ANALISIS PROSES PRODUKSI ACARA KUIS ”MISSING LYRICS” DI TRANS TV
Disusun Untuk Memenuhi Persvaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S 1) Ilmu Komunikasi
Disusun oleh : Nama
:
Angie Purwandari
Nim
:
44105010174
Jurusan
:
Broadcasting
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2009
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI Nama
: Angie Purwandari
Nim
: 44105010174
Jurusan
: Broadcasting
Judul
: Analisis Proses Produksi Acara Kuis “Missing Lyrics Di Trans TV
Jakarta, Maret 2009 Mengetahui,
Disetujui
Ketua Jurusan
Dosen Pembimbing
(Ponco Budi Sulistyo,S.Sos. M.Comm)
(Ponco Budi Sulistyo, S.Sos.M.Comm)
ix
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA
Angie Purwandari (44105010174) Analisis Proses Produksi Acara Kuis Missing Lyrics Di Trans TV Bibliografi : 19 judul acuan buku (dari tahun 1989-tahun 2005)
Abstraksi Program acara kuis di televisi cukup mendapat perhatian pemirsa. Tak ayal terciptalah berbagai jenis kuis televisi, mulai dari kuis pengetahuan, kuis olahraga, kuis musik, sampai kuis anak. Fenomena suguhan acara kuis yang bermunculan di televisi saat ini saling berlomba lomba menjanjikan hadiah ratusan juta rupiah dan ragam hadiah berlimpah lainnya. Kuis ”Missing Lyrics, ditayangkan oleh stasiun televisi Trans TV setiap hari senin sampai jumat pada pukul 13.30-14.30 WIB. Program acara kuis ”Missing Lyrics” termasuk jenis program acara hiburan namun juga edukatif. Hal inilah yang mendasari masalah penelitian ini disamping juga proses produksinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses produksi dari pra produksi hingga paska produksi. Konsep yang digunakan pada penelitian ini menggunakan konsep Teknik Produksi Siaran Televisi, oleh Fred Wibowo, dimana sebuah program acara televisi harus melalui tiga proses; Pra produksi, Produksi dan Paska Produksi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus dengan pendekatan kualitatif, dibantu pula oleh data primer, sekunder serta triangulasi data, agar pembaca mendapat gambaran tentang proses produksi sebuah program acara tv, khususnya program kuis. Pada penelitian ini dilakukan pembatasan masalah, adalah proses produksi kuis ” Missing Lyrics” di Trans TV dari pra produksi hingga paska produksi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa proses produksi kuis ”Missing Lyrics” mulai dari tahap pra produksi yang meliputi proses brainstorming, perencanaan, set up dan rehearshal. Kemudian pada saat produksi berlangsung di studio, semua kru dan talent telah siap rekaman. Hasil rekaman produksi berupa kaset betacam selanjutnya diolah dalam tahap paska produksi, yakni editing, pendokumentasian, hingga akhirnya tayang (on air)di Trans TV.
DAFTAR ISI
Halaman Lembar Persetujuan Abstraksi Kata Pengantar ...........................................................................................................
i
Daftar Isi ....................................................................................................................
iv
BAB 1
PENDAHULUAN ..................................................................................
1
1.1
Latar Belakang Penelitian ...............................................................
1
1.2
Rumusan Masalah ...........................................................................
6
1.3
Tujuan Penelitian ............................................................................
6
1.4
Signifikansi Penelitian ...................................................................
6
1.4.1
Signifikansi Akademis ........................................................
6
1.4.2
Signifikansi Praktis .............................................................
7
TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................
8
2.1
Komunikasi ....................................................................................
8
2.1.1
Pengertian Komunikasi .......................................................
8
2.1.2
Model Komunikasi..............................................................
9
2.1.3
Fungsi dan Tujuan Komunikasi ..........................................
12
2.2 Komunikasi Massa .........................................................................
13
2.2.1 Pengertian Komunikasi Massa ...........................................
13
BAB II
iv
2.2.2 Ciri-ciri Komunikasi Massa ...............................................
13
2.2.3
Fungsi Komunikasi Massa ..................................................
15
Media Massa ..................................................................................
18
2.3.1 Pengertian Media Massa .....................................................
18
2.3.2
Karakteristik Media Massa .................................................
19
2.4 Televisi Sebagai Media Massa .......................................................
20
2.3
BAB III
2.4.1
Pengertian Televisi ..............................................................
20
2.4.2
Karakteristik Televisi ..........................................................
21
2.4.3
Kelebihan Dan Kekurangan Media Televisi .......................
22
2.4.4
Pesan Media Televisi ..........................................................
23
2.4.5
Efek Pesan Media Televisi ..................................................
24
2.5
Program Televisi .............................................................................
26
2.6
Program Kuis ..................................................................................
27
2.7
Proses Produksi Program Televisi...................................................
29
METODOLOGI PENELITIAN ...........................................................
34
3.1 Tipe/sifat Penelitian ........................................................................
34
3.2
Metode Penelitian ...........................................................................
35
3.3
Teknik Pengumpulan Data ..............................................................
36
3.3.1
Data Primer .........................................................................
36
3.3.2
Data Sekunder .....................................................................
37
3.4 Penentuan Narasumber ...................................................................
37
3.5
39
Fokus Penelitian ..............................................................................
v
BAB IV
BAB V
3.6
Definisi Konsep ..............................................................................
42
3.7
Teknik Analisa Data ........................................................................
44
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................
47
4.1
Gambaran Umum Trans TV............................................................
47
4.1.1
Visi dan Misi Trans TV ......................................................
51
4.1.2
Struktur Organisasi Trans TV .............................................
52
4.2
Gambaran Umum Program Kuis “Missing Lyrics” .......................
53
4.3
Hasil Penelitian ...............................................................................
57
4.3.1
Analisis Proses Pra produksi ..............................................
59
4.3.2
Analisis Proses Produksi .....................................................
65
4.3.3
Analisis Paska Produksi ......................................................
68
4.4
Hambatan dan Solusi dalam Proses Produksi .................................
69
4.5
Pembahasan ....................................................................................
71
KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................
74
5.1
Kesimpulan ....................................................................................
74
5.2 Saran ..............................................................................................
75
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian Manusia diciptakan di dunia ini untuk hidup berkelompok dan membaur
satu dengan lainnya. Manusia adalah makhluk yang tidak dapat hidup sendiri dan membutuhkan orang lain atau sering disebut juga dengan makhluk sosial. Dalam kehidupan sehari hari, manusia membutuhkan sasarannya dalam bersosialisasi dan bertukar pikiran dalam memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Oleh karena itu komunikasi sangat erat kaitannya dengan hubungan antar individu dan perkembangan menuju arah yang positif. Tanpa adanya komunikasi, maka manusia tidak dapat disebut sebagai makhluk sosial. Komunikasi massa adalah suatu kegiatan komunikasi yang ditujukan kepada orang banyak yang tidak kenal (anonim), selain itu sifat dari massa adalah heterogen dalam latar belakang ekonomi, budaya dan pendidikan.1 Media massa adalah bagian dari komunikasi massa, sebagai bagian dari komunikasi, media massa menyelenggarakan kegiatannya dalam lingkungan publik, pada dasarnya media massa dapat dijangkau oleh segenap anggota masyarakat secara bebas, sukarela, umum dan murah. Media massa memiliki peran sebagai penengah serta penghubung dalam pengertian bahwa media massa seringkali berada disekitar, dengan institusinya yang ada kaitannya pada setiap 1
Astrid Susanto, Komunikasi Sosial di Indonesia, Penerbit PT Bina Cipta Bandung,1980, hal 20
1
2
kegiatan komunikasi massa seringkali mencakup kontak secara serentak antara satu pengirim dengan banyak penerima. Hal ini menciptakan pengaruh luas dalam waktu singkat, dan secara bersamaan menimbulkan respon dari banyak orang. Pada tahun 1884, manusia menciptakan suatu alat yang diberi nama televisi. Televisi merupakan perangkat elektronik yang mengeluarkan suara dan gambar (audio visual) secara bersamaan, menjadikan televisi sebagai sarana informasi yang mampu mengungguli jenis media massa lain. Peletak dasar utama teknologi pertelevisian ini adalah Paul Nipkow dari Jerman pada tahun 1884, namun baru tahun 1928 Vladimir Zworkyn berwarga negara Amerika Serikat menemukan tabung kamera atau iconoscope yang bisa menangkap dan mengirim gambar ke kotak bernama televisi.2 Perkembangan dunia televisi pada saat ini tumbuh dengan sangat pesat. Banyaknya stasiun televisi nasional dan lokal pada saat ini menjadi bukti pesatnya perkembangan dunia pertelevisian di Indonesia, karena dahulu pada tahun 1960-an hanya ada satu stasiun televisi yaitu TVRI yang mulai mengudara pada tanggal 24 agustus 1962 dimana TVRI menyiarkan untuk pertama kalinya Asian Games yang ke-4 di Gelora Bung Karno Jakarta. Saat itu televisi menyiarkan peristiwa olahraga yang terbilang penting untuk masyarakat. Dengan adanya perkembangan dan kemajuan teknologi pertelevisian serta tuntutan masyarakat akan siaran televisi, mengakibatkan munculnya stasiun televisi swasta baru.3 Pada tahun 1989 TVRI mendapat saingan televisi siaran lainnya, yakni Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) yang bersifat komersial. 2 3
Morissan, Strategi Mengelola Radio Dan Televisi (Jakarta : Ramdina Prakarsa), 2005 hal 5. Internet : http://www.TVRI.co.id/khusus/
3
Secara berturut turut berdiri stasiun televisi, Surya Citra Televisi (SCTV), Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), Andalas Televisi (ANTV), dan Indosiar. Televisi merupakan medium terfavorit bagi para pemasang iklan, dan arena itu mampu menarik investor untuk membangun industri televisi. Kalau sebelum tahun 1998 jumlah stasiun televisi swasta hanya ada enam, maka sejak tahun 2000 jumlah stasiun televisi swasta telah menjadi 11.4 Kini penonton televisi setelah lima stasiun televisi lahir dan beroperasi cukup lama, akhirnya banyak bermunculan beberapa stasiun televisi swasta baru lainnya, yakni METRO-TV, TRANS TV, LATIVI, GLOBAL TV, dan TV 7, yang kini telah bergabung bersama TRANS Corp dan mengubah nama menjadi TRANS 7. Pada perkembangannya saat ini, kegiatan penyiaran melalui televisi telah menjadi salah satu kegiatan komunikasi massa untuk menginterprestasikan semua ide ataupun pesan yang ada. Berbagai macam tema seperti informasi, pendidikan dan hiburan. Hal ini sesuai dengan salah satu pasal yang tercantum dalam undangundang penyiaran, bahwa penyiaran sebagai kegiatan komunikasi massa mempunyai tugas sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, yang sehat, kontrol dan perekat sosial (pasal 4 ayat 1, UU Penyiaran No. 32 tahun 2002). Banyaknya program acara televisi yang ditawarkan dengan mengacu pada aspek mendidik (edukatif), penerangan (informatif), dan menghibur (entertaint) membuat pengelola televisi lebih memfokuskan menu acaranya pada program hiburan dengan memberikan porsi lebih banyak dibandingkan dengan acara 4
Morissan : Jurnalistik Televisi Mutakhir Penerbit PT Ghalia Indonesia, Bogor 2004, hal 3.
4
lainnya. Program acara hiburan dapat digolongkan berdasarkan sifat acaranya. Yaitu bersifat infotainment (berisi hiburan dan informasi) dan murni bersifat entertainment (hiburan). Televisi sebagai media massa diharapkan dapat memberikan tayangan yang bisa menimbulkan rasa ketertarikan masyarakatnya untuk menonton. Oleh karena itu, setiap stasiun televisi saling bersaing adu program demi memperebutkan audience, mereka memiliki caranya masing masing untuk membentuk citra dirinya di mata masyarakat dalam mengolah suatu bentuk program acara. Persaingan menuntut para produser untuk lebih kreatif dalam menciptakan program, agar disukai oleh penonton sehingga proses produksi sangatlah penting untuk menentukan hasilnya. Dalam mencapai sasarannya,yaitu menimbulkan ketertarikan masyarakat agar menonton televisi maka setiap televisi mengemas suatu program acara yang menarik ditentukan oleh proses produksi yang telah di perhitungkan dan segmentasi masyarakatnya yang akan dicapai oleh stasiun televisi. TRANS TV sebagai stasiun televisi swasta berupaya memberikan program-program yang berkualitas, mencerdaskan serta mensejahterakan bangsa. Sesuai dengan visi misi TRANS TV berdasarkan UU Penyiaran No. 32 tahun 2002. Di tahun ini 2008 TRANS TV mengeluarkan beberapa program acara hiburan baru diantaranya “Akhirnya Datang Juga Plus Plus, Jail, Sketsa dan lainlain.
5
Program kuis terbaru yang bernama “Missing Lyrics” merupakan salah satu program baru di TRANS TV. Program kuis musik yang belum pernah ada di stasiun televisi lainnya. Kuis merupakan program yang tampil dengan bentuk sajian yang mengetengahkan pembicaraan seseorang atau lebih mengenai sesuatu yang menarik, sedang hangat dibicarakan masyarakat, atau tanya jawab pertanyaan dengan hadiah. Pada tahun 1989-1998 program kuis banyak hadir pertelevisian indonesia. Seperti kuis Pesona Nada, yang tayang di TVRI, bersama Addie MS dan Ida Arimurti, Kuis Gita Remaja, yang tayang TVRI hadir di layar kaca pada tahun 1989-1993, dan yang popular yaitu Berpacu Dalam Melodi, kuis yang mengasah pengetahuan para pesertanya tentang musik dan tokoh-tokoh yang berperan di dalamnya yang dipandu oleh Koes Hendratmo, kuis yang lahir pada tahun 1989 ini popular oleh masyarakat pada kala itu, dan pernah ditayangkan kembali oleh METRO TV. Saat ini TRANS TV mencoba mengeluarkan program acara baru yaitu program kuis yang mencoba menguji para pesertanya dalam menebak sebuah lirik lagu yang hilang, program tersebut di beri nama ”Missing Lyrics” merupakan sebuah program kuis yang mengangkat tentang musik yang mengandung unsur hiburan (entertaint). Para pesertanya di uji untuk menyanyikan sebuah lagu dan menjawab lirik lagu yang akan hilang. Beberapa kategori musik mulai dari pop, dangdut dan rock akan ditampilkan dalam ” Missing Lyrics”. Program ini tayang perdana pada hari minggu tanggal 20 Juli 2008 pukul 13.30 WIB di TRANS TV
6
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan diatas penulis ingin memahami lebih mendalam mengenai produksi program kuis “Missing Lyrics” tersebut. Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis mengambil pokok permasalahan “Bagaimana Proses Produksi Acara Kuis “Missing Lyrics” yang ditayangkan oleh Trans TV?”
1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses produksi secara keseluruhan dalam sebuah tayangan TV program, khususnya program kuis. Proses produksi program yang dimaksud disini adalah proses dari Pra Produksi, Produksi dan Paska Produksi pada program kuis “Missing Lyrics” di TRANS TV.
1.4
Signifikansi Penelitian
1.4.1
Signifikansi Akademis Manfaat penelitian ini secara akademis yaitu dapat berguna bagi
mahasiswa untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai proses produksi suatu program acara kuis dalam stasiun televisi, dan juga dapat memperkaya ilmu komunikasi khususnya ilmu broadcasting.
