1
PROSES PRODUKSI PROGRAM ACARA “CITA-CITAKU” DI TRANS 7
Disusun oleh : Nama :
PUTRI KHUSNUL KHOTIMAH
NIM
D1406051
:
TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh sebutan Ahli Madya bidang Komunikasi Terapan
PROGRAM DIPLOMA III KOMUNIKASI TERAPAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLTIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009
2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Meningkatnya kebutuhan masyarakat akan informasi dan seiring dengan berkembangngya kemajuan teknologi dan komunikasi menghadirkan penemuan alat maupun sistem-sistem canggih yang diciptakan manusia sehingga membuat komunikasi tidak hanya sebatas tatap muka, namun dapat menembus jarak dan waktu. Informasi yang disampaikan dapat diterima dengan serentak oleh masyarakat dalam tempo waktu yang bersamaan. Untuk itu manusia memanfaatkan berbagai media komunikasi massa baik cetak maupun elektronik untuk memenuhi kebutuhan informasi. Media massa seperti televisi berperan sebagai media penyiaran yang mempunyai andil sangat besar dalam penyebaran informasi. Industri televisi di Indonesia berkembang dengan sangat pesat. Dewasa ini, terdapat satu stasiun tv pemerintah dan sembilan stasiun tv swasta (RCTI, SCTV, TPI, Indosiar, Trans TV, Anteve, Metro Tv, Trans 7,dan Tv One) dengan daya jangkau siaran nasional. Maraknya stasiun televisi yang mengudara di Indonesia ini memacu setiap stasiun televisi untuk memproduksi beragam tayangan guna menarik minat khalayak. Tayangan televisi biasanya membawa banyak dampak dalam kehidupan masyarakat, baik positif atau negatif. Kehadiran mereka pun sering menimbulkan pro dan kontra dalam masyarakat. Pada satu sisi masyarakat dipuaskan oleh kehadiran
1
3
mereka yang menayangkan hiburan dan memberikan informasi, namun di sisi lain mereka pun tidak jarang menuai kecaman dari masyarakat karena tayangan-tayangan mereka yang kurang bisa diterima oleh masyarakat ataupun individu-individu tertentu. Bagaimanapun juga, dewasa ini televisi telah menjadi sebuah keniscayaan dalam masyarakat. Kemampuan televisi yang sangat menakjubkan untuk menembus batas-batas yang sulit ditembus oleh media masa lainnya. Hasil penelitian MRI (Mediamark Research Intelligence) pada tahun 2001 terhadap para ibu yang diungkapkan oleh Puspito (Almira-online) menyebutkan bahwa siaran televisi memberikan dampak positif bagi anak-anak mereka. Diantara dampak positif tersebut adalah menambah wawasan anak, anak menjadi lebih cerdas, anak dapat membedakan yang baik dan jahat, serta dapat mengembangkan keterampilan anak. Dampak negatif yang terlihat pada anak mereka, yaitu berperilaku keras, moralitas negatif, anak pasif, dan tidak kreatif, nilai sekolah rendah, kecanduan menonton, dan perilaku konsumtif.1 Dampak-dampak negatif pada televisi disebabkan akibat tayangan dengan tema yang mengandung kekerasan, seks, mistik yang mudah sekali dieksploitasi sebagai tayangan yang mengumbar selera rendah.2 Anak-anak merupakan khalayak yang paling mudah menyerap pengaruh dari tayangan televisi. Untuk itu pemilihan tayangan televisi bagi anak sangat perlu diperhatikan. Tayangan dengan segmentasi kids 1
Diannurmalasari, “Sejarah Televisi” http://diannurmalasari.wordpress.com/2009/01/09/sejarahperkembangan-televisi-dan-blog/ 09/01/2009/00:57 2 Morissan, M.A, Manajemen Media Pernyiaran (Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2008) hlm. 198
4
edutainment merupakan tayangan yang aman dan baik disaksikan untuk anak. Namun demikian, belum banyak stasiun televisi di Indonesia yang menyajikan tayangan ramah anak (child friendly). Salah satu stasiun Tv di Indonesia yang menghadirkan berbagai tayangan dengan segmentasi kids edutainment adalah Trans 7. Trans 7 menghadirkan berbagai macam jenis tayangan dokumenter anak dengan tujuan menghibur sekaligus mendidik, antara lain: Si Bolang, Laptop si Unyil, Cita-Citaku, Asal-Usul dan Koki Cilik. Program acara Cita-Citaku Trans 7 merupakan salah satu program acara yang ramah anak dan dinyatakan oleh lembaga KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) sebagai tayangan yang aman disaksikan oleh anak-anak.3 Keberhasilan program acara Cita-Citaku Trans 7 sebagai salah satu tayangan yang baik dan mendidik tentu tidak lepas dari peran serta tim produksi acara. Proses produksi program anak tidak hanya mutlak berdasarkan hanya pada salah satu fungsi media semata, yaitu memberikan informasi (to inform), hiburan (to entertaint), ataupun hanya sebagai kontrol sosial (social control) semata, namun juga harus dapat menjadi media pendidikan (to educate) sekaligus bagi anak khususnya, dan keempat fungsi pokok tersebut tergabung dalam suatu produksi dan harus dikayuh dalam norma yang berlaku, baik norma hukum, norma agama, norma susila, maupun norma kesopanan. Penyajian program anak di televisi menimbulkan pengaruh yang mudah diterima oleh anak. Karena melalui tayangan televisilah imajinasi dan
3
Yazirwan Uyun, “Kajian Tayangan Anak Bulan Maret 2009” http://www.kpi.go.id/index.php?etats=detail&nid=1051 25/05/2009
5
fantasi anak terpenuhi melalui pembelajaran akan informasi yang disajikan sekaligus terbawa oleh sikap, suasana, maupun unsur kebudayaan yang terkandung dalam tayangan tersebut. Untuk itu Penulis tertarik dan mengambil judul “Proses Produksi Program Acara Cita-Citaku Trans 7.”
B. Tujuan Tujuan penulis melakukan Studi melalui Kuliah Kerja Media dan menyusun laporan tugas akhir ini sesuai dengan latar belakang diatas adalah: 1. Untuk memenuhi syarat Ujian akhir program studi Diploma III Komunikasi Terapan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperoleh selama dibangku kuliah dengan dunia kerja di bidang broadcasting yang sesungguhnya. 3. Menambah wawasan dan pengalaman akan media penyiaran khususnya mengenai program dokumenter tv di Trans 7. 4. Untuk mengetahui bagaimana suatu program membawa dampak positif bagi khalayak pemirsa anak-anak. 5. Untuk mengetahui bagaimana proses produksi program acara cita-citaku Trans 7 sebagai suatu program dokumenter anak. 6. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam tahapan proses produksi serta mengetahui bagaimana upaya yang ditempuh untuk mengatasi kendala tersebut.
