No. 75/12/33 Th. VIII, 23 Desember 2014
STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI JAWA TENGAH TAHUN 2014 TOTAL BIAYA PER MUSIM TANAM UNTUK SATU HEKTAR LUAS PANEN PADI SAWAH PADA TAHUN 2014 SEBESAR 13,58 JUTA RUPIAH A. PADI
Total biaya per musim tanam untuk satu hektar luas panen padi sawah sebesar Rp 13,58 juta. Komponen biaya produksi usaha tanaman padi sawah yang paling besar adalah pengeluaran untuk upah pekerja dan jasa pertanian, yang mencapai 47,32 persen dari total biaya atau sebesar Rp 6,43 juta.
Total biaya per musim tanam untuk satu hektar luas panen padi ladang sebesar Rp 10,68 juta. Komponen biaya produksi usaha tanaman padi ladang yang paling besar adalah pengeluaran untuk upah pekerja dan jasa pertanian, yang mencapai 57,91 persen dari total biaya atau sebesar Rp 6,18 juta.
B. JAGUNG
Total biaya per musim tanam untuk satu hektar luas panen jagung sebesar Rp 12,10 juta. Komponen biaya produksi usaha tanaman jagung yang paling besar adalah pengeluaran untuk upah pekerja dan jasa pertanian, yang mencapai 41,58 persen dari total biaya atau sebesar Rp 5,03 juta.
C. KEDELAI
Total biaya per musim tanam untuk satu hektar luas panen kedelai sebesar Rp 10,63 juta. Komponen biaya produksi usaha tanaman kedelai yang paling besar adalah pengeluaran untuk upah pekerja dan jasa pertanian yang mencapai 48,65 persen dari total biaya atau sebesar Rp 5,17 juta.
1. PENDAHULUAN Swasembada pangan merupakan agenda besar di sektor pertanian yang harus diwujudkan pemerintah dalam tiga tahun mendatang. Agenda besar tersebut merupakan manivestasi dari visi ketujuh pemerintah Jokowi-JK yang tertuang dalam Nawa Cita, yakni mewujudkan kemandirian ekonomi nasional dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik, salah satunya, sektor pertanian melalui upaya membangun dan mewujudkan kedaulatan pangan. Di antara komoditas pangan yang dicakup dalam agenda swasembada pangan yang telah dicanangkan pemerintah adalah komoditas tanaman pangan (padi dan palawija), khususnya beras (padi), jagung, dan kedelai. Upaya mewujudkan swasembada beras (padi), jagung, dan kedelai tentu saja membutuhkan dukungan data yang akurat dan terkini sebagai pijakan perencanaan dan formulasi kebijakan. Dalam hal ini, salah satu jenis data yang dibutuhkan adalah informasi mengenai biaya produksi dan struktur ongkos usaha tani. Informasi tersebut sangat penting dalam mendukung pengambilan kebijakan pembangunan Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No. 75/12/33 Th. VIII, 23 Desember 2014
1
pertanian, khususnya kebijakan yang berhubungan dengan upaya peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani tanaman pangan, seperti penentuan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk padi, harga pembelian petani kedelai (HBP), dan penentuan harga input usaha pertanian. Berita Resmi Statistik (BRS) ini menyajikan hasil Survei Rumah Tangga Usaha Tanaman Padi (SPD 2014) dan Survei Rumah Tangga Usaha Tanaman Palawija (SPW 2014), khususnya informasi mengenai struktur ongkos usaha tani komoditas padi sawah, padi ladang, jagung, dan kedelai. Khusus untuk komoditas padi sawah dan padi ladang, informasi struktur ongkos juga disajikan secara terpisah antara musim hujan dan musim kemarau.
2. JENIS LAHAN PERTANIAN DAN PENGGUNAAN PUPUK Jenis lahan pertanian yang dikelola rumah tangga dan penggunaan pupuk dalam kegiatan budidaya tanaman pangan sangat mempengaruhi produktivitas usaha tani. Hasil SPD dan SPW 2014 memperlihatkan bahwa sebagian besar rumah tangga usaha tanaman pangan mengusahakan padi sawah di lahan sawah irigasi (60,97 persen). Sementara untuk komoditas kedelai, sebagian besar rumah tangga mengusahakan tanaman jagung di lahan sawah (88,30 persen), sedangkan untuk komoditas tanaman jagung sebagian besar diusahakan di lahan bukan sawah (54,00 persen). Gambar 1 Persentase Rumah Tangga Usaha Tanaman Padi Sawah, Jagung, dan Kedelai menurut Jenis Lahan Pertanian yang dikelola Rumah Tangga, 2014 100%
11,70%
90% 80%
39,03% 54,00%
70% 60% 50%
88,30%
40% 30%
60,97%
46,00%
20% 10% 0%
Padi Sawah Sawah
Jagung Sawah Irigasi
Sawah Non-Irigasi
Kedelai Lahan Bukan Sawah
Dalam usaha kegiatan pertanian khususnya tanaman pangan, penggunaan pupuk merupakan salah satu faktor utama dalam upaya meningkatkan produktivitas tanaman. Dengan memberikan pupuk pada lahan pertanian diharapkan tanaman akan tumbuh subur dan mampu meningkatkan produksi, sehingga produksi tanaman semakin meningkat dan sesuai yang diharapkan oleh para petani. Data yang disajikan pada Gambar 2 menunjukan bahwa sebagian besar rumah tangga menggunakan pupuk dalam membudidayakan tanaman padi, jagung, dan kedelai. Persentase rumah tangga yang menggunakan pupuk untuk budidaya padi sawah, padi ladang, jagung, dan kedelai masingmasing sebesar 99,97 persen, 98,79 persen, 99,75 persen, dan 92,50 persen.
