STRATEGI PUBLIKASI HUMAS (HUBUNGAN MASYARAKAT) PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA DALAM MEMPUBLIKASIKAN BUSWAY (Studi Kasus Pada Busway Koridor IV Pulo Gadung - Dukuh Atas)
SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar sarjana Strata 1 (S1) Ilmu Komunikasi Disusun Oleh : Nama
: Nahayati
Nim
: 04201-068
Jurusan : Public Relations
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2007
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI Nahayati (04201 – 068) Strategi Publikasi Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Dalam Mempublikasikan Busway (Studi kasus pada busway koridor IV Pulo Gadung – Dukuh Atas) VII + 83 halaman, 1 tabel Bibliografi: 27 buku (1990 - 2005) ABSTRAKSI Dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh suatu organisasi baik profit maupun non profit yang memiliki bagian Humas di dalamnya, maka seorang Humas harus mampu menarik simpati, rasa kepercayaan dan mampu menimbulkan sikap serta gambaran (Image) dari publiknya melalui kegiatan – kegiatan yang dilakukan oleh Humas. Untuk mendapatkan semua itu, Humas harus mempunyai langkah – langkah tahapan publikasi seperti identifikasi masalah, identifikasi tujuan, identifikasi khalayak, mengembangkan strategi, perencanaan dan pelaksanaan, perencanaan waktu, anggaran dana, evaluasi keberhasilan publikasi. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui langkah – langkah dari kegiatan publikasi busway koridor IV (pulo gadung – dukuh atas). Kerangka pemikiran yang digunakan terdiri dari pengertian komunikasi, fungsi komunikasi, tujuan komunikasi, pengertian humas, fungsi humas, peran humas, humas pemerintah, pengertian strategi Public Relations, tujuan strategi, pengertian publikasi, langkah perencanaan publikasi, jenis – jenis publikasi, media publikasi, media direct, media indirect, media massa, jenis – jenis media massa. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan tipe penelitian deskriptif dan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilakukan dengan wawancara mendalam bertujuan untuk memperoleh fakta dan data mengenai langkah – langkah publikasi Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam mempublikasikan busway koridor IV (pulo gadung – dukuh atas) dengan narasumber Bapak Nurjolan Sinaga selaku KA. Media Massa, Bapak Rinta. A Imron selaku KA. Publikasi, Bapak Joko selaku Staff Media Massa, Imam Syafriansyah selaku wartawan media cetak dan Finalita selaku penumpang TransJakarta Busway.Hasil penelitian yang diperoleh bahwa Strategi Publikasi Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam mempublikasikan Busway koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas) sudah dianggap benar dan sesuai dengan prosedur standard kegiatan publikasi, akan tetapi dalam pelaksanaannya, kegiatan publikasi yang dilakukan oleh Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta belum dapat berjalan dengan baik dan semestinya karena program yang dilakukan oleh Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang disebarkan melalui media massa kurang gencar sehingga informasi yang diperoleh baik untuk wartawan atau masyarakat sedikit sekali.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Humas (Hubungan Masyarakat) terdapat dalam setiap perusahaan baik swasta maupun pemerintah yang merupakan salah satu sarana dalam menjalin hubungan baik antara perusahaan dengan publiknya. Aktivitas Humas (Hubungan Masyarakat) sehari-hari adalah menyelenggarakan komunikasi timbal balik antara organisasi atau suatu perusahaan dengan publik yang bertujuan untuk menciptakan saling pengertian dan dukungan bagi tercapainya suatu tujuan tertentu. Definisi Humas menurut Glenn dan Denny Griswold, dalam bukunya Your Public Relations mengemukakan definisi sebagai berikut : Humas adalah fungsi manajemen yang menilai publik, menunjukan kebijaksanaan dan prosedur dari individu atau organisasi atas dasar kepentingan publik dan melaksanakan rencana untuk memperoleh penertian dan pengertian dari publik.1 Humas menurut Edward L. Berneys seperti dikutip dalam bukunya Public Relations mempunyai tiga arti, yaitu : (1) Penerangan kepada masyarakat; (2) Persuasi untuk mengubah sikap dan tingkah laku masyarakat;
1
Oemi Abdurahman Dasar – dasar Public Relations, (Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2001) hal 25-26
(3) Usaha untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan masyarakat dan sebaliknya.2 Keberadaan Departemen kehumasan (public relations departement) disuatu lembaga instansi pemerintaha merupakan suatu keharusan, baik secara fungsional maupun oprasional yang mampu bertindak sebagai (public informations dan public communications) dalam upaya penyebarluasan informasi tentang kebijakan, program dan kegiatan kerja pembangunan pada instansi yang bersangkutan, baik yang ditujukan kepada public internal maupun public eksternal. Humas lembaga pemerintah sebagai tangan kanan dan telinga instansi yang turut serta memantapkan atau melaksanakan program pemerintah. Humas
lembaga
pemerintah
bertugas
menyelenggarakan
dan
mengkoordinasikan lalulintas arus informasi kedalam dan keluar instansi. Melalui unit dan program kerja tersebut, pemerintah menyampaikan informasi atau menjelaskan mengenai kebijaksanaan atau tindakan-tindakan tertentu serta aktivitas dalam melaksanakan tugas-tugas dan kewajiban kepemerintahannya. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merupakan organisasi pelaksana dan penyelenggara pemerintah di daerah Khusus Ibu Kota Jakarta secara administrative. Dalam pelaksanaan kegiatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak dari berbagai bentuk pelaksana dan penerangan dan sekaligus sebagai cermin bangsa untuk mengenal Indonesia secara luas. Program – program dan 2
Edward L. Berneys, dikutip oleh F. Rachmadi, Public Relations Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 1996). Hal 19
berbagai kebijaksanaan dari permasalahan di bidang pembangunan, ekonomi dan keuangan serta bidang kesejahteraan rakyat dengan berbagai aspek masyarakat Kota Jakarta yang menjadi public dari Pemerintah Provinsi DKI Jakara. Fungsi dari Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta adalah untuk mensosialisasikan dan mempublikasikan kebijakan-kebijakan pemerintah daerah. Dalam mensosialisasikan kebijakan-kebijakan tersebut Humas itu sendiri melakukan publikasi agar masyarakat mengetahui kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah daerah dan terbentuknya opini positif di masyarakat. Hubungan Masyarakat yang dilandasi oleh azas bahwa untuk memperoleh citra yang baik suatu organisasi atau lembaga sudah seharusnya dilengkapi kegiatan hubungan yang baik dengan publik internal maupun eksternal, untuk membina hubungan yang baik dengan publik tersebut diperlukan strategi yang baik. Strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan.3 Untuk mencapai tujuan tersebut strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjuk arah saja, melainkan harus mampu menunjukan bagaimana taktik operasionalnya. Strategi kegiatan PR/Humas semestinya diarahkan pada upaya menggarap persepsi para Stakeholder, akan sikap tindak dan persepsi mereka. Jika strategi penggarapan ini berhasil maka akan diperoleh sikap tindak dan persepsi yang menguntungkan dari Stakeholder sebagai khalayak sasaran.
3
Anwar Arifin, Strategi Komunikasi sebuah pengantar ringkas, (Bandung : Armico 1996) hal 10
Pada akhirnya tercipta suatu opini dan citra yang menguntungkan.4 Dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh suatu organisasi/ perusahaan yang dimiliki divisi Public Relations (PR) di dalamnya, maka seorang Public Relations Officer (PRO) harus mampu menarik khalayak sasaran dan juga harus mampu menimbulkan sikap dan gambaran (Image) yang positif dari publiknya melalui kegiatan tersebut. Hal ini merupakan salah satu fungsi dari PR, mengingat kaitannya dengan kegiatan komunikasi dan dalam melakukan fungsinya seorang PRO harus mampu memilih strategi dan media publikasi yang tepat agar tujuan publikasi tersebut dapat tercapai. Publikasi itu sendiri mempunyai banyak arti, banyak yang mendefinisikan sebagai sesuatu yang diberitakan di koran, majalah atau disiarkan di radio dan televisi. Menurut Basu Swasta publikasi adalah sesuatu yang disampaikan kepada media massa dengan harapan hal tersebut dapat diberitakan atau disiarkan karena publikasi merupakan salah satu cara yang paling efektif dan dipercaya dalam menyampaikan berbagai berita dan informasi baik positif maupun negatif kepada khalayak sasaran. Publikasi juga merupakan saluran komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan pesan dari individu atau organisasi kepada khalayak sasaran.5 Dalam melakukan publikasi, Humas bertindak sebagai mediator yaitu menyampaikan kepentingan serta meningkatkan customer relations antara organisasi dengan para anggota atau publiknya. 4 5
Sandra Oliver, Public Relations Strategi, (London, Bides Ltd. 2001) hal 15 Basu Swasta, Azas-Azas Marketing Liberty, (Bandung : Armico 1996) hal 273
Strategi yang digunakan oleh Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mempublikasikan busway koridor IV Pulo Gadung – Dukuh Atas adalah Strategi of Publicity yang bertujuan untuk menyebarkan pesan atau informasi melalui media massa baik cetak maupun elektronik kepada khalayak sasaran tentang kegiatan busway koridor IV. Peran Humas sangatlah potensial
dalam
menjalankan
strategi
yang
dibuatnya
serta
dapat
mempertanggung jawabkan dengan sebenar-benarnya. Karena dengan strategi Humas inilah masyarakat khususnya di Jakarta lebih mengetahui bahwa pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membuka koridor baru yaitu koridor IV dengan rute Pulo Gadung – Dukuh Atas. Pembukaan koridor ini akan membantu mengatasi masalah kemacetan terutama kelancaran berkendara di tahun yang akan datang. Pasalnya pada tahun 2014 nanti kota Jakarta diperkirakan akan dilanda kemacetan total oleh sebab itu gubernur Sutiyoso akan mencoba mengantisipasi dengan menambah koridor baru,6 maka menjadi tugas Humas DKI Jakarta untuk mempublikasikannya. Salah satu program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yaitu ingin menciptakan budaya tertib dalam hal bertranspotrasi di Ibu Kota Jakarta yang aman, nyaman dan bersih. Mengingat Jakarta sebagai Ibu Kota Negara, merupakan etalase bagi masyarakat Indonesia dan sekaligus sebagai cermin bangsa untuk mengenal Indonesia secara luas. Pada kenyataannya kemacetan di
Jakarta
harus
dikendalikan
karena
memprihatinkan.
6
Company Profile Pemerintah Provinsi DKI Jakarta 2006
kota
Jakarta
sudah
sangat
Sekitar tahun 2004, pemerintah kota Jakarta mencoba untuk mengatasi masalah kemacetan yaitu dengan mengoperasikannya TransJakarta Busway. TransJakarta Busway merupakan jenis angkutan masal umum yang melintas pada jalur khusus yang telah disediakan. Angkutan ini meggunakan sistem Ticketing, di mana sebelum kita menaiki angkutan ini kita harus membeli tiket di loket yang telah tersedia setelah itu kita bisa menaiki bus. Angkutan ini juga tidak berhenti disembarang tempat, karena sudah ada tempat pemberhentian tertentu yang sudah disediakan, ada atau tidak ada penumpang yang turun atau naik di halte tersebut, angkutan ini harus tetap berhenti.7 Program TransJakarta ini berujung pada lahirnya budaya baru bertransportasi di Jakarta, mengajari warga antri juga naik atau turun di halte, tidak makan dan merokok didalam halte dan bus. TransJakarta menjadi pilihan alternatif para masyarakat Jakarta saat ini, selain menghemat waktu, kehadiran kendaraan ini juga menghemat biaya, apalagi setelah adanya kenaikan BBM yang mana menjadikan tarif angkutan umum pun ikut naik. Harga tiket TransJakarta Busway bisa dikatakan terhitung cukup murah yaitu Rp. 2.000 (Pukul 05.00-07.00), Rp. 3.500 (Pukul 07.00-22.00). Bagi sebagian masyarakat angkutan masal jenis ini juga menjadi salah satu kendaraan yang nyaman dan terkesan mewah namun tetap murah. Desain dan pelayanan yang ditawarkan pun sangat berbeda dari angkutan biasa.8 Jumlah penumpang tansjakarta selalu meningkat setiap tahunnya. Tahun 2004, busway mampu mengangkut 15.942.423 penumpang. Tahun 7 8
http : //trans.jakarta.go.id Company Profile TransJakarta 2005
2005, mengalami peningkatan menjadi 20.795.399 penumpang, kemudian tahun 2006, meningkat lagi menjadi 38.811.133 penumpang TransJakarta Busway telah beroperasi, namun berbagai kendala pun masih ditemui, mulai dari keterbatasan armada sampai kepada infrastruktur yang masih belum terselesaikan. Meskipun demikian hal ini tidak dihiraukan oleh masyarakat Jakarta yang menggunakan jasa angkutan masal ini. Berbagai macam alasan dikemukakan dari masyarakat menanggapi akan kehadiran bis TransJakarta ini. Mungkin salah satu diantara alasan yang bisa kita ketahui adalah kehadiran bus TransJakarta membantu masyarakat dalam hal waktu. Dalam pembuatan skripsi ini, penulis mencoba memfokuskan pada salah satu jenis kegiatan Humas yaitu publikasi, dalam hal ini lebih ditekankan kepada bagaimana strategi Humas yang dilakukan oleh Humas pemerintah provinsi DKI Jakarta dalam mempublikasikan Busway koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas). Pengoperasian TransJakarta busway membuat penulis tertarik untuk melakukan kegiatan penelitian, karena angkutan masal jenis ini merupakan yang pertama di Indonesia dan di Asia Tenggara. Pemilihan koridor IV dengan rute Pulo Gadung – Dukuh Atas merupakan koridor baru yang telah beroperasi sejak awal tahun 2007, alasan pemilihan koridor IV ini karena koridor ini merupakan koridor dengan jumlah penumpang terpadat disaat jam – jam kerja dibanding dengan koridor – koridor lain, terbukti dengan meningktanya jumlah penumpang perminggunya yaitu sekitar 185 orang penumpang.
Fokus dalam penelitian komunikasi ini adalah publikasi, maka penulis membuat judul dalam skripsi ini adalah strategi Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam mempublikasikan Busway koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas) .
1.2 Perumusan Masalah Permasalahan penelitian ini adalah : Bagaimana Strategi humas pemerintah provinsi DKI Jakarta dalam mempublikasikan Busway koridor IV.
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang hendak dicapai dari penelitian yang dilakukan penulis adalah : Untuk mengetahui strategi humas pemerintah provinsi DKI Jakarta, dalam hal mempublikasikan Busway koridor IV?.
1.4 Signifikansi Penelitian 1.4.1 Signifikansi Akademis Penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan pengetahuan dan pemikiran ilmu di bidang komunikasi mengenai strategi humas dalam publikasi khususnya dalam hal Busway koridor IV pada pemerintah provinsi DKI Jakarta.
1.4.2. Signifikansi Praktis Diharapkan memberikan sumbangan pemikiran pada pemerintah provinsi
DKI
Jakarta,
dalam
menggunakan
strategi
humas
untuk
penyelenggaraan strategi dalam publikasi pada Busway sehingga penelitian ini dapat berguna bagi pemerintah provinsi DKI Jakarta pada umumnya dan divisi Humas khususnya.
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Komunikasi Istilah Komunikasi atau dalam bahasa Inggris Communication berasal dari kata Latin Communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna. Akan tetapi, pengertian komunikasi yang dipaparkan di atas sifatnya dasariah, dalam arti kata bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya Informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan dan lain – lain. Menurut Carl l. Howland, ilmu komunikasi adalah : upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas – asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. 9 Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilancarkan secara efektif, para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Laswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society. Laswell mengatakan bahwa cara yang
9
Onong Uchjana Efendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (PT. Remaja Rosdakarya, Bandung : 1990) hal 10
baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut : Hwo Says What In Which Channel To Whom With What Effect? Paradigma Laswell di atas menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni :10 a. Komunikator (communicator, source, sender) b. Pesan (message) c. Media (chanel, media) d. Komunikan (communicant, communicatee, receiver, recipient) e. Efek (effect, impact, influence) Jadi berdasarkan paradigma Laswell tersebut, komunikasi adalah proses penyanpaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Berkaitan dengan penelitian ini maka dapat dilihat bahwa proses komunikasi yang dilakukan oleh humas Pemerintah Proovinsi DKI Jakarta adalah dengan menyampaikkan pesan kepada publik sasaran untuk mencapai suatu tujuan.
10
Ibid, hal 32
2.1.1 Fungsi Komunikasi Fungsi adalah potensi yang dapat digunakan untuk memenuhi tujuantujuan-tujuan tertentu. Komunikasi sebagai ilmu, seni dan lapangan kerja sudah tentu memiliki fungsi dan dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup.11 Fungsi komunikasi tersebut adalah :12 a. Menyampaikan Informasi (To Inform) Dengan adanya komunikasi, seseorang dapat mengetahui apa yang dia ketahui kepada orang lain. b. Mendidik (To Educate) Komunikasi dapat menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai segala hal. c. Menghibur (To Entertain) Dengan komunikasi, kita dapat memperoleh hiburan atau menghibur orang lain. d. Mempengaruhi (To Influence) Komunikasi yang dilakukan setiap orang dapat memberikan suatu bujukan atau pengaruh terhadap orang lain. Jadi dengan adanya seluruh fungsi komunikasi diatas, terlihat bahwa komunikasi memang memiliki banyak kegunaan dalam kehidupan manusia untuk melakukan berinteraksi dengan sesama.
11 12
Hafid Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi,( PT. Raja Garfindo Persada, Jakarta : 2004) hal 55 Onong Uchjana Efendy, Ilmu Komunikasi dan Teori, (PT. Remaja Rosdakarya, Bandung : 2005) hal 8
2.1.2 Tujuan Komunikasi Seperti yang telah diuraiakan bahwa komunikasi merupakan suatu bentuk kegiatan interaksi diantara sesama manusia, maka di dalam melakukan setiap kegiatan, tentunya kita memiliki tujuan yang ingin dicapai. Begitu pula dengan kegiatan komunikasi. Tujuan komunikasi tersebut diantaranya adalah:13 a. Perubahan Sikap (attitude change) b. Perubahan Pendapat (opinion change) c. Perubahan Perilaku (behaviour change) d. Perubahan Sosial (social change) Dari tujuan komunikasi tersebut dapat menjelaskan bahwa dengan komunikasi, seseorang melakukan komunikasi untuk dapat mempengaruhi orang lain dengan tujuan agar orang tersebut dapat melakukan perubahan seperti perubahan sikap dari tahu menjadi tidak tahu, perubahan pendapat dari tidak setuju menjadi setuju, perubahan perilaku dari suka menjadi tidak suka, serta perubahan sosial dimana dengan komunikasi kita dapat beradaptasi dengan siapa saja tanpa membedakan status sosial.
