STRATEGI PROGRAM SEMANGAT PAGI DI 98,7 GEN FM (PERIODE DESEMBER 2008 – JANUARI 2009) SKRIPSI
Disusun oleh: R. Aria Gorba Hamdani NIM: 44106110002
Fakultas Ilmu Komunikasi Jurusan Broadcasting Program Kelas Karyawan
DISUSUN UNTUK MEMENUHI SYARAT GUNA MENCAPAI GELAR SARJANA ILMU KOMUNIKASI
JAKARTA, 2009
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Jakarta
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama
: R. Aria Gorba Hamdani
NIM
: 4106110002
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Jurusan
: Broadcasting
Judul Skripsi
: Strategi Program Semangat Pagi di 98,7 Gen FM (Periode Desember 2008 – Januari 2009)
Disetujui dan diterima oleh, Pembimbing,
(Feni Fasta, S.E., M.Si.)
ii
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Jakarta
LEMBAR TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI
Nama
: R. Aria Gorba Hamdani
NIM
: 4106110002
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Jurusan
: Broadcasting
Judul Skripsi
: Strategi Program Semangat Pagi di 98,7 Gen FM (Periode Desember 2008 – Januari 2009)
Jakarta, 03 Maret 2009 Susunan Tim Penguji
1. Ketua Sidang Ponco B. Sulistyo, S.Sos., M.Comm.
(.................................)
2. Penguji Ahli Drs. Riswandi,. M.Si.
(.................................)
3. Pembimbing Feni Fasta, S.E., M.Si.
(.................................)
iii
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Jakarta
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Nama
: R. Aria Gorba Hamdani
NIM
: 4106110002
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Jurusan
: Broadcasting
Judul Skripsi
: Strategi Program Semangat Pagi di 98,7 Gen FM (Periode Desember 2008 – Januari 2009)
Jakarta, 03 Maret 2009 Disetujui dan diterima oleh, Pembimbing,
(Feni Fasta, S.E., M.Si.)
Mengetahui, Dekan FIKOM
Ka. Bid. Studi Broadcasting
(Dra. Diah Wardhani, M.Si.)
(Ponco B. Sulistyo, S.Sos., M.Comm.)
iv
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Jakarta R. Aria Gorba Hamdani Strategi Program Semangat Pagi di 98,7 Gen FM (Periode Desember 2008 – Januari 2009) (i-xlviii) + 69 hlm; 1 majalah; 8 situs online internet; 19 buku (1954-2008) ABSTRAKSI Strategi program adalah hal yang sangat penting bagi sebuah stasiun penyiaran agar dapat menarik sebanyak mungkin audiens, tak terkecuali bagi stasiun radio. Sebab jumlah pendengar menentukan nilai rating yang merupakan indikator utama dalam menarik minat pemasang iklan. Seluruh stasiun radio akan berlomba dalam menciptakan strategi program yang jitu agar dapat meraih audiens sebanyak-banyaknya dan memperoleh pemasukan iklan yang besar. Semangat Pagi adalah program andalan Gen FM. Program ini disiarkan di pagi hari di mana jumlah pendengar radio mencapai titik tertinggi. Melalui program ini, Gen FM meraih posisi teratas di antara radio-radio lokal non-dangdut di Jakarta dalam usia yang relatif sangat muda. Majalah musik Rolling Stone Indonesia bahkan menganugerahi mereka gelar The Phenomenal Station untuk tahun 2008. Hal ini menimbulkan pertanyaan di benak peneliti, “Seperti apakah strategi program Semangat Pagi?” Melalui metode studi kasus, peneliti mencoba untuk menggali lebih dalam strategi program Semangat Pagi di Gen FM. Untuk itu, peneliti melakukan wawancara mendalam terhadap empat orang informan kunci dari program Semangat Pagi di Gen FM, termasuk para penyiarnya yang terkenal, Kemal dan Ade Herlina. Untuk menguji silang, peneliti juga mewawancarai dua orang informan yang mewakili pendengar Semangat Pagi. Hasil penelitian ternyata cukup mengejutkan. Selama masa penelitian, Semangat Pagi ternyata tidak memiliki strategi program khusus dan hanya dijalankan berdasarkan strategi besar Gen FM yang mengedepankan “Less Talk, More Music” dan sangat berfokus pada eksekusi program. Namun dengan menjalankan strategi ini, Gen FM melalui program Semangat Pagi telah berhasil memenuhi sebagian dari tujuan perusahaan.
v
KATA PENGANTAR
Peneliti mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia-Nya, peneliti berhasil menyelesaikan skripsi ini. Sejak perencanaan sampai dengan penyelesaian skripsi ini, peneliti telah mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1.
Feni Fasta, S.E., M.Si., Sekretaris Ketua Program Bidang Studi Broadcasting
sekaligus
pembimbing
skripsi
yang
senantiasa
memberikan petunjuk dan masukan. Terima kasih atas kesabarannya yang fantastis dalam membimbing peneliti yang lambat ini. 2.
Drs. Riswandi, M.Si., selaku Penguji Ahli Sidang Skripsi atas kesediaannya menguji penelitian ini. Coret-coretan Anda banyak sekali.
3.
Ponco Budi Sulistyo, S.Sos., M.Comm, selaku Ketua Sidang Skripsi. Komentar-komentar Bapak saat sidang, bagi saya tidak sadis, malah wajar. Saya senang, sebab komentar Anda justru menjadikannya lebih jelas bagi saya.
4.
Staf pengajar dan sekretariat Program Kelas Karyawan, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Mercu Buana.
5.
Orang tua peneliti, Willy Kusumah Nataatmadja dan Losinnia Mardiati yang selalu memberikan dukungan dalam bentuk apa pun dan tanpa pamrih. Terbayar sudah hutang saya pada kalian.
vi
6.
Miranti Andi Kasim, yang selalu memberi semangat dan mendukung penuh peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini. Ternyata bisa selesai juga ya, De?
7.
Octa, Christie, Kemal, Ade, Rere, Nabyl dan Fika yang telah membantu peneliti saat melakukan wawancara mendalam. Strawberry Cheesecake-nya menyusul ya.
8.
Teman-teman Kelas Karyawan, khususnya angkatan IX, yang menjadi alasan bertahannya peneliti untuk melanjutkan kuliah hingga menyelesaikan skripsi.
9.
Para atasan di SemutApi Colony yang telah mengizinkan peneliti untuk dapat melaksanakan kuliah sambil tetap bekerja sebagai karyawan. Sekarang weekend saya punya waktu untuk ikut shooting. Shooting-nya ke luar negeri ya, boss? Akhir kata, peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi siapa
saja yang membacanya. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Mudah-mudahan kelak ada yang menyempurnakannya. Seperti kata Steve Jobs, ”Stay foolish, stay hungry.”
Jakarta, 8 Maret 2009
R. Aria Gorba Hamdani
vii
DAFTAR ISI
Abstraksi ............................................................................................................ ii Kata Pengantar ...................................................................................................iii Daftar Isi ............................................................................................................ v
BAB I
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1 1.2. Perumusan Masalah .................................................................... 5 1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5 1.4. Signifikansi Penelitian 1.4.1. Signifikansi Akademis ..................................................... 5 1.4.2. Signifikansi Praktis .......................................................... 5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi 2.1.1. Pengertian Komunikasi .................................................... 6 2.1.2. Model Komunikasi........................................................... 6 2.2. Komunikasi Massa 2.2.1. Pengertian Komunikasi Massa......................................... 8 2.2.2. Karakteristik Komunikasi Massa ..................................... 8 2.3. Media Massa 2.3.1. Pengertian Media Massa .................................................. 9 2.3.2. Sejarah Singkat Media Massa .......................................... 9 2.4. Fungsi dan Peran Media Massa 2.4.1. Fungsi Media Massa ....................................................... 11 2.4.2. Peran Media Massa ......................................................... 11 2.5. Radio 2.5.1. Sejarah Singkat Radio..................................................... 13 2.5.2. Radio Siaran .................................................................... 13 2.5.3. Sifat Radio Siaran ........................................................... 15 2.5.4. Radio Siaran Swasta........................................................ 15 viii
2.5.5. Stripping Program .......................................................... 16 2.6. Radio FM ................................................................................... 16 2.7. Musik ......................................................................................... 17 2.8. Strategi Program 2.8.1. Pengertian Strategi Program ........................................... 18 2.8.2. Morning Drive................................................................. 20 2.9. Air Personality ........................................................................... 21 2.10. Pendekatan Manajemen 2.10.1. Pengertian Manajemen.................................................. 22 2.10.2. Planning ........................................................................ 23 2.10.3. Organizing .................................................................... 23 2.10.4. Actuating ....................................................................... 24 2.10.5. Controlling .................................................................... 25 2.12. Penyiaran Radio ....................................................................... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe dan Sifat Penelitian 3.1.1. Tipe Penelitian ................................................................ 28 3.1.2. Sifat Penelitian ................................................................ 28 3.2. Metode Penelitian....................................................................... 29 3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Data Primer ..................................................................... 30 3.3.2. Data Sekunder ................................................................. 30 3.4. Key Informants ........................................................................... 30 3.5. Definisi Konsep.......................................................................... 32 3.6. Teknik Analisis Data.................................................................. 34 3.7. Unit Analisis .............................................................................. 35 3.8. Fokus Penelitian ......................................................................... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum tentang Objek Penelitian 4.1.1. Gen FM ........................................................................... 36 4.1.2. Semangat Pagi................................................................. 37 ix
4.2. Hasil Penelitian 4.2.1. Planning .......................................................................... 39 4.2.2. Organizing ...................................................................... 50 4.2.3. Actuating ......................................................................... 54 4.2.4. Controlling ...................................................................... 61 4.3. Pembahasan................................................................................ 64
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan ................................................................................ 68 5.2. Saran........................................................................................... 69
Daftar Pustaka Lampiran
x
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah Dalam keseharian di kota besar, seperti Jakarta, banyak orang menghabiskan waktu berjam-jam di jalan menuju tempat beraktivitas. Kini orang-orang dapat mencoba untuk menghibur diri selama di perjalanan dengan mendengarkan siaran radio melalui berbagai alat elektronik, seperti telepon genggam dan pemutar MP3. Kondisi ini merupakan peluang bagi stasiun radio untuk menyiarkan program-program mereka dan berusaha meraih audiens sebanyak-banyaknya. Di tengah beragamnya audiens siaran radio, sebuah stasiun radio harus menentukan positioningnya1 agar dapat menyasar audiens yang lebih spesifik. Hal ini akan membuat stasiun radio menjadi lebih fokus dalam membuat program-programnya. Pengiklan, sebagai sumber pemasukan bagi stasiun radio, tentu akan memilih stasiun radio yang audiensnya sesuai dengan target market bagi produk-produknya. Munculnya beberapa stasiun radio dengan positioning yang sama adalah hal yang sangat mungkin terjadi. Tentunya keadaan ini akan memicu persaingan yang tinggi antara stasiun-stasiun radio tersebut. Hal ini akan memaksa sebuah stasiun radio untuk menciptakan strategi program yang unik sekaligus jitu agar program-programnya terdengar lebih baik daripada program-program pesaingnya.
1
Al Ries and Jack Trout. Positioning: The Battle for Your Mind. New York: McGraw-Hill, 2000.
1
2
Tujuan dari pembuatan strategi program ini adalah untuk meraih audiens sebanyak-banyaknya. Jumlah audiens tersebut kemudian dapat dihitung oleh badan riset, seperti AGB Nielsen, menjadi nilai rating2 yang merupakan indikator penarik minat untuk menjaring pengiklan.3 Oleh karena itu, peneliti merasa yakin bahwa strategi program adalah hal yang sangat penting bagi sebuah stasiun radio untuk menciptakan program semenarik mungkin sehingga dapat meraih audiens sebanyak-banyaknya. Bagi stasiun radio, penyumbang audiens terbanyak adalah siaran pagi hari, antara jam 6 hingga jam 10 pagi.4 Sehingga ada sebuah pepatah di kalangan industri radio yang mengatakan, “If you don’t make it in the morning drive, you don’t make it at all” – jika Anda tidak berhasil di siaran pagi, maka Anda tidak berhasil sama sekali.5 Salah satu radio yang memiliki banyak audiens saat ini adalah 98.7 Gen FM (selanjutnya ditulis Gen FM). Gen FM adalah stasiun radio yang relatif baru di Jakarta. Gen FM didirikan di tahun 2007 di bawah naungan grup Mahaka Media. Gen FM diposisikan sebagai stasiun radio bagi audiens kalangan anak muda berusia 18 – 34 tahun, program-programnya bersifat lebih lokal, dan seluruh sajian musiknya adalah dari dalam negeri.6 Gen FM mengudara pertama kali di bulan Agustus 2007 dengan format
2
Ibid. Edgar E. Willis and Henry B. Aldridge. Television, Cable and Radio, A communications Approach. New Jersey: Prentice-Hall, Inc, 1992. Hlm. 66. 4 Susan Tyler Eastman, Sydney W. Head, and Lewis Klein. Broadcast / Cable Programming, Strategies and Practices, 2nd Ed. California: Wadsworth Publishing Company, 1985. Hlm. 352. 5 Ibid. 6 Server Arsip www.infoanda.com. http://m.infoanda.com/linksfollow.php?li=www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=3349 11vvvkat_id=383, diakses 8 November 2008 3
3
Contemporary Hits Radio atau sering disebut CHR.7 Musik-musik yang disiarkan adalah musik-musik yang berhasil masuk ke dalam daftar lagulagu hits mereka. Saat ini Gen FM tengah menjalani tahun keduanya dalam beroperasi. Dalam usianya yang termasuk sangat muda, Gen FM sudah berhasil memiliki audiens setia dalam jumlah yang sangat banyak sehingga mampu bersaing dengan stasiun radio lain yang sudah lebih lama mengudara. Dodi Mawardi dalam jurnalnya di WordPress mengatakan, berdasarkan hasil riset AGB Nielsen per bulan Maret – April 2008, Gen FM berhasil menduduki peringkat pertama di antara radio-radio lokal di Jakarta8. Hal ini merupakan sebuah terobosan bagi stasiun radio berformat CHR. Sebab biasanya peringkat atas radio di Jakarta didominasi oleh radio-radio dangdut. Majalah musik Rolling Stone Indonesia memasukkan Gen FM ke dalam daftar hal paling fenomenal di tahun 2008 versi mereka, bahkan menganugerahi Gen FM dengan gelar The Phenomenal Station karena dianggap sebagai radio yang berhasil membawa musik Indonesia terbaik kepada masyarakat Jakarta.9 Gen FM menawarkan berbagai program yang menarik, salah satunya adalah program siaran pagi yang diberi nama Semangat Pagi. Semangat Pagi adalah sebuah program morning drive atau siaran di pagi hari yang disiarkan Gen FM dengan tujuan agar audiens dapat memulai hari dengan lebih semangat. Program ini bersifat music driven namun juga menyajikan informasi-informasi yang unik, bersifat lokal, dan
7
http://www.nyradioguide.com/formats.htm, diakses 8 November 2008. http://dodimawardi.wordpress.com/2008/05/30/fenomena-elok-gen-fm/. Radio Watch: Fenomena Elok Gen FM. Ditulis 30 Mei 2008, diakses 8 November 2008. 9 Majalah Rolling Stone Indonesia, Edisi 37, Mei 2008. Editor’s Choice 2008. Jakarta: PT a&e media, 2008. Hlm. 56 – 59. 8
4
memiliki unsur human interest yang tinggi. Secara keseluruhan program ini dikemas dengan gaya berjiwa muda dan menghibur. Program ini juga dilengkapi dengan siaran laporan mengenai kondisi jalan raya agar audiens bisa mendapatkan gambaran mengenai peta kemacetan di pagi hari sehingga mereka bisa mencari jalur alternatif perjalanan jika jalur yang biasa mereka lewati ternyata sedang dalam keadaan macet yang cukup parah. Semangat Pagi sebagai program siaran di pagi hari merupakan program yang sangat penting bagi Gen FM. Melalui program Semangat Pagi inilah Gen FM meraih jumlah audiens terbesarnya. Peneliti memilih periode waktu tanggal 1 Desember 2008 hingga 31 Januari 2009, yang merupakan masa terakhir penerapan strategi program untuk tahun 2008 dan penerapan awal strategi program untuk tahun 2009. Dengan meneliti strategi programming Semangat Pagi pada periode tersebut, peneliti berharap dapat melihat bagaimana Gen FM membuat strategi program Semangat Pagi, bagaimana mereka menjaga kualitas siaran tersebut, dan apa saja yang menjadi perubahan di tahun berikutnya. Dengan demikian peneliti berharap untuk mendapatkan gambaran singkat mengenai strategi program Semangat Pagi dan perkembangannya, dan berpeluang untuk menemukan benang merah Gen FM dalam merumuskan strategi program Semangat Pagi selama satu tahun.
5
1.2.
Perumusan Masalah Berdasarkan data di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana Gen FM merumuskan dan mengimplementasikan strategi program Semangat Pagi?
1.3.
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan bagaimana Gen FM merumuskan dan mengimplementasikan strategi program Semangat Pagi.
1.4.
Signifikansi Penelitian
1.4.1. Signifikansi Akademis Hasil penelitian diharapkan bisa memperkaya kajian-kajian di bidang broadcasting, khususnya kajian-kajian yang berkaitan dengan perumusan, penerapan dan pengembangan strategi program di sebuah stasiun radio.
1.4.2. Signifikansi Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang positif bagi Gen FM, khususnya Program Director dan tim Semangat Pagi, untuk mengembangkan strategi program Semangat Pagi ke depannya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Komunikasi
2.1.1. Pengertian Komunikasi Komunikasi sebagaimana didefinisikan oleh Carl I. Hovland adalah proses di mana seseorang (komunikator) menyampaikan perangsangperangsang (biasanya lambang-lambang dalam bentuk kata-kata) untuk mengubah tingkah laku orang lain (komunikan).10 Menurut Wilbur Schramm, komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka acuan (frame of refference), yakni pengalaman-pengalaman dan pengertian-pengertian (collection of experiences and meanings), yang pernah diperoleh komunikan. Menurut Schramm, bidang pengalaman (field of experience) merupakan faktor yang penting dalam komunikasi.11 Maka komunikasi adalah serangkaian proses di mana seseorang mengirimkan pesan melalui saluran tertentu kepada orang lain dan penerima pesan tersebut mengerti apa yang dimaksud dalam pesan dari orang yang mengirimkan pesan tersebut.
2.1.2. Model Komunikasi Berdasarkan model konseptual komunikasi yang dibuat oleh Shannon dan Weaver (1949), komunikasi adalah sekumpulan proses yang
10
Prof. Drs. Onong Uchana Effendy, MA. Radio Siaran: Teori dan Praktek. Bandung: Penerbit Mandar Maju, 1990. Hlm. 2. 11 Ibid. Hlm. 9.
