STRATEGI REDAKSI MAJALAH TEMPO DALAM MENENTUKAN SAMPUL ( COVER ) EDISI KHUSUS SOEHARTO PERIODE 4 – 10 FEBRUARI 2008
SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Meraih Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Ilmu Komunikasi
Disusun oleh : Nama
: RUDI HERMAWAN
Nim
: 04102 – 037
urusan
: JURNALISTIK
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
2
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI
Nama
: Rudi Hermawan
NIM
: 04102 - 037
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Bidang Studi
: Jurnalistik
Judul Skripsi
: Strategi Redaksi Majalah Tempo Dalam Menentukan Sampel (Cover) Edisi Khusus Soeharto Periode 4 – 10 Februari 2008
Disetujui dan diterima oleh :
Pembimbing I
(Ponco Budi Sulistyo, S.Sos, M.Comm)
i
3
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
LEMBAR TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI
Nama
: Rudi Hermawan
NIM
: 04102 - 037
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Bidang Studi
: Jurnalistik
Judul Skripsi
: Strategi Redaksi Majalah Tempo Dalam Menentukan Sampel (Cover) Edisi Khusus Soeharto Periode 4 – 10 Februari 2008
Jakarta, 30 Agustus 2008
Ketua Sidang Drs.Riswandi,M.Si
(
)
(
)
(
)
Penguji Ahli Feni Fasta, M.Si
Pembimbing I Ponco Budi Sulistyo, S.Sos, M.Comm
ii
4
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI
Nama
: Rudi Hermawan
NIM
: 04102 - 037
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Bidang Studi
: Jurnalistik
Judul Skripsi
: Strategi Redaksi Majalah Tempo Dalam Menentukan Sampel (Cover) Edisi Khusus Soeharto Periode 4 – 10 Februari 2008
Disetujui dan diterima oleh : Pembimbing I
(Ponco Budi Sulistyo, S.Sos, M.Comm)
Mengetahui : Dekan FIKOM
Ketua Bid. Studi Jurnalistik
(Dra. Diah Wardhani, M.Si)
(Drs. Riswandi, M.Si) iii
5
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI JURUSAN JURNALISTIK 2008
RUDI HERMAWAN (04102-037) Strategi Redaksi Majalah Tempo Dalam Menentukan Sampul (cover) Edisi Khusus Soeharto Periode 4-10 Februari 2008 xiii + 60 halaman + 6 lampiran Bibliografi: 26 buku (1983-2005)
ABSTRAK
Sampul adalah lembaran kertas paling luar bagian depan atau belakangan atau sering disebut kulit buku dimana tertera nama atau judul media yang bersangkutan pada media cetak. Untuk menyajikan sampul (cover), pastinya terdapat tahapan-tahapan sebelum menjadi majalah, dan siap untuk diterbitkan. Masing-masing tahapan tersebut tentunya memegang peranan penting untuk memberikan hasil terbaik kepada pembacanya. Majalah sebesar Tempo tentunya memiliki strategi dalam menentukan sampulnya(cover) terutama pada sampul (cover) edisi khusus. Perumusan masalah yang diteliti adalah bagaimana Strategi Redaksi Majalah Tempo Dalam Menentukan Edisi Khusus Soeharto Periode 4-10 Februari 2008.sedangkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Strategi Redaksi Majalah Tempo Dalam Menentukan Edisi Khusus Soeharto Periode 4-10 Februari 2008. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus dengan tipe penelitian deskriptif dan kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan hasil penelitian.Teknik pengumpulan data dilakukan dengan memperoleh data atau informasi dengan melakukan wawancara mendalam dengan beberapa nara sumber yaitu, Kordinator Redaksi Desain Visual, dan Redaksi Foto. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Strategi Redaksi Majalah Tempo Dalam Menentukan Edisi Khusus Soeharto Periode 4-10 Februari 2008. melaui beberapa proses. Proses tersebut dimulai dari tahapan perencanaan melalui rapat redaksi untuk menentukan tema dan gambar yang seperti apa untuk dimuat pada sampul (cover) edisi khusus agar dapat menarik perhatian pembaca tentunya dengan berpegang teguh pada kode dan etika jurnalistik yang berlaku. lalu rapat pembahasan hasil sementara untuk menuju proses persetujuan Pemimpin redaksi guna dapat diterbitkan.
iv
6
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT atas karunia dan hidayahNya, dan tak lupa pula shalawat serta salam semoga tetap terlimpah kepada Rasulullah Nabi besar Muhammad SAW, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sungguh ini merupakan nikmat sekaligus kebanggan dari dalam diri penulis sehingga pada waktunya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Strategi Redaksi Majalah Tempo Dalam menentukan Sampul (cover) Edisi Khusus Soeharto Periode 4-10 Februari 2008”. Pada kesempatan ini penulis tak lupa ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini, yaitu: 1. Ibu Dra. Agustina Zubair, Msi selaku Wakil Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi. 2. Bapak Riswandi., M.Si , atas segalanya yang telah membuat penulis selalu terobsesi untuk meraih gelar S1. 3. Bapak Ponco Budi Sulistyo, atas segalanya untuk menyemangati tugas akhir penulis sehingga saya bisa menyelesaikan dan meraih gelar S1 4. Ibu Feni Fasta., M.Si, selaku penguji ahli dalam sidang akhir saya. Saya ucapkan terima kasih atas waktunya 5. Seluruh Staf pengajar di Fakultas Ilmu Komunikasi, khususnya jurusan jurnalistik yang telah memberikan banyak ilmu tentang komunikasi selama proses perkuliahan.
v
7
6. Seluruh Staf Tata Usaha, mas Erpan, mas Mawi, mba Lila, terima kasih atas bantuannya yang telah memberikan pelayanan terbaik kepada penulis. 7. Kepada pihak Majalah Tempo terutama Bp. Toriq Hadad selaku Pemimpin Redaksi, Mas Kendra Selaku Staf Redaksi Desain Visual, Om Rully Kesuma Selaku Redaktur Fotographer, mba Intan, dan mba Nia atas bantuannya untuk meringankan beban penulis. 8. Teristimewa untuk Ayahku Lily Safari, bundaku Rumyati yang telah memberikan segalanya tanpa batas lelah. 9. Alm. Abah KH. Safri, Alm. Abah Arisan, Alm. Ibu Aisyah jagain kakak mia ya!! 10. Alm Kakakku Retnawati (mia) makacih atas do’a nya sehingga adikmu ini bisa juga memenuhi keinginan mamah, & papah. 11. Adikku Ahmad Rivaldi atas do’a nya, ambil yang baik dari “aa Rudi” ya!!. 12. Kakakku Maria Ulfah, Bu Otih di kampong, serta seluruh saudaraku baik dari keluarga mamah, maupun keluarga papah. 13. My Best Friend’s mas Indra Herdiyana & keluarga yang selalu membuka pintu rumah & pintu hati dengan ikhlas
untuk membantu penulis dalam
menyelesaikankan Tugas Akhir semoga mendapat pahala yang setimpal. Amin 3x. 14. Sahabat Jurnal A & B Ank 2002 mas Indra, Didit, Iebi, Nunu, Iyus, Vera, Koding, Ono, Mail, Teteh Jesica & The Gank kapan liburan ke sukabumi lagi. Teman-temanku seluruh Fakultas Universitas Mercu Buana Seluruh Angkatan yang kenal dan yang selalu mendoakanku.
vi
8
15. Rekan-rekan di RJ 101.2 fm. 16. Alm. Vanda Helenaziah “Tunggu Aku Di Sana”, Alm. Aa Deny “ Titip Vanda Ya!! 17. Spesial for My Lady’s Nella Megia dan keluarga di Meruya, atas Cinta dan segalanya. 18. Rekan-rekan di TRANS TV, & TRANS 7 : Bp Ishadi SK, Bp Wisnutama, Mba Susan Bachtiar, Tim Kreatif 4 MATA Mas Tukul, Repotase Malam.dll 19. Rekan-rekan di PT. ADIRA MULTI DINAMIKA FINANCE cab.Ketapang: Pak Teguh (KACAB), Bp Rifki (WAKACAB), Bp Agus Maulana (MH), Mba Veny, Mba Ema, Mba Lina, Mba Retno, Mba Beta, dll. Dengan kesadaran akan kekurangan-kekurangan, baik dalam hal penyajian penulisan dan maupun keterbatasan ilmu yang penulis miliki, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis, kalangan akademis, dan pembaca pada umumnya.
Jakarta, Agustus 2008
Penulis
vii
9
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI .......................................... i LEMBAR TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI .......................................... ii LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI ................................... iii ABSTRAK .................................................................................................. iv KATA PENGANTAR ................................................................................. v DAFTAR ISI ............................................................................................... viii DAFTAR BAGAN ...................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xii BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah .................................................. 1 1.2 Pokok Permasalahan ....................................................... 9 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................ 10 1.4 Manfaat Penelitian .......................................................... 10 1.4.1 Manfaat Akademis .............................................. 10 1.4.2 Manfaat Praktis ................................................... 10
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Komunikasi Massa .......................................................... 11 2.1.1 Teori Komunikasi Massa ..................................... 14 2.2 Media Massa ................................................................... 15 2.3 Media Cetak .................................................................... 17 2.3.1 Pengertian Media Cetak. ...................................... 17 2.3.2 Jenis – Jenis Media Cetak .................................... 17 2.3.3 Karakteristik Media Cetak ................................... 18 viii
10
2.4 Berita .............................................................................. 19 2.4.1 Pengertian Berita ................................................. 20 2.4.2 Nilai Berita .......................................................... 20 2.5 Majalah ........................................................................... 23 2.5.1 Pengertian Majalah .............................................. 23 2.5.2 Karakteristik Majalah .......................................... 23 2.5.3 Jenis – Jenis Majalah ........................................... 24 2.6 Sampul (Cover) ............................................................... 25 2.6.1 Sampul (Cover) Yang Baik .................................. 25 2.6.2 Pentingnya Sampul (Cover) Bagi Majalah ........... 26 2.7 Tata Letak Majalah Dan Tujuannya ................................ 27 2.7.1 Logotype ............................................................. 27 2.7.2 Huruf / Tipografi ................................................. 28 2.7.3 Ilustrasi ............................................................... 28 2.7.4 Warna .................................................................. 29 2.8 Strategi Komunikasi ........................................................ 30 2.9 Strategi Redaksi .............................................................. 32 BAB III
METODOLOGI 3.1 Sifat Penelitian ................................................................ 35 3.2 Metode Penelitian ........................................................... 36 3.3 Definisi Konsep .............................................................. 37 3.4 Nara Sumber (Key Informan) .......................................... 39 3.5 Teknik Pengumpulan Data .............................................. 40 3.5.1 Data Primer ......................................................... 40 3.5.2 Data Sekunder ..................................................... 40 ix
11
3.6 Fokus Penelitian .............................................................. 40 3.7 Teknik Analisa Data ........................................................ 42 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Majalah Tempo .................................. 44 4.1.2 Tujuan , Filosofi, Visi dan Misi Organisasi perusahaan ........................................................... 46 4.1.3 Profil Majalah Tempo .......................................... 47 4.2 Hasil Peneltian ................................................................ 47 4.2.1 Strategi Redaksi ................................................... 47 4.2.1.1 Tahap Perencanaan (Planning) .............. 50 4.2.1.2 Tahap Pengorganisasian (organizing) .... 54 4.2.1.3 Tahap Penggerakan (actuating) ............. 55 4.2.1.4 Tahap Pengendalian (controling) ........... 56
BAB V
PENUTUP 5.1 Kesimpulan ..................................................................... 58 a. Tahap Perencanaan (planning) .................................. 58 b. Tahap pengorganisasian (organizing) ........................ 58 c. Tahap penggerakan (actuating) ................................. 59 d. Tahap Pengendalian ( controling) .............................. 59 5.2 Saran ............................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
x
12
DAFTAR BAGAN
Bagan 1. Struktur Organisasi Majalah Tempo ..............................................
