.057.255.495
7.649.396.300
1.155.745.500 (103.661.165 )
2.237.816.925 (241.426.212 )
1.052.084.335
1.996.390.713
4.109.339.830
9.645.787.013
(867.446.564 ) (133.905.497 ) (1.001.352.061 )
(2.181.756.169 ) 114.479.917 (2.067.276.252 )
3.107.987.769
7.578.510.761
Pendapatan Komprehensif lainnya Surplus revaluasi aset tetap Jumlah Pendapatan Komprehensif
92.147.136.692 92.147.136.692
-
JUMLAH LABA BERSIH KOMPREHENSIF
95.255.124.461
7.578.510.761
1,55
3,51
PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA Pendapatan provisi dan komisi Pendapatan pembentukan cadangan kerugian Lain-lain Jumlah pendapatan operasional Lainnya BEBAN OPERASIONAL LAINNYA Gaji dan tunjangan Umum dan administrasi Pembentukan cadangan kerugian Jumlah beban operasional lainnya
27 28 29
LABA OPERASIONAL PENDAPATAN DAN BEBAN BUKAN OPERASIONAL Pendapatan bukan operasional Beban bukan operasional Pendapatan / (beban) bukan operasional - bersih
30 30
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 2v, 16 16b 16b
BEBAN PAJAK PENGHASILAN Kini Tangguhan Beban pajak penghasilan bersih LABA BERSIH TAHUN BERJALAN
2y, 31
LABA BERSIH PER SAHAM DASAR (Nilai penuh)
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
3
59.738.801.108 (29.352.168.662 ) 30.386.632.446
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan bunga dan komisi Pembayaran bunga Pendapatan operasional lainnya Pembayaran beban operasional Pendapatan bukan operasional Arus kas sebelum perubahan dalam aset dan liabilitas operasi
31 Desember 2014
31 Desember 2013
123.410.092.433 (83.330.542.421) 1.606.115.265 (34.259.072.206) 1.052.084.335 8.478.677.406
58.544.903.502 (28.286.680.352) 926.244.200 (22.945.003.155) 1.472.252.664 9.711.716.860
(62.106.288.150) (364.512.417.609) (36.051.700.697)
(28.505.817.554) (248.991.872.001) (4.590.991.272)
12.407.934.232 45.207.042.426 587.501.443.614 (8.601.604.343) (285.783.243) 2.026.761.875
243.504.493 44.473.369.618 275.164.513.050 (50.148.221.674) 871.308.305 1.158.581.491
184.064.065.511
(613.908.783)
(855.352.765) (10.077.406.741)
(1.586.335.514) -
173.131.306.005
(2.200.244.297)
(4.705.281.817) (4.705.281.817)
935.783.232 (4.233.289.910) (3.297.506.678)
55.000.000.000 (4.828.000.000) 50.172.000.000
50.000.000.000 50.000.000.000
Kenaikan bersih kas dan setara kas
218.598.024.188
44.502.249.025
Kas dan setara kas pada awal tahun
280.967.644.260
236.465.395.234
Kas dan setara kas pada akhir tahun
499.565.668.448
280.967.644.260
8.338.399.750 98.354.282.092 378.575.099 392.494.411.507 499.565.668.448
8.006.947.093 44.172.101.701 788.595.465 228.000.000.000 280.967.644.260
Perubahan dalam aset dan liabilitas operasi : Penurunan/(kenaikan) aset operasi : Efek-efek dan tagihan lainnya Pinjaman yang diberikan Aset lain-lain (Penurunan) / kenaikan liabilitas operasi: Simpanan nasabah : Giro Tabungan Deposito berjangka Simpanan dari bank lain Utang pajak Liabilitas lain-lain Arus kas bersih diperoleh dari / (digunakan untuk) aktivitas operasi sebelum pajak penghasilan Pembayaran pajak penghasilan Pembayaran pajak revaluasi Arus kas bersih diperoleh dari / (digunakan untuk) aktivitas operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Hasil penjualan aset tetap Pembelian aset tetap Arus kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi
10 10
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Tambahan modal disetor Biaya emisi saham Arus kas bersih diperoleh dari aktivitas pendanaan
22
Pengungkapan tambahan Kas dan setara kas terdiri dari : Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Jumlah kas dan setara kas
2b 4 5 6 7
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
6
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. UMUM a. Pendirian Bank dan Informasi Umum PT Bank Dinar Indonesia Tbk (d/h PT Bank Liman International) (Bank) berkedudukan di Jakarta didirikan pada tanggal 15 Agustus 1990 berdasarkan akta notaris James Herman Rahardjo, SH, No. 99 tanggal 15 Agustus 1990. Bank memperoleh izin usaha untuk beroperasi sebagai Bank Umum berdasarkan surat keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor 1098/KMK.013/1991 tanggal 9 November 1991. Bank memulai operasi komersilnya pada tahun 1991. Untuk memenuhi ketentuan Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, telah dilakukan penyesuaian terhadap Anggaran Dasar Bank. Penyesuaian tersebut dinyatakan dalam Akta Notaris James Herman Rahardjo,SH No. 56 tanggal 17 September 2008 dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam surat keputusan No. AHU-89275.AH.01.02 tahun 2008 tanggal 24 Nopember 2008. Berdasarkan akta notaris Dewi Kusumawati, SH, No 27 tanggal 23 Mei 2012 tentang perubahan Anggaran Dasar mengenai Penerbitan Saham Dalam Protepel guna Penambahan Modal disetor Bank, Perubahan Susunan Pengurus Direksi dan Komisaris Bank, serta Pengajuan dan Persetujuan nama Bank yang baru yaitu PT Bank Dinar Indonesia Tbk. Perubahan anggaran dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU-33753.AH.01.02 tahun 2012 tanggal 20 Juni 2012 dan dicatat dalam database Sisminbakum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan surat No. AHU-AH.01.10-24622 dan No. AHUAH.01.10-24621 tanggal 5 Juli 2012. Pergantian nama Bank tersebut telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor 14/75/KEP.GBI/2012, tanggal 25 Oktober 2012. Bank telah merubah Anggaran Dasar berdasarkan akta notaris No. 22 tanggal 9 Februari 2012 dari Notaris Hizmelia, SH mengenai perubahan modal dasar dari Rp50.000.000.000 menjadi Rp200.000.000.000, dan telah mendapat persertujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU-07717.AH.01.02 tahun 2012 tanggal 14 Pebruari 2012. Anggaran Dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, berdasarkan akta notaris Tjhong Sendrawan, SH No. 2 tanggal 9 Desember 2013 mengenai peningkatan modal dasar menjadi Rp500.000.000.000, peningkatan modal disetor menjadi Rp175.000.000.000, dan perubahan status bank dari tertutup menjadi terbuka dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia tanggal 19 Desember 2013, terakhir berdasarkan akta notaris Tjhong Sendrawan, SH No. 15 tanggal 17 Oktober 2014 mengenai peningkatan modal disetor menjadi Rp225.000.000.000 dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia tanggal 21 Oktober 2014. Sesuai dengan Anggaran Dasar Bank, maksud dan tujuan Bank adalah berusaha dalam bidang usaha bank umum dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan usaha perbankan antara lain seperti: -
Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. Memberikan kredit, baik untuk jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek. Menerbitkan surat pengakuan hutang. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak.
Kantor Pusat Bank berlokasi di Jl. Ir. H. Juanda No. 12 Jakarta 10120. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, Bank memiliki kantor cabang dan perwakilan sebagai berikut: Cabang Cabang Pembantu Kantor Kas
31 Desember 2014 1 5 7
31 Desember 2013 1 5 3
Jumlah karyawan Bank pada tanggal 31 Desember 2014 dan 31 Desember 2013 masing-masing adalah sebanyak 195 orang dan 165 orang (tidak diaudit). b. Penawaran Umum Perdana Saham Berdasarkan Surat Otoritas Jasa Keuangan Indonesia (OJK) No. S-334/D.04/2014 tanggal 30 Juni 2014, pernyataan pendaftaran yang diajukan Bank dalam rangka penawaran umum perdana saham kepada masyarakat sejumlah 500.000.000 saham dengan nilai nominal sebesar Rp100 (Rupiah penuh) setiap saham dengan harga penawaran sebesar Rp110 persaham (Rupiah penuh) telah menjadi efektif pada tanggal 30 Juni 2014. Saham yang ditawarkan tersebut dicatatkan dan mulai diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 11 Juli 2014. Selisih lebih antara harga penawa disetor, setelah dikurangi dengan biaya emisi pada Laporan Posisi Keuangan.
7
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. UMUM (lanjutan) c. Pimpinan dan Pengurus Bank Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Bank pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, ditetapkan berdasarkan Pernyataan Keputusan Rapat tanggal 20 Desember 2013 yang telah diaktakan dengan akta No. 4 tanggal 11 Maret 2014 oleh Notaris Tjhong Sendrawan dengan susunan adalah sebagai berikut:
31 Desember 2014
31 Desember 2013
Dewan Komisaris Komisaris Utama Wakil Komisaris Utama Komisaris Independen
DR. Syaiful Amir, SE, Ak. Haryono Waskito Efen Lingga Utama
DR. Syaiful Amir, SE, Ak. Haryono Waskito Efen Lingga Utama
Dewan Direktur Direktur Utama Direktur Operasional Direktur Kepatuhan
Hendra Lie Joyo Idham Aziz
Hendra Lie Joyo Idham Aziz
31 Desember 2014
31 Desember 2013
Efen Lingga Utama Nugroho Sulistio Waluyo Yahya
Efen Lingga Utama Nugroho Sulistio Waluyo Yahya
31 Desember 2014
31 Desember 2013
Haryono Waskito DR. Syaiful Amir, SE, Ak.
Haryono Waskito DR. Syaiful Amir, SE, Ak. Yusuf Doi Pratama
d. Komite Audit
Ketua Anggota Anggota e. Komite Remunerasi dan Nominasi
Ketua Anggota Anggota Anggota
Efen Lingga Utama Trio Danito
f. Komite Pemantau Risiko
Ketua Anggota Anggota
31 Desember 2014
31 Desember 2013
Haryono Waskito Nugroho Sulistio Waluyo Yahya
Haryono Waskito Nugroho Sulistio Waluyo Yahya
g. Sekretaris Perusahaan Sekretaris Bank pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank No. 080/SK/DIR/XII/2013 tanggal 31 Desember 2013, adalah Idham Aziz. h. Satuan Kerja Audit Intern Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank No. 042/SK/DIR/VI/2013 tanggal 19 Juni 2013, Kepala Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah Yuliani Kadarisman.
8
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN a. Pernyataan kepatuhan Laporan keuangan telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (SAK), yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI). Laporan keuangan juga disusun sesuai dengan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Ketua Bapepam dan LK No. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012 serta Surat Edaran BAPEPAM LK No. SE17/BL/201 Laporan Keuangan Untuk b. Dasar penyusunan laporan keuangan Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep biaya historis, terkecuali untuk yang berikut ini: -
Instrumen keuangan derivatif yang diukur pada nilai wajar Instrumen keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi yang diukur pada nilai wajar Aset keuangan tersedia untuk dijual yang diukur pada nilai wajar Aset keuangan dan liabilitas yang diakui ditunjuk sebagai lindung nilai dalam kualifikasi hubungan lindung nilai wajar disesuaikan untuk perubahan nilai wajar diatribusikan pada risiko lindung nilai Liabilitas untuk imbalan pasti obligasi diakui sebesar nilai kini imbalan pasti obligasi dikurangi total dari perencanaan, ditambah keuntungan aktuarial yang diakui, dikurangi biaya jasa di masa lalu yang belum diakui dan kerugian aktuarial yang belum diakui.
Laporan keuangan ini disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain. Laporan keuangan disusun dan disajikan atas dasar akrual kecuali laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi, dan aktivitas pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas termasuk kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, dan investasi surat-surat berharga yang jatuh tempo dalam tiga bulan sejak tanggal akuisisi, selama tidak dijaminkan sebagai jaminan atas pinjaman atau dibatasi penggunaannya. Dalam penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, dibutuhkan pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi: -
Penerapan kebijakan akuntansi; Jumlah aset dan liabilitas yang dilaporkan, dan pengungkapan atas aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan; Jumlah pendapatan dan beban yang dilaporkan selama periode pelaporan.
Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil aktual mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula. Estimasi dan asumsi yang digunakan ditelaah secara berkesinambungan. Revisi atas taksiran akuntansi diakui pada periode dimana taksiran tersebut direvisi dan periode yang akan datang yang dipengaruhi oleh revisi taksiran tersebut. Informasi tentang bagian yang signifikan dari estimasi ketidakpastian dan kritik penilaian dalam menerapkan kebijakan akuntansi yang memiliki efek signifikan pada jumlah yang diakui dalam laporan keuangan yang dijelaskan dalam Catatan 3. c. Penjabaran mata uang asing 1.
Mata uang pelaporan Laporan keuangan dinyatakan dalam Rupiah, yang merupakan mata uang pelaporan dan fungsional Bank.
2.
Transaksi dan saldo Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut.
9
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) c. Penjabaran mata uang asing (lanjutan) 2.
Transaksi dan saldo (lanjutan) Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing, diakui pada laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan. Laba atau rugi kurs mata uang asing atas aset dan liabilitas moneter merupakan selisih antara biaya perolehan diamortisasi dalam Rupiah pada awal tahun, disesuaikan dengan suku bunga efektif dan pembayaran selama tahun berjalan, dan biaya perolehan diamortisasi dalam mata uang asing yang dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs pada akhir periode. Selisih yang timbul dari proses penjabaran laporan keuangan tersebut diakui secara langsung pada laba rugi komprehensif tahun berjalan. Bank Indonesia sebagai sumber kurs yang digunakan dalam laporan keuangan Bank. Berikut ini adalah kurs mata uang asing utama yang digunakan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 yang menggunakan kurs tengah Reuters, yang juga diakui oleh Bank Indonesia, pukul 16:00 Waktu Indonesia Barat (Rupiah penuh):
Dolar Amerika Serikat Dolar Singapura
31 Desember 2014
31 Desember 2013
12.385 9.376
12.170 9.622
d. Aset dan liabilitas keuangan Aset keuangan Bank terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia, efek-efek, pinjaman yang diberikan, dan aset lain-lain. Liabilitas keuangan Bank terdiri dari simpanan nasabah, simpanan dari bank lain dan liabilitas lain-lain.
PSAK No.50 (Revisi 2010), berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan pengidentifikasian informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan penyajian tersebut diterapkan terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit dalam aset keuangan, liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan, dan keadaan dimana aset keuangan dan liabilitas akan saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa depan suatu entitas terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk instrumen tersebut. PSAK No.55 (Revisi 2011) menetapkan prinsip untuk pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan dan kontrak pembelian atau penjualan item-item non-keuangan. PSAK ini memberikan definisi dan karakteristik derivatif, kategori-kategori dari masing-masing instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan dari hubungan lindung nilai. PSAK No. 60 mensyaratkan pengungkapan signifikansi atas masing-masing instrumen keuangan untuk posisi keuangan dan kinerjanya, serta sifat dan tingkat risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang dihadapi Bank selama periode berjalan dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana Bank mengelola risiko tersebut.
10
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) d. Aset dan liabilitas keuangan (lanjutan) 1.
Klasifikasi Bank mengklasifikasikan aset keuangannya berdasarkan kategori sebagai berikut pada saat pengakuan awal: Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, yang memiliki 2 sub-klasifikasi, yaitu aset keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan; Tersedia untuk dijual; Dimiliki hingga jatuh tempo; Pinjaman yang diberikan dan piutang. Liabilitas keuangan diklasifikasikan ke dalam kategori sebagai berikut pada saat pengakuan awal: Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, yang memiliki dua sub-klasifikasi, yaitu liabilitas keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan liabilitas keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan; Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Kategori untuk diperdagangkan adalah aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diperoleh atau dimiliki Bank terutama untuk tujuan dijual dan dibeli kembali dalam waktu dekat, atau dimiliki sebagai bagian dari portofolio instrumen keuangan yang dikelola secara bersama-sama untuk memperoleh laba jangka pendek atau position taking. Kategori tersedia untuk dijual terdiri dari aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan ke dalam salah satu kategori aset keuangan lainnya. Kategori dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan dimana Bank mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, dan tidak ditetapkan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi atau tersedia untuk dijual. Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif dan Bank tidak berniat untuk menjualnya segera atau dalam waktu dekat. Bank mengklasifikasikan instrumen keuangan ke dalam klasifikasi tertentu yang mencerminkan sifat dari informasi dan mempertimbangkan karakteristik dari instrumen keuangan tersebut. Klasifikasi ini dapat dilihat pada tabel berikut: Kategori didefinisikan oleh PSAK No. 55 (Revisi 2011)
Aset keuangan
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Tersedia untuk dijual Dimiliki hingga jatuh tempo Liabilitas Keuangan
Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi
11
Golongan (ditentukan oleh Bank) Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Pinjaman yang diberikan Konsumsi Modal Kerja Investasi Aset lain-lain Kas Efek-efek Simpanan dari nasabah Simpanan dari bank lain Liabilitas lain-lain
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) d. Aset dan liabilitas keuangan (lanjutan) 2.
Pengakuan Pada saat pengakuan awal, aset keuangan atau liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar ditambah (untuk item yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi setelah pengakuan awal) biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung atas perolehan aset keuangan atau penerbitan liabilitas keuangan. Pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi aset keuangan dan liabilitas keuangan sebagai berikut: Aset keuangan Aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar dan penjualan aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif dan dicatat masingmasing sebagai keuntungan/(kerugian) yang belum direalisasi dari kenaikan/(penurunan) nilai wajar instrumen keuangan dan keuntungan/(kerugian) dari penjualan instrumen keuangan. Pendapatan bunga dari instrumen keuangan dalam kelompok diperdagangkan dicatat sebagai pendapatan bunga. Aset keuangan tersedia untuk dijual Keuntungan atau kerugian atas perubahan nilai wajar diakui pada laporan laba rugi komprehensif kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi selisih kurs untuk instrumen utang, untuk instrumen ekuitas, laba rugi selisih kurs diakui sebagai bagian dari ekuitas, hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar, yang sebelumnya diakui di laporan perubahan laporan laba rugi komprehensif, diakui pada laporan laba rugi. Pendapatan bunga dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau kerugian yang timbul akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo Diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif. Pendapatan bunga dari aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo dicatat dalam laporan laba rugi dan diakui sebagai pendapatan bunga. Ketika penurunan nilai terjadi, kerugian penurunan nilai diakui sebagai pengurang dari nilai tercatat investasi dan diakui didalam laporan keuangan sebagai Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai. Pinjaman yang diberikan dan piutang Diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat di dalam laporan laba rugi dan dilaporkan sebagai pendapatan bunga. Dalam hal terjadi penurunan nilai, kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang dari nilai tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diakui di dalam laporan laba rugi sebagai pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN).
12
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) d. Aset dan liabilitas keuangan (lanjutan) 2.
Pengakuan (lanjutan) Liabilitas Keuangan Liabilitas keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif dan dicatat masing-masing sebagai keuntungan/(kerugian) yang belum direalisasi dari kenaikan/(penurunan) nilai wajar instrumen keuangan. Beban bunga dari instrumen keuangan dalam kelompok diperdagangkan dicatat sebagai beban bunga. Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi Setelah pengakuan awal, Bank mengukur seluruh liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Amortisasi suku bunga efektif diakui sebagai beban bunga. Biaya transaksi hanya meliputi biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk perolehan suatu aset keuangan atau penerbitan suatu liabilitas keuangan dan merupakan biaya tambahan yang tidak akan terjadi apabila instrumen keuangan tersebut tidak diperoleh atau diterbitkan. Untuk aset keuangan, biaya transaksi ditambahkan pada jumlah yang diakui pada awal pengakuan aset, sedangkan untuk liabilitas keuangan, biaya transaksi dikurangkan dari jumlah utang yang diakui pada pengakuan awal liabilitas. Biaya transaksi tersebut diamortisasi selama umur instrumen berdasarkan metode suku bunga efektif dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga untuk biaya transaksi sehubungan dengan aset keuangan atau sebagai bagian dari beban bunga untuk biaya transaksi sehubungan dengan liabilitas keuangan.
3.
Penghentian pengakuan Bank menghentikan pengakuan aset keuangan pada saat hak kontraktual arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut kadaluwarsa, atau pada saat Bank mentransfer seluruh hak untuk menerima arus kas kontraktual dari aset keuangan dalam transaksi dimana Bank secara substansial telah mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan yang ditransfer. Setiap hak atau liabilitas atas aset keuangan yang ditransfer yang timbul atau yang masih dimiliki oleh Bank diakui sebagai aset atau liabilitas secara terpisah. Bank menghentikan pengakuan liabilitas keuangan pada saat liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa. Bank melakukan transaksi dimana Bank mentransfer aset yang diakui pada laporan posisi keuangan tetapi masih memiliki semua risiko dan manfaat atas aset yang ditransfer atau bagian darinya. Jika seluruh atau secara substansial seluruh risiko dan manfaat masih dimiliki, maka aset yang ditransfer tidak dihentikan pengakuannya dari laporan posisi keuangan. Dalam transaksi dimana Bank secara substansial tidak memiliki atau tidak mentransfer seluruh risiko dan manfaat dari kepemilikan aset keuangan, Bank menghentikan pengakuan aset tersebut jika Bank dan tidak lagi memiliki pengendalian atas aset tersebut. Hak dan kewajiban yang masih dimiliki dalam transfer tersebut diakui secara terpisah sebagai aset atau liabilitas. Dalam transfer dimana pengendalian atas aset masih dimiliki, Bank mengakui aset yang ditransfer tersebut sebesar keterlibatan berkelanjutan, dimana tingkat keberlanjutan Bank dalam aset yang ditransfer adalah sebesar perubahan nilai aset yang ditransfer. Dalam beberapa transaksi, Bank masih memiliki hak untuk mengelola aset keuangan yang ditransfer dengan imbalan tertentu. Aset yang ditransfer dihentikan pengakuannya secara keseluruhan ketika memenuhi kriteria penghentian pengakuan.
