STRATEGI PROGRAM BIOSKOP TRANS TV (Periode Desember 2008)
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh : Nama
: Rahma Dewinta Sari
NIM
: 4410401 – 080
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2009 i
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI
Nama
: RAHMA DEWINTA SARI
NIM
: 4410401-080
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Bidang studi
: Broadcasting
Judul Skripsi
: STRATEGI PROGRAM BIOSKOP TRANS TV (Periode Desember 2008)
Jakarta,
Agustus 2009
Mengetahui, Pembimbing I
Pembimbing II
(Feni Fasta, SE, M.Si)
(Drs. H. Syafei Sikumbang)
i
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI
Nama
: RAHMA DEWINTA SARI
NIM
: 4410401-080
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Bidang Studi
: Broadcasting
Judul Skripsi
: STRATEGI PROGRAM BIOSKOP TRANS TV (Periode Desember 2008)
Jakarta, Agustus 2009 1. Ketua Sidang Nama
: Ponco Budi Sulistyo, M.Comm
(…………………….)
2. Penguji Ahli Nama
: Morissan, M.A
(…………………….)
3. Pembimbing I Nama
: Feni Fasta, SE, M.Si
(…………………….)
4. Pembimbing II Nama
: Drs. H. Syafei Sikumbang
ii
(…………………….)
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI
Nama
: RAHMA DEWINTA SARI
NIM
: 4410401-080
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Jurusan
: Broadcasting
Judul Skripsi
: STRATEGI PROGRAM BIOSKOP TRANS TV (Periode Desember 2008) Jakarta, Agustus 2009 Disetujui dan Diterima Oleh :
1. Ketua Sidang Nama
: Ponco Budi Sulistyo, M.Comm
(…………………….)
2. Penguji Ahli Nama
: Morissan, M.A
(…………………….)
3. Pembimbing I Nama
: Feni Fasta, SE, M.Si
(…………………….)
4. Pembimbing II Nama
: Drs. H. Syafei Sikumbang
iii
(…………………….)
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI Nama
: RAHMA DEWINTA SARI
NIM
: 4410401-080
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Jurusan
: Broadcasting
Judul Skripsi
: STRATEGI PROGRAM BIOSKOP TRANS TV (Periode Desember 2008) Disetujui dan Diterima Oleh:
Pembimbing I
Pembimbing II
(Feni Fasta, SE, M.Si)
(Drs. Syafei Sikumbang) Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
Ketua Bidang Studi Broadcasting
(Dra. Diah Wardhani, M.Si)
(Ponco Budi Sulistyo, M.Comm)
iv
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
Rahma Dewinta Sari Strategi Program Bioskop Trans TV (Periode Desember 2008)
ABSTRAKSI PT.Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV) merupakan salah satu stasiun televisi swasta yang berdiri sejak tahun 2002. Ada beberapa program yang diberikan Trans TV kepada audien, salah satunya sajiannya yaitu program Bioskop Trans TV. Bioskop Trans TV adalah program yang menayangkan filmfilm Box Office dunia. Bioskop Trans TV cukup sukses menayangkan filmfilmnya, dapat dilihat dengan rating dan share yang diperoleh Bioskop Trans TV mencapai 7.2 / 22.8 pada tanggal 25 Desember 2008. Setiap Program televisi diperlukan strategi agar setiap program yang ditayangkan mencapai hasil yang optimal. Bioskop Trans TV adalah salah satu program unggulan yang dimiliki PT.Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV). Ada beberapa proses yang harus diperhatikan untuk sebuah program yaitu Planning, Organizing, Actuating dan Controlling. Yang berkaitan dengan perencanaan (planning) antara lain Head to Head, Strong lead in, bloking program, strategi penghalan, program tandingan dan strategi buaian. Penelitian yang dilakukan penulis bersifat deskriptif dengan pendekatan kulaitatif. Metode yang dilakukan dalam penelitian penulis adalah studi kasus, dimana dalam studi kasus ini penulis mencoba untuk mengetahui strategi program Bioskop Trans TV. Untuk melakukan penelitian ini penulis melakukan wawancara mendalam (indepth interview) terhadap beberapa narasumber yang berkompeten dalam program Bioskop Trans TV, yaitu Ahmad Ferizqo selaku Kadiv Programming, Alex Bastian selaku Planning and Scedulling, Moh. Hamdar selaku Ass Manager Promo, dan Yusak Suryadi selaku Sec Head on air presentation. Untuk mencapai keberhasilan suatu program, Bioskop Trans TV menggunakan strategi Head to Head dimana Trans TV bersaing dengan stasiun televisi lain pada waktu yang sama. Namun hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan, karena Bioskop Trans TV tidak lagi Head to Head dengan acara yang serupa.
v
KATA PENGANTAR
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, serta berkat karunia dan lindungan-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini, guna memenuhi persyaratan kelulusan program strata 1 (S1) Broadcasting Universitas Mercu Buana. Untuk memenuhi persyaratan tersebut di atas, penulis telah melengkapi Skripsi. Tanpa dukungan dari semua pihak yang telah membantu, penulis tidak akan bisa menyelesaikan karya ilmiah ini. Kepada mereka yang telah membantu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas dorongan moril maupun meteril; 1. Kepada Ibu Feni Fasta selaku pembimbing I dan Bpk. Syafei Sikumbang selaku pembimbing II yang telah memberikan arahan dan nasehat kepada penulis. 2. Kepada mamaku yang telah memberikan biaya kuliah selama ini, doa, dan dorongan semangat untuk menulis. 3. Kepada papaku (Alm), penulis yakin karena doa papaku juga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. 4. Kepada kedua kakak ku Pienkan (terima kasih bantuan mengetiknya), Lenny (terima kasih atas pinjaman laptopnya) serta terima kasih juga telah memberikan doa dan dorongan semangat kepada penulis.
vi
5. Kepada seluruh keluarga ( Keponakan-keponakanku Zea, Syanda, Zeb, dan Kalam serta sepupu-sepupu) yang telah memberikan penulis semangat dan bantuan untuk membuat Skripsi ini. 6. Kepada pihak Trans TV yang memberikan kepercayaan kepada penulis untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan. 7. Kepada Mas David selaku HRD Trans TV, Mas Nova terima kasih telah membantu penulis untuk mendapatkan data-data yang diperlukan. 8. Kepada Mba Dita dan Mba Cely selaku Sec. Kadiv Programming yang membantu penulis memberikan bantuan interviewnya. 9. Kepada Bpk. A. Ferizco Irwan (Kadiv Programming), Mas Alex Bastian (Planning & Scedulling), Bpk. Moh. Hamdar (Ass. Manager promo), Bpk. Yusak Suryadi ( Sec Head on air presentation) terima kasih atas waktu yang diluangkan untuk wawancara. Terima kasih juga untuk mba Shelsea, Mba Yessy, Mba, Imel, Mas John, Mas Lukas, Mas Arif Hakim, Mas Arief Husein, Mba Shinta, Mas Bagio, Bang Mul (Thank’s a lot atas ilmu yang diberikan untuk penulis). 10. Kepada teman-teman magang penulis ( Ola, Iana, Yanti, Evi, Tika, Putri, Mahar, May YAI, Tika YAI, Putri UNPAD, Randy UNTAR, Dhita lt 7, Ii. 11. Kepada semua teman-teman UMB Broadcast angkatan 2004 Virna, Tika, Fiki, May Sastro, Ajie, Mahar, Nana, (yang lulus lebih dulu), Putri, Shanti, Cesil, Afri, Pay, Aiem, Irvan dan semua teman-teman seperjuangan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
vii
Semoga Tuhan selalu melimpahkan karunia-Nya dan membalas semua kebaikan mereka. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun akan penulis terima dengan senang hati. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak yang membutuhkan
Jakarta,
Agustus 2009 Penulis
(Rahma Dewinta Sari)
viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Media massa adalah jembatan informasi bagi masyarakat, dengan media massa masyarakat dapat mengetahui apa yang terjadi diluar lingkungannya. Media massa baik itu media cetak maupun media elektronik sangat dibutuhkan masyarakat saat ini, karena pada dasarnya masyarakat adalah penggarap informasi. Didalam era persaingan yang semakin jauh, semakin bebas dan kompetitif, maka bangsa Indonesia pada saat ini menghadapi tuntutan hidup yang kompleks. Dalam era ini tentunya pembangunan bangsa Indonesia diarahkan kepada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Karena memang pada dasarnya sumber daya manusia berperan sebagai subjek dan sekaligus objek pembangunan. Begitupun dengan berkembangnya media elektronik yang pada saat ini memang mengalami kemajuan yang pesat, itu bisa dilihat dari banyaknya bermunculan televisi-televisi baik nasional, swasta maupun lokal. Televisi swasta pada saat ini memang sangat mempengaruhi kehidupan para khalayaknya karena televisi swasta banyak memberikan sesuatu yang baru kepada masyarakat. Mulai dari informasi (news) yang memang layak untuk ditampilkan sampai hiburan(entertainment).
1
Televisi penyiaran Indonesia pun semakin marak, bukan saja jumlah stasiun penyiarannya semakin banyak, tetapi juga acara siarannya semakin menarik, sehingga khalayak penonton memungkinkan untuk memilih acara siaran yang dipancarkan dari berbagai stasiun kepenyiaran baik dari dalam maupun luar negeri. Televisi memiliki peranan yang cukup penting karena televisi mampu mempengaruhi persepsi khalayak karena memang pada dasarnya masyarakat banyak meluangkan waktunya di depan televisi sebagai sumber informasi mereka. Maraknya industri pertelevisian di Indonesia, membuat pihak stasiun televisi bersaing menghasilkan program-program yang berkualitas. Saat ini Indonesia mempunyai empat belas stasiun televisi swasta dan satu televisi nasional. Televisi banyak menyajikan program-program yang bersaing, program tersebut bisa berupa berita, hiburan, hingga berita berkhas. Saat ini banyak muncul televisi-televisi baru yang menyajikan bentuk program yang serupa, sehingga membuat para pemirsanya menjadi lebih selektif untuk bisa memilih program yang sesuai dengan kebutuhannya. Dunia pertelevisian di Indonesia mulai diawali pada tahun 1962 dengan berdirinya televisi milik pemerintah yaitu TVRI yang sekarang dikenal sebagai televisi public. Pada tahun 1989 mulai berdiri televisi swasta pertama yaitu RCTI, dilanjutkan dengan SCTV, TPI, ANTV, 2
INDOSIAR, METRO TV, TRANS TV, LATIVI yang kini berubah menjadi TV ONE, kemudian disusul oleh GLOBAL TV dan TRANS 7. Sajian gandanya, audio dan visual telah menghantarkan media televisi pada posisinya yang khas dan menarik. Hal ini menjadikan para pemilik stasiun televisi dituntut untuk lebih kreatif dalam menciptakan dan menghasilkan program acara bagi pemirsanya. Dalam upaya mencapai hal tersebut diatas, maka diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas, karena pada dasarnya siaran televisi merupakan hasil kerja kolektif, yaitu manusia sebagaio pengelola siaran, teknik, administrasi harus mampu bekerja sama secara efektif dan efisien untuk menghasilkan output siaran yang berkualitas dan sesuai dengan norma, etika dan estetika yang berlaku. 62 Selain sumber daya manusia yang harus berkualitas, setiap program acara yang ditampilkan harus memiliki ciri khas yang akan selalu diingat oleh audien. Saat ini stasiun televisi tidak sekedar memberikan informasi melalui tayangan berita saja, tetapi sudah banyak program acara baru yang banyak mencakup informasi pula, karena masyarakat selain membutuhkan sebuah informasi melaui berita tetapi juga membutuhkan acara bersifat menghibur pemirsa seperti adanya program film. Cukup banyak stasiun televisi yang menyajikan program film-film seperti Big movie di Global TV, Box Office Movie di RCTI, Bioskop 62
JB. Wahyudi, Dasar-dasar Manajemen Penyiaran, PT. Gramedia Pusaka Utama, Jakarta 1999, hal 2
3
Trans TV di Trans TV dan masih banyak lagi. Munculnya program tersebut merupakan salah satu bukti bahwa saat ini telah terjadi persaingan diantara stasiun televisi khususnya dalam program film. Program-program televisi tersebut memiliki bentuk dan jenis yang sama, hanya saja disajikan dengan waktu yang berbeda. Program siaran dapat dianalogikan dengan produk atau barang yang ditawarkan kepada pihak lain, dalam hal ini pemirsa dan pemasang iklan. Dengan demikian program adalah produk yang dibutuhkan orang sehingga mereka mengikutinya. Dalam hal ini terdapat suatu rumusan dalam dunia penyiaran yaitu program yang baik akan mendapatkan penonton yang lebih besar, sedangkan program yang buruk tidak akan mendapatkan penontonnya. 63 Ukuran keberhasilan sebuah program dalam meraih banyaknya pemirsa dapat dilihat dari perolehan rating dan share. Perhitungan nilai rating dan share bergantung pada jumlah stasiun televisi dan populasi penonton pada suatu wilayah siaran. Untuk mencapai hasil yang maksimal para pengelola program siaran harus mempertimbangkan 4 (empat) hal ketika merencanakan program siaran yang terkait dengan Product, Price, Place, dan Promotion. Begitu pula dengan Trans TV, stasiun televisi swasta yang mulai berdiri sejak tahun 2002 lalu, juga ingin memberikan sajian program film 63
Morissan, Media Penyiaran Strategi Mengelola radio dan televisi, Ramdina Prakarsa, Tangerang 2005, hal 100
4
yang menarik. Dengan waktu yang singkat Trans TV dapat menarik audien dalam sebuah program yang bertajuk “Bioskop Trans TV”. Trans TV mengusahakan film-film import yang kebetulan setelah krisis jarang ada di stasiun lain dan mengambil film luar untuk menarik audien dan market. 64 Persaingan media penyiaran saat ini harus dapat membuat suatu program acara yang diminati oleh pemirsanya. Seperti halnya Bioskop Trans TV, yang setiap harinya beragam cerita mulai dari action, drama, romance comedy, science fiction dan film-film yang belum pernah ditayangkan oleh stasiun lain supaya pemirsa tidak merasa bosan menonton acara tersebut. Sejak
berdirinya
Trans
TV
memang
berkomitmen
akan
menayangkan film-film Hollywood sebagai salah satu sajian utamanya. Bioskop
Trans
TV
merupakan
wujud
konsistensinya
dengan
menghadirkan film setiap hari. Pada kesepakatan yang dilakukan sejak 12 Juli 2005 lalu, Trans TV yang bekerja sama dengan Sony pictures Televivion International yang saat ini dinaungi distributor ternama MGM dan Columbia Tristar Picture menayangkan film-film Box Office dunia. 65 Bioskop Trans TV dapat dilihat saat ini merupakan salah satu program yang cukup sukses di Trans TV, karena film yang dihadirkan ditargetkan untuk seluruh lapisan masyarakat khususnya segmen ABC. 64 65
www.interaktif.com/harian/wawancara/waw-IshadiSK.html www.Transtv.co.id
5
Seperti yang diutarakan menurut Ishadi SK
yaitu saat ini Trans TV
menargetkan menjadi pemimpin pasar acara TV atau trend setter. Trans TV ingin mengembangkan inovasi-inovasi baru dalam gaya hidup yang salah satunya menayangkan acara “Bioskop Trans TV” yang tayang sejak 01 Desember 2005. 66 Awal ditayangkannya Bioskop Trans TV, Trans TV berusaha menayangkan film-film yang cukup popular untuk ditayangkan di layar kaca, namun beberapa waktu Program Bioskop Trans TV hadir dengan dikemas dengan kombo. Jadi setiap hari ada dua film yang tayang untuk memenuhi kebutuhan penonton dan menyediakan slot bagi pemasang iklan. Dalam program Bioskop Trans TV dibutuhkan suatu manajemen agar dapat berhasil sesuai dengan tujuan yaitu Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing), Penggerakan (Actuating), Pengawasan (Controlling). Namun, dalam membuat suatu manajemen dibutuhkan juga strategi. Karena strategi merupakan pilihan tentang apa yang ingin dicapai oleh seseorang di masa depan dan bagaimana cara mencapai keadaan yang diinginkan. Adapun strategi yang harus digunakan oleh setiap program yaitu, Head to head, Program tandingan, Pendahuluan kuat (strong lead in),
66
www.google.com - www.interaktif.com/harian/wawancara/waw-IshadiSK.html
6
Strategi penghalang (stunting), strategi buaian (creating hammock), dan Bloking program (Block programming). Pihak stasiun televisi harus mampu menyajikan tayangan yang menarik bagi pemirsa, sehingga film yang ditayangkan mendapatkan rating dan share yang bagus dan dapat bersaing dengan stasiun lainnya dengan tayangan yang serupa. Seperti
Bioskop Trans TV pada 25
Desember 2008 yang mendapatkan rating dan share yang baik yaitu mencapai 7.2 / 22.8. Dengan rating dan share yang cukup baik program Bioskop Trans TV dapat dikatakan sebagai salah satu program unggulan yang dimiliki Trans TV. Namun demikian ada beberapa kualitas tertentu yang harus dimiliki suatu acara agar dapat berhasil. Tentu saja terdapat ketrampilan dan seni tertentu yang dapat menggabungkan semua elemen. Program yang sejalan dengan trend yang berkembang akan lebih menjamin keberhasilan suatu program. Trend dapat menjadi petunjuk terhadap selera audien secara umum sehingga sedikit banyak membantu meningkatkan rating acara. 67 Setiap stasiun televisi harus memiliki strategi yang jelas dalam menarik minat pemirsa untuk menyaksikan program acara kita dengan benar-benar terarah. Jadi sangatlah penting juga untuk memahami struktur dan kelompok-kelompok audien yang ada ditengah masyarakat.
