STRATEGI REDAKSI TAYANGAN INFOTAINMENT CEK&RICEK DALAM MEMPERTAHANKAN RATING DAN SHARE ( Periode November 2007 )
Disusun oleh : Nama : Amal Brillianto Nim : 44105120037 Jurusan : Broadcasting
Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
UNIVERSITAS MERCUBUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI JAKARTA
2008 Nama NIM Judul Bibliografi
: Amal Brillianto : 44105120037 : Strategi Redaksi Tayangan Infotainment Cek&Ricek Dalam Mempertahankan Rating dan Share Periode November 2007 : 31 bahan bacaan (1989-2008), 104 halaman+Lampiran ABSTRAKSI
Infotainment merupakan sebuah program televisi yang mendapatkan pro dan kontra di masyarakat. Pro karena cukup banyak yang menonton dan menyukai infotainment dan kontra karena isi pemberitaan infotainment. Di Indonesia, infotainment lebih condong ke acara berita gosip selebriti, dan oleh beberapa kalangan dianggap sering menggunjingkan permasalahan rumah tangga orang lain. Cek&Ricek adalah salah satu program infotainment, saat tulisan ini dibuat tayangan infotainment Cek&Ricek telah mampu bertahan lebih dari 10 tahun. Ini merupakan sebuah prestasi tersendiri, karena jarang sekali ada program yang mampu bertahan selama itu. Sebagai tayangan yang diproduksi oleh rumah produksi, tayangan Cek&Ricek harus mampu memenuhi target yaitu bisa mempertahankan rating dan sharenya. Rating dan share adalah hasil survei yang digunakan sebagai patokan untuk mengetahui jumlah perkiraan penonton tayangan televisi. Rating dan share menjadi sangat penting bagi Cek&Ricek karena jika rating dan share Cek&Ricek rendah maka Cek&Ricek akan tidak ditayangkan lagi oleh RCTI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi redaksi tayangan infotainment Cek&Ricek dalam mempertahankan rating dan share selama periode November 2007 Strategi redaksi disini adalah bagaimana redaksi melaksanakan fungsi manajemen. Fungsi manajemen meliputi fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi pelaksanaan dan fungsi pengawasan. Dalam setiap fungsi manajemen tersebut terdapat strategi. Metode penelitian yang dipakai adalah metode penelitian studi kasus dengan pendekatan kualitatif yang bertujuan mendeskripsikan hasil penelitian dan membandingkan hasil pengamatan dengan observasi yang dilakukan oleh peneliti, dan membandingkan hasil observasi dengan wawancara mendalam terhadap narasumber yaitu Produser dan Produser Pelaksana dari Tim Tayangan Cek&Ricek. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa strategi redaksi tayangan infotainment Cek&Ricek dalam mempertahankan rating dan share periode bulan November 2007 adalah redaksi melaksanakan fungsi manajemen mulai fungsi perencanaan dimana ditetapkan tujuan, visi dan misi, target serta strategi, dilanjutkan fungsi pengorganisasian dimana struktur organisasi dan job description telah diatur, lalu fungsi pelaksanaan yang terdiri dari pra produksi, produksi dan paska produksi dan yang terpenting adalah fungsi pengawasan yaitu adanya evaluasi terhadap semua hal yang telah dicapai, untuk selanjutnya digunakan sebagai landasan untuk membuat keputusan ke depannya.
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. Hanya dengan limpahan rahmat, taufiq, dan ‘inayah-Nya semata, hamba yang lemah dengan segudang keterbatasan ini mampu menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa
penulis panjatkan untuk Rasululloh Nabi Muhammad SAW,
pembawa dan pemimpin yang telah membawa pelita yang menyinari akal dan hati, mencerahkan pemikiran
dan peradaban, serta melapangkan kehidupan duniawi
menuju kebahagiaan ukhrawi. Skripsi ini merupakan bagian dari perjalanan yang penuh pembelajaran bagi penulis. Rintangan, cobaan, godaan dan dukungan mewarnai penulisan skripsi ini. Skripsi dengan judul “ Strategi Redaksi Tayangan Infotainment Cek&Ricek Dalam Mempertahankan Rating dan Share periode November 2007 “ ini merupakan wujud dedikasi penulis terhadap dunia broadcasting. Walaupun penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun setidaknya penulis sudah berusaha untuk melalui segala rintangan dan cobaan yang ada, maka inilah hasil dari sebuah proses pembelajaran. Dengan terselesaikannya
Skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Untuk itu dengan ketulusan hati penulis ingin menghaturkan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Morissan, MA
Selaku Pembimbing yang dengan tulus telah
memberikan banyak bimbingan dan saran kepada penulis. 2. Bapak Ponco Budi Sulistyo M.Comn, selaku penguji ahli sidang skripsi. 3. Bapak Drs. Riswandi, M.Si, selaku Ketua bidang Broadcasting FIKOM 4. Seluruh Dosen FIKOM yang telah memberikan banyak nasehat dan ilmunya.
5. Seluruh staff TU FIKOM, Terima kasih untuk semua kemudahan yang telah diberikan. 6. Orangtuaku tercinta, atas kesabaran, kepercayaan & doa yang diberikan. Mama Ermin & (Alm) Papa Smart, Papa Soerojo & Mama Tjiek 7. Anugrah terindahku Aprilia Ratna Palupi (love u always wifie) 8. Keluarga tersayang (mas Oyick+mb.Elva=Nibras&Marzuk, de’Dita, mas Iwan+mb Yusi=mas Dana&de’ Atya, mas Anto) 9. Bapak. H. Ilham Bintang selaku pemimpin redaksi Cek & Ricek 10. Bapak Eko Yuswanto, selaku Direktur di PT. Bintang Advis Multimedia, yang sudah membantu proses permohonan data skripsi penulis 11. Ibu Fanny Rahmasari selaku Produser Cek&Ricek, Terima kasih atas waktunya. 12. Duddy selaku Produser Pelaksana Cek&Ricek, Terima kasih atas waktunya. 13. Seluruh Keluarga Blitar & Magelang 14. All partner at GlobalTV 15. Seluruh staff karyawan PT. Bintang Advis Multimedia 16. Sahabat-sahabatku Broadcasting VII 2005 17. Dan semua pihak yang telah banyak membantu dan memberikan doa. Terima kasih atas perhatian dan bantuannya Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama penulis. Penulis mohon maaf apabila banyak kekurangan mengenai skripsi ini. Jakarta, November 2008
Penulis
DAFTAR ISI Abstraksi
………………………………………..………. ii
Kata Pengantar
…………………………………………..……. iii
BAB I. PENDAHULUAN
…….…………………………………….………….. 9
1.1
Latar Belakang Masalah
…….……………………………….….. 9
1.2
Perumusan Masalah
………………………………..……….. 14
1.3
Tujuan Penelitian
….……………….…………………….. 14
1.4
Signifikansi / Manfaat Penelitian
………………...…………… 14
1.4.1 Signifikansi Akademis
………….……………………… 14
1.4.2 Signifikansi Praktis
……………….………………… 15
BAB II. KERANGKA PEMIKIRAN ......................................................... 16 2.1
Komunikasi Massa
..........……..………………..………….. 16
2.2
Fungsi Komunikasi Massa ..................................................... 20
2.3
Televisi sebagai Media Massa ................................................ 21
2.4
Infotainment
2.5
Berita
............................................... 24 ........................................................... 27
2.5.1 Berita Infotainment ......................................................... 28 2.5.2 Sumber Berita Infotainment
......................................... 29
2.5.3 Proses Produksi Berita Infotainment 2.6
............................ 31
Manajemen dan Organisasi Production House .............................. 31 2.6.1 Fungsi manajemen ............................................................ 32 2.6.2 Manajemen Penyiaran ....................................................... 35 2.6.3 Bagian Pemberitaan/Redaksi ............................................ 37
2.7
Rapat Redaksi .................................................................................. 37
2.8
Rating dan Share .............................................................................. 38
2.9
Strategi ............................................................................................ 40
2.10
Keberhasilan Program .................................................................. 41
......................................................... 45
BAB III METODOLOGI 3.1
Tipe Penelitian
.................................................................... 41
3.2
Metode Penelitian
.................................................................... 46
3.3
Definisi Konsep
.................................................................... 46
3.4
Nara Sumber (Key Informan)
3.5
Teknik Pengumpulan Data
................................................ 47 ...................................................... 48
3.5.1 Data Primer
.......................................................... 48
3.5.2 Data Sekunder
........................................................... 48
3.6
Fokus Penelitian
.......................................................... 49
3.7
Teknik Analisa data
.......................................................... 49
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 51 4.1
Profil Tayangan infotainment Cek&Ricek ................................... 53
4.2
Fungsi Manajemen Tayangan infotainment Cek&Ricek 4.2.1 Fungsi Perencanaan
............. 54
…………………..……………………
4.2.2 Fungsi Pengorganisasian
54
…………………………………… 61
4.2.3 Fungsi Pelaksanaan …………………...……………………… 64 4.2.3.1 Tahap Perencanaan (Pra Produksi) ……………….......... 65 4.2.3.2 Tahap Pelaksanaan Produksi
..................................... 72
4.2.3.3 Tahap Paska Produksi ............................................... 85
4.2.4 Fungsi Pengawasan (Evaluasi) 4.3
Pembahasan
.................................. 87
……………………………..….………..…………….
4.3.1 Fungsi Perencanaan 4.3.2 Fungsi Pengorganisasian
97
……………………………………… 97 …………………………………… 101
4.3.3 Fungsi Pelaksanaan ……..…………...……………………… 102 4.3.3.1 Tahap Perencanaan (Pra Produksi) …..……………....... 102 4.3.3.2 Tahap Pelaksanaan Produksi 4.3.3.3
...................................... 103
Tahap Paska Produksi ............................................... 105
4.3.4 Fungsi Pengawasan (Evaluasi)
................................ 107
4.4
Hambatan Dalam Mempertahankan Rating dan Share
4.5
Strategi Dalam Menghadapi Hambatan Dalam
Mempertahankan Rating dan Share
........... 108
............................................ 110
BAB V. PENUTUP ............................................................................ 114 5.1
Kesimpulan ............................................................................ 114
5.2 Saran Daftar Pustaka
........................................................................... 118 ............................................................................... 120
LAMPIRAN : Draft Wawancara
....................................................................... 123
Hasil Transkip Wawancara ............................................................... 126 Rating & Share Program Daily minute by minute .............................. 137 Rating & Share Program Daily vs Competitor
.............................. 146
Hasil rapat proyeksi selama bulan November 2007 ......................... 155 Profil Audien Cek&Ricek .................................................................. 161
Curriculum Vitae ........................................................................... 165
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Maraknya tayangan Infotainment saat tulisan ini dibuat merupakan fenomena baru dalam dunia pertelevisian kita. Selain menimbulkan pro dan kontra di masyarakat, infotainment yang dianggap banyak orang sebagai tayangan yang tidak bermutu karena banyak menggunjingkan aib orang ternyata mendapat tempat tersendiri di hati pemirsa televisi Indonesia. Buktinya infotainment hadir diberbagai waktu: pagi, siang, sore, hingga malam, hampir semua stasiun televisi swasta menayangkan acara infotainment. Bahkan jika dihitung durasi keseluruhannya, bisa jadi durasi tayangan infotainment melebihi durasi program berita di stasiun televisi tersebut. Infotainment sendiri merupakan sebuah format program acara televisi yang pada awalnya dimaksudkan untuk mempermudah penonton dalam menerima pesan melalui kemasan hiburan. Infotainment adalah program informasi yang dikemas dengan bumbu hiburan. Informasi yang disampaikan bukanlah hanya berita terkini (hard news) saja. Namun bisa juga informasi yang bersifat timeless, dan lebih ke arah soft news, tentang pengetahuan umum yang sangat berguna bagi masyarakat, tentang kesehatan, penemuan baru, teknologi, atau bahkan tips-tips dari para ahli. Di Indonesia, format infotainment lebih dikenal sebagai acara gosip selebriti, hal ini tidak lain karena infotainment di Indonesia memasukkan selebriti, hiburan, kriminal bahkan paranormal dalam standar jurnalistik. Infotainment menempatkan diri sebagai social watch yang mengawasi setiap gerak-gerik tokoh, artis, selebritis hingga pejabat. Sebuah kejadian kecil, yang mungkin tidak ada hubungan dan pengaruhnya dengan masyarakat luas, bisa menjadi headline sebuah infotainment, dengan bumbu drama dan human interest angle pasti akan bisa menarik perhatian
penonton. Infotainment merupakan salah satu produk dari media penyiaran. Media penyiaran merupakan organisasi yang menyebarkan informasi yang berupa produk budaya atau pesan yang mempengaruhi dan mencerminkan budaya dalam masyarakat.
1
Sehingga bisa dikatakan bahwa apa yang ditayangkan infotainment
merupakan gambaran keadaan masyarakat karena infotainment memberitakan kejadian yang ada dimasyarakat terutama kalangan artis. Infotainment di Indonesia tumbuh dan menjadi bagian dari industri pertelevisian di Indonesia sejalan dengan berkembangnya sinetron, reality show dan acara-acara hiburan lainnya. Bentuknya menjadi semacam simbiosis mutualisme, infotainment membutuhkan berita sedangkan artis dan acara lain (sinetron, reality show, film, dll) butuh diberitakan. Ini semua tidak lepas dari pertelevisian Indonesia yang telah menjadi industri dan infotainment menjadi bagiannya. Infotainment telah berkembang dengan pesat. Pesatnya perkembangan infotainment berakibat pada perubahan pola media konsumsi publik sehari-hari. Saat tulisan ini dibuat terdapat tidak kurang dari 56 acara infotainment dari stasiun televisi nasional maupun lokal. Dalam sehari tersuguh 15 hingga 23 tayangan infotainment di sebelas stasiun televisi nasional. Dalam seminggu tak kurang dari 150 tayangan disodorkan.2 Hal ini membuktikan bahwa infotainment merupakan program yang cukup digemari oleh penonton. Banyaknya jumlah program infotainment tentunya menimbulkan kompetisi antar program-program infotainment itu sendiri. Perkembangan infotainment
tidak lepas dari berdirinya stasiun-stasiun
televisi swasta di Indonesia. Pada tahun 1989 pemerintah memberikan izin operasi kepada kelompok Bimantara untuk membuka stasiun televisi swasta pertama di Indonesia. Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) merupakan stasiun televisi pertama di Indonesia, disusul SCTV, Indosiar, ANTV dan TPI. Gerakan reformasi
1 Morissan, Media Penyiaran:Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Ramdina Prakarsa, Tangerang, 2005.hal 12 2 Diolah dari data A.G.B Nielsen bulan November 2007
pada tahun 1998 memicu perkembangan industri media massa, begitu pula industri televisi. Menjelang tahun 2000 bermunculan stasiun televisi lain seperti Metro TV, Trans TV, TV 7(sekarang trans 7), Lativi (sekarang TVone) dan Global TV. Televisi merupakan salah satu bentuk media massa, media massa sendiri terbagi menjadi dua yaitu media cetak dan media elektronik. Semuanya merupakan bagian dari komunikasi. Komunikasi merupakan sesuatu yang mutlak dalam kehidupan manusia. Dengan berkomunikasi manusia berhubungan dengan manusia lainnya sehingga terjalinlah kerjasama yang antara lain bisa memudahkan manusia untuk mencapai tujuan yang diharapkan, bisa memecahkan permasalahan yang dihadapi serta bisa mempercepat perkembangan segala aspek kehidupan manusia. Jadi dengan adanya komunikasi manusia bisa bertahan dan mengembangkan dirinya. Program televisi yang bagus harus bisa bertahan dan berkembang. Kesuksesan sebuah program juga bisa dilhat dari berapa lama program tersebut bisa bertahan dan berapa banyak penontonnya.
Untuk bisa mengetahui jumlah
penontonnya, dunia pertelevisian swasta (komersil) mengandalkan hasil penelitian khalayak atau yang biasa disebut rating dan share. Keberhasilan sebuah program acara di stasiun televisi swasta berpatokan pada keberadaan khalayak. Ketika seluruh pendapatan televisi ditopang sepenuhnya oleh iklan, maka klaim-klaim tertentu berdasarkan khalayak menjadi sangat signifikan. Perusahaan pengiklan cenderung akan beriklan di suatu stasiun (atau program acara) yang diketahui jumlah penontonnya banyak. Tanpa penonton yang banyak, suatu stasiun televisi terancam bangkrut.3 Untuk memperkirakan jumlah penonton suatu tayangan di televisi digunakan rating dan share. Walaupun sebenarnya rating dan share tidak menunjukkan angka pasti dan cenderung lebih besar angkanya dibanding kenyataannya namun industri
3
Panjaitan , Erica L & TM Dhani Iqbal, Matinya Rating Televisi:Ilusi Sebuah Realitas, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2006.hal21
pertelevisian kita tetap mengacu pada rating dan share sebagai patokan jumlah penonton. Kenyataan bahwa rating dan share menjadi satu-satunya acuan bagi stasiun televisi untuk mengetahui jumlah penontonnya ini menyebabkan sebuah program harus mempunyai rating dan share yang tinggi agar mampu bertahan dan terus ditayangkan di stasiun televisi. Hal ini juga berlaku bagi RCTI, sebagai stasiun televisi swasta pertama dan merupakan stasiun televisi yang paling sering mendapat rating rata-rata tertinggi hasil survey A.G.B Nielsen. RCTI melakukan pengawasan terhadap semua program-program acaranya terutama program-program yang dibeli (akuisisi) dari production house agar program-programnya mempunyai rating dan share yang baik sehingga bisa mendatangkan iklan. Dari sekian banyak program-program acara di RCTI. Program infotainment merupakan salah satu program unggulan. Tahun 2005 RCTI menayangkan 23 episode Infotainment dalam satu minggunya.4 Salah satu program infotainment yang ditayangkan oleh RCTI dan merupakan program dari luar (production house) adalah Cek&Ricek. Tayangan Cek&Ricek pertama kali mengudara pada 1 Agustus 1997 dan mengudara seminggu sekali. Melihat adanya respon audien yang baik, maka mulai 24 Agustus 1997 RCTI memberi kesempatan kepada tayangan Cek&Ricek untuk tayang dua kali seminggu yaitu setiap hari Selasa dan Jumat. Cek&Ricek merupakan program yang diproduksi oleh PT. Bintang Advis Multimedia. Walaupun bukan program infotainment pertama di RCTI, namun Cek&Ricek mampu mendapatkan antusiasme audien yang cukup besar, buktinya RCTI memberi kepercayaan untuk tayang empat kali seminggu, yaitu setiap hari Selasa, Rabu, Jumat dan Sabtu pukul 16.00 WIB. Hingga saat ini Cek&Ricek telah tayang lebih dari 1300 episode. Cek&Ricek merupakan program produksi production house yang dibeli RCTI. Oleh sebab itu, rating dan share-nya haruslah sesuai dengan target RCTI. Saat 4
Nugroho, Bimo , dkk. Infotainment, Jakarta, Komisi Penyiaran Indoonesia Pusat, 2005, hal 9
tulisan ini dibuat rating dan share Cek&Ricek berada pada kisaran 1.3 hingga 1.7, walaupun mengalami pasang surut dalam perolehan rating & share namun merupakan sebuah prestasi bagi redaksi Cek&Ricek untuk bisa mempertahankan rating & share pada kisaran angka 1.5. Cek&Ricek pun mampu menjaga posisinya masuk ke dalam 5 besar rating & share tertinggi kategori infotainment.5 Ditengah menjamurnya tayangan infotainment di berbagai stasiun televisi. Tentunya semakin menggairahkan kompetisi antar program-program infotainment. Selain persaingan antar program infotainment yang kebanyakan head to head (salah satu strategi programming yang menayangkan program dengan format yang sama pada hari dan jam yang sama pada stasiun televisi yang berbeda). Dunia infotainment juga mendapat banyak halangan, selain adanya beberapa organisasi pers yang belum mengakui infotainment sebagai sebuah produk jurnalistik, PW NU sebuah ormas Islam besar di Indonesia juga mempermasalahkan content (isi) tayangan infotainment. Lepas dari itu semua tayangan Cek&Ricek mampu bertahan hingga sekarang. Dalam rentang waktu 10 tahun Cek&Ricek berhasil meraih beberapa penghargaan, antara lain enam piala Panasonic Award sebagai Tayangan Infotainment terfavorit, serta 5 piala Panasonic Award diraih Fanny Rahmasari sebagai Presenter Terfavorit. Bahkan dikala PW NU akan memberikan fatwa haram terhadap infotainment. H. Ilham Bintang selaku pemimpin redaksi Cek&Ricek, mewakili pihak infotainment untuk memecahkan perbedaan persepsi tersebut. Keberhasilan redaksi Cek&Ricek selama 10 tahun dalam mempertahankan rating & share tentunya bukan hanya kebetulan saja, namun dilandasi pengalaman dan pengetahuan. Penghargaan Panasonic Award dilaksanakan setiap bulan Desember setiap tahunnya. Tahun 2007 ini Cek&Ricek kembali masuk menjadi nominator dalam kategori Infotainment terfavorit serta Fanny Rahmasari sebagai nominator 5
Pembawa
Acara
Infotainment
terfaforit.
hasil survey AC Nielsen periode Agustus 2006-Oktober 2006
Pemenang
penghargaan
Panasonic Award adalah melalui pemilihan masyarakat baik melalui sms maupun isian angket. Pada bulan November ini redaksi tentunya akan melakukan banyak hal untuk menarik perhatian penonton, selaion agar terpilih dalam ajang Panasonic Award redaksi juga berharap bias menibngkatkan rating & share Cek&Ricek. Hal inilah yang menarik bagi penulis untuk melaksanakan penelitian mengenai strategi redaksi Cek&Ricek dalam mempertahankan rating & share.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana strategi redaksi tayangan infotainment Cek&Ricek dalam mempertahankan rating dan share (periode November 2007)?
1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi redaksi Cek & Ricek dalam mempertahankan rating & share
1.4 Signifikasi Penelitian 1.4.1 Signifikasi Akademis 1. Penelitian terhadap strategi redaksi infotainment dalam mempertahankan rating & share dilakukan agar hasil dari penelitian ini dapat memberikan masukan untuk bidang studi jurnalistik terutama tentang Infotainment dan juga kepada Ilmu Komunikasi pada umumnya. 2. Menjadi bahan referensi untuk bacaan dan penelitian lainnya. Selain itu diharapkan penelitian ini bisa menjadi bahan rujukan dalam mempelajari bidang jurnalistik,
khususnya
mengenai
mempertahankan rating & share.
strategi
redaksi
infotainment
dalam
1.4.2 Signifikasi Praktis 1. Dapat memberi masukan bagi stasiun televisi maupun production house dalam membuat dan mempertahankan acara infotainment, khususnya masukan tentang strategi dalam mempertahankan rating & share, sehingga dapat menghasilkan tayangan yang bermutu, baik, memberikan unsur pendidikan, berguna bagi masyarakat serta mampu bertahan lama. 2. Dapat memberikan masukan dan inspirasi bagi insan pers dan pekerja infotainment mengenai strategi redaksi dalam mempertahankan rating & share.
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN
Hakikat manusia adalah sebagai makhluk individu dan sosial. Baik sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial manusia tidak bisa lepas dari komunikasi. Sebagai makhluk individu manusia melakukan komunikasi intrapersonal yaitu komunikasi dalam diri manusia itu sendiri seperti berpikir, merenung dan lain sebagainya. Sebagai makhluk sosial manusia pasti berkomunikasi, baik itu komunikasi antarpersonal, komunikasi dalam organisasi, maupun dalam rangka mengaktualisasikan diri dengan menggunakan komunikasi massa. Bentuk-bentuk komunikasi sendiri terdiri atas komunikasi intrapribadi, komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok, komunikasi publik, komunikasi organisasi dan komunikasi massa.
2.1 Komunikasi Massa Alvin Toffler dalam bukunya The Future Shock And The Third Wave membagi periode sejarah umat manusia ke dalam 3 gelombang. Gelombang Bercocok tanam, gelombang revolusi industri dan gelombang teknologi informasi. Era gelombang ketiga yang disebut dengan istilah “era informasi” mendudukkan teknologi komunikasi (massa) sebagai sesuatu yang vital. Yang disebut teknologi informasi adalah ways of gathering, storing, manipulating, or retrieving information. Disini teknologi komunikasi (massa) memegang peran penting sehingga muncul suatu kelas baru yang disebut kaum kognitariat yaitu sebagai kelompok
yang
menyandarkan dirinya kepada pengetahuan, penggunaan pikiran dan bukan otot.6 Komunikasi massa diambil dari istilah bahasa inggris, mass communication yang merupakan kependekan dari mass media communication (komunikasi media 6
Malik, Deddy Djamaludin, Islam dan Era Informasi, Jakarta, Pustaka Panjimas, 1989
massa). Artinya komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated. Istilah mass communication atau communication diartikan sebagai salurannya yaitu media massa (mass media) sebagai kependekan dari media of mass communication.7 Jalaluddin Rakhmat mendefinisikan komunikasi massa sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak (surat kabar dan majalah) atau elektronik (radio dan televisi) sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Joseph A. DeVito mendefinisikan komunikasi massa sebagai komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio atau visual. Komunikasi massa akan lebih mudah dan lebih logis didefinisikan menurut bentuknya.8 Sedangkan Pool (1973) mendefinisikan komunikasi massa sebagai “komunikasi yang berlangsung dalam situasi interposed ketika antara sumber dan penerima tidak terjadi kontak secara langsung, pesan-pesan komunikasi mengalir kepada penerima melalui saluran-saluran media massa, seperti surat kabar, majalah,radio,film atau televisi”. 9 Banyak pakar yang memberikan pengertian mengenai komunikasi massa. Sejauh ini pengertian komunikasi massa selalu mengaitkan dengan pesan (pengolahan, pengiriman dan penerimaan), teknologi, khalayak dan efek. Secara lebih rinci pengertian komunikasi massa adalah sebagai berikut: 1. Komunikasi massa adalah bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara masal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen dan menimbulkan efek tertentu. 2. Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang.
7
Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta. Gramedia Widiasarana, 2004, hal 69 McQuail, Dennis. Teori Komunikasi Massa, Jakarta, Erlangga, 1994.hal.7 9 Wiryanto.Teori Komunikasi Massa, Jakarta, Grasindo, 2000, hal 3 8
3. Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri.10 Pengertian yang lebih mendetail dikemukakan oleh Michael W. Gamble dan Teri K. Gamble. Menurut mereka sesuatu bisa didefiniskan sebagai komunikasi massa jika mencakup: 1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media modern antara lain surat kabar, majalah, televisi, film atau gabungan diantara media tersebut. 2. Komunikator dalam komunikasi massa adalah menyebarkan pesan-pesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling mengenal atau mengetahui satu sama lain. Anonimitas audien dalam komunikasi massa inilah yang membedakan pula dengan jenis komunikasi yang lain. Bahkan pengirim dan penerima pesan tidak saling mengenal satu sama lain. 3. Pesan adalah publik. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh banyak orang. Karena itu diartikan milik publik. 4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti jaringan, ikatan atau perkumpulan. Dengan kata lain komunikatornya tidak berasal dari satu orang, tetapi lembaga. Lembaga inipun
biasanya
berorientasi pada keuntungan bukan organisasi sukarela atau nirlaba. 5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (pentapis informasi). Artinya, pesan-pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa. Ini
10
Ardianto,Elvirano & Lukiati Komala Erdinaya. Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Simbiosa, Bandung, 2004
berbeda dengan komunikasi antarpribadi, kelompok atau publik dimana yang mengontrol tidak oleh sejumlah individu. Beberapa individu dalam komunikasi massa itu ikut berperan dalam membatasi, memperluas pesan yang disiarkan. Contohnya adalah seorang reporter, editor film, penjaga rubrik dan lembaga sensor lain dalam media itu bisa berfungsi sebagai gatekeeper. 6.
Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Kalau dalam jenis komunikasi lain, umpan balik bisa bersifat langsung. Misalnya, dalam komunikasi antarpribadi. Dalam komunikasi ini umpan balik langsung dilakukan, tetapi komunikasi yang dilakukan lewat surat kabar tidak bisa langsung dilakukan alias tertunda (delayed). Dengan demikian, media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang
bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa dibanding dengan jenis komunikasi lain adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas11 Apabila kita mengikuti teori belajar sosial (social learning theory), media massa telah berperan menggantikan institusi pendidikan, kawan, sahabat, orang tua, dan sebagainya. Media massa mengajarkan banyak hal tentang beragam pengetahuan dan keterampilan. Media massa telah sanggup menggantikan peran guru bagi anak-anak. Dengan ekstrem Hollander (1971) berujar, “the mass media have become not only ‘teachers’ but also ‘new parent’ for million of children”12
11
Nurudin. Komunikasi Massa , Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2004 Malik, Dedy Djamaluddin, (dalam Rusjdi Hamka, ed), Islam dan Era Informasi. Jakarta: Pustaka Panjimas. 1989
12
2.2 Fungsi Komunikasi Massa Menurut Joseph A. DeVitto untuk memahami fungsi komunikasi massa atau media massa secara khusus ada 3 hal yang harus dipahami. Ketiga hal tersebut adalah: 1. Setiap tindakan yang berkaitan dengan komunikasi, termasuk mengkonsumsi media, dilandasi oleh alasan unik. 2. Setiap komunikasi massa atau media massa menjalankan fungsi yang berbeda bagi setiap khalayak secara individual. 3. Fungsi yang dijalankan oleh banyak peristiwa komunikasi massa bagi banyak orang akan berbeda dari waktu ke waktu. Teori stimuli memandang manusia sebagai makhluk yang lapar “stimuli”, yang senantiasa
mencari
pengalaman-pengalaman
baru,
yang
selalu
berusaha
memperoleh hal-hal yang memperkaya pemikirannya. Hasrat ingin tahu, kebutuhan untuk mendapatkan rangsangan emosional dan keinginan untuk menghindari kebosanan merupakan kebutuhan dasar manusia. Media massa menyajikan hal-hal baru, yang aneh, yang spektakuler, yang menjangkau pengalaman-pengalaman yang tidak terdapat pada pengalaman individu sehari-hari. Televisi, radio, film dan surat kabar mengantarkan orang pada dunia yang tak terbatas, baik dengan kisah yang fantastis maupun peristiwa-peristiwa aktual.13 Fungsi komunikasi massa menurut Harold D. Lasswell antara lain: 1. Surveilance of the environment. Fungsinya sebagai pengamatan lingkungan. 2. Correlation of the parts of the society in responding to the environment. Fungsinya menghubungkan bagian-bagian dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungan.
13
Rakhmat, Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2001, hal 68
3. Transmition of the social heritage from one generation to the next. Fungsinya penerusan atau pewaris sosial dari satu generasi ke generasi berikutnya. 14 Seorang ahli sosiologis, Charles R. Wright menambahkan fungsi ke empat yaitu entertainment dan ia memberikan penjelasan keempat fungsi tersebut sebagai berikut: a. Surveillance. Merujuk pada fungsi pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian-kejadian dalam lingkungan, baik di luar maupun di dalam masyarakat. Fungsi ini berhubungan dengan apa yang disebut Handling of news. b. Correlation. Meliputi interpretasi pesan yang menyangkut lingkungan dan tingkah laku tertentu dalam interaksi kejadian-kejadian. c. Transmission. Merujuk pada fungsi mengkomunikasikan informasi, nilai-nilai dan norma-norma sosial budaya dari satu generasi ke generasi yang lainnya atau dari anggota-anggota suatu masyarakat kepada pendatang baru. Fungsi ini diidentifikasikan sebagai fungsi pendidikan. d. Entertainment.
