Skripsi
PROSES PRODUKSI PROGRAM NEWS CERITA PAGI DI TRANS TV (Periode Bulan Mei 2008)
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Ilmu Komunikasi Bidang Studi Broadcasting
Disusun Oleh : Nama
: Siti Masitoh
NIM
: 4410 401 – 103
Bidang Studi
: Broadcasting
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI PROGRAM STRATA 1 BROADCASTING
ABSTRAKSI Siti Marsitoh (4410401-103) Proses Produksi Program News Cerita Pagi Di Trans TV (Periode Mei 2008) 79 halaman + 8 lampiran + 5 Tabel + 2 Gambar + 25 Buku Semakin maraknya program pertelevisian Indonesia membuat pihak Stasiun TV saling berlomba untuk menghasilkan program acara yang diminati oleh masyarakat. Program tersebut bisa berupa berita,dan hiburan, dan salah satu programnya adalah tayangan program Cerita pagi merupakan salah satu tayangan News Buletin yang menyajikan program kriminal yang dikupas secara kritis dengan cara yang berbeda lebih santun, humanis, tidak fulgar dan tidak kasar. dikemas secara menarik sehingga dapat menarik hati penonton, maka dari. Rumusan masalah yang didapat dalam penelitian ini adalah bagaimana proses produksi program News cerita pagi di TRANS TV. Konsep yang dipakai adalah proses produksi. Tahapan produksi mulai dari pra produksi, produksi dan pasca produksi.didukung dengan tim produksi yang professional. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Data-data diperoleh dari hasil wawancara mendalam dengan narasumber antara lain produser Cerita pagi Erwin Hadi, reporter firza Arifin, kameramen Andri Harsil dan Feni Damayanti Rachman sebagai editor Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahap pra produksi dimulai dari rapat redaksi yang dilakukan untuk membahas perencanaan budget, lokasi shooting dan persiapan kru liputan. Pada tahap produksi merupakan realisasi dari tahapan sebelumnya. Menunjukkan perencanaan serta pengembangan kreatifitas program televisi dengan menerapkan bahasa yang santun, humanis, tidak fulgar dan tidak kasar. Pada tahap pasca produksi yang merupakan tahap penyelesaian dan penayangan serta rapat evaluasi dari program cerita pagi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah proses produksi tayangan cerita pagi yang merupakan bentuk hard news yang dikemas lebih ringan dan santun pada pra produksi dan produksi terutama pada perencanaanya. Kegiatan meeting sebaiknya diadakan lebih dari satu kali agar terjadi koordinasi lebih baik .
i
KATAPENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat ALLAH S.W.T, aku kecil dihapadanmu, tanpa anugrah yang terindah yang kau hibahkan kepada diri hamba, mustahil peneliti mampu menyelesaikan penyusunan skripsi ini, dengan judul Proses Produksi Program NEWS CERITA PAGI di Trans TV (Periode mei 2008). Adapun maksud dan tujuan ini, adalah untuk diajukan sebagai salah satu persyaratan didalam menyelesaikan program pendidikan jenjang Strata Satu (S1) pada Fakultas Ilmu
Komunikasi
jurusan
Broadcasting
Televisi. Peneliti
menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini, masih banyak kekurangan dan keterbatasan, namun demikian peneliti berusaha agar penyusunan skripsi ini tetap memiliki syarat sebagai karya tulis yang bersifat ilmiah. Pada kesempatan ini, Peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada pihak yang telah memberikan bantuan sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan sebagai mana mestinya. Peneliti ingin menyampaikan
ucapan
terima kasih
dan
penghargaan
yang sebesar-
besarnya kepada : 1. Dosen pembimbing Bapak Drs Riswandi, M.Si atas kesediaan waktu konsultasinya dan masukan-masukan yang berharga, sehingga skripsi ini dapat memenuhi syarat kelulusan. Terima kasih atas koreksi, semangatnya, saran, dan kritik sehingga membuat peneliti untuk tetap semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Ibu Dra. Diah Wardhani M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi. 3. Ibu Dra. Agustina Zubair M.Si selaku Wakil Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi 4. Bapak Drs. Riswandi M.Si Ketua Program Studi Broadcasting.
5. Staff Pengajar Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana. Terima kasih telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi saya. 6. Staff Tata usaha Fikom, terutama Mas Ervan, Mba Lila, Mas mawi terima kasih atas bantuannya. 7. Pemimpin Redaksi Ir.Gatot Triyanto, terima kasih sudah diberi kesempatan untuk melakukan penelitian di Trans TV. 8. Erwin Hadi selaku Produser Cerita pagi, terima kasih atas waktu dan informasinya dalam menyelesaikan skripsi ini. 9. Firza Arifin selaku Reporter Cerita pagi di Trans TV terima kasih atas informasi dan waktunya dalam menyelesaikan skripsi ini. 10. Andri Harsil Kameraman Cerita pagi di Trans TV terima kasih atas informasi dan waktunya dalam menyelesaikan skripsi ini. 11. Penny Damayanti Rachman selaku Editor Cerita pagi di Trans TV terima kasih atas informasi dan waktunya dalam menyelesaikan skripsi ini. 12. Semua Crew Cerita Pagi Mas Erwin,dodi,Budi,agus,Andri,Firza,Rahmat, Opik,Prasetyo utomo,Sutomo Mba Ami,Mate,Mutia,Yunita, Dewi O,Penny Dan Kawan-kawan Trans Tv dan anak magang Trans Tv. 13. Ibuku dan Bapaku yang tercinta yang sudah memberikan segalanya untuk melan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Dan terima kasih atas peluh dan darah menghiasi hari-harimu dan semoga diberikan kesehatan dan ketabahan, selalu menjadi sumber motivasi peneliti. 14. Kakek dan Nenekku (alm), terima kasih atas Doanya, semoga senang melihat melan dalam menyelesaikan skripsi ini. 15. Kakakku Arfat dan Adiku Hengki dan Diki dimanapun engkau berada semoga dalam keadaan sehat dan selalu dilindungi oleh ALLAH. SWT dan kakak
Iparku ka Irma yang selalu mendukung dan memberikan doa tanpa kalian aku tidak dapat menyelesaikan skripsi. 16. Terima kasih kepada Saudara Bapak/ Ibu serta Om dan Tante yang selalu memberikan motivasinya sehingga skripsi ini terselesaikan. 17. Keponakanku Yang Lucu & Pinter Dea,Tara, Dafa Semoga Menjadi Anak Yang Berbakti Kepada Orang Tua. 18. Dan Sepupuku yang tidak bisa disebutkan satu persatu serta Bang andi, Bang Jum dan Sahabatku Bhany, Santi, IIS, EBY. 19. Yories Hangga S.Ikom, Sandra UBL, Yayat Dayat S.Ikom, Ajie Dwi Rachmadi S.Ikom, Cristian, Opick, Black, Gepeng, Agus, Dsong & to all Broadcast Community 2003. Teman-temanku Angkatan 2004 yang tidak bisa melan sebutkan
satu persatu, yang
sudah
membantu
dan
memberikan motivasi sehingga skripsi ini terselesaikan.. Akhir kata dengan segala kerendahan hati peneliti mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kekurangan yang terdapat dalam Skripsi ini.Dan untuk itulah semua saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan Skripsi ini, serta besar harapan peneliti semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak- pihak yang membutuhkan.
Jakarta, 18 November 2008
Peneliti
DAFTAR ISI
COVER DEPAN LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG LEMBAR TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI ABSTRAKSI....................................................................................................... i KATA PENGANTAR......................................................................................... ii DAFTAR ISI....................................................................................................... v DAFTAR TABEL & BAGAN........................................................................... vii DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... ix
BAB
BAB
I
PENDAHULUAN..................................................................... 1
1.1
Latar Belakang Masalah............................................................ 1
1.2
Perumusan Masalah.................................................................... 7
1.3
Tujuan Penelitian........................................................................ 7
1.4
Signifikansi Penelitian................................................................ 8 1.4.1
Akademis........................................................................ 8
1.4.2
Praktis............................................................................. 8
II
KERANGKA PEMIKIRAN........................................................ 9
2.1
Komunikasi Massa....................................................................... 9 2.1.1
Pengertian Komunikasi Massa......................................... 9
2.1.2
KarakteristikKomunikasiMassa....................................... 11
2.1.3
Fungsi Komunikasi Massa............................................... 14
2.1.4
Media Komunikasi Massa..................................................16
2.1.4.1 Bentuk-bentuk Media Massa.......................................16 2.2
Televisi sebagai Media Massa...................................................... 18 2.2.1 Pengertian televisi.................................................................18 2.2.2 Karakteristik televisi.............................................................19 2.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Televisi.....................................20
2.2.4 Fungsi televisi.......................................................................22 2.3
Program Televisi......................................................................... 23 2.3.1 Pengertian Program Televisi.................................................23 2.3.2 Karakteristik Program Televisi.............................................23 2.3.3 Jenis_jenis program Televisi................................................24
2.4
News Buletin Televisi................................................................ 27
2.5
PengertianBeritaTelevisi............................................................. 29 2.5.1 Nilai-Nilai Berita............................................................... 31 2.5.2 Format Berita...................................................................... 32 2.5.3 Jenis-Jenis Berita................................................................ 34
2.6
Proses Produksi ............................................................................35 2.6.1 Tahap pelaksanaan Produksi................................................39
BAB
III
METODOLOGI........................................................................... 44
3.1
Sifat Penelitian............................................................................ 44
3.2
Metode Penelitian.....................................................................
3.3
Tehnik Pengumpulan Data......................................................... 45
44
3.3.1
Primer.............................................................................. 45
3.3.2
Sekunder........................................................................
45
3.4
Key Informan............................................................................... 45
3.5
Defenisi Konsep.......................................................................... 47
3.6
Fokus Penelitian.......................................................................... 47
3.7
Teknik Analisa Data................................................................... 48
BAB IV 4.1
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.........................
49
Gambaran Umum Trans TV......................................................
49
4.1.1 Visi Misi Trans TV..........................................................
50
4.1.2 Struktur Jajaran Direksi Trans TV...................................
51
4.1.3 Cerita Pagi......................................................................... 58 4.1.4 Struktur Organisasi Cerita Pagi......................................... 59 4.2
Hasil Penelitian .......................................................................... 64
4.3
Pra Produksi...............................................................................
4.4
Produksi....................................................................................... 67
65
4.4.1 Reporter Di Lapangan......................................................... 67 4.4.2 Juru Kamera Dalam Pengambilan gambar.......................... 68 4.5
Pasca Produksi............................................................................. 71 4.5.1 On air....................................................................................75 4.5.2 Evaluasi ............................................................................... 75
4.6
BAB V
Pembahasan................................................................................... 75
KESIMPULAN DAN SARAN...............................................
78
5.1
Kesimpulan..............................................................................
78
5.2
Saran........................................................................................
79
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
TABEL 1. Format Acara Televisi........................................................................ 25 TABEL 2. STASIUN TEMPAT PEMANCAR TRANS TV BERADA .......................57 TABEL 3. Siklus jalur Perjalanan Berita Cerita pagi..............................................66 TABEL 4. Produksi Cerita Pagi .......................................................................................67
TABEL 5. Perjalanan naskah dan gambar hingga siap tayang.............................77
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1. Logo Trans TV……………………………………..........…… 52 GAMBAR 2. Logo Cerita Pagi...........................................................................61
DAFTAR LAMPIRAN
1. Pedoman Wawancara 2. Transkrip Wawancara 3. Surat Keterangan Penelitian 4. Naskah 5. Rundown 6. Rating 7. Lembar Bimbingan Skripsi 8. Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia sejak lahir, serta selama proses kehidupannya manusia akan selalu terlibat dalam tindakantindakan komunikasi. komunikasi dapat terjadi dalam berbagai konteks kehidupan manusia, mulai dari kegiatan yang bersifat individual, antar individu maupun secara massal. Selain itu, komunikasi dapat dilakukan secara verbal ataupun non verbal, maupun langsung atau tidak langsung. Menurut Berelson dan Steiner, komunikasi adalah proses penyampaian hal yang disampaikan berupa informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lainlain. Sedangkan cara penyampaiannya melalui penggunaan simbol-simbol yang dimaksud dapat berbentuk kata-kata gambar-gambar, angka-angka, dan lain-lain.1 Seiring dengan kemajuan teknologi komunikasi, kini manusia makin di permudah dalam melakukan komunikasi. Suatu pesan yang ingin di tujukan pada banyak orang di mungkinkan dapat menembus ruang dan waktu. Selain itu, kondisi geografis pun tidak lagi jadi penghalang bagi manusia melakukan komunikasi, tak terkecuali pesan yang sifatnya ditujukan secara massal. Adapun pengertian dari komunikasi
massa adalah media yang
membawa pesan-pesan yang bukan saja dari satu orang kepada orang lain, tetapi dari satu orang atau salah satu pihak kepada ribuan atau jutaan lainnya. 1
Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi,Pusat Universitas Terbuka, Jakarta:2003.
1
2
Secara garis besar, media massa dapat dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu media massa cetak yang meliputi surat kabar, majalah dan bulletin. Serta, media massa elektronik mencakup media “radio” (Suara) dan media “audio visual” (suara dan gambar) yaitu televisi dan film.2 Diantara dari media massa tersebut, media audio visual, khususnya televisi, merupakan salah satu media yang banyak di gemari oleh khalayak. Dari pengkategorian audio visual-nya saja, dapat di ketahui bahwa televisi merupakan salah satu media yang sifatnya menampilkan pesan yang dapat dilihat dan di dengar. Selain itu, image yang ditampilkan juga bergerak. Yang terpenting, acara-acaranya terjangkau dari semua lapisan golongan. Maka, tak heran bila televisi memiliki banyak penikmatnya. Televisi merupakan media masa yang menyampaikan pesannya secara audio visual, artinya televisi dapat dilihat dan di dengar sehingga memudahkan masyarakat dalam menerima pesan-pesan yang disampaikan televisi.3 Berbagai acara yang disajikan oleh televisi, sedemikian rupa dikemas dengan menarik. Betapa tidak, industri televisi dilihat dari sudut pandang bisnis bisa dikatakan berbiaya tinggi. Sedangkan, untuk mengakses acaraacara di televisi, khususnya di Indonesia, sebagian besar khalayak mengiginkannya secara gratis. Iklan merupakan satu-satunya pendapatan bagi stasiun-stasiun televisi yang memformat acara-acaranya dapat diakses secara cuma-Cuma oleh khalayak. Namun, pertumbuhan stasiun-stasiun televisi yang begitu banyak di 2
3
Henny S.W dan Alexander Rumondor, Manajemen Media Massa, Pusat penerbit Universitas Terbuka, Jakarta:2004. Hal 3.2-3.6 Morrissan, Jurnaistik Televisi Mutakhir, Ramdina Prakarsa, Jakarta, 2003.Hal.5
3
Indonesia menimbulkan tingkat persaingan yang tinggi. Oleh karena itu, dibutuhkan kreativitas yang tinggi pula bagi para pengelola televisi untuk memilih, membuat, dan menyiarkan sehingga khalayak menjadi suka dengan acara tersebut. Pada akhirnya, tingkat perhatian khalayak yang tinggi terhadap program tersebut dengan sendirinya dapat didukung oleh para pengiklan. Dari berbagai acara yang disajikan oleh televisi, berita merupakan salah satu program acara yang mendapatkan perhatian yang banyak dari khalayak. Manusia membutuhkan berita karena naluri dasar, yang disebut sebagai naluri kesadaran. Mereka perlu mengetahui apa yang terjadi di sekelilingnya, untuk menyadari berbagai kejadian di luar pengalaman mereka. Dengan berita khalayak dapat memperoleh informasi tentang pergantian peristiwa, isu dan tokoh di luar. Pengetahuan tentang sesuatu memberi mereka rasa aman, membuat mereka bisa merencanakan dan mengatur hidup mereka. Saling tukar informasi ini menjadi dasar untuk menciptakan komunitas, membuat ikatan antara manusia.4 Tidak setiap kejadian bisa dijadikan berita jurnalistik ada ukuranukuran tertentu yang harus dipenuhi agar suatu kejadian atau suatu peristiwa dalam masyarakat dapat diberitakan pers, yang disebut sebagai kriteria layak berita (news value), yaitu layak tidaknya suatu kejadian dalam masyarakat diberitakan oleh pers atau bernilainya kejadian tersebut bagi pers.5 Unsur tersebut adalah significant (kejadian yang berkemungkinan mempengaruhi kehidupan orang banyak), magnitude (kejadian yang menyangkut jumlah
4
5
Bill Kovach dan Rosentiel, Elemen-elemen Jurnalisme : apa yang seharusnya di ketahui wartawan dan yang diharapkan publik, Institut Studi Informasi, Jakarta : 2004.Hal. 16-17 Ashadi Siregar, Bagaimana Meliput dan Menulis Berita untuk Media Massa, Penerbit Kanisius, Yogyakarta : 1998. Hal.27-28
4
angka yang besar), timeliness (kejadian yang menyangkut hal-hal yang terjadi), proximity (kejadian yang menyangkut kedekatan secara geografis ataupun psikologis buat khalayak), prominence (kejadian yang melibatkan beberapa nama-nama yang dikenal oleh khalayak), serta human interest (kejadian yang memberikan sentuhan perasaan bagi khalayak).6 Selain itu masih ada beberapa unsur lainnya, yaitu seks, konflik (kejadian yang menyangkut pertentangan antara beberapa pihak), kontroversi, dan unik (kejadian yang menyangkut hal-hal spektakuler dalam kehidupan manusia yang dapat memberikan motivasi kepada pihak lain).7 Unsur-unsur berita di atas, dijadikan pedoman juga oleh para pengelola televisi dalam menilai suatu peristiwa dikatakan layak sebagai berita. Terlebih, program berita pada televisi merupakan salah satu dari rangkaian acara yang dibuat oleh stasiun televisi tersebut atau in house production. Artinya, sangat jarang suatu stasiun televisi membuat program berita diserahkan kepada pihak lain. Dalam menyiarkan suatu berita, kini stasiun-stasiun televisi bersaing secara ketat untuk menyiarkan berita yang paling terbaru. Hal inilah yang menjadi keunggulan dari media elektronik, khususnya televisi. Selain itu, pada berita yang ditampilkannya untuk lebih menarik mereka pun dalam menugaskan para reporter dan kamerawannya diupayakan agar menyiarkan suatu peristiwa yang terbaru secara langsung yang didukung pula dengan tampilan gambar, artinya tak hanya melalui suara lewat telepon. Maka,
6 7
Ashadi Siregar, Loc, Cit. Masduki, Jurnalistik Radio, Lkis, Yogyakarta:2001.Hal.23
5
teknologi dalam hal ini merupakan alat pendukung yang setiap saat terus dimodernisasikan oleh para pengelola televisi. Tak hanya teknologi, para sumber daya manusia yang ditugaskan untuk meliputnya pun terus ditingkatkan ke profesionalitasannya, khususnya para reporter. Terbukti, pada saat ini banyak stasiun televisi yang mulai mengemas beritanya dengan melakukan investigasi report. Dengan kata lain media televisi berupaya untuk menyajikan berita yang ingin diketahui pemirsa di luar kenyataan dari informasi yang telah diberitakan hanya dipermukaan saja. Dan untuk menuju berita berita investigasi televisi, tidak dapat bergantung hanya dari peralatan canggih yang melekat pada televisi. Tetapi kemampuan profesional reporter agar lebih jeli dan tajam dan keberanian untuk membongkar atau mengungkapkan kasus ini secara mendalam melalui program cerita pagi dan bukan hanya sekedar informasi sekilas. Rutinitas tersebut merupakan aktivitas yang wajib dijalankan oleh para pekerja media, khususnya para pekerja program berita televisi. Semuanya dilakukan semata sebagai bentuk pertanggung jawabannya sebagai lembaga yang menyiarkan informasi kepada masyarakat. Dengan demikian, pers yang merupakan lembaga yang melayani dan mengatur kebutuhan hati nurani manusia. Artinya, suatu lembaga yang bertugas untuk memberitahukan segala sesuatu yang diperlukan manusia dalam meniti pergaulan hidupnya, seperti informasi tentang peristiwa yang terkait dengan kegiatan usaha, hal-hal yang bersangkutan dengan kesehatan, pendidikan, hiburan, hobi, olahraga, kepercayaan, agama, dan lain sebagainya. Dengan lain perkataan, pers
6
merupakan organisasi pelayanan masyarakat. Sebagai industri informasi, pers bertugas melakukan pencarian, pengumpulan, pengolahan, dan penyajian informasi dalam bentuk produk jurnalistik, yang terdiri dari berita (news) komentar, atau pandangan.8 Tak terkecuali, dengan para pekerja media yang menyusun berita dalam program berita cerita pagi yang ditayang di Trans TV. Program tersebut mulai di tayangkan di Trans TV pada 25 Juli 2005, yang ditayangkan dari hari Senin sampai Jum’at pada pukul 07.30 WIB sampai pukul 08.00 WIB. Dari waktu penayangannya dapat diketahui bahwa cerita pagi sebuah cerita di pagi hari, berbicara tentang banyak hal yang sedang hangat di perbincangkan orang untuk didengar dan dilihat dari sudut pandang perempuan, karena lebih diperuntukkan untuk penonton perempuan dari ketidakadilan dalam rumah tangga seperti kekerasan, penganiayaan, hingga pembunuhan, penipuan, kenaikan harga dan antrean, becana alam, kecelakaan, hingga liburan dan tempat-tempat terbaik untuk membawa buah hati dan keluarga berwisata. Namun, cerita pagi tetap dengan cerita kritis yang menyajikan berita kriminal dengan cara yang berbeda. Lebih santun, humanis, tidak fulgar dan tidak kasar. Dan tentunya tayangan program cerita pagi ini dapat menarik hati penonton di pagi hari9. Pada Periode Mei 2008 ini, penulis mencoba meneliti Proses Produksi Program News Cerita Pagi di Trans Tv, karena pada periode ini selain penulis mendapat kesempatan untuk meneliti di bulan mei. Juga, karena berita dan informasi yang ada dalam periode ini berisikan tentang berita-berita kriminal 8
9
Kustahadi Suhandang, Pengantar Jurnalistik : Seputar Organisasi, Produk dan Kode Etik, Penerbit Nuansa, Bandung : 2004.Hal 51 Company profile Cerita Pagi
7
yang dikemas dengan halus dan santun sehingga sangat menarik dan unik. Seperti pembunuhan sop mutilasi pelakunya adalah orang dengan gangguan jiwa. Dengan latar belakang diatas peneliti ingin mengetahui lebih lanjut bagaiman proses produksi yang ada di Cerita Pagi itu sendiri, bagaimana Pra produksinya,Produksi, Pasca produksi sebelum berita disampaikan kepada masyarakat.Dalam hal ini, Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian ”Bagaimana Proses Produksi Program News Cerita Pagi di Trans TV”. Dalam pembuatan tayangan berita cerita pagi kerja sama tim menjadi salah satu yang paling penting, karena pada dasarnya proses pembuatan tayangan cerita pagi merupakan kerja kolektif tim, tim nantinya yang akan terjun langsung ke lapangan dan merancang persiapan yang mereka perlukan saat mencari berita di lapangan.