xi
13
DAFTAR LAMPIRAN
Lamp. 1. Surat Keterangan Penelitian Lamp. 2. Surat Keterangan dari Majalah Tempo Lamp. 3. Struktur Organisasi Majalah Tempo Lamp. 4. Draft Wawancara Lamp. 5. Majalah Tempo Lamp. 6. Profil Penulis
xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan salah satu komponen yang paling penting dalam kehidupan manusia sehari-hari, ibarat serangkaian vitalitas kehidupan, komunikasi sama pentingnya dengan fungsi pernapasan dalam tubuh manusia sejak lahir. Manusia bukan saja membutuhkan pertukaran udara dari kelangsungan hidupnya, akan tetapi juga melakukan pertukaran pesan–pesan dengan lingkungannya, terutama dengan lingkungan terdekat yang berlangsung secara terus–menerus. Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari kata latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. Maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan.1 Sarah Trenlholm dan Arthur Jensen (1996: 4) mendefinisikan komunikasi demikian: “A process by which a source trnsmits a message to a receiver through some cannel.” (komunikasi adalah suatu proses di mana sumber mentransmisikan pesan kepada penerima melalui beragam saluran ).2 Pentingnya komunikasi telah diketahui sejak berabad-abad yang lalu, mulai dengan komunikasi sederhana (berupa symbol-simbol) sampai sekarang
1
Onong Uchjana Effendy, Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2005, hal : 9 2 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004 hal:6
1
2
dengan munculnya teknik informasi baru (internet) yang makin mempermudah dan mempercepat komunikasi global. Media massa merupakan sebuah sarana untuk menyampaikan dan menyebarluaskan berbagai macam informasi. Bentuk dari media massa antara lain ialah media cetak dan media elektronik, adapun media cetak memiliki bentuk yang lebih beragam daripada media elektronik yang mempunyai bentuk seperti televisi, dan radio. Berbagai bentuk media cetak tersebut antara lain majalah, poster, famlet, dan lain-lain.3 Teknologi yang semakin berkembang seperti sekarang ini, media massa melakukan bentuk-bentuk penyajian dengan semakin bagus dan lebih menarik. Semakin berkembangnya teknologi, media massa tidak hanya dianggap sekedar sebagai hubungan antara pengirim pesan satu pihak dengan penerima satu pihak lainnya. Lebih dari semua itu media massa dilihat sebagai suatu produksi atau pertukaran makna. Makin banyak media massa yang berkembang pula menjadi pesaing dalam penyajian peristiwa terbuka lebar. Dengan menampilkan bentuk-bentuk yang indah ataupun pengunaan kosakata yang menarik, masing-masing media massa berupaya mengambil simpati masyarakat ataupun pengguna untuk melihat, mendengarkan ataupun membaca dari setiap tampilan yang disajikan. Informasi yang diterima oleh khalayak yang dituju dengan mudah, cepat, dan akurat, hal tersebut perlu dilakukan untuk menghindari kesalahpahaman dari khalayak. Dalam perkembangannya pers mempunyai dua pengertian, yaitu pers 3
Kurniawan Junaedhi, Ensiklopedia Pers Indoneia, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama,2004 hal 162
3
dalam pengertian luas, dan pers dalam pengertian sempit. Pers dalam pengertian luas meliputi segala penerbitan, bahkan termasuk media massa elektronik, siaran radio, dan siaran televisi, sedangkan pers dalam pengertian sempit hanya terbatas pada media massa cetak, yakni surat kabar, majalah, dan bulletin kantor berita. Kenyatan bahwa radio dan televisi termasuk kedalam lingkup pers yaitu jika diadakan jumpa pers (Press Conference), maka yang meliputi berita dalam berita itu bukan hanya dari surat kabar, majalah, dan kantor berita, melainkan juga radio, dan televisi. Hal ini karena pada radio dan televisi terdapat kegiatan jurnalistik yang hasilnya berbentuk berita seperti yang terdapat dalam media surat kabar. Tetapi pada umumnya banyak orang menganggap bahwa pers itu adalah media massa cetak, surat kabar, tabloid, dan majalah. Anggapan umum seperti itu disebabkan oleh ciri khas yang terdapat pada media itu sendiri dan tidak dapat dijumpai pada media manapun. Ciri komunikasi massa, yakni komunikasi dengan menggunakan media massa, adalah prosesnya berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya
bersifat
umum,
media
menimbulkan
keserempakan,
dan
komunikatornya heterogen. Ciri-ciri tersebut dipenuhi, baik oleh media elektronik radio dan televisi. Kendati demikian antara media massa cetak dan media massa elektronik itu terdapat perbedaan yang khas, pesan-pesan yang disiarkan oleh media massa elektronik diterima oleh khalayak hanya sekilas dan khalayak harus selalu berada di depan pesawat. Sedangkan pesan-pesan yang disampaikan media
4
cetak dapat dikaji ulang dan dipelajari serta disimpan untuk dibaca setiap kesempatan4. Ciri khas itu pulalah yang menyebabkan media massa cetak lebih tinggi daya persuasinya dari pada media massa elektronik karena pesan-pesan persuasive melalui media cetak lebih ditunjukkan pada rasio atau pikiran, sedangkan pesanpesan persuasive melalui media elektronik lebih banyak ditujukan kepada perasaan.5 Majalah sebagai salah satu media informasi yang menghubungkan kejadian atau peristiwa yang sedang berlangsung dengan audiensi sebagai penerima. Semakin berkembangnya teknologi di masyarakat dan besarnya antusias dalam mencari berita, surat kabar pun mengalami perkembanganperkembangan yang semakin maju. Era reformasi yang masih berkembang hingga sekarang mempengaruhi peran surat kabar dalam kemajuan bangsa dan negara. Hal ini dapat dilihat dengan pemberitaan-pemberitaan pers yang memihak masyarakat dengan kebebasannya mencari fakta tanpa tertutupi lagi. Meningkatnya jumlah media massa saat ini menimbulkan persaingan dalam hal penyajian isi redaksional media massa tersebut khususnya media cetak. Selain menyajikan berita yang bersifat actual atau baru pada saat pemberitaannya, pihak redaksi secara umum menata fisik penerbitnya semenarik mungkin terutama pada sampul depan (cover). Berbeda dengan surat kabar, majalah telah jauh menspesialisasikan produknya untuk menjangkau konsumen tertentu. Majalah memiliki kedalaman isi 4
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Penerbit PT Remaja Rosdakarya Bandung, hal. 145 5 Ibid, hal. 146
5
yang jauh berbeda dengan surat kabar yang hanya menyajikan berita. Disamping itu majalah menemani pembaca dengan menyajikan cerita atas berbagai kejadian dengan tekanan pada unsure menghibur atau mendidik. Pada umumnya majalah dipilih sebagai media yang efektif untuk mengiklankan produk, salah satu alasannya adalah karena majalah dinikmati oleh banyak konsumen yang ingin memperoleh beita actual dan terinci, seperti televisi, dan radio dalam jajaran medium penyiaran, fungsi media cetak adalah memberi informasi dan menghibur.6 Sampul depan pada media cetak yang menarik pada dasarnya menyajikan ilustrasi, logotype, huruf / tipografi, warna dan juga iklan Menurut R.M. Soelarko sampul depan (cover) adalah gambar sampul cover picture sebuah foto yang meliputi halaman penuh atau hampir penuh sampul depan.
6
Rheinal Kasali, Manajemen Periklanan ,Utama Grafiti, Jakarta,1995 hal 99
6
Ini merupakan salah satu cover edisi khusus Soeharto dan yang menjadi model covernya adalah Soeharto beserta keluarga. Dengan tampilan “SETELAH DIA PERGI” gambar tersebut menceritakan penjamuan terakhir Soeharto beserta anak-anaknya. Penentuan cover pada Majalah Tempo, tentunya pihak redaksi Majalah Tempo mempunyai penilaian sendiri tentang bagaimana mereka melakukan dan menerapkan cover yaitu mantan presiden yang memimpin negeri ini selama kurun waktu 32 tahun lamanya. Selain itu, cover juga harus menarik dan mempunyai ekspresi yang ditampilkan, contohnya ekspresi duka yang mendalam.
7
Majalah telah jauh menspesialisasikan produknya untuk menjangkau konsumen tertentu. Majalah memiliki kedalaman isi yang jauh
berbeda
dengan surat kabar yang hanya menyajikan berita. Di samping itu majalah menemani pembaca dengan menyajikan cerita atas berbagai kejadian dengan tekanan pada unsure menhibur atau mendidik. Semakin beragamnya berita serta tampilan visual yang disajikan oleh pihak penerbit menyebabkan semakin meningkat pula kebutuhan pembaca untuk memilah-milah majalah mana yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Majalah merupakan terbitan berkala yang isinya meliputi berbagai liputan jurnal, pandangan tentang topic actual yang patut diketahui pembaca artikel, sastra dsb. Dari data yang diperoleh, bahwa belanja iklan majalah tahun 1998 mencapai 133 milyar. Majalah Tempo yang pernah dicabut izin penerbitannya th 1994 terbit lagi pada bulan oktober 1998, dalam kurun waktu tiga bulan belanja iklan Majalah Tempo telah mencapai Rp.4,307 milyar, dan dapat menjual majalah tempo 130.000 eksemplar, ini berarti bisa menyamai belanja iklan yang diperoleh beberapa majalah lain dalam kurun waktu satu tahun, dan setelah lebih dari 30 th Majalah Tempo hadir. Pembaca majalah tempo lebih dari 400.000 pembaca di Indonesia dan kota-kota besar di dunia. Pada tahun 2002 pembagian pangsa pasar periklanan dengan kategori iklan berwarna 60% lebih dipimpin oleh Majalah Tempo.7 oleh karena itu Majalah Tempo merupakan majalah berskala nasional yang dianggap berpengaruh, karena penyebarannya yag luas dan mampu
7
Sejarah Majalah Tempo Diambil Dari Dokomentasi Perpustakaan Majalah Tempo
8
menyampaikan pesan-pesan penjualan / iklan kepada konsumen diseluruh Indonesia. Majalah mempunyai cara yang tepat untuk menarik minat dan perhatian masyarakat untuk membeli media cetak, khususnya majalah. Yang ditawarkan oleh majalah adalah dengan menampilkan kemasan sampul yang semenarik mungkin. Hal ini disebabkan karena sampul depan majalah penarik perhatian yang pertama kali dilihat pada waktu sampul depan majalah tersebut diletakkan pada rak – rak penjualan. Majalah Tempo resmi terbit pada Maret 1971. Ada banyak rubric yang terdapat dalam Majalah Tempo. Mungkin nama–nama rubric yang ada saat ini berbeda dengan pada waktu pertama kali terbit, tapi isinya tidak jauh berbeda. Tak berbeda dengan surat kabar, dalam tiap minggunya Tempo menghadirkan rubric Laporan Utama dalam setiap nomor edisinya. Rubrik ini biasanya merupakan pelaporan mendalam (indepth reporting) dari suatu rubric tertentu. dan masih banyak rubric – rubric baru yang lebih saraf informasi. Penulis meneliti sampul depan (cover) depan suatu majalah. Karena sampul depan suatu majalah adalah bagian paling awal, bagian paling depan (terdepan), dan salah satu bagian terpenting daripada majalah sebagai penarik perhatian yang pertama kali dilihat pada waktu sampul depan majalah tersebut saat dijajakan oleh penjual atau saat diletakkan pada rak–rak penjualan. Alasan lain mengapa penulis meneliti sampul depan karena sesuatu yang menarik dari sampul depan pada dasarnya adalah penyajian ilustrasi, logotype, huruf / typografi,foto, dan warna.
9
Mengapa penulis meneliti edisi Khusus Soeharto Periode 4 -10 februari 2008, yang berjudul “Setelah Dia Pergi” karena pada edisi tersebut Majalah Tempo memuat gambar Soeharto dihadapan sebuah meja perjamuan panjang bersama anak-anaknya. Gambar tersebut sangat mirip dengan lukisan Last Supper karya Leonardo Da Vinci. Gambar cover tersebut seolah menempatkan posisi pak Harto sebagai Yesus. Sedangkan penggambaran anak-anak Pak Harto sangat mirip dengan gambar murid-murid Yesus. Sehingga gambar pada sampul (cover) tersebut menuai protes besar dari kalangan umat katolik indonesia. Jadi dengan kata lain peneliti ingin mengetahui bagaimana strategi redaksi Majalah Tempo dalam menentukan sampul depan (cover) edisi 4 – 10 Februari 2008. Dengan melihat ketatnya persaingan antar media, khususnya majalah, penulis ingin mengetahui bagaimana strategi redaksi Majalah Tempo dalam menentukan sampul depan pada edisi tersebut.
1.2 Pokok Permasalahan Dari uraian latar belakang masalah yang telah dijabarkan diatas, maka penulis membuat pokok permasalahan sebagai berikut: Bagaimana strategi redaksi Majalah Tempo dalam menentukan sampul depan (cover) edisi khusus Soeharto periode 4 – 10 Februari 2008 ?
10
1.3 Tujuan Penelitian Dari rumusan permasalahan diatas tujuan penelitian yang hendak dicapai yaitu: Untuk mengetahui strategi redaksi Majalah Tempo dalam menentukan sampul depan (cover) edisi khusus Soeharto periode 4 – 10 Februari 2008 ?