Merujuk
pada
kegiatan-kegiatan
komunikasi
yang
dimaksudkan untuk memberikan hiburan tanpa mengharapkan efek-efek tertentu.15
2.3 Televisi Sebagai Media Massa Televisi merupakan produk teknologi yang mampu menyiarkan audio dan video secara bersama-sama. Dengan teknologi satelit sekarang ini, apa yang terjadi diseluruh belahan dunia dapat kita nikmati melalui televisi secara realtime (siaran langsung). Media merupakan bagian dari proses komunikasi massa yang sangat penting,
media
merupakan
sarana
atau
alat
untuk
menyampaikan
dan
menyebarluaskan pesan. Sebagaimana kita tahu, media terbagi atas 2 bentuk, yaitu 14 15
Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, Bandung, Rosdakarya,2006, hal 27 Wiryanto. Teori Komunikasi Massa, Jakarta, Grasindo, 2000, hal 11
cetak dan elektronik. Media cetak seperti surat kabar, majalah, sedangkan media elektronik seperti radio, televisi, film dan lain-lain. Masing-masing tentunya mempunyai karakteristik, kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Menurut Agree Warren K, dalam Introduction to Mass communication (2001) media mempunyai fungsi utama dan fungsi sekunder. Fungsi utama media adalah: 1. to inform (menginformasikan) kepada pembaca secara objektif tentang apa yang terjadi dalam suatu komunitas, negara dan dunia. 2. to
comment
(mengomentari)
berita
yang
disampaikan
dan
mengembangkannya kedalam fokus berita. 3. to
provide
(menyediakan)
keperluan
informasi
bagi
pembaca
yang
membutuhkan barang dan jasa melalui pemasangan iklan di media. Sedangkan fungsi sekunder media yaitu: 1. untuk kampanye-kampanye proyek-proyek yang bersifat kemasyarakatan yang diperlukan sekali untuk membantu kondisi-kondisi tertentu. 2. memberikan hiburan melalui sajian cerita, dan lain-lain. 3. melayani audien sebagai konselor yang ramah, menjadi agen informasi dan memperjuangkan hak. Dapat dikatakan bahwa media televisi merupakan media komunikasi yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia dibanding media komunikasi yang lain. Sebanyak 99% orang di Amerika mempunyai televisi di rumahnya. Mereka menghabiskan waktu kurang lebih 7 jam sehari (Anggie,et al,2001:279). Menurut Skomis (1985) dibandingkan dengan media massa lainnya (radio, surat kabar, majalah, buku dan lainnya) televisi tampaknya mempunyai sifat istimewa. Ia merupakan gabungan dari media dengar dan gambar. Bisa bersifat informatif, hiburan maupun pendidikan, bahkan gabungan dari ketiga unsur diatas.16 Fungsi televisi tidak berbeda dengan fungsi media pada umumnya, yaitu: to inform
16
Syahputra,Iswandi. Jurnalistik Infotainment, Pilar Media,Yogyakarta,2006. hal 70
(menginformasikan), to educate (mendidik), to entertaint (menghibur) dan to advertise (mengiklankan). Istilah televisi berasal dari kata “tele” yang berarti jauh dan “visi” yang berarti penglihatan. Segi jauhnya ditransmisikan dengan prinsip-prinsip radio sedangkan segi penglihatannya diwujudkan dengan prinsip-prinsip kamera sehingga menjadi gambar baik dalam bentuk gambar hidup atau bergerak (moving picture) maupun gambar diam (still picture). Televisi dianggap sebagai media yang mampu menyiarkan informasi secara memuaskan. Hal ini disebabkan dua faktor yang terdapat pada media massa tersebut yaitu:17 1. Immediacy, menyangkut pengertian langsung dan dekat, yakni peristiwa yang disiarkan oleh stasiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh pemirsa pada saat peristiwa tersebut berlangsung. 2. Realism, mengandung makna kenyataan, ini berarti bahwa stasiun televisi menyiarkan informasinya audio dan visual dengan perantara mikrofon dan kamera apa adanya sesuai dengan kenyataan. Secara metaforik, Denis McQuail menunjukkan enam kemungkinan yang bisa dilakukan oleh media tatkala mengajukan suatu realitas, yaitu18: 1. Sebagai jendela (a window) media membuka cakrawala dan menyajikan realitas dalam berita yang apa adanya. 2.
Sebagai Cermin (a mirror). Media merupakan pantulan dari berbagai peristiwa (realitas).
3.
Sebagai filter atau penjaga gawang (a filter or gate keeper). Media menyeleksi realitas sebelum disajikan kepada khalayak. Realitas disajikan tidak utuh lagi.
17
Effendy, Onong Uchjana. Televisi Siaran Teori dan Praktek , Bandung, Mandar Maju, 1993, hal 21
18
Iswandi Syahputra, Op.cit, hal 33
4. Sebagai penunjuk arah, pembimbing atau penerjemah (a signpost, guide or interpreter). Media mengkonstruksi realitas sesuai kebutuhan khalayak. 5. Sebagai forum atau kesepakatan bersama (a forum or platform). Media menjadikan realitas sebagai bahan diskusi. Untuk sampai pada tingkat realitas intersubyektif, realitas diangkat sebagai bahan perdebatan. 6. Sebagai tabir atau penghalang (a screen or barrier). Media memisahkan khalayak dari realitas sebenarnya.
2.4 Infotainment Pada dasarnya program acara televisi dibagi atas 2 macam, yaitu program jurnalistik dan program artistik, program artistik adalah siaran/program yang diproduksi melalui pendekatan artistik yaitu proses produksi yang mengutamakan segi keindahan, adapun program artistik antara lain: - pendidikan, - seni dan budaya, - hiburan (musik, lawak, akrobat, sinetron dan lain-lain) - iklan (public service) - penerangan umum - ilmu pengetahuan dan teknologi, dan lain-lain Program/siaran jurnalistik adalah siaran yang diproduksi melalui pendekatan jurnalistik, yaitu proses produksi yang mengutamakan segi kecepatan, termasuk dalam proses penyajian kepada khalayak. Program/siaran jurnalistik antara lain: -
berita aktual (news bulletin) yang bersifat time concern,
-
berita non aktual (news magazine) yang bersifat timeless,
-
penjelasan masalah hangat (current affairs) seperti: •
dialog (wawancara, diskusi panel)
•
monolog (pidato, pengumuman, khotbah dan lain-lain)
•
siaran langsung (reportase,komentar dan lain-lain)
•
laporan19
Menurut Mantan Ketua Dewan Pers Atmakusumah Astraatmadja, istilah Infotainment pada dasarnya ditujukan pada jurnalisme sastrawi. Artinya, lewat uraian kata-kata nan memikat, layaknya cerita novel, jurnalis menurunkan laporannya bagi pembaca. Hasilnya, sebuah informasi yang menghibur pembaca. Cuma, di Indonesia, istilah tersebut dipakai (dipelintir?) untuk mendeskripsikan berita-berita soal entertainer (baca: selebritis dan artis).20
Infotainment sendiri merupakan sebuah format program televisi yang menggabungkan antara berita (information) dan hiburan (entertainment). Konsep infotainment awalnya berasal dari John Hopkins University (JHU) Baltimore, Amerika Serikat. Universitas yang terkenal dengan riset-riset kedokterannya tersebut memilki jaringan organisasi nirlaba internasional yang bergerak dalam misi kemanusiaan meningkatkan kesejahteraan umat manusia melalui berbagai aspek kesehatan. Misi kesehatan JHU didukung oleh Center of Communication Program (CCP) yang bertugas mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan guna mengubah perilaku kesehatan masyarakat. Untuk itu pakar komunikasi (termasuk didalamnya Everett M. Rogers-ahli komunikasi pembangunan) di CCP merumuskan berbagai metode penyampaian pesan-pesan kesehatan yang secara efektif dapat mengubah perilaku positif, salah satu konsep pesan yang dihasilkan adalah infotainment. Ide dasar infotainment berawal dari asumsi bahwa informasi kendati dibutuhkan oleh masyarakat namun tidak bisa diterima begitu saja, apalagi untuk kepentingan merubah sikap negatif menjadi sikap positif manusia. Karena itu diperlukan 19
J.B. Wahyudi. Dasar-dasar Manajemen Penyiaran, Jakarta,PT Gramedia Pustaka Media, 1994,hal17 http://yacobyahya.wordpress.com/2007/11/19/sebuah-angin-segar-infotainment-sudah-berbenahdiri/ 20
semacam pancingan khusus untuk mengambil perhatian masyarakat. Pilihannya adalah dengan menyusupkan entertainment (hiburan) yang menarik perhatian masyarakat di tengah-tengah penyampaian informasi.21 Keberadaan acara infotainment di Indonesia berbeda dengan sejarah awal format infotainment dibuat. Di Indonesia infotainment lebih diartikan sebagai tayangan gosip artis dan selebritis. Hal ini karena perkembangan infotainment yang memberikan berita tentang gosip artis dan selebritis telah diterima dengan baik oleh masyarakat dan perkembangannyapun sangat pesat. Maraknya program infotainment di televisi memang menjadi indikator bahwa program tersebut diminati oleh masyarakat. Infotainment sendiri merupakan gabungan dari information (informasi) dan entertainment (hiburan), jadi infotainment merupakan sebuah informasi yang bersifat hiburan. Program infotainment sedikit banyak memberikan kontribusi bagi popularitas seorang artis, karena bukankah popularitas merupakan suatu aset yang berharga bagi seorang artis? Namun kenyataanya tidaklah seutuhnya demikian.22 H. Ilham Bintang, yang merupakan penggagas dan juga produser beberapa program infotainment di televisi mengatakan, “secara legalistik formal, di Indonesia tidak ada peraturan perundang-undangan yang melarang wartawan memberitakan kehidupan pribadi seseorang. Buka saja KUHP,UU tentang Pers, UU penyiaran. Kode etik profesi wartawan juga tak mencamtumkan larangan bagi wartawan untuk menyiarkan kehidupan pribadi seseorang. Hanya kode etik jurnalistik PWI yang menyinggung itu dalam satu pasalnya. Namun pada penjelasannya, substansi pasal itu bukan untuk melindungi hak privasi, melainkan wartawan diminta agar pemberitaan mereka hendaknya tidak merugikan harkat martabat, derajat dan nama
21 22
Syahputra,Iswandi, Jurnalistik Infotainment, Pilar Media,Yogyakarta,2006. hal 66 Bintang, Ilham, Salam Dari Meruya, Jakarta, PT Bintang Media Citra Utama, hal 34
baik serta peranan susila seseorang. Kecuali perbuatan pribadi itu bisa berdampak negatif bagi mesyarakat atau membahayakan nyawa orang lain.23
2.5 Berita Berita berasal dari bahasa sansekerta “Vrit” yang dalam bahasa inggris disebut “write”, arti sebenarnya adalah “ada” atau “terjadi”. Ada juga yang menyebut dengan “Vritta” artinya” kejadian” atau “yang telah terjadi”. “Vritta” dalam bahasa Indonesia kemudian menjadi “berita” atau “warta”.24 Definisi berita menurut J.B. Wahyudi adalah, “Berita merupakan laporan tentang peristiwa atau pendapat yang memiliki nilai yang penting, menarik bagi sebagian khalayak, masih baru dan dipublikasikan secara luas melalui media massa periodik. Peristiwa atau pendapat tidak akan menjadi berita bila tidak dipublikasikan melalui media massa periodik”. Karena berita itu berdasarkan data dari kejadian atau peristiwa, dibuatlah rumusan yang terdiri dari atas apa-siapa-dimana-kapan-mengapa-bagaimana. Rumusan ini lebih populer dengan istilah 5W+1H (What, Who, Where, When, Why, How). Untuk Negara kita rumusan ini ditambah satu lagi, S (Security) atau keamanan. Security atau keamanan artinya, apakah data yang diambil dari peristiwa atau kejadian itu bila disiarkan, bisa menjadi aman, atau mungkin malah menimbulkan kekrisuhan, ini yang perlu diperhatikan. Berita yang dibuat meskipun berdasarkan data yang benar dalam hal penyiarannya, perlu dipertimbangkan keamanannya.25
23
Tabloid Cek & Ricek No.255 Thn V/21-27 Juli 2003 Djuroto, Totok. Teknik Mencari dan Meliput Berita, Semarang, Dahara Prize,2003, hal 1 25 Ibid, hal.11-12 24
2.5.1 Berita Infotainment Program jurnalistik biasanya dikerjakan in house oleh karyawan stasiun televisi sendiri, namun untuk beberapa acara infotainment banyak yang diperoleh dengan membeli dari production house. Program jurnalistik dikerjakan oleh divisi berita atau akrab disebut redaksi. Di dalam redaksi ini info-info yang masuk diliput, diolah sehingga menjadi berita yang tayang di televisi. Setiap harinya banyak sekali informasi-informasi yang masuk, peran produserlah yang menentukan informasi mana saja yang akan diliput dan diangkat menjadi berita, semua ini karena keterbatasan durasi/waktu penayangan, kerena setiap berita memilik news value, sehingga harus ditentukan mana saja berita yang memilik news value lebih dan mana berita yang bisa ditunda penayangannya. Seorang produser atau redaktur program berita harus memiliki kemampuan untuk melakukan news judgement, karena tanpa kemampuan ini, maka suatu program berita akan menyajikan berita-berita yang tidak saling berhubungan dan membosankan, mengubur poin utama (angle) sebuah berita dan menempatkan informasi yang tidak penting diawal dan informasi yang lebih penting di akhir. Kemampuan untuk menilai berita akan memungkinkan seorang produser untuk menyaring informasi sampai ke inti cerita serta menemukan dan menentukan poin utama atau angle dari sebuah berita selain itu news judgement yang baik akan dapat membantu menyusun program berita dengan kejadian terpenting di awal dan kurang penting di akhir.26 Dalam ilmu jurnalistik, kita mengenal apa yang disebut news peg dan news angle. News peg adalah patokan berita atau elemen penting dan terikat waktu dari berita yang menentukan sebuah peristiwa menjadi layak berita. Sebuah berita biar bagaimanapun selalu terikat waktu dan mengandung unsur penting.27
26
Morissan. Jurnalistik Televisi Mutakhir, Jakarta,Ghalia,2004, hal. 31 Mariani, Ina Ratna dan June Kuncoro, Teknik Mencari dan Menulis Berita, Jakarta,Universitas Terbuka, 1994, hal.81 27
Mungkin selama ini timbul pertanyaan, bagaimana bila sebuah berita antara satu media dengan media yang lainnya sama? Contohnya yang terjadi pada tayangan infotainment yang hampir seluruh isinya sama antara satu infotainment dengan infotainment yang lain, baik yang satu stasiun tv maupun beda stasiun tv. Dalam jurnalistik ada jalan keluarnya yang dikenal dengan nama news angle. Jadi walaupun ada sebuah peristiwa besar ataupun rutin yang sering diliput banyak media dan banyak wartawan, sebenarnya bisa tampil berbeda asal sudut pandang peliputan/penulisannya berbeda.28
2.5.2 Sumber Berita Infotainment Redaksi harus terus update dalam mendapatkan berita dan jangan sampai tertinggal suatu berita. Persaingan stasiun televisi sekarang ini membuat siapa yang paling cepat dan paling lengkap dalam penyajian akan disukai oleh audien. Sehingga redaksi harus pandai dalam mengumpulkan berita. Adapun sumber-sumber berita televisi adalah sebagai berikut:29 1. Reporter, sumber berita tv yang penting adalah reporter dan juru kamera yang bertugas mencari informasi dan mengambil gambar di lapangan. 2. Kantor berita, kebanyakan stasiun televisi menjadikan kantor berita sebagai sumber berita paling penting dan paling utama. 3. Kontak pribadi, reporter yang baik memiliki kontak pribadi dengan orangorang yang bekerja pada berbagai lembaga pemerintahan dan non pemerintahan. 4. Siaran pers, adalah informasi atau pernyataan yang dikirim ke stasiun tv dengan tujuan untuk dapat dipublikasikan.
28 29
ibid, hal.82. Morissan. Jurnalistik Televisi Mutakhir, Jakarta,Ghalia,2004, hal. 22
5. Kontak publik, adalah orang-orang penting atau figure kunci yang dapat diminta tanggapan atau opininya mengenai berita yang mempengaruhi organisasi atau profesi mereka. Ada beberapa syarat sumber berita yaitu:30 1. Layak dipercaya Seorang wartawan jangan sampai terjebak omongan sumber berita yang tidak benar, perlu ada pengamatan yang kritis dan kepekaan psikologis dari wartawan tersebut untuk menilai mana omongan sumber berita yang fiktif dan mana yang faktual. 2. Berwenang Artinya orang yang mempunyai kekuasaan dan tanggung jawab terhadap masalah yang sedang diliput. Wartawan menghubungi pihak yang berwenang ini seringkali untuk memeriksa apakah informasi yang diperoleh dari sumber berita lainnya dibenarkan atau disetujui pihak yang berwenang tersebut.. contohnya
kasus
selebritis
yang
tertangkap
karena kasus
narkoba
membutuhkan konfirmasi dari pihak yang berwenang yaitu kepolisian. 3. Kompeten Artinya sumber berita tersebut layak untuk dimintai keterangannya. Kompeten ini biasanya dikaitkan dengan pakar bidang ilmu atau hal tertentu. Pemilihan sumber berita yang kompeten ini akan meyakinkan masyarakat bahwa sumber berita tersebut dapat dipercaya. 4. Orang yang berkaitan langsung dengan peristiwa Yaitu
sumber
berita
yang
memiliki
hubungan,
terpengaruhi
atau
mempengaruhi peristiwa tersebut. Ada 3 jenis sumber berita yang berkaitan dengan peristiwa yaitu: a. Pelaku utama.
30
Mariani, Ina Ratna dan June Kuncoro, Teknik Mencari dan Menulis Berita, Jakarta,Universitas Terbuka, 1994, hal.107-108
b. Orang yang ada ditempat kejadian. c. Saksi mata (eyewitness)
2.5.3 Proses Produksi Berita Infotainment Dalam proses produksi berita infotainment yang dibutuhkan adalah kecepatan, khusus mata acara yang bersifat timeconcern, berupa berita aktual (news bulletin) yang mempunyai daya tarik terletak pada nilai berita yang penting dan menarik. Proses produksi berita infotainment pada dasarnya sama dengan produksi program lainnya, yaitu melalui pra produksi, produksi dan paska produksi. Pada tahap pra produksi dilakukan rapat redaksi untuk mengumpulkan berita-berita yang masuk, menyeleksinya dan menentukan berita yang akan ditayangkan. Pada tahap ini juga ditentukan apa saja yang akan diliput. Tahap selanjutnya adalah tahap produksi yaitu proses peliputan, siaran langsung dan pengambilan gambar lainnya yang dianggap perlu. Tahap selanjutnya adalah pasca produksi yaitu proses editing. Infotainment di Indonesia lebih diasumsikan sebagai program acara tentang selebriti, artis dan orang terkenal. Untuk itu maka konsentrasi pemilihan berita mengacu pada berita tentang selebriti, artis dan orang terkenal.
2.6 Manajemen dan Organisasi Production House Sebagaimana
organisasi
atau
perusahaan
lain,
media
penyiaran
menggunakan manajemen dalam menjalankan kegiatannya. Setiap orang yang mempunyai tanggung jawab atas bawahan dan sumber daya non-organisasi lainnya dengan menjalankan fungsi manajemen disebut manajer.31
31
Morissan.MA.Manajemen Media Penyiaran:Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Jakarta, PT. Kencana Prenada Media Group,2008, hal 127
2.6.1 Fungsi Manajemen Manajer umum pada media penyiaran melaksanakan empat fungsi manajemen untuk dapat mencapai tujuan media penyiaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Empat fungsi manajemen tersebut adalah: 1. Perencanaan (planning) Perencanaan mencakup kegiatan penentuan tujuan (objectives) media penyiaran serta mempersiapkan rencana dan strategi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan memutuskan apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana dan oleh siapa. Pada sebagian besar media penyiaran, rencana tersebut sudah tercantum pada anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) perusahaan yang biasanya mencakup hal-hal sebagai berikut: a.
Falsafah (filosofi) stasiun penyiaran: yang memuat peran yang ingin dicapai suatu stasiun penyiaran di tengah masyarakat serta tanggung jawabnya kepada publik, pemasang iklan dan karyawan. Hal ini biasanya dapat dilihat pada visi atau misi pendirian perusahaan yang tercantum pada anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) perusahaan.
b. Rincian kegiatan (job description): memuat tanggung jawab setiap posisi yang ada pada suatu media penyiaran dan hubungan berbagai posisi itu satu sama lainnya serta garis komando diantara posisi itu. Hal ini bisa dilihat pada struktur organisasi perusahaan. c. Operasional perusahaan: menjelaskan bagaimana stasiun penyiaran beroperasi, peran dan tanggung jawab setiap departemen serta hubungan antara satu departemen dengan departemen lainnya atau satu individu dengan individu lainnnya. Setiap perusahaan biasanya memiliki standar prosedur pekerjaan atau Standar Operating Procedure (SOP)
d. Peraturan stasiun penyiaran: yaitu hal-hal yang mengatur berbagai ketentuan seperti jam kerja, pakaian, konsumsi, cuti, izin, kerja sampingan dan sebagainya.
2. Pengorganisasian (organizing) Merupakan penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimiliki dan lingkungan yang melingkupinya. Dalam pengorganisasian ini terdapat departemenisasi dan pembagian kerja. Struktur organisasi adalah tingkatan jabatan dan pembagian kerja beserta tanggung jawab masing-masing posisi. Menurut Willis an Aldridge (1991) empat fungsi dasar (areas of operations) dalam struktur organisasi adalah: a. teknik b. program c. pemasaran d. administrasi Bagian pemberitaan berada di bagian program, diketuai oleh seorang manajer atau direktur
pemberitaan. Bagian pemberitaan dibuat terpisah karena
bagian ini mempekerjakan banyak orang mulai dari reporter, penulis, juru kamera, editor dan lain-lain. Selain itu bagian ini terkait dengan sifat berita yang harus segera disiarkan dan terikat oleh waktu
3. Pengarahan (directing), pelaksanaan, produksi Fungsi
mengarahkan
(directing)
dan
memberikan
pengaruh
atau
mempengaruhi (influencing) tertuju pada upaya untuk merangsang antusiasme karyawan untuk melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif. Kegiatan fungsi mengarahkan ini mencakup empat kegiatan penting yaitu: pemberian motivasi, komunikasi, kepemimpian dan pelatihan. Dalam manejemen sebuah program televisi tahap ini adalah tahapan produksi yaitu dimulai dari pra produksi,
produksi dan paska produksi. Seorang pemimpin departemen pemberitaan akan memberikan pengarahan pada tahap-tahap tersebut.
4. Pengawasan Terdapat banyak sebutan untuk fungsi pengawasan (controling) antara lain evaluasi (evaluating), penilaian (appraising) dan perbaikan (correcting). Pengawasan merupakan proses untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan organisasi atau perusahaan sudah tercapai atau belum. Robert J. Mockler (1972) mendefinisikan pengawasan manejemen sebagai berikut: pengawasan manjemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan digunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.32 Production House atau rumah produksi merupakan mitra kerja stasiun televisi. Stasiun televisi banyak membeli program dari production house. Pada dasarnya sistem manajemen antara production house dan stasiun televisi adalah sama, hanya saja stasiun televisi mempunyai stuktur organisasi dan manajemen yang lebih kompleks. Production house dapat dibagi menjadi dua yaitu; independent production companies (IPC) dan rumah produksi khusus (specialized production house). IPC adalah perusahaan film yang dikelola oleh pemilik yang sekaligus sebagai “otak” atau kontributor kreatif terpenting pada perusahaan itu. Mereka memproduksi suatu program berdasarkan ide atau gagasan mereka sendiri dan membiayai sendiri produksinya. Rumah produksi khusus adalah perusahaan yang
32
Diadaptasi dari Morissan, Manajemen Media Penyiaran:Strategi Mengelola Radio & Televisi
mengkhususkan diri untuk memproduksi satu jenis program saja, misalnya khusus game, reality show, animasi, dokumenter, dan sebagainya.33
2.6.2 Manajemen Penyiaran Manajemen penyiaran adalah manajemen yang diterapkan dalam organisasi penyiaran yaitu organisasi yang mengelola industri siaran. Manajemen penyiaran sebagai “motor penggerak” organisasi penyiaran dalam usaha pencapaian tujuan bersama melalui penyelenggaraan penyiaran. Manajemen penyiaran dapat diartikan sebagai
“kemampuan
seseorang
untuk
mempengaruhi/memanfaatkan
kepandaian/keterampilan orang lain, untuk merencanakan, memproduksi dan menyiarkan siaran dalam usaha mencapai tujuan bersama”. Penyiaran mempunyai sifat-sifat yang khas, yaitu: 1. Masa kerja penyiaran relatif 24 jam tiap hari. 2. Siaran merupakan hasil kerja tim (kolektif). 3. Siaran merupakan perpaduan antara kreatifitas manusia dan kemampuan sarana/alat. 4. Siaran memerlukan banyak tenaga profesi. 5. Siaran memerlukan dan relatif besar. 6. Siaran mampu mengubah sikap, pendapat, tingkah laku manusia relatf lebih cepat. 7. Pengelola siaran harus luwes/dinamis 8. Perlu dikembangkan sikap asah,asih,asuh. Dari sifat-sifat khas penyiaran diatas, maka perlu diterapkan manajemen yang khas, agar manajemen dapat berkembang secara sehat dan wajar, sebagaimana layaknya suatu organisasi penyiaran.
33
Morissan.MA.Manajemen Media Penyiaran:Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Jakarta, PT. Kencana Prenada Media Group,2008, hal 263
Hubungan antar manajemen dan penyiaran didalam manajemen penyiaran seperti digambarkan sebagai berikut. Gambar II.1 HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN DAN PENYIARAN ORGANISASI PENYIARAN (Mengelola Stasiun Penyiaran)
MANAJEMEN
PENYIARAN
Manajemen Penyiaran
Siaran (output)
Pendengar dan Pemirsa
TUJUAN (Tergantung Status Stasiun Penyiaran)
IDIIL
MATERIIL
Sumber: J.B. Wahyudi, Dasar-dasar manajemen penyiaran
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa ada impitan antara manajemen dan penyiaran. Impitan ini terjadi atas rasa kebersamaan dan keterbukaan (asah-asihasuh) untuk menciptakan siaran yang berkualitas, baik dan benar (normatif, edukatif, informastif, persuasif dan komunikatif). 34
34
J.B. Wahyudi. Dasar-dasar Manajemen Penyiaran, Jakarta,PT Gramedia Pustaka Media, 1994,hal.39-42
2.6.3 Bagian Pemberitaan/Redaksi Sebagaimana suatu perusahaan, production house memiliki struktur organisasi yang sama seperti perusahaan lain pada umumnya. Namun, redaksi sebagai salah satu unit dalam production house memiliki struktur dan sifat yang tidak sama dengan bagian lainnya. Struktur organisasi bagian pemberitaan (news programe) stasiun televisi biasanya terdiri dari sejumlah jabatan mulai dari reporter, juru kamera, kordinator liputan (korlip), produser, eksekutif produser dan direktur pemberitaan (news director).35 Begitu pula pada redaksi di production house. Sebuah tayangan infotainment ditangani dan dikelola oleh redaksi yang terdiri dari eksekutif produser/pemimpin redaksi, produser pelaksana, asisten produser, koordinator liputan, reporter, kameraman, editor, tim dokumentasi dan tim pendukung lainnya.
2.7 Rapat Redaksi Pemimpin redaksi, produser, dan koordinator liputan harus melakukan rapat redaksi setiap hari. Stasiun TV yang memiliki program berita tiga atau empat kali sehari biasanya mengadakan rapat redaksi setidaknya tiga kali sehari. Rapat biasanya dilakukan pada pagi hari, siang hari dan malam yaitu setelah program berita petang selesai disiarkan. Rapat akan memberikan keputusan peristiwa atau acara apa saja yang perlu diliput, liputan apa yang akan menjadi berita utama (top stories) untuk hari itu.36 Sedangkan untuk program infotainment Cek&Ricek rapat redaksi dilaksanakan sekali dalam seminggu dan
biasanya dilakukan pada hari
Rabu. Namun koordinasi dan diskusi antara pemimpin redaksi, produser dan koordinator liputan setiap hari terus berlangsung, hal ini untuk menjaga apabila ada berita yang masuk dan mempunyai news value lebih, maka akan diutamakan peliputannya.
35 36
Ibid, hal.275. Ibid hal 285
2.8 Rating dan Share Salah satu ukuran sederhana untuk mengetahui kepopuleran sebuah acara televisi dimata pemirsanya adalah rating.37 Rating menjadi indikator apakah program itu memiliki audien atau tidak, rating menjadi perhatian pula bagi pemasang iklan yang ingin mempromosikan produk atau jasanya. Riset rating menyelidiki efektivitas program pada saat program ditayangkan di stasiun penyiaran. Riset rating pada dasarnya meneliti tindakan audien terhadap pesawat penerima televisi. Tindakan audien terhadap pesawat televisi itu meliputi tindakan mematikan (turn off), menghidupkan (turn on), memindahkan (switching) saluran pesawat televisi.38 Di
Indonesia, hingga tahun 2005, A.C Nielsen (sekarang A.G.B Nielsen)
menjadi satu-satunya sumber informasi untuk mengetahui peringkat acara stasiun penyiaran. Walaupun banyak kalangan dan kritisi yang mempertanyakan validitas laporan rating Nielsen karena tidak ada data pembanding, namun televisi dan pemasang iklan tetap menggunakan Nielsen sebagai patokan bagi keberhasilan program siaran dan iklan. Hal inilah yang menyebabkan stasiun televisi sangat peduli dengan rating dari program yang ditayangkannya. Sydney Head dan Cristoper Sterling mendefinisikan rating sebagai:
“A comparative estimate of set tuning in any
given market” yaitu perkiraan komparatif dari jumlah pesawat televisi yang sedang digunakan pada suatu wilayah siaran tertentu.39 Selain rating stasiun televisi juga memperhatikan audience share program-programnya. Share dari suatu stasiun televisi A diperoleh dengan cara membagi jumlah penonton yang menyaksikan acara stasiun televisi A dengan keseluruhan rumah tangga yang betul-betul menyaksikan televisi. Hasil pembagian ini merupakan jumlah audien yang betul-betul menyaksikan
37
Hedi Pujo Santoso,Dosen FISIP UNDIP,Selasa,9 Desember 2003/suara Merdeka, www.suaramerdeka.com 38 Morissan, Media Penyiaran:Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Ramdina Prakarsa, Tangerang, 2005, hal 190 39
ibid.hal 193
acara televisi A. Hasil perhitungan Audience share ini biasanya lebih disukai pengelola stasiun televisi untuk menarik pemasang iklan.40
A.G.B Nielsen Media Research (A.G.B Nielsen) adalah perusahaan yang kini menyelenggarakan survei kepemirsaan TV atau TV Audience Measurement (TAM) di 10 kota di Indonesia dan merupakan bagian dari penyelenggara survei global kepemirsaan TV di lebih dari 30 negara di seluruh dunia. A.G.B Nielsen merupakan kelompok perusahaan gabungan (joint venture) dari dua perusahaan riset TV terkemuka di dunia, yaitu A.G.B Group (beroperasi di sekitar 30 negara) dan Nielsen (beroperasi di sekitar 70 negara), yang berpusat di Eropa (Switzerland dan Italia). Di Indonesia, A.G.B Nielsen merupakan penyelenggara survei kepemirsaan TV yang ke-empat
(setelah
SRI,
ACNielsen,
dan
Nielsen
MediaResearch).