6
7
bertujuan memindahkan pesan dari pengirim pesan (komunikator) ke penerima pesan (komunikan) melalui sinyal elektronik.12 Pesan yang dipindahkan dapat berupa pesan verbal maupun non-verbal.13
Bagan 2.1 Mathematical (information) Model of Communication. Sumber: Shannon & Weaver (1949)
Dalam buku The Process and Effects of Mass Communication, Wilbur Schramm merumuskan sebuah model komunikasi yang merupakan pengembangan dari model konseptual komunikasi yang dibuat oleh Shannon & Weaver (1949). Model komunikasi ini lebih sesuai dengan karakteristik kerja stasiun radio, di mana pengirim pesan harus mengemas terlebih dahulu pesan yang disampaikannya ke dalam bentuk lain, seperti gelombang radio, yang dapat ditangkap oleh penerima pesan.
Bagan 2.2 Model of Communication by Wilbur Schramm.
Namun menurut model ini, pengirim pesan tidak mengetahui tepat atau tidaknya pesan yang ditangkap oleh penerima pesan.
12
Brent D Ruben. Communication and Human Behaviour. New Jersey: Prentice Hall, 1992. Hlm. 25. 13 Tommy Suprapto. Pengantar Teori Komunikasi. Yogyakarta: Media Pressindo, 2006.
8
2.2.
Komunikasi Massa
2.2.1. Pengertian Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah proses penyampaian informasi, ide dan sikap kepada banyak orang, biasanya dengan menggunakan mesin atau media yang diklasifikasikan ke dalam media massa seperti radio siaran, televisi siaran, surat kabar / majalah dan film.14 Komunikasi massa merupakan sebuah proses di mana produkproduk informasi diciptakan dan didistribusikan oleh sebuah organisasi komunikasi massa untuk dikonsumsi oleh audiens. Teknologi media massa memungkinkan pesan untuk diduplikasi dan diperbanyak atau ditingkatkan intensitasnya
untuk
didistribusikan
kepada
audiens
yang
luas.15
Komunikasi massa juga merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human communication) yang lahir bersamaan dengan digunakannya alatalat mekanik, yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi.16
2.2.2. Karakteristik Komunikasi Massa Komunikasi
massa
dapat
diidentifikasi
melalui
tiga
karakteristiknya: 1.
Pesan ditujukan pada audiens yg berjumlah besar, heterogen dan anonim.
2.
Pesan
disampaikan
secara
publik,
sering
kali
penyampaiannya
terjadwalkan, dan pesannya ringkas dalam kata-kata.
14
Ibid. Brent D. Ruben. op.cit. Hlm. 267. 16 Wiryanto. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: PT Grasindo, 2000. Hlm. 1. 15
9
3.
Komunikator cenderung berada atau bekerja di dalam organsasi yang kompleks dan melibatkan biaya yang tinggi. 17
2.3.
Media Massa
2.3.1. Pengertian Media Massa Dalam prosesnya, komunikasi massa menciptakan produk-produk informasi dan mendistribusikannya melalui organisasi-organisasi yang disebut media massa, untuk kemudian dikonsumsi oleh audiens. Media massa memiliki teknologi untuk memperbanyak, menduplikat, atau memperluas pesan untuk didistribusikan kepada audiens yang berjumlah besar.18 Media massa mempunyai kemampuan untuk memikat perhatian khalayak secara serempak (simultaneous) dan serentak (instantaneous). Jenis-jenis media yang digolongkan dalam media massa adalah pers, radio siaran, televisi dan film.19 Dapat dikatakan bahwa media massa adalah media yang memang dirancang sedemikian rupa untuk dapat menjangkau khalayak yang sangat luas.
2.3.2. Sejarah Singkat Media Massa Kelahiran media massa ditandai dengan diciptakannya mesin cetak pertama oleh Johannes Guttenberg di tahun 1453. Sebelum ditemukannya 17
Werner J. Severin & James W. Tankard, Jr. Communication Theories, 5th Edition: Origins, Methods, and Uses in the Mass Media. New York: Addison Weskey Longman Inc., 2001. Hlm. 4. 18
Brent D. Ruben. Communication & Human Behaviour, 3rd Edition. New Jersey: Prentice Hall, 1992. Hlm. 267. 19 http://oliviadwiayu.wordpress.com/2006/11/01/komponen-komunikasi-massa/. Diakses 9 Februari 2009.
10
mesin cetak, buku-buku ditulis dengan teknik manuscript atau ditulis dengan menggunakan tangan. Hal ini mengakibatkan proses pembuatan buku yang lama dan harga yang mahal membuatnya hanya mampu dibeli oleh orang-orang kayak dan golongan elit saja.20 Penemuan mesin cetak kemudian mendorong munculnya ide untuk membuat surat kabar di Inggris (1702) dan kemudian Amerika Utara (1776). Di awal kemunculannya, surat kabar hanya diperuntukkan bagi kalangan terpelajar. Secara fisik, bentuknya sangat sederhana dan dibuat dengan biaya yang sangat murah, namun jangkauannya meluas. Surat kabar menemui masa kejayaannya di tahun 1830 di New York dan akhirnya mendunia.21 Pada pertengahan abad ke-19, ditemukan sebuah alat komunikasi yang dinamakan telegraf. Meskipun telegraf bukan sebagai bentuk komunikasi massa, namun telegraf merupakan alat dasar untuk membawa pengetahuan manusia ke media massa elektronik.22 Media massa baru mengalami perkembangan pesat di awal abad ke-20, di mana perkembangan teknologi telah memungkinkan duplikasi materi-materi informasi secara massal. Radio dan televisi menjadi bentuk pertama penduplikasian materi informasi yang kemudian disampaikan secara elektronik.23
20
http://anwariksono.wordpress.com/2008/01/02/sedikit-bicara-tentang-sejarahmedia/. Diakses 9 Februari 2009. 21 Ibid. 22 Ibid. 23 http://en.wikipedia.org/wiki/Mass_media. Diakses 23 November 2008.
11
2.4.
Fungsi dan Peran Media Massa
2.4.1. Fungsi Media Massa Harold D. Lasswell membagi fungsi media massa menjadi tiga24: 1. Surveilance.
Merujuk
penyebarluasan
informasi
kepada
fungsi
mengenai
pengumpulan
kejadian-kejadian
dan dalam
lingkungan, baik di luar maupun di dalam masyarakat. 2. Correlation. Meliputi fungsi interpretasi pesan yang menyangkut lingkungan dan tingkah laku tertentu dalam mereaksi kejadiankejadian. Fungsi ini diidentifikasikan sebagai fungsi editorial dan propaganda. 3. Transmission. Merujuk pada fungsi mengkomunikasikan informasi, nilai-nilai dan norma-norma sosial budaya dari satu generasi ke generasi yang lain, atau dari anggota-anggota suatu masyarakat kepada pendatang baru. Kemudian Charles R. Wright menambahkan fungsi media massa yang keempat, yaitu hiburan (entertainment) yang merujuk pada kegiatan-kegiatan komunikatif yang dimaksudkan untuk memberikan hiburan tanpa mengharapkan efek-efek tertentu.25
2.4.2. Peran Media Massa Salah satu asumsi media massa adalah bahwa media massa memiliki peran mediasi antara realitas obyektif dengan pengalaman pribadi. Mediasi dapat berlangsung dalam berbagai bentuk, tergantung 24
Werner J. Severin & James W. Tankard, Jr. Communication Theories, 5th Edition: Origins, Methods, and Uses in the Mass Media. New York: Addison Weskey Longman Inc., 2001. Hlm. 321. 25 Wiryanto. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Grasindo, 2000. Hlm. 11-12.
12
pada tingkat dan bentuk kegiatan, tujuan, interaktivitas, dan efektivitas. Terkait dengan media tersebut, media berperan sebagai:26 1.
Jendela
pengalaman
yang
meluaskan
pandangan
kita
dan
memungkinkan kita untuk memahami apa yang terjadi di sekitar diri kita, tanpa campur tangan pihak lain atau sikap memihak. 2.
Juru bahasa yang menjelaskan dan memberi makna terhadap peristiwa atau hal yang terpisah dan kurang jelas.
3.
Pembawa atau pengantar informasi dan pendapat.
4.
Jaringan interaktif yang menghubungkan pengirim dan penerima melalui berbagai umpan balik.
5.
Papan penunjuk jalan yang secara aktif menunjukkan arah, memberikan bimbingan atau instruksi.
6.
Penyaring yang memilih bagian pengalaman yang perlu diberikan perhatian khusus dan menyisihkan aspek pengalaman lainnya baik secara sadar dan sistematis, maupun tidak.
7.
Cermin yang memantulkan citra masyarakat terhadap masyarakat itu sendiri; biasanya pencitraan itu mengalami perubahan (distorsi) karena adanya penonjolan terhadap segi yang ingin dilihat oleh para anggota masyarakat atau seringkali pula segi yang ingin mereka hakimi atau cela.
8.
Tirai atau penutup, yang menutupi kebenaran demi mencapai tujuan propaganda atau pelarian dari suatu kenyataan (escapism).
26
Dennis Mcquail, Teori Komunikasi Massa, Sebuah Pengantar, (Jakarta: Erlangga), 1996, Hlm. 53
13
2.5.
Radio
2.5.1. Sejarah Singkat Radio Teknologi radio dalam bentuk awalnya pertama kali diperkenalkan oleh Heinrich Hertz di tahun 1887, di mana ia berhasil mengirim dan menerima gelombang radio. Pengembangan selanjutnya dilakukan oleh Guglielmo Marconi dari Italia yang berhasil mengirimkan kode morse dari sebuah pemancar kepada sebuah alat penerima. Marconi berhasil mengirimkan kode morse itu menyeberangi samudera Atlantik di tahun 1901 dengan menggunakan gelombang elektro magnetik. Pada awalnya radio lebih sering digunakan oleh pemerintahan dan militer untuk penyampaian informasi dan berita. Pada tahun 1920, stasiun radio yang tercatat sebagai yang pertama didirikan di Pitsburgh, Amerika Serikat, oleh Frank Conrad, seorang ahli teknik. Conrad menyiarkan lagulagu, mengumumkan hasil pertandingan olah raga, dan menyiarkan instrumen musik yang dimainkan oleh anaknya. Seiring dengan berjalannya waktu, stasiun radio itu diberi nama KDKA dan merupakan stasiun radio tertua di Amerika yang masih mengudara hingga saat ini. 27
2.5.2. Radio Siaran Terminologi radio dalam penyiaran dapat diartikan sebagai pendistribusian pesan suara melalui gelombang elektronik ke khalayak luas. Penyampaian pesan melalui radio siaran dilakukan dengan menggunakan bahasa lisan. Kalau pun ada lambang-lambang non-verbal, yang dipergunakan sangatlah minim. Misalnya tanda waktu pada saat akan 27
Morissan, M.A. Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio & Televisi. Jakarta: Kencana, 2008. Hlm. 1 – 3.
14
memulai acara warta berita dalam bentuk bunyi telegrafi atau bunyi salah satu alat musik.28 Ahli radio siaran Ben G. Henneke memberikan definisi sebagai berikut: “Radio announcing is nothing more than an attempt to communicate information – to make something known. Although the information may reach millions, it is directed to the individial listener and the communication is complete only when the listener hears, comprehends, is interested, and then act upon what he hears” 29 Penyiaran radio tidak lain adalah usaha untuk mengkomunikasikan informasi – untuk membuat sesuatu menjadi diketahui. Meskipun informasinya memungkinkan untuk mencapai jutaan audiens, namun cara penyampaiannya tetap ditujukan kepada audiens individual, dan proses komunikasinya menjadi lengkap hanya jika audiens dapat mendengarkan, memahami, muncul ketertarikan, dan kemudian berperilaku berdasarkan apa yang ia dengar. Radio juga dikatakan sebagai blind medium. Kita tidak dapat melihat pesan-pesan yang dikirimkannya, pesan-pesannya hanya berupa bunyi-bunyian dan keheningan, namun sifat “buta”-nya itulah yang membuat radio menjadi diinginkan.30 Di sisi lain, sifat “buta” dari radio memberinya kelebihan yang memperkuat daya tariknya terhadap imajinasi audiensnya, yaitu fleksibilitas. Audiens radio dapat tetap bebas melakukan aktifitas lain ketika sedang mendengarkan siaran radio.31
28
Prof. Drs. Onong Uchana Effendy, MA. Radio Siaran: Teori dan Praktek. Bandung: Penerbit Mandar Maju, 1990. Hlm. 18. 29 Ben G. Henneke. The Radio Announcer’s Handbook. New York, Torronto: Reinhart & Company, Inc. 1954. Hlm. 6. 30 Andrew Crisell. Understanding Radio, 2nd Edition. New York: Routledge. 1994. Hlm.3. 31 Ibid. Hlm. 11.
15
2.5.3. Sifat Radio Siaran Radio siaran memiliki tiga sifat, yaitu32: 1.
Auditori atau untuk didengar. Maka isi siaran yang sampai di telinga audiens hanya spintas lalu saja. Lain halnya dengan sesuatu yang disiarkan melalui media surat kabar, majalah atau media dalam bentuk tulisan lainnya yang dapat dibaca, diperiksa, dan ditelaah berulang kali.
2.
Mengandung gangguan. Setiap komunikasi dengan menggunakan saluran bahasa dan bersifat massal akan menghadapi dua faktor gangguan. Gangguan yang pertama adalah apa yang disebut “semantic noise factor” dan yang kedua adalah “channel noise factor”.
3.
Akrab. Radio siaran sifatnya lebih akrab, intim. Seorang penyiar radio seolah-olah berada di kamar audiens.
2.5.4. Radio Siaran Swasta Badan radio siaran swasta (private enterprise broadcasting) ini dimiliki perorangan dan sifatnya komersial. Dengan lisensi pemerintah, biaya untuk kelangsungan hidupnya diperoleh dari periklanan dan pensponsoran acara (sponsored program).33 Radio siaran swasta menitikberatkan materi siarannya pada musik dan lagu. Para penyiarnya juga berperan aktif untuk membuat siaran tetap menarik untuk didengarkan. Selain itu, radio siaran swasta juga membuka
32
Prof. Drs. Onong Uchana Effendy, MA. Radio Siaran: Teori dan Praktek. Bandung: Penerbit Mandar Maju, 1990. Hlm. 82 – 84. 33 Ibid. Hlm. 113.
16
kesempatan berinteraksi dengan audiensnya melalui saluran telepon. Audiens yang menelepon menjadi bagian yang tak kalah penting, sebab selain menimbulkan kesan ikatan emosional dengan stasiun radio yang didengarkannya, secara tidak langsung mereka juga mempengaruhi pendengar lainnya secara emosional.34
2.5.5. Stripping Program Stasiun radio memiliki kecenderungan untuk menyiarkan program yang sama secara stripping atau disiarkan di jam yang sama pada setiap hari kerja. Dengan cara ini, stasiun radio dapat memperoleh gambaran yang lebih masuk akal mengenai audiensnya. Hal ini juga menguntungkan bagi pemasang iklan di stasiun radio tersebut karena mudah sekali untuk mengetahui audiens yang seperti apa yang mendengarkan sebuah program dan iklan seperti apa yang cenderung dapat mereka terima.35
2.6.
Radio FM Radio FM merupakan istilah untuk stasiun radio yang mengudara pada gelombang Frequency Modulation (FM). Prof. E.H. Armstrong dari Universitas Columbia, pada tahun 1933, memperkenalkan sistem FM sebagai penyempurnaan dari Amplitude Modulation (AM) yang biasa digunakan dalam radio siaran saat itu. Dengan sistem yang baru ini,
34
Andrew Crisell. Op.Cit. Hlm. 192. Adam Briggs & Paul Cobley. The Media : An Introduction. New York : Addison Wesley Longman, 1998. Hlm. 258. 35
17
kualitas audio yang terdengar dapat mencapai tingkat kejernihan yang lebih tinggi.36 Keuntungan sistem FM dibandingkan AM adalah: 1.
Dapat menghilangkan interference atau gangguan yang bersifat pencampuran gelombang yang disebabkan oleh cuaca buruk atau gelombang magnetik yang dipancarkan dari alat listrik.
2.
Dapat menghilangkan interference yang disebabkan oleh dua stasiun radio yag bekerja pada gelombang yang sama atau gelombang yang saling berdekatan.
3.
Dapat menyiarkan suara sebaik-baiknya bagi telinga manusia yang sensitif.
2.7.
Musik Musik adalah bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-beda berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang. Bunyi-bunyi di dalamnya dianggap enak untuk didengar oleh pendengarnya, segala bunyibunyian di dalamnya dihasilkan secara sengaja oleh seseorang atau kumpulan dan disajikan sebagai sebuah keutuhan yang disebut musik. Menurut Aristoteles, musik mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah, mempunyai terapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa patriotisme.37 Sebuah definisi tentang musik dicetuskan oleh Edgard Varèse, yaitu bunyi-bunyian yang tersusun (Goldman 1961, 133). Michael Linton, menambahkan bentuk di mana musik itu disusun adalah elemen yang 36 37
Prof. Drs. Onong Uchana Effendy, MA. Op.Cit. Hlm. 23. http://id.wikipedia.org/wiki/Musik. Diakses 9 Februari 2009.
18
penting bagi musik itu sendiri. Definisi musik darinya adalah penyusunan bunyi-bunyian dan keheningan menjadi sebuah bentuk yang membawa makna-makna kultural, yang dikembangkan untuk kepentingan estetika atau fungsi tertentu.38 Musik selalu mendapat tempat yang menonjol di dalam jadwal program di radio. Saat jenis programming lain pindah ke televisi, seperti program berita dan talk show, musik menjadi sajian utama di banyak stasiun radio, terutama stasiun-stasiun radio FM.39
2.8.
Strategi Program
2.8.1. Pengertian Strategi Program Strategi program adalah perumusan rencana dan pengarahan operasional dalam lingkup yang lebih luas atau jangka panjang, termasuk di dalamnya adalah penjadwalan program dan seluruh sistem di stasiun radio yang bersangkutan. Sedangkan dalam lingkup yang lebih sempit atau jangka pendek, adalah serangkaian metode dan teknik yang digunakan untuk mencapai tujuan dari strategi yang telah ditentukan sebelumnya.40 Pembuat program harus memiliki keahlian setidaknya di tujuh bidang operasional, yaitu41: 1.
Dapat menentukan target audience yang sesuai untuk sebuah medium di dalam sebuah pasar.
38
http://en.wikipedia.org/wiki/Definition_of_music. Diakses 9 Februrari 2009. Edgar E Willis & Henry B Aldridge. Television, Cable and Radio, A communications Approach. 1992: Prentice-Hall, Inc, New Jersey. Hlm. 166. 40 Susan Tyler Eastman, Sydney W. Head, and Lewis Klein. Broadcast / Cable Programming, Strategies and Practices, 2nd Ed. California: Wadsworth Publishing Company, 1985. Hlm 4. 41 Ibid. Hlm 5. 39
19
2.