2.2 Humas (Hubungan Masyarakat) Humas yang merupakan terjemahan dari istilah Public Relations atau PR kedua istilah ini akan dipakai secara bergantian itu terdiri dari semua bentuk komunikasi yang terselenggara antara organisasi yang bersangkutan 13
Onong Uchjana Efendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek,( PT. Remaja Rosdakarya, Bandung : 2005) hal 8
dengan siapa saja yang berkepentingan dengannya. Humas adalah penyelenggara komunikasi timbal balik antara suatu lembaga, komunikasi seperti ini ditujukan untuk menciptakan saling pengertian dan dukungan bagi terciptanya suatu tujuan, kebijakan dan tujuan lembaga tersebut. Pada pertemuan asosiasi-asosiasi humas seluruh dewan di Mexico City Agustus 1978, ditetapkan definisi humas adalah suatu seni sekaligus disiplin ilmu, ilmu sosial yang menganalisis berbagai kecenderungan memprediksi sikap kemungkinan dari setiap kegiatannya, memberi masukan dan saran-saran kepada para pimpinan organisasi dan mengimplementasikan program-program tindakan yang terencana untuk melayani kebutuhan organisasi dan kepentingan khalayaknya.14 Kegiatan humas salah satunya dilakukan dengan cara komunikasi. Tetapi berbeda dengan jenis kegiatan komunikasi lainnya, kegiatan komunikasi dalam humas mempunyai ciri-ciri tertentu, disebabkan oleh fungsi, sifat organisasi dari lembaga, dimana humas itu berada dan berlangsung, sifat-sifat manusia yang terlibat, terutama publik yang menjadi sasaran, faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi dan sebagainya yang bersifat khas. Humas dapat menyelenggarakan komunikasi timbal balik antara organisasi atau lembaga yang mewakilinya dengan publiknya, artinya peranan ini turut menentukan sukses atau tidaknya visi misi dan tujuan bersama dari
14
M. Linggar Anggoro, Teori dan Profesi Kehumasan serta Aplikasi di Indonesia, (PT. Bumi Aksara, Jakarta : 2000) hal 2
organisasi atau lembaga tersebut. Adapun unsur humas bersifat sebagai berikut15 : 1. Melaksanakan program terencana dan berkelanjutan sebagai bagian dari manajemen. 2. Menangani hubungan antara oorganisasi dan masyarakat. 3. Memantau kesadaran, pendapat, sikap dan perilaku di dalam dan di luar organisasi. 4. Menganalisis dampak kebijakan, prosedur dan tindakan terhadap masyarakat. 5. Menyesuaikan kebijaksanaan, prosedur dan tindakan yang diketahui bertentangan dengan kepentingan masyarakat dan kelangsungan hidup organisasi. 6. Memberi anjuran kepada manajemen perihal pembentukan kebijaksanaan, prosedur dan tindakan baru yang saling menguntungkan terhadap organisasi dan masyarakatnya. 7. Membentuk dan mengelola komunikasi dua arah antara organisasi dan masyarakatnya. 8. Menghasilkan perubahan khusus dalam hal kesadaran, pendapat, sikap dan perilaku di dalam dan diluar organisasi. 9. Menghasilkan hubungan yang baru dan atau terpelihara antara organisasi dan masyarakatnya. Pemahaman peneliti dengan pengertian di atas bahwa suatu organiasi yang mempunyai humas, humas tersebut harus mampu menjembatani antara organisasi dengan lingkungan khalayaknya agar apa yang menjadi tujuan dari organisasi dapat berhasil sesuai dengan yang diharapkan.
2.2.1 Fungsi Humas Fungsi utama humas adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antara lembaga atau organisasi dengan publiknya, baik internal maupun eksternal, dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan
15
Cutlip Center Broom, Effective Public Relations, (Indeks, Jakarta : 2005) hal 4
motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan lembaga atau organisasi.16 Fungsi humas menurut Cutlip dan Center serta Canfield sebagai berikut : 1. Menunjang kegiatan manajemen dalam menciptakan tujuan organisasi. 2. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik intern maupun publik ekstern. 3. Menciptakan kombinasi dua arah dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada publik dan menyalurkan opini pulik kepada organisasi. 4. Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan umum.
Humas
diharapkan
kemampuannya
untuk
menciptakan
saling
pengertian, menghargai dan mempercayai diantara pihak, penyampaian pesan (komunikator) dengan pihak penerima pesan (komunikan). Bila tercapai keadaan saling mengerti dan mempercayai maka akan ada umpan balik (feedback) yang positif dari komunikan. Hubungan kerjasama kedua belah pihak dapat dibina dengan baik jika adanya kegiatan penyampaian informasi kepada publik adalah merupakan fungsi humas untuk menyampaikan pesan atau informasi dari perusahaan atau instansi secara lisan, tertulis atau visual kepada publiknya, sehingga publik
16
Rosady Ruslan, Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi, (PT. Raja Grafindoo Persada, 1998) hal 298
memperoleh pengertian yang benar dan tepat mengenai kondisi perusahaan atau instansi, tujuan dan kegiatannya.
2.2.2 Peran Humas Seorang Humas dalam perusahaan tentunya memegang sebuah peranan bagi perusahaan tersebut. Beberapa hal yang menjadi peranan seorang Public Relations dalam menjalankan Komunikasi di dalam suatu perusahaan adalah sebagai berikut17 : a. Expert Prescriber Praktisi Public Relations yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi dalam memecahkan atau mencari solusi masalah yang dihadapi perusahaan secara konseptual dan aplikasi. Jadi sebagai seorang Public Relations harus dapat mengatasi masalah-masalah yang ada di perusahaan dengan konsep-konsep kehumasan yang ada. b. Communication Fasilitator Praktisi Public Relations dalam suatu perusahaan bertindak sebagai komunikator dan mediator untuk menciptakan hubungan yang baik antara organisasi dengan publiknya. Untuk menjadi seorang Praktisi Public Relations harus memiliki Communication skill atau kecakapan dalam berkomunikasi.
17
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta : 2003. Hal 20
c. Problem Solving Process Fasilitator Peranan Public Relations ini adalah sebagai penasehat atau adviser untuk membantu pimpinan. Dalam hal ini, Public Relations berperan untuk membantu pimpinan memecahkan masalah yang dihadapi hingga mengambil tindakan khusus untuk perbaikan. d. Communication Technician Public Relations bertindak sebagai teknisi PR dan jurnalis dalam organisasi. Public Relations melakukan pekerjaan yang bersifat teknis yaitu membentuk suatu media publikasi di organisasi.
2.2.3 Humas Pemerintah Humas pemerintahan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah satu Negara untuk menanamkan dan memperoleh pengertian, nilai baik, kepercayaan penghargaan dari dan kepada masyarakat luas yang berada didalam wilayah pemerintahannya. Dasar pemikiran Humas dalam Pemerintahan ada dua fakta dasar. Pertama, masyarakat mempunyai hak untuk mengetahui. Kedua, ada kebutuhan dari pakar pejabat untuk menerima masukan dari masyarakat tentang persoalan baru dan tekanan sosial, untuk memperoleh partisipasi dan dukungan masyarakat. Hanya dengan proses komunikasi demikianlah pemerintah dan para pemilih (masyarakat) dapat mencapai suatu pengertian kesatuan yang positif.
Perbedaan yang paling mendasar antara fungsi dan tugas Humas yang terdapat di instansi Pemerintah (non profit) dengan yang non pemerintahan (lembaga komersial/profit) adalah tidak adanya aspek komersial atau tidak adanya sesuatu yang diperjual belikan, walaupun Humas Pemerintah juga melakukan hal yang sama dalam kegiatan publikasi, promosi dan periklanan. Humas Pemerintah lebih menekankan pada public service atau demi meningkatkan pelayanan umum. Humas Pemerintahan bertugas memberikan informasi dan penjelasan kepada publik mengenai langkah-langkah atau tindakan yang diambil oleh pemerintah serta mengusahakan tumbuhnya hubungan yang harmonis antara lembaga atau instansi dengan publiknya dan memberikan pengertian pada publik atau masyarakat tentang apa yang dikerjakan oleh instansi pemerintah yang diwakili oleh Humas. Berikut tugas-tugas Humas Pemerintahan : 1. Memberikan penerangan dan pendidikan kepada masyarakat tentang kebijakan, langkah-langkah dan tindakan-tindakan pemerintah kepada masyarakat berupa informasi yang diperlukan secara terbuka, jujur dan objektif. 2. Memberikan bantuan kepada media berita (news media) berupa bahanbahan mengenai kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. 3. Menjadi komunikator sebagai mediator yang proaktif dalam menjembatani kepentingan instansi pemerintahan disuatu pihak, dan menampung aspirasi, serta memperhatikan keinginan-keinginan publiknya dilain pihak.
4. Berperan serta dalam menciptakan iklim yang kondusif dan dinamis demi mengamankan stabilitas dan keamanan politik pembangunan nasional, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Humas
pemerintah
dibentuk
untuk
mempublikasikan
atau
mempromosikan kebijakan-kebijakan pemerintah. Memberikan informasi secara teratur tentang kebijakan pemerintah, yang berpengeruh kepada kehidupan masyarakat. Tugas Humas Pemerintah keluar harus memberikan masukan dan saran bagi para pejabat Pemerintah atau pejabat Negara tentang segala informasi yang diperlukan dan reaksi atau kemungkinan reaksi masyarakat akan kebijakan lembaga, baik yang sedang dilaksnakan ataupun yang sedang diusulkan. Menurut John D. Millet dalam bukunya, Management in Public Service the Quest for effective performance, artinya Humas/PR dalam dinas instansi/lembaga kepemerintahan terdapat beberapa hal untuk melaksanakan tugas utamanya, yaitu19 : 1. Mengamati dan mempelajari tentang hasrat, keinginan-keinginan dan aspirasi yang terdapat dalam masyarakat. (learning about public what is should desire) 2. Kegiatan memberikan nasihat atau sumbangan saran untuk menanggapi apa yang sebaiknya dilakukan oleh instansi/lembaga pemerintah seperti yang dikehendaki oleh pihak publiknya. (advising the public about what is should desire) 19
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, (PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta : 2003) hal 324
3. Kemampuan untuk mengusahakan terjadinya hubungan memuaskan yang diperoleh antara hubungan publik dengan aparat Pemerintahan. (ensuring satisfactory contac between public and government official) 4. Memberikan penerangan dan informasi tentang apa yang telah diupayakan oleh suatu lembaga/instansi Pemerintah yang bersangkutan. (informing and about what agency doing). Humas
pemerintah
dibentuk
untuk
mempublikasikan
dan
mempromosikan kebijakan – kebijakan pemerintah. Memberikan informasi secara teratur tentang kebijakan pemerintah yang berpengaruh kepada kehidupan masyarakat. Tugas humas pemerintah atau pejabat negara tentang segala informasi yang diperlukan dan reaksi atau kemungkinan reaksi masyarakat akan kebijakan lembaga, baik yang sedang dilaksanakan maupun yang sedang diusulkan.
2.3 Strategi Public Relations (Humas) Strategi merupakan rencana jangka panjang perusahaan dalam menetapkan garis-garis besar tindakan strategis yang akan diambil perusahaan dalam kurun waktu tertentu di masa yang akan datang (These show where the organization should be at time in the future ).20 Menurut Rhenald Kasali, kata strategi memiliki pengertian yang terkait dengan hal-hal seperti kemenangan, kehidupan atau daya juang. Artinya menyangkut hal-hal yang berkaitan mampu atau tidaknya perusahaan
20
Ibid. Hal 20
menghadapi tekanan yang muncul dari dalam atau dari luar. Kalau dapat, ia akan terus hidup, kalau tidak, ia akan mati seketika. Maka dari itu strategi membenarkan perusahaan untuk mengambil tindakan pahit sekalipun seperti amputasi (pengurangan unti usaha, dirumahkannya karyawan, pemangkasan, dan lain-lain) sepanjang hal itu dilakukan demi kehidupan perusahaan atau organisasi dalam jangka panjang.21 Kaitan Public Relations dan Strategi adalah yang menjalankan strategi dan mengaturnya bersama pimpinan adalah seorang praktisi Public Relations. karena sesuai dengan fungsinya, seorang praktisi Public Relations memiliki pekerjaan untuk mengawasi setiap kegiatan ke dalam maupun ke luar perusahaan. Sehingga apabila perusahaan tersebut memiliki konflik, permasalahan dan sebagainya, PR perusahaan itulah yang mengetahui terlebih dahulu lalun menyusun strategi untuk mengatasinya. Public Relations perlu memiliki taktik tersendiri dalam merumuskan dan menjalankan strategi agar apa yang dirumuskannya dapat diterima di kedua belah pihak, internal dan eksternal. Taktik yang obyektif dapat membantu mencapai strategi satu atau lebih.22 Sama seperti Divisi lain dalam perusahaan, untuk memberi kontribusi dalam menyusun strategi, menurut Rhenald Khasali dalam bukunya Manajemen Public Relations, seorang praktisi Public Relations dapat melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
21
Rhenald Khasali.,Manajemen Public Relations, (PT. Pustaka Utama Grafity. Jakarta : 2003) Hal 35 22 The Official LCCI Examminations Board Guide. (How to Pass. PL. 1999) Hal 42
Melakukan analisis SWOT, SWOT adalah Strength (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), Threats (ancaman). Meski tidak perlu menganalisis hal-hal yang berada diluar jangkauannya, seorang praktisi PR perlu melakukan analisis yang berbobot mengenai persepsi dari luar dan dalam perusahaan atau SWOT yang dimilikinya. Karena menyangkut masa depan, citra, kultur dan potensi yang dimiliki perusahaannya. Komponen streangth dan weaknesses dikaji dari unsur-unsur yang berasal dari dalam perusahaan. Sedangkan opportunities dan threats dikaji dari lingkungan dimana perusahaan atau lingkungan berada.23 Adapun menurut Rosady Ruslan dalam bukunya Manajemen Humas, langkah-langkah perencanaan strategis dapat dilakukan dengan klasifikasi dan konsepsi perencanaan kerja Public Relations yang terdiri dari tiga jenjang rencana yaitu : a. Rencana Strategis Rencana strategis dilihat dari tingkat kebijaksanaan perusahaan b. Rencana Tetap Rencana tetap yaitu rencana yang dapat digunakan berulang-ulang c. Rencana Sekali Pakai Rencana ini dipakai pada waktu tertentu dan jangka pendek. Sebagai seorang Public Relations yang memahami fungsinya, harus memiliki strategi yang terencana dengan baik untuk mengatasi krisis, konflik atau pembaharuan kebijakan yang akan dilakukan organisasi untuk tetap mempertahankan keberadaan organisasi. Melakukan strategi dalam organisasi tidak terlepas dari visi misi serta tujuan yang ingin dicapi organisasi.
23
Rhenald Khasali, Manajemen Public Relations, (PT. Pustaka Utama Grafiti. Jakarta : 2003) Hal 34
Startegi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencpai suatu tujuan. Akan tetapi untuk mencapai suatu tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan jalan saja, melainkan harus menunjukan bagaimana taktik operasionalnya. Ada beberapa strategi dalam kegiatan public relations dalam merancang suatu pesan dalam bentuk informasi atau berita yaitu24 : 1. Srtategy of Publicity Melakukan kampanye untuk penyebaran pesan melalui proses publikasi suatu berita melalui kerjasama dengan berbagai media massa. 2. Strategy of Persuation Berkampanye untuk membujuk atau menggalang khalayak melalui teknik persuasi untuk mengubah opini publik, dengan mengangkat segi emosional dari suatu cerita, artikel atau featurist berdasarkan human interest. 3. Strategy of Argumentation Strategi ini dipakai untuk mengantisipasi berita negatif yang kurang menguntungkan (negative news), kemudian dibentuk berita tandingan yang mengemukakan argumentasi yang rasional agar opini publik tetap dalam posisi menguntungkan. 4. Strategi of Image 24
Rosady Ruslan, Kampanye Public Relations, Kiat dan Strate, Raja Grafindo Persada. (Jakarta : 2005) Hal 54
Strategi pembentukan berita yang positif dalam publikasi untuk menjaga citra sebuah lembaga beserta produknya (corporate image).
2.3.1 Tujuan Strategi Sama halnya dengan komunikasi, strategi juga merupakan sebuah kegiatan untuk melakukan sesuatu, yang tentunya memiliki tujuan yang ingin dicapai. Menurut R. Wayne pace, Brent. D. peterson dan M. Dallas Burnet dalam bukunya Techniques for effective communication menyatakan bahwa tujuan strategi komunikasi adalah25 : a. To Secure Understanding Untuk memastikan bahwa terjadi suatu pengertian dalam berkomunikasi. b. To Establish Acceptance Bagaimana cara penerimaan itu terus terbina dengan baik c. To Motivate Action Penggiatan untuk motivasinya d. The Goals which the communication sought to achive Bagaimana mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh pihak komunikator dari proses komunikasi tersebut.
25
Rosady Ruslan, Kampanye Public Relations, Kiat dan Strategi, (Raja Grafindo Persada. Jakarta : 2005) Hal 37
Tujuan diatas memiliki pengertian, pertama adalah (To Secure Understanding ) yaitu memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang diterima. Apabila sudah dimengerti dan menerima, maka penerimaan pesan tersebut harus dibina dengan baik oleh komunikan (To Establish Acceptance), sehingga pada akhirnya kegiatan dapat di motivasikan (To Motivate Actions) untuk mencapai tujuan-tujuan yang hendak dicapai.
