No. 79/12/33/Th. VIII, 23 Desember 2014
STRUKTUR ONGKOS USAHA PERIKANAN JAWA TENGAH TAHUN 2014 JUMLAH BIAYA PER HEKTAR USAHA BUDIDAYA BANDENG, UDANG WINDU DAN GURAME DI ATAS 3 JUTA RUPIAH JUMLAH BIAYA PER TRIP USAHA PENANGKAPAN IKAN DI LAUT MENGGUNAKAN KAPAL MOTOR SEBESAR 38,84 JUTA RUPIAH BANDENG
Jumlah biaya per hektar usaha budidaya bandeng sebesar 6,19 juta rupiah (77,10 persen terhadap nilai produksi) atau keuntungan yang diperoleh sebesar 1,84 juta rupiah (22,90 persen).
Biaya terbesar yang dikeluarkan adalah untuk pakan yang mencapai 1,77 juta rupiah (28,61 persen) dari seluruh biaya yang dikeluarkan.
UDANG WINDU
Jumlah biaya per hektar usaha budidaya udang windu sebesar 5,30 juta rupiah (58,88 persen terhadap nilai produksi) atau keuntungan yang diperoleh sebesar 3,70 juta rupiah (41,22 persen).
Biaya terbesar yang dikeluarkan adalah untuk upah pekerja yang mencapai 1,93 juta rupiah (36,35 persen) dari seluruh biaya yang dikeluarkan.
GURAME
Jumlah biaya per 100 meter persegi usaha budidaya gurame sebesar 2,59 juta rupiah (73,08 persen terhadap nilai produksi) atau keuntungan yang diperoleh sebesar 955 ribu rupiah (26,92 persen).
Biaya terbesar yang dikeluarkan adalah untuk pakan yang mencapai 1,22 juta rupiah (47,01 persen) dari seluruh biaya yang dikeluarkan.
PENANGKAPAN IKAN DI LAUT MENGGUNAKAN KAPAL MOTOR
Jumlah biaya per trip usaha penangkapan ikan di laut menggunakan kapal motor sebesar 38,84 juta rupiah (86,64 persen terhadap nilai produksi) atau keuntungan yang diperoleh sebesar 5,99 juta rupiah (13,36 persen).
Biaya terbesar yang dikeluarkan adalah untuk upah/gaji pegawai yang mencapai 11,93 juta rupiah (30,71 persen) dari seluruh biaya yang dikeluarkan.
PENANGKAPAN IKAN DI LAUT MENGGUNAKAN PERAHU MOTOR TEMPEL
Jumlah biaya per trip usaha penangkapan ikan di laut menggunakan perahu motor tempal sebesar 476 ribu rupiah (78,18 persen terhadap nilai produksi) atau keuntungan yang diperoleh sebesar 132 ribu rupiah (21,82 persen).
Biaya terbesar yang dikeluarkan adalah untuk upah/gaji pegawai yang mencapai 176 ribu rupiah (36,99 persen) dari seluruh biaya yang dikeluarkan. Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No. 79/12/33/Th.VIII, 23 Desember 2014
1
1. PENDAHULUAN Salah satu target dalam Nawa Cita ke-7 adalah mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik dengan membangun kedaulatan pangan. Data ST2013 dari hasil pencacahan lengkap, Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian (SPP), dan Survei Subsektor dapat dimanfaatkan untuk pengambilan kebijakan dalam upaya mencapai target Nawa Cita tersebut. Untuk itu data ST2013 yang dihasilkan harus berkualitas, up to date, cepat, dan akurat. Survei Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Tahun 2014 (SBI 2014) dan Survei Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan Tahun 2014 (SPI 2014) merupakan salah satu kegiatan dalam pelaksanaan ST2013 Lanjutan. Kegiatan ini bertujuan mendapatkan data statistik subsektor budidaya dan penangkapan ikan yang akurat, berupa gambaran yang jelas tentang struktur ongkos usaha budidaya dan penangkapan ikan. Informasi lain yang dapat diperoleh dari survei ini adalah keterangan demografi, distribusi penguasaan dan penggunaan lahan/ perairan, banyaknya peralatan untuk usaha, keterangan umum usaha, keterangan bangunan dan fasilitas tempat tinggal rumah tangga. Kegiatan SBI 2014 dan SPI 2014 dilaksanakan di seluruh provinsi di Indonesia pada bulan Mei-Juli 2014. Untuk jumlah sampel