Mengevaluasi potensi dari program-program dan layanan-layanan yang tersedia.
3.
Mengetahui di mana program dapat diperoleh.
4.
Menegosiasikan kepemilikan atau pembelian program.
5.
Memilih dari berbagai materi program yang paling cocok untuk audiens tertentu.
6.
Menggabungkan materi-materi yang sudah dipilih untuk dibuat menjadi sebuah layanan program yang dapat diidentifikasikan.
7.
Berpartisipasi memasarkan program dan layanan tersebut ke masyarakat.
Singkatnya, keahlian seorang pembuat program harus meliputi evaluasi, pemilihan dan penjadwalan. Strategi program sebuah stasiun radio menargetkan kelompok demografis yang lebih spesifik.42 Strategi program adalah bagian operasional dari stasiun radio yang paling terlihat. Sebagian besar program diperoleh dari sumber-sumber eksternal seperti jaringan, sindikasi, dan layanan musik, namun sebagian program dibuat oleh stasiun radio itu sendiri. Jika stasiun radio ingin mendapatkan untung, maka programprogramnya harus bersifat populer sehingga memiliki nilai komersil yang tinggi.43 Strategi program berbeda dengan produksi dalam hal strategi dan taktik. Strategi mengacu pada perencanaan dan pengarahan operasional
42 43
Ibid. Hlm 64. Edgar E Willis & Henry B Aldridge. Op cit. Hlm 66.
20
dalam skala besar. Dalam hal ini, keseluruhan penjadwalan dari stasiun penyiaran dan jaringannya.44 Dalam membuat strategi program, seorang programmer harus memahami audiens yang dituju. Langkah pertama dalam menganalisa kondisi pasar adalah dengan mengevaluasi stasiun dan program apa yang didengarkan oleh target audiens. Informasi ini dapat digunakan untuk memodifikasi atau mengganti format program yang sudah ada atau untuk memutuskan perlengkapan apa yang dibutuhkan. Evaluasi dilakukan terhadap: 1.
Fasilitas teknis, melalui perbandingan terhadap kompetitor.
2.
Karakter pasar.
3.
Keberagaman target audiens.
4.
Budget yang tersedia.
5.
Potensi pendapatan yang bisa diperoleh. Hasil dari evaluasi tersebut menentukan format musik mana yang
cocok seacara komersil dan dapat menghasilkan nilai rating yang baik di dalam pasar yang ada.
2.8.2. Morning Drive Dalam sebuah stasiun radio umumnya dikenal istilah hot clock, yaitu sebuah diagram berbentuk jam yang berisi gambaran besar isi program yang diproduksi oleh radio tersebut. Diagram ini membagi jam
44
Susan Tyler Eastman, Sydney W. Head, Lewis Klein. Op.Cit. Hlm 4.
21
siaran ke dalam beberapa kategori, yaitu musik, berita, promo, iklan, dan informasi lainnya.45 Sebuah stasiun musik biasanya menggunakan empat clock untuk hari kerja dan dua tambahan jam di akhir minggu. Morning clock diaplikasikan menjadi periode morning drive, midday clock diaplikasikan jam 10 pagi hingga 3 sore, afternoon clock diaplikasikan jam 3 sore hingga jam 7 malam, dan nighttime clock dimulai dari jam 7 malam hingga tengah malam. Clock tambahan dapat diciptakan untuk waktu-waktu tertentu di akhir pekan dan untuk hari-hari khusus, seperti hari besar atau perayaan khusus lainnya.
2.9.
Air Personality Pemilihan penyiar menjadi hal yang sangat penting bagi sebuah program, Sebab air personality yang dimiliki oleh penyiar dapat menjadi faktor yang membedakan antara program siaran yang satu dengan yang lainnya setiap harinya. Sebagian penyiar memiliki air personality yang sangat riang dan meledak-ledak saat siaran. Sebagian lainnnya memiliki air personality yang lebih santai seperti sedang berbincang-bincang. Ada juga tipe penyiar dengan air personality yang berada di antara sangat riang dan santai. Penyiar morning drive biasanya lebih atraktif dalam berbicara daripada penyiar di jam siaran lainnya, sebab program yang mereka bawakan berorientasikan pada layanan. Mereka memiliki lebih banyak waktu untuk melakukan berbagai hal, seperti memeriksa keadaan cuaca, 45
Ibid. Hlm. 347.
22
berbincang sejenak dengan reporter, bahkan ikut mengatur tim siaran pagi. Audiens di pagi hari sangat memperhitungkan waktu dan cuaca. Semakin besar audiensnya, maka semakin penting juga bagi penyiar untuk memberikan informasi jalan raya. Biasanya, penyiar pagi memiliki tanggung jawab yang lebih besar daripada penyiar di jam siaran lainnya, sebab jumlah audiensnya sangat besar terutama antara jam 6 – 10 pagi. 46
2.10.
Pendekatan Manajemen
2.10.1. Pengertian Manajemen Dari berbagai definisi, manajemen dapat dikatakan sebagai suatu proses untuk mencapai tujuan organisasi melalui berbagai pihak yang melibatkan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan memberikan pengaruh, serta pengawasan. Selain itu, manajemen dilakukan agar terjadi keseimbangan antara tujuan, sasaran dan kegiatan yang saling bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi, serta dapat diperoleh hasil yang efektif dengan cara yang seefisien mungkin. 47 Berdasarkan definisi di atas, dapat dikatakan bahwa perumusan strategi program juga membutuhkan keikutsertaan pihak manajemen. Hal ini perlu dilakukan agar strategi program, baik jangka pendek maupun jangka panjang, tetap terjaga dan mengacu kepada tujuan perusahaan. Selain itu, strategi program pun dapat dijabarkan ke dalam bentuk yang lebih terperinci dan kemudian menjadi acuan pelaksanaan bagi masingmasing unit operasi dalam bekerja. Setiap pihak yang berkepentingan akan 46 47
Ibid. Hlm. 352. Morissan, M.A. Op Cit. Hlm. 127 – 128.
23
mengetahui hak, kewajiban dan tanggung jawabnya dalam pelaksaan program.
2.10.2. Planning Planning atau perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan memutuskan apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan siapa yang melaksanakan.48 Hasil dari perencanaan ini akan mengacu kepada berbagai tujuan perusahaan, antara lain tujuan ekonomi, pelayanan, dan personal. Tujuan-tujuan tersebut harus dapat dicapai, terukur, memiliki tenggat waktu dan dapat diawasi.49 Tahap perencanaan dalam sebuah instantsi penyiaran sudah sepatutnya melibatkan riset. Sebab riset memiliki fungsi utama untuk mengidentifikasi besarnya audiens yang terkait dan mempelajari bagaimana kebiasan mereka.50 Penyusunan strategi program di sebuah stasiun radio adalah faktor yang sangat vital karena dapat menentukan sukses atau tidaknya sebuah program, sehingga dapat menguntungkan bagi perusahaan.
2.10.3. Organizing Organizing atau pengorganisasian adalah proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimiliki, dan lingkungan yang melingkupinya. Di dalamnya terdapat dua aspek utama, yaitu departementalisasi dan pembagian kerja.
48
Ibid. Hlm. 130. Ibid. Hlm. 132 – 133. 50 Adam Briggs & Paul Cobley. Op.Cit. Hlm. 250. 49
24
Departementalisasi merupakan pengelompokan kegiatan-kegiatan kerja suatu organisasi agar kegiatan-kegiatan sejenis dan saling berhubungan dapat dikerjakan bersama. Pembagian kerja adalah perincian tugas kerja agar setiap individu yang terlibat bertanggung jawab untuk melaksanakan sekumpulan kegiatan yang terbatas.51 Dalam penyusunan strategi program, dibentuk sebuah kelompok kecil yang bertanggung jawab terhadap sebuah program. Masing-masing individu di dalamnya memiliki hak dan kewajibannya dalam menjalankan program yang dibebankan kepadanya. Di dalam sebuah tim yang menangani sebuah program radio, terdapat seorang produser dan penyiar yang jumlahnya bisa lebih dari satu orang. Tugas produser lebih kepada memilih materi lagu dan musik yang akan disiarkan (apabila tidak ada komputer yang mengatur playlist) dan harus mengawasi jalannya siaran dari saat mulai hingga selesai, terutama pada siaran langsung.
2.10.4. Actuating Actuating atau pelaksanaan, pada dasarnya merupakan pengarahan dan memberikan pengaruh, di mana fungsinya adalah untuk merangsang individu yang terlibat di dalam sebuah program untuk melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif. Terdapat empat faktor utama dalam pengarahan dan memberikan pengaruh, yaitu: 52 1.
Motivasi agar individu yang terlibat memperoleh kepuasan dalam pelaksanaan kerjanya. Semakin tinggi tingkat kepuasan individu maka 51 52
Morissan, MA. Op. Cit. Hlm. 142 – 143. Ibid. Hlm. 154 – 158.
25
semakin besar kemungkinan individu tersebut untuk memberikan kontribusi terbaiknya. 2.
Komunikasi agar individu-individu dalam kelompok dapat berperan secara penuh dan efektif sesuai dengan rencana untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
3.
Kepemimpinan atau kemampuan seseorang untuk memengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Hal ini wajib dimiliki oleh seorang atasan di dalam sebuah kelompok kerja.
4.
Pelatihan sebagai pengasah keterampilan bagi individu-individu yang terlibat di dalam organisasi, baik bagi yang belum berpengalaman maupun yang sudah. Di dalam penyusunan strategi program, akan ditunjuk sebuah
kelompok kerja yang akan menangani program tertentu. Di kelompok itu ditunjuk seseorang sebagai pimpinannya, biasanya dikenal dengan jabatan produser. Dialah yang mendapat wewenang dan tanggung jawab tertinggi di dalam kelompok itu dan memiliki porsi yang lebih besar dalam pengarahan dan memberikan pengaruh terhadap rekan-rekan kerjanya.
2.10.5. Controlling Controlling atau pengawasan pada dasarnya adalah proses untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan organisasi atau perusahaan sudah tercapai atau belum.53 Di dalam strategi program, pengawasan dilakukan untuk mengevaluasi seberapa jauh program yang direncanakan telah berhasil dijalankan. Evaluasi dilakukan secara periodik agar dapat 53
Ibid. Hlm.159.
26
mengukur baik atau tidaknya perubahan yang terjadi seiring dengan berjalannya waktu selama program berjalan. Jika terjadi perubahan yang kurang baik atau menyimpang dari rencana semula, maka akan dilakukan perbaikan-perbaikan pada pelaksanaan program.
2.11.
Penyiaran Radio Newby menggambarkan struktur organisasi atau hirarki di dalam sebuah stasiun radio. Secara umum pimpinan teratas dipegang oleh seorang Chairman atau Presiden Direktur. Seorang Presiden Direktur tidak banyak campur tangan terhadap kerja stasiun radio, bahkan termasuk sulit untuk ditemui. Presiden Direktur membawahi seorang Managing Director yang bertugas menangani aspek bisnis dari stasiun radio. Di bawah seorang Managing Director adalah posisi Station Manager yang tugasnya lebih banyak mengatur hal-hal yang sifatnya operasional dari stasiun radio. Seorang Station Manager sebaiknya memahami betul seluk beluk operasional stasiun radio. Untuk itu, ia membawahi beberapa kepala divisi yang membantu tugasnya. Dalam kaitannya dengan strategi program, maka Station Manager membawahi seorang Program Controller atau Program Director. Tugas seorang Program Director antara lain turut membuat, mengatur, dan mengawasi jalannya program-program di stasiun radio agar sesuai dengan perencanaan. Program Director membawahi beberapa orang Produser yang bertanggung jawab terhadap berbagai program. Seorang Produser bisa saja ditugasi untuk menjalankan lebih dari satu program, tergantung dari kebijakan stasiun radionya. Biasanya
27
seorang Produser bekerja di dalam kelompok kecil bersama pembawa acara (host) dan operator (disc jockey). Ada kalanya seorang Produser harus merangkap pekerjaan lainnya, seperti pekerjaan teknis atau merangkap menjadi operator, pada program-program yang bukan unggulan. Dalam sebuah skema, maka struktur organisasi sebuah stasiun radio digambarkan sebagai berikut54:
Bagan 2.3 Hirarki Stasiun Radio Secara Umum menurut Julian Newby
54
Julian Newby. Inside Broadcasting. London: Routledge, 1997. Hlm. 25.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Tipe dan Sifat Penelitian
3.1.1. Tipe Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif di mana peneliti melakukan penelitian berdasarkan kondisi alami di lapangan untuk menggali informasi tanpa berusaha mempengaruhi informan. Melalui penelitian kualitatif, maka data yang dihasilkan adalah data deskriptif berupa kata-kata tertulis dan lisan.55 Penelitian kualitatif melakukan penelitian pada latar ilmiah atau pada konteks dari suatu keutuhan (entity). Hal ini dilakukan, menurut Lincoln dan Guba, karena ontologi alamiah menghendaki adanya kenyataan-kenyataan sebagai keutuhan yang tidak dapat dipahami jika dipisahkan dari konteksnya.56
3.1.2. Sifat Penelitian Sifat penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari dan menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis, atau membuat prediksi.57
55
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001. Hlm. 23. 56 Eriyanto. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media .Yogyakarta: LKiS, 2001. Hlm. 113. 57 Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), 2000. Hlm. 24.
28
29
Menurut Jalaludin Rakhmat, tujuan penelitian deskriptif adalah: 58 1.
Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada.
2.
Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktikpraktik yang berlaku.
3.
Membuat perbandingan dan evaluasi.
4.
Menemukan apa yang akan dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada yang akan datang.
3.2.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode studi kasus, yang secara umum lebih cocok digunakan untuk penelitian yang menekankan pada how atau why, peneliti memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwaperistiwa yang akan diselidiki, dan fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer atau masa kini.59 Studi kasus yang digunakan adalah studi kasus holistik yang hanya mengkaji sifat umum program yang bersangkutan. Desain holistik menguntungkan bilamana tak satu pun sub unit yang logis dapat diidentifikasikan, dan bilamana teori relevan yang mendasari studi kasus itu adalah sifat holistik itu sendiri.60
58
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya), 2001, Hlm. 25. 59 Robert K. Yin. Studi Kasus: Desain & Metode. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004. Hlm. 13. 60 Ibid. Hlm. 51.
30
3.3.
Teknik Pengumpulan Data
3.3.1. Data primer Data primer untuk penelitian ini diperoleh dari wawancara mendalam dengan manajemen Gen FM dan data-data dari dokumendokumen yang berkaitan dengan strategi program Semangat Pagi di Gen FM.
3.3.2. Data sekunder Data sekunder untuk penelitian ini diperoleh dari wawancara mendalam dengan audiens program Semangat Pagi di Gen FM. Hasil dari wawancara ini dimaksudkan untuk menjadi bahan referensi uji silang terhadap data primer.
3.4.
Key Informants a. Octa Ramayana Beliau adalah Sarjana Ilmu Sosial dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, jurusan Komunikasi Massa. Saat ini beliau berusia 26 tahun. Posisi beliau di Gen FM adalah sebagai Asisten Program Director. Saat ini tidak ada yang menjabat posisi Program Director di Gen FM. Peneliti mengalami kesulitan ketika mengajukan untuk mewawancara General Manager Gen FM karena kesibukan narasumber. Oleh karena itu, peneliti memilih Octa sebagai narasumber dari pihak manajemen Gen FM.
31
b. Christie Augusta Beliau menjabat sebagai Produser dari program Semangat Pagi di Gen FM. Sebagai Produser, beliau lebih paham mengenai rencana dan pelaksanaan program Semangat Pagi di Gen FM. Oleh karena itu, peneliti memilih beliau sebagai narasumber dari pihak perencana Semangat Pagi.
c. Kemal Mochtar Beliau adalah lulusan London School, jurusan Mass Communications. Saat ini usia beliau adalah 28 tahun. Beliau adalah salah satu pembawa acara (host) program Semangat Pagi di Gen FM. Sebagai pembawa acara program Semangat Pagi, beliau lebih paham mengenai taktik membawakan program Semangat Pagi sehingga dapat menjaring banyak audiens. Oleh karena itu, peneliti memilih beliau sebagai narasumber dari pihak pelaksana program.
d. Ade Herlina Beliau juga adalah pembawa acara (host) program Semangat Pagi di Gen FM. Sebagai pembawa acara program Semangat Pagi, beliau lebih paham mengenai taktik membawakan program Semangat Pagi sehingga dapat menjaring banyak audiens. Dengan mewawancarai kedua penyiar, peneliti berharap dapat menggali mengenai peran masing-masing penyiar. Oleh karena itu, peneliti memilih untuk mewawancari beliau sebagai narasumber kedua dari pihak pelaksana program.
32
e. Reria Reria adalah pendengar setia Semangat Pagi. Beliau tercatat sebagai mahasiswi di Perbanas dan bekerja paruh waktu. Peneliti memilih Reria sebagai narasumber untuk mewakili audiens Semangat Pagi dari kalangan mahasiswa dan pendengar Gen FM di bawah usia 23 tahun.
f. Nabyl Farizi Nabyl adalah seorang karyawan di sebuah perusahaan branding. Nabyl adalah lulusan D3 Periklanan, Universitas Indonesia, dan saat ini beliau juga sedang mengambil kuliah ekstensi kelas malam di Universitas Indonesia, jurusan Periklanan. Peneliti memilih beliau untuk mewakili audiens Semangat Pagi di Gen FM dari kalangan pekerja kantoran dan pendengar Gen FM di atas usia 23 tahun.
3.5.
Definisi Konsep Berikut ini adalah konsep inti yang didefinisikan: a.
Strategi. Strategi adalah perumusan rencana dan pengarahan operasional dalam lingkup yang lebih luas atau jangka panjang. Dalam lingkup yang lebih sempit atau jangka pendek, adalah serangkaian metode dan teknik yang digunakan untuk mencapai tujuan dari rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Strategi yang matang sangat berpengaruh terhadap hasil akhir dari pelaksanaan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.
33
b. Program. Program adalah kata lain dari siaran. Pengertian program mengacu kepada materi yang diadakan atau dibuat oleh sebuah stasiun penyiaran. Program berfungsi sebagai pemikat agar audien mau menyimak sebuah stasiun penyiaran. Program digunakan sebagai salah satu alat untuk memenuhi tujuan stasiun penyiaran, yaitu meraih audiens sebanyak-banyaknya.
c.
