65
“STRATEGI REDAKSI HARIAN NONSTOP DALAM MENENTUKAN BERITA PADA RUBRIK “PILKADA JAKARTA” (Periode Juli 2007)
Disusun : ULIN WULANDARI 04102-049
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI JAKARTA 2008
68
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JURNALISTIK
ABSTRAKSI
Ulin Wulandari [04102-049] Straregi Redaksi Nonstop Dalam Menentukan Berita Pada Rubrik Pilkada Jakarta 71 hal +10 lampiran+ 1 tabel + 1 bagan Biliografi 21 buku (1980 s/d 2003) + 1 media + 1 website
Kehadiran media massa berperan penting dalam perkembangan komunikasi. Nonstop adalah salah satu media yang menghadirkan rubric baru dalam rangka menyambut Pilkada Jakarta dan merupakan media yang berani,jujur dan apa adanya dalam menyampaikan pesan terhadap khalayak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi dan kebijakan dari redaki Nonstop dalam menentukan berita pada rubrik pilkada Jakarta. Komunikasi massa merupakan milik umum. Setiap orang bisa memperoleh pesan-pesan komunikasi.massa dari media massa. Surat kabar atau Koran.adalah media komunikasi massa dimana pesan yang sampai ke khlayak bisa menimbulkan efek dalam kehidupan sehari-hari. Agar pesan media massa bisa sampai ke tujuan yang telah ditetapkan,diperlukan beberapa strategi dalam sebuah redaksi strategi redaksi adalah sarana yang digunakan oleh media untuk mercapai tujuan akhir. Sifat penelitian yang digunakan penulis besifat dekriptif dengan pendekatan kualittif. Objek penelitian dari penulisan skripsi ini adalah Strategi Redaksi Nonstop Dalam Menetukan Berita Politik Pada Rubrik Pilkada Jakarta. Hasil penelitian mnunjukkan bahwa Nonstop mengemas rubrik pilkada Jakarta guna menyambut hajatan politik dengan mengakomodir semua partai yang terlibat dalam Pilkada DKI.Nonstop menerapkan satu strategi yang membedakanny dengan media cetak lain, dimana Nonstop mrupakan saru-satuya media yang membuka halaman politik menjelang pilkada. Nonstop tidak hanya merekrut partai besar, isu menarik dari tingkat kecamatan pun akan diangkat menjadi sebuah pemberitaan.
69
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JURNALISTIK
Lembar Tanda Lulus Sidang Skripsi
Nama Nim Jurusan Judul Skripsi`
: Ulin Wulandari : 04102-049 : Jurnalistik : Strategi Redaksi Nonstop dalam menentukan berita pada rubrik “Pilkada Jakarta”
Jakarta, 28 Agustus 2008 Ketua sidang (Heri Budianto, M.Si) (.................................................)
Penguji ahli (Feni Fasta, SE, M.Si) (.................................................)
Pembimbing 1 (Ponco Budi. S, M.Comm) (.................................................)
Pembimbing II (Drs. Riswandi, M.Si) (.................................................)
63
DAFTAR ISI Lembar Persetujuan Skripsi ......................................................................
i
Lembar Tanda Lulus Sidang Skripsi .........................................................
ii
Lembar Pengesahan Skripsi ......................................................................
iii
Abstraksi ....................................................................................................
iv
Kata Pengantar ...........................................................................................
v
Daftar Isi .....................................................................................................
vii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN 1.5 Latar Belakang Masalah .....................................................
1
1.6 Pokok Permasalahan ..........................................................
7
1.7 Tujuan Penelitian ...............................................................
8
1.8 Signifikansi Penelitian .......................................................
8
1.8.1 Signifikansi Akademis ............................................
8
1.8.2 Signifikansi Praktis ................................................
8
KERANGKA PEMIKIRAN 2.7 Komunikasi Massa .............................................................
9
2.7.1 Pengertian Komunikasi Massa ................................
10
2.7.2 Karakteristik Komunikasi Massa ............................
11
2.7.3 Fungsi Komunikasi Massa ......................................
13
2.7.4 Media Komunikasi Massa ......................................
15
2.8 Media Massa ......................................................................
16
2.8.1 Pengertian Media Massa .........................................
16
2.8.2 Pengertian Media Massa .........................................
16
2.8.3 Jenis-Jenis Media Massa ........................................
17
2.9 Surat Kabar Sebagai Media Massa .....................................
20
2.10 Manajemen Redaksional ....................................................
22
2.11 Strategi Redaksi .................................................................
24
2.11.1 Fungsi Strategi Redaksi ..........................................
24
2.12 Berita .................................................................................
30
64
BAB III
BAB IV
BAB V
2.12.1 Nilai Berita .............................................................
33
2.12.2 Ciri-ciri Berita ........................................................
34
2.12.3 Sumber Berita ........................................................
35
2.12.4 Perencanaan dan Pengelolaan Berita .......................
36
METODOLOGI 3.8 Tipe Penelitian ..................................................................
37
3.9 Metode Penelitian ..............................................................
38
3.10 Teknik Pengumpulan Data .................................................
39
3.10.1 Data Primer ............................................................
39
3.10.2 Data Sekunder ........................................................
40
3.11 Nara Sumber ......................................................................
40
3.12 Definis Konsep ..................................................................
41
3.13 Fokus Penelitian .................................................................
42
3.14 Teknik Analisa Data ..........................................................
43
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.4 Gambaran Umum Harian Nonstop .....................................
44
4.5 Hasil Penelitian ..................................................................
45
4.5.1 Strategi Redaksi .....................................................
45
4.5.1.1 Tahap Perencanaan (Planning) .................
47
4.5.1.2 Tahap Pengorganisasian ..........................
49
4.5.1.3 Tahap Pelaksanaan (Actuating) ...............
51
4.5.1.4 Tahap Pengendalian (controlling) ............
53
4.6 Pembahasan .......................................................................
53
PENUTUP 5.3 Kesimpulan ........................................................................
60
5.4 Saran .................................................................................
62
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini dunia telah memasuki era globalisasi dan informasi yang sebagian besar disebabkan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan komunikasi. Seperti kita ketahui, komunikasi adalah hal mendasar yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Komunikasi muncul dan berkembang seiring bertambahnya kebutuhan manusia akan informasi. Banyak sumber-sumber informasi saat ini sebagai akibat dari perkembangan teknologi komunikasi yang modern. Tidak dipungkiri bahwa informasi telah menjadi suatu komoditi yang sangat penting mengarah kebutuhan yang harus dipenuhi. Sesuai dengan perkembangannya, komunikasi telah menjadi suatu kebutuhan yang menjiwai seluruh kehidupan sosial dari bentuk yang sangat sederhana sampai kepada keadaan yang sangat luas dan kompleks sifatnya. Dewasa ini komunikasi telah meningkat menjadi ilmu Cybernetics dimana komunikasi telah dilengkapi dengan data informatif melalui suatu kemajuan teknologi yang tinggi.1 Di Indonesia, informasi sudah merupakan bagian dari kebutuhan masyarakat, baik yang berada di desa maupun di perkotaan. Mereka bisa mendapatkan dengan mudah informasi yang dibutuhkan terutama di kota-kota besar. Terlebih media massa, baik itu media elektronik maupun media cetak.
1
Sumarno, Dimensi Komunikasi Politik. Penerbit PT. Citra Aditya Bakti. Bandung. hal. 1
1
2
Komunikasi secara harfiah diartikan sebagai suatu proses berbagi (share) pesan dari suatu pihak menjadi milik bersama. Media menyampaikan pesan untuk khalayak luas. Berelson dan Stainer (1964) bahkan memberikan definisi yang lebih kompleks pada komunikasi sebagai proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lainnya pun menggunakan simbol seperti kata-kata, gambargambar, angka-angka, dan lainnya. Komunikasi adalah istilah yang begitu populer dewasa ini. Media massa, buku, kelompok diskusi, lokakarya, seminar, dan sebagainya membahas komunikasi. Manusia modern diberondong oleh pesan-pesan komunikasi dari berbagai jurusan, baik seara terang-terangan ataupun secara verbal dan non verbal. Media dapat mengubah pola pikir dan mempengaruhi perilaku khalayak. Banyak orang menganggap bahwa komunikasi itu mudah dilakukan, semudah bernafas. Kehadiran media massa berperan penting dalam perkembangan komunikasi. Komunikasi melalui media massa ditujukan ke khayalak yang luas, heterogen, anonim, tersebar, serta tidak mengenal batas geografis sosial. Wilbur Schram dalam teori peluru, menjelaskan bahwa media bekerja seperti peluru yang dibidikkan ke arah sasaran. Jika senapan diisi dengan benar dan dibidikkan secara akurat, peluru akan menembus sasaran.2 Menurut pandangan ini, khalayak seperti sasaran tembak, bersikap pasif dan tidak menunjukkan penolakan.
2
Joseph A. Devito, Komunikasi Antar Manusia. Professional Books. hal 521.
3
Media membentuk pandangan orang mengenai masalah-masalah utama yang dimasyarakat dan bahwa masalah-masalah yang ditekankan di dalam media mungkin bukan masalah-masalah yang dominan dalam realitas. Proses pencapaian pesan melalui media terhadap khalayak, dipengaruhi oleh strategi keredaksian sebuah media. Dalam hal ini tim redaksi membuat kebijakankebijakan dalam menentukan berita yang akan ditampilkan pada surat kabar. Menurut D. Hans, surat kabar merupakan kebutuhan bersama manusia karena perannya sebagai penghubung batin yang sukar ditinggalkan.3 Artinya surat kabar dibutuhkan oleh setiap golongan manapun. Media massa memaksakan perhatian pada isu-isu tertentu. Media massa membangun citra publik tentang figur-figur politik. Media massa secara konstan menghadirkan
objek-objek
yang
menunjukkan
apa
yang
hendaknya
dipertimbangkan, diketahui, dan dirasakan individu-individu dalam masyarakat. Surat kabar tidak membeda-bedakan golongan atau kebangsaan. Surat kabar mempunyai pengaruh besar terhadap para pembacanya, dan karena itu surat kabar mirip dengan “warung pengetahuan”. Surat kabar adalah media yang terbit setiap hari dan berkala. Di dalamnya terdapat rubrik, seperti: kriminal, politik, hiburan, olahraga dan lain-lain. Surat kabat bukan hanya sebagai penghubung tetapi juga sebagai alat pendidikan. Di samping itu, dapat merupakan alat kontrol spesial. Surat kabar menggambarkan segala sesuatu yang berlangsung di sekitarnya.4 Dengan demikian akan memberikan informasi kepada para pembacanya tentang peristiwa yang sedang berlangsung. Setiap surat kabar mempunyai tujuan yang 3 4
Teguh Meinanda, Pengantar Ilmu Komunikasi. Penerbit CV Armico. Bandung. hal 43. Ibid
4
sama, yakni ingin dibaca oleh khalayak sebanyak mungkin. Oleh karena itu sangat berperan dalam menentukan baik atau tidaknya tampilan berita di surat kabar. Harian Nonstop memberikan berbagai perkembangan dan isu yang menyangkut Pilkada DKI 2007. Proses penyampaian berbagai informasi tersebut tentu saja dibarengi dengan kinerja jajaran pers. Kegiatan jurnalistik tidak dapat dipisahkan dari peran pers. Demikian halnya dengan surat kabar atau koran. Proses terbentuknya berita berawal dari kinerja pers. Secara harfiah pers berarti cetak dan secara maknawiah berarti penyiaran secara tercetak atau publikasi secara dicetak. Pers dalam pengertian sempit hanya terbatas pada media massa cetak, yakni surat kabar, majalah, dan bulletin kantor berita. Nonstop termasuk salah satu media yang disebut di atas. Pers berperan dalam menentukan opini yang terbentuk di masyarakat. Pers mengelola sebuah berita berdasarkan fakta atau situasi politik saat ini. Tidak jarang juga pers membuat berita yang kerap menimbulkan konflik. Pers dapat membentuk image yang baik maupun yang buruk sebuah partai yang ikut pilkada. Pers juga memperkenalkan sebuah partai agar lebih dikenal oleh khalayak. Nonstop kian menampilkan pemberitaan yang sesuai dengan fakta di lapangan. Tidak melebih-lebihkan atau memihak kesalah satu partai peserta Pilkada. Secara umum Nonstop terus mengupdate perkembangan Pilkada Jakarta. Misalnya yang menyangkut kinerja partai, alokasi dana, visi misi tiap-tiap cagub dan lain sebagainya. Harian umum Nonstop merupakan salah satu media yang berani, jujur dan apa adanya dalam menyampaikan berita. Sebelum dikenal dengan nama Nonstop,
5
awalnya harian ini dikenal dengan “Hallo Sayang”, berdiri tanggal 23 September 2002. Tidak lama kemudian namanya diganti lagi menjadi Koran Artis, rubrikrubrik yang diangkat adalah mengenai kehidupan artis-artis ibukota. Dengan berbagai pertimbangan dan adanya sengketa dengan artis Sarah Azhari, maka tanggal 23 April 2003 Koran Artis diubah namanya menjadi Nonstop. Pada prinsipnya harian yang beralamat di Gedung Graha Pena lantai 8-9 Jl. Kebayoran Lama No. 12 Jakarta Selatan 12210 ini adalah harian yang menitikberatkan pada berita-berita unik, kriminal, politik, olahraga, dan hiburan.
