TECHNOLOGY, QUALITY, AND HUMAN RESOURCES ARE OUR MAIN FOCUS FOR SUSTAINABLE GROWTH
ANNUAL
REPORT
DAFTAR ISI CONTENTS Sekilas Indopoly Visi dan Misi Filosofi Jejak Langkah Peristiwa Penting 2010 Ikhtisar Keuangan Ikhtisar Saham Grafik Kinerja Keuangan Sambutan Presiden Komisaris Laporan kepada Pemegang Saham Tinjauan Operasional Produksi Pemasaran dan Penjualan Sumber Daya Manusia Penelitian dan Pengembangan Tata Kelola Perusahaan yang Baik Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Analisa dan Diskusi Manajemen Laporan Keuangan Rencana Perkembangan Indopoly Data Perusahaan
01 03 04 05 06 07 08 09 11 13 15 15 19 21 23 25 31 35 44 45 48
Indopoly at a Glance Vision and Mission Philosophy Milestones Significant Events In 2010 Financial Highlights Stock Highlights Financial Performance Graphs Message from the President Commissioner Report to the Shareholders Operational Overview Production Marketing and Sales Human Resources Research and Development Good Corporate Governance Corporate Social Responsibility Management Discussion and Analysis Financial Report Indopoly’s Growth Plan Corporate Data
TECHNOLOGY, QUALITY, AND HUMAN RESOURCES ARE OUR MAIN FOCUS FOR SUSTAINABLE GROWTH Laporan Tahunan 2010 PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk. mengangkat tema “Pertumbuhan Yang Berkesinambungan Melalui Teknologi, Kualitas, dan Sumber Daya Manusia.” Tema ini menggambarkan kesuksesan kinerja Indopoly dan merefleksikan misi Perseroan untuk terus berinvestasi pada teknologi paling terdepan dan sumber daya manusia yang unggul, dalam menghasilkan produk dengan kualitas terbaik. Pencapaian peningkatan kinerja Indopoly terlihat dari adanya penambahan kapasitas dan efisiensi produksi serta pertumbuhan angka penjualan film bernilai tinggi. Sementara itu, melalui kegiatan penelitian dan pengembangan yang intensif, Indopoly telah berhasil memproduksi berbagai produk yang “ramah lingkungan”. Hal ini adalah bentuk langkah Perseroan untuk dapat bertumbuh secara berkesinambungan dalam jangka panjang.
The theme for this year’s annual report is “Technology, Quality, and Human Resources are Our Main Focus for Sustainable Growth.” It is a theme which captures the essence that drives Indopoly’s activities in the markets where it is successful. This is also reflected in the Company’s mission to invest in the most advanced technology and people to deliver a choice of superior quality film products. Our achievements are reflected through significant gains in production capacity, improved production efficiency and growth in our sales of higher value films. Meanwhile, Indopoly has successfully developed various “enviromentally friendly” products through its intensive research and development efforts, enabling the Company to achieve sustainable growth in the long run.
S E K I L A S I N D O P O LY 01
I N D O P O LY AT A G L A N C E
Sejak didirikan tahun 1995, PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk. (”Indopoly” atau “Perseroan”) telah mempunyai visi jangka panjang untuk menguasai pasar
Since its establishment in 1995, PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk. (”Indopoly” or the “Company”) has taken long term market view by investing in state-of-the-art
yang diwujudkan dengan melakukan investasi teknologi terkini serta membangun tim manajemen yang solid dengan keahlian khusus. Tim manajemen Indopoly memiliki pengalaman yang luas dalam memproduksi berbagai macam produk film Biaxially-Oriented Polypropylene (BOPP) dengan kualitas tinggi. Produk Indopoly dipasarkan dengan merk dagang .
technology and having a solid management team. Our management team has vast and specialized experience in producing a wide range of high quality BiaxiallyOriented Polypropylene (BOPP) films. The Company’s products are marketed under the brand name .
Sampai dengan saat ini, Indopoly mempunyai empat lini produksi BOPP, dua beroperasi di Purwakarta, Indonesia dan masing-masing satu lini produksi di Kunming dan Suzhou, Cina. Total kapasitas produksi keempat lini produksi ini mencapai 80.000 ton per tahun. Dengan keberadaan lini produksi di kedua wilayah Asia yang memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi secara regional, Indopoly mempunyai keunggulan kompetitif untuk memperluas pangsa pasar dan meraih berbagai peluang baru di masa yang akan datang. Melalui pelaksanaan Penawaran Umum Saham Perdana Perseroan (Initial Public Offering/IPO) pada tanggal 9 Juli 2010, Indopoly telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan simbol: IPOL. Menyusul kesuksesan IPO tersebut,
LAPORAN TAHUNAN INDOPOLY 2010
Today the Company operates four BOPP lines, two in Purwakarta, Indonesia and one each in Kunming and Suzhou, China, with a combined total annual capacity of 80,000 tonnes. By having production sites in two of the fastest growing economies in the region, Indopoly is able to strengthen its strategic advantage and extend its market leadership. After a successful Initial Public Offering (IPO), Indopoly has been listed in the Indonesia Stock Exchange under ticker symbol: IPOL since July 9th, 2010. The Company has successfully raised sufficient capital to fund a new Biaxially-Oriented Polyester (BOPET) line and the line is expected to be commissioned in June 2011.
02
Indopoly berhasil memperoleh dana untuk membangun lini produksi film Biaxially-Oriented Polyester (BOPET). Lini produksi baru ini diharapkan mulai beroperasi di
As a result, the Company’s total capacity will reach 100,000 tonnes of flexible packaging film (BOPP and BOPET) annually, greatly improving its ability to supply
bulan Juni 2011 dan akan meningkatkan total kapasitas produksi Indopoly menjadi 100.000 ton per tahun (untuk film BOPP dan BOPET). Dengan didukung fasilitas baru ini, Indopoly berkeyakinan akan memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan konsumen secara global.
existing and new customers globally. Today, the Company’s sales consist of high-quality films for cigarette and fine food packaging. Furthermore we also manufacture specialty products such as oxobiodegradable, breathable, and high barrier films.
Sampai dengan saat ini, penjualan Indopoly mencakup film berkualitas tinggi untuk kemasan rokok dan fine food packaging. Lebih lanjut, Perseroan juga menghasilkan produk-produk yang dikategorikan sebagai specialty products seperti film oxo-biodegradable, breathable, dan high barrier.
INDOPOLY ANNUAL REPORT 2010
VISI DAN MISI 03
VISION AND MISSION
VISI Perusahaan dan karyawan bertumbuh bersama untuk meraih pencapaian yang lebih baik. MISI o
o
Menitikberatkan pada soft power kami: teknologi, kualitas, jasa dan sumber daya manusia. Memastikan pertumbuhan yang berkesinambungan dan memberikan nilai lebih kepada para pemegang saham.
VISION Company and employee grow together to achieve greater heights. MISSION o To emphasize our soft power: technology, quality, service, and human capital. o To ensure sustainable growth and create value for shareholders.
LAPORAN TAHUNAN INDOPOLY 2010
FILOSOFI P H I LO S O P H Y
FILOSOFI o Berorientasi kepada Pasar Kami berkomitmen untuk menyediakan produk berkualitas tinggi dengan layanan yang memuaskan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan kami. o
Profesionalisme Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan keahlian profesional, efisiensi manajemen, dan tanggung jawab dalam setiap pekerjaan.
o
Kerjasama Konstruktif Kami percaya kerjasama yang solid dan saling membangun adalah kunci dari kesuksesan.
PHILOSOPHY o Market-Oriented We pledge to provide high performance products with excellent services to satisfy our customers’ needs. o
Professionalism We are committed to enhancing professional skills, management efficiency, and working responsibility.
o
Constructive Teamwork We believe a constructive teamwork with strong sense of unity is the key to success.
INDOPOLY ANNUAL REPORT 2010
04
JEJAK L ANGKAH 05
MILESTONES
1995
o
PT Indopoly Swakarsa Industry dan Yunnan Kunlene Film Industries Co. Ltd. (Yunnan Kunlene) didirikan.
o
PT Indopoly Swakarsa Industry and Yunnan Kunlene Film Industries Co. Ltd. (Yunnan Kunlene) are established.
1996
o
Pembukaan lini produksi pertama di Purwakarta, Indonesia dengan kapasitas produksi sebesar 10.000 ton/tahun.
o
Indopoly’s 1st production line is commissioned in Purwakarta, Indonesia. Capacity is 10,000 tonnes/year.
o
Pembukaan lini produksi film BOPP di luar Indonesia pertama di Kunming, Cina dengan kapasitas produksi sebesar 10.000 ton/tahun.
o
1st overseas BOPP film line is commissioned in Kunming, China. Capacity is 10,000 tonnes/year.
Terobosan teknologi berhasil meningkatkan kecepatan produksi sebesar 10%.
o
Technological breakthrough increases production speed by 10%.
o
Suzhou Kunlene Film Industries Co. Ltd. (Suzhou Kunlene) didirikan.
o
Suzhou Kunlene Film Industries Co. Ltd. (Suzhou Kunlene) is established.
o
Mencapai kualifikasi sebagai Authorized Supplier bagi salah satu pabrik rokok terbesar di dunia.
o
Qualified as Authorized Supplier to the one of world’s biggest cigarette manufacturer.
o
Pembukaan lini produksi film BOPP di luar Indonesia kedua di Suzhou, Cina dengan kapasitas produksi sebesar 25.000 ton/tahun.
o
2nd overseas BOPP film line is commissioned in Suzhou, China. Capacity is 25,000 tonnes/year.
o
Yunnan Kunlene memenangkan penghargaan “100 Star Enterprises Award.” Penghargaan ini diberikan kepada perusahaan milik asing yang sukses beroperasi di Cina.
o
Yunnan Kunlene wins its first “100 Star Enterprises Award”, awarded to successful foreign-owned companies operating in China.
o
Menciptakan terobosan dengan mengeluarkan film Balanced High-Shrink untuk kemasan rokok.
o
Achieves breakthrough by creating a Balanced High-Shrink film for cigarette packaging.
o
Yunnan Kunlene kembali memenangkan penghargaan “100 Star Enterprises Award” selama dua tahun berturut-turut.
o
Yunnan Kunlene wins its second consecutive “100 Star Enterprises Award”.
o
Suzhou Kunlene menerima penghargaan “Superior Award” untuk kemasan makanan dari American Institute of Baking.
o
Suzhou Kunlene receives Superior Award for food packaging from American Institute of Baking.
2008
o
Peluncuran produk film Clear Wrap dengan suhu lebih rendah yang dipakai untuk segel kemasan rokok.
o
Launch of Clear Wrap Film, a lower temperature sealing for cigarette packaging.
2009
o
Indopoly melalui Golden Polindo Industries Pte. Ltd. mengakuisisi Yunnan Kunlene dan Suzhou Kunlene.
o
Indopoly through Golden Polindo Industries Pte. Ltd. has formally acquired Yunnan Kunlene and Suzhou Kunlene companies.
o
Pembukaan lini produksi film BOPP kedua di Purwakarta, Indonesia dengan kapasitas produksi 35.000 ton/tahun.
o
2nd BOPP line is commissioned in Purwakarta, Indonesia. Capacity is 35,000 tonnes/year.
o
Yunnan Kunlene memenangkan penghargaan “100 Star Enterprises Award” selama tiga tahun berturutturut.
o
Yunnan Kunlene wins its third consecutive “100 Star Enterprises Award”.
o
Peletakan batu pertama (ground-breaking) pembangunan lini extrusion coating untuk film thermal lamination di Suzhou Kunlene.
o
Ground-breaking for new extrusion coating unit for thermal lamination film facility in Suzhou Kunlene.
1998 2001 2002 2003
2004 2006
. o
P E R I S T I WA P E N T I N G 2 010 S I G N I F I C A N T E V E N T S I N 2 010
2010 30 Maret 2010
Peningkatan kecepatan mesin pada lini produksi BOPP kedua di Purwakarta, Indonesia sebesar 10%.
9 Juli 2010 Indopoly menjadi perusahaan publik dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Indopoly becomes a publicly listed company in the Indonesia Stock Market.
Machine speed is increased by 10% in second BOPP line in Purwakarta, Indonesia.
21 Mei 2010 Peletakan batu pertama (ground-breaking) untuk mesin BOPET sebagai lini produksi ketiga di Purwakarta, Indonesia. Ground-breaking for new BOPET, the third production line in Purwakarta, Indonesia.
17 Desember 2010 Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Indopoly dengan hasil keputusan rapat yang menyetujui proposal Direksi untuk me-realokasi dana dari hasil penawaran umum perdana (IPO) saham Indopoly. Persetujuan tersebut adalah mengenai perubahan penggunaan dana hasil IPO tersebut dari semula untuk investasi mesin BOPET menjadi untuk modal kerja. Adapun mesin BOPET sendiri akan dibiayai dengan fasilitas pinjaman berbunga rendah dengan masa pembayaran yang lebih panjang dari Unicredit Bank, A.G, Jerman. Indopoly’s Extraordinary General Meeting of Shareholders gives consent to the Board of Director’s proposal to reallocate the proceeds from the Company’s Initial Public Offering (IPO). The reallocated proceeds is used to finance working capital instead of capital investment for BOPET machine. The BOPET machine is financed by a loan from Unicredit Bank, A.G, Germany with lower interest and longer repayment term.
06
IKHTISAR KEUANGAN 07
FINANCIAL HIGHLIGHTS
1
2
Nilai nominal saham biasa untuk tahun sebelum 2010 adalah sebesar Rp2.204. Pada tahun 2010, Perseroan melakukan pemecahan saham menjadi Rp100 per saham. Basic share nominal value before 2010 was IDR2,204. In 2010, the Company conducted a stock split to IDR100 per share. Data per saham untuk tahun sebelum 2010 telah disajikan kembali sehubungan dengan pemecahan nilai nominal saham pada tahun 2010. Per share data for year before 2010 have been restated in connection with the stock split in 2010.
LAPORAN TAHUNAN INDOPOLY 2010
IKHTISAR SAHAM STOCK HIGHLIGHTS
400
12,000.00
350
10,500.00
300
9,000.00
250
7,500.00
200
6,000.00
150
4,500.00
100
3,000.00
50
1,500.0
0
IHSG (Point)
Harga Saham Indopoly (Rupiah / Saham)
Harga Saham Indopoly (IPOL) Vs IHSG Tahun 2010 Share Price Indopoly (IPOL) Vs ICI in 2010
0 Jul
Aug
Sep
Okt
Volume
INFORMASI BURSA SAHAM
Nov IPOL
Des IHSG
STOCK MARKET INFORMATION
o
Tanggal 30 Desember 2010, saham IPOL ditutup pada harga Rp260. Jumlah saham yang diterbitkan adalah 6.440.500.780 saham. Sehingga, kapitalisasi pasar saham IPOL pada penutupan bursa di tahun 2010 adalah sebesar Rp1.674 milyar.
o
On December 30, 2011 IPOL stock price closed at IDR260. Published stocks is 6,440,500,780 stocks. Therefore, IPOL market capitalization until stock market closing in 2010 is IDR1,674 billion.
o
Jumlah saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 30 Desember 2010 adalah 2.300.178.500 saham.
o
The number of stocks registered at Indonesian Stock Exchange on December 30, 2010 is 2,300,178,500 stocks.
o
Jumlah pemegang saham IPOL pada 30 Desember 2010 tercatat sebanyak 2.181.
o
The number of IPOL stock holders on December 30, 2010 is 2,181.
o
Jumlah saham IPOL yang diperdagangkan di tahun 2010 mencapai 4.536.487.500 saham.
o
The number of traded IPOL stocks in 2010 is 4,536,487,500 stocks.
o
Saham perseroan diperdagangkan dengan harga Rp260 per saham pada tanggal 30 Desember 2010 atau meningkat sebesar 23.80% dari harga penawaran awal sebesar Rp210 per saham pada tanggal 9 Juli 2010.
o
The company stock is traded at the price of IDR260 per share on December 30, 2010 or 23.80% increase from the early price offered in IDR210 per share on July, 9 2010.
o
Pada tahun 2010 Indeks Saham Gabungan (IHSG) dibuka pada 2.533,95 dan ditutup pada 3.703,51 atau naik sebesar 46%.
o
In the year 2010 Jakarta Composite Index opened at 2,533.95 and closed at 3,703.51 or 46% increase.
INDOPOLY ANNUAL REPORT 2010
08
GRAFIK KINERJA KEUANGAN 09
FINANCIAL PERFORMANCE GRAPHS
Dalam miliar Rupiah In IDR billion Dinyatakan dalam standar Amerika Stated in American standard
Pendapatan Bersih Sales
1,625
2010 2009 2008 2007 2006
1,230 1,216 899 836
Laba Profit
2010 2009 2008 2007 2006
170 93 107 46
86 66
31 13
38
Laba Bersih
Laba Usaha
Net Income
Income from Operations / EBIT
LAPORAN TAHUNAN INDOPOLY 2010
278
10
Jumlah Ekuitas Total Shareholders’ Equity
2010 2009 2008 2007 2006
1,062 281 494 210 173
Jumlah Aset Total Assets
2010 2009 2008 2007 2006
2,219 1,692 1,710 1,019 956
INDOPOLY ANNUAL REPORT 2010
SA M B U TA N P R E S I D E N KO M I SA R I S 11
MESSAGE FROM THE PRESIDENT COMMISSIONER
Para pemegang saham yang terhormat,
Dear our shareholders,
Tahun 2010 merupakan tahun yang penting bagi Indopoly. Di tahun 2010, Perseroan berhasil mewujudkan dua tujuan jangka panjang pendiri Perseroan, yaitu: (1) mengajak masyarakat untuk menjadi bagian dari kesuksesan Indopoly dengan mendaftarkan perusahaan di Bursa Efek Indonesia pada bulan Juli 2010, dan (2) peletakan batu pertama (ground-breaking) proyek pembangunan lini produksi Biaxially-Oriented Polyester (BOPET) dengan desain teknologi tercanggih dan terkini. Lini produksi ini direncanakan akan mulai beroperasi pada pertengahan tahun 2011 dan akan menghasilkan film-film dengan marjin yang tinggi. Perlu diketahui bahwa, rencana investasi ini telah mendapatkan dukungan sepenuhnya dari Dewan Komisaris dan para pemegang saham.
2010 was truly an important year for Indopoly. The Company realized two major long term goals of its founding shareholders: (1) to share the Company's success and future potential with the public through Initial Public Offering (IPO) on July 9th, 2010 and, (2) the ground breaking of a new state-of-the-art BiaxiallyOriented Polyester (BOPET) production line. It is expected that the new line will start producing high margin BOPET films by mid 2011. This investment and commercial plan has the solid support of the shareholders and the Board of Commissioners.
Investasi ini merupakan salah satu cara untuk memastikan bahwa Perseroan terus menjadi yang terdepan dalam teknologi dengan memiliki peralatan tercanggih untuk menghasilkan produk flexible packaging film berkualitas tinggi dan bernilai tambah bagi para pelanggan dalam rangka menunjang kesinambungan dominasi Perseroan di pasar. Selama tahun 2010, Perseroan merasakan peningkatan kondisi makro ekonomi, terutama di daerah-daerah yang pangsa pasarnya dipimpin oleh Indopoly. Kondisi yang membaik ini memicu naiknya permintaan akan packaged consumer goods. Hasilnya ialah meningkatnya penjualan dari flexible packaging film secara tidak langsung dengan terus meningkatnya permintaan masyarakat akan packaged consumer goods. Jumlah penjualan selama periode ini meningkat 32% menjadi Rp1.625 miliar dimana peningkatan ini dapat dikaitkan dengan luasnya pangsa pasar Perseroan secara geografis karena memiliki dua fasilitas produksi di Cina dan Indonesia. Pendapatan bersih Perseroan meningkat 82% menjadi Rp170 miliar di tahun 2010. Dewan Komisaris mendukung pandangan Perseroan bahwa pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang akan semakin meningkatkan permintaan atas produk flexible packaging film.
LAPORAN TAHUNAN INDOPOLY 2010
This is a mission that aims to keep the Company at the leading edge of technology by having the most advanced equipments. The machines produce high quality flexible packaging films and deliver high value products that allows us to sustain our market leadership. During 2010, we witnessed improving macroeconomic conditions, especially in regions where Indopoly has strong market presence. This improvement triggers a significant rise in demand for fast moving consumer goods. As a result of this growing market trend, the sales of flexible packaging films have increased. Total turn-over during this period rose by 32% to IDR1,625 billion, mainly attributable to the geographical spread of our production facilities in Indonesia and China, broadening our market coverage. Net income rose by 82% to IDR170 billion during 2010. The Board of Commissioners supports the view that continuing growth of emerging countries will fuel higher demand for flexible packaging film products. It gives me great pleasure to announce Indopoly's positive financial results for 2010. The Company's strong balance sheet and operating results have been favorable to the performance of its share price. The Company’s share price closed at IDR260 per share on the last trading day of 2010, an increase of 24% over the IPO price.
12 Merupakan suatu kebanggaan bagi saya untuk melaporkan kinerja keuangan yang positif selama tahun 2010. Kondisi neraca dan operasional Perseroan yang baik menunjukkan pengaruh positif terhadap performa saham Indopoly di bursa saham. Di akhir tahun 2010, saham Indopoly ditutup pada harga Rp260 per saham atau mengalami peningkatan sebanyak 24% dari harga awal Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) pada bulan Juli tahun 2010. Atas nama Dewan Komisaris, perkenankan saya mengucapkan terima kasih kepada Direksi, manajemen dan seluruh jajaran karyawan atas kontribusi yang sangat baik dalam menjaga performa Indopoly selama tahun 2010. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada para pemegang saham atas dukungan yang terus diberikan kepada Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan dalam melaksanakan tugasnya.
On behalf of the Board of Commissioners, I would like to take this opportunity to thank the Board of Directors and all personnel for a job well done in securing Indopoly’s strong performance during 2010. I also wish to extend our gratitude to the shareholders for their continued support to the Board of Commissioners and Board of Directors. With kind regards,
Felielyne Halim Presiden Komisaris President Commissioner
A. Felielyne Halim C
B
President Commissioner
B. Ryan Permana Commissioner
C. Irawan Sastrotanojo Independent Commissioner
A INDOPOLY ANNUAL REPORT 2010
L A P O R A N K E PA DA P E M E GA N G S A H A M 13
REPORT TO THE SHAREHOLDERS
Para pemegang saham yang terhormat,
Dear shareholders,
Dengan gembira saya melaporkan tahun yang luar biasa bagi Indopoly di tahun 2010. Menyusul kesuksesan pelaksanaan Initial Public Offering (IPO) pada bulan Juli 2010, Perseroan kini memasuki fase yang baru sebagai perusahaan terbuka, dimana dana hasil penawaran publik akan dipergunakan untuk mendanai rencanarencana proyek ekspansi, mengembangkan produk, dan memperkuat posisi pasar Perseroan. Pendapatan Perseroan di tahun 2010 mengalami peningkatan sebanyak 32% menjadi Rp1.625 milyar sementara keuntungan bersih meningkat sebanyak 82% menjadi Rp170 milyar. Peningkatan keuntungan yang signifikan ini disebabkan oleh semakin terwujudnya economic of scale, proses produksi yang lebih efisien serta meningkatnya permintaan akan flexible packaging film berkualitas.
I am pleased to report a remarkable year for Indopoly. After our successful Initial Public Offering (IPO) in July 2010, we began a new phase as a public listed company, with supportive investors funding our exciting expansion plans, and strengthening our market position and product development pipeline. Our revenue rose by 32% to IDR1,625 billion while our net profit increased by 82% to IDR170 billion. The significant increase in the profitability of our operations was due to greater economies of scale, more efficient production processes and strong demand for quality flexible packaging film.
Indopoly berhasil mengantisipasi dan mempersiapkan diri dengan baik untuk memenuhi peningkatan kebutuhan penggunaan flexible packaging di dunia. Perseroan telah meningkatkan kapasitas produksi film BOPP dari 45.000 tpa ke 80.000 tpa dalam rangka menangkap peluang peningkatan kebutuhan tersebut dimana hal tersebut sekaligus mengukuhkan posisi Indopoly sebagai pemimpin pasar dan produsen flexible packaging film berkualitas. Acara peletakan batu pertama (ground-breaking) lini produksi film BOPET di bulan Mei 2010, mencatatkan sebuah momen yang penting dan bersejarah bagi Perseroan. Lini produksi baru ini direncanakan akan mulai beroperasi pada bulan Juni 2011. Produk film BOPET maupun film BOPP adalah komponen yang saling melengkapi dan komponen yang paling penting bagi industri flexible packaging. Penambahan lini BOPET yang berteknologi canggih ini akan semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai pemimpin dalam industri flexible packaging film global. Seluruh informasi mengenai proyek ekspansi Perseroan di tahun 2011 dapat dilihat pada bagian Rencana Perkembangan Indopoly dalam laporan tahunan ini. Memasuki tahun 2011, perekonomian domestik terus bertumbuh dengan ditopang oleh besarnya permintaan
LAPORAN TAHUNAN INDOPOLY 2010
Indopoly did an excellent job of anticipating and preparing for the rise in world demand for flexible packaging. In order to capture the opportunity and to sustain our market leadership, the Company significantly increased its BOPP capacity from 45,000 tpa to 80,000 tpa, solidifying its position as a premier flexible packaging film manufacturer. The groundbreaking for our new BOPET production line in May 2010 which will be commissioned in June 2011 marks a major milestone for the Company. The BOPET film properties are complementary to BOPP film and both films are the most important key materials for flexible packaging. The addition of a state-of-the-art BOPET line brings us a step closer towards consolidating our position as a leader in the global flexible packaging film industry. Information on all of our expansion projects for 2011 is provided in the Indopoly’s Growth Plan section of this annual report. Entering 2011, the domestic economy continues to grow at a healthy pace, supported by strong domestic demand for consumer goods. One of the main goals of the Company is to grow with the market. The Company aims to further enhance its marketing strategies by developing various high end products for niche markets. To ensure sustainable growth, we will also allocate more resources for our research and development activities for further product innovations. The Company will continue its commitment to develop various “enviromentally friendly” products which is in line with the world trend of low carbon economy.
14 pasar atas barang kebutuhan konsumen sehari-hari (consumer goods). Salah satu tujuan utama Perseroan adalah terus bertumbuh dan berkembang seiring dengan pertumbuhan pasar. Untuk itu, salah satu strategi yang diterapkan Perseroan yaitu dengan memproduksi produk-produk khusus untuk pasar tertentu. Dalam rangka memastikan pertumbuhan perusahaan yang selalu berkesinambungan, Indopoly akan semakin mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk kegiatan penelitian dan pengembangan atas inovasi produk. Selain itu, Perseroan pun akan terus memegang komitmennya untuk memproduksi produk-produk ramah lingkungan yang sejalan dengan tren low carbon economy di dunia. Direksi Indopoly memiliki komitmen untuk mengelola Perseroan dengan menerapkan prinsip kehati-hatian sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang terkait dengan kegiatan usaha Perseroan. Direksi Perseroan menjunjung tinggi penerapan prinsip transparansi, akuntabilitas, kemandirian serta kewajaran dalam seluruh pengambilan keputusan dan kegiatan operasional Perseroan. Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pelanggan, investor, serta seluruh karyawan Indopoly atas dukungan dan kepercayaannya, sehingga Indopoly berhasil mencapai kesuksesan di tahun 2010. Dalam hal ini tentunya seluruh manajemen Indopoly akan berupaya sebaik mungkin untuk menjadikan tahun 2011 lebih baik lagi. Akhir kata, saya ucapkan terima kasih kepada Dewan Komisaris atas komitmen serta bimbingan mereka terhadap manajemen Perseroan selama ini. Yours sincerely,
Henry Halim Presiden Direktur President Director
Indopoly’s Board of Directors is fully committed to managing the Company prudently and in accordance with prevailing regulations governing Company conduct. The Board of Directors is commited to upholding the principles of transparency, accountability, independence in the execution of all Company decisions and operations. Finally, I would like to thank our customers, investors and especially all of Indopoly’s employees for their tireless support and endeavors so that we are able to achieve the great results in 2010. The management of Indopoly pledged to give their best and prepare us to launch our new products in 2011. A special thank you goes to the Board of Commissioners for their commitment and ongoing guidance to the management.
TINJAUAN OPERASIONAL 15
O P E R AT I O NA L OV E RV I E W
PRODUKSI
PRODUCTION
Teknologi Indopoly mempunyai misi untuk selalu menjadi yang terdepan dalam teknologi produksi packaging film guna melayani kebutuhan konsumen yang terus berkembang. Untuk itu, Perseroan selalu berusaha memberikan nilai tambah pada setiap produknya melalui dukungan mesin produksi modern serta tim yang kompeten dengan terus berupaya mengurangi dampak negatif hasil produksi terhadap lingkungan. Saat ini, Grup Indopoly mampu memproduksi beragam jenis produk film, mulai dari ukuran setipis 12µ untuk thermal lamination hingga berukuran 50µ untuk fine food packaging. Perbedaan karakteristik film ini dicapai melalui paduan formulasi, temperatur saat proses dan rasio peregangan yang dikontrol melalui sistem komputer oleh para staf ahli dengan pengalaman lebih dari dua puluh tahun di industri ini.
Technology It is our mission to always be ahead of the curve in technology to better serve our customers’ ever changing needs for packaging films. Equipped with modern machinery and a competent team, Indopoly is always striving to create added value to all products it produces while reducing its impact on the environment. The Indopoly Group has the ability to create various types of film products from as thin as 12µ for thermal lamination to 50µ for fine food packaging. The different film characteristics are possible through variations in the formulation mix, processing temperatures, and stretching ratios. These are automatically controlled by computerized systems which are closely monitored by our talented employees with over twenty years of experience.
Produk Hingga tahun 2010, Grup Indopoly telah memiliki empat lini produksi untuk memasok film Biaxially-Oriented Polypropylene (BOPP) ke berbagai perusahaan lokal dan multinasional di dunia.
Products As of 2010, Indopoly Group has operated four production lines to manufacture Biaxially-Oriented Polypropylene (BOPP) films for both local and multinational companies around the world.
LAPORAN TAHUNAN INDOPOLY 2010
16
Perseroan memiliki mesin berteknologi modern dan terbaik di kelasnya untuk memproduksi film berkualitas terbaik dengan karakteristik yang berbeda-beda. Film-
The advanced machinery and best-in-class technology allows the Company to produce a considerable variety of high quality films with different physical
film yang diproduksi Perseroan digunakan untuk produkproduk premium seperti film oxo-biodegradable, high barrier metalized, fine food packaging serta kemasan rokok.
characteristics. These films have multiple applications including but not limited to high end products such as oxo-biodegradable, high barrier metalized, cigarette, and fine food packaging films.
Tahun lalu, Perseroan melakukan peletakan batu pertama (ground-breaking) dan memulai pembangunan lini produksi BOPET. BOPET adalah film polyester yang terbuat dari Polyethylene Terephthalate (PET) yang diregangkan dan karena keunikan atributnya memiliki harga jual serta marjin laba yang lebih tinggi dari film BOPP.
Last year, we witnessed the ground breaking to build a new production line for a different type of film - BOPET. BOPET is a polyester film made from stretched polyethylene terephthalate (PET) that, because of its unique properties and applications, commands higher prices and margins than BOPP.
Fasilitas dan Kapasitas Produksi Perseroan memiliki tiga fasilitas produksi lokasi yang berbeda. Pabrik pertama berlokasi di Purwakarta, Indonesia dan dua pabrik lainnya berlokasi di Cina (Kunming dan Suzhou). Ketiga pabrik ini dilengkapi mesin berteknologi canggih – dirancang oleh Brückner dari Jerman dan Atlas dari Inggris - yang mampu memproduksi film dengan tingkat kelebaran hingga 8,2 m.
Production Facility and Capacity The Company operates production facilities in three separate locations - the original factory in Purwakarta, Indonesia and two others in China (Kunming and Suzhou). All of our three factories employ only state-ofthe-art machines from the leading suppliers in the industry - Brückner from Germany and Atlas from England - to produce up to 8.2 meter-wide films.
INDOPOLY ANNUAL REPORT 2010
TINJAUAN OPERASIONAL 17
O P E R AT I O NA L OV E RV I E W
Selama lima tahun terakhir, Perseroan telah meningkatkan kapasitas produksi di ketiga lokasi produksi secara bertahap.
Over the last five years, the Company has gradually increased the installed capacity across its three factories.
(Ton per tahun)
Lokasi Pabrik Factories Pabrik Purwakarta, Indonesia Purwakarta Factory, Indonesia Pabrik Suzhou, Cina Suzhou Factory, China Pabrik Kunming, Cina Kunming Factory, China Total
(Annual tonnes per year)
2010
2009
2008
2007
2006
45,000
45,000
10,000
10,000
10,000
25,000
25,000
25,000
25,000
25,000
10,000
10,000
10,000
10,000
10,000
80,000
80,000
45,000
45,000
45,000
Bahan Baku Perseroan menggunakan Polypropylene Homopolymer, Propylene Copolymer/Terpolymer dan zat aditif tertentu sebagai bahan baku utama yang harga belinya bergantung pada penawaran dan permintaan pasar global. Untuk mengantisipasi fluktuasi harga serta ketersediaan bahan baku, Perseroan berusaha memperoleh pasokan bahan baku dari berbagai produsen resin di seluruh dunia. Lebih lanjut, untuk mengurangi dampak dari fluktuasi harga bahan baku, Perseroan mempertahankan fleksibilitasnya dalam menunjuk pemasok yang dapat memberikan harga dan kualitas bahan baku yang sesuai. Pasokan bahan baku Perseroan diperoleh dari dalam negeri maupun luar negeri. Besarnya bahan baku yang diimpor mencapai 39% dari total bahan baku yang dibeli oleh Perseroan. Perlu diketahui pula, yakni kenaikan harga bahan baku langsung diteruskan kepada para pelanggan.
Raw Materials The main raw materials used in our production processes are Polypropylene Homopolymer, Propylene Copolymer/Terpolymer and special additives. The prices of our raw materials are influenced by the supply and demand of raw materials globally. To effectively manage price fluctuations and availability of raw materials, the Company sources its raw materials from various resin manufacturers around the world. To reduce the impact of price fluctuations, the Company maintains the flexibility to shop around for the best price and quality. The Company procures its raw materials from Indonesia and overseas; imported materials represent 39% of total raw materials purchased. Furthermore, any cost increases are directly passed on to customers.
Efisiensi Produksi Dengan memiliki tiga fasilitas produksi di Cina dan Indonesia, Perseroan memiliki kemampuan untuk mensinergikan kegiatan operasional produksi guna mengoptimalkan marjin produksi pada kegiatan operasional di ketiga lokasi produksi tersebut. Hal ini adalah bagian dari efisiensi produksi dengan tujuan mengoptimalkan sumber daya, meminimalisasi downtime, serta menekan biaya produksi.
Production Efficiency With three factories in China and Indonesia, we have the ability to realize operational synergy to optimize production margins across three production units in two countries. This is part of a wider production efficiency drive to optimize resources, minimize downtime and reduce the cost of production.
LAPORAN TAHUNAN INDOPOLY 2010
18 Menjaga Kelestarian Lingkungan Film BOPP diproduksi melalui proses ekstrusi yang tidak menghasilkan limbah metal maupun kimia. Resin plastik langsung dirubah menjadi film melalui dua proses perenggangan yang berbeda. Limbah padat yang dihasilkan proses ini didaur ulang menggunakan mesin regranulasi. Didukung dengan proses produksi yang inovatif ini, Perseroan dapat menghasilkan produk berkualitas tanpa menghasilkan limbah yang berbahaya.
Environment Sustainability The BOPP film production process is an extrusion process that does not create metal or chemical pollutants. The process physically transforms plastic resin to film sheet by stretching the film in two directions. Any solid wastes from the process are recycled using regranulation equipment. It is thus possible, with the support of such innovative technology, that our production process theoretically has zero waste.
Pembelanjaan Modal Perseroan berkomitmen untuk memproduksi produkproduk berkualitas dan memberikan layanan sempurna bagi kepuasan pelanggan. Karena itu, Perseroan terus berinvestasi pada teknologi terkini. Di tahun 2010, Perseroan menambah tiga unit mesin yaitu mesin extrusion coating untuk film thermal lamination, serta dua mesin metalizing untuk film high barrier. Penambahan mesin baru ini akan berguna dalam menambah jenis produk Perseroan dan juga dalam melayani permintaan konsumen dengan jenis kebutuhan yang berbeda-beda. Perseroan juga membangun lini produksi BOPET untuk menambah variasi produk serta meningkatkan kapasitas produksi. Strategi investasi ini sejalan dengan strategi diversifikasi horizontal Perseroan untuk mendapatkan pangsa pasar yang lebih besar. Seluruh investasi ini diharapkan akan mulai beroperasi secara komersil di tahun 2011.
Capital Expenditure The Company commits to provide high-value products with excellent service in order to satisfy customers’ needs. One way to realize this philosophy is by continuously investing in new and improved technology. In 2010, the Company made considerable capital investment in its facilities by acquiring three new added value machines - an extrusion coating unit for thermal lamination film and two metalizing units for high barrier films. These new machines will improve certain product characteristic to satisfy certain market niche opportunities. In addition, the Company decided to build a BOPET line which will add further product variations and increase its total production capacity. This is in line with our strategy of horizontal diversification, allowing the Company to capture more of higher-value market share. All these investments are expected to run commercially in 2011.
INDOPOLY ANNUAL REPORT 2010
TINJAUAN OPERASIONAL 19
O P E R AT I O NA L OV E RV I E W
PEMASARAN DAN PENJUALAN
MARKETING AND SALES
Strategi diversifikasi produk Indopoly didukung oleh strategi pemasaran yang ditujukan kepada segmen industri dan pelanggan yang membutuhkan produk film dengan performa tinggi. Strategi ini terbukti sukses, terlihat pada meningkatnya nilai dan volume penjualan di tahun 2010. Penjualan meningkat hingga 32% menjadi Rp1.625 milyar pada tahun 2010, sementara volume penjualan meningkat menjadi 74.216 ton di tahun 2010 dari 55.857 ton di tahun 2009.
Indopoly’s added value product diversification strategy is replicated in its marketing strategy that targets industry segments and customers requiring high performance film products. The success of this strategy is reflected in 2010’s robust sales and volume performance, exceeding the Company’s expectations. Sales in 2010 grew by 32% to IDR1,625 billion while sales volumes rose to 74,216 tonnes from 55,857 tonnes in 2009.
Tahun 2010 juga mencatatkan prestasi baik lainnya dengan keberhasilan Perseroan memasuki pasar di lima benua. Hal ini dapat terjadi karena didukung oleh salah satu strategi globalisasi Perseroan dengan mensinergikan keberadaan dua fasilitas produksi di negara yang berbeda dimana Perseroan dapat memanfaatkan perjanjian perdagangan bebas diantara negara Indonesia dengan Cina dan negara-negara lainnya di dunia.
