STRATEGI PRODUKSI PROGRAM LIPUTAN CILIK DI DAAI TV PERIODE MARET 2009
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Ilmu Komunikasi
Disusun oleh : Nama : Chandra Kartikasari NIM : 44105010077
PROGRAM STUDI BROADCASTING FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2009
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JURUSAN BROADCASTING
ABSTRAKSI CHANDRA KARTIKASARI (44105010077) STRATEGI PRODUKSI PROGRAM LIPUTAN CILIK DI DAAI TV PERIODE MARET 2009 ix+96 Halaman dan lampiran; Bibliografi: 26 (1996 -2007) + 2 Situs internet Berbagai jenis program hadir di layar televisi kita saat ini. Namun program untuk anak dirasakan masih kurang. Kekurangan tersebut dapat dilihat dari segi jumlah yang masih sedikit dan ketidaksesuaian isi program untuk anak dengan kebutuhan dan perkembangan diri sang anak. Seperti masih adanya muatan kekerasan atau adanya unsur seksualitas pada tayangan yang ditujukan untuk anak-anak. Liputan Cilik merupakan program informasi untuk anak -anak pada usia 6 hingga 8 atau 9 tahun, yang disajikan dengan format informasi ringan dan menarik. Informasi yang disajikan mengandung unsur -unsur cinta kasih, bersyukur dan berb uat baik pada sesama serta berbakti kepada orang tua. Agar menjadi tayangan yang berkualitas dan pesan yang disampaikan dapat diterima, diperlukan strategi dalam pengemasan program. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi produksi program Liputa n Cilik di DAAI TV Periode Maret 2009 yang meliputi Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Actuating (Pengarahan) dan Controlling (Pengawasan). Adapun penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Metode yang digunakan adalah studi kasus yang memberikan uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek . Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah indepth interview atau wawancara secara mendalam dengan narasumber yang berkompeten, yaitu tim Liputan Cilik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam strategi produksi program Liputan Cilik ini terdapat empat fungsi manajeman yang merupakan bagian dari strategi produksi, yang meliputi unsur Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Actuating (Pengarahan) dan Controlling (Pengawasan). Selain itu dalam proses produksinya, Liputan Cilik juga memenuhi lima faktor penting dalam produksi program seperti konsep yang digambarkan oleh Fred Wibowo dalam buku Teknik Produksi Program Televisi tahun 2007. Lima faktor penting yang dimaksud meliputi: materi produksi, sarana produksi, biaya produksi, organisasi pelaksana produksi dan tahapan pelaksanaan produksi yang mencakup pra produksi, produksi serta paska produksi.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada All ah SWT, hanya karena rahmat dan hidayah-Nya skripsi dengan judul ” Strategi Produksi Program Liputan Cilik di DAAI TV Periode Maret 2009 ” telah dapat penulis selesaikan. Setiap langkah dalam hidup tidak terlepas dari hambatan dan rintangan. Begitu pula dalam menyelesaikan skipsi ini. Meskipun demikian dengan adanya dukungan dari beberapa pihak maka penulis dapat mengatasi berbagai kesulitan tersebut. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Kepada Bapak Heri Budianto selaku pembimbing, penulis haturkan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya karena telah berkenan memberikan bimbingan dan berbagai ilmu kepada penulis. 2. Kepada Bapak Ponco Budi S selaku Ketua Jurusan Broadcasting yang senantiasa memberikan dukungan kepada setiap mahasiswa Broad casting. 3. Kepada Ibu Feni Fasta selaku Sekertaris Jurusan Broadcasting yang memberikan pengarahan kepada setiap mahasiswa Broadcasting. 4. Kepada seluruh dosen -dosen Fakultas Ilmu Komunikasi yang telah berkenan mengajarkan mata kuliah komunikasi dan berk enan membagi ilmunya kepada penulis. 5. Kepada Ibu Ria Sulaeman selaku Head of HR & GA DAAI TV dan Tim Liputan Cilik: Kak Fidel, mas Arie, kak Wiwi, kak Reta, mas Gian, mas Memed, Nila, dll yang memberikan informasi bagi penulis. 6. Untuk kedua orang tuaku, alm. Kakek, mbak Wulan dan dik Reza yang selama ini tanpa pamrih selalu menolong penulis. 7. Untuk teman-teman penulis: Tyas, Retha, Dwi, Yudha, Eka, Rani, Aji, mbak Ana, kak Megi, Roni, Badrun, dan Cupu terima kasih atas dukungan dan bantuan kalian.
8. Untuk Broadcast 9 : Pak Tulus dan Fery yang selalu memberikan petuah dan semangat bagi penulis. 9. Untuk berbagai pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini dan tidak bisa penulis sebutkan satu per satu penulis ucapakan mohon maaf dan terima kasih.
Penulis
berharap
skripsi
ini
dapat bermanfaat
bagi
mahasiawa
Broadcasting . Akhir kata penulis ucapkan terima kasih dan berharap isi skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu di bidang Broadcasting .
Jakarta, Juni 2009
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI .......................................................................................................... i KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv
BAB I
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1 1.2. Perumusan Masalah ................ ..................................................... 8 1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................. 8 1.3.1. Tujuan Penelitian ............................................................ 8 1.3.2. Kegunaan Penelitian ....................................................... 9 1.3.2.1. Kegunaan Akademis ............................................ 9 1.3.2.2. Kegunaan Praktis ................................................ 9
BAB II
KERANGKA KONSEP 2.1.
Komunikasi Massa .................................................................... 10 2.1.1. Pengertian Komunikasi Massa ...................................... 10 2.1.2. Fungsi Komunikasi Massa .......................................... .. 10
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
Televisi Sebagai Media Massa .................................................. 12 2.2.1
Pengertian Televisi ........................................................ 12
2.2.2
Karakteristik Televisi .................................................... 13
Program Televisi ....................................................................... 16 2.3.1
Pengertian Program Televisi ......................................... 16
2.3.2
Jenis Program Televisi .................................................. 17
Program Informasi (Berita) ....................................................... 19 2.4.1
Pengertian Berita .......................................................... 19
2.4.2
Jenis Program Informasi (Berita) ………..…………… 20
Feature ………………………………………………….…….. 21 2.5.1
Pengertian Feature ......................................................... 21
2.5.2
Karakteristik Feature ..................................................... 22
2.5.3 Jenis Feature ................................................................... 29 2.6.
Strategi ...................................................................................... 30 2.6.1 Strategi ............................................................................ 30 2.6.2 Manajeman ...................................................................... 31 2.6.3 Perencanaan ..................................................................... 36
2.7.
Faktor Penting dalam Produksi.................................................. 39 2.7.1 Materi Produksi .............................................................. 39 2.7.2 Sarana Produksi ........................................................... ... 40 2.7.3 Biaya Produksi ............................................................... 40 2.7.4 Organisasi Pelaksana Produksi ...................................... 41 2.7.5 Tahapan Pelaksanaan Produksi ...................................... 43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1
Sifat Penelitian ............................................................................ 45
3.2
Metode Penelitian ....................................................................... 46
3.3
Definisi Konsep .......................................................................... 47
3.4 Fokus Penelitian .......................................................................... 48 3.5 Narasumber .......................................... ........................................ 49 3.6 Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 51 3.6.1 Data Primer ...................................................................... 51 3.6.2 Data Sekunder ................................................................. 52 3.7 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data .......................................... 52
BAB VI
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1
Gambaran Umum Perusahaan .................................... ................ 54 4.1.1 Sejarah Umum Perusahaan ............................................. 54 4.1.2 Sejarah Berdirinya DAAI TV ......................................... 56 4.1.3 Visi dan Misi DAAI TV ................................................. 57 4.1.4 Logo DAAI TV .............................................................. 58 4.1.5 Data Perusahaan DAAI TV ............................................ 59 4.1.6 Program DAAI TV ......................................................... 59
4.1.7 Susunan Organisasi Liputan Cilik ...................................60 4.2 Hasil Penelitian ............................................................................. 60 4.2.1 Program Liputan Cilik .................................................... 60 4.2.2 Kompetitor ...................................................................... 61 4.2.3 Waktu Penayangan ........................................................ 62 4.2.4 Segmentasi Audien ......................................................... 62 4.3 Strategi Produksi Program Liputan Cilik ...................................... 63 4.3.1 Planning (Perencanaan) .................................................. 63 4.3.2 Organizing (Pengorganisasian) ....................................... 67 4.3.3 Actuating (Pengarahan) .................................................... 69 4.3.4 Controling (Pengawasan) ................................................. 70 4.4 Faktor Penting dalam Produksi Program Liputan Cilik ................ 70 4.4.1 Materi Produksi Program Liputan Cilik ........................... 70 4.4.2 Sarana Produksi P rogram Liputan Cilik .......................... 72 4.4.3 Biaya Produksi Program Liputan Cilik ............................ 73 4.4.4 Organisasi Pelaksana Produksi Program Liputan Cilik ... 73 4.4.5 Tahapan Pelaksanaan Produksi Program Liputan Cilik ... 75 4.4.5.1 Pra Produksi (Perencanaan dan Persiapan) ........ 75 4.4.5.2 Produksi ............................................................... 78 4.4.5.3 Paska Produksi ............. ....................................... 84 4.5 Pembahasan ................................................................................... 87
BAB V
KESIMPULAN 5.1
Kesimpulan ........................................................................ ........ 93
5.2
Saran ........................................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... vii LAMPIRAN BIODATA
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Proses komunikasi massa menggunakan media dalam hal menyampaikan pesannya. Karena ditujukan untuk orang banyak atau massa, maka media komunikasinya dikenal sebagai media massa. Perkembangan awal media massa ialah dalam bentuk media cetak, seperti surat kabar. Selanjutnya komunikasi massa memasuki masa media elektronik, yaitu radio dan televisi. Sama seperti bentuk komunikasi lainnya, stasiun televisi dan radio pun berperan sebagai komunikator yang menyampaikan pesan melalui program -program acara kepada khalayak. Broadcasting (penyiaran) merupakan salah satu bidang di media elektronik radio dan televisi. Khususnya untuk televisi, dunia broadcasting adalah dunia yang selalu menarik perhatian bagi masyarakat. Martin Essin menyebutkan bahwa era sekarang ini sebagai The Age Of Television , televisi telah menjadi kotak ajaib yang membius para penghuni gubuk -gubuk reyot masyarakat di dunia ketiga. 1 Televisi mempunyai
keunggulan
yang menyebabkan banyak orang
menghabiskan waktunya lebih lama di depan pesawat
televisi dibandingkan
dengan waktu yang digunakan untuk mengobrol dengan keluarga atau teman dekat. Bahkan menurut Saktiyanti Jahja bagi anak -anak yang sering menonton
1
Tommy Suprapto, 2006, Berkarier di Bidang Broadcasting, Media Pressindo, Yogyakarta. Hal 1
televisi memberikan dampak malas belajar dan waktu belajar mereka lebih sedikit bila dibandingkan dengan lama waktu mereka menonton televisi. 2 Oleh karena itu, diperlukan adanya program-program anak yang mendidik dan disesuaikan dengan dunia anak. Hal ini bertujuan supaya anak -anak dapat tetap belajar dan memperoleh informasi dari televisi yang mereka tonton. Karena penyajian informasi melalui media massa memiliki berbagai
keunggulan dan
karakteristik yang berbeda jika dibandingkan dengan media massa lainnya. Keunggulan televisi berdasarkan pengamatan para ahli di bidang pertelevisian, menyebutkan bahwa informasi yang diperoleh melalui siaran televisi dapat mengendap ke dal am ingatan manusia lebih lama jika dibandingkan dengan perolehan informasi m elalui membaca. Hal ini disebab kan karena informasi yang disampaikan diterima dengan dua indera sekaligus secara simultan pada saat bersamaan. Kedua indera tersebut adalah indera p endengaran (audio) dan indera penglihatan (visual/video). Karena itulah daya ingat yang mengendap 3
lebih lama dibandingkan dengan membaca atau mendengar saja. Televisi juga mempunyai karakter yang membedakan dengan radio maupun media cetak. Penyebabnya adalah sifat fisik masing -masing jenis. Meskipun televisi dan radio merupakan media massa elektronik, tetapi penyajian program acaranya berbeda. Penyajian di televisi se lain menyiarkan suara juga menyajikan gambar. Sedangkan di radio hanya mengeluarkan suara. Televisi dan radio dapat dikelompokkan sebagai media yang menguasai ruang tetapi tidak menguasai waktu. Sementara media cetak menguasai waktu
2 3
Tommy. Ibid. Hal 1 Deddy Iskandar Muda, 2005, Jurnalistik Televisi, PT Remaja RosdaKarya, Bandung. Hal 27
tetapi tidak menguasai ruang. Artinya, siaran dari suatu media televisi atau radio dapat diterima dimana saja dalam jangkauan pemancarnya (menguasai ruang), tetapi siarannya tidak dapat dilihat kembali (tidak menguasai waktu). Media cetak untuk sampai kepada pembacanya memerluk an waktu (tidak menguasai ruang), tetapi dapat dibaca kapan saja dan dapat diulang -ulang (menguasai waktu). 4 Siaran televisi sesuai dengan sifatnya yang dapat diikuti secara audio dan visual (suara dan gambar) secara bersamaan oleh semua lapisan masyarakat, maka suatu siaran televisi tidak dapat memuas kan semua lapisan masyarakat. S iaran televisi dapat membuat ka gum dan memukau penontonnya, tetapi sebaliknya siaran televisi dapat membuat jengkel dan ras a tidak puas penonton.5 Sejarah pertelevisian di Indonesia dimulai sejak pemerintah membuka Televisi Republik Indonesia (TVRI) pada tanggal 24 Agustus 1962 maka selama 27 tahun penonton televisi di Indonesia hanya dapat menyaksikan satu saluran televisi. Namun, dalam beberapa tahun belakangan ini industri pertelevisian di Indonesia telah berkembang sangat pesat. Bermula hanya dari satu stasiun televisi milik pemerintah, kini telah berkembang menjadi belasan televisi swasta yang berada di Jakarta dan daerah. Pada tahun 1989, pemerintah memberikan ijin operasi kepada kelompok usaha Bimantara untuk membuk a stasiun televisi RCTI yang merupakan televisi swasta pertama di Indonesia, disusul kemudian dengan TPI, SCTV, Indosiar dan ANTV. Sejak tahun 2000 muncul hampir serentak lima televisi swasta baru
4 5
Morissan, 2005, Jurnalistik Televisi Mutakhir, Ramdina Prakarsa, Tangerang. Hal 6 Ibid. Hal 8
(Metro, Trans, TV-7, Lativi dan Global) serta beberapa tele visi daerah, antara lain Jawa TV, Bali TV dan Riau TV. 6 Tahun 2003, setelah undang -undang penyiaran disahkan, jumlah televisi baru di Indonesia diperkirakan akan terus bermunculan, khususnya di daerah, yang terbagi dalam empat kategori, yaitu TV publik, TV swasta, TV berlangganan dan TV komunitas. 7 Televisi komunitas dalam Undang -Undang Penyiaran No.32 tahun 2003 merupakan lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum Indonesia, didirikan oleh komunitas tertentu, bersifat independ en dan tidak komersial, dengan daya pancar rendah, luas jangkauan wilayah terbatas serta untuk melayani kepentingan komunitasnya.8 Lembaga penyiaran komunitas merupakan lembaga penyiaran yang didirikan atas biaya yang diperoleh dari kontribusi komunitas tertentu dan menjadi milik otoritas tersebut. Sumber pembiayaan lembaga penyiaran komunitas berasal dari 9
sumbangan, hibah, sponsor dan sumber lainnya. Lembaga penyiaran komunitas hadir untuk memberikan alternatif dan hiburan bagi khalayak pemirsa di komunitasnya. Ia menjadi media partisipatif yang mensyaratkan keterlibatan komunitas di dalamnya. Semakin banyak keterlibatan warga dalam lembaga penyiaran komunitas ( diversity of ownership ), akan mendorong adanya keberagaman isi siaran (diversity of content) yang semakin baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Karena yang selama ini terjadi,
6
Ibid. Hal 3 Ibid. Hal 4 8 Ibid. Hal 321 9 Ibid. Hal 302 7
limpahan tayangan di televisi tak kunjung mencerdaskan khalayak. Isi media tidak dibarengi dengan isi yang mendidik. Orientasi isi media diduga tetap dipegang oleh penguasa yang berkolaborasi dengan aktor-aktor politik dan ekonomi pasar. 10 Meskipun selain diakui telah banyak memberikan sum bangsih bagi perkembangan peradapan manusia, televisi juga kerap dituding sebagai media yang menyebabkan kekerasan, pornografi, atau tayangan yang berbau mistik. Kehadiran stasiun televisi yang sehat dan mendidik pun semakin dirasakan kebutuhannya, terutam a oleh keluarga di negara berkembang seperti Indonesia. 11 Salah satu televisi komunitas yang ada di Indonesia adalah DAAI TV. DAAI TV Indonesia didirikan pada Oktober tahun 2006, dengan semangat cinta kasih dan tidak ternoda, menyebarkan informasi yang baik, mengajak para aktifis media untuk bersama-sama menciptakan sebuah arus segar dengan aliran yang deras, agar arus segar ini dapat mengelilingi bumi ini dan menjernihkan hati umat manusia. 12 Semangat cinta kasih dan menuntaskan misi untuk menjernihkan umat manusia tersebut dilakukan dengan menghadirkan program -program yang mampu mempercepat langkah kaki, menggalakkan budaya cinta kasih, menginspirasi umat manusia bahwa pandangan kehidupan yang berharga yaitu dengan berbuat kebajikan.13
10
Opensource.telkomspeedy.com/Sejarah Tv Komunitas by Budhi Hermanto www.daaitv.co.id 12 Ibid 13 Ibid 11
Program-program tersebut tersaji dalam Compassionate Relief, Health and Medical, Children and Family Education, Humanity Culture, Spiritual and Self Improvement, Environment and Nature, Drama dan Current Affair. Dalam program Children and Family Education dihadirkan tayangan Rumah Dongeng, Koki Kecil, Kartun, Children Of The World, Liputan Cilik, House Of Living, Daai Mandarin dan Meniti Harapan. Berbagai jenis program hadir di layar televisi kita saat ini. Namun program untuk anak dirasakan masih kurang. Kekurangan tersebut dapat dilihat dari segi jumlah yang masih sedikit dan ketidaksesuaian isi program untuk anak dengan kebutuhan dan perkembangan diri sang anak. Seperti masih adanya muatan kekerasan atau adanya unsur seksualitas pada tayangan yang ditujukan untuk anak-anak. Liputan Cilik mengajak anak-anak untuk mengenal lebih dalam nilai -nilai cinta kasih, bersyukur dan berbuat baik pada sesama serta berbakti kepada orang tua. Pesan-pesan dikemas secara ringan dan sesuai dengan cakrawala pikir a nak. Karena anak-anak merupakan individu yang cerdas dan ceria. Dalam tumbuh dewasa anak-anak mencari informasi untuk mengetahui rasa ingin tahu mereka. 14 Liputan Cilik merupakan progr am informasi untuk anak -anak pada usia 6 15
hingga 8 atau 9 tahun, yang disajikan format berita ringan dan menarik.
Acara
ini dibawakan oleh presenter cilik yang komunikatif sehingga sesuai dengan segmentasi yang dituju yaitu anak-anak.
14 15
Ibid Wawancara Asisten Produser Arie Sobri. 1 Mei 2009.
Berdasarkan rundown terbaru, program ini hadir setiap hari Minggu pukul 16
18.00 dan siaran ulangnya pada hari Selasa pukul 14.30 dan Kamis pukul 14.30. Alasan mengapa peneliti memilih program Liputan Cilik sebagai objek penelitian karena Liputan Cilik memberikan informasi yang sesuai untuk anak anak. Setiap pesan yang ingin disampaikan, dikemas dengan pemberian contoh tindakan sehingga pemirsa tidak terkesan diperintah ataupun digurui. Dalam setiap episodenya Liputan Cilik juga menghadirkan liputan yang mengandung nilai pendidikan dan ilmu pengetahuan yang dihadirkan dengan bentuk grafis. Sehingga dengan menyaksikan tayangan ini anak-anak juga bisa sambil belajar tanpa merasa bosan. Pada segmen lainnya, Liputan Cilik menghadirkan liputan yang mengandung unsur-unsur cinta kasih, bersyukur dan berbuat baik pada sesama serta berbakti kepada orang tua. Dan salah satu wujud cinta kasih yang paling dasar adalah, pada Liputan Cilik tidak ada ad egan kekerasan apalagi pembunuhan meskipun pada hewan. Hal ini akan mengajarkan kepada anak -anak untuk menyayangi sesama makhluk hidup. Selain itu Liputan Cilik melibatkan anak -anak dalam proses produksi. Anak anak tersebut terlibat sebagai Presenter, Reporter cilik dan pengisi suara. Hal ini dapat mendorong anak-anak lain untuk menjadi berani memiliki keinginan positif seperti menjadi presenter, reporter atau cita -cita lainnya. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui bagaimana strategi produksi yang dilakukan oleh DAAI TV dalam mengemas program Liputan Cilik sehingga dapat mengajak anak-anak untuk mengenal lebih dalam nilai -nilai cinta kasih, bersyukur
16
File rundown DAAI TV Per 1 Juni 2009
dan berbuat baik pada sesama serta berbakti kepada orang tua namun tetap menarik dan pesan tersebut dapat sampai kepada pemirsa. Strategi
produksi
diperlukan sebagai panduan untuk menghasilkan program yang berkualitas. Karena dengan strategi dapat memberikan pengarahan terpadu bagi organisasi dan berbagai tujuan organisasi, dan memberikan pedoman pemanfaatan sumber daya organisasi yang digunakan untuk mencapai tujuan. 17
1.2. Perumusan Masalah Untuk membatasi penelitian, maka peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana strategi produksi program Liputan Cilik di DAAI TV Periode Maret 2009 ?
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian Berpedoman pada Rumusan Masalah, pe neliti berusaha mendapatkan tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui strategi produksi program Liputan Cilik di DAAI TV Periode Maret 2009 yang meliputi : a. Planning (Perencanaan) b. Organizing (Pengorganisasian) c. Actuating (Pengarahan) d. Controlling (Pengawasan)
17
Morissan, 2007. Manajemen Media Penyiaran, Ramdina Prakarsa, Tangerang. Cetakan Kedua Hal 136
1.3.2. Kegunaan Penelitian 1.3.2.1. Kegunaan Akademis Penelitian ini dapat diharapkan dapat memperluas kajian ilmiah dan memberikan sebuah kontribusi ilmu pengetahuan dalam ilmu komunikasi yaitu di bidang Broadcasting , khususnya mengenai strategi produksi suatu program acara di televisi.
1.3.2.2. Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan secara praktis kepada beberapa pihak, yaitu : A. Sebagai referensi kepada tim kreatif program Liputan Cilik di DAAI TV dan praktisi di dunia broadcasting dalam mengemas program acaranya. B. Memberikan informasi kepada masyarakat luas mengenai produksi program untuk anak-anak.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Komunikasi Massa
2.1.1. Pengertian Komunikasi Massa Menurut Gerbner (1967) “ Mass communication is the tehnologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continuous flow of messages in industrial societies ”. (Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri (Rakhmat, seperti yang dikutip Komala, dalam Karlinah, dkk.1999)). 18 Dari definisi Gerbner tergambar bahwa komunikasi massa itu menghasilkan suatu produk berupa pesan -pesan komunikasi. Produk tersebut disebarkan, didistribusik an kepada khalayak luas secara terus menerus dalam jarak waktu yang tetap, misalnya harian, mingguan, dwimingguan atau bulanan. Proses memproduksi pesan tidak dapat dilakukan oleh perorangan, melainkan harus oleh lembaga, dan membutuhkan suatu teknologi te rtentu, sehingga komunikasi massa akan banyak dilakukan oleh masyarakat industri. 19
2.1.2
Fungsi Komunikasi Massa 20
Fungsi komunikasi massa menurut Dominick (2001), terdiri dari
:
18
Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala Erdinaya, 2004, Komunikasi Massa : Suatu Pengantar, Simbiosa Rekatama Media, Bandung. Hal 3-4 19 Ibid. Hal 4 20 Elvinaro. Ibid. Hal 15-18
1. Surveillance (pengawasan) Fungsi pengawasan dalam komunikasi massa dibagi ke dalam bentuk : a. Warning or beware surveillance (pengawasan peringatan). Fungsi
peringatan
terjadi
ketika
media
massa
menginformasikan tentang ancaman dari angin topan, meletusnya gunung merapi, kondisi efek memprihatinkan, tayangan inflasi atau adanya serangan militer. Peringatan ini serta merta dapat menjadi ancaman. b. Instrumental surveillance (pengawasan instrumental). Fungsi pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran informasi
yang memiliki kegunaan atau dapat
membantu khalayak dalam kehidupan sehari -hari. 2. Interpretasi (penafsiran) Fungsi penafsiran hampir mirip dengan fungsi pengawasan. Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Industri media memilih dan memutuskan peristiwa -peristiwa yang dimuat atau ditayangkan. Tujuan penafsiran media ingin mengajak para pembaca atau pemirsa untuk memperluas wawasan dan membahasnya lebih lanjut dalam komunikasi antarpesona atau komunikasi kelompok.
3. Linkage (keterkaitan) Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam,
sehingga
membentuk
linkage
(pertalian)
berdasarkan
kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu. 4. Transmission of values (penyebaran nilai -nilai) Fungsi penyebaarn nilai tidak kentara. Fungsi ini juga disebut sosialization (sosialisasi). Sosialisasi mengacu kepada cara, di mana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media massa yang mewakili gambaran masyarakat itu ditonton, didengar dan dibaca. Media massa memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak dan apa yang diharapkan mereka. 5. Entertainment (hiburan). Televisi adalah media massa yang mengutamakan s ajian, hampir tiga perempat bentuk siaran televisi setiap hari adalah hiburan. Fungsi dari media massa sebagai fungsi menghibur tiada lain tujuannya adalah untuk mengurangi ketegangan pikiran khalayak, karena dengan membaca berita-berita ringan atau meliha t tayangan hiburan di televisi dapat membuat pikiran khalayak segar kembali.