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis Dapat memberikan masukan bagi kalangan akademis mengenai strategi redaksi. Khususnya dibidang ilmu jurnalistik serta untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan komunikasi mengenai strategi redaksi Majalah Tempo dalam menentukan sampul depan (cover) edisi khusus Soeharto.
1.4.2 Manfaat Praktis Agar hasil penelitian yang dilakukan penulis dapat memberikan sumbangan saran mengenai Majalah Tempo, khususnya pada strategi redaksi dalam menentukan sampul depan (cover) edisi khusus Soeharto.
11
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Komunikasi Massa Dalam perkembangan ilmu komunikasi yang menggunakan media disebut dengan media Communication. Sedangkan komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim antara lain melalui media cetak atau media elektronik. Sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.8 Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa, yakni surat kabar, majalah, radio, TV, dan film. Komunikasi massa menurut Severin, Tan, dan Wright merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan bentuk saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dengan komunikan secara missal, berjumlah banyak, bertempat tinggal jauh, sangat heterogen dan menimbulkan efek-efek tertentu.9 Komunikasi massa adalah sebuah proses yang terjadi dari serangkaian tahap, sebagai berikut:10 1. Formulasi pesan komunikator 2. Penyebaran pesan dengan cara yang relative cepat dan terus menerus melalui media (media cetak, film, broadcasting, radio, televisi) 3. Pesan mencapai khalayak dengan jumlah relative besar dan beragam. Khalayak ini mengakses media dengan cara selektif. 8
Anwar Arifin, Strategi Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas, Penerbit Armico bandung hal 26 Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi, PT.Rosda, hal 189 10 Jalaludin Rakhmat, Teori Komunikasi Massa, Bandung, Remadjarosda Karya, 2000, hal 56
9
11
12
4. Individu dari anggota khalayak mencoba menafsirkan pesan yang dikirim komunikator sehingga memperoleh pemahaman yang sama sebagaimana yang dimaksud komunikator. 5. Sebagai hasil memahami pesan, maka selanjutnya anggota khalayak ini sampai level tertentu akan terpengaruhi oleh pesan tersebut. Sumber komunikasi massa adalah suatu organisasi formal, bukan satu orang. Sang pengirim pesan seringkali adalah komunikator professional. Pesannya tidak unik, bersifat umum, serta dapat diperkirakan pemunculannya. Selain itu pesan tersebut seringkali diproses, distandarisasi, dan diperbanyak.11 Beberapa karakteristik komunikasi massa adalah adanya suatu organisasi yang kompleks dan formal dalam tugas operasional pengiriman pesan: 1. Adanya khalayak luas dan heterogen. 2. Isi pesan harus bersifat umum tidak dapat bersifat rahasia. 3. Komunikasi dilakukan dengan massa yang sangat heterogen dalam tingkat pendidikan, keadaan social, dan ekonomi maupun keadaan budayanya. 4. Setiap pesan mengalami control social dalam arti murni, yaitu dinilai oleh banyak orang dengan berbagai latar belakang dan taraf pendidikan maupun daya cernanya. 5. Walaupun reaksi pada pihak khalayak akan berbeda–beda, pesan yang keluar dan peralatan komunikasi difokuskan pada perhatian yang sama.
11
Dennis Mcquail, Teori Komunikasi Massa, Erlangga Jakarta, 2002
13
Seakan–akan khalayak yang heterogen tersebut akan memberikan reaksi yang sama pula.12 Fungsi komunikasi massa menurut Djalaludin Rahmat, selain menyiarkan informasi juga mendidik, menghibur dan mempengaruhi. Fungsi–fungsi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:13 1. Fungsi menyiarkan informasi (to inform) Menyiarkan informasi merupakan fungsi pers yang pertama dan utama. Khalayak menerima informasi mengenai berbagai hal yang terjadi, gagasan atau pikiran.orang lain dan apa yang dipikirkan orang lain dan lain sebagainya. 2. Fungsi mendidik (to educate) Fungsi ini sebagai sarana pendidikan massa sebagai khalayak bertambah pengetahuannya. Fungsi mendidik ini bias secara implicit dalam bentuk artikel atau tajuk rencana. 3. Fungsi menghibur (to entertain) Hal –hal yang bersifat menghibur untuk mengimbangi berita – berita yang berbobot (hard news) yang tujuannya untuk melemaskan ketegangan pikiran setelah dihidangkan berita yang berat. 4. Fungsi mempengaruhi (to persuasive) Fungsi ini menyebabkan pers memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat dalam mempengaruhi khalayak.
12 13
Alo Liliweri, Komunikasi Massa Dalam Masyarakat, PT. Citra Aditya Bakti. Jalaludin Rakhmat, Teori Komunikasi Massa, Remadjarosda Karya, 2000, hal 60
14
Komunikasi massa dibedakan pada jenis komunikasi massa yang dialamatkan kepada sejumlah populasi dari berbagai kelompok, bukan hanya satu atau beberapa individu atau sebagian khusus populasi. Komunukasi massa mempunyai anggapan tersirat akan adanya alat– alat khusus untuk menyampaikan komunikasi agar komunikasi dapat mencapai pada saat yang sama pada semua orang mewakili berbagai lapisan masyarakat. Komunikasi massa merupakan komunikasi melalui media massa, yakni surat kabar, tabloid, majalah, radio, televise dan film. Dalam penelitian ini digunakan bentuk komunikasi massa, khususnya media massa cetak.
2.1.1 Teori Komunikasi Massa Teori komunikasi massa yang digunakan pada penelitian ini adalah teori Agenda Setting. Mc Combs dan Shaw yang mempopulerkan teori ini mengatakan bahwa untuk membentuk persepsi khalayak Menurutnya, membentuk persepsi kyalayak tentang apa yang dianggap penting dan tidak penting, dapat digunakan cues tentang mana issue yang lebih penting dan tidak penting.14 Teori Agenda Setting menjelaskan bahwa media dengan menyusun prioritas topic akan mempengaruhi perhatian audience terhadap topic mana yang dianggap lebih penting dari topic lainnya. Dengan kata lain, dengan menyusun
14
Djalaludin Rakhmat. Metode Penelitian Komunikasi, Remaja Rosdakarya , Bandung, 2002, hal 68.
15
agenda pemberitaannya media akan mempengaruhi agenda audiencenya, meskipun hanya sampai pada tataran kognitif.15 Model Agenda Setting mengasumsikan adanya hubungan positif antara penelitian yang diberikan khalayak dengan apa yang dianggap penting dan tidak penting dalam media pada persoalan itu. Singkatnya apa yang dianggap penting oleh media maka akan dianggap penting pula oleh khalayak. Apa yang dilupakan media akan luput juga dari perhatian khalayak. Media memberikan agenda-agenda lewat pemberitaanya, sedangakan masyarakat akan mengikutinya. Menurut asumsi teori ini media punya kemampuan untuk menyeleksi dan mengarahkan perhatian masyarakat pada gagasan atau peristiwa tertentu. Media mengatakan pada kita apa yang penting dan apa yang tidak penting. Media pun mengatur apa yang harus kita lihat atau tokoh siapa yang harus kita dukung.16
2.2 Media Massa Untuk menyampaikan suatu informasi kepada khalayak yang luas, maka dibutuhkan sebuah media atau sarana yang dapat menjangkau keseluruhan masyarakat yang ada. Media massa adalah media yang digunakan manusia untuk berkomunikasi antar mereka, secara missal dan cenderung bersifat satu arah. Dalam konteks ini
15 16
Zulkarnaen Nasution, Sosiologi Komunikasi Massa, Universitas Terbuka, Jakarta, 1993, hal 7 Nurudin, Komunikasi Massa, Cespur, 2003, hal 185
16
yang dimaksud media massa adalah surat kabar, tabloid, majalah, radio, dan televisi.17 Media massa yaitu sarana dan saluran resmi sebagai alat komuinikasi untuk menyebarkan berita dan pesan kepada masyarakat luas. Secara umum media massa berbeda dengan institusi pengetahuan lainnya (misalnya seni, agama, ilmu pengetahuan, pendidikan, dan lain – lainnya);18 1. Media massa memiliki fungsi pengantar (pembawa) bagi pengetahuan. Jadi media massa juga memainkan peranan institusi lainnya. 2. Media massa menyelenggarakan kegiatannya dalam lingkungan public; pada dasarnya media massa dapat dijangkau oleh segenap lapisan masyarakat secara bebas, sukarela, umum, dan murah. 3. Media dijangkau lebih banyak orang dari pada institusi lainnya,dan udah sejak dahulu”mengambil alih” peranan sekolah, orang tua, agama, dan lain – lain. Media massa memberikan informasi dan membantu masyarakat untuk mengetahui secara jelas dan ikhwal tentang dunia sekelilingnya kemudian menyimpan dalam ingatan masyarakat. Media massa berguna sebagai pengawas bagi masyarakat untuk mengajukan perbandingan dari apa yang kita lihat, dengar tentang dunia yang lain diluar lingkungan masyarakat hidup. Media massa sejak awal sebenarnya melakukan tugas kemudian membagi informasi yang diinginkan oleh masyarakat pada umumnya.
17
Heri Winarko dan Al-Zastrouw Ng, Mendeteksi Bias Berita Panduan Untuk Pemula, Klik Yogyakarta, 2002, hal 7 18 Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi, PT.Rosda, 2000,hal 189 .
17
Onong Uchjana Effendy dalam bukunya ilmu komunikasi teori dan praktek mengatakan : “Media massa memiliki kemampuan yang efektif untuk menyebarkan informasi karena dapat diterima oleh komunikan dalam jumlah yang relative banyak.”.19 Majalah
sebagai
media
massa
mempunyai
kemampuan
untuk
menyebarkan informasi kepada komunikan dalam jumlah yang relative banyak.
2.3 Media Cetak 2.3.1 Pengertian Media Cetak Media cetak adalah sarana yang diarahkan untuk produksi dan penyebaran pesan – pesan komunikasi kepada khalayak umum, yang diperbanyak dengan cara dicetak.20
2.3.2 Jenis – Jenis Media Cetak Ada penerbitan yang sifatnya intern (in house mag / paper) yang juga bisa disebut sebagai jenis-jenis media cetak, yang biasanya hadir dalam bentuk : 1. Newsletter ; berukuran kwarto (21.5 x 28 cm), A4 (21 x 29,7) atau folio (21.5 x 33 cm). Biasanya ditampilkan dengan hanya terlipat tanpa jahit punggung. Biasanya tampil dalam bentuk yang sederhana, informal dan beroplah rendah. Biasanya ditampilkan dengan hanya berlipat tanpa jahit punggung.
19 Onong Uchjana Effendy, Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung, PT. Remadja RosdaKarya, 2005,hal 9 20 S.Prika, Praktek & Artistik Dalam Media Cetak-Pendidikan dan Pelatihan Dasar Jurnalistik, Jakarta : FK-Universitas Pancasila, 1994, hal 2
18
2. Majalah ; ukuranya bisa setengah ukuran kwarto, A4 dan folio atau per 16 ukuran plano (84,1 x 118,5 cm). Oplah majalah harus diatas 1500 eksemplar, karena ongkos produksi akan tinggi bila dibawah itu. Tabloid ; ukuran bisanya adalah 29 x 42,7 cm. Terdiri dari lembaran lepas,
pada lembaran
pertama disebut juga kulit muka
karena
menampilkan tulisan yang menjadi topic utama dan gambar. Unsur lain yang tidak kalah pentingnya dalam komunikasi melalui media cetak ini adalah menyangkut aspek estetis. Hal yang berpengaruh dan bias memunculkan aspek estetik dalam penerbitan pers adalah visual dan komposisi.21
2.3.3 Karakteristik Media Cetak Salah satu bentuk media massa adalah media cetak yang mempunyai karakteristik seperti yang diutarakan Budi Santoso antara lain: 1. Membaca merangsang orang untuk berinteraksi lebih berpeluang membuka 2. Dan mencerna secara reflektif, sehingga lebih berpeluang membuka dialog dengan pembaca atau masyarakat konsumennya di samping memungkinkan untuk mengulas permasalahan secara lebih mendalam, dan lebih spesifik. 3. Media cetak relative jelas siapa masyarakat konsumennya sedangkan media elektronik seringkali sulit mengukur dan mengetahui siapa konsumen mereka. 21
S.Prika, Praktek & Artistik Dalam Media Cetak-Pendidikan dan Pelatihan Dasar Jurnalistik, Jakarta : FK-Universitas Pancasila, 1994, hal 3
19
4. Kritik social yang disampaikan melalui media cetak akan lebih berbobot Atau lebih efektif , karena diulas secara mendalam dan bisa menampung sebanyak mungkin opini pengamat serta aspirasi masyarakat pada umumnya. 5. Media cetak lebih bersifat fleksibel, mudah dibawa kemana-mana, bisa Disimpan, atau dikliping, bisa dibaca kapan saja serta tidak terikat waktu. Media yang digunakan oleh Majalah Tempo, yaitu media yang tercetak atau media cetak mingguan.