The Company has been able to penetrate markets across five continents. As one of its globalization strategies, the Company’s two production facilities in China provide platforms that allow the Company to expand into new international markets, and to realize synergies from comparative advantage and least-cost combinations from each operating unit through free trade agreements between foreign countries and China and between foreign countries and Indonesia.
Untuk menghadapi persaingan, Perseroan terus berupaya untuk meningkatkan teknologi produksi yang sulit untuk ditandingi oleh kompetitor. Inovasi produk Perseroan adalah faktor penentu yang membedakan Perseroan dari kompetitornya. Jenis produk yang berbeda dan bermacam-macam fungsinya memungkinkan Perseroan untuk masuk dan mendapat pangsa pasar yang lebih luas di seluruh dunia.
The Company continues to raise higher technical barriers for our competitors by creating and marketing high-end products that are difficult to produce. Our innovation in product solutions is an important factor in differentiating the Company from competitors. Product differentiation and diversification - a broad range of products for multiple end-users enables us to capture a broader market segment worldwide.
Pertumbuhan penduduk di perkotaan sebanyak 20% di sepuluh tahun terakhir, ditambah pesatnya pertumbuhan segmen kelas menengah serta meningkatnya standar hidup di Asia memberikan keyakinan bahwa industri flexible packaging film adalah industri yang masih terus berkembang. Pertumbuhan segmen kelas menengah di Asia diperkirakan bisa meningkatkan permintaan kebutuhan flexible packaging dan specialty packaging film sebanyak 7% – 10%. Indopoly optimis bahwa tumbuhnya kelas menengah ini akan memicu peningkatan kebutuhan akan makanan kemasan, rokok premium serta kebutuhan sehari-hari lainnya.
Evidenced by a 20% growth in urban population in the last ten years, coupled with the rapid growth in the middle income segment and improvements in living standards amongst emerging countries in Asia, the Company is confident that this industry is sustainable in the long run. It is estimated that this sociodemographic segment will fuel higher demand for sales of flexible and specialty packaging films by 7% - 10% across Asia, with food packaging providing the biggest opportunity. Indopoly is optimistic that these factors will continue to drive demand for higher value processed and semi-processed foods, premium cigarette brands and other consumer products.
LAPORAN TAHUNAN INDOPOLY 2010
20
KUNMING
SUZHOU
JAKARTA
Kerjasama yang baik dalam hal teknis dan inovasi produk untuk produsen rokok dan barang-barang kemasan lainnya terus menuntun Indopoly untuk menjadi yang terdepan dibandingkan kompetitornya. Saat ini, Indopoly adalah pemasok utama untuk perusahaan-perusahaan global seperti Indofood, Djarum, Gudang Garam dan Unilever. Fasilitas di Indonesia telah dapat memenuhi kebutuhan pasar lokal, sementara penjualan ekspor dipengaruhi oleh pertumbuhan perusahaan makanan kemasan dan rokok. Selanjutnya, masing-masing dari pabrik di Cina fokus pada sektor industri yang berbeda - 100% dari kapasitas Yunnan Kunlene didedikasikan untuk perusahaan rokok besar di Cina dan sebagian besar dari produk yang dihasilkan Suzhou Kunlene dijual sebagai specialty film untuk pembeli produk premium baik di Cina atau negara-negara lain.
Our close technical cooperation and product innovation for large cigarette and consumer goods multinationals have helped Indopoly to keep ahead of our competitors and grow with our customers. The Company is a preferred supplier for global companies including Indofood, Djarum, Gudang Garam and Unilever. The Indonesian facility serves a burgeoning domestic market while the export demand for Indopoly’s films is led by companies in food packaging and cigarette manufacturers. Each of our Chinese factories focus on different industrial sectors - 100% of Yunnan Kunlene’s (Kunming factory) capacity is dedicated for China’s leading cigarette companies while the vast majority of Suzhou Kunlene’s output is sold as specialty films to high-end customers, both in China and overseas.
INDOPOLY ANNUAL REPORT 2010
TINJAUAN OPERASIONAL 21
O P E R AT I O NA L OV E RV I E W
SUMBER DAYA MANUSIA
HUMAN RESOURCES
Ulasan Tahun 2010 Pengembangan sumber daya manusia merupakan prinsip penting dari filosofi Perseroan. Indopoly menyadari bahwa kesinambungan Perseroan hanya dapat dicapai dengan dukungan proses yang tepat disertai dengan sumber daya manusia yang kompeten.
2010 Review The development of our people is a key principle of Indopoly’s Corporate Philosophy, ensuring that our operations can be sustained with appropriate processes, resources and talent.
Dengan memusatkan pada kesinambungan Perseroan di masa depan, pengembangan Departemen Sumber Daya Manusia (SDM) memegang peranan penting dalam rencana-rencana strategis Perseroan khususnya dalam proses rekrutmen dan pengembangan serta mengembangkan kemampuan sumber daya manusia yang tepat dan kompeten.
Untuk dapat terus mendorong kemajuan organisasi Perseroan, Departemen SDM memperkenalkan Human Resources Information System (HRIS). Sistem ini berfungsi meningkatkan penyebaran informasi yang tepat dan secepat mungkin kepada setiap karyawan. Tahap pertama pelaksanaan HRIS sudah diselesaikan di tahun 2010 dan tahap kedua diharapkan selesai di tahun 2011. Sesuai dengan persyaratan ISO 9001, Departemen SDM terus memberikan pelatihan intensif bagi manajemen dari seluruh tingkatan di dalam Perseroan. Tahun 2010 merupakan awal dari dimulainya pelaksanaan program peningkatan kompetensi manajemen dengan tujuan untuk
LAPORAN TAHUNAN INDOPOLY 2010
To meet the Company’s ambitious expansion targets, the role of the HR department has taken on greater strategic importance. In improving organizational processes and facilitating the development of our talent pool, HR is taking a longer term approach to personal development for the Company’s future.
To encourage a culture of continuous improvement throughout the organization, the first phase of a new Human Resources Information System (HRIS) was installed in order to improve information dissemination in a timely way to all employees. The first phase of HRIS was completed in 2010 and the second phase is expected to be completed in 2011. As part of the human development initiative, and in line with ISO 9001 requirements, extensive training programs have been implemented at all levels of the Company. 2010 marked the start of a management competency
22 merubah cara berpikir para karyawan sehingga mereka dapat dipersiapkan untuk menjadi calon-calon pemimpin Perseroan di masa depan. Hal lain yang dilakukan selama tahun 2010 ialah diperkenalkannya program team building and awareness dengan tujuan meningkatkan kerjasama antara karyawan dan tim manajemen dalam mencapai sasaran bersama. Untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat dan kondusif, pada tahun 2009 Indopoly membentuk unit Kesehatan, Keamanan dan Lingkungan (HSE) di dalam divisi SDM. Unit ini bertugas untuk mengawasi serta meningkatkan standar kesehatan, keamanan dan lingkungan dalam Perseroan. Penandatanganan Perjanjian Tenaga Kerja Kolektif di tahun 2010 menandakan bahwa seluruh karyawan Perseroan telah sepakat untuk bekerja dengan pemahaman yang sama untuk mencapai tujuan Perseroan.
Rencana di Tahun 2011 Dari analisa kebutuhan pelatihan yang diadakan di akhir tahun 2010, Perseroan melihat perlunya pelatihan di bidang teknis, kepemimpinan, motivasi dan keahlian manajerial. Bidang-bidang inilah yang akan menjadi fokus program pengembangan manajemen dan karyawan di tahun 2011.
program intended to generate a paradigm shift in thinking and prepare them for future leadership roles. Team Building and Awareness programs were also prioritized during 2010 to develop a better understanding of the benefits of teamwork with practical workshops getting employees and management working together towards common goals. Indopoly aims to create and maintain a safe, healthy and conducive workplace. With this aim in mind, last year we set up a separate Health, Safety, and Environment (HSE) unit within HR to raise and control appropriate global HSE principles and standards throughout the Company. The renewal of the Collective Labor Agreement (CLA) in 2010 is a sign that our employees are aligned to their working environment and committed to working together towards the Company’s goals. 2011 Outlook The Training Needs Analysis conducted at the end of 2010 has identified a series of training programs in the area of technical, leadership, motivation, and managerial skills. This will set the direction of our 2011 development program for both the management and our employees.
TINJAUAN OPERASIONAL 23
O P E R AT I O NA L OV E RV I E W
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
RESEARCH AND DEVELOPMENT
Jaminan Kualitas Perseroan memiliki tim Quality Assurance (QA) untuk
Quality Assurance To maintain the high quality of our high performance film products, our production team makes certain that,
mengontrol agar film yang dihasilkan memenuhi standar tertinggi. Seluruh proses produksi dimonitor oleh tim QA agar sesuai dengan prosedur QA yang dikembangkan berdasarkan ISO 9001:2008 serta mengikuti standar American Institute of Baking (AIB). Untuk pengujian produk, seluruh uji coba produk dilakukan Perseroan mengikuti American Standard Testing Methods (ASTM).
from start to finish, our production process is monitored by a diligent QA team that adheres to strict QA procedures. Our QA procedure is built upon both the ISO 9001:2008 and the American Institute of Baking (AIB) standards while all test methods follow American Standard Testing Methods (ASTM).
Prosedur QA diterapkan di seluruh tahapan produksi. Tim QA mengambil sampel dan memonitor bahan mentah sejak bahan diterima, dicampur dan diekstrusi, yaitu saat campuran dicairkan untuk membuat cetakan film. Prosedur yang sama juga diterapkan pada tahaptahap akhir produksi yaitu pada proses pemotongan, pengepakan, penyimpanan dan pada saat produk jadi diantar ke tujuan.
Our QA procedures embrace the full production process. Sampling and monitoring occur at all steps, from the point raw materials are delivered, mixing, and extrusion where the mix is melted to create a film cast, and on to the delicate process of stretching before being rolled and aged. Even during the final few steps before leaving the factory, quality assurance is in place during slitting, packing, storing and final dispatch.
Laboratorium Semua uji coba yang dilakukan di laboratorium Perseroan mengikuti standar yang ditentukan oleh ASTM dan ISO. Analisa fisik, kimia dan visual pada umumnya dilakukan pada saat penerimaan bahan mentah, selama proses produksi dan pada hasil akhir.
Laboratory All tests conducted in our laboratory follow test methods stipulated by ASTM and ISO standards. The most common tests scrutinize raw materials, work in progress and finished goods via physical, chemical and visual analysis.
LAPORAN TAHUNAN INDOPOLY 2010
24 Inovasi Produk Indopoly terus berupaya untuk menjadi yang terdepan dengan selalu menyediakan produk-produk berkualitas
Product Innovation Indopoly aims to stay a step ahead of its competitors in providing more cost efficient and better quality products.
tinggi dengan biaya yang lebih efisien. Karenanya, tim Penelitian dan Pengembangan yang beranggotakan para ahli terus berinovasi dalam menciptakan produkproduk dengan performa yang tinggi dengan biaya yang lebih rendah. Beberapa pencapaian Perseroan adalah sebagai berikut:
To keep on top of this, the highly capable specialists of the Research and Development team are always looking for ways to improve processes to create higher performance products or inexpensive products that exhibit the same characteristics as more expensive films. Some notable successes:
INDOPOLY ANNUAL REPORT 2010
TATA K E L O L A P E R U S A H A A N YA N G B A I K 25
G O O D CO R P O R AT E G OV E R NA N C E
Perseroan berkomitmen menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang Baik dalam menjalankan seluruh kegiatan usahanya dengan menjunjung tinggi asas keterbukaan, akuntabilitas, pertanggung jawaban, kewajaran, dan kemandirian.
The Company is committed to the consistent conduct of all of its business and activities according to the highest standard of Good Corporate Governance in order to achieve transparency, accountability, responsibility, fairness and independence.
Dewan Komisaris
Board of Commissioners
Dewan Komisaris bertanggung jawab untuk mengawasi kebijakan manajemen, pengimplementasian keputusan manajemen secara umum, baik mengenai Perseroan atau kegiatan usahanya, serta memberikan saran secara independen kepada Direksi. Setiap anggota Dewan Komisaris harus bertindak dengan itikad baik dan bertanggung jawab dalam tugasnya sebagai pengawas serta memberikan saran kepada Direksi sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.
The Board of Commissioners is responsible for supervising the management policies, the implementation of management decisions in general, either regarding the Company or its business, and provides independent advice to the Board of Directors. Each member of the Board of Commissioners is obliged to act in good faith and has a responsibility to perform his or her supervisory duty and advise the Board of Directors for the sole interest of the Company in accordance with the Company’s purpose and objectives.
Per tanggal 31 Desember 2010, Dewan Komisaris beranggotakan tiga orang, terdiri dari Presiden Komisaris, Komisaris, dan Komisaris Independen. Profil masingmasing anggota Komisaris disajikan pada halaman 51 dalam laporan tahunan ini.
As of December 31, 2010, the Board of Commissioners is made up of three Commissioners consisting of the President Commissioner, Commissioner, and Independent Commissioner. The profile of each Commissioner is presented on page 51 of this annual report.
LAPORAN TAHUNAN INDOPOLY 2010
26
Direksi
Board of Directors
Direksi bertanggung jawab penuh mengelola Perseroan untuk kepentingan Perseroan dalam mencapai maksud dan tujuannya. Setiap anggota Direksi harus bertanggung jawab terhadap tugas-tugasnya dengan mematuhi hukum, sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku serta menerapkan prinsipprinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik.
The Board of Directors is fully responsible for managing the Company in the interest of the Company’s pursuit
Presiden Direktur adalah pemimpin Perseroan yang dibantu oleh lima anggota Direksi dalam mengelola usaha Perseroan. Profil dari masing-masing anggota Direksi dapat dilihat di halaman 52-53 dalam laporan tahunan ini. Direksi Perseroan mengadakan rapat bulanan untuk mendiskusikan berbagai hal yang berhubungan dengan performa operasional dan finansial, strategi Perseroan, serta hal-hal lainnya yang dianggap penting bagi Perseroan.
of its purpose and objectives. Each member of the Board of Directors is obliged to act in good faith and has a responsibility to his or her duties in a law-abiding manner, in accordance with the prevailing rules and regulations and Good Corporate Governance principles. The President Director is the leader of the Company and is assisted by five Board members in managing the Company’s operations. The profile of each Director is presented on page 52-53 of this annual report. The Board of Directors held monthly meeting to discuss a range of issues relating to operations, implementation of plans, including operational and financial performance, strategies, and other issues deemed important.
INDOPOLY ANNUAL REPORT 2010
TATA K E L O L A P E R U S A H A A N YA N G B A I K 27
G O O D CO R P O R AT E G OV E R NA N C E
Disamping itu, beberapa pertemuan informal juga dilakukan Direksi bersama dengan anggota manajemen lainnya untuk membahas dan menyetujui hal-hal yang membutuhkan perhatian dengan segera.
Several informal meetings were also conducted by the Board of Directors with management to address specific issues that required immediate attention and to approve
Tabel berikut menunjukkan jumlah rapat Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan selama tahun 2010 serta persentase kehadiran peserta rapat.
The table below details the frequency and attendance at meetings of the Company’s Board of Commissioners and Board of Directors meeting during 2010.
Jenis Rapat Type of meetings
decisions framed to deal with these issues.
Jumlah Rapat (kali) Total meetings (times)
Kehadiran (%) Attendance (%)
Dewan Komisaris Board of Commissioners
2
100
Direksi Board of Directors
20
100
Komite Audit
Audit Committee
Dalam rangka memenuhi ketentuan peraturan dari Badan Pengawasan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM - LK) Nomor IX.I.5, mengenai Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit (lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor 29/PM/2004 bertanggal 24 September 2004) dan Peraturan Nomor. 1-A, PT Bursa Efek Indonesia, Perseroan telah membentuk Komite Audit pada tanggal 23 Desember 2010 dengan susunan anggota sebagai berikut:
Pursuant to the requirement of the Capital Market Supervisory Board (Bapepam-LK) with respect to Rule
Ketua
:
Anggota:
- Irawan Sastrotanojo (Komisaris Independen)
Number IX.1.5 regarding the establishment and implementation of Audit Committee (Decision of Chairman of Capital Market and Financial Institutions Supervisory Agency Number 29/PM/2004 dated September 24,2004) and the Indonesia Stock Exchange with respect to the General Regulations of Listed Shares in the Stock Exchange Rule No. I-A, the Company established its Audit Committee on December 23, 2010 with the following members: Chairman :
- Irawan Sastrotanojo (Independent Commissioner)
Members :
- Suryana Yudhistira Chandra - Catherine Bong
- Suryana Yudhistira Chandra - Catherine Bong
LAPORAN TAHUNAN INDOPOLY 2010
28 Salah satu tugas utama Komite Audit dalam penerapan tata kelola perusahaan yang baik adalah memastikan adanya pengawasan internal terhadap pelaksanaan kegiatan dan operasional usaha, termasuk di dalamnya terkait laporan keuangan. Pengawasan tersebut bertujuan untuk memastikan bahwa aset-aset Perseroan terlindung dengan baik dan laporan keuangan yang dibuat dapat dipercaya. Untuk memenuhi tugas ini, Komite Audit bekerja sama dengan Divisi Internal Audit. Di samping itu, Komite Audit juga bertanggung jawab untuk mengkaji kepatuhan Perseroan pada regulasi pasar modal, serta hukum dan peraturan lain yang berlaku yang berkaitan dengan kegiatan Perseroan.
One of the important tasks of the Audit Committee on good corporate governance is to ensure that internal controls on critical business processes, including financial reporting, are operating effectively to ensure that assets are safeguarded and financial reports are reliable. In achieving this task, the Audit Committee works closely with the Internal Audit Division of the Company. In addition, the Audit Committee is also responsible to review the Company’s compliance with the Capital Market Rules and Regulations, and other laws and regulations related to the Company’s activities.
Internal Audit
Internal Audit
Divisi Internal Audit Perseroan didirikan di tahun 2008 untuk membantu manajemen melakukan pengawasan terhadap operasional Perseroan. Divisi ini dipimpin oleh Direktur Non-Afiliasi yang dibantu oleh seorang general manager, tiga orang audit manager dan seorang supervisor. Kepala Divisi Internal Audit bertanggung jawab langsung kepada Presiden Direktur. Divisi Internal Audit melaksanakan audit reguler dan audit khusus berdasarkan rencana audit tahunan.
The Company’s Internal Audit Division has been established since 2008 to support the Company’s management in ensuring that adequate internal controls are operating effectively within the Company. The Internal Audit Division is headed by a non-affiliated Director and supported by one general manager, three audit managers and one supervisor. The Head of the Internal Audit Division reports directly to the President Director. Regular and special audits are conducted throughout the year based on the Internal Audit Division’s Annual Audit Plan.
Sekretaris Perusahaan
Corporate Secretary
Dengan Perseroan telah menjadi perusahaan terbuka di pertengahan tahun 2010, maka Perseroan diwajibkan membentuk fungsi Sekretaris Perusahaan sesuai dengan Peraturan BAPEPAM-LK No. IX.I.4. Adapun tugas dan tanggung jawab dari fungsi Sekretaris Perusahaan adalah sebagai berikut: • bertindak sebagai penghubung (contact person) Perseroan dengan otoritas pasar modal dan masyarakat; • memberikan pelayanan kepada masyarakat atas
As the Company went public in mid 2010, in accordance with Bapepam-LK Rule No. IX.I.4, the position of Corporate Secretary has been created to provide the following functions: • to act as the Company’s contact person with capital market authorities and the public; • to provide the public with all information needed by investors regarding the condition of the Company; and • to be updated and awared of Capital Market
INDOPOLY ANNUAL REPORT 2010
TATA K E L O L A P E R U S A H A A N YA N G B A I K 29
G O O D CO R P O R AT E G OV E R NA N C E
setiap informasi yang dibutuhkan pemodal yang berkaitan dengan kondisi Perseroan; dan • mengikuti perkembangan regulasi Pasar Modal untuk memastikan kepatuhan Perseroan terhadap peraturan dan ketentuan pasar modal yang berlaku serta penerapan prinsip keterbukaan. Semua dokumen Perseroan, termasuk Daftar Pemegang Saham, Daftar Resolusi dan Berita Acara Rapat Dewan Komisaris, Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa didokumentasi oleh Sekretaris Perusahaan.
regulations development and make recommendations to the Company’s Board of Directors to ensure the Company is updated and complies with the principles of transparency and all prevailing Capital Market rules and regulations All Company documents, including the Shareholder’s List, the Directors Meeting Proceedings and Resolutions, the Board of Commissioners Meeting Proceedings and Resolutions, the GSM and EGSMs Proceedings are administered by the Corporate Secretary.
Di tahun 2010, fungsi Sekretaris Perusahaan dirangkap oleh Direktur Perseroan, Gregory Sugyono Widjaja.
In 2010, the position of Corporate Secretary is held and performed by the Company’s Director, Gregory Sugyono Widjaja.
Keterbukaan dan Diseminasi Informasi
Disclosure and Dissemination of Information
Perseroan menerbitkan dan menyampaikan laporan tahunan dan laporan keuangan triwulan yang tidak diaudit serta informasi keterbukaan lainnya yang diperlukan kepada pihak otoritas pasar modal. Perseroan menganut asas keterbukaan dan kesetaraan dalam hal penyampaian informasi material mengenai Perseroan kepada seluruh pemangku kepentingan.
The Company publishes and submits Annual Report and quarterly financial statements to the capital market authorities and other necessary disclosures. The Company adheres to the principles of transparency and fairness in dissemination of information to all stakeholders.
Masyarakat dapat mengikuti perkembangan Perseroan melalui situs resmi Indopoly di www.ilenefilms.com
The public can follow the Company’s developments through its official website: www.ilenefilms.com
Kasus Litigasi
Litigation Case
Tidak ada kasus litigasi sampai akhir tahun 2010.
There were no ongoing litigation cases as of year-end 2010.
LAPORAN TAHUNAN INDOPOLY 2010
30
T A N G G U N G J AWA B S O S I A L P E R U S A H A A N 31
CO R P O R AT E S O C I A L R E S P O N S I B I L I T Y
32 Indopoly berkomitmen untuk meningkatkan kelestarian lingkungan dan memberikan kontribusi positif kepada masyarakat sebagai usaha meningkatkan kualitas hidup warga di lingkungan sekitar. Tujuan mulia ini diwujudkan dengan menyelenggarakan berbagai program pelestarian lingkungan dan bantuan sosial.
Pelestarian Lingkungan Indopoly berkomitmen untuk menjamin kelestarian lingkungan dan sumber daya alam di sekitar fasilitas produksinya. Perseroan selalu memastikan bahwa pembuangan limbah padat, cair dan gas berada dalam batas yang bisa ditolelir sehingga tidak membahayakan lingkungan. Untuk limbah padat, Indopoly selalu melakukan daur ulang dengan proses regranulasi. Menjelang akhir tahun 2010, Perseroan meluncurkan program menanam 2000 pohon di Kamojing, Jawa Barat, yang merupakan daerah penghasil air bersih bagi lingkungan sekitarnya. Pepohonan yang ditanam akan memperbaiki ekosistem dengan melindungi mata air yang berlokasi di daerah tersebut. Selain itu, pepohonan tersebut akan membantu memperbaiki kesuburan tanah dan meminimalisir terjadinya erosi. Namun, keberhasilan program ini dalam jangka panjang tetap tergantung dari kesadaran penduduk sekitar wilayah tersebut tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Bantuan Sosial Setiap tahunnya Indopoly menyalurkan dana pendidikan tahunan kepada komunitas lokal di sekitar pabrik Purwakarta. Perusahaan memberi beasiswa kepada anakanak yang cerdas dan berbakat namun kurang beruntung. Indopoly juga mendukung kegiatan Karang Taruna setempat dengan memberikan dana serta donasi untuk memfasilitasi berbagai kegiatan olahraga dan kreativitas pemuda.
Indopoly is committed to pursuing a path towards environmental sustainability and making a positive contribution to the society. The Company places great emphasis on improving the living standards of individuals in the communities surrounding its operations. We achieve our goals by launching environmental preservation initiatives and providing social assistance. Environmental Preservation Indopoly is committed to ensure the sustainability of the environment and natural resources in the area surrounding our production facilities. We make sure that treatment of solid and liquid wastes meets acceptable levels and do not pose a risk to the environment. Solid waste is recycled via regranulation process. Towards the end of 2010, the Company initiated a major program to plant 2,000 trees in the village and reservoir of Kamojing, West Java, an important clean water supplier for the surrounding area. These trees help to improve the ecosystem by protecting natural springs located in the area. Furthermore, the trees help to bind soil and minimize erosion. The long term success of this program is dependent on instilling a higher level of awareness and understanding amongst the villagers regarding the importance of respecting and living in a clean environment.
Social Assistance The communities that surround our factory in Purwakarta, West Java, benefit from our annual education fund wherein we grant scholarships to talented underprivileged children. The Company also supports initiatives of local youth groups through grants and donations which facilitate their many creative activities and sports.
INDOPOLY ANNUAL REPORT 2010
T A N G G U N G J AWA B S O S I A L P E R U S A H A A N 33
CO R P O R AT E S O C I A L R E S P O N S I B I L I T Y
Untuk meningkatkan standar pelayanan kesehatan masyarakat di lingkungan sekitar Perseroan, Indopoly menyumbangkan peralatan medis praktis kepada
To help improve the standard of health services within the vicinity of the Company, Indopoly donated numerous medical tools to local health centers over
Puskesmas setempat. Pada tahun 2010, Perseroan antara lain menyumbangkan timbangan bayi dan dewasa serta alat sterilisasi untuk peralatan bersalin.
the years. In 2010, we supplied various tools which includes baby and adult scales and sterilizers for childbirth equipment.
Bulan Oktober dan November 2010 Indonesia diguncang banyak bencana alam seperti tsunami di Mentawai, banjir di Wasior dan meletusnya Gunung Merapi. Bekerja sama dengan IMMJ (Ikatan Mahasiswa Mentawai Jakarta), Perseroan menyediakan suplai air, makanan dan pengobatan bagi mereka yang membutuhkan, terutama masyarakat yang tinggal di pulau terisolasi di Mentawai.
October and November 2010 were unfortunate months due to natural disasters in IndonesiaMentawai’s tsunami, the floods in Wasior, and Mt. Merapi volcanic eruptions. Indopoly quickly rolled into action, focusing on reaching the neediest, yet most isolated victims across Mentawai’s islands. Working in cooperation with IMMJ (Ikatan Mahasiswa Mentawai Jakarta), the Company provided necessary medical, food and water supplies to victims.
LAPORAN TAHUNAN INDOPOLY 2010
34
Indopoly mendorong seluruh karyawannya untuk berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial, mulai dari donor darah hingga acara keagamaan. Seluruh karyawan dimotivasi untuk berkontribusi dalam bentuk apapun bagi kebaikan orang-orang di sekitarnya. Perseroan berharap, kedepannya program CSR dapat terus dilakukan sesuai dengan komitmen Indopoly untuk melestarikan lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan mereka yang kurang beruntung.
Indopoly encourages the active participation of its employees in its social activities. From the provision of religious services to blood donation programs, all our workers can make a contribution towards the betterment of others. The Company expects its future CSR programs to be carried out according to its commitment in preserving the environment and improving welfare for the most disadvantaged.
INDOPOLY ANNUAL REPORT 2010
AN ALISA DAN DISKUSI MAN AJEMEN 35
M A N AG E M E N T D I S C U S S I O N A N D A N A LYS I S
Produksi
Production
Produksi Perseroan meningkat sebesar 36% menjadi 73.925 ton di tahun 2010 dibandingkan dengan produksi sebesar 54.465 ton di tahun 2009. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh beroperasinya lini produksi
Total production increased by 36% to 73,925 tonnes in 2010 compared to 54,465 tonnes in 2009. Considerable increase in production was due to full-year contribution of 2nd BOPP line that was put in commercial production starting July 2009. In addition, the Company has been successful in increasing its utilization rate from 87% in 2009 to 93% in 2010. The production volume per year is shown below.
film BOPP kedua secara penuh, yang baru mulai beroperasi sejak bulan Juli 2009. Perseroan menunjukkan keberhasilan dalam meningkatkan utilisasi kapasitas terpasang dari 87% di tahun 2009 menjadi 93% pada tahun 2010. Volume produksi Perseroan selama lima tahun terakhir tampak pada grafik dibawah.
Volume produksi / fasilitas Production Volume / facility Dalam Ton
In Tonnes 73,925
80000 70000 60000
54,465
50000 40000
41,164
41,214
41,560
2006
2007
2008
30000 20000 10000 2009
2010
Note: Selama tahun 2009 dan 2010, Rata-rata Tertimbang Kapasitas
Note: In 2009 and 2010, the Weighted Average Annual Capacity Installed
Produksi Terpasang adalah 62.500 dan 80.000 ton.
was 62,500 and 80,000 tonnes, respectively.
Penjualan
Sales
Grup Perseroan mencatatkan pertumbuhan penjualan sebesar 32% dari Rp1.230 miliar di tahun 2009 menjadi Rp1.625 miliar di tahun 2010, hasil ini sesuai dengan pertumbuhan volume penjualan sebesar 33% dari 55.857 ton di tahun 2009 menjadi 74.216 ton di tahun 2010. Total penjualan Grup Perseroan terbagi menjadi 61% dari Indonesia dan 39% dari Cina.
The Group achieved a remarkable growth of 32% increase in sales in 2010 from IDR1,230 billion in 2009 to IDR1,625 billion in 2010, which is consistent with the strong growth of 33% in sales volume from 55,857 tonnes in 2009 to 74,216 tonnes in 2010. 61% of sales were derived from the Group’s production facility in Indonesia and 39% from its facilities in China.
LAPORAN TAHUNAN INDOPOLY 2010
36 Selama tahun 2010, nilai penjualan dengan denominasi mata uang asing terkena pengaruh oleh apresiasi Rupiah terhadap mata uang asing. Akan tetapi, strategi Grup
In 2010, the Group’s foreign currency denominated sales was affected by the appreciation of IDR against foreign currencies. However, the Group’s strategy of producing
Perseroan dalam memproduksi lebih banyak film highend dengan harga jual yang lebih baik terbukti efektif dalam mengurangi dampak apresiasi Rupiah terhadap mata uang asing. Hasilnya ialah harga jual rata-rata hanya mengalami penurunan sebesar 1% dibandingkan pada tahun 2009.
high-end film products with better selling prices proved effective in minimizing the effect of IDR appreciation; which resulted to a minimal decrease of 1% in average selling price compared to 2009.
Volume penjualan Sales Volume
Dalam Ton
In Tonnes
74,216 55,857
2009
2010
INDOPOLY ANNUAL REPORT 2010
AN ALISA DAN DISKUSI MAN AJEMEN 37
M A N AG E M E N T D I S C U S S I O N A N D A N A LYS I S
Beban Pokok Penjualan
Cost of Goods Sold
Sepanjang tahun 2010, Grup Perseroan berhasil dalam mengontrol besarnya Beban Pokok Penjualan yang naik sebesar 23% meskipun volume penjualan naik 33%. Hal
The cost of goods sold increased by 23% in 2010. The Group has been successful in controlling the increase in its cost of goods sold even though sales volume
ini disebabkan oleh: • Meningkatnya efisiensi pabrik; • Economy of scale dari lini produksi BOPP kedua, dengan hasil berupa peningkatan penjualan yang disertai dengan menurunnya biaya produksi per kilogram; • Penguatan Rupiah terhadap mata uang asing yang secara tidak langsung mengimbangi kenaikan harga bahan baku di tahun 2010.
increased by 33% and prices of raw materials in 2010 has also increased. This was mainly due to the following: • Improved plant efficiency; • Economy of scale from 2nd BOPP line resulting to higher sales volume but lower conversion cost per kilogram; and • Appreciation of IDR against foreign currencies which partially offset the increase in prices of raw materials in 2010.
Beban Usaha
Operating Expenses
Beban usaha Grup Perseroan meningkat 2% menjadi Rp162 miliar di tahun 2010 dibandingkan Rp159 miliar di tahun 2009. Grup Perseroan telah berhasil mengontrol biaya operasi Perseroan dengan baik untuk terus mempertahankan daya saingnya. Meningkatnya biaya penjualan di tahun 2010 berhubungan langsung dengan meningkatnya volume penjualan secara signifikan yang menyebabkan meningkatnya biaya logistik.
Total operating expenses rose marginally by less than 2% to IDR162 billion in 2010 compared to IDR159 billion in 2009. The Group has been successful in closely monitoring and controlling its cost and operating expenses to maintain its competitiveness in the market. The higher sales charges in 2010 were directly related to the significant growth in its sales volume resulting to higher logistic expenses.
Profitabilitas
Profitability
Laba kotor Grup Perseroan meningkat 65% menjadi Rp440 miliar di tahun 2010 dari Rp266 miliar di tahun 2009. Laba usaha juga meningkat sebesar 160% menjadi Rp278 miliar di tahun 2010 dibandingkan Rp107 miliar di tahun 2009. Laba bersih meningkat secara signifikan menjadi Rp170 miliar di tahun 2010, setara dengan peningkatan sebesar 82% dari Rp93 miliar yang dicatatkan pada tahun 2009; EBITDA meningkat 50% menjadi Rp365 miliar pada tahun 2010 dari Rp243 miliar di tahun 2009.
Gross profit increased by 65% to IDR440 billion in 2010 from IDR266 billion in 2009. In addition, income from operations increased by 160% to IDR278 billion in 2010 compared to IDR107 in 2009. Net income increased by 82% to IDR170 billion in 2010 from IDR93 billion in 2009 and EBITDA increased by 50% to IDR365 billion in 2010 from IDR243 billion in 2009.
LAPORAN TAHUNAN INDOPOLY 2010
38 Peningkatan keuntungan ini merupakan kombinasi dari beberapa hal: • Pengoperasian lini produksi BOPP kedua secara penuh selama tahun 2010 yang memungkinkan adanya keuntungan dari economy of scale sehingga meningkatkan marjin per produk; • Product mix yang lebih baik; dan • Meningkatnya efisiensi produksi.
of scale resulted in better profit margin per product; • Better product mix; and • Improved production efficiency.
17%
170 8%
9%
22%
93
266
2009
10%
278
27% 440
The significant increase in profits was due to a combination of several positive factors: • Full year production of 2nd BOPP line creating economy
107
2010
Laba Kotor (Gross Profit) Marjin Laba Kotor (Gross Profit Margin)
2009
2010
Laba Usaha (Income from Operations) Marjin Laba Usaha (Income from Operations Margin)
2009
2010
Laba Bersih (Net Income) Marjin Laba Bersih (Net Income Margin)
Jumlah Aset
Total Assets
Seiring dengan kesuksesan Penawaran Umum Saham Perdana yang dilaksanakan Perseroan di tahun 2010, jumlah aset Grup Perseroan meningkat 31% menjadi Rp2.219 miliar di tahun 2010 dari Rp1.692 miliar di tahun 2009.
Following the Company’s successful IPO in 2010, the Group’s total assets grew by 31% to IDR2,219 in 2010 from IDR1,692 billion in 2009.
Dengan meningkatnya laba bersih yang sangat signifikan di tahun 2010, Grup Perseroan mencatatkan imbal hasil terhadap aset (ROA) sebesar 8% di tahun 2010 dibandingkan 5% di tahun 2009.
The significant increase in profits in 2010 allowed the Group to achieve return on assets (ROA) of 8% in 2010 compared to 5% in 2009.
Aset Lancar
Current Assets
Aset lancar tumbuh dengan sangat pesat sebesar Rp371 miliar atau 78% menjadi Rp845 miliar di tahun 2010 dari Rp474 miliar di tahun 2009. Peningkatan yang
Current assets grew considerably by IDR371 billion or 78% to IDR845 billion in 2010 from IDR474 billion in 2009. The significant increase in current assets was INDOPOLY ANNUAL REPORT 2010
AN ALISA DAN DISKUSI MAN AJEMEN 39
M A N AG E M E N T D I S C U S S I O N A N D A N A LYS I S
sangat pesat ini terutama disebabkan dari meningkatnya kas dan setara kas sebesar Rp196 miliar; piutang usaha sebesar Rp123 miliar; dan persediaan sebesar Rp40 miliar.
attributed mainly to the increase in cash and cash equivalent by IDR196 billion; trade receivables by IDR123 billion; and inventories by IDR40 billion.
Aset Tidak Lancar
Non-Current Assets
Aset tidak lancar bertumbuh sebesar Rp157 miliar atau 13% menjadi Rp1.375 miliar di tahun 2010 dari Rp1.217 miliar pada tahun 2009. Perubahan ini terjadi dikarenakan bertambahnya aset tetap yang berupa ekspansi proyek BOPET dan metalizing di Indonesia, serta lini extrusion coating untuk film thermal lamination di Cina.
Non-current assets grew by IDR157 billion or 13% to IDR1,375 billion in 2010 from IDR1,217 billion in 2009. Changes are attributed primarily to addition of fixed assets, mainly from the ongoing expansion projects in BOPET production line and metalizing lines in Indonesia, and extrusion coating line for thermal lamination film in China.
Jumlah Kewajiban
Total Liabilities
Jumlah kewajiban menurun sebesar Rp258 miliar atau 19% menjadi Rp1.124 miliar di tahun 2010 dari Rp1.382 miliar di tahun 2009.
Total liabilities decreased by IDR258 billion or 19% to IDR1,124 billion in 2010 from IDR1,382 billion in 2009.
Kewajiban Lancar
Current Liabilities
Kewajiban lancar mengalami penurunan sebesar Rp217 miliar atau 24% menjadi Rp703 miliar di tahun 2010 dari Rp920 miliar di tahun 2009. Dengan demikian posisi finansial Perseroan menjadi lebih baik, tercermin pada peningkatan rasio lancar menjadi 120% di tahun 2010 dari 52% di tahun 2009. Penurunan pada kewajiban lancar terutama disebabkan oleh penurunan hutang usaha sebesar Rp75 miliar dan pembayaran hutang lainlain sebesar Rp161 miliar kepada Jefflyne Golden Holdings Pte. Ltd. dan Kimpoli Pte. Ltd.
Current liabilities dropped by IDR217 billion or 24% to IDR703 billion in 2010 from IDR920 billion in 2009. Hence, financial position has significantly improved which reflected a significant increase in current ratio of 120% in 2010 from 52% in 2009. The decrease in current liabilities was mainly attributed to the decrease in accounts payable by IDR75 billion, and repayment of other payables to Jefflyne Golden Holdings Pte. Ltd. and Kimpoli Pte. Ltd. totaling IDR161 billion.
Kewajiban Tidak Lancar
Non-Current Liabilities
Kewajiban tidak lancar turun Rp41 miliar atau 9% menjadi Rp421 miliar di tahun 2010 dari Rp462 miliar di tahun 2009. Hal ini terutama disebabkan oleh menurunnya hutang lain-lain kepada pihak hubungan istimewa sebesar Rp35 miliar dari Rp45 miliar di 2009 menjadi Rp10 miliar pada tahun 2010.
Non-current liabilities dropped by IDR41 billion or 9% to IDR421 billion in 2010 from IDR462 billion in 2009, which was attributed mainly to the decrease in other payables to related parties by IDR35 billion from IDR45 billion in 2009 to IDR10 billion in 2010.