2
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No. 75/12/33 Th. VIII, 23 Desember 2014
Gambar 2 Persentase Rumah Tangga Usaha Tanaman Padi, Jagung, dan Kedelai menurut Penggunaan Pupuk, 2014 tidak 0,03%
tidak 0,25%
tidak 1,21%
ya 99,97%
ya 98,79%
ya 99,75 %
Padi Sawah
Padi Ladang
Jagung
tidak 7,50 %
ya 92,50 %
Kedelai
3. STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN PADI Total biaya per musim tanam untuk satu hektar luas panen padi sawah sebesar Rp 13,58 juta. Komponen biaya produksi usaha tanaman padi sawah yang terbesar adalah upah pekerja dan jasa pertanian, yakni mencapai 47,32 persen dari total biaya atau sebesar 6,43 juta rupiah. Selain itu, biaya produksi lain yang juga relatif besar adalah pengeluaran untuk sewa lahan dan pupuk, yakni masingmasing sebesar 32,99 persen (Rp 4,48 juta) dan 9,26 persen (Rp 1,26 juta).
Gambar 3 Struktur Ongkos Usaha Tanaman Padi Sawah per Hektar, 2014
BBM; 0,60% Sewa Alat/Sarana; 1,85%
Lainnya; 2,62% Bibit/benih; 3,41% Pupuk; 9,26% Pestisida; 1,96%
Sewa Lahan; 32,99%
Total Biaya: Rp 13,58 juta
Upah Pekerja dan Jasa Pertanian; 47,32%
Jika dilihat menurut musim, biaya produksi padi sawah di musim kemarau lebih tinggi bila dibandingkan dengan biaya produksi padi sawah di musim hujan. Total biaya per musim tanam untuk satu hektar padi sawah di musim kemarau sebesar Rp 13,89 juta, sementara total biaya di musim hujan sebesar Rp 13,3 juta. Biaya produksi usaha tanaman padi sawah antara musim kemarau dan musim hujan tidak jauh berbeda. Pada musim kemarau persentase sewa lahan, dan BBM lebih tinggi dibandingkan Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No. 75/12/33 Th. VIII, 23 Desember 2014
3
dengan musim hujan. Pada musim kemarau, biaya sewa lahan untuk satu hektar padi sawah sebesar Rp 4,67 juta per musim tanam, sementara pada musim hujan biaya sewa lahan untuk satu hektar padi sawah mencapai Rp 4,33 juta per musim tanam (Tabel 1). Tabel 1 Nilai Produksi dan Biaya per Musim Tanam per Hektar Usaha Tanaman Padi Sawah menurut Musim (000 rupiah), 2014 Musim Hujan Uraian (1)
Nilai Produksi Biaya Produksi 1. Bibit/Benih 2. Pupuk 3. Pestisida 4. Upah Pekerja dan Jasa Pertanian 5. Sewa Lahan 6. Sewa Alat/Sarana Usaha 7. BBM 8. Lainnya
Musim Kemarau
Rata-rata
Nilai
% biaya
Nilai
% biaya
Nilai
% biaya
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
16 536,75 13 338,83 470,19 1 281,77 273,22
100,00 3,53 9,61 2,05
17 828,60 13 892,11 452,54 1 226,23 255,93
100,00 3,26 8,83 1,84
17 103,22 13 581,44 462,45 1 257,42 265,64
100,00 3,41 9,26 1,96
6 308,39
47,29
6 577,50
47,35
6 426,39
47,32
4 334,12
32,49
4 669,15
33,61
4 481,03
32,99
247,04
1,85
257,00
1,85
251,41
1,85
70,84 353,26
0,53 2,65
95,26 358,50
0,69 2,58
81,55 355,56
0,60 2,62
-