2.2 2.2.1
Televisi Sebagai Media Massa Pengertian televisi Televisi secara harafiah artinya “melihat dari jauh” . Namun demikian,
dalam pengertian sederhana ini berarti meliputi dua bagian utama, yaitu pemancar
televisi yang berfungsi mengubah dan memancarkan sinyal -sinyal gambar (view) bersama-sama dengan sinyal suara sehingga sinyal-sinyal tersebut dapat diterima oleh pesawat televisi penerima pada jarak yang cukup jauh. Kedua televisi penerima yang menangkap sinyal-sinyal tersebut dan mengubahnya kembali sehingga apa yang dipancarkan oleh transmisi televisi tadi dapat dilihat dan didengar seperti keadaan aslinya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pesawat televisi adalah alat yang dapat digunakan untuk melihat dan mendengar dari tempat yang jauh. 21 Menurut Skornis dalam bukunya ” Television and Society : An Incuest and Agenda” (1965), dibandingkan dengan media massa lainnya (radio, surat kabar, majalah, buku dan sebagainya) , televisi tampaknya mempunyai sifat istimewa. Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar yang bisa bersifat politis, bisa informatif, hiburan dan pendidikan, atau bahkan gabungan dari ketiga unsur tersebut. Selanjutnya disebutkan pula bahwa televisi merupakan hasil produk teknologi tinggi (hi-tech) yang menyampaikan isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak.22
2.2.2
Karakteristik Televisi Media massa televisi meskipun sama dengan radio dan film sebagai media
massa elektronik, tetapi mempunyai ciri dan sifat yang berbeda, terlebih lagi
21
Ciptono Setyobudi, 2005, Pengantar Teknik Broadcasting Televisi. Graha Ilmu. Yogyakarta. Hal 2 22 Wawan Kuswandi, 1996. Komunikasi Massa: Sebuah Analisis Media Televisi. Rineka Cipta, Jakarta. Hal 8
dengan media massa cetak seperti surat kabar dan majalah, untuk itulah dalam menyampaikan pesan-pesannya juga mempunyai kekhususan. Media cetak dapat dibaca kapan saja, tetapi untuk televis i dan radio hanya dapat dilihat sekilas dan tidak dapat diulang. Upaya menyampaikan informasi, baik melalui media cetak, audio dan audiovisual
masing -masing
memiliki
kelebihan,
tetapi
juga
kelemahan.
Penyebabnya adalah sifat fisik masing -masing jenis seper ti terlihat pada 23
penjelasan di bawah ini: Jenis Media Cetak
Sifat - Dapat dibaca, di mana dan kapan saja - Dapat dibaca berulang -ulang - Daya rangsang rendah - Pengolahan
bisa
mekanik,
bisa
elektris - Biaya relatif rendah - Daya jangkau terbatas Audio
- Dapat didengar bila ada siaran - Dapat didengar kembali bila diputar ulang kembali - Daya rangsang rendah - Elektris - Relatif murah
23
Morissan, Opcit. Hal 5-6
- Daya jangkau besar Audiovisual
- Dapat didengar dan dilihat bila ada siaran - Dapat dilihat dan didengar kembali, bila diputar kembali - Daya rangsang sangat tinggi - Elektris - Sangat mahal - Daya jangkau luas
Televisi dan radio dapat dikelompokkan sebagai media yang menguasai ruang tetapi tidak menguasai waktu. Sementara media c etak menguasai waktu tetapi tidak menguasai ruang. Artinya, siaran dari suatu media televisi atau radio dapat diterima dimana saja dalam jangkauan pemancarnya (menguasai ruang), tetapi siarannya tidak dapat dilihat kembali (tidak menguasai waktu). Media ce tak untuk sampai kepada pembacanya memerlukan waktu (tidak menguasai ruang), tetapi dapat dibaca kapan saja dan dapat diulang -ulang (menguasai waktu). 24
2.3
Program Televisi
2.3.1 Pengertian Program Televisi Kata ‘program’ berasal dari bahasa Inggris programme atau program yang berarti
24
Ibid
acara
atau
rencana.
Undang-undang
penyiaran
Indonesia
tidak
menngunakan program untuk acara tetapi menggunakan istilah ‘ siaran’ yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang dis ajikan dalam berbagai bentuk. Namun kata ‘program’ lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia dari pada kata ‘siaran’ untuk mengacu kepada pengertian acara. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya.dengan demikian program memiliki pengertian yang sangat luas. Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audien tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran apakah itu radio atau televisi. Program dapat disamakan atau dianalogikan dengan produk atau barang (goods) atau pelayanan (services) yang dijual kepada pihak lain, dalam hal ini audien dan pemasang iklan. Dengan demikian program adalah produk yang dibutuhkan orang sehingga mereka bersedia mengikutinya. Dalam hal ini terdapat suatu rumusan dalam dunia penyiaran yaitu program yang baik akan mendapatkan pendengar atau penonton yang lebih besar, sedangkan acara 25
yang buruk tidak akan mendapatkan pendengar atau penonton.
2.3.2 Jenis Program Televisi Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program itu menarik dan disukai audien, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan
25
Morissan, Opcit. Hal 202
peraturan yang berlaku. Pengelola stasiun penyiaran dituntut untuk memiliki kreativitas seluas mungkin untuk menghasilkan berbagai program yang menarik .26 Pada prinsipnya, penyelenggaraan siaran di stasiun televisi umum terbagi 27
menjadi dua : a. Karya Artistik Sesuai dengan namanya, karya artistik merupakan produksi ac ara televisi yang menekankan pada aspek artistik dan estetik, sehingga unsur keindahan menjadi unggulan an daya tarik acara semacam ini. Yang tergolong karya artistik adalah
film, sinetron (sinema elektronik),
pergelaran musik, tari, pantomin, lawak, sirk us, sulap, teater, acara keagamaan, variety show, kuis, ilmu pengetahuan dan teknologi, penerangan umum dan iklan (komersil dan layanan masyarakat). b. Karya Jurnalistik Berbeda dengan karya artistik yang menekankan pada aspek keindahan dan lebih memainkan imajinasi senimannya, karya artistik justru sebaliknya. Karya jurnalistik diproduksi dengan pendekatan jurnalistik yang mengutamakan kecepatan penyampaian, mengusung informasi dari sumber pendapat, realita dan peristiwa. Yang tergolong dalam kategori karya jurnalistik adalah : 1. Berita aktual yang bersifat timeconcern 2. Berita nonaktual yang bersifat timeless
26 27
Ibid. Hal 210. Askurifai Baksin. 2006. Jurnalistik Televisi, Simbiosa Rekatama Media, Bandung. Hal 79
3. Penjelasan yang bersifat aktual atau sedang hangat-hangatnya yang tertuang dalam acara: a. Monolog (seperti pengumuman harga BBM, pidato kepala negara). b. Dialog (bisa berupa wawancara atau diskusi). c. Laporan d. Siaran langsung (komentar, reportase) Secara tegas, JB Wahyudi membedakan dua jenis acara tersebut sebagai berikut: NO
KARYA ARTISTIK
KARYA JURNALISTIK
1.
Sumber: ide atau gagasan
Sumber: permasalahan hangat
2.
Mengutamakan keindahan
Mengutamakan kecepatan/ aktualitas
3.
Isi pesan bisa fiksi maupun
Isi pesan harus faktual
nonfiksi 4.
Penyajian tidak terikat waktu
Penyajiannya terikat waktu
5.
Sasaran: kepuasan pemirsa/
Sasaran: kepercayaan dan kepuasan
pendengar
pemirsa
6.
Memenuhi rasa kagum
Memenuhi rasa ingin tahu
7.
Improvisasi tidak terbatas
Improvisasi terbatas
8.
Isi pesan terikat pada kode
Isi pesan terikat pada kode etik
moral 9.
Menggunakan bahasa bebas
Menggunakan bahasa jurnalistik
(dramatis)
(ekonomi kata dan bahasa)
10.
Refleksi daya hayal kuat
Refleksi penyajian kuat
11.
Isi pesan tentang realitas sosial
Isi pesan menyerap realitas/faktual
2.4 Program Informasi (Berita) 2.4.1 Pengertian Berita Secara sosiologis, berita adalah semua hal yang terjadi di dunia. Dalam gambaran sederhana, seperti yang dilukiskan para pakar jurna listik , berita adalah apa yang ditulis surat kabar, apa yang disiarkan radio, dan apa yang ditayangkan televisi. Berita menampilkan fakta, tetapi tidak setiap fakta merupakan berita. Berita biasanya menyangkut orang-orang, tetapi tidak setiap orang bisa dijadikan berita. Berita merupakan sejumlah peristiwa yang terjadi di dunia, tetapi hanya sebagian kecil saja yang dilaporkan. 28 Definisi lain mengenai berita Menurut Dean M. Lyle Spencer dalam bukunya yang berjudul News Writings yang kemudian dikutip oleh George Fox Mott (News Survey Jurnalism )
menyatakan bahwa berita dapat didefinisikan
sebagai setiap fakta yang akurat atau ide yang dapat menarik perhatian bagi sejumlah besar pembaca. Sedangkan menurut Mitchel V. Charnley dalam bukunya Reporting edisi III (Holt-Reinhart & Winston, New York ,1975 hal 44) menyebutkan bahwa berita adalah laporan yang tepat waktu mengenai fakta atau
28
AS Haris Sumadiria, 2006. Jurnalistik Indonesia, Simbiosa Rekatama Media, Bandung. Hal 63
opini yang memiliki daya tarik atau hal penting atau kedua-duanya bagi masyarakat luas.29
2.4.2
Jenis Program Informasi (Berita) Program informasi, yang tujuannya memberikan tambahan pengetahuan
(informasi) kepada khalayak dibagi m enjadi dua jenis, yaitu: 1. Berita Lunak (soft news) Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam ( indepth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Berita yang masuk dalam kategori ini ditayangkan pada satu program tersendiri di luar program berita. Program yang masuk dalam kategori berita lunak adalah : magazine, current affair, dokumenter dan talkshow.30 2. Berita Keras (hard news ) Berita keras atau hard news adalah segala informasi penting dan/atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui oleh audien secepatnya.31 Berita keras disajikan dalam suatu program berita yang berdurasi mulai dari beberapa menit saja (misal breaking news ) hingga program berita yang berdurasi 30 menit, bahkan satu jam. Suatu program berita terdiri atas sejumlah berita keras atau dengan kata lain suatu program 29
Deddy. Opcit. Hal 21-22 Morissan, Opcit. Hal 214 31 Ibid. Hal 211 30
berita merupakan kumpulan dari berita keras. Dalam hal ini berita keras dapat dibagi ke dalam beberapa bentuk berita yaitu : straight news, features dan infotainment.32
2.5 Feature 2.5.1
Pengertian Feature Kita sering melihat suatu program berita menampilkan berita -berita ringan
misalnya informasi mengenai tempat makan yang enak atau tempat liburan yang menarik, berita semacam ini disebut dengan feature. Dengan demikian feature adalah berita ringan namun menarik. Pengertian ’menarik’ disini adalah informasi yang lucu, unik, aneh, menimbulkan kekaguman dan sebagainya. Pada dasarnya berita-berita semacam ini dapat dikatakan sebagai soft news karena tidak terikat waktu penayangan, namun karena durasinya singkat (kurang dari lima menit) dan ia menjadi bagian dari program berita maka feature masuk ke dalam hard news . Namun ada kalanya suatu feature terkait dengan suatu peristiwa penting, atau dengan kata lain terikat dengan waktu, dan karena itu harus segera disiarkan dalam suatu program berita. Feature semacam ini disebut dengan news feature yaitu sisi lain dari suatu berita straight news yang biasanya lebih menekankan 33
pada sisi human interest dari suatu berita.
32 33
Ibid. Hal 212 Ibid. Hal 212-213
2.5.2
Karakteristik Feature Feature bukanlah berita, melainkan bagian dari berita. Oleh karena itu
feature dan berita memiliki perbedaan yang sangat mendasar. Matriks karakteristik feature dan berita di bawah ini akan membantu kita mengenali karya feature dalam waktu singkat dan membedakannya dengan berita. 34 NO 1
2
BERITA
FEATURE
KETERANGAN
Ditulis dengan
Ditulis dengan
Berita ditulis dengan gaya
menggunakan
teknik
laporan yang sifatnya kaku,
teknik
mengisahkan (to
tegak lurus, ringkas, tegas.
melaporkan (to
story) suatu situasi,
Feature ditulis dengan gaya
report) suatu
peristiwa atau
menulis cerita pendek
peristiwa secara
keadaan secara
(cerpen) yang sifatnya lentur,
faktual.
faktual.
hidup, memikat.
Berisi laporan
Berisi tentang
Laporan fakta atau peristiwa
peristiwa yang
situasi, keadaan
pada berita bersi fat tembak
sifatnya aktual,
atau aspek
langsung (to the point ).
faktual, objektif,
kehidupan yang
Cerita faktual pada feature
benar, akurat.
sifatnya faktual,
menggunakan alur dan
objektif, benar,
pemantik.
akurat. 3
Hasil karya
Hasil karya liputan
Liputan jurnalistik untuk
liputan jurnalistik
jurnalistik melalui
berita sering dilakukan secara
34
AS Haris, Opcit. Hal 153
melalui proses
proses proyeksi,
tiba-tiba, tak terduga, tanpa
proyeksi,
observasi,
perencanaan, singkat.
observasi,
investigasi,
Liputan jurnalist ik untuk
investigasi,
komunikasi,
cerita feature lebih banyak
komunikasi dan
konfirmasi dengan
direncanakan sebelumnya.
konfirmasi
pihak narasumber.
Cukup lama.
Bertujuan hanya
Bertujuan untuk
Laporan berita hanya
untuk memberi
memberitahu atau
menyentuh wilayah kognitif
tahu atau
menyampaikan
khalayak pembaca, pendengar
menyampaikan
informasi tetapi
atau pemirsa.
informasi kepada
sekaligus juga
Cerita feature tak hanya
khalayak
menghibur
menyentuh kognitif tetapi
(informatif).
khalayak
juga wilayah efektif
(informatif dan
khalayak.
dengan pihak narasumber. 4
rekreatif) 5
6
Rangkaian fakta
Rangkaian fakta
Laporan berita hanya
atau informasi
atau informasi
memaparkan peristiwa secara
disajikan secara
disajikan secara
singkat dan lugas.
resmi, formal.
tidak resmi,
Cerita feature melukiskan
informal.
peristiwa secara naratif.
Tidak terikat pada
Hanya feature news yang
Sangat terikat
7
kepada aktualitas.
aktualitas. Cerita
peliputan an penyajiannya
Berita adalah
feature bisa
sangat terikat kepada konsep
laporan tercepat
dipersiapkan,
aktualitas.
peristiwa faktual
diliput, ditulis dan
Pemuatan atau penyajian
terkini. Cepat
disajikan kapan
feature news (soft news)
tetapi mudah basi
saja sesuai dengan
biasanya digandengkan
(out of date).
kebutuhan. Tahan
dengan straight news (hard
lama. Awet.
news).
Nama lengkap
Nama lengkap
Pada berita, nama lengkap
wartawan atau
wartawan atau
wartawan tidak dicantumkan
reporter peliput
reporter penulis
lebih banyak karena
biasanya tidak
cerita feature
pertimbangan teknis
dicantumkan.
biasanya
jurnalistik dan alasan politis
Cukup dengan
dicantumkan
keamanan.
nama inisial
lengkap.
(singkatan atau anonim). 8
Berita
Cerita feature
Karena berita dianggap
mencerminkan
dicitrakan sebagai
sebagai karya kolektif
karya kolektif
cerninan karya
institusional, maka pada
institusional suatu
kreatif individual
berita tidak terdapat hak
media massa.
seorang reporter
cipta.
atau wartawan.
Pada cerita feature hak cipta
penulisnya itu ada, dihargai dan dihormati. 9
10
11
Selalu
Tidak
Sebagian media cetak hanya
mencantumkan
mencantumkan
mencantumkan nama tempat
baris tanggal
baris tanggal (date
cerita feature terjadi (setting
(date line) pada
line) pada awal
atau lokasi peristiwa).
awal teras berita
intro cerita atau
(lead).
paragraf pertama.
Karena disajikan
Karena ditulis
Berita disusun dengan skala
dengan pola
dengan teknik
prioritas dimulai dari urutan
piramida terbalik,
mengisahkan di
pesan sangat penting (lead,
maka berita dapat
luar pola piramida
teras berita), penting (bridge,
dipotong pada
terbalik, maka
perangkai), cukup penting
bagian bawah
setiap bagian cerita
(body, tubuh berita) , dan
sesuai dengan
feature sama
kuurang penting (leg, kaki).
keperluan tanpa
pentingnya satu
Cerita feature ditulis dengan
mengubah dan
sama lain sehingga
urutan pesan bagian awal-atas
mengganggu
pada bagian bawah
(intro) dan bagian akhir-
isinya.
tidak bisa dipotong
bawah (penutup) tetap sama
begitu saja.
penting.
Tidak
Selalu membawa
Laporan berita hanya untuk
menyampaikan
pesan moral
mengisi kepala (pengetahuan
pesan moral
tertentu yang ingin
atau dimensi kognitif)
tertentu kecuali
disampaikan
khalayak.
informasi atas
kepada khalayak
Cerita feature lebih banyak
laporan fakta
seperti nilai-nilai
bersifat menusuk dada dan
peristiwa semata.
kejujuran,
hati (emosi, perasaan, empati)
kesetiaan, sikap
khalayak pembaca,
tulus tanpa pamrih,
pendengar, atau pemirsa.
pengorbanan, kegigihan suatu perjuangan, kebersihan hati, keluhuran budi, pengabdian, cinta kasih. 12
Ditulis dengan
Ditulis dengan
Dalam tradisi lu hur dan
menggunakan
menggunakan judul
konvensi jurnalistik, judul
judul yang
yang dicetak
tegak-lurus formal hanya
dicetak tebal,
normal tipis,
untuk berita yang bersifat
tegak-lurus,
miring (italic),
keras (hard news).
mengesankan
mengesankan
Sebaliknya judul miring
formal dan
informal dan
(italic) dan ramping hanya
maskulin (hard
feminin (softnews).
untuk yang bersifat ringan
news). 13
Disusun dengan
(soft news, feature). Ditulis dengan
Meskipun tidak
menggunakan
tidak perlu
menggunakan pola piramida
pola piramida
menggunakan pola
terbalik, setiap unsur 5W1H
terbalik dan
piramida terbalik.
(1S) harus terdapat dalam
rumus 5W1H
Bisa juga dengan
karya feature.
(1S).
pola induktif, kronologis, logis, topikal, atau spasial.
14
Ditulis dengan
Ditulis dengan
Karena ditulis dengan teknik
menggunakan
menggunakan gaya
mengisahkan (to story),
gaya bahasa
bahasa jurnalistik
teknik menulis cerita pendek,
jurnalistik berita
sastra, merujuk
maka karya cerita feature
yang sifatnya
pada gaya
bersifat naratif ekspresif.
lurus, lugas,
penulisan fiksi
Sedangkan berita lebih
ringkas, tembak
cerita pendek yang
banyak bersifat eksplanatif
langsung (to the
hidup, menarik,
dan produktif.
point), formal,
lincah, segar,
sederhana,
terpilih, memikat,
demokratis.
dan mampu membangun imaji khalayak pembaca, pendengar, pemirsa.
15
Sangat terikat
Cerita feature
Cerita feature mencerminkan
pada kaidah
cukup banyak
karya jurnalistik sastra yang
jurnalistik seperti
mengadopsi teknik
harus selalu dibangun di atas
pola piramida
penulisan fiksi
landasan kreativitas dan
terbalik, rumus
terutama cerita
kepiawaian reporter tidak
5W1H(1S), dan
pendek.
hanya sebagai wartawan
penempatan tersa
tetapi juga sebagai seniman
berita harus selalu
(cerpenis, sastrawan).
pada awal paragraf. 16
Setiap reporter
Tidak setiap
Penyusunan berita bersifat
atau wartawan
reporter mampu,
teknis, dan menekankan
diasumsikan
tertarik, dan gemar
keterampilan. Cermin
mampu meliput
meliput, menulis,
kreativitas institusional.
dan menyusun
dan menyajikan
Penulisan feature lebih
berita sesuai
cerita feature.
banyak menekankan jiwa
dengan kaidah
seniman, sastrawan. Cermin
pokok jurnalistik
kreativitas individual.
konvensional.
2.5.3
Jenis Feature Jenis-jenis feature antara lain: 35 1.
Feature Berita (News Feature) Berita yang ditulis dengan memperhatikan nilai berita jurnalistik.
2.
Feature Profil Bentuk penulisan berita dengan menceritakan riwayat hidup seseorang ataupun lembaga dalam suatu kegiatan tertentu. Anda bisa menceritakan keberhasilan atau kegagalannya dengan tujuan pembaca bisa meniru jejak keberhasilan dari tokoh yang diceritakan.
3.
Feature Human Interest Feature yang melibatkan pembaca secara emosional, merangsang dan menyentuh perasaan.
4.
Feature Musiman Feature ini berkisah tentang peristiwa yang terjadi secara musiman, seperti Idul Fitri, Idul Adha, dan lainnya.
5.
Feature Sejarah Mengangkat peristiwa khusus kenegaraan, misalnya peristiwa proklamasi kemerdekaan RI, peristiwa G30S/PKI, dan lainnya.
6.
Feature Petualangan Feature yang berkisah tentang petualangan seseorang atau kelompok tertentu. Contoh: kisah penaklukan puncak Mount Everest.
35
Eni Setiati. Jurnalistik Baru dalam Pemberitaan. Andi. Yogyakarta. Hal 33
7.
Feature Interpretatif Tulisan yang menyajikan penanggulangan sesuatu yang buruk, sehingga dapat dijadikan pedoman bagi pembaca. Contoh : kiat menghindari peristiwa perampokan di bank.
8.
Feature Kiat (How to do it) Feature ini merupakan berita yang menjelaskan kepada pembaca tentang informasi, petunjuk penting, atau kiat praktis yang bermanfaat bagi pembaca. Contoh : tip merawat bayi, tip mencegah mabuk perjalanan, dan lain -lain.
9.
Science Feature Science feature adalah tulisan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditandai oleh kedalaman pembahasan dan objektivitas pandangan yang dikemukakan dengan menggunakan data dan informasi akurat. Contoh : feature ilmu pengetahuan dan teknologi yang terdapat di majalah teknik, komputer, pertanian, kesehatan, kedokteran.
2.6
Strategi
2.6.1 Strategi Strategi itu pada hakekatnya adalah suatu perencanaan (planning ) dan manajemen (management) untuk mencapai tujuan tertentu dalam praktik operasionalnya. 36
36
Rosady Ruslan. 2005. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Edisi Revisi. Hal 37
Istilah strategi semula bersumber dari kalangan militer dan secara populer sering dinyatakan sebagai ”kiat yang digunakan oleh para jendral untuk memenangkan suatu peperangan”. Dewasa ini istilah strategi sudah digunakan oleh semua jenis organisasi dan ide -ide pokok yang terdapat dalam pengertian semula tetap dipertahankan, hanya saja aplikasinya disesuaikan dengan jenis organisasi yang menerapkannya, karena
dalam arti yang sesungguhnya,
manajemen memang terlibat dalam suatu bentuk ”peperangan” tertentu. 37 Strategi berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti ”seni berperang”. Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema untuk mencapai sasaran yang 38
dituju. Jadi, pada dasarnya strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Strategi diterapkan di semua organisasi ataupun perusahaan, termasuk juga perusahaan media. Hal ini dilakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
2.6.2 Manajemen Manajemen berasal dari kata manage (bahasa latinnya manus) yang berarti memimpin, menangani, mengatur atau membimbing. George R Terry (1972) mendefinisikan manajemen sebagai :
”... sebuah proses yang khas terdiri dari tindakan -tindakan seperti perencanaan, pengorganisasian, pengaktifan dan pengawasan yang dila kukan untuk menentukan serta mencapai sasaran -sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber -sumber lainnya.” 39
37 38
39
Sondang Siagian, 2005. Manajemen Stratejick, Bumi Aksara, Jakarta. Hal 15-16 Husein Umar, 2005. Strategi Management In Action. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.Hal 30 Rosady Ruslan. 2005. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Edisi Revisi. Hal 1
Manajer adalah pejabat yang bertanggung jawab atas terselenggaranya aktivitas-aktivitas manajemen agar tujuan unit yang dipimpinnya tercapai dengan menggunakan bantuan orang lain. Aktivitas manajemen tersebut adalah kegiatan kegiatan atau fungsi-fungsi yang dilakukan oleh setiap manajer. Pada umumnya, kegiatan manajer -manajer dan aktivitas manajer itu adalah planning, organizing, staffing, directing, dan controling. Ini sering pula disebut dengan istilah proses manajemen, fungsi -fungsi manajemen, bahkan ada yang menyebutnya unsur-unsur manajemen. 40 Beberapa ahli mengungkapkan pemikiran mereka mengenai fungsi -fungsi manajemen yang menjadi aktivitas organisasi. Namun yang paling sederhana adalah yang dikemukakan oleh George R. Terry melalui rumusan yang dikenal dengan POAC, yang dimaksud adalah: 41 1.
Planning (Perencanaan), Perencanaan mencakup kegiatan penentuan tujuan (objektives) media penyiaran serta mempersiapkan rencana dan strategi yang akan digunakan untuk mencapai tuju an tersebut. Dalam perencanaan harus diputuskan ”apa yang harus dilakukan, kapan melakukannya, bagaimana melakukannya dan siapa yang melakukannya”. Setiap tujuan kegiatan dapat juga disebut dengan sasaran ( goal) atau target. Sebelum organisasi menentukan tujuan, terlebih dahulu harus menetapkan visi dan misi atau 42
maksud organisasi.