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut di atas maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana Proses Produksi Program News Cerita Pagi Di Trans TV. Dalam mencari dan menghasilkan sebuah berita hingga layak untuk ditayangkan.
1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Proses Produksi Program News Cerita Pagi Di Trans TV. Dalam mencari dan menghasilkan sebuah berita hingga layak untuk ditayangkan.
8
1.4 Signifikan Penelitian Manfaat dari penelitian ini bisa ditinjau dari dua aspek, yakni 1.4.1 Akademis Untuk memberikan sumbangan pemikiran dan referensi untuk bacaan dan penelitian lainnya pada bidang ilmu broadcasting dalam memahami dan mempelajari Proses Produksi Program News Cerita Pagi Di Trans TV. Dalam mencari dan menghasilkan sebuah berita. 1.4.2 Praktis Agar menjadi bahan yang bermanfaat bagi para mahasiswa dalam mengkaji Proses Produksi Program News Cerita Pagi Di Trans TV, secara praktis penelitian juga menjadi media untuk mempelajari bagaimana membuat program secara kreatif sehingga menghasilkan karya yang beragam.
9
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Pengertian dari komunikasi massa adalah media yang membawa pesan-pesan yang bukan saja dari satu orang kepada orang lain, tetapi dari satu orang atau salah satu pihak kepada ribuan atau jutaan lainnya. Secara garis besar, media massa dapat di bagi ke dalam dua kelompok, yaitu media massa cetak yang meliputi surat kabar, majalah dan bulletin. Serta, media massa elektronik mencakup media “radio” (suara) dan audio visual (suara dan gambar) yaitu televisi dan film.10 Sedangkan menurut Bittner, pengertian komunikasi massa ialah pesan-pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Definisi ini memberikan batasan pada komponen-komponen dari komunikasi massa. Komponen-komponen itu mencakup adanya pesan-pesan, media massa (Koran, majalah, TV, radio, dan film), dan khalayak. Kemudian menurut Defleur dan Dennis, pengertian komunikasi massa ialah suatu proses dalam mana komunikator-komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas, dan secara terus-menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui
10
Henny S.W dan Alexander Rumondor, Loc.cit
9
10
berbagai cara. Penonjolan definisi ini terutama pada bagaimana sumber informasi (media massa) mengemas dan menyajikan isi pesan. Dengan cara dan gaya tertentu menciptakan makna terhadap suatu peristiwa, sehingga mempengaruhi khalayak.11 Sedangkan, mengutip dari Dedy Mulyana pengertian dari komunikasi massa adalah bentuk komunikasi yang menggunakan saranasarana teknik yang mampu menyampaikan pesan kepada suatu khalayak yang besar dalam waktu relative ciri utamanya, penyampaian pesan atau gagasan itu dilakukan orang yang bekerja pada media massa.12 Dari berbagai definisi, di atas, inti dari komunikasi massa adalah komunikasi yang dilakukan melalui media massa, yakni surat kabar, majalah, radio, televisi dan film. Oleh karena itu maka sumber komunikasi massa bukanlah satu orang, melainkan suatu organisasi formal, dan ‘sang pengirimnya’ seringkali merupakan komunikator professional, pesannya tidak unik dan beraneka ragam, serta dapat diperkirakan. Disamping itu, pesan tersebut ‘diproses’, di standarisasi dan selalu diperbanyak. Pesan itu juga merupakan produk dan komoditi yang mempunyai nilai tukar tambah, serta acuan simbolik yang mempunyai nilai ‘keagunan’. Hubungan antara pengirim dan penerima bersifat satu arah dan jarang sekali bersifat interaktif. Hubungan tersebut juga impersonal, bahkan mungkin seringkali bersifat non formal dan kakulatif, dalam pengertian bahwa, sang pengirim biasanya, tidak bertanggung
11 12
Sasa Djuarsa Sendjaja, Loc. cit Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004.
11
jawab atas konsekuensi yang terjadi para individu dan pesan yang dijual belikan dengan uang atau dengan perhatian tertentu. Yang menjadi penghubung antara komunikator dengan komunikan dari beberapa penjabaran soal komunikasi massa adalah media massa adalah sarana untuk menyampaikan isi pesan / pernyataan / informasi yang bersifat umum, kepada sejumlah orang yang jumlahnya relatife besar, heterogen, anonym, tidak terlembagakan, perhatiannya terpusat pada isi pesan yang sama dan tidak dapat memberikan arus balik secara langsung pada saat itu.13
2.1.2 Karakteristik Komunikasi Massa Karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut : a. Komunikator Terlembagakan Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Kita sudah memahami bahwa komunikasi massa itu menggunakan media massa, baik media cetak maupun elektronik. Dengan mengingat kembali pendapat Wright, bahwa komunikasi massa itu melibatkan lembaga, dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. b. Pesan Bersifat Umum. Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat 13
JB. Wahyudi, Komunikasi Jurnalistik Pengetahuan Praktisi Kewartawanan Surat Kabar, Majalah, Radio dan Televisi, Alumni, Bandung, 1991, hal.90
12
umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini. Namun tidak semua fakta dan peristiwa yang terjadi di sekeliling kita dapat dimuat dalam media massa. Pesan memenuhi kriteria penting atau menarik, atau penting sekaligus menarik, bagi sebagian komunikan. c. Komunikannya Anonim dan Heterogen Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonym dan heterogen. Pada
komunikasi
antarpesonal,
komunikator
akan
mengenal
komunikannya, mengetahui identitasnya, seperti : nama, pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal, bahkan mungkin mengenal sikap dan perilakunya. Sedangkan dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonym), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Di samping anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor : usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama, dan tingkat ekonomi. d. Media massa Menimbulkan Keserempakkan Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu komunikan yang banyak tersebut secara serempak memperoleh pesan yang sama pula.
13
e. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus. Pada komunikasi antar personal, unsur hubungan sangat penting. Sebaliknya, pada komunikasi massa, yang penting adalah unsur isi. Dalam komunikasi massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan digunakan. f. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah Selain ada ciri yang merupakan keunggulan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, ada juga ciri komunikasi massa merupakan kelemahannya. Secara singkat, komunikasi massa itu adalah komunikasi dengan menggunakan atau melalui media massa. Karena melalui media massa maka komunikatornya dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun di antara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antarpersonal. Dengan demikian, komunikasi massa itu bersifat satu arah. g. Stimulasi Alat Indra “terbatas” Ciri komunikasi massa lainnya yang dapat dianggap salah satu kelemahannya, adalah stimulasi alat indra yang “terbatas”. Pada komunikasi antar personal yang bersifat tatap muka, maka seluruh alat indra pelaku komunikasi, komunikator dan komunikan, dapat digunakan secara maksimal. Kedua belah pihak dapat melihat,
14
mendengar secara langsung, bahkan mungkin merasa. Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis media massa. h. Umpan Balik Tertunda Komponen umpan balik atau lebih populer dengan sebutan feedback merupakan faktor penting dalam bentuk komunikasi apapun. Efektivitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan.14
2.1.3 Fungsi Komunikasi Massa Wilbur Schram menyatakan, komunikasi massa berfungsi sebagai decoder, interpreter, dan encoder.Pendapat Schram pada dasarnya tidak berbeda dengan pendapat Harold D Laswell yang menyebutkan fungsifungsi komunikasi massa sebagai berikut. 1. Survaillance of the environment Fungsinya sebagai pengamatan lingkungan yang oleh Schram disebut sebagai decoder yang menjalankan fungsi the watcher. 2. Coreelation of the parts of society in responding to the environment Fungsinya sebagai penghubung bagian-bagian dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungan. Schram menamakan fungsi ini sebagai interpreter yang melakukan fungsi the forum.
14
Elvinaro Ardianto dan Lukiati Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Penghantar, Simbiosa, 2004, hal. 7-12.
15
3. Transmission of the social heritage from one generation to the next Fungsinya penerusan atau pewarisan sosial dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Schram menyatakan fungsi ini sebagai encoder yang menjalankan The Teacher. Laswell tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai fungsifungsi yang ia kemukakan itu, sehingga membuka kesempatan terhadap berbagai spekulasi dan penafsiran. Seorang ahli sosiologi, Charles R Wright, menambahkan fungsi keempat, yaitu entertainment dan ia memberikan penjelasan keempat fungsi tersebut. 1. Surveillance Menunjuk pada fungsi pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian-kejadian dalam lingkungan baik diluar ataupun di dalam masyarakat. Fungsi ini berhubungan dengan apa yang disebut Handling of news. 2. Correlation Meliputi fungsi interprestasi pesan yang menyangkut lingkungan dan tingkah laku tertentu dalam mereaksi kejadian-kejadian. Untuk sebagian fungsi ini di identifikasikan sebagai fungsi editorial propaganda. 3. Transmission Menunjuk pada fungsi mengkomunikasikan informasi, nilai-nilai dan norma-norma sosial dari budaya dari satu generasi ke generasi lainnya.
16
4. Entertainment Menunjuk pada kegiatan-kegiatan komunikatif yang dimaksudkan untuk memberikan hiburan tanpa mengharapkan efek-efek tertentu.15
2.1.4 Media Komunikasi Massa 2.1.4.1 Bentuk-Bentuk Media Massa Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni, media massa cetak, dan media elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi kriteria sebagai media massa adalah surat kabar dan majalah. Sebagai media cetak, surat kabar dan majalah tetap berbeda karena memiliki kharakteristik yang khas, yang dimiliki masing-masing media. 1. Surat Kabar Surat kabar merupakan media massa yang paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah telah mencatat keberadaan surat kabar dimulai sejak ditemukannya, mesin cetak oleh Jogann Gutenberg dijerman. 2. Majalah Menurut Dominique klasifikasi majalah dibagi kedalam lima kategori utama yakni: 1. General Consumer magazine ( Majalah Konsumen Umum), 2. Business publication ( Majalah Bisnis), 3. Lteracy reviews and academis Journal ( Kritik sastra Dan majalah ilmiah , 4. Newsletter (majalah khusus terbitan berkala ) 5. Public relation Magazine ( majalah humas)
15
Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, Grasindo, hal 10-12
17
3. Radio Siaran Radio adalah media massa elektronik tertua dan sangat luas. Selama hamper satu abad lebih keberadaannya, radio siaran telah berhasil mengatasi persaingan keras dengan bioskop, rekaman kaset, tv, tv kabel, elektronik game dan personal kaset player. 4. Televisi Televisi mengalami perkembangan secara dramatis, terutama melalui pertumbuhan Tv kabel. Transmisi program tv kabel menjangkau seluruh pelosok negri dengan bantuan satelit dan diterma langsung pada layer tv dirumah dengan menggunakan wire/microwave (wire cable) yang membuka tambahan saluran tv bagi pemirsa. Tv tambah marak lagi setelah dikembangkannya direct broadcast satellite. 5. Film Gambar bergerak (film) adalah bentuk dominant dari komunikasi massa visual dibelahan dunia ini. Lebihdari ratusan juta orang menonton film dibioskop, film tv dan film video laser setiap minggunya film lebih dahulu menjadi media hiburan dibandingkan radio siaran dan televisi. 6. Komputer dan Internet Industri media computer memiliki beberapa bidang yang utama, antara lain: pabrik perangkat keras computer, pembuat perangkat lunak computer(Software program) sebagian besar computer dan jaringan yang tersambung dengan jariang perusahaan yang tersambung dengan internet, mereka memperoleh akses seketika kepada para pelanggan16 16
Elvinaro Ardano, Lukiati komala Erdiyana, Komunikasi massa, simbiosa rekatama media, bandung,2004, hal 97-147
18
2.2 Televisi Sebagai Media Massa 2.2.1Pengertian Televisi Perkataan televisi berarti “melihat dari kejauhan” namun pada mulanya televisi dimaksudkan sebagai satu cara lain untuk menyiapkan program-program dari hiburan-hiburan dengan gambar, seperti yang dilakukan siaran radio untuk suara.17 Televisi merupakan pengembangan medium setelah radio, yang pada dasarnya peletak dasar utama teknologi pertelevisian tersebut adalah Paul Nipkow dari Jerman yang dilakukan pada tahun 1884. Ia menemukan sebuah alat yang kemudian disebut sebagai Jantra Nioppow atau Nipkow Sheibe, penemuannya tersebut melahirkan dectrische teleskop atau televisi elektris18. Namun perkembangan televisi sebagai media massa elektronik pada awalnya dimulai dengan hadirnya kamera televisi yang diketemukan oleh Vladimir Zworykin pada tahun 1723.19 Televisi merupakan media dalam komunikasi massa atau biasa disebut media massa elektronik pandang dengan (audio visual). Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar yang biasa bersifat politis biasa pula informative, hiburan dan pendidikan atau bahkan gabungan dari ketiga unsur tersebut. Televisi menciptakan suasana tertentu yaitu para pemirsa yang dapat melihat sambil duduk santai tanpa kesengajaan untuk menyaksikan, penyampaian isi pesan seolah-olah langsung antara komunikator dan komunikan,
17
informasi
yang
Bernard Gray dan Sahat Pakpakan, Sistem Televisi dan Video, 1991 Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung : 2003, hal. 4 19 Alo Liliweri, Memahami Peran Komunikasi Massa dalam Masyarakat, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung: 1997, hal. 3 18
19
disampaikan oleh televisi, akan mudah dimengerti karena jelas terdengar secara audio dan terlihat secara visual.20 Selain itu, hiburan yang diinginkan masyarakat dapat terpenuhi dengan adanya media massa sebagai alat penyampaian pesan yang semakin beragam dan berkembang dengan kehadiran televisi disetiap rumah.
2.2.2 Karakteristik Televisi Ditinjau dari stimulasi alat indra, dalam radio siaran, surat kabar dan majalah hanya satu alat indra yang mendapat stimulus. Radio siaran dengan indra pendengaran, surat kabar dan majalah dengan indra penglihatan. 1. Audiovisual Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat (audiovisual). Jadi, apabila khalayak radio siaran hanya mendengar kata-kata, musik dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar bergerak. Namun demikian, tidak berarti gambar lebih penting daripada kata-kata. Keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis. 2. Berpikir dalam Gambar Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar. Pertama adalah visualisasi, yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Dalam proses visualisasi, pengarah acara harus berusaha menunjukkan 20
Wawan Kusnadi, Komunikasi Sebuah Massa sebuah Analisis Media Televisi, (PT. Rineka Cipta), 1996, hal. 8
20
objek-objek tertentu menjadi gambar yang jelas dan menyajikannya sedemikian rupa, sehingga mengandung suatu makna. Tahap Kedua dari proses “berpikir dalam gambar” adalah penggambaran, yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa, sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu. 3. Pengoperasian Lebih Kompleks Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang untuk menayangkan acara siaran berita yang dibawakan oleh dua orang pembaca berita saja dapat melibatkan 10 orang.21
2.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Televisi Sama seperti media massa lainnya, televisi juga mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangannya sendiri. Keunggulan televisi bisa dilihat dari sisi pragmatis dan teknologis.22 Keunggulan televisi dari sisi programatis : 1. Menyangkut isi dan bentuk, media televisi meskipun direkayasa mampu membedakan fakta dan fiksi, realities, dan tidak terbatas. 2. Memiliki khalayak yang tetap, memerlukan keterlibatan tanpa perhatian sepenuhnya, dan intim. 3. Memiliki tokoh berwatak (riil maupun rekayasa), sementara, media lain (film) hanya memiliki bintang yang direkayasa.
21 22
Elvinaro Ardianto dan Lukiati Erdinaya, op.cit. hal 128 - 130 A. Alatas Fahmi: Bersama Televisi Merenda Wajah Bangsa, YPKMD, Jakarta, 1997, Hal. 30-32
21
Keunggulan televisi dari sisi teknologis adalah kemampuan televisi dalam menjangkau wilayah yang sangat luas dalam waktu bersamaan. Sehingga televisi dapat menghantarkan langsung suatu peristiwa di suatu tempat yang berjarak sangat jauh. Televisi juga mampu menciptakan suasana yang bersamaan diberbagai wilayah jangkauannyanya, mendorong pemirsa untuk mendapatkan informasi dan berinteraksi secara langsung. Dibalik keuntungan / kelebihan, televisi juga memiliki kelemahan. Kelemahan ini berkaitan langsung dengan kelebihannya. Kelemahan itu adalah : 1. Kecenderungan televisi untuk menempatkan khalayaknya sebagai objek yang pasif, sebagai penerima pesan. 2. Mendorong proses alih nilai dan pengetahuan yang cepat. Hal ini terjadi tanpa mempertimbangkan budaya dan peradaban yang ada di wilayah jangkauannya. 3. Sifatnya sangat terbuka dan menjadikannya sulit untuk dikontrol dampak negatifnya. 4. Pergerakan teknologi penyiaran televisi yang begitu cepat mendahului perkembangan masyarakat dan budaya khalayak pemirsanya. Hal ini pada gilirannya melahirkan pro dan kontra tentang implikasi cultural dari televisi. 5. Kecenderungan para pengelola televisi yang memanfaatkan kelebihankelebihan televisi dan berorientasi pada pertimbangan komersil/bisnis, sehingga mengenyampingkan faktor pendidikan.
22
2.2.4 Fungsi Televisi Televisi pada pokoknya mempunyai tiga fungsi, yaitu : 1. Fungsi Penerangan (the information function) Televisi merupakan media yang mampu menyiarkan informasi yang amat memuaskan, hal ini disebabkan dua faktor yang terdapat di dalamnya yaitu immediacy dan realism. Immediacy mencakup pengertian langsung dekat, sedangkan realism mengandung makna kenyataan, dimana televisi yang menyiarkan informasi secara audio visual dengan fakta.Dalam melaksanakan fungsinya sebagai sasaran, stasiun televisi menyiarkan informasi dalam bentuk siaran pandang mata. 2. Fungsi Pendidikan (the education function) Sebagai media massa televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak secara stimultan. Sesuai dengan makna pendidikan yaitu meningkatkan pengetahuan dan penawaran masyarakat. 3. Fungsi Hiburan (the entertainment function) Fungsi hiburan yang melekat pada siaran televisi sangat dominant, sebagian besar dari alokasi waktu masa siaran diisi oleh acara-acara hiburan. Hal
ini dapat dimengerti karena pada layar
televisi dapat ditampilkan gambar hidup serta suara bagaikan kenyataan dan dapat dinikmati sekalipun oleh khalayak yang tidak mengerti bahasa asing, bahkan yang tuna aksara.23
23
Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, Hal. 24
23
2.3 Program Televisi 2.3.1 Pengertian Program Televisi Kata “program” berasal dari bahasa Inggris programme atau program yang berarti acara atau rencana, namun kata program lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia dari pada kita siaran untuk mengacu kepada pengertian acara program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya dengan demikian program memiliki pengetahuan yang luas. Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audien tertentu untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran apakah itu radio atau televisi, jadi program televisi adalah dapat menyiarkan program baik itu untuk audien maupun untuk khalayak semua fungsinya, yaitu untuk memberikan hiburan yang bermanfaat bagi manusia di seluruh Indonesia. Sedangkan televisi adalah media yang sangat menyukai tampilan subyek dalam ukuran close up, yang selalu usahakan untuk memberi gambar yang detail seperti close up atau medium close up dan wide shot (pengambilan gambar yang melebar) jika keduanya berada dalam berita yang sama.24
2.3.2 Karakteristik Program Televisi Dengan karakteristik serta keunggulan dari program televisi, program televisi pun memiliki karakteristik yang khas tersendiri yaitu:25
24 25
Morrisson, op. cit. hal 156 A. Alatas Fahmi, Op.cit. Hal. 42-43
24
a. Selektif, penonton atau audien dalam menerima suatu pogram tayangan apapun dapat memilih gelombang, frekuensi, atau stasiun televisi mana saja sesuai dengan selera. b. Menghibur, setiap program tayangan yang disungguhkan kepada khalayak pastinya ada unsur menghibur itu yang membuat sesuatu karakteristik sendiri bagi program televisi tersebut.