Profil Pembaca 1. Jenis Kelamin Pria
: 67%
Wanita
: 33%
2. Usia 15-20
: 8%
21-30
: 35%
31-40
: 23,5%
40 th keatas
: 32%
3. Pendidikan SD
: 4%
SLTP
: 8%
SLTA
: 35%
Perguruan Tinggi
: 53%
6
Penulis akan meneliti berita yang dikemas harian Nonstop, sebagai koran baru yang cukup diminati khalayak saat ini, penulis tertarik untuk meneliti strategi keredaksian di harian Nonstop. Alasan penulis mengangkat berita pada rubric Pilkada Jakarta sebagai penelitian adalah karena halaman rubrik tersebut adalah rubrik yang paling baru. di koran ini, dimana halaman sebelumnya adalah halaman bisnis. Untuk itu penulis tertarik untuk mengetahui kebijakan-kebijakan redaksi dalam menentukan berita-berita di halaman Pilkada Jakarta. Alasan lain, karena waktu diterbitkan halaman ini bersamaan dengan waktu menjelang Pilkada 2007. Alasan penulis meneliti Nonstop adalah karena selain koran ini termasuk koran baru dan cukup diminati khalayak jika dilihat dari oplah per harinya sebesar 50.000 eksemplar. Nonstop juga merupakan koran yang pertama kali menerbitkan rubrik Pilkada Jakarta menjelang pilkada DKI 2007. Penulis memilih periode Juli karena periode tersebut menjelang Pilkada DKI 2007. Rubrik ini dibentuk untuk mengakomodir suara parpol yang ada di Jakarta. Beberapa partai politik yang terlibat dalam pilkada 2007 menggunakan Nonstop sebagai mediator untuk kepentingan partai mereka sekaligus memberikan informasi kepada khalayak. Partai tersebut antara lain, PKS, PDI, Golkar, PAN, PDS, Demokrat dan lain-lain. Salah satu yang menjadi pertimbangan penulis dalam menjadikan Nonstop sebagai objek penelitian karena Nonstop menghadirkan informasi yang dibutuhkan masyarakat mengenai calon Gubernur DKI yang akan memimpin Jakarta. Kemajuan DKI Jakarta dipercayakan kepada gubernur terpilih. Peristiwa politik selalu menarik perhatian media massa sebagai bahan liputan. Hal ini terjadi karena dua faktor yang saling berkaitan. Pertama, dewasa
7
ini politik berada di era mediasi, sehingga hampir mustahil kehidupan politik dipisahkan dari media massa. Bahkan para aktor politik senantiasa berusaha menarik perhatian wartawan agar aktifitas politiknya memperoleh liputan dari media. Kedua, peristiwa politik dalam bentuk tingkah laku dan pernyataan para aktor politik lazimnya selalu mempunyai nilai berita sekalipun peristiwa politik itu bersifat rutin belaka. Misalnya rapat partai atau pertemuan seorang tokoh politik dengan para pendukungnya.5 Dalam rangka pembentukan opini publik, media massa umumnya melakukan tiga kegiatan sekaligus. Pertama, menggunakan simbol-simbol poitik. Kedua, melaksanakan strategi pengemasan pesan. Ketiga, melakukan fungsi agenda media.6 Tatkala melakukan tiga hal itu, boleh jadi sebuah media dipengaruhi oleh berbagai faktor internal berupa kebijakan redaksional tertentu mengenai suatu kekuatan politik.
1.2 Pokok Permasalahan Berdasarkan permasalahan di atas maka permasalahan yang akan diteliti, adalah: Bagaimana strategi redaksi Nonstop dalam menentukan berita pada rubrik “Pilakada Jakarta” pada Pilkada DKI periode Juli 2007.
5 6
Ibnu Hamad, Komunikasi Realitas Politik Media Massa. Granit. hal. 1 Op. hal. 2.
8
1.3 Tujuan Penelitian Dari pokok masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah: Untuk mengetahui strategi atau kebijakan redaksi yang diterapkan Nonstop dalam menentukan berita pada rubrik “Pilkada Jakarta”.
1.4 Signifikansi Penelitian 1.4.1 Signifikansi Akademis Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan referensi juga bahan masukan bagi mahasiswa lainnya dalam melakukan penelitian. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan data empiris kepada ilmu komunikasi, khususnya di bidang jurnalistik mengenai penulisan isi pemberitaan yang dilakukan pers di media cetak.
1.4.2 Signifikansi Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi penyusunan kebijakan dan memberi masukan yang bermanfaat bagi media cetak khususnya harian Nonstop dalam menyajikan informasi dan berita politik.
9
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Komunikasi Massa Dalam perkembangan ilmu komunikasi selanjutnya adalah ilmu komunikasi yang menggunakan media disebut dengan komunikasi massa. Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komonikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak atau media elektronik. Sehinga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.7 Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human communication) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat mekanik yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi. Pada dekade sebelum abad ke-20, alat-alat mekanik yang menyertai lahirnya publisistik atau komunikasi massa adalah alat-alat percetakan (press printed) yang menghasilkan surat kabar, buku, majalah, brosur, dan media cetak lain. Gejala ini makin luas pada dasawarsa pertama abad ke-20, ketika film dan radio mulai digunakan secara luas. Kemudian disusul televisi pada dekade berikutnya. Kini kita sudah memasuki era telekomunikasi dengan digunakannya sistem satelit ruang angkasa dan jaringan computer.8 Komunikasi massa merupakan milik umum. Setiap orang dapat mengetahui pesan-pesan komunikasi massa di media massa. Tidak seperti percakapan di bar atau kuliah di kelas, komunikasi massa dapat didengar atau dilihat setiap orang. 7 8
Anwar Arifi, Op.Cit, hal. 26 Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, Grasindo, Jakarta 2000. hal. 1.
10
Ada dua proses dalam komunikasi massa. Pertama, proses mengalirnya pesan yang pada dasarnya merupakan proses satu arah. Kedua, proses seleksi, proses dua arah. Komunikasi massa pada dasarnya merupakan proses satu arah. Komunikasi ini berjalan dari sumber ke penerima. Komunikasi massa juga merupakan proses dua arah. Baik media maupun khalayak melakukan seleksi. Pertama, media menyeleksi dari total populasi yang akan mereka raih. Selanjutnya, pemirsa atau pembaca atau pendengar menyeleksi, dari semua media yang ada, pesan tertentu yang akan mereka ikuti.
2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim dan heterogen. Komunikasi massa kita adopsi dari istilah bahasa Inggris, mass communication, kependekan dari mass media communication (komunikasi media massa). Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang “mass mediated”. Pool (1973) mendefinisikan komunikasi massa sebagai “komunikasi yang berlangsung dalam situasi interposed ketika antara sumber dan penerima tidak terjadi kontak secara langsung, pesan-pesan komunikasi mengalir kepada melalui
11
saluran-saluran media massa, seperti surat kabar, majalah, radio, film atau televisi.9
2.1.2 Karakteristik Komunikasi Massa Beberapa karakteristik komunikasi massa adalah adanya suatu organisasi yang kompleks dan formal dalam tugas operasional pengiriman pesan: 1. Adanya khalayak luas dan heterogen. 2. Isi pesan harus bersifat umum tidak dapat besifat rahasia. 3. Komunikasi dilakukan dengan massa yang sangat heterogen dalam tingkat pendidikan, keadaan sosial, dan ekonomi maupun keadaan budayanya. 4. Setiap pesan mengalami kontrol sosial dalam arti murni, yaitu dinilai oleh banyak orang dengan berbagai latar belakang dan taraf pendidikan maupun daya cernanya. 5. Walaupun reaksi pada pihak khalayak akan berbeda-beda, tetapi pesan yang keluar dari peralatan komunikasi difokuskan. 6. Pada perhatian yang sama, seakan-akan khalayak yang heterogen tersebut akan memberikan reaksi yang sama pula.10 Ciri-ciri komunikasi massa: 1. Umumnya komunikasi berlangsung searah atau one way traffic communication.
9
Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, Grasindo, Jakarta 2000. hal. 3. Komunikasi Massa Dalam Masyarakat. PT: Citra Aditya Bakti.
10
12
2. Dilihat dari sasarannya bersifat massal, anonim, (tidak saling kenal) dan heterogen (berbeda-beda latar belakang). 3. Penyajian materi/ isi pesan beragam dan khalayaknya juga memiliki banyak pilihan. 4. Karena komunikasi dengan menggunakan media massa memiliki khayalak yang beragam dan tersebar, maka jumlah media lebih sedikit daripada khalayaknya. 5. Semakin jelas kecenderungan informasi yang disampaikan melalui media massa menjadi komoditi. 6. Karena sifatnya untuk menarik perhatian massa yang luas dan besar, maka media harus dapat mencapai tingkat pengetahuan rata-rata masyarakat (umum). Mulai dari pekerja pabrik sampai menteri, dari buruh harian sampai konglomerat. 7. Media massa selalu terorganisir secara modern, dan melembaga.11
Komunikasi massa mengandung anggapan tersirat akan adanya alat-alat khusus untuk menyampaikan pesan agar komunikasi dapat di saat yang sama dan pada semua orang yang mewakili berbagai lapisan masyarakat. Dari proses komunikasi surat kabar atau koran merupakan suatu media yang digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan dari sumber dari sumber kepada penerima karena koran termasuk media yang digunakan dalam proses komunikasi massa, maka disini dapat dikatakan sebagai salah satu media massa.
11
Sedia Willing Barus, Petunjuk Praktis Menulis Berita, CV. Mini Jaya Abadi, 1996, hal. 8.
13
2.1.3 Fungsi Komunikasi Massa Fungsi komunikasi massa: 1. Menghibur,
media
mendesain
program-program
mereka
untuk
menghibur. Mereka memberikan hiburan untuk mendapatkan perhatian dari khalayak, dalam masyarakat dimana negara membantu kehidupan mereka. 2. Meyakinkan, meskipun fungsi media yang paling jelas adalah menghibur, fungsi yang terpenting adalah meyakinkan (to persuade). Persuasi dapat datang dalam banyak bentuk: mengukuhkan, memperkuat sikap, kepercayaan atau nilai seseorang, mengubah sikap, menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu, memperkenalkan etika, atau menawarkan sistem nilai tertentu. Berita politik Nonstop dapat meyakinkan khalayak dan mempengaruhi khalayak sehingga terbentuk opini tentang partai dan cagub yang mereka pilih. 3. Mengukuhkan, media dengan semua sumberdaya dan kekuatan yang ada pada mereka lebih sering mengukuhkan atau membuat kepercayaan, sikap, nilai, dan opini kita menjadi lebih kuat. 4. Mengubah, media akan mengubah sementara orang yang tidak memihak dalam suatu masalah tertentu. 5. Menginformasikan, sebagian besar informasi kita dapatkan bukan dari sekolah, melainkan dari media. 6. Membius, salah satu fungsi media yang paling menarik dan paling dilupakan adalah fungsi membiusnya (narcotizing). Ini berarti bahwa
14
media menyajikan informasi tentang sesuatu, penerima percaya bahwa tindakan tertentu telah diambil. Sebagai akibatnya, pemirsa ke dalam keadaan tidak aktif seakan-akan berada dalam pengaruh narkotik.12
Menurut Wright (1986) bahwa komunikasi massa tidak didefinisikan berdasarkan pencapaian teknologi: bukanlah perangkat media massa yang membedakannya komunikasi massa, komunikasi massa adalah jenis khusus komunikasi sosial yang melibatkan karakteristik khalayak yang khas, pengalaman komunikasi, dan komunikator.13 Seorang ahli sosiologis, Charles R. Wright, menambahkan fungsi keempat, yaitu entertainment dan ia memberikan penjelasan keempat fungsi itu sebagai berikut: 1. Surveillance. Menujukkan pada fungsi pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian-kejadian dalam lingkungan, baik di luar maupun di dalam masyarakat. Fungsi ini berhubungan dengan apa yang disebut handling of news. 2. Correlation. Meliputi fungsi interpretasi pesan yang menyangkut lingkungan dan tingkah laku tertentu dalam interaksi kejadian-kejadian. 3. Transmission. Menunjukkan pada fungsi mengkomunikasikan informasi, nilai-nilai dan norma-norma sosial budaya dari satu generasi ke generasi lain atau dari anggota-anggota suatu masyarakat kepada pendatang baru. Fungsi ini diidentifikasikan sebagai fungsi pendidikan. 12 13
Komunikasi Antar Manusia. Joseph A. Devito, hal. 515. Human Communication (Kontaks-konteks Komunikasi) PT. Rosda. Hal. 198.
