Laporan Tahunan
2009
Annual Report
Platforms for Sustainable Growth
Daftar Isi
Agribisnis Agribusiness
Contents
Tema: Platforms for Sustainable Growth Theme
01
Catur Dharma, Visi Catur Dharma, Vision
02
Kinerja 2009 2009 Performance
03
Sekilas Astra Astra at a Glance
04
Jejak Langkah dan Penghargaan 2009 2009 Event Highlights and Awards
06
Ikhtisar Keuangan Financial Highlights
08
Ikhtisar Saham Stock Highlights
10
Laporan Dewan Komisaris Report from the Board of Commissioners
12
Dewan Komisaris Board of Commissioners
15
Mengenang Michael D. Ruslim In Memoriam of Michael D. Ruslim
16
Laporan Direksi Report from the Board of Directors
18
Direksi Board of Directors
25
Otomotif Automotive
58
Jasa Keuangan Financial Services
72
Alat Berat, Pertambangan dan Energi Heavy Equipment, Mining and Energy
80
Panduan Umum: Harap diperhatikan petunjuk dalam membaca laporan ini, ‘Perseroan’ mengacu pada PT Astra International Tbk sebagai perusahaan induk. ‘Astra’ dan ‘Grup Astra’ mengacu pada PT Astra International Tbk, anak perusahaan dan perusahaan afiliasi.
86
Teknologi Informasi Information Technology
90
Infrastruktur dan Mata Rantai Logistik Infrastructure and Logistics Value Chain
92
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
26
Laporan Komite Audit Audit Committee Report
42
Pembahasan dan Analisis Manajemen Management’s Discussion and Analysis
44
Struktur Bisnis Business Structure
56
Sumber Daya Manusia Human Resources
96
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility
104
Lingkungan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja Environment, Health and Safety
110
Data Perseroan Corporate Data
113
Struktur Organisasi 2009 2009 Organization Structure Struktur Organisasi 2010 2010 Organization Structure Profil Dewan Komisaris Board of Commissioners’ Profiles Profil Direksi Board of Directors’ Profiles Informasi Perseroan Corporate Information Anak Perusahaan, Perusahaan Asosiasi dan Jointly Controlled Entities Subsidiaries, Associates and Jointly Controlled Entities
Laporan Keuangan Financial Report
136
General Use of Terms: For guidance when reading this report, please note the term ‘the Company’ refers to PT Astra International Tbk as the parent company. ‘Astra’ and ‘Astra Group’ refers to PT Astra International Tbk, subsidiaries and affiliates.
Platforms for Sustainable Growth
Dalam menjalankan dan mengembangkan bisnisnya Astra senantiasa melihat jauh ke depan. Hal ini memerlukan tekad dan inisiatif untuk selalu mencari berbagai peluang baru, merevitalisasi daya saing dan memperbarui kompetensi yang dimiliki dan mengembangkan landasan usaha yang berkesinambungan. Ini juga memerlukan strategi dan inisiatif yang tepat untuk menjawab semua tantangan bisnis saat ini. Astra sees and takes action for the future, not only for today. Bold initiatives are required to seize new opportunities, revitalise existing strengths and provide new platforms for sustainable growth. New strategies and corporate initiatives have been developed to ensure that Astra can meet today’s challenges effectively. Astra International Annual Report 2009
1
Catur Dharma Our Philosophy
• Menjadi Milik yang Bermanfaat bagi Bangsa dan Negara To be an Asset to the Nation • Memberikan Pelayanan Terbaik kepada Pelanggan To Provide the Best Service to Our Customers • Menghargai Individu dan Membina Kerja Sama To Respect Individuals and Promote Teamwork • Senantiasa Berusaha Mencapai yang Terbaik To Continually Strive for Excellence
Visi Vision
• Menjadi salah satu perusahaan dengan pengelolaan terbaik di Asia Pasifik dengan penekanan pada pertumbuhan yang berkelanjutan dengan pembangunan kompetensi melalui pengembangan sumber daya manusia, struktur keuangan yang solid, kepuasan pelanggan dan efisiensi. To be one of the best managed corporations in Asia Pacific with emphasis on sustainable growth by building competence through people development, solid financial structure, customer satisfaction and efficiency.
• Menjadi perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial serta ramah lingkungan. To be a socially responsible corporation and to be environmentally friendly.
2
Laporan Tahunan 2009 Astra International
Kinerja 2009 2009 Performance
Net earnings per share
9% 2
%
7%
9%
21%
2,480
Rupiah
Net revenue
98,526
billion Rupiah
Operating income
12,756
billion Rupiah
Net income
10,040 38
billion Rupiah
Shareholders’ funds
39,894
billion Rupiah
Astra International Annual Report 2009
3
Sekilas Astra Astra at a Glance
Astra berdiri pada tahun 1957 sebagai perusahaan perdagangan. Seiring dengan perjalanan waktu, Astra membentuk kerja sama dengan sejumlah perusahaan kelas dunia. Sejak tahun 1990 Perseroan menjadi perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, dengan kapitalisasi pasar per akhir tahun 2009 sebesar Rp 140 triliun. Saat ini Astra bergerak dalam enam bidang usaha yaitu: Otomotif; Jasa Keuangan; Alat Berat, Pertambangan dan Energi; Agribisnis; Teknologi Informasi; Infrastruktur dan Mata Rantai Logistik. Pada 31 Desember 2009 jumlah karyawan Grup Astra mencapai 126.700 orang yang tersebar di 154 perusahaan, termasuk anak perusahaan, perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities. Astra was established in 1957 as a trading company. Over the course of its development, Astra has formed a number of strategic alliances with leading global players. Since 1990 the Company has been listed on the Indonesia Stock Exchange, with a market capitalization as at 31 December 2009 of Rp 140 trillion. Astra currently engages in six business lines: Automotive; Financial Services; Heavy Equipment, Mining and Energy; Agribusiness; Information Technology; Infrastructure and Logistics Value Chain. At 31 December 2009, Astra employed 126,700 people in 154 companies, including subsidiaries, associates and jointly controlled entities.
4
Laporan Tahunan 2009 Astra International
Astra International Annual Report 2009
5
Jejak Langkah dan Penghargaan 2009 2009 Event Highlights and Awards
Januari january
Februari february
PT Astra Sedaya Finance (ASF) menerbitkan obligasi X dengan tingkat bunga tetap sebesar Rp 900 miliar.
Mengusung konsep baru yang stylish, mewah serta ditunjang dengan kenyamanan dan performa yang tinggi, Daihatsu Luxio hadir dengan 6 pilihan warna.
PT Toyota-Astra Motor meluncurkan Toyota Hilux 4x4 Double Cabin yang merupakan penambahan dari varian Hilux 4x2 Single Cabin
With the new concept of style, luxury as well as high comfort and performance, Daihatsu Luxio was launched in 6 different colors.
PT Toyota-Astra Motor launched the Toyota Hilux 4x4 Double Cabin, a variant of the Hilux 4x2 Single Cabin
PT Astra Sedaya Finance (ASF) issued Bond X with value of Rp 900 billion.
Maret march PT Federal International Finance kembali melakukan penawaran umum obligasi senilai Rp 600 miliar.
PT Federal International Finance issued bonds with a value of Rp 600 billion.
April april PAMA meraih penghargaan Jardine Pride in Performance Award untuk Succesful New Venture Category, dan juga meraih Seven Start Customer Award dari Komatsu Ltd, Jepang. Award ini melengkapi penghargaan lain dari berbagai pemangku kepentingan yang diterima sepanjang tahun 2009.
Pekan Olahraga dan Seni (PORSE) Astra 2009 diadakan pada 25-26 April 2009 dan diikuti oleh seluruh keluarga besar Grup Astra.
Arts and Sports Week (PORSE) Astra 2009 was held on 25-26 April 2009, with participation from all Astra’s companies.
PT Toyota Astra Motor kembali meluncurkan varian baru dari salah satu produk legendaris Toyota yaitu New Corolla Altis 2.0 V.
PT Toyota Astra Motor launched a new variant of Toyota’s legendary model, the New Corolla Altis 2.0 V.
PAMA achieved Jardine Pride in Performance Award for Successful New Venture Category, and also Seven Star Customer Award from Komatsu Ltd, Japan. These achievement added the range of awards received by stakeholders in 2009.
Agustus august PT Toyofuji Serasi Indonesia—anak perusahaan PT Serasi Autoraya— meresmikan kapal mereka yang ke-3 yaitu MV SERASI III. Kapal buatan Jepang ini berjenis RoRo (Roll On Roll Off) dengan panjang 115 meter, berat 9,500 ton, dan mempunyai 5 dek.
PT Toyofuji Serasi Indonesia—a subsidiary of PT Serasi Autoraya— launched its third vessel the MV SERASI III. Built in Japan, this vessel is a RoRo (Roll On Roll Off), with 115 meter in length, 9,500 ton in weight, and 5 decks.
6
PT United Tractors Pandu Engineering, salah satu anak perusahaan PT United Tractors Tbk, mengoperasikan PT Patria Maritime Lines yang bergerak di bidang pengangkutan batu bara melalui perairan (coal barging) untuk mengantisipasi cepatnya perkembangan bisnis batu bara.
PT United Tractors Pandu Engineering, a subsidiary of PT United Tractors Tbk, operated PT Patria Maritime Lines. This company operates a coal barging service, in anticipation of the fast growing coal business.
September september
Oktober october
PT Astratel Nusantara masuk menjadi pemegang saham PT Gresik Distribution Terminal bersama dengan Shell Indonesia dengan komposisi kepemilikan 40% dan 60%. Proyek ini mendukung ketersediaan BBM di wilayah Jawa Timur.
PT Astra Honda Motor mencapai produksi sepeda motor ke-25 juta di Indonesia, yaitu Honda Vario Techno. Pencapaian bersejarah yang dirintis AHM selama 38 tahun ini tidak hanya yang pertama di negeri ini, tapi juga pertama di ASEAN.
PT Astratel Nusantara and Shell Indonesia acquired PT Gresik Distribution Terminal with 40% and 60% ownership respectively. This project manages fuel supply stocks in East Java area.
PT Astra Honda Motor manufactured its 25 millionth motorcycle, a Honda Vario Techno. This historical achievement by AHM in its 38th year of operation is a record, not only in Indonesia but also in ASEAN.
Laporan Tahunan 2009 Astra International
November november PT Tuah Turangga Agung yang merupakan salah satu anak perusahaan PT United Tractors Tbk melakukan percobaan produksi batu bara perdana.
PT Tuah Turangga Agung, a subsidiary company of PT United Tractors Tbk, produced its first coal.
Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, Grup Astra meluncurkan SATU (Semangat Astra Terpadu Untuk) Indonesia yang merupakan payung program dari seluruh kegiatan tanggung jawab sosial Grup Astra yang berkesinambungan dalam membangun semangat kebangsaan dan persatuan demi kemajuan Indonesia.
In the wake of Youth Pledge Day, Astra Group launched SATU Indonesia (Astra integrated spirit for Indonesia), which serves as program umbrella for all CSR sustainable activities carried out by the Company. The goal is to build a national and unity spirit for the Nation development.
PT Astra Daihatsu Motor meluncurkan Xenia Matic sebagai The Most affordable A/T Family Car.
PT Astra Daihatsu Motor launched the Xenia Matic, dubbed as The Most affordable A/T Family Car.
“No.1
Juni june
PT Bank Permata Tbk meluncurkan Permata Bintang sebagai produk tabungan anak pertama di Indonesia yang memberikan PT Isuzu Astra Motor sekaligus dua Indonesia opened the perlindungan asuransi Isuzu Training Center, gratis located in Pondok PT Bank Permata Ungu industrial park, Tbk launched a Bekasi saving program called Permata Bintang. This product is the first Indonesian saving account program for children that provides free insurance protection. PT Isuzu Astra Motor Indonesia meresmikan Training Center Isuzu di kawasan Industri Pondok Ungu, Bekasi
Juli july PT Astra Honda Motor meluncurkan produk terbarunya yaitu Honda Vario Techno.
PT Astra Honda Motor launched the Honda Vario Techno.
“
Mei may
Asia Best Companies for Corporate Governance (tahun 2008) Best Overall Best Company in Indonesia for Corporate Governance Best for Responsibilities of Management and The Board of Directors in Indonesia Best for Disclosure and Transparency in Indonesia Majalah Asiamoney
Asia’s 200 Most Admired Companies
No 1 Indonesia Most Admired for Corporate Reputation No 2 Indonesia Most Admired for Long Term Vision No 2 Indonesia Most Admired for Quality No 4 Indonesia for Innovation No 5 Indonesia for Financial Reputation Wall Street Journal Asia
10 Besar CEO Idaman 2009 Achievement Award
Majalah Warta Ekonomi
“The Best Listed Companies 2009” “Emiten Terbaik Sektor Aneka Industri” Majalah Investor
Individual Indicators + Role of “Best Shareholder “ Asia’s Best Companies
Business Review
No 1 Best managed company No 1 Best corporate governance No 1 Best CEO ( Michael D. Ruslim )
Untuk memberikan alternatif kendaraan yang lebih nyaman di kelas mesin 1,3 L, khususnya untuk lalu lintas yang rentan kemacetan, Toyota meluncurkan Toyota Avanza Varian 1.3 yang memiliki transmisi otomatis.
To offer more options with more comfort in 1,3L engine class, particularly for areas with heavy traffic, Toyota launched theToyota Avanza Varian 1.3 with automatic transmission.
PT Astratel Nusantara meningkatkan kepemilikannya di PT Marga Mandalasakti (operator jalan tol Tangerang-Merak) menjadi 79,31%.
PT Astratel Nusantara increased its ownership in PT Marga Mandalasakti (Tangerang-Merak toll road operator) to 79.31%.
Produksi CPO (Crude Palm Oil) PT Astra Agro Lestari Tbk mencapai lebih dari 1 juta ton per tahun untuk pertama kalinya.
PT Astra Agro Lestari Tbk’s CPO (Crude Palm Oil) annual production reached over one million tonnes for the first time.
Finance Asia
The Best Public Companies 2009
Based on RWA ( Relative Wealth Added ) Method Category : Automobile & Components Majalah Swa dan Stern Stewart & Co
“ Tokoh HR Inspiratif 2009
“
Desember december
No 2 Best investor relations No 2 Best CFO No 3 Best corporate social responsibility No 4 Most committed to a strong dividend policy
Majalah Human Capital
“Perusahaan Idaman 2009 “
Majalah Warta Ekonomi
Runner Up Best Sustainability Reporting Award 2008 Category Aneka Industri, Barang Konsumsi, Property dan Real Estate
National Center for Sustainability Reporting
“The Most Trusted Companies “
No 1 Trusted Company Based on Investors and Analysts’s Assessment Survey Majalah Swasembada dan IICG (The Indonesian Institute for Corporate Governance)
Astra International Annual Report 2009
7
Ikhtisar Keuangan Financial Highlights
Angka-angka pada seluruh tabel dan grafik menggunakan notasi bahasa Inggris Dalam miliar Rupiah kecuali disebutkan lain
2009
Numerical notation in all tables and graphs is in English format
2008
2007
2006
2005
7
TOTAL ASTRA (KONSOLIDASIAN)
In billions of Rupiah, unless stated otherwise
TOTAL ASTRA (CONSOLIDATED)
Laporan Laba Rugi
Statements of Income
98,526
Pendapatan Bersih
22,771
Laba Kotor Laba Usaha
12,756
EBITDA1
16,857 10,040
Laba Bersih
97,064
70,183
55,709
61,732
21,730
16,489
12,323
13,267
Gross Profit
Net Revenue
11,876
8,501
4,243
6,414
Operating Income
15,135
11,163
6,395
8,218
EBITDA1
9,191
6,519
3,712
5,457
Net Income
Neraca
Balance Sheets
88,938
80,740
63,520
57,929
61,167
28,160
15,731
16,159
Current Assets
11,484
35,531
Investasi pada Perusahaan Asosiasi dan Jointly Controlled Entities
10,636
9,771
8,504
6,519
Investment in Associates and Jointly Controlled Entities
Aset Tetap
21,941
18,742
13,005
13,334
11,794
Fixed Assets
Kewajiban Jangka Pendek
26,735
Jumlah Aset
36,595
Aset Lancar
21,921
Jumlah Pinjaman Modal Kerja Bersih
7,583
2
39,894
Jumlah Ekuitas Jumlah Ekuitas dan Hak Minoritas
48,932
26,883
21,343
20,070
21,917
Curent Liabilities
23,533
19,845
23,178
26,519
Total Borrowings
8,018
5,866
4,675
5,381
Net Working Capital2
33,080
26,963
22,376
20,424
Total Equity
40,577
32,008
26,431
24,231
Total Equity and Minority Interest
Analisa Rasio Dan Informasi Lain
25% 23%
Marjin Laba Kotor
13%
Marjin Laba Usaha
1.4
Rasio Lancar (x) Rasio Kewajiban terhadap Jumlah Aset (x) Rasio Kewajiban terhadap Jumlah Ekuitas (x) Saham Beredar (dalam Jutaan) Laba Bersih per Saham (Rp)
Ratio Analysis and Other Information
11%
Laba terhadap Aset Laba terhadap Ekuitas
3
Nilai Aset Bersih per Saham (Rp)4 Dividen Kas Interim per Saham (Rp) Dividen Kas Final per Saham (Rp) Rasio Hutang Bersih terhadap Ekuitas (x)6
0.4
1.0
4,048 2,480 9,854 290
5
830
(0.0)
1
Laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi. Piutang Usaha + Persediaan - Hutang Usaha Jangka Pendek. Laba bersih per saham dihitung berdasarkan rata - rata tertimbang jumlah saham yang beredar setelah penyesuaian penerbitan saham baru. 4 Nilai Aset bersih per saham dihitung berdasarkan jumlah saham yang beredar pada setiap tahun. 5 Tergantung persetujuan pemegang saham pada RUPS Tahunan di Mei 2010. 6 Hutang bersih tidak termasuk Jasa Keuangan. 7 Disajikan kembali untuk memenuhi Bulletin Teknis No.2 “Akuntansi untuk Pembiayaan Bersama atas Fasilitas Kredit” yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia pada bulan Oktober 2006. 2 3
8
Total Assets
Laporan Tahunan 2009 Astra International
11%
10%
6%
10%
Return on Assets
28%
24%
17%
30%
Return on Equity
22%
23%
22%
21%
Gross Profit Margin
12%
12%
8%
10%
Operating Profit Margin
1.3
1.3
0.8
0.7
Current Ratio
0.5
0.5
0.5
0.6
Liabilities to Total Assets Ratio
1.2
1.2
1.4
1.8
Liabilities to Total Equity Ratio
4,048
4,048
4,048
4,048
Issued Shares (in millions)
2,270
1,610
917
1,348
Net Earnings per Share (Rp)3
8,171
6,660
5,527
5,045
Net Asset Value per Share (Rp)4
300
160
150
100
Interim Cash Dividend per Share (Rp)
570
484
290
340
Final Dividend per Share (Rp)
0.1
0.1
0.2
0.1
Net Debt to Equity Ratio (x)6
1
Earnings before interest, tax, depreciation, and amortization. Trade Receivables + Inventory - Current Trade Payables. Earnings per share is calculated based on the weighted average number of ordinary shares outstanding adjusted for any share issuance. 4 Net Asset value per share is calculated based on the number of ordinary shares outstanding at every year-end. 5 Subject to the approval of shareholders at Annual General Meeting on May 2010. 6 Net debt excludes Financial Services 7 Restated in order to fulfill Technical Bulletin No.2 “Accounting for Joint Financing on Credit Facility” issued by the Indonesian Institute of Accoutants on October 2006. 2 3
Pendapatan bersih (Rp miliar) Net Revenue (Rp billion) 97,064
61,732
2 0 0 5
Laba bersih (Rp miliar) Net Income (Rp billion) 98,526
100,000
70,183
75,000
55,709
50,000 2 0 0 6
2 0 0 7
2 0 0 9
2 0 0 8
25,000
2 0 0 5
57,929
2 0 0 6
88,938
Dividen Kas 67,500 Per saham Interim Dividen Kas 45,000 Per saham
2 0 0 9
2 0 0 8
2,270
22,500
2 0 0 6
2006 33,080 26,963 290
340 20,424 22,376
2,750 0
2 0 0 5
2007
2008 484
2009 570
8
2 8
30,000
150
160
300
340
290
484
570
2 0 0 6
2 0 0 7
2 0 0 9
2 0 0 8
20,000 10,000 0
Dividen Per Saham (Rp) Dividend Per Share (Rp)
3,000
2,480
Final Interim
830* 570
1,500 2 0 0 8
40,000
100
1,610 2 0 0 7
2 0 0 9
2 0 0 8
39,894
2,250
2 0 0 6
2 0 0 7
0
1,348 917
5,500
90,000
Laba bersih Per Saham (Rp) Net Earnings Per Share (Rp)
2 0 0 5
2 0 0 5
2005
63,520
2 0 0 7
3,712
Jumlah Ekuitas (Rp miliar) Total Equity (Rp billion)
80,740 61,167
8,250
6,519
5,457
0
Jumlah Aset (Rp miliar) Total Assets (Rp billion)
11,000
10,040
9,191
2 0 0 9
340
750 0
100
2 0 0 5
290 150
2 0 0 6
484
160
2 0 0 7
300
2 0 0 8
Keterangan Note: * Tergantung persetujuan pemegang saham pada RUPS di bulan Mei 2010 Subject to AGM approval in May 2010
290
2 0 0 9
Astra International Annual Report 2009
9
9
2,147,000
9
835,000
9
823,500
9
999,500
9
1,885,500
9
3,256,000
9
4,355,000
9
2,616,500
9
2,008,000
9
2,669,500
9
2,737,500
9
1,987,000
9
2,218,500
9
1,869,000
9
4,075,500
9
2,692,500
9
3,064,000
9
8,086,500
9
2,369,500
9
7,194,500
9
3,845,000
9
1,372,500
9
2,398,000
9
2,306,000
9
3,365,500
9
4,683,000
9
7,067,000
9
2,883,000
9
2,773,500
9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
1,496,500 2,147,000 7,189,000 835,000 2,327,500 823,500 4,026,000 999,500 5,376,000 1,885,500 5,157,500 3,256,000 6,992,500 4,355,000 7,928,500 2,616,500 5,383,500 2,008,000 4,300,000 2,669,500 5,019,500 2,737,500
!
Ikhtisar Saham Stock Highlights 40,000
!
30,000
!
20,000
!
10,000
Harga dan Volume Perdagangan Saham 2008-2009 2008-2009 Share Price and Trading Volume
! 40000000 40,000
40,000
40,000,000
! 30000000 30,000
30,000
30,000,000
1,987,000 9,222,500 2,218,500 5,547,500 1,869,000 1,970,500 4,075,500 2,046,500 2,692,500 6,210,500 3,064,000 7,188,000 8,086,500 4,392,000 2,369,500 4,100,000 7,194,500 3,654,000 3,845,000 3,578,000 1,372,500 2,172,500 2,398,000 3,702,500 2,306,000 2,965,000 3,365,500 3,196,000 4,683,000 4,480,000 7,067,000 4,589,500 2,883,000 1,822,000 2,773,500 6,657,500 1,496,500 5,583,500 7,189,000 2,494,500 2,327,500 3,549,000 4,026,000 5,226,500 5,376,000 3,684,500 5,157,500 6,568,500 6,992,500 2,976,000 7,928,500 8,138,000 5,383,500 2,856,000 4,300,000 2,980,500 5,019,500 4,828,500
! 20000000 20,000
20,000
20,000,000
10,000
10,000,000
1,682,000 9,222,500 1,328,000 5,547,500 8,355,000 1,970,500 3,397,000 2,046,500 2,006,000 6,210,500 1,359,000 7,188,000 1,410,500 4,392,000 2,389,000 4,100,000 2,847,500 3,654,000 2,143,000 3,578,000 3,645,000 2,172,500 5,596,000 3,702,500 1,674,000 2,965,000 1,731,500 3,196,000 2,702,500 4,480,000 3,599,500 4,589,500 3,541,500 1,822,000 3,281,000 6,657,500 8,636,000 5,583,500 10,098,000 2,494,500 6,504,500 3,549,000 3,837,500 5,226,500 2,783,500 3,684,500 4,255,000 6,568,500 5,747,500 2,976,000 5,420,500 8,138,000 4,045,500 2,856,000 5,448,500 2,980,500 5,290,500 4,828,500 6,466,000 1,682,000 8,384,500 1,328,000 7,856,000 8,355,000 5,226,000 3,397,000 4,565,500 2,006,000 3,693,500 1,359,000 2,844,500 1,410,500 4,062,000 2,389,000 4,360,500 2,847,500 12,115,000 2,143,000 6,105,500 3,645,000 6,384,500 5,596,000 5,090,000 1,674,000 1,453,500 1,731,500 12,331,000 2,702,500 3,629,500 3,599,500 11,479,000 3,541,500 5,626,500 3,281,000 1,676,000 8,636,000 2,795,000 10,098,000 3,199,000 6,504,500 1,728,000 3,837,500 2,191,000 2,783,500 1,676,000 4,255,000 4,267,000 5,747,500 5,346,500 5,420,500 9,703,500 4,045,500 6,664,500 5,448,500 4,337,000 5,290,500 5,879,500 6,466,000 5,637,500 8,384,500
20000000
7,856,000 5,260,500 5,226,000 4,946,000 4,565,500 6,880,500 3,693,500 4,700,500 2,844,500 4,304,000 4,062,000 4,848,500 4,360,500 7,259,000 12,115,000 5,358,500 6,105,500 6,721,000 6,384,500 3,684,000 5,090,000 3,257,500 1,453,500 4,725,500 12,331,000 3,925,500 3,629,500 6,055,000 11,479,000 6,419,000 5,626,500 8,946,500 1,676,000 2,690,500 2,795,000 2,486,000 3,199,000 7,063,500 1,728,000 10,257,000 2,191,000 11,375,000 1,676,000 7,624,500 4,267,000 3,348,500 5,346,500 5,289,000 9,703,500 6,459,000 6,664,500 5,136,500 4,337,000 8,526,000 5,879,500 4,848,500 5,637,500 7,690,000 5,662,000 5,260,500 9,674,500
! 10000000 10,000
Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Sep
Oct
Nov
Dec
Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
2008
Jul
Aug
Sep
Oct
Nov
Dec
2009
40000000
30000000
10000000
Sumber Source: Bloomberg
Harga Penutupan Closing Price (LHS)
Volume Perdagangan Trading Volume (RHS)
Harga dan Volume Perdagangan Saham per Triwulan 2008-2009 2008-2009 Quarterly Share Price and Trading Volume
Period
Highest 2009
2008
Lowest 2009
Closing (Rp)
2008
2009
2008
Average Trading Volume (Unit)
2009
2008
1st Quarter
15,800
29,600
10,800
22,100
14,250
24,250
4,618,602
6,686,395
3rd Quarter
33,850
22,550
23,250
15,200
33,350
17,100
4,628,551
3,965,786
2nd Quarter 4th Quarter
24,700
35,000
22,950
16,500
14,500
29,800
17,650 7,100
23,800
34,700
19,250
10,550
5,915,371
3,818,057
8,859,238
7,520,373
Sumber Source: Bloomberg
Pemegang Saham per 31 Desember 2009 Shareholders as at 31 December 2009
Number of Shares
(%)
2,028,825,504
50.11%
Anthony J. L. Nightingale (Commissioner)
610,000
0.02%
Budi Setiadharma (President Commissioner)
871,500
0.02%
1,500
0.00%
Others (each less than 5%)
2,018,046,810
49.85%
TOTAL
4,048,355,314
100.00%
Jardine Cycle & Carriage Ltd
Muhamad Chatib Basri (Commissioner)
Jardine Cycle & Carriage (JC&C) adalah perusahaan yang berbasis di Singapura dan anggota Grup Jardine Matheson. JC&C memiliki 50,1% saham Astra International, serta kepemilikan di beberapa perusahaan otomotif lain di Asia Tenggara. Di bawah bendera Cycle & Carriage, perusahaan mengendalikan beberapa anak perusahaan di Singapura dan Malaysia. Perusahaan asosiasi JC&C antara lain adalah Tunas Ridean di Indonesia dan Truong Hai Auto Corporation di Vietnam.
10
Laporan Tahunan 2009 Astra International
Jardine Cycle & Carriage (JC&C) is a Singapore-listed company and a member of the Jardine Matheson group. It has a 50.1% interest in Astra International and has other motor interests in Southeast Asia. Its directlyheld subsidiaries operate in Singapore and Malaysia under the Cycle & Carriage banner, and its associates include Tunas Ridean in Indonesia and Truong Hai Auto Corporation in Vietnam.
Komposisi Pemegang Saham Composition of Shareholders
Description
31 December 2009
No. of Shareholders
No. of Shares
%
31 December 2008
No. of Shareholders
No. of Shares
%
Domestic 1. Retail
3,835
22,297,040
0.55%
6,855
49,689,443
1.23%
39
50,623,503
1.25%
42
48,646,003
1.20%
4. Foundation
108
30,104,112
0.74%
162
38,461,727
0.95%
6. Others
132
109,516,057
2.71%
126
121,791,172
3.01%
2. Corporation
164
3. Insurance
5. Cooperation
5
Sub Total
International 1. Retail
2. Institutional
37,109,111
2,255,453
0.92%
243
0.06%
5
91,086,914
2.24%
2,307,953
0.06%
4,283
251,905,276
6.22%
7,433
351,983,212
8.69%
151
612,719
0.02%
147
796,988
0.02%
1,083
3,795,837,319
93.76%
641
3,695,575,114
91.29%
Sub Total
1,234
3,796,450,038
93.78%
788
3,696,372,102
91.31%
TOTAL
5,517
4,048,355,314
100.00%
8,221
4,048,355,314
100.00%
Sumber Source: Biro Administrasi Efek PT Raya Saham Registra Share Registrar PT Raya Saham Registra
Riwayat Dividen Dividend History
Dividend for Financial Year
Dividend Interim
Payment Date
Final Rp 340
Payment Date
04 July 2006
Dividend Payout Ratio
2005
Rp 100
24 November 2005
2006
Rp 150
2007
Outstanding Shares
32.6%
4,048,355,314
15 November 2006
Rp 290
03 July 2007
48.0%
4,048,355,314
Rp 160
15 November 2007
Rp 484
04 July 2008
40.0%
4,048,355,314
2008
Rp 300
14 November 2008
Rp 570
03 July 2009
38.3%
4,048,355,314
2009
Rp 290
16 November 2009
Rp 830*
45.2%
4,048,355,314
*) Tergantung persetujuan pemegang saham pada RUPS di bulan Mei 2010. Subject to AGM approval in May 2010.
Astra International Annual Report 2009
11
Laporan Dewan Komisaris
Report from the Board of Commissioners
“
“
Kehati-hatian dalam berbisnis telah membuat Astra mampu melampaui tahun 2009 yang penuh tantangan dengan tetap mengukir prestasi.
A prudent business approach has enabled Astra to overcome the challenging year of 2009 through excellent performance.
Budi Setiadharma
Presiden Komisaris President Commissioner
12
Laporan Tahunan 2009 Astra International
Kepada seluruh pemangku kepentingan, pemegang saham dan masyarakat, Suatu kebanggaan tersendiri bagi kami untuk bisa melaporkan kinerja PT Astra International Tbk yang kembali mencatat pencapaian rekor. Pencapaian ini semakin penting mengingat tahun 2009 diawali dengan terjadinya krisis likuiditas ditambah dengan tetap rentannya kondisi perekonomian nasional sepanjang tahun. Perekonomian Indonesia yang sangat didukung oleh konsumsi domestik relatif lebih stabil dibandingkan dengan negara-negara yang memiliki ketergantungan tinggi terhadap pasar internasional. Indonesia masuk dalam daftar sedikit negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi positif 4,5%. Sementara indikator ekonomi yang lain mencatat angka cukup menggembirakan. Inflasi tercatat sebesar 2,78%. Itu merupakan angka terendah selama 10 tahun terakhir. Sementara nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat mengalami tren penguatan pada awal kuartal kedua dan relatif stabil hingga di akhir tahun 2009. Stabilitas nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat berdampak pada kalkulasi dan strategi yang harus diambil menjadi lebih dekat dengan kondisi obyektif. Pada kesempatan ini Dewan Komisaris menyampaikan penghargaan kepada manajemen PT Astra International Tbk yang sangat responsif memanfaatkan momentum tersebut. Seiring dengan perbaikan ekonomi yang terjadi saat memasuki kuartal kedua tahun 2009, secara intensif manajemen mengkaji ulang strategi dan target yang ditetapkan pada akhir tahun 2008. Berpegang teguh pada prinsip kehati-hatian yang dilandasi Catur Dharma dengan melakukan usaha-usaha untuk peningkatan efisiensi serta sinergi semua lini bisnis manajemen mengambil langkahlangkah antisipatif yang tepat. Mendasarkan pada strategi yang telah disetujui Dewan Komisaris, manajemen menambah jumlah persediaan, meningkatkan produksi sesuai dengan daya serap pasar, melakukan berbagai inovasi untuk meningkatkan daya serap pasar, serta berbagai upaya lain segera direalisasikan guna mempertahankan pertumbuhan bisnis. Patut kita sadari bersama, kondisi ekonomi yang terjadi selama tahun 2009 berdampak pada penurunan volume bisnis. Namun, Astra mampu mengimbanginya dengan peningkatan pencapaian di beberapa sektor. Efisiensi yang dilakukan menjadikan struktur keuangan Astra menjadi lebih siap mendukung penerapan strategi-strategi jangka pendek. Intensifikasi yang dilakukan baik di sisi proses produksi maupun Sumber Daya Manusia (SDM) berhasil mendorong peningkatan kinerja di semua lini bisnis.
To all our stakeholders, shareholders and the public, It is an honor for us to report another record-breaking performance of PT Astra International Tbk. This accomplishment is important especially because 2009 started with a liquidity crisis, followed by vulnerable national economic conditions. The Indonesian economy, which has always relied on domestic consumption, was more stable than countries which depend heavily on international markets. With a 4.5% economic growth rate, Indonesia was one of the few countries in the world that closed 2009 with positive economic growth. Other economic indicators also performed well in 2009. The domestic inflation rate dropped to 2.78% in 2009, the lowest inflation rate in the last 10 years. The US Dollar exchange rate experienced bullish trends during second quarter 2009 and remained stable until the end of the year. Currency stability has the effect of making calculations and strategizing more predictable. The Board of Commissioners is highly appreciative of the Management of PT Astra International Tbk, who responded quickly to take advantage of this momentum. During second quarter 2009, as the economy improved, management intensively reconsidered the targets and strategies set at the end of 2008. Based on prudent principles guided by Catur Dharma values, management encouraged various efforts to enhance efficiencies and sinergies across all business lines. After approval by the Board of Commissioners, management increased inventories, increased production and increased market absorption through innovation as well as realising other efforts related to business development. Whilst business volume decreased because of the prevailing economic conditions during 2009, Astra was able to balance this with performance improvements in several sectors. Through its efficiency, Astra’s financial structure was ready to support the implementation of short term strategies. Increases in production and man power successfully improved performance in all business lines. The implementation of the Company strategy through teamwork within business units and between business units has contributed to this achievement. As an organization with 126,700 employees, internalizing our philosophy and strategies requires considerable efforts. However, through coordination between the Board of Commissioners, the Board of Directors, and the teams, the process has become smoother.
Prestasi tersebut tidak lepas dari implementasi strategi Perseroan yang didorong kerja sama tim dalam satu unit bisnis dan antar unit bisnis untuk tumbuh bersama secara berkesinambungan. Sebagai organisasi yang menaungi 126.700 karyawan tentu bukan hal mudah menginternalisasikan filosofi dan strategi tersebut kepada seluruh karyawan. Namun berkat koordinasi yang cukup intensif antara Dewan Komisaris dan Direksi serta jajaran Direksi dan tim di bawahnya, proses internalisasi hingga implementasi filosofi dan strategi menjadi lebih mudah dilakukan.
Astra International Annual Report 2009
13
Adapun Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan kebijakan pengurusan dan jalannya pengurusan dibantu oleh komite-komite yang dibentuk. Melalui komite-komite tersebut, kami melakukan evaluasi dan pemantauan atas kondisi yang ada di setiap unit bisnis. Seiring dengan perkembangan bisnis yang semakin kompleks, tugas pengawasan ini semakin menekankan pentingnya implementasi prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance - GCG). Bagi Astra implementasi prinsip-prinsip GCG merupakan bagian tidak terpisahkan dari Catur Dharma yang telah tumbuh sejak lama dan menjadi pondasi dalam setiap gerak langkah Astra dalam berbisnis. Sehingga bisnis Astra harus memberikan manfaat dan kebaikan bagi bangsa. Lebih dari itu keberadaan Astra harus mampu mendorong kemajuan ekonomi dan pelaku bisnis lain untuk tumbuh bersama.
In carrying out its task of supervising management policy and decisions, the Board of Commissioners is supported by various committees. With the support of these committees, the Board monitors and evaluates conditions in each business unit. Given the complexities arising from growing businesses, the supervisory function emphasizes the importance of good corporate governance (GCG) principles. Astra believes that the implementation of GCG is an integral part of Catur Dharma, which underlies each and every business decision made by Astra. All Astra business operations must be conducted in a manner which creates benefit for the nation. More than that, the existence of Astra must be a driving force in the development of the national economy and other business counterparts in order to grow together.
Dewan Komisaris berpesan untuk meningkatkan terus kompetensi dan bekerja penuh dedikasi dengan tetap memperhatikan kesehatan.
The Board of Commissioners would like to ask everyone in the organization to work on improving their competency levels, to keep on working with full dedication and to take care of their health.
Kepada seluruh pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya, Dewan Komisaris mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kepercayaannya kepada Astra. Segala dukungan dan doa sangat kami harapkan agar dapat terus mengarahkan bisnis Astra sehingga memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi seluruh pemangku kepentingan.
To all shareholders and stakeholders, the Board of Commissioners extends its gratefulness for their trust in Astra. We promise to keep on doing our best to keep this trust. Your support and prayers are what we need, so that Astra’s businesses can keep on providing the greatest returns to all its stakeholders.
Dewan Komisaris juga menyampaikan terima kasih dan memberikan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Alm. Bapak Michael D. Ruslim yang telah dipanggil oleh Yang Maha Kuasa pada 20 Januari 2010 saat mengemban tugas selaku Presiden Direktur PT Astra International Tbk. Kami merasa sangat kehilangan beliau yang selama 2 dekade dengan penuh dedikasi dan kompetensi telah membaktikan dirinya demi kemajuan Astra. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada seluruh jajaran Direksi yang dengan semangat Winning Team serta didukung sistem dan prosedur yang ada, memastikan operasional bisnis tetap berjalan normal sepeninggal Alm. Bapak Michael D. Ruslim. Selanjutnya Dewan Komisaris pada tanggal 21 Januari 2010 mengangkat Bapak Prijono Sugiarto, Direktur Perseroan, menjadi Pelaksana Tugas Presiden Direktur yang disahkan pada RUPSLB. Kemudian pada tanggal 1 Maret 2010 Pemegang Saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa menyetujui pengangkatan Bapak Prijono Sugiarto selaku Presiden Direktur.
The Board of Commissioners extends its highest appreciation to Mr. Michael D. Ruslim, who passed away in the middle of his duty as President Director of PT Astra International Tbk. We have lost an extremely hardworking and competent colleague, who in the last two decades always dedicated himself to the advancement of Astra. Our utmost gratitude is also offered to the Board of Directors who have been upholding the spirit of the Winning Team, and supported by systems and procedures, have ensured that all business operations have continued to run as usual following the demise of the late Mr. Michael D. Ruslim on 20 January 2010. The Board of Commissioners also approved the nomination of Mr. Prijono Sugiarto, a Company Director, to become the Acting President Director from 21 January 2010, which was ratified at the Extraordinary General Meeting. The Extraordinary General Meeting of Shareholders on 1 March 2010 has ratified the appointment of Mr. Sugiarto as President Director.
Jakarta, April 2010
Budi Setiadharma Presiden Komisaris President Commissioner
14
Laporan Tahunan 2009 Astra International
Dewan Komisaris Board of Commissioners
1. Budi Setiadharma Presiden Komisaris President Commissioner
2. Djunaedi Hadisumarto Komisaris Independen Independent Commissioner 5.
Soemadi D. M. Brotodiningrat Komisaris Independen Independent Commissioner
8. Mark Spencer Greenberg Komisaris Commissioner
4. Muhamad Chatib Basri 3. Patrick M. Alexander Komisaris Independen Komisaris Independen Independent Commissioner Independent Commissioner 7. Anthony J. L. Nightingale 6. Akira Okabe Komisaris Komisaris Independen Independent Commissioner Commissioner 9. Benjamin W. Keswick 10. Chiew Sin Cheok Komisaris Komisaris Commissioner Commissioner
Astra International Annual Report 2009
15
Mengenang Michael D. Ruslim In Memoriam of Michael D. Ruslim
“
Kepergiannya telah meninggalkan duka yang mendalam. Namun, buah karya serta amal perbuatan yang tulus dan bermanfaat akan selalu dikenang serta menjadi suri tauladan dan warisan tak ternilai bagi perusahaan, masyarakat dan lingkungan.
16
Laporan Tahunan 2009 Astra International
“
We are deeply saddened by his sudden demise. However, all his sincere deeds and beneficial works will always be remembered and become invaluable examples for the Company, the community as well as the environment.