2.4 Publikasi 2.4.1 Pengertian Publikasi Pengertian publikasi dapat di lihat dari beberapa definisi berikut ini: Philip Leslaly dan Herbert M. Baus dalam bukunya preparations for communications, seperti yang telah dikutip oleh Ton Kertapati menyatakan bahwa: Publikasi merupakan tugas seorang Public Relations dalam menceritakan atau menyampaikan informasi sebanyak mungkin mengenai kegiatan perusahaan kepada masyarakat luas, dengan kata lain publikasi merupakan bagian terbesar dan terpenting atau ujung tombak dari pada PR.26
Menurut Richard D Irwan: Publikasi juga merupakan suatu pemberitaan tentang seseorang, produk atau jasa yang tampil dalam media cetak maupun media elektronik.27 Menurut Lawrence W. Nolte, APR dan Dennis L. wilcox APR dalam bukunya Effective Publicity: 26
Ton Kertapati., Bunga Rampai Azas-Azas Penerangan dan Komunikasi, (Jakarta : PT. Bima Aksara) 27 Richard D Irwan, Introductions to Advertising and Promotions an Interated Marketing Communications Perspective. (Inc. 19990)
Publikasi merupakan bentuk komunikasi massa yang tidak dibayar dan tidak dapat dikendalikan dengan memberi informasi, serta dapat mempengaruhi sikap dan dapat pula mendorong pada suatu tindakan yang bermanfaat (positif) atau merugikan sesuai dengan apa yang dipublikasikan. Publikasi terdiri dari beberapa bentuk, umumnya yaitu pada beritaberita atau artikel yang dipublikasikan atau disiarkan secara rutin. Hal tersebut bisa dalam bentuk: pengumuman pertemuan, konferensi pers, pameran seni (art exhibits), kursus singkat dan masih banyak lagi. Publikasi dapat pula menjadi pernyataan (statement) yang menguntungkan. Tujuan dari publikasi itu sendiri adalah untuk menyampaikan ide atau gagasan dari suatu sumber kepada khalayak tertentu. Oleh karena itu, setiap upaya publikasi haruslah jujur, akurat, dan dapat dimengerti, aturan ini berlaku untuk publikasi baik yang bersifat positif maupun negatif. Untuk mencapai suatu publikasi yang efektif beberapa hal yang harus diperhatikan adalah: 1. Publikasi haruslah benar-benar jujur dan sesuai dengan fakta. Publikasi hanya dapat memberikan informasi dan membujuk, dan harus didasarkan pada kebaikan. Dan apa saja yang dipublikasikan harus sesuatu yang dapat diterima oleh khalayak luas. 2. Publikasi harus dapat dipercaya (credible) dan khalayak luas harus dapat mempercayainya.
3. Publikasi haruslah tepat. Apa yang dipublikasikan haruslah sesuai dengan persepsi khalayak (publik).28
2.4.2 Langkah Perencanaan Publikasi Dalam merancang suatu kegiatan yang bertujuan untuk mencapai suatu target, tentunya terlebih dahulu kita harus memiliki langkah-langkah atau unsur-unsur perencanaan kegiatan yang ingin kita jalankan. Sama seperti hal nya kegiatan publikasi yang juga memiliki langkah-langkah perencanaan diantaranya : 1. Mendefinisikan masalah, untuk memahami suatu masalah maka hal – hal yang harus diperhatikan adalah mendiskusikan masalah untuk mengetahui publikasi yang diharapakn. 2. Mengidentifikasi tujuan, Memahami masalah sepenuhnya untuk mengidentifikasi tujuan. 3. Mengidentifikasi audiens atau khalayak, harus mengetahui dengan jelas dan tepat khalayak sasaran yang akan menjadi sasaran publikasi kita. 4. Mengembangkan strategi, strategi dapat menjelaskan bagaimana suatu tujuan dapat dicapai. Strategi merupakan tindakan terencana yang mempunyai garis pedoman untuk memilih kegiatan komunikasi yang akan dilakukan.
28
Lawrence W Nolte and Dennis L Wilcox, Effective Publicity How to reach the public by john ewiliyes and sons. Inc 1984. Hal 12
5. Perencanaan pelaksanaan, harus mempersiapkan hal – hal yang diperlukan dalam tahap pelaksanaan, yaitu dengan memilih media komunikasi yang tepat yang dapat menjangkau khalayak sasaran serta dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. 6. Prencanaan
waktu,
untuk
menetapkan
waktu
mulai
dari
perencanaan sampai dengan pelaksanaannya, maka diperlukan Timetable. Dengan Timetable maka pelaksanaan proses publikasi dapat terlaksana dengan tepat sesuai dengan jadawal yang telah ditetapkan. 7. Anggaran dana, dana yang dikeluarkan harus sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan. Sekitar 10% dari total anggaran harus dialokasikan untuk hal-hal yang tidak terduga. 8. Mengevaluasi keberhasilan public, untuk mengukur keberhasilan suatu publikasi, maka harus sesuai dengan kriteria yang ditetapkan, hal tersebut dimaksudkan untuk dapat mengevaluasi keberhasilan dalam mencapai tujuan publikasi.29 Sama seperti yang telah diuraiakan diatas, kegiatan publikasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh suatu tujuan yang tentunya tujuan tersebut bersifat positif. Oleh karena itu untuk mencapai suatu publikasi yang efektif, hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain : 1. Publikasi haruslah benar-benar jujur dan sesuai fakta. Publikasi hanya dapat memberikan informasi dan membujuk, dan harus didasarkan pada
29
Ibid. Hal 76
kebaikan. Apaun yang akan dipublikasikan harus merupakan sesuatu yang dapat diterima oleh masyarakat luas. 2. Publikasi harus dapat dipercaya (credible) dan khalayak luas harus dapat mempercayainya. 3. Publikasi haruslah tepat. Apa yang dipublikasikan harus sesuai dengan persepsi khalayak (publik).30
2.4.3 Jenis-jenis Publikasi Jenis publikasi yang digunakan oleh public relations dalam suatu organisasi atau perusahaan melalui media komunikasi massa terdapat empat macam publikasi, yaitu31 : 1. Pure Publicity Pemanfaatan ruang untuk publikasi dalam peliputan peristiwa biasa yang mempunyai nilai berita. 2. Paid Publicity Menyampaikan publikasi dalam bentuk berita atau sejenisnya dalam media massa dengan cara membayar atau menyewa waktu siaran atau ruangan dalam media elektronik atau cetak. 3. Free Ride Publicity Kegiatan publikasi yang berkepentingan, tidak hanya usaha tetapi sudah dapat perhatian dari media massa. 4. Tie- in Publicity Kegiatan publikasi yang mempergunakan suatu peristiwa penting yang merupakan masyarakat luas atau sesuatu yang berkembang populer dikalangan masyarakat.
Dari semua jenis publikasi di atas, bahwa PR dalam menyampaikan informasinya bisa menggunakan salah satu dari jenis publikasi diatas. Di mana salah satu diantaranya ada publikasi yang dibayar, publikasi tersebut 30
Lawrence W. Nolte and Dennis Wilcox. EffectivePublicity How to reach the public by john wiliyes and sons, Inc 1984. Hal 12 31 Imam Slamet, Diklat Azas-Azas Publicity. Bandung : Grafika. Hal 38
dilakukan PR dalam memperoleh ruang dan waktu di media massa guna menyampaikan informasi suatu perusahaan. Dan pada akhirnya seorang PR memang harus melakukan publikasi tentang suatu perusahaan tersebut agar dapat diterima oleh khalayaknya yang membutuhkan media massa sebagai media penyampaian atau informasi.
2.5 Media Publikasi Untuk
menjalankan
peran
dan
fungsinya,
Public
Relations
memerlukan media sebagai sarana penunjang guna mencapai tujuan-tujuan yang dikehendaki. Media dalam Public Relations merupakan bagian terpenting dari elemen-elemen yang tidak pernah lepas dari aktivitas Public Relations. Frank Jefkins berpendapat bahwa Public Relations sebagai sarana untuk menjangkau khalayak tertentu dalam rangka mencapai tujuan-tujuan Public Relations.32 Public Relations dalam menyalurkan informasi-informasinya untuk membentuk keyakinan publik, perlu membedakan aktivitas Public Relations yang merupakan kegiatan Media Direct (MD) dan Media Indirect (MI).
2.5.1 Media Direct (MD) Media Direct (MD) merupakan aktivitas dimana Public Relations memberikan informasi secara langsung kepada media massa. Dalam hal ini
32
Frank Jefkins Op.Cit. hal 122
Public relations mewakili perusahaan tertentu dan menjadi aktivitas MD dibagi menjadi dua bagian, yaitu :33 1. Formal, dimana perusahaan membentuk forum resmi untuk berhubungan dengan medi massa. Beberapa forum tersebut antara lain : a. Press Conference, perusahaan mengundang media massa untuk hadir dalam press conference mengenai suatu tema. b. Press Release, perusahaan mengirimkan siaran pers untuk dimuat oleh media massa dan kehebatan press release dan seorang public relations dituntut untuk itu. c. Product Launcing, merupakan perpanjangan dari press conference, hanya saja ditambah dengan event peluncuran produk. 2. Informal, perusahaan menghubungi wartawan dalam situasi yang cenderung tidak formal, diantaranya adalah : a. Media Gathering, merupakan forum semi formal perusahaan di mana yang diundang hanya beberapa media massa yang tersegmentasi sesuai dengan informasi yang akan diberikan oleh perusahaan. b. Test Drive, perusahaan mengundang wartawan untuk secara langsung mengadakan uji coba mengenai produk yang baru saja diluncurkan.
2.5.2 Media Indirect (MI) Media Indiect (MI) adalah aktivitas public relations tidak langsung berhadapan dengan media. Di sini public relations menggunakan kredibilitas 33
Silih Agung Waesa, Strategi Public Relations, (PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta : 2005) hal 309
pihak ketiga sebagai penyampaian informasi. Tujuannya adalah sama, yaitu untuk mengembangkan sebuah citra atau persepsi publik. Beberapa hal yang sering dilakukan berkaitan dengan strategi MI adalah34 : 1. Juru bicara tidak resmi Strategi ini sering dilakukan dengan mencari pembuat opini (POP), seperti pengamat dan pakar, yang memiliki kesamaan pandangan mengenai suatu topik yang tengah dibandingkan oleh perusahaan. 2. Penulis artikel opini Sering kali praktisi public relations membantu menuliskan gagasangagasannya dalam bentuk artikel, baik melalui wawancara atau menulis kembali artikel yang sudah ada dan kemudian membantu pemutarannya di media massa. 3. Penulisan feature artikel Banyak hasil penelitian ataupun situasi di luar Indonesia yang terkadang sangat mendukung pembentukan citra yang diinginkan oleh perusahaan. Tapi sering kali media massa tidak memiliki banyak waktu untuk menulis dan mengakseskan hasil penelitian tersebut, dan praktisi public relations membantu penulisannya agar mudah di pahami pembaca media massa. 4. Feeding informations Pemberian informasi kepada pembuat opini publik untuk membangun persepsi yang sama yang dimiliki oleh perusahaan. Atau setidaknya
34
Silih Agung Waesa, Strategi Public Relations, (PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta : 2005) hal 309
pembentukan opini publik tahu latar belakang yang menjadi visi dan misi perusahaan dalam memandang sebuah masalah. 5. Focus group discussion Mengumpulkan pembentuk opini publik dalam satu forum tertutup membangun diskusi terarah, dan medapatkan pandangan-pandangan mereka secara utuh. 6. Seminar pihak ketiga Sebuah opini di media massa sangat memungkinkan berkembang melalui seminar yang diadakan oleh pihak ketiga, dan praktisi public relations turut medukung dalam menyediakan bahan dan pembicaraan dalam seminar tersebut. 7. Event pihak ketiga Event pihak ketiga untuk membentuk sebuah event dan biasanya juga memiliki dampak kuat untuk menarik pemberitaan. Taktik ini biasanya bermanfaat untuk menarik perhatian di saat media massa tengah menghadapi banyak pilihan pemberitaan. Pemilihan media massa ini harus betul-betul cermat semuanya diselesaikan dengan jemis khalayaknya juga jenis media yang digunakan karena public relations itu mencakup kegiatan internal dan eksternal, maka media yang dimanfaatkan dilihat dari jenis khalayaknya terbagi menjadi : 1. Media internal, seperti : a. In House Magazines : majalah yang dibuat praktisi Humas yang ditujukan untuk kalangan internal
b. Majalah dinding : berisi cerpen, puisi, cerbung, dll c. Pengumuman : pemberitahuan d. Surat : berisi pesan tertulis e. Telephone : pesawat untuk bercakap-cakap jarak jauh dengan menggunakan kawat dan listrik 2. Media eksternal, seperti : a. Company Profile : gambaran tertulis tentang sebagian fakta perusahaan yang disajikan secara resmi b. Prospektus : publikasi ringan adalah brosur, pamlet, catalouges dan alat-alat pemasaran langsung lainnya untuk membantu kampanye pemasaran c. Annual Report : kumpulan tulisan yang berisi tentang kinerja perusahaan selama satu tahun belakang d. News Letter : diterbitkan secara periodik yang berisi tentang informasi tertentu Sedangkan media dilihat dari jenis yang akan digunakan oleh seorang public relations adalah : 1. Print media atau media cetak seperti : a. Koran : surat kabar harian b. Majalah : surat berkala yang terbit tiap minggu, bulan dsb 2. Broadcast media atau media elektronik, seperti : a. Televisi stasiun lokal : di satu wilayah tertentu
b. Radio : alat pengirim atau penangkap bunyi atau suara melalui udara.
2.6 Media Massa Media massa, atau dalam hal ini disebut pula sebagai alat bantu dalam proses komunikasi massa. Sebab komunikasi massa sendiri, secara sederhana berarti kegiatan komunikasi yang dilakukan melalui media kepada sejumlah orang yang tersebar di tempat-tempat yang tidak ditentukan. Jadi, media massa adalah suatu alat transmisi informasi, seperti koran, majalah, buku, film, radio, dan televisi atau suatu kombinasi bentuk dari bentuk-bentuk media itu.35 Secara umum, baik media cetak maupun media elektronik, memiliki fungsi yang sama yaitu36 : 1. Menyiarkan informasi, ini merupakan fungsi utama media massa, sebab masyarakat membeli media tersebut karena memerlukan infoormasi tentang berbagai hal yang terjadi di dunia ini. 2. Mendidik, karena fungsi yang kedua ini media massa menyajikan pesanpesan atau tulisan-tulisan yang mengandung pengetahua, serta sekaligus dapat disajikan media pendidikan massa. 3. Menghibur, dalam memainkan fungsinya untuk menghibur, media massa biasanya menyajikan rubrik-rubrik atau program-program yang bersifat hiburan. Maksudnya, boleh jadi hal itu dihidangkan memang sengaja untuk menghibur atau yang lebih penting lagi, rubrik atau program yang bersifat hiburan itu bertujuan untuk mengimbangi berita-berita berat (hard news). 4. Mempengaruhi, melalui fungsinya yang keempat ini media massa memegang peranan penting dalam tatanan kehidupan masyarakat karena dapat mempengaruhi proses pembentukan etika sosial dan sebagai kontrol sosial secara bebas dan bertanggung jawab. 35
Asep Saeful Muhtadi, Jurnalistik Pendekatan Teori dan Praktek, Logos Wacana Ilmu, (Jakarta : 1999) hal 73 36 Ibid, hal 85
2.6.1 Jenis – jenis media massa Media massa dibagi menjadi dua bagian yaitu37 : 1. Media cetak Pesan-pesan yang disampaikan melalui media cetak dapat disusun secara lebih ilmiah, serta dalam bahasa dan logika yang lebih tinggi. Sekurang-kurangnya ada tiga jenis media cetak : a. Surat Kabar Media surat kabar sebagai lembaga kemasyarakatan, alat revolusi yang mempunyai karya sebagai salah satu media komunikasi massa yang bersifat umum berupa penerbitan yang teratur waktu terbitnya, dengan produksi yang serba mekanik, dan mengandung sejumlah sejumlah berita yang sangat bervariasi dengan sistem organisasi serta mekanisme yang mapan. Surat kabar atau yang biasa disebut juga koran merupakan salah satu kekuatan sosial dan ekonomi yang cukup penting dalam masyarakar. b. Majalah Majalah memiliki isi sesuai dengan masyarakat bacanya sendirisendiri. Pada tingkat tertentu, perkembangan majalah baik pada aspek kualitas maupun kuantitas penerbitannya, telah mendorong semakin majunya budaya komunikasi masyarakat. Sebab bahan bacaan dapat menjadi ukuran stratifikasi masyarakat maju, masyarakat informasi,
37
Asep saeful Muhtadi, Op.Cit, hal 88
masyarakat yang tidak pernah puas menerima surat kabar hanya lewat berita dari mulut ke mulut. c. Buku Buku menawarkan informasi penting tentang ilmu pengetahuan, buku menyajikan hiburan bagi para pembacanya. Buku menjadi teman yang paling dekat bagi para penggemarnya berbeda dengan radio dan TV, buku dapat dinikmati ulang. 2. Media elektronik Penemuan baru di bidang teknologi komunikasi dan informasi telah mendorong terus berkembangnya media elektronik. Berbagai kemajuan dan perubahan terjadi dalam percepatan yang semakin meningkat. Pesan yang disampaikan oleh media elektronik harus disusun dalam rumusan yang mudah diterima oleh pendengar atau pemirsa, dengan menggunakan bahasa dan logika yang sederhana sehingga mudah dicerna ketika pesan itu diterima. Media elektronik terdiri dari : a. Radio Siaran radio bisa tetap datang mengunjungi pendengar meskipun terhalang banjir. Radio memiliki banyak kelebihan, ia memiliki kesederhanaan bentuk dan kemampuan yang tinggi untuk menjangkau setiap
pendengar
yang
sedang
melakukan
kegiatan-kegiatan
sekalipun, atau bahkan sedang menikmati media massa lainnya.
b. Televisi Televisi (TV) telah memasuki berbagai sektor kehidupan, termasuk kehidupan politik. TV mulai dimanfaatkan untuk kepentingankepentingan politik praktis. Media televisi telah mampu menggiring masyarakat pada corak berfikir untuk melihat segala sesuatu sebagai realitas yang bukan sesungguhnya. Dalam banyak hal, TV memang memiliki beberapa ciri khusus yang berbeda dari jenis atau bentuk media
lainnya.