2.4 Berita Berita merupakan laporan tentang fakta atau ide yang termasa, yang dipilih oleh staf redaksi suatu harian untuk disiarkan yang dapat menarik perhatian pembaca entah karena ia luar biasa atau karena pentingnya atau akibatnya entah pula karena ia mencakup segi human interest seperti humor, emosi, dan ketegangan.22 Definisi berita menurut Gerald W. Johnson adalah apa yang dimuat oleh editor berpengalaman didalam surat kabar atau majalah. Dengan kata lain, lihatlah apa yang dimuat disurat kabar atau majalah, maka itulah berita. Dalam proses komunikasi, informasi atau isi pesan sebagai unsur utamanya, maka pada komunikasi jurnalistik, berita menjadi unsur utamanya.
22
Djafar H. Assegaff, Jurnalistik Massa Kini, hal 24
20
Berita adalah informasi atau isi pesan yang memiliki sifat khusus. Arti disini bukan berarti dari mulut kemulut , tetapi merupakan laporan tentang fakta atau pendapat dan yang dipublikasikan secara luas melalui media massa periodic. Peristiwa atau pendapat tidak akan menjadi berita bila tidak dipublikasikan melalui media massa periodic.
2.4.1 Pengertian Berita Berita merupakan laporan tentang fakta atau ide yang termasa, yang dipilih oleh staf redaksi suatu media untuk di sampaikan serta dapat menarik perhatian khalayak entah karena berita itu luar biasa atau karena penting atau akibatnya entak pula karena berita itu mencakup segi human interest seperti humor , emosi, dan ketegangan.
2.4.2 Nilai Berita Nilai berita sebetulnya adalah seperangkat criteria untuk menilai apakah satu kejadian cukup penting untuk diliput. Berdasarkan cerita atau nilai inilah wartawan atau editor, memutuskan untuk meliput kejadian diantara sekian ratus kejadian tanpa henti setiap hari. Ada sejumlah factor yang membuat satu kejadian memiliki nilai berita diantaranya : 1. Kedekatan (proximity) Segala sesuatu yang terjadi didekat atau sekitar pembaca atau khalayak satu media massa akan memilki nilai berita. Pembaca ingin
21
mengetahui apa yang terjadi didekat atau sekitar pembaca. Apa yang terjadi pada orang yang tidak jauh dari mereka. 2. Ketenaran (prominence) Orang terkenal memang sering menjadi sebuah berita seperti ungkapan barat neme makes news. Bintang film, politisi ternama berulang kali muncul dihalaman media cetak. Kejadian yang mereka alamai biasa saja, sebagaimana yang terjadi pada kebenyakan orang, namun karena mereka terkenal maka akan menjadi berita hangat, selalu dicari wartwan dan beritanya disimak oleh pembaca. 3. Aktualitas ( timeliness ) Berita khususnya straight nems haruslah berupa kejadian yang baru – baru ini terjadi atau peristiwa-peristiwa yan akan terjadi dimasa depan. Peristiwa yang kadaluwarsa tidak menarik lagi untuk di angkat sebagai berita kecuali ada perkembangan baru dari kejadian yan sudah kadaluwarsa tersebut. 4. Dampak ( Impact ) Sebuah kejadian yang memiliki dampak pada masyarakat dan memiliki nilai yan tertinggi. Semakin besar dampak tersebut bagi masyarakat maka semakin tinggi pula nilai beritanya.
22
5. Keluarbiasaan Magnitude ini sebenarnya hamper sama dengan dampak, namun magnitude menyakut sejumlah orang besar, prestasi besar, juga kehancuran besar. 6. Konflik ( conflict ) Konflik disini berarti adanya bentrok fisik atau non fisik antara dua pihak atau kelompok. Misalnya antara manusia dengan binatang, antar kelompok, bangsa, kelompok etnik, agama, kepercayaan dan lain sebagainya. Konflik fisik contohnya yang terjadi dalam kecelakaan, kejahatan dan bencana lainnya. 7. Keganjilan ( oddity ) Sesuatu yang tidak lazim mengundang perhatian orang disekitarnya. Seperti oran yang berdandan eksetrik, orang yang cara hidupnya tidak umum, maupun orang yang memilki tubuh yang sangat berbeda dengan kebanyakan orang. Akan mengilik rasa ingin tahu masyarakat pada umumnya.23 Peristiwa atau kejadian yang berlangsung dengan adanya nilai berita yang termuat didalamnya menjadikan suatu peristiwa atau kejadian menarik dan membuat penasaran bagi pembaca atau masyarakat. Nilai berita yang terkandung didalamnya haruslah sesuai dengan kejadian atau peristiwa yang sedang terjadi atau berlangsung. Artinya, berita atau kejadian yan sedang berlansung harus
23
Ina Ratna Mariani & Jane Kuncoro H. Tekhnik Mencari Menulis Berita, Universitas Terbuka, 1999, hal 124.
23
disesuaikan dengan data atau informasi yang berguna hal tersebut memungkinkan, data yang diambil tidak terbuang secara percuma.
2.5 Majalah Majalah adalah terbitan berkala yang menyajikan liputan jurnalis dan artiel berisi informasi dan opini yang membahas berbagai aspek kehidupan. Adakalanya pemuatan tulisan dalam majalah hanya dimaksudkan sebagai hiburan.24
2.5.1 Pengertian Majalah Menurut Kurniawan Junaedhie, Majalah merupakan penerbitan pers berkala yang menggunakan kertas sampul, memuat macam – macam tulisan yang dihiasi ilustrasi dan foto– foto. Majalah merupakan hasil
kerja kolektif yang menyangkut masalah
filsafat, bakat, atau keterampilan dan imajinasi dan juga memanfaatkan keahlian dan pengetahuan orang banyak. Hal ini menekankan bahwa dalam mengerjakan majalah seorang penata majalah tidak dapat bekerja sendiri karena masalah merancang majalah adalah masalah menselaraskan akan kebutuhan editorial dan kebutuhan visual.
2.5.2 Karakteristik Majalah Beberapa karakteristik majalah yang ada saat ini tidak jauh berbeda dengan karakteristik media cetak karena majalah juga merupakan bagian dari 24
Kurniawan Junaedhie, Ensiklopedia Pers Indonesia, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, 1991, hal 155
24
media cetak, adapun karakteristik majalah yang diungkapkan oleh Frank Jefkins sebagai berikut: 1. Lebih memungkinkan perhitungan hasil iklan. 2. Data – data statistik yang tersedia. 3. Peningkatan kualitas cetak. 4. Kedalaman liputan pemberitaan dan ketepatan. 5. Variasi subyek yang diliput. 6. Mobilitas. 7. Media paling efektif dari pada media lain kecuali direct mail. 8. Warna majalah terdiri dari spectrum warna yang bagus. 9. Majalah fleksibel untuk memasang iklan.
2.5.3 Jenis – Jenis Majalah Menurut Bovee dan Arens, majalah dapat diklasifikasikan menurut isinya. Klasifikasi majalah tersebut adalah : 1. Consumer Magazine Adalah majalah yang berisi mengenai infomasi, hiburan atau keduanya. Majalah ini ditujukan pada konsumen yang akan langsung membeli barang – barang konsumennya.
25
2. Farm Magazine Ditujukan kepada para petani, perusahaan, agribisnis, pemasok barang – barang hasil pertanian, koperasi petani dan lain-lain Majalah ini berisi Informasi dan pendidikan pertanian. 3. Business Magazine Majalah ini ditujukan pada kalangan bisnis seperti majalah perdagangan, Majalah industri, majalah profesi (kalangan professional seperti pakar Hukum, dokter, psikolog, arsitek, pengajar dan lain – lain. 4. Local Magazin Adalah majalah dengan ruang lingkup local dan berisi berita- berita yang Bersifat local.25
2.6 Sampul (Cover) Sampul adalah lembaran kertas paling luar bagian depan atau belakangan atau sering disebut kulit buku dimana tertera nama atau judul media yang bersangkutan pada media cetak.
2.6.1 Sampul (Cover) Yang Baik Sampul (cover) yang baik Biasanya lebih tebal dari kertas isi, dibuat berwarna – warni dan dirancang sedemikian rupa dengan maksud untuk menarik pembaca.
25
Countland L. Bovee & William F. Arens. Contemporary Advertising (Homewood) lllinois : Irwin inc. 1986), hal.424
26
Desain sampul sering dianggap menampilkan citra dan karakteristik penerbitan pers.26
2.6.2 Pentingnya Sampul (Cover) Bagi Majalah Peranan sampul (cover) pada majalah sangat penting, karena yang pertama dilihat oleh pembaca merupakan sampulnya (cover) terlebih dulu. Sebagai contoh banyak kios – kios surat kabar atau majalah yang memampang media dengan sampul depan pada surat kabar, tabloid, dan majalah. Oleh karena itu sampul (cover) pada majalah sangat penting untuk menarik pembaca untuk melihat isinya. Perpaduan antara tulisan dan gambar dibuat sedemikian rupa agar orang tertarik untuk membeli dan membacanya. Tulisan dalam sampul depan (cover) biasanya dibuat besar – besar dan berwarna – warni, namun ditulis singkat dan padat. Kata – kata yang dibuatpun terkadang memicu rasa penasaran seseorang, sehingga sampul depan sekaligus berperan sebagai iklan terhadap majalah itu sendiri. Djafar H. Assegaf, mendefinisikan sampul depan (cover) adalah lapisan depan atau belakang dari suatu majalah yang lazim memuat judul majalah dan berisikan gambar – gambar yang menarik.27
26
Kurniawan Djunaedhi, Ensiklopedia Pers Indonesia, Gramedia, Jakarta, 1985, hal 260 Djafar H. Assegaff, Jurnalistik Massa Kini Pengantar ke Praktek Kewartawanan, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1983, hal 125.
27
27
2.7 Tata Letak Majalah Dan Tujuannya Tata letak adalah pengaturan, penempatan dan penataan unsur-unsur grafika pada satu halaman atau seluruh barang cetakan supaya disajikan kelihatan menarik, mudah ditangkap, dan enak dibaca.28 Penataan letak sebuah majalah meliputi unsure – unsure garis, huruf / tipografi, ilustrasi (gambar, grafik, fotografi) dan warna. Unsur – unsure tersebut disusun berdasarkan keseimbangan, kesatuan, keserasian, warna dan kontras untuk menampilkan bentuk dan rupa mulai kulit muka sampai halaman isinya.29 Penataan unsure – unsure tersebut tentunya memiliki tujuan, yaitu : 1. Membentuk identitas majalah, sehingga mudah dikenal dan terpikat untuk membelinya 2. Menambah keterbacaan berita dan menarik perhatian pembaca terhadap berita yang disajikan. 3. Menciptakan pola pengelompokkan berita dan menarik perhatian pembaca untuk menemukan informasi. 4. Merencanakan bentuk halaman yang indah dan menarik.
2.7.1
Logotype Logo adalah kependekan dari logotype. Logo dalam bahasa Yunani berarti
kata. Logotype merupakan cirri khas dari sebuah penerbitan, menjadi symbol yang mudah diingat segera.
28
Hartini Supadi, G. Sitiandaon, Leksikon Grafika, Jakarta : Pusat Grafika Indonesia, 1996. S. Prinka, Praktek & Aspek Artistik Dalam Media Cetak-Pendidikan dan Pelatihan Pelatihan Dasar Jurnalistik, hal. 17.
29
28
Kejelasan dan kesederhanaan penting karena mereka yang dibacanya tidak boleh dibingungkan oleh desain logo tersebut.30 Sebuah logo majalah harus dapat mencerminkan karakter dan memiliki kepribadian yang visual, dan sesuai suasana hati dari pembaca yang berpotensi. Selain itu sebuah logo harus mewakili produknya dan dapat dipercaya hingga berthun – tahun sesuai dengan keadaan budaya, cocok dengan citra produknya.