Morning Drive Morning drive adalah istilah yang digunakan untuk siaran di stasiun radio yang mengudara dari jam 6.00 hingga jam 10.00 pagi setiap harinya. Morning drive merupakan penyumbang audiens terbanyak di antara seluruh program yang disiarkan oleh sebuah stasiun radio dalam satu hari. Oleh karena itu, program yang disiarkan pada morning drive menjadi program yang sangat penting bagi sebuah stasiun radio.
d. Radio Radio adalah sebuah sistem penyebarluasan informasi yang mana pesan dalam bentuk analog diubah terlebih dahulu ke dalam bentuk sinyal digital dan disebarluaskan melalui gelombang elektromagnetik yang hanya dapat diterima oleh manusia dengan menggunakan bantuan alat penerima sinyal yang disebut pesawat radio. Melalui alat tersebut, sinyal yang diterima kemudian diubah dari bentuk digital
34
kembali ke bentuk analog sehingga dapat didengarkan oleh indera pendengaran audiensnya.
3.6.
Teknik Analisis Data Teknik
analisis
data
dalam
penelitian
ini
menggunakan
trianggulasi. Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Trianggulasi adalah cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan. Dengan kata lain, dengan trianggulasi peneliti dapat memeriksa kembali temuannya dengan jalan membandingkannya dengan berbagai sumber, metode, atau teori. Trianggulasi
dengan
sumber
berarti
membandingkan
atau
mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal itu dapat dicapai dengan jalan61 : 1.
Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
2.
Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi.
3.
Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
4.
Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang
61
Lexy J. Moleong. Op cit. Hlm. 330.
35
berpendidikan
menengah
atau
tinggi,
orang
berada,
orang
pemerintahan. 5.
Membandingkan isi wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
3.7.
Unit Analisis Unit analisis dalam penelitian ini adalah program Semangat Pagi yang disiarkan di 98,7 Gen FM.
3.8
Fokus Penelitian Penelitian ini berfokus pada strategi program yang meliputi: 1.
Planning atau perencanaan program. Peneliti akan menggali berbagai hal yang berlaku terhadap Semangat Pagi, mulai dari yang sifatnya kebijakan dari manajemen Gen FM hingga pembuatan materi siaran oleh tim Semangat Pagi.
2.
Organizing atau pengorganisasian. Peneliti akan menelaah struktur tim Semangat Pagi untuk dapat memperlihatkan tugas dan tanggung jawab dari masing-masing anggotanya.
3.
Actuating atau pelaksanaan program. Peneliti akan menggali serangkaian metode dan taktik yang digunakan oleh tim Semangat Pagi dalam menjalankan program tersebut.
4.
Controlling atau pengawasan. Peneliti akan memaparkan berbagai cara yang dilakukan oleh manajemen Gen FM untuk mengawasi dan menjaga kualitas Semangat Pagi.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Gambaran Umum tentang Objek Penelitian
4.1.1. Gen FM Gen FM adalah sebuah stasiun radio di Jakarta yang diposisikan sebagai radio contemporary hits radio. Mereka berada di peringkat teratas di antara stasiun-stasiun radio lainnya di Jakarta yang memiliki target audiens kelas atas dan bukan berupa radio dangdut. Target audiens Gen FM adalah masyarakat Jakarta di antara usia 18 – 34 tahun, dengan target audiens utama di antara usia 20 – 24 tahun. Jika dijabarkan, mereka adalah orang-orang yang menyukai musik lokal, suka akan hal-hal baru, termasuk kalangan yang cerdas, tidak malu untuk bergaul, tidak macam-macam namun tetap dinamis. Dalam program-programnya, secara umum Gen FM lebih menekankan pada porsi siaran musik dibandingkan porsi penyiar berbicara. Porsi musik yang disiarkan oleh Gen FM terbagi dua, yaitu 70% musik dalam negeri dan 30% musik mancanegara. Titik kekuatan mereka juga terletak pada susunan daftar pemutaran lagu di mana mereka memberlakukan sebuah formula khusus dalam penyusunannya. Gen FM termasuk cukup kuat dalam porsi bicara penyiar karena didukung oleh penyiar-penyiar yang sangat berpengalaman, termasuk Ade Herlina dan Kemal Mochtar yang wajahnya juga cukup akrab dikenal oleh masyarakat Jakarta berkat penampilan mereka di beberapa televisi.
36
37
4.1.2. Semangat Pagi Semangat Pagi adalah program musik yang disiarkan di pagi hari dengan diselingi berbagai informasi yang bermanfaat bagi audiensnya saat itu. Program ini bertujuan mengajak audiensnya untuk memulai hari dengan semangat dan siap untuk menghadapi tantangan di hari itu. Program ini menempati jadwal morning drive yang secara umum dimulai pukul 6.00 dan berakhir di pukul 10.00 setiap hari Senin hingga Jumat. Program Semangat Pagi dibawakan oleh sepasang penyiar yang sudah tidak asing bagi masyarakat Jakarta, yaitu Ade Herlina dan Kemal Mochtar. Ade Herlina sering terlihat mengisi berbagai program televisi seperti quiz sepak bola, program gosip dan Master of Ceremony di beberapa program siaran langsung. Sedangkan Kemal Mochtar lebih banyak dikenal di kalangan anak muda Jakarta karena sebelumnya dia adalah penyiar di Trax FM. Selain di Gen FM, Kemal juga mengisi posisi pembawa acara untuk beberapa program di O Channel, seperti Jali-Jali dan The Box. Di luar itu, Kemal juga bekerja sebagai Master of Ceremony profesional untuk pentas seni, resepsi pernikahan, dan sebagainya. Program ini memiliki beberapa segmen khusus selain dari musik dan lagu yang disiarkannya. Sebagian segmen tersebut disiarkan rutin setiap hari siaran dan sebagian lainnya hanya dimunculkan sesekali saja. Pada masa penelitian, segmen-segmen yang muncul di Semangat Pagi antara lain: 1.
Polantas Merupakan singkatan dari ”Inpo Lalulintas”. Segmen ini berisi informasi mengenai kondisi lalulintas di pagi hari. Mekanismenya, tim
38
Semangat Pagi mendapatkan informasi melalui jalur SMS dari audiensnya, lalu audiens yang terpilih akan ditelepon oleh tim Semangat Pagi untuk dapat memberikan penjelasan mengenai kondisi lalu lintas secara on air. 2.
Kardigen Merupakan singkatan dari ”Karaokean di Gen”. Di segmen ini, audiens diajak untuk menyanyikan sebuah lagu dan disiarkan secara on air.
3.
Tau Gak Sih Lo? Segmen ini lebih banyak menyiarkan informasi seputar pengetahuan umum, baik yang sifatnya lokal maupun global.
4.
Berita Jaelani Di segmen ini, informasi disampaikan dengan bahasa Betawi. Awalnya Berita Jaelani dibuat untuk edisi ulang tahun Gen FM.
5.
Salah Sambung Segmen ini adalah segmen yang paling populer dari Semangat Pagi. Pada dasarnya Salah Sambung adalah hasil dari menjahili seorang ”korban”, di mana orang tersebut ditelepon oleh tim Semangat Pagi dan biasanya dituduh hal yang tidak benar. Orang yang menjadi korban secara naluriah akan menolak tuduhan tersebut, bahkan hingga marah. Namun di akhir percakapan, tim Semangat Pagi sengaja menyebutkan informasi yang salah agar terbangun persepsi salah sambung di benak orang yang menjadi korban. Setelah itu, tim Semangat Pagi akan memberi tahu bahwa orang tersebut sedang direkam di acara jahil Salah Sambung di Gen FM. Hasil rekaman yang
39
disiarkan telah diedit terlebih dahulu untuk memasukkan efek suara agar Salah Sambung terdengar lucu dan menarik.
4.2.
Hasil Penelitian
4.2.1. Planning Untuk mengetahui tahap perencanaan program di Gen FM, khususnya Semangat Pagi, peneliti memperoleh data dari hasil wawancara mendalam kepada Octa Ramayana selaku Asisten Program Director di Gen FM, Christie Augusta selaku Produser Semangat Pagi dan Kemal Mochtar serta Ade Herlina selaku penyiar Semangat Pagi. Peneliti juga mendapatkan data-data yang bersifat konfirmasi dari para informan yang mewakili pendengar Semangat Pagi, yaitu Reria dan Nabyl Farizi. Pertama, peneliti menanyakan mengenai tugas dan tanggung jawab Octa, yang dijawab sebagai berikut:
”Tugas-tugas saya antara lain mengatur jadwal penyiar sama jadwal siaran. Tanggung jawab saya lebih besar di On Air daripada Off Air. Saya juga yang membuat music scheduling untuk diberikan ke Music Director. Saya juga membuat pengesahan untuk produksiproduksi yang diminta oleh klien. Terus… Oh iya, membuat perencanaan strategi dari hasil pengamatan dan survey.”
Secara umum, dalam merencanakan programnya, Gen FM berpatokan pada hasil pengamatan dan survey terhadap kondisi nyata dan terkini yang terjadi di masyarakat, termasuk kondisi pasar, seperti dijelaskan oleh Octa berikut ini:
”Yang diamati adalah keadaan sekitar, kondisi Jakarta, kondisi global, kejadian-kejadian di sekitar kita, yang nyata dan terkini. Termasuk mengamati perkembangan kompetitor-kompetitor kita.”
40
Pada tahap planning, salah satu hal yang harus dilakukan adalah menentukan segmentasi target audiens. Peneliti menanyakan tentang segmentasi target audiens Gen FM kepada Octa Ramayana untuk mengetahuinya lebih pasti. Ia menjawab:
”Kalau audiens intinya itu umur 20 sampai 24 tahun.”
Sedangkan target audiens Gen FM secara massal ternyata sangat luas, seperti pernyataan Octa berikut ini:
”Kalau audiens massalnya itu dari 18 sampai 34 tahun.”
Peneliti mendapatkan bahwa Gen FM tidak memiliki fokus terhadap segmentasi target audiensnya secara demografis, seperti yang dijelaskan oleh Kemal berikut ini:
”Sangat beragam, sangat luas, sehingga kita butuh pesan yang bisa diterima semua orang. Tidak membeda-bedakan kelas.”
Peneliti mendapatkan jawaban dari Reria sebagai pendengar setia Semangat Pagi yang dapat mengkonfirmasi segmentasi target audiens Gen FM secara demografis ini, sebagaimana dikatakan dalam kutipan berikut:
”Bapak-bapak dan ibu-ibu jaman sekarang juga mengikuti perkembangan musik terbaru. Mereka mendengarkan lagu-lagu jaman sekarang.”
Gen FM lebih memfokuskan kriteria target audiensnya secara psikografis, seperti dalam penjelasan Octa berikut ini:
41
”Suka musik lokal. Lalu mereka termasuk kalangan yang cerdas dan terpelajar. Mereka itu suka akan hal-hal baru dan selalu ingin tahu. Mereka itu tipe orang yang suka bersosialisasi dan bergaul.”
Peneliti
menanyakan
kepada
Octa
mengenai
karakteristik
Semangat Pagi. Ternyata segmentasi target audiens Gen FM menjadi cerminan terhadap karakteristik Semangat Pagi. Seperti dalam pernyataan informan berikut ini:
”Saya menggambarkan Semangat Pagi itu sebagai Doni. Dia adalah orang yang senang dengan musik lokal, cerdas, punya pengetahuan yang baik, suka akan hal-hal baru.”
Christie menambahkan bahwa karakteristik Semangat Pagi adalah menyenangkan, berjiwa muda, dan informatif, seperti penjelasan informan berikut ini:
”Karakteristiknya Semangat Pagi, yang pasti siaran kita itu menyenangkan. Dan muda. Fun and young. Informatif yang pasti.”
Selanjutnya, peneliti menanyakan keterlibatan Octa dalam sebuah program. Ternyata informan tidak banyak terlibat langsung, namun khusus untuk Semangat Pagi, ia cukup terlibat dari sisi perencanaannya, seperti yang dikatakan oleh informan berikut ini:
”Kecuali untuk Semangat Pagi, ya. Di Semangat Pagi saya ikut terlibat juga di perencanaannya.”
Peneliti menanyakan sejauh apa keterlibatan informan di Semangat Pagi dan Octa menjelaskan bahwa strategi untuk meraih audiens yang
42
dilakukan oleh Gen FM mencakup 3M, yaitu Morning (pagi hari), Music (musik) dan Message (pesan). Ia menjelaskan:
”Jadi di Gen FM ada semacam arahan, katakanlah strategi bagaimana memenangkan pendengar. Kita menyebutnya 3M, morning, music, dan message.”
Berdasarkan penjelasan tersebut maka program siaran di pagi harilah yang mendapatkan perhatian paling utama. Gen FM percaya bahwa audiens terbaik hanya dapat diraih di pagi hari. Dalam hal ini, maka program tersebut adalah Semangat Pagi, yang menempati jam siaran morning drive setiap hari Senin – Jumat setiap minggunya. Saat dikonfirmasi kepada informan, Octa menjawab:
”Morning drive itu siaran pagi ya? Tidak ada lagi. Cuma Semangat Pagi saja.”
Program Semangat Pagi menjadi salah satu tolok ukur dalam hal performa dan peraihan audiens Gen FM setiap harinya. Saat peneliti mengkonfirmasikan mengenai pentingnya Semangat Pagi bagi Gen FM, Octa menjawab:
”Penting sekali. Dia itu menjadi acuan kita untuk semua program Gen FM.”
Christie juga mengkonfirmasi pendapat tersebut. Ia juga menambahkan penjelasan mengenai alasan pentingnya program yang disiarkan pada jam morning drive, seperti yang dikutip berikut ini:
43
“Kebanyakan orang ketika berangkat kerja dan terkena macet, selalu memilih radio, sebab itu sudah paling mudah dijangkau dan yang paling dekat dengan pendengarnya.”
Sementara pandangan Octa mengenai pentingnya sebuah siaran pagi dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut:
“Kita mengibaratkan radio itu seperti metronom. Hidup itu dimulai di pagi hari. Kalau waktu pagi kita baik, seharian kita akan baik. Jadi orang ingin mendengarkan musik, penyiar dan informasi itu di pagi hari.”
Selanjutnya,
informan
menjelaskan
bahwa
Gen
FM
juga
menerapkan sistem yang disebut Rewind, yang maksudnya adalah apa pun yang disiarkan di pagi hari harus dapat diputar kembali di jam siaran yang lain, seperti penjelasan Octa berikut ini:
“Maksudnya apa yang terjadi tadi pagi harus bisa diputar lagi di jam siaran yang lain.”
Peneliti menanyakan mengenai pentingnya musik dalam programprogram Gen FM, Octa menjelaskan bahwa yang dicari oleh audiens sebuah stasiun radio adalah musik, khususnya musik-musik terkini yang menjadi hits.
”Untuk musik, orang-orang mendengarkan radio untuk mencari musiknya, bukan mencari host-nya. Jadi kita memperbanyak porsi musiknya dan kita cuma memainkan lagu-lagu yang hits saja.”
Pernyataan ini dikonfirmasi dengan jawaban dari Reria dan Nabyl yang mengatakan bahwa daya tarik utama dari Semangat Pagi di Gen FM adalah siaran musiknya. Berikut kutipan wawancara dengan Reria:
44
”Tidak banyak ngobrolnya. Walaupun diulang-ulang lagunya, saya tetap senang mendengarkannya. Tidak membuat jengah.”
Peneliti berpendapat bahwa terlalu sering memutar lagu hits dapat menimbulkan kebosanan bagi audiens. Informan menjelaskan bahwa Gen FM memiliki sebuah daftar putar lagu yang termasuk sangat sempit karena hanya memuat kurang dari 200-an lagu, yang mereka sebut sebagai Universe. Octa menjelaskannya berikut ini:
”Kita punya daftar putar lagu yang diberi nama Universe. Memang Universe ini termasuk daftar putar lagu yang padat. Isinya kurang dari 200 lagu.”
Kemudian informan menjelaskan bahwa untuk menyiasati terjadinya kebosanan audiens, Gen FM membuat sebuah formulasi yang membatasi sebuah lagu hits agar hanya dapat diputar sebanyak maksimal empat kali di jam yang sama setiap harinya. Berikut penjelasan dari informan:
”Untuk menyiasatinya, kita ada peraturan bahwa satu lagu, misalnya lagu A, seandainya diputar di jam yang sama hanya boleh muncul maksimal 4 kali. Jadi daftar putar lagu kita itu tidak membuat pendengar bosan.”
Selanjutnya, peneliti menanyakan mengenai segmen lain di dalam program Semangat Pagi selain musik dan berita, dan Octa menjawab:
””Tau Gak Sih Lo?” yang isinya seputar pengetahuan umum atau trivia. Lalu ada ”Kardigen”, yaitu singkatan dari karaokean di Gen. Lalu ada ”Polantas”, yaitu inpormasi seputar lalulintas. Kata inpormasi itu memang sengaja menggunakan huruf P. Lalu ada ”Salah Sambung”. Yang ini Anda sudah tahu ya? Lalu kita ada segmen yang namanya ”Berita Jaelani”, yaitu segmen berita yang menggunakan bahasa pengantar bahasa Betawi.”
45
Peneliti mencatat bahwa pemilihan penyiar Semangat Pagi ternyata berawal di tahap awal perencanaan pembuatan program tersebut. Octa menjelaskannya sebagai berikut:
”Kita mengadakan rapat untuk memilih penyiar di awal perencanaan, sewaktu Gen FM baru didirikan.”
Peneliti menanyakan mengenai performa para penyiar Semangat Pagi dan menurut Octa, Semangat Pagi sangat beruntung memiliki Kemal dan Ade sebagai penyiarnya karena mereka tidak asing di masyarakat. Ia menjelaskan sebagai berikut:
”Secara karakter, dapat dikatakan bahwa mereka itu sudah sangat akrab dengan masyarakat yang menjadi pendengar Gen FM.”
Peneliti mendapatkan konfirmasi mengenai alasan pemilihan para penyiar Semangat Pagi, terutama Kemal, dari jawaban Reria dan Nabyl sebagai pendengar Semangat Pagi. Nabyl menjelaskan jawabannya dalam kutipan wawancara berikut ini:
”Kemal. Saya lebih hafal perempuannya, saya kurang hafal.”
ke
Kemalnya.
Kalau
penyiar
Pesan atau informasi juga mendapat perhatian khusus. Berdasarkan penjelasan Octa, radio adalah sebuah media yang dapat dinikmati sambil mengerjakan hal lain serta sifat pesannya yang tidak dapat diulang, maka mereka menetapkan kebijakan one clean message kepada seluruh penyiarnya, di mana para penyiar harus dapat menyampaikan setiap pesan dengan cara yang unik agar mampu menarik perhatian audiens sekaligus
46
langsung menuju inti informasi, sehingga informasinya masih dapat ditangkap dan dicerna oleh audiens dengan mudah. Dengan cara ini, Gen FM dapat menjaga agar porsi musik yang mereka siarkan tetap lebih banyak daripada porsi penyiar berbicara. Octa menjelaskan hal ini ketika menjelaskan mengenai strategi 3M:
“Kalau message, maksudnya pesan-pesan yang disampaikan itu harus one clean message. Jadi para penyiar lebih straight to the point. Less talk, more music.”