LAPORAN TAHUNAN INDOPOLY 2010
40 Komposisi Kewajiban Debt Composition
67%
63%
33%
37%
2009
2010
Jangka Panjang (Long Term) Jangka Pendek (Short Term)
Jumlah Ekuitas
Shareholders’ Equity
Mengikuti kesuksesan Penawaran Umum Saham Perdana yang dilakukan Perseroan pada tahun 2010 yang disertai dengan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih, jumlah ekuitas dari Grup Perseroan mengalami peningkatan yang signifikan yakni sebesar Rp781 miliar atau 278% menjadi Rp1.062 miliar di tahun 2010 dibandingkan dengan Rp281 miliar di tahun 2009.
Following the Company’s successful IPO in 2010 and significant growth in revenue and profits, the Group’s net shareholders’ equity increased significantly by IDR781 billion or 278% to IDR1,062 billion in 2010 compared to IDR281 billion in 2009.
Strategi Usaha
Business Strategy
Indopoly dan perusahaan anak tetap positif dengan potensi pertumbuhan global pada produk sektor konsumen dan tetap berkomitmen untuk dapat terus meningkatkan pangsa pasarnya. Seiring dengan tujuan Perseroan untuk menjadi perusahaan terkemuka di dalam industri flexible packaging, Grup Perseroan mengembangkan corporate value driver yang terdiri dari divesifikasi horizontal, integrasi vertikal, dan globalisasi.
Indopoly and its subsidiaries remain positive on the global consumer sector’s growth potential and committed to capture more market share. In order to become a global player in flexible packaging industry, the Group had developed a set of corporate value drivers consisting of horizontal diversification, vertical integration and globalization.
INDOPOLY ANNUAL REPORT 2010
AN ALISA DAN DISKUSI MAN AJEMEN 41
M A N AG E M E N T D I S C U S S I O N A N D A N A LYS I S
Divesifikasi Horizontal
Horizontal Diversification
Grup Indopoly telah berhasil melakukan horizontal diversification untuk menghasilkan berbagai produk high-end, misalnya: • Berbagai tipe film high-end yang memiliki kualitas khusus untuk kemasan rokok • Film BOPP dan BOPET tipe spesial untuk dapat dicoating (dengan atau tanpa adhesive) dan selanjutnya untuk diproses dalam Thermal Lamination. • High barrier metalized film • Oxo-biodegradable film, BOPP yang lebih ramah lingkungan • Breathable film untuk kemasan produk konsumen makanan • Film untuk penggunaan spesifik dalam bentuk matte dan gloss yang ultra tipis (12-15µ)
The Group has successfully diversified horizontally into various high-end products, for example:
Untuk lebih mendiversifikasikan produk, Grup Perseroan sedang dalam proses mengembangkan customized-anticounterfeiting film untuk tujuan pencegahan pemalsuan.
• Various types of high-end cigarette films • Special type of BOPP and BOPET film that uses an adhesive-free coating process for thermal lamination purpose • High barrier metalized film • Oxo-biodegradable film • Breathable, high oxygen transmission film for fresh-cut products • Specialty film, such as matte film and thin film (12-15µ) To further diversify its products, the Group is currently developing customized anti-counterfeit film for security purposes as well as fraud prevention. The Group has diversified to various high-end products for which demand for such high value items is relatively price inelastic.
Grup Perseroan, sebagaimana telah disebutkan di atas, telah mendiversifikasikan produknya ke produk highend dimana kebutuhannya cukup inelastis terhadap harga dan juga telah merealisasikan strategi “Price differentiation through product diversification” yang sangat penting untuk memperluas pangsa pasarnya.
Furthermore, the strategy of horizontal diversification enables the Group to realize its aim of “Price differentiation through product diversification”, which is vital to widen our market coverage.
Integrasi Vertikal
Vertical Integration
Untuk meningkatkan daya saing Grup Indopoly: • Perseroan bertindak sebagai pemasok tunggal pada PT Supernova Flexible Packaging, yang merupakan salah satu pihak terafiliasi Perseroan dan merupakan salah satu converter terbesar di Indonesia. • Grup Perseroan sedang membangun fasilitas special coating untuk memproduksi coated BOPP dan BOPET untuk penggunaan thermal lamination.
To increase the Group’s competitive edge: • The Company is sole supplier to PT. Supernova Flexible Packaging, which is one of the largest converting companies and a Company affiliate. • The Group integrates vertically to produce coated film using special type adhesive-free BOPP and BOPET films for thermal lamination purpose
LAPORAN TAHUNAN INDOPOLY 2010
42 • Perseroan sedang membangun fasilitas metalizing untuk memproduksi film high barrier metalized.
• The Company acquired metalizing machine for its downstream facility to produce high barrier metalized films.
Globalisasi
Globalization
Grup Perseroan telah berhasil menembus pasar di lima benua. Sebagai salah satu strategi globalisasi, Grup
The Group has successfully penetrated markets across
Perseroan memiliki dua unit produksi yang beroperasi di Cina. Dengan demikian Perseroan, tidak hanya dapat memperluas pangsa pasar dunia, tetapi juga merealisasikan sinergi dari comparative advantage dan least-cost-combinations dari setiap unit operasi. Hal ini telah memungkinkan Grup Perseroan untuk menikmati free trade agreement dari manca negara.
five continents. As part of its globalization strategy, the Group has two production units that operate in China, therefore not only can the Group expand its market share worldwide, but also realize synergies from the comparative operational advantages and the least-costcombinations of each unit. This has also allowed the Group to enjoy free trade agreements from foreign countries.
Prospek Usaha
Business Prospect
Keunggulan Grup Perseroan berasal dari sinergi yang terbentuk dengan memiliki fasilitas produksi di dua negara, satu di Indonesia dan dua di Cina. Fasilitasfasilitas ini didukung oleh tenaga penelitian dan pengembangan yang ahli dengan dilengkapi alat-alat laboratorium yang muktahir. Terlebih, Grup Perseroan pun didukung oleh manajemen yang solid dengan pengalaman usaha lebih dari 30 tahun dibidang industri flexible packaging film.
Our competitive advantage lies in the synergy of having three production facilities in two countries, one in Indonesia and two in China. These facilities are supported by highly qualified research and development teams equipped with advanced laboratory equipment and facilities. The Group is also backed by a solid management team with over 30 years of experience in the flexible packaging film industry.
Dengan dijalankannya lini produksi kedua film BOPP secara maksimal selama tahun 2010, kapasitas produksi Perseroan meningkat menjadi 80.000 ton dimana secara bersamaan telah meningkatkan pangsa pasar Perseroan. Ini terbukti dari meningkatnya volume dan nilai penjualan selama tahun 2010. Bersamaan dengan terus bertumbuhnya permintaan akan produk rokok, makanan dan produk konsumen berkemasan, Grup Perseroan optimis dalam memenuhi permintaan dan mengekspektasikan pertumbuhan usaha secara organik yang akan melebihi rata-rata pertumbuhan industri.
Full operations of 2nd BOPP line during 2010 had pushed total production capacity to 80,000 tonnes and along the way had led the Company to grow its market share as reflected in higher sales volume and value. Along with the ever increasing demand for cigarettes, food and other consumer products, Indopoly and its subsidiaries is optimistic to meet the growing demands and expect growth to exceed the industry average through organic growth.
INDOPOLY ANNUAL REPORT 2010
TANGGUNG JAWAB PEL APORAN OPERASIONAL DAN KEUANGAN
43
R E S P O N S I B I L I T Y F O R O P E R AT I O NA L A N D F I NA N C I A L R E P O RT I N G
Laporan Tahunan 2010 berikut laporan keuangan dan informasi lain yang terkait merupakan tanggung jawab manajemen PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk. dan
The 2010 Annual report and the accompanying financial statements and related financial information, are the responsibility of the management of PT Indopoly
dijamin kebenarannya oleh seluruh anggota Direksi dan Dewan Komisaris dengan membubuhkan tanda tangannya masing-masing di bawah ini.
Swakarsa Industry Tbk. and have been approved by the members of the Board of Directors and the Board of Commissioners whose signatures appear below.
Dewan Komisaris Board of Commissioners
Felielyne Halim Presiden Komisaris President Commissioner
Ryan Permana Komisaris Commissioner
Irawan Sastrotanojo Komisaris Independen Independent Commissioner
Dewan Direksi Board of Directors
Henry Halim Presiden Direktur President Director
Hadi Sutono Widayat Direktur Director
LAPORAN TAHUNAN INDOPOLY 2010
Ronny Wuisan Direktur Director
Gregory Sugyono Widjaja Direktur Director
Kho Tiat Hong Direktur Director
Rijanti Witarsa Direktur Director
24
L APORAN KEUANGAN FINANCIAL REPORT
INDOPOLY ANNUAL REPORT 2010
Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally left blank
R/077.AGA/5.2/2011
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk
DAN PERUSAHAAN ANAK NERACA KONSOLIDASIAN Per 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
ASET
ASET LANCAR Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Pihak Hubungan Istimewa Pihak Ketiga Piutang Lain-lain Pihak Hubungan Istimewa Pihak Ketiga Persediaan Pajak Dibayar di Muka Biaya Dibayar di Muka Aset Lain-lain Lancar Jumlah Aset Lancar
Catatan/ Note
2.c, 2.s, 3, 28 2.c, 2.d, 2.s, 4, 28 2.r, 25 2.c, 2.d, 2.s, 5, 28 2.r, 25 2.e, 6 2.p, 26 2.f 2.w, 9
AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED BALANCE SHEETS As of December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated)
2010 Rp
2009 Rp
276,483
80,412
95,013 222,011
1,888 192,420
872 9,680 195,457 14,448 20,007 10,918 844,889
618 5,810 154,305 12,742 15,570 10,618 474,383
ASSETS
CURRENT ASSETS Cash and Cash Equivalent Accounts Receivable Related Parties Third Parties Other Receivables Related Parties Third Parties Inventories Prepaid Taxes Prepaid Expenses Other Current Assets Total Current Assets
ASET TIDAK LANCAR Piutang Lain-lain 2.c, 2.d, 2.s, 5, 28 Pihak Hubungan Istimewa 2.r, 25 Pihak Ketiga Aset Tetap - Bersih 2.g, 2.h, 2.i, 2.j, 2.k, 7 (Setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 563.570 dan Rp 503.619 per 31 Desember 2010 dan 2009) Aset Tidak Berwujud - Bersih 2.j, 2.m, 8 Aset Lain - lain Tidak Lancar 2.c, 2.l, 2.s, 9, 28 Jumlah Aset Tidak Lancar
49 4,110
-2,463
1,336,264 32,100 1,998 1,374,521
1,177,324 34,097 3,379 1,217,263
NON CURRENT ASSETS Other Receivables Related Parties Third Parties Fixed Assets - Net (Net of accumulated depreciation of Rp 563,570 and Rp 503,619 as of December 2010 and 2009) Intangible Assets - Net Other Non Current Assets Total Non Curent Assets
JUMLAH ASET
2,219,410
1,691,646
TOTAL ASSETS
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan ini
d1/March 28, 2011
See the Accompanying Notes which are an integral part of these Consolidated Financial Statements
1
paraf:
R/077.AGA/5.2/2011
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk
DAN PERUSAHAAN ANAK NERACA KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) KEWAJIBAN, HAK MINORITAS DAN EKUITAS KEWAJIBAN LANCAR Hutang Bank Jangka Pendek Hutang Usaha Pihak Hubungan Istimewa Pihak Ketiga Hutang Lain-lain Pihak Hubungan Istimewa Pihak Ketiga Hutang Pajak Biaya yang Masih Harus Dibayar Bagian Kewajiban Jangka Panjang yang Jatuh Tempo Satu Tahun: Hutang Bank Hutang Sewa Pembiayaan Hutang Pembiayaan Konsumen Jumlah Kewajiban Lancar
Catatan/ Note 2.c, 2.s, 10, 28 2.c, 2.s, 11, 28 2.r, 25 2.c, 2.s, 12, 28 2.r, 25 2.p, 26 2.s, 13 2.s 2.c, 14, 28 2.k, 15 16
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Kewajiban Jangka Panjang Setelah Dikurangi Bagian Jatuh Tempo Dalam Satu Tahun: 2.s Hutang Bank 2.c, 14, 28 Hutang Sewa Pembiayaan 2.k, 15 Hutang Pembiayaan Konsumen 16 Hutang Lain-lain 2.c, 2.s, 12, 28 Pihak Hubungan Istimewa 2.r, 25 Pihak Ketiga Kewajiban Pajak Tangguhan 2.p, 26 Kewajiban Diestimasi Imbalan Kerja 2.n, 17 Jumlah Kewajiban Tidak Lancar Jumlah Kewajiban HAK MINORITAS 2.b EKUITAS Modal Saham - nilai nominal Rp 100 (angka penuh) dan Rp 2.204 (angka penuh) per saham per 31 Desember 2010 dan 2009 Modal dasar-16.561.280.000 dan 81.000.000 saham per 31 Desember 2010 dan 2009 Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 6.440.500.780 dan 81.000.000 saham per 31 Desember 2010 dan 2009 18 Uang Muka Setoran Modal 19 Tambahan Modal Disetor 1.e, 2.w,18, 20 Selisih Kurs karena Penjabaran Laporan Keuangan 2.c Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Saldo Laba Jumlah Ekuitas
1.d, 2.q
JUMLAH KEWAJIBAN, HAK MINORITAS DAN EKUITAS
AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED BALANCE SHEETS (Continued) As of December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated) 2010 Rp 482,321
506,456
-52,799
21,028 106,209
-6,762 36,677 22,077
160,563 13,036 6,964 17,779
101,167 137 1,093 703,033
86,702 195 1,042 919,974
354,616 -1,398 9,494 4,246 44,675 6,308 420,737 1,123,770 33,966
644,050 -234,543 (48,569)
(22,261) 253,911 1,061,674
2,219,410
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan ini
d1/March 28, 2011
2009 Rp
LIABILITIES, MINORITY INTEREST AND STOCKHOLDERS' EQUITY CURRENT LIABILITIES Short-term Bank Loans Accounts Payable Related Parties Third Parties Other Payables Related Parties Third Parties Taxes Payable Accrued Expenses Current Portion of Long-term Liabilities: Bank Loans Lease Payables Customer Financing Payables Total Current Liabilities
NON CURRENT LIABILITIES Long-term Liabilities - Net of Current Portion: Bank Loans 371,372 Lease Payables 98 Customer Financing Payables 2,140 Other Payables Related Parties 45,114 Third Parties 4,303 Deferred Tax Liabilities 34,789 3,762 Estimated Liabilities on Employee Benefits Total Non Current Liabilities 461,578 Total Liabilities 1,381,552 MINORITY INTERESTS 29,154 STOCKHOLDERS' EQUITY Capital Stock - par value Rp 100 (full amount) and Rp 2,204 (full amount) per share as of December 31, 2010 and 2009 Authorized Capital-16,561,280,000 and 81,000,000 shares as of December 31, 2010 and 2009 Issued and Fully Issued Paid and 6,440,500,780 and 81,000,000 shares 178,524 as of December 31, 2010 and 2009 86,317 Advance for Future Stock Subscriptions Additional Paid in Capital 540 Currency Translation Adjustment (45,826) Difference in Value Resulting from Restructuring Transaction between Entities Under Common Control (22,261) Retained Earnings 83,646 Total Stockholders' Equity 280,940 TOTAL LIABILITIES, MINORITY INTEREST AND STOCKHOLDERS' EQUITY 1,691,646 See the Accompanying Notes which are an integral part of these Consolidated Financial Statements
2
paraf:
R/077.AGA/5.2/2011
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk
DAN PERUSAHAAN ANAK LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan/ Note
AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF INCOME For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated)
2010 Rp
2009 Rp
PENJUALAN
2.o, 21
1,625,149
1,230,221
SALES
BEBAN POKOK PENJUALAN
2.o, 22
1,185,546
964,015
COST OF GOODS SOLD
439,603
266,206
GROSS PROFIT
71,440 90,234 161,674
69,659 89,589 159,248
OPERATING EXPENSES Selling General and Administrative Total Operating Expenses
277,929
106,958
INCOME FROM OPERATIONS
(60,841) 25,739 3,474 160 (9,393) (40,861)
OTHER INCOME (CHARGES) (58,162) Interest Expense 77,765 Gain on Foreign Exchange 1,447 Interest Income (305) Gain (Loss) on Disposal of Fixed Assets 2,161 Others - Net 22,906 Other Income (Charges) - Net
237,068
129,864
INCOME BEFORE INCOME TAX
(51,774) (9,886) (61,660)
(25,699) (5,386) (31,085)
INCOME TAX EXPENSES Current Tax Deferred Tax Total Income Tax Expenses - Net
(5,143)
(5,339)
MINORITY INTERESTS
170,265
93,440
NET INCOME
LABA KOTOR BEBAN USAHA Penjualan Umum dan Administrasi Jumlah Beban Usaha
2.o, 23
LABA USAHA PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN Beban Bunga Pinjaman Laba Selisih Kurs Pendapatan Bunga Jasa Giro Laba (Rugi) Pelepasan Aset Tetap Lain-lain - Bersih Pendapatan (Beban) Lain-lain - Bersih
2.o
7
LABA SEBELUM BEBAN PAJAK BEBAN PAJAK PENGHASILAN Pajak Kini Pajak Tangguhan Jumlah Beban Pajak - Bersih HAK MINORITAS
2.p, 26
2.b
LABA BERSIH LABA PER SAHAM DASAR (Angka Penuh)
BASIC EARNINGS PER SHARES 2.u, 24
34.26
52.34
LABA PER SAHAM DILUSIAN (Angka Penuh)
2.u, 24
32.74
52.34
DILUTED EARNINGS PER SHARES
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan ini
d1/March 28, 2011
(Full Amount) (Full Amount)
See the Accompanying Notes which are an integral part of these Consolidated Financial Statements
3
paraf:
R/077.AGA/5.2/2011
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk
DAN PERUSAHAAN ANAK LARORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan/ Note
SALDO PER 31 DESEMBER 2008 Uang Muka Setoran Modal Selisih Kurs karena Penjabaran Laporan Keuangan Efek Penyesuaian Proforma Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Laba Bersih SALDO PER 31 DESEMBER 2009 Uang Muka Setoran Modal Selisih Kurs karena Penjabaran Laporan Keuangan Tambahan Modal Disetor Laba Bersih SALDO PER 31 DESEMBER 2010
AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN STOCKHOLDERS’ EQUITY For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated)
Modal Saham/ Paid in Capital
Uang Muka Setoran Modal/ Advances for Future Stock Subscription
Tambahan Modal Disetor/ Additonal Paid in Capital
Rp
Rp
Rp
Selisih Kurs Selisih Nilai karena Penjabaran Transaksi Laporan Keuangan/ Restrukturisasi Currency Entitas Sepengendali/ Translation Difference in Value Adjustment Resulting from Restructuring Transaction between Entities Under Common Control Rp
Rp
Saldo Laba (Defisit)/ Retained Earnings (Deficits)
Jumlah Ekuitas/ Stockholders' Equity
Rp
Rp
Rp
178,524
81,230
540
--
--
243,340
(9,794)
493,840
BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2008
19
--
5,087
--
--
--
--
--
5,087
Advance for Future Stock Subscriptions
2.c
---
---
---
(45,826) --
---
-(243,340)
---
(45,826) (243,340)
Currency Translation Adjustment Pro Forma Adjustment Difference in Value Resulting from
1.d, 2.q
--178,524
--86,317
--540
--(45,826)
(22,261) -(22,261)
----
-93,440 83,646
(22,261) 93,440 280,940
Restructuring Transaction Between Entities Under Common Control Net Income BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2009
19
86,317
(86,317)
--
--
--
--
--
--
Advance for Future Stock Subscriptions
2.c 1.e, 2.w , 18, 20
-379,209 -644,050
-----
-234,003 -234,543
(2,743) --(48,569)
---(22,261)
-----
--170,265 253,911
(2,743) 613,212 170,265 1,061,674
Currency Translation Adjustment Additional Paid in Capital Net Income BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2010
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan ini
d1/March 28, 2011
Proforma Modal yang Timbul dari Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali/ Pro Forma Capital Resulting from Transaction between Entities Under Common Control
See the Accompanying Notes which are an integral part of these Consolidated Financial Statements
4
paraf:
R/077.AGA/5.2/2011
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk
DAN PERUSAHAAN ANAK ARUS KAS KONSOLIDASIAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED CASH FLOWS For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated)
Catatan/ Note
2010 Rp
2009 Rp CASH FLOWS FROM
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan Kas dari Pelanggan Pembayaran Kas kepada Pemasok dan Pihak Ketiga Lain Kas yang Dihasilkan dari Operasi Penghasilan Bunga Pembayaran Bunga Pembayaran Pajak Penghasilan Pembayaran Beban Usaha Arus Kas Bersih Diperoleh (Digunakan) untuk Aktivitas Operasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Hasil Pelepasan Aset Tetap Perolehan Aset Tetap Arus Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi
Penambahan Uang Muka Setoran Modal Setoran Modal Kenaikan (Penurunan) Hutang Hubungan Istimewa - Bersih Penurunan (Kenaikan) Piutang Hubungan Istimewa - Bersih Arus Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan
1,502,433
1,178,916
(1,270,314) 232,119 3,474 (58,944) (21,172) (150,027)
(1,054,542) 124,374 1,447 (57,284) (27,168) (151,273)
5,450
(109,904)
Cash Paid to Suppliers and Third Parties Cash Provided from Operating Activities Interest Received Payment of Interest Payment of Income Tax Payments for Operating Expenses Net Cash Flows Provided by (Used in) Operating Activities
1,309 (138,374) (137,065)
CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Proceed from Disposal of Fixed Assets Acquisitions of Fixed Assets Net Cash Flows Used in Investing Activities
472 (231,087) (230,615)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Pencairan Hutang Bank Jangka Pendek Pembayaran Hutang Bank Jangka Pendek Pencairan Hutang Jangka Panjang: Bank Pembiayaan Konsumen Pembayaran Hutang Jangka Panjang: Bank Sewa Guna Pembiayaan Pembiayaan Konsumen 20 18
KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS
OPERATING ACTIVITIES Cash Received from Customers
203,302 (213,252)
168,047 (69,166)
85,221 175
32,533 1,207
(68,070) (195) (1,042)
(17,036) (195) (706)
-613,212
5,087 --
(196,184)
142,194
(303)
34,589
422,864
296,554
197,699
49,585
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES Drawdown of Short-term Bank Loans Payment of Short-term Bank Loans Drawdown of Long-term Payables: Bank Customer Financing Payable Payment of Long-term Payables: Bank Lease Payables Customer Financing Payable Funds Received for Future Stock Subscriptions Paid in Capital Increase (Decrease) in Related Parties Payable - Net Decrease (Increase) in Related Parties Receivable - Net Net Cash Flows Provided by Financing Activities NET INCREASE IN CASH AND CASH EQUIVALENT
DAMPAK PERUBAHAN KURS TERHADAP KAS DAN SETARA KAS
(1,628)
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
80,412
70,425
CASH AND CASH EQUIVALENT AT BEGINNING OF THE YEAR
276,483
80,412
CASH AND CASH EQUIVALENT AT THE END OF THE YEAR
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
3
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan ini
d1/March 28, 2011
EFFECTS OF FLUCTUATION IN EXCHANGE (39,598) RATES ON CASH AND CASH EQIVALENT
See the Accompanying Notes which are an integral part of these Consolidated Financial Statements
5
paraf:
R/077.AGA/5.2/2011
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk
DAN PERUSAHAAN ANAK ARUS KAS KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan/ Note Kas dan Setara Kas pada akhir tahun terdiri dari: Kas Bank Deposito Jumlah
AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED CASH FLOWS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated) 2010 Rp
2009 Rp
3 359 46,262 229,862 276,483
533 79,879 -80,412
Aktivitas yang Tidak Mempengaruhi Arus Kas: Kapitalisasi Biaya Pinjaman ke dalam Aset Tetap Kenaikan (Penurunan) Hutang Bank dari Selisih Kurs Reklasifikasi Uang Muka Setoran Modal ke Modal Saham
2.h, 7
19
549
23,422
(33,627)
(132,925)
(86,317)
--
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan ini
d1/March 28, 2011
Cash and Cash Equivalent at the end of the year: Cash on Hand Cash in Banks Time Deposits Total Activities Not Affecting Cash Flows: Capitalization of Borrowing Costs into Fixed Assets Increase (Decrease) of Bank Loans from Exchange Rates Reclassification of Advance for Future Stock Subscriptions to Capital Stock
See the Accompanying Notes which are an integral part of these Consolidated Financial Statements
6
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated)
Umum
1. General
1.a. Pendirian Perusahaan PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk (Perusahaan) didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Asing No. 1 tahun 1967 juncto Undang-Undang No. 11 tahun 1970 berdasarkan Akta No. 114 tanggal 24 Maret 1995 dari Benny Kristianto, SH, Notaris di Jakarta, yang diubah dengan Akta No. 214 tanggal 26 Oktober 1995 dari notaris yang sama. Akta pendirian beserta perubahannya telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik. Indonesia daIam Surat Keputusan No. C2-16.943.HT.01.01.Th.95 tanggal 22 Desember 1995, dan telah umumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 41, Tambahan No. 2019 tanggal 23 Mei 1997. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris No. 22 tanggal 9 Juli 2010 dari Popie Savitri Martosuhardjo Pharmanto, S.H, sehubungan dengan Penawaran Umum Terbatas Perusahaan. Akta perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan keputusan No. AHU-0058369.AH.01.09.Tahun 2010 tanggal 4 Agustus 2010 (lihat Catatan 18).
1.a. The Company’s Establishment PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk (The Company) was established under the Foreign Capital Investment Law No. 1 year 1967 juncto Law No. 11 in 1970, based on Notarial Deed No. 114 dated March 24, 1995 of Benny Kristianto, SH, Notary in Jakarta, which subsequently was changed with Deed No. 214 dated October 26, 1995 from the same notary. The deed of establishment and its amendment have been approved by the Minister of Justice of Republic of Indonesia in his decree No. C2-16.943.HT.01.01.Th.95 dated December 22, 1995, and has been published in the State Gazette of the Republic of Indonesia No. 41, Supplement No. 2019 dated May 23, 1997. The Company’s Articles of Association have been amended several times, most recently by the Deed No. 22 dated July 9, 2010 of Popie Savitri Martosuhardjo Pharmanto, SH, concerning the Company’s Initial Public Offering. The amended deed has been approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia in his decree No. AHU-0058369.AH.01.09.Tahun 2010 dated August 4, 2010 (see Note 18).
Perusahaan berkedudukan di Jakarta dengan pabrik berlokasi di Kecamatan Bungursari, Purwakarta, Jawa Barat dan Kantor Pusat Perusahaan beralamat di Wisma Indosemen lantai 5, Jalan Jenderal Sudirman Kavling 70-71, Jakarta.
The Company is domiciled at Jakarta with its factory located at Subdistrict Bungursari, Purwakarta, West Java and the Company’s head office is located at Wisma Indosemen 5th floor, Jalan Jenderal Sudirman Kavling 70-71, Jakarta.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama meliputi bidang industri plastik lembaran serta perdagangan besar dan impor.
In accordance with Article 3 of the Company's Articles of Association, the Company’s scope of activities is in the plastic sheets industry and trading and imports.
1.b. Komisaris, Direksi dan Karyawan Susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
1.b. Commissioner, Director and Employees The composition of the Company’s management as of December 31, 2010 and 2009 is as follows:
Dewan Komisaris Presiden Komisaris Komisaris Komisaris Independen Dewan Direksi Presiden Direktur Direktur
Direktur tidakTerafiliasi
2010
2009
Felielyne Halim Ryan Permana Irawan Sastrotanojo
Felielyne Halim Ryan Permana --
Henry Halim Gregory Sugyono Widjaja Kho Tiat Hong Ronny Wuisan Hadi Sutono Widayat Rijanti Witarsa
Henry Halim Pancha Chandra Kho Tiat Hong Ronny Wuisan Hadi Sutono Widayat --
Jumlah kompensasi pengurus Perusahaan adalah sebesar Rp 9.123 dan Rp 5.492 pada tahun 2010 dan 2009. d1/March 28, 2011
Board of Commissioners President Commissioner Commissioner Independent Commissioner Board of Dicrectors President Director Directors
Unaffiliated Director
The amount of renumeration for the Company’s management is Rp 9,123 and Rp 5,492 in 2010 and 2009, respectively. 7
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated)
Perusahaan mulai berproduksi secara komersial pada tanggal 1 Juni 1996. Hasil produksi Perusahaan dipasarkan di dalam dan di luar negeri. Pada 31 Desember 2010 dan 2009 jumlah karyawan tetap adalah masing-masing 971 dan 763 orang (tidak diaudit).
The Company started its commercial operations on June 1, 1996. The Company’s products are distributed for local and export. As of December 31 2010 and 2009, total permanent employees are 971 and 763, respectively (unaudited).
1.c. Komite Audit Sesuai dengan surat keputusan rapat Dewan Komisaris tanggal 23 Desember 2010, Perusahaan membentuk Komite Audit yang beranggotakan sebagai berikut:
1.c. Audit Committee According to Board of Commissioners’ decision letter dated December 23, 2010, the Company has formed an Audit Committee consisting of the following members:
Ketua Komite Audit Anggota
Irawan Sastrotanojo Suryana Yudhistira Chandra Catherine Bong
1.d. Struktur Perusahaan Anak Perusahaan memiliki, baik langsung maupun tidak langsung, lebih dari 50% saham perusahaanperusahaan anak sebagai berikut: Perusahaan Anak/ Subsidiaries
Golden Polindo Industries Pte Ltd Suzhou Kunlene Film Industries Co Ltd *
Kegiatan Pokok/ Main Business Activity
Head of Audit Committee Members
1.d. Subsidiaries’ Structure The Company owns, direct or indirect interest of more than 50% in the following subsidiaries:
Tahun Beroperasi/ Year of Commercial Operation
Kedudukan/ Domicile
Persentase Kepemilikan/ Percentage of Ownership 2010 2009
Investasi/Investment
1994
Singapura/ Singapore
89.24
89.24
776,009
719,078
Pabrikan/Manufacturing
2002
China
100.00
100.00
538,347
422,933
1994
China
100.00
100.00
345,515
365,363
%
%
Jumlah Aset/ Total Assets 2010
2009
Rp
Rp
of Biaxially Oriented Polypropylene films Yunnan Kunlene Film Industries Co Ltd *
Pabrikan/Manufacturing of Biaxially Oriented Polypropylene films
* Perusahaan yang secara tidak langsung dimiliki melalui Golden Polindo Industries Pte Ltd/ Entities indirectly owned through Golden Polindo Industries Pte Ltd
Berdasarkan perjanjian Mutual Agreement on Golden Polindo Industries Pte Ltd Shares Transfer tanggal 2 Januari 2009, Perusahaan bersama Jefflyne Golden Holdings Pte Ltd, (JG), Kimpoli Pte Ltd, (KPL) dan Golden Polindo Industries Pte Ltd (GPI) menyetujui pengalihan saham, masing-masing 242.000 saham GPI milik JG dan 4.358.000 saham milik KPL dengan harga pembelian masing-masing sebesar SGD 2,098,412 dan SGD 37,829,588 atau total sebesar SGD 39,928,000 yang mewakili kepemilikan sebesar 89,24% di GPI.
Based on the Mutual Agreement on Golden Polindo Industries Pte Ltd Shares Transfer dated January 2, 2009, between the Company with Jefflyne Golden Holdings Pte Ltd (JG), Kimpoli Pte Ltd (KPL) and Golden Polindo Industries Pte Ltd (GPI), the parties had agreed to the transfer of 242,000 GPI’s shares owned by JG and 4,358,000 GPI’s shares owned by KPL with the purchase price amounting to SGD 2,098,412 and SGD 37,829,588 or for total of SGD 39,928,000 and representing 89.24% ownership in GPI.
Sesuai dengan pasal 2 dari Perjanjian Mutual tersebut, para pihak yang menandatangani perjanjian menyetujui bahwa terhitung tanggal perjanjian, semua hak dan manfaat JG dan KPL atas kepemilikannya di GPI beralih ke Perusahaan. Berdasarkan perjanjian ini, Perusahaan memperoleh konsekuensi keuangan berkaitan dengan peralihan kepemilikan JG dan KPL kepada Perusahaan antara lain hak atas pendapatan, beban, aset, kewajiban dan ekuitas.
In accordance with article 2 of the said Mutual Agreement, the parties to the agreement agreed that, at the effective date of the agreement, all rights and beneficial titles of JG and KPL in GPI were transferred to the Company. Based on this agreement, the Company therefore assumed financial consequences related to the transfer of ownership JG and KPL to the Company, among others, the right for revenues, expenses, assets, liabilities and equity.
d1/March 28, 2011
8
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated)
Selanjutnya Perjanjian Mutual tanggal 2 Januari 2009 tersebut, dieksekusi pada tanggal 29 Desember 2009 berdasarkan Share Sale and Purchase Agreement tanggal 23 Desember 2009.
The said Mutual Agreement dated January 2, 2009 was completed and executed on December 29, 2009 based on the Share Sale and Purchase Agreement dated December 23, 2009.
JG dan KPL merupakan entitas-entitas yang berada dalam pengendalian yang sama dengan Perusahaan. Oleh karena itu, transaksi tersebut di atas dicatat sesuai dengan PSAK No. 38 (Revisi 2004) tentang “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”. Selisih antara bagian kepemilikan Perusahaan atas aset bersih sebesar Rp 243.340 dengan biaya perolehan investasi sebesar Rp 265.601 yaitu sebesar Rp 22.261 dicatat sebagai Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali di bagian ekuitas dalam neraca konsolidasian.
JG and KPL are entities that are under common control with the Company. Accordingly, the above transaction is recorded in conformity with PSAK No. 38 (Revised 2004) concerning “Accounting for Restructuring of Companies under Common Control”. The difference between the Company’s share on net asset value of Rp 243,340 and the investment acquisition cost of Rp 265,601 amounted to Rp 22,261 is recorded as Difference in Value Resulting from Restructuring Transactions between Entities under Common Control under the shareholders' equity section of the consolidated balance sheets.
Dengan demikian, laporan keuangan GPI dan perusahaan anak dikonsolidasikan ke laporan keuangan Perusahaan.
Therefore, the financial statements of GPI and its subsidiaries were consolidated into the Company's financial statements.
1.e. Penawaran Umum Saham Perdana Pada tanggal 30 Juni 2010, Perusahaan memperoleh Surat Pernyataan Efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No. S-5908/BL/2009 untuk melakukan Penawaran Umum Saham Perdana 2.300.178.500 lembar Saham Biasa kepada masyarakat dengan nilai nominal Rp 100 (angka penuh) per saham dan harga penawaran Rp 210 (angka penuh) per saham.
1.e. Initial Public Offering On June 30, 2010, the Company obtained an Effectiveness Notice from the Chairman of Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency (Bapepam-LK) No. S-5908/BL/2009 for the Company’s Initial Public Offering of 2,300,178,500 of Rp100 (full amount) par value per share to the public at an offering price of Rp 210 (full amount) per share.
Selisih lebih jumlah yang diterima dari pengeluaran saham terhadap nilai nominalnya sebesar Rp 253.020, dicatat dalam akun “Tambahan Modal Disetor“ setelah dikurangi total biaya emisi saham sebesar Rp 19.017 (lihat Catatan 20).
The excess amount received from the issuance of stock over its face value amounting to Rp 253,020 is recorded in the “Additional Paid in Capital” account, after deducting stock issuance cost of Rp 19,017 (see Note 20).
Berkenaan dengan Penawaran Umum Saham Perdana, Perusahaan juga menerbitkan 460.035.700 Waran Seri I menyertai Saham Biasa, dimana setiap 5 saham baru berhak memperoleh 1 Waran Seri I yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi pemegang saham baru.
In relation to this Initial Public Offering, the Company also issued 460,035,700 Warrants Series I as Common Shares accompaniment, for which each holder of 5 new shares were entitled to receive 1 Series I Warrant as incentive for new shareholder.
Waran Seri I ini memberikan hak kepada pemegangnya untuk melakukan pembelian saham biasa atas nama yang bernominal Rp 100 per saham dengan harga sebesar 250 per saham selama periode pelaksanaan dari tanggal 10 Januari 2011 sampai dengan 9 Juli 2013.
Series I Warrant reserve the right to purchase common share with a par value of Rp100 per share at an exercise price of Rp 250 per share during the exercise period starting from January 1, 2011 up to July 9,2013.
Pada tanggal 31 Desember 2010, seluruh saham Perusahaan tercatat pada Bursa Efek Indonesia.
On December 31, 2010, all of the Company’s shares have been listed at Indonesia Stock Exchange.
d1/March 28, 2011
9
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Penting
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated) 2.
Summary of Significant Accounting Policies
2.a. Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian ini disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yang antara lain adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, Peraturan Bapepam-LK No. VIII.G.7 (revisi 2000) tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” dan Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Manufaktur sesuai dengan Surat Edaran Ketua Bapepam-LK No. SE- 02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002.
2.a. Basis of Measurement and Preparation of Consolidated Financial Statements These consolidated financial statements are prepared in conformity with accounting principles generally accepted in Indonesia, which consist of, among others, Statements of Financial Accounting Standards (“PSAK”) established by the Indonesian Institute of Accountants, Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency (BapepamLK) regulations No. VIII.G.7 (Revised 2000) concerning “The Guidelines for Presentation of Financial Statements” and Guidelines for Presentation and Disclosure of Financial Statements for Public Listed Company Engaged in Manufacture Industry in accordance with circular letter of Head of Bapepam-LK No. SE-02/PM/2002 dated December 27, 2002.
Dasar pengukuran dan penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini adalah konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali beberapa akun tertentu yang disusun berdasarkan pengukuran lain seperti yang diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan dasar akrual kecuali untuk laporan arus kas.
The basis of measurement in the preparation of these consolidated financial statements is historical cost concept, except for certain accounts which are measured on the basis described in the respective accounting policies of those certain accounts. The financial statements are prepared by using accrual basis, except for the statements of cash flows.
Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method) dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
The consolidated statements of cash flows are prepared using direct method by classifying cash flows into operating, investing and financing activities.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasian ini adalah mata uang Rupiah.
The reporting currency used in preparation of these consolidated financial statements is Rupiah.
2.b. Prinsip-prinsip Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasian meliputi akun-akun dari Perusahaan dan Perusahaan Anak sebagaimana yang disajikan dalam Catatan 1.d.
2.b. Principles of Consolidation The consolidated financial statements include the accounts of the Company and Subsidiaries as presented in Note 1. d.
Hak minoritas atas laba/rugi bersih dan ekuitas perusahaan anak dinyatakan sebesar proporsi pemegang saham minoritas atas laba/rugi bersih dan ekuitas perusahaan anak tersebut.
Minority interest in net income/loss and equity of the subsidiaries is presented on a proportional basis with the right of minority shareholders over net income /loss and equity of the subsidiaries.