15
4. Entertainment. Menunjukkan pada kegiatan-kegiatan komunikasi yang dimaksudkan untuk memberikan hiburan tanpa mengharapkan efek-efek tertentu.
Nonstop
mengkomunikasikan
informasi
berdasarkan
pengumpulan data di lapangan menyangkut lingkungan dan pelaku politik.
2.1.4 Media Komunikasi Massa Terdiri dari media cetak dan media elektronik. 1. Media cetak, antara lain: * Buku atau surat kabar Buku termasuk dalam media komunikasi massa karena buku mempunyai fungsi informasi. Buku yang dimaksud bukan sekadar buku fiksi, tetapi buku yang ditulis berdasarkan fakta-fakta. Sebab, informasi yang dimaksud di sini adalah informasi yang berdasarkan fakta. Informasi yang tidak berdasarkan fakta sama dengan isu, kabar bohong atau desas-desus. 2. Media Elektronik, antara lain: * Film atau televisi Film termasuk media komunikasi massa. Sebagai contoh film-film sejarah. Film sejarah dikatakan sebagai media komunikasi massa sebab film tersebut mengandung fakta, hanya proses pembuatannya dilakukan dengan prinsip-prinsip yang berlaku dalam pembuatan film.
16
2.2 Media Massa 2.2.1 Pengertian Media Massa Media artinya alat komunikasi, sedangkan massa adalah masyarakat atau khalayak. Media massa berarti alat komunikasi yang digunakan semua orang yang membutuhkan informasi. Media massa yaitu sarana dan saluran resmi sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan berita dan pesan kepada masyarakat luas. Secara umum media massa berbeda dengan institusi pengetahuan lainnya (misalnya seni, ilmu pengetahuan, pendidikan dan lainnya)14
2.2.2 Pengertian Media Massa 1. Media massa memiliki fungsi pengantar (pembawa) bagi pengetahuan. 2. Media massa menyelenggarakan kegiatannya dalam lingkungan publik, pada dasarnya media massa dapat dijangkau oleh segenap anggota masyarakat secara bebas, sukarela, umum, dan murah. Media massa memberi informasi dan membantu masyarakat untuk mengetahui secara jelas dan ikhwal tentang dunia sekelilingnya kemudian menyimpannya dalam ingatan masyarakat. Media massa berguna sebagai pengawas masyarakat untuk mengajukan perbandingan dari apa yang kita lihat, dengar, tentang dunia yang lain di luar lingkungan masyarakat hidup. Media massa sejak awal sebenarnya melakukan tugas kemudian membagi informasi yang diinginkan khalayak.
14
Op Cit. Psikologi Komunikasi
17
Manfaat media massa adalah: 1. Menjangkau suatu khalayak yang kuat dan cepat. 2. Menciptakan pengetahun dan informasi. 3. Mengarahkan pada sikap yang dianut.15 Menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, mengatakan: “Media massa memiliki kemampuan yang efektif untuk menyebarkan informasi karena dapat diterima oleh komunikan dalam jumlah yang relatif banyak”.16 Koran atau surat kabar sebagai media massa mempunyai kemampuan untuk menyebarkan informasi kepada komunikan dalam jumlah relatif banyak. Dalam hal ini surat kabar menyebarkan informasi tentang berbagai peristiwa politik yang sedang terjadi.
2.2.3 Jenis-Jenis Media Massa 1.
Media Cetak Ada tiga jenis media cetak: yaitu surat kabar (koran), majalah, dan buku.
Sejak masa awal pertumbuhan hingga saat ini, ketiga jenis media cetak itu telah mengalami berbagai perubahan yang amat besar, dari segi penampilannya, bahasanya, kualitas pesan-pesannya dan lain sebagainya. Semuanya telah berubah sejalan dengan perubahan masyarakat dan kemampuan teknologi. Media cetak memiliki pendekatan yang berbeda dengan media elektronik. Perbedaan itu dapat dilihat pada strategi penyusunan pesan yang akan disampaikan kepada khalayak, masing-masing media mengembangkan pola 15 16
Zulkarnaen Nasution, Komunikasi Inovatif, Universitas Terbuka, 1985, hal. 33. Onong U. Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT. Rosdakarya, Bandung, 1992.
18
perumusan pesan sesuai dengan situasi yang diterima khalayak dapat dikaji ulang dan dipelajari serta disimpan untuk dibaca kembali pada setiap kesempatan. Media cetak adalah sarana yang diarahkan untuk produksi dan penyebaran pesan-pesan komunikasi ke khalayak umum, yang diperbanyak dengan cara mencetak. Komposisi dalam media cetak meliputi empat prinsip utama dalam desain, yaitu: 1. Keseimbangan (balance); diperlukan dalam sebuah komposisi halaman, di mana ia menguasai ruang halaman secara imbang, tidak berat ke kanan atau ke kiri, tidak terlampau ke atas dan ke bawah. 2. Kontras (contrast); dapat memperkuat, mengekspresikan sebuah gagasan. 3. Keselarasan (harmony & unity); pada desain harus bisa menciptakan kesinambungan pola yang ada sebelumnya. 4. Warna; nilai/value berhubungan dengan tingkat kecerahan atau gelapnya sebuah objek.
2.
Media elektronik Salah satu media elektronik adalah televisi. Televisi merupakan gabungan
dari media dengar dan gambar yang bersifat politis, informatif, hiburan dan pendidikan. Program berita menjadi identitas khusus atau identitas lokal yang dimiliki suatu stasiun TV. Station TV tanpa program berita akan menjadi stasiun tanpa identitas setempat.
19
2.3 Surat Kabar Sebagai Media Massa Surat kabar adalah kumpulan berita, artikel, iklan, cerita dan sebagaiya yang dicetak dalam lembaran kertas ukuran plano, terbit secara teratur bisa setiap hari atau seminggu dua kali. Surat kabar adalah sebuah media yang terbit setiap hari dan berkala. Di dalamnya terdapat berbagai rubrik berita, seperti: kriminal, politik, olahraga, hiburan dan lain sebagainya. Surat kabar mempunyai dua fungsi umum. Pertama mereka merupakan sumber informasi tentang apa yang sedang terjadi di dunia dan di daerah setempat. Orang yang lebih tua dan lebih terdidik membaca surat kabar untuk fungsi ini. Bagian dari berita-berita yang disajikan untuk meyakinkan kita akan pandangan atau pendapat tertentu. Fungsi penting kedua adalah untuk menghibur, dan untuk fungsi inilah kaum muda dan kaum yang kurang terdidik membaca surat kabar, baik dalam rubrik seni, olahraga, atau komik. Banyak surat kabar sekarang ini menghadapi penurunan jumlah pembaca. Bila jumlah pembaca menurun, pengiklan enggan memasang iklan di surat kabar ini.17 Oleh karena itu, surat kabar berlomba-lomba untuk menyajikan berita. Agar dapat menarik perhatian khalayak. Pembaca surat kabar dapat diklasifikasikan ke dalam: 1. Golongan pembaca yang sudah mempunyai pandangan, namun masih mencari-cari pendapat pihak lain untuk mengetahui pandangannya sebagai perbandingan.
17
Komunikasi Antar Manusia, Joseph A. Devito, hal. 511.
20
2. Golongan pembaca yang masih meragukan pandangannya sama sekali, sehingga jiwanya masih kosong. 3. Golongan pembaca yang belum mempunyai pandangan sama sekali, sehingga jiwanya masih kosong. Terdapat pembagian dalam sebuah keorganisasian, yaitu: 1. Bagian yang tidak langsung menulis surat kabar (non writing members of the staff). 2. Jabatan yang mengisi, menulis, mengolah isi surat kabar secara actual (the writing of the staff).
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori agenda setting. Secara singkat teori penyusunan ini mengatakan media (khususnya media berita) tidak selalu berhasil memberitahu kita berfikir tentang apa. Media selalu mengarahkan pada kita apa yang harus kita lakukan. Model agenda setting mengasumsikan adanya hubungan positif antara penelitian yang diberikan khalayak dengan apa yang dianggap penting dan tidak penting dalam media pada persoalan itu. Apa yang dianggap penting oleh media, akan dianggap penting pula oleh masyarakat. Apa yang dilupakan media, akan luput juga dari perhatian masyarakat.
Media
memberikan
agenda-agenda
dalam
pemberitaannya,
sedangkan masyarakat akan mengikutinya. Media punya kemampuan untuk menyeleksi dan mengarahkan perhatian masyarakat gagasan atau peristiwa tertentu. Media mengatakan pada kita apa yang penting dan apa yang tidak penting. Media pun mengatur apa yang harus kita lihat tokoh siapa yang harus kita
21
dukung. Pemberitaan politik di harian Nonstop dapat mempengaruhi khalayak untuk menentukan tokoh dan partai politik yang akan mereka dukung pada Pilkada DKI 2007. Fungsi penentuan agenda (agenda-setting function) media mengacu pada kemampuan media, dengan liputan berita yang diulang-ulang, untuk mengangkat pentingnya sebuah isu dalam benak publik. Dalam beberapa hal, surat kabar adalah penggerak utama dalam menentukan agenda daerah. Surat kabar memiliki andil besar dalam menentukan apa yang akan dibahas oleh sebagian besar orang tentang fakta yang ada, dan apa yang dianggap sebagian orang sebagai cara untuk menangani masalah. Menurut pendapat Chaffe dan Berger (1997) ada beberapa catatan yang perlu dikemukakan untuk memperjelas teori ini: 1. Teori ini mempunyai penjelas untuk menerangkan mengapa orang-orang yang sama menganggap penting suatu isu. Menampilkan isu yang sedang berkembang di kancah politik merupakan salah satu strategi Nonstop dalam menampilkan berita pada rubrik “Politik Jakarta”. Hal ini dilakukan agar khalayak dapat mengetahui konflik eksternal maupun internal cagub dan partai politik. Sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan oleh masyarakat dalam menentukan cagub pilihannya. 2. Teori itu mempunyai kekuatan memprediksikan bahwa jika orang-orang mengekspos pada satu media yang sama, mereka akan merasa isu yang sama tersebut penting.
22
3. Teori itu dapat dibuktikan salah jika orang-orang tidak mengekspos media yang sama. Mereka tidak akan punya kesamaan bahwa isu media itu penting.
2.4 Manajemen Redaksional Saat ini persaingan antar media sangatlah ketat. Oleh karena itu dalam sebuah keredaksian diperlukan ketelitian dari seorang pemimpin surat kabar dalam mengelola surat kabar yang dipimpinnya. Hal ini dapat dilihat dari kemampuannya membuat kebijakan-kebijakan dalam mengkoordinasi wartawan di masing-masing bidang liputannya. Untuk mencapai keunggulan radaksional tersebut seorang pemimpin redaksi dalam mengelola manajemen redaksinya pada hakikatnya tidak jauh berbeda manajemen umum. Salah satu definisi manajemen yang cukup menarik dan banyak dianut oleh banyak orang adalah definisi dari Henry Fayol yang berbunyi: “Manajemen adalah proses menginterpretasikan, mengkoordinasikan sumber daya, sumber dana dan sumber-sumber lainnya untuk mencapai tujuan dan sasaran melalui tindakan-tindakan (planning), pengorganisasian (organizing), pergerakan (actuating), dan pengendalian (controling). Atau kalau disingkat menjadi PAOC yang menyangkut koordinasi antara manusia dan fungsi-fungsi dalam manajemen redaksional”. 18
Dalam PAOC tersebut untuk mencapai hasil maksimal tidak terlepas pada kebutuhan performa struktur organisasi yang mampu menjalankan fungsi-fungsi manajemen sebaik mungkin. Sebagai struktur ia mempunyai arah yang jelas dan
18
Lawrence R. Jauch dan William F. Gluek, Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan, Erlangga, 1996, hal. 12.
