BADAN PUSAT STATISTIK
BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 73/12/73/Th. II, 23 Desember 2014
STRUKTUR ONGKOS USAHA PETERNAKAN TAHUN 2014 PROVINSI SULAWESI SELATAN TOTAL BIAYA PRODUKSI UNTUK USAHA SAPI POTONG SEBESAR Rp.5,1 JUTA PER EKOR PER TAHUN, USAHA AYAM RAS PETELUR Rp.106,5 JUTA PER 1.000 EKOR, DAN USAHA AYAM RAS PEDAGING Rp.221,0 JUTA PER 5.000 EKOR
A. SAPI POTONG
Total biaya produksi usaha sapi potong sebesar Rp.5,1 juta per ekor per tahun. Biaya terbesar digunakan untuk upah pekerja (45,80 persen) dan pakan (44,62 persen).
Dari total rumah tangga usaha sapi potong 54,83 persen mengusahakan 3-9 ekor, 93 persen bertujuan pengembangbiakan, dan 64,25 persen mengusahakan dengan cara dikandangkan dan dilepas.
Rumah tangga usaha sapi potong menjual ternaknya secara tidak rutin sebesar 81,16 persen. Rumah tangga tersebut sebagian besar (48,19 persen) menjual untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bulanbulan terbanyak dilakukan penjualan adalah pada bulan Agustus, September dan Oktober.
B. AYAM RAS PETELUR
Total biaya produksi usaha ayam ras petelur mencapai Rp.106,5 juta per 1.000 ekor per tahun. Biaya terbesar digunakan untuk pakan (84,34 persen) dan upah pekerja (8,33 persen).
Produktivitas ayam ras petelur mencapai 64,20 persen. Dalam setahun, rata-rata periode produksi telur selama 250 hari, sedangkan rata-rata rontok bulu selama 71 hari.
C. AYAM RAS PEDAGING
Total biaya produksi usaha ayam ras pedaging mencapai Rp.221,0 juta per 5.000 ekor. Biaya terbesar digunakan untuk pakan (74,92 persen) dan pembelian DOC (12,45 persen).
Rata-rata jumlah siklus sebanyak 5,11 siklus setahun, dengan rata-rata lama siklus 36 hari.
1. PENDAHULUAN Salah satu target dalam Nawa Cita ke-7 adalah mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik dengan membangun kedaulatan pangan. Kedaulatan pangan merupakan agenda besar di sektor pertanian yang harus diwujudkan pemerintah. Di antara komoditas pangan yang dicakup dalam agenda besar tersebut adalah komoditas peternakan (daging, susu, dan telur). Oleh karena itu, dalam upaya mencapai target Nawa Cita tentu saja Berita Resmi Statistik No. 73/12/73/Th. II, 23 Desember 2014
1
membutuhkan dukungan data yang akurat dan terkini sebagai pijakan perencanaan dan formulasi kebijakan. Lebih lanjut, dalam mendukung pengambilan kebijakan pembangunan peternakan, khususnya kebijakan yang berhubungan dengan upaya peningkatan pendapatan dan kesejahteraan peternak, salah satu data yang dibutuhkan adalah informasi mengenai struktur ongkos usaha peternakan di tingkat rumah tangga. Informasi tersebut dapat diperoleh dari hasil Survei Rumah Tangga Usaha Peternakan (ST2013-STU). ST2013-STU merupakan rangkaian dari kegiatan Sensus Pertanian 2013 (ST2013) yang dirancang untuk menyediakan informasi mengenai struktur ongkos usaha peternakan, antara lain mencakup informasi upah pekerja, pakan, pemeliharaan kesehatan, dan biaya lain yang dibutuhkan dalam usaha peternakan.Selaini tu, juga dikumpulkan data pendukung, seperti: cara pemeliharaan, tujuan pemeliharaan, dan produktivitas. BeritaResmiStatistik (BRS) ini menyajikan hasil ST2013-STU, khususnya informasi mengenai struktur ongkos usaha sapi potong, ayam ras petelur, dan ayam ras pedaging.
