SKRIPSI PROSES PRODUKSI PROGRAM BERITA REPORTASE MALAM DI TRANS TV (Periode April 2008)
Diajukan guna memenuhi persyaratan mendapatkan gelar strata satu (SI) pada Bidang Studi Broadcasting Fakultas Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh : Nama : Setiyo Lestari NIM : 4410401-036 Bidang Studi Jurusan : Broadcasting
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI BIDANG STUDI BROADCASTING
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI
Nama
: Setiyo Lestari
NIM
: 4410401-036
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Bidang Studi
: Broadcasting
Judul
: Proses Produksi Program Berita Reportase Malam di Trans TV (Periode April 2008)
Mengetahui, Pembimbing 1
( Drs. Riswandi.M, Si )
Menyetujui, Ketua Bidang Studi
( Drs. Riswandi.M,Si )
i
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI BIDANG STUDI BROADCASTING
LEMBAR TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI
Nama
: Setiyo Lestari
NIM
: 4410401-036
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Bidang Studi
: Broadcasting
Judul
: Proses Produksi Program Berita Reportase Malam di Trans TV (Periode April 2008)
Jakarta,Agustus 2008
1. Ketua Sidang ( Ponco Budi Sulistyo.,M.Comm)
(……………………….)
2. Penguji Ahli (Feny Fasta., M.Si )
(……………………….)
3. Pembimbing 1 (Riswandi.,M.Si)
(……………………….)
ii
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI BIDANG STUDI BROADCASTING
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI
Nama
: Setiyo Lestari
NIM
: 4410401-036
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Bidang Studi
: Broadcasting
Judul
: Proses Produksi Program Berita Reportase Malam di Trans TV (Periode April 2008)
Jakarta,Agustus 2008 1. Ketua Bidang Studi ( Ponco Budi Sulistyo.,M.Comm )
( ……………………)
2. Penguji Ahli ( Feny Fasta., M.Si)
(……………………)
3. Pembimbing ( Riswandi., M.Si)
(…………………..)
Iii
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI BIDANG STUDI BROADCASTING
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Nama
: Setiyo Lestari
NIM
: 4410401-036
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Bidang Studi
: Broadcasting
Judul
: Proses Produksi Program Berita Reportase Malam di Trans TV (Periode April 2008)
Mengetahui, Pembimbing
( Drs.Riswandi.M,Si )
Menyetujui,
Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
Kepala Bidang Studi
(Dra.Diah Wardhani,M.Si)
( Drs. Riswandi,M.Si)
iv
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI BIDANG STUDI BROADCASTING SETIYO LESTARI (4410401-036) PROSES PRODUKSI PROGRAM BERITA REPORTASE MALAM DI TRANS TV, PERIODE APRIL 2008 72 Halaman + 2 Bagan + 3 Tabel + Lampiran Abstraksi Televisi merupakan alat media massa untuk memberikan informasi penting dan menarik yang ditayangkan melalui program berita untuk disebarluaskan kepada masyarakat luas. Program berita dijadikan sebagai suatu identitas lokal bagi setiap stasiun TV, dalam hal ini program berita Reportase Malam menjadi salah satu program berita yang menjadi identitas lokal bagi stasiun televisi Trans TV. Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana proses produksi yang dilakukan dalam program berita Reportase Malam di Trans TV dalam menentukan berita yang akan ditayangkan, penyajian berita, pihak – pihak yang terlibat yang terangkum dalam tahapan produksi pada bulan April 2008. Hal ini tidak terlepas dari berita – berita aktual yang ditayangkan oleh program berita Reportase Malam pada bulan April 2008. Proses produksi adalah bagaimana suatu produksi media dan isi pesannya dikreasi secara actual dan diorganisasikan secara bersama. Program berita adalah laporan berita yang aktual dan akurat mengenai suatu peristiwa berdasarkan fakta, berisikan informasi yang baru dan menarik. Penelitian ini juga menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif karena peneliti menganalisa data secara deskriptif kualitatif dengan memaparkan situasi berdasarkan hasil pengamatan. Metode penelitian yang peneliti gunakan adalah deskriptif karena metode deskriptif yang peneliti gunakan adalah metode atau cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data dilapangan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu pengamatan dan wawancara dengan pihak – pihak yang terlibat dalam proses produksi Reportase Malam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses produksi yang dilakukan pada program berita Reportase Malam memiliki kinerja redaksi tersendiri, seperti pada tahap pra produksi, rapat dilakukan secara lebih internal, mengingat durasi tayang yang tidak tetap setiap harinya, serta berita-berita yang ditayangkan sebagian merupakan berita Re-run atau berita yang telah ditayangkan pada Reportase Sore ditayangkan kembali pada Reportase Malam. Pada tahap produksi setiap tim liputan diberikan plotting dari koordinator liputan maupun produser mengenai berita apa yang akan diliput dan angle mana yang akan diambil dari peristiwa tersebut, sedangkan pada tahap pasca produksi dilakukan proses editing yang dilakukan secara digital maupun analog dalam membuat sebuah hasil liputan menjadi sebuah paket berita untuk ditayangkan. Dari proses produksi yang dijalankan tersebut menjadi bagian penting untuk menentukan hasil atau kelangsungan siaran program berita Reportase Malam. v
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahNya, sehingga peneliti dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan baik. Adapun tujuan penyusunan skripsi ini dengan judul “ Proses Produksi Program Berita Reportase Malam Di Trans TV “ adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh Strata 1 ( S1) Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) Jurusan Broadcasting di Universitas Mercu Buana Jakarta. Dalam pembuatan skripsi ini, banyak pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada peneliti baik berupa saran, kritik, dorongan maupun bantuan secara materi dan tenaga. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1.
Bpk, Riswandi,M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan bagi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini
2.
Para Dosen, khususnya Bidang Broadcasting yang telah membantu peneliti dalam memberikan arahan guna menyelesaikan skripsi ini
3.
Orang tua, kakak serta adik yang telah membantu peneliti, baik moril maupun materil, atas semangat dan Doanya yang selalu menyertai
4.
Pihak Trans TV, Mas Yoseph dan Mba Anggita selaku HRD dan redaksi Reportase Malam, diantaranya Yasmin Muntaz selaku Produser, Woro Windrati selaku Presenter, Kartika selaku Video Jurnalis, Retno Wulansari selaku Editor dan semua kru Reportase Malam yang sudah memberikan kesempatan bagi peneliti untuk dapat melakukan penelitian berdasarkan judul skripsi yang peneliti buat
5.
Sahabat dan teman- teman diantaranya Eka, Arum, Nisa, Ike, Vicky, Febri dan semua yang tidak dapat disebutkan satu – persatu, yang telah memberikan dorongan dan semangat
Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak sangat diharapkan. Dan harapan peneliti semoga hasil penelitian yang peneliti tuangkan dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menambah ilmu pengetahuan bagi peneliti sendiri. Akhirnya peneliti hanya dapat memohon ridho-Nya semoga semua bimbingan, dorongan dan kemurahan hati dari semua pihak mendapatkan anugerah dari Allah SWT.
Jakarta, 5 Agustus 2008
Peneliti
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI
i
LEMBAR LULUS SIDANG SKRIPSI
ii
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI
iii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
iv
ABSTRAKSI
v
KATA PENGANTAR
vi
DAFTAR ISI
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1
1.2
Pokok Permasalahan
8
1.3
Tujuan Penelitian
8
1.4
Signifikansi Penelitian
8
BAB 11 2.1
2.2
1.4.1
Signifikansi Akademis
8
1.4.2
Signifikansi Praktis
8
KERANGKA PEMIKIRAN Komunikasi Massa
9
2.1.1
Pengertian Komunikasi Massa
9
2.1.2
Proses Komunikasi Massa
10
2.1.3
Karakteristik Komunikasi Massa
12
2.1.4
Fungsi Komunikasi Massa
14
2.1.5
Media Komunikasi Massa
15
Televisi Sebagai Media Massa
16
2.2.1
Pengertian Televisi
16
2.2.2
Karakteristik Televisi
17
2.2.3
Kelebihan dan Kekurangan Media Televisi
18
vii
2.2.4 2.3
2.4
2.5
Fungsi Media Televisi
Program Televisi
18 19
2.3.1
Pengertian Program Televisi
19
2.3.2
Jenis-Jenis Program Televisi
20
Program Berita
20
2.4.1
Pengertian Berita Televisi
20
2.4.2
Karakteristik Berita Televisi
21
2.4.3
Jenis-Jenis Berita Televisi
22
2.4.4
Nilai Berita Televisi
22
Proses Produksi Program Berita Televisi
23
2.5.1
Pihak Yang Terlibat Dalam Proses Produksi Berita TV 23
2.5.2
Tahapan Proses Produksi Berita Televisi
27
2.5.3
Rundown
34
BAB 111 METODOLOGI PENELITIAN 3.1
Tipe Penelitian
36
3.2
Metode Penelitian
36
3.3
Teknik Pengumpulan Data
37
3.3.1
Data Primer
37
3.3.2
Data Sekunder
38
3.4
Nara Sumber
38
3.5
Definisi Konsep
39
3.6
Fokus Penelitian
40
3.7
Teknik Analisis Data
40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1
Gambaran Umum Trans TV
41
4.1.1
Trans TV
41
4.1.2
Visi Trans TV
42
4.1.3
Misi Trans TV
42
4.1.4
Logo Trans TV
43
4.1.5
Struktur Organisasi Trans TV
43
4.1.6
Divisi News
44
4.2
Program Berita Reportase Malam di Trans TV
45
4.3
Hasil Penelitian
47
4.4
4.3.1
Pihak – Pihak Yang Terlibat
47
4.3.2
Pra Produksi
48
4.3.3
Produksi
53
4.3.4
Pasca Produksi
59
4.3.5
Proses Siaran
62
Pembahasan
65
BAB V PENUTUP 5.1
Kesimpulan
70
5.2
Saran
71
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL Tabel 1
Daftar Berita Re-run, Selasa 15 April 2008
50
Tabel 2
Daftar Berita Re-run, Kamis 17 April 2008
51
Tabel 3
Daftar Berita Re-run, Rabu 30 April 2008
52
DAFTAR BAGAN Bagan 1
Segmentasi
46
Bagan 2
Proses Editing
62
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Televisi saat ini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia.
Banyak orang yang menghabiskan waktunya lebih lama di depan pesawat televisi dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk berkomunikasi dengan keluarga atau pasangan mereka. Televisi menjadi cermin perilaku masyarakat dan televisi dapat menjadi candu. Televisi membujuk kita untuk mengkonsumsi lebih banyak dan lebih banyak lagi. Televisi memperlihatkan bagaimana kehidupan orang lain dan memberikan ide tentang bagaimana kita ingin menjalani hidup ini, ringkasnya televisi mampu memasuki relung-relung kehidupan kita lebih dari yang lain.1 Televisi merupakan media elektronik yang menguasai ruang namun tdak menguasai waktu, artinya siaran televisi dapat diterima dimana saja dan dalam jangkauan pancarannya ( menguasai ruang) tetapi siarannya tidak dapat dilihat kembali ( tidak menguasai waktu ). Siaran televisi sesuai dengan sifatnya yang dapat diikuti secara audio dan visual ( suara dan gambar) secara bersamaan oleh semua lapisan masyarakat maka siaran televisi dapat memuaskan semua lapisan 1
Morrisan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, Ramdina Prakarsa, Jakarta, 2005. hlm 1
1
2 masyarakat. Siaran televisi dapat membuat kagum dan memukau sebagian penontonnya, tetapi sebaliknya siaran televisi dapat membuat penonton lainnya merasa tidak puas. Suatu program mungkin disukai oleh kelompok masyarakat terdidik namun program itu akan ditinggalkan kelompok masyarakat lainnya.2 Stasiun televisi banyak mempengaruhi masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan yang semakin meningkat, hal ini diawali dengan pemunculan stasiun televisi yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dalam mengakses hiburan maupun informasi. Pada tanggal 24 Agustus 1962 TVRI mengudara pertama kali di Indonesia, namun dalam waktu beberapa tahun belakangan ini industri pertelevisian di Indonesia telah berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan yang semakin pesat tersebut dirasakan sejak lahirnya televisi swasta pertama di Indonesia yaitu RCTI pada tahun1989 di Jakarta, disusul kemudian dengan SCTV lahir di Surabaya pada tahun 1990, selanjutnya INDOSIAR, ANTV, dan TPI. Sejak tahun 2000 muncul hampir secara serentak lima televisi swasta baru, yaitu METRO TV, TRANS TV, TV-7, LATIVI, dan GLOBAL TV serta beberapa televisi daerah antara lain Jawa TV, Bali TV, dan Riau TV, dan jumlah stasiun televisi swasta pada tahun 2000 telah menjadi 11.3 Kini penonton televisi Indonesia memiliki banyak pilihan dalam menikmati berbagai program acara televisi, stasiun televisi dapat menayangkan berbagai program hiburan seperti film, musik, kuis, talkshow, dan sebagainya serta program informasi seperti program berita. Stasiun televisi 2
Morrisan, Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Ramdina Prakarsa, Jakarta, 2005. hlm10 3 Morrisan. op.cit. hlm 3
3 bersaing untuk merebut perhatian penonton dalam setiap program siarannya termasuk juga program berita. Program berita menjadi identitas khusus atau identitas lokal yang dimiliki suatu stasiun televisi. Dengan demikian, stasiun televisi tanpa program berita akan menjadi stasiun televisi tanpa identitas setempat4. Suatu berita dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu, hard news, soft news, dan investigasi news. Berita hard news adalah berita yang menampilkan hal-hal yang penting dan sifatnya aktual, sedangkan berita soft news adalah berita berita yang bersifat unik dan menarik, dan berita investigasi adalah berita yang sudah dipaparkan oleh media yang terbilang masih dangkal dan masih harus mempunyai peluang untuk melakukan pendalaman berita tersebut. Berita harian merupakan salah satu program berita yang ditayangkan oleh stasiun televisi, berita harian adalah berita yang perlu segera disampaikan kepada masyarakat, corak berita semacam ini sangat terikat waktu actual yang singkat,berita hangat biasanya bersifat linier dan langsung.5 Berita merupakan suatu program yang diproduksi sendiri oleh stasiun televisi,. Bagian pemberitaan merupakan unit otonom yang memiliki kewenangan sendiri untuk mengatur diri sendiri. Dengan kata lain, Direktur Program televisi tidak memiliki kewenangan atas bagian pemberitaan.6 Struktur organisasi bagian pemberitaan stasiun televisi, biasanya terdiri dari sejumlah jabatan mulai dari reporter, juru kamera, koordinator liputan,
4 5
6
Ibid. hlm 2 Fred wibowo,Teknik Produksi Program Televisi,Pinus,Jakarta,2007.hlm 135 Morrisan.op.cit. hlm 268
4 produser, produser eksekutif dan direktur pemberitaan. Keberhasilan bagian pemberitaan stasiun televisi, banyak tergantung kepada reporter dan kameramen yang ada di lapangan, namun demikian kemampuan produser dan produser eksekutif
juga tidak kalah pentingnya.7
Seorang produser atau redaktur
program berita harus memiliki kemampuan untuk melakukan penilaian program, karena tanpa kemampuan ini, maka suatu program berita televisi akan menyajikan berita-berita yang tidak saling berhubungan atau membosankan, mengubur point utama sebuah berita dan menempatkan informasi yang tidak penting diawal dan informasi yang lebih penting di akhir. Susunan materi berita dapat dibuat variasi, misalnya dengan menempatkan berita-berita aktual di bagian awal disusul oleh berita-berita penting dan diakhiri dengan berita-berita humanitas, Berita humanitas ini juga perlu untuk memberi nuansa yang agak berbeda dengan berita-berita lain sehingga program itu terus menarik sampai akhir.8 Kemampuan untuk menilai suatu berita akan memungkinkan seorang produser untuk menyaring informasi sampai ke inti cerita serta menemukan dan menekankan point utama dari sebuah berita. Selain itu, penilaian berita yang baik akan dapat membantu menyusun program berita dengan kejadian penting diawal dan kurang penting diakhir.9 Pada program berita rapat redaksi biasanya dilakukan secara rutin, namun keputusan akhir untuk menentukan suatu berita apa yang akan menjadi berita terpenting diambil oleh salah satu orang yaitu 7
Ibid Fred wibowo. Op.cit.. hlm 135 9 Morrisan.op. cit. .hlm 31 8
5 produser. Rapat biasanya diadakan pada pagi, siang dan malam hari setelah program berita petang selesai disiarkan. Rapat Redaksi adalah kegiatan rutin, yang penting bagi pengembangan dan peningkatan kualitas tayangan berita. Sasaran rapat redaksi adalah untuk mengkoordinasikan kebijakan redaksi dan liputan, menjaga kelancaran komunikasi antar staf redaksi, memecahkan masalah yang timbul sedini mungkin serta untuk menghasilkan tayangan yang berkualitas. Salah satu tantangan yang dihadapi oleh pengelola program berita adalah mencari cara atau format terbaik dalam menyajikan setiap berita, siaran berita merupakan program yang mengidentifikasikan suatu stasiun televisi kepada pemirsanya. TRANS TV merupakan salah satu stasiun televisi swasta yang memperoleh izin siaran pada bulan Oktober 1998 setelah dinyatakan lulus dari ujian kelayakan yang dilakukan tim antar Departemen Pemerintah, maka sejak tanggal 15 Desember 2001,
TRANS TV memiliki program tayangan yang
beragam diantaranya program hiburan seperti kuis, musik, talkshow, dan sebagainya serta program berita.menurut Satrio Arismunandar news producer program Hitam-Putih di TRANS TV, Proses pembuatan berita di TRANS TV pada prinsipnya tidak banyak berbeda dengan proses yang berlangsung di banyak stasiun televisi lain. Di TRANS TV telah dibuat semacam prosedur operasional standar (SOP) dalam pembuatan berita untuk menjaga kualitas berita yang dihasilkan oleh divisi news. TRANS TV memiliki program berita diantaranya berita harian yaitu berita yang perlu segera disampaikan kepada khalayak, corak
6 beritanya sangat terikat waktu (aktual) dan singkat serta yang termasuk dalam berita hard news diantaranya : a.