Peneliti menanyakan lebih lanjut mengenai performa para penyiar Semangat Pagi, khususnya mengenai penurunan performa, dan Octa menjawab:
“Sejauh ini belum ada. Tapi seandainya ada, biasanya kita akan memeberikan pelatihan terlebih dahulu untuk perbaikan.”
Peneliti mendapatkan konfirmasi mengenai performa para penyiar Semangat Pagi dari Reria dan Nabyl. Kedua informan menganggap bahwa performa penyiar Semangat Pagi termasuk baik. Berikut adalah kutipan jawaban dari Reria:
“Siaran mereka masih wajar, tidak garing.”
Selanjutnya, peneliti menanyakan mengenai keterlibatan Octa dalam pelaksanaan Semangat Pagi. Informan menjawab tidak terlibat langsung dalam pelaksanaan Semangat Pagi, namun terlibat langsung pada perencanaan Semangat Pagi untuk hari berikutnya, seperti yang dijelaskan oleh Octa berikut ini:
47
“Saya setiap hari pasti membuat air check dan mengevaluasi hasil siaran. Air check yaitu saya akan meminta materi yang paling menarik selama siaran. Kalau evaluasi yaitu kita membahas bersama-sama bagimana hasil siaran tadi, dan apa saja yang membutuhkan perbaikan.”
Berdasarkan penjelasan Octa, perencanaan materi siaran Semangat Pagi disusun dan ditetapkan satu hari sebelumnya, tepatnya setelah program tersebut selesai disiarkan. Materi yang disusun itu utamanya dibuat berdasarkan evaluasi hasil siaran Semangat Pagi yang baru saja mengudara. Ia menjelaskan sebagai berikut:
“Iya. Setelah selesai siaran itu. Kita akan membuatnya dari hasil evaluasi, pengamatan, survey, tapi kebanyakan kita akan mengambil tema siaran untuk besok dari apa yang diangkat sama media.”
Christie juga menerangkan bahwa para seluruh anggota tim Semangat Pagi ikut terlibat dalam proses perencanaan materi siaran untuk keesokan harinya. Berikut penjelasan dari Christie:
“Jadi sebelum produksi, kita selalu melakukan brainstorming. Saya juga akan mengingatkan seandainya ada yang lupa. Kurang lebih seperti itu.”
Kemal dan Ade juga mengkonfirmasikan keterlibatan mereka dalam proses perencanaan Semangat Pagi. Kemal terlibat dalam proses brainstorming materi kreatif, seperti pada penjelasan keduanya berikut ini:
”Brainstorming dan kita mau membicarakan tentang apa? Kontennya, segmennya, insert-nya apa saja, “bikin bumper ini, yuk”, “bikin bumper itu, yuk.””
48
Sedangkan Ade mengkonfirmasi bahwa dirinya lebih banyak terlibat dalam proses perencanaan materi berita untuk Semangat Pagi, seperti dijelaskan oleh Ade berikut ini:
”Kalau saya lebih banyak mencari berita-berita saja.”
Peneliti mencatat bahwa tim Semangat Pagi akan mendiskusikan terlebih dahulu apabila muncul ide untuk melakukan sesuatu yang baru agar tetap mengacu kepada kebijakan yang berlaku di Gen FM, seperti pada penjelasan Christie berikut ini:
”Jadi setiap kali kita mencoba sesuatu yang baru, pasti didiskusikan terlebih dahulu, kira-kira bagimana pengaruhnya terhadap pendengar. Jadi ada nilai-nilai yang sudah ada di radio kita dan ada peraturan.”
Peneliti menanyakan mengenai pemilihan topik harian untuk Semangat Pagi kepada Christie. Ia menjawab bahwa hingga saat wawancara mendalam dilakukan, Semangat Pagi belum pernah melakukan pemilihan topik harian. Christie menjelaskannya sebagi berikut:
”Di Gen FM itu, kita belum memulai strategi topik harian itu. Jadi, kita tidak ada topik dan memulai dari apa pun yang kita punya.”
Hal ini dikonfirmasi oleh Kemal seperti dalam kutipan wawancara berikut ini:
”Karena kita tidak mempunyai topik, jadi hanya sebatas info macet saja.”
49
Peneliti mencatat bahwa ada rencana dari Gen FM untuk membuat strategi topik harian untuk Semangat Pagi agar program tersebut menjadi lebih variatif, seperti dalam penjelasan Christie berikut ini:
”Supaya Semangat Pagi jadi lebih variatif, nantinya kami akan memasukkan unsur berita, namun reportasenya tidak terlalu banyak.”
Peneliti menanyakan mengenai bentuk program yang bersifat off air dari Semangat Pagi kepada Octa. Informan menjelaskan bahwa acara off air lebih menitik beratkan kepada Gen FM daripada hanya program Semangat Pagi saja. Hal ini ditekankan dengan penyelarasan antara tagline Gen FM dengan nama acara off air tersebut. Berikut penjelasan dari Octa:
”Untuk program off air tetap harus berhubungan dengan musik, karena itulah jualan utamanya dan sesuai dengan tagline Suara Musik Terkini. Sebagai contoh, setiap bulan kita mengadakan acara off air yang namanya Pesta Generasi Musik Terkini.”
Peneliti juga mengkonfirmasikan kepada informan mengenai tulisan di sebuah blog yang sempat menarik perhatian peneliti untuk mengadakan penelitian terhadap Gen FM. Tulisan tersebut mengatakan bahwa Gen FM pernah menduduki peringkat teratas di antara stasiunstasiun radio di Jakarta. Octa memberikan klarifikasi bahwa Gen FM belum pernah menjadi stasiun radio teratas di Jakarta, sebab posisi tersebut masih didominasi oleh stasiun-stasiun radio berbasiskan musik dangdut, seperti yang dijelaskan oleh informan berikut ini:
”Sebetulnya kita belum pernah jadi nomor 1. Kita masih kalah dengan radio-radio dangdut. Tapi kalau untuk radio kalangan atas, ya, kita nomor 1.”
50
Secara keseluruhan, strategi program di Gen FM bertujuan untuk menjadikan mereka sebagai stasiun radio nomor satu di Jakarta, bahkan mengungguli radio-radio dangdut yang biasanya menempati urutan teratas stasiun-stasiun radio swasta di Jakarta. Dalam penjelasannya mengenai peringkat Gen FM di antara stasiun-stasiun radio di Jakarta, Octa mengatakan:
”Oleh karena itu kita masih berusaha mengejar. Bagaimana caranya supaya bisa meraih pendengar sekaligus mempertahankan pendengar yang sudah ada. Karena tujuan kita untuk saat ini adalah ingin menjadi nomor 1 dari semua radio di Jakarta.”
4.2.2. Organizing Untuk mengetahui tahap pengorganisasian program Semangat Pagi, peneliti mendapatkan sebagian data dari wawancara mendalam kepada Octa Ramayana selaku Asisten Program Director di Gen FM. Sebagian data lainnya diperoleh dari wawancara mendalam kepada Christie Augusta selaku Produser Semangat Pagi. Kemudian ada sebagian data yang diperoleh dari wawancara mendalam kepada Kemal Mochtar dan Ade Herlina selaku penyiar Semangat Pagi. Peneliti juga mendapatkan data-data yang bersifat konfirmasi dari Reria dan Nabyl Farizi selaku informan yang mewakili pendengar Semangat Pagi. Tim yang bertanggung jawab terhadap Program Semangat Pagi terdiri dari satu orang produser dan sepasang penyiar. Seluruh anggota tim dipilih berdasarkan seleksi yang ketat dari pihak manajemen Gen FM. Yang terlibat dalam proses pemilihan tim adalah General Manager,
51
Program Director, Music Director dan Kepala Produksi, seperti yang dijelaskan oleh Octa berikut ini:
”Yang memilih tim itu dari pihak manajemen, antara lain Program Director, Music Director, Kepala Produksi, General Manager, dan Presiden Direktur. Lalu ada perwakilan dari tim yang menjalankan program itu sendiri, biasanya produsernya.”
Anggota-anggota terpilih ini dianggap sebagai orang-orang yang paling kompeten dalam menangani program Semangat Pagi. Christie Augusta, meskipun masih berstatus karyawan baru di Gen FM, namun ia dipercaya untuk memegang tanggun jawab sebagai Produser Semangat Pagi. Latar belakang pendidikannya di bidang Broadcasting turut membantu kompetensinya sebagai seorang produser program radio. Kemal Mochtar dipilih sebagai penyiar karena pengalamannya berkecimpung di dunia radio anak muda sudah mencapai masa 7 tahun. Wajahnya pun sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat Jakarta karena sudah berkali-kali muncul di beberapa stasiun televisi lokal dan nasional. Ketika peneliti menanyakan mengenai performa para penyiar Semangat Pagi, Octa menjelaskan:
”Sejauh ini performa mereka bagus dan dapat dikatakan bahwa kita cukup beruntung karena ada Kemal yang pengalamannya sudah tahunan. 7 tahun kalau tidak salah.”
Kepiawaian Kemal sebagai penyiar juga diakui oleh Nabyl sebagai pendengar Semangat Pagi, seperti pada kutipan wawancara berikut ini:
”Jadi dia bisa mengemas apa yang harus dia katakan sehingga menjadi menarik. Pemilihan kata-katanya saya akui bagus sekali.”
52
Ade Herlina dipilih sebagai penyiar karena selain pengalamannya, wajahnya pun sudah cukup akrab di kalangan masyarakat Jakarta berkat tampilnya dia sebagai penyiar untuk beberapa program quiz sepak bola dan program gosip di televisi nasional. Ade dianggap mampu menjembatani Gen FM terhadap audiensnya yang berasal dari kalangan bawah karena aktifitasnya sebagai pembawa acara di beberapa program televisi, seperti quiz sepak bola dan program gosip. Informan pertama juga menjelaskan hal ini saat peneliti menanyakan mengenai performa para penyiar Semangat Pagi:
”Terus kita juga sangat terbantu oleh keberadaan Ade Herlina, sebab dia dapat merangkul kalangan bawah.”
Sayangnya, baik Reria maupun Nabyl sebagai pendengar Semangat Pagi tidak merasa hafal dengan sosok Ade. Reria sebagai pendengar setia Semangat Pagi bahkan merasa ragu bahwa penyiar Semangat Pagi yang dipanggil Ade ini adalah Ade Herlina, seperti dikutip dari wawancara dengan Reria berikut ini:
”Kalau Ade, saya tidak tahu, Ade yang mana? Ade Herlina, sepertinya dari kalangan artis, tapi saya tidak yakin Ade yang dimaksud adalah yang itu.”
Kemal dan Ade dianggap memiliki air personality yang tepat untuk merepresentasikan anak muda Jakarta masa kini. Hal ini ditanggapi oleh Kemal ketika peneliti menanyakan mengenai air personality-nya di Semangat Pagi:
53
”Saya ya apa adanya, seperti ini saja. Saya yakin Ade juga seperti itu. Kadang pesan-pesan dari kami bisa berputar-putar, kadang kami juga bisa gugup. Tidak pernah dibuat-buat. Apa adanya saja.”
Peneliti menanyakan mengenai pemilihan sepasang penyiar Semangat Pagi yang berbeda jenis kelamin kepada Christie. Ia menjawab bahwa hal tersebut sudah merupakan kebijakan dari Gen FM, seperti pada kutipan wawancara berikut ini:
”Itu termasuk kebijakan dari perusahaan, penyiarnya laki-laki dan perempuan.”
Peneliti menanyakan kepada Christie mengenai tugas dan tanggung jawabnya di Semangat Pagi dan informan menjawab:
”Deskripsi pekerjaan saya antara lain menyiapkan materi-materi untuk program Semangat Pagi. Mulai caller, berita dan segmensegmennya. Intinya, semua materi yang ada di Semangat Pagi.”
Christie menjelaskan bahwa para penyiar juga terlibat dalam pelaksanaan segmen Salah Sambung. Kemal berperan sebagai pelasksana, sementara Ade membantunya dalam merencanakan bentuk kreatifnya. Berikut penjelasan dari informan:
”Cari korbannya, membuat kreatifnya bersama-sama tim, supaya dapat dieksekusi oleh Kemal.”
Kemal dan Ade menjelaskan bahwa tugas dan tanggung jawab mereka hanya sebatas menyiarkan saja. Ketika peneliti menanyakan keterlibatan di Salah Sambung, Kemal menjawab sebagai berikut:
54
”Saya hanya memerankan sesuatu yang sudah disiapkan oleh Christie.”
Sedangkan Ade membenarkan bahwa dirinya tidak lagi terlibat di dalam pelaksanaan Semangat Pagi, seperti penjelasan informan berikut ini:
”Saya dulu sempat terlibat, tapi sekarang lebih dikhususkan Kemal saja.”
Peneliti mencatat bahwa meskipun anggota tim Semangat Pagi hanya tiga orang, namun pada saat evaluasi setelah siaran, Semangat Pagi juga melibatkan Asisten Program Director dan General Manager. Hal ini diperoleh dari jawaban Christie mengenai anggota tim Semangat Pagi:
”Kami bertiga. Tapi kita selalu ada evaluasi atau masukan dari Octa dan dari GM kita, namanya mas Ricky. Ricky Satwika.”
Peneliti menanyakan kepada Christie mengenai langkah yang dilakukan apabila ada penyiar yang berhalangan hadir. Ia menjawab bahwa siaran bisa dilakukan hanya oleh seorang penyiar saja atau akan ditunjuk penyiar pengganti, seperti pada kutipan wawancara berikut ini:
” Biasanya host akan siaran sendiri, atau ada penyiar penggantinya.”
4.2.3. Actuating Untuk mengetahui tahap pelaksanaan program Semangat Pagi, yang mana di dalamnya terjadi pemberian pengaruh di antara anggota tim, peneliti mendapatkan data-data dari hasil wawancara mendalam kepada
55
Christie Augusta selaku Produser Semangat Pagi serta Kemal Mochtar dan Ade Herlina selaku penyiar Semangat Pagi. Peneliti menanyakan kepada Christie mengenai keterlibatannya di dalam pelaksanaan program Semangat Pagi. Ia menjawab bahwa dalam eksekusi Semangat Pagi, ia hanya memberikan arahan, seperti penjelasan informan berikut ini:
“Saya hanya memberikan pengarahan saja.”
Selanjutnya peneliti menanyakan apakah pelaksanaan dilakukan atas dasar arahan dari perusahaan. Christie menjawab bahwa ia pernah mendapatkan arahan semacam itu saat pertama kali bekerja sebagai produser Semangat Pagi. Dia menjelaskannya sebagai berikut:
”Saya diberikan arahan sewaktu pertama kali bekerja di Gen FM. Saya diikutsertakan dalam rapat internal di divisi program.”
Peneliti menanyakan kepada Christie mengenai koordinasi yang dilakukannya dengan para penyiar. Dia menjawab bahwa pada setiap evaluasi setelah siaran, ia akan menginformasikan kepada tim Semangat Pagi mengenai update terakhir terhadap program tersebut. Christie menjelaskannya sebagi berikut:
”Saya akan mengarahkan kepada tim, misalnya untuk yang ini harus dibuat seperti ini, lalu gayanya seperti ini, atau ada yang harus kita ubah, dan sebagainya.”
Peneliti menanyakan kepada Christie mengenai langkah yang harus ditempuh ketika menghadapi kesulitan-kesulitan. Dia menjawab bahwa
56
segala bentuk kesulitan atau kesalahan teknis yang terjadi akan dicatat untuk kemudian dibahas dan dilaporkan kepada pihak-pihak yang terkait, seperti dalam penjelasan informan berikut ini:
”Yang pasti tidak boleh panik. Lalu semua itu harus dicatat dan dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang berkaitan.”
Peneliti juga mencatat bahwa kesalahan yang terjadi pada saat on air biasanya akan langsung ditangani oleh para penyiar melalui improvisasi siaran, seperti dalam penjelasan Christie berikut ini:
”Seandainya ada kesalahan pada penyampaian pesan saat siaran, biasanya para penyiar akan berimprovisasi untuk mengurangi dampak buruk terhadap pendengar Semangat Pagi.”
Peneliti banyak memperoleh data mengenai tahap pra produksi, produksi dan pasca produksi dari Semangat Pagi dan segmen-segmennya dari wawancara mendalam terhadap para penyiar Semangat Pagi. Peneliti mencatat bahwa proses pra produksi dilakukan setiap hari setelah selesainya siaran Semangat Pagi, seperti dalam penjelasan Kemal berikut ini:
“Apa yang akan dilakukan untuk esok hari. Jadi materi Semangat Pagi itu dipikirkan bersama-sama.”
Peneliti
mencatat
bahwa
tim
Semangat
Pagi
melakukan
brainstorming bersama Asisten Program Director dan General Manager untuk mendiskusikan dan menentukan materi siaran Semangat Pagi esok hari. Beberapa hal lain yang didiskusikan pada saat brainstorming ini meliputi evaluasi performa penyiar, pencarian topik berita untuk esok hari,
57
laporan kesalahan teknis, perumusan materi sweeper yang berisi vox pop, dan pra produksi untuk segmen Salah Sambung. Kemal menjelaskan bahwa ide untuk materi-materi tersebut dirumuskan oleh Asisten Program Director dan Produser Semangat Pagi, seperti dalam kutipan wawancara berikut ini berikut ini:
“Ide semua dari Christie dan Octa.”
Peneliti menanyakan mengenai cara mengembangkan arahan dari Produser kepada para penyiar Semangat Pagi. Kemal menjelaskan bahwa meskipun arahan umum diberikan dari General Manager, Asisten Program Director dan Produser, dari sisi internal tim terjadi juga timbal balik dari para penyiar. Mereka diberikan kebebasan untuk memberi masukan terhadap materi siaran selama masih berada di jalur yang sudah ditentukan oleh perusahaan. Kemal menjelaskannya sebagai berikut:
”Kalau sudah ditentukan oleh mereka, mutlak kami tidak bisa berbuat banyak. Seandainya Christie mengatakan, “Kita harus begini. Sebaiknya bagaimana, ya?” Nah, baru kita olah lagi, “Supaya kedengarannya seru bagaimana, ya?””
Hal ini didasari oleh pemahaman bahwa para penyiarlah yang akan menyampaikan pesan kepada pendengar, sehingga mereka dinilai patut untuk dilibatkan pada tahap pra produksi ini, seperti dijelaskan oleh Christie dalam kutipan berikut ini:
”Karena mereka yang menyampaikan pesan. Jadi dibutuhkan kesamaan persepsi.”