Dalam
melaksanakan survei kepemirsaan TV, seluruh penyelenggara harus mengacu pada panduan global, “Global Guidelines for Television Audience Measurement” (GGTAM) yang dibuat oleh Audience Research Method (ARM) Group dan disponsori oleh EBU (European Bradcasting Union), beserta lembaga-lembaga lain, di antaranya ARF (Advertising Research Foundation), ESOMAR (European Society for Opinion & Marketing Research) dan WFA (World Federations of Advertisers). Dokumen ini terakhir dipublikasikan pada tahun 1999 serta diperbarui setiap satu dekade sekali. Dengan mengacu pada GGTAM, A.G.B Nielsen beroperasi pada standarisasi yang bukan saja terkini, tetapi juga menyesuaikan dengan kondisi pertelevisian di masingmasing negara dalam hal penerapan teknologi, baik perangkat keras (metering technology) maupun perangkat lunak (software production and analysis). Kondisi pertelevisian suatu negara yang mempengaruhi di antaranya menyangkut ada tidaknya siaran berbasis digital, model TV berlangganan (Pay TV), seperti Satelit dan Kabel,
serta
infrastruktur
telekomunikasi
untuk
data
transfer.
Pada pelaksanaannya, survei kepemirsaan TV bukanlah persoalan metodologi riset 40
ibid,hal 195
semata yang harus mengikuti standar internasional yang tertuang dalam GGTAM, tetapi juga menyangkut teknologi yang kerap berubah hampir setiap dua tahun. Selain kedua hal tersebut, ada pula proses “production & delivery” hasil riset yang harus memiliki standar analisis yang sama di setiap negara karena tidak mungkin pengiklan suatu produk yang dipasarkan di berbagai negara mengevaluasi efektifitas iklan produknya di TV melalui berbagai macam tolok ukur (benchmark) sebagai standar analisisnya. Dengan metodologi yang mengacu pada standar global, sistem yang digunakan A.G.B Nielsen ini adalah hasil dari pengalaman selama bertahuntahun, dari bagian riset dan pengembangan, serta kemampuan untuk berkembang sejalan dengan perubahan teknologi pertelevisian, teknologi riset dan kebutuhan pengguna atas sistem pengukuran kepemirsaan televisi.
2.9 Strategi Stephen Robbins (1990) mendefinisikan strategi sebagai: the determination of the basic long-term goals and objectives of an enterprise, and the adoption of course of action and the alocation of resources necessary for carrying out this goals (penemuan jangka panjang perusahaan dan memutuskan arah tindakan serta mendapatkan sumber-sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan.41 Strategi adalah program umum untuk pencapaian tujuan-tujuan organisasi dalam pelaksanaan misi. Strategi dapat didefinisikan sebagai pola tanggapan organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu. Definisi ini mengandung arti bahwa setiap organisasi selalu mempunyai strategi walaupun tidak pernah secara eksplisit dirumuskan. Perencanaan strategis stasiun penyiaran meliputi kegiatan : 1. membuat keputusan mengenai sasaran dan tujuan program penyiaran; 2. melakukan identifikasi dan sasaran (target) audien;
41
Morissan.MA.Manajemen Media Penyiaran:Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Jakarta, PT. Kencana Prenada Media Group,2008, hal 136
3. menetapkan kebijakan atau aturan untuk menentukan strategi yang akan dipilih; dan 4. memutuskan strategi yang akan digunakan.42 Strategi memiliki banyak definisi, untuk memperjelas definisi strategi, sebagian orang mencoba membedakan antara strategi dan taktik, yaitu strategi sebagai cara-cara untuk mencapai tujuan jangka panjang, sedangkan cara-cara untuk mencapai tujuan jangka pendek disebut taktik. Istilah strategi berasal dari bahasa Yunani “Strategia” yang berarti kepemimpinan (leadership). Strategi adalah pilihan tentang apa yang ingin dicapai oleh organisasi di masa depan (arah) dan bagaimana cara mencapai keadaan yang diinginkan tersebut (rute). 43 Strategi juga merupakan keseluruhan tindakan yang ditempuh organisasi untuk mencapai sasarannya atau dengan kata lain strategi merupakan pengelolaan yang memungkinkan satu perusahaan mencapai sasaran. Hal ini juga terjadi di dalam sebuah production house, dimana production house harus mempunyai strategi agar program yang diproduksinya dibeli oleh stasiun televisi.
2.10 Keberhasilan Program Tidak ada yang bisa memastikan kesuksesan suatu program, namun ada beberapa kualitas tertentu yang harus dimiliki suatu acara agar dapat berhasil. Memiliki kualitas ini tidak menjamin bahwa program itu akan berhasil, namun mengabaikannya hampir pasti akan menjadi kegagalan suatu program. Elemenelemen keberhasilan program antara lain:44 1. Konflik Konflik adalah adanya benturan kepentingan atau benturan karakter di antara tokoh-tokoh yang terlibat. Elemen konflik menjadi sangat penting dalam
42
Ibid Tripomo,Tedjo dan Udan. Manajemen Strategi, Bandung, Rekayasa Sains, 2005, hal. 18. 44 Morissan.MA.Manajemen Media Penyiaran:Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Jakarta, PT. Kencana Prenada Media Group,2008, hal 324 43
program, seperti drama atau film namun demikian konflik juga penting untuk program lain. Dalam program berita misalnya, pengelola program harus menampilkan elemen konflik ini dalam bentuk pandangan yang berlainan atau pandangan alternatif. 2. Durasi Suatu program yang berhasil adalah program yang dapat bertahan selama mungkin. Pengelola program sebaiknya merancang suatu produksi program yang mampu bertahan terus-menerus, dengan kata lain program itu memiliki kemampuan mempertahankan daya tariknya selama mungkin. Program berita adalah salah satu bentuk program yang dapat bertahan lama (durable). Program berita selalu ada sepanjang waktu dengan cerita yang fresh karena selalu berganti-ganti setiap hari. Dengan kata lain, berita adalah serial yang paling panjang, 3. Kesukaan Sebagian audien memilih program yang menampilkan pemain utama atau pembawa acara yang mereka sukai, yaitu orang-orang yang membuat audien merasa nyaman. 4. Konsistensi Suatu program harus konsisten terhadap tema dan karakter pemain yang dibawanya sejak awal. Setiap acara harus memiliki tema sentral dan tema ini tidak dapat diubah-ubah menjadi apa saja yang ditujukan kepada siapa saja. Dengan kata lain, tidak ada program yang dapat menyenangkan seluruh audien. 5. Energi Setiap program harus memiliki energi yang mampu menahan audien untuk tidak mengalihkan perhatiannya kepada hal-hal lain. Menurut Vane-Gross suatu program yang memiliki energi harus memiliki tiga hal yaitu:
a. Kecepatan cerita. b. Excitement (daya tarik). c. Gambar yang kuat. 6. Timing Programmer
harus
memperhatikan
timing
yaitu
apakah
program
bersangkutan itu sudah cocok atau sesuai dengan zamannya. 7. Tren Program yang sejalan dengan tren yang berkembang akan lebih menjamin keberhasilan program. Tren bisa menjadi petunjuk terhadap selera audien secara umum sehingga sedikit banyak memantau meningkatkan rating acara. Program Infotainment harus menjaga kualitasnya dengan memberikan berita yang menarik. Untuk menghasilkan sebuah berita yang menarik harus memahami unsur yang terdapat dalam berita. Unsur-unsur yang harus terdapat dalam berita:45 1. Berita haruslah termasa/baru Unsur terbaru atau termasa merupakan unsur yang terpenting bagi sebuah berita. Berita baru yang masih hangat akan menarik perhatian pemirsa daripada berita yang sudah agak lama atau berita yang sudah basi. Baru atau termasa dimaksudkan bagi pemirsa dalam arti relatif, yaitu bahwa pemirsa untuk pertama kalinya mengetahui adanya fakta baru. 2. Jarak (dekat jauhnya) lingkungan yang terkena berita Jarak terjadinya berita dengan tempat dipublisir mempunyai arti penting 3. Penting (ternama) atau tidaknya orang yang diberitakan Segi penting atau terkenal tidaknya seseorang, mempunyai pengaruh terhadap nama itu. 4. Keluarbiasaan (Keanehan) Sesuatu yang aneh dan luar biasa selalu menarik perhatian orang.
45
Assegaff , Dja’far. Jurnalistik Masa Kini Pengantar Ke Praktek Kewartawanan, Jakarta, Galia Indonesia, 1998, hal.25-37
5. Akibat yang mungkin ditimbulkan oleh berita Dalam hubungan manusia yang egosentris, maka sesuatu yang langsung akan memberikan akibat pada dirinya akan menarik perhatiannya. 6. Ketegangan yang ditimbulkan oleh berita Berita-berita kejahatan yang misterius, akan menimbulkan ketegangan kepada pemirsa untuk mengetahui akhirnya atau keterangan lebih lanjut maka pemirsa dirangsang oleh rasa ketegangan. 7. Pertentangan (konflik) yang terlihat dalam berita Pertentangan antara satu dengan yang lainnya selalu menarik perhatian pemirsa. 8. Seks yang ada dalam pemberitaan Seks selalu merupakan berita yang menarik, jadi unsur seks menambah nilai berita dan menarik perhatian pemirsa. 9. Kemajuan-kemajuan yang diberitakan Kemajuan dalam hal ilmu pengetahuan, pengobatan atau penjelajahan luar angkasa, semua menarik perhatian pemirsa. 10. Emosi yang ditimbulkan oleh berita Manusia sebagai makhluk sangat dipengaruhi oleh emosi, diantara emosi itu ada simpati. Simpati yang ditimbulkan oleh suatu berita selalu menarik pemirsa. 11. Humor yang ada dalam berita Humor merupakan unsur berita yang penting, yang juga selalu menarik perhatian pemirsa.
BAB III METODOLOGI
3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini mengamati fenomena sosial, menghimpun fakta
dan
mengembangkan konsep. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yaitu hanya memaparkan gejala, fenomena atau suatu peristiwa yang terjadi di masyarakat dari hasil wawancara dan pengamatan penulis dilapangan. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Metode deskriptif menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Jadi metode deskriptif menekankan gambaran objek yang diselidiki dalam keadaan sekarang (pada waktu penelitian dilakukan)46. Penelitian deskriptif dilakukan untuk:47 1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada. 2. Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku. 3. Membuat perbandingan atau evaluasi. 4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu dengan menggali informasi melalui informasi melalui wawancara yang mendalam (indept interview) terhadap redaksi Cek&Ricek dan melakukan pengamatan terhadap data-data 46
Imam Suprayogo dan Tobroni, “Metode Penelitian Sosial-Agama, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2001, hal. 137 47 Jalaludin Rakhmat,Op.Cit,hal 25
pendukung, kemudian hasil wawancara dan hasil pengamatan tersebut akan dianalisis. Pendekatan kualitatif bertujuan mengumpulkan data berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku objek yang diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar individu secara holistik (utuh) dalam hal ini tidak boleh mengisolasi individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesa, tetapi memandangnya sebagai suatu keutuhan.48
3.2 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode studi kasus. penelitian studi kasus adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Subjek penelitian dapat saja individu, kelompok, lembaga maupun masyarakat.49 Untuk memperoleh data yang akan diolah maka dalam penelitian ini dilakukan wawancara mendalam (indept interview) kepada key informan. Key informan-nya adalah mereka yang terpilih saja, mereka adalah orang-orang yang memiliki pengetahuan, mendalami situasi dan kompeten dengan bidang yang menjadi objek penelitian. Penulis juga menggunakan informasi pendukung yang sifatnya tekstual atau kontekstual yang berhubungan dengan strategi redaksi Cek&Ricek dalam mempertahankan rating dan share.
3.3 Definisi Konsep Untuk memberikan gambaran menyeluruh atas penggunaan istilah-istilah dan konsep kunci dalam penelitian ini, maka istilah berikut ini dipandang perlu untuk didefinisikan: 1. Strategi redaksi adalah cara-cara yang digunakan oleh suatu organisasi pemberitaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, 48 49
Lexy J. Moleong, “Metode Penelitian Kualitatif”. Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 1998, hal.6 Moh.Nazir, “Metode Penelitian”, Jakarta, Ghalia Indonesia, 1998, hal.66
didalamnya mencakup apa yang akan dilakukan, alternatif lain yang mungkin dilakukan serta target yang akan dicapai. Strategi meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. 2. Berita adalah laporan tentang peristiwa atau pendapat yang memiliki nilai yang penting, menarik dan berguna bagi sebagian khalayak, masih baru dan dipublikasikan secara luas melalui media massa periodik. 3. Cek&Ricek merupakan sebuah program infotainment yang diproduksi oleh PT. Bintang Advis Multimedia dan ditayangkan di RCTI setiap hari Selasa, Rabu, Jumat dan Sabtu setiap pukul 15.00 WIB. 4. Rating dan Share adalah rata-rata nilai perkiraan komparatif jumlah penonton yang menyaksikan suatu program acara di sebuah stasiun televisi hasil penelitian A.G.B Nielsen.
3.4 Nara Sumber (Key Informan) Penelitian ini sebagian besar informasi diperoleh dari wawancara dengan key informan/nara sumber. Key informan yang kompeten dan mempunyai informasi yang berhubungan denga penelitian ini antara lain: 1. Fanny Rahmasari sebagai produser dan presenter. Produser : Bertanggung jawab pada program secara keseluruhan baik segi editorial, format & content program, budgeting program maupun manajemen personil tim Cek&Ricek Sebagai Presenter bertanggung jawab sebagai pembawa acara Tayangan Cek&Ricek.
2. Duddy sebagai produser pelaksana. Bertanggung jawab untuk mengatur lalu lintas dalam proses eksekusi materi berita. Mengumpulkan dan menyaring informasi yang didapat oleh tim liputan. Serta mengatur proses pelaksanaan produksi.
3.5 Teknik Pengumpulan Data .Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
3.5.1 Data Primer Data primer merupakan data utama yang diperoleh penulis untuk kemudian diolah sehingga didapatkan suatu kesimpulan. Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari hasil wawancara mendalam (indept interview). Wawancara dilakukan dengan key informan yaitu orang-orang yang mempunyai posisi dan tanggung jawab yang signifikan dalam redaksi Cek&Ricek. Hasil dari wawancara akan dianalisis dan dibuat kesimpulan. Dalam proses wawancara, penulis akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara mendetail untuk mendapatkan data yang diinginkan dan sesuai dengan tema penelitian. Wawancara yang dilakukan tidak berstruktur, dalam arti penulis bebas mengajukan pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan bisa beralih-alih dari satu pokok ke pokok yang lain yang masih terkait dengan penelitian. Walaupun pertanyaan bisa beralih-alih topiknya namun tetap harus berpedoman pada tema penelitian. Data yang dikumpulkan adalah tentang bagaimana strategi redaksi Cek&Ricek dalam mempertahankan rating dan share periode bulan November 2007.
3.5.2 Data Sekunder Data sekunder merupakan data pendukung yang digunakan penulis untuk mengolah dan menyimpulkan penelitian. Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan (literature) yaitu dari buku-buku, koran, majalah, internet serta data dan bahan referensi dari berbagai sumber yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti. Data-data tersebut sebagai pelengkap
kelancaran penelitian. Data-data tentang redaksi Cek&Ricek juga digunakan, baik data dari dalam redaksi maupun data dari luar yang berhubungan dengan redaksi.
3.6 Fokus Penelitian Fokus Penelitian merupakan garis besar dari pengamatan penelitian. Fokus penelitian
dalam
penelitian
ini
adalah
strategi
redaksi
Cek&Ricek
dalam
mempertahankan rating dan share. Adapun fokus dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Strategi
redaksi
dalam
mempertahankan
rating
dan
share
yang
menggunakan fungsi manajemen yaitu: a. Fungsi Perencanaan, yaitu tujuan dan target apa yang dimiliki oleh redaksi dan bagaimana perencanaan redaksi untuk mencapainya. b. Fungsi Pengorganisasian (organizing), yaitu bagaimana sistem organisasi redaksi, bagaimana posisi jabatan, deskripsi pekerjaan dan tanggung jawab mereka. c. Fungsi Pelaksanaan atau Produksi, yaitu tahap pelaksanaan hasil perencanaan.
Apa
saja
strategi
yang
dilakukan
untuk
bisa
mempertahankan rating dan share. d. Fungsi evaluasi, yaitu tahap analisa terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan. 2. Rating dan share program Cek&Ricek yang menjadi acuan keberhasilan program.
3.7 Teknik Analisa Data Analisa data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Data yang diperoleh dari wawancara
mendalam (indept interview), data dokumen pendukung serta hasil observasi kemudian dianalisis dan kemudian ditarik kesimpulan. Tujuan dari penelitian adalah menyempitkan dan membatasi penemuanpenemuan hingga menjadi suatu data yang teratur. Proses analisa merupakan usaha untuk menemukan jawaban atas pertanyaan perihal strategi redaksi Cek&Ricek dalam mempertahankan rating dan share. Untuk menganalisa data yang telah terkumpul, maka dilakukan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif dengan menghubungkan antara kerangka pemikiran dan rumusan masalah dari penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan menggunakan hasil penelitian berupa hasil interview dengan narasumber dan data-data pendukung yang telah penulis kumpulkan untuk diuraikan, mengenai strategi redaksi tayangan infotainment Cek&Ricek dalam mempertahankan rating dan share periode bulan November 2007. Interview dilaksanakan secara indepth interview (wawancara mendalam) dengan Fanny Rahmasari selaku produser dan Duddy selaku produser pelaksana. Interview dilaksanakan pada bulan November 2007 di kantor P.T Bintang Advis Multimedia yang beralamatkan di Jl. Penyelesaian Tomang IV blok 85 no 21 kav DKI Meruya Ilir Jakarta barat. Pada bab sebelumnya telah dijelaskan tentang definisi strategi menurut Stephen Robbins (1990) yaitu: the determination of the basic longterm goals and objectives of an enterprise, and the adoption of course of action and the alocation of resources necessary for carrying out this goals (penemuan jangka panjang perusahaan dan memutuskan arah tindakan serta mendapatkan sumber-sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan.50 Tentunya dalam mencapai tujuan redaksi melaksanakan fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi. Jadi pada bab
ini
penulis
akan
sampaikan
tentang
strategi
perencanaan,
pengorganisasian dan pelaksanaan serta evaluasi redaksi Cek&Ricek dalam mempertahankan rating dan share. Redaksi merupakan organisasi pemberitaan yang memproduksi berita, mulai dari mengumpulkan berita, mengolahnya hingga menyiarkan berita 50
Morissan.MA.Manajemen Media Penyiaran:Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Jakarta, PT. Kencana Prenada Media Group,2008, hal 136
tersebut. Struktur organisasi bagian pemberitaan (news programe) stasiun televisi biasanya terdiri dari sejumlah jabatan mulai dari reporter, juru kamera, kordinator liputan (korlip), produser, eksekutif produser dan direktur pemberitaan (news director).51 Redaksilah yang mempunyai peran penting dalam proses perolehan rating dan share, karena redaksilah yang mengemas tayangan, sehingga apa yang dilakukan oleh redaksi akan sangat berpengaruh terhadap rating dan share. Sedangkan rating program adalah rata-rata jumlah pemirsa pada program tertentu yang dinyatakan sebagai persentase dari kelompok sampel atau potensi total. Angka rating program didasarkan atas unit waktu terkecil 1 menit. Ketika ingin mengetahui banyaknya pemirsa yang menonton suatu program pada lintas periode waktu tertentu.52 Dengan demikian pengertian strategi redaksi tayangan infotainment Cek&Ricek dalam mempertahankan rating dan share periode bulan November 2007 adalah suatu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi manajemen komunikasi yang dilakukan oleh redaksi dalam proses produksi tayangan infotainment Cek&Ricek, dimana dalam proses tersebut
ditanamkan
pengorganisasian, mempertahankan
komunikasi
yang
pelaksanaan rating
dan
dan share
efektif
dalam
evaluasi
program
perencanaan,
sehingga
tayangan
dapat
infotainment
Cek&Ricek sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Teori–teori tersebut digunakan oleh penulis sebagai dasar untuk melakukan analisa data hasil penelitian mengenai strategi redaksi tayangan infotainment Cek&Ricek dalam mempertahankan rating dan share periode bulan November 2007 51 52
Morissan. Jurnalistik Televisi Mutakhir, Jakarta,Ghalia,2004, hal.275. TAQ www.nielsen.co.id
yaitu
episode 1574 hingga episode 1591 atau berdasarkan data dari A.G.B Nielsen yaitu week 0744 (28 Oktober-3 November 2007) hingga week 0748 (25 November-1 Desember 2007). Salah
satu
mendiskripsikan
hal
terpenting
permasalahan
adalah
tersebut
memberikan yaitu
dengan
arah
dalam
menguraikan
sistematika yang telah disusun oleh penulis sebagai berikut: 1. Strategi redaksi tayangan infotainment Cek&Ricek dalam mempertahankan rating dan share periode bulan November 2007. Strategi disini meliputi empat fungsi manajemen yaitu fungsi perencanan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pelaksanaan (management)
dan
fungsi pengawasan. 2. Berapa rating dan share tayangan infotainment Cek&Ricek periode November
2007
dan
apa
strategi
yang
redaksi
lakukan
dalam
mempertahankannya. 4.1 Profil Tayangan infotainment Cek&Ricek Tayangan infotainment Cek&Ricek adalah produksi P.T Bintang Advis Multimedia yang ditayangkan di RCTI. P.T Bintang Advis Multimedia adalah rumah produksi yang khusus memproduksi tayanganan infotainment, selain memproduksi Cek&Ricek, P.T Bintang Advis Multimedia juga memproduksi tayangan Halo Selebriti yang tayang di SCTV. Tayang pertama kali pada 1 Agustus 1997 sekarang Cek&Ricek tayang empat kali dalam seminggu yaitu setiap hari Selasa, Rabu, Jumat dan Sabtu, pada saat penilitian ini dibuat Cek&Ricek tayang setiap pukul 15.00 WIB. Tayangan Cek & Ricek berdurasi 30 menit termasuk iklan dengan presenter Fanny Rahmasari dan Indah kirana. Selain edisi regular, tayangan
Cek&Ricek pernah tayang dalam edisi spesial ramadhan dalam durasi 60 menit dan pernah tayang live dalam edisi sahur setiap hari selama bulan puasa serta pernah juga menayangkan edisi khusus Cek&Ricek spektakuler yang tayang setiap hari Sabtu. Adapun format dari tayangan Cek&Ricek: 1. Jenis
: berita tentang artis, tokoh terkenal dan selebritis
2. Sifat 3. Waktu tayang
: komersial dan hiburan : Selasa, Rabu, Jumat, Sabtu setiap pukul 15.00
WIB 4. Taget audience : ABC, 15+ 4.2 Fungsi Manajemen Tayangan infotainment Cek&Ricek Dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan redaksi tayangan Infotainment Cek&Ricek menggunakan empat fungsi manajemen dalam pelaksanaannya. Di dalam empat fungsi manajemen tersebut terdapat strategi untuk mencapai tujuan. Berikut fungsi manajemen pada tayangan Cek&Ricek: 4.2.1 Fungsi Perencanaan Dalam fungsi perencanaan mencakup kegiatan penentuan tujuan (objectives) media penyiaran serta mempersiapkan rencana dan strategi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.53 Fungsi manajemen meliputi visi dan misi, tujuan, target serta strategi-strategi media penyiaran, dalam hal ini adalah P.T Bintang Advis Multimedia. Menurut Peter Pringle (1991) tujuan media penyiaran terbagi atas tujuan ekonomi, tujuan pelayanan dan tujuan personal: 53
Morissan.MA.Manajemen Media Penyiaran:Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Jakarta, PT. Kencana Prenada Media Group,2008, hal 130
A. Tujuan ekonomi: Tujuan ekonomi adalah untuk meraih keuntungan dari segi keuangan. Cek&Ricek dibeli RCTI dengan cara jual putus yaitu RCTI membeli dengan harga yang telah disepakati dan RCTI berhak atas seluruh materi yang ada pada tayangan Cek&Ricek. Sebagaimana keterangan dari Fanny Rahmasari selaku produser: “ Kita jual putus, jadi kesepakatannya tergantung RCTI, kalau yang pertama kalau tidak salah langsung dikontrak 13 episode atau 52 episode saya lupa, tapi intinya kita jual putus, kita jual kaset, mereka bayar per episode, iklan dia yang tanggung jadi yang cari keuntungan cuma dia, kita cuma dibayar perepisode aja”54 Pada waktu tulisan ini dibuat penulis belum bisa mendapatkan data pasti
tentang
harga
per
episode
namun
mengutip
dari
cyberjob.cbn.net.id dalam sebuah wawancara, H.Ilham Bintang (Direktur Utama P.T. Bintang Advis Multimedia) menjelaskan bahwa keuntungannya berkisar sekitar 20%, "Harga jual awal Rp11 juta/episode(tahun 1997-red). Sekarang ini setiap program itu dihargai cukup mahal, tapi memang lebih murah dibandingkan sinetron," jelas Ilham Bintang. 55 B. Tujuan pelayanan Tujuan pelayanan mencakup kegiatan penentuan program yang dapat menarik audien, penentuan program yang dapat memenuhi minat dan kebutuhan audien sekaligus kegiatan penentuan peran media penyiaran di tengah masyarakat.56 Tujuan pelayanan redaksi
54
55
Wawancara dengan Fanny Rahmasari, Produser C&R tanggal 24 November 2007 Pukul 14.15 WIB
Sumber: CBN
http://cyberjob.cbn.net.id/cbprtl/common/ptofriend.aspx?x=Entrepreneurs&y=cyberjob|0|0|6|112 56 Morissan.MA.Manajemen Media Penyiaran:Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Jakarta, PT. Kencana Prenada Media Group,2008, hal 133
Cek&Ricek tercantum dalam visi & misi perusahaan. P.T. Bintang Advis Multimedia juga melakukan kegiatan-kegiatan sosial antara lain acara rutin pada bulan ramadhan yaitu sahur on the road, bedah masjid, kultum bersama artis. Selain itu P.T. Bintang Advis Multimedia juga mempunyai program lain seperti sunatan masal, Cek&Ricek peduli banjir, Cek&Ricek peduli gempa bumi Jogja dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan tersebut selain sebagai wujud social responsibility perusahaan terhadap masyarakat, juga merupakan strategi untuk meningkatkan awareness masyarakat terhadap tayangan Cek&Ricek. Hal ini diharapkan bisa memberi image yang baik bagi tayangan Cek&Ricek dan diharapkan dengan masyarakat senang terhadap Cek&Ricek mereka akan menonton tayangan Cek&Ricek
sehinga
mampu
menaikkan
rating
dan
share
Cek&Ricek.
C. Tujuan personal Tujuan personal adalah tujuan individu yang bekerja pada media penyiaran yang bersangkutan. Tujuan personal karyawan antara lain dari segi finansial yaitu mendapatkan gaji yang layak, jenjang karier dan kesempatan mengembangkan diri. Selain perusahaan memberikan gaji bulanan dan THR, perusahaan juga memberikan bonus tahunan dan bonus ulang tahun perusahaan. Perusahaan juga
memberi
kesempatan
kepada
karyawan
melanjutkan kuliah pada hari Sabtu dan Minggu.