di Provinsi Jawa Tengah sendiri masing-masing sebanyak 7.860 rumah tangga budidaya ikan dan 2.590 rumah tangga penangkapan ikan. Jumlah sampel usaha budidaya pembesaran bandeng, pembesaran udang windu, dan pembesaran gurame masing-masing sebanyak 1.735 rumah tangga, 207 rumah tangga, dan 1.065 rumah tangga. Jumlah sampel usaha penangkapan ikan di laut menggunakan kapal motor dan perahu motor tempel masing-masing sebanyak 284 rumah tangga dan 1.212 rumah tangga usaha penangkapan ikan. 2. USAHA BUDIDAYA IKAN Gambar 1. Persentase Jumlah Biaya Budidaya Bandeng, Udang Windu (per Hektar) dan Gurame (per 100 m2) Terhadap Nilai Produksi
2
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No. 79/12/33/Th.VIII, 23 Desember 2014
Tabel 1. Nilai Produksi dan Biaya Produksi Usaha Budidaya Bandeng, Udang Windu dan Gurame Bandeng/hektar Nilai % (000 Rp) (2) (3)
Uraian (1) A. Produksi B. Biaya Produksi -Benih/Bibit -Pupuk & Obat-obatan -Pakan -Upah Pekerja -Sewa Lahan -Alat/sarana usaha -Lainnya
8 036,40 6 196,20 548,73 348,80 1 772,44 1 667,90 1 234,18 121,60 502,55
Udang Windu/hektar Nilai % (000 Rp) (4) (5)
100,00 8,86 5,63 28,61 26,92 19,92 1,96 8,11
9 004,37 5 301,38 815,56 226,49 550,54 1 927,10 1 130,19 71,45 580,05
100,00 15,38 4,27 10,38 36,35 21,32 1,35 10,94
Gurame/100 m2 Nilai % (000 Rp) (6) (7) 3 549,27 2 593,96 532,19 56,29 1 219,50 509,55 45,82 35,22 195,39
100,00 20,52 2,17 47,01 19,64 1,77 1,36 7,53
Pada Gambar 1 dan Tabel 1, menunjukkan bahwa jumlah biaya per hektar usaha budidaya bandeng sebesar 6,19 juta rupiah (77,10 persen terhadap nilai produksi) atau keuntungan yang diperoleh sebesar 1,84 juta rupiah (22,90 persen). Jumlah biaya per hektar usaha budidaya udang windu sebesar 5,30 juta rupiah (58,88 persen terhadap nilai produksi) atau keuntungan yang diperoleh sebesar 3,70 juta rupiah (41,12 persen). Jumlah biaya per 100 meter persegi usaha budidaya gurame sebesar 2,59 juta rupiah (73,08 persen terhadap nilai produksi) atau keuntungan yang diperoleh sebesar 955 ribu rupiah (26,92 persen). Gambar 2. Persentase Biaya menurut Jenis Biaya Usaha Budidaya Bandeng (per Hektar), Udang Windu (per Hektar) dan Gurame (per 100 m persegi) Alat/Sarana Usaha; 1,96%
Ongkos/Bia ya Lainnya; 8,11%
Lahan; 19,92%
Benih/Bibit; Pupuk dan 8,86% obatobatan; 5,63%
Upah Pekerja; 26,92%
Bandeng
Pakan; 28,61%
Pupuk dan obatobatan; 4,27%
Lahan; 21,32%
Ongkos/Bia ya Lainnya; 10,94% Lahan; 1,77%
Ongkos/Bia ya Lainnya; 7,53%
Benih/Bibit; 15,38%
Alat/Sarana Usaha; 1,35%
Upah Pekerja; 36,35%
Udang Windu
Alat/Sarana Usaha; 1,36% Benih/Bibit ; 20,52%
Upah Pekerja; 19,64%
Pakan; 10,38%
Pupuk dan obatobatan; 2,17%
Pakan; 47,01%
Gurame
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No. 79/12/33/Th.VIII, 23 Desember 2014
3
Dari Tabel 1 dan Gambar 2 memperlihatkan dari seluruh biaya yang dikeluarkan.untuk budidaya bandeng, biaya terbesar adalah untuk pakan yang mencapai 1,77 juta rupiah (28,61 persen) diikuti upah pekerja sebesar 1,67 juta rupiah (26,92 persen). Untuk komoditas udang windu, biaya terbesar yang dikeluarkan adalah untuk upah pekerja yang mencapai 1,92 juta rupiah (36,35 persen) diikuti sewa lahan sebesar 1,13 juta rupiah (21,32 persen) dari seluruh biaya yang dikeluarkan. Sama halnya dengan budidaya bandeng, pada budidaya gurame, biaya terbesar yang dikeluarkan adalah untuk pakan yang mencapai 1,22 juta rupiah (47,01 persen) diikuti oleh biaya benih/bibit sebesar 532 ribu rupiah (20,52 persen) dari seluruh biaya yang dikeluarkan.