58
Selain materi yang dapat diperoleh dari media massa lain dan hasil riset serta pengamatan, materi-materi dasar yang dipersiapkan oleh tim Semangat Pagi adalah data narasumber untuk rekaman vox pop dan data ”korban” Salah Sambung. Pengumpulan materi-materi ini merupakan tanggung jawab Produser. Sebagian materi diperoleh melalui wawancara lewat telepon yang direkam. Ade menjelaskan salah satu contoh materi untuk sweeper dalam kutipan wawancara berikut ini:
“Kita biasanya medapatkan kiriman SMS dari pendengar. Kadangkadang kita bisa melihat dari SMS bahwa ada pendengar yang naik kendaraan umum, lalu kita telepon untuk disiarkan on air. Kita tanya terlebih dahulu, “Gimana lo naik angkot?” “Iya nih, tadi gue naik angkot harganya tetap sama”. Jadi memang wawancara dengan narasumber asli, bukan rekayasa.”
Peneliti mencatat bahwa materi-materi yang telah dikumpulkan, kemudian diolah menjadi panduan siaran, sweeper dan segmen Salah Sambung. Khusus untuk sweeper dan Salah Sambung, tim Semangat Pagi bekerja sama dengan bagian produksi Gen FM untuk melakukan editing. Produser hanya memberikan arahan dan hasilnya dievaluasi bersama dengan anggota tim. Kemal menjelaskan hal ini dalam kutipan wawancara berikut ini:
“Sesudah itu materi akan diedit oleh Panji dan Christie.”
Peneliti mencatat bahwa tim Semangat Pagi melakukan proses pasca produksi dalam bentuk evaluasi terhadap hasil editing dari materi siarannya untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari materi
59
tersebut. Ade menjelaskan dengan contoh materi Salah Sambung dalam kutipan wawancara berikut ini:
“Saya lebih sering mendengarkan Salah Sambung setelah materinya selesai, karena saya jadi bisa mengetahui kekeurangan dan kekuatan dari Salah Sambung ini.”
Selanjutnya, peneliti bertanya kepada para penyiar mengenai taktik dalam siaran secara berpasangan. Kemal menjawab bahwa masing-masing penyiar sudah mendapatkan porsi siarannya melalui briefing saat sebelum siaran. Dia menjelaskannya sebagai berikut:
“Bukan disediakan, tapi kita yang memikirkan sendiri. Saling bergantian, yang sekarang saya awal, dia akhir, saya awal, dia akhir, lalu nanti ada penambahan ini itu.”
Ade menambahkan bahwa apa yang mereka lakukan dan pesan yang sampaikan saat siaran sudah tersedia di masing-masing komputer yang ada di ruang siaran. Dapat dikatakan bahwa mereka bergantung kepada materi di dalam komputer-komputer tersebut. Ade menjelaskannya sebagai berikut:
”Karena Kemal yang mengoperasikan mixer dan dia yang melihat daftar lagu, log siar, dan sebagainya. Sedangkan komputer saya adalah untuk melihat SMS, mencari materi di internet, dan lain-lain.”
Peneliti menanyakan kepada Kemal dan Ade mengenai air personality mereka. Kemal menjawab bahwa mereka tidak pernah menciptakan sebuah air personality. Ia menjelaskannya seperti dalam kutipan wawancara berikut ini:
60
”Semenjak saya siaran dahulu, saya harus jadi apa adanya dan saya harus memberikan yang terbaik dari diri saya. Show the best of you.”
Untuk mengetahui mengenai interaksi dan umpan balik dari pendengar Semangat Pagi, pertama peneliti menanyakan hal ini kepada Christie. Ia menjelaskan bahwa pendengar Semangat Pagi lebih bersifat pasif. Interaksi dan umpan balik dari pendengar Semangat Pagi tidak terlalu banyak, seperti dalam kutipan wawancara berikut ini:
“Kita jarang membuka topik. Sehingga interaksi dengan pendengar cukup banyak terjadi mungkin hanya saat segmen Polantas.”
Kemal dan Ade memberikan jawab terhadap pertanyaan yang sama sekaligus mengkonfirmasi bahwa interaksi dan umpan balik dari pendengar Semangat Pagi memang tidak terlalu banyak, seperti dalam kutipan wawancara berikut ini:
“Karena kita tidak mempunyai topik, jadi hanya sebatas info macet. Lalu mungkin kalau sedang ada segmen karaoke.”
Peneliti mencatat bahwa meskipun interaksi dan umpan balik dari pendengar Semangat Pagi tidak terlalu banyak, ternyata ada pendengar Semangat Pagi yang cukup kritis terhadap performa para penyiar. Ade menjelaskan bahwa tim Semangat Pagi tidak menganggap hal ini sebagai suatu masalah karena jumlahnya umpan balik yang bersifat kritik terhadap para penyiar sangat sedikit dan tidak signifikan. Ia menjelaskannya dalam kutipan wawancara berikut ini:
61
“Beberapa orang itu tidak sebanding dengan orang yang mungkin tidak peduli dengan kekurangan kita. Tapi mereka ada beberapa yang kadang-kadang kritis terhadap kami.”
Selanjutnya peneliti menanyakan kepada Kemal dan Ade mengenai pengalaman unik yang pernah dialami saat siaran. Ade menjawab bahwa pernah ada satu orang yang sangat antusias dalam mengirim SMS saat segmen Polantas. Yang menjadikannya unik adalah orang tersebut bisa mengirimkan hingga sepuluh SMS dalam satu jam dan hanya untuk informasi lalulintas di satu wilayah saja. Ade menceritakan keunikan ini seperti pada kutipan wawancara berikut ini:
“Tidak mungkin kalau setiap hari dia lagi, dia lagi, dia lagi. Dia itu bisa mengirimkan sepuluh SMS dalam satu jam. Sebenarnya tidak apaapa, tapi saya jadi takut.”
4.2.4. Controlling Untuk mengetahui mengenai tahap controlling dalam program Semangat Pagi, peneliti menggali data melalui wawancara mendalam kepada Octa Ramayana selaku Asisten Program Director dan Christie Augusta selaku Produser Semangat Pagi. Mengingat pentingnya Semangat Pagi bagi Gen FM, maka pengawasan terhadap program ini dilakukan oleh Produser, Asisten Program Director dan General Manager. Gen FM menerapkan sebuah sistem evaluasi harian bagi tim Semangat Pagi. Setiap harinya, setelah siaran usai, tim Semangat Pagi beserta Asisten Program Director dan General Manager berkumpul untuk mengadakan rapat kecil. Yang dibahas di dalam rapat ini adalah hasil siaran Semangat Pagi hari itu, pembahasan
62
materi paling menarik dari siaran hari itu, topik yang akan diangkat untuk esok hari, dan evaluasi terhadap performa para penyiarnya. Christie menjelaskannya dalam kutipan wawancara berikut ini:
”Evaluasi terhadap tim dilakukan setiap kali kita selesai siaran. Kita melakukan evaluasi bersama Octa dan mas Ricky.”
Selain evaluasi harian terhadap sebuah program, Gen FM juga mengadakan rapat untuk mengkaji perkembangan perusahaan berdasarkan laporan mingguan, bulanan dan tahunan. Laporan mingguan diadakan setiap hari Senin pagi dan membahas beberapa hal, antara lain: 1.
Lagu-lagu baru yang masuk ke dalam daftar putar. Setidaknya ada dua lagu baru yang masuk setiap minggunya.
2.
Laporan tentang performa penyiar.
3.
Hal-hal yang dianggap terbaik atau penting untuk diketahui selama masa siaran satu minggu.
4.
Klien yang memasang product placement, biasanya berupa adlibs dan bukan siaran iklan konvensional.
5.
Hasil survey dari website Gen FM.
6.
Hasil air check program Semangat Pagi.
7.
Hal-hal yang masih disiarkan, misalnya Salah Sambung atau promo lainnya.
8.
Pencapaian paling momentum selama satu minggu terakhir.
9.
Hal-hal apa saja yang harus dibenahi.
10. Hasil pengamatan terhadap kondisi di sekitar Jakarta dan pengamatan stasiun-stasiun radio kompetitor.
63
Pada poin nomor 6, dapat dilihat bahwa program Semangat Pagi mendapat perhatian khusus dari manajemen Gen FM. Octa menjelaskan mengenai hal tersebut dalam kutipan wawancara berikut ini:
”Laporan mingguan biasanya kita bahas pada saat Monday Meeting. Semua kepala divisi akan berkumpul dan membahas laporan selama satu minggu ke belakang.”
Laporan bulanan hanya berupa ringkasan dan garis besar dari apa saja yang sudah dilakukan selama satu bulan terakhir. Sedangkan laporan tahunan berupa highlights dari apa saja yang terjadi selama satu tahun terakhir, hal apa saja yang masih berjalan dan apa yang akan dikerjakan untuk satu tahun ke depan, seperti dalam kutipan wawancara dengan Octa berikut ini:
”Hal-hal yang momentum saja dan lebih banyak laporan mengenai apa yang sudah dijalankan dan mau membuat apa untuk ke depannya.”
Gen FM juga mengadakan evaluasi tiap semester yang lebih berfokus kepada performa penyiar-penyiarnya. Apabila hasil evaluasi menyatakan bahwa seorang penyiar dianggap menurun performanya, maka yang bersangkutan akan diikutsertakan ke dalam pelatihan untuk memperbaiki performanya. Namun jika tidak ada perbaikan setelah pelatihan, biasanya akan diberi tenggat waktu 3 bulan untuk melakukan perbaikan. Octa menjelaskan hal ini dalam kutipan wawancara berikut:
”Ada tenggat waktu 3 bulan bagi penyiar tersebut untuk memperbaiki diri. Seandainya tidak ada perbaikan, terpaksa dikeluarkan.”
64
Peneliti mencatat bahwa di dalam tim Semangat Pagi sendiri terjadi saling mengawasi dan saling evaluasi. Christie, selaku produser, lebih mengingatkan seandainya ada sesuatu yang lupa untuk disampaikan atau dilakukan, seperti penjelasan oleh informan dalam kutipan berikut:
”Saya juga mengingatkan seandainya ada yang lupa.”
Sedangkan saling mengawasi dan evaluasi yang terjadi di antara para penyiar Semangat Pagi dijelaskan oleh Ade dalam kutipan berikut ini:
”Jadi sebagai masukan untuk editing-nya, untuk Christie, atau untuk Kemal. “Mal, lain kali ngomongya jangan gini, Mal.””
4.3.
Pembahasan Gen FM sangat memperhatikan program Semangat Pagi. Hal ini dikarenakan strategi 3M yang diterapkan di Gen FM. Peneliti tidak melihat adanya strategi khusus bagi program Semangat Pagi. Mereka hanya berpatokan pada strategi 3M dalam merencanakan materi siaran Semangat Pagi. Peneliti melihat adanya perbedaan pada kelompok pendengar Semangat Pagi yang berstatus mahasiswa dan kelompok pendengar yang berstatus karyawan. Perbedaan yang paling mencolok adalah waktu yang dimiliki oleh masing-masing kelompok untuk mendengarkan Semangat Pagi. Peneliti mencatat bahwa semakin sibuk seseorang, maka semakin berkurang waktunya untuk mengakses sebuah program dan otomatis loyalitasnya terhadap program ikut menurun. Indikasi yang dapat peneliti
65
tangkap dari hasil wawancara mendalam terhadap informan yang mewakili pendengar Semangat Pagi adalah mereka lebih hafal terhadap penyiarnya. Hasil wawancara mendalam kepada para informan yang mewakili pendengar Semangat Pagi bahwa strategi 3M yang diterapkan oleh Gen FM sudah tepat sasaran. Namun Universe yang dimiliki oleh Gen FM masih memiliki potensi untuk menjadi penyebab ditinggalkannya Gen FM oleh para pendengarnya karena alasan bosan mendengarkan musik yang sama berulang-ulang. Selama masa penelitian, peneliti mencatat adanya rencana yang mengacu kepada perubahan strategi program Semangat Pagi untuk tahun 2009. Peneliti juga melihat adanya perubahan di jadwal siaran Gen FM. Sebelumnya siaran pagi setiap harinya hanya diisi oleh Semangat Pagi, namun kini khusus hari Sabtu dan Minggu diisi dengan Music Mix dan DJ Show. Perubahan ini dapat dilihat di website Gen FM, yaitu www.987genfm.com. Dari hasil wawancara mendalam terhadap para narasumber, peneliti melihat beberapa keunikan dari strategi program Semangat Pagi selama bulan Desember 2008 – Januari 2009, yang secara tidak langsung mencerminkan strategi program Semangat Pagi selama tahun 2008. Pertama, Semangat Pagi tidak memiliki segmentasi demografis yang lebih tajam bagi audiensnya. Di sisi lain, segmentasi audiens mereka secara psikografis sudah dapat digunakan untuk merumuskan sebuah strategi program yang baru. Namun tanpa adanya segmentasi yang lengkap,
sedikit
banyak
akan
mempersulit
Gen
FM
mengembangkan program-programnya agar dapat lebih menjual.
dalam
66
Kedua, selama periode penelitian, meskipun Gen FM menempati urutan teratas di antara radio-radio lokal non-dangdut atau radio dengan target audiens kalangan atas, Semangat Pagi sebagai program andalannya hampir tidak pernah melempar topik yang dalam siarannya. Topik dalam hal ini adalah yang sudah direncanakan sebelumnya untuk sebuah periode siaran ke depannya. Setiap materi yang ada direncanakan dan diproduksi hanya satu hari sebelum siaran Semangat Pagi. Strategi ini lebih menitikberatkan kepada eksekusi program. Peneliti berpendapat bahwa sebuah strategi yang sifatnya jangka panjang dan dikhususkan untuk program Semangat Pagi saja dapat membantu meningkatkan daya jual program tersebut dan pada akhirnya dapat mencapai tujuan besar Gen FM. Ketiga, peneliti mencatat keterlibatan General Manager dalam evaluasi dan perencanaan harian Semangat Pagi. Hal ini mungkin disebabkan belum terisinya posisi Program Director. Saat ini tanggung jawab untuk posisi tersebut dilimpahkan kepada Asisten Program Director. Peneliti berpendapat bahwa hal ini dapat menimbulkan tumpang tindih dalam pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab di antara orang-orang yang terlibat di dalam program Semangat Pagi. Keempat, pendengar Semangat Pagi termasuk pendengar yang pasif, di mana jarang sekali terjadi interaksi dengan para pendengarnya meskipun jalurnya telah tersedia. Peneliti berpendapat bahwa keterlibatan audiens terhadap media dapat membantu meningkatkan loyalitas audiens terhadap media karena adanya pemuasan kebutuhan emosional berupa rasa memiliki dari pendengar terhadap Semangat Pagi maupun Gen FM. Oleh
67
karena itu dibutuhkan adanya variasi terhadap segmen-segmen di dalam Semangat Pagi. Dapat dikatakan bahwa selama tahun 2008, Semangat Pagi berjalan tanpa adanya strategi khusus selain dari arahan umum yang berlaku di Gen FM, yaitu memperbanyak porsi siaran lagu dan menekankan kepada para penyiar untuk menyampaikan pesan dengan singkat, padat dan jelas, sekaligus menarik untuk disimak oleh pendengar. Meskipun demikian, Semangat Pagi memiliki kekuatan karena pengumpulan dan pembuatan materi siaran mereka didasarkan pada hasil riset dan survey terhadap kondisi Jakarta dan terhadap stasiun-stasiun radio yang menjadi saingannya. Peneliti mencatat pentingnya arti riset bagi Gen FM untuk merumuskan sebuah strategi baru di tahun 2009 ini. Meskipun peneliti mencatat berbagai kekurangan dari strategi program Semangat Pagi, ternyata Semangat Pagi telah berhasil memenuhi kebutuhan para pendengarnya, yaitu kebutuhan akan musik sebagai hiburan. Penulis merasa bahwa musik tetap akan menjadi kebutuhan nomor satu dari pendengar Gen FM di tahun 2009.
BAB V PENUTUP
5.1.
Kesimpulan Berdasarkan hasil-hasil yang berhasil diperoleh selama masa penelitian, ada beberapa kesimpulan yang bisa ditarik: 1.
Kebijakan ”Less talk. More music.” sudah tepat sasaran. Para informan yang merupakan pendengar Semangat Pagi sama-sama menyatakan bahwa daya tarik utama dari program tersebut adalah musiknya.
2.
Pemilihan penyiar Semangat Pagi, terutama pemilihan Kemal Mochtar, juga sudah tepat sasaran karena alasan pemilihan para penyiarnya terbukti berhasil menjadi daya tarik bagi Semangat Pagi.
3.
Meskipun pelaksanaan strategi program Semangat Pagi sudah dapat memenuhi sebagian besar dari tujuannya, namun tanpa adanya strategi khusus yang lebih mendalam, kemungkinan Semangat Pagi untuk ditinggalkan para pendengarnya tetap tinggi. Sebab persaingan antar stasiun radio akan semakin ketat dan adanya kemungkinan penjiplakan strategi 3M oleh stasiun radio lain.
4.
Riset yang baik tetap menjadi kekuatan untuk membangun strategi program yang tepat sasaran.
68
69
5.2.
Saran Beberapa saran dari peneliti untuk Gen FM, khususnya bagi Program Director dan tim Semangat Pagi, untuk memenuhi tujuan Gen FM menjadi stasiun radio nomor satu di Jakarta adalah: 1.
Peneliti menyarankan agar Semangat Pagi, sebagai program andalan di Gen FM, mulai merumuskan strategi khusus yang lebih mendalam, bersifat jangka panjang dan perencanaan program dapat dilakukan dengan lebih matang untuk sebuah periode siaran. Dengan perencanaan yang lebih matang, peneliti yakin Semangat Pagi dapat meningkatkan daya jualnya sekaligus membantu tercapainya tujuan besar dari Gen FM.
2.
Peneliti menilai keterlibatan pendengar terhadap Semangat Pagi adalah hal yang penting, sebab keterlibatan dapat memunculkan rasa memiliki terhadap Gem FM. Rasa memiliki inilah yang pada akhirnya akan menghasilkan banyak pendengar yang loyal terhadap Gen FM. Keterlibatan dalam hal ini adalah yang bersifat interaktif, baik on air maupun off air. Pemanfaatan situs www.987genfm.com masih dapat dikembangkan lebih jauh lagi untuk mengakomodir saran peneliti sebelumnya.