Di awal tahun 2010, seorang pemimpin, sekaligus mentor, tauladan dan sahabat seluruh keluarga besar Grup Astra telah berpulang menghadap Sang Khalik. Kepergian Bapak Michael D. Ruslim mengingatkan kami semua bahwa tidak ada yang kekal di dunia ini, kecuali buah karya dan amal perbuatan yang tulus dan bermanfaat yang diperbuat selama masa hidup kami. Bapak Michael D. Ruslim meninggalkan kami dengan sejuta kesan dan karya. Beliau telah banyak berkontribusi bagi pertumbuhan usaha Grup Astra, mulai dari pengembangan usaha-usaha Astra yang ada, penyelesaian hutang Astra di tengah badai krisis moneter, serta pengembangan bisnis baru di lingkungan Astra, seperti sumber daya alam, infrastruktur dan lainnya. Keberhasilan pertumbuhan usaha tersebut juga diimbangi dengan kepekaan Bapak Michael D. Ruslim dalam mengembangkan kualitas hidup masyarakat umum dan lingkungan. Hal itu tercermin dari perhatian besar beliau kepada pengembangan program Tanggungjawab Sosial di Astra pada berbagai bidang, terutama pendidikan dan Usaha Kecil Menengah (UKM). Keberhasilan program Corporate Social Responsibility (CSR) tersebut telah banyak diakui berbagai pihak, namun yang lebih penting lagi, telah banyak memberikan manfaat bagi masyarakat luas dan lingkungan. Bapak Michael D. Ruslim bergabung dengan Astra sejak tahun 1983 dan meniti karir dengan penuh komitmen serta pemikiran berpandangan luas dan jauh ke depan. Berbagai posisi pernah didudukinya hingga akhirnya dipercaya untuk memegang kemudi nakhoda Perusahaan di tahun 2005. Untuk itu, beliau selalu meyakini bahwa karyawan adalah kunci keberhasilan utama di balik kesuksesan Perusahaan dan beliau selalu menghargai dan meluangkan waktu untuk membina hubungan dua arah yang sehat dengan seluruh karyawan Perusahaan. Kepergian Bapak Michael D. Ruslim sungguh merupakan kehilangan terbesar bagi kami semua. Akan tetapi, kami yakin jejak tauladan beliau akan menjadi panduan bagi kami semua dalam menjalani kehidupan ini, baik di pekerjaan maupun di kehidupan sehari-hari. Pada kesempatan ini, Grup Astra menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesarbesarnya atas segala sumbangsih dan jerih payah beliau. Kepada keluarga yang ditinggalkan, seluruh jajaran pimpinan dan karyawan Grup Astra serta para pemegang saham menyampaikan perasaan duka cita sedalam-dalamnya. Semoga Allah memberikan tempat terbaik bagi Bapak Michael D. Ruslim dan melimpahkan kekuatan dan ketabahan kepada istri, putra putri tercinta serta keluarga besar yang ditinggalkan. Early 2010 will always be remembered by the Astra Group for the sudden demise of our leader, Mr. Michael D. Ruslim, who was also mentor, role model and friend to the Astra Group. His demise has reminded us that nothing lasts forever in this life, except for the beneficial works and good deeds that you do during your lifetime. Mr. Michael D. Ruslim left us with countless memories and legacies. He made so many contributions to Astra Group’s business growth, from sustaining existing businesses, resolving debts during the financial crisis to championing new line of businesses in Astra, such as natural resources, infrastructure and others. His success in growing the business was coupled with a passion to improve the quality of the community and the environment. His efforts were reflected in Astra’s Corporate Social Responsibility (CSR) programs especially for education and Small Medium Enterprises (SME). These successful efforts have gained recognition from many counterparts, but more importantly have beneficially impacted community improvements and the environment. Prior to his appointment as President Director in 2005, Mr. Michael D. Ruslim served in many positions within the group since he joined in 1983. He was a committed and visionary man. Through experience, he fully understood that it is people that are the main key to the Company’s success. With this understanding, he always respected everyone in the organization and established effective two-way communication. His demise is indeed a great loss to all of us. However, we are privileged to have had him with us, giving so many invaluable lessons which will be of guidance to us in both our professional and our personal lives. The whole Astra Group expresses its deep appreciation and gratitude for the contribution that he has made. The Boards, all employees and shareholders express their deep sympathy and condolence on his demise. May Allah Almighty receive him as he deserves and grant abundant strength and serenity to his spouse, beloved son and daughter and his wider family who survive him. Astra International Annual Report 2009
17
Laporan Direksi
Report from the Board of Directors
“
Laba bersih sebesar Rp10 triliun di tahun 2009 merupakan pencapaian tertinggi semenjak Perseroan berdiri. Kami bersyukur atas pencapaian tersebut yang merupakan hasil kerja keras seluruh Grup Astra disertai dukungan segenap pemangku kepentingan lainnya.
“
In 2009, the Company booked net income of Rp10 trillion, its strongest ever performance. We are humbly grateful for this achievement which reflects the hard work of the entire Astra Group and the support extended by other stakeholders.
Prijono Sugiarto Presiden Direktur President Director 18
Laporan Tahunan 2009 Astra International
Pemegang saham yang terhormat,
Distinguished Shareholders,
Dengan penuh rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, kami melaporkan pencapaian kinerja PT Astra International Tbk pada tahun 2009. Berkat rahmatNya, kerja keras seluruh staf dan didukung kondisi keuangan yang solid serta sistem yang efektif, Astra mencatat suatu rekor kinerja keuangan walaupun ketika memasuki tahun tersebut kami dibayangi berbagai macam situasi dan kepercayaan bisnis yang kurang mendukung.
By the grace of God Almighty, it gives us great pleasure to report to you Astra International’s performance for 2009. Through all of our employees’ hard work, supported by effective systems and a solid financial structure, Astra produced a record result, despite being initially overshadowed by the uncertainties surrounding the economy and business confidence earlier in the year.
Ketatnya likuiditas dan munculnya krisis kepercayaan antar pelaku pasar yang terjadi pada awal tahun 2009 mendorong kami menyesuaikan semua penetapan target. Guna mengantisipasi kondisi yang terjadi pada saat itu, kami berupaya untuk lebih meningkatkan keseimbangan antara produksi dan persediaan, mengkaji kembali semua rencana investasi dan lebih ketat lagi menjaga arus kas kami. Secara intensif kami juga menjaga struktur biaya produksi, mendorong berbagai upaya efisiensi serta terus meningkatkan sinergi semua lini bisnis.
Tight liquidity and a crisis of confidence in the business community in early 2009 led us to adjust all of our targets. To anticipate the conditions at that time, we strived to balance production and inventory, re-evaluate all of our investment plans and monitor our cash flows. We also reviewed our production expenses carefully, pushed to enhance efficiency, as well as continue to enhance synergies across all business lines.
Memasuki kuartal kedua 2009 kondisi ekonomi mulai membaik. Hal ini ditandai dengan meningkatnya permintaan domestik secara agregat. Pemerintah dan bank sentral senantiasa konsisten berusaha meredam inflasi, menurunkan suku bunga acuan, dan merealisasikan paket stimulus ekonomi untuk mendorong pergerakan ekonomi ke arah yang lebih positif. Sebagai hasilnya, didorong oleh sektor konsumsi perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 4,5% pada akhir tahun 2009. Menghadapi situasi tersebut, manajemen Astra kembali menetapkan berbagai upaya strategis. Menambah rencana produksi, melakukan kaji ulang terhadap strategi jangka pendek maupun strategi jangka panjang yang dijalankan, ekspansi pasar dengan tetap mempertimbangkan risiko yang mungkin timbul serta meningkatkan penetrasi pasar terutama otomotif telah mendorong kinerja seluruh lini bisnis. Secara ringkas kami ingin melaporkan pencapaian kinerja keenam lini bisnis kami dalam bagian Pembahasan dan Analisa Manajemen dan Laporan Bisnis dari Laporan Tahunan ini. Pada awal tahun 2009, sektor otomotif khususnya mobil diprediksi akan mengalami penurunan penjualan yang cukup signifikan. Namun, seiring terus membaiknya ekonomi, mulai semester kedua tahun 2009, permintaan pasar domestik secara perlahan menunjukkan tren peningkatan. Sebagai hasilnya, data penjualan mobil secara nasional (wholesales) mencatat penurunan pasar domestik hanya sebesar 20% sementara motor hanya turun sebesar 6%.
Economic conditions began to improve as we moved into the second quarter of 2009, as shown by the growth in aggregate domestic demand. The government and the central bank moved consistently to control inflation, reduce interest rates, and create an economic stimulus package to promote economic growth. As a result, Indonesia’s economy, spurred on by the consumer sector, grew by as much as 4.5% during of 2009. In response, Astra’s management once again implemented various strategies. Performance across all business lines was spurred on by increasing production levels, the Company’s short-term and long-tem strategies were reviewed, markets were expanded whilst continually monitoring risk, and market penetration was intensified, particularly in the automotive sector. We will present brief reports on performance of our six lines of business in the Management’s Analysis and Discussion and the Business Report of this Annual Report. In early 2009, the automotive sector, particularly motorcars, was predicted to decline. However, in line with improved economic conditions, domestic market demand gradually began to rise in the second half of 2009. As a result, the data for wholesale nationwide car sales points to a decline of only 20%, whilst motorcycle sales declined by only 6%.
Astra International Annual Report 2009
19
Mulai membaiknya keyakinan bisnis mendorong perbankan mengucurkan keran kreditnya. Hal ini terlihat dari suku bunga SBI yang secara berangsur-angsur turun sejak awal semester kedua 2009. Longgarnya likuiditas ini mendorong pembiayaan kendaraan bermotor terutama mobil mulai bergairah. Ditopang oleh dua komoditas non migas utama yaitu minyak kelapa sawit dan batu bara yang harganya relatif stabil, permintaan akan mobil domestik berangsur membaik. Di tengah kondisi tersebut, selain terus mendorong upaya direct sales, melalui strategi partnering for growth, Astra juga melakukan penguatan pada lini bisnis yang mampu mendorong peningkatan penjualan kendaraan baik mobil maupun sepeda motor. Melalui penerapan strategi tersebut, lini bisnis pembiayaan memiliki cukup kesempatan untuk melakukan ekspansi baik pembiayaan mobil maupun sepeda motor. Setelah mencatat penurunan penjualan hingga 20% di Januari 2009 dibandingkan Desember 2008, penjualan wholesales di bulan Juni 2009 melonjak sekitar 10% dibandingkan penjualan di bulan sebelumnya.Hal ini membantu penjualan mobil di pasar domestik yang tercatat sebanyak 486.000 unit sepanjang tahun 2009. Sebagai hasilnya pangsa pasar Astra di segmen kendaraan roda empat secara agregat juga meningkat dari 52% pada tahun 2008 menjadi 58%. Sementara itu, di tengah persaingan yang ketat, sepeda motor Honda mempertahankan penguasaan pasar seperti di tahun 2008 sebesar 46%. Selama 2009 Astra berhasil mencatat penjualan sepeda motor sebanyak 2,7 juta unit. Di segmen skuter matik, Astra berhasil menjual 62% lebih banyak unit dibandingkan tahun 2008 dan meningkatkan pangsa pasar menjadi 38% dari total penjualan skuter matik di pasar domestik. Tahun sebelumnya, pangsa pasar skuter matik Honda masih sebesar 33% dari total penjualan di pasar domestik. Kondisi ekonomi yang kurang mendukung mendorong banyak konsumen memilih perawatan dan memperbaiki kendaraan yang ada. Hal ini berdampak pada peningkatan penjualan suku cadang, sehingga PT Astra Otoparts Tbk (AOP), anak perusahaan PT Astra International Tbk yang bergerak di bidang manufaktur dan penjualan suku cadang kendaraan bermotor berhasil membukukan peningkatan laba bersih sebesar 36% dibandingkan tahun 2008. Ketatnya likuiditas pada awal tahun menyebabkan kenaikan secara signifikan beban bunga dan keuangan yang harus ditanggung bisnis jasa keuangan Astra. Dengan cermat kami mendorong implementasi strategi partnering for growth dengan berbagai lini bisnis lain sehingga bisnis pembiayaan Astra mampu menjawab tantangan tersebut.
20
Laporan Tahunan 2009 Astra International
Recovering business conditions encouraged the banking sector to begin lending again. This was reflected in SBI rates which decreased gradually, from the beginning of the second half of 2009. Increasing liquidity, in its turn, encouraged the motor vehicle financing business, especially for motorcars. Supported by two stable non-oil commodities, palm oil and coal domestic, the demand for motorcars also improved. Besides boosting direct sales, Astra through its partnering for growth strategy also provided support to business lines that could increase automotive sales. By applying this, the financing business was able to expand, in both motorcar and motorcycle segments. After experiencing a dramatic 20% sales decline in January 2009 compared to December 2008, wholesale performance in June 2009 increased by 10% from the previous month, and domestic motorcar sales reached 486,000 units by the end of 2009. Astra’s market share in the motorcar segment also increased, to 58% from 52% in 2008. In the midst of tight competition, Astra Honda Motor was able to maintain market share at the 2008 level of 46% registering motorcycle sales of 2.7 million units in 2009. In the automatic scooter segment, Astra sold 62% more units compared to 2008 and was able to increase its sales by as much as 38% of the total domestic automatic scooter sales. Sales of Honda automatic scooters in the previous year amounted to 33% of total domestic sales. Given unfavorable economic conditions, the market also pushed services and repair, resulting in higher spare part sales. PT Astra Otoparts Tbk (AOP), a subsidiary of PT Astra International Tbk in manufacture and spare part sales registered 36% growth in net income compared to 2008. Tight liquidity also led to a significant increase in the cost of funds borne by Astra’s Financial Service businesses, at the beginning of the year. We wisely pushed for the implementation of a ‘partnering for growth’ strategy with other business lines to which Astra’s financing businesses successfully responded.
Menyadari pentingnya menjaga kualitas aset, perusahaan pembiayaan kendaraan bermotor Astra semakin berhati-hati dalam menyetujui aplikasi para pelanggan selain juga semakin mengintensifkan monitoring pembayaran cicilan dari setiap pelanggan.
Fully realizing the importance of asset quality, Astra’s automotive financing companies took an increasingly cautious approach to loan application approvals while, at the same time, intensified monitoring of installments paid by customers.
Perlambatan ekonomi dunia di tahun 2009 menyebabkan volume penjualan alat berat Komatsu turun 28% dibandingkan setahun yang lalu. Meskipun demikian PT United Tractors Tbk (UT), anak perusahaan Perseroan, mencatat pertambahan pendapatan dari penjualan suku cadang dan jasa perawatan alat berat.
The global economic slowdown in 2009 lowered Komatsu heavy equipment sales by 28% compared to the previous year. However, PT United Tractors Tbk (UT), improved revenue from spare part sales and heavy equipment maintenance services.
PT Pamapersada Nusantara, anak perusahaan UT yang bergerak di bidang kontraktor penambangan, mencatat kinerja terbaiknya selama ini dengan peningkatan produksi batu bara sebesar 15%, serta kenaikan volume pemindahan tanah (overburden removal) sebesar 35% di tahun 2009. PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL), anak usaha kami di bidang agribisnis tetap fokus dalam upayanya meningkatkan produktivitas lahan, tanaman dan sumber daya manusia walaupun dibayangi penurunan tajam harga Crude Palm Oil (CPO) yang terjadi pada awal tahun 2009. Sejalan dengan strategi intensifikasi, AAL memilih berinvestasi dalam pembangunan infrastruktur dan pabrik pengolahan kelapa sawit. Dalam kurun waktu 2009 AAL sukses mencatat produksi dan penjualan CPO di atas 1 juta ton per tahun. PT Astra Graphia Tbk (AG) sepanjang tahun 2009 secara cermat berupaya melakukan strategi konsolidasi internal dan mempersiapkan potensi pengembangan bisnis masa depan. Dengan langkah tersebut AG membukukan pertumbuhan pendapatan bersih di atas dua digit. Keyakinan atas peluang di sektor infrastruktur mendorong kami untuk secara terus-menerus mengamati dan menelaah setiap kesempatan yang ada. Di tahun 2009 Astra telah meningkatkan kepemilikan sahamnya di PT Marga Mandalasakti (MMS) dari 62,62% menjadi 79,31%. Pemantauan kondisi ekonomi secara intensif membuat seluruh jajaran manajemen Astra terus melakukan berbagai terobosan strategis guna memacu pertumbuhan bisnis. Konsistensi implementasi prinsip partnering for growth mendukung keberhasilan kami mengukir prestasi.
UT’s subsidiary, Pamapersada Nusantara, which operates mining contractor services, registered its best performance to date with growth in coal production of as much as 15%, as well as a 35% increase in the volume of earth moving (overburden removal) services in 2009. PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL), the group’s subsidiary in the agribusiness sector, maintained its focus on improving the productivity of soil, plants and human resources. In line with its intensification strategy, AAL invested in infrastructure and processing plants for palm oil. During 2009, AAL successfully passed an annual 1 million tonnes milestone in production and sales of CPO. During 2009, PT Astra Graphia Tbk (AG) carefully pursued an internal consolidation strategy and prepared future business development potential.Through this, AG managed to record double digit net revenue growth. Confidence in the opportunities offered by the infrastructure sector encouraged us to pursue a variety of opportunities. In 2009 Astra increased investment in PT Marga Mandalasakti (MMS) by increasing its shareholding from 62.62% to 79.31%. Careful monitoring of economic conditions led Astra’s management to concentrate on strategic innovations to foster business growth such as the implementation of the ‘partnering for growth’ principle. We strive to continually enhance operational aspects in the form of quality, cost, delivery, and innovation (QCDI) analysis throughout our business. Every Astra employee must take into account cost effectiveness to ensure quality product and efficient delivery to the customers, as well as continuously innovate to meet market demands.
Kami akan terus mempertajam analisa quality, cost, delivery, and innovation (QCDI) dalam setiap keputusan bisnis yang kami buat. Setiap karyawan Astra harus memperhitungkan efektifitas biaya untuk menciptakan produk yang berkualitas dan bagaimana produk tersebut sampai di tangan konsumen dengan efisien, serta terus melakukan inovasi dengan mengedepankan kebutuhan pasar. Astra International Annual Report 2009
21
Kebijakan mendorong sinergi antar unit usaha dalam Grup serta mempertajam QCDI mendukung kami dalam meningkatkan efektivitas operasional dan pengelolaan keuangan serta mendorong para karyawan untuk senantiasa tertantang untuk memberikan yang terbaik.
This policy has established synergy among business units in the Group, with the goal of intensifying QCDI in support of operational effectiveness and financial management, and encouraging our employees to rise up to meet challenges and always give their best.
Komitmen dalam mengimplementasikan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG) menjadikan Astra sebagai aset nasional yang membanggakan. Penerapan prinsip GCG turut membantu kami dalam menjalankan bisnis perusahaan dan memberikan manfaat kepada seluruh pemangku kepentingan.
Commitment towards implementing good corporate governance (GCG) principles has transformed Astra into a proud national asset. We fully understand that implementing GCG principles will help the Company to operate its business effectively and provide value for all its Stakeholders.
Seluruh proses dan operasionalisasi di semua lini bisnis Astra telah kami rumuskan dalam sebuah pedoman baku yang mengacu pada penerapan prinsip GCG. Internalisasi nilai dan prinsip GCG terus kami lakukan, termasuk melalui berbagai pelatihan bagi karyawan maupun proses kerja sehari-hari.
The entire process and operations throughout Astra’s businesses use the same guidelines that serve as the basis for implementing GCG. We will continue to spread GCG values and principles to every employee, as part of our training and daily work processes.
Konsep triple bottom line merupakan acuan baku di mana Astra dalam menjalankan bisnisnya akan senantiasa memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar serta lingkungannya sebagai bagian dari tiga elemen utama dalam pertumbuhan bisnis yang berkesinambungan. Ketiga elemen ini, profit, planet, people harus tumbuh dan berkembang bersama-sama agar mencapai sukses berkelanjutan. Ini memberikan tuntunan dalam hal tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Karena itu Astra merasa ikut bertanggung jawab untuk mengembangkan potensi yang dimiliki masyarakat. Melalui berbagai program pemberdayaan masyarakat, Astra berkomitmen untuk berkontribusi dalam membangun masyarakat mandiri dan menjaga kelestarian lingkungan. Pengawasan serta pelaporannya yang terangkum dalam Laporan Berkelanjutan terus kami sajikan. Dengan dicanangkannya SATU (Semangat Astra Terpadu Untuk) Indonesia pada tanggal 28 Oktober 2009, semakin menunjukkan komitmen Grup Astra dalam melaksanakan program CSR dengan memayungi program-program yang berisi dan menyemaikan semangat persatuan Grup Astra terpadu untuk kemajuan serta persatuan Indonesia menuju bangsa yang sejahtera dan bermartabat. Kami percaya bahwa seluruh keberhasilan pencapaian bisnis, penerapan GCG, dan pelaksanaan CSR merupakan hasil kerja keras dan kerjasama seluruh komponen perusahaan termasuk karyawan. Bagi Astra, karyawan merupakan mitra dalam mencapai sukses. Dengan mitra berkualitas kami dapat tumbuh lebih baik. Untuk itu Astra berkomitmen untuk terus meningkatkan kompetensi karyawan di seluruh struktur organisasi.
22
Laporan Tahunan 2009 Astra International
The concept of the triple bottom line serves as a guideline for Astra in terms of its corporate social responsibility (CSR). This concept is based on the clear association between Astra and the three main elements of “profit, planet, people”, to ensure sustainable business growth. All these elements must grow and develop together to ensure sustainable success. Astra consequently believes it important to develop community potential. Astra aspires to contribute significantly in developing its surrounding communities and in preserving their respective environments through various community empowerment programs. We continue to carry out monitoring and reporting through our sustainability report. The launch of Astra’s Integrated Spirit for (SATU) Indonesia on 28 October 2009 confirmed the Astra Goup’s commitment to the implementation of CSR through programs that nurture the spirit of the Astra Group in an integrated manner to support the unity of Indonesia and its advancement toward a prosperous and respected nation. We believe that all of our business accomplishments, GCG implementation, and CSR are attributable to the hard work and cooperation of all Company’s elements including our employees. Astra views its employees as partners for achieving success. We can grow even further with such dependable partners. For that purpose, Astra is committed to continually enhance employee competency throughout all of the organization’s structure.
Tinjauan 2010 Perlu kami garis bawahi bahwa pada saat menyelesaikan laporan ini situasi perekonomian Indonesia sedang membaik. Kurs Rupiah menguat hingga Rp 9.200 per Dollar Amerika Serikat. Tingkat suku bunga BI tetap stabil di 6,5% di tengah inflasi yang terkendali.
Outlook for 2010 This report has been compiled at a time when the Indonesian economy is improving. The Rupiah is continuing to strengthen, reaching the level of Rp 9,200 per US dollar, while Bank Indonesia’s benchmark rate is stable at 6.5% and inflation is under control.
Walapun demikian kami tetap senantiasa berhati-hati dan tetap mengantisipasi semua kemungkinan termasuk yang terburuk sekalipun. Contohnya kami akan terus mengamati harga minyak dunia yang mulai bergerak sejak November 2009 hingga sekarang yang mencapai level tertinggi pada 85 Dollar Amerika Serikat per barrel. Situasi hampir serupa juga kami alami pada tahun 2008.
However, we continue to maintain a prudent outlook, taking into consideration all possibilities including worstcase scenarios. As an example, we have been closely monitoring the international oil price, which started to move upward in November 2009 to a recent high of USD 85 per barrel. A similar situation was experienced in 2008.
Selain itu, tingkat suku bunga yang menjadi acuan bisnis bagi perusahaan multifinance dalam menyalurkan pembiayaan kemungkinan akan mengalami kenaikan. Kami berupaya mengantisipasi semua kondisi tersebut sedini mungkin.
In addition, interest rates, which affect supply and demand for financial services, particularly multifinance, have the potential to rise. We are anticipating the possibility of such a rise.
Kondisi ekonomi tahun 2010 diperkirakan akan jauh lebih baik. Pemerintah memprediksi PDB Indonesia pada tahun 2010 akan banyak dipengaruhi oleh pemulihan pada sisi investasi dan pertumbuhan ekspor, dengan tetap didukung oleh pertumbuhan konsumsi. Dengan demikian, kondisi pasar domestik yang sangat berpengaruh pada sisi permintaan akan kembali menguat. Sementara itu bila kondisi perekonomian global menunjukkan perbaikan, harga berbagai komoditas diprediksi akan terus mengalami peningkatan. Kondisi tersebut akan melahirkan banyak peluang dan juga tantangan bagi Astra untuk mendapatkan peluang tersebut. Oleh karena itu, Astra terus mempersiapkan diri dengan berbagai strategi untuk menumbuhkan bisnis secara berkelanjutan. Kami memahami sepenuhnya, berbagai peluang dan tantangan akan terus mengiringi perjalanan bisnis Grup Astra. Untuk itu kami selalu meningkatkan sinergi antar lini bisnis dan meningkatkan kompetensi SDM dengan mempercepat proses regenerasi di level manajerial menjadi agenda yang sangat penting kami lakukan ke depan. Hal ini sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi perkembangan bisnis yang semakin kompleks.
Economic conditions in 2010 are expected to be substantially better. The Indonesian government expects GDP in 2010 to be largely determined by the recovery of investment and export growth, while at the same time supported by growth in household consumption. As a result, local market conditions, which significantly influences the demand for our products, will strengthen once again. In line with improved global economic conditions, prices for various commodities are predicted to continue to grow. This condition will present vast opportunities as well as challenges. Astra has prepared itself through strategic initiatives to promote continuous business growth. Various opportunities and challenges will influence the business direction of the Astra Group. Our main strategy therefore focuses on continually enhancing synergies between business lines. Enhancing HR competency by intensifying the regeneration process within managerial levels is also a vital agenda that we will embark on in the near future. This is needed to anticipate business growth which is increasingly complex.
Astra International Annual Report 2009
23
Penghargaan Kami ingin menyampaikan penghargaan yang sebesarbesarnya kepada Alm. Bapak Michael D. Ruslim. Di tengah masa jabatannya selaku Presiden Direktur, beliau dipanggil untuk menghadap Tuhan Yang Maha Esa. Kami merasa sangat kehilangan beliau yang telah memimpin Astra dengan berbagai kemajuan Astra selama Alm. Bapak Michael D. Ruslim menjabat.
Acknowledgement We would like to convey our highest and most distinguished acknowledgement for the immense contribution met by the late Michael D. Ruslim. In the midst of his duties as President Director, God Almighty abruptly summoned him. We feel at a loss as he has played an instrumental role in leading Astra through many phases of its growth.
Kepergian Alm. Bapak Michael D. Ruslim yang begitu cepat selain meninggalkan duka yang mendalam juga menjadi tantangan yang sangat berat bagi kami. Sebagai pemimpin dan panutan yang penuh dedikasi, beliau telah mengajarkan banyak hal yang tidak mungkin kami lupakan dan akan terus kami wujudkan. Dedikasi penuh beliau tidak hanya dalam bekerja dan berkarya, tapi juga dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kinerja Astra yang sangat baik tahun 2009 merupakan salah satu bukti dedikasi kepemimpinan beliau.
The late Michael D. Ruslim’s sudden demise not only leaves us with a feeling of deep remorse, but also provides us with a heavy challenge ahead. As a highly dedicated and inspiring leader, he has taught us many things that we can never forget and will continue to employ. He was not only dedicated in terms of his work and contribution, but also in his public life, as a citizen, and as a statesman. Astra’s 2009 achievement was another indication of his inspired leadership.
Akhirnya atas nama Direksi, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pemangku kepentingan untuk perannya dalam kesuksesan yang telah Astra capai selama ini. Tidak lupa, kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh karyawan yang telah mendedikasikan seluruh kemampuannya demi kemajuan Astra sehingga tahun 2009 telah dapat dilalui Astra dengan baik. Dengan kompetensi yang dimiliki seluruh karyawan, Astra menyongsong tahun 2010 dengan penuh optimisme. Semoga setiap langkah dan usaha kita selalu diberkati Tuhan Yang Maha Kuasa.
On behalf of the members of the Board of Directors, we would like to convey our utmost gratitude to all of our stakeholders for the success that Astra has achieved to date. We also would like to convey our gratitude to all of our employees for their dedication and efforts in the interest of Astra’s development and growth. We have navigated 2009 successfully. Supported by the competencies of all our employees, Astra faces 2010 with optimism. We hope that the blessings of God Almighty will be upon every step and effort that we make.
Jakarta, April 2010
Prijono Sugiarto Presiden Direktur President Director
24
Laporan Tahunan 2009 Astra International
Direksi
Board of Directors
1. Michael D. Ruslim Presiden Direktur (Mei 2005 - 20 Januari 2010) President Director (May 2005 - 20 January 2010)
2. Prijono Sugiarto Presiden Direktur sejak 1 Maret 2010 President Director since 1 March 2010
4. Johnny Darmawan D. Direktur Director
5. Simon J. Mawson Direktur Director
7. Widya Wiryawan Direktur Director
8. Angky Tisnadisastra Direktur Director
3. Gunawan Geniusahardja Direktur Director 6. Djoko Pranoto Direktur Director
Astra International Annual Report 2009
25
Tata Kelola Perusahaan 26
Laporan Tahunan 2009 Astra International
Good Corporate Governance
Astra International Annual Report 2009
27
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Penerapan prinsip GCG yang didasari Catur Dharma membawa Astra mampu mencapai tujuan bisnis sesuai visi dan misi yang diemban. The Implemention of the GCG principles based on Catur Dharma enables Astra to achieve its business objectives aligned with its vision and mission.
Dalam menjalankan roda perusahaan, manajemen Astra dengan kukuh mempercayai dan memahami bahwa setiap keputusan bisnis yang diambil harus berdasarkan pada Catur Dharma. Sepanjang sejarah Astra, nilai-nilai falsafah tersebut selalu menjadi acuan manajemen. Dan dengan berjalannya waktu nilai-nilai tersebut semakin terinternalisasi dan tercermin dalam semua aspek operasional perusahaan. Walaupun begitu, dengan perkembangan bisnis yang makin kompleks, dirasakan semakin perlu adanya suatu proses tata kelola yang terstruktur untuk mengelola aktivitas bisnis Astra agar tetap sejalan dengan Catur Dharma serta mengarahkannya agar tetap berlangsung di masa yang akan datang. Keadaan ini mendorong diawalinya suatu inisiatif pada akhir tahun 2006 untuk menyusun suatu pedoman agar dalam menata kelola bisnisnya Direksi tetap profesional, transparan dan bertanggung jawab. Dalam perkembangannya pedoman ini kemudian dikenal sebagai Pedoman Good Coorporate Governance (GCG) yang juga menjadi acuan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris dalam menjalankan perusahaan agar senantiasa memperhatikan peraturan perundangundangan, anggaran dasar Perseroan serta prinsip GCG yaitu transparansi, akuntabilitas, responsibilitas dan kesetaraan.
28
Laporan Tahunan 2009 Astra International
Astra‘s management believes that every decision made in the course of conducting the Company’s business should be in accordance with the Catur Dharma. Throughout Astra’s history, this philosophy has guided management and continues to serve as a vital internal tool that is reflected in all aspects of the Company’s operationals. With the development of increasingly complex business processes over the years, a structured process of governance is needed to manage Astra’s business activities to ensure that it operates in accordance with Catur Dharma, as well as to ensure sustainable operations in the years to come. Realizing this need, Astra has formulated guidelines to ensure that management of the business by the Board of Directors is professional, transparent and responsible. The Good Corporate Governance (GCG) Guideline serves as a guide to the members of the Board of Directors and the Board of Commissioners on ways to effectively operate the Company with full adherence to rules and regulations, the Company’s Articles of Association as well as the principles of GCG – transparency, accountability, responsibility, and fairness.
Pedoman GCG PT Astra International Tbk itu memuat: - Pedoman Direksi dan Dewan Komisaris – mengenai kerahasiaan informasi dan pelaporan pelanggaran - Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja - Sekretaris Perusahaan - Sistem Audit dan Manajemen Risiko - Pedoman Transaksi Benturan Kepentingan - Peraturan Perdagangan Orang Dalam - Pelestarian Lingkungan dan Tanggung Jawab Sosial - Kebijakan Donasi Rapat Umum Pemegang Saham Pada tahun 2009, Perseroan telah melaksanakan RUPST pada tanggal 27 Mei yang memutuskan antara lain sebagai berikut: Agenda 1 1.1. Menyetujui dan menerima baik Laporan Tahunan untuk tahun buku 2008, dan mengesahkan Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku 2008 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik ”Haryanto Sahari & Rekan” sebagaimana dimuat dalam laporan mereka tanggal 26 Februari 2009 dengan pendapat wajar dalam semua hal yang material. 1.2. Dengan disetujuinya Laporan Tahunan dan disahkannya Laporan Keuangan Perseroan tersebut, memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (volledig acquit ét decharge) kepada semua anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang mereka lakukan selama tahun buku 2008, sejauh tindakan-tindakan tersebut tercermin dalam Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan tersebut. Agenda 2 Menyetujui penggunaan laba bersih Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008 sebesar Rp 9.191.407.817.947 sebagai berikut: 2.1.a. dibagikan sebagai dividen tunai sebesar kurang lebih 38% dari laba bersih Perseroan atau sebesar Rp 870 setiap saham, yang akan diperhitungkan dengan dividen interim sebesar Rp 300 setiap saham yang telah dibayarkan pada tanggal 14 November 2008, sisanya sebesar Rp 570 setiap saham yang akan dibagikan dan dibayarkan pada tanggal 3 Juli 2009 kepada Pemegang Saham Perseroan yang tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 22 Juni 2009 pukul 16.00 WIB.
The GCG Guideline of PT Astra International Tbk contains the following: - The Board of Directors and Board of Commissioners Guideline – including issues related to information confidentiality, public disclosure and reporting of violations - Business and Work Ethics Guideline - Corporate Secretarial function - Risk Management and Audit System - Guidelines on Transactions deemed to involve a Conflict of Interest - Securities Dealing Rules - Environmental and Corporate Social Responsibility - Donations Policy General Shareholders’ Meeting During 2009, the Company AGM was held on 27 May, determining the following: Agenda 1 1.1. Approved and accepted the Annual Report for the book year 2008, and ratified the Financial Statements of the Company for the book year 2008 audited by the public accountant Firm of “Haryanto Sahari & Rekan” as stated in their report dated 26 February 2009 rendering the opinion of fairly stated in all material respects. 1.2. U pon the approval of the Annual Report and the ratification of the Financial Statements of the Company, granted full release and discharge (volledig acquit ét decharge) to all members of the Board of Directors and all members of the Board of Commissioners of the Company for their respective management and supervisory actions performed during the book year 2008, to the extent those actions are reflected in said Annual Report and Financial Statements. Agenda 2 Approved to the net profit of the Company for the book year ending as at 31 December 2008 amounting to Rp 9,191,407,817,947 to be appropriated as follows: 2.1.a a pproximately 38% of net profit of the Company be distributed as cash dividend or Rp 870 per share, to be calculated with the interim dividend of Rp 300 per share which has been paid to the Company’s shareholders on 14 November 2008, and the remaining of Rp 570 per share will be distributed and paid on 3 July 2009 to the shareholders whose names are registered in the Company’s Register of Shareholders on 22 June 2009 at 04,00 p.m. Western Indonesia Time;
Astra International Annual Report 2009
29
b. memberikan wewenang kepada Direksi Perseroan untuk melaksanakan pembagian dividen tersebut dan untuk melakukan semua tindakan yang diperlukan. 2.2. Tidak mengalokasikan untuk dana cadangan; dan 2.3. Sisanya dibukukan sebagai laba ditahan Perseroan.
30
b. a uthorized the Board of Directors of the Company to carry out the dividend distribution and to do all necessary actions thereof. 2.2. N ot to allocate for reserve fund; and 2.3. The remaining amount is to be recorded as retained earnings of the Company.
Agenda 3 3.1. Memberikan wewenang kepada Dewan Komisaris Perseroan dengan memperhatikan pendapat dari Komite Remunerasi dan Nominasi Perseroan, untuk menetapkan gaji dan tunjangan anggota Direksi Perseroan; serta 3.2. Menetapkan honorarium dan/atau tunjangan untuk seluruh anggota Dewan Komisaris Perseroan maksimum sejumlah Rp 800.000.000 gross per bulan yang dibayarkan sebanyak 13 kali dalam satu tahun, dan memberikan wewenang kepada Presiden Komisaris bersama-sama dengan Komite Remunerasi dan Nominasi untuk menetapkan pembagian jumlah honorarium dan/atau tunjangan tersebut di antara anggota Dewan Komisaris Perseroan.
Agenda 3 3.1 Authorized the Board of Commissioners, with due observance of the opinion of the Remuneration and Nomination Committee of the Company, to determine the salary and benefits for the members of the Board of Directors of the Company; and 3.2. D etermined the honorarium and/or benefit for all members of the Board of Commissioners of the Company for a maximum amount of Rp 800,000,000 gross per month paid 13 times in one year and authorized the President Commissioner together with the Remuneration and Nomination Committee to determine the distribution of such honorarium and/or benefit among the members of the Board of Commissioners of the Company.
Agenda 4 Memberi wewenang kepada Direksi Perseroan untuk menunjuk salah satu kantor akuntan publik di Indonesia yang terafiliasi dengan salah satu dari empat besar kantor akuntan publik internasional, dan yang terdaftar di BAPEPAM-LK untuk melakukan audit laporan keuangan Perseroan untuk tahun buku 2009, serta menetapkan jumlah honorarium dan persyaratan lainnya sehubungan dengan penunjukan kantor akuntan publik tersebut.
Agenda 4 uthorized the Board of Directors of the Company A to appoint one of the public accountant firms in Indonesia, affiliated with one of the big four international public accountant firms, and registered in BAPEPAM and LK to audit the Financial Statements of the Company for the book year 2009, and to determine the honorarium and other terms and conditions of the appointment of such public accountant firm.
Pada tanggal 1 Maret 2010, sehubungan dengan meninggalnya Bapak Michael D. Ruslim - Presiden Direktur Perseroan yang saat itu menjabat - pada tanggal 20 Januari 2010, pemegang saham
Following the demise of Mr. Michael D. Ruslim – the Company’s President Director – on 20 January 2010, the Shareholders, through the EGM convened on 1 March 2010, determined the following:
Laporan Tahunan 2009 Astra International
Perseroan melalui RUPSLB memutuskan antara lain sebagai berikut: - Memberikan penghargaan sepenuhnya kepada almarhum Bapak Michael Dharmawan Ruslim yang telah berpulang ke hadirat Yang Maha Kuasa pada tanggal 20 Januari 2010, atas segenap kinerja dan jasa beliau kepada Perseroan serta kepemimpinan dan kerjasama yang baik selama menjabat sebagai Presiden Direktur Perseroan, dan memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (acquit ét decharge) kepada beliau atas tindakan pengurusan yang telah dilakukan beliau dengan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. - Menyetujui: • Pengangkatan Bapak Prijono Sugiarto – yang saat ini menjabat sebagai Direktur Perseroan, sekaligus merangkap sebagai Pelaksana Tugas Presiden Direktur Perseroan selama Periode Interim – sebagai Presiden Direktur Perseroan; serta • Pengangkatan Bapak Sudirman Maman Rusdi sebagai Direktur Perseroan; Keduanya untuk masa jabatan terhitung sejak ditutupnya Rapat ini sampai dengan sisa masa jabatan anggota Direksi lain yang masih menjabat, yaitu hingga penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan tahun 2011. Dewan Komisaris dan Direksi Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan bertanggung jawab atas pengembangan, sosialisasi, serta implementasi GCG di lingkungan Perseroan serta memastikan kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku maupun standar dan kebijakan Perseroan.
- To give full appreciation to the late Mr. Michael Darmawan Ruslim who has passed away to be with God Almighty on 20 January 2010, for all his performance and assistance tendered to the Company as well as his leadership and good cooperation during his term of office as President Director of the Company, and granted full release and discharge (acquit ét decharge) to him for his management actions, whilst by conveying our profound gratitude. - Approved: • The appointment of Mr. Prijono Sugiarto – who currently holds the position of a Director of a Company, as well as Acting President Director of the Company during the interim Period – as the President Director of the Company; and • The appointment of Mr. Sudirman Maman Rusdi as a Director of the Company; Both for period as of the closing of this meeting until the remaining period of the incumbent members of the Board of Directors, which is until the closing of the 2011 Annual General Meeting of the Shareholders of the Company. Board of Commissioners and Board of Directors The Company’s Board of Commissioners and Board of Directors are responsible for the development, socialization and implementation of GCG throughout the Company as well as to ensure compliance with the prevailing laws and regulations and the Company’s standards and policies.
Astra International Annual Report 2009
31
Dewan Komisaris Dewan Komisaris Perseroan bertugas dan bertanggung jawab mengawasi kebijakan dan pelaksanaan pengurusan Perseroan oleh Direksi serta memberikan nasehat kepada Direksi dan memastikan pelaksanaan prinsip-prinsip GCG. Kedudukan masing-masing anggota Dewan Komisaris termasuk Presiden Komisaris adalah setara dan segala tindakan Dewan Komisaris dilakukan secara majelis. Presiden Komisaris bertugas untuk mengkoordinasikan kegiatan Dewan Komisaris.
Board of Commissioners The Company’s Board of Commissioners is collectively tasked with, and responsible for, the supervision of the policies and their implementation and to provide advice to the Board of Directors and to ensure the implementation of GCG principles. The status of the respective members of the Board of Commissioners including the President Commissioner is equal and all decisions are agreed upon collectively. The President Commissioner coordinates the activities of the Board of Commissioners.
RUPS tahun 2008 telah mengangkat 10 orang anggota Dewan Komisaris yang mana 5 diantaranya merupakan Komisaris Independen. Keanggotaan Dewan Komisaris adalah sebagai berikut:
The 2008 General Shareholders Meeting appointed 10 members of the Board of Commissioners of which 5 are Independent Commissioners. The Members of the Board of Commissioners are as follows:
Dewan Komisaris Board of Commissioners Nama Name
Jabatan Position
Budi Setiadharma
Presiden Komisaris President Commissioner
Djunaedi Hadisumarto
Komisaris Independen Independent Commissioner
Patrick M. Alexander
Komisaris Independen Independent Commissioner
Muhamad Chatib Basri
Komisaris Independen Independent Commissioner
Soemadi D.M. Brotodiningrat
Komisaris Independen Independent Commissioner
Akira Okabe
Komisaris Independen Independent Commissioner
Anthony J. L. Nightingale
Komisaris Commissioner
Mark Spencer Greenberg
Komisaris Commissioner
Benjamin W. Keswick
Komisaris Commissioner
Chiew Sin Cheok
Komisaris Commissioner
Pembahasan kebijakan Direksi serta pelaksanaannya dilaksanakan dalam rapat-rapat rutin Dewan Komisaris. Selama 2009 Dewan Komisaris melaksanakan 4 kali rapat dalam bentuk kehadiran bersama dan 5 kali melalui sirkular keputusan Dewan Komisaris, kesemuanya untuk mengevaluasi kebijakan Direksi dan implementasinya. Untuk mendukung pelaksanaan tugas pengawasannya Dewan Komisaris membentuk Komite Audit, Komite Remunerasi dan Nominasi serta Executive Committee. Komite Audit (AC) Komite Audit bertugas memberikan advis kepada Dewan Komisaris mengenai efektivitas mekanisme pengendalian internal serta kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku, termasuk terhadap ketentuan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Struktur keanggotaan Komite Audit adalah sebagai berikut:
32
Laporan Tahunan 2009 Astra International
Discussion of policies of the Board of Directors as well as their implementation was carried out through routine meetings of the Board of Commissioners. In 2009, the Board of Commissioners met 4 times and approved 5 resolutions through circular deed. To support the implementation of its supervisory function, the Board of Commissioners has established the Audit Committee, the Remuneration and Nomination Committee, as well as the Executive Committee. Audit Committee (AC) The Audit Committee is tasked with advising the Board of Commissioners on the effectiveness of internal control mechanisms as well as compliance with the prevailing rules and regulations, including regulations of the Capital Market and Financial Institutions Supervisory Agency’s (Bapepam-LK). The members of the Audit Committee are:
Komite Audit Audit Committee Nama Name
Jabatan Position
Djunaedi Hadisumarto
Ketua Chairman
Sidharta Utama
Anggota Member
Tamiza Saleh
Anggota Member
Chiew Sin Cheok
Anggota Khusus* Special Member
(*) Tidak memiliki hak suara A non-voting member
Selama tahun 2009 Komite Audit telah mengadakan 7 kali rapat.