13
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) d. Aset dan liabilitas keuangan (lanjutan) 3.
Penghentian pengakuan (lanjutan) Suatu aset atau liabilitas diakui untuk hak pengelolaan atas aset tersebut, tergantung apakah imbalan yang akan diterima diperkirakan lebih dari cukup untuk mengkompensasi beban penyediaan jasa yang diberikan (aset) atau imbalan tersebut tidak cukup untuk menyediakan jasa pengelolaan (liabilitas). Pada saat aset dijual ke pihak ketiga dengan pertukaran tingkat pengembalian secara bersamaan dari aset yang ditransfer, transaksi dianggap sebagai transaksi keuangan yang dijamin, serupa dengan transaksi dengan janji akan dibeli kembali. Bank menghapusbukukan saldo aset keuangan beserta penyisihan kerugian penurunan nilai terkait pada saat Bank menentukan bahwa pinjaman yang diberikan, piutang pembiayaan konsumen atau efek-efek utang tersebut tidak dapat lagi ditagih. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan informasi terkait seperti telah terjadinya perubahan signifikan atas posisi keuangan debitur/penerbit yang mengakibatkan debitur/penerbit tidak lagi dapat melunasi liabilitasnya, atau hasil penjualan agunan tidak akan cukup untuk melunasi seluruh eksposurnya.
4.
Pengakuan pendapatan dan beban a. Pendapatan dan beban bunga, untuk aset tersedia untuk dijual serta aset keuangan dan liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi, diakui pada laporan laba rugi komprehensif dengan menggunakan suku bunga efektif. b. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, diakui pada laporan laba rugi komprehensif. c. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar atas aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual diakui secara langsung dalam ekuitas, kecuali keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar dari item moneter, dihentikan pengakuannya atau adanya penurunan nilai dari aset keuangan tersebut. Pada saat aset keuangan dihentikan pengakuannya atau terjadi penurunan nilai, maka keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus direklas pada laporan laba rugi komprehensif.
5.
Reklasifikasi aset keuangan Bank tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke kategori instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi selama instrumen keuangan tersebut dimiliki atau diterbitkan. Bank tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam periode berjalan atau dalam kurun waktu 2 (dua) tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan dengan jumlah nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut: a. Dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali dimana perubahan suku bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan tersebut; b. Terjadi setelah Bank telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau Bank telah memperoleh pelunasan dipercepat; atau c. Terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali Bank, tidak berulang dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh Bank.
14
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) d. Aset dan liabilitas keuangan (lanjutan) 5.
Reklasifikasi aset keuangan (lanjutan) Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap dilaporkan dalam komponen ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya.
6.
Saling hapus Aset dan liabilitas keuangan dapat saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, Bank memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan. Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah bersih hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi.
7.
Pengukuran biaya perolehan diamortisasi Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah jumlah aset atau liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif dengan menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai.
8.
Pengukuran nilai wajar Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar ( transaction) pada tanggal pengukuran. Jika pasar untuk suatu instrumen keuangan tidak aktif, Bank menentukan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian mencakup penggunaan transaksi pasar terkini dilakukan secara wajar oleh pihak yang memahami, berkeinginan, dan jika tersedia, referensi nilai wajar terkini dari instrumen lain yang substansial sama, penggunaan analisa arus kas yang didiskonto dan penggunaan model penetapan harga opsi (option pricing model). Teknik penilaian yang dipilih memaksimalkan penggunaan input pasar, dan meminimalkan penggunaan estimasi yang bersifat spesifik dari Bank, memasukkan semua faktor yang akan dipertimbangkan oleh para pelaku pasar dalam menetapkan suatu harga dan konsisten dengan metodologi ekonomi yang diterima dalam penetapan harga instrumen keuangan. Input yang digunakan dalam teknik penilaian secara memadai mencerminkan ekspektasi pasar dan ukuran atas faktor risiko dan pengembalian (risk-return) yang melekat pada instrumen keuangan. Bank mengkalibrasi teknik penilaian dan menguji validitasnya dengan menggunakan harga-harga dari transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi untuk instrumen yang sama atau atas dasar data pasar lainnya yang tersedia yang dapat diobservasi. Bukti terbaik atas nilai wajar instrumen keuangan pada saat pengakuan awal adalah harga transaksi, yaitu nilai wajar dari pembayaran yang diberikan atau diterima, kecuali jika nilai wajar dari instrumen keuangan tersebut ditentukan dengan perbandingan terhadap transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi dari suatu instrumen yang sama (yaitu tanpa modifikasi atau pengemasan ulang) atau berdasarkan suatu teknik penilaian yang variabelnya hanya menggunakan data dari pasar yang dapat diobservasi. Jika harga transaksi memberikan bukti terbaik atas nilai wajar pada saat pengakuan awal, maka instrumen keuangan pada awalnya diukur pada harga transaksi dan selisih antara harga transaksi dan nilai yang sebelumnya diperoleh dari model penilaian diakui dalam laporan laba rugi setelah pengakuan awal tergantung pada masingmasing fakta dan keadaan dari transaksi tersebut namun tidak lebih lambat dari saat penilaian tersebut didukung sepenuhnya oleh data dari pasar yang dapat diobservasi atau saat transaksi ditutup.
15
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) d. Aset dan liabilitas keuangan (lanjutan) 8.
Pengukuran nilai wajar (lanjutan) Nilai wajar mencerminkan risiko kredit atas instrumen keuangan dan termasuk penyesuaian yang dilakukan untuk memasukkan risiko kredit Bank dan pihak lawan, mana yang lebih sesuai. Estimasi nilai wajar yang diperoleh dari model penilaian akan disesuaikan untuk mempertimbangkan faktor-faktor lainnya, seperti risiko likuiditas atau ketidakpastian model penilaian, sepanjang Bank yakin bahwa keterlibatan suatu pasar pihak ketiga akan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut dalam penerapan harga suatu transaksi. Aset keuangan dan posisi long diukur menggunakan harga penawaran, liabilitas keuangan dan posisi short diukur menggunakan harga permintaan. Jika Bank memiliki posisi aset dan liabilitas dimana risiko pasarnya saling hapus, maka Bank dapat menggunakan nilai tengah dari harga pasar sebagai dasar untuk menentukan nilai wajar posisi risiko yang saling hapus tersebut dan menerapkan penyesuaian terhadap harga penawaran atau harga permintaan terhadap posisi terbuka netto (net open position), mana yang lebih sesuai.
e. Kas dan Setara Kas Kas dan setara kas dalam laporan arus kas terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia dan bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, yang jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal perolehan, sepanjang tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima serta tidak dibatasi penggunaannya. f. Giro Wajib Minimum (GWM) Pada tanggal 23 Oktober 2008, Bank Indonesia mengeluarkan peraturan No. 10/25/PBI/2008 tentang perubahan atas PBI No. 10/19/PBI/2008 tentang Giro Wajib Minimum (GWM) Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing yang kemudian diperbaharui dengan PBI No. 12/19/PBI/2010 tanggal 4 Oktober 2010, perubahan terakhir dengan PBI No. 15/15/PBI/2013 tanggal 24 Desember 2013. Berdasarkan peraturan tersebut, GWM dalam rupiah ditetapkan sebagai berikut: 1.
GWM Primer dalam Rupiah sebesar 8% (delapan persen) dari DPK dalam rupiah;
2.
GWM Sekunder dalam Rupiah sebesar 4% (empat persen) dari DPK dalam Rupiah; dan
3.
GWM Loan to Deposit Ratio (LDR) dalam Rupiah sebesar perhitungan antara Parameter Disinsentif Bawah atau Parameter Disinsentif Atas dengan selisih antara LDR Bank dan LDR Target dengan memperhatikan selisih antara Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank dan KPMM Insentif. Pemenuhan GWM LDR dalam Rupiah mulai berlaku pada tanggal 1 Maret 2011 (berdasarkan PBI No. 12/19/PBI/2010 pasal 22). Besaran parameter yang akan digunakan dalam perhitungan GWM LDR dalam Rupiah ditetapkan sebagai berikut : a. Batas bawah LDR Target sebesar 78% (tujuh puluh delapan persen) b. Batas atas LDR Target sebesar 92% (sembilan puluh dua persen) c. KPMM Insentif sebesar 14% (empat belas persen) d. Parameter Disinsentif Bawah sebesar 0,1 (nol koma satu) e. Parameter Disinsentif Atas sebesar 0,2 (nol koma dua)
Peraturan ini berlaku efektif tanggal 31 Desember 2013. Pada tanggal 26 September 2013, Bank Indonesia mengeluaran peraturan No. 15/7/PBI/2013, dimana ditetapkan GWM primer dalam Rupiah masing-masing sebesar 8% dan GWM sekunder dalam rupiah sebesar 2,5% sampai dengan 30 September 2013, sebesar 3% sejak 1 Oktober sampai dengan 31 Oktober 2013, sebesar 3,5% sejak 1 November sampai degan 1 Desember 2013, sebesar 4% sejak 2 Desember 2013 dari DPK dalam rupiah dan GWM LDR dalam rupiah.
16
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) g. Giro pada Bank Indonesia dan Giro pada bank lain Giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain diklasifikasikan sebagai kredit yang diberikan dan piutang. h. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain terdiri dari Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FASBI), call money dan deposito berjangka. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan sebagai kredit yang diberikan dan piutang. i. Efek-efek Efek-efek terdiri dari Sertifikat Bank Indonesia
sukuk retail negara dan obligasi ritel Indonesia.
Efek-efek diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo. 1.
Diperdagangkan Efek-efek yang diklasifikasikan ke dalam kelompok diperdagangkan diakui dan diukur pada nilai wajar di laporan posisi keuangan pada saat pengakuan awal dan setelah pengakuan awal, dengan biaya transaksi yang terjadi diakui langsung di dalam laporan laba rugi tahun berjalan. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi akibat perubahan nilai wajar efek-efek yang diperdagangkan diakui sebagai bagian dari keuntungan atau kerugian dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan dalam laporan laba rugi tahun berjalan. Efek-efek yang diperdagangkan tidak direklasifikasi setelah pengakuan awal.
2.
Tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo Efek-efek dalam kelompok tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo pada awalnya diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi dan setelah pengakuan awal dicatat sesuai dengan klasifikasi masing masing sebagai tersedia untuk dijual atau dimiliki hingga jatuh tempo. Setelah pengakuan awal, efek-efek yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual dinyatakan pada nilai wajarnya. Pendapatan bunga diakui dalam laporan laba rugi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Laba atau rugi selisih kurs atas efek-efek utang yang tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi. Perubahan nilai wajar lainnya diakui secara langsung sebagai pendapatan komprehensif lain sampai investasi tersebut dijual atau mengalami penurunan nilai, dimana keuntungan dan kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif lain direklasifikasi ke laba rugi sebagai penyesuaian reklasifikasi. Setelah pengakuan awal, efek-efek yang diklasifikasikan dimiliki hingga jatuh tempo dicatat pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif.
17
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) i. Efek-efek (lanjutan) 2.
Tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo (lanjutan) Bila terjadi penjualan atau reklasifikasi dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan dari efek-efek dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo yang belum mendekati tanggal jatuh tempo, maka hal ini akan menyebabkan reklasifikasi atas semua efek-efek yang dimiliki hingga jatuh tempo ke dalam kelompok tersedia untuk dijual, dan Bank tidak diperkenankan untuk mengklasifikasikan efek-efek sebagai dimiliki hingga jatuh tempo untuk tahun berjalan dan untuk kurun waktu dua tahun mendatang. Nilai wajar ditentukan berdasarkan harga kuotasi pasar yang berlaku. Manajemen akan menentukan nilai wajar efek-efek berdasarkan model yang dikembangkan secara internal dan estimasi terbaik jika harga pasar yang dapat diandalkan tidak tersedia. Efek-efek yang diklasifikasikan ke dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo disajikan pada laporan posisi keuangan berdasarkan harga perolehan setelah amortisasi premi atau diskonto, dan khusus untuk efek-efek disajikan bersih setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai. Amortisasi premi/diskonto untuk efek-efek yang tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo dilakukan sejak tanggal perolehan sampai dengan tanggal jatuh tempo berdasarkan metode suku bunga efektif. Penurunan nilai wajar di bawah harga perolehan (termasuk amortisasi premi dan diskonto) yang tidak bersifat sementara dicatat sebagai penurunan permanen nilai investasi dan dibebankan dalam laporan laba rugi tahun berjalan. Keuntungan dan kerugian yang direalisasi dari penjualan efek-efek dihitung berdasarkan metode rata-rata tertimbang harga pembelian untuk efek-efek dalam kelompok untuk diperdagangkan dan tersedia untuk dijual.
Penilaian efek-efek didasarkan atas klasifikasinya sebagai berikut: 1.
Efek-efek dan perubahan atas nilai wajar diakui sebagai keuntungan atau kerugian yang dilaporkan dalam laporan laba rugi komprehensif.
2.
Efek-efek yang diklasifikasikan dan perubahan atas nilai wajar diakui sebagai keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi yang dilaporkan dalam ekuitas, setelah dikurangi dengan pajak penghasilan ditangguhkan yang berlaku. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi di ekuitas diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat efek-efek tersebut dijual. Penurunan permanen atas nilai efek-efek yang tersedia untuk dijual diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
3.
Efek-efek setelah ditambah atau dikurangi dengan diskonto atau saldo premi yang belum diamortisasi. Premium dan diskonto diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus. Nilai tercatat efek-efek disesuaikan untuk segala penurunan bersifat permanen atas nilai efek-efek yang dilaporkan dalam laporan laba rugi. Pemindahan efek-efek dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya pada tanggal pemindahan; selisih antara nilai tercatat, termasuk diskonto/premi yang belum diamortisasi dan pencadangan piutang bunga, dan nilai wajar efek-efek pada tanggal pemindahan diakui sebagai keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi yang dilaporkan dalam ekuitas, setelah dikurangi dengan pajak penghasilan tangguhan.
Nilai wajar ditentukan berdasarkan harga pasar yang berlaku dipasar yang aktif pada tanggal posisi keuangan.
18
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) i. Efek-efek (lanjutan) Untuk efek-efek yang diperdagangkan secara aktif dipasar keuangan yang terorganisasi, nilai wajar tersebut umumnya ditentukan dengan mengacu pada harga penawaran pasar yang terjadi di bursa efek pada tanggal yang terdekat dengan tanggal posisi keuangan, kemudian disesuaikan dengan biaya-biaya yang akan dikeluarkan untuk memperoleh aset tersebut. Untuk efek-efek yang tidak mempunyai harga penawaran pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang substansinya adalah sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan terhadap aset bersih efek-efek tersebut. Penyisihan kerugian wajib diakui sesuai dengan pedoman dari Bank Indonesia dan disajikan sebagai pengurang saldo efek-efek. Efek-efek tidak diakui lagi (derecognized) dari laporan posisi keuangan ketika Bank telah memindahkan semua risiko signifikan dan imbalan dari efek-efek. j. Pinjaman yang diberikan Pinjaman yang diberikan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam dengan debitur yang mewajibkan debitur untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan bunga. Pinjaman yang diberikan pada awalnya diukur pada nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan merupakan biaya tambahan untuk memperoleh aset keuangan tersebut dan setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai. Kredit yang diberikan diklasifikasikan sebagai kredit yang diberikan dan piutang. Pada saat pengukuran awal, pinjaman yang diberikan diukur pada nilai wajar atau nilai wajar ditambah biaya dan pendapatan transaksi. Untuk pinjaman yang direstrukturisasi, dalam pokok pinjaman termasuk bunga dan biaya lain yang dialihkan menjadi pokok pinjaman. Bunga yang dialihkan tersebut diakui sebagai penghasilan bunga yang ditangguhkan. Pinjaman diklasifikasikan sebagai non performing pada saat pokok pinjaman telah lewat jatuh tempo dan/atau pada saat manajemen berpendapat bahwa penerimaan atas pokok pinjaman atau bunga pinjaman tersebut mulai kurang lancar. Penghasilan bunga pinjaman yang telah diklasifikasikan sebagai non performing tidak diperhitungkan dan akan diakui sebagai penghasilan pada saat diterima. Pinjaman yang diberikan dengan perjanjian sindikasi ataupun penerusan pinjaman diakui sebesar porsi pinjaman yang risikonya ditanggung oleh Bank. Restrukturisasi kredit meliputi perpanjangan jangka waktu pembayaran dan menurunkan suku bunga kredit. k. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang objektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal. Kriteria yang digunakan oleh Bank untuk menentukan bukti obyektif dari penurunan nilai adalah sebagai berikut:
19
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) k. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (lanjutan) a) Kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; b) Pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; c) Pihak pemberi pinjaman, dengan alasan ekonomi atau hukum sehubungan dengan kesulitan keuangan yang dialami pihak peminjam, memberikan keringanan (konsesi) pada pihak peminjam yang tidak mungkin diberikan jika pihak peminjam tidak mengalami kesulitan tersebut; d) Terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya; e) Hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan; atau f) Data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan sejak pengakuan awal aset dimaksud, meskipun penurunannya belum dapat diidentifikasi terhadap aset keuangan secara individual dalam kelompok aset tersebut, termasuk: 1) Memburuknya status pembayaran pihak peminjam dalam kelompok tersebut; dan 2) Kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut. Estimasi periode antara terjadinya peristiwa dan teridentifikasinya kerugian ditentukan oleh manajemen untuk setiap portofolio yang diidentifikasi. Pada umumnya, periode tersebut bervariasi antara 3 (tiga) dan 12 (dua belas) bulan, untuk kasus tertentu diperlukan periode yang lebih lama. Bank pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual atau kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Jika bank menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka Bank memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset keuangan yang penurunan nilainya dilakukan secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai telah diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Bank menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara individual, jika memenuhi salah satu kriteria di bawah ini: 1) Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan dan memiliki bukti obyektif penurunan nilai; 2) Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai signifikan. Berdasarkan kriteria di atas, Bank melakukan penilaian secara individual untuk: (a) Pinjaman dalam segmen pasar orporasi dan usaha menengah dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet; atau (b) Pinjaman dalam segmen pasar korporasi dan usaha menengah yang direstrukturisasi. Bank menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara kolektif, jika memenuhi salah satu kriteria di bawah ini: 1) Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan namun tidak memiliki bukti obyektif penurunan nilai; 2) Kredit yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan; 3) Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan. Berdasarkan kriteria di atas, penilaian secara kolektif dilakukan untuk: (a) Pinjaman dalam segmen pasar korporasi dan usaha menengah dengan kolektibilitas lancar dan dalam perhatian khusus serta tidak direstrukturisasi; atau (b) Pinjaman dalam segmen pasar usaha kecil dan konsumen.