Sajian
gandanya,
gambar
dan
suara
mengantarkan media ini pada posisi yang khas dan menarik.
telah
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini bersifat deskriptif yang hanya mengumpulkan informasi secara rinci dan berusaha memaparkan strategi saja, tanpa melakukan pengujian terhadap suatu hipotesa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian Deskriptif hanya terbatas pada usaha mengungkapkan suatu permasalahan atau keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya bersifat mengungkapkan fakta yakni hasil penelitian tersebut menekankan pada gambaran secara objektif mengenai keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteliti.38 Penelitian deskriptif ini ditujukan untuk: 1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada 2. Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku 3. Membuat perbandingan atau evaluasi 4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari penglaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.39
3.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai oleh penulis adalah studi kasus. Teknik penelitian ini berguna untuk menyelidiki gejala aktual, dalam konteks
38 39
Hadari Nawawi. Metode Penelitian Bidang Sosial. (Gajah Mada Univercity 1985) Hal 131 Rakhmat Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi. (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya 2000) Hal 25
kehidupan nyata, di mana batas-batas antar gejala dan konteks tidak tergambar jelas dan menggunakan sumber fakta ganda.40 Robert K. Yin menjelaskan secara umum studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan how atau why sebagai salah satu metode penelitian, studi kasus berkaitan dengan strategi yang menekankan adanya pertanyaan bagaimana dan mengapa karena peneliti memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa masa kini yang akan diselidiki dengan fenomena masa kini.41
3.3 Penentuan Narasumber / Key Informan Dalam penelitian ini penulis melengkapi data serta memperoleh informasi mengenai strategi humas pemerintah DKI Jakarta dalam mempublikasikan Busway koridor IV dengan narasumber : 1. Bapak Nurjolan Sinaga, SH, selaku KA. Bagian Media Massa 2. BapakRinta. A. Imron, selaku KA Sub. Bagian Publikasi 3. Bapak Joko, selaku Staff bagian Media Massa 4. Imam Syafriansyah wartawan salah satu media cetak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta 5. Finalita selaku penumpang TransJakarta Busway
40
Narbuko Kholid dan H Abu Achmad. Metode Penelitian. (Jakarta : PT. Bumi Aksara 1997) Hal 46-47 41 Robert K Yin. Study Kasus (Desain dan Metode). Ahli Bahasa M Djanji. (Jakarta : PT. Raja Grasindo Perkasa 1995) Hal 1
Alasan pemilihan narasumber diatas karena mereka yang menjalankan publikasi tentang transjakarta busway. Nara sumber atau key informan tersebut merupakan pihak yang berkompeten dalam pelaksanaan strategi humas dalam publikasi Busway koridor IV sehingga peneliti dapat memenuhi data-data yang akurat yang dibutuhkan dalam penelitian. Selain itu penulis juga melakukan wawancara terhadap pihak wartawan media cetak dan penumpang TransJakarta Busway guna melakukan kroscek/ mengakuratkan informasi/ data – data yang diberikan key informan apakah sesuai dengan fakta yang ada. Dan melihat tanggapan dari publik mengenai strategi yang telah dijalankan oleh Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam publikasi busway koridor IV Pulo Gadung – Dukuh Atas.
3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer Wawancara
yang
mendalam
(Indeph
Interview),
dengan
menggunakan pedoman wawancara tatap muka yang berisikan pertanyaan kepada informan terpilih dengan narasumber utama yaitu : 1. Bapak Nurjolan Sinaga, SH selaku KA bagian Media Massa 2. Bapak Rinta. A. Imron, S.sos selaku KA sub bagian Publikasi 3. Bapak Joko selaku Staff bagian Media Massa. 4. Imam Syafriansyah wartawan salah satu media cetak 5. Finalita selaku penumpang TransJakarta Busway
3.4.2 Data Sekunder Untuk memperoleh dan melengkapi data penelitian, maka penelitian mendapatkan data sekunder studi kepustakaan, yaitu dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku yang bersifat ilmiah yang berkaitan dengan penelitian tersebut. Sumber lainnya seperti kliping pers pemerintah provinsi DKI Jakarta, majalah, press release, serta data – data yang berasal dari dokumen resmi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengenai busway koridor IV.
3.5 Teknik Analisa Data Analisa data merupakan penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan, berdasarkan data yang diperoleh maka penelitian ini akan dideskripsikan dan dijabarkan secara kualitatif sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian kualitatif peneliti menganalisis data di lapangan harus secara konsisten dan berulang dengan merujuk pada pertanyaan penelitian. Hal ini diupayakan agar setiap tahap pengumpulan data terpadu oleh fokus yang jelas sehingga observasi dan interview selanjutnya makin terfokus, menyempit dan menukik ke dalam.42 Penelitian ini menggunakan teknik analisa keabsahan data Triangulasi yaitu dengan memeriksa kebenaran data yang diperoleh dari Humas pemerintah provinsi DKI Jakarta kepada pihak lain yang dipercaya. 42
. A. Alwasilah. Chaeder. Pokoknya Kualitatif. (Jakarta : PT. Dunia Pustaka Jaya dan Pusat Study Sunda 2002) Hal 158
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai bahan perbandingan terhadap data tertentu. Data yang diperoleh dengan wawancara yang mendalam dengan narasumber yaitu Bapak Nurjolan Sinaga SH, selaku KA. bagian media massa, Bapak Rinta. A. Imron, S.sos selaku KA sub bagian publikasi, Bapak Joko selaku Staff bagian Media Massa, wartawan salah satu media cetakk dan penumpang TransJakarta Busway, dikumpulkan, disajikan atau dideskrifsikan dan dijabarkan dan dianalisis sehingga diperoleh pemahaman. Jenis publikasi yang digunakan oleh Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam mempublikasikan busway koridor IV ini adalah jenis publikasi dengan menggunakan ruang atau balai room yang ada di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk publikasi dalam peliputan bersama media baik itu media cetak maupun media elektronik yang bertujuan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Definisi Konsep 1. Strategi Humas Strategi Humas merupakan perencanaan humas dalam suatu upaya atau langkah-langkah yang tepat dan dipilih oleh humas untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Atau sebuah alternatif optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan Public Relations dalam kerangka suatu rencana public relations (public relations plan).
2. Publikasi Publikasi merupakan bentuk penyebaran informasi baik berita, laporan, pendapat atau opini mengenai suatu kegiatan, produk atau jasa yang disebarluaskan secara sistematis melalui baik media cetak maupun media elektronik serta beberapa jenis house journal media internal dan priented materials. 3. Busway Adalah tranportasi alternatif yang mampu memberi pelayanan prima dan memiliki daya tarik yang tinggi bagi pengguna mobil pribadi dan juga dapat mengatasi permasalahan kemacetan dijalan. Dengan pelayanan dan penyediaan jasa transportasi terpadu, tertib, lancar, aman, nyaman dan efisien serta dapat menjangkau waktu yang relatif singkat dan bisa terprediksi kepastian waktunnya. 4. Koridor IV Koridor IV dengan rute Pulo Gadung–Dukuh Atas merupakan koridor baru yang telah beroperasi sejak awal tahun 2007.
Fokus Penelitian Strategi
humas
Pemerintah
Provinsi
DKI
Jakarta
dalam
mempublikasikan busway koridor IV Pulo Gadung – Dukuh Atas, adalah cara atau tindakan yang akan dijalankan untuk menyampaikan sejumlah informasi yang disampaikan ke dalam beberapa bentuk dan ditujukan kepada khalayak tertentu untuk mencapai beberapa tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sesuai dengan tujuan penelitian ini maka fokus penelitian ini meliputi langkah perencanaan publikasi. Dalam langkah perencanaan publikasi terdapat beberapa tahap diantaranya, yaitu : 1. Mendefinisakan masalah 2. Mengidentifikasi tujuan 3. Mengidentifikasi khalayak 4. Mengembangkan strategi 5. Perencanaan Pelaksanaan 6. Perencanaan Waktu 7. Anggaran dana 8. Evaluasi keberhasilan publikasi
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.1 Gambaran umum Biro Humas & Protokol Pemprov DKI Jakarta Awal pemikiran tentang terbentuknya Humas DKI Jakarta adalah pada tahun 1962 dimana Walikota DKI Jakarta Raya saat itu Dr. Soemarno acapkali berpidato tanpa teks. Urusan catat mencatat pidato kemudian menjadi tanggung jawab jabatan penerangan DKI Jakarta Raya yang dikepalai Soemarno Hadisoemantro, kemudian ia pun menunjuk Syaiful Alam selaku Kabag Penerangan dan Publisitas untuk mengemban tugas tersebut. Seiring dengan berjalannya waktu, maka tugas pun berkembang dan tugas mencatat pidato Walikota DKI Jakarta berkembang dengan keharusan menyebarkan pidato tersebut ke pihak pers hingga melayani pers dengan informasi tentang kebijakan Walikota DKI Jakarta. Baru dibawah Gubernur Ali Sadikin 1966, Humas dilembagakan, Syaiful Alam menjadi Kepala Bagian Humas, dibawah Biro II (Biro Kepala Daerah) dipimpin Ir. Wardiman Djojonegoro. Saat itu Humas bekerja hanya dengan 5 (lima) orang staf. Masing-masing bertugas sebagai pembuat release, juru kamera TV, juru foto, petugas kliping dan petugas administrasi, mereka melayani sekitar 30 orang wartawan. Selama 2 (dua) periode kepemimpinan Gubernur Ali Sadikin (19661977) jumlah karyawan Humas bertambah karena kegiatan internal maupun eksternal kian meningkat. Didukung situasi dan kondisi serta kedekatan.
Humas dengan puncak pimpinan (Gubernur), waktu itu cukup sisegani, baik oleh jajaran Pemda sendiri maupun pihak instansi sendiri, maupun pihak instansi luar, seperti sipil/swasta, ABRI, hubungan dan kerja sama dengan pihak media massa cetak maupun elektronik sangat baik. Sebagai indikator, terlihat seringnya pemberitaan media cetak saat itu, menempatkan berita kegiatan, kebijakan Gubernur pada halaman pertama sebagai berita utama. Pada masa kepemimpinan Gubernur Tjokropranolo, bagian Humas DKI Jakarta dipimpin oleh B. Harahap (1977-1980) dan Drs. Ramona Ginting (1980-1982) menggantikan Syaiful Alam yang ditunjuk menjadi anggota DPRD DKI Jakarta. Dalam masa kepemimpinan Gubernur R. Soeprapto bagian Humas DKI Jakarta dipimpin karyawan otonomi Pemda DKI Jakarta Drs. S. Sudarsih (1982-1989). Berdasarkan keputusan Menteri Dalam Negeri No. 270/1982 dan Perda No. 12/1982, bagian Humas Pemda DKI Jakarta sebagai Kepala Biro Humas DKI Jakarta yang pertama diangkat Drs. S. Sudarsih yang sebelumnya adalah Kepala Bagian Humas Pemda DKI Jakarta. Setelah 2 (dua) tahun kepemimpinan Gubernur Suryadi Sudirja, H.A Munir digantikan oleh Kol. TNI Soesilo Darmoadji (1994-1997). Menjelang berakhirnya
masa
kepemimpinan
Gubernur
Suryadi
Sudirja,
masa
kepemimpinan 1997 Biro Humas kembali mendapat pimpinan baru, yaitu Kol. TNI-AD Drs. Kamaludin S.
Terakhir sejak tahun 1999, Biro Humas Provinsi DKI Jakarta dipimpin oleh Drs. Muhayat dengan dukungan karyawan sejumlah 68 orang.43
4.1.1 Biro Humas dan Protokol berdasarkan peraturan Daerah No. 3 Tahun 2001 seluruh unit yang ada dilingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengalami perubahan, tidak terkecuali Biro Humas yang berganti nama menjadi Biro Humas dan Protokol. Biro Humas dan Protokol merupakan penggabungan 2 unit kerja yang ada sebelumnya (yang diatur dalam perda No. 10 Tahun 1990), yaitu Biro Humas dan sebagian tugas dan fungsi Biro Administrasi Pimpinan dan Protokol (APP). Sebagian lain dan tugas fungsi Biro APP dilebur kedalam Biro Umum. Dengan adanya penggabungan Biro Humas dan sebagian Tupoksi dan Biro APP maka struktur Biro Humas dan Protokol juga membesar dari 3 bagian menjadi 5 bagian, yaitu bagian Non Media Massa, bagian Tata Acara dan bagian Pelayanan Tamu dan Perjalanan Dinas, dengan jumlah karyawan sebanyak 170 orang. Sedangkan Sub bagian yang sebelumnya berjumlah 8 sub menjadi 17 sub bagian. Untuk Biro Humas dan Protokol, berdasarkan Surat Keputusan Gubernur No. 2264/2001, tanggal 19 September 2001, Drs. Muhayat tetap menjabat sebagai Kepala Biro.
43
Dokumen Biro Humas dan Protokol DKI Jakarta
4.1.2 Landasan Operasional Dasar hukum landasan operasional Biro Humas dan Protokol pemerintah DKI Jakarta dalam menjalankan tugasnya adalah : 1. Peraturan Daerah (Perda) Nomor 10 Tahun 1992 tentang susunan Organisasi dan Tata Kerja Setwilda Jakarta dan Sekwan DPRD DKI Jakarta. 2. Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta, No. 1421 Tahun 1992 tentang Petunjuk
Pelaksanaan
Tugas-tugas
kehumasan
dalam
lingkungan
Pemerintah DKI Jakarta.
Tugas Pokok Sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Daerah (perda) DKI Jakarta No. 3 Tahun 2001, tugas pokok Biro Humas dan Protokol Pemda DKI Jakarta adalah : merumuskan kebijakan dan melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data, informasi, publikasi, pelayanan informasi dan keprotokolan. Secara struktural Biro Humas dan Protokol Pemerintah DKI Jakarta berada dibawah Asisten Tata Praka dan Aparatur DKI Jakarta, sedangkan secara praktis oprasional sesuai fungsinya. Fungsi Biro Humas dan Protokol adalah : 1. Perumusan kebijakan dibidang Humas dan Keprotokolan. 2. Pengumpulan dan pengolahan data informasi mengenai pendapat, sikap dan kegiatan masyarakat terhadap pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah.
3. Publikasi dan dokumentasi kebijakan pemerintah daerah. 4. Pelayanan informasi kebijakan dan kegiatan pemerintah daerah. 5. Penyelenggaraan kegiatan upacara, resepsi dan pelayanan tamu 6. Penyiapan kelengkapan dokumen perjalanan dinas pimpinan dan staf pemerintah daerah.
4.1.3 Struktur Organisasi Secara struktur Biro Humas dan Protokol Pemerintah DKI Jakarta berada dibawah Asisten Tata Praka dan Aparatur DKI Jakarta, sedangkan secara taktis oprasional sesuai fungsinya, kepala Biro Humas dan Protokol dapat berhubungan langsung dengan Gubernur dan Wakil Kepala Daerah. Adapun srtuktur Biro Humas dan Protokol serta tugas dan fungsinya, serta uraian kerja pada masing-masing bagian adalah sebagai berikut : 1. Surat keputusan DKI Jakarta, No. 450 Tahun 1991, tentang tata cara pelaksanaan APBD DKI Jakarta serta perubahannya. 2. Instruksi Gubernur DKI Jakarta, No. 224 Tahun 1991, perihal kegiatan penyuluhan/penerangan/pemberitaan pada media massa (pers, radio, tv dan film). Diselenggarakan hanya melalui satu pintu dikoordinasikan dengan Biro Humas DKI Jakarta. 3. Instruksi Sekertaria Wilayah/Daerah Provinsi DKI Jakarta, No. 1 Tahun 2005, tentang penyampaian data informasi kepada Biro Humas DKI Jakarta.
4. Peraturan Daerah (perda) No. 3 Tahun 2001, tentang susunan organisasi dan tata kerja perangkat daerah dan sekretariat DPRD Pemprov DKI Jakarta.
Tugas Pokok dan Fungsi Biro Humas dan Protokol Pemda DKI Jakarta mempunyai tugas serta peranan yang penting dan strategis dalam rangka penyampaian informasi pemerintah,
pembangunan
dan
kemasyarakatan,
sekaligus
dalam
menumbuhkan pengertian dan keyakinan kepada masyarakat agar mendukung pro pembangunan yang, sedang maupun yang akan dilaksanakan. Selain itu melalui penyampaian informasi yang akan komperensif dan persuasive diharapkan akan semakin tumbuh dan kembangnya citra positif Pemprov DKI.
1. Bagian data dan informasi Mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan data dan pengolahan informasi, monitoring dan menganalisa pelaksanaan kebijakan Pemprov DKI, melakukan peliputan dan dokumentasi serta pengolahan data kepustakaan dan informasi daerah, pendokumentasian serta pengolahan data dan informasi daerah. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut bagian ini mempunyai fungsi: a) Pengumpulan data dan informasi b) Pemantauan dan menganalisa kebijakan c) Pengolahan kepustakaan dan informasi daerah d) Peliputan dan pendokumentasian kegiatan pemerintah daerah.
1. Bagian data dan informasi terdiri dari empat sub bagian dengan uraian tugas sebagai berikut : Sub bagian pengumpulan pengolahan data dan informasi a. Pengolahan dan informasi kebijakan : Melakukan pengumpulan data dan informasi mengenai kebijakan, program dan kegiatan pemerintah daerah secara langsung dan instansi terkait maupun media. b. Pengumpulan data dan informasi : Pengumpulan data dan informasi mengenai pendapat, opini, sikap dan kegiatan masyarakat terhadap pelaksanan kebijakan pemerintah daerah. c. Pengolahan dan penyajian data dan informasi : Melakukan pengumpulan, penyaringan dan pengolahan data dan berbagai sumber informasi didalam dan di luar lingkungan pemerintah daerah Provisi DKI Jakarta untuk keperluan baik data, informasi pimpinan, pendukung publikasi pers dan penerbitan belaka, serta pendukung bahan teks pidato. Sub bagian analisa dan monitoring kebijakan daerah : a. Memonitoring pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah : Melaksanakan monitoring secara langsung ke lapangan tentang aplikasi dan berbagai kebijaksanaan pembangunan pemerintah provinsi DKI Jakarta. Hasil monitoring kemudian
dilaporkan kepada Gubernur DKI Jakarta dan pejabat lainnya di lingkungan pemerintah daerah provinsi DKI Jakarta sebagai bahan masukan dan pertimbangan untuk mengambil keputusan mendatang, juga untuk monitoring permasalahan yang berlarut-larut dan tidak pernah selesai untuk mengklarifikasi sehingga kemudian dilaporkan kepada gubernur atau unit terkait. b. Melaksanakan analisa terhadap informasi dan berita media massa : Melakukan penyaringan dan penyusunan synopsis terhadap berita atau surat pembaca surat kabar yang memuat pelaksanaan
kebijakan
pemerintah
DKI
Jakarta,
yang
mengandung permasalahan untuk kemudian di konfirmasi kepada unit terkait sebagai bahan pertimbangan pemecahan masalah. c. Merupakan bahan tanggapan berita : Setelah melakukan analisa melalui synopsis kepada unit terkait kemudian menyiapkan bahan klarifikasi atau tanggapan dari unit terkait mengenai permaslahan yang berada di surat kabar, baik berita maupun surat pembaca. 2. Sub bagian kepustakaan dan informasi daerah mempunyai tugas : a. Mengelola kepustakaan dan data informasi b. Mengelola kliping berita harian :
Mengelola tentang berita, artikel, tulisan atau opini yang berkaitan
dengan
DKI
Jakarta,
didistribusikan
kepada
Gubernur, para Wgub, Asisten, Kepala Bappeda dan beberapa kepala unit. c. Mengelola berita kliping, berita khusus dan informasi tercetak: Dibuat untuk mendokumentasikan berita-berita khusus, seperti kliping khusus dan kliping kegiatan gubernur. Hasilnya kemudian didistribusikan kepada gubernur, para Wagub dan Sekdaprop. 3. Sub bagian peliputan dan dokumentasi mempunyai tugas : a. Menyiapkan rencana peliputan aplikasi kebijakan dan program pemerintah daerah untuk bahan penyuluhan dan dokumentasi. b. Melaksanakan peliputan aplikasi kebijakan dan program pemerintah daerah untuk bahan penyuluhan dan dokumentasi. c. Mengelola dokumentasi hasil peliputan.