Reportase Pagi Ditayangkan pada pukul 04.45 WIB, berdurasi 60 menit dan disiarkan setiap hari senin hingga minggu. Reportase Pagi menyiarkan berita-berita aktual yang harus segera sampaikan kepada khalayak. Corak beritanya berisikan hard news dan soft news pada akhir segmen.
b.
Reportase Sore Ditayangkan pada pukul 17.00 WIB, berdurasi 30 menit dan disiarkan setiap hari senin hingga minggu. Reportase Sore menyiarkan berita-berita aktual atau terikat waktu. Corak beritanya berisikan hard news dan soft news pada akhir segmen.
c.
Reportase Malam Ditayangkan pada tengah malam dan berdurasi 30 menit dan disiarkan setiap hari senin hingga jumat. Reportase Malam merupakan program berita yang ditanyangkan pada waktu dini hari, corak beritanya berisikan hard news dan soft news pada akhir segmen. Reportase malam merupakan sebuah paket berita yang membahas berita- berita aktual lainnya yang bersifat hard news maupun soft news. Dalam program berita Reportase Malam terdapat beberapa berita – berita hasil rerun dari program berita Reportase Sore atau berita yang sudah tayang di Reportase Sore ditayangkan kembali di Reportase Malam sesuai dengan masih aktual
7 atau tidak berita tersebut, sehingga tidak semua berita di Reportase Malam merupakan hasil rerun, berita-berita yang ditayangkan di Reportase Malam juga didapat langsung dari kontributor yang berada di daerah atau tim liputan yang meliput di lapangan. Repotase Malam mempunyai empat segmen dalam penayangan siaran program beritanya ditambah dengan jeda commercial break pada setiap akhir segmen atau awal segmen selanjutnya. Waktu penayangan pada Reportase Malam disesuaikan dengan akhir acara Bioskop Trans TV yang ditayangkan sebelum Reportase Malam ditayangkan, penempatan waktu siaran program berita Reportase Malam tidak lepas dari suatu proses produksi pada redaksi yang bersangkutan. Kelangsungan dari proses produksi program berita malam, menjadi sesuatu hal yang menarik untuk mengetahui bagaimana proses produksi yang terjadi dalam menyiarkan program berita malam, khususnya Reportase Malam. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Proses Produksi Program Berita Reportase Malam di Trans TV dengan periode April 2008, karena program berita Reportase Malam merupakan berita harian yang menayangkan perkembangan berita ataupun peristiwa yang terjadi setiap harinya, dan peneliti memilih periode April 2008, karena peneliti ingin melihat tidak hanya pada proses yang dijalankan, namun juga pada isi konten berita dalam penentuan berita- berita yang ditayangkan pada bulan April 2008. Rating dan Share yang pernah dicapai oleh Reportase Malam pada bulan April 2008 berkisar ( 0,8 / 17.0 ). Dari proses produksi tersebut mulai dari
8 menentukan suatu berita, penyajian berita, pihak – pihak yang terlibat serta tahapan produksi yang dijalankan menjadi bagian penting untuk menentukan hasil atau kelangsungan siaran program berita Reportase Malam di Trans TV.
1.2
Pokok Permasalahan Berdasarkan uraian diatas maka permasalahan yang akan diteliti adalah: Bagaimana proses produksi program berita Reportase Malam di Trans TV, Periode April 2008
1.3
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : Mengetahui proses produksi program berita Reportase Malam di Trans TV, Periode April 2008
1.4
Signifikansi Penelitian
1.4.1
Signifikansi Akademis Secara
akademis
penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan
sumbangan terhadap pendalaman studi komunikasi mengenai referensi atau teori dalam bidang broadcasting khususnya jurnalistik televisi yang mengarah pada proses produksi suatu program berita televisi 1.4.2
Signifikansi Praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pemberitaan di Trans TV khususnya program berita Reportase Malam
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN
2.1. Komunikasi Massa 2.1.1. Pengertian Komunikasi Massa Definisi komunikasi massa memiliki pengertian yang beragam dilihat dari sudut pandang yang berbeda, namun inti dari komunikasi massa adalah penggunaan media oleh khalayak untuk menyampaikan pesan menjadi patokan bagi para pakar komunikasi untuk memberikan pengertian komunikasi massa yang berbeda-beda. Menurut Berlo dalam buku Sasa Djuarsa Sendjaja yang berjudul pengantar ilmu komunikasi, Mass mengandung pengertian orang banyak, tetapi mereka tidak harus berada di suatu lokasi tertentu yang sama. Mereka dapat tersebar atau terpencar di berbagai lokasi dalam waktu yang sama atau hampir bersamaan dapat memperoleh pesan-pesan komunikasi yang sama. Definisi menurut DeFluer dan Dennis, dalam bukunya “ understanding mass communication” bahwa komunikasi massa adalah suatu proses dalam mana komunikator-komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas, dan secara terus-menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan
9
10 dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara. Penonjolan definisi ini terutama pada bagaimana sumber informasi (media massa) mengemas dan menyajikan isi pesan.10 Pengertian
definisi
yang
beragam
memuat
berbagai
penekanan,
pemahaman dari definisi tersebut penting untuk ditelaah sesuai dengan maksud yang ingin di capai. Dalam memahami perbedaan-perbedaan definisi itu, yang penting bagi kita adalah memahami hal-hal penting atau penekanan-penekanan itu bisa mencakup komponen, isi pesan, jenis media, khalayak,teknologi dan lainlain.11
2.1.2. Proses Komunikasi Massa Proses komunikasi massa menggambarkan proses penyampaian pesan melalui media massa, bagaimana media massa menyampaikan pesan untuk mencapai sesuatu yang diinginkan oleh media massa tersebut. Proses komunikasi massa dapat dilihat dari berbagai model komunikasi, salah satunya model komunikasi media massa yang dilakukan secara terencana, terjadwal dan terorganisasi. Model komunikasi tersebut adalah model komunikasi Schramm. Inti dari model komunikasi massa Schramm adalah pengorganisasian media. Model ini menggambarkan tentang fungsi-fungsi yang dilaksanakan oleh
10
Sasa Djuarsa Sendjaja,Ph.D,dkk, Pengantar Ilmu Komunikasi, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta, 2003. hlm 7.3 11 Ibid. hlm 7.4
11 komunikator (organisasi media) dan penerima (khalayak) yakni fungsi encoding, interpreting, dan decoding. Encoding adalah membentuk kode-kode pesan yang dilakukan oleh media untuk disampaikan kepada khalayak. Interpreting adalah menyeleksi kode-kode pesan yang dapat ditangkap atau diterima. Decoding adalah memecahkan kode-kode pesan yang telah dibentuk dan diseleksi.12 Dalam model komunikasi Schramm digambarkan tim redaksi berfungsi sebagai gatekeeper (penjaga gerbang) yang melakukan seleksi atas isi pemberitaan yang layak untuk dimuat. Dalam arti tim redaksi membaca, menilai, menyeleksi beritaberita yang masuk dan memutuskan hal-hal yang layak dimuat atau disiarkan media tersebut. Berita atau informasi mengalami modifikasi, ditulis ulang atau ditolak oleh mereka yang bekerja di organisasi media. Hal ini berlaku dalam prosedur model komunikasi massa Schramm. Setelah memutuskan berita apa yang layak disiarkan dan
melakukan
modifikasi
terhadap
berita,
maka
langkah
selanjutnya
menyebarkan atau menyiarkan pesan-pesan media tersebut kepada khalayak.. khalayak media terdiri dari individu-individu. Kegiatan encoding, interpreting, dan decoding pun berlangsung. Setiap individu akan menyeleksi dan menginterpretasikan berita yang didengar atau dilihatnya. Setiap individu dalam bagian dari suatu kelompok adalah yang menjangkau pesan-pesan media tersebut
12
Elvinaro Ardianto, Msi dan Lukiyati Komala Erdinaya, Teori dan Model Komunikasi Massa, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2007. hlm 75
12 sehingga pesan dari media dapat mengalir ke anggota-anggota kelompok di sekelilingnya.13
2.1.3. Karakteristik Komunikasi Massa Karakteristik komunikasi massa, dibatasi pada lima jenis media massa dikenal sebagai the big five of mass media, yakni koran, majalah, radio, tv, dan lain-lain. Penjelasan secara konsepsional dari karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut :14 1.
Komunikasi melalui media massa pada dasarnya ditujukan ke khalayak yang luas, heterogen, anonim, tersebar, serta tidak mengenal batas geografis cultura. Khalayak heterogen adalah masyarakat luas yang tidak dibatasi oleh latar belakang pendidikan, penghasilan, ataupun status sosialnya. Khalayak anonim adalah khalayak yang tidak saling mengenal dan terpisah satu sama lain. Khalayak tersebar adalah khalayak yang tidak berada di satu tempat yang sama namun di berbagai tempat.
2.
Bentuk kegiatan komunikasi melalui media massa bersifat umum, bukan perorangan atau pribadi media massa diakses oleh khalayak luas, media massa menyampaikan pesan untuk kepentingan khalayak luas bukan perorangan, karena media massa digunakan oleh khalayak yang tersebar
13 14
Sasa Djuarsa Sendjaja. Op.cit. 7.14 Ibid. hlm 7.4-7.8
13 luas, sehingga
kegiatan komunikasi tersebut bersifat umum untuk khalayak
luas. 3.
Pola penyampaian pesan media massa Pola penyampaian pesan media massa bersifat cepat dan serentak serta menjangkau khalayak luas, karena media massa menggunakan satelit yang dapat diterima langsung oleh khalayak secara bersamaan, begitu juga pesan dapat diterima ataupun disebarluaskan secara langsung dan bersamaan.
4.
Penyampaian pesan melalui media massa cenderung berjalan satu arah Umpan balik khalayak atas isi pesan suatu media massa dapat berupa tindakan-tindakan meneruskan atau berhenti membaca, mendengar, atau menonton, sedangkan umpan balik yang ditujukan kepada media massa dapat berupa mempermasalahkan kebenaran suatu cerita.
5.
Kegiatan komunikasi melalui media massa dilakukan secara terencana, terjadwal, dan terorganisasi Komunikator pada media bekerja melalui aturan organisasi dan pembagian kerja yang jelas. Dalam kegiatan media massa biasanya merencanakan segala sesuatu isi pesan yang ingin disiarkan atau diterbitkan dan dalam media massa pula terdiri dari stuktur organisasi yang jelas atau terdiri dari orang-orang yang terlibat, seperti pemimpin redaksi dan lain-lain.
6.
Penyampaian pesan melalui media massa Penyampaian pesan melalui media massa dilakukan secara teratur, misalkan pada media atau radio menayangkan acara-acara secara teratur dan berkala
14 agar khalayak dapat terus menerus menerima pesan yang disampaikan melalui media massa. 7.
Isi pesan yang disampaikan melalui media massa Isi pesan yang disampaikan oleh khalayak mengandung unsur informative, dan edukatif dan mencakup berbagai aspek kehidupan serta mengandung aspek hiburan.
2.1.4. Fungsi Komunikasi Massa Fungsi komunikasi massa menurut pendapat Harold D Lasswell dan Wright ada empat fungsi komunikasi massa :15 1.
Pengawasan lingkungan Media massa melaporkan setiap kejadian yang berkaitan dengan aspek-aspek social, politik, ekonomi, dan budaya. Fungsi pengawasan lingkungan berkaitan dengan penyebaran informasi mengenai peristiwa yang terjadi di dalam maupun di luar lingkungan suatu masyarakat.
2.
Korelasi antara bagian dalam masyarakat untuk menanggapi lingkungan Fungsinya menghubungkan bagian-bagian dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungan
3.
Sosialisasi atau pewarisan nilai-nilai Fungsinya merujuk pada upaya transmisi atau pengalihan norma-norma atau nilai-nilai dari suatu generasi ke generasi berikutnya.
15
Sasa Djuarsa Sendjaja.op.cit 7.22
15 4.
Hiburan Fungsinya menunjukkan sesuatu yang menghibur, bentuk-bentuk hiburan tersebut dimuat dalam bentuk tayangan seperti drama, musik, komedi dan lain-lain.
2.1.5. Media Komunikasi Massa Media komunkasi massa terdiri dari beberapa jenis media, diantaranya :16 1.
Media cetak, berupa koranmajalah dan lain-lain. Sifatnya dapat di baca berulang-ulang, namun daya jangkauannya terbatas, dapat di baca di mana saja dan kapan saja.
2.
Media elektronik adalah media yang menggunakan spectrum frekuensi satelit yang terdiri dari :
a.
Radio, dapat didengar kembali bila diputar kembali dan daya jangkau besar, dapat di dengar secara serentak dan bersamaan
b.
Televisi, merupakan audiovisual, selain didengar juga dapat dilihat kembali bila di putar kembali, daya jangkau besar dan dapat deterima siarannya secara serentak dan bersamaan.
16
Morrisan.op. cit. hlm 9
16 2.2. Televisi Sebagai Media Massa 2.2.1. Pengertian Televisi Penyiaran televisi adalah media komunikasi massa dengar pandang, yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara dan gambar secara umum, baik terbuka maupun tertutup, berupa program yang teratur dan berkesinambungan.17 Televisi dengan penayangan berbagai program siaran, menjadikan televisi sebagai suatu media yang dapat mempengaruhi khalayak yang menonton yang relative tidak terbatas jumlahnya. Upaya manusia untuk menyampaikan pesan secara garis besar terbagi dua, yaitu dengan media atau tanpa media. Saluran komunikasi melalui media massa terbagi atas dua, media massa periodik (surat kabar, majalah, televisi, radio, dan lain-lain) dan media massa non periodik (rapat, seminar).18 Media televisi adalah media massa periodic dan juga sebagai media massa elektronik yang bertumpu pada teknologi modern. Televisi yang merupakan media
massa
periodik,
menayangkan
program
siarannya
secara
berkesinambungan, informasi yang disampaikan disiarkan secara teratur dan berkala dalam setiap program siarannya, maka televisi sebagai media massa adalah televisi yang dijadikan sebagai alat komunikasi penyampaian pesan bagi khalayak yang relatif besar dan tersebar luas dengan pancaran siaran yang luas.