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Komunikasi Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”), secara etimologis atau menurut asal katanya adalah berasal bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna. Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Manusia menyalurkan infrormasi melalui proses komunikasi. Informasi bersumber dari manusia (ide atau gagasan dan pendapat) dan peristiwa (event). Semula, informasi oleh manusia diteruskan kepada manusia lain dengan cara lisan, namun saat ini, informasi dapat dicari, dikumpulkan, dan diolah menjadi informasi tercetak, informasi audio, dan informasi audiovisual statis maupun gerak.4 Ilmu yang mempelajari komunikasi adalah ilmu komunikasi. banyak ahli yang mendefinisikan ilmu komunikasi, Sementara Berger dan Chaffe (1983:17) menerangkan bahwa ilmu komunikasi adalah: ”Communication science seeks to understand the production, processing and effect of symbol and signal system by developing testable theories containing lawful generalization, that explain phenomena associated with production processing and effect”, artinya ilmu komunikasi itu mencari untuk memahami mengenai produksi, pemrosesan dan efek dari simbol serta sistem sinyal dengan mengembangkan pengujian teori-teori menurut hukum generalisasi guna menjelaskan fenomena yang berhubungan dengan produksi, pemrosesan, dan efeknya.5 Menurut Harold D. Lasswell, sebagaimana dikutip oleh Sendjaja (1999:7) cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertaanyaan berikut: Who says what In which channel To whom
4
JB Wahyudi, Teknologi Informasi dan Produksi Citra Bergerak (Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 1992) hlm. 12 5 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi ( Jakarta, Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004) hlm. 3
5
7
With what effect? (Siapa mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa dengan efek bagaimana?).6 Paradigma Lasswell diatas tersebut menunjukkan bahwa komunikasi mencangkup lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan tersebut, yaitu : 1. Komunikator (communicator, source, sender) 2. Pesan (message) 3. Media (channel, media) 4. Komunikan (communicant, communicatee, receiver, recipient) 5. Efek / umpan balik (effect, impact, influence, feed back) B. Komunikasi Massa Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), yang dikelola oleh sutu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di berbagai tempat, anonym, dan heterogen. Pesan yang disampaikan bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik).7 Dalam komunikasi massa, komunikator dapat berbentuk organisasi (misal, tim redaksi, LSM, dll). Pesan yang disampaikan bersifat umum dan terstruktur. Melibatkan jumlah komunikan yang banyak, tersebar dalam area geografis yang luas, namun mempunyai perhatian dan minat terhadap isu yang sama. Karena itu, agar pesan dapat diterima serentak, maka digunakan media massa seperti surat kabar, majalah, radio, dan televisi. Feed back atau umpan balik relatif tidak ada atau bersifat tunda. Untuk mengetahuinya, harus diadakan survey atau penelitian.8
6 7
Ibid. hlm. 6
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar (Bandung, Rosda karya, 2002) hlm. 75 Dani Vardiansyah, Pengantar Ilmu Komunikasi : Pendekatan Taksonomi Konseptual ( Bogor, Ghalia Indonesia, 2004) hlm. 33 8
8
C. Televisi Sebagai Media Massa 1. Sejarah Televisi Inggris adalah negara pertama yang menggunakan televisi sebagai media komunikasi massa. Pada tahun 1924, John Logie Baird mendemonstrasikan televisi. Namun, percobaan siaran TV pertama ditayangkan oleh BBC (British Broadcasting Company) pada tahun 1929, kemudian secara resmi siaran BBC ini dimulai pada 2 November 1936 yang sekaligus ditetapkan sebagai hari lahir BBC Television. Meskipun Inggris adalah Negara pertama yang menayangkan televisi, namun secara internasional kurang dikenal karena memang secara tidak langsung diketahui oleh publik dunia. Ini disebabkan meletusnya Perang Dunia II yang melibatkan seluruh negara Eropa. Kehancuran Eropa sekaligus kehancuran tatanan politik dan ekonomi di Inggris, telah menghentikan gerak televisi di Negara kerajaan ini. BBC Television nyaris tak terdengar dalam perbincangan publik televisi internasional.9 Sebaliknya, Amerika Serikat justru berhasil mengembangkan televisi melalui pakar di bidang komunikasi massa, antara lain S. Morse, A.G Bell, dan Herbert E. Ives. Pada tahun 1939 untuk pertama kalinya publik AS menyaksikan siaran TV di arena World’s Fair, New York. Namun sebagaimana menimpa BBC television di Inggris, Perang Dunia II menghentikan pula kegiatan pertelevisian di AS. Jaringan-jaringan TV terbesar di AS ialah ABC (American Broadcasting Company), Columbia Broadcasting System (CBS), National Broadcasting Company (NBC), dan yang terkenal dalam perang teluk tahun 1991 adalah CNN.10 Kebangkitan TV di amerika diikuti oleh kebangkitan TV diEropa dan Asia. Pada tahun 1955 Thailand menyusul, dan pada tahun 1962 Indonesia dan RRC mulai mengenal televisi. Di Indonesia, Stasiun Tv pertama adalah TVRI (Televisi Republik Indonesia) yang resmi berdiri pada tanggal 17 Agustus 1962, Diikuti dengan berdirinya stasiun tv swasta RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia) pada tahun 1989. Perkembangan televisi di Indonesia ditandai dengan munculnya stasiun-stasiun tv swasta lainnya seperti Indosiar (1992), SCTV (1990), TPI (1991), Anteve (1993), TV Global (2002), Lativi (sekarang TV One), Trans TV (2000), TV 7 (sekarang Trans 7 – tahun 2006).11
9
Sam Pareno Abede, Kuliah Komunikasi : Pengantar dan Praktek (Surabaya, Papyrus Surabaya, 2002) hlm. 138 10 Ibid. hlm. 139 11
Sam Pareno Abede. Op.Cit. hlm. 140
9
2. Karakterisik Televisi Sesuai dengan namanya, tele berarti jauh, dan vision (pandangan), televisi berarti dapat dipandang dari tempat yang jauh dari studio TV. Maka kekuatan televisi terletak pada panduan gambar dan suara dalam satu waktu penayangan. Selain itu medium komunikasi massa ini dibatadi oleh frame yang memaksa posisi gambar ataupun posisi kamera tidak leluasa, sehingga umumnya berbentuk close up atau medium shot. Sama dengan halnya radio, penayangan suatu acara televisi ditentukan oleh program sehingga harus menyesuaikan masa tayangnya dengan waktu program tersebut (durasi). Berbeda dengan film yang menggunakan seluloid, televisi menggunakan elektronik. Namun dalam gambar, televisi didominasi oleh gambar yang gerakannya terangkai sebagaimana dalam satu pengertian, seperti halnya suatu proses komunikasi. Dengan demikian, karakter televisi yang paling utama adalah bahwa medium komunikasi ini mengutamakan bahasa gambar. Oleh karena itu, dalam penulisan naskah televisi berarti kita menuangkan bahasa gambar ke bahasa tulis12
3. Program Acara Televisi Jenis program TV pada dasarnya dibagi menjadi dua bagian besar yaitu program hiburan (sinetron, film, musik, dll) dan program informasi (Siaran berita, talk show).13 Program hiburan merupakan siaran yang bertujuan untuk menghibur audien dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan permainan. Macam program yang termasuk dalam program hiburan antara lain: sinetron, film, kuis, reality show, dan lain-lain.14 Program informasi televisi memberikan banyak informasi untuk memenuhi rasa ingin tahu penonton terhadap suatu hal atau peristiwa. Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audien. Daya tarik program ini adalah informasi, dan informasi itulah yang 12
Sam Pareno Abede. Op Cit. hlm. 140 Morissan, M.A, Jurnalistik Televisi Mutakhir (Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2008) hlm. 25 14 Morissan, M.A. Op Cit. hlm. 213 13
10
“dijual” kepada audien. Setiap stasiun televisi di Indonesia pasti memiliki program informasi dalam mata acara baik harian maupun mingguan. Program informasi dibagi menjadi dua bagian besar yaitu berita keras (hard news) dan berita lunak (soft news).15 a. Berita keras (Hard news) Berita keras atau hard news adalah segala informasi penting dan atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media karena sifatnya harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak audien secepatnya. Berita keras dibagi meliputi straight news, features, dan infotainment. 1) Straight News (Berita langsung) Merupakan berita singkat dengan menyajikan informasi yang mencangkup 5W+1H (who, what, where, when, why dan how) terhadap suatu peristiwa yang diberitakan. Berita ini dangat terikat waktu (time concern) karena sangat cepat basi jika terlambat disampaikan kepada penonton. 2) News Feature News feature merupakan berita ringan namun menarik. Informasi yang disajikan dalam feature misalnya informasi yang lucu, unik, ‘aneh’, menimbulkan kekaguman, dll. Durasi feature relatif singkat (kurang dari lima menit), karena feature merupakan bagian dari program berita, maka feature masuk kedalam kategori hard news. 3) Infotainment Kata infotainment berasal dari dua kata, informasi dan entertainment (hiburan). Infotainment adalah berita yang menyajikan informasi mengenai orang-orang yang dikenal masyarakat (selebritis) atau orang yang bekerja pada industri hiburan. Program berita reguler terkadang menampilkan berita ini di akhir segmen, namun dewasa ini infotainment disajikan dalam program berita sendiri yang terpisah dan khusus. b. Berita lunak (Soft News) Berita lunak merupakan informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth). Program yang masuk dalam kategori berita lunak adalah:16 1) Current Affair
15 16
Morissan, M.A. Op Cit. hlm. 207 Morissan, M.A. Op Cit. hlm. 210
11
Current affair adalah program yang menyajikan informasi terhadap peristiwa penting sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan mendalam. 2) Magazine Magazine adalah program yang menyajikan informasi ringan namun mendalam dengan tema atau topik yang hampir serupa dalam suatu majalah (magazine). Magazine lebih menekankan pada aspek menarik suatu informasi daripada aspek pentingnya. Magazine dapat diartikan program feature dengan durasi yang lebih panjang (30 menit atau satu jam). 3) Talk Show Talk show merupakan perbincangan yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas topic tertentu. 4) Dokumenter Dokumenter adalah program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik. Misalnya menceritakan suatu tempat, kehidupan, sejarah, hewan, dan lain-lain. D. Program Dokumenter TV 1. Pengertian Program Dokumenter Program dokumenter adalah program yang menyajikan suatu kenyataan berdasarkan pada fakta objektif yang memiliki nilai esensial dan eksistensial, artinya menyangkut kehidupan, lingkungan hidup, dan situasi nyata.17
Sedangkan film dokumenter (documentary film) didefinisikan
oleh Robrert Flaherty sebagai karya ciptaan mengenai kenyataan (creative Treatment of actuality). Berbeda dengan film berita yang merupakan rekaman kenyataan, maka film documenter merupakan hasil intepretasi pribadi (pembuatnya) mengenai kenyataan tersebut.18 Dalam dokumenter terkandung unsur faktual dan nilai. Hanya materi yang bermakna bagi bagi suatu lingkungan yang boleh disebut 17
Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi (Yogyakarta, Pinus Book Publisher, 2007). hlm. 157 18 Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala, Komunikasi Massa Suatu Pengantar (Bandung, Simbiosa Rekatama Media, 2007) hal. 139
12
bernilai dokumenter. Materi dikatakan bernilai apabila bersifat spesifik atau istimewa (unusual). Suatu program dokumenter bukan produksi acara hiburan, fiksi, pendidikan atau penerangan biasa. Karya dokumenter termasuk juga dalam karya jurnalistik. Itulah sebabnya di dalam persiapan, pengolahan dan sajian, sering digunakan prinsip-prinsip jurnalistik, misalnya dari segi isi, sebuah dokumenter yang baik menyangkut tematema yang urgen, penting dan menarik. Dari segi sajian, karya documenter itu harus tepat (akurat), jujur, jelas/benar dan ringkas. Dalam hal tertentu prinsip 5W+1H (What, why, who, when, where dan how) biasanya dipergunakan. Itulah sebabnya seorang pencipta karya documenter selain produser atau sutradara, sebenarnya ia juga seorang jurnalis.19 2. Unsur Dokumenter Dalam produksi dokumenter terdapat dua unsur pokok yang kemudian dipadukan, yaitu unsur gambar dan suara. Unsur gambar atau visual terdiri dari berbagai materi antara lain:20 a. Rangkaian kejadian b. c. d. e. f. g. h.
