L A P O R A N TA H U N A N
2013
Build Quality and Sustainable Business
1 LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013
DAFTAR ISI
VISI MISI
2
PROFIL PERSEROAN
3
KEPEMILIKAN SAHAM
5
LAPORAN KOMISARIS UTAMA
6
LAPORAN DIREKTUR UTAMA
8
STRUKTUR ORGANISASI
11
PROFIL PENGURUS BANK
12
PROFIL PEJABAT EKSEKUTIF
14
PERKEMBANGAN USAHA BANK
16
STRATEGI DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN
18
PENGELOLAAN RISIKO
19
KOMITE-KOMITE
23
TEKNOLOGI INFORMASI
24
PRODUK DAN JASA
25
SUMBER DAYA MANUSIA
26
PENYEDIAAN MODAL MINIMUM
28
BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT (BMPK) DAN PENYEDIAAN DANA KEPADA PIHAK TERKAIT
29
KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI
30
PERUBAHAN-PERUBAHAN PENTING SELAMA TAHUN 2013
31
PERKIRAAN PERKEMBANGAN USAHA KE DEPAN
32
Tingkat Kesehatan Bank
34
Pengungkapan Permodalan dan Eksposur Risiko
35
TANGGUNG JAWAB LAPORAN KEUANGAN 2013
53
LAPORAN AKUNTAN PUBLIK
54
2
LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013
VISI MISI
Visi
Menjadi Bank yang sehat dan kuat dengan focus pada pengembangan usaha kecil dan menengah.
Misi
-- Meningkatkan pelayanan yang prima dengan menyiapkan berbagai produk kebutuhan nasabah, menjalankan fungsi Bank sebagai lembaga intermediasi yaitu menghimpun dan menyalurkan dana sebagai upaya untuk menunjang pembangunan ekonomi nasional dalam era globalisasi. -- Meningkatkan kenyamanan transaksi Nasabah dengan memelihara hubungan kekeluargaan, yang didukung tenaga kerja profesional. -- Meningkatkan pelaksanaan kepatuhan dan menerapkan tata kelola Bank yang sehat dan Baik (Good Corporate Governance/GCG) -- M eningkatkan nilai tambah bagi pemegang saham, karyawan, nasabah dan seluruh pemangku kepentingan lainnya,
3 LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013
Profil Perseroan
Dari waktu ke waktu, PT Bank Dinar Indonesia selalu berupaya meningkatkan kualitas layanan. Hal itu dilakukan sebagai upaya membangun kesinambungan bisnis”
4
LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013
P
engelolaan bank secara baik dan tepat sesuai dengan prinsip-prinsip good corporate governance (GCG) dan prudential banking, menjadi hal penting di tengah kondisi perekonomian yang tidak menentu dan persaingan bisnis yang semakin ketat. Melalui upaya itu diharapkan bisnis bank yang notabene merupakan bisnis kepercayaan bisa terus terjaga dan berkesinambungan. Perseroan selalu mengupayakan pengelolaan bank berdasarkan prinsip-prinsip tersebut di atas. Selain itu, Perseroan juga selalu berupaya meningkatkan kualitas layanan yang diberikan kepada nasabah. Peningkatan kualitas baik pengelolaan maupun layanan dilakukan Perseroan melalui berbagai upaya, di antaranya adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Berbagai program pelatihan dan pendidikan selalu dilakukan Perseroan setiap tahunnya. Sementara itu, terkait pengelolaan dan kepengurusan bank, jika pada waktu sebelumnya banyak dipegang oleh pemegang saham, maka sejak tahun 2012 pengelolaan dan kepengurusan banyak dipegang oleh tenaga profesional. Sedangkan pemegang saham yang menjadi pengurus hanya satu, yaitu sebagai Komisaris Utama. Sejarah Singkat PT Bank Dinar Indonesia merupakan salah satu Bank Umum Swasta Nasional Non-Devisa yang didirikan di Jakarta pada tanggal 15 Agustus 1990 dengan Akta Notaris James Herman Rahardjo, SH. No. 99. Ijin operasi sebagai Bank Umum ditetapkan melalui surat Bank Indonesia tertanggal 22 November 1991. Pada awal berdirinya Bank ini bernama PT. Bank Liman International terhitung sejak tanggal 8 November 2012 dilakukan rebranding menjadi PT Bank Dinar Indonesia (Bank Dinar). Perubahan nama ini diputuskan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 23 Mei 2012 dan telah mendapat persetujuan dari Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui suratnya Nomor AHU-33753.AH.01.02.Tahun 2012 tanggal 20 Juni 2012, serta persetujuan perubahan ijin usaha dari Bank Indonesia melalui surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor 14/75/KEP.GBI/2012 tanggal 25 Oktober 2012 tentang Perubahan Penggunaan Izin Usaha Atas Nama PT. Liman International Bank Menjadi Izin Usaha Atas Nama PT Bank Dinar Indonesia. Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan No. 2 tanggal 9 Desember 2013, tentang Perubahan Seluruh Anggaran Dasar Perseroan dari Status Perseroan Tertutup menjadi Terbuka, dibuat di hadapan Tjhong Sendrawan, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah mendapat Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia di bawah No. AHU-66790.AH.01.02. Tahun 2013 tanggal 19 Desember 2013 dan telah terdaftar dalam Daftar Perseroan yang diselenggarakan oleh Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia di bawah nomor AHU-0121957.AH.01.09.Tahun 2013 tanggal 19 Desember 2013
Adapun jaringan kantor PT. Bank Dinar Indonesia adalah sbb. : -- Kantor Pusat : --- Kantor Cabang : --- Kantor Cabang Pembantu : ---
-- Kantor Kas
---: -- - -
Jl. Ir. H. Juanda No.12, Jakarta Pusat Jl. Slompretan No. 3-5, Surabaya Jl. Jembatan Besi II No.26, Jakarta Barat Komplek Ruko Sentra Bisnis Pluit Blok A No.16, Jl. Pluit Sakti Raya No.28, Jakarta Utara Ruko Harco Mangga Dua Blok I No.3, Jakarta Utara Jl. Raya Boulevard Barat Blok LC-7 No.16, Jakarta Utara Komp Puri Niaga I Jl. Puri Kencana K7 No.1 U, JakartaBarat Roxy Square Blok B8 No. 7-8 Lt GF Lobby Kyai Tapa 2, Jakarta Barat Jl. Pasar Pagi Raya No.33 Roa Malaka, Jakarta Barat Pusat Grosir Metro Tanah Abang (PGMTA) Lt.7 No.15 Jl. KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat Gedung Thamrin City, Unit CT/LD1-3 Jl. KH. Mas Mansyur, Kebon Kacang, Jakarta Pusat
5 LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013
KEPEMILIKAN SAHAM
PT
Bank Dinar Indonesia merupakan perusahaan perbankan yang belum go public, dengan modal dasar sebesar Rp. 500.000.000.000,- (lima ratus milyar rupiah) dan terbagi atas 5.000.000.000 (lima milyar) lembar saham, dengan harga nominal per lembar Rp. 100,(seratus rupiah). Saham Bank Dinar dimiliki oleh perorangan dan tidak memiliki kelompok usaha. Besarnya modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh per akhir tahun 2013 adalah sebesar Rp. 175.000.000.000,- (Seratus tujuh puluh lima milyar rupiah). Adapun komposisi kepemilikan saham PT Bank Dinar Indonesia per akhir tahun 2013 adalah sebagai berikut: Rincian Kepemilikan Saham PT. Bank Dinar Indonesia Nilai Nominal Rp100,- per saham Keterangan
Jumlah Saham
Jumlah Nominal (Rp)
-- Nio Yantony
768.556.103
76.855.610.300
43,92%
-- Andre Mirza Hartawan
475.886.148
47.588.614.800
27,19%
-- Dr. Syaiful Amir, SE, Ak
237.943.059
23.794.305.900
13,60%
-- Ahli Waris Alm. Anugerah Liman
81.600.000
8.160.000.000
4,66%
-- Hadi Widjaja Sidharta
80.750.000
8.075.000.000
4,61%
-- Drg. Herry Harsini Widjaja
25.364.690
2.536.469.000
1,45%
-- Phebe Liman
13.600.000
1.360.000.000
0,78%
-- Anthony Liman
13.600.000
1.360.000.000
0,78%
-- Eunice Liman
13.600.000
1.360.000.000
0,78%
-- Silas Liman
13.600.000
1.360.000.000
0,78%
-- Laura Liman
13.600.000
1.360.000.000
0,78%
-- Paolo Liman
11.900.000
1.190.000.000
0,67%
1.750.000.000
175.000.000.000
100,00%
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
%
Kepemilikan Direksi, Komisaris, dan Pemegang Saham Dalam Kelompok Usaha Bank Sesuai dengan komposisi pemegang saham PT Bank Dinar Indonesia per akhir tahun 2013, yakni semua pemegang saham bank adalah perorangan sekaligus merupakan ultimate shareholders, serta Perseroan tidak memiliki kelompok usaha. Dengan demikian, segenap Direksi, Komisaris, dan Pemegang Saham tidak memiliki saham dalam kelompok usaha Bank.
6
LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013
LAPORAN KOMISARIS UTAMA
Pencapaian kinerja PT Bank Dinar Indonesia pada tahun 2013 sesuai dengan harapan. Selain pencapaian bisnis, Dewan Komisaris juga menyatakan bahwa sepanjang 2013 pengelolaan bank dilakukan telah sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan ketentuan yang berlaku”.
7 LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013
K
risis global yang terjadi sepanjang tahun 2013 memberikan dampak pada perekonomian nasional. Perekonomian Indonesia pada 2013 mengalami koreksi dan berada di bawah target, yakni hanya tumbuh sebesar 5,7%, dari yang dicanangkan sebesar 6,3%. Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang melemah dan perlambatan ekonomi mengakibatkan menurunnya nilai ekspor Indonesia. Seiring dengan penurunan harga komiditas yang notabene menjadi ekspor utama Indonesia mengakibatkan terjadinya defisit neraca perdagangan Indonesia. Defisit neraca perdagangan pada 2013 nilainya mencapai US$4,06 miliar. Tentu saja kondisi tersebut memberikan dampak pada industri perbankan nasional, di mana pertumbuhannya berada di bawah pencapaian pada tahun sebelumnya. Sepanjang tahun 2013 pertumbuhan total aset perbankan hanya mencapai 16,23%, atau menjadi Rp4.954,47 triliun. Sedangkan, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh sebesar 13,60%, atau menjadi Rp3.663,97 triliun, dan penyaluran kredit tumbuh sebesar 21,79%, atau menjadi Rp3.292,87 triliun.
Tentu saja pencapaian kinerja positif Perseroan tersebut tidak lepas dari tata kelola yang baik atau good corporate governance (GCG) yang diterapkan selama ini. Penerapan prinsip-prinsip GCG yang dilakukan Perseroan mengacu pada ketentuan yang berlaku, dan best practice yang ada di industri perbankan. Sejauh ini penerapan tersebut sudah berjalan dengan baik. Namun demikian, ke depan Perseroan selalu berupaya meningkatkan pengelolaan bank secara lebih baik dan optimal. Tentu saja sesuai dengan prinsip kehati-hatian (prudential banking) dan GCG. Selain itu, ke depan Perseroan juga akan terus meningkatkan kualitas pelayanan dan fungsi intermediasi bank dalam rangka mewujudkan pembangunan ekonomi nasional yang berkesinambungan dan berkualitas. Untuk mewujudkan hal itu, Perseroan akan terus berupaya meningkatkan kemampuan dan kompetensi sumber daya manusia (SDM), dan pengembangan teknologi informasi (TI). Serta, memberikan manfaat terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR).
Tata Kelola dan Kinerja Bank
Ucapan Terima Kasih
Di tengah perlambatan ekonomi nasional dan pertumbuhan perbankan nasional yang berada di bawah tahun 2012, pencapaian kinerja Perseroan yang sangat signifikan patut disyukuri. Sepanjang tahun 2013, Perseroan mampu meningkatkan fungsi intermediasi bank dengan baik. Tercatat pada tahun 2013, dana pihak ketiga (DPK) berhasil tumbuh sebesar 133,66%, atau menjadi Rp559.202 juta, dan penyaluran kredit berhasil tumbuh sebesar 102,65%, atau menjadi Rp491,549 juta.
Izinkanlah Dewan Komisaris Perseroan untuk mengucapkan terima kasih yang tulus kepada para pemegang saham yang telah memberikan kepercayaan dan dukungannya selama ini, Dewan Direksi yang mampu melakukan pengelolaan bank secara tepat dan baik, serta segenap karyawan yang telah bekerja keras dan memberikan kemampuan terbaiknya. Atas kepercayaan, dukungan, dedikasi, dan komitmen yang telah diberikan selama ini mampu menghasilkan kinerja bisnis Perseroan yang positif.
Selain mampu meningkat fungsi intermediasi bank secara signifikan, Perseroan juga mampu menekan tingkat kredit bermasalah (non performing loan/NPL). Rasio NPL pada tahun 2013 berhasil ditekan menjadi 0,74% dari sebelumnya sebesar 1,43% pada tahun 2012.
Akan tetapi melihat tantangan dan kondisi yang ada, ke depan Dewan Komisaris berharap apa yang telah diberikan dan dilakukan harus bisa ditingkatkan. Melalui upaya itu, diharapkan Perseroan mampu menjaga dan membangun pertumbuhan bisnis secara berkesinambungan.Jakarta, 10 Mei 2013
Komisaris Utama PT Bank Dinar Indonesia
Dr. Syaiful Amir, SE, Ak
8
LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013
LAPORAN DIREKtur UTAMA
Di tengah guncangan ekonomi, pencapaian kinerja positif PT Bank Dinar Indonesia pada tahun 2013 patut disyukuri. Ke depan, melalui berbagai upaya Dewan Direksi berharap bisnis Perseroan mampu tumbuh secara berkesinambungan”.
P
erekonomian dunia sepanjang tahun 2013 masih dibayangi krisis dan ketidakpastian. Bahkan, krisis yang terjadi pada tahun 2013 memiliki dampak yang lebih kuat terhadap perekonomian nasional, akibat perlambatan ekonomi di beberapa negara maju dan melemahnya harga komoditas yang merupakan ekspor utama Indonesia. Di tengah krisis yang terjadi, industri perbankan nasional masih mampu membukukan pertumbuhan yang positif walaupun di bawah pertumbuhan pada tahun 2012. Tentu saja hal itu mendorong pertumbuhan bisnis bank pada Perseoan. Pencapaian kinerja positif yang mampu dibukukan Perseroan tentu saja patut disyukuri, mengingat adanya perlambatan ekonomi dunia. Pencapaian tersebut merupakan upaya keras dan kerjasama seluruh jajaran karyawan dan pengurus Perseroan, yang didukung oleh
segenap Dewan Komisaris, pemegang saham, dan segenap stakeholders. Tinjauan Makro-Ekonomi Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 2013 memiliki dampak yang berbeda jika dibandingkan dengan krisis yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Krisis ekonomi pada tahun 2013 memiliki dampak yang lebih kuat jika dibandingkan dengan tahun 2012, di mana walaupun terjadi krisis global, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih sesuai dengan yang diharapkan. Hal itu disebabkan pada krisis global sepanjang 2013 terjadi perlambatan ekonomi negara-negara maju, dan mendorong terjadinya koreksi pertumbuhan ekonomi di emerging markets, termasuk Indonesia. Selanjutnya, perlambatan ekonomi global berdampak pada menurunnya harga komoditas.
9 LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013
Keadaan semakin diperparah lagi dengan adanya sentimen negatif terhadap rencana stimulus moneter (tapering off) yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS) melalui The Federal Reserves (Bank Sentral AS). Sentimen tersebut mengakibatkan terjadinya pembalikan modal asing secara besar-besaran. Keadaan tersebut berdampak pada perekonomian Indonesia. Perekonomian Indonesia pada 2013 hanya tumbuh sebesar 5,7%, atau berada di bawah target yang dicanangkan sebesar 6,3%. Perlambatan ekonomi yang terjadi juga mengakibatkan menurunnya nilai ekspor Indonesia. Seiring dengan penurunan harga komiditas yang notabene menjadi ekspor utama Indonesia mengakibatkan terjadinya defisit neraca perdagangan Indonesia. Defisit neraca perdagangan pada 2013 nilainya mencapai US$4,06 miliar. Kemudian, tekanan dan sentimen negatif akibat kebijakan tapering off AS mendorong pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Nilai tukar rupiah mengalami pelemahan secara point-to-point sebesar 20,8% (year on year/yoy) sepanjang 2013 ke level Rp12.170 per dolar AS atau secara rata-rata melemah 10,4% (yoy) ke level Rp10.445 per dolar AS. Kondisi perekonomian global dan domesik sepanjang tahun 2013 tentu saja berdampak langsung terhadap sektorsektor ekonomi di negeri ini, termasuk industri perbankan nasional. Pertumbuhan perbankan nasional pada tahun 2013 walau tetap positif, namun di bawah pencapaian tahun sebelumnya. Pada tahun 2013 pertumbuhan total aset perbankan nasional hanya mencapai 16,23%, atau menjadi Rp4.954,47 triliun. Sedangkan, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh sebesar 13,60%, atau menjadi Rp3.663,97 triliun, dan penyaluran kredit tumbuh sebesar 21,79%, atau menjadi Rp3.292,87 triliun. Namun demikian, perbankan nasional mampu menekan tingkat kredit bermasalah (non performing loan/NPL). Tingkat NPL perbakan nasional berhasil ditekan menjadi 1,77%, atau menurun dibandingkan tahun 2012 sebesar 1,87%. Kontribusi dan Pelayanan Bank Perseroan selalu berupaya meningkatkan kontribusi dan pelayanan, serta memaksimalkan fungsi intermediasi bank sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tentu saja pencapaian tersebut akan terus dijaga dan ditingkatkan demi kesinambungan bisnis Perseroan. Sepanjang tahun 2013 berbagai upaya untuk meningkatkan kinerja dan bisnis bank telah dilakukan Perseroan. Peningkatan tersebut dilakukan melalui berbagai upaya, di antaranya memberikan pelayanan yang baik dan menambah jumlah jaringan kantor, serta pengembangan produk. Selain itu, Perseroan dari waktu ke waktu terus berupaya meningkatkan kualitas penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG). Upaya itu dilakukan dalam rangka menciptakan pertumbuhan bisnis
Perseroan yang berkualitas dan berkesinambungan. Selain meningkatkan kualitas pengelolaan dan bisnis bank, Perseroan juga akan terus berupaya meningkatkan kontribusinya dalam pelaksanaan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR) terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar. Sepanjang tahun 2013 untuk program CSR, Perseroan telah melakukan berbagai program sosial dan pendidikan. Kinerja Bisnis Di tengah guncangan ekonomi yang terjadi sepanjang tahun 2013, kami selaku manajemen merasa bersyukur atas pencapaian kinerja bisnis Perseroan. Berbagai kinerja dan indikator bisnis mampu ditingkatkan Perseroan secara signifikan. Adapun pencapaian tersebut, di antaranya sebagai berikut: Aset Sepanjang tahun 2013 Perseroan berhasil membukukan volume total aset sebesar Rp854,801 juta. Pencapaian tersebut mengalami pertumbuhan signifikan mencapai sebesar 63,19% jika dibandingkan pencapaian pada tahun 2012 sebesar Rp523,798 juta. Dana Pihak Ketiga Pada tahun 2013, Perseroan mampu melakukan penghimpunan dana sebesar Rp559,202 juta. Dengan pencapaian tersebut DPK mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 133,66%, jika dibandingkan dengan pencapaian pada tahun 2012 sebesar Rp239.320 juta. Kredit Perseroan mampu membukukan penyaluran kredit sebesar Rp491.549 juta pada tahun 2013. Pencapaian penyaluran kredit sepanjang 2013 mengalami pertumbuhan sebesar 102,65% jika dibandingkan dengan pencapaian pada tahun 2012 sebesar Rp242.557 juta. Kredit Bermasalah Sepanjang tahun 2013, Perseroan tidak hanya mampu meningkatkan penyaluran kredit, namun juga mampu menerapkan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko dengan baik. Hal itu bisa dilihat dari menurunnya angka kredit bermasalah bersih (non performing loan/NPL- Nett) menjadi 0,74% dari sebelumnya sebesar 1,43% pada tahun 2012. Menjaga Kesinambungan Bisnis Ke depan, Perseroan akan terus berupaya menjaga dan membangun kesinambungan bisnis dengan berbagai strategi dan kebijakan Perseroan. Upaya yang akan dilakukan di antaranya dengan meningkatkan pelayanan melalui berbagai inovasi dan pengembangan produk dan layanan bank, serta meningkatkan kualitas dan kompetensi sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki.
10
LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013
Peningkatan kemampuan dan kompetensi SDM dilakukan dengan cara melakukan berbagai program pelatihan dan pendidikan. Selain itu, Perseroan akan meningkatkan kualitas manajemen SDM dan proses rekrutmen karyawan. Ucapan Terima Kasih Pencapaian kinerja positif Perseroan tentu saja patut disyukuri di tengah guncangan ekonomi yang terjadi. Pencapaian tersebut tentu saja tidak lepas dari kerja sama tim dan kerja keras yang dilakukan oleh segenap karyawan dan manajemen yang ada di Perseroan, dukungan dari
Dewan Komisaris dan pemegang saham, serta kepercayaan yang diberikan oleh para nasabah selama ini. Izinkan saya pada kesempatan ini untuk mengucapkan terima kasih yang tulus dan penghargaan atas komitmen, dedikasi, dukungan, dan kepercayaan yang telah diberikan selama ini. Ke depan, saya berharap segala kemampuan, komitmen, dan dedikasi yang diberikan terus diupayakan meningkat. Melalui upaya itu diharapkan kinerja bisnis yang diraih Perseroan bisa terus meningkat dan terjaga secara berkesinambungan. Secara keseluruhan kinerja Perusahaan dapat dilihat melalui Rasio Keuangan sebagai berikut:
RASIO KEUANGAN PER POSISI AKHIR TAHUN PT. Bank Dinar Indonesia (dalam %) RASIO (%) 1. Permodalan a. C A R b. Modal Inti 2. Aktiva Produktif a. Akt.Prod. Bermslh/Akt.Prod b. N P L Gross c. N P L Netto d. CKPN Terhadap Total Asset e. Pemenuhan CKPN 3. Rentabilitas a. R O A b. R O E c. N I M d. B O / P O 4. Likuiditas LDR 5. Kepatuhan a. Pelanggaran BMPK -- Pihak Terkait -- Pihak Tidak Terkait b. Pelampauan BMPK -- Pihak Terkait -- Pihak Tidak Terkait c. GWM Rupiah d. PDN
31 DES 2013
31 DES 2012
44,02 252.145
55,58 194.151
0,51 0,79 0,74 0.04 100
0,95 1,83 1,43 0,21 100
1,46 3,69 5,19 87,53
1,74 2,84 5,61 82,71
86,05
101,35
-
-
16,46 -
10,85 -
Demikian kinerja dan kondisi Bank Dinar sampai dengan akhir tahun 2013, semoga perkembangan Bank Dinar ke depan jauh lebih baik dari apa yang telah dicapai tahun ini dan lebih bermanfaat bagi seluruh pemangku kepentingan. Direktur Utama PT Bank Dinar Indonesia
Hendra Lie
11 LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013
STRUKTUR ORGANISASI
GENERAL MEETING OF SHAREHOLDERS
BOC
COMITEE RISK MONITORING • AUDIT • NOMINATION & REMUNERATION
PRESIDENT DIRECTOR COMITEE • RISK MANAGEMENT • CREDIT • ALCO
PRESIDENT DIRECTOR
OPERATION DIRECTOR
GM BISNIS
DEPT KREDIT
COMPLIANCE DIRECTOR
GM OPERTION
DEPT ACCOUNTING & REPORT
DEPT MARKETING
SKK
SKMR
DEPT CORP SECRETARY
SKAI
DEPT IT DEPT SDM DEPT TREASURY DEPT CREDIT SUPPORT R & D (Ad Hoch)
DEPT GA & BRANCH SUPPORT BRANCHES REMEDIAL (Ad Hoch)
DEPT CORP LEGAL
12
LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013
Profil Pengurus Perseroan
B
erikut ini profil dan susunan pengurus Bank Dinar per 31 Desember 2013, berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 20 Desember 2013 dan sesuai akta Pernyataan Keputusan Rapat RUPSLB Perseroan No.4 tanggal 11 Maret 2014 oleh Notaris Tjhong Sendrawan, S.H.
Dr. Syaiful Amir, SE, Ak. Komisaris Utama Warga Negara Indonesia, lahir di Padang pada tanggal 22 Mei 1939. Memperoleh gelar sarjana dan Master di bidang Ekonomi Akuntansi di Universitas Indonesia. Mengawali karirnya sebagai karyawan di PT Pupuk Sriwidjaya (PUSRI) Persero pada tahun 1973-1982, kemudian menjabat sebagai Direktur Keuangan dan Komersial pada PT Pupuk Kujang (Persero) pada tahun 1982-1990. Selanjutnya menjabat sebagai Direktur Keuangan pada PT Pupuk Sriwidjaya (PUSRI) Persero pada tahun 1990-1995, Direktur Utama PT Pupuk Kalimantan Timur, Tbk pada tahun 1995-2001, Direktur Utama PT Daya Citra Mulia pada tahun 2002-2010, Komisaris PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk pada tahun 2003-2006, Direktur Utama PT Panca Amara Utama pada tahun 2007-2008, Komisaris Utama PT AlIjarah Indonesia Finance pada tahun 2008-2012, dan sejak November 2012 sebagai Komisaris Utama PT Bank Dinar Indonesia hingga saat ini. Sepanjang perjalanan karir telah beberapa kali melakukan negosiasi dengan pihak luar negeri seperti negosiasi loan dengan IBRD, Saudi Fund, dan Asia Development Bank, serta KFW Germany. Sementara itu, sejak tahun 1974 telah aktif berpartisipasi dalam berbagai pendidikan, dan simposium baik yang diselenggarakan di luar negeri maupun dalam negeri. Dari 12 pendidikan yang diikuti 5 di antaranya di luar negeri, antara lain adalah Accounting TFC di Jepang, kemudian pada tahun 1977 mengikuti Management Institute Of Philippines di Filiphina, tahun 1979 mengikuti pendidikan Risk Management di Florida USA, tahun 1982 mengikuti pendidikan Senior Executive Program di Paris France dan terakhir tahun 2005 mendapatkan Sertifikat dari Badan Sertifikat Manajemen Resiko di Singapore.
H. Haryono Waskito, Komisaris Independen Warga Negara Indonesia, lahir di Tangerang tahun 1943, menyelesaikan pendidikan Sarjana Hukum tahun 1971. Memulai karirnya di Bank Indonesia pada tahun 1968 pada Bagian Ekonomi Umum/Urusan Ekonomi dan Statistik (URES). Selama karirnya di Bank Indonesia, berbagai jabatan dan kedudukan telah dijalaninya dan terakhir menjabat sebagai Pengawas Bank di UPwB1 tahun 1999. Selanjutnya, menjabat sebagai Direktur Kepatuhan PT Bank Prasidha Utama pada Mei 2000-Oktober 2000. Sejak akhir tahun 2000 bergabung dengan PT Bank Dinar Indonesia dan saat ini menjadi Wakil Komisaris Utama.
Efen Lingga Utama, Komisaris Independen Warga Negara Indonesia, lahir di Pangkal Pinang 13 Januari 1965, meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Jayabaya pada tahun 1989. Memulai karir di PT Astra Motor Sales pada tahun 1988-1990. Didunia perbankan pertama kali berkarir di Bank Surya pada tahun 1990-1993, Bank Artha Graha pada tahun 1993-1996, Bank Harda pada tahun 1996-2003, Bank Alfindo/PT Bank Nationalnobu, Tbk (Nobu Bank) menjabat sebagai Direktur Bisnis pada tahun 2003-2013, dan bergabung dengan PT Bank Dinar Indonesia menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan sejak tahun 2013 hingga saat ini.
13 LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013
Hendra Lie, Direktur Utama Warga Negara Indonesia, lahir di Bangka tahun 1966, meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta tahun 1991. Memulai karir diperbankan sejak tahun 1989 sebagai Analis Kredit pada Bank Windu Kentjana. Pada akhir tahun 1990 hingga 1999 bergabung ke Bank Asia Pasific (Aspac) dengan posisi terakhir sebagai Branch Manager. Tahun 2000-2008 bergabung ke Bank Danpac sebagai sebagai Branch Manager, ikut proses merger menjadi Bank Century, serta re-branding menjadi Bank Mutiara. Tahun 2008 – 2012 menjabat sebagai Head of regional Bank Mutiara, jabatan terakhir pada Bank Mutiara sebagai Division Head Network Development. Bergabung dengan PT Bank Dinar Indonesia sesuai hasil RUPS tertanggal 23 Mei 2012 diangkat sebagai Direktur Utama.
Idham Aziz, Direktur Kepatuhan Warga Negara Indonesia, lahir di Palembang tahun 1956, menyelesaikan pendidikan Master Of Arts In Economic tahun 1991, memulai di Bank BNI dari tahun 1980-2009 dengan posisi awal sebagai analis kredit sampai terakhir sebagai Vice Presiden di bank yang sama. Kemudian pada tahun 2010-2012 meniti karir sebagai konsultan perusahaan di bidang UKM. Terakhir pada bulan Mei 2012 hingga sekarang bergabung dengan PT Bank Dinar Indonesia sebagai Direktur Kepatuhan.
Joyo, Direktur Operasional Warga Negara Indonesia, lahir di Lumajang tahun 1963, menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonomi jurusan Manajemen dari Universitas Jember tahun 1990. Mengikuti berbagai seminar, lokakarya, dan pendidikan di bidang perbankan dan non-perbankan. Tahun 1991 bekerja pada lembaga pendidikan luar sekolah sebagai pimpinan sampai tahun 1993. Karir perbankan di mulai pada tahun 1994 dengan menjadi karyawan pada PT Bank Prasidha Utama di Bagian Akunting sampai tahun 1996, selanjutnya sampai tahun 2000 di Satuan Kerja Audit Intern. Tahun 2001 bergabung dengan PT. Bank Dinar Indonesia sebagai Kepala Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) dan tahun 2002 diangkat sebagai Direktur Kepatuhan. Kemudian, sejak September 2007 diangkat sebagai Direktur Operasional.
14
LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013
Profil Pejabat Eksekutif
Petrus T Sudarsono, General Manager Lahir di Kudus tahun 1967, pendidikan Sarjana Teknik Sipil di Universitas Tarumanegara, memulai karir diperbankan pada Bank Arta Prima Oktober 1992- Agustus 1994 sebagai Account Officer dan pada September 1994-Desember 1994 sebagai Pejabat Sementara (Pjs) Kepala Cabang Pembantu, pada Januari 1995 – Maret 1997 sebagai Marketing Head PT Nagabe Internusa Multi Finance, pada Januari 2000-September 2010 sebagai General Manager Marketing PT.Danasupra Erapacific, Tbk, dan pada Januari 2012 hingga saat ini bergabung dengan PT Bank Dinar Indonesia dengan jabatan sebagai General Manager.
Angellia Sylvia Lala, General Manager Bisnis Lahir di Jakarta tahun 1977, menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonomi Manajemen tahun 2007 di Universitas Bunda Mulia. Karir di Perbankan dimulai pada tahun 19961999 sebagai Customer Service Bank Bali, Tbk. Kemudian, pada tahun 1999-2002 sebagai Marketing Funding Bank Bali, Tbk. Selanjutnya, pada tahun 2002-2003 sebagai Relationship Officer Private Banking Bank Permata, Tbk, pada tahun 2003-2004 sebagai Pimpinan Cabang Pembantu Pintu Kecil Bank CIC, Tbk, pada tahun 2004-2008 sebagai Pimpinan Cabang Pasar Baru PT Bank Century, Tbk, pada tahun 2008-2010 sebagai Pimpinan Cabang Mangga Dua PT. Bank Mutiara, Tbk, dan pada tahun 2010-2011 sebagai Kepala Kantor Wilayah II Jakarta PT Bank Mutiara, Tbk. Sejak tahun 2012 hingga saat ini bergabung dengan PT Bank Dinar Indonesia menjabat sebagai General Manager Bisnis.
Suharjanto Jusuf, Manager Departermen SDM dan GA Lahir di Jakarta, tahun 1954, pendikan Diploma III Akuntansi dari Akademi Akuntansi Jayabaya tahun 1980. Aktif mengikuti berbagai seminar dan pelatihan di bidang perbankan. Memulai karir di perbankan sejak tahun 1982 di Bank Natin (Bank Continental) dengan posisi terakhir sebagai Pimpinan Cabang Pembantu. Sejak tahun 1993 bergabung dengan PT Bank Dinar Indonesia sebagai Pimpinan Cabang Pembantu, Kepala SKAI, dan terakhir sebagai Kepala Bagian Umum dan Personalia hingga saat ini.
Juliana Widyanti, Marketing Manager Lahir di Semarang tahun 1966, pendidikan terakhir Sarjana Ekonomi Manajemen di Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Memulai karir di perbankan sejak tahun 1993 di PT Bank Liman International sebagai Account Officer. Kemudian, pada tahun 1996 ditempatkan di Treasury Departmen, pada tahun 2005 menjabat sebagai Team Leader Marketing. Sejak tahun 2007 hingga saat ini menjabat sebagai Marketing Manager.
15 LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013
Noni, Treasury Lahir di Palembang tahun 1971, pendidikan terakhir Sarjana Ekonomi Manajemen di Universitas Trisakti. Memulai karir di perbankan sejak tahun 1991 di PT Bank Dinar Indonesia sebagai Teller dan pada tahun 1998 sebagai Customer Service. Kemudian, pada tahun 2005 ditempatkan di Treasury Departemen. Sejak Juli 2011 sampai dengan bulan Agustus 2012 menjabat sebagai Ketua Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR), dan sejak tahun 2012 hingga saat ini menjabat sebagai Treasury.
Daniel Rahandri, Manager Departermen Akunting dan Pelaporan Lahir di Jakarta tahun 1980, menyelesaikan pendidikan terakhir Magister Akuntansi dari Universitas Trisakti. Memulai karir sejak tahun 2004, dan pada tahun 2006 memulai karir di PT Bank Century, Tbk sebagai Back Office hingga tahun 2013 terakhir sebagai Kredit Analis Senior pada Divisi Small Loan Division PT Bank Mutiara, Tbk. Sejak Februari 2013 hingga saat ini menjabat sebagai Manager Akunting dan Pelaporan.
Salamat Yunus Parulian Sinaga, Manajer Departemen Informasi & Teknologi. Lahir di Jakarta tahun 1972, pendidikan terakhir Magister Teologia bidang Kepemimpinan dari Sekolah Tinggi Teologia “IKAT” Jakarta. Memulai karir tahun 1996 di salah satu penyedia jasa TI perbankan Indonesia sebagai Technical Support. Berkarir diperbankan sejak tahun 2002 di PT Bank Mayora sebagai Staf Divisi TI. Sejak Januari 2013 bergabung di PT Bank Dinar Indonesia dan hingga saat ini menjabat sebagai Manajer Departemen Informasi & Teknologi.
Sri Himawati, Ketua Satuan Kerja Kepatuhan dan UKPN Lahir di Yogjakarta tahun 1968, pendidikan terakhir Strata 2 (S2) Sumber Daya Manusia dari IPWIJA. Memulai karir sejak tahun 1993 di Kantor Pengacara, dan bergabung dengan PT Bank Dinar Indonesia sejak tahun 1995 sebagai Customer Service, tahun 1996 di bagian Legal Officer, tahun 2003 sebagai staff Audit. Sejak tahun 2008 hingga saat ini menjabat sebagai Ketua Satuan Kerja Kepatuhan dan Kepala Unit Kerja Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah.
Yuliani Kadarisman, Ketua Satuan Kerja Audit Internal Lahir di Tasikmalaya tahun 1968, meraih gelar Sarjana Ekonomi dan Sumberdaya di Institut Pertanian Bogor (IPB) tahun 1991. Memulai Karir di perbankan sejak tahun 1992 – 1998 di PT Bank Dagang Nasional Indonesia (PT. BDNI, Tbk–BBO) sebagai staff officer pada Inspectorate Division. Pada tahun 2004–2009 bergabung ke PT Bank CIC sebagai Senior Auditor sampai proses merger menjadi PT Bank Century, Tbk serta re-branding menjadi PT Bank Mutiara, Tbk dengan posisi terakhir dari tahun 2009-2013 sebagai Section Head pada Internal Audit Division. Bergabung di PT Bank Dinar Indonesia pada bulan Juni 2013 sebagai Ketua Satuan Kerja Audit Intern (SKAI).
