KAMPANYE DAN PERILAKU PEMILIH DALAM PILKADA GUBERNUR DKI JAKARTA
Temuan Survei 22 – 25 Juli 2007
Ringkasan temuan utama
Secara umum, kampanye yang sedang berlangsung tidak merubah perilaku pemilih.
Kampanye belum mampu merubah perilaku pemiluh terhadap pasangan calon. Sebelum dan sesudah tiga hari kampanye, jumlah pemilih Adang dan Fauzi tidak berubah. Selisihnya tetap sekitar 32%-34%, di mana Faizi-Prijanto unggul atas Adang-Dani.
Sebab tidak banyaknya pengaruh kampanye adalah bahwa pada umumnya warga sudah memutuskan pilihan sebelum masa kampanye. Sementara kualitas dan intensitas kampanye relatif seimabang.
Tidak ada calon yang materi dan cara kampanyenya lebih baik dari lawan. Materi kampanye keduanya masih terpaku dengan slogan, dan dangkal. Karena itu, kampanye tak mampu membongkar pilihan yang telah ditentukan. Kampanye sejauh ini tidak punya nilai elektoral apa-apa.
LATAR BELAKANG MASALAH
Kampanye adalah untuk meningkatkan peluang menang seorang calon, atau untuk merubah peta kekuatan dukungan pada calon. Apakah ini terjadi dalam kampanye Pilkada DKI? Kalau dalam survei sebelum kampanye selisih kemungkinan perolehan suara antara Adang dan Fauzi sekitar 32% di mana Fauzi berada di atas Adang, apakah setelah kampanye berlangsung 3 hari terjadi perubahan selisih ini, menjadi lebih kecil atau menjadi lebih besar? Bila tidak maka kampanye tidak ada manfaatnya bagi kedua calon.
Sejauhmana Golput dapat mempengaruhi kekuatan pasangan? Apakah kalau Golput besar memperbesar peluang Adang untuk memenagkan Pilkada?
INDIKATOR
Pilihan atas pasangan calon bila Pilkada dilakukan sekarang.
Kemungkinan merubah pilihan
Kemungkinan merubah pilihan karena kampanye
Media kampanye
Kampanye: Di tingkat agregat, sebelum dilakukan kampanye (15-18 Juli) dan setelah kampanye tiga hari (22-25).
Metodologi
Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia di PROPINSI DKI JAKARTA yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Dalam survei ini jumlah sampel ditetapkan sebanyak 600 orang. Dengan metode multistage random sampling, dan memiliki toleransi kesalahan (margin of error) sebesar +/- 4.1% pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel berasal dari 60 Kelurahan dari seluruh Kota yang terdistribusi secara proporsional.
Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Satu pewawancara bertugas untuk satu desa/kelurahan (10 responden).
Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 15% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.