: suatu peristiwa, kegiatan dari suatu lembaga Kepustakaan : potongan arsip, majalah atau mikrofilm Pernyataan : individu yang berbicara secara sadar di muka kamera Wawancara : pewawancara boleh kelihatan, boleh tidak kelihatan Foto still : foto-foto bersejarah Dokumen : gambar, grafik, kartun Pembicaraan : suatu diskusi atau pembicaraan segerombolan orang Layar kosong / Silhouette : untuk memberi perhatian pada sound atau silhouette karena pribadi yang berbicara dibahayakan keselamatannya, andaikata wajahnya kelihatan. Unsur kedua merupakan unsur suara atau sound, antara lain:21
a. Narasi / reporter
: dengan narator atau suara reporter / suara voice over b. Synchronous sound : dengan suara sebagaimana adanya dalam gambar yang di-relay secara tersendiri, kemudian dipersatukan. 19
Fred Wibowo, Op Cit. hlm. 157 Fred Wibowo, Op Cit. hlm. 149 21 Fred Wibowo. Op Cit. hlm. 150 20
13
c. Sound effect d. Musik-lagu e. Kosong-sepi
: suara-suara suasana dan latar belakang : harus diciptakan musik : untuk member kesempatan penonton memperhatikan detail.
3. Proses Produksi Program Dokumenter TV Point of interest suatu program dokumenter sangat tergantung dari bagaimana individu
menguasai suatau permasalahan secara cerdas,
spesifik, karakteristik, dan mendalam. Ada tiga istilah teknis dalam proses pra produksi suatu program dokumenter tv yaitu sinopsis - treatment – skenario.22 a. Sinopsis Sinopsis adalah cerita ringkas. Dalam program documenter biasanya disebut kerangka gagasan atau pemikiran. Program dokumenter bukanlah suatu cerita, melainkan susunan kejadiankejadian yang disusun dalam suatu kerangka pemikiran oleh pencipta (produser). b. Treatment Treatment merupakan implementasi dari kerangka pemikiran atau sinopsis, yaitu bagaimana kerangka pemikiran tersebut dilakukan. c. Skenario Skenario adalah naskah lengkap dan rinci dari sebuah produksi. 4. Tahapan Produksi Program Dokumenter Pada tahapan produksi suatu program dokumenter Tv menurut Fred Wibowo meliputi:23 a. Tahapan pra produksi (perencanaan) : 1) Menentukan tema program Riset Riset lapangan maupun riset kepustakaan terkait tema yang dipilih sekaligus menghubungi narasumber yang berkaitan dengan tema guna meminta penjelasan atau informasi secara rinci. 2) Menetapkan tesis, menyusun bahan dan membuat kerangka (sinopsis) 22 23
Fred Wibowo. Op. Cit. hlm. 151 Fred Wibowo. Op Cit. hlm. 152
14
3) Mengembangkan kerangka pemikiran kemudian dibuat ke dalam treatment. b. Produksi (Peliputan) : 1) Pengambilan gambar (shoting) berdasarkan pada treatment. c. Pasca produksi (Penyuntingan) : 1) Checking atau seleksi gambar, mana gambar yang baik mana yang tidak baik kemudian di edit dalam tahap editing offline. 2) Hasil editing offline ditulis dalam naskah, apabila perlu narasi, uraian narasi ditulis dalam naskah. Naskah lengkap yang berisi susunan gambar dan narasi disebut editing script. 3) Editing dan mixing Berdasarkan editing script kemudian dibuat editing online, dalam editing ini semua sudah pasti, jadi ini merupakan editing final. Dalam produksi film terdapat dua macam editing, yaitu: (a) Editing kontinuiti Editing ini enghubungkan scene dengan scene lain yang kemudian membentuk sequence, terkadang disisipkan cut away diantara shot satu dengan shot lainnya. Dalam editing ini harus memperhatikan screen direction yaitu arah dari pandangan atau gerakan obyek dari kiri ke kanan atau sebaliknya, dan untuk shoot yang berikutnya harus mengikuti arah yang sama agar gambar tidak jumping atau jump cut. (b) Editing kompilasi Editing ini tidak terlalu terikat dengan kontinuitas gambar. Gambar disusun berdasar editing script dan kontinuitas gambar sepenuhnya berdasarkan naskah yang telah tersususn setelah editing offline. Dalam penyusunan gambarnya didasarkan pada kerangka pemikiran (treatment) dan naskah yang sudah disusun tanpa harus memperhatikan banyak factor yang yang berhubungan dengan screen direction. Sedangkan mixing, narasi dan musik ilustrasi digabungkan (mix) sesuai dengan editing script.24
24
Fred Wibowo. Op Cit. hlm. 153
15
BAB III DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI
A. Profil dan Sejarah Singkat Trans 7 1. Profil Perusahaan Dengan tag line ”Aktif, Cerdas, dan Menghibur”, TRANS7 berkomitmen
untuk
menyajikan
tayangan
yang
mengutamakan
kecerdasan, ketajaman, kehangatan penuh hiburan serta kepribadian bangsa yang membumi. TRANS7 menyajikan tayangan berupa informasi dan hiburan, menghiasi layar kaca di ruang keluarga pemirsa Indonesia. Berawal dari kerjasama strategis antara Para Group dan Kelompok Kompas Gramedia pada tanggal 4 Agustus 2006, TRANS7 lahir sebagai sebuah stasiun swasta yang menyajikan tayangan yang mengutamakan kecerdasan, ketajaman, kehangatan penuh hiburan serta kepribadian bangsa yang membumi. TRANS7 yang semula bernama TV7 berdiri dengan ijin dari Departemen Perdagangan dan Perindustrian Jakarta Pusat dengan Nomor 809/BH.09.05/III/2000. Pada tanggal 22 Maret 2000 keberadaan TV7 telah diumumkan dalam Berita Negara Nomor 8687 sebagai PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh. Dengan dilakukannya re-launch pada tanggal 15 Desember 2006, tanggal ini ditetapkan sebagai hari lahirnya TRANS7. Dibawah naungan PT TRANS CORPORA yang merupakan bagian dari manajemen PARA GROUP, TRANS7 diharapkan dapat menjadi televisi
14
16
yang maju, dengan program-program in-house productions yang bersifat informatif, kreatif, dan inovatif. 2. Data Umum Perusahaan : a. Nama Instansi
: PT. Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh (Trans7)
b. Nama Sebelumnya
: TV 7
c. Slogan
: “Cerdas, Tajam, Menghibur, Membumi” (2006sekarang)
d. Alamat
: Jalan Kapt. Tendean Kav. 12-14 A Jakarta 12790
e. Telepon
: (021) 791 77000
f. Fax
: (021) 791 87677
g. Website
: www.trans7.co.id
h. Jenis Industri / Jasa : Televisi i. Saluran Afiliasi
: Trans Tv
B. Visi & Misi 1. Visi (Akan menjadi apa trans 7?) Menjadi saluran televisi terkemuka yang senantiasa memberi inspirasi, peduli pada kemanusiaan, serta memberi manfaat yang layak bagi stakeholders. 2. Misi a. Misi Umum (Untuk apa Trans 7 ada?) :
17
1) Mencerahkan kehidupan pemirsa melalui tayangan hiburan berkualitas dan informasi terpercaya dan disukai sasaran khalayak maupun pengiklan. 2) TRANS7 menjadi wadah ide dan aspirasi guna mengedukasi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat 3) TRANS7 berkomitmen untuk menjaga keutuhan bangsa serta nilai-nilai demokrasi dengan memperbaharui kualitas tayangan bermoral yang dapat diterima masyarakat dan mitra kerja b. Misi Khusus : 1) Misi Komersial / Kepentingan Bisnis : a) Menjaga kelangsungan hidup agar usahanya tetap eksis dan berkembang b) Meningkatkan citra dan nilai perusahaan c) Menghasilkan keuntungan untuk reinvestasi dan pengembangan usaha 2) Misi Sosial / Idealisme : a) Mencerdaskan bangsa / masyarakat / kehidupan bangsa b) Ikut berpartisipasi sebagai “perekat bangsa dan negara” c) Ikut membina nilai-nilai agama, moral, tata susila, etika, budaya, kepribadian, kesatuan bangsa, Negara, dan masyarakat. d) Sebagai media hiburan bagi keluarga (perekat keluarga).