16
LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013
PERKEMBANGAN USAHA BANK
K
inerja PT Bank Dinar Indonesia pada tahun 2013, jika dibandingkan dengan tahun 2012 mengalami peningkatan khususnya jika dilihat dari sisi aset, kredit, penghimpunan dana pihak ketiga bahkan modal disetor. Pada tahun 2013 Perseroan mulai melakukan ekspansi jaringan kantor, namun tetap melakukan konsolidasi demi meletakkan landasan yang lebih kuat untuk pengembangan Perseroan pada masa mendatang. Berikut ini kondisi dan perkembangan usaha Perseroan per akhir tahun 2013. Total Aset Total aset Perseroan per akhir tahun 2013 sebesar Rp. 854.801 juta, jumlah ini meningkat 63,19% jika dibandingkan dengan total asset akhir tahun 2012 sebesar Rp. 523.798 juta. Peningkatan ini disebabkan oleh adanya tambahan modal disetor dari Pemegang Saham sebesar Rp 50 miliar dan peningkatan dana pihak ketiga sebesar Rp. 319.882 juta atau 133,66%. Kredit Yang Diberikan Total kredit diberikan per akhir tahun 2013 mengalami peningkatan jika dibanding posisi akhir tahun 2012. Persentase peningkatannya adalah 102,65% atau menjadi Rp. 491.549 juta per akhir tahun 2013 dari Rp. 242.557 juta per akhir tahun 2012. Adapun kelonggaran tarik per 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp 110.969 juta sedangkan tahun 2012 sebesar Rp 48.083 juta. Peningkatan kredit lebih disebabkan karena Perseroan sudah mulai melakukan ekspansi kredit untuk peningkatan kinerja. Dalam upaya ini pengurus tetap berpegang pada prinsip kehati-hatian dan pengendalian risiko khususnya risiko kredit. Berdasarkan pada sektor ekonominya, besaran penyaluran kredit per akhir tahun 2013 adalah sebagai berikut: Kredit Yang Diberikan Berdasar Sektor Ekonomi PT. Bank Dinar Indonesia (dalam jutaan rupiah) SEKTOR EKONOMI
31 - 12 – 2013
31 - 12 – 2012
Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, gas dan air Konstruksi Perdagangan, restoran dan hotel Pengangkutan, pergudangan dan Komunikasi Jasa-jasa Dunia usaha Jasa-jasa sosial / masyarakat Lainnya
1.584 104.020 42.029 203.326 16.673 51.065 25.700 47.152
10.492 31.100 130.284 4.476 19.924 26.526 19.755
Total
491.549
242.557
Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Kredit Usaha Kecil (KUK) merupakan kredit/pembiayaan dari bank untuk investasi dan atau modal kerja yang diberikan kepada nasabah usaha kecil dengan plafon Rp. 50 juta sampai dengan Rp. 500 juta untuk membiayai usaha yang produktif termasuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tipe tertentu. Untuk kredit dengan plafon dibawah Rp. 50 juta masuk katagori Kredit Mikro. Sedangkan kredit dengan plafon diatas Rp. 500 juta masuk kriteria Kredit Usaha Menengah. Adapun Jumlah Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) per 31 Desember 2013 dan 31 Desember 2012 sebagaimana tabel berikut: Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) PT. Bank Dinar Indonesia (dalam jutaan rupiah) KETERANGAN
31 – 12 – 13
31 – 12 – 12
MUTASI
Kredit Usaha Mikro Kredit Usaha Kecil Kredit Usaha Menengah Non UMKM
38 21.858 256.558 213.095
518 16.675 92.473 132.891
(480) 5.183 164.085 80.204
Jumlah
491.549
242.557
248.992
17 LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013
Penempatan Pada Bank Indonesia Penanaman aktiva produktif dalam bentuk penempatan pada Bank Indonesia per akhir tahun 2013 dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Dep Facility, dan Time Deposits yaitu sebesar Rp 87.663 juta, jumlah ini naik jika dibanding tahun 2012 yang sebesar Rp 72.976 juta. Kenaikan jumlah penempatan pada Bank Indonesia karena besarnya tambahan dana pihak ketiga (DPK) dan juga modal disetor. Sementara untuk penyaluran kredit harus tetap dilakukan dengan hati-hati sehingga dana yang belum tersalurkan diantaranya ditempatkan pada Bank Indonesia. Penanaman dalam SBI lebih banyak dimaksudkan untuk secondary reserve dan juga instrumen pemenuhan GWM. Aktiva Produktif Bank adalah lembaga intermediasi antara pemilik dana dan dunia usaha, oleh karenanya dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun harus ditanamkan kembali pada jenis-jenis penanaman yang produktif agar Bank mampu bekerja secara optimal. Pada tahun 2013 penanaman terbesar adalah pada kredit, sementara penanaman dalam Sertifikat Bank Indonesia sifatnya hanya sebagai secondary reserve. Tingkat suku bunga rata-rata untuk seluruh jenis penanaman selama tahun 2013 dan 2012 masing-masing sebesar 11,57% dan 11,15%. Secara keseluruhan penanaman dana Perseroan dalam aktiva produktif pada tahun 2013 dan tahun 2012 adalah sebagai berikut: Aktiva Produktif PT. Bank Dinar Indonesia (dalam jutaan rupiah) KETERANGAN
31 – 12 – 13
31 – 12 – 12
MUTASI
Kredit Penempatan Pada Bank Indonesia Penempatan Pada Bank Lain Bank Garansi
491.549 87.663 228.789 2.015
242.557 72.976 170.076 0
248.992 14.687 58.713 2.015
Jumlah
810.016
485.609
324.407
Dana Pihak Ketiga Dana pihak ketiga (DPK) adalah simpanan yang diterima Perseroan dalam bentuk giro, tabungan, dan deposito. Pada tahun 2013 jumlah DPK mengalami peningkatan sebesar 133,66% jika dibandingkan dengan tahun 2012, yaitu masing-masing Rp.559.202 juta dan Rp. 239.320 juta. Tingkat suku bunga ratarata untuk seluruh DPK selama tahun 2013 dan 2012 masing-masing sebesar 8,79% dan 5,74%. Adapun kondisi masing-masing jenis simpanan pada tahun 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut : Dana Pihak Ketiga PT. Bank Dinar Indonesia (dalam jutaan rupiah) KETERANGAN
31 – 12 – 13
31 – 12 – 12
MUTASI
Giro Tabungan Deposito
20.140 75.617 463.445
19.897 31.143 188.280
243 44.474 275.165
Jumlah
559.202
239.320
319.882
18
LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013
STRATEGI DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN
S
trategi dan kebijakan yang dilakukan manajemen pada tahun 2013 senantiasa searah dengan visi dan misi PT Bank Dinar Indonesia, yaitu Menjadi Bank yang sehat dan berkembang melalui sektor usaha kecil dan menengah”, dan dengan misi “Meningkatkan pelayanan dan kenyamanan nasabah, serta turut berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi nasional”. Selain itu, strategi dan kebijakan yang diterapkan juga sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku dari otoritas terkait. Untuk mewujudkan hal itu, Perseroan pada tahun 2013 menerapkan strategi, sebagai berikut: 1. Memperkuat permodalan Bank dengan menambah jumlah modal disetor sebanyak Rp. 50.000.000.000,-(lima puluh milyar rupiah), 2. Memperkuat struktur kepengurusan dengan mengangkat pengurus yang profesional dan berpengalaman pada bidangnya serta menambah dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, 3. Meningkatkan kualitas Sistim Informasi Manajemen dengan melakukan penggantian Corebanking System dari program yang dibangun dengan Clipper dan Operating System Novel Netware versi 4.1 diganti dengan program berbasis AS 400, 4. Memperluas jaringan kantor dengan membuka 7 kantor baru di pusat-pusat aktivitas ekonomi Ibu kota, terdiri dari 4 Kantor Cabang Pembantu dan 3 Kantor Kas, 5. Menambah dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, Dengan strategi dan kebijakan ini maka kondisi pos-pos tertentu Bank Dinar mengalami peningkatan dari sisi aset, kredit maupun dana pihak ketiganya. Strategi dan kebijakan ini dimaksudkan untuk meletakkan landasan yang kuat bagi pengembangan usaha Bank Dinar ke depan. Hal ini sebagai wujud komitmen Pemegang Saham untuk mengembangkan Bank Dinar. Disisi lain dalam pengelolaan dan pengembangan usaha Bank Dinar kedepan, pengurus harus senantiasa berpegang pada prinsip kehatihatian dengan melakukan kajian atas setiap kebijakan yang diambil dari sisi risiko serta melakukan praktek perbankan yang sehat.
19 LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013
PENGELOLAAN RISIKO
PT. Bank Dinar Indonesia menerapkan pengelolaan risiko berdasarkan ketentuan dan peraturan yang berlaku. Serta, selalu berupaya meningkatkan kualitas pengelolaan dari waktu ke waktu”.
P
erseroan dalam pelaksanaan penerapan manajemen risiko mengacu pada ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 5/8/PBI/2003 yang telah diubah dengan PBI No. 11/25/PBI/2009, dan Surat Edaran Bank Indonesia (SE-BI) No. 5/21/DPNP yang telah diubah dengan SE-BI No. 13/23/DPNP, yang pelaksanaannya telah disesuaikan dengan kompleksitas usaha dan bisnis bank. Untuk mengendalikan berbagai risiko yang terkait dengan aktivitas operasional Bank, maka Perseroan telah menerapkan pengelolaan Manajemen Risiko yang disesuaikan dengan ukuran dan kompleksitas kegiatan usaha. Sedangkan, untuk memastikan pelaksanaan penerapan manajemen risiko ini, Perseroan telah membentuk Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko yang bertugas melakukan penilaian atas beberapa jenis risiko yang telah ditetapkan dan menentukan sistem pengendaliannya. Sementara itu, untuk menjamin efektivitas penerapan manajemen risiko maka dalam setiap kegiatan operasional bank telah ada: 1. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi;
Adapun lingkup penerapan manajemen risiko meliputi 8 (delapan) jenis risiko, yakni Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Operasional, Risiko Likuiditas, Risiko Hukum, Risiko Kepatuhan, Risiko Strategik dan Risiko Reputasi. Pada pelaksanaan proses identifikasi, pengukuran dan monitoring risiko dilakukan oleh Unit Kerja Risk Management yang independen terhadap Unit Kerja Operasional maupun Unit Kerja Audit Intern. Sedangkan, setiap Unit Kerja bertanggung jawab atas pengelolaan risiko-risiko yang melekat dalam aktivitas yang dilakukannya. Penerapan dan Implementasi Dalam rangka mengetahui tingkat risiko yang dihadapi Bank maka secara berkala, Perseroan melakukan pengukuran risiko. Untuk tujuan pengukuran ini, Perseroan melakukan penilaian terhadap beberapa indikator penilaian yang dikelompokkan dalam delapan jenis risiko, yaitu Risiko Kredit, Risiko Operasional, Risiko Likuiditas, Risiko Pasar, Risiko Kepatuhan, Risiko Hukum, Risiko Reputasi dan Risiko Strategik. Pada sisi lain juga dilakukan penilaian terhadap Sistim Pengendalian Risiko dari masing-masing jenis risiko dimaksud.
2. Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit;
Risiko Kredit
3. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen risiko;
Risiko kredit adalah risiko yang mungkin terjadi sebagai akibat gagalnya pihak debitur untuk memenuhi kewajibannya kepada bank. Untuk pengelolaan risiko ini Perseroan menerapkan prinsip kehati-hatian mulai dari analisa kelayakan, pemanfaatan fasilitas sampai dengan kredit lunas. Disisi lain juga melakukan langkah-langkah penyelesaian secepatnya atas kredit bermasalah dan juga mengambil langkah-langkah yang diperlukan atas kredit yang menunjukkan gejala bermasalah. Untuk memitigasi risiko kredit, Perseroan membentuk cadangan kerugian penurunan nilai dalam jumlah yang cukup.
4. Sistem pengendalian intern. Penerapan manajemen risiko yang mencakup pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi, kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit, kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko, serta sistem informasi manajemen risiko dan sistem pengendalian intern yang menyeluruh, telah dituangkan dalam pedoman pelaksanan internal.
Keputusan pemberian kredit dilakukan apabila diyakini
20
LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013
bahwa pinjaman yang diberikan kepada Debitur dapat kembali sesuai dengan target waktu yang diberikan. Proses pengambilan keputusan kredit dilakukan melalui Rapat Komite Kredit yang anggotanya terdiri dari Account Officer, Pejabat Perkreditan, dan Direksi. Keputusan diambil apabila seluruh peserta rapat Komite menyetujui atas usulan pemberian kredit. Strategi pemasaran di bidang perkreditan menyesuaikan dengan kemampuan pembiayaan dengan sasaran utama pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), eksposur risiko, dan tingkat konsentrasi per sektor. Strategi pemasaran ditetapan oleh Direksi yang dituangkan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) tahunan. Perseroan memiliki kebijakan dan prosedur pengendalian risiko kredit seperti Kebijaksanaan Perkreditan Bank (KPB), KeputusanKeputusan Direksi dan Surat Edaran di bidang perkreditan. Selain itu, Perseroan mengelola dan mengkontrol risiko kredit dengan berbagai cara di antaranya diversifikasi produk kredit, menetapkan limit kredit, pengukuran dan pemantauan, serta pengendalian risiko kredit termasuk penilaian Jaminan Kredit. Perseroan juga menjalankan fungsi pengawasan (supervisory) kredit dengan efektif yang mencakup pemantauan dan pemeriksaan yang ketat, berkala dan terus menerus pada kredit yang telah disalurkan. Mengambil tindakan secepatnya terhadap kredit bermasalah atau yang menunjukan potensi bermasalah. Mengacu pada ketentuan PSAK 55/50, Perseroan mengelompokan kualitas kredit dalam dua kelompok yaitu tagihan kredit Non Impair dan tagihan Impair. Tagihan Non Impair adalah tagihan kredit dengan tunggakan pokok dan bunga sampai dengan 90 hari, sedangkan tagihan Impair adalah tagihan kredit dengan tunggakan pokok dan/bunga lebih dari 90 hari. Atas tagihan kredit tersebut, Perseroan membentuk cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) atas portofolio kredit yang telah diberikan kepada debitur. CKPN dibedakan antara CKPN individual dan CKPN kolektif. CKPN individual untuk portofolio kredit diperhitungkan berdasarkan cashflow debitur. Sedangkan CKPN kolektif didasari oleh data historis bank selama 3 tahun terakhir dengan menggunakan system migration. Sementara itu, terkait Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR), Perseroan telah memperhitungkan ATMR untuk risiko kredit sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Mengingat debitur korporasi bank sampai saat ini belum berperingkat maka seluruh perhitungan menggunakan klasifikasi tanpa peringkat. Sebagai salah satu proses mitigasi risiko, Perseroan mewajibkan adanya agunan sebagai second-way-out. Agunan yang dapat diterima oleh bank harus memenuhi kriteria memiliki dokumentasi kepemilikan yang jelas dan sah, memiliki nilai pasar yang baik (marketability value), dapat diikat secara hukum (legalitas), dan memiliki nilai yang relative stabil dan cenderung naik baik untuk agunan yang bergerak, agunan tidak bergerak, agunan tunai, maupun emas. Penyerahan agunan diawali dengan proses penilaian agunan dan diikat sesuai dengan ketentuan legalitas yang berlaku. Atas agunan tersebut di-cover dengan asuransi yang dipasangkan Banker’s Clause Bank.
Risiko Operasional Risiko operasional adalah risiko yang terjadi karena ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem atau adanya problem external yang mempengaruhi operasional bank. Untuk pengelolaan risiko operasional maka Bank menyiapkan sistem dan prosedur yang memadai termasuk implementasi prinsip Dual Control. Perseroan telah memiliki kebijakan dan prosedur mengenai pengelolaan risiko operasional yang dituangkan dalam berbagai pedoman seperti Pedoman Penggunaan Teknologi Sistem Informasi, Pedoman Pelaksanaan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan PPT) dan Pedoman Penerapan Manajemen Risiko serta pedoman-pedoman lainnya. Disisi lain juga adanya penetapan limit seperti limit transaksi, limit persetujuan transaksi yang dievaluasi secara berkala. Selain itu bank juga memberikan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia yang berkesinambungan agar dapat memberikan pelayanan yang baik dan terhindar dari human error. Kebijakan pengolaan risiko operasional bertujuan untuk menghindari kerugian akibat kegagalan atau tidak memadainya proses internal, manusia, sistem atau akibat adanya kejadian eksternal. Untuk hal itu, Perseroan melakukan identifikasi data kejadian operasional yang berisi kejadian-kejadian yang terjadi di bank baik yang berpotensi menimbulkan kerugian maupun yang sudah menimbulkan kerugian serta pelampauan limit, rasio-rasio operasional, kepatuhan bank terhadap program APU dan PPT dan penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya. Selain itu, Perseroan melakukan penyempurnaan sistem informasi yang dapat menghasilkan informasi yang akurat dan tepat waktu dengan menperhatikan pengkinian data dan distribusi informasi terkini keseluruh aktivitas fungsional bank. Pengendalian risiko operasional dilakukan dengan menetapkan struktur organisasi yang jelas menggambarkan batas wewenang dan tanggung jawab masing-masing unit kerja serta adanya pemeriksaan internal audit secara berkala. Risiko Likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko yang terjadi karena Bank tidak mampu memenuhi kewajiban pokok dan atau bunga yang telah jatuh waktu. Berdasarkan pada definisi tersebut maka risiko ini hanya terjadi jika Bank menghadapi kesulitan dalam penyediaan aset-aset likuidnya. Untuk pengelolaan risiko ini Perseroan telah membentuk Assets and Liabilities Committee (ALCO) dengan tugas untuk memantau dan pengelolaan kondisi likuiditas Bank melalui rapat yang diadakan paling sedikit sekali sebulan. Kebijakan risiko likuiditas ditetapkan dan disetujui oleh Direksi dan dilaporkan kepada Dewan Komisaris, dimana dalam pelaksanaannya ditentukan dalam rapat Asset and Liability Management Committee (ALCO). Perseroan memiliki Money Market Line dengan beberapa Bank yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan dalam likuiditas baik ketika Perseroan mengalami kelebihan dana maupun ketika kekurangan dana.
21 LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013
Perseroan memiliki kebijakan dan prosedur mengenai pengelolaan risiko likuiditas yang tertuang dalam Buku Pedoman Manajemen Risiko dan ketentuan yang diatur dalam surat Keputusan dan Surat Edaran Direksi. Kebijakan pengelolaan risiko likuiditas bertujuan untuk menghindari kerugian akibat kekurangan likuidatas, konsentrasi gap dan kertergantungan kepada counterparty tertentu, serta instrumen atau market segmen tertentu. Perseroan menetapkan sistem manajemen likuiditas yang bertujuan untuk menjaga Cadangan Wajib Formal (Legal Reserve Requirement) sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Beberapa cara untuk menetapkan sistem manajemen likuiditas tersebut adalah dengan mengurangi idle fund seminimum mungkin dan menjaga alat-alat likuid yang ada agar dapat memenuhi kebutuhan cash flow sehari- hari maupun dari hal-hal yang tidak terduga. Perseroan menetapkan beberapa indikator peringatan dini untuk mengetahui dan mengatasi risiko likuiditas yang mungkin timbul, antara lain indikator internal yang berupa kualitas asset yang memburuk, peningkatan konsentrasi pada beberapa asset dan sumber pendanaan tertentu, dan posisi arus kas yang semakin memburuk, serta indikator eksternal yang berupa informasi publik yang negatif terhadap bank, peningkatan penarikan deposito sebelum jatuh tempo, dan keterbatasan akses untuk memperoleh pendanaan jangka panjang. Pengelolaan dan pemantauan tingkat likuiditas Perseroan dilakukan secara harian, mingguan dan bulanan di Kantor Pusat, Kantor Cabang maupun Kantor Cabang Pembantu. Pengendalian risiko likuiditas dilakukan dengan menetapkan struktur organisasi yang jelas menggambarkan batas wewenang dan tanggung jawab masing-masing unit kerja serta adanya pemeriksaan internal audit secara berkala. Risiko Pasar Risiko pasar dapat terjadi karena pergerakan suku bunga dan perubahan nilai tukar. Mengingat Perseroan bukan merupakan Bank Devisa dan valuta asing yang dimiliki hanya untuk kegiatan Money Changer yang tidak aktif maka risiko pasar yang dihadapi Perseroan hanya risiko suku bunga. Risiko pasar melekat pada aktivitas fungsional perkreditan, aktivitas fungsional treasury, dan aktivitas fungsional pendanaan. Kebijakan risiko pasar ditetapkan dan disetujui oleh Direksi dan dilaporkan kepada Dewan Komisaris, di mana dalam pelaksanaannya ditentukan dalam rapat Asset and Liability Management Committee (ALCO). Perseroan memiliki kebijakan dan prosedur pengendalian risiko pasar seperti Buku Pedoman Manajemen Risiko, Surat Keputusan dan Surat Edaran Direksi, terkait risiko pasar yang menetapkan ketentuan penetapan suku bunga Dana Pihak Ketiga dan Kredit. Pengelolaan risiko pasar ditujukan untuk menghindari terjadinya kerugian akibat pergerakan harga pasar. Perseroan bukan merupakan Bank Devisa sehingga aktivitas bisnis yang mempengaruhi tingkat risiko pasar hanya dari risiko suku bunga. Proses identifikasi, pengukuran dan pemantauan risiko pasar dilakukan melalui analisa perkembangan suku bunga
pasar dan bank-bank dalam peer groups. Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.14/18/PBI/2012 tanggal 28 November 2012 maka Perseroan belum wajib memperhitungkan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) pasar yang digunakan dalam perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM). Pengendalian Risiko Pasar dilakukan dengan menetapkan sturktur organisasi yang jelas menggambarkan batas wewenang dan tanggung jawab masing-masing unit kerja serta adanya pemeriksaan internal audit secara berkala. Risiko Kepatuhan Risiko kepatuhan adalah risiko yang terjadi akibat Bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lainnya yang berlaku. Untuk pengelolaan risiko ini, maka Perseroan senantiasa melakukan kajian dalam setiap keputusan atau kebijakan dari sisi legalitasnya. Secara berkala seluruh ketentuan dan prosedur dikaji ulang untuk memastikan kesesuaiannya dengan perubahan-perubahan yang terjadi. Direktur yang membawahi fungsi Kepatuhan adalah Direktur Kepatuhan dan dalam pelaksanaan tugasnya dibantu Satuan Kerja Kepatuhan yang independen terhadap satuan kerja lainnya. Penugasan Direktur Kepatuhan merupakan wujud komitmen Perseroan untuk senantiasa melaksanakan peraturan perundang-undangan, baik yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia maupun peraturan perundang-undangan lainnya. Perseroan telah membentuk Satuan Kerja Kepatuhan dalam rangka melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan prinsip kehati-hatian dan menjaga agar kegiatan usaha Bank tidak menyimpang dari ketentuan yang berlaku. Direktur Kepatuhan bersama dengan Satuan Kerja Kepatuhan telah melakukan koordinasi dengan unit-unit kerja terkait dalam rangka memastikan ketersediaan, kesesuaian pedoman, sistem dan prosedur dengan peraturan Bank Indonesia dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku lainnya dalam rangka pelaksanaan prinsip kehati-hatian. Perseroan juga memiliki kebijakan dan prosedur mengenai pengelolaan Risiko Kepatuhan yang tertuang dalam Pedoman Kepatuhan, Pedoman Pelaksanaan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme ( APU dan PPT ), Buku Pedoman Manajemen Risiko, Surat-surat Keputusan dan Surat Edaran. Sementara itu, Satuan Kerja Kepatuhan dalam rangka mengelola Risiko Kepatuhan yang dihadapi Bank melakukan identifikasi, pengukuran, serta monitoring dan pengendalian terhadap Risiko Kepatuhan berdasarkan laporan-laporan yang diterima dari unit-unit kerja terkait, yang meliputi aktivitas fungsional perkreditan, treasury dan investasi, operasional dan jasa, pembiayaan perdagangan, pendanaan dan instrumen utang, teknologi sistem informasi dan Sistem Informasi Manajemen serta pengelolaan sumberdaya manusia. Hal ini dilakukan sebagai upaya analisis Kepatuhan Bank terhadap ketentuan Bank Indonesia dan Peraturan Perundangan lainnya. Perseroan memantau secara rutin Risiko Kepatuhan berdasarkan identifikasi atas pelanggaran dan Ketidakpatuhan terhadap perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku.
22
LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013
Risiko Hukum Risiko hukum adalah risiko yang timbul akibat adanya tuntutan hukum dan/atau adanya kelemahan aspek yuridis. Untuk pengelolaan risiko ini, maka Perseroan senantiasa melakukan kajian dalam setiap keputusan khususnya transaksi yang terkait dengan pihak ketiga dari sisi aspek yuridisnya. Perseroan Indonesia telah mempunyai Bagian Legal yang berperan dalam mengelola Risiko Hukum yang disebabkan adanya permasalahan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. Tugas Bagian Legal antara lain melakukan pengkajian terhadap kontrak dan perjanjian antara Bank dengan pihak lain/nasabah berdasarkan ketentuan yang berlaku. Pada sisi lain juga melakukan analisa terhadap permasalahan hukum yang dihadapi. Perseroan memiliki kebijakan dan prosedur untuk pengelolaan Risiko Hukum yang dituangkan dalam beberapa pedoman seperti Kebijakan Perkreditan Perseroan Indonesia. Pedoman Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi, Buku Pedoman Manajemen Risiko, Surat Edaran dan Surat Keputusan, serta Peraturan Perusahaan. Lebih lanjut, Perseroan telah melakukan penetapan limit yang berkaitan dengan Risiko Hukum dan memantau ada/tidaknya tuntutan atau gugatan hukum yang akan dihadapi Bank dalam setiap transaksi. Penetapan limit Risiko Hukum ditujukan untuk mengurangi Risiko Hukum yang ditimbulkan karena adanya perkara hukum yang dihadapi Bank, kelemahan perikatan, dan ketiadaan aturan atau perundang-undangan yang melandasi perikatan bahkan mungkin aturannya sudah berubah. Sedangkan, pemantauan dan pengendalian Risiko Hukum dilakukan dengan review setiap kontrak dan perjanjian Bank dengan pihak lain, memastikan kesesuaian antara operasional, organisasi dan pengendalian intern dengan ketentuan yang berlaku, kode etik dan strategi usaha, kepatuhan terhadap prosedur internal, kualitas laporan keuangan, efektivitas dan efisiensi system informasi manajemen risiko, serta efektivitas penerapan komunikasi yang berkaitan dengan dampak Risiko Hukum kepada seluruh pegawai pada setiap jenjang organisasi. Risiko Reputasi Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholders yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank. Untuk meminimalisasi munculnya risiko ini, maka Perseroan mengadakan komunikasi secara terbuka dan menjaga kepercayaan stakeholders di samping mengharuskan penerapan prinsip kehati-hatian dalam setiap kegiatan operasional bank. Perseroan telah membentuk fungsi khusus dan penanganan dan penyelesaian pengaduan yang diajukan nasabah dan/atau perwakilan nasabah serta menunjuk pengacara atau penasehat hukum apabila ada hal-hal yang harus diselesaikan melalui jalur hukum dengan tanpa mengabaikan upaya perdamaian terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya risiko reputasi yang kadang berada di luar kontrol. Selain itu, Perseroan memiliki kebijakan dan prosedur
mengenai pengelolaan Risiko Reputasi yang tertuang dalam Buku Pedoman Manajemen Risiko. Kebijakan dan prosedur mengenai transparansi informasi produk Bank dan penggunaan data pribadi nasabah, serta penanganan pengaduan nasabah untuk meminimalisasikan Risiko Reputasi akibat publikasi negatif. Meminimalisasi Risiko Reputasi yang timbul adanya pemberitaan media dan/ atau rumor mengenai Bank yang bersifat negatif, dilakukan dengan penetapan limit kerugian akibat complaint nasabah dan publikasi negatif. Pengendalian Risiko Reputasi dilakukan dengan meningkatkan Kepatuhan terhadap Ketentuan yang berlaku dan transparan dalam hubungan transaksi dengan nasabah, serta mengambil tindakan segera terhadap keluhan nasabah juga melakukan penanganan secara hati-hati jika ada gugatan hukum dari pihak ketiga yang berpotensi meningkatkan eksposur Risiko Reputasi. Hal utama yang dilakukan adalah menyiapkan sumber daya yang berkualitas dan menguasai kinerja operasional Bank sebagai bagian dari upaya mengurangi keluhan nasabah karena kesalahan informasi atau transaksi. Risiko Stratejik Risiko stratejik adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Untuk menjaga munculnya risiko ini, maka Perseroan harus mampu membaca dan mengantisipasi setiap perkembangan yang terjadi baik di dunia perbankan maupun di dunia bisnis pada umumnya, termasuk perkembangan isu internasional. Perseroan menetapkan kebijakan pengelolaan Risiko Stratejik untuk memastikan pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik telah tepat, untuk pencapaian tujuan usaha Bank dengan mempertimbangkan visi dan misi Bank, kelemahan dan kekuatan Bank, sumber daya manusia dan infrastrukturnya, serta faktor dan kondisi eksternal, termaksud rencana penerbitan produk atau peluncuran aktivitas baru. Direksi menetapkan asumsi dan target rencana bisnis bank berdasarkan kemampuan sumber daya dan prospek usaha Bank. Selain itu, Perseroan memiliki kebijakan dan prosedur mengenai pengolaan Risiko Startegik yang tertuang dalam Buku Pedoman Manajemen Risiko. Penyusunan Rencana Bisnis Bank untuk jangka pendek dan menengah, serta Corporate Plan untuk penetapan rencana jangka panjang. Limit Risiko Stratejik ditetapkan sebagai bahan evaluasi dan penyesuaian terhadap rencana strategis bank dan rencana bisnis terhadap kesesuaiannya dengan visi, misi, dan strategi pengembangan Bank. Pengukuran Risiko Stratejik dilakukan dengan pertimbangan tingkat kompleksitas strategi bisnis bank, posisi bisnis bank di industri perbankan dan pencapaian Rencana Bisnis bank. Perseroan melaksanakan proses pengendalian keuangan yang bertujuan untuk memantau realisasi dibandingkan dengan target yang akan dicapai dan memastkian bahwa risiko yang diambil masih dalam batas toleransi, serta melakukan evaluasi secara berkala terhadap perubahan/kondisi eksternal dan ketentuan yang berlaku.
23 LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013
KOMITE-KOMITE
Komite Audit
Fungsi Komite Audit adalah memberikan nasehat, saran dan pendapat profesional kepada Komisaris dalam menjalankan peran tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya sebagaimana ditentukan dalam Anggaran Dasar, Peraturan Bank Indonesia khususnya terkait Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) Bagi Bank Umum. Adapun tugas-tugas Komite Audit meliputi: 1. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris untuk perbaikan pelaksanaan audit baik oleh audit intern maupun audit extern yang didasarkan pada hasil pemantauan dan evaluasi lapangan. 2. Memberikan rekomendasi penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik kepada Rapat Umum Pemegang Saham melalui Dewan Komisaris.
Komite Pemantau Risiko
Fungsi dari Komite Pemantau Risiko adalah membantu fungsi pengawasan dari Dewan Komisaris dalam praktek pelaksanaan penerapan Manajemen Risiko yang dijalankan oleh Direksi agar eksposur risiko Bank tidak melampaui limit risiko yang telah ditetapkan. Adapun tugas Komite Pemantau Risiko meliputi: 1. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris untuk perbaikan pelaksanaan penerapan Manajemen Risiko yang didasarkan atas hasil pemantauan dan penilaian praktek penerapan manajemen risiko. 2. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko. 3. Melakukan pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan tugas Satuan Kerja Manajemen Risiko. 4. Melalukan evaluasi atas kesesuai antara kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaannya.
Komite Remunerasi dan Nominasi
Tugas utama dari Komite Remunerasi dan Nominasi adalah memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris atas kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris, Direksi, Pejabat Eksekutif, dan Pegawai secara keseluruhan termasuk evaluasi terhadap kebijakan remunerasi yang telah ada. Serta, memberikan rekomendasi sistem dan prosedur pemilihan/penggantian Dewan Komisaris dan Direksi termasuk merekomendasikan calon anggota Komisaris dan Direksi serta anggota Komite. Selain itu, tugas lainnya adalah memastikan bahwa kebijakan remunerasi yang ada paling kurang telah sesuai dengan kinerja keuangan, prestasi kerja individual dan adanya kewajaran dengan perusahaan dalam peer groups, serta sesuai dengan strategi jangka panjang bank.
Asset & Liability Committee (ALCO)
Asset & Liability Committee (ALCO) merupakan komite yang bertugas memantau keseimbangan perkembangan asset dan liability bank dari waktu ke waktu sehingga diperoleh kondisi yang paling optimal antara asset dan liability. Termasuk tugas dari ALCO adalah mengevaluasi, meninjau dan menetapkan suku bunga penanaman dana dan penghimpunan dana dengan memperhatikan tingkat suku bunga pasar.
24
LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013
TEKNOLOGI INFORMASI
P
T Bank Dinar Indonesia selalu mengupayakan dan terus melanjutkan pengembangan Teknologi Informasi (TI) yang telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut dilakukan sejalan dengan berbagai pengembangan bisnis yang dilakukan Perseroan, baik untuk saat ini maupun masa mendatang. Hal itu dikarenakan selain mempermudah proses bisnis, TI yang andal juga bisa meningkatkan kepuasan pelayanan bagi para nasabah. Pengembangan teknologi sistem informasi Perseoran akan dilakukan secara terus menerus dengan memperhatikan penerapan manajemen risiko dalam penggunaan teknologi dan kebutuhan bagi proses bisnis. Pengembangan yang dilakukan adalah dalam bentuk penyesuaian dan penyempurnaan secara berkelanjutan terhadap arsitektur aplikasi dan infrastruktur yang digunakan, sehingga performance dalam bertransaksi dapat ditingkatkan tanpa mengabaikan aspek keamanan. Dengan TI yang solid diharapkan dapat mendukung perkembangan bisnis melalui inovasi produk yang berbasis teknologi. Pengembangan TI juga diharapkan dapat menyempurnakan proses-proses yang mendukung kemudahan dan ketepatan dalam bertransaksi, proses pelaporan intern/ekstern yang cepat, tepat dan akurat, serta pengambilan keputusan yang efisien. Adapun TI yang digunakan oleh Perseroan saat ini adalah TI yang dibangun dengan platform AS400. Penggantian teknologi dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk memenuhi tuntutan perkembanganan informasi perbankan yang semakin praktis, real time, akurat dan mendukung penerbitan berbagai produk serta yang tidak kalah pentingnya adalah untuk penyediaan informasi dan transaksi yang terintegrasi. Sedangkan, sistem TI yang digunakan Perseroan sebelumnya adalah dibangun dengan platform Clipper dengan Operating System Novel Netware versi 4.1.
25 LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013
Produk dan Jasa
A
ktivitas utama PT Bank Dinar Indonesia masih terfokus pada aktivitas penghimpunan dana dari masyarakat dan penyaluran kredit kepada yang membutuhkan. Penghimpunan dana dilakukan melalui produk Giro, Tabungan dan Deposito. Sementara pemberian kredit meliputi Kredit Konsumsi, Kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi. Berdasarkan besaran nilai kredit maka kredit Bank Dinar meliputi kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) serta Non UMKM. Produk dan jasa yang ditawarkan oleh Perseroan sampai dengan akhir tahun 2013 relatif tidak mengalami perubahan dari tahun sebelumnya. Adapun jenis produk dan jasa yang ditawarkan adalah sebagai berikut: Produk a. Giro b. Tabungan c. Deposito d. Kredit: -- Kredit Modal Kerja -- Kredit Investasi -- Kredit Konsumsi
Jasa a. Pengiriman uang RTGS dan SKN (transfer) b. Inkaso c. Pembayaran Telepon d. Sewa Safe Deposit Box e. Bank Garansi
26
LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013
SUMBER DAYA MANUSIA
S
umber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor utama dalam setiap perusahaan. Secanggih dan semutakhir apapun teknologi yang digunakan, namun jika tidak didukung dengan sumber daya manusia yang berkualitas maka tidak akan mendapatkan hasil yang optimal. Dengan SDM yang berkualitas maka akan dicapai tujuan utama perusahaan. Untuk mendapatkan SDM yang berkualitas sangat ditentukan oleh langkah pertama, yaitu perekrutan, sementara pelatihan dan pendidikan hanyalah suatu upaya untuk membuat karyawan lebih berkualitas. Dalam rangka memelihara dan meningkatkan kualitas SDM, maka Perseroan dari tahun ke tahun senantiasa menyusun rencana/program pendidikan baik melalui seminar, lokakarya, sosialisasi ketentuan oleh otoritas perbankan, dan sertifikasi Manajemen Risiko. Upaya lain yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sumber daya yang berkualitas adalah dengan melakukan rekruitmen tenaga-tenaga yang sudah berpengalaman di bidang perbankan.
Jumlah dan Tingkat Pendidikan Jumlah SDM yang dimiliki Perseroan pada tahun 2013 mengalami peningkatan menjadi 165 orang, meningkat dibandingkan tahun 2012 yang berjumlah 93 orang. Adapun komposisi dan jumlah berdasarkna tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Klasifikasi Karyawan Berdasar Tingkat Pendidikan PT. Bank Dinar Indonesia Pendidikan S2 S1 D3 SLA SLTP SD Total
2013 7 57 14 72 14 1 165
2012 2 36 12 36 5 2 93
27 LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013
Kegiatan Sepanjang Tahun 2013 Sepanjang Tahun 2013 Departemen SDM Perseroan telah melakukan berbagai pengembangan dan pelatihan (training). Adapun perinciannya sebagai berikut: Pengembangan Program kerja Dept. SDM pada Tahun 2013 No
Program Kerja SDM
1
Perbaikan Sistem Administrasi Karyawan
2
Manning & Mapping Karyawan
3
Recruitment
4
Corporate Culture
5
Penggajian
6
Training
Hasil -- Pembaruan Database Karyawan Tahun 2013. -- Pembaruan SK Karyawan dari Bank Liman Internasional ke Bank Dinar Indonesia. -- Standarisasi Jenjang Karier Karyawan. -- Review Job Desk Karyawan, sementara difokuskan di Cabang. -- Membuat Ketentuan & Prosedur Lembur. -- Melakukan analisa optimalisasi struktur organisasi unit kerja baik di cabang maupun kantor pusat. -- Membuat Ketentuan & Prosedur Penerimaan Karyawan yang terpola dan sistematis. -- Ikut serta dalam program Job Fair. -- Kerjasama dengan Jobstreet.com dalam pencarian kandidat karyawan. -- Membuat konsep Core Value Perusahaan. -- Training Service Excellent yang komprehensif. -- Perubahan sistem Gaji Manual ke Online, langsung masuk ke Rekening Gaji Karyawan. -- Membuat konsep Yearly Training Plan -- Training Induksi pada karyawan baru
Pelatihan/Pendidikan yang telah dilakukan selama tahun 2013 NO
NAMA PELATIHAN
FASILITATOR
PESERTA
Internal Univ. Tarumanagara IAI 1
AO Appraisal SDM AO, SKK, Accounting & Admin Kredit AO & Pimpinan Cabang Admin Kredit, AO, Accounting, CS, Teller & KBO Legal IT, SKMR, SDM, Accounting SKMR KBO Juanda, Admin Kredit SKMR SKAI & Komisaris Pimpinan Cabang, AO, Admin Kredit & SKAI Staff Cabang, AO, FO, Admin Kredit, SKAI, IT Staff SDM Staff IT Staff IT Kepala KK AO Seluruh Karyawan Direktur Kepatuhan
1 2 3
Metode Pengenalan Risk dalam Perkreditan 04 Pendidikan Dasar Penilaian I Properti 02 Imbalan Kerja sesuai PSAK 24 & Aspek Perpajakan 01
4
Training CKPN & ATMR 02
Praktisi
5
Training Analisa Kredit 02
Bisnis Plus
6
Training Review Program Wincore 06
7 8 9 10 11 12
Workshop Legal Audit & Legal Opinion 49 Manajemen Risiko Level 1 Manajemen Risiko Level 1 Manajemen Risiko Level 2 Manajemen Risiko Level 2 Manajemen Risiko Level 2-3
13
Training Analisa Kredit 02
14
Training Mindset Changing 53
15 16 17 18 19 20 21
Training Analisa Pekerjaan 07 Training IT 06 Training IT 06 Training Refresment 03 Workshop penyusunan Spreadsheet laporan & cash flow 02 Employee Training 2013 99 Training Prospek Pembiayaan Properti 07
Wincore Mandiri Consultant LSPP LSPP LSPP LSPP LSPP Bisnis Plus Graha Emas Indonesia 30 PPM ANT Net Campus LSPP LPPI Adventure Wisdom 150 The Finance
28
LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013
PENYEDIAAN MODAL MINIMUM
K
ecukupan penyediaan modal minimum (Capital Adequacy Ratio/CAR) merupakan faktor yang sangat utama dalam setiap lembaga perbankan. Semakin tinggi modal yang dimiliki Bank, maka akan semakin tinggi tingkat ketahanannya dalam menghadapi setiap gejolak yang dialaminya. Untuk kepentingan ini Bank Indonesia menetapkan bahwa rasio kecukupan modal yang harus dipelihara setiap lembaga perbankan tidak boleh kurang dari
8%.