67
Ibid
7
Tingkatan persaingan industri penyiaran juga semakin mendorong untuk melakukan segmentasi. Dalam hal ini media penyiaran harus betulbetul memilih target audien untuki bersaing dengan stasiun televisi lain. Dengan demikian ketatnya persaingan antar media, khususnya televisi, penulis ingin mengetahui seperti apa strategi program Bioskop Trans TV (Periode Desember 2008). Alasan penulis memilih Trans TV sebagai objek penelitian adalah berdasarkan pengamatan penulis melihat Trans TV dapat cepat berkembang walaupun belum lama mengudara , dengan menyajikan program acara film Box Office yang cukup menarik perhatian audien dengan nama Bioskop Trans TV, yang memiliki slogan The Real Box Office. Serta alasan penulis memilih periode Desember 2008 karena pada periode tersebut Bioskop Trans TV menayangkan film-film yang spesial untuk meriahkan Ulang Tahun Trans TV pada tanggal 15 Desember dan sebagai pelengkap kemeriahan untuk akhir tahun. Karena pada periode tersebut mansyarakat butuh akan hiburan berupa film sebagai sajian alternatif bagi yang menyukai film-film Hollywood. 1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan dari dasar latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk meneliti “Bagaimana Strategi Program Bioskop Trans TV (Periode Desember 2008)?” 8
1.3
Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: “Ingin mengetahui bagaimana strategi program Bioskop Trans TV (Periode Desember 2008)”.
1.4
Signifikansi Penelitian / Manfaat Penelitian 1.4.1 Akademis Memberikan kontribusi hasil penelitian yang dapat menambah wawasan dalam bidang ilmu komunikasi, khususnya bidang broadcasting mengenai strategi program Bioskop Trans TV (periode Desember 2008). 1.4.2 Praktis Dapat memberikan masukan yang berharga bagi para praktisi yang ingin terjun kedalam dunia pertelevisian. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber untuk kiat-kiat yang baik dalam mambuat strategi suatu program. Dan diharapkan juga dapat memberikan masukan kepada sebuah program hiburan yang menayangkan film sehingga dapat menghasilkan program yang lebih baik.
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1
Pengertian Komunikasi Massa Media massa saat ini telah muncul sebagai kekuatan yang berpengaruh. Penyebaran informasi melalui media massa seperti surat kabar, televisi, radio dan film telah membentuk pengetahuan dan pendapat manusia mengenai berbagai peristiwa atau hal-hal yang menyangkut kehidupan. Media massa telah hadir setiap saat tanpa memandang waktu dan jarak, serta mungkin kehadiran media massa dapat mempengaruhi cara hidup dan perilaku seseorang. 68 Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi) yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar dibanyak tempat, anonim, heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik). Selain pengertian komunikasi diatas, ada pengertian lain komunikasi massa menurut para ahli komunikasi massa, antara lain:
68
S Djuarsa Sendjaja ph D dkk, Pengantar Ilmu Komunikasi, Univ Terbuka, hal 7.1
10
1. Menurut Bittner. Dalam
bukunya
Mass
Communication
An
Introduction,
mengatakan bahwa komunikasi massa adalah pesan-pesan yang dikomunikasikan melelui media massa pada sejumlah besar orang. 2. Menurut Defleur dan Dennis. Dalam bukunya Understanding Mass Communication mereka mengatakan komunikasi massa adalah suatu proses dimana komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas dan secara terus menerus, menciptakan makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan berbedabeda dengan melalui berbagai cara. 69
2.1.2
Karakteristik komunikasi Massa. Ada 7 karakteristik dari komunikasi massa yaitu: 70 1. Komunikasi melalui media massa ditujukan kepada khalayak. Diantara pembaca Koran dan majalah, pendengar radio atau televisi satu dengan lain saling terpisah, khalayak juga tersebar dan tidak mengenal batas usia, tempat tinggal, golongan dan batasan-batasan lainnya.
69 70
Ibid, hal 7.3 Ibid
11
2. Bentuk komunikasi melalui media massa bersifat umum, bukan pribadi. Isi yang disampaikan menyangkut kepentingan orang banyak, tidak hanya untuk kepentingan perorangan atau pribadi. Kegiatankegiatan yang berkait dengan operasi suatu media massa akan mencakup orang banyak yang terorganisasi di dalam organisasi media. 3. Pola penyampaian pesan secara cepat. Pola ini berjalan secara cepat dan mampu menjangkau khalayak luas, bahkan mungkin tidak terbatas baik secara geografis maupun kultural. 4. Penyampaian pesan melalui media massa berjalan satu arah. Umpan balik atau tanggapan dari pihak penerima (khalayak) lazimnya berlangsung secara tertunda. Disini isi pesan diliput dan diolah oleh sumber yakni, media catak maupun elektronik dan disebarkan secara luas kepada khalayak. 5. Kegiatan komunikasi massa dilakukan terencana, terjadwal, dan terorganisasi. Komunikator pada media massa bekerja melalui aturan organisasi dan pembagian kerja yang jelas. Identitas yang dibawakan bukan semata-mata identitas pribadi, tetapi yang harus ditonjolkan adalah identitas organisasi. 12
6. Penyampaian pesan melalui media massa. Penyampaian pesan ini dilakukan secara berkala tidak bersifat temporer. 7. Isi pesan media mencakup berbagai bidang kehidupan manusia. Isi pesan yang disampaikan dapat mencakup berbagai aspek kehidupan manusia (sosial, ekonomi, budaya, politik) baik yang bersifat informatif dan edukatif maupun hiburan. 2.1.3
Fungsi Komunikasi Massa. Untuk memahami fungsi komunikasi massa secara khusus ada 3 hal yang harus dipahami (Joseph A Devito): 71 1. Setiap tindakan yang berkaitan dengan komunikasi, termasuk mengkonsumsi media, dilandasi oleh alasan yang unik. 2. Setiap komunikasi massa menjalankan fungsi yang berbeda bagi setiap khalayak secara individual. 3. Fungsi yang dijalankan oleh banyak peristiwa komunikasi massa bagi banyak orang akan berbeda dari waktu ke waktu. Berikut ini adalah fungsi khusus dari komunikasi massa: 72 1. Informasi. Fungsi informasi merupakan fungsi yang paling penting dalam komunikasi massa. Komponen paling penting untuk mengetahui fungsi informasi ini adalah berita-berita yang akan disajikan.
71 72
Joseph A Devito, Komunikasi Antar Manusia, hal 518 Nurudin M Si, Pengantar Komunikasi Massa, Raja Grafindo Persada, Jakarta 2007, hal 66
13
2. Hiburan. Media memberikan hiburan untuk mendapatkan perhatian dari khalayak sebanyak mungkin sehingga mereka dapat menjual kepada para iklan. Fungsi hiburan untuk media elektronik menduduki posisi yang paling tinggi dibanding dengan fungsi yang lain. 3. Persuasi. Fungsi persuasi komunikasi massa tidak kalah pentingnya dengan fungsi informasi dan hiburan. Menurut Joseph A Devito (1997) fungsi persuasi diangap paling penting dalam komunikasi massa karena: a. Mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan atau nilai seseorang. b. Mengubah sikap, kepercayaan atau nilai seseorang. c. Menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu. d. Memperkenalkan etika atau menawarkan sistem nilai tertentu. 4. Transmisi Budaya. Transmisi budaya tidak dapat dielakkan selalu hadir dalam berbagai bentuk komunikasi yang mempunyai dampak pada penerimaan individu. Transmisi budaya merupakan pengalaman kolektif yang direfleksikan kembali melalui bentuk komunikasi, tidak hanya melalui media massa, tetapi juga dalam seni, ilmu pengetahuan dan masyarakat. 14
5. Mendorong Kohesi Sosial. Kohesi yang dimaksud disini adalah penyatuan. Dengan kata lain, media massa merangsang masyarakat untuk memikirkan dirinya bahwa bercerai berai bukan keadaan yang baik bagi kehidupan mereka. 6. Pengawasan. Menurut Laswel, Fungsi dari pengawasan yaitu menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadiankejadian yang ada disekitar kita. 7. Korelasi. Fungsi
korelasi
yang
dimaksud
adalah
fungsi
yang
menghubungkan bagian-bagian dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungannya. Kaitannya dengan fungsi ini yaitu peran media massa sebagai penghubung antara berbagai komponen masyarakat. 8. Pewarisan Sosial. Dalam hal ini media massa berfungsi sebagai seorang pendidik, baik yang menyangkut pendidikan formal maupun informal yang mencoba meneruskan atau mewariskan suatu ilmu pengetahuan, nilai, norma, pranata, dan etika dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
15
9. Melawan kekuasaan dan kekuatan represif. Komunikasi massa berperan memberikan informasi, tetapi informasi yang diungkapkannya ternyata mempunyai motif-motif tertentu untuk melawan kemapanan. Komunikasi massa juga bisa berperan
untuk
memperkuat
kekuasaan,
tetapi
bisa
juga
sebaliknya. 10. Menggugat hubungan TRIKOTOMI. Hubungan trikotomi adalah hubungan yang bertolak belakang antara 3 pihak. Dalam kajian komunikasi hubungan trikotomi melibatkan pemerintah pers dan masyarakat, hubungan trikotomi tidak demokratis. Disinilah komunikasi massa melalui media massa memiliki tugas penting untuk mengubah hubungan trikotomi yang tidak adil melalui media massa dengan menampilkan peristiwa
berita-berita
yang
bertendensi
yang
berbobot,
politik
tinggi,
mengungkapkan tidak
mampu
mengungkapkan, mengkritik kebobrokan pemerintah yang korup dan tidak adil manifestasi dari fungsi tersebut. 2.2 Strategi Komunikasi Massa Strategi hakikatnya adalah perencanan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai satu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, melainkan harus mampu menunjukan bagaimana 16
taktik, operasionalnya. Strategi komunikasi ini harus mampu menunjukan bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung pada situasi dan kondisi. 73 Strategi komunikasi merupakan perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu komunikasi yang efektif artinya seorang komunikator hendaknya mempunyai panduan antara perencanaan komunikasi dan manajemen komunikasi pada saat menyampaikan pesan komunikasinya kepada komunikan sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik. Dalam penelitian ini lebih menekankan pada teori Uses and Gratification. Dalam teori ini pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut, sehingga mengasumsikan bahwa pengguna
media
mempunyai
pilihan
alternatif
untuk
memuaskan
kebutuhannya. Dalam pilihan alternatif ini Trans TV mencoba menghadirkan program Bioskop Trans TV untuk memenuhi kebutuhan akan film-film box office kepada penonton. 2.3 Televisi Sebagai Media Massa Dengan berkembangnya teknologi komunikasi dunia kini dirasakan semakin sempit, karena dalam beberapa saat saja kita dapat berhubungan
73
Prof Drs Onong Uchana M.A, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Rosdakarya, hal 32
17
dengan yang lain, walaupun kita di belahan bumi yang berbeda, sehingga rasanya kita berada di dalam suatu tempat di dunia. Akibat
dari
berkembang
pesatnya
teknologi
komunikasi
ini
mengakibatkan berkembangnya media massa, bukan saja media cetak, tetapi juga media elektronik seperti radio dan televisi, bahkan sekarang ini televisi sedang memegang peranan yang sangat berpengaruh. Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audio visual merupakan medium paling berpengaruh dalam membentuk sikap dan kepribadian masyarakat secara luas. Hal ini disebabkan oleh satelit dan pesatnya perkembangan jaringan televisi yang menjangkau masyarakat hingga ke wilayah terpencil. Televisi sendiri membawa kultur dengan sendirinya mulai bertumbuh di masyarakat. Apalagi sebetulnya yang esensial dari kultur ini pada hakikatnya sudah dikenal sejak lama, sebelum kebudayaan tulis atau cetak. 2.3.1
Pengertian Televisi Televisi adalah alat komunikasi massa yang digunakan dalam proses
komunikasi
komunikatornya
dengan
melembaga,
ciri-ciri pesan
berlangsung bersifat
umum,
satu
arah,
sasarannya
menimbulkan keserempakan dengan komunikasi yang heterogen. 74 Namun J.B Wahyudi juga memberikan pengertian televisi sebagai berikut: 74
Dennis Mc Quail, Teori Komunikasi Massa,Erlangga 1996, hal 1
18
“Siaran televisi adalah menyampaikan informasi audio visual, sinkron dan hidup, dilihat dan didengar oleh khalayak melalui pesawat penerima yang lazim disebut pesawat televisi”. 75 Televisi sebagai media massa yaitu televisi siaran yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa sebagai komunikasi berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum sasarannya menimbulkan keserempakan dan komunikasnnya heterogen.
2.3.2
Karakteristik Media Televisi Sebagai media audio visual, televisi memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 76 1. Informasi disampaikan kepada komunikan melalui proses pemancaran atau transmisi. 2. Isi pesan audio visual, artinya dapat didengar dan dilihat secara bersamaan pada waktu ada siaran. 3. Sifatnya periodik atau tidak dapat diulang. 4. Sifatnya transitory (hanya meneruskan) pesan-pesan yang diterima hanya bisa dilihat dan didengar secara sekilas. 5. Serentak dan global. 6. Meniadakan waktu dan jarak.
75 76
J.B Wahyudi, TVRI dan Televisi Siaran, Mitra Citra Mulia 1995, hal 64 J.B Wahyudi, Dasar-dasar Jurnalistik Radio dan televisi, Grafiti, Jakarta 1996, hal 8
19
7. Dapat menyajikan peristiwa atau pendapat yang sedang terjadi, secara langsung dan orisinil. 8. Bahasa yang digunakan formal dan non formal (bahasa tutur). 9. Kalimat singkat, padat, jelas, dan sederhana. 10. Tujuan akhir dari penyampaian pesan untuk menghibur, mendidik, kontrol sosial, menghubungkan atau sebagai bahan informasi. 2.3.3
Kelebihan dan Kekurangan Televisi Sama halnya dengan media lainnya, televisi juga memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan sendiri. Keunggulan televisi bisa dilihat dari sisi programatis dan teknologis. 77 Keunggulan televisi dari programatis adalah: 1. Menyangkut isi dan bentuk, media televisi meskipun direkayasa mampu membedakan fakta dan fiksi, realitas dan tidak terbatas. 2. Memiliki khalayak yang tetap, memerlukan keterlibatan tanpa perhatian sepenuhnya dan intim. 3. Memiliki tokoh berwatak (riil maupun rekayasa), sementara media lain (film) hanya memiliki bintang yang direkayasa. Keunggulan televisi di sisi teknologis adalah kemampuan televisi dalam menjangkau wilayah yang sangat luas dalam waktu yang bersamaan. Sehingga televisi dapat mengantarkan secara langsung suatu peristiwa disuatu tempat yang lain yang berjarak sangat jauh.