40
Manullang. Opcit. Hal 4 Kustadi Suhandang. 2004. Pengantar Jurnalistik. Nuansa. Bandung. Hal 44 42 Morrisan, opcit. Hal 132 41
2.
Organizing (Pengorganisasian) Organizing (Pengorganisasian) merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya 43
yang dimiliki dari lingkungan yang melingkupinya. 3.
Actuating (Pengarahan dan memberikan pengaruh) Fungsi mengarahkan (directing) dan memberi kan pengaruh atau mempengaruhi ( influencing) tertuju pada upaya untuk merangsang antusiasme karyawan untuk melaksanakan tanggungjawab mereka secara efektif. Kegiatan mengarahkan dan mempengaruhi ini mencakup empat kegiatan penting yaitu: 44 a.
Pemberian Motivasi Semakin
tinggi
tingkat
kepuasan
karyawan
maka
kemungkinan semakin besar karyawan memberikan kontribusi terbaiknya
untuk
mencapai
tujuan
stasiun
penyiaran
bersangkutan. b.
Komunikasi Komunikasi adalah cara yang digunakan pimpinan agar
karyawan mengetahui atau menyadari tujuan dan rencana stasiun penyiaran agar mereka dapat berperan secara penuh dan efektif untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. c.
43 44
Ibid. Hal 144 Ibid. Hal 156-160
Kepemimpinan
Kepemimpinan
merupakan kemampuan yang dip unyai
seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai
tujuan
dan
sasaran .
Para
pemimpin
dapat
mempengaruhi moral dan kepuasan kerja dan tingkat prestasi karyawan. d.
Pelatihan Manajer
umum
harus
memastikan
bahwa
pelatihan
diberikan dan diawasi oleh personel yang kompeten. Salah satu keuntungan
utama
program
pelatihan
adalah
pemberian
kesempatan kepada karyawan untuk mempersiapkan diri mereka dalam mengantisipasi perkembangan atau kemajuan stasiun penyiaran. Hal ini dapat meningkatkan mo tivasi dan moral karyawan dan stasiun penyiaran memperoleh keuntungan karena mendapatkan karyawan yang lebih cakap dan mahir. 4.
Controlling (Pengawasan) Pengawasan merupakan proses untuk mengetahui apakah tujuantujuan organisasi atau perusahaan sudah tercapai atau belum. Hal ini berkenaan dengan cara-cara membuat kegiatan yang sesuai dengan apa yang direncanakan. Pengertian ini menunjukkan adanya hubungan yang sangat erat antara perencanaan dan pengawasan. Pengawasan membantu penilaian apakah perencan aan, pengorganisasian, penyusunan personalia dan pengarahan telah dilaksanakan secara efektif.
Dua konsepsi utama untuk mengukur prestasi kerja ( performance) 45
manajemen stasiun penyiaran adalah : a.
Efisiensi Adapun
yang
dimaksud
dengan
efisiensi
adalah
kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar. b.
Efektifitas Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan
yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Setelah tahapan tersebut dilalui maka masuklah ke dalam tahapan produksi dimana terdiri dari 3 tahapan pelaksanaan produksi: 46 a. Pra produksi (ide, perencanaan dan persiapan) Tahapan pra produksi merupakan tahapan dimana berbagai kegiatan sebelum pelaksanaan produksi dimulai.
Pada tahap ini akan dibahas
mengenai penentuan ide oleh produser, dengan merencanakan rapat proyeksi dan rapat evaluasi, rapat ini untuk menentukan topik yang akan diangkat pada tiap episodenya. Menetapkan jangka waktu kerja (time schedule) penyempurnaan naskah, pemilihan artis, lokasi. Menyiapkan materi yang digunakan, dalam tahap ini reporter dan kameraman mencari bahan berita di lapangan yakni dengan mewawancarai narasumber.
45 46
Morrisan. Ibid. Hal 161-162 Fred. Opcit, Hal 23
b.
Produksi (pelaksanaan) Produksi merupakan proses perwujudan gagasan atau naskah ke
dalam bentuk program (audio visual bagi televisi). Sutradar a bekerjasama dengan presenter dalam ttim untuk mewujudkan apa yang telah direncanakan dalam kertas dan tulisan ( shooting script ). Pada tahap ini, reporter dan kameraman yang telah mencari dan mendapatkan bahan berita kemudian menyusun hasil berita yang di dapat dari lapangan. c.
Pasca-produksi (penyelesaian dan penayangan) Pasca produksi merupakan tahapan penyesuai an gambar dengan
naskah yang telah direkam sebelumnya. Proses ini disebut dengan proses editing (editing offline dan editing on line).
2.6.3
Perencanaan Perencanaan adalah penentuan segala sesuatu sebelum dilakukan kegiatan -
kegiatan. Fungsi perencanaan manajer meliputi usaha pemilihan berbagai alternatif tujuan, strategi, kebijaksanaan, serta taktik yang akan dijalankan. Jelas usaha tersebut merupakan pengambilan keputusan yang mempengaruhi jalannya perusahaan di waktu-waktu yang akan datang.47 Dalam perencanaan terdapat batasan-batasan yang harus dipatuhi. Batasanbatasan tersebut diungkapkan oleh beberapa ahli. Charles Bettleheim berpendapat bahwa setiap rencana terdapat dua elemen, yaitu tujuan dan alat yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Fungsi perencanaan memberi jawaban atas pertanyaan
47
Sukanto Reksohadiprodjo. 1998.Dasar-Dasar Manajemen. BPFE. Yogyakarta. Cetakan Ketiga. Hal 21
tentang siapa, apa, apabila, dimana, bagaimana dan mengapa. Tegasnya sebagaimana dikatakannya:48 ”...perencanaan menentukan apa yang harus dicapai (penentuan waktu secara kualitatif) dan bila itu harus dicapai, dimana hal itu harus dicapai, bagaimana hal itu harus dicapai, siapa yang harus bertanggung jawab, dan mengapa hal itu harus dicapai”
Perencanaan adalah suatu proses yang tidak berakhir, bila rencana tersebut telah ditetapkan maka rencana harus diimplementasikan. Setiap saat sel ama proses implementasi dan pengawasan, rencana -rencana mungkin memerlukan modifikasi agar tetap berguna. ‘Perencanaan kembali’ kadang-kadang dapat menjadi faktor kunci
pencapaian
sukses
akhir.
Oleh
karena
itu,
perencanaan
harus
mempertimbangkan kebutuhan fleksibilitas, agar mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi baru secepat mungkin. Terdapat dua tipe utama rencana yaitu rencana strategis dan rencana operasional. 49 1. Rencana Strategis Perencanaan strategis (strategic planning ) adalah proses pemilihan tujuan-tujuan organisasi, penentuan strategi, kebijaksanaan dan program strategis yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut dan penetapan metoda yang diperlukan untuk menjamin bahwa strategi dan kebijaksanaan telah diimplementasikan. Dalam hal ini, perencanaan strategis stasiun penyiaran meliputi kegiatan: a. Membuat keputusan mengenai sasaran dan tujuan program penyiaran;
48 49
Manullang. Opcit. Hal 39 Morrisan. Opcit. Hal 136
b. melakukan identifikasi dan sasaran (target) audien; c. menetapkan
kebijakan atau aturan untuk menentukan strategi
yang akan dipilih dan; d. memutuskan strategi yang akan digunakan 2. Rencana Operasional Rencana operasional merupakan penguraian lebih rinci bagaimana rencana strategis akan dicapai. Rencana operasional terdiri dari ‘rencana sekali pakai’ (single use plans ) dan ‘rencana tetap’ (standing plans ). Rencana sekali pakai dikembangkan untuk mencapai tujuan -tujuan tertentu dan tidak digunakan kembali bila tujuan telah tercapai. Sebagai contoh, perencanaan stasiun penyiaran untuk membangun stasiun relai baru untuk memperluas wilayah siaran memerlukan rencana sekali pakai yang khusus bagi proyek tersebut, dan walaupun media penyiaran membangun sejumlah stasiun relai lainnya di waktu yang akan datang namun rencana pembangunan stasiun relai yang lama, karena kondisinya yang berbeda, menghasilkan persyaratan dan rencana pembangunan yang berbeda.
2.7
Faktor Penting dalam Produksi Program
2.7.1 Materi Produksi Materi produksi dap at berupa apa saja. Kejadian, pengalaman, hasil karya, benda, binatang, dan manusia merupakan bahan yang dapat diolah menjadi produksi yang bermutu.
Dari hasil riset produksi, muncul gagasan atau ide yang kemudian akan diubah menjadi tema untuk program dokumenter atau sinetron (film t elevisi). Mungkin juga gagasan itu langsung menjadi konsep program, seperti gebyar dan gelat musik, tari atau program hiburan yang lain. Tema ataupun konsep program kemudian diwujudkan menjadi treatment. Treatment adalah langkah pelaksanaan perwujudan gagasan menjadi program. Oleh karena itu, treatment untuk setiap format program berbeda -beda. Dari
treatment
akan diciptakan
naskah (skript) atau langsung
dilaksanakan produksi program. Bobot atau muatan sebuah program sebetulnya sudah tampak ketika gagasan diwujudkan menjadi treatment. Dari sinilah penyempurnaan konsep program dapat dilaksanakan sehingga menghasilkan naskah atau program yang baik.50
2.7.2
Sarana Produksi ( Equipment) Sarana produksi adalah sarana yang menjadi penunjang terwujudnya ide
menjadi konkret, yaitu hasil produksi. Tentu saja diperlukan kualitas alat standar yang mampu menghasilkan gambar dan suara secara bagus. Ada tiga unit pokok peralatan yang diperlukan sebagai alat produksi, yaitu unit peralatan perekam gambar, unit peralatan perekan suara dan unit peralatan pencahayaan. Selebihnya berfungsi sebagai peralatan penunjang produksi. Seperti alat transportasi untu k produksi luar studio dan unit studio dengan dekorasi untuk produksi dalam studio.
50
Fred Wibowo, 2007, Teknik Produksi Program Televisi, PINUS, Yogyakarta. Hal 24-25
Pertimbangan penggunaan peralatan dan jumlahnya bergantung pada program yang akan diproduksi. Jumlah dan macam peralatan yang dipakai akan berpangaruh pada penentuan jumlah kerabat kerja (crew) dan perencanaan anggaran produksi (production budget ).51
2.7.3
Biaya Produksi (Financial) Perencanaan budget atau biaya produksi dapat didasarkan pada dua
kemungkinan, yaitu : 52 a.
Financial oriented Perencanaan biaya produksi yang didasarkan pada kemungkinan
keuangan yang ada. Kalau keuangan terbatas berarti tuntutan-tuntutan tertentu untuk kebutuhan produksi harus pula dibatasi, misalnya tidak menggunakan artis kelas satu yang pemb ayarannya mahal, mengunakan lokasi shooting yang tidak terlalu jauh, konsumsi yang tidak terlalu mewah. Segala sesuatunya didasari atas kemungkinan keuangan. b.
Quality oriented. Perencanaan biaya produksi yang didasarkan atas tuntutan kualitas
hasil produksi yang maksimal. D alam hal ini, tidak ada masalah keuangan. Produksi dengan orientasi budget semacam ini biasanya produksi prestige. Produksi yang diharapkan mendatangkan keuntungan besar, baik dari segi nama maupun finansial. Atau produksi ya ng diharapkan menjadi produksi yang sangat bernilai dan berguna bagi masyarakat.
51 52
Ibid. Hal 25-26 Ibid. Hal 29
2.7.4
Organisasi Pelaksana Produksi Suatu produksi program televisi melibatkan banyak orang. Begitu juga
dalam memproduksi program untuk anak -anak. Pihak-pihak yang terlibat dalam produksi program tersebut diantaranya : 1. Produser Pimpinan produksi yang bertanggung jawab kepada seluruh kegiatan pengkoordinasian pelaksanaan pra-produksi, produksi dan paska-produksi. 53 2. Asisten Produser Asisten produser sering juga disebut produser pelaksana atau production manager . Produser pelaksana membawahi bendahara dan kasir yang mengatur keuangan dan membayar kebut uhan-kebutuhan yang diperlukan. 3. Program Director (PD)/ Sutradara Program director disebut juga pengarah program. Fungsi dan tugasnya sama dengan sutradara, yaitu penanggung jawab penuh suatu produksi, ia bertanggung jawab terhadap produser. Ia dibantu oleh art designer dan director of photography (kamerawan). 4. Presenter Presenter merupakan unsur yang penting dalam tayangan ini. Presenter bertugas membawakan dan menghantarkan berita. Presenter
53
Naratama, 2004. Menjadi Sutradara Televisi: dengan Single dan Multi Kamera, Grasindo, Jakarta. Hal 213
juga berfungsi untuk menarik perhatian pemirsa selain dari isi tayangan itu sendiri. 5. Reporter Reporter
bertugas
mencari
berita,
mengumpulkan
dan
memperoleh berita yang telah ditentukan oleh produser dan kemudian menyusunnya menjadi naskah berita. 6. Editor Orang yang melakukan proses pemotongan gambar, penyelarasan antara suara dan gambar sehingga bisa dinikmati pemirsa. 7. Grafis Desainer Orang yang bertanggung jawab membuat grafis animasi. 8. Kamerawan Kameraman bertugas mengambil gambar yang diperlukan baik dalam studio maupun di luar studio (peliputan).
2.7.5 Tahapan Pelaksanaan Produksi. Suatu produksi program televisi yang melibatkan banyak peralatan, orang dan dengan sendirinya biaya yang besar, selain memerlukan suatu organisasi yang rapi juga perlu suatu tahap pelaksanaan produksi yang jelas dan efisien. Setiap tahap harus jelas kemajuann ya dibandingkan dengan tahap sebelumnya. Tahap produksi terdiri dari tiga bagian di televisi yang lazim disebut standard operation procedure (SOP), seperti berikut 54:
54
Fred. Opcit, Hal 23
a. Pra produksi (ide, perencanaan dan persiapan) Tahapan pra produksi merupakan tahapan dimana berbagai kegiatan sebelum pelaksanaan produksi dimulai. Pada tahap ini akan dibahas mengenai materi apa yang akan diangkat, sarana apa saja yang diperlukan dan berapa biaya yang dibutuhkan hingga program siap tayang. b. Produksi (pelaksanaan) Produksi merupakan proses perwujudan gagasan atau naskah ke dalam bentuk program ( audio visual bagi televisi). c. Pasca-produksi (penyelesaian dan penayangan) Pasca produksi merupakan tahapan penyesuaian gambar dengan naskah yang telah direkam sebelumnya. Proses ini disebut dengan proses editing.
sBAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Sifat Penelitian Sifat penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian dengan judul ”Strategi Produksi Program Liputan Cilik di DAAI TV Periode Maret 2009 ” adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dimana menurut Isaac dan Michael, penelitian deskriptif bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat. 55 Penelitian ini terbatas hanya membahas pada usaha mengungkapkan suatu permasalahan atau keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya sehingga mengungkapkan fakta, dimana hasil penelitian tersebut menekankan pada pemberian gambaran secara objektif mengenai kea daan yang sebenarnya dari objek yang diteliti. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahani fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain -lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahas, pada suatu konteks khusus alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. 56 Peneliti menggunakan penelitian kualitatif karena penelitian ini bukan untuk menguji sebuah hipotesa yang telah ditetapkan sebelumnya. Melainkan berusaha
55
Jalaluddin Rakhmat, 2002. Metode Penelitian Komunikasi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Hal 22. 56 Lexy J. Moleong, 2004. Metode Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, Edisi Revisi. Hal 6
untuk melukiskan suatu fakta atau fenomena mengenai strategi produksi program Liputan Cilik di DAAI TV perio de Maret 2009. Selain itu, data yang diperoleh dari penelitian ini berupa kata-kata yang diperoleh dari hasil wawancara, bukan berupa angka-angka.
3.2 Metode Penelitian Penelitian dengan judul ”Strategi Produksi Program Liputan Cilik di DAAI TV Periode Maret 2009” ini menggunakan metode kualitatif yaitu studi kasus. Studi kasus adalah uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu program atau suatu situasi sosial. Penelitian studi kasus berupaya menelaah sebanyak mungkin data mengenai subjek yang diteliti. Mereka sering menggunakan berbagai metode: wawancara (riwayat hidup), pengamatan, penelaahan dokumen, (hasil) survei dan data apapun untuk menguraikan suatu kasus secara terinci. 57 Studi kasus bertujuan untuk memberikan pandangan yang lengkap dan mendalam mengenai subjek yang diteliti. 58 Studi kasus juga mempunyai beberapa keuntungan. Lincoln dan Guba mengemukakan bahwa keistimewaan studi kasus meliputi hal -hal berikut: 1.
Studi kasus merupakan sarana utama bagi penelitian emik, yakni menyakinkan pandangan subjek yang diteliti.
57
58
Deddy Mulyana, 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya, Cetakan Ketiga, Bandung. Hal 21 Ibid. Hal 21
2.
Studi kasus menyajikan uraian menyeluruh yang hampir mirip dengan apa yang dialami pembaca dalam kehidupan sehari -hari.
3.
Studi kasus merupakan saraan efektif untuk menunjukkan hubungan antara peneliti dan responden.
4.
Studi kasus memungkinkan pembaca un tuk menemukan konsistensi internal yang tidak hanya merupakan konsistensi gaya dan konsistensi faktual tetapi juga kepercayaan (trust worthiness ).
5.
Studi kasus memeberikan ”uraian tebal” yang diperlukan bagi penilaian atas transferabilitas.
6.
Studi kasus terbuka bagi penilaian atas konteks yang turut berperan bagi pemaknaan atas fenomena dalam konteks tersebut. 59
Peneliti memilih studi kasus karena ingin menelaah sebanyak mungkin data yang diperoleh dengan wawancara langsung kepada kru yang terlibat dalam program Liputan Cilik. Data yang diperoleh terfokus pada strategi produksi Liputan Cilik yang kemudian diuraikan secara rinci dan mendalam. Penggunaan studi kasus pada penelitian ini juga akan memberikan hubungan bagian-bagian dalam strategi produksi yang digunakan dalam Liputan Cilik menjadi lebih jelas apabila diamati .
59
Deddy. Ibid. Hal 21-22
3.3 Definisi Konsep Untuk pelaksanaan penelitian ini berbagai konsep dan diperlukan adanya penjelasan mengenai istilah -istilah dari konsep yang ada, sehingga definisi konsepnya adalah : 1.
Strategi adalah suatu perencanaan (planning ) dan manajemen (management )
untuk
mencapai
tujuan
tertentu
dalam
praktik
operasionalnya. 2.
Produksi adalah proses perwujudan gagasan ke dalam bentuk program yang melalui tahap pra produksi, produksi hingga pasca produksi.
3.
Liputan Cilik adalah salah satu program untuk anak di DA AI TV yang mengajak anak-anak untuk mengenal lebih dalam nilai -nilai cinta kasih, bersyukur dan berbuat baik pada sesama serta berbakti kepada orang tua. Pesan-pesan dikemas secara ringan dan sesuai dengan cakrawala pikir anak. Karena anak-anak merupakan individu yang cerdas dan ceria. Dalam tumbuh dewasa anak -anak mencari informasi untuk mengetahui rasa ingin tahu mereka. Dibawakan oleh seorang presenter cilik dan terdapat reporter cilik dalam kegiatan peliputannya.
3.4. Fokus Penelitian Sesuai dengan sifat dan metode penelitian yang telah penulis tetapkan, fokus yang akan diamati oleh penulis dalam penelitian mengenai ”Strategi Produksi Program Liputan Cilik di DAAI TV Periode Maret 2009 ” meliputi:
1.
Planning (Perencanaan) Penentuan ide dan gagasan oleh produser yang dilaksanakan dalam rapat redaksi untuk menentukan tema apa yng akan diangkat dan liputan apa saja yang akan ditayangkan dalam Liputan Cilik dalam episode tertentu.
2.
Organizing (Pengorganisasian) Setelah dilakukan perencanaan, maka tahap
berikutnya adalah
pembagian kerja. Siapa saja reporter dan kameraman yang akan terjun ke lapangan untuk melakukan peliputan. Kru Liputan Cilik lain yang juga harus bersiap diantaranya adalah kameraman di studio, editor, grafis dan presenter. 3.
Actuating (Pengarahan) Pengarahan dilakukan kepada semua tim untuk bekerja secara efisien dan efektif. Pengarahan juga dapat dilakukan oleh produser saat reporter dan kameraman mengalami kesulitan di lapangan. Dalam proses editing serta perekaman Liputan Cilik di studio juga diperlukan pengarahan dari produser supaya sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya.
4.
Controlling (Pengawasan) Untuk mengetahui apakah program Liputan cilik sesuai dengan target yang telah ditentukan, maka perlu dilakukan fungsi pengawasan. Fungsi pengawasan dilakukan pada saat rapat evaluasi yang biasanya dilakukan
pada saat acara selesai ditayangkan atau bisa juga dilakukan pada saat rapat redaksi berikutnya.
3.5 Narasumber Untuk memperoleh data dan informasi yang akurat, maka diperlukan penemuan narasumber. Dalam kaitannya dengan penelitian mengenai ”Strategi Produksi Program Liputan Cilik di DAAI TV Periode Maret 2009” maka narasumbernya adalah: 1. Fidelia Kho selaku Produser Pimpinan produksi yang bertanggung jawab kepada seluruh kegiatan pengkoordinasian pelaksanaan pra-produksi, produksi dan paska -produksi program Liputan Cilik. 2. Ari Sobrie selaku Asisten Produser Asisten produser adalah wakil dari produser. Ia menggantikan produser jika produser berhalangan hadir. 3. Nila Rahma Alfiani selaku Presenter Presenter merupakan unsur yang penting dalam tayangan ini. Presenter bertugas membawakan dan menghantarkan berita. Presenter juga berfungsi untuk menarik perhatian pemirsa selain dari isi tayangan itu sendiri.
4. Mareta Kusumaningrum selaku Reporter Reporter bertugas mencari berita, mengumpulkan dan memperoleh berita yang telah ditentukan oleh produser dan kemudian menyusunnya menjadi naskah berita. 5. Giantara Abu Bakar Shidiq selaku Kameraman dan Editor Dalam Liputan Cilik, Kameraman merangkap sebag ai Editor. Kameraman bertugas mengambil gambar yang diperlukan dalam liputan. Sedang Editor bertugas menyunting gambar sesuai dengan naskah.
3.6
Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data penelit ian ini, penulis melakukan dua macam
cara pengumpula n data, yaitu: 3.6.1 Data Primer Data primer dari penelitian ini adalah dengan melakukan wawancara mendalam ( indepth interview ), yaitu teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan langsung oleh pewawancara kepada narasumber yang telah ditentukan, dan jawaban-jawaban narasumber tersebut dicatat atau direkam. Wawancara yang digunakan adalah wawancara tak berstruktur. Pertanyaan tidak disusun terlebih dahulu, dan disesuaikan dengan keadaan dan ciri yang unik dari responden. Wawancara ini digunakan u ntuk menayakan sesuatu secara lebih mendalam pada subjek tertentu. 60 Subyek yang dimaksud adalah mengenai strategi produksi program Liputan Cilik di DAAI TV periode Maret 2009.
60
Lexy, Opcit. Hal 191
3.6.2 Data Sekunder Data sekunder dari penelitian ini diperoleh dari studi dokumentasi yaitu dilakukan dengan cara mempelajari buku -buku teks, catatan selama kuliah, surat kabar, artikel, internet, dokumentasi dari library DAAI TV. Dan referensi lainnya yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat peneliti.
3.7. Teknik Pemerikaan Keabsahan Data Analisis data kualitatif (Bogdan dan Biklen) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah -milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. 61 Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi, teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data tersebut untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Jadi, triangulasi berarti merupakan cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan berhubungan dari berbagai pandangan. Hal tersebut bisa dilakukan dengan jalan : 1. Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan.
61
Lexy. Ibid. Hal 248
2. Mengeceknya dengan berbagai sumber data. 3. Memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data dapat dilakukan. 62
62
Lexy. Ibid. Hal 332
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah Umum Perusahaan Sejarah mengenai berdirinya perusahaan diawali dari salah satu misi yayasan Budha Tzu Chi. Yayasan Budha Tzu Chi ini memiliki 4 misi utama: 1. Amal bakti sosial Di dalam misi amal bakti sosial ini terdapat diantaranya kegiatan bebenah kampung, pengobatan gratis dan membagikan beras. 2. Kesehatan atau pengobatan Misi kesehatan atau pengobatan diwujudkan dengan memberikan subsidi kepada kaum duafa. Dan untuk melaksanakan misi tersebut, maka didirikanlah Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi untuk pengobatan. 3. Pendidikan Pelaksanaan misi kesehatan diwujudkan dengan men dirikan Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi dari tingkat KB hingga SMK. Baik Rumah Sakit maupun Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi terebut, keduanya berlokasi di daerah Kamal, Cengkareng, Jakarta Barat. 4. Budaya humanis Misi Yayasan Budha Tzu Chi yang keempat adalah bu daya humanis. Budaya humanis inilah yang merupakan cikal bakal berdirinya stasiun DAAI TV. Karena misi budaya humanis ini terdiri
dari media cetak dan elektronik. Media elektronik tersebut ialah DAAI TV. Keempat misi tersebut adalah misi kemanusiaan dari y ayasan Budha Tzu Chi yang didirikan oleh master Cheng Yen pada tahun 1966 di Hualien Taiwan. Master Cheng Yen mengawali cikal bakal dari berdirinya yayasan Budha Tzu Chi dari celengan bambu. Celengan bambu tersebut berasal dari para pengikut master yang pada awalnya berjumlah lima orang. Pengikut ini kemudian bertambah menjadi tujuh orang kemudian berkembang lagi menjadi tiga puluh orang. Para pengikut tersebut adalah ibu-ibu rumah tangga yang diminta master untuk dapat menyisihkan lima puluh sen dari uang belanjanya. Uang tersebut kemudian dimasukan ke dalam celengan bambu setiap pagi hari. Alasan kenapa para pengikut ini harus menyisihkan uang mereka setiap pagi hari karena merupakan pesan dari master sendiri yang menyatakan bahwa dengan menyisihkan uang setiap pagi hari berarti para pengikut tersebut dapat mengawali hari pertama mereka dengan berbuat sesuatu kebajikan dan mempunyai niat yang baik.