Sementara rasio kecukupan modal yang dimiliki PT Bank Dinar Indonesia dari tahun ke tahun relatif tinggi dan berada jauh di atas ketentuan yang ditetapkan. Pada akhir tahun 2013 rasio kecukupan modalnya adalah sebesar 44,02 %, sedangkan tahun sebelumnya adalah sebesar 55,58 %. Penurunan rasio kecukupan modal ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR), khususnya kredit walaupun dari sisi jumlah modal pada tahun 2013 jauh lebih tinggi karena adanya penyetoran saham dalam portofolio dari Pemegang Saham khususnya Pemegang Saham Pengendali. Dalam permodalan sebagaimana disampaikan sebelumnya bahwa pemegang saham telah berkomitmen untuk terus menambah permodalan Perseroan dalam rangka mengembangkan dan membesarkan perusahaan. Sebagai wujud komitmen ini pada tahun 2013 dilakukan penempatan saham dalam portofolio sebesar Rp 50.000.000.000,- (lima puluh milyar rupiah). Disisi lain pada tahun 2013 dilakukan peningkatan modal dasar dari Rp 200 milyar menjadi Rp 500 milyar. Sementara nilai nominal saham dilakukan pemecahan (stock split), yaitu dari Rp 1.000 menjadi Rp 100 per lembar. Serta, pada tahun 2014 rencananya akan dilakukan peningkatan modal disetor melalui Initial Public Offering (IPO). Adapun kondisi permodalan Bank Dinar per akhir tahun 2013 yang meliputi modal inti dan modal pelengkap masing-masing adalah sebesar 252.145 juta dan Rp 6.990 juta. Berikut ini penyediaan modal inti minimum bank per 31 Desember 2013 dan 2012 perhitungannya, sebagai berikut: Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) PT. Bank Dinar Indonesia (dalam jutaan rupiah) KETERANGAN A. Modal Inti (Tier I) 1. Modal Disetor 2. Cadangan Tambahan Modal : a. Agio Saham b. Disagio Saham (-/-) c. Modal Sumbangan d. Cadangan Umum & Tujuan e. Laba Tahun-Tahun Lalu Set. Pajak f. Rugi Tahun-Tahun Lalu (-/-) g. Laba Tahun Berjalan Setelah Diperhitungkan Pajak (50%) h. Rugi Tahun Berjalan (-/-) i. Selisih Penjabaran Lap.Keuangan: -- Selisih Lebih -- Selisih Kurang (-/-) j. Dana Setoran Modal 3. Goodwill (-/-) 4. Dana Setoran Modal 5. Faktor Pengurang (PPA Non Produktif) Jumlah Modal Inti B. Modal Pelengkap (Tier II) 1. Cadangan Revaluasi Aktiva Tetap 2. Cadangan Umum PPAP (mak. 1,25 % dari ATMR) 3. Modal Pinjaman 4. Pinjaman Subordinasi (mak 50% dari Modal Inti)
2013
2012
122.862 129.283
122.862 71.289
25.000 65.092
25.000 60.356
3.788
2.424
50.000 (14.597) 252.145
0 (16.491) 194.151
6.990
940
Jumlah Modal Pelengkap
6.990
940
C. Total Modal Tier I dan II
259.135
195.091
D. Jumlah ATMR
588.656
323.790
E. Rasio KPMM / (CAR)
44,02%
55,58%
29 LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013
BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT DAN PENYEDIAAN DANA KEPADA PIHAK TERKAIT
S
elama tahun 2013 dan tahun 2012, tidak ada pelanggaran maupun pelampauan terhadap Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) baik kepada pihak terkait maupun kepada pihak non terkait yang dilakukan PT Bank Dinar Indonesia. Perseroan selalu berupaya menerapkan hal-hal tersebut sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku dari otoritas terkait. Adapun BMPK non terkait per akhir tahun 2013 adalah Rp. 51.933 juta dan tahun 2012 Rp. 39.610 juta. Sedangkan, kredit kepada Pihak Terkait per akhir tahun 2013 dan tahun 2012 masing-masing adalah sebesar Rp 1.311 juta dan nihil.
30
LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013
KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI
D
alam penetapan kualitas aktiva produktif PT Bank Dinar Indonesia sudah mengikuti ketentuan PSAK 50 dan 55. Adapun kualitas aktiva produktif dan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) per akhir tahun 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut: Kualitas Aktiva Produktif dan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PT. Bank Dinar Indonesia (dalam jutaan rupiah) Keterangan
2013
2012
Jumlah
CKPN Yang Wajib Dibentuk
Jumlah
CKPN Yang Wajib Dibentuk
479.957
218
234.384
940
-- SBI
43.490
-
14.985
-
-- Penempatan
228.789
-
170.076
-- Off Balance Sheet
112.985
Lancar : -- Kredit
48.083
Dalam Perhatian Khusus : -- Kredit
7.695
56
3.737
23
3.897
-
3.950
-
-
-
-
-
-
-
486
-
876.813
274
475.701
963
Kurang Lancar : -- Kredit Diragukan : -- Kredit Macet : -- Kredit Total
31 LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013
PERUBAHAN-PERUBAHAN PENTING SELAMA TAHUN 2013
S
epanjang tahun 2013, PT Bank Dinar Indonesia telah melakukan berbagai perubahan, di antaranya peningkatan modal dasar dan jumlah modal disetor, serta penambahan jaringan kantor. Upaya itu dilakukan dalam rangka meningkatkan layanan dan kinerja bisnis Perseroan untuk membangun kesinambungan bisnis. Adapun hal-hal penting yang terjadi pada tahun 2013, di antaranya adalah: 1. Peningkatan jumlah modal dasar dari Rp 200 milyar menjadi Rp 500 milyar. 2. Peningkatan jumlah modal disetor dari Rp 125 milyar menjadi Rp 175 milyar. 3. Pemecahan nilai nominal saham dari Rp 1.000 menjadi Rp 100 per lembar. 4. Penambahan 7 jaringan kantor, yang terdiri dari 4 KCP dan 3 Kantor Kas. 5. Kepengurusan bank, baik Direksi maupun Dewan Komisaris, sudah memenuhi ketentuan yang berlaku. 6. Tingkat Kesehatan Bank atau Risk Based Bank Rating (RBBR) berada dalam kondisi baik (peringkat 2).
32
LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013
PERKIRAAN PERKEMBANGAN USAHA KE DEPAN
P
T Bank Dinar Indonesia memperkirakan bahwa prospek usaha pada tahun 2014 dan berikutnya akan jauh lebih baik dibandingkan tahun 2013. Hal tersebut dikarenakan kebijakan pemerintah yang cukup responsif dalam menjaga kondisi ekonomi nasional dengan mengeluarkan berbagai kebijakan, terutama kebijakan atas (1) PPnBM, (2) impor migas, (3) APBN, (4) tata niaga daging dan hortikultura, dan (5) efisiensi perijinan dan layanan satu pintu, sehingga dapat memperbaiki nilai tukar Rupiah, menjaga pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga dan inflasi, menarik minat investasi dan diharapkan dengan adanya penyelenggaraan Pemilu 2014, permintaan domestik akan meningkat karena dukungan daya beli masyarakat yang menguat. Selain itu, di sektor perbankan nasional, kebijakan pengetatan moneter yang ditempuh oleh Bank Indonesia sebagai upaya menstabilkan makroekonomi yang saat ini memburuk, seperti inflasi, nilai tukar dan defisit neraca transaksi berjalan, merupakan sinyal positif terhadap prospek sektor perbankan nasional, terutama di sektor UMKM dan konsumsi.
para nasabah dan debitur. Strategi Perseroan dalam pencapaian target tahun 2014 dilakukan dengan cara:
Melihat kondisi dan proyeksi perekonomian dan perbankan pada tahun 2014, potensi usaha Perseroan diharapkan dapat terus berkembang dengan dukungan kondisi makro ekonomi Indonesia dan peningkatan kinerja perbankan nasional secara keseluruhan. Secara sektoral, tingkat persaingan usaha dibidang perbankan pada saat ini berada pada tingkat yang kompetitif. Penghimpunan dana di bankbank dengan skala yang lebih kecil lebih sulit dilakukan karena keterbatasan jaringan yang dimiliki, sehingga memicu mereka untuk bersaing dengan memberikan bunga yang lebih besar, yang pada akhirnya akan memperbesar biaya bunga. Karena itu, Perseoran akan tetap fokus kepada pelaksanaan strategi dan program kerja pengembangan bisnis untuk mengoptimalkan potensi kondusif perekeonomian Indonesia bagi perkembangan Perseroan dengan tetap berpegang teguh pada prinsip manajemen risiko yang andal dan prinsip-prinsip good corporate governance.
e. Network: berupaya mencari informasi baru dan mengembangkan kompetensi diri;
-- Membuka jaringan kantor di pusat-pusat bisnis yang strategis. -- Meningkatkan kualitas pelayanan nasabah dengan FRIENDS, yang mempunyai makna: a. Focus: dengan tulus membangun kepercayaan dan hubungan baik serta berorientasi pada kebutuhan nasabah yang menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan; b. Responsive: cepat dan tepat dalam memberi tanggapan dan pelayanan kepada nasabah; c. Integrity: jujur, berperilaku konsisten dan bertanggung jawab dengan apa yang dilakukan; d. Ethos: semangat kerja yang tinggi menjadi ciri khas dari etika sebagai landasan kerja;
f. Dicipline: bekerja tepat waktu sesuai yang direncanakan dan komitmen terhadap kewajiban dan janji; g. Service: melayani dengan hati tulus dan ramah agar tercipta kepuasan bagi nasabah. -- Memelihara hubungan dengan nasabah yang sudah ada. -- Memperoleh dan meningkatkan fee based income. -- Menggali potensi bisnis dari nasabah yang ada maupun baru melalui referensi atau cross selling product. -- Melakukan kegiatan promosi pengembangan pendanaan dan perkreditan.
Dengan semakin membaiknya kinerja sektor perbankan dan meningkatnya tingkat kesehatan bank, membuat kepercayaan masyarakat terhadap perbankan meningkat. Di sisi lain dengan melambatnya pertumbuhan penghimpunan dana pihak ketiga membuat Bank harus bersaing. Persaingan untuk meningkatkan jumlah dana pihak ketiga tersebut, membuat banyak bank harus lebih meningkatkan kualitas pelayanannya dan melakukan perluasan layanan perbankan. Perseroan dengan menggunakan jaringan yang dimiliki, pada masa mendatang diharapkan mampu menjaring pasar yang lebih luas.
-- Meningkatkan kerjasama dengan developer, dealer mobil/motor dan finance company.
Memperhatikan kondisi Perseroan saat ini dan mempertimbangkan pertumbuhan yang ingin dicapai pada tahun 2014, maka Perseroan melakukan kegiatan operasional Bank dengan sehat, efisien dan prudent dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan kepercayaan
-- Meningkatkan teamwork di seluruh jajaran Perseroan.
-- Melakukan pemantauan terhadap kinerja kantor-kantor dengan cara melakukan pertemuan secara berkala. -- Melakukan review proses operasional menuju proses yang cepat, akurat, dan efisien. -- Meningkatkan kompetensi seluruh jajaran karyawan melalui pelatihan-pelatihan internal dan eksternal.
Untuk melengkapi laporan ini, maka berikut disampaikan perkembangan pos-pos tertentu per akhir tahun 2013 dan tahun 2012, sebagai berikut:
33 LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013
IKHTISAR POS-POS TERTENTU NERACA DAN LABA RUGI PT. Bank Dinar Indonesia (dalam jutaan rupiah) Keterangan Total Asset Kas dan Setara Kas Penempatan Pada Bank Lain Penempatan Pada Bank Indonesia Kredit Diberikan
2013
2012
854.801
523.798
8.006
8.398
228.789
170.076
87.663
72.976
491.549
242.557
ROI Seluruh Penanaman
11,66%
11,17%
Dana Pihak Ketiga : -- Giro -- Tabungan -- Deposito
559.202 20.140 75.617 463.445
239.320 19.897 31.143 188.280
8,79%
5,74%
Cost Of Fund Keseluruhan DPK Modal Setor
125.000
125.000
Dana Setoran Modal
50.000
0
Cadangan Umum dan Tujuan
25.000
25.000
Pendapatan Bunga
59.727
24.981
Biaya Bunga
29.352
8.190
Biaya Tenaga Kerja
13.323
8.068
Laba Operasional
7.649
4.954
Laba Tahun Berjalan (sebelum pajak)
9.645
6.052
Laba Setelah Pajak
7.579
4.847
34
LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013
Tingkat Kesehatan Bank
D
alam proses bisnis dan pengelolaan bank, PT Bank Dinar Indonesia selalu berupaya menerapkan prinsip-prinsip good corporate governance (GCG), kehati-hatian, dan manajemen risiko yang baik dan sesuai dengan ketentuan dan aturan yang berlaku. Hal itu dilakukan sebagai upaya menjaga dan meningkatkan kualitas tingkat kesehatan bank. Pada prakteknya, penerapan yang dilakukan Perseroan terkait hal-hal tersebut di atas terus ditingkatkan kualitasnya dari waktu ke waktu. Melalui upaya itu, Perseroan pada akhirnya bisa menjaga tingkat kesehatan bank pada level “Baik”. Ke depan, tentu saja dengan pengelolaan yang lebih baik, diharapkan tingkat kesehatan bank bisa jauh lebih baik lagi. Berikut ini Laporan Penilaian Tingkat Kesehatan PT Bank Dinar Indonesia.
NO
FAKTOR –FAKTOR PENILAIAN
PERINGKAT
1
Profil Risiko
2
2
Good Corporate Governance
2
3
Rentabilitas
2
4
Permodalan
2
Peringkat RBBR
2
LAPORAN PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN PT. Bank Dinar Indonesia Bulan Desember 2013 Sangat Baik
:1
Baik
:2
Cukup Baik
:3
Kurang Baik
:4
Tidak Baik
:5
27
35 LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013
Pengungkapan Permodalan dan Eksposur Risiko Tabel 1.a Pengungkapan Kuantitatif Struktur Permodalan Bank (dalam jutaan rupiah)
KOMPONEN MODAL (1) I.
(2)
31 Desember 2013
31 Desember 2012
Bank
Bank
(3)
(4)
KOMPONEN MODAL A
B
252,146
194.151
1
Modal Disetor
122,862
122.862
2
Cadangan Tambahan Modal (Disclosed Reserves)
129,284
71.289
3
Modal Inovatif
4
Faktor Pengurang Modal Inti
5
Kepentingan Minoritas
MODAL INTI
MODAL PELENGKAP 1
Level Atas ( Upper Tier 2 )
2
Level Bawah ( Lower tier 2 ) Maks. 50% Modal inti
3
Faktor Pengurang Modal Pelengkap
C
Faktor Pengurang Modal Inti dan Modal Pelengkap
D
MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG MEMENUHI PERSYARATAN
E
MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG DIALOKASIKAN UNTUK MENGANTISIPASI RISIKO PASAR
16.491 6,990
940
6,990
940
Eskposur Sekuritisasi
II
TOTAL MODAL INTI DAN MODAL PELENGKAP
259,136
195.091
III
TOTAL MODAL INTI, MODAL PELENGKAP DAN MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG DIALOKASIKAN UNTUK MENGANTISIPASI RISIKO PASAR
259,136
195.091
559,224
323.790
29,432
27.246
44.02%
55.58%
IV
ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO ( ATMR ) UNTUK RISIKO KREDIT
VI
ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO ( ATMR ) UNTUK RISIKO OPERASIONAL
VI
ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO ( ATMR ) UNTUK RISIKO PASAR
VII
A
Metode Standar
B
Metode Internal
RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM YANG TERSEDIA UNTUK RISIKO KREDIT DAN RISIKO OPERASIONAL
36
LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013
Tabel 2.1.a Pengungkapan Tagihan Berdasaran Wilayah - Bank secara Individual ( dalam jutaan rupiah ) Posisi 31 Desember 2013
Posisi 31 Desember 2012
Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah No
Kategori Portofolio
Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah
Wilayah 1 Wilayah 2 Wilayah 3 Wilayah 4 Wilayah 5 Wilayah 6 Wilayah 7 Banten
DKI Jakarta
Jabar
Jatim
Kalbar
Kaltim
SulTengg
(2) Tagihan Kepada Pemerintah
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
-
-
-
-
-
-
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
-
-
-
-
-
4
Tagihan Kepada Bank
-
-
-
5
Kredit Beragunan Rumah Tinggal
3,109
6
Kredit Beragunan Properti Komersil
-
2,338
7
Kredit Pegawai/Pensiunan
-
-
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
1
25,651
20,600 174,237
4,199 24,362
Wilayah 1 Wilayah 2 Wilayah 3 Wilayah 4 Wilayah 5 Wilayah 6 Wilayah 7 Total
DKI Jakarta
Jabar
Jatim
Kalbar
Kaltim
SulTengg
0
(11) -
(12) -
(13) -
(14) -
(15) -
(16) -
(17) -
-
0
-
-
-
-
-
-
-
0
-
-
0
-
-
-
-
-
-
-
0
-
-
-
-
-
0
-
-
-
19,659
-
-
-
-
3,804
-
-
-
(10)
-
-
-
0
553
-
-
-
33,512
0
-
-
-
2,338
-
-
Total
Banten
-
-
22,530
-
3,934
14,254
0 170 245,833
4,385 -
14,443 3,804
-
32
-
-
15,103
3,201
3,152
10,444 148,467
18,199
3,328
-
799
777
-
(18) 0
0 741
26,302
9
Tagihan kepada Korporasi
-
191,715
0
-
-
-
205,969
3,089
-
-
-
180,199
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
-
3,897
-
-
-
-
-
3,897
-
-
8,643
-
-
3,950
-
12,593
11
Aset lainnya
-
-
-
-
-
-
-
0
-
-
-
-
-
-
-
0
12
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada )
-
-
-
-
-
-
-
0
-
-
-
-
-
-
-
0
28,561
37,337
Total
23,709 397,838
0
3,934
170 491,549 18,157 181,817
30,842
6,273
777
3,950
741 242,557
37 LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013
Tabel 2.2.a Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak - Bank secara Individual ( dalam jutaan rupiah )
No
Kategori Portofolio
(1)
(2)
Posisi 31 Desember 2013
Posisi 31 Desember 2012
Tagihan Bersih Berdasarkan sisa jangka waktu kontrak
Tagihan Bersih Berdasarkan jangka waktu kontrak
> 1 thn > 3 thn sd Non<= 1 thn > 5 thn sd 3 thn 5 thn Kontraktual (3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Total
<= 1 thn
(8)
(9)
> 1 thn > 3 thn sd Non> 5 thn sd 3 thn 5 thn Kontraktual (10)
(11)
(12)
(13)
Total (14)
1
Tagihan Kepada Pemerintah
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
Tagihan Kepada Bank
5
Kredit Beragunan Rumah Tinggal
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1251
8,501
2,480
21,280
0
33,512
0
3,364
5,982
5,058
0
14,404
6
Kredit Beragunan Properti Komersil
0
0
0
2338
0
2338
0
276
0
78
0
354
7
Kredit Pegawai/ Pensiunan
0
0
0
0
0
0
0
0
0
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
148,480
31,838
12,661
52,855
0
245834
405
85,160
8,147
10,439
0
104,151
9
Tagihan kepada Korporasi
145,112
18,933
6,271
35,652
0
205,968
0
109,385
0
14,263
0
123,648
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
0
0
0
3,897
0
3,897
0
0
0
0
0
0
11 Aset lainnya
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
12 Eksposur di Unit Usaha Syariah ( apabila ada )
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
294,843
59,272
405 198,185
14,129
29,838
Total
21,412 116,022
0 491,549
0 242,557
38
LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013
Tabel 2.3.a. Pengungkapan tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara Individual ( dalam jutaan rupiah )
No
Sektor Ekonomi
(1)
(2)
Posisi 31 Desember 2013 1 Pertanian, perburuan dan kelautan 2 Perikanan 3 Pertambangan dan Penggalian 4 Industri pengolahan 5 Listrik, Gas dan Air 6 Kontruksi 7 Perdagangan besar dan eceran 8 Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum 9 Transportasi, pergudangan dan komunikasi 10 Perantara keuangan 11 Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan 12 Administrasi Pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial wajib 13 Jasa Pendidikan 14 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 15 Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya 16 Jasa perorangan yang melayani rumah tangga 17 Badan Internasional dan badan ekstra internasional lainnya 18 Kegiatan yang belum jelas batasannya 19 Bukan Lapangan Usaha 20 Lainnya Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Posisi 31 Desember 2012 Pertanian, perburuan dan kelautan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri pengolahan Listrik, Gas dan Air Kontruksi Perdagangan besar dan eceran Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum Transportasi, pergudangan dan komunikasi Perantara keuangan Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan Administrasi Pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial wajib Jasa Pendidikan Jasa kesehatan dan kegiatan sosial Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya Jasa perorangan yang melayani rumah tangga Badan Internasional dan badan ekstra internasional lainnya Kegiatan yang belum jelas batasannya Bukan Lapangan Usaha Lainnya Total
Tagihan Tagihan Tagihan kepada Tagihan Kepada Bank Kredit Kredit Tagihan Kepada Tagihan Kredit Usaha Tagihan yang Pembangunan Beragunan Beragunan Kepada Entitas Kepada Pegawai / Mikro, Usaha kepada telah Multilateral Rumah Properti Pemerintah Sektor Bank Pensiunan Kecil dan Korporasi jatuh dan lembaga Tinggal Komersil Publik Portofolio tempo internasional Ritel (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
(14)
3,897 -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1,584 45,339 35,798 86,479 4,553
-
-
-
-
-
-
-
16,673
-
-
-
-
33,512
-
-
10,375 21,757
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1,482 596 14,072
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2,338
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0
33,512
58,681 6,232 107,503 894
(13)
-
2,338
-
Eksposur di Unit Aset Usaha Lainnya Syariah (apabila ada)
18,933 20,696 155
238,708
213,094
3,897
-
-
777
26,605 20,935 104,119 5,601
3,950 4,218 4,910
-
-
320 3,879 1,969 9,659 1,718
1,022
-
-
-
1,549
2,931
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
19,658
-
-
1,069
-
-
-
-
-
-
-
19,658
3,804
-
24,922
-
-
0
3,804
1,256 191 2,535
1,169 18,713 -
181,095
13,078
39 LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013
Tabel 2.3.b. Pengungkapan tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara Individual ( dalam jutaan rupiah )
No
Sektor Ekonomi
(1) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
(2) Posisi 31 Desember 2013 Pertanian, perburuan dan kelautan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri pengolahan Listrik, Gas dan Air Kontruksi Perdagangan besar dan eceran Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum Transportasi, pergudangan dan komunikasi Perantara keuangan Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan Administrasi Pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial wajib Jasa Pendidikan Jasa kesehatan dan kegiatan sosial Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya Jasa perorangan yang melayani rumah tangga Badan Internasional dan badan ekstra internasional lainnya Kegiatan yang belum jelas batasannya Bukan Lapangan Usaha Lainnya Total Posisi 31 Desember 2012 Pertanian, perburuan dan kelautan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri pengolahan Listrik, Gas dan Air Kontruksi Perdagangan besar dan eceran Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum Transportasi, pergudangan dan komunikasi Perantara keuangan Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan Administrasi Pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial wajib Jasa Pendidikan Jasa kesehatan dan kegiatan sosial Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya Jasa perorangan yang melayani rumah tangga Badan Internasional dan badan ekstra internasional lainnya Kegiatan yang belum jelas batasannya Bukan Lapangan Usaha Lainnya Total
Tagihan Tagihan Tagihan kepada Tagihan Kepada Bank Kredit Kredit Tagihan Kepada Tagihan Kredit Usaha Tagihan yang Pembangunan Beragunan Beragunan Kepada Entitas Kepada Pegawai / Mikro, Usaha kepada telah Multilateral Rumah Properti Pemerintah Sektor Bank Pensiunan Kecil dan Korporasi jatuh dan lembaga Tinggal Komersil Publik Portofolio tempo internasional Ritel (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
Eksposur di Unit Aset Usaha Lainnya Syariah (apabila ada) (13)
(14)
Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - Individual
Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - Kolektif
Tagihan yang dihapus buku
3
4
5
-
-
-
-
a. Belum jatuh tempo
10
23,709
(3)
Wilayah 1 Banten
b. Telah jatuh tempo
Tagihan yang mengalami penurunan nilai (impaired)
2
(2)
Tagihan
(1)
1
Keterangan
No
-
-
120
3,897
-
393,941
(4)
Wilayah 2 DKI
-
-
-
-
47
28,561
(5)
Wilayah 3 Ja-Bar (6)
-
-
-
-
-
37,337
-
-
-
-
-
-
(7)
Wilayah 5 Kal-Bar
-
-
-
-
97
3,934
(8)
Wilayah 6 Kal-Tim
-
-
-
-
-
170
(9)
Wilayah 7 Sul-Teng
-
97
177
3,897
-
487,652
(10)
Total
0
41.65
0
0
0
11,825.00
(3)
Wilayah 1 Banten
0
669.18
0
0
0
187,379.00
(4)
Wilayah 2 DKI
Wilayah 3 Ja-Bar (5)
0
109.55
81
0
23
31,612.00
0
39.85
0.01
0
0.01
6,273.00
(6)
Wilayah 4 Ja-Tim
0
21.91
0
0
0
777.00
(7)
Wilayah 5 Kal-Bar
Wilayah
Wilayah Wilayah 4 Ja-Tim
Posisi 31 Desember 2012
Posisi 31 Desember 2013
Tabel 2.4.a. Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan berdasarkan Wilayah - Bank secara Individual ( dalam jutaan rupiah )
0
0
0
0
0
3,950.00
(8)
Wilayah 6 Kal-Tim
0
0
0
0
0
741.00
(9)
Wilayah 7 Sul-Teng
0
882.14
81.01
0
23.01
242,557.00
(10)
Total
40 LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013
41 LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013
Tabel 2.5.a Pengungkapam Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank Secara Individual ( dalam jutaan rupiah )
No
Sektor Ekonomi
Tagihan
(1)
(2)
(3)
Cadangan kerugian Cadangan kerugian Tagihan yang penurunan nilai penurunan nilai dihapus buku (CKPN) Kolektif Belum Jatuh Tempo Telah Jatuh Tempo (CKPN) Individual Tagihan Mengalami Penurunan Nilai
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Posisi 31 Desember 2013 1
Pertanian, perburuan dan Kehutanan
-
-
-
-
-
2
Perikanan
-
-
-
-
-
3
Pertambangan dan Penggalian
1,584
-
-
-
-
4
Industri pengolahan
104,020
-
-
-
-
5
Listrik, Gas dan Air
-
-
-
6
Konstruksi
-
-
7
Perdagangan besar dan eceran
8
Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum
9
Transportasi, pergudangan dan komunikasi
42,030 193,982
3,897
97
67
-
-
-
5,447
-
-
-
-
16,673
-
-
-
-
10 Perantara keuangan
29,308
-
-
-
-
11 Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan
21,757
-
-
-
12 Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib
-
13 Jasa pendidikan
92
-
-
-
-
1,482
-
-
-
-
14 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial
21,292
-
-
-
-
15 Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya
50,077
-
-
-
18
16 Jasa perorangan yang melayani rumah tangga
-
-
-
-
-
17 Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya
-
-
-
-
-
18 Kegiatan yang belum jelas batasannya
-
-
-
-
-
19 Bukan Lapangan Usaha
-
-
-
-
-
20 Lainnya
-
-
-
-
Total
487,652
3,897
177
97
-
Posisi 31 Desember 2012 1
Pertanian, perburuan dan Kehutanan
-
-
-
-
-
2
Perikanan
-
-
-
-
-
3
Pertambangan dan Penggalian
-
-
-
-
4
Industri pengolahan
-
-
5
Listrik, Gas dan Air
-
-
6
Konstruksi
31,100
-
-
7
Perdagangan besar dan eceran
130,284
-
8
Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum
9
Transportasi, pergudangan dan komunikasi
10 Perantara keuangan
10,492 -
4,476 -
11 Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan
19,924
12 Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib
-
13 Jasa pendidikan
-
23
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
14 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial
26,526
-
15 Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya
19,755
-
-
23.43
85.06
-
376.33
-
-
38.32
-
-
146.62 -
-
58
-
65.57
-
146.83
-
16 Jasa perorangan yang melayani rumah tangga
-
-
-
-
-
17 Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya
-
-
-
-
-
18 Kegiatan yang belum jelas batasannya
-
-
-
-
-
19 Bukan Lapangan Usaha
-
-
-
-
-
20 Lainnya
-
-
-
-
Total
242,557
-
81
882.16
-
42
LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013
Tabel 2.6.a. Pengungkapan Rincian Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - Bank secara Individual ( dalam jutaan rupiah )
No
Keterangan
(1)
(2)
1 Saldo awal CKPN
Posisi 31 Desember 2013
Posisi 31 Desember 2012
CKPN Individual
CKPN Kolektif
CKPN Individual
CKPN Kolektif
(3)
(4)
(3)
(4)
81.01
882.14
240.98
927.11
177
97
81.01
882.14
0
0
0
0
3 CKPN yang digunakan untuk melakukan hapus buku atas tagihan pada peride berjalan
0
0
0
0
4 Pembentukan (pemulihan) lainnya pada periode berjalan
0
0
0
0
177
97
81.01
882.14
2 Pembentukan (pemulihan) CKPN pada periode berjalan (Net) 2.a Pembentukan CKPN pada periode berjalan 2.b Pemulihan CKPN pada periode berjalan
Saldo akhir CKPN
Kredit Beragunan Properti Komersil
Kredit Pegawai/Pensiunan
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Tagihan Kepada Korporasi
6
7
8
9
Total
12 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
11 Aset Lainnya
10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo
Tagihan Kepada Bank
Kredit Beragunan Rumah Tinggal
4
Tgihan Kepada bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
3
5
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
2
(2)
Tagihan Kepada Pemerintah
1
(1)
Kategori Portofolio
idAAA
PT. Pemeringkat Efek Indonesia
-
-
-
-
-
-
-
(4)
[Idr]AAA
PT. ICRA Indonesia
(3)
AAA (idn)
PT. Fitch Ratings Indonesia
Aaa
AAA
Fitch Rating
Moody’s
AAA
Standard and Poor’s
Lembaga Pemeringkat
(5)
idAA+ s.d idAA-
[Idr]AA+ s.d [Idr]AA-
AA+ (idn) s.d AA- (idn)
Aa1 s.d Aa3
AA+ s.d AA-
AA+ s.d AA-
(6)
idA+ s.d idA-
[Idr]A+ s.d [Idr]A-
A+ (idn) s.d A- (idn)
A1 s.d A3
A+ s.d A-
A+ s.d A-
(8)
idBB+ s.d idBB-
idBBB+ s.d idBBB(7)
[Idr]BB+ s.d [Idr]BB-
BB+ (idn) s.d BB- (idn)
Ba1 s.d Ba3
BB+ s.d BB-
BB+ s.d BB-
[Idr]BBB+ s.d [Idr]BBB-
BBB+ (idn) s.BBB-(idn)
Baa1 s.d Baa3
BBB+ s.d BBB-
BBB+ s.d BBB-
Peringkat Jangka Panjang
(9)
idB+ s.d idB-
[Idr]B+ s.d [Idr]B-
B+ (idn) s.d B- (idn)
B1 s.d B3
B+ s.d B-
B+ s.d B-
(10)
Kurang dari idB-
Kurang dari [Idr]B-
Kurang dari B- (idn)
Kurang dari B3
Kurang dari B-
Kurang dari B-
Tagihan Bersih
Posisi Tanggal 31 Desember 2013
(11)
idA1
[Idr]A1+ s.d [Idr]A1
F1+(idn) s.d F1(idn)
P-1
F1+ s.d F1
A-1
(12)
idA2
[Idr]A2+ s.d [Idr]A2
F2(idn)
F2
F2
A-2
(13)
idA3 s.d idA4
[Idr]A3+ s.d [Idr]A3
F3(idn)
P-3
F3
A-3
Peringkat Jangka Pendek
Tabel 3.1.a Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori Portofolio dan Skala Peringkat Bank Secara Individual (dalam jutaan rupiah)
(14)
Kurang dari idA4
Kurang dari [Idr]A3
Kurang dari F3(idn)
Kurang dari P-3
Kurang dari F3
Kurang dari A-3
445,597
228,789
87,651
(16)
Total
762,037 762,037
445,597
228,789
87,651
(15)
Tanpa Peringkat
LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013
43
(2)
Tagihan Kepada Pemerintah Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 3 Tgihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada Bank 5 Kredit Beragunan Rumah Tinggal 6 Kredit Beragunan Properti Komersil 7 Kredit Pegawai/Pensiunan 8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 9 Tagihan Kepada Korporasi 10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 11 Aset Lainnya 12 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Total
1 2
(1)
Kategori Portofolio
Aaa
AAA
AAA
Aa1 s.d Aa3
AA+ s.d AA-
AA+ s.d AA-
A1 s.d A3
A+ s.d A-
A+ s.d A-
Baa1 s.d Baa3
Ba1 s.d Ba3
BBB+ s.d BBB- BB+ s.d BB-
BBB+ s.d BBB- BB+ s.d BB-
Peringkat Jangka Panjang
B1 s.d B3
B+ s.d B-
B+ s.d B-
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
PT. Fitch AA+ (idn) s.d A+ (idn) s.d BBB+ (idn) BB+ (idn) s.d B+ (idn) s.d Ratings AAA (idn) AA- (idn) A- (idn) s.BBB-(idn) BB- (idn) B- (idn) Indonesia [Idr]AA+ s.d [Idr]A+ s.d [Idr]BBB+ s.d [Idr]BB+ s.d [Idr]B+ s.d PT. ICRA [Idr]AAA [Idr]AA[Idr]A[Idr]BBB[Idr]BB[Idr]BIndonesia idBBB+ s.d idBB+ s.d idAA+ s.d PT. Pemeringkat idB+ s.d idBidA+ s.d idAidAAA idBBBidBBidAAEfek Indonesia
Moody’s
Fitch Rating
Lembaga Pemeringkat Standard and Poor’s A-1
(11)
(12)
idA2
idA1
(10)
[Idr]A2+ s.d [Idr]A2
[Idr]A1+ s.d [Idr]A1
Kurang dari [Idr]BKurang dari idB-
F2(idn)
F2
F1+(idn) s.d F1(idn)
P-1
F2
A-2
(13)
idA3 s.d idA4
[Idr]A3+ s.d [Idr]A3
F3(idn)
P-3
F3
A-3
Peringkat Jangka Pendek
Kurang dari B- (idn)
Kurang dari B3
Kurang dari B- F1+ s.d F1
Kurang dari B-
Posisi Tanggal 31 Desember 2012 Tagihan Bersih
(14)
Kurang dari [Idr]A3 Kurang dari idA4
Kurang dari F3(idn)
Kurang dari P-3
Kurang dari F3
Kurang dari A-3
72,976
170,076
180,199
423,251
170,076
180,199
423,251
(16)
Total
72,976
(15)
Tanpa Peringkat
44 LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013
45 LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013
Tabel 4.1.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Resiko Setelah Memperhitingkan Dampak Mitigasi Resiko Kredit - Bank secara Individual (dalam jutaan rupiah) Posisi Tanggal 31 Desember 2013 No.
Keterangan Portofolio
(1)
(2)
Tagihan Bersih Setelah Mempertimbangkan Dampak Mitigasi Resiko 0%
20%
35%
40%
45%
50%
75%
100%
150%
Lainnya
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
27,510
8,036
ATMR
Beban Modal
(13)
(14)
A Eksposur Neraca 1
Tagihan Kepada Pemerintah
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3
Tgihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4
Tagihan Kepada Bank
5
Kredit Beragunan Rumah Tinggal
6
Kredit Beragunan Properti Komersil
7
Kredit Pegawai/Pensiunan
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
9
Tagihan Kepada Korporasi
10
Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo
11
Aset Lainnya
12
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) T otal Exposur Neraca
87,651
228,789 4,316 1,081 445,597 4,734 8,007
95,658
228,789
27,510
8,036
B
Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontigensi pd Transaksi Rekening Administratif
1
Tagihan Kepada Pemerintah
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3
Tgihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4
Tagihan Kepada Bank
5
Kredit Beragunan Rumah Tinggal
6
Kredit Beragunan Properti Komersil
7
Kredit Pegawai/Pensiunan
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
9
Tagihan Kepada Korporasi
10
Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo
11
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
C
Eksposur akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk)
1
Tagihan Kepada Pemerintah
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3
Tgihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4
Tagihan Kepada Bank
5
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
6
Tagihan Kepada Korporasi
7
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) 95,658
228,816
27,510
8,036
0
0
1,081
4,316
345
494
40
421,005
33,680
7,101
568
12,687
18,284
45,520
3,642
458,118
17,421
18,284
537,037
42,963
299
24
20
2
21,868
21,868
1,749
22,167
22,187
1,775
559,224
44,738
27
27
3,661 1,027
8,205
299
T otal Exposur TRA
T otal Exposur Counterpartry Credit Risk
1,081
45,758 12,843
480,285
17,421
18,284
46
LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013
Posisi Tanggal 31 Desember 2012 No.
Keterangan Portofolio
(1)
(2)
A
Eksposur Neraca
1
Tagihan Kepada Pemerintah
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3
Tgihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4
Tagihan Kepada Bank
5
Kredit Beragunan Rumah Tinggal
6
Kredit Beragunan Properti Komersil
7
Kredit Pegawai/Pensiunan
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
9
Tagihan Kepada Korporasi
10
Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo
11
Aset Lainnya
12
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) T otal Exposur Neraca
Tagihan Bersih Setelah Mempertimbangkan Dampak Mitigasi Resiko 0%
20%
35%
40%
45%
50%
75%
100%
150%
Lainnya
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
12,703
6,839
170,076 3,804 292 204,959 8,399
81,375
170,076
12,703
6,839
Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontigensi pd Transaksi Rekening Administratif
1
Tagihan Kepada Pemerintah
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3
Tgihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4
Tagihan Kepada Bank
5
Kredit Beragunan Rumah Tinggal
6
Kredit Beragunan Properti Komersil
7
Kredit Pegawai/Pensiunan
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
9
Tagihan Kepada Korporasi Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo
11
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
292
(25)
(26)
34,015
2,721
C
Eksposur akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk)
1
Tagihan Kepada Pemerintah
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3
Tgihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4
Tagihan Kepada Bank
5
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
6
Tagihan Kepada Korporasi
7
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) 81,375
170,076
12,703
6,839
292
7,181
574
3,804
304
219
18
204,959
16,397
12,997
19,496
1,560
5,790
18,254
38,998
3,120
214,553
31,251
308,672
24,694
5,827
7,617
T otal Exposur TRA
T otal Exposur Counterpartry Credit Risk
Beban Modal
72,976
B
10
ATMR
7,617
609
5,000
7,500
600
7,617
5,000
15,117
1,209
222,170
36,251
323,789
25,903
5,827
47 LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013
Tabel 4.2.a. Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Resiko Kredit - Bank Secara individual (dalam jutaan rupiah)
No.
Keterangan Portofolio
(1) A 1 2 3
(2) Eksposur Neraca Tagihan Kepada Pemerintah Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tgihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank Kredit Beragunan Rumah Tinggal Kredit Beragunan Properti Komersil Kredit Pegawai/Pensiunan Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Tagihan Kepada Korporasi Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo Aset Lainnya Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) T otal Exposur Neraca
4 5 6 7 8 9 10 11 12 B 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 C 1 2 3 4 5 6 7
Posisi Tanggal 31 Desember 2013 Bagian Yang Dijamin Dengan Tagihan Bersih Lainnya Bagian Yang Tidak Dijamin Agunan Garansi Asuransi Kredit (3) (4) (5) (6) (7) (8) = (3)-[(4)+(5)+(6)+(7)] 87,651
87,651
228,789 35,546 4,316
228,789 35,546 4,316
1,081
422
659
445,597 4,734 47,183
24,592
421,005 4,734 47,183
854,897
25,014
829,883
Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontigensi pd Transaksi Rekening Administratif Tagihan Kepada Pemerintah Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tgihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank Kredit Beragunan Rumah Tinggal Kredit Beragunan Properti Komersil Kredit Pegawai/Pensiunan Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Tagihan Kepada Korporasi 7,617 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 5,000 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) T otal Exposur TRA 12,617
7,617 5,000 12,617
Eksposur akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk) Tagihan Kepada Pemerintah Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tgihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Tagihan Kepada Korporasi Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) T otal Exposur Counterpartry Credit Risk Total (A+B+C)
867,514
25,014
842,500
48
LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013
No.