18
C. Logo Logo lama :
Logo Baru (2006-sekarang) :
Logo TRANS7 membentuk empat sisi persegi panjang yang merefleksikan ketegasan, karakter yang kuat, kepribadian bersahaja yang akrab dan mudah beradaptasi. Birunya yang hangat tetapi bersinar kuat melambangkan keindahan batu safir yang tak lekang oleh waktu, serta menempatkannya pada posisi terhormat diantara batu-batu berlian lainnya. Perpaduan nama yang apik dan mudah diingat, diharapkan membawa TRANS7 ke tengah masyarakat Indonesia dan pemirsa setianya.
D. Program Acara Trans 7 1. Program-Program TRANS7 TRANS7 berkomitmen untuk menyajikan yang terbaik bagi pemirsanya, dengan menyajikan program informasi seperti Redaksi yang
19
hadir setiap pagi, siang, sore, dan malam yang dikemas secara apik dan dinamis, update dan informatif. TRANS7 juga menghadirkan program berita dan dokumenter lainnya seperti Selamat Pagi, TKP, Asal Usul, dan Jejak Petualang yang memberikan wawasan unik dan berbeda bagi pemirsa. Tidak kalah informatif, program hiburan seperti I-Gosip Pagi, IGosip Siang, dan I-Gosip News, dan Wara Wiri, semakin lengkap menambah cakrawala di ruang keluarga. Program variety show seperti Full Color dan Komedi Lawak (Kolak) juga selalu dinantikan. TRANS7 juga pernah hadir dengan Empat Mata yang pernah menjadi program fenomenal di Indonesia. Kini trio Tukul-Peppy-Vega ’Ngatini’ hadir kembali di TRANS7 lewat program Bukan Empat Mata Program sport TRANS 7 juga selalu dinantikan oleh para pecinta olahraga. Serie A akan menghadirkan pertarungan para pesebakbola seri A Liga Italia, sementara Liga Dunia akan menyajikan pertandingan-pertandingan tim unggulan dunia. Bagi para pecinta otomotif, MotoGP dan Superbike mengajak Anda untuk memacu adrenalin di lintasan balap kelas dunia. TRANS7 juga menyajikan tayangan informasi olahraga setiap hari di layar pemirsa, di antaranya Sport7, One Stop Football, dan Galeri Sepakbola Indonesia. TRANS 7 juga tidak melupakan pemirsa cilik dengan memberikan pengetahuan dan hiburan bagi mereka. Bocah Petualang dan Si Bolang Jalan-jalan menghadirkan keunikan kehidupan anak-anak di seluruh penjuru Indonesia. Laptop Si Unyil dan Buku Harian Si Unyil
20
memberikan ilmu pengetahuan yang mendasar bagi para pemirsa cilik. Jalan Sesama yang merupakan adaptasi dari Sesame Street juga dipercayakan untuk ditayangkan di TRANS7. Melalui Cita-citaku, TRANS7 berusaha menghadirkan keseharian profesi yang dicita-citakan anak-anak. Dilengkapi dengan sajian film-film berkualitas, Theater7 hadir pada momen-momen spesial, mengisi layar kaca anda. Serial-serial unggulan juga kerap kami hadirkan seperti Smalville, Supernatural, dan Heroes. Jangan lupakan pula program-program musik yang menyuguhkan persembahan para pemusik Indonesia lewat sajian Musik Spesial dan On The Spot. 2. Pertimbangan dalam pemilihan program acara (Intranet Trans 7) : a. RATING (Meraih pangsa pemirsa sebanyak-banyaknya) b. REVENUE (Memperoleh pendapan iklan yang tinggi) c. IMAGE (Mengangkat citra stasiun) d. SEGMENT (Target Pemirsa) e. COST (Efisiensi Biaya) f. SOCIAL OBLIGATION (Misi Sosial)
21
3. Komposisi Program Acara
Program lokal, in-house atau out house berupa: a. Drama
: Sinetron, film Tv, mini seri
b. Non Drama : Kuis, talk show, music, variety show, agama, game show, program wanita, anak-anak, dll. c. Berita
: Siaran berita, liputan khusus, dokumenter, features.
Program impor berupa film, serial drama, komedi, laga, telenovella, film unggulan, olahraga, kartun anak.
No. Jenis Program
Prosentase
1.
In House Production
60-80%
2.
Local dan International Acquisition
20%
Sumber: Trans 7 Komposisi Kelompok Mata Acara Trans 7
22
No. Mata Acara Program
Prosentase
1.
Informasi, hiburan dan berita
29%
2.
Olahraga
5%
3.
Program Internasional dan Production 49% house lokal
Sumber: Intranet Trans 7
4. Audience Share Audience Share :
13/04/2008 s/d 19/04/2008
SCTV
18.1%
IVM
16.7%
TPI
15.2%
RCTI
14.2%
Trans
12%
TRANS 7
5.4%
GTV
5.2%
ANTV
3.9%
Lativi
3.3%
Metro
1.7%
Sumber : Intranet Trans 7
23
E. Struktur Organisasi Perusahaan
24
25
26
27
28
29
30
F. Transisi Trans 7 memiliki 26 stasiun transmisi yang mampu menjangkau lebih dari 133 juta penonton televisi di Indonesia. 1. Jakarta 49 UHF
14. Makassar 41 UHF
2. Bandung 44 UHF
15. Manado 32 UHF
3. Semarang 41 UHF
16. Pontianak 31 UHF
4. Yogyakarta/Solo 46 UHF
17. Samarinda 49 UHF
5. Surabaya 56 UHF
18. Banjarmasin 22 UHF
6. Madiun 40 UHF
19. Purwokerto 22 UHF
7. Kediri 45 UHF
20. Tegal 53 UHF
8. Malang 60 UHF
21. Cirebon 47 UHF
9. Denpasar 45 UHF
22. Garut 32 UHF
10. Medan 41 UHF
23. Jayapura 22 UHF
11. Palembang 22 UHF
24. Kupang 36 UHF
12. Lampung 22 UHF
25. Balikpapan 22 UHF
13. Pekanbaru 30 UHF
26. Padang 23 UHF
31
BAB IV PELAKSANAAN MAGANG
A. Pelaksanaan Magang Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Media selama satu masa periode (20 hari) tertanggal 5 Februari 2009 – 6 Maret 2009 di PT. Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh (Trans 7) Jalan Kapten P. Tendean Kav 12-14 A Jakarta 12790. Melalui Kuliah Kerja Media ini penulis mendapat kesempatan untuk mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperoleh penulis selama menjalani pendidikan kuliah dengan dunia kerja di bidang broadcasting yang sesungguhnya. Adapun pertimbangan penulis memilih Trans 7 sebagai instansi Kuliah Kerja Media didasari oleh komposisi program acara Trans 7 yang memiliki lebih dari 60 % program in house production. Sementara Divisi News dipilih sesuai dengan minat dan ketertarikan penulis akan jurnalistik televise. Penulis berkesempatan melaksanakan magang di program acara CitaCitaku. Selama kegiatan magamg, penulis melakukan pengamatan terhadap proses produksi program Cita-Citaku mulai dari bagaimana pengolahan suatu ide hingga menjadi suatu tayangan yang menarik bagi khalayak.