2. Bagian Media Massa Bagian media massa mempunyai tugas menyelenggarakan hubungan dengan media massa dalam rangka penyebar luasan informasi dan solusi kebijakan pemerintah daerah dibidang pelayanan dan pemberdayaan masyarakat, serta pembangunan. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, bagian media massa mempunyai fungsi sebagai berikut : 1. Penyiapan materi
2. Penyelenggaraan kerja sama dengan media massa 3.
Penyebarluasan informasi dan sosialisasi kebijakan pemerintah daerah melalui media massa.
Bagian media massa terdiri dari 3 (tiga) sub bagian dengan uraian tugas sebagai berikut : 1. Sub bagian penyiapan materi a. Menyusun dan menyiapkan tanggapan atau klarifikasi berita b. Menyiapkan dan menyusun materi wawancara media massa c. Menyiapkan bahan sambutan yang berkaitan dengan pers dan kehumasan d. Menyiapkan materi artikel, advertorial, serta rubrik khusus. 2. Sub bagian kerja sama media b. Menyusun rencana dan melaksanakan kegiatan tatap muka pimpinan pemerintah daerah dan pengelola media massa c. Melaksanakan kerja sama dengan pengelola media massa d. Menyiapkan rencana dan melaksanakan kerja sama dengan media massa dalam menyebarluaskan informasi kebijakan dan program pemerintah daerah. 3. Sub bagian publikasi a. Menyiapkan rencana, memfasilitasi dan melaksanakan jumpa pers dan publikasi media massa b. Mempersiapkan dan menyusun bahan informasi kebijakan dan program pemerintah daerah melalui media massa
c. Melaksanakan kegiatan publikasi pemerintah daerah sebagai bahan pemberitaan di media massa dalam siaran pers dan audio visual. 4. Bagian non media massa Bagian non media massa mempunyai tugas menyelenggarakan hubungan langsung dengan masyarakat luas dalam rangka pelayanan informasi dan soaialisasi tentang kebijakan pemerintah
daerah dibidang
pelayanan dan pemberdayaan masyarakat, serta pembangunan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, bagian non media massa mempunyai tugas : a. Pengelolaan media cetak dan elektronik internal b. Pengelolaan dan pelayanan informasi serta sosialisasi kebijakan melalui media cetak dan media elektronik internal c. Penyiapan materi dan sosialisasi tentang kebijakan dan program pemerintah daerah dengan menggunakan penerangan langsung d. Peningkatan kualitas petugas kehumasan.
4. Bagian Non Media Massa terdiri dari 3 (tiga) Sub bagian, dengan uraian tugas sebagai berikut : 1. Sub bagian media tercetak a. Melaksanakan pengelolaan dan distribusi penerbitan internal : -
Menyelenggarakan rapat persiapan maupun rapat koordinasi penerbitan media cetak internal
-
Melaksanakan pendistribusian media cetak penerbitan internal
-
Mengolah dan menyusun materi informasi baik tentang kebijakan program maupun pemerintah daerah sebagai bahan sosialisasi melalui media internal
b. Menyiapkan dan menyusun materi informasi serta sosialisasi kebijakan program, kegiatan pemerintah daerah sebagai bahan penerbitan internal : -
Melaksanakan perencanaan atau merancang (jadwal, materi, dsb) penerbitan internal
-
Melaksanakan pengumpulan materi berupa data bahan informasi tentang kebijakan, program maupun pemerintah daerah untuk disosialisasikan melalui penerbitan internal
-
Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap penerbitan internal.
2. Sub bagian media masyarakat a. Melaksanakan pengelolaan media mayantara dan elektronik internal b. Melakukan kerja sama dengan Kantor Pengelola Teknologi Informasi (KPTI) dan Klub Sejuta Information Technologie (KSIT) dalam pengelolaan dan operasional Media On Line Berita Jakarta.Com. c. Menyiapkan bahan untuk counter berita atas pemberitaan media massa yang mungkin salah interpretasi maupun persepsi.
e. Melaksanakan penyajian data informasi yang dianggap dibutuhkan masyarakat. f. Melakukan
koordinasi
dengan
unit-unit
di
lingkungan
pemerintahan provinsi DKI Jakarta, untuk secara dialog interaktif melalui media On Line. g. Melakukan monitoring/pemantauan terhadap aspirasi masyarakat yang disampaikan melalui media On Line. h. Melakukan koordinasi dengan bagian data dan informasi (sub bagian pengumpulan pengolahan data dan informasi) tentang berbagai informasi yang perlu disosialiasasikan. i.
Melaksanakan penyebarluasan informasi kebijakan, program kegiatan pemerintah daerah melalui media elektronik internal dan media luar ruang.
j.
Menyiapkan bahan informasi tentang berbagai program kegiatan pemerintah provinsi DKI Jakarta melalui Videotron yang ada diwilayah DKI Jakarta.
k. Menyiapkan bahan informasi tentang berbagai program dan kebijakan pemerintah provinsi DKI Jakarta, melalui slide bioskop yang ada di wilayah DKI Jakarta. l.
Melakukan koordinasi dengan unit-unit di lingkungan pemerintah DKI
Jakarta,
terhadap
berbagai
program
yang
disosialisasikan baik melalui videotron maupun slide bioskop. m. Meningkatkan kualitas petugas teknis dibidang kehumasan
akan
-
Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan kantor pendidikan dan pelatihan provinsi DKI Jakarta, dalam upaya melakukan peningkatan sumber daya manusia (SDM) di bidang teknis kehumasan bagi lingkungan internal Biro Humas dan Protokol.
-
Melakukan kerja sama dengan lembaga-lembaga di bidang kehumasan dalm upaya peningkatan SDM (sesuai dengan anggaran yang ada).
3. Sub bagian tatap muka dan penerangan langsung a. Merencanakan,
mengkoordinasikan,
memfasilitasi
serta
melaksanakan tatap muka pimpinan dengan public : -
Membuat perencanaan dan melaksanakan tatap muka pimpinan kepada publik.
-
Menyiapkan materi yang akan disampaikan oleh pimpinan kepada publik.
-
Mengadakan rapat koordinasi dengan unsur terkait guna pelaksanaan tatp muka.
-
Memfasilitasi kegiatan tatap muka pimpinan dengan public yang dilaksanakan oleh pihak lain.
-
Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegaitan tatap muka pimpinan dengan publik.
b. Merencanakan dan memfasilitasi diskusi publik -
membuat perencanaan dan memfasilitasi diskusi publik.
-
Menyiapkan materi dan mengolah materi untuk diskusi publik dan petugas laksana.
-
Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksana diskusi publik.
c. Menyiapkan
dan
melaksanakan
penyebarluasan
informasi
kebijakan dan program pemerintah daerah dengan menggunakan mobil penerangan -
Membuat perencanaan dan melaksanakan operasional mobil penerangan.
-
Menyiapkan materi informasi yang akan disampaikan dan menyiapkan petugas pelaksana.
-
Membuat laporan dan evaluasi dilapangan.
d. Pengelolaan mobil lapangan -
Membuat perencanaan pengelolaan mobil penerangan.
-
Menyiapkan petugas pengelola mupen.
-
Membuat laporan dan evaluasi pengelolaan mobil penerangan.
e. Menyiapkan dan menyebarluaskan informasi kebijakan dan program pemerintah daerah melalui pameran, kesenian tradisional dan pertunjukan rakyat -
Membuat perencanaan dan melaksanakan kegiatan pameran.
-
Membuat perencanaan dan melaksanaklan kegiatan sosialiasi melalui media kesenian tradisional dan pertunujukan rakyat.
-
Mengumpulkan dan menyusun materi untuk kegiatan sosialisasi melalui media kesenian tradisional dan pertunjukan rakyat.
Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksaan pameran dan sosialiasi melalui media kesenian rakyat dan pertunjukan rakyat.
Visi dan Misi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Guna menyamankan persepsi tentang arah dan kebijakan umum pembangunan, perlu diketengahkan visi dan misi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Dengan makin memhami visi dan misi ini, diharapkan akan terbangun komitmen yang kuat dari pemerintah maupun warga Jakarta untuk bersama membangun kotanya. Di sisi lain visi dan misi ini juga menjadi acuan dalam merumuskan program – program pembangunan baik untuk jangka pendek (tahunan) maupun jangka menengah (lima tahunan). Visi : “Terwujudnya Jakarta sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia yang manusiawi, efisien dan berdaya saing global, dihuni oleh masyarakat yang partisipasif, sejahtera dan berbudaya dalam lingkungan yang nyaman dan berkelanjutan”. Misi : -
Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana kota yang efisien, efektif, kompetitif dan terjangkau.
-
Mewujudkan pembangunan yang adil, ramah lingkungan dan berbasis partisipasi masyarakat.
-
Menegakan
supermasi
hukum,
meningkatkan
keamanan,
ketentraman dan ketertiban kota. -
Meningkatkan kualitas kehidupan dan kerukunan warga kota.
-
Melaksanakan pengelolaan tata pemerintah kota yang baik.
Sasaran Sasaran program kerja Biro Humas dan Protokol pemda DKI Jakarta Yaitu : 1. Memantapkan dan mengembangkan pengertian, keyakinan, dan partisipasi masyarakat terhadap kebijakan dan kegiatan pemda DKI. 2. Meningkatkan kinerja unit-unit pelayanan informasi serta komunikasi dalam lingkungan pemda. 3. Semakin mantapnya pendalaman wawasan wartawan Ibu Kots tentang tugas pokok dan fungsi setiap unit dilingkungan pemda DKI Jakarta. 4. Meningkatnya sarana dan prasarana kegiatan kehumasan yang disertai pula dengan meningktatnya SDM instansi humas pemda DKI Jakarta. 5. Semakin meningkatnya citra Jakarta sebagai Ibu Kota Negara RI dan semakin meningkatnya kewibawaan pemda DKI Jakarta. 6. Terpeliharanya dan semakin meningkatnya koordinasi dengan semua unit organisasi dalam lingkungan pemda DKI Jakarta dan instansi terkait di luar lingkungan pemda DKI Jakarta termasuk Muspida DKI Jakarta.
4.1.7 Logo TransJakarta Busway
Elang Bondol Cengkeram Salak Condet
Gambar burung yang jadi maskot dari TransJakarta Busway adalah Elang Bondol. Inilah burung maskot Pemprov DKI Jakarta. Nama ilmiahnya, haliastur Indus Bo. Jenis elang ini berukuran sedang, dengan panjang sekitar 45 cm. Kepala dan dadanya memiliki bulu berwarna putih dan garis-garis kelabu. Bulu punggung, sayap, perut dan ekornya berwarna cokelat kemerahan. Biasanya, pada elang muda, seluruh bulu badan berwarna kecoklatan dengan dada yang bercoret, lalu jadi putih keabu-abuan. Mata bulat berwarna
coklat gelap. Paruh kuat dan tajam, dengan ujung yang runcing dan melengkung berwarna kekuningan. Kakinya berbulu dan kuat dilengkapi dengan cakar berujung runcing. Sekali bertelur, sebanyak dua atau tiga butir. Lalu musim bertelur akan datang di bulan Maret – Agustus. Karena terhitung mulai punah, elang ini dilindungi
oleh
SK
Mentan
Tanggal
26
Agustus
1970,
No.
421/Kpts/Um/8/1970 dan UU No. 5 Tahun 1990. burung ini masih sering tampak di beberapa pulau tak berpenghuni di Kepulauan Seribu. Selain ituSalak Condet? Buah ini, juga maskot Pemprov DKI Jakarta. Nama lainnya, Salacca Eduis Cainato. Demi menyelamatkan buah ini, dibangunlah kawasan Cagar Buah Condet. Kawasan ini berada di sekitar pasar rebo, mencakup areal seluas 625 Ha. Kawasan ini 60 persen merupakan kawasan pemukiman relatif padat, dimana pepohonan buah-buahan ini adalah salak condet, duku (Lansium Domesticum). TranJakarta Busway memiliki maskot Elang Bondol dan Salak Condet. Elang Bondol yang berkaki runcing dan tajam ini menggambarkan bahwa TranJakarta Busway merupakan suatu organisasi yang memberikan pelayanan kepada masyarakat yang memiliki dasar kekuatan dan selalu mengutamakan pelayanan masyarakat khususnya dalam bidang transportasi darat (angkutan umum masal).
4.2. Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diperoleh berdasarkan hasil wawancara mendalam (Indepth Interview) dengan nara sumber. Nara sumer yang utama (Key Informan) dari humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yaitu Bapak Nurjolan Sinaga, SH selaku KA bagian Media Massa, Bapak Rinta. A. Imron S.sos selaku KA Sub bagian Publikasi, Bapak Joko Susetyo selaku staff umum bagian Media Massa, Imam Syafriansyah selaku wartawan media cetak dan finalita penumpang TransJakarta busway. Dan juga diperoleh arsip – arsip atau dokumen – dokumen instansi pemerintah secara literatur dan buku – buku yang relevan dengan masalah penelitian. Wawancara dilakukan secara bertahap sejak hari rabu tanggal 1 Agustus 2007 sampai selesai, bertempat di Biro Humas dan Protokol DKI Jakarta yang terletak di jalan medan merdeka selatan No. 8 – 9 Jakarta Pusat. Untuk itulah diperoleh data hasil penelitian tentang Strategi Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam mempublikasikan Busway koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas). Berikut ini adalah hasil wawancara dengan KA bagian Media Massa, KA sub bagian Publikasi, Staff umum Media Massa, wartawan media cetak dan penumpang TransJakarta Busway, yang menangani kegiatan publikasi Busway koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas) dan nara sumber sekunder sebagai bahan atau informasi pendukungnya.
4.2.1 Strategi Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Dalam Mempublikasikan Busway Koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas). Untuk mengetahui strategi Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam mempublikasikan Busway koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas) maka perlu diketahui langkah – langkah dari kegiatan publikasi tersebut adalah sebagai berikut :
B. Mengidentifikasi Masalah Busway merupakan moda transportasi baru bagi masyarakat Indonesia khususnya Jakarta, dan program ini merupakan konsep megapolitan yang melibatkan semua pihak/instansi. Pulo Gadung – Duku Atas merupakan langkah – langkah yang rencananya akan di buat sebanyak 15 koridor, untuk itu perlu di publikasikan kepada masyarakat sehingga program ini mendapat dukungan secara utuh. Oleh karena itu Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bekerja keras untuk melakukan suatu publikasi untuk busway koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas) yang telah dibuat, apa saja kendala yang akan dihadapi, bagaimana agar pesan tersebut sampai kepada masyarakat dan apa yang menjadi tujuan dari terbentuknya kegiatan publikasi tersebut. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Rinta. A. Imron selaku kepala bagian publikasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, sebagai berikut :
滴umas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, sebelum melakukan kegiatan publikasi, kita melakukan identifikasi maslah terlebih dahulu, yang dimaksudkan untuk mengetahui masalah apa saja yang akan dihadapi kedepannya dalam melakukan kegiatan publikasi busway koridor IV (pulo
gadung – dukuh atas). Kemudian kami juga mendiskuasikan dengan tim khusus yang juga menangani kegiatan ini, setelah itu kami melakukan penelitian dilapangan untuk mengetahui khalayak seperti apa yang nanti akan kami hadapi. Setelah itu kami melakukan rapat untuk mengevaluasi ide atau gagasan untuk kedepannya_.42
Dalam melakukan kegiatan publikasi pada busway koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas) tidak bisa dianggap sepele. Karena pada dasarnya setiap kegiatan publikasi itu pasti mempunyai permasalahan – permasalahan yang akan dihadapi, dan permasalahan dalam kegiatan kegiatan publikasi tersebut harus bisa diidentifkasi sebelum kegiatan publikasi itu dilaksanakan. Maksud dari identifikasi masalah ini adalah untuk mendiskusikan masalah yang akan dihadapi nantinya, untuk mengetahui apakah kegiatan publikasi ini sesuai dengan apa yang diharapkan, melakukan penelitian sebelum diadakannya kegiatan publikasi dan untuk mengevaluasi ide atau gagasan dalam perspektif yang lebih luas.