3. USAHA PENANGKAPAN IKAN Gambar 3. Persentase Jumlah Biaya per Trip Penangkapan Ikan di Laut Menggunakan Kapal Motor dan Perahu Motor Tempel Terhadap Nilai Produksi Hasil Tangkapan
Gambar 3 menunjukkan bahwa jumlah biaya per trip usaha penangkapan ikan di laut menggunakan kapal motor sebesar 38,84 juta rupiah (86,64 persen terhadap nilai produksi) atau keuntungan yang diperoleh sebesar 5,99 juta rupiah (13,36 persen). Jumlah biaya per trip usaha penangkapan ikan di laut menggunakan perahu motor tempel sebesar 476 ribu rupiah (78,18 persen terhadap nilai produksi) atau keuntungan yang diperoleh sebesar 133 ribu rupiah (21,82 persen).
4
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No. 79/12/33/Th.VIII, 23 Desember 2014
Tabel 2. Nilai Produksi dan Biaya per Trip Usaha Penangkapan Ikan di Laut Menggunakan Kapal Motor dan Perahu Motor Tempel (ribu rupiah) Kapal Motor
Uraian
Perahu Motor Tempel
Nilai (000 Rp)
%
Nilai (000 Rp)
%
(1) A. Produksi Hasil Penangkapan
(2) 44 831,38
(3)
(5)
-
(4) 609,08
B. Biaya Penangkapan
38 840,21
100,00
476,20
100,00
11 926,51 9 721,88 6 865,94 3 800,44 1 572,66 1 464,24 1 412,30 486,33 1 589,91
30,71 25,03 17,68 9,78 4,05 3,77 3,64 1,25 4,09
176,17 123,48 87,84 11,34 17,78 18,55 12,86 6,41 21,77
36,99 25,93 18,45 2,38 3,73 3,90 2,70 1,35 4,57
-Upah/gaji pekerja -BBM -Perbekalan -Sewa/Perkiraan Sewa -Pemeliharaan -Penyusutan -Garam/Es -Oli/Pelumas -Biaya lainnya
-
Gambar 4. Persentase Biaya Per Trip menurut Jenis Biaya Usaha Penangkapan Ikan di Laut Menggunakan Kapal Motor dan Perahu Motor Tempel
Oli/Pelumas; 1,25%
Garam/Es; 3,64% Penyusutan; 3,77%
Lainnya; 4,09%
Penyusutan; 3,90%
Garam/Es; 2,70%
Oli/Pelumas; 1,35%
Lainnya; 4,57%
Pemeliharaan ; 3,73%
Pemeliharaan ; 4,05%
Upah/Gaji; 30,71%
Sewa; 9,78%
Sewa; 2,38%
Upah/Gaji; 36,99% Perbekalan; 18,45%
Perbekalan; 17,68% BBM; 25,03%
Kapal Motor
BBM; 25,93%
Perahu Motor Tempel
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No. 79/12/33/Th.VIII, 23 Desember 2014
5
Dari Tabel 2 dan Gambar 4 memperlihatkan dari seluruh biaya yang dikeluarkan.untuk penangkapan ikan di laut menggunakan kapal motor maupun perahu motor tempel biaya terbesar
adalah
untuk
upah/gaji
pekerja
masing-masing
mencapai
11,93 juta rupiah
(30,71 persen) dan 176 ribu rupiah (36,99 persen) diikuti oleh biaya BBM masing-masing sebesar 9,72 juta rupiah (25,03 persen) dan 123 ribu rupiah (25,93 persen). 4. METODOLOGI, KONSEP, DAN DEFINISI
A. METODOLOGI Survei usaha rumah tangga perikanan menggunakan 2 jenis kerangka sampel yaitu kerangka sampel pemilihan blok sensus dan pemilihan rumah tangga. Untuk pemilihan blok sensus, kerangka sampel yang digunakan yaitu daftar blok sensus biasa dan blok sensus persiapan bermuatan cakupan ST2013 yang distratifikasi menurut jenis budidaya ikan utama dan jenis penangkapan ikan utama yang diurutkan menurut strata. Blok sensus yang memenuhi syarat (eligible) adalah blok sensus yang memiliki jumlah eligible rumah tangga sebanyak 10 atau lebih. Sedangkan, kerangka sampel untuk pemilihan sampel rumah tangga, yaitu daftar nama kepala rumah tangga usaha perikanan hasil pemutakhiran rumah tangga di setiap blok sensus terpilih yang diurutkan menurut jenis budidaya ikan utama dan jenis