Total biaya per musim tanam untuk satu hektar luas panen padi ladang sebesar Rp 10,68 juta. Komponen biaya produksi usaha tani padi ladang yang terbesar adalah pengeluaran untuk upah pekerja dan jasa pertanian, yakni mencakup 57,91 persen dari total biaya atau sebesar Rp 6,18 juta. Selain itu, biaya produksi lain yang juga relatif besar adalah pengeluaraan untuk sewa lahan dan pupuk, yakni masing-masing sebesar 16,91 persen (Rp1,81 juta) dan 12,14 persen (Rp 1,30 juta). Gambar 4 Struktur Ongkos Usaha Tanaman Padi Ladang per Hektar, 2014
BBM ; 0,49% Lainnya; 3,41% Sewa Alat/Sarana; 2,88%
Bibit/benih; 3,72% Pupuk; 12,14% Pestisida; 2,54%
Sewa Lahan; 16,91%
Upah Pekerja dan Jasa Pertanian; 57,91% Total Biaya: Rp 10,68 juta
4
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No. 75/12/33 Th. VIII, 23 Desember 2014
Jika dilihat menurut musim, biaya produksi padi ladang di musim kemarau jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan biaya produksi padi ladang di musim hujan. Total biaya per musim tanam untuk satu hektar padi ladang di musim kemarau sebesar Rp 11,22 juta, sementara total biaya di musim hujan mencapai Rp 10,58 juta. Biaya produksi padi ladang antara musim kemarau dan musim hujan tidak jauh berbeda. Pada musim kemarau, biaya upah pekerja dan jasa pertanian untuk satu hektar padi ladang mencapai Rp 6,05 juta per musim tanam, sementara pada musim hujan biaya upah pekerja dan jasa pertanian untuk satu hektar padi ladang sebesar Rp 6,21 juta per musim tanam. Persentase pengeluaran sewa lahan dan sarana/alat usaha pada musim kemarau lebih besar dari pada musim hujan. Pada musim kemarau persentase biaya sewa lahan untuk satu hektar padi ladang sebesar 18,02 persen (Rp 2,02 juta), sedangkan pada musim hujan sebesar 16,68 persen (Rp 1,76 juta) (Tabel 2). Tabel 2 Nilai Produksi dan Biaya per Musim Tanam per Hektar Usaha Tanaman Padi Ladang menurut Musim (000 rupiah), 2014 Musim Hujan Uraian (1)
Nilai Produksi Biaya Produksi 1. Bibit/Benih 2. Pupuk 3. Pestisida 4. Upah Pekerja dan Jasa Pertanian 5. Sewa Lahan 6. Sewa Alat/Sarana Usaha 7. BBM 8. Lainnya
Musim Kemarau
Rata-rata
Nilai
% biaya
Nilai
% biaya
Nilai
% biaya
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
13 476,14 10 575,46 393,12 1 285,10 244,62
100,00 3,72 12,15 2,31
16 041,56 11 221,17 417,77 1 355,53 412,53
6 209,48
58,72
1 764,14
100,00 3,72 12,08 3,68
13 887,03 10 678,88 397,07 1 296,38 271,52
100,00 3,72 12,14 2,54
6 053,84
53,95
6 184,55
57,91
16,68
2 021,65
18,02
1 805,39
16,91
286,91
2,71
413,98
3,69
307,26
2,88
50,36 341,71
0,48 3,23
65,45 480,43
0,58 4,28
52,78 363,93
0,49 3,41
4. STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN JAGUNG Total biaya per musim tanam untuk satu hektar luas panen jagung sebesar Rp 12,10 juta. Komponen biaya produksi usaha tani jagung yang terbesar adalah pengeluaran untuk upah pekerja dan jasa pertanian, yakni mencapai 41,58 persen dari total biaya atau sebesar Rp 5,03 juta. Selain itu, biaya produksi lain yang juga relatif besar adalah pengeluaran untuk sewa lahan dan pupuk, yakni masingmasing sebesar 33,90 persen (Rp 4,10 juta) dan 11,51 persen (Rp 1,39 juta).