2.7.2 Huruf / Tipografi Penataan huruf – huruf yang baik akan membuat halaman menjadi menarik dan mudah dibaca. Hal ini terus dijaga agar komunikasi didalamnya lancar. Beberapa hal yang dapat mempengaruhi kelancaran dan kemudahan membaca (legibility). Antara lain : 1. Pemilihan Jenis Huruf 2. Besar Huruf 3. Jarak antara huruf, antara kata, dan antara baris
2.7.3 Ilustrasi Ilustrasi biasa disebut sebagai seni (art) dimana dalam sebuah penerbitan majalah seni itu dapat berdiri sendiri. Biasanya bagian ini diletakkan bersampingan dengan bagian editor maupun perancang grafis adalah : 30
Evelyn Lip, Desain dan Fengshui, Logo, Merek Dagang & Signboards, PT. Elex Media Komputindo, Gramedia , Jakarta, hal 3
29
1. Menciptakan suasana untuk sampul muka maupun bagian halaman yang lainnya. 2. Sebagian hiasan – hiasan atau dekorasi pada sampul muka dan halaman lainnya. 3. Untuk menjelaskan atau meluaskan makna dari judul, atau judul utama ataupun isi bacaan. 4. Untuk mengisi kekosongan apabila teks terlalu pendek. 5. Menambahkan sentuhan baru untuk judul utama. Jenis ilustrasi gambar memiliki citra tehnik grafis dua dimensi yang dibuat oleh tangan, namun kini dapat dibantu dengan computer. Gambar sangat tepat digunakan untuk mencerminkan sesuatu yang interpretative, penyajian yang simbolis dan meteforis.31
2.7.4 Warna Selain ketiga unsur diatas, yang mendukung pada element visual, warna juga merupakan factor yang dapat menarik perhatian pembacanya. Menurut Irwan Wirya pada bukunya kemasan ang menjual mendefinisikan warna sebagai berikut : “Suatu mutu cahaya yang dipantulkan dari suatu objek kemata manusia. Hal ini menyebabkan kerucut-kerucut warna pada retina bereaksi, yang memungkinkan timbulnya gejala warna pada objek-objek yang dilihat sehingga dapat mengubah persepsi manusia.”
31
S. Prinka, Pracetak & Aspek Artistik dalam Media Cetak-Pendidikan dan Pelatihan Dasar Jurnalistik, Jakarta: FK-Universitas Pancasila,1994, hal. 3
30
Menurut Iwan Wirya, warna memiliki fungsi tersendiri, yaitu :32 1. Untuk identifikasi 2. Untuk menrik perhatian 3. Untuk menimbulkan pengaruh psikologi 4. Untuk mengembangkan asosiasi 5. Untuk menciptakan suatu citra 6. Untuk menghiasi produk 7. Untuk memastikan keterbacaan yang maksimum 8. Untuk mendorong tindakan 9. Untuk proteksi dari cahaya 10. Untuk mengendalikan temperature. 11. Untuk membangkitkan minat dan mode. Jadi warna pada desain sampul majalah dapat membantu membentuk citra dari produksi itu sendiri.
2.8 Strategi Komunikasi Strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan. Jadi dalam merumuskan suatu strategi komunikasi, selain diperlukan perumusan tujuan yang jelas, juga terutama memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak. Cara seperti ini menurut Astrid Susanto, merupakan persuasi dalam arti yang sesungguhnya.33
32
Iwan Wirya, Kemasan yang Menjual (Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 1999, hal 30 Anwar Arifin, Strategi Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas, Penenrbit Armico Bandung, hal. 58.
33
31
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja. Melainkan harus mampu menunjukkan arah bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu – waktu bergantung pada situasi dan kondisi.34 Tujuan setiap pesan komunikasi merupakan misi dari media yang menerbitkannya dan ini jelas harus sejalan dengan tujuan komunikator kepada komunikan sebagai sasarannya, yakni sebagaimana telah disebutkan diatas, yaitu to secure understanding, to establish acceptance, dan to innovate action. Peristiwa komunikatif ini melibatkan komunikator dengan segala cirri dan sifatnya. Itulah manusia yang paling banyak diperhitungkan dalam menyusun strategi komunikasi. Dari penjelasan – penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi adalah suatu rencana. Strategi dipandang sebagai sesuatu yang dibuat khusus
untuk mengamankan masa depan. Kata “strategi” berkonotasi
antisipasi, prediksi, dan hal – hal yang mengesankan sifat cerdas dalam menghadapi masa depan yang penuh dengan ketidak pastian.
34
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Rosda, 2004, hal 32.
32
2.9 Strategi Redaksi Dengan semakin pesatnya perkembangan serta persaingan antar media massa, diperlukan suatu kejelian dari seorang pimpinan surat kabar tersebut. Hal ini dapat dilihat dari kemampuannya dalam mengkoordinasikan masing–masing wartawan dan masing–masing bidang liputan (desk) baik dalam pencapaian strategi dalam jangka panjang. Untuk mencapai keunggulan redaksional tersebut seorang pemimpin redaksi dalam mengelola manajemen redaksinya pada hakikatnya tidak jauh berbeda dengan manajemen umum. Salah satu definisi manajemen yang cukup menarik dan banyak dianut oleh banyak orang, adalah definisi dari Henry Fayol yang berbunyi: “Manajemen adalah proses menginterpretasikan, mengkoordinasikan sumber daya, sumber dana, dan sumber – sumber lainnya untuk mencapai tujuan dan sasaran melaui tindakan – tindakan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pergerakan (actuating), dan pengendalian (controlling)35. Maka dalam penelitian ini penulis akan menjabarkan proses penelitian sebagai berikut: a. Tahap perencanaan (planning), dimulai dengan rapat redaksi diantaranya: 1. Penyampaian ide / gagasan yang dilakukan oleh anggota rapat edaksi dalam menentukan sampul depan (cover) edisi khusus Harto. 2. Melakukan seleksi foto pada rapat redaksi. 3. Pengajuan sampul (cover) kepada Pemimpin Redaksi
35
Anwar Arifin, Strategi Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas, Penenrbit Armico Bandung, hal. 64.
33
4. Penetapan sampul depan (cover),dari foto,banner,huruf/tipografi, warna, serta logotype pada sampul depan (cover) edisi khusus Suharto. b. Tahap Pengorganisasian (organizing) Penugasan kerja (perintah) untuk proses kerja pada sampul depan edisi khusus Soeharto Periode 4 – 10 Februari 2008 Majalah Tempo, meliputi : 1. Tim desain grafis untuk sampul (cover). 2. Pemimpin redaksi sebagai pengambilan keputusan. 3. Marketing untuk hasil penjualan. c. Tahap penggerakan (actuating), meliputi : 1. Penugasan redaktur foto untuk fotograper sebagai kelanjutan dari hasil rapat redaksi mengenai foto untuk sampul (cover). 2. Merupakan teknis fotograper dalam melakukan
pengambilangambar
yang telah ditentukan pada hasil rapat redaksi dengan: a. Secara langsung yaitu melakukan pengambilan gambar pada saat Tokoh Politik atau Publik Figure melakukan aktifitasnya dengan waktu yang singkat b. Secara tidak lansung yaitu melakukan perjanjian terlebih dahulu mengenai waktu, tempat, dan lainnya untuk melakukan pengambilan gambar. 1. Merupakan proses penentuan dalam menghasilkan gambar yang layak untuk dijadikan sampul (cover) edisi yang bertepatan dengan tahun baru. 2. Proses editing untuk hasil yang lebih baik.
34
3. Proses penataan sampul (cover) yang dilakukan oleh tim desain grafis. c. Tahap pengendalian (controlling), meliputi: 1. Bagian penjualan (marketing), seperti: a. Target penjualan. b. Oplah edisi awal tahun. c. Iklan yang sesuai dengan tama yang ada. 2. Sampul depan (cover) edisi khusus Majalah Tempo, sesuai dengan yang diharapkan oleh pemimpin redaksi.
35
BAB III METODOLOGI
3.1 Sifat Penelitian Sifat penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif bertujuan menggali atau membangun suatu proposisi atau menjelaskan suatu makna dibalik realita. Apa yang dihadapi dalam penelitian adalah dunia social dan kehidupan sehari-hari. Penelitian deskriptif menghasilkan informasi yang dapat digunakan untuk mengembangkan teori atau mengidentifikasi pertanyaan untuk diteliti lebih lanjut karena itu metode penelitian deskriptif tdak bertujuan menguji teori. Penelitian ini berupaya memandang apa yang sedang terjadi dalam dunia tersebut dan meletakkan temuan – temuan yang diperoleh didalamnya. Penelitian deskriptif ditujukan untuk: 1. Mengumpulkan informasi actual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada. 2. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku. 3. Membuat perbandingan atau evaluasi
35
36
4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dari keputusan pada waktu yang akan datang.36 Sedangkan tipe dalam penetian ini adalah kualitatif. Bogdan dan Tylor menangani metode kualitatif seperti yang dikutip oleh Lexy J.Moeleong adalah: “Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menhasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dengan prilaku yang diamati, menurut mereka pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistic (utuh). Jadi dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi sedalam variable atau hipotesis, tetapi tidak perlu memandang sebagai bagai dari suatu kebutuhan”. Sejalan dengan definisi tersebut Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu penetahuan social yang secara fundamental bergabung pada penamatan pada manusia dan kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut daam bahasannya dan dalam peristilahannya. Penulis memahami bahwa pendekatan kualitatif diharapkan agar dapat menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau prilaku yang dapat diamati, sehinga dapat menjawab masalah yang diteliti, yaitu bagaimana strategi redaksi Majalah Tempo dalam menentukan edisi khusus Soeharto.
3.2 Metode Penelitian Strategi redaksi Majalah Tempo dalam menentukan sampul depan merupakan rangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengetahui cara apa yang
36
Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, 1999, hal 25
37
dilakukan redaksi Majalah Tempo agar dapat bersaing dengan majalah-majalah yang ada dan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. Dalam penelitian ini, menggunakan metode penelitian studi kasus. Metode studi kusus adalah uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi komunitas), suatu situasi social. Penelitian studi kasus berupaya menelaah sebanyak mungkin data mengenai subjek yang diteliti. Studi kasus menggunakan beberapa metode, wawancara, pengamatan, penelaah dokumen, survey dan data apapun untuk menguraikan suatu kasus.37 Penelitian ini mengunakan metode studi kasus, sebab focus penelitian terletak pada fenomena didalam kehidupan nyata, yaitu strategi redaksi Majalah Tempo dalam menentukan sampul depan. Jika dikaitkan dengan masalah penelitian, desain studi kasus yang digunakan dalam penelitian adalah disain kasus tunggal dengan unit analisis tunggal karena penelitian hanya meneliti satu kasus yaitu strategi redaksi Majalah Tempo dalam menentukan sampul depan edisi khusus Soeharto.
3.3 Definisi Konsep Untuk melaksanakan penilitian ini berbagai konsep dari istilah perlu diperjelas definisikonsepnya, antaralain yaitu: 1. Starategi Redaksi adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) yang dilakukan redaksi untuk mencapai suatu tujuan. Manajemen adalah proses mengintepretasikan, mengkooordinasikan 37
Deddy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif. PT. Rosdakarya, hal 2001
38
sumber daya, sumber dana dan sumber-sumber lainnya untuk mencapai tujuan dan sasaran melalui tindakan-tindakan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating), dan pengendalian (controlling). 2. Sampul depan (cover) merupakan lembaran kertas paling luar atau sering disebut juga kulit buku pada media cetak. Dibuat berwarnawarni dan dirancang sedemikan rupa dengan maksud untuk menarik pembaca. Karena orang tidak membaca seluruh isinya pada saat membeli, maka peran sampul depan pada Majalah Tempo sangat penting terutama pada edisi khusus Pak Harto, Majalah Tempo mendesain sampul depannya semenarik mungkin sebagai apresiasinya kepada pembaca setianya. Desain sampul depan sering dianggap menampilkan citra dan karakter penerbit pers yang bersangkutan. 3. Edisi 4-10 Februari 2008 adalah edisi khusus yang membahas setelah kepergian Soeharto, seperti edisi Khusus Tempo Yang lainnya. Pada edisi tersebut isi beritanya sangat menarik. 4. Majalah Tempo adalah Majalah mingguan politik yang berisikan informasi
berita-berita
hangat
seputar
politik ,
dan
juga
ekonomi. Redaksi Majalah tempo terletak di Jl. Proklamasi No. 72 , Jakarta 10320.