yang
ingin
Untuk anak
karyawan juga diberikan beasiswa. Selain dari segi financial
perusahaan juga memberikan asuransi kesehatan dan keselamatan bagi karyawan
dan keluarga intinya sehingga karyawan lebih
tenang dalam bekerja. Semua fasilitas diatas merupakan salah satu strategi perusahaan dalam memberikan kenyamanan terhadap karyawannya sehingga diharapkan karyawan bisa bekerja secara maksimal dalam mencapai tujuan perusahaan. Dengan ketenangan dan kenyamanan, karyawan juga akan dengan mudah bekerja untuk menaikkan rating dan share. Tujuan personal redaksi Cek&Ricek tercantum dalam visi & misi VISI: Menjadi infotainment paling baik dan rujukan fakta jurnalistik bagi masyarakat pada tahun 2010 MISI: 1. Menyampaikan informasi fakta lapangan tentang selebriti yang akurat, cover both side, up to date, lengkap, mendalam dan menjunjung tinggi nilai-nilai moral yang berkembang di masyarakat. 2. Memberikan manfaat yang positif bagi stasiun penayangnya. 3. Memberikan kesejahteraan yang memadai bagi karyawan yang memproduksi dan karyawan pendukung produksinya. Selain tujuan, visi dan misi, di dalam fungsi perencanaan juga terdapat target-target yang ingin dicapai. Sebagai sebuah tayangan yang diproduksi oleh production house dan dibeli oleh stasiun penayang (RCTI), maka keberlangsungan tayangan Cek&Ricek sangat dipengaruhi oleh rating dan share. Karena RCTI pasti akan selalu memantau dan mengevaluasi program-program yang dibelinya, dan
salah satu ukuran suatu program untuk diteruskan penayangannnya adalah perolehan rating dan share-nya. Oleh karena itu salah satu target redaksi Cek&Ricek adalah mempunyai nilai rating dan share diatas yang nilai yang diharapkan oleh RCTI. Fanny Rahmasari menjelaskan tentang hal ini:57 “ minimal sama dengan rating yang dia peroleh, share RCTI berkisar 15%, jadi RCTI berharap Cek&Ricek sharenya dari 4 kali tayang itu 15% atau lebih, jadi target kita sebenarnya 17%, karena kalau kita sharenya lebih tinggi daripada share RCTI secara keseluruhan maka kita akan menyumbangkan ke RCTI share kita. Tapi kalau kita sharenya dibawah, berarti kita disubsidi oleh program-program lain”. Jadi rating dan share tayangan Cek&Ricek minimal sama dengan
rating dan share rata-rata RCTI. Berikut adalah data share stasiun televisi ada saat penelitian ini dibuat.58
Selain target rating dan share, target yang harus ditentukan adalah biaya produksi. Biaya produksi per episode tayangan Cek&Ricek jangan sampai melebihi harga per episode yang diperoleh dari RCTI. Dari pengamatan penulis, dalam memproduksi satu episode, episode, tayangan Cek&Ricek tidak mengeluarkan banyak biaya. Hal ini karena Cek&Ricek sudah hampir 10 57 58
Wawancara dengan Fanny Rahmasari, Produser C&R tanggal 24 November 2007 Pukul 14.15 WIB Data A.G.B Nielsen bulan November 2007
tahun berjalan dan sudah memiliki alat untuk produksi sehingga biaya yang dikeluarkan hanya untuk kegiatan administrasi dan liputan saja. Dari pengamatan penulis target dalam hal biaya produksi telah bisa diatasi oleh redaksi Cek&Ricek karena investasi mereka terhadap peralatan produksi mampu meminimkan pengeluaran. Redaksi juga mempunyai divisi peralatan yang bertugas menjaga dan merawat semua peralatan produksi sehingga semua alat terawat dan dapat digunakan dalam waktu yang maksimal. Salah satu bagian dari fungsi perencanaan adalah strategi. Strategi yang akan penulis bahas disini adalah strategi yang berhubungan dengan usaha redaksi untuk mempertahankan rating dan share. Dari hasil penelitian penulis maka strategi yang terpenting adalah dalam hal pemilihan topik berita dan jam tayang. Pemilihan topik berita sangat penting, dalam satu hari banyak sekali berita yang masuk ke redaksi, namun tidak semuanya bisa ditayangkan. Berita dengan topik tentang isu-isu besar dan tentang artis yang sedang tenar akan disukai pemirsa. Sedangkan strategi dalam hal jam tayang adalah bagaimana menyiasati persaingan Cek&Ricek dengan kompetitor. RCTI sebagai stasiun televisi penayang menentukan jam tayang Cek&Ricek. Sehingga Cek&Ricek harus mampu berebut porsi share dengan kompetitor. Pada saat penilitian ini dibuat Kompetitor Cek&Ricek adalah:59
59
Data A.G.B Nielsen bulan November 2007
CEK & RICEK vs kompetitors Thursday, 15:00-15:30 / ABC,MF,5+ - All Markets Channel RCTI TRANS TV SCTV TI IVM TRANS7 LATV ANTV GTV METRO TV
Program CEK&RICEK JELAJAH KASAK KUSUK KASUSS KISS FIREHOUSE TALE COA INDONESIA LIGA DJARUM MTV GLOBAL ROOM BISNIS HARI INI
CEK & RICEK vs kompetitors Wednesday, 15:00-15:30 / ABC,MF,5+ - All Markets Channel RCTI TRANS TV SCTV TPI IVM TRANS7 LATV ANTV GTV METRO TV
Program CEK&RICEK JELAJAH KASAK KUSUK KASUSS KISS FIREHOUSE TALE SERIAL TUYUL & MBAK YUL LIGA DJARUM MTV GLOBAL ROOM BISNIS HARI INI
CEK & RICEK vs kompetitors Friday, 15:00-15:30 / ABC,MF,5+ - All Markets Channel RCTI TRANS TV SCTV TPI IVM TRANS7 LATV ANTV GTV METRO TV
Program CEK&RICEK JELAJAH KASAK KUSUK KASUSS KISS FIREHOUSE TALE BERMAIN SAMBIL BELAJAR WORLD KICK OFF MTV GLOBAL ROOM BISNIS HARI INI
CEK & RICEK vs kompetitors Saturday, 15:00-15:30 / ABC,MF,5+ - All Markets Channel RCTI TRANS TV SCTV TPI IVM TRANS7 LATV ANTV GTV METRO TV
Program CEK&RICEK SINEMA DONGENG SINEMA SIANG SERIES CERITA KISS HIGHLIGHT OTOMOTIF KELUARGA DACIL LIGA DJARUM MTV RUMAH GUE REPUBLIK MIMPI
4.2.2 Fungsi Pengorganisasian Cek&Ricek diproduksi oleh P.T Bintang Advis Multimedia (BAM). Selain memproduksi Cek&Ricek P.T Bintang Advis Multimedia juga memproduksi tayangan infotainment Halo Selebriti yang tayang di SCTV. Adapun susunan pengurusnya antara lain H. Ilham Bintang (Direktur Utama), Eko Yuswanto (Direktur), H. Marah Sakti Siregar (Komisaris Utama) dan Ny Adesiarwati (Komisaris). Dalam proses produksi dan penetapan keputusan yang berhubungan dengan produksi, tayangan Cek&Ricek dikelola oleh redaksi Cek&Ricek. Redaksi Cek&Ricek mempunyai struktur organisasi dimana setiap bagiannya mempunyai job description masing-masing. Untuk lebih jelasnya struktur redaksi bisa dilihat pada gambar berikut:
Gambar IV.1 Struktur redaksi Cek&Ricek Pemimpin Redaksi
Produser Cek&Ricek Produser pelaksana Koordinator peralatan dan paska produksi
Koordinator liputan
Koordinator Dokumentasi
Sekretaris redaksi
Editor
Kamerawan
Staf dokumentasi
Dubber
Staf peralatan
Reporter
Presenter
Penulis naskah Driver Setiap posisi dari jabatan tersebut mempunyai tanggung jawab dan pembagian kerja masing-masing. Berikut penjelasan tugas dan tanggung jawab masing-masing jabatan: 1. Pemimpin
redaksi:
Bertanggung
jawab
pada
program
secara
keseluruhan, mengatur dan mengarahkan kemana tujuan program, menentukan kebijakan yang berhubungan dengan masa depan program 2. Produser: Bertanggung jawab pada program secara keseluruhan baik segi editorial, format & content program, budgeting program maupun manajemen personil tim Cek&Ricek
3. Produser pelaksana: Bertanggung jawab pada program secara keseluruhan dalam pelaksanaan, mulai dari merencanakan tayangan, memproduksinya hingga mengawasi dalam paska produksi 4. Koordinator Peralatan dan paska produksi: Bertanggung jawab pada seluruh fasilitas untuk produksi dan paska produksi. 5. Penulis naskah: Bertanggung jawab untuk mengolah materi liputan manjadi naskah siap tayang, menyelesaikan naskah tayang hingga kemudian melakukan proses editing naskah 6. Koordinator Liputan : Bertanggung jawab untuk mengatur lalu lintas dalam proses eksekusi materi berita. Mengumpulkan dan menyaring informasi yang di dapat oleh tim liputan 7. Reporter: Bertanggung jawab terhadap pembuatan berita dilapangan, pengumpulan data dan pencarian informasi. 8. Kamerawan: Bertanggung jawab terhadap pemilihan gambar yang telah diambil oleh kamera di lapangan agar layak ditayangkan di program. 9. Editor:
Bertanggung
jawab
dalam
penyuntingan
gambar
dan
pengemasan program sehingga layak tayang serta menampilkan kreasi gambar yang baik, menarik dengan berpatokan pada naskah yang dibuat. 10. Presenter: Bertanggung jawab sebagai pembawa acara Tayangan Cek&Ricek. 11. Dubber: bertugas membaca naskah 12. Koordinator dokumentasi; bertanggung jawab terhadap dokumentasi, menyediakan dokumentasi yang dibutuhkan oleh redaksi.
Dalam kegiatannya sehari-hari masing-masing posisi melaksanakan tugasnya berdasarkan job description yang telah dibuat dengan berpedoman pada standart operating procedure. Sebagaimana bagan struktur diatas, maka pengarahan dilakukan oleh atasan kepada bawahan. Pada waktu penelitian ini posisi penulis naskah dan koordinator liputan sedang tidak terisi, namun redaksi tetap bisa menjalankan kegiatannya karena tugas dan tanggung jawab koordinator liputan diambil alih oleh produser pelaksana dan tugas penulisan naskah dilakukan oleh reporter dengan supervisi dari produser pelaksana dan produser.
4.2.3 Fungsi Pelaksanaan Tahap ini adalah tahapan produksi tayangan Cek&Ricek mulai dari pra produksi, produksi hingga paska produksi. Tahapan tersebut adalah: A. Pra produksi: 1. Menentukan topik peliputan melalui rapat redaksi 2. Mengembangkan konsep 3. Menetapkan tujuan dan pendekatan produksi 4. Menentukan reporter dan kamerawan yang bertugas (tim liputan) 5. Pertemuan produksi dengan anggota tim utama B. Produksi 1. Peliputan Berita 2. Penyusunan Rundown 3. Membuat naskah 4. Time code 5. Capturing/digitize stockshot 6. Shooting Presenter
C. Paska produksi
1. Dubbing 2. Offline Editing 3. Menentukan durasi berita 4. Online Editing 5. Graphic 6. Mixing 7. Preview dan Persetujuan layak tayang 8. Print to Tape 9. Delivered to RCTI
4.2.3.1 Tahap Perencanaan (Pra Produksi) Tahap perencanaan merupakan tahap awal dari proses produksi tayangan Cek&Ricek. Dalam tahap ini redaksi melakukan rapat yang biasa disebut
rapat
redaksi.
Rapat
redaksi
membahas
semua
hal
yang
berhubungan dengan proses produksi, mulai dari materi berita yang akan diliput, berita yang akan ditayangkan, tim yang meliput sampai hal-hal pendukung produksi seperti mobil liputan, surat ijin dan lain-lain. Rapat redaksi Cek&Ricek biasanya dilakukan pada hari Rabu, dihadiri oleh produser, produser pelaksana, koordinator peralatan dan paska produksi, kamerawan, reporter, sekretaris redaksi dan editor. Pada tahap perencanaan ini semua hal yang berhubungan dengan produksi disiapkan, bagi reporter, ia harus mencari data-data tentang berita yang akan diliput, bagi kamerawan, ia harus mempersiapkan peralatannya. Semua telah diatur dalam Standart Operating Procedure (SOP).
Tahap
pra-produksi
merupakan
tahap
yang
penting,
selain
mempersiapkan hal-hal teknis, redaksi juga mempunyai strategi tersendiri untuk mendapatkan berita, membuat pre-rundown dan mempersiapkan tayangan, hal ini seperti diungkapkan oleh Duddy sebagai Produser pelaksana:60 “Tahap pra produksi adalah tahap perencanaan, di Cek&Ricek sendiri pada tahap pra produksi merupakan tahap pengumpulan berita yang akan diliput, maka strategi redaksi untuk selalu mendapatkan berita adalah menjaga hubungan baik dengan sumber berita, ini sangat penting, karena informasi bukan hanya diperoleh dari reporter, kita juga selalu mempunyai akses ke hampir semua media, mulai dari cetak, tv, internet, dll. Berita yang eksklusif biasanya kita dapatkan dari sumber berita yang mau berbicara kepada kita karena mereka percaya pada kita. Pada tahap ini kita juga membuat pre-rundown yang sangat berpengaruh, dalam membuat pre-rundown kita juga menerapkan strategi penempatan berita, berita apa saja yang bisa mengikat penonton untuk tetap setia menonton tanpa harus pindah channel, dan kalaupun mereka pindah channel pada waktu commercial break, mereka akan kembali menonton tayangan kita, disini kita juga mengamati program dari station lain yang tayang pada jam yang sama, kita harus berebut share dengan mereka, disini kita juga harus merencanakan strategi tersendiri”. Rapat Redaksi Rapat redaksi merupakan rapat yang biasa dilakukan redaksi untuk meng-evaluasi program yang sudah tayang dan membahas apa yang akan ditayangkan. Rapat akan memberikan keputusan peristiwa atau acara apa saja yang perlu diliput, liputan apa yang menjadi berita utama (top stories) untuk hari itu, siapa wartawan yang akan meliputnya dan berbaga hal lainnya.61 Redaksi Cek&Ricek sendiri melakukan rapat redaksi setiap hari Rabu seperti yang dijelaskan oleh Fanny Rahmasari: 62 “Rapat redaksi dilaksanakan pada hari rabu, tapi itu yang rutin diluar itu tiap hari kita ada rapat briefing”. 60
Wawancara dengan Duddy, Produser Pelaksana C&R tanggal 24 November 2007 Pukul 16.15 WIB Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir , Ramdina prakarsa,jakarta,2004,hal285 62 Ibid 61
Ketika ditanya kenapa memilih hari Rabu untuk rapat redaksi mingguan, lebih jauh Fanny menjelaskan : 63 “Pemilihannya lebih pada efektivitas saja … kalau hari Rabu itukan kita selesai deadline, tidak diganggu oleh deadline sehingga kita bisa menyiapikan materi buat Jumat atau Sabtu, selain itu juga hari itu kita terima rating, tapi sebenernya rating itu tidak begitu pengaruh, karena sekarang kita bisa terima rating tiap hari, jadi yang tayang kemarin hari Selasa, hari Rabu kita sudah terima ratingnya”. Sementara itu Duddy juga menambahkan keterangan dari Fanny: 64 “ Rapat redaksi biasanya dilakukan pada hari Rabu, karena pada hari Rabu kita tidak deadline, jadi bisa lebih tenang, namun diluar rapat redaksi selalu ada koordinasi antara pemimpin redaksi, produser dan produser pelaksana, selain itu juga saya berkoordinasi dengan reporter dan kameramen setiap saat untuk selalu meng-up date berita dilapangan”.
Rapat redaksi biasanya dihadiri oleh produser, produser pelaksana, reporter, kamerawan, sekretaris redaksi dan tim dokumentasi. Rapat dipimpin oleh produser atau produser pelaksana. Dalam rapat dibahas tentang apa saja yang telah diperoleh, apa saja yang belum diperoleh atau gagal diperoleh dan apa ada masalah dengan tayangan sebelumnya. Rapat juga membuat perencanaan berita yang akan diliput dan berita yang akan ditayangkan. Duddy menjelaskan apa yang dibahas dalam rapat redaksi: 65 “ Pertama kita akan meng-evaluasi berita yang sudah tayang dan berapa ratingnya, untuk selanjutnya kita buat strategi agar kita selalu dapat rating yang bagus. Kita juga me-listing berita apa yang masuk ke redaksi, beritaberita itu kan ada yang dari reporter, dari media lain, undangan, fax dan lainlain, nah dari berita-berita yang masuk tadi kita akan pilih untuk kita follow up dan kita jadikan pre-rundown untuk episode selanjutnya. Selain menentukan berita apa yang diliput juga ditentukan siapa yang akan meliputnya. Dalam rapat redaksi kalau produser berhalangan hadir maka saya yang akan memimpinnya, pada dasarnya saya mengkoordinasikan tim liputan, lebih pada pelaksanaan bagaimana agar redaksi bisa dapat berita sehingga bisa membuat tayangan yang bagus. yang hadir dalam rapat redaksi ya reporter, kameramen, sekretaris redaksi, tim dokumentasi dan yang pasti produser”.
63
Ibid Ibid 65 Ibid 64
Rapat redaksi merupakan
tempat pertemuan dari berbagai ide dan
gagasan, disini semua anggota rapat saling memberikan ide-ide mereka, tujuannya adalah untuk memperbaiki yang kurang dan juga memberikan yang terbaik untuk kedepannya. Menurut Fanny, dari rapat redaksi itu lah proses kerja dimulai: 66 “Kita evaluasi, dari hasil rating yang diterima, kemudian kita proyeksi materi apa yang akan kita liput, kemudian yang akan kita rancang untuk tayangan berikutnya apa”. Selain membahas tentang hasil rating, rapat redaksi akan menentukan berita apa yang akan ditayangan. Berita diperoleh dari banyak hal, dalam satu haripun banyak berita yang masuk ke redaksi, namun tidak semua berita akan diliput, bahkan berita yang sudah diliput pun belum tentu akan ditayangkan, hal ini karena memperhatikan perkembangan yang ada, apa yang disukai penonton dan apa berita yang sedang hangat. Yang menjadi perhatian lagi adalah penempatan berita, menempatkan urutan berita merupakan strategi tersendiri untuk menghasilkan rating dan share yang bagus. Duddy menjelaskan tentang kriteria berita yang diliput oleh redaksi: 67 “ Kita tetap berpedoman dan mengutamakan pada tiga hal yaitu berita yang eksklusif, tentang isu besar dan tentang artis populer. Kita sudah jarang meliput acara launching, kecuali memang ada kerjasama atau built in dengan program kita, atau hanya untuk stok gambar saja”.
Pemilihan berita yang akan diliput tentunya juga berpengaruh terhadap kinerja redaksi, karena tidak banyaknya kru peliput (reporter, kamerawan dan driver) maka liputan hanya diutamakan pada berita-berita yang punya kemungkinan mendatangkan rating saja, walau tidak menutup kemungkinan
66 67
Ibid Ibid
untuk tetap meliput berita-berita lain, hal ini seperti yang dijelaskan oleh Duddy: 68 “ Dalam satu episode kita biasanya punya stok berita banyak, namun tidak semuanya kita tayangkan, selain karena batasan durasi, Cek&Ricek juga membatasi berita yang akan ditayangkan, pada dasarnya kita melihat berita itu sendiri, kalau memenuhi tiga hal yaitu eksklusif , aktual, dan tentang artis popular, maka berita-berita tersebut yang diutamakan dan akan diangkat atau ditayangkan “.
Ini tentunya merupakan sebuah strategi tersendiri dimana redaksi hanya akan meliput berita-berita yang menarik bagi penonton. Rapat redaksi juga membahas tentang proyeksi, berita apa yang akan ditayangkan pada episode selanjutnya. Prosesnya dimulai dari pemimpin rapat me-listing berita yang masuk dan yang sedang beredar atau hangat dimasyarakat, berita yang masuk ke redaksi bisa dari banyak hal, seperti dari penelusuran reporter, dari media lain, maupun dari sumber-sumber berita yang tentunya dipercaya. Setelah membuat list berita yang masuk, selanjutnya adalah memilih beritaberita yang diprediksikan akan diminati oleh penonton. Salah satu strategi dalam menghadapi persaingan dengan infotainment lain, Cek&Ricek berusaha memilih angle berita yang berbeda dengan infotainment lain yang mempunyai khas tersendiri.
Rapat Proyeksi Rapat redaksi membahas proyeksi ke depan program Cek&Ricek. Pada bagian ini perencanaan dibuat. Hal ini seperti dikatakan Fanny selaku produser: 69 “Rapat proyeksi akan menentukan berita apa yang akan diliput dan anglenya apa, jadi disitu kita dapat masukan berita apa yang ada di lapangan dari reporter, nah kita menentukan anglenya”. 68 69
Ibid Ibid
Setelah berita beserta anglenya sudah dipilih, maka langkah selanjutnya
adalah
menentukan
tim
peliputnya,
siapa
reporter
dan
kamerawan yang meliput berita tersebut, disini juga terdapat strategi tersendiri. Seorang reporter biasanya mempunyai kedekatan tersendiri dengan narasumber yang dalam dunia infotainment kebanyakan artis. Kedekatan reporter dengan artis memberi nilai lebih, karena artis akan lebih percaya pada reporter yang memang sudah dia kenal. Selain itu ada kerabat kerja yang one man show yaitu seorang reporter yang juga merangkap sebagai kamerawan. Digunakannya one man show disini selain memang reporter tersebut punya kemampuan juga karena merupakan sebuah strategi, dengan adanya one man show berarti tim liputan bertambah walaupun jumlah kerabat kerjanya sama, dan mereka secara mandiri bisa dikirim kemanapun. Hal ini seperti dijelaskan oleh Duddy: 70 “ Setiap reporter dan kameramen biasanya mempunyai kedekatan dengan beberapa artis, reporter ini dekat dengan artis C,D,E,F misalnya, sedangkan reporter satunya dekat dengan artis G,H,I,J. disini kita harus memanfaatkan kedekatan mereka, karena kedekatan mereka akan membuat rasa nyaman bagi si artis ketika di wawancara sehingga mereka lebih terbuka kepada kita, dan kita bisa leluasa mengorek informasi dari mereka. Maka strategi kita adalah dengan mengirimkan tim liputan yang lebih dekat dengan artis yang akan kita liput. Walaupun ini tidak selalu menjadi acuan, kadang-kadang ada tim liputan yang sedang berada di lapangan, kebetulan mereka dekat dengan sumber berita yang kita butuhkan, bisa saja mereka kita minta mampir untuk meliput, daripada kita mengirim tim baru dari kantor. Selain reporter dan kameramen kita juga menggunakan model one man show, seorang reporter yang juga merangkap sebagai kameramen, sekarang kita punya dua orang. Dengan one man show tim liputan kita bertambah tanpa harus menambah kru, ini juga salah satu strategi,dengan semakin banyaknya tim liputan kita berarti semakin banyak berita yang bisa kita liput, semakin banyak narasumber yang bisa kita wawancarai, semakin lengkap berita yang kita sajikan. Semakin banyak berita yang kita liput berarti kita punya banyak pilihan berita. Dan berita yang terbaik yang kita pilih untuk penonton”.
Proses peliputan adalah awal dari produksi program Cek&Ricek. Proses 70
Ibid
peliputan sangat berpengaruh ke depannya. Untuk itu redaksi selalu berusaha meliput berbagai berita yang memang menarik bagi penonton. Sebagai pedoman dalam meliput, tim liputan sudah mempunyai pegangan yaitu topik dan news angle yang sudah dibahas di rapat proyeksi. Data hasil rapat proyeksi selama bulan November 2007 bisa dilihat di lampiran.
Pertemuan Informal Diskusi tentang berita yang akan diliput dan yang akan ditayangkan tidak hanya di dalam rapat redaksi, namun setelah rapat redaksi produser dan produser pelaksana melakukan pertemuan informal yang membahas beritaberita baru dan juga perkembangan berita yang ada di lapangan. Pertemun informal tidak dilakukan di ruang rapat, namun di ruang redaksi maupun di ruang produser, pertemuan ini bukan pertemuan formal, namun lebih kepada diskusi dan pengarahan saja. Dari pertemuan informal inilah produser dan produser pelaksana harus bisa memberikan
keputusan cepat atas
perkembangan berita yang ada. Mereka juga harus bisa mengantisipasi dan harus mampu memberikan alternatif bagi tim liputan apabila tim liputan mengalami kesulitan dalam memperoleh berita yang telah diproyeksikan dalam rapat redaksi. Dalam rapat internal ini rundown juga bisa dirubah. Hal ini seperti disampaikan oleh Duddy: 71 “Kita harus selalu siap dengan berbagai hal yang tidak pasti dilapangan., misalnya kita ingin mendapatkan wawancara dengan seorang artis, kita telah mendatanginya di lokasi suting namun ternyata dia tidak mau ngomong dan langsung pergi, maka kita harus punya inisiatif untuk mendapatkan sumber berita yang lain, karena tidak mungkin kita stop sampai disitu aja, kita harus tetap bisa memberitakan tentang artis tersebut namun tetap menarik bagi penonton. Biasanya kalau kita tidak bisa mendapatkan wawancara dengan narasumber yang kita inginkan maka kita akan cari second opinion dari narasumber lain yang masih berkompeten atau berhubungan dengan isu artis tersebut tentunya yang tidak kalah menarik. Nah ini biasanya kita tentukan ketika kita dapat kabar dari lapangan, lalu saya dan produser melakukan diskusi, bisa dalam pertemuan inforrmal atau lewat telfon”. 71
Ibid
4.2.3.2 Tahap Pelaksanaan Produksi Setelah melakukan tahap perencanaan, kemudian tim liputan yang terdiri dari kamerawan, reporter dan driver melaksanakan peliputan di lapangan. Cek&Ricek mempunyai 5 tim yang biasanya dalam satu hari bisa meliput
ke tujuh
hingga
sepuluh
lokasi
liputan.
Tim
liputan
akan
mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan berita yang akan ditayangkan, sesuai dengan yang telah dibahas pada rapat proyeksi. Reporter dan kamerawan harus bisa memilah apa saja yang bagus untuk bisa dijadikan sebuah tayangan yang menarik, oleh karena itu reporter dan kamerawan harus berkoordinasi agar kamerawan menyesuaikan pengambilan gambar yang sesuai dengan news angle. Kamerawan juga harus mengambil gambar lain sebagai gambar pendukung atau stockshot yang akan sangat berguna bagi proses editing. Pelaksanaan strategi dalam mempertahankan rating dan share dimulai dari proses pencarian berita atau liputan.
Proses Liputan Liputan adalah bagian penting bagi redaksi pemberitaan. Disinilah proses pengumpulan berita dilaksanakan. Berita-berita yang diliput nantinya akan diolah lagi sehingga menjadi tayangan yang menarik. Dalam satu hari redaksi Cek&Ricek rata-rata melakukan 7 liputan dengan tema masingmasing. Walaupun banyak melakukan liputan namun tidak semua berita yang diliput akan ditayangkan, hal ini karena faktor durasi yang dimiliki Cek&Ricek. Dari durasi tayang 30 menit, materi Cek&Ricek hanya maksimal 24 menit, sedangkan sisanya adalah commercial break. Cek&Ricek dibagi menjadi 4
segmen, segmen pertama terdiri dari opening bumper, pengantar berita, opening host lalu berita lanjutan dari pengantar berita, segmen kedua, ketiga dan keempat masing-masing terdiri dari satu topik berita, namun apabila berita pendek bisa dibuat dua topik berita dalam satu segmen. Berita-berita yang diliput oleh redaksi Cek&Ricek adalah seperti yang dijelaskan oleh Fanny: 72 “ Kita memang punya kriteria mana berita yang layak tayang mana yang tidak, artinya berita yang layak tayang di Cek&Ricek dilihat dari misalnya tokohnya, tokohnya itu harus artis papan atas yang punya impact tinggi, sehingga artis kelas B akan tidak diprioritaskan masuk ke dalam pemberitaan Cek & Ricek, kedua, isunya sendiri kuat atau tidak, artiya pokok permasalahannya apa, Jadi ketika kita tidak tahu inti permasalahannya, Cek&Ricek menolak untuk mengambil bagian, jadi pertama memang kita harus lihat dulu tokohnya, nggak boleh sembarangan orang, infotainment lain, dangdut bisa masuk, kalau di Cek&Ricek kita lihat dulu ceritanya, isunya, yang kedua pokok permasalahnnya, apa sih anglenya, itu kriteria Cek&Ricek, kalau membahas putus nyambung pacaran itu tidak menjadi prioritas Cek&Ricek, tapi ini bisa diangkat tapi dengan konfigurasi atau framing yang sedemikian rupa ” Dari sedikitnya jumlah durasi yang dimiliki oleh Cek&Ricek maka redaksi harus memilah-milah berita apa saja yang akan diliput dan nantinya akan ditayangkan. Dalam satu hari banyak berita yang masuk ke redaksi, sehingga pemilihan berita yang akan diliput akan sangat berpengaruh bagi efektifitas kerja redaksi. Proses liputan dimulai setelah rapat redaksi. Sekretaris redaksi akan menulis di papan, tugas-tugas bagi tim liputan sehingga masing-masing kerabat kerja bisa melihat tugas-tugas hari itu. Tim liputan telah ditentukan pada rapat redaksi, walaupun tidak menutup kemungkinan adanya perubahan tim peliput. Setelah tahu tugas-tugasnya lalu tim liputan memulai kerjanya, bagi reporter dia akan menghubungi narasumber dan membuat janji kapan
72
Ibid
bisa melakukan wawancara. Sementara kamerawan juga mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan, seperti kamera, mic, tripod dan kaset. Begitu juga driver, dia harus mempersiapkan mobil liputan. Setelah semua disiapkan maka tim liputan akan berangkat untuk meliput. Disini setiap anggota tim liputan harus mempunyai strategi yaitu harus mempersiapkan diri dan alat sebelum berangkat meliput agar segala kendala dalam peliputan data diminimalisir. Redaksi Cek&Ricek mempunyai beberapa macam liputan, antara lain liputan tematik, liputan hunting, liputan konferensi pers, liputan built in dan liputan eksklusif. Masing-masing mempunyai cara peliputan tersendiri namun pada dasarnya setiap tim sudah mempunyai target hasil yang harus terpenuhi. Liputan tematik adalah bagian dari strategi khusus bagi redaksi Cek&Ricek, Cek&Ricek yang sudah 10 tahun tentunya mempunyai banyak gambar stockshot yang bisa diangkat untuk dibuat berita lagi. Hal ini seperti dijelaskan oleh Fanny: 73 “ Tematik ada, kita fleksibel saja, dalam arti kita lihat kekuatan berita itu, kita lihat juga momennya. Sekarang Cek&Ricek tidak seperti SILET(Infotainment lain-red) yang dari awal hingga akhir membahas tentang suatu topik dengan banyak narasumber dan dikupas sedalam-dalamnya, kita nggak seperti itu, tapi kita sama seperti berita-berita infotainment yang lain yang tiap segmen beda topik, berita itu beragam, tapi kita sifatnya fleksibel, ketika berita itu sifatnya eksklusif, misalnya waktu itu Tamara Blezynsky untuk pertama kali mau bicara kepada media secara eksklusif kepada Cek&Ricek, nah kita taruh dia paling atas beritanya, tapi di segmen bawahnya muncul lagi, di segmen akhir, nah itu mungkin saja, jadi ada dua segmen yang menampilkan tokoh yang sama, wawancaranya pada momen yang sama pula, itu mungkin saja, nah itu kita pikir untuk mengikat penonton. Kemudian pernah juga ketika Taufik Savalas meninggal dunia, meninggalnya hari rabu dan kemudian kita tayang hari jumat, itu dari segmen awal hingga segmen akhir membahas tentang Taufik semua. Alasannya karena momennya ada, baru kejadian, beritanya aktual, kemudian Taufik itu tokoh yang sangat spesial, sangat istimewa dan kita punya stock gambar yang banyak”. 73
Ibid
Liputan eksklusif merupakan liputan khusus dimana hanya tim Cek&Ricek yang melakukan wawancara. Liputan eksklusif mempunyai nilai lebih karena liputan eksklusif menjadikan berita di Cek&Ricek menjadi istimewa, hal ini seperti diungkapkan Fanny: 74 “ Berpengaruh sekali, jadi dari rating itu sebenernya kita bisa menentukan berita apa yang menarik, karena itu benar-benar gambaran penonton itu maunya seperti apa, berita-berita yang berpotensi menghasilkan rating yang besar itu adalah satu yang ekslusif, artiya cuma kita yang punya, tapi juga lihat-lihat, kalau eksklusif ditambah artis papan atas yang ngomong. Katakanlah Tamara Blezynsky. Waktu itu memang dia sedang banyak dicari infotainment, selama ini dia tidak pernah mau ngomong, dia juga artis papan atas, nah dia mau bicara di Cek&Ricek, itu ratingnya bagus. Ada juga artis yang belum pernah ngomong di media manapun, tapi bukan artis papan atas, jadi yang dimaksud artis papan atas itu artis yang sangat dikenal, yang memang ada aktifitasnya, yang tidak vakum, Tamara kan juga tidak vakum, ketika dia ramai diberitakan itu dia main film dan sinetron. Ada juga artis yang sudah jarang tampil di tv tiba-tiba muncul dengan kabar perselingkuhan, ini tidakk akan berefek, eksklusif sangat berpengaruh, trus yang lain berita yang aktual dilapangan, dalam arti, misalnya seorang artis menikah, pada hari selasa, nah kalau paginya kita liput, sore tayang, biasanya ratingnya tinggi, tapi dengan catatan berita pernikahannya itu satu, tidak banyak diketahui orang, jadi orang kaget gitu, atau misalnya ada artis dari dulu digosipin akan meniah terus, tapi belum banyak ngomong ke media, ketika dia menikah, diliput dan baru mau ngomong, nah itu aktual, eksklusif dan menarik, kemudian berita apa yang bagus, ya artis-artisnya yang lagi ngetop saat ini dengan sinetronnya yang lagi ngetop, Naysila misalnya, saat ini berita tentang dia yang bisa meningkatkan rating. Sama terakhir tentunya berita-berita yang tragis, kecelakaan, kematian, nah itu pasti ratingnya bagus. Karena orang punya empati, simpati yang dalam terhadap hal itu”. Untuk bisa mendapatkan liputan yang eksklusif maka redaksi mempunyai strategi sendiri seperti diungkapkan Fanny: 75 “Kalau kita dapat liputan eksklusif biasa karena kita mempunyai hubungan yang baik dengan narasumber, artinya kita mempunyai hubungan yang istimewa dengan mereka, mereka percaya kita, mereka mau ngomong sama kita karena mereka percaya pada media kita, bahwa dia tidak akan diberitakan macam-macam”.
74 75
Ibid Ibid
Strategi dalam proses peliputan antara lain bagi reporter ia harus bisa mendekati
narasumber,
karena
kedekatan
antara
reporter
dengan
narasumber akan menciptakan kenyamanan bagi narasumber sehingga narasumberpun tidak akan “pelit” dalam memberikan keterangan. Reporter juga harus pandai dalam mencari informasi, untuk itu reporter harus selalu mengikuti perkembangan informasi yang ada di lapangan. Strategi bagi kamerawan adalah bagaimana dia harus bisa memperoleh gambar yang bagus. Untuk itu seorang kamerawan harus memahami berita yang diliputnya. Kamerawan harus mengerti gambar-gambar yang mempunyai nilai berita tinggi, dengan kualitas gambar yang bagus dan suara yang jernih akan membuat penonton betah untuk menonton tayangan. Hasil pengambilan gambar oleh kamerawan merupakan modal dasar, apabila gambar yang diambil kualitasnya kurang bagus, maka kebelangkangnya akan memberikan pengaruh terhadap tayangan. Peran driver juga tidak kalah pentingnya, driver harus tahu dan bisa mengantarkan tim ke lokasi sehingga tim bisa melakukan liputan dengan tenang dan semua target yang telah di bahas di rapat redaksi bisa dicapai. Setelah tim selesai meliput mereka kembali ke kantor redaksi untuk selanjutnya melakukan proses timecoding.
