perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Kuliah Kerja Media (KKM)
PROSES PRODUKSI NEWS MAGAZINE JIKA AKU MENJADI DI PT.TELEVISI TRANSFORMASI INDONESIA ( TRANS TV )
TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Bidang Komunikasi Terapan Disusun oleh : JOANI TWELVIA AUGUSTY NIM. D1408028
PROGRAM DIPLOMA III KOMUNIKASI TERAPAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Tugas Akhir Berjudul :
PROSES PRODUKSI NEWS MAGAZINE JIKA AKU MENJADI DI PT.TELEVISI TRANSFORMASI INDONESIA (TRANS TV)
Karya : JOANI TWELVIA AUGUSTY D1408028 PENYIARAN
Disetujui untuk dipertahankan dihadapan panitia Penguji Tugas Akhir Program Diploma III KomunikasiTerapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta
Surakarta, 15 Juni 2011 Menyetujui Dosen Pembimbing,
Drs. Aryanto Budi Sulihyantoro M.Si NIP 1958.1123.1986.03.1.002 commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Tugas ini telah diujikan dan disahkan oleh Panitia Ujian Tugas Akhir Program Diploma III Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta
Hari
: Rabu
Tanggal
: 15 Juni 2011
Panitia Ujian Tugas Akhir
Penguji 1
Penguji 2
Sri Hastjarjo, S.Sos, Ph.D NIP. 19710217 199802 1 001
Drs. Aryanto Budhy. S, M.Si NIP. 19581123 198603 1 002
Dekan,
Prof. Drs. H. Pawito. Ph.D NIP. 1954.0805.1985.30.1.002
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO :
*) Jangan pernah berhenti bermimpi kerena mungkin suatu saat nanti mimpi itu akanmenjadi kenyataan. ( Penulis ) *) Pengalaman menjadi guru buatku. ( Penulis ) *) Hidup itu esesnsinya untuk selalu berjuang. ( Penulis )
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN :
*) Untuk Allah SWT yang membuatku ada. *) Ibu dan Bapak kalian cintaku. *) Adekku tersayang Risky Yuniarko yang selalu mengejekku karena revisi terus. *) Sahabatku STMJ ( Adek 1, adek ke 2 dan adek ke 3 ) aku sayang kalian. *) Teman-teman seperjuangan D3 Broadcasting 2008 semoga kita bisa memaknai semua arti perjalanan kita menjadi suatu proses dan kenangan yang indah tentang arti persahabatan. *) Dan yang memberiku semangat.
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur senantiasa terlimpah kehadirat Allah S.W.T, karena dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Kuliah Kerja Media (KKM) ini dengan judul ”PROSES PRODUKSI NEWS MAGAZINE JIKA AKU MENJADI DI PT.TELEVISI TRANSFORMASI INDONESIA( TRANS TV )” ini dengan sebaik-baiknya. Adapun maksud dan tujuan pelaksanaan Kuliah Kerja Media yang penulis laksanakan mulai tanggal 17 Januari s. d. 17 Maret 2011 ini salah satunya adalah untuk diajukan sebagai salah satu persyaratan di dalam menyelesaikan program pendidikan jenjang Diploma III (DIII) pada Program Studi Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Nabi besar Muhammad SAW, beserta para sahabat. 2. Ibu Saparni dan Bapak Joko Mulyono yang senantiasa memberikan doa restunya. 3. Prof. Drs. H. Pawito. Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sebelas Maret. 4. Drs. A. Eko Setiyanto, M.Si selaku Ketua Program Diploma III Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta commit . Dan selaku to user Ketua Tim Kuliah Kerja Media
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(KKM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. 5.
Drs. Aryanto Budi S, M.Si selaku dosen pembimbing yang senantiasa memberikan petunjuk dan arahannya.
6. Sri Hastjarjo, S. Sos, Ph.D selaku dosen penguji yang telah memberikan kemudahan dalam melaksanakan KKM ini.
7. Semua dosen Mata Kuliah penyiaran 2008 yang telah memberi banyak ilmu. 8. Mas Gatot Triyanto selaku Kadiv News PT Televisi Transformasi
Indonesia (TRANS TV). 9. Mas M. Noor Hidayat selaku Executive Producer Jika Aku Menjadi
TRANS TV. 10. Mas Jangkung dan mas Osa selaku Produser, mas Dodot dan mbak Dini selaku Assprod. Mas Ba ra, mas David, dan mas Husein selaku Camera person, mbak Kiki, mbak Meidy dan mba Nunuy selaku Production Asistant. 11. Mbak Yunita, mba Manda, mba Kika, mba Desi, mba Trinita, mas Al, mas Irul, mas Firza dan mas Edo selaku Reporter Jika Aku Menjadi TRANS TV yang baik hati. 12. Kru divisi news, security, OB, driver dan seluruh keluarga besar TRANS TV yang baik hati, ramah dan bersikap terbuka kepada peserta magang apa lagi kepada orang seperti penulis sehingga dapat membuat penulis tetap betah untuk tinggal di Jakarta. commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13. Rekan-rekan broadcast Fisip UNS angkatan 2008, teman-teman teater Sopo Fisip UNS yang telah banyak memberikan pelajaran. 14. Merlyn, Delvi, Yurike, Mario dan semua teman magang di TRANS TV. 15. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang selalu menjadi guru dimana pun dan kapan pun untuk penulis.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya atas kekurangan yang terdapat dalam Laporan magang ini. Untuk itulah semua saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi progres yang membaik untuk tugas akhir ini di masa selanjutnya, serta besar harapan penulis semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Terima Kasih
Surakarta, 15 Juni 2011 Penulis,
Joani Twelvia A. D1408028
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL ...........................................................................................
i
LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................
iii
LEMBAR MOTTO ..........................................................................................
iv
LEMBAR PERSEMBAHAN ..........................................................................
v
KATA PENGANTAR .....................................................................................
vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………. ...
xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .....................................................................................
1
B. Tujuan Pelaksanaan Magang ................................................................
5
C. Manfaat Pelaksanaan Magang ..............................................................
6
D. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang ............................................
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Televisi di Indonesia ............................................................................
8
B. Program Acara Televisi ........................................................................
11
C. Program News Magazine .....................................................................
13
D. Proses Produksi Televisi ......................................................................
14
E. Satuan Kerja Produksi Televisi………………………………………
19
BAB III.
DESKRIPSI INSTANSI
A. Sejarah Singkat TRANS TV ............................................................
23
B. Visi dan Misi TRANS TV ................................................................
24
C. Logo TRANS TV ............................................................................
25
D. Manajemen TRANS TV...................................................................
25
E. Target Audience..................................................... ...........................
26
F. Program Content ...............................................................................
27
G.Teknologi …. .................................................................................... commit to user I. Investasi …. ......................................................................................
28
ix
29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
J. Gedung TRANS TV………………………………………………..
30
K.Sumber Daya Manusia .....................................................................
31
L. Lokasi Transmisi……………………………………………………
33
BAB IV PELAKSANAAN MAGANG A. Laporan Kuliah Kerja Media ................................................................
35
B. Focus Of Interst ....................................................................................
45
C. Diskripsi Program Jika Aku Menjadi ...................................................
52
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ..........................................................................................
54
B. Saran ....................................................................................................
55
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
LAMPIRAN
1. SURAT TUGAS 2. SURAT KETERANGAN DITERIMA PRAKTEK KERJA LAPANGAN 3. PENILAIAN KULIAH KERJA MEDIA INSTANSI MITRA 4. LAPORAN PERIODIK 5. NASKAH JIKA AKU MENJADI 6. SURAT TUGAS MELAKUKAN LIPUTAN 7. FORM ANTAR JEMPUT BANDARA 8. RUNNING TEKS 9. FORM CASTING TALENT 10. FORM KONTRAK TALENT 11. CONTOH RISET NARA SUMBER
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Televisi merupakan media informasi massa yang saat ini berkembang begitu pesat. Sejak era reformasi, kesempatan untuk menyatakan kebebasan berpendapat sangat besar. Apalagi kini televisi tidak menjadi monopoli pemerintah. Sebelum era televisi swasta nasional lahir, TVRI ( Televisi Nasional Indonesia ) yang menjadi satu-satunya stasiun televisi di Negara ini. Perubahan drastis dimulai ketika di tahun 90’an awal, RCTI ( Rajawali Citra Televisi Indonesia ) memulai siaran secara nasional. Sejak itu televisi swasta nasional yang lain mulai bermunculan, seperti INDOSIAR, SCTV, ANTEVE dan TPI. Di era reformasi, mulai tahun 1999 lahir 5 stasiun televisi nasional baru, antara lain METRO TV, TRANSTV, TVONE dan TV7 ( di tahun 2007 berubah nama menjadi TRANS 7 karena diakuisisi oleh TRANS CORP ) yang mengudara hingga sekarang. Televisi adalah sarana hihuran yang murah, juga sebagai media dengan daya jangkau dan daya tembus paling kuat ke masyarakat . Televisi juga mempunyai peran dan dampak yang besar dalam mengajar dan mendidik anak Indonesia. Dengan semakin banyaknya stasiun televisi swasta nasional dan diikuti dengan bertumbuhnya stasiun televisi lokal secara serentak tahun 2003 maka program acara televise juga commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
2 digilib.uns.ac.id
semakin beragam. Dari berbagai program acara yang disuguhkan sekarang, seperti tayangan infotainment, game show, sinetron unggulan dan film india menimbulkan kebosanan bagi para penonton. Dan kehadiran program acara reality show di Indonesia telah dianggap membawa angin segar bagi industri televisi. Penonton mendapatkan tambahan pilihan kelompok tayangan, semacam penyegaran atau variasi atas jenis tayangan sebelumnya. Reality show merupakan jenis tayangan yang menampilkan aktifitas nyata dari pembawa acara dan segala aspek pendukung acara yaitu talent, objek, lokasi, situasi, dramatika. Acara ini menjadi tayangan yang menarik karena para kreatornya memasukkan beberapa unsur dramatis yang berupa rasa bahagia, sedih, takut, dan senang. Tampilan ekspresi dari talent objek yang dituju dapat terlihat menarik para penonton. Beberapa acara reality show yang ada : Bedah Rumah, Tolong, dan Jika Aku Menjadi adalah beberapa diantaranya. Dan semua acara itu tercipta oleh tangan-tangan handal para creator dan semua pendukung dalam suatu produksi televisi. Untuk memenuhi syarat kelulusan penulis telah menuntaskan Kuliah Kerja Media ( KKM ) Program Diploma III Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta secara rutin yang mewajibkan mahasiswanya untuk melakukan kerja praktek atau magang. Program KKM ini berorientasi pada kerja praktis, dimana para mahasiswa dapat mempraktekkan teori-teori yang dipelajari di bangku kuliah. Untuk itu, dalam program ini membutuhkan kerja sama commit to user
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan instansi – instansi atau perusahaan-perusahaan sebagai tempat bagi mahasiswa untuk melaksanakan kerja praktek. Penulis melakukan Kulih Kerja Media ( KKM ) selama 2 bulan dari tanggal 17 Januari 2011 sampai 17 Maret 2011 di PT. Televisi Tranformasi Indonesia atau yang lebih dikenal dengan sebutan TRANS TV, adalah salah satu stasiun televisi swasta yang sudah tidak asing lagi dimata masyarakat. Kehadiran stasiun televisi dengan format entertainment atau hiburan ini mampu bersaing dengan stasiun televisi lainnya. Oleh karena kesempatan yang diberikan TRANS TV untuk melaksanakan Kuliah Kerja Media (KKM) kepada penulis, dalam program acara
Jika Aku Menjadi maka penulis
berkeinginan untuk berbagi ilmu dan pengalaman mengenai seluruh aktifitas yang telah dilaksanakan selama KKM. Jika Aku Menjadi adalah salah satu program TRANS TV, yang menayangkan informasi tentang lika-liku kehidupan orang dengan pekerjaan/profesi tertentu dari kalangan masyarakat kelas bawah, namun segmentasi pemirsa adalah tetap kelas A+B. Program ini selain dikemas secara menarik, juga diharapkan bisa membangkitkan semangat toleransi dan solidaritas sosial dari masyarakat kelas atas terhadap mereka yang di kalangan bawah. Di sinilah letak nilai edukasinya. Penonton yang dari kelas segmen A+B diharapkan akan lebih memahami bagaimana kehidupan masyarakat bawah, dan dengan demikian bisa lebih berempati dan solider. Karena selama ini kalangan bawah itu hanya mereka lihat dari permukaan. Nara sumber yang diambil seperti pemulung, nelayan, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
4 digilib.uns.ac.id
penangkap kalong, buruh pemetik jamur, program ini juga mengandalkan fakta dan ada sebagian yang melalui proses re-enacment .