23
sifat yang baku serta mencakup bentuk komunikasi dan saluran komunikasi yang bisa digunakan antara atasan dan bawahan. Perencanaan (planning), dalam rapat pra produksi, redaksi memberikan sasaran bagi organisasi dan menetapkan prosedur terbaik untuk mencapai sasaran. Dengan cara menetapkan tujuan, aturan, menyusun rencana dan sebagainya. Tim redaksi harus mempertimbangkan dengan baik kebijakan yang ditetapkan dengan khalayak sebagai sasaran dan memberikan pertimbanganan dalam menentukan berita dan nara sumber. Pengorganisasian
(organizing)
meliputi
proses
pengaturan
dan
perngalokasian kerja, wewenang, dan sumber daya di kalangan anggota organisasi sehingga mereka dapat mencapai tujuan organisasi secara efisien. Lokasi kerja dan sumber daya manusia yang pintar dapat menentukan nilai baik dan buruknya sebuah berita. Penggerakan (actuating) mencakup hal mengarahkan, mempengaruhi, memotifasi karyawan untuk menjalankan tugas-tugas pokok. Dengan menciptakan suasana yang tepat, para manajer membantu karyawan mereka dengan menjalankan
tugasnya
dengan
baik.
Dibandingkan
perencanaan
dan
pengorganisasian yang berhubungan dengan aspek-aspek yang lebih abstrak. Kegiatan
kepemimpinan sangat kongkrit karena berkaitan langsung dengan
orang. Dalam proses pengawasan (contolling), manager harus bisa meninjau dan memastikan bahwa setiap langkah atau tindakan yang dilakukan anggota
24
organisasi benar-benar membawa perusahaan ke arah tujuan yang dari awal telah ditetapkan. Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen, semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit. Ada tiga alasan utama diperlukannya manajemen:19 1. Untuk mencapai tujuan Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi-organisasi dan pribadi. 2. Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuantujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi. 3. Untuk mencapai efisiensi dan efektifitas Suatu kerja organisasi dapat diukur dengan banyak cara yang berbeda. Salah satu yang umum adalah efisiensi dan efektifitas.
2.5 Strategi Redaksi 2.5.1 Fungsi Strategi Redaksi Strategi adalah rencana yang disatukan secara menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan
19
Ibid. hal. 45
25
yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan. Strategi redaksi adalah sarana yang digunakan suatu media untuk mencapai tujuan akhir (sasaran). Strategi yang dijalankan sebuah redaksi merupakan rencana yang disatukan, mengikat semua bagian perusahaan menjadi satu, bersifat menyeluruh, meliputi semua aspek penting perusahaan dan semua bagian rencana serasi satu sama lain bersesuaian. Pada umumnya para perencana/ pembuat strategi mereka yang mempunyai kedudukan paling tinggi dalam perusahaan. Karena mereka lebih menitikberatkan keterampilan konseptual, dari pada keterampilan teknis.20
Pelaksanaan Kepemimpinan Yang Efektif Kepemimpinan Strategi yang Efektif
Menentukan Arah Strategis
Membangun SDM
Mempertahankan budaya perusahaan yang efektif
Mendayakagunakan dan pertahankan kompetensi inti
20
Michael A. HITT, Manajemen Strategi, hal. 12.
Membangun kontrol perusahaan yang seimbang
Menekankan Praktek Etis
26
Strategi hakikatnya adalah perencanaan (Planning) dan manajemen (Management) untuk mencapai tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. Strategi komunikasi ini harus mampu menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) berbedabeda sewaktu-waktu bergantung pada situasi dan kondisi. Menurut R. Wayne Pace, Brent D. Peterson dalam bukunya, Technique for Effective Communication, menyatakan bahwa tujuan sentral kegiatan komunikasi terdiri dari tiga tujuan utama, yaitu: 1. To secure understanding, 2. To establish acceptance, 3. To motivate action. To secure understanding,
memastikan bahwa komunikan mengerti dan
menerima, maka penerimaannya itu harus dibina (to establish acceptance). Pada akhirnya kegiatan dimotivasikan (to establish action). Di dalam strategi komunikasi, penentuan tujuan memiliki peran yang penting. Sebab, hal itu tersebut menyangkut khalayak sasaran (target audience) yang dalam strategi komunikasi dibagi menjadi dua kelompok sasaran (target groups). Penentuan target audience dan target groups berkaitan dengan aspek psikologis, sosiologis, dan antropologis, mungkin pula politis dan ekonomis.
27
Berdasarkan target audience dan target groups inilah formulasi pesan harus dilakukan, karena formula untuk target group tertentu akan berbeda formulasinya dengan target group lainnya walaupun dalam satu target audience. Dengan kata lain, kata-kata atau kalimat yang lebih abstrask bagi target audience diubah menjadi hal-hal yang konkret bagi target group yang menyentuh kebutuhan dan keinginan pribadi. Dengan demikian, pihak yang menyampaikan pesan, yaitu komunikator ikut menentukan berhasilnya proses komunikasi. Di bidang media massa khususnya cetak. Tujuan setiap pesan komunikasi merupakan misi dari media yang menyiarkannya dan ini jelas harus sejalan dengan tujuan komunikator kepada komunikan sebagai sasarannya. Peristiwa komunikasi melibatkan komunikator dengan segala kemampuannya dan komunikan dengan segala ciri dan sifatnya. Manusia yang harus paling banyak diperhitungkan dalam menyusun strategi komunikasi. Sementara itu, Ricky W. Griffin mendefinisikan strategi sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal……footnote (goegle/manajemen keredaskian)
28
Tingkatan Manajemen Keredaksian 1. Pimpinan Redaksi Merupakan manajemen tingkat atas. Bertugas merencanakan kegiatan dan strategi keredaksian secara umum dan mengarahkan jalannya proses redaksi. Bagian Redaksi dikepalai oleh seorang Pemimpin Redaksi. Di bawah Pemred biasanya ada Wakil Pemred yang bertugas sebagai pelaksana tugas dan penanggungjawab sehari-hari di bagian redaksi. Pemred/Wapemred membawahi seorang atau lebih Redaktur Pelaksana yang mengkoordinasi para Redaktur (Editor), Koordinator Reporter atau Koordinator Liputan (jika diperlukan), para Reporter dan Fotografer, Koresponden, dan Kontributor. Termasuk Kontributor adalah para penulis lepas (artikel) dan kolumnis. Di Bagian Redaksi ada pula yang disebut Dewan Redaksi atau Penasihat Redaksi. Biasanya terdiri dari Pemred, Wapemred, Redpel, Pemimpin Usaha, dan orangorang yang dipilih menjadi penasihat bidang keredaksian. Ada pula yang disebut Staf Ahli atau Redaktur Ahli, yakni orang-orang yang memiliki keahlian di bidang keilmuwan tertentu yang sewaktu-waktu masukan atau pendapatnya sangat dibutuhkan redaksi untuk kepentingan pemberitaan atau analisis berita. Bagian lain yang terkait dengan bidang keredaksian adalah Redaktur Pracetak yang membidangi tugas Desain Grafis (Setting, Lay Out, dan Artistik) serta Perpustakaan dan Dokumentasi. Dalam hal tertentu, bagian Penelitian dan Pengembangan (Litbang) dapat masuk ke bagian Redaksi. Tugas 1. Pemimpin Umum (General Manager) Ia bertanggung jawab atas keseluruhan jalannya penerbitan pers, baik ke dalam maupun ke luar. Ia dapat melimpahkan pertanggungjawabannya terhadap hukum kepada Pemimpin Redaksi sepanjang menyangkut isi penerbitan (redaksional) dan kepada Pemimpin Usaha sepanjang menyangkut pengusahaan penerbitan. 2. Pemimpin Redaksi Pemimpin Redaksi (Editor in Chief) bertanggung jawab terhadap mekanisme dan aktivitas kerja keredaksian sehari-hari. Ia harus mengawasi isi seluruh rubrik media massa yang dipimpinnya. Di suratkabar mana pun, Pemimpin Redaksi menetapkan kebijakan dan mengawasi seluruh kegiatan redaksional. Ia bertindak sebagai jenderal atau komandan yang perintah atau kebijakannya harus dipatuhi bawahannya. Pemimpin Redaksi juga bertanggung jawab atas penulisan dan isi Tajuk rencana yang merupakan opini redaksi. Jika Pemred berhalangan menulisnya, lazim pula tajuk dibuat oleh Redaktur Pelaksana, salah seorang anggota Dewan Redaksi, salah seorang Redaktur, bahkan seorang Reporter atau siapa pun dengan seizin dan sepengetahuan Pemimpin Redaksi yang mampu menulisnya dengan menyuarakan pendapat korannya mengenai suatu masalah aktual. 3. Dewan Redaksi
29
Dewan Redaksi biasanya beranggotakan Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi dan Wakilnya, Redaktur Pelaksana, dan orang-orang yang dipandang kompeten menjadi penasihat bagian redaksi. Dewan Redaksi bertugas memberi masukan kepada jajaran redaksi dalam melaksanakan pekerjaan redaksional. Dewan Redaksi pula yang mengatasi permasalahan penting redaksional, misalnya menyangkut berita yang sangat sensitif atau sesuai-tidaknya berita yang dibuat tersebut dengan visi dan misi penerbitan yang sudah disepakati. 4. Redaktur Pelaksana Di bawah Pemred biasanya ada Redaktur Pelaksana (Managing Editor). Tanggung jawabnya hampir sama dengan Pemred/Wapemred, namun lebih bersifat teknis. Dialah yang memimpin langsung aktivitas peliputan dan pembuatan berita oleh para reporter dan editor. 5. Redaktur Redaktur (editor) sebuah penerbitan pers biasanya lebih dari satu. Tugas utamanya adalah melakukan editing atau penyuntingan, yakni aktivitas penyeleksian dan perbaikan naskah yang akan dimuat atau disiarkan. Di internal redaksi, mereka disebut Redaktur Desk (Desk Editor), Redaktur Bidang, atau Redaktur Halaman karena bertanggung jawab penuh atas isi rubrik tertentu dan editingnya. Seorang redaktur biasanya menangani satu rubrik, misalnya rubrik ekonomi, luar negeri, olahraga, dsb. 6. Redaktur Pracetak Setingkat dengan Redaktur/Editor adalah Redaktur Pracetak atau Redaktur Artistik. Ia bertanggung jawab menangani? Naskah Siap Cetak? (All In Hand/All Up) dari para redaktur, yaitu semua naskah berita yang sudah diturunkan ke percetakan dan sudah diset bersih, desain cover dan perwajahan (tataletak, lay out, artistik), dan hal-ihwal sebelum koran dicetak. Bagian lain di yang berada di bawah koordinasi Redaktur Pracetak adalah Setter atau juruketik naskah. Ia bertugas mengetik naskah yang akan dimuat. Ada pula Korektor yang bertugas mengoreksi (membetulkan) kesalahan ketik pada naskah yang siap cetak. 7. Reporter Di bawah para editor adalah para Reporter. Mereka merupakan? prajurit? di bagian redaksi. Mencari berita lalu membuat atau menyusunnya, merupakan tugas pokoknya.
Strategi redaksi Nonstop dalam menentukan berita menjelang pilkada antara lain: 1. Menampilkan tema berita yang berhubungan dengan perkembangan dini partai-partai yang ikut pilkada, dengan terus mengikuti itu dan perkembangan partai baik secara eksternal maupun internal.
30
2. Memberikan informasi secara rinci mengenai cagub dan cawagub yang nantinya akan dipilih masyarakat. 3. Secara tulisan, karakter Nonstop harus mudah dipahami oleh khalayak dan bisa mengembangkan isu yang sedang berlangsung.