penangkapan ikan utama. Metode sampling yang digunakan adalah metode sampling dua tahap. Pada tahap pertama, dari kerangka sampel blok sensus, dipilih sejumlah blok sensus secara probability proportional to size dengan size jumlah rumah tangga usaha perikanan hasil ST2013-L. Tahap kedua, dari kerangka sampel rumah tangga dipilih sejumlah rumah tangga secara sistematik. Dengan metode tersebut, jumlah sampel di Jawa Tengah untuk rumah tangga budidaya ikan terdiri dari jumlah sampel usaha rumah tangga budidaya bandeng sebanyak 1.735 rumah tangga, jumlah sampel untuk budidaya pembesaran udang windu sebanyak 207 rumah tangga, dan jumlah sampel untuk budidaya pembesaran gurame sebanyak 1.065 rumah tangga. Selanjutnya jumlah sampel untuk usaha rumah tangga penangkapan ikan terdiri dari jumlah sampel untuk usaha penangkapan ikan di laut menggunakan kapal motor sebanyak 284 rumah tangga dan jumlah sampel untuk usaha penangkapan ikan di laut menggunakan perahu motor tempel sebanyak 1.212 rumah tangga.
B. KONSEP DAN DEFINISI Usaha Budidaya Ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan dan atau membiakkan (pembenihan) ikan dengan menggunakan lahan, perairan dan fasilitas buatan serta memanen hasilnya dengan tujuan sebagian atau seluruhnya untuk dijual/ditukar atas risiko usaha. Rumah tangga yang melakukan pemeliharaan ikan hanya sebagai hobi, khusus
6
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No. 79/12/33/Th.VIII, 23 Desember 2014
untuk konsumsi sendiri atau sebagai buruh (bukan pengelola) tidak dikategorikan melakukan usaha budidaya ikan. Usaha Penangkapan Ikan di Laut adalah suatu kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan di laut dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya dijual untuk memperoleh pendapatan/keuntungan dengan menanggung risiko usaha (sebagai pengusaha/bukan sebagai buruh). Perahu/Kapal penangkapan ikan adalah perahu/kapal yang langsung dipergunakan dalam operasi penangkapan ikan/binatang air lainnya/tanaman air. Biaya yang dikeluarkan untuk usaha budidaya ikan meliputi: a. Biaya benih/bibit, pupuk dan obat-obatan, pakan dihitung baik yang berasal dari pembelian maupun bukan pembelian, untuk bukan pembelian diperkirakan nilainya. b. Upah pekerja dihitung untuk pekerja dibayar maupun perkiraan upah untuk pekerja tidak dibayar/pekerja keluarga. c. Biaya lainnya mencakup sewa lahan (termasuk perkiraan sewa lahan milik sendiri dan bebas sewa), alat/sarana usaha (termasuk perkiraan bebas sewa dan perbaikan kecil/ pemeliharaan) dan lainnya (bunga kredit/pinjaman, penyusutan barang modal, pajak tak langsung, pengangkutan, jasa perikanan, dan sebagainya). Biaya yang dikeluarkan untuk usaha penangkapan ikan meliputi: a. Upah pekerja dihitung untuk pekerja dibayar maupun perkiraan upah untuk pekerja tidak dibayar/pekerja keluarga. b. Bahan bakar minyak (bensin, solar, minyak tanah), oli/pelumas, garam/es, perbekalan baik yang berasal dari pembelian maupun perkiraan nilai dari bukan pembelian. Biaya lainnya yaitu sewa alat/sarana, penyusutan barang modal, dan lainnya (umpan, pajak tak langsung, jasa perikanan, wadah, dan sebagainya.
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No. 79/12/33/Th.VIII, 23 Desember 2014
7