Jika Aku
Menjadi di genrekan sebagai program news magazine. Di Indonesia acara ini dikenal sebagai program majalah berita yang mirip dengan program feature. Tayangan ini menampilkan si pembawa acara atau talent berakifitas mengikuti kegiatan bersama nara sumber. Jika Aku Menjadi ini termasuk program berjenis human interest menurut Asep Syamsul M. Romli (2005, h. 24), human interest (langsung tersentuh keharuan, kegembiraan, kejengkelan, kebencian, atau simpati dan sebagainya). Program ini diproduksi khusus untuk mengaduk-aduk perasaan, suasana hati, dan menguras air mata masyarakat. Dalam suatu program acara televisi melibatkan banyak peralatan, orang, dengan biaya yang besar, dan salain itu juga memerlukan suatu organisasi yang rapi serta memerlukan suatu tahap pelaksanaan produksi yang jelas dan efisien, setiap tahap harus jelas kemajuanya dibandingkan dengan tahap sebelumnya. Tahapan produksi terdiri dari tiga bagian di televisi yang lazim disebut dengan SOP ( Standard Opeation Procedure ). Begitu pula program acara Jika Aku Menjadi yang dikemas dengan durasi 35 menit juga menggunakan tahapan produksi dengan SOP. Dalam hal ini penulis akan memaparkan lebih jauh tentang proses produksi Jika Aku Menjadi yang dimulai dari : a. Pra-produksi ( riset, ide, perencanaan, persiapan ) b. Produksi ( pelaksanaan ) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
5 digilib.uns.ac.id
c. Pasca-produksi ( penyelesaian dan penayangan ) Divisi News Magazine secara perusahaan berada langsung di bawah pimpinan Direktur Utama yang bertanggung jawab pada divisi-divisi yang lain. Kepala Divisi News Magazine sendiri memiliki kewenangan untuk menjadi coordinator utama dalam proses produksi Divisi News Magazine dan laporan pertanggungjawab (report) langsung kepada Direktur Utama Perusahaan. Divisi ini dalam struktur kerja terbagi menjadi programprogram yang didalamnya terdapat sebuah team/unit kerja masing-masing. Setiap unit kerja dipimpin oleh seorang Produser. Adapun unit kerja secara utuh terdiri atas Produser, Asisten Produser, Reporter, Kameramen, Editor dan Asisten Produksi. Stasiun televisi adalah tempat kerja yang melibatkan banyak orang dengan keahlian yang berbeda-beda, harus saling berinteraksi dan berkomunikasi dalam upaya menghasilkan siaran yang sebaik mungkin. Kesuksesan suatu progam acara ini terdapat pada sebuah sentuhan karya audio visual oleh mereka.
B. Tujuan Pelaksanaan Magang Tujuan diadakannya kegiatan Kuliah Kerja Media (KKM) ini adalah: 1. Memenuhi tugas dan melengkapi syarat untuk mendapatkan gelar Ahli Madya ( A.Md ) dalam bidang Komunikasi Terapankhususnya bidang Broadcasting. 2. Dapat mengaplikasikan semua ilmu yang sudah dipelajari saat berada di bangku kuliah khususnya pada bidang penyiaran. commit to user
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Mendapatkan pengalaman bagi mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja. 4. Melatih kemampuan komunikasi dan mental penulis dalam bekerja sama dengan orang lain dalam dunia kerja. 5. Meningkatkan kreativitas dan profesionalitas mahasiswa agar siap dalam persaingan dalam dunia kerja.
B. Manfaat Pelaksanaan Magang 1. Sebagai sarana mahasiswa untuk belajar bertanggungjawab terhadap penyelesaian tugas yang telah diberikan. 2. Mendapatkan lingkungan baru dalam dunia kerja yang nyata dimana mahasiswa dituntut untuk cepat beradaptasi, pandai bersosialisasi, berinteraksi, dan mengembangkan diri. 3. Mahasiswa mampu mengapresiasikan ilmu yang telah didapatkan dibangku perkuliahan dalam dunia kerja baik didalam kantor maupun ketika di lapangan. 4. Pada kenyataannya mahasiswa mampu lebih mengenal banyak orang dengan latar belakang, karakter dan tipekal yang bermacam-macam dari berbagai daerah asal sehingga dapat meningkatkan keberanian dan jiwa sosial yang lebih tinggi terhadap diri mahasiswa pribadi. C. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang Berdasarkan peraturan lembaga dan berbagai macam informasi, referensi,
rekomendasi juga commit to user
pertimbangan
mengenai
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pelaksanaan/ketentuan Kuliah Kerja Media (KKM) yang dilaksanakan Program DIII Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta 2010, penulis memutuskan untuk memilih PT TELEVISI TRANSFORMASI INDONESIA yang beralamatkan di Jalan Kapten Piere Tendean 12-14a Mampang, Jakarta Selatan. Kegiatan berlangsung mulai dari periode 17 Januari sampai dengan 17 Maret 2011 atau kurang lebih selama dua bulan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Televisi di Indonesia Pada dasarnya manusia itu membutuhkan informasi. Semakin banyak dan up date manusia menerima informasi maka modal untuk meningkatkan status sosialnya akan semakin meningkat dan membaik. Oleh karena itu diperlukan sebuah wadah untuk dapat menyampaikan berbagai informasi tersebut sehingga dapat dikonsumsi oleh khalayak pada umumnya. Wadah tersebut dinamakan televisi, televisi adalah kotak ajaib yang dapat memberikan semua informasi yang dibutuhkan oleh masyrakat. Televisi merupakan paduan audio dari segi penyiarannya ( broadcast) dan video dari segi gambar bergeraknya. Sejak ditemukannya televisi untuk pertama kalinya orang dapat mengetahui dari dekat sebuah tampilan gambar yang bergerak dengan disertai suara yang dibuat oleh orang lain disuatu tempat. ( Effendy, 1984 : 24). Mulai saat itu manusiapun berlomba ingin menampilkan segala macam sesuatu dengan tujuan agar dilihat oleh orang lain melalui media televisi. Secara umum, televisi bisa dikatakan sebagai media yang paling luas dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Seiring perkembangannya, televisi akhirnya menjadi salah satu unsur penting dalam dunia komunikasi dan informasi, karena televisi dapat menghubungkan seorang komunikator dengan jutaan komunikan diseluruh dunia. Sebagai sarana informasi, televisi merupakan sarana yang paling diminati, karena selain dapat menghasilkan commit to user
8
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
gambar dan suara sekaligus juga dapat menghadirkan informasi tentang suatu kejadian di tempat dan waktu yang bersamaan.
