BADAN PUSAT STATISTIK
BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 70/12/73/Th. II, 23 Desember 2014
STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2014 PROVINSI SULAWESI SELATAN TOTAL BIAYA PER MUSIM TANAM UNTUK SATU HEKTAR LUAS PANEN PADI SAWAH PADA TAHUN 2014 SEBESAR Rp 11,94 JUTA A. PADI
Total biaya per musim tanam untuk satu hektar luas panen padi sawah sebesar Rp 11,94 juta. Komponen biaya produksi usaha tanaman padi sawah yang paling besar adalah pengeluaran untuk upah pekerja dan jasa pertanian, yang mencapai 40,26 persen dari total biaya atau sebesar Rp 4,8 juta.
Total biaya per musim tanam untuk satu hektar luas panen padi ladang sebesar Rp 8,14 juta. Komponen biaya produksi usaha tanaman padi ladang yang paling besar adalah pengeluaran untuk upah pekerja dan jasa pertanian, yang mencapai 55,56 persen dari total biaya atau sebesar Rp 4,52 juta.
B. JAGUNG
Total biaya per musim tanam untuk satu hektar luas panen jagung sebesar Rp 7,84 juta. Komponen biaya produksi usaha tanaman jagung yang paling besar adalah pengeluaran untuk upah pekerja dan jasa pertanian, yang mencapai 43,64 persen dari total biaya atau sebesar Rp 3,42 juta.
C. KEDELAI
Total biaya per musim tanam untuk satu hektar luas panen kedelai sebesar Rp 7,65 juta. Komponen biaya produksi usaha tanaman kedelai yang paling besar adalah pengeluaran untuk upah pekerja dan jasa pertanian yang mencapai 45,92 persen dari total biaya atau sebesar Rp 3,52 juta.
1. PENDAHULUAN Swasembada pangan merupakan agenda besar di sektor pertanian yang harus diwujudkan pemerintah dalam tiga tahun mendatang. Agenda besar tersebut merupakan manivestasi dari visi ketujuh pemerintah Jokowi-JK yang tertuang dalam Nawa Cita, yakni mewujudkan kemandirian ekonomi nasional dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik, salah satunya, sektor pertanian melalui upaya membangun dan mewujudkan kedaulatan pangan. Di antara komoditas pangan yang
Berita Resmi Statistik No. 70/12/73/Th. II, 23 Desember 2014
1
dicakup dalam agenda swasembada pangan yang telah dicanangkan pemerintah adalah komoditas tanaman pangan (padi dan palawija), khususnya beras (padi), jagung, dan kedelai. Upaya mewujudkan swasembada beras (padi), jagung, dan kedelai tentu saja membutuhkan dukungan data yang akurat dan terkini sebagai pijakan perencanaan dan formulasi kebijakan. Dalam hal ini, salah satu jenis data yang dibutuhkan adalah informasi mengenai biaya produksi dan struktur ongkos usaha tani. Informasi tersebut sangat penting dalam mendukung pengambilan kebijakan pembangunan pertanian, khususnya kebijakan yang berhubungan dengan upaya peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani tanaman pangan, seperti penentuan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk padi, harga pembelian petani kedelai (HBP), dan penentuan harga input usaha pertanian. Berita Resmi Statistik (BRS) ini menyajikan hasil Survei Rumah Tangga Usaha Tanaman Padi (SPD 2014) dan Survei Rumah Tangga Usaha Tanaman Palawija (SPW 2014), khususnya informasi mengenai struktur ongkos usaha tani komoditas padi sawah, padi ladang, jagung, dan kedelai. Khusus untuk komoditas padi sawah dan padi ladang, informasi struktur ongkos juga disajikan secara terpisah antara musim hujan dan musim kemarau.
2. STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN PADI Total biaya per musim tanam untuk satu hektar luas panen padi sawah sebesar Rp 11,9 juta. Komponen biaya produksi usaha tanaman padi sawah yang terbesar adalah upah pekerja dan jasa pertanian, yakni mencapai 40,26 persen dari total biaya atau sebesar 4,8 juta rupiah. Selain itu, biaya produksi lain yang juga relatif besar adalah pengeluaran untuk sewa lahan dan pupuk, yakni masingmasing sebesar 29,5 persen (Rp 3,5 juta) dan 13,1 persen (Rp 1,6 Juta ). Gambar 3 Struktur Ongkos Usaha Tanaman Padi Sawah per Hektar di Sulawesi Selatan, 2014
Sewa Alat/Sarana 4,83%
BBM 0,96%
Lainnya 3,98%
Bibit/benih 5,17% Pupuk 13,08% Pestisida 2,25%
Sewa Lahan 29,48% Upah Pekerja dan Jasa Pertanian 40,26%
Total Biaya: Rp 11,9 juta
Jika dilihat menurut musim, biaya produksi padi sawah di musim hujan lebih tinggi bila dibandingkan dengan biaya produksi padi sawah di musim kemarau. Total biaya per musim tanam untuk satu hektar padi sawah di musim hujan sebesar Rp 13,75 juta, sementara total biaya di musim kemarau sebesar Rp 13,16 juta. Biaya produksi usaha tanaman padi sawah yang memiliki perbedaan mencolok antara musim kemarau dan musim hujan adalah pengeluaran untuk sewa lahan. Pada musim hujan, biaya sewa lahan untuk satu hektar padi sawah sebesar Rp 3,6 juta per musim tanam, sementara pada musim kemarau biaya sewa lahan untuk satu hektar padi sawah mencapai Rp 3,4 juta per musim tanam (Tabel 1).
2
Berita Resmi Statistik No. 70/12/73/Th. II, 23 Desember 2014
Tabel 1 Nilai Produksi dan Biaya per Musim Tanam per Hektar Usaha Tanaman Padi Sawah Menurut Musim (000 rupiah) di Sulawesi Selatan, 2014 Musim Hujan Uraian (1)
Musim Kemarau
Nilai
% biaya
Nilai
% biaya
(2)
(3)
(4)
(5)
Nilai Produksi
13.751,30
-
13.156,89
-
Biaya Produksi
13.197,28
100,00
10.749,32
100,00
925,86
7,02
337.98
3,14
2.298,44
17,42
894.19
8,32
286,28
2,17
250.63
2,33
4. Upah Pekerja dan Jasa Pertanian
4.897,59
37,11
3.157,92
29,38
5. Sewa Lahan
1. Bibit/Benih 2. Pupuk 3. Pestisida
3.608,63
27,34
3.420.32
31,82
6. Sewa Alat/Sarana Usaha
569,93
4,32
579.12
5,39
7. BBM
119,09
0,90
110,32
1,03
8. Lainnya
208,96
1,58
457,35
4,25
Total biaya per musim tanam untuk satu hektar luas panen padi ladang sebesar Rp 8,14 juta. Komponen biaya produksi usaha tani padi ladang yang terbesar adalah pengeluaran untuk upah pekerja dan jasa pertanian, yakni mencakup 55,56 persen dari total biaya atau sebesar Rp 4,52 juta. Selain itu, biaya produksi lain yang juga relatif besar adalah pengeluaraan untuk sewa lahan dan sewa alat/sarana, yakni masing-masing sebesar 22,83 persen (Rp1,86 juta) dan 2,65 persen (Rp 215,57 ribu). Gambar 4 Struktur Ongkos Usaha Tanaman Padi Ladang per Hektar di Sulawesi Selatan, 2014 BBM Sewa Alat/Sarana 0,57% 2,65%
Lainnya 3,77%
Bibit/benih 3,61%
Pupuk 7,96% Pestisida 3,04%
Sewa Lahan 22,83%
Upah Pekerja dan Jasa Pertanian 55,56%
Total Biaya: Rp 8,14 juta
Jika dilihat menurut musim, biaya produksi padi ladang di musim hujan jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan biaya produksi padi ladang di musim kemarau. Total biaya per musim tanam untuk satu hektar padi ladang di musim kemarau sebesar Rp 6,66 juta, sementara total biaya di musim hujan mencapai Rp 8,68 juta. Biaya produksi padi ladang yang memiliki perbedaan mencolok antara musim Berita Resmi Statistik No. 70/12/73/Th. II, 23 Desember 2014