39
3.4 Nara Sumber (Key Informan) Key Informan atau nara sumber merupakan orang yang dianggap penulis paling mampu dalam memberikan informasi yang berkaitan langsung dengan penelitian ini. Serta orang yang berperan besar dalam penentuan sampul depan (cover) di Majalah Tempo. Menurut Lexy J. Moleong, “ Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian”38. Dengan demikian Key Informan nara sumber adalah orang yang dianggap penulis paling mampu memberikan informasi yang berkaitan dengan penelitian (orang yang berperan besar dan bertanggung jawab dalam penyelenggaraan kegiatan redaksional Majalah Tempo, serta berkaitan langsung dengan strategi tampilan sampul depan. Dan ini berarti, key informan haruslah memiliki kapabilitas dan kompetensi untuk memberikan informasi yang terkait. Sesuai dengan masalah penelitian ini, yang dianggap tepat untuk disebut sebagai orang yang memahami (key informan) adalah : 1. Toriq Hadad, Selaku Pemimpin Redaksi Majalah Tempo yang bertanggng jawab penuh dari keseluruhan Majalah Tempo 2. Kendra H. Paramia, selaku Staf Redaksi Desain Visual Majalah Tempo karena sebagai seorang Redaksi Desain Visual beliau bertanggung jawab penuh terhadap sampul (cover) Majalah Tempo sehingga Majalah tempo dapat diterbitkan. 3. Rully Kesuma, Selaku Redaktur Redaktur Foto 38
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kulitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung 1990, hal 90.
40
2. Majalah Tempo ang bertanggung Jawab penuh terhadap tampilan sampul (cover) serta isi foto Majalah Tempo.
3.5 Teknik Pengumpulan Data Dalam memperoleh pengumpulan data, penulis menggunakan dua tahap, yaitu: 3.5.1 Data Primer Data yang diambil secara langsung dari nara sumber dengan melakukan wawancara secara mendalam (Indepth Interview) kepada pihak Majalah tempo dan melakukan observasi. Menurut Borelson, metode Indepth Interview adalah satu tehnik penelitian untuk keperluan mendeskripsikan secara obyektif sistematis dan kualitatif secara manifest.
3.5.2 Data Sekunder Dalam penelitian ini peneliti memperoleh data penelitian melalui pengumpulan data-data tertulis dari data-data berupa, struktur organisasi perusahaan, berbagai buku, karya tulis dan bentuk tulisan lain yang memungkinkan untuk melengkapi data-data untuk penulisan dalam penelitian ini.
3.6 Fokus Penelitian Fokus penelitian ini terletak pada strategi redaksi Majalah Tempo dalam Proses Penentuan sampul depan (cover) Majalah Tempo Edisi 4 – 10 februari 2008. Jadi penelitian ini hanya meneliti strategi redaksi Majalah Tempo dalam
41
proses penentuan sampul depan (cover) edisi 4 – 10 Februari saja. Maka dalam penelitian ini penulis akan menjabarkan proses penelitian sebagai berikut: a. Tahap perencanaan (planning), dimulai dengan rapat redaksi diantaranya: 1. Penyampaian ide / gagasan yang dilakukan olehanggota rapat redaksi 2. dalam menentukan sampul depan (cover) edisi khusus Suharto 3. Melakukan seleksi foto pada rapat redaksi. 4. Pengajuan sampul (cover) kepada Pemimpin Redaksi 5. Penetapan sampul depan tipografi, warna,
(cover),
dari
foto, banner, huruf
/
logotype pada sampul depan (cover) edisi khusus
Harto. b. Tahap Pengorganisasian (organizing) Penugasan kerja (perintah) untuk proses kerja pada sampul depan edisi khusus 4 – 10 Februari 2008 Majalah Tempo, meliputi: 1. Tim desain grafis untuk sampul (cover). 2. Pemimpin redaksi sebagai pengambilan keputusan. 3. Marketing untuk hasil penjualan. c. Tahap penggerakan (actuating), meliputi : 1. Penugasan redaktur foto untuk fotograper sebagai kelanjutan dari hasil rapat redaksi mengenai foto untuk sampul (cover) 2. Merupakan teknis fotograper dalam melakukan pengambilan gambar yang telah ditentukan pada hasil rapat redaksi dengan:
42
a. Secara langsung yaitu melakukan pengambilan gambar pada saat Tokoh Politik atau Publik Figure melakukan aktifitasnya dengan waktu yang singkat b. Secara tidak lansung yaitu melakukan perjanjian terlebih dahulu mengenai
waktu,tempat,
dan
lainnya
untuk
melakukan
pengambilan gambar. 3. Merupakan proses penentuan dalam menghasilkan gambar yang layak untuk dijadikan sampul (cover) edisi yang bertepatan dengan tahun baru. 4. Proses editing untuk hasil yang lebih baik. 5. Proses penataan sampul (cover) yang dilakukan oleh tim desain grafis. d. Tahap pengendalian (controlling), meliputi: 1. Bagian penjualan (marketing), seperti: a. Target penjualan. b. Oplah edisi awal tahun. c. Iklan yang sesuai dengan tama yang ada. 2. Sampul depan (cover) edisi khusus Majalah Tempo, sesuai dengan yang diharapkan oleh pemimpin redaksi
3.7 Teknik Analisa Data Analisa data dimaksudkan untuk mengorganisasikan data. Data yang terkumpul banyak sekali dan terdiri dari catatan laporan dan tanggapan peneliti, gambar, foto, dokumentasi, berupa laporan, artikel, dan sebagainya39. 39
Moleong, Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif, PT . Remaja Rosdakarya, Bandung, 1998, hal 280281
43
Analisis data yang penulis gunakan adalah Tringulasi data Tringulasi adalah tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Tehnik Tringulasi yang paling banyak digunakan ialah permeriksaan melalui sumber lainnya. Tringulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif (Patton 1987:331).40 Hal itu dapat dicapai dengan jalan: 1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. 2. Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan. Dalam hal ini jangan sampai banyak mengharapkan bahwa hasil pembandingan tersebut merupakan kesamaan pandangan, pendapat, atau pemikiran. Yang penting desis adalah bisa mengetahui adanya alasan-alasan terjadinya perbedaan-perbedaan terssebut. (Patton : 331)41. Data yang diperoleh berdasarkan jawaban dari hasil wawancara informasi yang sekaligus sebagai key informan beserta hasil observasi langsung yang dilakukan penulis akan dianalisis dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata atau penjabaran sehingga jawaban terhadap masalah pokok penelitian ini.
40 41
Moleong, Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif, PT . Remaja Rosdakarya, Bandung, 1995, hal 178 Moleong, Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif, PT . Remaja Rosdakarya, Bandung, 1995, hal 179
44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Majalah Tempo 4.1.1 Sejarah Singkat Majalah Tempo Majalah Tempo adalah Majalah mingguan politik yang berisikan informasi berita-berita hangat seputar politik, ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan ragam informasi menarik lainnya. Redaksi Majalah Tempo terletak Gedung Tempo di Jl. Proklamasi No. 72 , Jakarta 10320. Selain sebagai majalah politik tertua dan salah satu majalah berita poitik yang menjadi barometer majalah politik lain, Majalah Tempo juga mempunyai catatan sejarah panjang dalam eksistesinnya di dunia pers indonesia. Majalah yang pertama kali terbit pada maret tahun 1971 ini dalam perjalanannya mengalami dua kali pembredelan. Pertama tahun 1982, Surat Ijin Terbit (SIT) dibekukan sementara oleh Menpen karena pemberitaannya perihal pengacauan dilapangan Banteng edisi 27 Maret. Insiden kampanye pemilu di Solo dan Yogyakarta edisi 3 April, serta pemuatan gambar yang dapat memanaskan situasi terutama dengan pemberitaan “UI mogok” yang dimuat edisi 27 Maret . Hal ini dinilai Menpen melanggar konsensus bersama antara pemerintah dan pers nasional. Pembredelan kedua terjadi pada tahun 1999 dimasa pemerintahan orde baru dimana Golkar berkuasa”42 Majalah merupakan terbitan berkala yang isinya meliputi berbagai liputan jurnal, pandangan tentang topic actual yang patut diketahui pembaca artikel, sastra dsb.
42
Sejarah Majalah Tempo Diambil Dari Dokumentasi Perpustakaan Majalah Tempo
44
45
Dari data yang diperoleh dari AC Nielsen tahun 2002, bahwa belanja iklan majalah tahun 1998 mencapai 133 milyar. Majalah Tempo yang pernah dicabut izin penerbitannya th 1994 terbit lagi pada bulan oktober 1998, dalam kurun waktu tiga bulan belanja iklan Majalah Tempo telah mencapai Rp.4,307 milyar, dan dapat menjual Majalah Tempo 130.000 eksemplar, ini berarti bisa menyamai belanja iklan yang diperoleh beberapa majalah lain dalam kurun waktu satu tahun, dan setelah lebih dari 30 th Majalah tempo hadir. Pembaca majalah tempo lebih dari 400.000 pembaca di Indonesia dan kota-kota besar di dunia. Pada tahun 2002 pembagian pangsa pasar periklanan dengan kategori iklan berwarna 60% lebih dipimpin oleh majalah mingguan tempo.43 oleh karena itu nasional dan
yang
Majalah tempo
dianggap berpengaruh,
merupakan
karena
majalah
penyebarannya
berskala yang
luas
mampu menyampaikan pesan-pesan penjualan / iklan kepada konsumen
diseluruh Indonesia. Majalah mempunyai cara yang tepat untuk menarik minat dan perhatian masyarakat untuk membeli media cetak, khususnya majalah. Yang ditawarkan oleh majalah adalah dengan menampilkan kemasan sampul yang semenarik mungkin. Hal ini disebabkan karena sampul depan majalah penarik perhatian yang pertama kali dilihat pada waktu sampul depan majalah tersebut diletakkan pada rak – rak penjualan. Majalah Tempo resmi terbit pada Maret 1971. Ada banyak rubric yang terdapat dalam Majalah Tempo. Mungkin nama – nama rubric yang ada saat ini
43
AC Nielsen Document Tempo Megazine
46
berbeda dengan pada waktu pertama kali terbit, tapi isinya tidak jauh berbeda. Tak berbeda dengan surat kabar, dalam tiap minggunya Majalah Tempo menghadirkan rubric Laporan Utama dalam setiap nomor edisinya. Rubrik ini biasanya merupakan pelaporan mendalam (indepth reporting) dari suatu rubric tertentu. dan masih banyak rubric – rubric baru yang lebih saraf informasi
4.1.2 Tujuan , Filosofi, Visi dan Misi Organisasi perusahaan a. Tujuan Majalah Tempo adalah meningkatkan minat baca masyarakat dan menyajikan bacaan yang bermanfaat. b. Filosofi yang mendasari diterbitkannya Majalah Tempo adalah bagaimana dengan bekal semangat dan gagasan bisa berkarya serta menepis seluruh rintangan yang timbul dari gagasan tersebut. Folosofi ini merupakan antitesis suatu anggapan bahwa hanya kaum kapitalis saja yang mampu dan berhasil mendirikan industri pers. c. Misi Majalah Tempo adalah menjadi Majalah yang kritis, aman, informatif, serta banyak memberikan unsur - unsur mendidik. d. Visi Majalah Tempo adalah ingin memberikan gambaran yang benar kepada masyarakat mengenai fungsi pers yang sebenarnya, yakni pers yang mengutamakan kode etik, dan hukum etika jurnalistik. Majalah tempo juga selalu berusaha memeriksa kebenaran melalui suatu klarifikasi.