The Audit Committee met 7 times in 2009.
Komite Remunerasi dan Nominasi (RNC) Komite Remunerasi dan Nominasi bertugas merekomendasikan remunerasi bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta pejabat Senior Perseroan lainnya. Selain itu, komite ini juga bertugas merekomendasikan pembagian tugas serta pengangkatan personil Dewan Komisaris dan Direksi. Guna menjalankan fungsi tersebut, selama tahun 2009 komite melakukan 1 kali rapat.
Remuneration and Nomination Committee (RNC) The Remuneration and Nomination Committee recommends the level of remuneration of members of the Board of Commissioners and Board of Directors as well as other Senior Officers of the Company. In addition, the Committee makes recommendations on the allocation of responsibilities as well as the appointment of personnel for the Board of Commissioners and Board of Directors. The Committee met once in 2009.
Per 31 Desember 2009, susunan anggota komite Remunerasi dan Nominasi yaitu:
The members of the Remuneration and Nomination Committee as at 31 December 2009 were as follows:
Komite Remunerasi & Nominasi Remuneration & Nomination Committee Nama Name
Jabatan Position
Anthony J.L. Nightingale
Ketua Chairman
Benjamin W. Keswick
Anggota Member
Michael D. Ruslim*
Anggota Member
(*) Digantikan oleh Prijono Sugiarto sejak tanggal 1 Maret 2010 Succeded by Prijono Sugiarto since 1 March 2010
Executive Committee (EC) Executive Committee melakukan kajian atas setiap keputusan dan kebijakan bisnis yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris. Guna mendukung pelaksanaan tugasnya, Komite menyelenggarakan rapat rutin bulanan. Kurun waktu 2009, komite menyelenggarakan 13 kali rapat.
Executive Committee (EC) The Executive Committee analyzes all business decisions and policies that require the approval of the Board of Commissioners. The Committee, met 13 times in 2009
Astra International Annual Report 2009
33
Per 31 Desember 2009, susunan anggota Executive Committee yaitu:
As at 31 December 2009, the Executive Committee comprised:
Executive Committee Nama Name
Jabatan Position
Anthony J.L. Nightingale
Ketua Chairman
Benjamin W. Keswick
Anggota Member
Mark Spencer Greenberg
Anggota Member
Chiew Sin Cheok
Anggota Member
Budi Setiadharma
Anggota Member
Michael D. Ruslim*
Anggota Member
Simon J. Mawson
Anggota Member
(*) Digantikan oleh Prijono Sugiarto sejak tanggal 1 Maret 2010 Succeded by Prijono Sugiarto since 1 March 2010
Direksi Direksi dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab bertugas dan bertanggung jawab atas pengelolaan Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan. Pedoman GCG Perseroan menjelaskan bahwa kedudukan masing-masing anggota Direksi termasuk Presiden Direktur adalah setara, dan tugas Presiden Direktur adalah mengkoordinasikan kegiatan Direksi.
Board of Directors The Board of Directors is tasked and responsible for managing the Company’s objectives. Under GCG guidelines, all directors possess equal authority. In addition, President Director also orchestrates other directors in managing businesses. As per 31 December 2009, the Company’s Board of Directors comprised:
Per 31 Desember 2009, susunan Direksi Perseroan sebagai berikut: Direksi Board of Directors Nama Name
Jabatan Position
Michael D. Ruslim
Presiden Direktur President Director
Gunawan Geniusahardja
Direktur Director
Prijono Sugiarto
Direktur Director
Johnny Darmawan D.
Direktur Director
Simon J. Mawson
Direktur Director
Djoko Pranoto
Direktur Director
Widya Wiryawan
Direktur Director
Angky Tisnadisastra
Direktur Director
Selama tahun 2009, Direksi melakukan 38 kali rapat untuk membahas dan memutuskan berbagai hal mengenai kegiatan usaha Perseroan. Kemudian terhitung sejak tanggal 21 Januari 2010, Dewan Komisaris mengangkat Bapak Prijono Sugiarto selaku Pelaksana Tugas Presiden Direktur, sehingga susunan Direksi Perseroan menjadi sebagai berikut:
34
Laporan Tahunan 2009 Astra International
During 2009, the members of the Board of Directors convened 38 meetings to review the Group’s activities. Effective 21 January 2010, the Board of Commissioners appointed Prijono Sugiarto as Acting President Director and as a result, the composition of the Board of Directors became:
Direksi per 21 Januari 2010 Board of Directors as of 21 January 2010 Nama Name
Jabatan Position
Prijono Sugiarto
Pelaksana Tugas Presiden Direktur Acting President Director
Gunawan Geniusahardja
Direktur Director
Johnny Darmawan D.
Direktur Director
Simon J. Mawson
Direktur Director
Djoko Pranoto
Direktur Director
Widya Wiryawan
Direktur Director
Angky Tisnadisastra
Direktur Director
Dan melalui keputusan RUPS Luar Biasa Perseroan pada tanggal 1 Maret 2010, susunan Direksi Perseroan berubah kembali menjadi sebagai berikut:
Following the EGM on 1 March 2010, the Board of Directors became:
Direksi per 1 Maret 2010 Board of Directors per 1 March 2010 Nama Name
Jabatan Position
Prijono Sugiarto
Presiden Direktur President Director
Gunawan Geniusahardja
Direktur Director
Johnny Darmawan D.
Direktur Director
Simon J. Mawson
Direktur Director
Djoko Pranoto
Direktur Director
Widya Wiryawan
Direktur Director
Angky Tisnadisastra
Direktur Director
Sudirman Maman Rusdi
Direktur Director
Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi Pada tahun 2009 jumlah gaji dan bentuk kompensasi lainnya yang diterima Dewan Komisaris dan Direksi seluruh Grup Astra adalah sebesar Rp 376,5 miliar. Grup Manajemen Risiko (GRM) Astra meyakini bahwa penerapan manajemen risiko sangat penting untuk mencapai tujuan perusahaan dan menjamin keberlangsung bisnis. Di Astra, pengelolaan risiko didasarkan pada filosofi Manajemen Risiko Astra yang menyatakan bahwa manajemen bertanggung jawab atas pengelolaan risiko yang efektif, termasuk identifikasi, evaluasi dan pelaksanaan strategi mitigasi. Risiko-risiko utama akan dibahas dalam rapat Direksi dan dilaporkan kepada Komite Audit dalam triwulanan. GRM juga menjalankan fungsi konsultasi dan memberikan kepastian bahwa pelaksanaan manajemen risiko sudah dijalankan dengan baik kepada Direksi, Dewan Komisaris, dan Komite Audit. Berdasarkan kerangka dan metodologi yang mengacu pada praktik terbaik, GRM memfasilitasi pemahaman dan menjadi penasihat dalam implementasi manajemen risiko serta berbagai kebijakan lain yang terkait di Grup Astra. GRM juga memastikan identifikasi risiko utama dilakukan dengan baik, serta memastikan efektivitas pengendalian risiko yang relevan.
Board of Commissioners and Board of Directors Remuneration During 2009, salaries and compensation received by members of the Board of Commissioners and the Board of Directors of Astra Group totalled Rp 376.5 billion. Group Risk Management (GRM) Astra fully understands the importance of the implementation of good risk management practices to achieve the Company’s objectives and to ensure that its business continues to operate in a sustainable manner. Astra’s philosophy is that management is responsible for effectively managing risks, including identifying and evaluating risks and implementing strategies to mitigate those risks. Major risks are discussed at meetings of the Board of Directors and are reported to the Audit Committee on a quarterly basis. GRM also has a consultative function, providing assurance to the Board of Directors, the Board of Commissioners and the Audit Committee that risk management is being implemented effectively around the group. Founded on a framework and methodology based on best practice, GRM facilitates socialization and risk management implementation
Astra International Annual Report 2009
35
Pengelolaan risiko di Astra mengadopsi metodologi Control Self Assessment (CSA), dimana risiko dikelola dan dievaluasi oleh seluruh elemen perusahaan. Metodologi CSA telah dilakukan di semua perusahaan utama di Grup Astra. Metodologi CSA tepat diterapkan di Astra karena memiliki fleksibilitas untuk diterapkan di semua bidang industri dalam Grup Astra. Melalui penerapan metode tersebut, setiap unit bisnis akan mampu merumuskan, mengembangkan dan melaksanakan strategi untuk mengurangi risiko. Bersama dengan GRM, strategi-strategi itu dipantau secara konsisten. Kerangka kerja manajemen risiko yang diterapkan di Astra mencakup 3 aspek. Pertama, Enterprise Risk Management yang menjamin integrasi proses manajemen risiko. Kedua, pelaksanaan Business Continuity Plans (BCP) untuk mengurangi risiko bencana yang dapat mengganggu kesinambungan aktivitas usaha. Dan ketiga, Analisa Risiko Pembiayaan dan Monitoring untuk memastikan kecukupan dan efektivitas perlindungan asuransi di dalam Grup Astra. Perseroan telah mengidentifikasi risiko utama yang kemungkinan berdampak pada bisnis: 1. Risiko Finansial Pada dasarnya, Grup memiliki risiko finansial, meskipun risiko likuiditas telah mengalami penurunan signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kinerja Astra juga terpengaruh oleh risiko tingkat suku bunga dan fluktuasi valuta asing. Selain itu, Grup juga memiliki ekspose terhadap kemampuan daya beli konsumen, yang dapat dipengaruhi dari faktor risiko tersebut. Untuk itu, perusahaan telah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi peluang terjadinya risiko finansial. Melalui pendekatan yang terkoordinasi, Grup menetapkan kebijakan untuk transaksi kas dan derivatif, serta melakukan lindung nilai dan perencanaan keuangan, untuk memastikan diversifikasi risiko finansial secara tepat. 2. Risiko atas Harga Komoditas Fluktuasi harga komoditas berdampak pada pendapatan Grup baik langsung maupun tidak langsung, khususnya pada divisi agribisnis, alat berat dan penambangan batu bara. Pada unitunit bisnis ini, Grup mengembangkan model bisnis yang didasarkan pada strategi menciptakan produk berkualitas tinggi dengan biaya produksi yang rendah. Secara berkesinambungan Grup menyesuaikan terhadap perubahan nilai pasar.
. 36
Laporan Tahunan 2009 Astra International
as well as various other policies related to the Astra Group. GRM also provides assurance that the main risks have been clearly identified as well as ensuring that controls are effective for relevant risks. Risk management adopts the Control Self Assessment (CSA) methodology whereby risks are managed and evaluated at all levels within the organization. Through this method, every business unit is able to formulate, develop, and implement strategies to reduce risks. Together with GRM, these strategies are consistently monitored by management. The risk management framework implemented within Astra comprises 3 aspects. The first aspect, Enterprise Risk Management, assures the integration of risk management. The second, Business Continuity Plans (BCP), seeks to minimize the risks of catastrophe that may hamper business activities. The third, deals with Risk Financing Analysis and Monitoring, utilized to ensure adequate and effective insurance protection throughout the Astra Group. The Company has identified the following major risks, which have the potential to impact its business: 1. Financial Risk The Group is exposed to financial risk, although liquidity risk has declined significantly compared to the previous year. Astra’s performance is also affected by interest rates and foreign exchange fluctuations. The Group is also exposed to consumer buying power, which is itself influenced by the risk factors above. In order to balance these risks, the Group has taken measures to reduce financial risk through cash and derivatives transaction policies. Other steps taken include measures aimed at value preservation and risk diversification. 2. Commodity Price Risk Commodity price fluctuations can affect the Group’s revenues both directly and indirectly, especially in the agribusiness, heavy equipment and coal mining divisions. The Group has developed a business model for these divisions that is based on highquality products at low production costs. The Group consistently seeks to preserve value by adapting to market changes.
3. Risiko atas Pasokan Barang & Jasa Grup memiliki hubungan yang ekstensif dengan pemasok, dimana hal ini sangat penting untuk mendukung kelancaran produksi dan distribusi barang dan jasa. Grup telah mengembangkan pola hubungan kerja yang sinergis dan menerapkan standar kualitas yang tinggi pada semua pemasok, serta terus berusaha untuk memastikan kelangsungan pasokan berjalan efektif. 4. Risiko Katastropik Grup telah mengidentifikasi potensi risiko bencana alam, seperti gempa bumi, banjir, kebakaran, dan wabah penyakit yang dapat berdampak signifikan pada pendapatan Grup dan aset perusahaan. Grup telah melakukan kajian risk financing yang mencakup analisis dampak terhadap usaha, kajian asuransi, (off-situs) Disaster Recovery Center dan Business Continuity Plan (BCP). Grup Internal Audit (IAG) Fungsi utama IAG adalah memberikan pandangan yang independen mengenai kondisi sistem kontrol internal di Perseroan beserta unit-unit usahanya. Melalui kegiatan audit, konsultasi aspek kontrol, quality assurance dan kegiatan terkait lainnya, IAG tidak hanya mengevaluasi kondisi kontrol internal, tetapi juga meningkatkan kecukupan dan efektifitas dari sistem kontrol tersebut. Dalam melaksanakan tugasnya, IAG mengacu kepada Internal Audit Charter (yang telah disesuaikan dengan peraturan Bapepam-LK) yang memberikan kewenangan pada IAG untuk melakukan kegiatan audit secara luas, tidak hanya pada jaringan ritel otomotif Perseroan, tetapi juga pada area-area risiko utama di unit usaha lainnya dalam lingkungan Grup Astra. IAG juga melakukan koordinasi dengan Internal Audit di unit usaha dalam Grup Astra untuk memastikan kecukupan cakupan audit, meningkatkan kualitas kegiatan audit dan kompetensi auditor di setiap unit usaha. Dengan mengacu kepada Common Audit Universe yang telah dibuat IAG bersama-sama dengan Internal Audit di unit usaha Grup Astra, Rencana Kerja Audit berbasis risiko untuk tiap unit disusun secara sistematis dengan memperhatikan berbagai faktor finansial dan operasional, kinerja pengendalian di masa lalu dan aspek-aspek penting lainnya. Rencana Kerja ini kemudian didiskusikan dengan Manajemen terkait, sebelum akhirnya dikonsultasikan dengan Direksi dan Komite Audit Perseroan untuk mendapatkan persetujuannya.
3. Supply and Services Procurement Risk The Group has extensive relationships with suppliers who represent a vital element in ensuring effective production and distribution of goods and services. The Group has developed synergistic working relationships and applies high-quality standards to all of its suppliers, as well as continually striving to ensure supplies are delivered in an efficient manner. 4. Catastrophic Risk The Group has identified potential risks associated with natural disasters that could significantly affect the Group’s revenues and assets, such as earthquakes, floods, fire or an epidemic The Group has studied risk financing that includes an analysis of the impact on the Group’s business, insurance analysis and the creation of an off-site Disaster Recovery Center and a Business Continuity Plan (BCP). Internal Audit Group (IAG) The main function of the IAG is to provide an independent opinion regarding the state of internal control systems of the Group. Through its audits, consultation on control aspects, quality assurance and other related activities, the IAG not only evaluates the state of internal control but also seeks to enhance the adequacy and effectiveness of the control systems. IAG’s work is based on the Internal Audit Charter, which has been revised in accordance with Bapepam-LK regulations. This provides the IAG with the authority to perform detailed audits, not only of the Company’s automotive retail network, but also of main areas of risks found in other business units within the Astra Group. IAG also coordinates with other Internal Audit units around the Astra Group in order to ensure the adequacy of audits and to enhance the quality of audit activities performed by the units. On the basis of the Common Audit Universe formulated by IAG together with other Internal Audit units within the Astra Group, a risk-based Audit Business Plan is systematically prepared for every unit, taking into account financial as well as operational factors, past control performance and other important aspects. The workplan is then discussed with management before submission to the Board of Directors and the Audit Committee for approval.
Astra International Annual Report 2009
37
Hasil kegiatan audit, implementasi rekomendasi dan kegiatan lainnya yang berkaitan dengan usaha peningkatan kontrol internal dibahas secara periode antara IAG dengan Internal Audit unit usaha di Grup Astra dan kemudian dilaporkan setiap triwulanan kepada Direksi, Komite Audit dan Dewan Komisaris. Komunikasi Sekretaris Perusahaan Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab atas beberapa fungsi yang terkait dengan aspek kepatuhan dan keterbukaan informasi. Sekretaris Perusahaan memastikan bahwa prinsip-prinsip GCG telah dipahami dan diterapkan secara konsisten di lingkungan Perseroan. Selain itu, Sekretaris Perusahaan bekerjasama dengan divisi hukum perseroan bertugas memastikan kepatuhan terhadap berbagai ketentuan yang berlaku dan pelaporan tepat waktu kepada otoritas Pasar Modal. Melalui komunikasi dua-arah dengan Bapepam-LK dan BEI, Sekretaris Perusahaan memastikan bahwa Manajemen mengetahui perkembangan peraturanperaturan Pasar Modal. Sekretaris Perusahaan juga bertanggung jawab memberikan informasi terkini yang komprehensif kepada pemegang saham mengenai kinerja, prospek usaha dan aksi korporasi Perseroan.
Audit findings, implementation of recommendations and other activities related to efforts to enhance internal control are periodically discussed by IAG and Internal Audit units within the Astra Group, and then reported quarterly to the Board of Directors, the Audit Committee and the Board of Commissioners. Communications Corporate Secretary The Corporate Secretary is responsible for various functions related to compliance and disclosure of information. The Corporate Secretary ensures that GCG principles are clearly understood and consistently applied throughout the Company. In addition, the Corporate Secretary in cooperation with the corporate legal is responsible for ensuring the Company’s compliance with the prevailing Capital Market rules and regulations as well as the on-time submission of reports to the Capital Market authorities. By means of two-way communication between Bapepam-LK and IDX, the Corporate Secretary ensures that management understands developments pertaining to the Capital Market regulations. The Corporate Secretary is also responsible for providing the latest comprehensive information to shareholders on the Company’s performance, business prospects and corporate activity.
Aminuddin Nurdin
Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary
Aminuddin Nurdin menjabat sebagai Sekretaris Perusahaan sejak tahun 2000, setelah sebelumnya menduduki berbagai posisi di Astra diantaranya sebagai Chief Corporate Communication. Setelah meraih gelar Sarjana dari Fakultas Komunikasi dari Universitas Padjajaran, Bandung, pada tahun 1971, Aminuddin selama beberapa tahun menjadi tenaga pengajar di fakultas tersebut. Saat ini Aminuddin juga menjabat sebagai anggota Dewan Pembina di Yayasan Amaliah Astra, dan Ketua Yayasan Dharma Bhakti Astra.
Aminuddin Nurdin has been Corporate Secretary since 2000. Previously he held many positions in Astra, including Chief Corporate Communications. Aminuddin was lecturer at the Faculty of Communications of University of Padjajaran Bandung in 1971. He is also currently Member of the Board of Patrons for Yayasan Amaliah Astra and Chairman of Yayasan Dharma Bhakti Astra (Dharma Bhakti Astra Foundation).
38
Laporan Tahunan 2009 Astra International
Untuk menjaga profesionalitas dan kualitas komunikasi perusahaan, Sekretaris Perusahaan selalu bersinergi dengan semua divisi dalam melakukan sosialisasi, implementasi, pemantauan, serta evaluasi atas standar dan kebijakan Perseroan di bidang GCG, serta etika bisnis dan etika kerja. Hubungan Masyarakat (PR) Tanggung jawab utama PR adalah mewakili perusahaan untuk membangun komunikasi konstruktif mengenai aktivitas dan keberadaan Astra pada kalangan internal (karyawan) maupun eksternal seperti media massa, pemerintah dan masyarakat luas, melalui upaya-upaya komunikasi yang efektif. PR juga bertanggung jawab untuk selalu memperluas hubungan perusahaan dengan seluruh pemangku kepentingan. Dalam menjalankan tanggung jawabnya, PR telah menyusun rencana kegiatan rutin. Guna memberikan informasi mengenai kinerja perusahaan, khususnya perkembangan pasar otomotif (mobil dan sepeda motor), setiap bulan PR mengirimkan data perkembangan pasar ke berbagai media massa. Sebagai upaya untuk mempererat hubungan dengan kalangan media massa, PR menyelenggarakan berbagai kegiatan rutin, diantaranya pertemuan dengan wartawan yang dilakukan dua kali dalam satu tahun melalui Forum Wartawan Industri dan Forum Wartawan Pasar Modal untuk mengupdate kinerja bisnis/industri dan teknologi dalam Grup Astra. Guna memastikan bahwa seluruh stakeholder bisa mendapatkan informasi mutakhir tentang kondisi perusahaan, PR juga beranggung jawab memelihara dan memperbaharui seluruh informasi yang dimuat dalam situs web Perseroan yaitu www.astra.co.id. Sementara, guna mempererat hubungan dan komunikasi di jajaran internal, bekerjasama dengan Corporate Organization and Human Capital Development (COHCD), PR bertanggung jawab penyelenggarakan pertemuan rutin antara Presiden Direktur dan manajemen unit bisnis Perseroan dan dengan para kepala cabang grup perusahaan di seluruh Indonesia. Pertemuan ini dikenal dengan nama “Genba”. Tujuan utama Genba adalah untuk mendukung sinergi antar divisi dan antara unit bisnis dengan perusahaan induk.
As part of efforts to maintain professionalism and the quality of corporate communications, the Corporate Secretary always work together with all divisions with the aim of effectively disseminating, implementing and evaluating the Company’s standards and policies pertaining to GCG as well as business and work ethics. Public Relations (PR) PR’s main responsibility is to constructively communicate the Company’s activities and other information internally (to employees) as well as externally (to the media, the government, and the general public) through effective means of communication. PR is also responsible for continually extending relations to all stakeholders PR issues press releases to the media every month, which provide information about the Group’s performance, particularly about automotive market performance. To solidify its relationship with the media, PR organizes various routine activities that include journalist meetings, which are held twice a year in the form of a Journalists Industry Forum and a Capital Market Journalist’s Forum. In addition to this, PR also organizes breaking of the fast events for members of the press. PR is also responsible for ensuring that all its stakeholders receive the latest information about the Group’s condition and maintaining and updating all information contained within the Company’s website www.astra.co.id. To solidify internal relations and communications, PR works in cooperation with the Corporate Organization and Human Capital Development (COHCD), to organize routine meetings between the President Director and the management of the Company’s business units as well as branch heads of the Group’s companies throughout Indonesia. This meeting is known as “Genba” whose main objective is to build synergy between the divisions, business units and the holding company.
Astra International Annual Report 2009
39
Selain itu, PR juga bertanggung jawab dalam hal pengadaan instrumen komunikasi internal seperti majalah bulanan (Majalah Astra) dan Astranet sebagai media intranet, serta memilih informasi yang layak dan patut untuk dipublikasikan kepada seluruh karyawan. Selain mempererat hubungan di wilayah internal, berbagai instrumen tersebut juga menjadi alat bagi perusahaan untuk memotivasi karyawan agar selalu meningkatkan kinerja. Hubungan Investor (IR) IR bertanggung jawab untuk menjalankan komunikasi yang efektif dengan para investor dan analis melalui penyediaan informasi yang terkait dengan kinerja usaha Perseroan dan arah ke depan. Kurun waktu 2009, IR mengadakan 254 pertemuan. Selain itu, IR juga menyelenggarakan rangkaian kegiatan lain seperti konferensi, temu analis, company visit, benchmark dan conference call. Komunikasi Karyawan Kerjasama yang solid antar karyawan merupakan kunci sukses Perseroan dalam meraih prestasi. Untuk itu, Astra merumuskan nilai yang harus dipahami dan diterapkan oleh seluruh karyawan yaitu The Winning Team. Seiring tantangan bisnis yang semakin kompleks, Astra berusaha terus meningkatkan pemahaman seluruh karyawan terhadap nilai tersebut. Salah satu upaya yang selalu dilakukan adalah mendengarkan aspirasi seluruh karyawan baik di kantor pusat maupun di kantorkantor cabang di seluruh Indonesia serta antara kantor pusat dan karyawan di kantor-kantor cabang. Untuk itu, Perseroan telah membentuk Forum Komunikasi Internal di berbagai wilayah di seluruh Indonesia yang terbagi dalam berbagai wilayah. Perseroan telah menunjuk beberapa kepala cabang di seluruh Indonesia untuk menjadi Koordinator Wilayah di wilyah kerjanya masingmasing. Selain menfasiltiasi komunikasi internal karyawan, Koordinator Wilayah juga bertugas mensosialisasikan program-program ataupun kebijakan-kebijakan yang bersifat nasional.
40
Laporan Tahunan 2009 Astra International
In addition to this, PR also produces internal communication materials such as the monthly magazine (Astra Magazine) and Astranet intranet media (Astranet), as well as selecting information suitable for publication to all employees. By improving internal communications, these help Astra to motivate its employees and to enhance performance. Investor Relations (IR) IR is responsible for communicating effectively with investors and analysts to provide information on the Company’s performance and direction. During 2009, IR undertook 254 meetings. IR also organized various activities such as conferences, analyst meetings, company visits, benchmarks and conference calls. Employee Communications Solid cooperation among employees is one of the Groups success factors. To this end, Astra has set out values that all of its employees must understand and apply through the concept of The Winning Team. As business challenges become increasingly complex, Astra constantly strives to enhance its employee’s understanding and knowledge of these values. One priority is to listen to employees’ aspirations. To assist in this process, the Company has formed an Internal Communications Forum in various regions of Indonesia. The Company has appointed various branch heads across Indonesia to serve as Regional Coordinators within their respective areas of responsibility. Apart from facilitating internal employee communications, the Regional Coordinator is also responsible for communicating programs at policies effectively.
Saat ini sebagian besar karyawan Astra telah memiliki komunikasi karyawan seperti Forum PR, Forum HR, Forum Hubungan Industrial, Forum Finance, Forum Legal, Forum Security dan Forum ESR. Melalui berbagai kegiatan yang dilaksanakan, komunikasi dan pertukaran pengetahuan baik secara vertikal maupun horisontal terjadi. Astra melihat hal tersebut sebagai sesuatu yang sangat positif. Untuk itu, Astra berkomitmen selalu memfasilitasi terbentuknya forum-forum tersebut sebagai bagian dari proses internalisasi nilai-nilai perusahaan.
Most of Astra’s employees currently have access to some form of employee communications medium such as the PR Forum, the HR Forum, the Industrial Relations Forum, the Finance Forum, Legal Forum, Security Forum, and ESR Forum. These promote communication and exchange of knowledge both vertically and horizontally. Astra is committed to facilitate such forums as part of its efforts to socialize the Company’s values.
Astra International Annual Report 2009
41
Laporan Komite Audit Audit Committee Report
Komite Audit dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris, beranggotakan pihak-pihak independen dan Ketua Komite Audit merupakan salah satu Komisaris Independen Perseroan. The Audit Committee is established by and is responsible to the Board of Commissioners. The members are independent parties and the Chairman is an Independent Commissioner of the Company.
Fungsi utama Komite Audit adalah membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan fungsi pengawasan yang efektif yaitu dengan memberikan laporan dan pendapat kepada Dewan Komisaris berdasarkan informasi yang diperoleh dari internal (antara lain dari Direksi, Corporate Legal, Grup Internal Audit dan Grup Manajemen Risiko) serta dari eksternal (antara lain dari auditor eksternal). Tugas pengawasan yang dilakukan Komite secara independen mencakup: • Meninjau laporan keuangan yang akan diterbitkan • Meninjau kebijakan akuntansi untuk menjamin terpenuhinya aturan dan standar akuntansi yang berlaku. • Membahas laporan Corporate Legal Perseroan, Grup Internal Audit dan Grup Manajemen Risiko secara periodik. • Menelaah ketaatan Perseroan terhadap peraturanperaturan yang berlaku. • Melaporkan resiko. Komite Audit Perseroan beranggotakan empat orang yang diangkat pada bulan Mei 2008, yaitu: • Djunaedi Hadisumarto: Ketua Ringkasan profil disajikan di halaman 120 • Sidharta Utama: Anggota Ringkasan profil disajikan di halaman 43 • Tamiza Saleh: Anggota Ringkasan profil disajikan di halaman 43 • Chiew Sin Cheok: Anggota Khusus (tidak memiliki hak suara) Ringkasan profil disajikan di halaman 124 Selama tahun 2009, Komite Audit telah melakukan tujuh kali rapat berupa rapat rutin setiap kuartal dan rapat khusus yang fokus pada pembahasan masalah-masalah tertentu, dengan tingkat kehadiran 100%. 42
Laporan Tahunan 2009 Astra International
The main function of this Committee is to assist the Board of Commissioners in executing the Board’s monitoring function. The Committee relies on information received from the Board of Directors, Corporate Legal, Internal Audit Group, Risk Management Group, External Audit and other Committees. The monitoring tasks delegated to the Audit Committee includes: • Evaluate Financial Reports. • Reviewing accounting policies to ensure compliance with accounting standards. • Periodically examine reports produced by Corporate Legal Division, the Group’s Internal Audit Division and Risk Management Division. • Assess the Company’s compliance with regulations • Risk reporting The Audit Committee consists of four members, all of whom were appointed in May 2008, namely: • Djunaedi Hadisumarto: Chairman His profile is provided on page 120 • Sidharta Utama: Member His profile is provided on page 43 • Tamiza Saleh: Member Her profile is provided on page 43 • Chiew Sin Cheok : Special Member (no voting rights) His profile is provided on page 124 During 2009, the Audit Committee conducted seven meetings, namely quarterly formal meetings and special meetings focusing on the discussion of specific topics. All of the meetings were attended by all members of the Audit Committee.
Pokok-pokok yang dibahas pada pertemuan Komite di tahun 2009 ialah Laporan Keuangan 2008 dan Laporan Keuangan Interim 2009, rencana kerja dan hasil evaluasi auditor eksternal, laporan Corporate Legal, laporan Grup Manajemen Risiko serta rencana kerja dan laporan kegiatan internal audit di dalam Grup Astra.
The topics of the Audit Committee meeting in 2009 included Financial Report for 2008, Interim Financial Reports for 2009, Working Plans and the Results of the External Auditor Evaluations, Corporate Legal Report, Group’s Risk Management Reports and the Astra Group’s Working Plans and Internal Auditor Activity Reports.
Sejalan dengan upaya Komite untuk memastikan kecukupan cakupan kegiatan internal audit serta peningkatan kualitas pelaksanaan audit pada unitunit usaha di Grup Astra, maka Komite menyambut baik keputusan Direksi Perseroan mengenai peran Grup Internal Audit yang akan mengkoordinasikan fungsi internal audit di Grup Astra.
In line with the Committee’s efforts to ensure the adequacy of the scope of internal audit activities and the improvement on the quality of audit activities in Astra Group’s business units, the Committee welcomed the decision of the Company’s Board of Director to have Astra Group’s Internal Audit as the coordinator of internal audit function within Astra Group.
Komite juga menyatakan kepuasannya atas ketersediaan informasi yang diperlukan dari Laporan Keuangan yang telah diaudit untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009.
The Audit Committee is satisfied with the availability of the necessary information, from the audited Financial Statements as at and for the year ended in 31 December 2009.
Sidharta Utama Anggota Member Warga Negara Indonesia, menjadi anggota Komite Audit sejak Mei 2008. Beliau juga menjabat sebagai Guru Besar tetap di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan Ketua Dewan Pengurus Indonesian Institute for Corporate Directorship. Menyelesaikan pendidikan sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (1987), MBA bidang Keuangan dan Sistem Informasi dari Indiana University (1990) dan Doktor di bidang Akuntansi dari Texas A&M University (1996). Memperoleh sertifikasi CFA dari Chartered Financial Analyst Institute pada tahun 1999. Pada saat ini beliau juga adalah anggota Komite Audit di Krakatau Steel sejak tahun 2002. Kegiatan lain yang masih aktif dijalankan adalah menjadi pengajar baik di tingkat Master maupun Doktoral. Beliau juga aktif di berbagai asosiasi profesional terkait dan menjadi pembicara maupun nara sumber di berbagai forum. Disamping itu, hasil karya penelitian dan tulisan beliau telah banyak diterbitkan, beberapa diantaranya meraih grant dan penghargaan baik di tingkat nasional maupun internasional.
An Indonesian citizen, Sidharta Utama has been a member of Audit Committee from May 2008. He is a Professor at Faculty of Economics, Universitas Indonesia and is also President of the Indonesian Institute for Corporate Directorship. He earned his Degree in Accounting from the Faculty of Economics, University of Indonesia in 1987. He continued his studies at Indiana University where he obtained his MBA in 1990 and at Texas A&M University where he received his Doctor in Philosophy (1996). He earned his CFA certification from Chartered Financial Analyst in 1999. He has been also a member of Audit Committee at Krakatau Steel since 2002. He teaches for Master and Doctoral programs. In addition, he is actively involved in many related professional organizations. He has been a speaker at many forums. Many of his research works have been published, some receiving both national and international recognitions.
Tamiza Saleh Anggota Member Warga Negara Indonesia, menjadi anggota Komite Audit sejak Mei 2008. Beliau adalah anggota PERADI dan memiliki Surat Tanda Terdaftar Profesi Penunjang Pasar Modal dari Bapepam (1997). Beliau juga adalah Lead Partner pada kantor advokat Wiriadinata & Saleh dan memiliki pengalaman luas di bidang konsultasi hukum khususnya pada bidang korporasi, pertambangan, penerbangan, pasar modal, keuangan dan perbankan termasuk pembiayaan sindikasi dan korporasi, serta pengeluaran obligasi. Menyelesaikan pendidikan di Fakultas Hukum UniversitasTrisakti (1988) dan Graduate School of Business, Curtin University of Technology, Perth, Australia (1991). Pengalaman ekstensif beliau di bidang hukum telah banyak berperan penting dalam pelaksanaan proyek-proyek terkait Restrukturisasi, Pembiayaan serta Merger dan Akuisisi. Tamiza Saleh juga aktif di beberapa organisasi profesi seperti, Asosiasi Konsultan hukum Indonesia (AKHI) dan Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal (HKHPM).
An Indonesian citizen, Tamiza Saleh has been a member of the Audit Committee from May 2008. She is member of PERADI and a holder of Registered Supporting Professions to Capital Market (1997). She is also a Lead Partner in the Wiriadinata & Saleh Law Firm, with extensive experience in legal counseling in the areas of corporate, mining, airlines, capital market, finance and banking which includes syndication and corporate financing as well as bonds issuance. Tamiza Saleh earned her Degree in Law from Faculty of Law, Trisakti University in 1988 and Postgraduate Diploma in Business from Graduate School of Business, Curtin University Technology, Perth Australia in 1991. Her extensive legal experiences have been major contributions to many prominent projects on Restructuring, Financing and Merger as well as Acquisition. She is also member of the Indonesian Legal Consultant Association (AKHI) and Association for Legal Consultant in Capital Market (HKHPM).
Astra International Annual Report 2009
43
Pembahasan dan Analisis Manajemen 44
Laporan Tahunan 2009 Astra International
Management’s Discussion and Analysis
Astra International Annual Report 2009
45
Pembahasan dan Analisis Manajemen Management’s Discussion and Analysis
Volatilitas ekonomi yang terjadi pada awal tahun 2009 berdampak signifikan pada penurunan permintaan pasar. Ketatnya likuiditas mewarnai perjalanan awal tahun 2009. Memasuki semester kedua, berbagai indikator ekonomi mulai stabil dan permintaan pasar mulai meningkat. Di tengah kondisi tersebut, Astra berhasil melewati tahun 2009 dengan tetap membukukan pertumbuhan bisnis. Economic volatility had a significant impact on market demand in 2009 and early 2009 was characterized by tight liquidity. Economic indicators began to show signs of stability moving into the second half of the year and demand began to rise. Despite challenging conditions, Astra outperformed 2009 and continued to book growth.
Tahun 2009 diawali dengan situasi perekonomian yang tidak menguntungkan akibat krisis keuangan yang mulai terjadi pada awal kuartal terakhir 2008 di Amerika Serikat. Bank Indonesia terus menaikkan BI Rate hingga 9,5% pada bulan Oktober 2008 setelah ancaman inflasi yang sempat melejit hingga dua digit di tengah gejolak harga minyak dunia serta akibat pelemahan Rupiah, lebih dari 30% sejak akhir September 2008 hingga terendah sebesar Rp 12.400 pada awal Desember 2008. Keadaan ini membuat kepercayaan bisnis semakin negatif sehingga perbankan pun semakin berhatihati mengucurkan kredit. Sulitnya likuiditas berdampak pada perusahaan pembiayaan termasuk Astra. Pelemahan Rupiah juga memicu para agen tunggal pemegang merek menyesuaikan harga jual termasuk Astra, sehingga mengurangi jumlah penjualan.
46
Laporan Tahunan 2009 Astra International
The beginning of 2009, saw the fruition of the global financial crisis that began in fourth quarter 2008 in the United States of America. Bank Indonesia increased the BI Rate to 9.5% in October 2008 in response to the inflationary pressures that rose to double digit levels in the midst of global oil price hikes and a weakening Rupiah, which fell in value by more than 30% from the end of September 2008 to a lowest level of Rp 12,400 in early December 2008. This caused business confidence to weaken and banks became increasingly cautious in lending. This tight liquidity affected financing companies, including Astra’s.
The weakening Rupiah also led sole agents to adjust sales prices, including Astra, which dampened demand.
Namun demikian struktur perekonomian Indonesia yang tidak begitu tergantung dari ekspor membawa berkah tersendiri di tengah goncangnya perekonomian negara-negara tujuan ekspor utama. Ini berarti daya beli konsumen dalam negeri sebenarnya relatif tidak berubah. Oleh karena itu merupakan tantangan bagi kami bagaimana kami bisa mendorong para konsumen tersebut membeli produk otomotif kami dengan pembiayaan yang lebih terjangkau. Ternyata atas rahmat Yang Maha Kuasa perekonomian Indonesia mulai menunjukkan perbaikan di kuartal kedua di mana inflasi dan suku bunga menunjukkan tren penurunan serta nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat juga mulai stabil. Hal ini mendorong permintaan pasar domestik kembali menguat. Hasilnya perekonomian Indonesia tumbuh 4,5%. Di tengah kondisi tersebut, Astra mampu melewati tahun 2009 dengan prestasi yang sangat baik.
Indonesia’s economy however is not very dependent on exports, which proved to be a blessing. Domestic consumer buying power remained relatively unchanged. Astra’s primary challenge was to find ways to encourage consumers to buy automotive products by offering attractive financing schemes. With the help of the Almighty, Indonesia’s economy began to recover in the second quarter as inflation and interest rates started to decline while the US Dollar exchange rate began to stabilize. This prompted domestic market demand to strengthen and Indonesia’s economy grew by 4.5%. As a result Astra was able to maneuver through 2009 with a very satisfactory outcome. The Group also increased its investments in PT Marga Mandalasakti (MMS). Astra through PT Astratel Nusantara, acquired an additional 16.69% shareholding in MMS, which effectively increased its shareholding in MMS to 79.31%.
Perseroan juga menambah saham pada PT Marga Mandalasakti (MMS). Melalui PT Astratel Nusantara, Astra membeli 16,69% saham MMS dan meningkatkan kepemilikan efektif di MMS menjadi 79,31%.
Consolidated Statements of Income Consolidated net revenue increased from Rp 97.1 trillion to Rp 98.5 trillion, the Group’s automotive and heavy equipment businesses being the biggest contributors.
Laporan Laba Rugi Konsolidasian Pendapatan bersih konsolidasian meningkat dari Rp 97,1 triliun menjadi Rp 98,5 triliun. Bisnis otomotif dan alat berat memberikan kontribusi terbesar terhadap pendapatan bersih.
Compared to 2008, domestic car sales declined by 20% to 486,061 units. Sales in the Group’s motorcar business declined by only 11.6% to 281,013 units. Domestic motorcycle sales also declined by around 6% compared to 2008 to 5,851,962 units and Astra Honda Motor sales declined in line to 2,701,278 units.
Dibanding tahun 2008, penjualan mobil secara nasional turun 20% menjadi 486.061 unit. Penjualan otomotif Astra mengalami penurunan sebesar 11,6% menjadi 281.013 unit. Demikian juga dengan penjualan sepeda motor secara nasional yang turun hampir 6% dibanding tahun 2008 menjadi 5.851.962 unit. Seiring dengan kondisi tersebut penjualan sepeda motor Honda Astra menjadi 2.701.278 unit.
Contribution from consumer financing businesses was higher due to the growth in loan disbursements and the improved quality of the loan book.
Kontribusi dari bisnis pembiayaan konsumen meningkat yang didukung oleh pertumbuhan penyaluran kredit serta baiknya kualitas pembiayaan tersebut.