Ria Sulaeman menjelaskan: Kenapa tidak tiap bulan sekali? Kenapa setiap hari? Karena master berpesan kalo ki ta melakukan setiap hari berarti kita mengawali hari kita pertama -tama dengan bernuat suatu kebajikan, berbuat kebajikan, mempunyai niat yang baik. 63
63
Wawancara Head of HR & GA Ria Sulaeman. 4 Mei 2009.
4.1.2 Sejarah Berdirinya DAAI TV Salah satu misi dari yayasan Budha Tzu Chi adalah budaya humanis. Budaya humanis tersebut terdiri dari media cetak dan elektronik. Oleh karena itu, untuk memenuhi misi budaya humanis dalam media elektronik maka didirikanlah stasiun televisi DAAI TV. DAAI TV Indonesia pertama kali hadir tahun 2005 di kota Medan pada frekuensi 51 UHF. Kemudian pada tahun 2006 berdirilah DAAI TV yang berada di kota Jakarta pada frekuensi 59 UHF. Selain itu, tujuan didirikannya stasiun televisi DAAI TV supaya DAAI TV dapat menjadi stasiun televisi bagi keluarga yang dapat memberikan kedamaian dan ketenangan bagi pemirsa yang menontonnya.
Ria Sulaeman menjelaskan : Kenapa didirikan DAAI TV? Supaya DAAI TV ini dapat merupakan stasiun televisi keluarga yang bisa memberikan kedamaian, ketenangan, bagi pemirsa yang menontonnya. 64
Kedamaian dan ketenangan bagi pemirsa ini diwujudkan malaui program program DAAI TV yang kesemuanya berpegang pada 3 moto, yaitu : a.
Kebenaran Kebenaran artinya apa yang ditayangkan di DAAI TV adalah benarbenar terjadi, baik berupa drama, cerita dan semuanya adalah benar, bukan rekayasa. Program drama yang dihadirkan di DAAI TV merupakan kisah nyata, bukan cerita yang sengaja diciptakan untuk menjadi sebuah drama.
64
Ibid
b.
Kebajikan Dalam setiap tayangan yang disajikan di DAAI TV mengandung unsur kebajikan.
c.
Keindahan Adalah unsur keindahan, disiplin dan juga kebenaran. DAAI TV menjunjung tinggi kejujuran, kebaikan, berbuat baik dianjurkan dan keindahan ada unsur kedisiplinan disitu.
Dengan demikian, diharapkan DAAI TV bisa memberikan inspirasi dan motivasi bagi pemirsanya. Baik itu untuk anak -anak, remaja, dewasa maupun orang tua. Dan dengan berpedoman pada 3 moto tersebut, DAAI TV berupaya menyebarluaskan sisi ketulusan dari kehidupan manusia ke pelosok dunia.
4.1.3
Visi dan Misi DAAI TV Visi dari DAAI TV adalah mensucikan hati, menghargai semua makhluk
dari manusia dengan menjadi media penyebar cinta kasih yang universal. Visi tersebut sama dengan visi dari yayasan Budha Tzu Chi. Misi dari DAAI TV adalah : 1.
Amal bakti sosial Di dalamnya ada bebenah kampung, pengobatan gratis dan bagi beras.
2.
Kesehatan atau pengobatan Memberikan subsidi kepada kaum duafa. Dalam melaksanakan misi kesehatan ini, didirikan rumah sakit cinta kasih Tzu Chi untuk pengobatan.
3.
Pendidikan Untuk pendidikan terdapat sekolah cinta kasih Tzu Chi dari tingkat KB hingga SMK. Rumah sakit dan juga sekolah cinta kasih Tzu Chi ini berlokasi di Kamal, Cengkareng.
4.
Budaya humanis Budaya humanis ini terdiri dari media cetak dan elektronik. Inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya DAAI TV.
4.1.4. Logo DAAI TV
DAAI merupakan kepanjangan dari Duta Anugerah Indah yang merupakan nama perusahaan. DAAI jika diterjemahkan ke dalam bahasa mandarin berasal dari kata DA dan AI. DA (dibaca: tha) artinya besar, sedangkan AI artinya adalah cinta. Sehingga jika diterjemahkan dalam bahasa Inggris, artinya adalah great love. Cinta kasih yang besar.
Ria Sulaeman menjelaskan : DAAI : Duta Anugerah Indah adalah nama perusahaan. Kalo diterjemahin ke bahasa mandarin
DA (dibaca tha): artinya besar AI : artinya cinta Jadi dalam bahasa inggris great love, cinta kasih yang besar.. Berlandaskan cinta kasih yang universal, bebas agama, suku bangsa, ras, yang kita lihat adalah sosok makhluk manusianya tanpa mengotak -otakan suku bangsa ini, agama ini, dsb..tidak..tapi universal. 65
Cinta kasih yang dimaksud adalah cinta kasih yang universal. Cinta kasih yang menyeluruh, yang tidak berlandaskan atas agama tertentu, suku bangsa tertentu, ataupun ras tertentu. Yang dilihat dari cinta kasih ini adalah sosok dari manusianya sendiri. 4.1.5. Data Perusahaan DAAI TV Nama Perusahaan
: PT. Duta Anugerah Indah
Alamat
: Gedung ITC Lt.6 Jl. Mangga Dua Raya, Jakarta 14430
Telepon
: (021) 612 3733
Faks
: (021) 612 3734
Email
:
[email protected] atau
[email protected]
Homepage
: www.daaitv.co.id
4.1.6. Program DAAI TV Tujuan didirikannya stasiun DAAI TV supaya DAAI TV dapat menjadi stasiun televisi bagi keluarga yang dapat memberikan kedamaian dan k etenangan bagi pemirsa yang menontonnya. Melalui sarana yang dekat di hati masyarakat, DAAI TV mengusung visi menjadi media penyebar cinta kasih universal melalui
65
Ibid
berbagai program -program humanis yang bertujuan menyemai kebenaran, kebajikan dan keindahan. Program-program tersebut tersaji dalam Compassionate Relief, Health and Medical, Children and Family Education, Humanity Culture, Spiritual and Self Improvement, Environment and Nature, Drama dan Current Affair. Dalam program Children and Family Education dihadirkan tayangan Rumah Dongeng, Koki Kecil, Kartun, Children Of The World , Liputan Cilik, House Of Living, Daai Mandarin dan Meniti Harapan.
4.1.7. Susunan Organisasi Liputan Cilik Liputan Cilik merupakan salah satu program anak yang ada di DAAI TV. Dan susunan organisasi program ini adalah :
4.2
1. Produser
: Fidelia Kho
2. Asisten Produser
: Arie Sobri
3. Reporter
: Mareta K dan Wiwi L
4. Kameraman&Editor
: Giantara A dan Slamet D
Hasil Penelitian
4.2.1 Program Liputan Cilik Program Liputan Cilik merupakan salah satu program untuk anak di DAAI TV yang mengajak anak-anak untuk mengenal lebih dalam nilai -nilai cinta kasih, bersyukur dan berbuat baik pada sesama serta berbakti kepada orang tua. Pesanpesan dikemas secara ringan d an sesuai dengan cakrawala pikir anak. Karena
anak-anak merupakan individu yang cerdas dan ceria. Dalam tumbuh dewasa anak-anak mencari informasi untuk mengetahui rasa ingin tahu mereka dalam acara ini juga melibatkan anak-anak dalam proses produksinya. Me reka terlibat sebagai presenter cilik yang membawakan acara, reporter cilik yang ikut terjun dalam mencari berita serta voice over cilik sebagai pengisi suara .
Arie Sobrie menjelaskan: Maksudnya supaya ada anak -anak, pengen supaya ada semacam berita, seg men informasi buat anak -anak yang bahasanya juga bahasa anak -anak. Yang bawa presenternya biasaya kalo anak -anak, tapi swasta (tv swasta) sudah mulai yang agak gede kan…pengen semua anak -anak yang bikin…presenternya, voice over, di lapangan yang ngorek -ngorek informasi juga anak -anak, meskipun di belakangnya juga ada orang dewasa. 66
4.2.2 Kompetitor Program Liputan Cilik tidak memilik i kompetitor. Karena pada prinsipnya televisi komunitas dan televisi swasta komersil berbeda. Jika di televisi swasta komersil mereka berebut iklan supaya program tersebut tetap tayang, maka di DAAI TV yang merupakan tv komunitas tidak berlaku hal tersebut. Ada atau tidak ada yang menyaksikan program liputan Cilik, Liputan Cilik akan berjalan terus.
Arie Sobri menjelaskan: kalo nggak da yang nonton pun kita jalan terus. Jadi kita gak da k ompetitor, gak da itu lawan. Kita jalani aja beriringan, kita samp aikan aja gitu. Kita nggak ngrasa saingan dan kita nggak ngrasa mereka saingan kita, karena beda banget.. cara kita juga beda. 67
66 67
Opcit hal 6 Ibid
Alasan lain yang mengakibatkan Liputan Cilik tidak memiliki kompetitor adalah Liputan Cilik cenderung lebih memberikan hal-hal positif untuk anak-anak dan ingin menjadi tren bagi program yang lain, bukan sebagai saingan.
Fidelia Kho menjelaskan : Kita cenderung tidak merasa ada saingan… cenderung lebih memberikan hal -hal positif untuk anak -anak..ingin menjadi tren tapi bukan sebagai saingan. 68
4.2.3 Waktu Penayangan Berdasarkan rundown susunan acara terbaru, program Liputan Cilik hadir setiap hari Minggu pukul 18.00 dan siaran ulangnya pada hari Selasa pukul 14.30 69
dan Kamis pukul 14.30. Program ini terdiri dari lima segmen, yaitu segmen jalan -jalan, animasi, cari tahu, SOT ringan dan sahabatku atau hobiku. Total durasi Liputan Cilik adalah 24 menit.
4.2.4
Segmentasi Audien Sesuai dengan namanya, Liputan Cilik adalah tayangan yang ditujukan
kepada anak-anak. Anak-anak yang dimaksud adalah anak-anak umur 6 hingga 8 atau 9 tahun baik dari kalangan tingkat atas, menengah atau bawah. Anak-anak ini biasanya masih duduk di bangku SD kelas 1 hingga 3.
Arie Sobri menjelaskan: Kita segmen untuk anak -anak umur 6 hingga 8 atau 9 tahun. Karena d i segmen itu anak-anak SD kelas 1 hingga 3. Habis itu kita lihat udah cenderung ke remaja,
68 69
Wawancara produser Fidelia Kho. 1 Mei 2009. Op cit file rundown
jadi segmen yang kosong ini yang coba kita isi. Yang anak SD yang pengen tahu sepatunya mo diapain, bajunya mo diapain, atau pengen keingintahuannya terpenuhi. 70
4.3
Strategi Produksi Program Liputan Cilik
4.3.1 Planning (Perencanaan) Perencanaan dalam pembuatan program diperlukan untuk mengetahui terlebih dahulu hal -hal yang dibutuhkan, menetapkan tujuan, sasaran dan target yang akan dicapai. Demikian juga dalam produksi program Liputan Cilik.
Liputan Cilik
pernah tiga kali mengalami perubahan format. Namun
perubahan dalam Liputan Cilik pada intinya tidak mempengaruhi inti konsep, yang tetap dan seolah-olah melibatkan anak-anak sehingga pesan yang disampaikan tidak terkesan menggurui, tetapi mengajak anak -anak untuk mengenal lebih dalam nilai-nilai cinta kasih, bersyukur dan berbuat baik kepada sesama.
Fidelia Kho menjelaskan: Pada intinya perubahan tidak mempengaruhi inti konsep… karena Liputan Cilik tetap… seolah-olah yang Liputan anak -anak, sehingga tidak menggurui.. mengajak..karena acara anak -anak.. 71
Pada awalnya, Liputan Cilik merupakan berita murni, sama seperti hardnews. Durasi setiap segmennya adalah 2 menit. Setelah dianalisa, ternyata dengan format seperti ini terlalu cepat diterima oleh anak -anak. Sehingga terjadi 70 71
Op cit. hal 6 Opcit. hal 61
perubahan konsep yang kedua, yaitu dengan mencoba menganalisa seperti apa kemauan dari anak-anak namun masih dengan mempertahankan durasi yan g pendek-pendek. Konsep yang kedua ini sama seperti yang pertama, yaitu durasinya terlalu cepat untuk dicerna anak-anak. Sehingga dengan masukan dari berbagai pihak, terjadi perubahan lagi. Pada session tiga ini, jumlah segmen dikurangi sehingga durasi tiap segmen menjadi lebih panjang. Kemudian dibuat segmen-segmen yang bertujuan untuk memperjelas arah dan tujuan tiap -tiap segmen yang ada. Segmen-segmen tersebut adalah segmen cari tahu dengan durasi 4-5 menit. Segmen jalan -jalan durasinya antara 5-6 menit. SOT ringan berdurasi 2 menit, hal ini karena sot ringan berisi informasi update yang bersifat ceremonial. Kemudian ada segmen sahabatku atau hobiku yang berdurasi 4 -5 menit serta segmen animasi yang merupakan segmen ilmu pengetahuan dalam bentuk animasi d engan durasi 1-2 menit.
Arie Sobrie Menjelaskan: Kita sudah tiga kali ada perubahan: -
Yang pertama itu berita pure kayak hardnews gitu. Itu 2 menit, 2 menit, 2 menit jadi 24 menit. Nah ini segmen pertama. Ini cerita awal. Kita melihat terlalu cepat bua t anak-anak. Nah berubah pas session kedua.
-
Session kedua kita coba gimana nich maunya anak -anak. Tapi masih tetep dengan durasi yang pendek -pendek.
-
Nah, yang ketiga inilah kita coba. Waktu lahir session yang ketiga, dengan masukan dari temen -temen. Kayaknya kita perlu waktu untuk anak -anak mencerna. Kalo 2 menit belum sempet, maka diperkecilah, trus dibikin segmen-segmen yang biar jelas arah tujuannya. Kalo ingin tahu ya di segmen cari tahu. Kalo pengen tahu jalan -jalan di sana ada apa, maka di segmen
jalan-jalan. Maka dipilihlah jalan -jalan, cari tahu, SOT ringan sama sahabatku atau hobiku. 72
Setelah format ditetapkan masuklah ke dalam tahapan perencanaan program Liputan Cilik. Tahapan perencanaan ini diawali dengan rapat redaksi yang membahas materi untuk masing -masing segmen. yang Rapat redaksi biasanya diikuti oleh produser, asisten produser , reporter dan kameraman.
Mareta Kusumaningrum menjelaskan: Kalo redaksi kecil itu yang datang kameraman, reporter, asisten produser sama produser. 73
Namun yang harus datang dalam rapat redaksi adalah reporter, sedang kameraman yang merangkap sebagai editor di usahakan dapat mengikuti rapat tersebut. Tetapi jika kameraman memang tidak dapat mengikuti rapat redaksi, kameraman boleh tidak ikut s. Rapat redaksi tersebut dipimpin oleh asisten produser, yang sebelumnya telah melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan produser.
Arie Sobri menjelaskan: Yang memimpin rapat.. kalo di Liputan Cilik kayaknya gw..Cuma gw musti lapor ke Fidel (produser) untuk nih Li putan Cilik mo rapat redaksi..ikut nggak..jadi hanya komando aja..koordinasi gitu.. soalnya kalo nggak begitu ntar gw nglangkahin dia..karena secara de facto ada dia disitu…kalo disini taunya saya
72 73
Opcit hal 6 Wawancara reporter Mareta Kusumaningrum. 1 Mei 2009.
yang pegang..padahal masih ada Fidel..bukannya Fidel nggak nguasain, tapi dia memang nggak turun langsung..jadi taunya saya.. 74
Maksud dibuatnya program Liputan Cilik adalah ingin menyajikan tayangan semacam berita atau segmen informasi untuk anak-anak dengan menggunakan bahasa anak-anak dan melibatkan anak-anak.
Arie Sobri menjelaskan: Maksudnya supaya ada anak -anak, pengen supaya ada semacam ber ita, segmen informasi buat anak -anak yang bahasanya juga bahasa anak -anak. Yang bawa presenternya biasaya kalo anak -anak, tapi swasta (tv swasta) sudah mulai yang agak gede kan…pengen semua anak -anak yang bikin…presenternya, voice over, di lapangan yang ng orek-ngorek informasi juga anak -anak, meskipun di belakangnya juga ada orang dewasa. 75
Informasi dalam program ini mengandung pesan yang bertujuan untuk mengajak anak-anak mengenal lebih dalam nilai -nilai cinta kasih, bersyukur dan berbuat baik kep ada sesama. Untuk itu tim Liputan Cilik mempunyai strategi pengemasan program untuk mencapai tujuan yang dimaksud namun tetap dengan menarik dan pesan yang disampaikan dapat diterima oleh pemirsanya. Strategi tersebut adalah :
1.
Dengan mengajak anak-anak terlibat dalam program Liputan Cilik. Dalam program ini a nak-anak dilibatkan menjadi presenter, reporter serta pengisi suara.
74 75
Opcit hal 6 Ibid
2.
Menggunakan bahasa anak-anak sehingga pemirsa di rumah ti dak merasa diajari atau digurui. Karena deng an menggunakan bahasa anak-anak dan menggunakan suara anak-anak, seolah-olah yang menyampaikan adalah teman mereka sendiri.
Mareta K menjelaskan: Supaya lebih masuk ke anak -anak..kalo kita melihat temen kita, kita akan lebih tertarik kalo yang bawain tem en seusia kita..daripada lihat bapak-bapak yang cari tahu apa..kita pasti apa sich..kalo aku si seperti itu.76
3.
Membuat kemasan secara menarik yang disertai dengan contoh, fun dan secara tidak, namun dengan kemasan seperti itu anak-anak akan menjadi mengerti.
Fidelia Kho menjelaskan: Strateginya mengemas secara menarik dengan contoh, fun, tapi secara tidak langsung anak jadi “ngeh”… seperti misalnya sampah plastic..sampah plastic bisa kok diubah menjadi barang -barang bermanfaat…dengan ka ta lain..penyampaiannya secara tidak langsung..dengan memberikan contoh.. 77 4.
Dengan menyelipkan dan menitipkan pesan moral pada setiap akhir pesan.
Arie Sobri menjelaskan : Kita pasti menyelipkan, menitipkan pesan moral disitu. Kalo disetiap segmen itu kita pasti kasih, karena cinta kasih itu luas ya… Jadi pertama cerita, ujungnya pasti ada pesan yang kita selipkan, yang 76 77
Opcit hal 64 Opcit hal 61
kita sampaikan ke temen -temen. Dengan bahasa tadi kalo si Ivan (anak-anak) yang nyampein ke temen -temennya pasti nyampe kan?.... “Ok temen-temen, mulai sekarang kita coba jangan buang sampah sembarangan”. Udah ending gitu dengan tambahan background tumpukan sampah atau ada anak -anak yang kita smemasukkan sampah ke tasnya. Ini teknik -teknik dan strategi yang kita pakai supaya anak -anak yang di rumah pun, pemirsa nggak merasa diajarin kan… itu yang kita coba ajak.. 78
Strategi ditetapkan untuk mencapai target yang diinginkan. Target yang diinginkan dari Liputan Cilik adalah menjadi tontonan yang berguna dan lebih disukai pemirsa. Dan diharapkan pemirsa terutama anak -anak Jakarta berusia 6 hingga 8 atau 9 tahun, yang ingin mengetahui sekitarnya dan ingin mengetahui dunia anak-anak memilih menonton Liputan Cilik di DAAI TV.
Arie Sobri menjelaskan : Kita harapkan anak -anak Jakarta kalo pengen tahu sekitarnya, pengen tahu dunia anak -anak, target kita mereka memilih menonton Liputan Cilik DAAI TV. Kenapa? Karena disinilah ada tempat, ada wadah anak -anak Jakarta ini di segmen umur 6 hingga 8 atau 9 tahun, ketemu masalahnya, ketemu keingintahuannya. 79
4.3.2
Organizing (Pengorganisasian) Ketepatan dalam pengorganisasian merupakan tahapan yang sangat
penting dalam program Liputan Cilik. Tahapan pengorganisasian sendiri dimulai dari rapat redaksi. Dalam rapat redaksi tersebut dibagi reporter mana yang meliput untuk segmen cari tahu, jalan -jalan, SOT ringan, sahabatku atau hobiku.
78 79
Opcit hal 6 Ibid
Kemudian akan ditentukan pula reporter tersebut akan berpasangan dengan kameraman siapa. Setelah
tahu
jadwal
masing -masing,
tahap
selanjutnya
adalah
menghubungi narasumber untuk mengadakan janji untuk wawancara dan melakukan koordinasi dengan narasumber tersebut karena berhubungan dengan masalah waktu kapan tim dapat melakukan kegiatan peliputan . Tahapan selanjutnya setelah mendapat janji dengan narasumber adalah koordinasi dengan bagian mobil untuk mengantar tim saat lipu tan. Reporter dan kameraman yang tergabung dalam tim Liputan Cilik memiliki syarat khusus yang harus dipenuhi. Syarat tersebut adalah harus menyukai anak-anak, tentunya terlepas dari latar belakang pendidikan atau pengalaman yang mereka miliki. Hal ini d ikarenakan Liputan Cilik melibatkan anak-anak. Sehingga
tidak menutup kemungkinan reporter dan kameraman
melakukan liputan bersama anak -anak. Mereka harus bisa membawa dan menjaga mood anak-anak supaya mereka tidak bosan saat melakukan liputan. Inilah yan g menyebabkan adanya syarat khusus tersebut yang merupakan strategi dalam tahapan pengorganisasian. Tim lain yang ada dalam Liputan Cilik adalah presenter cilik yang bertugas membawakan acara. Presenter cilik merupakan unsur yang penting karena merupakan salah satu daya tarik dari program Liputan Cilik. Presenter cilik yang pertama di Liputan Cilik adalah Rachel, kemudian saat ini telah digantikan oleh Nila. Pergantian ini dilakukan karena Rachel sudah tumbuh menjadi remaja
sehingga sudah tidak sesuai dengan segmentasi program yang ditujukan yaitu untuk anak-anak usia 6 hingga 8 atau 9 tahun.
4.3.3
Actuating (Pengarahan) Tahapan pengarahan pada program Liputan Cilik dimulai dari rapat
redaksi. Materi yang dikemukakan oleh reporter atau kameraman dalam rapat redaksi ini, kemudian dibahas lebih mendalam. Pembahasan tersebut meliputi mengapa materi yang dikemukakan tersebut pantas diproduksi yang kemudian akan ditayangkan dalam Liputan Cilik. Kemudian dari materi tersebut diarahkan lagi oleh produser atau asisten produser.
Fidelia Kho menjelaskan: Pengarahan dimulai dari rapat redaksi. Misalnya di segmen cari tahu, siapa yang tahu…reporter apa kameraman yang tahu…kemudian dibahas kenapa mengambil itu..dari situ diberi arahan selanjutnya…reporter dia rahin seperti ini…begini begini..setelah sepakat kemudian di eksekusi…setelah itu kemudian baru menghubungi narasumber bersangkutan untuk membuat janji wawancara… Kalo udah di lapangan itu sepenuhnya reporter, kecuali ada kejadian tertentu… 80
Demikian juga dengan materi yang didapat dari undangan yang datang ke redaksi. Undangan tersebut dipelajari dan kemudian dibahas. Berdasarkan undangan tersebut, biasanya produser memberikan arahan kepada reporter untuk menetukan siapa yang akan dijadikan narasumber. Jika narasumbernya anak -anak maka akan dibahas pula arah pertanyaan untuk anak-anak serta teknik melakukan wawancara kepada anak-anak. Karena teknik melakukan wawancara untuk anakanak berbeda dengan teknik wawancara dengan narasumber politik atau
80
Opcit hal 61
narasumber dewasa lainnya. Teknik wawancara yang tepat merupakan bagian dari strategi yang harus dimiliki oleh reporter tim Liputam Cilik untuk memperoleh informasi dari narasumber, khususnya anak -anak. Salah satu teknik melakukan wawancara dengan narasumber anak -anak adalah dengan menggunakan bahasa anak-anak atau bahasa yang mereka mengerti.
Arie Sobrie menjelaskan: teknik wawancara dengan anak -anak berbeda dengan wawancara dengan narasumber politik atau apa, agak beda… paling kita diskusi…kayak misal Wiwi punya teknik sendiri, Mareta punya teknik sendiri…atau kameraman dengan Fidel (produser)…oh lebih baik begini…jadi kita diskusi ..81
Pengarahan oleh produser atau asisten produser tersebut hanya dilakukan pada saat rapat redaksi. Selanjutnya setelah terjun ke lapangan sepenuhnya merupakan tanggung jawab reporter. Produser atau pun asisten produser hanya melakukan pengawasan jika diperlukan. Pengarahan tersebut hanya bersifat koordinasi saja.