47
4.1.3 Profil Majalah Tempo a. Nama Majalah : Majalah Tempo b. Jenis Majalah : Majalah Politik c. Surat ijin Penerbitan Pers : No.110/SK/MenPen/Siupp/B.1/1971 28 Maret 1971 d. Alamat Redaksi : Gedung Tempo Gedung Tempo di Jalan Proklamasi No. 72 , Jakarta 10320 Telp:021-3916160
Fax:021-3921947
(Redaksi) E-mail :
[email protected] Website: http:www:Tempointeraktif.com e. Alamat iklan/Promosi/Sirkulasi : Jalan Palmerah Barat No.8, Jakarta 12210 Telp: 021-5360409 Fax: 021-5439569 f. Ukuran Majalah : (84,1 x 118,5 cm) g. Jumlah Halaman : * Edisi Reguler
: 208 halaman
* Edisi Khusus
: 208 halaman
h. Cover
: Full Colour
i. Harga
: * Edisi Reguler
: Rp.25000
* Edisi Khusus
: Rp.25000
4.2 Hasil Peneltian 4.2.1 Strategi Redaksi Pada penelitian ini, penulis mengumpulkan arsip dan dokumentasi yang berkaitan dengan penelitian. Arsip dan dokumentasi tersebut berupa hasil catatan wawancara dengan Staf Redaksi Desain Visual yaitu Kendra H Paramita yang
48
pada waktu itu turut mewakili jawaban yang seharusnya saya tanyakan kepada Pemimpin Redaksi Majalah Tempo yang bertanggung jawab sepenuhnya terhadap penerbitan Majalah Tempo. Rully Kesuma, Selaku Redaktur Redaktur Foto Majalah Tempo yang bertanggung Jawab penuh terhadap tampilan sampul
(cover) serta isi foto
Majalah Tempo. Selain itu penulis penulis juga mengumpulkan hasil dari rapat perencanaan dan contoh dari perwajahan untuk sampul (cover) Edisi Khusus Soeharto. Untuk menemukan jawaban mengenai permasalahan pokok dari gejala yang telah penulis uraikan pada bab sebelumnya maka selanjutnya penulis akan mendeskripsikan lebih cermat, mendalam dan relevan hasil penelitian yang telah diperoleh penulis. Selanjutnya penulis melakukan observasi serta wawancara mendalam (indepth interview) secara langsung dilapangan ( kantor redaksi Majalah Tempo ) terhadap nara sumber yang telah penulis tentukan. Hasil penelitian ini diperoleh melalui hasil wawancara mendalam serta membandingkan hasil wawancara antara para nara sumber yang terlibat. Redaktur foto yaitu Rully Kesuma dan Kendra H yang menyeleksi fotofoto apa saja yang layak untuk dijadikan sebagai sampul (cover) dan juga selaku Koordinator Desain Visual yang bertanggung jawab atas perwajahan sampul (cover) Majalah Tempo.
49
Setelah melakukan obseervasi langsung dan wawancara mendalam dengan para nara sumber yang terkait dengan penelitian strategi redaksi Majalah Tempo dalam menentukan sampul (cover) Edisi Khusus Soeharto. Penulis akan meneliti urutan-urutan tugas bidang redaksi Majalah Tempo ini dalam menyajikan laporan kejadian berdasarkan fakta-fakta atau ide yang aktual dan menurut penilaian tim redaksi sangat sesuai dengan tema yang akan diangkat untuk edisi khusus ini. Keseluruhannya itu memerlukan aspek-aspek pertimabangan berupa pedoman kerja tim redaksional dalam melaksanakan tugasnya yaitu melakukan tahapan dan langkah-langkah yang terdiri dari strategi redaksi untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang sudah direncanakan pada rapat proyeksi untuk Edisi Khusus Soeharto Majalah Tempo. 1. Tahap perencanaan (planning), yang dimulai dari : a. Rapat redaksi Majalah Tempo b. Hal-hal yang berkaitan dalam penentuan sampul (cover) Edisi Khusus Soeharto c. Memiliki nilai jual yang tinggi 2. Tahap pengorganisasian (organizing), meliputi : a. Proses kerja tim desain grafis untuk tampilan sampul (cover) pada edisi khusus Soeharto. b. Pemimpin Redaksi sebagai pemberi keputusan (decision maker) untuk tampilan sampul (cover).
50
3. Tahap penggerakan (actuating), melipurti : a. Redaktur pelaksana membagi-bagikan tugas kepada tim peliput untuk mewawancarai orang-orang yang terkait dengan keluarga cendana. b. Tahap pemotretan antara lain : •
Redaktur foto merencanakan pemotretan untuk Edisi Khusus Soeharto.
•
Hasil foto diseleksi oleh redaktur foto.
c. Tahap Desain Visual, antara lain : •
Hasil penyeleksian diserahkan kepada tim Desain Visual.
d. Koordinator Desain Visual merencanakan dan menentukan foto, banner, logo dan ilustrasi warna pada sampul (cover) Edisi Khusus Soeharto. 4. Tahap pengendalian (controling), meliputi : •
Pemimpin redaksi memberikan persetujuan untuk tampilan sampul (cover) Edisi Khusus Soeharto.
Selanjutnya penulis jelaskan masing-masing tahapan tersebut secara terperinci sebagai berikut :
4.2.1. 1. Tahap Perencanaan (Planning) Pada tahap perencanaan (planning) dimulai dengan rapat Edisi Khusus Soeharto, pada rapat perencanaan ini menurut Kendra H selaku perwakilan redaktur Desain Visual rapat
ini berlangsung sangat “alot” atau mengalami
51
perbedaan pendapat untuk perencanaan gambar pada sampul (cover) rapat sudah dilaksanakan beberapa bulan sebelumnya disaat mantan orang nomor satu itu tengah terbaring dirumah sakit. Rapat ini dihadiri oleh seluruh tim redaksi dan Divisi Produksi (marketing, sirkulasi dan periklanan ). Berikut pernyataan dari perwakilan redaktur Desain Visual Kendra H : “ Rapat untuk edisi khusus Soeharto ini di ikuti oleh Tim redaksi dan Divisi Produksi. Kedua tim inilah yang akan menentukan tema apa yang akan diangkat pada edisi Soeharto. Sedangkan untuk gambar sampul (cover) depan dipilih oleh tim desain visual pada waktu itu salah seorang dari divisi desain visual Kendra mempunyai ide untuk memakai lukisan Last Supper karya Leonardo Davinci namun idenya mengalami pro dan kontra dikalangan redaksi namun setelah kendra memberikan pengertian dan alasan yang tepat akhirnya ide kendra pun disetujui”.44 “Majalah Tempo dalam pemberitaannya mempunyai prosedur standart mengenai sampul (cover) depan serta isi secara keseluruhan. Setiap hari senin, jam 11.00 WIB, tim redaksi Tempo melakukan rapat perencanaan total. Rully Kesuma menjelaskan,rapat ini adalah forum yang sangat demokratis untuk menuangkan ide, imajinasi, serta membicarakan laporan utama atau semua hal yang menyangkut baik sampul (cover) depan serta isi dari Majalah Tempo secara keseluruhan”45. Sebelum rapat Perencanaan Total, setiap divisi di Tempo menyiapkan halhal yang akan dituangkan kedalam rapat Perencanaan Total. Pada rapat Perencanaan Total ini setiap individu di jajaran redaksi bisa mengusulkan permasalahan yang menarik untuk menjadi Laporan Utama.
44
Hasil wawancara dengan Kendra H Paramita Divisi Dari Redaktur Desain Visual, Senin, 11 Agustus 2008 45 Hasil wawancara dengan Kendra H Paramita Divisi Dari Redaktur Desain Visual, Selasa, 12 Agustus 2008
52
Tentunya dengan membawa fakta serta data yang akurat. Rully Kesuma menjelaskan, “Sangat kecil kemungkinan kepentingan pemimpin redaksi, pemilik modal dan pemikiran-pemikiran individu masuk keruang rapat, karena setiap harus siap dengan fakta dan data yang akan mereka presentasikan. Maka tidak heran rapat ini sampai berlangsung selama 5 jam. Jadi saya menyatakan dalam menentukan laik tidaknya berita di Tempo sangat demokratis dan independent.” Ide-ide atau gagasan yang dituangkan tiap divisi melewati perdebatan yang panjang di ruang rapat redaksi”46. Dalam hal ini penulis menilai bahwa gambaran dari independensi yang bertanggung jawab dari keredaksian Tempo. Pada hari jum’at Tempo juga mengadakan rapat ceking total materi. Dalam rapat ini tidak akan jadi masalah jika Pemred tidak hadir karena rapat akan terus berjalan. Berikut pernyataan Kendra H Paramita Staf Redaksi Desain Visual: “Pada umumnya rapat yang dilaksanakan pada hari Jum’at itu merupakan rapat untuk mengetahui sejauh mana berita-berita tersebut sudah dicapai. Namun pada umumnya rapat pada hari senin itu sudah ditentukan mens story dan isu-isu utamanya. Pada rapat ini bagian Desain Visual sudah mulai membuat tampilan sampul depan, seperti foto, warna, tulisan, logo dan banner”.47 Tingkat organisasi media juga sangat berpengaruh pada seputar pemberitaan kepergian Soeharto. Tempo adalah organisasi media yang tidak memperbolehkan, menentukan kebijakan perencanaan hanya diputuskan 1 kepala saja, semua hal harus mendapat persetujuan dalam rapat. Di Tempo pun individu media tidak mempunyai suatu kepentingan atas berita yang di tampilkan. Rully Kesuma Redaktur Foto Majalah Tempo secara
46
Hasil wawancara dengan Rully Kesuma Redaktur Foto Majalah Tempo Rabu, 13 Agustus 2008 Hasil wawancara dengan Kendra H Paramita Divisi Dari Redaktur Desain Visual, Senin, 11 Agustus 2008, Op. Cit 47
53
tegas menyangkal, kalau tiada satu kekuatan pun, termasuk pemilik modal ikut mempengaruhi tulisan Tempo. “Faktanya adalah ketika Tempo menuliskan kasus korupsi yang melibatkan Ciputra sebagai pemilik saham di Tempo,” kata Rully Kesuma dengan tegas.Sebagai organisasi Tempo pun melarang para pemburu beritanya menerima souvenir, berharga di atas Rp. 50 ribu. Dalam menggali informasi dari nara sumber wartawan Tempo tidak dibolehkan menerima services, di sini tempo harus mengeluarkan uang ekstra karena memang pihak Tempo lah yang akan membayar, bila terjadi jamuan dengan narasumbar. Inilah satu bentuk independensi Majalah Tempo dalam organisasi medianya.Sebagai organisasi Majalah Tempo juga mengungkapkan sisi negatif dari partai besar pemenang pemilu yang secara terang-terangan menggunakan politik uang, untuk mendapatkan kekuasaan”.48 “Rully Kesuma menjelaskan bahwa, sebenarnya memang terjadi seperti itu, saya melihat semua kandidat melakukan money politik. Saya tegaskan kontruksi negatif para kandidat tidak ada hubungannya dengan sejarah pembredelan Majalah Tempo karena saat ini, Tempo hanya bermusuhan dengan mantan orang no. 1 negeri ini, yang pernah memasung kebebasan Pers. Namun setelah dia pergi permusuhan itupun usai.”49 Tingkat ekstra media juga sangat mempengaruhi Laporan Utama seputar perjalan karir Soeharto selama menguasai negeri ini dengan segala sifat kediktatorannya hingga akhir karir dan akhir napasnya. Rully Kesuma menjelaskan kepada penulis bahwa “Tempo adalah majalah yang independent dari pemerintah tapi tidak independent dari kepentingan pasar dan kelompok -kelompok tertentu, dalam hal ini liberalisme”. Memang dalam tulisannya Tempo sangat kritis terhadap pemerintah yang berkuasa.Kalimat dan kata-kata yang kritis tersebut memang merupakan andalan yang ditampilkan Tempo. Tentu apa yang ditampilkan dari sisi bahasa juga tampilan secara keseluruhan, disesuaikan dengan keinginan dan segmentasinya yang berintelektual tinggi dan menengah ke atas.
48 49
Hasil wawancara dengan Rully Kesuma Redaktur Foto Majalah Tempo Rabu, 13 Agustus 2008 Ibit, 13 Agustus 2008
54
4.2.1.2. Tahap Pengorganisasian (organizing) Pada tahap pengorganisasian (organizing), stiap Tim mulai melakukan proses pengaturan, wewenang dan sumber daya kepada masing-masing anggotanya sehingga dapat mencapai tujuan yang telah disepakati. Pada proses pembuatan sampul untuk Edisi Khusus Soeharto, pertamatama Tim Redaksi mulai mencari tema apa saja yang akan diangkat, kemudian Koordianator desain Visual “Kendra” mulai melakukan proses kerjanya untuk tampilan sampul (cover) depan Edisi Khusus Soeharto. Pada tahap ini Koordianator Desain Visual mulai memperkirakan seperti apa nantinya tampilan sampul (cover) depan Edisi Khusus Soeharto. Berikut penjelasan Koordinator Desain Visual, yaitu Kendra H : “ Dengan kita mengetahui tema-tema apa saja yang akan diangkat maka tim Desain Visual sudah dapat memperkirakan apa saja yang harus ditampilkan pada sampul, seperti foto, warna yang cling, jenis huruf, hipografi, font dan tata letak untuk iklan”.50 Setelah itu Koordinator Desain Visual mulai membuat beberapa alternatif dummy untuk edisi khusus Soeharto Kepada Redaktur Pelaksana nantinya Redaktur Pelaksana akan memberikan beberapa alternatif dummy tersebut kepada Pemimpin Redaksi.Setelah itu, Pemimpin redaksi sebagai pembuat keputusan (decision maker) nantinya akan memilih beberapa alternatif dummy. Pada tahap ini Toriq Hadad selaku Pemimpin Redaksi memeberikan masukan ide kepada Koodinator Desain Visual, seperti warna pada sampul (cover) depan.
