STRATEGI PELIPUTAN BERITA DI HARIAN KEDAULATAN RAKYAT
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Ilmu Sosial Islam
Disusun Oleh: RATNA JUWITA 05210058
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2010
ii
iii
MOTTO
Jadikanlah kegembiraan sebagai ungkapan Syukur, kesedihan sebagai wujud kesabaran, alam sebagai wujud tafakaur, cara memandang permasalahan sebagai wujud mengambil pelajaran, ucapan sebagai wujud dzikir, menulis sebagai wujud ekspresi jiwa Tuhan. Hidup sebagai ketaatan, dan kematian sebagai wujud cita-cita.
Dikutip dari Buku “La Tahzan”, Karya Dr. Aidh Al- Qorni.
iv
Halaman Persembahan
Skripsiku kupersembahkan untuk Ayah dan Bunda yang selalu mengiringi Do’a disetiap langkah-langkahku Buat adekku Nur Nazmi Laili, terimakasih atas suport dan doanya selama ini yang tak terlupakan Tempatku menimba ilmu Almamaterku tercinta Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya kepada kita semua, dan memberikan kesempatan kepada penyusun untuk menyelasikan skripsi yang berjudul ”Strategi Peliputan Berita di Harian Kedaulatan Rakyat”, Shalawat serta salam semoga senantiasa kita limpahkan kepada junjungan kita nabi Muhamad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliyah ke alam yang penuh dengan ilmu, serta sejahtera semoga Allah limpahkan kepada kita semua, amin ya rabbal alamin. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi tugas dan melengkapi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam di Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Penyusun menyadari dengan sepenuh hati, bahwa tersusunya skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan uluran tangan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terimakasih yang sebesarbesarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada: 1. Prof. Dr. HM.Amin Abdullah, Selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2.
Prof. Dr. H. M. Bahri Ghazali dan Dr. H. Akhmad Rifa’i, M.Phil. Selaku Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
3. Dra. Evi Septiani TH. MS.i Selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
vi
4. Drs. Hamdan Daulay, M.Si, dan Saptoni, MA. Yang telah berkenan membimbing dan memberikan arahan dengan penuh keikhlasan dan kesabaran. 5. Bapak dan ibu Dosen beserta karyawan Fakultas Dakwah khususnya Dra. Endang Sulistiyasari (Almh), selaku penasehat akademik yang telah membantu memberikan arahan selama study. 6. Bapak Drs. Octo Lampito selaku pimred Kedaulatan Rakyat, beserta jajaran redaksi dan perusahan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian. 7. Mas Basuki dan Mba Riyana Ekawati selaku wartawan KR makasih banyak karena telah meluangkan waktuya untuk penulis wawancarai. 8. Saudara-saudaraku, Mb Nia, Lia, Wawan, serta keluarga Mas pendy Mb Retno, dek Tya, dek Hafid yang telah memberikan semangat, dorongan, serta motivasi untuk segera menyelesaikan penyusunan skripsi. 9. Teman-teman kos Al-Hidayah, Mb Sri, Mb Ida, Lia, Wahyu, Arin, Pipin tanpa kalian semua hidupku dijogja terasa hampa kalian adalah penyemangatku, sekaligus keluarga kecilku dijogja yang tidak akan pernah aku lupakan. 10. Teman-teman KPI angkatan 2005 Pipin, Darsi, Puji, Ninik, Wanti, Hindun, Juju, serta temen-teman semua yang tidak penulis sebutkan satu persatu terimakasih buat kalian semua yang telah memberikan semangat, Inspirasi dan pemikiranya dalam penyusunan skripsi ini. 11. Serta semua pihak yang telah berjasa dalam penyusunan skripsi ini yang tak mungkin penyusun sebutkan satu persatu.
vii
Kepada semua pihak tersebut, semoga amal baik yang telah diberikan dapat dijadikan amal saleh dan dapat diterima disisi Allah SWT, mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penerbit di masa yang akan datang dan bagi pembaca terlebih bagi penyusun sendiri.
Penyusun
Ratna Juwita
viii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........................................................................................
i
HALAMAN NOTA DINAS ............................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................
iii
HALAMAN MOTTO ......................................................................................
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................
v
KATA PENGANTAR .....................................................................................
vi
DAFTAR ISI....................................................................................................
ix
ABSTRAKSI ..................................................................................................
xi
BAB I
PENDAHULUAN A. Penegasan Judul .......................................................................
1
B. Latar Belakang Masalah...........................................................
2
C. Rumusan Masalah ....................................................................
5
D. Tujuan Penelitian .....................................................................
5
E. Kegunaan Penelitian.................................................................
5
F. Kajian Pustaka..........................................................................
5
G. Kerangka Teori.........................................................................
7
H. Metodologi Penelitian ..............................................................
24
1. Sumber data........................................................................
24
2. Metode Pengumpulan Data ................................................
24
a. Metode Wawancara......................................................
24
b. Metode Observasi.........................................................
25
c. Metode Dokumentasi ...................................................
25
ix
BAB II
3. Metode Analisis Data.......................................................
25
I. Sistematika Pembahasan........................................................
26
GAMBARAN UMUM TENTANG PELIPUTAN BERITA PADA SKH KEDAULATAN RAKYAT
BAB III
A. Sekilas Tentang Peliputan Berita Wartawan SKH KR ............
27
B. Proses Klarifikasi Berita ........................................................
28
C. Proses Peliputan Berita ..........................................................
28
D. Tujuan Peliputan Berita .........................................................
30
E. Visi-Misi ...............................................................................
30
F. Landasan Kebijakan Wartawan..............................................
30
G. Tim Peliput KR......................................................................
31
H. Kalangan Pembaca KR ..........................................................
32
STRATEGI WARTAWAN KR DALAM PELIPUTAN BERITA A. Strategi dasar wartawan dalam mencari berita sehingga berita dapat diterima oleh masyarakat ..............................................
34
B. Strategi ketika mencari berita.................................................
37
C. Faktor pendukung dan penghambat wartawan dalam mencari berita ..................................................................................... BAB IV
54
PENUTUP A. Kesimpulan............................................................................