2.6 Berita Berita bukan fakta, berita itu laporan tentang fakta. Suatu peristiwa menjadi berita hanya pabila ditemukan dan dilaporkan oleh wartawan atau membuat berita masuk kepada kesadaran publik dan dengan demikian menjadi pengetahuan publik secara aktual. Berita dapat didefinisikan sebagai suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta-fakta yang mempunyai arti penting dan baru terjadi, yang dapat menarik perhatian para pembaca surat kabar yang memuat berita tersebut. Menurut Djaffar H. Assegaf, berita adalah laporan tentang fakta atau ide yang termasa, yang dipilih oleh staf redaksi suatu harian untuk disiarkan yang dapat menarik perhatian pembaca, yang isinya luar biasa, penting, dan mencakup segi-segi human interest seperi humor, emosi, dan ketegangan. Ada banyak cara untuk menyiapkan informasi tentang organisasi kepada pers. Tetapi cara yang paling biasa dan sering dilakukan adalah melalui siaran pers atau juga siaran berita. Berita juga dapat dikatakan sebagai informasi yang belum diketahui oleh pihak penerimanya. Berita adalah sekumpulan informasi yang belum diketahui dan disebarkan kepada khalayak.
31
Beberapa unsur berita: 1. Berita bertujuan memberikan informasi, di samping juga untuk mendidik, membimbing, meyakinkan, dan membantu perkembangan perekonomian. 2. Memberi tahu tentang peristiwa, gagasan dan masalah-masalah yang bersifat umum. Pemberitahuan ini tidak selalu harus berkembang kepada sikap atau pendapat yang baik terhadap apa yang disampaikan, bahkan dapat pula terjadi sebaliknya. 3. Berita melaporkan fakta sebagaimana adanya.21 Definisi berita menurut Gerald W. Johnson adalah apa yang dimuat oleh editor bepengalaman di dalam surat kabar/ majalah. Dengan kata lain, lihatlah apa yang termuat di surat kabar atau majalah, maka itulah berita.22 Berita ialah apa saja yang menarik hati orang dan berita yang terbaik ialah yang dapat menarik hati orang sebanyak-banyaknya (Curtis Mac Daugall), guru besar ilmu jurnalistik di Northwestern University, New York dalam bukunya “Interpretative Reporting”. Dari apa yang telah peneliti lakukan dalam meneliti isi pemberitaan, maka peneliti dalam hal ini mengkategorikan isi pemberitaan ke dalam 2 katergori: 1. Isi pemberitaan yang memenuhi persyaratan 5w + 1 H rumusan yang harus dipenuhi dalam penulisan suatu berita dimana terjawab apa, dimana, bilamana, lazim disebut rumus 3A, 3M (apa, siapa, kenapa,
21 22
Aly Bachtiar, Op Cit, 283-284. Ina Ratna Mariani, Teknik Mencar dan Menulis Berita, Universitas terbuka, hal. 31-32.
32
dimana, bilamana, dan bagaimana) jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia. a. Who: Berita harus mempunyai sumber daya yang jelas. Suatu berita yang tidak jelas diragukan kebenarannya. b. What: Berita harus mengandung unsur “apa”. Apa topik beritanya. Kalau dia berupa kejadian atau peristiwa maka kejadian apakah itu. c. Where: Berita harus mengandung unsur “dimana” terjadinya peristiwa kejadian, fakta yang diberitakan. Di sini unsur jauh dekatnya tempat kejadian harus dipertimbangkan. d. When: Kapan terjadinya peristiwa yang diberitakan (aktualisasi dan waktu). e. Why: Kelengkapan suatu berita ditentukan oleh penjelasan tentang “Mengapa” kejadiannya itu berlangsung. f. How: Bagaimana terjadinya suatu peristiwa masyarakat perlu mengetahuinya.
2. Disusun secara Piramida Terbalik Suatu bentuk penulisan yang memprioritaskan pemuatan informasi yang penting di depan, yang agak penting kemudian dan terakhir kurang penting. Dan beberapa tujuan dari penulisan piramida terbalik, terutama ialah agar memudahkan pembaca mengetahui isi atau pokok berita dalam situasi yang terburu-buru atau cepat. Dengan membaca hanya bagian depan orang dapat mengetahui apa yang terjadi, apa yang
33
diberitakan. Susunan berita pada umumnya mengikuti struktur segitiga atau piramida terbalik.
2.6.1 Nilai Berita Nilai berita merupakan jumlah atau syarat apakah sebuah berita layak untuk diliput dan disebarkan. Beberapa pakar menyebutkan berbagai syarat atau kriteria sebuah berita: 1. Timelines (Kebaruan, aktualitas) Harus merupakan kejadian baru, pekerjaan membuat berita sangat terikat waktu, sebab jika terlambat bisa membuat beritanya basi. 2. Proximity (Kedekatan, jarak) Faktor jauh dekatnya suatu peristiwa dari sasaran pembaca juga mempengaruhi nilai sebua berita. Peristiwa di Surabaya langsung menarik perhatian orang-orang Surabaya atau orang yang berasal dari Surabaya. 3. Prominenece (cuatan) Di sini berlaku “Name makes news”, nama yang membuat berita, popularitas seseorang di tengah masyarakatnya sering menjadi bahan berita. 4. Human Interest (daya tarik kemanusiaan) Berita harus memiliki daya tarik kemanusiaan yang dapat menggugah, sesuatu yang sangat menyentuh perasaan.
34
5. Consequence (konsekwensi atau dampak yang ditimbulkannya) Nilai suatu berita yang ditentukan oleh pengaruh yang mungkin akan ditimbulkannya. Dampaknya bagi kehidupan politik, sosial dan kebudayaan merupakan syarat yang harus diperhitungkan tiap wartawan dalam memperoleh sebuah berita.
2.6.2 Ciri-ciri Berita Kriteria atau ciri penanda kejadian yang dapat dinilai sebagai berita adalah sebagai berikut: 1. Kejadian itu merupakan suatu fakta; artinya, berita tidaklah sebuah karya fisik yang berlandaskan imajinasi penulis, melainkan fakta yang sebenarnya. 2. Kejadian itu baru; artinya, suatu peristiwa yang terjadi bulan yang lalu tidak mempunyai nilai lagi sebagai sebuah berita yang layak disiarkan. 3. Luar biasa; artinya, peristiwa atau kejadian yang jarang terjadi dan mengherankan merupakan bahan berita yang baik. 4. Penting dan ternama; artinya, peristiwa melibatkan orang penting, ternama, dikenal secara luas, politikus dan lain-lain. 5. Skandal dan persengketaan; artinya, persengketaan antara dua partai politik sangat menarik untuk dijadikan berita.23 Berita harus mengandung segi-segi sebagai berikut: * Suatu kejadian, persitiwa, gagasan, fakta yang aktual. 23
M. Atas Semi, Teknik Penulisan Berita, Feature dan Artikel, Mugantara, Bandung, 1995, hal. 13-14
35
* Menarik perhatian umum. * Penting diketahui umum. * Dilaporkan, diumumkan atau dimuat menjadi kesadaran umum dan dengan demikian menjadi diketahui umum.
2.6.3 Sumber Berita Berita tidak datang dengan sendirinya, melainkan harus dicari. Wartawan atau pemberita harus memburu berita sampai ke tempat kejadian yang diduga dapat dijadikan bahan berita. Dari mana berita itu diperoleh? Apakah sumber berita yang dapat dihubungi atau tanpa dihubungi senantiasa mengirimkan berita? Sumber berita yang dikenal umum terutama oleh orang pers adalah pusat kegiatan pemerintahan, seperti kantor DPR, Walikota, Gubernur dan lain-lain. Pada tempat-tempat ini selalu ditempatkan tenaga wartawan yang bertugas memburu berita. Sebagian besar waktu yang dihabiskan para wartawan adalah mengikuti atau mendekati para pejabat sumber berita. Sumber berita semacam ini disebut sumber resmi. Sumber resmi ini memang banyak menghasilkan berita, tatapi kalau terlalu mengandalkan sumber resmi ini biasanya akan dirasakan monoton. Sumber berita lain yang disebut dengan sumber tidak resmi, yaitu berita yang diperoleh dari anggota masyarakat atau tokoh masyarakat. Seperti dikatakan oleh Chilton R. Bush dalam bukunya “News Paper Reporting of Public Affairs” ada beberapa hal mengenai keahlian dan sikap yang perlu dikembangkan seorang wartawan pada dirinya.
36
1. Wartawan harus dapat mengembangkan dirinya sebaik mungkin sebagaimana sumber-sumber beritanya. Seorang wartawan harus pandai bergaul dengan siapa saja agar dia dapat mengenal betul sumber-sumber beritanya itu. 2. Selalu harus ingin tahu. 3. Wartawan harus memiliki suatu rasa kritis terhadap tiap informasi. Semua informasi dinilai secara kritis, serta harus diteliti kebenarannya dan harus diperiksa kembali keabsahannya. 4. Harus respek terhadap kepercayaan yang diberikan sumber beritanya. Seorang wartawan haruslah dapat melindungi sumber beritanya jika sumber tersebut tidak mau disebut namanya. 5. Resourceful, ini artinya bila ada suatu informasi menyangkal yang sangat jelas dia akan mencoba menemukan sumber lain.24
2.6.4 Perencanaan dan Pengelolaan Berita Sebelum menulis berita diperlukan penetapan tujuan. Dengan penetapan tujuan akan membantu penulis menyelesaikan tulisannya dengan lebih terarah, dengan menetapkan tujuan, berarti menetapkan apa yang hendak dicapai dari tulisan yang akan ditulis.
24
Sedia Willing Barus, Petunjuk Praktis Menulis Berita, CV. Mini Jaya Abadi, 1996, hal. 35.
37
BAB III METODOLOGI
3.1 Tipe Penelitian Sifat penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu memberikan gambaran atau penjabaran tentang kondisi empiris objek penelitian berdasarkan karakteristik yang dimiliki, dan memaparkan dan menjelaskan masalah terhadap objek yang akan diteliti untuk mengetahui bagaimana strategi redaksi Harian Nonstop dalam penentuan berita di halaman Politik Jakarta periode Juli 2007. Menurut Muhammad Nazir metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun kelas peristiwa pada masa sekarang.25 Penelitian ini berangkat dari suatu ide
untuk
mencermati
sebuah
fenomena
sosial,
kemudian
mencoba
mengembangkan konsep dan menghimpun fakta, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesis. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan apa, siapa, dimana, kapan dan bagaimana suatu gejala terjadi atau gambaran keseluruhan tentang tujuan penelitian. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian penelitian. Data tersebut berasal dari naskah
25
Nazir, Moh, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1983, hal. 63.
38
wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya. Penelitian deskriptif bertujuan untuk: 1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada. 2. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku. 3. Membuat perbandingan atau evaluasi. 4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.26
3.2 Metode penelitian Penelitian ini menggunakan metode studi kasus karena mencoba menggambarkan dan memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian secara holistik dan dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu sosial yang secara fundamental bergabung pada pengamatan pada manusia dan kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.
26
Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1998, hal. 22
39
Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara empiris dari objek penelitian berdasarkan karakteristik yang dimiliki oleh media dan data yang diperoleh dari wawancara mendalam maupun informasi pendukung mengenai informasi secara tekstual pada strategi dalam penentuan berita di halaman “Politik Jakarta” di harian Nonstop. Pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dengan perilaku yang diamati, menurut mereka pendekatan ini diarahkan tersebut escara holistik utuh. Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu sosial yang secara fundamental bergabung pada pengamatan pada manusia dan kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.
3.3 Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu: 3.3.1 Data Primer Didapat langsung oleh penulis sumber data. Dalam penelitian ini sumber data yang dijadikan data primer adalah hasil in-depth interview penulis dengan pihak yang terkait dari Nonstop yang secara langsung bertanggung jawab dalam halaman ini. Data yang dikumpulkan adalah bagaimana strategi redaksi Nonstop dalam penentuan halaman politik di Nonstop.
40
3.3.2 Data Sekunder Peneliti juga memperoleh data penelitian melalui pengumpulan data-data tertulis dari data-data berupa, struktur organisasi perusahaan, berbagai buku, karya tulis dan bentuk tulisan lain yang memungkinkan untuk melengkapi data-data untuk penulisan dalam penelitian ini. Data sekunder penulis dapat sebagai pelengkap kelancaran penelitian. Data tersebut didapat dari studi literatur untuk mempetajam teori sampai dengan data-data yang berhubungan dengan proses produksi berita yang didapat baik dari dalam maupun luar Nonstop.