77
Televisi juga mampu menciptakan suasana yang
A. Alatas Fahmi, Bersama Televisi merenda Wajah Bangsa, YPKMD, Jakarta 1997, hal 30
20
bersamaan di berbagai wilayah jangkauannya, mendorong pemirsa untuk mendapatkan informasi dan berinteraksi secara langsung. Dibalik keuntungan atau kelebihan, televisi juga memiliki kelemahan. Kelemahan ini berkaitan langsung dengan kelebihannya. Berikut merupakan kelebihan televisi: 1. Kecenderungan televisi untuk mendapatkan khalayknya sebagai objek yang pasif, sebagai penerima pesan. 2. Mendorong proses alih nilai dan pengetahuan yang cepat. Hal ini terjadi tanpa mempertimbangkan perbedaan tingkat perkembangan budaya dan peradaban yang ada di wilayah jangkauannya. 3. Sifatnya sangat terbuka dan menjadikannya sulit untuk dikontrol dampak negatifnya. 4. Pergerakan teknologi penyiaran televisi yang begitu cepat mendahului perkembangan masyarakat dan budaya khalayak pemirsanya. Hal ini pada gilirannya pro-kontra tentang implikasi kultural dari televisi. 5. Kecenderungan para pengelola televisi yang memanfaatkan kelebihan-kelebihan
televisi
dan
lebih
berorientasi
pada
pertimbangan komersial atau bisnis, sehingga menyampingkan faktor pendidikan.
21
2.3.4
Fungsi Televisi Sama halnya dengan media lain, televisi juga memiliki beberapa fungsi yaitu: 78 1. Televisi sebagai hiburan. Penting untuk mengingat bahwa dari satu sudut pandang, televisi hanyalah satu di antara sekian industri hiburan dan kesenangan. Televisi mempunyai hubungan interaktif yang penting dengan institusi hiburan lain, dimana kemenarikan dan nilai masingmasing bagi publik menjadi produk dari jaringan saling dukung yang menguntungkan. Dalam hal ini, kekuatan televisi terletak pada kemampuannya membuat orang menggunakan televisi untuk kesenangan dan aktivitas hiburan lainnya. 2. Televisi sebagai informasi. Dalam
sebuah
faktualisasi,
media
televisi
pemahaman
merupakan
sederhana
media
mengenai
informasi
karena
serangkaian programnya digambarkan sebagai bersifat faktual yakni, berita, dokumenter, current affair. Kekuatan televisi tidak hanya terletak pada kemampuan memberikan informasi, tapi bagaimana menggunakan sumber itu. 3. Televisi sebagai sarana pendidikan. Televisi tidak hanya menghadirkan sekedar gambar saja, tapi dari gambar tersebut juga dapat memberikan pengetahuan dan
78
Graeme Burton, Membincangkan Televisi, Jalasutra, Yogyakarta dan Bandung 2007, hal 97
22
pendidikan untuk khalayaknya. Televisi sebagai pendidikan digunakan untuk memperbandingkan area-area penting seperti industri, khalayak, representasi. 79
2.4 Program Televisi Kata program berasal dari bahasa inggris programme atau program yang berarti acara atau rencana. Jadi program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya. 80 Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audien tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran televisi. Di dalam televisi ada berbagai jenis program yang dapat dikelompokan menjadi dua bagian besar dan dari masing-masing bagian dapat dijabarkan seperti di bawah ini, yaitu: 81 1. Program Informasi (News) a. Berita keras (hard news) yaitu laporan berita terkini yang harus segera disiarkan. b. Berita lunak (soft news) yaitu kombinasi dari fakta, gosip, dan opini. 2. Program hiburan (Entertainment) a. Drama, pertujukan (show) yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang (tokoh) yang diperankan oleh pemain (artis) yang melibatkan konflik atau emosi. 79
Ibid, hal 9 Morissan, Media Penyiaran Strategi Mengelola radio dan televisi, ramdina Prakarsa, Tangerang 2005, hal 97 81 Ibid, hal 100 80
23
Dalam drama ini terdapat beberapa yang termasuk program drama yaitu : 1) Film, layar lebar dibuat oleh perusahaan-perusahaan film. Karena tujuan pembuatannya adalah untuk layar lebar (theater) maka biasanya film baru bisa ditayangkan di bioskop atau bahkan setelah film itu di distribusikan atau di pasarkan dalam bentuk VCD atau DVD 2) Sinetron, Drama yang menyajikan cerita dari berbagai tokoh secara bersamaan. Masing-masing tokoh memiliki alur cerita sendiri tanpa harus dirangkum menjadi satu kesimpulan. b. Permainan, bentuk program yang melibatkan sejumlah orang baik secara individu atau kelompok yang bersaing untuk menjadi pemenang. c. Musik, program yang berupa konser musik dan dapat dilakukan dilapangan (outdoor) ataupun studio (indoor). d. Pertunjukan, program yang menampilkan kemampuan seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi baik di studio maupun di luar studio. Menurut Vane-Gross, setiap program ditayangkan stasiun televisi memiliki dua bentuk, yaitu: 82 1. Dominasi format (format dominant), dalam format ini konsep acara merupakan kunci keberhasilan program. Pemain dipilih untuk
82
Ibid, hal 133
24
memenuhi persyaratan dari inti cerita yang hendak dbangun, dan biasanya yang menggunakan format ini adalah acara reality show 2. Dominasi bintang (star dominant), seorang pemain atau bintang yang menjadi unsur utama yang ditonjolkan, karena program acara berformat seperti ini memang mengandalkan pemain atau bintang yang memiliki daya tarik yang cukup tinggi, daya tariknya sekedar fisik tetapi juga memiliki nilai pengetahuan yang cukup luas (smart).
2.5 Program Film di Televisi Film berperan sebagai sarana yang di gunakan untuk menyebarkan hiburan yang sudah menjadi kebiasaan terdahulu, serta menyajikan cerita, peristiwa, drama, lawak dan sajian teknis lainnya kepada masyarakat umum. Kehadiran film sebagian merupakan respons terhadap penemuan waktu luas diluar jam kerja dan jawaban terhadap kebutuhan menikmati waktu senggang secara hemat dan sehat bagi seluruh anggota keluarga.83 2.5.1
Pengertian Film Gambar bergerak (film) adalah bentuk dominan dari komunikasi massa visual di belahan dunia ini. Lebih dari ratusan juta orang menonton film di bioskop, film televisi, dan film video laser setiap minggunya. Televisi sering menayangkan film sebagai salah satu jenis program yang masuk dalam kelompok atau kategori drama. Adapun
83
Dennis Mc quail, Teori Komunikasi Massa, Erlangga, hal 13
25
yang dimaksud film disini adalah film layar lebar (theater), maka biasanya film baru bisa ditayangkan di televisi setelah terlebih dahulu dipertunjukan di bioskop atau bahkan setelah film itu di distribusikan atau dipasarkan dalam bentu VCD atau DVD. Dengan demikian televisi menjadi media paling akhir yang dapat menayangkan film sebagai salah satu programnya. 84 Film terlebih dahulu menjadi media hiburan dibanding radio dan televisi. Industri adalah industri bisnis, predikat ini telah mengeser anggapan orang yang masih meyakini bahwa film adalah karya seni yang diproduksi secara kreatif dan memenuhi imajinasi orang-orang yang bertujuan memperoleh estetika (keindahan) yang sempurna. 2.5.2
Karakteristik Film Faktor-faktor yang dapat menunjukan karakteristik film adalah: 85 1. Layar yang luas. Film dan televisi sama-sama menggunakan layar, namun kelebihan media film adalah layarnya yang berukuran luas. Layar film yang luas telah memberikan keleluasaan penontonnya untuk melihat adegan-adegan yang disajikan dalam film. 2. Pengambilan gambar. Sebagai konsekuensi layar lebar, maka pengambilan gambar atau shot dalam film bioskop memungkinkan dari jarak jauh atau extreme long shot dan panoramik shot (pengambilan gambar
84
Morissan, Media Penyiaran Strategi Mengelola radio dan televisi, Ramdina Prakarsa, Tangerang 2005, hal 103 85 Elvinaro Ardiyanto, Komunikasi Massa, Simbiosa Rekatama, Bandung 2004, hal 135
26
secara menyeluruh) dapat dipakai untuk member kesan artistik dan suasana sesungguhnya. 3. Konsentrasi penuh. Dari pengalaman kita masing-masing, di saat sedang menonton film di bioskop, bila tempat duduk sudah penuh atau waktu main sudah tiba, pintu-pintu ditutup, lampu dimatikan, Nampak di depan kita layar luas dengan gambar-gambar cerita film itu. Semua mata kita tertujuk pada layar yang luas itu. 4. Identifikasi psikologis. Apabila kita menyajikan film di bioskop, kita merasakan suasana di gedung bioskop telah membuat pikiran dan perasaan kita larut dalam cerita yang disajikan. Karena penghayatan yang amat mendalam . Gejala ini menurut ilmu jiwa sosial disebut sebagai identifikasi psikologis. 2.5.3
Jenis Film Sebagai
seorang
komunikator
adalah
penting
untuk
mengetahui jenis-jenis film agar dapat memanfaatkan film tersebut sesuai dengan karakteristiknya. Film dapat dikelompokkan sesuai jenisnya yaitu: 86 1. Film Cerita Film cerita (story Film), adalah jenis film yang mengandung suatu cerita yang lazim dipertunjukkan digedung-
86
Ibid, hal 138
27
gedung bioskop dengan bintang film tenar dan film ini didistribusikan sebagai barang dagangan. Cerita yang diangkat menjadi topik film bisa berupa cerita fiktif atau berdasarkan kisah nyata yang dimodifikasikan. 2. Film Berita Film berita atau newsreel adalah film mengenai fakta, peristiwa yang benar terjadi. karena sifatnya berita, maka film yang disajikan kepada publik harus mengandung nilai berita (news value). 3. Film Dokumenter. Film documenter (dokumentary film) didefinisikan oleh Robert Flaherty sebagai
karya ciptaan mengenai kenyataan
(creative treatment of actuality). Berbeda dengan film berita yang merupakan rekaman kenyataan, maka film documenter merupakan hasil interpretasi pribadi (pembuatan) mengenai kenyataan tersebut. 4. Film Kartun. Film kartun (cartoon film) dibuat untuk konsumsi anakanak. Sekalipun tujuan utamanya untuk menghibur, dapat pula film kartun mengandung unsur pendidikan. 2.5.4
Fungsi Film Seperti halnya televisi siaran, tujuan khalayak menonton film terutama
adalah
ingin
memperoleh 28
hiburan.
Akan
tetapi,
sesungguhnya dalam film dapat terkandung fungsi informatif maupun edukatif, bahkan persuasif. Hal ini pun sejalan dengan misi perfilman nasional sejak 1979, bahwa selain sebagai media hiburan, film nasional dapat dijadikan sebagai media edukasi untuk pembinaan generasi muda. Fungsi
edukasi
dapat
tercapai
apabila
film
nasional
memproduksi film-film sejarah yang objektif, atau film dokumenter dan film yang diangkat dari kehidupan ssehari-hari secara berimbang. 87
2.6 Bioskop 2.6.1 Sejarah Bioskop Bioskop adalah sebuah gedung atau bangunan sebagai tempat jasa pelayanan hiburan dengan melaksanakan pertunjukan film-film layar
lebar. 88
Robert
mendemonstrasikan
Paul
kepada
pada
tahun
masyarakat
di
1895
dari
London
Inggris mengenai
kebolehan proyektor film yang membuat serangkaian gambar statis (still photos) disorot ke layar dan serta merta menjadi gambar hidup (moving image). Kemudian Lumiere bersaudara membawa keliling cinematographe ke London (Inggris) ke berbagai Negara untuk mengadakan pertunjukan cinematographe.Dengan demikian Lumiere bersaudara telah mendorong lahirnya film sebagai industri di berbagai 87 88
Ibid, hal 136 http://www.google.com- Pu.go.id/infostatistik/catalog/kamus20%peristilahan.htm-156k-
29
Negara.Dengan kesuksesan Lumiere bersaudara
kemudian disusul
oleh George Milies dengan membuat film rekayasa adegan yang disebut artificially arranged scene , namun untuk melihat film karya George Milies masyarakat harus membayarnya. 89 Bioskop dimana film itu dipertunjukan sebagai ujung tombak penguras kocek penonton untuk menjamin kelangsungan hidup industri film. Netherlands indies (Hindia Belanda) yang beribukota di Batavia yang merupakan pelabuhan terbesar di wilayah nusantara waktu itu, hanya selang 5 (lima) tahun sesudah tahun 1895 dimana untuk pertama kalinya film dipertunjukan di Perancis dan Amerika Serikat, masyarakat Belanda sudah dapat menonton film di Batavia, tepatnya pada tanggal 5 Desember 1900. Pada saat itu bioskop hiburan murah, karena untuk dapat melihat pertunjukan film masyarakat pribumi harus membayar dengan harga yang cukup menguras kocek. 90 Pada masa hindia Belanda bioskop pada masa itu dapat dibilang setengah bioskop, karena bangunan dan struktur bangunannya masih tergolong rumah rumah biasa. Dengan kemajuan teknologi saat ini, layar film di bioskop-bioskop pada umumnya sudah tiga dimensi,
89
Tjasmadi Johan HM, 100 tahun Sejarah Bioskop di Indonesia (1990-2000), Megindo Tunggal Sejahtera, Bandung 2008, hal 2 90 Ibid, hal 6
30
sehingga penonton seolah-olah melihat kejadian nyata dan tidak berjarak. 91
2.7 Strategi Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dalam manajemen untuk mencapai suatu tujuan, namun untuk mencapai suatu tujuan tersebut strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, melainkan harus mampu menunjukan bagaimana taktik operasionalnya. Strategi ini harus mampu menunjukan arah bagaimana operasionalnya secara praktis dilakukan, dalam arti bahwa pendekatan (approach) bias berbeda sewaktu-waktu bergantung pada situasi dan kondisi. 92 Strategi memiliki banyak definisi, untuk memperjelas difinisi strategi sebagian orang mencoba membedakan antara strategi dan taktik, yaitu strategi sebagai cara-cara untuk mencapai tujuan jangka panjang, sedangkan cara-cara untuk mencapai jangka pendek disebut sebagai taktik. Istilah strategi berasal dari bahasa yunani “strategia” yang berarti kepemimpinan (leadership). Strategi adalah pilihan tentang apa yang ingin dicapai oleh orang di masa depan dan bagaimana cara mencapai keadaan yang diinginkan. 93 Strategi juga merupakan keseluruhan tindakan yang
91
Elviro Ardiyanto, Lukiati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Simbiosa Rekatama Media, Bandung 2005, hal 136 92 Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori Praktek, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung 2002, hal 32 93 Tedjo Tripomo S.T.M.T, Manajemen Strategi, Rekayasa sains, Bandung 2002, hal 18
31
ditempuh organisasi untuk mencapai sasarannya atau dengan kata lain strategi merupakan pengelolaan yang memungkinkan satu perusahaan mencapai sasaran, hal ini juga berlaku untuk perusahaan media strategi merupakan kekuatan dari sebuah teamwork. Pada awalnya strategi yang dijalankan untuk kepentingan perusahaan dan ditentukan oleh perusahaan. Namun untuk mencapai sasaran yang diharapkan ditugaskan kepada sebuah teamwork, karena memang acara ini merupakan suatu kesatuan yang besar dan dari masing-masing pihak terkait memiliki tugas yang berbeda tetapi memiliki andil yang sangat penting. Suatu strategi akan memberikan ciri bagi produk yang akan ditawarkan, segmen-segmen yang akan dirancang, serta saluran-saluran distribusi yang akan dilalui. Terdapat dua alasan mengapa kegiatan komunikasi yang kita lakukan memerlukan strategi. Pertama, kita hanya berurusan dengan bagaimana pesan komunikasi diterima oleh komunikan dalam pengertian received, tetapi juga accepted. Yang kedua, agar kita bisa mendapatkan respon atau tanggapan seperti yang kita harapkan dari khalayak. Di dalam hal pemrograman terdapat beberapa tahap antara lain pemrograman jangka menengah dan jangka pendek. 94 Pemrograman jangka menengah adalah proses dimana semua rencana fungsional khusus dikaitkan untuk sejumlah tahun tertentu guna menunjukan bagaimana cara strategi dilaksanakan untuk mencapai sasaran dan misi jangka panjang perusahaan.
94
Miner B John, Kebijakan dan Strategi Manajemen, Erlangga, Jakarta, hal 95
32
Sedangkan rencana jangka pendek merupakan tahap yang paling penting karena tahap ini rencana dan kebijakan strategi diungkapkan menjadi keputusan-keputusan konkret, dan menjadi tehap yang mendasar dalam upaya lebih menjamin pelaksanaan kebujakan strategi tetap pada arah pencapaian tujuan pokok perusahaan.