Sebagai media audio visual, televisi tidak membebani banyak syarat bagi audience-nya. Setiap orang dari berbagai tingkat usia, pendidikan, status sosial dan ekonomi dapat menikmatinya tanpa perlu keahlian khusus. Tidak seperti media cetak yang mengharuskan konsumennya untuk dapat membaca. Ditambah pula, budaya lisan yang akrab dengan bangsa Indonesia cenderung lebih dekat dengan budaya audio visual ketimbang budaya membaca. Sehingga praktis, masyarakat Indonesia lebih memilih media audio visual alih-alih menggunakan media cetak atau suara. Bahkan kini, televisi sudah menjadi bagian dari kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Hal ini karena kegiatan menonton televisi bukanlah aktivitas soliter, sendiri dan terpisah dari aktivitas lainnya. Sebaliknya, menonton televisi merupakan aktivitas sosial yang jalin-menjalin dengan tanggung jawab dan tugas-tugas rutin pengelolaan rumah tangga sehari-hari. Sehingga seseorang tetap dapat melakukan kegiatan sehari-hari sambil tetap menikmati tayangan televisi. ( Budiman, 2002 : 32 ) Seperti digambarkan oleh Don De Lillo, dalam bukunya berjudul White Noise (1985) “Untuk sebagian besar orang, hanya ada dua tempat terpenting di dunia, yaitu tempat mereka hidup dan tempat televisi diletakkan “( dikutip oleh Garin Nugroho, (1995).dikutip kembali oleh Masduki, dosen tamu di Jurusan Komunikasi Fisipol UPN Yogyakarta dalam artikel berjudul Televisi, Keluarga, dan Hak Anak) Dilihat
dari
sisi
masyarakat,
naiknya
pertumbuhan
ekonomi,
kesejahteraan, dan daya beli masyarakat Indonesia mengakibatkan media commitsemakin to user terjangkau. Kini televisi bukan komunikasi elektronik ini nampak
perpustakaan.uns.ac.id
10 digilib.uns.ac.id
merupakan barang mewah lagi. Hal ini didukung oleh produsen-produsen televisi yang tidak henti-hentinya melakukan ekspasi pasar secara besarbesaran. Televisi dibuat dengan berbagai tipe, ukuran, dan harga yang bermacam-macam. Ia dapat dengan mudah diperoleh di toko-toko elektronik dekat rumah kita. Salah satu unsur penting lain yang tidak dapat dilepaskan dari meningkatnya penggunaan teknologi penyalur informasi dengar pandang ini dalam masyarakat Indonesia adalah keberadaan stasiun televisi sebagai penyedia jasa komunikasinya. Hal ini karena, tanpa stasiun televisi, televisi tidak lebih dari sekedar barang rongsokan. Keduanya saling melengkapi. Acara televisi yang menarik akan secara otomatis membuat orang ingin menonton televisi. Ini artinya, kebutuhan informasi masyarakat me lalui televisi pada dasarnya ada pada jenis program acara yang disajikan oleh stasiun-stasiun televisi yang mengudara. Dewasa ini pula perkembangan pertelevisian di Indonesia sudah cukup maju. Meski di negara-negara besar lainnya seperti Jepang, Amerika dan Eropa sudah mulai menggunakan teknologi televisi digital, sedang di Indonesia masih menggunakan teknologi televisi analog, namun kretifitas para pekerja penyiaran tidak berhenti sampai disitu. Industri pertelevisian rupanya selain memiliki pengaruh terhadap kecenderungan pola pikir atau animo masyarakat terhadap informasi yang mereka dapatkan, ternyata juga sangat berpengaruh di dunia perekonomian. Sudah banyak stasiun-stasiun televisi yang bermunculan, mulai dari yang commit to user
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bertaraf nasional sampai daerah. Bahkan hampir di setiap kota di seluruh propinsi di Indonesia memiliki stasiun televisi lokal. Ini membuktikan bahwa televisi juga dapat menjadi ladang mata pencaharian yang menjanjikan. Dalam sebuah stasiun televisi, pendapatan terbesar biasanya datang dari sponsor yang menggunakan jasa iklan. Para sponsor tersebut akan melakukan seleksi kepada setiap stasiun televisi yang dipercaya dapat menyampaikan informasi mengenai produk yang dimilikinya dengan baik sampai kepada calon konsumen. Tolak ukur yang mereka gunakan adalah share acara yang dilakukan oleh lembaga riset yang menempatkan alat bernama "people meter" pada beberapa responden. Dari situ akan diketahui seberapa besar sebuah stasiun televisi memiliki penggemar yang senantiasa mengikuti tayangantayangannya.
B. Program Acara Televisi Program acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui pengolahan imajinatif
kreatif
dari
realitas
kehidupan
sehari-hari
tanpa
harus
menginterpretasi ulang dan tanpa harus menjadi dunia khayalan. Jenis program acara televisi dapat dibedakan berdasarkan format teknis atau berdasarkan isi. Format teknis merupakan format-format umum yang menjadi acuan terhadap bentuk program televisi. Berdasarkan isi, program televisi berbentuk berita dapat dibedakan antara lain berupa program hiburan, drama, olahraga, dan agama. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
12 digilib.uns.ac.id
Format acara televisi adalah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreativitas dan desain yang akan terbagi dalam berbagai cerita utama yang disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut. Format acara televisi ini yang menjadi dasar pembuatan suatu program. ( Naratama. 2004 : 62) Adanya program acara televisi disebabkan karena adanya stasiun televisi. Berbagai macam program acara mereka tawarkan demi menarik perhatian pemirsanya.Sebenarnya pada dasarnya memang program acara televisi itu banyak sekali ragam dan jenisnya. Mulai dari talk show, kuis interaktif, musik, film, sinetron, dokumenter, kajian agama, kompetisi olah raga, kesehatan, rubrik kecantikan, tata boga dan lain sebagainya. Kesemuanya disiarkan dengan format struktur tertentu dan saling melengkapi. Setiap stasiun televisi berlomba-lomba menampilkan penayangan yang paling maksimal guna memperoleh perhatian pemirsanya sehingga dapat menduduki rating tertinggi. Karena memang, di dunia pertelevisian rating bagaikan malaikat pencabut nyawa yang siap sewaktu-waktu menjadi diktator dan penguasa terhadap keberlangsungan sebuah acara televisi. Untuk menyiasatinya, tiap-tiap stasiun televisi memiliki strategi tersendiri dalam mengatur jam tayang acara yang dimilikinya sesuai dengan waktu kebutuhan pemirsa pada umumnya. Pengaturan penayangan program televisi di sebuah stasiun televisi biasanya diatur oleh bagian pemrograman siaran atau bagian perencanaan siaran. Pada umumnya, pihak perencanaan siaran mengatur jadwal penayangan satu program televisi berdasarkan commit to user
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
perkiraan kecendrungan menonton peminat program tersebut. Misalnya, pengaturan jadwal tayang siaran berita di pagi hari disesuaikan dengan kecenderungan peminat penonton siaran berita karena masyarakat biasanya membutuhkan berita/informasi terbaru di pagi hari sebelum beraktifitas atau berangkat bekerja. Terlepas dari betapa penting peran televisi bagi kesejahteraan bangsa Indonesia adalah bahwa kesemua acara televisi tersebut berfungsi untuk membentuk mental dan moral bangsa Indonesia menjadi lebih baik dari sebelumnya untuk menghadapi era globalisasi yang semakin maju dan bersaing ketat.
C. PROGRAM NEWS MAGAZINE News Magazine ( Majalah Berita atau Berita berkala ) Yaitu berita yang penyampaianya tidak terikat dengan waktu atau timeless dan penyajiannya kepada khalayak tidak perlu secepat mungkin. Sifat timeless : a. News Topical Reporting Yaitu uraian berita dalam ruang lingkup satu topic dan merupakan pendalaman dari topic itu dengan dengan menambah segisegi perkembangan berita ( trend news ). b. Newsreel Yaitu gabungan uraian berita yang secara tematis memiliki kepekaan jurnalistik dalam ruang lingkup yang sejenis ( homogen ), to user beritanya. dan tidak perlu terikat commit pada kehangatan
perpustakaan.uns.ac.id
14 digilib.uns.ac.id
c. News Compilatery Yaitu gabungan uraian berita yang secara tematis memiliki kepekaan jurnalistik, dan materinya tidak perlu sejenis ( heterogen ). d. News Spot Interview Yaitu wawancara / statement dengan / dari orang lain penting atau terkenal, dan disiarkan pada acara warta berita walaupun penyajiaanya tidak perlu terikat pada waktu ( timeless ). e. News Analysis Yaitu uraian berita yang disusun atas dasar waktu factual dan analisis berimbang, tanpa dibumbui opini pribadi penganalisis. f. Human Interest Yaitu penyajian secara ringan tentang manusia atau hewan yang dapat merangsang daya emosional seseorang yang sifatnya alamiah terhadap suatu peristiwa atau sebuah gagasan dalam hubungannya dengan kegiatan sehari-hari. ( Wahyudi, 1986 : 36 )
D. PROSES PRODUKSI TELEVISI Bekerja di dunia penyiaran tidak hanya cukup sekedar menguasai teori tetapi juga harus mampu mengaplikasikannya. Sebaliknya kemampuan praktek ataupun pengalaman tidak cukup apabila tidak dilandasi oleh teoriteori yang relevan. Perpaduan antara praktek dan teori bidang keahlian komunikasi penyiaran khususnya di dalam memproduksi dan menyiarkan mata acara akan meningkatkan kreativitas bagi seseorang yang bekerja di commit to user
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dunia penyiaran untuk menciptakan dan mencreate program siaran yang menarik khalayak. Merencanakan sebuah produksi acara televisi memerlukan waktu yang cukup lama dan berliku-liku karena perlu direncanakan dengan cermat dan baik dari segi isi, format, maupun pelaksanaan produksinya. Berfikir tentang produksi televisi bagi pengelola profesional berarti mengembangkan gagasan bagaimana materi produksinya dapat menjadi suatu sajian yang bernilai dan memiliki makna. Produksi yang bernilai atau berbobot hanya dapat diciptakan oleh seorang produser yang memiliki visi.Visi tumbuh dari suatu acuan mendalam yang bermuara pada orientasi, ideology, religi dan pemikiran pemikiran kritis atas sarana yang dipakai untuk menampilkan materi produksi. ( Wibowo, 1997 :7) Hasil produksi yang memiliki visi akan memperlihatkan kekhasan dan keunikan dari produksi itu. Untuk menghasilkan suatu sajian yang bernilai dan bermakna, ada lima hal yang sangat penting didalam merencanakan, memproduksi, dan menyiarkan suatu acara televisi. Lima hal tersebut yaitu : materi produksi, sarana produksi, biaya produksi, organisasi pelaksanaan produksi dan tahap pelaksanaan produksi. Dalam proses pembuatan produksi sebuah program acara televisi memerlukan
tahapan
pelaksanaan
produksi
yang
jelas
dan
efisien
dibandingkan tahapan sebelumnya. Untuk melaksanakan tahapantahapan produksi dilaksanakan sesuai Standart Operation Procedure (SOP). Namun tidak semua acara terkait dengan SOP tersebut, seperti untuk acara berita commit to user
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
karena terkait dengan nilai aktualitas dan faktualitasnya sehingga tidak perlu melewati tahapan tersebut. Secara skematis ketiga tahapan produksi ini dapat diuraikan sebagai berikut : a.