2. STRUKTUR ONGKOS USAHA SAPI POTONG Total biaya produksi usaha sapi potong di rumah tangga untuk setiap ekor dalam setahun sebesar Rp.1,4 juta. Sebagian besar biaya tersebut digunakan untuk pakan Rp.2,3 juta per ekor per tahun (44,62 persen) dan biaya pekerja Rp.2,3 juta per ekor per tahun (45,8 persen). Selain itu, biaya untuk pemeliharaan kesehatan dan biaya lain-lain masing-masing sebesar Rp.55 ribu per ekor per tahun (1,09 persen) dan Rp.176 ribu per ekor per tahun (3,46 persen), sedangkan sisa biaya yang lainnya adalah untuk bahan bakar minyak (BBM), listrik, dan air. Tabel 1. Nilai Produksi dan Biaya Produksi per Ekor per Tahun (000 Rp.) Usaha Sapi Potong, 2014 Uraian
Nilai Produksi dan Biaya Produksi per Ekor per Tahun (000 Rp.)
Struktur Biaya Produksi (%)
(1)
(2)
(3)
Nilai Produksi
1.366
Biaya Produksi 1. Upah Pekerja 2. Pakan - Hijauan Pakan Ternak (Rumput, dll) - Pakan Buatan Pabrik (Konsentrat, dll) - Pakan Lainnya (Jerami, AmpasTahu, dll) 3. BBM 4. Listrik 5. Air 6. Pemeliharaan Kesehatan 7. Pengeluaran Lain-lain
5.078 2.326 2.266 2.006 0 260 189 9 57 55 176
100,00 45,80 44,62 39,50 0,00 5,12 3,73 0,18 1,13 1,09 3,46
Dengan nilai produksi sebesar Rp.1,4 juta per ekor per tahun maka usaha peternakan sapi potong merugi sebesar Rp.3,7 juta per ekor per tahun. Pada umumnya sebagian kegiatan pengusahaan sapi potong dilakukan sendiri oleh peternak (seperti: mencari rumput dan membersihkan kandang) dan pakan ternak tidak membeli, sehingga biaya-biaya yang tidak dikeluarkan tersebut dapat dikatakan juga sebagai keuntungan yang diterima peternak. Komposisi hijauan pakan ternak sebesar 46,27 persen dari total biaya produksi, sedangkan pakan buatan pabrik dan pakan lainnyasebesar 11,50 persen.
2
Berita Resmi Statistik No. 73/12/73/Th. II, 23 Desember 2014
Rumah tangga usaha peternakan sapi potong di provinsi Sulawesi Selatan umumnya memelihara sapi sebanyak 3-9 ekor dengan persentase mencapai 54,83 persen. Sebagian besar (93 persen) diusahakan dengan tujuan pengembangbiakan. Rumah tangga yang mengusahakan sapi potong dengan cara dikandangkan dan dilepas sebanyak 64,25 persen.
(a) Kelompok Jumlah Ternak yang Diusahakan
(a) Cara Pemeliharaan
10 Ekor 13.33%
1-2 Ekor
Dilepas 26.88%
31.83%
Dikandang & Dilepas 64.25%
Dikandangkan
3-9 Ekor 54.83% 8.87%
Gambar 1. Persentase Jumlah Rumah Tangga Usaha Sapi Potong Menurut Kelompok Jumlah Ternak yang Diusahakan, dan Menurut Cara Pemeliharaan
Jika dilihat berdasarkan intensitas penjualan, rumah tangga usaha sapi potong yang menjual ternaknya secara tidak rutin mencapai 81,16 persen dari total rumah tangga usaha sapi potong, dengan 48,19 persen diantaranya menjual untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Rumah tangga tersebut umumnya menjual pada bulan Agustus, September dan Oktober. (a) Alasan Penjualan Ternak
Lainnya 29%
Pendidika n 14%
(b) Bulan Penjualan Ternak
Mar'14 5% Feb'14 6%
Kesehatan 3%
Apr'14 5%
Mei'13 8%
Jun'13 7%
Jan'14 4%
Jul'13 8%
Des'13 5%
Keagamaa n 1% Pesta Keluarga 5%
Kebutuhan Seharihari 48%
Ags'13 11%
Nov'13 10% Okt'13 18%
Sep'13 13%
Gambar 2. Persentase Jumlah Rumah Tangga Usaha Sapi Potong yang Menjual Ternaknya secara Tidak Rutin Menurut Alasan Penjualan dan Persentase Jumlah Ternak yang Dijual secara Tidak rutin Menurut Bulan Penjualan, 2014
3.