20
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) k. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (lanjutan) Cadangan kolektif untuk kredit yang dikelompokkan sebagai dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet dihitung setelah dikurangi dengan nilai agunan yang diperkenankan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Perhitungan cadangan kerugian penurunan nilai dilakukan berdasarkan nilai tercatat (biaya perolehan amortisasi). Perhitungan cadangan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara kolektif dikelompokkan berdasarkan karakteristik risiko kredit yang sama dengan mempertimbangkan segmentasi kredit berdasarkan pengalaman kerugian masa lalu (probability of default). Bank menggunakan metode migration analysis yang merupakan suatu metode analisis statistik, untuk menilai cadangan kerugian penurunan nilai atas kredit yang diberikan secara kolektif. Bank menggunakan data historis 3 tahun dalam menghitung probability of default (PD) dan loss of given default (LGD). Bank menggunakan fair value of collateral sebagai arus kas masa datang apabila memenuhi salah satu kondisi berikut: 1) Kredit bersifat collateral dependent, yaitu jika pelunasan kredit hanya bersumber dari agunan; 2) Pengambilalihan agunan kemungkinan besar terjadi dan didukung dengan perjanjian legal atas pengikatan agunan. Kerugian penurunan nilai atas aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi diukur sebesar selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika kredit yang diberikan atau efek-efek dimiliki hingga jatuh tempo memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku yang ditetapkan dalam kontrak. Sebagai panduan praktis, Bank dapat mengukur penurunan nilai berdasarkan nilai wajar instrumen dengan menggunakan harga pasar yang dapat diobservasi, perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan agunan (collateralized financial asset) mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak. Kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi komprehensif dan dicatat pada akun penyisihan kerugian penurunan nilai sebagai pengurang terhadap aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Pendapatan bunga atas aset keuangan yang mengalami penurunan nilai tetap diakui atas dasar suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam pengukuran kerugian penurunan nilai. Ketika peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai menyebabkan jumlah kerugian penurunan nilai berkurang, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan dan pemulihan tersebut diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Untuk aset keuangan yang tersedia untuk dijual, pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang atas nilai wajar investasi dalam instrumen ekuitas dibawah biaya perolehannya merupakan bukti obyektif terjadinya penurunan nilai dan menyebabkan pengakuan kerugian penurunan nilai. Kerugian penurunan nilai atas efek-efek yang tersedia untuk dijual diakui dengan mengeluarkan kerugian kumulatif yang telah diakui secara langsung dalam ekuitas ke dalam laporan laba rugi komprehensif. Jumlah kerugian kumulatif yang dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi komprehensif merupakan selisih antara biaya perolehan (setelah dikurangi dengan nilai pelunasan pokok dan amortisasi) dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
21
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) k. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (lanjutan) Kerugian penurunan nilai yang diakui pada laporan laba rugi komprehensif atas investasi instrumen ekuitas yang diklasifikasikan sebagai instrumen ekuitas yang tersedia untuk dijual tidak boleh dipulihkan melalui pembalikan atas penurunan nilai sebelumnya pada laporan laba rugi komprehensif pada tahun berjalan. Jika pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen utang yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian nilai pada laporan laba rugi komprehensif, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif. Jika persyaratan kredit yang diberikan, piutang atau efek-efek yang dimiliki hingga jatuh tempo dinegosiasi ulang atau dimodifikasi karena debitur atau penerbit mengalami kesulitan keuangan, maka penurunan nilai diukur dengan suku bunga efektif awal yang digunakan sebelum persyaratan diubah. Jika pada suatu periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat kredit debitur atau penerbit), maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun cadangan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi komprehensif pada tahun berjalan. Penerimaan kembali atas aset keuangan yang diberikan yang telah dihapusbukukan, pada tahun berjalan dikreditkan dengan menyesuaikan akun cadangan kerugian penurunan nilai. Penerimaan kembali atas aset keuangan yang telah dihapusbukukan pada tahun-tahun sebelumnya dicatat sebagai pendapatan operasional selain bunga. l. Cadangan Kerugian Aset Non Produktif serta Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi Sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia (BI) No. 13/658/DPNP/DPNP tanggal 23 Desember 2011, Bank tidak diwajibkan lagi untuk membentuk penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset non-produktif dan transaksi rekening administratif (komitmen dan kontinjensi), namun manajemen Bank tetap harus menghitung cadangan kerugian penurunan nilai mengacu pada standar akuntansi yang berlaku. Sebelum SE-BI tersebut dikeluarkan, Bank menentukan cadangan kerugian penurunan nilai aset non produktif dan komitmen dan kontinjensi yang memiliki risiko kredit berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 dan sesuai dengan Surat Bank Indonesia No. 12/516/DPNP/IDPNP tanggal 21 September 2010. Perubahan metode penentuan cadangan kerugian penurunan nilai diatas merupakan perubahan kebijakan akuntansi yang seharusnya diterapkan secara retrospektif dengan melakukan penyajian kembali laba rugi tahun-tahun sebelumnya. Namun, karena dampak dari perubahan kebijakan akuntansi tersebut tidak material terhadap laporan laba rugi komprehensif Bank dan pada tahun-tahun sebelumnya, maka tidak dilakukan penyajian kembali dan dampak perubahan tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif tahun 2011. Atas aset non produktif, manajemen Bank menentukan cadangan kerugian penurunan nilai pada nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat dan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual. Atas komitmen dan kontinjensi yang memiliki risiko kredit, manajemen Bank menentukan cadangan kerugian penurunan nilai berdasarkan selisih antara nilai tercatat dan nilai kini atas pembayaran kewajiban yang diharapkan akan terjadi (ketika pembayaran atas jaminan tersebut menjadi probable). Bank telah menghitung cadangan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan dan non-keuangan berdasarkan PSAK 55, namun bank membentuk cadangan kerugian sebesar ketentuan minimum dari Bank Indonesia. Sebelum 1 Januari 2010, Bank membentuk Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) aset produktif berdasarkan penelaahan terhadap kualitas masing-masing aset produktif, komitmen dan kontinjensi tersebut sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Penentuan kualitas aset produktif dan cadangan penghapusan aset produktif mengacu pada Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 yang telah diubah dengan PBI No. 8/2/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006, PBI No. 9/6/PBI/2007 tanggal 30 Maret 2007 dan PBI No. 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009.
22
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) l. Cadangan Kerugian Aset Non Produktif serta Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi (lanjutan) Bank wajib membentuk cadangan kerugian penurunan nilai aset terhadap aset produktif sebagai berikut : Klasifikasi Lancar Dalam Perhatian Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet
Persentase minimum penyisihan 1% 5% 15% 50% 100%
Persentase cadangan kerugian penurunan nilai aset di atas diterapkan terhadap saldo setelah dikurangi dengan nilai agunan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, kecuali untuk aset produktif serta komitmen dan kontinjensi yang diklasifikasikan lancar dan dalam perhatian khusus yang diterapkan terhadap saldo aset produktif serta komitmen dan kontinjensi tersebut. Aset produktif dihapusbukukan dengan menggunakan cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif pada saat manajemen berpendapat bahwa aset produktif tersebut harus dihapuskan karena secara operasional debitur sudah tidak mampu membayar dan atau sulit untuk ditagih. Penerimaan kembali aset produktif yang telah dihapuskan dicatat sebagai penambahan cadangan kerugian penurunan nilai aset. Aset produktif yang bersangkutan pada saat diterima kembali. Jika jumlah yang diterima kembali lebih besar daripada nilai pokok, kelebihan tersebut diakui sebagai penghasilan bunga. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesai nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 bank tidak diwajibkan lagi membentuk penyisihan penghapusan aset non produktif dan penyisihan penghapusan aset untuk transaksi rekening administratif yang berdampak terhadap penyesuaian atas saldo laba, namun bank tetap wajib menghitung penyisihan penghapusan aset non produktif dan penyisihan penghapusan aset untuk transaksi rekening administratif dalam administrasi bank sesuai ketentuan yang berlaku yang akan menjadi faktor pengurang modal dalam perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) / Capital Adequacy Ratio (CAR). m. Aset tetap dan penyusutan ISAK 25 menetapkan bahwa biaya pengurusan legal hak atas tanah dalam bentuk Hak Guna Usaha (HGU), Hak Guna Bangunan (HGB) dan Hak Pakai (HP) ketika tanah diperoleh pertama kali diakui sebagai bagian dari biaya perolehan tanah pada akun Aset Tetap dan tidak diamortisasi. Sementara biaya pengurusan atas perpanjangan atau pembaruan legal hak atas tanah dalam bentuk HGU, HGB dan HP diakui sebagai bagian dari akun beban ditangguhkan-neto pada laporan posisi keuangan dan diamortisasi sepanjang, mana yang lebih pendek antara umur hukum hak dan umur ekonomis tanah. Awalnya suatu aset tetap diukur sebesar biaya perolehan kecuali untuk aset tetap yang dilakukan penilaian kembali, yang terdiri dari harga perolehannya dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen, serta estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset. Biaya-biaya setelah perolehan awal seperti penggantian komponen dan inspeksi yang signifikan, diakui dalam jumlah tercatat aset tetap jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan akan mengalir ke Bank dan biaya tersebut dapat diukur secara andal. Sisa jumlah tercatat biaya komponen yang diganti atau biaya inspeksi terdahulu dihentikan pengakuannya. Biaya perawatan sehari-hari aset tetap diakui sebagai beban pada saat terjadinya Harga perolehan mencakup harga pembelian dan semua beban yang terkait secara langsung untuk membawa aset tersebut ke lokasi dan kondisi yang diperlukan untuk memungkinkan aset tersebut beroperasi sebagaimana ditentukan oleh manajemen. Seluruh aset tetap, kecuali tanah dan bangunan, disusutkan dengan menggunakan metode saldo menurun ganda (double declining balance method).Bangunan disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method).
23
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) m. Aset tetap dan penyusutan (lanjutan) Tanah diakui sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan. Penyusutan aset tetap selain tanah dihitung dengan menggunakan metode saldo menurun kecuali bangunan menggunakan garis lurus untuk mengalokasikan harga perolehan hingga mencapai nilai sisa sepanjang estimasi masa manfaatnya sebagai berikut: Klasifikasi Bangunan Peralatan Kantor Inventaris Kantor Kendaraan
Tahun 20 8 4 4 dan 8
Persentase Penyusutan 5% 25% 50% 50% dan 25%
Penilaian aset tetap dilakukan atas penurunan dan kemungkinan penurunan nilai wajar aset jika terjadi peristiwa atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat mungkin tidak dapat seluruhnya terealisasi. Jumlah tercatat komponen dari suatu aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat sudah tidak ada lagi manfaat ekonomik masa depan yang diekspektasikan dari penggunaan maupun pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan tersebut dimasukkan kedalam laba rugi untuk tahun dimana penghentian pengakuan tersebut dilakukan. Nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan di-review setiap akhir tahun buku untuk memastikan nilai residu, umur manfaat dan metode depresiasi diterapkan secara konsisten sesuai dengan ekspektasi pola manfaat ekonomis dari aset tersebut. Ketika suatu aset dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya, biaya perolehan dan akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada, dikeluarkan dari akun tersebut. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap akan dimasukkan dalam laporan laba rugi. Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada operasi pada saat terjadinya. Beban pemugaran dan penambahan dalam jumlah besar dikapitalisasi kepada jumlah tercatat aset tetap terkait bila besar kemungkinan bagi Kelompok Usaha manfaat ekonomi masa depan menjadi lebih besar dari standar kinerja awal yang ditetapkan sebelumnya dan disusutkan sepanjang sisa masa manfaat aset tetap terkait.
Terhitung sejak bulan September 2014 Bank memilih untuk menerapkan model revaluasian, sehingga aset tetap Bank dicatat sebesar nilai revaluasian dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset, jika ada (Catatan 38). Kenaikan yang berasal dari revaluasi aset tetap diakui pada pendapatan komprehensif lain dan terakumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasian, kecuali sebelumnya penurunan revaluasi atas aset yang sama pernah diakui dalam laporan laba rugi komprehensif, dalam hal ini kenaikan revaluasi hingga sebesar penurunan nilai aset akibat revaluasi tersebut, dikreditkan dalam laporan laba rugi komprehensif. Penurunan jumlah tercatat yang berasal dari revaluasi aset tetap dibebankan dalam laporan laba rugi apabila penurunan tersebut melebihi saldo surplus revaluasi aset tetap, jika ada. Surplus revaluasi aset tetap yang telah disajikan dalam ekuitas dipindahkan langsung ke saldo laba pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya. Hal ini meliputi pemindahan sekaligus surplus revaluasi pada saat penghentian atau pelepasan aset tersebut. Namun, sebagian surplus revaluasi tersebut dapat dipindahkan sejalan dengan penggunaan aset oleh bank. Dalam hal ini surplus revaluasi yang dipindahkan ke saldo laba adalah sebesar perbedaan antara jumlah penyusutan berdasarkan nilai revaluasian aset dengan jumlah penyusutan berdasarkan biaya perolehan aset tersebut. Pemindahan surplus revaluasi ke saldo laba tidak dilakukan melalui laporan laba rugi. Aset tetap dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap. Ketika aset dalam penyelesaian telah selesai dan siap digunakan, akumulasi biaya perolehan direklasifikasi ke akun aset tetap yang sebenarnya.
24
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) m. Aset tetap dan penyusutan (lanjutan) neraca untuk menilai apakah aset tetap tersebut nilai tercatatnya lebih tinggi dari jumlah yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) dari aset tetap tersebut. Jika nilai tercatat dari aset tetap melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset tetap tersebut, nilai tercatat aset tetap harus diturunkan menjadi nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tetap tersebut.Atas revaluasi tersebut menghasilkan selisih penilaian atas aset tetap sebesar Rp102.385.707.437 (Catatan 38.) n. Biaya dibayar dimuka Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method). Biaya dibayar dimuka disajikan pada akun aset lain-lain. o. Agunan yang diambil alih dan properti terbengkalai Agunan Yang Diambil Alih Agunan yang diambil alih (AYDA) sehubungan dengan penyelesaian pinjaman yang diberikan dinyatakan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi. Laba atau rugi yang terjadi akibat realisasi penjualan agunan yang diambil alih dilaporkan sebagai keuntungan/kerugian pada saat penjualan terjadi. Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan. Biaya-biaya yang berkaitan dengan pemeliharaan agunan yang diambil alih dibebankan ke laporan laba rugi pada saat terjadinya. Properti Terbengkalai Properti terbengkalai
-
Properti terbengkalai merupakan aset tetap yang dimiliki Bank tetapi tidak digunakan untuk kegiatan usaha perbankan yang lazim sesuai dengan PBI No. 7/2/PBI/2005 dan Surat Edaran No. 7/3/DPNP tanggal 31 Januari 2005. Properti terbengkalai yang dimiliki bank terdiri dari tanah dan bangunan. p. Liabilitas segera Liabilitas segera merupakan liabilitas Bank kepada pihak lain yang sifatnya wajib segera dibayarkan sesuai dengan perintah pemberi amanat perjanjian yang ditetapkan sebelumnya. Liabilitas segera diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan dan dihitung berdasarkan biaya perolehan diamortisasi. q. Simpanan dari nasabah Simpanan nasabah adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat (di luar bank) kepada Bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana. Termasuk dalam pos ini adalah giro, tabungan dan deposito berjangka. Giro merupakan simpanan nasabah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat menggunakan cek, atau dengan cara pemindahbukuan dengan bilyet giro atau sarana perintah pembayaran lainnya. Giro dinyatakan sebesar nilai liabilitas kepada pemegang giro. Tabungan merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati. Tabungan dinyatakan sebesar nilai liabilitas kepada pemilik tabungan. Deposito berjangka merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu sesuai perjanjian antara penyimpan dengan Bank. Deposito berjangka dinyatakan sebesar nilai nominal yang tercantum dalam bilyet deposito atau yang diperjanjikan. Simpanan nasabah dan simpanan dari bank lain pada awalnya diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
25
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) r. Simpanan dari bank lain Simpanan dari bank lain terdiri dari liabilitas terhadap bank lain dalam bentuk giro, tabungan dan deposito berjangka. Simpanan dari bank lain diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan lain yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya tambahan yang dapat didistribusikan secara langsung dengan perolehan simpanan dari bank lain dikurangkan dari jumlah simpanan yang diterima. s. Pendapatan dan beban bunga Pendapatan dan beban bunga untuk semua instrumen keuangan yang dikenakan suku bunga diakui pada laporan laba rugi komprehensif dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari aset keuangan atau liabilitas keuangan (atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat) untuk memperoleh nilai tercatat neto dari instrumen keuangan atau liabilitas keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Bank mengestimasi arus kas di masa datang dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instumen keuangan tersebut, tetapi tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa datang. Perhitungan ini mencakup seluruh komisi, provisi, dan bentuk lain diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian tidak terpisah dari suku bunga efektif, biaya transaksi, dan seluruh premi atau diskon lainnya. Jika aset keuangan atau kelompok aset keuangan serupa telah diturunkan nilainya sebagai akibat kerugian penurunan nilai, maka pendapatan bunga yang diperoleh setelahnya diakui berdasarkan suku bunga efektif yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam menghitung kerugian penurunan nilai. Pendapatan bunga atas kredit yang diberikan atau aktiva produktif lainnya yang diklasifikasikan sebagai bermasalah diakui pada saat bunga tersebut diterima (berbasis kas). -
-
-
Pada saat pinjaman diklasifikasikan sebagai kredit bermasalah, tagihan bunga yang telah diakui sebelumnya sebagai pendapatan, tetapi belum diterima akan dibatalkan pengakuannya. Selanjutnya bunga yang dibatalkan tersebut diakui sebagai tagihan kontinjensi. Pendapatan bunga atas kredit yang diberikan dalam kategori non-performing (menurut Peraturan Bank Indonesia) diakui dalam laporan laba rugi sebagai pendapatan pada saat pembayarannya diterima. Penerimaan pembayaran atas kredit yang diberikan yang diklasifikasikan sebagai diragukan atau macet dipergunakan terlebih dahulu untuk mengurangi pokok pinjaman. Kelebihan penerimaan dari pokok pinjaman diakui sebagai pendapatan bunga dalam laporan laba rugi. Pendapatan bunga dari kredit yang direstrukturisasi hanya dapat diakui apabila telah diterima secara tunai sebelum kualitas kredit menjadi lancar sebagaimana diatur di dalam PBI No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum, sebagai mana telah diubah terakhir dengan PBI No. 14/15/PBI/2012 tanggal 24 Oktober 2012.
t. Pendapatan dan beban provisi dan komisi Provisi dan komisi yang berkaitan langsung dengan kegiatan pemberian pinjaman diakui sebagai bagian atau pengurang dari biaya perolehan pinjaman dan akan diakui sebagai pendapatan bunga dengan cara diamortisasi berdasarkan metode suku bunga efektif. u. Restrukturisasi Pinjaman Bermasalah Dalam restrukturisasi pinjaman bermasalah dengan modifikasi persyaratan pinjaman yang tidak mengakibatkan penerimaan aset (termasuk penerimaan saham dari debitur), dampak restrukturisasi tersebut dicatat secara prospektif dan tidak mengubah nilai pinjaman pada tanggal restrukturisasi, kecuali jika jumlahnya melebihi nilai tunai penerimaan kas masa depan yang ditentukan dalam persyaratan baru pinjaman, maka saldo pinjaman dikurangi ke jumlah nilai tunai tersebut dan pengurangan tersebut diakui sebagai kerugian hasil restrukturisasi. Setelah restrukturisasi, semua penerimaan kas berdasarkan persyaratan pinjaman yang telah direstrukturisasi, baik untuk bunga maupun pokok pinjaman, dicatat sebagai pengembalian pokok pinjaman dan penghasilan bunga sesuai proporsinya.
26
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) v. Perpajakan Beban pajak tahun berjalan ditetapkan berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak tahun berjalan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer aset dan liabilitas antara pelaporan komersial dan pajak pada setiap tanggal pelaporan. Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan saldo rugi fiskal yang belum dikompensasikan, sepanjang perbedaan temporer dan rugi fiskal yang belum dikompensasikan tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba fiskal pada masa yang akan datang. Jumlah tercatat aset pajak tangguhan ditelaah pada setiap tanggal posisi keuangan dan nilai tercatat aset pajak tangguhan tersebut diturunkan apabila tidak lagi terdapat kemungkinan besar bahwa laba fiskal yang memadai akan tersedia untuk mengkompensasi sebagian atau semua manfaat aset pajak tangguhan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur berdasarkan tarif pajak yang akan berlaku pada tahun saat aset direalisasikan atau liabilitas diselesaikan berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku atau yang telah secara substantif telah diberlakukan pada tanggal laporan posisi keuangan. Pengaruh pajak terkait dengan penyisihan untuk dan/atau pembalikan seluruh perbedaan temporer selama tahun berjalan, termasuk pengaruh perubahan tarif pajak, o tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas. Perubahan terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat penetapan pajak diterima atau jika Kelompok Usaha mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan telah ditetapkan. Beban pajak penghasilan kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang. Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan langsung ke ekuitas. Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan di laporan posisi keuangan, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan liabilitas pajak kini. w. Informasi segmen memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi. Segmen adalah bagian yang dapat dibedakan dari Kelompok Usaha yang terlibat baik dalam menyediakan produk tertentu (segmen usaha), maupun dalam menyediakan produk dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan segmen lainnya. Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen mencakup item-item yang dapat diatribusikan langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang sesuai kepada segmen tersebut. Bank menyajikan segmen operasi berdasarkan laporan internal yang disajikan kepada pengambil keputusan operasional yaitu Direksi.
27
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) w. Informasi segmen (lanjutan) Bank telah mengidentifikasi dan mengungkapkan informasi keuangan berdasarkan kegiatan bisnis utama (segmen usaha) berdasarkan segmen geografis. Segmen geografis meliputi penyediaan barang maupun jasa di dalam lingkungan ekonomi tertentu yang memiliki risiko serta tingkat pengembalian yang berbeda dengan segmen operasi lainnya yang berada dalam lingkungan ekonomi lain. x. Imbalan kerja Bank memberikan imbalan pasca kerja manfaat pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 dan sesuai dengan PSAK 24 (Revisi 2010). Imbalan pasca kerja merupakan manfaat pasti yang dibentuk dengan pendanaan khusus melalui program dana pensiun dan didasarkan pada masa kerja dan jumlah penghasilan karyawan pada saat pensiun. Metode penilaian aktuarial yang digunakan untuk menentukan nilai kini cadangan imbalan pasti, beban jasa kini yang terkait dan beban jasa lalu adalah metode Projected Unit Credit yang dihitung oleh aktuaris independen. y. Laba per lembar saham yang besar terhadap pelaporan keuangan dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Laba per lembar saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar pada tahun berjalan. Laba per lembar saham dilusian dihitung setelah melakukan penyesuaian yang diperlukan terhadap jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar dengan asumsi bahwa semua opsi saham dilaksanakan pada saat penerbitan. z. Transaksi dengan pihak berelasi Bank melakukan transaksi dengan pihak yang berelasi. Dalam laporan keuangan ini, istilah pihak yang berelasi sesuai dengan ketentuan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK Pihak(a) Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut: (i) Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor; (ii) Memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau (iii) Personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor. (b) Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut: (i) Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain; (ii) Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya; (iii) Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama; (iv) Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga; (v) Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor; (vi) Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a); (vii)Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a) (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).
28
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) z. Transaksi dengan pihak berelasi (lanjutan) Transaksi yang dilakukan dengan pihak berelasi terdiri dari simpanan nasabah dan pinjaman yang diberikan Jenis transaksi dan saldo dengan pihak yang berelasi, baik yang dilaksanakan dengan ataupun tidak dilaksanakan dengan syarat serta kondisi normal yang sama untuk pihak yang bukan pihak berelasi, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
3.
PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN Penyusunan laporan keuangan Bank mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dari pendapatan, beban, aset dan liabilitas, dan pengungkapan atas liabilitas kontinjensi pada akhir periode pelaporan. Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya. Pertimbangan Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Bank yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan sebagai berikut: Usaha yang berkelanjutan Manajemen Bank telah melakukan penilaian atas kemampuan Bank untuk melanjutkan kelangsungan usahanya dan berkeyakinan bahwa Bank memiliki sumber daya untuk melanjutkan usahanya di masa mendatang. Selain itu, manajemen Bank tidak mengetahui adanya ketidakpastian material yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan terhadap kemampuan Bank untuk melanjutkan kelangsungan usahanya. Oleh karena itu, laporan keuangan telah disusun atas dasar usaha yang berkelanjutan. Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan Manajemen Bank menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2011) telah dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Bank seperti diungkapkan pada Catatan 2b. Nilai wajar atas instrumen keuangan Bila nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang tercatat pada laporan posisi keuangan tidak tersedia di pasar aktif, ditentukan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian termasuk penggunaan model matematika. Masukan (input) untuk model ini berasal dari data pasar yang bisa diamati sepanjang data tersebut tersedia. Bila data pasar yang bisa diamati tersebut tidak tersedia, pertimbangan manajemen diperlukan untuk menentukan nilai wajar. Pertimbangan manajemen tersebut mencakup pertimbangan likuiditas dan masukan model seperti volatilitas untuk transaksi derivatif yang berjangka waktu panjang dan tingkat diskonto, tingkat pelunasan dipercepat dan asumsi tingkat gagal bayar. Investasi dimiliki hingga jatuh tempo Surat berharga dengan klasifikasi dimiliki hingga jatuh tempo membutuhkan judgement yang signifikan. Dalam membuat judgement ini, Bank mengevaluasi intensi dan kemampuan untuk memiliki investasi tersebut hingga jatuh tempo, maka jika Bank gagal untuk memiliki investasi ini hingga jatuh tempo selain dalam kondisi-kondisi tertentu sebagai contoh, menjual dalam jumlah yang tidak signifikan saat mendekati jatuh tempo, Bank harus mereklasifikasi seluruh portofolio tersebut menjadi surat berharga yang tersedia untuk dijual. Surat berharga yang tersedia untuk dijual tersebut akan diukur pada nilai wajar dan bukan menggunakan biaya yang diamortisasi.
29
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3.
PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN (lanjutan) Aset keuangan yang tidak memiliki harga pasar Manajemen Bank mengklasifikasikan aset keuangan dengan mengevaluasi, antara lain, apakah nilai tersebut dikutip atau tidak di pasar aktif. Termasuk dalam evaluasi pada apakah aset keuangan yang dikutip di pasar aktif adalah penentuan apakah harga pasar dapat segera dan secara teratur tersedia, dan apakah mereka mewakili harga aktual dan teratur terjadi transaksi pasar secara . Kontinjensi Manajemen Bank sedang terlibat dalam proses hukum. Perkiraan biaya kemungkinan bagi penyelesaian klaim telah dikembangkan melalui konsultasi dengan bantuan konsultan hukum Bank didasarkan pada analisis hasil yang potensial. Manajemen Bank tidak berkeyakinan bahwa hasil dari hal ini akan mempengaruhi hasil usaha. Besar kemungkinan, bagaimanapun, bahwa hasil operasi di masa depan dapat secara material terpengaruh oleh perubahan dalam estimasi atau efektivitas dari strategi yang terkait dengan hal tersebut. Estimasi dan Asumsi Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko untuk dapat menyebabkan penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun berikutnya seperti yang diungkapkan di bawah ini. Bank mendasarkan asumsi dan estimasi yang digunakan pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan dapat berubah akibat perubahan pasar atau situasi yang timbul di luar kendali Bank. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi yang digunakan pada saat terjadinya. Cadangan kerugian penurunan nilai dari pinjaman yang diberikan Manajemen Bank menelaah portofolio kredit dan pembiayaan/piutang setiap tahun untuk menilai penurunan nilai dengan memperbarui cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk selama periode yang diperlukan berdasarkan analisis berkelanjutan dan pemantauan terhadap rekening individual oleh petugas kredit. Dalam menentukan apakah penurunan nilai harus dibentuk dalam laporan laba rugi komprehensif, Bank membuat penilaian, apakah terdapat data yang dapat diobservasi yang menunjukkan bahwa terdapat penurunan yang dapat diukur dalam laporan perkiraan arus kas masa depan dari portofolio pinjaman sebelum penurunan tersebut dapat diidentifikasi secara individual dalam portofolio tersebut. Bukti seperti ini dapat termasuk data yang dapat diobservasi yang menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan yang merugikan pada status pembayaran kelompok peminjam, atau kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok. Bank menggunakan perkiraan dalam menentukan jumlah dan waktu dari arus kas masa depan ketika menentukan tingkat cadangan kerugian yang diperlukan. Estimasi tersebut didasarkan pada asumsi mengenai sejumlah faktor dan hasil aktual yang dapat berbeda, yang mengakibatkan perubahan terhadap jumlah cadangan kerugian di masa yang akan datang. Umur ekonomis dari aset tetap Manajemen Bank memperkirakan masa manfaat aset tetap berdasarkan periode dimana aset diharapkan akan tersedia untuk digunakan. Masa manfaat ekonomis aset tetap ditinjau secara berkala dan diperbarui jika memiliki ekspektasi yang berbeda dari perkiraan sebelumnya, karena kerusakan secara fisik dan teknis, atau keusangan secara komersial dan legal atau batasan lainnya atas penggunaan aset tersebut. Selain hal tersebut, estimasi masa manfaat dari aset tetap didasarkan pada penilaian secara kolektif dengan menggunakan praktik industri, teknik evaluasi internal dan pengalaman dengan aset serupa, tetapi ada kemungkinan bahwa hasil masa depan dapat secara material dipengaruhi oleh perubahan estimasi yang disebabkan oleh perubahan faktor-faktor tersebut di atas. Jumlah dan saat pencatatan biaya untuk setiap periode akan dipengaruhi oleh perubahan dari faktor dan keadaan saat pencatatan. Pengurangan dari taksiran masa manfaat dari aset tetap akan meningkatkan beban usaha.
30
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3.
PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN (lanjutan) Pengakuan aset pajak tangguhan Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh saldo rugi fiskal yang belum digunakan dalam hal terdapat kemungkinan bahwa penghasilan kena pajak akan tersedia untuk dikompensasi terhadap kerugian yang dapat digunakan. Pertimbangan manajemen yang signifikan diperlukan untuk menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui, sesuai dengan saat dan jumlah penghasilan kena pajak di masa mendatang seiring dengan strategi perencanaan pajak. Bank menelaah aset pajak tangguhan pada setiap tanggal laporan posisi keuangan dan mengurangi jumlah tercatat dalam hal tidak adanya lagi kemungkinan bahwa penghasilan kena pajak yang cukup akan tersedia untuk mengkompensasi sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan.
4.
KAS Informasi mengenai jatuh tempo diungkapkan pada catatan 37.
Rupiah Mata uang asing Dolar Amerika Serikat Dolar Singapura Jumlah
5.
31 Desember 2014
31 Desember 2013
8.338.399.750
7.999.886.700
8.338.399.750
243.780 6.816.613 8.006.947.093
31 Desember 2014
31 Desember 2013
98.354.282.092 98.354.282.092
44.172.101.701 44.172.101.701
GIRO PADA BANK INDONESIA Informasi mengenai jatuh tempo diungkapkan pada catatan 37.
Rupiah Jumlah
Rasio GWM untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 dihitung berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 15/15/PBI/2013 tanggal 24 Desember 2013 Berdasarkan peraturan tersebut, GWM dalam Rupiah terdiri dari GWM Primer, GWM Sekunder dan GWM Loan to Deposit Ratio (LDR). GWM Primer dalam Rupiah ditetapkan sebesar 8% dari Dana Pihak Ketiga (DPK)dalam Rupiah dan GWM Sekunder dalam Rupiah ditetapkan sebesar 4% dari DPK dalam Rupiah. GWM LDR dalam Rupiah sebesar perhitungan antara parameter disinsentif bawah atau parameter disinsentif atas dengan selisih antara LDR Bank dan LDR target dengan memperhatikan selisih antara Kewajiban Penyediaan Modal Minimum(KPMM) Bank dengan KPMM Insentif. GWM dalam valuta asing ditetapkan sebesar 8% dari DPK dalam valuta asing. GWM Bank untuk mata uang rupiah pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing sebagai berikut:
GWM Primer
Rupiah
GWM Sekunder
Rupiah
31 Desember 2014
31 Desember 2013
8,65%
8,08%
4,00%
7,96%
Bank telah memenuhi GWM yang harus disediakan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.
31
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
6.
GIRO PADA BANK LAIN Informasi mengenai jatuh tempo diungkapkan pada catatan 37. a. Berdasarkan kolektibilitas BI Seluruh giro pada bank lain pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 digolongkan sebagai lancar. b. Berdasarkan mata uang 31 Desember 2014
31 Desember 2013
Rupiah Jumlah
378.575.099 378.575.099
788.595.465 788.595.465
Dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah bersih
378.575.099
788.595.465
31 Desember 2014
31 Desember 2013
c. Berdasarkan pihak
Pihak Berelasi Pihak Ketiga Rupiah PT. Bank Jasa Jakarta Bank International Indonesia Bank Central Asia Jumlah
-
-
78.996.989 27.681.013 271.897.097 378.575.099
77.285.363 10.650.102 700.660.000 788.595.465
Dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah bersih
378.575.099
788.595.465
31 Desember 2014
31 Desember 2013
-
-
d. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut:
Saldo awal Penyisihan (pemulihan) selama tahun berjalan Saldo Akhir
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai atas giro pada bank lain sehingga tidak diperlukan cadangan kerugian penurunan nilai untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013. e. Suku bunga efektif rata-rata Suku bunga efektif rata-rata tertimbang untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:
Rupiah
32
31 Desember 2014
31 Desember 2013
2,84%
2,84%
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7.
PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN Informasi mengenai jatuh tempo diungkapkan pada catatan 37. a. Berdasarkan kolektibilitas BI Seluruh penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 digolongkan sebagai lancar. b. Berdasarkan jenis dan mata uang 31 Desember 2014
31 Desember 2013
17.494.411.507 105.000.000.000 270.000.000.000 392.494.411.507
28.000.000.000 200.000.000.000 228.000.000.000
392.494.411.507
228.000.000.000
31 Desember 2014
31 Desember 2013
Rupiah Kurang dari 1 bulan 1 3 bulan Jumlah
122.494.411.507 270.000.000.000 392.494.411.507
43.000.000.000 185.000.000.000 228.000.000.000
Dikurangi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah bersih
392.494.411.507
228.000.000.000
Rupiah Penempatan pada BankIndonesia Call Money Deposito berjangka
Dikurangi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah bersih c. Berdasarkan jatuh tempo
33
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7.
PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN (lanjutan) d. Berdasarkan pihak 31 Desember 2014 Pihak Berelasi Pihak Ketiga Rupiah - Penempatan pada Bank Indonesia - Deposito berjangka PT Prima Master Bank PT Bank Artos Indonesia PT Bank Harda Internasional PT Bank Fama Internasional PT Bank of India Indonesia PT Bank Bukopin Syariah PT Bank Ina Perdana PT Bank Yudha Bhakti - Call money PT Bank Hana PT Bank Mega PT Bank Victoria PT Bank Kesejahteraan Ekonomi
Jumlah Rupiah Dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah bersih
31 Desember 2013 -
-
17.494.411.507
-
50.000.000.000 15.000.000.000 50.000.000.000 35.000.000.000 60.000.000.000 60.000.000.000 -
40.000.000.000 40.000.000.000 30.000.000.000 30.000.000.000 20.000.000.000 25.000.000.000 15.000.000.000
30.000.000.000 25.000.000.000 50.000.000.000 375.000.000.000
28.000.000.000 228.000.000.000
392.494.411.507 392.494.411.507
228.000.000.000 228.000.000.000
e. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut: 31 Desember 2014
31 Desember 2013
-
-
Saldo awal Penyisihan (pemulihan) selama tahun berjalan Saldo Akhir
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai atas penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain sehingga tidak diperlukan cadangan kerugian penurunan nilai untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013. f. Suku bunga efektif rata-rata Suku bunga efektif rata-rata tertimbang untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:
Deposito berjangka Fasilitas Simpanan Bank Indonesia Call Money
31 Desember 2014
31 Desember 2013
9,41% 5,75% 6,10%
9,11% -
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 tidak terdapat saldo penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain yang dijaminkan. Manajemen yakin bahwa seluruh dana yang ditempatkan akan diterima kembali.
34
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8.
EFEK-EFEK Informasi mengenai jatuh tempo diungkapkan pada catatan 37. a. Berdasarkan jenis dan mata uang 31 Desember 2014 Nilai Nominal Rupiah Dimiliki Hingga Jatuh Tempo: Sertifikat Bank Indonesia Sukuk Ritel Negara Obligasi Ritel Indonesia
Nilai Tercatat
76.724.000.000 10.000.000.000 20.000.000.000 106.724.000.000
75.596.715.854 10.000.000.000 20.000.000.000 105.596.715.854
31 Desember 2013 Nilai Nominal Rupiah Dimiliki Hingga Jatuh Tempo: Sertifikat Bank Indonesia
Nilai Tercatat
45.000.000.000 45.000.000.000
43.490.427.704 43.490.427.704
b. Berdasarkan kolektibilitas BI Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku, efek-efek digolongkan sebagai berikut:
Lancar Jumlah
31 Desember 2014
31 Desember 2013
105.596.715.854 105.596.715.854
43.490.427.704 43.490.427.704
31 Desember 2014
31 Desember 2013
19.940.941.604 26.438.858.893 19.625.708.057 9.591.207.300 30.000.000.000 105.596.715.854
43.490.427.704 43.490.427.704
31 Desember 2014
31 Desember 2013
-
-
75.596.715.854 10.000.000.000 20.000.000.000 105.596.715.854
43.490.427.704 -
c. Berdasarkan jatuh tempo
Rupiah Kurang dari 1 bulan 1 3 bulan 3 6 bulan 6 12 bulan Lebih dari 1 tahun Jumlah d. Berdasarkan pihak
Pihak Berelasi Pihak Ketiga Sertifikat Bank Indonesia Sukuk Ritel Negara Obligasi Ritel Indonesia Jumlah
35
43.490.427.704
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8.
EFEK-EFEK (lanjutan) f. Berdasarkan penerbit 31 Desember 2014
31 Desember 2013
75.596.715.854 30.000.000.000 105.596.715.854
43.490.427.704 43.490.427.704
31 Desember 2014
31 Desember 2013
7,02% 8,75% 8,50%
7,00% -
31 Desember 2014
31 Desember 2013
Rupiah Modal Kerja Investasi Konsumsi Pinjaman karyawan Jumlah
605.032.901.726 167.482.175.553 81.863.224.520 2.203.593.280 856.581.895.079
375.085.220.081 69.312.317.070 45.840.971.363 1.310.544.134 491.549.052.648
Dikurangi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah bersih
(534.642.056) 856.047.253.023
(274.429.645) 491.274.623.003
31 Desember 2014
31 Desember 2013
Rupiah Pihak berelasi Pihak ketiga Jumlah
46.162.643.514 810.419.251.565 856.581.895.079
1.310.544.134 490.238.508.514 491.549.052.648
Dikurangi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah bersih
(534.642.056) 856.047.253.023
(274.429.645) 491.274.623.003
Bank Indonesia Pemerintah Republik Indonesia Jumlah g. Suku Bunga Efektif
Sertifikat Bank Indonesia Sukuk Ritel Obligasi Ritel Indonesia 9.
PINJAMAN YANG DIBERIKAN a. Berdasarkan jenis dan mata uang
b. Berdasarkan pihak
Pinjaman pihak berelasi yang dijamin deposito pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp32.000.000.000
36
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9.
PINJAMAN YANG DIBERIKAN (lanjutan) c. Berdasarkan sektor ekonomi 31 Desember 2014
31 Desember 2013
411.964.309.023 92.325.558.089 72.568.516.858 91.056.113.826 20.744.410.106 32.571.097.267 135.351.889.910 856.581.895.079
203.326.179.547 104.019.850.638 42.029.431.593 25.699.553.940 1.584.187.360 67.738.334.074 47.151.515.496 491.549.052.648
(534.642.056) 856.047.253.023
(274.429.645) 491.274.623.003
31 Desember 2014
31 Desember 2013
Individual Dalam Perhatian Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet
8.035.784.633 1.139.589.970 6.228.307.381
684.471.527 -
Kolektif Lancar Dalam Perhatian Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah
841.178.213.095 856.581.895.079
479.272.481.685 7.695.253.073 3.896.846.362 491.549.052.648
(534.642.056) (534.642.056) 856.047.253.023
(177.327.129) (97.102.516) (274.429.645) 491.274.623.003
Rupiah Perdagangan Industri Konstruksi Jasa bisnis Pertambangan Transportasi dan jasa sosial Lain-lain
Dikurangi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
d. Berdasarkan kolektibilitas
Dikurangi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Individual Kolektif Jumlah
bersih
37
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9.
PINJAMAN YANG DIBERIKAN (lanjutan) e. Pinjaman bermasalah berdasarkan sektor ekonomi 31 Desember 2014
31 Desember 2013
Rupiah Jasa bisnis Perdagangan Lain-lain Jumlah
466.545.099 673.044.872 6.228.307.381 7.367.897.352
3.896.846.362 3.896.846.362
Dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah bersih
(506.079.396) 6.861.817.956
(56.810.226) 3.840.036.136
31 Desember 2014
31 Desember 2013
Rupiah Sampai dengan 1 tahun Lebih dari 1 s/d 2 tahun Lebih dari 2 s/d 5 tahun Lebih dari 5 tahun Jumlah
360.857.552.095 143.155.544.220 104.477.919.300 248.090.879.464 856.581.895.079
127.030.301.162 47.467.037.118 48.752.328.343 268.299.386.025 491.549.052.648
Dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah bersih
(534.642.056) 856.047.253.023
(274.429.645) 491.274.623.003
f. Berdasarkan periode perjanjian pinjaman
g. Berdasarkan sisa jatuh tempo 31 Desember 2014
31 Desember 2013
Rupiah Sampai dengan 1 tahun Lebih dari 1 s/d 2 tahun Lebih dari 2 s/d 5 tahun Lebih dari 5 tahun Jumlah
511.941.091.233 425.781.575 102.775.739.061 241.439.283.210 856.581.895.079
269.350.760.150 6.808.087.935 57.039.144.144 158.351.060.419 491.549.052.648
Dikurangi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah bersih
(534.642.056) 856.047.253.023
(274.429.645) 491.274.623.003
38
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9.
PINJAMAN YANG DIBERIKAN (lanjutan) h. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Saldo awal Penyisihan tahun berjalan (catatan 29) Pemulihan tahun berjalan Penghapusan Saldo Akhir
31 Desember 2014
31 Desember 2013
274.429.645 260.212.411 534.642.056
962.905.922 (688.476.277) 274.429.645
Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan kerugian penurunan nilai atas pinjaman yang diberikan telah memadai. i. Suku Bunga Suku bunga rata-rata tertimbang untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 dalam Rupiah adalah sebagai berikut:
Tingkat suku bunga rata-rata
31 Desember 2014
31 Desember 2013
13.41%
13,24%
j. Agunan pinjaman Pinjaman yang diberikan pada umumnya dijamin dengan agunan berupa tanah dan bangunan yang diikat dengan hak tanggungan atau surat kuasa untuk menjual, deposito berjangka atau jaminan lain yang dapat diterima oleh Bank. k. Pinjaman sindikasi Tidak terdapat pinjaman sindikasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013. l. Pinjaman karyawan Kredit yang diberikan kepada karyawan Bank merupakan kredit yang umumnya digunakan untuk kredit kepemilikan rumah dengan jangka waktu antara 1 tahun sampai dengan 10 tahun. Tingkat bunga rata-rata kredit untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing sebagai berikut :
Persentase
31 Desember 2014
31 Desember 2013
9%
9%
m. Pinjaman kepada pihak berelasi Kredit yang diberikan kepada pihak berelasi selain karyawan adalah sebagai berikut: 31 Desember 2014 43.959.050.234 43.959.050.234
Rupiah Jumlah bersih
39
31 Desember 2013 -
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9.
PINJAMAN YANG DIBERIKAN (lanjutan) n. Pinjaman yang diberikan yang direstrukturisasi Kredit yang direstrukturisasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp11.102.175.738 dan Rp11.980.910.033. Kerugian restrukturisasi yang diakui pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing adalah sebesar nihil. Angka tersebut merupakan nilai penghapusbukuan untuk kredit. Kolektibilitas kredit yang restrukturisasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:
Lancar Dalam Perhatian Khusus Kurang lancar Jumlah
31 Desember 2014
31 Desember 2013
8.181.004.537 2.921.171.201 11.102.175.738
5.829.921.346 6.150.988.687 11.980.910.033
Restrukturisasi dilakukan dengan menurunkan suku bunga kredit dan memperpanjang jangka waktu kredit. o. Pinjaman yang diberikan yang dihapusbukukan Pinjaman yang dihapusbukukan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebesar Rp. 5.274.208.124, dan Rp. 5.274.208.124. Angka tersebut merupakan nilai penghapusbukuan untuk kredit yang dilakukan pada tahun 1995 sampai dengan 2004. Pinjaman dihapusbukukan karena debitur mengalami kesulitan keuangan dan ketidak mampuan membayar. p. Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 8/13/PBI/2006 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia No. 7/3/PBI/2005 Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum dan Peraturan Bank Indonesia No. 7/3/PBI/2005 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum, batas maksimum penyediaan dana kepada pihak terkait, satu peminjam yang bukan pihak terkait, dan satu kelompok peminjam yang bukan pihak terkait masing - masing tidak melebihi 10%, 20 % dan 25% dari modal bank. Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 tidak terdapat pelanggaran maupun pelampauan terhadap ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) baik pihak ketiga maupun pihak berelasi. q. Rasio pinjaman bermasalah terhadap total pinjaman yang diberikan Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, persentase pinjaman bermasalah bersih terhadap total pinjaman yang diberikan adalah sebagai berikut:
bruto dan
31 Desember 2014
31 Desember 2013
0,86% 0,80%
0,79% 0,74%
Bruto Neto r. Informasi pokok lainnya sehubungan dengan pinjaman yang diberikan
Kredit modal kerja dan investasi diberikan kepada debitur untuk memenuhi kebutuhan modal kerja dan barang-barang modalnya. Kredit konsumsi terdiri dari kredit pemilikan rumah dan kredit kendaraan bermotor. Jumlah minimum cadangan kerugian penurunan nilai pinjaman yang diberikan yang wajib dibentuk sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan yang telah dibentuk sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:
40
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9.