A. Identifikasi Tujuan. Setelah melakukan identifikasi masalah, Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga melakukan identifkasi tujuan. Identifikasi tujuan dimaksudkan agar maksud dan tujuan dilakukannya strategi publikasi ini diharapkan tidak keluar dengan apa yang sudah menjadi tujuan awalnya. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Rinta. A. Imron selaku kepala bagian publikasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, sebagai berikut :
42
Wawancara dengan Bapak Rinta. A Imron
“Untuk melakukan kegiatan publikasi yang terlebih dahulu dilakukan adalah identifikasi tujuan, identifikasi tujuan merupakan salah satu bentuk kegiatan yang kami lakukan. Karena untuk melakukan kegiatan ini kita harus mengetahui terlebih dauhulu apa yang menjadi tujuan dari kegiatan publikasi ini dan siapa saja yang menjadi khalayak sasaran kami, kami juga melakukan survey terlebih dahulu dan pada saat kami berada di lapangan, kami selalu memperhatikan perkembangan pembangunan busway agar tidak mengalami hambatan dalam pelaksanaannya dan dan dapat terus berjalan sampai dengan koridor 15. Untuk kelancaran pembangunan koridor busway sekiranya masyarakat Jakarta agar dapat terus mendukung program busway tersebut”. 43
Dalam melakukan kegiatan publikasi busway koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas) Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan salah satu cara untuk memperkenalkan busway kepada publiknya. Seperti yang di ungkapkan oleh Joko Susetyo selaku Staff umum Media Massa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, sebagai berikut : “Kami memiliki beberapa cara untuk memperkenalkan busway kepada masyarakat Jakarta dan karena kami berada di bagian media massa tentu saja cara yang gunakan yaitu melalui media massa, seperti dialog – dialog di TV dan di Radio, jingle sport di Radio, filler, melalui koran atau pemeberitaan langsung serta melalui advertorial. Tujuannya adalah agar masyarakat Jakarta mengetahui kehadiran TransJakarta busway dan juga untuk menarik minat masyarakat Jakarta yang memiliki kendaraan pribadi agar beralih ke transportasi umum busway.” Identifikasi
tujuan
dimaksudkan
untuk
memahami
masalah
sepenuhnya dan untuk mendefinisikan tujuan dari dilakukannya publikasi busway koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas) oleh Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Jadi kegiatan ini sudah jelas dan harus sesuai dengan tujuan awal yaitu memberikan program kepada masyarakat Jakarta yang
43
Wawancara dengan Bapak Rinta. A Imron
memiliki kendaraan pribadi agar beralih ke transportasi umum busway, yang telah ditetapkan sebelumnya, dan yang menjadi tujuan standard dari kegiatan ini adalah untuk memberitahukan kepada publik agar mereka tahu, sadar dan paham apa itu TransJakarta busway.
B. Identifikasi Khalayak Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan identifikasi khalayak dimaksudkan untuk lebih mengenal atau mengetahui siapa yang menjadi khalayak sasarannya, seperti yang dikatakan oleh kepala bagian publikasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarata, Rinta. A. Imron sebagai berikut : “Yang menjadi khalayak sasaran dari publikasi busway koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas) ini adalah semua lapisan masyarakat yang ada di Jakarta mulai dari anak – anak sampai Lansia.”44 Pelayanan yang diberikan oleh TransJakarta Busway semata – mata untuk memberikan kepuasan kepada penumpangnya, hal ini diperkuat oleh pernyataan dari salah satu penumpang, Finalita (24 tahun) TransJakarta Busway seperti ini : Saya lebih suka menggunakan busway karena saya merasa lebih nyaman, lebih murah dan hemat waktu, meskipun harus antri di halte waktu menunggu kedatangan bis_45. Identifikasi khalayak dilalukan untuk mengetahui dengan jelas dan tepat siapa khalayak sasaran dari strategi publikasi busway koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas) yang dilakukan oleh Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. 44 45
Wawancara dengan Bapak Rinta. A Imron Wawancara dengan Finalita
C. Mengembangkan Strategi Publikasi busway koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas) dilakukan oleh Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, pihak Humas Pemerintah Privinsi DKI Jakarta bekerja sama dengan bagian Media Massa yang nantinya akan membantu kegiatan ini. Hal ini dimaksudkan untuk mengembangkan strategi publikasi, seperti yang dikemukakan oleh Nurjolan Sinaga selaku kepala bagian Media Massa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, sebagai berikut: “Dalam hal pengembangan strategi publikasi busway koridro IV (Pulo Gadung – Duku Atas) ini kami menggandeng rekan – rekan Broadcast seperti media elektronik TV yaitu : Metro TV, RCTI, SCTV, TPI, Trans TV, dan Indosiar, sedangkan media elektronik Radio seperti : Ramako, Trijaya, Muara cbb, dan Suara Metro, dan media cetak Koran seperti : Harian berita buana, harian kompas, harian media indonesia, harian republika, harian suara karya, harian sinar harapan dan harian rakyat merdeka serta Pengelola laporan itu sendiri yaitu DISHUB, rekan – rekan Broadcast ini dimaksudkan untuk membantu menyampaikan program –program yang telah kami buat kepada khalayak sasaran kami.”46 Pengembangan strategi dimaksudkan untuk menjelaskan bagaimana suatu tujuan dapat tercapai dengan maksimal.
D. Perencanaan Pelaksanaan TransJakarta busway koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas) di resmikan pada tanggal 27 Januari 2007 oleh gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, dan mulai saat itulah proses kegiatan publikasi di laksanakan, dalam program perencanaan dan pelaksanaan kegiatan publikasi busway koridor IV (Pulo
46
Wawancara dengan Bapak Nurjolan Sinaga
Gadung – Dukuh Atas) Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan program – program perencanaan yang matang, dan memilih media komunikasi yang tepat yang dapat menjangkau khalayak sasaran serta dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini sesuai dengan pernnyataan Rinta. A. Imron selaku kepala bagian publikasi Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, sebagai berikut : “Proses kegiatan publikasi busway koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas) ini sebenarnya sudah dilaksanakan sejak awal program TransJakarta busway diluncurkan yaitu tahun 2004 oleh Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan program ini juga dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan. Untuk busway koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas) tepat diresmikannya yaitu pada tanggal 27 Januari 2007 dan sejak saat itulah kami akan terus melakukan pulikasi hingga semua pembangunan koridor busway selesai.”47 Untuk perencanaan kegiatan publikasi, Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggunakan segala macam program perencanaan publikasi dari mulai pembuatan filler yaitu iklan layanan sosial serta pembuatan jingle sport yang disiarkan melalui stasiun radio, talkshow dan reality show, seperti yang diungkapkan oleh Nurjolan Sinaga selaku kepala bagian Media Massa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, sebagai berikut : “Segala macam program yang dipakai dalam kegiatan publikasi busway koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas) antara lain melalui program filler yaitu iklan layanan sosial dan jingle – jingle sport yang kami tampilkan melalui media massa seperti TV, Radio dan Koran serta talkshow dan reality show yang dikemas dalam infotainment.”48 Dalam kegiatan mempublikasikan busway koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas) ini, Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membuat suatu
47 48
Wawancara dengan Bapak Rinta. A Imron Wawancara dengan Bapak Nurjolan Sinaga
perencanaan apa yang akan terjadi nantinya, itu akan lebih memudahkan humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk melaksanakan kegiatan publikasi busway koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas). Jadi Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta beserta team yang melakukan kegiatan tersebut bisa dengan mudah mengetahui langkah –langkah apa yang dilakukan, seperti yang dikatakan kepala bagian publikasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Rinta. A. Imron, sebagai berikut : “Membuat perencanaan untuk kegiatan publikasi busway koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas) sudah dilakukan, karena itu merupakan standard dalam membuat suatu program, apalagi yang akan dipublikasikan adalah produk pemerintah yang berupa sistem transportasi makro dan hal itu harus diberitahukan karena penting sifatnya. Hal pertama dalam perencanaan kegiatan ini adalah dengan melakukan publikasi ke media – media massa seperti media TV yaitu penayangan dialog yang disampaikan langsung oleh gubernur, kemudian dialog di radio yang disampaikan oleh unit – unit teknis dan begitu pula dengan media cetak. Perencanaan itu kami lakukan agar kegiatan publikasi busway ini bisa dipahami dan terprotis di mata publik.”49 Pembuatan rencana dalam kegiatan publikasi harus juga dipikirkan, pembuatan rencana itu di buat agar nantinya dapat mengantisipasi apa – apa saja yang akan terjadi. Selain itu, Humas Pmerintah Provinsi DKI Jakarta juga memilih media komunikasi yang tepat dan yang dapat menjangkau khalayak sasaran, serta dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun akan melakukan segala macam bentuk
49
Wawancara dengan Bapak Rinta. A Imron
kegiatan dari program perencanaan publikasi, agar pesan yang dipublikasikan itu sampai dan dapat diterima oleh masyarakat Jakarta. Menurut Nurjolan Sinaga selaku kepala bagian Media Massa untuk penetapan media yang akan digunakan dinilai efektif oleh Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta adalah : “Sebenarnya kami tidak menetapkan atau melakukan pembatasan terhadap media, media mana saja kami ikut sertakan dalam kegiatan publikasi ini hampir 90% media kami libatkan diantaranya adalahmedia elektronik TV seperti : Metro TV, SCTV, TPI, Trans TV, RCTI dan Indosia, media elektronik Radio seperti : Ramako, Trijaya, Muara cbb, dan Suara Metro, serta media cetak seperti : Harian berita buana, harian kompas, harian media indonesia, harian republika, harian suara karya, harian sinar harapan dan harian rakyat merdeka, namun kegiatan publikasi yang kami lakukan saat ini lebih banyak kami tampilkan di media cetak. Karena busway merupakan milik seluruh lapisan masyarakat Jakarta jadi kami rasa masyarakat Jakarta dimana pun mereka berada wajib mengetahui informasi dan perkembangan busway.”50 Penetapan khalayak dan media itu perlu dan penting dilakukan dalam kegiatan publikasi, hal tersebut dilakukan agar apa yang menjadi tujuan publikasi ini tercapai dan pesannya sampai kepada khalayaknya. Hal ini diperkuat dengan pernyataan wartawan salah satu media cetak dengan Imam syarfianyah : Publikasi yang dilakukan oleh Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang pernah saya liput antara lain launcing busway koridor pulo gadung – dukuh atas, pembentukan konsorsium TransJakarta, pembangunan koridor – koridor baru_.51 Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah mengkomunikasikan tentang apa itu busway kepada masyarakat dengan menyebarkan informasi –
50 51
Wawancara dengan Bapak Nurjolan Sinaga Wawancara dengan wartawan media cetak
informasi yang beredar di media massa cetak, media massa cetak maupun media massa elektronik, yang kemudian nantinya diharapkan dapat membantu kegiatan publikasi busway koridor IV pulo gadung – dukuh atas. Namun dalam memberikan informasi, pihak Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih kesulitan, karena informasi yang disampaikan merupakan kebijakan pimpinan Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Sehingga dalam hal ini Humas hanya sebagai penyampai informasi saja. Hal ini diperkuat oleh pihak wartawan media cetak : Sejauh ini Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta cukup cooperatif dalam berbagai kegiatan yang ada, hanya kelemahannya pihak Humas masih sangat kesulitan untuk mendapatkan informasi. Karena informasi yang ada hanya bersifat satu pintu. Dalam meberikan informasi mereka selalu mengatakan bahwa itu adalah kewenangan dari Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta_.52
Pelaksanaan kegiatan publikasi yang dilakukan oleh Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta baru melakukan kegiatan publikasi yang sedikit dan standar, karena kegiatan publikasi ini masih berlangsung jadi masih ada waktu untuk melakukan publikasi ini dengan maksimal.
E. Perencanaan Waktu Perencanaan waktu kegiatan publikasi busway koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas) pun harus ditetapkan, kapan kegiatan publikasi busway koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas) dilaksanakan dan kapan harus berhenti, seperti yang dikatakan Rinta A. Imron berikut ini :
52
Wawancara dengan wartawan media cetak
“Untuk perencanaan waktu pembangunan busway itu sebenarnya sudah diluncurkan pada awal 2004 namun untuk koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas) tepat diresmikannya pada tanggal 27 Januari 2007 oleh gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, kegiatan ini akan terus kami lakukan sampai 15 koridor selesai dibangun”.53 Perencanaan waktu yang dimaksudkan untuk mengetahui kapan kegiatan publikasi ini akan diadakan dan sampai berapa lama kegiatan publikasinya diselenggarakan.
D. Anggaran Dana Kegiatan publikasi ini dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan bersifat non profit, walaupun kegiatan ini dilakukan oleh Pemerintah itu sendiri namun anggaran dana untuk melakukan publikasi ini harus tetap dibuat. Berikut pernyataan Joko selaku selaku staff media massa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, sebagai berikut : “Anggaran dana untuk kegiatan publikasi busway koridor IV tidak besar, biasanya kalau di perusahaan swasta biaya produk 1 benda mencapai 20 – 30 % akan tetapi kami tidak sampai sebesar itu, apalagi kalau kita lihat anggaran dana Biro Humas dan Protokol dikaitkan dengan APBD yang katanya sudah mencapai puluhan triliun namun kami tidak sanpai 1 % nya dari jumlah anggaran dana yang ada. Jadi memang secara umum anggaran dana publikasi busway koridor IV cukup kecil namun kami mohon maaf tidak bisa menyebutkan lebih rinci.”54 Estimasi biaya harus sesuai dengan anggaran yang ditetapkan oleh pemerintah dan sekitar 10 % dari total anggaran dialokasikan untuk hal – hal yang tidak terduga atau di luar dari apa yang sudah direncanakan. 53 54
Wawancara dengan Bapak Rinta. A Imron Wawancara dengan Bapak Joko
E. Evaluasi Keberhasilan Untuk langkah ini, peneliti belum bisa meneliti sampai langkah evaluasi keberhasilan publikasi. Karena Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih melakukan kegiatan publikasi busway koridro IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas). Evaluasi yang bisa peneliti dapatkan hanyalah evaluasi yang bersifat sementara belum secara keseluruhan, bisa dikatakan dampak dari adanya busway, berikut pernyataan dari Joko selaku kepala bagian Media Massa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta : “Keberhasilan yang bisa dilihat sejauh ini adalah adanya ketersediaan angkutan umum alternatif bagi warga Jakarta, beralihnya pengguna kendaraan pribadi ke moda transportasi busway. Adanya sistem transportasi baru di Jakarta, serta terbentuknya budaya baru bertransportasi di Jakarta.”55 Evaluasi keberhasilan pasca publikasi itu perlu dilakukan karena kegiatan publikasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh suatu tujuan yang tentunya tujuan tersebut bersifat positif. Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan evaluasi keberhasilan pasca publikasi busway koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas) bertujuan untuk mengukur keberhasilan suatu publikasi maka kegiatan yang dilakukan harus sesusai dengan kriteria yang ditetapkan, hal tersebut dimaksudkan untuk dapat mengevaluasi keberhasilan dalam mencapai tujuan publikasi.
55
Wawancara dengan Bapak Joko
TABEL LANGKAH PERENCANAAN PUBLIKASI YANG DILAKUKAN OLEH HUMAS PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA DALAM MEMPUBLIKASIKAN BUSWAY KORIDOR IV (PULO GADUNG – DUKUH ATAS) NO
Langkah
Indikator
Implementasi
Signifikansi
Publikasi 1.
Mengidentifikasi
-Mendiskuiskan
masalah
masalah
untuk rapat
mengetahui masalah
-Mengadakan
Sesuai,
karena
dengan Humas
staff
yang Pemerintah
sesuai melakukan
dengan apa yang kegiatan
Provinsi
DKI
Jakarta
telah
diharapkan.
publikasi.
-Melakukan
Terjun
kegitan
penelitian
kelapangan
mengidentifikasi
(research).
untuk
masalah seperti
-Mengevaluasi
mengetahui
mengadakan
ide atau gagasan publik
- melakukan untuk
atau rapat
dengan
dalam perspektif khalayak
staff
yang
yang lebih luas.
melakukan
sasarannya. -Menerima
ide publikasi.
atau gagasan dari anggota
staff
yang melakukan
publikasi. 2.
Mengidentifikasi
-Melakukan
-Melakukan
Tujuan.
pertemuan
rapat
khusus atau rapat instansi dengan
Sesuai,
karena
dengan Humas terkait Pemerintah DKI
staff (Dishub), untuk Jakarta
telah
untuk
mengidentifikasi
memahami
tujuan
masalah
diadakannya
tujuan
sepenuhnya.
kegiatan
pertemuan
Untuk
publikasi busway khusus
mengidentifikasi
koridor IV (pulo rapat
melakukan
dari identifikasi melalui
atau untuk
dari gadung – dukuh memahami
tujuan
kegitan publikasi atas).
masalah.
busway koridor IV (pulo gadung – dukuh atas). 3.
Mengidentifikasi
-Membuat
-Melakukan
Sesuai,
khalayak.
klasifikasi
pembatasan
Humas
publik,
untuk khalayak
mengetahui
menjadi
dengan jelas dan spesifik tepat
khalayak agar
karena
Pemerintah lebih Provinsi lagi, Jakarta kegiatan melakukan
DKI
sasaran akan
4.
yang publikasi
ini pembatasan
menjadi tepat tujuan dan khalayak
sasaran publikasi sasaran.
sehingga
busway koridor
khalayak
IV (pulo gadung
sasaran menjadi
– dukuh atas).
jelas.
Mengembangkan
-Mengadakan
-Memprogram
Sesuia,
strategi.
pertemuan
kegiatan
Humas
khusus
untuk publikasi
membicarakan
karena
apa Pemerintah
saja yang kiranya Provinsi
DKI
bagaimana suatu nanti akan sesuai Jakarta tujuan
dari dengan
target melakukan
kegiatan
dan tujuan yang program
publikasi
dibuat. Seperti : - sangat
busway koridor Membuat
dan membantu
IV dapat tercapai mengeluarkan sesuai
yang
untuk
dengan siaran pers untuk terlaksananya
target diinginkan.
yang wartawan,
baik kegiatan
dari media cetak publikasi maupun
sebagai
elektronik.
dari
–Mengadakan
pengembangan
wujud
talkshow di TV suatu strategi.
dan reality show yang
dikemas
dalam infotainment.
–
Mengadakan publikasipublikasi melalui flyer
iklan
layanan masyarakat jingle
dan
dialog
interaktif wawancara gubernur melalui media TV dan Radio. 5.
Perencanaan
-Memilih media -Melakukan
pelaksanaan.
komunikasi yang penetapan media media tepat
dapat yang
menjangkau sasaran
paling serta dalam
Sesuia,
karena
dinilai komunikasi efektif sudah ditetapkan,
dapat mencapai menyebarluaskan sehingga sangat tujuan yang telah informasi.
– membantu
ditetapkan
Menggandeng
sebelumnya oleh rekan
–
dalam
hal
rekan penyebaran
oleh seluruh staff broadcast untuk informasi yang yang
bertugas membantu
diberikan
oleh
melakukan
kegiatan
publikasi
publikasi. Seperti Pemerintah
Humas
busway koridor :mengadakan IV (pulo gadung talkshow, – dukuh atas).