2.3.3 Jenis-jenis Program Televisi Tabel 1 Format Acara Televisi FORMAT ACARA TELEVISI
Timelines&Imajinatife DRAMA (FIKSI)
Timelines&Factual NON DRAMA (NON FIKSI)
Others
Musik
Tragedy
Magazine show
Aksi
Talk Show
Komedi
Variety Show
Factual&Aktual BERITA NEWS
Features
Cinta Legenda Horror Sumber
: Naratama : Menjadi Sutradara Televisi hal-64
Sport News
25
Fiksi adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi dan diciptakan melalui proses imajinatif kreatif dari kisah-kisah drama atau fiksi yang di rekayasa dan di kreasi ulang. Format yang digunakan merupakan interprestasi kisah kehidupan yang diwujudkan dalam satu runtutan cerita dalam sebuah adegan. Contoh : Drama percintaan (love story), Tragedi, horror, komedi, legenda, aksi, dan sebagainya. Non fiksi adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui proses pengolahan imajinasi kreatif dari realitas kehidupan sehari-hari tanpa harus menjadi dunia khayalan. Non drama bukanlah sebuah runtutan cerita fiksi dari setiap pelakunya. Untuk itu format-format acara non drama merupakan sebuah runtutan pertunjukkan kreatif yang mengutamakan unsur hiburan yang dipenuhi aksi, gaya, dan musik. Contoh : Talk show, konser, musik, dan Variety Show. Berita dan olah raga adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi berdasarkan informasi dan fakta atas kejadian dan peristiwa yang berlangsung pada kehidupan masyarakat sehari-sehari.26 Contoh : Berita ekonomi, Liputan 6, Reportase, Topik. Pada umumnya isi program siaran di televisi meliputi acara seperti yang diterangkan berikut ini dengan tentunya berbeda sesuai dengan keinginan masing-masing televisi. a. News Reporting Adalah suatu program yang berisi laporan berita tentang informasi seputar nasional maupun internasional
26
Naratama, Menjadi Sutradara Televisi, Grasindo, Hal. 65-66
26
b. Talk Show Adalah suatu program acara berupa perbincangan yang meliputi masalah-masalah yang sedang hangat di kalangan masyarakat. c. Documenter Adalah suatu program acara yang menyiarkan secara khusus tayangantayangan yang bersifat dokumentasi tentang kegiatan ataupun alam. d. Magazine Adalah merupakan gabungan dari beberapa berita baik yang bertemakan sama maupun tidak yang dijadikan dalam suatu program tayangan berita. e. Advertising Adalah pesan komersil dari produk perusahaan yang telah membayar hak iklan untuk disebarkan produknya pada masyarakat, iklan adalah pendapatan utama televisi. f. Educational dan Intructional Adalah tayangan yang bersifat pendidikan yang bertujuan memberikan pesan pendidikan bagi pelajar. g. Musik Adalah program hiburan yang berisi tayangan video klip musik ataupun kumpulan tentang pengetahuan musik. h. Soap operas atau drama atau sinetron Adalah program entertainment tentang cerita kehidupan masyarakat dalam bentuk sinetron yang berlangsung beberapa episode sesuai keinginan masing-masing televisi.
27
i. TV Movies Adalah tayangan hiburan berupa film-film Box Office yang telah beredar seperti di Cinema 21, Blits Megaplex. j. Game Show atau Kuis Adalah tayangan intertainment berupa games yang melibatkan masyarakat dengan hadiah dari iklan sponsor. k. Komedi Adalah suatu tayangan intertainment berupa pertunjukkan komedi ataupun lawakan-lawakan di atas panggung. l. Sport Adalah tayangan tentang olah raga berbagai isi siaran tersebut, bukanlah mutlak harus dimiliki oleh setiap stasiun televisi tetapi sesuai dengan keinginan masing-masing stasiun televisi. Tetapi pada umumnya sebagian besar jenis program di atas di pakai oleh stasiun televisi.27
2.4 News Bulletin Televisi Program News Bulletin televisi adalah acara atau karya yang berisikan kumpulan berita-berita yang memiliki kandungan nilai Aktualitas yang sangat tinggi. Dan disajikan atau ditayangkan secara reguler setiap harinya ( pada jam yang telah ditentukan oleh redaksi).28 Dalam program News Bulletin televisi, biasanya berdurasi 30-60 menit, setiap tayangan berita yang disajikan merupakan berita-berita yang sifatnya sangat penting dan harus segera 27 28
Dedy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi, Op. Cit. Hal 15. Wawancara dengan Erwin hadi, Produser Cerita pagi pada 15 september jam 14.00.Wib
28
diketahui oleh khalayak, maka program News Bulletin televisi merupakan program hard news. Program Cerita Pagi yang merupakan bagian dalam program news buletin televisi, pada saat ini tayangan berita program Cerita Pagi tidak dibawakan oleh presenter, tetapi laporan berita yang dibawakan langsung oleh reporter yang meliput berita tersebut. Dalam program News Bulletin televisi terdapat tahapan produksi sebagai berikut:29 1. Perencanaan Pada tahapan ini produser program News Bulletin televisi tentu memiliki tim produksi, mereka bertugas mencari, mengumpulkan dan menyeleksi materi produksi. Produser menyusun materi produksi terseleksi sedemikian rupa sehingga antara materi berita yang satu dengan yang lain cukup bervariasi dan semakin meningkat daya tarik, karena program kurang bervariasi dan menarik pasti ditinggalkan penontonnya. Program News Bulletin televisi menuntut aktualisasi, Oleh karena itu, informasi-informasi menarik yang terjadi setiap hari menjadi materi produksi yang aktual. 2. Tahapan pelaksanaan produksi Dalam pertemuan perencanaan, produser menentukan terlebih dahulu sajian utama dari program yang diproduksi, kemudian tim produksi mencari, mengumpulkan materi produksi untuk mempersatukan dan menghidupkan serta memberi makna pada program tersebut.
29
Ibid 196-202
29
Program News Bulletin televisi merupakan format program yang sangat kaya dan sungguh bercorak audio visual yang cepat, bervariasi, mendalam dan menarik. Oleh karena itu, program tersebut sebenarnya menarik
minat
banyak
penonton
sekaligus
bermanfaat.
Namun,
memproduksi program ini dengan hasil maksimal cukup mahal dan tidak gampang. Beragam tayangan televisi menjadi alternatif pilihan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan akan informasi. Dalam kaitannya dengan penelitian program Cerita Pagi termasuk kedalam format acara News Bulletin televisi yang terdapat berita-berita aktual khususnya dari sudut pandang perempuan seperti berita-berita kekerasan, penganiayaan, penipuan, hingga pembunuhan (berita kriminal) yang disajikan dengan cara berbeda. Lebih santun, humanis, tidak fulgar dan tidak kasar. Serta langsung dibawakan oleh reporter yang meliput berita tersebut.
2.5 Pengertian Berita Televisi Tidak setiap kejadian bisa dijadikan berita jurnalistik. Pada ukuranukuran tertentu yang harus dipenuhi agar suatu kejadian atau suatu peristiwa dalam masyarakat dapat diberitakan pers. Ini disebut sebagai kriteria layak berita (news values), yaitu layak tidaknya suatu kejadian dalam masyarakat diberitakan oleh pers atau bernilainya kejadian tersebut bagi pers. Pengertian berita adalah setiap kejadian yang memiliki nilai-nilai berita atau news values. Adapun nilai berita tersebut adalah significance (kejadian yang berkemungkinan mempengaruhi kehidupan orang banyak),
30
magnitude (Kejadian yang menyangkut jumlah angka yang besar), timeliness (kejadian yang menyangkut hal-hal yang terjadi), proximity (kejadian yang menyangkut kedekatan secara geografis ataupun psikologis buat khalayak. Prominence (kejadian yang melibatkan beberapa nama-nama yang dikenal oleh khalayak) serta human interest (kejadian yang memberikan sentuhan perasaan bagi khalayak).30 Sedangkan, televisi merupakan media massa yang menyampaikan pesannya secara audio visual, artinya televisi dapat dilihat dan didengar sehingga memudahkan masyarakat dalam menerima pesan-pesan yang disampaikan televisi.31 Berita-berita televisi adalah suatu kejadian atau peristiwa yang memiliki nilai berita serta ditampilkan dalam bentuk audio visual atau dapat dilihat dan di dengar. Berita televisi mengutamakan aktualitas yang tinggi dan pencermatan. Penonton butuh berita yang actual, factual, dan dapat dipercaya. Para jurnalis televisi berada cepat dalam menghasilkan berita, bersaing satu tim peliputan berita stasiun televisi lain, dalam peliputan berita dibutuhkan tim redaksi yang menunjung tinggi integritas sebuah informasi dan terpenting berita televisi di upayakan menampilkan gambar untuk mendukung narasi berita.32
30
Ashadi Siregar, Loc.Cit Morrisson, Op.Cit, 1996, hal 16 32 Arifin S. Harahap, Jurnalistik Televisi, Teknik Memburu dan Menulis Berita, Jakarta: 2000. Hal 34 31
31
2.5.1 Nilai-nilai Berita Menurut seorang wartawan Amerika yang terkenal pada awal abad lalu yang bernama Walter Lippmann dalam bukunya berjudul Public Opinion berpendapat mengenai nilai layak suatu berita, yaitu : Clarity, Surprise, Proximity, Impac, sedangkan Wilbur Schramm dalam tulisannya yang berjudul “The Nature Of News” yang dikutip oleh hikmat berpendapat bahwa jenis berita terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok yang memberikan kepuasan yang tertunda dan yang memberikan kepuasan yang segera kepada pemirsa.33 Tetapi
pada
jaman
sekarang
kriteria
berita
sudah
lebih
disederhanakan dan disistematiskan sehingga sebuah unsur kriteria mencakup jenis berita yang lebih luas. Adapun unsur kriteria-kriteria tersebut adalah : 1. Aktualitas (Timeliness) Bagi sebuah surat kabar, semakin aktualnya suatu berita-beritanya maka berarti semakin baru peristiwanya sehingga semakin tinggi nilainya. 2. Kedekatan (Proximity) Peristiwa yang mengandung unsur kedekatan dengan penontonnya akan lebih menarik perhatian, Stieler dan Lippman menyebutnya sebagai kedekatan secara geografis, kedekatan ini tidak hanya secara fisik tetapi juga secara emosional.
33
Hikmat Kusumaningrat, Jurnalistik, Teori dan Praktek, Rosdakarya, Bandung, 2005. hal 33
32
3. Ketokohan (Prominence) Kejadian yang menyangkut tokoh terkenal memang akan banyak menarik minat penonton, sehingga ungkapan jurnalis lainnya seperti orang menggigit anjing itu berita sedangkan anjing menggigit orang itu bukan berita, menjadi tidak berarti jika yang digigit oleh anjing tersebut adalah seorang presiden. 4. Dampak (consequences) Seringkali diungkapkan bahwa news itu adalah “Histori In Hurry”. Berita adalah sebuah sejarah dalam keadaan yang tergesa-gesa maka tersirat dalam ungkapan itu bahwa betapa pentingnya mengukur luasnya dampak suatu peristiwa. 5. Human Interest Definisi human interest sering berubah-rubah menurut pemimpin redaksi masing-masing media televisi tetapi yang pasti dalam human interest mengandung unsur yang mampu menarik simpati, empati ataupun menggugah perasaan orang yang menontonnya.
2.5.2 Format Berita Dalam divisi pemberitaan pertelevisian, dikenal istilah format berita yang berarti suatu format yang digunakan program pemberitaan pertelevisian untuk menyajikan suatu program berita televisi. Adapun jenis format berita televisi adalah : 1. Reader
33
Suatu format berita yang menunjukkan gambar presenter dengan membacakan naskah suatu berita tanpa gambar pendukung, biasanya format ini digunakan untuk berita yang penting yang sangat mendesak untuk ditayangkan. 2. Grafis Suatu format berita pada saat sebuah berita penting baru saja terjadi dan stasiun televisi belum mendapatkan akses untuk mengambil gambar dan merekamnya dalam kaset video. Untuk menggantikan gambar yang belum ada. 3. Voice Over Suatu format berita dengan memakai video atau gambar pendek biasanya sekitar satu menit yang diiringi dengan kata-kata penyiar. Format berita ini biasanya digunakan untuk menceritakan sebuah topik. 4. Package Suatu format berita yang dilaporkan secara lengkap dengan narasi yang direkam ke dalam pita kaset, narasi dibacakan oleh seorang dubber yang biasanya adalah reporter, kebanyakan durasi sebuah paket adalah 1.45 menit 2.5 menit. 5. Live Report Suatu peristiwa yang mengandung nilai berita masing berlangsung sedangkan program berita masih onair dikenal dengan live report fungsinya adalah untuk memperkuat aktualitas dan meningkatkan kredibilitas suatu berita.
34
6. Sound On Tape Suatu format acara berita dengan memakai suara dari narasumber atau cuplikan dari wawancara panjang. Istilah lain untuk SOT adalah sinc. Panajang SOT biasanya antara 10 sampai 30 detik. 7. Live On Tape Suatu format acara berita dimana presenter membawakan berita secara berkesinambungan dari satu tempat dan dengan topik berita yang sama.
2.5.3 Jenis-jenis Berita Berita pada umumnya dapat dikategorikan menjadi tiga bagian yaitu Hard News, Soft News dan Investigative Reports. Ketiga kategori berita tersebut akan dapat mewadahi apa yang telah diuraikan diatas tentang cara memilih materi berita. Pembedaan terhadap ketiga kategori tersebut didasarkan pada jenis-jenis peristiwa dan cara-cara penggalian data. 1. Hard News Hard News adalah berita tentang peristiwa yang dianggap penting bagi masyarakat baik sebagai individu, kelompok maupun organisasi. Berita tersebut misalnya tentang mulai diberlakukannya suatu kebijakan baru pemerintah. Ini tentu saja akan menyangkut hajat hidup orang banyak sehingga orang ingin mengetahuinya. Karena itu harus segera diberitakan. Contoh : Seputar Indonesia RCTI, Topik ANTV, Liputan 6 SCTV, Reportase TRANS TV.
35
2. Soft News Soft News sering kali juga disebut dengan feature yaitu berita yang tidak terikat dengan aktualitas namun memiliki daya tarik bagi pemirsanya. Objeknya bisa apa saja manusia, hewan, benda atau tempat apa saja yang dianggap menarik bagi pemirsa. Contoh : Sisi Lain TRANS TV, Sekitar Kita Global TV, Kisi-kisi Indosiar. 3. Investigative Reports Investigative Reports atau disebut juga laporan penyelidikan adalah jenis berita yang eksklusiv. Datanya tidak bisa diperoleh dipermukaan, tetapi harus dilakukan berdasarkan penyelidikan, sehingga penyajian berita seperti ini bisa menghabiskan waktu yang sangat lama dan tentu saja akan menghabiskan energi reporternya.34 Contoh : Telusur Tv one, Sigi SCTV, Fenomena Trans 7, Repotase Investigasi Trans TV.
2.6 Proses Produksi Dalam setiap stasiun televisi didalamnya terdapat departeman yang khusus bertugas guna menyenggarakan kegiatan produksi acara televisi, dalam hal ini program acara tersebut artinya dirancang dan diproduksi oleh stasiun televisi yang bersangkutan. Maka untuk dapat membuat sebuah program yang berkualitas tentunya sebuah stasiun televisi harus membuat perencanaan produksi yang baik, kemudian melakukan kegiatan produksi sesuai dengan perencaan yang sudah dibuat, dan melakukan proses penyelesaian yang baik pula. Ada tiga tahapan
34
Dedi Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi, Rosda, Hal. 40 – 42
36
yang bagi stasiun televisi dalam menyenggarakan kegiatan produksi televisi, yaitu:35 1. Tahapan Pra Produksi (ide, perencanaan, dan persiapan). Tahapan ini sangat penting sebab jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci dan baik, sebagaian pekerjaan dari produksi yang direncanakan sudah beres. Tahapan pra-produksi meliputi tiga bagian seperti berikut ini : Tahapan ini dimulai ketika seseorang produser menemukan ide atau gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah atau meminta penulis naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset. Ide program Cerita pagi di dapat dari fenomena penting, unik, dan juga menarik yang berkenaan dengan kehidupan pemirsa sehari-hari. Perencanaan Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja, penyempurnaan naskah, pemilihan narasumber, lokasi dan kru. Selain estimasi biaya, penyediaan biaya dan rencana alokasi merupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat secara hati-hati dan teliti. Persiapan Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perizinan dan suratmenyurat. Menghubungi narasumber yang akan diundang ke studio. Meneliti dan melengkapi peralatan yang diperlukan. Semua persiapan ini paling baik diselesaikan menurut jangka waktu kerja yang sudah ditetapkan.
35
Darwanto Sastro Subroto. Op Cit. hal 375
37
2. Tahapan Produksi (pelaksanaan) Setelah perencanan dan persiapan selesai, pelaksanan produksi dimulai. Pada program Cerita pagi, shooting dilakukan dilapangan, baik secara langsung maupun rekaman. Produser bekerja sama dengan Program Director (Pengarah Acara) dan kru di lapangan yang terdiri dari Juru kamera, Reporter, dan lain-lain. Tahap produksi dalam program Cerita pagi juga mencakup kegiatan Reporter dan Juru Kamera yang melakukan liputan di lapangan sesuai dengan tema yang akan dibahas. Materi yang didapat oleh tim liputan ini akan disiarkan sebagai materi pendukung program untuk menjelaskan program News buletin Televisi. 3. Tahapan Pasca Produksi (penyelesaian dan penayangan). Paska Produksi memiliki tiga langkah utama, yaitu editing off line, editing on line, dan mixing. Editing off line Setelah shooting selesai juru kamera membuat logging, yaitu mencatat kembali semua hasil shooting berdasarkan catatan shooting dan gambar. Di dalam logging time code (nomor kode yang dibuat dan muncul dalam gambar hasil pengambilan setiap shot dicatat. Kemudian berdasarkan catatan itu juru kamera akan membuat editing kasar yang disebut editing off line. Sesudah editing kasar ini jadi, reporter membuat naskah yang dilengkapi dengan uraian narasi, timecode dan bagian-bagian yang perlu diisi dengan ilustrasi musik. Kemudian petugas pengisi suara merekam suaranya/ voice over kedalam kaset sesuai uraian narasi.
38
Selanjutnya naskah, kaset hasil shooting asli dan kaset narasi diserahkan kepada editor untuk dibuat editing on line. Editing on line Berdasarkan naskah editing, editor mengedit hasil shooting asli. Sambungan-sambungan setiap shot adegan dibuat tepat berdasarkan catatan kode waktu dalam naskah editing. Demikian pula suara asli di masukkan dengan level sempurna. Setelah editing on line ini siap, proses berlanjut dengan mixing. Mixing Suara narasi dan ilustrasi musik yang sudah direkam di gabungkan kedalam pita hasil editing on line sesuai dengan petunjuk atau ketentuan yang tertulis dalam naskah editing. Keseimbangan antara sound effeck, suara asli, suara narasi, dan musik harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak saling menggangu dan terdengar jelas. Sesudah proses mixing ini boleh dikatakan bagian terpenting dalam post production sudah selesai. Secara menyeluruh produksi juga sudah selesai. Setelah itu diadakan preview sebelum program tersebut ditayangkan. Bila tak ada lagi yang harus diperbaiki, maka program tersebut siap tayang.36
2.6.1
Tahap Pelaksanaan Produksi Bekerja di dunia penyiaran pada dekade terakhir ini, yakin sejak munculnya televisi swasta menjadi impian masyarakat, yang berminat dalam dunia broadcasting dan ketika dibukanya kesempatan masyarakat
36
Ibid.,20-24
39
mendirikan
televisi
swasta
berdasarkan
SK
Menpen
No.
111/Kep/Menpen/1990 (yang merupakan pembaruan dari SK Menpen RI No 190A/Kep/Menpen/1987), sudah barang tentu membutuhkan tenagatenaga ahli dibidang komunikasi dan penyiaran yang handal dan profesional.37 Untuk memberikan gambaran tentang pelaksana produksi program televisi secara lebih rinci sebagai berikut.38 1. Executive Produser Executive Produser adalah seorang yang mempunyai wawasan dan mengerti tentang program televisi secara keseluruhan dan memiliki kemampuan menuangkan ide atau pemikirannya dalam pembuatan program televisi, selain itu mampu mengelolah dan melakukan koordinasi, kontribusi dan distribusi produksi secara keseluruhan secara sistematis dan efisien. Executive Produser bertangung jawab terhadap penyusunan dan pengembangan ide untuk program siaran. 2. Produser Produser adalah seseorang yang bertanggung jawab terhadap perencanaan suatau program siaran dan harus mempunyai kemampuan berpikir dan menuangkan ide dalam suatu tulisan atau proposal untuk suatu program acara secara baik dan sistem matis, serta mempunyai kemampuan untuk memimpin dan bekerja sama dengan seluruh kerabat kerja dan unsur-unsur produksi terkait.
37 38
Tommy Suprapto. Berkarier dibidang broadcasting. Media Presindo. Yogyakarta.2006 hal 56 Ibid hal 60-82
40
3. Pengarah acara Pengarah acara adalah seorang yang bertanggung jawab secara teknis pelaksanan produksi program siaran, pengarah acara bertugas di lapangan untuk mengendalikan produksi yang ditangganinya, oleh karena itu pengarah acara memiliki peranan yang sangat strategis dalam sebuah acara televisi. Menurut Maxine & Reed (1982) pengarah acara dalam proses produksi mempunyai kewajiban mengubah konsep atau ide dalam naskah menjadi program yang terpadu, menarik, kereatif dan efektif. 4. Script witer/ penulis naskah Script witer/ penulis naskah adalah seseorang yang bekerja membuat naskah untuk bahan siaran dalam karya artistik, ia memiliki kemampuan merubah ide kedalam bentuk naskah yang merupakan hasil imajinasi dari sebuah proses pengindraan terhadap stimuli menjadi suatu bentuk tulisan yang menarik dan memiliki pesan baik bagi pemirsa. Naskah produksi dapat meliputi beberapa model yaitu scenario, screenplay, sence, sequence, shooting script. 5. Unit manager Unit manager adalah seseorang yang bertugas menyediakan kebutuhan logistik yang diperlukan untuk setiap elemen-elemen produksi
dan
pengawasi
setiap
pengunaan
dana
produksi,
mengkordinasikan semua aktivitas produksi dan penyiaran, menyusun dan mempertanggung jawabkan administrasi keuangan.