2.c. Transaksi dan Penjabaran Laporan dalam Mata Uang Asing Pembukuan Perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi.
2.c. Transactions and Financial Statements Translation in Foreign Currencies The book of accounts of the Company is maintained in Rupiah. Transactions during the year involving foreign currencies are recorded at the rates of exchange prevailing at the time the transactions are made.
Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi. d1/March 28, 2011
At balance sheet date, monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are adjusted to reflect the rates of exchange prevailing at that date. The resulting gains or losses are credited or charged to statement of income. 10
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated)
Pembukuan Golden Polindo Industries Pte Ltd, Suzhou Kunlene Film Industries Co Ltd dan Yunnan Kunlene Film Industries Co Ltd diselenggarakan dalam Renminbi China (RMB). Untuk tujuan penyajian laporan keuangan konsolidasi, aset dan kewajiban Golden Polindo Industries Pte Ltd, Suzhou Kunlene Film Industries Co Ltd dan Yunnan Kunlene Film Industries Co Ltd pada tanggal neraca dijabarkan masing-masing dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut, sedangkan pendapatan dan beban dijabarkan dengan menggunakan kurs rata-rata. Selisih kurs yang terjadi disajikan sebagai bagian dari ekuitas pada akun “Selisih Kurs karena Penjabaran Laporan Keuangan” pada neraca konsolidasian.
The books of accounts of Golden Polindo Industries Pte Ltd, Suzhou Kunlene Film Industries Co Ltd and Yunnan Kunlene Film Industries Co Ltd are maintained in Chinese Renminbi (RMB). For consolidation purposes, the assets and liabilities of Golden Polindo Industries Pte Ltd, Suzhou Kunlene Film Industries and Yunnan Kunlene Film Industries Co Ltd at balance sheet date are translated into Rupiah using the exchange rates at balance sheet date, while revenues and expenses are translated at the average rates of exchange for the year. Resulting foreign exchange difference is presented as “Currency Translation Adjustment” and shown as part of stockholders’ equity in the consolidated balance sheets.
Kurs yang digunakan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah (angka penuh):
The rates used as of December 31, 2010 and 2009 are as follows (full amount):
Mata Uang USD SGD RMB EUR THB
2010 Rp
2009 Rp
8.991,00 6.980,61 1.357,61 11.955,79 298,66
9.400,00 6.698,52 1.376,65 13.509,69 282,03
Currencies USD SGD RMB EUR THB
2.d. Piutang Piutang usaha adalah jumlah tagihan kepada pelanggan untuk barang yang dijual atau jasa yang dilakukan dalam kegiatan usaha normal. Jika tagihan tersebut diharapkan dalam jangka waktu satu tahun atau kurang (atau dalam siklus operasi normal usaha jika lebih lama), piutang diklasifikasikan sebagai aset lancar. Jika tidak, piutang disajikan sebagai aset tidak lancar.
2.d. Receivables Accounts receivable are amounts due from customers for goods sold or service performed in the ordinary course of business. If the collection is expected in one year or less (or in the normal operating cycle of the business if longer), they are classified as current assets. Otherwise, they are presented as non-current assets.
Piutang usaha diakui sebesar nilai wajar dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode bunga efektif, dikurangi penyisihan atas penurunan nilai (impairment). Penyisihan tersebut dibentuk apabila ada bukti objektif bahwa Perusahaan tidak akan mampu memperoleh kembali seluruh jumlah terutang sesuai jangka waktu piutang.
Accounts receivable are recognized initially at fair value and subsequently measured at amortized cost using the effective interest method, less provision for impairment. A provision for impairment of accounts receivable is established when there is objective evidence that the Company will not be able to collect all amount due according to the term of receivables.
2.e. Persediaan Persediaan dinyatakan sebesar biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan, ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang (weighted-average method), dan meliputi biaya pembelian, biaya konversi, dan biaya lainnya yang terjadi hingga persediaan berada dalam lokasi dan kondisi siap dijual.
2.e. Inventories Inventories are stated at the lower of cost or net realizable value. Cost is determined using the weighted-average method, and cost comprises of purchase, conversion and other costs incurred in bringing the inventory to its present location and condition ready to sell.
Nilai realisasi bersih adalah taksiran harga jual dalam kegiatan usaha normal setelah dikurangi dengan taksiran biaya penyelesaian dan taksiran biaya yang diperlukan untuk melaksanakan penjualan. Penyisihan
Net realizable value is the estimated selling prices in the ordinary course of business, less estimated cost completion and estimated cost necessary to make the sale. Allowance for inventories
d1/March 28, 2011
11
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated)
atas persediaan usang atau penurunan nilai persediaan, jika ada, ditetapkan berdasarkan hasil penelaaahan secara berkala terhadap kondisi fisik dan tingkat perputaran persediaan.
obselescence or decline in value of inventories, if any, is provided based on the review of the physical condition and turnover of the inventories.
2.f. Biaya Dibayar di Muka Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method).
2.f.
Prepaid Expenses Prepaid expenses are amortized over their beneficial periods using the straight-line method.
2.g. Aset Tetap Aset tetap, setelah pengakuan awal, dihitung dengan menggunakan model biaya dan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:
2.g. Fixed Assets Fixed assets, after initial recognition, are accounted for by using cost model and carried at cost less accumulated depreciation and accumulated impairment losses. Depreciation is computed using the straight-line method based on the estimated useful lives of the assets as follows:
Tahun / Years Bangunan Mesin dan Peralatan Perabotan dan Peralatan Kantor Kendaraan
20 - 50 5 – 25 5 5
Buildings Machineries and Equipments Office Equipments Vehicles
Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada Iaporan laba rugi konsolidasian pada saat terjadinya biaya-biaya tersebut, sedangkan pemugaran dan penambahan dalam jumlah besar dan sifatnya meningkatkan kondisi aset secara signifikan dikapitalisasi.
The cost of maintenance and repairs is charged to the consolidated statements of income as incurred, while significant renewals and additions that significantly increase asset condition are capitalized.
Apabila suatu aset tetap tidak dipergunakan Iagi atau dilepas, nilai tercatat dan akumulasi penyusutan aset tersebut dikeluarkan dari pencatatannya sebagai aset tetap dan keuntungan atau kerugian yang terjadi diperhitungkan dalam Iaporan laba rugi konsolidasian tahun berjalan.
When assets are retired or otherwise disposed of, the carrying value and the related accumulated depreciation are removed from recording of the fixed assets and any resulting gain or loss is reflected in the consolidated statements of income during the year.
2.h. Biaya Pinjaman Sesuai dengan PSAK No. 26 (Revisi 2008) tentang “Biaya Pinjaman”, beban bunga, selisih kurs atas pinjaman dan beban-beban lain yang timbul dikapitalisasi sehubungan dengan pembangunan aset tetap Perusahaan. Kapitalisasi biaya pinjaman dihentikan bila aset tetap yang bersangkutan telah selesai dibangun dan siap untuk digunakan.
2.h. Borrowing Costs According to PSAK No. 26 (Revised 2008) on "Borrowing Costs", interest expense, foreign exchange differences on borrowings and other costs incurred to finance the construction of the fixed assets are capitalized. Capitalization of these borrowing costs ceases when the fixed assets are substantially completed and the fixed assets are ready for their intended use.
2.i. Aset Dalam Penyelesaian Aset dalam penyelesaian disajikan sebagai bagian dalam aset tetap dan dinyatakan sebesar biaya perolehan. Semua biaya, termasuk biaya pinjaman, yang terjadi sehubungan dengan pembangunan aset tersebut dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan aset dalam penyelesaian. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan.
2.i.
d1/March 28, 2011
12
Construction in Progress Construction in progress is presented under fixed assets and carried at cost. All cost, including the borrowing cost during the construction of these assets, are capitalized as cost of construction in progress. Accumulated cost on the construction is transferred to the appropriate fixed assets account when the construction is substantially completed and the assets are ready for their intended use. paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated)
2.j. Penurunan Nilai Aset Non Keuangan Jumlah aset yang dapat terpulihkan harus diestimasi pada saat kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan mengindikasikan bahwa nilai tercatatnya mungkin tidak dapat terpulihkan. Penurunan nilai aset diakui sebagai rugi pada laporan laba rugi konsolidasian, sesuai dengan ketentuan PSAK No. 48 tentang “Penurunan Nilai Aset”.
2.j.
Impairment in Value of Non Financial Assets Recoverability of assets value shall be estimated whenever events and changes of circumstances indicate the carrying value may not be recoverable. Impairment in asset value is recognized as loss in the consolidated statements of income, in accordance with PSAK No. 48 regarding “Impairment of Assets Value”.
2.k. Sewa Suatu sewa dikelompokkan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Suatu sewa dikelompokkan sebagai sewa operasi jika sewa tersebut tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.
2.k. Leases Lease is classified as capital lease when the lease transferred substantially all the risks and benefits that relate to the ownership of asset. Lease is classified as operating lease when the lease did not transferred substantially all the risks and benefits that relate to the ownership of asset.
Pada awal masa sewa, lessee mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan kewajiban dalam neraca sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Penilaian ditentukan pada awal kontrak.
At the commencement of the lease term, lessee recognized capital lease as asset and liability in the balance sheets at fair value of leased asset or at present value of minimum lease payment, if present value is lower than fair value. Valuation is determined at the beginning of the contract.
Tingkat diskonto yang digunakan dalam perhitungan nilai kini dari pembayaran sewa minimum adalah tingkat suku bunga implisit dalam sewa, jika dapat ditentukan dengan praktis, jika tidak, digunakan tingkat suku bunga pinjaman inkremental lessee. Biaya langsung awal yang dikeluarkan lessee ditambahkan ke dalam jumlah yang diakui sebagai aset. Kebijakan penyusutan aset sewaan adalah konsisten dengan aset tetap yang dimiliki sendiri.
The discount rate used in calculation of present value of minimum lease payment is the implicit interest rate in the lease, if practicable, or at the lessee’s incremental borrowing rate. Lessee’s initial direct cost is added to the asset. Depreciation policy of leased asset should be consistent with that for owned assets.
2.l. Dana yang Dibatasi Penggunaannya Deposito yang dijaminkan disajikan sebagai dana yang dibatasi penggunaannya dan dinyatakan sebesar nilai wajarnya.
2.l.
2.m. Aset Tidak Berwujud Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan pengurusan hak legal atas tanah dan hak penggunaan tanah untuk perusahaan anak di China, ditangguhkan dan diamortisasi selama umur hak legal yang diberikan kepada Perusahaan dan perusahaan anak dengan menggunakan metode garis lurus.
2.m. Intangible Asset Expenditures related to the legal processing of landrights and land use rights for the subsidiaries in China are deferred and amortized using the straight-line method over a period based on the legal term of the rights granted to the Company and subsidiaries.
Biaya pengembangan teknologi film (formula) ditangguhkan dan diamortisasi menggunakan metode garis lurus selama 10 tahun.
Development costs of new film technology (formulae) are deferred and amortized using the straight - line method for 10 years.
2.n. Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah tak terdiskonto ketika pekerja telah memberikan jasanya kepada perusahaan dalam suatu periode akuntansi.
2.n. Employee Benefits Short-term employees’ benefits are recognized at an undiscounted amount when employees have rendered their services to the Company during the accounting period.
Imbalan pasca kerja diakui sebesar jumlah yang diukur dengan menggunakan dasar diskonto ketika pekerja telah memberikan jasanya kepada perusahaan dalam
Post employment benefits are recognized at discounted amount when the employees have rendered their service to the Company during the
d1/March 28, 2011
13
Restricted Funds Time deposit which are pledged as security for loans are presented as restricted funds and stated at its fair values.
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated)
suatu periode akuntansi. Kewajiban dan beban diukur dengan menggunakan teknik aktuaria yang mencakup pula kewajiban konstruktif yang timbul dari praktik kebiasaan perusahaan. Dalam perhitungan kewajiban, imbalan harus didiskontokan dengan menggunakan metode projected unit credit.
accounting period. Liabilities and expenses are measured using actuarial techniques which include constructive obligation that arises from the Company’s common practices. In calculating the liabilities, the benefit must be discounted by using the projected unit credit method.
Pesangon pemutusan kontrak kerja diakui jika, dan hanya jika, Perusahaan berkomitmen untuk: a. memberhentikan seorang atau sekelompok karyawan sebelum tanggal pensiun normal; atau
Termination benefits were recognized when, and only when, the Company is committed to either: a. terminate the employment of an employee or group of employee before the normal retirement date; or b. provide termination benefits as a result of an offer made in order to encourage voluntary redundancy.
b. menyediakan pesangon bagi karyawan menerima penawaran secara sukarela.
yang
Perusahaan anak di China mencatat kewajiban imbalan kerja sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan dan peraturan terkait dari Pemerintah China yang mengharuskan perusahaan untuk melakukan kontribusi atas persentase tertentu dari gaji pokok karyawan yang berhak.
The subsidiaries in China recorded the employee benefits liabilities in accordance with the labor law and related regulations issued by the Chinese Government which require the companies to make contributions at certain percentages from the basic salaries of the eligible employees.
2.o. Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan. Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis).
2.o. Revenue and Expenses Recognition Revenues are recognized when the goods are delivered and transfered to buyer. Expenses are recognized on accrual basis.
2.p. Pajak Penghasilan Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran laba kena pajak tahun berjalan. Seluruh perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan kewajiban dengan dasar pengenaan pajaknya diakui sebagai pajak tangguhan dengan metode kewajiban (liability method). Tarif pajak yang berlaku atau yang secara substansial telah berlaku digunakan dalam menentukan besarnya jumlah pajak penghasilan tangguhan.
2.p. Income Tax Current year tax expenses are provided based on the estimated taxable income for the year. All temporary differences arising between the tax bases of assets and liabilities and their carrying value for financial reporting purposes are recognized as deferred tax using the liability method. Currently enacted tax rates or substantially enacted tax rates are used to determine deferred income tax.
Perubahan nilai tercatat aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas. Manfaat pajak di masa mendatang, diakui sejauh besar kemungkinan realisasi atas manfaat pajak tersebut.
Changes in the carrying amount of deferred tax assets and liabilities due to a change in tax rates are charged to current year operations, except when it relates to items charged or credited directly to equity. Future tax benefits are recognized to the extent that it is probable to be realized.
Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan, atau jika mengajukan banding pada saat keputusan atas banding tersebut telah ditetapkan.
Adjustments to tax obligations are recognized when an assessment letter is received or, when the result of an objection or appeal is determined if an objection of appeal is filed.
Pajak kini diakui berdasarkan laba kena pajak untuk tahun yang bersangkutan, yaitu laba yang dihitung sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Undang-undang dan peraturan perpajakan Indonesia tidak mengakui penerapan pajak konsolidasian.
Current tax is recognized based on taxable income for the year, which is calculated in accordance with the current tax regulations. Indonesian tax laws do not apply the concept of consolidated tax.
d1/March 28, 2011
14
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.q. Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated) 2.q. Difference in Value Resulting from Restructuring Transactions between Entities Under Common Control The restructuring transactions with entities under common control, such as transfers of assets, liabilities, shares or other ownership instruments by re-organizing entities within the same group,which do not represent changes of ownership in terms of economic substance, should not result in gain or loss for the group companies as a whole or for the individual entity in the group.
Transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali berupa pengalihan aset, kewajiban, saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang dilakukan dalam rangka reorganisasi entitas-entitas yang berada dalam satu kelompok yang sama, bukan merupakan perubahan pemilikan dalam arti substansi ekonomi, sehingga tidak menimbulkan laba atau rugi bagi seluruh kelompok perusahaan ataupun bagi entitas dalam kelompok perusahaan tersebut. Karena transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali tidak mengakibatkan perubahan substansi ekonomi pemilikan atas aset, kewajiban, saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang dipertukarkan, maka aset ataupun kewajiban yang pemilikannya dialihkan (dalam bentuk hukumnya) dicatat sesuai dengan nilai buku seperti penggabungan usaha berdasarkan metode penyatuan kepemilikan (pooling of interest).
Since restructuring transactions with entities under common control do not result in changes in terms of economic substance of ownership in transferred assets, liabilities, share or other ownership instruments, the transferred assets or liabilities (in legal form) should be recorded at book value in a manner similar to business combination transactions using the pooling of interest method.
Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku tersebut bukan merupakan goodwill. Selisih tersebut dicatat sebagai akun “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” dan disajikan sebagai unsur ekuitas.
The difference between transfer price and book value does not represent goodwill. Such difference is recorded in an account entitled “Difference in Value Resulting from Restructuring Transactions between Entities Under Common Control” and presented as a component of stockholders’ equity.
2.r. Transaksi dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Perusahaan mempunyai transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Definisi pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang dipakai adalah sesuai dengan yang diatur dalam PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.
2.r.
Transaction with Related Parties The Company have transactions with certain parties, which have related party relationships as defined in accordance with PSAK No. 7, ”Related Party Disclosures”.
Seluruh transaksi dengan pihak hubungan istimewa baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan syarat dan kondisi normal, sebagaimana dilakukan dengan pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa, telah diungkapkan pada laporan keuangan konsolidasian.
All transactions with related parties, whether or not conducted at normal terms and conditions, as of transaction with non related parties, are disclosed in the consolidated financial statements.
2.s. Instrumen Keuangan Perusahaan menerapkan PSAK 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” dan PSAK 55 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, yang berlaku prospektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2010. Sebagai dampak penerapan PSAK tersebut adalah tambahan pengungkapan pada kebijakan akuntansi Perusahaan dan pengungkapan Catatan 27 mengenai Instrumen Keuangan dan Manajemen Risiko Keuangan. Perusahaan mengklasifikasikan instrumen keuangan sebagai berikut:
2.s. Financial Instruments The Company applies PSAK 50 (Revised 2006), “Financial Instruments: Presentation and Disclosure” and PSAK 55 (Revised 2006) “Financial Instruments: Recognition and Measurement”, which is effective prospectively for financial statements covering periods beginning on or after January 1, 2010. As the impact of applying PSAK are the additional disclosures in the Company's accounting policies and Note 27 regarding Financial Instruments and Financial Risk Management. The Company classifies its financial instruments as follows:
d1/March 28, 2011
15
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated)
Aset Keuangan
Financial Assets
Aset keuangan dikelompokkan menjadi 4 kategori, yaitu (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi(ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo serta (iv) aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut.
Financial assets are classified into one of the following four categories (i) financial assets at fair value through profit or loss; (ii) loans and receivables; (iii) held-to-maturity investments; and (iv) available for sale financial assets. This classification depends on the Company’s purpose of financial assets’ acquisition.
Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya.
Management determined the financial assets’ classification at its initial acquisition.
(i)
Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (FVTPL) adalah aset keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai aset diperdagangkan kecuali telah ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.
(i) Financial Assets At Fair Value Through Profit or Loss Financial assets at fair value through profit or loss (FVTPL) are financial assets for trading. Assets are classified as FVTPL when they are held principally for the purpose of selling or repurchasing in the near term and there is evidence of a recent actual pattern of short-term profit-taking. Derivatives are classified as trading assets, except as designated and effective as hedging instruments.
(ii) Pinjaman yang Diberikan dan Piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
(ii) Loans and Receivables Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market. At initial recognition, loans and receivables are recognized at fair value plus transaction costs and subsequently measured at amortized cost using the effective interest rate method.
(iii) Investasi yang Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, dimana manajemen mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, selain:
(iii) Held-to-Maturity Investments Held-to-maturity investments are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments and fixed maturity that Management has the positive intention and ability to hold to maturity, other than:
a) Investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; b) Investasi yang ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan c) Investasi yang memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.
a) Investments which at initial recognition, were designated as financial assets measured at fair value through profit or loss; b) Investments that are designated as available for sale; and c) Investments that meet the definition of loans and receivables.
Pada saat pengakuan awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
At initial recognition, held-to-maturity investments are recognized at fair value plus transaction costs and subsequently measured at amortized cost using the effective interest rate method.
d1/March 28, 2011
16
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated)
(iv) Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual (AFS) adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan untuk dimiliki selama periode tertentu, dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
(iv) Available for Sale Financial Assets Financial assets available for sale (AFS) are non-derivative financial assets that held during a certain period with intention for sale in order to fulfill liquidity needs or changes in interest rates, foreign exchange, or financial assets that are not classified as loans and receivables, held-tomaturity or fair value through profit or loss.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana laba atau rugi diakui pada laporan perubahan ekuitas kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi dari selisih kurs hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi laba rugi yang sebelumnya diakui pada bagian ekuitas akan diakui pada laporan laba rugi. Penghasilan bunga yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif, dan keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual, diakui pada laporan laba rugi.
At initial recognition, available for sale financial assets are recognized at fair value plus transaction costs and subsequently measured at fair value with any gain or loss recognized at statement of changes in equity, except for impairment loss and income or loss from foreign exchange until the financial assets is derecognized. If available for sale financial assets are impaired, the accumulated profit or loss previously recognized in equity is recognized in the statements of income. Interest income is calculated using the effective interest rate method, and gains or losses from changes in exchange rates of monetary assets that are classified as available for sale financial assets, are recognized in the statements of income.
Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan tidak memiliki aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo dan aset keuangan tersedia untuk dijual.
On December 31, 2010, the Company has no financial assets at fair value through profit or loss, held-to-maturity investments and available for sale financial assets.
Metode Suku Bunga Efektif Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan pada saat pengakuan awal.
Effective Interest Method The effective interest method is a method of calculating the amortised cost of a financial instrument and of allocating interest income over the relevant period. The effective interest rate is the rate that exactly discounts estimated future cash receipts (including all fees on points paid or received that form an integral part of the effective interest rate, transaction costs and other premiums or discounts) through the expected life of the financial instrument, or, where appropriate, a shorter period to the net carrying amount on initial recognition.
Pendapatan diakui berdasarkan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan selain dari instrumen keuangan FVTPL.
Income is recognised on an effective interest basis for financial instruments other than those financial instruments at FVTPL.
d1/March 28, 2011
17
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated)
Penurunan Nilai Aset Keuangan Aset keuangan, selain aset keuangan FVTPL, dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal neraca. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal pengukuran aset keuangan dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
Impairment of Financial Assets Financial assets, other than those at FVTPL, are assessed for indicators of impairment at each balance sheet date. Financial assets are impaired when there is objective evidence that, as a result of one or more events that occurred after the initial recognition of the financial asset, these adverse events have an impact on the estimated future cash flows which could be reliably estimated.
Untuk investasi ekuitas AFS yang tercatat dan tidak tercatat di bursa, penurunan yang signifikan atau jangka panjang pada nilai wajar dari investasi ekuitas di bawah biaya perolehannya dianggap sebagai bukti obyektif penurunan nilai.
For listed and unlisted equity investments classified as AFS, a significant or prolonged decline in the fair value of the security below its cost is considered to be an objective evidence of impairment.
Untuk aset keuangan lainnya, bukti obyektif penurunan nilai termasuk sebagai berikut: kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan.
For all other financial assets, objective evidence of impairment could include: significant financial difficulty of the issuer or counterparty; or default or delinquency in interest or principal payments; or
Untuk kelompok aset keuangan tertentu, seperti piutang, penurunan nilai aset dievaluasi secara individual. Bukti objektif dari penurunan nilai portofolio piutang dapat termasuk pengalaman Perusahaan atas tertagihnya piutang di masa lalu, peningkatan keterlambatan penerimaan pembayaran piutang dari rata-rata periode kredit, dan juga pengamatan atas perubahan kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan kegagalan pembayaran atas piutang.
For certain categories of financial assets, such as receivables, the impairment value of assets are assessed individually. Objective evidence of impairment for a portfolio of receivables could include the Company’s past experience of collecting payments, an increase in the number of delayed payments in the portfolio past the average credit period, as well as observable changes in national or local economic conditions that correlate with default on receivables.
Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai merupakan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan.
For financial assets carried at amortised cost, the amount of the impairment loss is the difference between the financial asset’s carrying amount and the present value of estimated future cash flows which discounted by using the financial asset’s original effective interest rate.
Nilai tercatat aset keuangan tersebut dikurangi dengan kerugian penurunan nilai secara langsung atas seluruh aset keuangan, kecuali piutang yang nilai tercatatnya dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan piutang. Jika piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapuskan melalui akun penyisihan piutang. Pemulihan kemudian dari jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap akun penyisihan. Perubahan nilai tercatat akun penyisihan piutang diakui dalam laporan laba rugi.
The carrying amount of the financial asset is reduced by the impairment loss directly for all financial assets with the exception of receivables, which the carrying amount is reduced through the use of an allowance account. When a receivable is considered uncollectible, it is written off against the allowance account. Subsequent recoveries of amounts previously written off are credited against the allowance account. Changes in the carrying amount of the allowance account are recognised in statements of income.
d1/March 28, 2011
it becoming probable that the borrower will enter into bankruptcy or financial reorganisation.
18
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated)
Jika aset keuangan AFS dianggap menurun nilainya, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya telah diakui dalam ekuitas direklasifikasi ke laporan laba rugi dalam periode yang bersangkutan.
When an AFS financial asset is considered to be impaired, cumulative gains or losses previously recognised in equity are reclassified to statements of income in the period.
Pengecualian dari instrumen ekuitas AFS, jika, pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan dapat dikaitkan secara obyektif dengan sebuah peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dipulihkan melalui laporan laba rugi hingga nilai tercatat investasi pada tanggal pemulihan penurunan nilai tidak melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum pengakuan kerugian penurunan nilai dilakukan.
With the exception of AFS equity instruments, if, in a subsequent period, the amount of the impairment loss decreases and the decrease can be related objectively to an event occurring after the impairment was recognised, the previously recognised impairment loss is recovered through profit or loss to the extent that the carrying amount of the investment at the date the impairment is reversed does not exceed the amortised cost before the recognition of impairment losses.
Dalam hal efek ekuitas AFS, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dalam laporan laba rugi tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi. Setiap kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui secara langsung ke ekuitas.
In respect of AFS equity securities, impairment losses previously recognised in statements of income are not reversed through profit or loss. Any increase in fair value subsequent to an impairment loss is recognised directly in equity.
Reklasifikasi Aset Keuangan Reklasifikasi hanya diperkenankan dalam situasi yang jarang terjadi dan dimana aset tidak lagi dimiliki untuk tujuan dijual dalam jangka pendek. Dalam semua hal, reklasifikasi aset keuangan hanya terbatas pada instrumen hutang. Reklasifikasi dicatat sebesar nilai wajar aset keuangan pada tanggal reklasifikasi.
Reclassification of Financial Assets Reclassification is only permitted in rare circumstances and where the asset is no longer held for the purpose of selling in the short-term. In all cases, reclassifications of financial assets are limited to debt instruments. Reclassifications are accounted for at the fair value of the financial asset at the date of reclassification.
Penghentian Pengakuan Aset Keuangan Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset berakhir, atau Perusahaan mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Perusahaan tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Perusahaan mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan kewajiban terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Perusahaan memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Perusahaan masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima.
Derecognition of Financial Assets The Company derecognises a financial asset only when the contractual rights to the cash flows from the asset expired, or when the Company transfers the financial asset and substantially all the risks and rewards of ownership of the asset to another entity. If the Company neither transfers nor retains substantially all the risks and rewards of ownership and continues to control the transferred asset, the Company recognises its retained interest in the asset and an associated liability for amounts it may have to pay. If the Company retains substantially all the risks and rewards of ownership of a transferred financial asset, the Company continues to recognise the financial asset and also recognises a collateralised borrowing for the proceeds received.
Kewajiban Keuangan dan Instrumen Ekuitas
Financial Liabilities and Equity Instruments
Klasifikasi sebagai Kewajiban atau Ekuitas Kewajiban keuangan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan diklasifikasikan sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi kewajiban keuangan dan instrumen ekuitas.
Classification as Debt or Equity Financial liabilities and equity instruments issued by the Company are classified according to the substance of the contractual arrangements entered into and the definitions of a financial liability and an equity instrument.
d1/March 28, 2011
19
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated)
Instrumen Ekuitas Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset Perusahaan setelah dikurangi dengan seluruh kewajibannya. Instrumen ekuitas dicatat sebesar hasil penerimaan bersih setelah dikurangi biaya penerbitan langsung.
Equity Instruments An equity instrument is any contract that provides a residual interest in the assets of the Company after deducting all of its liabilities. Equity instruments are recorded at the proceeds received, net of direct issuance costs.
Perolehan kembali modal saham yang telah diterbitkan oleh Perusahaan dicatat dengan menggunakan metode biaya. Saham yang dibeli kembali dicatat sesuai dengan harga perolehan kembali dan disajikan sebagai pengurang modal saham.
Reacquisition of the Company’s previously issued stock is accounted using the cost method. Treasury stock is recorded at acquisition cost and presented as a deduction from the capital stock account.
Kewajiban Keuangan
Financial Liabilities
Kewajiban keuangan dikelompokkan ke dalam kategori (i) kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan (ii) kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Financial liabilities are classified into (i) financial liabilities at fair value through profit or loss and (ii) financial liabilities at amortized cost.
(i) Kewajiban Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi Nilai wajar kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah kewajiban keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai kewajiban diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.
(i) Financial Liabilities at Fair Value Through Profit or Loss The fair value of financial liabilities measured at fair value through profit or loss are the financial liabilities that are designated for trade. Financial liabilities are classified for trade if acquired primarily for the purpose of selling or repurchasing in the near term and there is evidence of a pattern of short-term profit taking. Derivatives are classified as trading liabilities except those effectively designated as hedging instruments.
Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan tidak memiliki kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
On December 31, 2010, the Company has no financial liabilities at fair value through profit or loss.
(ii) Kewajiban Keuangan yang Diukur pada Biaya Perolehan Diamortisasi Kewajiban keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
(ii) Financial Liabilities at Amortized Cost
Estimasi Nilai Wajar Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan nilai pasar yang berlaku pada tanggal neraca.
Fair Value Determination The fair value of financial instruments traded in active markets is determined based on prevailing market value at balance sheet date.
Investasi pada efek ekuitas yang nilai wajarnya tidak tersedia dicatat sebesar biaya perolehan.
Investments in equity securities with unavailable fair value are recorded at cost.
Nilai wajar untuk instrumen keuangan lain yang tidak diperdagangkan di pasar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian tertentu. Perusahaan menggunakan metode discounted cash flows dengan menggunakan asumsi-asumsi berdasarkan kondisi pasar yang ada pada saat tanggal neraca untuk menentukan nilai wajar dari instrumen keuangan lainnya.
The fair value of other financial instruments not traded in the market is determined using certain valuation techniques. The Company uses discounted cashflows with assumptions based on market conditions existing at balance sheet date to determine the fair value of other financial instruments.
d1/March 28, 2011
Financial liabilities not classified as financial liabilities at fair value through profit or loss are categorized and measured using amortized cost.
20
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Penghentian Pengakuan Kewajiban Keuangan Perusahaan menghentikan pengakuan kewajiban keuangan, jika dan hanya jika, kewajiban Perusahaan telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa.
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated) Derecognition of Financial Liabilities The Company derecognises financial liabilities when, and only when, the Company’s obligations are discharged, cancelled or expired.
2.t. Informasi Segmen Perusahaan bergerak dalam industri manufaktur dan/atau perdagangan Biaxially Oriented Polypropylene (BOPP) film. Sesuai struktur organisasi dan manajemen serta sistem pelaporan internal, bentuk primer informasi keuangan atas pelaporan segmen disajikan berdasarkan segmen geografis karena risiko dan tingkat imbalan dipengaruhi secara dominan oleh geografis dari kegiatan usaha Perusahaan.
2.t. Segment Information The Company is engaged in the manufacture and / or trading of Biaxially Oriented Polypropylene (BOPP) film. In accordance with the organizational and management structure and internal reporting system, the primary reporting format of financial information on segment reporting is presented based on geographical location, because the risks and rates of return are influenced predominantly by the geographical location of the Company’s business activities.
Segmen geografis adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.
A geographical segment is distinguishable component of an enterprise that is engaged in providing products or services within a particular economic enviroment and that is subject to risks and returns that are different from those of components operating in other economic environments.
Pelaporan segmen sekunder berdasarkan segmen usaha tidak disajikan karena seluruh kegiatan usaha Perusahaan adalah memproduksi dan memperdagangkan BOPP film.
Secondary segment reporting by business segment are not presented since all the Company’s business activities are producing and trading in BOPP films.
Segmen usaha adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menyediakan produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen usaha lainnya.
A business segment is a distinguishable component of an enterprise that is engaged in producing products or services (both an individual product or service or group of related products or services) and that is subject to risks and returns that are different from those of other segments.
2.u. Laba Per Saham Dasar Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih residual (laba setelah pajak dikurangi dividen saham utama) yang tersedia bagi pemegang saham biasa dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar dalam tahun yang bersangkutan, setelah memperhitungkan pengaruh restrospektif perubahan nilai nominal saham dari Rp 2.204 (angka penuh) per saham menjadi Rp 100 (angka penuh) per saham (stock split) pada tanggal 19 Pebruari 2010. Dengan demikian laba per saham dasar tahun 2009 telah disajikan kembali dengan jumlah tertimbang saham yang beredar pada tahun 2009 sebesar 81.000.000 saham ditambah dengan jumlah saham yang beredar pada tahun 2010 sebanyak 1.785.240.000 saham (lihat Catatan 24).
2.u. Earnings Per Share Earnings per share is computed by dividing net income (profit after tax less dividends attributable to ordinary shares) available to common shareholders with the weighted average number of ordinary shares outstanding in the current year, after considering retrospective effect of change in par value of Rp 2,204 (full amount) per share to Rp 100 (full amount) per share (stock split) on February 19, 2010. Thus the earnings per share for the year 2009 have been restated by the weighted average number of shares outstanding in 2009 amounted to 81,000,000 shares, plus with the number of shares outstanding during the year 2010 amounted to 1,785,240,000 shares (see Note 24).
Laba bersih per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang yang beredar selama tahun berjalan, setelah memperhitungkan efek dilutif atas waran.
Diluted earnings per share is computed by dividing net income by weighted-average number of shares outstanding during the year, after considering the dilutive effect of warrants.
d1/March 28, 2011
21
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated)
2.v. Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen membuat taksiran dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Karena terdapatnya risiko yang melekat dalam suatu estimasi, hasil sebenarnya yang akan dilaporkan di masa mendatang mungkin didasarkan pada jumlah yang berbeda dari taksiran tersebut.
2.v. Use of Estimates The preparation of financial statements in conformity with generally accepted accounting principles requires management to make estimations and assumptions that affect amounts reported therein. Due to inherent uncertainty in making estimates, actual results reported in future periods may be based on amounts that differ from those estimates.
2.w. Biaya Emisi Saham Ditangguhkan Berdasarkan Peraturan Nomor VIII.G.7 (Lampiran dari Surat Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000), biaya emisi saham dicatat sebagai pengurang modal disetor dan disajikan sebagai bagian dari ekuitas dalam akun “Tambahan Modal Disetor” yang berlaku efektif untuk penyusunan laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2000.
2.w. Deferred Stock Issuance Cost According to Regulation No. VIII.G.7 (Appendix of Decision Letter of Head of Bapepam No. Kep06/PM/2000 dated March 13, 2000), the stock issuance cost is recorded as a deduction of proceed from paid in capital and presented as part of stockholders’ equity under “Additional Paid in Capital“ account. The Regulation was applied for financial statements which cover periods beginning on or after January 1, 2000.
3.
Kas dan Setara Kas
3.
Akun ini terdiri dari:
This account consists of: 2010 Rp
Kas Bank Rupiah PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Windu Kencana Tbk PT CIMB Niaga Tbk PT Bank Victoria International Tbk Bangkok Bank Public Company Limited PT Bank Negara Indonesia Tbk US Dolar PT Bank Mega Tbk (2010: USD 671,952.51; 2009: USD 640,043.40) Bank of China (2010: USD 586,211.71; 2009: USD 899,116.36) China Construction Bank (2010: USD 393,936.88; 2009: USD 5,269.14) United Overseas Bank Limited (2010: USD 194,470.08; 2009: USD 58,725.66) PT Bank Central Asia Tbk (2010: USD 168,145.14; 2009: USD 186,984.08) PT CIMB Niaga Tbk (2010; USD 18,868.04) Agricultural Bank of China (2010: USD 16,254.45; 2009: USD 154,522.65) PT Bank Windu Kencana Tbk (2010: USD 13,120.23; 2009: USD 30,080.94) Allied Commercial Bank (2010: USD 1,973.57; 2009: USD 1,001,161.92) China Minsheng Banking (2010: Nil; 2009: USD 58,222.45)
d1/March 28, 2011
Cash and Cash Equivalent
2009 Rp 359
960 549 333 203 203 7 2,255
533
1,748 60 -137 --1,945
6,042
6,016
5,271
8,452
3,542
50
1,748
552
1,512 170
1,758 --
146
1,453
118
283
18
9,411
-18,567
547 28,522
22
Cash on Hand Cash in Banks Rupiah PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Windu Kencana Tbk PT CIMB Niaga Tbk PT Bank Victoria International Tbk Bangkok Bank Public Company Limited PT Bank Negara Indonesia Tbk US Dollar PT Bank Mega Tbk (2010: USD 671,952.51; 2009: USD 640,043.40) Bank of China (2010: USD 586,211.71; 2009: USD 899,116.36) China Construction Bank (2010: USD 393,936.88; 2009: USD 5,269.14) United Overseas Bank Limited (2010: USD 194,470.08; 2009: USD 58,725.66) PT Bank Central Asia Tbk (2010: USD 168,145.14; 2009: USD 186,984.08) PT CIMB Niaga Tbk (2010: USD 18,868.04) Agricultural Bank of China (2010: USD 16,254.45; 2009: USD 154,422.65) PT Bank Windu Kencana Tbk (2010: USD 13,120.23; 2009: USD 30,080.94) Allied Commercial Bank (2010: USD 1,973.57; 2009: USD 1,001,161.92) China Minsheng Banking (2010: Nil; 2009: USD 58,222.45)
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2010 Rp SG Dolar United Overseas Bank Limited (2010: SGD 18,998.90; 2009: SGD 39,322.64)
RMB Bank of China (2010: RMB 7,949,504.64; 2009: RMB 26,964,188.76) United Overseas Bank Limited (2010: RMB 6,687,247.62) China Everbright Bank (2010: RMB 1,422,820.82; 2009: RMB 2,348,993.05) Agricultural Bank of China (2010: RMB 1,260,441.54; 2009: RMB 1,181,327.85) China Construction Bank (2010: RMB 534,442.36; 2009: RMB 1,227,163.14) Huaxia Bank (2010: RMB 71,923.27; 2009: RMB 152,730.38) China Minsheng Bank (2010: Nil; 2009: RMB 3,607,475.50)
EURO Bank of China (2010: EUR 81,029.80; 2009: EUR 21,206.42) China Minsheng Bank (2010: Nil; 2009: EUR 1,341.14) Jumlah Bank Deposito Berjangka (< 3 Bulan) Rupiah PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank UOB Buana Tbk PT Bank Victoria International Tbk PT Bank Mega Tbk PT Bank Windu Kencana Tbk PT Bank Agris
Mata Uang Asing PT Bank UOB Buana Tbk (2010: USD 9,750,000.00) PT Bank CIMB Niaga Tbk (2010: USD 1,200,000.00) PT Bank CIMB Niaga Tbk (2010: EUR 116,000.68) Jumlah Deposito Berjangka Jumlah
2009 Rp
133 133
263 263
10,792 9,079
37,120 --
1,932
3,234
1,711
1,626
726
1,689
98
210
-24,338
4,966 48,845
969
286
-969 46,262
18 304 79,879
67,926 24,100 20,000 9,000 5,000 4,000 130,026
--------
87,660 10,789 1,387 99,836 229,862 276,483
-----80,412
Tingkat suku bunga deposito berjangka pada 31 Desember 2010 berkisar antara 5,75% sampai dengan 9,50% untuk deposito Rupiah, 1,6% sampai dengan 2,0% untuk deposito US Dolar dan 0, 25%-0,30% untuk deposito Euro.
d1/March 28, 2011
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated)
SG Dollar United Overseas Bank Limited (2010: SGD 18,998.90; 2009: SGD 39,322.64)
RMB Bank of China (2010: RMB 7,949,504.64; 2009: RMB 26,964,188.76) United Overseas Bank Limited (2010: RMB 6,687,247.62) China Everbright Bank (2010: RMB 1,422,820.82; 2009: RMB 2,348,993.05) Agricultural Bank of China (2010: RMB 1,260,441.54; 2009: RMB 1,181,327.85) China Construction Bank (2010: RMB 534,442.36; 2009: RMB 1,227,163.14) Huaxia Bank (2010: RMB 71,923.27; 2009: RMB 152,730.38) China Minsheng Bank (2010: Nil; 2009: RMB 3,607,475.50)
EURO Bank of China (2010: EUR 81,029.80; 2009: EUR 21,206.42) China Minsheng Bank (2010: Nil; 2009: EUR 1,341.14) Total Cash in Banks Time Deposit (< 3 Months) Rupiah PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank UOB Buana Tbk PT Bank Victoria International Tbk PT Bank Mega Tbk PT Bank Windu Kencana Tbk PT Bank Agris
Foreign Currencies PT Bank UOB Buana Tbk (2010: USD 9,750,000.00) PT Bank CIMB Niaga Tbk (2010: USD 1,200,000.00) PT Bank CIMB Niaga Tbk (2010: EUR 116,000.68) Total Time Deposit Total
Interest rate on time deposit up to December 31, 2010 ranging from 5.75% to 9.50% for the Rupiah deposits amount, 1.6% to 2.0% for the US Dollar deposits and 0.25%-0.30% for the Euro deposit amount.