Flow Chart : Multistage Random Sampling
Populasi desa/kelurahan tingkat DKI Jakarta Kota 2
Kota 1
…
…
Desa/kelurahan di tingkat Kota/Kabupaten dipilih secara random dengan jumlah proporsional
Ds 1 … Ds m
Ds 1 … Ds n RT1
RT2
RT3
RT4
RT5
RT/lingkungan dipilih secara random sebanyak 5 dari tiap-tiap desa terpilih Di masing-masing RT/Lingkungan dipilih secara random dua KK
KK1 KK2
Laki-laki
Perempuan
Di KK terpilih dipilih secara random Satu orang yang punya hak pilih laki-laki/perempuan
Temuan: Validasi sampel
Profile Demografi Responden Relatif Terhadap Populasi KATEGORI BPS GENDER Laki-laki 50.6 Perempuan 49.4 AGAMA Muslim 85.7 Katolik 4.0 Protestan 6.0 Lainnya 4.2 ETNIS Jawa 35.2 Betawi 27.6 Sunda 15.3 Minang 3.2 Tionghoa 5.5 Lainnya 13.2
LSI 50.2 49.8 88.7 3.4 5.3 2.4 35.2 27.6 15.3 3.2 5.5 13.2
KATEGORI BPS PENDIDIKAN <= SD 32.3 SLTP 21.5 SLTA 36.2 Kuliah 10.0 WILAYAH JAKARTA BARAT 21.1 JAKARTA PUSAT 11.8 JAKARTA SELATAN 22.8 JAKARTA TIMUR 28.2 JAKARTA UTARA 15.8 KEPULAUAN SERIBU 0.3
LSI 23.3 15.1 40.7 20.8 22.4 12.2 23.0 27.7 14.7 0.0
KESIAPAN MEMILIH
Kepemilikan KTP Apakah Ibu/Bapak memiliki KTP?…(%)
98
Ya, dan masih berlaku
0,8
0,9
Punya tapi sudah kadaluarsa
Tidak punya
Apakah Ibu/Bapak tahu/pernah dengar bahwa pada bulan 8 Agustus 2007 Gubernur DKI Jakarta akan dipilih secara langsung oleh warga DKI Jakarta?…(%)
100
94
88
75 Tahu
50
25
Tidak tahu
12
6
0 Pre-kampanye (16-18 Juli)
Masa kampanye 1 (22-25 Juli)
Ada sedikit kenaikan awareness publik (6%) dengan akan dilakukannya Pilkada 8 Agustus sebelum dan sesudah tiga hari kampanye.
PERILAKU MEMILIH
Kemungkinan Terpilih Seandainya pemilihan langsung Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta diadakan hari, pasangan mana yang akan dipilih atau dianggap paling pantas untuk didukung?…(%)
56
22
Adang darodjatun – Dani Anwar
22
Fauzi Bowo – Prijanto
Belum tahu
Trend pilihan kotor: mengabaikan yang tak terdaftar dan yang menyatakan tak akan ikut memilih (%) 100 84
80
Fauzi (Prijanto) 65
60
49
40
20
0
55
31 15 1 Agus' 06
22
20
49
28 23
13 Jan' 07
Feb'07
April' 07
25
20
Mei' 07
54
56
24 22
Juli, 1518
22
Adang (Dani)
Belum tahu (calon lain)
Juli, 2225
Tidak terjadi perubahan perilaku pemilih sebelum dan setelah kampanye tiga hari.
Kemungkinan Merubah Pilihan Seberapa besar kemungkinannya ibu/bapak merubah pilihan tersebut?…(%)
100
75
50
36,7 26
25
25,8
6
5,5
0 Sangat besar
Cukup besar
Kecil
Tidak mungkin atau hampir tidak mungkin
Tidak tahu
Ada sekitar 37% pemilih yang kemungkinan merubah pilihan pada hari H. Ini cukup besar.
Perilaku memilih menurut “kemungkinan merubah pilihan.” (%)
100 80 67
40
20
60
58
60
Adang-Dani 52
Fauzi-Prijanto Belum tahu
31
29 21
19
19
11
19
13
0 Sangat besar
Cukup besar
Kecil
Hampir tidak akan
Perubahan pilihan kemungkinan besar terjadi secara random sehingga tidak banyak merubah Perolehan suara antara dua pasangan calon..
KAMPANYE DAN PERILAKU MEMILIH
Kemungkinan Merubah Pilihan Sebentar lagi atau bahkan sudah mulai ibu/bapak memasuki hari-hari kampanye calon gubernur DKI Jakarta untuk menarik agar ibu/bapak memilih salah satu calon gubernur DKI. Apakah kampanye dua minggu sebelum pemilihan pada tanggal 8 Agustus 2007 nanti bisa merubah pilihan ibu/bapak terhadap pasangan calon gubernur DKI yang sekarang sudah ibu/bapak pilih?…(%)
35.1 25.2
31.4
5.9 Sangat besar
2.4 Cukup besar
Kecil
Tidak mungkin atau hampir tidak mungkin
Tidak tahu
Sekitar 31% warga yang mengambang, dan bisa dipengaruhi kampanye dua minggu Sebelum hari H.