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No. 75/12/33 Th. VIII, 23 Desember 2014
5
Gambar 5 Struktur Ongkos Usaha Tanaman Jagung per Hektar, 2014 Lainnya; 2,79%
Bibit/benih; 7,59%
BBM; 0,77%
Sewa Alat/Sarana; 0,98%
Pupuk; 11,51% Pestisida; 0,87%
Sewa Lahan; 33,90%
Upah Pekerja dan Jasa Pertanian; 41,58% Total Biaya: Rp 12,10 juta
5. STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN KEDELAI Total biaya per musim tanam untuk satu hektar luas panen kedelai sebesar Rp 10,63 juta. Komponen biaya produksi usaha tanaman kedelai yang terbesar adalah pengeluaran untuk upah pekerja dan jasa pertanian, yakni mencakup 48,65 persen dari total biaya atau sebesar Rp 5,17 juta. Selain itu, biaya produksi lain yang juga relatif besar adalah pengeluaraan untuk sewa lahan dan bibit/benih, yakni masing-masing sebesar 34,14 persen (Rp 3,63 juta) dan 7,69 persen (Rp 816,93 ribu). Gambar 6 Struktur Ongkos Usaha Tanaman Kedelai per Hektar, 2014
BBM; 0,36% Sewa Alat/Sarana; 0,80%
Lainnya; 2,26%
Bibit/benih; 7,69% Pupuk; 3,86% Pestisida; 2,25%
Sewa Lahan; 34,14% Upah Pekerja dan Jasa Pertanian; 48,65% Total Biaya: Rp 10,63 juta
6
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No. 75/12/33 Th. VIII, 23 Desember 2014
6. KONSEP DAN DEFINISI SPD dan SPW 2014 merupakan rangkaian dari kegiatan Sensus Pertanian 2013 (ST2013) yang dirancang untuk menyediakan informasi mengenai biaya produksi dan struktur ongkos usaha tani di subsektor tanaman pangan, yang antara lain mencakup informasi biaya penggunaan benih, pupuk, pestisida, pekerja, jasa pertanian, dan biaya atau pengeluaran lain yang dibutuhkan dalam usaha tanaman padi dan palawija. Selain itu, juga dikumpulkan data pendukung, seperti informasi mengenai penggunaan pupuk dan jenis lahan sawah (irigasi dan non-irigasi) untuk kegiatan usaha tani. Kegiatan SPD 2014 dan SPW 2014 dilaksanakan pada bulan Mei-Juli 2014, di seluruh provinsi. Jumlah sampel di Jawa Tengah sebanyak 9 120 rumah tangga usaha tanaman padi dan 10 355 rumah tangga usaha tanaman palawija. Pencacahan SPD dan SPW 2014 dilakukan di lokasi tempat tinggal rumah tangga tanaman pangan. Meskipun demikian, kegiatan usaha tanaman pangan yang dilakukan oleh rumah tangga usaha tanaman pangan yang berada di luar wilayah (kecamatan, kabupaten/kota, provinsi) tempat tinggalnya tetap dicatat sebagai kegiatan usaha tanaman pangan di tempat tinggal rumah tangga tersebut. Penentuan suatu rumah tangga sebagai rumah tangga usaha tanaman pangan yang dicakup dalam SPD dan SPW 2014 mengacu pada syarat Batas Minimal Usaha (BMU). BMU untuk komoditas padi adalah yang memiliki luas panen seluas 1 700 meter persegi dalam setahun, jagung 1 500 meter persegi, dan kedelai 2 000 meter persegi. Berikut adalah sejumlah konsep dan definisi penting yang digunakan dalam SPD dan SPW 2014. Usaha Tanaman Pangan adalah kegiatan yang menghasilkan produk pertanian berupa komoditas tanaman pangan (padi dan palawija) tanpa memperhatikan apakah hasil produksi tersebut dijual/ditukar atas risiko usaha (bukan buruh tani atau pekerja keluarga) atau untuk konsumsi sendiri. Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya mengelola usaha komoditas tanaman pangan, baik milik sendiri maupun secara bagi hasil, atau mengelola milik orang lain dengan menerima upah. Ongkos/Biaya Produksi adalah total ongkos/biaya yang dikeluarkan rumah tangga untuk usaha satu hektar komoditas tanaman pangan per musim tanam. Total ongkos tersebut hanya mencakup kegiatan produksi hingga kualitas standar (tidak termasuk kegiatan pasca panen) dan sudah memasukan perkiraan sewa lahan milik sendiri/bebas sewa, perkiraan sewa alat/sarana usaha milik sendiri/bebas sewa, perkiraan upah pekerja tidak dibayar/keluarga, dan perkiraan bunga kredit modal sendiri/bebas bunga yang dihitung dengan cara imputasi. Nilai Produksi adalah total produksi dalam nominal uang yang dihasilkan rumah tangga dari usaha satu hektar komoditas tanaman pangan per musim tanam. Total produksi tersebut mencakup produksi utama dalam kualitas standar dan produksi ikutan. Kualitas Standar adalah mutu hasil panen komoditas tanaman pangan yang sudah siap diolah untuk dikonsumsi dan/atau dijual. Dalam SPD dan SPW 2014, kualitas standar untuk padi adalah gabah kering panen (GKP), jagung pipilan kering, dan kedelai biji kering. Imputasi dalam SPD dan SPW 2014 merupakan teknik memperkirakan nilai variabel (komponen ongkos/pengeluaran) yang tidak secara riil dikeluarkan, seperti sewa lahan milik sendiri, benih hasil produksi sendiri, dan komponen input lain yang diperoleh bukan dari hasil pembelian (pemberian atau subsidi).
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No. 75/12/33 Th. VIII, 23 Desember 2014
7