17
UU Penyiaran no.32 tahun 2002, Bab 1 Ketentuan Umum, pasal 1 alinea 4, dalam buku Morrisan.op.cit. hlm 313 18 Morrisan.op.cit. hlm 6
17 2.2.2. Karakteristik Televisi Televisi merupakan media elektronik yang menggunakan teknologi modern, media elektronik adalah media yang dalam menyajikan pesan-pesannya sangat tergantung kepada energi listrik, artinya tanpa listrik tidak akan dapat menyampaikan pesan. Televisi di kelompokkan sebagai media yang menguasai ruang tetapi tidak menguasai waktu, artinya siaran dari suatu media televisi dapat diterima dimana saja dalam jangkauan pancarannya (menguasai ruang), tetapi siarannya tidak dapat dilihat kembali (tidak menguasai waktu).19 Televisi mempunyai sejumlah siaran yang terdiri dari hiburan dan informasi. Siaran televisi sifatnya dapat diikuti secara audio dan visual secara bersamaan, televisi tidak hanya dapat didengar tetapi juga dilihat. Televisi merupakan media yang dapat mengetahui peristiwa atau kejadiannya terjadi bersamaan waktunya dengan saat ditonton oleh pemirsanya, hal ini berarti bahwa televisi mampu menghadirkan sesuatu yang aktual dan secara serempak dapat diterima oleh khalayak. Selain itu televisi telah membuat suatu loncatan yang panjang, dimana hasilnya langsung terus dapat dilihat apa yang terjadi sekarang, demikian pula didengar apa yang dibicarakan sekarang.
19
Ibid. hlm 6
18 2.2.3. Kelebihan dan Kekurangan Media Televisi Televisi yang digunakan sebagai media massa untuk menyampaikan pesan, memiliki kelabihan dan kekurangan sebagai berikut :20 1.
Kecenderungan Televisi untuk menempatkan khalayaknya sebagai obyek yang pasif sebagai penerima pesan
2.
Sifatnya sangat terbuka dan menjadikannya sulit untuk dikontrol dampak negatifnya
3.
Siaran televisi tidak dapat diulang kembali
4.
Daya jangkau televisi luas
5.
Televisi dapat diterima secara serentak dan menyiarkan suatu peristiwa secara aktual
2.2.4. Fungsi Media Televisi Televisi sebagai media massa yang banyak digunakan oleh khalayak memiliki fungsi sebagai berikut :21 1. Memberikan informasi yang benar, seimbang, dan bertanggungjawab 2. Mendidik Media televisi berfungsi mendidik khalayak melalui pengajaran nilai-nilai dan norma-norma
20 21
A.Alatas Fahmi, Bersama Televisi Merenda Wajah Bangsa, YPKMD, Jakarta,1997. hlm 36-32 Siti Karlinah, Komunikasi Massa, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta, 2004. hlm 7.14
19 3.
Menghibur Memberikan hiburan bagi khalayak untuk mengurangi ketegangan disaat khalayak sibuk melakukan berbagai aktivitasnya
4.
Membujuk Televisi juga dapat mempengaruhi khalayak dengan berbagai pesan yang disampaikan untuk sesuatu yang ingin dicapai.
2.3. Program Televisi 2.3.1. Pengertian Program Televisi Kata “ program “ berasal dari bahasa inggris programme atau program yang berarti acara atau rencana. Di dalam Undang-Undang penyiaran, kata program tidak digunakan, namun menggunakan istilah “siaran”, sedangkan dalam penyiaran itu sendiri lebih sering menggunakan kata program.Program adalah segala sesuatu yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiensnya. Program yang disiarkan beragam dan disesuaikan dengan kesukaan audiens. Program siaran yang ditampilkan juga harus mempunyai daya tarik untuk menarik audiens dan juga pemasang iklan.22 Dengan demikian program televisi adalah segala sesuatu hal yang mempunyai daya tarik yang ditampilkan untuk menarik audiens dalam memenuhi kebutuhannya.
22
Morrisan.op.cit.hlm 97
20 2.3.2. Jenis-Jenis Program Televisi Stasiun televisi menyajikan program siarannya dalam jumlah yang sangat banyak dan beragam, berbagai program tersebut dikelompokkan menjadi dua bagian berdasarkan jenisnya, yaitu :23 1.
Program Informasi Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan kepada audiens. Daya tarik program ini adalah informasi yang menarik dan actual serta penting menjadi nilai
2.
Program Hiburan Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audiens. Program hiburan ditampilkan dalam bentuk musik, drama, film, permainan, dan lain-lain
2.4. Program Berita 2.4.1. Pengertian Berita Televisi Berita adalah pernyataan yang bersifat umum dan actual, disiarkan oleh media massa, dibuat oleh wartawan untuk kepentingan pembacanya (audiens, pendengar,pemirsa dan lain-lain) Kualitas dasar dari apa yang digolongkan ke dalam berita ialah bahwa berita harus benar dan tepat, berita harus menarik, berita harus baru, dan berita harus mengandung suatu penjelasan. Robert Tyell mengemukakan bahwa berita ialah informasi yang baru, menarik perhatian,
23
Ibid. hlm 100
21 mempengaruhi orang banyak, dan mempunyai kekuatan untuk membangkitkan selera mengikutinya. Berita tidak sama dengan peristiwa, peristiwa adalah suatu kejadian, sedangkan berita adalah cerita dari peristiwa tersebut. Dalam bahasa inggris berita disebut news atau kata tersebut berasal dari kata new (baru) dengan demikian kata news dapat diartikan sesuatu yang baru. Dapat dikatakan bahwa syarat utama sebuah berita ialah sifatnya yang baru, baru dalam arti peristiwa itu belum pernah terjadi sebelumnya atau jarang terjadi atau mengandung informasi yang baru tentang suatu hal.24
2.4.2. Karakteristik Berita Televisi Karakteristik berita televisi adalah selain narasi terdapat pula gambar yang dapat menjelaskan suatu peristiwa. Gambar merupakan faktor penting dalam berita televisi karena gambar yang baik mampu menceritakan suatu peristiwa yang terjadi, sedangkan narasi adalah hanya faktor pendukung gambar. Media audio visual berfungsi sebagai referensi bagi khalayak yang menonton. Melalui media televisi seseorang dapat mengenali secara gambling figure seseorang yang berkaitan dengan informasi yang dilaporkan. Beberapa ahli komunikasi menyebutkan bahwa medium televisi mampu memindahkan situasi apapun yang terjadi di suatu tempat kepada penontonnya secara faktual25
24
Soewardi Idris, Jurnalistik Televisi, Remadja Karya, Bandung, 1987. hlm 141 Dedi Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi, menjadi reporter professional,Rosda, Jakarta,2003. hlm 29 25
22 2.4.3. Jenis-Jenis Berita Televisi Berita dapat dikategorikan menjadi tiga bagian yaitu :26 1.
Hard news atau berita berat Adalah berita tentang peristiwa yang dianggap penting bagi masyarakat baik sebagai individu, kelompok maupun organisasi. Berita hard news juga bersifat aktual mengenai suatu peristiwa, tidak dapat ditunda dalam melaporkannya dan mempunyai pengaruh yang besar bagi khalayak
2.
Soft news atau berita ringan Adalah berita yang tidak terikat dengan aktivitas namun memiliki daya tarik bagi pemirsa. Berita ringan biasanya mengandung hal-hal yang unik dan menarik, mampu menggugah simpati pemirsa
3.
Investigative report atau laporan investigasi Disebut juga laporan penyelidikan dan termasuk jenis berita eksklusif. Datadata yang diperoleh berdasarkan penyelidikan dan membutuhkan waktu yang lama.corak berita investigasi bertolak dari suatu fakta yang diduga memiliki latar belakang tidak beres, untuk mengungkapkan ketidakberesan perlu diturunkan suatu tim wartawan.
2.4.4. Nilai Berita Televisi Suatu peristiwa atau kejadian yang dapat dijadikan sebagai berita adalah sesuatu yang memiliki nilai berita. 27
26
Fred Wibowo.op.cit. hlm 136
23 1.
Timelines, Peristiwa yang baru terjadi atau aktual
2.
Impact, suatu peristiwa akan memberikan dampak terhadap orang banyak
3.
Prominence, Suatu berita yang menampilkan suatu tokoh yang dikenal oleh orang banyak
4.
Proximity, Suatu peristiwa yang ada kedekatannya dengan seseorang, baik geografis maupun emosional
5.
Conflic, Suatu peristiwa yang mengandung pertentangan
6.
The Unusual, Suatu peristiwa yang tidak biasanya terjadi dan merupakan pengecualian dari pengalaman sehari-hari
7.
The Currency, Hal-hal yang sedang menjadi bahan pembicaraan orang banyak.
2.5. Proses Produksi Program Berita Televisi 2.5.1. Pihak Yang Terlibat Dalam Proses Produksi Berita Televisi Stasiun televisi memiliki redaksi berita dan tim liputan sebagai bagian dari struktur organisasi stasiun televisi. Keberhasilan bagian pemberitaan stasiun televisi, banyak bergantung kepada reporter dan juru kamera yang ada dilapangan serta korlip diruang redaksi yang mengarahkan mereka. Penyiaran berita di televisi adalah pekerjaan tim yang melibatkan banyak orang, tentunya keterlibatan kru studio sangat penting dalam menunjang proses siaran program berita. Orang-
27
Askurifai Baksin, Jurnalistik Televisi Teori dan Praktek, Simbiosa Rekatama Madia, Jakarta, 2006 hlm 51
24 orang yang terlibat di bagian pemberitaan memiliki tanggung jawab dan tugas, masing-masing kru yang terlibat adalah sebagai berikut :28 1.
Direktur Pemberitaan Tugasnya adalah memberikan arahan terhadap semua aktivitas siaran televisi
untuk bagian pemberitaan. Direktur pemberitaan juga pengawasan koordinasi dan evaluasi terhadap penampilan para staff di bagian pemberitaan. Dengan demikian seorang Direktur pemberitaan harus mempunyai kemampuan untuk mengawasi dan berkomunikasi dengan tim pemberitaan untuk kelancaran program berita yang disiarkan. Seorang Direktur pemberitaan berkewajiban untuk mengembangkan dan mengelola anggaran bagian pemberitaan yang dipimpinnya. Direktur Pemberitaan berhak memutuskan produksi dan masalah-masalah teknik dengan bagian produks dan bagian teknik dan mengkoordinasikan aktivitas bagian pemberitaan dengan
bagian lain dalam hal kontinuitas acara, khususnya bagian
siaran. 2.
Produser Eksekutif Produser eksekutif bertanggung jawab terhadap penampilan jangka panjang
program berita secara keseluruhan. Produser eksekutif bertugas dalam menyiapkan setting, dekor, latar belakang, atau tampilan suatu program berita yang akan menjadi ciri khas program berita itu. Produser eksekutif juga melakukan pengawasan terhadap kerja reporter dan produser dalam memastikan staff redaksi mematuhi style yang telah ditetapkan dan konsisten dengan ketetapan
28
Dedi Iskandar Muda.op.cit. 181
25 itu. Produser eksekutif juga harus memikirkan cara untuk memperbaiki mutu program dan menjaga peringkat acara (rating) tetap baik.29 3.
Produser Produser berita adalah orang yang bertanggungjawab mulai dari persiapan
hingga penayangan sebuah program berita. Pada awalnya produser adalah juga seorang reporter, namun seorang produser pun tetap bisa ikut meliput berita. Produser bertanggungjawab atas kualitas pemberitaannya. Seorang Produser harus mempunyai kemampuan dalam menilai berita, menulis berita dan memastikan siaran berlangsung sesuai rencana. Produser bertugas membuat Rundown (susunan atau urutan berita yang disajikan) dan membuat Wish List (daftar permintaan) dalam peliputan untuk tim liputan. 4.
Koordinator Liputan Koordinator Liputan bertugas untuk menentukan tim liputan dan
mengarahkan tim liputan bergerak, koordinator liputan menentukan reporter dan juru kamera yang meliput berdasarkan keputusan berita yang ditentukan dan tanggungjawab dalam kelancaran tim liputan mendapatkan hasil liputan berita. 5.
Reporter dan Kameramen Tim Liputan, biasanya terdiri dari reporter dan kameramen bertugas meliput
berita-berita yang sudah ditentukan dan bertanggung jawab dalam hasil liputan yang didapat. Reporter bertugas mencari informasi atas suatu peristiwa yang dijadikan berita dan kameramen bertugas mengambil gambar. Reporter dan
29
Morrisan.op.cit.hlm 269
26 Kameramen harus dapat bekerja sama dengan baik sebagai tim liputan, gambar yang diambil oleh kameramen harus dapat mewakili informasi yang didapat oleh reporter. 6.
Pengarah Acara Pengarah Acara adalah seorang yang bertugas untuk mengintegrasikan
unsur-unsur pendukung produksi dan bertanggungjawab terhadap aspek teknis serta mampu melaksanakan program atau acara berdasarkan rundown yang di buat oleh Produser dalam pelaksanaan produksi siaran.30 Pengarah acara adalah orang yang bertanggung jawab secara teknis atas kelancaran suatu acara televisi. Kedudukan pengarah program terkait langsung dengan penampilan suatu program berita pada saat ditayangkan. 7. Editor Editor disebut juga dengan istilah picture editor atau video tape editor yaitu orang yang memotong ( mengedit ) gambar dan suara yang menghasilkan produk akhir diatas pita video, dalam melakukan tugasnya editor bekerja sama dengan reporter dalam menyesuaikan narasi dan mengisi suara untuk paket berita.31 8.
Pemandu Gambar Pemandu
gambar
atau
switcherman
adalah
orang
yang
bertugas
menampilkan perpaduan gambar dari beberapa sumber gambar ke dalam satu tampilan visual program televisi. Pemandu gambar bertugas diruang kontrol dan 30 31
Ibid.hlm 273 Ibid. 20
27 mendampingi pengarah acara atau produser dalam menentukan keputusan tentang pengambilan gambar pada setiap produksi acara dan memberikan pertimbangan teknis jika dibutuhkan. 9.
Presenter Pembaca berita atau presenter sering juga disebut dengan anchor yang
menjadi citra dari suatu stasiun televisi. Presenter bertugas menyampaikan informasi yang terangkum dalam rangkaian berita yang akan disiarkan.
2.5.2 Tahapan Proses Produksi Berita Televisi Keterlibatan kru bagian pemberitaan sangat mendukung proses peliputan maupun proses produksi siaran program berita. Tahapan proses peliputan dalam proses produksi siaran berita di bagi menjadi tiga tahap, sebagai berikut: 1.
Tahap Pra Produksi ( Perencanaan ) Direktur Pemberitaan berperan penting dalam pengambilan keputusan
dengan menitikberatkan terhadap peristiwa apa yang akan diliput dan topik apa yang akan disiarkan. Direktur Pemberitaan memberikan arahan yang disampaikan melalui forum Agenda Setting, dilakukan seminggu sekali, Agenda Setting merumuskan berita atau liputan yang harus diprioritaskan tim liputan redaksi selama satu pekan ke depan. Rapat Agenda Setting dihadiri oleh General Manager News, News Manager, Produser, Produser Eksekutif, dan Koordinator Liputan. Selain rapat Agenda Setting juga diadakan Rapat Redaksi. Para produser, reporter, dan koordinator liputan, melakukan rapat redaksi setiap hari. Stasiun televisi yang
28 memiliki program berita tiga atau empat kali sehari, biasanya mengadakan rapat redaksi setidak-tidaknya tiga kali sehari. Rapat biasanya diadakan pada pagi hari, siang dan malam. Pada pagi hari atau siang dibahas berbagai liputan yang telah diperoleh dan liputan lainnya yang masih harus dikejar, rapat akan memberikan keputusan peristiwa apa saja yang perlu diliput, dan memilih liputan apa saja yang akan menjadi berita utama untuk hari itu, dan memilih reporter yang akan meliput dan sebagainya. Rapat petang merupakan rapat evaluasi yang membahas apa saja yang telah diperoleh pada hari itu dan melihat apakah ada yang gagal dalam waktu siaran pada hari itu dan apa saja yang salah dalam suatu liputan, rapat ini juga membahas materi yang perlu dipersiapkan bagi program berita malam dan melakukan penugasan kepada tim liputan. Dalam rapat, produser acara akan mengemukakan perkiraan (susunan berita) rundown yang dibuatnya berdasarkan berita-berita yang diperoleh ataupun masih dikejar, susunan berita dapat berubah sewaktu-waktu tergantung dari perkembangan berita yang terjadi hari itu. Dalam rapat redaksi juga menentukan berita apa saja yang layak siar atau berita apa saja yang akan ditayangkan. 32
2. Tahap Produksi Dalam tahap produksi ini dimulai dari kerja tim liputan dalam meliput berita berdasarkan berita-berita yang sudah ditentukan dalam rapat redaksi. Tim liputan bekerja berdasarkan pada wish list (daftar permintaan) yang dibuat oleh poduser
32
Ibid.hlm 275
29 (mulai dari menentukan nara sumber dan juga pengambilan gambar). Tim liputan bekerja dibawah kendali koordinator liputan. Meskipun demikian, produser harus tetap mengetahui kondisi di lapangan dan perkembangan teknik berita-berita yang diliput melalui tim liputan. Kegiatan peliputan dilapangan dibagi menjadi dua jenis peliputan diantaranya :33 a.