7
1.4.2
Signifikansi Praktis Manfaat penelitian ini secara praktis adalah memberikan masukan yang
berarti bagi dunia pertelevisian Indonesia secara umum, dan TRANS TV secara khusus sebagai bahan masukan dan pemikiran suatu ide bagi berkembangnya suatu acara untuk masa yang akan datang.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Komunikasi
2.1.1 Pengertian Komunikasi Carl. I. Hovland mendefinisikan komunikasi sebagai “upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap5. Definisi Hovland tadi berusaha menunjukan bahwa yang dijadikan objek penelitiannya bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga cara sistematis yang dirancang sedemikian rupa untuk dapat membentuk opini public ( public opinion). Terlebih jika sistematika penyampaian informasi sangat efektif, maka besar kemungkinan mampu mempengaruhi ( to influence) individu untuk mengubah perilakunya. Sementara istilah komunikasi dalam bahasa inggris communication berasal dari kata Latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna6. Itu berarti berarti komunikasi mengisyaratkan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Apabila terjadi sebuah komunikasi langsung atau percakapan antara komunikator dan komunikan, maka komunikasi akan terjaga dan terus berlangsung selama ada persamaan makna mengenai isi 5
Onong Uchjana Effendy, Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung, Rosda Karya, 1990, hal 10
6
Ibid hal 9
8
9
percakapan. Bernard Berelson mendefinisikan komunikasi sebagai suatu kegiatan melakukan
transmisi
informasi,
gagasan,
emosi,
ketrampilan,
dengan
menggunakan simbol-simbol seperti : kata-kata, gambar, figure, dan grafik7. Tindakan dan proses transmisi itulah yang dianggapnya sebagai sebuah komunikasi. Pandangan komunikasi dari sisi pandang opini dan tingkah laku, dikemukakan oleh Everett M. Rogers yang berpendapat bahwa, komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah menstimulus opini dan merubah tingkah laku8. Dapat disimpulkan secara global keempat definisi komunikasi diatas mempunyai persamaan yaitu, proses penyampaian pesan dari komunikator ke komunikan dengan menggunakan simbol-simbol tertentu untuk mencapai persamaan persepsi yang akan menimbulkan timbal balik berupa opini atau perubahan tingkah laku.
2.1.2
Model Komunikasi Agar lebih jelas dan lengkap penulis juga menyertakan satu model
proses komunikasi menurut Philip Kotler. Dimana pada model ini dijabarkan faktor-faktor yang sangat menentukan komunikasi berjalan efektif. Diantaranya 7
Deddy Mulyana. MA.Ph.d, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung, Remaja Rosda Karya, 2000 hal 62
8
Ibid hal 63
10
adalah : sender ( komunikator), encoding ( penyandian), message ( pesan), media (media penyandian), decoding (pengawasandian), receiver (komunikan), response ( respon), feedback (umpan balik), noise (gangguan)9 Sender
Encoding
e Messag
Receiver
Decoding
Noise
Feedback
Response
Gambar 1. Model Komunikasi menurut Philip Kotler
Penjabaran unsur-unsur dalam proses komunikasi adalah sebagai berikut : a. Sender
: komunikator
yang
menyampaikan
pesan
kepada
seseorang atau sejumlah orang. b. Encoding
: Penyandian atau proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang.
c. Message
: Pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.
d. Media
: Merupakan saluran komunikasi, tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan.
e. Decoding
: Pengawasandian
yaitu
proses
dimana
komunikan
menetapkan makna pada lambang yang disampaikan 9
Onong Uchjana Effendy, Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung, Rosda Karya, 1990, hal 28
11
komunikator kepadanya. f. Receiver
: Komunikan, yang menerima pesan dari komunikator
g. Response
: Tanggapan
atau
opini
seperangkat
reaksi
pada
komunikan setelah menerima pesan h. Feedback
: Umpan
balik,
tanggapan
komunikan
apabila
tersampaikan kepada komunikator. i. Noise
: Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi, sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan yang tersampaikan oleh komunikator kepadanya.
Untuk mencapai komunikasi yang efektif, komunikator dituntut terampil dalam menyandikan pesan, dengan memperhitungkan bagaimana komunikan dapat menerima pesan tersebut dengan benar. Sementara pemilihan bahasa dalam kata serta kalimat yang digunakan harus sesuai dengan yang digunakan oleh komunikan. Media pun turut berperan besar dalam keefektifan komunikasi , oleh sebab itu dalam pemilihan media apa yang akan digunakan baik komunikator maupun komunikan harus peka. Tidak hanya itu saja Philip Kotler sangat memperhatikan dalam proses decoding atau pengawasandian, agar tidak terjadi gangguan seperti pesan lain masuk, kesalah pandangan, salah persepsi dan lainnya. Sehingga hasil akhir komunikasi berupa respon dan feedback berupa pendapat, opini, bahkan perubahan tingkah laku sesuai dengan keinginan komunikator.
12
2.1.3
Fungsi Dan Tujuan Komunikasi Pada pendekatan mikro dimana setaraf dengan individu, pendekatan
fungsional “Uses and Gratification model” atau model penggunaan dan pemuasan memaparkan empat fungsi dan tujuan utama komunikasi yaitu : a. Menyampaikan informasi ( to inform). Yaitu memberikan informasi mengenai berbagai hal di bumi ini, mengenai peristiwa yang terjadi, gagasan atau pikiran orang lain, apa yang dilakukan orang lain, apa yang dikatakan orang lain dan sebagainya. b. Mendidik ( to educate) Sebagai sarana yang mengandung pengetahuan sehingga wawasan bisa bertambah dengan saling berkomunikasi satu sama lain. c. Menghibur ( to entertaint) Memberikan hiburan untuk melemaskan ketegangan pikiran akibat kesibukan kerja yang padat. d. Mempengaruhi ( to influence) Media massa sangat berperan penting dalam kehidupan masyarakat, terutama dalam bidang perniagaan. Jadi hal tersebut membuktikan bahwa audience atau publik memiliki kebutuhan dan dorongan akan informasi yang dipuaskan dengan menggunakan media massa
13
2.2
Komunikasi Massa
2.2.1
Pengertian Komunikasi Massa. Secara umum menurut para ahli komunikasi, komunikasi massa dikatakan
sebagai komunikasi yang dilakukan melalui media massa dan ditujukan kepada sejumlah orang. Untuk lebih jelasnya, dibawah ini dikemukakan pengertian komunikasi massa menurut beberapa ahli komunikasi : Menurut Bittner komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media
massa pada sejumlah besar orang ( mass communication is
message communicated through a mass medium to a large number of people). 10 Kemudian Jalaludin rakhmat mengartikan komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan massa sebagai “jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak dan elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat”. 11 Sedangkan ahli komunikasi lainnya, Gerbner menyatakan bahwa komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri.
2.2.2
Ciri-ciri Komunikasi Massa Ciri-ciri dari komunikasi massa menurut Onong Uchjana Effendy adalah sebagai berikut :
10 11
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Bandung : Remaja Rosda Karya). Hal 188. Ibid hal 189.
14
1. Komunikasi massa berlangsung satu arah Dalam komunikasi massa tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada komunikator. Hal ini berarti bahwa komunikator tidak dapat mengetahui tanggapan komunikan pada saat proses komunikasi tersebut berlangsung. 2. Komunikator pada komunikasi massa melembaga Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga yakni sutau institusi atau organisasi oleh karena itu, dalam penyebarluasan pesan komunikasinya. Komunikator pada media massa bertindak atas nama lembaga, sejalan dengan kebijaksanaan lembaga yang diwakilinya. 3. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum Pesan yang disampaikan melalui media massa bersifat umum karena ditujukan kepada umum dan isinya mengeani kepentingan umum termasuk mengenai segala hal yang berasal dari berbagai tempat di seluruh penjuru. Jadi, isi pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada perseorangan atau sekelompok orang tertentu. 4. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan. Media massa mampu menimbulkan keserempakan kepada khalayak dalam menerima pesan-pesan yang disebarkan. Pesan-pesan yang disebarkan oleh media massa tersebut secara serempak bersama-sama diterima oleh khalayak.
15
5. Komunikan bersifat heterogen Khalayak atau kumpulan anggota masyarakat yang terlibat dalam proses komunikasi massa sebagai sasaran yang dituju komunikator. Bersifat heterogen/ beragam. Keberadaannya terpencar-pencar, tidak saling mengenal (anonim), tidak memiliki kontak pribadi dan masing-masing berbeda dalam hal usia, jenis kelamin, agama, idiologi, pendidikan, pengalaman, kebudayaan.12
2.2.3
Fungsi Komunikasi Massa Pakar komunikasi, Harold D. Lasswell, menampilkan pendapatnya mengenai fungsi komunikasi. Dikatakan bahwa proses komunikasi di masyarakat menunjukan tiga fungsi, yaitu:13 a. Pengamatan terhadap lingkungan (the surviellance of the environment), penyingkapan ancaman dan kesempatan yang mempengaruhi nilai masyarakat dan bagian-bagian unsur di dalamnya b. Korelasi unsur-unsur masyarakat ketika menanggapi lingkungan (correlation of the components of society in making a response to the environment). c. Penyebaran warisan sosial (transmission of the social inhertance). Disini berperan para pendidik. Baik dalam kehidupan rumah
12
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT.Cipta Aditya Bakti) hal 20. 13 Ibid hal 27.
16
tangganya maupun sekolah, yang meneruskan warisan sosial kepada keturunan berikutnya. Menurut Dominick, yang ditulis Elvinaro dan Lukiati dalam bukunya Komunikasi Massa Suatu Pengantar, fungsi komunikasi massa terdiri dari: a. Surveillance (pengawasan) Fungsi pengawasan komunikasi massa pertama, warning or beware surveillance (pengawasan peringatan) terjadi ketika media massa menginformasikan tentang ancaman dari angin topan, meletusnya gunung merapi, kondisi efek yang memprihatinkan dan sebagainya. Peringatan ini dengan serta merta dapat menjadi ancaman.
Kedua,
instrumental
surveillance
(pengawasan
instrumental) yaitu penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari. b. Interpretation (penafsiran) Fungsi penafsiran hampir mirip dengan fungsi pengawasan. Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Tujuan penafsiran media ingin mengajak para pembaca atau pemirsa untuk memperluas wawasan dan membahasnya lebih lanjut dalam komunikasi antarpersona atau komunikasi kelompok.
17
c. Linkage (pertalian) Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu. d. Transmission of Values (penyebaran nilai-nilai) Fungsi ini disebut juga socialization (sosialisasi). Sosialisasi mengacu kepada cara, dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. e. Entertainment (hiburan) Sulit dibantah lagi bahwa pada kenyataannya hampir semua media menjalankan fungsi hiburan dengan tujuan untuk mengurangi ketegangan pikiran khalayak, karena dengan membaca berita-berita ringan atau melihat tayangan hiburan di televisi dapat membuat pikiran khalayak segar kembali.
18
2.3
Media Massa
2.3.1
Pengertian Media Massa Menurut Drs. A.M. Hoeta Soehoet, dalam bukunya Manajemen Media
Massa, Media massa adalah alat-alat perantara yang digunakan untuk menyampaikan isi pernyataan kepada banyak orang. Media massa adalah alat komunikasi dengan menggunakan sarana atau peralatan yang dapat menjangkau massa. Sebanyak-banyaknya dan area yang seluas-luasnya.14 Menurut Steven M. Chafee, ada lima efek kehadiran media sebagai benda fisik, ialah sebagai berikut :15 1. Efek ekonomis, kehadiran media dapat menumbuhkan berbagai usaha baik produksi, distribusi, konsumsi dan jasa. Misalnya : kehadiran koran menimbulkan pabrik kertas, lapangan kerja, iklan dan sebagainya 2. Efek sosial, kehadiran media massa dapat meningkatkan status sosial pemiliknya. 3. Efek penjadwalan kegiatan sehari hari, misalnya sebelum berangkat kerja rasanya tidak lengkap tanpa membaca koran atau menonton televisi terlebih dahulu. 4. Efek hilangnya perasaan tidak enak, misalnya karena menonton Aming yang tadinya sedih menjadi gembira. 5. Efek menimbulkan perasaan tertentu, kehadiran media massa dapat menimbulkan perasaan positif atau negatif terhadap media tersebut. Misalnya 14
Y.S.Gunadi, 1998 hal 1. William L. Rivers, penerjemah: Haris Munandar&Dudi Priatna. Media Massa Dan Masyarakat Modern, Penerbit PT. Prenada Media, Jakarta 2003 hal 38 15
19
orang mempunyai perasaan positif terhadap Kompas daripada Media Indonesia. Menurut Mc.Luhan media massa adalah perpanjangan alat indera kita. Dengan media massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita lihat atau belum pernah kita kunjungi secara langsung.16 2.3.2
Karakteristik Media Massa a)
Publisitas. Publisitas adalah bahwa surat kabar diperuntukan umum, karenanya berita, tajuk rencana, artikel dan lain-lain harus menyangkut kepentingan umum.
b)
Universalitas. Universalitas menunjukan bahwa surat kabar harus memuat aneka berita mengenai kejadian-kejadian diseluruh dunia dan tentang segala fungsi kehidupan manusia.
c)
Aktualitas. Aktualitas adalah kecepatan penyampaian laporan mengenai kejadiankejadian dimasyarakat kepada khalayak, aktualitas adalah terjemaahan dari bahasa Belanda yaitu “Aktualiteit”.
16
Asep Syamsul, Broadcast Journalism, NUANSA Bandung 2004
20
2.4
Televisi Sebagai Media Massa
2.4.1
Pengertian Televisi Televisi secara harfiah artinya “melihat dari jauh”17. Televisi memberikan
kita saluran komunikasi regular untuk mengikuti perkembangan berita, ramalan cuaca, kuis, film, diskusi dan membuat kita belajar sedikit lebih banyak tentang dunia dan masyarakat dimana kita bergabung. Semuanya ada disitu dan kita menerimanya sebagai sesuatu yang biasa saja. Alhasil tidak heran jika penulis menemukan fakta di lapangan, hampir di setiap rumah memiliki minimal satu televisi bahkan lebih dengan berbagai merk dan ukuran. Televisi sebagai media lengkap yakni audiovisual, menerjemahkan semua kejadian, peristiwa yang terjadi di belahan bumi manapun. Rentetan program tayangan televisi dibuat sekreatif mungkin guna mencapai citra pesan, dengan berbagai jenis dan segmentasi, seperti talkshow, sinetron, berita dan lain sebagainya. Pemirsa televisi yakni masyarakat bebas menentukan pilihan untuk menonton program tayangan yang mereka sukai, dan televisi sudah menjadi bagian penting dalam irama kehidupan masyarakat.18 Televisi sebagai media audiovisual mampu menciptakan suasana tertentu pada pemirsanya bahkan terkadang mempengaruhi emosi pemirsa. Pasalnya melalui televisi penyampaian pesan seolah-olah bersifat langsung dari komunikator kepada komunikan. Biasanya pesan dan informasi yang disampaikan oleh televisi mudah dimengerti karena jelas terdengar secara audio dan terlihat 17 18
Ciptono Setya Budi, Teknik Broadcasting Televisi, Graha Ilmu, Yogyakarta 2005 hal 2 Ibid hal 9
21
secara visual.
2.4.2
Karakteristik Televisi. Setiap media massa mempunyai ciri dan karakteristik masing-masing.
Televisi memiliki karakteristik yang berbeda dengan media massa lainnya, karena komunikasi televisi harus berupa komunikasi human relations dan massal. Untuk itu televisi memiliki karakteristik19 sebagai berikut : 1.
Audio Visual Televisi adalah audio visual dimana untuk di dengar dan dipandang atau media pandang dengar. Audio visual secara awam dapat dijelaskan sebagai sebuah alat komunikasi yang mampu menimbulkan dan menciptakan suara sekaligus gambar.
2.
Transmisi Proses penyebaran dan penyampaian pesan/berita/informasi kepada pendengar melalui pemancar. 3. Mengandung gangguan Media televisi menggunakan udara sebagai pengantarnya, di mana tidak dapat diprediksi akan stabilitasnya. Tidak heran jika dalam proses pengiriman sinyal terjadi gangguan, yang jika dilihat di layar televisi penonton berupa layar hitam tanpa gambar atau “blank spot”
19
Asep Syamsul, Broadcast Journalism, NUANSA, Bandung, 2004 hal 22
22
2.4.3
Kelebihan Dan Kekurangan Media Televisi Perkembangan televisi yang juga diiringi oleh perkembangan teknologi,
di satu sisi memiliki berbagai macam kelebihan bagi penonton atau publik. Kendati demikian disisi lainnya televisi juga memiliki kekurangan, yang kemudian keduannya bisa dilihat dari sudut pandang programatis dan teknologis20. Keunggulan televisi dari sisi programatis adalah : 1.
Menyangkut isi dan bentuk, media televisi meskipun direkayasa terlihat perbedaan antara fakta dan fiksi, realistis dan tidak terbatas.
2.
Memiliki publik atau penonton yang tetap, memerlukan keterlibatan tanpa perhatian sepenuhnya ataupun intim.
3.