Mareta Kusumaningrum menjelaskan : Nggak terlalu diawasi, dalam artian produser tahu jadwal kita..seumpama senin sampai jumat ada liputan disini..sini.. paling dicek kita udah sampai lapangan belum..gimana udah beres belum..udah sesuai nggak dengan yang kita omongan kemarin waktu meeting…koordinasi aja… 82
4.3.4
Controlling (Pengawasan)
81 82
Opcit hal 6 Opcit hal 64
Setelah berbagai kegiatan dilaksanakan, diperlukan adanya evaluasi kerja. Evaluasi kerja pada program Liputan Cilik ini dilaksanakan pada tahapan pas ka produksi. Materi evaluasi tersebut berdasarkan masukan dari pemirsa atau dari tim Liputan Cilik sendiri. Masukan tersebut berupa kritik maupun saran dari pemirsa yang disampaikan melalui telepon, sms ataupun email. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah program Liputan Cilik sudah sesuai dengan perencanaan awal atau belum . Selain itu, rapat evaluasi juga diadakan untuk membahas apakah ada permasalahan yang timbul saat melaksanakan proses produksi dan saat paska produksi. Masalah dalam proses produksi misalnya masalah dalam pengambilan gambar saat liputan sehingga menghasilkan gambar yang goyang atau adanya peralatan yang rusak sehingga menghambat kelancaran proses produksi. Sedangkan masalah dalam paska produksi seperti kekurangan gambar saat akan diadakan proses editing atau adanya gambar yang jumping karena narasumber yang tidak mau diarahkan. Dengan demikian rapat evaluasi bisa dijadikan tempat untuk mencari pemecahan dari setiap permasalahan yang ada. Oleh karena itu diusahakan semua tim mulai dari produser, asisten produser, reporter hingga kameraman dan editor dapat hadir dalam rapat evaluasi ini sehingga dapat mengutarakan semua permasalahan atau kendala yang dihadapi saat pelaksanaan proses produksi. Pengawasan juga ditujukan kepada tim Liputa n Cilik. Pengawasan ini dilakukan dengan menggunakan sistem activity locksheet yang merupakan sistem komputer untuk memantau aktivitas tim Liputan Cilik. Dari sistem ini akan diketahui apakah tim bekerja atau tidak.
4.4
Faktor Penting dalam Produksi P rogram Liputan Cilik
4.4.1 Materi Produksi Program Liputan Cilik Materi merupakan unsur penting dalam setiap program. Demikian pula dalam Liputan Cilik. Materi disesuaikan dengan tema yang berhubungan dan melibatkan dunia anak -anak. Isi materi yang dipilih adalah materi yang mengandung nilai positif, informatif, memberikan inspirasi serta membangun bagi anak-anak. Materi tersebut bisa juga profil atau sesuatu yang berhubungan dengan human interest .
Fidelia Kho menjelaskan: Materi itu pastinya harus positif untuk anak -anak… informative.. menginspirasi bagi anak -anak…membangun untuk anak -anak…bisa juga profil anak sebagai contoh. 83
Materi untuk Liputan Cilik bisa diperoleh dari mana saja. Diantaranya bisa dari narasumber, koran, internet atau undangan yang datang ke redaksi tim Liputan Cilik. Undangan tersebut bisa diantar langsung atau bisa juga melalui fax. Tim Liputan Cilik juga telah mengadakan kerjasama seperti dengan yayasan anak anak dan penerbit buku. Sehingga akan ada informasi jika ada acara yang berhubungan dengan anak-anak.
Materi sendiri bisa berasal dari siapa saja. Tidak hanya dari produser ataupun asisten produser saja. Reporter ataupun kameraman juga dapat
83
Opcit hal 61
mengemukakan ide atau materi yang mereka miliki. Materi yang dikemukakan juga harus diikuti dengan penjelasan mengenai kenapa materi tersebut layak diliput dan nilai -nilai apa yang bisa diperoleh jika materi tersebut diangkat. Setelah alasan dan penjelasan mengenai materi dikemukakan, maka ma teri selanjutnya dibahas bersama, produser akan memberikan masukan serta arahan mengenai materi tersebut hingga akhirnya materi siap diporduksi untuk ditayangkan.
4.4.2
Sarana Produksi Program Liputan Cilik Sarana atau peralatan sangatlah penting dalam menunjang proses produksi
program Liputan Cilik. Sarana yang digunakan oleh tim Liputan Cilik adalah : a.
Peralatan liputan : - Kamera Sony PD 170 - Kaset Mini DV - Baterai - Tripod - Mikrofon - Kamera foto (untuk dokumentasi)
b.
Peralatan taping - Kamera studio - Clip on - Lighting - Headset
c.
Peralatan editing - Laptop apple - Macbook atau G4 (karena tidak menggunakan VTR) - Hardisk
Peralatan yang digunakan dalam proses produksi program Liputan Cilik yang telah dirinci di atas semuanya disediakan oleh stasiun televisi DAAI TV. Sehingga tim Liputan Cilik dapat menggunakan fasilitas yang telah disediakan dan dapat melaksanakan kewajiban dengan baik.
4.4.3
Biaya Produksi Program Liputan Cilik Memproduksi se buah program seperti Liputan Cilik, tidak terlepas pula
dari biaya. Biaya tersebut digunakan untuk membayar presenter, reporter cilik serta voice over. Biaya produksi pada Liputan Cilik biasanya dihitung setiap sepuluh episodenya. Jika dirata -rata, maka setiap episode menghabiskan biaya sekitar Rp 200.000,-. Rincian penggunaan biaya tersebut adalah : - Uang jajan presenter
: Rp 60.000, -/taping
- Uang jajan voice over
: Rp 20.000,/segmen
- Uang jajan reporter cilik
(jika ada reporter cilik).
4.4.4 Organisasi Pelaksana Produksi Program Liputan Cilik Organisasi pelaksana produksi program Liputan Cilik terdiri dari produser, asisten produser, 2 orang reporter dan 2 orang kameraman yang merangkap
menjadi editor. Dengan waktu produksi satu episode adalah satu minggu, jumlah tim sudah cukup efektif dan efi sien. Hal ini karena didukung dengan kinerja dari tim Liputan Cilik yang bekerja secara efektif dan efisien serta selalu menjaga kerjasama tim.
Secara struktural, pihak-pihak yang terlibat dalam tim produksi Liputan Cilik adalah sebagai berikut : 1. Produser
: Fidelia Kho
2. Asisten Produser
: Arie Sobri
3. Reporter
: Mareta K dan Wiwi L
4. Kameraman & Editor
: Giantara A dan Slamet D
Berbeda dengan stasiun televisi lainnya, seorang kameraman di DAAI TV juga merangkap sebagai editor. Sehingga selai n melakukan pengambilan gambar saat liputan, kameraman juga harus melakukan edit gambar hasil liputan yang disesuaikan dengan naskah yang dibuat oleh reporter.
Giantara A menjelaskan : Kalo kameraman di liputan cilik agak berbeda dengan tugas kameraman di tv lain yang biasanya…kalo disini kameraman harus bisa bertindak sebagai seorang editor…jadi kameraman plus editor.. 84
Selain pihak-pihak yang telah disebutkan di atas, Liputan Cilik
juga
melibatkan reporter-reporter cilik, pengisi suara cilik serta presenter cilik yang
84
Wawancara kameraman Giantara Abu Bakar Shidiq. 1 Mei 2009.
ikut terlibat dalam produksi program Liputan Cilik ini supaya lebih dekat dengan anak-anak.
Arie Sobrie menjelaskan: Liputan Cilik secara de Jure, secara structural gitu ..Fidel, asisten produser Arie, baru temen-temen Wiwi, Mareta..kameraman om Gian, Memet, di bawahnya lagi ada reporter-reporter cilik, ada voice over, ada presenter cilik Nila. I tu strukturnya… 85
Presenter cilik dan pengisi suara cilik ada pada setiap episodenya. Namun untuk reporter cilik belum tentu setiap episodenya ada. Hal ini berhubungan dengan waktu dimana reporter cilik harus bersekolah, sehingga jika ada jadwal liputan yang bersamaan dengan jam sekolah maka tim Liputan Cilik melaksanakan liputan tanpa reporter cilik.
Reporter cilik biasanya ada p ada
segmen jalan-jalan dan segmen cari tahu. Sedangkan untuk melakukan pengisian suara dan taping untuk presenter cilik, waktu masih dapat disesuaikan dengan jadwal sekolah mereka. Hal ini masih dapat dilakukan karena tidak menyangkut suatu peristiwa seperti saat liputan. Presenter cilik, reporter cilik dan pengisi suara cilik ini merupakan anak anak binaan yang bersekolah di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi yang berada di Kamal, Cengkareng. Sekolah ini merupakan sekolah milik yayasan Budha Tzu Chi. Yayasan yang sama dengan stasiun televisi DAAI TV.
Mareta Kusumaningrum menjelaskan: Kalo itu fleksibel..karena mereka kan s ekolah..jadi fleksibel aja..dalam artian kadang kita ajak, kadang nggak..itu aja yang menjadi kendala karena mereka kan sekolah di sekolah formal..kalo kita ajak hari biasa agak susah..biasanya hari
85
Opcit hal 6
libur... tapi kita nggak tentuin.. kita nggak bisa paksai n. Sementara kalo kita nunggu dia, kita juga dikejar deadline.. 86
4.4.5 Tahapan Pelaksanaan Produksi Program Liputan Cilik Produksi program Liputan Cilik terdiri dari 3 tahapan pelaksanaan. Tahapan pelaksanaan produksi tersebut meliputi:
4.4.5.1 Pra Produksi (Perencanaan dan Persiapan) Tahapan pra produksi merupakan tahapan yang menentukan keberhasilan tahapan-tahapan produksi selanjutnya. Tahapan ini meliputi perencanaan dan persiapan.
a.
Tahapan perencanaan
Tahapan perencanaan ini dibahas dengan mengadakan rapat redaksi. Rapat redaksi ini membahas mengenai tema -tema atau materi-materi apa saja yang akan diangkat untuk mengisi kelima segmen dalam Liputan Cilik. Materi-materi tersebut haruslah memiliki nilai ya ng positif, informatif, memberikan inspirasi serta membangun bagi anak -anak. Materi tersebut bisa juga profil atau sesuatu yang berhubungan dengan human interest.
Usulan ide tema atau materi berasal dari :
- Usulan Produser
- Usulan Asisten Produser
86
Opcit hal 64
- Usulan Reporter, atau
- Usulan Kameraman
Dari usulan ide tema atau materi tersebut akan didiskusikan bersama apakah layak atau tidak untuk diangkat, serta ada nilai-nilai apa dalam materi tersebut sehingga layak untuk diangkat. Jika layak, maka materi tersebut siap untuk diproduksi menjadi sebuah segmen Liputan Cilik. Selanjutnya reporter bertugas buat planner mengenai liputan tersebut.
Mareta Kusumaningrum menjelaskan: Dari awal banget biasanya kita meet ing, meeting itu biasanya untuk menentukan tema -tema apa saja yang akan diangkat. Kalo pun kita ad ide, di floor kan di situ..seumpama aku pengen liputan ini, ada nilai –nilai apa, kenapa diangkat disitu, seumpama ok kita bikin planner.. 87
b.
Tahapan persiapan
1. Pembagian tugas liputan. Reporter siapa akan berpasangan dengan kameraman siapa. Masing -masing kameraman dan reporter melakukan dua kali liputan dalam satu episodenya, karena satu segmen, yaitu segmen animasi tidak memerlukan liputan.
2. Reporter menghubungi narasumber untuk menentukan jadwal liputan atau wawancara.
87
Ibid
3. Reporter mencari data-data penunjang yang diperlukan sebelum melakukan liputan.
4. Menguhubungi bagian mobil (transportasi) untuk mengantar liputan.
5. Reporter
dan
kameraman
mempersiapkan
peralatan
yang
diperlukan untuk liputan. Reporter mempersiapkan mikrofon dan alat tulis, sedangkan kameraman mempersiapkan kamera apakah layak pakai atau tidak, memeriksa kebersihan lensa kamera, memastikan baterai cukup untuk melakukan
liputan serta
mempersiapkan kaset dan tripod yang akan digunakan untuk peliputan.
6. Reporter dan kameraman melakukan koordinasi tentang angle materi yang akan diambil.
Dengan perencanaan dan persiapan yang matang akan mempermudah pelaksanaan
proses
selanjutnya
sehingga
akan
mengurangi
timbulnya
permasalahan.
4.4.5.2
Produksi Tahapan produksi akan mudah direalisasikan dengan perencanaan dan
persiapan yang matang. Produksi tersebut dilaksanakan berdasarkan perencanaan dan persiapan yang telah ditentukan dalam tahapan paska produksi. Selanjutnya tim yang ditunjuk siap melaksanakan tugas sesuai jadwal liputan masing -masing.
Berdasarkan pembekalan yang telah dilakukan dalam rapat redaksi dan data yang telah dipersiapkan reporter berdasarkan materi liputa n yang akan diangkat, tim siap berangkat. Tim berangkat dengan membawa peralatan yang diperlukan untuk liputan. Reporter mempersiapkan mikrofon dan alat tulis, sedangkan kameraman mempersiapkan kamera apakah layak pakai atau tidak, memeriksa kebersihan len sa kamera, memastikan apakah baterai cukup untuk melakukan liputan serta mempersiapkan kaset dan tripod yang akan digunakan untuk peliputan.
Selain itu, reporter dan kameraman terlebih dahulu melakukan koordinasi mengenai angel apa yang akan diangkat sehingga antara naskah yang akan dibuat reporter dan ketersediaan gambar yang akan diambil kameraman akan sesuai.
Giantara A menjelaskan : Intinya sebelum liputan discuss dulu dengan reporter..reporter mo bikin angle liputan seperti apa…ya kita ambil gambar seperti naskah apa yang akan dibikin reporter..jangan reporter ceritanya kemana…kita ngambil gambarnya kemana… 88
Selama liputan tanggung jawab berada ditangan reporter, namun tetap ada koordinasi dengan produser atau asisten produser jika terjadi hal -hal tertentu diluar apa yang telah dibahas dalam rapat redaksi. Hal pertama yang dilakukan setelah tim tiba di lapangan adalah melakukan pembukaan dahulu. Pembukaan biasanya dilakukan dengan berbincang -bincang dengan narasumber yang bersangkutan. Tetapi jika tim mengajak reporter cilik, maka sebelum ke lapangan reporter memberikan arahan terlebih dahulu ke
88
Opcit hal 75
reporter cilik. Disini reporter cilik diarahkan untuk ingin tahu, berani bertanya langsung dengan melakukan wawancara kepada narasumber dan memegang mikrofon layaknya seorang reporter. Namun, jika tidak mengajak reporter cilik, maka tim langsung melakukan liputan. Mareta Kusumaningrum menjelaskan: Pas di lapangan… Pertama opening atau pembukaan dulu, biasanya ngobrol dulu sama narasumber, tergantung juga kita bawa reporter cilik atau nggak. Kalo kita bawa anak-anak kita ada reporter cilik. biasanya sebelum kita ke lapangan, kita udah ngobrol dulu ke anak -anaknya… ki ta berusaha mengajak dia untuk ikut dalam artian nanya..seumpama “pak, ini buat apa..”. kita kasih kebebasan buat dia supaya mengalir saja..kita mencoba mengarahkan agar mereka ikut serta nanya.. mereka pengen tahu…biasanya gitu kalo kita bawa reporter cil ik…tapi kalo nggak, kita langsung liputan. 89
Dalam melakukan peliputan, reporter diberi kebebasan untuk menentukan siapa yang menjadi narasumbernya. Biasanya pemilihan narasumber sudah dipelajari sejak di kantor, ketika reporter mendapatkan undangan atau informasi. Dari undangan yang diterima bisa diketahui siapa yang menjadi narasumber atau tamu yang datang dalam acara tersebut. Misalnya pada peristiwa yang berhubungan dengan jebolnya tanggul Situgintung bulan Maret yang lalu. Disitu hadir ketua Komnas Perlindungan Anak Seto Mulyadi yang akrab dipanggil kak Seto, untuk mengobati trauma anak-anak akibat bencana jebolnya tanggul Situgintung. Maka reporter sebisa mungkin mendapatkan wawancara dengan kak Seto misalnya mengenai seperti apa bentuk acara, apa tujuan dan harapan kedatangannya. Berapa kali acara seperti itu diadakan untuk dapat menghilangkan trauma pada anak -anak. 89
Opcit hal 64
Selain kak Seto, narasumber lainnya adalah anak -anak korban jebolnya tanggul Situgintung. Biasanya wawancara dilakukan setelah acara usai. Pertanyaan pun diarahkan ke pertanyaan-pertanyaan yang membuat mereka senang, bukan pertanyaan-pertanyaan yang membuat mereka sedih, takut dan mengingat kembali bencana yang membuat mereka trauma. Oleh karena itu setiap reporter di Liput an Cilik mempunyai strategi khusus mengenai teknik wawancara kepada narasumber anak -anak. Teknik-teknik tersebut biasanya didiskusikan bersama. Teknik wawancara tersebut perlu diketahui dan dimiliki karena wawancara dengan narasumber anak -anak berbeda dengan wawancara dengan narasumber politik atau narasumber lainnya. Salah satu teknik wawancara dengan narasumber anak-anak adalah mengajukan pertanyaan dengan menggunakan bahasa anak-anak atau bahasa yang mereka mengerti. Selama proses peliputan, kameraman bertugas melakukan pengambilan gambar sesuai dengan apa yang telah didiskusikan sebelumnya dengan reporter. Hal ini dimaksudkan supaya tidak terjadi kekurangan gambar pada saat proses editing atau ketidaksesuaian antara naskah dan gambar yang dikarenakan tidak adanya gambar yang diinginkan oleh naskah yang dibuat reporter. Materi dari Liputan Cilik merupakan peristiwa atau kejadian yang masuk dalam program softnews yang tidak menuntut kecepatan seperti peristiwa atau kejadian dalam program hardnews. Oleh karena itu dalam setiap liputannya narasumber dapat diatur sesuai dengan arahan dari reporter ataupun kameraman. Namun justru hal tersebutlah yang terkadang menjadi kendala bagi kameraman
jika narasumber susah diatur. Mis alnya pada segmen cari tahu mengenai proses pembuatan sesuatu. Adegan ini seharusnya menampilkan proses -proses dari awal hingga akhir sehingga menjadi satu kesatuan proses yang utuh. Tetapi jika narasumber tersebut malas atau tidak melakukan semua proses s ecara lengkap akan menjadi kendala bagi kameraman karena gambar yang dimiliki ada yang terlewati dan tidak lengkap. Jika terjadi hal seperti ini, maka cara mengatasinya adalah dengan menceritakan melalui naskah yang dibuat reporter. Reporter harus sebisa m ungkin membuat naskah untuk menggantikan adegan yang tidak ada sehingga gambar tidak terkesan jumping (ada yang hilang atau terlewati).
Giantara A menjelaskan: Kendala kadang kalo ketemu narasumber yang susah diatur..kadang perlu misalnya kalo adegan pe mbuatan..disini ada cari tau..kan ada proses prosesnya..pengennya proses dari awal..tapi kadang narasumber males sehingga ada adegan yang kelongkap.. Nyiasatinnya reporter harus pinter -pinter bikin script biar adegan yang kelongkap tidak jumping.. 90
Seorang kameraman di Liputan Cilik juga harus mengetahui gambar apa yang boleh dan tidak boleh diambil untuk program yang segmentasinya anak -anak usia 6 tahun hingga 8 atau 9 tahun ini. Gambar -gambar tersebut pada dasarnya sama dengan gambar yang tidak boleh dilihat anak -anak di televisi lainnya. Seperti gambar yang berbau pornografi, mengandung sara, kekerasan dan ditambah lagi di DAAI TV tidak membolehkan adanya adegan makan daging,
90
Opcit hal 75
penyiksaan dan pembunuhan. Karena DAAI TV sendiri membudayakan budaya vegetarian yang hanya mengkonsumsi sayuran.
Setelah selesai melaksanakan liputan, reporter dan kameraman kembali ke kantor. Reporter kemudian membuat naskah sesuai dengan hasil liputan. Naskah yang telah dibuat reporter kemudian diperiksa oleh asisten produser. Jika ada yang harus diperbaiki, maka reporter harus memperbaiki terlebih dahulu sebelum dilakukan pengisian suara. Namun jika naskah sudah disetujui maka proses pengisian suara dapat langsung dil akukan.
Pengisian suara dilakukan oleh pengisi suara yang juga anak-anak. Tidak seperti pengisian suara pada umumnya yang menggunakan ruangan khusus atau studio, pengisian suara program Liputan Cilik dilakukan di luar ruangan, bahkan di luar stasiun televisi DAAI TV. Seperti di mobil atau sudut -sudut lainnya yang tenang sehingga memungkinkan untuk pengisian suara. Pengisian suara dilakukan di rumah susun yayasan Budha Tzu Chi di daerah Kamal, Cengkareng, Jakarta Barat. Alasan mengapa melakukan pengisian su ara di rumah susun ini karena di rumah susun inilah para pengisi suara tinggal dan bersekolah. Selain rumah tinggal dan sekolah, di lokasi ini juga terdapat rumah sakit yang juga merupakan milik yayasan Budha Tzu Chi. 91
Proses pengisian suara dilakukan oleh reporter dengan mendatangi para pengisi suara. Karena dilakukan di luar DAAI TV, maka sebelum berangkat,
91
Observasi. 28 April 2009
reporter harus mempersiapkan peralatan yang diperlukan. Peralatan tersebut adalah: 92
-
Kamera Sony PD 170
-
Mikrofon
-
Kaset mini DV, dan
-
Naskah yang akan dibaca oleh para pengisi suara.
Tujuan melibatkan anak-anak sebagai pengisi suara adalah untuk menarik perhatian pemirsa dan mendekatkan tayangan ini kepada pemirsanya yaitu anakanak. Selain itu dengan menggunakan suara anak-anak, pesan yang disampaikan program Liputan Cilik dapat diterima dan lebih sampai kepada pemirsanya. Karena dengan suara dan bahasa anak-anak pemirsa tidak merasa digurui ataupun diperintah.
Arie Sobri menjelaskan: Kita pengen mereka kayak menyampaikan berita atau informasi kepada teman temannya di rumah. Kalo orang dewasa yang menyampaikan kepada anak -anak mungkin kan ada bahasa yang kurang nyambung.. nggak nyampai ke anak -anak, makanya kita pakai (anak -anak). Makanya ada kesulitan -kesulitan kayak waktu VO harus anak -anak.. tapi kita jalani ini terus, karena ini kita anggap di tv lain belum… 93
92 93
Ibid Opcit hal 6
Setelah proses pengisian suara (dubbing ) selesai, reporter kembali ke kantor untuk memberikan hasil dubbing kepada kameraman yang juga seorang editor untuk kemudian dilakukan proses editing.
Khusus untuk segmen asal -usul yang biasanya berisi ilmu pengetahuan yang menggunakan animasi, tim Liputan Cilik bekerjasama dengan pihak AV Art. Proses produksinya dilakuka n dengan membuat script dan juga data apa yang diinginkan. Disini produser atau asisten produser yang akan mengamati secara langsung proses produksinya.
Mareta Kusumaningrum menjelaskan: Nah kalo asal -usul itu kita pake animasi untuk ngejelasinnya..kita kerjasama dengan AV art, bagian AV art… nah, itu salah satu produksi, bagaimana kita mengajukan..umpamanya tentang bagaimana terbentuknya matahari.. kita bikin script, kita cari data, bikin script, udah selesai biasanya kita ada sebuah kayak kertas apa ya. . pokoknya kita ngejelasin ke AV art..kita pengen bikin animasi seperti ini..di dalam gambaranku itu ntar ada gambar matahari, trus ada gambar ledakan gitu lho.. nah itu adalah salah satu proses produksi..kita ke AV art, biasanya AV art juga ikut meeting..ngejelasin yang seperti apa gitu kan..nah dari situ mereka tahu..mereka bikin animasinya…biasanya yang ngecek asprod atau produser.. 94
4.4.5.3 Paska Produksi Setelah tahapan produksi selesai barulah masuk ke tahapan paska produksi yaitu proses editing. Proses editing dilakukan oleh editor dengan berpegang pada naskah yang telah dibuat oleh reporter. Kegiatan editing diawali dengan capture, yaitu proses memindahkan gambar dari kaset ke dalam hardisk komputer. Setelah proses capture selesai 94
Opcit hal 64
barulah masuk ke dalam proses editing, yaitu mencari dan memilih gambar yang sesuai dengan naskah serta durasi yang telah ditentukan.
Giantara A menjelaskan:
Proses editing..pertama kaset hasil kameraman liputan dibawa editor dan di capture..dicapture untuk memasukkan hasil kamera ke komputer -hardisk..itu namanya proses capture..
Setelah selesai proses capture, masuk ke proses editing..kita cari -cari gambar kira-kira yang sesuai dengan script, trus durasinya yang sesuai..
Intinya…sesuaikan gambar dengan script.
95
Gambar-gambar yang dipilih adalah gambar -gambar yang boleh ditonton oleh anak-anak. Gambar tersebut pada dasarnya sama dengan gambar yang tidak boleh dilihat anak -anak di televisi lainnya. Seperti gambar yang berbau pornografi, mengandung sara, kekerasan dan ditambah lagi di DAAI TV tidak membolehkan adanya adegan makan daging, penyiksaan dan pembunuhan. Karena DAAI TV sendiri membuday akan budaya vegetarian yang hanya mengkonsumsi sayuran.
Selain itu karena liputan anak-anak, gambar-gambarnya harus ceria, tidak terkesan terlalu serius serta tidak mengutamakan banyak efek, tetapi lebih mengutamakan pengetahuannya.
Giantara A menjelaskan: Karena liputan anak -anak, gambar -gambarnya harus ceria, tidak terkesan terlalu serius..itu aja kalo paket anak -anak..lebih mengutamakan pengetahuannya bukan efeknya.. 96
95
Opcit hal 75
Peralatan yang diperlukan untuk proses editing adalah :
-
Laptop Apple
-
Hardisk
-
Macbook atau G4, karena tidak menggunakan VTR
-
Karena menggunakan machintos maka software yang digunakan adalah Final Cut Pro.
Setelah editor selesai melakukan edit gambar, reporter melihat hasilnya. Apakah sudah sesuai antara gambar dengan nas kah yang ia buat. Setelah itu baru produser atau asisten produser yang melihat hasil editan tersebut dan menentukan apakah perlu diperbaiki atau tidak.