2.8 Strategi Program Televisi Strategi program televisi diperlukan agar setiap program yang ditayangkan mencapai hasil yang optimal, beberapa strategi program yang berkait dengan waktu penayangan antara lain: 95 1. Head to head, yang merupakan sebuah program yang sejenis pada saat yang bersamaan dengan stasiun televisi saingan. 2. Program tandingan, yang merupakan program yang berbeda dengan stasiun televisi saingan pada saat yang sama atau bisa disebut dengan coumer programming. 3. Bloking program (block programming), dimana audien dipertahankan untuk tidak pindah saluran dengan menyajikan acara yang sejenis selama waktu siaran tertentu. 4. Pendahuluan kuat (strong lead-in), dimana stasiun televisi yang bersangkutan mempromokan acara yang bagus agar audien tidak menggantikan salurannya.
95
Morissan, Media Penyiaran Strategi Mengelola radio dan televisi, Ramdina Prakarsa, Tangerang 2005, hal 168
33
5. Strategi buaian (creating hammock), dimana strategi ini untuk membangun audien pada acara yang baru atau cara untuk meningkatkan jumlah audien dalam sebuah acara yang kekurangan popularitas,bisa dengan cara menempatkan acara yang kurang popular ditengah-tengah dua acara unggulan. 6. Strategi penghalang (stunting), strategi untuk merebut perhatian audien dengan cara melakukan perubahan jadwal program acara cepat. Biasanya dengan menginstruksikan sebuah program acara khusus yang kuat. Dalam menentukan jadwal penayangan suatu acara ada baiknya ditentukan atas dasar perilaku audien yaitu rotasi kegiatan mereka dalam satu juga kebiasaan menonton televisi pada jam tertentu.Sedangkan dalam menyusun jadwal acara harus mempertimbangkan berbagai factor yang mempengaruhi kebiasaan menonton audien seperti mobilitas, jenis pekerjaan, kebutuhan dan ketertarikan audien kepada hal-hal tertentu. Begitu pula dengan semakin pesatnya perkembangan serta persaingan antar media massa khususnya televisi, maka diperlukan suatu kejelian dari seorang pimpinan stasiun televisi untuk mengelola stasiun televisi tersebut. Hal ini dapat dilihat dari kemampuannya dalam mengkoordinasikan masing-masing team kerjanya dalam setipa divisi dalam pencapaian strategis dalam jangka panjang, dan hal tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan manajemen yang baik.
34
Untuk mencapai keunggulan yang tinggi dalam mengelola manajemennya, pada hakikatnya tidak jauh berbeda dengan manajemen umum. Manajemen adalah proses menginterpretasikan,mengkoordinasikan sumber daya dan sumber-sumber lainnya untuk mencapai tujuan dan sasaran
melalui
pengorganisasian
tindakan-tindakan (organizing),
perencanaan
penggerakan
(planning),
(actuating),
dan
pengendalian (controlling). 96 Dalam proses pelaksanaannya manajemen mempunyai fungsifungsi tertentu yang mutlak harus dilaksanakan agar tujuan tersebut dapat tercapai dengan efektif dan efisiensi.97 Manajemen dibutuhkan oleh semua orang karena tanpa manajemen semua usaha akan berakhir sia-sia dan pencapaian tujuannya akan lebih sulit. Ada tiga alasan utama diperlukannya manajemen antara lain: 98 1. Untuk mencapai tujuan Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan orang-orang dan pribadi. 2. Untuk
menjaga
keseimbangan
antara
tujuan
yang
saling
bertentangan.
96
Djuroto Totok, Manajemen Penerbitan Pers, PT Remaja Rosdakarya, Bandung 2002, hal 95 Chozanah, Nunung dan Ating Tedja Sutisna, Dasar-Dasar Manajemen, Armico, bandung 1996, hal 22 98 Hani Handoko, Manajemen (Edisi Kedua), BPFE, Yogyakarta 1999, hal 6 97
35
Manajemen yang dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan dan sasaran kegiatan yang saling bertentangan dari pihakpihak yang berkepentingan dalam organisasi. 3. Untuk mencapai efektivitas dan efisiensi Suatu kerja orang dapat diukur dengan banyk cara berbeda salah satunya adalah efektivitas dan efisiensi. Dikalangan para ahli belum terdapat adanya dalam membagi jumlah fungsi manjemen, namun pada dasrnya mempunyai maksud yang sama, saling menunjang dan saling menelngkapi dalam pelaksanaannya agar tercapai tujuan yang dikehendaki. Fungsi-fungsi manajemen itu diantaranya adalah: 99 a. Perencanaan (planning) Perencanaan merupakan fungsi penentu tentang apa yang akan dilaksanakan dalam batas waktu tertentu, biaya dan fasilitas tertentu untuk mencapai hasil yang telah ditentukan. Perencanaan juga merupakan suatu pemikiran pendahuluan dalam usaha mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan memberikan sasaran bagi organisasi dan menetapkan prosedur terbaik untuk mencapai sasaran tersebut. Dengan cara menetapkan tujuan, aturan, meyusun rencana dan sebagainya. Tujuan perencanaan adalah suatu hasil akhir secara efektif dan efisien menjadi pokok dari proses manajemen, sesuai dengan 99
Opcit, hal
36
kebijakan-kebijakan umum yang telah dibuat. Menurut kotler, Marketing mix (bauran pemasaran) adalah suatu perangkat pemasaran yang terkendali dimana perusahaan berusaha meramunya guna menghasilkan suatu respon sesuai yang diinginkan dari target pasar tertentu. Pemasaran memiliki bauran yang dikenal dengan 4 P yaitu: 100 1. Product (produk). 2. Price (harga) 3. Place (tempat) 4. Promotion (Promosi) b. Pengorganisasian (organizing) Pengorganisasian adalah menciptakan sesuatu kerangkan atau struktur kerja yang tersusun rapi, sehingga setiap bagian akan merupakan satu kesatuan dan bersifat saling mempengaruhi, dengan kata lain bisa juga disebut penyusunan tugas kerja dan tanggung jawabnya. Pengorganisasian
meliputi
proses
pengaturan
dan
pengalokasian kerja, wewenang dan sumber daya dikalangan amggota organisasian sehingga mereka dapat mencapai tujuan organisasi secara efisien.
100
Philip Kotler, Marketing, Jilid I, Erlangga, Jakarta, 1995, hal 41
37
Tujuan pengorganisasian yaitu mempermudah tugas dan pengawasan setiap unit orang sehingga manajemen berhasil secara efektif dan efisien. c. Penggerakan (actuating) Penggerakan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan untuk membimbing, mengarahkan, mengatur, segala kegiatankegiatan orang yang telah diberi tugas di dalam melaksanakan sesuatu kegiatan usaha. Dengan menciptakan suasana yang tepat, para pimpinan membantu karyawan mereka dengan menjalankan tugasnya dengan baik. Dibandingkan dengan perencanaan dan pengorganisasian yang berhubungan dengan aspek-aspek yang lebih abstrak, kegiatan kepemimpinan sangat konkrit karena berkaitan dengan orang. Tujuannya adalah agar proses manajemen dapat berhasil sesuai dengan rencana yang diharapkan secara efektif dan efisien. d. Pengawasan / evaluasi (controlling) Pengawasan atau evaluasi adalah tugas untuk mencocokan sampai dimanakah proses atau rencana yang telah digariskan atau dilaksanakan sebagaimana mestinya dan apakah dilakukan dengan secara dini dapat diketahui kelemahan, kekurangannya, pemborosan, penyelewengan dan dapat diketahui serta dapat dicari upaya untuk mengawasinya.
38
Dalam kegiatan pengawasan manager harus memastikan bahwa tindakan para anggota organisasi benar-benar membawa organisasi kearah tujuan yang telah ditetapkan, melalui pengendalian pelaksanaan tugas, menyeleksi produk, mengevaluasi penjualan dan sebagainya. Sehingga dapat menjaga organisasi tetap melintas dijalur yang benar. Tujuannya adalah agar proses manajemen dapat berhasil sesuai dengan rencana yang diharapkan secara efektif dan efisien.
2.9 Manajemen Program Televisi Menurut
Stoner,
manajemen
adalah
proses
perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Perencanaan strategi adalah proses pemilihan tujuan organisasi, penentuan strategi, kebijakan dan program strategi yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut dan menetapkan metode untuk menjamin bahwa strategi dan kebijakan telah di implementasikan. Dalam hal ini perencanaan strategi stasiun penyiaran meliputi kegiatan: 1. Membuat keputusan mengenai sasaran dan tujuan program penyiaran. 2. Melakukan identifikasi dan sasaran audien. 3. Menetapkan kebijakan atau aturan untuk menentukan strategi yang akan dipilih. 4. Memutuskan strategi yang akan digunakan. 39
2.9.1
Pihak-pihak yang terllibat. A. Departemen Program Departemen program sebuah stasiun penyiaran memiliki kedudukan yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan stasiun penyiaran. Departemen program memiliki empat tahap pekerjaan yang menjadi tugas pokoknya, yaitu perencanaan program, produksi dan akusisi program, eksekusi dan penayangan program, serta pengawasan dan evalusi program. Menurut Pringle Star dalam Diktat Programming Morissan, Manajemen Media Penyiaran, Perencanaan program mencakup mempersiapkan rencana jangka pendek, menengah dan jangka panjang yang memungkinkan stasiun penyiaran untuk mewujudkan tujuan program. 101 Dalam merencanakan dan memilih program acara, maka bagian program biasanya akan berkonsultasi dulu dengan bagian pemasaran (sales and marketing). Hal ini dilakukan karena bagian pemasaranlah yang akan memasarkan program bersangkutan kepada pemasang iklan. Pemasaran juga dapat membantu memberikan pandangannya mengenai prospek rating dari program yang sedang melakukan penelitian terhadap selera audiens sebelum menentukan perencanaan program.
101
Morissan, op.cit, hal 82
40
Secara garis besar, ada dua cara bagi stasiun televisi untuk mendapatkan
dan
menayangkan
program.
Dengan
cara
memproduksinya sendiri, ataupun memperoleh dari pihak lain dengan cara membeli, menyewa, ataupun meminjam. Seperti Perusahaan film besar, dari rumah sendiri (in house production), perusahaan sindikasi dan pihak pemasang iklan. 102 1. Produksi Sendiri. Stasiun televisi pada umumnya memiliki studio dan peralatan yang dapat digunakan untuk memproduksi program sendiri. Untuk program yang diproduksi sendiri, atuau biasa disebut in house production, pihak stasiun televisi dapat menentukan jenis dan format program yang diinginkan. Program in house yang paling banyak diproduksi adalah program berita. Namun banyak juga program in house lainnya yang lebih menonjolkan unsure hiburan seperti variety show dan talk show. Bahkan tak jarang, stasiun televisi kini lebih memilih untuk memproduksi sendiri program dramanya. 2. Perusahaan Film Besar. Juga dapat menjadi sumber program yang diperhitungkan. Perusahaan film besar siap mengedarkan film-film yang pernah diproduksinya ke televisi, yang terlebih dilu diedarkan melalui bioskop dan VCD atau DVD. Film-film luar negri yang diproduksi perusahaan manca Negara pun juga dapat dibeli dan ditayangkan oleh stasiun televisi di Indonesia.
102
Ibid, hal 98
41
Seperti halnya TRANS TV yang menayangkan film-film box office dunia seperti Jurrasic Park, Harry Potter, Spiderman dan masih banyak film-film yang hadir terangkum dalam tajuk Bioskop TRANS TV. 3. Perusahaan Sindikasi (syndicators). Adalah perusahaan yang memproduksi pro distributor yang menjadi pemasok program bagi televisi. Perusahaan sindikasi juga digunakan sebagai perantara stasiun televisi untuk membeli program yang sebelumnya pernah tayang di stasiun televisi lain. 4. Pemasang Iklan. Pada umumnya pemasang iklan tidak dapat memproduksi programnya sendiri karena ketidakmampuan sumber daya. Maka pemasang iklan menunjuk sebuah rumah produksi atau stasiun televisi untuk membuat program yang pastinya terkandung promosi di dalamnya. Orang yang bertanggung jawab mengelola bagian program disebut programmer. Bagian ini terdiri atas staf dan manajer program. Adapun tugas dari seorang manajer program yang mengatur penayangan berbagai macam program untuk dapat menarik audien sebanyak mungkin dan menghasilkan peringkat acara (rating) yang setinggi mungkin. Menjadi seorang programmer ataupun pembuat program, tidak hanya cukup mengandalkan teori tetapi juga harus mampu mengaplikasikannya,
sebaliknya 42
kemampuan
praktek
atau
pengalaman tidak cukup apabila tidak dilandasi oleh teori-teori yang relevan. Kesuksesan merupakan ramuan dari ketepatan waktu (timing), feeling, kerja keras,antisipasi, profesionalisme, dan keberuntungan. Dan ini berlaku bagi semua program Selain itu menurut Maxine dan Robert tugas lain dari seorang manajer yaitu: 1. Mengawasi anggaran program dan menjaga pengeluaran sesuai dengan batasan yang sudah ditetapkan. 2. Melakukan negosiasi dengan produser independent serta pemasok program dalam pembelian program. 3. Mengawasi ide-ide lokal untuk kemungkinan produksi sendiri. Vane – Grosss dalam bukunya Programming for TV, Radio and cable mengemukakan lima tujuan program yang dapat dipilih programmer sebagai tujuan program, yaitu: 1. Mendapatkan audiens sebanyak mungkin. Inilah yang menjadi tujuan umum para programmer. Karena media penyiaran tidak akan pernah terlepas dari sebuah industry yang terdapat pemasang iklan didalamnya. Maka semakin banyak audien, semakin tinggi angka pemasang iklan, semakin banyak pendapatan yang dicapai, dan semakin banyak keuntungan yang diraih. 2. Memperoleh audien dengan segmentasi tertentu. Beberapa programmer justru lebih tertarik untuk mendapatkan audiens 43
dengan kalangan tertentu. Seperti program yang dikhususkan untuk mereka yang tergabung dalam segmentasi berdasarkan usia, jenis kelamin, agama, serta status ekonomi dan lain-lain. 3. Prestise, atau pengakuan dari pihak lain bahwa program yang dibuat memang memiliki kualitas dari segi konten. 4. Award atau penghargaan bagi programmer yang mengincar prestise biasanya diikuti dengan tujuan mendapatkan sebuah penghargaan. Hal ini biasanya dilakukan untuk menambah citra positif bagi stasiun televisi bersangkutan. 5. Kepentingan publik diwilayah tertentu. Sebuah program terkadang dibuat untuk memenuhi kebutuhan audien akan informasi dan hiburan wilayah tempat stasiun televisi berada.
44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Sifat Penelitian Penelitian yang dilakukan peneliti bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Maksud dari penelitian deskriptif ini adalah hanya memaparkan situasi atau peristiwa, tidak mencari atau menjelaskan hubungan, serta tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. 103 Peneltian deskriptif ditujukan untuk: 104 1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada. 2. Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi atau praktek-praktek yang berlaku. 3. Membuat perbandingan atau evaluasi. 4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang. Laporan penelitian ini akan berisi kutipan-kutipan data untuk member gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut bisa berasal dari hasil wawancara, catatan lapangan, tape recorder, dokumen pribadi dan dokumen resmi lainnya. 105
103
Jallaudin Rachmat, Metode Penelitian Komunikasi, Remaja Rosdakarya 1993, hal 24 Ibid , hal 25 105 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Rosdakarya 2006, hal 11 104
45
Pendekatan kualitatif yang dimaksud sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan perilaku yang dapat diamati. Sejalan dengan definisi tersebut, penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan social yang secara fundamental bergantung pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya. 106
3.2 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan satu fase atau khas dari seluruh personalitas. 107 Lexy J Moleong menjelaskan dalam peneltian kualitatif, metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Ciri dari metode kualitatif adalah pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dengan responden. Dan Ketiga, Metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penejaman pengaruh besar bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. 108 Dengan penjelasan tersebut, jelas bahwa metode kualitatif berarti juga studi kasus terhadap persoalan yang akan diteliti oleh peneliti. Disamping itu paradigma penting dari penelitian kualitatif yang bersifat ilmiah adalah 106
Ibid, hal 3 Moh Nazir Ph D, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, hal 57 108 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya 2000, hal 5 107
46
reduksionis. Artinya, peneliti akan menyempitkan penelitian pada fokus yang relatif kecil atau studi terhadap kasus tertentu. Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara rinci tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu yang kemudian dari sifat-sifat khas di atas akan jadikan hal yang bersifat umum. 109
3.3 Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Data Primer Untuk mendapatkan data yang diinginkan dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan pihak yang terkait dan yang bertanggung jawab terhadap program Bioskop Trans TV. Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data yaitu dimana mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden. 110 Wawancara dalam penelitian ini bersifat mendalam atau in depth interview yaitu dimana wawancara dilakukan terstruktur kepada narasumber. Data yang dikumpulkan adalah mengenai bagaimana strategi program Bioskop Trans TV. 3.3.2 Data Sekunder Teknik pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari berbagai literatur, data-data atau informasi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. 109 110
Deddy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif, Rosdakarya 2006, hal 66 Jallaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Rosdakarya 1999, hal 25
47
3.4 Narasumber (Key Informan) Untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan strategi program Bioskop Trans TV, maka peneliti akan menggali informasi melalui wawancara mendalam. Format wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur, wawancara diajukan kepada orang-orang yang terlibat dalam program Bioskop Trans TV tersebut antara lain: 1. Bpk. Ahmad Ferizco, selaku Kadiv Programming yang membuat kebijakan suatu program. 2. Bpk. Alex Bastian, selaku Planing & Scheduling yang menyusun jadwal film-film yang akan tayang dalam slot tertentu. 3. Bpk. Hamdar, selaku Promo on air yang mempromosikan film-film yang akan tayang di Bioskop Trans TV kepada pemirsa. 4. Bpk. Yusak Suryadi, selaku sec.head on air presentation yang menyiarkan bioskop trans tv.