29
32
B. Laporan Kegiatan Magang Adapun laporan periodik kegiatan dan perkembangan penulis selama magang : 1. Laporan Minggu I Periode 5 Februari 2009 – 13 Februari 2009 a) Kamis, 5 Februari 2009 Perkenalan dengan tim produksi program Cita-Citaku. Tim produksi terdiri dari Eksekutif Produser, Produser, Asisten Produser, Asisten Produksi, Reporter, Camera Person (Campers), UPM b) Jumat, 6 Februari 2009 Riset melalui internet mengenai Gulo Saka dan lokomotif Mak Itam di Sumatera Barat. Hasil riset : mengetahui kontak person fixer gulo saka, dan nomor telepon PT. KAI Pusat dan daerah Sumatera Barat untuk peizinan liputan lokomotif Mak Itam. c) Senin, 9 Februari 2009 Penjelasan mengenai prosedur dan penggunaan formulir untuk peminjaman kaset di Library, alat di Store cam, kendaraan di Car pool, serta pengiriman barang di General Service (GS), d) Selasa, 10 Februari 2009 Riset materi liputan melalui internet, mengikuti pendampingan voice over dan mengajukan permohonan kendaraan untuk mengantar kaset ke bagian editing. e) Rabu, 11 Februari 2009
33
Riset materi liputan daerah Sulawesi dan Makassar melalui internet, hasil riset antara lain, industri anyaman daun pandan, anyaman serat lontar, kursi gerabah, industryi pengalengan ikan, dan Pelukis Tanah. Mengikuti pendampingan voice over dan mengajukan permohonan kendaraan untuk mengantar kaset ke bagian editing. f) Kamis, 12 Februari 2009 Riset materi liputan melalui internet, mengikuti pendampingan voice over dan mengajukan permohonan kendaraan untuk mengantar kaset ke bagian editing. g) Jumat, 13 Februari 2009 Riset materi liputan daerah Sulawesi Selatan melalui internet, ikut pendampingan voice over episode Perajin Serat Nanas, dan mengajukan permohonan kendaraan untuk mengantar kaset ke bagian editing. 2. Laporan Minggu II Periode 16 Februari 2009 – 22 Februari 2009 a) Senin, 16 Februari 2009 Riset materi liputan daerah Jakarta, Bogor, Depok sebagai persiapan proses liputan. Materi yang diperoleh antara lain : Pannerine Violin, ukiran biji kenari, dan kerajinan goni. b) Selasa, 17 Februari 2009 Riset mengenai belimbing dewa Depok, menhubungi narasumber untuk permohonan izin liputan.
34
c) Rabu, 18 Februari 2009 Bersama reporter menyusun rundown liputan episode Belimbing Dewa. Rundown terdiri dari tiga segmen. Riset dan menghubungi narasumber lain untuk liputan daerah jabodetabek, seperti Death By Chocolate, curug gentong, dan layar tancap. d) Kamis, 19 Februari 2009 Permohonan izin liputan, riset lapangan, dan casting talen. Lokasi yang akan menjadi setting liputan adalah perkebunan belimbing serta industri pengolahan dodol dan selai belimbing. Sedangkan casting dilakukan untuk memilih tiga atau empat orang anak untuk talen dan diadakan di lingkungan sekitar perkebunan belimbing yang diikuti oleh delapan orang anak. e) Jumat, 20 Februari 2009 Persiapan liputan alat dan transportasi, permohonan kendaraan di car pool untuk transportasi sedangkan peralatan di store cam. Liputan hari pertama. Lokasi liputan di Industri pengolahan dodol belimbing, Depok. Liputan hari pertama mengenai segmen satu, yaitu perkenalan talen dan teman-teman sepermainannya serta bagaimana aktivitasnya. Selain itu, diperkenalkan juga permasalahan yaitu kurangnya stok belimbing untuk pengolahan dodol.
35
f) Sabtu, 21 Februari 2009 Liputan hari kedua untuk segmen tiga, lokasi liputan adalah industri pengolahan selai belimbing, Depok. Adegan yang diambil adalah anak-anak mengantar belimbing untuk diolah menjadi selai, dan melihat bagaimana proses pengolahannya. g) Minggu, 22 Februari 2009 Liputan hari ketiga untuk segmen dua yaitu, anak-anak mencari buah belimbing di kios buah, namun anak-anak tidak memperoleh belimbing maka mereka pergi menuju perkebunan belimbing untuk memperoleh belimbing. Lokasi liputan antara lain perkebunan belimbing di Depok dan kios buah. 3. Laporan Minggu III Periode 23 Februari 2009 – 6 Maret 2009 a) Senin, 23 Februari 2009 Liputan hari keempat untuk melengkapi shot-shot yang kurang. Kendala yang dihadapi adalah cuaca buruk, namun hal ini dapat diatasi dengan penjelasan pada naskah VO. b) Kamis, 26 Februari 2009 Menulis naskah untuk tahapan voice over. Naskah penulis kemudian di evaluasi oleh asisten produser untuk mengetahui kekurangan pada naskah yang telah disusun. Kemudian mendampingi proses voice over episode belimbing dewa dan mengantar kaset ke bagian editing untuk tahapan penyuntingan gambar.
36
c) Jumat, 27 Februari 2009 Riset daerah Makassar, Bali dan beberapa daerah lainnya. Hasil riset yang diperoleh antara lain : Pelukis Tanah, pengolahan limbah atau sampah menjadi perabotan rumah tangga, industri yoghurt, dan pengrajin limbah tulang ayam. Pendampingan VO dan editing. d) Senin, 2 Maret 2009 Riset, ikut mendampingi proses voice over serta mengantar kaset untuk proses editing. e) 3-5 Maret 2009 Riset daerah Makassar dan menghubungi narasumber (Zaenal Beta- Pelukis Tanah), wawancara dengan produser serta pencarian data untuk laporan tugas akhir. f) Jumat, 6 Maret 2009 Riset dan pendampingan vo episode pengusaha labu dan modifikasi bentor. Pencarian data untuk melengkapi penulisan laporan tugas akhir. C. Focus of Interest 1. Program Acara Cita-Citaku Trans 7 Cita-Citaku merupakan salah satu program dokumenter anak di Trans 7 dengan sasaran target audien utama adalah kid male. Oleh karena itu peran anak-anak sangat dibutuhkan dalam proses produksi baik sebagai talen ataupun narasumber. Maka, paling tidak kita harus mengenal dan
37
memahami bagaimana dunia anak dan pendekatan terhadap anak untuk kelancaran proses produksi. Dunia anak adalah dunia yang sangat berbeda dengan dunia orang dewasa. Dunia yang penuh tawa, warna-warni sekaligus kesenangan. Seringkali anak tidak peduli akan hal yang dihadapi orangtuanya, yang dia tahu hanya main, main, main dan main. Karena itu dibutuhkan kesabaran ekstra dan ketelitian luar biasa untuk memvisualkan suatu kegiatan anak. Menurut data Panduan Jurnalistik Trans 7, ada beberapa poin penting yang harus diperhatikan untuk melakukan suatu pendekatan terhadap anak : a. Karakter penduduk suatu daerah Setiap daerah mempunyai karakter yang berbeda-beda, dan ini berlaku pula pada setiap individu yang mendiaminya. Misalnya, di Sumatera Utara, karakter orangnya lebih keras dan terbuka dibandingkan dengan orang yang berada dipulau Jawa. Dan ini berlaku juga pada karakter anak-anaknya. b. Karakter bawaan anak Karakter bawaan yang melekat pada satu anak berbeda dengan anak lainnya. Ada yang pendiam, cengeng, mudah marah, hiperaktif, dan lain sebagainya. Karena itu, penanganan yang berbeda pada setiap anak mutlak diperlukan. c. Fisik
38
Apabila kita memiliki suatu program biasanya akan dikejar dengan deadline. Keinginan kru di lapangan untuk cepat menyelesaikan suatu liputan seringkali menjadi tujuan yang mutlak harus dipenuhi. Padahal kekuatan fisik anak seringkali tidak mampu mengikuti pola kerja kru di lapangan. Karena itu diperlukan rehat yang cukup untuk narasumber anak dalam proses produksi acara. d. Mood atau tingkat kejenuhan anak Anak-anak mempunyai sifat yang moody. Tak jarang anak akan melakukan suatu hal yang sesuai dengan suasana hatinya. Anak biasanya tidak mempedulikan profesionalitas, terlebih anak-anak yang bertempat tinggal di daerah pelosok nusantara. Kru peliput di lapangan harus jeli melihat hal ini. Sogokan-sogokan ringan sangat diperlukan untuk mengatasi kejenuhan anak. Segenggam permen dan gaya bahasa yang menarik bisa efektif untuk menghilangkan kejenuhan anak. 2. Deskripsi Acara Cita-Citaku
Program Cita-Citaku tayang setiap hari Senin-Jumat, Pukul 14.00 WIB di TRANS 7 (Durasi : 30 menit)
39
a. Latar Belakang Program Acara Cita-Citaku Terinspirasi oleh keteguhan sekelompok anak didaerah terpencil di Desa Simpang, Garut, dengan semangatnya yang tinggi untuk tetap sekolah walaupun harus menempuh perjalanan kesekolah dengan menyeberangi sungai. Perjuangan mereka untuk sekolah agar dapat meraih cita-citanya yang tinggi adalah inspirasi yang baik untuk seluruh anak-anak di Indonesia, sementara mungkin disebagian anak yang telah memiliki fasilitas, tetapi tidak bersemangat kesekolah. Sementara itu, disaat ini hampir sebagian besar anak di Indonesia kehilangan orientasi terhadap cita-cita, mereka tidak tahu ingin jadi apa setelah besar nanti, mereka lupa Pribahasa Gantungkan Cita-Citamu setinggi langit. Selain itu program ini juga bermaksud untuk memperkenalkan kasanah profesi, dimana anak-anak akan diperkenalkan terhadap keragaman profesi, mulai dari : Tentara, Polisi, Dokter, Dokter Hewan, Pilot, Arsitek, Nahkoda, Pelatih Panjat Tebing, Analasis Kimia, Ahli Pembuat Pesawat, Insinyur Perminyakan, Pemain Bola, Pengusaha Sukses, Petani Sukses, Nelayan Sukses, dan bermacam-macam profesi lainnya. Berdasarkan hal tersebut diatas Divisi News Trans 7, menganggap penting dibuatnya suatu program khusus anak-anak, yang