66
B. Saran .....................................................................................
68
C. Kata Penutup .........................................................................
69
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
x
ABSTRAK
Menurut J.B Wahyudi dalam bukunya Totok Djuroto yang berjudul Manajemen Penerbitan Pers, berita adalah laporan tercepat dari sebuah peristiwa yang faktual atau pendapat yang memiliki nilai penting dan menarik bagi sebagian besar pembaca dan dipublikasikan secara luas melalui media massa.1 Nampaknya berita sudah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat, karena dengan adanya berita masyarakat bisa memperoleh informasi secara akurat, tajam dan terpercaya. Begitu juga dengan harian Kedaulatan Rakyat tidak mau kalah dengan media cetak lain diwilayah Yogyakarta dalam menyajikan berita, sehingga berita yang diterbitkan menjadi menarik pembaca, baik dari kalangan menegah kebawah sampai menegah keatas. Penyampaian berita bisa dilakukan melalui media cetak maupun media massa, seperti koran, majalah, radio dan televisi. Perbedaan utama diantara media massa dan media cetak tersebut terdapat pada materi yang disampaikan media cetak menyajikan meterinya secara tertulis, sedangkan radio atau televisi menyajikan meterinya dalam bentuk lisan dan gambar hidup. Dalam hal ini tentunya harian Kedaulatan Rakyat mempunyai strategi dalam meliput berita. Dalam mengungkap strategi, proses peliputan berita disini sangatlah membutuhkan ketelitian dan pengetahuan yang sangat luas sekali. Dalam peliputan berita tentunya akan membutuhkan seorang wartawan. Dalam proses peliputan berita wartawan disini mempunyai fungsi mencari sumber berita untuk dituangkan pada tulisan yang layak dibaca oleh pembaca. Obyek penelitian ini akan mengambil setting atau tempat disalah satu media cetak berskala nasional harian Kedaulatan Rakyat sebagai tempat penelitian.. Penulis melihat bahwa harian Kedaulatan Rakyat merupakan salah satu prodak pers yang berusaha mentransformasikan nilai-nilai berita secara umum dan luas. Berdasarkan deskripsi latar belakang masalah tersebut dapat penulis rumuskan permasalahan, Bagaimana strategi wartawan harian Kedaulatan Rakyat dalam meliput berita di tengah masyarakat.Sedangkan metode yang akan digunakan adalah berjenis deskriptif kualitatif, yaitu dengan mengambarkan hasil analisis yang digunakan merupakan upaya untuk mencari dan menata secara sistematis cacatan hasil observasi, wawancara dalam hal ini untuk meningkatan penelitian.
1
Totok Djuroto, Manajemen Penerbitan Pers, PT. Rosdakarya, Bandung 2004, hlm.22.
BAB I PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul Sesuai dengan judul skripsi “Strategi Peliputan Berita di Harian Kedaulatan Rakyat”, maka sebelumnya penulis akan memberikan penjelasan atau penegasan istilah ini agar tidak mengalami kerancuan makna, maupun pelebaran makna dari istilah yang digunakan. 1. Strategi Yang dimaksud dengan strategi adalah siasat yang digunakan untuk mendapatkan suatu maksud. 1 Dapat dijelaskan pula bahwa strategi adalah taktik, tempat yang baik, cara yang baik dan menguntungkan dalam suatu tindakan.2 Jadi yang dimaksud strategi di sini adalah siasat atau taktik yang digunakan oleh wartawan dalam pencarian berita di lapangan. 2. Peliputan Berita Yang dimaksud dengan peliputan berita adalah proses pengumpulan data dan informasi di lapangan yang dilakukan wartawan. 3 Jadi yang dimaksud peliputan berita di sini adalah proses pengumpulan data dan informasi di lapangan sesuai dengan kejadian yang disaksikan oleh wartawan.
1
J.s Badudu, Sutan Mohamad Zain, Kamus Bahasa Indonesia Umum, Cet. Ke-4 (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, Agustus 2001), hal.1357. 2 M. Dahlan Al-Barry, Kamus Induk Istilah Ilmiah, (Surabaya: Target Press, 2003), hal.740. 3 Wikipedia, Bahasa Idonesia, Ensiklopedia Bebas,Peliputan Berita,http://id.wikipedia. org/ Wiki/peliputan- berita.25 Februari 2008.
1
3. Harian Kedaulatan Rakyat Harian Kedaulatan Rakyat merupakan salah satu produk pers yang berusaha mentransformasikan nilai-nilai berita secara umum dan luas. Adapun yang dimaksud dengan surat kabar harian Kedaulatan Rakyat adalah lembaran kertas yang memuat warta berita yang di terbitkan setiap hari.4 Yaitu dengan menyajikan berbagai macam berita dari mulai berita sosial, ekonomi, politik, iklan, artikel, cerita, opini. sebagainya. Sehingga sifat aktulitasnya juga menentukan isinya sehingga penyajianya dibuat agar tetap menarik dan aktual. Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa maksud judul skripsi yang berjudul Strategi Peliputan Berita di Harian Kedaulatan Rakyat, penelitian yang ingin mengkaji tentang siasat atau taktik yang digunakan wartawan KR dalam tahap pencarian berita di lapangan untuk dijadikan sebuah berita dan disajikan kepada pembaca (masyarakat).
B. Latar Belakang Masalah Perkembangan media massa di Indonesia dewasa ini bisa dikatakan sangat pesat, bukan saja diwilayah perkotaan tapi juga telah merambah wilayah pedesaan. Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu wilayah Indonesia yang telah memiliki media cetak lokal yaitu Kedaulatan Rakyat yang lebih dikenal dengan KR, Ini adalah media cetak lokal kebanggaan masyarakat Jogja. Media cetak ini telah memiliki bentuk jenis dan sasaran khalayak sendiri.
4
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hal. 872.
2
Berita di KR bisa mendapatkan tempat di hati masyarakat karena sajian beritanya cukup menarik. Hasil liputanya pun cukup bisa menambah wawasan dan pengetahuan bagi masyarakat. Perlu diketahui bahwa pembaca berita KR terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda status sosialnya. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari segi ekonomi, tingkat pendidikan maupun usia. Namun dari kemajemukan tersebut, informasi dari program berita tetap bisa tersampaikan dan dapat diterima masyarakat. Diterimanya berita oleh masyarakat tidak bisa lepas dari kualitas berita yang disajikanya. Seperti kita ketahui bahwa berita di media massa cetak sangat berbeda dengan berita di televisi. Dalam media cetak disajikan dalam bentuk tulisan dan gambar, sedangkan dalam media televisi berita disajikan/ditayangkan harus runtut serta relevan antara gambar dan narasi yang disampaikan oleh pembawa berita. Kemampuan wartawan dalam memadukan gambar dan tulisan tentunya juga sangat membantu masyarakat dalam memahami informasi mengenai suatu peristiwa yang terjadi. Selain itu kemampuan wartawan dalam memahami perbedaan status pembaca juga sangat membantu dalam penulisan berita. Dalam peliputan berita wartawan juga harus memiliki kemampuan dalam mengolah kata dan kalimat agar dapat dipahami semua masyarakat. Dengan menggunakan kalimat yang sederhana, singkat, jelas, akurat dan obyektif sesuai dengan peristiwa yang benar-benar terjadi akan sangat membantu berita yang dihasilkan. Berita yang dihasilkan pun harus melalui sumber-sumber yang mempunyai nilai dan daya tarik karena akan sangat menunjang kualitas berita
3
yang dihasilkan. Dengan kata lain berita yang dihasilkan sesuai dengan keadaan masyarakat. Keberhasilan sebuah berita menjadi buah bibir dikalangan pembaca sangat dipengaruhi oleh kepekaan wartawan dalam menggali peristiwa di tengah masyarakat dan mengangkatnya menjadi berita yang menarik Wartawan melakukan kegiatan peliputan berita, mulai dari memilih, mengumpulkan dan mewawancarai narasumber hingga menulisnya sebagai berita berdasarkan kebenaran fakta yang diperoleh di lapangan. Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti strategi apa yang digunakan oleh wartawan dalam meliput berita untuk disajikan kepada masyarakat.Untuk memaksimalkan penelitian tersebut, peneliti memilih media massa cetak yang memiliki visi dan misi mencerdaskan dan mensejahterakan masyarakat berdasarkan pancasila dan memberikan informasi pendidikan dan hiburan yang diberikan kepada pembaca dan tetap menyuarakan hati nurani rakyat. Skripsi yang penulis teliti berkaitan dengan jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, hal ini dikarenakan dunia pemberitaan mendapat perhatian yang sangat mulia dalam Al-Quran dengan bukti terdapat dalam surat Al-Quran yang bernama surat An-Naba (dunia pemberitaan) dan an-nabiy (pembawa berita). Para nabi adalah pembawa berita dari tuhan. Mereka adalah para “jurnalis” tuhan yang mulia karena dalam tugasnya sebagai pembawa berita para nabi dipandu oleh etika ketuhanan yang bersumber dari Al-Quran.