Tahap selanjutnya adalah taping yang dilakukan presenter untuk opening, pengantar dan clossing. Jadwal taping disesuaikan dengan waktu luang dari presenter cilik, sehingga jadwalnya tidak tetap. Karena jadwal yang tidak tetap tersebut maka sekali taping dilakukan untuk dua atau tiga episode sekaligus. Taping dilakukan di studio DAAI TV dengan menggunakan satu master kamera lengkap dengan teleprompter. 97
Arie Sobrie menjelaskan:
96 97
Ibid Opcit hal 83
Karena kita tidak perlu 2 atau 3 karena nggak cut to cut juga…dan Nila juga pembawaannya gak pake kayak ada action -nya..dia Cuma di depan kamera dengan background Lipu tan Cilik, dia baca satu telepromter saja..kan dia baca..kecuali dia hafal..kalo ua ntar dia malah ngadep sana…ngadep sana telepromternya butuh juga..makanya diperlukan satu master kamera lengkap dengan telepromter… 98
Hasil taping kemudian di print ke dalam kaset untuk selanjutnya dilakukan edit secara keseluruhan. Hasil taping dipotong-potong sesuai dengan segmennya sehingga menjadi satu episode yang utuh. Setelah menjadi satu episode secara utuh, hasilnya dilihat lagi oleh produser atau asisten produser untuk mengetahui apakah perlu ada yang diperbaiki atau tidak. Hasil keselu ruhan ini selanjutnya di print ke dalam bentuk kaset untuk siap ditayangkan. Proses editing untuk satu episode Liputan Cilik memerlukan waktu kurang lebih satu minggu.
4.5
Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti dengan melakukan
wawancara mendalam kepada narasumber yang berkompeten yaitu Fidelia Kho selaku Produser, Arie Sobri selaku Asisten Produser, Mareta Kusumaningrum selaku Reporter dan Giantara Abu Bakar Shidiq selaku Kameraman yang merangkap menjadi editor sebagai data primer. Ditambah dengan studi dokumentasi yang diperoleh dari mempelajari buku -buku teks, internet, dan dokumentasi yang berhubungan dengan subyek penelitian sebagai data s ekunder maka peneliti dapat melakukan analisa mengenai strategi produksi program Liputan Cilik di DAAI TV untuk menyajikan tayangan yang dapat mengajak 98
Opcit hal 6
anak-anak untuk mengenal lebih dalam nilai -nilai cinta kasih, bersyukur dan berbuat baik pada sesama serta berbakti kepada orang tua namun dengan kemasan yang menarik dan pesan tersebut dapat sampai kepada pemirsa. Tahapan perencanaan dalam sebuah program sangatlah penting. Dengan perencanaan tersebut ditentukan maksud, tujuan, strategi dan target yang ingin dicapai oleh Lipu tan Cilik. Strategi yang diterapkan dalam perencanaan program Liputan Cilik adalah dengan mengajak anak-anak untuk terlibat dalam proses produksi, mengemas pesan secara menarik, fun, disertai dengan contoh serta menggunakan bahasa nak-anak sehingga pemirsa tidak merasa digurui. Selain itu strategi lain yang digunakan adalah dengan menyelipkan dan menitipkan pesan moral pada setiap akhir pesan. Dengan strategi yang tepat ini, Liputan Cilik mampu menjadi tayangan untuk anak-anak usia 6 hingga 8 atau 9 tahun dengan kemasan menarik dan pesan yang disampaikan dapat diterima oleh pemirsanya.
Tanpa adanya oganisasi pelaksana atau tim yang terlibat, program Liputan Cilik tidak akan terwujud. Tim Liputan Cilik terdiri dari Produser, Asisten Produser, 2 Reporter dan 2 Kameraman dan Editor. Tim dalam Liputan Cilik
memiliki
syarat
khusus
yang
merupakan
bagian
dari
strategi
pengorganisasian dan juga membedakan dengan tim -tim pada program lain. Syarat tersebut adalah tim harus menyukai dan bisa membawa anak -anak. Karena dalam proses produksinya Liputan Cilik melibatkan anak-anak. Penentuan tema dan materi merupakan langkah awal yang penting untuk dibahas. Karena tanpa adanya tema dan materi, program Liputan Cilik tidak dapat diproduksi. Tema dan materi yang berhubungan d an melibatkan dunia anak -anak
dibahas dalam rapat redaksi. Ide materi bisa berasal dari siapa saja, baik itu Produser, Asisten Produser, Reporter maupun Kameraman. Setiap ide materi akan dibahas mengenai kelayakan serta nilai-nilai yang ada sehingga materi tersebut layak diproduksi. Setelah materi ditentukan, maka dilakukan pembagian tim untuk melakukan peliputan. Liputan Cilik terdapat lima segmen, empat segmen memerlukan
kegiatan
peliputan.
Sehingga
masing-masing
reporter
dan
kameraman mendapatkan jadwal yang sama yaitu dua kali melakukan peliputan dalam satu minggu. Sebelum melakukan peliputan, reporter diberikan pengarahan oleh Produser atau Asisten Produser mengenai materi yang akan diliput. Reporter juga mencari data yang berhubungan dengan materi ya ng akan diliput jika diperlukan. Reporter juga harus menghubungi narasumber untuk mengadakan janji liputan atau wawancara. Selain itu seorang reporter Liputan Cilik harus mempunyai strategi khusus mengenai teknik wawancara. Karena wawancara dengan narasumber anak-anak berbeda dengan wawancara dengan narasumber politik atau narasumber lainnya. Salah satu teknik wawancara dengan narasumber anak anak adalah mengajukan pertanyaan dengan menggunakan bahasa anak-anak atau bahasa yang mereka mengerti. Peralatan merupakan faktor penting dalam peliputan yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu, sebelum berangkat kameraman bertugas mempersiapkan dan melakukan pemeriksaan terhadap peralatan yang akan digunakan. Pemeriksaan meliputi apakah kamera layak untuk dapat diguna kan,
memeriksa kebersihan lensa kamera, memastikan baterai cukup untuk melakukan liputan serta mempersiapkan kaset dan tripod yang akan digunakan untuk peliputan. Sedangkan reporter menyiapkan alat tulis serta mikrofon. Tim yang akan melakukan peliputan akan diantarkan oleh seorang driver dengan menggunakan mobil yang merupakan fasilitas dari kantor. Kamera yang digunakan adalah Sony PD 170 dan kasetnya adalah mini dv.
Reporter dan kameraman juga melakukan koordinasi sebelum melakukan peliputan. Kameraman h arus tahu angel apa yang diinginkan oleh reporter untuk naskah yang akan ditulisnya. Dengan demikian, kameraman tahu gambar apa saja yang harus ia ambil nantinya. Jangan sampai gambar yang diinginkan reporter tidak ada. Hal ini akan menyulitkan saat proses editing.
Saat di lapangan, reporter dapat menetukan sendiri siapa yang menjadi narasumber dari liputan tersebut. Tentunya keputusan tersebut berdasarkan apa yang telah dibahas dan pengarahan pada saat rapat redaksi. Pada tahapan ini, pengarahan yang dilakukan oleh produser maupun asisten produser hanya bersifat koordinasi saja.
Setelah liputan selesai, tim kembali ke kantor. Reporter bertugas membuat naskah sesuai dengan hasil liputan. Naskah kemudian diperiksa oleh produser atau asisten produser sebelum dilakukan pengisian suara (dubbing ). Jika naskah sudah disetujui, reporter membawa naskah ke rumah susun yayasan Budha Tzu Chi untuk dilakukan proses dubbing oleh pengisi suara anak-anak. Peralatan yang digunakan untuk dubbing adalah kamera Sony PD 170, kaset mini dv dan
mikrofon. Setelah proses dubbing selesai reporter kembali ke kantor untuk menyerahkan hasilnya kepada editor untuk dilakukan proses editing.
Kegiatan editing diawali dengan capture, yaitu proses memindahkan gambar dari kaset ke dalam hardisk komputer. Setelah proses capture selesai barulah masuk ke dalam proses editing, yaitu mencari dan memilih gambar yang sesuai dengan naskah serta durasi yang telah ditentukan. Peralatan yang diperlukan untuk proses editing adalah Laptop Apple, hardisk, macbook atau G4, karena tidak menggunakan VTR. Dan karena menggunakan machintos maka software yang digunakan adalah Final Cut Pro.
Setelah editor selesai melakukan edit gambar, reporter melihat hasilnya. Apakah sudah sesuai antara gambar dengan ma ksud dari naskah yang ia buat. Setelah itu baru produser atau asisten produser yang melihat hasil editan tersebut dan menentukan apakah perlu diperbaiki atau tidak.
Tahap selanjutnya adalah taping yang dilakukan presenter untuk opening, pengantar dan clossing. Jadwal taping disesuaikan dengan waktu luang dari presenter cilik, sehingga jadwalnya tidak tetap. Karena jadwal yang tidak tetap tersebut maka sekali taping dilakukan untuk dua atau tiga episode sekaligus. Taping dilakukan di studio DAAI TV dengan m enggunakan satu master kamera lengkap dengan teleprompter.
Dalam memproduksi sebuah program tidak terlepas dari faktor biaya. Penghitungan biaya produksi program Liputan Cilik biasanya dilakukan setiap sepuluh episode. Rata -rata biaya yang diperlukan dalam satu episode produksi
Liputan Cilik sekitar Rp 200.000, -. Biaya ini dikeluarkan untuk uang jajan presenter cilik, voice over cilik dan reporter cilik jika ada.
Hasil taping kemudian di print ke dalam kaset untuk selanjutnya dilakukan edit secara keseluruhan. Hasil taping dipotong-potong sesuai dengan segmennya sehingga menjadi satu episode yang utuh. Setelah menjadi satu episode secara utuh, hasilnya dilihat lagi oleh produser atau asisten produser untuk mengetahui apakah perlu ada yang diperbaiki atau tid ak. Hasil keseluruhan ini selanjutnya di print ke dalam bentuk kaset untuk siap ditayangkan. Proses editing untuk satu episode Liputan Cilik memerlukan waktu kurang lebih satu minggu.
Fungsi pengawasan program dilakukan dengan mengadakan rapat evaluasi pada paska produksi. Rapat evaluasi ini membahas kendala -kendala yang dihadapi pada saat produksi atau pada saat editing. Permasalahan ini kemudian dibahas dan diperoleh solusinya. Selain terhadap program, pengawasan juga dilakukan terhadap
organisasi
pelaksana.
Pengawasan
tersebut
dilakukan
dengan
menggunakan sistem activity locksheet untuk mengetahui pekerjaan apa yang sedang dilakukan oleh tim Liputan Cilik .
Dari semua tahapan tersebut dapat dilihat bahwa program Liputan Cilik diproduksi dengan terencana dengan melalui tahapan -tahapan produksi. Perencanaan tersebut dilakukan mulai dari penetapan tujuan, sasaran serta penggunaan strategi dalam mengemas materi p rogram. Dalam pemilihan materipun juga diperhatikan dan disesuaikan dengan segmentasi pemirsanya. Tim yang kompak dan bertanggungjawab dalam melaksanakan tugas juga merupakan
bagian dari tahapan pengorganisasian yang tepat dan pengawasan yang baik dari produser.
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Program Liputan Cilik yang ditayangkan di DAAI TV ini merupakan program informasi untuk anak -anak yang mengambil segmentasi audien yaitu anak-anak berusia 6 hingga 8 atau 9 tahun. Anak-anak ini adalah usia kelas 1 hingga kelas 3 sekolah dasar. Selama masa penayangannya Liputan Cilik telah mengalami tiga kali perubahan format, namun pada intinya perubahan tersebut tidak mempengaruhi inti konsep, yang tetap dan seolah -olah melibatkan anak anak. Tujuannya supaya pesan yang disampaikan dapat diterima pemirsa. Dengan melibatkan anak-anak dalam penyampaian p esan, maka pemirsa tidak terkesan digurui, tetapi merasa diajak untuk mengenal lebih dalam nilai-nilai cinta kasih, bersyukur dan berbuat baik kepada sesama secara tidak langsung .
Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan, proses produksi program Liputan Cilik ini memenuhi empat fungsi dasar dari manajemen, seperti yang digambarkan oleh George. R Terry dalam buku Pengantar Jurnalistik karangan Kustadi Suhandang tahun 2004. Empat fungsi dasar manajemen yang merupakan bagian dari strategi produksi melipu ti:
1.
Planning (perencanaan)
Pada tahapan perencanaan program Liputan Cilik ditentukan tujuan, sasaran dan target serta strategi produksi untuk mencapai tujuan. Strategi yang diterapkan Strategi yang diterapkan dalam perencanaan program Liputan Cilik adalah dengan mengajak anak-anak untuk terlibat dalam proses produksi, mengemas pesan secara menarik, fun, disertai dengan contoh serta menggunakan bahasa nak-anak sehingga pemirsa tidak
merasa digurui. Selain itu strategi lain yang digunakan adalah dengan menyelipkan dan menitipkan pesan moral pada setiap akhir pesan.
2. Organizing (pengorganisasian)
Ketepatan pemilihan organisasi pelaksana merupakan tahapan yang sangat penting dalam program Liputan Cilik. Tim dalam Liputan Cilik memiliki
syarat
khusus
yang
merupakan
bagian
dari
strategi
pengorganisasian. Syarat tersebut adalah tim harus menyukai dunia anak anak dan bisa membawa anak -anak. Karena dalam proses produksinya Liputan Cilik melibatkan anak -anak. 3. Actuating (pengarahan)
Fungsi pengarahan dilakukan produser atau asisten produser mulai dari
diadakan rapat redaksi. Salah satu bentuk pengarahan adalah
mengenai strategi melakukan wawancara dengan narasumber anak-anak. Pengarahan yang dilakukan meliputi teknik wawancara serta arah pertanyaan yang diajukan terhadap narasumber.
4. Controlling (pengawasan).
Fungsi pengawasan program dilakukan dengan mengad akan rapat evaluasi pada paska produksi yang membahas kendala-kendala yang dihadapi pada saat produksi atau pada saat editing. Sedangkan pengawasan pada organisasi pelaksana dilakukan dengan menggunakan sistem activity locksheet untuk mengetahui pekerjaan apa yang sedang dilakukan oleh tim Liputan Cilik.
Selain itu, proses produksi program informasi anak ini memenuhi lima faktor penting dalam produksi program televisi seperti konsep yang digambarkan oleh Fred Wibowo dalam buku Teknik Produksi Program Televisi tahun 2007. Lima faktor penting yang dimaksud m eliputi:
1.
Materi produksi
Materi yang diangkat dalam Liputan Cilik adalah materi yang positif, informatif, memberikan inspirasi serta membangun bagi anak -anak. Materi tersebut bisa juga profil atau sesuatu yang berhubungan dengan human interest.
2. Sarana produksi,
Peralatan yang dibutuhkan untuk proses produksi meliputi untuk kegiatan peliputan yaitu kamera Sony PD 170, kaset mini dv, baterai, tripod, mikrofon, serta kamera foto untuk dokumentasi.
Untuk proses
taping peralatan yang digunakan adalah kamera studio, clip on, headset dan lighting. Sedang untuk proses editing menggunakan laptop apple, macbook, hardisk serta menggunakan software final cut pro. 3. Biaya produksi
Biaya yang diperlukan dalam memproduksi program liputan cilik sekitar Rp 200.000, - per episodenya. Biaya ini meliputi uang jajan presenter, voice over dan ditambah reporter cilik jika ada.
4. Organisasi pelaksana produksi
Pelaksanakan perencanaan program Liputan Cilik memerlukan organisasi pelaksana yang meliputi Produser, Asisten Produser, Reporter serta Kameraman dan Editor. Syarat khusus untuk reporter dan kameraman di Liputan Cilik adalah mereka yang menyukai anak -anak.
5. Tahapan pelaksanaan produksi
Tahapan proses produksi yang dilalui oleh Liputan Cilik meliputi pra produksi, produksi serta paska produksi. Pada tahapan pra produksi membahas mengenai perencanaan dan persiapan materi apa yang akan diproduksi. Tahapan
produksi merupakan tahapan perwujudan materi
menjadi gambar dan video, yaitu dengan melakukan liputan mengenai materi yang telah ditentukan. Sedangkan tahapan paska produksi meliputi editing dan taping presenter.
5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan, terdapat beberapa saran yang ingin peneliti ajukan program Liputan Cilik. Saran yang peneliti ajukan hanya bersifat masukan yang mungkin dapat dipertimbangakan untuk meningkatkan kualitas produksi Liputan Cilik. 1. Memperbanyak jumlah reporter cilik dan melakukan pengaturan jadwal. Dengan demikian bisa selalu ada reporter cilik dalam setiap episodenya
untuk mengikuti kegiatan liputan. Hal ini akan menjadi daya tarik bagi pemirsa untuk tetap menyaksikan Liputan Cilik. 2. Menjadikan program televisi lain sebagai kompetitor meskipun antara televisi swasta dan televisi komunitas berbeda. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dari program Liputan Cilik sendiri. Karena jika tidak ada kompetitor, produksi program akan merasa puas pada suatu titik saja tanpa mengalami inovasi, perubahan atau perkembangan baru yang signifikan.
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala Erdinaya. 2004. Komunikasi Massa : Suatu Pengantar . Simbiosa Rekatama Media. Bandung. Baksin, Askurifai. 2006. Jurnalistik Televisi : Teori dan Praktek . Simbiosa Rekatama Media. Bandung. Kuswandi, Wawan. 1996. Komunikasi Massa : Sebuah Analisis Media Televisi . Rineka Cipta. Jakarta. M, Manullang. 2005. Dasar-Dasar Manajemen. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Cetakan kedelapan Belas. Moleong, Lexy J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif . PT Remaja Rosdakarya. Bandung. Edisi Revisi. Morissan. 2005. Jurnalistik Televisi Mutakhir . Ramdina Prakarsa. Tangerang. , 2005. Media Penyiaran . Ramdina Prakarsa. Tangerang. , 2007. Manajemen Media Penyiaran . Ramdina Prakarsa. Tangerang. Cetakan Kedua. Muda, Deddy Iskandar. 2005. Jurnalistik Televisi. PT. Remaja Rosda Karya. Bandung. Mulyana, Deddy. 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif . PT Remaja Rosdakarya. Bandung.Cetakan Ketiga. Naratama. 2004. Menjadi Sutradara Televisi : Dengan Single dan Multi Camera. Grasindo. Jakarta. Rakhmat, Jalaludin. 2002. Metode Penelitian Komunikasi . PT Remaja Rosdakarya. Bandung. Reksohadiprodjo, Sukanto. 1998. Dasar-Dasar Manajemen. BPFE. Yogyakarta. Cetakan Ketiga. Ruslan, Rosady. 2005. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations . PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Edisi Revisi. Ruslan, Rosady. 2005. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi . PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Edisi Revisi.
Setiati, Eni. Jurnalistik Baru dalam Pemberitaan. Andi. Yogyakarta. Setyobudi, Ciptono. 2005. Pengantar Teknik Broadcasting Televisi . Graha Ilmu. Yogyakarta. Siagian, Sondang. 2005. Manajemen Stratejick. Bumi Aksara. Jakarta. Subroto, Darwanto Sastro. 1994. Produksi Acara Televisi . Duta Wacana University Press. Yogyakarta. Suhandang, Kustadi. 2004. Pengantar Jurnalistik . Nuansa. Bandung. Sumadiria, Haris. 2006. Jurnalistik Indonesia : Menulis Berita dan Feature. Edisi Kedua. Simbiosa Rekatama Media. Bandung. Suprapto, Tommy. 2006. Berkarier di Bidang Broadcasting . Media Pressindo. Yogyakarta. Umar, Husein. 2005. Strategi Management in Action . Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Wibowo, Fred. 2007. Teknik Produksi Program Televisi . Pinus. Yogyakarta.
Sumber lain: a.
Internet , Downloaded by Chandra Kartikasari on March 2009. From www.daaitv.co.id , Downloaded by Chandra Kartikasari on March 2009. From opensource.telkomspeedy.com/Sejarah Tv Komunitas by Budhi Hermanto.
b.
Indepth Interview 1. Ibu Fidelia Kho, Produser Liputan Cilik (Jakarta : 1 Mei 2009) 2. Bapak Arie Sobri, Asisten Produser Liputan Cilik (Jakarta : 1 Mei 2009) 3. Ibu Mareta Kusumaningrum, Reporter Liputan Cilik (Jakarta : 1 Mei 2009) 4. Bapak Giantara Abu Bakar Shidiq, Kamera man & Editor Liputan Cilik (Jakarta : 1 Mei 2009) 5. Ibu Ria Sulaeman, Head of HR & GA DAAI TV (Jakarta : 4 Mei 2009)
Draft Wawancara PRODUSER & ASISTEN PRODUSER A. PERENCANAAN
1. Apa tahapan yang dilakukan dalam perencanaan program Liputan Cilik?
2. Apa maksud dan tujuan pembuatan program Liputan Cilik?
3. Apa manfaat Liputan Cilik bagi DAAI TV dan juga khalayak?
4. Bagaimana konsep dari Liputan Cilik? Segmentasi audien?
5. Terdiri dari berapa segmen? Apa saja dan kenapa?
6. Kapan Liputan Cilik pertama kali tayang?
7. Apakah pernah terjadi perubahan konsep?
8. Berapa kali diadakan rapat redaksi? Siapa saja yang dating dan berapa lama rapat dilaksanakan?
9. Berapa biaya yang dibutuhkan dalam proses pra -produksi-pasca? Untuk apa saja?
10. Apa saja peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan pada proses produksi?
11. Strategi seperti apa yang digunakan Liputan Cilik supaya menarik?
12. Siapa yang menjadi competitor dari Liputan Cilik?
13. Apa yang menjadi keunggulan dan yang membedakan Liputan Cilik dengan program lain yang sejenis?
14. Apa target yang ingin dicapai dari Liputan Cilik?
15. Menurut anda kenapa strategi (perencanaan dan manajeman) program itu penting?
B. PENGORGANISASIAN
1. Bagaimana tahapan dalam pengorganisasian?
2. Tema seperti apa yang menjadi topik dalam Liputan Cilik?
3. Materi isi seperti apa yang digunakan dalam mendukung program Liputan Cilik?
4. Dari mana saja ide/ materi berasal?
5. Berapa lama waktu yang digunakan untuk memproduksi satu episode Liputan Cilik?
6. Strategi apa yang dilakukan jika menghadapai permasalahan yang tidak diinginkan? Seperti kekurangan materi atau sumber berita?
7. Berapa kru/tim yang terlibat dalam Liputan Cilik? Kenapa? Apakah sudah efisien dan efektif?
8. Bagaimana pembagian tugas peliputan untuk reporter dan reporter cilik?
9. Kenapa mengikut sertakan anak-anak (reporter, voice over dan presenter cilik)? Apakah merup akan bagian dari strategi?
C. PENGARAHAN DAN MEMBERIKAN ARAHAN
1. Bagaimana tahapan pengorganisasian yang dilakukan dalam Liputan Cilik?
2. Apa tugas dan peranan seorang produser dari pra -produksi-paska?
3. Sejauhmana peranan produser dalam memonitoring kr u yang sedang melaksanakan tugasnya (reporter dan kameraman di lapangan hingga penulisan naskah)?
4. Apakah produser mendampingi editor dalam menyunting gambar termasuk pemilihan efek yang digunakan?
5. Sejauhmana peranan produser dalam mengarahkan present er dan kru lain saat taping?
6. Kenapa hanya menggunakan single cam saat taping?
D. PENGAWASAN
1. Apakah ada evaluasi setelah selesai produksi/ tayang? Apa saja yang dibahas?
2. Siapa saja yang ikut dalam rapat evaluasi?
3. Bagaimana cara mengetahui Liputan Cilik disukai atau tidak?
4. Bagaimana tanggapan terhadap respon dari masyarakat terhadap Liputan Cilik?
PRESENTER 1. Sebagai presenter Liputan Cilik, apa saja yang anda lakukan?
2. Karakter seperti apa yang diperlukan dalam membawakan program Liputan Cilik ini?
3. Kendala apa yang dihadapi saat menjadi/ taping presenter? Bagaimana mengatasinya?
4. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk taping?
5. Sejauh mana peranan produser dalam
mengarahkan anda sebagai
presenter?
REPORTER dan REPORTER CILIK 1. Sebagai seorang reporter Liputan Cilik, tugas apa saja yang anda lakukan? (dari pra produksi -produksi-paska produksi)
2. Sebelum melakukan peliputan apakah diadakan rapat terlebih dahulu? Apa saja yang dibahas?
3. Bagaimana perencanaan sebelum peliputan?
4. Materi seperti apa yang biasanya harus diliput?
5. Apakah yang biasanya dikoordinasikan dengan tim (kameraman) sebelum berangkat liputan?
6. Siapa yang menentukan topik permasalahan/ materi dan yang akan menjadi narasumber?
7. Kendala apa saja yang terjadi saat liputan? Bagaimana mengatasinya?
8. Kapan saja reporter cilik melakukan liputan? Liputan yang seperti apa?
9. Peralatan apa saja yang diperlukan seorang reporter dalam peliputan?
10. Sejauhmana pengawasan yang dilakukan produser saat anda berada di lapangan hingga menulis naskah?
KAMERAMAN 1. Sebagai seorang kameraman Liputan Cilik, tugas apa saja yang biasanya anda lakukan?
2. Sebelum pengambilan gambar, adakah kerjasama antara reporter dan kameraman? Seperti apa?
3. Persiapan apa yang dilakukan sebelum melakukan peliputan?
4. Apa saja alat yang diperlukan?
5. Apa yang dilakukan setelah selesai melakukan pengambilan gambar?
6. Kendala apa yang ditemui saat melakukan tugas? Dan bagaimana cara mengatasinya?
7. Sejauhmana pengawasan yang dilakukan produser saat anda berada di lapangan?
EDITOR 1. Sebagai seorang editor, tugas apa saja yang biasanya anda lakukan?
2. Alat apa yang diperlukan dalam proses editing (termasuk software yang digunakan)?
3. Bagaimana proses editing?
4. Efek yang menimbulkan karakter seperti apa yang digunakan dalam Liputan Cilik sehingga membedakan program Liputan Cilik dengan program sejenis?