Pra Produksi (Pre Production Planning ) Pada tahapan ini merupakan proses awal dari seluruh kegiatan yang akan datang. Tahap pra-produksi meliputi tiga bagian seperti berikut ini : 1. Penemuan Ide Tahapan ini dimulai menemukan ide atau gagasan, riset
dan
menuliskan
naskah
atau
meminta
membuat
penulis
naskah
mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset. 2. Perencanaan Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja (time schedule), penyempurnaan naskah, pemilihan artis, lokasi dancrew. Selain
estimasi
biaya,
pemyediaan
biaya
dan
rencana
alokasimerupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat secara hati –hati dan teliti. 3. Persiapan Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perizinan, dan surat– menyurat. Latihan para artis dan pembuatan setting, meneliti dan melengkapi peralatan yang diperlukan. Semua persiapan ini paling baik diselesaikan menurut jangka waktu kerja (time schedule) yang sudah ditetapkan. commit to user
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Production Yang dimaksud dengan production adalah upaya merubah bentuk naskah menjadi bentuk auditif bagi radio dan audio visual untuk televisi. Di dalam pelaksanaan poduksi, karakter produksi lebih ditentukan oleh karakter naskahnya. Sebab naskah merupakan hasil penuangan ide atau gagasan.
c. Post / Pasca Production Pada tahapan terakhir atau tahap post production, dimaksudkan merupakan tahap penyelesaian atau penyempurnaan, dari bahan baik yang berupa pita auditif maupun pita audio visual. Tahap penyelesaian atau penyempurnaan meliputi : 1. Melakukan editing baik suara atau gambar. 2. Pengisian grafik pemangku gelar atau berupa insert. 3. Pengisian narasi. 4. Pengisian sound efek dan ilustrasi. 5. Melakukan evaluasi terhadap hasil produksinya. ( Darwanto, 1992 : 158-159 ) Tiga langkah utama pada tahap paska produksi : a. Editing off line Setelah shoting selesai, Script boy / girl membuat logging, Yaitu mencatat kembali semua hasil shoting berdasarkan catatan shoting, gambar beserta time codenya. Kemudian berdasarkan catatan commit to user
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tersebut, sutradara akan membuat editing kasar yang disebut editing off line sesuai dengan gagasan yang ada dalam synopsis dan treatment. Sesudah hasil editing off line itu dirasa pas dan memuaskan barulah dibuat editing script. Editing script ini sudah dilengkapi dengan uraian untuk narasi dan bagian – bagian yang perlu diisi dengan ilustrasi musik. Kemudian hasil shoting asli dan naskah editing diserahkan kepada editor untuk dibuat editing on line. b. Editing on line Berdasar naskah editing atau editing script, editor mengedit hasil shoting asli. Sambungan – sambungan setiap shot dan adegan (scene) di buat tepat berdasarkan catatan kode waktu dalam naskah editing. Demikian pula sound asli dimasukan dengan level yang sempurna. Setelah editing on line ini siap, proses berlanjut dengan mixing. c. Mixing Narasi yang sudah direkam dan ilustrasi musik yang juga sudah direkam, dimasukan ke dalam pita hasil editing on line sesuai dengan petunjuk atau ketentuan yang tertulis dalam naskah editing. Keseimbangan antara sound effect, suara asli, suara narasi dan musik harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak saling mengganggu dan terdengar jelas. Sesudah proses mixing ini boleh dikatakan bagian yang penting dalam post production sudah selesai. Setelah selesai shooting harus diadakan checking apakah perlu diadakan shoting ulang. Cheking commit to user
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berikutnya dilakukan setelah selesai editing dan manipulating yang lazim disebut review untuk menentukan apakah perlu ada perbaikan, kemudian dilakukan preview. ( Wibowo, 1997 : 43- 44 )
E. SATUAN KERJA PRODUKSI TELEVISI Setiap acara yang ditayangkan televisi, termasuk program berita dan program musik, membutuhkan orang- orang yang bertugas dan bertanggung jawab dalam suatu produksi televisi. Berikut tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota kerabat kerja produksi. a. Executive Produser Yaitu bertanggung jawab terhadap pengembangan-pengembangan ide, baik yang bersifat program regular maupun spesial dalam suatu program televisi. b. Producer Yaitu seorang yang bertanggung jawab mengkoordinasikan dan mengontrol semua aspek produksi, dimulai dari pembuatan dan pengembangan ide, mengawasi pemain yang kan di casting dan melakukan segala pengecekan saat pra produksi, produksi, dan paska produksi. c. PA ( Production Assistant ) Yaitu membantu produser dalam persiapan pra-produksi suatu program, membantu direktur produksi pada saat pelaksanaan produksi, melakukan control editing pada saat post production. commit to user
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Reporter Yaitu seseorang yang bertugas mencari informasi, mengumpulkan berita-berita dari berbagai sumber, mengolah dan menyimpan data, menulis naskah berita kemudian melaporkannya hingga siap siar. Reporter dalam tim liputan berita juga berperan sebagai produser atau pimpinan produksi dalam sebuah proses liputan. Ia adalah orang yang paling bertanggung jawab terhadap keberhasilan liputannya. e. Kameramen Yaitu mengambil seluruh shoot gambar yang diperlukan oleh proses produksi. Ia bertugas berdasarkan perintah dan petunjuk sutradara atupun pengarah acara. Seorang kameramen juga merupakan tangan kanan seorang pengarah acara. f. UPM ( Unit Production Manager ) Yaitu bertanggung jawab terhadap seluruh proses produksi nonteknis. Seorang UPM biasanya bertindak mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan akomodasi, pengurusan ijin dan pemilihan lokasi, manajemen transportasi, skedul kerja lapangan dan sgala hal praktis yang bertujuan untuk melancarkan proses produksi. g. Editor Yaitu bertanggung jawab pada saat paska produksi dengan melakukan editing, menjadikan suatu acara menjadi layak tayang. Editor juga bertugas untuk membuat credit title, subtitle dan beberapa efek commit to user
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
transisi video yang merupakan elemen standar stasiun televisi. ( Set, 2008 : 48 )
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III DESKRIPSI INSTANSI
1. Sejarah Singkat TRANS TV TRANS TV memperoleh ijin siaran nasional pada Oktober 1998 setelah dinyatakan lulus uji kelayakan yang dilakukan tim antar departemen pemerintah, kemudian resmi siaran pada 15 Desember 2001. Usahanya di bawah kepemilikan TRANS CORP yang dimiliki PARA GROUP. TRANS TV mulai mengudara secara teknis selama beberapa jam per hari di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi pada 22 Oktober 2001. Kemudian pada 25 Oktober 2001 mulai menyiarkan program bertajuk Trans Tune-In serta siaran langsung upacara peresmian Bandung Supermall, sekaligus memperluas jangkauan siaran TRANS TV hingga wilayah Bandung dan sekitarnya. Program Trans Tune-In dikemas dengan gaya radio, yaitu dua pembawa acara menyuguhkan rangkaian video klip music serta membawakan kuis interaktif guna memikat calon penonton dan memperkenalkan TRANS TV pada masyarakat. Selain itu, divisi News juga menyajikan program Jelajah yang berisikan paket-paket feature. Kemudian pada akhir pecan para pecandu bola dapat menikmati siaran langsung kompetisi sepak bola Spanyol La Liga. Seiring waktu berlalu, menara-menara pemancar di Yogyakarta yang mencakup kota Solo, Semarang, Surabaya, dan Medan secara berurutan mulai commit to user
22
perpustakaan.uns.ac.id
23 digilib.uns.ac.id
berfungsi sehingga makin memperluas jangkauan siaran TRANS TV di wilayah-wilayah utama Indonesia. Berkat perencanaan yang baik, TRANS TV dapat memperoleh alokasi frekuensi UHF yang rendah dibandingkan stasiun-stasiun televisi lain. Kanal frekuensi yang rendah tersebut memudahkan pemirsa mencari gelombang siaran TRANS TV. Pada 1 Desember 2001 Trans Tune-In berganti menjadi Transvaganza seiring dengan bertambahnya jam siaran TRANS TV. Dalam tahapan ini TRANS TV mulai menayangkan film-film asing serta program non drama berupa kuis berjudul Tebak Harga. Kuis ini merupakan adaptasi program kuis The Price is Right yang kondang sejak tahun 1970an dan telah ditayangkan di 22 negara. Transvaganza ditayangkan dari 1-14 Desember 2001 dan berisikan sampel program-program TRANS TV yang kemudian dapat diikuti pemirsa setiap minggunya mulai 18 Desember 2001 hingga 28 Februari 2002. Penambahan jam tayang secara bertahap tersebut akan memuncak pada 1 Maret 2002 saat TRANS TV mulai siaran penuh, yaitu 18 jam sehari pada hari Senin hingga Jumat dan 22 jam sehari pada hari Sabtu dan Minggu. Sehubungan dengan bertambahnya jam tayang, maka bertambah pula program acara TRANS TV, di antaranya ialah Euro, Digoda, KD, Sinema Gemilang, Diva Dangdut, Dunia Lain. Sampai saat ini TRANS TV tetap konsisten memproduksi secara inhouse maupun menayangkan program-program dengan citra “Trendsetter, Lifestyle, commit to user
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dan HBOnya Indonesia” seperti Extravaganza, Ceriwis, Termehek-mehek, ataupun Bioskop TRANS TV yang menjadikan TRANS TV memiliki ciri khas tersendiri serta membedakannya dari stasiun-stasiun televisi lainnya. 2. Visi dan Misi TRANS TV 1.
Visi
Menjadi televisi terbaik di Indonesia maupun Asia Tenggara, memberikan hasil usaha yang positif bagi stakeholders, menyampaikan program-program berkualitas berperilaku berdasarkan nilai-nilai moral budaya kerja yang dapat diterima oleh stakeholders serta mitra kerja dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan serta kecerdasan masyarakat. 2.
