MOTIF PEMIRSA DALAM MENONTON PROGRAM “JIKA AKU MENJADI” DI TRANS TV TERHADAP PERILAKU SOSIAL (STUDI KASUS : APARTEMEN MEDITERANIA GARDEN 2 TOWER K) Calzulina WIDODO Binus University, Jakarta, Indonesia, 11750
Abstrak TUJUAN PENELITIAN, ialah untuk mengetahui motif pemirsa dalam menonton program Jika Aku Menjadi terhadap perilaku sosial. (Studi kasus : Apartemen Mediterania Garden 2 tower K). METODE PENELITIAN, Peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif hanya untuk melukiskan atau menggambarkan suatu cara sistematis berupa suatu fakta atau karakteristik gejala tertentu dengan cermat, serta menghubungkan dua variabel, dan menggunakan teknik pengambilan sampel yakni Purposive Sampling dan Accidental Sampling, dan dalam pengambilan sample digunakan teknik survei. HASIL YANG DICAPAI, ialah keseluruhan hasil yang telah diteliti oleh peneliti menunjukan bahwa hubungan antara motif pemirsa dalam menonton program Jika Aku Menjadi terhadap perilaku sosial penghuni apartemen Mediterania Garden 2 tower K menghasilkan tingkat hubungan yang kuat berdasarkan dari rumus pearson product moment dengan menggunakan metode spss. Hubungan kedua variabel tersebut menghasilkan tingkat hubungan yang positif berdasarkan hasil penelitian dari table interval. 1
2
SIMPULAN, hasil penelitian mengenai hubungan motif pemirsa dalam menonton program Jika Aku Menjadi terhadap perilaku sosial penghuni apartemen Mediterania Garden 2 tower K dapat diperoleh kesimpulan koefisien korelasinya adalah berada pada nilai r (0,686) yang berada pada interval 0,60 – 0,799 yang menunjukan bahwa hubungan kedua variabel tersebut berada pada tingkat kuat. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa adanya hubungan antara motif pemirsa dalam menonton program Jika Aku Menjadi terhadap perilaku sosial (Apartemen Mediterania Garden 2 tower K). Keyword : Motif pemirsa, Program Jika Aku Menjadi, Perilaku Sosial
1. Pendahuluan Hidup manusia amat sangat bergantung pada media massa. Media massa dianggap sebagai inti dari komunikasi massa, dimana melalui media massa, komunikator dapat menyampaikan pesan kepada khalayak. Dari semua media massa yang ada, media televisi lah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. Dunia Broadcasting (penyiaran) adalah dunia yang selalu menarik perhatian bagi masyarakat. Martin Essin (dalam Saktiyanti Jahja, 2006) menyebutkan bahwa era sekarang ini sebagai The Age of Television – televisi telah menjadi kotak ajaib yang membius para penghuni gubuk – gubuk reyot masyarakat di dunia ketiga. Televisi memiliki keunggulan yang menyebabkan masyarakat harus tetap terpaku 4 – 6 jam sehari di depan layar kaca dan bahkan bagi anak – anak yang sering menonton televisi, memberikan dampak malas belajar. (Suprapto, 2006: 1)
3
Karena keunggulannya, masyarakat tak pernah mampu melepaskan diri dari hubungannya dengan media penyiaran. Hampir paruh waktu mereka habiskan untuk menikmati program – program siaran televisi. Hal ini wajar karena program – program televisi banyak menawarkan dan menyajikan acara – acara yang menarik dan variatif. Program yang semakin menarik dan variatif ini memang merupakan salah satu kiat dari pengelola media untuk menarik perhatian penontonnya. (Suprapto, 2006: 2) Tidak diherankan lagi bahwa masyarakat hidup dekat dengan media massa televisi. Oleh karena itu, penulis akan membahas tentang media massa televisi. Televisi memiliki fungsi yang sama dengan media massa yang lain, yakni memberi informasi, mendidik, menghibur, dan membujuk. Fungsi dari media tersebut akan muncul dalam setiap tayangan program televisi melalui pesan – pesan yang disampaikan tayangan tersebut. Setiap hari jutaan mata orang indonesia menonton berbagai program yang ditawarkan oleh stasiun – stasiun televisi. Tingginya minat penonton dalam menonton program – program acara televisi tentu saja akan membawa keuntungan tersendiri bagi stasiun televisi yang menayangkan program tersebut. Kaitannya tentu dengan jumlah rating yang diperoleh sehingga mendatangkan pihak pengiklan untuk mengiklankan produknya ke program acara tersebut. Pihak stasiun televisi berlomba – lomba untuk menayangkan program yang disukai oleh pemirsanya.