5. Siapa yang menentukan efek seperti apa yang digunakan (produser atau kreatifitas editor)?
6. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk menjadi paket yang siap tayang?
7. Apa kendala yang ditemui saat melakukan proses editing? Bagaimana mengatasinya?
GRAFIS DESAINER 1. Sebagai seorang grafis desainer, tugas apa saja yang anda lakukan (yang berhubungan dengan program Liputan Cilik)?
2. Alat atau software apa saja yang diperlukan dalam pembuat grafis animasi?
3. Setelah diberi konsep, darimana ide membuat anim asi diperoleh?
4. Berapa waktu yang diperlukan dalam membuat satu segmen animasi yang siap tayang?
5. Langkah apa saja yang dilakukan dalam membuat segmen animasi hingga siap tayang?
6. Apa kendala yang ditemui saat membuat segmen animasi? Bagaimana mengatasinya?
HASIL WAWANCARA
PRODUSER : Fidelia Kho A. 1.
PERENCANAAN Bagaimana konsep dari Liputan Cilik? Segmentasi audien?
Jawab: Konsepnya…informasi untuk anak -anak…
2. Liputan Cilik pernah mengalami tiga kali perubahan konsep?
Jawab: Pada intinya perubahan tidak mempengaruhi inti konsep… karena Liputan Cilik tetap…seolah -olah yang Liputan anak -anak, sehingga tidak menggurui..mengajak..karena acara anak -anak..
3. Strategi seperti apa yang digunakan dalam memproduksi Liputan Cilik supaya menarik?
Jawab: Strateginya mengemas secara menarik dengan contoh, fun, tapi secara tidak langsung anak jadi “ngeh”… seperti misalny a sampah plastic..sampah plastik bisa kok diubah menjadi barang -barang bermanfaat…dengan kata lain..penyampaiannya secara tidak langsung..dengan memberikan contoh..
4.
Siapa yang menjadi competitor dari Liputan Cilik?
Jawab: Kita cenderung tidak merasa ada saingan… cenderung lebih memberikan hal -hal positif untuk anak -anak..ingin menjadi tren tapi bukan sebagai saingan..
5. Apa yang menjadi keunggulan dan yang membedakan Liputan Cilik dengan program lain yang sejenis?
Jawab: Keunggulannya… tidak ada kekerasan.. seperti pembunuhan.. walaupun sebenarnya pembunuhan itu relatif..tapi di Liputan Cilik tidak ada adegan pembunuhan.. Paket-paket yang ada sangat hati -hati dan menghindari hal -hal yang negatif..
6. Apa target yang ingin dicapai dari Liputan Cilik?
Jawab: Kalo secara teknis dalam satu bulan kita ada empat episode.. jadi target kita sich kalo bisa lebih dari empat episode…selain itu kita juga mempunyai taget yaitu penonton lebih suka dengan Liputan Cilik dan Liputan Cilik dapat berguna bagi pemirsa. .
B.
1.
PENGORGANISASIAN
Materi isi seperti apa yang digunakan dalam mendukung program Liputan Cilik?
Jawab: Materi itu pastinya harus positif untuk anak -anak… informative.. menginspirasi bagi anak -anak…membangun untuk anak -anak…bisa juga profil anak sebagai contoh…
C.
1.
PENGARAHAN
Bagaimana tahapan pengarahan?
Jawab: Pengarahan dimulai dari rapat redaksi. Misalnya di segmen cari tahu, siapa yang tahu…reporter apa kameraman yang tahu…kemudian dibahas kenapa mengambil it u..dari situ diberi arahan selanjutnya…reporter diarahin seperti ini…begini -begini..setelah sepakat kemudian di eksekusi…setelah itu kemudian baru menghubungi narasumber bersangkutan untuk membuat janji wawancara…
Kalo udah di lapangan itu sepenuhnya reporter, kecuali ada kejadian tertentu… 2. Apa tugas dan peranan seorang produser dari pra -produksi-paska?
Jawab: a. Pra produksi Meeting membahas tema -tema atau materi apa saja yang akan diangkat pada episode ini.. kemudian mendiskusikan materi yang diangkat pada episode ini.. b. Produksi Reporter menulis script dan kameraman ngedit gambar sesuai script yang dibuat reporter…setelah semuanya selesai baru produser ngedit…script yang ditulis reporter kalo ada revisi, direvisi sesuai dengan arahan produser..setelah itu diedit..kemudian hasil editannya dicek lagi oleh produser… Setelah semuanya dijadiin satu episode..lalu dicek lagi secara keseluruhan (satu episode)… c. Pasca produksi Kalo pasca produksinya itu evaluas i…evaluasi berdasarkan masukan dari pemirsa atau dari temen -temen sendiri.. 3. Apakah produser mendampingi editor dalam menyunting gambar termasuk pemilihan efek yang digunakan?
Jawab:
Produser si biasanya ngecek aja hasil editing… editan yang udah jadi..sejauh ini editor hanya disupervisi oleh produser…
4. Sejauhmana peranan produser dalam mengarahkan presenter dan kru lain saat taping?
Jawab: Saat taping kita cuma ngasih tahu kemauan kita ke PD… kemauan kita disampaikan ke PD seperti apa…jadi saat taping PD pun harus tau keinginan produser seperti apa..
D.
PENGAWASAN
1. Apakah ada evaluasi setelah selesai produksi/ tayang? Apa saja yang dibahas?
Jawab: Evaluasi biasanya di pasca produksi..ev aluasi itu berdasarkan masukan dari pemirsa atau dari temen -temen sendiri..
ASISTEN PRODUSER : Arie Sobri E.
PERENCANAAN
16. Tahapan perencanaan program liputan cilik
Jawab: a. yang pertama rapat redaksi. Kita ada lima segmen,
1. segmen jalan -jalan durasinya antara 5 -6 menit 2. segmen animasi
segmen animasi itu kayak ilmu pengetahuan berbentuk animasi. Itu kerjasama dengan AVR. Durasinya 1 -2 menit, karena sekilas saja.
Misal : asal usul magnet, kenapa kanguru gendong anaknya diperut, dsb. 3. segmen cari tahu durasinya 4 -5 menit 4. segman SOT ringan
SOT ringan ini maksudnya berita up date. Biasanya sih ceremonial. Di sini bisa hari pendidikan nasional begini, hari -hari yang up date lah….
Misalnya pencanangan atau hari baca Indonesia atau gi mana…. Segmen ini hanya 2 menit karena ceremonial. Ceremonialkan sekarang nggak ngetrend, tapi kita musti kasih tahu sekarang nich lagi ada acara…missal di Taman Mini….. 5. segmen Sahabatku atau hobiku. Durasinya 4-5 menit…
Sisanya presenter dll, jadi durasi semuanya 24 menit. Itu juga flexible, misalnya jalan -jalan 6 menit, cari tahu Cuma 4 menit, ntar di sahabatku bisa 7 menit, karena untuk menutupi supaya nggak under. b. pembagian tugas siapa yang jalan -jalan minggu ini . Misal kak Reta…ada ide nggak…misal ke Ancol, di seaworld ada hewan dating. Biasanya seaworld ngundang tuh kalo ada hewan yang dating, atau ikan duyung, atau apa gitu kita jalan -jalan ke sana. Kalo asal-usul, karena animasi, yang ngerjain bukan kita, ki ta kasih ke AVR, bagian lain. Segmen cari tahu Kak Wiwi ada ide…. Misal ada pembuatansepatu, nah kemudian dibahas sepatu yang seperti apa. Kalo sepatu biasa nggak usah. Tapi kalo unik segala macem, bergambar, baru ok. SOT SOT Mareta jadinya….karena ka nada lima segmen. AVR satu, jadi masing-masing reporter dua -dua. Kalo penugasan ini, hari senin Mareta mo ke seaworld, nah kameramannya siapa ditentukan di rapat redaksi itu. Nggak selalu tandem Mareta ma Memed, nggak. Misal om Gian belum selesai,
masih ada editan, brarti Mareta ma Memed. Trus Wiwi selasanya ma sapa, kalo om Gian belum selesai ngedit ma Memed…. Ditentukannya di rapat redaksi, biasanya hari Jumat. Kita si cenderung….karena ruang rapat juga nggak ada, bukan nggak ada, tapi masih di depan ma ruangn ini, sedang program juga banyak, kadang kita berebut gitu. Nah kadang di ruang sendiri. Kita jadi nggak terbiasa formal. Jadi terkadang “ om ada ini…”, tampung, catet. Ada kunjungan nggak. Tapi biasanya kita ada kunjungan. Misal ada ikan duyung d ating ke Ancol. Nah kita konfirmasi ke Ancolnya. Ada kunjungan anak -anak nggak, karena kita kan footagenya kalo bisa banyak anak -anak kan…kan berita anak-anak. Kalo orang dewasa, berita orang dewasa…biasanya koordinasi dengan Ancol. “ ada nich kunjungan da ri SD mana…” Misal ke bank Mandiri atau apa, nah saat itu kita datang…jadi sekalian kan nggak sepi… ancol kan kalo hari biasa kan sepi, gelap-gelap kan gambarnya jelek juga, kaku.
17. Apa maksud dan tujuan pembuatan program Liputan Cilik?
Jawab : a. Maksudnya supaya ada anak -anak, pengen supaya ada semacam berita, segmen informasi buat anak -anak yang bahasanya juga bahasaanak -anak. Yang bawa presenternya biasaya kalo anak -anak, tapi swasta (tv swasta) sudah mulai yang agak gede kan…pengen semua anak -anak yang bikin…presenternya, voice over, di lapangan yang ngorek -ngorek informasi juga anak -anak, meskipun di belakangnya juga ada orang dewasa.
18.
Apa manfaat Liputan Cilik bagi DAAI TV dan juga khalayak?
Jawab: a. Selain DAAI TV sangat consent terhadap perkembangan anak, jadi kita mencoba menghadirkan segmen anak -anak, berita dengan bahasa yang positif, yang baik. Supaya anak -anak………. Kita memenuhi keinginan untuk supaya DAAI TV menjadi salah satu TV lokal yang men yajikan berita, informasi, acara anak -anak yang tidak dimiliki TV swasta serta rekan -rekan TV lain. Manfaat untuk anak -anak sejauh ini kita anggap dan tanggapan dari pemirsa gitu…….dari anak -anak, ulai dari pengen jadi presenternya,
ingin tahu apa yang dibuat dan dimana dibuatnya sampai mereka kayak semacam pengen kenal dengan “sahabatku -nya”. Sahabatku kan disini bisa jago bola, itu ajah sich manfaat yang bisa diterima…masukannya gitu, terutama durasi dipanjangin …nah kalo durasi yang dipanjangin itu kan biaya produksi…itu agak susah…paling kita jawabnya yang jadi presenter dung gimana…kayak kemarin bikin sepatu, banyak banget yang tanya mo bikin sendiri gimana, catnya apa…nah kal o gitu kita serahin ke reporter yang ke lapangan karena mereka yang lebih tahu…Mareta atau wiwi.
19. Bagaimana konsep dari Liputan Cilik? Segmentasi audien?
Jawab: Kita segmen untuk anak -anak umur 6 hingga 8 atau 9 tahun. Karena di segmen itu anak -anak SD kelas 1 hingga 3. Habis itu kita lihat udah cenderung ke remaja, jadi segmen yang kosong ini yang coba kita isi. Yang anak SD yang pengen tahu sepatunya mo diapain, bajunya mo diapain, atau pengen keingintahuannya terpenuhi. Anak-anak ini dari semua kalangan..karena kayak yang jago biola, dia kan pasti les, trus les kan juga biaya, nah itu kan orang kaya.. tapi ada juga kayak di Cengkareng, dia berprestasi, pinter gitu. Sampai juara matematika di sekolahnya apa se -Jakarta Barat gitu..tapi dia tidak mampu, dia belajar di kolong jembatan segala macem…jadi luas..
20. Terdiri dari berapa segmen? Apa saja dan kenapa?
Jawab: Disini, kita melihat kenapa memilih empat ini ditambah animasi karena dekat dengan dunia anak -anak. Kayak jalan-jalan. Siapa sich anak-anak yang nggak suka jalan -jalan. Di cari tahu si anak bisa terpenuhi rasa keingintahunya. Di animasi seperti itu juga. Anak-anak suka dengan kartun atau dengan apa kan dengan bahasa yang ringan tapi jelas. Kayak magnet, k enapa magnet ada dua kutub. Kalo dia dicritain pake visual biasa, itu mungkin kita anggap gak nyampe, tapi dengan bahasa kartun atau animasi ka nada tanda-tandanya, ada petir -petirnya, trus bisa nyedot. Kayaknya itu nyampe dan bisa dicerna, nah trus sahaba tku itu siswa-siswa berprestasi atau kalo yang hobiku biasanya koleksi, kolektor. Tapi jarang kolektor anak-anak yang punya, biasanya orang kaya kan, makanya kita segmenya ada dua… kalo yang kita ketemu sahabat yang berprestasi kita pake, tapi
kalo ada hob iku yang ngumpulin perangko anak kecil punya, kita juga ambil itu….. Disini kayak pengenalan “ada lho temen kamu yang ngumpulin satu per satu”. Supaya diikutin…ini kan kegiatan positif, dari pada main kemana…kecuali ngumpulin film segala macem nggak…atau P S itu juga nggak…itu kolektor, tapi kolektor yang nggak baik…kalo mainan kayak mobil-mobilan kecil, prangko itu positif. Itu aja… 21. Apakah pernah terjadi perubahan konsep?
Jawab: Kita sudah tiga kali ada perubahan, - Yang pertama itu berita pure kayak hardnews gitu. Itu 2 menit, 2 menit, 2 menit jadi 24 menit. Nah ini segmen pertama. Ini cerita awal. Kita melihat terlalu cepat buat anak -anak. Nah berubah pas session kedua. - Session kedua kita coba gimana nich maunya a nak-anak. Tapi masih tetep dengan durasi yang pendek -pendek. - Nah, yang ketiga inilah kita coba. Waktu lahir session yang ketiga, dengan masukan dari temen -temen. Kayaknya kita perlu waktu untuk anak -anak mencerna. Kalo 2 menit belum sempet, maka diperke cilah, trus dibikin segmen-segmen yang biar jelas arah tujuannya. Kalo ingin tahu ya di segmen cari tahu. Kalo pengen tahu jalan -jalan di sana ada apa, maka di segmen jalan -jalan. Maka dipilihlah jalan -jalan, cari tahu, SOT ringan sama sahabatku atau hobik u.
22. Berapa biaya yang dibutuhkan dalam proses pra -produksi-pasca? Untuk apa saja?
Jawab: Biasanya kita ngitung per sepuluh episode..kalo per episodenya rata -rata Rp 200.000, -
Untuk uang jajan Reporter cilik
-
Uang jajan Presenter (Rp 60.000/ sekal i taping)
-
Uang jajan Voice over (Rp 20.000)
23. Apa saja peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan pada proses produksi?
Jawab:
Kamera sudah pasti, macbook, macbook itu alat editing kan, kita nggak pake VTR, kita pake macbook atau G4. Katanya sich lebih canggih dari VTR. Cuma butuh satu laptop apple, camera, hardisk, mix, camera studio.
24. Strategi seperti apa yang digunakan dalam memproduksi Liputan Cilik supaya menarik?
Jawab: Kita pasti menyelipkan, menitipkan pesan moral disi tu. Kalo disetiap segmen itu kita pasti kasih, karena cinta kasih itu luas ya… misalnya jalan-jalan ke Bantargebang, Bekasi. Lihat tumpukan sampah sebanyak itu… biasanya pesan terakhir (biasanya di terakhir naruhnya temen -temen reporter), untuk supaya kita tidak banyak sampah seperti ini, bagaimana kalo mulai sekarang temen -temen mulai tidak membuang sampah sembarangan atau menggunakan peralatan -peralatan yang tidak merusak bumi kita. Biasanya kita selipkan disitu..
Jadi pertama cerita, ujungnya pasti ada pesan yang kita selipkan, yang kita sampaikan ke temen -temen. Dengan bahasa tadi kalo si Ivan yang nyampein ke temen -temennya pasti nyampe kan?.... “Ok temen-temen, mulai sekarang kita coba jangan buang sampah sembarangan” . Udah ending gitu dengan tambahan background tumpukan sampah atau ada anak -anak yang kita smemasukkan sampah ke tasnya. Ini teknik-teknik dan strategi yang kita pakai supaya anak -anak yang di rumah pun, pemirsa nggak merasa diajarin kan… itu yang kita coba ajak.. 25. Siapa yang menjadi competitor dari Liputan Cilik?
Jawab: Sejauh ini competitor apa ya.. Kita competitor apa ya…spacetoon nggak ada berita anak… dulu ada tuch..namanya Reporter Cilik, tapi berhenti. Kayaknya kita nggak ada competitor. Ya itu tadi, tv kita kan gak ada iklan, kalo mereka kan nggak ada iklan berhenti kan.. kalo kita nggak da yang nonton pun, kalo pesen dari master, yang pimpinan DAAI, bukan pimpinan sich..ketua yayasan di Taiwan..kalo nggak da yang nonton pun kita jalan terus. Jadi kita gak da competitor, gak da itu lawan. Kita jalani aja beriringan, kita sampaikan aja gitu. Kita nggak ngrasa saingan dan kita nggak ngrasa mereka saingan kita, karena beda banget.. cara kita
juga beda. Kalo mereka pasti ada pesen -pesen musti iklan harus banyak, entah yang harus bombastis, entah apa gitu. Kalo kita slow aja, soft aja... beritanya juga nggak bombastis. Yang kalem ato positif..
26.
Apa yang menjadi keunggulan dan yang membedakan Liputan Cilik dengan program lain yang sejenis?
Jawab: Kita coba presenternya anak -anak, yang isi suara anak -anak, yang di lapangan juga anak -anak. Jadi kita mencoba “disini lho kalo anak -anak pengen tahu informasi, berita yang disampaikan ke anak -anak, atau yang melibatkan anak -anak”.
27.
Apa target yang ingin dicapai dari Liputan Cilik?
Jawab : Kita harapkan anak -anak Jakarta kalo pengen tahu sekitarnya, pengen tahu dunia anak -anak, target kita mereka memilih menonton Liputan Cilik DAAI TV.
Kenapa? Karena disinilah ada tempat, ada wadah anak -anak Jakarta ini di segmen umur 6 hingga 8 atau 9 tahun, ketemu masalahnya, ketemu keingintahuannya.
F.
PENGORGANISASIAN
10. Bagaimana kedudukan Produser dan asprod di DAAI TV?
Jawab: Di sana (tv lain) produser itu ada beberapa, jadi program Liputan Cilik ada 2 pa 3 produser. Disini kayaknya dibikin simple. Karena masih sedikit durasi, jadi belum crowded, belum banyak materi yang diolah..jadi produser kayak Fidel, dia pegang Liputan Cil ik, Koki Cilik dan Rumah Dongeng..gw sebagai asprod juga sama..pegang Liputan Cilik, Koki Cilik dan Rumah Dongeng. Jadi sempet bingung kenapa nggak pegang salah satu biar enak nguasainnya..jadi lo konsentrasi aja
di salah satu program, mo pengembangan apa. .tapi ini nggak..ini juga agak nae..jadi kroyokan gitu..jadi kalo Fidel nggak bisa gw back up..jadi agak-agak lain
Kalo ditempat lain bisa dibilang kayak…. Fidel produser megang tiga, tapi di Liputan Cilik nggak turun langsung…jadi di Liputan Cilik gw ya ng pegang..nggak pegang sich, tapi bantuin koordinasiin ke temen -temen..liputan kemana, apa di lapangan ada kesulitan..trus rapat -rapat redaksi ngebahas apa nich materinya, yang minggu ini segala macem, nah Fidel cuma koordinasi doang..tante, ntar mo ada m eeting Liputan Cilik nich..gitu dong..nggak yang ikut terlibat..jadi gimana cara mengatasinya juga bingung.. Pokoknya tiga program muncul produser Fidel, asisten produser arie…Liputan Cilik, Rumah Dongeng, Koki Cilik juga gitu..terserah gimana nyimpulinny a..kalo Liputan Cilik secara de Jure, secara structural gitu ..Fidel, asisten produser gw, baru temen -temen Wiwi, Mareta..kameraman om Gian, Memet, di bawahnya lagi ada reporter reporter cilik, ada voice over, ada presenter cilik Nila. Itu strukturnya… 11. Berapa kali diadakan rapat redaksi? Siapa saja yang datang?
Jawab: Yang harus datang rapat redaksi itu reporter, Karena pertama kan… misalnya pengen ngebahas apa, reporter dulu kan…ada undangan gini..gini..gini…atau ad hari pendidikan nasional kayak besok…hardiknas nich…untuk minggu depan kita ngebahas ini.. Itu reporter udah pasti , tapi kalo kameraman biasanya kadang ikut, tapi diusahain ikut..disini kameraman, editor juga..jadi kesibukannya juga ada..jadi dia bia sanya kita usahain ikut, jadi bisa tau apa masalahnya..kayak kemarin ada kesulitan gambar, kayak waktu ke lampung seminggu, apa kesulitannya. Missal: kapalnya goyang -goyang atau apa..supaya jadi bahan kita aja untuk ke atas lagi..lapor ke Fidel dulu atau m isal alat rusak atau kesulitan ngeditnya gimana gitu.. Yang memimpin rapat.. Nah itu, kalo di Liputan Cilik kayaknya gw..Cuma gw musti lapor ke Fidel untuk nih Liputan Cilik mo rapat redaksi..ikut nggak..jadi hanya komando aja..koordinasi gitu..oh ya om silahkan jalan.. soalnya kalo nggak begitu ntar gw nglangkahin dia..karena secara de facto ada dia disitu…kalo disini taunya saya yang pegang..padahal masih ada Fidel..bukannya Fidel nggak nguasain, tapi dia memang nggak turu langsung..jadi taunya saya..
12. Tema seperti apa yang menjadi topik dalam Liputan Cilik?
Jawab: Tema yang diangkat itu yang berhubungan dan melibatkan dunia nak anak…acara yang terlibat dengan dunia anak -anak…yang nggak diambil tv lain…biasanya anglenya berbeda.. Misal pendidikan nasional…tv lain ambil angle apa..kalo kita ambil angle missal ada anak yang harus jualan untuk biaya sekolahnya..yang berhubungan dengan human interest atau profil gitu… 13. Dari mana saja ide/ materi berasal?
Jawab: a. Materi bisa dari Narasumber, bisa dari Koran, internet, atau undangan. Undangan itu ya di fax bisa atau undangan datang langsung ke kita. Ada cara gini…gini…gini…. Biasanya di kita juga dilihat materinya… oh anak -anak, kita ambil..tapi ya itu tadi kan… di sini program ka nada banyak…ada mata hati, dunia relawan. Liat dulu kalo dunia relawan “Gw aja dech yang ngambil…” meskipun anak -anak. Misal yang diambil kakak pembimbingnya. “Oh yaudah, ntar footagenya pinjem yach….”kita yang nggak turun, pas selesai kita pinjem, tapi anglenya tetep berbeda… mereka kan fokusnya ke yang gedenya. Kita ambil yang anak -anaknya. Kita nitip wawancara ke anak-anaknya. Jadi bisa dari Narasumber, undangan, internet, Koran, dan segala sesuatu yang bisa… biasanya sich kita udah ada kerjasama dengan yayasan anak anak atau apa… jadi mereka rutin kasih tau… kayak gramedia, pustaka leba itu rutin, kalo ada kegiatan pasti kasih tau…
14. Siapa yang menentukan narasumber?
Jawab: a. Yang menentukan narasumber adalah reporter, karena repo rter kan biasanya pas dapet undangan atau dapet informasi itu kita pelajari. Siapa sich tamunya…
Misal kak Seto…” Mareta kak Seto nich, usahain dapet wawancara kak Seto”…. Nanti materinya kita bahas, apa acaranya…
Misal kayak kemaren, Situgintung…kak Seto datang untuk ngobatin trauma anak -anak korban… wawancara kak Seto kenapa mau turun, apa tujuan, harapan… apa sekali saja trauma bisa hilang?....itu ke kak Seto…. Ke anak-anaknya… seneng nggak?...tadi pelajarin apa?....jangan kembali ke pertanyaan takut ng gak, itu sama aja ma ngorek dia punya memori kan?... Arahin pertanyaan ke situ… biasanya wawancara setelah kegiatan, karena kan kegiatan anak -anak biasanya nyanyi -nyanyi, dongeng, pasti anak-anak setelah acara itu seneng…kalo nggak mau lagi… kamu pelajari apa?.... Tekniknya sich emang, teknik wawancara dengan anak -anak berbeda dengan wawancara dengan narasumber politik atau apa, agak beda…paling kita diskusi…kayak misal Wiwi punya teknik sendiri, Mareta punya teknik sendiri…atau kameraman den gan Fidel (produser)…oh lebih baik begini…jadi kita diskusi…
15. Berapa lama waktu yang digunakan untuk memproduksi satu episode Liputan Cilik?
Jawab: a. Satu minggu…liputan, voice over..deadline jumat..
16. Strategi apa yang dilakukan jika menghadapai permasalahan yang tidak diinginkan? Seperti kekurangan materi atau sumber berita?
Jawab: a. Selama ini sich belum pernah..tapi kalo itu sampe terjadi kita pake materi dari program lain…disini kan program ada banyak…jadi kalo kita kekurangan materi bisa pa ke dari Mata Hati atau Dunia relawan..
17. Berapa kru/tim yang terlibat dalam Liputan Cilik? Kenapa? Apakah sudah efisien dan efektif?
Jawab :
Ada 2 reporter, 2 kameraman dibantu asisten produser, produser…ada enam..presenter..kita usahain cukup.
18. Bagaimana pembagian tugas peliputan untuk reporter dan reporter cilik?
Jawab : a. Awalnya kita usahain jangan sampai ganggu sekolah mereka, jadi kita pake hari Minggu, karena hari Sabtu masih sekolah..misalnya ke ancol..kita pilih hari Minggu. Ajak reporter cilik pun dengan ijin orang tuanya, dan ijin anaknya…mo ikut apa nggak..