3
kemarau dan musim hujan adalah pengeluaran untuk sewa lahan dan pupuk. Pada musim hujan, biaya sewa lahan dan pupuk untuk satu hektar padi ladang mencapai Rp 2,81 juta per musim tanam, sementara pada musim kemarau biaya sewa lahan dan pupuk untuk satu hektar padi ladang hanya sebesar Rp 1,68 juta per musim tanam (Tabel 2). Tabel 2 Nilai Produksi dan Biaya per Musim Tanam per Hektar Usaha Tanaman Padi Ladang Menurut Musim (000 rupiah) di Sulawesi Selatan, 2014 Musim Hujan Uraian (1)
Musim Kemarau
Nilai
% biaya
Nilai
% biaya
(2)
(3)
(4)
(5)
Nilai Produksi
10.152.16
-
8.497,12
-
Biaya Produksi
8.683.11
100,00
6.657.51
100,00
1. Bibit/Benih
300.40
3,46
275.97
4,15
2. Pupuk
743.12
8,56
390.28
5,86
3. Pestisida
274.43
3,16
175.45
2,64
4. Upah Pekerja dan Jasa Pertanian
4.649.55
53,55
4.664,86
70,07
5. Sewa Lahan
2.075.07
23,90
1.269.48
19,07
218.82
2,52
206.75
3,11
55.77
0,64
22.06
0,33
365.94
4,21
146.207,47
2,20
6. Sewa Alat/Sarana Usaha 7. BBM 8. Lainnya
4. STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN JAGUNG Total biaya per musim tanam untuk satu hektar luas panen jagung sebesar Rp 7,84 juta. Komponen biaya produksi usaha tani jagung yang terbesar adalah pengeluaran untuk upah pekerja dan jasa pertanian, yakni mencapai 43,64 persen dari total biaya atau sebesar Rp 3,42 juta. Selain itu, biaya produksi lain yang juga relatif besar adalah pengeluaran untuk sewa lahan dan pupuk, yakni masing-masing sebesar 22,66 persen (Rp 1,8 juta) dan 12,15 persen (Rp 953,03 ribu).
4
Berita Resmi Statistik No. 70/12/73/Th. II, 23 Desember 2014
Gambar 5 Struktur Ongkos Usaha Tanaman Jagung per Hektar di Sulawesi Selatan, 2014
Sewa Alat/Sarana 2,84%
BBM Lainnya 0,63% 4,24%
Bibit/benih 10,55% Pupuk 12,15%
Sewa Lahan 22,66%
Pestisida 3,29%
Upah Pekerja dan Jasa Pertanian 43,64%
Total Biaya: Rp 7,84 juta
5. STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN KEDELAI Total biaya per musim tanam untuk satu hektar luas panen kedelai sebesar Rp 7,65 juta. Komponen biaya produksi usaha tanaman kedelai yang terbesar adalah pengeluaran untuk upah pekerja dan jasa pertanian, yakni mencakup 45,92 persen dari total biaya atau sebesar Rp 3,52 juta. Selain itu, biaya produksi lain yang juga relatif besar adalah pengeluaraan untuk sewa lahan dan bibit/benih, yakni masingmasing sebesar 27,94 persen (Rp 2,14 juta) dan 6,70 persen (Rp 512,92 ribu). Gambar 6 Struktur Ongkos Usaha Tanaman Kedelai per Hektar di Sulawesi Selatan, 2014
BBM 2,30% Sewa Alat/Sarana 6,65%
Lainnya 5,28%
Bibit/benih 6,70%
Pupuk 2,76% Pestisida 2,45%
Sewa Lahan 27,94%
Upah Pekerja dan Jasa Pertanian 45,92%
Total Biaya: Rp 7,65 juta
Berita Resmi Statistik No. 70/12/73/Th. II, 23 Desember 2014
5
6. METODOLOGI, KONSEP, DAN DEFINISI A. METODOLOGI Survei usaha rumah tangga tanaman padi dan palawija menggunakan 2 jenis kerangka sampel yaitu kerangka sampel pemilihan blok sensus dan pemilihan rumah tangga. Untuk pemilihan blok sensus, kerangka sampel yang digunakan yaitu daftar blok sensus biasa dan blok sensus persiapan bermuatan cakupan ST2013 yang distratifikasi menurut jenis tanaman pangan utama yang pernah panen selama setahun yang lalu diurutkan menurut strata. Blok sensus yang memenuhi syarat (eligible) adalah blok sensus yang memiliki jumlah eligible rumah tangga sebanyak 10 atau lebih. Sedangkan, kerangka sampel untuk pemilihan sampel rumah tangga, yaitu