4
Sekarang ini terdapat banyak stasiun TV swasta seperti RCTI, SCTV,MNCtv, Global TV, TVOne, ANTV, Metro TV, Trans7, TransTV, Indosiar, O Channel, DAAI TV. Demi menunjukan keunggulan televisi swasta berlomba-lomba menghadirkan tayangan informasi / hiburan yang menarik bagi pemirsanya. Televisi swasta menunjukan bagaimana tingkat kemajuan khalayak dalam memilih stasiun televisi mana yang menyuguhkan program acara yang sesuai dengan kebutuhan. Sehingga stasiun televisi saling berlomba-lomba untuk menghadirkan dan menyuguhkan program-program acara yang paling dekat dengan realita kehidupan. Sebagai salah satu dari televisi swasta yang ada TRANS TV berusaha menyajikan tayangan yang bersifat pembelajaran, solidaritas, dan kepekaan sosial terhadap sesama melalui salah satu acara yang bertajuk “Jika Aku Menjadi” (JAM). “Jika Aku Menjadi” (JAM) adalah program majalah berita yang menyuguhkan informasi seputar kalangan kelas bawah, sehingga dapat memperkenalkan kepada pemirsa televisi tentang arti kehidupan bagi masyarakat kecil seperti mereka. Tiap episode “Jika Aku Menjadi” menayangkan tema yang berbeda – beda dari narasumber dan talent yang berbeda pula. Dari sisi narasumber, mereka adalah rakyat kecil yang berprofesikan nelayan, buruh anggon bebek, petani penggarap, penjual ikan, pemulung, kuli panggul, penggali kubur, tukang ojek sepeda, dll. Mereka dipilih karena mereka orang yang memiliki sifat jujur, sabar, tekun, gigih dalam memperjuangkan hidupnya. Meski kehidupan mereka dibawah garis kemiskinan tetapi mereka pantang menyerah dalam menjalani
5
hidup. Dari sisi talent, mereka adalah orang – orang yang mengikuti casting dengan syarat perempuan usia 18 – 25 tahun dan hidup mereka sehari-hari di kota. Talent “Jika Aku Menjadi” harus tinggal bersama narasumber selama 4 – 5 hari dan mengikuti semua aktivitas yang dilakukan oleh narasumber. Talent inilah yang berinteraksi dengan narasumber dan keluarganya, melalui talent inilah pemirsa diperkenalkan pada kehidupan narasumber, mulai dari aspek penyajian yang unik, mengharukan, sampai pembelajaran tentang kehidupan masyarakat kelas bawah. Hal inilah yang dapat menjadi daya tarik tersendiri dari program acara “Jika Aku Menjadi”, tidak mengherankan jika tayangan ini amat sangat menarik perhatian penontonnya. Penulis memilih responden yang berstatus sosial A dan B yakni penghuni Apartemen Mediterania Garden 2, karena penghuni di apartemen tersebut berstatus sosial kalangan menengah keatas. Berkaitan dengan hal ini, peneliti tertarik untuk mengetahui motif pemirsa dalam menonton program “Jika Aku Menjadi” di Trans TV terhadap perilaku sosial (studi kasus : Apartemen Mediterania Garden 2 tower K).
2. General Guidelines 2.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang peneliti gunakan ialah metode penelitian kuantitatif, yaitu penelitian berupa angka – angka atau data – data yang menggambarkan dan menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Kemudian
6
dilakukan juga dengan cara metode survei yaitu dengan penggumpulkan informasi dari suatu sampel dengan menyebarkan angket – angket yang berupa pertanyaan atau penyataan (kuesioner). Jenis penelitian yang dilakukan peneliti adalah eksplanatif. Menurut Krisyantono (2006: 69), penelitian eksplanatif adalah penelitian yang menghubungkan atau mencari sebab akibat antara dua atau lebih konsep (variabel) yang akan diteliti. Penelitian ini menggunakan jenis eksplanatif karena penelitian ini berusaha mencari sebab akibat dari motif seseorang dalam menonton program Jika Aku Menjadi terhadap timbulnya perubahan perilaku sosial setelah menonton program tersebut. (Apartemen Mediterania Garden 2 Tower K)
2.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan peneliti ialah metode survei. Metode survei ialah metode yang melibatkan observasi yang direkam secara hati – hati yang memberikan deskripsi kuantitatif yang berhubungan dengan variabel – variabel. Dalam metode survei penggumpulan data menggunakan kuesioner. Umumnya pengertian survei dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili populasi.