PINJAMAN YANG DIBERIKAN (lanjutan) r. Informasi pokok lainnya sehubungan dengan pinjaman yang diberikan (lanjutan)
PPA-WD CKPN yang dibentuk Persentase Pemenuhan
31 Desember 2014
31 Desember 2013
12.165.567.892 534.642.056 4,39%
5.384.096.486 274.429.645 5,09%
Manajemen risiko yang dijalankan oleh Bank antara lain dengan cara sebagai berikut : 1) Menerapkan prinsip diversifikasi sektor usaha/industri yang dibiayai dan menentukan dari waktu ke waktu sektor usaha/industri yang perlu dihindari. 2) Dalam upaya menerapkan Good Corporate Governance dan sistem pemberian kredit yang sehat (Prudent), sebelum pemberian suatu kredit, maka petugas Bank wajib untuk melakukan kunjungan usaha dan wawancara dengan pengambil keputusan (key person) dari perusahaan/calon debitur yang akan dibiayai, dan mengharuskan adanya informasi keuangan yang memadai. 3) Melakukan pemantauan atas perusahaan/calon debitur yang dibiayai dan secara periodik melakukan kunjungan usaha guna memperoleh informasi secara dini kesulitan yang mungkin dihadapi debitur, sehingga dapat diantisipasi langkah- langkah awal dan tepat dalam menyelamatkan posisi Bank. 10. ASET TETAP Saldo awal Kepemilikan Langsung Harga Perolehan Tanah Bangunan Inventaris Kantor Peralatan Kantor Kendaraan Aset dalam penyelesaian
Akumulasi Penyusutan Bangunan Inventaris Kantor Peralatan Kantor Kendaraan Nilai buku bersih
31 Desember 2014 Pengurangan
Penambahan
Efek revaluasi
Reklasifikasi
Saldo akhir
3.427.000.000 5.689.999.750
-
-
76.936.500.000 16.512.930.250
-
80.363.500.000 22.202.930.000
4.267.041.650
2.024.268.327
-
164.189.780
(185.078.900)
6.270.420.857
530.465.457 3.258.775.000
114.335.000 732.956.062
-
229.670.000 -
(134.821.100) 319.900.000
739.649.357 4.311.631.062
17.173.281.857
1.833.722.428 4.705.281.817
-
93.843.290.030
-
1.833.722.428 115.721.853.704
5.595.333.174
412.048.799
-
(5.637.333.140)
-
370.048.833
2.675.041.470
1.360.362.063
-
(1.944.166.035)
(58.866.272)
2.032.371.226
457.682.770 240.489.732 8.968.547.146
60.475.211 1.146.450.004 2.979.336.077
-
(242.742.372) (718.175.860) (8.542.417.407)
(158.984.267) 217.850.539 -
116.431.342 886.614.415 3.405.465.816
8.204.734.711
112.316.387.888
41
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10. ASET TETAP (lanjutan) 31 Desember 2013
Saldo awal Kepemilikan Langsung Harga Perolehan Tanah Bangunan Inventaris Kantor Peralatan Kantor Kendaraan
Akumulasi Penyusutan Bangunan Inventaris Kantor Peralatan Kantor Kendaraan
Nilai buku bersih
Penambahan
Pengurangan
Efek revaluasi
Saldo akhir
3.427.000.000 5.689.999.750 2.414.091.743
1.852.949.907
-
-
3.427.000.000 5.689.999.750 4.267.041.650
439.465.457 2.746.290.000 14.716.846.950
91.000.000 2.289.340.000 4.233.289.907
1.776.855.000 1.776.855.000
-
530.465.457 3.258.775.000 17.173.281.857
5.282.333.225
312.999.949
-
-
5.595.333.174
1.885.784.620 438.493.887 1.320.191.765 8.926.803.497
789.256.850 19.188.883 285.507.784 1.406.953.466
1.365.209.817 1.365.209.817
-
2.675.041.470 457.682.770 240.489.732 8.968.547.146
5.790.043.453
8.204.734.711
Pada bulan September 2014 bank melakukan revaluasi aset tetap yang dilakukan oleh penilai independen yang laporan bertanggal 23 Mei 2014, dengan nilai revaluasi sebesar Rp109.255.360.000 dan selisih revaluasi aset tetap sebesar Rp102.385.707.437. Revaluasi aset tetap tersebut telah disahkan oleh Direktorat Jenderal Pajak Kepala Kantor Wilayah DJP Jakarta Pusat No. : KEP 1457/WJP.06/2014 tentang Persetujuan Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan Untuk Tujuan Perpajakan tanggal 11 September 2014 (Catatan 38.) Metodologi penilaian meliputi pendekatan data pasar untuk tanah dan pendekatan biaya untuk bangunan dan sarana pelengkap serta inventaris kantor. Pendekatan data pasar mempertimbangkan penjualan dari properties sejenis atau pengganti dan data pasar yang terkait yang menghasilkan estimasi nilai melalui proses perbandingan. Pendekatan biaya mempertimbangkan biaya reproduksi baru dan jumlah penyusutan. Untuk pengadaan aset tetap setelah tanggal revaluasi menggunakan harga perolehan. Jumlah pengadaan tahun 2014 setelah revaluasi sebesar Rp2.871.559.389. Jumlah penyusutan aset tetap yang dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif adalah masing-masing sebesar Rp2.979.336.077 dan Rp1.406.953.466, untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013. Aset tetap, kecuali tanah, diasuransikan terhadap kebakaran dan gempa bumi kepada PT Asuransi Buana Independen, yang bukan merupakan pihak berelasi dengan Bank, dengan jumlah pertanggungan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp50.737.500.000 dan USD42.372, serta pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp24.236.000.000. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian. Rincian keuntungan penjualan aset tetap adalah sebagai berikut:
Penjualan Nilai Buku Keuntungan penjualan
31 Desember 2014
31 Desember 2013
-
935.783.232 411.645.183 524.138.049
Aset tetap dalam penyelesaian merupakan biaya yang telah dikeluarkan dalam rangka memperbaiki gedung perusahaan. Tingkat penyelesaian sampai dengan 31 Desember 2014 adalah sebesar 60%, dan diperkirakan selesai pada tahun 2016.
42
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10. ASET TETAP (lanjutan) Nilai tercatat aset tetap jika menggunakan metode biaya perolehan adalah sebesar Rp10.706.079.754. Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 jumlah tercatat bruto dari setiap aset tetap yang telah disusutkan penuh dan masih digunakan adalah sebagai berikut: Harga Perolehan: Bangunan Inventaris Kantor Peralatan Kantor Kendaraan Jumlah
31 Desember 2014
31 Desember 2013
-
5.000.000.000 1.598.741.773 235.014.353 44.000.000 6.877.756.126
31 Desember 2014
31 Desember 2013
47.179.745.582 609.235.054 3.453.477.134 7.766.222.013 7.394.464 283.501.956 340.083.956 7.385.842.014 67.025.502.173
13.022.165.745 2.193.662.993 2.309.716.097 4.765.550.410 12.026.568 89.497.667 1.849.059.176 5.588.461.785 29.830.140.441
11. ASET LAIN-LAIN
Agunan Yang Diambil Alih(AYDA) Tagihan Piutang Bunga Biaya Dibayar Dimuka Uang Muka SKPKB PPN Persediaan barang cetakan Pembukaan Cabang Baru Lainnya Jumlah bersih
Sesuai dengan Surat Bank Indonesia (BI) No. 13/658/DPNP/DPnP tanggal 23 Desember 2011, Bank tidak diwajibkan lagi untuk membentuk penyisihan penghapusan aset untuk aset non produktif, namun Bank tetap harus menghitung cadangan kerugian penghapusan nilai mengacu pada standar akuntansi yang berlaku dan diperhitungkan sebagai pengurang modal. Agunan yang diambil alih yang diselesaikan selama tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah masing-masing sebesar nihil dan Rp9.269.146.123. Manajemen berpendapat bahwa saldo agunan yang diambil alih merupakan nilai bersih yang dapat direalisasi. Nilai realisasi bersih atas agunan yang diambil alih lebih besar dari saldo pinjaman yang tidak tertagih. Laba atau rugi sehubungan dengan proses pengambil alihan agunan diakui sebagai beban operasional lainnya. Lainnya terdiri dari premi asuransi, uang muka, sewa aplikasi. 12. LIABILITAS SEGERA
Bunga masih harus dibayar Provisi dan komisi diterima dimuka Penghasilan ditangguhkan Lain-lain Jumlah bersih
31 Desember 2014
31 Desember 2013
4.687.062.200 7.353.179 155.541.533 2.666.968.114 7.516.925.026
1.893.187.252 7.353.179 282.886.872 1.689.395.053 3.872.822.356
Liabilitas segera lain-lain terdiri dari antara lain biaya notaris, biaya Jamsostek dan titipan lainnya. Seluruh liabilitas segera dalam mata uang rupiah.
43
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
13. SIMPANAN NASABAH a. Berdasarkan jenis dan mata uang 31 Desember 2014 Rupiah Giro Tabungan Deposito berjangka Jumlah
32.548.092.479 120.823.904.794 1.050.945.985.494 1.204.317.982.767
31 Desember 2013
20.140.158.248 75.616.862.367 463.444.541.880 559.201.562.495
b. Simpanan yang diblokir dan dijadikan jaminan atas pinjaman yang diberikan Rincian simpanan nasabah yang dijadikan sebagai jaminan atas pinjaman yang diberikan adalah sebagai berikut:
Giro Tabungan Deposito berjangka
31 Desember 2014
31 Desember 2013
86.534.635.654
14.000.000.000
Jumlah persentase simpanan yang diblokir terhadap jumlah simpanan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:
Giro Tabungan Deposito berjangka
31 Desember 2014
31 Desember 2013
8,23%
2,85%
31 Desember 2014
31 Desember 2013
c. Berdasarkan jatuh tempo
Giro Sampai dengan 1 bulan
Tabungan Sampai dengan 1 bulan
Deposito berjangka Sampai dengan 1 bulan 1 3 bulan 3 6 bulan 6 12 bulan Lebih dari 12 bulan Jumlah
44
32.548.092.479 32.548.092.479
20.140.158.248 20.140.158.248
120.823.904.794 120.823.904.794
75.616.862.367 75.616.862.367
675.378.094.950 328.066.507.983 41.848.276.547 5.653.106.014 1.050.945.985.494 1.204.317.982.767
66.231.276.497 305.664.367.047 75.553.768.232 2.414.753.425 13.580.376.679 463.444.541.880 559.201.562.495
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
13. SIMPANAN NASABAH (lanjutan) d. Berdasarkan pihak dan mata uang Giro Rupiah Pihak berelasi Pihak ketiga
31 Desember 2014
31 Desember 2013
897.152.765 31.650.939.714 32.548.092.479
669.018.460 19.471.139.788 20.140.158.248
Jumlah giro pihak berelasi terhadap jumlah giro pada tahun yang berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:
Jumlah giro Persentase
Tabungan Rupiah Pihak berelasi Pihak ketiga
31 Desember 2014
31 Desember 2013
897.152.765 2,76%
669.018.460 3,32%
31 Desember 2014
31 Desember 2013
5.123.737.881 115.700.166.913 120.823.904.794
3.335.341.357 72.281.521.010 75.616.862.367
Jumlah tabungan pihak berelasi terhadap jumlah tabungan pada tahun yang berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:
Jumlah tabungan Persentase
Deposito berjangka Rupiah Pihak berelasi Pihak ketiga
31 Desember 2014
31 Desember 2013
5.123.737.881 4,24%
3.335.341.357 4,41%
31 Desember 2014
31 Desember 2013
117.954.757.828 932.991.227.666 1.050.945.985.494
23.879.604.624 439.564.937.256
463.444.541.880
Jumlah deposito berjangka pihak berelasi terhadap jumlah deposito pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut: 31 Desember 2014 117.954.757.828 11,22%
Jumlah deposito berjangka Persentase
31 Desember 2013 23.879.604.624 5,15%
e. Suku bunga efektif rata-rata Suku bunga rata-rata tertimbang untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:
Giro Tabungan Deposito berjangka
45
31 Desember 2014
31 Desember 2013
5,74% 4,19% 9,08%
4,83% 4,24% 8,22%
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
14. SIMPANAN DARI BANK LAIN a. Berdasarkan jenis dan mata uang
Giro Tabungan Deposito Call money Jumlah
31 Desember 2014
31 Desember 2013
578.891.530 1.300.000.000 1.878.891.530
230.495.874 250.000.000 10.000.000.000 10.480.495.874
31 Desember 2014
31 Desember 2013
-
-
31 Desember 2014
31 Desember 2013
578.891.530 578.891.530
230.495.874 230.495.874
31 Desember 2014
31 Desember 2013
1.300.000.000 1.300.000.000
250.000.000 250.000.000
31 Desember 2014
31 Desember 2013
-
10.000.000.000 10.000.000.000
b. Berdasarkan pihak dan mata uang
Giro Rupiah Pihak berelasi Pihak ketiga
-
Tabungan Rupiah Pihak berelasi Pihak ketiga
Deposito Rupiah Pihak berelasi Pihak ketiga
Call Money Rupiah Pihak berelasi Pihak ketiga
46
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
14. SIMPANAN DARI BANK LAIN (lanjutan) c. Berdasarkan jatuh tempo 31 Desember 2014
31 Desember 2013
Giro Sampai dengan 1 bulan
-
-
Tabungan Sampai dengan 1 bulan
578.891.530
230.495.874
Deposito Sampai dengan 1 bulan
1.300.000.000
250.000.000
Call money Sampai dengan 1 bulan Jumlah
1.878.891.530
10.000.000.000 10.480.495.874
31 Desember 2014
31 Desember 2013
4,24% 9,00% -
4,24% 8,22% 5,90%
31 Desember 2014
31 Desember 2013
169.331.861.073 41.822.896.004 211.154.757.077
110.969.123.020 2.015.440.000 112.984.563.020
-
-
2.111.547.571
1.129.845.630
31 Desember 2014 -
31 Desember 2013 -
d. Suku bunga efektif rata-rata
Tabungan Deposito Call money 15. ESTIMASI KERUGIAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI a. Berdasarkan jenis Rupiah Fasilitas belum digunakan Bank Garansi Jumlah Estimasi kerugian menurut bank Estimasi kerugian menurut peraturan Bank Indonesia b. Cadangan Kerugian Saldo awal Penyisihan (Pemulihan) tahun berjalan Saldo Akhir Manajemen yakin bahwa cadangan kerugian 31 Desember 2014 dan 2013 tidak diperlukan.
penurunan
untuk
tahun
yang
berakhir
c. Berdasarkan kolektibilitas Seluruh rekening administratif pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 digolongkan sebagai lancar.
47
pada
tanggal
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16. PAJAK PENGHASILAN a. Utang pajak
Pajak penghasilan badan PPN Pajak penghasilan Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25 Pasal 4 (2) Jumlah
31 Desember 2014
31 Desember 2013
6.929.956 280.000
1.387.928.591 -
436.181.517 6.057.347 5.163.843 1.985.196.707 2.439.809.370
313.350.232 53.555.564 797.500.425 2.552.334.812
31 Desember 2014
31 Desember 2013
(867.446.564) (133.905.497) (1.001.352.061)
(2.181.756.169) 114.479.917 (2.067.276.252)
b. Beban pajak penghasilan
Kini Tangguhan Jumlah
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak, seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi, dan penghasilan kena pajak Bank untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:
Laba sebelum pajak Koreksi Fiskal: Biaya perjamuan Sumbangan Penyusutan aset tetap Pembentukan cadangan pesangon Laba penjualan AYDA Pembayaran pesangon Pendapatan sewa Penghasilan kena pajak
Beban Pajak Kini 2014: 25% x 3.469.786.255 2013: 25% x 8.727.024.675 Dikurangi PPH pasal 25 Dibayar dimuka Utang pajak kini
31 Desember 2014
31 Desember 2013
4.109.339.830
9.645.787.013
93.885.063 69.066.500 318.848.835 549.853.527 (515.945.000) (1.155.262.500) 3.469.786.255
76.210.675 19.701.500 23.376.980 982.630.815 (730.846.163) (524.711.145) (765.125.000) 8.727.024.675
867.446.564 867.446.564
2.181.756.169 2.181.756.169
(860.516.608) 6.929.956
(793.827.578) 1.387.928.591
Berdasarkan pasal 17 ayat 2 Undangkeempat kalinya dengan Undang-undang No. 36 tahun 2008, tarif Pajak Penghasilan Badan adalah sebesar 25%.
48
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16. PAJAK PENGHASILAN (lanjutan) b. Beban pajak penghasilan (lanjutan) Laba kena pajak hasil rekonsiliasi menjadi dasar pengisian Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) pajak Bank. Perhitungan pajak penghasilan badan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah suatu perhitungan sementara yang dibuat untuk tujuan akuntansi dan dapat berubah pada waktu Bank menyampaikan Surat Setoran Pajak (SSP) pajaknya. Perhitungan pajak penghasilan badan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 sesuai dengan Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) Bank. c. Aset / (Liabilitas) pajak tangguhan 31 Desember 2014 Saldo awal Liabilitas / (Aset) pajak tangguhan Saldo Akhir
1.032.987.511 (133.905.497) 899.082.014
31 Desember 2013 918.507.594 114.479.917 1.032.987.511
17. IMBALAN KERJA Liabilitas imbalan kerja untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 merupakan hasil perhitungan aktuaris independen dengan menggunakan metode projected-unit-credit sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh PSAK 24 (revisi 2010) mengenai imbalan kerja. Perhitungan imbalan pasca kerja karyawan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 dilakukan oleh aktuaris independen, Padma Radya Aktuaria berdasarkan laporan aktuaris tertanggal 5 Januari 2015 No. 182/I/15/PRA-RM dan 28 Februari 2014 No. 603/II/14/PRA-RM. Saldo Imbalan kerja untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah masing-masing sebesar Rp3.596.328.055 dan Rp4.131.950.045. 31 Desember 2014 Biaya jasa kini Biaya bunga Kerugian / (keuntungan) aktuarial yang diakui Saldo Akhir
390.683.622 208.486.702 (49.316.797) 549.853.527
31 Desember 2013 787.090.150 195.540.665 982.630.815
Rekonsiliasi nilai liabilitas imbalan kerja adalah sebagai berikut: 31 Desember 2014 Saldo awal Biaya jasa kini Biaya bunga Dampak perubahan asumsi (kewajiban) koreksi karyawan kontrak Imbalan yang dibayarkan Kerugian / (keuntungan) aktuaria yang belum diakui Jumlah
49
31 Desember 2013
2.788.096.477 390.683.622 208.486.702
3.682.576.036 787.090.150 195.540.665
(569.530.517) (515.945.000) 1.194.062.251 3.495.853.535
(524.711.145) (1.352.399.229) 2.788.096.477
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
17. IMBALAN KERJA (lanjutan) Nilai kini liabilitas imbalan kerja yang diakui pada Laporan Posisi Keuangan adalah sebagai berikut: 31 Desember 2014 Nilai kini liabilitas imbalan kerja Nilai yang belum diakui : kerugian aktuaria Jumlah
3.495.853.535 100.474.520 3.596.328.055
31 Desember 2013 2.788.096.477 1.343.853.568 4.131.950.045
Rekonsiliasi perubahan pada aset dan liabilitas yang diakui pada laporan posisi keuangan 31 Desember 2014 Saldo awal tahun Koreksi Karyawan kontrak Beban manfaat diakui tahun berjalan Pembayaran manfaat tahun berjalan Saldo akhir tahun
4.131.950.045 (569.530.517) 549.853.527 (515.945.000) 3.596.328.055
31 Desember 2013 3.674.030.375 982.630.815 (524.711.145) 4.131.950.045
Perhitungan imbalan pasca kerja karyawan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 dilakukan oleh aktuaris independen, Padma Radya Aktuaria berdasarkan laporan aktuaris No. 182/I/15/PRA-RM tanggal 5 Januari 2015 dan No. 603/II/14/PRARM tanggal 28 Februari 2014 dengan menggunakan asumsi utama sebagai berikut: Metode perhitungan Tingkat kenaikan gaji Tingkat diskonto Tingkat mortalitas Tingkat kecacatan Tingkat pengunduran diri Proporsi pengambilan pensiun normal Usia pensiun normal
31 Desember 2014 Projected-Unit-Credit 5% per tahun 8,5% per tahun 100% TM13 5% dari tingkat mortalita 1% per tahun s/d usia 30 tahun kemudian menurun 0% usia 55 tahun 100% 60 tahun
31 Desember 2013 Projected-Unit-Credit 5% per tahun 9% per tahun 100% TM13 5% dari tingkat mortalita 1% per tahun s/d usia 30 tahun kemudian menurun 0% usia 55 tahun 100% 60 tahun
18. PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA
Sewa SDB Sewa Gedung Jumlah
31 Desember 2014
31 Desember 2013
11.799.037 2.622.262.500 2.634.061.537
11.130.394 916.875.000 928.005.394
31 Desember 2014
31 Desember 2013
7.000.000 44.000.000 51.000.000
500.000 44.400.000 44.900.000
19. LIABILITAS LAIN-LAIN
Cadangan Kesehatan Jaminan Bank Garansi Jaminan SDB Jumlah
50
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
20. MODAL SAHAM Modal dasar bank mengalami perubahan dari sebesar Rp200.000.000.000 menjadi Rp500.000.000.000 dan modal disetor ditingkatkan dari Rp175.000.000.000 menjadi Rp225.000.000.000 berdasarkan pernyataan efektif dari Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui surat No.S-334/D.04/2014 tanggal 30 Juni 2014 untuk melakukan penawaran umum kepada masyarakat sejumlah 500.000.000 saham dengan nilai nominal Rp100,- per saham dan harga penawaran sebesar Rp110,- per saham. Pada tanggal 11 Juli 2014, saham tersebut telah dicatat di Bursa Efek Indonesia. Peningkatan modal disetor dari 175.000.000.000 menjadi 225.000.000.000 sesuai dengan akta no.15 oleh notaris Tjhong Sendrawan, SH tanggal 17 Oktober 2014 Susunan pemegang saham Bank untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut: 31 Desember 2014 No.