Alhamdulillahnya, mereka antusias mau, karena mereka kan jalan jalan. Kan jarang sekali mereka yang di rumah susun itu (maaf), dari kalangan kurang mampu, jadi mereka antusias, tapi biasanya mereka nggak mau sendiri… mereka ngajak temennya satu.. jadi kalo berdua kan seru ya…biar gimana kita kan orang dewasa, jadi kalo dia sendiri dia pasti bt dech… jadi kita ajak dia seneng, meskipun sebenarnya mereka kerja, tapi kita nggak terlihat seperti kerja… Mades ma Bagas misalnya jalan ke depan, kita record gitu…di nunjuk jalan gitu… kita nggak nyuruh, Cuma ngarahin jalannya lewat sini nich..nanti kameraman nge - record…itu pinter -pinter reporter ma kameraman ngarahin.
19. Kenapa mengikut sertakan anak-anak (reporter, voice over dan presenter cilik)? Apakah merupakan bagian dari strategi?
Jawab : a. Kita pengen mereka kayak menyampaikan berita atau informasi kepada teman-temannya di rumah. Kalo orang dewasa yang menyampaikan kepada anak -anak mungkin kan ada bahasa yang kurang nyambung.. nggak nyampai ke anak -anak, makanya kita p akai (anak -anak). Makanya ada kesulitan -kesulitan kayak waktu VO harus anak -anak.. tapi kita jalani ini terus, karena ini kita anggap di tv lain belum…
Kayak yang ada liputan anak -anak…tapi nggak ada ya…kalo yang keliling-keliling ada mungkin, kayak “Bol ang” atau apa… Kayak “Bolang”, anak daerah itu. Kalo kita nggak, kita bawa, kita kan ada anak binaan di rusun (Rumah Susun di daerah Kamal, Cengkareng) itu… broadcast.
Ekstrakulikulernya kita coba anak -anak itu kita libation. Kita coba bahasanya, bahas a mereka. kita coba mereka ikut, sampai kita coba mereka bawain. Kasih tau ke temen-temennya…
G.
PENGARAHAN DAN MEMBERIKAN ARAHAN
7. Tahapan pengarahan?
Jawab : b. Rapat redaksi kemudian setelah itu koordinasi dengan bagian mobil..setelah dapet mobil kita menghubungi narasumber untuk menentukan jadwal wawancara dan melakukan koordinasi dengan narasumber karena hal ini berhubungan dengan masalah waktu… 8. Sejauhmana peranan produser dalam memonitoring kru yang sedang melaksanakan tugasnya (reporter dan kameraman di lapangan hingga penulisan naskah)?
Jawab : c. Kita serahin ke reporter. Makanya reporter untuk anak -anak diutamain yang seneng anak -anak dulu. Kayak Maret a, Wiwi ditanya dulu, seneng nggak ma anak -anak. Trus mau nggak jalan dengan anak -anak..kalo bilang mau..ok.. terlepas dari background yang lainnya..karena nggak semua kan, tadi lo -lo, gw-gw..namanya anak -anak…bodo..tapi utamain yang seneng anak -anak, karena mereka musti bawa.. ke Puncak atau ke mana.. Kayak waktu itu Rizki ke kebun the. Lihat cara pembuatan teh di pabriknya, kan musti tengah malem… Ok… pembagian tugas itu tadi, yang ngarahin reporter dan kameraman.. “Riz, jalannya begini atau pas metik dic ium..”. itu biasanya ada pengarahan dari reporter atau kameraman. Tapi ada sewaktu-waktu kayak saya suka ikut juga..kalo bahasa anak -anaknya musti turun gunung nich.. musti dibantuin…turun..tapi liat waktu juga..ya nggak selalu.. 9. Kenapa hanya menggunakan single cam saat taping?
Jawab: d. Karena kita tidak perlu 2 atau 3 karena nggak cut to cut juga…dan Nila juga pembawaannya gak pake kayak ada action -nya..dia Cuma di
depan kamera dengan background Liputan Cilik, dia baca satu telepromter saja..kan dia b aca..kecuali dia hafal..kalo ua ntar dia malah ngadep sana…ngadep sana telepromternya butuh juga..makanya diperlukan satu master kamera lengkap dengan telepromter…
H.
PENGAWASAN
5. Siapa saja yang ikut dalam rapat evaluasi?
Jawab: e. Yang harus datang rapat redaksi itu reporter, Karena pertama kan… misalnya pengen ngebahas apa, reporter dulu kan…ada undangan gini..gini..gini…atau ad hari pendidikan nasional kayak besok…hardiknas nich…untuk minggu depan kita ngebahas ini.. Itu reporter udah pasti, tapi kalo kameraman biasanya kadang ikut, tapi diusahain ikut..disini kameraman, editor juga..jadi kesibukannya juga ada..jadi dia biasanya kita usahain ikut, jadi bisa tau apa masalahnya..kayak kemarin ada kesulitan gambar, kayak waktu ke lam pung seminggu, apa kesulitannya. Missal: kapalnya goyang -goyang atau apa..supaya jadi bahan kita aja untuk ke atas lagi..lapor ke Fidel dulu atau misal alat rusak atau kesulitan ngeditnya gimana gitu.. 6. Bagaimana tanggapan terhadap respon dari masyarakat terhadap Liputan Cilik sehingga bisa diketahui Liputan Cilik disukai atau tidak?
Jawab: f. melalui line telepon, sms, kritik dan saran. Itu baru, seiring dengan perkembangan DAAI TV yang juga masih baru dan terus berkembang
REPORTER : Mareta Kusumaningrum
11. Sebagai seorang reporter Liputan Cilik, tugas apa saja yang anda lakukan? (dari pra produksi -produksi-paska produksi)
Jawab: Dari awal banget biasanya kita meeting, meeting itu biasanya untuk menentukan tema -tema apa saja yang akan diangkat. Kalo pun kita ad ide, di floor kan di situ..seumpama aku pengen liputan ini, ada nilai – nilai apa, kenapa diangkat disitu, seumpama ok kita bikin planner.. Planner minggu ini umpamanya kita liputan apa, setelah itu cari data, setelah meeting fix, kita cari data, setelah fix data, kita mulai liputan, habis liputan kita bikin script.. Biasanya asprod ngecek script kita, sudah selesai atau belum Habis itu kita vo, itu yang vo anak -anak di rusun (Rumah susun Yayasan Budha Tsu Chi di Kamal, Cengkareng). Nah habis itu baru tugas kameraman, nanti kalo kameraman udah selesai semua, termasuk editing, baru kita cek lagi udah sesuai atau belum antara gambar dengan apa yang kita pengenin di script itu dapet nggak. Biasanya yang ngecek itu reporter dulu baru produser. Produaser itu finishing..kalo semua udah selesai. Pas di lapangan… Pertama opening atau pembuakaan dulu, biasanya ngobrol dulu sama narasumber, tergantung ju ga kita bawa reporter cilik atau nggak. Kalo kita bawa anak -anak kita ada reporter cilik. biasanya itu segmen jalan jalan sama segmen cari tahu…biasanya sebelum kita ke lapangan, kita udah ngobrol dulu ke anak -anaknya… ngobrol dek, ntar gini..gini..gini.. dia udah tahu kok..dan kita ngarahin juga…biasanya gitu kalo kita bawa reporter cilik…tapi kalo nggak, kita langsung liputan.
12. Siapa saja yang datang dalam rapat redaksi?
Jawab: Kalo redaksi kecil itu yang datang kameraman, reporter, asisten produser sama produser..
13. Materi seperti apa yang biasanya harus diliput?
Jawab : Materi itu 1.
wisata di segmen jalan -jalan.. itu pun juga di tempat yang edukatif, mengandung nilai pendidikan…jalan -jalan dip anti asuhan pun buat kita bisa jadi segmen jalan -jalan….jalan -jalan nggak harus straight, kalo jalan jalan harus di tempat -tempat wisata…kayak gitu nggak…yang jelasketika kita mengajak anak -anak untuk keluar rumah dan ketika mereka di luar rumah, mereka mendapatkan nilai -nilai ya yang sesuai dengan DAAI….ya itu bisa masuk segman jalan -jalan
2.
segman cari tahu kita mengajak anak -anak untuk mengetahui pembuatan sesuatu..nah diharapkan sesuatu itu daur ulang, kreatif dan terus biasanya sich yang nggak memakan nilai mahal.. tujuannya lebih mengajarkan anak -anak untuk kreatif dan lebih peka terhadap lingkungan sekitar…kalo daur ukang kan seperti itu ya..trus biasanya kita memilih narasumber yang bukan industry besar…industrinya indus try rumahan..karena kita piker, kita ingin membantu mereka juga..kalo industry besar menurut kita nggak, ya itu lebih ke nilai kita sendiri, bukan Liputan Cilik harus kayak gini…nggak…
3.
segmen asal-usul biasanya ilmu pengetahuan biasa aja, mengapa terjadi planet, mengapa…. kayak gitu -gitu aja… biasanya kita bisa cari di buku -buku atau browsing di internet. Nah kalo asal-usul itu kita pake animasi untuk ngejelasinnya..kita kerjasama dengan AVR, bagian AVR… nah, itu salah satu produksi, bagaimana kita mengajukan..umpamanya tentang bagaimana terbentuknya matahari.. kita bikin script, kita cari data, bikin script, udah selesai biasanya kita ada sebuah kayak kertas apa ya.. pokoknya kita ngejelasin ke AVR..kita pengen bikin animasi seperti ini..di dalam gambaranku itu ntar ada gambar matahari, trus ada gambar ledakan gitu lho.. nah itu adalah salah satu proses produksi..kita ke AVR, biasanya AVR juga ikut meeting..ngejelasin yang seperti apa gitu kan..nah dari situ mereka tahu..mereka bikin animasinya…biasanya yang ngecek asprod atau produser..
14. Apakah yang biasanya dikoordinasikan dengan tim (kameraman) sebelum berangkat liputan/ pembagian tugas dengan kameraman?
Jawab : Kalo sebelum kita ke lapangan, kita udah share dengan kameraman, seumpama aku pengen ngambil gambar anak -anak pemulung di ciliwung gitu, aku pengen kamu ngambil gambar dari sisi A, B, C, D…karena aku pengen bikin script dan ngena nilainya atau ceritanya ke sini.. jadi ntar di lapangannya dia tahu harus ngambil gambar seperti apa gitu.. Tapi kalo untuk pengarahan di lapangan kita biasanya kerjasama.
15. Kendala apa saja yang terjadi saat liputan? Bagaimana mengatasinya?
Jawab : Selama bekerja disini si belum pernah..tapi cuma kalo pas…kendalanya membuat sebuah berita atau skrip yang bagaimana sich biar cocok dengan anak -anak..mungkin seperti itu.. kalo pas liputannya nggak..sejauh ini nggak..ya seperti tadi prinsipku dari awal adalah.. berita apapun bisa jadi berita untuk anak -anak..tergantung bagaimana kita mengemasnya…kalo aku lebih ke situ..tapi kalo kita nyari yang anak -anak harus kayak gini ya susah…
16. Kapan saja reporter cilik melakukan liputan? Liputan yang seperti apa?
Jawab : Kalo itu fleksibel..karena mereka kan sekolah..jadi fleksibel aja..dalam artian kadang kita ajak, kadang nggak..itu aja yang menjadi kendala karena mereka kan sekolah di sekolah formal..kalo kita ajak hari biasa agak susah..biasanya hari libur... tapi kita nggak tentuin.. jadi nggak selalu ada reporter cilik dalan setiap liputan…biasanya di segmen cari tahu dan segmen jalan -jalan.. Kita sebenarnya fleksibel aja..karena kita nggak bisa paksain. Sementara kalo kita nunggu dia, kita juga dikejar dead line.. Gitu biasanya kalo reporter cilik liputannya, biasanya tetep kita ngarahi..misalnya mereka yang megang mix..wawancara, wawancarapun pertanyaan juga dari kita..kita berusaha mengajak dia untuk ikut dalam artian nanya..seumpama “pak, ini buat apa..”. kita
kasih kebebasan buat dia supaya mengalir saja..kita mencoba mengarahkan agar mereka ikut serta nanya.. mereka pengen tahu…
Tujuannya?
Supaya lebih masuk ke anak -anak..kalo kita melihat temen kita, kita akan lebih tertarik kalo yang bawain temen s eusia kita..daripada lihat bapak-bapak yang cari tahu apa..kita pasti apa sichh..kalo aku si seperti itu…
17. Peralatan apa saja yang diperlukan seorang reporter dalam peliputan?
Jawab: Mix, kaset, kamera untuk foto..untuk dokumentasi saja..
18. Sejauhmana pengawasan yang dilakukan produser saat anda berada di lapangan hingga menulis naskah?
Jawab: Nggak terlalu diawasi, dalam artian produser tahu jadwal kita..seumpama senin sampai jumat ada liputan disini..sini.. paling dicek kita udah sampai lapangan belum..gimana udah beres belum..udah sesuai nggak dengan yang kita omongin kemarin waktu meeting…koordinasi aja… Kalo pas nulis naskah..paling kita nulis, kalo mo di VO produser ngecek sich….
KAMERAMAN : Giantara Abu B akar Shidiq
8.
Sebagai seorang kameraman Liputan Cilik, tugas apa saja yang biasanya anda lakukan?
Jawab:
Kalo kameraman di liputan cilik agak berbeda dengan tugas kameraman di tv lain yang biasanya…kalo disini kameraman harus bisa bertindak sebagai seo rang editor…jadi kameraman plus editor.. Tugasnya ya gitu aja..kalo pas liputan..kalo di lapangan ya ngambil gambar..trus setelah kembali ke kantor bertindak sebagai editor…dia mengedit hasil gambar yang diperoleh di lapangan…
9.
Sebelum pengambilan gambar, adakah kerjasama antara reporter dan kameraman? Seperti apa?
Jawab : Intinya sebelum liputan discuss dulu dengan reporter..reporter mo bikin angle liputan seperti apa…ya kita ambil gambar seperti naskah apa yang akan dibikin r eporter..jangan reporter ceritanya kemana…kita ngambil gambarnya kemana…
10. Persiapan apa yang dilakukan sebelum melakukan peliputan?
Jawab: Mempersiapkan kamera, cek dulu layak pake atau nggak..lensanya kotor atau nggak..disini kita pakenya kamera PD 170..semua sama. Kasetnya mini dv. Mengecek baterainya cukup nggak buat liputan.. Tripod
Mix biasanya reporter yang nyiapin..
11. Apa saja alat yang diperlukan?
Jawab: Kamera PD 170
Tripod
Mix biasanya reporter yang nyiapin
Kasetnya mini dv. Baterai
12. Apa yang dilakukan setelah selesai melakukan pengambilan gambar?
Jawab: Setelah ngambil gambar kembali ke kantor, kalo reporter bikin script, kalo kita capture apa hasil liputan..trus ya ngedit..
13. Kendala apa yang ditemui saat melakukan tugas? Dan bagaimana cara mengatasinya?
Jawab: Kendala kadang kalo ketemu narasumber yang susah diatur..kadang perlu misalnya kalo adegan pembuatan..disini ada cari tau..kan ada proses-prosesnya..pengennya proses dari awal..tapi kadang narasumber males sehingga ada adegan yang kelongkap..
Nyiasatinnya reporter harus pinter -pinterbikin script biar adegan yang kelongkap tidak jumping.. 14. Sejauhmana pengawasan yang dilakukan produser saat anda berada di lapangan?
Jawab: Di lapangan jarang...produser di awal saja..sekedar tahu..mo liputan apa..misal ada masukan dikasih tahu…di lapangan terserah kru di lapangan karena kita kan yang lebih tah u..karena produser kan di kantor.. Kalo koordinasi ada saja..Cuma skedar dah nyampe mana nich..liputan dah nyampe mana..sekedar koordinasi cari tau saja..dah nyampe mana nich..
15. Gambar apa yang boleh dan tidak boleh diambil untuk Liputan Cilik?
Jawab: Karena ini program anak -anak, gambar yang nggak boleh diambil ya yang berbau pornografi, sara,apa…
Umum aja, apa yang nggak boleh dilihat anak -anak gitu aja.. ditambah lagi kalo di DAAI TV tidak boleh ada adegan makan daging karena disinikan memudayakan budaya vegetarian..humanisme.. Kayak kurban kemarin, nggak ada adegan potong hewan kurban.. selainnya sama aja kayak kategori umum anak kayak tv lainnya..
EDITOR : Giantara Abu Bakar Shidiq
8. Sebagai seorang editor, tugas apa saja yang biasanya anda lakukan?
Jawab: Editor ya edit gambar hasil liputan sehingga menjadi suatu paket berita yang bisa ditonton..
9. Alat apa yang diperlukan dalam proses editing (termasuk software yang digunakan)?
Jawab: Alat-alat yang digunakan..karena kita disini pake machintos sehingga kita pake software-nya final cut pro..
10. Bagaimana proses editing?
Jawab: Proses editing..pertama kaset hasil kameraman liputan dibawa editor dan di capture..dicapture untuk memasukkan hasil kamera ke komputer-hardisk..itu namanya proses capture..
Setelah selesai proses capture, masuk ke proses editing..kita cari -cari gambar kira-kira yang sesuai dengan script, trus durasinya yang sesuai..
Itu aja sich…sesuaikan gambar den gan skript
11. Efek yang menimbulkan karakter seperti apa yang digunakan dalam Liputan Cilik sehingga membedakan program Liputan Cilik dengan program sejenis?
Jawab: Nggak terlalu banyak efek..kalo efek biasanya disana..kayak animasi..
Paling transisi..transisi ya yang nggak terlalu kaku..
Efek pembeda atau ciri khas dari Liputan Cilik Jawab:
Sama saja dengan sejenisnya, formatnya hampir sama sich dengan yang lain..
Standar..karena liputan anak -anak, gambar -gambarnya harus ceria, tidak terkesan terlalu serius..itu aja kalo paket anak -anak..lebih mengutamakan pengetahuannya bukan efeknya..kalo efek nggak terlalu banyak efek..paling animasinya aja..kalo SOT yang lain nggak terlalu banyak efek…
12. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk menjadi paket yang siap tayang?
Jawab: Kalo kita satu episode, satu paket satu minggu, kadang lebih..kadang kurang..tapi normalnya satu minggu..
13. Apa kendala yang ditemui saat melakukan proses editing? Bagaimana mengatasinya?
Jawab: Kendalanya ya..kadang reporter kalo bikin script ada yang pake pengantar dulu..kadang nggak langsung ke tadi yang liputan..ternyata harus cari-cari kaset lain di libra ry..misalnya ngebahas tentang jakarta dulu awalnya sebelum masuk ngebahas ondel -ondel..kan pas liputan kita nggak ngambil itu..jadi kita harus nyari -nyari stock dulu..itu yang agak ada kerjaan baru aja..
14. Adakah kiat khusus untuk menjadi kameraman yang merangkap sebagai editor?
Jawab: Yang penting kerjasama aja..apalagi Liputan Cilik semacam bukan straight news. Straight news kan semacam event -event yang hardnews, yang dituntut kecepatan..kalo disini kan agak lebih santai, lebih bisa kita atur sendir i..bedanya dengan berita, narasumber bisa kita atur… Yang penting, sebelum liputan harus tahu dulu liputan apa yang akan kita ambil.. Misalnya di Liputan Cilik kan ada sahabat teladan tentang anak -anak yang berprestasi atau apa..kita bisa atur mereka seha ri-harinya gimana… Intinya sebelum liputan discuss dulu dengan reporter..reporter mo bikin angle liputan seperti apa…ya kita ambil gambar seperti naskah apa yang akan dibikin reporter..jangan reporter ceritanya kemana…kita ngambil gambarnya kemana…
HEAD OF HR & GA : Ria Sulaeman 1.
Sejarah berdirinya perusahaan Jawab: g. Sejarah mengenai berdirinya perusahaan diawali dari salah satu misi yayasan Budha Tzu Chi..jadi yayasan Budha Tzu Chi memiliki 4 misi utama: a.
b. c.
d.
Amal bakti sosial Di dalamnya ada bebenah kampong, pengobatan gratis dan bagi beras. Kesehatan atau pengobatan Memberikan subsidi kepada kaum duafa Pendidikan Jadi untuk pendidikan sekolah dari kB sampai SMK. Jadi rumah sakit cinta kasih Tzu Chi untuk pengobatan didir ikan rumah sakit cinta kasih Tzu Chi dan untuk pendidikan didirikan sekolah cinta kasih Tzu Chi, yang kedua -duanya di lokasi di Kamal Cengkareng. Budaya humanis
Budaya humanis terdiri dari media cetak dan elektronik.
Keempat misi ini adalah misi keman usiaan dari yayasan Budha Tzu Chi yang didirikan oleh master Cheng Yen pada tahun 1966 di Hualien Taiwan. Jadi master mengawali cikal bakal dari berdirinya yayasan Budha Tzu Chi dari celengan bambu. Celengan bamboo ini yang dari menyisihkan dari pengikutnya yang terdiri dari 5 orang, kemudian menjadi 7, berkembang menjadi 30 orang..ibu -ibu rumah tangga ini diminta oleh master untuk dapat menyisihkan 50 sen dari uang belanjanya dan setiap hari dimasukkan ke celengan bambu.. Kenapa tidak tiap bulan sekali? Kenapa setiap hari? Karena master berpesan kalo kita melakukan setiap hari berarti kita mengawali hari kita pertama -tama dengan bernuat suatu kebajikan, berbuat kebajikan, mempunyai niat yang baik.
2.
Sejarah berdirinya DAAI TV Jawab: h. Adalah media elektronik..sebab kenapa didirikan DAAI TV? Supaya DAAI TV ini dapat merupakan stasiun televisi keluarga yang bisa memberikan kedamaian, ketenangan, bagi pemirsa yang menontonnya. Jadi DAAI TV mempunyai 3 moto: d.
e. f.
Kebenaran Kebenaran art inya apa yang ditayangkan adalah benar, baik berupa drama, cerita dan semuanya adalah benar, bukan rekayasa. Kebajikan Dalam setiap tayangan yang disajikan ada unsur kebajikan Keindahan Adalah unsur kei ndahan, disiplin dan juga kebenaran DAAI TV menjunjung tinggi kejujuran, kebaikan, berbuat baik dianjurkan dan keindahan ada unsur kedisiplinan disitu.
Jadi setiap orang lihat, diharapkan bila menjadi pemirsa, nonton DAAI TV. DAAI TV bisa memberikan inspi rasi dan motivasi bagi pemirsanya. Baik itu anak-anak, remaja, dewasa maupun orang tua. Itu visi dan misi Visinya adalah mensucikan hati, menghargai semua makhluk dari manusia. Sama dengan visi dari yayasan Budha Tzu Chi.
3. Visi misi dan logo Jawab: i. Logo :
DAAI : Duta Anugerah Indah adalah nama perusahaan. Kalo diterjemahin ke bahasa mandarin DA (dibaca tha): artinya besar AI : artinya cinta Jadi dalam bahasa inggris great love, cinta kasih yang besar.. Berlandaskan cinta kasih yang universal, bebas agama, suku bangsa, ras, yang kita lihat adalah sosok makhluk manusianya tanpa mengotak otakan suku bangsa ini, agama ini, dsb..tidak..tapi universal. DAAI TV di Indonesia ada 2: - Medan : 51 UHF berdiri tahu n 2005 - Jakarta : 59 UHF berdiri tahun 2006
CURICULUM VITAE PERSONAL DETAILS Full Name
: Chandra Kartikasari
Nick Name
: Tika
Place / Date of Birth : Boyolali, May 20 th 1987 Home Address
: Jalan H. Kasam No. 51B RT 004/04 Meruya Selatan – Kembangan, Jakarta Barat 11650
E-mail Address
:
[email protected]
Phone Number
: 0812 1827 8833, 021 9430 6663
Marital Status
: Single
Health
: Good
Interest
: traveling, reading, and watching movie
EDUCATION BACKGROUND o 2002 – 2005 : Senior High School 0f 01, Boyolali, Central Java o 1999 – 2002 : Junior High School of 01, Boyolali, Central Java o 1993 – 1999 : Elementary School of 01 Kali Gentong, Boyolali, Central Java
INFORMAL EDUCATION o September 13 th – 14th 2008 : Program Khu sus Pelatihan Jurnalistik Tulis at School of Journalist, ANTARA o July 9th to Aug 14 th 2008 : Video Editing Course (Avid Newscutter software) at Broadcast 9
o July 12 th 2008 : Workshop about “Self Motivation, Strategi Menembus Lapangan Kerja” at Mercu Buana University o May 28th 2008 : National Forum, “National Television : Among Regulation, Decentralisation & Corporation” at Mercu Buana University o November 28 th 2007 : Seminar Komunikasi dan Study Media to Metro TV Program Kick Andy o November 24 th 2007 : Seminar “ Iklan & Novel Sebagai Media Pembelajaran” at Pelita Harapan University o September 21 st – 23th 2006 : Semiloka “Eksistasi Ilmu Komunikasi di Indonesia” at Padjadjaran University o September 2005 to July 2006 : English Conversation Course at LIA o June 5 th – 7th 2006 :Pameran & Seminar Fotografi “Fotografi dalam Media Massa” at Prof. Dr. Moestopo (Beragama) University o May 16th 2006 : Seminar Nasional “Cegah Tayangan Kekerasan, Pornografi-Pornoaksi & Mistik di Televisi” at Mercu Buana University o March 6th – 9th 2006: Pekan Jurnalistik ORIENTASI 2006 Tingkat Mahasiswa se-Jabodetabek, “Membangun Pers yang Kritis, Independen dan Dinamis” at Mercu Buana University o January 2006 : Information Technology course at Mercu Buana University o December 16 th – 18th 2005 : Broadcasting Leadership and Smart Training (BLAST) at Cisarua, Bogor
SKILLS o Operating Computer Aplication (MS W ord, MS Excel, MS Power Point), Avid Newscutter, Adobe Premier and Internet. o Good in English