70
DAFTAR PUSTAKA
Buku Blumler, J.G. & Elihu Katz. The Uses of Mass Communications: Current Perspectives on Gratifications Research. Beverly Hills, CA: Sage, 1974. Briggs, Adam & Paul Cobley. The Media: An Introduction. New York: Addison Wesley Longman, 1998. Crisell, Andrew. Understanding Radio, 2nd Edition. New York: Routledge. 1994. Eastman, Susan Tyler, Sydney W. Head, & Lewis Klein. Broadcast / Cable Programming, Strategies and Practices, 2nd Ed. California: Wadsworth Publishing Company, 1985 Effendy, Onong Uchana. Radio Siaran: Teori dan Praktek. Bandung: Penerbit Mandar Maju, 1990. Eriyanto. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media .Yogyakarta: LKiS, 2001. Henneke, Ben G. The Radio Announcer’s Handbook. New York: Reinhart & Company, Inc. 1954. McQuail, Dennis. Teori Komunikasi Massa: Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga, 1996. Moleong, Lexy J., Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001. Morissan. Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio & Televisi. Jakarta: Kencana, 2008. Rakhmat, Jalaludin, Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000. _______________, Psikologi Komunikasi, Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 2001. Ruben, Brent D., Communication and Human Behaviour: Third Edition, New Jersey: Prentice Hall, 1992 Ries, Al & Jack Trout. Positioning: The Battle for Your Mind. New York: McGraw-Hill, 2000. Severin, Werner J., & James W. Tankard, Jr. Communication Theories, 5th Edition: Origins, Methods, and Uses in the Mass Media. New York: Addison Weskey Longman Inc., 2001.
71
Suprapto, Tommy, Pengantar Teori Komunikasi, Yogyakarta: Media Pressindo, 2006. Willis, Edgar E. & Henry B. Aldridge, Television, Cable and Radio, A Communications Approach. New Jersey: Prentice-Hall, Inc, 1992. Wiryanto. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: PT Grasindo, 2000. Yin, Robert K. Studi Kasus: Desain & Metode. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004.
Majalah Majalah Rolling Stone Indonesia, Edisi 37, Mei 2008. Artikel Editor’s Choice 2008: Gen FM, The Phenomenal Station. Jakarta: PT a&e media, 2008.
Situs Internet http://dodimawardi.wordpress.com/2008/05/30/fenomena-elok-gen-fm/, diakses 8 November 2008. http://m.infoanda.com/linksfollow.php?li=www.republika.co.id/koran_detail.asp? id=334911vvvkat_id=383, diakses 8 November 2008 http://www.nyradioguide.com/formats.htm, diakses 8 November 2008. http://en.wikipedia.org/wiki/Mass_media, diakses 23 November 2008. http://oliviadwiayu.wordpress.com/2006/11/01/komponen-komunikasi-massa/. Diakses 9 Februari 2009. http://id.wikipedia.org/wiki/Musik. Diakses 9 Februari 2009. http://en.wikipedia.org/wiki/Definition_of_music. Diakses 9 Februrari 2009. http://anwariksono.wordpress.com/2008/01/02/sedikit-bicara-tentang-sejarahmedia/. Diakses 9 Februari 2009.
LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA
A. OCTA RAMAYANA (Asisten Program Director Gen FM) 1. Biografi singkat. 2. Job description di Gen FM. 3. Target audiens Gen FM. 4. Karakteristik Gen FM. 5. Program apa saja yang ada di Gen FM yang ditempatkan sebagai morning drive? 6. Keterlibatan dalam perencanaan program. 7. Pemilihan team untuk sebuah program morning drive. 8. Keterlibatan dalam pelaksanaan program. 9. Bentuk off air program-program Gen FM. 10. Apa saja yang dimasukkan ke dalam laporan harian / mingguan / bulanan / tahunan?
B. CHRISTIE AUGUSTA (Produser Semangat Pagi) 1. Biografi singkat. 2. Job description di Gen FM. 3. Karakteristik Semangat Pagi. 4. Siapa saja anggota team Semangat Pagi? 5. Keterlibatan dalam perencanaan Semangat Pagi. 6. Bagaimana memilih topik harian? 7. Siapa yang menentukan (guide perusahaan / sendiri) ? 8. Bagaimana pengembangannya? xi
9. Keterlibatan dalam pelaksanaan program. 10. Seberapa jauh keterlibatan penyiar? 11. Berdasarkan guide perusahaan atau guide produser atau dibebaskan? 12. Bagaimana koordinasi antara produser dan team? 13. Bagaimana jika penyiar berhalangan hadir? 14. Apakah penyiar Semangat Pagi harus berlainan gender atau tidak? 15. Apa yang dilakukan seandainya ada kesalahan teknis? 16. Apa yang dilakukan seandainya terjadi masalah yang sifatnya situasional? 17. Audiens Semangat Pagi berdasarkan keterlibatan mereka (feedback)? 18. Loyalitas audiens Semangat Pagi? 19. Bagaimana proses evaluasi di dalam team? 20. Apa saja yang dimasukkan ke dalam laporan harian / mingguan / bulanan / tahunan?
C. KEMAL MOCHTAR & ADE HERLINA (Penyiar Semangat Pagi) 1. Biografi singkat. 2. Job description di Gen FM. 3. Siapa saja anggota team? 4. a. Terlibatkah dalam perencanaan program? b. Jika ya, seberapa jauh keterlibatannya? Jika tidak, apa alasannya? 5. a. Apakah ada internal meeting dengan produser? b. Bagaimana mengembangkan arahan produser? 6. Bagaimana taktik dalam berbagi siaran dengan rekan penyiar (co-host)? 7. Jika sedang berhalangan hadir, siapa yang menggantikan? 8. Rutinitas apa saja di saat pelaksanaan program? xii
9. a. Deskripsikan seperti apa pendengar Gen FM itu? b. Seperti apa pendengar Semangat Pagi itu? 10. a. Ada interaksi dengan pendengar? b. Berdasarkan arahan atau improvisasi? 11. Taktik untuk membuat air personality? 12. Bagaimana tanggapan audiensnya & seberapa jauh? 13. Ada pengalaman unik selama menjadi penyiar Semangat Pagi? 14. a. Apakah juga menulis laporan kerja? b. Jika iya, apa saja yang dimasukkan ke dalam laporan harian / mingguan / bulanan / tahunan?
D. RERIA & NABYL FARIZI (Pendengar Semangat Pagi) 1. Biografi singkat. 2. Bagaimana kisah sewaktu pertama kali mendengarkan Gen FM? 3. Bagaimana pendapat mengenai tema yang diangkat oleh Gen FM? 4. Kenapa suka dengan program Semangat Pagi? 5. Di mana biasanya mendengarkan Semangat Pagi? 6. Apakah suka berpindah saluran saat mendengarkan Semangat Pagi? 7. Suka atau tidak terhadap susunan penyiar laki-laki dan perempuan? 8. Bagaimana pendapat terhadap masing-masing penyiar Semangat Pagi? 9. Pernahkah mereka kurang menyenangkan ketika melakukan siaran? 10. Alasan memilih sebuah radio apakah karena topik yang diangkat atau karena musiknya atau adakah alasan lain?
xiii
TRANSKRIP WAWANCARA
A. Narasumber 1: Perwakilan Manajemen Gen FM. Nama
: Octa Ramayana
Usia
: 26 tahun.
Jenis kelamin
: Laki-laki.
Pendidikan terakhir : Sarjana Ilmu Sosial, Komunikasi Massa, FISIP UI. Jabatan / status
: Asisten Program Director Gen FM.
Tempat wawancara : Jl. Anggrek 2, No.10, Karet Kuningan, Jakarta. Tanggal
: 14 Januari 2008
Waktu
: 23.00 – 02.00 WIB
Suasana wawancara : Santai, di kamar kos narasumber.
Tolong sebutkan dan jelaskan tentang job description Anda di Gen FM. Gue menjabat sebagai Asisten Program Director. Tugas-tugas gue antara lain ngatur jadwal penyiar sama jadwal siaran. Tanggung jawab gue lebih gede di On Air daripada Off Air. Gue juga yang bikin music scheduling untuk dikasih ke MD. Gue juga bikin approval untuk produksi-produksi yang dari klien. Terus… O iya, bikin strategy planning dari hasil pengamatan dan survey.
Produksi-produksi dari klien itu seperti apa? Itu lho, misalnya ada client nih, terus dia mau masukin produknya di program gue. Semacam product placement gitu lah kalau di TV. Nah, ini nih. Gue juga ikut bikin kreatifnya untuk produksinya. Sama bikin strategi juga buat promonya kita. xiv
Tadi
Anda
menyebutkan
hasil
pengamatan
dan
survey.
Apa
maksudnya? Jadi gini... Kita tuh selalu punya data hasil pengamatan dan survey. Yang diamatin ya keadaan sekitar, kondisi Jakarta, kondisi global, kejadiankejadian di sekitar kita, pokoknya yang real dan update deh. Termasuk ngamatin kompetitor-kompetitor kita tuh pada ngapain aja.
Kalau pertanggungjawaban Anda ke siapa? Gue tanggung jawabnya ke GM sama ke Presdir.
Langsung? Iya. Langsung ke GM.
Target audiens Gen FM itu seperti apa? Kalau core-nya itu umur 20 sampai 24 tahun. Cowok cewek. Suka musik lokal. Terus mereka tuh termasuk yang cerdas, terpelajar lah. Mereka itu suka akan hal-hal baru, jadi selalu kepingin update. Terus mereka itu tipe-tipe yang suka hangout, gaul lah. Kalau mass audiens-nya kita itu dari 18 – 34 tahun. Jadi, kita nggak akan mainin lagu-lagu yang lebih daripada batasan umur tadi.
xv
Tolong jelaskan mengenai karakteristik Semangat Pagi? Karakteristik maksudnya gimana ya? Kayak ini acara musik gitu? Eh bukan ya, itu mah positioning.
Seandainya
diibaratkan
sebagai
seseorang,
bagaimana
Anda
menggambarkan Semangat Pagi? Oh… Gue ngegambarin Semangat Pagi itu sebagai Doni. Dia adalah orang yang doyan sama musik lokal, smart, punya knowledge yang oke, suka sama hal-hal baru. Dia orangnya nggak neko-neko, straight to the point, dinamis dan suka mingle supaya dia update.
Program apa saja di Gen FM yang disiarkan saat morning drive? Morning drive tuh yang siaran pagi kan ya? Nggak ada lagi sih. Cuma Semangat Pagi aja.
Bagaimana keterlibatan Anda dalam perencanaan sebuah program? Gue nggak banyak terlibat langsung sih. Kecuali untuk Semangat Pagi ya. Di Semangat Pagi gue ikut terlibat juga di perencanaannya.
Sejauh apa keterlibatan Anda di Semangat Pagi? Jadi di Gen FM tuh ada semacam guide untuk… ya… katakanlah strategi how to win listeners. Nah itu tuh kita nyebutnya 3M, morning, music, sama message. Pendengar itu bisa kita raih di pagi hari. Lebih dari itu, mereka hilang. Terus untuk musik, orang itu ngedengerin radio untuk cari musiknya, bukan nyari host-nya. Jadi kita banyakin porsi musiknya dan kita cuma xvi
mainin yang hits aja. Kalau message maksudnya pesan-pesan itu harus one clean message. Jadi si penyiar lebih straight to the point. Less talk, more music.Tapi bukan berarti penyiar itu sendiri jadi nggak penting ya. Soalnya kita ngelatih mereka untuk bisa ngomongin hal yang menarik dalam waktu 10 detik. Kalau kayak di komedi kan ada rumus 7 detik gerrr tuh, tiap 7 detik orang sudah harus ketawa. Kurang lebih gue terlibatnya untuk mastiin itu.
Untuk morning dalam hal ini merujuk ke program Semangat Pagi. Betul? Kurang lebih begitu. Sebetulnya sih maksudnya lebih ke siaran yang pagi. Di Gen FM ya berarti Semangat Pagi.
Berarti Semangat Pagi itu penting sekali ya? Penting sekali. Dia itu jadi benchmark-nya kita untuk semua siaran Gen FM. Kita mengibaratkan radio itu seperti metronom. Hidup itu dimulai di pagi hari. Kalau waktu pagi kita oke, seharian kita bakal oke. Jadi orang tuh pingin dengar musik, penyiar sama informasi itu di pagi hari. Terus kita juga nerapin Rewind. Maksudnya apa yang terjadi tadi pagi tuh harus bisa diputar lagi di jam yang lain.
Penerapan sistem Rewind itu seperti apa? Jadi setiap habis siaran, gue minta sama host untuk ngasih ke gue apa aja yang menarik buat diangkat lagi selama tadi siaran Semangat Pagi. Nah, halhal yang menarik itu nanti kita edit-edit lagi supaya bisa diputar lagi di sore atau malamnya. Misalnya, “Tadi pagi di Semangat Pagi…” terus kita puterin xvii
hasil editan tadi. Terus “Salah Sambung” juga termasuk yang kita terapin sistem Rewind ini. Jadi nantinya orang-orang bisa ikutan update sama apa yang terjadi tadi pagi.
Bagaimana halnya dengan music? Hanya memainkan hits dengan porsi musik yang besar itu apakah tidak redundant? Jadi gini… Kita tuh punya playlist musik yang namanya Universe. Emang sih si Universe ini termasuk playlist yang padat. Isinya kurang dari 200 lagu. Buat nyiasatinnya kita ada rules untuk satu lagu itu, misalnya lagu A. Nah, si A ini kalau diputar di jam yang sama cuma boleh muncul maksimal 4 kali. Jadi playlist kita itu nggak ngebosenin. Sama kita juga atur supaya musik satu ke yang lainnya itu flow-nya enak. Kalau di Semangat Pagi itu dari musik yang upbeat dulu. Nanti seterusnya sampai ke sore itu semakin santai musiknya.
Adakah segmen khusus di dalam Semangat Pagi? Ada beberapa sih. Misalnya... apa ya... ”Tau Gak Sih Lo?” Itu semacam pengetahuan umum gitu. Kayak trivia gitu deh. Terus ada ”Kardigen”, itu karaokean di Gen. Terus ada ”Polantas”, inpormasi seputar lalulintas. Itu emang sengaja pake P tuh ya. Terus ada ”Salah Sambung”. Yang ini sih lo tahu kan? Terus... apa lagi ya... Kita ada sih namanya ”Berita Jaelani”. Jadi itu beritanya dibawain pakai bahasa Betawi. Terus... udah sih, kayaknya itu aja.
xviii
Dari beberapa penjelasan Anda, saya menangkap bahwa penyiar Semangat Pagi terlibat lebih dari sekedar menjadi anchor bagi programnya. Bagaimana performa mereka sejauh ini? Sejauh ini sih mereka bagus dan kita nih bisa dibilang beruntung karena ada Kemal yang pengalamannya udah tahunan... 7 tahun kalau gak salah. Dulu kan dia di Trax. Dia tuh pintar banget ngolah kata-kata sampai jadinya menarik. Terus kita juga ketolong banget sama Ade, soalnya dia itu yang bisa ngerangkul ke kalangan bawah. Secara personality mereka itu bisa dibilang udah akrab banget sama masyarakat yang jadi pendengar Gen FM.
Maksudnya merangkul ke kalangan bawah? Jadi Ade itu kan ada shooting-shooting juga, yang acara quiz bola, terus sama acara gosip itu di TV. Nah, jadi orang-orang kalangan bawah itu udah nggak asing lagi ngeliat si Ade. Jadi misalnya dia lagi ngomong nih, orang-orang tuh udah bisa ngebayangin kayak gimana sih ini orang yang ngomongnya. Sosoknya dia itu lebih akrab buat masyarakat deh.
Bukankah Kemal juga jadi host untuk beberapa program O Channel? Iya, tapi itu kan lokal dan kelas atas lah. Kalau Ade itu kan acara gosip di TV. Jadi kalangan bawahnya yang seperti itu.
Apakah ada lagi keterlibatan Anda di Semangat Pagi? Apa lagi ya? Hmm… Oh, ini. Gue tiap hari pasti bikin air check dan review hasil siaran. Air check itu yang gue minta materi paling menarik selama siaran. Kalau review ya kita ngebahas gimana tadi hasil siaran sama apa aja xix
yang butuh perbaikan. Misalnya si host-nya tadi ada yang bagus atau jelek ya kita diskusiin di situ untuk siaran besoknya.
Kalau perencanaan programnya itu sendiri dilakukan setiap hari juga? Iya. Pas abis siaran itu tadi. Kita bikin dari hasil review, monitoring, survey, tapi kebanyakan sih kita kayak ngambil tema siaran buat besok tuh dari apa yang diangkat sama media. Misalnya dari koran-koran atau dari TV.
Apakah ada internal meeting dengan team Semangat Pagi selain dari yang harian ini? Ada. Kita ada meeting mingguan dengan penyiar. Intinya sih ngingetin penyiar sama rules siaran dan ngebahas produk-produk dari client. Kadang ada workshop juga buat penyiarnya, misalnya buat ngelatih artikulasi dan sebagainya. Sama kita ngelakuin update tentang apa aja yang lagi berjalan.
Bagaimana keterlibatan Anda dalam hal pelaksanaan? Ya cuma yang tadi kita bahas aja sih. Kalau terlibat langsung pas produksinya sih nggak. Itu team-nya aja yang kerja.
Lalu bagaimana Anda memilih team untuk program morning drive? Yang milih team itu dari manajemen. Program Director, Music Director, Kepala Produksi, GM, sama Presdir. Terus ada dari team program itu sendiri, biasanya produsernya. Kita rapat buat milih penyiar itu di awal perencanaan, dulu banget sewaktu Gen FM baru jadi. Tapi kita juga ada review
xx
penggantian penyiar tiap semester. Kita ngeliat dari hasil diskusi program sama hasil dari Nielsen.
Pernahkah ada penggantian penyiar dari hasil review per semester itu? Sejauh ini sih belum ada. Tapi seandainya ada, biasanya kita kasih workshop dulu buat perbaikan. Terus ada deadline 3 bulan untuk dia perbaikan. Kalau nggak ada perbaikan, terpaksa kita cut.
Di awal Anda mengatakan bahwa tanggung jawab Anda lebih besar di hal-hal yang sifatnya On Air. Bagaimana dengan yang Off Air? Untuk yang off Air ini tetap harus berhubungan dengan musik, karena itu jualan utamanya dan sesuai dengan tagline Suara Musik Terkini. Sebagai contoh, tiap bulan kita ngadain acara off air yang namanya Pesta Generasi Musik Terkini. Di situ kita undang 4 – 5 artis untuk perform. Yang 4 itu udah pasti terkenal, sedangkan yang satunya lagi biasanya yang baru naik daun. Intinya sih, baik yang On Air maupun yang Off Air, harus sama-sama ngedukung goal besar kita, jadi nomor 1 secara overall radio-radio di Jakarta.
Saya pernah baca sebuah artikel yang mengatakan bahwa Gen FM pernah menduduki peringkat pertama versi Nielsen di antara radioradio di Jakarta. Artikel itu menyebutkan periode Maret – April tahun 2008. Apakah artikel itu salah? Sebetulnya kita belum pernah sih jadi nomor 1. Kita masih kalah sama radioradio dangdut. Tapi kalau untuk radio kalangan atas, iya, kita nomor 1. Makanya kita masih ngejar nih sekarang. Gimana caranya supaya bisa xxi
ngeraih pendengar sama pertahanin pendengar yang udah ada. Karena tujuan kita untuk saat ini adalah pingin jadi nomor 1 dari semua radio di Jakarta.