50
Hasil wawancara dengan Koordianator Desain Visual Kendra H, Op. Cit
55
4.2.1.3. Tahap Penggerakan (actuating) Tahap penggerakan (actuating) mencakup pada hal mengarahkan, mempengaruhi, memotivasi karyawan untuk menjalankan tugas-tugas pokoknya. Pada tahap ini Redaktur Pelaksana membagi-bagikan tugas kepada tim peliputan untuk mewawancarai pihak-pihak yang memiliki hubungan khusus dengan keluarga cendana. Sedangkan pada Redaktur Fotografi timnya ditugaskan untuk melakukan pemotretan, karena ini merupakan momentum terpenting dalam kepergian mantan penguasa negeri ini. Pada session ini tim fotografer membagi-bagi lokasi tempat seperti: 1. RS. PERTAMINA 2. Rumah Duka 3. Perjalanan dari rumah duka Di cendana menuju Istana terkahir sang mantan penguasa orde baru yaitu Astana Giri Bangun. Kemudian hasil dari pemotretan di seleksi oleh Redaktur Foto, kira-kira foto seperti apa yang sesuai dan layak untuk isi Majalah Tempo. Setelah itu foto-foto yang telah di seleksi kemudian diserahkan kepada bagian Dokumentasi, kemudian baru di serahkan kep-ada bagian Desain Visual. Setelah menerima hasil foto dari bagian Dokumentasi, bagian Desain Visual pun menyeleksi kembali foto-foto tersebut, untuk disesuaikan dengan tema yang ada, warna jenis huruf, hipopgrafi, font, banner, logo dan juga tata letaknya sehingga sesuai dengan apa yang mereka inginkan.
56
Sampul (cover) depan untuk edisi Khusus Soeharto ini tentunya dikemas dengan sangat berbeda dibandingkan dengan edisi reguler lainnya. Berikut penjelasan Koordinator Desain Visual Kendra H : “Secara keseluruhan desain sampul untuk edisi khusus Soeharto ini dikemas berbeda baik dari segi content tema yang ada, warna jenis huruf, hipografi, font, banner, logo dan juga tata letaknya sehingga sesuai dengan apa yang mereka inginkan. kemudian dari visual dan desain serta komposisinya pasti berbeda”.51 Pada proses pembuatan sampul (cover) secara keseluruhan tim tidak mengalami kendala apapun semua bekerja seperti biasa hal ini dilakukan agar tim tidak terlalu merasa tertekan.
4.2.1.4. Tahap Pengendalian (controling) Tahap pengendalian (controling), diamana Pemimpin Redaksi harus memastikan bahwa kinerja para divisi benar-benar membawa organisasi kearah tujuan yang telah ditetapkan, melalui pengendalian, pelaksanaan tugas, menyeleksi produk, mengevaluasi penjualan dan sebagainya. Pada tahap ini Pemimpin Redaksi berkekuasaan penuh untuk menyetujui apakah sampul (cover) Edisi khusus Soeharto layak untuk diterbitkan atau tidak. Berikut pernyataan Koordianator Desain Visual Kendra H Paramita: “Semua keputusan berada ditangan Pemimpin Redaksi, disini beliau selaku Pemimpin redaksi harus memastikan berita yang diangkat apakah sudah sesuai dengan etika jurnalistik dan diperiksa kembali keabsahan dari berita tersebut karena beliaulah yang nantinya yang akan bertanggung jawab penuh atas penerbitan tersebut, jika memang sudah sesuai dengan etika jurnalistik yang ada maka edisi khusus Soeharto dapat diterbitkan”.52 51 52
Hasil wawancara dengan Koordianator Desain Visual Kendra H Paramita, Op. Cit Hasil wawancara dengan Koordianator Desain Visual Kendra H Paramita, Op. Cit
57
“Kendra H Paramita menjelaskan memang sempat terjadi protes besar dari perwakilan Dewan Katolik Indonesia mereka meminta Edisi Khusus Soeharto yang gambar sampul (cover) pada edisi tersebut dianggap telah melecehkan Yesus Kristus. Mereka pun meminta majalah yang sudah terlanjur beredar tersebut di tarik kembali.Kedatangan Dewan Katolik Indonesia disambut hangat oleh rekasi kami sebelumnya kami menyampaikan permohonan maaf kami kepada mereka apabila mereka menganggap pada Edisi tersebut gambar Sampul (cover) depannya telah melecehkan agama mereka.Kami selaku penanggung jawab Majalah Tempo menggambil jalan tengah dan menjelaskan bahwa tidak ada sedikitpun maksud Majalah Tempo untuk melecehkan umat agama manapun, karena gambar tersebut adalah mewakili isi dari keseluruhan majalah, dan kami memberikan pengertian kepada mereka bahwasannya gambar atau lukisan bukanlah sesuatu hal yang harus dimuliakan terlalu berlebihan, memang pada dasarnya kami mengakui bahwa gambar dari edisi khusus soeharto di ilhami dari “Last Supper” tapi dari gambar tersebut kami tidak mengganti objek lukisan dengan sesuatu hal yang sangat tidak bermoral. Dengan sikap bijak dari kedua belah pihak akhirnya protes besar tersebut berbuah damai dan jabat tangan erat serta dihiasi senyuman manis yang mengakhiri perselisihan tersebut.”53
53
Hasil wawancara dengan Koordianator Desain Visual Kendra H Paramita, Op. Cit
58
BAB V PENUTUP
Setelah melihat dari hasil penelitian mengenai strategi redaksi Majalah Tempo dalam menentukan sampul (cover) Edisi Khusus Soeharto penulis akan memberikan kesimpulan dan saran-saran dari penelitian ini.
5.1 Kesimpulan Strategi redaksi Majalah Tempo Dalam menentukan sampul (cover) depan edisi khusus Soeharto dilakukan dengan tahap perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing),
penggerakan
(actuating),
pengendalian
(controling), yaitu :
a. Tahap Perencanaan (planning) Tahap perencanaan (planning) yang dilakukan redaksi Majalah Tempo dalam menentukan sampul (cover) depannya cukup membawa hasil yang bagus, dengan melakukan penyaringan tema mengenai Perjalanan karir Soeharto hingga kepergian Soeharto untuk singgah dan bersemayam di Astana Giri Bangun.
b. Tahap pengorganisasian (organizing) Tahap pengorganisasian (organizing) yang dilakukan oleh redaksi Majalah Tempo merupakan kesatuan tim yang sangat kompak karena pada saat melakukan
58
59
tugasnya semua anggota tim saling memberikan masukan-masukan sehingga mencapai tujuan yang direncanakan pada saat rapat perencanaan.
c. Tahap penggerakan (actuating) Tahap penggerakan (actuating) yang dilakukan oleh Majalah Tempo saat mengerjakan tugas masing-masing timnya membawakan hasil yang memuaskan. Redaktur Pelaksana menugaskan kepada reporternya, Redaktur Foto kepada Fotogafernya dan Koordinator Desain Grafis bertanggung jawab penuh pada sampul (cover) depan edisi Khusus Soeharto kepada pemimpin Redaksi.
d. Tahap Pengendalian ( controling) Tahap pengendalian (controling) yang dilakukan oleh Pemimpin Redaksi Majalah Tempo memberikan hasil yang maksimal melalui tahapan-tahapan yang telah disepakati. Tugas-tugas yang diserahkan kepada anggota tim memberikan hasil yangf memuaskan. Pemimpin Redaksi sebagai pembuat keputusan (decision maker) memberikan persetujuan kepada anggotanya untuk menerbitkan Majalah Tempo Edisi Khusus Soeharto dengan sampul (cover) yang dirancang berbeda dari edisi biasanya.
60
5.2 Saran a. Majalah Tempo yang selama ini sudah mempunyai nama cukup besar sudah seharusnya mengangkat tema-tema yang menarik dan bukan hanya pada edisi khusus saja. b. Teruslah mencari ide untuk Tema -tema yang lebih berani selama masih dalam lingkaran kode etik dan hukum etika jurnalistik.
61
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Anwar, Strategi Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas, Penerbit Armico Bandung. Assegaff, H. Djafar., Jurnalistik Massa Kini Pengantar Kewartawanan, Ghaila Indonesia, Jakarta, 1983.
Ke
Praktek
Bungin, Burhan, Metode Penelitian Kualitatif, Rajawali Pers, Jakarta. Djuroto, Totok, Manajemen Penerbitan Pers, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2002. Effendy, Onong, Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya Bandung, 2004. Junaedhi, Kurniawan, Ensiklopedia Pers Indonesia, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1985. Kasali, Rhenald, Manajemen Periklanan, Jakarta : Utama Grafiti, 1995. Liliweri, Alo, Komunikasi Massa Dalam Masyarakat, PT Citra Aditya Bakti. Lip, Evelyn, Desain dan Fengshui, Logo, Merek Dagang & Signboards, PT Elex Media Komputindo, Kel. Gramedia, Jakarta. Mcquail, Dennis, Teori Komunikasi Massa, Erlangga Jakarta, 2002 Moleong J. Lexy., Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1990. ______________., Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1995. ______________., Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1998. Nasution, Zulkarnaen, Sosiologi Komunikasi Massa, Universitas Terbuka, Jakarta, 1993. Nurudin, Komunikasi Massa, Cespur, 2003
62
Prinka, S., Praktek & Aspek Artistik Dalam Media Cetak-Pendidikan dan Pelatihan Dasar Jurnalistik, Jakarta : FK-Universitas Pancasila, 1994. Rakhmat, Djalaludin, Metode Penelitian Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002. Soelarko, R.M, Pengantar Foto Jurnalistik, KaryaNusantara, Bandung, 1985. Supadi, Hartini, G. Sitiandaon, Leksikon Grafika, Jakarta : Pusat Grafika Indonesia. 1996. Winarko dan Heri Al-Zastrouw Ng, Mendeteksi Bias Berita Panduan Untuk Pemula, Klik, Yogyakarta, 2000. Wirya, Iwan, Kemasan yang Menjual, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1999. Yin K. Robert., Studi Kasus, 1996.
Referensi Dari Sumber Lain AC Nielsen Document Tempo Megazine Pdt Daniel Taruli Asi Harahap “Dalam Meja Penjamuan Terakhir” www.rumametmet.com Sumber : okezone.com, tempointeraktif.com, detik.com
Sejarah Majalah Tempo Diambil Dari Dokumentasi Perpustakaan Majalah Tempo Dr. Beni Bevly holds BA in Political Science, MBA in Marketing, and DBA in Organizational Leadership. He is the founder of Overseas Think Tank for Indonesia Hasil wawancara dengan Kendra H Paramita Divisi Dari Redaktur Desain Visual, Selasa, 12 Agustus 2008 Hasil wawancara dengan Rully Kesuma Redaktur Foto Majalah Tempo Rabu, 13 Agustus 2008
63
PROFIL PENULIS
Nama penulis Rudi Hermawan lahir di Jakarta sekitar 24 tahun yang lalu tepatnya tanggal 17-05-1984 di Jakarta. saya masuk Universitas Mercu Buana Pada th 2002, selama perjalanan masa studi saya tidak pernah berminat untuk berkecimpung dalam organisasi akademik, sebab diluar kampus saya bersama rekan-rekan yang saling berlainan kampus mencoba membangun sebuah Radio Swasta. Saya yang saat itu sama sekali tidak memiliki pemandu serta pengalaman mencoba nekat mendirikan
RJ 101.2 fm. Di Tangerang hingga
akhirnya radio RJ banjir Produk yang ingin memasang iklan di frekuensi 101.2 yah walaupun masih dibilang amatir namun radio kami memiliki beberapa sponsor iklan tetap. Selain sebagai progamer sesekali saya juga aktif menjadi seorang Penyiar + Operator pada acara request lagu, dan juga cerita hati selain bertambah kawan saya
64
juga tak pernah mengalami kekurangan uang untuk membeli beberapa keperluan saya. Yah lumayanlah untuk meringankan beban orang tua. Untuk kedepannya saya berkeinginan membuka Privat Les di bidang penyiaran. Bimbingan ini dibuka untuk kalangan pelajar yang ingin menyalurkan hobinya sebagai penyiar, tentunya tujuan ini bukan hanya untuk komersil semata, melainkan saya ingin berpartisipasi untuk turut mencerdaskan kehidupan bangsa he3x.. moto hidup bagi saya adalah banyak belajar demi mengumpulkan kekayaan. Sebab dengan gelar dan kekayaan tentunya akan bermanfaat demi mengangkat harkat, derajat dan martabat saya dan keluarga.