Memiliki tokoh berwatak (riil ataupun rekayasa), sementara media lain (film) hanya memiliki bintang yang direkayasa. Keunggulan televisi dari sisi teknologis adalah kemampuan televisi
dalam menjangakau wilayah yang sangat luas dalam waktu yang bersamaan. Sehingga televisi dapat menghantarkan langsung suatu peristiwa di tempat lain yang berjarak sangat jauh. Televisi juga mampu menciptakan suasana bersamaan di berbagai wilayah jangkauannya, mendorong pemirsa untuk mendapatkan informasi dan berinteraksi secara langsung.
20
Fahmi Alatas, Bersama Televisi Merenda Wajah Bangsa,YPKMD, Jakarta,1997 hal 30-32
23
Selain memiliki keunggulan, televisi juga memiliki kelemahan diantaranya : 1.
Kecenderungan televisi menempatkan pemirsanya sebagai objek yang pasif sebagai penerima pesan atau komunikan.
2.
Mendorong proses alih nilai dan pengetahuan yang cepat. Hal ini terjadi tanpa mempertimbangkan perbedaan tingkat perkembangan budaya dan peradaban yang ada di wilayah jangkauannya.
3.
Sifatnya sangat terbuka dan menjadikannya sulit untuk dikontrol dampak negatifnya.
4.
Pergerakan
teknologi
penyiaran
yang
begitu
cepat
mendahului
perkembangan publik atau pemirsannya. Hal ini pada gilirannya melahirkan pro-kontra tentang implikasi kultural televisi. 5.
Kecenderungan para pengelola televisi yang memanfaatkan kelebihan televisi dan lebih berorientasi pada pertimbangan komersil atau bisnis, sehingga mengenyampingkan faktor pendidikan.
2.4.4 Pesan Media Televisi. K.Avery
dalam
tulisannya
Communication
and
the
media
menggolongkan publik atau pemirsa menjadi 3 (tiga) golongan dalam mengkonsumsi isi pesan dari media massa, yakni : a.
Selective attention Golongan ini yang termasuk mau menerima pesan-pesan tapi hanya yang
24
diminati saja. b.
Selective perception Yang termasuk golongan ini adalah mereka yang berbeda persepsinya dalam menanggapi suatu pesan.
c.
Selective retention Yang terakhir ini merupakan golongan yang hanya mau mengingat apa yang perlu diingat saja terutama kalau erat kaitannya dengan kepentingan mereka21. Pesan-pesan media massa elektronik khususnya televisi tidak hanya
dapat didengar melainkan dapat dilihat dalam bentuk gambar yang bergerak. Televisi sebagai media elektronik yang dimiliki oleh masyarakat dengan tingkat perkembangan teknologi yang semakin canggih tidak hanya memiliki berbagai kelebihan namun juga kekurangan. Tujuan akhir dari penyampaian pesan media televisi dapat menghibur, mendidik, kontrol sosial, menghubungkan atau sebagai bahan informasi kepada masyarakat dalam kehidupannya di lingkungan sosial masyarakat.
2.4.5
Efek Pesan Media Televisi Media televisi sebagaimana media cetak dan elektronik lainnya berperan
sebagai alat informasi, hiburan, kontrol social, dan penghubung wilayah secara geografis. Proses penyampaian isi pesan media televisi kepada pemirsanya akan 21
Ibid hal 25.
25
diinterprestasikan berbeda menurut masing-masing pemirsa. Hal ini terjadi karena tingkat pemahaman dan kebutuhan pemirsa berkaitan erat dengan status social ekonomi serta situasi dan kondisi saat pemirsa menyaksikan acara televisi. Ada 3 (tiga) efek yang ditimbulkan dari acara televisi terhadap pemirsanya, yakni22: 1.
Efek kognitif, yaitu kemampuan seseorang atau pemirsa untuk menyerap dan memahami acara yang ditayangkan televisi, dimana bisa melahirkan pengetahuan bagi pemirsa.
2.
Efek peniruan, yaitu pemirsa dihadapkan pada masalah actual yang ditayangkan televisi.
3.
Efek perilaku, yaitu proses tertanamnya nilai social budaya yang telah ditayangkan acara televisi yang diterapkan dalam kehidupan pemirsa sehari-hari. Media televisi dalam operasionalnya berhubungan dengan institusi social
lainnya yang ada di masyarakat, serta adanya perbedaan sudut pandang dari khalayak sasaran. Pemirsa televisi tidak perlu berfikir keras dalam menangkap isi pesan, cukup hanya dengan menonton program acara tersebut. Oleh karena itu, pengelola program acara televisi, harus konsisten dan konsekuen dalam membuat program acara dengan tujuan yang jelas dan pasti. Agar pemirsa dapat mengerti dan menangkap isi pesan yang disampaikan hingga efek yang ditimbulkan dari acara itu dapat bernilai positif.
22 Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi, PT Rineka Cipta, Jakarta 1996 hal 170-172.
26
2.5
Program Televisi Perusahaan televisi dituntut untuk menyajikan sesuatu yang bisa
menghibur berbagai kalangan. Televisi memberikan kita saluran komunikasi reguler untuk mengikuti perkembangan berita, ramalan cuaca, kuis, film, diskusi dan membuat kita belajar sedikit lebih banyak tentang dunia dan masyarakat dimana kita bergabung. Semuanya ada disitu dan kita menerimanya sebagai sesuatu yang biasa. Dalam menyajikan materi acaranya, media televisi harus berkonsultasi dengan pasar. Paddy Chayefsky, seorang pekerja televisi terkemuka sebelum menjadi penulis skenario film, pernah mengeluh bahwa acara drama yang dijagokannya ternyata malah tidak laku dikalangan sponsor, sehingga ia pun pindah jalur ke film. Ia menambahkan : ” Sejak dari awal, pembuat acara televisi memang harus berkompromi, ia tidak bisa memaksakan seleranya sendiri atau pendapatnya sendiri tentang apa yang baik dan yang buruk. Jika ia memaksa acaranya itu justru tidak akan pernah disiarkan. Itulah kompromi.”23 Berbagai macam acara televisi selalu hadir dihadapan pemirsa yang mengetengahkan jenis musik, film, drama, kuis, maupun informasi khusus. Hal ini akan mencerminkan konsep diri pemirsa untuk berbuat sesuatu sesuai keinginanya yang berasal dari informasi tayangan acara televisi. Hampir sebagian besar acaraacara televisi TVRI, TRANS TV, RCTI , dan lain lain selalu menyajikan acara yang terbaik bagi pemirsanya. 23
William L.Rivers, Media Massa dan Masyarakat Modern. Hal 285.
27
2.6
Program Kuis Kuis berasal dari bahasa Inggris Quiz,adalah kata lain atau sinonim untuk
permainan teka teki, yang biasanya berhadiah. Menurut setyobudi, Ciptono. 2006. Teknik Broadcasting TV kuis adalah Program ini tampil dengan bentuk sajian yang mengetengahkan pembicaraan seseorang atau lebih mengenai sesuatu yang menarik, sedang hangat dibicarakan masyarakat, atau Tanya jawab pertanyaan dengan hadiah. Kuis merupakan bentuk program permainan yang paling sederhana dimana sejumlah peserta saling bersaing untuk menjawab sebuah pertanyaan. Program kuis ini sangat menekankan pada kemampuan intelektualitas. Permainan ini biasanya melibatkan peserta dari kalangan orang biasa atau anggota masyarakat. Namun terkadang pengelola program dapat menyajikan acara khusus yang melibatkan orang terkenal atau selebritis.24. Acara kuis di televisi menjadi salah satu bentuk acara menghibur yang dapat ditonton oleh seluruh lapisan usia. Bukan hanya dari kemasan yang menarik, hadiah yang ditawarkan, serta tingkat kesulitan serta variatif dari permainan yang disajikan dalam acara kuis menjadi nilai tersendiri yang menjadi fenomena bagi pemirsa yang menyaksikan acara kuis tersebut. Tak ayal acara kuis 24
Morissan, Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi hal 217.
28
dijadikan primadona oleh beberapa stasiun televisi swasta kita dan tak sedikit keberhasilan acara kuis di televisi bisa mengungguli perolehan rating tinggi yang biasanya didominasi oleh acara-acara serupa sinetron. Hadiah yang ditawarkan bagi pemenang pun tak tanggung-tanggung jumlahnya hingga ada yang mencapai ratusan juta rupiah. Semua itu ditujukan untuk memanjakan pemirsa televisi agar tidak beranjak dan berpindah channel ke stasiun televisi lain saat menyaksikan acara kuisnya. Secara tidak langsung pula hadiah besar mampu menarik minat dan rasa penasaran penonton untuk terus menyaksikan dan ikut berinteraksi selama acara kuis berlangsung hingga hadiah utama diperoleh si peserta kuis. Tayangan kuis berbeda dengan siaran hiburan lainnya. Dalam tayangan kuis, pertanyaan-pertanyaan dan aturan-aturan masih ada dalam skenario, namun jalannya acara dan dan hasil akhir dari tayangan kuis tersebut tidak dapat diketahui sebelumnya. Meskipun format dan hadiah yang diperebutkan sangat bervariasi, namun daya tarik pokok dari tayangan kuis adalah sama yaitu menyajikan “pertandingan” yang hasil akhirnya tidak dapat dipastikan. Dengan demikian tayangan kuis mirip dengan pertandingan olahraga. Ketegangan, kegagalan, keberhasilan dan ketidakpastian merupakan kenyataan, bukan fiksi atau hal yang telah diatur sebelumnya. Di Indonesia, tayangan kuis televisi pertama adalah kuis Tatah-Titih yang disiarkan Televisi Republik Indonesia (TVRI), kuis ini hanya bertahan enam
29
bulan. Kemudian muncul Silent Quiz pada tahun 1969, kuis inilah yang sering disebut kuis pertama kali di Indonesia.25 Kehadiran acara kuis di televisi Indonesia sudah berusia 35 tahun (19692004)26, selama kurun waktu tersebut kuis banyak disebut sebut sebagai acara hiburan yang diharapkan dapat berfungsi sebagai penghibur penontonnya. Pengamat program Syamsudin Noer Moenadi
melihat acara kuis ilmu
pengetahuan yang ada sekarang ini lebih banyak unsur hiburan daripada unsur edukasi. Jumlah hadiah ratusan juta hingga miliaran rupiah yang dijanjikan kepada pemenang bisa mendorong sikap konsumtif para penontonnya. Terutama bagi khalayak remaja, dalam hal ini pelajar, seperti diketahui bahwa masa remaja merupakan masa perkembangan dimana sangat diperlukan pendidikan.
2.7
Proses Produksi Program Televisi. Bagian proses produksi televisi, merupakan dapur dari sebuah program
acara TV akan dibuat. Biasanya dibedakan tiga kelompok besar yaitu produksi drama, non-drama dan news, kategori ini karena hasil produknya mempunyai karakteristik yang berbeda. Hasil produksi sebuah stasiun televisi (in house production), kadang mampu mengangkat image sebuah stasiun televisi bila mampu mendapatkan rating atau audience share yang besar bahkan bisa dijadikan jangkar untuk program-program lainnya, sebab setelah program unggulan selesai tayang, program acara yang kurang menarik pun biasanya ikut di tonton sebagai 25
Tuti Maslianah, Pola penggunaan Kuis Dan Pemenuhan Kebutuhan Khalayak Akan Acara Tersebut (Jakarta: Universitas Indonesia)1994 hal 7 26 Ibid
30
dampak keengganan pemirsa untuk berpindah saluran (channel). Menurut Fred Wibowo dalam bukunya Teknik produksi siaran televisi, menyebutkan tahapan produksi terdiri dari tiga bagian di televisi yang lazim disebut dengan standard operation procedur (SOP),seperti berikut : a. Pra produksi Tahap ini sangat penting sebab jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci dan baik, sebagian pekerjaan dari produksi yang direncanakan sudah beres. Tahap produksi meliputi tiga bagian, sebagai berikut ini : 1. Penemuan ide Tahap ini dimulai ketika seorang produser menemukan ide atau gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah atau meminta penulis naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset. 2. Perencanaan Tahap ini meliputi penetapan penetapan jangka waktu kerja (time schedule), penyempurnaan naskah, pemilihan artis, lokal, dan crew. Selain estimasi biaya, penyediaan biaya dan rencana alokasi merupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat secara hati-hati dan teliti. 3. Persiapan Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perijinan dan surat-menyurat. Latihan para artis dan pembuatan setting, meneliti dan melengkapi peralatan yang diperlukan. Semua persiapan ini paling baik diselesaikan menurut jangka waktu kerja (time schedule) yang sudah ditetapkan.
31
b. Produksi (Pelaksanaan) Sesudah perencanaan dan persiapan selesai betul, pelaksanaan produksi dimulai. Sutradara/ director bekerja sama dengan para artis dan crew mencoba mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas tulisan (shoting script) menjadi gambar, susunan gambar yang dapat bercerita.
c. Paska-produksi ( Penyelesaian dan penayangan) Paska produksi memiliki tiga langkah utama, yaitu editing offline, editing online, dan mixing. Dalam hal ini, terdapat dua macam teknik editing, yaitu: pertama, yang disebut Editing dengan teknik analog dan linier. Kedua, Editing dengan teknik digital atau non linier dengan komputer. 1. Editing offline Setelah shooting selesai, script boy/girl membuat logging, yaitu mencatat kembali semua hasil shooting berdasarkan catatan shooting dan gambar. Di dalam logging time code (nomor kode yang berupa digit frame, detik, menit, dan jam dimunculkan dalam gambar) dan hasil pengambilan setiap shoot di catat. Berdasarkan catatan itu surtadara/ director membuat editing kasar yang disebut dengan Editing offline. 2. Editing online dengan teknik analog Berdasarkan naskah editing, editor mengedit hasil shooting asli. Sambungan sambungan setiap shoot dan adegan (scene) dibuat tepat
32
bedasarkan catatan time-code dalam naskah editing. Demikian pula sound asli dimasukan dengan level yang seimbang dan sempurna. Setelah editing online ini siap, proses berlanjut dengan mixing. 3. Mixing (pencampuran gambar dengan suara) Proses mixing ini boleh dikatakan bagian yang penting dalam post production sudah selesai. Secara menyeluruh produksi juga sudah selesai. Setelah produksi selesai biasanya diadakan preview. Dalam preview ini tidak ada lagi yang harus diperbaiki. Apabila semua sudah siap maka program ini siap juga untuk ditayangkan. 4. Editing offline dengan teknik digital atau non-linier. Editing offline dengan teknik digital adalah editing yang menggunakan komputer dengan peralatan khusus untuk editing. Alat editing tersebut bermacam macam nama, jenis dan fasilitasnya, misalnya: pinacle-matroxcanupus, dll. Dengan alat editing tersebut dapat digunakan berbagai macam program editing berdasarkan kebutuhan, seperti: Addobe PremierThree D Max dll. Tahap pertama yang harus dilakukan adalah memasukan seluruh hasil shoot (gambar) yang dalam catatan atau logging memperoleh OK, ke dalam hardisk. Proses ini disebut dengan Capturing, yaitu mengubah hasil gambar dalam pita menjadi file, yang ketika diperlukan dapat dipanggil untuk disusun berdasarkan urutan yang diinginkan sutradara. 5. Editing online dengan teknik digital
33
Dalam editing online hanya menyempurnakan hasil dari editing offline sekaligus mixing dengan musik ilustrasi atau efek gambar (misalnya perlu animasi atau wipe efek) dan suara (sound effect atau narasi) yang harus dimasukan kembalidari file menjadi gambar pada pita Betacam SP atau pita dengan kualitas broadcast standard. Setelah program dimasukan pita, boleh dikatakan pekerjaan selesai dan kelanjutannya adalah bagian dari pekerjaan di stasiun televisi.
34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Tipe/ Sifat Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Penelitian dekriptif yaitu suatu pendekatan untuk mempelajari aspek siapa, apa, bilamana dan bagaimana dari suatu topik.27 Penelitian deskriptif ditujukan untuk : 1.
Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada.
2.
Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek yang berlaku.
3.
Membuat perbandingan atau evaluasi
4.
Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang. Sedangkan
penelitian
kualitatif,
yaitu
penelitian
yang
bertujuan
mempertahankan bentuk dan isi perilaku manusia dan menganalisis kualitas kualitasnya. Dalam penelitian kualitatif, pengamatan, wawancara mendalam, serta analisis dokumen bersifat fundamental dan digunakan bersama sama.28
27 28
Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, PT Remaja Rosda Karya, Bandung, hal 25 Dedi Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosda Karya, hal 150.