4
C. Rumusan Masalah Berdasarkan deskripsi latar belakang masalah tersebut dapat penulis rumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimana strategi wartawan harian Kedaulatan Rakyat dalam meliput berita di tengah masyarakat.
D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui bagaimana strategi peliputan berita yang di lakukan oleh wartawan SKH Kedaulatan Rakyat.
E. Kegunaan Penelitian 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan rujukan dan pertimbangan bagi suatu kelompok atau organisasi massa yang berniat untuk menerbitkan media massa cetak. 2. Memberi khasanah berfikir para redaktur harian Kedaulatan Rakyat untuk meningkatkan kreativitasnya dalam menyajikan berita di media massa cetak. 3. Sebagai kontribusi ilmiah dan sumbangan informatif bagi mereka yang meminati dan melakukan penelitian lebih jauh seputar dunia pers.
F. Kajian Pustaka Berdasarkan hasil penelusuran penulis sejauh ini baru ada beberapa peneliti yang melakukan penelitian mengenai peliputan berita di media massa
5
cetak. Penulis juga menemukan beberapa referensi lain yang membahas tentang pers, referensi tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: Skripsi yang disusun oleh saudara Juliadi, yang berjudul Strategi Penyajian Pesan Dakwah Pada Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat Periode 1 Januari 2004 – 31 Desember 2004, 5 dalam skripsi ini penulis membahas tentang, strategi dakwah melalui media. Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat, penulis juga mencoba untuk mengkaji lebih dalam tentang muatan dakwah yang ada serta strategi atau tata cara penyajian pesan dakwah yang digunakan KR dalam muatanya seputar dakwah islam. Skripsi yang disusun oleh Mardika Ria Diani, yang berjudul Strategi Peliputan Reporter RRI Progama Dua Yogyakarta ( Studi Tentang Warta pagi di RRI Progama Dua Yogyakarta) tahun 2008. 6 Dalam skripsi ini penulis lebih menekankan pada strategi yang digunakan oleh reporter untuk mencari berita, suatu berita yang akan disiarkan dalam program warta pagi di RRI progama dua Yogyakarta. Skripsi yang disusun oleh Irenius Waka, yang berjudul Strategi Jurnalisme Media Online Konvensional dalam Menghadapai Jurnalisme Online Anonim (Analisis Deskriptif Tentang Strategi Jurnalisme Surat Kabar Harian Bernas Jogja Dalam Menghadapai Fenomena Pertumbuhan Media Online Anonim)
5
Juliadi “Strategi Pesan dakwah Pada Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat, Periode 1 Januari 2004 -31 Desembar 2004” Skripsi (Fakultas Dakwah, UIN Sunan Kalijaga, 2004). 6 Mardika Ria Dianai “Strategi Peliputan RRI Progama Dua Yogyakarta”, (Studi Tentang Warta Pagi di RRI Progama Dua Yogyakarta), Skripsi (Fakultas Dakwah, UIN Sunan Kalijaga, 2008).
6
tahun 2002. 7 Srkripsi ini berisi tentang perencanaan dan manajemen yang merupakan suatu strategi untuk mengaplikasikan jurnalisme yang digunakan bernas Oline dalam setiap siaranya secara komprehansif. Adapun penelitian yang dilakukan penulis yang berjudul “Strategi Peliputan Berita di harian Kedaulatan Rakyat, berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian-penelitian sebelumnya yang membahas masalah strategi yang menekankan pada strategi dalam memasarkan dan menyajikan program, sedangkan peneliti lebih menekankan pada siasat atau taktik yang digunakan oleh wartawan dalam meliput berita dilapangan untuk dijadikan sebuah berita dan disajikan kepada pembaca (masyarakat).
G. Kerangka Teori 1. Tinjauan Tentang Berita Berita adalah laporan tercepat dari sutau peristiwa atau kejadian yang factual, penting dan menarik bagi sebagian besar pembaca, serta menyangkut kepantingan mereka.8 Begitu banyak definisi berita yang dapat diketahui dari berbagai literatur, yang satu dengan lainya. Para ahli mendefinisikan berita dengan pandangan dari sudut surat kabar saja. Kenyataan menunjukan bahwa penyiaran berita oleh stasiun radio dan televisi sangat berpengaruh terhadap surat kabar, antara lain dengan kecepatan sampainya berita kepada khalayak.
7
Irenius Waka “Strategi Jurnalisme Media Online Konvensional dalam menhahadapi Jurnalisme Online Anonim”, (Analisis Deskriptif tentang Jurnalisme Surat Kbar Harian bernas Jogja Dalam Menghadapi Fenomena Pertumbuhan Media Online Anonim), (Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga 2001). 8 Asep Syamsul Romli, Jurnalistik Praktis Untuk Pemula,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006). hal 5
7
Kalau suatu peristiwa baru dapat disiarkan surat kabar keesokan harinya, radio, televisi hanya dalam hitungan jam saja, bahkan suatu peristiwa nasional dapat disiarkan radio dan televisi pada saat kejadian itu sendiri berlangsung. Akan tetapi karena ketiga media massa itu, yakni surat kabar, radio dan televisi masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, maka pada akhirnya terjadi upaya saling mengisi. Seorang penulis jurnalistik bernama Frank Luthor Mott menyatakan bahwa paling sedikit ada delapan konsep berita yang meminta perhatian. 9 Konsep tersebut adalah sebagai berikut: a. Berita sebagai laporan tercepat (news as timely report) Konsep ini menitik beratkan pada “segi barunya terjadi” (newness) sebagai faktor terpenting dari sebuah berita. b. Berita sebagai rekaman (news as record) Berita yang tercetak dalam surat kabar merupakan bahan dokumentasi. c. Berita sebagai fakta objektif (news as objective facts) Sebuah berita harus faktual objektif. Bagi para wartawan, berita objektif ialah laporan mengenai suatu fakta diamatinya tanpa pandangan berat sebelah ini berarti laporan yang jujur. d. Berita sebagai iterpretasi (news as pretation) Dalam situasi yang kompleks yang menyangkut bidang politik, ekonomi atau ilmu pengetahuan, atau fakta perlu dijelaskan agar pembaca mengerti.
9
Onong Ucjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Aditya Bakti, 2003 ). hal.132.