Astra International Annual Report 2009
47
Pendapatan Bersih 2009 (Rp miliar) 2009 Net Revenue (Rp billion)
50.377
2% 49.401
55
7,774
6
%
8,261
27,774
5% 29,181
44
22.5 6
33
2 0 0 8
2 0 0 9
22 11
2 0 0 8
2 0 0 9
0
Otomotif Automotive
Jasa Keuangan Financial Services
Pada tahun 2009, bisnis Agribisnis Astra berhasil meningkatkan produksi 10,3% dibanding tahun 2008 menjadi 1.083 ribu ton. Namun, turunnya harga CPO yang terjadi selama 2009 berdampak pada penurunan pendapatan bersih sebesar 9% dibanding 2008. Penjualan Komatsu selama 2009 tercatat 3.111 unit, turun sebesar 28,4% dibandingkan dengan penjualan di tahun 2008 karena turunnya harga komoditas dan tingginya tingkat suku bunga pembiayaan alat berat. Namun UT berhasil mencatat peningkatan 23% penjualan suku cadang dan perawatan alat berat yang mengkompensasi penurunan tersebut. PT Pamapersada Nusantara yang merupakan kontraktor penambangan batu bara berhasil meningkatkan produksi batu bara sebesar 15,2% dari tahun 2008 menjadi 68 juta ton dan pemindahan tanah (overburden removal) 35,3% menjadi 597,9 juta bcm. Kegiatan kontraktor penambangan ini sendiri berkontribusi sebesar 53% terhadap total pendapatan bersih UT. Melalui Dasa Eka Jasatama (DEJ) UT juga berhasil menjual batu bara sebanyak 2,4 juta ton selama 2009 di tengah lesunya ekspor batu bara di Indonesia. Penjualan batu bara ini berkontribusi sebesar 10% dari total pendapatan bersih UT. Konsistensi dalam peningkatan efisiensi serta penurunan biaya menyebabkan laba kotor meningkat menjadi Rp 22,8 triliun dari Rp 21,7 triliun pada 2008. Laba bersih tercatat meningkat 9,2% dari tahun 2008 yang sebesar Rp 9,2 triliun menjadi Rp 10 triliun. Dengan demikian, laba bersih per saham meningkat menjadi Rp 2.480 pada tahun 2009 dari Rp 2.270 tahun 2008. 48
Laporan Tahunan 2009 Astra International
30
9
3
0
2 0 0 8
2 0 0 9
15 7.5 0
Alat Berat dan Pertambangan Heavy Equipment and Mining
Astra’s agribusiness boosted production by 10.3% to reach 1,083 thousand tonnes in 2009 compared to 2008. Fluctuating CPO prices, however affected Astra’s agribusiness net revenue which was 9% lower compared to 2008. Komatsu recorded 3,111 unit sales in 2009, a decline of 28.4% compared to 2008, due to declining commodity prices and increasing interest rates. However, UT achieved a 23% increase in sales of spare parts and heavy equipment maintenance, which offset the declining sales of new units. The Group’s coal-mining contractor, PT Pamapersada Nusantara, successfully increased coal production to 68 million tonnes in 2009 or 15.2% higher compared to 2008 and overburden removal by 35.3% to 597.9 million bcm. This contributed 53% to UT’s total net revenue. UT has also sold 2.4 million tonnes of coal through Dasa Eka Jasatama (DEJ) despite the declining coal export from Indonesia. Coal sales contributed 10% to UT net revenue. Improved efficiency as well as reduction in expenses led gross profits to increase to Rp 22.8 trillion from Rp 21.7 trillion in 2008. Net income increased 9.2% from Rp 9.2 trillion in 2008 to Rp 10 trillion in 2009. As a result, net earning per share increased to Rp 2,480 in 2009 from Rp 2,270 in 2008.
8.161
9%
32%
9.00
1,266
7.424
6.75
960
975
4.50
2 0 0 8
2 0 0 9
Agribisnis Agribusiness
2.25
0
2 0 0 8
1,300
2 0 0 9
Informasi Teknologi Information Technology
Neraca Konsolidasian Aset Per 31 Desember 2009 jumlah aset meningkat 10,1% dibanding Rp 80,7 triliun tahun 2008 menjadi sebesar Rp 88,9 triliun. Aset lancar meningkat dari Rp 35,5 triliun tahun 2008 menjadi Rp 36,6 triliun karena adanya peningkatan piutang usaha, piutang pembiayaan dan penurunan persediaan. Sementara, aset tidak lancar naik 15,8% dari Rp 45,2 triliun menjadi Rp 52,3 triliun. Kewajiban Total jumlah kewajiban Astra pada 31 Desember 2009 menjadi Rp 40 triliun yang terdiri dari kewajiban jangka pendek sebesar Rp 26,7 triliun dan kewajiban jangka panjang Rp 13,3 triliun. Pada 31 Desember 2009, Astra memiliki kas bersih sebesar Rp 729 miliar (tidak termasuk bisnis jasa keuangan) dibandingkan hutang bersih sebesar Rp 1,8 triliun di akhir tahun 2008. Dengan memperhitungkan bisnis jasa keuangan, pada tanggal 31 Desember 2009, hutang bersih Astra sebesar Rp 13,2 triliun atau turun 10,1% dibanding akhir tahun 2008 yang sebesar Rp 14,7 triliun. Ekuitas Total ekuitas meningkat 20,5% dari Rp 33,1 triliun pada akhir tahun 2008 menjadi Rp 39,9 triliun pada akhir tahun 2009. Dividen Total dividen yang diusulkan untuk dibagikan untuk tahun 2009 sebesar Rp 1.120 per saham, setara dengan payout ratio sebesar 45,2%. Dari jumlah tersebut, sebesar Rp 290 per saham telah Perseroan bagikan pada bulan November lalu
1300
975
650
650
325
325
0
0
48% 2,993
3,000
2,250
2,018
2 0 0 8
3,000
2 0 0 9
1,500
97.064
98.526
1,500
750
0
0
100
75
2,250
750
Infrastruktur, Logistik dan lain-lain Infrastructure, Logistics and Others
2% 2 0 0 9
2 0 0 8
Total Total
50
25
0
Consolidated Balance Sheet Assets Total assets increased 10.1% to Rp 88.9 trillion as at 31 December 2009 from Rp 80.7 trillion in 2008. Current assets increased from Rp 35.5 trillion in 2008 to Rp 36.6 trillion due to the increase in trade and financing receivables as well as a decrease in inventories. Non-current assets grew by 15.8% to Rp 52.3 trillion from Rp 45.2 trillion year-on-year. Liabilities Astra’s total liabilities as at 31 December 2009 were consistent with 2008 at Rp 40 trillion, which comprised Rp 26.7 trillion in short term liabilities and Rp 13.3 trillion in long-term liabilities. Astra had net cash (excluding financial services) of Rp 729 billlion as at 31 December 2009 compared to net debt of Rp 1.8 trillion as at 31 December 2008. Including its financial services business, Astra’s net debt as of 31 December 2009 amounted to Rp 13.2 trillion or 10.1% lower compared to 2008 of Rp 14.7 trillion. Equity Total equity increased 20.5% from Rp 33.1 trillion at the end of 2008 to Rp 39.9 trillion by the end of 2009. Dividend The total dividend that is proposed for 2009 is Rp 1,120 per share, representing a payout ratio of 45.2%. Of this, the Company paid an Rp 290 per share in November as an interim
Astra International Annual Report 2009
49
berupa dividen interim. Sisanya sebesar Rp 830 berupa dividen final akan diusulkan oleh manajemen dalam Rapat Umum Pemegang Saham pada bulan Mei 2010 nanti.
dividend. Management will propose the payment of the remaining amount of Rp 830, as a final dividend, at the upcoming General Shareholders Meeting in May 2010.
Arus Kas Konsolidasian Aktivitas Operasi Kas bersih dari aktivitas operasi meningkat dari Rp 10 triliun tahun 2008 menjadi Rp 11,3 triliun pada tahun 2009, terutama akibat menurunnya pembayaran kepada pemasok sebesar Rp 1,6 triliun dan meningkatnya penerimaan dari pelanggan sebesar Rp 1,3 triliun.
Consolidated Cash flow Operating Activities Net cash from operating activities increased from Rp 10 trillion in 2008 to Rp 11.3 trillion in 2009, primarily as a result of a reduction in payment to suppliers of Rp 1.6 trillion and increase in receipts from customers amounting to Rp 1.3 trillion.
Aktivitas Investasi Selama tahun 2009 arus kas keluar bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi tercatat sebesar Rp 4,8 triliun. Jumlah ini lebih rendah dibanding tahun 2008 dikarenakan adanya akuisisi yang signifikan. Aktivitas Pendanaan Selama tahun 2009 Perseroan mencatat pengeluaran kas bersih untuk aktivitas pendanaan sebesar Rp 6 triliun, meningkat dari Rp 1,2 triliun pada tahun 2008 terutama karena adanya pembayaran pinjaman jangka pendek yang signifikan. Posisi Kas Posisi kas dan setara kas pada akhir 2009 tercatat hampir sama dengan posisi tahun 2008 yang juga sebesar Rp 8,7 triliun. Tinjauan 2010 Pemulihan kondisi perekonomian yang terlihat di awal 2010 diperkirakan akan memberi lebih banyak peluang bisnis. Kondisi perekonomian global pun secara perlahan mulai membaik. Realisasi berbagai perjanjian dagang baik regional maupun internasional menciptakan tantangan yang cukup berarti untuk menguji tingkat daya saing. Optimisme pasar yang tinggi berdampak pada peningkatan pembelian di satu sisi dan peningkatan inflasi di sisi lain. Dengan demikian fluktuasi nilai tukar masih akan terjadi meskipun masih berada dalam rentang batas toleran. Pada penghujung tahun 2010, seiring pengurangan realisasi paket stimulus ekonomi membawa pengaruh pada tingkat konsumsi masyarakat.
50
Laporan Tahunan 2009 Astra International
Investing Activities The net cash outflow for investing activities in 2009 amounted to Rp 4.8 trillion, lower than 2008 which was impacted by an acquisition. Financing Activities The net cash outflow from financing activities amounted to Rp 6 trillion as at 31 December 2009, an increase from Rp 1.2 trillion in 2008 was largely due to the reduction in usage of short term loans. Cash Position The cash and cashs equivalent position at the end of 2009 amounted to Rp 8.7 trillion, similar to that at the end of 2008. Outlook for 2010 The recovering economic condition at the start of 2010 is expected to bring more business opportunities. Global economic growth is also recovering. The signing of various trade agreements with the regional and international players, creates challenges that will significantly test local competitiveness.Market optimism will increase consumption and is likely to increase inflation rates. Exchange rates are expected to fluctuate within tolerable bands. By the end of 2010, public consumption is likely to be affected by the gradual reduction of economic stimulus.
Astra menyadari banyak tantangan yang akan dihadapi pada tahun 2010. Tantangan paling berat yang akan dihadapi bisnis kendaraan secara umum berkenaan dengan rencana pemerintah menerapkan ketentuan baru tentang restribusi dan perpajakan. Akhir tahun 2009 DPR telah menyetujui UU no. 28 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (UU PDRD). UU ini mengatur bahwa Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) adalah salah satu bentuk pajak provinsi dimana pemerintah provinsi boleh memungut sebesar maksimum 20% dari nilai jual kendaraan bermotor tersebut. Ketentuan ini dapat mempengaruhi pasar otomotif secara keseluruhan karena adanya kemungkinan harga jual akan naik akibat kenaikan BBN. Astra sendiri berusaha mengantisipasinya dengan berupaya lebih memacu penjualan dengan cara menambah jaringan penjualan serta peningkatan kualitas pelayanan dan implementasi strategi partnering for growth dengan meluncurkan paket pembiayaan yang bersaing. Guna meningkatkan penjualan, Toyota akan menambah outlet sales dan outlet after sales baru di tahun 2010. Toyota juga berencana menambah common yard di Cibitung dan membangun Toyota Training Center. Selain itu, guna merealisasikan strategi menjadi pemimpin pasar di semua segmen, TAM akan meningkatkan penjualan kendaraan niaga Dyna dan Hilux. Kerja sama antara Daihatsu dan Toyota dalam desain berbagai varian kendaraan selama ini terbukti sukses. Strategi ini yang didukung dengan rencana penambahan kapasitas produksi masih akan mewarnai operasionalisasi bisnis Daihatsu tahun 2010. Inovasi yang didasarkan pada riset pasar intensif menjadi strategi yang akan dijalankan Astra di bisnis sepeda motor guna menghadapi persaingan pasar di tahun 2010. Munculnya segmen baru pengguna sepeda motor berdampak pada masih tingginya minat pasar pada sepeda motor jenis skuter. Astra memprediksikan permintaan pasar untuk produk skuter otomatis masih akan tumbuh di tahun 2010. Guna mengakomodasi hal tersebut,
There will be numerous challenges in 2010. The most significant challenge faced by the automotive industry is the government’s plans to implement new taxation regulations. The Indonesian House of Representative approved Law No. 28 regarding Regional Taxes and Regional Charges in 2009. This Law stipulates that the Excise for Vehicle Ownership Registration will be levied at provincial level and the provincial government may tax up to a maximum of 20% of the vehicle’s value. This regulation could affect the automotive market given the impact on sales prices. In anticipation Astra is striving to drive sales by expanding its sales network as well as enhancing service quality and implementing its partnering for growth strategy by launching complementary financing packages. In its bid to increase sales, Toyota will add new sales outlets and after sales outlets in 2010. Toyota also plans to expand the common yard in Cibitung and establish a Toyota Training Center. In addition, to achieve its strategy to become the market leader in all segments, TAM aims to increase sales of its Dyna and Hilux commercial vehicles. The cooperation between Daihatsu and Toyota in the design of a number of automotive variants has proven to be a success. This strategy, supported by increase in production capacity will continue to Daihatsu’s business operations in 2010. To address market competition in its motorcycle business, Astra intends to pursue innovations based on intensive market research. The emergence of a new segment of motorcycle user has resulted in sustained high demand for scooter-type motorcycles. Astra predicts market demand for automatic scooters will likely continue to grow in 2010 and production facilities will be realigned to increase output. Astra will continue to expand its position within the motorcycle market through the introduction of a number of new product variants created in response to market conditions and developments. Efforts at boosting sales in 2010 will center around improving
Astra International Annual Report 2009
51
fasilitas produksi akan disesuaikan. Astra akan terus melakukan ekspansi pada pasar sepeda motor dengan berbagai varian produk baru yang disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan pasar. Peningkatan kualitas layanan, perluasan jaringan pemasaran, serta penerapan strategi penjualan melalui promosi yang fokus pada pasar dan produk yang lebih spesifik menjadi upaya meningkatkan penjualan pada tahun 2010. Untuk mengimbangi pasar otomotif yang diprediksi akan mengalami pertumbuhan signifikan, AOP akan meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi komponen terutama untuk produk baterai, komponen berbahan aluminium dan berbahan plastik. Peningkatan kemampuan dan produktifitas SDM menjadi instrumen utama AOP dalam mengembangkan bisnis tahun 2010. Ekspansi pasar dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian masih akan menjadi strategi bisnis Jasa Keuangan. Fokus pada peningkatan kualitas kredit dan terus mengembangkan pasar melalui penambahan jaringan distribusi dan peningkatan pelayanan menjadi bagian integral divisi untuk mendorong pertumbuhan bisnis. Dilandasi kondisi finansial yang kuat, peluncuran paket pembiayaan yang memberikan keuntungan pada konsumen akan mendorong peningkatan penjualan otomotif dan alat berat pada tahun 2010. Mencari sumber dana baru dengan bunga yang lebih kompetitif menjadi bagian strategi guna mendorong laju divisi tahun 2010. Secara keseluruhan, fokus pengembangan usaha bisnis jasa keuangan akan bertumpu pada strategi pengelolaan risiko yang terpadu mencakup aspek manajemen risiko serta collection and recovery management. Tahun 2010 sektor pertambangan dan agribisnis diprediksi tumbuh signifikan. Bisnis alat berat akan terus memperkuat penjualan di segmen perkebunan dengan tetap fokus meningkatkan penjualan ke segmen pertambangan. Siklus overhaul alat berat yang digunakan pada sektor pertambangan akan meningkatkan penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat berat. Bisnis kontraktor penambangan berupaya meningkatkan produksi baik ekstraksi batu bara sebesar 10% maupun overburden removal sekitar 10%-15%. Pada bisnis pertambangan, produksi dan penjualan batu bara Astra diharapkan meningkat sekitar 30% seiring dengan
52
Laporan Tahunan 2009 Astra International
service quality, expanding its marketing network, as well as implementing a promotions strategy focused on specific market and products. In its effort to respond to the automotive market, which is projected to increase significantly, AOP will increase the quantity and quality of components in the battery segment, as well as for its aluminum and plastic based components. Improved manpower capability and productivity will serve as the key drivers for AOP’s business expansion in 2010. The Financial Services business will continue to attempt to expand markets prudently. Focusing on enhancing credit quality and continuing to develop markets through additional new distribution networks and improved services is an integral part of the division’s efforts to spur business growth. The launch of competitive financing packages should be able to push automotive and heavy equipment sales in 2010. Part of the strategy to spearhead the Division’s path in 2010 is to provide new funding sources with more competitive interest rates. Overall, the focus of the financial services business development rests upon an integrated strategy that covers risk management aspects as well as collection and recovery management. The mining and agribusiness sector is projected to grow significantly in 2010. The heavy equipment business will continue to increase sales to the plantation sector and continue to focus on increasing sales to the mining sector. The heavy equipment overhaul cycle in the mining sector is expected to increase spare parts sales and heavy equipment maintenance. The mining contracting business looks set to increase coal extraction by at least 10% and overburden removal by as much as 10%-15%. In its coal mining business, Astra hopes to boost production and sales by around 30% in 2010, following the commencement of production at PT Telen Orbit Prima (TOP) which is owned by PT Tuah Turangga Agung (TTA) which was acquired by UT in 2008.
beroperasinya PT Telen Orbit Prima (TOP) yang dimiliki oleh PT Tuah Turangga Agung (TTA) pada tahun 2010, anak perusahan UT yang diakuisisi pada tahun 2008. Bisnis Agribisnis akan tetap fokus pada peningkatan efisiensi melalui riset untuk mengembangkan produktivitas. Intensifikasi lahan, peningkatan produktivitas dan kualitas tanaman serta peningkatan produktivitas tenaga kerja menjadi langkah yang ditempuh untuk meningkatkan bisnis. Pada tahun 2010 AAL merencanakan menambah kapasitas pengolahan kelapa sawit sebesar 45 ton TBS/jam. Perkembangan bisnis di semua sektor ekonomi berdampak pada peningkatan permintaan solusi dokumen dan teknologi informasi. Menghadapi hal tersebut, Astra Graphia (AG) akan meningkatkan layanan dengan fokus pada bidang servis. Selain permintaan yang diprediksi meningkat, profitabilitas bidang ini juga diharapkan meningkat. Astra Graphia Document Solution (AGDS) akan memperkuat bisnis FXGS (portofolio bisnis yang fokus pada servis) dengan memperluas komponen bisnis seperti Help Desk (call centre) dan document outsourcing and communication service. Sedangkan AGIT berupaya mempercepat pengembangan solusi Data Center.
Agribusiness will continue to focus on enhancing efficiency through research aimed at developing productivity. Particular areas of focus are intensifying land usage, increasing productivity and quality, as well as improving manpower productivity. AAL plans to expand its palm oil processing capacity in 2010 by 45 tonnes of FFB/hour. The development of the economy will result in the growth in demand for document solutions and information technology. To meet this, Astra Graphia (AG) intends to enhance its services. Profitability is expected to improve in line with demand. Astra Graphia Document Solution (AGDS) will strengthen its FXGS business (which focuses on service) by expanding the components business such as Help Desk (call centre) and document outsourcing and communication services. AGIT intends to speed up the development of Data Center solutions. Astra is optimistic that 2010 will provide favorable momentum for Indonesia. Astra will continue to enhance its contribution to national development. Astra currently continues to enhance employee productivity so as to be able to contribute more, not merely for the Company, but also for the country and the public.
Astra optimis tahun 2010 akan menjadi momentum yang sangat baik bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Astra akan terus meningkatkan kontribusi perusahaan dalam proses pembangunan bangsa. Saat ini Astra terus menekankan peningkatan produktifitas seluruh karyawan sehingga mampu memberikan kontribusi lebih tidak hanya kepada perusahaan, namun juga pada negara dan masyarakat luas.
Astra International Annual Report 2009
53
Laporan Bisnis
54
Laporan Tahunan 2009 Astra International
Business Report
Astra International Annual Report 2009
55
Struktur Bisnis Business Structure
Otomotif Automotive Mobil
Sepeda Motor
Komponen
Toyota
Honda
PT Astra Otoparts Tbk Astra World
Automobile
Motorcycle
Lain-lain
Components
Others
Daihatsu Isuzu Nissan Diesel Peugeot BMW
Jasa Keuangan Financial Services
Pembiayaan Pembiayaan Sepeda Motor Mobil Automobile Financing
Motorcycle Financing
PT Astra Sedaya Finance
PT Federal International Finance
PT Toyota Astra Financial Services
Pembiayaan Alat Berat
Heavy Equipment Financing
Asuransi Umum General Insurance PT Asuransi Astra Buana
PT Komatsu Astra Finance
Perbankan
PT Surya Artha Nusantara Finance
PT Permata Bank Tbk
Banking
Alat Berat, Pertambangan dan energi Heavy Equipment, Mining and Energy Mesin Konstruksi
Construction Machinery PT United Tractors Tbk PT Traktor Nusantara
56
Laporan Tahunan 2009 Astra International
Kontraktor Penambangan
Pertambangan
PT Pamapersada Nusantara
Dasa Eka Jasatama
Mining Contractor
Mining
PT Tuah Turangga Agung
Agribisnis Agribusiness
Agribisnis Agribusiness
PT Astra Agro Lestari Tbk
Teknologi Informasi Information Technology Solusi Dokumen
Solusi TI
PT Astra Graphia Tbk
PT Astra Graphia Information Technology
Document Solution
IT Solution
Infrastruktur Infrastructure
Infrastruktur Umum
Mata Rantai Logistik
PT Astratel Nusantara
PT Serasi Autoraya
General Infrastructure
Logistic Value Chain
PT Intertel Nusaperdana
Astra International Annual Report 2009
57
Otomotif Automotive
Divisi Otomotif membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 49,4 triliun, memberikan kontribusi 50,1% terhadap total pendapatan bersih konsolidasian.
The Automotive Division achieved net revenue of Rp 49.4 trillion, contributing 50.1% of consolidated net revenue.
Pada awal tahun 2009 sektor otomotif khususnya mobil diprediksi akan mengalami penurunan penjualan yang cukup signifikan. Seiring membaiknya ekonomi pada semester kedua tahun 2009, untuk perlahan permintaan pasar mobil nasional secara wholesales menunjukkan tren peningkatan sehingga berhasil menjual sebesar 486.000 unit atau turun sebesar 20% dibandingkan tahun 2008. Sementara itu, penjualan sepeda motor turun kurang dari 6% dengan jumlah total penjualan nasional sekitar 5,85 juta unit. Kuartal pertama tahun 2009 merupakan awal tahun yang cukup sulit bagi bisnis Otomotif Astra. Meski telah menerapkan prinsip efisiensi semaksimal mungkin, melemahnya Rupiah membuat Astra akhirnya harus menyesuaikan harga jual mobilnya di tengah rendahnya daya beli pasar. Untuk
58
Laporan Tahunan 2009 Astra International
At the beginning of 2009 a significant decline in sales was forecasted in the automotive sector, particularly motorcars. As economic conditions improved in the second semester, domestic market demand for motorcars gradually increased. By the end of the year, the national market reached 486,000 units, 20% lower than 2008. Meanwhile motorcycle sales fell by less than 6% with total national sales at around 5.85 million units. The first quarter of 2009 was a difficult start to the year for Astra’s automotive business. While the Company strove to implement efficiencies, the weakening currency meant that Astra was forced to adjust vehicle prices at the same time as the purchasing power of the market was low, Astra introduced price adjustments gradually and
2006
2007
Toyota Daihatsu Isuzu Nissan Diesel Peugeot BMW Total
63 79 27 5 3 4 181
2008 65 82 28 6 3 4 188
2009 66 91 28 6 3 4 198
67 90 31 6 3 4 201
Outlet Penjualan Langsung Astra Astra Direct Sales Outlets Toyota
Daihatsu
66
65
63
67
91
79 2 0 0 6
2 0 0 7
2 0 0 9
2 0 0 8
2 0 0 6
Peugeot 3
3
4
31
27
82
2 0 0 7
2 0 0 8
2 0 0 9
2 0 0 6
2006 Toyota Daihatsu Isuzu Nissan Diesel Peugeot Total
2 0 0 7 121 70 44 15 13
2 0 0 82007
2 0 0 121 9
2 0 0 6 2008
75 43 14 9
2009 125 74 43 14 8
28
28
2 0 0 7
2 0 0 8
6
6
6
2 0 0 8
2 0 0 9
5
2 0 0 9
2 0 0 6
2 0 0 7
Total 4
4
4 181
2 0 0 6
Nissan Diesel
90
BMW
3
3
Isuzu
2 0 0 7
2 0 0 8
127 78 49 14 8
2 0 0 9
2 0 0 6
188
2 0 0 7
198
2 0 0 8
201
2 0 0 9
263 262 265 276 Outlet Penjualan Langsung Non-Astra
Non-Astra Direct Sales Outlets Toyota
121
Daihatsu
121
125
Isuzu
127
78 75
74
44
70
2 0 0 6
2 0 0 7
2 0 0 8
2 0 0 9
Peugeot 15
2 0 0 6
2 0 0 7
2 0 0 9
BMW
14
14
14
2 0 0 7
2 0 0 8
2 0 0 9
13
2 0 0 6
2 0 0 6
43
43
2 0 0 7
2 0 0 8
2 0 0 9
Total 263 9
2 0 0 6
2 0 0 8
49
2 0 0 7
8
2 0 0 8
262
265
276
8
2 0 0 9
2 0 0 6
2 0 0 7
2 0 0 8
2 0 0 9
Astra International Annual Report 2009
59
menyiasatinya Astra menyesuaikan harga jualnya secara bertahap dan selektif untuk setiap model dan jenis mobilnya. Kenaikan harga ini dapat diterima oleh pasar. Konsep partnering for growth merupakan hal yang krusial di dalam mempertahankan kinerja. Dukungan likuiditas yang hati-hati dari PT Astra International Tbk pada lini bisnis jasa keuangan, terbukti berhasil mempertahankan pasar lini bisnis tersebut. Ditambah dengan peluncuran berbagai paket pembiayaan untuk mendorong permintaan. Hasilnya, perusahaan pembiayaan Astra berhasil mendorong perbaikan kinerja penjualan mobil Astra. Hal ini mengakibatkan pangsa pasar merekmerek kendaraan Astra seperti Toyota dan Daihatsu meningkat masing-masing menjadi 38,5% dan 15,9% dibandingkan 34,9% dan 12,8% di tahun 2008. Dalam kurun waktu 2009 Divisi Otomotif Astra membukukan total penjualan mobil sebanyak 281.013 unit dan sepeda motor sebanyak 2.701.278 unit. Bermitra dengan berbagai produsen kendaraan bermotor seperti Toyota, Daihatsu, Isuzu, Nissan Diesel, Peugeot dan BMW di segmen mobil serta Honda di segmen sepeda motor, Astra memiliki akses pada teknologi mutakhir, desain dan model yang telah teruji, serta produk dengan citra yang berkualitas. Di bidang komponen otomotif Astra melalui anak perusahaannya, PT Astra Otoparts Tbk, bermitra dengan produsen komponen berkualitas seperti Aisin Seiki, Aisin Takaoka, Akebono, Denso, Mahle, Kayaba, GS Yuasa, Nittan Valve, Daido Steel, Nippon Gasket, Keihin, Toyoda Gosei, dan DIC Corporation. Manufaktur Sektor manufaktur kendaraan bermotor baik mobil maupun sepeda motor menjadi salah satu core bisnis Astra yang mengalami perkembangan cukup pesat. Hampir setiap tahun, Astra berkomitmen untuk terus melakukan investasi di sektor ini. Selain memiliki kontribusi terhadap bisnis yang cukup potensial, sektor ini juga mempunyai tenaga kerja dalam jumlah yang besar. Hingga akhir 2009 Astra memiliki saham, termasuk di perusahaan-perusahaan manufaktur kendaraan bermotor, antara lain : - PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), produsen beberapa model mobil Toyota dengan kepemilikan saham sebesar 5%. - PT Astra Daihatsu Motor (ADM), produsen mobil dan komponen mobil Daihatsu dan Toyota dengan kepemilikan saham sebesar 31,87%.
60
Laporan Tahunan 2009 Astra International
selectively for each model and type. These price rises were accepted by the market. The partnering for growth concept was crucial in maintaining performance. Some modest liquidity support from PT Astra International Tbk to the financial services division proved successful in sustaining the market. This was in addition to the launching of various financing packages intended to stimulate demand. As a result, Astra’s financing companies were successful in boosting the sales of Astra brands such as Toyota and Daihatsu, increasing market shares to 38.5% and 15.9% respectively compared to 34.9% and 12.8% in 2008. In 2009, Astra’s Automotive Division sold 281,013 motorcars, and 2,701,278 motorcycles. Astra is actively involved in partnership with a number of global automotive producers: Toyota, Daihatsu, Isuzu, Nissan Diesel, Peugeot and BMW in the automobile segment; and Honda in the motorcycle segment. This gives Astra access to the latest technology, design and proven models, with a high quality image. In the automotive component sector, through its subsidiary PT Astra Otoparts Tbk, Astra cooperates with quality component producers such as Aisin Seiki, Aisin Takaoka, Akebono, Denso, Mahle, Kayaba, GS Yuasa, Nittan Valve, Daido Steel, Nippon Gasket, Keihin, Toyoda Gosei and DIC Corporation. Manufacturing The automobile and motorcycle manufacturing sectors represent core businesses of Astra that have experienced rapid growth. Each year, Astra commits to invest in these units. Apart from contributing to future business, this sector also employs a large number of people. As at the end of 2009 Astra had stakes in a number of automotive manufacturing companies, as follows: - 5% in PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), which produces Toyota models. - 31.87% in PT Astra Daihatsu Motor (ADM), the producer of Daihatsu and Toyota vehicles and automotive components.
- PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) yang memproduksi kendaraan dan komponen kendaraan Isuzu, serta distributor kendaraan niaga Isuzu dengan kepemilikan saham sebesar 44,94%. - PT Astra Nissan Diesel Indonesia (ANDI), importir truk dan bis merek Nissan Diesel dalam bentuk Completely Knocked Down (CKD) dan Incompletely Knocked Down (IKD) dengan kepemilikan saham sebesar 75%. - Astra memiliki 100% saham di PT Tjahja Sakti Motor, importir kendaraan merek BMW dan Peugeot dalam bentuk CKD maupun Completely Build Up (CBU). - Astra memiliki 50% saham di PT Astra Honda Motor, Agen tunggal Pemegang Merek dan distributor tunggal sepeda motor Honda dan komponennya di Indonesia. - PT Astra Otoparts Tbk (AOP), perusahaan manufaktur dan distributor komponen otomotif kendaraan roda empat dan roda dua bagi perusahaan pabrikan otomotif Astra maupun non Astra dengan kepemilikan saham sebesar 95,65%. Distribusi Merujuk pada sejarah berdirinya sebagai perusahaan dagang, distribusi menjadi salah satu kompetensi utama Astra dalam menjalankan operasional bisnis. Didukung team dengan jaringan distribusi yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia, Astra berhasil memposisikan diri sebagai pemimpin pasar kendaraan bermotor hampir di semua kelas. Salah satu kekuatan Astra di wilayah distribusi adalah PT Toyota-Astra Motor (TAM). Perusahaan yang 51% sahamnya dimiliki PT Astra International Tbk ini merupakan importir dan distributor tunggal mobil Toyota melalui lima dealer utama.
- 44.94% in PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI), the producer of Isuzu vehicles and automotive components. This company also distributes Isuzu commercial vehicles. - 75% in PT Astra Nissan Diesel Indonesia (ANDI), the importer of Nissan Diesel trucks and buses, both in Completely Knocked Down (CKD) form and Incompletely Knocked Down (IKD) form. - 100% of PT Tjahja Sakti Motor, the importer of BMW and Peugeot vehicles both in CKD form and Completely Built Up (CBU) form. - 50% in PT Astra Honda Motor, the Brand Holding Sole Agent and Sole Distributor for Indonesia for both Honda motorcycles and components. - 95.65% in PT Astra Otoparts Tbk (AOP), manufacturer and distributor of automotive components for both four-wheel and two-wheel vehicles, for automotive manufacturing companies, both Astra and non-Astra. Distribution Historically, distribution is one of the core competences in Astra’s business operations. Supported by the largest distribution network across Indonesia, Astra has been successful in positioning itself as the market leader in automotive vehicles in almost all classes. One of Astra’s main strengths in the distribution field is PT Toyota-Astra Motor (TAM), which is 51% owned by PT Astra International Tbk. The company is an importer as well as a sole distributor for Toyota automobiles through five main dealers.
Astra International Annual Report 2009
61
Melalui enam divisi penjualan, Astra juga bertindak sebagai dealer utama dan distributor tunggal beberapa merek kendaraan antara lain: - Toyota Sales Operation (Auto2000), merupakan dealer utama TAM untuk wilayah Jawa Barat, Jawa Timur, Jakarta, Bali, Nusa Tenggara, Sumatera (kecuali Riau, Jambi, dan Bengkulu) serta Kalimantan. - Daihatsu Sales Operation, distributor tunggal mobil merek Daihatsu. - Isuzu Sales Operation, distributor tunggal kendaraan penumpang dan salah satu dealer utama kendaraan niaga merek Isuzu. - Nissan Diesel Sales Operation, distributor tunggal merek Nissan Diesel. - Peugeot Sales Operation, distributor tunggal merek Peugeot. - BMW Sales Operation, dealer kendaraan merek BMW. - Honda Sales Operation, distributor utama dan retailer sepeda motor Honda.
62
Laporan Tahunan 2009 Astra International
Through its six sales divisions, Astra also acts as the main dealer and sole distributor for several automobiles brands. The six sales divisions are as follows: - Toyota Sales Operation (Auto2000), the TAM main dealer for West Java, East Java, Jakarta, Bali, Nusa Tenggara, Sumatera (except Riau, Jambi and Bengkulu) and Kalimantan. - Daihatsu Sales Operation, the sole distributor for Daihatsu automobiles. - Isuzu Sales Operation, main distributor for passenger vehicles and one of the main dealers for Isuzu commercial vehicles. - Nissan Diesel Sales Operation, the main distributor for Nissan Diesel. - Peugeot Sales Operation, the main distributor for Peugeot vehicles. - BMW Sales Operation, dealer for BMW automobiles. - Honda Sales Operation, main distributor and retailer for Honda motorcycles.
Kinerja Grup Mobil Automobile Group Performance
Toyota Di tengah kondisi ekonomi yang relatif belum stabil, pada tahun 2009 Astra berhasil membukukan angka penjualan kendaraan Toyota sebanyak 186.922 unit. Jumlah tersebut sudah termasuk penjualan mobil Toyota di kelas premium yaitu Lexus sebesar 235 unit. Keberhasilan ini membawa Toyota sukses meningkatkan pangsa pasar menjadi sebesar 38,5% dari 34,9% pada tahun 2008. Peningkatan pangsa pasar tersebut membawa Toyota mampu mempertahankan posisinya sebagai pemimpin di pasar mobil nasional. Peluncuran model baru pada tahun 2009 turut mendorong penjualan mobil Toyota serta meraih prestasi terbaiknya. Beberapa model baru yang diluncurkan pada tahun 2009 adalah Hilux 4x4 D-Cab, Prius, Avanza 1.3 G A/T, Corolla Altis 2.0 V, Alphard 2.4, Kijang Innova J-Grade, Fortuner 2.5 G Diesel A/T, Lexus RX350 Full Model Change serta Yaris, Camry dan Rush Minor Change. Di tahun 2009 TAM juga menyepakati kontrak perjanjian untuk memproduksi Toyota Dyna di Hino Motor Manufacturing Indonesia (HMMI).
Toyota The recovering economy in 2009 saw Astra sell 186,922 Toyota automobiles, including sales of 235 units of Lexus, Toyota’s premium brand. This success resulted in an improvement in Toyota’s market share in Indonesia to 38.5% in 2009, compared to 34.9% in 2008, allowing Toyota to maintain its position as the national leader in the automobile market. The launching of several new models in 2009 boosted Toyota’s achievements in automobiles sales. Some of the new models launched during 2009 were: Hilux 4x4 D-Cab; Prius; Avanza 1.3 G A/T; Corolla Altis 2.0 V; Alphard 2.4; Kijang Innova J-Grade; Fortuner 2.5 G Diesel A/T; Lexus RX350 Full Model Change; Yaris, Camry and Rush Minor Change. In 2009, TAM agreed to a contract to produce Toyota Dyna at Hino Motor Manufacturing Indonesia (HMMI).
38.5% market share pangsa pasar
Astra International Annual Report 2009
63
Daihatsu Salah satu prestasi yang berhasil diraih Daihatsu pada tahun 2009 adalah keberhasilan meningkatkan pangsa pasarnya di urutan kedua dengan perolehan pangsa pasar sebesar 15,9%. Pada tahun sebelumnya, posisi Daihatsu di pasar mobil nasional masih di peringkat ke-3 dengan kepemilikan pangsa pasar sebesar 12,8%. Catatan prestasi tersebut dicapai setelah Daihatsu berhasil membukukan angka penjualan sebanyak 77.513 unit selama tahun 2009. Prestasi lain yang juga berhasil diukir Daihatsu adalah di bidang manufaktur. Sebagai basis produksi mobil compact, selama 2009 ADM berhasil meningkatkan produksi Avanza, Xenia, Terios, Rush, Gran Max, dan Luxio sebanyak 217.251 unit sementara kapasitas normal produksi sebesar 211.000 unit per tahun. Guna mendorong penjualan pada tahun 2009 Daihatsu meluncurkan beberapa varian baru yaitu Daihatsu Xenia 1.3 AT, Terios dan Luxio Special Edition, serta Gran Max Improvement.
Daihatsu Daihatsu achieved success in 2009 by boosting its market position to second place, with market share of 15.9%. In the previous year, Daihatsu was in third place in the national automobile market, with a market share of 12.8%. Daihatsu achieved this through the sale of 77,513 units in 2009. Daihatsu also made progress in the field of manufacturing. As the base for compact car production, ADM boosted production of Avanza, Xenia, Terios, Rush, Gran Max and Luxio brand vehicles. Total production during 2009 was 217,251 units, compared to normal production capacity of only 211,000 units per year. To increase sales in 2009, Daihatsu launched several new variants, i.e. Daihatsu Xenia 1.3 AT, Terios, Luxio Special Edition and Gran Max Improvement.
217,251 units manufactured produksi unit kendaraan
64
Laporan Tahunan 2009 Astra International
Isuzu Isuzu merupakan produsen mobil yang fokus pada kendaraan bermesin diesel dengan memproduksi kendaraan serbaguna (MPV) yaitu Panther dan kendaraan niaga mulai dari jenis pickup, light truck, medium sampai heavy duty truck. Penerapan strategi pasar yang tepat dengan memfokuskan penjualan ke sektor perkebunan, pertambangan dan distribusi untuk jenis light truck, ke pelaku bisnis distribusi untuk pick up dan pelanggan yang mengandalkan kehandalan mesin diesel untuk Panther, Isuzu berhasil membukukan penjualan sebanyak 15.236 unit pada akhir 2009. Dari total jumlah tersebut, Isuzu Sales Operation (ISO) sebagai distributor light commercial vehicle IAMI menjual sebesar 12.445 unit atau 81,7% dari total penjualan IAMI. Pada segmen pasar light truck, selama 2009 Isuzu berhasil meningkatkan pangsa pasarnya menjadi 13,6% dibandingkan tahun 2008 yang sebesar 12,7%. Pencapaian ini membawa Isuzu semakin mengukuhkan dirinya menjadi salah satu pemain yang diperhitungkan di segmen kendaraan tersebut. Tahun 2009 Isuzu meluncurkan varian “Panther Minor Changes”.
Isuzu Isuzu is an automobile producer focusing on dieselengine vehicles. Isuzu produces the Panther Multi Purpose Vehicle (MPV) and commercial vehicles from pick-ups and light trucks to medium- and heavy-duty trucks. In 2009, Isuzu adopted a market strategy targeting the following segments: sales of light trucks to the plantation, mining and distribution sectors; sales of pick-ups to the distribution business sector; and sales of Panther to the diesel-engine customer segment. By targeting these markets, Isuzu sold 15,236 units by the end of December 2009. Of this total, as the distributor of IAMI’s light commercial vehicles, Isuzu Sales Operation (ISO) sold 12,445 units or 81.7% of IAMI total sales. In the light truck segment, Isuzu was able to increase its market share to 13.6% compared to the 2008 level of 12.7%. This achievement solidifies Isuzu’s standing as one of the leading brands in its segments. Isuzu launched the “Panther Minor Changes” variant in 2009.
15,236 units sold
membukukan angka penjualan
Astra International Annual Report 2009
65
Nissan Diesel Pada tahun 2009 pasar kendaraan niaga khususnya truk mengalami penurunan cukup signifikan yaitu sebesar 28% dibanding tahun 2008. Penjualan Nissan Diesel pada tahun 2009 tercatat sebanyak 1.298 unit. Meski demikian Nissan Diesel tetap optimis menghadapi kondisi yang ada. Melalui penerapan strategi kerja sama antara AI-Nissan Diesel Sales Operation (AI NDSO), ANDI dan Astra Credit Companies (ACC), pada semester kedua tahun 2009 penjualan Nissan Diesel mulai memperlihatkan tren peningkatan. Selama semester kedua tahun 2009 Nissan Diesel berhasil membukukan angka penjualan sebesar 140-150 unit per bulan. Selain itu pada kurun waktu 2009 Nissan Diesel juga sukses membukukan peningkatan penjualan suku cadang sebesar 9% dan servis sebesar 27% dibandingkan tahun 2008. BMW Dampak krisis ekonomi dunia yang masih terasa hingga awal tahun 2009 tidak berpengaruh signifikan terhadap pasar mobil premium. BMW Sales Operation (BSO) membuktikan hal ini dengan kemampuannya mendukung penjualan mobil BMW sebanyak 901 unit. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 25,1% dibanding tahun 2008. Pada tahun yang sama BMW meluncurkan produk baru yaitu BMW X5 M, BMW Series 740Li, BMW Series 750Li V8.