3.4 Nara Sumber Menurut Lexy J. Moleong, “Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberi informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian”.27 Key informant adalah orang yang paling tepat dan mampu memberi berbagai informasi yang berhubungan dengan penelitian. Nara sumber yang tepat dalam penelitian ini adalah: 1. Achmad Yuslizar adalah sebagai pemimpin redaksi harian Nonstop yang secara penuh bertanggung jawab dalam penentuan berita. 2. Dodi Adinono adalah wakil pemimpin redaksi harian Nonstop. 3. Ahmad Yani adalah redaktur rubrik “Pilkada Jakarta”. Betugas sebagai editing berita politik Jakarta dan bertanggung jawab terhadap pemberitaan yang dimuat.
27
Lexi J. Moleong, Metode Penelitian Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1990, hal. 90
41
4. Klutuk adalah koordinator liputan surat kabar Nonstop. Bertugas mengawasi dan membimbing reporter dalam menentukan berita politik. 5. Agus Supriyanto adalah reporter “Pilkada Jakarta”. Betugas mencari berita,
wawancara
sumber
dan
membuat
berita
politik
dan
mengembangkannya menjadi isu yang hangat dan menarik.
3.5 Definis Konsep Guna memberikan gambaran menyeluruh atas pemakaian istilah-istilah dan konsep kunci dalam penelitian ini, maka istilah berikut ini dipandang perlu untuk didefinisikan: 1. Strategi redaksi adalah penetapan tujuan jangka panjang yang dasar dari suatu organisasi, dan pemilihan alternatif tindakan dan alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. 2. Berita adalah uraian tentang peristiwa atau fakta dan atau pendapat, yang mengandung nilai berita, dan yang sudah disajikan melalui media massa periodik. 3. Rubrik “Politik Jakarta” merupakan halaman yang setiap harinya menyajikan perkembangan berita politik di Jakarta. 4. Harian Nonstop merupakan koran pertama yang menerbitkan halaman “Pilkada Jakarta” menjelang Pilkada 2007 dan menjadi mediator bagi partai-partai peserta Pilkada, yang akan diteliti oleh penulis yang redaksinya terletak di Jl. Kebayoran Lama No. 12 Jakarta Selatan.
42
3.6 Fokus Penelitian Fokus penelitian dari studi ini adalah harian Nonstop yang menyajikan berita politik di pubrik politik Jakarta dalam rangka menjelang Pilkada DKI 2007. penelitian ini hanya meneliti bagaimana strategi redaksi Nonstop pada rubrik Politik Jakarta. Adapun faktor penelitian adalah sebagai berikut: a. Tahap Perencanaan (planning), 1. Penyampaian ide yang dilakukan oleh anggota rapat redaksi dalam menentukan berita. 2. Menetapkan tujuan diterbitkannya halaman “Pilkada Jakarta”. 3. Menentukan nara sumber terkait. b. Tahap Pengorganisasian (organizing) Penugasan kerja untuk proses kerja pada halaman Pilkada Jakarta 1. Pemimpin redaksi sebagai pengambil keputusan 2. Redaktur sebagai editor berita politik. 3. Reporter yang bertugas mencari berita politik untuk wilayah Jakarta. 4. Marketing untuk hasil penjualan. c. Tahap Penggerakan (actuating) 1. Penugasan redaktur untuk mencari berita terkait Pilkada Jakarta sesuai dengan nara sumber yang telah ditentukan. 2. Merupakan teknis redaktur untuk mengedit semua berita politik, redaktur yang menentukan jenis berita yang layak tampil.
43
d. Tahap Pengendalian (controlling) Pemimpin redaksi melakukan evaluasi terkait proses jalannya rubrik Pilkada Jakarta 3.7 Teknik Analisa Data Untuk menganalisa data yang diperoleh dari mulai pengumpulan informasi dari dokumen maupun in depth interview, maka cara yang digunakan adalah melalui pendekatan kualitatif, dengan menggunakan teknik observasi atau pengamatan, wawancara langsung serta dokumen yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap isu. Data yang telah didapatkan dari lapangan melalui observasi, wawancara dengan narasumber serta dokumen yang mendukung yang kemudian dianalisis secara mendalam yang ditujukan untuk meneliti strategi redaksi Nonstop dalam penentuan berita halaman “Politik Jakarta” di Nonstop. Deskripsi disajikan dalam bentuk kualitatif sebagai hasil dari olah data dan wawancara mendalam dengan pihak-pihak nara sumber penelitian dan selanjutnya merinci temuan dari hasil penelitian lapangan yang berkaitan dengan strategi redaksi dalam penentuan berita. Data
kemudian
diolah
dan
dianalisis
secara
deskriptif
dengan
menghubungkan antara kerangka pemikiran dan rumusan masalah dari penelitian.
44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Harian Nonstop Harian umum Nonstop adalah media cetak yang pertama kali melahirkan rubrik “Politik Jakarta” menjelang Pilkada DKI 2007. Sebelumnya rubrik ini bernama “Pro Bisnis”, dimana rubrik ini berkaitan dengan kegiatan bisnis dan iklan di sekitar wilayah Jakarta. Redaksi Nonstop mengganti rubrik ini menjadi “Politik Jakarta” dalam rangka menjelang pilkada. Berbagai partai politik yang ikut dalam pencalonan gubernur dan wakilnya menggunakan Nonstop sebagai mediator dalam menyampaikan pesan dan memperkenalkan partai yang ikut serta pilkada. Di dalam rubrik ini juga terdapat berbagai isu hangat maupun konflik yang terjadi antar partai politik. Pemberitaan politik menyangkut pilkada dimulai dari pengenalan partai, pencalonan gubernur dan wakil gubernur, jadwal kampanye partai, konflik yang terjadi antar partai sampai dengan jumlah persentase atau perkiraan partai yang akan menang dalam pilkada 2007. “Nonstop memberi peluang dengan menerapkan pola penulisan berita politik yang khas, mudah dimengerti serta menginformasikan ke khalayak tentang partai dan tokoh-tokohnya dan visi misi setiap cagub dan cawagub dalam pilkada 2007”. Pada prinsipnya harian Nonstop adalah harian yang menitikberatkan pada berita-berita unik, kriminal, politik, olahraga dan hiburan. Penanganan managemen harian Nonstop tak perlu diragukan lagi, karena koran ini dikelola bersamaan dengan harian Rakyat Merdeka dan berada dalam holding besar Jawa
45
Pos Group yang sudah membuktikan kehandalannya dalam mengelola media cetak. Nonstop merupakan media yang paling efektif untuk beriklan. Berikut keterangan iklan di Nonstop. 1. Tarif Display -
Full color
(Rp. 12.000)
-
Black & white
(Rp. 8.000)
2. Tarif Advertorial -
Full color
(Rp. 13.000)
-
Black & white
(Rp. 9.000)
3. Tarif Corporate -
Full color
(Rp. 10.000)
-
Black & white
(Rp. 6.000)
4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Strategi Redaksi Pada penelitian ini, penulis akan menggambarkan tahapan-tahapan strategi redaksi Nonstop dalam menentukan berita politik di rubrik “Politik Jakarta”. Penulis akan mengumpulkan dokumentasi yang berhubungan dengan penelitian. Dokumentasi berupa catatan hasil rapat, rangkuman hasil wawancara dengan Achmad Yuslizar selaku pemimpin redaksi yang bertanggung jawab sepenuhnya terhadap penerbitan Nonstop, Dodi Adiono selaku wakil pemimpin radaksi, Redaktur rubrik Politik Jakarta yaitu Ahmad Yani yang bertanggung jawab
46
kepada pemimpin redaksi terhadap penentuan berita politik, reporter yaitu Agus Supriyanto yang bertanggung jawab mencari dan mengumpulkan berita politik untuk dapat ditampilkan di rubrik Politik Jakarta. Selain itu, penulis melakukan wawancara mendalam (in depth interview) dengan observasi langsung di kantor harian Nonstop terhadap narasumber yang sudah ditentukan. Kesimpulan penelitian ini diperoleh melalui wawancara mendalam serta membandingkan para narasumber. Setelah observasi langsung penulis lalu meneliti tahapan-tahapan tugas bidang redaksi harian ini dalam menyajikan peristiwa berdasarkan fakta dan sesuai dengan tema yang diambil di rubrik “Politik Jakarta”, yaitu tema yang berhubungan dengan pilkada 2007. Yaitu isi berita harus berkaitan dengan tema yang diangkat. Strategi redaksi pada penentuan berita di rubrik “Politik Jakarta” di harian Nonstop, dimulai dengan urutan sebagai berikut: 1. Tahap Perencanaan (planning), diawali dari: a. Rapat redaksi harian Nonstop. b. Hal yang berhubungan dengan situasi menjelang Pilkada 2007. c. Isi pemberitaan menyangkut pilkada 2007, berupa perkembangan partai politik peserta pilkada. 2. Tahap Pengorganisasin (Organizing), terdiri dari: a. Tim redaksi memilih sumber daya manusia, mencakup pemilihan Redaktur dan Reporter. b. Pemimpin Redaksi sebagai pemberi keputusan untuk tampilan berita.