40
akan menginspirasi anak-anak di Indonesia untuk tetap semangat bersekolah dan mempunyai cita-cita yang tinggi. b. Design Program Cita-Citaku Dalam durasi 30 menit setiap episodenya, Cita-Citaku terdiri dari tiga segmen. Setiap segmen memiliki deskripsi dan tujuan tersendiri, yaitu : Segmen satu ( durasi 7-8 menit) Cerita tentang personalisasi anak yang berprestasi yang menjadi tokoh utamanya (prestasi akademis atau lainnya). Disini diperkenalkan cerita tentang anak baik dari segi prestasinya maupun dari cerita perjuangannya untuk sekolah. Misal : anak yang harus naik sampan, naik truk atau jalan kaki untuk bersekolah atau dengan keterbatasan yang dimiliki anak terhadap semangat untuk kesekolah. Segmen ini bertujuan untuk menginspirasi, bahwa ada semangat, keteguhan, dan prestasi yang didapat. Selain itu juga diceritakan background termpat tinggal anak tersebut, termasuk permainan tradisional dan budayanya. Segmen dua ( durasi 7-8 menit) Perkenalan terhadap profesi yang ia cita-citakan atau yang ingin ia tahu. Dibawa ke lembaga pendidikannya atau Training Center. Pada segmen ini, anak akan dilibatkan langsung untuk ikut
41
kedalam pendidikan atau Training Center, dari profesi yang dicitacitakan. Tujuannya agar anak dapat mengenal, bagaimana proses pendidikan dari suatu lembaga maupun profesi yang dicita-citakan. Segmen tiga ( durasi 5-6 menit) Praktek, keseharian terhadap Job Desk atau tugas keseharian dari profesi yang dicita-citakan. Disini, anak-anak dapat langsung terlibat dalam aktifitas keseharian dari profesi yang dicita-citakan artinya anak akan diajak langsung untuk mempraktekkan, pekerjaan yang dilakukan oleh profesi yang dicita-citakan. Tujuannya untuk menambah pengetahuan anak tentang pekerjaan yang dicita-citakan. 3. Susunan Tim Produksi Program Acara Cita-Citaku Trans 7 Eksekutif Produser
: Kumoro Hadi
Produser
: Delvi Yandri
Asisten Produser
: Ardina Yunita Purnomo Hardjo Dhian N Utami
Asisten Produksi
: Anissa Dian
Reporter
: Rini Dwi Pertiwi Fitriani Dumastanti
42
Melly Mollygrafni Yuni Estuningtias Muthya Ginting Camera Person
: Dahniar Yudha Verry Aryo Eko Priambodo Utami Dewi Syarah Rabiah
Editor
: Decky Andri Trisman
Voice Over
: Nugraha
UPM
: Hamka
RCD
: Febriana Rofyana
43
4. Peran dan Tugas tim produksi Cita-Citaku Produser Produser bertanggung jawab atas keseluruhan materi program hingga tayang. Produser memberikan arahan dan pengawasan terhadap kinerja tim produksi. Selain menentukan jadwal tayang dan re run (tayangan ulang), itu produser juga menentukan layak tidaknya suatu materi untuk diliput. Asisten Produser (Asprod) Asisten produser dalam program Cita-Citaku mempunyai peran membantu produser dalam proses produksi, antara lain menentukan jadwal kru, re run atau tayangan ulang, editing naskah, yang keseluruhan peran asisten produser dibawah arahan dan pengawasan produser. Asisten Produksi (Production Assistant / PA) Asisten produksi adalah seseorang yang bertugas mengawal setiap langkah produksi mulai dari pra produksi hingga paska produksi agar berjalan dengan lancar. Peran PA dalam program Cita-Citaku antara lain, membantu reporter dalam menyiapkan materi liputan dan alat, mendampingi proses voice over, mengantar kaset ke bagian editing, serta melakukan kegiatan yang berdasarkan penggunaan form perusahaan seperti peminjaman kaset di library, kendaraan, dan pengiriman barang. Reporter
44
Tugas utama seorang reporter Cita-Citaku adalah menyiapkan materi liputan, melobi narasumber, menyusun rundown, menentukan jadwal liputan, casting talen, pengarah talen selama proses liputan, menyusun naskah, serta bertanggung jawab atas hasil liputan. Campers Campers atau Camera Person bertanggung jawab atas hasil gambar selama proses peliputan. Selama proses liputan selain mengambil gambar, campers juga mengarahkan talen sesuai dengan kebutuhan gambar. Tugas campers selanjutnya setelah liputan adalah time code pada master shot sekaligus memilih gambar yang baik untuk proses editing. Unit Program Manager (UPM) UPM mengelola kebutuhan program, terutama hal-hal yang berhubungan dengan keuangan seperti anggaran, advance (uang muka) & settlement (laporan penanggungjawaban), serta supporting dokumen lainnya untuk merealisasikan kebutuhan program. Pengisi suara (Voice Over) Dubber berperan mengisi suara dalam proses voice over bersama asisten produksi sesuai dengan naskah yang selanjutnya akan diolah bersama proses editing gambar oleh editor. Editor
45
Peran editor dalam program Cita-Citaku adalah menyunting dan mengolah gambar dan suara sehingga menjadi satu kesatuan yang harmonis dalam satu tayangan episode. 5. Proses Produksi Program Cita-Citaku Penulis melakukan pengamatan dan terlibat langsung dalam proses produksi. Proses produksi Program Cita-Citaku Trans 7 meliputi tiga tahapan sesuai Standar Operation Procedure yaitu pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Tahapan pra produksi terdiri dari : riset, melobi narasumber, menyusun rundown, pitching, persiapan alat dan administrasi. Sedangkan pada tahapan produksi meliputi proses liputan (casting talen dan taping). Dan tahapan pasca produksi meliputi timecode, penyusunan naskah, editing naskah, Voice Over, video editing, preview, print kaset (MOA : Master On Air), preview oleh Quality Control, pendataan MOA di library, hingga tayangan siap untuk di sajikan kepada khalayak. Secara keseluruhan, proses produksi program Cita-Citaku dapat diuraikan dalam skema berikut :
46
SKEMA PROSES PRODUKSI PROGRRAM ACARA CITA-CITAKU DI TRANS 7
Riset → Ide
Menghubungi
Menyusun Rundown
Reporter / PA
Narasumber (izin Liputan)
Reporter & Campers
Riset Lapangan Casting talen
Liputan / Shoting Reporter & campers
Persiapan alat & administrasi
Pitching Produser + tim liputan
PA & UPM
Time code (master shot) Campers
Naskah VO Reporter
Editing Naskah
Preview I
Editing
Asprod
Produser + Asprod
Editor
Voice Over
Print Kaset
Preview II
Duber & PA
MOA (Master on Air)
Produser + QC
Library
Tayang
Library
47
Keterangan : 1. Riset Materi Liputan Riset adalah pencarian tema, bahan, dan materi liputan. Riset dilakukan oleh reporter dan dibantu oleh campers (camera person) yang akan terjun ke lapangan untuk proses liputan atau pengambilan gambar (Shoting). Tema yang diusung dalam program acara cita-citaku terbagi dalam kategori-kategori yang akan ditayangkan dalam tiap minggunya. makanan,
kategori-kategori wirausaha /
antara
lain
kreatif, petani
petualangan,
darat
/
hewan,
hobby, yang
keseluruhannya terdapat dalam berbagai profesi di Indonesia. Riset biasanya dilakukan melalui internet, media cetak seperti tabloid, Koran, dan majalah, radio ataupun melalui kontributor daerah. melalui riset seorang reporter mendapat gambaran mengenai konsep, materi liputan, ide dan jalan cerita pada saat tahapan proses produksi selanjutnya. Selain itu, riset dilakukan untuk memperoleh data narasumber dan alamat atau lokasi liputan. Ide atau tema liputan tentunya harus dapat menarik bagi anak-anak (laki-laki khususnya) dan menarik untuk divisualkan misalnya, memiliki bentuk atau ciri khas yang unik, memiliki warna yang menarik dan beragam, memiliki sisi lain yang menarik dan belum diketahui khalayak. Hal-hal yang perlu diriset sebagai persiapan liputan antara lain: a. Akar masalah (Apa saja yang akan diliput) b. Lokasi (Jarak, suhu, medan, dll)
48
c. Narasumber (Utama dan pengganti) Kendala yang dihadapi saat riset biasanya untuk memperoleh data dan nomer telepon narasumber, tidak jarang nomer telepon narasumber yang tercantum di internet hanya berupa nomer palsu, untuk mengatasinya seorang reporter harus lebih memperdalam riset atau menenyakan melalui contributor daerah setempat. 2. Menghubungi Narasumber Narasumber program Cita-Citaku umumnya adalah para pengusaha, perajin, petani (agrobisnis), peternak, atau seseorang yang mempunyai profesi yang unik dan kreatif. Melalui riset, seorang reporter dapat memperoleh data narasumber berupa alamat atau nomer telepon yang sangat diperlukan untuk menghubungi narasumber guna penyampaian
permohonan
izin
liputan.