Proses Timecoding Proses timecoding merupakan proses pencatatan atas hasil liputan. Dari kaset yang direkam oleh kamerawan terdapat gambar beserta suara dan wawancara. Timecoding bagi reporter adalah memindahkan hasil wawancara ke dalam bentuk tulisan. Reporter akan mem-preview kembali hasil wawancara dan menyalinnya dalam bentuk tulisan yang nantinya akan digunakan oleh penulis naskah untuk membuat naskah. Timecoding bagi
kamerawan adalah mencatat waktu timecode gambar-gambar yang bagus. Disini kamerawan harus bisa memilih gambar yang bagus untuk proses editing. Pada proses timecoding ada peran dari tim dokumentasi. Tim dokumentasi akan mencari kaset-kaset lama yang berhubungan dengan berita yang akan diturunkan. Gambar-gambar tersebut berguna sebagai gambar pendukung. Strategi yang diterapkan diproses timecoding adalah bahwa semua pihak harus bisa memilih gambar yang bagus, karena akan berpengaruh terhadap efektifitas kerja paska produksi.
Penulisan Naskah Naskah mempunyai peran yang sangat penting dalam sebuah berita, naskah mengantarkan pemirsa mengerti dan mengetahui berita yang disampaikan. Naskah yang baik mampu memberikan informasi dengan singkat, padat dan jelas bagi pemirsa. Strategi dalam penulisan naskah adalah dengan memberikan informasi dengan dramatisasi dan permainan kata yang mampu memikat pemirsa sehingga pemirsa akan selalu tetap menonton tayangan Cek&Ricek Hal ini seperti disampaikan oleh Fanny: 76 “Kita berpegang teguh pada prinsip kerja jurnalistik, berdasarkan fakta, dapat dipertanggung jawabkan, balance dan yang ketiga Cek&Ricek itu bercerita, jadi dia tidak memberitakan aja apa yang terjadi dilapangan tapi, inti permasalahannya diketahui, apa sih dibalik persoalan yang sedang dibahas”. Selain naskah yang bagus yang tidak kalah pentingnya adalah proses voice over. Voice over atau dubbing adalah naskah yang dibaca. Seorang dubber harus bisa memahami dan menjiwai naskah yang dibacanya sehingga
76
Ibid
pemirsa yang mendengarnya-pun akan betah untuk menonton. Hal ini seperti diungkapkan oleh Fanny: 77 “VO itu sangat mempengaruhi, artinya kalau kita sudah membuat naskah sedemikian rupa, kita berharap pembaca naskah ini menghayati cerita sehingga dia bacanya tidak monoton atau yang cuma baca saja tapi harus ada intonasi khusus, harus ada yang mampu memainkan emosi, karena tayangan kita kan audio visual ya, audio itu sangat berpengaruh sekali, kalau menurut saya audio dulu baru gambar, artinya naskah dulu, yang akan dibaca dubber, baru setelah itu gambar, tanpa mengurangi pentingnya gambar, tapi maksudnya begini, kalau orang dengar suara, orang bisa membayangkan, sehingga menurut saya sound itu yang pertama, nah jadi bagaimana dia menceritakan lewat naskah itu penting sekali, naskah itu jiwanya infotainment, tapi naskah itu tidak akan berarti apaapa kalau tidak dibacakan dengan tepat, terakhir untuk melengkapi itu, kita kasih gambar yang bagus, karena kita harus paham, kondisi psikologis orang lagi nonton tv apalagi pas jam 3 jam 4 yang nonton ibu-ibu, dia pasti tidak fokus nonton, dia pasti sambil melakukan sesuatu, sehinggga konsentrasi bercerita itu pada suara, pengaturan nafas, cara dia ngomong itu harus diperhatikan oleh dubber”.
Penyusunan Rundown Rundown merupakan urutan materi tayangan atau berita dalam sebuah program. Penyusunan rundown sangat bergantung dari keadaan yang ada. Pada dasarnya rundown hanya merupakan acuan urutan saja. Penerapan atau penentuan urutan berita akan dipastikan pada saat editing. Untuk Cek&Ricek rundown dibuat pada saat rapat redaksi, seperti dijelaskan oleh Fanny: 78 “Penyusunan rundown biasanya dilakukan sehari sebelum tayang, pada waktu deadline, tapi untuk menentukan kapan liputan ini harus diselesaikan oleh seorang reporter, pas rapat proyeksi itu kita tentukan. Hari jumat yang tayang ini, ini, ini maka hari kamis harus sudah selesai diliput, hari sabtu tayang materi ini, ini, ini maka hari jumat harus sudah diliput. Nanti pada eksekusinya, pada waktu deadline kita akan atur lagi pada waktu deadline, karena tayangan itu sebenarnya kunci pada pengaturan strategi, kita tayang jam berapa nih, jam 3, prinsip semua segmen harus kuat materinya, harus 77 78
Ibid Ibid
menarik, sehingga kita bisa mengikat penonton lebih banyak, kemudian kita berfikir, KASAK KUSUK (Infotainment lain-red) itu biasa tayang jam 3.15 atau jam 3, kalau dia tayang jam 3.15 berarti kita harus memberikan berita yang kuat lagi, begitu juga dengan KISS (Infotainment lain-red), bagaimana caranya agar penoton itu hanya nonton Cek&Ricek saja pokoknya, tidak perlu nonton yang lain. Jadi itu semua permainan strategi menempatkan berita”. Dalam perkembangannya rundown akan bisa berubah karena akan banyak berita baru yang masuk, berita yang gagal diliput juga akan mempengaruhi urutan berita dalam rundown yang telah dibuat. Urutan berita dalam rundown ditentukan oleh produser . Hal ini diungkapkan Fanny: 79 “Jadi produser dan produser pelaksana itu intinya bekerja sama, kalau produser lebih ke penetapan prinsip, prinsip tayangannya besok seperti ini,ini,ini.. nah teknisnya produser pelaksana yang mengatur. Materi berita itu banyak, kami berdua yang menentukan angle berita yang kuat yang mana, lalu bikin naskahnya yang kuat juga”. Duddy juga menambahkan keterangan Fanny: 80 “ Berita yang akan ditayangkan dibuat berupa pre-rundown yang biasanya ditetapkan oleh produser dan produser pelaksana, namun pre-rundown ini bisa berubah, kita lihat perkembangan yang ada, yang pasti eksekusinya pas editing”.
Dari data yang penulis dapatkan, terdapat banyak perbedaan antara rundown yang dibuat di rapat redakasi dengan rundown yang tayang, berikut perbedaannya: MATERI PROYEKSI JUMAT 2 MATERI TAYANG JUMAT 2 NOV 07 NOV 07 Eps 1574 Eps 1574 1. A. Titik Puspa konser 70th usia 1. A.Titik Puspa konser 70th usia B. Titik Puspa di mata junior B. Titik Puspa di mata junior 2. Curhat Oneng tentang Fariz RM 2. Kamidia berangkat ke Miss world 3. A. Kamidia berangkat ke Miss 3. PA Trip 2007 di London world 4. Alice Norin peran antagonis B. Alice Norin peran antagonis 4. PA Trip 2007 di London
79 80
Ibid Ibid
MATERI PROYEKSI SABTU 3 NOV MATERI TAYANG SABTU 3 NOV 07 07 Eps 1575 Eps 1575 1. A. Kasus Rahmania vs Pangki 1. A. Rahmania vs Pangki S & Yati S&Yati O O B.… B.Curahan hati Nur Rahmania 2. Tasya keranjingan animasi 2. Surya ubah penampilan demi 3. A. FAHRONI (model): profil Chyntia B. Surya ubah penampilan demi 3. Tasya keranjingan animasi Chyntia 4. A. VOA - kegiatan Sausan di 4. A. PA Trip Deddy & Gizela bulan Amrik madu B. PA Trip - Deddy&Gisela bulan B. VOA - kegiatan Sausan di madu Amrik MATERI PROYEKSI SELASA 6 NOV 07 Eps 1576
1. A. B. 2. FAHRONI (model): profil 3. Rina & Teddy : naik haji 4. ..
MATERI TAYANG SELASA 6 NOV 07 Eps 1576 1. A.Insiden Rahma & Rauf B. Komentar Tia & Ayu Azhari 2. Rina & Teddy mantap naik haji 3. A. Adjie Pangestu surprise party B. Big Dicky kritis di MMC 4. Maia Estianty curhat di radio
MATERI PROYEKSI RABU 7 NOV 07 Eps 1577
MATERI TAYANG RABU 7 NOV 07 Eps 1577
1. A. B. 2. Chelsea Olivia tentang sinetronnya 3. Penyanyi lama AIDA MUSTAFA
1. A.UNGU libatkan Sophia utk video klip B.UNGU banyak bintangi iklan di 2007 2. Chelsea O batasi sinetron demi kualitas 3. Aida Mustafa iri dg penyanyi jaman skrg 4. A. Bintang Romantic Princess ke Indonesia B.Rahma Azhari laporkan Rauf ke polda
4. ..
MATERI PROYEKSI JUMAT 9 NOV 07 Eps 1578
1. A. Konflik keluarga Suzanna
MATERI TAYANG JUMAT 9 NOV 07 Eps 1578 1. A.Konflik keluarga Suzanna
B.Suzanna Ratu Horor penuh B. Suzanna Ratu Horor penuh mistik mistik 2. Aming ketinggalan pesawat 2. Perkembangan Maia-Dhani 3. Maia laporkan Dhani ke KPAI 3. PA Trip 2007 Aming ketinggalan 4. Piere Roland sakit diabetes pesawat 4. Piere Roland sakit diabetes
MATERI PROYEKSI SABTU 10 NOV 07 Eps 1579
MATERI TAYANG SABTU 10 NOV 07 Eps 1579 1. A.Eel Ritonga bantah selingkuh 1. A. Eel Ritonga bantah selingkuh B. Dea Mirella tetap akan B.Dea Mirella tetap akan menerima Eel menerima Eel 2. Panasonic Awards-Daniel&Baim 2. Panasonic Awards-Daniel&Baim Wong Wong 3. Perkembangan Big Dicky 3. Aming : Stop jadi banci 4. .. 4. Big Dicky meninggal dunia MATERI PROYEKSI SELASA 13 NOV 07 Eps 1580 1.
A. Perkembangan eel & dea B.
2.
Asian Idol
3. TITI KAMAL & CHRISTIAN SUGIONO : rafting 4. ..
MATERI TAYANG SELASA 13 NOV 07 Eps 1580 1. A. Dea & Eel.. B. Rekan syuting Eel.. 2. Rahma Azhari gugat cerai Rauf 3. 4 Indonesian Idol bersaing untuk Asian Idol 4. A.PADI luncurkan album+ganti logo B.Pro Kontra patung Inul Daratista
MATERI PROYEKSI RABU 14 NOV MATERI TAYANG RABU 14 NOV 07 07 Eps 1581 Eps 1581 1. A. .. 1. A. Roy Marten tertangkap B. .. narkoba lagi 2. .. B. Artis tersangkut narkoba 3. .. syuting terbengkalai 4. Chintami Atmanegara:pindah 2. Dhani - panggilan KPAI & rumah ajukan syarat. 3. Rachel Maryam pas peran ibu muda 4. Inul sewot karena patungnya diprotes
MATERI PROYEKSI JUMAT 16 NOV 07 EPS 1582
MATERI TAYANG JUMAT 16 NOV 07 EPS 1582 1. A. Anna Maria tetap dukung Roy
1. A. Maia-Djani B.Maia-Dhani 2. Dewiq –lagu-lagu terkenal B. Derita istri, suami narkoba sosoknya kurang Testimoni : 2. A.Nabila sakit kandung kemih B.Maia kembali ke KPAI Bunga CL + Ussy 3. A. ERIC ‘SAMSONS’ –air soft gun 3. Rencana Konser 3 Diva B. CHELSEA OLIVIA (back up) – 4. Usia muda muka boros peran pakai bahasa inggris : - ALICE NORIN JANE - ANYA DWINOV 4. Muka lebih boros dari usia - CATHRINE WILSON - ALICE NORIN - ANYA DWINOV - CATHRINE WILSON
MATERI PROYEKSI SABTU 17 NOV 07 EPS 1583 1. A. B. 2. CHELSEA OLIVIA (back up) – peran pakai bahasa inggris 3. PASHA UNGU-aktivitas bersama oky ditengah isu gugat cerai 4. NABILA SYAKIEB-sakit karena kencing tidak lancar Contoh : alm. Big Dicky
MATERI TAYANG SABTU 17 NOV 07 EPS 1583 1. A. Anwar Fuadi serukan artis jauhi narkoba B. Produser kapok terima artis narkoba 2. Maia gugat cerai Dul jatuh sakit 3. Darius & Donna bersaing utk PA 2007 4. Naysilla-CAHAYA mengulang sukses INTAN
MATERI PROYEKSI SELASA 20
MATERI TAYANG SELASA 20 NOV
NOV 07 EPS 1584
07 EPS 1584
1. A. 1. A. Alm Taufik Savalas B. Dinominasikan sbg pelawak 2. INTAN NURAINI – bikin buku terfavorite dalam ajang PA 2007 B. Alm Taufik Savalas 3. ADE NAMNUNG- olah raga 2. Chelsea Olivia Film terbarunya 3. Roy Marten kesetiaan Anna Maria 4. .. 4. Kristina rujuk dengan Amin
MATERI PROYEKSI RABU 21 NOV 07 EPS 1585
1. A. B. 2. T2- profil
MATERI TAYANG RABU 21 NOV 07 EPS 1585
1. A. Peggy MS & Wisnu Tjandra B. Kisah cinta Peggy & Wisnu 2. Carolyn Adila Michaelis
3. Mereka dimana ? 4. …
3. Neni Triana 4. Maia Estianty
MATERI PROYEKSI jumat 23 NOV 07
MATERI TAYANG jumat 23 NOV 07
EPS 1586
EPS 1586
1. A. Agnes Monica & Dirly idol 1. A. Agnes Monica & Dirly Idol B. B.Pria-pria yang pernah dengan 2. Artis sinetron ‘CAHAYA’ : Agnes RIRIN DWI 2. Ririn Dwi Aryanti & Glenn Alinsky 3. Delon Idol –Asian Idol 3. Delon Idol 4. Baim Wong – Marshanda 4. Baim Wong – Marshanda
MATERI PROYEKSI sabtu 24 NOV 07
MATERI TAYANG sabtu 24 NOV 07
EPS 1587
EPS 1587
1. A. Persaiangan Mia-Mulan B. 2. Artis mengadu ke lembaga 3. Roger Danuarta 4. ..
1. A.Persaingna ketat Maia & Mulan B. Maia Estianty 2. Artis ramai-ramai ke Lembaga 3. Roger Danuarta 4. Marcella Zalianty
MATERI PROYEKSI selasa 27 NOV
MATERI TAYANG selasa 27 NOV 07
07 EPS 1588
EPS 1588
1. A. ..
B. 2. Miss Indonesia 3. KRISTINA –job akhir tahun 4. ..
1. A. Ariel Peterpan B. Artis pisah rumah berujung perceraian 2. A. Irfan Hakim B. Kamidia Radisti (Miss Indonesia 2007) 3. Inul Daratista & Adam 4. Baim Wong
MATERI PROYEKSI Rabu 28 NOV 07
MATERI TAYANG Rabu 28 NOV 07
EPS 1589
EPS 1589
1. A. .. B. 2. .. 3. Asia idol- rini & ihsan 4. ..
1. A. Pasha UNGU & Oky B.Ariel Peterpan 2. Ahmad Albar 3. Ihsan dan Rini Idol 4. Diet ala artis gemuk 5. Wulan Guritno
MATERI PROYEKSI jumat 30 NOV 07
MATERI TAYANG jumat 30 NOV 07
EPS 1590
EPS 1590
1. A.Perkembangan ahmad albar B.
kasus 1.A.Ahmad Albar & Fachry Albar B. Muda Berjaya, Tua dipuja 2. Penghargaan untuk 2 artis terkait
2. Prestasi/penghargaan Artis- narkoba artis yang terjerat narkoba 3 A.Artis siapkan busana untuk Red 3. PA persiapan red carpet Carpet PA 2007 4. PA baim& dude A. Dirly Idol 4. Pasangan untuk hadir di PA 2007 MATERI PROYEKSI sabtu 1 des 07 EPS 1591
1. A. Panasonic award winner B. Gaya Busana Artis Red Carpet 2. Dewiq sukseskan Ussy & BCL 3. PERKEMBANGAN kasus ahmad & fahri albar 4. REVALINA S.TEMAT Magang di bagian Humas RCTI karena harus selesaikan studi di jurusan Komunikasi Massa
MATERI TAYANG sabtu 1 des 07 EPS 1591
1. A. Pemenang Panasonic Awards 2007 B.Gaya Busana Artis Red Carpet 2. Dewiq sukseskan Ussy & BCL 3. Revalina S. Temat 4. Fachry Albar
Disinilah letak pelaksanaan strategi dalam mempertahankan rating dan share yang sebenarnya. Penempatan berita pada segmen-segmen akan membuat penonton akan setia pada program Cek&Ricek.
Duddy
memberikan keterangan tentang penempatan berita pada rundown: 81 “Strateginya adalah kita akan menayangkan berita yang bisa memberikan rating dan share yang bagus, berita tentang isu besar atau yang sedang popular, berita yang mengundang simpati atau menyentuh, berita tentang artis yang sedang popular, dari evaluasi kita juga bisa dapatkan bahwa yang membuat rating dan share jelek biasanya berita tentang isu yang tidak popular, isu aktual namun narasumbernya tidak popular, dan berita tentang artis-artis yang sudah tidak popular yang sudah jarang tampil di tv”.
Berita-berita dengan nilai berita yang tinggi tentunya akan ditempatkan di awal program, sedangkan berita lainnya ditempatkan sesuai dengan nilai beritanya. Proses Shooting Presenter Shooting presenter atau taping presenter dilakukan di studio dengan setting backdrop, dengan satu presenter. Taping dilakukan setiap hari Senin, Selasa, Kamis dan Jumat pukul 23.00 WIB dan biasanya berlangsung selama 30 menit. Sebelum 81
Ibid
pengambilan gambar, presenter yaitu Fanny Rahmasari dan Indah Kirana terlebih dahulu di make-up oleh penata rias dan menghafalkan script atau naskah yang sudah dibuat oleh Penulis Naskah. Taping menggunakan 1 kamera jenis D.50. Sebelum take, kru studio yang terdiri dari kameramen studio dan Lightingman atau penata lampu, melakukan set kamera untuk blocking gambar dan set lampu. Adapun peralatan studio yang digunakan untuk taping presenter antara lain kamera jenis D.50., tripod kamera, monitor, VTR betacam, Mixer Shure dan clip on. Selain harus hafal naskah, presenter juga harus mampu membawakan materi sesuai dengan isi beritanya.
4.2.3.3 Tahap Paska Produksi Setelah selesai peliputan di lapangan, tim liputan kembali ke kantor dan melanjutkan pekerjaan mereka. Reporter akan melakukan timecoding hasil wawancara, lalu memberikan data-datanya kepada penulis naskah, sedangkan kamerawan melakukan timecoding gambar yang diambilnya untuk diserahkan ke tim dokumentasi. Jika kamerawan tidak sempat, maka yang melakukan timecoding gambar adalah tim dokumentasi. Setelah proses timecode selesai, penulis naskah membuat naskah yang nantinya akan dibaca oleh dubber, sedangkan kaset hasil liputan akan dibawa ke bagian editing untuk di-capture (proses digitize). Proses editing Cek&Ricek per episode memerlukan waktu kurang lebih 24 jam, dikerjakan oleh 2 editor dan menggunakan 2 mesin editing. Mesin editing yang digunakan adalah komputer editing dengan video card dan software Velocity. Pada saat penulis naskah membuat naskah, editor dibantu tim dokumentasi melakukan proses capture semua gambar yang dibutuhkan atau sesuai
dengan naskah. Setelah naskah selesai dan sudah di lakukan dubbing (perekaman suara atau voice over), lalu editor melakukan editing offline. Editing offline hanya menyusun naskah hasil dubbing dengan statement atau soundbite. Setelah editing offline selesai lalu dilakukan penyusunan rundown. Apabila rundown telah disusun maka editor melakukan online editing yaitu memadukan hasil dubbing dengan gambar yang ada, dipadukan dengan backsound (suara latar) dan memberikan efek seperti coloring (pewarnaan gambar), penambahan grafis, transisi, Picture in picture dan lain-lain. Pada tahap paska produksi inilah rundown final ditentukan, kadangkadang rundown yang telah dibuat pada saat rapat redaksi bisa sangat berbeda dengan yang akan ditayangkan. Produser dan pemimpin redaksi akan melakukan preview sebelum proses print to tape (proses merekam dari komputer editing ke kaset betacam) dan apabila ada yang kurang maka pemimpin redaksi atau produser akan melakukan revisi, baik dari naskah maupun dari gambar serta urutan berita. Apabila naskah yang direvisi maka harus dilakukan proses dubbing lagi. Setelah proses preview dan tidak ada yang direvisi maka materi berita akan di print to tape. Hasil dari print to tape adalah kaset betacam, kaset ini lalu dikirim ke RCTI sebagai stasiun penayang, biasanya kaset tayangan diterima 1 jam sebelum jam tayang. Duddy menjelaskan betapa pentingnya tahap paska produksi: 82 “ Tayangan itu kan sebuah product, jadi merupakan paduan dari banyak faktor, tim liputan harus bekerja keras untuk mendapatkan wawancara dengan narasumber, dipadu dengan naskah yang menarik, tapi itu semua tidak akan berarti apa-apa tanpa ditunjang pengambilan gambar dari kameramen, tapi editingnya juga jangan yang biasa-biasa aja kayak news gitu aja, tapi kita punya referensi program infotanment 82
Ibid
dari luar, itu gimana sih mereka bikin susunannya, bikin rundownnya gimana, ngeditnya gimana, cara bikin naskahnya gimana dan itu kita jadiin referensi panutan kita”. Lebih lanjut Duddy menambahkan tentang strategi yang diterapkan pada tahap paska produksi: 83 “Sebagai program berita yang taping, tahap paska produksi sangatlah penting, karena disinilah berita kita akan kita olah, kita akan padukan narasi, gambar dan suara sehingga menjadi program yang menarik. Pada tahap ini pre-rundown yang telah kita buat juga bisa berubah. Disinilah rundown yang sebenarnya ditentukan. Pada tahap ini kita juga memberikan looks sepeti yang kita inginkan, dari pemilihan backsound, cara membacakan naskah, atau Voice Over sampai coloring dan efek yang kita pakai dilaksanakan di tahap ini. Strateginya adalah memberikan waktu yang luang atau tidak terlalu dekat, sehingga kita bisa berbuat banyak. Dengan memberi spare waktu yang cukup maka kita bisa merubah naskah, memberi efek-efek tertentu dan lainlain. Kita juga memakai alat editing yang canggih sehingga apa yang kita inginkan bisa tercapai.”
4.2.4 Fungsi Pengawasan, Evaluasi Pada tahap pengawasan dilakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan baik pada hasil rating maupun kinerja redaksi. Evaluasi biasa dilaksanakan pada rapat redaksi setiap hari Rabu. Dengan adanya evaluasi maka redaksi bisa memperbaiki dan merencanakan tayangan Cek&Ricek. Proses Perhitungan dan Penerimaan Hasil Rating dan Share Cek&Ricek
Rating dan share program Cek&Ricek diperoleh dari RCTI selaku stasiun yang menyiarkan Cek&Ricek. RCTI sendiri memperoleh data rating dan share dari A.G.B Nielsen yang merupakan perusahaan penyelenggarakan survei kepemirsaan TV atau TV Audience Measurement (TAM) yang mengukur data kepemirsan di 10 kota di Indonesia dan merupakan bagian dari penyelenggara survei global kepemirsaan TV di lebih dari 30 negara di seluruh dunia. Di
83
Ibid
Indonesia, A.G.B Nielsen merupakan penyelenggara survei kepemirsaan TV yang ke-empat (setelah SRI, ACNielsen, dan Nielsen Media Research) dan hampir digunakan oleh seluruh stasiun TV.
Pengambilan data di Indonesia saat tulisan ini dibuat dilakukan melalui dua sistem, yaitu on-line dan off-line. Kota-kota besar, seperti Jakarta dan Bodetabek, Surabaya dan Gerbangkertasila, serta Bandung telah beralih penuh ke teknologi seri TVM5® dengan sistem on-line, sementara ketujuh kota lainnya yang masih berada pada sistem off-line. Sistem off-line yaitu data yang direkam di dalam memori modul akan diambil setiap minggu oleh kolektor modul, untuk diganti dengan yang baru. Modul ini kemudian dihubungkan dengan pembaca modul di kantor A.G.B Nielsen untuk mentransfer data kepemirsaan dari panel rumah tangga (seperti halnya mentransfer data melalui USB). Proses ini dilakukan setiap hari Minggu (untuk data pada periode hari Minggu hingga Sabtu pada Minggu sebelumnya), sehingga data kepemirsaan tersedia seminggu sekali untuk periode 7 hari (Minggu s/d Sabtu) pada hari Rabu berikutnya. Pada sistem on-line, data diambil setiap hari antara jam 02:00 pagi hingga 06:00 pagi melalui sistem transmisi data dengan menggunakan jaringan telepon selular (GSM).84 Selain data nilai rating dan share, data juga dilengkapi dengan segmentasi penonton, yaitu golongan ekonomi, jenis kelamin dan usia penonton. Golongan ekonomi dibagi atas golongan A untuk yang mempunyai pengeluaran bulanan diatas 2,5 juta/bulan, golongan B pengeluaran bulanan antara 2-2,5 juta/bulan, golongan C pengeluaran bulanan antara 1.5-2 juta/bulan, golongan D pengeluaran bulanan antara 1-1,5 juta/bulan, golongan E pengeluaran bulanan kurang dari 1 juta/bulan.
84
www.nielsen.co.id
Cek&Ricek biasanya akan menerima rating dan share harian sekitar pukul 12 siang. Data rating & share inilah yang nantinya digunakan oleh produser untuk membuat perencanaan. Dari data-data yang diperoleh oleh penulis, didapatkan rating dan share Cek&Ricek selama bulan November 2007 sebagai berikut:
Kinerja Program Cek & Ricek Week 0744 ABC,MF,5+ No 1 2 3 4
Day Tuesday Wednesday Friday Saturday Average
Date 30/10/2007 31/10/2007 02/11/2007 03/11/2007
Start time 15:14 15:11 15:11 15:08
End time 15:50 15:45 15:39 15:35
Dur 00:36 00:33 00:28 00:26
TVR 1.1 1.1 1.1 2.1 1.3
Share 9.6 11.7 13.4 15.9 12.5
Dur 00:27 00:28 00:29 00:26
TVR 1.3 1.4 1.2 1.2 1.3
Share 11.6 13.4 13.3 12.0 12.6
Dur 00:30 00:27 00:30 00:27
TVR 1.4 1.2 0.9 1.6 1.3
Share 10.4 12.7 10.2 12.4 11.3
Source : AGB Nielsen Media Research 2007 Data: 28 Oct - 03 Nov 2007
Kinerja Program Cek & Ricek Week 0745 ABC,MF,5+ No 1 2 3 4
Day Tuesday Wednesday Friday Saturday Average
Date 06/11/2007 07/11/2007 09/11/2007 10/11/2007
Start time 14:51 14:54 14:52 15:20
End time 15:18 15:23 15:22 15:47
Source : AGB Nielsen Media Research 2007 Data: 04 - 11 Nov 2007
Kinerja Program Cek & Ricek Week 0746 ABC,MF,5+ No 1 2 3 4
Day Tuesday Wednesday Friday Saturday Average
Date 13/11/2007 14/11/2007 16/11/2007 17/11/2007
Start time 14:55 14:59 14:57 15:06
End time 15:25 15:26 15:27 15:33
Source : AGB Nielsen Media Research 2007 Data: 11 - 17 Nov 2007
Kinerja Program Cek & Ricek Week 0747 ABC,MF,5+
No 1 2 3 4
Day Tuesday Wednesday Friday Saturday Average
Date 20/11/2007 21/11/2007 23/11/2007 24/11/2007
Start time 14:57 14:58 14:55 15:19
End time 15:28 15:29 15:26 15:52
Dur 00:31 00:30 00:31 00:32
TVR 1.9 1.1 1.5 1.7 1.6
Share 16.8 9.7 12.9 15.5 12.9
Source : AGB Nielsen Media Research 2007 Data: 18 - 24 Nov 2007
Kinerja Program Cek & Ricek Week 0748 ABC,MF,5+ No
Day
Date
Start time
End time
Dur
TVR
Share
1 2 3 4
Tuesday Wednesday Friday Saturday Average
27/11/2007 28/11/2007 30/11/2007 01/12/2007
14:53 14:52 14:54 14:57
15:26 15:25 15:28 15:29
00:32 00:32 00:33 00:32
1.1 0.9 1.6 2.1 1.4
11.0 8.5 14.1 17.1 11.3
Source : AGB Nielsen Media Research 2007 Data: 25 Nov – 1 Des 2007
Rating dan Share Minute By Minute Laporan rating & share yang diterima daily atau perhari dan weekly atau mingguan, seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa rating dan share daily merupakan hasil perhitungan on-line di kota Jakarta dan Bodetabek, Surabaya dan Gerbangkertasila, serta Bandung, sedangkan data dari kotakota lainnya akan diterima pada hari Rabu (weekly) namun dari kota-kota yang sudah menggunakan sistem on-line sudah bisa mewakili data pemirsa karena sudah meliputi kurang lebih 56% dari panel yang diteliti.85 Adanya daily rating ini sangat berguna sekali bagi redaksi karena tayangan Cek&Ricek yang tayang pada hari Selasa, rating dan share-nya bisa
85
www.nielsen.co.id
diperoleh keesokan harinya, seperti dijelaskan oleh Fanny sebagai produser: 86
“sekarang kita bisa terima rating tiap hari, jadi yang tayang kemarin hari Selasa, hari Rabu kita sudah terima ratingnya” Pernyataan Fanny juga diperkuat oleh Duddy selaku produser pelaksana: 87
“ Kita biasa menerima hari Rabu, namun sekarang kita juga bisa menerima daily, jadi Cek&Ricek yang tayang hari Selasa, besoknya kita sudah bisa dapatkan rating & sharenya” Lebih lanjut Fanny menjelaskan bahwa rating dan share yang diterima adalah berupa laporan minute by minute, sehingga memudahkan redaksi untuk mengevaluasi, kapan rating dan share naik dan kapan turun, hal ini juga mempermudah redaksi untuk mengetahui berita apa saja yang bisa menaikkan rating dan share dan berita apa yang menurunkan rating dan share. Sehingga redaksi bisa membuat strategi dalam menentukan topik pada episode berikutnya Fanny memberikan contohnya: 88 “kita tayang hari selasa, kita terima rating hari rabu, dari situ kita bisa lihat, kita akan menayangkan apa, misalnya akan menayangkan kasus narkoba, tapi kok kasus narkoba terus, kan bosen, nah setelah briefing, mungkin orang sudah tidak tertarik pada kasus narkoba lagi. Kalau cuma ngomongin yang biasa-biasa aja, kecuali kalau kita ngomongin pertemuan dia dengan keluarganya setelah dia masuk penjara, itu mungkin menarik. Jadi hasil rating itu kita evaluasi,kenapa rendah kenapa tinggi” Begitu pula Duddy menjelaskan bahwa laporan rating dan share minute by minute digunakan sebagai salah satu hal untuk menentukan strategi dalam menentukan topik episode berikunya: 89 “Hal pertama yang kita lakukan adalah mengevaluasinya, berapa rating & sharenya, berita apa yang ditayangkan, dan rating & sharenya kan berupa minute by minute, jadi kita bisa tahu berita apa saja yang rating & sharenya bagus, selain itu kita juga melihat program di station lain yang head to head dengan program kita. 86
Wawancara dengan Fanny Rahmasari, Produser C&R tanggal 24 November 2007 Pukul 15.48 WIB Wawancara dengan Duddy, Produser Pelaksana C&R tanggal 24 November 2007 Pukul 16.15 WIB 88 Ibid 89 Ibid 87
Setelah kita evaluasi baru kita bisa merencanakan apa yang harus dilakukan kedepannya”. Lebih lengkapnya rating dan share minute by minute selama bulan November terdapat pada lampiran. Hasil minute by minute Cek&Ricek vs Competitor sangat bermanfaaat untuk menganalisa kenapa rating dan share bisa naik turun, dan dari situ juga bisa dibaca apa yang disukai penonton pada jam tersebut, Fanny Rahmasari menjelaskan: 90 “Kita juga lihat tayangan sebelum kita itu apa, mungkin tayangan sebelum kita ratingnya rendah, sehingga yang nonton tayangan kita juga jadi sedikit, nah semua itu semua bisa dianalisi dan semuanya sangat bermanfaat, termasuk kompetitor dari station lain, itu bisa ketahuan, dimana kita leading, jadi dari minute by minute itu kita bisa lihat posisi kita, dari situ kita bisa tahu penonton itu suka tayangan yang mana, liputan yang mana, topik yang mana, tapi ada juga di bagan yang lain, bagaimana posisi kita dibanding dengan tayangantayangan yang lain pada jam yang sama, artinya bagus kita atau kompetitor kita, nah dari situ kita bisa tahu penonton kita suka yang mana, misalkan segmen 1, kita dibawah banget, mungkin penonton belum aware, mungkin penonton masih nonton stasiun lain, kemudian pas commercial break kedua kita naik, nah dari situ kita bisa tahu posisi kita, penonton itu lebih suka tayangan yang mana”. Dari penjelasan tersebut maka jelas sekali kegunaan laporan minute by minute yang diterima daily (harian). Laporan inilah yang akan digunakan oleh produser untuk dievaluasi sehingga bisa menentukan keputusan selanjutnya.