66
Laporan Tahunan 2009 Astra International
Nissan Diesel There was a significant decline of 28% in the commercial vehicle market, particularly for trucks, compared to 2008. During 2009, 1,298 units of Nissan Diesel were sold. Despite this, Nissan Diesel continues to be optimistic. Through its cooperative strategy between AI-Nissan Diesel Sales Operation (AI NDSO), ANDI and Astra Credit Companies (ACC), Nissan Diesel sales began to increase in the second half of 2009. Nissan Diesel booked sales of 140-150 units per month throughout the second half of 2009. In addition, Nissan Diesel achieved 9% growth in spare part sales and 27% growth in service sales in 2009 compared to the previous year. BMW The impact of the global economic crisis in early 2009 did not significantly affect the premium car market. BMW Sales Operation (BSO) booked sales of 901 cars in 2009, 25.1% higher than in 2008. During the year, BMW launched new products: BMW X5 M, BMW Series 740Li and BMW Series 750Li V8.
Peugeot Peugeot sales in Indonesia were affected by the Rupiah’s volatility against the Euro. Through careful marketing, Peugeot was able to maintain similar sales levels in 2009 as achieved in 2008.
Peugeot Penjualan Peugeot di Indonesia sangat terpengaruh oleh pelemahan nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Euro. Melalui penerapan strategi pemasaran yang mengedepankan aspek kehatihatian, angka penjualan Peugeot tahun 2009 relatif sama dengan penjualan tahun 2008.
Segmentasi Pasar Mobil Domestik Domestic Motorcar Market Segmentation Wholesales
Unit
2009
%
2008
Unit
%
Sedan
23,535
5%
35.462
6%
4 x 2 and 4 x 4
335,098
69%
388,986
64%
Pick Up
65,337
13%
93,972
15%
Truck
Total Market
62,091
486,061
13%
100%
89,385
607,805
15%
100%
Kapasitas Produksi Mobil Astra Astra Automobile Production Capacity Production unit/year
Production
PT Astra Daihatsu Motor
211,000
Toyota and Daihatsu 4x4 and 4x2 type
PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia
100,000
Toyota Innova and Toyota Fortuner
PT Isuzu Astra Motor Indonesia
9,000
Isuzu Elf and Borneo
PT Gaya Motor
98,000
Isuzu Panther Wagon & Pick Up, Nissan Diesel Truck, BMW Series 3 & 5
Astra International Annual Report 2009
67
AstraWorld AstraWorld
AstraWorld merupakan salah satu lini bisnis Astra yang bergerak di bidang Customer Relationship Management (CRM) untuk memberikan nilai tambah bagi pelanggan Astra, yang diwujudkan melalui program-program untuk meningkatkan kesetiaan pelanggan yang dikemas dalam konsep keanggotaan. Melalui program CRM AstraWorld mendukung bisnis otomotif Astra dengan menyediakan layanan konsultasi perencanaan pembelian mobil (termasuk pemilihan perusahaan pembiayaan dan asuransi), saran dan kiat perawatan kendaraan, panggilan bantuan darurat di jalan melalui call centre 24-jam, layanan untuk mengingatkan saatnya servis berkala, pengurusan perpanjangan dokumen kendaraan, diskon dan point reward serta sarana menjual kendaraan kembali. Hingga akhir tahun 2009, AstraWorld memiliki enam kantor operasional di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar dan Medan yang melayani 550.000 anggota.
68
Laporan Tahunan 2009 Astra International
AstraWorld operates in the field of Customer Relationship Management (CRM), delivering added value to Astra customers, through programs specifically packaged in a membership concept designed to enhance customer loyalty. Through its CRM program, AstraWorld supports Astra’s automotive business by providing consultation services for buying a vehicle (including providing financing and insurance options), recommendations and tips on vehicle maintenance, on-site service assistance through a 24-hour call center, reminding customers to undergo routine vehicle checks and service inspections, updating of ownership and documents, providing discounts and reward points, as well as assisting in the re-sale of customer vehicles. By the end of 2009, AstraWorld had six offices operating in Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, and Medan, serving 550,000 members.
Sepeda Motor Motorcycle
46.2% market share pemimpin pangsa pasar
PT Astra Honda Motor (AHM) berhasil mempertahankan penguasaan pangsa pasar sepeda motor domestik sebesar 46,2%.
PT Astra Honda Motor (AHM) successfully maintained its leadership of the domestic motorcycle market with a 46.2% market share.
Suksesnya pencapaian ini setelah AHM, yang berdasarkan pada hasil riset yang menyatakan bahwa permintaan akan skuter otomatik tumbuh lebih tinggi dibandingkan segmen motor lainnya, merealokasi kapasitas produksinya sehingga bisa memproduksi skuter otomatik lebih banyak. Sehingga selama 2009 penjualan skuter matik Honda meningkat 62,4% dibandingkan 2008.
This success was based on research showing that the demand for automatic scooters is substantially higher than for other types of motorcycles.This led the Company to reallocate production capacity to increased production of automatic scooters. As a result, sales of Honda automatic scooters increased 62.4% compared to sales in 2008.
Strategi tersebut dilengkapi dengan strategi promosi yang lebih spesifik dimana pemilihan media promosi disesuaikan dengan target pasar yang baru serta meningkatkan jaringan layanan penjualan baik dari sisi kuantitas dengan menambah jumlah dealer dan sisi kualitas dengan meningkatkan pelayanan menjadi rangkaian strategi yang membuat AHM mampu mempertahankan posisi pasarnya di tahun 2009. AHM senantiasa berusaha meningkatkan keunggulan biayanya. Di tahun 2009 upaya ini berhasil menunjukkan hasilnya ketika marjin operasional AHM meningkat setelah melakukan value analysis/value engineering. Paralel dengan itu komitmen untuk menjaga standar kualitas produk tetap dijaga dengan mengimplementasikan vendor quality assurance system secara terus-menerus.
This strategy was backed by a specific promotional strategy geared to the specific requirement of the target market. Performance was also boosted by expansion in the sales network, through increasing the number of dealers and by enhancing services. These factors were critical in making it possible for AHM to maintain its market position throughout 2009. AHM constantly strives to control its costs. This was clear in 2009 with an improvement in operating margins following the conduct of value analysis/ value engineering. At the same time, the Company sought to ensure that the quality of its products remained superior by the consistent and continuous implementation of a vendor quality assurance system.
Astra International Annual Report 2009
69
Outlet Penjualan AHM AHM Sales Outlets
93
1,536
88
1,524
1,504
1,510
2 0 0 8
2 0 0 9
1,608
1,617
1,592
1,596
2 0 0 8
2 0 0 9
86
72
2 0 0 6
2 0 0 7
2 0 0 8
2 0 0 9
Astra Direct Sales Outlets
2 0 0 6
2 0 0 7
Non-Astra Direct Sales Outlets
Dalam operasional bisnisnya AHM membagi area pemasaran menjadi 29 wilayah. Dalam hal ini PT Astra International Tbk – Honda Sales Operation mengelola 11 wilayah meliputi Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu, Kalimantan Barat, Balikpapan, Sulawesi Selatan dan Tenggara, serta Papua. Di berbagai daerah tersebut, saat ini HSO memiliki 506 outlet penjualan, 1.215 outlet servis, dan 2.316 outlet penjualan suku cadang. Honda Sales Operation (HSO) sebagai distributor AHM ikut berperan signifikan dalam pencapaian ini. Selama 2009 secara intensif HSO mengimplementasikan strategi partnering for growth melalui peluncuran paket pembiayaan yang meringankan konsumen namun tetap mendapatkan produk unggul.
70
Laporan Tahunan 2009 Astra International
2 0 0 6
2 0 0 7
Total Sales Outlet
In its business operations, AHM divides its marketing into 29 regions. PT Astra International Tbk – Honda Sales Operation manages the 11 regions of Jakarta, Central Java, Jogjakarta, Bali, West Nusa Tenggara, South Sumatera, Bengkulu, West Kalimantan, Balikpapan, South and Southeast Sulawesi and Papua. Within these areas, HSO currently operates 506 sales outlets, 1,215 service outlets, and 2,316 spare part sales outlets. As AHM’s distributor, Honda Sales Operation (HSO) played a major part in the achievements recorded during 2009. HSO carried out the ‘partnering for growth’ strategy intensively throughout 2009 by launching financing packages that not only helped consumers but also continued to provide them with access to superior products.
Kinerja Astra Otoparts Astra Otoparts Performance
Secara umum kinerja PT Astra Otoparts Tbk (AOP) jauh lebih baik dibandingkan dengan tahun 2008. Dampak krisis ekonomi global masih terasa hingga awal tahun 2009 yang berakibat pada penurunan penjualan mobil dan sepeda motor dibanding tahun 2008. Dengan cermat kondisi tersebut dapat dimanfaatkan AOP dengan baik. Sebagai industri yang bergerak di bidang manufaktur komponen, AOP melihat potensi yang cukup besar di mana dalam kondisi tersebut konsumen lebih memilih untuk meningkatkan pemeliharaan kendaraan daripada membeli produk baru. Untuk itu, AOP mengambil langkah taktis untuk meningkatkan penjualan di segmen suku cadang pengganti melalui peningkatan efisiensi internal. Kurun waktu 2009 AOP membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 5,3 triliun, hampir menyamai pendapatan pada tahun 2008. Meskipun demikian AOP berhasil membukukan peningkatan laba bersih sebesar 35,7% dibanding tahun 2008 menjadi Rp 768,3 miliar.
The performance of PT Astra Otopart Tbk (AOP) improved substantially in 2009 compared to 2008. The impact of the global economic crisis in early 2009 resulted in a decline in sales of motorcars and motorcycles compared to 2008. AOP was able to use this to its advantage. As a components manufacturer, AOP saw substantial opportunity as consumers tended to choose to maintain existing vehicle rather than acquire new ones. AOP took tactical steps to increase sales in the replacement market and by raising internal efficiency. As a result, AOP booked net revenue of Rp 5.3 trillion in 2009, close to the figure achieved in 2008, while AOP net income was 35.7% higher compared to the 2008 result of Rp 768.3 billion. AOP is a manufacturer and distributor of Astra as well as non-Astra automotive components for domestic and export markets. PT Astra International Tbk owns 95.65% of the Company.
AOP merupakan perusahaan manufaktur dan distributor komponen otomotif Astra maupun non Astra untuk pasar domestik dan pasar ekspor. Di perusahaan ini PT Astra International Tbk memiliki 95,65% saham.
35.7% net income laba bersih
Astra International Annual Report 2009
71
Jasa Keuangan Financial Services
Implementasi partnering for growth berhasil meningkatkan daya ekspansi pembiayaan ditengah kondisi likuiditas yang sulit. Penerapan prinsip kehatihatian dalam berbisnis, telah meningkatkan kualitas kredit. Hasilnya, pendapatan bersih Divisi Jasa Keuangan menjadi Rp 8,3 triliun, tumbuh 6,3% dibanding tahun 2008. The partnering for growth successfully expanded financing in the midst of tight liquidity conditions. Implementing prudent business principles has improved loan quality. As a result, the Financial Services Division’s net revenue reached Rp 8.3 trillion, an increase of 6.3% compared to 2008.
72
Pada tahun 2009 bisnis Jasa Keuangan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 8,3 triliun. Meningkat 6,3% dari Rp 7,8 triliun pada tahun 2008. Pembiayaan konsumen menjadi kontributor utama pendapatan divisi selama tahun 2009 dan kontribusi terbesar disumbangkan oleh PT Federal International Finance (FIF) yaitu 51,8% dari total pendapatan bersih divisi ini.
The Financial Services business booked net revenues in 2009 amounting to Rp 8.3 trillion, 6.3% above the figure of Rp 7.8 trillion in 2008. Consumer finance was the Division’s main contributor of revenues, with the largest proportion derived from PT Federal International Finance (FIF), which accounted for 51.8% of the Division’s net total revenues.
Selain membukukan pertumbuhan pembiayaan yang berdampak pada kinerja secara keseluruhan, lini bisnis Jasa Keuangan juga berhasil menjaga bahkan meningkatkan kualitas piutang. Kondisi sulit likuiditas dan volatilitas ekonomi yang dialami pada semester pertama 2009 berdampak pada peningkatan risiko kredit. Guna mengurangi risiko, ekspansi pembiayaan dilakukan dengan memprioritaskan kualitas kredit sehingga berdampak pada pertumbuhan kredit yang relatif konstan.
In addition to registering growth in loan disbursement, the Financial Services division also improved loan quality. The economic volatility and tight liquidity experienced in the first half of 2009 caused credit risk to increase. To mitigate this, efforts were made to prioritize credit quality in order to ensure relatively constant credit growth.
Laporan Tahunan 2009 Astra International
Hasilnya, angka kredit bermasalah/Non Performing Loan (NPL) yang diukur dari rasio kredit macet terhadap total kredit pada lini bisnis pembiayaan konsumen menurun. Sebagai gambaran, NPL FIF tahun 2009 turun menjadi 2% dari 2,8% pada tahun 2008 dan ACC dapat mempertahankan NPL di bawah 1%. Krisis finansial global yang terjadi pada pertengahan semester kedua tahun 2008 membawa dampak yang cukup signifikan di pasar modal dan pasar keuangan dunia. Dampak ini juga sangat dirasakan Indonesia pada akhir tahun 2008 hingga semester pertama tahun 2009. Capital outflow terjadi dengan jumlah yang relatif besar hingga akhir kuartal pertama tahun 2009. Per Kuartal pertama 2009 total nilai transaksi saham kelompok LQ45 yang menjadi ukuran likuiditas dan kapitalisasi saham turun 62% menjadi Rp 74,1 triliun dari Rp 195,4 triliun. Hal ini menyebabkan nilai Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat turun dan pasar mengalami kesulitan likuiditas. Minimnya kepercayaan antar pelaku pasar membuat transaksi di pasar uang mengalami penurunan frekuensi. Transfer dana terjadi dengan tingkat bunga yang cukup tinggi. Selama kuartal pertama tahun 2009, tingkat bunga rata-rata Pasar Uang Antar Bank (PUAB) mencapai sebesar 10%. Memasuki kuartal kedua tahun 2009, tingkat bunga PUAB perlahan turun di kisaran 8,8% hingga 8,6%. Kondisi tersebut membuat banyak perusahaan khususnya di industri keuangan sulit mendapatkan pendanaan untuk mendukung bisnis. Ditambah daya beli pasar domestik yang masih rendah, banyak perusahaan pembiayaan konsumen yang mengurangi aktifitas pembiayaannya. Namun, melalui partnering for growth divisi Jasa Keuangan mampu melewati tahun 2009 yang penuh tantangan dengan tetap membukukan pertumbuhan.
As a result, the level of Non-Performing Loans (NPL), the ratio of non-performing loans relative to total loans, in the consumer finance business line declined. FIF’s NPL in 2009 declined to 2% from 2.8% in 2008 while ACC was able to maintain its NPL below 1%. The global financial crisis that began in the second half of 2008 significantly affected global financial and capital markets. This impact was also felt by Indonesia at the end of 2008 and into the first half of 2009. Capital outflows occurred in relatively large amounts during the first quarter of 2009. The total value of share transactions as registered by the LQ45, which measures share liquidity and capitalization, declined 62% in the first quarter of 2009 to Rp 74.1 trillion from Rp 195.4 trillion. This situation caused the value of the Rupiah to decline, while markets experienced liquidity problems. Low confidence among market practitioners caused money market transactions to decline in terms of frequency. Borrowings attracted relatively high interest rates. Average interbank rates stood at around 10% throughout the first quarter of 2009 but then began to decline gradually to a range of between 8.8% and 8.6% going into the second quarter of 2009. These conditions led many companies, especially those engaged in the financial industry, to experience difficulties in securing funding to support their business. With the additional factor of low domestic buying power, many consumer finance companies reduced their financing activities. However, by partnering for growth, the Financial Services Division was able to pass through a challenging year in 2009 by continuing to book growth.
Rp 8.3 trillion net revenue pendapatan bersih
Astra International Annual Report 2009
73
Pembiayaan Motor Motorcycle Financing
PT Federal International Finance (FIF) PT Federal International Finance (FIF) menyediakan fasilitas pembiayaan sepeda motor Honda. Anak perusahaan yang keseluruhan sahamnya dimiliki Perseroan ini juga menyediakan sistem pembiayaan syariah untuk memperkaya pilihan skema pembiayaan bagi konsumen. Selain fasilitas pembiayaan sepeda motor Honda, FIF juga menyediakan layanan pembiayaan untuk peralatan elektronik dan peralatan rumah tangga melalui FIF Spektra serta layanan pembiayaan untuk motor bekas melalui FIF-UMC. Kegiatan usaha FIF sangat ditunjang oleh jaringan pelayanan dan pemasaran produk-produk FIF yang luas. Per Desember 2009 FIF memiliki jaringan operasional melalui 121 kantor cabang dan 300 Point of Sales di berbagai wilayah Indonesia. Selama tahun 2009 FIF telah membiayai 1,1 juta unit sepeda motor Honda dengan nilai pembiayaan sebesar Rp 13 triliun dengan pangsa pasar sebesar 48% dari total penjualan sepeda motor Honda baru secara kredit.
74
Laporan Tahunan 2009 Astra International
PT Federal International Finance (FIF) PT Federal International Finance (FIF) provides financing facilities for Honda motorcycles. This wholly owned subsidiary provides consumers with various financing options including an Islamic financing system (syariah). Apart from its Honda motorcycle financing facility, FIF also provides financing services for the purchase of electronic goods and home equipment through FIF Spektra and for used motorcycles through FIF-UMC. FIF’s large marketing and services network successfully supported FIF’s activities. As at December 2009 FIF operated 121 branch offices and 300 POS (Point of Sales) across Indonesia. During 2009 FIF financed the purchase of 1.1 million units of Honda motorcycles, valued at Rp 13 trillion, a market share of 48% of total credit purchases for Honda motorcycles.
Pembiayaan Mobil Automobile Financing
Astra Credit Companies (ACC) Fokus melakukan pembiayaan ritel dan komersial di segmen mobil baru dan bekas dari segala merek serta alat berat, ACC berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp 14,3 triliun pada akhir tahun 2009, meningkat 3,1% dibanding tahun 2008 dengan jumlah kendaraan dan alat berat yang dibiayai sebanyak 115.000 unit. Dari nilai pembiayaan tersebut, sebesar 65% disalurkan untuk membiayai mobil baru, 30% untuk pembiayaan mobil bekas, sisanya atau sebesar 5% untuk membiayai alat berat. Seiring strategi perusahaan untuk lebih agresif memasuki segmen pembiayaan mobil bekas, pembiayaan ACC di segmen ini mengalami pertumbuhan sebesar 25% dibanding akhir tahun 2008. Di segmen mobil baru, walaupun pasar mengalami penurunan sebesar 20%, unit mobil baru yang dibiayai oleh ACC secara total hanya turun 8% dibanding tahun 2008. Pada 2009, ACC membuka 5 pusat layanan baru di Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Indonesia Timur dan Sumatera. Dengan demikian, operasional ACC didukung oleh 40 kantor cabang dan 15 pusat layanan.
Astra Credit Companies (ACC) ACC, which focuses on providing retail and commercial financing for the purchase of new and used cars of all brands as well as heavy equipment, provided loans amounting to Rp 14.3 trillion during 2009, an increase of 3.1% compared to 2008. ACC financed the purchase of 115,000 units of cars and heavy equipment. By value, new cars represented 65% , 30% was for used car purchases, and the remaining 5% was for heavy equipment financing. In line with the Company’s strategy to aggressively penetrate the used car segment, ACC’s financing in this segment grew by 25% compared to 2008. In the new car segment, despite the decline in total industry sales of 20%, ACC new car financing was only 8% lower compared to the level in 2008. ACC opened 5 new service centers in Jakarta, Central Java, East Java, Eastern Indonesia and Sumatra in 2009. ACC’s operations are now supported by 40 branch offices and 15 service centers.
Astra International Annual Report 2009
75
PT Toyota Astra Financial Services (TA Finance) TA Finance, perusahaan patungan 50:50 antara Astra dan Toyota Financial Services Corporation memfokuskan diri pada pembiayaan mobil Toyota. Tahun 2009, TA Finance berhasil membiayai berbagai jenis mobil merek Toyota sebanyak 31.542 unit, meningkat 8,5% dibandingkan tahun sebelumnya. Guna mendukung realisasi target pertumbuhan usaha yang ditetapkan, per 31 Desember 2009, operasional bisnis TA Finance didukung oleh 11 kantor cabang dan satu sub kantor cabang. Selain meluncurkan paket pembiayaan yang kompetitif seperti “Paket Suka Suka”, pada tahun yang sama, TA Finance juga melakukan ekspansi bisnis dengan memperluas pasar ke daerah Kalimantan Timur.
76
Laporan Tahunan 2009 Astra International
PT Toyota Astra Financial Services (TA Finance) TA Finance, a 50:50 joint venture between Astra and Toyota Financial Services Corporation, is focused on providing finance for Toyota vehicles. During 2009, TA Finance successfully financed the purchase of 31,542 units, an 8.5% increase compared to the previous year. To support business growth, as of 31 December 2009 TA Finance’s business operations were supported by 11 branch offices and one subbranch. In addition to launching competitive financing packages such as the “Paket Suka Suka”, TA Finance also expanded its business into East Kalimantan during the year.
Pembiayaan Alat Berat Heavy Equipment Financing PT Surya Artha Nusantara Finance (SANF) SANF merupakan anak perusahaan Astra melalui PT Sedaya Multi Investama (SMI) dengan kepemilikan sebesar 60%. Pemegang saham lain SANF adalah Marubeni Corporation. SANF menyalurkan pembiayaan untuk pembelian alat berat baik untuk pelanggan ritel maupun korporasi di berbagai sektor di seluruh Indonesia. Per 31 Desember 2009, SANF telah membiayai alat berat sebanyak 1.280 unit dengan nilai pembiayaan sebesar Rp 1,4 triliun. PT Komatsu Astra Finance (KAF) Perseroan melalui SMI bekerjama dengan PT Komatsu Indonesia membentuk PT Komatsu Astra Finance (KAF), perusahaan patungan dengan kepemilikan masing-masing 50% yang ditujukan untuk membiayai alat berat bagi korporasi di sektor pertambangan. Pada tahun 2009, jumlah unit pembiayaan alat berat Komatsu melalui KAF menurun sebesar 32,5% dari 311 unit di 2008 menjadi 210 unit dengan nilai pembiayaan sebesar Rp 1,1 triliun tahun 2009 akibat menurunnya permintaan alat berat, namun KAF tetap mampu mempertahankan kinerja pengelolaan piutang yang baik dengan tidak adanya piutang tertunggak serta tidak membukukan kerugian piutang dan kredit macet, sehingga kinerja keuangan KAF pun lebih baik dibandingkan tahun 2008.
PT Surya Artha Nusantara Finance (SANF) SANF is 60% owned by Astra through PT Sedaya Multi Investama (SMI). SANF’s other shareholder is Marubeni Corporation. SANF provides heavy equipment financing for retail as well as corporate customers in various sectors across Indonesia and, as at 31 December 2009, had financed 1,280 units of heavy equipment valued at Rp 1.4 trillion. PT Komatsu Astra Finance (KAF) PT Komatsu Astra Finance (KAF) is a 50:50 joint venture between the Company (through SMI) and PT Komatsu Indonesia which finances heavy equipment for corporations in the mining sector. The amount of financing for Komatsu heavy equipment fell by 32.5% from 311 units in 2008 to 210 units in 2009 with a value of Rp 1.1 trillion, as a result of the decline in demand for heavy equipment. Despite the depressed market, KAF was able to maintain its performance by managing its receivables effectively; avoiding overdue receivables as well as losses in receivables and non-performing loans, so that KAF’s financial performance was better than that achieved in 2008.
Astra International Annual Report 2009
77
Asuransi Kerugian General Insurance
PT Asuransi Astra Buana (Asuransi Astra) Pada tahun 2009, kondisi pasar otomotif mengalami penurunan yang cukup signifikan dibandingkan dengan tahun 2008. Namun, melalui penerapan strategi kemitraan strategis dengan lini bisnis Astra lainnya, selama tahun 2009, Asuransi Astra telah meningkatkan pendapatan premi bruto menjadi Rp 1,9 triliun dari sebelumnya Rp 1,7 triliun di tahun 2008 atau mengalami kenaikan sebesar 11,1%. Pada akhir 2009, secara signifikan, Asuransi Astra berhasil meningkatkan laba bersih sebesar 20,7% mencapai Rp 453 miliar. Garda Oto merupakan produk unggulan Asuransi Astra yang secara konsisten memimpin pasar di segmen asuransi kendaraan bermotor. Didukung oleh 25 cabang dan 13 kantor pelayanan di seluruh Indonesia, Asuransi Astra menyediakan berbagai produk seperti asuransi kesehatan, asuransi alat berat, asuransi pengangkutan, asuransi kebakaran, dan asuransi kecelakaan pribadi, baik untuk pasar retail maupun korporasi.
78
Laporan Tahunan 2009 Astra International
PT Asuransi Astra Buana (Astra Insurance) The automotive market declined significantly in 2009 compared to 2008. However, through its strategic partnership strategy with other Astra business lines, Astra Insurance booked gross premium income amounting to Rp 1.9 trillion in 2009, an increase of 11.1% on Rp 1.7 trillion in 2008 and significantly increased its net income for 2009 by 20.7% to Rp 453 billion. Garda Oto is Astra Insurance’s leading product which is the consistent market leader in automotive insurance. Backed by 25 branches and 13 service points throughout Indonesia, Astra Insurance also provides products such as health insurance, heavy equipment insurance, marine insurance, fire and personal accident insurance, for the retail and the corporate market.
Perbankan Banking
PermataBank PermataBank di tahun 2009 berhasil membukukan pertumbuhan kredit sebesar 18%, di atas ratarata industri perbankan, dibanding periode yang sama tahun 2008 menjadi Rp 41,2 triliun. Rasio net non-performing loans tetap terkendali di level 1,5%, jauh di bawah batas maksimum BI sebesar 5%. Sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh sebesar 7% dibanding tahun 2008 menjadi Rp 45,7 triliun dengan komposisi dana murah membaik dari 38% pada tahun 2008 menjadi 45% pada tahun 2009. Intensitas yang tinggi dalam melakukan ekspansi pasar membawa PermataBank berhasil membukukan peningkatan rasio kredit terhadap dana pihak ketiga dari 82% pada 2008 menjadi 91% pada 2009. Akhir tahun 2009 laba bersih PermataBank menjadi Rp 480 miliar meningkat 6% dibanding laba tahun 2008.
PermataBank In 2009 PermataBank successfully booked loan growth of 18%, above the banking industry average, to reach Rp 41.2 trillion compared to 2008. The ratio of net non-performing loans was maintained at a level of 1.5%, well below BI’s maximum limit of 5%. Third Party Funds grew to Rp 45.7 trillion, 7% above the level in 2008, with the contribution of low-cost funding improving from 38% in 2008 to 45% in 2009. As part of its expansion PermataBank’s loan-todeposit ratio, rose from 82% in 2008 to 91% in 2009. By the end of 2009 net income increased to Rp 480 billion, 6% higher compared to 2008.
Astra International Annual Report 2009
79
Alat Berat, Pertambangan dan Energi Heavy Equipment, Mining and Energy
Partnering for growth berdampak pada pencapaian kinerja yang sangat optimal bagi UT. Melalui berbagai upaya peningkatan produktivitas dan efisiensi yang diterapkan pada tiga unit bisnisnya yaitu Mesin Konstruksi, Kontraktor Penambangan dan Pertambangan, UT berhasil membukukan peningkatan pendapatan bersih sebesar 5% pada tahun 2009.
Partnering for growth has contributed strongly to UT performance. Through various efforts to enhance productivity and efficiency in its three lines of business - Construction Machinery, Mining Contracting and Mining - UT increased its net revenue by 5% in 2009.
Pada lini bisnis Alat Berat, Pertambangan dan Energi, PT United Tractor Tbk (UT), anak perusahaan PT Astra International Tbk dengan kepemilikan sebesar 59,5%, merupakan perusahaan yang menaungi seluruh aktivitas bisnis divisi. Seiring perkembangan bisnisnya, saat ini UT memiliki tiga bisnis unit utama yang saling terintegrasi yaitu Mesin Konstruksi, Kontraktor Penambangan, dan Pertambangan.
80
Laporan Tahunan 2009 Astra International
Astra Heavy Machinery, Mining and Energy Division activities are conducted through PT United Tractor Tbk (UT) in which Astra has a 59,5% stake. To support business growth, UT has organized itself into three main integrated business units, Construction Machinery, Mining Contracting, and Mining.
Volume Penjualan Komatsu Per Sektor (Dalam Unit) Komatsu Sales Volume By Sector (In Unit) 2006 1,006 604 342 298
2007 1,315 1,144 569 426
2008 2,346 1,022 595 382
2009 1,709 674 455 273
Pertambangan Mining
Perkebunan Agribusiness
1,144 1,022
2,346
1,709
1,662 1,315
674
604
1,006 376
2 0 0 5
2 0 0 6
Konstruksi Construction
2 0 0 7
569
2 0 0 5
2 0 0 9
2 0 0 8
2 0 0 6
2 0 0 7
2 0 0 8
2 0 0 9
Kehutanan Forestry
595
426 455
382 298
342
273 196
172
2 0 0 5
2 0 0 6
2 0 0 7
2 0 0 5
2 0 0 9
2 0 0 8
2 0 0 6
2 0 0 7
2 0 0 8
2 0 0 9
Pertumbuhan Volume Produksi Batu bara Dan Pemindahan Tanah (2005-2009) Growth Of Coal Production Volume And Overburden Removal (2005-2009) 2009 Pemindahan Tanah (dalam juta bcm) Batu bara (dalam juta ton)
2008
2007
2006
2005
597.9
442.0
354.0
339.7
283.5
Overburden Removal (in million bcm)
68.0
58.9
54.3
42.5
35.3
Coal (in million tonnes)
Rp 29.2 trillion net revenue pendapatan bersih
Astra International Annual Report 2009
81
In 2009 the division recorded net revenue of Rp 29.2 trillion, an improvement compared to Rp 27.8 trillion in 2008. Mining Contracting is the largest contributor to net revenue, at 52.7%. Construction Machinery and Mine ownership contributed 37.6% and 9.7% respectively.
Pada tahun 2009 divisi membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 29,2 triliun, meningkat dibanding tahun 2008 yang sebesar Rp 27,8 triliun. Unit usaha Kontraktor Penambangan menjadi kontributor terbesar dengan membukukan kontribusi sebesar 52,7% dari total pendapatan bersih divisi. Sementara pendapatan unit usaha Mesin Konstruksi dan Pertambangan memberikan kontribusi masingmasing sebesar 37,6% dan 9,7%.
In the Construction Machinery business unit, UT distributes heavy machinery from the Komatsu brands as well as products from other well-known brands, such as large capacity trucks Nissan & Scania, Valmet forestry equipment, Tadano hydraulic cranes, and Bomag vibratory rollers. UT services serve the following sectors: mining, plantation, construction and forestry.
Pada unit usaha Mesin Konstruksi, UT menyediakan produk alat berat merek Komatsu dan produk dari merek ternama lain, seperti truk berkapasitas besar dari Nissan Diesel dan Scania, peralatan perhutanan Valmet, hydraulic crane Tadano dan vibratory roller Bomag untuk memenuhi kebutuhan sektor pertambangan, perkebunan, konstruksi dan kehutanan.
In general, through efforts to increase productivity and efficiency, UT managed to increase operating income in 2009 to Rp 5.2 trillion from Rp 4.2 trillion in the previous year.
Secara umum melalui berbagai upaya peningkatan produktivitas dan efisiensi, tahun 2009 UT berhasil membukukan peningkatan laba usaha menjadi Rp 5,2 triliun dari Rp 4,2 triliun pada tahun sebelumnya.
1M09 201
2M09 236
3M09 254
4M09 172
5M09 166
6M09 135
7M09 233
8M09 204
9M09 205
10M09 203
11M09 187
Volume Penjualan Batu Bara Per Bulan Pada Tahun 2009 (dalam ribu ton) Coal Sales Volume By Month in 2009 (in thousand tonnes)
12M09 201
Volume Penjualan Batu Bara Tahun 2007-2009 (dalam ribu ton) Coal Sales Volume in 2007-2009 (in thousand tonnes) 3,560
3,676
300 254
236
233
201
172
2,398 203
166
204
201
205
200
187 1M09
2M09
3M09
4M09
135 5M09
6M09
7M09
8M09
9M09
10M09
11M09
100 12M09
1M09 2M09 3M09
4M09 5M09 6M09 7M09 8M09 9M09 10M09 11M09 12M09
82
Laporan Tahunan 2009 Astra International
2 0 0 7
2 0 0 8
2 0 0 9
Mesin Konstruksi Construction Machinery
Sepanjang tahun 2009, total penjualan alat berat merek Komatsu turun 28,4% menjadi 3.111 unit. Penurunan ini sebagai akibat dari adanya penundaan dan pembatalan pembelian dari pelanggan yang terkena dampak dari menurunnya harga komoditas dan tingginya tingkat suku bunga saat itu. Namun, melalui pemilihan strategi penjualan alat berat yang tepat, UT masih memimpin pangsa pasar penjualan alat berat di Indonesia sebesar 47% (berdasarkan hasil riset internal). Terlepas dari penurunan penjualan alat berat, adanya siklus rutin pemeliharaan alat berat membuat UT berhasil membukukan kenaikan pendapatan dari penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat berat.
During 2009, total sales of Komatsu heavy machinery decreased 28.4% to 3,111 units. This decline was caused by the chain effect of the fall in global commodity prices and high interest rates. Falling commodity prices caused some customers to cancel sales. But through the selection of the correct strategy, UT remained the market leader in Indonesia in this segment, with a 47% market share (based on internal research). Despite the decline in heavy machinery sales, UT still managed to record increases in revenue from spare parts sales and heavy machinery maintenance services, which benefit from the routine maintenance cycle for heavy machinery.
Hingga akhir tahun 2009 UT memiliki 18 kantor cabang, 15 kantor site-support dan 12 kantor perwakilan. Selain layanan penjualan alat berat, UT juga menyediakan layanan purna jual. Outlet remanufacturing yang terdapat di Jakarta, Balikpapan, Pekanbaru dan Sangatta ikut mendukung UT dalam menyediakan layanan rekondisi alat berat.
As at the end of 2009, UT operated 18 branch offices, 15 site support offices and 12 representative offices. Apart from heavy equipment sales services, UT also provides after sales services. Remanufacturing centers in Jakarta, Balikpapan, Pekanbaru and Sangatta support UT in providing heavy equipment reconditioning services.
Astra International Annual Report 2009
83
Kontraktor Penambangan Mining Contractor
Bergerak di bidang kontraktor penambangan, PT Pamapersada Nusantara (PAMA) memberikan jasa penambangan kelas dunia bagi para kliennya. Kompetensi PAMA dalam aktivitas penambangan batu bara telah teruji di berbagai tambang besar dan sedang di Sumatera dan Kalimantan. Sepanjang kurun waktu tahun 2009, PAMA berhasil meningkatkan produksi batu bara sebesar 15,2% atau naik dari 59 juta ton batu bara pada tahun 2008 menjadi 68 juta ton batu bara dan aktivitas pemindahan tanah (overburden removal) juga tumbuh sebesar 35,3% menjadi 597,9 juta bcm dibandingkan tahun 2008 yang hanya mencapai 441,9 juta bcm.
84
Laporan Tahunan 2009 Astra International
PT Pamapersada Nusantara (PAMA) operates as a mining contracting and provides world class mining services for its clients. PAMA competence in coal-mining activity has been proven in a number of middle-to-large sized mines in Sumatera and Kalimantan. During 2009, PAMA successfully produced 68 million tonnes of coals, an increase of 15.2% from 59 million tonnes in the previous year. Overburden removal activity also experienced significant growth, becoming 597.9 million bcm in 2009. This achievement was a 35.3% increase from 441.9 million bcm in 2008.
Pertambangan Mining
Di bidang pertambangan, Dasa Eka Jasatama (DEJ) mengelola tambang batu bara di Kalimantan Selatan dengan cadangan 16 juta ton batu bara berkualitas tinggi yang memiliki kalori 6.700 kcal. Kapasitas produksi DEJ saat ini sebesar 3 juta ton per tahun. Pada tahun 2009, DEJ menjual batu bara sebesar 2,4 juta ton atau turun 34,8% dibanding tahun 2008 akibat melemahnya kondisi ekonomi global yang berpengaruh pada pasar ekspor batu bara.
In the mining sector Dasa Eka Jasatama (DEJ) operates a coalmine in South Kalimantan, which has a reserve of 16 million tonnes of high quality coals with 6,700 kcal calories. The current production capacity of DEJ is 3 million tonnes annually. In 2009, DEJ sold 2.4 million tonnes of coal or a decrease of 34.8% compared to 2008. This decrease was caused by the weakening global economy, which impacted the export market.
PT Tuah Turangga Agung (TTA) pada tahun 2008 telah berhasil memulai produk percobaan sejak bulan Oktober 2009 dan menurut rencana akan memulai kegiatan produksi komersialnya pada tahun 2010. TTA mengelola tambang batu bara di Kapuas, Kalimantan Tengah yang memiliki cadangan potensial batu bara sebesar 40 juta ton berkualitas 6.300 kcal.
In 2008 PT Tuah Turangga Agung (TTA) successfully started trial production in October 2009 and will commence commercial production in 2010. TTA manages a coal mine in Kapuas, Central Kalimantan, with potential reserves of 40 million tonnes of coal of 6,300 kcal quality.
Astra International Annual Report 2009
85
Agribisnis Agribusiness
Intensifikasi lahan, peningkatan produktivitas tanaman dan tenaga kerja berhasil meningkatkan produksi tandan buah segar. Riset intensif akan terus mewarnai perjalanan bisnis AAL guna menjaga volume produksi.
Land usage intensification, improvements in plants and manpower productivity have been successful in increasing fresh fruit bunch production. To maintain production volumes, AAL will continue to invest in research.
86
PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL) merupakan anak perusahaan yang mengelola usaha agribisnis, dengan kepemilikan saham oleh Perusahaan sebesar 79,68%. Tahun 2009, AAL memproduksi 1,1 juta ton CPO, meningkat 10,3 % dibanding 2008. Produksi Tandan Buah Segar (TBS) di tahun 2009, juga meningkat menjadi 4,3 juta ton atau kenaikan sebesar 9,1% berkat intensifikasi penggunaan lahan, penanaman dan sumber daya manusia.
The Company’s subsidiary in the agribusiness sector is PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL), which is 79.68% owned by the Company. In 2009, AAL produced 1.1 million tonnes of Crude Palm Oil (CPO), a 10.3% increase compared to 2008. Similar improvements were made in fresh fruit bunch (FFB) which reached 4.3 million tonnes in 2009, an increase of 9.1%, due to the intensification of land usage, planting and manpower.
Pada tahun yang sama, AAL mampu mengimbangi penurunan harga CPO yang rata-rata sebesar 12,5% dibanding tahun sebelumnya dengan peningkatan produksi CPO. Sebagai hasilnya, AAL per 31 Desember 2009 membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 7,4 triliun.
AAL was also able to manage declining CPO prices during 2009, 12.5% lower compared to the previous year, through the improvement in CPO production. As a result, AAL, recorded net revenue of Rp 7.4 trillion as of December 31, 2009.
Laporan Tahunan 2009 Astra International
263 263
Lahan Inti (ha) Nucleus Area (ha)
Total Lahan Tertanam (ha) Total Planted Area (ha)
2009 2009
13,153 13,153
477 477
2,481 2,481
709 709
206,797 206,797
883 883
264,036 264,036
0.89 0.89
21.81 21.81
4.71 4.71
5.05 5.05
7,806 7,806
4,295,022 4,295,022
0,041 0,041
3,337,433 3,337,433
179,489
193,709
206,797 215,999 201,412
160,723 148,917
2 0 0 5
2 0 0 6
2 0 0 7
2 0 0 8
2 0 0 5
2 0 0 9
Penanaman Baru (ha) New Palm Planting (ha)
235,210
2 0 0 6
264,036
250,883
2 0 0 7
2 0 0 9
2 0 0 8
Penanaman Kembali (ha) Replanting (ha) 2,481
22,263 19,211
1,162
14,587 13,153
10,317
2 0 0 5
2 0 0 6
2 0 0 7
2 0 0 8
3,518,364
2 0 0 5
2 0 0 9
Total Produksi TBS (ton) Total FFB Production (tonnes) 3,937,806 3,743,648 3,640,427
616
2 0 0 6
2 0 0 7
2 0 0 8
2 0 0 6
477
2 0 0 7
4,295,022
2 0 0 9
2 0 0 9
2 0 0 8
TBS Inti (ton) Nucleus FFB (tonnes) 3,337,433
2,626,099
2 0 0 5
347
2,910,041 2,830,604 2,710,364
2 0 0 5
2 0 0 6
2 0 0 7
2 0 0 8
2 0 0 9
Rp 7.4 trillion net revenue pendapatan bersih
Astra International Annual Report 2009
87
206,797 264,036 21.81 5.05
6
4,295,022
1
3,337,433
Di tengah kondisi makro ekonomi Indonesia yang masih bergejolak di awal tahun, AAL harus meningkatkan efisiensi dan lebih cermat mengelola keuangan. AAL memutuskan untuk berinvestasi pada pembangunan pabrik CPO. Melalui pembangunan pabrik yang dekat dengan lokasi kebun, kualitas sawit bisa dipertahankan sehingga kandungan minyak pada tiap tandan sawit tetap tinggi. Dengan demikian jumlah produksi CPO yang dihasilkan juga tetap tinggi. AAL berupaya meningkatkan produktivitas kebun, tanaman serta tenaga kerja. Riset intensif terus dilakukan untuk meningkatkan produktivitas tanaman lebih baik di masa depan. Sementara berbagai pelatihan dan penyuluhan dilakukan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Untuk menjaga stabilitas volume produksi secara keseluruhan, AAL menerapkan program penanaman jangka panjang dengan melakukan penanaman kembali pohon sawit yang produktivitasnya mulai menurun.