Misi
Wadah gagasan dan aspirasi masyarakat untuk mencerdaskan serta mensejahterakan bangsa, memperkuat persatuan dan menumbuhkan nilai-nilai demokrasi.
commit to user
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Logo TRANS TV
Berbentuk “Berlian” yang menandakan keindahan dan keabadian. Kilauannya merefleksikan kehidupan serta adat istiadat dari berbagai pelosok daerah di Indonesia sebagai symbol pantulan kehidupan dan budaya masyarakat Indonesia. Tipe huruf yang digunakan ialah serif, mencerminkan karakter abadi dan klasik, namun akrab serta mudah dikenali. 4. Manajemen TRANS TV PT. Televisi Transformasi Indonesia (Trans-TV) merupakan perusahaan yang dimiliki PT. Para Inti Investindo yang merupakan kelompok usaha dibawah bendera Para Group. Trans TV memperoleh izin siaran nasional dari pemerintah pada bulan Oktober 1998 setelah lulus dari ujian kelayakan yang dilakukan tim antar departemen.
Jajaran Direksi Trans-TV terdiri dari: Komisaris Utama
: to user Chairul Tanjung commit
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Komisaris
:
Jendral TNI (Purn) Rudini
Direktur Utama
:
Ishadi SK
Direktur Pemberitaan
:
Riza Primadi
Direktur Keuangan
:
Dudi Hendrakusuma
Direktur Program
:
Ratna O Mahadi
5. Target Audience Berdasarkan SES (Social Economic Status), TRANS TV membidik segmen pemirsa kelas menengah atas atau dalam istilah pemasaran dikenal sebagai kelompok ABC. Kelompok A adalah target audience yang memiliki pengeluaran rumah tangga sebesar Rp 3.000.001,- ke atas per bulannya, kelompok B adalah target audience dengan pengeluaran Rp 1.500.001,- s/d Rp 2.000.000,- per bulannya, sedangkan kelompok C memiliki pengeluaran sebesar Rp 700.001,- s/d Rp 1.500.001,- per bulan. 6. Program Content Pada dasarnya program TRANS TV menganut konsep general entertainment sehingga pemirsanya bisa menikmati berbagai tayangan hiburan drama maupun non drama serta tayangan berita.
commit to user
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
KUOTA PROGRAM ACARA TRANS TV No Waktu
Kuota 60%
1
program asing, 40% program local (50% dari
Tahun I program local merupakan produksi sendiri)
2
Tahun II
45% program asing, 55 % program lokal
3
Tahun III
30% program asing, 70% program lokal
4
Tahun IV
lebih dari 75 % merupakan program lokal
5
Tahun V
13 % program asing, 87 % program lokal
6
Tahun VI
19 % program asing, 81 % program lokal
Tahun
VII- 24 % program asing, 76 % program lokal (lebih dari 75%
7 sekarang
program lokal)
Sumber : Highlight PT TRANSFORMASI INDONESIA 7. Teknologi Berkat perencanan yang baik TransTV bisa memperoleh alokasi frekuensi UHF yang rata-rata paling rendah dibandingkan setasiun-stasiun televisi lain. Kanal frekuensi yang rendah ini memudahkan penonton mencari gelombang siaran TransTV.
commit to user
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Wilayah
Frekuensi
Pemancar
Menara
Jakarta, Bogor,Tangerang,Bekasi
29 UHF
80 KW
250 meter
Jawa Barat (Bandung)
42 UHF
10 KW
250 meter
Jawa Tengah (Semarang)
29 UHF
20 KW
100 meter
DI. Yogyakarta & Solo
24 UHF
20 KW
100 meter
Surabaya & Gerbang Kertasila
22 UHF
30 KW
200 meter
Surabaya & Gerbang Kartasila
27 UHF
20 KW
100 meter
Dan TransTV akan memperluas jangkauan siaran dan mentargetkan pada tahun 2003 dengan memasang Transmisi pada titik-titik strategis di kota-kota : Cirebon
Purwokerto
Palembang
Madiun
Malang
Denpasar
Lampung
Pekan Baru
Batam
Banjarmasin
Manado
Makasar
Sumber : Highlight PT TRANSFORMASI INDONESIA 8. Investasi Trans-TV dibangun dengan modal investasi sebesar Rp. 600 milyar. Dana sebesar ini berasal dari group para sebesar Rp. 300 milyar dan Rp. 300 milyar sisanya berupa dana pinjaman komersial dari Bank Mandiri. Melihat Prospek belanja Iklan pada tahun 2002, Trans-TV optimis mampu menangguk pendapatan iklan yang cukup baik dan bisa balik modal (break event) pada operasi tahun kedua, atau pada tahun 2003. Jika targettarget tersebut tercapai, Trans-TV akan segera menjual bagian sahamnya pada masyarakat (go public).
commit to user
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
9. Gedung TRANS-TV Gedung Trans-TV merupakan gedung pertama di Indonesia yang dirancang khusus bagi stasiun televise. Dalam gedung ini, ditanam kabel-kabel (termasuk kabel serat optic) sepanjang 1.300 meter guna mendukung system siaran digital yang digunakan oleh Trans-TV. Gedung Trans-TV terletak di atas tanah seluas + 2 hektar di jalan Kapten Piere Tendean, kav.12-14A, Jakarta 12790. Gedung ini terdiri dari sembilan lantai, dan dibangun dengan arsitektur neo klasik. Lantai pertama dipergunakan untuk memproduksi program-program drama dan non-drama. Tiga studio terletak di lantai ini, termasuk Studio Satu yang luasnya 900 m2 dengan kursi penonton sejumlah 265 buah. Dilantai satu juga terdapat kantor cabang pembantu Bank Mega, serta rencana kafe Zanzibar yang dikemudian hari di harapkan menjadi pusat pertemuan artis, tokoh masyarakat, tokoh periklanan ataupun perindustrian dalam suasana santai. Ruang control utama terletak di lantai dua. Inilah jantung operasi penyiaran Trans-TV. Dibangun dengan teknologi digital penuh, ruang control Utama ini mampu beroperasi nyaris tanpa pita (tape- less operation). Di lantai tiga, terletak markas divisi pemberitaan, termasuk studio keempat yang dilengkapi dengan teknologi Virtual-Set, yaitu teknologi pendukung yang digunakan
oleh divisi ini untuk menunjang siaran
commitbiru to user pemberitaan. Lantai bernuansa ini dirancang untuk terus beroprasi
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
selama 24 jam sehari, tujuh hari sepekan, sehingga dilengkapi dengan kamar-kamar tidur serta kamar mandi. Rencana kafetaria juga terletak di lantai ini. Di Lantai empat berfungsi banyak. Disini terdapat perpustakaan, bioskop mini serta ruang pertemuan besar. Disini pulalah department manajemen sumber daya manusia berkantor. Di lantai lima dan enam, terdapat department pemasaran, produksi, programming dan keuangan, lengkap dengan ruang-ruang rapat kecil maupun besar. Lantai tujuh dan delapan digunakan oleh Bank Mega sebagai pusatkartu kredit serta dukungan administrasi. Ruangan-ruangan berbentuk unik yang terletak di lantai sembilan disediakan bagi Direktur Utama dan wakilnya. Dinding melengkung yang didominasi kaca menyajikan pemandangan yang lapang bagi penghuni ruangan. 10. Sumber Daya Manusia Namun Teknologi secanggih apapun tidak akan banyak berarti tanpa dukungan, sumber daya manusia yang memadai. Untuk itulah, sejak tahun pertama Trans-TV melakukan road-show
ke
kampus-kampus Utama di
berbagai kota di Indonesia, guna merekrut bakat-bakat terbaik yang ada disana. Sejak awal berdirinya Trans-TV, pihak manajemen merancanakan tekad untuk merekrut sebagaian besar karyawannya dari tenaga-tenaga yang baru lulus dari berbagai disiplin ilmu. Manajemen yakin, tenaga-tenaga segar commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
31 digilib.uns.ac.id
ini akan memudahkan perusahaan membangun budaya kerja yang baru, serta akan menjadi sumber kreatifitas yang penuh gairah. Para kandidat ini lalu mengikuti pelatihan selama dua bulan di Depok, Jawa Barat, dan Dua Bulan lagi di Multimedia Training Center, Yogyakarta. Kurikulum pelatihan didesain oleh para staff Trans-TV dengan tekanan pada kerjasama dan pemahaman yang menyeluruh antar bagian. Pelatihan dalam skala yang begitu massif, merupakan yang pertama kalinya dilakukan dalam sejarah pertelevisian Indonesia. Pada tahun kedua pihak manajemen kembali mengadakan rekrutmen dengan pola program in-house training (Broadcaster Development Program), dimana pelatihan diadakan didalam internal Trans TV dengan staff pengajar dilakukan oleh karyawan Trans TV yang berpengalaman dibidangnya. Trans-TV juga merekrut tenaga-tenaga berpengalaman dari semua stasiun televisi swasta yang ada, meskipun jumlahnya tidak sebesar/sebanyak tenaga yang belum berpengalaman. Semua ini dilakukan guna mewujudkan visi Trans-TV untuk menjadi televisi terbaik, dengan menyajikan programprogram berkualitas dan turut serta meningkatkan kesejahteraan serta kecerdasan masyarakat. 11. Lokasi Transmisi Sudah On-air 1. Jakarta, Jl. H. Saaba, Joglo, Jakarta Barat 2. Bandung, Jl. Terusan Kolonel Masturi, Desa Panyandaan, Kec. Jambu Dipa, Kabupaten Bandung commit to user
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Semarang, Jl. Raya Bukit Gombel, Kodya Semarang 4. Yogyakarta & Solo, Dusun Salaran, Desa Ngoro-oro, Kec. Pathuk, Kab. Gunung Kidul 5. Surabaya, Jl. Sambi Sari, Desa Lontar, Kec. Karang Pilang, Kodya Surabaya 6.