41
6. Art director /Penata artistik Art director /Penata artistik adalah seseorang yang ahli menata ruang/lokasi pengambilan gambar sesuai yang dikehendaki dalam skenario dengan menyiapkan gambar visual untuk produksi siaran televisi dalam bentuk tercetak. 7. Graphic artist Graphic artist
adalah
seseorang
yang
memiliki keahlian
dibidang grafis dengan kemampuan menciptakan, mendisain dan menentukan variasi bentuk- bentuk visual untuk keperluan program, termasuk mengkreasikan bagan, grafis, dan title card. 8. Penata cahaya Penata cahaya adalah seorang yang mampu mendisain dan menentukan pencahayaan untuk produksi televisi baik di dalam atau di luar studio. 9. Audio/video engineering Audio/video
engineering
adalah
seseorang
yang
mengoperasikan peralata audio/video distasiun televisi, bertangung jawab terhadap porsi suara termasuk bunyi-bunyian, musik dan spesial efek. 10. Technical director Technical director adalah penghubung atau perantara yang prinsip antara pengarah acara dan kru tehnik dalam menetapkan produksi. Ia selalu mengawasi teknisi studio dalam produksi
42
11. Kamera person/kameraman Kameraman adalah seseorang yang bertangung jawab untuk pengoperasian kamera televisi selama rehearsals dan produksi program televisi. Ia mengoperasikan kamera mengunakan tripod dan dolly baik mengunakan kamera mini atau Electronic News Gathering yang digunakan di luar studio.
Dalam membuat program televisi, pelaksana produksi harus mengetahui apakah program ini ditujukan pada target baru. Juga perlu diketahui siapa yang menjadi target audien dari program agar sehingga target dapat
tercapai. Dalam memproduksi program acara televisi,
kreativitas merupakan hal yang penting dan perlu dikembangkan berikut strategi mengembangkan kreativitas produksi acara.39 Target audien Sebelum memproduksi program acara televisi perlu mengkaji tentang target penonton yang ingin disasar agar program yang diproduksi sukses dan di sukai banyak orang. Bahasa yang digunakan dalam naskah disesuaikan dengan target penonton agar mudah diterima audien. Format acara merupakan landasan kreativitas dan disean produksi yang akan dibagi dalam berbagai kiteria utama untuk mencapai tujuan dan target pemirsa acara tersebut. Agar dapat dengan mudah mengklasifikasikan apa yang ingin diproduksi stasiun televise. Untuk menarik selera penonton agar tidak pindah ke channel, gunakan gimmick-gimmick dalam segmensegmen tertentu, gimmick adalah trik-trik yang digunakan untuk
39
Naratama. Op. Cit hal 112
43
mendapatkan perhatian penonton dalam bentuk sound effect, ilustrasi musik, ekspresi, kelucuan, tehnik editing dan pergerakan kamera. Setting audio atau lokasi yang menarik dengan memperhatikan detail seperti pencahayaan, efek-efek khusus, kombinasi warna dan lain-lain. Akan membuat program tersebut menarik dan disukai pemirsa.
44
BAB III METODOLOGI
3.1 Sifat Penelitian Sifat dari penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif, dengan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif data merupakan sumber deskriptif yang luas dan berlandaskan kokoh serta memuat penjelasan tentang proses-proses yang terjadi lingkupnya.40 Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu dengan menggali informasi melalui wawancara yang mendalam ( indept interview ) terhadap data-data pendukung, kemudian hasil wawancara dan hasil observasi tersebut akan dianalisis. Pendekatan kualitatif bertujuan mengumpulkan data berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku objek yang diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar individu secara holistik ( utuh ) dalam hal ini tidak boleh mengisolasi individu atau organisasi kedalam variabel hipotesa, tetapi memandangnya sebagai suatu kebutuhan.41
3.2 Metode Penelitian Penelitian melalui proses program news cerita pagi di trans TV mengguanakan metode studi kasus. Studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan “ how” atau “why” yaitu peneliti sedikit memiliki peluang mengontrol peristiwa40 41
Mathew Miles dan Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif, UI, 1992, hal 1 Lexy.J.Moleong, Metode penelitian Kualitatif, Bandung, PT. Remaja Rodaskarya,1998,hal 6
44
45
peristiwa yang akan diteliti, bila mana fokus penelitianya terletak pada fenomena kontemporer (masa kini).42
3.3 Tehnik Pengumpulan Data Dalam memperoleh pengumpulan data, peneliti menggunakan trigulasi data dengan dua tahap, yaitu : 1. Data Primer Data yang diambil secara langsung dari narasumber dengan melakukan wawancara mendalam (Indepth Interview). Dalam hal ini narasumber yang dimaksud terdiri dari Produser selaku koordinator, serta reporter, editor dan kameramen sebagai pelaksana produksi dilapangan dalam peliputan dan proses editing tayangan Cerita Pagi. 2. Data Sekunder Data sekunder yaitu pengumpulan dokumen-dokumen mengenai TRANS TV yang menyangkut mengenali segala informasi seperti profil perusahaan, profil program, synopsis program, konsep program. Data sekunder ini di dapat dengan cara mencari data perpustakaan atau pada situs yang dapat dikunjungi di media internet data ini digunakan sebagai data penunjang objek penelitian.
3.4 Narasumber (Key Informan) Menurut Lexy J Moleong, “Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberi informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang 42
Robet K.Yin. Studi Kasus Desain dan Metode Manajemen. PT. Raja Grafindo Persada,1996 hal.1
46
penelitian.”43 Dengan demikian key informan atau narasumber adalah orang yang di anggap penelitian paling mampu dalam memberikan informasi yang berkaitan dengan penelitian. Orang yang berperan besar dan bertanggung jawab dalam penyelenggaraan kegiatan produksi, serta berkaitan langsung dengan produksi News Ceita Pagi. Dan berarti key informan haruslah memiliki kapabilitas dan kompetensi untuk memberikan informasi yang terkait. Narasumber dalam penelitian ini terdiri dari 4 ( empat ) orang yang terkait dalam pembuatan tayangan Cerita Pagi : 1. Produser Cerita Pagi Erwin Hadi, berperan besar dalam produksi program dari awal pra produksi hingga paska produksi karena tugas seorang produser adalah orang yang bertanggung jawab dalam kebersihan penayangan sebuah program tayangan.. 2. Reporter Cerita Pagi Firza Arifin, yang bertugas di lapangan, dengan wawancara penulis dapat mengetahui Strategi Reporter yang diterapkan pada saat peliputan berita dan juga hambatan-hambatan yang dihadapi dalam tugas peliputan berita tersebut. 3. Kameramen Cerita Pagi Andri Harsil, yang mengetahui proses pengambilan gambar, diharapkan penulis dapat mengetahui strategi pengambilan gambar pada saat tugas pengambilan gambar pada saat melakukan tugas peliputan. 4. Editor Cerita Pagi Penny Damayanti Rachman, yang menyambungkan dan mengedit hingga menjadi satu tayangan berita yang enak dilihat.
43
Lexy J Maleong, Metode Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya. 1990 hal 90
47
3.5 Definisi Konsep Definisi konsep dalam penelitian ini adalah mengenai proses produksi Program News Cerita Pagi di TRANS TV, adapun definisi konsepnya sebagai berikut : 1. Proses Produksi adalah cara-cara yang digunakan oleh suatu proses peliputan itu sendiri terdiri dari perencanaan, pencarian dan mengolahnya menjadi berita yang disiarkan. 2. Berita adalah laporan tentang peristiwa atau pendapat yang memiliki nilainilai yang penting, menarik dan berguna bagi sebagian khalayak masih baru dan dipublikasikan secara luas melalui media massa periodik. 3. Tayangan “Cerita Pagi” adalah Program berita di TRANS TV yang menyajikan berita-berita dari peristiwa mulai dari berita hard news, yang ditayangkan dengan durasi 30 menit setiap hari Senin – Jum’at pada pukul 07.30 – 08.00 WIB.
3.6 Fokus Penelitian Fokus penelitian marupakan garis besar dari pengamatan penelitian fokus penelitian adalah proses produksi Program News, Cerita Pagi di TRANS TV periode Bulan Mei 2008. Adapun fokus dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pra produksi, yaitu tahap perencanaan dimana dilaksanakan meeting untuk menentukan topik peliputan dan menentukan reporter dan kameramen untuk suatu peliputan.
48
2. Produksi, yaitu: melihat gambar yang telah di dapat, memilih suatu topik berita, menentukan durasi berita, membuat naskah, editing dubbing. 3. Paska produksi, yaitu tahap pertama Preview, periksa video, periksa audio, periksa materi dan persetujuan layak tayang, penyusunan Rundown.
3.7 Teknik Analisa Data Tujuan analisis data di dalam penelitian adalah untuk penyempitan dan membatasi penemuan-penemuan hingga menjadi suatu data yang teratur, serta tersusun dan lebih rapih. Proses analisis merupakan usaha untuk menentukan jawaban atas pertanyaan perihal objek penelitian.44 Karenanya untuk menganalisa data yang telah di peroleh melalui pengumpulan informasi dari wawancara mendalam maupun dokumen, maka cara
yang
digunakan
adalah
melalui
analisa
kualitatif
dan
mendeskripsikannya. dengan kata lain peneliti hanya memaparkan kondisi apa adanya saja.
44
Saroso Wirodiharjo, Pokok-pokok Tata Niaga Pembangunan, Jakarta, 1964 hal 45
49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Trans TV Televisi Transformasi Indonesia atau TRANS TV adalah sebuah stasiun televisi swasta indonesia, yang dimiliki oleh PARA group (PT Para Inti Investindo). Kelompok usaha ini dimiliki oleh pengusaha Chairul Tanjung, selain memiliki TRANS TV, dan Trans 7, PARA Group juga bergerak dibidang usaha perbankan seperti Bank Mega dan Bang Tugu serta beberapa usaha lainnya. Bentuk usaha TRANS TV adalah perseroan terbatas atau PT dengan nama PT Televisi Transformasi Indonesia. Stasiun ini melakukan siaran pertama kali pada 15 Desember 2001. memperoleh ijin siaran pada bulan Oktober 1998 setelah dinyatakan lulus dari ujian kelayakan yang dilakukan tim antar departemen pemerintah. Stasiun ini merupakan stasiun televisi swasta ke 8 yang memperoleh ijin mengudara secara nasional di Indonesia. Format acara siaran televisi ini tidak berbeda dengan stasiun televisi swasta lainnya yakni dengan format produksi yang bervariasi seperti News, infotainment, film dan drama. Pada dasarnya siaran TRANS TV menganut konsep general entertainment sehingga pemirsa bisa menikmati berbagai tayangan hiburan drama maupun non drama serta tayangan berita. Pada tahun pertama atau 2001, 50 persen tayangan stasiun ini berasal dari luar negeri dan sisanya berasal dari produk lokal. Di akhir tahun 2005 TRANS TV telah memperkuat
49
50
lini dan jam tayang dengan produksi inhouse. Menurut catatan,67% dari acara stasiun ini merupakan produksi sendiri atau inhouse program. Dalam profil stasiun ini disebutkan, logo TRANS TV berbentuk berlian, yang menandakan keindahan dan keabadian. Kilaunya merefleksikan kehidupan dan adat istiadat dari berbagai pelosok daerah di Indonesia sebagai symbol pantulan kehidupan serta budaya masyarakat Indonesia, huruf dari jenis Sherriff yang mencerminkan karakter abadi, klasik, namun akrab dan mudah dikenali. Berikut ini logo TRANS TV: Gambar 1:
Seperti perusahaan lainnya, stasiun TRANS TV memiliki Visi dan Misi perusahaan,yaitu: 4.1.1 Visi Misi Trans TV Trans TV memiliki Visi Menjadi televisi terbaik di Indonesia maupun ASEAN, memberikan hasil usaha yang positif bagi
stakeholders,
menyampaikan program-program berkualitas, berprilaku berdasarkan nilainilai moral budaya kerja yang dapat diterima oleh stakeholders serta mitra kerja dan memberikan kontribusi dalam peningkatan kesejahteraan serta kecerdasan masyarakat. Trans TV memiliki Misi menjadi wadah bagi gagasan
51
dan aspirasi masyarakat untuk mencerdaskan serta mensejahterakan bangsa, memperkuat persatuan dan penumbuhan nilai-nilai demokrasi.
4.1.2 Struktur Jajaran Direksi TRANS TV A. President Commisioner
: Chairul Tanjung
B. President Director
: Ishadi SK
C. Vice President Director
: Wishnutama
D. Finance & Human Resources Director
: Dudi Hendra kusuma
E. Sales & Marketing Director
: Atik Nurwahyuni Sulistiowati
TRANS
TV
mempunyai
sembilan
divisi
lini
yaitu:
News,
Programming, On-Air, Production, Production and Facilities Service, Sales, Human Resources and general Affairs, Financial and Acounting, Information Technology. Pembagian tugas dan wewenang dari masing-masing divisi dan bagian yang ada dalam struktur organisasi PT
Televisi Transformasi
Indonesia dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Board Of Commisioner Tugas dari Board Of Commisioner adalah: a. Mengawasi dan mengendalikan jalannya perusahaan. b. Mengawasi kinerja President Director c. Menerima dan memeriksa laporan perusahaan yang diterima dari President Director 2. President Director Tugas dan wewenang President director adalah:
52
a. Menetapkan arah dan tujuan perusahaan b. Mengawasi Kegiatan perusahaan c. Membuat kebijaksanaan perusahaan yang menyangkut kehidupan perusahan secara keseluruhan. d. Menentukan kontrak atau kerjasama dengan pihak lain, menyetujui dan memeriksa anggaran keuangan. e. Mengadakan perencanaan dan evaluasi hasil kerja masing-masing departemen dalam menjalankan kegiatan perusahaan sehari-hari dan meminta pertanggung jawaban dari para menejernya. 3. News Division Tugas dari News Division adalah: a. Menentukan kebijakan dan membuat keputusan pada semua cakupan divisi pemberitaan dan penyajian siaran berita. b. Bertanggung jawab atas terselenggaranya siaran berita sesuai dengan waktu, durasi, dan kejadian hari itu berdasarkan editorial TRANS TV. c. Bertanggung jawab atas tercapainya target rating dan audience share program berita. d. Mengkoordinir munculnya berita-berita yang original. e. Mengkoordinir munculnya produk program berita yang memenuhi standar khalayak materi dan teknis. 4. Programming Division Tugas dan wewenang Programming Division : a. Menentukan kebijakan dan membuat keputusan pada semua cakupan
53
divisi program dan penjadwalan program siaran. b. Mengkoordinir jadwal penayangan program 5. On-Air Division Tugas dari On-Air Division adalah: a. Menentukan kebijakan dan membuat keputusan pada semua cakupan divisi On-Air dan penayangan siaran acara. b. Mengkoordinir penayangan program siaran acara yang memenuhi standar kelayakan materi dan teknis c. Bertanggung Jawab atas terselenggaranya program siaran acara sesuai dengan waktu, durasi, dan kejadian hari itu. 6. Production Division Tugas dari Production Division adalah : a. Mengkoordinir terciptanya produk program acara yang memenuhi standar kelayakan materi dan teknis. b. Menentukan kebijakan dan membuat keputusan pada semua cakupan divisi produksi dalam penyajian siaran acara. TRANS TV di bangun dengan modal investasi sebesar Rp 600 milliar. Dana sebesar itu berasal dari PARA Group sebesar Rp 300 Miliar, sisanya berupa pinjaman dana komersial dari Bank Mandiri sebesar Rp 300 Miliar. Studio TRANS TV terletak di jalan Kapten Tendean Kavling 12-14A, Jakarta Selatan diatas tanah seluas 2 hektar. Gedung TRANS TV merupakan gedung pertama di Indonesia yang dirancang khusus bagi stasiun televisi. Gedung ini di tanam kabel-kabel termasuk kabel serat optic sepanjang 1.300 meter guna menunjang system siaran digital.
54
Gedung ini berdiri dengan sembilan lantai, lantai pertama digunakan untuk memproduksi program drama dan non drama. Lantai dua diisi oleh ruang control utama atau MCR (Master Control Room), inilah jantung operasi penyiaran TRANS TV. Dibangun dengan teknologi digital penuh ruang control utama mampu beroperasi nyaris tanpa pita atau tapeless operation. Lantai tiga diisi oleh divisi pemberitaan termasuk studio keempat yang dilengkpi dengan virtual set, yaitu teknologi pendukung yang digunakan oleh divisi ini untuk menunjang siaran pemberitaan, lantai keempat hingga lantai kesembilan diisi oeh divisi lain seperti perpustakaan, produksi, pemasaran, programing serta ruang Direksi. TRANS TV mulai mengudara secara teknis pada tanggal 22 Oktober 2001 di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi dengan pola teknik selama beberapa jam sehari. Pada tanggal 25 oktober mulai menayangkan program bertajuk Trans Time-in, sekaligus meluaskan jangkauan hingga wilayah Bandung dan sekitarnya. Program Trans Time-in dikemas dengan gaya radio untuk memperkenalkan TRANS TV pada masyarakat. Pada tahap ini dua pembawa acara membawakan kuis interaktif guna memikat calon penonton, sambil menyuguhkan rangkaian Video Klip. Divisi pemberitaan menyajikan program jelajah yang berisi paket-paket feature. Pada 15 Desember 2001 TRANS TV memulai siaran Perdana Tepatnya pukul 17.00 Wib dengan mengawali siaran langsung launching dari gedung TRANS TV secara berurutan menara-menara pemancar didirikan seperti di jakarta, Solo, Jogjakarta, Semarang, Surabaya , Medan sehingga memperluas jangkauan siaran kewilayah-wilayah utama di Indonesia
55
Berikut lokasi stasiun pemancar TRANS TV:
Tabel 2 STASIUN TEMPAT PEMANCAR TRANS TV BERADA Wilayah
Frekuensi
Pemancar
Menara
Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi
29 UHF
80 KW
250 meter
Jawa Barat ( Bandung )
42 UHF
10 KW
250 meter
Jawa Tengah ( Semarang )
29 UHF
20 KW
100 meter
DI Yogyakarta dan Solo
24 UHF
20 KW
100 meter
Surabaya dan Gerbang Kartasila
22 UHF
30 KW
200 meter
Surabaya dan Gerbang Kartasila
27 UHF
20 KW
100 meter
Medan
27 UHF
20 KW
85 meter
Makasar
45 UHF
15 KW
100 meter
Batam
45 UHF
1 KW
100 meter
Cirebon
40 UHF
5 KW
100 meter
Palembang
30 UHF
15 KW
100 meter
Pekanbaru
24 UHF
1 KW
60 meter
Madiun
40 UHF
1 KW
100 meter
Denpasar
43 UHF
5 KW
100 meter
1 KW
100 meter
Jayapura Sumber : Highlights PT Transformasi Indonesia
Perubahan jam tayang secara bertahap mulai dilakukan hingga 1 Maret 2002 saat TRANS TV mulai siaran penuh, hingga 18 jam sehari pada senin hingga jumat, pada September 2002 TRANS TV mulai mengudara 20 jam setiap hari kecuali sabtu dan minggu NONSTOP hingga 24 jam. Mulai selasa
56
12 Juli 2005 hingga Desember 2005 dikeluarkan peraturan Mentri Komunikasi dan Informasi no 11/P/M.kominfo/2005 dimana dalam peraturan tersebut diberlakukan pembatasan jam siaran hingga pukul 01.00 Wib dan mulai siaran pukul 05.00 Wib. TRANS TV mulai diberlakukannya peraturan itu juga melakukan pembatasan jam siar hingga pukul 01.00 Wib dan mulai siaran pukul 05.00 Wib. TRANS TV mulai diberlakukannya peraturan itu juga melakukan pembatasan siaran dengan Sign OFF pukul 02.00 Wib dan Sign ON pukul 04.00 wib, sedangkan untuk hari sabtu dan minggu terkadang tayang NONSTOP. Siaran TRANS TV dibangun untuk bisa menggunakan teknologi digital penuh, mulai dari tahap pra produksi hingga pasca produksi serta siaran. Tetap karena sistem penyiaran di indonesia masih menggunakan sistem analog, keluaran atau output yang bersifat digital, pada menara transmisi dirubah menjadi analog kembali TRANS TV hingga 2006 ini memiliki 30 Stasiun Transmisi yang tersebar dari Deli serdang di Sumatera Utara hingga di Ternate Selatan Maluku Utara.45 Sebagai stasiun televisi yang berusia muda, TRANS TV berkembang sangat pesat, sejumlah penghargaan diraih oleh stasiun televisi ini diantaranya: 1.
Asian Television Award 2004 Kategori Best Reality Program Dunia Lain, Lawang Sewu dan Nominasi best Music Program Diva Dangdut Nirwana.
2. For All Nation (FAN) Campus pada Oktober 2004-Kategori Media Elektronik Peduli Narkoba.
45
Highlight PT Televisi Transformasi Indonesia
57
3.
Penghargaan dari Majalah Periklanan CAKRAM pada 2003 Kategori Televisi Terbaik.
4.
Majelis Ulama Indonesia Anugrah syiar Ramadhan 1424H Kategori Siaran Menjelang Buka Puasa Penghargaan III
5.
Penghargaan dari Majalah Periklanan CAKRAM pada 2002 Kategori Media Pendatang Potensial.
6.