Yield TBS (ton/ha) Yield FFB (tonnes/ha)
21.81
In the challenging macro condition at the start of the year, AAL was under pressure to improve efficiency and to prudently manage its finances. AAL invested in CPO processing mills during the year, so that kernel quality and its content can be kept at maximum level, leading to high quality CPO production. AAL strives to improve plantation and human resources productivity. Various research activities continue to be undertaken to increase productivity in the future. Training and information sharing was also done to improve human resources productivity. To maintain stability of total production volume, AAL has implemented long term replanting programs, by replanting oil palm trees that show declining productivity.
Yield CPO (ton/ha) Yield CPO (tonnes/ha)
5.05
20.89 19.83
20.09
4.59
19.19
2 0 0 5
4.44
2 0 0 6
2 0 0 7
2 0 0 8
Total Produksi Minyak Sawit (ton) Total CPO Production (Tonnes) 2009
981,538
917,885
38
1,082,953
34
6,242
2 0 0 5
2 0 0 9
2 0 0 6
2 0 0 8
7,134
920,613
6,242
6,002
2 0 0 7
2 0 0 8
2 0 0 9
1,082,953
857,141
2 0 0 5
2 0 0 7
Rata-rata Harga Jual CPO (Rp/Kg) Average CPO Selling Price (Rp/Kg)
3,552
3,389
88
2 0 0 6
4.71 4.58
2 0 0 9
Laporan Tahunan 2009 Astra International
2 0 0 5
2 0 0 6
2 0 0 7
2 0 0 8
2 0 0 9
Upaya lain yang ditempuh AAL dalam meningkatkan produktivitas adalah membangun infrastruktur jalan dari kebun sawit menuju pabrik kelapa sawit (PKS). Selain mampu menekan biaya pengangkutan, pembangunan jalan juga mampu memperpendek waktu tempuh pengangkutan sawit sehingga diperoleh CPO dengan kualitas baik.
To improve productivity, AAL also expanded infrastructure from the oil palm plantations to the processing mills. Apart from lowering transportation costs, by using newly built roads, the company was also able to shorten the amount of time needed to transport the kernels, which is important in maintaining kernel quality.
Hingga akhir 2009 AAL mengelola kebun sawit seluas 264.000 hektar (ha), terdiri atas perkebunan inti seluas 207.000 ha dan perkebunan plasma seluas 57.000 ha. AAL juga mengoperasikan 20 unit pabrik kelapa sawit (PKS) dengan kapasitas olah total sebesar 940 ton TBS/jam. Di akhir tahun 2009, AAL telah menyelesaikan pembangunan satu PKS baru di PT Karyanusa Ekadaya (KED), di Kalimantan Timur dengan kapasitas olah sebesar 45 ton TBS/jam, sehingga total PKS yang dimiliki menjadi berjumlah 21 unit dengan kapasitas olah total sebesar 985 ton TBS/jam.
By the end of 2009, AAL managed 264,000 hectares (ha) of oil palm plantations of which 207,000 ha is core plantation and 57,000 ha plasma plantation. During the year AAL operated 20 oil palm processing mills, with a total capacity of 940 tonnes TBS/ hour. By the end of 2009, AAL had completed the construction of a new mill in PT Karyanusa Ekadaya (KED), located in East Kalimantan with a processing capacity of 45 tonnes TBS/hour. This new factory brings the total number of mills owned by AAL to 21, with a total processing capacity of 985 tonnes TBS/ hour.
Sementara itu, 2 PKS baru juga mulai dibangun di tahun 2009, yang terletak di provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah dengan kapasitas masing-masing sebesar 30 ton TBS/jam dan 45 ton TBS/jam dan diharapkan pembangunannya akan selesai di akhir tahun 2010 dan di awal tahun 2011.
Also in 2009, AAL started building 2 new mills, located in the East Kalimantan and Central Kalimantan Provinces, with a capacity of 30 tonnes TBS/hour and 45 tonnes TBS/hour respectively. These will be completed by the end of 2010 and by the beginning of 2011 respectively.
Selain PKS, AAL juga mengoperasikan 5 unit pabrik pengepresan kernel yang lokasinya berada di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi dengan total kapasitas olah sebesar 600 ton kernel/ hari, sementara itu satu unit pabrik pengepresan kernel yang baru dengan kapasitas 100 ton kernel/ hari yang terletak di provinsi Jambi sudah siap beroperasi. AAL juga memiliki satu unit refinery yang berlokasi di Medan, Sumatera Utara dengan kapasitas olah 300 ton CPO/hari.
Apart from processing mills AAL also operates 5 kernel pressing mills located in Sumatera, Kalimantan and Sulawesi with a total daily processing capacity of 600 tonnes kernels/day. Another new kernel pressing mill is ready to operate in Jambi Province. This new processing unit has a daily capacity of 100 tonnes kernels/day. AAL also has a refinery with a daily capacity of 300 tonnes CPO/day, located in Medan, North Sumatera.
Astra International Annual Report 2009
89
Teknologi Informasi Information Technology
Dalam kondisi penuh tantangan sepanjang tahun 2009, Divisi Teknologi Informasi berhasil membukukan pertumbuhan baik pendapatan bersih maupun laba bersih.
During the challenging conditions of 2009, the Information Technology Division managed to record growth in net revenue and net income. Pada tahun 2009 Divisi Teknologi Informasi menetapkan strategi memperkuat portofolio bisnis secara organik, menggali potensi bisnis yang berulang (recurring) dan konsolidasi internal melalui evaluasi yang disiplin. Dengan strategi ini, Divisi Teknologi Informasi berhasil meningkatkan pendapatan bersih 30% menjadi Rp 1,3 triliun. PT Astra Graphia Tbk (Astragraphia) menaungi seluruh operasional Divisi Teknologi Informasi, dimana 76,87% sahamnya dimiliki PT Astra International Tbk. Astragraphia memiliki dua unit bisnis yang saling mendukung yaitu solusi dokumen yang dijalankan langsung oleh Astragraphia (AGDS) dan solusi
In 2009, the Information Technology Division implemented the following strategies; organically enhancing the business portfolio, exploring the potential for recurring business, and internal consolidation through evaluation. Through these strategies, the Information Technology Division managed to increase net revenue by 30% to Rp 1.3 trillion. PT Astra Graphia Tbk (Astragraphia) is Astra’s 76.87% owned subsidiary which operates the Information Technology Division. Astragraphia owns two complimenting business units, Astragraphia (AGDS) which provides document solutions and
30% net revenue pendapatan bersih 90
Laporan Tahunan 2009 Astra International
teknologi informasi dan komunikasi yang dijalankan oleh anak perusahaan PT Astra Graphia Information Technology (AGIT).
a subsidiary company, Astragraphia Information Technology (AGIT) which offers information technology and communication solutions.
AGDS bergerak di bidang solusi dokumen dengan menyediakan layanan Office Product Business (OPB), Production System Business (PSB), Printer Channel Business (PCB), dan Fuji Xerox Global Services.
The core business of AGDS is document solutions, by providing the following services; Office Product Business (OPB), Production System Business (PSB), Printer Channel Business (PCB), and Fuji Xerox Global Services.
AGIT menyediakan layanan dan solusi terpadu di bidang infrastruktur teknologi informasi, integrasi sistem, implementasi ERP seperti SAP dan Oracle, business solution dan IT Services Outsourcing. Untuk mendukung layanan kepada pelanggan, Astragraphia memiliki 77 titik layan di 22 kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.
AGIT provides services and integrated solutions in the fields of information technology infrastructure, system integration, ERP implementation such as SAP and Oracle, business solutions, and IT Services Outsourcing. To maintain excellent standard of services to clients, Astragraphia has 77 service points in 22 branch offices throughout Indonesia.
Astra International Annual Report 2009
91
Infrastruktur dan Mata Rantai Logistik Infrastructure and Logistics Value Chain
Pada tahun 2009, Divisi Infrastruktur dan Mata Rantai Logistik membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 3,0 triliun.
In 2009, the Infrastructure and Logistics Value Chain Division recorded net revenue of Rp 3.0 trillion.
Pada tahun 2009, Divisi Infrastruktur dan Mata Rantai Logistik membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 3,0 triliun. Di bidang Infrastruktur, Astra memiliki 2 anak perusahaan yaitu PT Astratel Nusantara (Astratel) dan PT Intertel Nusaperdana (Intertel). Pada bisnis Mata Rantai Logistik, Astra memiliki satu anak perusahaan yaitu PT Serasi Autoraya (SERA). Saham dari ketiga perusahaan ini sepenuhnya milik PT Astra International Tbk.
In 2009, the Infrastructure and Logistics Value Chain Division achieved a net revenue of Rp 3.0 trillion. In the Infrastructure sector, Astra has 2 subsidiaries, PT Astratel Nusantara (Astratel) and PT Intertel Nusaperdana (Intertel). In the Logistics Value Chain business, Astra has one subsidiary, PT Serasi Autoraya (SERA). These three companies are wholly owned by PT Astra International Tbk.
Rp 3.0 trillion net revenue pendapatan bersih 92
Laporan Tahunan 2009 Astra International
Prestasi kinerja Mata Rantai Logistik Perseroan, per 31 Desember 2009 melalui PT Serasi Autoraya (SERA), berhasil mencatat kinerja positif. Prestasi tersebut merupakan kontribusi dari bisnis SERA yang menyediakan rangkaian layanan transportasi yang mencakup sistem manajemen transportasi (TRAC-Astra Rent a Car dan TRAC Driver Services), penjualan mobil bekas (Mobil88 dan Ibid), jasa logistik (PT Toyofuji Serasi Indonesia, Harmoni Logistics, Serasi Logistics dan TREMO) dan layanan taksi (Orenz Taxi). Mobil88 merupakan kontributor terbesar terhadap total pendapatan SERA dengan kontribusi sebesar 46,1%. Kontribusi terbesar kedua dicetak oleh TRAC-Astra Rent a Car yaitu sebesar 43,8% dari total pendapatan SERA. Tahun 2009 Mobil88 berhasil meningkatkan penjualan menjadi 11.057 unit atau meningkat 25% dibanding tahun 2008. Kurun waktu yang sama, TRAC-Astra Rent a Car berhasil menambah unit sewa kendaraan sebanyak 934 unit sehingga jumlah kendaraan sewa yang beroperasi menjadi 18.705 unit.
The primary contributor to the Company’s Logistics Value Chain Division in 2009 was SERA, which provides the following transportation services; transportation management system (TRAC-Astra Rent a Car and TRAC Driver Services), used car sales (Mobil88 and Ibid), logistics services (Toyofuji Serasi Indonesia, Harmoni Logistics, Serasi Logistics, and TREMO), and Taxi Services (Orenz Taxi). Mobil88 was the largest contributor toward SERA’s total revenue, at 46.1% with TRAC-Astra Rent a Car, the second largest contributor at 43.8%. In 2009 Mobil88 sales increased to 11,057 units, 25% up on 2008. TRAC-Astra Rent a Car increased the number of rented car units in operation by 934 to 18,705 units.
Astra International Annual Report 2009
93
Melalui PT Marga Mandalasakti (MMS), PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja), PT Marga Trans Nusantara (MTN), PT Toyo Fuji Logistic Indonesia (TFLI) dan PT Gresik Distribution Terminal (GDT), Astratel dan Intertel menekuni bisnis operator jalan tol, penyediaan air bersih, penyediaan lahan penampungan dan operator tangki timbun untuk minyak.
Through PT Marga Mandalasakti (MMS), PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja), PT Marga Trans Nusantara (MTN), PT Toyo Fuji Logistic Indonesia (TFLI) and PT Gresik Distribution Terminal (GDT), Astratel and Intertel focuses on the following businesses; toll road operator, clean water provider, marshalling yard and operator of covered tanks for oil.
Astratel memiliki 79,31% saham MMS yang merupakan pemegang kuasa penyelenggaraan dan operator jalan tol Tangerang-Merak sepanjang 72,5 km. Pada April tahun 2009, MMS mendapatkan perpanjangan masa konsesi selama 25 tahun sampai dengan tahun 2048. Astratel juga memiliki saham sebesar 40% di MTN. Perusahaan ini adalah perusahaan patungan antara Astratel dan PT Jasa Marga Tbk untuk membiayai, membangun dan mengoperasikan ruas tol Kunciran-Serpong sepanjang 11,2 km, yang merupakan bagian dari proyek Jakarta Outer Ring Road II dan sekarang ini masih dalam tahap pra-operasi.
MMS, which is 79.31% owned by Astratel, is the concession holder for the 72.5 KM Tangerang-Merak toll road. In April 2009, MMS was able to extend its concession period until 2048. Astratel also owns 40% of MTN, a joint-venture company between Astratel and PT Jasa Marga Tbk, to build and operate the 11.2 km segment of the Kunciran-Serpong Toll Road, part of the Jakarta Outer Ring Road II Project and currently is still in a pre-operating phase.
Selama 2009 Palyja berhasil meningkatkan pelayanan pelanggan di bidang penyaluran air bersih, penambahan jumlah saluran dan pelanggan. Hasilnya, perusahaan patungan tersebut, yang 30% sahamnya dimiliki Astratel berhasil meningkatkan volume penjualan air bersih dari 135 juta m3 pada tahun 2008 menjadi 138 juta m3 di tahun 2009.
94
Laporan Tahunan 2009 Astra International
During 2009, Palyja was successful in improving customer service performance in clean water distribution, increasing pipeline network and securing customers. Palyja, 30% owned by Astratel, sold 138 million m3 of clean water in 2009, an increase from 135 million m3 in 2008.
Pencapaian ini merupakan yang terbesar selama 11 tahun masa operasi. Di tahun 2009 Palyja berhasil menambah jumlah saluran air bersih menjadi 13.899 saluran baru dan meningkatkan jumlah pelanggan menjadi sebanyak 412.456 pelanggan pada akhir tahun 2009. TFLI adalah perusahaan asosiasi Intertel dengan kepemilikan saham 34,91%. TFLI merupakan perusahaan logistik yang menyediakan lahan penampungan bagi kendaraan bermotor baik Astra dan Non-Astra yang akan dikirim baik untuk ekspor, impor maupun pasar domestik. Mulai beroperasi pada 1 September 2009, GDT, perusahaan joint venture Astratel dengan kepemilikan saham sebesar 40% ini, mengoperasikan tangki timbun untuk minyak di Gresik berkapasitas 35 ribu kilo liter. Per 31 Desember 2009 atau dalam waktu 4 bulan beroperasi, GDT telah membukukan throughput sebanyak 68 ribu kilo liter.
This performance has been Palyja’s best achievement so far during the company’s 11 years of operating history. In 2009, Palyja increased the number of clean water distribution channels by 13,899 and increased the number of customers to a total of 412,456 customers, as of 31 December 2009. TFLI is an associate of Intertel, which holds a 34.91% stake. TFLI is a logistics company that provides the marshalling yard for motor vehicles, both Astra and Non-Astra, which are waiting to be distributed for export, import or for the domestic market. Starting operation on 1 September 2009, GDT is a joint venture company of Astratel, which holds a 40% stake. GDT is the operator of covered tanks for oil in Gresik, with a 35 thousand kilo liter capacity. As at 31 December 2009, 4 months after the company started its operations, GDT recorded throughput of 68 thousand kilo liter.
Astra International Annual Report 2009
95
Sumber Daya Manusia Human Resources
Astra selalu berusaha meningkatkan kualitas karyawan sehingga mampu berkontribusi signifikan terhadap kinerja perusahaan. Astra consistently strives to enhance the quality of its employees in order to empower them to make a significant contribution to the Company’s performance.
Berkat dukungan 126.700 karyawan yang berkualitas, Astra berhasil meraih berbagai prestasi. Astra memahami bahwa Sumber Daya Manusia memegang peran penting dalam pencapaian sukses bisnis. Mengacu pada kerangka strategis “Winning Concept, Winning System & Winning Team” Astra selalu berusaha meningkatkan kualitas karyawan sehingga mampu berkontribusi signifikan terhadap kinerja perusahaan.
96
Laporan Tahunan 2009 Astra International
With the support of 126,700 qualified employees, Astra has achieved many accomplishments. Realizing that Human Resources play an important part in its success, and based on the strategic framework of “Winning Concept, Winning System, & Winning Team,” Astra consistently strives to enhance the quality of its employees in order to empower them to make a significant contribution to the Company’s performance.
Pengembangan SDM di Astra tidak hanya menjadi tanggung jawab Corporate Organization and Human Capital Development (COHCD), melainkan seluruh jajaran manajemen di Grup Astra. Seluruh jajaran manajemen bertanggung jawab mengembangkan SDM melalui upaya-upaya yang mengarah pada penguatan kultur perusahaan dengan mengacu pada Catur Dharma sehingga berdampak pada perkembangan bisnis Astra secara keseluruhan. Meningkatnya kompleksitas bisnis mendorong Grup Astra untuk menjalankan prinsip partnering for growth yang dilandasi aspek QCDI guna menumbuhkan bisnis secara berkesinambungan. Seiring dengan hal tersebut, COHCD telah merumuskan pedoman Astra Human Resources Management (AHRM) yang secara komprehensif membahas strategi dan prinsip-prinsip dasar pengembangan SDM. Menekankan pada peningkatan produktifitas dan inovasi karyawan, upaya pengembangan SDM dijalankan melalui penerapan empat strategi, yaitu: - Push strategy, yaitu melalui programprogram pelatihan. Karyawan dibekali dengan pengetahuan, ketrampilan dan mentalitas dasar yang diperlukan untuk bisa melakukan perbaikan baik di tingkat individu, tim, departemen, maupun perusahaan (lintas fungsi). - Pull strategy, yaitu melalui program-program kompetisi. Setiap tahun Astra mengadakan lomba I4P, yaitu Innovation for Productivity dan Astra Award. - Cultural strategy, yaitu membangun kesadaran dan perilaku kaizen – tiada hari tanpa improvement – di masing-masing Grup Astra. Melalui NQI (Net Quality Income) manajemen didorong untuk menargetkan sekian persen dari keuntungan perusahaan melalui I4P. - Alpha strategy, yaitu diberlakukannya perhitungan insentif yang mendorong peningkatan penjualan. Strategi ini diterapkan pada Sales Operation. Sebagai alat ukur atas pelaksanaan strategi dan prinsip pengembangan SDM, COHCD telah mengimplementasikan Kriteria Implementasi Praktik Ke-HRD-an Astra (KIPKA) untuk memastikan bahwa pengembangan SDM di seluruh Grup Astra telah dilaksanakan secara efektif sesuai kebijakan perusahaan. Selain bertanggung jawab meningkatkan produktivitas dan menjalankan manajemen sumber daya manusia (SDM) secara efektif, serta tanggung jawab lain berkenaan dengan SDM, COHCD juga
HR development within Astra is not only the responsibility of Corporate Organization and Human Capital Development (COHCD), but also of the wider management structure of all companies within the Astra Group. All members of management are responsible for HR development through efforts that seek to strengthen corporate culture on the basis of Catur Dharma, with the overall aim of developing all of Astra’s businesses. Increasingly complex conditions have led the Astra Group business to implement Partnering for Growth principles, which are based on aspects of QCDI in order to grow business in a sustainable manner. Consequently COHCD has formulated Astra Human Resources Management (AHRM) guidelines, which comprehensively discuss strategy as well as the basic principles of HR development. Efforts aimed at HR development, particularly those geared towards enhancing employee productivity and innovation, are conducted by means of four strategies: - Push strategy, through training programs. Employees are empowered with the knowledge, skills and basic mentality needed for selfimprovement, and improvements for the team, the department and the Company. - Pull strategy, through competitive programs. Astra conducts an annual competition on 14P, concentrating on Innovation for Productivity and Astra Awards. - Cultural strategy, promoting the awareness and behavior of Kaizen - day to day improvement within the companies of the Astra Group. Through NQI (Net Quality Income), the management of Astra companies are encouraged to allocate a certain percentage of the company’s earnings to I4P. - Alpha strategy, offering incentives to boost sales. This strategy is implemented in the Sales Operations. As a benchmark for assessing the implementation of its strategies and HR development principles, COHCD has implemented the Practical Criteria for the Development of Astra’s Employees, or KIPKA, to ensure that HR development throughout the Astra Group is carried out in accordance with the Company’s policies. Apart from its responsibility to enhance productivity and implement effective human resource management, along with other responsibilities pertaining to HR, COHCD is also responsible for preparing potential leaders of Astra. A program conducted by COHCD through the Astra Development Center (ADC) forms part of the Astra
Astra International Annual Report 2009
97
bertanggung jawab mempersiapkan calon-calon pemimpin Astra. Tanggung jawab ini dijalankan COHCD dengan memanfaatkan Astra Development Center (ADC) sebagai salah satu bagian dari program pengembangan eksekutif. Pada program ini Astra memiliki dua program utama yaitu Leadership Mentoring dan Succession Planning. Leadership Mentoring merupakan program pelatihan kepemimpinan yang disediakan untuk semua jenjang. Pada program ini, peserta menjalani asesmen, pelatihan, dan menjalankan program peningkatan/pengembangan individu yang diperlukan. Pelatihan yang telah dijalankan akan dilanjutkan dengan program pengembangan individu pasca pelatihan melalui aktifitas belajar pribadi atau dengan menjalankan proyek yang disesuaikan dengan isu-isu kompetensi individu yang perlu diperkuat. Dalam menjalankan program tersebut, peserta didampingi oleh atasan langsung sebagai mentor. Sementara pada program Succession Planning COHCD menerapkan Talent Pool Management. Dalam program ini semua perusahaan dalam Grup wajib membuat Replacement Table Chart (RTC) yang menjamin ketersediaan bench strength dengan jumlah minimal dua kader untuk setiap jabatan yang ada. Guna memantau validitas RTC, COHCD melakukan people review setiap tahun.
98
Laporan Tahunan 2009 Astra International
executive development program. Astra has two main programs in this area: Leadership Mentoring and Succession Planning. Leadership Mentoring is a leadership training program specifically designed for all levels. Through this program, participants are assessed and provided with training by involvement in a program designed to enhance and develop the individual in a manner directly engineered for each person. This is followed by an individual development post-training program conducted through personal study or projects designed to highlight issues pertaining to individual competency that require improvement. Throughout the process the participant is accompanied by a direct superior. The COHCD Succession Planning Program utilizes Talent Pool Management whereby all companies within the Astra Group are required to formulate a Replacement Table Chart (RTC) that provides a ‘bench-strength’ of at least two cadres for every available position. COHCD also conducts an annual review of employees, providing a control method to test the validity of the RTC.
Penerimaan karyawan baru merupakan pintu masuk untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kualifikasi perusahaan sehingga mendukung peningkatan kinerja perusahaan. Untuk itu, COHCD mengarahkan penerimaan karyawan baru sesuai kebutuhan kompetensi dan karakter yang dituntut oleh profesionalitas kerja serta dengan strategi pengembangan dan pengelolaan SDM yang selaras dengan strategi bisnis. Guna memenuhi kebutuhan SDM berkualitas, Astra fokus pada perguruan tinggi terbaik. Untuk itu, COHCD menjalankan program Astra Goes to Campus (AGTC) yang berisikan: - Astra Guest Lecture Program, sharing pengetahuan bisnis dan organisasi. - Astra Workshop Program, memperkenalkan proses bisnis, budaya, dan nilai-nilai Astra. - Astra Internship Program, “on the job” training untuk undergraduate students. - Astra Day, program rekrutmen kampus untuk mencari bakat-bakat terbaik. - University Sourcing, program perekrutan fresh graduate.
Recruitment of new employees provides the Company with the opportunity to secure personnel appropriate to the Company’s needs and the requirement to enhance corporate performance. For that purpose, COHCD directs recruitment to meet standards of competencies and character as demanded by the level of professionalism needed. In this way, HR management and development strategy runs hand in hand with overall business strategy. To fulfill the requirements for qualified manpower, Astra focuses its searches on the best institutions of higher learning. COHCD also conducts the Astra Goes to Campus (AGTC) program, comprising: - Astra Guest Lecture Program, business and organizational knowledge sharing. - Astra Workshop Program, introduction to Astra’s business processes, corporate culture and values. - Astra Internship Program, on-the-job training programs for undergraduates. - Astra Day, on-campus recruitment program for the best talents. - University Sourcing, fresh graduates recruitment program.
Setiap tahun Astra mengevaluasi sistem remunerasi yang diberikan kepada karyawan melalui survei remunerasi. Proses ini bertujuan untuk memastikan apakah sistem remunerasi Astra sudah kompetitif dan sesuai dengan tren pasar, baik di dalam industri sejenis atau industri di sektor lain. Selain gaji, Astra juga memberikan berbagai benefit bagi karyawan baik dalam bentuk finansial diluar gaji maupun non finansial seperti program pengembangan individu melalui berbagai program pelatihan, program penghargaan masa kerja, dan program persiapan pensiun.
An annual survey is conducted to evaluate Astra’s employee remuneration system. This process seeks to ascertain whether Astra’s remuneration package remains competitive and is in accordance with market trends, both from an industry standpoint as well as across the economy. In addition to salaries, Astra provides various employee benefits in the form of financial as well as non-financial benefits such as an individual development program with a variety of training programs, service achievement programs and pre-retirement programs.
Astra Management Development Institute (AMDI) Sebagai pusat pengembangan manajemen perusahaan, AMDI berperan dalam mempersiapkan kader-kader pemimpin Astra. Mengusung visi “To drive Astra towards one of the best talent and knowledge enterprises (Lenoprise) in Asia Pacific”, penekanan materi pelatihan pada unsur-unsur budaya perusahaan, kompetensi dasar, manajemen dan kepemimpinan. Untuk menciptakan pemimpin yang memiliki daya saing tinggi dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif, dalam melaksanakan programprogramnya, AMDI bekerjasama dengan institusi terbaik di Indonesia dan Asia Pasifik. AMDI juga berperan dalam System Management dan Knowledge Management.
Astra Management Development Institute (AMDI) AMDI seeks to develop the Company’s management and to prepare Astra’s cadre of future leaders. In accordance with its vision of “To drive Astra to become one of the best talent and knowledge enterprises (Lenoprise) in Asia Pacific”, training materials highlight areas related to corporate culture, basic competence, management and leadership. In implementing its programs, AMDI works closely with the best institutions in Indonesia and Asia Pacific in order to generate highly competitive leaders for a business world that is becoming increasingly competitive. AMDI also emphasizes Systems Management and Knowledge Management.
Astra International Annual Report 2009
99
Setiap tahun AMDI menjadi tuan rumah Astra Quality Convention (AQC). Acara ini merupakan bagian integral dari keseluruhan proses peningkatan budaya kerja perusahaan dan Astra. Kegiatan ini melibatkan semua tingkatan karyawan. Sebagai hasilnya, AQC berhasil meningkatkan kompetensi karyawan, rasa kebanggaan dan meningkatkan rasa kepemilikan terhadap perusahaan (sense of belonging) yang pada gilirannya memberikan kontribusi pada peningkatan standar produksi dan pelayanan Astra. Dana Pensiun Astra (DPA) Guna mendorong kemandirian para pensiunan, selain Jamsostek, Astra juga menyediakan program dana pensiun tambahan melalui Dana Pensiun Astra (DPA Satu dan Dua). Kegiatan utama program DPA adalah memberikan pelatihan kewirausahaan untuk karyawan yang memasuki masa pensiun. Melalui program tersebut, calon purna bakti Astra dapat memasuki masa pensiun sesuai harapan masing-masing. Pada tahun 2009, DPA telah menyelenggarakan Program Persiapan Pensiun (Purna bhakti). Program ini bertujuan untuk memberikan rasa kepercayaan diri pada karyawan Grup Astra peserta DPA yang akan memasuki masa pensiun. DPA membantu peserta mempersiapkan masa pensiunnya dengan menentukan langkah selanjutnya sehingga tidak ada lagi kebimbangan di benak peserta dalam menjalankan masa pensiun. Koperasi Astra Internasional (KAI) KAI didirikan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan karyawan Astra termasuk Grup Astra. KAI memiliki dua kegiatan utama yaitu kegiatan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggota dan kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan kewirausahaan. Melalui dua kegiatan ini, KAI menyediakan berbagai produk dan layanan antara lain, pinjaman jangka pendek, beasiswa, kredit uang muka rumah, dan pembinaan kewirausahaan.
100
Laporan Tahunan 2009 Astra International
AMDI regularly hosts the Astra Quality Convention (AQC) every year. This program is an integral part of the entire process that seeks to enhance corporate culture at Astra. The activity involves all employees, with the intention of improved employee competence and pride, as well as instilling a sense of belonging that will ultimately result in improved production standards and services within Astra. Astra Pension Fund (DPA) Astra provides a pension fund program through the Astra Pension Fund One and Two (Dana Pensiun Astra/DPA One and Two). The pension fund provides retirees with a source of funds throughout their retirement, in addition to benefits received from the government’s social security program, Jamsostek. The DPA program also seeks to provide entrepreneurial training for employees close to the mandatory retirement age. This program assists potential retirees at Astra to achieve their aspirations on retirement. The Astra Pension Fund held a Retirement Preparation Program in 2009, seeking to instill selfconfidence among employees of the Astra Group who are upcoming retirees and members of the Astra Pension Fund. The Astra Pension Fund assists its members to prepare for retirement by determining the next steps that they need to take. Astra International Cooperative (KAI) KAI was formed to enhance the welfare of Astra International’s employees, including those within the Astra Group. KAI has two main activities, both aimed at improving the welfare of its members and developing entrepreneurial skills. Through these two channels, KAI provides various products and services including short-term loans, scholarships, loans for deposits towards a mortgage, and guidance towards entrepreneurship.
2008
2009
E9?DC@
C9?BB@
!"#$"%"&' (#)*'+,-#"' ./#0","#1 " &' 2/&03031"&
Karyawan sampai slta Grup Astra Berdasarkan Usia Astra Group Employee by Age 100,000
36,646
42,694
2009
2009 48,755
2008
45,000
47+ 75,000
E9?DC@
53,714
C9?BB@
456472 47+ 58659 48 4:
2008
8>?:@A DC?>>@ 88?8@9 :A?@E> 55,000 DAD
;<;+=
88D?A9E
2009
8B?C>: EE?ACA 88?@EB :8?99@ 28,093 18,889 BAD
30,000
8:D?BAA 24,000
44,000
50,000 30,000
B?C>: E?ACA 8?@EB 8?99@ AD
2 0 0 9
2 0 0 8
:D?BAA
2008
2 sampai slta0 2 0 0 0 8 9
25,000 15,000
0 0
8>?:@A
2 2 0 0 0Chart 20 8 9
11,000
26-35 years old
18,000
8B?C>:
22,000
100,000
0
18-25 years old2009
2008
2009
33,000
456472
12,000 6,000 0
36-45 years old
75,000
20,000
009
B?C>:
15,000
50,000
88?8@9 Chart 2
+
8,034
20095,560
2008
7,500
200 0
2008
2008
2 0 0 8
3,000 1,500 0 12,000
2008
2009
46-55 years old 5,000 C9?BB@
E9?DC@
2 0 0 9
4,500
10,000
5,000 97,500
58659 9,000
2009
2008
100 50
Karyawan Grup Astra Berdasarkan Pendidikan 2009 Astra Group Employee by Education 3,000 sampai slta
2009
32,500
Total Employee
48
6,000
2 0 0 8
0 65,000
0
>55 years old 88?@EB
88?8@9
2 0 0 9
0
2009
0
2008
2009
:A?@E>
:8?99@
Chart 2
Chart 2
0
93,775
83,695
11,153
100,000
2008
11,218 12,000
2008
DAD
21,001 25,000
2 0 0 9
2 0 0 82009
BAD
50,000
2008
2009
88?8@9
88?@EB0 50,000
2 0 2009 0 25,000 8
0Chart
480
320 160
2
2009 2008
0
2008
2009
140,000
2009
DAD
2 0 0 Chart 2 9
BAD 2 0 0 8
70,000
35,000
0
0
S2 (Post graduate)
5,000
105,000
2008
4:
10,000
126,700
640
2 0 0 9
15,000
2 0 0 9
S1 (Under graduate)
800
5,000 75,000 2009
0
2009
116,038
706
100,000 10,000
2008
2 0 0 8
3,000
D1 - D3 (Diploma) total
15,000
606
6,000
0
Chart 2
2008
2 0 0 9
2 0 0 8
25,000
25,000
20,000
9,000
Sampai dengan SLTA (HighSchool) 20,000
mpai slta
20,584
2009 75,000
BB@Chart 2
88?@EB
10,000 130,000
150
2 2 2 Chart 0 0 15,000 0 0 8 9 20,000
09
2009
126,700
6,000
:8?99@
8
116,038
250 25,000
88?@EB
2009
8659
213
140
9,000
Total Employee 800
2009
12,000
2008
2009 640
9,000
6,000
480 320 Astra International Annual Report 2009 160
101
Karyawan Grup Astra Berdasarkan Lini Bisnis Astra Group by Number of Business Line
55,513
56,010
60
20,888
20,025
45
25.00
11,411
16,139
17
18.75 13
2 0 0 9
2 0 0 8
2 0 0 9
30
15
2 0 0 8
0
Jasa Keuangan
24,098
30
1,224
15 10
2 0 0 8
2 0 0 9
5
Agribisnis
116,038
Informasi Teknologi
126,700
130,000
97,500
2 0 0 8
2 0 0 9
65,000
32,500
0
Total Employee Keterangan Note: Jumlah karyawan di 154 perusahaan, termasuk anak perusahaan, perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities. Total numbers of employees in 154 companies, including subsidiaries, associates and jointly controlled entities.
102
5
Laporan Tahunan 2009 Astra International
2.0
7,387
9,159 10.0
1.5
20
2 0 0 9
9
Alat Berat/Pertambangan
1,269
25
2 0 0 8
6.25
2 0 0 8
0
Otomotif
19,615
2 0 0 9
12.50
7.5
1.0
0.5
0
2 0 0 8
2 0 0 9
5.0
2.5
0
Infrastruktur
Setiap tahun Astra mengevaluasi sistem remunerasi yang diberikan kepada karyawan melalui survei remunerasi. Proses ini bertujuan untuk memastikan bahwa sistem remunerasi Astra sudah kompetitif dan sesuai dengan tren pasar. An annual survey is conducted to evaluate Astra’s employee remuneration system. This process seeks to ascertain whether Astra’s remuneration package remains competitive and is in accordance with market trends.
Guna meningkatkan kesejahteraan anggota selama 2009, KAI telah melakukan beberapa kegiatan yaitu:
To enhance the welfare of its members, the employees of Astra, KAI conducted the following activities in 2009:
Beasiswa Bantuan dana pendidikan untuk anak anggota tingkat SD s/d perguruan tinggi yang dibayarkan setiap bulan bagi golongan I-III selama satu tahun.
Scholarships Financial support was extended to the children of employees ranging from elementary level up to university, paid on a monthly basis for levels I-III for one year.
Program Persiapan Pensiun (P3) Pelatihan persiapan pensiun bagi karyawan yang akan membuka usaha (wirausaha), merupakan kelanjutan program pensiun yang diselenggarakan oleh Dana Pensiun Astra. Fasilitasi Perumahan Program bantuan kepada anggota untuk mempermudah memiliki rumah, KAI bekerjasama dengan developer, Bank pemberi Kredit Pemilikan Rumah, dan Jamsostek.
Retirement Preparation Program Retirement preparation training was provided for employees who intend to set up their own businesses, representing an extension of the Astra Pension Fund program. Housing Assistance The program assists members to obtain housing. KAI works closely with property developers, banks providing mortgages and Jamsostek.
Astra International Annual Report 2009
103
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility
Melalui filosofi Catur Dharma dan mengacu pada prinsip Triple Bottom Line, Astra memiliki komitmen untuk selalu berperan serta dalam menciptakan masyarakat mandiri. Astra, through its corporate philosophy Catur Dharma and with the Triple Bottom Line principle, has the commitment to remain involved in the public empowerment program.
Catur Dharma menjadi pondasi yang sangat kokoh untuk setiap gerak langkah Astra. Tidak hanya dalam menjalankan aktivitas bisnis, falsafah tersebut juga terinternalisasi dalam berbagai program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Nilai Catur Dharma telah membawa Astra pada pemahaman yang mendalam bahwa keberadaan Astra harus memberikan manfaat bagi masyarakat, Bangsa dan Negara. Semangat Triple Bottom Line (profit, planet, people) mendasari penerapan CSR Astra yang fokus pada program-program peningkatan pendidikan, kesehatan, peningkatan pendapatan masyarakat (Income Generating Activities), UKMK/kemitraan, pembangunan infrastruktur, serta bantuan kemanusiaan. Sebagian besar program tersebut merupakan program pemberdayaan masyarakat yang diimplementasikan dengan menggunakan metode partisipatif.
104
Laporan Tahunan 2009 Astra International
Catur Dharma serves as a firm foundation for every step taken by Astra. This philosophy is not only applicable in the implementation of business activities but is inherent in a variety of Corporate Social Responsibility (CSR) programs. Astra believes, through the values of Catur Dharma, that its existence must benefit the people, the state and the country. The Triple Bottom Line (profit, planet, people) spirit serves as the basis for the implementation of Astra’s CSR program. The programs are focusing on educational and health facilities development, enhancement of community incomes (Income Generating Activities), MSME/partnership, infrastructure development, and humanitarian assistance. A substantial part of these activities include public empowerment programs, implemented through participative methods.
Program pengembangan masyarakat sekitar Astra, dilakukan melalui Proyek Sunter ‘Nusa Dua’, yang meliputi pemberian bantuan beasiswa, program SD Hijau, lomba posyandu, lomba kebersihan dan kesehatan lingkungan antar RW serta program pemberdayaan masyarakat.
The Sunter Nusa Dua project, as the community development program for Astra’s surrounding community is conducted through the provision of a scholarship program, a Green School program, health clinic competition, cleanliness and hygiene for the sub districts, as well as an empowerment program.
Program pengembangan masyarakat yang juga mengacu pada Millenium Development Goals (MDGs) dijalankan oleh perusahaan Grup Astra. Seluruh perusahaan Grup Astra menentukan program prioritas yang dijalankan. Penentuan prioritas program CSR masing-masing divisi disesuaikan dengan karakteristik bidang usaha, alokasi dana dan sumber daya.
Astra Group companies also operate a Public Development Program, based on the Millennium Development Goals (MDG). All companies within the Astra Group determine the respective level of priorities that each unit seeks to pursue. Each division determines the priorities of CSR programs in accordance to the basic characteristics of the business, the allocation of funds and resources.
Penerapan konsep AFC berlandaskan pada tiga pilar dasar, yakni value, mindset dan behaviour. Ketiga pilar dasar tersebut dituangkan ke dalam satu buku “Panduan Kriteria Asesmen Astra Friendly Company” yang secara sistematis menerangkan seluruh uraian kriteria AFC. Buku panduan ini berisikan arahan konstruktif guna meningkatkan kualitas hubungan sosial dengan seluruh pemangku kepentingan meliputi karyawan dan keluarganya, pemegang saham, pelanggan, pemasok, lingkungan, masyarakat dan pemerintah yang keseluruhannya merupakan obyek standar penilaian kinerja CSR. Setiap tahun Astra mengevaluasi kinerja CSR berdasarkan panduan kinerja yang ditetapkan. Penilaian kinerjanya pun bersifat komprehensif, meliputi tingkat pencapaian sistem manajemen, aktifitas dan program. Key Performance Indicator (KPI) yang digunakan adalah sistem peringkat, dimulai dari “bintang satu” untuk pencapaian terendah, hingga “bintang lima” untuk pencapaian tertinggi. Pada bulan Oktober 2009 manajemen mencanangkan SATU (Semangat Astra Terpadu Untuk) Indonesia yang semakin menujukkan komitmen Astra dalam melaksanakan program CSR bersama-sama, dengan memayungi program-program yang berisi dan menyemaikan semangat persatuan Grup Astra terpadu untuk kemajuan serta persatuan Indonesia menuju bangsa yang sejahtera dan bermartabat.
The AFC concept is implemented based on the three basic pillars of values, mindset and behavior. These three basic pillars are outlined in “Guideline on the Assessment Criteria for an Astra Friendly Company,” which systematically explains the criteria for AFC. This Guideline contains constructive directions to enhance the quality of social relations with all stakeholders including employees and their families, the shareholders, customers, suppliers, environment, the public and government. The evaluation standards of CSR performance are determined by their involvement. Astra evaluates its CSR performance each year based on established performance guidelines. The performance evaluation itself is comprehensive, covering the management system’s levels of achievement, activities and programs. The Key Performance Indicator (KPI) used is the rating system, which begins from “one star” up to the highest rating of “five stars”. The launch of Astra Integrated Spirit for SATU Indonesia in October 2009 confirmed the Astra Group’s commitment to the implementation of CSR by means of beneficial programs that nurture the spirit of the Astra Group in an integrated manner for the unity of Indonesia and its advancement toward a prosperous and respected nation.