Keterangan Portofolio
(1)
(2)
A 1 2 3
Eksposur Neraca Tagihan Kepada Pemerintah Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tgihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank Kredit Beragunan Rumah Tinggal Kredit Beragunan Properti Komersil Kredit Pegawai/Pensiunan Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Tagihan Kepada Korporasi Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo Aset Lainnya Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) T otal Exposur Neraca
4 5 6 7 8 9 10 11 12 B 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 C 1 2 3 4 5 6 7
Posisi Tanggal 31 Desember 2012 Bagian Yang Dijamin Dengan Tagihan Bersih Lainnya Bagian Yang Tidak Dijamin Agunan Garansi Asuransi Kredit (14) = (9)(9) (10) (11) (12) (13) [(10)+(11)+(12)+(13)] 72,976
72,976
170,076 19,542 3,804
170,076 19,542 3,804
292
292
204,959 12,997 38,270
204,959 12,997 38,270
522,916
522,916
Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontigensi pd Transaksi Rekening Administratif Tagihan Kepada Pemerintah Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tgihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank Kredit Beragunan Rumah Tinggal Kredit Beragunan Properti Komersil Kredit Pegawai/Pensiunan Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Tagihan Kepada Korporasi 7,617 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 5,000 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) T otal Exposur TRA 12,617
7,617 5,000 12,617
Eksposur akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk) Tagihan Kepada Pemerintah Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tgihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Tagihan Kepada Korporasi Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) T otal Exposur Counterpartry Credit Risk Total (A+B+C)
535,533
535,533
49 LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013
Tabel 6.1.1. Pengungkapan Eksposur Aset di Neraca (dalam jutaan rupiah) Posisi Tanggal 31 Desember 2013 No.
Katagori Portofolio
(1)
Tagihan Bersih
(2)
(3)
1.
Tagihan Kepada Pemerintah
2.
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3.
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4.
Tagihan Kepada Bank
5.
Kredit Beragun Rumah Tinggal
6.
Kredit Beragun Properti Komersial
7.
Kredit Pegawai/Pensiunan
8.
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
ATMR Sebelum MRK (4)
Posisi Tanggal 31 Desember 2012
ATMR Setelah MRK (5)
87,651
Tagihan Bersih (6)
ATMR Sebelum MRK (7)
ATMR Setelah MRK (8)
34,015
72,976
228,789
45,758
45,758
170,076
34,015
35,546
12,843
12,843
19,542
7,181
7,181
4,316
4,316
4,316
3,804
3,804
3,804
1,081
811
494
292
219
219
9.
Tagihan Kepada Korporasi
445,597
445,597
421,005
204,959
204,959
204,959
10
Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo
4,734
7,101
7,101
12,997
19,496
19,496
11. Aset Lainnya TOTAL
47,183
45,520
45,520
38,270
38,898
38,898
854,897
561,946
537,037
522,916
308,673
308,673
Tabel 6.1.2. Pengungkapan Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif (dalam jutaan rupiah) Posisi Tanggal 31 Desember 2013 No. (1)
Katagori Portofolio (2)
1.
Tagihan Kepada Pemerintah
2.
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3.
Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4.
Tagihan kepada Bank
5.
Kredit Beragun Rumah Tinggal
6.
Kredit Beragun Properti Komersial
7.
Kredit Pegawai/Pensiunan
8.
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
9.
Tagihan Kepada Korporasi
10
Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo
TOTAL
Posisi Tanggal 31 Desember 2012
ATMR Sebelum MRK (4)
ATMR Setelah MRK (5)
299
299
299
27
20
20
21,868
21,868
21,868
Tagihan Bersih (3)
22,194
22,187
22,187
ATMR Sebelum MRK (7)
ATMR Setelah MRK (8)
7,617
7,617
7,617
5,000
7,500
7,500
12,617
15,117
15,117
Tagihan Bersih (6)
50
LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013
Tabel 6.1.3. Pengungka[an Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk) (dalam jutaan rupiah) Posisi Tanggal 31 Desember 2013 No.
Katagori Portofolio
(1)
(2)
Posisi Tanggal 31 Desember 2012
Tagihan Bersih
ATMR Sebelum MRK
ATMR Setelah MRK
Tagihan Bersih
ATMR Sebelum MRK
ATMR Setelah MRK
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
1.
Tagihan Kepada Pemerintah
0
0
0
0
0
0
2.
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
0
0
0
0
0
0
3.
Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
0
0
0
0
0
0
4.
Tagihan kepada Bank
0
0
0
0
0
0
5.
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
0
0
0
0
0
0
6.
Tagihan Kepada Korporasi
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
TOTAL
Tabel 6.1.4. Pengungkapan Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat Kegagalan Setelmen (settlement risk) (dalam jutaan rupiah) Posisi Tanggal 31 Desember 2013 No.
Jenis Transaksi
(1) 1.
2.
(2)
Posisi Tanggal 31 Desember 2012
Nilai Eksposur
Faktor Pengurang Modal
ATMR Setelah MRK
Nilai Eksposur
Faktor Pengurang Modal
ATMR Setelah MRK
(3)
(4)
(7)
(8)
(5)
(6)
Delivery versus payment
0
0
0
0
a. Beban Modal 8% (5-15 hari)
0
0
0
0
b. Beban Modal 50% (16-30 hari)
0
0
0
0
c. Beban Modal 75% (31-45 hari)
0
0
0
0
d. Beban Modal 100% (lebih dari 45 hari)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Non-delivery versus payment
TOTAL
0 0
0
0
51 LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013
Tabel 6.1.5. Pengungkapan Eksposur Sekuritisasi (dalam jutaan rupiah) Posisi Tanggal 31 Desember 2013 No.
Jenis Transaksi
(1) (2) 1. Fasilitas Kredit Pendukung yang memenuhi persyaratan 2. Fasilitas Kredit Pendukung yang tidak memenuhi persyaratan 3. Fasilitas Likuiditas yang memenuhi persyaratan 4. Fasilitas Likuiditas yang tidak memenuhi persyaratan 5. Pembelian Efek Beragun Aset yang memenuhi persyaratan 6. Pembelian Efek Beragun Aset yang tidak memenuhi persyaratan 7. Eksposur Sekuritisasi yang tidak tercakup dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai prinsip-prinsip kehati-hatian dalam aktivitas sekuritisasi aset bagi bank umum TOTAL
Faktor Pengurang Modal (3) 0
Posisi Tanggal 31 Desember 2012
(4) 0
Faktor Pengurang Modal (5) 0
0
0
ATMR
0
ATMR (6) 0 0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Tabel 6.1.7. Pengungkapan Total Pengukuran Risiko Kredit (dalam jutaan rupiah) Posisi Tanggal 31 Desember 2013
Posisi Tanggal 31 Desember 2012
559,224
323,789
TOTAL ATMR RISIKO KREDIT TOTAL FAKTOR PENGURANG MODAL
Tabel 8.1.a. Pengungkapan Kuantitatif Risiko Operasional - Bank secara Individual (dalam jutaan rupiah)
No.
Pendekatan Yang Digunakan
(1) (2) 1 Pendekatan Indikator Dasar Total
Posisi Tanggal 31 Desember 2013 Pendapatan Bruto Beban Modal (Rata-rata 3 tahun terakhir) (3) (4) 21,928 3,289 21,928
3,289
ATMR (5) 41,115 41,115
Posisi Tanggal 31 Desember 2012 Pendapatan Bruto Beban Modal (Rata-rata 3 tahun terakhir) (6) (7) 15,856 2,378 15,856
2,378
ATMR (8) 29,731 29,731
52
LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013
Tabel 9.1.a. Pengungkapan Profil Maturitas Rupiah - Bank secara Individual (dalam jutaan rupiah) Posisi Tanggal 31 Desember 2013 No.
Pos-pos
(1)
(2)
I
NERACA
Posisi Tanggal 31 Desember 2012
Jatuh Tempo Saldo (3)
<= 1 bulan (4)
> 1 bln > 3 bln s/d 3 bln s/d 6 bln (5)
(6)
Jatuh Tempo > 6 bln s/d 12 bln
> 12 bulan
Saldo
<= 1 bulan
(7)
(8)
(9)
(10)
> 1 bln > 3 bln s/d 3 bln s/d 6 bln (11)
(12)
> 6 bln s/d 12 bln
> 12 bulan
(13)
(14)
A. Aset 1. Kas 2. Penempatan pada Bank Indonesia 3. Penempatan pada bank lain 4. Surat Berharga 5 Kredit yang diberikan 6 Tagihan lainnya 7 Lain-lain Total Aset
8,007
3,003
1,401
1,601
2,002
-
8,398
3,148
1,470
1,680
2,100
-
87,651
16,561
51,218
8,832
11,040
-
72,976
59,849
3,676
4,200
5,251
-
228,788
228,295
138
158
197
-
170,076
170,029
13
15
19
-
-
-
135,018
50,997
94,392
38,590
13,727
67,826
-
-
491,549
28,342
-
-
-
182,800 242,557
-
5,101
-
-
117,313
2,194
2,194
-
-
-
-
965
965
-
-
-
-
15,213
15,213
-
-
-
-
2,952
2,952
-
-
-
-
833,402
293,608
187,775
61,588
107,631
182,800 497,924
242,044
43,749
19,622
75,196
378,359
102,661
37,701
40,431
50 239,320
183,337
20,752
15,367
19,864
117,313
B. Kewajiban 1. Dana Pihak Ketiga 2. Kewajiban pada Bank Indonesia 3. Kewajiban pada bank lain 4. Surat Berharga yang Diterbitkan
-
-
10,480 -
5 Pinjaman yang Diterima
-
-
6 Kewajiban lainnya
2,854 7,386
10,285
-
7 Lain-lain
II
559,202
46
-
2,854 -
69
-
-
-
80 -
60,629 -
-
-
-
60,307
114
-
132
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1,458
1,458
-
-
-
76
-
-
7,386
-
2,482
2,443
7
7
22
3
Total Kewajiban
579,922
391,498
110,093
37,770
40,511
50 303,889
247,545
20,835
15,488
20,018
3
Selisih Aset dengan Kewajiban dalam Neraca
253,480
(97,890)
77,682
23,818
67,120
182,750 194,035
(5,501)
22,914
4,134
55,178
117,310
REKENING ADMINISTRATIF A. Tagihan Rekening Administratif 1. Komitmen
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2. Kontijensi
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3,028
3,180
-
-
Total Tagihan Rekening Administratif B. Kewajiban Rekening Administratif 1. Komitmen 2. Kontijensi Total Kewajiban Rekening Administratif
110,969 -
6,969 -
15,569 -
5,080 -
81,785 -
110,969
6,969
15,569
5,080
81,785
Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam Rekening Administratif
(110,969)
(6,969)
(15,569)
(5,080)
Selisih ((IA-IB)+(IIA-IIB))
142,511
(104,859)
62,113
Selisih Komulatif
1,566 1,566
48,083 -
700 -
31,175 -
10,000 -
48,083
700
3,028
3,180
31,175
10,000
(81,785)
(1,566) (48,083)
(700)
(3,028)
(3,180)
(31,175)
(10,000)
18,738 (14,665)
181,184 145,952
(6,201)
19,886
954
24,003
107,310
53 LAPORAN TAHUNAN PT BANK DINAR INDONESIA 2013
Tanggung Jawab Laporan Keuangan
Tanggung jawab laporan keuangan tahun 2013 merupakan tanggung jawab Manajemen PT Bank Dinar Indonesia, dan telah mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris dengan membubuhkan tanda tangan, sebagai berikut:
Dewan Direksi PT. Bank Dinar Indonesia
Hendra Lie
Joyo
Idham Aziz
Direktur Utama
Dir. Operasional
Direktur Kepatuhan
Dewan Komisaris, PT. BANK DINAR INDONESIA
Dr. Syaiful Amir, SE, Ak
Haryono Waskito
Efen Lingga Utama
Komisaris Utama
Komisaris Independen
Komisaris Independen
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
BANK
DINAR
PT. BANK DINAR INDONESIA
Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen PT Bank Dinar Indonesia, Tbk Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013, 2012, dan 2011
Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
|1
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
DAFTAR ISI
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen
3 4-5
Laporan Keuangan Laporan Posisi Keuangan Laporan Laba Rugi Komprehensif Laporan Perubahan Ekuitas Laporan Arus Kas Catatan atas Laporan Keuangan
2 | Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
6-7 8 9-11 12 13-82
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
Surat Pernyataan Direksi
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
|3
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4 | Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
|5
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN LAPORAN ATAS LAPORAN POSISIKEUANGAN KEUANGAN(lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG 31 DESEMBER BERAKHIR2013, 31 DESEMBER 2012, DAN2013, 20112012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
31 Desember 2013
31 Desember 2012
31 Desember 2011
ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Efek-efek Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
2b, 2c, 2d, 2e, 4, 35
8.006.947.093
8.398.389.141
3.686.740.936
2b, 2d, 2f, 5, 35
44.172.101.701
21.001.834.547
13.292.597.145
788.595.465
75.615.949
73.708.808
2b, 2d, 2g, 6, 35
2b, 2d, 2h,7, 35
2b, 2d, 2i, 8, 35
-
-
(737.088)
788.555.465
75.615.949
72.971.720
228.000.000.000
206.989.555.598
79.985.005.623
-
(400.000.000)
228.000.000.000
206.989.555.598
79.585.005.623
43.490.427.704
14.984.610.150
14.799.843.711
-
-
43.490.427.704
14.984.610.150
14.799.843.711
1.310.544.134
-
-
490.238.508.514
242.557.180.647
120.693.408.053
491.549.052.648
242.557.180.647
120.693.408.053
(274.429.645)
(962.905.922)
(1.168.599.862)
491.274.623.003
241.594.274.725
119.524.808.191
17.173.281.857
14.716.846.950
13.770.694.080
(8.968.547.146)
(8.926.803.497)
(8.983.577.841)
8.204.734.711
5.790.043.453
4.787.116.239
-
-
Pinjaman yang diberikan Pihak Berelasi Pihak Ketiga
2b, 2d, 2j, 2k, 9, 35
Jumlah Pinjaman yang diberikan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Aset Tetap
2b, 2m, 10
Akumulasi penyusutan
Aset Pajak Tangguhan
2b, 2v, 16c
1.032.987.511
918.507.594
806.839.358
Aset lain-lain - neto
2b, 2d, 2l, 2n, 2o, 11,36
29.830.140.441
24.045.251.562
14.882.872.219
854.800.557.630
523.798.082.719
251.438.795.142
JUMLAH ASET
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
6 | Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk POSISIKEUANGAN KEUANGAN(lanjutan) CATATAN LAPORAN ATAS LAPORAN
31 DESEMBER 2012, DAN2013, 20112012, DAN 2011 UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR2013, 31 DESEMBER (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
31 Desember 2013
31 Desember 2012
31 Desember 2011
2.224.406.583
821.110.745
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS Liabilitas segera
2b, 2p, 12
Simpanan nasabah
2b, 2d, 2q
Pihak Berelasi
13, 35
Pihak Ketiga Jumlah simpanan nasabah Simpanan dari bank lain
2b, 2d, 2r
Pihak Berelasi
14, 35
Pihak Ketiga Jumlah simpanan dari bank lain Pendapatan diterima dimuka
2b, 2d, 18
3.872.822.356 27.883.964.441
3.000.002.970
2.366.177.035
531.317.598.054
236.320.172.363
114.381.702.049
559.201.562.495
239.320.175.333
116.747.879.084
-
4.241.433
3.508.216
10.480.495.874
60.624.476.115
492.979.246
10.480.495.874
60.628.717.548
496.487.462
928.005.394
810.771.036
670.119.634
Estimasi kerugian komitmen dan Kontinjensi
2b, 2k, 15
Utang pajak
2b, 2v, 16a
2.552.334.812
1.085.605.952
1.768.412.141
Liabilitas imbalan kerja
2b, 2x, 17
4.131.950.045
3.674.030.375
3.227.357.434
Liabilitas lain-lain
2b, 19
44.900.000
44.400.000
44.250.000
581.212.070.976
307.788.106.827
123.775.616.500
175.000.000.000
125.000.000.000
41.500.000.000
20
-
-
-
21
25.000.000.000
25.000.000.000
71.498.196.972
73.588.486.654
66.009.975.892
14.664.981.670
JUMLAH LIABILITAS EKUITAS Modal saham -
20
Modal dasar 5.000.000.000 lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp 100 (angka penuh) untuk 31 Dsember 2013 dan 50.000.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp 1.000 (angka penuh) untuk 31 Desember 2012 dan 2011. Modal ditempatkan dan disetor penuh 1.750.000.000. saham untuk 31 Desember 2013 dan 125.000.000 lembar 31 Desember 2012 dan 41.500.000 saham untuk 31 Desember 2011 Dana setoran modal Saldo Laba -- Sudah ditentukan penggunaannya -- Belum ditentukan penggunaannya
98.588.486.654
91.009.975.892
86.163.178.642
JUMLAH EKUITAS
Jumlah saldo laba
273.588.486.654
216.009.975.892
127.663.178.642
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
854.800.557.630
523.798.082.719
251.438.795.142
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
|7
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk LAPORAN LABA RUGIKEUANGAN KOMPREHENSIF CATATAN ATAS LAPORAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
2013
2012
2011
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL Pendapatan bunga
2s, 22
59.738.801.108
24.981.374.485
24.439.699.118
Beban bunga
2s, 23
(29.352.168.662)
(8.190.377.052)
(7.932.579.008)
30.386.632.446
16.790.997.433
16.507.120.110
24
18.271.214
-
3.166.400
2k, 24, 27
688.476.277
606.431.028
454.799.137
24
907.972.986
367.888.723
336.515.128
1.614.720.477
974.319.751
794.480.665
Pendapatan bunga bersih PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA Pendapatan provisi dan komisi Pendapatan pembentukan cadangan kerugian Lain-lain Jumlah pendapatan operasional Lainnya BEBAN OPERASIONAL LAINNYA Gaji dan tunjangan
25
(14.306.171.263)
(8.067.826.981)
(7.664.805.309)
Umum dan administrasi
26
(10.045.785.360)
(4.743.687.419)
(3.715.692.041)
Pembentukan cadangan kerugian
27
Jumlah beban operasional lainnya LABA OPERASIONAL
-
-
-
(24.351.956.623)
(12.811.514.400)
(11.380.497.350)
7.649.396.300
4.953.802.784
5.921.103.425
2.237.816.925
2.961.708.895
3.363.583.785
PENDAPATAN DAN BEBAN BUKAN OPERASIONAL Pendapatan bukan operasional
28
Beban bukan operasional
28
Pendapatan / (beban) bukan operasional - bersih LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN
(1.863.304.937)
(2.509.496.064)
1.098.403.958
854.087.721
9.645.787.013
6.052.206.742
6.775.191.146
(2.181.756.169)
(1.317.077.728)
(1.883.721.707)
114.479.917
111.668.236
575.788.364
(2.067.276.252)
(1.205.409.492)
(1.307.933.343)
7.578.510.761
4.846.797.250
5.467.257.803
3,51
2,24
2,53
2v, 16
Kini Tangguhan Beban pajak penghasilan - bersih LABA BERSIH LABA BERSIH PER SAHAM DASAR (Nilai penuh)
(241.426.212) 1.996.390.713
2y, 29
LABA TAHUN BERJALAN YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA: Pemilik entitas induk JUMLAH
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
8 | Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
7.578.510.761
4.846.797.250
5.467.257.803
7.578.510.761
4.846.797.250
5.467.257.803
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATANLAPORAN ATAS LAPORAN PERUBAHAN KEUANGAN EKUITAS (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2013 Saldo laba Catatan Saldo awal 1 Januari 2013 Penambahan dana setoran modal
Modal saham
Dana setoran modal
Sudah ditentukan penggunaannya
Belum ditentukan penggunaannya
Jumlah ekuitas
125.000.000.000
-
25.000.000.000
66.009.975.892
216.009.975.892
50.000.000.000
-
-
-
50.000.000.000
Reklasifikasi ke setoran modal
-
-
-
-
-
Reklasifikasi saldo laba sesuai RUPS
-
-
-
-
-
-
-
-
7.578.510.761
7.578.510.761
175.000.000.000
-
25.000.000.000
73.588.486.654
273.588.486.654
-
-
-
-
175.000.000.000
-
25.000.000.000
73.588.486.654
Pendapatan komprehensif tahun berjalan Laba tahun berjalan Total pendapatan komprehensif tahun berjalan Penyisihan cadangan wajib Saldo akhir 30 Desember 2013
21
273.588.486.654
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
|9
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATANLAPORAN ATAS LAPORAN PERUBAHAN KEUANGAN EKUITAS (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2012 Saldo laba Catatan Saldo awal 1 Januari 2012
Dana setoran modal
Modal saham
Sudah ditentukan penggunaannya
Belum ditentukan penggunaannya
Jumlah ekuitas
41.500.000.000
-
71.498.196.972
14.664.981.670
127.663.178.642
83.500.000.000
-
-
-
83.500.000.000
-
-
(46.498.196.972)
46.498.196.972
-
Laba tahun berjalan
-
-
-
4.846.797.250
4.846.797.250
Total pendapatan komprehensif tahun berjalan
-
-
-
4.846.797.250
4.846.797.250
-
-
-
-
-
125.000.000.000
-
25.000.000.000
66.009.975.892
216.009.975.892
Penambahan dana setoran modal Reklasifikasi saldo laba sesuai RUPS Pendapatan komprehensif tahun berjalan
Penyisihan cadangan wajib Saldo akhir 31 Desember 2012
21
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
10 | Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATANLAPORAN ATAS LAPORAN PERUBAHAN KEUANGAN EKUITAS (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2011 Saldo laba Modal saham
Dana setoran modal
Sudah ditentukan penggunaannya
Saldo awal 1 Januari 2011
25.000.000.000
16.500.000.000
60.884.650.648
Reklasifikasi ke setoran modal
16.500.000.000
(16.500.000.000)
-
-
-
-
-
-
9.197.723.867
9.197.723.867
Laba tahun berjalan
-
-
-
5.467.257.803
5.467.257.803
Total pendapatan komprehensif tahun berjalan
-
-
-
5.467.257.803
5.467.257.803
-
-
10.613.546.324
(10.613.546.324)
-
41.500.000.000
-
71.498.196.972
14.664.981.670
127.663.178.642
Catatan
Koreksi saldo laba
Belum ditentukan penggunaannya
Jumlah ekuitas
10.613.546.324
112.998.196.972
Pendapatan komprehensif tahun berjalan
Penyisihan cadangan wajib Saldo akhir 31 Desember 2011
21
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
| 11
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATASLAPORAN LAPORANARUS KEUANGAN KAS (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan bunga dan komisi Pembayaran bunga Pendapatan (beban) operasional lainnya Pembayaran beban operasional Pendapatan (beban) bukan operasional Arus kas sebelum perubahan dalam aset dan liabilitas operasi Perubahan dalam aset dan liabilitas operasi : Penurunan/(kenaikan) aset operasi : Efek-efek dan tagihan lainnya Pinjaman yang diberikan Aset lain-lain (Penurunan) / kenaikan liabilitas operasi: Simpanan nasabah : Giro Tabungan Deposito berjangka Simpanan dari bank lain Utang pajak Liabilitas lain-lain Arus kas bersih diperoleh dari / (digunakan untuk) aktivitas operasi sebelum pajak penghasilan Pembayaran pajak penghasilan Arus kas bersih diperoleh dari / (digunakan untuk) aktivitas operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Hasil penjualan aset tetap Pembelian aset tetap Arus kas bersih diperoleh dari / (digunakan untuk) aktivitas investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Tambahan modal disetor Pembayaran dividen Arus kas bersih diperoleh dari / (digunakan untuk) aktivitas pendanaan Kenaikan (penu runan) bersih kas dan setara kas Kas dan setara kas pada awal tahun Kas dan setara kas pada akhir tahun Pengungkapan tambahan Kas dan setara kas terdiri dari : Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Jumlah kas dan setara kas
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
12 | Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
10 10
2b 4 5 6 7
2013
2012
2011
58.544.903.502 (28.286.680.352) 926.244.200 (22.945.003.155) 1.472.252.664 9.711.716.860
24.016.979.467 (7.799.013.035) 367.888.723 (12.026.872.585) 756.403.964 5.315.386.534
24.536.393.139 (8.010.417.681) 339.681.528 (10.755.023.210 854.087.721 6.964.721.497
(28.505.817.554) (248.991.872.001) (4.590.991.272)
(184.766.439) (121.863.772.594) (8.197.984.326)
4.653.747.195 8.026.304.188 4.298.661.580
243.504.493 44.473.369.618 275.164.513.050 (50.148.221.674) 871.308.305 1.158.581.491
(2.670.277.245) 96.722.077 125.145.851.417 60.132.230.086 31.878.140 1.599.406.164
(6.546.006.724) 3.322.305.032 (17.438.445.043) (535.619.530) 60.946.405 1.162.814.436
(613.908.783) (1.586.335.514) (2.200.244.297)
59.404.673.814 (2.031.762.057) 57.372.911.757
3.969.429.036 (481.116.518) 3.488.312.518
935.783.232 (4.233.289.910) (3.297.506.678)
343.676.034 (1.789.245.069) (1.445.569.035)
(121.405.972) (121.405.972)
50.000.000.000 50.000.000.000 44.502.249.025 236.465.395.234 280.967.644.260
83.500.000.000 83.500.000.000 139.427.342.722 97.038.052.512 236.465.395.234
3.366.906.546 93.671.145.966 97.038.052.512
8.006.947.093 44.172.101.701 788.595.465 228.000.000.000 280.967.644.260
8.398.389.141 21.001.834.547 75.615.949 206.989.555.598 236.465.395.235
3.686.740.936 13.292.597.145 73.708.808 79.985.005.623 97.038.052.512
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN CATATAN ATAS LAPORAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. UMUM a. Pendirian Bank dan Informasi Umum PT Bank Dinar Indonesia Tbk (d/h PT Bank Liman International) (Bank) berkedudukan di Jakarta didirikan pada tanggal 15 Agustus 1990 berdasarkan akta notaris James Herman Rahardjo, SH, No. 99 tanggal 15 Agustus 1990. Untuk memenuhi ketentuan Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, telah dilakukan penyesuaian terhadap Anggaran Dasar Bank. Penyesuaian tersebut dinyatakan dalam Akta Notaris James Herman Rahardjo, SH No. 56 tanggal 17 September 2008 dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam surat keputusan No. AHU-89275.AH.01.02 tahun 2008 tanggal 24 Nopember 2008. Berdasarkan akta notaris Dewi Kusumawati, SH, No 27 tanggal 23 Mei 2012 tentang perubahan Anggaran Dasar mengenai Penerbitan Saham Dalam Protepel guna Penambahan Modal disetor Bank, Perubahan Susunan Pengurus Direksi dan Komisaris Bank, serta Pengajuan dan Persetujuan nama Bank yang baru yaitu PT Bank Dinar Indonesia Tbk. Perubahan anggaran dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU-33753.AH.01.02 tahun 2012 tanggal 20 Juni 2012 dan dicatat dalam database Sisminbakum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan surat No. AHU-AH.01.10-24622 dan No. AHUAH.01.10-24621 tanggal 5 Juli 2012. Pergantian nama Bank tersebut telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor 14/75/KEP.GBI/2012, tanggal 25 Oktober 2012.
Bank telah merubah Anggaran Dasar berdasarkan akta notaris No. 22 tanggal 9 Februari 2012 dari Notaris Hizmelia, SH mengenai perubahan modal dasar dari Rp.50.000.000.000 menjadi Rp. 200.000.000.000, dan telah mendapat persertujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU-07717.AH.01.02 tahun 2012 tanggal 14 Februari 2012. Anggaran Dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan akta notaris Tjhong Sendrawan, SH No. 2 tanggal 9 Desember 2013 mengenai peningkatan modal dasar menjadi Rp. 500.000.000.000, peningkatan modal disetor menjadi Rp.175.000.000.000, dan perubahan status bank dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia tanggal 19 Desember 2013. Sesuai dengan Anggaran Dasar Bank, maksud dan tujuan Bank adalah berusaha dalam bidang usaha bank umum dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan usaha perbankan antara lain seperti: -- Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, serifikat deposito, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. -- Memberikan kredit, baik untuk jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek. -- Menerbitkan surat pengakuan hutang. -- Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak. Bank memperoleh izin usaha untuk beroperasi sebagai Bank Umum berdasarkan surat keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor 1098/KMK.013/1991 tanggal 9 November 1991. Bank memulai operasi komersilnya pada tahun 1991.
Kantor Pusat Bank berlokasi di Jl. Ir. H. Juanda No. 12 Jakarta 10120. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2013, 2012, dan 2011, Bank memiliki kantor cabang dan perwakilan sebagai berikut:
Cabang Cabang Pembantu Kantor Kas Anjungan Tunai Mandiri (ATM)
31 Desember 2013
31 Desember 2012
31 Desember 2011
1 5 3 0
1 1 1 0
1 1 1 0
Jumlah karyawan Bank per 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 masing-masing adalah 165, 92, dan 56, orang (tidak diaudit). b. Pimpinan dan Pengurus Bank Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Bank pada tanggal 31 Desember 2013, ditetapkan berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 4 Juli 2013 dengan akta notaris No. 4 tanggal 4 Juli 2013. Untuk tanggal 31 Desember 2012 ditetapkan RUPSLB tanggal 24 September 2012 yang dinyatakan dengan akta notarial No. 24 tanggal
24 September 2012 oleh notaris Dewi Kusumawati S.H, dan 31 Desember 2011 berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 17 September 2008 yang dinyatakan dengan akta notarial No. 56 tanggal 17 September 2008 oleh notaris James Herman Rahardjo S.H., adalah sebagai berikut:
Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
| 13
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. UMUM (lanjutan) b. Pimpinan dan Pengurus Bank (lanjutan) 31 Desember 2013
31 Desember 2012
31 Desember 2011
Dewan Komisaris Komisaris Utama Wakil Komisaris Utama Komisaris Independen
Syaiful Amir Haryono Waskito Efen Lingga Utama
Syaiful Amir Haryono Waskito -
Haryono Waskito Magdalena Devijanti Pandojo
Dewan Direktur Direktur Utama Direktur Bisnis Direktur Operasional Direktur Kepatuhan
Hendra Lie Joyo Idham Aziz
Hendra Lie Idham Aziz Joyo Joyo
Henry Sutanto Joyo Fransisca Purnamasari
31 Desember 2013 Efen Lingga Utama Nugroho Sulistio Waluyo Yahya
31 Desember 2012 Nugroho Sulistio Waluyo Yahya
31 Desember 2011 Haryono Waskito Nugroho Sulistio Waluyo Yahya
31 Desember 2013 Haryono Waskito Syaiful Amir Yusuf Doi Pratama
31 Desember 2012 Haryono Waskito Devijanti Pandojo Suharjanto Jusuf
31 Desember 2011 Devijanti Pandojo Haryono Waskito Suharjanto Jusuf
c. Komite Audit Ketua Anggota Anggota d. Komite Remunerasi dan Nominasi Ketua Anggota Anggota e. Komite Pemantau Risiko Ketua Anggota Anggota
31 Desember 2013 dan 31 Desember 2012 Haryono Waskito Nugroho Sulistio Waluyo Yahya
f. Sekretaris Perusahaan Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank No. 080/SK/DIR/XII/2013 tanggal 31 Desember 2013, Sekretaris bank adalah Idham Azis. g. Satuan Kerja Audit Intern Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank No. 042/SK/DIR/VI/2013
14 | Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
31 Desember 2011 Haryono Waskito Nugroho Sulistio Waluyo Yahya
tanggal 19 Juni 2013, Kepala Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) pada tanggal 31 Desember 2013 adalah Yuliani Kadarisman. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank No. 010/SK/DIR/03/2004 tanggal 25 Maret 2004, Kepala Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah Ali Alatas.
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, dan investasi suratsurat berharga yang jatuh tempo dalam tiga bulan sejak tanggal akuisisi, selama tidak dijaminkan sebagai jaminan atas pinjaman atau dibatasi penggunaannya.
a. Pernyataan Kepatuhan Laporan keuangan telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (SAK), yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK – IAI).
Dalam penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, dibutuhkan pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi: -- Penerapan kebijakan akuntansi; -- Jumlah aset dan liabilitas yang dilaporkan, dan pengungkapan atas aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan; -- Jumlah pendapatan dan beban yang dilaporkan selama periode pelaporan. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil aktual mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula.
Laporan keuangan juga disusun sesuai dengan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK) No. VIII.G.7 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” sesuai dengan surat keputusan Ketua Bapepam dan LK No. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012 serta Surat Edaran BAPEPAM – LK No. SE-17/ BL/2012 tanggal 21 Desember 2012 tentang “Penggunaan Checklist Pengungkapan laporan Keuangan Untuk Semua Jenis Industri di Pasar Modal di Indonesia”.
Estimasi dan asumsi yang digunakan ditelaah secara berkesinambungan. Revisi atas taksiran akuntansi diakui pada periode dimana taksiran tersebut direvisi dan periode yang akan datang yang dipengaruhi oleh revisi taksiran tersebut.
b. Dasar penyusunan laporan keuangan Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep biaya historis, terkecuali untuk yang berikut ini: -- Instrumen keuangan derivatif yang diukur pada nilai wajar -- Instrumen keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi yang diukur pada nilai wajar -- Aset keuangan tersedia untuk dijual yang diukur pada nilai wajar -- Aset keuangan dan liabilitas yang diakui ditunjuk sebagai lindung nilai dalam kualifikasi hubungan lindung nilai wajar disesuaikan untuk perubahan nilai wajar diatribusikan pada risiko lindung nilai -- Liabilitas untuk imbalan pasti obligasi diakui sebesar nilai kini imbalan pasti obligasi dikurangi total dari perencanaan, ditambah keuntungan aktuarial yang diakui, dikurangi biaya jasa di masa lalu yang belum diakui dan kerugian aktuarial yang belum diakui. Laporan keuangan ini disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi, dan aktivitas pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas termasuk kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain,
Informasi tentang bagian yang signifikan dari estimasi ketidakpastian dan kritik penilaian dalam menerapkan kebijakan akuntansi yang memiliki efek signifikan pada jumlah yang diakui dalam laporan keuangan yang dijelaskan dalam Catatan 3. c. Penjabaran mata uang asing 1.
Mata uang pelaporan Laporan keuangan dinyatakan dalam Rupiah, yang merupakan mata uang pelaporan dan fungsional Bank.
2.
Transaksi dan saldo Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut.
Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
| 15
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) c. Penjabaran mata uang asing (lanjutan) 2. Transaksi dan saldo (lanjutan) Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing, diakui pada laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan. Laba atau rugi kurs mata uang asing atas aset dan liabilitas moneter merupakan selisih antara biaya perolehan diamortisasi dalam Rupiah pada awal tahun, disesuaikan dengan suku bunga efektif
Dolar Amerika Serikat Dolar Singapura
dan pembayaran selama tahun berjalan, dan biaya perolehan diamortisasi dalam mata uang asing yang dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs pada akhir periode. Selisih yang timbul dari proses penjabaran laporan keuangan tersebut diakui secara langsung pada laba rugi komprehensif tahun berjalan. Berikut ini adalah kurs mata uang asing utama yang digunakan pada tanggal 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 yang menggunakan kurs tengah Reuters, yang juga diakui oleh Bank Indonesia, pukul 16:00 Waktu Indonesia Barat (Rupiah penuh):
31 Desember 2013
31 Desember 2012
31 Desember 2011
12.189 9.628
9.638 7.879
9.068 6.984
d. Aset dan liabilitas keuangan Aset keuangan Bank terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia, efek-efek, pinjaman yang diberikan, dan aset lain-lain. Liabilitas keuangan Bank terdiri dari simpanan nasabah, simpanan dari bank lain dan liabilitas lain-lain. Efektif sejak 1 Januari 2012, Bank menerapkan PSAK No.50 (Revisi 2010),”Instrumen Keuangan: Penyajian”, PSAK No.55 (Revisi 2011), “Instrumen keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, dan PSAK No.60,”Instrumen Keuangan: Pengungkapan”. PSAK No.50 (Revisi 2010), berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan pengidentifikasian informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan penyajian tersebut diterapkan terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit dalam aset keuangan, liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan, dan keadaan dimana aset keuangan dan liabilitas akan saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain informasi mengenai faktor
16 | Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa depan suatu entitas terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk instrumen tersebut. PSAK No.55 (Revisi 2011) menetapkan prinsip untuk pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan dan kontrak pembelian atau penjualan item-item non-keuangan. PSAK ini memberikan definisi dan karakteristik derivatif, kategori-kategori dari masing-masing instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan dari hubungan lindung nilai. PSAK No. 60 mensyaratkan pengungkapan signifikansi atas masingmasing instrumen keuangan untuk posisi keuangan dan kinerjanya, serta sifat dan tingkat risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang dihadapi Bank selama periode berjalan dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana Bank mengelola risiko tersebut. Bank menerapkan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” efektif sejak tanggal 1 Januari 2010.
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
Kategori untuk diperdagangkan adalah aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diperoleh atau dimiliki Bank terutama untuk tujuan dijual dan dibeli kembali dalam waktu dekat, atau dimiliki sebagai bagian dari portofolio instrumen keuangan yang dikelola secara bersama-sama untuk memperoleh laba jangka pendek atau position taking.
d. Aset dan liabilitas keuangan (lanjutan) 1. Klasifikasi Bank mengklasifikasikan aset keuangannya berdasarkan kategori sebagai berikut pada saat pengakuan awal:
Kategori tersedia untuk dijual terdiri dari aset keuangan nonderivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan ke dalam salah satu kategori aset keuangan lainnya.
-- Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, yang memiliki 2 sub-klasifikasi, yaitu aset keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan;
Kategori dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan dimana Bank mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, dan tidak ditetapkan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi atau tersedia untuk dijual.
-- Tersedia untuk dijual; -- Dimiliki hingga jatuh tempo; -- Pinjaman yang diberikan dan piutang. Liabilitas keuangan diklasifikasikan ke dalam kategori sebagai berikut pada saat pengakuan awal:
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif dan Bank tidak berniat untuk menjualnya segera atau dalam waktu dekat.
-- Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, yang memiliki dua sub-klasifikasi, yaitu liabilitas keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan liabilitas keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan;
Bank mengklasifikasikan instrumen keuangan ke dalam klasifikasi tertentu yang mencerminkan sifat dari informasi dan mempertimbangkan karakteristik dari instrumen keuangan tersebut. Klasifikasi ini dapat dilihat pada tabel berikut:
-- Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Kategori didefinisikan oleh PSAK No. 55 (Revisi 2011)
Golongan (ditentukan oleh Bank) Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Pinjaman yang diberikan -- Konsumsi -- Modal Kerja -- Investasi
Pinjaman yang diberikan dan piutang Aset keuangan
Aset lain-lain
Liabilitas Keuangan
Tersedia untuk dijual
Kas
Dimiliki hingga jatuh tempo
Efek-efek
Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi
Simpanan dari nasabah Simpanan dari bank lain Liabilitas lain-lain
Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
| 17
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) d. Aset dan liabilitas keuangan (lanjutan) 2. Pengakuan Pada saat pengakuan awal, aset keuangan atau liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar ditambah (untuk item yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi setelah pengakuan awal) biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung atas perolehan aset keuangan atau penerbitan liabilitas keuangan. Pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi aset keuangan dan liabilitas keuangan sebagai berikut: Aset Keuangan -- Aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar dan penjualan aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif dan dicatat masing-masing sebagai keuntungan/ (kerugian) yang belum direalisasi dari kenaikan/(penurunan) nilai wajar instrumen keuangan dan keuntungan/(kerugian) dari penjualan instrumen keuangan. Pendapatan bunga dari instrumen keuangan dalam kelompok diperdagangkan dicatat sebagai pendapatan bunga. -- Aset keuangan tersedia untuk dijual Keuntungan atau kerugian atas perubahan nilai wajar diakui pada laporan laba rugi komprehensif kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi selisih kurs untuk instrumen utang, untuk instrumen ekuitas, laba rugi selisih kurs diakui sebagai bagian dari ekuitas, hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya.