Majelis Ulama Indonesia Anugerah Syiar Ramadhan 1423H kategori Siaran Pendukung Suasana Ramadhan Terpuji.46 Selain penghargaan diatas, divisi news TRANS TV juga meraih ISO
9001:2000. penghargaan ISO ini berarti 14 program news yang diproduksi oleh Divisi News TRANS TV menjadi stasiun TV pertama di Indonesia yang seluruh program News-nya meraih ISO 9001:2000. penghargaan ini dinilai oleh lembaga pemeringkat Internasional ini mencakup tujuh prosedur dalam proses operasi Divisi News. Keberhasilan stasiun televisi TRANS TV memperoleh sejumlah penghargaan tidak lepas dari rekritmen sumber daya manusia. Rekruitmen sumber daya manusia TRANS TV dimulai dengan tekad untuk merekrut sebagian besar karyawannya dari tenaga-tenaga yang baru lulus. Program ini disebut denga Broadcast Development Program (BDP) dengan cara ini melakukan roadshow kesejumlah kampus dan merekrut bakat-bakat terbaik yang ada disana. Divisi berita TRANS TV memiliki sekitar 50 reporter dijakarta, 36 responden daerah dan sekitar 30 kontributor diseluruh Indonesia. Koresponden
46
http://www.transtv.co.id/
58
berarti karyawan TRANS TV yang berada didaerah dan bertugas untuk meliput berita untuk program news TRANS TV sedangkan Kontributor adalah wartawan Freelance yang meliput berita untuk TRANS TV. Divisi Berita dipimpin oleh seorang direktur yakni ISHADI SK sedangkan pengelolaan teknis sehari-hari dikordinasikan oleh direktur Pemberitaan atau Pemimpin Redaksi Yakni Gatot Triyanto. Masing-masing program berita memiliki seorang program berita memiliki seorang Produser Eksekutif dan beberapa Produser.47
4.1.3
Cerita pagi Cerita Pagi mulai disiarkan pada 25 Juli 2005, setiap hari Senin-Jumat
pukul 07.30-08.00 WIB, di stasiun televisi Trans TV, berdurasi 30 menit. Acara ini menyajikan berbagai informasi berita kriminal yang diungkap lebih mendalam dari dua sudut yang berbeda sehingga akan menarik untuk disaksikan. Seperti yang diungkapkan Erwin Hadi Produser Cerita Pagi: ’’25 juli 2005 dengan versi yang sangat berbeda , versi 2007/2008 Pada saat 2005 Cerita pagi itu ditayangkan dengan gaya bercerita disampaikan dengan cara jenata yaitu hostnya agus peentok setelah agus peentok dilihat 4 bulan share kecil hanya 6/7 kemudian dirubah formatnya kemudian hostnya happy salmah share bagus tapi setelah 6 bulan kemudian happy salmah ditinggalkan penonton kenapa ternyata baru diketahui penonton Cerita pagi itu lebih banyak ibu-ibu muda,green fimale dan mugkin ibu-ibu muda, kakek, nenek itu happy salmah tidak cocok membawakan kriminal sehingga mereka pindah ke program lain dan Cerita pagi ditinggalkan penontonnya, dan kemudian berubah lagi formatnya dan tidak menggunakan host sama sekali pada 2006 akhir sampai 2007 pertengahan kita pake host lagi ’’48
47 48
Wawancara dengan Erwin hadi, Produser Cerita pagi pada 15 september jam 14.00.Wib . Wawancara denga Erwin hadi Produser Cerita Pagi pada 15 september jam 14.00.Wib .
59
Berikut ini logo Cerita Pagi : Gambar 2 :
Logo Lama Cerita pagi
Logo Baru Cerita pagi
4.1.4 Struktur Organisasi Cerita pagi Berikut ini kerabat kerja Cerita Pagi:49 1. Ketua Dewan Redaksi
: Ishadi S.K
2. Pemimpin Redaksi
: Gatot Triyanto
3. Wakil Pemimpin Redaksi
: Shanta Curanggana Dede Apriadi
4. Kepala Departemen
: M Noor Hidayat
5. Produser Program
: Erwin Hadi
6. Asisten Produser
: R Sukma Garbana Budi Mulyana Dewi Oktavianty
7. Asisten Produksi
: Anna maria Susanti
8. Supervisi Visual
: Hidayat S. Gautama
9. Tim Liputan
: Tribroto Purwananto Agus Mundzir
49
Dokumen Cerita Pagi
60
M. Taufik. K Rakhmat Febrian Syahnanto Nurdin Prasetyo Utomo Andri Harsil Firza Arifin Yunita Januarmi Ngudi Mutia Suri Ginting Fransisca Ratih 10. Manager Unit Produksi
: Santi Kusumawati
11. Riset & Pengembangan Program
: Anton Adi Saputro Asep Miftah Milda Safitri
12. Pengisi suara
: Jati Savitri
13. Editor
: Penny Damayanti Rachman Rakhmat Hidayat mukhlis Hadi Suyikno
14. UPM
: Santi Kusumawati
15. Messenger
: Wiwi Sanjaya DediMulyana, Irwansah
16. Dokumentasi
: Andri Purnomo, M.Iqbal
17. VTR Operator
: Anton Iriawan
61
18. Penata Grafis
: Triyono Budi
19. Pendukung Teknik
: Siti Nurhayati, Andi Zulkarnaen.
20. Transmisi
: Wawan, Sugi, Aries, Dhani
21. Penanggung Jawab IT & Teknik Siaran
: Winno W. A
22. Pendukung Teknik Siaran
: Dwi Aji Rachmadi
23. Mekanikal Elektrikal
: Tim M.E. Trans TV
24. Ruang Kendali Star
: Bobby Harjoso, Rizal Afif, M. Arief Octovian.
1. Target Audiens Pemirsa adalah bagian paling penting dalam industri televisi. Tanpa pemirsa suatu program acara televisi tidak berarti apa-apa. Demikian juga program berita Cerita Pagi yang menjadi salah satu bagian dari acara berita di TRANS TV. Adapun target potensial audiens program Cerita Pagi adalah wanita berpendidikan menengah berusia remaja, dewasa, dan lanjut usia. 2. Format Acara Cerita pagi Adapun format acara Cerita pagi adalah : 1. jenis
: News buletin televisi
2. Sifat
: Informasi
3. Setting
: Outdoor
4. Durasi
: Tiga Segmen, dengan durasi 30 menit hari senin hingga jumat Pukul 07.30-08.00 WIB
62
Segmentasi liputan Cerita pagi liburan selain dalam soal waktu juga soal isu. Berbeda dengan isu pada Cerita Pagi reguler yang hanya diisi dengan beberapa berita kriminalitas yang di rangkum menjadi satu tayangan program berita, Cerita Pagi juga dibagi menjadi Cerita Pagi bertema khusus yang dikemas dalam segmen khusus pula. Cerita Pagi Tematik ini bertujuan agar dapat menjelaskan informasi yang aktual kepada masyarakat. Serta terdapat juga cerita pagi yang mempunyai tema seperti Cerita Pagi Liburan atau cerita pagi Ramadhan berdasarkan situasi yang terdapat pada masyarakat..50 3. Isi Program (Content) Tayangan Cerita Pagi dibagi dalam tiga segmen dengan tiga kali combreak, berdasarkan rundown Cerita Pagi tiap segmen dibatasi dengan comercial break dengan durasi sekitar tiga menit. Isi berita Cerita Pagi berisi tentang berita kriminal, sosial budaya. berita-berita yang disajikan kepada pemirsa adalah berita yang memiliki nilai berita(news Value) tinggi, mengandung unsur aktualitas dan menyangkut kepentingan umum. Sebagian besar berita Cerita Pagi mengedepankan sisi humanis lewat kemasan indepth interview yang dikemas secara softnews dan Feature. Penggambaran berita ditarik secara personalisasi ke umum untuk mendekatkan kepada para pemirsanya. Selain menampilkan sisi yang berbeda dibanding televisi lain, terutama program sejenis yang hampir bersamaan, sisi tersebut juga menjadi bagian dari strategi untuk meraih rating dan share tinggi dari para pemirsanaya, seperti yang dijelaskan Erwin Hadi selaku Produser Cerita Pagi.
50
Wawancara dengan Erwin hadi Produser Cerita pagi pada 15 september jam 14.00.Wib .
63
Adapun aliran kerja dan perjalanan informasi sehingga menjadi kemasan berita hingga layak ditayangakan Tabel 3 Siklus jalur Perjalanan Berita Cerita pagi
Rapat Perencanaan
Assigment KorLip
Reporter CamPers
Persiapan Wawancara
Rapat Evaluasi Reportase ke Lapangan Taping Presenter Membuat List Berita
Mixing
Produser Edit naskah
Prod Ass : Edit gambar 4.3 & Dubbing
Reporter & Campers : Preview time code Menulis naskah Mendampingi editor Meminta grafis
Rapat Budgeting
Rundown
64
4.2 Hasil Penelitian Pada bab ini penulis akan menguraikan hasil penelitian mengenai Proses Produksi Program News Cerita Pagi Di Trans TV Periode Bulan Mei 2008 data-data tersebut diperoleh melalui wawancara mendalam (indepth Interview) dengan narasumber Erwin Hadi selaku Produser Cerita Pagi, Firza Arifin Selaku Reporter Cerita Pagi, Andri Harsil Selaku Juru Kamera Cerita Pagi, Penny Damayanti Rachman Selaku Editor Cerita pagi. Di Stasiun televisi Swasta TRANS TV serta pengumpulan data pendukung dari bank data TRANS TV. Berikut ini bagan proses produksi Cerita Pagi: Tabel 4 Produksi Cerita Pagi
Pra Produksi 1. Meeting 2. Perencanaan - Bugdet - Lokasi shoting 3. Persiapan - Kru liputan
Produksi 1. Liputan 2. Membuat Naskah
Pasca Produksi 1. Editting - off line - on line - mixxing
Produksi cerita pagi meliputi tahapan dan langkah-langkah yaitu: tahap Pra produksi, pada tahap ini merupakan prencanaan dan persiapan. Tahap Produksi, tahap ini merupakan realisasi dari tahapan sebelumnya. Selanjutnya tahap Pasca Produksi, meliputi penyelesaian dan penayangan terdiri dari editing off line, editing on line dan mixing.
65
4.3
Pra Produksi Dalam proses pra produksi ini merupakan tahapan awal dari proses
produksi Dalam proses pra produksi ini merupakan tahapan awal dari proses produksi yaitu
perencanaan. Dalam tahap ini kegiatan awalnya melakukan
meeting setiap dua minggu sekali atau satu bulan sekali setelah penyangan acara Cerita pagi dilaksanakan rapat perencanaan sebelum melakukan peliputan untuk esok harinya atau yang disebut dengan proyeksi. Erwin Hadi selaku Produser Cerita pagi menjelaskan tentang siapa saja yang mengikuti rapar redaksi : “ produser, PA, reporter, juru kamera dan Mahasiswa magang” 51 Pada tahap awal redaksi melakukan evaluasi terhadap tayangan Cerita pagi yang baru saja berlangsung mencari tahu apakah telah terjadi kesalahan atau tidak pada penayangan berita tersebut, setelah evaluasi selesai para anggota rapat evaluasi memberikan usul tentang bahan liputan untuk esok hari biasanya usul liputan berita tersebut bersifat berita Hardnews, dari berbagai usulan berita itu di antaranya akan di follow up atau disetujui untuk dilakukan peliputan biasanya yang memiliki nilai berita yang kuat. Rapat perencanaan proyeksi cerita pagi tidak berlaku mutlak dan mengikat untuk ditayangkan, artinya jika pada hari itu ada peristiwa yang lebih penting dan sifatnya segera untuk ditayangkan maka peristiwa tersebut akan mendapat porsi utama untuk segera ditayangkan misalkan berita bencana alam sementara liputan yang sudah direncanakan sebelumnya dan memiliki nilai aktualitas yang tinggi akan digeser pada segmen berikutnya, dan apabila jumlah berita yang akan
51
Hasil wawancara erwin hadi Produser cerita pagi pada 15 september jam 14.00.Wib .
66
ditayngkan melebihi durasi yang ada maka berita tersebut akan ditayangkan pada esok harinya. Erwin Hadi selaku produser menjelaskan mengenai rapat redaksi pra produksi. “Rapat redaksi yang saya lakukan tidak rutin mingguan melainkan rapat dua mingguan atau satu bulanan tapi setiap menit atau jam saya selalu mengkordinasikan teman-teman dilapangan melalui telpon atau mengajak diskusi dengan obrolan santai pada saat makan siang atau browsing dikantor untuk menemukan ide-ide dan hasil diskusi itu kita bawa kerapat redaksi.52 Di Cerita pagi untuk meliputi rapat redaksi pra produksi dan evaluasi. Rapat redaksi dilakukan setiap membicarakan materi atau isi siaran yang akan di produksi, sedangkan rapat redaksi evaluasi adalah mengevalusi hasil dari program yang telah ditayangkan pada episode sebelumnya, baik mengenai kualitas gambar, kualitas suara, kendala apa saja yang terjadi di lapangan saat liputan untuk mencari jalan keluar di saat rapat redaksi selain perencanaan selanjutnya membahas budget memproduksi cerita pagi untuk liputan, budget cerita pagi tim liputan seperti reporter dan kameramen ketika liputan keluar daerah. “Firza Arifin selaku Reporter program Cerita Pagi mengenai budget cerita pagi” Budget produksi dalam satu bulan antara 35-45 juta untuk satu bulan berarti ada sekitar 20-22 episode,sedangkan penugasan keluar kota satu tim dua orang reporter atau kameramem selama delapan hari, budget yang dikeluarkan sekitar 12-15 juta.53 Sebelum berangkat menuju lapangan dengan berbekal tugas atau proyeksi seorang reporter juga wajib mencari informasi mengenai berita yang akan diliput, membuat janji wawancara dengan narasumber dan mengetahui lokasi peliputan, agar tidak mengalami kendala teknis. Reporter juga harus menyiapkan tim dan 52 53
Hasil wawancara Erwin hadi Produser cerita pagi pada 15 september jam 14.00.Wib Hasil wawncara Firza Arifin Reporter cerita pagi pada 17 september jam 15.00.Wib
67
memesan kendaraan operasional kantor sebagai alat transportasi ke lapangan karena sering kali banyak yang tidak dapat kebagian mobil operasional, biasanya kalau tidak ada mobil maka AE (Asigment Editor) atau korlip akan menyuruh tim berangkat ke lapangan dengan menggunakan Taksi. ”Firza arifin selaku reporter menjelaskan sebelum liputan tayangan program Cerita pagi : Persiapan yang pasti yang pertama adalah riset harus matang jadi pastikan dulu kalau berita itu benar-benar ada disitu kedua kontak dengan narasumber yang terkait khususnya cerita pagi dari temanteman di sini, dari polisi yang telah kita kenal diluar.”54 Untuk menghasilkan berita yang bagus dan layak untuk ditayangkan kepada pemirsa, seorang reporter TRANS TV harus melakukan riset dan menyerap informasi latar belakang yang diberikan oleh produser. Jadi seorang reporter yang akan ditugaskan meliput suatu berita harus sudah dapat mengerti mengenai topik berita yang akan diliputnya nanti sehingga jadi tampak tidak bodoh atau bingung di lapangan nantinya. Seperti pada kasus sop mutilasi dari kalimantan barat, sebelum melakukan liputan kita harus melakukan riset terlebih dahulu tentang kejadian kasus tersebut sebelumnya, seperti tempat kejadian perkara, korban dan pelaku biasanya kita melihat dari program lain yaitu reportase.55
4.4 Produksi 4.4.1
Reporter Di Lapangan Sumber berita yang paling utama adalah reporter dan campers, yang
bertugas mencari informasi dan mengambil gambar dalam peliputan. Dalam program Cerita Pagi. 54 55
Hasil wawancara Firza Arifin Reporter cerita pagi pada 17 september jam 15.00.Wib Hasil wawancara Firza Arifin Reporter cerita pagi pada 17 september jam 15.00.Wib
68
Pertama kali yang dilakukan oleh Reporter ketika berada dilapangan menurut Firza Arifin sebagai Reporter dalam wawancaranya dengan penulis sebagai berikut : “ Sesampainya dilokasi peliputan, reporter dan campers mulai mencari siapa narasumber yang berkompeten mencari tahu latar belakang masalah berita tersebut, mencari kontak telepon narasumbernya dan meyakinkan narasumber tersebut bahwa kita adalah pihak yang dapat dipercaya sehingga jika diperlukan narasumber bisa kami samarkan atas permintaannya sendiri.”56 Reporter harus dapat dan mampu meyakinkan narasumber yang akan diliput bahwa tayangan ini akan dimasukan untuk tayangan berita cerita Pagi dan juga untuk merasakan dan mengetahui apa yang terjadi di masyarakat. Tetapi kadang kala narasumber yang ingin kita liput dan Tanya untuk materi berita ini enggan untuk ditemui dan diwawancara mengenai masalah berita yang akan diliput, maka biasanya reporter hanya dapat melaporkan berita tersebut dari depan kantor atau tempat kejadian berlangsung biasanya berita yang menyangkut masalah kriminalitas, seperti yang dikatakan Firza Arifin dalam wawancaranya dengan penulis mengatakan : ”pada saat itu saya ingin mewawancara kapolsek yang pada saat itu terjadi pada wilayah kerja polsek daerah tersebut, tetapi dengan alas an yang tidak jelas kapolsek tersebut enggan untuk diwawancara, akhirnya saya hanya bisa stand up didepan polsek tersebut tanpa bisa mewawancara kapolseknya tersebut.”57
4.4.2
Juru kamera (Campers ) dalam Pengambilan Gambar Pertama kali akan bertugas kelapangan seorang juru kamera atau campers
harus menggunakan standard Operation Procedur ( SOP ) yang sudah baku pada masing-masing stasiun televisi karena mungkin disetiap stasiun televisi memiliki 56 57
Hasil wawancara Firza Arifin Reporter cerita pagi pada 17 september jam 15.00.Wib Hasil wawancara Firza Arifin Reporter cerita pagi pada 17 september jam 15.00.Wib
69
SOP yang berbeda-beda satu sama lain tergantung kebijakan management stasiun televisi tersebut. Tugas pertama campers sebelum berangkat tugas peliputan dilapangan campers tersebut harus mempersiapkan peralatan liputan seperti kamera, tripod, mic, kabel serta batere dan lampu jika memang diperlukan karena campers juga harus dapat mengetahui tempat yang akan diliput nanti dan karakteristik tempatnya. Kadangkala apabila kita ingin melakukan peliputan dilapangan seperti yang dikatakan Andri Harsil Campers Program Cerita Pagi Ini saat diwawancara oleh penulis mengatakan : ”Kalau berita layak untuk ditayangkan itu adalah hak prioritas dari produser kemudian penting atau tidaknya berita itu untuk ditayangkan atau mungkin kalau dari sisi kita teman-teman kameramen kita beranggapan gambar yang layak adalah yang mampu bercerita yang mengandung 5W+1H itu kemudian gambar yang enak untuk dilihat baik framing maupun komposisi warnanya dan kemudian cara pengambilan gambarnya, enak dilihat orang engga jenuh jadi maksudnya kita mengambil dari berbagai anggel kemudian kita juga mengambil dari komposisi gambar yang membuat orang pun enak untuk dilihatnya,anggle yang diambil sebetulnya kita punya standarisasi di Trans tv bahwa anggleanggle yang kita mainkan yang sebenarnya bisa dari mana saja Cuma yang pasti kita jangan terlalu banyak melakukan panning itu adalah kamera bergerak dari kiri ke kanan atau dari kanan ke kiri atau juga till-up atau till-down artinya dari atas kebawah atau dari bawah keatas jadi hal itu diminimalkan dan sedapat mungkin gambar itu kita menyebutnya still terlalu banyak bergerak namun prinsipnya kamera itu mewakili mata penonton dan tidak mungkinkan mata penonton bergerak kebawah keatas dengan cepat dan sebaiknya diminimalkan walaupun kita panning ada tujuannya seperti memperlihatkan kawasan sekita rdan inilah gambar yang kita inginkan supaya penonton tahu. ”58 Strategi lainnya adalah dalam penggunaan peralatan karena umumnya liputan tidak hanya bisa dilakukan dengan sebentar saja bahkan bisa memakan waktu berjam-jam maka seorang juru kamera atau campers harus bisa pandai58
Hasil wawancara Andri harsil kameramen cerita pagi pada 20 september jam 12.00.Wib.
70
pandai menghemat penggunaan baterai kamera yang biasanya hanya bisa bertahan selama satu jam dalam penggunaan normal. Karenanya shot list dan segmentasi harus jelas sehingga tidak mengambil gambar yang terbuang dengan percuma saja, dan juga kata Andri Harsil : Pada saat itu pas ngambil gambar tentang kejadian mutilasi di daerah kalimantan dimana TKP kebetulan berada ditengah Hutan kita harus siap akan segala kondisi disana yang belum ada listrik sehingga kita harus siap dengan adanya baterai cadangan supaya tidak kekurangan baterai pada saat peliputan dan seperti cuaca yang tidak mendukung59 Berita dalam rundown disusun berdasarkan skema piramida terbalik. Berita terpenting dengan gambar yang menarik dan atraktif menempati posisi puncak atau utama sementara kemasan feature bisa ditempatkan pada akhir segmen. Kejelian memilih isi berita atau konten berita dalam rapat budgeting pada saat rapat redaksi juga merupakan bagian dari strategi. Didalam budgeting sangat menentukan layak atau tidaknya berita tersebut ditayangkan dan prioritas topic yang sudah di agendakan pada rapat sebelumnya. Angle yang berbeda yang menentukan variasi berita sehingga menjadikan Cerita Pagi lebih berbeda dibandingkan program berita di stasiun televisi swasta lainnya Naskah Cerita pagi TRANS TV menggunakan kekuatan bahasa bertutur tentang manusia dan masalah nya jadi seorang reporter harus bisa mengetahui problematika yang ada di masyarakat dan harus mengetahui ciri khas gaya penulisan pada program Cerita pagi yaitu : Menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti dan harus mempunyai unsur 5W+1H
59
Hasil wawancara Andri harsil kameramen cerita pagi pada 20 september jam 12.00.Wib
71
Seperti yang dikatakan oleh Firza Arifin pada saat diwawancara oleh penulis mengatakan : “ Iya berpengaruh 5W+1H kan harus ketahuan dari apa dan berita itu dimana dan terus kapan, pokoknya semuanya sebagai keterkaitan satu sama lain. pada saat kita selesai meliput kejadian dilapangan seorang reporter ditugaskan untuk menulis naskah berita yang baru saja diliputnya, isi naskah yang ditulis harus memenuhi unsur 5W+1H karena unsur 5W+1H merupakan unsur terpenting dan wajib karena unsur 5W+1h merupakan roh suatu berita.”60 Hal hampir senada juga dikatakan oleh Erwin Hadi Produser Cerita Pagi kepada penulis pada saat wawancara : “ Sangat, yang ada didalam naskah Cerita pagi itu walaupun urutannya tidak beraturan tapi 5W+1H itu wajib ada dan sekali lagi saya katakan wajib karna pemirsa bisa percaya dengan liputan kami kalau kami menyajikan 5W+1H nya dimana, kapan, bagaimana, dan semuanya kalau ga ada itu maka ga akan jadi dalam sebuah berita dan dengan disebut fiktif”61 Pada saat pengerjaan editing naskah oleh produser dan asistennya, reporter tidak boleh meninggalkan tempat edit karena ditakutkan naskah yang sedang diedit masih kurang datanya.