Astra International Annual Report 2009
105
Yayasan-Yayasan di Bawah Kelompok Usaha Astra Guna mengelola seluruh kegiatan CSR secara efektif dan terstruktur, Astra mengelola beberapa yayasan yang berfokus pada kegiatan CSR seperti Yayasan Toyota Astra (YTA), Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA), Yayasan Astra Bina Pendidikan (YABP), Yayasan Astra Bina Ilmu (YABI), dan Yayasan Amaliah Astra (YAA). Yayasan Toyota Astra (YTA) YTA menfokuskan kegiatan pada peningkatan kualitas pendidikan penelitian dan pengembangan ilmu serta teknologi, khususnya teknologi otomotif. Kurun waktu 2009, YTA melakukan beberapa kegiatan yaitu: - Pemberian beasiswa kepada 731 mahasiswa S1. Secara kumulatif total penerima beasiswa hingga tahun 2009 adalah 26.288 mahasiswa. - Pemberian beasiswa kepada 12 mahasiswa pasca sarjana. Hingga tahun 2009, secara kumulatif penerima beasiswa Astra sebanyak 54 mahasiswa. - Pemberian beasiswa kepada 4.100 siswa SD/SMP/ SMA di sekitar perusahaan maupun di kawasan Jabodetabek. Secara kumulatif total penerima beasiswa hingga tahun 2009 adalah 45.609 siswa. - Bantuan biaya penelitian kepada staf pengajar perguruan tinggi negeri. - Bantuan biaya kegiatan ilmiah mahasiswa - Bantuan alat peraga pendidikan berupa alat bantu proses belajar mengajar kepada lembaga-lembaga pendidikan teknik di seluruh Indonesia. - Bantuan buku teknik otomotif untuk Sekolah Menengah Kejuruan Teknik kepada SMK Teknik di seluruh Indonesia. Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) Fokus kegiatan YDBA adalah di bidang pembinaan dan pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) baik yang terkait maupun yang tidak terkait
106
Laporan Tahunan 2009 Astra International
Foundations Under the Astra Group To effectively and manage all of its CSR activities, Astra manages a number of foundations which focus on CSR activities such as the Toyota Astra Foundation (YTA), the Dharma Bhakti Astra Foundation (YDBA), Astra Bina Pendidikan Foundation (YABP), Astra Bina Ilmu Foundation (YABI), and the Astra Amaliah Foundation (YAA). Toyota Astra Foundation (YTA) YTA’s activities focus on enhancing the quality of education, scientific research and development, as well as technology, particularly automotive technology. YTA carried out the following activities during 2009: - Scholarships for 731 undergraduate students. The total number of recipients up to 2009 is 26,288 students. - Scholarships for 12 graduate students. By the end of 2009, 54 students received scholarships from Astra. - Scholarships to 4,100 Elementary/Middle School/ High School students who reside near the company’s locations and in the Jabodetabek area. Astra has, up to 2009, awarded scholarships to 45,609 students. - Funding support for research carried out by instructors at state university. - Funding support for scientific activities conducted by students - Educational equipment provision for technical education institutions in Indonesia - Provision of Automotive Technical Book for Technical Vocational Schools at technical schools in Indonesia. Dharma Bhakti Astra Foundation (YDBA) YDBA focus its activities on developing micro, small and medium enterprises (MSME), whether related or not to the activities of Astra Group synergies and empowering economic activities in and around the locations where Astra Group operate. Training and guidance were
dengan sinergi bisnis Grup Astra serta pemberdayaan usaha ekonomi di sekitar lokasi jaringan Grup Astra. Pelatihan dan pendampingan yang diberikan antara lain: Basic Mentality, Teknologi, Manajemen, Pasar, Fasilitasi Pembiayaan dan Teknologi Informasi. Tahun 2009 binaan YDBA berjumlah 5.247 UMKM tersebar di berbagai daerah, terdiri dari 675 subkon, 410 bengkel, serta 4.162 UMKM. Kegiatan YDBA di tahun 2009 antara lain: - Meningkatkan QCDI subkon – non-subkon, bengkel Roda 2 - Roda 4 dan alat berat. - Pemberdayaan pemuda putus sekolah sebanyak 232 siswa siap bekerja sebagai mekanik sepeda motor Honda maupun merintis usaha bengkel. - Pendirian dan supervisi Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB) dan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) serta mengadakan rapat kerja LPB dan LKM tahunan. LKM binaan YDBA berhasil menyalurkan dana kepada UMKM Rp 10,4 miliar. Secara khusus YDBA melakukan sinergi dengan BUMN/S mendirikan LPB “Mitra Bersama”. - Pembinaan dan pemberdayaan kelompok masyarakat, nelayan, dan petani dalam rangka Income Generating Activity (IGA) di sekitar perkebunan dan pertambangan Grup Astra. - Memfasilitasi UMKM dengan berbagai sumber pembiayaan, antara lain PermataBank, Bank Mandiri, CIMB Niaga dan Bank Bumiputera, seperti temu pembiayaan, fasilitasi kredit, dan dukungan administratif terhadap proses kredit. Jumlah pembiayaan yang difasilitasi YDBA untuk UMKM Rp 66 miliar. Selain itu bekerjasama dengan perbankan menyelenggarakan sosialisasi program “Ayo ke Bank”. - Menyelenggarakan pelatihan manajemen bidang keuangan seperti pembukuan sederhana dan perpajakan. - Membantu pemasaran produk-produk UMKM tidak terkait seperti batik, handicraft dan furniture melalui Galeri UMKM-YDBA. - Meningkatkan peran Galeri UMKM-YDBA sebagai representasi reputasi Grup Astra dalam membina UMKM dan juga sebagai media promosi, informasi dan edukasi. Galeri YDBA banyak dikunjungi dan menjadi rujukan berbagai kalangan dari dalam dan luar negeri. Yayasan Astra Bina Pendidikan (YABP) Fokus kegiatan YABP adalah membantu sekolahsekolah yang berada di daerah prasejahtera agar siswasiswanya mampu meningkatkan kualitas, intelektual dan kompetensi kecakapan hidup, serta memiliki karakter yang didasarkan pada nilai luhur bangsa Indonesia yang majemuk sebagai bagian dari Sistem Pendidikan Nasional. Kegiatan YABP sepanjang tahun 2009 adalah: - Melanjutkan pembinaan sekolah binaan yaitu Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
provided on, amongst other, Basic Mentality, Technology, Management, Market, Finance Facilitation and Information Technology. In 2009, YDBA has supported 5,247 MSME in many areas, which comprised 675 sub-contractors, 410 workshops and 4,162 MSME. YDBA’s activities in 2009 were as follows: - Enhancing QCDI for sub-contractors and non-subcontractors, twowheelers workshop, fourwheelers workshop and heavy equipment workshops. - Empowering 232 drop out students through training to become skilled mechanics for Honda motorcycle or workshop owners. - Establishing and supervising Business Development Agency (LPB) and Micro Economy Agency (LKM) and organizing annual meeting with those two agencies. The former agency has disbursed Rp 10.4 billion to MSME. In addition, YDBA has formed a synergy with State-owned Companies and Privately-owned Companies through the establishment LPB “Mitra Bersama” - Supporting and empowering a communal group of fishermen and farmers as part of Income Generating Activities around the locations of Astra Group’s plantations and mining sites - Facilitating MSME with multi financing sources, i.e PermataBank, Bank Mandiri, CIMB Bank and Bank Bumiputera, through roadshows, loan facilities and administrative supports on loan processing. The total loans facilitated by YDBA for MSME amounted to Rp 66 billions. In addition,YDBA in cooperation with banking institutions, promoted the socialization of “Ayo ke Bank” programs. - Organizing finance management trainings, such as basic accounting and taxation. - Facilitating marketing media for MSME products that are non-related to Astra’s businesses, such as batik, handicrafts and furniture’s through UMKM-YDBA Gallery. - Promoting the function of UMKM-YDBA Gallery that represents Astra’s reputation in supporting MSME as well as the media for promotion, information and education. Many counterparts, both local and overseas, have made visits to YDBA galleries and refer it to as their benchmark. Astra Bina Pendidikan Foundation (YABP) YABP’s activities focus on the provision of assistance to schools within less-privileged communities. This practice was conducted to develop the quality and intellectual skill of students, to improve competencies, as well as to build character based on the values inherent is Indonesian citizenship, which at the same time supports the National Education System. YABP’s activities in 2009 were as follows: - Continued to provide support to elementary and middle schools situated in Leuwiliang, Bogor, Gedangsari, Astra International Annual Report 2009
107
yang terletak di daerah Leuwiliang, Bogor, Gedangsari, Gunungkidul dan Pandak, Bantul meliputi bidang akademik, kecakapan hidup, pendidikan nilai, dan lomba-lomba. - Menambah jenjang sekolah di daerah binaan YABP yaitu di sekolah Gedangsari, Gunungkidul dan Leuwiliang, Bogor dengan melakukan MoU dengan SMP Negeri 2 Gedangsari dan SMP Negeri 4 Leuwiliang Kelas Jauh. - Memperbaiki sarana dan prasarana sebagai pendukung dalam meningkatkan mutu sekolah dengan menyalurkan donasi dari PT Astra Internasional Tbk, antara lain untuk renovasi bangunan sekolah, buku pelajaran, peralatan UKS dan perpustakaan - Memperluas daerah binaan dengan melakukan survei/ penjajakan di daerah prasejahtera lainnya. Survei dilakukan di Jawa Barat (Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Garut) serta di Jawa Timur (Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Madiun). Yayasan Astra Bina Ilmu (YABI) - Politeknik Manufaktur (Polman) Kegiatan YABI fokus pada penyelenggaraan institusi pendidikan yang profesional dalam bidang teknologi, khususnya yang terkait otomotif dan sumber daya alam, untuk menghasilkan lulusan siap pakai dengan kualitas terbaik di Indonesia. Dengan demikian, akan tercipta lulusan D3 siap pakai dalam bidang yang terkait otomotif dan sumber daya alam, termasuk pembinaan mindset QCDI, mental disiplin, dan learning ability. Kegiatan unggulan YABI sepanjang tahun 2009 adalah: - Program beasiswa pendidikan karyawan untuk melanjutkan ke jenjang D4/S1 dan S1/S2 bagi dosen dan instruktur Polman Astra. - Program beasiswa PMDK Polman Astra yang baru mulai dilaksanakan tahun 2009, yang mengalokasikan sebesar 25% atau sejumlah 54 orang rekrutmen mahasiswa baru berasal dari program ini.
108
Laporan Tahunan 2009 Astra International
Gunungkidul and Pandak, Bantul. The programs include academic assistance, life skills development, values education, and competitions. - Providing further degrees for elementary graduates under YABP’s guidance situated in Gedangsari, Gunungkidul and Leuwiliang, Bogor. YABP signed a MoU with SMP Negeri 2 Gedangsari and SMP Negeri 4 Leuwiliang. - The repair of facilities and essential infrastructure by channeling funds from PT Astra International Tbk for purposes such as renovation of school buildings, the purchase of text books, provision of school supplies and a library. - Expansion of support through field survey/inspection in underprivileged communities. The survey was carried out in West Java (Indramayu and Garut Regencies) and East Java (Pacitan and Madiun Regencies). Astra Bina llmu Foundation (YABI) - Politeknik Manufaktur (Polman) YABI’s activities focus on the implementation of professional education in the field of technology, particularly in automotive and natural resources. The objective is to foster Associate Degree graduates who are ready to be recruited into the automotive and natural resource sectors, by means of instilling a QCDI mindset, mental discipline and learning ability enhancement. In 2009 YABI’s program of excellence included: - Employee scholarships Program to pursue associate, undergraduate and/or graduate degrees. This program is conducted for teachers and instructors of Astra Polman. - Scholarships Program for the new Astra PMDK Polman. Since its inception in 2009, the program successfully allocated 25% or 54 new recruits. - Official Scholarships Program of AAL. The program aimed specifically at Plantation Management Techniques (TPHP), which include the employee of families who reside in the plantation area.
- Program beasiswa ikatan dinas AAL pada program Teknik Pengolahan Hasil Perkebunan (TPHP), untuk keluarga karyawan yang berada di lokasi perkebunan. - Program khitanan dan pengobatan 200 pasien di Kampung Muara Bahari Tanjung Priok. Selain itu di tahun 2009, kegiatan YABI meliputi: - Program family day/employee day bagi karyawan Polman Astra. - Program beasiswa prestasi bagi anak karyawan di tingkat SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi. - Program beasiswa pendidikan bagi karyawan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang D4/S1 dan S1/S2. - Program beasiswa prestasi bagi mahasiswa peringkat 1, 2 dan 3 di tingkat II dan III. - Pembukaan program PMDK Polman Astra melalui Program Beasiswa Astra. - Pelaksanaan program beasiswa ikatan dinas pada program studi TPHP. - Kerjasama dengan BNSP untuk melakukan sertifikasi profesi yang dapat dilakukan di Polman Astra. - Kerjasama dengan Depnaker dan ILO untuk peningkatan kompetensi pengajar dari BLK-Papua khususnya bidang otomotif. Yayasan Amaliah Astra (YAA) YAA fokus pada kegiatan peningkatan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Kegiatan Yayasan Amaliah Astra di tahun 2009: Masjid Astra - Menyelenggarakan Haflah Tilawah (parade baca Alqur’an) pada Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. - Peluncuran website Amaliah Astra pada tanggal 29 April 2009. - Pesantren Liburan Masjid Astra untuk putra putri karyawan Grup Astra dengan acara industrial plant visit Astra, permainan, dongeng, kuis, dll. - Penyembelihan hewan Kurban pada peringatan Idul Adha. - Penyelenggaraan MTQ (Musabaqoh Tilawatil Qur`an) Astra 2009 pada 7 Agustus 2009 yang diikuti 109 peserta dari berbagai perusahaan. Lazis Yayasan Amaliah Astra Lazis Yayasan Amaliah Astra (Lazis YAA) merupakan lembaga yang menghimpun dan mengelola serta menyalurkan zakat, infaq dan shodaqoh (ZIS) karyawan Grup Astra dan masyarakat. Dana yang terhimpun disalurkan untuk kemanusiaan terutama pemberdayaan kaum dhuafa di bidang pendidikan yang berlokasi di sekitar wilayah Grup Astra.
- Circumcision and Health Program for 200 patients in Kampung Muara Bahari Tanjung Priok. YABI activities during 2009 were as follows: - Family Day/Employee Day Program for Polman Astra employees. - Achievement Scholarships Program for children of employees in Elementary, Middle School, High School and University. - Employee Educational Scholarship Programs for associate, undergraduate and/or graduate degrees. - Achievement Scholarships Program for students ranked in the top three at the second and third levels. - Launch of the PMDK Polman Astra Program through the Astra Scholarship Program. - Implementation of official scholarship programs in the field of Plantation Management Techniques. - Staging of a professional certification program in cooperation with BNSP at Polman Astra. - Joint organization with the Department of Labor and ILO. The program was conducted to enhance competency of BLK-Papua instructors, particularly in automotive field. Astra Amaliah Foundation (YAA) YAA focuses on activities that seek to enhance intellectual, emotional, and spiritual excellence. Its activities in 2009 included the following: Astra Mosque - Conducted the Haflah Tilawah (Al-qur’an reading program) to commemorate the birth of the Prophet Muhammad SAW. - Launched the Amaliah Astra website on 29 April 2009. - Astra Mosque Religious School Holiday for children of Astra Group employees. Events included Astra industrial plant visits, games, story telling, quizzes and other activities. - To commemorate the Moslem religious event of Idul Adha, a sacrifice was conducted. - MTQ (Musabaqoh Tilawatil Qur’an) Astra 2009 was held on 7 August 2009 with 109 participants from various companies. Lazis Astra Amaliah Foundation Lazis Yayasan Amaliah Astra (Lazis YAA) is an institution that collects, manages and distributes in accordance with Islamic Syariah the zakat, infaq and shodaqoh or ZIS (tithes, donations and alms) derived from Astra Group employees and the public.The funds collected are channeled for humanitarian aids, specifically in empowering the underprivileged (kaum dhuafa) with access to education at locations close to Astra Group operations.
Astra International Annual Report 2009
109
Lingkungan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja Environment, Health and Safety
Lingkungan kerja yang sehat dan aman menjadi faktor penunjang sukses bisnis. Berlandaskan nilai Catur Dharma, Astra berkomitmen menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman serta berperan aktif dalam menjaga kelestarian alam. A healthy and safe working environment serves as a factor for business success. On the basis of the values of Catur Dharma, Astra is committed to providing a safe and healthy working environment as well as playing an active role to protect the environment. Astra memahami bahwa lingkungan kerja yang sehat dan aman menjadi salah satu faktor pendukung sukses bisnis. Karena itu Astra memiliki komitmen untuk selalu menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman bagi seluruh karyawan. Wujud komitmen ini dirumuskan dalam sebuah kerangka Astra Green Company (AGC), sebuah cita-cita untuk terus menciptakan lingkungan kerja yang sehat,aman dan menjaga kelestarian alam secara berkesinambungan. Rumusan ini juga menjadi kerangka dasar panduan pelaksanaan dan evaluasi pengelolaan Lingkungan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (LK3) di Grup Astra.
110
Laporan Tahunan 2009 Astra International
Astra fully understands that a healthy and safe working environment is a factor in business success. Astra is committed to the consistent provision of a healthy and safe working environment for all employees of the Astra Group. This commitment is enshrined within the framework of Astra Green Company (AGC), representing the aspiration by which Astra strives to provide a healthy and safe working environment as well as to protect the sustainability of the environment. This formula serves as the framework for the basic guidelines for the implementation and evaluation of Environment, Health, and Safety (EHS) in all companies within the Astra Group.
Dalam pelaksanaannya Astra menerjemahkan rumusan AGC dalam sebuah strategi bisnis perusahaan (Green Strategy) yang mencakup proses bisnis yang aman, nyaman dan bersih (Green Process), pengembangan produk yang ramah lingkungan dan aman (Green Product), serta pengembangan kompetensi sumber daya manusia bidang LK3 (Green Employee). Berpegang pada Catur Dharma serta prinsip triple bottom line, Astra membangun visi bisnis yang terintegrasi dengan aspek LK3 dan tanggung jawab sosial. Upaya internalisasi nilai-nilai perusahaan dalam hal LK3 terus dilakukan ke seluruh karyawan di setiap level. Guna mendukung pelaksanaan LK3 yang sistematis dan terarah sesuai AGC, Astra telah merumuskan pedoman dan prosedur kerja. Secara garis besar pedoman tersebut mengatur keberadaan karyawan pada lokasi-lokasi tertentu sesuai kewenangannya, pemakaian alat pelindung diri, serta penggunaan alat pengamanan dalam proses kerja. Melalui upaya ini, Astra mengurangi risiko terjadinya kecelakaan kerja ataupun penggunaan peralatan, properti dan fasilitas pabrik secara tidak bertanggung jawab. Pedoman ini berlaku bagi seluruh Grup Astra. Pelaksanaan LK3 di Grup Astra mengacu pada berbagai ketentuan dan standar nasional maupun internasional. Praktik terbaik yang berlaku internasional, yang juga menjadi rujukan pelaksanaan LK3, antara lain : ISO 14001, SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan di tempat Kerja), ISRS (International Safety Rating System), NOSA (National Occupationality Safety Associate), Eco Label, OHSAS 18001, LCA (Life Cycle Analysis), EPE (Environmental Performance Evaluation), PROPER (Assessment on Company Rating Performance in Relation to Environmental Management), HACCP ISO 22000:2005 (Hazard Analytical Critical Control), GMP (Good Manufacturing Practices), Green Building Standard, Organic Standard, FSCS (Forest Stewardship Council Standard for Forest Management), SPM (Minimum Service Standard) of Tollroad, MARPOL (Maritime Pollution), SOLAS (Safety of Life at Sea), ISM Code (International Safety Management Code), ISPS Code (International Ship & Port Facility Security), NFPA (National Fire Protection Association), HCVF (High Conservation Value Forest). Hasil evaluasi LK3 tahun 2009 yang dilakukan dalam wujud asesmen AGC menunjukkan komitmen yang besar dari setiap perusahaan yang terkait dengan bisnis Grup Astra. Sejumlah 446 instalasi dinilai kinerjanya terhadap LK3 melalui
To implement this, Astra has incorporated the AGC formula into its Green Strategy, which covers business processes that are safe, comfortable and clean (Green Process), the development of environmentally-friendly and safe products (Green Product), as well as the development of human resource competencies in EHS (Green Employee). Holding true to the corporate philosophy of Catur Dharma and the triple bottom line principle, Astra’s business vision is integrated with EHS and social responsibility. The Company consistently seeks to disseminate the corporate values related to EHS to all of its employees across all levels of the organization. As part of its efforts to support systematic and focused direction in line with the AGC, Astra has also formulated standard operating procedures, which determine where employees are authorized to work, the use of self protective equipment, and the use of safety units at work. In this way Astra seeks to minimize the risk of accidents in the workplace and the irresponsible use of equipment, property and facilities at Astra’s factories. This guideline is in place throughout all of the Astra Group companies. The implementation of EHS throughout the Astra Group is in accordance with a number of national and international standards and regulations. Current international best practices also serve as a basis for the implementation of EHS such as ISO 14001, SMK3 (Occupational Health and Safety Management System), ISRS (International Safety Rating System), NOSA (National Occupational Safety Associate), Eco Label, OHSAS 18001, LCA (Life Cycle Analysis), EPE (Environmental Performance Evaluation), PROPER (Assessment of Company Rating Performance in Relation to Environmental Management), HACCP ISO 22000:2005 (Hazard Analytical Critical Control), GMP (Good Manufacturing Practices), Green Building Standard, Organic Standard, FSCS (Forest Stewardship Council Standard for Forest Management), SPM (Minimum Service Standard) for toll roads, MARPOL (Maritime Pollution), SOLAS (Safety of Life at Sea), ISM Code (International Safety Management Code), ISPS Code (International Ship & Port Facility Security), NFPA (National Fire Protection Association) and HCVF (High Conservation Value Forest). In 2009 EHS evaluation was conducted through AGC assessments. This practice revealed strong commitment from all companies within Astra Group. During 2009, the EHS performance of 446 units was conducted through the AGC assessments. The results were as follows, 75 units were awarded
Astra International Annual Report 2009
111
asesmen AGC di tahun 2009. Secara berurutan status yang diberikan dari penghargaan yang paling baik yakni 75 instalasi meraih status “emas”, 213 instalasi meraih status “hijau”, 110 instalasi meraih status “biru”, 32 instalasi meraih status “merah”, dan sisanya berstatus “hitam”. Penerapan AGC diharapkan berjalan secara beriringan dengan berbagai regulasi baik di pemerintahan (PROPER) maupun di dunia internasional (standar ISO, OHSAS, dll). Tentunya evaluasi dari hasil tersebut terus dilakukan guna mencapai kinerja terbaik dalam menerapkan bisnis yang turut menjunjung tinggi keberdayaan lingkungan dan keselamatan kerja. Sejak berdiri, Astra telah berkomitmen untuk berperan serta menciptakan kelestarian lingkungan melalu berbagai program yang dilaksanakan secara berkelanjutan dengan metode partisipatif. Dalam setiap aktivitas bisnis, Astra juga mempertimbangkan aspek kelestarian lingkungan hidup. Dengan demikian, Astra mampu mencapai cita-cita meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan baik bagi karyawan maupun masyarakat luas seiring pertumbuhan bisnis, sesuai tujuan AGC. Laporan LK3 yang lebih detil terdapat pada Sustainability Report 2009.
112
Laporan Tahunan 2009 Astra International
“Gold” status, being the best status, followed by 213 units with the “Green” status, 110 units were awarded “Blue” status, 32 units with the “Red” status and the remainder “Black” status. The Company expects AGC implementation to comply with government regulation (PROPER) as well as International guideline (ISO, OHSAS, etc). The evaluation has been continuously taken to support effective of EHS implementation. Since its establishment, Astra has been committed to actively supporting natural conservation. This is delivered through a number of sustainable programs with participative methods. Astra always take conservation aspects into account in every business activity. Astra has achieved its goal in providing better life and health qualities to its employees and the community in line with its business growth that is aimed for by AGC. A detailed report of Astra’s EHS is found in the 2009 Sustainability Report.
Data Perseroan Corporate Data Struktur Organisasi Organization Structure Profil Dewan Komisaris & Direksi BOC and BOD Profiles Informasi Perusahaan Corporate Information Anak Perusahaan, Perusahaan Asosiasi dan Jointly Controlled Entities Subsidiaries, Associates and Jointly Controlled Entities
Astra International Annual Report 2009
113
Struktur Organisasi 2009 2009 Organization Structure
Board of Commissioners
Executive Committee
President Commissioner : Budi Setiadharma Commissioners : Djunaedi Hadisumarto Muhamad Chatib Basri Soemadi Djoko Moerdjono Brotodiningrat Patrick Morris Alexander Akira Okabe Anthony John Liddell Nightingale Benjamin William Keswick Mark Spencer Greenberg Chiew Sin Cheok
Chairman : Anthony John Liddell Nightingale Members : Benjamin William Keswick Mark Spencer Greenberg Chiew Sin Cheok Budi Setiadharma Michael D. Ruslim Simon John Mawson
Board of Directors
Chairman : Djunaedi Hadisumarto Members : Sidharta Utama Tamiza Saleh Chiew Sin Cheok
President Director : Michael D. Ruslim Directors : Prijono Sugiarto Gunawan Geniusahardja Johnny Darmawan Simon John Mawson Djoko Pranoto Widya Wiryawan Angky U. Tisnadisastra
Audit Committee
Remuneration & Nomination Committee
Chairman : Anthony John Liddell Nightingale Members : Benjamin William Keswick Michael D. Ruslim
Chief Executive Officer Michael D. Ruslim
Director In Charge
Michael D. Ruslim
Corporate Functions Corporate Secretary
Chief
: Aminuddin
Corporate Planning & Strategy
Chief
: Halim Wahjana
Corporate Organization & Human Capital Dev.
Chief
: F.X. Sri Martono
Chief
: Arief Istanto
Corporate Security, Environment and Social Responsibility
Chief
: Arief Istanto
Corporate Legal
Chief
: Anna Langelo
Group Internal Audit
Chief
: Handy E. Halim
Group Risk Management
Chief
: Samuel Manasseh
Group Treasury, Corp Value Initiatives & Special Project
Chief
: Chan Kim Kooi
Corporate Finance, Accounting & Tax
Chief
: Endang Indriati
Corporate Information Systems & Technology
Chief
: Ganda Kusuma
Corporate Communication
Simon John Mawson
Corporate Operations Johnny Darmawan
Toyota Sales Operation
Chief Executive : Prodjo Sunaryanto
Honda Sales Operation
Chief Executive : Ronny Ramli
Daihatsu Sales Operation
Prijono Sugiarto
114
Isuzu Sales Operation Nissan Diesel Sales Operation
Chief Executive : Suparno Djasmin Chief Executive : Supranoto Chief Executive : Dandy Pawitan
BMW Sales Operation
Chief Executive : C. Herlijoso
Peugeot Sales Operation
Chief Executive : C. Herlijoso
Gunawan Geniusahardja
Astra World
Chief Executive : Denny Suharja
Johnny Darmawan
Shared Services
Chief Executive : Endang Indriati
Laporan Tahunan 2009 Astra International
Board of Commissioners
Executive Committee
Board of Directors
Audit Committee
Chief Executive Officer
Remuneration and Nomination Committee
Michael D. Ruslim
Director In Charge (DIC) Prijono Sugiarto
Johnny Darmawan
Line of Business
CEO
Astra Motor I
T. Johannes Loman
Honda Astra Motor II
Johnny Darmawan
Toyota Astra Motor III
Prijono Sugiarto
Prijono Sugiarto
Non Toyota Astra Motor IV
Siswanto Prawiroatmodjo
Astra Component
Gunawan Geniusahardja
Djoko Pranoto
Widya Wiryawan
Astra Finance Companies & Banking ACC, FIF, TAFS, KAF, SANF, PB
Djony Bunarto Suhartono Buntoro Muljono Susilo Sudjono
Astra Heavy Equipment, Mining & Energy Value Chain
Djoko Pranoto Sudiarso Prasetio
Astra Resources
Widya Wiryawan
Agribusiness Astra System I Document & Information Technology Services
Angky Tisnadisastra
Astra System II (Infrastructure & Logistic Value Chain) AN, TRAC Astra Insurance Company AAB
Lukito Dewandaya
Angky Tisnadisastra Pongki Pamungkas
Irawan Santoso
Astra International Annual Report 2009
115
Executive Committee
Board of Commissioners
Board of Directors
Audit Committee
Chief Executive Officer
Remuneration and Nomination Committee
Michael D. Ruslim
Director In Charge (DIC)
Astra Foundations Yayasan Dharma Bhakti Astra
Michael D. Ruslim
Prijono Sugiarto
Angky Tisnadisastra
Koperasi Astra International
Chief : Pongki Pamungkas
Yayasan Astra Bina Pendidikan
Chief : Yusnani T. Winarto
Yayasan Astra Bina Ilmu
Dana Pensiun Astra
Jakarta, 1 Agustus 2009
Michael D. Ruslim Presiden Direktur President Director
116
Laporan Tahunan 2009 Astra International
Chief : Aminuddin
Chief : Siswanto Prawiroatmodjo
Chief : Hendra Sugiharto
Struktur Organisasi 2010 2010 Organization Structure
Board of Commissioners
Executive Committee
President Commissioner : Budi Setiadharma Commissioners : Djunaedi Hadisumarto Muhamad Chatib Basri Soemadi Djoko Moerdjono Brotodiningrat Patrick Morris Alexander Akira Okabe Anthony John Liddell Nightingale Benjamin William Keswick Mark Spencer Greenberg Chiew Sin Cheok
Chairman : Anthony John Liddell Nightingale Members : Benjamin William Keswick Mark Spencer Greenberg Chiew Sin Cheok Budi Setiadharma Prijono Sugiarto Simon John Mawson
Board of Directors President Director : Prijono Sugiarto Directors : Gunawan Geniusahardja Johnny Darmawan Simon John Mawson Djoko Pranoto Widya Wiryawan Angky U. Tisnadisastra Sudirman Maman Rusdi
Audit Committee Chairman : Djunaedi Hadisumarto Members : Sidharta Utama Tamiza Saleh Chiew Sin Cheok
Remuneration & Nomination Committee Chairman : Anthony John Liddell Nightingale Members : Benjamin William Keswick Prijono Sugiarto
Chief Executive Officer Prijono Sugiarto
Director In Charge (DIC) / Executive In Charge (EIC)
DIC: Prijono Sugiarto
Corporate Functions Corporate Secretary
Chief
: Aminuddin
Corporate Planning & Strategy
Chief
: Halim Wahjana
Corporate Organization & Human Capital Dev.
Chief
: F.X. Sri Martono
Chief
: Arief Istanto
Corporate Security, Environment and Social Responsibility
Chief
: Arief Istanto
Corporate Legal
Chief
: Anna Langelo
Group Internal Audit
Chief
: Handy E. Halim
Group Risk Management
Chief
: Samuel Manasseh
Group Treasury, Corp Value Initiatives & Special Project
Chief
: Chan Kim Kooi
Corporate Finance, Accounting & Tax
Chief
: Endang Indriati
Corporate Information Systems & Technology
Chief
: Ganda Kusuma
Corporate Communication
DIC: Simon John Mawson
Corporate Operations DIC: Johnny Darmawan
Toyota Sales Operation
Chief Executive : Jodjana Jody
EIC: T. Johannes Loman
Honda Sales Operation
Chief Executive : Margono Tanuwijaya
Daihatsu Sales Operation
EIC: Suparno Djasmin
Isuzu Sales Operation Nissan Diesel Sales Operation
Chief Executive : Suparno Djasmin Chief Executive : Supranoto Chief Executive : Dandy Pawitan
BMW Sales Operation
Chief Executive : C. Herlijoso
Peugeot Sales Operation
Chief Executive : C. Herlijoso
DIC: Gunawan Geniusahardja
Astra World
Chief Executive : Denny Suharja
DIC: Johnny Darmawan
Shared Services
Chief Executive : Endang Indriati
Astra International Annual Report 2009
117
Board of Commissioners
Executive Committee
Board of Directors
Audit Committee
Chief Executive Officer
Remuneration and Nomination Committee
Prijono Sugiarto
Director In Charge (DIC) / Executive In Charge (EIC) EIC: T. Johannes Loman
DIC: Johnny Darmawan
DIC: Sudirman Maman Rusdi
DIC: Johnny Darmawan
DIC: Gunawan Geniusahardja
DIC: Djoko Pranoto
DIC: Widya Wiryawan
Line of Business Astra Motor I Honda Astra Motor II Toyota Astra Motor III Manufacturing Non Toyota Astra Motor IV Astra Component Astra Finance Companies & Banking
CEO / MD T. Johannes Loman
Johnny Darmawan
Sudirman Maman Rusdi
Siswanto Prawiroatmodjo
ACC, FIF, TAFS, KAF, SANF, PB
Djony Bunarto Suhartono Buntoro Muljono
Astra Heavy Equipment, Mining & Energy Value Chain
Djoko Pranoto Sudiarso Prasetio
Astra Resources Agribusiness
Widya Wiryawan
Astra System I Document & Information Technology Services DIC: Angky Tisnadisastra
Astra System II (Infrastructure & Logistic Value Chain) AN, TRAC Astra Insurance Company AAB
118
Laporan Tahunan 2009 Astra International
Lukito Dewandaya
Angky Tisnadisastra Pongki Pamungkas
Irawan Santoso
Board of Commissioners
Executive Committee
Board of Directors
Audit Committee
Chief Executive Officer
Remuneration and Nomination Committee
Prijono Sugiarto
Director In Charge
Astra Foundations
Yayasan Dharma Bhakti Astra
Chief : Aminuddin
Prijono Sugiarto Yayasan Astra Bina Pendidikan
Djoko Pranoto
Yayasan Astra Bina Ilmu
Koperasi Astra International
Chief : Yusnani T. Winarto
Chief : Siswanto Prawiroatmodjo
Chief : Pongki Pamungkas
Angky Tisnadisastra Dana Pensiun Astra
Chief : Hendra Sugiharto
Jakarta, 1 April 2010
Prijono Sugiarto Presiden Direktur President Director
Astra International Annual Report 2009
119
Profil Dewan Komisaris Board of Commissioners’ Profiles
Budi Setiadharma Presiden Komisaris President Commissioner Berkewarganegaraan Indonesia, Budi Setiadharma ditunjuk sebagai Presiden Komisaris Perseroan sejak Mei 2005. Mulai bergabung di Perseroan pada tahun 1970 dan memegang jabatan Presiden Direktur Perseroan pada periode 2002–2005. Beberapa jabatan lain yang pernah dipegangnya adalah Wakil Presiden Direktur Perseroan (1998–2002), Presiden Direktur (1978–2000) PT Federal Motor (sekarang PT Astra Honda Motor) dan General Manager Divisi Honda, PT Astra International Tbk (1975–1978). Beliau juga pernah menjabat sebagai Komisaris PT Jakarta Land sejak 1 April 2007 – 1 Oktober 2009 dan Komisaris PT Hero Supermarket Tbk sejak 8 Juni 2006 sampai sekarang. Budi Setiadharma adalah lulusan Universitas Katolik Parahyangan, Bandung tahun 1970.
An Indonesian citizen, Budi Setiadharma was appointed as President Commissioner of the Company in May 2005. He joined the Company in 1970 and was President Director of the Company from 2002 to 2005. He was formerly Vice President Director of the Company (19982002), President Director (1978-2000) of PT Federal Motor (currently PT Astra Honda Motor), and General Manager of the Honda Division of PT Astra International (1975-1978). He was the Commissioner of PT Jakarta Land from 1 April 2007 to 1 October 2009 and has been the commissioner of PT Hero Supermarket since 8 June 2006. He graduated from Parahyangan Catholic University, Bandung in 1970.
Djunaedi Hadisumarto Komisaris Independen Independent Commissioner Berkewarganegaraan Indonesia, Djunaedi Hadisumarto ditunjuk menjadi Komisaris Perseroan pada bulan Mei 2003. Pada saat ini juga menjabat sebagai Penasehat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua BAPPENAS, Anggota Kelompok Kerja pada Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA), Tim Penasehat Ahli pada Joint Forum on Investment (JIF) dan Penasehat Korporasi PT (Persero) Garuda Indonesia. Sebelumnya, Djunaedi Hadisumarto adalah Sekretaris Dewan Pengawas Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD)-Nias, Sumatera Utara (2005-2009), anggota Kelompok Kerja Kerjasama Ekonomi Indonesia-Jepang (2002-2005), Komisaris PT (Persero) Garuda Indonesia (1984-2005), Komisaris Bank BCA (1999-2002), Komisaris Perwakilan Pemerintah Indonesia di Pertamina (1999-2001), Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS (1999-2001), Komisaris Bank Pembangunnan Indonesia/ BAPINDO (1994-1998), Assisten Bidang Ekonomi untuk Menteri Koordinator Perekonomian, Keuangan dan Pengawasan Pembangunan/EKUWASBANG (1993-1998),dan Sekretaris Jenderal Departemen Perhubungan Republik Indonesia (1983-1991). Gelar Sarjana Ekonomi diraihnya dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada tahun 1962. Gelar Master dari University of California, USA diperoleh tahun 1966 serta sebuah gelar Master lainnya diperoleh dari University of Southern California, USA pada tahun 1969. Sedangkan gelar Ph.D dari University of Southern California, USA diraihnya pada tahun 1974.
An Indonesia citizen, he has been the Commissioner of the Company since May 2003. Currently, he is also Advisor to the State Minister of National Development Planning/Chairman of BAPPENAS; Member Governing Board of Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA); Expert Advisory Team Joint Forum on Investment (JIF) and Corporate Advisory of PT (Persero) Garuda Indonesia. Previously he was Secretary of Supervisory Board of the Rehabilitation and Reconstruction Agency for Aceh and Nias, North Sumatera (2005-2009), Member of Working Team Indonesia-Japan Economic Cooperation (2002-2005), Commissioner of PT (Persero) Garuda Indonesia (1984-2005), Commissioner of BCA Bank (1999-2002), Commissioner on behalf of GOI for Pertamina (1999-2001), Chairman of the National Development Planning Agency/BAPPENAS (1999-2001), Commissioner of Indonesia Development Bank/BAPINDO (1994-1998) Assistant for Economic Affairs to the Coordinator Minister of Economics, Finance and Development Supervision (1993-1998) and Secretary General Ministry of Communications of the Republic of Indonesia (1983-1991). He graduated from the Faculty of Economics of the University of Indonesia with a Bachelor’s degree in Economics, in 1962. He obtained a Master degree from the University of California, USA in 1966, and another Master’s degree from the University of Southern California, USA in 1969. He subsequently received a Ph.D from the University of Southern California, USA in 1974. 120
Laporan Tahunan 2009 Astra International
Patrick M. Alexander Komisaris Independen Independent Commissioner Berkewarganegaraan Australia, Patrick Alexander menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan sejak tahun 2003. Sebagai Komisaris Independen, beliau juga menjabat sebagai anggota dan kemudian Ketua Komite Audit PT Astra International Tbk pada tahun 2002–2008. Patrick Alexander pernah menjabat anggota Komite Eksekutif PT Astra International Tbk pada tahun 2000–2002, dan Ketua Komite Audit PT Astra Agro Lestari Tbk pada tahun 2001–2007. Sejak tahun 2007, beliau menjabat Komisaris Independen dan sekaligus Ketua Komite Audit PT Astra Otoparts Tbk. Saat ini, Patrick Alexander juga menjabat Direktur di Sound Oil plc dan Archipelago Resources plc (keduanya perusahaan publik di London), Managing Partner di Batavia Investment Management Ltd., perusahaan penanaman modal di Indonesia yang didirikan tahun 1993, dan Direktur di Ephindo Ithabi CBM Holdings Inc dan Pan Asia Resources Corp. Beliau memiliki pengalaman lebih dari 29 tahun di bidang bisnis, keuangan dan modal ventura, termasuk dengan Chase Manhattan di Jakarta, New York dan Hong Kong, serta lima tahun di Departemen Luar Negeri Australia, termasuk penempatan di Kedubes Australia di Jakarta. Patrick Alexander lulus tahun 1975 dengan predikat sangat memuaskan dari Fakultas Hukum University of Western Australia.
An Australian citizen. He has been an Independent Commissioner since 2003. He was a member and then Chairman of the Audit Committee of PT Astra International Tbk from 2002 to 2008 and remains an Independent Commissioner. From 2000 to 2002 he was a member of the Executive Committee of Astra International Tbk. He was Chairman of the Audit Committee of PT Astra Agro Lestari Tbk from 2001 to 2007. Since 2007 he has been an Independent Commissioner and Chairman of the Audit Committee of PT Astra Otoparts Tbk. In addition, Mr. Alexander is a Director of Sound Oil plc, and Archipelago Resources plc (both London listed companies) and Managing Partner of Batavia Investment Management Ltd., a firm established in 1993 specializing in Indonesian direct investment. He is also a Director of Ephindo Ilthabi CBM Holdings Inc and Pan Asia Resources Corp. He has had over twenty nine years experience in business, finance and venture capital, including with Chase Manhattan in Jakarta, New York and Hong Kong. He also had five years with the Australian Foreign Service, including with the Australian Embassy in Jakarta. He graduated with Honors in Law from the University of Western Australia.
Muhamad Chatib Basri Komisaris Independen Independent Commissioner Berkewarganegaraan Indonesia, Muhamad Chatib Basri diangkat menjadi Komisaris Independen Perseroan pada bulan Mei 2006. Pernah bekerja sebagai Konsultan Bank Dunia, AusAid, United Nation Conference on Trade and Development, Asian Development Bank serta menjadi anggota Pacific Economic Outlook Forecasting Panel sejak tahun 2004 dan Direktur Lembaga Penelitian Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM-UI) 2004 - 2009. Selain menjadi pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) mulai 1995 hingga sekarang, Muhamad Chatib Basri juga merupakan Research Associate LPEM FEUI. Ia meraih gelar Master of Economics Development (1996) dan Ph.D Ekonomi (2001), keduanya dari Australian National University.
An Indonesian citizen, he was appointed as Independent Commissioner of the Company in May 2006. He worked as Consultant of the World Bank, AusAid, United Nation’s Conference on Trade and Development, a member of Pacific Economic Outlook Forecasting Panel since 2004 and Director for Research, Institute for Economic and Social Research University of Indonesia (LPEM – UI) 2004 - 2009. A lecturer at Faculty of Economics, University of Indonesia (FEUI) from 1995 until now, he is also a Research Associate of LPEM FEUI. He obtained his Master’s of Economics Development (1996) and Ph.D in Economics (2001), both from the Australian National University.
Astra International Annual Report 2009
121
Soemadi D. M. Brotodiningrat Komisaris Independen Independent Commissioner Warga negara Indonesia, Soemadi D. M. Brotodiningrat menjadi Komisaris Independen Perseroan sejak Mei 2006. Sebelumnya beliau menjabat sebagai Duta Besar/Wakil Tetap Indonesia pada PBB dan Organisasi Internasional lainnya di Jenewa (1991–1995) dan Direktur Jenderal Hubungan Ekonomi Luar Negeri Departemen Luar Negeri (1995–1998). Soemadi juga pernah memegang jabatan Duta Besar Indonesia di Tokyo (1998–2002), Duta Besar Indonesia di Washington DC (2002–2005) dan tahun 2005 - 2008 sebagai Ketua Delegasi Indonesia untuk Economic Partnership Agreement Negotiation Indonesia – Jepang. Saat ini Soemadi dipercaya kembali untuk mengetuai delegasi RI dalam negosiasi Comprehensive EFTA – Indonesia Trade Agreement. Beliau juga menjabat sebagai Staf Khusus Menteri Pertahanan untuk Kerjasama International, disamping menjadi widyaiswara pada Pusat Pendidikan dan Latihan Kementrian Luar Negeri. Soemadi menyelesaikan pendidikan di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta di tahun 1956 dan Institut International D’administration Publique Paris di tahun 1969.