Peliputan tidak terencana Peliputan tidak terencana biasanya mengandalkan fakta dan peristiwa, unsure
apa, siapa, dimana dan kapan harus langsung terjawab pada saat peliputan. Dalam peliputan jenis ini biasanya akan didapat kesaksian tentang suatu peristiwa, nara sumbernya pun diperoleh secara mendadak. Peliputan tidak terencana juga bisa merupakan penugasan mendadak dari redaksi, sehingga mau tidak mau reporter terjun ke lapangan, karena itu koordinator liputan harus sensitif dengan objekobjek berita yang bisa menjadi suatu keunggulan stasiun televisinya. b.
Peliputan terencana Peliputan terencana lebih mudah tapi penuh tantangan, karena sudah terduga
dan terencana, maka fakta, peristiwa dan data dapat diperoleh lebih lengkap dan akurat. Peliputan jenis ini dapat melibatkan analisis reporter serta latar belakang di balik sebuah peristiwa secara lebih terinci. Reporter mencari berita atau informasi dengan berbagai cara, termasuk melakukan wawancara terhadap narasumber,reporter dan kameramen harus 33
Askurifai Baksin,Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik,Simbiosa Rekatama Media,Jakarta,2006.hlm 141
30 bekerja sama sebagai satu tim kerja, namun pada akhirnya reporterlah yang akan bertanggung jawab atas hasil liputan yang dilakukan. Reporter harus mengarahkan kameramen
agar
mendapatkan
semua
gambar
yang
dibutuhkan
untuk
mengilustrasikan berita yang akan disajikan pada saat liputan di lapangan, maka reporter adalah produser dan juga sutradara bagi kameramen, reporter juga harus memastikan bahwa kameramen mendapatkan semua shot ( gambar ) yang dibutuhkan untuk penyampaian laporan berita serta mengumpulkan informasi faktual selengkap-lengkapnya sebagai bahan untuk menulis berita. Kameramen melakukan pengambilan gambar yang sesuai untuk berita yang diliputnya, gambar harus dapat mewakili isi berita yang diliputnya, setelah berita didapat cukup memadai, maka berita yang sudah diliput dikirim ke redaksi berita. Setelah materi berita yang diliput oleh tim liputan diserahkan, maka produser harus menentukan format berita yang dibuat dan membuat rundown (daftar urutan berita yang akan ditayangkan) rundown dibuat untuk dijadikan patokan pada saat siaran berita.
3. Tahap Pasca Produksi Tahap ini adalah tahap mengedit bahan-bahan materi yang sudah di dapat untuk dijadikan suatu berita. Setelah melakukan liputan oleh tim liputan, maka berita yang didapat dikumpulkan, diseleksi dan diolah terlebih dahulu untuk menentukan topik berita yang akan disiarkan, selanjutnya adalah topik berita yang
31 sudah dipilih dibuat naskah oleh reporter, kemudian dilakukan tahap editing sebagai berikut:34 1. Editing Linier ( Analog ) a.
seorang editor akan mengulang kaset untuk melihat tampilan yang utuh
b.
editor akan mencatat time code (kode waktu) durasi visual hasil liputan biasanya ada empat digit, jam, menit, detik dan frame (hh,mm,ss,ff)
c.
kemudian editor akan mempelajari naskah berita yang dibuat reporter, setelah itu editor menyesuaikan audio dan visualnya
d.
untuk uraian berita akan dibacakan secara dubbing (memasukkan suara reporter), dan uraian berita juga diambil dari wawancara nara sumber namun penyampaiannya dibuat variatif, sehingga berita menjadi lebih menarik
e.
pada saat dubber (memasukkan suara reporter) pada bagian terakhir selalu disebutkan identitas reporter dan juru kamera serta lokasi kejadian berita.
f.
setelah selesai lalu dilihat atau diulang untuk melihat apakah antara audio dan visualnya sudah sesuai
g.
2.
tugas editor selesai dan menunggu untuk ditayangkan
Editing Non Linier ( Digital ) Pengeditan dengan menggunakan non linier editing tidak terlalu berbeda dengan yang analog, bahkan pengeditan digital jauh lebih cepat dan mudah, adapun langkah-langkah sebagai berikut :
34
Ibid. hlm 145
32 a.
Setelah melakukan proses pengambilan gambar, kaset yang sudah terisi gambar langsung di capture (direkam ke dalam computer ) lewat video card yang sudah disediakan di komputer
b.
Bila menggunakan kamera digital, maka tidak perlu menggunakan video capture, cukup dengan kabel firewire
c.
Seteleh gambar video terekam dalam hard disk computer dalam bentuk file AVI, maka editor melakukan kegiatan logging, yakni pencatatan per adegan atau peristiwa untuk disusun menjadi kesatuan utuh sebuah video berita.
d.
Selesai logging, editor tinggal mempelajari naskah berita berupa uraian berita dan kapan nara sumber muncul dengan pendapatnya dan selanjutnya melakukan editing. Biasanya pengeditan berita cenderung cut to cut yakni penyambungan dari satu gambar ke gambar lain tanpa ada efek transisi tertentu
e.
Editor harus berpedoman dengan time is key, sebab perhitungan waktu sangat menentukan efektivitas penyampaian pesan.
f.
Setelah semua proses selesai hasil editing berita di preview terlebih dahulu untuk mengecek hasilnya
g.
Tugas editor selesai tinggal menunggu ditayangkan.
Tahap terakhir adalah melakukan evaluasi akhir, dari keseluruhan tahap produksi, kegiatan yang berkaitan dengan tahap pasca produksi ini adalah :
33 a.
Memeriksa kualitas video atau gambar,untuk mengatasi adanya ganguan gambar yang tidak jelas atau layak untuk ditayangkan, melihat apakah gambar yang ada sudah mencukupi dengan materi berita.
b.
Memeriksa kualitas audio untuk menghindari adanya gangguan pada audio, dan memeriksa audio sesuai dengan gambar
c.
Memeriksa materi berita yang akan ditayangkan secara keseluruhan
d.
Menyusun rundown ( susunan materi acara yang akan disiarkan ) oleh produser
4. Penayangan Video tape yang berisikan materi-materi siap siar masih harus diputar diruang playback yang berada di bagian telecine pada saat siaran berita. Penyiar berita yang telah bermake up akan duduk di ruang studio di hadapan sedikitnya tiga kamera yang akan dioperasikan oleh tiga juru kamera. Ruang studio juga harus memperoleh intensitas pencahayaan cukup sehingga diperlukan juru lampu yang harus siap setiap saat untuk menghasilkan efek objek baik kontras maupun silouet (pencahayaan berlebih). Demikian pula untuk mengatur volume suara musik, suara wawancara di studio maupun suara yang terekam di dalam gambar (natural sound) diperlukan seorang juru suara (sound man). Sementara untuk memadukan tulisan-tulisan (credittitle) dari video type writer dengan gambargambar visual memerlukan seorang switcher. Semua kru yang terlibat akan dikomandoi oleh seorang pengarah acara (program director) yang duduk di ruang
34 production control dan dibantu oleh pengarah lapangan atau studio dengan naskah acuan yang disebut rundown.
35
Setelah siaran berita selesai maka dilakukan
kembali rapat redaksi. Rapat malam merupakan rapat evaluasi yang membahas apa saja yang telah diperoleh padahari itu, dan melihat apakah ada yang gagal dalam waktu siaran pada hari itu dan apa saja yang salah dalam suatu liputan. Pada umumnya proses produksi berita televisi semua stasiun televisi sama, hanya format program berita yang berbeda-beda.36
Rundown Rundown merupakan daftar berita yang disusun berdasarkan urutan penayangan suatu program berita, pada daftar ini tercatat juga durasi dari setiap berita. Susunan rundown biasanya direncanakan dalam rapat redaksi atau setelah rapat diadakan. Keputusan rapat redaksi pada pagi hari akan menentukan isi rundown bagi program berita petang atau malam hari. Rapat redaksi sore akan memberikan masukan bagi susunan rundown program berita malam. Rundown adalah dokumen yang memiliki fleksibilitas yang sangat tinggi. Susunan atau urutan berita yang telah direncanakan sebelumnya dapat berubah setiap saat, perubahan ini tergantung kepada perkembangan yang terjadi di lapangan. Salah satu pendekatan popular yang banyak digunakan dalam menyusun rundown program berita dikenal dengan istilah “ puncak dan lembah “ (peaks and valleys). Berita-berita terpenting atau paling menarik menduduki bagian puncak, 35 36
Dedi Iskandar Muda.op.cit.161 Morrisan.op.cit.hlm 275
35 sementara yang kurang menarik merupakan bagian lembah. Posisi lembah pada setiap segmen berada di tengah, sedangkan berita terpenting atau paling menarik berada pada awal dan akhir segmen itu. Jadi setiap segmen ditutup dengan berita paling penting atau menarik sebelum jeda iklan. Pada kondisi biasa susunan rundown dari suatu program berita sangat ditentukan oleh penilaian produser acara terhadap suatu berita. 37
37
Morrisan, Op.Cit hlm 260
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggambarkan suatu kegiatan-kegiatan atau suatu proses yang sedang berlangsung di dalam obyek penelitian, kemudian mengembangkan konsep-konsep dan menghimpun fakta atau data secara akurat. Dengan demikian penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk memberikan suatu deskripsi atau gambaran keseluruhan tentang tujuan penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya38. Laporan penelitian kualitatif
berisi
kutipan-kutipan hasil wawancara, catatan dan dokumentasi lainnya.
3.2 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan observasi. Metode deskriptif hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Penelitian deskriptif menitikberatkan pada observasi dan suasana
38
Rahmat Kriyantono,Riset Komunikasi,Kencana Prenada Media Group, Jakarta,2006.hlm 58
36
37 alamiah.39 Penelitian observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis mengenai fenomena dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan. Peneliti melakukan observasi partisipatif yaitu peneliti ikut aktif berpartisipasi pada aktivitas dalam segala bentuk yang sedang diteliti.40 Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai suatu proses yang terjadi dalam suatu obyek penelitian berdasarkan data-data yang diperoleh
3.3 Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu : 3.3.1. Data Primer Dalam penelitian ini sumber data yang dijadikan data primer adalah hasil pengamatan peneliti atau observasi ditambah dengan wawancara mendalam (indepth interview) dengan pihak - pihak yang terkait yang secara langsung bertanggungjawab baik dalam kegiatan proses produksi program berita “ Reportase Malam “ di Trans TV. Peneliti melakukan observasi partisipatif yaitu peneliti ikut aktif berpartisipasi pada aktivitas dalam proses produksi Reportase Malam. Pada wawancara mendalam yang berlangsung diajukan pertanyaanpertanyaan secara detail untuk mendapatkan data yang diinginkan, akurat dan sesuai dengan format penelitian.
39 40
Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi,Remaja Rosdakarya, Jakarta,2004 hlm 24 Joko Subgyo, Metode Penelitian dalam teori dan praktek, Rineka Cipta,Jakarta, 2006 hlm 64
38 3.3.2 Data Sekunder Dalam penelitian ini sumber data yang dijadikan data sekunder adalah tinjauan studi kepustakaan untuk mempertajam teori dengan data-data yang berhubungan dengan proses produksi suatu program berita .
3.4. Nara Sumber / Key Informan 1. Yasmin Muntaz selaku Produser program berita Reportase Malam di Trans TV. Produser bertugas untuk mengawasi jalannya siaran dari awal sampai akhir. Produser berwenang untuk merubah urutan berita (rundown) yang disiarkan sewaktu-waktu untuk keberhasilan siaran.41 2. Woro Windrati selaku salah satu Reporter program berita Reportase Malam. Bertugas meliput dan mencari informasi dari berbagai sumber, menyusun masing-masing laporan, menulis laporan serta melaporkan berita yang didapat melalui stasiun televisi yang bersangkutan, Reporter juga bertindak sebagai produser di lapangan.42 3. Kartika selaku salah satu Kameramen program berita Reportase Malam. Bertanggungjawab atas semua aspek teknis pengambilan dan perekaman gambar, kameramen bekerjasama dengan reporter dalam meliput di lapangan.43
41
Dody Salman, Pembahasan News And Current Affair Production. Dedi Iskandar Muda. Op.cit. 189 43 Morrisan.op.cit..hlm 160 42
39 4. Retno Wulansari selaku Editor pogram berita Reportase Malam. Bertugas memotong gambar dan
suara
yang menghasilkan produk akhir diatas pita
video, dalam melakukan tugasnya editor bekerja sama dengan reporter. 44
3.5. Definisi Konsep Untuk memberikan suatu pemahaman mengenai istilah-istilah atau konsep-konsep dalam penelitian ini, maka hal tersebut dipandang perlu untuk didefinisikan : 1. Proses Produksi adalah bagaimana suatu produksi media atau isi pesannya dikreasi secara aktual dan diorganisasikan secara bersama. 2. Program Berita adalah laporan berita yang aktual dan akurat mengenai suatu peristiwa berdasarkan fakta, berisikan informasi yang baru, menarik perhatian. 3. Reportase Malam adalah suatu laporan berita yang ditayangkan pada tengah malam dan berdurasi 30 menit, menampilkan berita- berita aktual dan berita –berita menarik lainnya yang terangkum dalam sebuah paket berita malam.
44
Ibid 20
40 Fokus Penelitian Fokus penelitian ini mengacu pada proses produksi tayangan program berita “Reportase Malam “ di Trans TV. Adapun fokus penelitian Proses produksi tayangan program berita terdiri dari: a.
pra produksi, tahap perencanaan mulai dari menentukan suatu berita, (rundown) urutan berita yang dibuat oleh Produser serta pola kerja yang dilakukan oleh keredaksian.
b.
produksi, tahap peliputan dalam mencari berita atau informasi serta kinerja pihak-pihak yang terlibat dalam peliputan serta pola kerja yang dilakukan pada tahap produksi.
c.
pasca produksi, proses editing yang dilakukan dalam membuat paket berita
d.
proses penayangan program berita, proses siaran yang berlangsung dalam waktu penayangan berita, serta pihak-pihak yang terlibat dalam proses siaran
3.7. Teknik Analisis Data Untuk menganalisa data yang diperoleh mulai dari pengumpulan informasi melalui pengamatan maupun wawancara, maka cara yang digunakan adalah melalui pendekatan desktiptif. Data yang telah didapat dilapangan berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan nara sumber kemudian diolah dan dianalisis secara deskriptif dalam bentuk kualitatif dengan menghubungkan antara kerangka pemikiran dan rumusan masalah dari penelitian.
SKRIPSI PROSES PRODUKSI PROGRAM BERITA REPORTASE MALAM DI TRANS TV (Periode April 2008)
Diajukan guna memenuhi persyaratan mendapatkan gelar strata satu (SI) pada Bidang Studi Broadcasting Fakultas Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh : Nama : Setiyo Lestari NIM : 4410401-036 Bidang Studi Jurusan : Broadcasting
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Trans TV 4.1.1. TRANS TV PT. Televisi Transformasi Indonesia (TRANS TV) merupakan perusahaan yang dimiliki oleh TRANS CORPORATION, yang juga merupakan pemilik dari TRANS 7. TRANS TV memperoleh ijin siaran pada bulan Oktober 1998 setelah dinyatakan lulus dari ujian kelayakan yang dilakukan tim antar departemen pemerintah, maka sejak tanggal 15 Desember 2001, TRANS TV memulai siaran secara resmi. Awal Siaran Pada awalnya Program Trans-Tune-in di kemas dengan gaya radio untuk memperkenalkan Trans TV pada masyarakat.pada tahap ini, dua pembawa acara membawakan kuis alternatif guna memikat calon penonton,sambil menyuguhkan rangkaian video-klip. Divisi pemberitaan menyajikan program jelajah, yang berisi paket-paket feature. pada akhir pekan,para pecandu bola dapat memikat siaran langsung kompetisi sepak bola dapat menikmati siaran langsung kompetisi sepak bola spanyol,la liga. Kemudian pada tanggal 15 desember 2001 Trans TV memulai siaran perdana tepatnya pukul 17.00 WIB dengan mengawali siaran
41
42
langsung launching dari gedung Trans TV secara berurutan, menara-menara pemancar di Yogyakarta yang juga mencakup kota Solo,Semarang Surabaya dan terakhir Medan, mulai berfungsi, sehingga memperluas jangkauan siaran Trans TV ke wilayah-wilayah Utama Indonesia Kalangan pertelevisian menjadikan tujuh kota ini sebagai indikator untuk dasar perhitungan AC Nielsen untuk mengetahui popularitas dari suatu program maupun TV station, dimana jumlah penonton televisi permenit di hitung dengan metode random sampling dengan bantuan people meter . 4.1.2. Visi Trans TV Menjadi televisi terbaik di Indonesia maupun ASEAN, memberikan hasil usaha yang positif
bagi stakeholders, menyampaikan program-program
berkualitas, berprilaku berdasarkan nilai-nilai moral budaya kerja yang dapat diterima oleh stakeholders serta mitra kerja, dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan serta kecerdasan masyarakat.