Provinsi
DKI
flyer Jakarta.
iklan
layanan
sosial,
relaity
show,
melalui
media elektronik TV dan jingle – jingle
dialog
singkat gubernur di radio. 6.
Perencanaan
-Menggunakan
-Menetapkan
waktu.
Time table yang waktu
skala waktu dari
sudah disepakati, dimulainya
kegiatan
sehingga
sudah
staff kegiatan
Sesuai,
yang menangani publikasi busway jelas. publikasi
koridor IV (pulo
busway koridor gadung – dukuh
karena
ini terlihat
IV (pulo gadung atas)
sampai
– dukuh atas) ini selesai,
yaitu
sudah tahu kapan dimulai
dari
kegiatan
Januari
publikasi
ini sampai
akan
diadakan, Desember 2007.
sampai lama
2006
berapa kegiatan
publikasinya akan diselenggarakan. 7.
Anggaran dana.
-Menetapkan anggaran sesuai
Sesuai,
dana Pemerintah dengan Provinsi
anggaran telah
Humas
yang Jakarta
karena
langkah
ini
DKI sudah dilakukan beserta oleh
disetujui. staff
pihak
yang Humas
Sekitar 10% dari menangani
Pemerintah
total
Provinsi
anggaran kegiatan
dialokasikan
publikasi busway Jakarta.
untuk hal – hal koridor IV (polu tidak terduga.
gadung – dukuh atas) mengeluarkan
DKI
dana
sesuai
dengan anggaran yang dibutuhkan karena
untuk
anggaran
dana
ini
yang
mengeluarkan adalah Pemerintah Provinsi
DKI
Jakarta
itu
sendiri. 8.
Mengevaluasi
-Seluruh
staff -Untuk
keberhasilan
yang melakukan mengevaluasi
publikasi.
strategi publikasi akhir
Sesuai,
karena
evaluasi
dari sementara
ini
dilakukan
oleh
busway koridor kegiatan
IV (pulo gadung publikasi busway Humas –
dukuh
melakukan evaluasi dari
atas) koridor IV (pulo Pemerintah gadung – dukuh Provinsi akhir atas)yang
seluruh dilakukan
kegiatan
Humas
publikasi
Pemerintah
Jakarta. oleh
DKI
tersebut sesuai
yang Provinsi
DKI
dengan Jakarta
kriteria ditetapkan.
belum
yang dilaksanakan karena publikasi ini masih terus berlangsung sampai saat ini. Namun
untuk
evaluasi publikasi sementara
yang
dilakukan
oleh
Humas Pemerintah Provinsi
DKI
Jakarta
beserta
staffnya
sudah
dilakukan untuk terus memantau yang
kemudian
dievaluasi.
Pembahasan Dari hal yang didapat dari lapangan selama peneliti melakukan penelitian, diketahui bahwa langkah – langkah dari kegiatan publikasi busway koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas) yang dilakukan oleh Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai dari : Mendiskusikan masalah – masalah publikasi, melakukan penelitian (Research) kelapangan untuk mengetahui apa – apa yang akan dihadapi dalam kegiatan publikasi, mengevaluasi ide – ide atau gagasan – gagasan dalam perspektif yang lebih luas. Mengidentifikasi masalah merupakan langkah awal yang dilakukan oleh Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Hal ini dilakukan dengan cara diskusi melalui rapat dengan team khusus yang mengani kegiatan publikasi, melakukan observasi ke lapangan dan mengevaluasi ide – ide atau gagasan yang diterima dari anggota team. Mengidentifikasi tujuan dari kegiatan publikasi busway koridor IV (pulo gadung – dukuh atas) merupakan langkah yang dilakukan oleh Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Untuk melakukan kegiatan publikasi ini yang terlebih dahulu dilakukan adalah identifikasi tujuan, identifikasi tujuan merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, karena untuk melakukan kegiatan ini Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus mengetahui terlebih dahulu apa yang menjadi tujuan dari kegiatan publikasi ini, apa saja permasalahan yang dihadapi, siapa audiensnya, dan seperti apa audiens yang dihadapi, semua itu harus jelas. Selain kegiatan tersebut Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
juga melakukan survey guna mengkroseck kembali permasalahan yang ada dilapangan serta terlaksananya pembangunan koridor sampai dengan koridor 15 nanti. Identifikasi tujuan dimaksudkan agar maksud tujuan dilakukannya strategi publikasi ini diharapkan agar tidak keluar dengan apa yang menjadi tujuan awalnya yaitu memberikan program kepada kepada masyarakat Jakarta yang memiliki kendaraan pribadi untuk beralih ke transportasi umum busway. Hal ini dilakukan untuk mendefinisikan tujuan dengan instansi terkait dalam hal ini yakni DISHUB. Mengidentifikasi khalayak dilakukan untuk mengklasifikasikan publik sasaran dari kegiatan publikasi busway koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas), identifikasi khalayak dilakukan untuk mengetahui dengan jelas dan tepat siapa saja khalayak sasaran dari strategi publikasi ini, yang menjadi khalayak sasaran dari kegiatan publikasi ini adalah seluruh lapisan masyarakat yang berada di Jakarta mulai dari anak – anak sampai lanasia, hal ini dilakukan agar kegiatan publikasi tepat tujuan sasarannya. Mengembangkan strategi adalah langkah selanjutnya yang dilakukan oleh Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dimana dalam langkah ini program – program yang sudah ada disempurnakan agar sesuai dengan target dan tujuan yang dibuat. Program – program yang dilakukan antara lain seperti acara di TV yaitu talkshow, filler, iklan layanan sosial, reality show yang dikemas dalam infotainment dan di Radio yaitu jingle – jingle dialog interaktif wawancara gubernur, dengan menggandeng rekan – rekan broadcas seperti media elektronik TV yaitu : Metro TV, RCTI, SCTV, TPI, Trans TV, dan
Indosiar, sedangkan media elektronik Radio seperti : Ramako, Trijaya, Muara cbb, dan Suara Metro, dan media cetak Koran seperti : Harian berita buana, harian kompas, harian media indonesia, harian republika, harian suara karya, harian sinar harapan dan harian rakyat merdeka serta Pengelola laporan itu sendiri
yaitu
DISHUB.
Pengembangan
strategi
dimaksudkan
untuk
menjelaskan bagaimana suatu tujuan dapat tercapai dengan maksimal. Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah perencanaan dan pelaksanaan, hal ini dilakukan dengan penetapan media komunikasi yang tepat, yang dilakukan dengan penetapan media dan menggandeng rekan – rekan broadcast seperti media elektronik TV yaitu , Metro TV, RCTI, SCTV, TPI, Trans TV, dan Indosiar, media elektronik radio yaitu, Ramako, Trijaya, Muara cbb, dan Suara Metro serta media cetak koran yaitu, Harian berita buana, harian kompas, harian media indonesia, harian republika, harian suara karya, harian sinar harapan dan harian rakyat merdeka dan pengelelola laporan itu sendiri dalam hal ini DISHUB. Sebenarnya Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak melakukan pembatasan terhadap media, media mana saja di ikut sertakan dalam kegiatan publikasi hampir 90% media dilibatkan. Penetapan khalayak dan media itu perlu dan penting dilakukan dalam kegiatan publikasi, hal tersebut dilakukan agar apa yang menjadi tujuan publikasi ini tercapai dan pesannya sampai kepada khalayaknya. Pelaksanaan kegiatan publikasi yang dilakukan oleh Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta baru melakukan kegiatan publikasi yang sedikit dan standar, karena kegiatan publikasi ini masih berlangsung jadi masih ada waktu untuk melakukan
publikasi ini dengan maksimal. Hal ini dimaksudkan untuk menjangkau sasaran serta dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Namun pada tahap pelaksanaannya kegiatan publikasi busway koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas) ini belum dapat berjalan dengan baik, maksimal dan sesuai dengan tujuan dari target yang telah ditetapkan sebelumnya. Hasil ini didapatkan berdasarkan hasil penelitian dan analisa data yang ada dilapangan menunjukan bahwa langkah pelaksanaan yang dilakukan oleh Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta belum dapat berjalan dengan baik dan semestinya. Karena dalam langkah pelaksanaannya, sejauh ini Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta baru melaksanakan kegiatan publikasi seperti acara di TV yaitu talkshow, filler, iklan layanan sosial, reality show yang dikemas dalam infotainment dan di Radio yaitu jingle – jingle dialog interaktif wawancara gubernur. Dan souding di media massa pun masih kurang gencar, sehingga menyebabkan informasi yang diperoleh baik untuk wartawan maupun masyarakat sedikit sekali. Perencanaan waktu juga langkah yang dilakukan oleh Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yaitu dengan adanya penetapan waktu akan terlihat bawha kegiatan publikasi itu diresmikan mulai tanggal 27 Januari 2007 oleh gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, perencanaan waktu yang dimaksudkan untuk mengetahui kapan kegiatan publikasi ini akan diadakan dan sampai berapa lama kegiatan publikasinya diselenggarakan. Setelah menetapkan waktu kegiatan publikasi, Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menetapkan anggaran dana, anggaran dana yang
dikeluarkan oleh pemerintah tidaklah besar jika dibandingkan dengan APBD yang sudah mencapai puluhan triliun namun untuk kegiatan publikasi ini tidak sampai 1% dari jumlah anggaran yang ada, tetapi untuk lebih rincinya Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak bisa menyebutkan angka nominal dana tersebut. Hal ini dilakukan untuk menetapakan jumlah anggaran untuk terlaksananya kegiatan publikasi ini dan 10% dari dana tersebut dialokasikan untuk hal yang tak terduga. Untuk langkah evaluasi, kegiatan publikasi busway koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas) ini secara keseluruhan belum dilaksanakan. Keberhasilan yang bisa dilihat sejauh ini adalah adanya ketersediaan angkutan umum alternatif bagi warga Jakarta, beralihnya pengguna kendaraan pribadi ke moda transportasi busway. Adanya sistem transportasi baru di Jakarta, serta terbentuknya budaya baru bertransportasi di Jakarta. Evaluasi keberhasilan pasca publikasi itu perlu dilakukan karena kegiatan publikasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh suatu tujuan yang tentunya tujuan tersebut bersifat positif, evaluasi keberhasilan yang didapat hanyalah evaluasi yang bersifat sementara belum secara keseluruhan, bisa juga dikatakan dampak dari adanya busway karena waktu kegiatan publikasi ini masih ada dan masih dalam proses kegiatan publikasi. Langkah – langkah tersebut sudah dianggap benar dan sesuai dengan prosedur standard kegiatan publikasi yang dilakukan oleh Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, hanya dalam pelaksanaannya saja yang masih kurang
optimal karena kegiatan ini masih terus berlanjut dan masih dalam proses kegiatan publikasi. Dalam penelitian ini lebih dititik beratkan kepada langkah – langkah dari publikasi yang dilakukan oleh Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dimana pengertian publikasi itu sendiri merupakan suatu pemberitahuan, pengumuman, penyiaran ataupun penyebaran informasi mengenai suatu informasi ataupun suatu kegiatan yang disampaikan ke dalam beberapa bentuk dan ditujukan kepada khalayak sasaran yang sudah ditetapkan. Jika dikaitkan dengan publikasi busway koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas), maka tujuan utamanya adalah agar masyarakat Jakarta dapat mengetahui (aware) dengan jelas mengenai apa itu TransJakarta Busway.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat peneliti simpulkan dari hasil penelitian di lapangan adalah sebagai berikut : 1. Kegiatan publikasi yang telah dilakukan oleh Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah dianggap benar dan sesuai dengan prosedur standard kegiatan publikasi. Langkah – langkah itu dimulai dari Mendiskusikan masalah
–
masalah
publikasi,
melakukan
penelitian
(Research)
kelapangan untuk mengetahui apa – apa yang akan dihadapi dalam kegiatan publikasi, mengevaluasi ide – ide atau gagasan – gagasan dalam perspektif
yang lebih luas. Mengidentifikasi tujuan, mengidentifikasi
khalayak, mengembangkan strategi yang meliputi : pemilihan media komunikasi yang tepat dan membuat jadwal perencanaan kegiatan yang dilaksanakan dari awal sampai akhir, perencanaan pelaksannaan, perencanaan waktu, anggaran dana dan mengevaluasi keberhasilan publik. 2. Dalam pelaksanaannya, kegiatan publikasi yang dilakukan oleh Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, belum dapat berjalan dengan baik dan semestinya. Karena dalam langkah pelaksanaannya, sejauh ini Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta baru melaksanakan kegiatan publikasi seperti acara di TV yaitu: talkshow, filler, iklan layanan sosial, reality show yang dikemas dalam infotainment dan di Radio yaitu: jingle – jingle
dialog interaktif wawancara gubernur. Dan sounding di media massa pun kurang gencar, sehingga menyebabkan informassi yang diperoleh baik untuk wartawan maupun masyarakat sedikit sekali. Bahkan para wartawan untuk mendapatkan informasi tentang kegiatan publikasi busway koridor IV pulo gadung – dukuh atas ini tidak banyak diperoleh oleh Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, karena informasinya bersifat satu pintu sehingga
Humas
Pemerintah
Provinsi
DKI
Jakarta
hanya
bisa
menyampaikan informasi yang sudah ada. 3. Langkah evaluasi kegiatan publikasi busway koridor IV (Pulo Gadung – Duku Atas) secara keseluruhan belum dilaksanakan. Karena waktu kegiatan publikasi ini masih ada dan masih dalam proses kegiatan publikasi.
5.2 Saran Saran yang dapat peneliti berikan bagi Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta adalah : 5.2.1 Saran Akademis Secara filosofis, penelitian ilmiah (skripsi) merupakan refleksi dari semua pemahaman dan pengertiian mahasiswa terhadap konsep dan teori yang di dapat di bangku kuliah. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa dalam memperoleh data untuk penelitian ini, mahasiswa seringkali menemukan kesulitan. Maka dari itu, penulis mengharapkan dalam penelitian ini mudah –
mudahan dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran bagi yang berminat mendalami ilmu komunikasi khususnya mengenai kegiatan publikasi Humas.
5.2.2 Saran Praktis Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta lebih meningkatkan operasionalnya dan memperluas jangkauan informasi melalui media massa cetak dan elektronik. Dan yang lebih utama adalah meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat, karena mengingat pelayanan yang diberikan adalah bersifat public service atau pelayanan masyarakat.
DRAFT WAWANCARA DENGAN KEPALA BAGIAN PUBLIKASI Rinta. A Imron S.sos
1.
Apakah anda melakukan publikasi untuk busway koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas)?
2.
Bagaimana bentuk kegiatan publikasi yang dilakukan oleh Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk memperkenalkan busway koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas)?
3.
Apa tujuan dari kegiatan publikassi busway koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas)?
4.
Sejak kapan kegiatan publikasi busway koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas) dilaksanakan oleh Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta?
5.
Bagaimana cara anda untuk melakukan identifikasi tujuan dari kegiatan publikasi yang akan dilaksanakan?
6.
Siapa saja yang menjadi khalayak sasaran dari program publikasi busway koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas) ini?
7.
Apa yang menjadi acuan dalam pemilihan atau penentuan dari khalayak sasaran?
8.
Apakah sebelum melakukan kegiatan, Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terlebih dahulu melakukan perencanaan?
9.
Dalam melakukan kegiatan publikasi, tentunya tidak terlepas dari anggaran dana lalu berapak budget Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk kegiatan publikasi busway koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas)?
10.
kriteria apa sajakah yang menjadi tolak ukur keberhasilan publikasi?
11.
seperti apa opini masyarakat tentang sosialisai pengoperasian TransJakarta busway koridor IV (Pulo Gadung –Dukuh Atas)?
HASIL WAWANCARA DENGAN KEPALA BAGIAN PUBLIKASI Rinta. A Imron S.sos
T : Apakah anda melakukan publikasi untuk busway koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas)? J : Oh iya.. tentu Dalam rangka pengoperasian TrnasJakarta busway saat ini, kami juga turut mempublikasikan busway termasuk koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas). Disamping melakukan dengan dinas terkait dalam hal ini adalah DISHUB, kami juga mensosialisasikan kebijakan itu sendiri, antara lain kami menampilakan segmen – segmen atau wawancara – wawancara gubernur di TV, radio dan koran atau kegiatan – kegiatan lain, dalam hal ini kami menyampaikannya bahwa untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di Jakarta, kami akan meluncurkan berupa TransJakarta busway serta penambahan koridor. Busway itu sendiri adalah bagian dari Pola Transportasi Makro (PTM) karena Pola Transportasi Makro itu sendiri selain busway ada juga monorel, subway dan waterway karena kalau tidak dilakukan Pola Transportasi Makro tersebut, menurut para pakar dikhawatirkan pada tahun 2014 nanti akan terjadi staknan yaitu kemacetan total.
T : Bagaimana bentuk kegiatan publikasi yang dilakukan oleh Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk memperkenalkan busway koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas)? J : Bentuk kegiatan publikasi yang kami lakukan itu melalui media massa, baik media cetak maupun elektronik, hampir semua media kami libatkan untuk menyampaikan informasi – infromasi yang kami berikan kepada khalayak sasaran. T : Apa tujuan dari kegiatan publikasi busway koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas)? J
:
Busway termasuk dalam pelayanan atau angkutan umum yang ada dalam pembangunan Pola Transportasi Makro (PTM), program Pola Transportasi Makro meliputi program seperti busway, monorel, subway dan waterway dan tentunya koridor IV termasuk dalam pengembangan busway yang sampai saat ini sudah mencapai 7 koridor dari 15 koridor yang akan direncanakan oleh Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Untuk program busway koridor IV saya berharap kepada seluruh lapisan masyarakat Jakarta agar memahami kehadiran TransJakarta busway, mengingat Jakarta saat ini sudah sangat memprihatinkan dengan kemacetan dimana – mana. Oleh sebab itu Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan program ini agar masyarakat Jakarta yang memiliki kendaraan pribadi beralih untuk menggunakan transportassi umum busway.
T
: Sejak kapan kegiatan publikasi busway koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas) dilaksanakan oleh Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta?