4.5
Pasca Produksi Tahapan pasca produksi ini atau tahap penyelesaian dan mengemas
tayangan, sesampainya dikantor juru kamera menyerahkan kaset hasil liputan kepada editor untuk di preview dan dicatat time codenya dan segera di ingat (memasukan gambar kedalam hardisk Komputer atau server). Sementara gambar hasil liputan, dari master kaset langsung dikerjakan oleh editor sesuai daftar gambar yang diberikan oleh juru kamera, atau urutan gambar yang lengkap, selain 60 61
Hasil wawancara Firza Arifin Reporter cerita pagi pada 17 september jam 15.00.Wib Hasil wawancara erwin hadi Produser cerita pagi pada 15 september jam 14.00.Wib .
72
berusaha menampilkan gambar yang berbeda dan tidak monoton dibandingkan stasiun televisi lainnya, hal ini akan membuat editor lebih mudah memilih gambar terbaik,
disamping
sangat
menunjang
kelengkapan
gambar
yang
ada.
Sesampainya dikantor campers menyerahkan kaset hasil liputan kepada PA untuk di preview dan dicatat time codenya dan segera di ingiest (memasukan gambar kedalam hardisk Komputer). Sementara gambar hasil liputan, dari master kaset langsung dikerjakan oleh PA sesuai daftar gambar yang diberikan oleh campers. TRANS TV sangat mengutamakan gambar dramatis dan mempunyai kelanjutan atau urutan gambar yang lengkap, selain berusaha menampilkan gambar yang berbeda dan tidak monoton dibandingkan stasiun televisi lainnya, hal ini akan membuat editor lebih mudah memilih gambar terbaik, disamping sangat menunjang kelengkapan gambar yang ada. Seperti yang dikatakan Penny Damayanti Rachman editor cerita pagi ”Yang penting untuk standarnya medium wide close up atau ekstreem close up tapi kalau cerita pagi tersangka itu atau korban itu tidak boleh diperlihatkan secara langsung dan kalau kalau disidang kalau belum ketuk palu belum dinytatakan bersalah jadi masih dilindungi dan bila terjun langsung ke masyarakat lagi tidak dikucilkan . jadi pada saat pengambilan gambar tidak terlalu frontal dan muka tidak terlalu jelas dan ngambil anggle-angglenya bisa dari samping atau belakang” Sequns urutan gambarnya jelas, kalau ada yang terlalu vulgar harus di blur dan tergantung perintah dari atasan Serta Materi yang kuran, gambarnya ga ada pengambilan soundbite dan tidak ada time code itu menghambat juga yang seharusnya bisa dikerjakan secara cepat dan harus cari-cari t erlebih dahulu dan menjadi penghambat proses editing.”62 Campers juga berkewajiban mendampingi editor pada saat editing gambar, karena juru kamera lah yang tahu gambar terbaik dan gambar penunjang apa yang 62
Hasil wawancara Penny Damayanti Editor Cerita Pagi 22 september jam 17.00.Wib
73
akan digunakan untuk membuat kemasan berita hasil liputan.. Setelah naskah selesai diedit maka akan dilakukan adalah memasukan suara atau dubbing. Pada tahap ini bisa ditambahkan sound bite, effect sesuai dengan narasi jika dibutuhkan, dubbing bisa dilakukan oleh reporter maupun asisten produser sesuai dengan kemasan narasinya, selesai diproses kemudian akan ditayangkan sebagai VT (Vidio Tape). Penny Damayanti rachman menjelaskan proses editing mengenai sound bite, effect sesuai narasi : Editor melakukan sesuai apa yang ada di naskah sesuai dengan gambar dan diberi effect agar menjadi dramatis biar tidak terlalu monoton dan proses editing bermain dengan imajinasi.
Proses editing merupakan penyusunan gambar sesuai dengan naskah dan memasukan narasi atau musik, editing mengunakan komputer dengan peralatan khusus untuk editing dengan standar broadcast. Pelaksanaan pasca produksi melibatkan editor yang mengedit dan menyambung materi yang disiapkan Produser. Jika terjadi problem dalam peralatan editing maka editor konfirmasi ke teknisi komputer. Penny Damayanti rachman menjelaskan mengenai kendala pada saat editing: Yang pasti pada komputer dalam 1X24 jam, komputer selama 7 hari tidak pernah mati,jadi kendalanya komputer sering ngeheng, sedangkan stok gambar dicd sedikit naskah panjang,jadi saya kembali berimajinasi dan bagaimana gambar yang sedikit ini diolah menjadi bagus agar penonton tidak bosan walaupun gambarnya dibolak-balik. Dan hasil dubber yang dimasukkan ke editing. Editor off line menyusun kerang kedubbing dari data yang ada, dan pemotongan durasi oleh Produser. Dan tahap selanjutnya editing on line. Pengeditan online yaitu merangkai gambar hasil liputan menjadi satu cerita yang bisa memperkuat VO dengan pemilihan lagu
74
berdasarkan materi kemudian menyusun gambar sesuai dengan script, memberikan title name, framing, VT host, statmen nara sumber dan lain-lain. Setelah gambar selesai diedit dan mixing audio. Mixing audio yaitu menyeimbangkan grafik audio sehingga menghasilkan suara yang bagus dengan menserasikan
backsound
dengan
dubing
atau
statement
sehingga tidak
menggangu dan terdengar jelas Tabel 5 Perjalanan naskah dan gambar hingga siap tayang Master Naskah :
Master Gambar :
Mengetik di Kantor
Kaset
PA memasukan naskah ke dalam Komputer
PA memasukan gambar (ingest) ke dalam Komputer
Naskah diedit oleh produser /Asprod
Gambar diedit oleh Editor
Produser Cerita Pagi : Final Editing
Editor : Final Editing
Dubbing
Master Edit: PKG / VT Nb : wawancara dengan Erwin Hadi Produser cerita pagi pada 15 september jam 14.00.Wib .
75
4.5.1
On-Air Tahap penayangan merupakan tahap terakhir dari proses peliputan, dimana
setelah pasca produksi gambar dan naskah yang telah selesai diproses kemudian dimasukan kedalam control room untuk ditayangkan kepada pemirsa televisi. Penayangan terbagi menjadi dua bagian yakni berupa siaran langsung dan tidak langsung, pada siaran langsung dari lokasi peristiwa dalam Cerita pagi Tidak dikenal Siaran langsung Semua Merupakan Taping.
4.5.2 Evaluasi Setelah semua proses peliputan dari tahap perencanaan, proses produksi, pasca produksi hingga on-air usai dilakukan biasanya produser beserta tim yang bertugas mengadakan evaluasi terhadap hasil liputan dan hasil tayangan Cerita Pagi yang baru tayang, langkah tersebut diambil untuk membenahi segala kekurangan baik teknis maupun materi berita yang belum lengkap sebagai bahan kajian bagi kebaikan tayangan Cerita Pagi ke depannya kelak.
4.6. Pembahasan. Berdasarakan pengamatan dan hasil wawancara peneliti yang dilakukan di lapangan yaitu di TRANS TV kurang lebih selama satu bulan untuk meneliti proses produksi program cerita pagi periode bulan mei 2008. dengan mendasari pedoman teoritis pada bab 11, peneliti akan menggambarkan hasil penelitian tentang proses produksi cerita pagi di TRANS TV. Memproduksi sebuah program televisi melalui beberapa tahapan proses produksi seperti yang di kemukan oleh Darwanto Sastro Subroto dalam
76
memproduksi program cerita pagi meliputi tahap pra produksi, produksi, pasca produksi yang melibatkan tahap pra produksi meliputi tahap perencanaan dan persiapan. Tahap pra produksi diawali dengan melakukan rapat redaksi yang membahas perencanaan, budget dan lokasi shooting. Rapat redaksi dihadiri oleh produser, asisten produser, reporter dan kameramen. Selanjutnya
persiapan
untuk
tahap
proses
produksi
dengan
mempersiapkan kru, budget untuk liputan dan materi liputan sesuai dengan tema yang telah dibahas pada saat rapat redaksi. Selain itu produser menerapkan strategi dalam mengembangkan kreatifitas, seperti yang dilakukan program cerita pagi. Strategi tersebut antara lain: 1. Dalam pembuatan naskah menggunakan bahasa ringan, bahasa yang digunakan dalam naskah disesuaikan dengan target penonton agar mudah diterima audien. 2. Penentuan lokasi shooting untuk out door
untuk mendapatkan
background menarik serta visual yang bagus. Dari keseluruhan pra produksi periode Mei. Selanjutnya tahap produksi, tahap ini
reporter bersama cameraman
melakukan liputan dilapangan. Selanjutnya pembuatan naskah hasil liputan. Penulis naskah
sangat
penting
karena hasil
dari
setiap
tulisan
akan
membawa penonton untuk tetap menyaksikan tayangan tersebut. Seorang reporter harus dapat memainkan
kata-kata agar
mudah
dimengerti. Dari hasil
penelitian, naskah-naskah yang dibuat oleh reporter cerita pagi diberikan ke Produser untuk dikoreksi terlebih dahulu sebelum proses editing. Tahap terakhir adalah pasca produksi atau editing. Proses editing atau
77
penyuntingan gambar. Proses editing terdiri dari editing off line dan online. Produser berperan mengontrol hasil editing dan produser bertanggung jawab atas keseluruhan proses produksi.
78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Setelah
melakukan
wawancara mendalam
mengenai
proses
produksi program majalah televisi Cerita Pagi, peneliti membahas periode Mei 2008. Berikut ini kesimpulan dari penelitian yang peneliti lakukan: 1. Proses pra produksi Cerita pagi, dimulai dengan rapat redaksi yang membahas dan menentukan isi segmen budget liputan dan persiapan alat,
kru
(cameraman, ligthingman, dan
Selanjutnya
menetapkan
strategi
driver) untuk
produksi.
mengembangkan
program
sehingga program menarik. 2. Produser
dan
Reporter
menerapkan
strategi
kreatifitas
dalam
mengembangkan program. 3. Tahap
produksi
mencangkup
pencarian
materi
liputan
dan
mencari elemen pendukung melalui internet, majalah, Koran, dan kabar dari teman. 4. Reporter memiliki peran penting dalam produski program yaitu sebagai penulis naskah, naskah tersebut dalam bentuk rundown script, script host, naskah voice over. Dengan demikian proses produksi tayangan cerita pagi yang merupakan bentuk hard news lebih menekankan pada pra produksi dan produksi terutama pada perencanaanya kegiatan meeting.
78
79
5.2 Saran Setelah
melakukan
penelitian, ada
beberapa hal
yang
ingin
sampaikan sebagai suatu saran dan masukkan kepada pihak Trans TV dalam program Cerita pagi yaitu : 1. Pada tahap pra produksi sebaiknya Rapat Redaksi dilakukan lebih dari satu kali agar terjadi koordinasi lebih baik. 2. Tayangan Cerita pagi lebih baik di kemas atau ditayangkan secara Live dari tempat liputan 3. Segmentasi jangan hanya dari kalangan kaum wanita saja yang dapat ditayangkan di Cerita pagi akan tetapi ada segmen untuk kaum pria biar lebih variatif.
DAFTAR PUSTAKA 1. BUKU Ardianto, Elvinaro dan Komala, Lukiati. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Simbiosa Rekatama Media. Bandung. 2004 Effendy, Onong Uchjana, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti. 2003 Fahmi, A.Alatas: Bersama Televisi Merenda Wajah Bangsa, YPKMD, Jakarta, 1997 Gray, Bernard dan Sahat Pakpakan, Sistem Televisi dan Video, 1991 Sendjaja, S. Djuarsa,, Pengantar Ilmu Komunikasi,Pusat Universitas Terbuka, Jakarta:2003 Rumondor, Alexander dan Henny S.W, Manajemen Media Massa, Pusat penerbit Universitas Terbuka, Jakarta:2004 Morrissan, Jurnaistik Televisi Mutakhir, Ramdina Prakarsa, Jakarta, 2003 Kovach, Bill dan Rosentiel, Elemen-elemen Jurnalisme : apa yang seharusnya di ketahui wartawan dan yang diharapkan publik, Institut Studi Informasi, Jakarta : 2004 Harahap, Arifin S. Junalistik televisi, PT. Indeks kelompok Gramedia. Jakarta. 2006. JB. Wahyudi, Komunikasi Jurnalistik Pengetahuan Praktisi Kewartawanan Surat Kabar, Majalah, Radio dan Televisi, Alumni, Bandung, 1991 Kusnadi, Wawan, Komunikasi Sebuah Massa sebuah Analisis Media Televisi, PT. Rineka Cipta, 1996 Kusumaningrat, Hikmat. Jurnalistik, Teori dan Praktek, Rosdakarya, Bandung, 2005 Liliweri, Alo. Memahami Peran Komunikasi Massa dalam Masyarakat, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung: 1997 Masduki, Jurnalistik Radio, Lkis, Yogyakarta:2001
Miles, Mathew dan Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif, UI, 1992 Moleong, Lexy.J. Metode penelitian Kualitatif, Bandung, PT. Remaja Rodaskarya,1998 Muda, Deddy Iskandar, Jurnalistik Televisi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung : 2003 Mulyana, Dedy. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004 Naratama, Menjadi Sutradara Televisi, Grasindo. Robet K.Yin. Studi Kasus Desain dan Metode Manajemen. PT. Raja Grafindo Persada,1996 Siregar, Ashadi. Bagaimana Meliput dan Menulis Berita untuk Media Massa, Penerbit Kanisius, Yogyakarta : 1998 Suhandang, Kustahadi. Pengantar Jurnalistik : Seputar Organisasi, Produk dan Kode Etik, Penerbit Nuansa, Bandung : 2004 Suprapto, Tommy. Berkarier dibidang broadcasting. Media Presindo. Yogyakarta.2006 Wirodiharjo, Saroso Pokok-pokok Tata Niaga Pembangunan, Jakarta, 1964 Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, Grasindo. 2004
2. Lain-lain Company profile Cerita Pagi Hasil wawancara dengan Erwin hadi, Produser Cerita pagi pada 15 september jam 14.00.Wib Hasil wawncara Firza Arifin Reporter cerita pagi pada 17 september jam 15.00.Wib Hasil wawancara Andri harsil kameramen cerita pagi pada 20 september jam 12.00.Wib. Hasil wawancara Penny Damayanti 17.00.Wib
Editor Cerita Pagi 22 september jam
Highlight PT Televisi Transformasi Indonesia http://www.transtv.co.id/
PEDOMAN WAWANCARA ( Proses Produksi Program News Cerita Pagi Di Trans TV ) Erwin Hadi Produser 1. Nama anda dan jabatan anda? 2. Apa sajakah job description atau tugas-tugas anda sebagai produser? 3. Definisi News Buletin Televisi menurut anda? 4. Sejak tahun berapa Cerita Pagi mulai ditayangkan? 5. Apa yang membuat cerita pagi berbeda dengan tayang berita lain? 6. Faktor apakah yang terdapat pada Cerita Pagi yang kiranya dapat menarik pemirsa untuk menontonnya? 7. Apakah menurut anda unsur 5W+1H sangat berpengaruh dalam memuat sebuah berita? 8. Apakah sebelum liputan ada rapat redaksi, jika ada bagaimana mekanismenya? 9. Siapa sajakah yang mengikuti rapat redaksi,mengapa mereka yang terlibat dalam rapat redaksi? 10. Apa sajakah yang dibicarakan dalam rapat redaksi? 11. Apakah pembagian tugas liputan untuk reporter dilakukan pada saat rapat redaksi, bagaimana proses untuk pembagian tugas? 12. Siapa saja yang terlibat dalam proses produksi Cerita Pagi? 13. Berasal dari manakah informasi liputan? Siapa sajakah yang terlibat dalam pencarian berita?
14. Apakah Cerita Pagi memiliki pedoman atau panduan khusus yang diterapkan kepada reporternya dalam meliput berita? 15. Apakah news anggle yang diambil Cerita Pagi dalam suatu berita? dari sudut mana? 16. Jelaskan langkah-langkah yang dilakukan oleh reporter Cerita Pagi mulai dari persiapan sampai pada pelaksanaan meliput berita? 17. Apakah tata cara meliput berita reporter Cerita Pagi berpaduan pada kode etik jurnalistik?
Nb : Pertanyaan selalu berkembang berpatokan dari jawaban dari narasumber.
PEDOMAN WAWANCARA (Proses Produksi Program News Cerita Pagi Di TRANS TV)
Sukma Garbana Asisten Produser
1. Nama Dan jabatan anda? 2. Tugas Dan Fungsi Anda Pada Jabatan Tersebut? 3. Definisi Berita Menurut Anda? 4. Bagaimana Kriteria Berita Yang Baik Menurut Anda? 5. Apakah Menurut Anda Unsur 5W+1H sangat Berpengaruh dalam memuat sebuah Berita? 6. Bersumber dari Manakah Berita Tersebut Anda Dapatkan? 7. Apakah Yang Dimaksud Dengan Koresponden Dan Kontributor? 8. Berita Yang Seperti Apa Yang Menurut Anda Layak Tayang? 9. Apakah Di TRANS TV Ada Rapat Redaksi? 10. Siapa sajakah yang mengikuti rapat redaksi tersebut? 11. Apa sajakah yang dibicarakan Dalam Rapat Redaksi Tersebut? 12. Siapakah yang membuat rundown Pada Cerita Pagi? 13. Ada Berapa Produser Pada Program Cerita Pagi? 14. Strategi seperti Apakah yang Anda Lakukan Dalam Penentuan Rundown Cerita Pagi? 15. Bagaimana Strategi Redaksi Dalam Penentuan segmen berita pada Cerita Pagi?
16. Ada Berapa Segmen Dalam Durasi 30 Menit Untuk Program Cerita Pagi? 17. Berita-berita Yang Menarik, penting dimasukan Dalam Segmen Berapa? Mengapa alasannya?
Nb : Pertanyaan selalu berkembang berpatokan dari jawaban dari narasumber
PEDOMAN WAWANCARA (Proses Produksi Program News Cerita Pagi Di TRANS TV)
Andri Harsil Juru Kamera
1. Nama Dan jabatan anda? 2. Apakah tugas dan fungsi anda pada jabatan tersebut? 3. Apakah definisi berita menurut anda? 4. Bagaimana kriteria gambar berita yang baik menurut anda? 5. Apakah menurut anda unsur 5W+1H sangat berpengaruh dalam memuat sebuah gambar berita? 6. Bersumber dari manakah gambar tersebut anda dapatkan ? 7. Gambar berita yang seperti apakah yang layak untuk Tayang? 8. Ada berapa segmen dalam durasi 30 menit untuk program Cerita Pagi? 9. Jelaskan langkah-langkah yang dilakukan oleh kameraman Cerita Pagi mulai dari pra produksi, produksi, pasca produksi dan proses kerja eksekusi di lapangan? 10. Apakah anda pernah mengalami kendala pada saat anda melakukan pengambilan gambar? dan apa yang anda lakukan?
Nb : Pertanyaan selalu berkembang berpatokan dari jawaban dari narasumber
PEDOMAN WAWANCARA (Proses Produksi Program News Cerita Pagi Di TRANS TV) Penny Damayanti Rachman Editor 1. Nama dan jabatan anda? 2. Tugas dan fungsi anda pada jabatan tersebut ? 3. Bagaimana kriteria gambar dalam menempatkan angel yang baik? 4. Apakah menurut anda unsur 5W+1H sangat berpengaruh dalam membuat sebuah gambar? 5. Bersumber dari manakah gambar tersebut anda dapatkan? 6. Gambar seperti apakah yang menurut anda layak tayang? 7. Apakah sebelum liputan ada rapat redaksi? 8. Sofwere apa yang anda pakai untuk editing? 9. Jelaskan langkah-langkah proses editing, siapa saja yang terlibat dalam proses editing? 10. Pertimbangan apa saja yang menjadi pedoman dalam proses editing? 11. Apakah anada pernah mengalami kesulitan pada saat editing atau kendala pada komputer, gambar ? 12. Hambatan yang menurut anda dominan? 13. Kapan deadline Editing Cerita Pagi? 14. Apakah pernah hasil editing anda tidak diloloskan dalam rapat redaksi?
Nb : Pertanyaan selalu berkembang berpatokan dari jawaban dari narasumber
PEDOMAN WAWANCARA (Proses Produksi Program News Cerita Pagi Di TRANS TV) Firza Arifin Reporter 1. Nama dan jabatan anda? 2. Apakah definisi berita menurut anda ? 3. Selain meliput berita, apa sajakah tugas seorang reporter Cerita Pagi ? 4. Persiapan apa sajakah yang harus dipersiapkan seorang reporter sebelum melakukan tugasnya dalam meliput sebuah berita ? 5. Berasal darimana saja sumber-sumber yang dapat dijadikan panduan bagi anda dalam meliput berita ? 6. Apakah menurut anda unsur 5W+1H sangat berpengaruh dalam memuat sebuah berita ? 7. Faktor apa yang membuat berita layak untuk ditayangkan ? 8. Apakah sebelum liputan ada Rapat redaksi, bagaimana mekanismenya ? 9. Kapan rapat redaksi Cerita Pagi ? 10. Siapa sajakah yang mengikuti rapat redaksi tersebut ? 11. Apa sajakah yang dibicarakan pada rapat redaksi ? 12. Siapakah yang membuat Rundown ? 13. Bagaimana kriteria berita yang baik menurut anda ? 14. Bagaimana merencanakan dan menentukan berita-berita yang akan ditayangkan ? 15. Apakah Cerita Pagi memiliki pedoman ataupun panduan khusus yang diterapkan kepada para reporternya dalam meliput berita ?
16. Berapa Rating dan Share Cerita Pagi pada periode Mei 2008 ? 17. Siapakah sasaran atau target Audiens dari berita Cerita Pagi ? 18. Breapa target yang ingin dicapai dari program berita Cerita Pagi ? 19. Berapa Budget biaya produksi Cerita Pagi ? 20. Apakah Cerita Pagi memiliki sponsor ? 21. Siapakah yang menentukan tayangan Slot Time Cerita Pagi ? 22. Berita penting dan menarik biasanya dimasukkan pada segment berapa? Pertama Apa alasannya dan pertimbangannya?