33
35
3.2 Metode Penelitian Metode dalam penelitian ini adalah metode studi kasus ( case study). Studi kasus adalah suatu inkum empiris yang menyelidiki fenomena di dalam konteks kehidupan nyata, bilamana batas antara fenomena dan konteks tak tampak dengan tegas dan dimana multi sumber bukti dimanfaatkan.29 Studi kasus juga merupakan uraian dan penjelasan kompherehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu program atau suatu situasi sosial. Sebagai suatu metode kualitatif, studi kasus mempunyai beberapa keuntungan. Lincoin dan Guba mengemukakan bahwa keistimewaan studi kasus meliputi hal hal berikut : 1.
Studi kasus merupakan sarana utama bagi penelitian emik, yakni menyajikan pandangan subjek yang diteliti.
2.
Studi kasus menyajikan uraian menyeluruh yang mirip dengan apa yang dialami pembaca dalam kehidupan sehari hari.
3.
Studi kasus merupakan sarana efektif untuk menunjukan hubungan antara peneliti dan responden
4.
Studi kasus memungkinkan pembaca untuk menemukan konsistensi internal yang tidak hanya merupakan konsistensi gaya dan konsistensi faktual, tetapi juga kepercayaan.
5.
Studi kasus memberikan uraian tebal yang diperlukan bagi penilaian atau transferabilitas.
29 Robert K.Yin. Studi Kasus : Desain dan Metode, Penerjemah M. Djauzi Mudzakir, cet 2, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,1997, hal 17.
36
6.
Studi kasus terbuka bagi penilaian atas konteks yang turut berperan bagi pemaknaan atas fenomena dalam konteks tersebut.30 Dalam studi kasus metode terpenting tetap saja bersifat kualitatif.
Meskipun ada juga yang menggunakan data statistik, data tersebut tak lebih bersifat deskriptif alih-alih data inferensial yang lazim kita gunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian objektif-kuantitatif.
3.3
Teknik Pengumpulan Data Guna mendukung keperluan untuk menganalisis proses produksi acara
kuis Missing Lyrics di Trans TV, diperlukan sejumlah data- data yang mendukung 3.3.1
Data Primer Wawancara mendalam (indepth interview) yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak terkait yang memahami tentang objek yang sedang diteliti. Wawancara dilakukan tidak berstruktur, artinya tidak berstruktur adanya kebebasan peneliti mengajukan pertanyaan dapat beralih-alih dari satu pokok pertanyaan ke pokok pertanyaan lain, sedangkan data yang terkumpul dari wawancara bebas tersebut dapat beraneka ragam, tetapi tetap berpedoman kepada tema yang diteliti. Selain wawancara mendalam, peneliti juga melakukan observasi terhadap objek yang diteliti. Observasi adalah teknik yang menuntut adanya pengamatan dari si periset terhadap objek risetnya, misalnya dalam melakukan
30 Dedi Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosda Karya, Bandung,2003 hal 201202.
37
eksperimen. Instrumen yang dipakai dapat berupa lembar pengamatan, panduan pengamatan dan lainnya. 3.3.2
Data Sekunder Adalah pengumpulan data yang dapat dijadikan pelengkap guna melancarkan proses penelitian. Data sekunder dilakukan melalui studi kepustakaan (literature) untuk mendapatkan informasi dari literaturliteratur yang berhubungan dengan judul seperti makalah, buku-buku, internet, dokumen tayangan, company profile dan juga bahan tertulis maupun teori yang didapat pada saat kuliah.
3.4
Penentuan Narasumber Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah memilih orang-orang
tertentu yang dianggap mewakili tingkat signifikansi. Dengan pemilihan nara sumber berdasarkan kriteria tertentu, diharapkan hasil analisis yang diperoleh dapat memberikan gambaran yang baik dan jelas. Narasumber yang dipilih guna kelengkapan penelitian ini, sebagai berikut : a. Produser Madya
: Anggi Anandatya
Bertugas mengawasi dan bertanggung jawab penuh atas jalannya proses produksi hingga paska produksi. Selain itu produser madya juga bertugas menentukan tema, pemilihan host, dan mengatur jadwal tayang program taping ” Missing Lyrics”.
38
b. Asisten Produser
: Sangga
Bertugas sebagai administrator dan fasilitator. Administrator meliputi membuat data base kaset master shoot liputan, dan master edit. Sedangkan sebagai fasilitator meliputi membooking studio, peralatan shooting seperti kamera dan perlengkapannya, membooking kendaraan operasional kantor. Selain itu membantu produser atas jalannya proses produksi hingga paska produksi. c. Senior kreatif
: Dhania
Bertugas untuk membuat materi lagu beserta soal yang akan diuji. Selanjutnya menghubungi talent yang akan menjadi bintang tamu ”Missing Lyrics”. d. Kameramen
: Syaiful Rizal
Bertugas untuk mengoperasikan kamera untuk pengambilan atau penataan gambar pada saat proses produksi berlangsung. e. Editor
: Yousef Eka Irawan
Bertugas untuk mengedit gambar mentah dari hasil proses produksi menjadi gambar yang siap tayang di televisi.
39
3.5
Fokus Penelitian Fokus dari penelitian ini adalah proses produksi dari pra hingga paska
produksi, sehingga hasil penelitian yang diperoleh nantinya dapat memberikan gambaran kepada pembacanya tentang proses produksi sebuah program di televisi itu seperti apa, khususnya dalam hal ini program acara kuis. Menurut Setyobudi dalam bukunya teknik broadcasting TV, dalam proses produksi sebuah acara televisi, perlu diperhatikan tahapan dalam pelaksanaan produksi televisi tersebut. Secara garis besar dikategorikan dalam 4 (empat) tahapan. Tahapan-tahapan itu adalah
Drama
Ide Kreatif
Brainstroming
Adaptasi
Naskah atau rundown
Non Drama
News
Gambar 2. Bagan Pra produksi (Sumber : Setyobudi, Teknik Broadcasting TV, 2006:57) Pada tahap ini tampak alur, bahwa sebuah program berawal dari sebuah ide atau gagasan, bisa seseorang atau kelompok, yang diteruskan dengan proses tukar pikiran (brainstorming). Baru setelah itu dilakukan penyesuaianpenyesuaian (adaptasi) agar didapatkan sebuah program yang terstruktur dan rapi.
40
Biasanya sudah berupa naskah untuk drama atau rundown untuk news dan non drama 1.
Set-up and Rehearshal Pada tahap set-up and rehearshal biasanya dilakukan persiapan yang
bersifat teknis. Mulai dari membangun set venue atau panggung, mencoba semua peralatan yang akan digunakan, sampai pada latihan-latihan ringan yang melibatkan artis pendukung dan semua crew yang akan terlibat dalam proses selanjutnya, yaitu proses produksi. 2.
Produksi Pada tahap ini, pada prinsipnya menvisualisasikan konsep naskah atau
rundown acara agar dapat dinikmati pemirsa, dimana sudah melibatkan bagian lain yang bersifat teknis (engineering). Karena konsep tersebut agar dapat dilihat, harus menggunakan peralatan (equipment) yang sudah pasti harus ada orang (operator) terhadap peralatan tersebut agar dapat beroperasi atau lebih dikenal dengan production services.
Production
Engineering
Technical
People
Director
Production
Production
Production
Executive Producer
Management
People
Production
Gambar 3 Bagan Produksi
41
(Sumber : Setyobudi, Teknik Broadcasting TV, 2006:58) Pada diagram tersebut, terlihat 2 (dua) bagian terpisah, yaitu yang bersifat teknis (services) seperti Technical Director, Maintenance Engineering dan operator perangkat itu sendiri seperti Cameramen, Audioman, Lightingman, dan sebagainya, yang dikoordinasi bagian Production Departement seperti Executive Producer, tim creative maupun Production Director yang akan men-direct program tersebut dilapangan. 3.
Paska produksi Paska Produksi lebih berorientasi atau didominasi pada produksi program-
program yang bersifat tidak langsung, karena untuk visualisasi langsung di-direct pada panel switcher oleh PD dan transmisikan ke pemirsa. Sementara paska produksi lebih banyak memberikan stock shot penunjangnya saja khususnya program non-drama dan news. Operator
Offline Editing
Online Editiing Post Production Dubbing
Production People
Mixing
Subtitling
Gambar 4 Bagan Paska Produksi (Sumber : Setyobudi, Teknik Broadcasting TV, 2006:59)
42
Tahap paska produksi meliputi banyak hal, seperti offline editing, yaitu merangkai alur konsep tersebut menjadi sesuatu yang tersusun rapi, namun masih kasar (belum ber-effect). Kemudian dilanjutkan ke online editing dengan pemberian effect gambar. Agar lebih bernuansa bagus, diberikan narasi (proses dubbing) bila diperlukan, kemudian dilakukan mixing atau suara effect yang disesuaikan dengan program yang sedang diproduksi, seperti suara musik serta pemberian tulisan-tulisan (titling) bila program tersebut perlu informasi berupa tulisan atau terjemahan. .
3.6
Definisi Konsep a. Definisi Analisis Menurut Bogdan dan Biklen (1992), analisis adalah proses pencarian atau
penyusunan data yang sistematis melalui transkrip wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi yang secara akumulasi menambah pemahaman peneliti terhadap yang ditemukan. Sedangkan menurut Spradley (1997), analisis merujuk pada pengujian sistematis terhadap sesuatu untuk menentukan bagian-bagiannya, hubungan diantara bagian, dan hubungan bagian itu dengan keseluruhan. Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan analisis adalah mengategorikan data untuk mendapatkan pola hubungan, tema, menafsirkan apa yang bermakna, serta menyampaikan atau melaporkannya kepada orang lain yang berminat.31 31
Prof.Dr.Husaini Usman, M.Pd, MT, Metode Penelitian Sosial hal 83.
43
b.Proses Produksi Proses produksi merupakan dapur dari pembuatan suatu program. Proses produksi sangat menentukan keberhasilan suatu program tersebut. Proses itu sendiri menurut Wikipedia bahasa indonesia adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau didesain, mungkin menggunakan waktu, ruang, keahlian atau sumber daya yang lainnya untuk menciptakan suatu hasil. Sedangkan produksi adalah kegiatan yang dikerjakan untuk menghasilkan sesuatu sehingga lebih bermanfaat untuk orang banyak. c.Program “Missing Lyrics”. Missing Lyrics merupakan sebuah program kuis baru di TRANS TV, yang menguji pesertanya dalam menebak sebuah lirik lagu. Program kuis, dengan konsep variety show yang mengangkat salah satu aktivitas yang digemari oleh masyarakat saat ini, yaitu karaoke. Program ini akan berisi keikutsertaan beberapa peserta artis yang telah dinyatakan layak tampil. Peserta harus dapat menebak lirik yang hilang dalam lagu yang dia pilih sebelumnya berdasarkan kategori musik yang disediakan, sambil menyanyikannya. Beberapa kategori musik mulai dari pop, dangdut dan
rock akan ditampilkan dalam ” Missing Lyrics”. Sangat
dipastikan program kuis ini layak ditonton dan sangat menghibur.
44
3.7
Teknik Analisa Data Analisa data adalah suatu rancangan untuk meneliti, memeriksa,
mempelajari, membandingkan data yang ada dan membuat interpretasi yang diperlukan. Analisis data dapat juga dipergunakan untuk mengetahui ada tidaknya masalah. Kalau ada, masalah tersebut harus dapat dirumuskan dengan jelas dan benar. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang memberikan gambaran dengan jelas dan benar. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang memberikan gambaran dengan jelas makna dari indikator- indikator yang ada, membandingkan dan menghubungkan antara indikator yang satu dengan indikator lain. Kegunaan analisis data adalah sebagai bahan masukan untuk pengambilan keputusan. Tujuan dari analisis di dalam penelitian adalah menyempitkan dan membatasi penemuan-penemuan hingga menjadi suatu data yang teratur. Proses analisis merupakan usaha untuk menemukan jawaban atas pertanyaan perihal objek penelitian. Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan adalah pemeriksaan melalui sumber lainnya.32 Triangulasi yang digunakan adalah triangulasi dengan sumber. Menurut 32
Prof Dr J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif
45
Patton (1987 :331) triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal itu dapat dicapai dengan jalan : 1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. 2. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi. 3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu. 4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, atau orang pemerintahan. 5. Membandingkan hasil wawancara dengan isis suatu dokumen yang berkaitan. Dalam hal ini jangan sampai banyak mengharapkan bahwa hasil pembandingan tersebut merupakan kesamaan pandangan, pendapat atau pemikiran. Yang penting disini ialah bisa mengetahui adanya alasan-alasan terjadinya perbedaan-perbedaan tersebut. ( Patton 1987 :331).33 Jadi triangulasi data berarti cara terbaik untuk menghilangkan perbedaanperbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu 33
Ibid hal 331.
46
mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan. Dengan kata lain bahwa dengan triangulasi, peneliti dapat me-recheck temuannya dengan jalan membandingkannya dengan berbagai sumber, metode, atau teori. Untuk itu maka peneliti dapat melakukannya dengan jalan : 1. Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan. 2. Mengeceknya dengan berbagai sumber data. 3. Memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data dapat dilakukan. Pada penelitian ini, triangulasi data digunakan untuk mengecek keabsahan data dari tayangan acara kuis ”Missing Lyrics”di Trans TV setiap hari senin sampai jumat pada pukul 13.30-14.30 WIB, setelah benar adanya maka selanjutnya mengkonfirmasikan bagaimana proses pembuatan acara tersebut kepada pihakpihak yang terkait.