STRUKTUR ONGKOS USAHA AYAM RAS PETELUR
Total biaya produksi usaha ayam ras petelur untuk 1.000 ekor dalam setahun membutuhkan Rp.106,5 juta. Biaya tersebut sebagian besar untuk pakan yaitu sebesar Rp.89,8 juta per 1.000 ekor per tahun (84,34 persen) dengan pakan lainnya mencapai 45,84 persen dan biaya pekerja yaitu sebesar Rp.8,9 juta per 1.000 ekor per tahun (8,33 persen). Selain itu, biaya untuk pemeliharaan kesehatan dan Berita Resmi Statistik No. 73/12/73/Th. II, 23 Desember 2014
3
biaya lain-lain masing-masing sebesar Rp.3,5 juta per 1.000 ekor per tahun (3,32 persen) dan Rp.2,6 juta per 1.000 ekor per tahun (2,45 persen), sedangkan sisa biaya yang lainnya adalah untuk BBM, listrik, dan air. Dengan nilai produksi mencapai Rp.136,1 juta per 1.000 ekor per tahun, maka peternak ayam ras petelur mendapat keuntungan Rp.29,6 juta per 1.000 ekor per tahun. Produktivitas ayam ras petelur mencapai 64,20 persen. Dalam setahun, rata-rata periode produksi telur selama 250 hari, sedangkan ratarata rontok bulu selama 71 hari.
Tabel3. Nilai Produksi dan Biaya Produksi per 1.000 Ekor per Tahun (000 Rp.) Usaha Ayam Ras Petelur, 2014 Uraian
Nilai Produksi dan Biaya Produksi per1.000 Ekor per Tahun (000 Rp.)
Struktur Biaya Produksi (%)
(1)
(2)
(3)
Nilai Produksi
136.140
Biaya Produksi 1. Upah Pekerja 2. Pakan - Biji-bijian (Gabah, dll) - Pakan BuatanPabrik (Konsentrat, dll) - Pakan Lainnya (Dedak/Bekatul, dll) 3. BBM 4. Listrik 5. Air 6. Pemeliharaan Kesehatan 7. Pengeluaran Lain-lain
106.509 8.876 89.827 20.483 20.522 48.822 749 505 401 3.538 2.613
100,00 8,33 84.34 19,23 19,27 45,84 0,70 0,47 0,38 3,32 2,45
4. STRUKTUR ONGKOS USAHA AYAM RAS PEDAGING Total biaya produksi usaha ayam ras pedaging untuk 5.000 ekor membutuhkanRp.220,9 juta. Biaya tersebut sebagian besar untuk pakan yaitu sebesar Rp.165,5 juta per 5.000 ekor (74,92 persen) dan pembelian Day Old Chick (DOC) sebesar Rp.27,5 juta per 5.000 ekor (12,45 persen). Selain itu, biaya untuk pekerja sebesar Rp.14,9 juta per 5.000 ekor (6,76 persen), pemeliharaan kesehatan sebesar Rp.5,2 juta per 5.000 ekor (2,35 persen), dan biaya lain-lain Rp.6,2 juta per 5.000 ekor (2,82 persen), sedangkan sisa biaya yang lainnya adalah untuk BBM, listrik, dan air. Dengan nilai produksi mencapai Rp.308,6 juta per 5.000 ekor, maka peternak ayam ras pedaging mendapat keuntungan Rp.87,7 juta per 5.000 ekor. Rumah tangga usaha ayam ras pedaging rata-rata melakukan sebanyak 5,11 siklus setahun, dengan rata-rata lama siklus 36 hari. Rata-rata bobot ayam per ekor seberat 1,69 kg.