3.5 Definisi Konsep Untuk memberikan gambaran menyeluruh atas pemakaian istilahistilah dan konsep dalam penelitian ini, maka ada beberapa istilah yang dianggap perlu untuk di definisikan : 1. Strategi merupakan program umum untuk pencapaian tujuan organisasi dalam pelaksanaan misi. Strategi memberikan pengarahan terpadu bagi organisasi dan berbagai tujuan organisasi, dan memberikan pedoman
48
pemanfaatan sumber daya organisasi yang digunakan untuk pencapaian tujuan. 111 2. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya. Program dapat disamakan dengan produk atau barang (goods) dan pelayanan (service) yang dijual kepada pihak lain, dalam hal ini audien dan pemasang iklan. 112 3. Bioskop adalah sebuah gedung atau bangunan yang digunakan sebagai tempat jasa pelayanan hiburan dengan melaksanakan pertunjukan filmfilm layar lebar. 4. Televisi adalah alat komunikasi massa yang digunakan dalam proses komunikasi dengan ciri-ciri berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesan bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan dengan komunikasi yang heterogen. 113 5. Program Bioskop Trans TV adalah Sebuah acara yang menayangkan filmfilm box office dunia sesudah ditayangkan dibioskop. 6. Pemrograman adalah penyusunan, penjadwalan suatu siaran.
3.6 Fokus Penelitian Penelitian ini fokus pada: 1. Perencanaan (Planning), mencakup kegiatan yang mempersiapkan rencana dan strategi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan. Yang dikaitkan dengan perencanaan penayangan, yakni: 111
Morissan, Media Penyiaran Strategi mengelola televisi dan radio, Ramdina Prakarsa 2003, hal 167 112 Ibid, hal 97 113 Dennis Mc quail, Teori Komunikasi Massa, Erlangga, hal59
49
a. Head to head. b. Program tandingan. c. Bloking program (block programming). d. Pendahuluan kuat (strong lead in). e. Strategi buaian (creating hammock). f. Strategi penghalang (stunting). 2. Pengorganisasian (Organizing), merupakan proses struktur organisasi supaya sebuah program dapat terorganisasi dengan baik. 3. Pengarahan (Actuating), memberikan arahan kepada staff yang bertugas supaya program yang disiarkan dapat dicapai sesuai yang diharapkan. 4. Pengawasan / Evaluasi (Controlling), membantu penilaian perencanaan, pengorganisasian dan pengarahan supaya pelaksanaannya berjalan efektif.
3.7 Analisa Data Teknik analisis data yang peneliti gunakan adalah triangulasi sumber. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan, keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembandingan terhadap data. 114 Untuk menganalisa data yang telah terkumpul melalui wawancara mendalam (indepht interview), maka cara yang digunakan adalah melalui prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yaitu berupa jawaban lisan dari narasumber yang berkaitan dengan objek penelitian.
114
Lexy J moleong, Metode penelitian Kualitatif, Rosdakarya 2006, hal 330
50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Trans TV PT. Televisi Transformasi Indonesia (TRANS TV) mulai mengudara secara teknis pada tanggal 22 Oktober 2001 di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi dengan pola teknik selama beberapa jam per hari. Pada tanggal 25 Oktober 2001 TRANS TV mulai menyiarkan program yang bertajuk Trans tune –in, sekaligus meluaskan jangkauan siaran hingga wilayah Bandung dan sekitarnya. Pada tanggal tersebut TRANS TV telah mulai menyiarkan siaran langsung upacara peresmian Bandung Supermall, sebuah kawasan perbelanjaan paling luas di Ibu kota Jawa Barat. Pada tanggal 15 Desember 2001, TRANS TV mulai siaran perdana tepatnya pukul 17.00 WIB dengan mengawali siaran langsung launching di gedung TRANS TV. Secara berurutan sejumlah menara pemancar di Yogyakarta yang juga mencakup kota Solo, Semarang, Surabaya dan terakhir Medan mulai berfungsi sehingga memperluas jangkauan siaran TRANS TV ke berbagai wilayah utama Indonesia. Berkat perencanaan yang baik, TRANS TV bisa memperoleh alokasi UHF yang rata-rata paling rendah dibandingkan stasiun televisi lainnya. Kanal frekuensi yang rendah ini memudahkan penonton mencari siaran TRANS TV.
51
Disamping itu TRANS TV memperluas jangkauan siaran dan menargetkan tahun 2003 dengan memasang transmisi pada titik-titik kota strategis yakni Cirebon, Purwokerto, Palembang, Madiun, Malang, Denpasar, Lampung, Pekanbaru, Batam, Banjarmasin, Manado serta Makassar. Mulai selasa, 12 Juli 2005 hingga 6 (enam) bulan ke depan, dikeluarkan
peraturan
menteri
komunikasi
dan
informatika
No
II/P/MENKOMINFO/7/2005 dimana dalam peraturan menteri tersebut diberlakukan pembatasan jam siaran hingga pukul 01.00 WIB dan mulai siaran kembali pukul 05.00 WIB. Saat diberlakukannya pembatasan jam siaran tersebut, TRANS TV mulai membatasi jam tayang dengan sign off pukul 02.00 WIB dan sign on kembali pukul 04.00 WIB dalam sehari mendapat libur 2 jam. Untuk jam tayang sabtu minggu (weekend) terkadang tayang nonstop 24 jam. Pada dasarnya siaran TRANS TV menganut konsep general entertainment, sehingga pemirsa bisa menikmati berbagai tayangan hiburan drama maupun non drama, serta tayangan berita. Pada tahun pertama, 50% tayangan stasiun ini berasal dari luar negeri dan 50% sisanya merupakan produk lokal. Pada tahun kedua, proporsi produk lokal menjadi 70% dan sisanya merupakan produk asing. Program Bioskop Trans TV merupakan salah satu program acara Trans TV yang menyajikan film-film box office dunia. Program ini mulai pada tanggal 01 Desember 2005 dengan menjadikan stasiun ini bioskop bagi pemirsa dirumah yang hadir setiap hari pada pukul 21.00 WIB. 52
4.1.1 Profil PT. Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV) Dari awal pendirian PT.Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV) dibangun untuk dapat menggunakan teknologi digital penuh, (mulai dari tahap pra produksi, pasca produksi hingga penyiaran program). Akan tetapi, karena sistem penyiaran di Indonesia masih menggunakan sistem analog, maka keluaran (output) yang bersifat digital ini pada menara dirubah kembali menggunakan sistem analog. Walaupun demikian, pemirsa Trans TV akan tetap di suguhkan dengan tayangan audio-visual yang berkualitas. Jika pada waktu yang akan datang sistem penyiaran di Indonesi sudah beralih seluruhnya ke sistem digital, stasiun Trans TV sudah siap dan hanya perlu mengganti serta memodifikasi pemancar-pemancarnya saja. Karena semua peralatan produksi yang mengalir dari satu server gedung Trans TV sudah sistem digital. Dari semuanya itu, membuat stasiun Trans TV memungkinkan untuk melakukan siaran yang mampu di operasikan oleh lebih sedikit Sembilan manusia saja. A. Visi Menjadi televisi terbaik di Indonesia maupun ASEAN, selalu memberikan hasil usaha yang positif bagi stokeholders. Menyampaikan
program-program
berkualitas,
berperilaku
berdasarkan nilai-nilai moral budaya kerja yang dapat diterima oleh stokeholders dan mitra kerja, dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan serta kecerdasan masyarakat. 53
B. Misi Sebagai wadah gagasan dan aspirasi masyarakat untuk mencerdaskan dan mensejahterakan bangsa, memperkuat persatuan dan menumbuhkan nilai-nilai demokrasi. 4.1.2 Arti logo, Motto, dan Slogan Trans TV 4.1.2.1 Arti Logo
Logo TRANS TV berbentuk berlian yang menandakan keindahan dan keabadian. Kilaunya merefleksikan kehidupan dan adat istiadat dari berbagai pelosok daerah di Indonesia sebagai symbol pantulan kehidupan serta budaya masyarakat Indonesia. Huruf dari jenis serif yang mencerminkan karakteristik abadi, klasik namun akrab dan mudah dikenali. 4.1.2.2 Motto Motto Trans TV “ kualitas dan bercita rasa tinggi dengan sentuhan membumi”, yaitu stasiun televisi dengan kepribadian Indonesia. Hal ini kemudian diwujudkan dalam penyajian program informasi terbaru dan akurat. Pengetahuan dan hiburan yang dapat dipertanggungjawabkan. 54
4.1.2.3 Slogan TRANS TV memiliki slogan “Milik kita bersama”. TRANS TV benar-benar mewujudkan penyajian programprogram yang dapat memuaskan pemirsa.
4.2 Hasil Penelitian Program Bioskop Trans TV merupakan sebuah tayangan yang telah menjadi Ikon bagi Trans TV. Bioskop Trans TV telah menjadi tayangan alternatif bagi pemirsa, karena disaat stasiun lain menayangkan sinetron justru Trans TV menyajikan tayangan yang berbeda dengan memanjakan para pemirsanya menghadirkan film-film yang cukup populer. Program yang mulai tayang 01 Desember 2005 ini memiliki beberapa keunggulan apabila dibandingkan dengan program serupa distasiun lain. Seperti yang dijelaskan Alex Bastian , selaku Planning & scheduling, ketika wawancara: “Pertama, film-filmnya sesuai dengan selera masyarakat. Kedua, durasinya tidak dipotong-potong, program-program sesudahnya akan menyesuaikan jam tayang. Ketiga, Kombinasi film baru dan yang umum dikenal masyarakat”. 115 Program Bioskop Trans TV ini memakai istilah Bioskop karena Bioskop adalah suatu yang sudah melekat dalam kehidupan masyarakat. Pada awalnya program Bioskop Trans TV tayang hadir satu kali yaitu pukul 21.00 WIB, Namun beberapa saat kemudian dikemas dengan sistem kombo. Jadi setiap harinya ada dua film yang tayang yaitu pukul 21.00 dan 23.00 WIB.
115
Wawancara dengan planning and scedulling, Alex Bastian 12 Februari 2009, kantor Trans TVJakarta Sealatan
55
Pada bagian ini penulis akan menjabarkan objek penelitian yaitu program Bioskop Trans TV. Program siaran dapat dianalogikan dengan produk atau barang yang ditawarkan kepada pihak lain, dalam hal ini audien. Oleh karena itu, di dalam mempertahankan dan meningkatkan audien diperlukan strategi yang tepat yang harus dilakukan oleh tim. Data-data diperoleh dengan pendekatan deskriptif kualitatif dengan melakukan in depth interview dengan sumber-sumber yang berkompeten.Untuk lebih jelasnya penulis akan menjabarkan hasil penelitian yang dilakukan merupakan pertanyaan berdasarkan fokus penelitian manajemen yaitu POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling). Pada bab ini penulis juga akan mencoba menjabarkan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis akan kebutuhan atas jawaban-jawaban dari tujuan masalah terhadap pertanyaan tentang objek penelitian dalam pembuatan skripsi ini.