18 | Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar, yang sebelumnya diakui di laporan perubahan laporan laba rugi komprehensif, diakui pada laporan laba rugi. Pendapatan bunga dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau kerugian yang timbul akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi komprehensif. -- Aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo Diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif. Pendapatan bunga dari aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo dicatat dalam laporan laba rugi dan diakui sebagai Pendapatan bunga. Ketika penurunan nilai terjadi, kerugian penurunan nilai diakui sebagai pengurang dari nilai tercatat investasi dan diakui didalam laporan keuangan sebagai Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai. -- Pinjaman yang diberikan dan piutang Diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat di dalam laporan laba rugi dan dilaporkan sebagai Pendapatan bunga. Dalam hal terjadi penurunan nilai, kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang dari nilai tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diakui di dalam laporan laba rugi sebagai pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN).
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) d. Aset dan liabilitas keuangan (lanjutan) 2. Pengakuan (lanjutan) Liabilitas Keuangan -- Liabilitas keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif dan dicatat masing-masing sebagai keuntungan/ (kerugian) yang belum direalisasi dari kenaikan/(penurunan) nilai wajar instrumen keuangan. Beban bunga dari instrumen keuangan dalam kelompok diperdagangkan dicatat sebagai beban bunga. -- Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi Setelah pengakuan awal, Bank mengukur seluruh liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Amortisasi suku bunga efektif diakui sebagai beban bunga. Biaya transaksi hanya meliputi biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk perolehan suatu aset keuangan atau penerbitan suatu liabilitas keuangan dan merupakan biaya tambahan yang tidak akan terjadi apabila instrumen keuangan tersebut tidak diperoleh atau diterbitkan. Untuk aset keuangan, biaya transaksi ditambahkan pada jumlah yang diakui pada awal pengakuan aset, sedangkan untuk liabilitas keuangan, biaya transaksi dikurangkan dari jumlah utang yang diakui pada pengakuan awal liabilitas. Biaya transaksi tersebut diamortisasi selama umur instrumen berdasarkan metode suku bunga efektif dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga untuk biaya transaksi sehubungan dengan aset keuangan atau sebagai bagian dari beban bunga untuk biaya
transaksi sehubungan dengan liabilitas keuangan. 3. Penghentian pengakuan Bank menghentikan pengakuan aset keuangan pada saat hak kontraktual arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut kadaluwarsa, atau pada saat Bank mentransfer seluruh hak untuk menerima arus kas kontraktual dari aset keuangan dalam transaksi dimana Bank secara substansial telah mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan yang ditransfer. Setiap hak atau liabilitas atas aset keuangan yang ditransfer yang timbul atau yang masih dimiliki oleh Bank diakui sebagai aset atau liabilitas secara terpisah. Bank menghentikan pengakuan liabilitas keuangan pada saat liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa. Bank melakukan transaksi dimana Bank mentransfer aset yang diakui pada laporan posisi keuangan tetapi masih memiliki semua risiko dan manfaat atas aset yang ditransfer atau bagian darinya. Jika seluruh atau secara substansial seluruh risiko dan manfaat masih dimiliki, maka aset yang ditransfer tidak dihentikan pengakuannya dari laporan posisi keuangan. Dalam transaksi dimana Bank secara substansial tidak memiliki atau tidak mentransfer seluruh risiko dan manfaat dari kepemilikan aset keuangan, Bank menghentikan pengakuan aset tersebut jika Bank dan tidak lagi memiliki pengendalian atas aset tersebut. Hak dan kewajiban yang masih dimiliki dalam transfer tersebut diakui secara terpisah sebagai aset atau liabilitas. Dalam transfer dimana pengendalian atas aset masih dimiliki, Bank mengakui aset yang ditransfer tersebut sebesar keterlibatan berkelanjutan, dimana tingkat keberlanjutan Bank dalam aset yang ditransfer adalah sebesar perubahan nilai aset yang ditransfer. Dalam beberapa transaksi, Bank masih memiliki hak untuk mengelola aset keuangan yang ditransfer dengan imbalan tertentu. Aset yang ditransfer dihentikan pengakuannya secara keseluruhan ketika memenuhi kriteria penghentian pengakuan.
Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
| 19
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
nilai wajar atas aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual diakui secara langsung dalam ekuitas, kecuali keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar dari item moneter, dihentikan pengakuannya atau adanya penurunan nilai dari aset keuangan tersebut.
d. Aset dan liabilitas keuangan (lanjutan) 3. Penghentian pengakuan (lanjutan) Suatu aset atau liabilitas diakui untuk hak pengelolaan atas aset tersebut, tergantung apakah imbalan yang akan diterima diperkirakan lebih dari cukup untuk mengkompensasi beban penyediaan jasa yang diberikan (aset) atau imbalan tersebut tidak cukup untuk menyediakan jasa pengelolaan (liabilitas). Pada saat aset dijual ke pihak ketiga dengan pertukaran tingkat pengembalian secara bersamaan dari aset yang ditransfer, transaksi dianggap sebagai transaksi keuangan yang dijamin, serupa dengan transaksi dengan janji akan dibeli kembali. Bank menghapusbukukan saldo aset keuangan beserta penyisihan kerugian penurunan nilai terkait pada saat Bank menentukan bahwa pinjaman yang diberikan, piutang pembiayaan konsumen atau efek-efek utang tersebut tidak dapat lagi ditagih. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan informasi terkait seperti telah terjadinya perubahan signifikan atas posisi keuangan debitur/penerbit yang mengakibatkan debitur/penerbit tidak lagi dapat melunasi liabilitasnya, atau hasil penjualan agunan tidak akan cukup untuk melunasi seluruh eksposurnya. 4. Pengakuan pendapatan dan beban a.
b.
c.
Pendapatan dan beban bunga, untuk aset tersedia untuk dijual serta aset keuangan dan liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi, diakui pada laporan laba rugi komprehensif dengan menggunakan suku bunga efektif. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan
20 | Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
Pada saat aset keuangan dihentikan pengakuannya atau terjadi penurunan nilai, maka keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus direklas pada laporan laba rugi komprehensif. 5. Reklasifikasi aset keuangan Bank tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke kategori instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi selama instrumen keuangan tersebut dimiliki atau diterbitkan. Bank tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam periode berjalan atau dalam kurun waktu 2 (dua) tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan dengan jumlah nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut: a.
Dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali dimana perubahan suku bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan tersebut;
b.
Terjadi setelah Bank telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau Bank telah memperoleh pelunasan dipercepat; atau
c.
Terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali Bank, tidak berulang dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh Bank.
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) d. Aset dan liabilitas keuangan (lanjutan) 5. Reklasifikasi aset keuangan (lanjutan) Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap dilaporkan dalam komponen ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya. 6. Saling hapus Aset dan liabilitas keuangan dapat saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, Bank memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan. Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah bersih hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi. 7. Pengukuran biaya perolehan diamortisasi Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah jumlah aset atau liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif dengan menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai. 8. Pengukuran nilai wajar Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm’s length transaction) pada tanggal pengukuran. Jika pasar untuk suatu instrumen keuangan tidak aktif, Bank menentukan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian.
Teknik penilaian mencakup penggunaan transaksi pasar terkini dilakukan secara wajar oleh pihak yang memahami, berkeinginan, dan jika tersedia, referensi nilai wajar terkini dari instrumen lain yang substansial sama, penggunaan analisa arus kas yang didiskonto dan penggunaan model penetapan harga opsi (option pricing model). Teknik penilaian yang dipilih memaksimalkan penggunaan input pasar, dan meminimalkan penggunaan estimasi yang bersifat spesifik dari Bank, memasukkan semua faktor yang akan dipertimbangkan oleh para pelaku pasar dalam menetapkan suatu harga dan konsisten dengan metodologi ekonomi yang diterima dalam penetapan harga instrumen keuangan. Input yang digunakan dalam teknik penilaian secara memadai mencerminkan ekspektasi pasar dan ukuran atas faktor risiko dan pengembalian (risk-return) yang melekat pada instrumen keuangan. Bank mengkalibrasi teknik penilaian dan menguji validitasnya dengan menggunakan harga-harga dari transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi untuk instrumen yang sama atau atas dasar data pasar lainnya yang tersedia yang dapat diobservasi. Bukti terbaik atas nilai wajar instrumen keuangan pada saat pengakuan awal adalah harga transaksi, yaitu nilai wajar dari pembayaran yang diberikan atau diterima, kecuali jika nilai wajar dari instrumen keuangan tersebut ditentukan dengan perbandingan terhadap transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi dari suatu instrumen yang sama (yaitu tanpa modifikasi atau pengemasan ulang) atau berdasarkan suatu teknik penilaian yang variabelnya hanya menggunakan data dari pasar yang dapat diobservasi. Jika harga transaksi memberikan bukti terbaik atas nilai wajar pada saat pengakuan awal, maka instrumen keuangan pada awalnya diukur pada harga transaksi dan selisih antara harga transaksi dan nilai yang sebelumnya diperoleh dari model penilaian diakui dalam laporan laba rugi setelah pengakuan awal tergantung pada masingmasing fakta dan keadaan dari transaksi tersebut namun tidak lebih lambat dari saat penilaian tersebut didukung sepenuhnya oleh data dari pasar yang dapat diobservasi atau saat transaksi ditutup.
Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
| 21
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) d. Aset dan liabilitas keuangan (lanjutan) 8. Pengukuran nilai wajar (lanjutan) Nilai wajar mencerminkan risiko kredit atas instrumen keuangan dan termasuk penyesuaian yang dilakukan untuk memasukkan risiko kredit Bank dan pihak lawan, mana yang lebih sesuai. Estimasi nilai wajar yang diperoleh dari model penilaian akan disesuaikan untuk mempertimbangkan faktor-faktor lainnya, seperti risiko likuiditas atau ketidakpastian model penilaian, sepanjang Bank yakin bahwa keterlibatan suatu pasar pihak ketiga akan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut dalam penerapan harga suatu transaksi. Aset keuangan dan posisi long diukur menggunakan harga penawaran, liabilitas keuangan dan posisi short diukur menggunakan harga permintaan. Jika Bank memiliki posisi aset dan liabilitas dimana risiko pasarnya saling hapus, maka Bank dapat menggunakan nilai tengah dari harga pasar sebagai dasar untuk menentukan nilai wajar posisi risiko yang saling hapus tersebut dan menerapkan penyesuaian terhadap harga penawaran atau harga permintaan terhadap posisi terbuka netto (net open position), mana yang lebih sesuai. e. Kas dan Setara Kas Kas dan setara kas dalam laporan arus kas terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia dan bank lain, penempatan pada Bank Indoneisa dan bank lain, yang jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal perolehan, sepanjang tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima serta tidak dibatasi penggunaannya. Sebelum 1 Januari 2010, kas dan setara kas hanya terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain yang tidak dibatasi dan tidak digunakan sebagai jaminan. Perubahan tersebut terjadi sehubungan dengan dicabutnya PSAK No. 31, “Akuntansi Perbankan”, efektif tanggal 1 Januari 2010 dan PAPI tahun 2000. f. Giro Wajib Minimum (GWM) Pada tanggal 23 Oktober 2008, Bank Indonesia mengeluarkan peraturan
22 | Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
No. 10/25/PBI/2008 tentang perubahan atas PBI No. 10/19/PBI/2008 tentang Giro Wajib Minimum (GWM) Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing yang kemudian diperbaharui dengan PBI No. 12/19/PBI/2010 tanggal 4 Oktober 2010, perubahan terakhir dengan PBI No. 15/15/PBI/2013 tanggal 24 Desember 2013. Berdasarkan peraturan tersebut, GWM dalam rupiah ditetapkan sebagai berikut: 1.
GWM Primer dalam Rupiah sebesar 8% (delapan persen) dari DPK dalam rupiah;
2.
GWM Sekunder dalam Rupiah sebesar 4% (empat persen) dari DPK dalam Rupiah; dan
3.
GWM Loan to Deposit Ratio (LDR) dalam Rupiah sebesar perhitungan antara Parameter Disinsentif bawah atau Parameter Disinsentif Atas dengan selisih antara LDR Bank dan LDR Target dengan memperhatikan selisih antara Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank dan KPMM Insentif. Pemenuhan GWM LDR dalam Rupiah mulai berlaku pada tanggal 1 Maret 2011 (berdasarkan PBI No. 12/19/PBI/2010 pasal 22). Besaran parameter yang akan digunakan dalam perhitungan GWM LDR dalam Rupiah ditetapkan sebagai berikut : a. Batas bawah LDR Target sebesar 78% (tujuh puluh delapan persen) b. Batas atas LDR Target sebesar 92% (sembilan puluh dua persen) c. KPMM Insentif sebesar 14% (empat belas persen) d. Parameter Disinsentif Bawah sebesar 0,1 (nol koma satu) e. Parameter Disinsentif Atas sebesar 0,2 (nol koma dua)
Peraturan ini berlaku efektif tanggal 31 Desember 2013. Pada tanggal 26 September 2013, Bank Indonesia mengeluaran peraturan No. 15/7/PBI/2013, dimana ditetapkan GWM primer dalam Rupiah masing-masing sebesar 8% dan GWM sekunder dalam rupiah sebesar 2,5% sampai dengan 30 September 2013, sebesar 3% sejak 1 Oktober sampai dengan 31 Oktober 2013, sebesar 3,5% sejak 1 November sampai degan 1 Desember 2013, sebesar 4% sejak 2 Desember 2013 dari DPK dalam rupiah dan GWM LDR dalam rupiah.
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) g. Giro pada Bank Indonesia dan Giro pada bank lain Giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain diklasifikasikan sebagai kredit yang diberikan dan piutang. Sebelum 1 Januari 2010, giro pada bak lain dinyatakan sebesar saldo giro dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai. h. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain terdiri dari Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FASBI), call money dan deposito berjangka. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan sebagai kredit yang diberikan dan piutang. Sebelum 1 Januari 2010, penempatan pada bank lain dinyatakan sebesar saldo penempatan dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai. Saldo penempatan pada Bank Indonesia dinyatakan sebesar saldo penempatan setelah dikurangi bunga yang belum diamortisasi. i. Efek-efek Efek-efek terdiri dari Sertifikat Bank Indonesia (“SBI”),. Efek-efek diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo. 1. Diperdagangkan Efek-efek yang diklasifikasikan ke dalam kelompok diperdagangkan diakui dan diukur pada nilai wajar di laporan posisi keuangan pada
saat pengakuan awal dan setelah pengakuan awal, dengan biaya transaksi yang terjadi diakui langsung di dalam laporan laba rugi tahun berjalan. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi akibat perubahan nilai wajar efek-efek yang diperdagangkan diakui sebagai bagian dari keuntungan atau kerugian dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan dalam laporan laba rugi tahun berjalan. Efekefek yang diperdagangkan tidak direklasifikasi setelah pengakuan awal. 2. Tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo Efek-efek dalam kelompok tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo pada awalnya diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi dan setelah pengakuan awal dicatat sesuai dengan klasifikasi masing masing sebagai tersedia untuk dijual atau dimiliki hingga jatuh tempo. Setelah pengakuan awal, efek-efek yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual dinyatakan pada nilai wajarnya. Pendapatan bunga diakui dalam laporan laba rugi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Laba atau rugi selisih kurs atas efek-efek utang yang tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi. Perubahan nilai wajar lainnya diakui secara langsung sebagai pendapatan komprehensif lain sampai investasi tersebut dijual atau mengalami penurunan nilai, dimana keuntungan dan kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif lain direklasifikasi ke laba rugi sebagai penyesuaian reklasifikasi. Setelah pengakuan awal, efek-efek yang diklasifikasikan dimiliki hingga jatuh tempo dicatat pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif.
Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
| 23
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) i. Efek-efek (lanjutan) 2. Tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo (lanjutan) Bila terjadi penjualan atau reklasifikasi dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan dari efek-efek dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo yang belum mendekati tanggal jatuh tempo, maka hal ini akan menyebabkan reklasifikasi atas semua efek-efek yang dimiliki hingga jatuh tempo ke dalam kelompok tersedia untuk dijual, dan Bank tidak diperkenankan untuk mengklasifikasikan efek-efek sebagai dimiliki hingga jatuh tempo untuk tahun berjalan dan untuk kurun waktu dua tahun mendatang.
dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai dan premium atau diskonto yang belum diamortisasi. Premium dan diskonto diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus. Efek-efek dicatat sesuai dengan klasifikasi masing-masing sebagai dimiliki untuk diperdagangkan, tersedia untuk dijual atau dimiliki hingga jatuh tempo. Penilaian efek-efek didasarkan atas klasifikasinya sebagai berikut: 1.
Efek-efek yang diklasifikasikan sebagai “dimiliki untuk diperdagangkan” dinyatakan berdasarkan nilai wajar dan perubahan atas nilai wajar diakui sebagai keuntungan atau kerugian yang dilaporkan dalam laporan laba rugi komprehensif.
2.
Efek-efek yang diklasifikasikan sebagai investasi “tersedia untuk dijual” dinyatakan berdasarkan nilai wajar dan perubahan atas nilai wajar diakui sebagai keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi yang dilaporkan dalam ekuitas, setelah dikurangi dengan pajak penghasilan ditangguhkan yang berlaku. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi di ekuitas diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat efek-efek tersebut dijual. Penurunan permanen atas nilai efekefek yang tersedia untuk dijual diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
3.
Efek-efek yang diklasifikasikan sebagai “dimiliki hingga jatuh tempo” dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah ditambah atau dikurangi dengan diskonto atau saldo premi yang belum diamortisasi. Premium dan diskonto diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus. Nilai tercatat efek-efek disesuaikan untuk segala penurunan bersifat permanen atas nilai efek-efek yang dilaporkan dalam laporan laba rugi. Pemindahan efek-efek dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya pada tanggal pemindahan; selisih antara nilai tercatat, termasuk diskonto/ premi yang belum diamortisasi dan pencadangan piutang bunga, dan nilai wajar efek-efek pada tanggal pemindahan diakui sebagai keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi yang dilaporkan dalam ekuitas, setelah dikurangi dengan pajak penghasilan tangguhan.
Nilai wajar ditentukan berdasarkan harga kuotasi pasar yang berlaku. Manajemen akan menentukan nilai wajar efek-efek berdasarkan model yang dikembangkan secara internal dan estimasi terbaik jika harga pasar yang dapat diandalkan tidak tersedia. Efek-efek yang diklasifikasikan ke dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo disajikan pada laporan posisi keuangan berdasarkan harga perolehan setelah amortisasi premi atau diskonto, dan khusus untuk efek-efek disajikan bersih setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai. Amortisasi premi/diskonto untuk efek-efek yang tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo dilakukan sejak tanggal perolehan sampai dengan tanggal jatuh tempo berdasarkan metode suku bunga efektif. Penurunan nilai wajar di bawah harga perolehan (termasuk amortisasi premi dan diskonto) yang tidak bersifat sementara dicatat sebagai penurunan permanen nilai investasi dan dibebankan dalam laporan laba rugi tahun berjalan. Keuntungan dan kerugian yang direalisasi dari penjualan efekefek dihitung berdasarkan metode rata-rata tertimbang harga pembelian untuk efek-efek dalam kelompok untuk diperdagangkan dan tersedia untuk dijual. Sebelum 1 Januari 2010, efek-efek disajikan sebesar nilai bersih setelah
24 | Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
Nilai wajar ditentukan berdasarkan harga pasar yang berlaku dipasar yang aktif pada tanggal posisi keuangan.
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) i. Efek-efek (lanjutan) Untuk efek-efek yang diperdagangkan secara aktif dipasar keuangan yang terorganisasi, nilai wajar tersebut umumnya ditentukan dengan mengacu pada harga penawaran pasar yang terjadi di bursa efek pada tanggal yang terdekat dengan tanggal posisi keuangan, kemudian disesuaikan dengan biaya-biaya yang akan dikeluarkan untuk memperoleh aset tersebut. Untuk efek-efek yang tidak mempunyai harga penawaran pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang substansinya adalah sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan terhadap aset bersih efek-efek tersebut. Penyisihan kerugian wajib diakui sesuai dengan pedoman dari Bank Indonesia dan disajikan sebagai pengurang saldo efek-efek. Efek-efek tidak diakui lagi (derecognized) dari laporan posisi keuangan ketika Bank telah memindahkan semua risiko signifikan dan imbalan dari efek-efek. j. Pinjaman yang diberikan Pinjaman yang diberikan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam dengan debitur yang mewajibkan debitur untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan bunga. Pinjaman yang diberikan pada awalnya diukur pada nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan merupakan biaya tambahan untuk memperoleh aset keuangan tersebut dan setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai. Kredit yang diberikan diklasifikasikan sebagai kredit yang diberikan dan piutang. Sebelum 1 Januari 2010, pinjaman yang diberikan dinyatakan
berdasarkan saldo pinjaman yang diberikan dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk berdasarkan penelaahan terhadap kolektibilitas dari pinjaman yang diberikan. Sejak 1 Januari 2010, pada saat pengukuran awal, pinjaman yang diberikan diukur pada nilai wajar atau nilai wajar ditambah biaya dan pendapatan transaksi. Untuk pinjaman yang direstrukturisasi, dalam pokok pinjaman termasuk bunga dan biaya lain yang dialihkan menjadi pokok pinjaman. Bunga yang dialihkan tersebut diakui sebagai penghasilan bunga yang ditangguhkan. Pinjaman yang diberikan dengan perjanjian sindikasi ataupun penerusan pinjaman diakui sebesar porsi pinjaman yang risikonya ditanggung oleh Bank. Pinjaman diklasifikasikan sebagai non performing pada saat pokok pinjaman telah lewat jatuh tempo dan/atau pada saat manajemen berpendapat bahwa penerimaan atas pokok pinjaman atau bunga pinjaman tersebut mulai kurang lancar. Penghasilan bunga pinjaman yang telah diklasifikasikan sebagai non performing tidak diperhitungkan dan akan diakui sebagai penghasilan pada saat diterima. k. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang objektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal. Kriteria yang digunakan oleh Bank untuk menentukan bukti obyektif dari penurunan nilai adalah sebagai berikut:
Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
| 25
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) k. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (lanjutan) a) Kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; b) Pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; c) Pihak pemberi pinjaman, dengan alasan ekonomi atau hukum sehubungan dengan kesulitan keuangan yang dialami pihak peminjam, memberikan keringanan (konsesi) pada pihak peminjam yang tidak mungkin diberikan jika pihak peminjam tidak mengalami kesulitan tersebut; d) Terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya; e) Hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan; atau f) Data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan sejak pengakuan awal aset dimaksud, meskipun penurunannya belum dapat diidentifikasi terhadap aset keuangan secara individual dalam kelompok aset tersebut, termasuk: 1) Memburuknya status pembayaran pihak peminjam dalam kelompok tersebut; dan 2) Kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut. Estimasi periode antara terjadinya peristiwa dan teridentifikasinya kerugian ditentukan oleh manajemen untuk setiap portofolio yang diidentifikasi. Pada umumnya, periode tersebut bervariasi antara 3 (tiga) dan 12 (dua belas) bulan, untuk kasus tertentu diperlukan periode yang lebih lama. Bank pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual atau kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Jika bank menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka bank memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan menilai
26 | Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset keuangan yang penurunan nilainya dilakukan secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai telah diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Bank menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara individual, jika memenuhi salah satu kriteria di bawah ini: 1) Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan dan memiliki bukti obyektif penurunan nilai; 2) Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai signifikan. Berdasarkan kriteria di atas, bank melakukan penilaian secara individual untuk: (a) Pinjaman dalam segmen pasar korporasi dan usaha menengah dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan Macet; atau (b) Pinjaman dalam segmen pasar korporasi dan usaha menengah yang direstrukturisasi. Bank menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara kolektif, jika memenuhi salah satu kriteria di bawah ini: 1) Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan namun tidak memiliki bukti obyektif penurunan nilai; 2) Kredit yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan; 3) Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan. Berdasarkan kriteria di atas, penilaian secara kolektif dilakukan untuk: (a) Pinjaman dalam segmen pasar korporasi dan usaha menengah dengan kolektibilitas lancar dan dalam perhatian khusus serta tidak direstrukturisasi; atau (b) Pinjaman dalam segmen pasar usaha kecil dan konsumen. Sebelum 1 Januari 2012 dalam menentukan penurunan nilai secara kolektif, Bank menerapkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/33/ DPNP tanggal 8 Desember 2009, “Perubahan atas Surat Edaran No. 11/4/ DPNP tanggal 27 Januari 2009 tentang Pelaksanaan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI)” untuk kredit yang tidak mempunyai data dan informasi kerugian historis yang memadai. Kredit yang mempunyai data dan informasi kerugian historis yang dikategorikan sebagai daerah rawan bencana oleh Pemerintah Republik Indonesia, maka perhitungan cadangan kerugian penurunan nilai dilakukan dengan menghitung tingkat kerugian secara keseluruhan yang meliputi tingkat kerugian aktual ditambah dengan penyesuaian oleh bank berdasarkan survei yang dilakukan secara periodik kepada pihak eksternal maupun internal bank.
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) k. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (lanjutan) Sesuai dengan Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/33/DPNP tanggal 8 Desember 2009 (SE-BI) tersebut, bank menentukan cadangan kerugian penurunan nilai kredit secara kolektif dengan mengacu pada pembentukan cadangan umum dan cadangan khusus sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia mengenai penilaian kualitas Aset bank umum. Berdasarkan SE-BI tersebut, ketentuan transisi penurunan nilai atas kredit secara kolektif dapat diterapkan paling lambat sampai dengan tanggal 31 Desember 2011. Cadangan kolektif untuk kredit yang dikelompokkan sebagai dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet dihitung setelah dikurangi dengan nilai agunan yang diperkenankan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Perhitungan cadangan kerugian penurunan nilai dilakukan berdasarkan nilai tercatat (biaya perolehan amortisasi). Mulai 1 Januari 2012, perhitungan cadangan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara kolektif dikelompokkan berdasarkan karakteristik risiko kredit yang sama dengan mempertimbangkan segmentasi kredit berdasarkan pengalaman kerugian masa lalu (probability of default). Bank menggunakan metode migration analysis yang merupakan suatu metode analisis statistik, untuk menilai cadangan kerugian penurunan nilai atas kredit yang diberikan secara kolektif. Bank menggunakan data historis 3 tahun dalam menghitung probability of default (PD) dan loss of given default (LGD). Bank menggunakan fair value of collateral sebagai arus kas masa datang apabila memenuhi salah satu kondisi berikut: 1) Kredit bersifat collateral dependent, yaitu jika pelunasan kredit hanya bersumber dari agunan; 2) Pengambilalihan agunan kemungkinan besar terjadi dan didukung dengan perjanjian legal atas pengikatan agunan. Kerugian penurunan nilai atas aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi diukur sebesar selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan
tersebut. Jika kredit yang diberikan atau efek-efek dimiliki hingga jatuh tempo memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku yang ditetapkan dalam kontrak. Sebagai panduan praktis, Bank dapat mengukur penurunan nilai berdasarkan nilai wajar instrumen dengan menggunakan harga pasar yang dapat diobservasi, perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan agunan (collateralized financial asset) mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak. Kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi komprehensif dan dicatat pada akun penyisihan kerugian penurunan nilai sebagai pengurang terhadap aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Pendapatan bunga atas aset keuangan yang mengalami penurunan nilai tetap diakui atas dasar suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam pengukuran kerugian penurunan nilai. Ketika peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai menyebabkan jumlah kerugian penurunan nilai berkurang, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan dan pemulihan tersebut diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Untuk aset keuangan yang tersedia untuk dijual, pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang atas nilai wajar investasi dalam instrumen ekuitas dibawah biaya perolehannya merupakan bukti obyektif terjadinya penurunan nilai dan menyebabkan pengakuan kerugian penurunan nilai. Kerugian penurunan nilai atas efek-efek yang tersedia untuk dijual diakui dengan mengeluarkan kerugian kumulatif yang telah diakui secara langsung dalam ekuitas ke dalam laporan laba rugi komprehensif. Jumlah kerugian kumulatif yang dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi komprehensif merupakan selisih antara biaya perolehan (setelah dikurangi dengan nilai pelunasan pokok dan amortisasi) dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
| 27
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) k. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (lanjutan) Kerugian penurunan nilai yang diakui pada laporan laba rugi komprehensif atas investasi instrumen ekuitas yang diklasifikasikan sebagai instrumen ekuitas yang tersedia untuk dijual tidak boleh dipulihkan melalui pembalikan atas penurunan nilai sebelumnya pada laporan laba rugi komprehensif pada tahun berjalan. Jika pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen utang yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian nilai pada laporan laba rugi komprehensif, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif. Jika persyaratan kredit yang diberikan, piutang atau efek-efek yang dimiliki hingga jatuh tempo dinegosiasi ulang atau dimodifikasi karena debitur atau penerbit mengalami kesulitan keuangan, maka penurunan nilai diukur dengan suku bunga efektif awal yang digunakan sebelum persyaratan diubah. Jika pada suatu periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat kredit debitur atau penerbit), maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun cadangan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi komprehensif pada tahun berjalan. Penerimaan kembali atas aset keuangan yang diberikan yang telah dihapusbukukan, pada tahun berjalan dikreditkan dengan menyesuaikan akun cadangan kerugian penurunan nilai. Penerimaan kembali atas aset keuangan yang telah dihapusbukukan pada tahun-tahun sebelumnya dicatat sebagai pendapatan operasional selain bunga. l. Cadangan Kerugian Aset Non Produktif serta Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi Sesuai dengan Surat Bank Indonesia (BI) No. 13/658/DPNP/DPnP tanggal 23 Desember 2011, Bank tidak diwajibkan lagi untuk membentuk penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset non-produktif dan
28 | Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
transaksi rekening administratif (komitmen dan kontinjensi), namun manajemen Bank tetap harus menghitung cadangan kerugian penurunan nilai mengacu pada standar akuntansi yang berlaku. Sebelum SE-BI tersebut dikeluarkan, Bank menentukan cadangan kerugian penurunan nilai aset non produktif dan komitmen dan kontinjensi yang memiliki risiko kredit berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 dan sesuai dengan Surat Bank Indonesia No. 12/516/DPNP/IDPnP tanggal 21 September 2010. Perubahan metode penentuan cadangan kerugian penurunan nilai diatas merupakan perubahan kebijakan akuntansi yang seharusnya diterapkan secara retrospektif dengan melakukan penyajian kembali laba rugi tahun-tahun sebelumnya. Namun, karena dampak dari perubahan kebijakan akuntansi tersebut tidak material terhadap laporan laba rugi komprehensif Bank dan pada tahun-tahun sebelumnya, maka tidak dilakukan penyajian kembali dan dampak perubahan tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif tahun 2011. Atas aset non produktif, manajemen Bank menentukan cadangan kerugian penurunan nilai pada nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat dan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual. Atas komitmen dan kontinjensi yang memiliki risiko kredit, manajemen Bank menentukan cadangan kerugian penurunan nilai berdasarkan selisih antara nilai tercatat dan nilai kini atas pembayaran kewajiban yang diharapkan akan terjadi (ketika pembayaran atas jaminan tersebut menjadi probable). Bank telah menghitung cadangan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan dan non-keuangan berdasarkan PSAK 55, namun bank membentuk cadangan kerugian sebesar ketentuan minimum dari Bank Indonesia. Sebelum 1 Januari 2010, Bank membentuk Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) aset produktif berdasarkan penelaahan terhadap kualitas masing-masing aset produktif, komitmen dan kontinjensi tersebut sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Penentuan kualitas aset produktif dan cadangan penghapusan aset produktif mengacu pada Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 yang telah diubah dengan PBI No. 8/2/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006, PBI No. 9/6/PBI/2007 tanggal 30 Maret 2007 dan PBI No. 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009.
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) l. Cadangan Kerugian Aset Non Produktif serta Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi (lanjutan) Bank wajib membentuk cadangan kerugian penurunan nilai aset terhadap aset produktif sebagai berikut : Klasifikasi Lancar Dalam Perhatian Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet
Persentase minimum penyisihan 1% 5% 15% 50% 100%
Persentase cadangan kerugian penurunan nilai aset di atas diterapkan terhadap saldo setelah dikurangi dengan nilai agunan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, kecuali untuk aset produktif serta komitmen dan kontinjensi yang diklasifikasikan lancar dan dalam perhatian khusus yang diterapkan terhadap saldo aset produktif serta komitmen dan kontinjensi tersebut. Aset produktif dihapusbukukan dengan menggunakan cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif pada saat manajemen berpendapat bahwa aset produktif tersebut harus dihapuskan karena secara operasional debitur sudah tidak mampu membayar dan atau sulit untuk ditagih. Penerimaan kembali aset produktif yang telah dihapuskan dicatat sebagai penambahan cadangan kerugian penurunan nilai aset Aset produktif yang bersangkutan pada saat diterima kembali. Jika jumlah yang diterima kembali lebih besar daripada nilai pokok, kelebihan tersebut diakui sebagai penghasilan bunga. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesai nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 bank tidak diwajibkan lagi membentuk penyisihan penghapusan aset non produktif dan penyisihan penghapusan aset untuk transaksi rekening administratif yang berdampak terhadap penyesuaian atas saldo laba, namun bank tetap wajib menghitung penyisihan penghapusan aset non produktif dan penyisihan penghapusan aset untuk transaksi rekening administratif dalam
administrasi bank sesuai ketentuan yang berlaku yang akan menjadi faktor pengurang modal dalam perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) / Capital Adequacy Ratio (CAR). m. Aset tetap dan penyusutan Mulai tanggal 1 Januari 2012, Bank menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap” dan ISAK No. 25, “Hak atas Tanah”. Penerapan PSAK No. 16 (Revisi 2011) tidak memberikan dampak yang besar terhadap pelaporan keuangan dan pengungkapan dalam laporan keuangan. ISAK 25 menetapkan bahwa biaya pengurusan legal hak atas tanah dalam bentuk Hak Guna Usaha (HGU), Hak Guna Bangunan (HGB) dan Hak Pakai (HP) ketika tanah diperoleh pertama kali diakui sebagai bagian dari biaya perolehan tanah pada akun Aset Tetap dan tidak diamortisasi. Sementara biaya pengurusan atas perpanjangan atau pembaruan legal hak atas tanah dalam bentuk HGU, HGB dan HP diakui sebagai bagian dari akun beban ditangguhkan-neto pada laporan posisi keuangan dan diamortisasi sepanjang, mana yang lebih pendek antara umur hukum hak dan umur ekonomis tanah. Sesuai dengan ketentuan transisi ISAK 25 tersebut, biaya perolehan pertama kali hak atas tanah dalam bentuk HGU, HGB dan HP yang diakui sebagai bagian dari akun “Beban Ditangguhkan, Neto” pada laporan posisi keuangan sebelum tanggal 1 Januari 2012 direklasifikasi ke akun “Aset Tetap - Tanah” dan amortisasinya dihentikan pada tanggal 1 Januari 2012. Aset tetap pada awalnya dinyatakan sebesar harga perolehan. Setelah pengukuran awal, aset tetap diukur dengan model biaya, dicatat pada harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi penurunan nilai. Harga perolehan mencakup harga pembelian dan semua beban yang terkait secara langsung untuk membawa aset tersebut ke lokasi dan kondisi yang diperlukan untuk memungkinkan aset tersebut beroperasi sebagaimana ditentukan oleh manajemen.
Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
| 29
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) m. Aset tetap dan penyusutan (lanjutan) Tanah dinyatakan sebesar harga perolehan dan tidak disusutkan. Penyusutan aset tetap selain tanah dihitung dengan menggunakan metode saldo menurun untuk mengalokasikan harga perolehan hingga mencapai nilai sisa sepanjang estimasi masa manfaatnya sebagai berikut: Klasifikasi Bangunan Peralatan Kantor Inventaris Kantor Kendaraan
Tahun 20 8 4 4 dan 8
Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan posisi keuangan, dan keuntungan atau kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi. Penilaian aset tetap dilakukan atas penurunan dan kemungkinan penurunan nilai wajar aset jika terjadi peristiwa atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat mungkin tidak dapat seluruhnya terealisasi. Jumlah tercatat komponen dari suatu aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat sudah tidak ada lagi manfaat ekonomik masa depan yang diekspektasikan dari penggunaan maupun pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan tersebut dimasukkan kedalam laba rugi untuk tahun dimana penghentian pengakuan tersebut dilakukan. Nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan dievaluasi setiap akhir tahun dan disesuaikan secara prospektif jika diperlukan. Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada operasi pada saat terjadinya. Beban pemugaran dan penambahan dalam jumlah
30 | Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
besar dikapitalisasi kepada jumlah tercatat aset tetap terkait bila besar kemungkinan bagi Kelompok Usaha manfaat ekonomi masa depan menjadi lebih besar dari standar kinerja awal yang ditetapkan sebelumnya dan disusutkan sepanjang sisa masa manfaat aset tetap terkait. n. Biaya dibayar dimuka Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method). Biaya dibayar dimuka disajikan pada akun aset lain-lain. o. Agunan yang diambil alih dan Properti Terbengkalai Sesuai dengan Surat Bank Indonesia (BI) No. 13/658/DPNP/DPnP tanggal 23 Desember 2011, Bank tidak diwajibkan lagi untuk membentuk penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset non produktif dan transaksi rekening administratif (komitmen dan kontinjensi), namun manajemen Bank tetap harus menghitung cadangan kerugian penurunan nilai mengacu pada standar akuntansi yang berlaku. Agunan Yang Diambil Alih Agunan yang diambil alih disajikan dalam akun “Aset Lain-lain”. Agunan yang diambil alih (AYDA) sehubungan dengan penyelesaian pinjaman yang diberikan dinyatakan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi. Sebelum tahun 2010 nilai bersih yang dapat direalisasi adalah nilai wajar agunan yang diambil alih dikurangi dengan estimasi biaya untuk menjual agunan yang diambil alih tersebut, pada tahun 2010 nilai AYDA dinyatakan sebesar baki debet pinjaman yang diberikan pada saat diambil alih. Laba atau rugi yang terjadi akibat realisasi penjualan agunan yang diambil alih dilaporkan sebagai keuntungan/kerugian pada saat penjualan terjadi. Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan. Biaya-biaya yang berkaitan dengan pemeliharaan agunan yang diambil alih dibebankan ke laporan laba rugi pada saat terjadinya.
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) o. Agunan yang diambil alih dan Properti Terbengkalai (lanjutan) Properti Terbengkalai Properti terbengkalai disajikan dalam akun “Aset Lain-lain”. Properti terbengkalai merupakan aset tetap yang dimiliki Bank tetapi tidak digunakan untuk kegiatan usaha perbankan yang lazim sesuai dengan PBI No. 7/2/PBI/2005 dan Surat Edaran No. 7/3/DPNP tanggal 31 Januari 2005. Properti terbengkalai yang dimiliki bank terdiri dari tanah dan bangunan. p. Liabilitas segera Liabilitas segera merupakan liabilitas Bank kepada pihak lain yang sifatnya wajib segera dibayarkan sesuai dengan perintah pemberi amanat perjanjian yang ditetapkan sebelumnya. Liabilitas segera diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan dan dihitung berdasarkan biaya perolehan diamortisasi. q. Simpanan dari nasabah Simpanan nasabah adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat (di luar bank) kepada Bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana. Termasuk dalam pos ini adalah giro, tabungan dan deposito berjangka. Giro merupakan simpanan nasabah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat menggunakan cek, atau dengan cara pemindahbukuan dengan bilyet giro atau sarana perintah pembayaran lainnya. Giro dinyatakan sebesar nilai liabilitas kepada pemegang giro. Tabungan merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati. Tabungan dinyatakan sebesar nilai liabilitas kepada pemilik tabungan. Deposito berjangka merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu sesuai perjanjian antara penyimpan dengan Bank. Deposito berjangka dinyatakan sebesar nilai
nominal yang tercantum dalam bilyet deposito atau yang diperjanjikan. Simpanan nasabah dan simpanan dari bank lain pada awalnya diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. r. Simpanan dari bank lain Simpanan dari bank lain terdiri dari liabilitas terhadap bank lain dalam bentuk giro, tabungan dan deposito berjangka. Simpanan dari bank lain diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan lain yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya tambahan yang dapat didistribusikan secara langsung dengan perolehan simpanan dari bank lain dikurangkan dari jumlah simpanan yang diterima. Sebelum 1 Januari 2010, simpanan dari bank lain dinyatakan sebesar nilai kewajiban Bank kepada bank lain. s. Pendapatan dan beban bunga Pendapatan dan beban bunga untuk semua instrumen keuangan yang dikenakan suku bunga diakui pada laporan laba rugi komprehensif dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari aset keuangan atau liabilitas keuangan (atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat) untuk memperoleh nilai tercatat neto dari instrumen keuangan atau liabilitas keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Bank mengestimasi arus kas di masa datang dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instumen keuangan tersebut, tetapi tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa datang. Perhitungan ini mencakup seluruh komisi, provisi, dan bentuk lain diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian tidak terpisah dari suku bunga efektif, biaya transaksi, dan seluruh premi atau diskon lainnya.
Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
| 31
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) s. Pendapatan dan beban bunga (lanjutan) Jika aset keuangan atau kelompok aset keuangan serupa telah diturunkan nilainya sebagai akibat kerugian penurunan nilai, maka pendapatan bunga yang diperoleh setelahnya diakui berdasarkan suku bunga efektif yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam menghitung kerugian penurunan nilai. Sebelum 1 Januari 2010, kredit non-performing yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 terdiri dari kredit yang diklasifikasikan sebagai kredit kurang lancar, diragukan dan macet. Pendapatan bunga atas kredit yang diberikan atau aktiva produktif lainnya yang diklasifikasikan sebagai bermasalah diakui pada saat bunga tersebut diterima (berbasis kas). -- Pada saat pinjaman diklasifikasikan sebagai kredit bermasalah, tagihan bunga yang telah diakui sebelumnya sebagai pendapatan, tetapi belum diterima akan dibatalkan pengakuannya. Selanjutnya bunga yang dibatalkan tersebut diakui sebagai tagihan kontinjensi. -- Pendapatan bunga atas kredit yang diberikan dalam kategori non-performing (menurut Peraturan Bank Indonesia) diakui dalam laporan laba rugi sebagai pendapatan pada saat pembayarannya diterima. -- Penerimaan pembayaran atas kredit yang diberikan yang diklasifikasikan sebagai diragukan atau macet dipergunakan terlebih dahulu untuk mengurangi pokok pinjaman. Kelebihan penerimaan dari pokok pinjaman diakui sebagai pendapatan bunga dalam laporan laba rugi. -- Pendapatan bunga dari kredit yang direstrukturisasi hanya dapat diakui apabila telah diterima secara tunai sebelum kualitas kredit menjadi lancar sebagaimana diatur di dalam PBI No. 7/2/PBI/2005
32 | Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
tanggal 20 Januari 2005 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum, sebagai mana telah diubah terakhir dengan PBI No. 14/15/ PBI/2012 tanggal 24 Oktober 2012. t. Pendapatan dan beban provisi dan komisi Sejak diberlakukannya PSAK 55 (Revisi 2006) tanggal 1 Januari 2010, provisi dan komisi yang berkaitan langsung dengan kegiatan pemberian pinjaman diakui sebagai bagian atau pengurang dari biaya perolehan pinjaman dan akan diakui sebagai pendapatan bunga dengan cara diamortisasi berdasarkan metode suku bunga efektif. Sebelum tanggal 1 Januari 2010 provisi dan komisi yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan pemberian pinjaman dan terkait dengan jangka waktu diperlakukan sebagai penghasilan atau beban yang ditangguhkan dan diamortisasi secara sistematis selama jangka waktunya. Jika pinjaman dimaksud dilunasi sebelum jatuh temponya, saldo penghasilan atau beban provisi dan komisi yang ditangguhkan diakui pada saat pinjaman dilunasi. Provisi dan komisi yang tidak berkaitan dengan kegiatan pemberian pinjaman dan jangka waktu, diakui sebagai penghasilan atau beban pada saat terjadinya transaksi. u. Restrukturisasi Pinjaman Bermasalah Dalam restrukturisasi pinjaman bermasalah dengan modifikasi persyaratan pinjaman yang tidak mengakibatkan penerimaan aset (termasuk penerimaan saham dari debitur), dampak restrukturisasi tersebut dicatat secara prospektif dan tidak mengubah nilai pinjaman pada tanggal restrukturisasi, kecuali jika jumlahnya melebihi nilai tunai penerimaan kas masa depan yang ditentukan dalam persyaratan baru pinjaman, maka saldo pinjaman dikurangi ke jumlah nilai tunai tersebut dan pengurangan tersebut diakui sebagai kerugian hasil restrukturisasi. Setelah restrukturisasi, semua penerimaan kas berdasarkan persyaratan pinjaman yang telah direstrukturisasi, baik untuk bunga maupun pokok pinjaman, dicatat sebagai pengembalian pokok pinjaman dan penghasilan bunga sesuai proporsinya.
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) v. Perpajakan Mulai tanggal 1 Januari 2012, Bank menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2010), “Pajak Penghasilan”. Penerapan PSAK No. 46 (Revisi 2010) tidak menimbulkan perubahan yang besar terhadap pelaporan keuangan dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Beban pajak tahun berjalan ditetapkan berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak tahun berjalan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer aset dan liabilitas antara pelaporan komersial dan pajak pada setiap tanggal pelaporan. Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan saldo rugi fiskal yang belum dikompensasikan, sepanjang perbedaan temporer dan rugi fiskal yang belum dikompensasikan tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba fiskal pada masa yang akan datang. Jumlah tercatat aset pajak tangguhan ditelaah pada setiap tanggal posisi keuangan dan nilai tercatat aset pajak tangguhan tersebut diturunkan apabila tidak lagi terdapat kemungkinan besar bahwa laba fiskal yang memadai akan tersedia untuk mengkompensasi sebagian atau semua manfaat aset pajak tangguhan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur berdasarkan tarif pajak yang akan berlaku pada tahun saat aset direalisasikan atau liabilitas diselesaikan berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku atau yang telah secara substantif telah diberlakukan pada tanggal laporan posisi keuangan. Pengaruh pajak terkait dengan penyisihan untuk dan/ atau pembalikan seluruh perbedaan temporer selama tahun berjalan, termasuk pengaruh perubahan tarif pajak, diakui sebagai “Manfaat (Beban) Pajak Tangguhan” dan termasuk dalam laba atau rugi neto tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas. Perubahan terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat penetapan pajak diterima atau jika Kelompok Usaha mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan telah ditetapkan.
Beban pajak penghasilan kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang. Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan langsung ke ekuitas. Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan di laporan posisi keuangan, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan liabilitas pajak kini. w. Informasi segmen Efektif tanggal 1 Januari 2011, Bank menerapkan PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi”. PSAK revisi ini mengatur pengungkapan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi. Segmen adalah bagian yang dapat dibedakan dari Kelompok Usaha yang terlibat baik dalam menyediakan produk tertentu (segmen usaha), maupun dalam menyediakan produk dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan segmen lainnya. Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen mencakup itemitem yang dapat diatribusikan langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang sesuai kepada segmen tersebut. Bank menyajikan segmen operasi berdasarkan laporan internal yang disajikan kepada pengambil keputusan operasional yaitu Direksi.
Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
| 33
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) w. Informasi segmen (lanjutan) Bank telah mengidentifikasi dan mengungkapkan informasi keuangan berdasarkan kegiatan bisnis utama (segmen usaha) berdasarkan segmen geografis. Segmen geografis meliputi penyediaan barang maupun jasa di dalam lingkungan ekonomi tertentu yang memiliki risiko serta tingkat pengembalian yang berbeda dengan segmen operasi lainnya yang berada dalam lingkungan ekonomi lain. x. Imbalan kerja Bank memberikan imbalan pasca kerja manfaat pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 dan sesuai dengan PSAK 24 (Revisi 2010). Imbalan pasca kerja merupakan manfaat pasti yang dibentuk dengan pendanaan khusus melalui program dana pensiun dan didasarkan pada masa kerja dan jumlah penghasilan karyawan pada saat pensiun. Metode penilaian aktuarial yang digunakan untuk menentukan nilai kini cadangan imbalan pasti, beban jasa kini yang terkait dan beban jasa lalu adalah metode Projected Unit Credit yang dihitung oleh aktuaris independen. y. Laba per lembar saham Mulai tanggal 1 Januari 2012, Bank menerapkan PSAK No. 56 (Revisi 2011),”Laba Per Saham”. Penerapan PSAK ini tidak menimbulkan perubahan yang besar terhadap pelaporan keuangan dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Laba per lembar saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar pada tahun berjalan. Laba per lembar saham dilusian dihitung setelah melakukan penyesuaian yang diperlukan terhadap jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar dengan asumsi bahwa semua opsi saham dilaksanakan pada saat penerbitan. z. Transaksi dengan pihak berelasi Bank melakukan transaksi dengan pihak yang berelasi. Dalam laporan
34 | Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
keuangan ini, istilah pihak yang berelasi sesuai dengan ketentuan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7 (Revisi 2010) mengenai “Pengungkapan Pihak-Pihak berelasi”: (a) Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut: (i) Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor; (ii) Memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau (iii) Personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor. (b) Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut: (i) Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain; (ii) Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya; (iii) Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama; (iv) Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga; (v) Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor; (vi) Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a); (vii) Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a) (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) z. Transaksi dengan pihak berelasi (lanjutan) Transaksi yang dilakukan dengan pihak berelasi terdiri dari simpanan nasabah dan pinjaman yang diberikan Jenis transaksi dan saldo dengan pihak yang berelasi, baik yang dilaksanakan dengan ataupun tidak dilaksanakan dengan syarat serta kondisi normal yang sama untuk pihak yang bukan pihak berelasi, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. a.a. Perubahan kebijakan akuntansi Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI) telah menetapkan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 21 tentang Perjanjian Konstruksi Real Estat serta Pencabutan PSAK (PPSAK) 51 tentang Akuntansi Kuasi Reorganisasi, dimana keduannya akan berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2013. Pada saat ini, tidak terdapat dampak atas penerapan ISAK dan PPSAK tersebut kepada Bank Dinar Indonesia. 3. PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN Penyusunan laporan keuangan Bank mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dari pendapatan, beban, aset dan liabilitas, dan pengungkapan atas liabilitas kontinjensi pada akhir periode pelaporan. Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya. Pertimbangan Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Bank yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan sebagai berikut: Usaha yang berkelanjutan Manajemen Bank telah melakukan penilaian atas kemampuan Bank untuk
melanjutkan kelangsungan usahanya dan berkeyakinan bahwa Bank memiliki sumber daya untuk melanjutkan usahanya di masa mendatang. Selain itu, manajemen Bank tidak mengetahui adanya ketidakpastian material yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan terhadap kemampuan Bank untuk melanjutkan kelangsungan usahanya. Oleh karena itu, laporan keuangan telah disusun atas dasar usaha yang berkelanjutan. Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan Manajemen Bank menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2011) telah dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Bank seperti diungkapkan pada Catatan 2b. Nilai wajar atas instrumen keuangan Bila nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang tercatat pada laporan posisi keuangan tidak tersedia di pasar aktif, ditentukan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian termasuk penggunaan model matematika. Masukan (input) untuk model ini berasal dari data pasar yang bisa diamati sepanjang data tersebut tersedia. Bila data pasar yang bisa diamati tersebut tidak tersedia, pertimbangan manajemen diperlukan untuk menentukan nilai wajar. Pertimbangan manajemen tersebut mencakup pertimbangan likuiditas dan masukan model seperti volatilitas untuk transaksi derivatif yang berjangka waktu panjang dan tingkat diskonto, tingkat pelunasan dipercepat dan asumsi tingkat gagal bayar. Investasi dimiliki hingga jatuh tempo Surat berharga dengan klasifikasi dimiliki hingga jatuh tempo membutuhkan judgement yang signifikan. Dalam membuat judgement ini, Bank mengevaluasi intensi dan kemampuan untuk memiliki investasi tersebut hingga jatuh tempo, maka jika Bank gagal untuk memiliki investasi ini hingga jatuh tempo selain dalam kondisi-kondisi tertentu sebagai contoh, menjual dalam jumlah yang tidak signifikan saat mendekati jatuh tempo, Bank harus mereklasifikasi seluruh portofolio tersebut menjadi surat berharga yang tersedia untuk dijual. Surat berharga yang tersedia untuk dijual tersebut akan diukur pada nilai wajar dan bukan menggunakan biaya yang diamortisasi.
Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
| 35
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN (lanjutan) Aset keuangan yang tidak memiliki harga pasar
kerugian penurunan nilai yang dibentuk selama periode yang diperlukan berdasarkan analisis berkelanjutan dan pemantauan terhadap rekening individual oleh petugas kredit.
Manajemen Bank mengklasifikasikan aset keuangan dengan mengevaluasi, antara lain, apakah nilai tersebut dikutip atau tidak di pasar aktif. Termasuk dalam evaluasi pada apakah aset keuangan yang dikutip di pasar aktif adalah penentuan apakah harga pasar dapat segera dan secara teratur tersedia, dan apakah mereka mewakili harga aktual dan teratur terjadi transaksi pasar secara arm’s length.
Dalam menentukan apakah penurunan nilai harus dibentuk dalam laporan laba rugi komprehensif, Bank membuat penilaian, apakah terdapat data yang dapat diobservasi yang menunjukkan bahwa terdapat penurunan yang dapat diukur dalam laporan perkiraan arus kas masa depan dari portofolio pinjaman sebelum penurunan tersebut dapat diidentifikasi secara individual dalam portofolio tersebut.
Kontinjensi
Bukti seperti ini dapat termasuk data yang dapat diobservasi yang menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan yang merugikan pada status pembayaran kelompok peminjam, atau kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok. Bank menggunakan perkiraan dalam menentukan jumlah dan waktu dari arus kas masa depan ketika menentukan tingkat cadangan kerugian yang diperlukan. Estimasi tersebut didasarkan pada asumsi mengenai sejumlah faktor dan hasil aktual yang dapat berbeda, yang mengakibatkan perubahan terhadap jumlah cadangan kerugian di masa yang akan datang.
Manajemen Bank sedang terlibat dalam proses hukum. Perkiraan biaya kemungkinan bagi penyelesaian klaim telah dikembangkan melalui konsultasi dengan bantuan konsultan hukum Bank didasarkan pada analisis hasil yang potensial. Manajemen Bank tidak berkeyakinan bahwa hasil dari hal ini akan mempengaruhi hasil usaha. Besar kemungkinan, bagaimanapun, bahwa hasil operasi di masa depan dapat secara material terpengaruh oleh perubahan dalam estimasi atau efektivitas dari strategi yang terkait dengan hal tersebut. Estimasi dan Asumsi Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko untuk dapat menyebabkan penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun berikutnya seperti yang diungkapkan di bawah ini. Bank mendasarkan asumsi dan estimasi yang digunakan pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan interim disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan dapat berubah akibat perubahan pasar atau situasi yang timbul di luar kendali Bank. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi yang digunakan pada saat terjadinya. Cadangan kerugian penurunan nilai dari pinjaman yang diberikan Manajemen Bank menelaah portofolio kredit dan pembiayaan/piutang setiap tahun untuk menilai penurunan nilai dengan memperbarui cadangan
36 | Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
Umur ekonomis dari aset tetap Manajemen Bank memperkirakan masa manfaat aset tetap berdasarkan periode dimana aset diharapkan akan tersedia untuk digunakan. Masa manfaat ekonomis aset tetap ditinjau secara berkala dan diperbarui jika memiliki ekspektasi yang berbeda dari perkiraan sebelumnya, karena kerusakan secara fisik dan teknis, atau keusangan secara komersial dan legal atau batasan lainnya atas penggunaan aset tersebut. Selain hal tersebut, estimasi masa manfaat dari aset tetap didasarkan pada penilaian secara kolektif dengan menggunakan praktik industri, teknik evaluasi internal dan pengalaman dengan aset serupa, tetapi ada kemungkinan bahwa hasil masa depan dapat secara material dipengaruhi oleh perubahan estimasi yang disebabkan oleh perubahan faktor-faktor tersebut di atas. Jumlah dan saat pencatatan biaya untuk setiap periode akan dipengaruhi oleh perubahan dari faktor dan keadaan saat pencatatan. Pengurangan dari taksiran masa manfaat dari aset tetap akan meningkatkan beban usaha.
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN (lanjutan) Pengakuan aset pajak tangguhan
jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui, sesuai dengan saat dan jumlah penghasilan kena pajak di masa mendatang seiring dengan strategi perencanaan pajak.
Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh saldo rugi fiskal yang belum digunakan dalam hal terdapat kemungkinan bahwa penghasilan kena pajak akan tersedia untuk dikompensasi terhadap kerugian yang dapat digunakan. Pertimbangan manajemen yang signifikan diperlukan untuk menentukan
Bank menelaah aset pajak tangguhan pada setiap tanggal laporan posisi keuangan dan mengurangi jumlah tercatat dalam hal tidak adanya lagi kemungkinan bahwa penghasilan kena pajak yang cukup akan tersedia untuk mengkompensasi sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan.
4. KAS Informasi mengenai jatuh tempo diungkapkan pada catatan 35. 2013 Rupiah Mata uang asing Dolar Amerika Serikat Dolar Singapura Jumlah
2012
2011
7.999.886.700
8.392.597.500
3.681.621.750
243.780 6.816.613 8.006.947.093
193.400 5.598.241 8.398.389.141
181.360 4.937.826 3.686.740.936
5. GIRO PADA BANK INDONESIA Informasi mengenai jatuh tempo diungkapkan pada catatan 35. Rupiah Jumlah
2013
2012
2011
44.172.101.701 44.172.101.701
21.001.834.547 21.001.834.547
13.292.597.145 13.292.597.145
Rasio GWM pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 dihitung berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 15/15/PBI/2013 tanggal 24 Desember 2013 tentang “Perubahan atas PBI No. 12/19/PBI/2010 tanggal 4 Oktober 2010 tentang GWM Bank Umum Pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing”.
dan GWM Sekunder dalam Rupiah ditetapkan sebesar 4% dari DPK dalam Rupiah. GWM LDR dalam Rupiah sebesar perhitungan antara parameter disinsentif bawah atau parameter disinsentif atas dengan selisih antara LDR Bank dan LDR target dengan memperhatikan selisih antara Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank dengan KPMM Insentif. GWM dalam valuta asing ditetapkan sebesar 8% dari DPK dalam valuta asing.
Berdasarkan peraturan tersebut, GWM dalam Rupiah terdiri dari GWM Primer, GWM Sekunder dan GWM Loan to Deposit Ratio (LDR). GWM Primer dalam Rupiah ditetapkan sebesar 8% dari Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam Rupiah
GWM Bank untuk mata uang rupiah pada tanggal 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 masing-masing sebagai berikut:
2013
2012
2011
GWM Primer – Rupiah
8,08%
10,85%
10,84%
GWM Sekunder – Rupiah
7,96%
7,75%
12,23%
Bank telah memenuhi GWM yang harus disediakan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.
Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
| 37
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
6. GIRO PADA BANK LAIN Informasi mengenai jatuh tempo diungkapkan pada catatan 35. a. Berdasarkan kolektibilitas BI Seluruh giro pada bank lain pada tanggal 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 digolongkan sebagai lancar. b. Berdasarkan mata uang 2013
2012
2011
Rupiah Jumlah
788.595.465 788.595.465
75.615.949 75.615.949
73.708.808 73.708.808
Dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah - bersih
788.595.465
75.615.949
(737.088) 72.971.720
c. Berdasarkan pihak 2013
2012
2011
Pihak Berelasi Pihak Ketiga Rupiah PT. Bank Jasa Jakarta Bank International Indonesia Bank Central Asia Jumlah
-
-
-
77.285.363 10.650.102 700.660.000 788.595.465
75.615.949 75.615.949
73.708.808 73.708.808
Dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah – bersih
788.595.465
75.615.949
(737.088) 72.971.720
d. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut: 2013 Saldo awal Penyesuaian sehubungan dengan penerapan PSAK No. 55 (2006) Penyisihan (pemulihan) selama tahun berjalan Saldo Akhir
2012
2011
-
737.088
-
-
714.430 -
-
(737.088) -
22.658 737.088
Manajemen yakin bahwa cadangan kerugian penurunan nilai untuk periode tahun yang berakhir 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 adalah cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya Giro pada Bank lain.
38 | Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
6. GIRO PADA BANK LAIN (lanjutan) e. Suku bunga efektif rata-rata Suku bunga efektif rata-rata tertimbang setahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 adalah sebagai berikut:
Rupiah
2013
2012
2011
2,8%
2,7%
2,6%
7. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN Informasi mengenai jatuh tempo diungkapkan pada catatan 35. a. Berdasarkan kolektibilitas BI Seluruh penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain pada tanggal 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 digolongkan sebagai lancar. b. Berdasarkan jenis dan mata uang 2013
2012
2011
Rupiah Penempatan pada Bank Indonesia Call money Deposito berjangka Dikurangi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah - bersih
28.000.000.000 200.000.000.000 228.000.000.000
36.989.555.598 30.000.000.000 140.000.000.000 206.989.555.598
39.985.005.623 20.000.000.000 20.000.000.000 79.985.005.623
228.000.000.000
206.989.555.598
(400.000.000) 79.585.005.623
c. Berdasarkan jatuh tempo 2012
2013 Rupiah Kurang dari 1 bulan 1 – 3 bulan Jumlah Dikurangi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah - bersih
2011
43.000.000.000 185.000.000.000 228.000.000.000
66.989.555.598 140.000.000.000 206.989.555.598
59.985.005.623 20.000.000.000 79.985.005.623
228.000.000.000
206.989.555.598
(400.000.000) 79.585.005.623
Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
| 39
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN (lanjutan) d. Berdasarkan pihak 2013 Pihak Berelasi Pihak Ketiga Rupiah -- Penempatan pada Bank Indonesia -- Call Money PT Bank Victoria PT Bank Pundi Indonesia Tbk PT BPD Jawa Barat dan Banten PT Bank Mega Tbk PT Bank Bukopin Tbk -- Deposito berjangka PT Bank of India Indonesia PT Prima Master Bank PT Bank Artos Indonesia PT Bank Harda Internasional PT Bank Fama Internasional PT Bank Kesejahteraan Ekonomi PT Bank Ina Perdana PT Bank Yudha Bhakti PT Bank of India Jumlah – Rupiah Dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah – bersih
2012
2011
-
-
-
-
36.989.555.598
39.985.005.623
-
30.000.000.000 -
20.000.000.000 -
40.000.000.000 40.000.000.000 30.000.000.000 30.000.000.000 28.000.000.000 25.000.000.000 15.000.000.000 20.000.000.000 228.000.000.000
20.000.000.000 30.000.000.000 35.000.000.000 30.000.000.000 25.000.000.000 170.000.000.000
20.000.000.000 40.000.000.000
228.000.000.000 228.000.000.000
206.989.555.598 206.989.555.598
79.985.005.623 (400.000.000) 79.585.005.623
e. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut: 2013 Saldo awal Penyesuaian sehubungan dengan penerapan PSAK No. 55 (2006) Penyisihan (pemulihan) selama tahun berjalan Saldo Akhir
2012 -
400.000.000 (400.000.000) -
2011 745.000.000 (345.000.000) 400.000.000
Manajemen yakin bahwa cadangan kerugian penurunan nilai untuk tahun berakhir 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain. f. Suku bunga efektif rata-rata Suku bunga efektif rata-rata tertimbang untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 adalah sebagai berikut:
40 | Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN (lanjutan) f. Suku bunga efektif rata-rata (lanjutan)
Call Money Deposito berjangka Fasilitas Simpanan Bank Indonesia
2013
2012
2011
9,11% -
4,40% 6,65% 4,80%
4,57% 7,00% 4,25%
8. EFEK-EFEK Informasi mengenai jatuh tempo diungkapkan pada catatan 35. a. Berdasarkan jenis dan mata uang 31 Desember 2013 Nilai Nominal Rupiah Dimiliki Hingga Jatuh Tempo: Sertifikat Bank Indonesia
Nilai Tercatat
45.000.000.000 45.000.000.000
43.490.427.704 43.490.427.704
31 Desember 2012 Nilai Nominal Rupiah Dimiliki Hingga Jatuh Tempo: Sertifikat Bank Indonesia
Nilai Tercatat
15.000.000.000 15.000.000.000
14.984.610.150 14.984.610.150
31 Desember 2011 Nilai Nominal Rupiah Dimiliki Hingga Jatuh Tempo: Sertifikat Bank Indonesia
Nilai Tercatat
15.000.000.000 15.000.000.000
14.799.843.711 14.799.843.711
b. Berdasarkan kolektibilitas BI Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku, efek-efek digolongkan sebagai berikut: 2013 Lancar Jumlah
43.490.427.704 43.490.427.704
2012 14.984.610.150 14.984.610.150
2011 14.799.843.711 14.799.843.711
Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
| 41
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8. EFEK-EFEK (lanjutan) c. Berdasarkan jatuh tempo 2013 Rupiah Kurang dari 1 bulan 1 – 3 bulan 3 – 6 bulan 6 – 12 bulan Lebih dari 1 tahun Jumlah
2012
43.490.427.704 43.490.427.704
2011
14.984.610.150 14.984.610.150
14.799.843.711 14.799.843.711
d. Berdasarkan pihak 2013 Pihak Ketiga Sertifikat Bank Indonesia Jumlah
2012
43.490.427.704 43.490.427.704
2011
14.984.610.150 14.984.610.150
14.799.843.711 14.799.843.711
f. Berdasarkan penerbit Bank Indonesia Jumlah
2013 43.490.427.704 43.490.427.704
2012 14.984.610.150 14.984.610.150
2011 14.799.843.711 14.799.843.711
g. Suku Bunga Efektif 2013 Sertifikat Bank Indonesia
2012 7,00%
2011 4,7%
4,9%
9. PINJAMAN YANG DIBERIKAN a. Berdasarkan jenis dan mata uang 2013
2012
2011
Rupiah Modal Kerja Investasi Konsumsi Pinjaman karyawan Kunci Jumlah
375.085.220.081 69.312.317.070 45.840.971.363 1.310.544.134 491.549.052.648
176.880.952.290 44.949.585.150 20.726.643.207 242.557.180.647
96.065.518.711 10.863.500.864 13.764.388.478 120.693.408.053
Dikurangi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah – bersih
(274.429.645) 491.274.623.003
(962.905.922) 241.594.274.725
(1.168.599.862) 119.524.808.191
42 | Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9. PINJAMAN YANG DIBERIKAN (lanjutan) b. Berdasarkan pihak 2013
2012
2011
Rupiah Pihak berelasi Pihak ketiga Jumlah
1.310.544.134 490.238.508.514 491.549.052.648
242.557.180.647 242.557.180.647
120.693.408.053 120.693.408.053
Dikurangi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah – bersih
(274.429.645) 491.274.623.003
(962.905.922) 241.594.274.725
(1.168.599.862) 119.524.808.191
2013
2012
2011
203.326.179.547 104.019.850.638 42.029.431.593 25.699.553.940 1.584.187.360 67.738.334.074 47.151.515.496 491.549.052.648
89.746.156.839 60.639.295.162 24.255.718.065 12.127.859.032 1.212.785.903 35.170.791.194 19.404.574.452 242.557.180.647
45.921.394.237 10.291.203.864 15.685.596.688 5.090.218.885 2.445.490.157 29.259.982.188 11.999.522.034 120.693.408.053
(274.429.645) 491.274.623.003
(962.905.922) 241.594.274.725
(1.168.599.862) 119.524.808.191
2013
2012
2011
c. Berdasarkan sektor ekonomi
Rupiah Perdagangan Industri Konstruksi Jasa bisnis Pertambangan Transportasi dan jasa sosial Lain-lain Dikurangi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
d. Berdasarkan kolektibilitas
Individual Kolektif Lancar Dalam Perhatian Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah Dikurangi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Individual Kolektif Jumlah – bersih
11.592.099.435
6.576.031.191
36.785.214.845
468.364.853.778
229.263.508.848
80.074.771.173
7.695.253.073 3.896.846.362 491.549.052.648
2.282.444.628
205.675.380
3.949.577.853 485.618.127 242.557.180.647
3.092.745.427 535.001.228 120.693.408.053
(177.327.129) (97.102.516) (274.429.645) 491.274.623.003
(95.315.520) (867.590.402) (962.905.922) 241.594.274.725
(372.953.639) (795.646.223) (1.168.599.862) 119.524.808.191
Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
| 43
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9. PINJAMAN YANG DIBERIKAN (lanjutan) e. Pinjaman bermasalah berdasarkan sektor ekonomi 2013
2012
2011
Rupiah Perdagangan Industri Konstruksi Jasa bisnis Pertambangan Transportasi Lain-lain Jumlah
3.896.846.362 3.896.846.362
485.618.117 3.949.577.853 4.435.195.970
509.745.409 25.255.819 3.092.745.427 3.627.746.655
Dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah - bersih
(56.810.226) 3.840.036.136
(328.999.835) 4.106.196.135
3.627.746.655
f. Berdasarkan periode perjanjian pinjaman 2013
2012
2011
Rupiah Sampai dengan 1 tahun Lebih dari 1 s/d 2 tahun Lebih dari 2 s/d 5 tahun Lebih dari 5 tahun Jumlah
127.030.301.162 47.467.037.118 48.752.328.343 268.299.376.025 491.549.052.648
124.503.396.217 1.377.615.963 64.088.712.421 52.587.456.046 242.557.180.647
84.509.357.746 236.443.350 8.085.135.334 27.862.471.623 120.693.408.053
Dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah – bersih
(274.429.645) 491.274.623.003
(962.905.922) 241.594.274.725
(1.168.599.862) 119.524.808.191
2013
2012
2011
Rupiah Sampai dengan 1 tahun Lebih dari 1 s/d 2 tahun Lebih dari 2 s/d 5 tahun Lebih dari 5 tahun Jumlah
269.350.760.150 6.808.087.935 57.039.144.144 158.351.060.419 491.549.052.648
125.335.210.951 1.877.069.416 63.803.477.953 51.541.422.327 242.557.180.647
85.589.425.567 1.460.415.265 9.198.636.074 24.444.931.147 120.693.408.053
Dikurangi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah – bersih
(274.429.645) 491.274.623.003
(962.905.922) 241.594.274.725
(1.168.599.862) 119.524.808.191
g. Berdasarkan sisa jatuh tempo
44 | Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9. PINJAMAN YANG DIBERIKAN (lanjutan) h. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai 2013 Saldo awal Penyisihan tahun berjalan (catatan 27) Pemulihan tahun berjalan Penghapusan Saldo Akhir
962.905.922 (688.476.277) 274.429.645
2012 1.168.599.862 (205.693.940) 962.905.922
2011 1.278.421.657 (109.821.795) 1.168.599.862
Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan kerugian penurunan nilai atas pinjaman yang diberikan telah memadai. i. Suku Bunga Suku bunga rata-rata tertimbang pada tanggal 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 dalam Rupiah adalah sebagai berikut: 2013
2012
2011
13,24%
11,75%
12,45%
j. Agunan pinjaman Pinjaman yang diberikan pada umumnya dijamin dengan agunan berupa tanah dan bangunan yang diikat dengan hak tanggungan atau surat kuasa untuk menjual, deposito berjangka atau jaminan lain yang dapat diterima oleh Bank. k. Pinjaman sindikasi Pinjaman sindikasi merupakan pinjaman yang diberikan kepada debitur berdasarkan perjanjian pembiayaan bersama (sindikasi) dengan bank-bank lain. Jumlah pinjaman sindikasi beserta persentase keikutsertaan Bank sebagai anggota pada tanggal 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 adalah sebagai berikut :
Jumlah Persentase
2013
2012
2011
-
-
-
l. Pinjaman karyawan Kredit yang diberikan kepada karyawan Bank merupakan kredit yang umumnya digunakan untuk kredit kepemilikan rumah dengan jangka waktu antara 1 tahun sampai dengan 10 tahun. Tingkat bunga rata-rata kredit untuk periode yang berakhir tanggal 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 masing-masing sebagai berikut:
Persentase
2013
2012
2011
9%
-
-
Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
| 45
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9. PINJAMAN YANG DIBERIKAN (lanjutan) m. Pinjaman kepada pihak berelasi Kredit yang diberikan kepada pihak berelasi selain karyawan adalah sebagai berikut: 2013
n. Pinjaman yang diberikan yang direstrukturisasi Kredit yang direstrukturisasi pada tanggal 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 masing-masing sebesar Rp 11.980.910.033, Rp 11.628.902.723, dan Rp 8.503.000.305 Kerugian restrukturisasi yang diakui tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 masing-masing adalah sebesar Rp nihil. Restrukrusisasi dilakukan dengan menurunkan suku bunga kredit dan memperpanjang jangka waktu kredit. o. Pinjaman yang diberikan yang dihapusbukukan Pinjaman yang dihapusbukukan pada tanggal 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 adalah sejumlah Rp. 5.274.208.124, Rp. 5.011.088.124, dan Rp. 5.011.088.124 p. Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK)
Bruto Neto
r. Informasi pokok lainnya sehubungan dengan pinjaman yang diberikan Kredit modal kerja dan investasi diberikan kepada debitur untuk memenuhi kebutuhan modal kerja dan barang-barang modalnya. Kredit konsumsi terdiri dari kredit pemilikan rumah dan kredit kendaraan bermotor.
46 | Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
2012 -
Rupiah Jumlah – bersih
2011 -
-
Pada tanggal 20 Januari 2005, Bank Indonesia mengeluarkan peraturan No. 7/3/PBI/2005 tentang ”Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum”. Peraturan tersebut menetapkan batas maksimum penyediaan dana kepada satu peminjam yang bukan merupakan pihak terkait tidak melebihi 20% dari modal Bank. Peraturan tersebut juga menetapkan batas maksimum penyediaan dana kepada satu kelompok peminjam yang bukan pihak terkait tidak melebihi 25% dari modal Bank. Pada tanggal 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 tidak terdapat pelanggaran maupun pelampauan terhadap ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) baik pihak ketiga maupun pihak berelasi. q. Rasio pinjaman bermasalah terhadap total pinjaman yang diberikan Pada tanggal 31 Desember 2013, 2012, dan 2011, persentase pinjaman bermasalah – bruto dan bersih terhadap total pinjaman yang diberikan adalah sebagai berikut: 2013
2012
2011
0,79% 0,74%
1,83% 1,69%
3,01% 3,01%
Jumlah minimum cadangan kerugian penurunan nilai pinjaman yang diberikan yang wajib dibentuk sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan yang telah dibentuk sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan pada 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 adalah sebagai berikut:
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9. PINJAMAN YANG DIBERIKAN (lanjutan) r. Informasi pokok lainnya sehubungan dengan pinjaman yang diberikan 2013 PPA-WD CKPN yang dibentuk Persentase Pemenuhan
2012
5.384.096.486 274.429.645 5,09%
2.608.236.509 962.905.922 36,92%
2011 1.168.599.862 1.168.599.862 100,0%
Manajemen risiko yang dijalankan oleh Bank antara lain dengan cara sebagai berikut : 1) Menerapkan prinsip diversifikasi sektor usaha/industri yang dibiayai dan menentukan dari waktu ke waktu sektor usaha/industri yang perlu dihindari. 2) Dalam upaya menerapkan Good Corporate Governance dan sistem pemberian kredit yang sehat (Prudent), sebelum pemberian suatu kredit, maka petugas Bank wajib untuk melakukan kunjungan usaha dan wawancara dengan pengambil keputusan (key person) dari perusahaan/
calon debitur yang akan dibiayai, dan mengharuskan adanya informasi keuangan yang memadai. 3) Melakukan pemantauan atas perusahaan/calon debitur yang dibiayai dan secara periodik melakukan kunjungan usaha guna memperoleh informasi secara dini kesulitan yang mungkin dihadapi debitur, sehingga dapat diantisipasi langkah-langkah awal dan tepat dalam menyelamatkan posisi Bank.
10. ASET TETAP 31 Desember 2013 Saldo awal Kepemilikan Langsung Harga Perolehan Tanah Bangunan Inventaris Kantor Peralatan Kantor Kendaraan Akumulasi Penyusutan Bangunan Inventaris Kantor Peralatan Kantor Kendraan Nilai buku bersih
Penambahan
Pengurangan
Saldo akhir
3.427.000.000 5.689.999.750 2.414.091.743 439.465.457 2.746.290.000 14.716.846.950
1.852.949.904 91.000.000 2.289.340.000 4.233.289.904
1.776.855.000 1.776.855.000
3.427.000.000 5.689.999.750 4.267.041.647 530.465.457 3.258.775.000 17.173.281.857
5.282.333.225 1.885.784.620 438.493.887 1.320.191.765 8.926.803.497 5.790.043.453
312.999.949 789.256.850 19.188.886 285.507.784 1.406.953.469
1.365.209.817 1.365.209.817
5.595.333.174 2.675.041.470 457.682.773 240.489.732 8.968.547.146 8.204.734.711
Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
| 47
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10. ASET TETAP (lanjutan) 31 Desember 2012 Saldo awal Kepemilikan langsung Harga Perolehan Tanah Bangunan Inventaris Kantor Peralatan Kantor Kendraan Akumulasi Penyusutan Bangunan Inventaris Kantor Peralatan Kantor Kendraan Nilai buku bersih
Penambahan
Pengurangan
Saldo akhir
3.427.000.000 5.689.999.750 1.735.176.674 428.405.456 2.490.112.200 13.770.694.080
678.915.069 17.500.000 1.092.830.000 1.789.245.069
6.439.999 836.652.200 843.092.199
3.427.000.000 5.689.999.750 2.414.091.743 439.465.457 2.746.290.000 14.716.846.950
4.969.333.271 1.690.593.597 278.939.125 2.044.711.847 8.983.577.841 4.787.116.239
312.999.950 195.191.023 164.318.723 112.132.117 784.641.815
841.416.159 841.416.159
5.282.333.225 1.885.784.620 438.493.887 1.320.191.765 8.926.803.497 5.790.043.453
31 Desember 2011 Saldo awal Kepemilikan Langsung Harga Perolehan Tanah Bangunan Inventaris Kantor Peralatan Kantor Kendraan Akumulasi Penyusutan Bangunan Inventaris Kantor Peralatan Kantor Kendraan Nilai buku bersih
Penambahan
Pengurangan
Saldo akhir
3.427.000.000 5.689.999.750 1.808.933.318 428.405.456 2.490.112.200 13.844.450.724
121.406.000 121.406.000
195.162.644 195.162.644
3.427.000.000 5.689.999.750 1.735.176.674 428.405.456 2.490.112.200 13.770.694.080
4.656.333.321 1.756.424.983 273.673.625 1.866.834.388 8.553.266.317 5.291.184.407
312.999.950 129.331.230 5.265.500 177.877.459 625.474.140
195.162.616 195.162.616
4.969.333.271 1.690.593.597 278.939.125 2.044.711.847 8.983.577.841 4.787.116.239
Jumlah penyusutan aset tetap yang dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif adalah masing-masing sebesar Rp 1.406.953.469, Rp 784.641.815, dan Rp 625.474.140 untuk tahun berakhir pada 31 Desember 2013, 2012, dan 2011. Aset tetap, kecuali tanah, diasuransikan terhadap kebakaran dan pencurian kepada PT Asuransi Buana Independen, yang bukan merupakan pihak
Penjualan Nilai Buku Keuntungan penjualan
48 | Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
berelasi dengan Bank, dengan jumlah pertanggungan pada tanggal 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 adalah sebesar Rp 24.236.000.000, Rp 20.878.000.000, dan Rp 20.813.000.000. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian. Rincian keuntungan penjualan aset tetap adalah sebagai berikut: 2013
2012
935.783.232 411.645.183 524.138.049
343.676.034 1.676.040 341.999.994
2011 -
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10. ASET TETAP (lanjutan) Pada tanggal 31 Desember 2013, 2012, dan 2011, jumlah tercatat bruto dari setiap aset tetap yang telah disusutkan penuh dan masih digunakan adalah sebagai berikut: 2013 Harga Perolehan: Bangunan Inventaris Kantor Perlatan Kantor Kendraan Jumlah
5.000.000.000 1.598.741.773 235.014.353 44.000.000 6.877.756.126
2012
2011
1.457.512.473 235.014.353 20.900.000 1.713.426.826
1.371.674.843 235.014.353 20.900.000 1.627.589.196
2012 18.254.149.236 965.208.860 1.115.818.491 68.083.346 13.046.568 118.444.167 263.120.000 909.945.000 625.000 2.336.810.894 24.045.251.562
2011 13.781.893.806 233.724.989 151.423.473 361.944.534 90.765.417 263.120.000 14.882.872.219
Bedasarkan Laporan Penilaian Aset Tetap dari kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Doli Siregar dan Rekan tanggal 2 September 2013, nilai wajar atas aset tetap adalah sebesar Rp 82.581.500.000. 11. ASET LAIN-LAIN
Agunan Yang Diambil Alih (AYDA) Tagihan Piutang Bunga Biaya Dibayar Dimuka Uang Muka SKPKB PPN Persediaan barang cetakan Properti terbengkalai Pembukaan Cabang Baru Selisih Kas Lainnya Jumlah – bersih
2013 13.022.165.745 2.193.662.993 2.309.716.097 4.765.550.410 12.026.568 89.497.667 1.849.059.176 5.588.461.785 29.830.140.441
Sesuai dengan Surat Bank Indonesia (BI) No. 13/658/DPNP/DPnP tanggal 23 Desember 2011, Bank tidak diwajibkan lagi untuk membentuk penyisihan penghapusan aset untuk aset non produktif, namun Bank tetap harus menghitung cadangan kerugian penghapusan nilai mengacu pada standar akuntansi yang berlaku. Agunan yang diambil alih yang diselesaikan selama periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 adalah sebesar Rp 9.269.146.123, Rp 498.750.000, dan Rp 3.515.356..250. Manajemen berpendapat bahwa saldo agunan yang diambil alih merupakan nilai bersih yang dapat direalisasi. Lainnya terdiri dari premi asuransi, uang muka, sewa aplikasi. 12. LIABILITAS SEGERA
Bunga masih harus dibayar Provisi dan komisi diterima dimuka Penghasilan ditangguhkan Lain-lain Jumlah – bersih
2013 1.893.187.252 7.353.179 282.886.872 1.689.395.053 3.872.822.356
2012 827.698.942 231.470.000 1.165.237.641 2.224.406.583
2011 436.334.925 168.049.222 216.726.598 821.110.745
Liabilitas segera lain-lain terdiri dari antara lain biaya notaris, biaya Jamsostek dan titipan lainnya.
Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
| 49
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
13. SIMPANAN NASABAH a. Berdasarkan jenis dan mata uang
Rupiah Giro Tabungan Deposito berjangka Jumlah
2013
2012
2011
20.140.158.248 75.616.862.367 463.444.541.880 559.201.562.495
19.896.653.754 31.143.492.749 188.280.028.830 239.320.175.333
22.566.930.999 31.046.770.672 63.134.177.413 116.747.879.084
2012
2011
b. Simpanan yang diblokir dan dijadikan jaminan atas pinjaman yang diberikan Rincian simpanan nasabah yang dijadikan sebagai jaminan atas pinjaman yang diberikan adalah sebagai berikut: 2013 Giro Tabungan Deposito berjangka
14.000.000.000
7.400.000.000
1.400.000.000
Jumlah persentase simpanan yang diblokir terhadap jumlah simpanan pada 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 adalah sebagai berikut: 2013 Giro Tabungan Deposito berjangka
2012 2,85%
2011 3,93%
2,22%
c. Berdasarkan jatuh tempo 2013 Giro Sampai dengan 1 bulan Tabungan Sampai dengan 1 bulan Deposito berjangka Sampai dengan 1 bulan 1 – 3 bulan 3 – 6 bulan 6 – 12 bulan Lebih dari 12 bulan Jumlah
50 | Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
2012
2011
20.140.158.248 20.140.158.248
19.896.653.754 19.896.653.754
22.566.930.999 22.566.930.999
75.616.862.367 75.616.862.367
31.143.492.749 31.143.492.749
31.046.770.672 31.046.770.672
66.231.276.497 305.664.367.047 75.553.768.232 2.414.753.425 13.580.376.679 463.444.541.880 559.201.562.494
88.620.126.139 63.029.131.153 16.791.195.544 15.109.463.990 4.730.112.004 188.280.028.830 239.320.175.333
29.833.220.431 21.218.797.966 5.513.370.101 5.116.514.946 1.452.273.969 63.134.177.413 116.747.879.084
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
13. SIMPANAN NASABAH (lanjutan) c. Berdasarkan pihak dan mata uang 2013 Giro Rupiah Pihak berelasi Pihak ketiga
669.018.460 19.471.139.788 20.140.158.248
2012
282.257.311 19.614.396.443 19.896.653.754
2011
278.184.184 22.288.746.815 22.566.930.999
Jumlah giro pihak berelasi terhadap jumlah giro pada 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 adalah sebagai berikut:
Jumlah giro Persentase
Tabungan Rupiah Pihak berelasi Pihak ketiga
2013
2012
2011
669.018.460 3,32%
282.257.311 1,42%
278.184.184 1,23%
2013
2012
2011
3.335.341.357 72.281.521.010 75.616.862.367
2.587.784.530 28.555.708.219 31.143.492.749
1.924.401.937 29.122.368.735 31.046.770.672
Jumlah tabungan pihak berelasi terhadap jumlah tabungan pada 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 adalah sebagai berikut: 2013 Jumlah tabungan Persentase
3.335.341.357 4,41% 2013
Deposito berjangka Rupiah Pihak berelasi
23.879.604.624
Pihak ketiga
439.564.937.256
463.444.541.880
2012 2.587.784.530 8,31% 2012
129.961.129 188.150.067.701 188.280.028.830
2011 1.924.401.937 6,20% 2011
163.590.914 62.970.586.499 63.134.177.413
Jumlah deposito berjangka pihak berelasi terhadap jumlah deposito pada 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 adalah sebagai berikut: 2013 Jumlah deposito berjangka
Persentase
23.879.604.624 5,15%
2012
2011
129.961.129 0,07%
163.590.914 0,26%
e. Suku bunga efektif rata-rata Suku bunga rata-rata tertimbang pada tanggal 31 Desember 2013, 2012, dan 2011adalah 4,83%, 5,4%, dan 5,6%.
Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
| 51
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
14. SIMPANAN DARI BANK LAIN a. Berdasarkan jenis dan mata uang 2013 Giro
Tabungan Deposito Call money
Jumlah
2012
230.495.874 250.000.000 10.000.000.000 10.480.495.874
2.995.404 375.722.144 250.000.000 60.000.000.000 60.628.717.548
2011 2.307.404 244.180.058 250.000.000 496.487.462
b. Berdasarkan pihak dan mata uang 2013 Giro Rupiah Pihak berelasi
-
Pihak ketiga
Tabungan Rupiah Pihak berelasi Pihak ketiga
Deposito Rupiah Pihak berelasi Pihak ketiga
Call Money Rupiah Pihak berelasi Pihak ketiga
52 | Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
2012
2.995.404 2.995.404
2011
2.307.404 2.307.404
2013
2012
2011
230.495.874 230.495.874
1.246.029 374.476.115 375.722.144
1.200.812 242.979.246 244.180.058
2013
2012
2011
250.000.000 250.000.000
250.000.000 250.000.000
250.000.000 250.000.000
2013
2012
2011
10.000.000.000 10.000.000.000
60.000.000.000 60.000.000.000
-
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
14. SIMPANAN DARI BANK LAIN (lanjutan) b. Berdasarkan jatuh tempo 2013
2012
92011
Giro Sampai dengan 1 bulan
-
2.995.404
2.307.404
Tabungan Sampai dengan 1 bulan
230.495.874
375.722.144
244.180.058
Deposito Sampai dengan 1 bulan
250.000.000
250.000.000
250.000.000
Call money Sampai dengan 1 bulan Jumlah
10.000.000.000 10.480.495.874
60.000.000.000 60.628.717.548
496.487.462
d. Suku bunga efektif rata-rata 2013 Giro Tabungan Deposito Call money
2012 4,24% 8,22% 5,90%
2011 4,46% 4,18% 6,31% 4,05%
6,01% 4,65% 6,53% 6,50%
15. ESTIMASI KERUGIAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI a. Berdasarkan jenis 2013 Rupiah Fasilitas belum digunakan Bank Garansi Jumlah
2012
2011
110.969.123.020 2.015.440.000 112.984.563.020
48.082.816.760 48.082.816.760
30.633.755.013 210.000.000 30.843.755.013
-
-
-
-
2011 285.978.839 (285.978.839) -
Estimasi kerugian b. Cadangan Kerugian 2013 Saldo awal Penyisihan tahun berjalan Pemulihan tahun berjalan Saldo Akhir
2012 -
Manajemen yakin bahwa cadangan kerugian penurunan untuk periode yang berakhir 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 telah memadai. c. Berdasarkan kolektibilitas Seluruh rekening administratif pada tanggal 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 digolongkan sebagai lancar.
Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
| 53
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16. PAJAK PENGHASILAN a. Utang pajak 2013 Pajak penghasilan badan Pajak penghasilan Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25 Pasal 4 (2) Jumlah
2012
2011
1.387.928.591
792.507.936
1.507.192.265
313.350.232 53.555.564 797.500.425 2.552.334.812
167.593.000 147.488 125.357.528 1.085.605.952
65.169.000 478.776 125.509.814 70.062.286 1.768.412.141
b. Beban pajak penghasilan 2013 Kini Tangguhan Jumlah
(2.181.756.169) 114.479.917 (2.067.276.252)
2012 (1.317.077.728) 111.668.236 (1.205.409.492)
2011 (1.883.721.707) 575.788.364 (1.307.933.343)
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak, seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi, dan penghasilan kena pajak Bank untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 adalah sebagai berikut: 2013 Laba sebelum pajak Koreksi Fiskal: Biaya perjamuan Sumbangan Penyusutan aset tetap Pembentukan cadangan pesangon Laba penjualan AYDA Pembayaran pesangon Pendapatan sewa Penghasilan kena pajak Beban pajak kini: 25% x Rp 8.727.024.675 50% x 25% x Rp 1.058.172.899 25% x Rp 4.739.224.462 50% x 25% x Rp 1.583.836.336 25% x Rp 6.742.968.660 Dikurangi: PPH 25 dibayar dimuka Utang pajak kini
2012
2011
9.645.787.013
6.052.206.742
6.775.191.146
76.210.675 19.701.500 23.376.980 982.630.815 (730.846.163) (524.711.145) (765.125.000) 8.727.024.675
55.643.650 6.760.000 55.284.027 1.170.062.841 (1.249.999) (723.389.900) (817.920.000) 5.797.397.361
44.796.993 4.400.000 73.712.047 2.503.967.534 (84.643.750) (200.814.075) (789.804.000) 8.326.805.895
2.181.756.169 2.181.756.169
132.271.612 1.184.806.116 1.317.077.728
197.979.542 1.685.742.165 1.883.721.707
(793.827.578) 1.387.928.591
(524.569.792) 792.507.936
(376.529.442) 1.507.192.265
Berdasarkan pasal 17 ayat 2 Undang-undang No. 7 tahun 1983 mengenai “Pajak Penghasilan” yang telah diubah untuk keempat kalinya dengan Undang-undang No. 36 tahun 2008, tarif Pajak Penghasilan Badan adalah sebesar 25%. Laba kena pajak hasil rekonsiliasi menjadi dasar pengisian Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) pajak Bank.
54 | Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16. PAJAK PENGHASILAN (lanjutan) Perhitungan pajak penghasilan badan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 adalah suatu perhitungan sementara yang dibuat untuk tujuan akuntansi dan dapat berubah pada waktu Bank menyampaikan Surat Setoran Pajak (SSP) pajaknya. Perhitungan pajak penghasilan badan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 sesuai dengan Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) Bank. c. Aset / (Liabilitas) pajak tangguhan 2013 Saldo awal Liabilitas / (Aset) pajak tangguhan Saldo Akhir
918.507.594 114.479.917 1.032.987.511
2012
2011
806.839.358 111.668.236 918.507.594
231.050.994 575.788.364 806.839.358
17. IMBALAN KERJA Liabilitas imbalan kerja pada 31 Desember 2013 dan 2012 merupakan hasil perhitungan aktuaris independen dengan menggunakan metode projected-unit-credit sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh PSAK 24 (revisi 2010) mengenai imbalan kerja. Perhitungan imbalan pasca kerja karyawan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 dilakukan oleh aktuaris independen, Padma Radya Aktuaria berdasarkan laporan aktuaris tertanggal 28 Februari 2014 No. 603/II/14/PRA-RM dan tanggal 21 Maret 2013 No. 685/III/13/PRA-RM. Liabilitas imbalan kerja pada 31 Desember 2013 dan 2012 dihitung menggunakan asumsi yang didasarkan pada laporan aktuaris independen tersebut adalah sebagai berikut:. 31 Desember 2013 Biaya jasa kini Biaya bunga Kerugian / (keuntungan) aktuarial yang diakui Jumlah
787.090.150 195.540.665 982.630.815
31 Desember 2012 631.942.390 539.426.030 (1.305.579) 1.170.062.841
Rekonsiliasi nilai liabilitas imbalan kerja adalah sebagai berikut: 31Desember 2013 Saldo awal Biaya jasa kini Biaya bunga Biaya jasa lalu – Vested Dampak perubahan asumsi (kewajiban) Imbalan yang dibayarkan Kerugian / (keuntungan) aktuaria yang belum diakui Jumlah
3.682.576.036 787.090.150 195.540.665 (524.711.145) (1.352.399.229) 2.788.096.477
31 Desember 2012 3.227.357.434 631.942.390 539.426.030 (723.389.900) 7.240.082 3.682.576.036
Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
| 55
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
17. IMBALAN KERJA (lanjutan) Nilai kini liabilitas imbalan kerja yang diakui pada Laporan Posisi Keuangan adalah sebagai berikut: 31 Desember 2013 Nilai kini liabilitas imbalan kerja Nilai yang belum diakui : kerugian aktuaria Jumlah
31 Desember 2012
2.788.096.477 1.343.853.568 4.131.950.045
3.682.576.036 (8.545.661) 3.674.030.375
Rekonsiliasi perubahan pada aset dan liabilitas yang diakui pada laporan posisi keuangan 31 Desember 2013 Saldo awal tahun
31 Desember 2012
3.674.030.375
3.227.357.434
Beban manfaat diakui tahun berjalan
982.630.815
1.170.062.841
Pembayaran manfaat tahun berjalan
(524.711.145)
(723.389.900)
Saldo akhir tahun
4.131.950.045
3.674.030.375
Perhitungan imbalan pasca kerja karyawan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 dilakukan oleh aktuaris independen, Padma Radya Aktuaria berdasarkan laporan aktuaris tertanggal 28 Februari 2014 No. 603/II/14/PRA-RM dan tanggal 21 Maret 2013 dengan menggunakan asumsi utama sebagai berikut: 31 Desember 2013 Projected-Unit-Credit 5% per tahun 9% per tahun 100% TM13 5% dari tingkat mortalita
31 Desember 2012 Projected-Unit-Credit 5% per tahun 6% per tahun 100% TM13 5% dari tingkat mortalita
Tingkat pengunduran diri
1% per tahun s/d usia 30 tahun kemudian menurun 0% usia 55 tahun
1% per tahun s/d usia 30 tahun kemudian menurun 0% usia 55 tahun
Proporsi pengambilan pensiun normal Usia pensiun normal
100% 60 tahun
100% tahun
Metode perhitungan Tingkat kenaikan gaji Tingkat diskonto Tingkat mortalitas Tingkat kecacatan
18. PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA
Sewa SDB Sewa Gedung Jumlah
2013
2012
2011
11.130.394 916.875.000 928.005.394
12.021.036 798.750.000 810.771.036
11.949.634 658.170.000 670.119.634
2013
2012
2011
500.000 44.400.000 44.900.000
44.000.000 44.000.000
250.000 44.000.000 44.250.000
19. LIABILITAS LAIN-LAIN
Jaminan Bank Garansi Jaminan SDB Cadangan THR Cadangan Pengobatan Jumlah
56 | Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
20. MODAL SAHAM DAN TAMBAHAN MODAL DISETOR Modal dasar bank mengalami perubahan dari sebesar Rp 200.000.000.000 menjadi Rp. 500.000.000.000 dan modal disetor ditingkatkan dari Rp 125.000.000.000 menjadi Rp 175.000.000.000 berdasarkan akta notaris No. 2 tanggal 9 Desember 2013. Berdasarkan akta notaris nomor 21 tanggal 28 Nopember 2011 yang dibuat dihadapan Hizmelina SH, notaris di Jakarta seluruh saham milik Tuan Hadi Susanto Sidharta dijual kepada Tuan Nio Yantony. Susunan pemegang saham Bank untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 adalah sebagai berikut: 31 Desember 2013 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Nama Pemegang Saham
Jumlah saham disetor dan ditempatkan
Nio Yanthony Andre Mirza Hartawan Syaiful Amir Ahli Waris Alm Anugerah Liman Hadi Widjaja Siddharta Herry Harsini Widjaja Phebe Liman Anthony Liman Eunice Liman Silas Liman Laura Liman Paulo Liman Jumlah
768.556.103 475.886.148 237.943.059 81.600.000 80.750.000 25.364.690 13.600.000 13.600.000 13.600.000 13.600.000 13.600.000 11.900.000 1.750.000.000
Persenrase Kepemilikan 43,92% 27,19% 13,60% 4,66% 4,61% 1,45% 0,78% 0,78% 0,78% 0,78% 0,78% 0,67% 100%
Jumlah Nilai Saham 76.855.610.300 47.588.614.800 23.794.305.900 8.160.000.000 8.075.000.000 2.536.469.000 1.360.000.000 1.360.000.000 1.360.000.000 1.360.000.000 1.360.000.000 1.190.000.000 175.000.000.000
31 Desember 2012 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Nama Pemegang Saham Nio Yanthony Andre Mirza Hartawan Syaiful Amir Ahli Waris Alm Anugerah Liman Hadi Widjaja Siddharta Herry Harsini Widjaja Phebe Liman Anthony Liman Eunice Liman Silas Liman Laura Liman Paulo Liman Jumlah
Jumlah saham disetor dan ditempatkan 50.932.657 31.537.250 15.768.624 8.160.000 8.075.000 2.536.469 1.360.000 1.360.000 1.360.000 1.360.000 1.360.000 1.190.000 125.000.000
Persenrase Kepemilikan 40,75% 25,23% 12,61% 6,52% 6,46% 2,03% 1,09% 1,09% 1,09% 1,09% 1,09% 0,95% 100%
Jumlah Nilai Saham 50.932.657.000 31.537.250.000 15.768.624.000 8.160.000.000 8.075.000.000 2.536.469.000 1.360.000.000 1.360.000.000 1.360.000.000 1.360.000.000 1.360.000.000 1.190.000.000 125.000.000.000
Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
| 57
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
20. MODAL SAHAM DAN TAMBAHAN MODAL DISETOR (lanjutan) 31 Desember 2011 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Nama Pemegang Saham Nio Yanthony Andre Mirza Hartawan Syaiful Amir Ahli Waris Alm Anugerah Liman Hadi Widjaja Siddharta Herry Harsini Widjaja Phebe Liman Anthony Liman Eunice Liman Silas Liman Laura Liman Paulo Liman Jumlah
Jumlah saham disetor dan ditempatkan 8.075.000 5.000.000 2.500.000 8.160.000 8.075.000 1.700.000 1.360.000 1.360.000 1.360.000 1.360.000 1.360.000 1.190.000 41.500.000
Persenrase Kepemilikan 19,46% 12,05% 6,02% 19,66% 19,46% 4,09% 3,28% 3,28% 3,28% 3,28% 3,28% 2,86% 100%
Jumlah Nilai Saham 8.075.000.000 5.000.000.000 2.500.000.000 6.000.000.000 8.075.000.000 1.250.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 41.500.000.000
21. CADANGAN WAJIB Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan sebagaimana tercantum dalam Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham No. 27 dari Notaris Hizmelina SH. Tanggal 23 Mei 2012, pemegang saham menetapkan Rp 25.000.000.000 sebagai dana cadangan wajib bank. Hal ini telah sesuai dengan Undang-undang No. 40 tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas, yang mengharuskan perusahaan – perusahaan untuk membuat penyisihan cadangan umum sebesar sekurang-kurangnya 20% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh. UU tersebut tidak mengatur jangka waktu untuk pembentukan penyisihan tersebut. 22. PENDAPATAN BUNGA 2013 Bank Indonesia dan bank lain Pinjaman yang diberikan Efek-efek Jumlah
9.893.583.620 48.037.567.537 1.807.649.952 59.738.801.108
2012 5.289.295.700 18.182.725.065 1.509.353.720 24.981.374.485
2011 1.770.403.979 19.388.734.724 3.280.560.415 24.439.699.118
Pendapatan bunga dari pihak-pihak berelasi pada 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 masing-masing sebesar Rp 18.980.768, Rp Nihil, dan Rp Nihil. 23. BEBAN BUNGA 2013 Jasa Giro
Tabungan Deposito Penempatan dari Bank lain Jasa Giro dan Tabungan Bank Deposito Bank Jumlah
1.160.169.938 1.860.578.363 26.080.173.332 158.497.501 7.061.174 85.688.355 29.352.168.662
2012 1.010.811.655 1.340.470.666 5.763.028.023 37.231.945 24.403.256 14.431.507 8.190.377.052
2011 1.022.306.761 1.540.662.139 5.330.747.154 8.595.138 13.496.585 16.771.231 7.932.579.008
Beban bunga dari pihak-pihak berelasi pada 31 Desember 2013, 2012, dan 2011, masing-masing sebesar Rp 1.033.860.426, Rp 118.323.658, dan Rp 110.023.505.
58 | Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
24. PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA 2013 Provisi dan komisi lainnya (non kredit) Pendapatan pembentukan cadangan kerugian Lain-lain Jumlah
18.271.214 688.476.277 907.972.986 1.614.720.477
2012
2011
606.431.028 367.888.723 974.319.751
3.166.400 454.799.137 336.515.128 794.480.665
2012
2011
Pendapatan operasional lainnya - lain lain terdiri dari antara lain komisi asuransi dan notaris dan pendapatan SDB. 25. BEBAN GAJI DAN TUNJANGAN 2013 Gaji dan upah Honor Komisaris / Pengurus Uang lembur Transport dan uang makan Pakaian dinas Jasa premi Imbalan pasca kerja Lainnya
7.915.226.310 1.149.396.722 541.626.827 647.206.500 94.720.001 75.673.239 982.630.815 2.899.690.849 14.306.171.263
4.102.662.450 729.600.000 146.452.000 396.270.000 65.560.000 22.928.200 1.070.062.841 1.534.291.490 8.067.826.981
2.836.055.650 536.288.000 58.590.000 344.795.000 78.193.250 20.290.850 2.503.967.534 1.286.625.025 7.664.805.309
Perincian gaji dan tunjangan untuk Dewan Komisaris dan Direksi Bank untuk periode yang berakhir 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 adalah sebagai berikut: 2013 Dewan Komisaris -- Gaji dan imbalan kerja jangka pendek Direksi -- Gaji dan imbalan kerja jangka pendek
2012
2011
1.386.000.000
948.000.000
794.000.000
2.233.609.812 4.619.609.812
1.862.000.000 2.810.000.000
1.284.000.000 2.078.000.000
26. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI 2013 Sewa Gedung Pemeliharaan dan Perbaikan Penyusutan Komunikasi Listrik dan Air Iklan dan Reklame Pendidikan dan seminar Lain-lain
490.152.327 902.604.405 1.406.953.469 200.832.144 713.988.665 667.090.119 833.035.619 4.831.128.612 10.045.785.360
2012 99.962.492 678.068.218 784.641.815 106.295.251 473.808.782 407.150.618 508.079.382 1.685.680.861 4.743.687.419
2011 61.749.996 443.960.692 625.474.140 107.779.232 415.233.473 181.865.202 261.189.000 1.618.440.306 3.715.692.041
Termasuk dalam lain-lain adalah antara lain beban jasa profesional dan premi asuransi dana pihak ketiga serta barang cetakan.
Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
| 59
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
27. PEMULIHAN (PEMBENTUKAN) CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI
(Pembentukan) / pembalikan cadangan kerugian penurunan nilai atas: -- Pinjaman yang diberikan -- Penempatan pada bank lain -- Agunan yang diambil alih -- Rekening administratif Jumlah
2013
2012
2011
688.476.277 688.476.277
205.693.940 400.737.088 606.431.028
109.821.795 344.977.342 454.799.137
28. PENDAPATAN / (BEBAN) BUKAN OPERASIONAL 2013 Pendapatan bukan operasional
Beban bukan operasional Jumlah
2.237.816.925 (241.426.212) 1.996.390.713
2012
2011
2.961.708.895 (1.863.304.937) 1.098.403.958
3.363.583.785 (2.509.496.064) 854.087.721
29. LABA PER LEMBAR SAHAM Laba bersih per saham dihitung dengan membagi laba bersih kepada pemegang saham dengan rata-rata tertimbang jumlah saham biasa yang beredar pada tahun bersangkutan dengan mempertimbangkan rekonsiliasi faktor-faktor tertentu karena pengaruh pemecahan saham. 2013 Laba bersih tahun berjalan kepada (a) Rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar 1 Januari Modal Ditempat dan disetor penuh Rp. 125.000.000.000 dengan nilai nominal Rp. 1000 4 Juli 2013 Pemecahan saham, Penurunan nilai perlembar saham dari Rp. 1.000 menjadi Rp. 100 untuk modal ditempatkan dan disetor Rp. 125.000.000.000 (b) Kapitalisasi Saldo Laba Pertanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp. 91.000.000.000 (c) Jumlah lembar saham berdampak retrospektif d(a+b) Laba per lembar saham Dasar (a/d)
60 | Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
2012
2011
7.578.510.761
4.846.797.250
5.467.257.803
125.000.000
-
-
1.250.000.000
-
-
910.000.000
-
-
2.160.000.000 3,51
2.160.000.000 2,24
2.160.000.000 2,53
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30. KOMITMEN DAN KONTINJENSI 2013
2012
2011
(110.969.123.021) (14.854.490.253) (125.823.613.274)
(48.082.816.760) (17.944.745.580) (66.027.562.340)
(30.633.755.013) (11.488.167.998) (42.121.923.011)
Tagihan kontinjensi -- Pendapatan bunga dalam penyelesaian -- Aset produktif yang dihapusbukukan
239.013.084 5.274.208.124
3.373.298.685 5.011.088.124
794.696 5.011.088.124
Liabilitas kontinjensi -- Garansi yang diberikan Tagihan kontinjensi – bersih
2.015.440.000 7.528.661.208
8.384.386.809
(210.000.000) 4.801.882.820
(118.294.952.066)
(57.643.175.531)
(37.320.040.191)
Liabilitas komitmen -- Fasilitas pinjaman yang belum digunakan -- Lainnya Liabilitas komitmen – bersih
(Komitmen) / Kontinjensi - bersih 31. INFORMASI MENGENAI PIHAK-PIHAK BERELASI Sifat relasi
Pihak-pihak berelasi adalah perusahaan dan perorangan yang mempunyai keterkaitan kepemilikan atau kepengurusan secara langsung maupun tidak langsung dengan Bank. Pihak berelasi Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif KSO Sahid Megatama Karya Andre Mirza Hartawan
Sifat dari hubungan Karyawan Kunci Dimiliki oleh pemegang saham yang sama Pemegang Saham
Sifat dari transaksi Pinjaman yang diberikan Simpanan Nasabah Simpanan Nasabah
Transaksi dengan pihak berelasi Dalam kegiatan usahanya, Bank mengadakan transaksi - transaksi tertentu dengan pihak-pihak berelasi. Transaksi-transaksi tersebut meliputi: a. Pinjaman yang diberikan 2013 Direksi Jumlah
1.310.544.134 1.310.544.134
2012
2011 -
-
Persentase pinjaman yang diberikan kepada pihak berelasi terhadap jumlah aset pada 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 adalah 0,001%, 0%, dan 0%.
Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
| 61
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31. INFORMASI MENGENAI PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan) b. Simpanan nasabah 2013 Giro Tabungan Deposito Jumlah
2012
669.018.460 3.335.341.357 23.879.604.624 27.883.964.441
2011
282.257.311 2.587.784.530 129.961.129 3.000.002.970
278.184.184 1.924.401.937 163.590.914 2.366.177.035
Persentase simpanan nasabah dari pihak berelasi terhadap jumlah liabilitas pada 2013, 2012, dan 2011adalah 4,80%, 0,97%, dan 1,91%. c. Simpanan dari bank lain 2013 Giro Tabungan Jumlah
2012 -
2011
2.995.404 1.246.029 4.241.433
2.307.404 1.200.812 3.508.216
Persentase simpanan bank lain dari pihak berelasi terhadap jumlah liabilitas pada 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 adalah 0,000%, 0,001%, dan 0,003%. d. Pendapatan bunga 2013 Pinjaman yang diberikan Jumlah
2012
18.980.768 18.980.768
2011 -
-
Persentase pendapatan bunga dari pihak berelasi terhadap jumlah pendapatan bunga pada 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 adalah 0,03%, 0,00%, dan 0,00% e. Beban bunga 2013 Simpanan dari nasabah Simpanan dari bank lain Jumlah
1.033.860.426 1.033.860.426
2012
2011
118.253.806 69.852 118.323.658
109.911.783 111.722 110.023.505
Persentase beban bunga dari pihak berelasi terhadap jumlah beban bunga pada 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 adalah 3,52%, 1,44%, dan 1,39%. Transaksi dengan pihak-pihak berelasi dilakukan dengan kebijakan harga dan syarat normal, sebagaimana dilakukan dengan pihak yang tidak berelasi, kecuali pinjaman yang diberikan kepada karyawan Bank.
62 | Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
32. SEGMEN OPERASI Bank melaporkan segmen wilayah geografis sebagai informasi segmen utama.
DKI Jakarta Pendapatan bunga Beban bunga Pendapatan bunga – bersih Pendapatan operasional lainnya Beban gaji dan tunjangan Beban umum dan administrative Pembentukan cadangan kerugian Laba operasional Laba bersih Jumlah asset Jumlah liabilitas
56.339.082.617
(28.812.587.778) 27.526.494.839
1.510.813.354 (13.622.369.761) (9.518.121.637) 5.896.816.795
7.744.300.251 819.063.986.816 554.596.372.115
DKI Jakarta Pendapatan bunga Beban bunga Pendapatan bunga – bersih Pendapatan operasional lainnya Beban gaji dan tunjangan Beban umum dan administrative Pembentukan cadangan kerugian Laba operasional Laba bersih Jumlah asset Jumlah liabilitas
24.605.649.760 (7.922.501.188) 16.683.148.572 990.709.014 (7.677.190.881) (4.430.489.386) 5.566.177.318 5.367.315.933 513.198.811.079 296.683.179.235
DKI Jakarta Pendapatan bunga Beban bunga Pendapatan bunga – bersih Pendapatan operasional lainnya Beban gaji dan tunjangan Beban umum dan administrative Pembentukan cadangan kerugian Laba operasional Laba bersih Jumlah asset Jumlah liabilitas
24.182.339.825 (7.654.121.909) 16.528.217.916 773.341.951 (7.382.398.484) (3.000.608.831) 6.918.552.552 6.340.584.978 247.260.128.816 119.233.647.871
31 Desember 2013 Jawa Timur 3.399.718.491 (539.580.884) 2.860.137.607 103.907.123 (683.801.502) (527.663.723) 1.752.579.505 (165.789.490) 35.736.570.814 26.615.698.861 31 Desember 2012 Jawa Timur 375.724.724 (267.875.863) 107.848.861 (16.389.263) (390.636.100) (313.198.032) (612.374.534) (520.518.683) 10.599.271.640 11.104.927.592 31 Desember 2011 Jawa Timur 257.359.293 (278.457.099) (21.097.806) 21.138.713 (282.406.825) (715.083.209) (997.449.127) (873.327.175) 4.178.666.326 4.541.968.629
Total 59.738.801.108 (29.352.168.662) 30.386.632.446 1.614.720.477 (14.306.171.263) (10.045.785.360) 7.649.396.300 7.578.510.761 854.800.557.630 581.212.070.976
Total 24.981.374.485 (8.190.377.052) 16.790.997.433 974.319.751 (8.067.826.981) (4.743.687.419) 4.953.802.784 4.846.797.250 523.798.082.719 307.788.106.827
Total 24.439.699.118 (7.932.579.008) 16.507.120.110 794.480.665 (7.664.805.309) (3.715.692.041) 5.921.103.425 5.467.257.803 251.438.795.142 123.775.616.500
Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
| 63
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
33. JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP KEWAJIBAN PEMBAYARAN BANK UMUM Berdasarkan Undang-Undang No. 24 tanggal 22 September 2004 yang berlaku efektif sejak tanggal 22 September 2005, sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 tanggal 13 Oktober 2008, Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) dibentuk untuk menjamin liabilitas tertentu bank-bank umum berdasarkan program penjaminan yang berlaku, yang besaran nilai jaminannya dapat berubah jika memenuhi kriteria tertentu yang berlaku. Simpanan nasabah dijamin hanya jika suku bunganya sama dengan atau dibawah 7,00% untuk simpanan dalam Rupiah dan 1,50% untuk simpanan dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2013, 5,50% untuk simpanan dalam Rupiah dan 1,00% untuk simpanan dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2012, sama dengan atau dibawah 6,50% untuk simpanan dalam Rupiah dan 1,50% untuk simpanan dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2011. Pada tanggal 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 Bank Dinar Indonesia, Tbk adalah peserta dari program penjaminan tersebut. 34. NILAI WAJAR INSTRUMEN KEUANGAN Tabel dibawah ini menggambarkan nilai tercatat dan nilai wajar dari aset dan liabilitas keuangan pada 31 Desember 2013 yang tidak disajikan di laporan posisi keuangan Bank pada nilai wajarnya: Nilai tercatat
Nilai wajar
Aset Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Pinjaman yang diberikan
44.172.101.701 788.595.465 228.000.000.000 43.490.427.704 491.274.623.003 807.725.747.873
44.172.101.701 788.595.465 228.000.000.000 43.490.427.704 491.274.623.003 807.725.747.873
20.140.158.247 75.616.862.367 463.444.541.880 10.480.495.874 569.682.058.368
20.140.158.247 75.616.862.367 463.444.541.880 10.480.495.874 569.682.058.368
Liabilitas Simpanan dari nasabah Giro Tabungan Deposito berjangka Simpanan dari bank lain
a. Giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, efek-efek, dan aset lain-lain Nilai tercatat dari giro dan penempatan dengan suku bunga mengambang adalah perkiraan yang layak atas nilai wajar. Estimasi nilai wajar terhadap penempatan dengan suku bunga tetap, efek-efek, dan aset lain-lain ditetapkan berdasarkan diskonto arus kas dengan menggunakan suku bunga pasar uang yang berlaku untuk hutang dengan risiko kredit dan sisa jatuh tempo yang serupa. Karena sisa jatuh tempo di bawah 1 (satu) tahun sehingga nilai tercatat dari penempatan dengan suku bunga tetap, efek-efek, dan aset lain-lain adalah perkiraan yang layak atas nilai wajar.
64 | Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
34. NILAI WAJAR INSTRUMEN KEUANGAN (lanjutan) b. Pinjaman yang diberikan
2. Penerapan kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko; 3. Proses identifikasi, pengukuran dan pemantauan risiko, penerapan sistem informasi dan pengendalian risiko;
Pinjaman yang diberikan dinyatakan berdasarkan jumlah nilai tercatat setelah dikurangi oleh cadangan kerugian penurunan nilai.
4. Sistem pengendalian intern.
Nilai tercatat dari pinjaman yang diberikan dengan suku bunga mengambang adalah perkiraan yang layak atas nilai wajar.
Bank senantiasa melakukan penyesuaian, perbaikan dan penyempurnaan terhadap pedoman penerapan manajemen risiko bila terdapat perubahan atas ketentuan yang berlaku.
Estimasi nilai wajar dari pinjaman yang diberikan mencerminkan jumlah diskonto dari estimasi kini dari arus kas masa depan yang diharapkan akan diterima. Arus kas yang diharapkan didiskontokan pada tingkat suku bunga pasar terkini untuk menentukan nilai wajar. c. Simpanan dari nasabah dan simpanan dari bank lain, dan liabilitas lain-lain Estimasi nilai wajar simpanan tanpa jatuh tempo, termasuk simpanan tanpa bunga adalah sebesar jumlah terhutang ketika hutang tersebut dibayarkan. Estimasi nilai wajar terhadap simpanan dengan tingkat suku bunga tetap, liabilitas akseptasi dan liabilitas lain-lain yang tidak memiliki kuotasi di pasar aktif ditetapkan berdasarkan diskonto arus kas dengan menggunakan suku bunga hutang baru dengan sisa jatuh tempo yang serupa. Karena sisa jatuh tempo dibawah satu tahun sehingga nilai tercatat dari simpanan dengan suku bunga tetap, serta beban yang masih harus dibayar adalah perkiraan yang layak atas nilai wajar. 35. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN Berdasarkan PBI No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 dan SE BI No. 5.21/ DPNP tanggal 29 Nopember 2003 yang telah diubah dengan PBI No. 11/25/ PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 dan SE BI No. 11/16/DPNP tanggal 6 Juli 2009 Bank telah menyusun buku Pedoman Penerapan Manajemen Risiko yang mencakup kebijakan dan prosedur mengenai :
Bank telah membentuk Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko yang bertugas menetapkan kebijakan termasuk strategi manajemen risiko dan perencanaan dalam keadaan darurat (contingency plan) untuk menghadapi risiko yang timbul, memperbaiki dan menyempurnakan penerapan manajemen risiko. Dalam rangka meningkatkan efektifitas penerapan manajemen risiko maka telah dilakukan upaya peningkatan kemampuan dan pengetahuan petugas melalui seminar, sosialisasi dan mengikutsertakan dalam program sertifikasi. Bank telah memiliki serangkaian prosedur dan metodologi untuk digunakan dalam melakukan identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian untuk 8 (delapan) jenis risiko yang melekat pada aktivitas fungsional bank. Secara berkala Bank melakukan evaluasi terhadap prosedur dan metodologi yang ada untuk lebih menyempurnakan praktek penerapan manajemen risiko. a. Risiko kredit Risiko kredit adalah potensi terjadinya kerugian keuangan ketika nasabah atau counterparty gagal memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo, dan timbul terutama dari pinjaman Bank dan uang muka ke nasabah dan bank lainnya, dan investasi surat utang. Tujuan dari manajemen risiko kredit adalah untuk mengendalikan dan mengelola eksposur risiko kredit dalam parameter yang dapat diterima, sekaligus memaksimalkan return on risk. Risiko kredit terutama berasal dari pinjaman yang diberikan dan garansi.
1. Pengawasan aktif dewan komisaris dan direksi;
Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
| 65
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
35. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
Pengelolaan risiko kredit dilaksanakan sejalan dengan kebijakan dan prosedur yang telah ada untuk memastikan beberapa hal berikut :
pengukuran risiko hingga monitoring risiko kredit dalam siklus proses pemberian kredit secara menyeluruh. -- Mempercepat penyelesaian kredit bermasalah, menurunkan NPL bank dan meningkatkan hasil usaha. -- Meningkatkan kemampuan kompetensi karyawan melalui training dan pendidikan di internal maupun eksternal.