23
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 4.
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated)
Piutang Usaha
4. Accounts Receivable
Akun ini terdiri dari:
This account consists of: 2010 Rp
Pihak Hubungan Istimewa (lihat Catatan 25) Pihak Ketiga Jumlah
2009 Rp
95,013 222,011 317,024
Rincian umur piutang dihitung sejak tanggal jatuh tempo adalah sebagai berikut:
Pihak Ketiga: Belum Jatuh Tempo Sampai dengan 1 bulan > 1 bulan - 3 bulan > 3 bulan - 6 bulan > 6 bulan Jumlah
Related Parties (See Note 25) Third Parties Total
Aging schedule of accounts receivable since their due date is as follows:
2010 Rp Pihak Hubungan Istimewa (lihat Catatan 25): Belum Jatuh Tempo Sampai dengan 1 bulan > 1 bulan - 3 bulan > 3 bulan - 6 bulan
1,888 192,420 194,308
2009 Rp
46,590 25,172 23,245 6 95,013
1,875 13 --1,888
158,910 40,494 13,332 2,606 6,669 222,011 317,024
141,623 31,631 6,005 6,022 7,139 192,420 194,308
Related Parties (See Note 25): Not Yet Due Up to 1 month > 1 month - 3 months > 3 months - 6 months Third Parties: Not Yet Due Up to 1 month > 1 month - 3 months > 3 months - 6 months > 6 months Total
Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat penurunan nilai piutang dan berkeyakinan seluruh piutang dapat tertagih sehingga tidak dibentuk penyisihan piutang ragu- ragu.
Management do not provide the allowance for doubtful account since management believes that there are no indication of impairment of accounts receivable and all accounts receivable are considered to be fully collectible.
Piutang usaha dijadikan jaminan atas hutang bank (lihat Catatan 10 dan 14).
Accounts receivable that were pledged as collateral for bank loan facilities (see Notes 10 and 14).
Rincian piutang usaha berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut:
Details of accounts receivable by currencies are as follows:
2010 Rp Dolar Amerika Serikat Rupiah Renminbi Euro Jumlah
d1/March 28, 2011
2009 Rp
203,140 54,739 58,960 185 317,024
24
112,112 30,178 52,018 -194,308
US Dollar Rupiah Renminbi Euro Total
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated)
5. Piutang Lain-lain
5.
a. Piutang Lain-lain (Lancar)
a. Other Receivables (Current) 2010 Rp
Pihak Hubungan Istimewa (lihat Catatan 25) Pihak Ketiga Tax Pengembalian Pajak Ekspor Lain-lain (dibawah Rp 1 miliar) Jumlah
2009 Rp 872
618
3,419 6,261 9,680 10,552
2,903 2,907 5,810 6,428
Pengembalian pajak ekspor merupakan pengembalian insentif pajak atas ekspor yang berlaku di China.
Related Parties (see Note 25) Third Parties Export Tax Refund Others (below Rp 1 billion)
TotalOthers (each below
Export tax refund is a refund of tax incentives on exports prevailing in China.
b. Piutang Lain-lain (Tidak Lancar)
b. Other Receivables (Non Current) 2010 Rp
Pihak Hubungan Istimewa (lihat Catatan 25) Pihak Ketiga (dibawah Rp 1 miliar) Jumlah
2009 Rp 49 4,110 4,159
Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat penurunan nilai piutang dan berkeyakinan seluruh piutang dapat tertagih sehingga tidak dibentuk penyisihan piutang ragu- ragu.
-2,463 2,463
Related Parties (see Note 25) Third Parties (below Rp 1 billion) Total
Management do not provide the allowance for doubtful account since management believes that there are no indication of impairment of others receivable and all other receivable are considered to be fully collectible.
6. Persediaan
6. Inventories
Akun ini terdiri dari:
This account consists of: 2010 Rp
Barang Jadi Bahan Baku dan Pembungkus Barang Dalam Proses Bahan Pembantu dan Suku Cadang Jumlah
Other Receivables
2009 Rp
37,036 112,211 35,816 10,394 195,457
44,074 69,801 32,520 7,910 154,305
Finished Goods Raw and Packaging Materials Work in Process Supplies and Spare Parts Total
Perusahaan dan perusahaan anak tidak membentuk penyisihan atas persediaan usang, karena berdasarkan penilaian Manajemen tidak ada indikasi terhadap penurunan nilai persediaan sampai dengan tanggal laporan.
The Company and subsidiaries did not provide any allowance for inventories obsolescence as management believes that there are no indications for the decrease in value of inventories up to reporting date.
Seluruh persediaan, kecuali suku cadang, telah diasuransikan kepada PT Asuransi Central Asia, People’s Insurance Company of China dan China Pacific Property Insurance Co Ltd terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 129.216 dan RMB 41,916,472 pada tanggal 31 Desember 2010; dan Rp 78.700, USD 1,400,000 dan RMB 31,126,223 pada tanggal 31 Desember 2009.
Inventories, except for spare parts, have been insured by PT Asuransi Central Asia, People’s Insurance Company of China and China Pacific Property Insurance Co Ltd against risks of fire, theft, and other associated risks with a total sum insured of Rp 129,216 and RMB 41,916,472 as of December 31, 2010; and Rp 78,700, USD 1,400,000 and RMB 31,126,223 as of December 31, 2009.
d1/March 28, 2011
25
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated)
Manajemen berpendapat bahwa jumlah pertanggungan asuransi tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko - risiko yang mungkin dialami Perusahaan dan perusahaan anak.
Management believes that insured amount is adequate to cover possible losses arising from risks which may be suffered by the Company and subsidiaries.
Persediaan digunakan sebagai jaminan atas hutang bank (lihat Catatan 10 dan 14).
Inventories are pledged as collateral for bank loan facility (see Notes 10 and 14).
7. Aset Tetap
7. Fixed Assets 2010 Saldo Awal/ Beginning Balance
Rp Harga Perolehan Perolehan Langsung: Tanah Bangunan Mesin dan Peralatan Kendaraan Perabotan dan Peralatan Sewa Pembiayaan: Kendaraan Jumlah Aset Dalam Penyelesaian Jumlah Akumulasi Penyusutan Perolehan Langsung: Bangunan Mesin dan Peralatan Kendaraan Perabotan dan Peralatan Sewa Pembiayaan: Kendaraan Jumlah Nilai Buku
Selisih Kurs Penambahan/ Penjabaran Addition Mata Uang Asing/ Currency Translation Adjustment Rp Rp
Pengurangan/ Deduction
Reklasifikasi/ Reclassification
Saldo Akhir/ Ending Balance
Rp
Rp
Rp
23,413 216,734 1,387,402 26,241 25,924
-1,761 6,966 200 (19,435)
-2,643 20,185 562 3,293
--284 1,306 1,341
------
23,413 221,138 1,414,269 25,697 8,441
1,229 1,680,943 -1,680,943
-(10,508) 694 (9,814)
-26,683 204,953 231,636
-2,931 -2,931
-----
1,229 1,694,187 205,647 1,899,834
59,908 411,276 11,356 20,239
(573) (3,834) (87) 60
6,129 56,183 2,852 1,594
-239 1,180 1,200
-----
65,464 463,386 12,941 20,693
840 503,619 1,177,324
-(4,434)
246 67,004
-2,619
---
1,086 563,570 1,336,264
Pengurangan/ Deduction
Reklasifikasi/ Reclassification
Saldo Akhir/ Ending Balance
Rp
Rp
Rp
Acquisition Cost Direct Ownership: Land Buildings Machineries and Equipments Vehicles Office Equipments Leases: Vehicles Total Construction in Progress Total Accumulated Depreciation Direct Ownership: Buildings Machineries and Equipments Vehicles Office Equipments Leases: Vehicles Total Net Book Value
2009 Saldo Awal/ Beginning Balance
Rp Harga Perolehan Perolehan Langsung: Tanah Bangunan Mesin dan Peralatan Kendaraan Perabotan dan Peralatan Sewa Pembiayaan: Kendaraan Jumlah Aset Dalam Penyelesaian Jumlah Akumulasi Penyusutan Perolehan Langsung: Bangunan Mesin dan Peralatan Kendaraan Perabotan dan Peralatan Sewa Pembiayaan: Kendaraan Jumlah Nilai Buku
d1/March 28, 2011
Selisih Kurs Penambahan/ Penjabaran Addition Mata Uang Asing/ Currency Translation Adjustment Rp Rp
22,044 183,117 865,118 23,375 25,798
-(21,011) (82,480) (2,124) (2,222)
-8,175 27,348 7,536 2,913
--7 3,705 565
1,369 46,453 577,423 1,159 --
23,413 216,734 1,387,402 26,241 25,924
1,229 1,120,681 511,949 1,632,630
-(107,837) -(107,837)
-45,972 115,824 161,796
-4,277 -4,277
-626,404 (627,773) (1,369)
1,229 1,680,943 -1,680,943
59,531 404,544 11,717 21,538
(6,353) (40,271) (915) (1,966)
5,361 47,006 2,663 1,218
-3 2,109 551
(1,369) ----
59,908 411,276 11,356 20,239
594 497,924 1,134,706
-(49,505)
246 56,494
-2,663
-(1,369)
840 503,619 1,177,324
26
Acquisition Cost Direct Ownership: Land Buildings Machineries and Equipments Vehicles Office Equipments Leases: Vehicles Total Construction in Progress Total Accumulated Depreciation Direct Ownership: Buildings Machineries and Equipments Vehicles Office Equipments Leases: Vehicles Total Net Book Value
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Pengurangan aset tetap merupakan penjualan penghapusan aset tetap dengan rincian sebagai berikut:
dan
The decrease in fixed assets represent sales and writte off on fixed assets as follows:
2010 Rp Harga Jual Nilai Buku Pelepasan Aset Tetap Laba (Rugi) Pelepasan Aset Tetap
2009 Rp 472 312 160
Pembebanan penyusutan tahun 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
1,309 1,614 (305)
Selling Price Net Book Value on Fixed Assets Disposal Gain (Loss) on Disposal of Fixed Assets
Depreciation expense in 2010 and 2009 was allocated as follows:
2010 Rp Beban Pokok Penjualan Beban Usaha Jumlah
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated)
2009 Rp 62,872 4,132 67,004
53,251 3,243 56,494
Cost of Goods Sold Operating Expenses Total
Aset dalam penyelesaian terutama adalah bangunan, mesin dan peralatan Biaxially Oriented Polyester Film (BOPET) Perusahaan dan mesin Extrusion Coating Line SKFI. Pada tanggal 31 Desember 2010, untuk aset Perusahaan, tingkat penyelesaiannya sekitar 25% yang diperkirakan akan selesai pada kwartal kedua tahun 2011. Sedangkan aset SKFI telah selesai dibangun di bulan Pebruari 2011.
Construction in progress (CIP) mainly consists of buildings, machineries and equipments of Biaxially Oriented Polyester Film (BOPET) of the Company and machineries Extrusion Coating Line of SKFI. As of December 31, 2010, the Company’s CIP has the percentage of completion approximately of 25% which estimated fully completed in the second quarter of 2011. While SKFI’s CIP has been fully completed in February 2011.
Pada bulan Juli 2009, aset tetap dalam penyelesaian berupa mesin dan peralatan Biaxially Oriented Polypropylene (BOPP)-Line 2 telah selesai dibangun dan telah beroperasi sehingga dipindahkan ke masing-masing aset bersangkutan.
In July 2009, Construction in Progress consists of machinery of equipment of Biaxially Oriented Polypropylene (BOPP)-Line 2 which had been completed and operated, and were reclassified to respective assets accordingly.
Biaya pinjaman yang dikapitalisasi sebagai bagian dari aset tetap dalam penyelesaian berjumlah Rp 549 dan Rp 23.422 untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.
Borrowing costs capitalized as part of these assets during construction amounted to Rp 549 and Rp 23,422 for years ended December 31, 2010 and 2009, respectively.
Perusahaan memiliki tanah yang terletak di Purwakarta, Jawa Barat dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan yang berjangka waktu 30 tahun yang akan jatuh tempo pada tanggal 24 September 2019. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak tersebut karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai.
The Company owns land located in Purwakarta, West Java, with legal right in the form of Right to Build Title for period of 30 years which will expire on September 24, 2019. Management believes there will be no difficulty in the extension of rights since all the land were acquired legally and supported by sufficient evidence of ownership.
Bangunan dan mesin diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya pada PT Asuransi Central Asia, PT Indosurance Broker Utama, People’s Insurance Company of China, China Ping An Insurance Company dan China Pacific Property Insurance Co Ltd dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 828.290, USD 35,000,000 dan RMB 293,846,500 pada tanggal 31 Desember 2010; dan Rp 1.860.677, USD 200,000 dan RMB 290,243,481 pada tanggal 31 Desember 2009.
Building and machinery have been insured against risk of fire and other risks to PT Asuransi Central Asia, PT Indosurance Broker Utama, People’s Insurance Company of China, China Ping An Insurance Company and China Pacific Property Insurance Co Ltd with a total sum insured of Rp828,290, USD 35,000,000 and RMB 293,846,500 as of December 31, 2010; and Rp 1,860,677, USD 200,000 and RMB 290,243,481 as of December 31, 2009.
d1/March 28, 2011
27
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated)
Selain itu, kendaraan diasuransikan pada PT Asuransi Allianz Utama Indonesia, PT Asuransi Buana Independent, PT Asuransi Central Asia, PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk, PT Asuransi Raksa Pratikara, People’s Insurance Company of China dan China Pacific Property Insurance Co Ltd dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 7.119 dan RMB 10,261,948 pada tanggal 31 Desember 2010, dan Rp 8.981 dan RMB 9,774,900 pada tanggal 31 Desember 2009. Manajemen berpendapat bahwa jumlah pertanggungan asuransi tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas risikorisiko yang mungkin dialami Perusahaan dan perusahaan anak.
In addition, vehicles have been insured to PT Asuransi Allianz Utama Indonesia, PT Asuransi Buana Independent, PT Asuransi Central Asia, PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk, PT Asuransi Raksa Pratikara, People’s Insurance Company of China and China Pacific Property Insurance Co Ltd with a total sum insured of Rp 7,119 and RMB 10,261,948 as of December 31, 2010 and Rp 8,981 and RMB 9,774,900 as of December 31, 2009. Management believes that insured amount is adequate to cover possible losses arising from risks which may be suffered by the Company and subsidiaries.
Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat penurunan nilai aset pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.
Management believes that there is no indication of impairment of fixed assets as of December 31, 2010 and 2009.
Aset tetap digunakan sebagai jaminan atas hutang bank dan hutang pembiayaan konsumen (lihat Catatan 10, 14 dan 16).
Fixed assets are pledged as collateral for bank loan facility and consumer financing loan (see Notes 10, 14 and 16).
8. Aset Tidak Berwujud
8.
Akun ini terdiri dari:
Intangible Assets This account consists of:
2010 Rp Hak Pakai Tanah - Bersih Formula - Bersih Jumlah
2009 Rp 25,229 6,871 32,100
26,259 7,838 34,097
Land Use Rights - Net Formulae - Net Total
Hak pakai tanah terutama sehubungan dengan hak yang diberikan oleh Pemerintah China kepada perusahaan anak di China untuk masa 50 tahun. Hak pakai tanah dijadikan jaminan hutang bank yang diperoleh dari Bank of China (lihat Catatan 10).
The land use rights mainly are associated with the rights to use the land granted by the Chinese Government to the subsidiaries in China for the period of 50 years. The land use rights are pledged as collaterals for the loans obtained from Bank of China (see Note 10).
Formula merupakan pengeluaran-pengeluaran untuk pengembangan tekhnologi film mutakhir dan optimalisasi proses produksi terkini, serta penciptaan chemical properties untuk mendukung produk-produk baru yang meliputi high quality specialty film dan produk-produk film yang ramah lingkungan. Formula diamortisasi selama 10 tahun mulai tahun 2009.
Formulae represent expenditures for the latest film technology development and optimization of current production processes, and chemical properties creation to support the new products including high quality specialty films and environmental friendly film products. Formulae are amortized over 10 years starting from 2009.
9. Aset Lain-lain
9. Other Assets
a. Aset Lain-lain (Lancar)
a. Other Assets (Current) 2010 Rp
Uang Muka Biaya Emisi Saham Ditangguhkan Jumlah
2009 Rp 10,918 -10,918
Uang muka terutama merupakan uang muka pembelian bahan baku, suku cadang dan lainnya. d1/March 28, 2011
10,281 337 10,618
Advances Deferred Stock Issuance Cost Total
Advances represent advances for purchases of raw materials, spare parts, etc. 28
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Biaya emisi ditangguhkan merupakan biaya-biaya yang telah dikeluarkan sehubungan dengan rencana penawaran umum saham Perusahaan pada bulan Juli 2010, yang dicatat sebagai pengurang tambahan modal disetor saat pernyataan pendaftaran telah dinyatakan efektif.
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated) Deferred stock issuance cost represents costs incurred relating to the Company’s initial public offering in July 2010, which were offset against additional paid in capital after the registration became effective.
b. Aset Lain-lain (Tidak Lancar)
b. Other Assets (Non Current) 2010 Rp
Setoran Jaminan Dana yang Dibatasi Penggunaannya Jumlah
2009 Rp 1,400 598 1,998
Dana yang dibatasi penggunaannya merupakan deposito atas pembukaan Letter of Credit. Dana tersebut berupa deposito berjangka pada bank-bank berikut:
2009 Rp
598
--
--598
1,835 317 2,152
Setoran jaminan merupakan jaminan untuk telepon, listrik, mailbox, sewa dan lain-lain 10.
10. 2010 Rp
PT Bank Mega Tbk Rupiah US Dolar Jumlah - Perusahaan Suzhou Kunlene Film Industries Co Ltd, Perusahaan Anak Bank of China United Overseas Bank China Construction Bank Agricultural Bank of China Allied Commercial Bank
d1/March 28, 2011
Bangkok Bank Public Company Limited (2010: THB 2,003,700) China Everbright Bank (2009: RMB 1,333,004.36) Bank of China (2009: RMB 230,300) Total
Security deposits consist of deposits for telephone, electricity, mailbox, rental, and others.
Hutang Bank Jangka Pendek
Perusahaan PT Bank Central Asia Tbk Rupiah US Dolar
Security Deposits Restricted Funds Total
Restricted funds are time deposits for opening Letter of Credit. These funds are time deposits placed in the following banks:
2010 Rp Bangkok Bank Public Company Limited (2010: THB 2,003,700) China Everbright Bank (2009: RMB 1,333,004.36) Bank of China (2009: RMB 230,300) Jumlah
1,227 2,152 3,379
Short-term Bank Loans
2009 Rp
43,905 78,671 122,576
44,070 82,250 126,320
75,044 35,964 111,008
75,161 37,600 112,761
233,584
239,081
105,612 49,451 45,770 16,397 -217,230
93,447 51,700 2,347 -9,400 156,894
29
The Company PT Bank Central Asia Tbk Rupiah US Dollar PT Bank Mega Tbk Rupiah US Dollar Total - The Company Suzhou Kunlene Film Industries Co Ltd, Subsidiary Bank of China United Overseas Bank China Construction Bank Agricultural Bank of China Allied Commercial Bank
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2010 Rp Yunnan Kunlene Film Industries Co Ltd, Perusahaan Anak United Overseas Bank Limited China Everbright Bank Bank of China Jumlah - Perusahaan Anak Jumlah
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated) 2009 Rp Yunnan Kunlene Film Industries Co Ltd, Subsidiary United Overseas Bank Limited China Everbright Bank Bank of China
25,808 5,699 -31,507
-20,999 89,482 110,481
248,737
267,375
Total - Subsidiaries
482,321
506,456
Total
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No. 60 tanggal 28 Juni 2001 yang dibuat dihadapan Ida Sofia, SH, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Akta Perubahan Keduapuluhsatu atas Perjanjian Kredit No. 02 tanggal 5 November 2010, dihadapan Notaris yang sama, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman jangka pendek – Time Revolving Loan I, II, III dan Kredit Lokal untuk modal kerja dengan batas maksimum sebesar USD 8,750,000 dan Rp 44.070. Selain itu, BCA juga memberikan fasilitas tambahan berupa Letter of Credit dan Uncommited Forex Line dengan batas maksimum masing-masing sebesar USD 7,500,000 dan USD 3,000,000. Tingkat bunga per tahun sebesar 6,5% per tahun untuk pinjaman USD dan 11% untuk pinjaman Rupiah. Fasilitas pinjaman–pinjaman tersebut jatuh tempo pada tanggal 28 Juni 2011.
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Based on the Credit Facility Agreement Deed No. 60 dated June 28, 2001 of Ida Sofia, SH, which was amended several times, most recently by the Twenty First Amended Deed of Loan Agreement No. 02 dated November 5, 2010 from the same Notary, the Company obtained short term credit facility - Time Revolving Loan I,II and III for working capital purposes with maximum limit of USD 8,750,000 and Rp 44,070. BCA also provides additional facility such as Letter of Credit and Uncommited Forex Line with maximum limit of USD 7,500,000 and USD 3,000,000, respectively and bears annual interest rates of 6.5% for USD loan and 11% for Rupiah loan. These loan facilities will expire on June 28, 2011.
Saldo fasilitas yang digunakan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing adalah sebesar Rp 43.905 dan USD 8,750,000 ; dan Rp 44.070 dan USD 8,750,000.
As of 31 December 2010 and 2009, the outstanding balance of these facilities are Rp 43,905 and USD 8,750,000; and Rp 44,070 and USD 8,750,000, respectively.
Perusahaan tanpa persetujuan tertulis dari BCA tidak diperbolehkan, antara lain: Melakukan penarikan modal disetor; Mengubah anggaran dasar yang mengakibatkan berubahnya struktur modal, susunan pemegang saham atau susunan anggota Direksi dan Komisaris;
The Company without prior approval from BCA, shall not among others: Reduce its paid in capital; Change the articles of associaton that may result to changes in capital structures, the composition of shareholders and Board of Directors and Commissioners; Change its business or core activities; File for bankruptcy or deferral of repayment of the debts; Liquidate the Company; Engage in merger, take over or divestiture;
Mengubah bidang atau jenis kegiatan usaha; Mengajukan permohonan pailit atau penundaan kewajiban pembayaran hutang; Membubarkan Perusahaan; Melakukan atau mengizinkan untuk dilakukan penggabungan usaha, pengambilalihan usaha atau peleburan usaha; Menggadaikan, menjaminkan, mengalihkan atau dengan cara lain menyebabkan beralihnya saham Debitur kepada pihak lain; Mengikatkan diri sebagai penjamin hutang, memberikan garansi atau menjaminkan harta kekayaan Debitur untuk kepentingan pihak lain.
d1/March 28, 2011
Pledge, secure, transfer or in other form which will result in the transfer of share ownerships to other party; Engage as loan guarantor, provide guarantee or pledge the Company’s assets for other party’s interest.
30
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated)
PT Bank Mega Tbk (Bank Mega) Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No. 09 tanggal 8 Juni 2006 yang dibuat dihadapan Ida Sofia, SH, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Akta Perubahan Keenam atas Perjanjian Kredit No.34 tanggal 21 Juni 2010, dihadapan Notaris yang sama, Perusahaan memperoleh fasilitas rekening koran dengan batas maksimum sebesar Rp 10.000 dan Demand Loan dengan batas maksimum sebesar USD 4,000,000 dan Rp 66.700 dan tingkat bunga per tahun sebesar 13% - 16% untuk fasilitas dalam Rupiah dan 8,5% - 10,5% untuk pinjaman dalam USD. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 8 Juni 2011.
PT Bank Mega Tbk (Bank Mega) Based on the Credit Facility Agreement Deed No. 09 dated June 8, 2006 of Ida Sofia, SH, which was amended several times, most recently by the Sixth Amended Deed of Loan Agreement No.34 dated June 21, 2010 from the same Notary, the Company obtained overdraft facility with maximum limit of Rp 10,000 and Demand Loan with maximum limit of USD 4,000,000 and Rp 66,700 and bear annual interest rates of 13% - 16% for Rupiah loans and 8.5% - 10.5% for USD loans. The loan facilities will due on June 8, 2011.
Saldo fasilitas yang digunakan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing adalah sebesar Rp 75,044 dan USD 4,000,000; dan Rp 75.161 dan USD 4,000,000.
As of 31 December 2010 and 2009, the outstanding balance of these facilities are Rp 75,044 and USD 4,000,000; and Rp 75,161 and USD 4,000,000, respectively.
Perusahaan tanpa persetujuan tertulis dari Bank Mega tidak diperbolehkan, antara lain: Melakukan penarikan modal disetor; Mengubah anggaran dasar yang mengakibatkan berubahnya struktur modal, susunan pemegang saham atau susunan anggota Direksi dan Komisaris;
The Company, without prior approval from Bank Mega, shall not among others: Reduce its paid in capital; Change the articles of associaton that may result to changes in capital structures, the composition of shareholders and Board of Directors and Commissioners; Change its business or core activities; File for bankruptcy or deferral of repayment of debts;
Mengubah bidang atau jenis kegiatan usaha; Mengajukan permohonan pailit atau penundaan kewajiban pembayaran hutang; Membubarkan Perusahaan; Melakukan atau mengizinkan untuk dilakukan penggabungan usaha, pengambilalihan usaha atau peleburan usaha; Menggadaikan, menjaminkan, mengalihkan atau dengan cara lain menyebabkan beralihnya saham Debitur kepada pihak lain; Mengikatkan diri sebagai penjamin hutang, memberikan garansi atau menjaminkan harta kekayaan Debitur untuk kepentingan pihak lain.
Liquidate the Company; Engage in merger, take over or divestiture; Pledge, secure, transfer or in other form which will result in the transfer of share ownerships to other party; Engage as loan guarantor, provide guarantee or pledge the Company’s assets for other party’s interest.
Pinjaman dari BCA dan Bank Mega tersebut dijamin (secara pari passu) yang mencakup: Tanah dan bangunan bersertifikat Hak Guna Bangunan No. 11/Dangdeur dengan luas 72.823 m2 terletak di Kecamatan Campaka, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat (lihat Catatan 7); Tanah dan bangunan bersertifikat Hak Guna Bangunan No. 208/Wanakerta dengan luas 128 m2 terletak di Kecamatan Campaka, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat ( lihat Catatan 7); Tanah dan bangunan bersertifikat Hak Guna Bangunan No. 209/Wanakerta dengan luas 176 m2 terletak di Kecamatan Campaka, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat (lihat Catatan 7); Mesin dan peralatan yang terletak di pabrik di Kawasan Industri Kota Bukit Indah Blok 6-8 sektor A1, Purwakarta, Jawa Barat (lihat Catatan 7); Kendaraan bermotor (lihat Catatan 7); d1/March 28, 2011
The credit facilities from BCA and Bank Mega are secured (on a pari passu basis) by: Land and building with Building Right Title No. 11/Dangdeur covering an area of 72,823 sqm located at Subdistrict of Campaka, Regency of Purwakarta, West Java (see Note 7); Land and building with Building Right Title No. 208/Wanakerta covering an area of 128 sqm located at Subdistrict of Campaka, Regency of Purwakarta, West Java (see Note 7); Land and building with Building Right Title No. 209/Wanakerta covering an area of 176 sqm located at Subdistrict of Campaka, Regency of Purwakarta, West Java (see Note 7); Machineries and equipment located at the factories at Kawasan Industri Kota Bukit Indah Blok 6-8 sector A1, Purwakarta, West Java (see Note 7); Vehicles (see Note 7); 31
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated)
Mesin dan peralatan serta inventaris/peralatan kantor yang terletak di pabrik di Kawasan Industri Kota Bukit Indah Blok 6-8 sektor A1, Purwakarta, Jawa Barat (lihat Catatan 7); Piutang usaha (lihat Catatan 4); dan Persediaan (lihat Catatan 6)
Machinery equipment and office equipment located at Kawasan Industri Kota Bukit Indah Blok 6-8 sector A1, Purwakarta, West Java (see Note 7);
Bank of China (BOC) Suzhou Kunlene Film Industries Co Ltd (SKFI), perusahaan anak Golden Polindo Industries Pte Ltd (GPI), memperoleh fasilitas kredit dari BOC dengan batas maksimum sebesar RMB 106,000,000 terdiri dari fasilitas Trust Receipt dan Term Loan yang digunakan untuk modal kerja dengan tingkat bunga tahunan LIBOR+1% sampai LIBOR+2% untuk pinjaman dalam USD dan untuk pinjaman dalam RMB sesuai dengan tingkat bunga dari People’s Bank of China (PBOC).
Bank of China (BOC) Suzhou Kunlene Film Industries Co Ltd (SKFI), a subsidiary of Golden Polindo Industries Pte Ltd (GPI), obtained credit facilities from BOC with maximum limit of RMB 106,000,000 which consisted of Trust Receipt facility and Term Loan. The loans are used for working capital and bear annual interest rates ranging from LIBOR+1% up to LIBOR+2% for USD loans and for RMB is subject to interest at rates determined by People’s Bank of China (PBOC).
Saldo pinjaman fasilitas Trust Receipt pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing adalah sebesar Rp 49.329 (USD 1,559,034 dan RMB 25,745,180) dan Rp 35.197 (USD 2,006,520 dan RMB 11,866,270). Jatuh tempo Trust Receipt bervariasi dengan rata-rata jangka waktu 3 bulan.
The outstanding Trust Receipt facilities as of December 31, 2010 and 2009 are Rp 49,329 (USD 1,559,034 and RMB 25,745,180); and Rp 35,197 (USD 2,006,520 and RMB 11,866,270), respectively. Trust Receipts will mature on various dates within average three-month period.
Sedangkan saldo pinjaman fasilitas Term Loan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing adalah sebesar Rp 56.283 (USD 6,260,000); dan Rp 58.250 (USD 4,000,000 dan RMB 15,000,000). Term Loan akan jatuh tempo pada berbagai tanggal antara bulan Maret sampai dengan November 2011.
The outstanding Term Loan facilities as of December 31, 2010 and 2009 are Rp 56,283 (USD 6,260,000); and Rp 58,250 (USD 4,000,000 and RMB 15,000,000), respectively. Term Loan will mature on various dates between March and November 2011.
Fasilitas yang diperoleh Yunnan Kunlene Film Industries Co Ltd (YKFI), perusahaan anak GPI, merupakan fasilitas Term Loan dengan batas maksimum untuk tahun 2009 sebesar RMB 82,000,000 yang digunakan untuk modal kerja dengan tingkat bunga tahunan sesuai dengan tingkat bunga dari PBOC.
The facility obtained by Yunnan Kunlene Film Industries Co Ltd (YKFI), a subsidiary of GPI, represents a Term Loan facility with maximum limit of RMB 82,000,000 for the year 2009. The loan is used for working capital and subject to interest at rates determined by PBOC.
Saldo pinjaman fasilitas Term Loan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing adalah sebesar Nihil dan Rp 89.482 (RMB 65,000,000).
The outstanding Term Loans as of December 31, 2010 and 2009 are Nil and Rp 89,482 (RMB 65,000,000), respectively.
Pinjaman-pinjaman tersebut dijamin dengan bangunan pabrik dan mesin (lihat Catatan 7); hak pakai tanah (lihat Catatan 8); dan jaminan pribadi pengurus SKFI dan YKFI.
These facilities are secured by factory building and machineries (see Note 7); land-use rights (see Note 8); and personal guarantee from the management of SKFI and YKFI.
United Overseas Bank SKFI memperoleh fasilitas kredit Term Loan dengan batas maksimum USD 6,000,000 yang dijamin dengan gedung pabrik dan peralatan pabrik senilai RMB 27,970,000 (lihat Catatan 7); hak pakai tanah (lihat Catatan 8); dan jaminan pribadi pengurus SKFI. Bunga yang dikenakan adalah LIBOR+2% per tahun.
United Overseas Bank SKFI obtained Term Loan credit facilities with maximum limit of USD 6,000,000 and secured by factory building and equipments amounting to RMB 27,970,000 (see Note 7); land-use right (see Note 8); and personal guarantee from the management of SKFI, and bears annual interest at rate LIBOR+2%.
Saldo pinjaman fasilitas Term Loan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing adalah sebesar
The outstanding Term Loans as of December 31, 2010, and 2009 are Rp 49,451 (USD 5,500,000); and Rp 51,700
d1/March 28, 2011
Accounts receivable (see Note 4); and Inventories (see Note 6).
32
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated)
Rp 49.451 (USD 5,500,000); dan Rp 51.700 (USD 5,500,000). Term Loan akan jatuh tempo pada tanggal 22 Maret 2011.
(USD 5,500,000), respectively. Term Loan will mature on March 22, 2011.
YKFI memperoleh fasilitas kredit Modal Kerja dengan batas maksimum RMB 25,000,000 yang dijamin dengan jaminan perusahaan YKFI. Bunga yang dikenakan adalah sesuai dengan bunga PBOC.
YKFI obtained Working Capital credit facilities with maximum limit of RMB 25,000,000 and secured by corporate guaratee from YKFI. The loans bear annual interest determined by PBOC.
Saldo pinjaman fasilitas Term Loan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 25.808 (RMB 19,010,000) dan Nihil. Term Loan akan jatuh tempo pada berbagai tanggal antara Januari sampai dengan Maret 2011.
The outstanding Term Loans as of December 31, 2010, and 2009 are Rp 25,808 (USD 19,010,000); and Nil, respectively. Term Loan will mature on various dates between January and March 2011.
China Construction Bank (CCB) SKFI memperoleh fasilitas kredit Trust Receipt dari CCB dengan batas maksimum sebesar RMB 45,000,000 di 2010 dan RMB 35,000,000 di 2009; tingkat bunga tahunan sesuai dengan tingkat bunga dari PBOC; dan dijamin dengan gedung dan peralatan pabrik (lihat Catatan 7).
China Construction Bank (CCB) SKFI obtained Trust Receipt credit facility from CCB with maximum limit of RMB 45,000,000 in 2010 and RMB 35,000,000 in 2009; subject to interest at rates determined by PBOC; and secured by factory building and equipments (see Note 7).
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, saldo pinjaman adalah Rp 45.770 atau USD 5,090,605 dan Rp 2.347 atau USD 249,673. Jatuh tempo Trust Receipt bervariasi dengan rata-rata jangka waktu 3 bulan.
As of December 31, 2010 and 2009, the outstanding balance of this loan is Rp 45,770 or USD 5,090,605 and Rp 2,347 or USD 249,673, respectively. Trust Receipts will mature on various dates within average three-month period.
Agricultural Bank of China (ABC) SKFI memperoleh fasilitas kredit Trust Receipt dari ABC dengan batas maksimum sebesar RMB 20,400,000; tingkat bunga tahunan sesuai dengan tingkat bunga dari PBOC; dan dijamin dengan jaminan Perusahaan dari YKFI.
Agricultural Bank of China (ABC) SKFI obtained Trust Receipt credit facility from ABC with maximum limit of RMB 20,400,000; subject to interest at rates determined by PBOC; and secured by factory guarantee from YKFI.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, saldo pinjaman adalah Rp 16.397 (RMB 12,078,099) dan Nihil. Jatuh tempo Trust Receipt bervariasi dengan rata-rata jangka waktu 3 bulan.
As of December 31, 2010 and 2009, the outstanding balance of this loan is Rp 16,397 (RMB 12,078,099) and Nil, respectively. Trust Receipts will mature on various dates within average three-month period.
China Everbright Bank (CEB) YKFI memperoleh fasilitas kredit Term Loan dari CEB dengan batas maksimum sebesar RMB 30,000,000; tingkat bunga tahunan sesuai dengan tingkat bunga dari PBOC; dan dijamin dengan piutang usaha YKFI (lihat Catatan 4).
China Everbright Bank (CEB) YKFI obtained Term Loan credit facility from CEB with maximum limit of RMB 30,000,000; subject to interest at rates determined by PBOC; and secured by YKFI’s accounts receivable (see Note 4).
Saldo pinjaman pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing adalah sebesar Rp 5.699 (RMB 4,197,690) dan Rp 20.999 (RMB 15,253,649). Term Loan akan jatuh tempo pada bulan Mei 2011.
As of December 31, 2010 and 2009, the outstanding balance of this loan is Rp 5,699 (RMB 4,197,690) and Rp 20,999 (RMB 15,253,649), respectively. Term Loan will mature on May 2011.