4.2.1 Perencanaan (planning) Pada bagian ini merupakan bagian yang mendasar tetapi memiliki nilai yang penting, dikarenakan di bagian inilah tayangan Bioskop Trans TV dibuat, mulai dari pembelian film sampai proses penayangan yang harus disusun secara baik agar menghasilkan tayangan yan baik pula, seperti yang dikatakan oleh Ahmad Ferizco, selaku Kadiv Programming:
56
“Yang harus direncanakan terutama inventory karena minimal butuh 350 judul setiap tahun dan tahun berikutnya double bioskop sehingga butuh 700 judul”. 116
Pada program Bioskop Trans TV, Trans TV berusaha menayangkan film-film yang cukup popular dibioskop, sehingga Trans TV bekerja sama dengan distributor untuk menayangkan filmfilm yang dapat menarik minat pemirsa. Adapun alasan Trans TV menayangkan Program Bioskop Trans TV, hal ini dijelaskan oleh Alex Bastian: “Sebelumnya Trans TV terhitung sudah cukup sukses menayangkan film-film. Bahkan sejak berdirinya Trans TV, kita memang berkomitmen menayangkan film-film khususnya Hollywood sebagai salah satu sajian utamanya. Bioskop Trans TV merupakan wujud konsistensinya dengan menayangkan film setiap hari.” 117
Dalam penayangan suatu program khususnya film, tidak bisa didapatkan dengan mudah. Pihak Trans TV harus bekerja sama dengan sebuah distributor untuk mengakusisi film-film yang akan ditayangkan untuk program Bioskop Trans TV: “Untuk mengakusisi film yang ditayangkan kita bekerja sama atau kontrak dengan major distributor seperti Sony Pictures, Warner Brothers, dan NBC Universal”. 118 Adapun cara untuk mengakusisi film yang akan tayang di Bioskop Trans TV, seperti yang dikatakan A.Ferizco:
116
Wawancara melalui e-mail dengan Kadiv Programming, Ahmad Ferizco, 8 Juli 2009 Wawancara dengan Planning and Schedulling, Alex Bastian,12 Februari 2009, Kantor Trans TV-Jakarta Selatan 118 Wawancara melalui e-mail dengan Kadiv Programming, Ahmad Ferizco, 8 Juli 2009 117
57
“Untuk mengakusisi film itu dilakukan oleh departemen akusisi dan kebetulan saya sendiri juga terjun langsung untuk mengakusisi filmfilm yang akan tayang di bioskop trans tv. kami butuh 700 judul untuk tiap tahunnya dan itu pasti butuh biaya yang tidak sedikit jadi kami beli dalam bentuk paket film. Dan itupun kita mengakusisi dengan berbagai genre yaitu drama, action, horror dan ada beberapa genre lainnya nah nanti genre tersebut tinggal di planningkan lagi kapan waktu tayang, dan itu yang menjadi tugas dari planning and scheduling”. 119
Sebagai selaku Kepala Divisi Programming memiliki tugas yaitu mengorganisasi inventori Bioskop Trans TV. Selain itu pihak programming juga harus mengetahui kriteria apa saja yang lebih digemari oleh masyarakat sehingga film yang ditayangkan banyak ditonton. “ Kriteria untuk film Bioskop Trans TV pasti film yang digemari masyarakat Indonesia dan genrenya adalah drama, action, dan horror”. 120
Setelah
mendapat
persetujuan
dari
pimpinan,
proses
penentuan film yang akan ditayangkan juga harus dipertimbangkan agar film yang akan ditayangkan dapat disukai dan memuaskan audien. Seperti yang dikatakan oleh Planning and Schedulling: “Awalnya pembelian film-film dilakukan oleh departemen akusisi yang merupakan bagian dari divisi programming, berdasarkan penawaran yang diberikan oleh distributor dan rekomendasi planning. Film-film biasanya dibeli untuk hak tayang dua kali atau jangka waktu dua tahun umumnya tapi tidak selalu. Film-film yang sudah masuk hak tayangnya akan dimasukan dalam jadwal dengan pertimbangan-pertimbangan yaitu pertama, pertimbanagn kontent atau popularitas judul, bintang, genre. Kedua, pertimbangan history
119 120
Ibid Ibid
58
rating atau termasuk jika pernah tayang di TV lain. Ketiga, permintaan sponsor jika ada”. 121
Sebagai salah satu program unggulan Trans TV, Bioskop Trans TV juga
memiliki beberapa keunggulan tersendiri supaya
proses perencanaan program tersebut berjalan sesuai dengan yang diharapkan yaitu: “Film-filmnya sesuai dengan selera masyarakat luas, durasi tidak dipotong program sesudahnya akan menyesuaikan jam tayang, kombinasi film baru dan yang umum dikenal masyarakat”. 122 Adapun target yang ingin dicapai oleh Trans TV dengan menghadirkan program Bioskop Trans TV, seperti yang dikatakan A. Ferizco Irwan: “Setiap stasiun televisi pasti memiliki target yang ingin dicapai, untuk trans tv sendiri kita ingin menjadikan bioskop trans tv sebagai brand imagenya trans tv dengan slogan The Real Box Office. Jadi kalau penonton ingin nonton film ya adanya di trans tv. Jadi target kita ya ingin membuat Trans Tv seperti salah satu stasiun televisi luar lah yang menampilkan film-film box office.” 123 Hadirnya program yang serupa dengan Bioskop Trans TV, membuat Trans TV ingin menunjukan kepada masyarakat bahwa program Bioskop Trans TV lebih unggul dibanding program yang serupa,Sehingga Bioskop Trans TV memasang slogan yaitu “The Real Box Office”. Seperti yang dijelaskan oleh Moh. Hamdar , selaku Assisten manager promo: 121
Wawancara dengan Planning and Schedulling, Alex Bastian, 12 Februari 2009, Gedung Trans TV Jakarta Selatan 122 Ibid 123 Wawancara melalui e-mail dengan Kadiv. Programming, A.Ferizco Irwan, 8 Juli 2009
59
“Sebelum kita punya slogan The real Box Office kita tidak punya apaapa. Sebelum namanya bioskop trans tv manajemen minta movie yang tayang di belt disatu teg line ada cinema, bioskop, teater, terus box office biasa. Akhirnya keluar The Real Box Office Movie, karena tayangan movie waktu itu RCTI ikut, Global ikut, akhirnya yang punya take line the real box office Cuma kita trans tv. Mungkin RCTI box office Global box office nah the real box officenya ada di kita (Trans TV). Jadi orang-orang liat bahwa kalau mau nonton bioskop Cuma di Trans TV dan itu terbukti sampai sekarang share dan ratingnya masih diatas rata-rata”. 124
Setiap program harus menentukan target audien, namun pada program bioskop Trans TV ditargetkan seluruh lapisan masyarakat diatas 15 tahun dapat menyaksikannya karena film yang dihadirkan Bioskop Trans TV, kecuali ada edisi khusus untuk liburan dapat disaksikan oleh semua usia. Setelah melakukan pengakusisian, pihak planning and scedulling menjadwalkan film-film mana saja yang akan ditayangkan, kemudian setelah mendapatkan jadwal untuk film yang akan ditayangkan pihak Promosi yang menentukan promo-promo mana saja yang harus dikerjakan, karena promosi merupakan kegiatan untuk merangsang audien agar mau menyaksikan acara Bioskop Trans TV dan mempertahankan jumlah audien seperti dikatakan Moh. Hamdar selaku Assisten manager promo saat wawancara: “Promo sangat penting, karena promo bukan hanya di broadcast, tetapi untuk semua kehidupan promo tersangkut dengan jualan, kalau sales jualannya jualan paket, harga programnya, slot programnya, kalau kita jualan programnya sendiri. Jadi kalau sales untuk klien yang mau menaruh uang (kasarnya), kalau kita lebih besar lagi, kalau 124
Wawancara dengan Assisten manager promo, Moh. Hamdar, 19 Maret 2009 , Kantor Trans TV-Jakarta Selatan
60
kita buat promo untuk masyarakat lihat promo dan mau nonton program dengan adanya promo”. 125
Dalam mempromokan program Bioskop Trans TV banyak kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan yaitu: “Kalau di bioskop trans tv lebih mudah, hampir 90% kita ambil dari library, sebagian dari library kaset-kaset yang sudah ada atau trailer. Trailer itu promo film yang sudah jadi kita potong-potong lagi sesuai durasi yang kita inginkan. Kalau 30 detik ya 30 detik kalau satu menit ya satu menit”. 126
Untuk proses promo on air pihak promo harus membuat sesuatu yang membuat penonton menjadi tertarik,seperti yang dikatakan Ass. Manager Promo, “Ya, saya selalu tekankan pada teman-teman editor untuk membuat promo jangan yang standar tapi cari titik-titik dimana orang-orang serius dan penasaran. Karena head to head kita tidak sama movie lagi tapi sinetron”. 127
Untuk membuat promo itu berhasil harus dibuatkan konsep supaya segala sesuatunya dapat berjalan dengan lancar dan promo yang ditampilkan sesuai dengan yang diharapkan, seperti yang di jelaskan Sec. Assisten Manager promo: “Ya, schedule bioskop itu biasanya keluar dari Alex (Planning and Scedulling) programming, nanti dari schedule itu kita tentuin promopromo mana saja yang harus dikerjakan. Kalau di Trans TV ada 14 promo untuk satu minggu, satu hari ada dua promo bioskop, yaitu bioskop jam 21.00 dan jam 23.00. Scedulle itu ditentukan oleh planner yang akan memplot promo-promo bioskop dimana saja yang sesuai dengan plotnya”. 128 125
Ibid Ibid 127 Ibid 128 Ibid 126
61
4.2.2 Pengorganisasian (Organizing) Dalam setiap program acara pasti membutuhkan sebuah tim untuk mensukseskan keberhasilan program tersebut. Namun dalam pengurusan penayangan dan yang bertanggung jawab program Bioskop Trans TV ini dibawah pengurusan Divisi Programming yaitu Departemen Planning and Schedulling. Dimana Departemen Planning and Scedulling ini yang mengakusisi, menentukan film-film mana saja yang akan tayang dan menyusun jadwal film-film yang akan tayang dalam slot tersebut. Adapun proses yang dilakukan dalam tahap organisasi (Organizing) pada program Bioskop Trans TV supaya sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Hal tersebut terjadi dalam bentuk rapat yang dilakukan setiap bulannya yang diikuti oleh Direktur Utama, Kepala Divisi
Programming,
Departemen
Planning
and
Schedulling,
Departemen Promo, Departemen Operasional. Setelah
melakukan
rapat
tersebut,
pengakusisian
film
dilakukan dilakukan oleh kadiv Programming langsung dengan melakukan langsung kerja sama dengan distributor film untuk program Bioskop Trans TV. Setelah pengakusisian dilakukan kemudian tugas selanjutnya diserahkan kepada Planning and Schedulling, seperti dijelaskan Alex Bastian Planning and Scedulling:
62
“Tugasnya menyusun jadwal film-film yang akan tayang dalam slot tersebut”. 129 Untuk proses selanjutnya adalah promo, dimana setelah jadwal film disusun oleh Planning and Scedulling mengenai film-film yang akan tayang untuk di promokan semenarik mungkin untuk mendapat perhatian audien. Untuk seorang keterlibatannya tidak hanya mempromokan Bioskop Trans TV saja, seperti yang dikatakan Ass. Manager promo mengenai keterlibatan untuk program Bioskop Trans TV: “Keterlibatan dari awal pembuatan mulai turunnya schedule dari programmer, eksekusi lapangan sampai on air filmnya”. 130 Tahap selanjutnya yaitu untuk penyiaran Bioskop Trans TV yang akan tayang. Namun, sebelum itu materi film harus diserahkan ke bagian Quality Control (QC) untuk dilakukan pengecekan supaya film yang akan tayang tidak ada adegan yang mengandung unsur SARA dan Pornografi. Untuk struktur Organisasi penulis dapat kita lihat sebagai berikut:
129
Wawancara dengan Planning and Schedulling, Alex Bastian, 12 februari 2009, Kantor Trans TV-Jakarta Selatan 130 Wawancara dengan Ass. Maneger Promo, Moh Hamdar, 19 Maret 2009, kantor Trans TVJakarta Selatan
63
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV) Borad of Commissioner President Director Wishnutama Corporate Function Unit legal Unit business development Unit corporate secretary Unit Compliance & Internal Audit
News Director
FRM & Corporate Service Director
Sales & Marketing Director
Operations Director
Wishnutama
Warnedy
Nur W. Sulistiowati
Wishutama
News Division Head
Corporate Service Division Head
Sales Division Head
Production Division Head
Gatot Triyanto
Latif Harnoko
Nur W. Sulistiowati
Wishutama
FRM Division Head
Technical & Prod. Service Division Head
Hannibal KP
Azuan Syahril Programming Division Head
64
A. Ferizco Irwan
4.2.3 Penggerakan (Actuating) Penggerakan (actuating), disini lebih menjelaskan kepada proses penayangan film Bioskop Trans TV. Setelah memplanningkan segala sesuatu untuk mencapai keberhasilan suatu program, adapun penggerakan atau pengarahan yang dilakukan pada proses penayangan Bioskop Trans TV. Hal ini dijelaskan oleh Alex Bastian: “ Karena yang mendukung penayangan Bioskop Trans TV biasanya departemen operasional dari divisi programming, biasanya diminta pengawasan atau control agar film dapat tayang tanpa gangguan teknis”. 131
Pengarahan juga dapat dilakukan dengan mengevaluasi dan reevaluasi supaya kekurangan dapat diatasi dengan baik seperti yang dikatakan A.Ferizqo Irwan mengenai penggerakan yang dilakukan: “Selalu dilakukan evaluasi dan reevaluasi”. 132
Dukungan untuk Bioskop Trans TV diberi juga pada bagian promosi,
karena
kegiatan
promo
ini
dilakukan
untuk
menginformasikan mengenai film-film apa saja yang akan tayang di Bioskop Trans TV. Promosi dikemas semenarik mungkin agar pemirsa tertarik dan berminat untuk menonton film pada program Bioskop Trans TV. Adapun strategi yang digunakan oleh pihak promo
131 132
Ibid Wawancara melalui e-mail dengan Kadiv Programming, Ahmad Ferizqo, 8 Juli 2009
65
dalam mempromosikan film Bioskop Trans TV, seperti yang dikatakan Moh. Hamdar: “ Di Indonesia hampir sebagian besar penontonnya masih rata-rata menengah kebawah, beda sama dengan promo tv diluar yang orangnya sudah punya intelegen yang sangat tinggi, jadi apapun yang dikeluarkan asal dia sampai messegenya promo itu dianggap sukses itu yang pertama. Yang kedua hamper semua film itu bahasa inggris, di promo tidak mungkin kita pakai text, subtitling, strategi yang kita gunakan adalah kalau masyarakat Indonesia seperti ini tidak akan paham, jadi kita ambil adegan-adegan konflik, teriakan atau scream, orang berantem, karena kalau ada konflik orang akan interest. Yang ketiga kita ambil bintang, jadi kalau dibioskop itu keluarin bintang besarnya, kita juga keluarin bintang besarnya, jadi tidak hanya ngeluarin untuk promodari sebuah adegan tapi kita juga keluarin bintang dan konflik”. 133
Film yang akan ditayangkan di Bioskop Trans TV harus melewati beberapa tahap supaya dapat memperlancar jalannya tayangan, seperti dijelaskan Yusak Suryadi selaku Sec Head On Air Presentation: “ Materi original program bioskop yang datang dari distributor film terlebih dahulu didata dan ditransfer kedalam format DVC pro oleh bagian library, materi ini kemudian diserahkan ke bagian Quality Control (QC) untuk dilakukan pengecekan kualitas audio/videonya serta mengedit adegan-adegan yang mengandung unsur SARA dan pornografi. Setelah proses QC selesai kemudian dilakukan proses subtitling yaitu menterjemahkan materi tersebut kedalam bahasa Indonesia. Materi yang telah selesai diterjemahkan ini kemudian dicopy kedalam format VHS untuk dikirimkan ke LSF sebagai syarat untuk mendapatkan Surat Tanda Lulus Sensor (STLS). Setelah semua proses ini selesai maka materi siap ditayangkan oleh on air presentation”. 134
133
Wawancara dengan Assisten Manager, Moh.Hamdar, 19 Maret 2009, Kantor Trans TV-Jakarta Selatan 134 Wawancara dengan Sec Head On Air Presentation, Yusak Suryadi, 21 April 2009, Kantor Trans TV-Jakarta Selatan
66
Setelah mendapatkan surat dari Lembaga Sensor Film (LSF) mengenai penyensoran film yang akan ditayangkan barulah materi film tersebut dapat ditayangkan. Karena walaupun penyensoran sudah dilakukan oleh pihak Trans TV sendiri namun masih belum memenuhi standar LSF, pihak LSF akan memberikan catatan untuk pemotongan adegan pada materi film tersebut. 4.2.4 Pengawasan (Controlling) Dalam pengawasan (controlling) ini membahas kepada evaluasi-evaluasi
yang
dilakukan
setelah
melakukan
proses
penggerakan dalam Bioskop Trans TV. Pengawasan ini berlaku untuk menjaga kesalahan yang terjadi pada saat penayangan Bioskop Trans TV supaya berjalan dengan lancar tanpa adanya gangguan secara teknis ataupun non teknis. Untuk program Bioskop Trans TV, seperti yang dikatakan Ahmad Ferizco sebagai kepala Divisi Programming, pengawasan penyiaran yang dilakukan Bioskop Trans TV dilakukan oleh bagian Quality Control (QC) dan diserahkan juga ke Lembaga Sensor Film (LSF). Setelah melakukan proses untuk penayangan , dilakukan pula pengawasan penyiaran pada film yang akan tayang di Bioskop Trans TV,
67
“Pengawasan untuk penyiaran ada pada Lembaga Sensor Film dan KPI hal ini berlaku untuk semua program tidak hanya bioskop trans tv saja”. 135
Untuk setiap program pasti ada tahap evaluasinya. Pada program Bioskop Trans TV dilakukan evaluasi yaitu rapat yang diikuti oleh Direktur Utama, Kepala Divisi programming, Departemen Planning and Scedulling, Departemen Operasional, dan Promo pada setiap bulannya berkaitan dengan naik turunnya share dan rating serta melihat trend film-film yang disukai oleh pemirsa: “Selalu dilakukan evaluasi setiap bulan berkaitan dengan naik turunnya share/rating serta untuk melihat trend film-film yang disukai pemirsa”. 136
Evaluasi biasanya juga dilakukan oleh Lembaga Sensor Film dan KPI supaya apa yang ditayangkan sudah sesuai dengan penyensoran yang dilakukan pada tahap penggerakan: “ Pengawasan untuk penyiaran ada pada Lembaga sensor film dan KPI, hal ini berlaku untuk semua program tidak hanya Bioskop Trans TV”. 137
Pengawasan paling utama biasanya dilakukan pada saat penyiaran Bioskop Trans TV, karena tahap evaluasi ini biasanya dilakukan supaya tidak terjadinya kesalahan teknis. Karena dalam setiap kegiatan pasti adakalanya kendala yang terjadi, seperti yang dikatakan Yusak Suryadi selaku Sec Head on air presentation: 135
Ibid Ibid 137 Ibid 136
68
“Ada beberapa kendala yang sering dihadapi dalam penayangan film Bioskop Trans TV antara lain terlambatnya distributor dalam mengirimkan materi, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk melakukan proses QC dan subtitling menjadi sangat sempit akibatnya kru yang bertugas harus bekerja dengan tergesa-gesa dan extratime”. 138
Pengawasan
tidak
hanya
dilakukan
saat
penyiaran
berlangsung, namun pengawasan ini juga harus dilakukan sebelum waktu penyiaran Bioskop Trans TV, karena materi film harus sudah ada di tangan on air untuk tidak terjadinya penundaan waktu penyiaran Bioskop Trans TV: “Agar penyiaran/penayangan bioskop trans tv dapat berhasil dengan baik usaha yang saya lakukan adalah memastikan materi datang tepat sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dan sedapat mungkin tidak melakukan kesalahan sekecil apapun yang dapat mengganggu jalannya penayangan program bioskop trans tv”. 139
Tujuan dari memberikan tayangan hiburan yang positi berupa film yang berkualitas tidak jauh untuk mendapatkan sebuah rating ataupun share yang baik, karena rating dan share merupakan hal yang paling dinilai dalam membuat sebuah program. Apabila rating dan share yang dihasilkan baik maka kemungkinan besar program tersebut selalu dinantikan oleh audien, rating dan share juga merupakan sebuah patokan bagi seluruh stasiun televisi untuk membuat sebuah tayanagn baru dan serupa.