4.1.3. Misi Trans TV Wadah gagasan dan aspirasi masyarakat untuk mencerdaskan serta mensejahterakan bangsa, memperkuat persatuan dan menumbuhkan nilai-nilai demokrasi.
43
4.1.4. Logo Trans TV Logo Trans TV berbentuk Belian yang menandakan keindahan dan keabadian kilaunya merefleksikan kehidupan dan adat istiadat dari berbagai pelosok daerah di indonesia sebagai simbol pantulan kehidupan serta budaya masyarakat indonesia.Huruf dari jenis serif.yang mencerminkan karakter abadi,klasik namun akrab dan mudah di kenali.
4.1.5. Struktur Organisasi Trans TV PT. Televisi Transformasi Indonesia (Trans-TV) merupakan perusahaan yang di miliki PT. Para Inti Investasindo yang merupakan kelompok usaha di bawah bendera para group. Trans TV memperoleh izin merupakan siaran nasional dan pemerintahan pada bulan Oktober 1998 setelah lulus dari ujian kelayakan yang di lakukan tim antar departemen. Dimana Jajaran Direksi Trans TV Terdiri dari : President Commissioner
: Chairul Tanjung
President Director
: Ishadi SK
Vice President Director
: Wisnutama
44
Finance & Human Resources Director
: Warnedi
Sales & Marketing director
: Atik Nurwahyuni Sulistiowati
Gedung Trans TV Gedung Trans TV merupakan gedung pertama di indonesia yang di rancang khusus bagi stasiun televisi dalam gedung sembilan lantai ini. di tanam kabel-kabel (termasuk kanel serat optic) sepanjang 1.300 meter guna mendukukng system siaran digital yang digunakan oleh Trans TV. Gedung ini terletak di atas tanah seluas 2 hektar di jalan Kapten Piere Tendean, Kav.12-14A. Jakarta 12790. Gedung ini terdiri dari sembilan lantai, dan di bangun dengan arsitektur neo klasik.
4.1.6
Divisi News Divisi News merupakan salah satu Divisi yang termasuk dalam suatu
Departemen Program di TRANS TV. Divisi News terletak di lantai 3 gedung TRANS TV, Divisi News sendiri terbagi menjadi 2 jenis berita diantaranya : 1.
Bulletin Bulletin News adalah berita – berita yang merupakan berita spot atau terikat waktu sehingga penayangannya terkadang harus actual, Bulletin juga merupakan suatu program berita yang menjadi identitas dari program berita TRANS TV, program yang termasuk dalam Bulletin News adalah :
45
Reportase Pagi, Reportase Sore, Reportase Malam, Reportase Investigasi dan Reportase Minggu
2.
Magazine Magazine News adalah tayangan – tayangan yang mengandung unsur informasi dan hiburan sehingga penayangannya tidak terikat waktu (penayangannya dapat diulang – ulang ) dan yang termasuk dalam Magazine News adalah : Good Morning, Jelang Siang, Sisi Lain, Jelang Sore, Di Balik Nama, Surat Sahabat, dan lain - lain
4.2.
Program Berita “ Reportase Malam “ di Trans TV Reportase malam merupakan salah satu program berita yang ditayangkan
di Trans TV setiap Senin hingga jumat pada tengah malam disesuaikan dengan berakhirnya acara Bioskop Trans TV dan berdurasi 30 menit termasuk commercial break. Program berita Reportase Malam menayangkan berita – berita aktual dan menarik lainnya yang terangkum dalam sebuah paket berita. sebagian berita yang ditayangkan pada Reportase Malam merupakan hasil re-run dari beberapa berita Reportase Sore atau berita yang sudah tayang di Reportase Sore di tayangkan kembali di Reportase malam sesuai dengan nilai aktual atau menarik dari berita tersebut, sehingga tidak semua berita di Reportase Malam merupakan hasil re-run. Selain berita yang di re-run dari Reportase Sore, beritaberita yang ditayangkan di Reportase Malam juga didapat langsung dari
46
kontributor yang berada di daerah. Target audiens pada Reportase Malam merupakan kaum pria, oleh karena itu berita- berita yang ditayangkan oleh Reportase Malam disesuaikan dengan yang diinginkan oleh audiens. Reportase Malam mempunyai empat segmen dalam penayangan siaran program beritanya termasuk 3 segmen commercial break, Seperti pada gambar berikut
Bagan 1 Segmentasi
Opening
Segmen 2
Segmen 3
Closing
Segmen 1
Segmen 4
CB 1
CB 2
CB 3
30 MENIT Ket : CB ( Commercial Break )
Reportase Malam tidak hanya menayangkan berita-berita kriminal namun juga menayangkan berita – berita yang sedang hangat terjadi di masyarakat atau berita-berita aktual lainnya. Tidak seperti tayangan program berita malam lainnya, Reportase Malam tidak menayangkan berita-berita yang ringan atau unik dalam salah satu segmennya dikarenakan audiens yang menonton tayangan Reportase Malam lebih didominasi oleh pria sehingga berita-berita yang
47
ditayangkan Reportase Malam merupakan berita-berita yang banyak diminati oleh kaum pria seperti kriminal, politik dan lain sebagainya.
4.3.
Hasil Penelitian
4.3.1 Pihak Yang Terlibat Dalam Keredaksian Pada penelitian ini, peneliti mengumpulkan arsip dan dokumentasi berkaitan dengan penelitian. Arsip dan dokumentasi tersebut berupa salinan hasil wawancara dengan pihak yang terlibat dalam proses produksi Reportase Malam dan berdasarkan pengamatan langsung penulis dalam proses produksi Reportase Malam. Peneliti ingin mendeskripsikan lebih cermat, mendalam dan relevan berupa hasil penelitian yang peneliti peroleh. Hasil penelitian ini, peneliti buat berdasarkan penelitian deskriptif, wawancara mendalam dan observasi serta nara sumber yang peneliti libatkan dalam penelitian ini diantaranya Yasmin Muntaz (Produser Reportase Malam), Woro Windrati (Reporter), Kartika (Video Jurnalis dan Kameramen), Retno Wulansari (Editor) dan Dian Eka (Asistan Produksi). Setelah mengadakan wawancara mendalam dan observasi dengan para nara sumber yang terkait dengan penelitian proses produksi Reportase Malam pada bulan April, peneliti akan meneliti urutanurutan tugas keredaksian Reportase Malam dalam menyajikan program tayangan peristiwa berdasarkan fakta. Proses keredaksian menunjang jalannya proses produksi yang dilakukan untuk menampilkan tayangan berita yang menarik. Proses keredaksian mulai dari persiapan dalam menentukan berita,
48
peliputan hingga penayangan menjadi suatu alur dalam proses produksi. Pada redaksi Reportase Malam kegiatan proses produksi yang dilakukan tidak banyak berbeda dengan yang dilakukan oleh program berita lainnya. Keseluruhan itu memerlukan aspek- aspek pertimbangan berupa pedoman kerja keredaksian dalam melaksanakan tahapan atau langkah- langkah yang terdiri dari yaitu, proses pra produksi, produksi, pasca produksi.
4.3.2. Pra Produksi Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan dalam tahap pra produksi, aktivitas awal yang dilakukan dalam Reportase Malam adalah menyiapkan berita-berita yang akan ditayangkan. Produser terlebih dahulu memilih berita apa saja yang akan ditayangkan pada hari itu, berita – berita yang dipilih oleh produser berdasarkan daftar proyeksi yang dipegang oleh koordinator liputan atau koordinator daerah mengenai berita – berita apa saja yang sedang diliput atau mengenai kronologis berita yang sedang diliput dan siapa saja yang meliput. Dalam mengikuti perkembangan dari suatu peristiwa yang terjadi biasanya produser juga dapat ikut dalam melakukan peliputan peristiwa yang terjadi tetapi terkadang produser juga memiliki tanggungjawab dalam proses keredaksian yang berlangsung, seperti yang dijelaskan oleh Yasmin Muntaz selaku Produser Reportase Malam sebagai berikut :46
46
Wawancara dengan Yasmin Muntaz selaku Produser Program Reportase Malam, 28 April 2008, Pkl 22.00 WIB.
49
“ sebenarnya idealnya seorang produser ikut liputan juga, namun ketika berita itu bisa dikerjakan oleh anak buahnya ya tanggungjawab meliput diberikan kepada reporter dan kameramen sepenuhnya, sehingga semua sesuai proposinya jika dalam skala berita yang memungkinkan saya untuk ikut liputan, sebagai seorang produser harus ikut liputan. “
Produser tidak hanya berkoordinasi dengan tim liputan yang bertugas di lapangan namun Produser juga berkoordinasi dengan koordinator liputan maupun koordinator daerah dalam menentukan berita, mana berita yang menarik dan mana berita yang kurang menarik, setelah produser menentukan berita- berita yang akan ditayangkan kemudian produser memasukkan beritaberita yang telah ditentukan ke dalam rundown ( susunan berita ). Produser dan asistan produser berkoordinasi dalam menyusun berita- berita yang akan ditayangkan berdasarkan nilai berita, dengan menempatkan berita – berita menarik diawal dan berita ringan di akhir. Dalam menentukan berita rapat yang dilakukan oleh redaksi Reportase Malam lebih pada diskusi internal, bahkan rapat redaksi tidak rutin dilakukan, hal ini berkaitan dengan pernyataan yasmin muntaz sebagai berikut :47 “ seharusnya ada rapat, namun rapat tidak harus dilakukan secara rutin ataupun formal, rapat juga dapat dilakukan secara informal, saya tidak pernah melakukan rapat secara rutin tetapi lebih kepada diskusi internal, karena harus mengingat durasi sebelum tayang “ Penentuan berita dalam Reportase Malam tidak terfokus pada satu bidang permasalahan yang ingin diangkat atau dibahas dalam program berita Reportase Malam, misalnya tidak hanya menampilkan berita kriminal saja, atau berita 47
Ibid
50
politik saja, namun penentuan berita yang diangkat dalam program berita Reportase Malam didasarkan pada apa yang diinginkan oleh audiens ataupun menampilkan isu-isu yang sedang banyak dibicarakan oleh publik, hal tersebut dinyatakan oleh yasmin muntaz sebagai berikut :48 “ sebenarnya tidak ada patokan harus berita kriminal atau politik saja, intinya kita ingin memberikan yang diinginkan oleh audiens, misalnya hari ini sedang hangat dibicarakan mengenai berita berita kenaikan BBM, yang merupakan berita politik, ya kita tayangkan berita itu tetapi kalau misalnya peristiwa yang cukup layak diketahui pemirsa dan disisi lain tidak ada isu yang besar, terpaksa saya menaikkan berita criminal, karena dari segi sharenya juga banyak yang menyaksikan “
Setelah produser menentukan berita – berita apa saja yang akan ditayangkan kemudian produser menyusun berita-berita tersebut ke dalam sebuah rundown atau susunan berita yang akan ditayangkan. Berita- berita yang ditayangkan atau disusun ke dalam rundown merupakan berita – berita berdasarkan berita yang telah ditentukan oleh produser, berita yang ditayangkan merupakan berita aktual dan sebagian merupakan berita Re-run Berikut adalah daftar rundown mengenai berita- berita yang ditayangkan Reportase Malam termasuk berita re-run : Tabel 1 Selasa 15 April 2008 No 1. 2.
48
Ibid
Berita yang ditayangkan Segment 1 Pkg/ penemuan mayat ibu + anak Pkg/ update tsk + mayat RS
keterangan Re-run Re-run
51
1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Segment 2 Pkg/ penertiban pkl Srby Pkg/ eks rumah Srby Pkg/ demo buruh pasuruan Pkg/ demo adam air Pkg/ gugatan adam air Segment 3 Pkg/ bocah 5 thn korban pelecahan bgr Pkg/ update pencurian 18 m bgr Pkg/ pencuri di kampus bbk belur ambon Pkg / Sidang ahmad labar Segment 4 Pkg/ protes pilgub jabar VO/ up date KPUD Pkg/ jelang pilgub sumut Pkg/ kpnpres gusdur VO/ penangguhan penahanan burhanudin SOT/ assegaf
Re-run Re-run Re-run Re-run Re-run
Re-run Re-run Re-run Re-run
Ket : Re-run merupakan berita yang telah ditayangkan di Reportase Sore ditayangkan kembali pada Reportase Malam.
Tabel 2 Kamis 17 April 2008 No 1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 1. 2. 3.
Berita yang ditayangkan Segment 1 Pkg/ hotel grand Indonesia terbakar Pkg/ demo ambon Pkg/ ribuan pkl demo Pkg/ gusur pkl pontianak Segment 2 Pkg/ cewe mutilasi 10 bagian Pkg/ update korban mutilasi brebes VO/ mutilasi RSCM Segment 3 Pkg/ pembunuhan bandung Pkg/ ibu anak dibunuh Pkg/ anak dianiaya bapak Segment 4
keterangan
Re-run
Re-run
Re-run Re-run
52
1. 2. 3.
Pkg/ KPK tahan antoni zeidra+hamka VO/ pemeriksaan al amin SOT/ pengacara al amin Pkg/ FUI ahmadiyah Pkg/ ahmadiyah mtrm+depok Pkg/ in house ahmadiyah
Re-run
Ket : Re-run merupakan berita yang telah ditayangkan di Reportase Sore ditayangkan kembali pada Reportase Malam Tabel 3 Rabu 30 April 2008 No 1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3.
1. 2. 3. 4. 5.
Berita yang ditayangkan Segment 1 SOT/ SBY soal bbm Pkg/ kenaikan bbm Pkg/ MLB PKB gusdur Segment 2 Pkg/ aksi dukung pilkada nyaris bentrok gorontalo Pkg/ sengketa tanah ternate Pkg/ sengketa tanah tangerang Pkg/ rebutan lahan parker semarang Segment 3 Pkg/ laka lantas brebes Pkg/ tsk pembunuh ibu dan anak tertangkap palu Pkg/ jual gadis kediri Segment 4 Pkg/ rusak masjid ahmadiyah VO/ periksa saksi baker masjid Pkg/ video anti ahmadiyah+ SKB Pkg/ ahmadiyah dilaporkan ke komnas ham Jkt Pkg/ jemaah ahmadiyah masuk islam tasik
keterangan
Re-run Re-run
Ket : Re-run merupakan berita yang telah ditayangkan di Reportase Sore ditayangkan kembali pada Reportase Malam
53
Berdasarkan hasil rundown tersebut, dapat dilihat bahwa berita – berita yang ditayangkan dalam program berita Reportase Malam sebagian merupakan hasil Re-run yang ditayangkan kembali tergantung pada intensitas nilai berita tersebut.