Nama Pemegang Saham
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Nio Yantony Andre Mirza Hartawan DR. Syaiful Amir SE., Ak. Ahli Waris Alm Anugerah Liman Hadi Widjaja Sidharta Herry Harsini Widjaja Phebe Liman Anthony Liman Eunice Liman Silas Liman Laura Liman Paulo Liman Masyarakat Jumlah
Jumlah saham disetor dan ditempatkan 768.556.103 475.886.148 237.943.059 81.600.000 80.750.000 25.364.690 13.600.000 13.600.000 13.600.000 13.600.000 13.600.000 11.900.000 500.000.000 2.250.000.000
Persenrase Kepemilikan 34,16% 21,15% 10,58% 3,63% 3,59% 1,13% 0,60% 0,60% 0,60% 0,60% 0,60% 0,54% 22,22% 100%
Jumlah Nilai Saham 76.855.610.300 47.588.614.800 23.794.305.900 8.160.000.000 8.075.000.000 2.536.469.000 1.360.000.000 1.360.000.000 1.360.000.000 1.360.000.000 1.360.000.000 1.190.000.000 50.000.000.000 225.000.000.000
31 Desember 2013 No.
Nama Pemegang Saham
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Nio Yantony Andre Mirza Hartawan DR. Syaiful Amir SE., Ak. Ahli Waris Alm Anugerah Liman Hadi Widjaja Sidharta Herry Harsini Widjaja Phebe Liman Anthony Liman Eunice Liman Silas Liman Laura Liman Paulo Liman Jumlah
Jumlah saham disetor dan ditempatkan 768.556.103 475.886.148 237.943.059 81.600.000 80.750.000 25.364.690 13.600.000 13.600.000 13.600.000 13.600.000 13.600.000 11.900.000 1.750.000.000
51
Persenrase Kepemilikan
Jumlah Nilai Saham
43,92% 27,19% 13,60% 4,66% 4,61% 1,45% 0,78% 0,78% 0,78% 0,78% 0,78% 0,67% 100%
76.855.610.300 47.588.614.800 23.794.305.900 8.160.000.000 8.075.000.000 2.536.469.000 1.360.000.000 1.360.000.000 1.360.000.000 1.360.000.000 1.360.000.000 1.190.000.000 175.000.000.000
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
21. CADANGAN WAJIB Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan sebagaimana tercantum dalam Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham No. 27 dari Notaris Hizmelina SH. tanggal 23 Mei 2012, pemegang saham menetapkan Rp 25.000.000.000 sebagai dana cadangan wajib Bank. 22. TAMBAHAN MODAL DISETOR NETO Pada tanggal 31 Desember 2014, akun ini merupakan agio saham yang timbul sehubungan dengan Penawaran Umum Perdana Saham kepada masyarakat dikurangi biaya emisi saham sebagai berikut:
Agio saham Biaya emisi saham Jumlah
23.
31 Desember 2014
31 Desember 2013
5.000.000.000 (4.828.000.000) 172.000.000
-
31 Desember 2014
31 Desember 2013
KOMPONEN EKUITAS LAINNYA Surplus revaluasi Saldo awal Peningkatan Penurunan Dipindahkan ke saldo laba Jumlah
92.147.136.692 (697.859.373) 91.449.277.319
-
24. PENDAPATAN BUNGA 31 Desember 2014 Bank Indonesia dan bank lain Pinjaman yang diberikan Efek-efek Jumlah
33.408.986.725 85.825.357.412 5.319.509.334 124.553.853.471
31 Desember 2013 9.893.583.620 48.037.567.537 1.807.649.952 59.738.801.108
Pendapatan bunga dari pihak-pihak berelasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 masingmasing sebesar Rp398.956.571 dan Rp18.980.768. 25. BEBAN BUNGA 31 Desember 2014 Jasa Giro Tabungan Deposito Penempatan dari Bank lain Jasa Giro dan Tabungan Bank Deposito Bank Jumlah
2.012.636.483 5.028.420.654 78.153.676.747 341.770.977 112.433.283 475.479.224 86.124.417.368
31 Desember 2013 1.160.169.938 1.860.578.363 26.080.173.332 158.497.501 7.061.174 85.688.354 29.352.168.662
Beban bunga dari pihak-pihak berelasi untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp3.384.225.370 dan Rp1.033.860.426.
52
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
26. PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA
Provisi dan komisi lainnya (non kredit) Pendapatan pembentukan cadangan kerugian Lain-lain Jumlah
31 Desember 2014
31 Desember 2013
294.324.453 1.832.215.634 2.126.540.087
18.271.214 688.476.277 907.972.986 1.614.720.477
Pendapatan operasional lainnya - lain lain terdiri dari antara lain komisi asuransi dan notaris dan pendapatan SDB. 27. BEBAN GAJI DAN TUNJANGAN
Gaji dan upah Honor Komisaris / Pengurus Uang lembur Transport dan uang makan Jasa premi Imbalan pasca kerja Lainnya
31 Desember 2014
31 Desember 2013
11.832.803.832 2.423.548.796 619.880.874 956.124.020 10.129.350 549.853.527 2.781.337.170 19.173.677.569
7.915.226.310 1.149.396.722 541.626.827 647.206.500 75.673.239 982.630.815 2.994.410.850 14.306.171.263
Perincian gaji dan tunjangan untuk Dewan Komisaris dan Direksi Bank untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris - Gaji dan imbalan kerja jangka pendek Direksi - Gaji dan imbalan kerja jangka pendek
31 Desember 2014
31 Desember 2013
2.483.866.342
1.386.000.000
2.905.033.604 5.388.899.946
2.233.609.812 3.619.609.812
28. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI 31 Desember 2014 Sewa Gedung Pemeliharaan dan Perbaikan Penyusutan Asuransi Penjaminan Dana Pihak Ketiga Sewa Aplikasi Sistem Asuransi Tenaga Kerja dan Aset Tetap Komunikasi Listrik dan Air Iklan dan Reklame Pendidikan dan seminar Lain-lain Jumlah
1.519.043.039 1.622.237.022 2.979.336.077 1.778.765.550 1.390.171.800 757.589.144 276.578.523 976.844.508 784.662.339 412.683.626 5.566.919.087 18.064.830.715
31 Desember 2013 490.152.327 902.604.405 1.406.953.469 685.233.690 1.030.726.200 517.791.328 200.832.144 713.988.665 667.090.119 833.035.619 2.597.377.394 10.045.785.360
Termasuk dalam lain-lain adalah antara lain beban jasa profesional dan premi asuransi dana pihak ketiga serta barang cetakan.
53
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
29. PEMULIHAN (PEMBENTUKAN) CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI 31 Desember 2014 (Pembentukan) / pembalikan cadangan kerugian penurunan nilai atas: - Pinjaman yang diberikan - Penempatan pada bank lain Jumlah
31 Desember 2013
(260.212.411) (260.212.411)
688.476.277 688.476.277
30. PENDAPATAN / (BEBAN) BUKAN OPERASIONAL 31 Desember 2014
31 Desember 2013
1.155.745.500 (103.661.165)
Pendapatan bukan operasional Beban bukan operasional Jumlah
2.237.816.925 (241.426.212) 1.996.390.713
1.052.084.335
31. LABA PER LEMBAR SAHAM Laba bersih per saham dihitung dengan membagi laba bersih kepada pemegang saham dengan rata-rata tertimbang jumlah saham biasa yang beredar pada tahun bersangkutan dengan mempertimbangkan rekonsiliasi faktor-faktor tertentu karena pengaruh pemecahan saham. 31 Desember 2014
31 Desember 2013
Laba bersih tahun berjalan kepada (a)
3.107.987.769
7.578.510.761
Rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar 1 Januari 2014 Modal Ditempat dan disetor penuh Rp175.000.000.000 dengan nilai nominal Rp100
1.750.000.000
-
11 Juli 2014 Penambahan setoran modal 500.000.000 saham dengan nilai nominal Rp100, sehingga modal menjadi Rp225.000.000.000 dengan nilai nominal Rp100
2.250.000.000
-
1 Januari 2013 Modal Ditempat dan disetor penuh Rp125.000.000.000 dengan nilai nominal Rp1000
-
125.000.000
4 Juli 2013 Pemecahan saham, Penurunan nilai perlembar saham dari Rp1.000 menjadi Rp100 untuk modal ditempatkan dan disetor Rp125.000.000.000 (b)
-
1.250.000.000
Kapitalisasi Saldo Laba Pertanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp91.000.000.000 (c)
-
910.000.000
Jumlah lembar saham berdampak retrospektif d(a+b) Rata-rata tertimbang saham beredar tahun 2014 Laba per lembar saham Dasar (a/d)
2.160.000.000 2.000.000.000 1,55
54
3,51
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
32. KOMITMEN DAN KONTINJENSI 31 Desember 2014 Liabilitas komitmen - Fasilitas pinjaman yang belum digunakan - Lainnya Liabilitas komitmen bersih
Tagihan kontinjensi - Pendapatan bunga dalam penyelesaian - Aset produktif yang dihapusbukukan Liabilitas kontinjensi - Garansi yang diberikan Tagihan kontinjensi bersih (Komitmen) / Kontinjensi - bersih
31 Desember 2013
(169.331.861.073) (19.475.065.216) (188.806.926.289)
(110.969.123.021) (14.854.490.253) (125.823.613.274)
368.523.101 5.274.208.124
239.013.084 5.274.208.124
41.822.896.004 47.465.627.229
2.015.440.000 7.528.661.208
(141.340.299.060)
(118.294.952.066)
33. INFORMASI MENGENAI PIHAK-PIHAK BERELASI Sifat relasi Pihak-pihak berelasi adalah perusahaan dan perorangan yang mempunyai keterkaitan kepemilikan atau kepengurusan secara langsung maupun tidak langsung dengan Bank. Pihak berelasi Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif
Sifat dari hubungan Karyawan Kunci
Sifat dari transaksi Kredit, Simpanan
KSO Sahid Megatama Karya PT.Titani Atlantik Semesta PT. Murni Berlian Mobilindo PT.Sumber Berlian Motors PT. Setia Bina Sarana PT. Auto Daya Keisindo PT. Boston Nusantara PT. Jakarta Mega Perkasa PT.Cahaya Rezeki Makmur PT.Sumber Arta Selaras PT Graha Berlian Utama PT Auto Daya Amara
Dimiliki oleh pemegang saham yang sama Dimiliki oleh pemegang saham yang sama Dimiliki oleh pemegang saham yang sama Dimiliki oleh pemegang saham yang sama Dimiliki oleh pemegang saham yang sama Dimiliki oleh pemegang saham yang sama Dimiliki oleh pemegang saham yang sama Dimiliki oleh pemegang saham yang sama Dimiliki oleh pemegang saham yang sama Dimiliki oleh pemegang saham yang sama Dimiliki oleh pemegang saham yang sama Dimiliki oleh pemegang saham yang sama Dimiliki oleh pemegang saham yang sama
Simpanan Simpanan Simpanan Simpanan Simpanan Simpanan Kredit, Simpanan Simpanan Simpanan Simpanan Simpanan Kredit, Simpanan Kredit, Simpanan
Andre Mirza Hartawan Nio Yantony Hadi Widjaja Sidharta Phebe Liman Eunice Liman Laura Liman Anthony Liman Silas Liman Paulo Liman
Pemegang Saham Pemegang Saham Pemegang Saham Pemegang Saham Pemegang Saham Pemegang Saham Pemegang Saham Pemegang Saham Pemegang Saham
Simpanan Kredit, Simpanan Simpanan Simpanan Simpanan Simpanan Simpanan Simpanan Simpanan Simpanan
55
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
33. INFORMASI MENGENAI PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan) Transaksi dengan pihak berelasi Dalam kegiatan usahanya, Bank mengadakan transaksi - transaksi tertentu dengan pihak-pihak berelasi. Transaksitransaksi tersebut meliputi: a. Pinjaman yang diberikan 31 Desember 2014 Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif Nio Yantony PT. Auto Daya Keisindo PT Graha Berlian Utama PT Auto Daya Amara Jumlah
31 Desember 2013
2.203.593.280 30.000.000.000 4.949.228.260 4.054.115.696 4.955.706.278 46.162.643.514
1.310.544.134 1.310.544.134
Persentase pinjaman yang diberikan kepada pihak berelasi terhadap jumlah aset untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah masing-masing sebesar 2,81% dan 0,001%. b. Simpanan nasabah 31 Desember 2014 Giro Tabungan Deposito Jumlah
31 Desember 2013
897.152.765 5.123.737.881 117.954.757.828 123.975.648.474
669.018.460 3.335.341.357 23.879.604.624 27.883.964.441
Persentase simpanan nasabah dari pihak berelasi terhadap jumlah liabilitas untuk tahun yang berakhir pada pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah masing-masing sebesar 10,14% dan 4,80%. c. Simpanan dari bank lain 31 Desember 2014 Giro Tabungan Jumlah
31 Desember 2013 -
-
Persentase simpanan bank lain dari pihak berelasi terhadap jumlah liabilitas untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah masing-masing sebesar Nihil. d. Pendapatan bunga 31 Desember 2014 Pinjaman yang diberikan Jumlah
398.956.571 398.956.571
31 Desember 2013 18.980.768 18.980.768
Persentase pendapatan bunga dari pihak berelasi terhadap jumlah pendapatan bunga untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah masing-masing sebesar 0,32% dan 0,03%.
56
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
33. INFORMASI MENGENAI PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan) e. Beban bunga 31 Desember 2014 Simpanan dari nasabah Simpanan dari bank lain Jumlah
3.384.225.370 3.384.225.370
31 Desember 2013 1.033.860.426 1.033.860.426
Persentase beban bunga dari pihak berelasi terhadap jumlah beban bunga untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah masing-masing sebesar 3,93% dan 3,52%. f. Kompensasi yang diberikan kepada direksi dan komisaris 31 Desember 2014 Dewan Komisaris dan Direksi - Gaji dan imbalan kerja jangka pendek
5.388.899.946
31 Desember 2013 3.619.609.812
Transaksi dengan pihak-pihak berelasi dilakukan dengan kebijakan harga dan syarat normal, sebagaimana dilakukan dengan pihak yang tidak berelasi, kecuali pinjaman yang diberikan kepada karyawan Bank.
34. SEGMEN OPERASI Bank melaporkan segmen wilayah geografis sebagai informasi segmen utama. DKI Jakarta Pendapatan bunga Beban bunga Pendapatan bunga bersih Pendapatan operasional lainnya Beban gaji dan tunjangan Beban umum dan administrasi Pembentukan cadangan kerugian Laba operasional Laba (rugi) bersih Jumlah aset Jumlah liabilitas
Total
119.257.307.489 (83.692.458.158)
5.296.545.982 (2.431.959.210)
124.553.853.471 (86.124.417.368)
35.564.849.331 2.037.543.439 (18.376.337.676) (17.168.083.878) (260.212.411) 1.797.758.805 3.303.330.491 1.571.344.540.461 1.195.913.830.083
2.864.586.772 88.996.648 (797.339.893) (896.746.837) 1.259.496.690 (195.342.722) 70.106.068.939 26.521.168.202
38.429.436.103 2.126.540.087 (19.173.677.569)
DKI Jakarta Pendapatan bunga Beban bunga Pendapatan bunga bersih Pendapatan operasional lainnya Beban gaji dan tunjangan Beban umum dan administratif Pembentukan cadangan kerugian Laba operasional Laba bersih Jumlah aset Jumlah liabilitas
31 Desember 2014 Jawa Timur
56.339.082.617 (28.812.587.778) 27.526.494.839 1.510.813.354 (13.622.369.761) (9.518.121.637) 5.896.816.795 7.744.300.251 819.063.986.816 554.596.372.115
57
31 Desember 2013 Jawa Timur 3.399.718.491 (539.580.884) 2.860.137.607 103.907.123 (683.801.502) (527.663.723) 1.752.579.505 (165.789.490) 35.736.570.814 26.615.698.861
(18.064.830.715) (260.212.411) 3.057.255.495 3.107.987.769 1.641.450.609.400 1.222.434.998.285
Total
59.738.801.108 (29.352.168.662) 30.386.632.446 1.614.720.477 (14.306.171.263)
(10.045.785.360) 7.649.396.300 7.578.510.761 854.800.557.630 581.212.070.976
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
35. JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP KEWAJIBAN PEMBAYARAN BANK UMUM Berdasarkan Undang-Undang No. 24 tanggal 22 September 2004 yang berlaku efektif sejak tanggal 22 September 2005, sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 tanggal 13 Oktober 2008, Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) dibentuk untuk menjamin liabilitas tertentu bankbank umum berdasarkan program penjaminan yang berlaku, yang besaran nilai jaminannya dapat berubah jika memenuhi kriteria tertentu yang berlaku. Simpanan nasabah dijamin hanya jika suku bunganya sama dengan atau dibawah 7,75% untuk simpanan dalam Rupiah dan 1,50% untuk simpanan dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2014. Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 PT Bank Dinar Indonesia Tbk adalah peserta dari program penjaminan tersebut. 36. NILAI WAJAR INSTRUMEN KEUANGAN Tabel dibawah ini menggambarkan nilai tercatat dan nilai wajar dari aset dan liabilitas keuangan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 yang tidak disajikan di laporan posisi keuangan Bank pada nilai wajarnya: 31 Desember 2014 Nilai tercatat
Nilai wajar
98.354.282.092 378.575.099 392.494.411.507 105.596.715.854 856.047.253.023 1.452.871.237.575
98.354.282.092 378.575.099 392.494.411.507 105.596.715.854 856.047.253.023 1.452.871.237.575
32.548.092.479 120.823.904.793 1.050.945.985.494 1.878.891.530 1.206.196.874.296
32.548.092.479 120.823.904.793 1.050.945.985.494 1.878.891.530 1.206.196.874.296
Aset Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Pinjaman yang diberikan
Liabilitas Simpanan dari nasabah Giro Tabungan Deposito berjangka Simpanan dari bank lain
58
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
36. NILAI WAJAR INSTRUMEN KEUANGAN (lanjutan) 31 Desember 2013 Nilai tercatat
Nilai wajar
Aset Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Pinjaman yang diberikan
44.172.101.701 788.595.465 228.000.000.000 43.490.427.704 491.274.623.003 807.725.747.873
44.172.101.701 788.595.465 228.000.000.000 43.490.427.704 491.274.623.003 807.725.747.873
20.140.158.247 75.616.862.367 463.444.541.880 10.480.495.874 569.682.058.368
20.140.158.247 75.616.862.367 463.444.541.880 10.480.495.874 569.682.058.368
Liabilitas Simpanan dari nasabah Giro Tabungan Deposito berjangka Simpanan dari bank lain
a. Giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, efek-efek, dan aset lain-lain Nilai tercatat dari giro dan penempatan dengan suku bunga mengambang adalah perkiraan yang layak atas nilai wajar. Estimasi nilai wajar terhadap penempatan dengan suku bunga tetap, efek-efek, dan aset lain-lain ditetapkan berdasarkan diskonto arus kas dengan menggunakan suku bunga pasar uang yang berlaku untuk hutang dengan risiko kredit dan sisa jatuh tempo yang serupa. Karena sisa jatuh tempo di bawah 1 (satu) tahun sehingga nilai tercatat dari penempatan dengan suku bunga tetap, efek-efek, dan aset lain-lain adalah perkiraan yang layak atas nilai wajar. b. Pinjaman yang diberikan Pinjaman yang diberikan dinyatakan berdasarkan jumlah nilai tercatat setelah dikurangi oleh cadangan kerugian penurunan nilai. Nilai tercatat dari pinjaman yang diberikan dengan suku bunga mengambang adalah perkiraan yang layak atas nilai wajar. Estimasi nilai wajar dari pinjaman yang diberikan mencerminkan jumlah diskonto dari estimasi kini dari arus kas masa depan yang diharapkan akan diterima. Arus kas yang diharapkan didiskontokan pada tingkat suku bunga pasar terkini untuk menentukan nilai wajar. c. Simpanan dari nasabah dan simpanan dari bank lain, dan liabilitas lain-lain Estimasi nilai wajar simpanan tanpa jatuh tempo, termasuk simpanan tanpa bunga adalah sebesar jumlah terhutang ketika hutang tersebut dibayarkan. Estimasi nilai wajar terhadap simpanan dengan tingkat suku bunga tetap, liabilitas akseptasi dan liabilitas lain-lain yang tidak memiliki kuotasi di pasar aktif ditetapkan berdasarkan diskonto arus kas dengan menggunakan suku bunga hutang baru dengan sisa jatuh tempo yang serupa. Karena sisa jatuh tempo dibawah satu tahun sehingga nilai tercatat dari simpanan dengan suku bunga tetap, serta beban yang masih harus dibayar adalah perkiraan yang layak atas nilai wajar.