Evaluasi Oleh Produser Untuk menentukan strategi redaksi dalam mempertahankan rating dan share, hal pertama yang dilakukan oleh redaksi setelah menerima hasil rating dan share adalah mengadakan evaluasi. Evaluasi pertama-tama dilakukan intern oleh produser, hal ini sebagaimana dikatakan oleh Fanny Rahmasari selaku produser: 91
90 91
Ibid Ibid
“Kita kan sekarang terima rating daily, nah yang saya lakukan adalah pertama melihat berapa rating dan sharenya, kemudian minute by minute-nya bagaimana, mana topik yang naik mana topik yang turun, dari situ sebenarnya kita bisa langsung mengambil keputusan yang akan berdampak pada apa yang akan tayang episode berikutnya.” Rating dan share yang diterima daily menjadi acuan pembuatan keputusan yang sangat berpengaruh terhadap apa yang akan dilakukan redaksi nantinya. Apabila rating dan share bagus maka redaksi akan berusaha untuk mempertahankannya, begitu pula sebaliknya, jika rating dan share turun maka redaksi akan mencari tahu apa penyebabnya dan berupaya untuk menaikkannya lagi. Pada waktu penelitian ini dilaksanakan rating dan share Cek&Ricek berkisar antara 1,3 untuk rating dan 12% untuk share. Seperti dijelaskan oleh Fanny: 92 “Kalau share berkisar 12-15% kalau rating ya maksimal 2 lah ” Banyak faktor yang mempengaruhi perolehan rating dan share, selain diminati atau tidak-nya program tersebut, rating dan share suatu program juga dipengaruhi oleh persaingan antar program infotainment, jam tayang program tersebut, image stasiun penayang dan kompetitor program dari stasiun tv lain seperti diutarakan oleh Duddy sebagai produser pelaksana: 93 “Kita sekarang memang terus melakukan berbagai hal untuk menaikkan rating & share, karena sekarang ini banyak sekali program infotainment yang tentunya menyebabkan persaingan, selain itu pada jam yang sama di station tv lain juga menayangkan program saingan, rating Cek & Ricek berkisar 1,5 dan sharenya sekitar 12% untuk itu kita selalu berusaha untuk menaikkannya, ya minimal mempertahankannya, yang penting jangan sampai turun atau dibawah 1 saja ratingnya”
92 93
Ibid Ibid
Untuk Cek&Ricek ukuran bagus atau tidaknya rating dan share ditentukan oleh target yang telah ditetapkan oleh RCTI. Dalam hal ini RCTI selaku stasiun penayang menetapkan standar perolehan rating dan share bagi Cek&Ricek. Standar atau target ini sangat penting, karena digunakan sebagai patokan apakah Cek&Ricek mampu memberikan kontribusi bagi RCTI atau tidak. Target yang ditetapkan RCTI juga merupakan acuan agar slot atau jam tayang yang diisi oleh Cek&Ricek dapat mempertahankan penonton, karena apabila rating dan share Cek&Ricek rendah (jumlah penonton sedikit) maka akan mempengaruhi rating dan share program selanjutnya, yang berarti pemirsa telah berpindah channel. Seperti yang diterangkan oleh Fanny ketika ditanya tentang target yang diharapkan oleh RCTI: 94 “minimal sama dengan rating yang dia (RCTI-red) peroleh, share RCTI berkisar 15%, jadi RCTI berharap Cek&Ricek ratingnya dari 4 kali tayang itu 15 atau lebih malah, jadi target kita sebenarnya 17, karena kalau kita sharenya lebih tinggi daripada share RCTI secara keseluruhan maka kita akan menyumbangkan ke dia share kita. Tapi kalau kita sharenya dibawah, berarti kita disubsidi oleh program-program lain” Evaluasi oleh produser ini sangat penting dilakukan, karena redaksi bisa bercermin, dan dari situ redaksi bisa membuat strategi agar ke depannya lebih baik, evaluasi ini menentukan kebijakan produser tiap harinya yang sifatnya lebih pada kontrol dan instruksi pelaksanaan harian, sedangkan untuk garis besar kebijaksanaan redaksi ditentukan pada rapat redaksi yang dilakukan seminggu sekali, hal ini seperti yang dikatakan Duddy: 95 “Evaluasi membahas apa yang sudah kita peroleh, apa yang orang lain punya, apa kelemahan kita, apa kelebihan kita dievaluasi pada rapat redaksi”.
94 95
Ibid Ibid
Evaluasi Selain evaluasi yang dilakukan produser, juga ada evaluasi kinerja redaksi yang biasanya dilakukan pada saat rapat redaksi yang dilaksanakan setiap hari Rabu, Evaluasi redaksi ini berguna untuk mengkoreksi dan memperbaiki kinerja redaksi. Dari data yang peneliti dapatkan, evaluasi terhadap redaksi adalah sebagai berikut : RAPAT EVALUASI RABU 7 November 2007: - Reporter dalam melakukan peliputan harus tetap mereportase fakta berita meskipun tidak ada fakta peristiwa ( tidak ada narasumber utama) - Reporter harus selalu memantau setiap informasi yang ada di lapangan - Reporter & kameraman bekerjasama agar hasil reportase & tangkapan kamera singkron dan saling mendukung - Berita artis punya hubungan asmara (pacaran) bisa ditayangkan di C&R dengan syarat wawancara harus berdua sehingga materinya kuat walaupun beritanya ringan - Materi timeless harus diolah dengan statement yang menarik dan gambar yang mendukung - Evaluasi dan perpaikan post pro karena redaksi sudah mengupayakan naskah selesai cepat tapi pengiriman kaset ke RCTI masih molor - Reporter harus kasak-kusuk sendiri untuk mendapatkan informasi lebih dari narasumber terkait - Reporter harus membiasakan diri untuk membuka link seluas-luasnya agar perkembangan informasi yang ada di lapangan tidak kelewatan
RAPAT EVALUASI RABU 14 November 2007: - Sorotan terhadap kinerja yang semakin merosot khususnya di tayangan Cek&Ricek: # lemahnya kompetensi teknis di berbagai bidang (naskah, editing, dubbing, taping, reporter, kameramen) # belum bisa bergerak cepat untuk menangkap dinamika yang terjadi di lapangan # tidak adanya perencanaan yang matang - Wartawan secara pikiran tidak punya jam kerja - Watawan secara fisik punya jam kerja - C&R harus bisa menemukan cela/sisa-sisa bahan informasi dari sebuah peristiwa agar berbeda dengan infotainment lain yang semakin ketat persaingannya terutama dengan adanya infotainment yang tayang secara live
-
-
-
Iwan perwira untuk sementara menggantikan posisi arif jatnika bertugas; memadukan kebutuhan gambar yang sesuai dengan naskah sehingga menghasilkan editing yang bagus dan kreatif Reporter dan kameraman bertanggung jawab untuk mendapatkan 1 (satu) berita (yang sudah dikoordinasikan dengan PP/korlip) dalam 1 (satu) hari sehingga reporter/kameramen harus mempunyai inisiatif utuk memberikan proyeksi/ide-ide Gambar harus bisa menarik perhatian penonton agar materi yang ditayangkan mempunyai jiwa & informasi tersampaikan Memproyeksikan liputan artinya: merencanakan sebuah peliputan berdasarkan informasi yang ada kemudian mengembangkan sesuai dengan fakta sehingga menghasilkan berita yang akurat sesuai kode etik jurnalistik Koodinator liputan dalam menugaskan reporter&kameramen untuk melakukan suatu peliputan harus memberikan arahan yang jelas dan spesifik tentang apa yang akan di wawancara Wartawan harus bekerja keras dan cerdas sesuai degan kode etik jurnalistik Reporter adalah ujung tombak dari tayangan Adi pamungkas dan ronald difungsikan sebagai wartawan “one man show” (as reporter&kameramen) Editor dan dokumentasi sering memprediksi sendiri gambar yang akan dibutuhkan karena keterlambatan naskah Editor yang dibutuhkan bukan editor yang “mentah” melainkan editor yang kreatif dan bisa bergerak cepat. contoh: mendubbing sementara untuk mempercepat waktu apabila naskah sudah ada dan VO yang bertugas belum datang
RAPAT EVALUASI RABU 21 November 2007: - Korlip dalam menugaskan reporter ke lapangan harus memberi arahan - Dengan adanya orang-orang baru di lingkungan redaksi diharapkan kualitas C&R lebih baik lagi (ukuran rating) - Dengan bergabungnya Ronald diharapkan memberi semangat baru bagi redaksi khususnya reporter untuk bekerja lebih giat - Adi pamungkas: liputan timeless tidak untuk reguler kecuali situasi tertentu/dadakan - Dengan adanya penulis naskah bukan berarti reporter lepas tanggung jawab dari hasil liputannya. - Reporter diharapkan peka terhadap kondisi dan isu-isu yang berkembang di lapangan - Reporter dan kameramen harus bekerjasama - Korlip dalam menugaskan peliputan harus dipertegas antara hunting atau janjian - Ilustrasi musik editing jangan monoton harus variatif dan inovatif RAPAT EVALUASI RABU 28 November 2007: - Materi headline- kasus-kasus nasional
4.3
Kelemahan mayoritas wartawan infotainment hanya mendengar tapi tidak menguasai/memahami suatu persoalan Wartawan harus memperluas wawasan dengan membaca, buka internet, banyak bertanya dan diskusi Komputer produser pelaksana sebaiknya difasilitasi tv tuner untuk merekam seluruh tayangan infotainment Messanger: mengurus lalu lintas kaset peliputan untuk mempercepat proses produksi ( pembuatan naskah, timecode dokumetasi, editing) Kurangnya baterei kamera karena ada yang rusak dan sampai sekarang belum di follow up Baterai kamera sudah sering drop Kabel mic yang noise Syarat agar C&R unggul + memiih berita yang menarik + menayangkan berita yang exclusif: - hanya milik C&R – tidak selalu bersifat kasus + memilih angle berita yangberbeda + tahan basi dan tahan duplikasi + akhiri berita-berita yang asal tayang Syarat/esensi berita + ada kandungan (paradox/kontroversi/berkebalikan) + ada pesan yang disampaikan + penuturannya ringkas-straight to the point + pastikan angle berita berbeda dengan tayangan lain + Penempatan berita pada saat ditayangkan ( segmentasi) + hanya C&R yang memiliki
Pembahasan Bagian ini penulis akan membahas hasil penelitian yang sudah tertulis
diatas. Pembahasan tetap berdasarkan fungsi manajemen yang ada di redaksi Cek&Ricek, karena strategi dalam mempertahankan rating dan share pada intinya berdasarkan fungsi manajemen.
4.3.1 Fungsi Perencanaan Proses awal program Cek&Ricek dibuat melalui tahapan yaitu P.T Bintang Advis Multimedia memberikan Dummy program (program contoh) kepada RCTI, dan RCTI menyetujuinya. Hal ini karena memang pada waktu itu program infotainment masih sedikit dan RCTI ingin Cek&Ricek dapat
menarik penonton pada pukul 16.00 WIB, seperti diungkapkan Fanny Rahmasari.96 “ Dari awal RCTI meminta kita menghidupkan jam tayang jam 4 (16.00) karena waktu kita tayang dahulu nggak ada yang nonton sebenarnya. Nah potensi yang nonton infotanment itu ibu-ibu atau perempuan secara general, jadi target audience kita perempuan, 10 tahun keatas, kelasnya ABCDE” Untuk bisa bertahan tayang di RCTI maka P.T Bintang Advis Multimedia (BAM) melaksanakan fungsi manajemen yaitu diantaranya fungsi perencanaan. Dalam fungsi ini terdapat tujuan, visi dan misi, target dan strategi. Tujuan sendiri terbagi atas tujuan ekonomi, tujuan pelayanan dan tujuan personal. Dalam pencapaian tujuan ekonomi penulis menilai bahwa P.T BAM telah berhasil melaksanakan fungsi manajemennya. Berawal dari sebuah ruangan di sebuah rumah di kawasan Meruya, sekarang P.T BAM telah mempunyai 4 bangunan yang digunakan sebagai kantor. Selain itu P.T BAM juga memiliki anak perusahaan yaitu PT. Bintang Advis Megamedia, PT. Bintang Media Sari Usaha, PT. Bintang Mas Media Utama, PT. Bintang Media Karya Mitra dan PT. Bintang Media Griya Usaha. Ini membuktikan bahwa tayangan Cek&Ricek memberikan keuntungan financial bagi perusahaan dan perusahaan-pun bisa berkembang. Untuk
memproduksi
sebuah
tayangan
infotainment
diperlukan
peralatan antara lain kamera, mic, tripod, lampu, set studio, peralatan editing dan lain-lain. Peralatan tersebut tidaklah murah, namun memiliki nilai investasi yang tinggi apabila alat-alat tersebut bisa digunakan secara maksimal. Penulis melihat bahwa perusahaan cukup sukses berinvestasi pada alat-alat tersebut. Hal ini juga memberikan keuntungan bagi perusahaan, karena alat-alat tersebut digunakan pula untuk memproduksi 96
Ibid
program-program lain seperti KATAKAN CINTA (RCTI), HARAP-HARAP CEMAS (SCTV), HALO SELEBRITI (SCTV), KROSCEK (TRANS TV), SELEBRITA (METRO TV) dan lain-lain Selain tujuan ekonomi terdapat juga tujuan pelayanan. Penulis melihat bahwa P.T BAM juga melaksanakan corporate social responsibility yaitu perusahaan mempunyai kepedulian terhadap masyarakat. Cek&Ricek bukan hanya memberitakan berita tentang artis saja namun Cek&Ricek memiliki content yang syarat kebijakan redaksional dan sesuai dengan kaidah dan etika jurnalistik baik dalam perburuan berita maupun pengemasannya. Sajian Cek&Ricek tetap memperhatikan dan memberikan prioritas pada berita yang memiliki nilai tinggi dalam news/kebaruan, indepth/kedalaman, akurasi, cover both side/keberimbangan, kelengkapan dan sebagainya. Selain itu redaksi juga mempunyai kepedulian terhadap masyarakat sekitar, seperti kegiatan rutin pada bulan ramadhan, kegiatan sosial dan lain-lain. Menurut penulis kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan Cek&Ricek akan meningkatkan nilai positif bagi tayangan Cek&Ricek dan meningkatkan awareness masyarakat terhadap tayangan Cek&Ricek. Ini juga merupakan salah satu strategi dalam mempertahankan rating dan share. Dengan adanya awareness masyarakat terhadap tayangan Cek&Ricek
maka tayangan Cek&Ricek akan selalu
ditonton oleh pemirsa setianya. Tujuan selanjutnya adalah tujuan personal. Penulis melihat bahwa perusahaan mampu memperkuat image-nya sebagai rumah produksi yang cukup sukses. Selain mampu bertahan selama hampir 10 tahun banyak penghargaan juga telah diraih Cek&Ricek antara lain sebagai tayangan infotainment terfavorit selama enam tahun berturut-turut sejak tahun 2000-
2001-2002-2003-2004-2005 dalam ajang Panasonic Award serta Fanny Rahmasari memperoleh 5 Panasonic Award sebagai presenter tayangan Infotainment terfavorit. Sehingga merupakan kebanggaan tersendiri bagi karyawannya. Selain pemberian gaji dan THR, perusahaan juga memberikan bonus, baik bonus tahunan maupun bonus ulang tahun perusahaan. memberikan asuransi kesehatan. Dengan berbagai fasilitas tersebut, menurut penulis akan membuat karyawan tetap betah dan tenang dalam bekerja. Fungsi perencanaan selanjutnya adalah target. Sebagai sebuah program televisi maka rating dan share harus diperhatikan, karena jika rating dan share Cek&Ricek jelek, RCTI akan memutuskan hubungan kerja. Target Cek&Ricek dalam hal rating dan share adalah mampu mempertahankan rating dengan nilai diatas 1 dan share minimal 15%. Nilai tersebut menurut penulis masih tergolong kecil dan masih mudah untuk dicapai namun redaksi harus tetap waspada, karena jika ceroboh maka tidak menutup kemungkinan rating dan share Cek&Ricek akan turun. Sebagaimana bisa dilihat dari perolehan rating dan share bulan November 2007. Untuk rating Cek&Ricek masih bisa memenuhi target namun untuk share Cek&Ricek masih dibawah target yang diharapkan. Target lain adalah target biaya produksi. Biaya produksi jangan sampai melebihi harga beli RCTI. Menurut penulis redaksi Cek&Ricek telah berinvestasi dengan membeli peralatan yang dibutuhkan untuk produksi tayangan Cek&Ricek sehingga hal ini akan mengurangi biaya produksi per episodenya. Biaya yang diperlukan untuk produksi hanya untuk administrasi redaksi, perawatan alat dan biaya liputan. Dalam fungsi perencanaan juga terdapat strategi. Strategi disini adalah dalam mempertahankan rating dan share, dan strategi tersebut adalah dalam
hal jam tayang dan pemilihan topik. Strategi dalam jam tayang adalah bagaimana strategi redaksi terhadap tayangan kompetitor. Menurut penulis, strategi redaksi dalam menghadapi tayangan kompetitor cukup teliti. Redaksi melakukan strategi penempatan berita dengan menempatkan berita dengan isu besar yang sedang hangat dan artis terkenal pada segmen awal. Redaksi juga melakukan pembagian segmen dengan mengatur durasi, sebisa mungkin Cek&Ricek mampu mendapatkan rating ditiap segmennya. Menurut penulis strategi yang dimiliki redaksi Cek&Ricek sudah bagus walaupun tidak banyak yang bisa dilakukan redaksi karena bersaing dengan tayangan kompetitor juga tergantung dari tayangan kompetitor itu sendiri. Yang bisa dilakukan redaksi adalah menjaga kualitas tayangan. Untuk menjaga kualitas tayangan maka redaksi mempunyai strategi yaitu dalam pemilihan topik berita. Berita di infotainment bisa dikatakan sama semua, yang membedakan adalah angle dan cara penyajiannya. Untuk itu redaksi memiliki strategi dalam pemilihan berita. Redaksi juga membuat rumusan tentang berita yang mampu menaikkan rating yaitu:
-
Mengutamakan berita tentang isu besar atau sedang popular
-
Ulasan yang mengundang simpati atau menyentuh
-
Berita tentang artis sedang popular
Sedangkan kontribusi negatif yang membuat rating turun adalah:
-
Berita dengan narasumber bukan yang utama diisu aktual
-
Isu tidak popular
-
Ulasan tentang artis yang sudah tidak popular
Menurut penulis redaksi telah melakukan evaluasi terhadap tayangannya selama ini dan telah mampu merumuskan apa saja yang mampu
meningkatkan dan menurunkan rating dan share. Yang perlu dilakukan adalah bagaimana selalu menjaganya sehingga rating dan share Cek&Ricek mampu bertahan bahkan bertambah atau naik.
4.3.2 Fungsi Pengorganisasian Dalam fungsi pengorganisasian terdapat stuktur organisasi dan job description. Menurut penulis struktur organisasi (redaksi) Cek&Ricek sudah menggunakan struktur pada media penyiaran yang besar. Sudah tersusun posisi jabatan beserta dengan tugas dan tanggung jawabnya. Cek&Ricek juga membuat Standar Operating Procedure (SOP) yang merupakan acuan standar dalam melaksanakan pekerjaan. Fungsi pengorganisasian diredaksi Cek&Ricek sudah teratur dan semua bagian telah tepat. Seperti pada waktu penelitian ini dilakukan, walaupun posisi koordinator liputan dan penulis naskah tidak ada namun redaksi masih mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Semua berkat kerjasama dan pengarahan yang jelas.
4.3.3 Fungsi Pelaksanaan Fungsi pelaksanaan adalah proses produksi tayangan Cek&Ricek dimulai dari pra produksi, produksi dan paska produksi. Berikut penjabaran pembahasannya:
4.3.3.1 Tahap Perencanaan (Pra produksi) Tahap ini merupakan tahap perencanaan dimana tim redaksi yang terdiri dari produser, produser pelaksana, reporter, sekretaris redaksi, perwakilan editor, perwakilan tim dokumentasi dan kamerawan melakukan rapat redaksi terlebih dahulu. Rapat redaksi terdiri dari rapat proyeksi dan rapat evaluasi. Rapat proyeksi bertujuan untuk menentukan berita-berita apa
saja yang akan ditayangkan untuk empat episode ke depan,yakni hari Jumat, Sabtu, Selasa dan Rabu. Rapat Redaksi dilakukan setiap satu minggu sekali, biasanya dilakukan hari Rabu. Pada pertemuan ini, semua anggota rapat diwajibkan untuk memberikan ide-ide berupa tokoh dan peristiwa. Penentuan berita yang akan ditayangkan itu terdiri dari berita aktual dan timeless, dipilih berdasarkan tokoh dan nilai beritanya. Cek&Ricek sudah mempunyai daftar tokoh-tokoh yang layak masuk tayangan Cek&Ricek, seperti selebriti yang sedang disenangi masyarakat dan merupakan selebriti papan atas. Sedangkan untuk nilai beritanya sendiri harus mengandung konflik atau ada paradoknya atau sesuatu yang bertentangan, dan ada manfaatnya untuk masyarakat. Setelah disepakati berita apa saja yang akan ditayangkan, maka akan ditentukan news angle-nya. Setelah semuanya matang, maka langsung dilakukan penugasan tim peliputan oleh produser pelaksana. Disini produser pelaksana bukan hanya sekadar menugaskan timnya, tapi juga memberikan briefing agar hasil liputannya tidak meleset dari angle yang sudah ditentukan. Dari pengamatan penulis, rapat proyeksi tidak harus dihadiri oleh editor dan tim dokumentasi, namun jika dibutuhkan maka mereka akan dipanggil untuk ikut rapat proyeksi. Selain rapat proyeksi juga ada pertemuan informal, yaitu pertemuan yang dilakukan oleh pemimpin redaksi, produser dan produser pelaksana. Pertemuan informal ini biasanya berupa koordinasi membahas tentang perkembangan berita yang diperoleh, perkembangan di lapangan serta pengarahan dan diskusi antara ketiganya. Pertemuan informal tidak terikat ruang dan waktu, kapan dan dimana saja, hal ini dikarenakan sifat
berita yang selalu berkembang, berita muncul kapan saja.
Setelah tim
diputuskan maka tahap selanjutnya adalah proses produksi.
4.3.3.2 Tahap Pelaksanaan Produksi Untuk dapat meliput berita haruslah disiapkan dengan baik. Dari alat yang digunakan sampai kerabat kerja yang meliput. Yang terpenting pada tahap ini adalah bagaimana redaksi dapat secara maksimal memperoleh berita, dengan gambar yang jelas, lengkap dan kualitas audio yang baik. Salah satu strategi untuk mendapatkan rating dan share yang baik adalah dengan memberikan tayangan dengan kualitas yang baik, sehingga dalam proses produksinya pun harus dibuat secara maksimal. Untuk itu redaksi telah membuat S.O.P (Standart Operating Procedure) yaitu standar pelaksanaan pekerjaan, dengan adanya S.O.P diharapkan kualitas dan kinerja redaksi akan selalu terjaga. Setelah proses peliputan, maka pelaksanaan strategi selanjutnya adalah proses timecoding, pada tahap ini kerabat kerja bagian dokumentasi melakukan timecoding semua gambar yang dibutuhkan, keunggulan redaksi Cek&Ricek adalah karena usia program Cek&Ricek sudah 10 tahun sehingga Cek&Ricek mempunyai stockshot yang banyak dan lengkap. Stockshot yang lengkap akan sangat mendukung dalam penulisan naskah dan proses editing. Tahapan setelah proses timecoding adalah proses penulisan naskah. Proses penulisan naskah sangat penting karena naskah bagaikan nyawa dari sebuah berita. Naskah yang akan membawa pemirsa ke dalam jalan cerita yang mudah dimengerti dan dipahami pemirsa. Strategi dalam penulisan naskah adalah membuat berita yang aktual, coverbothside, tidak memihak, mudah dimengerti dan memiliki alur yang jelas. Setelah proses penulisan naskah adalah proses penentuan
rundown. Dari semua materi berita yang ada maka diputuskanlah urutan berita yang akan ditayangkan. Berikut skema per segmen tayangan Cek&Ricek Rundown tayangan Cek&Ricek per episode OBB CEK&RICEK Headline A: Berita dengan isu besar dan sedang hangat di masyarakat, tentang tokoh yang terkenal, terdapat konflik atau berita eksklusif Opening Host On Screen
SEGMENT 1
Headline B: Lanjutan headline A dengan tambahan narasumber atau tokoh lain yang masih berhubungan dengan topik A Commercial Breaks 1 Host Segmen 2A: Berita yang nilai beritanya dibawah segmen 1 dengan isu dan tokoh terkenal, namun jika topik pada segmen 1 masih bisa dikembangkan maka akan diletakkan disini, SEGMENT II biasanya tentang flashback Host Segmen 2B: Berita yang nilai beritanya dibawah segmen 1 dengan isu dan tokoh terkenal Commercial Break 2 Host Segmen 3A: Update berita tentang tokoh terkenal Segmen 3B: Update berita tentang tokoh terkenal, biasanya built in ditempatkan pada segmen ini Commercial Break 3 Host Segmen 4: Berita yang sifatnya timeless Closing Host & Credit Title
SEGMENT III
SEGMENT IV
Selain
menyusun
rundown
langkah
selanjutnya
adalah
taping
presenter. Taping presenter dilakukan di studio yang juga masih terletak satu gedung di Jl. Penyelesaian Tomang IV kav DKI Meruya Jakarta Barat. 4.3.3.3
Tahap Paska Produksi
Tahap ini adalah tahap dimana proses editing dilakukan, proses ini adalah proses penggabungan antara shockshot dan naskah, tahap ini juga sangat menentukan karena pada tahap ini tampilan atau looks program Cek&Ricek dibuat, looks ini sangat mempengaruhi, karena apabila editingnya membosankan dan tidak menggunakan efek-efek tertentu maka penonton akan bosan dan akan memindahkan channel tayangan yang dilihatnya. Selain looks, pada tahap ini juga disusun rundown yang sebenarnya. Rundown akan menentukan rating dan share. Apabila salah memilih dan menempatkan urutan berita maka bisa jadi rating yang diperoleh akan turun. Berikut adalah ringkasan tentang hal-hal yang membuat rating naik atau turun: Kontribusi positif yang bisa menaikkan rating:
-
Berita tentang isu besar atau sedang popular
-
Ulasan yang mengundang simpati atau menyentuh
-
Berita tentang artis sedang popular
Kontrbusi negatif yang bisa menurunkan rating:
-
Berita tanpa narasumber utama diisu aktual
-
Berita dengan isu tidak popular
-
Ulasan tentang artis yang sudah tidak popular
Kekuatan Cek&Ricek
-
Mengangkat isu besar, artis popular dan momen special
-
Image sebagai pelopor infotainment
Kelemahan Cek&Ricek
-
Aktualitas berita kurang terjaga
-
Masih sering menayangkan isu atau ulasan artis tidak populer
-
Suka mengangkat narasumber tidak popular (tokoh politik)
Pada proses editing dimulai dari loading stockshot lalu dilanjutkan dubbing, Offline Editing, Menentukan durasi berita, Online Editing, Graphic dan special FX, Mixing, Persetujuan layak tayang, Print to Tape dan terakhir pengiriman ke RCTI.
4.3.4 Fungsi Pengawasan Fungsi pengawasan merupakan bagian yang penting, karena dari pengawasan inilah kebijakan selanjutnya akan diambil dan pastinya akan mempengaruhi langkah-langkah ke depannya. Fungsi pengawasan dimulai dari penerimaan rating dan share.
A.
Penerimaan rating dan share Redaksi menerima rating dan share harian dan mingguan. Hasil ini
dikirim melalui email dari bagian programming RCTI. Rating dan share harian berupa laporan minute by minute dan merupakan hasil dari 3 kota besar yang sudah menggunakan sistem online yaitu Jakarta dan Bodetabek, Surabaya dan gerbangkertasusila dan Bandung. Laporan rating dan share minute by minute inilah yang akan dievaluasi oleh produser. Sedangkan laporan mingguan sudah berupa hasil rating dari keseluruhan, terdapat juga rating dan share Cek&Ricek vs competitor. Menurut penulis, redaksi mendapatkan
informasi yang lengkap dalam hal rating dan share, karena RCTI memberikan banyak data, mulai dari rating dan share minute by minute, Cek&Ricek vs competitor, top 30 rating dan share infotainment bahkan sampai market share masing-masing kota.
B.
Evaluasi oleh Produser Hal pertama yang dilakukan oleh produser setelah menerima hasil
rating dan share harian adalah mengevaluasinya. Dari hasil itu terlihat jelas kapan rating naik dan kapan rating turun sehingga produser bisa membandingkan, berita apa yang kemarin bisa membuat rating dan share naik atau turun. Dari evaluasi inilah produser akan membuat perencanaan untuk ke depan agar mampu mempertahankan bahkan menaikkan rating dan share. Menurut penulis evaluasi oleh produser sangat efektif karena untuk menentukan topik pada tayangan episode selanjutnya akan lebih mudah membaca apa yang disenangi oleh pemirsa, sehingga produser akan lebih menekankan pada liputan berita degan topik tersebut.
C.
Rapat Evaluasi Rapat evaluasi dilakukan pada saat rapat redaksi. Rapat evaluasi
membahas semua yang berhubungan dengan kinerja dan pencapain yang telah redaksi dapatkan. Rapat evaluasi dihadiri oleh semua anggota redaksi mulai dari pemimpin redaksi, produser, produser pelaksana, koordinator peralatan dan paska produksi, reporter, kamerawan, editor, tim dokumentasi dan sekretaris redaksi. Rapat evaluasi sangat penting karena dari rapat ini kualitas Cek&Ricek akan selalu dipantau agar tidak turun. Menurut penulis semangat dan kinerja anggota redaksi kadang naik kadang turun. Kadang mereka bisa mendapatkan berita yang eksklusif namun sering pula mereka
ketinggalan dalam memperoleh berita, dengan adanya rapat evaluasi ini semua dibahas dan dicari pemecahannya sehingga semua permasalahan redaksi terpecahkan. Ini akan memompa semangat redaksi untuk terus bersemangat dalam bekerja.