4.3.3. Produksi Dalam tahapan produksi, proses yang terjadi di dalam keredaksian dan proses peliputan yang dilakukan oleh tim liputan saling menunjang kelangsungan siaran. berdasarkan hasil observasi tahapan produksi meliputi proses peliputan yang dilakukan oleh tim liputan dalam mecari berita berdasarkan proyeksi yang diberikan oleh koordinator liputan. Tim liputan yang ditugaskan untuk meliput diantaranya Reporter, Kameramen dan seorang Video Jurnalis, biasanya Reporter dan Kameramen ditugaskan bersama namun seorang Video Jurnalis bertugas meliput sendiri, sebab seorang Video Jurnalis bertugas merangkap menjadi Reporter dan kameramen pada saat melakukan liputan, hal ini dijelaskan oleh Kartika selaku Video Jurnalis dan Kameramen sebagai berikut :49 “ pastinya tugasnya merangkap menjadi Reporter dan Kameramen, kelebihan meliput sebagai Video Jurnalis adalah kita dapat mengetahui apa yang kita liput, gambar apa yang kita ambil sebagai patokan dalam membuat naskah, semua kita ketahui sendiri “ Pada program berita Reportase Malam, pembagian tugas tim liputan yang meliput diatur oleh koordinator liputan. Berdasarkan observasi pembagian tugas bagi tim liputan dibagi menjadi tiga tahap yaitu, tim liputan pagi, tim liputan siang, dan tim liputan malam. Berita – berita yang ditayangkan oleh Reportase 49
Wawancara dengan Kartika selaku Video Jurnalis, 20 April 2008, Pkl 21.00 WIB
54
Malam didasarkan pada keaktualan dari hasil liputan. Pembagian tugas yang dilakukan oleh koordinator liputan berbeda- beda, sebagian tim yang meliput diberikan ploting atau proyeksi oleh koordinator liputan seperti apa berita yang akan diliput dan angle mana yang akan diambil, namun ada sebagian tim liputan yang harus mencari berita sendiri tanpa adanya proyeksi dari koordinator liputan, hal ini ditegaskan oleh Woro Windrati selaku Reporter sebagai berikut :50 “ Sebetulnya semua sudah ada plottingannya sehari sebelumnya sudah dibuat oleh Produser dan Koordinator Liputan, tetapi kalau ada peristiwa dadakan, tetap harus siap dengan segala penugasan dan naluri seorang jurnalistik dalam mencari berita “ Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan persiapan yang dilakukan sebelum meliput, biasanya Reporter maupun Video Jurnalis melihat proyeksi penugasan terlebih dahulu, kemana harus meliput dan apa yang akan diliput setelah itu melakukan riset terlebih dahulu untuk melihat perkembangan berita yang akan diliput, seperti yang dijelaskan oleh Woro Windrati selaku Reporter sebagai berikut :51 “ sebelum melakukan peliputan biasanya melakukan riset terlebih dahulu dari internet atau media cetak untuk mengetahui perkembangan berita yang akan kita liput agar tidak ketinggalan berita, selain itu menyiapkan peralatan yang biasanya dilakukan oleh kameramen dan mengurus kendaraan untuk liputan “ Setelah mendapat data yang cukup dan peralatan meliput sudah lengkap maka tim liputan berangkat ke lokasi yang dituju.
50
Wawancara dengan Woro Windrati selaku Reporter dan Presenter, 15 April 2008, Pkl 22.00 WIB 51 Ibid
55
Proses selanjutnya yang dilakukan pada saat di lapangan adalah mencari data awal di lapangan, bagaimana situasi yang sedang terjadi di lapangan dengan melihat moment – moment yang terjadi di lapangan, seperti yang dikatakan oleh Kartika selaku Video Jurnalis :52 “ pada saat tiba dilokasi, melihat kondisi yang terjadi lalu ambil data awal bagaimana kelanjutan berita tersebut, bila ada moment yang terjadi seperti kedatangan nara sumber, maka mendahulukan moment tersebut untuk diliput namun jika nara sumber belum hadir yang dilakukan adalah mencari data terlebih dahulu.”
Pada saat dilapangan, tim liputan wajib mengkoordinasikan setiap keadaan dilapangan kepada koordinator liputan untuk mengetahui perkembangan berita yang terjadi jika pada saat meliput di lapangan ternyata berita yang akan diliput tidak memenuhi syarat untuk ditayangkan, hal tersebut menjadi wewenang reporter atau tim liputan dalam mengetahui situasi dilapangan apakah berita yang diliput layak untuk ditayangkan atau tidak, hal ini berkaitan dengan pernyataan Woro Windrati selaku reporter sebagai berikut :53 “reporter dan kameramen selalu berada dilapangan untuk meliput sehingga yang melihat langsung kejadian seperti apa dilapangan pada saat itu adalah reporter dan kameramen itu sendiri, jadi reporter dapat memutuskan bila plotting atau penugasan meliput tidak sesuai dengan situasi dilapangan sehingga kita mempunyai wewenag untuk konfirmasi kepada koordinator liputan atau produser bahwa berita yang kita liput tidak memungkinkan untuk ditayangkan atau kita mengambil angle lain karena ada yang lebih menarik untuk dijadikan berita ”
52 53
Wawancara dengan Kartika selaku Video Jurnalis. Op. Cit Wawancara dengan Woro Windrati selaku Reporter dan Presenter. Op.Cit
56
Sedangkan koordinasi yang dilakukan antara Reporter dan Kameramen adalah untuk mengetahui mana angle yang diliput dan soundbite mana yang diambil untuk memudahkan Reporter dalam membuat naskah. Jika peliputan dilapangan telah mendapatkan data yang cukup, maka tim liputan kembali ke kantor, untuk segera membuat naskah, dan kameramen menginjest gambar serta memotong timecode hasil wawancara untuk diedit, Setelah naskah selesai dibuat kemudian dikoordinasikan kepada produser tentang angle apa yang diambil, sudah sampai mana perkembangan berita yang diliput, begitu juga dengan gambar yang harus di preview oleh produser, menarik atau tidak untuk ditayangkan. Jika hasil liputan sudah dinyatakan layak untuk ditayangkan, maka tim liputan menunggu hasil liputan tersebut untuk ditayangkan. Selain proses peliputan tahap produksi yang dilakukan juga berkaitan dengan proses yang dilakukan pada redaksi dalam menyiapkan segala kebutuhan untuk ditayangkan. Jika dalam proses peliputan pihak yang terlibat adalah Reporter, Kameramen bahkan seorang Video Jurnalis namun dalam keredaksian adalah seorang Asistan Produksi yang terlibat dalam proses produksi mulai dari proses pra produksi, produksi, dan pasca produksi dalam keredaksian, seperti menyiapkan naskah, menyiapkan gambar dan menyiapkan keperluan siaran seperti kaset, rundown dan credit title untuk diberikan kepada kru yang bertugas saat siaran. Asistan produksi merupakan pihak yang juga memiliki peran penting dalam jalannya proses produksi dalam suatu redaksi.
57
Dalam keredaksian tahapan produksi yang dilakukan oleh Asistan Produksi dapat dilihat urutan proses tersebut berdasarkan hasil pengamatan yang peneliti lakukan sebagai berikut : a.
Menyiapkan naskah, terlebih dahulu dengan melihat di dalam rundown atau susunan berita tentang berita – berita apa saja yang akan ditayangkan berdasarkan berita- berita yang telah disusun oleh produser dalam rundown
b.
Menyiapkan naskah yang dikirim oleh kontributor daerah maupun tim liputan yang bertugas melalui Email redaksi berdasarkan berita – berita yang telah disusun dalam rundown. Asistan Produksi berkoordinasi dengan kontributor daerah dan coordinator liputan, bila terjadi kendala dalam menyiapkan naskah, biasanya kendala yang dihadapi mengenai ketepatan waktu dalam menyiapkan naskah, hal ini didasari oleh peristiwa yang sedang diliput, bila peristiwa yang diliput masih berlangsung maka tim liputan pun akan membuat atau mengirim naskah tersebut lewat dari waktu yang ditentukan, sehingga produser perlu mengetahui setiap perkembangan berita actual yang terjadi untuk memastikan berita yang sedang diliput layak atau tidak untuk ditayangkan. Dalam menyiapkan naskah tidak terlepas dari durasi yang dibutuhkan dalam mempersiapkan kebutuhan siaran. Kemungkinan yang terjadi bila naskah belum ada mengenai salah satu berita yang akan ditayangkan, maka berita yang naskahnya belum siap diberi
58
tanda H (Hold) pada rundown oleh produser yang artinya berita tersebut tidak ditayangkan atau dapat digantikan dengan berita lainnya. c.
Bila naskah mengenai berita – berita yang akan ditayangkan telah tersedia, lalu naskah tersebut disimpan dalam format RTF ( Rich Text Format ) kemudian diberikan pada bagian grafis agar naskah dapat dipindahkan ke dalam rundown, bila naskah sudah ada berdasarkan judul berita maka judul berita yang ada di dalam rundown diberi tanda N yang menandakan bahwa naskah dapat segera diedit oleh produser maupun asistan produser.
d.
Naskah yang sudah siap, segera diedit oleh produser dan Asistan produser dan langkah selanjutnya adalah menyiapkan gambar atau video berdasarkan berita – berita yang akan ditayangkan. Gambar atau video dikirim oleh kontributor daerah melalui internet (FTP) ataupun melalui messenger yang dikirim dengan kaset, sedangkan gambar yang diperoleh oleh tim liputan yang berada di Jakarta dan sekitarnya biasanya ketika selesai meliput, kameramen menginjest gambar dengan mencatat timecode dan memotong gambar untuk menentukan soundbite yang akan dipakai sebelum diedit. Bila gambar atau video dari kontributor daerah maupun tim liputan telah siap maka gambar atau video tersebut segera di injest atau dipindahkan ke dalam komputer editing untuk segera di edit oleh editor, sebelum diedit gambar ataupun video tersebut di preview oleh produser untuk melihat hasil liputan gambar atau video yang diliput menarik untuk ditayangkan atau tidak, sebab
59
Reportase Malam dalam menayangkan beritanya didasarkan pada gambar atau video yang memadai.
4.3.4
Pasca Produksi Tahapan yang dilakukan dalam tahap pasca produksi berdasarkan hasil
observasi adalah tahap editing, menurut Retno Wulansari tahap editing, yaitu mengedit gambar untuk menjadikan suatu tayangan berita yang menarik untuk ditonton. Tahapan ini dimulai bila naskah yang telah diedit oleh produser dan asistan produser telah selesai diedit dan dapat segera dilakukan dubbing (pengisian suara). Patokan yang digunakan dalam mengedit gambar adalah naskah, sebab gambar harus disesuaikan dengan naskah yang ada atau gambar dapat mewakili informasi yang disampaikan berdasarkan isi naskah, hal ini dijelaskan oleh Retno Wulansari selaku editor sebagai berikut :54 “yang menjadi patokan dalam mengedit gambar adalah naskah, karena gambar harus disesuaikan dengan naskah yang telah diedit oleh produser dan mengedit yang baik adalah urutan gambar harus menceritakan suatu peristiwa secara sistematis“ Berdasarkan naskah yang telah diedit oleh Produser, naskah tersebut kemudian didubbing dan bila dubbing telah selesai dilakukan maka proses editing dapat segera dilakukan oleh editor. Dibutuhkan dua hingga tiga editor yang melakukan proses editing tergantung pada kebutuhan berita yang akan diedit. Pada proses editing yang dilakukan, berdasarkan hasil observasi peralatan yang digunakan serta pihak yang terlibat dalam proses editing adalah sebagai berikut : 54
Wawancara dengan Retno Wulansari selaku Editor, 15 April 2008, Pkl 20.00 WIB
60
a.
2 monitor editing untuk melihat gambar yang diputar dan untuk mengoperasikan software
b.
1 VTR (Video Tape Recorder) untuk merekam gambar yang akan di print dan untuk melihat timecode Tahapan editing yang dilakukan oleh beberapa editor dikarenakan program
berita Reportase Malam merupakan program berita spot yang menayangkan serangkaian berita – berita paket. Menurut Retno Wulansari waktu yang dibutuhkan dalam mengedit sebuah hasil liputan berita spot atau aktual berkisar 30 menit atau kurang sehingga dibutuhkan kesesuaian waktu yang dilakukan pada setiap tahapan proses produksi untuk mengejar kesesuaian waktu siaran. Kekurangan gambar terkadang menjadi suatu masalah bagi editor dalam melakukan pengeditan, dalam paket berita pengulangan gambar menjadi satu alternatif dalam mengisi sebuah berita menjadi suatu paket berita,hal tersebut berkaitan dengan pernyataan Retno Wulansari selaku editor dalam program berita Reportase Malam sebagai berikut :55 “ cara mengatasi kekurangan gambar biasanya dilakukan dengan pertama, komplain ke produser atau kameramen dan asisrtan produksi bila memungkinkan naskah di re-edit, dan dengan cara lain yaitu menggunakan gambar yang telah digunakan atau mengulang gambar yang sudah ada”
Editing yang dilakukan biasanya menggunakan software Newsflash, Adius dan Avid yang merupakan standar untuk mengedit. Proses editing juga dilakukan menggunakan editing digital yang digunakan melalui injest dengan menggunakan 55
Ibid
61
komputer editing dan editing analog yang digunakan melalui kaset dengan menggunakan monitor. Proses tahapan editing berdasarkan observasi yang dilakukan adalah seperti berikut : a. Naskah yang sudah diedit oleh produser dan assistant produser diberikan kepada editor untuk dilakukan dubbing oleh dubber kemudian hasil dubbing dimasukkan ke editing. b. Dilakukan pemotongan dubbing atau mengatur hasil dubbing, seperti membuang ucapan kalimat naskah yang salah agar hasil dubbing dapat didengar dengan jelas oleh audiens. c. Hasil dubbing disesuaikan dengan gambar yang sudah di injest (dipindahkan) sebelumnya ke komputer editing, untuk disesuaikan antara audio dan visual. d. Setelah dilakukan penyusunan gambar dan pengaturan dubbing, lalu dilakukan pengeditan berdasarkan angle yang diambil, gambar mana yang dipakai, dan soundbite apa yang dipakai. e. Jika terdapat gambar yang tidak sesuai seperti pornoaksi atau tersangka, pembunuhan, maka gambar harus diblur. f. Jika gambar sudah selesai diedit maka editor berkoordinasi dengan produser untuk mempreview gambar, apakah gambar sudah dapat ditayangkan atau belum. g. Bila gambar yang sudah selesai diedit telah sesuai, maka gambar di print (dipindahkan ke kaset master) untuk ditayangkan.
62
Bagan 2 Gambar proses editing
NASKAH
PREVIEW
DUBBING
PRINT
EDITING
KIRIM
TAYANG
4.3.5 Proses Siaran Berdasarkan hasil observasi proses siaran yang berlangsung pada Reportase Malam dilakukan setelah semua proses mulai dari pra produksi, produksi dan pasca produksi yang dilakukan pada keredaksian telah selesai. Jika segala sesuatu yang dibutuhkan untuk proses penayangan mulai dari naskah, gambar yang di print dalam kaset master, dan rundown sudah siap maka dapat dilakukan proses siaran. Jika siaran dilakukan secara taping maka proses siaran dilakukan satu jam sebelum siaran ditayangkan. Proses siaran yang berlangsung, dilakukan di ruang MCR ( Master Control Room ) dan studio 5. Di ruang Master Control Room, pihak yang bertugas diantaranya adalah: a.
Program Director, yang mengatur jalannya proses siaran dari awal hingga akhir
63
b.
Switcherman, yang bertugas menampilkan perpaduan gambar dari beberapa gambar kedalam satu tampilan visual siaran televisi
c.
Character Genericman, bertugas memberikan judul, tempat kejadian dan waktu kejadian pada berita yang ditayangkan
d.
dua operator VTRman ( Video Tape Recorder ), yang bertugas menampilkan bertia- berita yang ditayangkan berdasarkan rundown
e.
dua Audioman, yang bertugas mengontrol suara atau audio
f.
Produser maupun Asistan Produser Proses siaran yang terjadi di ruang Master Control Room diatur oleh seorang
Program Director yang bertugas mengatur jalannya siaran mulai dari mengatur kamera yang ada di studio hingga penayangan gambar yang diputar oleh VTRman. Produser yang berada di ruang Master Control Room bertugas memantau jalannya siaran, bila terjadi kendala pada saat siaran seperti alat VTR yang tiba-tiba rusak atau terdapat gambar yang putus-putus serta audio yang tidak masuk, maka program director dapat langsung berkoordinasi dengan produser. Pada saat siaran taping maka kendala yang terjadi dapat diatasi dengan break, namun jika pada saat siaran yang berlangsung live maka kendala tersebut diatasi dengaan memback up semua berita dengan kaset master. Hal ini dijelaskan oleh Yasmin Muntaz selaku Produser sebagai berikut : “ biasanya pada saat siaran live ataupun taping, kita tidak pernah ada masalah namun jika ada kendala biasanya dari masalah alat, yang tibatiba tidak berfungsi dengan baik, server yang tiba-tiba rusak, sehingga kita harus mempersiapkan dengan memback up semua berita itu dengan kaset, kalau siaran taping setiap kendala masih bisa dikendalikan”
64
Di ruang studio, pihak yang bertugas diantaranya adalah : a.
Presenter
b.
Floor director
c.
Tiga kameramen Proses siaran yang berlangsung di studio diatur oleh seorang Floor Director
yang bertugas mengatur kameramen dan presenter pada saat siaran. Floor Director berkoordinasi dengan Program Director yang berada diruang Master Control Room dalam mengatur kamera, sedangkan kameramen hanya bertugas mengoperasikan kamera sesuai perintah dari Floor Director yang berkoordinasi dengan Program Director. Peralatan yang digunakan di studio antara lain : a.
Terdapat 3 kamera pedestal dengan teknik kamera still atau diam, karena suatu program berita tidak diperlukan menggunakan pergerakan kamera yang berlebih
b.