Allied Commercial Bank SKFI memperoleh fasilitas kredit Term Loan dengan batas maksimum USD 1,540,000; tingkat bunga LIBOR+2% per tahun; dan dijamin dengan gedung dan peralatan pabrik (lihat Catatan 7).
Allied Commercial Bank SKFI obtained Term Loan credit facilities with maximum limit of USD 1,540,000; bear annual interest rate of LIBOR+2%; and secured by factory building and equipments (see Note 7).
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, saldo pinjaman adalah nihil dan Rp 9.400 atau USD 1,000,000.
As of December 31, 2010 and 2009, the outstanding balance of this loan is nil and Rp 9,400 or USD 1,000,000, respectively.
d1/March 28, 2011
33
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated)
11. Hutang Usaha
11. Accounts Payable
Akun ini merupakan kewajiban yang timbul atas pembelian bahan baku dan bahan pembantu, dengan rincian sebagai berikut:
This account represents payable arising form purchases of raw material and indirect material with detail as follows:
2010 Rp Pihak Hubungan Istimewa (lihat Catatan 25) Pihak Ketiga Jumlah
2009 Rp -52,799 52,799
Rincian umur hutang dihitung sejak tanggal jatuh tempo adalah sebagai berikut:
Pihak Ketiga: Belum Jatuh Tempo Sampai dengan 1 bulan > 1 bulan - 3 bulan > 3 bulan - 6 bulan > 6 bulan Jumlah
2009 Rp
-----
18,333 1,652 1,044 21,028
43,389 7,352 468 -1,590 52,799 52,799
65,787 35,929 804 258 3,430 106,209 127,237
Rincian hutang usaha berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut:
d1/March 28, 2011
Related Parties (see Note 25): Not Yet Due Up to 1 month > 6 months Third Parties Not Yet Due Up to 1 month > 1 month - 3 months > 3 months - 6 months > 6 months Total
Details of accounts payable by currencies are as follows:
2010 Rp Rupiah Dolar Amerika Serikat Renminbi Euro Dolar Singapura Jumlah
Related Parties (see Note 25) Third Parties Total
Aging schedule of accounts payable since their due date is as follows:
2010 Rp Pihak Hubungan Istimewa (lihat Catatan 25): Belum Jatuh Tempo Sampai dengan 1 bulan > 6 bulan
21,028 106,209 127,237
2009 Rp 29,579 17,349 5,417 454 -52,799
34
21,674 93,094 12,334 -135 127,237
Rupiah US Dollar Renminbi Euro Singapore Dollar Total
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated)
12. Hutang Lain-lain
12. Other Payables
a. Hutang Lain-lain (Lancar)
a. Other Payables (Current) 2010 Rp
2009 Rp
Pihak Hubungan Istimewa (lihat Catatan 25) Pihak Ketiga Uang Muka dari Pelanggan Bruckner PT Guna Era Manufaktura Lain-lain (dibawah Rp 1 miliar) Jumlah
--
160,563
5,235 --1,527 6,762 6,762
1,422 6,157 1,561 3,896 13,036 173,599
Hutang lain-lain kepada Bruckner dan PT Guna Era Manufaktura merupakan hutang atas pembelian mesin BOPP dan pembangunan pabrik.
2009 Rp
Pihak Hubungan Istimewa (lihat Catatan 25) Pihak Ketiga Jumlah
9,494 4,246 13,740
Hutang lain-lain jangka panjang terutama merupakan pinjaman sementara tanpa jaminan, tanpa bunga dan tidak ditentukan jangka waktu pembayarannya terutama untuk kebutuhan modal kerja produksi di China.
45,114 4,303 49,417
13. Accrued Expenses 2010 Rp
2009 Rp
Pengangkutan Gaji, Upah dan Tunjangan Bunga Pinjaman Listrik dan Gas Tenaga Ahli Lain-lain (dibawah Rp 500) Jumlah
5,057 3,142 2,356 2,238 1,388 7,896 22,077
4,204 2,292 1,559 3,120 1,543 5,061 17,779
Hutang Bank Jangka Panjang
Freight Salary, Wages and Allowances Interest on Loan Electricity and Gas Professional Fee Others (each below Rp 500) Total
14. Long-term Bank Loans 2010 Rp
d1/March 28, 2011
Related Parties (see Note 25) Third Parties Total
Other non current payables mainly consist of unsecured temporary loans, interest-free and without fixed repayment term mainly for working capital in China.
Biaya yang Masih Harus Dibayar
Perusahaan PT Bank Central Asia Tbk Rupiah US Dolar
Total
b. Other Payables (Non Current) 2010 Rp
14.
Third Parties Advances from Customers Bruckner PT Guna Era Manufaktura Others (below Rp 1 billion)
Other payables to Bruckner and PT Guna Era Manufaktura represent payable for purchasing of BOPP machineries and construction of factory building.
b. Hutang Lain-lain (Tidak Lancar)
13.
Related Parties (see Note 25)
2009 Rp
-160,491 160,491
35
1,053 199,487 200,540
The Company PT Bank Central Asia Tbk Rupiah US Dollar
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2010 Rp
PT Bank Mega Tbk Rupiah US Dolar Jumlah-Perusahaan Golden Polindo Industry Pte Ltd, Perusahaan Anak Allied Commercial Bank Suzhou Kunlene Film Industries Co Ltd, Perusahaan Anak Allied Commercial Bank Yunnan Kunlene Film Industries Co Ltd, Perusahaan Anak Allied Commercial Bank Jumlah-Perusahaan Anak Jumlah Hutang Bank Jangka Panjang Hutang Bank Jangka Panjang Jatuh Tempo dalam Satu Tahun Bagian Jangka Panjang
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated) 2009 Rp
21,990 115,248 137,238 297,729
PT Bank Mega Tbk Rupiah US Dollar
26,388 144,588 170,976 371,516
6,668
10,575
101,186
40,733
50,200 158,054 455,783
35,250 86,558 458,074
101,167 354,616
86,702 371,372
Total-The Company Golden Polindo Industry Pte Ltd, Subsidiary Allied Commercial Bank Suzhou Kunlene Film Industries Co Ltd, Subsidiary Allied Commercial Bank Yunnan Kunlene Film Industries Co Ltd, Subsidiary Allied Commercial Bank Total-Subsidiaries Total Long-terms Bank Loans Current Portion of Long-term Bank Loans Non Current Portion
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No. 60 tanggal 28 Juni 2001 yang dibuat dihadapan Ida Sofia, SH, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Akta Perubahan Keduapuluhsatu atas Perjanjian Kredit No.2 tanggal 5 Nopember 2010, dihadapan Notaris yang sama, Perusahaan memperoleh beberapa fasilitas kredit dari BCA, antara lain:
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Based on the Credit Facility Agreement Deed No. 60 dated June 28, 2001 of Ida Sofia, SH, which was amended several times, most recently by Akta Perubahan Keduapuluhsatu atas Perjanjian Kredit No.2 dated November 5, 2010 from the same Notary, the Company obtained several credit facilities from BCA , among others:
a. Fasilitas Kredit Investasi I Plafon : USD 19,820,957 Tingkat Bunga : 6,5% Jatuh Tempo : 28 Juni 2011
a. Investment Credit Facility I Maximum Limit : USD 19,820,957 Interest rate : 6.5% Maturity Date : June 28, 2011
Saldo pinjaman fasilitas ini pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing adalah sebesar Rp 9.017 (USD 1,002,926.67); dan Rp 28.283 (USD 3,008,781.76).
The outstanding balances of the facility as of December 31, 2010 and 2009 are Rp9,017 (USD 1,002,926.67); and Rp 28,283 (USD 3,008,781.76), respectively.
Jumlah yang jatuh tempo dalam 1 tahun adalah sebesar Rp 9.017 (USD 1,002,926.67); dan Rp 18.855 (USD 2,005,854.56) masing-masing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.
The current portion of the loan is Rp 9,017 (USD 1,002,926.67); and Rp 18,855 (USD 2,005,854.56) as of December 31, 2010 and 2009, respectively.
b. Fasilitas Kredit Investasi II Plafon : Rp 33.678 Tingkat Bunga : 11% Jatuh Tempo : 28 Maret 2010
b. Investment Credit Facility II Maximum Limit : Rp 33,678 Interest rate : 11% Maturity Date : March 28, 2010
Saldo pinjaman fasilitas ini pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing adalah sebesar nihil dan Rp 1.053.
The outstanding balances of this facility as of December 31, 2010 and 2009 are nil and Rp 1,053, respectively.
d1/March 28, 2011
36
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated)
Jumlah yang jatuh tempo dalam 1 tahun adalah sebesar nihil dan Rp 1.053 masing-masing pada 31 Desember 2010 dan 2009.
The current portion of the loan is nil and Rp 1,053 as of December 31, 2010 and 2009, respectively.
c. Fasilitas Kredit Investasi III dan IV Plafon : USD 17,310,000 dan USD 940,000 Tingkat Bunga : 6,5% Jatuh tempo : 6 tahun setelah berakhirnya tenggang waktu
c. Investment Credit Facility III dan IV Maximum Limit : USD 17,310,000 and USD 940,000 Interest Rate : 6.5% Maturity Date : 6 years after the grace period
Fasilitas kredit ini dapat digunakan untuk mengajukan permohonan pembukaan Letter of Credit (L/C) dalam bentuk Sight L/C dan/atau Usance L/C dan dalam mata uang asing yang tersedia di bank (multicurrency) untuk jumlah maksimal ekuivalen dengan USD 5,000,000.
This facility can be use for opening the Letter of Credit (L/C) in form of Sight L/C and/or Usance L/C and in foreign currency available in the bank (multicurrency) for maximum limit equivalent to USD 5,000,000.
Saldo pinjaman fasilitas ini pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing adalah sebesar Rp 151.474 (USD16,847,252.08) dan Rp 171.204 (USD 18,213,210.57).
The outstanding balances of this facility as of December 31, 2010 and 2009 are Rp 151,474 (USD 16,847,252.08) and Rp 171,204 (USD 18,213,210.57), respectively.
Jumlah yang jatuh tempo dalam 1 tahun adalah sebesar USD 2,094,519.22 atau setara Rp 18.831 pada 31 Desember 2010; dan USD 1,365,990.78 atau setara Rp 12.840 pada 31 Desember 2009.
The current portion of the loan is USD 2,094,519.22 or equivalent to Rp 18,831 as of December 31, 2010; and USD 1,365,990.78 or Rp 12,840 as of December 31, 2009.
Fasilitas-fasilitas dari BCA memiliki jaminan dan pembatasan yang sama dengan hutang bank jangka pendek (lihat Catatan 10).
Credit facilities above are secured and restricted similar to those under the short-term bank loans (see Note 10).
PT Bank Mega Tbk (Bank Mega) Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No. 09 tanggal 8 Juni 2006 yang dibuat dihadapan Ida Sofia, SH, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Akta Perubahan Ke- enam atas Perjanjian Kredit No.34 tanggal 21 Juni 2010, dihadapan Notaris yang sama, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman yang digunakan untuk investasi dengan plafon sebesar Rp 167.900 atau USD 18,250,000. Tingkat bunga per tahun adalah sebesar 13%-16% untuk fasilitas dalam Rupiah dan 8,5%-10,5% untuk pinjaman dalam USD. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 18 Desember 2015.
PT Bank Mega Tbk (Bank Mega) Based on the Credit Facility Agreement Deed No. 09 dated June 8, 2006 of Ida Sofia, SH, which was amended several times, most recently by Akta Perubahan Keenam atas Perjanjian Kredit No.34 dated June 21, 2010 from the same Notary, the Company obtained term loan for invesment purpose with maximum limit of Rp 167,900 or USD 18,250,000. The loan bears annual interest rates of 13%-16% for Rupiah loans and 8.5%-10.5% for USD loans. The loan will mature on December 18, 2015.
Saldo pinjaman fasilitas ini pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing adalah sebesar Rp 21.990 dan USD 12,818,126.43; dan Rp 26.388 dan USD 15,381,751.92.
The outstanding balance of this facility as of December 31, 2010 and 2009 are Rp 21,990 and USD 12,818,126.43; and Rp 26,388 and USD 15,381,751.92, respectively.
Jumlah yang jatuh tempo dalam 1 tahun adalah sebesar Rp 4.398 dan USD 2,563,625.32 pada 31 Desember 2010.
The current portion of the loan is Rp 4,398 and USD 2,563,625.32 as of December 31, 2010.
Fasilitas-fasilitas dari Bank Mega memiliki jaminan dan pembatasan yang sama dengan pinjaman jangka pendek (lihat Catatan 10).
Credit Facilities above are secured and restricted similar to those under the short-term bank loans (see Note 10).
Allied Commercial Bank (ACB) Golden Polindo Industries Pte Ltd (GPI) memperoleh fasilitas kredit Term Loan dari ACB dengan batas maksimum sebesar USD 3,000,000; tingkat bunga LIBOR+2% per tahun; dan dijamin oleh pribadi pengurus GPI.
Allied Commercial Bank (ACB) Golden Polindo Industries Pte Ltd (GPI) obtained Term Loan Credit Facility from ACB with maximum limit of USD 3,000,000; bears annual interest rate of LIBOR+2%; and secured by personal guarantee of GPI’s management.
d1/March 28, 2011
37
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated)
Saldo pinjaman fasilitas ini pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing adalah Rp 6.668 (USD 750,000); dan Rp 10.575 (USD 1,125,000). Term Loan akan jatuh tempo pada tanggal 14 Juli 2011.
The outstanding balance of this facility as of December 31, 2010 and 2009 is Rp 6,668 (USD 750,000); and Rp 10,575 (USD 1,125,000), respectively. The loan will mature on July 14, 2011.
Suzhou Kunlene Film Industries Co Ltd (SKFI) memperoleh fasilitas kredit Term Loan dari ACB dengan batas maksimum sebesar USD 14,050,000; tingkat bunga LIBOR+2% sampai LIBOR+2,75% per tahun; dan dijamin dengan gedung pabrik dan mesin (lihat Catatan 7) dan jaminan pribadi pengurus SKFI.
Suzhou Kunlene Film Industries Co Ltd (SKFI) obtained Term Loan Credit Facility from ACB with maximum limit of USD 14,050,000; bears annual interest rate ranging from LIBOR+2% to LIBOR+2.75%; and secured by factory building and machineries (see Note 7) and personal guarantee of SKFI’s management.
Saldo pinjaman fasilitas ini pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing adalah Rp 101.186 (USD 11,254,166.68); dan Rp 40.733 (USD 4,333,333). Term Loan akan jatuh tempo pada berbagai bulan antara Juni 2011 sampai dengan Juli 2015 .
The outstanding balance of this facility as of December 31, 2010 and 2009 is Rp 101,186 (USD 11,254,166.68); and Rp 40,733 (USD 4,333,333), respectively. The loan will mature on various month from June 2011 until July 2015.
Yunnan Kunlene Film Industries Co Ltd (YKFI) memperoleh fasilitas kredit Term Loan dari ACB dengan batas maksimum sebesar USD 8,500,000; tingkat bunga LIBOR+2% sampai LIBOR+2,75% per tahun; dan dijamin dengan gedung pabrik dan mesin (lihat Catatan 7) dan jaminan pribadi pengurus YKFI.
Yunnan Kunlene Film Industries Co Ltd (YKFI) Suzhou Kunlene Film Industries Co Ltd (SKFI) obtained Term Loan Credit Facility from ACB with maximum limit of USD 8,500,000; bears annual interest rate ranging from LIBOR+2% to LIBOR+2.75%; and secured by factory building and machineries (see Note 7) and personal guarantee of YKFI’s management.
Saldo pinjaman fasilitas ini pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing adalah Rp 50.200 (USD 5,583,333); dan Rp 35.250 (USD 3,750,000). Term Loan akan jatuh tempo pada berbagai bulan antara Mei 2011 sampai dengan Juni 2012.
The outstanding balance of this facility as of December 31, 2010 and 2009 is Rp 50,200 (USD 5,583,333); and Rp 35,250 (USD 3,750,000), respectively. The loan will mature on various months from May 2011 until June 2012.
15.
Hutang Sewa Pembiayaan
15. Lease Payables 2010 Rp
PT GE Finance Indonesia Bagian yang Jatuh Tempo dalam Satu Tahun Bagian Jangka Panjang
2009 Rp 137 (137) --
Perusahaan memperoleh pinjaman sewa pembiayaan dari PT GE Finance Indonesia sebesar Rp 976.000 atas perolehan kendaraan dalam jangka waktu dari Juni 2006 sampai dengan Mei 2011 dengan tingkat suku bunga 9,5% per tahun. 16.
293 (195) 98
16. 2010 Rp
Bagian yang Jatuh Tempo dalam Satu Tahun Bagian Jangka Panjang
d1/March 28, 2011
Long - Term Portion
The Company obtained financial lease loans from PT GE Finance Indonesia amounted to Rp 976,000 for the acquisition of vehicles for the period from June 2006 until May 2011 with annual interest rate of 9.5%.
Hutang Pembiayaan Konsumen
PT Bank Victoria International Tbk PT Tunas Financindo Sarana
PT GE Finance Indonesia Current Portion of Long-term Lease
Customer Financing Payables
2009 Rp 2,491 -2,491 (1,093) 1,398
38
2,772 410 3,182 (1,042) 2,140
PT Bank Victoria International Tbk PT Tunas Financindo Sarana Current Portion of Long-term Lease Long - Term Portion
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated)
Pada tahun 2010 dan 2009, Perusahaan memperoleh fasilitas investasi dari PT Bank Victoria International Tbk (Bank Victoria) masing-masing sebesar Rp 175 dan Rp 1.207 untuk perolehan kendaraan yang jatuh temponya akan berakhir pada beberapa tahun, terakhir tahun 2013. Tingkat bunga yang dikenakan berkisar masing-masing 12,8%-21% dan 7,5%-11,5% pertahun.
In 2010 and 2009, the Company obtained investment credit facility from PT Bank Victoria International Tbk amounted to Rp 175 and Rp 1,207, respectively, to acquire vehicles that will mature in various years, the latest in 2013. The annual interest rates range from 12.8% - 21% and 7.5% - 11.5%, respectively.
Perusahaan memperoleh fasilitas kredit dari PT Tunas Financindo Sarana sebesar Rp 1.276 untuk perolehan kendaraan.
The Company obtained credit facility from PT Tunas Financindo Sarana amounted to Rp 1,276 for the acquisition of vehicles.
Fasilitas-fasilitas di atas dijamin dengan aset kendaraan yang bersangkutan (lihat Catatan 7).
The facilities are secured by the respective vehicles (see Note 7).
17. Kewajiban Diestimasi Imbalan Kerja
17. Estimated Liabilities on Employee Benefits
Perusahaan telah mencatat kewajiban diestimasi imbalan kerja sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003. Perhitungan estimasi imbalan kerja untuk tahun 2010 dan 2009 tersebut dihitung oleh PT Sakura Aktualita Indonesia, aktuaris independen, yang disampaikan dalam laporannya yang masing-masing tertanggal 1 Pebruari 2011 dan 2 Pebruari 2010.
The Company recognized its estimated liabilities on employee benefits based on Labor Law No. 13 year 2003. The 2010 and 2009 estimated employee benefits is computed by an independent actuary, PT Sakura Aktualita Indonesia, with its reports dated February 1, 2011 and February 2, 2010, respectively.
a. Kewajiban Imbalan Kerja
a. Estimated Liabilities on Employee Benefits 2010 Rp
Nilai Kewajiban Imbalan Kerja Karyawan Biaya Jasa Lalu yang Belum Diakui Kerugian Aktuaria yang Belum Diakui Jumlah
2009 Rp 10,755 11 (4,458) 6,308
6,890 (145) (2,983) 3,762
b. Beban Imbalan Kerja
b. Employee Benefits Expenses 2010 Rp
Biaya Jasa Kini Biaya Bunga Kerugian Aktuarial yang Diakui Amortisasi Biaya Jasa Lalu Jumlah
2009 Rp 925 757 1,146 156 2,984
509 582 864 156 2,111
c. Perubahan Kewajiban Imbalan Kerja
d1/March 28, 2011
Current Service Cost Interest Cost Actuarial Loss Recognized Amortization of Past Service Cost Total
c. Movement of Employee Benefits Liabilities 2010 Rp
Saldo Awal Pembayaran Imbalan Tahun Berjalan Beban Imbalan Kerja Berjalan Jumlah
Present Value of Employee Benefit Obligation Unrecognized Past Service Cost Unrecognized Actuarial Loss Total
2009 Rp 3,762 (438) 2,984 6,308
39
2,721 (1,070) 2,111 3,762
Balance at beginning of the Year Payment of Current Year Benefit Current Year Benefit Expenses Total
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Asumsi aktuaria yang digunakan dalam menentukan beban dan kewajiban imbalan kerja pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated) The actuarial assumptions used in measuring the expenses and employee benefit liabilities as of December 31, 2010 and 2009 are as follows:
Usia Pensiun Normal 55 Tahun/Years Tingkat Diskonto 9,3% (2009; 11%) Estimasi Kenaikan Gaji di Masa Datang 5% Tabel Mortalita 100% CSO-80 Tingkat Pengunduran Diri 7% sampai dengan usia 45 tahun, kemudian menurun secara linier sampai dengan 0% pada saat usia 55 tahun/7% up to age 45 years, then linearly decreasing to 0% at age 55 years Metode Projected Unit Credit
18. Modal Saham
Normal Pension Age Discount Rate Estimates Future Salary Increase Mortality Table Resignation Rate Method
18. Capital Stock
Komposisi pemegang saham pada 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
The Composition of the Company’s shareholders as of December 31, 2010 and 2009 are as follows:
31 Desember 2010
December 31, 2010
Pemegang Saham Jumlah Saham (Lembar)/Number of Shares
Persentase Kepemilikan/ Percentage of Ownership %
Stockholders Jumlah Modal Disetor/ Total Capital Rp
Jefflyne Golden Holdings Pte Ltd Noble Ox International Ltd PT Inti Pincuranmas Nugraha
2,642,460,920 1,491,910,560 5,950,800
41.03 23.16 0.10
264,246 149,191 595
Jefflyne Golden Holdings Pte Ltd Noble Ox International Ltd PT Inti Pincuranmas Nugraha
Masyarakat Jumlah
2,300,178,500 6,440,500,780
35.71 100.00
230,018 644,050
Public Total
31 Desember 2009
December 31, 2009
Pemegang Saham Jumlah Saham (Lembar)/Number of Shares Jefflyne Golden Holdings Pte Ltd PT Inti Pincuranmas Nugraha Jumlah
Persentase Kepemilikan/ Percentage of Ownership %
80,730,000 270,000 81,000,000
99.67 0.33 100.00
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Sirkular Para Pemegang Saham PT Indopoly Swakarsa Industry No. 50 tanggal 28 Desember 2009 yang dibuat dihadapan Popie Savitri Martosuhardjo Pharmanto, SH, Notaris di Jakarta, telah diadakan perubahan Anggaran Dasar Perusahaan berkenaan peningkatan modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor Perusahaan sebagai berikut: Peningkatan modal dasar Perusahaan dari sebesar Rp 178.524 yang terbagi atas 81.000.000 saham dengan nilai nominal sebesar Rp 2.204 per saham menjadi sebesar Rp 440.800 terbagi atas 200.000.000 saham. Peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor Perusahaan dari sebesar Rp 178.524 menjadi sebesar Rp 264.841 terbagi atas 120.163.870 saham dengan cara d1/March 28, 2011
Stockholders Jumlah Modal Disetor/ Total Capital Rp 177,929 595 178,524
Jefflyne Golden Holdings Pte Ltd PT Inti Pincuranmas Nugraha Total
Based on the Statement of Shareholders’ Circular PT Indopoly Swakarsa Industry Deed No. 50 dated December 28, 2009 from Popie Savitri Martosuhardjo Pharmanto, SH, Notary in Jakarta, the deed of the changes on the Company’s articles of association in accordance with the increase in the authorized, issued and fully paid capital are as follows: Increase in authorized capital from Rp 178,524 divided into 81,000,000 shares with a par value of Rp 2,204 per share to Rp 440,800 divided into 200.000.000 shares. Increase in issued and paid in capital from Rp 178,524 to Rp 264,841 consisting of 120,163,870 shares by issuing 39,163,870 shares from treasury 40
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated)
mengeluarkan 39.163.870 saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 86.317 yang seluruhnya diambil bagian dan disetor penuh oleh pemegang saham Perusahaan yaitu Jefflyne Golden Holdings Pte Ltd, sedangkan PT Inti Pincuranmas Nugraha melepaskan hak sebagai pemegang saham Perusahaan untuk ditawarkan dan membeli terlebih dahulu (pre-emptive right) atas saham yang dikeluarkan tersebut.
stock, with nominal amount of Rp 86,317, which was subscribed and fully paid by Jefflyne Golden Holdings Pte Ltd, whereas PT Inti Pincuranmas Nugraha release its right as the Company’s shareholder to be offered and gain pre-emtive right upon the issued shares.
Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan tersebut telah disetujui Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan keputusan No. AHU 04697.AH.01.02. Tahun 2010 tanggal 28 Januari 2010.
The deed of the changes in the Company’s articles of association as mentioned above has been approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia in his decree No. AHU-04697.AH.01.02.Tahun 2010 dated January 28, 2010.
Sehingga struktur permodalan Perusahaan menjadi sebagai berikut:
Therefore, the Company’s capital structure became as follows:
Pemegang Saham Jumlah Saham (Lembar)/Number of Shares Jefflyne Golden Holdings Pte Ltd PT Inti Pincuranmas Nugraha Jumlah
Persentase Kepemilikan/ Percentage of Ownership %
119,893,870 270,000 120,163,870
99.78 0.22 100.00
Stockholders Jumlah Modal Disetor/ Total Capital Rp 264,246 595 264,841
Jefflyne Golden Holdings Pte Ltd PT Inti Pincuranmas Nugraha Total
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Sirkular Para Pemegang Saham PT Indopoly Swakarsa No. 59 tanggal 17 Pebruari 2010 yang dibuat di hadapan Popie Savitri Martosuhardjo Pharmanto, SH, Notaris di Jakarta, telah diadakan perubahan Anggaran Dasar Perusahaan berkenaan dengan peningkatan modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor Perusahaan sebagai berikut: Peningkatan modal dasar dari Rp 440.800, terbagi atas 200.000.000 saham, bernilai nominal sebesar Rp2.204 (angka penuh) per saham menjadi Rp 1.656.128 terbagi atas 16.561.280.000 saham, masing masing saham bernilai nominal sebesar Rp 100 (angka penuh). Peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor dari 120.163.870 saham atau sebesar Rp 264.841 menjadi 4.140.322.280 saham atau sebesar Rp 414.032 dengan cara pengeluaran 1.491.910.585 saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 149.191 yang diambil dan disetor oleh Jefflyne Golden Holdings Pte Ltd sebanyak 25 saham, dan Noble Ox International Ltd 1.491.910.560 saham.
Based on the Statement of Shareholders’ Circular PT Indopoly Swakarsa Industry Deed No. 59 dated February 17, 2010 from Popie Savitri Martosuhardjo Pharmanto, SH, Notary in Jakarta, the deed of the changes on the Company’s articles of assocition in accordance with the increase in the authorized, issued and fully paid capital are as follows: Increase in authorized capital from Rp 440,800, divided into 200,000,000 shares, with par value of Rp 2,204 (full amount) per share to Rp 1,656,128 divided into 16,561,280,000 shares, with par value of Rp 100 (full amount) per share. Increase in issued and paid in capital from 120,163,870 shares or Rp 264,841 to 4,140,322,280 shares or Rp 414,032 by issuing 1,491,910,585 shares with total amount of Rp 149,191 which was subscribed and fully paid by Jefflyne Golden Holdings Pte Ltd as much as 25 shares, and 1,491,910,560 shares was subscribed and fully paid by Noble Ox International Ltd.
Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan keputusan No. AHU-09128.AH.01.02.Tahun 2010 tanggal 19 Pebruari 2010.
The deed of the changes in the Company’s article of assocition as mentioned above has been approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia in his decree No. AHU-09128.AH.01.02.Tahun 2010 dated February 19, 2010.
d1/March 28, 2011
41
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated)
Sehingga struktur permodalan Perusahaan menjadi sebagai berikut: Pemegang Saham Jumlah Saham (Lembar)/Number of Shares Jefflyne Golden Holdings Pte Ltd Noble Ox International Ltd PT Inti Pincuranmas Nugraha Jumlah
Therefore, the Company’s capital structure became as follows:
Persentase Kepemilikan/ Percentage of Ownership %
2,642,460,920 1,491,910,560 5,950,800 4,140,322,280
63.82 36.03 0.15 100.00
Stockholders Jumlah Modal Disetor/ Total Capital Rp 264,246 149,191 595 414,032
Jefflyne Golden Holdings Pte Ltd Noble Ox International Ltd PT Inti Pincuranmas Nugraha Total
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Dewan Komisaris sehubungan dengan Penawaran Umum Saham Perdana PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk No. 22 tanggal 9 Juli 2010 yang dibuat dihadapan Popie Savitri Martosuhardjo Pharmanto, SH, Notaris di Jakarta, telah diadakan perubahan Anggaran Dasar Perusahaan antara lain berkenaan dengan peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor Perusahaan.
Based on the decision of the Board of Comissioners meeting deed No. 22, dated 9 July 2010 in accordance with the Initial Public Offering of PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk, of Popie Savitri Martosuhardjo Pharmanto, SH, Notary in Jakarta, the Articles of Association has been amended, regarding the increase in issued and paid in capital of the Company.
Peningkatan modal ditempatkan dan disetor Perusahaan dari 4.140.322.280 saham atau sebesar Rp 414.032 menjadi 6.440.500.780 saham atau sebesar Rp 644.050 dengan cara mengeluarkan 2.300.178.500 saham baru yang berasal dari Penawaran Umum Saham Perdana dengan nilai nominal Rp 100 (angka penuh) per lembar.
Increase in issued and paid in capital by the Company from 4,140,322,280 shares or Rp 414,032 to 6,440,500,780 shares or Rp 644,050 by issuing 2,300,178,500 of new shares from through Public Offering with par value of Rp 100 (full amount) per share.
Sehingga struktur permodalan Perusahaan menjadi sebagai berikut:
Therefore, the Company’s capital structure became as follows:
Pemegang Saham Jumlah Saham (Lembar)/Number of Shares
Persentase Kepemilikan/ Percentage of Ownership %
Stockholders Jumlah Modal Disetor/ Total Capital Rp
Jefflyne Golden Holdings Pte Ltd Noble Ox International Ltd PT Inti Pincuranmas Nugraha
2,642,460,920 1,491,910,560 5,950,800
41.03 23.16 0.10
264,246 149,191 595
Jefflyne Golden Holdings Pte Ltd Noble Ox International Ltd PT Inti Pincuranmas Nugraha
Masyarakat Jumlah
2,300,178,500 6,440,500,780
35.71 100.00
230,018 644,050
Public Total
Akta perubahan anggaran dasar perusahaan tersebut di atas telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai dengan Surat Keputusan No.AHU- 0058369.AH.01.09.TH 2010 tanggal 4 Agustus 2010.
The deed of the changes in the Company’s articles of association as mentioned above has been approved by the Minister of Law and Human Rights of Republic of Indonesia in his decree No. AHU-0058369.AH.01.09. Tahun 2010 dated August 4, 2010.
Sehubungan dengan penerbitan 2.300.178.500 lembar saham baru melalui Penawaran Umum Perdana di atas, Perusahaan memperoleh agio sebesar Rp 110 (angka penuh) per saham dan mengakui biaya emisi efek ekuitas sebesar Rp 19.017 sebagai pengurang dari agio saham yang dicatat dalam akun “Tambahan Modal Disetor” (lihat Catatan 20).
In accordance with the issuance of 2,300,178,500 shares through Initial Public Offering mentioned above, the Company received a premium of Rp 110 (full amount) per share and recognized stock issuance costs amounted to Rp 19,017 as a deduction of share premium which are recorded under "Additional Paid-in Capital" (see Note 20).
d1/March 28, 2011
42
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 19. Uang Muka Setoran Modal
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated) 19.
Perusahaan telah menerima uang muka setoran modal dari Jefflyne Golden Holdings Pte Ltd, pemegang saham Perusahaan, dengan rincian sebagai berikut:
Advance for Future Stock Subscriptions
The Company has received advance for future stock subscriptions from Jefflyne Golden Holdings Pte Ltd, the Company’s shareholder, with detail as follows:
Jumlah/Total Rp Tahun
Years
2008 2009
81,230 5,087
2008 2009
Jumlah per 31 Desember 2009
86,317
Total as of December 31, 2009
Selanjutnya setoran uang muka saham ini dikonversi menjadi modal saham Perusahaan melalui penambahan modal dasar, modal ditempatkan dan setor penuh sesuai dengan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan No. 50 tanggal 28 Desember 2009 dari Notaris Popie Savitri Martosuhardjo SH (lihat Catatan 18).
20.
Subsequently, the advance for future stock subscriptions was converted into Company’s capital stock by increasing the authorized, issued and fully paid shares based on deed No. 50 of Popie Savitri Martosuhardjo Pharmanto, SH, dated December 28, 2009 (see Note 18).
Tambahan Modal Disetor
20. Additional Paid in Capital
Akun ini merupakan selisih kurs dari setoran modal saham tahun 2001 dan agio atas nilai nominal saham dari penawaran umum saham perdana Perusahaan, sebagai berikut: 2010 Rp
This account represents foreign exchange difference on paid in capital in 2001 and share’s premium over the par value of initial public offering, as follows: 2009 Rp
Selisih Kurs Modal Saham Agio sebagai Hasil Penawaran Umum Perdana Saham Tahun 2010 Biaya Emisi Saham
540
540
253,020 (19,017)
---
Foreign Exchange Rate Difference on Paid in Capital Premium on Stock from Initial Public Offering in 2010 Stock Issuance Cost
Jumlah
234,543
540
Total
Selisih kurs modal saham merupakan perbedaan kurs atas saham yang disetor oleh pemegang saham dalam US Dolar dengan nilai nominal saham dalam Rupiah yang dinyatakan dalam anggaran dasar Perusahaan tahun 2001.
Foreign exchange rate difference is difference arising from payment of paid in capital by shareholders in US Dollar with par value of shares stated in Rupiah, as stated in the deed of the Company’s articles of association year 2001.
21. Penjualan
21. Sales
Seluruh produk yang dijual Perusahaan adalah “Biaxially Oriented Polypropylene (BOPP) film” dengan rincian sebagai berikut:
All the Company’s sales is “Biaxially Oriented Polypropylene (BOPP) film” with details as follows:
2010 Rp Pihak Hubungan Istimewa (lihat Catatan 25) Pihak Ketiga Jumlah
d1/March 28, 2011
2009 Rp
224,630 1,400,519 1,625,149
43
24,726 1,205,495 1,230,221
Related Parties (see Note 25) Third Parties Total
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Konsumen dengan nilai jual bersih melebihi 10% penjualan Perusahaan adalah sebagai berikut:
Customer that exceeded 10% of total sales is as follows:
2010 Konsumen PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (Rp) (d/h PT Ciptakemas Abadi) Persentase Terhadap Jumlah Penjualan
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated)
2009
149,424
142,747
9.19%
11.60%
Penjualan kepada pihak hubungan istimewa merupakan transaksi yang bersifat arms-length basis.
Customer PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (Rp) (formerly PT Ciptakemas Abadi) Percentage to Total Sales
Sales to related parties were transacted under arms length basis.
22. Beban Pokok Penjualan
22. Cost of Goods Sold
Rincian dari beban pokok penjualan adalah sebagai berikut:
Details of cost of goods sold are as follows:
2010 Rp
2009 Rp
Bahan Baku dan Pembungkus Awal Tahun Pembelian Penjualan Akhir Tahun Bahan Baku dan Pembungkus yang Digunakan Upah Langsung Beban Pabrikasi Jumlah Beban Produksi
69,801 1,024,078 (1,085) (112,211) 980,583 13,967 188,169 1,182,719
40,320 825,387 (6,522) (69,801) 789,384 11,550 164,404 965,338
Raw and Packaging Materials At Beginning of The Year Purchases Sales At end of The Year Raw and Packaging Material Used Direct Labor Factory Overhead Total Manufacturing Cost
Barang Dalam Proses Awal Tahun Akhir Tahun Beban Pokok Produksi
32,520 (35,816) 1,179,423
32,245 (32,520) 965,063
Work in Process At Beginning of The Year At end of The Year Cost of Goods Manufactured
Barang Jadi Awal Tahun Pemberian Sampel Akhir Tahun Beban Pokok Penjualan
44,074 (915) (37,036) 1,185,546
43,525 (499) (44,074) 964,015
Finished Goods At Beginning of The Year Sample At end of The Year Cost of Goods Sold
Pemasok dengan nilai melebihi 10% pembelian Perusahaan adalah sebagai berikut:
Purchase from supplier which exceeded 10% of the total purchases is as follow:
2010 Pemasok: PT Tri Polyta Indonesia Tbk (Rp) Persentase Terhadap Jumlah Pembelian
d1/March 28, 2011
2009
190,490 18.60%
44
190,558 23.09%
Supplier: PT Tri Polyta Indonesia Tbk (Rp) Percentage of Total Purchases
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 23.
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated)
Beban Usaha
23. Operating Expenses 2010 Rp
2009 Rp
a. Penjualan Biaya Penjualan Gaji dan Upah Pemasaran, Iklan dan Promosi Perjalanan Dinas Jamuan dan Donasi Komunikasi Sewa Ruangan dan Service Charge Penyusutan dan Amortisasi Klaim Pelanggan Perlengkapan dan Biaya Kantor Lain-lain (dibawah Rp 500) Jumlah
30,866 12,732 13,457 6,661 2,882 1,338 992 931 320 178 1,083 71,440
22,778 11,197 17,573 4,720 7,321 647 1,500 890 517 203 2,313 69,659
a. Selling Sales Charges Salary and Wages Marketing, Advertising and Promotion Travelling Entertaiment and Donation Communication Rent and Service Charge Depreciation and Amortization Customers' Claim Office Equipment Others (below Rp 500) Total
b. Umum dan Administrasi Gaji, Upah dan Tunjangan Perjalanan Dinas Penyusutan dan Amortisasi Sewa Ruangan dan Service Charge Perijinan Komunikasi Konsultan Asuransi Pelatihan Biaya Kantor Perlengkapan Kantor Perbaikan dan Perawatan Lain-lain (dibawah Rp 500) Jumlah
61,325 8,697 3,659 3,130 2,933 1,991 1,729 1,012 974 953 947 781 2,103 90,234
60,008 8,675 2,854 2,252 3,098 1,704 3,296 769 605 852 784 673 4,019 89,589
b. General and Administrative Salaries and Wages Travelling Depreciation and Amortization Rent and Service Charge Permit and License Communication Professional Fee Insurances Training Offices Office Equipment Repairs and Maintenance Others (below Rp 500) Total
24.