138 139
Ibid Ibid
69
Bioskop Trans TV sendiri juga memiliki pandangan yang sama mengenai rating dan share ini, dikatakan oleh Ahmad Ferizqo selaku Kapela Divisi Programming dengan keberadaan Bioskop Trans TV: “Performancenya masih sangat bagus jadi masih akan terus bertahan”. 140 Setiap program pasti memiliki nilai lebih dari acara tayangan tersebut, seperti halnya Yusak Suryadi On Air Presentation menanggapi keinginan beliau terhadap program Bioskop Trans TV: “Mekanisme yang ada saat ini sudah cukup baik yang perlu ditingkatkan adalah content dari materi film bioskop trans tv yang ditayangkan”. Terlepas dari kelebihan dan kekurangan program acara Bioskop Trans TV masih tetap setia menemani para penonton dengan menghadirkan film-film yang berkualitas. Semua tetap akan berjalan baik apabila seluruh tim dapat bekerja sama dengan baik dan selalu mengadakan pengawasan oleh pihak yang terkait.
4.3 Analisis dan Pembahasan Pada penelitian ini, penulis mengumpulkan arsip dan dokumentasidokumentasi yang berkaitan dengan penelitian serta melakukan wawancara mendalam (indepth interview) secara langsung dengan narasumber yang telah penulis tentukan di Gedung PT.Trans TV . Hasil penelitian ini
140
Wawancara melalui e-mail dengan Kadiv programming, Ahmad Ferizqo, 8 Juli 2009
70
diperoleh dari hasil wawancara mendalam (indepth interview) serta membandingkan hasil wawancara antara para narasumber yang terlibat. Sebelum membuat suatu program acara, stasiun televisi harus memiliki strategi program. Langkah tersebut disebabkan adanya faktor bisnis dan faktor ideal. Keberadaan program sejenis di stasiun televisi lainnya juga akan menjadi acuan akan bagaimanakah program ini di buat. Program Bioskop Trans TV mulai ditayangkan pertama kali pada tanggal 01 Desember 2005. Program ini ditayangkan dengan tujuan untuk memberikan hiburan yang positif kepada audien berupa film-film yang berkualitas. Untuk menayangkan film-film Box Office Bioskop Trans TV melakukan kerja sama dengan pihak-pihak distribusi seperti Sony Pictures, Warner Brothers, NBC Universal. Pada program Bioskop Trans TV, Trans TV berusaha menayangkan film-film yang cukup popular di bioskop untuk disajikan pada seluruh lapisan masyarakat pada waktu prime time yaitu pukul 21.00 WIB, karena pada waktu tersebut masyarakat kebanyakan sedang menonton televisi. Mengenai hiburan akan film Bioskop Trans TV lebih unggul dibanding dengan program Trans Tv yang lain karena penulis melihat bahwa Bioskop Trans TV telah menjadi Brans Image dan Ikon bagi Trans TV, sehingga Bioskop Trans TV memasang slogan The Real Box Office. Dimana audien yang ingin menonton film-film bioskop akan disajikan oleh program Bioskop Trans TV.
71
Penulis melihat bahwa program Bioskop Trans TV termasuk program yang dapat bertahan lama sehingga Bioskop Trans TV menjadi ikon bagi Trans TV. Keberhasilan itu dapat dilihat saat awal penayangan pada tanggal 01 Desember 2005, yang kemudian pada tahun 2006 mengemas Bioskop Trans TV menjadi sistem kombo yang hadir dua kali dalam sehari pada pukul 21.00 dan 23.00 WIB. Adapun tujuan dari kemasan Bioskop Trans TV yang hadir dua kali dalam sehari yaitu untuk sebagai tontonan alternatif yang umumnya berupa sinetron serta memenuhi kebutuhan akan film-film box office yang ada di bioskop. Keberhasilan Program ini pun juga didukung dengan menampilkan film-film yang digemari oleh masyarakat luas dengan menampilkan bintangbintang besar seperti di bioskop sesungguhnya. Namun film yang akan ditayangkan juga tidak akan berhasil tanpa adanya promo untuk menarik perhatian audien supaya film yang akan ditayangkan mendapat respon yang baik dari audien. Dari
hasil
wawancara
penulis
terhadap
narasumber
yang
berkompeten, penulis melihat adanya beberapa perbedaan program Bioskop Trans TV pada Desember 2008 di banding dengan bulan-bulan sebelumnya, yang secara tidak langsung mencerminkan strategi Bioskop Trans TV pada Desember 2008. Pertama, penulis melihat adanya rencana yang mengacu pada filmfilm yang akan ditayangkan pada Bioskop Trans TV Desember 2008, dengan 72
menampilkan film-film box office yang cukup sukses di Bioskop
dan
kombinasi film baru yang pertama kali tampil di televisi. Kedua, promo yang dilakukan Bioskop Trans TV di buat semanarik mungkin untuk mendapat perhatian audien dengan mempromokan film-film yang akan tayang supaya audien dapat mengetahui film yang akan hadir setiap harinya. Penulis dapat melihat strategi tersebut di buat karena pada bulan Desember bertepatan dengan Ulang Tahun PT.Trans TV dan juga menjelang akhir tahun, sehingga Trans TV membuat setiap programnya khususnya Bioskop Trans TV menjadi sangat istimewa untuk dihadirkan kepada audien. Dan dapat dilihat hasilnya Bioskop Trans TV mampu mendapat rating and share yang bagus pada bulan Desember 2008. Hal ini pun dapat penulis nilai sebagai suatu bentuk strategi program yang efektif, dimana dengan menampilkan film-film box office yang berkualitas, supaya audien dapat terpenuhi kebutuhan akan hiburan yang positif. Tidak hanya itu saja, penulis juga melihat bahwa Bioskop Trans TV juga menggunakan strategi Head to head, dimana Bioskop Trans TV Head to head bersaing dengan stasiun televisi lain pada waktu yang sama, namun tidak perlu terlalu dikhawatirkan karena program Bioskop Trans TV bukan head to head dengan program yang serupa. Dapat dikatakan bahwa strategi yang telah direncanakan oleh Program Bioskop Trans TV berjalan dengan baik dan memberikan hasil yang baik pula. Bioskop Trans TV ingin memberikan tayangan yang terbaik
73
sehingga mampu menarik minat kepada audien untuk mengikuti Bioskop Trans TV. Penulis sendiri memiliki pandangan mengenai kekurangan dari Bioskop Trans TV, namun Bioskop Trans TV telah berhasil memenuhi kebutuhan dan para audien, yaitu kebutuhan akan film-film untuk penonton yang pernah tayang di Bioskop dan sebagai program yang menghibur. Berdasarkan hasil penelitian diatas mengenai Strategi Program Bioskop Trans TV yang dilakukan penulis pada bulan Desember 2008, ada beberapa kelemahan atau keterbatasan dalam penelitian ini, antara lain: a. Minimnya informasi yang diberikan narasumber kepada penulis mengenai data untuk Bioskop Trans TV. b. Masih minimnya bahan bacaan maupun referensi sebagai pelengkap dan pendukung penelitian ini.
74
Gambar 4.2 Strategi Program Bioskop Trans TV (periode Desember2008) PERENCANAAN (PLANNING): • Merencanakan pengakusisian film. • Merencanakan dan menjadwalkan film yang akan tayang sesuai dengan demografi. • Mempromosikan film-film yang akan tayang STRATEGI yang digunakan Bioskop Trans TV: • Head to Head, dimana Bioskop Trans TV bersaing dengan stasiun televisi lain pada waktu yang sama. ORGANISASI (ORGANIZING): • Untuk program Bioskop Trans TV yang berwenang dan bertanggung jawab dibawah pimpinan PLANNING & SCHEDULLING. STRATEGI BIOSKOP TRANS TV (PERIODE DESEMBER 2008)
PENGGERAKAN (ACTUATING): • Pada penggerakan program Bioskop Trans TV lebih menjelaskan pada proses penyiaran Bioskop Trans TV yang dilakukan melalui program continuity PENGAWASAN (CONTROLLING) • Pengawasan dilakukan oleh Quality Control (QC) yang memotong adegan-adegan yang mengandung pronografi dan SARA, kemudian diserahkan kepada Lembaga Sensor Film sebagai syarat untuk mendapatkan Surat Tanda Lulus Sensor (STLF).
75
TUJUAN BIOSKOP TRANS TV: • Ingin menayangkan film-film khususnya Hollywood sebagai salah satu sajian utama. • Memberikan hiburan yang positif.
BAB V PENUTUP
5.1
Simpulan Berdasarkan dari hasil penelitian, ada beberapa kesimpulan yang dapat penulis jelaskan mengenai strategi program Bioskop Trans TV: a. Perencanaan (Planning) Proses Perencanaan (Planning) dalam Program Bioskop Trans TV yang dilakukan yaitu merencanakan pengadaan pengakusisian film, merencanakan dan menjadwalkan film-film yang akan tayang sesuai dengan demografi, serta mempromosikan film-film yang akan tayang. Dalam perencanaan ini dapat dilihat strategi yang digunakan oleh Bioskop Trans TV yaitu Head to Head, dimana Bioskop Trans TV bersaing dengan stasiun televisi lain pada waktu yang sama. b. Pengorganisasian (Organizing) Untuk pengorganisasian program Bioskop Trans TV yang berwenang dan bertanggung jawab di bawah pimpinan Departemen Planning and Schedulling, karena departemen ini yang melaksanakan sebagian besar kegiatan yang berkaitan dengan Bioskop Trans TV. c. Penggerakan (Actuating) Penggerakan (Actuating) program Bioskop Trans TV lebih menjelaskan proses penyiaran Bioskop Trans TV. Untuk penyiaran Bioskop Trans TV dilakukan melalui program continuity. Namun dalam
76
proses ini ada di penulis menemukan beberapa kendala seperti, terlambat datangnya materi dari distributor sehingga terpaksa di back up film lain d. Pengawasan / Evaluasi (Controlling) Dalam Proses Pengawasan Bioskop Trans TV biasanya selalu dilakukan evaluasi dan reevaluasi. Pengawasan sebelum proses penyiaran dilakukan oleh Quality Control (QC) untuk dilakukan pengecekan kualitas audio/video-nya serta mengedit adegan-adegan yang mengandung unsur SARA dan pornografi, kemudian dikirimkan ke LSF sebagai syarat untuk mendapatkan Surat Tanda Lulus Sensor.
5.2
Saran Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, ada beberapa saran yang bisa penulis berikan untuk Bioskop Trans TV sebagai program alternatif dengan menghadirkannya film-film box office: a. Untuk proses penggerakan (Actuating), seharusnya lebih memastikan lagi film atau materi yang akan tayang harus sudah tersedia jauh sebelum waktu penyiaran Bioskop Trans TV, sehingga penyiaran film lain (back up) tidak terjadi. b. Untuk proses perencanaan (Planning), sebaiknya mempersiapkan strategi-strategi lain sebagai antisipasi bilamana persaingan semakin ketat.
77
DAFTAR PUSTAKA A.Alatas, Fahmi, Bersama Televisi Merenda Wajah bangsa, YPKMD, Jakarta, 1997 A.Devito, Joseph, Komunikasi Antar Manusia, Profesional Book Burton, Graeme, Membincangkan Televisi, Jalasutra, Yogyakarta dan bandung, 2007 Ardiyanto, Elvinaro, Komunikasi Massa, Simbiosa Rekatama, Bandung, 2004 B. Miner, John, Kebijakan dan Strategi manajemen, Erlangga, Jakarta Chozanah, Nunung dan Ating Tedja sutisna, Dasar-dasar Manajemen, Armico, Bandung, 1996 Djuroto, Totok, Manajemen Penerbitan Pers, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002 Handoko, Hani, Manajemen (Edisi Kedua), BPFE, Yogyakarta, 1999 J. Moelong, Lexy, Metode penelitian Kualitatif, Rosdakarya, Bandung, 2006 J.B, Wahyudi, Dasar-dasar Jurnalistik radio dan Televisi, Grafiti, Jakarta, 1996 J.B, Wahyudi, Dasar-dasar Manajemen Penyiaran, PT. Gramedia Pusaka Utama, Jakarta, 1999 J.B, Wahyudi, TVRI dan Televisi Siaran, Mitra Citra Mulia, Jakarta 1997 Kotler, Philip, Marketing (Jilid I), Erlangga, Jakarta, 1996 Morissan, Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Ramdina Perkasa, Tangerang, 2005 Mc, Quail, Dennis, Teori Komunikasi Massa, Erlangga, Jakarta, 1996 Nazir, Mohamad, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1998 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007 Rachmat, Jallaludin, Metode Penelitian Komunikasi, PT. Remaja rosdakarya, Bandung, 2002 S. Djuarsa, Senjaja Ph D, dkk, Pengantar Ilmu Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta 2002 78
Tjasmadi, Johan, 100 Tahun Sejarah Bioskop Di Indonesia (1990-2000), Megindo Tunggal Sejahtera, Bandung, 2008 Tripomo, Tedjo, Manajemen Strategi, Rekayasa Sains, Bandung, 2002 Uchana, Onong, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung Uchana, Onong, Ilmu Komunikasi Teori Praktek, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2002
Sumber Lain: http://www.pu.go.id/infostatistik/catalog/kamus20%peristilahanhtm-156www.interaktif.com/harian/wawancara/waw-ishadiSK.html www.transtv.co.id
79
Nama
: A. Ferizco Irwan
Jabatan
: Kadiv. Programming.
Lokasi & Tgl wawancara
: Wawancara Via E-mail, 8 Juli 2009
1. Sejauh mana keterlibatan anda untuk program bioskop trans tv? Jawab: Mengorganisasi inventori bioskop trans tv. 2. Sejak kapan direncanakannya program Bioskop Trans TV ditayangkan? Mengapa dinamakan Bioskop Trans TV? Jawab: Mulai tayang sejak Desember 2005. Dinamakan Bioskop karena sudah sangat akrab dengan telinga orang Indonesia dan langsung berasosiasi dengan film layar lebar. 3. Apa saja yang dilakukan / proses perencanaan awal saat membuat program Bioskop Trans TV? Jawab: Yang harus direncanakan terutama inventory karena minimal butuh 350 judul setiap tahun. Tahun berikutnya double bioskop sehingga butuh 700 judul. 4. Apa yang menjadi kriteria bioskop trans tv? Genre apa saja yang ada di bioskop trans tv? Jawab: kriteria film yang digemari masyarakat Indonesia. Genrenya drama, action, horror. 5. Apa tujuan dibuat program bioskop trans tv? Jawab: Sama seperti tujuan program lain, memberikan hiburan yang positif. 6. Bagaimana pengorganisasian dalam bioskop trans tv dan siapa saja yang bertanggung jawab atas penyiaran bioskop trans tv? Jawab: Dalam urusan penayangan yang bertanggung jawab departemen planning & scedulling. 7. Bagaimana anda memberikan pengarahan pada staff agar program bioskop trans tv bisa berhasil sesuai dengan yang diharapkan? Jawab: Selalu dilakukan evaluasi dan reevaluasi. 8. Apakah ada strategi khusus bioskop trans tv untuk menarik audien? Jawab: Tidak ada. 9. Siapa saja target audien untuk program bioskop trans tv? Jawab: Male & female di atas 15 tahun, kecuali film liburan untuk semua umur. 80
10. Bagaimana pengawasan penyiaran program bioskop trans tv? Siapa yang melakukan pengawasan? Jawab: Dibagian quality control dan juga diserahkan ke Lembaga Sensor Film. 11. Bagaimana mengakusisi film yang akan ditayangkan pada bioskop trans tv? Jawab: Kerja sama/kontrak dengan major distributor seperti sony pictures, warner brothers, NBC universal. 12. Bagaimana strategi anda menghadapi stasiun lain atau stasiun competitor yang juga menyiarkan program serupa yaitu film? Jawab: Tidak ada competitor yang mempunyai inventory film Hollywood selengkap trans tv. 13. Apakah anda cukup puas dengan hasil yang selama ini telah dicapai bioskop trans tv? Jawab: performancenya masih sangat bagus. 14. Faktor-faktor apa saja yang membuat bioskop trans tv bertahan hingga saat ini? Jawab: Pada dasarnya masyarakat dibelahan Negara manapun menyukai film sehingga pasti akan terus bertahan. 15. Menurut anda apa yang menjadi kekuatan dalam bioskop trans tv? Jawab: Inventory film. 16. Apakah bioskop trans tv head to head dengan program lain? Bagaimana cara menangani head to head tersebut? Jawab: Pasti dong head to head, tapi tidak ada yang perlu dikhawatirkan, bioskop trans tv tidak akan dilawan dengan program sejenis (film hollywood) karena trans tv memiliki inventory movie yang paling lengkap. 17. Bagaimana strategi menarik audien yang berada di program lain untuk pindah pada program bioskop trans tv? Jawab: Kalau bioskop menarik, penonton lain akan pindah begitu sebaliknya. 18. Apakah Bioskop trans tv melakukan strong lead in? Jawab: Tidak perlu, bioskop trans tv sudah sangat kuat. 19. Bagaimana menurut anda mengenai program bioskop trans tv? Jawab: Masih akan terus bertahan. 20. Bagaimana cara melakukan akusisi film-film Bioskop Trans TV? 81
Jawab: Untuk mengakusisi film itu dilakukan oleh departemen akusisi dan kebetulan saya sendiri juga terjun langsung untuk mengakusisi film-film yang akan tayang di bioskop trans tv. kami butuh 700 judul untuk tiap tahunnya dan itu pasti butuh biaya yang tidak sedikit jadi kami beli dalam bentuk paket film. Dan itupun kita mengakusisi dengan berbagai genre yaitu drama, action, horror dan ada beberapa genre lainnya nah nanti genre tersebut tinggal di planningkan lagi kapan waktu tayang, dan itu yang menjadi tugas dari planning and scheduling. 21. Target apa yang ingin dicapai oleh Trans TV dari Program Bioskop Trans TV? Jawab: Setiap stasiun televisi pasti memiliki target yang ingin dicapai, untuk trans tv sendiri kita ingin menjadikan bioskop trans tv sebagai brand imagenya trans tv dengan slogan The Real Box Office. Jadi kalau penonton ingin nonton film ya adanya di trans tv. Jadi target kita ya ingin membuat Trans Tv seperti salah satu stasiun televisi luar lah yang menampilkan film-film box office.