47
c. Redaktur yang bertanggung jawab menyeleksi dan melakukan editing terhadap berita-berita yang masuk. 3. Tahap Tindakan (actuating), meliputi: a. Redaktur
memberikan
arahan
kepada
tim
peliput
untuk
mewawancarai tokoh-tokoh politik terkait dan diserta foto. b. Tahap lay out, antara lain: Hasil penyeleksian berita diserahkan kepada tim lay out yang bertanggung jawab mengenai letak dan tampilan berita. Tim lay out menentukan foto, warna, dan logo pada rubrik “Politik Jakarta”. 4. Tahap Pengendalian (controlling), meliputi: a. Setiap bulan diadakan evaluasi mengenai pencapaian tujuan awal yang dinilai dari sisi berita, iklan dan animo pembaca Nonstop. 4.2.1.1 Tahap Perencanaan (Planning) Rubrik Pilkada Jakarta pertama kali terbentuk tanggal 1 Juni 2006. Berikut pernyataan Pemimpin Redaksi: “Rubrik Pilkada Jakarta diterbitkan guna menyambut sebuah hajatan politik. Untuk pertama kalinya gubernur dipilih secara langsung. Untuk itu redaksi mengambil kebijakan dalam membuat wadah khusus bagi partaipartai politik peserta pilkada”. Pada tahap ini dimulai dengan rapat persiapan awal penerbitan rubrik “Pilkada Jakarta” di harian Nonstop. Rapat sudah dilaksanakan satu bulan sebelumnya rapat ini dihadiri oleh seluruh tim redaksi. Berikut pernyataan wakil pemimpin redaksi, Dodi Adiono: “Dalam satu bulan berlangsung empat kali rapat besar yang dihadiri oleh para petinggi redaksi. Rapat ini diadakan setiap Jumat malam. Dan satu kali rapat informal antara pemimpin umum dan pemimpin redaksi,
48
sedangkan criteria berita yang berkaitan dengan Pilkada Jakarta, seperti organisasi masyarakat dan strukur partai. ”.28 Dalam rapat perencanaan di atas yang dibahas adalah, pertama mengenai kesiapan Nonstop membuka rubrik ini. Karena Nonstop merupakan pelopor koran yang punya halaman khusus pilkada. Kedua, mengenai tujuan dibentuknya rubrik ini, yaitu menganalisa kelebihan dan kekurangan dibukanya rubrik ini dilihat dari sisi pemasaran dan iklan. Ketiga, apa berita utama yang akan ditampilkan dan apakah berita itu mengandung unsur rubrikasi. Berikut penjelasan Wakil Pemimpin Redaksi Nonsto, Dodi Adionio. “dalam tahap perencanaan ini Nonstop punya satu strategi yang membedakannya dengan media cetak lain, yaitu Nonstop siap mengakomodir partai-partai sekalipun pada tingkat Kecamatan, jika ada isu yang menarik pasti akan diangkat menjadi sebuah berita. Nonstop juga berani dalam mengungkapkan hal-hal yang menyangkut Pemilu hitam yang diwarnai penyimpangan ketengah masyarakat.”29 Dalam rapat informal pemimpin umum dan pemimpin redaksi membahas dan mengkomunikasikan lebih dalam mengenai materi berita itu sendiri, yaitu berita yang memang erat kaitannya dengan Pilkada DKI 2007. Nonstop harus dapat mengakomodir suara semua parpol yang ikut dalam pilkada. Berikut pernyataan Pemimpin Redaksi: “Perencanaan berupa penentuan program Nonstop yang akan membantu tercapainya sasaran yang telah disusun. Proses penentuan sasaran akan melibatkan partisipasi aktif dan kesadaran penuh dari redaksi, dengan keahliannya dalam bidang sumber daya manusia”.30
28
Hasil Wawancara dengan Wakil Pemimpin Redaksi. Hasil Wawancara dengan Wakil Pemimpin Redaksi. 30 Hasil wawancara dengan Pemimpin Redaksi. 29
49
Salah satu hal yang menjadi pertimbangan diterbitkannya rubrik ini adalah peningkatan jumlah iklan. Berikut hasil wawancara dengan Achmad Yuslizar selau pemimpin redaksi: “Dengan adanya rubrik ini, diharapkan dapat meningkatkan jumlah pendapatan iklan di harian Nonstop. Agar lebih dikenal dan juga menarik simpati masyarakat, cagub dan cawagub, peserta pilkada menggunakan Nonstop sebagai jembatan informasi berupa profil dan visi misi mereka ke depan dalam memimpin Jakarta”31 Media merupakan jembatan komunikasi antara partai dan warga. Melalui media, khalayak bisa memilih gubernur terbaik. Berikut wawancara dengan Achmad Yuslizar selaku pemimpin redaksi: “Kami membuat satu halaman khusus yang memuat berita tentang pilkada. Karena selama ini berita partai dilingkup provinsi sangat kurang. Di saat koran lain tidak berani, Nonstop justru berani membuka halaman ini, selain itu target iklan menjadi salah satu tujuan kami. Sebab mobilitas hidup dalam industri koran adalah iklan. Target lain adalah untuk merangsang pembaca agar berminat terhadap Nonstop, apalagi momennya sangat pas”.32
4.2.1.2 Tahap Pengorganisasian Apabila serangkaian tindakan telah ditentukan, organisasi harus disusun untuk melaksanakannya. Organisasi adalah alat untuk mencapai tujuan. Jika telah ditentukan bahwa fungsi-fungsi personalia akan membantu ke arah tercapainya sasaran perusahaan, maka pemimpin redaksi harus menyusun suatu organisasi dengan merancang struktur hubungan antara pekerjaan dan faktor fisik. Pada tahap pengorganisasian, masing-masing individu dalam tim redaksi mempunyai wewenang dan tugas yang telah disepakati sehingga mencapai tujuan
31 32
Achmad Yuslizar, Pemimpin Redaksi Achmad Yuslizar, Pemimpin Redaksi
50
yangdiinginkan. Tahap awal, tim redaksi mencari tema atau jenis pemberitaan yang akan diangkat. Dengan mengetahui tema apa saja yang diangkat, akan lebih memudahkan tim reporter dalammencari dan membuat berita. Kemudian tim lay out yang bertanggung jawab terhadap tata letak, warna, logo dan foto yang akan ditampilkan. Pada tahap ini yang pertama dilakukan oleh tim redaksi adalah memilih sumber daya manusia, dalam hal ini menentukan redaktur dan beberapa reporter. Tugas redaktur adalah bertanggung jawab terhadap isi halaman surat kabar, yang mencakup menerima bahan berita, baik dari kantor berita, wartawan, koresponden atau bahkan press release dari lembaga, organisasi, instansi pemerintah atau perusahaan swasta.33 Setelah rapat pimpinan, tim redaksi memberikan kepercayaan kepada Ahmad Yani sebagai redaktur rubrik “Pilkada Jakarta”. Berikut keterangan wakil pemimpin redaksi Nonstop, Muhammad Dion: “Tim redaksi mempunyai beberapa kriteria untuk seorang redaktur, antara lain harus mempunyai pengalaman di bidang perkotaan dan politik lokal, mempunyai kredibilitas dan semangat kerja yang baik, punyai jiwa leadership dan kreatif”.34 Setelah menentukan redaktur lalu tim redaksi memilih beberapa reporter yang bertanggung jawab penuh terhadap berbagai pemberitaan di rubrik “Pilkada Jakarta”. Tugas reporter adalah mencari, mengumpulkan dan mengolah informasi menjadi berita, untuk disiarkan melalui media massa.35
33
Totok Djuroto, Manajemen Penerbitan Pers. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, hal. 21 Hasil wawancara dengan Wakil Pemimpin Redaksi. 35 Op.cit, hal 22. 34
51
Berikut hasil wawancara dengan Agus Supriyanto, salah satu repoter rubrik “Pilkada Jakarta” “Strategi reporter dalam menentukan berita politik di rubrik ini adalah, yang pertama, harus bisa mendalami permasalahan atau isu yang berkembang di parpol baik yang bersifat internal maupun eksternal. Berita yang menarik adalah berita yang bersifat konflik, kebijakan eksekutif dan lain-lain. Yang kedua, mengembangkan isu yang tidak monoton di masyarakat serta dapat mengolah berita menjadi lebih menarik agar menarik perhatian khalayak, kita harus jeli mencari nara sumber dengan cara membuka jaringan, mencari akses atau orangorang yang berkompeten”.36
4.2.1.3 Tahap Pelaksanaan (Actuating) Tahap tindakan pada dasarnya mengarah pada hal mendorong, mempengaruhi, memotivasi karyawan untuk menjalankan dan bertanggung jawab terhadap tugas pokok yang telah ditentukan. Dalam tahap ini redaktur membagikan tugas kepada reporter untuk mewawancarai pihak terkait atau tokoh politik yang ikut serta dalam pilkada 2007. Tugas utama Pemimpin Redaksi adalah mengendalikan kegiatan keredaksian di perusahananya yang meliputi penyajian berita, penentuan liputan, pencarian fokus pemberitaan, penentuan topic dan pemilihan berita utama.37 Berikut keterangan Pemimpin redaksi Achamad Yuslizar: “Selaku pemimpin redaksi, saya memberikan beberapa ketentuan sebagai berikut: a. Berita yang ditampilkan memiliki unsur-unsur yang sangat news dan mengandung informasi terbaru. b. Tidak melepaskan kaidah-kaidah jurnalistik. c. Berita tidak boleh berpihak ke salah satu cagub yang ikut pilkada” 38 36
Hasil wawancara dengan reporter. Totok Djuarto, Manajemen Penerbitan Pers, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, hal. 19 38 Hasil wawancara dengan Pemimpin Redaksi. 37
52
Reporter diharapkan dapat memainkan isu-isu politik yang sedang terjadi dari membuat berita terhangat agar menarik perhatian khalayak, dan yang bertanggung jawab terhadap pemberitaan di rubrik “Politik Jakarta” adalah reporter. Fungsi
pelaksanaan
selalu
berkaitan
erat
dengan
perencanaan.
Perencanaan menentukan kombinasi yang paling baik dari faktor-faktor, kekuatan-kekuatan, sumber dan hubungan yang diperlukan untuk mengarahkan dan memotivasi karyawan. Redaktur sebagai penguasa rubrik mempunyai otonomi khusus untuk rubriknya yang dikonsultasikan kepada pemred. Berikut keterangan pemimpin redaksi Nonstop, Dodi Adiono: “Sejak awal rubrik “Pilkada Jakarta” dibuka, redaktur sudah membagibagikan tugas wawancara ke nara sumber: 1. Anggota DPRD 2. Pengurus parpol di level DPD sampai DPW dan DPC, serta ranting. 3. Organisasi masyarakat. 4. Warga atau tokoh masyarakat”.39 Halaman ini disambut antusias, terutama dari kalangan DPRD, cagub, wagub dan LSM. Jumlah iklan yang menyangkut pilkada semakin meningkat. Langkah yang dijalankan reporter harus sesuai dengan ketetapan awal, terutama mengenai kriteria berita politik yang layak tampil di halaman pilkada Jakarta, berikut wawancara dengan Agus Supriyanto, reporter Pilkada Jakarta: “80% berita pilkada menyangkut konflik partai, DPRD, mengkritisi kebijakan gubernur juga pelaksanananya. Adapun nara sumbernya adalah partai politik, pengurus partai tingkat DPP, DPW, DPC, ranting, ormas, wagub dan gubernur, cagub dan cawagub, ketua KPUD, Panwas, LSM, tokoh-tokoh DPR, Presiden dan Wakil Presiden”. 39
Hasil wawancara dengan Wakil Pemimpin Redaksi.
53
Dalam tahap ini redaktur memberikan pengarahan kepada reporter agar berita yang ditampilkan adalah jenis-jenis berita seputar pilkada dan punya prospek iklan yang tinggi.
4.2.1.4 Tahap Pengendalian (controlling) Pengendalian adalah fungsi perusahaan yang berhubungan dengan pengaturan kegiatan agar sesuai dengan rencana sebelumnya yang telah dirumuskan berdasarkan analisis terhadap sasaran dasar organisasi. Dalam tahap pengendalian, pemimpin redaksi harus dapat memastikan bahwa langkah atau tindakan yang dilakukan para anggota organisasi akan membawa kepada tujuan yang telah direncanakan. Untuk mengetahui apakah tujuan tersebut tercapai, setiap akhir bulan diadakan evaluasi. Adapun hal yang dibahas adalah mengenai isi berita, iklan dan animo pembaca. Jika dalam satu bulan ada pemberitaan yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, maka, akan segera dibenahi. Berikut keterangan Pemimpin redaksi Nonstop, Achmad Yuslizar: “Ternyata kurang dari enam bulan rubrik “Politik Jakarta” dibuka, sudah menunjukkan kemajuan yang baik, dilihat dari segi iklan, terbukti dengan banyaknya para cagub yang memasang iklan di Nonstop guna mempernalkan profil mereka kepada masyarakat”.40
4.3 Pembahasan No 1 40
Edisi 2 Juli 2007
Judul Berita Juri Dikirimin
Hasil waancara dengan Pemimpin Redaksi.
Alasan Dimuat Ini berita yang paling bagus dan
54
Monyet
harus dimuat, Karena diduga ada pemilih siluman. KPUD dinilai oleh massa tidak melakukan pendataan dengan baik. (wawancara dengan reporter)
2
4 Juli 2007
Ritola Sekda rebut Karena Fauzi Bowo sebagai cagub cuti kampanye, itu artinya kursi Wagub Jakarta posisinya digantikan oleh Sekda. Berita ini unik karena sekda bisa menggantikan posisi Cagub. (wawancara dengan redaktur)
3
5 Juli 2007
Adang dan Fauzi Berita ini sangat penting karena dapat no hoki dapat menginformasikan kepada khalayak tentang no cagub pilihannya. Selain itu berita ini sangat Up date. (wawancara dengan redaktur)
4
6 Juli 2007
Dipanggil Sutyoso Kedua cagub berkomitmen Adang dan Fauzi menjalani pilkada damai. Hal ini perlu diberitahukan kepada masyarakat, bahwa calon pemimpin Jakarta cinta damai dan diharapkan masyarakat yang memilih juga bersikap damai. (wawancara dengan reporter)
5
7 Juli 200 7
Diendus Pilkada Ada indikasi dari LSM bahwa Jakarta mogok pilkada akan mogok karena salah satu calon tidak datang saat pengundian nomor. Berita ini dipilih karena nilainya sangat berhubungan dengan nasib Jakarta. (wawancara dengan reporter)
6
8 Juli 2007
Muhamadiyah ke Berita ini menarik karena untuk Adang, NU ke FB pertama kalinya ormas besar ditarik untuk kepentingan politik, sedangkan secara tertulis hal ini dilarang. (wawancara dengan reporter)
7
9 Juli 2007
Sutyoso dicuekin tim Dipilihnya berita karena perintah sukses cagub gubernur yang berkaitan dg
55
8
9
10
11
pilkada, tak ditanggapi. (wawancara dengan redaktur) 10 Juli 2007 KTP bisa jadi alat sebuah berita yang bernilai besar bukti pencoblosan karena ada indikasi pilkada DKI akan dihantui oleh pemilih siluman atau pemilih liar yang KTP nya tdak sesuai. (wawancara dengan reporter) 11 Juli 2007 Rebutan Deputi Menginformasikan bahwa PNS terbelah menjelang pilkada, suhu politik di pemrov sempat memanas. (wawancara dengan redaktur) 12 Juli 2007 Sutyoso dipanggil Berita ini dimuat karena DPR merupakan pengembangan dari berita sebelumnya (mengenai DE PUTI). ( wawancara dengan reporter) 13 Juli 2007 Dana siluman masuk Dipilihmya berita ini karena ke kas tim suskses menyangkut nama baik cagub. Juga menginformasikan tentang sumber dana yang diperoleh cagub apakah termasuk dana yang sesungguhnya atau dana siluman yg tak jelas sumbernya. dana ini harus di audit terlebih dahulu oleh KPUD. ( wawancara dengan reporter) Berdasarkan pengamatan penulis yang dilakukan di lapangan selama dua
bulan untuk meneliti strategi redaksi dalam menentukan berita pada rubrik “Politik Jakarta” periode Juli 2007. Dengan mendasari pedoman teoritis pada bab II, penulia akan menggambarkan hasil penelitian secara rinci bagaimana strategi redaksi dalam menentukan berita yang akan mengisi rubrik “Politik Jakarta”. Pada strategi Nonstop dalam menentukan berita politik di rubrik “Politik Jakarta”, tim redaksi Nonstop membuka rubrik ini untuk mengakomodir suara partai politik yang ada di Jakarta. Strategi yang diterapkan Nonstop dalam menjalankan perusahaannya pada kenyataannya hampir sama dengan manajemen
56
umum, definisi manajemen menurut stoner adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Pada tahapan perencanaan (planning), teori menyusun agenda (agenda setting) adalah media memberikan agenda-agenda lewat pemberitaannya, sedangkan masyarakat menyeleksi dan mengarahkan perhatian masyarakat pada gagasan atau peristiwa tertentu. Media mengatakan pada kita apa yang penting dan apa yang tidak penting. Media pun mengatur apa yang harus kita lihat tokoh siapa yang harus kita dukung.41 Dalam hal ini Nonstop menampilkan berita politik yang dapat mempengaruhi khalayak dalam menentukan pilihan pasangan cagub. Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, pada tahap perencanaan penulis mengamati Tim Redaksi Nonstop merencanakan dan membahas pemilihan tema berita, tujuan dibukanya rubrik Jakarta dan kesiapan Nonstop membuka rubrik ini. Rapat dilaksanakan satu bulan sebelumnya sebagai persiapan awal, yang terdiri dari, empat kali rapat besar setiap Jum’at malam yang dihadiri oleh para petinggi redaksi dan satu kali rapat informal antara pemimpin umum dan pemimpin redaksi. Pertama rapat perencanaan yang dilakukan secara rutin setiap Jum’at malam. Di dalam rapat ini dibahas mengenai tema apa yang akan diangkat. Rapat perencanaan ini dihadiri oleh para petinggi redaksi, pemimpin umum dan kekurangan dibukanya rubrik ini dilihat dari sisi pemasaran dan iklan.