Laba per Saham
24. Earnings Per Share 2010
Laba Bersih (Dalam Rupiah Penuh) Jumlah Saham Beredar (Lembar): Rata-rata Tertimbang Jumlah Saham yang Beredar Awal Tahun (Sebelum Pemecahan Saham) Pemecahan Saham, per 19 Pebruari 2010 @ Rp 100 (angka penuh) Awal Tahun Setelah Pemecahan Penerbitan Saham Baru per 28 Januari 2010 Penerbitan Saham Baru per 19 Pebruari 2010 Penerbitan Saham Baru per 9 Juli 2010 Jumlah Saham Rata-rata Tertimbang Laba Per Saham Dasar (Rp penuh)
d1/March 28, 2011
2009
170,265,103,760
93,440,461,594
81,000,000
81,000,000
1,785,240,000
1,785,240,000
1,785,240,000 863,171,695 1,491,910,585 2,300,178,500 6,440,500,780 4,969,828,791 34.26
1,785,240,000 ---1,785,240,000 1,785,240,000 52.34
45
Net Income (In Full Rupiah) Number of Shares Outstanding (per Share): Weighted Average Number of Shares Outstanding at Beginning of the Year (Before Stock Split) Stock Split, February 19, 2010 @ Rp 100 (full amount) Beginning of the Year After Stock Split Issuance of New Shares January 28, 2010 Issuance of New Shares February 19, 2010 Issuance of New Shares July 9, 2010 Total of Shares Weighted Avarege Basic Earnings Per Share (full Rp)
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated)
Laba per saham dasar tahun 2009 telah disajikan kembali sehubungan dengan adanya pemecahan nilai nominal saham pada tahun 2010 (lihat Catatan 18).
Earnings per share for 2009 has been restated in connection with the stock split in 2010 (see Note 18).
Rincian perhitungan laba bersih per saham dilusian adalah sebagai berikut:
The detail of diluted earnings per share computation are as follows:
2010 Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham untuk Untuk Menghitung Laba Bersih Per Saham Dasar Potensi Efek Dilusi Saham dari Waran (lihat Catatan 1.e) - Jumlah Rata-rata Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham yang Telah Disesuaikan untuk Efek Dilusi Laba Per Saham Dilusian (Rp penuh)
2009
4,969,828,791
1,785,240,000
230,017,850
--
5,199,846,641 32.74
1,785,240,000 52.34
25. Sifat Transaksi dan Saldo Pihak Hubungan Istimewa
25. Transactions and Balances With Related Parties
Dalam kegiatan usaha normal, Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Sifat dan hubungan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa tersebut adalah sebagai berikut: Pihak Hubungan Istimewa/ Related Parties Jefflyne Goldens Holding Pte Ltd
Weighted Average Number of Shares For Calculation of Basic Earnings Per Share Potential Effect of Dilution of Warrants (see Note 1.e) - Average Numbers Weighted Average Number of Shares Adjusted for the Effect of Dilution Diluted Earning Per Share (full Rp)
In the ordinary course of business, the Company is engage in transactions with related parties. The nature of the relationships with related parties are as follows:
Sifat Hubungan/ Nature of Relationship
Transaksi/Transaction
Pemegang Saham Perusahaan/The Company’s shareholder
Hutang Lain-lain/Other Payables
Kimpoli Pte Ltd
Memiliki Pengurus yang Sama dengan Perusahaan/Having the same management with the Company
Hutang Lain-lain/Other Payables
PT Supernova Flexible Packaging
Memiliki Pengurus yang Sama dengan Perusahaan/Having the same management with the Company
Piutang Usaha, Piutang Lain-lain, Hutang Usaha, Penjualan dan Pembelian/Accounts Receivables, Other Receivable, Accounts Payable, Sales and Purchases
PT Supernova
Memiliki Pengurus yang Sama dengan Perusahaan/Having the same management with the Company
Piutang Usaha dan Penjualan/Accounts Receivable and Sales
Rincian akun-akun dan transaksi-transaksi dengan pihakpihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
The details of accounts and transactions with related parties are as follows:
2010 Rp
2009 Rp
Piutang Usaha PT Supernova Flexible Packaging PT Supernova Jumlah
36,926 58,087 95,013
654 1,234 1,888
Accounts Receivable PT Supernova Flexible Packaging PT Supernova Total
Persentase terhadap Jumlah Aset
4.28%
0.11%
Percentage to Total Assets
d1/March 28, 2011
46
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2010 Rp
Piutang Lain-lain (Lancar) Karyawan
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated) 2009 Rp
872
618
Other Receivables (Current) Employees
0.04%
0.04%
Percentage to Total Assets
26,997,994 49
26,997,994 --
Other Receivables (Non Current) PT Supernova Flexible Packaging
0.002%
--
Percentage to Total Assets
Hutang Usaha PT Supernova Flexible Packaging
--
21,028
Accounts Payable PT Supernova Flexible Packaging
Persentase terhadap Jumlah Kewajiban
--
1.52%
Percentage to Total Liabilities
Hutang Lain-lain (Lancar) Kimpoli Pte Ltd Jefflyne Golden Holdings Pte Ltd Jumlah
----
146,544 14,019 160,563
Other Payables (Current) Kimpoli Pte Ltd Jefflyne Golden Holdings Pte Ltd Total
Persentase terhadap Jumlah Kewajiban
--
11.62%
Percentage to Total Liabilities
Persentase terhadap Jumlah Aset Piutang Lain-lain (Tidak Lancar) PT Supernova Flexible Packaging Persentase terhadap Jumlah Aset
Control Hutang Lain-lain (Tidak Lancar) Kimpoli Pte Ltd Jefflyne Golden Holdings Pte Ltd Jumlah Persentase terhadap Jumlah Kewajiban Control Penjualan PT Supernova Flexible Packaging PT Supernova Jumlah Persentase terhadap Jumlah Penjualan
-
-
7,987 1,507 9,494
43,667 1,447 45,114
Other Payables (Non Current) Kimpoli Pte Ltd Jefflyne Golden Holdings Pte Ltd Total
0.84%
3.27%
Percentage to Total Liabilities
-
-
113,384 111,246 224,630
15,528 9,198 24,726
Sales PT Supernova Flexible Packaging PT Supernova Total Percentage to Total Sales
13.82%
2.01%
224,630
24,726
Pembelian PT Supernova Flexible Packaging PT Supernova Jumlah
14,814 -14,814
67,117 -67,117
Purchases PT Supernova Flexible Packaging PT Supernova Total
Persentase terhadap Jumlah Pembelian
1.45%
8.13%
Percentage to Total Purchase
Control
Perusahaan memberikan fasilitas pinjaman tanpa bunga kepada karyawan yang diperhitungkan dengan gaji.
The Company’s provides non - interest bearing loan facility to its employee which will be settled through salary deduction.
Hutang Lain-lain (bagian tidak lancar) kepada Kimpoli Pte Ltd (KPL) dan Jefflyne Golden Holdings Pte Ltd (JG) terutama merupakan pinjaman sementara yang diberikan kepada Golden Polindo Holdings Pte Ltd (GPI) tanpa jaminan, tanpa bunga dan tidak memiliki waktu pembayaran tertentu.
Other Payables (non - current portion) to Kimpoli Pte Ltd (KPL) and Jefflyne Golden Holdings Pte Ltd (JG) mainly represent temporary loans obtained by Golden Polindo Holdings Pte Ltd (GPI), unsecured, interest-free and do not have fixed repayment term.
d1/March 28, 2011
47
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated)
Hutang Lain-lain (bagian lancar) kepada KPL merupakan hutang yang timbul atas pembelian 4.358.000 saham GPI (lihat Catatan 1.d) sebesar SGD 37,829,588. Berdasarkan Addendum To The Shares Sale and Purchase Agreement tertanggal 30 Desember 2009, hutang tersebut dikonversi menjadi sebesar USD 26,886,700. Selanjutnya, berdasarkan perjanjian Four Parties Agreement antara Perusahaan, KPL, Suzhou Kunlene Films Industries Co Ltd (SKFI) dan Yunnan Kunlene Film Industries Co Ltd (YKFI), para pihak menyetujui penyelesaian transaksi ini dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Sejumlah SGD 20,329,588 (setara USD 14,448,889.84) telah dilakukan pembayaran kas pada bulan Pebruari 2010; b. Sejumlah SGD 17,500,000 (setara USD 12,437,810.95) dengan meng-offset hutang KPL di YKFI dan SKFI sejumlah RMB 54,114,710.58 (setara USD 7,925,214.50) dan RMB 23,022,413.94 (setara USD 3,371,681.51), sedangkan sisanya sejumlah USD 1,140,914.94 akan dilunasi paling lambat bulan Juni 2011. Pada bulan September 2010, Perusahaan telah melunasi hutang tersebut.
Other Payables (current portion) to KPL represents payable arising from the purchases of 4,358,000 GPI’s shares (see Note 1.d) of SGD 37,829,588. Based on the Addendum to the Shares Sale and Purchase Agreement dated December 30, 2009, the payable was converted into USD 26,886,700. Subsequently, based on the Four Parties Agreement among the Company, KPL, Suzhou Kunlene Films Industries Co. Ltd. (SKFI) and Yunnan Kunlene Film Industries Co Ltd (YKFI), all parties agreed to settle these transactions through the following manners:
Pada tanggal 31 Desember 2009, saldo hutang kepada KPL ini, setelah eliminasi hutang-piutang antara Perusahaan dan SKFI dan YKFI, perusahaan anak, yaitu berjumlah USD 15,589,803.99 atau setara Rp 146.544. Dengan pelunasan di atas, maka saldo per 31 Desember 2010 adalah nihil.
As of December 31, 2009, the outstanding payable to KPL, after the elimination of payable - receivable among the Company, SKFI and YKFI, subsidiaries, amounted to USD 15,589,803.99 or equivalent to Rp 146,544. With the settlement of the above, then the balance as of December 31, 2010 is nil.
Hutang lain-lain (bagian lancar) kepada JG merupakan hutang atas pembelian 242.000 saham GPI (lihat Catatan 1.d) sebesar SGD 2,098,412 dengan mengeluarkan Promissory Note tanggal 29 Desember 2009. Berdasarkan Addendum To The Shares Sale and Purchase Agreement tertanggal 30 Desember 2009, hutang tersebut dikonversi menjadi sebesar USD 1,491,409 atau setara Rp 14.019. Pada bulan Pebuari 2010, Perusahaan telah melunasi hutang tersebut.
Other payables (current portion) to JG represents payable arising from purchase of 242,000 GPI’s shares (see Note 1.d) amounting to SGD 2,098,412 by issuing Promissory Note dated December 29, 2009. Based on the Addendum To The Shares Sale and Purchase Agreement dated December 30, 2009, the payable converted into USD 1,491,409 or equivalent to Rp 14,019. In February 2010, the Company had fully paid this debt.
Perusahaan melakukan transaksi penjualan “Biaxially Oriented Polypropylene (BOPP) film industry” dan pembelian bahan baku, saham dan jasa-jasa dan lain-lain dengan pihakpihak tersebut di atas. Harga jual atau beli antar pihak yang mempunyai hubungan istimewa ditentukan sesuai dengan harga yang diperjanjikan.
The Company has sales transactions “Biaxially Oriented Polypropylene (BOPP) film”, and purchase of raw materials, stocks, services and others with the parties as mentioned above. The selling and purchase price among related parties are determined in accordance with the agreed price.
a. Amount of SGD 20,329,588 (equivalent to USD 14,448,889.84) has been settled in cash settlement in February 2010; b. Amount of SGD 17,500,000 (equivalent to USD 12,437,810.95) by offsetting KPL debt in YKFI and SKFI of RMB 54,114,710.58 (equivalent to EUR 7,925,214.50) and RMB 23,022,413.94 (equivalent to USD 3,371,681.51), whereas the remaining amount of USD 1,140,914.94 shall be settled no later than June 2011. In September 2010, the Company had fully paid this debt.
26. Perpajakan
26. Taxation
a. Pajak Dibayar di Muka
a. Prepaid Taxes 2010 Rp
2009 Rp
Pajak Pertambahan Nilai
14,448
11,270
Pajak Lebih Bayar Tahun 2008 Jumlah
-14,448
1,472 12,742
d1/March 28, 2011
48
Value Added Tax Overpayments of Corporate Income Tax-year 2008 Total
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Pada bulan Januari 2010, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) atas Pajak Penghasilan Badan tahun 2008 sebesar Rp 7.230. Perusahaan juga menerima beberapa SKPKB atas Pajak Penghasilan pasal 4(2), 21, dan 23 dan Pajak Pertambahan Nilai untuk tahun 2008 yang berjumlah Rp 1.990, serta Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) dan Surat Tagihan Pajak (STP) atas Pajak Pertambahan Nilai untuk tahun 2008 yang berjumlah Rp 132. Jumlah keseluruhan SKPKB dan STP tersebut Rp 9.352 telah dibayar pada bulan Pebruari 2010 dan dicatat dalam akun “Pendapatan (Beban) Lain-lain-Bersih”.
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated) In January 2010, the Company had Tax Underpayment Assessments Notice (SKPKB) for Corporate Income Tax year 2008 amounted to Rp 7,230. The Company also received several SKPKB of Income Tax Article 4(2), 21, 23 and value added tax for the year 2008 amounted of Rp 1,990, Tax Underpayment Assessments Notice (SKPKB) and Tax Collection Notice (STP) for Value Added Tax for the year 2008 amounted to Rp 132. Total amount of SKPKB and STP amounted to Rp 9,352 was paid in February 2010 and recorded as “Other Income (Charges)Net” account.
b. Hutang Pajak
b. Taxes Payable 2010 Rp
Perusahaan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pasal 23 Pasal 29 Jumlah Hutang Pajak - Perusahaan Perusahaan Anak Pajak Penghasilan Pajak Pertambahan Nilai Jumlah Hutang Pajak - Perusahaan Anak Jumlah
2009 Rp
1,361 67 26,473 27,901
-83 95 178
7,293 1,483 8,776 36,677
3,883 2,903 6,786 6,964
c. Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan
c. Income Tax Benefit (Expenses) 2010 Rp
Perusahaan Pajak Kini Pajak Tangguhan: Dari Perbedaan Temporer Dampak Perubahan Tarif Pajak Penyesuaian Jumlah Pajak Penghasilan - Perusahaan Perusahaan Anak Pajak Kini Beban Pajak Penghasilan - Bersih
d1/March 28, 2011
The Company Income Tax Article 21 Article 23 Article 29 Total Taxes Payable - The Company Subsidiaries Income Tax Value Added Tax Total Taxes Payable - Subsidiaries Total
2009 Rp
(35,368)
(14,889)
(9,886) --(9,886)
(5,629) 4,900 (4,657) (5,386)
(45,254)
(20,275)
(16,406) (61,660)
(10,810) (31,085)
49
The Company Current Tax Deferred Tax: Arising from Temporary Differences Arising from Change in Tax Rate Adjustment Total Income Tax - The Company Subsidiaries Current Tax Income Tax Expenses - Net
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) d. Pajak Kini Taksiran laba kena pajak, beban pajak kini dan pajak penghasilan Perusahaan adalah sebagai berikut:
d. Current Tax Estimated taxable income, current tax expenses and the Company’s corporate income tax are as follows:
2010 Rp Laba Sebelum Pajak Penghasilan menurut Laporan Laba Rugi Konsolidasian Dikurangi: Laba sebelum Pajak Penghasilan Perusahaan Anak Laba Sebelum Pajak Penghasilan menurut Laporan Laba Rugi - Perusahaan
Beda Waktu Penyusutan dan Amortisasi Laba Penjualan Aset Sewa Pembiayaan Imbalan Kerja Jumlah Beda Tetap Beban yang Tidak Dapat Dikurangkan-Bersih Beban (Penghasilan) Bunga - Bersih Jumlah Taksiran Laba Kena Pajak Tarif Pajak yang Berlaku 25% 28% Beban Pajak Kini Pajak Penghasilan Dibayar di Muka Pasal 22 Jumlah Kurang Bayar Pajak Penghasilan Badan
2009 Rp
237,068
129,864
Income before Income Tax According to Consolidated Statements of Income
64,205
60,427
Less: Subsidiaries' Income Before Income Tax
172,863
69,437
Income Before Income Tax - The Company
(41,891) (249) 52 2,548 (39,540)
(20,906) (45) (195) 1,041 (20,105)
Timing Differences Depreciation and Amortization Gain on Disposal of Fixed Assets Leases Employee Benefits Total
11,535 (3,383) 8,152 141,475
3,839 -3,839 53,171
35,368 -35,368
-14,889 14,889
Permanent Differences Non Deductible Expenses-Net Expenses (Income) Interest - Net Total Taxable Income Enacted Tax Rate 25% 28% Current Tax Expense
8,895 8,895 26,473
14,794 14,794 95
Prepaid Taxes Article 22 Total Under Estimated Corporate Income Tax
Sesuai peraturan perpajakan Indonesia, Perusahaan menghitung, menyampaikan, dan melaporkan sendiri Surat Pemberitahuan Tahunannya (SPT). Aparat perpajakan dapat menetapkan atau mengubah besarnya kewajiban pajak dalam batas waktu 5 tahun sejak tanggal terhutangnya pajak penghasilan.
d1/March 28, 2011
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated)
Under the Indonesian tax law, the Company computes, submits and reports its Annual Tax Return (“SPT”) on the basis of self-assessment. The tax authorities may assess or amend the amount of tax obligation within 5 years from the date the tax become payable.
50
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) e. Pajak Tangguhan Rincian dari kewajiban pajak tangguhan Perusahaan adalah sebagai berikut:
Rp (35,804) 74 941 (34,789)
Kewajiban Pajak Tangguhan - Bersih
Rp
Kewajiban Pajak Tangguhan - Bersih
(30,250) 30 816 (29,404)
Pajak Tangguhan dari Beda Temporer Penurunan Saldo Awal Pajak Tangguhan: Perubahan Tarif Pajak Penyesuaian Beban Pajak Penghasilan - Perusahaan
d1/March 28, 2011
(46,339) Fixed Assets 87 Lease Assets 1,577 Estimated Liabilities on Employee Benefits Deferred Tax Liabilities - Net (44,675)
2009
Rp
(5,554) 44 124 (5,386)
(35,804) Fixed Assets 74 Lease Assets 941 Estimated Liabilities on Employee Benefits (34,789) Deferred Tax Liabilities - Net
A reconciliation between income tax expense with the result of income before income tax with prevailing tax rates is as follows:
2010 Rp
Koreksi Fiskal Pajak Kini
Rp
(10,535) 13 637 (9,886)
Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan dengan hasil perkalian laba sebelum pajak penghasilan dan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut:
Laba Sebelum Pajak Penghasilan menurut Laporan Laba Rugi - Perusahaan Tarif Pajak yang Berlaku 25% 28%
2010
Dikreditkan (Dibebankan) ke Laporan Laba Rugi /Credited (Charged) to Statements of Income Rp
2008
Aset Tetap Aset Sewa Guna Usaha Kewajiban Diestimasi Imbalan Kerja
e. Deferred Tax The details of the Company’s deferred tax liabilities are as follows:
Dikreditkan (Dibebankan) ke Laporan Laba Rugi /Credited (Charged) to Statements of Income Rp
2009
Aset Tetap Aset Sewa Pembiayaan Kewajiban Diestimasi Imbalan Kerja
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated)
2009 Rp
172,863
69,437
43,216 -(43,216) 7,848 (35,368)
-(19,443) (19,443) 4,554 (14,889)
(9,886) --(45,254)
51
Income before Income Tax According to Statements of Income - The Company Prevailing Tax Rate 25% 28% Fiscal Correction Current Tax Expense
(5,629) Deferred Tax Arising from Temporary Difference Decrease in Deferred Taxes Beginning Balance: 4,900 Change in Tax Rate (4,657) Adjustment Income Tax Expense - The Company (20,275)
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 27. Instrumen Keuangan dan Manajemen Risiko Keuangan
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated) 27. Financial Instrument and Financial Risk Management
a. Faktor dan Kebijakan Manajemen Risiko Keuangan Dalam menjalankan aktivitas operasi, investasi dan pendanaan, Perusahaan menghadapi risiko keuangan yaitu risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko pasar dan mendefinisikan risiko-risiko sebagai berikut: Risiko kredit: kemungkinan bahwa pelanggan tidak membayar semua atau sebagian piutang atau tidak membayar secara tepat waktu dan akan menyebabkan kerugian Perusahaan. Risiko likuiditas: Perusahaan menetapkan risiko likuiditas atas kolektibilitas dari piutang usaha seperti yang dijelaskan di atas, sehingga mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajiban yang terkait dengan kewajiban keuangan. Risiko pasar: pada saat ini tidak terdapat risiko pasar, selain risiko suku bunga dan risiko nilai tukar karena Perusahaan tidak berinvestasi di instrumen keuangan dalam aktivitas normal.
a. Financial Risk Factor and Management Policies In its operating, investing and financing activities, the Company is exposed to the following financial risks: credit risk, liquidity risk and market risk and define those risks as follows: Credit risk: possibility that a customer will not pay the whole or part of a receivable or will not pay in timely manner and hence, Company will incur loss.
Dalam rangka untuk mengelola risiko tersebut secara efektif, Direksi telah menyetujui beberapa strategi untuk pengelolaan risiko keuangan, yang sejalan dengan tujuan perusahaan. Pedoman ini menetapkan tujuan dan tindakan yang harus diambil dalam rangka mengelola risiko keuangan yang dihadapi Perusahaan.
In order to effectively manage those risks, the Board of Directors has approved some strategies for the management of financial risks, which are in line with corporate objectives. These guidelines set up objectives and action to be taken in order to manage the financial risks that the Company faces.
Pedoman utama dari kebijakan ini adalah sebagai berikut: Meminimalkan tingkat suku bunga; Memaksimalkan penggunaan "lindung nilai alamiah" yang menguntungkan sebanyak mungkin saling hapus alami antara pendapatan dan biaya dan hutang/pinjaman dan piutang dalam mata uang yang sama. Strategi yang sama ditempuh sehubungan dengan risiko suku bunga; dan Semua kegiatan manajemen risiko keuangan dilakukan dan dipantau di kantor pusat.
The major guidelines of this policy are the following:
Perusahaan tidak memiliki instrumen derivatif untuk mengantisipasi risiko yang terjadi.
The Company does not have derivative instruments to anticipate possible risks.
Risiko Kredit Perusahaan mengendalikan eksposur risiko kredit dengan menetapkan kebijakan, dimana persetujuan atau penolakan kontrak baru dan kepatuhan atas kebijakan tersebut dipantau oleh Direksi. Sebagai bagian dari proses dalam persetujuan atau penolakan tersebut, reputasi dan jejak rekam pelanggan menjadi bahan pertimbangan. Saat ini, tidak terdapat risiko kredit yang terkonsentrasi secara signifikan.
Credit Risks The Company controls its exposure to credit risk by setting a policy whereby approval or rejection of new contract and compliance is monitored by the Directors. As part of the process in approval or rejection, the customer reputation and track record is taken into consideration. There are no significant concentrations of credit risk.
d1/March 28, 2011
Liquidity risk: the Company defines liquidity risk from the collectibility of the accounts receivable as mentioned above, therefore, the Company will encounter difficulty to meet obligations related to with financial liabilities. Market risk: currently there are no market risk other than interest rate risk and currency risk as the Company does not invest in any financial instruments in its normal activities.
Minimize interest rate; Maximize the use of favorable “natural hedge” as much as possible which allowed natural off-setting between revenue and costs and payables/loans and receivables denominated in the same currency. Similar strategy is pursued with regard to interest rate risk; and All financial risk management’s activities are carried out and monitored at head office.
52
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated)
Tabel berikut menganalisis aset keuangan berdasarkan sisa umur jatuh temponya:
The following table analyse financial assets based on maturity: 2010
Pinjaman yang Diberikan dan Piutang
0 - 30 hari/days
31 - 90 hari/days
> 90 hari/days
Jumlah/Total
Loans and Receivables
Kas dan Setara Kas
276,483
--
--
276,483
Piutang Usaha dan Piutang Lain - lain Aset Lain- lain
281,717 --
36,577 --
13,441 1,998
331,735 1,998
Cash and Cash Equivalents Accounts Receivable and Other Receivables Other Assets
Jumlah
558,200
36,577
15,439
610,216
Total
Risiko Likuiditas Pada saat ini Perusahaan berharap dapat membayar semua kewajiban pada saat jatuh tempo. Untuk memenuhi komitmen kas, Perusahaan berharap kegiatan operasinya dapat menghasilkan arus kas masuk yang cukup. Selain itu, Perusahaan memiliki aset keuangan pada pasar yang likuid dan tersedia untuk memenuhi kebutuhan likuiditas.
Liquidity Risks Currently the Company expects to pay all liabilities at the maturity. In order to meet the cash commitments, the Company expects its operating activities able to generate sufficient cash inflows. In addition, the Company holds financial assets on liquid market and requirement available to fulfill its liquidity requirement.
Selain itu, Perusahaan memiliki aset keuangan yang likuid dan tersedia untuk memenuhi kebutuhan likuiditasnya. Perusahaan mengelola risiko likuiditas dengan pengawasan proyeksi dari arus kas aktual secara terus menerus serta pengawasan tanggal jatuh tempo dari kewajiban keuangan. Jumlah kewajiban keuangan yang pembayarannya di harapkan dalam satu tahun sejak 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp 666.356, sedangkan kewajiban keuangan yang pembayarannya diharapkan lebih dari satu tahun sejak 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp 369.754.
In addition, the Company holds liquid financial assets and available to fulfill its liquidity requirement. The Company manages its liquidity risk by monitoring actual cashflow projections continuosly and supervises the maturity of its financial liabilities. Total financial liabilities that are expected to be paid within one year from December 31, 2010 amounted to Rp 666,356, while payment for non current financial liabilities from December 31, 2010 is amounted to Rp 369,754.
Risiko Suku Bunga Perusahaan terekspos risiko suku bunga terutama menyangkut kewajiban keuangan. Perusahaan memiliki pinjaman yang bersifat jangka panjang kepada bank yang menggunakan tingkat bunga pasar. Pada saat ini, Perusahaan tidak memiliki kebijakan atau pengaturan tertentu untuk mengelola risiko tingkat bunga dengan mengurangi pinjaman dengan tingkat bunga yang lebih tinggi ke pinjaman dengan tingkat bunga yang lebih rendah. Tidak terdapat aktivitas lindung nilai tingkat bunga pada tanggal 31 Desember 2010.
Interest Rate Risks The Company exposures to interest rate risk mainly concerning financial liabilities. The Company holds longterm loans to banks which use market interest rate. Currently, the Company has no certain policy or arrangement to manage its interest rate risk by changing high interest rate loans to the lower interest rate loans. There are no interest rate hedge activities as of December 31, 2010.
Tabel berikut menganalisis rincian kewajiban keuangan berdasarkan jenis bunga:
The following table analyse the breakdown of financial liabilities by type of interest:
Jenis Bunga Bunga Tetap Bunga Mengambang Tanpa Bunga Jumlah
d1/March 28, 2011
2010 Rp 2,628 938,104 95,378 1,036,110
53
Type of Interest Fixed Rate Floating Rate Non-Interest Bearing Total
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated)
Risiko Nilai Tukar Perusahaan secara signifikan terekpos risiko mata uang US Dolar karena sebagian besar pinjaman dalam mata uang US Dolar. Untuk meminimalkan risiko ini, Perusahaan selalu berusaha untuk mendapatkan kontrak dengan menggunakan US Dolar. Tidak ada aktivitas lindung nilai mata uang pada tanggal 31 Desember 2010.
Foreign Currency Risks The Company is significantly exposed to US Dollar currency risk due to most of the company’s loans are denominated in US Dollar. In order to minimize this risk, the Company and subsidiaries put their efforts to obtain USD currency contract. There are no currency hedge activities in place as of December 31, 2010.
b. Nilai Wajar Instrumen Keuangan Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat aset dan kewajiban keuangan yang dicatat sebesar biaya perolehan diamortisasi dalam laporan keuangan konsolidasi mendekati nilai wajarnya baik yang jatuh tempo dalam jangka pendek atau yang dibawa berdasarkan tingkat suku bunga pasar.
b. Fair Value of Financial Instruments Management considers that the carrying amounts of financial assets and financial liabilities recorded at amortized cost in the consolidated financial statements approximate their fair values either because of their shortterm maturities or they carry market rates of interest.
Nilai wajar instrumen keuangan ditentukan melalui analisis arus kas yang didiskonto dengan menggunakan tingkat diskonto yang setara dengan tingkat pengembalian yang berlaku bagi instrumen keuangan yang memiliki syarat dan periode jatuh tempo yang sama.
The fair value for the above financial instruments was determined by discounting estimated cashflows using discount rates for financial instruments with similar term and maturity.
28. Aset dan Kewajiban Moneter dalam Mata Uang Asing
28. Monetary Assets and Liabilities Denominated in Foreign Currencies
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Perusahaan dan perusahaan anak mempunyai aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing sebagai berikut:
At December 31, 2010 and 2009, the Company and its subsidiaries had monetary assets and liabilities in foreign currencies as follows:
2010 2009 Mata Uang Setara Rupiah/ Mata Uang Setara Rupiah/ Asing/Foreign Asing/Foreign Rupiah Rupiah Currencies Equivalent Currencies Equivalent Aset Kas dan Setara Kas USD SGD RMB EUR Piutang Usaha USD EUR RMB
d1/March 28, 2011
13,014,932 18,999 17,926,380 197,030
117,016 133 24,338 2,356
3,034,126 39,322 35,481,879 22,548
28,522 263 48,845 304
22,593,690 15,448 43,429,995
203,140 185 58,960
11,926,836 -37,786,199
112,112 -52,018
54
28,522
Assets Cash and Cash Equivalent USD SGD RMB EUR Accounts Receivable USD EUR RMB
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated)
2010 2009 Mata Uang Setara Rupiah/ Mata Uang Setara Rupiah/ Asing/Foreign Asing/Foreign Rupiah Rupiah Currencies Equivalent Currencies Equivalent Aset Piutang Lain-lain USD RMB Dana yang Dibatasi Pengunaannya RMB THB Jumlah Aset Kewajiban Hutang Bank Jangka Pendek USD RMB Hutang Usaha USD SGD RMB EUR Hutang Lain-lain - Jangka Pendek USD SGD RMB EUR Hutang Lain-lain - Jangka Panjang USD SGD RMB Hutang Bank Jangka Panjang USD Jumlah Kewajiban Jumlah Kewajiban-Bersih
-3,027,468
-4,110
117,782 --
1,107 --
-2,003,700
-598 410,836
1,563,304 --
2,152 -245,323
28,522
Assets Other Receivables USD RMB Restricted Funds RMB THB Total Assets
31,159,639 61,030,969
280,156 82,856
25,506,193 107,119,919
239,758 147,467
1,929,648 -3,990,194 37,970
17,349 -5,417 454
9,903,654 19,990 8,959,753
93,094 135 12,334 --
34,392 424 874,759 153,984
309 3 1,188 1,841
17,135,965 1,371 800,908
161,078 9 1,103 --
992,548 81,634 3,127,220
8,924 570 4,246
994,035 5,484,677 2,421,496
9,344 36,739 3,334
48,255,805
433,793 837,106
45,812,077
430,634 1,135,029
Liabilities Short-term Bank Loans USD RMB Accounts Payable USD SGD RMB EUR Other Payables - Short-terms USD SGD RMB EUR Other Payables - Long-terms USD SGD RMB Long-term Bank Loans USD Total Liabilities
(889,706)
Total Liabilities-Net
(426,270)
29. Perikatan dan Kontinjensi
29. Commitments and Contingencies
a. Berdasarkan perjanjian Lease Agreement No. 2009/12/LA/064-ISI tanggal 29 Desember 2010 dengan PT Serasi Tunggal Mandiri, Perusahaan mengadakan perjanjian sewa menyewa ruang perkantoran di Wisma Indosemen dengan masa sewa selama 12 bulan, terhitung sejak tanggal 1 Januari 2011 sampai tanggal 31 Desember 2011. Ruang perkantoran yang disewa adalah seluas 1.341,19 m2 dan digunakan sebagai kantor pusat Perusahaan.
a. Based on the Lease Agreement No. 2009/12/LA/064ISI dated December 29, 2010 with PT Serasi Tunggal Mandiri, the Company entered into an office space lease agreement located in Wisma Indosemen. The term of lease is 12 months, commencing from January 1, 2011 up to December 31, 2011. The leased office space covering an area of 1,341.19 sqm which is used as the Company’s head office.
b. Berdasarkan perjanjian Lease Agreement For The Warehouse (1 Unit) No. 078/MISC/BP/I/2010 tanggal 20 Januari 2010, dengan PT Besland Pertiwi, Perusahaan mengadakan perjanjian sewa menyewa 1 (satu) unit Warehouse dengan luas sekitar 540 meter persegi, terletak di Blok A-II No. 29 WH. 10, Kota Bukit Indah, Purwakarta 41183 dengan masa sewa Selama 6 bulan, terhitung sejak
b. Based on the Lease Agreement For The Warehouse (1 Unit) No. 078/MISC/BP/I/2010 dated January 20, 2010 with PT Besland Pertiwi, the Company entered into a warehouse (1 Unit) lease agreement covering an area of 540 sqm, located in Blok A-II No.29 WH. 10, Kota Bukit Indah, Purwakarta 41183. The term of lease is 6 months, commencing from January 1, 2010 up to
d1/March 28, 2011
55
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated)
tanggal 21 Januari 2010 sampai tanggal 20 Juli 2010, dan dapat diperpanjang dengan pemberitahuan di muka 1 bulan sebelum berakhirnya jangka waktu sewa.
July 20, 2010. and can be extended by notice in advance of 1 month before the expiration of the lease term.
c. Perusahaan mengadakan perjanjian pembelian mesin sebagai berikut: Bruckner sesuai dengan Supply Contract tanggal 15 Januari 2010. Dalam kontrak Bruckner setuju untuk membangun, membuat, menyediakan, mengawasi penginstalasian, melaksanakan pengecekan (checkup)/pengetesan fungsional sistem elektrik dan mekanik terhadap mesin BOPET berikut dengan material dan peralatannya. Kampf Schneid – und Wickeltechnik (Kampf) sesuai dengan kontrak tanggal 10 Mei 2010 No. 110528. Dalam kontrak, Kampf setuju untuk membangun, membuat, menyediakan, mengawasi penginstalasian, melaksanakan pengecekan (check up)/pengetesan fungsional sistem elektrik dan mekanik terhadap mesin High Capacity Roll Slitting and Winding Machine berikut dengan material dan peralatan. Applied Materials Gmbh & Co. KG (AM) sesuai dengan kontrak tanggal 19 Mei 2010. Dalam kontrak, AM setuju untuk membangun, membuat, menyediakan, mengawasi penginstalasian, melaksanakan pengecekan (check up)/pengetesan fungsional sistem elektrik dan mekanik terhadap mesin High Vacuum Coating System berikut dengan material dan peralatannya.
c. The Company entered into a purchase of machinery agreement as follows: Bruckner, in accordance to the Supply Contract dated January 15, 2010. In the contract, Bruckner agreed to build, create, supply, installation control, perform check-up/functional testing on electrical and mechanical system of the BOPET machine including to its material and item.
Ketiga mesin tersebut diinstalasikan oleh masing-masing pemasok yang bersangkutan yang kemudian diikuti dengan Dry-Run dari peralatan, serta pengoperasian (start-up) terhadap peralatan yang diinstalasikan oleh masing-masing pemasok yang bersangkutan; pengoperasian tersebut dilakukan oleh Perusahaan di bawah pengawasan masing-masing pemasok yang bersangkutan. Perusahaan setuju untuk membeli Peralatan dari masing-masing pemasok yang bersangkutan berikut dengan pembangunan dan pelayanan selanjutnya sebagaimana diuraikan di atas. Peralatan tersebut akan diinstalasikan di pabrik Perusahaan yang terletak di Blok 6, 7, 8 Sektor A1, Kota Bukit Indah, Bungursari, Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia.
Those three machines installed by the respective vendors which followed by Dry-Run of equipments, also start-up to the equipments. During this phase, the Company will operate the machines under direct supervision and training by the vendors. The Company agreed to purchase the equipments from each respective vendors including to the subsequent erection and service as described on the above. The equipments will be installed in the Company’s factory located at Block 6, 7, 8 Sector A1, Kota Bukit Indah, Bungursari, Purwakarta, West Java, Indonesia.
d. Perusahaan mengadakan perjanjian pembangunan struktur dan arsitektur Proyek BOPET dengan PT Murinda Iron Steel (Murinda) sebesar Rp 38.300 dimana Murinda setuju untuk membangun struktur dan arsitektur proyek perluasan pabrik sehubungan dengan BOPET di Purwakarta, Jawa Barat. Jangka waktu pelaksanaan ini dimulai dari tanggal 26 Juli 2010 dan akan berakhir pada tanggal 26 April 2011.
d. The Company entered into construction of BOPET project structure and architecture with PT Murinda Iron Steel (Murinda) with contract value of Rp 38,300 for the construction of the factory building in connection with BOPET project in Purwakarta, West Java. The construction period started on July 26, 2010 and is scheduled to be complete on April 26, 2011.
e. Berdasarkan Akta No. 4 tanggal 12 Pebruari 2010 yang dibuat di hadapan Ida Sofia, SH, notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank CIMB Niaga Tbk (Bank CIMB Niaga) berupa Letter of Credit (L/C) dan Pinjaman Transaksi Khusus (PTK). Tujuan
e. Based on the Deed No. 4 dated February 12, 2010 of Ida Sofia, SH, Notary in Jakarta, the Company obtained Credit Facility from PT Bank CIMB Niaga Tbk (Bank CIMB Niaga) for Letter of Credit (L/C) and Special Transactions Loan (STL) related to the
d1/March 28, 2011
Kampf Schneid – und Wickeltechnik (Kampf), in accordance to the contract dated May 10, 2010 No.110528. In the contract, Kampf agreed to build, create, supply, instalation control, perform check up/functional testing to electrical system and mechanical system of high capacity Roll Slitting and Winding Machine including to its material and item. Applied Materials Gmbh & Co. KG (AM) in accordance to the contract dated May 19, 2010. In the contract, AM was agreed to build, create, supply, supervise installation control, check up/functional testing to electric system and mechanic to High Vacuum Coating System including to its material and item.