47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Trans TV Trans-TV mulai mengudara secara teknis pada tanggal 22 Oktober 2001 di
wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi dengan pola teknik selama beberapa jam perhari. Pada tanggal 25 Oktober mulai menyiarkan program yang bertajuk Trans-Tune in, sekaligus meluaskan jangkauan siaran hingga wilayah bandung dan sekitarnya. Pada tanggal tersebut Trans TV telah mulai menyiarkan siaran langsung upacara peresmian Bandung Supermall, kawasan perbelanjaan paling luas di Ibukota Jawa Barat ini. Program
Trans-Tune-In
dikemas
dengan
gaya
radio
untuk
memperkenalkan Trans TV pada masyarakat. Pada tahap ini, dua pembawa acara membawakan kuis interaktif guna memikat calon penonton, sambil menyuguhkan rangkaian video-klip. Divisi pemberitaan menyajikan program Jelajah, yang berisi paket-paket feature. Pada akhit pecan, para pecandu bola dapat menikmati siaran langsung kompetisi sepak bola spanyol, La Liga. Pada tanggal 15 Desember 2001 Trans TV memulai siaran perdana tepatnya pukul 17.00 WIB dengan mengawali siaran langsung launcing dari Gedung Trans TV. Secara beruntun, menara-menara pemancar di Yogyakarta yang juga mencakup kota Solo, Semarang, Surabaya dan terakhit Medan, mulai berfungsi, sehingga memperluas jangkauan siaran Trans TV ke wilayah – wilayah utama
45
48
Indonesia. Kalangan pertelevisian menjadikan tujuh kota ini sebagai indikator untuk dasar perhitungan AC Nielsen untuk mengetahui popularitas dari popularitas dari suatu program maupun TV Station, dimana jumlah penonton televisi permenit dihitung dengan metode random sampling dengan bantuan people meter. Berkat perencanaan yang baik Trans TV bisa memperoleh alokasi frekuensi UHF yang rata-rata paling rendah dibandingkan stasiun-stasiun televisi lain. Kanal frekuensi yang rendah ini memudahkan penonton mencari gelombang siaran Trans TV. Mulai 1 Desember 2001, Trans Tune-In berganti dengan Transvaganza, seiring dengan bertambahnya jam siaran Trans TV. Dalam tahapan ini, Trans TV mulai manayangkan film-film asing serta program non-drama berupa kuis tebak harga. Kuis ini merupakan adaptasi dari kuis “The Price is Right” yang kondang sejak tahun 1970-an, ditayangkan di 22 negara. Transvaganza ditayangkan dari 1-14 Desember 2001 dan merupakan contoh program-program Trans TV yang dapat diikuti pemirsa setiap minggu mulai tanggal 18 Desember 2001 hingga 28 Februari 2002. Penambahan jam tayang secara bertahap ini akan memuncak pada tanggal 1 Maret 2002, saat Trans TV mulai siaran penuh, yaitu 18 jam sehari pada hari Senin hingga Jum’at dan 22 jam sehari pada Sabtu dan Minggu. Penambahan program acara juga bertambah
49
seiring dengan ada penambahan jam tayang diantara Euro, Digoda, KD, Sinema Gemilang, Diva Dangdut, Dunia Lain. Pada September 2002 Trans TV mulai mengudara 20 jam setiap hari terkecuali hari sabtu 24 jam non stop bila ada pertandingan Liga Spanyol. Penambahan jam tayang ini juga menambah program acara diantaranya program keagaman Sentuhan Qalbu, Berita Trans Pagi, film-film kartun, Sinema Indonesia Pagi, sinetron Perempuan Pilihan, Film Taiwan seperti Meteor Garden, kuis Russion Rollete. Untuk olahraga siaran langsung maupun tunda Liga Spanyol dan Super Liga Bulutangkis. Mulai selasa, 12 Juli 2005 hingga 6 (enam) bulan kedepan, dikeluarkan peraturan Menteri Menkominfo No. 11/P/M.Kominfo/7/2005 dimana dalam peraturan mentri tersebut diberlakukan pembatasan jam siar hingga jam 01 dan mulai kembali siaran jam 05. Trans TV mulai saat diberlakukannya pembatasan jam siaran tersebut membatasi jam tayang dengan sing-off jam 2 dari sign-on kembali jam 4, dalam sehari mendapat libur 2 jam. Untuk jam tayang di hari Sabtu dan Minggu (weekend) terkadang tayang non stop 24 jam. Pada dasarnya siaran Trans TV menganut konsep general entertainment, sehingga pemirsa bisa menikmati berbagai tayangan hiburan drama maupun non drama, serta tayangan berita. Pada tahun pertama, 50% tayangan stasiun ini berasal dari luar negeri dan 50% sisanya merupakan produk lokal. Pada tahun kedua, proporsi produk lokal akan menjadi 70% dan sisanya merupakan produk
50
asing. Pada tahun keempat sudah lebih dari 75% merupakan produk lokal. Diakhir tahun 2005 Trans TV telah memperkuat semua line dan jam dengan produk in house. Menurut catatan 67% dari acara TV merupakan produk in house. Beberapa produk unggulan in house di Prime Time mulai dari “Extravaganza”, “Ketawa Ala Trans TV”, “Insyaf”, “Komedi Nakal” dan “Fenomena” juga amat memperkuat posisi Trans TV. Mulai Desember 2005, Trans TV menayangkan film-film terkemuka dunia tujuh hari dalam seminggu di bawah banner “Bioskop Trans TV”. Seiring dengan suksesnya Bioskop Trans TV di tahun 2005 maka sejak akhir 2006 dibuat program Double Bioskop Trans TV yang tayang mulai jam 21.00 dan 23.00 WIB Dibawah label “Strategic Partnership” TV – TV7, pada awal Agustus 2006 telah ditanda tangani nota kesepakatan antara Jakob Oetomo (JO) pemilik TV7 dengan Chairul Tanjung (CT) pemilik Trans TV. Berdasarkan kesepakatan itu TRANS TV memiliki 49% dari sahan TV7, sesuai dengan batasan kepemilikan saham untuk tambahan stasiun televisi sebagaimana ditetapkan undang-undang. Dengan jumlah saham sebesar itu Transcorps sebagai pemilik TRANS TV menjadi saham meyoritas itu diberi wewenang untuk memimpin pengelolaan TV7. Dalam konteks ini telah disepakati pada RUPS, tanggal 4 Agustus 2006, bertindak sebagai Direktur Utama Wisnutama Kusbandio, Wakil Direktur Utama merangkap Direktur Sales and Marketing Atiek Nur Wahyuni. Dan Chairul Tanjung menjadi Presiden Komisaris, sedangkan Wakil Presiden Komisaris Agung Adiprasetyo beserta dua komisaris, Ishadi SK dan Asih Winata.
51
Bertepatan pada hari ulang tahun TRANS TV ke-5 pada tanggal 15 Desember 2006 diadakan acara relaunch TV7 menjadi Trans 7, dan launching Trans Corp yang disiarkan live 4,5 jam. Trans Corp singkatan dari Trans Corpora adalah payung usaha Para Group dalam bidang Media, Lifestyle dan Entertainment. 4.1.1
Visi Dan Misi TRANS TV 1. Visi TRANS TV Menjadi televisi terbaik di Indonesia maupun ASEAN, Memberikan hasil
usaha
yang
positif
bagi
stakeholders,
menyampaikan
program-program
berkualitas, berperilaku berdasarkan nilai-nilai moral budaya kerja yang dapat diterima oleh stakeholders serta mitra kerja. Dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan serta kecerdasan masyarakat.
2. Misi TRANS TV Wadah gagasan dan aspirasi masyarakat untuk mencerdaskan serta mensejahterakan bangsa, memperkuat persatuan dan menumbuhkan nilai-nilai demokrasi
52
Gambar 5 Logo Perusahaan (Sumber: Highlight PT. Televisi Transformasi Indonesia)
Logo TRANS TV berbentuk Berlian, yang menandakan keindahan dan keabadian. Kilauannya merefleksikan kehidupan dan adat istiadat dari berbagai pelosok daerah di Indonesia sebagai simbol pantulan kehidupan serta budaya masyarakat Indonesia. Huruf dari jenis serif, yang mencerminkan karakter abadi, klasik, namun akrab dan mudah dikenali.
4.1.2 Struktur Organisasi TRANS TV PT. Televisi Transformasi Indonesia (TRANS TV) merupakan perusahaan yang dimiliki PT. Para Inti Investindo yang merupakan kelompok usaha dibawah bendera Para Group. TRANS TV memperoleh izin siaran nasional dari pemerintah pada bulan Oktober 1998 setelah lulus dari ujian kelayakan yang dilakukan tim antar departemen pemerintah, maka sejak tanggal 15 Desember 2001, TRANS TV memulai siaran secara resmi.
53
Jajaran Direksi TRANS TV terdiri dari : President Commissioner
: Chairul Tanjung
President Director
: Ishadi SK
Vice President Director
: Wishnutama Kusbandio
Finance & Human Resources Director : Dudi Hendrakusuma Sales & Marketing Director
4.2
: Atik Nurwahyuni Sulistiowati
Gambaran Umum Program Kuis “Missing Lyrics” Missing Lyrics merupakan sebuah program kuis baru di TRANS TV, yang
menguji pesertanya dalam menebak sebuah lirik lagu. Program kuis, dengan konsep variety show yang mengangkat salah satu aktivitas yang digemari oleh masyarakat saat ini, yaitu karaoke. Program ini akan berisi keikutsertaan beberapa peserta artis yang telah dinyatakan layak tampil. Peserta harus dapat menebak lirik yang hilang dalam lagu yang dia pilih sebelumnya berdasarkan kategori musik yang disediakan, sambil menyanyikannya. Setiap lagu yang berhasil ditebak oleh peserta akan menghasilkan uang bagi peserta, dimana jumlahnya meningkat sebanyak 10 tingkatan, di mulai dari Rp 250.000,- sampai Rp 100.000.000,.Program acara ini berdurasi 60 menit, yang terbagi menjadi lima segmen, yang setiap segmennya sama yaitu, setiap peserta diberikan delapan kategori lagu, delapan kategori terdiri dari beberapa jenis lagu seperti pop, dangdut, rock, keroncong, lagu barat, dan masih banyak lagi aliran musik. Dalam program “Missing Lyrics” ini tidak hanya aliran musik atau jenis musik tetapi juga era lagu
54
tersebut seperti 90an, 80an, tembang kenangan, dan masih banyak lagi. Aturan dalam permainan ini adalah setiap peserta diberikan delapan kategori. Dan setiap kategori di berikan dua pilihan lagu yang harus dinyanyikan oleh peserta. Ketika peserta bernyanyi di iringi oleh homeband,dan tiba tiba bila lirik lagu itu menghilang dan iringan dari homeband berhenti disitulah saatnya peserta harus menjawab lirik yang hilang. Dalam menjawab lirik yang hilang ini peserta diberikan tiga pilihan bantuan untuk menjawab yaitu : DO RE MI, peserta diberikan tiga jawaban dan salah satunya merupakan jawaban yang benar, dan yang dua berarti jawaban yang salah. Yang ke dua yaitu DUO LYRIC, yaitu dalam lirik yang hilang akan di munculkan dua bantu kata yang benar. Dan yang ke tiga adalah GROUP PEACE menanyakan langsung kepada penonton yang hadir jawaban lirik yang hilang. Dalam program acara ini melibatkan seorang Host, dimana harus pintar, berwawasan luas soal lagu, menyenangkan, bisa membawakan suasana, baik seru maupun menegangkan, dan disukai berbagai kalangan umur. Dan host untuk program “Missing Lyrics” dipandu oleh Irgi fahrezi. Berikut ini adalah summary program ”Missing Lyrics”: Tabel 6 Summary Program “Missing Lyrics”
Nama Program
Missing Lyrics
Jenis Program
Kuis
Durasi
60 Menit
Jumlah Segmen
5 Segmen @±8 Menit
55
Host
Irgi Fahrezi
Waktu Tayang
Pukul 13.30.-14.30 WIB
Hari Tayang
Senin-Jumat
Target Audience
All 18-25, Female & Male
Situasi Produksi
Indoor, Multi-Cam (Sumber : Profil ”Missing Lyrics”)
Kerabat kerja yang bertugas dalam
program ”Missing Lyrics” dan Job
Description-nya 1. Produser Madya → Anggi Anandatiya Bertugas mengawasi dan bertanggungjawab atas jalannya proses produksi hingga paska produksi ” Missing Lyrics”. Selain itu, produser madya juga bertugas menentukan tema dan mengatur jadwal tayang program taping ”Missing Lyrics”. 2. Asisten Produksi (PA) → Sangga Bertugas sebagai administrator dan fasilitator. Administrator meliputi membuat data base kaset master shoot liputan, dan master edit. Sedangkan sebagai fasilitator meliputi membooking studio, peralatan shooting, seperti kamera dan perlengkapannya, membooking kendaraan operasional kantor. Bertugas membantu produser atas jalannya proses produksi hingga paska produksi. Dalam tugasnya, asisten produser ada yang bertanggungjawab atas pembuatan dan mengedit VT (Video Taping)
56
bila diperlukan, dan bertanggung jawab terhadap proses editing untuk program taping ” Missing Lyrics”. 3. Kreatif → Dhania Bertugas untuk membuat materi lagu
“Missing Lyrics” selanjutnya,
menghubungi talent yang akan menjadi bintang tamu “Missing Lyrics”, serta membuat rundown program dan cluecard untuk host. 4. Koordinator Artis → Shaly Bertugas sebagai pembuat kesepakatan kontrak dengan talent yang akan menjadi bintang tamu ” Missing Lyrics”, serta bertugas untuk menghubungi talent pada saat menjelang shooting. 5. Communication Development (Comdev) → Sherly Bertanggung jawab atas penonton program “Missing Lyrics”, mulai dari mengundang sampai mengatur penonton “Missing Lyrics”. 6. Unit Production Manager (UPM) → Indah Bertugas mengurus pembagian voucher makan dan snack untuk semua kru yang bertugas pada saat shooting ” Missing Lyrics”, serta mengurus perizinan ke bagian administrasi (khusus bila ada pembuatan VT), termasuk laporan keuangannya.
57
4.3
Hasil Penelitian Stasiun televisi adalah tempat kerja yang sangat kompleks yang
melibatkan banyak orang dengan berbagai jenis keahlian. Produser, juru kamera, editor, tim kreatif, dan staf operasional lainnya harus saling berinteraksi dan berkomunikasi dalam upaya untuk menghasilkan program yang sebaik mungkin. Pada bab ini penulis akan menguraikan hasil penelitian mengenai Analisis Proses Produksi Acara Kuis “Missing Lyrics” di Trans TV. Data tersebut diperoleh melalui wawancara mendalam (indepth interview) dengan narasumber, Anggi Anandatya selaku Produser, Sangga sebagai assistant produser, Dhania sebagai senior kreatif di acara kuis “Missing Lyrics”, Yousef Eka sebagai editor dan Syaiful Rizal sebagai kameramen di stasiun televisi swasta Trans TV Jl. Kapten Tendean, Jakarta Selatan. Kuis ”Missing Lyrics” merupakan program baru di TRANS TV, program acara ini adalah kuis yang mengangkat tema tentang musik baik dalam negeri maupun luar negeri, dan bermacam macam musik di hadirkan dalam program ini. Para pesertanya diuji untuk menyanyikan lagu dan menebak setiap lirik lagu yang hilang. Pada tahun 1989 an program kuis yang popular waktu itu adalah Berpacu dalam melodi yang dibawakan oleh Koes Hendratmo, dan saat ini TRANS TV mencoba membuat program kuis yang bertemakan lagu atau musik. Maka jadilah program kuis ”Missing Lyrics” dengan visi misi memberikan tayangan hiburan sekaligus edukatif bagi para penontonnya. Seperti yang disampaikan oleh Anggi Anandatya, produser ”Missing Lyrics” berikut ini :
58
”Awal dibuatnya program ini memang mengadaptasi dari program lain yang berbau musik, namun konsep acara yang menggabungkan antara karaoke dan kemampuan peserta untuk menebak lirik lagu hanya ada di ”missing lyrics” dan ini adalah proses kreatif tim sendiri. Visi Misi program kuis ini adalah menciptakan konsep suatu tontonan yang menghibur tetapi juga edukatif”.34 Selain memberikan tayangan yang menghibur dan edukatif, program ini memiliki kekuatan yang terletak pada segi ide yaitu penonton dirumah tentunya suka musik dan bernyanyi, dengan mengambil konsep karaoke, penonton dirumah juga bisa ikut berkaraoke tanpa harus mengeluarkan biaya sekaligus bisa menguji daya ingat tentang lagu. Dilihat dari segi pesertanya yang para artis tentunya menjadi daya tarik tersendiri. Selain itu dari segi teknis didukung oleh multimedia screen, lighting dan panggung yang spektakuler. Gambar 7 Icon ”Missing Lyrics”
”Missing Lyrics” yang ditayangkan pada hari senin sampai jumat pada pukul 13.30 sampai 14.30 WIB, waktu penayangannya merujuk kepada waktu kebiasaan segmens audiens yang mereka pilih untuk beristirahat dirumah atau disela jam makan siang pada saat dikantor. Menurut data ”Missing Lyrics by 34
Hasil Wawancara dengan Anggi Anandatya , Produser, 13 Maret 2009.
59
minute ”yang diperoleh penulis, pada tanggal 6 Maret 2009 rating mencapai 2,2 dan share mencapai 17,7 weekly, yang biasanya hanya memperoleh rating 1,8 dan sharenya 13,5. Walaupun demikian yang menarik dari program ini adalah kemampuan orang bernyanyi belum tentu dia hafal lagu dan lirik, selain itu hadiah yang besar sampai 100 juta rupiah. Penonton dirumah juga merasa terhibur bisa berkaraoke dan ikut juga merasa tertantang dalam menebak lirik lagu. Dalam proses produksi program acara “Missing Lyrics” meliputi tiga tahapan yaitu: Analisis Proses Pra produksi Program kuis ”Missing Lyrics” di TRANS TV Pada tahap ini adalah proses awal dari seluruh kegiatan produksi program kuis ”Missing Lyrics”. Awal konsep sebelum melakukan sesuatu, guna arahan suatu kinerja, agar berjalan dengan baik dan lancar. Proses Pra Produksi terbagi menjadi 3 kegiatan utama, yaitu: 1. Proses brainstorming Proses brainstorming merupakan sebuah proses tukar pikiran mengenai sebuah ide dan dituangkan kedalam sebuah tulisan-tulisan dan di susun secara terperinci untuk mendapatkan sebuah materi program. Seperti yang disampaikan oleh Anggi Anandatya, produser ”Missing Lyrics” berikut ini : Proses brainstorming untuk ”Missing Lyrics” lumayan lama sekitar awal november 2007 dan baru final project sekitar februari 2008”. Proses itu sendiri yaitu share ide satu sama lain kemudian dikumpul hingga membentuk konsep matang program ”Missing Lyrics” ini dibuat.Proses
60
biasanya dilakukan pada hari kamis, semua tim “Missing Lyrics” dari kreatif, asisten produksi, dan produser madya berkumpul untuk membicarakan materi lagu, pemilihan kategori lagu, menentukan artis pendukung kuis “Missing Lyrics”.35 Diawali dengan meeting yang dilakukan untuk membicarakan tanggal shooting. Penjadwalan suting sendiri menurut Anggi Anandtya, produser ”Missing Lyrics” yang mengatakan : ”Kita suting berdasar stock yang sudah ada. Sekali suting 4 hari, 1 harinya kita suting untuk 3 taping. Jadi 12 episode, jadi harus suting lagi sebelum 12 episode itu habis.Jadi otomatis kita tayang dalam 1 minggu 5 episode. Berarti punya spare waktu 2 minggu lebih. Sebelum 2 minggu harus suting cadangan episode ke 13nya”.36 Apabila sudah disepakati tanggal shooting-nya, PA (Production Assistant)/ asisten produksi bertugas untuk mem-booking studio
yang berada di STIE
Nusantara Cawang, sebagai studio untuk shooting program kuis ”Missing Lyrics” serta mem-booking semua peralatan dan perlengkapan shooting mulai dari camera,
audio,
lighting,
make-up,
sampai
wardrobe.