Selain
itu,
dengan
menghubungi narasumber, seorang reporter mendapat gambaran yang lebih jelas terhadap materi liputan, apakah materi tersebut layak untuk divisualkan, menarik minat audien, serta bagaimana kondisi lapangan tempat liputan. Peran narasumber dalam proses produksi adalah sebagai informan untuk mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan materi liputan yang kemudian hasil data tersebut akan diolah menjadi naskah untuk tahapan voice over (pengisi suara). Fixer: Fixer merupakan orang
yang menginformasikan
mengenai narasumber. Informasinya dapat berupa alamat, nomor
49
telepon, dll. Peran fixer sangat membantu tugas reporter dalam memperoleh data narasumber. Namun demikian terkadang fixer juga menghambat kinerja seorang reporter. Seperti banyaknya tuntutan misal, tuntutan materi yang sangat besar, on screen, hingga ikut langsung terlibat dalam proses liputan. Apabila menemui fixer tersebut, hal untuk mengatasinya adalah mengabaikan dan mencari narasumber lain. 3. Penyusunan Rundown Liputan Tahapan proses produksi selanjutnya adalah penyusunan rundown. Rundown adalah serangkaian ide cerita yang akan dieksekusi pada saat proses liputan. Rundown di buat oleh reporter dan di bantu oleh camera person ( campers ) sebagai tim liputan. Ide yang unik dan kreatif dalam menentukan jalan atau cerita sangat diperlukan, karena dengan jalan cerita yang menarik akan menentukan keberhasilan program nantinya. Dalam program Cita-Citaku, rundown terdiri dari tiga segmen, yaitu : a. Segmen I Bercerita tentang pengenalan tokoh atau talent bersama teman-temannya. Di segmen ini menceritakan tentang latar belakang dan kegiatan talent, serta pemunculan masalah b. Segmen II
50
Menampilkan masalah yang dihadapi talen dan usaha talent dalam mencari jalan keluar untuk menyelesaikan masalahnya c. Segmen III Bercerita mengenai penyelesaian dari masalah
yang
ditampilkan. Talent ikut terjun langsung melakukan pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan profesi yang dicita-citakan. Susunan rundown liputan tidak hanya terpatok pada aturan diatas, namun untuk variasi ceritera, reporter juga dapat merubah susunan rundown, agar audience tidak jenuh dengan jalan ceritera yang monoton. 4. Pitching Setelah ide cerita (rundown) disusun, tahapan selanjutnya adalah pitching. Pitching merupakan rapat kecil antara produserdengan tim produksi (reporter dan campers) yang akan liputan sebagai evaluasi materi dan rundown. Hal-hal yang dibahas dalam pitching umumnya mengenai ide, tema dan konsep liputan nantinya apakah secara keseluruhan telah sesuai dengan konsep program Cita-Citaku, dan aman untuk ditayangkan kerpada anak-anak. 5. Persiapan Alat dan Administrasi Persiapan akhir sebelum proses liputan adalah persiapan alat dan administrasi dengan menggunakan formulir good request. Alat yang digunakan dalam proses liputan antara lain :
51
a. Kamera Sony PD 170 b. Battery 170 c. Tripod d. Charger e. Gun mic f. Lighting (lampu HVL) g. Accu light set h. Raincoat 170 i. Sony Mini DV 32 Sedangkan administrasi meliputi budgeting, transportasi dan akomodasi selama liputan melalui UPM (Unit Production Manager). 6. Riset Lapangan & Casting Talen Casting merupakan penyeleksian tiga atau empat orang anak sebagai talen. Umumnya casting diadakan di Sekolah Dasar atau perumahan sekitar lokasi liputan. Kriteria anak untuk menjadi talent antara lain: a. Anak usia 6 - 12 tahun (umumnya anak laki-laki, kelas 5 atau 6 Sekolah Dasar) b. Kreatif
52
c. Ekspresif d. Komunikatif 7. Liputan atau Shoting Liputan merupakan salah satu bagian terpenting dari rangkaian proses produksi. Tim liputan Cita-Citaku terdiri dari seorang rerporter dan satu orang campers. Lama proses liputan untuk satu episode CitaCitaku adalah 3-4 hari. Selama proses liputan, campers bertanggung jawab akan persiapan peralatan yang akan digunakan pada saat liputan serta kualitas dan kelengkapan gambar. Sedangkan reporter berperan sebagai pengarah talen dan menentukan jadwal liputan. Disinilah reporter juga merangkap peran sebagai Program Director (PD). Kendala yang dihadapi saat proses taping antara lain keadaan cuaca yang tidak dapat diprediksi. Apabila terjadi perubahan cuaca yang signifikan, dapat dijelaskan melalui narasi. Sedangkan perubahan cahaya yang tidak terlalu signifikan dapat diatasi pada saat proses editing. Kaset yang digunakan dalam proses liputan adalah Soni Mini DV 32. Kaset yang telah melalui proses taping disebut Master Shot. 8. Menyusun Naskah Menulis naskah adalah salah satu tugas utama seorang reporter televisi. Naskah adalah tulisan yang menceritakan fakta lapangan. Penulisan naskah harus didasarkan pada fakta atau informasi pada saat
53
proses liputan. Menulis naskah untuk program anak-anak tentu berbeda dengan naskah pada berita bulletin. Seorang reporter harus dapat menceritakan suatu rangkaian peristiwa yang mengandung informasi berdasarkan rundown liputan sebagai alur cerita (telling story). Penggunaan bahasa yang sederhana dan lugas sangat dianjurkan untuk penulisan naskah program anak-anak. Bahasa yang sederhana dapat digambarkan dengan penggunaan bahasa Indonesia baku dengan pola kalimat
SPOK
(Subyek,
Predikat,
Obyek,
Keterangan).
Penggunakan gaya bahasa dan ekspresi anak-anak seperti, hehehe… (tawa), aduuuh… (ekspresi sakit atau kesal), waaah… (ekspresi kagum), yaah… (ekspresi kecewa), dll juga sangat diperlukan agar naskah tidak membosankan bagi anak-anak. Dalam durasi 30 menit, seorang reporter menyusun naskah untuk durasi 21 menit. Selain itu dalam penyusunan naskah, seorang reporter televisi juga harus memperhatikan kesesuaian antara gambar (video), dan suara (audio: termasuk VO dan Natsound). Komposisi voice over dalam satu epiosode Cita-Citaku adalah 80%. Hal yang harus diperhatikan dalam penulisan naskah: a. Be Presice Jangan gunakan kata-kata yang bias dengan fakta yang ditemui di lapangan, pilih bahasa percakapan b. Be Clear
54
Jangan bertele-tele, Keep it simple, singkat, satu kalimat mewakili
satu
ide,
usahakan
membuat
kalimat
dengan
menggunakan pola kalimat SPOK, hindari istilah-istilah yang tidak familiar c. Be Coherent Cerita memiliki bagian awal, tengah dan akhir (kronologis), ciptakan struktur cerita yang saling berkaitan satu sama lain tanpa kehilangan ide besar d. Be Spesific Penjelasan dalam naskah harus spesifik dan tidak ambigu e. Show don’t just tell 9. Editing Naskah Naskah yang telah dibuat reporter tidak serta merta langsung diproses dalam voice over (VO). Melainkan masih melalui proses editing naskah. Dalam program Cita-Citaku, editing naskah dilakukan oleh asisten produser (asprod). Editing naskah bertujuan untuk mengoreksi dan menyempurnakan naskah sebelum proses dubbing atau vo. 10. Timecode Timecode merupakan pemberian kode pada master shot. Timecode dilakukan oleh campers setelah proses liputan. Timcoce dilakukan dengan tujuan untuk memudahkan proses editing nantinya.