56
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated)
penggunaan L/C dan PTK adalah dalam rangka ekspansi BOPET Lines. Jumlah plafon atas fasilitas L/C tersebut bersifat dapat dipergunakan secara bersama dengan fasilitas PTK (“Interchangeable”), dengan jumlah interchangeable setiap saat tidak diperkenankan melebihi plafon sebesar USD 50.000.000. Jangka waktu fasilitas L/C dan PTK adalah maksimal 12 bulan terhitung sejak tanggal 12 Pebruari 2010 dengan bunga sebesar 8%. Pada bulan Juli 2010, Perusahaan telah melunasi pinjaman tersebut.
expansion of BOPET Lines in Jakarta. Maximum limit of L/C facility can be exercised simultaneously with STL (“Interchangeable”), with the amount of interchangeable not to exceed its maximum limit of USD 50,000,000. The maximum facility term of L/C and STL is 12 months starting on February 12, 2010 and bears 8% interest rate. In July 2010, the Company has fully paid the loan.
f. Berdasarkan Akta No 313/L/XII/10 tanggal 3 Desember 2010 yang dibuat dihadapan Popie Savitri Martosuhardjo Pharmanto, SH, notaris di Jakarta, Perusahaan melakukan Perjanjian Kerangka Kerja (“Framework Agreement”) dengan Unicredit Bank AG, Jerman (Unicredit) untuk pendanaan “pembelian mesin” (kontrak). Pendanaan tersebut diperbolehkan sebesar 85% dari keseluruhan kontrak dan akan dinyatakan dalam perjanjian terpisah dalam bentuk Standard Loan Agreement (SLA). Jangka waktu fasilitas pinjaman adalah maksimal 18 bulan terhitung sejak tanggal efektif pinjaman dan akan diperpanjang secara otomatis untuk 12 bulan jika tidak ada pihak-pihak yang mengajukan pembatalan terhadap SLA tersebut.
f. Based on the notarial deed no. 313/L/XII/10 dated December 3, 2010, of Popie Savitri Martosuhardjo Pharmanto, SH Notary in Jakarta, the Company and Unicredit Bank AG, Germany (Unicredit) entered into a Framework Agreement to finance “acquisition of machineries” (Contract). Up to 85% of the total Contract is allowed for financing and such contract will be extended to separate agreement in a form of a Standard Loan Agreement (SLA). The terms of the agreement shall be 18 months starting of the effective date and automatically extended for another 12 months if no party to this Framework Agreement give termination.
Pada tanggal yang sama, berdasarkan perjanjian di atas, Perusahaan membuat 2 (dua) SLA kontrak, sebagai berikut: Berdasarkan Akta No. 314/L/XII/10 tanggal 3 December 2010 yang dibuat di hadapan Popie Savitri Martosuhardjo Pharmanto, SH, notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dari UniCredit Bank AG. Sehubungan dengan pembiayaan kontrak dari Bruckner Maschinenbau Gmbh & Co. KG dengan nilai sebesar USD setara dengan EUR 15,682,298.65 dan USD 549,780.
On the same date, based on the above agreements, the Company made 2 (two) SLA contract , as follows:
Fasilitas pinjaman tersedia selama 12 bulan dari tanggal efektif di perjanjian, pinjaman akan dibayar sebanyak 16 kali cicilan per semester dimulai 6 bulan setelah tanggal pemasangan atau selambatnya tanggal 30 April 2012 dan dikenakan bunga USD LIBOR 6 bulan + 1,7%.
The availability of the loan facitily is 12 months after effective date of the agreements. It shall be repaid in 16 equal consecutive semi-annual installments starting 6 months after commissioning date or at the latest on April 30, 2012 and bears USD 6 months LIBOR + 1.7% interest rate.
Berdasarkan Akta No. 315/L/XII/10 tanggal 3 December 2010 yang dibuat di hadapan Popie Savitri Martosuhardjo Pharmanto, SH, notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dari UniCredit Bank AG sebesar EUR 1,620,000 sehubungan dengan pembiayaan kontrak dari Kamp Schneid Und Wickeltechnik Gmbh & Co.KG.
Based on the notarial deed no. 315/L/XII/10 dated December 3, 2010, of Popie Savitri Martosuhardjo Pharmanto, SH Notary in Jakarta, the Company obtained loan facility from Unicredit for EUR 1,620,000 related with Contract from Kampf Schneid Und Wickeltechnik GmbH & Co. KG.
Fasilitas pinjaman tersedia selama 12 bulan dari tanggal efektif di perjanjian. Pinjaman akan dibayar sebanyak 16 kali cicilan per semester dimulai dari 6 bulan setelah tanggal pemasangan atau selambatnya tanggal 30 April 2012 dan dikenakan bunga EURIBOR +1,5%.
The availability of the loan facitily is 12 months after effective date of the agreements. It shall be repaid in 16 equal consecutive semi-annual installments starting 6 months after commissioning date or at the latest on June 30, 2012 and bears (Euro Interest Bank Offering Rate) EURIBOR + 1.5% interest rate.
d1/March 28, 2011
Based on the notarial deed no. 314/L/XII/10 dated December 3, 2010, of Popie Savitri Martosuhardjo Pharmanto, SH Notary in Jakarta, the Company obtained loan facility from Unicredit related to the contract from Brückner Maschinenbau GmBH & Co. KG for total amounting to USD countervalue of EUR 15,682,298.65 and USD 549,780.
57
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated)
Jaminan fasilitas kredit tersebut mencakup: 1 (Satu) Unit High Capacity Roll Slitting and Winding Machine Model Universal senilai EUR 1,620,000 (lihat Catatan 7); 1 (Satu) Unit Mesin dan Peralatan BOPET senilai EUR 17,285,000.
Collateral for the credit facility are as follows: 1 Unit of High Capacity Roll Slitting and Winding Machine Model Universal amounted to EUR 1,620,000 (see Note 7); 1 Unit of BOPET Machinery and Equipment amounted to EUR 17,285,000.
Perusahaan telah mencairkan fasilitas pinjaman pada bulan Pebruari dan Maret 2011 sebesar EUR19,273,186.25.
The Company has drawn the total loan facility on February and March 2011 amounted to EUR 19,273,186.25.
30. Informasi Segmen Usaha
30. Segment Information
Segmen Primer
Primary Segment Indonesia/ Indonesia Rp
China/ China Rp
2010 Singapura/ Singapore Rp
Eliminasi/ Elimination Rp
Konsolidasi/ Consolidation Rp
Penjualan Penjualan Ekstern Penjualan Antar Segmen Jumlah Penjualan
987,354 -987,354
637,795 67,246 705,041
----
-(67,246) (67,246)
--1,625,149
Sales External Sales Inter - Segment Sales Total Sales
Hasil Segmen Laba Bersih
170,265
51,095
28,018
(79,113)
170,265
Segment Results Net Income
1,812,180
883,862
337,517
(814,149)
2,219,410
Segment Information Segment Assets
Kewajiban Segmen
750,506
470,584
97,809
(195,129)
1,123,770
Segment Liabilities
Pengeluaran Modal Penyusutan
119,125 43,361
112,475 23,631
35 12
---
231,636 67,004
Capital Expenditures Depreciation
Informasi Segmen Aset Segmen
Indonesia/ Indonesia Rp Penjualan Penjualan Ekstern Penjualan Antar Segmen Jumlah Penjualan
China/ China Rp
2009 Singapura/ Singapore Rp
Eliminasi/ Elimination Rp
Konsolidasi/ Consolidation Rp
591,337 -591,337
638,884 -638,884
----
----
--1,230,221
Sales External Sales Inter - Segment Sales Total Sales
93,440
49,616
34,458
(84,074)
93,440
Segment Results Net Income
1,342,972
719,078
340,157
(710,561)
1,691,646
Segment Information Segment Assets
Kewajiban Segmen
1,039,771
448,134
126,297
(232,650)
1,381,552
Segment Liabilities
Pengeluaran Modal Penyusutan
152,036 31,048
9,760 25,440
-5
---
161,796 56,494
Capital Expenditures Depreciation
Hasil Segmen Laba Bersih Informasi Segmen Aset Segmen
Segmen Sekunder Perusahaan dan perusahaan anak tidak mempunyai pelaporan segmen sekunder.
d1/March 28, 2011
Secondary Segment The Company and subsidiaries have no secondary segment reporting.
58
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated)
31. Perkembangan Terakhir Standar Akuntansi Keuangan
31. New Accounting Standards Pronouncement
Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan (konsolidasi), Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) serta mencabut beberapa PSAK tertentu. Standar-standar akuntansi keuangan tersebut akan berlaku efektif sebagai berikut:
As of the date of completion of the financial statements, Indonesian Institute of Accountants has issued revised Statement of Financial Accounting Standards (“PSAK”) and the Interpretation of Financial Accounting Standards (“ISAK”) and pull out some specific SFAS. Financial accounting standards will become effective as follows:
Periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011
Periods beginning on or after January 1, 2011
PSAK 1. PSAK 1 (Revisi 2009), ”Penyajian Laporan Keuangan”
PSAK 1. PSAK 01 (Revised 2009), ”Presentation of Financial Statements” 2. PSAK 02 (Revised 2009), ”Statement of Cash Flows” 3. PSAK 03 (Revised 2010), ”Interim Financial Reporting” 4. PSAK 04 (Revised 2009), “Consolidated and Separate Financial Statement” 5. PSAK 05 (Revised 2009), “Operating Segment” 6. PSAK 07 (Revised 2010), “Related Party Disclosure”
2. 3.
PSAK 2 (Revisi 2009), ”Laporan Arus Kas” PSAK 3 (Revisi 2010), ”Laporan Keuangan Interim”
4.
PSAK 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri” PSAK 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi” PSAK 7 (Revisi 2010), ”Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi” PSAK 8 (Revisi 2010), ”Peristiwa Setelah Periode Pelaporan” PSAK 12 (Revisi 2009), “Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama” PSAK 15 (Revisi 2009), ”Investasi Pada Entitas Asosiasi”
5. 6. 7. 8. 9.
7. 8. 9.
10. 11. 12. 13.
PSAK 08 (Revised 2010), “Events after the Reporting Period” PSAK 12 (Revised 2009), “Interest in Joint Ventures” PSAK 15 (Revised 2009), ”Investment on Associates” PSAK 19 (Revised 2010), “Intangible Assets” PSAK 22 (Revised 2010), “Business Combination” PSAK 23 (Revised 2010), “Revenue” PSAK 25 (Revised 2009), ”Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors” PSAK 48 (Revised 2009), ”Impairment of Assets” PSAK 57 (Revised 2009), ”Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets” PSAK 58 (Revised 2009), “Non-current Assets Held for Sale and Discontinued Operations”
PSAK 19 (Revisi 2010), ”Aset Tak Berwujud” PSAK 22 (Revisi 2010), ”Kombinasi Bisnis” PSAK 23 (Revisi 2010), ”Pendapatan” PSAK 25 (Revisi 2009), ”Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan” 14. PSAK 48 (Revisi 2009), ”Penurunan Nilai Aset” 15. PSAK 57 (Revisi 2009), ”Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi” 16. PSAK 58 (Revisi 2009), ”Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan”
10. 11. 12. 13.
ISAK 1. ISAK 7 (Revisi 2009), ”Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus” 2. ISAK 9, ”Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi, dan Liabilitas Serupa” 3. ISAK 10, ”Program Loyalitas Pelanggan” 4. ISAK 11, ”Distribusi Aset Nonkas kepada Pemilik”
ISAK 1. ISAK 07 (Revised 2009), “Consolidation – Special Purpose Entities” 2. ISAK 09, “Changes in Existing Decommissioning, Restoration and Similar Liabilities” 3. ISAK 10, “Customer Loyalty Programs” 4. ISAK 11, “Distribution of Non-cash Assets to Owners” 5. ISAK 12, “Jointly Controlled Entities – Non-monetary Contributions by Venturers” 6. ISAK 14, ”Intangible Assets – Web Site Cost” 7. ISAK 17, “Interim Financial Reporting and Impairment”
5. 6. 7.
14. 15. 16.
ISAK 12, ”Pengendalian Bersama Entitas–Kontribusi Non moneter oleh Venturer” ISAK 14, ”Aset Tak Berwujud – Biaya Situs Web” ISAK 17, ”Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai”
d1/March 28, 2011
59
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated)
Periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012
Periods beginning on or after January 1, 2012
PSAK 1. PSAK 10 (Revisi 2010), “Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing” 2. PSAK 18 (Revisi 2010), “Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya” 3. PSAK 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja” 4. PSAK 34 (Revisi 2010), “Kontrak Konstruksi” 5. PSAK 46 (Revisi 2010), “Pajak Penghasilan” 6. PSAK 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian” 7. PSAK 53 (Revisi 2010), “Pembayaran Berbasis Saham” 8. PSAK 60 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Pengungkapan” 9. PSAK 61, “Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah”
PSAK 1. PSAK 10 (Revised 2010), “The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates” 2. PSAK 18 (Revised 2010), “Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plans” 3. PSAK 24 (Revised 2010), “Employee Benefits” 4. PSAK 34 (Revised 2010), “Construction Contracts” 5. PSAK 46 (Revised 2010), “Income Taxes” 6. PSAK 50 (Revised 2010), “Financial Instruments: Presentation” 7. PSAK 53 (Revised 2010), “Sharebased Payments” 8. PSAK 60 (Revised 2010), “Financial Instruments: Disclosures” 9. PSAK 61, “Accounting for Government Grants and Disclosure of Government Assistance”
ISAK 1. ISAK 13, ”Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri” 2. ISAK 15, ”Batas Aset Manfaat Pasti, Persyaratan Minimum dan Interaksinya” ISAK 18, ”Bantuan Pemerintah – Tidak Ada Relasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi” ISAK 20, ”Pajak Penghasilan – Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Sahamnya”
ISAK 1. ISAK 13, ”Hedges of Net Investments in Foreign Assitance” 2. ISAK 15, ”The Limit on a Defined Benefit Asset, Minimum Funding Requirements and their Interaction” 3. ISAK 18, ”Government Assistance – No Spesific Relation to Operating Activities” 4. ISAK 20, ”Income Taxes – Change in Tax Status of an Entity or its Shareholders”
Perusahaan masih mengevaluasi dampak penerapan PSAK dan ISAK di atas dan dampak terhadap laporan keuangan konsolidasian dari penerapan PSAK dan ISAK tersebut belum dapat ditentukan.
The Company is still evaluating the impact of applying PSAK and ISAK above and the impact to the financial statements of the application of PSAK and ISAK can not be determined.
3. 4.
32. Reklasifikasi Akun
32. Reclassification of Account
Beberapa akun dalam laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 telah direklasifikasi sesuai dengan penyajian laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010.
Certain accounts in the financial statement for the year ended December 31, 2009 have been reclassified to conform with the preparation of financial statement fot the year ended December 31, 2010 for comparison purposes.
Akun dalam laporan keuangan per 31 Desember 2009 yang telah direklasifikasi adalah sebagai berikut:
Accounts in financial statement for the year ended December 31, 2009 which have been reclassified are as follows:
Sebelum Reklasifikasi /Before Reclassification Rp Umum dan Administrasi Pendapatan (Beban) Lain-lain Jumlah
d1/March 28, 2011
Setelah Reklasifikasi /After Reclassification Rp
91,439 24,756 66,683
60
89,589 22,906 66,683
General and Administrative Other Income (Charges) Total
paraf:
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
33. Tanggung Jawab Manajemen atas Laporan Keuangan Konsolidasian Manajemen Perusahaan bertanggung jawab penyusunan laporan keuangan konsolidasian diselesaikan pada tanggal 18 Maret 2011.
PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2010 and 2009 (In million Rupiah, unless otherwise stated)
33. Management Responsibility on the Consolidated Financial Statements
atas yang
The management of the Company is responsible for the preparation of the consolidated financial statements which were completed on March 18, 2011.
Menyetujui / Approved by:
Hadi Sutono Widayat Director
d1/March 28, 2011
Nicky Gunhadi Accounting Manager
61
paraf:
Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally left blank
Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally left blank
R E N C A N A P E R K E M B A N GA N I N D O P O LY 45
I N D O P O LY ’ S G R OW T H P L A N
Sejak pertama didirikan, Indopoly memiliki reputasi sebagai produsen film BOPP berkualitas tinggi. Di tahun 2011, Perseroan berencana melakukan ekspansi usaha dengan memproduksi film BOPET yang merupakan salah satu jenis flexible packaging dengan volume terbesar kedua di dunia. Ekspansi ini akan semakin mengukuhkan keunggulan Perseroan serta memungkinkan Indopoly untuk meraih pasar yang lebih besar di seluruh dunia. Proyek ekspansi, penambahan teknologi baru serta beberapa peralatan canggih yang telah dicanangkan untuk tahun 2011 adalah bukti komitmen Perseroan untuk mencapai pertumbuhan yang berkesinambungan. Rencana proyek ekspansi serta penambahan teknologi dan peralatan di tahun 2011 adalah sebagai berikut: Ekspansi Proyek • Mesin Metalizing di pabrik Purwakarta, Indonesia. Merupakan unit mesin metalizing pertama dengan kapasitas 7.000 ton, telah mulai beroperasi sejak Januari 2011 dan akan mencapai kapasitas penuh pada akhir Maret 2011. Unit mesin metalizing kedua dengan kapasitas yang sama diharapkan akan beroperasi pada bulan September 2011. LAPORAN TAHUNAN INDOPOLY 2010
Since its early beginnings, Indopoly has built its reputation for being a reputable manufacturer of high quality BOPP films. In 2011, the Company will build upon its expertise in flexible BOPP production by expanding into BOPET film, the second largest worldwide flexible packaging in volume terms. This new BOPET capability will allow Indopoly to cover a higher value share of the flexible packaging market around the world. Some project expansions, new technology, and equipment applications have been scheduled for 2011 which demonstrate the Company’s commitment towards sustainable growth. The project expansions, new technology, and equipment in 2011 are as follows:
Project Expansions
• Metalizing unit in Purwakarta factory, Indonesia. The first metalizing unit with annual capacity of approximately 7,000 tonnes, has been commissioned in January 2011 and run at full capacity end of March 2011. The second unit of the same capacity is expected to be commissioned in September 2011. These machines serve to produce high
46 Mesin-mesin ini akan memproduksi film high barrier metalized untuk kebutuhan kemasan makanan premium. • Mesin Extrusion Coating untuk film thermal lamination di pabrik Suzhou, Cina. Mesin dengan kapasitas 5.700 ton per tahun ini siap beroperasi bulan April 2011. Investasi baru ini adalah wujud komitmen Perseroan untuk memproduksi produk-produk ramah lingkungan yang sejalan dengan tren low carbon economy di dunia. Film jenis ini tidak menggunakan adhesive berbahan kimia saat dilaminasi dengan kertas, sehingga tidak meninggalkan limbah karbon. Produk ini diciptakan untuk melayani kebutuhan pasar kemasan produk di Cina, Amerika dan Eropa. Selain untuk kemasan produk, film jenis ini juga digunakan untuk buku, majalah serta aplikasi material cetakan lainnya. • Mesin BOPET di pabrik Purwakarta, Indonesia. Lini produksi BOPET dengan teknologi terkini di pabrik Purwakarta, Indonesia adalah investasi penting bagi Perseroan. Pembangunan lini produksi BOPET dengan kapasitas 20.000 ton per tahun ini telah mencapai tahap akhir instalasi dan siap beroperasi pada bulan Juni 2011. Produk film BOPET maupun film BOPP adalah komponen yang saling melengkapi dan merupakan komponen yang paling penting bagi industri flexible packaging.
barrier metalized film for high quality food product packaging purposes. • Extrusion Coating unit for thermal lamination film in Suzhou factory, China. The extrusion coating unit for thermal lamination film with annual capacity of 5,700 tonnes, has been installed and is expected to be ready for commissioning in April 2011. This new investment supports the Company’s commitment for producing green products which is in line with the world trend of low carbon economy. This widely required film does not need chemical adhesive and other substance while being laminated to paper; therefore it helps to reduce carbon foot print. This value added product is targeted to serve customers in China, United States, and Europe where the film is used for various high-end consumer product packaging applications. The film is also used for books, magazines and a variety of printed material applications.
• BOPET Machine in Purwakarta factory, Indonesia. The major investment in new BOPET production line with state-of-the-art technology in Purwakarta, Indonesia with annual capacity of 20,000 tonnes is now in the final stage of installation and is expected to be commissioned in June 2011. The BOPET film properties are complementary to BOPP film, both films are the most important key materials for flexible packaging.
Meningkatkan Efisiensi Produksi • Mesin Perforasi untuk Snap Wrap • Transverse Direction Orientation (TDO) Heat Recovery System Komponen tambahan pada bagian TDO pada mesin produksi Brückner untuk menangkap dan mendaur ulang kelebihan energi panas, sehingga dapat mengurangi konsumsi energi. • Mesin Inspeksi Kamera Mesin optik berteknologi tinggi ini akan secara signifikan mempercepat proses Quality Control (QC) pada lini produksi.
Improving Production Efficiency • Perforated Machine for Snap Wrap • Transverse Direction Orientation (TDO) Heat Recovery System A “bolt on” to the TDO part of the Brückner production line that captures and recycles excess heat energy back into the process, reducing our energy consumption. • Camera Inspection Machine This high-technology optical device will greatly speed up Quality Control (QC) process in the line.
Pengujian yang Lebih Komprehensif Laboratorium Perseroan dibangun untuk menunjang kegiatan Penelitian dan Pengembangan (R&D) dan menjadi bagian penting dalam proses Quality Assurance (QA). Pada tahun 2011, Perseroan akan menggunakan metode uji fisik dan berbagai peralatan baru. Dengan alat dan metode pengujian yang lebih baik, maka diharapkan film yang diproduksi akan dapat dikontrol kualitasnya dengan penganalisaan lebih lanjut baik dari segi toleransi kadar transmisi air, kadar transmisi oksigen, maupun kerusakan akibat cuaca (suhu, kelembaban, dan lain-lain).
Extending Testing Scope Our laboratory supports the Company’s Research and Development efforts and is a crucial part in the Quality Assurance (QA) process. During 2011, new physical test methods and equipment will allow films to be analyzed for wider tolerance of water transmission rate, oxygen transmission rate and weathering by temperature, humidity, etc.
INDOPOLY ANNUAL REPORT 2010
R E N C A N A P E R K E M B A N GA N I N D O P O LY 47
I N D O P O LY ’ S G R OW T H P L A N
Visi Ramah Lingkungan Grup Indopoly memiliki visi untuk menjadi perusahaan yang ramah lingkungan dengan cara melakukan berbagai inisiatif green program mulai dari penghematan air hingga daur ulang pelumas. Perseroan telah berhasil melakukan pengurangan penggunaan air dengan cara mendaur ulang air dari menara pendingin dan menggunakannya untuk keperluan sanitasi. Disamping itu, Perseroan juga telah melakukan pengurangan biaya pemanasan dengan cara mendaur ulang panas yang dihasilkan oleh sistem pembuangan TDO untuk memanaskan kayu pallet yang digunakan sebagai kemasan. Untuk menghemat pemakaian energi listrik, kami menggunakan lampu LED serta mendesain bangunan pabrik yang ramah lingkungan. Perseroan juga selalu mencari cara untuk melakukan penghematan saat proses produksi, misalnya dengan mendaur ulang pelumas mesin melalui proses filterisasi. Proses produksi yang dilakukan selama ini juga bebas polusi kimia, disebabkan oleh tidak adanya limbah kimia yang dihasilkan. Selain itu, untuk mengurangi dampak terhadap lingkungan, Perseroan mengganti bahan bakar diesel dengan gas alam, sehingga emisi karbon dapat diminimalisir. Secara komersial, Perseroan juga telah mengembangkan produk-produk ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan pasar global. Produk ramah lingkungan yang telah berhasil dikembangkan Perseroan diantaranya, oxobiodegradable film, dan thermal film. Produk oxobiodegradable film merupakan produk film yang dapat terurai dengan sendirinya pada kondisi atmosfer normal. Produk thermal film merupakan produk film yang dapat digunakan untuk melaminasi kertas tanpa menggunakan adhesive sehingga tidak meninggalkan limbah karbon. Saat ini, Indopoly bersama dengan pelanggan, saling bahu membahu dalam pengembangan proyek yang dapat memproduksi film berukuran lebih tipis dengan kualitas lebih baik sambil terus mengupayakan pengurangan waste dalam produksi secara keseluruhan.
LAPORAN TAHUNAN INDOPOLY 2010
Green Vision The Indopoly Group is dedicated towards a greener, more sustainable approach to production, consumption, and living. In order to attain this vision, the Company has initiated a number of green projects ranging from saving water to lubricant recycling. Firstly, we have successfully reduced our water consumption by recycling water from the cooling tower drain, redirecting it for sanitary purposes. Secondly, we save on heating cost by reusing heat generated by the TDO exhaust system to treat the wooden pallets used for packaging. Furthermore, we have realized substantial savings in electricity costs by installing LED lights and incorporating green building design. In addition, we actively seek ways to save during the production process. This has been achieved by recycling lubricants used in our high speed machinery, through mechanic filtering. Moreover, our production process does not produce any chemical waste, so no chemical pollution is released to the environment. We have also successfully replaced diesel fuel with natural gas in order to lessen our impact to the environment. Commercially we have also developed green films for our global customers. Green films consist of oxo-biodegradable and thermal films. Oxo-biodegradable films, when placed under normal atmospheric condition can biodegrade completely. Thermal films for paper lamination can eliminate the need to use adhesive, helping to reduce its carbon foot print. Together with our customers, we are engaged in a down-gauging project to produce thinner film with improved quality while minimizing total production waste.
48
DATA P E RU SA H A A N C O R P O R AT E DATA
INDOPOLY ANNUAL REPORT 2010
S TRUK TUR PEMEGANG SAHAM 49
G O O D CO R P O R AT E G OV E R NA N C E
JGH
41.03%
NO
IPN
PUBLIK PUBLIC
23.16%
0.10%
35.71%
PERUSAHAAN COMPANY
89.24%
GPI 100%
100%
YKFI
SKFI
Keterangan: Explanation: NO JGH IPN GPI YKFI SKFI
: Noble Ox International Ltd : Jefflyne Golden Holdings Pte., Ltd. : PT Inti Pincuranmas Nugraha : Golden Polindo Industries Pte. Ltd : Yunnan Kunlene Film Industries Co. Ltd : Suzhou Kunlene Film Industries Co. Ltd
LAPORAN TAHUNAN INDOPOLY 2010
S TRUK TUR ORGANISASI O RGA N I Z AT I O N S T RU C T U R E
BOARD OF COMMISSIONERS
AUDIT COMMITTEE
BOARD OF DIRECTORS
INTERNAL AUDIT DIVISION
BUSINESS DEVELOPMENT AND INTERNATIONAL OPERATIONS DIVISION
COMMERCIAL DIVISION
MARKETING DEPARTMENT
PURCHASING DEPARTMENT
OPERATIONS DIVISION
MANUFACTURING DEPARTMENT
CORPORATE SECRETARY
RESEARCH AND DEVELOPMENT DIVISION
HR AND GA DEPARTMENT
RESEARCH AND DEVELOPMENT (INDONESIA) DEPARTMENT
RESEARCH AND DEVELOPMENT (CHINA) DEPARTMENT
FINANCE AND CONTROLLER DIVISON
ACCOUNTING DEPARTMENT
FINANCE DEPARTMENT
INFORMATION SYSTEMS AND TECHNOLOGY DEPARTMENT
LEGAL DEPARTMENT
INDOPOLY ANNUAL REPORT 2010
50
D E WA N KO M I S A R I S 51
BOARD OF COMMISSIONERS
Felielyne Halim Presiden Komisaris President Commissioner Warganegara Indonesia, 56 tahun. Lulus sebagai Business Executive Diploma dari Thames College London pada tahun 1977. Menjabat sebagai Presiden Komisaris di PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk. sejak tahun 2001. Indonesian citizen, 56 years old. Graduated with Business Executive Diploma from Thames College London in 1977. Chairman of PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk. since 2001.
Ryan Permana Komisaris Commissioner Warganegara Indonesia, 52 tahun. Lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia jurusan Akuntansi pada tahun 1984. Menjabat sebagai Komisaris di PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk. sejak tahun 1998. Selain menjabat sebagai Komisaris Perseroan, juga menjabat sebagai Komisaris di PT Supernova (2000 - sekarang), Komisaris di PT Supernova Flexible Packaging (2000 - sekarang), dan Staf Pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (1986 - sekarang). Indonesian citizen, 52 years old. Graduated from the Faculty of Economics at University of Indonesia major in Accounting in 1984. Commissioner at PT Indopoly Swakarsa Indusrty Tbk. since 1998. Also Commissioner at PT Supernova (2000 - present), Commissioner at PT Supernova Flexible Packaging (2000 - present), and Teaching Staff at the Faculty of Economics at University of Indonesia (1986 - present).
Irawan Sastrotanojo Komisaris Independen Independent Commissioner Warganegara Indonesia, 56 tahun. Lulus sebagai Bachelor of Science dari De La Salle University, Manila, Filipina dengan konsentrasi di bidang Akuntansi dan Keuangan. Menjabat sebagai Komisaris Independen sekaligus Ketua Komite Audit Perseroan sejak tahun 2010. Selain menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan, juga menjabat sebagai Anggota dari Supervisory Board of Putera Sampoerna Foundation (2006 - sekarang). Sebelumnya, pernah menjabat sebagai Partner and Head of Transactions Advisory Services di PT Ernst & Young Advisory Services, afiliasi dari Ernst & Young International (2002 - 2009) dan sebagai Audit Partner dan Head of Transactions Advisory Services di KAP Drs. Prasetio, Utomo & Co, afiliasi dari Arthur Andersen & Co (1998 - 2002). Indonesian citizen, 56 years old. Graduated Bachelor of Science from De La Salle University, Manila, Philippine major in Accounting and Finance. Independent Commissioner and Audit Committee Chairman of the Company since 2010. Also a member of Supervisory Board of Putera Sampoerna Foundation (2006 - present). Previously held the position of Partner and Head of Transaction Advisory Services at PT Ernst & Young Advisory Services, an affiliate of Ernst & Young International (2002 - 2009), and Audit Partner and Head of Transaction Advisory Services at KAP Drs. Prasetio, Utomo & Co, an affillate of Arthur Andersen & CO (1998 - 2002).
LAPORAN TAHUNAN INDOPOLY 2010
52 Henry Halim Presiden Direktur President Director Warganegara Indonesia, 61 tahun. Lulus sebagai Bachelor in Business Administration dengan konsentrasi di bidang International Business & Marketing dari McGill University, Montreal, Kanada pada tahun 1977. Pendiri Perseroan yang telah menjabat sebagai Presiden Direktur Perseroan sejak tahun 1995. Selain menjabat sebagai Presiden Direktur Perseroan, juga menjabat sebagai Chairman & CEO di Yunnan Kunlene Film Industries Co. Ltd. (1994 - sekarang), Chairman & CEO di Suzhou Kunlene Film Industries Co. Ltd. (2001- sekarang), Direktur Utama di PT Supernova (1995 - sekarang), Direktur Utama di PT Supernova Flexible Packaging (1995 - sekarang), Direktur di Golden Polindo Industries Pte. Ltd., Singapura (2010 - sekarang), dan Direktur di Jefflyne Golden Holdings Pte. Ltd., Singapura (1994 - sekarang). Indonesian citizen, 61 years old. Graduated Bachelor in Business Administration major in International Business & Marketing at McGill University, Montreal, Canada in 1977. The Founder of the Company, President Director since 1995. Also, Chairman and CEO at Yunan Kunlene Film Industries Co.Ltd. (1994 - present), Chairman and CEO at Suzhou Kunlene Film Industries Co.Ltd. (2001-present), Managing Director at PT Supernova (1995 - Present), Managing Director at PT Supernova Flexible Packaging ( 1995 - present), Director at Golden Polindo Industries Pte. Ltd., Singapore (2010 - present), and Director at Jefflyne Golden Holdings Pte. Ltd. (1994 - present).
Ronny Wuisan Direktur Director Warganegara Indonesia, 39 tahun. Lulus dari Universitas Petra, Surabaya dengan konsentrasi di bidang Teknik Mesin. Menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak tahun 1995 dan terakhir menjabat sebagai Direktur Pemasaran dan Operasional. Yang bersangkutan juga menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur di PT Supernova (1995 - sekarang), dan PT Supernova Flexible Packaging (2001 - sekarang). Indonesian citizen, 39 years old. Graduated from Petra University, Surabaya major in Engineering. Director since 1995 and previously was Marketing and Operational Director. Also serves as Vice President Director at PT Supernova (1995 - present), and PT Supernova Flexible Packaging (1995 - present).
Kho Tiat Hong Direktur Director Warganegara Indonesia, 58 tahun. Lulus dari RWTH Aachen, Jerman dengan konsentrasi di bidang Kimia pada tahun 1980. Menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak tahun 1995 dan terakhir menjabat sebagai Direktur Teknik, Riset dan Pengembangan. Selain menjabat sebagai Direktur Perseroan, juga menjabat sebagai Direktur di PT Supernova (1997 - sekarang) dan Direktur di PT Supernova Flexible Packaging (2001 - sekarang). Indonesian citizen, 58 years old. Graduated from RWTH Aachen, Germany major in Chemistry in 1980. Director since 1995 previously was Director of Technical, Research and Development. Also serves as Director at PT Supernova (1997 - present), and Director at PT Supernova Flexible Packaging (2001 - present).
INDOPOLY ANNUAL REPORT 2010
DIREKSI 53
BOARD OF DIRECTORS
Hadi Sutono Widayat Direktur Director Warganegara Indonesia, 37 tahun. Lulus sebagai Bachelor of Arts in Business Administration, University of Washington, Amerika Serikat dengan konsentrasi di bidang Finance dan Information System pada tahun 1995. Menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak tahun 2007 dan terakhir menjabat sebagai Direktur Keuangan dan Pembelian. Indonesian citizen, 37 years old. Graduated Bachelor of Arts in Business Administration, University of Washington, United States major in Finance and Information System in 1995. Director since 2007, previously Director of Finance and Purchasing.
Gregory Sugyono Widjaja Direktur Director Warganegara Indonesia, 35 tahun. Lulus sebagai Bachelor in Business Administrasion, Hawaii Pacific University, Amerika Serikat dengan konsentrasi di bidang Accounting pada tahun 1996 dan sebagai Master in Business Administration, University of North Carolina at Chapel Hill, Amerika Serikat pada tahun 2001. Menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak tahun 2009 dan terakhir menjabat sebagai Direktur Kepatuhan, Sumber Daya Manusia dan Teknologi Informasi. Indonesian citizen, 35 years old. Graduted Bachelor in Business Administration, Hawaii Pacific University, United States major in Accounting in 1996, and Master in Business Administration, University of North Carolina at Chapel Hill, United States in 2001. Director since 2009, previously Compliance, Human Resources and Information Technology Director.
Rijanti Witarsa Direktur Tidak Terafiliasi Non-Affiliated Director Warganegara Indonesia, 46 tahun. Lulus dari Universitas Trisakti dengan konsentrasi bidang Akuntansi pada tahun 1990, sebagai Magister Manajemen dari IPMI Business School pada tahun 2002 dan sebagai Master in Business Administration dari Monash University pada tahun 2003. Menjabat sebagai Direktur Non-Afiliasi sejak tahun 2010. Indonesian citizen, 46 years old. Graduated from Trisakti University major in Accounting in 1990. Master in Management from IPMI Business School in 2002 and Master in Business Administration from Monash University in 2003. Serves as Non-Affiliated Director of the Company since 2010.
LAPORAN TAHUNAN INDOPOLY 2010
54
INDOPOLY ANNUAL REPORT 2010
K A N TO R P U S AT DA N PA B R I K 55
H E A D O F F I C E A N D FAC TO R I E S
Kantor Pusat
Head Office
PT Indopoly Swakarsa Industri Tbk. Wisma Indosemen Lantai 5, Jl. Jend. Sudirman Kav 70-71 Jakarta 12910, Indonesia Telp : (021) 251 0088 (Hunting) Fax : (021) 251 0460 Situs : www.ilenefilms.com
PT. Indopoly Swakarsa Industri Tbk. Wisma Indosemen 5th Floor, Jl. Jend. Sudirman Kav 70-71 Jakarta 12910, Indonesia Phone : (+62 21) 251 0088 (Hunting) Fax : (+62 21) 251 0460 Website : www.ilenefilms.com
Pabrik
Factories
PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk. Blok 6, 7, 8 Sektor A-I Kota Bukit Indah, Cempaka, Purwakarta 41118, Indonesia Telp: (+62 21) 351 455 (Hunting) Fax: (+62 21) 351 066 Email:
[email protected]
PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk. Blok 6, 7, 8 Sector A-I Kota Bukit Indah, Cempaka, Purwakarta 41118, Indonesia Phone: (+62 21) 351 455 (Hunting) Fax: (+62 21) 351 066 Email:
[email protected]
Suzhou Kunlene Film Industries Co. Ltd. 368 Xing Long SIP, Suzhou 215126 Jiangsu Province P.R. China Telp: (86 512) 6283 3030 (hunting) Fax: (86 512) 6283 3838 Email:
[email protected]
Suzhou Kunlene Film Industries Co. Ltd. 368 Xing Long SIP, Suzhou 215126 Jiangsu Province P.R. China Phone: (86 512) 6283 3030 (hunting) Fax: (86 512) 6283 3838 Email:
[email protected]
Yunnan Kunlene Film Industries Co. Ltd. 10, Kun Ling Lu, Kunming Economic and Technological Development Zone, Nienjiezhuang, Guandu District Kunming 650217, Yunnan Province, P.R. China Telp: (86 871) 726 6661 (Hunting) Fax: (86 871) 726 5625 Email:
[email protected]
Yunnan Kunlene Film Industries Co. Ltd. 10, Kun Ling Lu, Kunming Economic and Technological Development Zone, Nienjiezhuang, Guandu District Kunming 650217, Yunnan Province, P.R. China Phone: (86 871) 726 6661 (Hunting) Fax: (86 871) 726 5625 Email:
[email protected]
Kantor Perwakilan Penjualan:
Appointed Sales Representative:
9108 Hawthorn Dr., Hickory Hills, IL 60457, U.S.A Telp: (1 708) 598 8789 Fax: (1-708) 598 8357 Email:
[email protected]
9108 Hawthorn Dr., Hickory Hills, IL 60457, U.S.A Phone: (1 708) 598 8789 Fax: (1-708) 598 8357 Email:
[email protected]
LAPORAN TAHUNAN INDOPOLY 2010
LEMBAGA PROFESIONAL PROFESSIONALS
Kantor Akuntan Publik
Public Accountant
Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto
Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto
Plaza ABDA Lantai 10
Plaza ABDA, 10th Floor
Jalan Jenderal Sudirman Kavling 59
Jl. Jenderal Sudirman Kav. 59
Jakarta 12190
Jakarta 12190
Biro Administrasi Efek
Share Registrar
PT Raya Saham Registra
PT Raya Saham Registra
Plaza Central Lantai 2
Plaza Central, 2nd Floor
Jalan Jenderal Sudirman Kavling 47-48
Jl. Jenderal Sudirman Kav. 47-48
Jakarta 12930
Jakarta 12920
Konsultan Hukum
Legal Counsel
Soemarjono, Herman & Rekan
Soemarjono, Herman & Rekan
Jalan Sultan Agung No. 62
Jl. Sultan Agung No. 62
Jakarta 12970
Jakarta 12970
INDOPOLY ANNUAL REPORT 2010
56
Wisma Indosemen 5th Floor, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 70-71 Jakarta 12910, Indonesia. Phone : (62-21) 251-0088 (Hunting) Fax : (62-21) 251-0460 Website : www.ilenefilms.com