2.3 Hasil Penelitian Orang menonton televisi pasti ada suatu motif terkait, mengapa ia menonton acara tersebut, dengan siapa ia menonton dan sedang apa saat ini
7
menonton. Peneliti menggunakan teori “Uses and Gratification” untuk mengetahui motif pemirsa pada apartemen Mediterania Garden 2 Tower K. Peneliti juga membahas keterkaitan dampak / efek setelah menonton tayangan program “Jika Aku Menjadi” di Trans TV dengan perilaku sosial penghuni apartemen Mediterania Garden 2 Tower K. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teori “Perilaku Sosial”. Ada 3 aspek dalam perilaku sosial yaitu :Aspek Kognitif (pengetahuan), Aspek Afektif (emosi / perasaan), Aspek Konatif (perilaku). Dari penjabaran diatas, sebagaimana permasalahan yang diteliti dan dibahas yakni mengenai “Hubungan Motif Pemirsa dalam menonton program acara Jika Aku Menjadi terhadap Perilaku Sosial penghuni apartemen Mediterania Garden 2 Tower K. Dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan motif pemirsa dalam menonton program “Jika Aku Menjadi’ di Trans TV terhadap perilaku sosial penghuni apartemen Mediterania Garden 2 Tower K, dapat diperoleh hasil dari koefisien korelasinya nilai pada r (0,686) yang berada pada interval 0,60 – 0,799 menunjukan bahwa hasil tersebut berada pada tingkat hubungan kuat.
3. Simpulan Berdasarkan dari hasil penelitian skripsi yang peneliti lakukan, permasalahan penelitian yang mempertanyakan adakah hubungan antara motif pemirsa dalam menonton program Jika Aku Menjadi di Trans TV terhadap
8
perilaku sosial penghuni Apartemen Mediterania Garden 2 tower K, dapat dijawab dan disimpulkan sebagai berikut : 1. Sebagian besar responden (sebanyak 80%) tertarik menonton program Jika Aku Menjadi dikarenakan pekerjaan narasumber yang unik. 2. Sebagian besar responden (sebanyak 93,8%) setuju bahwa program Jika Aku Menjadi dapat mengedukasi orang yang menontonnya. 3. Sebagian responden setuju bahwa tayangan program Jika Aku Menjadi tidak ada unsur negatif pada tayangan tersebut, persentase sebesar 72,5%. 4. Sebagian
besar
responden
termotivasi
dalam
meningkatkan
kepedulian terhadap masyarakat kalangan bawah yakni 82,5% setelah menonton program Jika Aku Menjadi 5. Sebagian besar responden (sebanyak 96,2%) dapat meningkatkan rasa simpati dan empati terhadap kalangan masyarakat bawah. 6. Sebagian besar responden lebih bersyukur terhadap atas apa yang telah mereka miliki saat ini yakni dengan presentase 98,9%. 7. Berdasarkan hasil dari uji statistik dengan metode korelasi diketahui bahwa nilai probabilitas 0.000 < 0.001 yang artinya signifikan. Dimana kemudian diperoleh hasil korelasi yakni sebesar 0,686 artinya jika dilihat dan di interpretasikan kedalam tabel koefisien korelasi nilai tersebut berada pada interval 0,60 – 0,799 yang artinya tingkat hubungannya kuat.
9
Reference [1] Arifin, Eva. (2010). Broadcasting to be Broadcaster. Yogyakarta : Graha Ilmu. [2] Baran, Stanley J & Dennis K. Davis. (2010). Teori Dasar Komunikasi Massa : Dasar, Pergolakan, dan Masa Depan (Mass Communication Theory : Foundations, Ferment, and Future). Jakarta : Salemba Humanika. [3] Effendy, Onong Uchjana. (2003). Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : PT Citra Aditya Bakti. [4] Effendy, Onong Uchjana. (2004). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. [5] Hariwijaya dan Triton. (2011). Pedoman Penulisan Ilmiah Skripsi dan Tesis. Yogyakarta : Oryza. [6] Morissan. (2008). Manajemen Media Penyiaran :Strategi Mengelola Radio & Televisi. Jakarta : Kencana, Prenada Media Group. [7] Mulyana, Deddy. (2001). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. [8] Mustafidah, Tukiran Taniredja Hidayati. (2011). Penelitian Kuantitatif (Sebuah Pengantar). Bandung : Alfabeta. [9] Nurudin. (2007). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada. [10]Rohim, Syaiful. (2009). Teori Komunikasi (Perspektif, Ragam & Aplikasi). Jakarta : PT Rineka Cipta.
10
[11] Suprapto, Tommy. (2006). Berkarier di Bidang Broadcasting. Yogyakarta : Media Pressindo. [12] Stephen, W. Littlejohn & Karen, A. Foss. (2009). Theories of Human Communication. Jakarta : Salemba Humanika. [13] Syahputra, Iswandi. (2006). Jurnalistik Infotainment : Kancah Baru Jurnalistik dalam Industri Televisi. Yogyakarta : Pilar Media. [14] West, Richard & Lynn H. Turner. (2008). Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan Aplikasi (Introducing Communication Theory : Analysis and Application). Jakarta : Salemba Humanika. [15] Wibowo, Fred. (2009). Teknik Produksi Program Televisi. Yogyakarta : Pinus.