Nb : Pertanyaan selalu berkembang berpatokan dari jawaban dari narasumber
TRANSKRIP WAWANCARA ( Proses Produksi Program News Cerita Pagi Di Trans TV ) Erwin Hadi Produser 1. Nama anda dan jabatan anda? Erwin Hadi/ Produser Cerita Pagi 2. Apa sajakah job description atau tugas-tugas anda sebagai produser? Yang utama adalah :Mengatur tim dan kemudian menyajikan berita kepada pemirsa dalam hal ini mengatur tim saya dibantu dengan 3 asisten produser terbagi dalam:1. asisten produser naskah tugasnya mempersiapkan naskah-naskah yang akan di edit naskah yang datangnya dari para reporter kemudian diperiksa satu persatu setelah itu dia kasih tau saya.untuk dilakukan edit terkadang juga kalau kesibukan produser sudah begitu tinggi dan asisten produser diberikan wewenang untuk boleh langsung
megedit dan tidak perlu lagi di edit oleh
produsernya tetapi hanya cukup mengetahui saja.2. asisten produser gambar tugasnya: bertanggung jawab dalam penyediaan gambar-gambar baik gambar hasil liputan maupun dari hasil FTV-FTV yang kita butuhkan biasanya untuk melengkapi lagi gambar liputan itu sehingga tayangan kita lengkap dengan gambar-gambar sesuai dengan naskah.3. reporter dan kameramennya kalau reporternya itu selain dia melakukan riset-riset berita-berita dijakarta maupun kota-kota lain mengenai kriminal itu dia juga harus kreatif dalam membuat show yaitu bagaimana alur cerita ini dibuat kemudian dia harus berkomunikasi juga dengan kameramennya nanti kalau kameramennyatidak jauh berbeda dengan
reporternya yaitu dengan menentukan angle-angle yang tepat dan bias membuat alur gambarnya yang bercerita 3. Definisi News Buletin Televisi menurut anda? Program News Bulletin televisi adalah acara atau karya yang berisikan kumpulan berita-berita yang memiliki kandungan nilai Aktualitas yang sangat tinggi. Dan disajikan atau ditayangkan secara reguler setiap harinya ( pada jam yang telah ditentukan oleh redaksi) 4. Sejak tahun berapa Cerita Pagi mulai ditayangkan? 25 juli 2005 dengan persi yang sangat berbeda , persi 2007/2008 Pada saat 2005 Cerita pagi itu ditayangkan dengan gaya bercerita disampaikan dengan cara jenata yaitu hostnya agus peentok setelah agus peentok dilihat 4 bulan share kecil hanya 6/7 kemudian dirubah formatnya kemudian hostnya happy salmah share bagus tapisetelah 6 bulan kemudian happy salmah ditinggalkan penonton kenapa ternyata baru diketahui penonton Cerita pagi itu lebih banyak ibu-ibu muda,green fimale dan mugkin ibu-ibu muda, kakek, nenek itu happy salmah tidak cocok membawakan kriminal sehingga mereka pindah ke program lain dan Cerita pagi ditinggalkan penontonny, dan kemudian berubah lagi formatnya dan tidak menggunakan host sama sekali pada 2006 akhir sampai 2007 pertengahan kita pake host lagi 5. Apa yang membuat cerita pagi berbeda dengan tayang berita lain? Untuk saat ini adalah koornya cerita pagi adalah kriminalitas kriminalitas yang dikemas
kita adalah
dengan soft/halus sehingga tidak mengedepankan
kesadisan dan tidak juga mengutamakan hal-hal yang berbau kekerasan jadi
perbedaannya adalah Cerita pagi menampilkan berita kriminal dengan gaya yang santun dan bisa diterima kalangan fimalle dan ibu-ibu. 6. Faktor apakah yang terdapat pada Cerita Pagi yang kiranya dapat menarik pemirsa untuk menontonnya? Faktor yang paling menarik kita itu menampilkan cerita kriminalitas yang kita sajikan sangat unik, dan uniknya itu seperti kalau penjahat merampok toko mas sudah biasa tapi kalau pelaku kejahatan merampok orang yang sangat miskin hanya mengambil sepeda butut kemudian yang dirampokpun rumahnya gubuk ditegah desa itu kan unik dan dari sisi lain tidak mengagkat dan kemudian mengagkatnya dan ada lagi adalah kejelian misalnya ada juga tapi aga serem yang disebut sop mutilasi adalah unik pelakunya adalah orang gangguan jiwa tapi setelah melakukan kejahatan pembunuhan dan setelah korbannya dibunuh kaki korbannya dipotong-potong kemudian dibikin sop dan ini ada keunikan tapi sadis, seram tapi kita menyajikan tidak seseram apa yang kita bayangkan tetapi itu keunikan berita
ada juga keunikan-keunikan lain itu adalah faktor kelengkapan
Cerita pagi itu selalu menampilkan kelengkapan nara sumber seperti
keterangan dari kepolisian, kemudian kita mengejar juga kalau korbannya tidak meninggal korbannya harus menjadi target utama nara sumber kemudian kalau korbannya meninggal kita harus mencari keluarga korban terdekat dan setelah itu kita harus tuntasi dengan pelakunya harus kita dapatkan maksudnya kita wajib mendapatkan keterangan dari pelaku kemudian kalau pelakunya tewas maka keluarga pelaku yang kita wawancarai maka dari puncak itulah program kita dapat disukai dan selain itu juga faktor gambar yang kita berikan kepada pemirsa
yaitu kita selalu menutupi wajah –wajah pelaku baik itu dengan cara blur dan kameraman kami mengambil pada saat dilapangan tidak secara prontal, bisa dari samping , belakang atau klor dari depan ditutupi matanya, selain itu fakto-faktor gambar yang indah dan kriminal itu tidak haram dengan faktor-faktor gambar yang indah dan kriminal Cerita pagi wajib menanyagkan gambar-gambar yang indah, gambar yang indah maksudnya kalau kita menonton tayangkan tv lain cerita kriminal itu adalah tempat kejadian perkara yang diambil seperti yang ada darah-darahnya dan kemudian pindah dikantor polisi diambil prontal-prontal aja tanpa ada angle-angle lain kemudian pindah ke keluarga korban juga diambil biasa saja itu yang diambil dalam program kriminal di tv lain tapi kalau di Cerita pagi dari tempat kejadian perkara itu aja harus diambil gambar dengan angleangle yang indah misalnya harus ada progonenya, background, lightingnya itu juga tidak boleh blacklight kemudian masuk ke tempat polisi ga sekedar ruagan yang tampak biasa atau ada orang-orang yang berwajah sagar tapi kita membuat angle-angle lain sehingga ruagan yang sempit itu terasa lebih luas, bagus dan anglenya itu ga Cuma angle yang di dairek aja. Pada saat ini Cerita pagi sudah mengalami perubahan-perubahan sampai saat saya memimpin 1 tahun ini sudah melakukan perubahan sesuai dengan perkembagan jamannya. 7. Apakah menurut anda unsur 5W+1H sangat berpengaruh dalam memuat sebuah berita? Sangat, yang ada didalam naskah Cerita pagi
itu walaupun urutannya tidak
beraturan tapi 5W+1H itu wajib ada dan sekali lagi saya katakan wajib karna pemirsa bisa percaya dengan liputan kami kalau kami menyajikan 5W+1H nya
dimana, kapan, bagaimana, dan semuanya kalau ga ada itu maka ga akan jadi dalam sebuah berita dan dengan disebut ficture. 8. Apakah sebelum liputan ada rapat redaksi, jika ada bagaimana mekanismenya? Sebenarnya saya orang yang tidak suka terlalu rapat, rapat itu bagi saya hanya membuang-buang waktu dan menghambat kegiatan yang teman-teman lain terutama teman-teman yang biasa dilapangan, saya tidak membiasakan rapat rutin,rapat mingguan tapi saya selalu mengadakan,rapat 2 mingguan atau 1 bulanan tapi setiap menit dan jam saya selalu menelpon teman-teman yang ada dilapangan dan menyapanya yang ada dikantor dan mengajaknya diskusi dan saya lebih banyak mendapatkan kreatifitas atau ide-ide cemerlang itu dari obrolanobrolan santai seperti obrolan pada saat makan siang, saat kita browsing dikantor ketemu kasus dan kemudian kita coba diskusikan mulai dari duduk-duduk dalam 2 orang bisa menjadi 5 orang dan hasil diskusi itulah yang kita bawa dalam rapat yang serius dan rapat itulah kita tentukan rencana-rencana yang matang itu yang biasa saya lakukan. 9. Siapa sajakah yang mengikuti rapat redaksi,mengapa mereka yang terlibat dalam rapat redaksi? Rapat yang sebulan sekali yang saya bikin itu biasanya saya yang langsung memimpinnya produser itu wajib diikuti oleh asisten produser, reporter, kameramen, itu wajib dan juga di Cerita pagi saya selalu mengajak mahasiswamahasiswa magang untuk terlibat didalam rapat baik rapat sederhana dan maupun rapat yang benar-benar serius.
10. Apa sajakah yang dibicarakan dalam rapat redaksi? Kemajuan atau kemunduran program itu kita bisa peroleh itu dari agebede nelsen diolah oleh Rcd sehingga development yaitu dilantai 3 dan share yang kita peroleh setiap hari kemudian menjadi setiap minggu yaitu setiap hari rabu itulah yang menjadi rapot kita dan kalau minggu lalu rapot kita diatas 10 kemudian minggu ini bisa dibawah 10 kenapa penurunan itu terjadi adakah ada perubahan penonton atau dari kontennya dan banyak nah itu yang menjadi patokan buat kita, dan share harian jakarta, bandung, surabaya dan itu menjadi indikator kita minggu besok bagus atau tidak. 11. Apakah pembagian tugas liputan untuk reporter dilakukan pada saat rapat redaksi, bagaimana proses untuk pembagian tugas? Yang seperti saya katakan kalau rapat itu saya bulanan dan tim itu tidak dibagi dalam rapat pembagian tim itu biasanya saya lakukan itu dari roligan dan dari kekuatan daya tembusnya sangat tinggi dan kita kombinasikan dengan kameramen yang punya gambar paling bagus dan saya harap bisa menghasilkan karya-karya yang sangat bagus itu menjadi panduan untuk teman-teman lainnya, nah minggu berikutnya teman yang lain harus mencontoh karya yang teman yang tadi saya anggap bagus kemudian roligan yang ke 3 minggu kemudian reporter yang saya anggap bagus saya kombinasikan dengan kameramen yang sederhana yang biasa-biasa saja dan kameramen yang bagus saya kombinasikan dengan reporter yang biasa-biasa saja dan hasilnya bagaimana dan itu saya dapatkan kalau reporternya bagus dan kameramennya bagus dan akan mendapatkan hasil yang bagus dan reporter dan kameramennya biasa-biasa saja dan dia berjalan
dengan reporter dan kameramen yang bagus dan tentunya dapat menghasilkan yang bagus danitu sebaliknya kameramennya bagus dengan reporter biasa-biasa saja bisa menghasilkan yang baik juga. 12. Siapa saja yang terlibat dalam proses produksi Cerita Pagi? Banyak, mulai dari jajaran produsernya, asisten produsernya, reporter, kameramen, PA,UPM, dan setelah itu masuk kedalam divisi-divisi lain itu divisi spot editor, editor ia menyediakan orang-orang untuk menjalankan shiftnya jadi shift 1 dari jam 24.00- 07.00 pagi, shift ke 2 lanjut sampai seterusnya itulah editor dan setelah gambar ini jadi dan di print diserahkan ke Quality control dan setelah lolos dari Quality control barulah layak tayang dan kalau tidak dikembalikan seperti audionya naek turun, dan bila dikembalikan yang bertanggung jawab adalah asisten produser. 13. Berasal dari manakah informasi liputan? Siapa sajakah yang terlibat dalam pencarian berita? Kalau informasi itu kita dapatkan langsung dari masyarakat yang mengetahui tindak kriminal dan kejahatan, informasi dari polisi, informasi dari media cetak atau
ounline
dll.dan
setelah
informasi
diperoleh
maka
kita
terus
menginformasikan informasi itu kepada pihak-pihak yang bersangkutan misalnya kita tahu ada terjadinya pembunuhan di purwakarta dari media cetak, ounline baru kita aggap informasi baru 50% sebelum kita melakukan pengiriman atau peliputan ke purwakarta maka tim yang mau berangkat ke purwakarta harus tahu informasi yang akurat yaitu konfirmasi dengan kapolseknya, kapolresnya, polwil, sehingga ada kepastian dan ada tindak kejahatan didaerah itu dan itu harus ada cek n
riceknya dan harus kita lakukan pada saat kita datang kelokasi tersebut itu tidak sia-sia itu informasi. Yang terlibat dalam pencarian berita itu mulai dari produser, reporternya, kameramen person dan ada juga disebut PA selain mengurus manajerial didalam kantor dan juga punya kewajiban meriset dan risetnya juga bisa dijadikan dan datangnya dari media, ounline atau datang dari kontributor atau koresponden kita,dan begitu banyak koresponden diindonesia dan ada 48 koresponden dan 85 kontributor dan berita yang masuk itu lewat saluran yang kita miliki dan kita juga harus periksa dari mana saja berita yang masuk dan dari daerah mana saja yang menarik, kadang sesuai dengan keinginan kita itu bisa disebut dengan pencari berita nah itu setelah dia mencari dan mengumpulkan dan dia melaporkan kepada produser dan barulah
produser melakukan
melakukan pengiriman tim
peliputannya dan bedakan yang mencari. 14. Apakah Cerita Pagi memiliki pedoman atau panduan khusus yang diterapkan kepada reporternya dalam meliput berita? Panduan khusus itu masuknya standar Kalau kita meliput hasil pemerkosaan, pencabulan itu harus selalu merahasiakan nama korban, identitas korban, kepada keluarga korbannya, kita selalu menempatkan korban itu ada dikomposisi gambarnya disebelah kanan dan juga menempatkan visualnya itu keluarga korban, korban, polisi, sakai-saksi dan adanya dikanan tapi kalau tersangka berpatokan disebelah kiri.
15. Apakah news anggle yang diambil Cerita Pagi dalam suatu berita? dari sudut mana? News anggle lebih banyak kepada korbannya selalu menekankan kepada liputan itu kepada pembelaan bukan hanya angglenya saja angglenya kepada sedikit pembelaan kepada korban
bukan hanya menderitanya korban setelah terjadi
peristiwa kriminal itu. 16. Jelaskan langkah-langkah yang dilakukan oleh reporter Cerita Pagi mulai dari persiapan sampai pada pelaksanaan meliput berita? Mulai dari persiapannya yang dalam pelaksanaannya dilapangan dari awal dikantor ia mulai meriset dan konfirmasi ini sangat diutamakan memastikan benar dan dari riset itu kita sudah tahu mengambil anggelnya yang baik maka kita harus menyediakan budget anggaran, mempersiapkan kontak-kontak person lainnya, alat-alat termasuk hotel, mobil kita sudah harus persiapkan fasilitas akomodasinya harus sudah siapkan. 17. Apakah tata cara meliput berita reporter Cerita Pagi berpaduan pada kode etik jurnalistik? Kode etik jurnalistik harus kita junjung, pertama kita tidak boleh menyebutkan nama tersangka, kedua kita harus melindungi tersangka tidak langsung fulgar menyebutkan identitasnya baik wajah, ketiga tidak boleh melakukan pemaksaan baik itu terhadap tersangka yang sudah ditahan polisi kalau dia tidak mau diwawancara maka tidak boleh melakukan pemaksaan tapi biasanya kita melakukan pendekatan, biasanya kalau korban pemerkosaan, pencabulan biasanya korban mau tapi keluarganya korban tidak mau berarti kita melakukan pendekatan
bukan kepada korbannya tetapi kepada keluarga korbannya kemudian tersangka biasanya menolak karna malu terlebih lagi keluarga tersangka tidak mau tetapi kita harus mendapatkan berita lengkap dan berimbang tapi kita tidak boleh memaksa tapi kita harus melakukan pendekatan biasanya kita rayu dan kita jelaskan bahwa kalau korban dan keluarga korban kalau diekspos seperti ini maka kejahata-kejahatan yang dialami oleh korban dan keluarga korban tidak dialami oleh calon-calon korban laindan sebagai pembelajaran, pengetahuan, dan dari kasus pemerkosaan ini seperti apa dan bila kita melakukan. Pendekatan seperti ini keluarga korban akan luluh dan memberikan waktu untuk bisa diwawancara tapi dengan syarat keluarga korban diambil gambarnya dari belakang dan dia entah menggunakan kerudung dan ada syarat-syarat yang dia minta tapi kita semuanya penuhi yang jelas kita dapat konfirmasi dari korban dan keluarga korban begitu juga dari tersangka tidak mau karna malu dan kita mengadakan pendekatan lewat polisi dan bagaimana caranya polisi bisa menyakinkan tersangka untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan reporter kami biasanya tersangka kita rayu
kita juga
bilang kalau kamu masih punya hak jawab dan kamu masih punya kesempatan menceritakan kronologiskejadiannya seperti apa.
Nb : Pertanyaan selalu berkembang berpatokan dari jawaban dari narasumber
TRANSKRIP WAWANCARA (Proses Produksi Program News Cerita Pagi Di TRANS TV) Sukma Garbana Asisten Produser
1. Nama Dan jabatan anda? Sukma Garbana/ asisten produser cerita pagi. 2. Tugas Dan Fungsi Anda Pada Jabatan Tersebut? Membantu produser dan menekan rundown, menjaga visual dan terutama di prost pro( tempat pembuatan segala materi audio dan visual tv yang belum jadi yang dibuat hingga jadi untuk ditayangkan) editing sebelum tayang dan selebihnya berada diruang lingkup audio visual. 3. Definisi Berita Menurut Anda? suatu kejadian yang besar dan kecil baik atau buruk yang bisa disampaikan kepada orang dan bisa berdampak kepada orang yang mendengarkan dan melihat berita itu. 4. Bagaimana Kriteria Berita Yang Baik Menurut Anda? Berita yang bisa inspirasi atau merubah seseorang yang menonton untuk menjadi baik dalam artian berita itu buruk kita bisa membuat peking paketnya agar penontonmenjadi contoh inilah yang buruk jangan diikuti dan berbuat lebih baik
5. Apakah Menurut Anda Unsur 5W+1H sangat Berpengaruh dalam memuat sebuah Berita? Pasti,iya karna kelengkapan berita itu seperti were, when, who, why, how, yaitu kelengkapan berita engga mungkin kelengkapan itu tidak ada jadi seorang yang menonton misalkan suatu kejadian akan bertanya ada kejadiannya dan bangaimana jalan ceritanya dan hasil akhirnya itu kenapa atau awal mulanya kejadiannya bisa seperti itu jadi unsur tersebut sangat berpengaruh. 6. Bersumber dari Manakah Berita Tersebut Anda Dapatkan? Dari mana saja, seperti dari nara sumber yang kita punya atau Cerita Pagi sendiri dari kanit atau kapolres yang ada atau dari internet, apapun dari sumber berita. 7. Apakah Yang Dimaksud Dengan Koresponden Dan Kontributor? Sama-sama wartawan Cuma hanya beda jabatan, koresponden adalah: wakil perusahaan yang ada disuatu tempat atau didaerah tertentu yang terdaftar diperusahaan itu(menerima gaji dan menerima semua santunan) dan hak-hak sebangai karyawan dikantor yang menungaskan itu adalah koresponden, kontributor adalah: orang lepas yang mempunyai keterikatan dalam pengiriman berita ke kantor dengan status tidak karyawan, orang lepas yang diberikan ID kontributor untuk mencari berita itu akan dikirimkan ke perusahaan. 8. Berita Yang Seperti Apa Yang Menurut Anda Layak Tayang? Program yang dibawah bulletin Curren affair danpada jam segitu segmennya memang curren berita-berita yang terkini terutama berita-berita yang besar seperti kasus pembunuhan Ryan, masalah-masalah yang bersangkutan dengan Ryan seperti pembunuhan sesama jenis, dan berita-berita terkini.
9. Apakah Di TRANS TV Ada Rapat Redaksi? Kapan Rapat Redaksi Cerita Pagi Dilaksanakan? Secara resmi rapat redaksi itu jarang tetapi rapat koordinasi seluruh program dan antar program dan para produser itu setiap minggu. 10. Siapa sajakah yang mengikuti rapat redaksi tersebut? Produser dan asisten produser,eksekutif produser, kepala departemen atau divisi. 11. Apa sajakah yang dibicarakan Dalam Rapat Redaksi Tersebut? Pencapain share dan rating karna penghasilan kita dari iklan dan iklan itu melihat share dan rating itu ditayangkan, kemudian kenapa tidak tercapai sesuai dengan rating dan topik-topik apa yang akan kita bahas dalam sebulan atau 2 bulan dan kedepan terus kenapa mungkin tanyangan-tanyanga yang lalu kenapa share dan ratingnya kurang naik, dilihat apa yang kita capai dalam 1 atau 2 bulan kedepan. 12. Siapakah yang membuat rundown Pada Cerita Pagi? Produser Cerita Pagi dan akan dibantu oleh asisten produser dan kemudian dibantu oleh crew-crew yang lain dan dari manapun sumber yang masuk bisa kita terima. 13. Ada Berapa Produser Pada Program Cerita Pagi? Ada satu produser 14. Strategi seperti Apakah yang Anda Lakukan Dalam Penentuan Rundown Cerita Pagi? Berita-berita terkini karna itu merupakan segmentasi yang dimakan oleh penonton setelah itu mungkin baru berita-berita yang ada dan tidak terlalu terkini tapi masih jangka waktu masih sebulanan.