55
Melalui timecode, seorang campers dapat menentukan gambar mana yang baik untuk kemudian diolah nelalui proses selanjutnya, yaitu video editing. 11. Voice Over (VO) Karena Cita-Citaku merupakan program acara anak-anak, maka voice over dalam program Cita-Citaku dilakukan oleh seorang dubber anak dan ditemani oleh asisten produksi (PA). Peran PA dalam proses voice over ini adalah sebagai pendamping dubber dan memberikan pengarahan kepada dubber mengenai intonasi, ejaan, pengucapan, tempo dan irama. 12. Video Editing Jenis editing yang diterapkan pada program acara Cita-citaku adalah cut to cut editing. Untuk program anak-anak tidak dibenarkan menggunakan terlalu banyak video effect, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan anak untuk memahami jalan cerita. Pada program acara Cita-Citaku Trans7 video effect yang dipergunakan hanya efek flash (cahaya) pada segmen ketiga dengan maksud memberi kesan flash back
dari
kejadian
yang telah
terjadi
pada segmen-segmen
sebelumnya. Kendala yang dihadapi editor dalam proses editing biasanya pada gambar. Stok gambar yang diambil dari campers terkadang jumping. Upaya yang dapat diambil untuk mengatasi biasanya
56
disisipkan intercut atau cut away diantara dua potongan gambar. Selain itu komposisi cahaya dalam gambar terkadang tidak sesuai dengan shot sebelumnya, namun hal ini dapat diatasi dengan balancing color dalam proses editing. Komposisi audio dalam tayangan Cita-Citaku terdiri dari vo, backsound, dan natsound. Berbeda pada tayangan Si Bolang yang lebih banyak bercerita melalui gambar, Cita-Citaku bercerita melalui narasi. Komposisi Voice Over dalam satu episode Cita-Citaku adalah 80%. 13. Preview Video Previw video dalam program Cita-Citaku dilakukan sebanyak dua kali. Preview pertama kali dilakukan oleh asprod atau produser ketika proses editing telah selesai. Hal ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas gambar dan suara setelah melalui proses editing. Apabila kualitas gambar dan suara baik, maka tahapan selanjutnya adalah print kaset. Print merupakan proses pemindahan tayangan ke kaset setelah selesai melalui editing dan preview yang kemudian kaset tersebut dinamakan Master on Air (MOA). Sebelum tayang, kaset MOA masih harus melalui preview untuk kedua kalinya oleh Quality Control (QC). Apabila kualitas audio dan video dirasa telah sempurna dan layak untuk tayang, MOA di data di Library dan siap untuk ditayangkan. Setelah penayangan, MOA dikembalikan ke library untuk disimpan dan dapat dipinjam dengan menggunakan form apabila dibutuhkan sewaktu-waktu (misal, untuk re run atau tayangan ulang).
57
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan uraian hasil studi dan pembahasan diatas, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Suatu program anak yang baik tentunya harus mengandung nilai-nilai yang mendidik (to educate). Nilai yang diusung dalam program acara CitaCitaku merupakan nilai pembelajaran akan pemecahan suatu masalah kepada anak, sehingga seorang anak dapat berrpikir kreatif untuk mencari jalan keluar dan pemecahan dari masalah yang ditampilkan. Cita-Citaku tidak mengandung unsur konflik, dimana konflik diartikan sebagai pertentangan antara tokoh yang jahat dan yang baik. Karena hal ini dapat memicu adegan yang mengandung unsur kekerasan bahkan perkelahian yang dinilai kurang tepat untuk disajikan kepada anak-anak. 2. Proses produksi program Cita-Citaku secara garis besar terdiri tiga tahapan yaitu, tahapan pra produksi, produksi atau peliputan, dan pasca produksi. Pada tahapan pra produksi meliputi riset, menghubungi narasumber, menyusun
rundown
atau
sinopsis,
pitching,
persiapan
alat
dan
administrasi, riset lapangan serta casting talen. Pada tahap produksi meliputi proses peliputan. Serta paska produksi meliputi penyusunan naskah, voice over, dan editing.
55
58
3. Pada serangkaian proses produksi kendala yang dihadapi sudah dapat diatasi dengan baik oleh tim produksi. Kendala cuaca buruk yang tidak dapat diprediksi pada saat proses liputan dapat diatasi dengan penjelasan dalam naskah voice over sehingga tidak terlihat perbedaan yang mencolok (jumping) dengan adegan sebelumnya. Sedangkan perbedaan cahaya antara adegan satu dengan yang lain dapat diatasi dengan balancing color pada proses eding. Selain itu, kendala yang dihadapi pada proses editing adalah kurangnya stok gambar, namun hal ini dapat diatasi dengan menyisipkan intercut atau cut away untuk menghindari jump cut atau jumping 4. Untuk menghasilkan suatu tayangan yang baik dan menarik diperlukan kerjasama antar tim yang solid. Keberhasilan program Cita-Citaku ditentukan oleh kecakapan dan kreativitas tim liputan (reporter dan campers) baik ketika mengolah suatu ide menjadi suatu rangkaian cerita yang unik dan menarik. Serta peran editor dalam mengolah gambar dan suara menjadi suatu sajian yang berkualitas baik komposisi visual maupun audio nya. 5. Dalam kegiatan Kuliah Kerja Media di program acara Cita-Citaku Trans 7, penulis lebih banyak dilibatkan dalam kinerja reporter. Kinerja reporter sangat menentukan keberhasilan program dalam meraih prosentase share audien sebesar-besarnya. Dapat disimpulkan peran rerporter dalam program acara anak dengan segmentasi kids edutainment ini adalah bagaimana menghasilkan suatu program (episode) yang menarik,
59
menghibur, informatif dan mendidik sekaligus yang terangkum dalam satu tayangan per episode nya. B. Saran Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama magang, penulis memberikan saran untuk disampaikan dan diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain : 1. Diperlukan pengoptimalan kinerja antar tim produksi untuk mencapai target share yang diharapkan. Prosentase share merupakan tolak ukur dalam menentukan keberhasilan suatu program. Target share program Cita-Citaku selalu meningkat setiap minggunya. Berawal dari 4% pada awal penayangan (2006), hingga kini mencapai 10% (februari 2009) dan ditargetkan selanjutnya untuk mencapai 13 %. 2. Dalam mengolah ide kedalam rundown diharapkan dapat menciptakan suatu ciri khas yang kuat sebagai identitas program Cita-Citaku yang membedakan dengan program anak lainnya seperti Si Bolang, Asal Usul, Koki Cilik, yang tayang pada jam tayang yang berurutan. 3. Cita-Citaku merupakan program striping yang hadir lima kali dalam satu minggu, oleh karena itu diperlukan variasi dalam konsep program acara agar khalayak tidak jenuh dengan design program yang monoton. Misalnya dengan penayangan episode kontinyu yang terdiri dari dua atau tiga episode. Selain sebagai variasi, strategi ini juga dapat mengikat audiern untuk selalu mengikuti setiap penayangannya dimana setiap
60
episodenya menampilkan ketegangan yang berbeda-beda serta memancing rasa ingin tahu audien. 4. Trans 7 sebagai instansi Kuliah Kerja Media penulis diharapkan untuk lebih memperhatikan dan dapat memberikan bimbingan yang lebih focus dan terprogram dalam pelatihan magang. Hal ini dapat membantu peserta magang baik dalam kegiatan pengamatan selama magang maupun dalam pencarian data guna penyusunan laporan magang. 5. Penulis juga mengharapkan Program Diploma III Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta untuk menambah sarana dan fasilitas perkuliahan sebagai peningkatan kualitas sistem perkuliahan. Misalnya pengadaan alat praktek yang sesuai dengan standar broadcasting yang diterapkan pada media komunikasi baik radio maupun televisi.
61
DAFTAR PUSTAKA
Morrisan, M.A. 2008. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Morrisan, M.A. 2008. Manajemen Media Penyiaran. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Mulyana, Deddy. 2002. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Nurzain,Umar. 1993. Penulisan Feature. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Sam,Pareno Abede. 2002. Kuliah Komunikasi: Pengantar dan Praktek. Surabaya : Papyrus Surabaya. Syamsul, Asep. 2001. Jurnalistik Praktis. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Vardiansyah, Dani.2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bogor : Ghalia Indonesia. Wahyudi, JB. 1992. Teknologi Informasi dan Produksi Citra Bergerak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Wibowo, Fred. 2007. Teknik Produksi Program Televisi. Yogyakarta : Pinus Book Publisher. Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Grasindo.
Sumber Internet : “Sejarah Televisi” http://diannurmalasari.wordpress.com/2009/01/09/sejarahperkembangan-televisi-dan-blog/ 09/01/2009/00:57 “Kajian Tayangan Anak Bulan Maret 2009” http://www.kpi.go.id/index.php?etats=detail&nid=1051 25/05/2009
Sumber lain : Intranet Trans 7 Panduan Pelatihan Jurnalistik Trans 7
62