Setelah
proses
brainstorming selesai maka harus diajukan terlebih dahulu kepada Kepala Departemen Non- Drama, yaitu Bapak Emil Syarief. Sangat mungkin terjadi, hasil dari brainstorming
yang diajukan ditolak oleh Kepala Departemen (Kadep),
artinya tidak bisa diangkat dalam kuis “Missing Lyrics”. Setelah semua yang diajukan disetujui oleh Kepala Departemen selanjutnya proses berikutnya bisa dilakukan.
35 36
Hasil Wawancara dengan Anggi Anandatya , Produser, 13 Maret 2009 Hasil Wawancara dengan Anggi Anandatya , Produser, 13 Maret 2009
61
2. Proses kerja tim “Missing Lyrics” TRANS TV Suatu program dapat berjalan dengan baik, disebabkan karena terdapat suatu hubungan kerja yang baik dalam suatu tim. Tim produksi merupakan sebuah organisasi yang kecil, meski demikian perlu pengaturan yang baik pula demi kelancaran program. Produser dengan tim produksi harus memiliki komunikasi yang baik sehingga kerjasama dapat terjalin dengan baik. Suasana kerja pada stasiun televisi terkadang penuh ketegangan, khususnya menjelang suatu program akan ditayangka, sehingga diperlukan kesigapan, kecepatan kerja dan koordinasi tim karena dikejar-kejar tenggat waktu (deadline). Harus tercipta saling pengertian dari setiap orang yang bekerja dalam proses kreatif ini. Pada tahap ini tugas tim “Missing Lyrics” mulai dijalankan sesuai dengan job description-nya masing-masing. Tim kreatif mulai mencari lagu dan lirik yang dibutuhkan untuk program Missing Lyrics, dan menelpon artis dan grup band sebagai pendukung acara. Seperti yang disampaikan oleh Dhania senior kreatif ”Missing Lyrics” berikut ini ”Artis untuk ”Missing Lyrics” harus yang seru, tentunya dia juga harus bisa nyanyi. Bintang tamunya juga harus yang menarik dan up to date. Dari lagu-lagunya pun harus terus berganti dari tiap episode agar orang jadi penasaran. Yang agak sulit karena penonton suka dan tahunya lagulagu Indonesia, jadi kita harus mengurangi lagu-lagu barat, sehingga konsep lagunya yang tadinya ingin general menjadi tidak general”.37 Dhania selaku senior kreatif yang bertanggung jawab penuh terhadap persiapan content kuis ”Missing Lyrics” dalam wawancaranya dengan penulis 37
Hasil Wawancara dengan Dhania , Senior kreatif, 13 Maret 2009
62
menjelaskan bahwa setelah artis dan grup band didapat oleh tim kreatif menyerahkan urusan selanjutnya kepada koordinator artis (talent coordinator) untuk dealing perjanjian kontrak dengan artis dan group band. Selain itu, tim kreatif mulai mengetik rundown program dan script untuk cluecard host. Sedangkan asisten produksi (PA) sibuk mengurus booking-an. Seperti yang disampaikan oleh Sangga, Assistant Producer”Missing Lyrics” berikut ini : ” Proses pembookingan seperti booking studio, peralatan shooting, kendaraan operasional kantor dan lain-lain harus sudah selesai pada h-3. Prosesnya harus mengisi form khusus yang ditanda tangani kepala departemen dan produser. 38 Selain itu mempersiapkan Crew Call atau panggilan kru yang berfungsi untuk pengumuman hari dan jam untuk standby crew dan standby on-cam kepada crew yang bertugas dan mencatat semua nama crew yang bertugas di program kuis “Missing Lyrics” untuk diserahkan kepada CG (Controlling Graphis) person sebagai credit title. Bila diperlukan, PA bertanggung jawab terhadap pembuatan VT (VideoTaping). Di mulai dari proses shooting sampai pada tahap editing VT. Satu hari sebelum shooting program “Missing Lyrics” dilakukan meeting yang dihadiri oleh tim kreatif dan asisten produksi, yang dipimpin oleh produser madya. Dalam meeting ini membahas mengenai persiapan semua keperluan shooting, untuk memastikan semuanya berjalan dengan lancar.
3. Proses Set-up and Rehearshal
38
Hasil Wawancara dengan Sangga, Assistant Producer, 13 Maret 2009.
63
Pada tahap ini diawali dengan menset venue ”Missing Lyrics” di studio STIE Nusantara Cawang, pembangunan set venue dua hari sebelum shooting ”Missing Lyrics”. Untuk pembangunan set ini dikerjakan oleh set builder di bawah pengawasan PA, proses pembangunan set memakan waktu dua hari. Seperti yang disampaikan oleh Sangga, Assistant producer
”Missing Lyrics”
berikut ini : ” Untuk set up dan rehershal serta lighting ada bagiannya masingmasing, bisa memakan waktu h-2 sampai h-1. Sementara set up video seperti kamera dan control room biasanya h-1 sampai hari h atau 6 sampai 4 jam sebelum suting masih bisa dikejar karena kita taping bukan live. 39
Gambar 8 Set panggung ”Missing Lyrics”
Setelah set selesai dibangun dilanjutkan dengan persiapan teknis, seperti video system, audio system, dan lighting system. Untuk persiapan audio system dan lighting system biasanya dilakukan bersamaan, sedangkan untuk video system dilakukan setelah lighting system sudah selesai dikerjakan. Setelah semua crew yang bertugas sudah stand-by, PA membagikan rundown program kepada crew, 39
Hasil Wawancara dengan Sangga, Assistant Producer, 13 Maret 2009.
64
diantaranya produser madya, tim kreatif, director, camera person, floor director (FD), VTR(video tape recording) person, CG(Controlling Graphis) person, audio person, lighting person, dan kepada homeband. PA juga bertugas untuk membagikan handy talky (HT) kepada semua crew tersebut untuk memudahkan dalam melakukan komunikasi dan koordinasi. Menjelang shooting tepatnya satu jam sebelum on-cam dilakukan white balance camera yang dilakukan oleh camera person dengan CCU (Controlling Camera Unit) person yang bertujuan untuk mensosialisasikan lensa kamera dengan keadaan sekitar objek perekaman. Setelah proses white balance, dilanjutkan dengan proses focusing, yaitu usaha mencari gambar objek yang paling jauh dari semua objek dengan ukuran gambar (frame size) paling dekat (extreme close-up) memposisikan gambar sejelas mungkin dengan memutar ring fokus. Seperti yang dikatakan Syaiful Rizal kameramen “Missing Lyrics” : “ White balance dilakukan untuk menyamakan warna putih pada kamera, dalam arti pengambilan gambar yang tertangkap lensa kamera harus sama persis dengan aslinya dilihat oleh mata. Untuk white balance dibagi 2, daylight kebiru biruan 5600 sedangkan tungsten kemerah merahan 3200”40 Sedangkan CG (Controlling Graphis) menyiapkan template-template dan mengetik nama-nama crew yang bertugas untuk dicantumkan pada credit title. VTR (Video Tape Recording) person mempersiapkan kaset OBB (Opening Broadcast Bumper) dan kaset untuk proses rekaman sebagai master shooting. Untuk proses Rehearshal pada program ”Missing Lyrics” latihan menyanyi untuk 40
Hasil Wawancara dengan Syaiful Rizal, kameramen, 13 Maret 2009.
65
artis pendukung yang bernyanyi solo dengan melakukan latihan dengan homeband. Pada tahap ini pula audio person memasangkan clip-on kepada host dan para bintang tamu. Sebagai persiapan terakhir sebelum proses produksi, para penonton yang sudah disiapkan oleh Comdev (communication development) mulai dimasukkan ke dalam studio dan berlatih tepuk tangan dengan arahan dari FD (floor director).
4.3.2
Analisis Proses Produksi Program kuis ”Missing Lyrics” di TRANS TV Pada proses produksi ini dilakukan dengan taping jadi harus melalui tahap
paska produksi. Proses produksi atau bisa dibilang proses shooting program “Missing Lyrics”. Sebelum shooting dimulai dilakukan briefing yang dihadiri oleh tim kreatif, PA, dan FD yang dipimpin oleh produser madya di studio, briefing ini sebagai persiapan terakhir sebelum on-cam. Pada proses produksi semua Crew dibagi menjadi 2 (dua) bagian berdasarkan tempat dan job description-nya masing-masing, yaitu: 1.
Bertugas di studio Di antaranya tim kreatif, FD, camera person, audio person, lighting person, dan lain-lain.
2.
Bertugas di OB Van
66
Di antaranya produser madya, PA, director, VTR person, CG person, CCU person, audio person, lighting person, dan technical producer. Pada saat proses produksi berlangsung, tim kreatif harus memastikan semua artis hadir tepat pada waktunya, property, wardrobe dan hadiah. Setelah dipastikan semua hadir, proses syuting bisa dimulai. Senior kreatif meng-handle multimedia serta rules regulation dan memastikan soal lagu sudah tersusun rapi. Dhania, senior kreatif mengatakan tentang rules regulation : “Ada 10 tingkatan dengan 2 titik aman. Titik aman pertama adalah 250rb&titik aman kedua adalah 5jt. Jika peserta salah menjawab sebelum tingkatan aman kedua (5jt), maka peserta minimal akan membawa pulang hadiah 250rb. Jika peserta salah menjawab setelah melewati titik aman kedua (5jt), minimal peserta akan membawa pulang hadiah 5 juta rupiah. Ada 3 pilihan bantuan :Do re mi, Duo Lirik, Groupies. Peserta yang belum menahan lirik, masih berkesempatan untuk mundur dan tetap memperoleh hadiah yang sudah diperoleh di tingkatan sebelumnya. Peserta hanya berkesempatan 1 kali untuk menjawab lirik yang hilang, tanpa bisa diralat. Juri akan langsung mengkonfirmasi jawaban dari lirik yang hilang tersebut. Perubahan jawaban hanya diperbolehkan dengan menggunakan 3 pilihan bantuan yang masih tersisa&belum digunakan. Banyaknya lirik yang hilang pada tiap lagu, akan disesuaikan dengan tingkatan, semakin naik tingkatannya, akan semakin banyak juga lirik lagu yang hilang.41 Koordinasi antara crew di studio dengan crew di control room menggunakan alat komunikasi HT (Handy talky) untuk memudahkan proses komunikasi selama proses shooting berjalan. Namun terkadang selama proses produksi berlangsung sering terjadi gangguan teknis seperti clip on, lighting, handy talky, dan kamera tidak berfungsi dengan baik. Seperti dikatakan oleh Sangga, Assistant produser : “ Banyak sekali kendala yang dialami pada proses produksi dari human error dan technical error. Dari human error seperti artis yang datang telat 41
Hasil Wawancara dengan Dhania, senior kreatif, 13 Maret 2009.
67
atau cancel tiba- tiba, dari tim produksi, content ataupun operator teknis. Sedangkan technical error disebabkan karena mati kamera, genset drop, lighting mati, masalah multimedia dll.”42 Untuk menghasilkan sebuah tayangan yang baik antara tim produksi dengan kameramen juga harus berkesinambungan, karena pada saat pengambilan gambar dimana objek-objek visual yang akan digunakan pada saat penyuntingan gambar harus sesuai dengan yang dibutuhkan baik dari angle atau shot gambar yang dihasilkan, juga untuk kesesuaian gambar dengan narasi. Itu tergantung bagaimana koordinasi asisten produksi dengan kameramen pada saat pengambilan gambar. Proses shooting menggunakan multi camera, dengan total 5 (lima) camera dengan 1 (satu) Jimmy jib (alat yang dipasangkan pada kamera untuk mengambil gambar pada posisi atas yang dapat bergerak dengan bebas, dan di operasikan oleh juru kamera) . Seperti yang dikatakan oleh Syaiful Rizal, kameramen : “Pada saat suting kita menggunakan 5 kamera, banyaknya kameramen harus sama dengan jumlah kamera, namun harus ada satu master kamera. Proses pengambilan gambar harus saling cross.Kamera yang sedang merekam ditandai dengan tolly, atau ditandai dengan nyala merah. Proses pengambilan gambar dibantu dengan cahaya dan audio agar membantu proses kerja kameramen.”43 Seperti yang dikatakan oleh Anggi Anandtya, produser tentang jalannya proses produksi : “Shooting dibagi kedalam 5 (lima) segmen, dengan durasi kurang lebih 8 (delapan) menit tiap segmennya. Setiap jeda antara segmen yang satu dengan yang lainnya digunakan untuk mem-briefing host dan peserta kuis. Selanjutnya Hasil shooting direkam oleh VTR person kedalam kaset 42 43
Hasil Wawancara dengan Sangga, Assistant producer, 13 Maret 2009. Hasil Wawancara dengan Syaiful Rizal, kameramen, 13 Maret 2009.
68
DVCPRO untuk dijadikan master shooting dan ISO untuk kemudahan proses paska produksi. “44
4.3.3
Analisis Proses Paska Produksi Program kuis ”Missing Lyrics” di TRANS TV Pada Proses paska produksi”Missing Lyrics” merupakan tahap akhir dari
proses produksi dari program taping ” Missing Lyrics” berupa proses editing. Proses editing untuk program kuis ”Missing Lyrics” tidak dilakukan di studio editing TRANS TV, melainkan dilakukan di luar, yaitu di Grahandika, karena studio editing di TRANS TV masih kurang jumlahnya. Grahandika yang beralamat di Jl.Mampang Prapatan 15 No.5 Jakarta Selatan 12790 merupakan studio editing milik swasta yang biasa dipakai untuk studio editing program program TRANS TV termasuk program kuis ” Missing Lyrics”. Proses editing dilakukan pada hari rabu, dan kamis di bawah tanggung jawab asisten produksi. Dengan menggunakan sistem shift biasanya 1 (satu) episode program ” Missing Lyrics” bisa diselesaikan dalam 1 (satu) shift yang lamanya 8 (delapan) jam. Proses editing dilakukan oleh editor dari Grahandika dengan menggunakan sofware Adobe Premiere Pro 2. Kaset DVCPRO yang berisi master shooting dan ISO kemudian di-capture untuk dirubah ke dalam bentuk data digital yang kemudian dilanjutkan dengan proses editing. Setelah hampir selesai maka ditambahkan efek-efek agar lebih menarik. Proses editing sendiri menurut Yousef Eka Irawan, editor ”Missing Lyrics” yang mengatakan : 44
Hasil Wawancara dengan Anggi Anandatya, produser, 13 Maret 2009
69
“ Pertimbangan untuk proses editing adalah bagaimana hasil gambar mentah menjadi sebuah hasil gambar tontonan yang menarik dan orang suka. Seperti sound effect dan talent hanya sebagai pendukung saja. Jadi lebih menekankan pada visualisasi dan penonton mengerti dengan hasil editan itu sendiri.”45 Apabila proses editing telah selesai, hasilnya di-print kembali ke dalam kaset DVCPRO, lamanya proses print sama dengan lama durasi program, kurang lebih 40 (empat puluh) menit. Sebelum di-print hasil editing akan di-preview terlebih dahulu oleh PA untuk memastikan sinkronisasi gambar dan suara sudah benar. Yousef Eka Irawan, editor ”Missing Lyrics” yang mengatakan : ” Setelah melewati proses panjang dengan tahap editing, lalu hasil akan di preview oleh produser dan assistant produser sebelum tayang. Setelah itu dokumentasi diletakan di library dan data masuk Quality Control untuk dicek layak tayang atau tidak.”46 Kaset DVCPRO yang sudah berisi program kuis ”Missing Lyrics” kemudian diserahkan ke bagian Tape Library, yang bertugas untuk mencatat semua kaset (tape) yang masuk dan keluar, agar tetap termonitor keberadaannya dan dilakukan penomoran. Dengan catatan kaset yang masuk ke Library harus lolos tes QC (quality control) sebelum program ” Missing Lyrics” on-air.