daftar nama kepala rumah tangga usaha tanaman pangan hasil pemutakhiran rumah tangga di setiap blok sensus terpilih yang diurutkan menurut jenis tanaman pangan utama. Metode sampling yang digunakan adalah metode sampling dua tahap. Pada tahap pertama, dari kerangka sampel blok sensus, dipilih sejumlah blok sensus secara probability proportional to size dengan size jumlah rumah tangga usaha tanaman pangan hasil ST2013-L. Tahap kedua, dari kerangka sampel rumah tangga dipilih sejumlah rumah tangga secara sistematik. Rumah tangga usaha tanaman padi dan palawija dikategorikan sebagai sampel rumah tangga jika memenuhi syarat Batas Minimal Usaha (BMU), yaitu untuk tanaman padi adalah yang memiliki luas panen seluas 1.700 m2 dalam setahun, jagung 1.500 m2, dan kedelai 2.000 m2. Jumlah sampel untuk komoditas tanaman padi sawah sebanyak 117.255 rumah tangga yang terdiri dari komoditas tanaman padi sawah musim kemarau sebanyak 55.964 rumah tangga dan komoditas tanaman padi sawah musim hujan sebanyak 61.291 rumah tangga. Jumlah sampel untuk komoditas tanaman padi ladang sebanyak 6.397 rumah tangga yang terdiri dari komoditas tanaman padi ladang musim kemarau sebanyak 2.448 rumah tangga dan komoditas tanaman padi ladang musim hujan sebanyak 3.949 rumah tangga. Jumlah sampel untuk komoditas tanaman jagung sebanyak 67.100 rumah tangga, dan jumlah sampel untuk komoditas tanaman kedelai sebanyak 9.382 rumah tangga.
B. KONSEP DAN DEFINISI Usaha Tanaman Pangan adalah kegiatan yang menghasilkan produk pertanian berupa komoditas tanaman pangan (padi dan palawija) baik hasil produksi tersebut dijual/ditukar atas risiko usaha (bukan buruh tani atau pekerja keluarga) maupun untuk konsumsi sendiri. Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya mengelola usaha komoditas tanaman pangan, baik milik sendiri maupun secara bagi hasil, atau mengelola milik orang lain dengan menerima upah. Ongkos/Biaya Produksi adalah total ongkos/biaya yang dikeluarkan rumah tangga untuk usaha satu hektar komoditas tanaman pangan per musim tanam. Total ongkos tersebut hanya mencakup kegiatan produksi hingga kualitas standar (tidak termasuk kegiatan pasca panen) dan sudah memasukkan perkiraan sewa lahan milik sendiri/bebas sewa, perkiraan sewa alat/sarana usaha milik sendiri/bebas sewa, perkiraan upah pekerja tidak dibayar/keluarga, dan perkiraan bunga kredit modal sendiri/bebas bunga yang dihitung dengan cara imputasi. Nilai Produksi adalah total nilai produksi dalam nominal uang yang dihasilkan rumah tangga dari usaha satu hektar komoditas tanaman pangan per musim tanam. Total nilai produksi tersebut mencakup nilai produksi utama dalam kualitas standar dan nilai produksi ikutan.
6
Berita Resmi Statistik No. 70/12/73/Th. II, 23 Desember 2014
Kualitas Standar adalah mutu hasil panen komoditas tanaman pangan yang sudah siap diolah untuk dikonsumsi dan/atau dijual. Dalam SPD 2014 dan SPW 2014, kualitas standar untuk padi, jagung, dan kedelai masing-masing adalah gabah kering panen (GKP), pipilan kering, dan biji kering. Imputasi adalah teknik memperkirakan nilai variabel (komponen ongkos/pengeluaran) yang tidak secara riil dikeluarkan, seperti sewa lahan milik sendiri, benih hasil produksi sendiri, dan komponen input lain yang diperoleh bukan dari hasil pembelian (pemberian atau subsidi).
Berita Resmi Statistik No. 70/12/73/Th. II, 23 Desember 2014
7