15. Bagaimana Strategi Redaksi Dalam Penentuan segmen berita pada Cerita Pagi? Melihat dari berita yang kita punya, setelah crew liputankita kumpulkan berita apa yang kita punya. Satu dilihat dari materi yang kita punya,kedua hasik riset dari pada arsidi sekarang kecenderungan penonton lagi dimana, dan itu akan kita tanyangkan dulu, dan masukkan penentuan berita yang paling terkini di segmen satu 16. Ada Berapa Segmen Dalam Durasi 30 Menit Untuk Program Cerita Pagi? Tiga segmen,dan kalau lebih dari tiga segmenakan menjadi berita biasa karna Cerita Pagi sendiri dibawah program current dengan pakagenya magazine harus ada waktu yang lebih banyak dibandingkan berita current biasa karna dibagi menjadi tga segmenkarna dengan news magazine. 17. Berita-berita Yang Menarik, penting dimasukan Dalam Segmen Berapa? Mengapa alasannya? Yang menarik segmen pertama alasannya kompotitor pada jam tersebut berat untuk Cerita Pagi sendiri jadi harus bisa dikatakan kita menjadi pendobrakketika orang membuka Cerita pagi dengan pindah ke chanel kita dengan disajikan berita yang besar otomatis dia akan stage(stak) dan dipancing dengan berita yang besar segmen dua dan tiganya akan terpengaruh untuk ditonton.
Nb : Pertanyaan selalu berkembang berpatokan dari jawaban dari narasumber
TRANSKRIP WAWANCARA (Proses Produksi Program News Cerita Pagi Di TRANS TV) Andri Harsil Juru Kamera
1. Nama Dan jabatan anda? Andri Harsil/ KameramenPerson. 2. Apakah tugas dan fungsi anda pada jabatan tersebut? Mengambil gambar kemudian membantu reporter dilapangan untuk menuangkan ide liputan dan juga apa yang ingin disampaikan kepada penonton berupa gambar. 3. Apakah definisi berita menurut anda? Suatu yang disampaikan kepada masyarakat baik itu berita baik maupun berita buruk dan masyarakat wajib mengetahui hal tersebut. 4. Bagaimana kriteria gambar berita yang baik menurut anda? Gambar yang bisa bercerita dan katakanlah walaupun berita tersebut tidak menggunakan naskah tapi orang akan mampu dan paham dalam melihat dan mendengar dari gambar yang kita sampaikan kepada masyarakat. 5. Apakah menurut anda unsur 5W+1H sangat berpengaruh dalam memuat sebuah gambar berita? Iya, 5W+1H sangat penting sekali maka kenapa tadi disebutkan sebuah gambar akan bercerita karna mengandung unsur 5W+1H itu.
6. Bersumber dari manakah gambar tersebut anda dapatkan ? Dari ide liputan yang kita siapkan dari kantor, riset dikantor yang kita siapkan sebelum berangkat ke lapangan dari situ kita sudah bisa membayangkan apa yang kita butuhkan nanti, agar gambar itu menjadisebuah berita, iya pastinya dari nara sumber dan sebetulnya bukan dari nara sumber saja dan bisa juga dari benda yang tidak bergerak ataupun kita sebutnya dari setup-setup dan establis-establis dan berita itu didapat. 7. gambar berita yang seperti apakah yang layak untuk Tayang? Kalau berita hak untuk ditayangkan itu adalah hak prioritas dari produser kemudian penting atau tidaknya berita itu untuk ditayangkan atau mungkin kalau dari sisi kita teman-teman kameramen kita beranggapan gambar yang layak adalah yang mampu bercerita yang mengandung 5W+1H itu kemudian gambar yang enak untuk dilihat baik framing maupun komposisi warnanya dan kemudian cara pengambilan gambarnya, enak dilihat orang engga jenuh jadi maksudnya kita mengambil dari berbagai anggel kemudian kita juga mengambil dari komposisi gambar yang membuat orang pun enak untuk dilihatnya,anggle yang diambil sebetulnya kita punya standarisasi di Trans tv bahwa anggle-anggle yang kita mainkan yang sebenarnya bisa dari mana saja Cuma yang pasti kita jangan terlalu banyak melakukan panning itu adalah kamera bergerak dari kiri ke kanan atau dari kanan ke kiri atau juga till-up atau till-down artinya dari atas kebawah atau dari bawah keatas jadi hal itu diminimalkan dan sedapat mungkin gambar itu kita menyebutnya still terlalu banyak bergerak namun prinsipnya kamera itu mewakili mata penonton dan tidak mungkinkan mata penonton bergerak kebawah keatas
denga cepat dan sebaiknya diminimalkan walaupun kita panning ada tujuannya seperti memperlihatkan kawasan sekitardan inilah gambar yang kita inginkan supaya penonton tahu. 8. Ada berapa segmen dalam durasi 30 menit untuk program Cerita Pagi? Kita punya 3 segmen, itu durasinya masing-masing sekitar 6 menit jadi total untuk setengah jam itu kita punya waktu tayangannya 18 menit 9. Jelaskan langkah-langkah yang dilakukan oleh kameraman Cerita Pagi mulai dari pra produksi, produksi, pasca produksi dan proses kerja eksekusi di lapangan? Pra produksi adalah kita membantu melakukanriset dengan teman reporter,apa yang kita ambil disuatu tempat berdasarkan riset tersebut supaya unsur 5W+1H nya terpenuhi dan juga kita mempunyai gambaran dilapangan cerita itu akan dibuat seperti apa berdasarkan apa yang kita punya, kemudian ketika proses produksinya berarti kita dilapangan pas kita berada dilapangan berdasarkan riset yang kita pegang itu kita mulai mencari nara sumber yang sesuai kemudian kita juga menggali kasus yang kita miliki berdasarkan riset itu kita menilai setelah dilapangan apakah riset yang kita bawa ke lapangan sesuai atau tidak atau layak dijadikan berita, kemudian masuk proses lapangannya setelah kita sudah yakin riset yang kita bawa dan kita kompers sesuai untuk dijadikan berita, selanjutnya kita akan mengambil gambar kemudian kita wawancarai nara sumbernya dimana Cerita pagi sendiri punya banyak nara sumber jadi ada nara sumber kepolisian kemudian nara sumber dari tersangka sendiri kemudian nara sumber dari korban dan juga dari saksi-saksi tetapi terkadang kita juga mengalami sebuah hambatan dimana korban tidak mau berbicara solusinya adalah kita mencari orang terdekat
dari si korban yang mau berbicara saudara entah itu dari keluarganya atau temantemannya atau dari saudaranya yang pentingkita mencoba membuat berita ini berimbang bagi tersangkanya dan berimbang juga bagi korbannya karna kita memegang praduga tidak bersalah karena selama ini tessa masih dalam kapasitas belum diputuskan oleh pengadilan yaitu belum ketuk palu maka kita mencoba untuk menggali informasi lebih banyak entah itu dari tersangka atau dari korba, polisi semua itu menjadi sebuah rangkaian cerita yang berimbang untuk semuanya, sedangkan untuk paska produksi kita pulang dari lapangan pada hari itu kemudian saya sendiri melakukan shotlist itu adalah sebuah proses kita membuat daftar gambar apa saja yang kita miliki yang didapat dari lapangan dengan time codenya dengan waktunya supaya memudahkan pada proses editing dan juga pada saat teman-teman reporter untuk melakukan perbatim atau penulisan naskah atau mendengarkan isi dari wawancaradengan semua nara sumber kemudian diambil poin-poin penting mana yang akan dijadikan nanti soundbite ataupun keterangan dari semua nara sumber pada saat berita ini tayang. 10. Apakah anda pernah mengalami kendala pada saat anda melakukan pengambilan gambar? dan apa yang anda lakukan? Kendala paling musuh terbesar kita adalah untuk kameramen person ialah cuaca yang tidak mendukung kemudian juga ligting itu ialah pencahayaan, jadi itu musuh terbesar kita ketika ligting atau pencahayaan kurang otomatis gambarnya juga engga bagus kalaupun juga terlalu terang juga tidak bagus kemudian kalau cuacanya tidakmendukung dalam arti kata hujan kita juga tidak bisa mengambil gambar itu kendalanya juga artinya proses yang sudah kita rencanakan untuk
membuat berita yang sekian hari akan terganggu tapi disamping itu juga kita punya hambatan khusus untuk di Cerita Pagi tadi kita kesulitan kalau misalnya mengambil gambar tersangkanya karna tersangka itu sudah ada didalam pengawasan kepolisian otomatis kita juga hanya mengambil gambar pada saat itu kita tidak bisa membawanya keluar, seperti dimana Tkpnya, dimana kamu melakukan kejahatan ini, dimana caranya kecuali kalau bertepatan pihak kepolisian
menentukan
rekrutunsi
bahwa
kita
tahu
tempatnya
disini
misalnyacaranya seperti ini. Kalau cuaca tidak mendukug kita melakukan pengambilan gambar didalam ruagan dahulu jadi misalkan kita wawancara terlebih tersangkanya, kepolisian, pihak korban, atau gambar-gambar mungkin nantinyabisa membantu pada saat proses editing dan melengkapi kriteria secara utuh baru ketika itu selesai baru kita mencoba mengambil gambar yang sifatnya autdoor tapi kalau cuacanya tetap tidak mendukung berarti kita harus mengakalinya seperti kita balik ke jakarta kita coba cari tempat yang mendekati suasana yang sebetulnya kita berada di Tkp tempat yang kita butuhkan disana atau menggunakan short yang kita punya sendiri. Short ialah liputan-liputan sebelumnya diambil yang tentunya mendekati situasi sebelumnya kita menyebutnya footage jadi kita menggunakan footage-footage kita harus koordinasikan sama jakarta apakah berita ini di holt apa dicancel dulu apa sama sekali tidak diambil gambarnya.
Nb : Pertanyaan selalu berkembang berpatokan dari jawaban dari narasumber
TRANSKRIP WAWANCARA (Proses Produksi Program News Cerita Pagi Di TRANS TV) Penny Damayanti Rachman Editor 1. Nama dan jabatan anda? Penny Damayanti Rachman/editor 2. Tugas dan fungsi anda pada jabatan tersebut ? Editor itu proses sebelum proses produksi jadi sebelum tayang pastinya melewati editing terlebih dahulu,Editing ialah merangkai gambar dengan naskah, menyusun gambar menjadi suatu berita. 3. Bagaimana kriteria gambar dalam menempatkan angel yang baik? Yang penting untuk standarnya medium white close/extrem close tapi kalau dicerita pagi tersangka itu atau korban tidak boleh diperlihatkan secara langsung dan kalau disidang klau belum ketuk palu belum dinyatakan bersalah, jadi masih dilindungi dan bila terjun kemasyarakat tidak dikucilkan yaitu pengambilanya tidak terlalu prontal dan muka tidak terlalu jelas dan pengambilan angel-angelnya bisa dari samping atau belakang. 4. Apakah menurut anda unsur 5W+1H sangat berpengaruh dalam membuat sebuah gambar? Iya karena disitu menceritakan, dan cerita unsurnya dari mana, dimana, siapa, bagaimana, mengapa, 5w+1H sangat penting dalam sebuah gambar. 5. Bersumber dari manakah gambar tersebut anda dapatkan? Dari kameramen yang ikut liputan, kalau editor terima jadi maksudnya dalam hal liputan ada bagian tersendiri yaitu reporter dan kameramen, klau editor terima jadi
tapi gambarnya masih mentah dari situ diolah lagi oleh editor jadi misalnya gambar yang goyang harus dipilih-pilih lagi jadi editor yang memilih gambar yang baik untuk layak tayang atau tidak. 6. Gambar seperti apakah yang menurut anda layak tayang? Sequen dapat terus kalau yang berdarah-berdarah agak diblur dan tergantung perintah dari atasan dan jangan sampai orang yang menontonya tidak nafsu makan klau melihat tidak berfikir yang macam-macam, tapi apa yang ditonton hanya sebagai pengetahuan saja. 7. Apakah sebelum liputan ada rapat redaksi? Itu urusan kameramen dan reporter dan kalau editor hanya dimintai mendapat saja dalam pengambilan gambar, tehnik pengambilan yang kurang dari mana saja dan lebih diskusi antara kameramen dengan reporter tapi untuk rapat tidak paling diskusi santai saja sambil menemani editan. 8. Sofwere apa yang anda pakai untuk editing? Disi pakai ediuskanapus karena dikantor ada tiga,tapi di Cerita pagi memakai ediuskanapus. 9. Jelaskan langkah-langkah proses editing, siapa saja yang terlibat dalam proses editing? Materi dateng dari kameramen materi mentah, master shot yang pasti kita dapat klau ada stabilisnya dan ada bantuan dari timecode,memindahkan kaset master shot atau mini DV dicapture,terlebih dulu dari situ editing dimulaidan selain itu ada naskah juga.yang dibuat Reporter serta juga didubbing untuk panduan juga.
10. Pertimbangan apa saja yang menjadi pedoman dalam proses editing? Editor melakukan sesuai apa yang ada dinaskah dan naskah memintanya apa yang kita kasih gambar dan walaupun kita sedikit bermain imajinasi agar engga terlalu monoton.kalau perlu dikasih effek agar dramatis, jadi proses edting bermain dengan imajinasi. 11. Apakah anada pernah mengalami kesulitan pada saat editing atau kendala pada komputer, gambar ? ya pasti pada komputer soalnya komputernya nga mati selama 1x24 jam selama 7hari jadi kendala ngeheng,kalau gambar dari Cdnya shot gambar sedangakan cerita naskah panjang jadi kembali lagi keimajinasi dan bagaimana gambar yang sedikit ini diolah agar orang yang menontonya tidak bosan walaupun gambarnya Cuma dibolak-balik. 12. Hambatan yang menurut anda dominan? Materi yang kurang, gambarnya nga ada, pengambilan sound bite tidak timecode itu menghambat juga,yang seharusnya bisa dikerjakan cepat dan harus mencari-cari dan menghambat editing. 13. Kapan deadline Editing Cerita Pagi? Deadline jam 6 pagi.engprin 7.30, sudah tayang dan hampir boleh dibilang tiap hari juga saja. 14. Apakah pernah hasil editing anda tidak diloloskan dalam rapat redaksi? Sampai saat ini belum pernah dan walaupun ada kendala-kendala waktu itu sempat pada jam 6.15 karena traubel komputer tiba-tiba ngeheng,tetapi tetap tayang.
Nb : Pertanyaan selalu berkembang berpatokan dari jawaban dari narasumber
TRANSKRIP WAWANCARA (Proses Produksi Program News Cerita Pagi Di TRANS TV) Firza Arifin Reporter
1. Nama dan jabatan anda? Firza Arifin / Reporter Cerita Pagi 2. Apakah definisi berita menurut anda ? Suatu peristiwa atau kejadian yang kita ceritakan kembali kepada orang lain. 3. Selain meliput berita, apa sajakah tugas seorang reporter Cerita Pagi ? Pertama riset dahulu, terus siapkan semua administrasinya mulai dari dan memang kita butuh uang untuk keluar kota atau mungkin untuk narasumbernya yang kita wawancarai dan mulai dari daministrasi operasionalnya seperti mobil dan baru kita lakukan peliputan tapi setelah itu ada penulisan skrip, naskah beritanya seperti apa dan laporan keuangannya. 4. Persiapan apa sajakah yang harus dipersiapkan seorang reporter sebelum melakukan tugasnya dalam meliput sebuah berita ? Persiapan yang pasti risetnya harus matang, jadi pastikan dahulu berita itu benarbenar ada, kontak narasumber yang terkait khususnya Cerita Pagi dari teman-teman disini, dari polisi yang sudah kita kenal diluar pastinya terlebih dahulu kita kontak dulu. 5. Berasal darimana saja sumber-sumber yang dapat dijadikan panduan bagi anda dalam meliput berita ?
Bisa dari internet, koran, informasi masyarakat yang masuk via telepon, dan juga informasi dari pihak kepolisian. 6. Apakah menurut anda unsur 5W+1H sangat berpengaruh dalam memuat sebuah berita ? Iya, berpengaruh dari 5W+1H dapat diketahui berita apa, dimana, kapan, mengapa, siapa dan bagaimana. Dan pokoknya semuanya saling terkait satu sama lain. 7. Faktor apa yang membuat berita layak untuk ditayangkan ? Berita itu harus punya nilai berita, maksudnya nilai berita itu terkait dengan nama besar misalkan, kasus IPDN terkait dengan institusi dan nilai berita itu ada banyak. Diambil dari picturenya maka berita itu layak tayang. 8. Apakah sebelum liputan ada Rapat redaksi, bagaimana mekanismenya ? Rapat readksi biasanya kita lakukan dua minggu sekali tapi, buat menentukan Rundown tayangan kita tentukan dua minggu kedepan. 9. Kapan rapat redaksi Cerita Pagi ? Biasanya sebulan sekali, kadang-kadang dua minggu sekali tergantung kebutuhan, misalnya kalau Ratingnya sudah anjlok. 10. Siapa sajakah yang mengikuti rapat redaksi tersebut ? Biasanya kru ikut semua mulai dari produser asisten produser sampai reporter dan kameramen. 11. Apa sajakah yang dibicarakan pada rapat redaksi ? Biasanya seputar rundwon juga revisi tayangan yang sudah dan kita biasanya tayangan minggu lalu yang sudah keluar dan hasil RCD,hasil rating dan share
biasanya kita refisi,refisi kualitas gambar ada yang salah atau atau da yang kurang,revisi penulisan revisi naskah. 12. Siapakah yang membuat Rundown ? Produser tapi dibantu asisten produsernya . 13. Bagaimana kriteria berita yang baik menurut anda ? Berita yang layak tayang dan memang layak untuk diberitakan keorang lain jadi berita itu harus punya nilai berita,dan klau wartawan biasanya berita buruk adalah berita baik dan berita baik adalah berita buruk, berita buruk misalnya bet news and is good news,misalnya kebakaran rumah klau buat orang tersebut berita buruk tapi kalu buat kita good news, berarti kita mempunyai suatu berita dan berita itu punya satu sisi yang memang bisa diinformasikan buat orang lain. 14. Bagaimana merencanakan dan menentukan berita-berita yang akan ditayangkan ? Balik lagi seperti tadi yang akan ditayangkan berita-berita yang memang punya nilai berita yang tinggi dan dari segi uniknya, segi historinya dan juga menarik. 15. Apakah Cerita Pagi memiliki pedoman ataupun panduan khusus yang diterapkan kepada para reporternya dalam meliput berita ? nga ada, yang pasti tiap orang karakternya berbeda-beda pada waktu liputan dan mungkin ada yang agresif biasanya dia jalan yang biasa-biasa saja dan bisa dapat berita dan tergantung daya tembus kita kepolisi, ada yang biasa punya ciri has masing-masing,jadi tidak ada pedoman,jadi pedomanya kita usahakan klau pulang dari lapangan harus membawa berita dan pedoman yang harus kita nembus nara sumber.
16. Berapa Rating dan Share Cerita Pagi pada periode Mei 2008 ? Rating dan share itu keluarnya tiap rabu yaitu merintis satu minggu kebelakang, yang terakhir itu sekitar 12-16 sharenya. 17. Siapakah sasaran atau target Audiens dari berita Cerita Pagi ? Lebih ke grand female dan kita lebih ke ibu-ibu rumah tangga, memang secara penonton kita lihat dari grafik mulai dari 07.30 Wib di dominasi ibu-ibu. 18. Breapa target yang ingin dicapai dari program berita Cerita Pagi ? Target kita ada ketentuan dari manajemen bisa nembus angka share diatas 15 tapi kita lebih membentuk suatu program yang memang punya image khusus, buat tayangan kriminal.dan image Cerita pagi berbeda dengan tayangan kriminal lain. 19. Berapa Budget biaya produksi Cerita Pagi ? Bugdet produksi dalam satu bulan anatara 35-45 juta dari episode 20-22 klau semuanya sampai penugasan keluar kota sekitar ratusan juta misalnya say keluar kota satu tem 2 orang reporter dan kameramen selama 8 hari kita bawa uang sekitar 12-15 juta dan itu semua udah termasuk biaya hotel dan mobil. 20. Apakah Cerita Pagi memiliki sponsor ? Sponsor yang benar sponsor tetap itu tidak ada tapi terkadang kita main,sponsor Cuma diareal hiburan saja, cerita pagi hiburan kita pakai sponsor barter kerja sama. 21. Siapakah yang menentukan tayangan Slot Time Cerita Pagi ? Bagaian programing kita yang menentukan diisi dengan slot time cerita pagi yang tadi Cuma cerita kriminal biasa dan sampai sekarang kita tidak memakai host paling reporter saja.
22. Berita penting dan menarik biasanya dimasukkan pada segment berapa? Pertama Apa alasannya dan pertimbangannya? Gambar dan cerita jadi kita bagi berbagai segmen dan diopilh gambar mana yang lebih bagus dan dimasukan segmen awal karena penonton mulai dari jam 07.30 muncul stage ID trans TV dan sebelum slot cerita pagi itu penonton pasti melihat dari klip awal muncul gambar dan itu biasanya yang menarik dan ditayangkan disegmen awal untuk menarik menonton agar tetap star dicerita pagi.
Nb : Pertanyaan selalu berkembang berpatokan dari jawaban dari narasumber
CURRICULUM VITAE Biodata Pribadi Nama Alamat
: Siti Masitoh : Jl. Bulak Rt 05/09 Kel. Sarua Kec. Ciputat Tangerang Banten Phone : 021 - 74635410 Mobile Phone : 021 - 99688165 081280306633 E-mail :
[email protected] Tempat Tanggal Lahir : Tangerang, 02 Desember 1986 Kewarganegaraan : Indonesia Status : Belum menikah Agama : Islam Jenis Kelamin : Perempuan Keterangan Fisik : Berbadan sehat, Tinggi 160cm, Berat badan 48Kg Pendidikan 2004 – 2008 Broadcasting, Universitas Mercu Buana, Jakarta 2001 – 2004 SMK Moh. Husni Thamrin, Tangerang 1998 – 2001 MTs BAITISSALMAH, Tangerang 1992 – 1998 SD Ranca Buaya, Tangerang Pendidikan Non-Formal Agustus 2001 s/d Januari 2002 Lembaga Kursus Bahasa Inggris LIA Pengalaman April s/d Juni 2008, magang pada divisi news Trans Tv dalam Program Cerita Pagi Keterampilan
Dapat berbahasa Inggris (pasif) Dapat mengoperasikan komputer Dapat mengoprasikan Kamera Video dengan baik sesuai dengan SOP Mampu bekerja secara individu dan tim