Terdapat layar LCD untuk memonitoring presenter pada saat tampil di layar televisi Teknik pengambilan gambar yang digunakan dalam proses siaran program
berita Reportase Malam adalah: a.
MCU (Medium Close Up) adalah pengambilan gambar mulai dari atas kepala presenter hingga bahu
b.
CU (Close Up) adalah pengambilan gambar mulai dari atas kepala presenter hingga leher bagian bawah presenter
65
4.4.
Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis peroleh, maka dalam
pembahasan ini penulis akan membahas hasil penelitian tersebut berdasarkan focus penelitian yang penulis cantumkan dalam Bab III serta literature yang akan penulis gunakan. Pada proses produksi program berita Reportase Malam bulan April. Tim redaksi program berita Reportase Malam berusaha untuk menyajikan isi berita yang memiliki nilai berita yang menarik dan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penonton. Program berita Reportase Malam menyajikan berita – berita yang menarik dibandingkan program berita malam lainnya. Pada Reportase Malam penyajian isi berita ditentukan oleh target audiens yang didominasi oleh kaum pria, sehingga program berita Reportase Malam tidak menayangkan berita – berita seperti kuliner karena berita tersebut dianggap tidak terlalu diperlukan untuk target audiens yang didominasi oleh pria namun berita ringan yang diangkat lebih pada gaya hidup dunia malam. Dalam tahap pra produksi, berkaitan dengan proses yang dilakukan dalam suatu keredaksian, rapat biasanya dilakukan oleh redaksi dalam menentukan berita-berita yang akan ditayangkan, menurut Morrisan dalam buku “Jurnalistik Televisi Mutakhir” menyatakan bahwa pada program berita televisi, rapat biasanya dilakukan secara rutin, namun keputusan akhir untuk menentukan berita apa yang akan menjadi berita terpenting diambil oleh satu orang yaitu Produser56.
56
Morrisan, Op. Cit, hlm 30
66
Namun yang dilakukan pada redaksi Reportase Malam, rapat redaksi dilakukan secara lebih internal misalnya dalam menentukan berita yang akan ditayangkan atau pemilihan berita, produser hanya berkoordinasi dengan koordinator liputan, begitu pula dengan hasil peliputan seperti naskah dan gambar, produser langsung berkoordinasi dengan tim liputan yang meliput. Rapat redaksi yang dilakukan pada Reportase Malam lebih bersifat informal karena menurut Yasmin Muntaz selaku Produser Reportase Malam setiap rapat tidak harus selalu formal, yang diutamakan adalah mengetahui apa berita yang akan diambil, dan perkembangan berita yang diliput.57 Pada tahap produksi, tim liputan bekerja berdasarkan wishlist (daftar permintaan ) yang dibuat oleh produser maupun koordinator liputan. Peliputan yang dilakukan oleh tim liputan dibagi menjadi dua, diantaranya peliputan terencana yaitu peliputan yang sudah terencana sehingga fakta, peristiwa yang didapat lebih akurat, sedangkan peliputan tidak terencana yaitu biasanya adalah penugasan mendadak dari redaksi dan mengandalkan fakta, peristiwa serta unsur apa, dimana, kapan harus langsung terjawab pada saat liputan. Berdasarkan hal tersebut berkaitan dengan penjelasan Woro Windrati sebagai berikut : “ dalam pembagian tugas sudah diberikan plotting atau proyeksi penugasan, kemana kita meliput, kita akan meliput apa dan angle mana yang akan kita ambil, namun terkadang jika memang tidak ada penugasan dan terjadi peristiwa menarik maka kita tetap harus meliput jika memang memungkinkan untuk meliput walaupun kita masih harus mengerjakan yang lain di kantor “
57
Hasil Wawancara dengan Yasmin Muntaz. Op.Cit
67
Pada tahap pasca produksi dilakukan proses editing untuk membuat sebuah hasil liputan menjadi sebuah paket berita. proses editing dilakukan secara digital maupun analog. Dalam melakukan editing digital hasil liputan di capture ke dalam komputer editing, selanjutnya dilakukan dubbing dan pengeditan gambar sedangkan editing yang dilakukan secara analog hanya mengulang kaset untuk melihat tampilan yang utuh, kemudian dilakukan dubbing. Berdasarkan hal tersebut berkaitan dengan pernyataan Retno Wulansari sebagai berikut : “ Proses editing yang biasanya dilakukan adalah pertama, memotong dubbing yaitu memotong suara – suara yang dapat mengganggu kejernihan dubbing agar dapat jelas didengar, kedua rough out yaitu mengurutkan gambar sesuai naskah, ketiga adjust audio atau menyesuaikan suara “ Dari serangkaian proses produksi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang terlibat dari mulai pra produksi, produksi, dan pasca produksi, dalam menjalankan proses produksi untuk menghasilkan suatu tayangan berita yang dapat memberikan informasi yang menarik sesuai dengan keinginan audiensnya, dibutuhkan kinerja tim yang saling mendorong dalam berlangsungnya proses produksi. Kinerja tim yang dibutuhkan dalam berlangsungnya proses produksi Reportase Malam berkaitan dengan berlangsungnya proses siaran berdasarkan waktu tayang dari program berita Reportase Malam itu sendiri dan pihak yang bertanggung jawab atas berlangsungnya proses produksi secara keseluruhan dipegang oleh seorang produser yang mengatur jalannya proses produksi mulai dari pra produksi, produksi, hingga pasca produksi dapat berjalan dengan baik. Hal ini ditegaskan oleh Yasmin Muntaz selaku Produser Reportase Malam sebagai berikut :
68
“ tugas dan wewenang seorang produser adalah mengkonsep suatu program dan menentukan juga materi berita untuk ditayangkan, mana yang layak tayang dan mana yang tidak layak tayang dan mempersiapkan mulai dari naskah, setelah diedit dipreview, intinya semua penayangan dari sebuah program yang bertanggung jawab adalah produser “
Dengan jam tayang yang tidak menentu ditambah dengan jumlah tim yang terlibat dalam Reportase Malam menjadi kendala tersendiri bagi redaksi Reportase Malam dalam menyiapkan bahan berita yang akan ditayangkan, kendala yang biasanya terjadi adalah terkadang terdapat berita yang sering terlewatkan, karena setiap berita disesuaikan dengan durasi waktu tayang, hal ini ditegaskan oleh Yasmin Muntaz selaku Produser Reportase Malam sebagai berikut : “ sebenarnya yang menjadi kekurangan adalah waktu siaran yang tidak pasti, jam tayang yang pasti adalah setelah Bioskop Trans TV, dari sisi waktu siaran tersebut menjadi kelemahan ditambah dengan jumlah tim yang tidak sebanyak TV lain karena dari segi berita kita banyak sehingga terkadang ada berita yang terlewatkan dan yang menjadi kelebihan adalah masalah taste atau ketertarikan dari audiens” Dengan jam tayang yang tidak tetap dan dengan waktu persiapan dalam proses produksi yang berlangsung dibutuhkan kinerja dalam proses produksi yang cepat tanpa mengurangi kualitas isi berita yang ringan saja namun juga tetap mengedepankan berita-berita yang sedang banyak dibicarakan. Berdasarkan waktu tayang yang disesuaikan dengan berakhirnya Bioskop Trans TV, diharapkan dari segi penonton, Reportase Malam dapat menarik audiens Bioskop Trans TV untuk menonton Reportase Malam dan tentunya tanpa terlepas dari kontent isi berita Reportase Malam yang dapat menarik audiens
69
untuk menyaksikan Reportase Malam, seperti yang ditegaskan oleh Yasmin Muntaz selaku Produser Reportase Malam sebagai berikut : “ sebenarnya suatu program yang ditayangkan sesudah Bioskop Trans TV diharapkan program tersebut akan bagus, namun tidak selalu dan diharapkan dengan adanya pemirsa yang menonton Bioskop Trans TV yang cukup banyak, kita dapat mengmabil penonton tersebut untuk menyaksikan Reportase Malam, semua tidak terlepas dari konten berita kita juga kalau memang bagus penonton akan menyaksikan, jika berita kurang menarik maka tidak ada yang menyaksikan”
Berdasarkan pernyataan Yasmin Muntaz tersebut, hal ini juga berkaitan dengan penjelasan menurut Morrisan dalam bukunya Jurnalistik Televisi Mutakhir yang menjelaskan bahwa bagaimana suatu berita itu dikemas akan sangat menentukan apakah penonton akan terus menonton atau pindah saluran. Bagian redaksi pemberitaan harus dapat membuat obyek yang membosankan dari suatu program berita menjadi lebih menyenangkan, yaitu dengan narasi dan gambar yang baik serta permasalahan dari suatu informasi itu sendiri akan sangat menentukan apakah pemirsa akan tertarik atau tidak. Dari pembahasan proses produksi yang dilakukan pada program berita Reportase Malam mulai dari menentukan suatu berita, penyajian berita, pihak – pihak yang terlibat serta tahapan produksi yang dijalankan menjadi bagian penting suatu proses produksi dalam menentukan hasil atau kelangsungan siaran program berita Reportase Malam.
70
BAB V PENUTUP
Pada bab V ini, merupakan bab penutup yang berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian pada bab – bab sebelumnya dan juga berisi tentang saran yang akan diberikan peneliti sebagai peneliti pada program berita Reportase Malam di Trans TV
5.1. Kesimpulan Program berita Reportase Malam merupakan program berita malam yang ditayangkan setelah berakhirnya Bioskop Trans TV setiap hari senin hingga jumat. Program berita Reportase Malam menayangkan sejumlah paket berita seperti kriminal, politik, ekonomi dan permasalahan maupun peristiwa yang sedang hangat dibicarakan masyarakat. Dalam penelitian ini peneliti membahas proses produksi program berita Reportase Malam periode April 2008. Peneliti mengajukan permasalahan yaitu untuk mengetahui bagaimana proses produksi dalam menentukan berita yang akan ditayangkan berkaitan dengan program berita Reportase Malam sebagai program berita malam yang dilakukan pada tahap pra produksi, mengetahui pola kerja redaksi dalam menyiapkan kebutuhan siaran yang dilakukan pada tahap produksi
71
hingga pasca produksi, serta pola kerja pada siaran berlangsung. Peneliti menguraikan kesimpulan berdasarkan hasil penelitian. Berita- berita yang ditayangkan dalam Reportase Malam sebagian merupakan hasil Re-run atau berita yang sudah ditayangkan pada Reportase Sore ditayangkan kembali di Reportase Malam tergantung pada intensitas nilai berita tersebut. Rapat dilakukan oleh produser secara internal hal ini mengingat kesesuaian waktu tayang pada saat itu dengan persiapan yang harus dilakukan sebelum siaran dimulai. Tim liputan yang meliput ditugaskan berdasarkan plotting dari koordinator liputan maupun koordinator daerah serta tidak terlepas dari liputan yang diinginkan oleh seorang produser. Proses editing dilakukan secara digital bahkan terkadang dilakukan juga secara analog sesuai dengan kebutuhan siaran. proses editing yang dilakukan dimulai dari naskah yang telah diedit kemudian didubbing, setelah itu dilakukan pemotongan gambar dan menyesuaikan antara dubbing dengan gambar sesuai naskah.
5.2. Saran Program berita Reportase Malam selalu menyajikan berita – berita sesuai dengan keinginan audiensnya dan selalu memberikan tayangan yang menarik dan aktual. Adapun beberapa saran yang diharapkan dapat membangun kinerja
72
dalam proses produksi program berita Reportase Malam untuk memberikan tayangan yang lebih baik. a. Dalam berlangsungnya proses produksi program berita Reportase Malam diharapkan dapat meningkatkan kualitas beritanya baik dari isi berita maupun SDM dalam meningkatkan kinerja redaksi ataupun
meningkatkan
sarana
produksi
yang
menunjang
kelangsungan proses produksi b. Diharapkan adanya koordinasi yang baik antara sesama kru yang terlibat dalam tim redaksi dalam kelangsungan proses produksi yang dijalankan c. Diadakannya evaluasi baik dari materi berita hingga kinerja tim yang terlibat dalam proses produksi guna meningkatkan rating
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Elvinaro dan Lukiyati Komala Erdinaya. Teori dan Model Komunikasi. Bandung : Simbiosa Rekatama Media. 2007 Baksin, Askurifai. Jurnalistik Televisi, Teori dan Praktik. Jakarta : Simbiosa Rekatama Media. 2006 Fahmi, A Alatas. Bersama Televisi Merenda Wajah Bangsa. Jakarta : YPKMD. 1997 Idris, Soewardi. Jurnalistik Televisi. Bandung : Remaja Karya. 1987 Karlinah, Siti. Komunikasi Massa. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. 2004 Kriyantono, Rahmat. Riset Komunkasi. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. 2006 Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya. 2006 Morrisan. Jurnalistik Televisi. Jakarta : Ramdina Prakarsa. 2004 _______. Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Jakarta : Ramdina Prakarsa. 2005 Muda, Dedi Iskandar. Jurnalistik Televisi, Menjadi Reporter Professional. Jakarta : Rosda. 2003 Nazir, Mohammad. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. 2003 Sendjaja, Sasa Djuarsa. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Pusat Penerbit Universitas Terbuka. 2003 Wibowo, Fred. Teknik Produksi Program Televisi. Jakarta : Pinus. 2007 Subagyo, Joko. Metode Penelitian dalam teori dan praktek. Jakarta : Rineka Cipta. 2006 Jalaludin, Rakhmat. Metode Penelitian Komunikasi. Jakarta : Remaja Rosdakarya. 2004
Sumber lain www. Trans TV.co.id wawancara dengan Yasmin Muntaz selaku Produser Program Berita Reportase Malam
wawancara dengan Woro Windrati selaku Presenter dan Reporter Program Beirta Reportase Malam wawancara dengan Kartika selaku Video Jurnalis dan Kameramen Program Berita Reportase Malam wawancara dengan Retno Wulansari selaku Editor Program Berita Reportase Malam
DAFTAR HASIL WAWANCARA
Hasil wawancara dengan Yasmin Muntaz selaku Produser Program Berita Reportase Malam di Trans TV. Tanya : apa tugas anda dalam program berita Reportase Malam ? Jawab : mengkonsep suatu program dan menentukan juga materi pada berita untuk ditayangkan, mana yang layak untuk tayang, dan mana yang tidak, serta mempersiapkan mulai dari mengedit naskah, setelah diedit dipreview intinya penayangan dari sebuah program yang bertanggungjawab adalah produser
Tanya : apa yan gmenjadi wewenang anda dalam program berita Reportase Malam ? Jawab : jika terjadi suatu kesalahan atau penayangan tidak berjalan dengan baik, produser yang pertama kali harus bertindak atau bertanggungjawab
Tanya : apakah di Reportase Malam selalu diadakan rapat dalam menentukan berita-berita yang akan ditayangkan ? Jawab : seharusnya ada rapat, namun rapat tidak harus dilakukan secara rutin, saya tidak pernah melakukan rapat secara rutin tetapi lebih kepada diskusi internal, karena harus mengingat durasi sebelum tayang.
Tanya : apa yang menjadi patokan dari Reportase Malam dalam menyajikan isi berita ? Jawab :
sebenarnya tidak ada patokan, berita harus politik, kriminal, intinya kita ingin memberikan yang diinginkan audiens, misalnya hari ini yang sedang hangat
dibicarakan mengenai berita kenaikan BBM, yang merupakan berita politik, ya kita tayangkan berita itu tetapi kalau misalnya peristiwa kriminal yang cukup layak diketahui pemirsa dan disisi berita yang lain tidak ada isu yang besar, terpaksa saya menaikan berita kriminal, karena dari segi sharenya juga banyak yang menyaksikan.
Tanya : Berita-berita apa yang dianggap layak tayang ? Jawab : Berita yang memiliki nilai berita, berita itu actual dan pemirsa layak untuk mengetahui itu, selain itu juga gambar harus menarik.
Tanya : Berapa lama durasi yang dibutuhkan untuk setiap segmennya ? Jawab : Tergantung dari waktu tayang, kita In pada durasi berapa dan commercial breaknya setiap segmen berapa, terlebih dahulu kita menanyakan durasi kapan kita siaran dan durasi commercial break pada bagian master control room, selanjutnya kita sesuaikan.
Tanya : siapa target audiens dari program berita Reportase Malam, yang termasuk program berita malam ? Jawab : target audiensnya adalah pria, karena program berita malam identik dengan para pria yang mungkin kebanyakan pada malam hari masih melihat tayangan televisi.