An Indonesian citizen, he has been an Independent Commissioner of the Company since May 2006. He was Ambassador and Permanent Representative of Indonesia to UN and other International Organizations in Geneva (1991–1995) and Director General of Foreign Economic Relations, Department of Foreign Affairs (1995–1998). He served as Ambassador of the Republic of Indonesia in Tokyo (1998–2002), Ambassador of the Republic of Indonesia in Washington DC (2002–2005) and 2005 - 2008 he served as Head of the Indonesian Delegation for Indonesia – Japan Economic Partnership Agreement Negotiation. Currently Soemadi is, once again, entrusted to lead the Indonesian delegation to the Comprehensive EFTA – Indonesia Trade Agreement negotiations. He is also serving as Adviser to the Minister of Defense on International Affairs, as well as a lecturer at the Center for Education and Training, Ministry of Foreign Affairs. He graduated from Gadjah Mada University Yogyakarta in 1965 and Institut International D’administration Publique, Paris in 1969.
Akira Okabe Komisaris Independen Independent Commissioner Berkewarganegaraan Jepang, Akira Okabe ditunjuk sebagai Komisaris Independen Perseroan pada bulan Mei 2007. Beliau pernah menjabat beberapa posisi di Toyota Motor Corporation, Jepang dan pada saat ini menjabat Senior Managing Director for The Asia, Oceania, & Middle East Operations Group. Sebelumnya, menjabat Director for The Oceania, Middle East & Southwest Asia Operations Center dan juga Managing Officer for The Oceania, Middle East & Southwest Asia Operations Center. Beliau menempuh pendidikan di jurusan Science and Engineering dari Tokyo Institute of Technology.
A Japanese citizen, Akira Okabe has been appointed as Independent Commissioner of the Company since May 2007. He has held several positions at Toyota Motor Corporation, Japan, and is currently Senior Managing Director for The Asia, Oceania, & Middle East Operations Group. Prior to that, he was Director for The Oceania, Middle East & Southwest Asia Operations Center and Managing Officer for The Oceania, Middle East & Southwest Asia Operations Center. He graduated from the Department of Science and Engineering at Tokyo Institute of Technology.
122
Laporan Tahunan 2009 Astra International
Anthony J.L. Nightingale Komisaris Commissioner Berkewarganegaraan Inggris, ditunjuk menjadi Komisaris Perseroan pada bulan Mei 2000. Beliau juga adalah Chairman dari Jardine Cycle & Carriage, Jardine Matheson Limited, Jardine Motors and Jardine Pacific dan Managing Director dari Dairy Farm, Hongkong Land, Jardine Matheson, Jardine Strategic dan Mandarin Oriental. Jabatan lain yang dipercayakan kepada beliau adalah Chairman dari Business Facilitation Advisory Committee yang didirikan oleh Financial Secretary, Hong Kong, Vice President dari The Real Estate Developers Association of Hong Kong, anggota Commission on Strategic Development, anggota dewan Employers’ Federation of Hong Kong dan perwakilan Hong Kong pada APEC Business Advisory Council. Disamping itu, beliau juga menjabat sebagai Chairman of The Sailors Home and Missions to Seamen. Sarjana jurusan Classics dari Peterhouse, Cambridge lulus dengan predikat sangat memuaskan.
A British citizen, he has been a Commissioner of the Company since May 2000. He is Chairman of Jardine Cycle & Carriage, Jardine Matheson Limited, Jardine Motors and Jardine Pacific and Managing Director of Dairy Farm, Hongkong Land, Jardine Matheson, Jardine Strategic and Mandarin Oriental. Mr. Nightingale is also Chairman of the Business Facilitation Advisory Committee established by the Financial Secretary in Hong Kong, a Vice President of The Real Estate Developers Association of Hong Kong, a member of the Commission on Strategic Development, a council member of the Employers’ Federation of Hong Kong and a Hong Kong representative to the APEC Business Advisory Council. He is also Chairman of The Sailors Home and Missions to Seamen. Mr. Nightingale holds a Bachelor’s degree with honours in Classics from Peterhouse, Cambridge.
Mark Spencer Greenberg Komisaris Commissioner Berkewarganegaraan Inggris, ditunjuk menjadi Komisaris Perseroan pada bulan Mei 2006. Beliau juga adalah Group Strategy Director dari Jardine Matheson dan juga menjabat posisi direktur di Jardine Matheson Limited, Dairy Farm, Hongkong Land, Jardine Cycle & Carriage dan Mandarin Oriental, serta Komisaris PT Bank Permata Tbk. Sebelumnya pernah bekerja selama 16 tahun di bidang investment banking pada Dresdner Kleinwort Wasserstein di London. Memperoleh gelar Master of Arts in Modern History dari Hertford College, Oxford University pada tahun 1990.
A British citizen, he has been a Commissioner of the Company since May 2006. He is the Group Strategy Director of Jardine Matheson and also a director of Jardine Matheson Limited, Dairy Farm, Hongkong Land, Jardine Cycle & Carriage and Mandarin Oriental, and a commissioner of PT Bank Permata Tbk. He had previously spent 16 years in investment banking with Dresdner Kleinwort Wasserstein in London. He graduated from Hertford College, Oxford University in 1990, with a Master of Arts degree in Modern History.
Astra International Annual Report 2009
123
Benjamin W. Keswick Komisaris Commissioner Berkewarganegaraan Inggris, ditunjuk sebagai Komisaris Perseroan sejak bulan Mei 2007. Sejak 1 April 2007 hingga kini, beliau juga adalah Group Managing Director di Jardine Cycle & Carriage. Bergabung dengan Jardine Matheson Holdings sejak 1998, dengan jabatan terakhir sebagai Chief Executive Officer, dimana sebelumnya menjabat Finance Director of Jardine Pacific, yang mewakili beberapa kepentingan non-listed dari Jardine Matheson Holdings’ di beberapa sektor industri. Beliau juga adalah Chairman dari Cycle & Carriage Bintang dan Direktur dari Jardine Matheson Holdings, Jardine Matheson Limited, MCL Land dan The Oriental Hotel (Thailand) Public Company dan Wakil Presiden Komisaris PT United Tractors Tbk. Beliau meraih gelar Bachelor of Science dari jurusan Agricultural Economics and Food Marketing pada Newcastle University, Inggris dan gelar Master of Business Administration dari INSEAD.
A British citizen, he has been Commissioner of the Company since May 2007. Currently, he is also Group Managing Director of Jardine Cycle & Carriage since 1 April 2007. He has been with Jardine Matheson Holdings since 1998, most recently as Chief Executive Officer and before that, Finance Director of Jardine Pacific, which represents a number of Jardine Matheson Holdings’ non-listed interests in a range of industry sectors. He is Chairman of Cycle & Carriage Bintang and a Director of Jardine Matheson Holdings, Jardine Matheson Limited, MCL Land and The Oriental Hotel (Thailand) Public Company and Vice President Commissioner of PT United Tractors Tbk. Mr Keswick graduated from Newcastle University with a Bachelor of Science degree in Agricultural Economics and Food Marketing and obtained a Master of Business Administration degree from INSEAD.
Chiew Sin Cheok Komisaris Commissioner Berkewarganegaraan Malaysia, ditunjuk menjadi Komisaris Perseroan pada bulan Mei 2007. Beliau juga adalah Group Finance Director di Jardine Cycle & Carriage sejak November 2006. Bergabung dengan Jardine Matheson sejak tahun 1993, dan pernah menjabat beberapa posisi senior di bidang keuangan. Sebelumnya beliau bekerja di 2 perusahaan di London, yakni Schroders dan Pricewaterhouse. Beliau juga menjabat Wakil Presiden Komisaris PT Astra Agro Lestari Tbk, Komisaris PT Astra Otoparts Tbk, anggota Komite Audit PT Tunas Ridean Tbk dan Direktur Cycle & Carriage Bintang. Beliau memperoleh gelar Bachelor of Science (Economics) dari London School of Economics and Political Science, London dan gelar a Master of Management Science dari Imperial College of Science and Technology, London. Beliau juga anggota dari the Institute of Chartered Accountants di England & Wales. Selain itu, beliau juga adalah anggota Board of Governors dari Keswick Foundation, sebuah badan amal di Hong Kong.
A Malaysian citizen, he became a Commissioner of the Company in May 2007. He has been the Group Finance Director of Jardine Cycle & Carriage since November 2006. He has worked for Jardine Matheson since 1993 where he has held various senior finance positions, prior to which he worked for Schroders and Pricewaterhouse, both in London. He is also Vice President Commissioner of PT Astra Agro Lestari Tbk, Commissioner of PT Astra Otoparts Tbk, a member of the audit committee of PT Tunas Ridean Tbk and Director of Cycle & Carriage Bintang. Mr. Chiew graduated from London School of Economics and Political Science with a Bachelor of Science (Economics) degree, obtained a Master of Management Science degree from the Imperial College of Science and Technology, London, and is a member of the Institute of Chartered Accountants in England & Wales. He sits on the Board of Governors of the Keswick Foundation, a charitable body in Hong Kong.
124
Laporan Tahunan 2009 Astra International
Profil Direksi
Board of Directors’ Profiles Michael D. Ruslim Presiden Direktur (Mei 2005 - 20 Januari 2010) President Director (May 2005 - 20 January 2010) Warga negara Indonesia, menjabat Presiden Direktur PT Astra International Tbk sejak Mei 2005 sampai dengan 20 Januari 2010. Beliau bertanggung jawab penuh atas semua bidang usaha Grup Astra. Sebelumnya menjabat Wakil Presiden Direktur untuk periode 2002-2005 dan Direktur untuk periode 1991-2002. Sebelum bergabung dengan Perseroan pada tahun 1983, beliau menjabat Assistant Vice President di Citibank N.A. Jakarta. Menyelesaikan pendidikan di University of California, Berkeley dengan gelar Bachelor of Science jurusan Tehnik Industri pada tahun 1976 dan meraih gelar Master in Business Administration dari University of Wisconsin - Madison pada tahun 1978. Bp. Michael D. Ruslim telah berpulang ke Rahmatullah pada tanggal 20 Januari 2010.
An Indonesian citizen, he was appointed as President Director of PT Astra International Tbk in May 2005. He has overall responsibility for the Group’s businesses. He was previously Vice President Director from 2002 to 2005 and Director from 1991 to 2002. Prior to joining the Company in 1983, he was assistant Vice President of Citibank N.A. Jakarta. He graduated from the University of California at Berkeley in1976 with a Bachelor’ s degree in Industrial Engineering and holds a Master in Business Administration from The University of Wisconsin - Madison in 1978. Mr. Michael D. Ruslim, passed away on 20 January 2010.
Prijono Sugiarto Presiden Direktur (Sejak 1 Maret 2010) President Director (Since 1 March 2010) Warga Negara Indonesia, menjabat Presiden Direktur PT Astra International Tbk sejak 1 Maret 2010. Beliau bertanggung jawab penuh atas semua bidang usaha Grup Astra. Sebelumnya menjabat Direktur Perseroan sejak Mei 2001 sampai dengan Februari 2010. Bergabung di Astra sejak tahun 1990 dan saat ini juga menjabat sebagai Presiden Komisaris PT United Tractors Tbk, PT Astra Otoparts Tbk, PT Astra Honda Motor, Wakil Presiden Komisaris PT Federal International Finance, PT Toyota-Astra Motor dan PT Astra Daihatsu Motor. Sebelum bergabung dengan Perseroan, beliau adalah Sales Engineering Manager di Daimler-Benz Indonesia. Menyandang gelar Dipl.-Ing. di bidang Teknik Mesin dari University of A. Sc. Konstanz, Jerman pada tahun 1984 dan gelar Dipl.-Wirtschaftsing. di bidang Administrasi Niaga dari University of A. Sc. Bochum, Jerman pada tahun 1986.
An Indonesian citizen, Mr Sugiarto was appointed President Director of Astra in March 2010 and has overall responsibility for Astra’s automotive and non-automotive businesses. He was previously Director from May 2001 to February 2010. Prior to joining Astra in 1990, he was Sales Engineering Manager of Daimler-Benz Indonesia. He is also President Commissioner of PT United Tractors Tbk, PT Astra Otoparts Tbk, PT Astra Honda Motor, Vice President Commissioner of PT Federal International Finance, PT Toyota Astra Motor and PT Astra Daihatsu Motor. Mr Sugiarto obtained his Dipl.-Ing. in Mechanical Engineering from the University of A. Sc. Konstanz, Germany in 1984, and Dipl.-Wirtschaftsing. in Business Administration from the University of A. Sc. Bochum, Germany in 1986.
Astra International Annual Report 2009
125
Gunawan Geniusahardja Direktur Director Warga negara Indonesia, menjabat Direktur Perseroan sejak Mei 2001. Beliau bertanggung jawab atas bidang usaha Jasa Keuangan. Memulai karirnya di Perseroan pada tahun 1981, pada saat ini juga memegang jabatan Presiden Komisaris PT Astra Sedaya Finance, PT Federal International Finance, dan Wakil Presiden Komisaris PT Asuransi Astra Buana serta Wakil Komisaris Utama PT Bank Permata Tbk dan Komisaris PT Astra Agro Lestari Tbk. Menjabat Presiden Direktur PT Astra Sedaya Finance (1997–2006) dan sempat menjabat sebagai Chief Executive PT Astra International Tbk – Sales Operation (1990–1997). Menyelesaikan pendidikan di Universitas Kristen Indonesia, Jakarta tahun 1981.
An Indonesian citizen, he was appointed as a Director of the Company in May 2001, and is Group Director for the Financial Services businesses. He joined the Company in 1981 and currently serves as President Commissioner of PT Astra Sedaya Finance, PT Federal International Finance, Vice President Commissioner of PT Asuransi Astra Buana and Vice President Commissioner of PT Bank Permata Tbk as well as Commissioner of PT Astra Agro Lestari Tbk. He was President Director of PT Astra Sedaya Finance (1997–2006) and was Chief Executive of PT Astra International Tbk – Sales Operation between 1990 and 1997. He graduated from Indonesian Christian University, Jakarta in 1981.
Johnny Darmawan D. Direktur Director Warga negara Indonesia, menjabat Direktur Perseroan sejak Mei 2005 dan bertanggung jawab atas bidang usaha Otomotif (Toyota). Beliau juga menjabat Presiden Direktur PT Toyota-Astra Motor sejak tahun 2002. Memulai karir di Astra sejak 1982 sebagai Manajer Akunting PT Multi Astra. Menjabat Direktur Keuangan dan IT PT Toyota-Astra Motor dari 1992 sampai 2000. Dari 1996 sampai 2000 juga menjabat sebagai Direktur HRD & GA. Pada tahun 2000 sebagai Chief Executive Officer Toyota Sales Operation. Sebelum bergabung dengan Astra bekerja sebagai Auditor pada Price Waterhouse. Menyelesaikan pendidikan di Universitas Trisakti Jurusan Akuntansi.
An Indonesian citizen, he was appointed as a Director of the Company in May 2005 and is responsible for the Automotive (Toyota) business. He has also been President Director of PT Toyota-Astra Motor since 2002. He joined Astra in 1982 as Accounting Manager of PT Multi Astra. From 1992 to 2000, he served as Finance and IT Director of PT Toyota-Astra Motor. From 1996 to 2000 he also acted as HRD & GA Director. In 2000, he was appointed Chief Executive Officer of the Toyota Sales Operation. Prior to joining the Company, he worked as an Auditor at Price Waterhouse. He graduated from Trisakti University majoring in Accountancy.
126
Laporan Tahunan 2009 Astra International
Simon J. Mawson Direktur Director Warga negara Inggris, menjabat Direktur Perseroan sejak Mei 2005 dan bertanggung jawab atas bidang Keuangan, Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko Korporasi. Sebelum bergabung dengan Perseroan, beliau menjabat beberapa posisi bidang keuangan di Jardine Matheson, Hong Kong serta memegang jabatan Group Treasurer pada tahun 2001. Sebelumnya, beliau pernah bekerja di Price Waterhouse di Leeds, London dan Hong Kong. Menyelesaikan studi Modern History di Magdalen College, Oxford dan meraih gelar Master of Arts dari Oxford University dan anggota Institute of Chartered Accountants di England dan Wales.
A British citizen, he was appointed as a Director of the Company in May 2005 and is responsible for Corporate Finance, Information Technology and Risk Management. Prior to joining the Company, he worked for Jardine Matheson in Hong Kong in various financial positions, and was Group Treasurer from 2001. Before he joined Jardine Matheson, he worked for Price Waterhouse in Leeds, London and Hong Kong. He studied Modern History at Magdalen College, Oxford and holds a Master of Arts degree from Oxford University and is an Associate of the Institute of Chartered Accountants in England and Wales.
Djoko Pranoto Direktur Director Warga negara Indonesia, Djoko Pranoto menjabat Direktur Perseroan sejak Mei 2008. Djoko juga menjabat sebagai Presiden Direktur PT United Tractors Tbk (UT) sejak Mei 2007 setelah sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur dari tahun 2001. Beliau juga menjabat sebagai Direktur UT Heavy Industry (S) Pte. Ltd. sejak tahun 1995, Komisaris PT Pamapersada Nusantara sejak tahun 2007 dan Komisaris PT United Tractors Semen Gresik sejak tahun 1999. Di UT, beliau menjadi General Manager Marketing (1991–1996) dan seterusnya menjabat sebagai Direktur (1997–2000). Djoko Pranoto menyelesaikan studinya di Fakultas Teknik Mesin di Univesitas Trisakti Jakarta.
An Indonesian citizen, Djoko Pranoto was appointed as Director of the Company in May 2008. He also holds the post of President Director of PT United Tractors Tbk (UT) since May 2007 after serving as Vice President Director from 2001. He also holds the posts of Director of UT Heavy Industry (S) Pte. Ltd. (since 1995), Commissioner of PT Pamapersada Nusantara (since 2007) and Commissioner of PT United Tractors Semen Gresik (since 1999). In UT, he served as General Manager of Marketing from 1991 to 1996 and then became a Director from 1997 to 2000. Djoko Pranoto graduated from Faculty of Mechanical Engineering at Trisakti University Jakarta.
Astra International Annual Report 2009
127
Widya Wiryawan Direktur Director Warga negara Indonesia, menjabat Direktur Perseroan sejak Mei 2008. Saat ini beliau masih menjabat sebagai Presiden Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk sejak Mei 2007 dan sebelumnya menjabat Wakil Presiden Direktur sejak tahun 2006. Bergabung dengan Astra tahun 1994 dan menjabat sebagai Direktur Keuangan PT Federal International Finance (1997–2000). Beliau kemudian menjabat Direktur Keuangan PT Astra Otoparts Tbk (2000–2005) sebelum ditunjuk menjadi Wakil Presiden Direktur pada tahun 2006 di perusahaan yang sama. Widya Wiryawan menyelesaikan studi di Institut Pertanian Bogor pada tahun 1982 dan meraih gelar Master of Business Administration dari University of Sidney, Australia.
An Indonesian citizen, he was appointed as Director of the Company in May 2008. Currently he also holds the post of President Director of PT Astra Agro Lestari Tbk since May 2007 after serving as Vice President Director since 2006. He joined Astra in 1994 and served as Finance Director of PT Federal International Finance from 1997 to 2000. He was then assigned as Finance Director in PT Astra Otoparts Tbk from 2000 to 2005 prior to his appointment as Vice President Director in 2006 in the same company. Widya Wiryawan graduated from Bogor Institute of Agriculture in 1982 and obtained his Master of Business Administration degree from University of Sydney, Australia.
Angky Tisnadisastra Direktur Director Warga negara Indonesia, menjabat Direktur Perseroan sejak Mei 2008. Sejak tahun 2005 hingga sekarang beliau menjabat sebagai Presiden Direktur PT Astratel Nusantara, setelah sebelumnya menjabat sebagai Direktur dan Wakil Presiden Direktur (1993–2005). Beliau juga menjabat sebagai Presiden Direktur PT Intertel Nusaperdana dari tahun 2005, dengan sebelumnya menjadi Direktur dan Wakil Presiden Direktur. Selain itu, beliau juga menjabat sebagai Komisaris PT Marga Mandalasakti (sejak 2005), PT Surya Artha Nusantara Finance (sejak 2000) dan Presiden Komisaris PT PAM Lyonaise Jaya (sejak 2006). Di PT Asuransi Astra Buana, beliau menjabat sebagai Komisaris sejak tahun 2000 hingga 2008 dan saat ini ditunjuk sebagai Presiden Komisaris, sementara di PT Sedaya Multi Investama menjadi Presiden Direktur sejak tahun 2000 hingga sekarang. Angky Tisnadisastra menyelesaikan studinya di Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.
An Indonesian citizen, he was appointed as Director of the Company in May 2008. From 2005 to present he holds the post of President Director of PT Astratel Nusantara, after serving as a Director and Vice President Director (1993–2005). He also serves as President Director of PT Intertel Nusaperdana from 2005, with previous positions consecutively as Director and Vice President Director. In addition to the above, he also serves as Commissioner of PT Marga Mandalasakti (since 2005), PT Surya Artha Nusantara Finance (since 2000) and President Commissioner of PT PAM Lyonaise Jaya (since 2006). In PT Asuransi Astra Buana, he served as Commissioner from 2000 to 2008 and currently has been appointed as President Commissioner, while in PT Sedaya Multi Investama he has served as President Director (2000 to present). Angky Tisnadisastra graduated from the Faculty of Economics, University of Indonesia.
128
Laporan Tahunan 2009 Astra International
Sudirman M. Rusdi Direktur Director Warga negara Indonesia, menjabat Direktur Perseroan sejak Maret 2010. Beliau juga menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur PT Astra Daihatsu Motor sejak tahun 2006, setelah sebelumnya menjabat Direktur Technical, Engineering & Manufacturing untuk periode 1998-2006. Memulai karirnya di PT Astra Daihatsu Motor sejak tahun 1978 dan saat ini juga menjabat sebagai Direktur PT Gaya Motor sejak tahun 2006, Komisaris PT Astra Mitra Ventura dan Ketua Umum Gaikindo periode 2010-2013. Beliau juga aktif sebagai anggota pengurus Yayasan Dharma Bakti Astra dan Yayasan Astra Bina Ilmu.
An Indonesian citizen, he was appointed as the Director of the Company in March 2010. He has held the post of Deputy President Director of PT Astra Daihatsu Motor since 2006, after previously serving as Technical, Engineering & Manufacturing Director in 1998-2006. He joined PT Astra Daihatsu Motor in 1978 and currently serves as Director of PT Gaya Motor, and Commissioner of PT Astra Mitra Ventura. He serves as the President of Association of Indonesia Automotive Industries (Gaikindo) for the 2010-2013 term and is actively involved in the management of Dharma Bakti Astra and Astra Bina Ilmu Foundations.
Astra International Annual Report 2009
129
Informasi Perusahaan Corporate Information
Dewan Komisaris Board of Commissioners Presiden Komisaris : President Commissioner Komisaris Independen : Independent Commissioner Komisaris : Commissioner
Budi Setiadharma Djunaedi Hadisumarto Patrick M. Alexander Muhamad Chatib Basri Soemadi D. M. Brotodiningrat Akira Okabe Anthony J. L. Nightingale Mark Spencer Greenberg Benjamin W. Keswick Chiew Sin Cheok
Direksi Board of Directors Presiden Direktur : President Director Direktur : Director
Komite Audit Audit Committee Ketua Chairman Anggota Member
Prijono Sugiarto Gunawan Geniusahardja Johnny Darmawan D. Simon J. Mawson Djoko Pranoto Widya Wiryawan Angky Tisnadisastra Sudirman M. Rusdi
: Djunaedi Hadisumarto : Sidharta Utama Tamiza Saleh Chiew Sin Cheok
Sekretaris Perusahaan : Aminuddin
[email protected] Corporate Secretary Hubungan Investor Investor Relations
[email protected]
Saham Tercatat Share Listed Bursa Efek Indonesia (BEI) Indonesia Stock Exchange (IDX)
[email protected]
Ticker: ASII.IJ / ASII.JK
[email protected]
Alamat Perusahaan Registered Office Astra International Building Jl. Gaya Motor Raya No. 8 Sunter II Jakarta 14330 Tel. (62-21) 652 2555 Fax. (62-21) 6530 4957 Homepage: www.astra.co.id e-mail:
[email protected]
: Novian Fitriawan Tira Ardianti
Rully Anggia
Auditor Auditor Kantor Akuntan Publik Haryanto Sahari & Rekan PricewaterhouseCoopers Jl. HR. Rasuna Said Kav. X-7 No. 6 Jakarta 12940 Tel. (62-21) 521 2901 Fax. (62-21) 5290 5555 130
Biro Administrasi Efek Share Registrar PT Raya Saham Registra Plaza Sentral Building, Floor 2 Jl. Jend. Sudirman Kav. 47-48 Jakarta 12930 Tel. (62-21) 252 5666 Fax. (62-21) 252 5028
Laporan Tahunan 2009 Astra International
Anak Perusahaan, Perusahaan Asosiasi dan Jointly Controlled Entities
Subsidiaries, Associates and Jointly Controlled Entities
Automotive Astra Motor I / Motorcycle PT Astra Honda Motor Jl. Yos Sudarso Sunter I, Jakarta Utara PT Suryaraya Rubberindo Industries Kawasan Industri Menara Permai, Jl. Narogong Raya Km 23,8 Cileungsi Bogor
PT Astra Komponen Indonesia Jl. Raya Pegangsaan II, Km. 2,2 Kelapa Gading - Jakarta Utara 14250 PT Astra Nippon Gasket Indonesia (d/h PT NHK Gasket Indonesia) Jl. Maligi III Lot N-1, Kawasan Industri KIIC, Karawang Barat
Astra Motor II / Toyota
PT AT Indonesia Jl. Maligi III H 1-5, Kawasan Industri KIIC Tol Jakarta Cikampek Km. 47 Karawang 41361
PT Toyota Astra Motor Jl. Yos Sudarso - Sunter II Jakarta Utara
PT Century Batteries Indonesia Jl. Raya Bekasi Km 25, Cakung Jakarta Timur 13960
Astra Motor III/ Automotive-Non Toyota
PT Denso Indonesia Jl. Gaya Motor I No.6 Sunter II Tanjung Priok, Jakarta Utara
PT Astra Daihatsu Motor Jl. Gaya Motor III/5, Sunter II, Jakarta Utara
PT DIC Astra Chemicals Jl. Pulo Buaran Raya Blok III DD 5-10 Kawasan Industri Pulo Gadung 13930
PT Astra Nissan Diesel Indonesia Danau Sunter Selatan Blok O/5, Sunter II, Jakarta Utara
PT Federal Izumi Manufacturing Kawasan Industri Menara Permai Jl. Raya Narogong Km 23,8, Cileungsi, Bogor
PT Fuji Technica Indonesia KIIC Lot A-7, Tol Jakarta-Cikampek Km. 47 PT Gaya Motor Jl. Gaya Motor Raya I, Sunter II, Jakarta Utara PT Inti Pantja Press Industri Jl. Kaliabang No. 1, Medan Satria Pd. Ungu, Bekasi PT Isuzu Astra Motor Indonesia Gd. Isuzu Lt. 7 Jl. Danau Sunter Utara Blok O-3 Kav. 30 Sunter II Jakarta Utara
PT Federal Nittan Industries Jl. Halmahera Blok DD9, Kawasan Industri MM 2100, Cikarang Barat, Bekasi PT FSCM Manufacturing Indonesia Jl. Raya Pulogadung No.30 Kawasan Industri Pulogadung Jakarta Timur - 13930 PT Gemala Kempa Daya Jl. Pegangsaan Dua Blok A1 Km 1,6 Kelapa Gading, Jakarta Utara 14250
PT Pulogadung Pawitra Laksana Jl. Gaya Motor II No. 1, Sunter II Jakarta
PT GS Battery Jl. Laksamana Muda Yos Sudarso Sunter I, Jakarta Utara
PT Tjahja Sakti Motor Jl. Gaya Motor Selatan II No. 1, Sunter II Jakarta
PT Indokarlo Perkasa Jl. Raya Jakarta - Bogor Km 47, Cibinong, Bogor 16912
Vietindo Daihatsu Automotive Corporation
Astra Motor IV - Component
PT Inti Ganda Perdana Jl. Pegangsaan Dua Blok A1 Km 1,6 Kelapa Gading, Jakarta Utara 14250
PT Astra Otoparts Tbk Jl. Pegangsaan Dua Km2,2 Kelapa Gading, Jakarta Utara 14250
PT Kayaba Indonesia Jl. Jawa Blok II No. 4 Kawasan Industri MM2100, Cikarang Barat – Bekasi 17520
AOP Australia Pty Ltd 10 Hopegood Place Lynbrook, VIC, 3975
PT Menara Terus Makmur Jl. Jababeka XI Blok H 3 No.12, Kawasan Industri Jababeka Cikarang, Bekasi
PT Aisin Indonesia East Jakarta Industrial Park (EIJP) Plot 5J, Cikarang Selatan, Bekasi 17750 PT Ardendi Jaya Sentosa Jl. Raya Pegangsaan II, Km. 2,2 Kelapa Gading - Jakarta Utara 14250 PT Astra Daido Steel Indonesia (d/h PT Dirga Menara Nusa Dwipa) Jl. Kasir I, Desa Pasir Jaya, Kec. Jatiuwung, Kodya Tangerang, Banten, Jawa Barat
PT Nusa Keihin Indonesia Jl. Pegangsaan Dua Km 2,1 Kelapa Gading, Jakarta 14250 PT Senantiasa Makmur PT Toyoda Gosei Safety Systems Indonesia Jl. Raya Jakarta - Bogor Km. 47,5 RT 02 RW 03 Nanggewer Cibinong Bogor 16912
Astra International Annual Report 2009
131
PT Tri Dharma Wisesa Jl. Pegangsaan Dua Blok A1 Km 1,6 Kelapa Gading, Jakarta Utara 14250
UT Heavy Industries PTE.LTD 11 Tuas View Crescent (off Tuas South Ave 3) Singapura 637643
PT Wahana Eka Paramitra Jl. Pegangsaan Dua Blok A1 Km 1,6 Kelapa Gading, Jakarta Utara 14250
PT Anugerah Gunung Mas
Astra Heavy Equipment
PT Astra Agro Lestari Tbk Jl. Pulo Ayang I, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
PT United Tractors Tbk Jl. Raya Bekasi Km 22 Cakung, Jakarta Timur 13910 PT Bina Pertiwi Jl. Raya Bekasi km 22 Cakung, Jakarta Timur 13910 PT Eka Satya Yanatama Jl. Rawagelam I No. 9, Kawasan Industri Pulogadung - Jakarta Timur 13930 PT Kadya Caraka Mulia Jl. Rawagelam I No. 9, Kawasan Industri Pulogadung - Jakarta Timur 13930 PT Kalimantan Prima Persada Jl. Rawagelam I No. 9, Kawasan Industri Pulogadung - Jakarta Timur 13930 PT Komatsu Remanufacturing Asia Jl. Raya Bekasi km 22 Cakung, Jakarta Timur 13910 PT Multi Prima Universal Jl. Raya Bekasi km 22 Cakung, Jakarta Timur 13910 PT Nusantara Citra Jaya Abadi Jl. Rawagelam I No. 9, Kawasan Industri Pulogadung - Jakarta Timur 13930 PT Pama Indo Mining PT Pamapersada Nusantara Jl. Rawagelam I No. 9, Kawasan Industri Pulogadung - Jakarta Timur 13930 PT Patria Maritime Line Jl. Jababeka XI, Blok H 30-40 Kawasan Industri Jababeka Cikarang 17530 PT Prima Multi Mineral Jl. Rawagelam I No. 9, Kawasan Industri Pulogadung - Jakarta Timur 13930 PT Swadaya Harapan Nusantara Jl. Pulogadung Raya No. 32, Jakarta Timur 13930 PT Telen Orbit Prima Jl. Raya Bekasi km 22 Cakung, Jakarta Timur 13910 PT Traktor Nusantara Pulo Gadung 32, Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta Timur 13930 PT Tuah Turangga Agung Jl. Raya Bekasi km 22 Cakung, Jakarta Timur 13910 PT United Tractors Pandu Eng. Jl. Jababeka XI, Blok H 30-40 Kawasan Industri Jababeka Cikarang 17530 PT United Tractors Semen Gresik (Persero) Jl. Veteran, Gresik, Jawa Timur
132
Laporan Tahunan 2009 Astra International
Astra Resources - Agribusiness
PT Agro Nusa Abadi Sulawesi Tengah PT Agro Menara Rachmat Kalimantan Tengah PT Bhadra Cemerlang Kalimantan Tengah PT Bhadra Sukses Sulawesi Barat PT Borneo Indah Marjaya Kalimantan Timur PT Cakradenta Agung Pertiwi Kalimantan Selatan PT Cakung Permata Nusa Kalimantan Selatan PT Cipta Agro Nusantara Sulawesi Tengah PT Cipta Narada Lestari Kalimantan Timur PT Citra Semesta Lestari Kalimantan Tengah PT Eka Dura Perdana Riau PT Ekadura Indonesia Riau PT Gelora Dinamika Abadi Riau PT Gunung Sejahtera Dua Indah Kalimantan Tengah PT Gunung Sejahtera Ibu Pertiwi Kalimantan Tengah PT Gunung Sejahtera Puti Pesona Kalimantan Tengah PT Gunung Sejahtera Raman Permai Kalimantan Tengah PT Gunung Sejahtera Yoli Makmur Kalimantan Tengah PT Karya Tanah Subur Aceh PT Karyanusa Ekadaya Kalimantan Timur
PT Kimia Tirta Utama Riau
PT Surya Indah Nusantara Pagi Kalimantan Tengah
PT Lestari Tani Teladan Sulawesi Tengah
PT Surya Panen Subur Aceh
PT Letawa Sulawesi Barat
PT Suryaraya Lestari Sulawesi Barat
PT Mamuang Sulawesi Barat
PT Tunggal Perkasa Plantation Riau
PT Nirmala Agro Lestari Kalimantan Tengah
PT Waru Kaltim Plantation Kalimantan Timur
PT Panji Waringin Banten
PT Agro Cipta Niaga
PT Pasang Kayu Sulawesi Barat PT Perkebunan Lembah Bhakti Aceh PT Persada Bina Nusantara Abadi Kalimantan Tengah PT Persada Dinamika Lestari Kalimantan Selatan PT Rimbunan Alam Sentosa Sulawesi Tengah PT Sari Aditya Loka Jambi PT Sari Lembah Subur Riau PT Sawit Asahan Indah Riau PT Sawit Indonesia Sulawesi Tengah PT Sawit Jaya Abadi Sulawesi Tengah PT Simpati Tani Sentosa Kalimantan Timur PT Subur Abadi Plantation Kalimantan Timur PT Subur Agro Makmur Kalimantan Selatan PT Sukses Tani Nusa Subur Kalimantan Timur PT Sumber Kharisma Persada Kalimantan Timur PT Sumber Rahmat Sentosa Kalimantan Tengah PT Sumber Utama Makmur Aceh PT Surya Cemerlang Permai Sulawesi Tengah
PT Agro Maju Gemilang PT Agro Megah Mandiri PT Agro Surya Semesta PT Alam Cahaya Lestari PT Sawit Nusantara Serasi PT Subur Maju Makmur
Astra System I - Information Technology PT Astra Graphia Tbk Jl. Kramat Raya 43, Jakarta Pusat 10450 PT Astra Graphia Information Technology ANZ Tower Lt. 22 Jl. Jend. Sudirman Kav. 33A Jakarta Pusat 10220
Astra System II - Infrastructure PT Astratel Nusantara Setiabudi Atrium Lt. 3 Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 62, Suite 303 Kuningan - Jakarta Selatan 12920 PT Gresik Distribution Terminal Talavera Office Park 22nd – 27th Floor Jl. Letjen Simatupang Kav. 22-26 Jakarta Selatan – 12430 PT Indonesia Network Setiabudi Atrium Lt. 3, suite room 303 Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 62 Kuningan - Jakarta Selatan 12920 PT Intertel Nusaperdana Setiabudi Atrium Lt. 3 Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 62 Kuningan - Jakarta Selatan PT Marga Mandalasakti Karawaci Office Park Blok H No. 66-68, Lippo Karawaci - Tangerang 15811 PT Marga Trans Nusantara Ruko Bidex Blok H No. 07 Jl. Pahlawan Seribu, BSD City, Tangerang 15321 PT PAM Lyonnaise Jaya Gedung Sentral Senayan I Lt.7, Jl. Asia Afrika No.8, Jakarta Pusat 10270 Astra International Annual Report 2009
133
PT Sedaya Multi Investama Setiabudi Atrium Lt. 3 Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 62 Kuningan - Jakarta Selatan 12920 PT Toyofuji Logistics Indonesia Gedung TRAC – Grha Sera Jl. Mitra Sunter Boulevard C2 Kav. 90 Jakarta Utara PT Transutama Arya Sejahtera Setiabudi Atrium Lt. 3 Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 62 Kuningan - Jakarta Selatan 12920
PT Komatsu Astra Finance Graha Rekso, Lt. 5 Jl. Boulevard Artha Gading, Kav A1 Center Business, Jakarta Utara 14240 PT Pratama Sedaya Finance Gedung ACC, Jl. T.B. Simatupang No. 90 Jakarta Selatan 12530 PT Samadista Karya
PT Balai Lelang Serasi Gedung TRAC – Grha Sera Jl. Mitra Sunter Boulevard C2 Kav. 90 Jakarta Utara
PT Sedaya Pratama Gedung ACC Jl. T.B. Simatupang No. 90 Jakarta Selatan 12530
PT Daya Mitra Serasi Jl. Raya Condet No. 15 Jakarta Timur
PT Staco Estika Sedaya Finance Gedung ACC Jl. T.B. Simatupang No. 90 Jakarta Selatan 12530
PT Harmoni Mitra Utama Blok C.02 – SBU Kawasan Cakung PT Serasi Autoraya (TRAC) Gedung TRAC – Grha Sera Jl. Mitra Sunter Boulevard C2 Kav. 90 Jakarta Utara PT Serasi Transportasi Nusantara Jl. Wonorejo Timur No. 99, Surabaya PT Serasi Logistics Indonesia Jl. Pontianak Blok C2/01 KBN Marunda Jakarta Utara 14120 PT Toyofuji Serasi Indonesia Gedung TRAC – Grha Sera Jl. Mitra Sunter Boulevard C2 Kav. 90 Jakarta Utara PT United Automobil 90 Utama Jl. Wonorejo Timur No. 99, Surabaya
Astra Finance PT Astra Auto Finance Gedung ACC, Jl. T.B. Simatupang No. 90, Jakarta Selatan 12530 PT Astra Mitra Ventura Jl. Gaya Motor I No. 10 Sunter II Jakarta Utara PT Astra Multi Finance Jl. TB. Simatupang Kav. 15, Cilandak Barat Jakarta 12340 PT Astra Sedaya Finance Gedung ACC Jl. T.B. Simatupang No. 90 Jakarta Selatan 12530 PT Asuransi Astra Buana Grha Asuransi Astra, Jl. TB. Simatupang Kav.15, Cilandak Barat, Jakarta Selatan 12430 PT Bank Permata Tbk Permata Tower I, Jln. Jend. Sudirman Kav. 27, Jakarta Pusat 12920
134
PT Federal International Finance Jl. TB. Simatupang Kav. 15, Cilandak Barat Jakarta 12340
Laporan Tahunan 2009 Astra International
PT Stacomitra Graha Gedung ACC Jl. T.B. Simatupang No. 90 Jakarta Selatan 12530 PT Surya Artha Nusantara Finance Perkantoran Hijau Arkadia Tower B Lt. 11 Jl. TB Simatupang Kav. 88 Jakarta Selatan PT Swadharma Bhakti Sedaya Finance Graha Rekso Lt. 5 Jl. Boulevard Artha Gading, Kav A1 Center Business Jakarta Utara 14240 PT Toyota Astra Financial Services Gd. Mega Plaza Lt. 8 Jl. Rasuna Said Kav C3 Jakarta Selatan
Miscellaneous PT Arya Kharisma Jl. Gaya Motor Raya No. 8 Sunter II - Jakarta Utara PT Brahmayasa Bahtera Apartemen Casablanca, Lt. Dasar-Tower II, Jl. Casablanca Kav.12, Jakarta Pusat 12870 PT Suryaraya Prawira Apartemen Casablanca Tower II, Jl. Casablanca Kav. 12 Jakarta Selatan
Dewan Komisaris dan Direksi PT Astra Internasional Tbk bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan ini yang ditandatangani pada bulan April 2010.
The Board of Commissioners and the Board of Directors of PT Astra International Tbk are responsible for the validity of this Annual Report signed in April 2010.
Dewan Komisaris Board of Commissioners
Budi Setiadharma Presiden Komisaris President Commissioner
Djunaedi Hadisumarto Komisaris Independen Independent Commissioner
Patrick M. Alexander Komisaris Independen Independent Commissioner
Muhamad Chatib Basri Komisaris Independen Independent Commissioner
Soemadi D. M. Brotodiningrat Komisaris Independen Independent Commissioner
Akira Okabe Komisaris Independen Independent Commissioner
Anthony J. L. Nightingale Komisaris Commissioner
Mark Spencer Greenberg Komisaris Commissioner
Benjamin W. Keswick Komisaris Commissioner
Chiew Sin Cheok Komisaris Commissioner
Direksi Board of Directors
Prijono Sugiarto Presiden Direktur President Director
Gunawan Geniusahardja Direktur Director
Djoko Pranoto Direktur Director
Johnny Darmawan D. Direktur Director
Widya Wiryawan Direktur Director
Simon J. Mawson Direktur Director
Angky Tisnadisastra Direktur Director
Sudirman M. Rusdi Direktur Director
Astra International Annual Report 2009
135
Laporan Keuangan Financial Report PT Astra International Tbk dan Anak Perusahaan PT Astra International Tbk and Subsidiaries Laporan Keuangan Konsolidasian Consolidated Financial Statements 31 Desember 2009 dan 2008 31 December 2009 and 2008
136
Laporan Tahunan 2009 Astra International
design by Voleti
PT Astra International Tbk Astra International Building Jl. Gaya Motor Raya No. 8 Sunter II, Jakarta 14330 Tel : +62 21 652 2555 Fax. : +62 21 6530 4957 www.astra.co.id