8
e. Berita sebagai sensasi (news as sentation) Di sini terdapat unsur subjektif, yakni bahwa yang mengejutkan (shock) dan yang menggetarkan atau menghiraukan (thrills) bagi pembaca yang satu akan berlainan dengan pembaca yang lain. f. Berita sebagai minat insani Di sini menariknya berita bukan karena pentingnya peristiwa yang dilaporkan,
tetapi
karena
sifatnya
menyentuh
perasaan
insani,
menimbulkan perasaan iba, terharu, prihatin dan lain sebagainya. g.
Berita sebagai ramalan ( news as prediction )
Wartawan cenderung untuk menaruh perhatian kepada masa depan dari masa kini dan masa lalu. Sebabnya ialah karena minat pembaca terutama terletak pada masa depan. h. Berita sebagai gambar (news as picture) Gambar-gembar yang disajikan dalam surat kabar jumlahnya banyak ilustrasi halaman surat kabar selain sifatnya semata-mata hiburan saja seperti comic, strip, juga mengandung nilai berita (news value). Banyak kejadian yang dilaporkan dalam bentuk gambar yang seringkali lebih efektif dari pada kalau diterangkan dengan kata-kata.10 Dari segi peristiwa, peliputan berita dapat dilakukan dengan menggunakan beat system nan follow up system, kemudian bisa dilanjutkan dengan berbagai metode wawancara, observasi pelengkapan dokumen, dan bisa juga dengan pertisipasi dalam peristiwa. Ketika wartawan kesulitan dalam mendapatkan berita dapat memakai cara dengan menggali berita yang bisa diistilahkan dengan
10
Ibid hlm 132-134
9
menciptakan berita. Dan berikut adalah strateginya: 2. Strategi dalam Pencarian Berita A. Strategi dasar wartawan dalam mencari berita sehingga beritanya dapat diterima masyarakat:11 1.
Prinsip Ikhlas Prinsip ikhlas penting sekali bagi wartawan guna menjaga titik keberangkatan, menetapkan niat agar karyanya benar-benar terwujud sebagai karya yang dapat memberikan manfaat dan berguna untuk kepentingan semuanya.
2.
Kesiapan teknis Mempersiapakn segala hal yang memang dibutuhkan dalam proses kerja dari seorang wartawan itu juga sangat penting. Hal ini adalah sebagai fasilitas yang memang sangat membantu dia dalam bekarja. Seperti halnya: bolpoint, block note, rekaman, kamera, komputer dll.
3.
Memproses berita tahap demi tahap Dalam proses wartawan bekerja sangat di butuhkan dengan adanya ketenangan dan kesabaran. Walaupun wartawan pekerjanaanya selalau berhubungan dengan waktu, namun ketenangan dengan kesabaran tetap dibutuhkan disini. Karena dengan itu wartawan dapat berpikir secara jernih dan memproses berita tahap demi tahap. Sehingga berita dapat diperolah dan ditulis dengan maksimal.
11
Yunus Hanis Syam, Panduan Berdakwah Lewat Jurnalistik, (Yogyakarta: Pinus, 2006,
hal.52-56
10
4.
Memegang prinsip-prinsip dakwah islam Menjadi seorang wartawan yang baik adalah berawal dari wartawan tersebut adalah seorang individu yang baik. Untuk mencapai individu yang baik adalah melaksanakan apa yang memang telah menjadi kewajibanya. Maka seorang wartawan selayaknya memegang prinsip dakwah dan tetap dalam kesalehan memilki agenda tetap istiqomah dan menegakan amar’maruf nahi munkar.
B. Strategi wartawan untuk membekali diri dalam mencari berita •
Sebelum melakukan liputan, wartawan harus memiliki bekal tentang apa saja yang harus dilakukan. Agar tidak blank, diusahakan membuat kerangka acuan atau TOR (term of reference).
•
Wartawan harus menguasai topik pembicaraan, tidak buta terhadap pokok permasalahan yang akan ditanyakan kepada narasumber melalui metode wawancara.
•
Mempelajari terlebih dahulu peristiwa tersebut dalam konteks pemberitaan. Peristiwa yang baik adalah memiliki nilai berita sehingga layak untuk diangkat menjadi suatu
•
Sebelum melakukan liputan, wartawan harus mengamati apakah berita itu sesuai dengan kode etik media tempat bekerja
•
Berita itu menguntungkan bagi media yang bersangkutan berita. Keuntungan disini memilki arti, berita tersebut nantinya banyak dibaca orang sehingga media laku keras.
•
Berita yang diliput memilki nilai “prominence” nilai kemasyhuran atau popularitas.
11
Seperti diungkap diatas, suatu peristiwa patut diangkat menjadi sebuah berita jika memang memilki nilai berita. Nilai berita itu antara lain: 1) Kebermaknaan (significance) Kejadian yang dapat mempengaruhi kehidupan orang banyak atau pembaca Contoh: kenaikan BBm, tariff TDL, Biaya Pulasa telepon 2) Besaran (Magnitude) Kejadian menyangkut angka-angka yang berarti bagi kehidupan orang banyak Contoh: Kasus korupsi triliunan yang merugikan Negara. 3) Kebauran (Timelines). Suatu kejadian menyangkut peristiwa yang baru terjadi. Contoh: gempa bumi dan sunami yang melanda Nangro Aceh Darussalam 4) Kedekatan (Proximitiy) Suatu kejadian yang berada didekat pembaca. Kedekatan itu bisa secara geografis atau emosional. Contoh: peristiwa tabrakan mobil, kebakaran atau pembunuhan 5) Kemasyhuran /sisi manusiawi (Prominence/Human Interest Suatau kejadian yang memberi sentuhan rasa kepada para pembaca. Mengungkap peristiwa orang terkenal. Figure public, atau masyarakat biasa dalam peristiwa luar biasa. Contoh: Desi Ratnasari mengalami kecelakaan.
12
C. Wartawan mencari ide dan menentukan bahan berita di sumber berita Untuk memudahkan dalam mencari berita adalah dengan kekayaan ide yang dimikli dan dicari oleh wartawan. Karenanya berita wartawan dapat dikatakan berbobot dan nantinya di akaui masyarakat. Maka dari mencari ide perlu mendapatkan perhatian untuk memilih ide dan mengembangkanya.12 Berita diperoleh wartawan tidak saja dari peristiwa yang dilihat diperoleh mata kepalanya sendiri. Tapi berita juga diperoleh dari banyak sumber. Sebagiamana di ketahui macam berita. Antara lain berita politik, berita ekonomi, berita kejahatan, berita olahraga, berita pendidikan, dan berita keagamaan. Masing-masing berita itu mempunyai sumber-sumber sendiri.13 Wartawan dapat mencari bahan berita di sumber beritanta yaitu sbb: 1) Wartawan di lapangan Wartawan mengerti betul bangimana meliput peristiwa, informasi penting dan kemana mengumpulkan informasi. 2) Kontak atau hubungan dengan pusat informasi Petugas kepolisian, staf rumah sakit, sipir penjara, preman di terminal, petugas bandara adalah pusat-pusat informasi penting. 3) Memantau saluran radio Saluran radio komunikasi milik polisi atau lembaga-lembaga yang bertugas menangulangi kedaan darurat. 12 13
Yunus Hanis Syam, Op. Cit, Hal. 99 Sutirman Eka Ardana, Jurnalistik Dakwah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995), hal.45
13
4) Internet Internet berguna untuk memperolah bahan rujukan atau referensi bagi wartawan guna melengkapi beritanya internet dapat dipakai juga sebagai sumber langsung pemberitaan dengan menggunakan berita yang diproduksi oleh berita on line yang melakukan up detting berita berskala dan cepat. Salah satu yang terkenal di Indonesia adalah detik com. 5) Saksi mata Diupayakan untuk mendapatkan saksi mata lebih dari satu supaya akurasi setinggi-tingginya. 6) Pendengar Seringkali pendengar menyampaikan kejadian yang memang layak untuk ditindak lanjuti menjadi sebuah berita. 7) Kantor berita Menjual layanan berita ke lembaga media massa yang membayar biaya angganan. Contohnya kantor berita Antara. 8) Freelance Mereka mnegirimkan laporan jika ada hal-hal kuhus yang tidak mengkin diliput oleh wartawan, atau karena latar belakang keahlian di bidang yang mereka laporkan.