Medan, Desa Bandarbaru, Kec. Sibolangit, Kab. Deli Serdang
7. Makassar, Bukit Gowa Kecamatan Gowa Kotamadya Ujungpadang Prop. Sulawesi Selatan 8. Batam, Sekupang Pulau Batam
Belum On-air tapi sudah berdiri transmisi: 1. Cirebon, Desa Singkup Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan Propinsi Jawa Barat 2. Palembang, Jl. Kapt. A. Riai Kelurahan 20 Ilir III Kecamatan Ilir Timur I Kotamadya Palembang Propinsi Sumatera Selatan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA
A. LAPORAN KEGIATAN KULIAH KERJA MEDIA Selama melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Media, penulis didampingi oleh Kirana Dewi selaku PA ( production assistant ) dan pembimbing Kuliah Kerja Media. Penulis melaksanakan magang atau Kuliah Kerja Media ini selama dua bulan terhitung dari tanggal 17 Januari sampai dengan 17 Maret 2011. Berikut ini adalah penjelasan tentang kegiatan yang telah penulis laksanakan selama menjalankan Kuliah Kerja Media di divisi News(Pemberitaan) Televisi Transformasi Indonesia ( TransTV ). Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan penulis dalam 9 periode yaitu :
1. Pelaksanaan KKM Minggu Pertama (17 Januari 2011 s/d tanggal 21 Januari 2011 ) Pada minggu pertama yang penulis lakukan perkenalan dengan seluruh karyawan dan teman-teman yang melakukan maggang di bagian News di lantai 3 Trans Tv dengan tujuan memperbanyak relasi kerja dan untuk mempermudah penulis pada saat bekerja. Dan pekerjaan yang penulis lakukan pada minggu pertama mengambil kaset yang sudah dirender atau disebut kaset rysecle yaitu kaset minidv / MS (master shot) commit to user yang sudah digunakan untuk liputan yang diambil seminggu sekali diruang
33
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
editing di lantai 2 setelah itu direkap dalam file kaset pada komputer Jika Aku
Menjadi,
kemudian
cek
inbok
di
emailnya
[email protected], menelfon talent yang memenuhi kriteria untuk datang ke TRANSTV mengikuti casting. Membuat request mobil, penulis juga berkesempatan untuk mengikuti casting talent bersama tim kerja Jika Aku Menjadi, telfon talent yang sudah menjadi finalist atau sudah lolos dalam casting yang pertama untuk ikut casting selanjutnya dengan eksekutif produser Jika Aku Menjadi )\,
membuat running text
untuk tanggal 18 -19 kemudian tanggal 20-21, membuat good request booking alat untuk liputan selama 1 minggu. Pada minggu pertama penulis mendapatkan kesulitan saat mengambil kaset MS dan ME diruang editing sedangkan editornya tidak ada ditempat agak kebingungan mencari kaset mana yang sudah di render kemudian ada juga kaset yang keterangannya tidak jelas.Penulis mengatasi kesulitan dengan pada saat mengambil kaset yang sudah dirender sedang editornya tidak ada supaya tidak salah mengambil kaset saya melihat jadwal on air Jika Aku Menjadi yang sudah ditayangkan di televisi berarti kaset tersebut sudah di render dan bisa untuk di rekap. Dalam minggu pertama ini penulis sudah mendapatkan kemajuan yaitu lebih menghargai waktu, bisa menempatkan diri dalam dunia kerja, tau bagaimana kesulitan bekerja dalam tim yang sesungguhnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
35 digilib.uns.ac.id
2. Pelaksanaan KKM Minggu Kedua 24 Januari 2011 s/d tanggal 28 Januari 2011 Pada minggu kedua penulis seperti biasa yang dilakukan pertama kali datang dikantor yaitu mengecek inbok Jika Aku Menjadikemudian menelfon talent yang memenuhi kriteria untuk datang ke TRANSTV mengikuti casting. Mengambil kaset yang sudah dirender yaitu kaset minidv / MS (master shot). Kemudian merekap kaset tadi kedalam laporan penggunaan kaset setiap episode.Membuat running text untuk untuk tanggal 25-26 kemudian tanggal 27-28 dan 29-31 Januari 2011.Membuat good request bookingan alat untuk liputan selama 1 minggu.Membuat surat cancel bookingan alat. Diberi kesempatan dubbing / take voice untuk kebutuhan editing sebelum episode pancari jantung pisang. Brifing talent bersama crew yang akan liputan ke padang besok tanggal 26 Januari 2011. Kemudian melakukan Verbatim dan mencatat timecode sesuai instruksi dari reporter. Pada minggu kedua penulis mengalami kesulitan pada saat verbatim karena baru pertama kali melakukan verbatim jadi sedikit bingung. Pada saat melakukan dubbing jadi grogi dan suara yang keluar tidak maksimal dan medok. Penulis mengatasi kesulitan itu dengan banyak bertanya pada insntruktur dan banyak belajar untuk mengolah vokal. Minggu kedua penulis mendapat kemajuan tentang proses paska produksi yaitu proses verbatim yang dilakukanuntuk mempreview hasil liputan kemarin dan untuk mencatat timecode sesuai kebutuhan naskah,alat yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
36 digilib.uns.ac.id
digunakan adalah VTR. Mengerti tugas seorang reporter yang bekerja di program news magazine yaitu sebagai director saat liputan, sebagai penulis naskah dan mengatur keuangan dalam setiap produksi.
3. Pelaksanaan KKM Minggu Ketiga 31 Januari 2011 s/d tanggal 4 Februari 2011 Pada minggu ketiga penulis melakukan pekerjaan yang rutin dilakukan setiap satu minggu sekali yaitu mengambil kaset yang sudah dirender yaitu kaset minidv / MS (master shot) di ruang edit.Cek inbok Jika Aku Menjadi di kemudian menelfon talent untuk mengikuti casting. Membuat request mobil antar dan jemput bandara crew Jika Aku Menjadi.Telfon talent yang finalisasi untuk casting ke dua dengan produser.Membuat running text untuk tanggal 1-3 Februari 2011 dan 4-7 Februari 2011.Membuat good request booking alat untuk liputan selama 1 minggu.Mengantar kaset minidivi / master shot ke library (perpustakaan) untuk menyimpan kaset yang sudah direkap. Di minggu ketiga ini penulis mendapat tambahan ilmu mengerti maksud dari pemilihan talent kenapa harus dilkukan casting sebanyak dua kali yang pertama dengan bagian casting talent atau crew Jika Aku Menjadi dan selanjutnya dengan Eksekutif Produsser ( EP ) karena dia yang menentukan setuju apa tidaknya namaun biasanya talent yang sudah lolos dalam casting pertama pasti akan lolos casting dengan Eksekutif Produser.Mengerti kriteria talent yang dibutuhkan oleh Jika Aku commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Menjadi.Mengerti kegunaan Library (Perpustakaan) kaset yaitu berguna untuk menyimpan kaset yang sudah direkap sebagai dokumen supaya kaset tercecer dan jika membutuhkan sewaktu-waktu mudah untuk dicari. 4. Pelaksanaan KKM Minggu Keempat8 Februari 2011 s/d tanggal 11 Februari 2011 Pada minggu ini penulis mengerjakan cek inbok JAM ( Jika Aku Menjadi ).Mengambil kaset yang sudah dirender yaitu kaset minidv / MS (master shot) ME (master edit).Merekap kaset ME dan MS kedalam laporan penggunaan kaset setiap episode. Mengambil kaset LSF dibagian editting.Membuat request mobil antar dan jemput bandara crewJika Aku Menjadi.Telfon
talent
finalisasi
untuk
casting
ke
dua
dengan
produser.Membuat rental mobil untuk liputan didaerah Garut dan Yogyakarta di bagian Procurment.Membuat running text untuk untuk tanggal 11-13 Februari 2011.Membuat good request booking alat.Ikut brifing tandatangan kontrak kerja talent yang akan liputan di Garut. Dalam minggu ini penulis mendapat kemajuan mengerti hal-hal apa saja yang harus dilakukan saat talent berada dirumah target atau nara sumber pada saat mengikuti brifing.Mengetahui kegunaan kaset LSF itu apa. LSF ( Lembaga Sensor Film ) dan kegunaan kaset LSF adalah jika akan menampilkan tayangan apapun baik itu memasak, wisata, dsb harus membuat kaset LSF kemudian diserahkan dikantor bagian sensor film dan mereka yang akan memutuskan tayangan ini layak atau tidak dikonsumsi oleh khalayak umum atau penonton. commit to user
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5.
Pelaksanaan KKM Minggu Kelima14 Februari 2011 s/d tanggal 18 Februari 2011 Minggu kelima ini penulis berkesempatan untuk mengikuti brifing talent yang akan liputan di Garut tanggal 15 Februari 2011.Penulis juga mendapat kesempatan untuk ikut liputan bersama crew di Garut episode Jika Aku Menjadi Pencari Haremis selama 4 hari.Pertama dilakukan sebelum eksekusi lapangan seluruh crew mengadakan brifing.Brifing talent tentang teknis dalam eksekusi gambar menggunakan camera 1.Belanja konsumsi untuk persediaan makanan ringan dan minum selama liputan.Mengantar telent untuk tinggal bersama narsum sampai liputan selesai.Meminta ijin kepada RT dan RW.Mengikuti semua proses pengambilan gambar dari awal sampai solusi.Membantu mencari dan membuat property.Mencari lokasi berjualan yang aman dan tidak terlalu banyak
orang.Membantu
mengkondisikan
masyrakat.Membantu
menggunakan reflektor.Brifing crew dan talent menyiapkan hadiah untuk solusi. Dan membantu menyiapkan hadiah untuk narsum. Dalam minggu ini pertama kali mengikuti jalanya produksi penulis menghadapi kendala sulit untuk mengkondisikan warga sekitar yang ingin melihat yang menggangu jalanya produksi.Penulis mendapat tambahan ilmu dan pengalaman saat produksi yaitu mengetahui proses dari awal liputan sampai akhir yaitu verbatim, membuat naskah, capture dan edit. Mengerti tugas seorang reporter Jika Aku Menjadi saat liputan selain commit to user
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mencari informasi tugas reporter disini bertugas untuk mendirect talent dan semua crew,menulis naskah, membuat rundown.