Perilaku memilih menurut “kemungkinan berubah karena kampanye dua minggu menjelang hari H” (%)
100 80 Adang-Dani
64 60
53
53
Fauzi-Prijanto
53
Belum tahu 40 23
24
20
20
26
27 19
18
18
0 Sangat besar
Cukup besar
Kecil
Hampir tidak mungkin
Tidak ada dampak pada kekuatan perolehan suara dua pasangan pada kelompok yang mungkin merubah pilihan dan yang tidak merubah pilihan.
Kampanye Ada berbagai cara calon gubernur DKI Jakarta menarik atau meyakinkan pemilih. Di antara caracara berikut, mana yang menurut ibu/bapak paling menarik dan meyakinkan ibu/bapak sejauh ini sehingga mau memilih calon tersebut?…(%) Iklan calon di Televisi
21,7
Tatap muka langsung dengan calon
21,6
Berita, bukan iklan, di TV
18,1
Spanduk/baliho/stiker
11,5
Pertemuan umum
10,6
Lewat penjelasan tokoh-tokoh masyarakat
5,6
Berita, bukan iklan, di Koran
2,9
Lewat penjelasan anggota keluarga
2,7
Lewat penjelasan kelompok-kelompok di masyarakat
1,9
Iklan calon di Koran
1,1
Lewat penjelasan orang-orang partai pendukung
1
Berita, bukan iklan, di radio
0,4
Lewat penjelasan teman kerja, kuliah, dll
0,3
Iklan calon di radio
0,1
Kampanye Menurut ibu/bapak pasangan mana yang paling mengesankan lewat cara di atas?…(%)
57.1
26.1 16.8
ADANG DARODJATUN - DANI ANWAR
FAUZI BOWO - PRIJANTO
TT/TJ
Cara kampanye tidak berpengaruh terhadap perolehan suara antara dua pasangan.
Kampanye Menurut ibu/bapak pasangan mana yang paling mengesankan lewat cara di atas?…(%) Iklan calon di Televisi
Tatap muka langsung dengan calon Berita, bukan iklan, di TV
Spanduk/baliho/stiker
Pertemuan umum
60,9 23,4
50,8 27,8
60,4 23,6
65,7 23,9
54,8 25,8
ADANG DARODJATUN - DANI ANWAR
FAUZI BOWO - PRIJANTO
Tidak ada perbedaan hubungan antara media kampanye dengan pilihan pada pasangan calon, hanya sedikit lebih kuat pada Adang pada tatap muka dibanding media lain.
Kampanye Menurut ibu/bapak, kampanye mana yang lebih simpatik dan dapat menarik pemilih oleh calon dari cara-cara kampanye berikut?…(%)
46.6 34.9 18.2
Pawai dan pertemuan massa pemilih
Penjelasan visi dan misi di koran, TV, atau radio oleh calon, tanpa berdebat dengan lawan-lawannya
Debat visi-misi calon dan disiarkan secara langsung lewat televisi
Kampanye lewat media massa lebih menarik simpati massa pemilih, ketimbang pengerahan massa langsung.
Kampanye negatif Beberapa hari yang lalu ada demonstrasi yang meminta KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI (KPK) mengusut dugaan korupsi pembebasan tanah di daerah DKI yang diduga melibatkan Wakil Gubernur Fauzi Bowo. Apakah ibu/bapak pernah membaca atau mendengar berita tersebut?…(%)
76
24
Ya
Tidak
Kampanye Kalau pernah baca atau dengar, apakah ibu/bapak yakin bahwa Fauzi Bowo terlibat dalam korupsi tersebut?…(%)
78,4
16,4 5,2 Yakin
Tidak yakin karena demontrasi itu digerakan oleh lawan Fauzi dalam pemilihan gubernur
Tidak tahu
Kalaupun isu itu mungkin benar, tapi dikeluarkan di saat kampanye resmi menumbuhkan Kecurigaan yang besar di masyarakat bahwa isu tersebut rekayasa politik lawan.