J : Untuk koridor IV diresmikannya tepat pada tanggal 27 Januari 2007, selain mempublikasikan
kami
penyelenggaraan
busway
juga
bertugas
koridor
IV
melakukan kemudian
sosialiasi juga
pada
untuk saat
pencanangannya dan begitu seterusnya sampai koridor yang akan datang. Kegiatan ini akan terus kami lakukan sampai 15 koridor selesai karena ini merupakan program unggulan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan kami sebagai keHumasan si Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berkewajiban untuk mempublikasikannya. T : Bagaimana cara anda untuk melakukan identifikasi tujuan dari kegiatan publikasi yang akan dilaksanakan? J
: Kami melakukan identifikasi tujuan itu pada saat kami berada di lapangan disini kami selalu memperhatikan perkembangan pembangunan busway agar tidak mengalami hambatan dan dapat terus dilaksanakan. Karena busway merupakan transportasi yang diminati masyarakat Jakarta saat ini jadi kami hanya bisa mengamati perkembangannya agar tidak mengalami hambatan.
T : Siapa saja yang menjadi khalayak sasaran dari program publikasi busway koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas) ini? J : Seluruh lapisan masyarakat yang berada di Jakarta mulai dari anak – anak sampai lansia. T : Apa yang menjadi acuan dalam pemilihan atau penentuan dari khalayak sasaran?
J
: Acuannya adalah busway merupakan transportasi baru yang memberikan rasa aman, nyaman, murah dan lebih menghargai penumpang.
T
: Apakah sebelum melakukan kegiatan, Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terlebih dahulu melakukan perencanaan?
J : Oh iya Hal pertama yang dilakukan dalam perencanaan adalah melakukan kegiatan publikasi ke media – media massa seperti media TV, kalau media TV yang kami tampilkan berupa iklan layanan sosial, filler, talkshow, reality show yang dikemas dalam infotainmnet yang di dalamnya ada lucu – lucuan, dan di radio seperti jingle – jingle dialog interaktif wawancara gubernur. Perencanaan itu kami lakukan dengan tujuan agar kegiatan publikasi busway ini bisa dipahami dan terprotis di mata publik. T : Dalam melakukan kegiatan publikasi, tentunya tidak terlepas dari anggaran dana lalu berapak budget Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk kegiatan publikasi busway koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas)? J
:
Anggaran dana yang dikeluarkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk kegiatan publikasi busway tidak besar, biasanya kalau diperusahaan swasta biaya 1 benda mencapai 20 – 30% tetapi kami tidak sampai sebesar itu, apalagi kalau kita lihat anggaran dana Biro Humas dikaitkan dengan APBD yang katanya sudah mencapai puluhan triliun namun kami tidak sampai 1% nya dari jumlah anggaran dana yang ada. Jadi memang secara umum anggaran dana untuk publikasi busway relatif kecil namun saya mohon maaf tidak bisa menyebutkan angkanya.
T : kriteria apa sajakah yang menjadi tolak ukur keberhasilan publikasi? J : Tidak ada kriteria khusus dalam melihat keberhasilan dari kegiatan publikasi ini, secara simple kita bisa melihat dari fluktuasi jumlah penumpang dari waktu ke waktu. T : seperti apa opini masyarakat tentang sosialisai pengoperasian TransJakarta busway koridor IV (Pulo Gadung –Dukuh Atas)? J
: Pada awalnya masyarakat banyak yang kontra namun seiring dengan berjalannya waktu masyarakat menjadi lebih nyaman dengan kehadiran TrnasJakarta busway, bahkan mereka meminta kepada pemerintah untuk menambah koridor baru.
DRAFT WAWANCARA DENGAN KEPALA BAGIAN MEDIA MASSA Nurjolan Sinaga, SH
1.
Apa yang melatar belakangi kegiatan publikasi busway koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas) ini ?
2.
Bagaimana cara menyeleksi dan menetukan saluran komunikasi atau media yang digunakan dalam publikasi busway koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas)?
3.
Media apa saja yang digunakan dalam kegiatan publikasi busway koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas)?
4.
Meliputi program apa saja yang telah dilakukan oleh Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta?
5.
Siapakah pihak yang terkait dalam melakukan kegiatan publikasi busway koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas) ini?
6.
Apakah divisi Humas melakukan evaluasi pasca publikasi? Jika ya, seperti apa dan bagaimana serta apa tujuannya?
7.
Apa dampak dari keberhasilan pengoperasian TransJakarta busway?
HASIL WAWANCARA DENGAN KEPALA BAGIAN MEDIA MASSA Nurjolan Sinaga, SH
T
: Apa yang melatar belakangi kegiatan publikasi busway koridor IV (PuloGadung – Dukuh Atas) ini ?
J
:
Busway merupakan moda transportasi baru bagi kegiatan Indonesia khususnya Jakarta, dan program ini merupakan konsep megapolitan yang menyangkut semua pihak atau instansi. Koridor IV merupakan langkah dari perencanaan yang akan dibuat sebanyak 15 koridor. Untuk itu sangat perlu dipublikasikan kepada masyarakat sehingga program ini mendapat program dukungan dari masyarakat.
T
: Bagaimana cara menyeleksi dan menetukan saluran komunikasi atau media yang digunakan dalam publikasi busway koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas)?
J
: Kami tidak melakukan pembatasan terhadap media, hampir 90% media baik cetak maupun elektronik kami ikut sertakan.
T : Media apa saja yang digunakan dalam kegiatan publikasi busway koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas)?
J : Semua stasiun TV dan radio tetapi yang lebih sering di 7 stasiun TV seperti Metro TV, SCTV, TPI, Trans TV, RCTI dan Indosiar. Kalau di radio seperti Suara Metro, Radio kayu manis dan Muara CBB. T
: Meliputi program apa saja yang telah dilakukan oleh Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta?
J
: Program yang kami lakukan itu kalau di media TV meliputi iklan layanan sosial, Filler, Talkshow yang dikemas dalam infotainment dan kalau di radio seperti jingle dialog interaktif wawancara gubernur.
T
: Siapakah pihak yang terkait dalam melakukan kegiatan publikasi busway koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas) ini?
J
: Dalam kegiatan ini kami melibatkan rekan – rekan broadcast, seperti TV, Radio, Koran, Advertorial dan Pengelola laporan itu sendiri.
T
: Apakah divisi Humas melakukan evaluasi pasca publikasi? Jika ya, seperti apa dan bagaimana serta apa tujuannya?
J
: Ya Setelah melakukan publikasi tentu ada evaluasi, artinya bagaimana publikasi yang kami lakukakn saat ini, apakah publikasi yang kami lakukan sudah sesuai, apakah sudah tepat sasaran dan apakah masyarakat itu sendiri sudah mengerti tentang keberadaan busway.
T
: Apa dampak dari keberhasilan pengoperasian TransJakarta busway?
J
: Tersedianya angkutan umum alternatif bagi warga Jakarta, beralihnya pengguna mobil pribadi ke moda transportasi busway dan adanya sistem
transportasi
baru
di
bertransportasi di Jakarta.
Jakarta,
serta
terbentuknya
budaya
baru
DRAFT WAWANCARA DENGAN STAFF UMUM MEDIA MASSA Joko Susetyo, BA
1. Apakah anda pernah meliput berita tentang kegiatan yang dilakukan oleh Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta? 2. Apa saja kegiatan yang pernah anda liput? 3. Bagaimana Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam mempublikasikan busway koridor IV (Pulo Gdung – Dukuh Atas) kepada masyarakat Jakarta? 4. Menurut anda bagaimana strategi publikasi yang dilakukan oleh Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam mempublikaikan busway koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas)? 5. Seberapa besar animo masyarakat yang anda lihat setelah dioperasikannya TransJakarta busway? 6. Apakah koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas) sudah bisa dikatakan dapat mengatasi masalah kemacetan? 7. Menurut anda, informasi yang disampaikan oleh Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kepada publik sudah cukup informatif? 8. Apa harapan anda untuk pengoperasian TransJakarta busway? 9. Saran apa yang anda ingin berikan untuk pihak Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta?
HASIL WAWANCARA DENGAN STAFF UMUM MEDIA MASSA Joko Susetyo, BA
T : Apakah anda pernah meliput berita tentang kegiatan yang dilakukan oleh Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta? J
: Oh ya pernah Hampir setiap hari kami meliput semua kegiatan yang ada di Biro Humas. Karena tugas pokok kami di bagian media massa adalah mempublikasikan dan mensosialisasikan kebijakan dari program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, untuk itu tugas kami setiap hari adalah mempublikasikan dan mensosialisasikan apa saja yang disampaikan oleh gubernur agar sampai kepada masyarakat maka kegiatan ini kami liput melalui media massa. Seperti
peluncuran/
launcing
busway,
pembentukan
konsorsium
TransJakarta, pembangunan koridor – koridor baru dan semua program Pola Transportasi Makro (PTM). Kami memfasilitasi media massa agar apa yang menjadi program publikasi dan sosialisasi kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sampai kepada masyarakat Jakarta. T : Apa saja kegiatan yang pernah anda liput? J : Semua kegiatan gubernur yang berhubungan dengan kegiatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, termasuk program busway karena busway merupakan Pola Transportasi Makro (PTM) yang meliputi program busway yang sudah beroprasi, monorel sedang dalam proses subway yang telah terencana dan
waterway yang memanfaatkan banjir kanal timur dan banjir kanal barat. Dan semua itu sudah kami publikasikan kepada masyarakat walaupun masih dalam taraf stanting point. T : Bagaimana Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam mempublikasikan busway koridor IV (Pulo Gdung – Dukuh Atas) kepada masyarakat Jakarta? J : Karena kami berada di bagian media massa tentu saja cara yang kami gunakan yaitu melalui media massa seperti dialog di TV dan Radio, filler, jingle – jingle sport, melalui koran, pemeberritaan langsung atau advertorial. T : Menurut anda bagaimana strategi publikasi yang dilakukan oleh Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam mempublikaikan busway koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas)? J
: Sudah cukup bagus dan tidak ada masalah. Justru yang bermasalah adalah koridor – koridor sebelumnya (II dan III), kemudian pembangunan koridor berikutnya.
T
: Seberapa besar animo masyarakat yang anda lihat setelah dioperasikannya TransJakarta busway?
J
: Cukup tinggi, dan sangat membantu mengatasi keluhan kemacetan terutama pada jam – jam trafic (pagi, siang, sore) dan itu cukup sangat membantu, apalagi pada jam – jam tersebut jumlah penumpang cukup tinggi.
T
: Apakah koridor IV (Pulo Gadung – Dukuh Atas) sudah bisa dikatakan dapat mengatasi masalah kemacetan?
J : Jujur… sampai saat ini Jakarta belum bisa dikatakan bebas dari macet karena memang seluruh moda transportasi Jakarta belum selesai dibangun seperti
monorel, subway mapun waterway tapi saya yakin kedepannya dengan kehadiran moda transportasi busway menjadi trasnportasi alternatif bagi masyarakat Jakarta dan itu mampu mengurangi kemacetan lalu lintas di Jakarta. T : Menurut anda, informasi yang disampaikan oleh Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kepada publik sudah cukup informatif? J
: Cukup informatif sekali.
T : Apa harapan anda untuk pengoperasian TransJakarta busway ini? J
:
Kita lihat saja penumpang busway tiap hari kian meningkat dan itu merupakan perkembangan yang menggembirakan untuk kami, tidak bisa dipungkiri kebutuhan masyarakat akan busway cukup tinggi, hanya barangkali dalam pertumbuhannya ada beberapa hal yang perlu kami perbaiki seperti armadanya, jarak tempuh serta fasilitas – fasilitas koridornya, namun sebagai langkah awal untuk pembenahan transportasi umum itu saya rasa bisa dikatakan cukup berhasil.
T : Saran apa yang anda ingin berikan untuk pihak Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta? J
:
Lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat terutama dalam hal transportasi umum, karena ini bersifat Public Servive atau pelayanan masyarakat.
DRAFT WAWANCARA DENGAN WARTAWAN MEDIA CETAK Imam Syafriansyah
1. Apakah anda pernah meliput berita tentang kegiatan yang dilakukan oleh Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta? 2. Apa saja kegiatan yang pernah anda liput? 3. Bagaimana tanggapan anda tentang kegiatan yang dilakukan oleh Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta? 4. Menurut anda bagaimana strategi publikasi yang dilakukan oleh Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam mempublikasikan busway Koridor IV pulo gadung – dukuh atas? 5. Menurut anda apakah strategi publikasi yang dilakukan oleh Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah efekti? 6. Seberapa besar animo masyarakat yang anda lihat setelah dioperasikannya TransJakarta busway? 7. Apakah koridor pulo gadung – dukuh atas sudah bisa dikatakan dapat mengatasi masalah kemacetan? 8. Menurut anda, informasi yang disampaikan oleh Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kepada publik sudah cukup informatif?
HASIL WAWANCARA DENGAN WARTAWAN MEDIA CETAK Imam Syafriansyah
T
: Apakah anda pernah meliput berita tentang kegiatan yang dilakukan oleh Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta?
J
: Pernah
T
: Apa saja kegiatan yang pernah anda liput?
J
: Banyak ya, antara lain peluncuran/ launcing busway, pembentukan konsorsium TransJakarta busway, dan pembangunan koridor – koridor baru.
T
: Bagaimana tanggapan anda tentang kegiatan yang dilakukan oleh Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta?
J
:
Sejauh ini mereka cukup koperatif ya, mereka cukup informatif terhadap pemberitaan tentang busway. Tapi kelemahannya Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih sangat sulit untuk mendapatkan informasi, karena informasinya bersifat satu pintu. Dalam memberikan informasi pihak Humas selalu mengatakan bahwa itu merupakan kewenangan kepala Humas TranJakarta.
T : Menurut anda bagaimana strategi publikasi yang dilakukan oleh Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam mempublikasikan busway Koridor IV pulo gadung – dukuh atas?
J
: Sudah bagus, dan tidak ada masalah. Justru yang bermasalah adalah koridor – koridor yang sudah beroperasi dan pembangunan berikitnya.
T
:
Menurut anda apakah strategi publikasi yang dilakukan oleh Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah efekti?
J
: Kalau untuk koridor pulo gadung – dukuh atas sudah bisa dikatakan efektif.
T : Seberapa besar animo masyarakat yang anda lihat setelah dioperasikannya TransJakarta busway? J
:
Cukup tinggi, sangat membantu mengatasi keluhan kemacetan terutama pada jam – jam kerja dan cukup sangat membantu, apalagi pada jam – jam tersebut.
T : Apakah koridor pulo gadung – dukuh atas sudah bisa dikatakan dapat mengatasi masalah kemacetan? J
:
Untuk koridor pulo gadung – dukuh atas sudah bisa dikatakan dapat mengatasi masalah kemacetan.
T : Menurut anda, informasi yang disampaikan oleh Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kepada publik sudah cukup informatif?
DRAFT WAWANCARA DENGAN PENUMPANG TRANSJAKARTA BUSWAY
1. Dari manakah anda mendapat informasi mengennai TrasnsJakarta Busway koridor IV? 2. Bagaimana pengalaman anda dalam menggunakan jasa angkutan TransJakarta busway koriodr IV? 3. Motivasi apa yang mendorong anda untuk mengunakan jasa angkutan TransJakarta busway ini? 4. Manfaat apa yang anda peroleh setelah anda menggunakan TransJakarta busway?
HASIL WAWANCARA DENGAN PENUMPANG TRANSJAKARTA BUSWAY
T
: Dari manakah anda mendapat informasi mengennai TrasnsJakarta Busway koridor IV?
J
: Dari teman, koran dan televisi
T
: Bagaimana pengalaman anda dalam menggunakan jasa angkutan TransJakarta busway koriodr IV?
J
: Harus antri dalam halte saat menunggu kedatangan bis, nyaman dan lebih santai
T
:
Motivasi apa yang mendorong anda untuk mengunakan jasa angkutan TransJakarta busway ini?
J
: Ingin menghindari kemacetan, hemat waktu dan biaya
T
: Manfaat apa yang anda peroleh setelah anda menggunakan TransJakarta busway?
J
:
Busway leih nyaman, aman, hemat waktu dan juga biaya
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Abu. H dan Cholid, Narbuko. Metode Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara. 1997. Arifin, Anwar. Strategi Komunikasi sebuah pengantar ringkas. Bandung : Armico. 1996 Anggoro, Linggar, M. Teori dan Profesi Kehumasan serta Aplikasinyadi Indonesia. Jakarta : PT. Bumi Aksara. 2000 Broom, Center, Cutlip, Effective Public Relations. Jakarta : Indeks. 2005 Canggara, Hafid. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. 2004 Effendi, Uchjana, Onong. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 1990 _____________. Hubungan Masyarakat. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 1992 Irwan, D. Richard. Introduction to Advertising and Promotions an Integrated Marketing Communication Perspektif. (Inc.1990) Kasali, Rhenald. Manajemen Public Relations. Jakarta : PT. Pustaka Utama Grafiti. 2003 Kertapati, Ton. Bunga Rampai Azas-Azas Penerangan dan Komunikasi. Jakarta : PT. Bima Aksara. 1998 _____________.Bunga Rampai Azas-Azas Penerangan dan Komunikasi. Jakarta: PT. Bima Aksara. 1998 Moleong, J Lexy. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 2004 Muhtadi, Saeful, Asep. Jurnalistik Pendekatan Teoori dan Praktek. Jakarta : Logos Wacana Ilmu. 1999 Nasution, Zulkarnain. Terbuka. 1994.
Pengantar Komunikasi Pembangunan. Universitas
Nawawi, Hadari. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada Universitas. 1995 Rachmat, Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 2000 Ruslan, Rosady. Kampanye Public Relations. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. 2005 ____________. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. 2003 ____________. Kampanye Public Relations, Kiat dan Strategi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. 2005 Sendjaja, Djuarsa, Sasa. Pengantar Komunikasi. Universitas terbuka. 2001 Slamet, Imam. Diktat Azas-Azas Publicity. Bandung: Grafika Swasta, Basu. Azas-Azas Marketing Liberty Uchjana, Onong. Ilmu Komunikasi dan Teori. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 2005 _____________. Human Relations dan Public Relations. Bandung : CV. Mandiri Maju. 1993 Waesa, Agung, Silih. Strategi Public Relations. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. 2005 Wilcox, L. Dennis and Nolte, W. Lawrence. Effective Publicity, how to reach the public by John Ewiley and Sons. Inc. 1994 Yin, K. Robert. Studi kasus (Desain dan Metode). Ahli Bahasa M. Djanzi. Jakarta. PT. Raja Grafindo Perkasa. 1995 Sumber lain : http://trans.jakarta.go.id Company Profile TransJakarta. 2005 Ispawati Asri. Diktat Mata Kuliah PR Profit & Non Profit. Jakarta : 2005 Dokumen Biro Humas dan Protokol DKI Jakarta