82
Nama
: Yusak Suryadi
Jabatan
: Sec. head on air presentation
Lokasi dan tgl wawancara
: Gedung trans tv, 21 April 2009
1. Bagaimana proses penayangan film dalam bioskop trans tv? Jawab: Materi Original Program Bioskop yang dating dari Distributor film terlebih dahulu didata dan ditransfer kedalam format DVCpro oleh bagian Library, materi ini kemudian diserahkan ke bagian Qualiti Control (QC) untuk dilakukan pengecekan kualitas Audio/Video-nya serta meng-edit adeganadegan yang mengandung unsur SARA dan pornografi. Setelah proses QC selesai kemudian dilakukan proses subtittling yaitu menterjemahkan materi tersebut kedalam bahasa Indonesia. Materi yang telah selesai diterjemahkan ini kemudian dicopy kedalam format VHS intuk dikirimkan ke LSF sebagai syarat untuk mendapatka surat tanda lulus sensor (STLS). Setelah semua proses ini selesai maka materi siap ditayangkan oleh on air presentation. 2. Bagaimana usaha anda agar penyiaran/ penayangan bioskop trans tv bisa berhasil? Jawab: Agar penyiaran/penayangan bioskop trans tv dapat berhasil dengan baik usaha yang saya lakukan adalah memastikan materi dating tepat sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Dan sedapat mungkin tidak melakukan kesalahan sekecil apapun yang dapat mengganggu jalannya penayangan program bioskop trans tv. 3. Apakah ada pengawasan untuk penyiaran film pada bioskop trans tv? Jawab: Pengawasan untuk penyiaran ada pada lembaga sensor film dan KPI hal ini berlaku untuk semua program, tidak hanya bioskop trans tv saja. 4. Apakah ada evaluasi penayangan bioskop trans tv pernah dilakukan? Jawab: selalu dilakukan evaluasi setiap bulan berkaitan dengan naik turunnya share/rating serta untuk melihat trend film-film yang disukai pemirsa. 5. Bagaimana tanggapan kerabat kerja dalam melakukan penyiaran bioskop trans tv? Jawab: Semua kerabat kerja mendukung dan menanggapi positif penyiaran bioskop trans tv, karena bioskop trans tv telah menjadi brand image dan ikon bagi trans tv. Bioskop trans tv telah menjadi tayangan alternatif bagi pemirsa karena disaat stasiun lain menayangkan sinetron justru trans tv menyajikan tayangan yang berbeda. 83
6. Apakah ada strategi khusus yang anda perlukan sebagai program director penyiaran film bioskop trans tv? Jawab: Tidak ada strategi khusus dalam penyiaran bioskop trans tv karena hamper tidak ada pesaing dalam jam tayang bioskop trans tv. 7. Apakah ada hambatan/kendala bagi petugas dalam penayangan film pada bioskop trans tv? Jawab: Ada beberapa kendala yang sering dihadapi dalam penayangan film bioskop trans tv antara lain terlambatnya distributor dalam mengirimkan materi, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk melakukan proses QC dan subtitling menjadi sangat sempit akibatnya kru yang bertugas harus bekerja dengan tergesa-gesa dan extratime. 8. Sepengetahuan anda apakah pernah terjadi film yang disiarkan berbeda denga yang ada di rundown penyiaran? Jawab: Pernah hal itu terjadi karena terlambatnya materi dari distributor sehingga proses QC dan translate/penterjemahan film jadi terlambat, akibatnya surat tanda lulus sensor dari LSF pun terlambat. Tanpa STLS dari LSF film tidak dapat ditayangkan, sehingga terpaksa ditayangkan back up film yang lain. 9. Selama melakukan penyiaran atau operasional apakah anda atau kerabat kerja seringmelakukan kesalahan terutama dalam penyiaran bioskop trans tv? Jawab: karena bekerja berpedoman dengan SOP maka kesalahan-kesalahan dalam penyiaran operasional dapat dieliminir, akan tetapi meskipun demikian ada kalanya kesalahan kecil pernah dilakukan walaupun tidak membuat fatal. 10. Apakah pernah terjadi gangguan atau kerusakan peralatan penyiaran sehingga terjadi penundaan penayangan film pada bioskop trans tv? Jawab: Pernah, hal ini terjadi sesaat sebelum materi ditayangkan (sesuai dengan SOP semua materi taping yang akan ditayangkan harus dipreview terlebih dahulu). Pada saat proses preview inilah terjadi masalah, pita kaset dari materi tersebut putus di dalam VTR dan tidak dapat diperbaiki, akibatnya materi tersebut tidak dapat tayang pada saat itu sehingga terpaksa ditayangkan back up materi bioskop trans tv.
11. Bagaimana menurut anda apakah perlu perubahan mekanisme penyiaran bioskop trans tv atau anda cukup puas dengan kondisi saat ini? Jawab: Mekanisme yang ada saat ini sudah cukup baik yang perlu ditingkatkan adalah content dari materi film bioskop yang ditayangkan. 84
Nama
: Moh. Hamdar
Jabatan
: Sec. Assisten Manager promo
Lokasi dan Tgl wawancara
: 19 Maret 2009 di Gedung Trans TV.
1. Sejauh mana keterlibatan anda dalam program bioskop trans tv? Jawab: Keterlibatan dari awal pembuatan mulai turunnya schedule dari programmer, eksekusi lapangan sampai on air filmnya. 2. Kegiatan apa yang dilakukan untuk mempromokan program bioskop trans tv Jawab: Kalau bioskop trans tv lebih mudah, hamper 90% kita ambil dari library, sebagian dari library kaset-kaset yang sudah ada atau dari trailer. Trailer itu promo film yang sudah jadi kita potong-potong lagi sesuai durasi, kalau 30 detik ya 30 detik, kalau satu menit ya satu menit. 3. Apakah kegiatan promo untuk bioskop trans tv sudah diplanningkan sebelumnya? Siapa yang membuat konsepnya Jawab: Ya. Schedule bioskop itu biasanya keluar dari Alex (planning and scheduling) programming, nanti dari schedule itu kita tentuin promo-promo mana saja yang harus dikerjakan. Kalau di trans tv ada 14 promo untuk satu minggu, satu hari dua promo bioskop, bioskop jam 21.00 dan jam 23.00. Schedule itu ditentukan oleh planner yang akan memplot promo-promo bioskop dimana saja sesuai dengan plotnya 4. Bagaimana proses promo on air pada program bioskop trans tv Jawab: prosesnya kita ambil kaset,kita lihat gambarnya kita priview yang bagus kita ambil terus di editing istilahnya off line. Off line itu materi yang belum jadi. Setelah itu di jahit masukin audio, masukin voice over baru print ulang dan kemudian di on air. 5. Promo apa yang digunakan pada proses bioskop trans tv? Jawab: Sepenuhnya pakai video real yang sudah jadi 6. Seberapa penting proses promosi dalam meningkatkan suatu program, khususnya program bioskop trans tv? Jawab: Sangat penting. Promo tidak hanya di broadcast, tapi untuk semua kehidupan promo tersangkut paut dengan jualan. Kalau sales jualannya paket, harga programnya, slot programnya, kalau kita jualan program sendiri kalau sales untuk klien mau menaruh uang (kasarnya) kalau kita lebih besar lagi kalau kita buat promo untuk masyarakat liat promo dan mau menonton program dengan adanya promo. 85
7. Mengapa bioskop trans tv di beri slogan “ the real box office “? Jawab: Sebelum kita punya slogan the real box office kita tidak punya apaapa. Sebelum namanya biskop trans tv manajemen minta movie yang tayang di belt disatu take line ada cinema, bioskop, teater, terus box office biasa. Akhirnya keluar the real box office movie. Cuma tayangan movie waktu itu RCTI ikut, global ikut, akhirnya kita punya take line the real box office Cuma kita (trans tv), mungkin RCTI box office, global box office, nah the real box officenya ada di kita. Jadi orang-orang liat bahwa kalu mau nonton bioskop Cuma di trans tv dan itu terbukti sampai sekarang share dan rating kita masih diatas rata-rata. 8. Strategi apa yang dilakukan untuk menarik minat penonton bioskop trans tv? Jawab: Di Indonesia hamper sebagian besar backgroundnya masih rata-rata menengah kebawah, beda dengan promo tv diluar yang orang-orangnya punya intelegent yang sangat tinggi. Jadi apapun messege yang dikeluarkan asal messegenya sampai promo itu dianggap sukses, itu yang pertama. Yang kedua hamper semua film bahasa inggris, saat buat promo tidak mungkin ada text, subtitling. Strateginya kalau masyarakat Indonesia seperti ini tidak akan paham, jadi kita ambil adegan-adegan konflik, scream, orang berantem, karena kalau ada konflik orang akan interest. Ketiga bintang, jadi kalau dibioskop itu keluarin bintang besarnya, kita juga keluarin bintang besarnya, jadi tidak Cuma keluarin untuk promo dari sebuah adegan tapi kita lihatkeluarin bintangnya dan konflik. 9. Apakah bioskop trans tv head to head dengan program lain? Jawab: Ya. Saya selalu tekankan pada teman-teman editor untuk membuat promo jangan yang standar tapi cari titik-titik dimana orang-orang serius dan penasaran karena head to head kita tidak sama movie lagi, tapi sinetron.
86
Nama
: Alex Bastian
Jabatan
: Planning & Scheduling
Lokasi & Tgl wawancara: Gedung Trans tv, 12 Feb 2009 1. Sejak kapan berdirinya bioskop trans tv? Jawab: 01 Desember 2005 2. Mengapa dinamakan bioskop trans tv? Jawab: Karena istilah bioskop sudah popular bagi masyarakat luas. 3. Siapa target audien bioskop trans tv? Jawab: Seluruh lapisan masyarakat, tetapi khususnya segmen ABC (kategori SES AC Nielsen) 4. Apa keunggulan dari program bioskop trans tv? Jawab: Pertama, film-filmnya sesuai selera masyarakat. Kedua, durasi tidak dipotong, program-programnya sesudahnya akan menyesuaikan jam tayang. Ketiga, kombinasi film baru dan yang umum dikenal masyarakat. 5. Mengapa bioskop trans tv hadir dua kali dalam sehari? Jawab: Pertama, untuk memenuhi kebutuhan penonton akan film, khususnya kalangan karyawan yang pulang lebih larut malam. Kedua, menyediakan slot bagi pemasang iklan, khususnya iklan rokok sendiri berdasarkan undangundang penyiaran baru bisa tayang mulai pukul 21.30 WIB. 6. Dengan siapa trans tv bekerja sama untuk menayangkan film-film box office di trans tv? Jawab: Distributor besar film Hollywood Warner bros, universal dan sony pictures. Serta didukung distributor lokal yang merupakan importer film independent. 7. Apa yang menyebabkan trans tv membuat program bioskop trans tv? Jawab: Sebelumnya trans tv terhitung sudah cukup sukses menayangkan film-film,
bahkan
sejak
berdirinya 87
trans
tv
memang
bekomitmen
menayangkan film-film khususnya Hollywood sebagai salah satu sajian utama. Bioskop trans tv merupakan wujud konsistensi, dengan menayangkan film setiap hari. 8. Bagaimana proses penentuan film yang akan ditayangkan dibioskop trans tv? 9. Apakah ada pertimbangan-pertimbangan film yang akan ditayangkan? 10. Bagaimana memplanningkan film yang akan ditayangkan? Jawab: Pembelian film-film dilakukan oleh departemen akusisi yang merupakan bagian dari divisi programming, berdasarkan penawaran yang diberikan oleh distributor dan rekomendasi planning. Film-film biasanya dibeli untuk hak tayang dua kali atau jangka waktu dua tahun (umumnya, tapi tidak selalu). Film-film yang sudah masuk hak tayangnya akan dimasukan dalam jadwal dengan pertimbangan-pertimbangan yaitu, Pertimbangan konten (popularitas judul; bintang; genre); pertimbangan history rating (termasuk jika pernah tayang di tv lain); permintaan sponsor. 11. Apakah ada pengarahan-pengarahan khusus kepada tim untuk memperlancar tayangan bioskop trans tv? Bagaimana cara mengarahkannya? Jawab: karena yang mendukung penayangan bioskop trans tv biasanya departemen operasional dari divisi programming, biasanya diminta dilakukan pengawasan atau control agar film dapat tayang tanpa gangguan teknis. 12. Apakah ada strategi dalam bioskop trans tv dalam penempatan waktu penayangan? Jawab: Ada, selain untuk menghadirkan tontonan alternatif selain sinetron, ada pertimbangan khusus bagi pemasang iklan rokok. 13. Mengapa bisokop trans tv hadir pada prime time? Jawab: Untuk menghasirkan alternatif tontonan yang umumnya berupa sinetron. 14. Sejauh mana keterlibatan anda dalam program bioskop trans tv? Tugas apa yang anda jalani? Jawab: Menyusun jadwal film-film yang akan tayang dalam slot tersebut. 88
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi Nama
: Rahma Dewinta Sari
Tempat / Tanggal Lahir
: Jakarta, 15 Oktober 1986
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
: Komp. Taman Asri blok L IV No 4 RT 010 / 01 Larangan – Tangerang
No. Tlp
: 0856 9764 5692 / 0878 8270 9863
E-mail
:
[email protected]
Status
: Belum menikah
Riwayat Pendidikan Tahun 1990 - 1992
: TK Muslimat, Jakarta barat
Tahun 1992 - 1998
: SD Muhammadiyah 28, Jakarta Selatan
Tahun 1998 - 2001
: SLTP Muhammadiyah 09, Jakarta Selatan
Tahun 2001 - 2004
: SMU Muhammadiyah 18, Jakarta Selatan
Tahun 2004 - Sekarang
: Fakultas Komunikasi Jurusan Broadcasting Universitas Mercu Buana, Jakarta barat
Pengalaman Kerja •
September 2004 – Desember 2004 SPG Majalah POP CITY
•
April 2006 – September 2006 SPG Juice Mama Roz
•
Februari 2008 – Juni 2008 ZARA Boutiqe
89