6. Pelaksanaan KKM Minggu Keenam 21 Februari 2011 s/d tanggal 25 Februari 2011 Pada minggu keenam ini penulis diberi kesempatan untuk melakukan Verbatim Cam 2 liputan saat di Garut episode Jika Aku Menjadi Pencari Haremis.Merekap kaset ME dan MS kedalam laporan penggunaan
kaset
setiap
episode.
Cek
inbox
untuk
datang
casting.Mengambil kaset yang sudah dirender yaitu kaset minidv / MS (master shot) di lantai 2 ruang AC,I dan Q . Membuat running text untuk untuk tanggal 22-23, 24-25 dan 26-28 Februari 2011.Membuat cancel request
bookingan
alat
karena
jadwal
yang
telah
ditentukan
mundur.Verbatim Cam 2 episode Jika Aku Menjadi Pembuat Kerupuk Ketan. Kesulitan yang dihadapi penulis saat verbatim cam 2 episode Jika Aku Menjadi Pembuat Kerupuk Ketan kesulitan dalam mencari TC (timecode) karena saya tidak ikut dalam liputan jadi harus mengurtkan setiap adegan yang sama dengan Cam 1.Kemajuan yang didapat penulis menguasai sedikit cara-cara mengoperasikan VTR.Mengerti dan tau dalam menyamakan timecode setiap scene.
commit to user
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
7. Pelaksanaan KKM Minggu Ketujuh 28 Februari 2011 s/d tanggal 5 Maret 2011 Pada minggu ini melakukan pekerjaan rutin cek inbok Jika Aku. Mengambil kaset yang sudah dirender yang dinamakan rysecle yaitu kaset minidv master shoot ( MS ) dan master edit ( ME ). Merekap kaset ME ( master edit ) dan MS(master shoot) kedalam laporan penggunaan kaset setiap episode. Membuat rental mobil untuk liputan didaerah Padang dan Lombok di bagian Procurment.Membuat running text untuk untuk tanggal 1-2, 3-4, dan 5-7 Maret 2011.Membuat good request booking alat.Ikut brifing tandatangan kontrak kerja talent yang akan liputan di Padang. Berkesempatan untuk hunting talent di Bandung.Kemajuan penulis pada minggu ini mengerti secara detail tugas-tugas yang dilakukan seorang PA di Jika Aku Menjadi yaitu mengurus semua surat-surat seperti booking alat, request mobil,membuat jadwal crew editing,casting talent, surat ijin, dan lain-lain.
8. Pelaksanaan KKM Minggu Kedelapan tanggal 7 Maret 2011 s/d tanggal 12 Maret 2011 Pada minggu kedelapan merekap kaset ME dan MS kedalam laporan penggunaan kaset setiap episode. Cek inbox JAM ( Jika Aku Menjadi
).
Telfon
talent
yang
ada
di
inbox
untuk
datang
casting.Mengambil kaset yang sudah dirender yaitu kaset minidv / MS commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
41 digilib.uns.ac.id
(master shot) yang sudah digunakan untuk liputan dan kaset yang sudah jadi atau sudah ditayangkan yaitu ME (master edit) . Meminta tanda tangan ke bagian HRD untuk surat tugas liputan dan setelah itu Precurment kemudian di cap dan selanjutnya diserahkan ke UPM.Mengambil kaset LSF dibagian editting untuk di print kemudian dikasih ke masengger untuk diantar ke bagian sensor film.Ikut liputan bersama crew di Bogor episode Jika Aku Menjadi Pembuat Caping selama 3 hari. Pada minggu ini penulis tidak mendapat kendala karena sebelumnya sudah ikut liputan jadi kendal sudah bisa diatasi dengan baik.
9. Pelaksanaan KKM Minggu Kesembilan 14 Maret 2011 s/d tanggal 17 Maret 2011 Pada minggu terakhir ini penulis melakukan pekerjaan seperti biasanya. Mengambil kaset yang sudah dirender. Merekap kaset minidv dan master edit kedalam laporan penggunaan kaset setiap episode dalam file penggunaan kaset. Cek inbok JAM ( Jika Aku Menjadi ). Membuat request mobil jemput bandara crew. Telfon talent yang finalisasi untuk casting ke dua dengan produser.Membuat good request bookingan alat untuk liputan tanggal 22 Maret 2011 - 2 April 2011untuk DLK 6 tim.Ikut dalam proses editing Jika Aku Menjadi Buruh Kopra Lombok di booth L. Kemajuan yang penulis dapat mengerti dalam proses editing dalam satu episode itu dilakukan selama 2-3 hari. Proses awal editor mencapture dan edit 3 segmen untuk print LSF semua kaset yang diberikan oleh commit to user
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
cameramen kemudian para editor memasukkan timecode sesuai shotlist yang dibuat oleh cameramen kedalam editan per segmen. Dalam 1 hari itu ada 3 orang editor yang berganti shift.Mengerti kegunaan shotlist yang dibuat oleh cameramen yaitu sebagai petunjuk pada detik awal sampai akhir shene masuk hutan dll.Supaya editor mudah dalam mencari shene tersebut.Kalau dulu sebelum stripping camaeramen selalu ada saat editing jadi untuk mengatasi kesulitan untuk mencari timecode para cameramen selalu menyerahkan shotlist kepada editor.
B. FOCUS OF INTREST Dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Media ini penulis juga mendapatkan banyak pengalaman dan memperoleh ilmu tentang program produksi televisi lebih dalam, karena penulis mengikuti langsung bagaimana proses produksi. Khususnya mengenai proses pra produksi, produksi sampai dengan paska produksi. Sehingga dalam hal ini penulis melakukan observasi di bagian kegiatandi dalam kantor dan liputan di lapangan. Dari hasil pengamatan penulis selama melakukan kegiatan KKM, adapun tahapan produksi berita di Trans TV yaitu sebagai berikut : a. Pra-Produksi Sebelum melakukan produksi terlebih dahulu PA ( production assistant ) dan reporter melakukan tahapan pra produksi, diantaranya :
commit to user
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Casting Talent Ini adalah tugas seorang PA ( Production Assistant ) untuk mencari talent, ada beberapa hal yang dilakukan untuk mencari talent yang pertama dengan promosi saat acara Jika Aku Menjadi sehingga calon talentyang berminat untuk mengirimkan CV dan foto, dengan cara hunting ke mall dan kampus besar yang ada di Jakarta. 2. Request Alat Pada tahapan ini seorang PA ( Production Assistant ) harus melakukan request atau booking alat yang sudah ditanda tangani oleh eksekutif produser dan produser seminggu sebelum produksi untuk kebutuhan saat produksi seperti kamera, tripot, clip on, lighting, dan lain-lain. 3. Riset Nara Sumber Tugas ini dilakukan oleh reporter untuk mencari nara sumber lewat seorang fixer, fixer adalah orang yang sudah dikenal dan dipercaya dari kalangan masyarakat luas seperti driver rental mobil didaerah yang diminta untuk mencari informasi dengan criteria yang diberikan oleh reporter.Fixer bisa juga dari koresponden atau contributor, selain sumber informasi yang paling utama dari fixer karena Jika Aku Menjadi dalam riset nara sumber tidak bisa melalui google karena acara ini langsung berhubungan dengan person ataupun reporter terjun langsung ke lapangan karena akan membuang banyak waktu dan tidak efektif, sehingga mengharuskan reporter memakai jasa commit to user
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
seorang fixer dan sangat jarang reporter Jika Aku Menjadi mendapatkan narsum sendiri. Kriteria yang harus dipenuhi seorang reporter untuk nara sumber Jika Aku Menjadi miskin, hidupnya susah , sudah tua lebih dari 60 tahun , kerjaanya banyak dan masih semangat untuk bekerja dan yang paling mempunyai dramatic story. 4. Pitching yaitu konsultasi 3 target nara sumber kepada produser untuk memilih salah satu yang patut untuk di liput jadi semua narsum itu harus atas persetujuan Produser. Setelah itu membuat teratment untuk mempermudah jalannya produksi saat berada dilapangan. 5. Setle Setelah menemukan nara sumber yang cocok dan atas persetujuan produser kemudian UPM segera melakukan , Setle yaitu mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan akomodasi, pengurusan ijin, manajemen transportasi, mengurus tangan kontrak kerja dan asuransi jiwa talent, dan segala hal praktis yang bertujuan untuk melancarkan proses produksi.
b. Produksi Setelah semua perencanaan dan persiapan telah matang seorang reporter memiliki peran penting untuk mendirect semua elemen dalam produksi seperti mengatur jalannya liputan dengan rundown yang telah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
45 digilib.uns.ac.id
dibuat kemudian mendirect talent. Dan tugas seorang UPM untuk mengatur semua akomodasi, membeli semua hadiah yang akan diberikan kepada nara sumber dan biaya saat produksi berlangsung. Crew dibagi menjadi dua tim, tim pertama reporter dan cameramen berangkat dua hari sebelum tim kedua, tim pertama untuk melakukan surveykemudian tim kedua datang bersama talent. Produksi Jika Aku Menjadi ini selama melakukan take tidak pernah menyebutkan kalau dari Trans Tv selama liputan berlangsung nara sumber dan warga sekitar. Crew mengaku menjadi anak kuliah yang sedang mengerjakan tugas dari kampus hal ini dilakukan supaya nara sumber tidak berharap lebih dan pada saat take mereka beraktifitas secara natural jadi crew juga berkewajiban untuk dekat dengan nara sumber.Tim liputan mengantarkan talent kerumah narasumber, sedangkan tim liputan tidur di tempat terpisah, tidak dirumah narasumber, sehingga talent benar-benar harus tinggal bersama keluarga narasumber. Pada saat tahapan produksi menggunakan dua kamera untuk pengambilan gambar. Penulis membantu reporter mendirecttalent dan nara sumber. Pada produksi ini talent diwajibkan untuk tinggal di rumah nara sumber selama produksi selesai, talent diharuskan dekat dengan nara sumber tidak hanya on cam tapi juga pada saat off camhal ini dilakukan supaya terjadi kedekatan yang natural. Gambar yang diambil antara lain kegiatan sehari-hari serta aktivitasprovesi yang dijalankan narasumber dan pada hari terahir nara sumber akan dikejutkan dengan hadiah-hadiah yang commit to user
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
diberiakn oleh crew.Kendala yang dirasakan saat pelaksanaan produksi ini saat menggali dramatic story olehnara sumber.