Tanya : penayangan program berita Reportase Malam disesuaikan dengan berakhirnya Bioskop Trans TV, apakah dengan jam tayang tersebut ada langkah-langkah yang ingin dicapai atau ada maksud tertentu ?
Jawab : sebenarnya sebuah program yang ditayangkan sesudah Bioskop Trans TV diharapkan program tersebut akan bagus, namun tidak selalu dan diharapkan dengan adanya pemirsa yang menonton Bioskop Trans TV yang cukup banyak, kita dapat mengambil penonton tersebut untuk menyaksikan Reportase Malam, semua tidak terlepas dari content berita kita juga kalau memang bagus penonton akan menyaksikan, jika berita kita kurang menarik maka tidak ada yang menyaksikan.
Tanya : apa saja yang menjadi kekurangan dari program berita Reportase Malam, mengapa ? Jawab : yang menjadi kekurangan adalah jam tayang yang tidak pasti, jam tayang yang pasti adalah setelah Bioskop Trans TV, dari sisi jam tayang tersebut menjadi kelemahan ditambah dengan jumlah tim yang tidak sebanyak TV lain karena segi berita kita banyak sehingga terkadang ada berita yang terlewatkan.
Tanya : apa yang menjadi kelebihan dari program berita Reportase Malam ? Jawab : Yang menjadi kelebihan adalah masalah taste atau ketertarikan. Kalau TV lain, misalnya untuk isu-isu yang actual semua TV sama, namun saya lebih memfokuskan beritaberita yang actual dan tidak ringan, kalau berita malam biasanya ada berita ringan , kalau saya tidak memainkan berita ringan lagi, karena yang menonton Reportase Malam kebanyakan adalah pria jadi kita tidak menayangkan berita kuliner mungkin lebih kepada hiburan malam.
Tanya : apakah seorang produser harus selalu ikut dalam melakukan peliputan, mengapa?
Jawab : sebenarnya seorang produser idealnya ikut melakukan liputan juga, namun jika berita tersebut bisa dikerjakan oleh anak buahnya tentu kita menyerahkan tanggungjawab sepenuhnya oleh tim yang meliput dan semua harus sesuai dengan proposinya, jika dalam skala berita tertentu memungkinkan untuk kita sebagai produser mengikuti liputan tentu kita akan ikut liputan.
Tanya : apa saja yang menjadi kendala dalam proses produksi Reportase Malam dan bagaimana cara anda dalam mengatasi kendala tersebut ? Jawab : biasanya pada saat siaran belum terjadi pernah terjadi kendala yang terlalu fatal, jika ada kendala biasanya dari masalah alat, tiba-tiba server yang tidak berfungsi dengan baik, sehingga kita harus persiapan dengan memback up semua berita dengan kaset, namun sejauh ini kalau kendala teknis, misalnya penyiar salah mengucapkan kalimat tentu penyiar itu sendiri yang harus bertindak jika siaran dilakukan secara live dan jika pada saat siaran taping terjadi kendala semua bisa diatasi dengan mengulang atau break
Hasil wawancara dengan Woro Windrati selaku Reporter Tanya : apa yang menjadi tugas dan wewenang anda Sebagai Reporter ? Jawab : tugasnya adalah meliput berita di lapangan, mencari data dilapangan sebelumnya melakukan riset terlebih dahulu lalu berkoordinasi dengan kameramen, dan membuat naskah
Tanya : apa yang menjadi wewenang anda dalam melakukan peliputan ? Jawab : wewenangnya adalah reporter dalam meliput dilapangan selalu diberikan ploting oleh koordinator liputan maupun produser, apa yang akan diliput, angle mana yang akan diambil dan lainnya yang berhubungan dengan liputan kita. Reporter dan kameramen selalu berada dilapangan untuk meliput sehingga yang melihat langsung kejadian seperti apa dilapangan pada saat itu reporter dan kameramen jadi reporter dapat memutuskan bila ploting atau penugasan meliput tidak sesuai dengan yang dilapangan sehingga kita mempunyai wewenang untuk konfirmasi ke koordinator liputan atau produser bahwa berita yang kita liput tidak memungkinkan untuk ditayangkan atau kita mengambil angle lain karena ada yang lebih menarik untuk dijadikan berita.
Tanya : siapa saja yang terlibat dengan anda dalam melakukan peliputan ? Jawab : pastinya bila reporter berangkat meliput selalu didampingi oleh
kameramen dan
biasanya dengan driver karena berperan juga dalam mengantarkan kita ke lokasi peliputan.
Tanya : bagaimana persiapan yang dilakukan sebelum melakukan peliputan ? Jawab : sebelum melakukan peliputan biasanya melakukan riset terlebih dahulu dari internet atau media cetak untuk mengetahui perkembangan berita yang akan kita liput agar tidak ketinggalan berita, selain itu menyiapkan peralatan yang biasanya dilakukan oleh kameramen dan mengurus kendaraan untuk liputan.
Tanya : berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam melakukan peliputan : Jawab : sebenarnya kalau untuk jam kerja hampir sama dengan jam kantor, baik di kantor maupun diluar pun itu 8 jam tetapi seorang jurnalistik, kita tidak bisa menentukan waktu kalau ada kejadian – kejadian besar, sehingga kita harus selalu bertindak sesuai dengan naluri seorang jurnalistik.
Tanya : apa yang menjadi patokan seorang Reporter dalam melakukan peliputan ? Jawab : sebetulnya semua sudah ada plottingannya sehari sebelumnya sudah dibuat oleh produser dan koordinator liputan, tetapi kalau ada peristiwa dadakan, tetap harus siap dengan segala penugasan dan naluri seorang jurnalistik.
Tanya : apa yang harus dikuasai oleh seorang Reporter untuk dapat melakukan peliputan dengan baik ? Jawab : 5 W + 1H, ( what, who, when, where, why + how) dan harus pintar dalam mencari informasi dari manapun, seperti riset dari internet, mengetahui perkembangan berita yang sedang hangat dibicarakan, intinya agar tidak selalu ketinggalan informasi.
Tanya : bagaimana peran seorang Reporter dalam melakukan peliputan ? Jawab : peran seorang reporter sangat penting, karena reporter adalah orang yang meliput suatu peristiwa dilapangan termasuk juga dengan kameramen dan bertanggungjawab atas segala informasi yang diliput.
Tanya : bagaimana suatu peliputan dapat berjalan dengan baik ? Jawab : liputan yang memang banyak diinginkan oleh penonton, yang penting gambar harus dapat mewakili informasi yang akan kita sampaikan kepada penonton karena kita melalui media elektronik sehingga audio visual sangat penting sehingga jika naskahnya menarik maka gambar harus menarik.
Tanya : bagaimana pembagian tugas yang diberikan bagi Reporter dalam melakukan peliputan ? Jawab : sudah diberikan ploting atau proyeksi penugasan, kemana kita meliput, kita akan meliput apa dan angle mana yang akan kita ambil, namun terkadang jika memang tidak ada penugasan dan terjadi peristiwa menarik maka kita tetap harus meliput jika memang memungkinkan untuk meliput walaupun kita masih harus mengerjakan yang lain di kantor.
Tanya : apa saja tahapan yang dilakukan dalam melakukan peliputan ? Jawab : tiba di lapangan, melihat situasi di lapangan lalu mulai mencari data dengan wawancara nara sumber, bila sudah mencukupi data yang didapat, kemudian mempersiapkan untuk membuat naskah
Tanya : bagaimana cara anda berkoordinasi dengan kameramen dalam melakukan peliputan ? Jawab
: biasanya reporter dan kameramen berkoordinasi dalam menentukgambar, namun terkadang dilapangan reporter mencari data dan kameramen mengambil gambar, namun reporter juga harus mengetahui gambar apa saja yang diambil oleh kameramen untuk nantinya disesuaikan dengan naskah yang dibuat reporter
Tanya : apa yang dilakukan setelah melakukan peliputan ? Jawab : membuat naskah, mengedit gambar, koordinasi dengan produser, lalu kita preview lagi untuk ditayangkan
Tanya : apa yang menjadi kendala dalam melakukan peliputan ? Jawab : untuk kendala bermacam-macam, karena kita meliput beragam berita dan setiap hari bertemu dengan orang yang berbeda, cara kita beradaptasi juga pasti beda, ditambah lagi pertama penyesuaian dengan narasumber yang harus kita hadapi pada hari itu, yang kedua kalau kita kurang melakukan riset terlebih dahulu, karena akan sangat bermasalah dilapangan.
Tanya : apa kriteria yang dibutuhkan untuk meniadi seorang Reporter ? Jawab : tidak harus jenius tetapi harus cepat tanggap terhadap segala informasi yang sedang terjadi di publik, dan harus mengetahui bahwa kita akan meliput untuk berita apa, jika untuk berita malam, berarti beritanya harus mengenai apa yang diinginkan untuk penonton khususnya di berita malam.
Hasil wawancara dengan Kartika selaku Video Jurnalis dan kameramen Tanya : apa yang menjadi tugas dan wewenang anda sebagai seorang Video Jurnalis atau kameramen ? Jawab : kalau dilapangan tentunya harus meliput sendiri jadi tugasnya merangkap menjadi reporter sekaligus kameramen, kalau liputan dari kantor pada saat dilapangan terkadang
kita mengambil angle sendiri apa yang sedang dibicarakan tetapi tetap konsultasi dengan produser atau koordinator liputan dan tentunya mengambil gambar, mengambil data dilapangan, sampai dikantor membuat naskah, mengedit gambar atau memotong timecode untuk mengetahui soundbite mana yang akan diambil.
Tanya : siapa saja pihak yang terlibat dengan anda dalam meliput di lapangan ? Jawab : biasanya dengan driver yang menemani ke lokasi peliputan namun penugasan tetap dari kantor
Tanya : bagaimana persiapan yang dilakukan sebelum melakukan peliputan ? Jawab : menyiapkan peralatan seperti mic, kamera, tripod, baterai, lampu, lalu melihat jadwal penugasan, riset berita yang akan kita liput untuk mengetahui perkembangan berita yang akan kita liput.
Tanya : berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melakukan peliputan ? Jawab : tergantung, misalnya liputan jam 8 pagi jika sudah dapat beritanya jam 2 sudah pulang, namun jika beritanya susah didapat pastinya lama, tergantung moment di lapangan.
Tanya : apa yang menjadi patokan dalam melakukan peliputan ? Jawab : apa yang sudah ditugaskan dari koordinator liputan atau produser, biasanya itu yang dicari di lapangan.
Tanya : apa saja yang dibutuhkan selain peralatan dalam melakukan peliputan ? Jawab : hasil riset dilapangan, dikembangkan sendiri, atau bahkan bertanya pada wartawan lain dan petugas setempat untuk mencari informasi.
Tanya : bagaimana tahapan yang dilakukan dalam melakukan peliputan ? Jawab : menyiapkan peralatan,sampai di lokasi melihat kondisi yang terjadi di lapangan, lalu mengambil data awal mengenai bagaimana kelanjutan berita yang akan kita liput, kalau moment yang ada lebih dulu kita harus ambil moment, kalau narasumber masih belum dapat diwawancarai, kita mencari data awal terlebih dahulu.
Tanya : bagaimana proses pengambilan gambar yang baik? Jawab : mengetahui mana angle yang bagus untuk diambil atau moment-moment mana yang menarik untuk diambil
Tanya : dalam sehari ada berapa berita yang harus dikejar atau diliput, mengapa ? Jawab : berdasarkan plotting biasanya dua berita namun terkadang tidak dua-duanya bisa didapat, sehari minimal satu berita karena terkadang berita yang satu kurang menarik atau terjadi pembatalan sehingga tidak jadi meliput, atau bahkan jika berita dua-duanya menarik ya kita liput dua-duanya
Tanya : apa yang menjadi kendala dalam melakukan peliputan ? Jawab : pastinya tugasnya merangkap menjadi reporter sekaligus menjadi kameramen, dan kelebihannya adalah kita dapat mengetahui apa yang kita liput, gambar apa yang kita ambil sebagai patokan dalam membuat naskah.
Tanya : bagaimana teknik pengambilan gambar yang dilakukan dalam melakukan peliputan ? Jawab : ada standar pengambilan gambar seperti medium close up, close up, dan lain sebagainya jika memang terdapat gambar yang tidak memungkinkan untuk ditayangkan biasanya diatur dalam proses mengedit gambar.
Tanya : apa saja yang mempengaruhi kualitas suatu gambar? Jawab : terkadang gambar yang diambil audionya kurang atau pengaruh dari kamera juga bila ada kamera yang rusak sehingga audio tidak masuk
Tanya : apa yang dilakukan setelah selesai melakukan peliputan ? Jawab : harus menulis naskah, lalu menginjest gambar atau memindahkan gmabar ke komputer editing, kemudian menunggu hasil edit.
Wawancara dengan Retno Wulansari selaku editor dalam Reportase Malam Tanya : apa yang menjadi tugas dan wewenang anda dalam program berita Reportase Malam ? Jawab : tugas seorang editor adalah melakukan editing video dan audio dari hasil liputan kameramen dan reporter menjadi suatu tayangan yang layak ditonton.
Tanya : siapa saja yang terlibat dengan anda dalam tahap editing ? Jawab : asistan produksi yang menyiapkan segala materi untuk tayang, dan kameramen yang terlibat langsung karena kameramen mengetahui gambar mana saja yang menarik dari hsil liputannya.
Tanya : mengapa setiap hasil liputan untuk program berita harus melalui proses editing sebelum ditayangkan ? Jawab : untuk menjadikan hasil liputan menjadi suatu tayangan yang layak ditonton bagi penonton, membuat suatu gambar dapat mewakili isi berita yang ditayangkan.
Tanya : bagaimana proses editing yang biasanya berlangsung ? Jawab : biasanya diawali dengan memotong dubbing, lalu melakukan rough cut (mengurutkan gambar yang sesuai dengan naskahnya) lalu melakukan adjust audio atau menyesuaikan suara.
Tanya : apa yang biasanya dilakukan sebelum proses editing berlangsung ? Jawab : tidak ada persiapan, hanya menunggu bila sudah ada naskah yang selesai diedit untuk segera dilakukan dubbing dan edit atau bila ada gambar yang harus di injest
Tanya : bagaimana cara mengedit gambar yang baik ? Jawab : cara mengedit yang baik adalah urutan gambar harus menceritakan suatu peristiwa secara sistematis, tidak jumping dan continuity harus terjaga.
Tanya : apa yang menjadi patokan dalam melakukan proses editing, mengapa ? Jawab : yang menajdi patokan dalam mengedit gambar adalah naskah, karena gambar yang diedit disesuaikan dengan naskah yang telah diedit oleh produser program tersebut.
Tanya : apa saja yang dilakukan dalam proses editing ? Jawab : pertama memotong dubbing yaitu memotong suara-suara yang dapat mengganggu kejernihan dubbing agar dapat jelas didengar, kedua rough cut yaitu mengurutkan gambar sesuai naskah, ketiga adjust audio atau menyesuaikan suara.
Tanya : teknologi apa yang digunakan dalam mengedit, mengapa ? Jawab : teknologinya biasa menggunakan software editing seperti Newsflash, Adius dan Avid, karena disesuaikan dengan standar edit.
Tanya : apa yang membedakan antara editing analog dengan editing digital ? Jawab : editing analog hanya menggunakan dari kaset ke kaset, hanya ada monitor dan VTR, sedangkan editing digital menggunakan komputer editing untuk menginjest gambar dan dilengkapi monitor dan VTR
Tanya : bagaimana cara mengatasi dalam mengedit bila terjadi kekurangan gambar ? Jawab : pertama komplain ke produser atau kameramen dan asistan produksi bila memungkinkan naskah di re- edit, dan dengan cara lain yaitu menggunakan gambar yang telah digunakan atau mengulang gambar yang sudah ada.
Tanya : bagaimana peran editor dalam proses produksi program berita ? Jawab : sangat penting, karena editor yang membuat tayangan menjadi menarik
Tanya : dibutuhkan waktu berapa lama untuk mengedit sebuah hasil liputan yang akan segera ditayangkan, mengapa ? Jawab : tergantung, untuk spotnews, satu paket kurang lebih diselesaikan dalam waktu 30 menit atau kurang dan untuk festure bisa lebih dari satu jam
Tanya : apa yang menjadi kendala dalam melakukan editing, mengapa? Jawab : hasil liputan yang buruk, shot yang terlalu pendek durasinya dan ketiadaan gambar untuk cut away
Tanya : apa yang menjadi tujuan adanya proses editing ? Jawab : untuk menghasilkan tayangan yang informatif kepada penonton.