4.4
Hambatan dan Solusi dalam Proses Produksi Program kuis “Missing Lyrics” di TRANS TV Semua tidak ada yang sempurna, pada setiap proses produksi suatu
program televisi, terdapat beberapa hambatan yang dihadapi tim. Baik hambatan 45 46
Hasil Wawancara dengan Yousef Eka Irawan, editor, 13 Maret 2009. Hasil Wawancara dengan Yousef Eka Irawan, editor, 13 Maret 2009
70
dari dalam seperti hambatan pelaksanaan proses produksinya, maupun hambatan dari luar seperti hambatan pendukung proses produksi. Tanpa terkecuali pada program “Missing Lyrics”. Dalam program kuis berdurasi 60 menit ini, terdapat beberapa hambatan yang dihadapi tim dalam proses produksinya. Hambatan itu bisa berasal dari hambatan sumber daya manusia dan hambatan teknis.
1. Hambatan Sumber Daya Manusia dan Solusinya Hambatan sumber daya manusia dalam proses produksi biasanya bersumber pada talent, yang membatalkan datang dan keterlambatan sampai di studio karena berbagai alasan. Untuk mengatasi hal tersebut biasanya tim kreatif “Missing Lyrics” menggantikan nya dengan peserta yang bukan artis.
2. Hambatan Teknis dan Solusinya Hambatan teknis dalam proses produksi “Missing Lyrics” berupa peralatan pendukung proses produksi untuk shooting seperti kamera, tripood, clip-on, WHM (wireless hand mic), dan lampu studio merupakan alat yang menjadi hambatan saat proses produksi shooting tersebut. Salah satu alat-alat tersebut terkadang tidak berfungsi dengan baik, seperti kamera yang tiba-tiba mati, tripod macet, serta clip-on dan WHM tidak berfungsi ataupun HT yang tidak berfungsi. Karena proses shooting dilakukan di luar studio TRANS TV maka biasanya membawa peralatan lebih sebagai cadangan, jika ada alat yang berfungsi tidak baik.
71
4.5
Pembahasan Dalam suatu proses produksi acara televisi mengalami proses yang panjang
untuk menghasilkan suatu acara. Dalam program acara kuis “Missing Lyrics” mengalami tiga tahapan penting yang harus dilalui dalam proses produksinya yaitu yang pertama pra produksi, dimana suatu produksi acara akan dibuat. Mulai dari ide, pemilihan materi, penuangan ide atau brainstorming. Kemudian dilanjutkan dengan set-up and rehearshal, dalam tahap ini diawali dengan membangun set venue “Missing Lyrics” di studio STIE Nusantara Cawang kemudian dilanjutkan dengan mempersiapkan teknis, seperti video system, audio system, dan lighting system. Setelah set-up and rehearshal kemudian masuk dalam proses produksi dimana mulainya proses shooting taping “Missing Lyrics”. Dalam proses produksi ini crew terbagi menjadi 2 (dua) bagian, yang pertama bertugas di studio, dan yang kedua bertugas di dalam OB VAN. Setiap jeda antara segmen dilakukan untuk mem-briefing host. Dan hasil rekamanan shooting direkam oleh VTR (video tape recording) person kedalam kaset DVCPRO. Setelah proses produksi dilakukan kemudian memasuki tahapan yang terakhir yaitu pada tahapan paska produksi, dalam tahap ini merupakan tahapan yang terakhir yaitu melakukan proses editing dan pemberian efek-efek pada gambar agar lebih menarik. Dari semua pembahasan yang telah dipaparkan, baik teori yang di tulis dalam buku Setyobudi Teknik Broadcasting TV, dan buku yang ditulis oleh Fred Wibowo, Teknik produksi program televisi dengan yang terjadi dilapangan sama
72
hal nya dengan pokok bahasan ini, hanya saja dalam buku Setyobudi dalam proses produksi dikategorikan empat tahapan, dan tahapan set up and rehearshal terpisah, dan berbeda dengan teori yang di paparkan oleh Fred wibowo, yang menempatkan set up rehearshal /gladi resik, yang ditempatkan pada pra produksi. Alasan Fred wibowo menempatkan set up rehearshal di pra produksi, karena pada tahap ini membutuhkan waktu yang cukup lama dan persiapan yang matang untuk menghadapi kondisi ketika shooting berlangsung, shooting di lapangan hanya memerlukan waktu yang relatif sebentar. Namun, perencanaan dan persiapan dapat memakan waktu yang cukup beberapa minggu dengan lebih banyak menggunakan kertas-kertas dan pena dari pada kamera atau peralatan teknik yang lain. Maka Fred wibowo menempatkan set up rehearshal
berada pada pra
produksi. penulis amati proses “Missing Lyrics” set up rehearshal berada dalam bagian pra produksi hal ini di lakukan untuk mengefisienkan waktu dan agar matangnya konsep yang telah direncanakan oleh produser. Dalam paska produksi program “Missing Lyrics” tidak dilakukan proses dubbing, hal ini dilakukan karena suara sinc telah di isi oleh host sehingga
memang tidak diperlukan.
Beberapa persamaan di lapangan dengan teori yang dikemukakan baik oleh Setyobudi maupun Fred wibowo seperti pada proses pra produksi melakukan penuangan idea atau gagasan yang diteruskan dengan proses tukar pikiran (brainstorming) , dari tim kreatif, PA (production assistance), producer madya, melakukan adaptasi dari hasil brainstorming sehingga mendapatkan sebuh program yang terstruktur dan rapi. Pada proses set-up and rehearshal yang
73
dikemukakan oleh Setyobudi maupun Fred Wibowo sudah sama dengan yang terjadi dilapangan, begitu juga dalam proses produksi, dan paska produksi sudah sama dengan yang terjadi dengan di lapangan. Hanya ada beberapa hal yang berbeda yang tidak sama dengan yang di bahas dengan teori dari Setyobudi. Dalam proses paska produksi, dalam program acara “Missing Lyrics” tidak dilakukan dubbing ,karena dirasa suara sinc telah cukup diisi oleh host.
74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang penulis lakukan, maka
penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Dalam proses pra produksi program acara kuis ”Missing lyrics”mengalami proses yang panjang. Pada tahapan ini dimulai dengan menentukan tanggal shooting, proses brainstroming, dan pemilihan lagu yang dijadikan pertanyaan. Tim creative bertugas mencari peserta dan pendukung acara, sementara PA (production assistance) bertugas mem-booking semua peralat shooting.
Memasuki
proses
set-up
and
rehearshal
dilakukan
set
venue(membangun set panggung) dan mempersiapkan peralatan teknis. Selama proses pra produksi dapat dilalui dengan baik walaupun ada beberapa kejadian yang menghambat proses ini. Seperti penyeleksian lagu dan membuat pertanyaan, hal ini terjadi karena jumlah lagu yang banyak lebih dari 250 lagu, baik dalam maupun luar negeri dan bermacam-macam aliran musik. 2. Pada proses produksi merupakan perwujudan seluruh kegiatan dari naskah menjadi sebuah bentuk audiovisual. Pada proses ini dimulainya shooting program ”Missing lyrics” selama 4 (empat) hari untuk membuat 12 (dua belas) episode.
74
75
5.2
Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, maka penulis
memberikan saran yang mungkin bisa bermanfaat sebagai masukan atau kritik, yaitu: 1.
Koordinasi antar tim lebih ditingkatkan agar terbentuk kerja sama tim yang lebih baik. Terutama koordinasi pada saat shooting agar dapat berjalan dengan baik.
2.
Untuk mengatasi masalah tersebut peralatan yang rusak diperbaiki terlebih dahulu dan biasanya crew selalu membawa peralatan cadangan. Sedangakn hambatan non teknis diatasi dengan peserta yang datang terlambat yaitu digantikan oleh crew yang bertugas.
DAFTAR PUSTAKA Asep, Syamsul. Broadcast Journalism, Bandung: NUANSA,2004 Astrid Susanto, Komunikasi Sosial Di Indonesia, PT Bina Cipta Bandung, 1980 Ciptono, Setyabudi.Teknik Ilmu,2005
Broadcasting
Televisi, Yogyakarta:
Graha
76
Dedi Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 2000 Dedi Mulyana. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remaja Rosda Karya Fahmi, Alatas. Bersama Televisi Merenda Wajah Bangsa, YPKMD: Jakarta, 1997 Husaini Usman, Metode Penelitian Sosial. Jakarta : Bumi Aksara. Morissan.Jurnalistik Televisi Indonesia,2004 hal 3
Mutakhir,
Bogor:
Penerbit
PT Ghalia
Morissan. Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Jakarta : Ramdina Prakarsa, 2005 Onong Uchjana Efendy, Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT Rosda Karya, 1990 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti Prof Dr. Lexy Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2005 Rakhmat, Jalaluddin. Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2005 Robert K.Yin, Desain dan Metode cet 2, 1997 Tuti Maslianah, Pola Penggunaan Kuis Dan Pemenuhan Kebutuhan Khalayak Akan Acara Tersebut, Jakarta: 1994. Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa Suatu Analisis Media Televisi, Jakarta: PT Rineka Cipta William L.Rivers, Media Massa dan Masyarakat Modern, Jakarta: PT Prenada Media,2003.
Draft wawancara Seluruh Crew Acara Kuis “Missing Lyrics” I Producer ( Anggi Anandatya) 1. Bagaimana dalam menciptakan ide? Biasanya ide suka datang kalau ada brainstrorming atau melihat suatu program yang sudah pernah tayang ataupun dari program asing, dan tertarik untuk mengadaptasi. Namun untuk ide ide yang fresh berasal dari brainstorming.
2. Apakah ada konsep yang diadaptasi dari program lain? Jika iya bagaimana,?jika tidak mengapa? Tidak ada, memang sudah banyak acara yang berbau musik. Namun belum ada acara yang menggabungkan antara karaoke dan kemampuan peserta untuk menebak lirik lagu. Adaptasi hanya dari musik dan bernyanyi, namun konsep menebak lirik lagu yang hilang itu adalah adalah proses kreatif sendiri.
3. Apakah ada proses brainstorming, kalau ada bagaimana proses brainstormingnya? Ada, Proses brainstorming untuk missing lyrics lumayan lama dari awal november 2007 dan baru final project sekitar februari 2008. Proses itu sendiri yaitu share ide satu sama lain kemudian dikumpul hingga membentuk konsep matang program missing lyrics ini dibuat.
4. Apakah pesan dari program ini? Karena karaoke lagi booming, pesan dari program ini ada edukatifnya dan juga menghibur. Edukatifnya yaitu karena ada beberapa kriteria lagu lagu nasional dan lagu lagu derah agar orang bisa mengingatnya kembali, sedangkan menghiburnya agar penonton dirumah juga bisa ikut bernyanyi.
5. Apakah program ini memiliki visi dan misi yang berarti dan bermanfaat bagi penonton? Visinya yaitu menciptakan konsep suatu tontonan yang menghibur tetapi juga edukatif.
Misinya yaitu pemirsa dididik untuk tampil bernyanyi percaya diri dan tidak jenuh karena kebanyakan nonton sinetron. 6. Apakah yang menarik dari program ini secara ide? Konsep program missing lyrics belum ada di stasiun tv lain. Yang menarik adalah karena semua orang pasti suka musik dan bernyanyi. Dari ide ini sendiri yang paling menarik yaitu dari kemampuan orang bernyanyi belum tentu dia hapal lagu dan lirik. Selain itu hadiah spektakuler sampai 100 juta.
7. Apa yang paling menarik dari program ini secara komersial? Banyak artis bukan hanya dari kalangan penyanyi, tapi ada artis lain seperti pelawak dan pemain sinetron, dan juga ada bintang tamu bandband besar. 8. Apa yang paling menarik dari program ini secara strategi kreatif? a. Pesertanya bermacam-macam artis b. Setiap jumat ada tema-tema special yang membuat program ini tampil fresh. c. Dari segi lagu harus ganti-ganti dan membuat penasaran besok lagu yang muncul apa lagi d. Band- band yang sedang naik daun.
9. Apakah kekuatan utama dari ide dan konsep secara keseluruhan dari program ini? Dari segi lagu yaitu kemampuan menebak lirik lagu yang hilang dan menguji kemampuan peserta. Dari segi artis atau peserta, yaitu dia tidak hanya good looking saja namun harus bisa bernyanyi, ekspresif dan atraktif. Dari segi teknis didukung oleh multimedia screen, lighting, panggung spektakuler dan yang bikin orang suka karena penonton dirumah bisa ikut nyanyi karena ada liriknya dan bisa ikut deg-degan karena liriknya hilang.
10. Apakah kelemahan utama dari ide dan konsep secara keseluruhan dari program ini? Pemirsa indonesia sangat subjektif dalam memilih artis, Pernah menayangkan artis lama yang jago nyanyi itu membuat pengaruh bagi rating dan share.
11. Hal apa saja yang menjadi ukuran tingkat kesulitan dalam program ini? Karena schedule artis yang padat sehingga sulit untuk mendapatkan artis dan banyak materi lagu yang harus disiapkan
12. Berapa prediksi budget produksi dari program ini? Prediksi budget untuk i episode missing lyrics average 65 juta untuk budget talent, budget teknis, properti, wardrobe, make up dan budget editing. Itu diluar budget hadiah. Budget hadiah 250 ribu sampai 100 juta.
13. Hal apa yang paling besar pembiayaannya secara objektif? Budget hadiah 250 ribu sampai 100 juta
14. Berapa lama prediksi schedule produksi dari program ini? 1 bulan 2 kali suting 1 kali suting 4 hari untuk 12 episode
15. Hal apa yang paling lama schedule/waktu pengambilan gambarnya secara objektif? Kalau ada bintang tamusebelumnya harus ada stock shot, treatment artis dan juga penonton seperti latihan tepuk tangan dan tertawa.
16. Adakah unsur starategi marketing/ sponsor dalam konsep ide program ini? Tidak ada.Budget berasal dari departemen produksi.
17. Apakah program ini memiliki kompetitor secara ide di stasiun tv lain? Tidak ada.
18. Strategi apa yang dilakukan dalam ide dan konsep program ini untuk menandinginya dan menjadi kompetitor yang tangguh bagi program lain? Bintang tamu yang bagus dan disukai penontondan peserta artis yang seru.
19. Siapa yang bertanggung jawab dalam penyusunan naskah atau rundown? Mengapa ia dipilih (kualifikasi)? Senior kreatif dhania karena dia berkompeten dalam hal itu dan sudah menjadi tanggung jawabnya.
20. Sebenarnya format programnya apa? Gameshow yang variety
21. Mengapa memilih format tersebut?Jelaskan Karena walaupun gameshow tapi menampilkan bintang tamu agar menjadi lebih menarik.
22. Siapa yang menentukan orang-orang untuk mengerjakan hal-hal tertentu? Produser, semua tim kreatif di rolling untuk mengerjakan semua jobdesk sehingga semuanya menjadi tahu.
23. Bagaimana proses produksi dilaksanakan dari mulai setting studio sampai pengambilan gambar? Setting studio dan pembookingan alat memakan waktu sekitar 2 atau 3 hari.semuanya sudah harus siap sekita h-1. Pada hari h baru cek sound alat, lighting dll. Semua tim produksi pasti dilibatkan dan mempunyai tanggung jawabnya masing-masing. Pada proses jalannya suting, Shooting dibagi kedalam 5 segmen, dengan durasi kurang lebih 8 menit tiap segmennya. Setiap jeda antara segmen yang satu dengan yang lainnya digunakan untuk mem-briefing host dan peserta kuis. Selanjutnya Hasil shooting direkam oleh VTR person kedalam kaset DVCPRO untuk dijadikan master shooting dan ISO 24. Bagaimana penjadwalan proses suting? Karena stripping senin sampai jumat, 1 bulan 2 kali suting 1 kali suting 4 hari untuk 12 episode (3 episode)\ Jadi 1 bulan itu suting untuk 24 episode. 25. Bagaimana kategori pemilihan talent? Untuk peserta harus bisa nyanyi dan seru, serta artis yang dikenal orang. 26. Apa saja kendala yang biasa dialami pada proses produksi? Lamanya permainan tergantung kemampuan artis dalam menebak lagu, kita tidak tahu kapan berhentinya dan kita harus butuh tiba-tiba artis cadangan.