14
9) Sindikasi atau Jaringan Memperkerjakan wartawan dan semua berita dikumpulkan dan dipersiapkan dikantor pusat untuk disebarluaskan ke media-media di daerah yang berada di jaringan tersebut. 10) Media lain Cara kerja yang tidak ideal karena menyiarkan berita tanpa disebabkan darimana sumbernya. 11) Jumpa Pers Ajang bagi wartawan yang malas dan tidak punya inisiatif. Tinggal mendengarkan, mencatat dan merekam. 12) Siaran Pers Disiapkan oleh petugas hubungan masyarakat dari suatu lembaga untuk bahan awal melakukan penggalian lebih jauh. Dengan adanya metode diatas, wartawan dalam kerjanya bisa lebih mudah dan cepat dalam mendapatkan beritanya, wartawan bisa mengerti man aide berita yang bisa dipilih, diliput, dan ditulis dan mana yang layak untuk dimuat. Namun khusus untuk para informasi para wartawan harus selalau menjaga hubungan yang baik dengan informan tersebut, agar selalau terjaga kerja samanya sehingga wartawan bisa mendapatkan berita dengan optimal. D. Untuk segera mendapatkan berita wartawan mencari berita tersebut dimana berada dengan mengetahui jenis peristiwa, yaitu sbb:
15
Dari segi subtansi atau jenis peristiwa, pencarian barita bisa dilakukan dengan dua cara yaitu: a. Beat System, yakni meliput peristiwa dengan mendatangi secara teratur instansi pemerintah atau swasta, atau tempat yang dimungkinkan munculnya peristiwa, informasi untuk dijadikan berita. b. Follow up System, 14 yaitu mencari bahan berita dengan menindak lanjuti berita yang telah muncul. Dengan meneruskan berita kearah yang lebih jelas untuk mendapatkan kebenaran.
E. Untuk mendapatkan informasi dan data yang lebih jelas dalam mencari berita, wartawan melakukan beberapa hal sebagai berikut: 1.
Wawancara
2.
Observasi langsung dan tidak lansung
3.
Pencarian atau penelitian bahan-bahan melalui dokumen public
4.
Partisipasi dalam peristiwa 1. Wawancara
Wawancara adalah percakapan tertentu, percakapan itu dilakukan oleh kedua belah pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
(interviewee)
yang
memberikan
jawaban
atas
apa
yang
ditanyakan.15 Sebelum mewawancarai, wartawan harus bisa melakukan pendekatan yang baik saat melakukan lobi demi memperolah waktu wawancara. Wartawan harus 14 Torben Brandt, Makalah Jurnalisme Radio Sebuah Pengantar Praktis, (Yogyakarta: UGM, 2002). 15 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), hal.186.
16
bersikap obyektif. Ia juga dituntut untuk bisa mendalami permasalahan yang ingin ia ketahui, mempelajari latar belakang tokoh yang akan diwawancarai, serta melamparkan pertanyaan yang tajam dalam melumpuhkan narasumberya
16
wawancara yang dilakukan wartawan dalam mencari berita ada bebrapa macam yang digunakan, yaitu sebagai berikut: a.
Wawancara berdasarkan informasi yang diperoleh 1.
Information interview Information interview adalah wawancara yang dilaksanakan oleh wartawan untuk memperoleh keterangan, informasi, data dan fakta suatu peristiwa
2.
Feature interview Feature interview merupakan wawancara untuk menggali cerita kehidupan seseorang yang akan dijadikan berita.
3.
Opini interview Opini interview adalah jenis wawancara yang dilakukan oleh wartawan untuk mendapatkan pendapat, opini, gagasan, ide dari satu atau lebih sumber berita.
b. Wawancara berdasarkan sarana yang digunakan 1.
Wawanacara melalui telepon Wawancara melalui telepon merupakan jenis wawancara yang sering digunakan. Jenis wawancara ini dapat menghemat waktu, dapat berhubungan dengan cepat dengan narasumber yang sulit meluangkan 16
Eni Setiati, Ragam Jurnalistik Masa Baru Dalam Pembaritaan, (Yogyakarta: Andi, 2005), hal.24
17
waktu pertemuan. Secara lebih khusus, keterbatasan waktu menggunakan telepon jumlah topic pertanyaan dan akan mengajukan pertanyaan yang penting dan perlu. 2.
Wawancara tatap muka Wawancara melalui konferensi pers sangat sering dilakukan oleh lembaga resmi, baik pemerntah mupun swasta. Wawancara melalui konferensi pers sangat terbatas. Ini tentu menyulitkan waratwan untuk mengumpulkan informasi yang berharga. Keuntunganya, apabila wartawan diberi kesempatan bertanya, serta mengadakan perjanjian unutk melanjutkan wawancara di waktu dan tempat yang lain.
3.
Wawancara tertulis Wawancara
tertulis
merupakan
jenis
wawancara
dengan
mengajukan pertanyaan tertulis kepada narasumber, dan narasumber akan menjawabnya secara tertulis. Wawancara seperti ini dilakukan karena narasumber tidak memiliki waktu ntuk wawancara tatap muka atau dengan tujuan untuk memberi waktu berpikir kepada narasumber. Wawancara ini biasanya dilakukan untuk mengungkapkan persoalan yang rumit, sehingga narasumebr harus berhati-hati mengemukakan pendapatnya. c.
Wawancara berdasarkan kesiapan pelaksanaan wawancara 1.
Wawancara mendesak Wawancara mendesak disebut pula wawancara mendadak. Wawancara ini dilakukan dalam keadaan yang mendesak, karena tidak
18
direncanakan.
Disisnilah
diperlukan
kejelian
wartawan.
Melalui
wawancara ini, wartawan memperolah bahan berita di luar dugaan, yang mungkin belum diperoleh wartawan lain. 2.