59
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
37. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN Berdasarkan PBI No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 dan SE BI No. 5.21/DPNP tanggal 29 Nopember 2003 yang telah diubah dengan PBI No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 dan SE BI No. 11/16/DPNP tanggal 6 Juli 2009 Bank telah menyusun buku Pedoman Penerapan Manajemen Risiko yang mencakup kebijakan dan prosedur mengenai : 1. 2. 3. 4.
Pengawasan aktif dewan komisaris dan direksi; Penerapan kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko; Proses identifikasi, pengukuran dan pemantauan risiko, penerapan sistem informasi dan pengendalian risiko; Sistem pengendalian intern.
Bank senantiasa melakukan penyesuaian, perbaikan dan penyempurnaan terhadap pedoman penerapan manajemen risiko bila terdapat perubahan atas ketentuan yang berlaku. Bank telah membentuk Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko yang bertugas menetapkan kebijakan termasuk strategi manajemen risiko dan perencanaan dalam keadaan darurat (contingency plan) untuk menghadapi risiko yang timbul, memperbaiki dan menyempurnakan penerapan manajemen risiko. Dalam rangka meningkatkan efektifitas penerapan manajemen risiko maka telah dilakukan upaya peningkatan kemampuan dan pengetahuan petugas melalui seminar, sosialisasi dan mengikutsertakan dalam program sertifikasi. Bank telah memiliki serangkaian prosedur dan metodologi untuk digunakan dalam melakukan identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian untuk 8 (delapan) jenis risiko yang melekat pada aktivitas fungsional bank. Secara berkala Bank melakukan evaluasi terhadap prosedur dan metodologi yang ada untuk lebih menyempurnakan praktek penerapan manajemen risiko. a. Risiko kredit Risiko kredit adalah potensi terjadinya kerugian keuangan ketika nasabah atau counterparty gagal memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo, dan timbul terutama dari pinjaman Bank dan uang muka ke nasabah dan bank lainnya, dan investasi surat utang. Tujuan dari manajemen risiko kredit adalah untuk mengendalikan dan mengelola eksposur risiko kredit dalam parameter yang dapat diterima, sekaligus memaksimalkan return on risk. Risiko kredit terutama berasal dari pinjaman yang diberikan dan garansi. Organisasi pengelolaan risiko kredit Pengelolaan risiko kredit dilaksanakan sejalan dengan kebijakan dan prosedur yang telah ada untuk memastikan beberapa hal berikut : -
Analisa usaha setiap sektor kredit, kelengkapan dokumen dan pengikatan dalam kegiatan pemberian kredit. Proses manajemen risiko kredit dari identifikasi risiko, analisa risiko, pengukuran risiko hingga monitoring risiko kredit dalam siklus proses pemberian kredit secara menyeluruh. Mempercepat penyelesaian kredit bermasalah, menurunkan NPL bank dan meningkatkan hasil usaha. Meningkatkan kemampuan kompetensi karyawan melalui training dan pendidikan di internal maupun eksternal.
Eksposur risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya terhadap aset keuangan pada laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut: 31 Desember 2014 Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Pinjaman yang diberikan Efek-efek
98.354.282.092 378.575.099 392.494.411.507 856.581.895.079 105.596.715.854 1.453.405.879.631
60
31 Desember 2013 44.172.101.701 788.595.465 228.000.000.000 491.549.052.647 43.490.427.704 808.000.177.517
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
37. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) Eksposur risiko kredit terhadap komitmen dan kontinjensi tanpa memperhitungkan agunan atau pendukung kredit lainnya adalah sebagai berikut: 31 Desember 2014 Fasilitas pinjaman yang diberikan yang belum digunakan Garansi yang diterbitkan
31 Desember 2013
169.331.861.073 41.822.896.004 211.154.757.077
110.969.123.021 2.015.440.000 112.984.563.021
(i) Sektor industri Tabel dibawah berikut ini menggambarkan rincian eksposur kredit Bank pada nilai tercatat (tanpa memperhitungkan agunan atau pendukung kredit lainnya), yang dikategorikan berdasarkan sektor industri. 31 Desember 2014 Bank Indonesia dan Korporasi dan bank lain perorangan
Pemerintah Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Pinjaman yang diberikan
Total
-
98.354.282.092 378.575.099
-
98.354.282.092 378.575.099
30.000.000.000 30.000.000.000
392.494.411.507 75.596.715.854 566.823.984.552
856.581.895.079 856.581.895.079
392.494.411.507 105.596.715.854 856.581.895.079 1.453.405.879.631
31 Desember 2013 Bank Indonesia Korporasi dan dan bank lain perorangan
Pemerintah Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Pinjaman yang diberikan
Total
-
44.172.101.701 788.595.465
-
44.172.101.701 788.595.465
-
228.000.000.000 43.490.427.704 316.451.124.870
491.549.052.648 491.549.052.648
228.000.000.000 43.490.427.704 491.549.052.648 808.000.177.518
Tabel berikut ini menggambarkan rincian eksposur kredit Bank terhadap komitmen dan kontinjensi (tanpa memperhitungkan agunan atau pendukung kredit lainnya), yang dikategorikan berdasarkan sektor industri. 31 Desember 2014 Bank Indonesia dan bank lain
Pemerintah Fasilitas pinjaman yang diberikan yang belum digunakan Garansi yang diterbitkan
-
61
-
Korporasi dan perorangan
Total
169.331.861.073 41.822.896.004 211.154.757.077
169.331.861.073 41.822.896.004 211.154.757.077
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
37. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 31 Desember 2013 Bank Indonesia dan bank lain
Pemerintah Fasilitas pinjaman yang diberikan yang belum digunakan Garansi yang diterbitkan
-
-
Korporasi dan perorangan
Total
110.969.123.021 2.015.440.000 112.984.563.021
110.969.123.021 2.015.440.000 112.984.563.021
(ii) Sektor geografis Eksposur risiko kredit atas aset keuangan berdasarkan wilayah geografis tempat Bank beroperasi adalah sebagai berikut:
DKI Jakarta Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Pinjaman yang diberikan
98.354.282.092 378.575.099 392.494.411.507 105.596.715.854 798.123.205.254 1.394.947.189.806
DKI Jakarta Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Pinjaman yang diberikan
44.172.101.701 788.595.465 228.000.000.000 43.490.427.704 457.178.239.716 773.629.364.586
31 Desember 2014 Jawa Timur 58.458.689.825 58.458.689.825
31 Desember 2013 Jawa Timur 34.370.812.932 34.370.812.932
Total 98.354.282.092 378.575.099 392.494.411.507 105.596.715.854 856.581.895.079 1.453.405.879.631
Total 44.172.101.701 788.595.465 228.000.000.000 43.490.427.704 491.549.052.648 808.000.177.518
Eksposur risiko kredit atas komitmen dan kontinjensi berdasarkan wilayah geografis tempat Bank beroperasi adalah sebagai berikut:
DKI Jakarta Fasilitas pinjaman yang diberikan yang belum digunakan Garansi yang diterbitkan
159.738.652.277 41.822.896.004 201.561.548.281
62
31 Desember 2014 Jawa Timur
9.593.208.796 9.593.208.796
Total
169.331.861.073 41.822.896.004 211.154.757.077
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
37. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) DKI Jakarta Fasilitas pinjaman yang diberikan yang belum digunakan Garansi yang diterbitkan
31 Desember 2013 Jawa Timur
107.825.072.916 2.015.440.000 109.840.512.916
Total
3.144.050.104 3.144.050.104
110.969.123.020 2.015.440.000 112.984.563.020
(iii) Kualitas kredit dari aset keuangan Eksposur risiko kredit atas aset keuangan berdasarkan kualitas adalah sebagai berikut: 31 Desember 2014 Belum jatuh tempo atau tidak mengalami penurunan nilai Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Pinjaman yang diberikan
Telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai
8.338.399.750 98.354.282.092 378.575.099
-
392.494.411.507 105.596.715.854 841.178.213.095 1.446.340.597.397
-
Mengalami penurunan nilai
Jumlah
-
8.338.399.750 98.354.282.092 378.575.099
15.403.681.984 15.403.681.984
392.494.411.507 105.596.715.854 856.581.895.079 1.461.744.279.381
-
31 Desember 2013 Belum jatuh tempo atau tidak mengalami penurunan nilai Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Pinjaman yang diberikan
Telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai
Mengalami penurunan nilai
Jumlah
8.006.947.093 44.172.101.701 788.595.465
-
-
8.006.947.093 44.172.101.701 788.595.465
228.000.000.000 43.490.427.704 479.956.953.213 804.415.025.176
-
11.592.099.435 11.592.099.435
228.000.000.000 43.490.427.704 491.549.052.648 816.007.124.611
63
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
37. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) b. Risiko pasar Risiko pasar merupakan risiko yang timbul karena adanya pergerakan faktor pasar (adverse movement) dari portofolio yang dimiliki oleh Bank, yang dapat merugikan Bank yaitu suku bunga dan nilai tukar. Tujuan dari manajemen risiko pasar adalah untuk melakukan identifikasi, pengukuran, pengendalian dan pengelolaan eksposur risiko pasar dalam parameter yang dapat diterima, serta memaksimalkan tingkat pengembalian. Pemantauan terhadap risiko pasar dilakukan secara aktif dengan memonitor perkembangan Bank Indonesia rate yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dan menganalisa arah pergerakan suku bunga. Bank juga menetapkan batas maksimum risiko pasar yang dapat ditoleransi dan eksposur per jenis risiko. Secara keseluruhan, risiko pasar dibagi menjadi dua bagian sebagai berikut: (i) Risiko nilai tukar mata uang asing 31 Desember 2014 Liabilitas
Aset Dolar Amerika Serikat Dolar Singapura Total
-
(ii).
31 Desember 2013 Liabilitas
Aset Dolar Amerika Serikat Dolar Singapura Total
Bersih
243.780 6.816.613 7.060.393
-
Bersih -
243.780 6.816.613 7.060.393
Risiko tingkat suku bunga Risiko suku bunga adalah potensi kerugian yang timbul akibat pergerakan suku bunga di pasar yang berlawanan dengan posisi atau transaksi Bank yang mengandung risiko suku bunga. Tabel di bawah merangkum tingkat suku bunga efektif setahun untuk Rupiah untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013. 31 Desember 2014 Aset Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain - Deposito berjangka - Fasilitas simpanan Bank Indonesia - Call money Efek-efek - Sertifikat Bank Indonesia - Sukuk Ritel - Obligasi Ritel Indonesia Pinjaman yang diberikan Liabilitas Simpanan nasabah - Giro - Tabungan - Deposito Simpanan dari bank lain
64
31 Desember 2013
2,84%
2,84%
9,41% 5,75% 6,10%
9,11% -
7,02% 8,75% 8,50% 13,41%
7,00% 13,24%
5,74% 4,19% 9,08% 6,62%
4,83% 4,24% 8,22% 6,12%
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
37. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) Tabel di bawah ini mengikhtisarkan eksposur instrumen keuangan Bank pada nilai tercatatnya terhadap risiko tingkat suku bunga yang dikategorikan menurut mana yang terlebih dahulu antara tanggal repricing atau tanggal jatuh tempo: < 1 bulan Aset Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Pinjaman yang diberikan Aset lain-lain pendapatan bunga yang masih akan diterima Jumlah aset keuangan
Jumlah gaprepricing suku bunga
Jumlah
-
-
-
8.338.399.750 98.354.282.092 378.575.099 392.494.411.507
19.940.941.604 42.851.744.734
26.438.858.893 144.602.420.232
29.216.915.357 323.175.933.908
30.000.000.000 345.951.796.205
105.596.715.854 856.581.895.079
-
-
-
171.041.279.125
352.392.849.265
375.951.796.205
3,453,477,134 1.465.197.756.515
328.066.507.983 115.778.305 328.182.286.288
47.501.382.561 376.279.495 47.877.662.056
-
32.548.092.479 120.823.904.793 1.050.945.985.494 1.878.891.530 7.516.925.026 1.213.713.799.322
(157.141.007.163)
304.515.187.209
375.951.796.205
251.483.957.193
3.453.477.134 565.811.831.920
< 1 bulan
Liabilitas Simpanan dari nasabah Giro Tabungan Deposito Simpanan dari bank lain Liabilitas lain-lain Jumlah liabilitas keuangan
>12 bulan
8.338.399.750 98.354.282.092 378.575.099 392.494.411.507
Liabilitas Simpanan dari nasabah Giro 32.548.092.479 Tabungan 120.823.904.793 Deposito 675.378.094.950 Simpanan dari bank lain 1.386.833.730 Liabilitas lain-lain 7.516.925.026 Jumlah liabilitas keuangan 837.653.850.978 Jumlah gaprepricing suku bunga (271.842.019.058)
Aset Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Pinjaman yang diberikan Aset lain-lain pendapatan bunga yang masih akan diterima Jumlah aset keuangan
31 Desember 2014 1 3 bulan 3 -12 bulan
31 Desember 2013 1 3 bulan 3 -12 bulan
>12 bulan
Jumlah
8.006.947.093 44.172.101.701 788.595.465
-
-
-
8.006.947.093 44.172.101.701 788.595.465
43.000.000.000
185.000.000.000 -
43.490.427.704 31.584.453.163
459.964.599.485
228.000.000.000 43.490.427.704 491.549.052.648
1.678.464.079 97.646.108.338
185.000.000.000
75.074.880.867
459.964.599.485
1.678.464.079 817.685.588.690
20.140.158.247 75.616.862.367 66.231.276.497 10.480.495.874 44.900.000
305.664.367.047 -
77.968.521.657 -
13.580.376.679 -
20.140.158.247 75.616.862.367 463.444.541.880 10.480.495.874 44.900.000
172.513.692.985
305.664.367.047
77.968.521.657
13.580.376.679
569.726.958.368
(74.867.584.647)
(120.664.367.047)
(2.893.640.790)
446.384.222.806
247.958.630.322
65
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
37. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) c. Risiko likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko yang disebabkan oleh ketidakmampuan Bank dalam memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo dan menutup posisi di pasar. Risiko likuiditas merupakan risiko yang terpenting pada bank umum dan perlu dikelola secara berkesinambungan. Pemantauan risiko likuiditas dilaksanakan, dengan memonitor kewajiban yang akan jatuh tempo, melakukan observasi atas pengelolaan dana melalui maturity profile antara lain seperti pembelian SBI. Analisa maturity gap adalah untuk mengukur beda kumulatif dari aset produktif dengan kewajiban berbunga dan dampaknya terhadap likuiditas Bank. Risiko tingkat bunga atau sensitivitas timbul apabila jatuh tempo aset produktif berbeda secara signifikan dengan jatuh tempo kewajiban berbunga. Pada dasarnya akun giro, tabungan dan deposito tidak begitu sensitif terhadap perubahan tingkat bunga. Analisa jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan Tabel dibawah ini menyajikan analisa jatuh tempo aset dan liabilitas Bank untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 berdasarkan jangka waktu yang tersisa sampai tanggal jatuh tempo kontrak:
66
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
37. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) d. Risiko operasional Risiko operasional berhubungan dengan risiko kerugian yang dihadapi Bank akibat dari pelanggaran karyawan, tidak berfungsinya proses internal, kegagalan sistem dan masalah-masalah dari eksternal yang mempengaruhi operasional Bank. Fokus penerapan manajemen risiko operasional adalah pelaksanaan pengawasan internal yang melekat di dalam setiap proses operasional, peningkatan risk awareness dan pengelolaan risiko produk dan aktivitas baru. Pengawasan internal dilakukan dengan memastikan bahwa semua aktivitas operasional telah mematuhi ketentuan internal dan eksternal. Setiap tindakan penyimpangan ditangani penyelesaiannya dengan melibatkan unit internal audit dan unit kerja lain yang terkait. e. Risiko hukum Risiko hukum merupakan risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis, yang antara lain disebabkan adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung atau kelemahan pengikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan agunan yang tidak sempurna. Pengelolaan risiko hukum dilakukan untuk memastikan agar seluruh aktivitas dan hubungan kegiatan usaha Bank dengan pihak ketiga didasarkan pada aturan dan persyaratan yang dapat melindungi kepentingan Bank dari segi hukum. f. Risiko strategis Pelaksanaan strategi, visi dan misi yang tidak tepat serta pengambilan keputusan bisnis yang tidak sejalan dengan perubahan eksternal dapat mempengaruhi kelangsungan bisnis bank. Dalam kaitannya dengan hal tersebut di atas, bank telah membentuk, merumuskan, menyusun dan memantau pelaksanaan strategi termasuk corporate plan dan business plan. Selain itu bank menetapkan sejumlah indikator penting yang disesuaikan dengan kecukupan aset, permodalan dan kondisi perubahan pasar agar bisnis bank tetap tumbuh dan terus meningkatkan kepercayaan bagi para stakeholder dan shareholder. g. Risiko kepatuhan Risiko kepatuhan merupakan risiko yang timbul ketika Bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku. Risiko kepatuhan, jika tidak dikelola dengan baik, berpotensi pada pengenaan denda, hukuman, atau rusaknya reputasi. Hal penting dalam penerapan risiko kepatuhan adalah untuk memastikan dipatuhinya ketentuan-ketentuan eksternal/internal sebelum kebijakan atau prosedur disetujui direksi termasuk keputusan-keputusan manajemen yang akan diambil. Selain itu, pemantauan pencapaian posisi rasio-rasio keuangan penting dilakukan secara rutin dan berkala. h. Risiko Reputasi Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank. Identifikasi risiko reputasi dilakukan secara berkala sesuai dengan pengalaman kerugian dimasa lalu yang disebabkan oleh risiko reputasi. Penilaian risiko reputasi dilakukan secara kualitatif antara lain bersumber dari pemberitaan dan komentar negatif yang muncul dari masyarakat dan keluhan nasabah terhadap pelayanan bank, prilaku karyawan bank dalam melayani nasabah dan sistem komunikasi Bank. Dalam rangka pemantauan risiko reputasi, dibangun sistem pemantauan reputasi yang dirancang agar dapat secara rutin memeriksa transaksi, peraturan, teknologi, dan tren perkembangan dan perubahan yang berpotensi mempengaruhi bisnis Bank. Dalam hal ini Bank melakukan analisa kesenjangan antara kinerja Bank dan harapan stakeholder pada umumnya dan nasabah pada khususnya, dan melakukan pencatatan terhadap hal-hal yang berpotensi menimbulkan risiko reputasi serta dengan mengoptimalkan fungsi satuan kerja yang bertanggungjawab mengelola risiko reputasi yaitu Satuan Kerja Manajemen Risiko.
69
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
37. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) i. Manajemen risiko permodalan Risiko kecukupan modal berhubungan dengan kemampuan Bank dalam memenuhi persyaratan Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) atau Capital Adequacy Ratio(CAR) yang ditetapkan Bank Indonesia. Adapun faktor yang mempengaruhi risiko kecukupan modal adalah jumlah modal yang disetor oleh pemegang saham dan kemampuan Bank dalam menghasilkan laba bersih usaha serta pengelolaan aset yang baik oleh manajemen. CAR merupakan salah satu indikator untuk mengetahui kesehatan dan permodalan Bank. Bank Indonesia menetapkan rasio kecukupan modal sebesar minimal 8%. Bank akan selalu memenuhi ketentuan Bank Indonesia terutama dalam bidang permodalan, sehingga apabila terdapat perubahan dalam ketentuan perbankan Indonesia, manajemen akan segera menyusun rencana untuk memenuhi ketentuan tersebut. Bank Indonesia menganalisa modal dalam dua tingkatan: 1.
Modal Tier 1 terdiri dari modal saham biasa, agio saham, obligasi perpetual (yang diklasifikasikan sebagai surat berharga inovatif Tier 1), saldo laba, selisih penjabaran laporan keuangan, dan kepentingan non-pengendali setelah dikurangi goodwill dan aset tak berwujud dan penyesuaian lainnya sehubungan dengan item yang termasuk dalam modal tetapi diperlakukan secara berbeda untuk kepentingan kecukupan modal.
2.
Modal Tier 2 terdiri dari pinjaman subordinasi yang memenuhi syarat, revaluasi aset tetap dan cadangan umum (maksimum 1,25%). Berikut adalah posisi modal berdasarkan peraturan Bank Indonesia untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (dalam jutaan Rupiah): 31 Desember 2014
Modal inti Modal TIER I Modal TIER II Jumlah Modal Aset Tertimbang Menurut Risiko Risiko kredit Risiko operasional Risiko pasar Rasio Penyediaan Modal Dengan risiko kredit Dengan risiko kredit dan operasional Dengan risiko kredit, pasar dan operasional
31 Desember 2013
302.459 55.266 357.725
252.146 6.990 259.136
1.104.001 41.115 -
559.224 29.432 -
32,40% 31,24%
46,33% 44,02%
31,24%
44,02%
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 rasio kecukupan modal bagi Bank adalah masing-masing 31,24% dan 44,02%
70
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
38. PENILAIAN KEMBALI ASET TETAP Pada Bulan September 2014 Bank melakukan revaluasi aktiva tetap untuk kepentingan perpajakan, berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak No. KEP 1457/WJP.06/2014 tentang Persetujuan Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan Untuk Tujuan Perpajakan Tanggal 11 September 2014. Rincian Persetujuan Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan Untuk Tujuan Perpajakan adalah sebagai berikut:
No 1.
Kelompok/Jenis Aset Tetap Berwujud
3.