4
Berita Resmi Statistik No. 73/12/73/Th. II, 23 Desember 2014
Tabel4. Nilai Produksi dan Biaya Produksi per 5.000 Ekor (000 Rp.) Usaha Ayam Ras Pedaging, 2014 Uraian
Nilai Produksi dan Biaya Produksi Per 5.000 Ekor (000 Rp.)
Struktur Biaya Produksi (%)
(1)
(2)
(3)
Nilai Produksi
308.628
Biaya Produksi 1. Upah Pekerja 2. Pakan - Biji-bijian (Gabah, dll) - Pakan Buatan Pabrik (Konsentrat, dll) - Pakan Lainnya (Dedak/Bekatul, dll) 3. BBM 4. Listrik 5. Air 6. Pemeliharaan Kesehatan 7. Pengeluaran Lain-lain 8. Pembelian Day Old Chick (DOC)
220.957 14.940 165.549 1.864 161.546 2.138 902 519 125 5.197 6.225 27.500
100,00 6,76 74,92 0,84 73,11 0,97 0,41 0,23 0,06 2,35 2,82 12,45
5. METODOLOGI, KONSEP, DAN DEFINISI A. METODOLOGI Survei usaha rumah tangga peternakan menggunakan 2 jenis kerangka sampel yaitu kerangka sampel pemilihan blok sensus dan pemilihan rumah tangga. Untuk pemilihan blok sensus, kerangka sampel yang digunakan yaitu daftar blok sensus biasa dan blok sensus persiapan bermuatan cakupan ST2013 yang distratifikasi menurut jenis ternak yang diurutkan menurut kelompok jumlah ternak yang diusahakan. Blok sensus yang memenuhi syarat (eligible) adalah blok sensus yang memiliki jumlah eligible rumah tangga sebanyak 10 atau lebih. Sedangkan, kerangka sampel untuk pemilihan sampel rumah tangga, yaitu daftar nama kepala rumah tangga usaha peternakan hasil pemutakhiran rumah tangga di setiap blok sensus terpilih yang diurutkan menurut jenis ternak. Metode sampling yang digunakan adalah metode sampling dua tahap. Pada tahap pertama, dari kerangka sampel blok sensus, dipilih sejumlah blok sensus secara probability proportional to size dengan size jumlah rumah tangga usaha peternakan hasil ST2013-L. Tahap kedua, dari kerangka sampel rumah tangga dipilih sejumlah rumah tangga secara sistematik. Jumlah sampel untuk komoditas sapi potong sebanyak 59.537 rumah tangga, jumlah sampel untuk komoditas sapi perah sebanyak 1.420 rumah tangga, jumlah sampel untuk komoditas ayam ras petelur sebanyak 568 rumah tangga, dan jumlah sampel untuk komoditas ayam ras pedaging sebanyak 897 rumah tangga.
B. KONSEP DAN DEFINISI Rumah Tangga Usaha Peternakan adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya mengelola usaha peternakan dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dalam hal ini termasuk jasa pertanian. Ongkos/Biaya Produksi yang dicatat adalah biaya yang benar-benar telah digunakan (bukan jumlah yang dibeli/disimpan) selama setahun yang lalu oleh rumah tangga yang cara pemeliharaan ternak dikandangkan. Biaya tersebut adalah biaya yang benar-benar dibayarkan oleh peternak ditambah dengan imputasi dari biaya yang tidak dibayarkan oleh peternak seperti biaya pakan yang tidak beli, biaya pengurusan ternak oleh pekerja tidak dibayar (peternak atau pekerja keluarga). Produktivitas Ayam Ras Petelur adalah persentase jumlah telur yang dihasilkan dari ayam ras petelur produktif. Berita Resmi Statistik No. 73/12/73/Th. II, 23 Desember 2014
5