Wawancara terencana Wawancara terencana ini merupakan wawancara yang sudh direncanakan wartawan. Bentuk perencanaan bisa dilakukan oleh wartawan sendidri atau secara tim. Walaupun demikian, wawancara ini sedapat mungkin harus ada kontak terlebih dahulu dengan narasumber, sehingga wawancara yang dilakukan dapat berjalan sebaik mungkin.17
2.
Observasi langsung dan tidak langsung Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis mengenai fenomena-fenomena yang diselidiki untuk itu observasi ini dilakukan untuk mendapatkan apa yang seharusnya didapatkan dari lapangan sesuai dengan berita yang hendak kita cari sebagai berita.18 a.
Observasi Langsung Observasi langsung artinya pengamatan dilakukan langsung ke
obyek-obyek yang diharapkan dapat memberi informasi selengkap mungkin. Misalnya seorang wartawan hidup bersama penduduk di pemukiaman kumuh, melihat dan merasakan sediri bagaimana dan penderitaan mereka.
17
http://id.westpapuanews.multiply.com Akses 6 Desember 2009 Sutrisno hadi, Metodologi Research II, (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas UGM, 1984), hal.136 18
19
b.
Observasi tidak Langsung Observasi tidak langsung artinya pengamatan bisa dilakukan dengan perantara, misalnya lewat wawancara dengan petugas dinas sosial mengenai kehidupan warga miskin. Bisa saja juga dengan melakukan kunjungan keperpustakaan untuk memperoleh data yang lebih menunjang. Observasi tidak langsung juga bisa dilakukan malalui koresponden (stringer) atau yang lebih dikenal dengan sebutan wartawan pembantu, yaitu seorang yang berdomisili disuatu daerah, diangkat dan ditunjuk oleh suatu penerbitan pers di luar daerah atau luar negeri untuk menjalankan tugas kewartawananya, yaitu memberikan laporan secara kontinyu tentang kejadian atau peristiwa yang terjadi di daerahnya.
3. Pencarian atau penelitian bahan-bahan melalui dokumen publik Pencarian atau penelitian bahan-bahan melaui dokumen public merupakan salah satu metode penting di dalam pemberitaan. Dengan ini, berita yang diangkat oleh wartawan mempunyai kekuatan dan mempunyai nilai lebih. Pencarian dan penelitian ini dapat dilakukan di berbagai tempat penting, misalnya diperpustakaan, berkas-berkas di perpustakaan mengenai guntingan berita dan referensi lainya adalah alat yang penting dalam menyiapkan tugas dan mendapatkan latar belakang sebelum menulis berita. Demikian pula mencari bahan-bahan dengan
20
melakukan penelitian kepustakaan harus menjadi sifat dasar seorang wartawan.19 4. Partisipasi dalam peristiwa Wartawan dalam memperolah data dan informasi yang benar dan menarik, memang membutuhkan perjuangan dan pengorbanan. Dengan metode ini, wartawan bisa lebih tahu apa yang sebenarnya terjadi, karena waratawan disini dalam mengambil informasinya dengan melihat secara lansung dengan mata kepalanya sendiri dan ikut dalam peristiwa, sehingga ia bisa menuliskanya lebih lengkap dan detail. Misalnya manakala seorang politisi memperoleh tepukan tangan yang hangat dari hadirin ketika menyampaikan pidatonya, wartawan bisa langsung tahu dan menuliskanya tentang tepuk tangan tersebut. Tetapi ketika sebagian hadirin keluar dari acara sebeum pidato berakhir, wartawan harus menuliskanya. Disini waratwan bisa lebih yahu lansung tetang peristiwa yang sedang ia liput dan sehingga memperolah kebenaran suatu berita.
F. Ketika wartawan kesulitan mendapatkan berita dapat dilakukan dengan cara menggali berita Istilah menggali berita seperti dikenal dalam praktek surat kabar di Indonesia adalah “menciptakan berita”. Pengertian menciptakan berita ini nampaknya tumbuh dari pemahaman bahwa bagi seorang wartawan tidak ada istilah tida ada berita. Kalau tidak ada peristiwa atau kegiatan-kegiatan
19
http://alicnews.wordpress.com Akses 6 desember 2009
21
apapun yang dapat dijadikan bahan berita atau dalam dunia kawrtawanan dikenal denga istilah “sepi berita”, maka biasanya wartawan harus menggali sendiri berita tersebut untuk ditulis menjadi berita. Pengertian menggali berita ada dua bentuk. Pertama, mencari aspek-aspek dalam kehidupan budaya atau social masyarakat atau dalam kegiatan pemerintahan yang dapat diangkat menjadi berita yang menarik perhatian khalayak. Seorang koresponden di Jakarta yang bekerja untuk sebuah harian Nasional misalnya, ditugaskan khusus meliput peristiwa-peristiwa budaya daerah. Pengalamanya sebagai wartawan, ia tidak pernah kehabisa berita karena banyak sekali masalah-masalah kebudayaan daerah yang dapat diangkat menjadi berita. Misalnya, sampai sejauh mana aparat pembinaan kesenian dan kebudayaan di Jakarta saat itu melaksanakan tugasnya membina apresiasai masyarakat untuk memajukan kesenian daerah, mengapa kesenian daerah tradisional kurang digemari masyarakat, mengapa aparat kebidayaan saat itu mewajibkan para seniman tradisional memilki kartu seniman yang biaya pembuatanya membebani para seniman tersebut, dan masih banyak lagi. Ketika kesenian Jaipong sedang marak digemari masyarakat, ia segera membuat laporan berbentuk feature tentang Jaipongan yang diberi tempat satu setengah halaman surat kabar. Kala itu jarang terjadi kesenian daerah memperoleh tempat seluas itu. Kedua menggali berita bisa dilakukan ketika narasumber berita enggamn atau sulit membarikan informasi untuk sesuatu hal yang perlu
22
diberitakan, misalnya tentang masalah pembelian senjata ke Negara lain. Memang tidak ada undang-undang yang mewajibkan sumber berita, baik pemerintah maupun swastya,
untuk memberikan informasi yang
diperlukan pers. Sumber berita mungkin tidak mau atau menolak memberikan
informasi
karena
khawatir
merugkan
dirinya
atau
perusahaanya. Maka wartawan terpakasa harus menggali berita dengan membujuk sumber berita. Wartawan mengatakan kepada sumebr berita bahawa sikapnya yang tetap menolak untuk memberikan keterangan itu justru akan merugikan dia. Atau, wartawan mencari jalan lain dengan mencari sumber-sumebr lain atau menggali fakta-fakta dari kejadiankejadian lain yang ada hubunganya. Wartawan hamper selalau dapat mencari sumber-sumber tau narasumber lain karena jarang sekali faktafakta untuk suatu berita hanya berasal dari satu sumber saja. Jika narasumber lain tetap menolak memberikan keterangan, maka waratwan dalam beritanya dapat menambahkan keterangan berbunyi misalnya: “pejabat tersebut menolak memberikan keterangan, meskipun,..”. tetapi adakalnya seorang pejabat atau pengusaha menolak kehadiran waratwan yag dianggapnya masih baru, tetapi ketika redakturnya yang meminta wawancara, pejabat atau pengusaha tersebut dengan lanacar memberikan keterangan surat kabar bersangkutan.