Nilai Buku Fiskal (Nilai Pasar) Setelah Penilaian Kembali
Selisih Lebih
3.127.000.000
3.127.000.000
73.363.500.000
70.236.500.000
300.000.000
300.000.000
7.000.000.000
6.700.000.000
5.000.000.000
1
18.897.330.000
18.897.329.999
689.999.750
52.666.608
3.305.600.000
3.252.933.392
5.736.032.250 370.121.100 617.959.669 1.275.000 235.440.427 271.068.977 264.007.400 192.316.987 109.136.360
2.592.867.467 101.798.272 123.250.135 602.083 115.522.013 111.066.713 152.284.077 122.869.186 69.726.008
4.731.760.000 285.145.000 414.640.000 1.245.000 221.490.000 490.160.000 251.190.000 186.920.000 106.380.000
2.138.892.533 183.346.728 291.389.865 642.917 105.967.987 379.093.287 98.905.923 64.050.814 36.653.992
16.914.357.920
6.869.652.563
109.255.360.000
102.385.707.437
Tanah: - Jl. Ir. H. Juanda No.12 JakPus -Jl. Slompretan no.3-5 Surabaya
2.
Nilai Perolehan
Nilai Buku Fiskal Tahun Buku Berjalan Sebelum Penilaian Kembali
Bangunan - Jl. Ir. H. Juanda No.12 JakPus -Jl. Slompretan no.3-5 Surabaya Aset Golongan I dan II - Kantor Pusat - Cabang Candranaya - Cabang Surabaya - Cabang Roxy - Cabang Pluit - Cabang Mangga Dua - Cabang Kelapa Gading - Cabang Puri - Cabang Tanah Abang Jumlah
Total selisih penilaian kembali aset tetap adalah sebesar Rp 102.385.707.437,- dan dikurangin pajak PPh pasal 19 sebesar 10% x Rp 102.385.707.437 = Rp 10.238.570.744 sehingga nilai bersih selisih penilaian kembali adalah sebesar Rp 92.147.136.693
39. PERKARA HUKUM Perkara Hukum Agunan yang Diambil Alih (AYDA) Bank mengajukan gugatan di Pengadilan Negeri Jakarta Barat sehubungan dengan gugatan Bank terhadap Laura Liman, Phebe Liman, Eunice Liman dan Jeffry Harianto menyangkut sebidang tanah SHGB Nomor 72/Cilincing, SHM Nomor 1600/Cipedes, SHM Nomor 1668/Cipedes, SHM Nomor 1619/Cipedes, SHM Nomor 1631/Cipedes, SHM Nomor 1652/Cipedes, SHM Nomor 1653/Cipedes, SHM Nomor 238/Sukaresmi, SHM Nomor 239/Sukaresmi, SHM Nomor 240/Sukaresmi, SHM Nomor 241/Sukaresmi, SHM Nomor 242/Sukaresmi, SHM Nomor 243/Sukaresmi, SHM Nomor 244/Sukaresmi, SHM Nomor 245/Sukaresmi, SHM Nomor 246/Sukaresmi, SHM Nomor 247/Sukaresmi, SHM Nomor 248/Sukaresmi, SHM Nomor 251/Sukaresmi, SHM Nomor 255/Sukaresmi dan SHM Nomor 140/Lemah Duhur yang secara hukum aset tersebut adalah Agunan Yang Diambil Alih (AYDA) oleh Bank dan sebagai aset milik Bank, dimana Bank menjadi Penggugat Konpensi/Tergugat Rekonpensi. 71
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
39. PERKARA HUKUM (lanjutan) Bank menuntut bahwa AYDA sah milik bank dan meminta pihak-pihak tersebut diatas untuk mengembalikan AYDA dan tidak menghalangi proses penjualan dan lelang atas AYDA tersebut. Bahwa gugatan tersebut telah diputus oleh Pengadilan Negeri Jakarta Barat melalui putusan nomor 494/Pdt.G/2011/PN.JKT.BAR tanggal 30 Mei 2012 yang dimenangkan oleh Perseroan sebagai penggugat dengan amar putusan sebagai berikut: 1. 2. 3. 4.
Menyatakan sah secara hukum keputusan RUPSLB Perseroan tangal 05 Mei 2011. Menyatakan tergugat I, II, III dan IV telah melakukan perbuatan hukum kepada penggugat. Menyatakan secara hukum bahwa AYDA atas nama Pemegang Saham sebagai aset milik penggugat. Menghukum para tergugat I, II, III dan IV agar melaksanakan keputusan RUPSLB Perseroan tanggal 05 Mei 2011 point 3 yang menyebutkan Pemegang Saham yang namanya yang digunakan untuk AYDA Perseroan untuk membuat surat kuasa jual menjual kepada penggugat. 5. Memberikan ijin/kuasa kepada penggugat yaitu Perseroan untuk dan atas nama tergugat I, II, III dan IV menjual, mengalihkan serta mengoptimalkan asset penggugat dengan cara dan bentuk apapun juga. 6. Menyatakan para tergugat secara tanggung renteng untuk membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp500.000,- (lima ratus ribu rupiah) setiap hari atas keterlambatan dalam pelaksanaan putusan perkara ini. 7. Menyatakan putusan perkara ini dapat dijalankan terlebih dahulu walaupun ada bantahan, banding maupun kasasi (uitvoerbaar bij voorraad). Laura Liman, Phebe Liman, Eunice Liman dan Jeffry Harianto selaku Para Tergugat telah mengajukan upaya banding. Berdasarkan Surat nomor W10-U2/1622/HK.2/III/2013 tanggal 19 Maret 2013 perihal laporan dan mohon izin pelaksanaan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Barat tertanggal 30 Mei 2012 Nomor 494/Pdt.G/2011/PN.JKT.BAR untuk memperoleh izin dari Ketua Pengadilan Tinggi DKI Jakarta untuk pelaksanaan putusan tersebut. Perkara Hukum Fasilitas KPR (Kredit Pemilikan rumah) Pada tanggal 12 Juni 2013, Dedy dan Joana mengajukan gugatan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat terhadap penerbitan Akta Pengikatan Jual Beli Nomor 54 tanggal 19 Oktober 2012, dihadapan Irma Bonita, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta Pusat (antara Johana dengan Drs EC. Joyo) dan Perjanjian Untuk Membeli Kembali tanggal 19 Oktober 2012, yang dilegalisasi dengan Nomor 541/L/X/2012/R2 tanggal 19 Oktober 2012, oleh Irma Bonita, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta Pusat (antara Perseroan dengan Dedy) atas fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dari Bank, dimana Bank menjadi salah satu Tergugat. Dedy dan Joana menuntut agar Pengadilan Negeri Jakarta Pusat membatalkan penerbitan Akta Pengikatan Jual Beli Nomor 54 tanggal 19 Oktober 2012 dan perjanjian untuk membeli kembali tanggal 19 Oktober 2012, yang dilegalisasi dengan nomor 541/L/X/2012/R2 tanggal 19 Oktober 2012. Bahwa gugatan tersebut telah didaftarkan pada Kepaniteraan Perdata pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan Nomor Perkara 289/PDT.G/2013/PN.JKT.PST tanggal 17 Juni 2013 dan saat ini sedang dalam proses pemeriksaan. Perkara Hukum Kepemilikan Saham Pada tanggal 22 April 2013, Hadi Susanto mengajukan gugatan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat terhadap keabsahan kepemilikan saham Syaiful Amir dalam Bank berdasarkan keputusan rapat umum pemegang saham luar biasa tertanggal 27 Desember 2010, dimana Bank menjadi salah satu tergugat. Adapun gugatan adalah sebagai berikut: 1. Pembatalan terhadap Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa II tertanggal 27 Desember 2010 yang menetapkan DR. Syaiful Amir, SE, Ak 2. Pembatalan terhadap jual beli saham portepel antara Dr. Syaiful Amir, SE, Ak, dengan Perseroan; 3. Pembatalan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa II tanggal 27 Desember 2010 karena mengagendakan rapat yang sebelumnya tidak diagendakan.
72
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
39. PERKARA HUKUM (lanjutan) Bahwa gugatan tersebut telah didaftarkan pada Kepaniteraan Perdata pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan Nomor Perkara 192/Pdt.G/2013/PN.JKT.PST tertanggal 23 April 2013. Bahwa gugatan tersebut telah diputus oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat 192/Pdt.G/2013/PN.JKT.Pst. tanggal 23 Oktober 2013 yang amar putusannya berbunyi :
melalui
putusan
nomor
Dalam Konvensi: Dalam Provisi : Menolak provisi Penggugat; -
Dalam Eksepsi : Menolak eksepsi Tergugat I dan Tergugat II; Dalam Pokok Perkara : Menolak gugatan Penggugat seluruhnya.
Dalam Rekonvensi - Mengabulkan gugatan Penggugat I Rekonvensi dan Penggugat II Rekonvensi (Perseroan) seluruhnya; - Menyatakan sah dan berkekuatan hukum keputusan RUPS-LB ke-II tanggal 27 Desember 2010 yang menetapkan Penggugat I Rekonvensi sebagai stand by buyer; - Menyatakan sah dan berkekuatan hukum jual beli saham dalam portepel antara Penggugat I Rekonvensi dengan Penggugat II Rekonvensi senilai Rp2.500.000.000,Dalam Konvensi dan Rekonvensi - Menghukum Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi untuk membayar biaya perkara sebesar Rp516.000,Berdasarkan putusan pengadilan Tinggi DKI Jakarta nomor: 313/Pdt/2014/PT.DKI tertanggal 16 Juli 2014 memutuskan memenangkan tergugat. Bahwa atas putusan tersebut penggugat mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung. Atas perkara hukum diatas manajemen yakin, tidak akan mempengaruhi kelangsungan usaha dan keuangan Bank. Perkara Gugatan Perbuatan Melawan Hukum Pada tanggal 1 Oktober 2014, Hadi Susanto mengajukan gugatan dipengadilan negeri Jakarta Selatan terhadap keabsahan kepemilikan saham Syaiful Amir dan Andre Mirza dalam Bank berdasarkan keputusan rapat umum pemegang saham luar biasa tertanggal 27 Desember 2010, dimana bank menjadi tergugat satu. Adapun gugatan adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Sita Jaminan atas tanah bangunan yang terletak di Jl. Ir. H. Juanda No.12, Jakarta Pusat, setempat dikenal sebagai Kantor PT. Bank Dinar Indonesia d/h PT. Bank Liman Terhadap Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa II tertanggal 27 Desember 2010 yang menetapkan DR. Syaiful Amir, SE, Ak dianggap cacat hukum dan tidak sah; Pembatalan terhadap jual beli saham portepel antara DR. Syaiful Amir, SE, Ak, dan Andre Mirza Hartawan dengan Perseroan; Menghukum Persero, DR. Syaiful Amir, SE, Ak, dan Andre Mirza Hartawan secara tanggung renteng membayar kerugian materil kepada pengugat sebesar Rp7.500.000.000,-. Menghukum persero, DR. Syaiful Amir, SE, Ak, dan Andre Mirza Hartawan secara tanggung renteng membayar kerugian immateril kepada pengugat sebesar Rp15.000.000.000,-. Menghukum Otoritas Jasa Keuangan untuk tidak mengijinkan transaksi atas saham-saham yang tercatat atas nama DR. Syaiful Amir, SE, Ak, dan Andre Mirza Hartawan yang ada pada persero sampai ada kepastian hukum
Atas perkara hukum diatas manajemen yakin, tidak akan mempengaruhi kelangsungan usaha dan keuangan Bank. Alasannya Karena Bank memiliki status hukum tersendiri sebagai suatu badan hukum yang diciptakan oleh hukum untuk membantu kegiatan perekonomian. Dasar hukum gugatan perbuatan melawan hukum tidak kuat. Keputusan belum inkracht. Perkara yang sama sudah pernah diajukan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan menang sampai dengan tingkat banding (Ekseptio Litis Pendentis)
73
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
40. PERIKATAN-PERIKATAN Perikatan-perikatan yang dibuat Bank adalah sebagai berikut: 1. Perjanjian Sewa Menyewa No. 50 tanggal 6 September 2012 atas bangunan rumah toko (ruko) 3 (tiga) lantai, beralamat di Jl. Pluit Sakti Blok A Kaveling No. 16, Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, yang didirikan di atas tanah Hak Guna Bangunan No. 8985/Pluit selama 5 tahun, terhitung sejak tanggal 8 Desember 2012 sampai dengan tanggal 8 Desember 2017. 2. Perjanjian Sewa Menyewa No. 175 tanggal 30 Nopember 2012 atas bangunan rumah toko (ruko) 4 (empat) lantai, beralamat di Jl. Mangga Dua Raya, Komplek Mangga Dua Plaza, blok I No. 3, Kelurahan Mangga Dua Selatan, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat, yang didirikan di atas tanah Hak Guna Bangunan No. 2438/Mangga Dua Selatan. Terhitung sejak tanggal 4 Maret 2013 sampai dengan tanggal 4 Maret 2018. 3. Perjanjian Sewa Menyewa No. 117 tanggal 19 Maret 2013 atas bangunan 3 (tiga) lantai, beralamat di Jl. Raya Barat Boulevard Blok LC 7 Kaveling No. 16, Kelurahan Kelapa Gading Barat, Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara yang didirikan di atas tanah Hak Guna Bangunan No. 2518/Kelapa Gading Barat. Terhitung sejak tanggal 19 Mei 2013 sampai dengan tanggal 19 Maret 2018. 4. Perjanjian Sewa Menyewa No. 100 tanggal 17 Mei 2013 atas bangunan kantor hunian 4 (empat) lantai, beralamat di Rumah Kantor Puri Niaga I, Jl. Puri Kencana Blok K7 No. 1 U, Kelurahan Kembangan Selatan, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, yang didirikan di atas tanah Hak Guna Bangunan No. 3877/Kembangan Selatan. Terhitung sejak tanggal 20 Juli 2013 sampai dengan tanggal 19 Juli 2018. 5. Perjanjian Sewa Menyewa Gedung tanggal 1 Oktober 2013 atas sebuah bangunan di Jalan Jembatan Besi II no. 26, Jakarta Barat, dengan ukuran 9,80M x 14,8M atau kurang lebih 145,04 M2 terletak di lantai dasar gedung bagian depan, milik Perhimpunan Sosial Candra Naya, termasuk lapangan parkir untuk nasabah Bank yang terletak tidak jauh dari lokasi objek sewa menyewa dan toilet khusus dengan kunci tersendiri. Terhitung mulai tanggal 1 Oktober 2013 dan berakhir sampai dengan tanggal 1 Oktober 2018. 6. Perjanjian Sewa Menyewa No. 49 tanggal 28 Januari 2014 atas 1 (satu) unit kios yang berdiri diatas sebidang tanah bersertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun No: 445/-I/THAMRIN CITY, Kelurahan Kebon Melati dengan luas ±63,00 M2 dari luas keseluruhan luas; 276,92M 2 sebagaimana diuraikan dalam gambar denah tertanggal 9 Nopember 2011 No. 1157/2009. Terhitung sejak tanggal 9 Nopember 2013 sampai dengan 9 Nopember 2018. 7. Perjanjian Sewa Menyewa No. 183 tanggal 31 Oktober 2013 atas sebuah bangunan kantor hunian 1 11/2 lantai, terletak di DKI Jakarta, Kota Administrasi Jakarta Barat, Kecamatan Tambora, Kelurahan Roa Malaka, setempat dikenal sebagai Jalan Pasar Pagi No. 33, seluas 87 meter persegi berikut dengan fasilitas-fasilitasnya yang ada dalam bangunan yaitu berupa aliran listrik dari Perusahaan Listrik Negara sebesar 16.500 watt, 2 (dua sambungan telepon, air PAM). Terhitung sejak tanggal 1 Nopember 2013 sampai dengan tanggal 1 Desember 2018. Tidak terhitung grace periode yang diberikan oleh yang menyewakan kepada penyewa untuk melakukan renovasi atas bangunan untuk jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal 1 Nopember 2013 sampai dengan tanggal 30 Nopember 2013. 8. Metro Tanah Abang lantai 7, Nomor 15 dengan luas 26,16 M 2 gross , terletak di Kelurahan Kebon Kacang, Kecamatan Tanah Abang, Kotamadya Jakarta Pusat, Jalan K.H. Wahid Hasyim, Jakarta Pusat. Terhitung dari tanggal 1 Oktober 2013 sampai 30 September 2018. 9. Perjanjian Sewa Menyewa No. 08 tanggal 14 Agustus 2014 atas bangunan rumah toko (Ruko) 3 (tiga) lantai, terletak di Propinsi Banten, Kabupaten Tangerang, Perumahan Gading Serpong/ALX3/025, sektor Alexandrite Gading Serpong selama 5 (lima) tahun, terhitung sejak tanggal 15 Agustus 2014 sampai dengan tanggal 14 September 2019. 10. Perjanjian Sewa Menyewa No. 150 tanggal 18 September 2014 atas bangunan toko/hunian 2 ½ (dua setengah) lantai, terletak di Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Kota Administrasi Jakarta Barat, Kecamatan Grogol Petamburan, Kelurahan Tanjung Duren Utara, Jl.Tanjung Duren Raya nomor 5A, RT 001/RW 006 nomor 6835/IMB/1993/Tanjung Duren selama 5 tahun, terhitung tanggal 1 Juni 2014 sampai dengan tanggal 1 Juni 2019. 11. Perjanjian Sewa Menyewa No. 02 tanggal 02 Juli 2014 atas bangunan toko (Ruko)/hunian 2 (dua) lantai, terletak di Propinsi Banten, Kabupaten Tangerang (sekarang Kota Tangerang Selatan), Kecamatan Pondok Aren, Desa Pondok Jaya (Ruko Sentra Menteng), Blok MN, Nomor 25, nomor 644.2/344-DTRB/2001/Bintaro selama 5 (lima), terhitung sejak tanggal 2 Juli 2014 sampai dengan tanggal 1 Agustus 2019. 74
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
40. PERIKATAN-PERIKATAN (lanjutan) 12. Perjanjian Sewa Menyewa No. 52 tanggal 13 Mei 2014 atas bangunan toko/hunian 2 (dua) lantai, terletak di Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta,Kota Administrasi Jakarta Utara, Kecamatan Tanjung Priok, Kelurahan Sunter Agung, Jl. Danau sunter Utara Blok M Kaveling Nomor 34, Nomor 1397/IMB/1992, diatas sebidang tanah Hak Guna Bangunan Nomor 8032/Sunter Agung, terhitung sejak tanggal 15 Juni 2014 sampai dengan tanggal 14 Juni 2019. 41. AKTIVITAS NON KAS Tidak terdapat aktivitas investasi dan pendanaan yang tidak mempengaruhi kas dan setara kas bank untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013. 42. STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN YANG BERLAKU EFEKTIF 1 JANUARI 2013 Berikut ini adalah Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku efektif untuk laporan keuangan dengan periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2013 namun tidak berpengaruh signifikan terhadap Bank adalah sebagai berikut: PSAK No. 38 (Revisi 2012) Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali Transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali, berupa pengalihan bisnis yang dilakukan dalam rangka reorganisasi entitas yang berada dalam suatu kelompok usaha yang sama, bukan merupakan perubahan kepemilikan dalam arti substansi ekonomi, sehingga transaksi tersebut tidak dapat menimbulkan laba atau rugi bagi kelompok usaha secara keseluruhan maupun entitas individual dalam kelompok usaha tersebut. Transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali, menurut PSAK No. 38 (Revisi 2012), Kombinas Bisnis Entitas Sepengendali, diakui pada jumlah tercatat berdasarkan metode penyatuan kepemilikan. Entitas yang menerima bisnis maupun yang melepas bisnis mengakui selisih antara jumlah imbalan yang dialihkan/diterima dan jumlah tercatat dari transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali diakui diekuitas dalam akun tambahan modal disetor. Pernyataan ini diterapkan secara prospektif, sesuai dengan ketentuan transisi dari PSAK No. 38 (Revisi 2012), saldo selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali berdasarkan PSAK No. 38 (Revisi 2004), Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali, pada tanggal awal penerapan pernyataan ini disajikan di ekuitas dalam akun tambahan modal disetor dan selanjutnya tidak dapat diakui sebagai laba rugi direalisasi atas direklasifikasi sebagai saldo laba. Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI) juga telah menetapkan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 21 tentang Perjanjian Konstruksi Real Estat serta Pencabutan PSAK (PPSAK) 51 tentang Akuntansi Kuasi Reorganisasi, dimana keduanya akan berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2013. 43. STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DAN INTERPRESTASI EFEKTIF 1 JANUARI 2014 revisi dan Interprestasi yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2014 sebagai berikut : 1. 2. 3. 4.
ISAK 27 - Pengalihan Aset dari Pelanggan ISAK 28 - Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas ISAK 29 - Biaya Pengelupasan Lapisan Tanah dalam Tahap Produksi pada Tambang Terbuka PSAK 102 (Revisi 2013) - Akuntansi Murabahah
Standar baru, revisi dan interprestasi ini tidak menghasilkan perubahan kebijakan akuntansi Bank dan tidak memiliki dampak terhadap jumlah yang dilaporkan pada periode berjalan atau sebelumnya.
75
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
44. STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN YANG BERLAKU EFEKTIF 1 JANUARI 2015 Berikut ini adalah Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku efektif untuk laporan keuangan dengan periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2015 adalah sebagai berikut: 1. PSAK ; 2. ; 3. 4. ; 5. 6. 7. PSAK No. 50 (revis 8. 9. 10. ; 11. PSAK No. 66 (revisi 12. 13. ; 14. ISAK 26 (revisi 20 Bank sedang mengevaluasi dan belum menentukan dampak dari standar baru yang disesuaikan tersebut terhadap laporan keuangan. 45. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN Manajemen Bank bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan ini yang diselesaikan dan disetujui untuk diterbitkan oleh direksi pada tanggal 9 Februari 2015.
76