4.4 Hambatan Dalam Mempertahankan Rating dan Share Menurut pengamatan penulis, rating dan share Cek&Ricek dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang dipengaruhi oleh program itu sendiri, kualitas dari program itu sehingga program itu menarik untuk ditonton atau tidak oleh penonton. Kualitas sebuah program dipengaruhi oleh packaging (pengemasan dan isi program) dan juga tentunya dipengaruhi oleh bagaimana kerabat kerja yang mengerjakannya. Sementara faktor eksternal yaitu pengaruh dari program lain pada jam yang sama yang ditayangkan oleh stasiun tv lain (kompetitor) serta program infotainment lain. Dari faktor intern yaitu dipengaruhi kualitas dari program sendiri. Kualitas berita yang ditayangkan (nilai berita), kualitas audio visual yang ditampilkan serta bentuk kemasan dari tayangan tersebut. Walaupun sebuah program yang secara kemasan sudah bagus belum tentu akan mendapat rating dan share yang bagus pula. Hal ini karena rating dan share sebuah program dipengaruhi oleh banyak hal. Dari faktor intern sendiri, redaksi Cek&Ricek masih banyak kekurangan, hal ini terbukti dari hasil rapat evaluasi yang selalu membahas kinerja redaksi sendiri. Banyak kekurangan dari redaksi yang mempengaruhi kualitas program Cek&Ricek. Hal ini seperti dapat dilihat dari hasil rapat evaluasi yang selalu membahas kinerja kerabat
kerja yang masih banyak kekurangan. Dari segi packaging, Cek&Ricek juga harus banyak berubah, jika dilihat juga redaksi masih sering tertinggal dalam hal perolehan berita aktual. Seringkali infotainment lain mendapatkan berita yang lebih aktual dari pada yang diperoleh oleh Cek&Ricek Faktor eksternal adalah pengaruh program-program lain pada jam yang sama yang ditayangkan stasiun TV lain (kompetitor). Inilah yang sangat berpengaruh bagi rating dan share, sebagus apapun berita yang diturunkan Cek&Ricek namun apabila program dari stasiun lain lebih diminati oleh penonton maka rating dan share Cek&Ricek tidak akan bagus. Selain persaingan pada jam yang sama, rating dan share Cek&Ricek juga dipengaruhi oleh persaingan antar program infotainment. Cek&Ricek tayang pada pukul 15.00 WIB, sedangkan program infotainment pada hari yang sama sudah mulai tayang pukul 07.00 WIB hingga pukul 09.00 WIB, dan siang hari dari pukul 11.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB. Hal ini menyebabkan berita yang ditayangkan Cek&Ricek tertinggal dari program infotainment
yang
sudah
tayang
sebelumnya,
sehingga
penonton
infotainment pun sudah mulai tidak memperhatikan program infotainment Cek&Ricek.
4.5
Strategi Dalam Menghadapi Hambatan Dalam Mempertahankan Rating dan Share Strategi dalam mengatasi masalah intern yang mempengaruhi rating
dan share Cek&Ricek adalah dengan selalu mengadakan evaluasi setiap hari Rabu. Rapat evaluasi ini sangat berguna untuk mengawasi kinerja redaksi agar redaksi selalu bisa memberikan yang terbaik. Dilihat dari hasil rapat
evaluasi maka semua masalah intern dari hari ke hari terus diperbaiki, hal ini diharapkan bisa membuat Cek&Ricek menjadi tayangan yang diminati oleh penonton. Duddy memberikan penjelasan tentang hal ini: 97 “ Strategi redaksi adalah untuk selalu memberikan tayangan yang diminati oleh penonton, yang disukai penonton itu antara lain berita tentang isu besar atau sedang popular, ulasan yang mengundang simpati atau menyentuh dan berita tentang artis sedang popular. Untuk itulah kita selalu mengadakan evaluasi, terus berbenah, selalu memberi yang terbaik bagi penonton. Strateginya bahwa dalam setiap rapat kita harus berdiskusi, meneliti, mengkaji materi-materi yang akan ditayangkan. Dari banyak berita yang masuk ke redaksi ,kita harus bias memilih mana yang bagus, begitu juga dengan narasumber yang akan diwawancrai harus kita pilih. Jadi strateginya adalah selalu memberikan apa yang masyarakat ingin tonton dengan selalu melakukan seleksi seketat mungkin terhadap beriita-berita yang akan tayang, dan pastinya tetap mengacu pada prinsip kerja jurnalistik. Untuk memperoleh share yang bagus kita juga selalu melihat program lain yang ditayangkan pada jam yang sama. Untuk itu srategi kita adalah melalui pengaturan rundown atau urutan berita, sehingga penonton yang sudah menonton dari awal akan selalu tetap menonton tayangan kita. Ke depan inginnya kalau orang mau lihat infotaiment mereka cukup lihat Cek&Ricek saja. Karena Cek&Ricek sudah memberikan semuanya.”
Strategi untuk menghadapi faktor eksternal yaitu dengan selalu mengawasi dan mengantisipasi program yang tayang pada jam sama (kompetitor). Karena pada jam yang sama inilah rating dan share diperebutkan, sehingga yang menjadi tujuan adalah bagaimana memperoleh share yang terbaik dari jumlah penonton yang ada pada saat tersebut. Tidak banyak yang bisa dilakukan redaksi dalam menghadapi kompetitor karena hal ini berhubungan dengan kebijakan dari RCTI sebagai stasiun TV penayang. Strategi yang dilakukan dalam menghadapi kompetitor adalah dengan meningkatkan awareness masyarakat terhadap tayangan Cek&Ricek dengan cara promo onair dan offair. Duddy menjelaskan tentang promosi yang dilakukan oleh Cek&Ricek98
97 98
Ibid Ibid
“Promosi memang penting untuk mengenalkan kepada khalayak, untuk menarik mereka agar menonton. Untuk onair kita biasanya minta kepada RCTI untuk membuat running text tentang materi atau berita yang akan tayang di Cek&Ricek, biasanya ditayangkan pada hari yang sama dan hanya beberapa jam sebelum tayang saja. Tapi itu juga tidak tiap episode, hanya pada saat kita dapat liputan eksklusif saja. Untuk promo offair kebetulan kita satu induk perusahaan dengan tabloid Cek&Ricek, paling kita ada spot iklan disitu saja selain itu selama bulan November ini kita memasang spanduk di depan kantor, ini diharapkan bisa meningkatkan awareness masyarakat terhadap tayangan kita.”
Sementara untuk kegiatan offair, Cek&Ricek sering mengadakan kegiatan-kegiatan sosial seperti sahur on the road, C&R peduli banjir, pengajian di sekitar kantor dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan offair tersebut diharapkan akan meningkatkan awareness masyarakat terhadap tayangan Cek&Ricek. Selain meningkatkan awareness masyarakat terdahap tayangan Cek&Ricek, redaksi juga berusaha menguatkan image Cek&Ricek. Dengan menguatkan image Cek&Ricek sebagai tayangan infotainment sore hari yang menyajikan berita paling lengkap dan aktual, sehingga ketika penonton ingin menonton program infotainment maka mereka akan menonton Cek&Ricek. Strategi untuk menghadapi program infotainment lain adalah dengan menyusun rundown yang terbaik, yaitu menempatkan berita sesuai nilai berita dan selera pasar atau tren.
Fanny selaku produser menjelaskan tentang
Cek&Ricek yang selalu memperhatikan tren program infotainment.99 “Yang jelas kita berpegang pada tren yang saat ini sedang berkembang artinya siapa sih artis-artis yang sekarang lagi digemari masyarakat, kita tayang di tv, penonton kita pasti juga nonton sinetron, kita biasanya referensinya pada sinetron mana yang sedang digemari, yang ratingnya tinggi. nah kita coba angkat dari sisi itu. Tapi selain itu artis yang tidak banyak di tv katakanlah musisi atau pemusik atau penyanyi, mereka jarang atau tidak main sinetron tapi album sedang meledak atau apalah itu juga kita tayangkan “.
99
Ibid
Namun Cek&Ricek tetap memiliki perbedaan dengan tayangan infotainment lain hal ini seperti dijelaskan Duddy
selaku produser
pelaksana.100 “Cek&Ricek merupakan pelopor jurnalisme infotainment, jadi kita bekerja berdasarkan prinsip kerja jurnalisme, itu yang kita pegang teguh, selain itu kita selalu memilih berita yang menarik, menayangkan berita yang eksklusif yang hanya dimiliki Cek&Ricek tidak selalu bersifat kasus, memilih angle berita yang berbeda, menayangkan berita yang tahan basi & tidak duplikasi, kita juga tidak menayangkan berita-berita yang asal tayang”
Fanny
Rahmasari
menjelaskan
strategi
Cek&Ricek
dalam
mempertahankan rating dan share.101 “ Pertama kita selalu melakukan evaluasi, jadi kita benar-benar memperhatikan rating itu, pergerakan rating, dari hasil evaluasi itu kita buat resumenya, dan step-step apa yang harus kita lakukan, dan kita juga harus aware dengan program-program lain, infotainment lain, trennya seperti apa, jadi kita tidak bisa juga asal asalan kita bikin infotainment asal ada berita besok tayang, tidak bisa begitu, benerbener membuat tayangan infotainment, dan kuncinya ya itu kita harus belajar, bagaimana untuk berpikir secara strategis. Jadi kita membuat strategi, benar-benar terplanning, kunci kita selalu merencanakan tiap episodenya secara matang, dan yang terakhir tetap berpegang teguh pada prinsip kerja jurnalistik, kita berusaha konsisten disitu”.
100 101
Ibid Ibid
BAB V PENUTUP Pada bab ini merupakan bab penutup yang berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian pada bab-bab sebelumnya dan juga berisi saran-saran yang penulis berikan sebagai peneliti pada program infotainment Cek&Ricek.
5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang diperoleh melalui wawancara mendalam (indepth interview) dengan produser dan produser pelaksana, maka penulis menyimpulkan sebagai berikut: Program
Cek&Ricek
merupakan
tayangan
infotainment
yang
diproduksi oleh P.T Bintang Advis Multimedia sejak Agustus 1997 dan ditayangkan di RCTI. Program ini berisikan berita-berita tentang artis, selebrtis, tokoh publik dan orang terkenal. Berdurasi 30 menit dengan iklan dan ditayangkan setiap hari Selasa, Rabu, Jumat dan Sabtu pada pukul 15.00 WIB. Dalam penelitian ini penulis membahas strategi yang diterapkan oleh redaksi tayangan infotainment Cek&Ricek dalam mempertahankan rating dan share periode November 2007. Strategi tersebut terdapat dalam pelaksanaan fungsi manajemen yaitu fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi pelaksanaan dan fungsi pengawasan. Penulis ingin mengetahui apa dan bagaimana
redaksi
membuat
dan
menerapkan
strateginya
dalam
mempertahankan rating dan share. Berikut akan penulis uraikan hasil penelitian tersebut:
A. Fungsi Perencanaan Fungsi perencanaan memuat tujuan, visi dan misi, target serta strategi. Tujuan terdiri dari tujuan ekonomi, tujuan pelayanan dan tujuan personal. Tujuan ekonomi redaksi Cek&Ricek adalah mendapatkan keuntungan finansial. Tujuan pelayanan adalah bagaimana Cek&Ricek bisa menarik perhatian pemirsa dan bisa disenangi oleh pemirsa. Tujuan personal adalah bagaimana karyawan bisa mempunyai motivasi yang tinggi untuk bekerja di Cek&Ricek Selain tujuan, visi dan misi pada fungsi perencanaan juga terdapat target. Target Cek&Ricek ada saat tulisan ini dibuat antara lain adalah bisa mempertahankan rating dan share pada posisi yang aman yaitu nilai 1 untuk rating dan 15% untuk share. Target biaya produksi adalah biaya untuk memproduksi per-episode tidak melebihi 80% dari harga yang dibeli RCTI per-episode. Selain target terdapat pula strategi yaitu strategi dalam hal jam tayang dan pemilihan topik. Kedua hal ini sangat berpengaruh pada perolehan rating dan share, strategi jam tayang adalah bagaimana Cek&Ricek bisa memperebutkan porsi rating dan share melawan kompetitor yaitu program lain yang tayang pada jam yang sama di stasiun televisi lain. Sedangkan strategi pemilihan topik adalah bagaimana agar pemirsa tertarik menonton tayangan Cek&Ricek dan tidak berpindah menonton stasiun televisi yang lain.
B. Fungsi pengorganisasian Fungsi pengorganisasian mengatur struktur organisasi dan job description. Cek&Ricek mempunyai struktur organisasi yang sesuai dengan struktur
organisasi media pemberitaan, yaitu dipimpin oleh pemimpin redaksi, dijalankan oleh produser dan produser pelaksana dan didukung oleh anggota redaksi yang lain seperti kamerawan, reporter, editor, penulis naskah, tim dokumentasi, presenter, dubber, sekretaris redaksi dan lain-lain. Masingmasing posisi jabatan memiliki job description yaitu penjelasan mengenai tugas dan tanggung jawab setiap jabatan dimana mereka bekerja berdasarkan Standart Operating Procedure (SOP).
C. Fungsi pelaksanaan Pada fungsi pelaksanaan ini dilakukan proses produksi yang dimulai dari pra-produksi , produksi dan paska produksi. Pra produksi adalah tahap perencanaan dimana dilakukan rapat produksi yang membahas materi untuk tayangan Cek&Ricek selama empat episode. Rapat ini memproyeksikan berita-berita yang akan ditayangkan, memilih angle berita, mempersiapkan materi dan menetapkan tim liputan. Setelah itu masuk ke dalam tahap produksi yaitu proses liputan. Satu tim liputan terdiri dari reporter, kamerawan dan driver. Ketiganya harus mempersiapkan diri dan alat-alat yang dibutuhkan, semua sudah tertuang dalam S.O.P (Standart Operating Procedure). Setelah liputan selesai dilanjutkan dengan proses timecoding, disini tim dokumentasi mempersiapkan gambar-gambar yang mendukung naskah. Sementara itu penulis naskah membuat naskah berdasarkan data yang diperoleh. Tahap ini juga dilakukan taping presenter dan dubbing. Produser dan produser pelaksana membuat rundown.Tahap selanjutnya adalah tahap paska produksi yaitu proses editing, pada tahap ini editor harus mampu menyajikan perpaduan gambar dan suara yang tidak membosankan. Pada tahap ini juga ditentukan rundown yang sebenarnya. Pengaturan urutan
berita sangat penting dalam memperoleh rating dan share. Setelah selesai proses editing selesai dan sudah melalui tahap pemeriksaan laying tayang dari pimpinan redaksi dan produser dilakukan print to tape materi dan dikirim ke RCTI.
D. Fungsi pengawasan Fungsi pengawasan dimulai dari penerimaan hasil rating dan share. Rating dan share harian berupa minute by minute sedangkan hasil rating dan share yang lebih lengkap diterima setiap hari Rabu. Hal pertama yang dilakukan setelah hasil rating dan share diterima adalah evaluasi oleh produser. Produser akan menganalisa dan mengevaluasinya lalu melakukan pertemuan informal dengan produser pelaksana untuk membahas dan menentukan langkah-langkah selanjutnya bagi redaksi. Rapat evaluasi dilakukan pada hari Rabu bersamaan dengan rapat redaksi dimana redaksi telah menerima hasil rating dan share weekly episode yang tayang sebelumnya. Hasil rating dan share tersebut yang menjadi bahan untuk dianalisa dan dijadikan awal dalam penentuan strategi. Dalam rapat ini selain membahas dan mengevaluasi perolehan rating dan share juga membahas tentang proyeksi, yaitu berita apa saja yang akan disajikan untuk empat episode selanjutnya. Dalam rapat ini akan dihasilkan rundown awal yang digunakan sebagai pedoman bagi redaksi. Rundown yang berisi urutan berita ini nantinya akan dikembangkan dan dalam rapat ini juga ditentukan kemana arah liputannya (news angle). Dalam perkembangannya rundown bisa berubah tergantung dengan keadaan yang ada dilapangan. Dari data yang penulis dapatkan selama penelitian, rating dan share program Cek&Ricek pada bulan November 2007 adalah sebagai berikut:
Kinerja Program Cek & Ricek November 2007 ABC,MF,5+ No 1 2 3 4 5
week 0744 (28Okt-3Nov 07) 0745 (4-11 Nov 07) 0746 (11-17 Nov 07) 0747 (18-24 Nov 07) 0748 (24 Nov-1 Des 07)
TVR 1.3 1.3 1.3 1.6 1.4
Share(%) 12.5 12.6 11.3 12.9 11.3
Source : AGB Nielsen Media Research 2007 Data: 28 okt –1 des2007
Kisaran 1,3 hingga 1,6 untuk rating dan 11,3 hingga 12,9 untuk share tidaklah terlalu
mencolok
jaraknya.
Disini
terlihat
bahwa
redaksi
mampu
mempertahankan rating dan share mereka. Dengan begitu penulis menemukan bahwa strategi untuk selalu melakukan evaluasi dan melakukan proyeksi terhadap tayangan Cek&Ricek cukup efektif untuk bisa mempertahankan rating dan share. Faktor naik dan turunnya rating dan share dipengaruhi oleh program kompetitor. Redaksi telah melaksanakan fungsi manajemen dengan baik.
5.2 Saran Masih banyak sekali kekurangan penulis dalam penelitian ini, namun penulis akan memberikan sedikit masukan berupa saran sebagai bagian dari hasil dari penelitian ini. a. Redaksi diharapkan mampu menjaga semangat kinerja yang baik, karena dari hasil evaluasi terdapat banyak kekurangan pada kinerja redaksi terutama dalam hal kedisiplinan, semangat untuk mengembangkan diri dan kurang cepat dalam mencari berita dan narasumber. b. Redaksi hendaknya memperbanyak kegiatan promo onair. Baik melalui running text maupun promo video. Hal ini akan meningkatkan awareness masyarakat terhadap tayangan Cek&Ricek
c. Redaksi diharapkan mampu menjaga kualitas program Cek&Ricek dan selalu bisa mendapatkan liputan eksklusif agar pemirsa infotainment selalu setia menonton Cek&Ricek. d. Penulis berpendapat bahwa citra Cek&Ricek sudah mulai turun, untuk itu penulis berharap redaksi Cek&Ricek mampu meningkatkan lagi citra sebagai tayangan infotainment yang menjunjung tinggi etika jurnalistik. Hal ini bisa berupa membuat suatu acara penghargaan bagi artis-artis yang berprestasi dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA Ardianto, Elvinaro, Lukiati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, PT Remaja Rosdakarya Offset, Bandung, 2005 Assegaff , Dja’far. Jurnalistik Masa Kini Pengantar Ke Praktek Kewartawanan, Galia Indonesia Jakarta, 1998 Bintang, Ilham, Salam Dari Meruya, Jakarta, PT Bintang Media Citra Utama Djuroto, Totok. Teknik Mencari dan Meliput Berita, Semarang, Dahara Prize,2003 Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, Bandung, Rosdakarya,2006 Effendy, Onong Uchjana. Televisi Siaran Teori dan Praktek , Bandung, Mandar Maju, 1993 Imam Suprayogo dan Tobroni, Metode Penelitian Sosial-Agama, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2001 J.B. Wahyudi. Dasar-dasar Manajemen Penyiaran, Jakarta,PT Gramedia Pustaka Media, 1994,hal17 K. Yin, Robert terjemahan M. Djauzi Murdzakir, Studi Kasus (Desain dan Mode), P.T Raja Grafindo Persada, Jakarta , 2000 Malik, Deddy Djamaludin, Islam dan Era Informasi, Jakarta, Pustaka Panjimas, 1989 Mariani, Ina Ratna dan June Kuncoro, Teknik Mencari dan Menulis Berita, Jakarta,Universitas Terbuka, 1994 McQuail, Dennis. Teori Komunikasi Massa, Jakarta, Erlangga, 1994 Mulyana, Dedy Metode Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya Offset, Bandung,
2006
Moeloeng, Lexy. J, Metodelogi Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya Offset, Bandung, 2006
Morissan, Media Penyiaran:Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Ramdina Prakarsa, Tangerang, 2005 Morissan, Manajemen Media Penyiaran:Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Jakarta, PT. Kencana Prenada Media Group,2008 Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir , Ramdina prakarsa,jakarta,2004 Naratama, Menjadi Sutradara Televisi, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2004 Nugroho, Bimo, INFOTAINMENT, KPI Pusat, Desember 2005 Nurudin. Komunikasi Massa , Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2004 Panjaitan , Erica L & TM Dhani Iqbal, Matinya Rating Televisi:Ilusi Sebuah Realitas, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2006.hal21 Rakhmat, Jalaluddin, Metode Penelitian Komunikasi dilengkapi Contoh Analisis Statistik,PT Remaja Rosdakarya Offset, Bandung, 2001 Sastro, Darwanto, Produksi Acara Televisi, Duta Wacana University Press, 1994 Semi, Atar, Teknik Penulisan Berita, Features, dan Artikel, Mugantara, Bandung, 1995. Soenarto, Programa Televisi : Dari penyusunan sampai pengaruh siaran, Jakarta: FFTV
IKJ Press, 2007
Syahputra, Iswandi, Jurnalistik Infotainment, Kancah Baru Jurnalistik dalam Industri Televisi, Pilar Media, Yogyakarta, 2006 Tripomo,Tedjo dan Udan. Manajemen Strategi, Bandung, Rekayasa Sains, 2005 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta. Gramedia Widiasarana, 2004, Wiryanto.Teori Komunikasi Massa, Jakarta, Grasindo, 2000 Wibowo, Fred, Teknik produksi program Televisi, PINUS BOOK PUBLISHER, 2007 Young, Freddi, The Work of The Motion Picture Cameraman, terjemahan Asrul Sani, Yayasan Citra, 2002 Sumber Lain : TAQ www.nielsen.co.id
Sumber: CBN http://cyberjob.cbn.net.id/cbprtl/common/ptofriend.aspx?x=Entrepreneurs&y=cyberjo b|0|0|6|112 http://yacobyahya.wordpress.com/2007/11/19/sebuah-angin-segar-infotainmentsudah-berbenah-diri/ Hedi Pujo Santoso,Dosen FISIP UNDIP,Selasa,9 Desember 2003/suara Merdeka, www.suaramerdeka.com Tabloid Cek & Ricek No.255 Thn V/21-27 Juli 2003. PUSKAT, Studio Audio Visual, Yogjakarta 2004 CMC Broadcasting Study, 2001 Pelatihan Kepenyiaran Radio dan TV, Jakarta Dok Litbang Cek&Ricek Skripsi UMB : Sk-06/114, Sk-06/176, Sk-07/034, Sk-06/084, Sk-07/051, Kpti-01/022
DRAFT WAWANCARA Pedoman wawancara untuk produser 1. Apa tugas dan tanggung jawab anda? 2. Sejauh mana wewenang anda sebagai executive produser terhadap program C&R? 3. Apa ide awal dibuatnya program C&R? 4. Apa visi dan misi program C&R? 5. Bagaimana awal proses produksi dan awal penayangan program C&R? 6. C&R tayang di RCTI, bagaimana prosesnya? 7. Berapa harga per episode C&R dan adakah strategi khusus agar C&R tetap dibeli RCTI? 8. Siapakah yang menentukan durasi, jam dan hari tayang C&R? Adakah strategi khusus dalam menentukannya? 9. Apa target audience dan siapa yang menentukannya? 10. Menurut anda apa definisi berita infotainment? 11. Berita apa saja yang tayang/diangkat C&R? 12. Bagaimana rating & share C&R selama ini? 13. Sejauh mana rating & share mempengaruhi perencanaan & keputusan anda? 14. Apakah ada tuntutan RCTI terhadap rating & share C&R ? 15. Bagaimana proses pra produksi? 16. Sejauh mana keterlibatan anda dalam rapat produksi? 17. Strategi apa saja yang anda siapkan pada tahap pra produksi? 18. Siapakah yang menentukan rundown, headline dan materi apa saja yang akan tayang per episode? 19. Adakah fungsi produser sebagai gate keeper? 20. Apakah ada strategi khusus dalam menyiapkan sumber daya manusia/kru ? 21. Bagaimana anda mengawasi pelaksanaaan perencanaan pada tahap produksi? 22. Pada waktu pelaksanaan apabila terjadi sesuatu yang tidak sesuai dengan perencanaan apa yang anda lakukan? 23. Apakah anda selalu menyiapkan alternatif lain apabila nantinya rencana anda menemui hambatan? 24. Strategi apa yang anda siapkan pada tahap post pro? 25. Bagaimana anda mengawasi pelaksanaan post pro? 26. Apa yang membedakan C&R dengan tayangan infotainment yang lain?
124 27. Program C&R telah tayang selama 10 tahun lebih, apa strategi yang anda lakukan sehingga program C&R tetap eksis? 28. Bagaimana strategi anda dalam mempertahankan rating dan share? Pedoman wawancara untuk Produser Pelaksana 1. Apa tugas & wewenang anda? 2. Bagaimana tahapan proses produksi C&R? 3. Bagaimana proses pra produksi C&R? 4. Kapan rapat redaksi dilaksanakan? 5. Siapa yang memimpin dan hadir dalam rapat redaksi? 6. Apa yang dibahas dalam rapat redaksi? 7. Apa saja yang ditayangkan C&R? 8. Menurut anda apa berita yang menarik dan penting itu? 9. Berita apa saja yang diliput? 10. Siapakah yang menentukan berita yang akan ditayangkan? 11. Bagaimana strategi redaksi agar mendapatkan gambar dan berita eksklusif? 12. Apakah berita ekslusif mempengaruhi rating & share? 13. Adakah strategi redaksi dalam menentukan berita yang akan ditayangkan? 14. Apakah ada agenda setting dalam menentukan berita yang akan ditayangkan C&R? 15. Siapakah yang menentukan rundown? 16. Apakah ada strategi dalam menentukan rundown? 17. Apa ada strategi untuk membedakan pemberitaan C&R dengan tayangan infotainment lain? 18. Dalam persaingan antar tayangan infotainment berita dan gambar ekslusif sangat penting, ada strategi khusus agar C&R selalu mendapatkan berita dan gambar ekslusif? 19. Redaksi sering mengirim tim liputan ke luar daerah atau sampai ke luar negeri, apakah merupakan strategi dalam mempertahankan rating & share? 20. Kapan redaksi menerima rating dan share, lalu bagaimana redaksi menyikapi rating dan share? 21. Bagaimana laporan rating dan share yang diterima redaksi C&R, apakah minute by minute, segmen by segmen atau bagaimana? 22. &R terdiri dari 4 segmen, apakah rating dan share mempengaruhi berita tiap segmennya? 23. Bagaimana strategi redaksi dalam mempertahankan rating dan share ? 24. Bagaimana anda mengawasi proses produksi? 25. Bagaimana jika ada yang tidak sesuai dengan yang direncanakan? 26. Bagaimana cara menjaga agar penonton tetap menonton C&R? 27. Darimana sumber berita? Adakah strategi khusus dalam menjaga hubungan
125 dengan sumber berita? 28. Bagaimana strategi redaksi pada tahap post produksi?