41
Nurudin, Komunikasi Massa, Cespur, 2003, hal. 185
57
Tahap pengorganisasian (organizing) adalah proses pemilihan sumber daya manusia meliputi pemilihan reporter dan rekdaktur rubrik politik Jakarta. Pada tahap ini, Ahmad Yani terpilih menjadi redaktur, sedangkan yang bertugas menjadi reporter adalah Agus Supriyanto, Eno dan Indra Budiman. Adapun kriteria yang ditetapkan pemimpin redaksi untuk seorang redaktur adalah, punya pengalaman di bidang perkotaan dan politik lokal, punya kredibilitas dan semangat kerja yang baik dan punya jiwa leadership serta kreatif. Tahap pelaksanaan (actuating) mencakup hal-hal mengarahkan atau memotifasi karyawan untuk menjalankan tugas pokoknya dengan baik. Penulis mengamati bahwa redaktur sebagai penguasa rubrik “Politik Jakarta” mempunyai otonomi khusus untuk rubriknya yang senantiasa dikonsultasikan kepada pemimpin redaksi. Adapun hal dikonsultasikan salah satunya mengenai tema berita. Sejak dibukanya rubrik “Politik Jakarta”, redaktur sudah membagikan tugas wawancara kepada reporter. Nara sumber yang akan diwawancarai adalah anggota DPRD, pengurus Parpol dari level DPD sampai DPW dan DPC, serta ranting, organisasi masyarakat dan warga atau tokoh masyarakat. Pada tahap ini dilakukan pemilihan jenis-jenis berita. Berita yang ditampilkan adalah berita seputar Pilkada dan tentunya mempunyai prospek iklan. Penulis menggunakan tahapan-tahapan sebelumnya sebagai referensi untuk penelitian periode Juli 2007. Strategi yang diterapkan Nonstop sesuai dengan rapat perencanaan awal bahwa berita yang dikemas pada pemberitaan Juli 2007 adalah
berita
seputar pilkada
Jakarta
yang tema
beritanya
mengenai
perkembangan partai politik peserta pilkada. Pada periode ini Nonstop
58
menampilkan berita yang berhubungan dengan kedua cagub yang lolos ketahap dua besar pasangan cagun dan cawagub pada pilkada mendatang yaitu Fauzi Bowo dan Prijanto dari partai Golkar serta Adang Daradjatun dan Dani Anwar dari Partai Keadilan Sejahtera. Strategi lain yang digunakan Nonstop untuk mensukseskan pilkada DKI ini adalah dengan menampilkan berbagai visi dan misi kedua pasangan cagub agar khalayak dapat mengenal dan memilih calon yang terbaik. Berita yang ditampilkan tidak memihak ke salah satu pasangan calon gubernur, melainkan menggambarkan profil kedua pasangan cagub dengan porsi yang sama dan tidak mendominan. Dengan begitu kedua cagub dapat menarik perhatian dan simpati khalayak. Tahap pengendalian (controlling) mencakup tujuan awal perusahaan. Pemimpin redaksi harus memastikan bahwa apa yang dijalankan sudah sesuai dengan ketentuan awal. Untuk mengetahui apakah tujuan tersebut benar-benar tercapai,
setiap
bulannya
tim
redaksi
mengadakan
evaluasi
mengenai
perkembangan berita, permasukan iklan yang menyangkut pilkada dan animo pembaca Nonstop. Sesuai dengan periode yang penulis angkat dalam penelitian ini, yaitu periode Juli 2007, penulis akan menjabarkan strategi redaksi Nonstop dalam menentukan pemberitaan di rubrik “Politik Jakarta”. Dalam bulan Juli 2007 berita yang diangkat adalah mengenai kedua cagub, yaitu Fauzi Bowo dari partai Golkar dan Adang Daradjatun dari Partai Keadilan Sejahtera. Nonstop mengakomodir kedua cagub tanpa memihak kesalahsatunya. Nonstop menampilkan profil mereka
59
serta visi misi mereka dalam membangun Jakarta jika menjadi gubernur terpilih. Kedua cagub juga menyuarakan aspirasi mereka untuk menarik simpati masyarakat. Pada tahap awal pelaksanaan, yaitu pemberitaan yang dimuat adalah berita seputar pilkada dan mempunyai prospek iklan yang tinggi. Hal ini dijadikan sebagai referensi untuk penelitian di periode Juli 2007. Di periode selain mengakomodir suara partai politik, kedua cagub juga memasang iklan mengenai profil mereka. Dengan begitu masyarakat bisa lebih mengenal sosok kedua cagub tersebut. Pada periode Juli 2007, Nonstop terus menampilkan perkembangan politik kedua pasang calon gubernur, Fauzi Bowo-Prijanto dari partai Golkar dan Adang Daradjatuan-Dani Anwar dari Partai Keadilan Sejahtera. Nonstop juga mengajak masyarakat untuk menggolkan cagub pilihan mereka dan berpartisipasi dalam pilkada mendatang. Pada periode ini Nontop tidak mendominan ke salah satu pasangan cagub dan tetap menjalin hubungan kerja sama yang bai terhadap kedua partai.
60
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Setelah dilakukan tahap observasi dan wawancara mendalam (in depth interview) mengenai strategi redaksi harian Nonstop dalam menentukan berita politik di rubrik “Politik Jakarta”, maka hasil dari penelitian ini telah disimpulkan yaitu dalam penelitian ini penulis membahas mengenai strategi redaksi harian Nonstop dalam menentukan berita politik di rubrik “Politik Jakarta” (pilkada DKI, periode Juli 2007). Penuis akan menjabarkan tahapan awal terbentuknya rubrik ini dan bentuk strategi di bulan Juli 2007. 4. Pada tahap perencanaan (Planning) tim redaksi Nonstop mengadakan rapat awal, satu bulan sebelum rubrik ini dibuka. Pada rapat ini dihadiri oleh tim redaksi. Untuk persiapan tampilan di rubrik “Politik Jakarta” akan selalu dibahas pada rapat yang secara intensif untuk menyiapkan dibukanya rubrik “Politik Jakarta”, yang dilaksanakan dalam empat kali rapat besar setiap Jumat malam yang dihadiri oleh para petinggi redaksi dan satu kali rapat informal, yaitu rapat yang dilaksanakan antara pemimpin umum dan pemimpin redaksi. Dalam rapat ini mereka mengkomunikasikan hal mengenai materi berita dan tujuan dibentuknya rubrik politik Jakarta dilihat dari sisi pemasaran dan dihadiri oleh para petinggi redaksi ini membahas tentang materi berita yang akan ditampilkan di rubrik “Politik Jakarta”.
61
5. Tahap pengorganisasian (organizing), penulis mengamati proses pemilihan sumber daya alam yang mencakup penunjukkan redaktur dan reporter rubrik “Politik Jakarta”. Adapun reporter terpilih adalah yang mempunyai pengalaman di bidang perkotaan dan politik lokal, kredibilitas dan semangat kerja yang tinggi dan punyai jiwa leadership dan kreatif. Pada tahap ini terjadi proses pengaturan wewenang, dan sumber daya kepada setiap anggotanya sehingga dapat mencapai tujuan yang telah disepakati. 6. Pada tahap pelaksanaan (actuating), terjadi proses pembagian tugas. Redaktur
sebagai
penguasa
rubrik
“Politik
Jakarta”
bertugas
mengkonsultasikan rubrik ini kepada pemimpin redaksi. Adapun hal yang dibahas adalah mengenai isi berita, iklan dan lain-lain. Sejak rubrik ini dibuka redaktur sudah membagikan tugas wawancara kepada reporter, yaitu reporter mewawancarai anggota DPRD, pengurus parpol di level DPD sampai DPW dan DPC, serta ranting, organisasi masyarakat dan warga atau tokoh masyarakat. Selanjutnya pada tahap ini terjadi proses pemilihan berita. Berita yang dimuat adalah berita politik seputar pilkada dan punya prospek iklan yang tinggi. 7. Pada tahap pengendalian (controlling). Pemimpin redaksi Achmad Yuslizar harus memastikan bahwa apa yang dilaksanakan tim redaksional benar-benar berjalan sesuai tujuan yang ditetapkan. Setiap bulan sekali diadakan evaluasi untuk membahas berita, iklan dan animo
62
pembaca, jika terdapat kekurangan pada rubrik ini, tim redaksi akan langsung membenahinya.
5.2 Saran 5. Untuk menambah kualitas berita, sebaiknya Nonstop memilih dua reporter yang menangani Rubrik Pilkada Jakarta. Dengan begitu pemberitaan yang dihasilkan lebih efektif dan beragam. 6. Rubrik “Pilkada Jakarta” dibuka untuk mengakomodir suara partai politik di Jakarta menjelang pilkada DKI Jakarta 2007. Sebaiknya rubrik ini menjadi rubrik tetap di Nonstop, karena dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang dunia politik, khususnya politik dalam negeri. 7. Pemimpin redaksi harus memilih
redaktur dan reporter yang yang
benar-benar berkompeten supaya bisa menghasilkan berita yang berkualitas dan mudah dimengerti oleh pembaca. 8. Nonstop diharapkan dapat membuka rubrik yang bisa mengakomodir suara partai politik se Indonesia, tidak hanya partai politik di Jakarta. Dengan begitu semua kalangan politik dapat menyuarakan aspirasinya melalui Nonstop, dan Nonstop lebih dikenal oleh masyarakat.
72
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama
: Ulin Wulandari
Nim
: 04102-049
Jurusan
: Jurnalistik
Agama
: Islam
Tanggal lahir
: 2 September 1983
Tempat lahir
: Medan, Sumatera Utara
Alamat
: Jl. H. Saba Komplek Walikota Blok E 2 No 10 Rt 10 Rw 003 Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan Jakarta Barat.
Pekerjaan
: Reporter
No.telepon
: 02193708915-08568983489
Email
:
[email protected]