-- Analisa usaha setiap sektor kredit, kelengkapan dokumen dan pengikatan dalam kegiatan pemberian kredit. -- Proses manajemen risiko kredit dari identifikasi risiko, analisa risiko,
Eksposur risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya terhadap aset keuangan pada laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut:
Organisasi pengelolaan risiko kredit
Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Pinjaman yang diberikan Efek-efek
2013
2012
2011
44.172.101.701 788.595.465 228.000000000 491.549.052.647 43.490.427.704 808.000.177.517
21.001.834.547 75.615.949 206.989.555.598 242.557.180.647 14.984.610.150 485.608.796.891
13.292.597.145 73.708.808 79.985.005.623 120.693.408.053 14.799.843.711 228.844.563.340
Eksposur risiko kredit terhadap komitmen dan kontinjensi tanpa memperhitungkan agunan atau pendukung kredit lainnya adalah sebagai berikut: 2013 Fasilitas pinjaman yang diberikan yang belum digunakan Garansi yang diterbitkan
2012
110.969.123.021 2.015.440.000 112.984.563.021
48.082.816.760 48.082.816.760
2011 30.633.755.013 210.000.000 30.843.755.013
(i) Sektor industry Tabel dibawah berikut ini menggambarkan rincian eksposur kredit Bank pada nilai tercatat (tanpa memperhitungkan agunan atau pendukung kredit lainnya), yang dikategorikan berdasarkan sektor industri. 31 Desember 2013 Pemerintah Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Pinjaman yang diberikan
66 | Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
-
Bank Indonesia dan bank lain
Korporasi dan perorangan
Total
44.172.101.701 788.595.465 228.000.000.000 43.490.427.704 316.451.124.870
491.549.052.647 491.549.052.647
44.172.101.701 788.595.465 228.000.000.000 43.490.427.704 491.549.052.647 808.000.177.517
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
35. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 31 Desember 2012
Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Pinjaman yang diberikan
Pemerintah
Bank Indonesia dan bank lain
-
21.001.834.547 75.615.949
-
21.001.834.547 75.615.949
206.989.555.598
-
206.989.555.598
14.984.610.150 243.051.616.244
242.557.180.647 242.557.180.647
14.984.610.150 242.557.180.647 485.608.796.891
-
Korporasi dan perorangan
Total
31 Desember 2011 Bank Indonesia dan bank lain
Pemerintah Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Pinjaman yang diberikan
Korporasi dan perorangan
Total
-
13.292.597.145 73.708.808
-
13.292.597.145 73.708.808
-
79.985.005.623 14.799.843.711 108.151.155.287
120.693.408.053 120.693.408.053
79.985.005.623 14.799.843.711 120.693.408.053 228.844.563.340
Tabel berikut ini menggambarkan rincian eksposur kredit Bank terhadap komitmen dan kontinjensi (tanpa memperhitungkan agunan atau pendukung kredit lainnya), yang dikategorikan berdasarkan sektor industri. 31 Desember 2013 Bank Indonesia dan bank lain
Pemerintah Fasilitas pinjaman yang diberikan yang belum digunakan Garansi yang diterbitkan
Korporasi dan perorangan
Total
-
-
110.969.123.021
110.969.123.021
-
-
2.015.440.000 112.984.563.021
2.015.440.000 112.984.563.021
31 Desember 2012 Bank Indonesia dan bank lain
Pemerintah Fasilitas pinjaman yang diberikan yang belum digunakan Garansi yang diterbitkan
-
Korporasi dan perorangan
Total
-
48.082.816.760
48.082.816.760
-
48.082.816.760
48.082.816.760
Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
| 67
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
35. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 31 Desember 2011 Bank Indonesia dan bank lain
Pemerintah Fasilitas pinjaman yang diberikan yang belum digunakan Garansi yang diterbitkan
Korporasi dan perorangan
Total
-
-
30.633.755.013
30.633.755.013
-
-
210.000.000 30.843.755.013
210.000.000 30.843.755.013
(ii) Sektor geografis Eksposur risiko kredit atas aset keuangan berdasarkan wilayah geografis tempat Bank beroperasi adalah sebagai berikut:
DKI Jakarta Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Pinjaman yang diberikan
44.172.101.701 788.595.465 228.000.000.000 43.490.427.704 457.178.239.715 773.629.364.585
DKI Jakarta Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Pinjaman yang diberikan
21.001.834.547 75.615.949 206.989.555.598 14.984.610.150 236.284.265.882 479.335.882.126
DKI Jakarta Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Pinjaman yang diberikan
68 | Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
13.292.597.145 73.708.808 79.985.005.623 14.799.843.711 119.338.391.487 227.489.546.774
31 Desember 2013 Jawa Timur 34.370.812.932 34.370.812.932 31 Desember 2012 Jawa Timur 6.272.914.765 6.270.914.765
31 Desember 2011 Jawa Timur 1.355.016.566 1.355.016.566
Total 44.172.101.701 788.595.465 228.000.000.000 43.490.427.704 491.549.052.647 808.000.177.517
Total 21.001.834.547 75.615.949 206.989.555.598 14.984.610.150 242.557.180.647 485.608.796.891
Total 13.292.597.145 73.708.808 79.985.005.623 14.799.843.711 120.693.408.053 228.844.563.340
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
35. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) Eksposur risiko kredit atas komitmen dan kontinjensi berdasarkan wilayah geografis tempat Bank beroperasi adalah sebagai berikut: 31 Desember 2013 Jawa Timur
DKI Jakarta Fasilitas pinjaman yang diberikan yang belum digunakan Garansi yang diterbitkan
107.825.072.916 2.015.440.000 109.840.512.916
31 Desember 2012 Jawa Timur
DKI Jakarta Fasilitas pinjaman yang diberikan yang belum digunakan Garansi yang diterbitkan
47.494.446.298 47.494.446.298
588.370.462 588.370.462 31 Desember 2011 Jawa Timur
DKI Jakarta Fasilitas pinjaman yang diberikan yang belum digunakan Garansi yang diterbitkan
3.144.050.104 3.144.050.104
29.090.186.506 210.000.000 29.300.186.506
1.543.568.507 1.543.568.507
Total 110.969.123.020 2.015.440.000 112.984.563.020
Total 48.082.816.760 48.082.816.760
Total 30.633.755.013 210.000.000 30.843.755.013
(iii) Kualitas kredit dari aset keuangan Eksposur risiko kredit atas aset keuangan berdasarkan kualitas adalah sebagai berikut: 31 Desember 2013 Belum jatuh tempo atau tidak mengalami penurunan nilai Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Pinjaman yang diberikan
8.006.947.093 44.172.101.701 788.595.465
Telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai
Mengalami penurunan nilai
-
-
8.006.947.093 44.172.101.701 788.595.465
Jumlah
228.000.000.000
-
-
228.000.000.000
43.490.427.704 479.956.953.213 781.361.882.034
-
11.592.099.435 11.592.099.435
43.490.427.704 491.549.052.648 816.007.124.611
Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
| 69
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
35. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 31 Desember 2012 Belum jatuh tempo atau tidak mengalami penurunan nilai Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Pinjaman yang diberikan
Telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai
Mengalami penurunan nilai
Jumlah
8.398.389.141 21.001.834.547 75.615.949
-
-
8.398.389.141 21.001.834.547 75.615.949
206.989.555.598 14.984.610.150 235.981.149.456 487.431.154.841
-
6.576.031.191 6.576.031.191
206.989.555.598 14.984.610.150 242.557.180.647 494.007.186.032
31 Desember 2011 Belum jatuh tempo atau tidak mengalami penurunan nilai Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Pinjaman yang diberikan
Telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai
Mengalami penurunan nilai
Jumlah
3.686.740.936 13.292.597.145 73.708.808
-
-
3.686.740.936 13.292.597.145 73.708.808
79.985.005.623 14.799.843.711 83.908.193.208 195.746.089.431
-
36.785.214.845 36.785.214.845
79.985.005.623 14.799.843.711 120.693.408.053 232.531.304.276
Pada tanggal 31 Desember 2013, perubahan cadangan kerugian pinjaman yang diberikan yang mengalami penurunan nilai adalah: 31 Desember 2013 Saldo awal Penyesuaian (Pemulihan) selama tahun berjalan Saldo Akhir
70 | Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
95.315.520 82.011.609 177.327.129
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
35. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) b. Risiko pasar Risiko pasar merupakan risiko yang timbul karena adanya pergerakan faktor pasar (adverse movement) dari portofolio yang dimiliki oleh Bank, yang dapat merugikan Bank yaitu suku bunga dan nilai tukar. Tujuan dari manajemen risiko pasar adalah untuk melakukan identifikasi, pengukuran, pengendalian dan pengelolaan eksposur risiko pasar dalam parameter yang dapat diterima, serta memaksimalkan tingkat pengembalian. Pemantauan terhadap risiko pasar dilakukan secara aktif dengan memonitor perkembangan Bank Indonesia rate yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dan menganalisa arah pergerakan suku bunga. Bank juga menetapkan batas maksimum risiko pasar yang dapat ditoleransi dan eksposur per jenis risiko. Secara keseluruhan, risiko pasar dibagi menjadi dua bagian sebagai berikut: (i) Risiko nilai tukar mata uang asing Aset Dolar Amerika Serikat Dolar Singapura Total
243.780 6.816.613 7.060.393
Aset Dolar Amerika Serikat Dolar Singapura Total
181.360 4.937.826 5.119.186
Bersih -
31 Desember 2012 Liabilitas
193.400 5.598.241 5.791.641
Aset Dolar Amerika Serikat Dolar Singapura Total
31 Desember 2013 Liabilitas
243.780 6.816.613 7.060.393
Bersih -
31 Desember 2011 Liabilitas
193.400 5.598.241 5.791.641
Bersih -
181.360 4.937.826 5.119.186
Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
| 71
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
35. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) (ii).
Risiko tingkat suku bunga Risiko suku bunga adalah potensi kerugian yang timbul akibat pergerakan suku bunga di pasar yang berlawanan dengan posisi atau transaksi Bank yang mengandung risiko suku bunga. Tabel di bawah merangkum tingkat suku bunga efektif setahun untuk Rupiah pada tanggal 31 Desember 2013, 2012, dan 2011. 2013
2012
2011
Aset Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Pinjaman yang diberikan
2,84% 7,16% 7,00% 13,24%
2,70% 5,28% 4,70% 11,75%
2,60% 5,27% 4,90% 12,45%
Liabilitas Simpanan nasabah -- Giro -- Tabungan -- Deposito Simpanan dari bank lain
2,03% 4,24% 8,22% 6,12%
2,46% 4,18% 6,31% 4,75%
3,01% 4,65% 6,53% 5,92%
Tabel di bawah ini mengikhtisarkan eksposur instrumen keuangan Bank pada nilai tercatatnya terhadap risiko tingkat suku bunga yang dikategorikan menurut mana yang terlebih dahulu antara tanggal repricing atau tanggal jatuh tempo:
72 | Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
35. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
Aset Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Pinjaman yang diberikan Aset lain-lain – pendapatan bunga yang masih akan diterima Jumlah aset keuangan Liabilitas Simpanan dari nasabah Giro Tabungan Deposito Simpanan dari bank lain Liabilitas lain-lain Jumlah liabilitas keuangan Jumlah gap repricing suku bunga
31 Desember 2013 3 -12 bulan
> 12 bulan
Jumlah
43.490.427.704 31.584.453.163
459.964.599.485
8.006.947.093 44.172.101.701 788.595.465 228.000.000.000 43.490.427.704 491.549.052.648
185.000.000.000
75.074.880.867
459.964.599.485
1.678.464.079 817.685.588.690
305.664.367.047 305.664.367.047 (120.664.367.047)
77.968.521.657 77.968.521.657 (2.893.640.790)
13.580.376.679 13.580.376.679 446.384.222.806
20.140.158.247 75.616.862.367 463.444.541.880 10.480.495.874 44.900.000 569.682.058.368 248.003.530.322
< 1 bulan
1 – 3 bulan
8.006.947.093 44.172.101.701 788.595.465 43.000.000.000
185.000.000.000 -
1.678.464.079 97.646.108.338
20.140.158.247 75.616.862.367 66.231.276.497 10.480.495.874 44.900.000 172.468.792.985 (74.822.684.647)
< 1 bulan
1 – 3 bulan
31 Desember 2012 3 -12 bulan
> 12 bulan
Jumlah
Aset Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Pinjaman yang diberikan Aset lain-lain – pendapatan bunga yang masih akan diterima Jumlah aset keuangan
8.398.389.141 21.001.834.547 75.615.949 66.989.555.598 34.467.183.011
140.000.000.000 41.987.295.669
14.984.610.150 48.880.732.271
117.221.969.696
8.398.389.141 21.001.834.547 75.615.949 206.989.555.598 14.984.610.150 242.557.180.647
1.115.818.491 132.048.396.737
181.987.295.669
63.865.342.421
117.221.969.696
1.115.818.491 495.123.004.523
Liabilitas Simpanan dari nasabah Giro Tabungan Deposito Simpanan dari bank lain Liabilitas lain-lain Jumlah liabilitas keuangan Jumlah gap repricing suku bunga
19.896.653.754 31.143.492.749 88.620.126.139 60.628.717.548 44.400.000 200.333.390.190 (68.284.993.453)
63.029.131.153 63.029.131.153 118.958.164.516
31.900.659.534 31.900.659.534 31.964.682.887
4.730.112.004 4.730.112.004 112.491.857.692
19.896.653.754 31.143.492.749 188.280.028.830 60.628.717.548 44.400.000 299.993.292.881 195.129.711.642
Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
| 73
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
35. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
< 1 bulan Aset Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Pinjaman yang diberikan Aset lain-lain – pendapatan bunga yang masih akan diterima Jumlah aset keuangan Liabilitas Simpanan dari nasabah Giro Tabungan Deposito Simpanan dari bank lain Liabilitas lain-lain Jumlah liabilitas keuangan Jumlah gap repricing suku bunga
31 Desember 2011 3 -12 bulan
1 – 3 bulan
> 12 bulan
Jumlah
3.686.740.936 13.292.597.145 73.708.808
-
-
-
3.686.740.936 13.292.597.145 73.708.808
59.985.005.623
20.000.000.000
-
-
79.985.005.623
23.537.092.031
28.672.457.565
14.799.843.711 33.379.875.971
35.103.982.486
14.799.843.711 120.693.408.053
151.423.473
-
-
-
151.423.473
100.726.568.016
48.672.457.565
48.179.719.682
35.103.982.486
232.682.727.749
22.566.930.999 31.046.770.672 29.833.220.431 496.487.462 44.250.000 83.987.659.564 16.738.908.452
21.218.797.966 21.218.797.966 27.453.659.599
10.629.885.047 10.629.885.047 37.549.834.635
1.452.273.969 1.452.273.969 33.651.708.517
22.566.930.999 31.046.770.672 63.134.177.413 496.487.462 44.250.000 117.288.616.546 115.394.111.203
c. Risiko likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko yang disebabkan oleh ketidakmampuan Bank dalam memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo dan menutup posisi di pasar. Risiko likuiditas merupakan risiko yang terpenting pada bank umum dan perlu dikelola secara berkesinambungan. Pemantauan risiko likuiditas dilaksanakan, dengan memonitor kewajiban yang akan jatuh tempo, melakukan observasi atas pengelolaan dana melalui maturity profil antara lain seperti pembelian SBI. Analisa maturity gap adalah untuk mengukur beda kumulatif dari aset produktif dengan kewajiban berbunga dan dampaknya terhadap likuiditas Bank. Risiko tingkat bunga atau sensitivitas timbul apabila jatuh tempo aset produktif berbeda secara signifikan dengan jatuh tempo kewajiban berbunga. Pada dasarnya akun giro, tabungan dan deposito tidak begitu sensitif terhadap perubahan tingkat bunga. Analisa jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan Tabel dibawah ini menyajikan analisa jatuh tempo aset dan liabilitas Bank pada tanggal 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 berdasarkan jangka waktu yang tersisa sampai tanggal jatuh tempo kontrak:
74 | Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
35. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) c. Risiko likuiditas (lanjutan) Analisa jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan (lanjutan) 31 Desember 2013 Nilai tercatat Aset Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Pinjaman yang diberikan Aset lain-lain – pendapatan bunga yang masih akan diterima Jumlah aset keuangan Liabilitas Simpanan dari nasabah Giro Tabungan Deposito Simpanan dari bank lain Liabilitas lain-lain Jumlah liabilitas keuangan Aset (liabilitas) bersih
Tidak memiliki jatuh tempo
Kurang dari 1 bulan
> 12 bulan
3 -12 bulan
1 – 3 bulan
8.006.947.093 44.172.101.701 788.595.465
8.006.947.093 -
44.172.101.701 788.595.465
-
-
-
228.000.000.000
-
228.000.000.000
-
-
-
43.490.427.704 491.549.052.648
-
27.296.828.874
24.118.329.772 19.372.097.932 112.939.370.280 129.114.560.996 222.198.292.498
1.678.464.079 817.685.588.690
8.006.947.093
1.678.464.079 301.935.990.119
137.057.700.052 148.486.658.928 222.198.292.498
20.140.158.247 75.616.862.367 463.444.541.880 10.480.495.874 44.900.000 569.682.058.368 248.003.530.322
20.140.158.247 75.616.862.367 95.757.020.614 (86.071.609.442)
333.851.069.930 44.900.000 333.851.069.930 (33.593.543.890)
97.328.086.260 32.265.385.690 97.328.086.260 32.265.385.690 39.729.613.792 116.221.273.238 222.198.292.498
Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
| 75
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
35. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) c. Risiko likuiditas (lanjutan) Analisa jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan (lanjutan) 31 Desember 2012 Tidak memiliki jatuh tempo
Nilai tercatat Aset Kas Giro pada Bank Indonesia
Kurang dari 1 bulan
3 -12 bulan
1 – 3 bulan
> 12 bulan
8.398.389.141
8.398.389.141
-
-
-
-
21.001.834.547
-
21.001.834.547
-
-
-
Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek
75.615.949
-
75.615.949
-
-
206.989.555.598
-
66.989.555.598
140.000.000.000
-
-
14.984.610.150
-
-
14.984.610.150
-
Pinjaman yang diberikan
242.557.180.647
-
34.467.183.011
41.987.295.669
48.880.732.271
117.221.969.696
-
-
-
-
-
-
1.115.818.491
-
1.115.818.491
-
-
-
495.123.004.523
8.398.389.141
123.650.007.596
181.987.295.669
63.865.342.421
117.221.969.696
Giro Tabungan Deposito
19.896.653.754 31.143.492.749 188.280.028.830
31.143.492.749 -
19.896.653.754 88.620.126.139
63.029.131.153
31.900.659.534
4.730.112.004
Simpanan dari bank lain
60.628.717.548
-
60.628.717.548
-
-
-
Aset lain-lain – pendapatan bunga yang masih akan diterima Jumlah aset keuangan Liabilitas Simpanan dari nasabah
44.400.000
-
44.400.000
-
-
-
Jumlah liabilitas keuangan
299.993.292.881
31.143.492.749
169.189.897.441
63.029.131.153
31.900.659.534
4.730.112.004
Aset (liabilitas) bersih
195.129.711.642
(22.745.103.608)
(45.539.889.845)
118.958.164.516
31.964.682.887
112.491.857.692
Liabilitas lain-lain
76 | Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
35. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) c. Risiko likuiditas (lanjutan) Analisa jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan (lanjutan) 31 Desember 2011 Nilai tercatat Aset Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain
Tidak memiliki jatuh tempo
Kurang dari 1 bulan
> 12 bulan
3 -12 bulan
1 – 3 bulan
3.686.740.936 13.292.597.145 73.708.808
3.686.740.936 -
13.292.597.145 73.708.808
-
-
-
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain
79.985.005.623
-
59.985.005.623
20.000.000.000
-
-
Efek-efek Pinjaman yang diberikan Aset lain-lain – pendapatan bunga yang masih akan diterima Jumlah aset keuangan
14.799.843.711 120.693.408.053 151.423.473 232.682.727.749
3.686.740.936
23.537.092.031 151.423.473 97.039.827.080
28.672.457.565 48.672.457.565
14.799.843.711 33.379.875.971 48.179.719.682
35.103.982.486 35.103.982.486
Liabilitas Simpanan dari nasabah Giro Tabungan Deposito Simpanan dari bank lain Liabilitas lain-lain Jumlah liabilitas keuangan Aset (liabilitas) bersih
22.566.930.999 31.046.770.672 63.134.177.413 496.487.462 44.250.000 117.288.616.546 115.394.111.203
31.046.770.672 31.046.770.672 (27.360.029.736)
22.566.930.999 29.833.220.431 496.487.462 44.250.000 52.940.888.892 44.098.938.188
21.218.797.966 21.218.797.966 27.453.659.599
10.629.885.047 10.629.885.047 37.549.834.635
1.452.273.969 1.452.273.969 33.651.708.517
Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
| 77
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
35. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) d. Risiko operasional Risiko operasional berhubungan dengan risiko kerugian yang dihadapi Bank akibat dari pelanggaran karyawan, tidak berfungsinya proses internal, kegagalan sistem dan masalah-masalah dari eksternal yang mempengaruhi operasional Bank. Fokus penerapan manajemen risiko operasional adalah pelaksanaan pengawasan internal yang melekat di dalam setiap proses operasional, peningkatan risk awareness dan pengelolaan risiko produk dan aktivitas baru. Pengawasan internal dilakukan dengan memastikan bahwa semua aktivitas operasional telah mematuhi ketentuan internal dan eksternal. Setiap tindakan penyimpangan ditangani penyelesaiannya dengan melibatkan unit internal audit dan unit kerja lain yang terkait. e. Risiko hukum Risiko hukum merupakan risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis, yang antara lain disebabkan adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung atau kelemahan pengikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan agunan yang tidak sempurna. Pengelolaan risiko hukum dilakukan untuk memastikan agar seluruh aktivitas dan hubungan kegiatan usaha Bank dengan pihak ketiga didasarkan pada aturan dan persyaratan yang dapat melindungi kepentingan Bank dari segi hukum. f. Risiko strategis Pelaksanaan strategi, visi dan misi yang tidak tepat serta pengambilan keputusan bisnis yang tidak sejalan dengan perubahan eksternal dapat mempengaruhi kelangsungan bisnis bank. Dalam kaitannya dengan hal tersebut di atas, bank telah membentuk, merumuskan, menyusun dan memantau pelaksanaan strategi termasuk corporate plan dan business plan. Selain itu bank menetapkan sejumlah indikator penting yang disesuaikan dengan kecukupan aset, permodalan
78 | Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
dan kondisi perubahan pasar agar bisnis bank tetap tumbuh dan terus meningkatkan kepercayaan bagi para stakeholder dan shareholder. g. Risiko kepatuhan Risiko kepatuhan merupakan risiko yang timbul ketika Bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku. Risiko kepatuhan, jika tidak dikelola dengan baik, berpotensi pada pengenaan denda, hukuman, atau rusaknya reputasi. Hal penting dalam penerapan risiko kepatuhan adalah untuk memastikan dipatuhinya ketentuan-ketentuan eksternal/internal sebelum kebijakan atau prosedur disetujui direksi termasuk keputusankeputusan manajemen yang akan diambil. Selain itu, pemantauan pencapaian posisi rasio-rasio keuangan penting dilakukan secara rutin dan berkala. h. Resiko Reputasi Resiko reputasi adalah resiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank. Identifikasi resiko reputasi dilakukan secara berkala sesuai dengan pengalaman kerugian dimasa lalu yang disebabkan oleh resiko reputasi. Penilaian resiko reputasi dialkukan secara kualitatif antara lain bersumber dari pemberitaan dan komentar negatif yang muncul dari masyarakat dan keluhan nasabah terhadap pelayanan bank, prilaku karyawan bank dalam melayani nasabah dan sistem komunikasi Bank.
Dalam rangka pemantauan resiko reputasi, dibangun sistem pemantauan reputasi yang dirancang agar dapat secara rutin memeriksa transaksi, peraturan, teknologi, dan tren perkembangan dan perubahanyang berpetensi mempengaruhi bisnis Bank. Dalam hal ini Bank melakukan analisa kesenjangan antara kinerja Bank dan harapan stakeholder pada umumnya dan nasabah pada khususnya, dan melakukan pencatatan terhadap hal-hal yang berpotensi menimbulkan resiko reputasi serta dengan mengoptimalkan fungsi satuan kerja yang bertanggungjawab mengelola resiko reputasi yaitu Satuan Kerja Manajmen Resiko.
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
35. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) i. Manajemen risiko permodalan Risiko kecukupan modal berhubungan dengan kemampuan Bank dalam memenuhi persyaratan Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) atau Capital Adequacy Ratio (CAR) yang ditetapkan Bank Indonesia.
Bank akan selalu memenuhi ketentuan Bank Indonesia terutama dalam bidang permodalan, sehingga apabila terdapat perubahan dalam ketentuan perbankan Indonesia, manajemen akan segera menyusun rencana untuk memenuhi ketentuan tersebut. Bank Indonesia menganalisa modal dalam dua tingkatan: 1.
Modal Tier 1 terdiri dari modal saham biasa, agio saham, obligasi perpetual (yang diklasifikasikan sebagai surat berharga inovatif Tier 1), saldo laba, selisih penjabaran laporan keuangan, dan kepentingan non-pengendali setelah dikurangi goodwill dan aset tak berwujud dan penyesuaian lainnya sehubungan dengan item yang termasuk dalam modal tetapi diperlakukan secara berbeda untuk kepentingan kecukupan modal.
2.
Modal Tier 2 terdiri dari pinjaman subordinasi yang memenuhi syarat dan cadangan umum (maksimum 1,25%).
Adapun faktor yang mempengaruhi risiko kecukupan modal adalah jumlah modal yang disetor oleh pemegang saham dan kemampuan Bank dalam menghasilkan laba bersih usaha serta pengelolaan aset yang baik oleh manajemen. CAR merupakan salah satu indikator untuk mengetahui kesehatan dan permodalan Bank. Bank Indonesia menetapkan rasio kecukupan modal sebesar minimal 8%.
Berikut adalah posisi modal berdasarkan peraturan Bank Indonesia pada tanggal 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 (dalam jutaan Rupiah): 31 Desember 2013
31 Desember 2012
31 Desember 2011
Modal inti Modal TIER I Modal TIER II Jumlah Modal
252.146 6.990 259.136
194.151
109.712
940 195.091
1.878 111.590
Aset Tertimbang Menurut Risiko Risiko kredit Risiko operasional Risiko pasar
559.224 29.432 -
323.790 27.246 -
155.239 25.949 -
Rasio Penyediaan Modal Dengan risiko kredit Dengan risiko kredit dan operasional
46,33% 44,02%
60,25% 55,58%
71,88% 61,59%
44,02%
55,58%
61,59%
Dengan risiko kredit, pasar dan operasional
Pada tanggal 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 rasio kecukupan modal bagi Bank adalah masing-masing 44,02%, 55,58%, dan 61,59%
Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
| 79
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
36. PERKARA HUKUM Perkara Hukum Agunan yang Diambil Alih (AYDA) Bank mengajukan gugatan di Pengadilan Negeri Jakarta Barat sehubungan dengan gugatan Bank terhadap Laura Liman, Phebe Liman, Eunice Liman dan Jeffry Harianto menyangkut sebidang tanah SHGB Nomor 72/Cilincing, SHM Nomor 1600/Cipedes, SHM Nomor 1668/Cipedes, SHM Nomor 1619/ Cipedes, SHM Nomor 1631/Cipedes, SHM Nomor 1652/Cipedes, SHM Nomor 1653/Cipedes, SHM Nomor 238/Sukaresmi, SHM Nomor 239/Sukaresmi, SHM Nomor 240/Sukaresmi, SHM Nomor 241/Sukaresmi, SHM Nomor 242/ Sukaresmi, SHM Nomor 243/Sukaresmi, SHM Nomor 244/Sukaresmi, SHM Nomor 245/Sukaresmi, SHM Nomor 246/Sukaresmi, SHM Nomor 247/ Sukaresmi, SHM Nomor 248/Sukaresmi, SHM Nomor 251/Sukaresmi, SHM Nomor 255/Sukaresmi dan SHM Nomor 140/Lemah Duhur yang secara hukum aset tersebut adalah Agunan Yang Diambil Alih (AYDA) oleh Bank dan sebagai aset milik Bank, dimana Bank menjadi Penggugat Konpensi/Tergugat Rekonpensi. Bank menuntut bahwa AYDA sah milik bank dan meminta pihak-pihak tersebut diatas untuk mengembalikan AYDA dan tidak menghalangi proses penjualan dan lelang atas AYDA tersebut. Bahwa gugatan tersebut telah diputus oleh Pengadilan Negeri Jakarta Barat melalui putusan nomor 494/Pdt.G/2011/PN.JKT.BAR tanggal 30 Mei 2012 yang dimenangkan oleh Perseroan sebagai penggugat dengan amar putusan sebagai berikut: 1. Menyatakan sah secara hukum keputusan RUPSLB Perseroan tangal 05 Mei 2011. 2. Menyatakan tergugat I, II, III dan IV telah melakukan perbuatan hukum kepada penggugat.
dan atas nama tergugat I, II, III dan IV menjual, mengalihkan serta mengoptimalkan asset penggugat dengan cara dan bentuk apapun juga. 6. Menyatakan para tergugat secara tanggung renteng untuk membayar uang paksa(dwangsom) sebesar Rp.500.000,- (lima ratus ribu rupiah) setiap hari atas keterlambatan dalam pelaksanaan putusan perkara ini. 7. Menyatakan putusan perkara ini dapat dijalankan terlebih dahulu walaupun ada bantahan, banding maupun kasasi (uitvoerbaar bij voorraad). Laura Liman, Phebe Liman, Eunice Liman dan Jeffry Harianto selaku Para Tergugat telah mengajukan upaya banding. Berdasarkan Surat nomor W10-U2/1622/HK.2/III/2013 tanggal 19 Maret 2013 perihal laporan dan mohon izin pelaksanaan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Barat tertanggal 30 Mei 2012 Nomor 494/Pdt.G/2011/PN.JKT. BAR untuk memperoleh izin dari Ketua Pengadilan Tinggi DKI Jakarta untuk pelaksanaan Putusan tersebut. Perkara Hukum Fasilitas KPR (Kredit Pemilikan rumah) Pada tanggal 12 Juni 2013, Dedy dan Joana mengajukan gugatan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat terhadap penerbitan Akta Pengikatan Jual Beli Nomor 54 tanggal 19 Oktober 2012, dihadapan Irma Bonita, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta Pusat (antara Johana dengan Drs EC. Joyo) dan Perjanjian Untuk Membeli Kembali tanggal 19 Oktober 2012, yang dilegalisasi dengan Nomor 541/L/X/2012/R2 tanggal 19 Oktober 2012, oleh Irma Bonita, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta Pusat (antara Perseroan dengan Dedy) atas fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dari Bank, dimana Bank menjadi salah satu Tergugat.
3. Menyatakan secara hukum bahwa AYDA atas nama Pemegang Saham sebagai asset milik penggugat.
Dedy dan Joana menuntut agar Pengadilan Negeri Jakarta Pusat membatalkan penerbitan Akta Pengikatan Jual Beli Nomor 54 tanggal 19 Oktober 2012 dan perjanjian untuk membeli kembali tanggal 19 Oktober 2012, yang dilegalisasi dengan nomor 541/L/X/2012/R2 tanggal 19 Oktober 2012.
4. Menghukum psts pengugat I, II, III dan IV agar melaksanakan keputusan RUPSLB Perseroan tanggal 05 Mei 2011 point 3 yang menyebutkan Pemegang Saham yang namanya yang digunakan untuk AYDA Perseroan untuk membuat surat kusa jual menjual kepada penggugat.
Bahwa gugatan tersebut telah didaftarkan pada Kepaniteraan Perdata pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan Nomor Perkara 289/PDT.G/2013/ PN.JKT.PST tanggal 17 Juni 2013 dan saat ini sedang dalam proses pemeriksaan.
5. Memberikan ijin/kuasa kepada penggugat yaitu Perseroan untuk
80 | Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
36. PERKARA HUKUM (lanjutan) Perkara Hukum Kepemilikan Saham Pada tanggal 22 April 2013, hadi susanto mengajukan gugatan di pengadilan negeri jakarta pusat terhadap keabsahan kepemilikan saham syaiful amir dalam Bank berdasarkan keputusan rapat umum pemegang saham luar biasa tertanggal 27 Desember 2010, d imana bank menjadi salah satu tergugat.
Dalam Konvensi: Dalam Provisi : Menolak provisi Penggugat; -- Dalam Ekssepsi : Menolak eksepsi Tergugat I dan Tergugat II; -- Dalam Pokok Perkara : Menolak gugatan Penggugat seluruhnya. Dalam Rekonvensi
Adapun gugatan adalah sebagai berikut:
-- Mengabulkan gugatan Penggugat I Rekonvensi dan Penggugat II Rekonvensi (Perseroan) seluruhnya;
1. Pembatalan terhadap Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa II tertanggal 27 Desember 2010 yang menetapkan Dr. Syaiful Amir, SE, Ak, selaku “STAND BY BUYER”;
-- Menyatakan sah dan berkekuatan hukum keputusan RUPS-LB ke-II tanggal 27 Desember 2010 yang menetapkan Penggugat I Rekonvensi sebagai stand by buyer;
2. Pembatalan terhadap jual beli saham portepel antara Dr. Syaiful Amir, SE, Ak, dengan Perseroan;
-- Menyatakan sah dan berkekuatan hukum jual beli saham dalam portepel antara Penggugat I Rekonvensi dengan Penggugat II Rekonvensi senilai Rp.2.500.000.000,-
3. Pembatalan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa II tanggal 27 Desember 2010 karena mengagendakan rapat yang sebelumnya tidak diagendakan.
Dalam Konvensi dan Rekonvensi
Bahwa gugatan tersebut telah didaftarkan pada Kepaniteraan Perdata pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan Nomor Perkara 192/PDT.G/2013/ PN.JKT.PST tertanggal 23 April 2013. Bahwa gugatan tersebut telah diputus oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat melalui putusan nomor 192/Pdt.G/2013/PN.JKT.Pst. tanggal 23 Oktober 2013 yang amar putusannya berbunyi :
-- Menghukum Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.516.000,Bahwa atas putusan tersebut Penggugat Dalam Konvensi/Tergugat Dalam Rekonvensi mengajukan Banding. Proses Banding sedang dalam proses. Atas perkara hukum diatas manajemen yakin, tidak akan mempengaruhi kelangsungan usaha Bank.
Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
| 81
PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013, 2012, DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
37. PERIKATAN-PERIKATAN Perikatan-perikatan yang dibuat Bank adalah sebagai berikut: 1. Perjanjian Sewa Menyewa No. 50 tanggal 6 September 2012 atas bangunan rumah took (ruko) 3 (tiga) lantai, beralamat di Jl. Pluit Sakti Blok A Kaveling No. 16, Keluarahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, yang didirikan di atas tanah Hak Guna Bangunan No. 8985/Pluit selama 5 tahun, terhitung sejak tanggal 8 Desember 2012 sampai dengan tanggal 8 Desember 2017. 2. Perjanjian Sewa Menyewa No. 175 tanggal 30 Nopember 2012 atas bangunan rumah took (ruko) 4 (empat) lantai, beralamat di Jl. Mangga Dua Raya, Komplek Mangga Dua Plaza, blok I No. 3, Kelurahan Mangga Dua Selatan, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat, yang didirikan di atas tanah Hak Guna Bangunan No. 2438/Mangga Dua Selatan. Terhitung sejak tanggal 4 Maret 2013 sampai dengan tanggal 4 Maret 2018. 3. Perjanjian Sewa Menyewa No. 117 tanggal 19 Maret 2013 atas bangunan 3 (tiga) lantai, beralamat di Jl. Raya Barat Boulevard Blok LC 7 Kaveling No. 16, Kelurahan Kelapa Gading Barat, Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara yang didirikan di atas tanah Hak Guna Bangunan No. 2518/Kelapa Gading Barat. Terhitung sejak tanggal 19 Mei 2013 sampai dengan tanggal 19 Maret 2018.\ 4. Perjanjian Sewa Menyewa No. 100 tanggal 17 Mei 2013 atas bangunan kantor hunian 4 (empat) lantai, beralamat di Rumah Kantor Puri Niaga I, Jl. Puri Kencana Blok K7 No. 1 U, Keluarahan Kembangan Selatan, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, yang didirikan di atas tanah Hak Guna Bangunan No. 3877/Kembangan Selatan. Terhitung sejak tanggal 20 Juli 2013 sampai dengan tanggal 19 Juli 2018. 5. Perjanjian Sewa Menyewa Gedung tanggal 1 Oktober 2013 atas sebuah bangunan di Jalan Jembatan Besi II no. 26, Jakarta Barat, dengan ukuran
9,80M x 14,8M atai kurang lebih 145,04 M2 terletak di lantai dasar gedung bagian depan, milik Perhimpunan Sosial Candra Naya, termasuk lapangan parkir untuk nasabah Bank yang terletak tidak jauh dari lokasi objek sewa menyewa dan toilet khusus dengan kunci tersendiri. Terhitung mulai tanggal 1 Oktober 2013 dan berakhir sampai dengan tanggal 1 Oktober 2018. 6. Perjanjian Sewa Menyewa No. 49 tanggal 28 Januari 2014 atas 1 (satu) unit kios yang berdiri diatas sebidang tanah bersertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun No: 445/-I/THAMRIN CITY, Kelurahan Kebon Melati dengan luas ±63,00 M2 dari luas keseluruhan luas; 276,92M2 sebagaimana diuraikan dalam gambar denah tertanggal 9 November 2011 No. 1157/2009. Terhiutng sejak tanggal 9 November 2013 sampai dengan 9 November 2018. 7. Perjanjian Sewa Menyewa No. 183 tanggal 31 Oktober 2013 atas sebuah bangunan kantor hunian 1 11/2 lantai, terletak di DKI Jakarta, Kota Administrasi Jakarta Barat, Kecamatan Tambora, Kelurahan Roa Malaka, setempat dikenal sebagai Jalan Pasar Pagi No. 33, seluas 87 meter persegi berikut dengan fasilitas-fasilitasnya yang ada dalam bangunan yaitu berupa aliran listrik dari Perusahaan Listrik Negara sebesar 16.500 watt, 2 (dua sambungan telepon, air PAM). Terhitung sejak atanggal 1 Novemeber 2013 sampai dengan tanggal 1 Desember 2018. Tidak terhitung grace periode yang diberikan oleh yang menyewakan kepada penyewa untuk melakukan renovasi atas bangunan untuk jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal 1 November 2013 sampai dengan tanggal 30 November 2013. 8. Perjanjian Sewa Menyewa Ruangan (Ketentuan baku tentang “Ketentuan Sewa”) atas suatu bangunan di Pusat Grosir Metro Tanah Abang lantai 7, Nomor 15 dengan luas 26,16 M2 gross , terletak di Kelurahan Kebon Kacang, Kecamatan Tanah Abang, Kotamadya Jakarta Pusat, Jalan K.H. Wahid Hasyim, Jakarta Pusat. Terhitung dari tanggal 1 Oktober 2013 sampai 30 September 2018.
38. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN Manajemen Bank Dinar Indonesia bertanggung jawab penuh atas penyusunan laporan keuangan terlampir yang diselesaikan dan disetujui untuk diterbitkan pada tanggal 10 Maret 2014
82 | Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen
BANK
DINAR
PT. BANK DINAR INDONESIA
Kantor Pusat Jl. Ir. H. Juanda No.12 Jakarta Pusat Website: www.bankdinar.co.id