23
H. Metode Penelitian 1. Sumber Data Sumber data adalah data yang bersumber dari subyek dan obyek penelitian. Subyek penelitian adalah informan yang memberikan keterangan.20 Dalam hal ini yang diminta untuk membrikan informasinya adalah wwartawan Kedaulatan Rakyat. Sedangkan obyek dalam penelitian ini adalah yang menjadi pokok masalah.21Yaitu strategi peliputan beritanya. 2. Metode Pengumpulan data a. Metode Wawancara Wawancara adalah suatu cara untuk mengumpulkan data dengan mengajukan langsung kepada informan atau seorang autoritas (orang yang berwenang dalam suatu masalah). Dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan biasanya disiapkan terlebih dahulu yang diarahkan kepada informasi-informasi untuk topik yang akan digarap.
22
Adapun sifat
interview yang digunakan dalam penelitian ini adalah interview bebas terpimpin, yakni penulis membawa suatu kerangka pertanyaan-pertanyaan, untuk disajikan. Dan irama interview sama sekali diserahkan kepada kebijakan interviewer.23
20
Tatang M. Arifn, Menyusun Rencana Penelitian (Yogyakarta: Andi Offset, 1989), hal.
49. 21
Pius A. Partanto, dan M. Dahlan Al- Barry, Kamus Ilmiah Populer, hal. 153. Gory Keraf, Komposisi, (Semarang: Nusa Indah, 2000), hal. 161. 23 Dudung Abdurahman, Pengantar Metodologi Penelitian dan Penulisan Karya ilmiah, (Yogyakarta: IFFA Press, 1998), hal. 54. 22
24
b. Metode Observasi Observasi adalah pengamatan langsung kepada objek yang akan diteliti. 24 Adapun yang dimaksud dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan apa yang seharusnya kita dapatkan dari lapangan sesuai dengan berita yang dicari, sehingga dapat diproses menjadi sebuah berita, yang layak di baca oleh pembaca. c. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah mencari data tentang veriabel yang berupa, catatan, agenda, notulen dan yang relevan dalam tujuan penelitian.25 Dalam hal ini berupa arsip, dokumen, catatan- catatan penting yang ada di SKH KR dan berhubungan dengan permasalahan penelitian tersebut. 3. Metode Analisis Data Metode ini adalah sebuah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah di baca dan di interpretasikan. 26 Penelitian ini bersifat deskrpitif. 27 Datanya berupa data kualitatif. 28 Sehingga dengan teknik atau cara deskrpitif interpretativ, yaitu setelah data terkumpul dari lapangan penelitian, maka selanjutnya adalah data diidentifikasi, dikategorisasikan kemudian ditafsirkan dan diambil kesimpulan.
24
Ibid. hal.162. Sutrisno Hadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Andi offset, 1994), jilid II, hal. 136. 26 Winarno Surachmand, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Tehnik (Bandung: Tarsito, 1985), hal.140. 27 Deskriptif: Bersifat Menggambarkan/menguraikan sesuatu hal menurut apa adanya. Pius A. Partanto dan Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer. 28 Ibid. hal. 384, Kualitatif: Menurut mutu atau kualitasnya. 25
25
I. Sistematika Pembahasan Penulisan skripsi ini menggunakan sistematika yang terdiri dari pendahuluan, isi, dan penutup, sebagaimana layaknya sebuah karya tulis ilmiah juga sesuai dengan ketentuan yang berlaku. BAB I:
Pendahuluan yang meliputi; penegasan judul, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kajian pustaka, kerangka teoritik, metode, dan jenis penelitian dan sistematika pembahasan.
BAB II:
Pada bab dua akan memfokuskan kepada gambaran umum tentang peliputan berita diharian surat kabar KR
BAB III: Merupakan proses dan hasil penelitian untuk menjawab pertanyaan yang ada didalam rumusan masalah. BAB IV: Berisi tentang penutup, kesimpulan
26
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan pemaparan dalam bab III, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Seorang wartawan muslim harus memegang ajaran-ajaranya dan selalu berusaha untuk tetap dalam kesalehan. Dan iman adalah pondasi dari setiap nuslim. Karena dengan iman seseorang dapat berjalan dan menuju jalan yang lurus dan terhindar dari jalan yang sesat. Bekerja sebagai wartawan adalah bekerja mementingkan kepantingan masyarakat untuk itu wartawan juga harus bekerja mementingkan kepentingan masyarakat dan sangat pentng ia bekerja adalah untuk ibadah dan selalu diliputi dengan ikhlas dan selalu berpegang teguh pada ajaran islam. Dan juga yang penting disini adalah wartawan harus meneliti dan memeriksa kembali atas informasi yang ia dapat agar beritanya dapat layak untuk dimuat dan layak dibaca oleh masyarakat.
2.
Menjadi seorang wartawan dibutuhkan seorang wartawan yang kreatif dalam mencari beritanya. Redatur biasanya memberikan penugasan bahwa wartawan besok akan mencari berita apa. Namun redaktur belum tentu akan selalu memberikan penugasan bahwa wartawan nanti akan mencari berita yang bagaimana. Jika wartawan tidak mendapatkan tugasnya, maka dalam mencari beritanya bisa dilakukan dengan beat system, konferensi pers, press relese, cari di internet dan follow up system.
66
3.
Dalam perjalanan wartawan menuju lokasi narasumber, wartawan perlu memikirkan tentang apa saja yang akan ditulis nanti, gambaran tentang lead, atau berita, tentang isinya seperti apa, dikemas seperti apa, bahkan judulpun juga perlu gambaran.
4.
Kemajuan teknologi ternyata sangat membantu kerja wartawan. Karena wawancara juga bisa dilakukan melalui. Email, chatting bahkan SMS. Dengan adanya media tersebut komunikasi dengan narasumber tetap berjalan, dan wartawan bisa cepat mendapatkan berita yang memang lokasi sumber berita jauh dari jangkauan wartawan. Selain itu, dalam hal biaya bisa dibilang lebih irit.
5.
Sebagai seorang wartawan tidak ada istilah tidak ada berita, karena tuntutan dari media adalah harus ada berita. Wartawan harus dituntut kreatif dalam membuat beritanya, jadi dengan kreatif itu pun ide berita, dan tema berita dapat diperoleh.
6.
Kejujuran ternyata selalu diusung bagi seorang wartawan dalam membarikan atau informasinya kepada public, karena menyampaikan berita yang sebenarnya bagaikan amanat yang harus disampaikan. Dan mereka berusaha tidak mencari informasi kewartawan lain, karena informasi dari wartawan lain itu pun belum tentu benar. Wartawan memang ibarat seorang nabi dalam menjaga amanat, manakala harus memilki kejujuran dalam menyampaikan pesan berita kepada publik.
7.