126
HASIL WAWANCARA Hasil wawancara dengan fanny rahmasari. Produser cek & ricek senin 26 November 2007 1. Bagaimana susunan redaksi Cek & Ricek ? “ Susunannya pak Ilham sebagai executive produser, karena ini redaksi pemberitan maka pak Ilham menjadi pemimpin redaksi, lalu dibawahnya ada saya sebagai produser, lalu ada produser pelaksana dan dibawahnya koordinator-koordinator, seperti koordinator dokumentasi, liputan, peralatan dan post pro.” 2. Tugas dan wewenang anda? “ Kalau tugas aku disini melakukan supervisi terhadap seluruh proses produksi program tayangan Cek & Ricek, artinya aku harus mengetahui dan melakukan pengawasan dari pra produksi, perencanaan materi yang akan ditayangkan, apa aja yang diliput, mengawasi materi yang masuk dan akan diedit sampai tayang itu dibawah koordinasi aku dan wewenangnya memberikan persetujuan akhir terhadap tayangan dan menentukan materi yang akan ditayangkan dan akan di print yang akan diserahkan kepada station penayang, garis besarnya sih kayak begitu” 3. Ide awal dibuatnya Cek & Ricek ? “ Ide awalnya memang dari pak Ilham Bintang, dia ingin bikin sebuah tayangan televisi yang menampilkan berita-berita tentang selebriti. Ketika itu dia melihat di televisi belum ada tayangan seperti yang dia bayangkan, kalaupun ada, dulu sebelum Cek & Ricek ada kabar-kabari dan kiss, tapi mereka tidak lebih dari sekedar mendokumentasikan kegiatan–kegiatan selebriti, nah yang diinginkan oleh pak Ilham adalah sebuah program infotainment yang memiliki prinsip kerja jurnalistik, artinya melakukan investigasi, ada balance, memberikan ruang kepada si narasumber dalam hal ini selebriti untuk menjawab, untuk memberikan klarifikasi, jadi waktu itu ada infotainment tapi kok ngomonginnya itu soal kegiatanya dia, sementara waktu itu udah banyak tabloid-taboid hiburan, atau koran, media cetak terutama yang banyak memberitakan tetang kehidupan pribadi artis tapi si artis tidak punya ruang untuk menjawab gitu lho. Bahkan di media cetak pun dia tidak bisa menjawab, yang ada malah dia dikejar-kejar melulu. Oleh karena itu kenapa tidak kita gunakan media televisi sebagai ruang bagi si artis untuk menjawab isu yang beredar tentang dirinya. Itu ide awalnya sehingga dibuatlah demo dan langsung disetujui oleh station penayang yaitu RCTI ” 4. Proses pembeliannya bagaimana? “ Waktu itu kita menawarkan ke RCTI dan RCTI langsung menerima ” 5. Kalau untuk perjanjian pembeliannya bagaimana? “ Kita jual putus, jadi kesepakatannya tergantung RCTI, kalau yang pertama kalau tidak salah langsung dikontrak 13 episode atau 52 episode aku lupa, tapi intinya kita jual putus, kita jual kaset, mereka bayar per episode, iklan dia yang tanggung jadi yang cari keuntungan cuma dia, kita cuma dibayar perepisode aja” 6. Kalau hari, jam tayang dan durasi siapa yg menentukan? “ Iya RCTInya”
127 7. Kalau baru-baru ini jam pindah tayang siapa yang menentukan? “ RCTI juga “ 8. Target audience Cek & Ricek? “ Dari awal RCTI meminta kita menghidupkan jam tayang jam 4 (16.00) karena waktu kita tayang dahulu nggak ada yang nonton sebenarnya. Nah potensi yang nonton infotanment itu ya ibu-ibu atau perempuan deh secara general, jadi target audience kita perempuan, 10 tahun keatas, kelasnya ABCDE” 9. Untuk berita, berita sepeti apa yang bisa tayang di Cek & Ricek? “ Kita memang punya kriteria mana berita yang layak tayang mana yang tidak, artinya berita yang layak tayang di Cek & Ricek dilihat dari misalnya tokohnya, tokohnya itu harus artis papan atas yang punya impact tinggilah, sehingga artis kelas B akan tidak diprioritaskan masuk ke dalam pemberitaan Cek & Ricek, kedua, isunya sendiri kuat atau tidak, artiya pokok permasalahannya apa, Jadi ketika kita tidak tahu inti permasalahannya, Cek & Ricek menolak untuk mengambil bagian, jadi pertama memang kita harus lihat dulu tokohnya, nggak boleh sembarangan orang, infotainment lain, dangdut bisa masuk, kalau di Cek & Ricek kita lihat dulu ceritanya, isunya, yang kedua pokok permasalahnnya, apa sih anglenya, itu kriteria Cek & Ricek, kalau membahas putus nyambung pacaran itu tidak menadi prioritas Cek & Ricek, tapi ini bias diangkat tapi dengan konfigurasi atau framing yang sedemikian rupa ” 10. Kalau untuk tokoh yang dijadikan berita, ada peringkat artis-artis top yang bisa masuk/tidak? “ Enggak sih, yang jelas kita berpegang pada tren yang saat ini sedang berkembang ya… artinya siapa sih artis-artis yang sekarang lagi digemari masyarakat, kita tayang di tv, penonton kita pasti juga nonton sinetron, kita biasanya referensinya pada sinetron mana yang sedang digemari, yang ratingnya tinggi. nah kita coba angkat dari sisi itu. Tapi selain itu artis yang tidak banyak di tv katakanlah musisi gitukan atau pemusik atau penyanyi, mereka jarang tidak main sinetron tapi album sedang meledak atau apalah itu juga kita tayangkan “. 11. Berarti ada agenda setting? “ Oh jelas. Kita punya agenda setting, kita punya politik pemberitaan yang khas Cek & Ricek banget, artinya memang sebagai media kita harus memihak, memihak kepada siapa gitu lho, nah kita sudah menentukan gitu lho, jika kita mau mengangkat soal kasus perebutan anak, dibalik fenomena perceraian artis, tentu kita ada maksud yang kita ambil, ada pesan yang kita sampaikan”. 12. Rating dan share Cek & Ricek sekarang bagaimana? “Kalau share berkisar 12-15% kalau rating ya maksimal 2 lah , 2,2”. 13. Kalau dari RCTI ada target atau tidak tentang rating dan share? “ Oiya ada dong, minimal sama dengan rating yang dia peroleh, share RCTI berkisar 15%, jadi RCTI expect Cek & Ricek ratingnya dari 4 kali tayang itu 15 atau lebih malah, jadi target kita sebenarnya 17, karena kalau kita sharenya lebih tinggi daripada share RCTI secara keseluruhan maka kita akan menyumbangkan ke dia share kita. Tapi
128 kalau ita sharenya dibawah, berarti kita disubsidi dong oleh programprogram lain”. 14. Kapan rapat redaksi dilaksanakan? “Rapat redaksi dilaksanakan pada hari rabu, tapi itu yang rutin ya, tapi diluar itu tiap hari kita ada rapat briefing”. 15. Rapat redaksi tiap hari rabu, karena pada hari rabu dapat rating atau ada alasan lain? “Pemilihannya sih lebih pada efektivitas aja ya… kalau hari rabu itukan kita selesai deadline, tidak diganggu oleh deadline sehingga kita bisa nyiapin materi buat jumat atau sabtu, selain itu juga pas hari itu kita terima rating, tapi sebenernya rating itu tidak begitu pengaruh ya, karena sekarang kita bisa terima rating tiap hari, jadi yang tayang kemarin hari selasa, hari rabu kita sudah terima ratingnya”. 16. Rating yang diterima minute by minute atau rata-rata? “ Kalau daily rating sudah minute by minute”. 17. Setelah menerima rating apa yang anda lakukan? “ Kita kan sekarang terima rating daily ya, nah yang aku lakukan adalah pertama aku lihat berapa rating dan sharenya, kemudian minute by minutenya bagaimana, mana topik yang naik mana topik yang turun, dari situ sebenernya kita bisa langsung mengambil keputusan yang akan berdampak pada apa yang akan tayang episode berikutnya. Let say kita tayang hari selasa nih, kita terima rating hari rabu, dari situ kita bisa lihat, kita mo nayangin apa nih,misalnya mo nayangin kasus naroba, tapi kok kasus narkoba terus, kan bosen nah setelah briefing, mungkin orang sudah tidak tertarik pada kasus narkoba lagi. Kalau cuma ngomongin yang biasa-biasa aja, kecuali kalau kita ngomongin pertemuan dia dengan keluarganya setelah dia masuk penjara, itu mungkin menarik. Jadi hasil rating itu kita evaluasi,kenapa rendah kenapa tinggi, kita juga lihat tayangan sebelum kita itu apa, mungkin tayangan sebelum kita ratingnya rendah, sehingga yang nonton tayangan kita juga jadi sedikit, nah semua itu semua bisa dianalisi dan semuanya sangat bermanfaat”. 18. Bagaimana dengan tayangan kompetitor pada jam yang sama? “ Iya termasuk kompetitor dari station lain, itu bisa ketahuan, dimana kita leading, jadi dari minute by minute itu kita bisa lihat posisi kita, dari situ kita bisa tahu penonton itu suka tayangan yang mana, liputan yang mana topik yang mana, tapi ada juga di bagan yang lain, bagaimana posisi kita dibanding dengan tayangan-tayangan yang lain pada jam yang sama, artinya bagus kita atau kompetitor kita, nah dari situ kita bisa tahu penonton kita suka yang mana, misalkan segmen 1, kita dibawah banget, mungkin penonton belum aware, mungkin penonton masih nonton stasiun lain, kemudian pas commercial break kedua kita naik, nah dari situ kita bisa tahu posisi kita, penonton itu lebih suka tayangan yang mana”. 19. Pada saat rapat redaksi, apa saja yang dibahas? “Kita evaluasi, dari hasil rating yang diterima, kemudian kita proyeksi materi apa yang akan kita liput, kemudian yang akan kita rancang untuk tayangan berikutnya apa.” 20. Untuk penyusunan rundown, kapan dilakukan ?
129 “Penyusunan rundown biasanya dilakukan sehari sebelum tayang, pada waktu deadline, tapi untuk menentukan kapan liputan ini harus diselesaikan oleh seorang reporter, pas rapat proyeksi itu kita tentukan. Hari jumat yang tayang ini, ini, ini maka hari kamis harus sudah selesai diliput, hari sabtu tayang materi ini, ini, ini maka hari jumat harus sudah diliput. Nanti pada eksekusinya, pada waktu deadline kita akan atur lagi pada waktu deadline, karena tayangan itu sebenarnya kunci pada pengaturan strategi, oke kita tayang jam berapa nih, jam 3, prinsip semua segmen harus kuat materinya, harus menarik, sehingga kita bisa mengikat penonton lebih banayak, nah kemudian kita mikir gitu lho, kasak kusuk itu biasa tayang jam 3.15 atau jam 3, nah kalau kita, nah kalau dia tayang jam 3.15 berarti kita harus berikan berita yang kuat lagi, begitu juga dengan kiss, bagaimana caranya agar penoton itu hanya nonton Cek & Ricek aja pokoknya, nggak usah nonton yang lain gitu. Jadi itu semua permainan strategi menempatkan berita”. 21. Berarti anda yang menentukan rundown? “ Iya, dari aku dan produser pelaksana. Jadi produser dan produser pelaksana itu intinya bekerja sama, kalau aku lebih ke penetapan prinsip, prinsip tayangannya besok seperti ini,ini,ini.. nah teknisnya produser pelaksana yang mengatur. Materi berita itu banyak, nah kami berdua yang menentukan angle berita yang kuat yang mana, terus bikin naskahnya yang kuat juga”. 22. Dalam rapat proyeksi apakah menentukan angle berita? “ Iya, rapat proyeksi kan menentukan berita apa yang akan diliput dan anglenya apa, jadi disitu kita dapat masukan berita apa yang ada di lapangan dari reporter, nah kita menentukan anglenya”. 23. Kalau narasumber ditentukan di rapat produksi juga? “Iya”. 24. Apakah ada liputan tematik? “ Tematik ada, kita sih fleksibel aja, dalam arti kita lihat kekuatan berita itu, kita lihat juga momennya. Sekarang kan Cek & Ricek tidak sepeti silet yang dari awal hingga akhir membahas tentang suatu topik dengan banyak narasumber dan dikupas sedalam-dalamnya, kita nggak seperti itu, tapi kita sama seperti berita-berita infotainment yang lain yang tiap segmen beda topik, berita itu beragam, tapi kita sifatnya fleksibel, ketika berita itu sifatnya eksklusif, misalnya waktu itu Tamara Blezynsky untuk pertama kali mau bicara kepada media secara eksklusif kepada Cek & Ricek, nah kita taruh dia paling atas beritanya, tapi di segmen bawahnya muncul lagi, di segmen akhir, nah itu mungkin saja, jadi ada dua segmen yang menampilkan tokoh yang sama, wawancaranya pada momen yang sama pula, itu mungkin aja, nah itu kita pikir untuk mengikat penonton. Kemudian pernah juga ketika Taufik Savalas meninggal dunia, meninggalnya hari rabu dan kemudian kita tayang hari jumat, itu dari segmen awal hingga segmen akhir membahas tentang Taufik semua. Alasannya karena momennya ada, baru kejadian, beritanya aktual, kemudian Taufik itu tokoh yang sangat spesial, sangat istimewa dan kita punya stock gambar yang banyak”.
130 25. Cek & Ricek pernah menayangkan liputan VOA, apakah masih ada? “ VOA saat ini tidak kita teruskan dulu, pertimbangannya kita lagi mencari cara, pemberitaan yang lebih menarik dari VOA. Karena kebanyakan yang ditayangkan oleh VOA adalah artis-artis Indonesia yang sedang berkunjung kesana, nah tidak setiap minggu bahkan tidak setiap bulan artis Indonesia datang kesana sehingga sangat terbatas, sementara berita tentang artis luar pun sebenarnya belum bisa diterima penonton, jadi kita cut dulu aja”. 26. Apakah liputan berita eksklusif berpengaruh terhadap Rating & Share? “ Berpengaruh banget, jadi gini ya.. dari rating itu sebenernya kita bisa menentukan berita apa yang menarik, kerena itu benar-benar gambaran penonton itu maunya kayak gimana, berita-berita yang berpotensi menghasilkan rating yang besar itu adalah satu yang ekslusif, artiya cuma kita yang punya, tapi juga lihat-lihat, kalau eksklusif ditambah artis papan atas yang ngomong. Katakanlah Tamara Blezynsky. Waktu itu memang dia sedang banyak dicari infotainment, selama ini dia tidak pernah mau ngomong, dia juga artis papan atas, nah dia mau bicara di Cek & Ricek, itu ratingnya bagus. Ada juga artis yang belum pernah ngomong di media manapun, tapi bukan artis papan atas, jadi gini lho yang dimaksud artis papan atas itu artis yang sangat dikenal, yang memang ada aktifitasnya gitu lho, yang tidak vakum, Tamara kan juga tidak vakum, ketika dia ramai diberitakan itu dia main film dan sinetron. Ada juga artis yang sudah jarang tampil di tv tiba-tiba muncul dengan kabar perselingkuhan, ini gak akan ngefek, eksklusif sangat berpengaruh, trus yang lain berita yang aktual dilapangan, dalam arti gini, misalnya seorang artis menikah, pada hari selasa, nah kalo’ paginya kita liput, sore tayang, biasanya ratingnya tinggi, tapi dengan catatan berita pernikahannya itu satu, tidak banyak diketahui orang, jadi orang kaget gitu, atau misalnya nih ada artis dari dulu digosipin mo merit mulu, tapi belum banyak ngomong ke media, pas dia merit, diliput dan baru mau ngomong, nah itu aktual, eksklusif dan menarik, kemudian berita apa yang bagus, ya artis-artisnya yang lagi ngetop saat ini dengan sinetronnya yang lagi ngetop, Naysila misalnya, saat ini ya berita tentang dia yang bisa meningkatkan rating. Sama terakhir tentunya berita-berita yang tragis, kecelakaan, kematian, nah itu pasti ratingnya bagus. Karena orang punya empati, simpati yang dalem terhadap hal itu”. 27. Untuk dapat liputan yang ekskluif ada strategi khusus? “Kalau kita dapat liputan eksklusif biasa karena kita mempunyai hubungan yang baik dengan narasumber, artinya ita mempunyai hubungan yang istimewa dengan mereka, mereka percaya kita, mereka mau ngomong sama kita karena mereka percaya pada media kita, bahwa dia tidak akan diberitakan macam-macam”. 28. Apakah liputan luar kota atau hunting juga merupakan salah satu strategi redaksi dalam memperoleh berita eksklusif? “ Nggak juga sih, kalo’ eksklusif itu lebih ke narasumbernya datang ke kita gitu lho, atau kita yang persue, kita yang mendekati, kita yang approach, gini lho elu ngomong sama gue aja deh, kalau hunting
131 mungkin karena kita kesulitan mendapatkan narasumber aja. Kalo’ liputan luar kota mungkin memang narasumbernya berada disana”. 29. Kalau untuk tahap paska produksi, apa ada strategi yang diterapkan? “ Tayangan itu kan sebuah product, jadi merupakan paduan dari banyak faktor, tim liputan harus bekerja keras untuk mendapatkan wawancara dengan narasumber, dipadu dengan naskah yang menarik, tapi itu semua tidak akan berarti apa-apa tanpa ditunjang pengambilan gambar dari kameramen, tapi ngeditnya juga jangan yang biasa-biasa aja kayak news gitu aja, tapi kita punya referensi nonton program infotanment dari luar, itu gimana sih mereka bikin susunannya, bikin rundownnya gimana, ngeditnya gimana, cara bikin naskahnya gimana dan itu kita jadiin referensi panutan kita”. 30. Apakah backsound dan voice over mendapat perhatian khusus? Oiya, VO itu sangat mempengaruhi, artinya kalau kita sudah membuat naskah sedemikian rupa, kita expect pembaca naskah ini menghayati cerita sehingga dia bacanya tidak monoton atau yang cuma baca aja tapi ya harus ada intonasi khusus, harus ada yang mampu memainkan emosi, karena tayangan kita kan audio visual ya, nah audio itu sangat berpengaruh banget, kalau menurut ku audio dulu baru gambar, artinya naskah dulu, yang akan dibaca dubber, baru setelah itu gambar, tanpa mengurangi pentingnya gambar, tapi gini maksud aku, kalo’ orang denger suara, orang bisa membayangkan, sehingga menurut aku sound itu yang pertama, nah jadi bagaimana dia menceritakan lewat naskah itu penting banget, naskah itu jiwanya infotainment, tapi naskah itu tidak akan berarti apa-apa kalau tidak dibacakan dengan tepat, nah terakhir untuk melengkapi itu, kita kasih gambar yang bagus, karena kita harus paham gitu lho, kondisi psikologis orang lagi nonton tv apalagi pas jam 3 jam 4 yang nonton ibu-ibu, dia pasti tidak fokus nonton dong, dia pasti sambil ngapain gitu lho, sehinggga potensi orang bercerita itu suara, pengaturan nafas, cara dia ngomong itu hars diperhatkan”. 31. Untuk naskah ada strategi khusus yang diterapkan? “Oiya ya itu tadi, kita berpegang teguh ada pinsip kerja jurnalistik, berdasarkan fakta, dapat dipertanggung jawabkan, balance dan yang ketiga Cek & Ricek itu bercerita, jadi dia tidak memberitakan aja apa yang terjadi dilapangan tapi, inti permasalahannya diketahui, apa sih dibalik persoalan yang sedang dibahas”. 32. Secara umum srategi Cek & Ricek dalam mempertahankan Rating & Share bagaimana? “ Pertama kita selalu melakukan evaluasi, jadi kita benar-benar memperhatikan itu rating, pergerakan rating, dari hasil evaluasi itu kita buat resumenya, dan step-step apa yang harus kita lakukan, dan kita juga harus aware dengan program-program lain, infotainment lain, trennya seperti apa, jadi kita gak bisa juga sih udahlah kita bikin infotainment asal ada berita besok tayang, gak bisa gitu lho, benerbener membuat tayangan infoainment, dan kuncinya ya itu kita harus belajar, bagaimana untuk berpikir secara strategis. Jadi kita membuat strategi, benar-benar terplanning, kunci kita selalu merencanakan tiap
132 episodenya secara matang, dan yang terakhir tetap berpegang teguh pada prinsip kerja jurnalistik, kita berusaha konsisten disitu”.
HASIL WAWANCARA wawancara dengan produser pelaksana cek & ricek senin 26 November 2007 1. Apa tugas dan tanggung jawab anda? Tugas dan tanggung jawab saya sebagai produser pelaksana adalah mengatur pelaksanaan produksi Cek & Ricek, pokoknya me-manage mulai dari mendapatkan berita, meliput, membuat naskah, editing hingga tayang semua atas koordinasi saya. 2. Bagaimana proses produksi program Cek & Ricek? Proses produksi Cek & Ricek sama seperti program atau tayangan televisi yang lain, dimulai dari pra produksi, produksi dan paska produksi. 3. Menurut anda apa definisi berita infotainment? Berita infotainment adalah berita yang tokoh atau subjek dan objeknya orang terkenal, intinya adalah berita tentang hiburan, dunia hiburan kan kebanyakan diisi oleh para artis, penyanyi dan orang terkenal. Tapi bukan hanya berita tentang artis saja, berita lain yang sedang booming juga bisa ditayangkan, seperti bencana alam, tragedi, kecelakaan dan lain-lain yang sifatnya nasional. 4. Berita apa saja yang tayang atau diangkat Cek & Ricek? Dalam satu episode kita biasanya punya stok berita banyak, namun tidak semuanya kita tayangkan, selain karena batasan durasi, Cek & Ricek juga membatasi berita yang akan ditayangkan, pada dasarnya kita melihat berita itu sendiri, kalau memenuhi tiga hal yaitu, eksklusif , aktual, dan tentang artis popular, maka berita-berita tersebut yang diutamakan dan akan diangkat atau ditayangkan. 5. Bagaimana rating & share Cek & Ricek selama ini? Kita sekarang memang terus melakukan berbagai hal untuk menaikkan rating & share, karena sekarang ini banyak sekali program infotainment yang tentunya menyebabkan persaingan, selain itu pada jam yang sama di station tv lain juga menayangkan program saingan, rating Cek & Ricek berkisar 1,5 dan sharenya sekitar 12 6. Kapan redaksi menerima rating dan share, lalu bagaimana redaksi menyikapi rating dan share? Kita biasa menerima hari rabu, namun sekarang kita juga bisa menerima daily, jadi Cek & Ricek yang tayang hari selasa, besoknya kita sudah bisa dapatkan rating & sharenya. Hal pertama yang kita lakukan adalah mengevaluasinya, berapa rating & sharenya, berita apa yang ditayangkan, dan rating & sharenya kan berupa minutes per minutes, jadi kita bisa tahu berita apa saja yang rating & sharenya bagus, selain itu kita juga melihat program di station lain yang head to head dengan program kita. Setelah kita evaluasi baru kita bisa merencanakan apa yang harus dilakukan kedepannya. 7. Bagaimana proses pra produksi? Proses pra produksi dimulai dari evaluasi tadi, kita lalu mengadakan rapat redaksi, merencanakan apa langkah yang akan kita lakukan untuk tahap selanjutnya. Evaluasi membahas apa yang sudah kita peroleh, apa yang orang
133 lain punya, apa kelemahan kita, apa kelebihan kita dievaluasi pada rapat redaksi. 8. Kapan rapat redaksi dilaksanakan? Rapat redaksi biasanya dilakukan pada hari rabu, karena pada hari rabu kita tidak deadline, jadi bisa lebih tenang, namun diluar rapat redaksi selalu ada koordinasi antara pemimpin redaksi, produser dan produser pelaksana, selain itu juga saya berkoordinasi dengan reporter dan kameramen setiap saat untuk selalu meng-up date berita dilapangan. 9. Siapa yang memimpin dan hadir dalam rapat redaksi? Yang memimpin biasanya produser atau produser pelaksana, tergantung yang ada, yang hadir ya reporter, kameramen, sekretaris redaksi, tim dokumentasi dan yang pasti produser. 10. Apa yang dibahas dalam rapat redaksi? Pertama kita akan meng-evaluasi berita yang sudah tayang dan berapa ratingnya, untuk selanjutnya kita buat strategi agar kita selalu dapat rating yang bagus. Kita juga me-listing berita apa yang masuk ke redaksi, berita-berita itu kan ada yang dari reporter, dari media lain, undangan, fax dan lain-lain, nah dari berita-berita yang masuk tadi kita akan pilih untuk kita follow up dan kita jadikan pre-rundown untuk episode selanjutnya. Selain menentukan berita apa yang diliput juga ditentukan siapa yang akan meliputnya 11. Berita apa saja yang diliput? Kita tetap berpedoman dan mengutamakan pada tiga hal yaitu berita yang eksklusif, tentang isu besar dan tentang artis populer. Kita sudah jarang meliput acara launching, kecuali memang ada kerjasama atau built in dengan program kita, atau hanya untuk stok gambar saja 12. Siapakah yang menentukan berita yang akan ditayangkan? Berita yang akan ditayangkan dibuat berupa pre-rundown yang biasanya ditetapkan oleh produser dan produser pelaksana, namun pre-rundown ini bisa berubah, kita lihat perkembangan yang ada, yang pasti eksekusinya pas editing. 13. Sejauh mana keterlibatan anda dalam rapat redaksi? Dalam rapat redakasi kalau produser berhalangan hadir maka saya yang akan memimpinnya, pada dasarnya saya mengkoordinasikan tim liputan, lebih pada pelaksanaan bagaimana agar redaksi bisa dapat berita sehingga bisa membuat tayangan yang bagus. 14. Strategi apa saja yang anda siapkan pada tahap pra produksi? Tahap pra produksi adalah tahap perencanaan, di Cek & Ricek sendiri pada tahap pra produksi merupakan tahap pengumpulan berita yang akan diliput, maka strategi redaksi untuk selalu mendapatkan berita adalah menjaga hubungan baik dengan sumber berita, ini sangat penting, karena informasi bukan hanya diperoleh dari reporter, kita juga selalu mempunyai akses ke hampir semua media, mulai dari cetak, tv, internet, dll. berita yang eksklusif biasanya kita dapatkan dari sumber berita yang mau berbicara kepada kita karena mereka percaya pada kita. Pada tahap ini kita juga membuat pre-rundown yang sangat berpengaruh, dalam membuat pre-rundown kita juga menerapkan strategi penempatan berita, berita apa saja yang bisa mengikat penonton untuk tetap setia menonton tanpa harus pindah channel, dan kalaupun mereka pindah channel pada waktu commercial break, mereka akan kembali menonton tayangan kita, disini kita juga mengamati program dari station lain yang tayang
134 pada jam yang sama, kita harus berebut share dengan mereka, disini kita juga harus merencanakan strategi tersendiri. 15. Adakah strategi dalam menentukan tim liputan? Setiap reporter dan cameramen biasanya mempunyai kedekatan degan beberapa artis, reporter ini dekat dengan artis C,D,E,F mislnya, sedangakn reporter satunya dekat dengan artis G,H,I,J. disini kita harus memanfaatkan kedekatan mereka, karena kedekatan mereka akan membuat rasa nyaman bagi si artis ketika di wawancara sehingga mereka lebih teruka kepada kita, dan kita bia leluasa mengorek informasi dari mereka. Maka strategi kita adalah dengan mengiirmkan tim liputan yang lebih dekat dengan artis yang akan kita liput. Walauun ini tidak selalu menjdi acuan, kadang-kadang ada tim liputan yang sedang berada di lapangan, kebetulan mereka dekat dengan sumber berita yang kita butuhkan, bias saja mereka kita minta mampir utuk meliput, daripada kita mengirim tim baru dari kantor. Selain reporter dan cameramen kita juga menggunakan model one man show, seorang reporter yang juga merangkap sebagai cameramen, sekarang kita punya dua orang. Dengan one man show tim liputan kita bertambah tanpa harus menambah kru.ini juga salah satu strategi,dengan semakin banyaknya tim liputan kita berarti semain banyak berita yang bias kita liput. Semakin banyak berita yang kita liput berrti kita punya bayak pilihan beritaa. Dan berita yang terbaik yang kita pilih untuk penonton 16. Bagaimana strategi redaksi agar mendapatkan gambar dan berita eksklusif? Berita eksklusif menurut versi Cek & Ricek adalah berita yang hanya dimiliki oleh Cek & Ricek, tidak harus berupa kasus, tidak pula harus liputan baru, bisa saja dari stok liputan terdahulu, seperti wawancara Tamara dan Rafli di tempat tidur pada waktu mereka baru menikah tentang janji mereka untuk tidak akan berisah, pada saat mereka akan bercerai liputan tersebut menjadi eksklusif. Ada juga kasus lain dimana ada seorang artis yang sedang banyak dibicarakan oleh infotainment lain tapi tidak mau ngomong sama wartawan, namun dengan pendekatan kita dia mau ngomong. Ini semua karena kita selalu menjaga hubungan baik dengan narasumber, sehingga mereka percaya pada kita. 17. Apakah berita eksklusif mempengaruhi rating & share? Berita eksklusif mempunyai kekuatan menarik penonton untuk menonton tayangan kita, yang berarti rating dan share akan bagus, selain berita eksklusif, berita aktual dan berita tentang artis yang popular juga bisa membuat rating dan share bagus. 18. Adakah strategi redaksi dalam menentukan berita yang akan ditayangkan? Strateginya adalah kita akan menayangkan berita yang bisa memberikan rating dan share yang bagus, berita tentang isu besar atau yang sedang popular, berita yang mengundang simpati atau menyentuh, berita tentang artis yang sedang popular, dari evaluasi kita juga bisa dapatkan bahwa yang membuat rating dan share jelek biasanya berita tentang isu yang tidak popular, isu aktual namun narasumbernya tidak popular, dan berita tentang artis-artis yang sudah tidak popular yang sudah jarang tampil di tv. 19. Bagaimana anda mengawasi pelaksanaaan perencanaan pada tahap produksi? Pada tahap pra produksi kita sudah merencanakan berita apa saja yang akan kita liput, pada tahap produksi tim liputan akan berangkat untuk meliput, ada yang langsung janjian untuk wawancara dengan narasumber, ada yang harus hunting dulu, bahkan liputan ke luar kota atau ke luar negeri. Nah di lapangan pasti ada perkembangan berita, misalnya ada artis A ditangkap polisi, karena
135 diduga memakai narkoba, setelah beberapa jam pemeriksaan lalu ditetapkan dia sebagai tersangka misalnya, disini semua redaksi harus selalu memantau perkembangan yang ada di lapangan, kita harus selalu up date, komunikasi antara yang di redaksi dan yang ada dilapangan harus selalu terjaga, jangan sampai terputus. 20. Pada waktu pelaksanaan apabila terjadi sesuatu yang tidak sesuai dengan perencanaan apa yang anda lakukan? Kita harus selalu siap dengan berbagai hal yang tidak pasti dilapangan., misalnya kita ingin mendapakan wawancara dengan seorang artis, kita telah mendatanginya di lokasi suting namun ternyata dia tidak mau ngomong dan langsung pergi, maka kita harus punya inisiatif untuk mendapatkan sumber berita yang lain, karena tidak mungkin kita stop sampai disitu aja, kita harus tetap bisa memberitakan tentang artis tersebut namun tetap menarik bagi penonton. Biasanya kalau kita tidak bisa mendapatkan wawancara dengan narasumber yang kita inginkan maka kita akan cari second opinion dari narasumber lain yang masih berkompeten atau berhubungan degan isu artis tersebut tentunya yang tidak kalah menarik. Nah ini biasanya kita tentukan ketika kita dapat kabar dari lapangan, lalu saya dan produser melakukan diskusi, bisa dalam pertemuan inforrmal atau lewat telfon 21. Apakah anda selalu menyiapkan alternatif lain apabila nantinya rencana anda menemui hambatan? Alternative biasanya ada, namun kita tetap punya prioritas, dan kita akan mengutamakannya 22. Strategi apa yang anda siapkan pada tahap paska produksi? Sebagai program berita yang taping, tahap paska produksi sangatlah penting, karena disinilah berita kita akan kita olah, kita akan padukan narasi, gambar dan suara sehingga menjadi program yang menarik. Pada tahap ini pre-rundown yang telah kita buat juga bisa berubah. Disinilah rundown yang sebenarnya ditentukan. Pada tahap ini kita juga memberikan looks sepeti yang kita inginkan, dari pemilihan backsound, cara membacakan naskah, atau Voice Over sampai coloring dan efek yang kita pakai dilaksanakan di tahap ini. Strateginya adalah memberikan waktu yang luang atau tidak terlalu mepet, sehingga kita bisa berbuat banyak. Dengan memberi spare waktu yang cukup maka kita bisa merubah naskah, memberi efek-efek tertentu dan lain-lain. Kita juga memakai alat editing yang canggih sehingga apa yang kita inginkan bisa tercapai. 23. Bagaimana anda mengawasi pelaksanaan paska produksi? Di redaksi kita ada quality control yang mengawasi paska produksi, kalau saya lebih kepada materi atau naskahnya, saya memastikan naskah sesuai dengan angle yang kita tentukan dan fakta dilapangan 24. Apa yang membedakan Cek & Ricek dengan tayangan infotainment yang lain? Cek & Ricek merupakan pelopor jurnalisme infotainment, jadi kita bekerja berdasarkan prinsip kerja jurnalisme, itu yang kita pegang teguh, selain itu kita selalu memilih berita yang menarik, menayangkan berita yang eksklusif yang hanya dimiliki Cek & Ricek tidak selalu bersifat kasus, memilih angle berita yang berbeda, menayangkan berita yang tahan basi & tidak duplikasi, kita juga tidak menayangkan berita-berita yang “asal tayang” 25. Apa strategi Cek & Ricek untuk promosi (offair & onair)? Promosi memang penting untuk mengenalkan kepada khalayak, untuk menarik
136 mereka agar menonton. Untuk onair kita biasanya minta kepada RCTI untuk membuat running text tentang materi atau berita yang akan tayang di Cek & Ricek, biasanya ditayangkan pada hari yang sama dan hanya beberapa jam sebelum tayang saja. Tapi itu juga tidak tiap episode, hanya pada saat kita dapat liputan eksklusif saja. Untuk promo offair kebetulan kita satu induk perusahaan dengan tabloid Cek & Ricek, paling kita ada spot iklan disitu saja selain itu selama bulan November ini kita memasang spanduk di depan kantor, ini diharapkan bisa meningkatkan awareness masyarakat terhadap tayangan kita. 26. Bagaimana strategi reaksi dalam mempertahankan rating dan share? Strategi redaksi adalah untuk selalu memberikan tayangan yang diminati oleh penonton, yang disukai penonton itu antara lain berita tentang, Isu besar atau sedang popular, ulasan yang mengundang simpati atau menyentuh dan berita tentang artis sedang popular. Untuk itulah kita selalu mengadakan evaluasi, terus berbenah, selalu memberi yang terbaik bagi penonton. Strateginya bahwa dalam setiap rapat kita harus berdiskusi, meneliti, mengkaji materi-materi yang akan ditayangkan. Dari banyak berita yang masuk ke redaksi ,kita harus bias memilih mana yang bagus, begitu juga dengan narasumber yang akan diwawancrai harus kita pilih. Jadi strateginya adalah selalu memberikan apa yang masyarakat ingin tonton dengan selalu melakukan seleksi seketat mungkin terhadap beriita-berita yang akan tayang, dan pastinya tetap mengacu pada prinsip kerja jurnalistik. Untuk memperoleh share yang bagus kita juga selalu melihat program lain yang ditayangkan pada jam yang sama. Untuk itu srategi kita adalah melalui pengaturan rundown atau uutan berita, sehingga penonton yang sudah menonton dari awal akan selalu tetap menonton tayangan kita. Ke depan inginnya kalau orang mau lihat infotaiment mereka cukup lihat Cek & Ricek saja. Karena Cek & Ricek sudah memberikan semuanya.