27. Siapa yang melakukan pengawasan pada proses produksi? Sejauh mana hak dan tanggung jawabnya? Produser bertanggung jawab penih di lapangan.
28. Bagaimana proses pengambilan keputusan? Pengambilan keputusan oleh produser namun khusus untuk artis harus approval oleh kepala departemen.
29. Bagaimana mekanisme atau proses paska produksi?
Hanya ada editing
30. Siapa saja yang terlibat?Dan sebutkan tanggung jawabnya? PA dan editor, sedangkan untuk hadiah tanggung jawab kreatif.
31. Hal apa saja yang menjadi pertimbangan untuk landasan proses editing?Lebih menekankan pada sound efekkah atau talentkah? Lebih menekankan pada audiovisual dan talent 32. Mengapa hal tersebut dijadikan landasan/dasar pada proses editing? Penonton akan malas menonton kalau talent atau bintang tamunya tidak up to date. Apalagi kalau visualisasinya tidak menarik, disinilah seorang editor berperan 33. Jelaskan proses editing disetiap editing,mixing, subtitling, dubbing?
tahap:offline
editing,
online
Semua hal itu diserahkan ke editor, produser hanya preview saja dimana hal yang dirasa kurang. 34. Apakah ada kendala disetiap tahap? Kendala apa yang paling menonjol? Ada, pemotongan durasi kadang kurang pas. 35. Bagaimana cara mengatasinya? Membuang bagian yang tidak penting. 36. Selain proses editing, proses apalagi yang dilakukan pada tahap post produksi? Tidak ada. 37. Adakah mekanisme evaluasi hasil produksi?Jika iya bagaimana?Jika tidak mengapa? Ada, evaluasi dilakukan setelah proses suting dan hasilnya selesai. Dilakukan setiap minggu.
38. Bagaimana proses pendokumentasian?Siapa yang bertanggung jawab? Proses pendokumentasian dilakukan setelah preview oleh produser. Yang bertanggung jawab adalah PA.
II. Asistant Producer (Sangga) 1. Bagaimana proses produksi dilaksanakan dari mulai setting studio sampai pengambilan gambar? Dari awal suting dari production book (konsep program awal) sampai konsep set design memakan waktu 2 minggu. I minggu untuk eksekusi jadi total sekitar 1 bulan. Tetapi seiring berjalan waktu ketika flow sudah dapat, setting studio sudah pasti, paling persiapan hanya 2 minggu. 2. Bagaimana penentuan jadwal suting? Penentuan ditentukan oleh produser berdasar stock yang sudah ada.Sekali suting 12 episode, jadi harus suting lagi sebelum 12 episode itu habis. Jadi otomatis kita tayang dalam 1 minggu 5 episode. Berarti punya spare waktu 2 minggu lebih. Sebelum 2 minggu harus suting cadangan episode ke 13 nya.
3. Bagaimana proses set up and rehearshal?Dan siapa yang bertanggung jawab? Secara general yang bertanggung jawab PA, cm untuk set up and rehearshal, lighting ada bagiannya masing-masing. Memakan waktu h2 sampai h-1. Sementara set up video seperti kamera dan control room biasanya h-1 sampai hari h, 6 atau 4 jam sebelum suting masih bisa dikejar karena taping bukan live. Yang bertanggung jawab PA mengkoordinasikan pada bagian technical support. 4. Bagaimana proses pembookingan studio, peralatan shooting, dan pembookingan kendaraan operasioanal kantor? Prosesnya harus mengisi form khusus dan ditanda tangani oleh pihak yang terkaiT. H-3 semua pembookingan harus selesai. 5. Apa saja kendala yang biasanya dialami pada proses produksi? a. Human error seperti artis, tim produksi, content, operator teknis. b. Technical error seperti kamera mati, genset drop, lighting mati, masalah multimedia dll.
6. Bagaimana mekanisme atau proses paska produksi ? Cuma ada proses editing, seperti gambar jelek, pemotongan durasi yang over, menempel lirik lagu, vt soal lagu, penambahan backsound. Pokonya editing untuk memperbaiki minus-minus pada saat proses suting 7. Siapa saja yang terlibat? Producer, PA dan editor.
III. Senior Creative ( Dhania)
1. Bagaimana dalam menciptakan ide? Proses brainstorming atau share ide.
2. Apakah ada konsep yang diadaptasi dari program lain? Jika iya bagaimana,?jika tidak mengapa? Tidak ada, proses pengembangan berasal dari kreatif sendiri. 3. Apakah ada proses brainstorming, kalau ada bagaimana proses brainstormingnya? Ada. Proses brainstorming ditemukan melalui share ide satu sama lain dan memakan waktu yang tidak sebentar. Proses dimulai ketika produser menemukan ide lalu dikembangkan oleh tim kreatif
4. Apakah pesan dari program ini? Menciptakan tontonan yang menghibur dan mendidik
5. Apakah program ini memiliki visi dan misi yang berarti dan bermanfaat bagi penonton? Ya. Menguji penonton untuk melatih kemampuan otak mengingat lirik lagu sekaligus untuk menghibur berkaraoke ria. 6. Apakah yang menarik dari program ini secara ide? Hadiah spektakuler sampai 100 juta dan ketegangan- ketegangan yang terjadi dalam menghadapi lirik lagu yang hilang.
7. Apa yang paling menarik dari program ini secara komersial? Peserta artis artis yang menarik dan bintang tamu band- band terkenal.
8. Apa yang paling menarik dari program ini secara strategi kreatif? Kreatif dari lagu- lagu yang up to date dan harus ganti- ganti dari tiap episode sehingga membuat orang penasaran. 9. Apakah kekuatan utama dari ide dan konsep secara keseluruhan dari program ini? Dari segi lagu, segi artis dan segi teknis yang membuat orang ingin terus menontonnya. Penonton dirumah bisa ikut karaokean karena ada liriknya tanpa harus keluar uang untuk karaokean diluar. 10. Apakah kelemahan utama dari ide dan konsep secara keseluruhan dari program ini? Penonton sukanya lagu- lagu up to date indonesia sehingga kita harus mengurangi lagu-lagu barat . Sehingga konsep lagunya jadi tidak general. 11. Hal apa saja yang menjadi ukuran tingkat kesulitan dalam program ini? Dari segi kreatif sulit mendapat artis dan soal soal lagu yang harus berganti. Minimal 2 bulan lagu lagu yang sudah diapaki boleh dipakai lagi dengan catatan lirik lagu yang hilang harus dibedakan. Selain itu pada saat suting artis yang diprediksikan oke malah tampil jaim. Terkadang properti yang dipesan tidak sesuai pesanan, wardrobe dan make up yang tidak pas. Yah hal hal miss sering terjadi.
12. Berapa prediksi budget produksi dari program ini? Sekitar 60-65 juta untuk satu episode. Lebih banyak pembiayaan keluar untuk rental pembookingan peralatan suting.
13. Hal apa yang paling besar pembiayaannya secara objektif? Hadiah. Karena dari 250 ribu sampai 100 juta rupiah.
14. Berapa lama prediksi schedule produksi dari program ini? 1 bulan 2 kali suting 1 kali suting 4 hari untuk 12 episode, tapi bisa juga 1 bulan 3 kali suting disesuaikan dengan jadwal host.
15. Hal apa yang paling lama schedule/waktu pengambilan gambarnya secara objektif? Treatment penonton seperti latihan tepuk tangan yang terkadang penonton sulit untuk diatur. Selain itu stock shot untuk bintang tamu. 16. Adakah unsur starategi marketing/ sponsor dalam konsep ide program ini? Tidak ada. Missing lyrics sampai saat ini masih berdiri sendiri. 17. Apakah program ini memiliki kompetitor secara ide di stasiun tv lain? Tidak ada. 18. Strategi apa yang dilakukan dalam ide dan konsep program ini untuk menandinginya dan menjadi kompetitor yang tangguh bagi program lain? Peserta artis harus dipilih yang seru dan bintang tamu yang up to date. 19. Siapa yang bertanggung jawab dalam penyusunan naskah atau rundown? Mengapa ia dipilih (kualifikasi)? Saya sendiri Karena itu adalah tanggung jawab saya dan mengecek semua kerjaankerjaan tim kreatif. 20. Sebenarnya format programnya apa?Jelaskan Game show, lebih masuk ke variety.
21. Mengapa memilih format tersebut? Agar lebih menarik jadi ditambah variety variety seperti bintang tamu.
22. Bagaimana rules kuis missing lyrics ini dalam memperebukan hadiah? Namanya rules regulation: tingkatan hadiah dari 250rb 500rb 1jt 2.5jt 5jt 10jt 25jt 50jt 75jt 100jt, Ada 10 tingkatan dengan 2 titik aman. Titik aman pertama adalah 250rb&titik aman kedua adalah 5jt. Jika peserta salah menjawab sebelum tingkatan aman kedua (5jt), maka peserta minimal akan membawa pulang hadiah 250rb. Jika peserta salah menjawab setelah melewati titik aman kedua (5jt), minimal peserta akan membawa pulang hadiah 5 juta rupiah. Ada 3 pilihan bantuan : Do re mi, Duo Lirik, Groupies. Peserta yang belum menahan lirik, masih berkesempatan untuk mundur dan tetap memperoleh hadiah yang sudah diperoleh di tingkatan sebelumnya. Peserta hanya berkesempatan 1 kali untuk menjawab lirik yang hilang, tanpa bisa diralat. Juri akan langsung mengkonfirmasi jawaban dari lirik yang hilang tersebut. Perubahan jawaban hanya diperbolehkan dengan menggunakan 3 pilihan bantuan yang masih tersisa&belum digunakan. Banyaknya lirik yang hilang pada tiap lagu, akan disesuaikan dengan tingkatan, semakin naik tingkatannya, akan semakin banyak juga lirik lagu yang hilang. 23. Siapa yang menentukan orang-orang untuk mengerjakan hal-hal tertentu? Produser 24. Bagaimana proses produksi dilaksanakan dari mulai setting studio sampai pengambilan gambar? Memastikan semua bintang tamu yang terlibat pada proses produksi datang tepat waktu, treatment bintang tamu, treatment penonton, cek alat, balancing bekerja dengan baik. 25. Bagaimana penjadwalan proses suting? 1 bulan 2 kali suting 1 kali suting itu 4 hari 1 hari 3 taping Jadi satu bulan itu suting untuk 24 episode. 26. Bagaimana kategori pemilihan talent? Talent tentunya harus bisa nyanyi dan gak jaim, dia bisa ekspresif senang apabila bisa jawab soal dan bete pada saat gak bisa jawab soal.
27. Apa saja kendala yang biasa dialami pada proses produksi? Kadang artis datang telat sehingga proses produksi menjadi ngaret dan terkadang juga ada artis yang tiba- tiba cancel pada hari h sehingga tim kreatif jadi repot mencari gantinya. 28. Siapa yang melakukan pengawasan pada proses produksi? Sejauh mana hak dan tanggung jawabnya? Produser bertanggung jawab penuh atas proses produksi dilanjutkan atau diberhentikan. 29. Bagaimana proses pengambilan keputusan? Khusus untuk artis harus melalui approval dari kepala departemen mas emil. 30. Bagaimana mekanisme atau proses paska produksi? Editing, kalau tim kreatif ada catatan hadiah para pemenang yang harus diserahkan ke bagian talent kemudian dilanjutkan ke bagian UPM agar hadiah bisa keluar dan diserahkan ke pemenang. 31. Siapa saja yang terlibat?Dan sebutkan tanggung jawabnya? PA dan editor, untuk hadiah tim kreatif.
IV. Cameramen 1. Apa saja tugas kameramen? Mengoperasikan kamera untuk pengambilan atau penataan gambar pada saat suting. 2. Bagaimana proses produksi dilaksanakan dari mulai setting studio sampai pengambilan gambar? a. b. c. d.
technical meeting set builder lighting set kamera
3. Berapa buah kamera yang digunakan dalam proses produksi?Jelaskan beserta jenis dan ukuran kamera 5-6 kamera tergantung kebutuhan, ukurannya kamera standart studio. 4. Jelaskan format pengambilan gambar dan hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam pengambilan gambar? Pengambilan gambar masing-masing kamera harus mempunyai tugas, terdiri dari master, close ( 2 shoot, group shoot), sebelum pengambilan gambar harus dilakukan white balance atau menyamakan warna putih pada kamera. White balance dibagi 2 yaitu daylight kebiru biruan 5600 dan tungsten kemerah merahan 3200. Proses pengambilan gambarnya harus cross. Kamera yang sedang bekerja merekam ditandai lampu nyala berwarna merah. 5. Sebutkan peralatan lain yang membantu proses pengambilan gambar selain kamera? a. lighting (cahaya) b. Tripod/pedestal c. Jimmy jib (penyangga kamera)
6. Kendala apa saja yang dihadapi pada saat pengambilan gambar? Dan bagaimana cara mengatasinya? a. teknis ( trouble alat) b. blocking talent
V. Editor 1. Apa saja tugas editor? Untuk mengedit gambar yang diberikan PA dari gambar mentah menjadi bentuk audiovisual yang siap ditayangkan di tv.
2. Hal apa saja yang menjadi pertimbangan untuk landasan proses editing?Lebih menekankan pada sound efekkah atau talentkah? Lebih menekankan bagaimana sebuah acara jadi tontonan yang menarik dan orang suka. Kalau sound effeck atau talent sebagai pendukung saja. Jadi lebih menekankan bagaimana sebuah audiovisual bisa ditonton untuk masyarakat.
3. Mengapa hal tersebut dijadikan landasan/dasar pada proses editing? Memang suatu keharusan, gambar yang diedit itu menjadi gambar yang menarik dan penonton bisa mengerti hasil editan tersebut.
4. Jelaskan proses editing disetiap tahap:online editing, offline editing,mixing, subtitling, dubbing Setelah suting missing lyrics materi hasil suting masuk ke tahap post pro, lalu editor mengcapture segmen per segmen acara missing lyrics. Setelah dicapture di offline dulu artinya mengamankan durasi. Karena durasi 1 jam program hanya 42 menit, ternyata hasil materi suting 60 menit. Jadi harus dipotong sekitar 20 menit Setelah dapat durasi masuk ke online editing, menyambungkan gambar lalu diberi sound effect, grafis seperti tepuk tangan dll. Terakhir di bagian mixing. Selama proses dari offline ke mixing, PA yang lain mencari vo untuk dubbing di awal opening baru setelah itu subtitling yang lebih ke onlinenya. Finishingnya PA, executive produser, produser, dan kadep ikut preview. Apabila tidak ada kekurangan baru bisa on air.
5. Berapa lama proses editing dilakukan?
4 shift lamanya 8 jam, sekitar 32 jam memakan satu setengan hari 1 episode.
6. Software apa yang digunakan dalam proses editing? Adobe premiere pro 2. 7. Apakah ada kendala disetiap tahap editing? Kendala apa yang paling menonjol? Durasi. Mengamankan durasi paling sulit karena ditempat suting artis yang kita take belum tentu durasinya seaman yang kita perkirakan. Agak lama juga disaat ngetik lirik, itu kendala yang paling menonjol karena setiap lirik yang dipasang belum tentu sama dengan lirik di video klipnya. Terus peserta nyanyiinnya juga kadang gak sama. 8. Bagaimana cara mengatasinya? Konsultasi ke kreatif untuk lirik atau nanti kreatif cari di internet atau menghubungi narasumber seperti pencipta lagu atau penyanyinya. Kalau masalah durasi mengurangi bagian yang gak penting aja. 9. Selain proses editing, proses apalagi yang dilakukan pada tahap post produksi? Tidak ada. Paling hanya evaluasi dan pendokumentasian. 10. Adakah mekanisme evaluasi hasil produks?Jika iya bagaimana?Jika tidak mengapa? Mekanisme evaluasi setiap minggu tentang share dan rating. Misal ada penurunan maka akan dicari penyebabnya apa? Biasanya ditelaah lagi dari hasil editannya. Walau rating tinggi, dicek juga apa yang menyebabkan itu dan dijadikan patokan. 11. Bagaimana proses pendokumentasian?Siapa yang bertanggung jawab? PA mengecek, produser preview, lalu on air, dokumentasi diletakan di library ditulis nama program, judul program, no kaset, episode berapa, on air kapan, dan waktu penyerahan kapan. Setelah di data masuk ke QC (Quality Control) untuk mengecek hasil itu layak tayang atau tidak. Kalau tidak ada masalah langsung ke master control.