Dalam mencari berita seorang wartawan tidak hanya didukung oleh faktorfaktor pendukung saja tetapi wartawan juga akan dihadapkan dengan faktor-
67
faktor penghambat dalam mencari berita. Tetapi semua itu tidak menjadikan wartawan putus asa. Justru dengan adanya faktor penghambat menjadikan sebuah tantangan bagi wartawan untuk selalu kreatif dalam mencari berita. B. Saran Berdasarkan
hasil
pengamatan
penulis
terhadap
dokumentasi-
dokumentasi Kedaulatan Rakyat, serta wawancara yang dihasilkan baik langsung dari narasumber maupun terhadap narasumber yang ditunjuk. Serta dalam mempelajari per bab dari sebelumnya maka saya selaku penulis yang meneliti tentang strategi peliputan berita diharian kedaulatan rakyat mencoba memberikan 1. Saran bagi wartawan Sebagai wartawan khususnya wartawan KR yang hasil beritanya dijadikan patokan bagi penikmat berita, seharusnya memberikan berita yang berkualitas. Berita yang dihasilkan dalam KR seharusnya benar-benar hasil karya wartawan. 2. Saran bagi penelitian selanjutnya Penelitian selanjutnya yang akan meneliti tentang pers khususnya mengenai bidang pemberitaan dibutuhkan kesabaran dan ketekunan untuk mencari data tentang penelitian yang dimaksud. Hal ini disebabkan karena staf bidang wartawan khususnya wartawan hanya bisa ditemui di jam-jam tertentu tidak selalu stand bay di meja kerjanya.
68
C. Kata penutup Segala puji bagi Allah atas limpahan taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelasaikan skripsi ini dengan mencurahkan segala kemampuan baik pikiran, tenaga, biaya dan waktu demi sempurnanya skripsi walaupun terkadang ada hamparan yang tidak disangka. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunnan skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran pembaca sangat penulis harapkan demi sempurnanya skripsi ini. Akhirnya hanya haturkan terimaksih penulis ucapkan kepada pembimbing dan semua pihak hingga terselesaikanya skripsi ini. Dan harapan penulis, semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amien.
69
DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Dudung, Pengantar Metodologi Penelitian dan Karya Ilmiah Yogyakarta: IFFA Press, 1998 Al- Barry, M. Dahlan, Kamus Induk Ilmiah, Surabaya: Target Press, 2003 Arifin M, Tatang, Menyusun Rencana Penelitian, Yogyakarta: Andi Offset, 1989 Assegaf H. Djafar, Jurnalistik Masa Kini, Pengantar ke Praktek Kewartawanan Jakarta Timur: Galia Indonesia, 1983 A.Kunto .AA, Cara Gampang Jadi Wartawan, Yogyakarta: Galang Press, 2006 Ardana Eka Ardana, Jurnalistik Dakwah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995) hlm.45 Badudu, J.s dan Zain, Sutan Mohamad, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2001 Brandt, Torben, Makalah Jurnalisme Radio Sebuah pengantar Praktis, Yogyakarta: UGM 2002 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus besar Bahasa Indonesia, Jakarta: balai Pustaka, 1989 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahanya, Bandung: CV Diponegoro 2005 DJuroto, Totok, Manajemen Pnerbitan Pers, Bandung: Rosdakarya, 2004 Effendi, Onong Ucayana, Ilmu Teori dan Filsafat Kominikasi, Bandung: Bandung PT. Aditya Bakti, 2003 Hadi, Sutrisno, Metodologi researgr II, Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas UGM 1984 Hadi, Sutrisno, Metodologi Penelitian, Jakarta: Andi Offset, 1994 H.Septian, Santana, Jurnalistik Investigasi, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004 Keraf, Gorys, Komposisi, Semarang: Nusa Indah, 2001 Romli, Asep Syamsul, Juralistik Praktis Untuk Pemula, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005
Moleong J. Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rodakarya 2004 Pereno , Sam Abede, Manajemen Berita Antara Idealisme dan Realita, Surabaya: Papyrus, 2003 Partanto, Pius A.Al-Barry, M. dahlan, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arkola 1994 Setiati, Eni, Ragam Jurnalistik Baru Dalam Pemberitaan Yogyakarta: Andi, 2005 Surachman, Winarno, Pengantar Pnelitian Ilmiah Dasar Metode Tehnik, Bandung: Tarsito, 1985 Wikipedia, Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas, Peliputan Berita,http://id.wikipedia.org/wiki,peliputan berita. Akses 6 mei 2009 http://id.westpapuanews.multiply.com Akses 6 Desember 2009 http://alicnews.wordpress.com Akses 6 Desember 2009
INTERVIEW GUIDE
1. Strategi apa yang digunakan dalam proses pencarian berita di lapangan a. Persiapan apa saja yang harus dilakukan sebelum melakukan proses pencarian berita b. Apakah sebelum melakukan pencarian berita ada brifing terlebih dahulu inisiatif anda sendiri untuk mencari berita c. Biasanya anada mendapatkan sumber berita darimana d. Kendala apa saja yang sering dihadapi 1. Kendala teknis apa saja 2. Orang yang diwawancarai 3. bagaimana mengatasi kendala itu e. Menurut anda hal apa saja yang diutamakan dalam pencarian berita 1. Observasi 2. Langsung ke lapangan f. Biasanya dalam pencarian berita, semua tergantung pada seorang wartawan dalam menggali isu. Kalau anda sendiri mengggali isu bagaimana cara menggalinya. g. Menurut anda, bagaimana ukuran dalam menentukan kelayakan suatau peristiwa sehingga bisa dijadikan suatu berita. h. Dalam pencarian berita, apakah anda melakukan kerjasama 1. Dengan siapa 2. Kalau tidak berarti independent
i. Berapa berita yang menjadi target tiap harinya j. Peralatan apa saj untuk melakukan peliputan di lapangan k. Kalau sudah dapat berita 1. Di edit sendiri atau ada khusus yang mengeditnya 2. Siapa yang mengeditnya 3. Kalau anda sendiri l. Sejauh ini apap kendala yang paling krusial dalam pencarian berita di lapangan? Dengan siapa anda biasanya berkonsultasi mengenai permasalahan yang sedang anda hadapi m. Manurut anda, sebenarnya apa yang membedakan antara wartawan media massa cetak, reporter radio, dan televise dalam hal pencarian berita di lapangan. 2. Daerah mana saja yang menjadi kawasan peliputan berita 3. Menurut anda, ada perbedaan antara wartawan surat kabar dengan pembaca berita? 4. Bisakah anda jelaskan langkah-langkah apa saja untuk seorang wartawan handal 1. Karakternya seperti apa 2. Serta kemampuanya dalam menguasai isu seberapa kuat 5. Saran untuk wartawan pemula, seharusnya seperti apa sebelum terjun ke lapangan.
CURRICULUM VITAE
Nama
: RATNA JUWITA
Tampat Tanggal Lahir
: Sidogede 27 Januari 1987
Agama
: Islam
Alamat Asal
: Sidogede Rt.01 Rw. 01 Belitang Oku Timur Sum-Sel
Alamat di Yogyakarta
: Jl. Ori 1 no. 5 Papringan
Nama orang Tua Ayah
: Turiman
Ibu
: Saminah
Pendidikan
: MI Sidogede Tahun 1992-1999 MTS Sidogede Tahun 1999-2002 MAN I Gumawang Belitang Oku Timur Tahun 2002-2005 Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Tahun 2005-2009