PENGARUH PARTAI
Pemilu legislatif Kalau pemilihan umum untuk memilih anggota DPR diadakan hari ini, partai politik mana yang akan ibu/bapak pilih?…(%)
29,1
22,3 20,2
14,5
15,4
19,1 14,0 11,6
10,2
9,2 7,3
PKS
DEMOKRAT
PDIP
GOLKAR
Apr_04
8,2 6,2
PPP
7,0
5,7
PAN
Juli_07
Lainnya
TT/BT
Perilaku memilih menurut “pilihan partai bila pemilu anggota DPR diadakan sekarang” (%) 100 78
80
60
40
20
77
72
69
64
55
50 36
33
13
18
13
9
13
18
18
22
16 6
9
14
0 PKS
PD Adang-Dani
PDIP
PAN Fauzi-Prijanto
PPP
GOLKAR
nonpartisan
Belum tahu
Pengaruh partai cukup kuat. Potensi tidak memilih pada non-partisan paling banyak.
KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN
Kesimpulan
Tidak ada indikasi yang menunjukan adanya perubahan berarti dalam perilaku memilih warga DKI Jakarta sebelum dan sesudah tiga hari kampanye berlangsung.
Kampanye tidak merubah pilihan warga terhadap calon. Sebelum dan sesudah tiga hari kampanye, kecenderungan pilihan pada pasangan Adang-Dani dan Fauzi-Prijanto tidak berubah. Fauzi-Prijanto masih 32% di atas Adang-Dani, dan yang belum menentukan pilihan juga tidak berubah, yakni sekitar 22%.
Bila analisis dipilah hanya pada warga yang tahu diri mereka terdaftar, tahu tidak terdaftar, atau tidak tahu apakah terdaftar atau tidak terdaftar, Fauzi-Prijanto tetap unggul jauh atas Adang-Dani.
Bila analisis dipilah menurut warga yang pesimis dan yang optimis dengan hasil Pilkada, juga tidak ada perbedaan jumlah pilihan pada dua pasangan ini.
Demikian juga bila analisis pilihan pada calon didasarkan atas warga yang berpotensi Golput ataupun yang hampir dipastikan akan memilih, tidak ada perbedaan perolehan suara yang berarti dari dua pasangan ini.
Tidak berpengaruhnya Kampanye terhadap perilaku pemilih karena sebagian besar warga telah menentukan pilihan, dan hanya sekitar 30% yang kemungkinan bisa berubah hingga Hari H nanti.
Kesimpulan
Yang 30% ini kemungkinan besar terdistribusi secara random, sehingga kemungkinan tidak merubah siapa yang akan menang dalam Pilkada nanti.
Di samping itu, hampir setiap warga sudah aware dengan dua pasangan calon itu, sementara kampanye mereka hingga sekarang masih terbatas pada upaya untuk memperkenalkan diri dan dengan slogan-slogan dangkal. Tidak dalam, dan karena itu tidak mampu membongkar sikap pemilih yang umumnya telah menentukan pilihan itu.
Menurut pemilih, mereka lebih simpati pada kampanye dialog atau debat secara langsung di media massa, bukan dengan pertemuan umum atau pengerahan massa. Bila ini dilakukan secara intensif dalam sisa waktu kampanye yang ada, mungkin bisa merubah kecenderungan perilaku pemilih warga DKI Jakarta. Bila tidak ada perubahan cara kampanye ini, maka kampanye tidak akan merubah perilaku pemilih.
Tidak berpengaruhnya kampanye juga disebabkan oleh posisi kekuatan dua calon yang tidak seimbang ketika memasuki masa kampanye. Fauzi-Prijanto sudah unggul jauh sbelum kampanye, sedangkan kekuatan kampanye pasangan Adang-Dani tidak lebih kuat dari pasangan Fauzi-Adang. Keadaan ini membuat kampanye tak berdampak pada perilaku pemilih.