c. Pasca Produksi 1. Verbatim Mempreview hasil liputan untuk mencatat TC ( timecode )dan narasi sesuai kebutuhan naskah oleh reporter. Verbatim juga dilakukan oleh cameramen untuk mencatat TC ( time code ) mencari shoot yang bagus untuk diedit dan kemudian diserahkan kepada editor diruang editing untuk proses edit. 2. Menyusun Naskah Setelah melakukan verbatim reporter siap untuk menulis naskah sesuai dengan treatment yang telah dibuat yaitu terdiri dari 4 segmen.Segmen 1, diisi pekerjaan utama, segmen 2 variabel/ pekerjaan berikutnya, segmen 3 berisi dramatic story, kemudian segmen 4, berisi pengalihan dan solusi. Setelah naskah jadi kemudian diserahkan kepada assisten produser untuk di koreksi atau di edit kembali jika ada kata-kata yang janggal atau kurang. 3. Dubbing Proses ini dilakukan 2 kali pertama dubbing digunakan untuk kebutuhan edit yang kedua digunakan untuk tayangan di televisi.
commit to user
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Editing. dilakukan oleh editor. Terdapat tiga both untuk program acara Jika Aku Menjadi. Selama editing editor mengikuti shot list yang disertakan oleh kameramen. Dan hasil akhir editing di mixing oleh produser Tahapan ini merupakan tahapan penyelesaian atau penyempurnaan. Dalam tahapan ini mempunyai tiga langkah utama yaitu : a. Editing off line Setelah pembuatan naskah, produser membuat editing kasar atau editing off line yaitu pemilihan gambar-gambar yang sesuai dengan naskah.Sesudah hasil editing off line itu dirasa pas dan memuaskan barulah dibuat editing script.Editing script ini merupakamperpaduan antara editing off line, uraian untuk narasi, dan bagian –bagian yang perlu diisi dengan ilustrasi musik maupun statement.Kemudian hasil shoting asli dan naskah editing diserahkan kepadaeditor untuk dibuat editing on line. b. Editing on line Editor mengedit hasil shoting asli dengan berpedoman berdasarkanediting script. Sambungan – sambungan setiap shot dan adegan(scene) di buat berdasarkan naskah editing. Demikian pula sound aslidimasukan dengan level yang commit to user
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sempurna. Setelah editing on line inisiap, proses berlanjut dengan mixing. c. Mixing Langkah selanjutnya yaitu memadukan narasi yang sudah direkamoleh voice over dan penambahan ilustrasi musik ke dalam editing offline.Ilustrasi musik diambil dari koleksiloleksi yang dimiliki editoratau dari produser itu sendiri. Dengan petunjuk editing script, editormembuat keseimbangan antara sound effect, suara asli, suara narasidan musik sehingga tidak saling mengganggu dan terdengar jelas.Sesudah proses mixing ini boleh dikatakan bagian yang pentingdalam post production sudah selesai, tinggal langkah terakhirsebelum hasil diserahkan ke bagian grafis, yaitu preview danevaluasi oleh produser.
Setelah pengeditan selesai kaset siap tayang akan dibagi menjadi tiga untuk masing-masing keperluan, yaitu master LSF (Lembaga Sensor Film) untuk diperiksa bahwa tayangan tersebut telah lulus sensor sesuai dengan etika siaran, master edit yang harus disimpan oleh tim, dan master on air yang akan diserahkan pada bagian programming di ruang kontrol guna ditayangkan Control Room Studio 4. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
49 digilib.uns.ac.id
C. DESKRIPSI PROGRAM JIKA AKU MENJADI Salah satu program unggulan di Divisi News Magazine TRANS TV yaitu program Jika Aku Menjadi. Jika Aku Menjadi adalah salah satu program TRANS TV. Jika Aku Menjadi tayang perdana pada tanggal 27 November 2007 dengan durasi 45 menit sekali tayang (termasuk commercial break). Ditayangkan setiap hari Senin-Jumat pukul 18.15-19.00 dan hari SabtuMinggu pukul 17.30-18.15. Jika Aku Menjadi adalah program majalah berita, yang menyuguhkan informasi langsung seputar kehidupan kalangan kelas bawah (pemulung, nelayan, buruh panggul pasar, kuli panggul pelabuhan, petani penggarap, penangkap kalong, buruh pemetik jamur, tukang kayu, tukang ojek sepeda, dll.). Informasi dalam Jika Aku Menjadi
ditujukan untuk memberi
pemahaman, empati atau simpati pada masyarakat bawah. Tidak dengan carakaritas atau membagi-bagi uang/barang/renovasi rumah tetapi dengan menampilkan keseharian mereka di rumah, di lingkungan sekitar, di tempat kerja, dan sebagainya.Penonton dalam paket program ini diwakili oleh talent, yang berasal dari (katakanlah) kelas A+B. Si talent Jika Aku Menjadi wanita berumur 18-23 tahun diambil dari kalangan mahasiswa.Dalam tayangan talent ini harus tinggal setidaknya 4-5 hari dan menjalani hidup seperti orang dari kalangan bawah yang menjadi narsumnya.Ia harus mengikuti aktivitas orang itu, mulai dari pagi, siang, sore, malam (si talent menumpang/ menginap di rumah si narsum), sampai pagi commitditokali, usersi talent juga harus ikut mandi di lagi. Kalau si narsum biasa mandi
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kali. Kalau si narsum tidur di kolong jembatan atau rumah gubuk di pinggir rel kereta api, si talent juga harus bergabung di sana. Kalau si narsum adalah kenek bus, si talent juga harus membantu menariki uang tarif bus dari para penumpang. Letak daya tarik tayangan ini adalah mengeksploitasi kelucuan, kekikukan, kegerahan, ketidaknyamanan, dan “penderitaan” dari talent, dalam menjalani kehidupan sebagai orang kalangan bawah. Di ujung akhir episode tayangan, talent menyatakan “kesan-kesannya” dan hikmah yang ia peroleh, setelah 4-5 hari menjalani kehidupan sebagai orang kalangan bawah. Sedangkan si narasumber atau keluarganya juga mengomentari, bagaimana “ketahanan mental” si talent ketika harus hidup bersama mereka sebagai orang kalangan bawah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BABV PENUTUP
A. Kesimpulan Selama pelaksanaan magang di TRANS TV selama 2 bulan (17 Januari - 17 Maret 2011), penulis menyimpulkan bahwa : 1. Jadi tahap pertama atau pra produksi daiam program acara Jika Aku Menjadi seorang PA (production assistant) meiakukan casting talent dan terdapat dua tahap casting untuk program acara ini. 2. Tahap selanjutnya seorang reporter mencari nara sumber dari fixer informasi yang di peroleh berupa data- data dari nara sumber. Kemudian reporter meiakukan ptching dengan produser untuk mendapat persetujuan dan membuat treatment, setelah itu UPM melakkukan setle untuk biaya waktu produksi. 3. Dalam program Jika Aku Menjadi seorang reporter benar-benar harus memiliki keberanian di segala medan. Jiwa sosial yang tinggi, keterbukaan, disiplin, etika, mudah beradaptasi, peka dan cepat tanggap terhadap situasi. reporter bertugas untuk turut serta menjaga kekompakan tim kerja liputan, ia juga bertugas untuk aktif berinteraksi dan menjaga hubungan baik dengan para narasumber meski proses peliputan telah berakhir. 4. Penulis benar-benar merasakan proses awal pra produksi yaitu dari commitKemudian to user pencarian nara sumber, casting. proses produksi dari pertama
51
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
liputan hinge selesai yang dilakukan selama 5 hari dan paska produksi yaitu proses verbatim, membuat running text, dubbing sampai dengan editing dalam program Jika Aku Menjadi di Trans
TV.
Selain itu, adanya
monitoring dan pihak Pembimbing yang memastikan bahwa mahasiswa magang dapat berkontribusi aktif selama magang. / 5. Dalam memproduksi suatu program acara harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh mulai dari persiapan pra produksi yang matang (terdiri dari ide, persiapan alat, dll) agar proses produksinya dapat berjalan dengan baik. Pra produksi yang matang berpengaruh baik untuk barjalannya produksi dan pasca produksi.
B. Saran 1. Saran untuk Instansi a. Agar lebih menarik minat pemirsa, sebaiknya Jika Aku Menjadi menyuguhkan ide yang lebih fresh, Sehingga pemirsa dirumah tidak bosan dengan tayangan Jika Aku Menjadi yang terkadang ceritanya hampir sama atau template dari episode-episode sebelumnya. b. Untuk menyuguhkan informasi yang human interest., hendaknya pra produksinya ditentukan secara lebih matang. Misalnya : dengan menentukan secara lebih jelas mated cerita tiap episodenya. c. Perlu adanya peningkatan dalam management kerja sehingga waktu yang ada dapat dimanfaatkan secara maksimal. Antar crew harus ada commit to user tidak ada miscommunication. komunikasi sehingga dalam produksi
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Tetap menjaga tayangan program maupun look on air agar TRANS TV tetap dekat dengan pemirsanya seperti logo "Milik Kita Bersama".
2. Saran untuk Universitas a. Untuk program Dili Penyiaran FISIP UNS hendaknya meningkatan teknologi peralatan komunikasi audio visual yang dipakai dalam dunia broadcasting di dunia kerja nyata. Sehingga dapat mendukung tercapainya proses belajar mengajar yang lebih baik. b. Lebih banyak kerjasama pelatihan teknis pengoperasian alat, seperti pelatihan kameramen foto maupun video, produser, sutradara, setting lokasi, pencahayaan, editor, dll. Dengan praktisi berpengalaman untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan output mahasiswa. c. Untuk bagian laboratoriun D3, sebaiknya member! kemudahan kepada mahasiswa D3 dalam hal peminjaman alat, selain itu alat-alat yang ada juga ditambah karena alat-alat yang ada dirasa kurang sehingga membuat mahasiswa hams mengantri dalam hal peminjaman alat.
commit to user