Anda membuat laporan harian, mingguan, bulanan atau tahunan? Ada. Tapi kalau laporan yang gue bikin itu lebih ke yang mingguan sama bulanan. Yang mingguan itu biasanya kita bahas di Monday Meeting. Semua head kumpul dan ngebahas laporan seminggu itu. Isi laporannya kayak ada lagu baru apa yang masuk, tiap minggu pasti ada dua lagu tuh. Terus laporan tentang penyiar, apa yang terbaik dari mereka. Terus ada laporan client yang masuk apa aja. Ada hasil survey dari web. Hasil air check Semangat Pagi. Apa aja yang masih jalan dan apa yang nggak. Achievement paling momentum selama seminggu ke belakang. Terus apa yang harus dibenahin. Sama hasil monitoring sih.
Kalau laporan bulanannya seperti apa? Yang bulanan itu lebih simple sih. Isinya kurang lebih sama kayak yang mingguan, tapi lebih berupa overview aja dari weekly report.
Apakah Anda juga membuat laporan tahunan? Itu juga ada. Kayak yang baru kemarin itu tuh makanya gue baru bisa interview sekarang. Jadi bentuknya rapat kerja dari tiap-tiap head dan weekend besok gue harus ikutan rapat bareng BOD.
Semacam laporan pertanggung jawaban? Iya. Bareng investor sama bule-bule. xxii
Investor Gen FM berasal dari luar negeri? Ada. Tapi yang bule-bule itu kebanyakan konsultannya Gen FM.
Apa saja yang dimasukkan ke dalam laporan tahunan? Intinya sih highlights tahunan. Hal-hal yang momentum aja. Sama lebih ke report soal apa yang udah jalan dan mau ngapain ke depannya.
B. Narasumber 2: Pendengar dari kalangan mahasiswa. Nama
: Reria
Usia
: 21 tahun.
Jenis kelamin
: Perempuan.
Jabatan / status
: Mahasiswi Perbanas dan bekerja paruh waktu.
Tempat wawancara : Jl. Anggrek 8, Karet Kuningan, Jakarta. Tanggal
: 19 Januari 2008
Waktu
: 21.00 – 22.00 WIB
Suasana wawancara : Santai, di teras kos narasumber.
Pertama kali mendengar Gen FM itu seperti apa kisahnya? Pertamanya dia lagi… apa namanya, launching ya? Lagi launching kan dia ke kampus. Mmm… Seru-seruan aja dan pas dengerin juga isinya lagu-lagu semua. Jadi nggak banyak ngobrolnya. Walaupun diulang-ulang lagunya juga senang aja dengerinnya, nggak bete.
Sebelumnya biasa mendengar stasiun radio apa? Mustang. xxiii
Beda Gen FM dari Mustang itu seperti apa? Mustang karena banyak ngobrolnya kali ya. Kan pendengar lebih enjoy kalau ngobrolnya nggak usah banyak-banyak gitu. Lagunya dibanyakin. Nah kebetulan kalau Gen FM kan banyak lagu Indonesianya ya. Lagu dalam negeri. Jadi ya lebih enak aja ngedengerinnya.
Tahun berapa Anda pertama mendengarkan Gen FM? Tahun kemarin kayaknya. Eh, dua tahun kemarin.
Bagaimana pendapat Anda tentang tema dari Gen FM itu sendiri? Kayaknya dia mengusung ke musiknya ya, lebih banyak ya. Kalau acaranya sih gue lebih senang dengerin Semangat Pagi. Terus yang jam 1 tuh apa sih, yang request apa gitu, nggak gitu hafal.
Berarti Anda pasti mendengarkan Semangat Pagi? Iya. Hampir tiap hari. Kecuali hari Sabtu sama Minggu. Nggak ada dia. Ada sih tapi bukan Semangat Pagi namanya. Bukan Ade sama siapa itu yang gendut? Kemal. Bukan Ade sama Kemal yang bawain. Beda lagi.
Kalau dari sisi umur dan gaya hidup, Anda menggambarkan Gen FM itu seperti apa? Kalau untuk umur, semua umur. Soalnya dia ngusung lagu-lagu mulai, kadang ada lagu-lagu yang jaman gue SMP gitu ada. Tapi kalau yang jaman bapak-bapak kita gitu sih nggak ada ya. Semua umur bisa lah. Sekarang bapak-bapak sama ibu-ibu sekarang juga gaul-gaul lah, dengerinnya laguxxiv
lagu jaman sekarang. Anak kecil apa lagi, nyanyiinnya juga lagu-lagu orang gede kan. Berarti semua umur kan.
Kalau Gen FM digambarkan sebagai seseorang, dia itu seperti apa? Gimana ya… Dibilang seru, dibilang asik, tapi kadang ngasih kayak wawasan. Nggak hanya seru-seruan aja. Kan ada tuh acara apa sih… “Lo tau nggak sih?” gitu gitu apa sih istilahnya. Terus, “Jakarta ngomong apa hari ini” gitu-gitu kan. Ada kayak gitu-gitu. Terus kalau ada kemacetan, bilang kemacetan. Masakan-masakan termurah ada. Info-info gitunya lengkap deh.
Apakah cocok dengan karakter Anda sebagai pendengar? Cocok. Buat bapak-bapak juga cocok. Apalagi bapak-bapak kalau makan siang kerja kan suka, “wah gue pingin makan enak tapi nggak tau nih harga murah”. Itu ada tuh jam 1.
Anda mengatakan bahwa Anda mendengarkan Semangat Pagi hampir tiap hari. Kenapa Anda suka dengan Semangat Pagi? Lucu, seru, gokil… Yang nemenin gue tiap pagi, kalau mau kerja tuh dia. Di busway. Sebelum berangkat masih di kosan juga. Seru aja temenin, gokil. Apalagi si Ade sama Kemal. Kalau dulu mah Mustang, seru, tapi banyak nggak jelasnya. Kalau ini, seru, tapi banyak musiknya. Nggak banyak ngomongnya.
Bagaimana Anda melihat Ade dan Kemal sebagai penyiar Semangat Pagi? xxv
Jayus, gokil. Dua kata. Abisnya adaaa… aja gitu. Misalkan ada quiz gitu. Ngebawainnya yang aneh-aneh tuh kayak yang apa… Salah Sambung. Tuh kan, ada aja yang dikerjain sampai kena gitu. Bikin ketawa-ketawa sendiri.
Apakah tingkat keseruan siaran Semangat Pagi itu sama dengan acara lainnya? Kalau siang kebanyakan mulai mellow ya ngebawainnya. Kalau seru di paginya aja, di Kemal sama Ade. Kalau udah ganti acara, udah beda lagi suasananya.
Apakah Anda merasakan kesenangan yang sama ketika mendengarkan Gen FM, apa pun acaranya? Kalau untuk lagu, iya, gue pasti dengerin Gen FM. Tapi kalau untuk yang ngobrolnya, gue lebih suka Kemal sama Adenya, Semangat Pagi-nya.
Pertama kali Anda mengenal sosok Kemal itu di mana? Kalau Kemal sering ketemu di acara-acara, apa, nge-MC kan dia. Kalau Ade gue nggak tau Ade yang mana nih. Ade Herlina, kayaknya sih artis, tapi gue nggak tau. Kalau Kemal, sering nge-MC di acara-acara.
Pernahkah mereka melakukan siaran yang “garing”? Garing kalau lagi ngejayus ya. Kadang suka nggak jelas gitu. Yang, “Apaan sih?” Kayak… ya itu mah dibikin-bikin pastinya. Ada macet di mana, terus ada yang telepon, terus dikerjain dulu. “Apaan sih?” Nggak garing-garing amat sih mereka. xxvi
Anda tadi menyebutkan mendengar Gen FM salah satunya ketika sedang berangkat kerja dan di busway. Alat apa yang Anda gunakan? MP4, eh, MP3 player. Di kosan juga pake ini. Handphone. Kalau batre habis, handphone juga bisa tuh. Kadang di busway lebih bagus sinyalnya handphone daripada MP3.
Antara musiknya dan penyiarnya, mana yang Anda lebih suka dari Semangat Pagi? Seimbang sih dua-duanya. Dia milih lagunya tepat, dia ngebawainnya juga tepat. Jadi tiap hari dia ada tema tuh. Misalnya hari ini tuh hujan, terus dia ngebahas apa gitu soal hujan. Kayak “Elo tau nggak sih”. Gitu-gitu pasti ada info apa. Terus “Jakarta pagi ini” bilang apa gitu, itu juga ada infonya. Jadi tepat. Tiap hari dia tepat. Kayak tadi pagi nih mendung, dia bilang, “Jangan lupa bawa paying ya. Ntar kalau hujan biar nggak dihujanin di jalan”. Gitugitu kan, berarti ngebawainnya tepat mereka kan. Kalau untuk lagu-lagunya, kalau masih jam 6 sampai jam 8 tuh masih yang ngebeat. Terus dari jam 8 sampai dia terakhir acara tuh rada-rada slow gitu, rada-rada mellow.
Kalau secara keseluruhan, apa yang mendasari Anda dalam memilih mendengarkan sebuah stasiun radio? Musiknya sih. Gue lebih nyari musiknya daripada yang lainnya.
Apakah Anda suka berpindah saluran saat mendengarkan Gen FM? Nggak. Gue dulu Mustang, tapi sekarang Gen FM. Kecuali kalau pas malem Jumat tuh. Sebenernya acaranya sama antara Mustang sama Gen FM. Acara xxvii
ajep-ajep gitu. Tapi lebih seruan Mustang, soalnya live. Kalau Gen FM tuh lebih kayak rekaman, kaset. Kalau yang lain sih gue dengerin Gen FM.
Anda hafal angka saluran dan tagline dari Gen FM? 89,7. Eh, 98,7! Hehehe… Berapa ya? Ada koq nih di handphone gue. Sebentar, nyontek dulu. Gue nggak hafal sih. 98,7. Bener kan? Kalau tagline gue lupa, tapi gue tau. Kalau lagi dengerin gue tau ini Gen FM. Tapi kalau disuruh nyebutin gue nggak hafal.
C. Narasumber 3: Pendengar dari kalangan yang sudah bekerja. Nama
: Nabyl Farizi
Usia
: 24 tahun.
Jenis kelamin
: Laki-laki.
Jabatan / status
: Karyawan swasta di perusahaan branding.
Tempat wawancara : Jl. Terusan Hang Lekir 2, No.W/10, Jakarta. Tanggal
: 7 Januari 2008
Waktu
: 13.00 – 14.00 WIB
Suasana wawancara : Santai, di kantor narasumber.
Pertama kali mendengar Gen FM itu seperti apa kisahnya? Pertamanya kali dengar Gen FM itu tahun 2008, sekitar bulan Juli Agustus gitu deh. Waktu itu sih udah tau ada yang namanya Gen FM, tapi baru dengar pertama kali ya pas waktu itu. Ada teman yang nyetel radio di hapenya dan dia nyetelnya lumayan kencang. Asik banget sih waktu ngedengarinnya. Kayak ngedengarin playlist di MP3 gitu. Begitu dengar, langsung klik. Pas xxviii
aja gitu. Flow-nya enak, gak loncat-loncat. Lagu-lagunya Top 40 deh kayaknya. Ada lagu luarnya juga, tapi sedikit.
Kalau Anda sendiri biasa mendengarkan Gen FM di mana? Kalau gue biasanya dengar Gen FM itu di mobil. Atau kalau lagi berangkat ke client biasanya di mobil kantor. Mobil boss, mobil teman, sama di hape teman. Dinyalain ke loudspeaker terus ditaruh. Jadi orang-orang bisa pada ikutan dengar.
Selain Gen FM, stasiun radio mana yang Anda dengarkan? Kalau sekarang sih gue udah nggak sering dengar radio. Tapi kalau lagi masang radio, dengarnya Gen FM aja.
Apakah Anda hafal dengan nomor salurannya? Kalau itu nggak hafal, soalnya udah masuk di preset. Jadi tinggal pencet angkanya aja.
Bagaimana pendapat Anda mengenai tema yang diangkat oleh Gen FM? Baru dan beda aja gitu. Gue rasa karena musiknya. Up to date dan diputarnya berkali-kali. Kalau Prambors terlalu cepat. Terlalu banyak band baru yang orang nggak terlalu tau. Gimana ya… Radio lain tuh bisa dibilang basi. Soalnya apa yang ada di TV disiarin juga. Jadinya gak ada yang baru. Kalau Gen FM itu bisa dibilang aman. Tema lainnya mereka bisa dibilang sama aja, tapi strong pointnya tetap di lagu.
xxix
Kenapa Anda suka dengan Semangat Pagi? Satu, karena faktor teratur. Ritme antara musik, penyiar sama yang lainnya itu kerasa pas. Terus gue suka penyiarnya. Ada Kemal. Terus di acara lain ada Laras sama Oji. Mereka tuh kalau siaran kayak ngobrol aja. Kalau yang terlalu diatur gitu kan malah jadi biasa aja. Terus gue suka sama Salah Sambung-nya tuh. Kocak banget.
Tolong dijelaskan lebih jauh pendapat Anda mengenai segmen Salah Sambung ini! Salah Sambung tuh seru. Bikin sesuatu yang nggak baru jadi lebih fresh. Kalau di masakan tuh jadi kayak bumbu biar gak eneg. Terus gw perhatiin orang baru biasanya nungguin Salah Sambung. Tapi nanti ujung-ujungnya jadi dengarin Gen FM terus-terusan.
Apakah ada hal lain yang menurut Anda adalah strong point dari Semangat Pagi? Apa ya…? Lebih ke Gen FM-nya mungkin ya. Mereka itu khas. Intro lagu nih, terus masuk ID mereka, terus lanjut lagu lagi. Mereka juga nggak norak kalau siaran. Terus yang gw ingat mereka itu radio pertama dengan logo yang bisa bergerak. Jadi icon. Mereka juga masuk majalah Rolling Stone. Diliput gitu deh jadi salah satu editor’s choice. Iklan-iklan anak muda juga pasti larinya ke Gen FM. Yang kena imbasnya itu Trax FM karena mirip dengan Gen FM.
xxx
Bagaimana pendapat Anda mengenai penyiar Semangat Pagi dengan komposisi penyiar laki-laki dan perempuan? Kemal sih. Gue lebih hafal sama Kemalnya. Kalau yang ceweknya gue kurang hafal. Kemal itu dulunya di Trax, sekarang di Gen FM. Menurut gue, dia itu salah satu faktor kenapa Gen FM jadi banyak yang dengar.
Apa yang menjadi strong point dari Kemal? Kemal itu idenya bagus-bagus. Jadi dia bisa ngemas apa yang harus dia omongin jadi menarik. Pilihan kata-katanya gue akuin bagus banget. Mungkin karena dia udah banyak pengalaman, jadinya udah megang banget. Dia itu bisa dibilang lagi di puncak kejayaannya. Tapi menurut gue, udah saatnya Kemal itu naik jadi di belakang layar. Biar dia ngide aja.
Pernahkah Kemal atau penyiar yang lain “garing” pada saat siaran? Selama gue dengarin sih nggak pernah garing tuh. Mungkin karena ketutup sama lagu-lagu yang mereka putarin.
Apa yang menjadi alasan bagi Anda dalam memilih sebuah stasiun radio untuk didengarkan? Musik. Lebih ke musiknya.
D. Narasumber 4: Produser Semangat Pagi. Nama
: Christie Augusta
Usia
: 23 tahun.
Jenis kelamin
: Perempuan. xxxi
Jabatan / status
: Produser Semangat Pagi.
Tempat wawancara : Rumah makan Padang di basement Menara Imperium. Tanggal
: 8 Januari 2008
Waktu
: 12.00 – 12.15 WIB
Suasana wawancara : Sedikit terburu-buru, karena terbatas waktu wawancara yang diberikan. Cukup gaduh karena tepat jam makan siang, sehingga rumah makan cukup ramai pengunjung.
Tolong deskripsikan pekerjaan Anda di Gen FM? Job desc gue itu yang pasti kayak… nyiapin materi-materi buat acara Semangat Pagi. Apa pun itu dari mulai caller, ada berita atau ada segmen. Pokoknya semua materi yang ada di Semangat Pagi, gitu. Kalau ada quiz, gue bikin quiznya, mekanismenya, kayak gitu-gitu. Udah sih, itu doang. Sama mungkin kita juga kan punya special shownya, Salah Sambung. Ya udah gue juga ikutan di situ. Cari korbannya, bikin kreatifnya, rame-rame bikin kreatifnya, untuk supaya dieksekusiin sama Kemal.
Hanya Kemal saja yang mengeksekusi Salah Sambung ini? Sekarang Ade bantuin gue di bagian kreatifnya.
Tolong jelaskan mengenai karakteristik Semangat Pagi! Karakteristiknya Semangat Pagi, yang pasti siaran kita itu fun. And young. Fun and young, sih. Emmm… Informatif yang pasti. Pokoknya kita ngasih semua materi yang menghibur yang informatif lah. Jadi banyakin ada beritaberita yang ngaruh banget sama Sobat Gen. Yang dekat sama Sobat Gen itu. xxxii
Siapa sajakah team member Semangat Pagi? Gue bertiga. Yang pasti gue bertiga. Tapi kan kita selalu ada review atau masukan dari Octa sama dari GM kita, namanya mas Ricky. Ricky Satwika. Di radio acara pagi tuh benar-benar diperhatiin banget. Jadi apa pun kayak kalau sudah selesai kita diskusiin bareng.
Apa alasannya sehingga acara pagi mendapat perhatian lebih? Ya karena, barometer berhasilnya radio itu di acara paginya. Orang selalu, kebanyakan, kalau pas berangkat kerja lagi macet, radio tuh sudah paling gampang dijangkau dan yang paling dekat sama pendengarnya. Karena berapa, karena hampir berapa persen gitu, orang paling banyak dengar radio itu bisa pagi-pagi.
Tadi Anda sudah menjelaskan mengenai keterlibatan Anda pada perencanaan Semangat Pagi. Bagaimana keterlibatan Anda pada tahap pelaksanaan program? Oh, dalam pelaksanaannya, untuk men-deliver pesan itu, gimana caranya nyampaiinnya itu pure kepada penyiar. Jadi gue kayak cuma ngasih ini, ini, ini (gesture tangan Christie mengisyaratkan pemberian arahan). Paling… kayak, ya kita suka tukar pikiran, brainstorm, untuk “Kayaknya bagusnya begini deh”, “Apa begini?”, “Kalau begini, gimana?”. Tetap kayak gitu. Jadi sebelum kita produksi gitu kita pasti selalu brainstorm. Gue juga ingetin kalau misalnya ada yang lupa apa. Kayak gitu-gitu.
xxxiii
Dalam hal perencanaan dan pelaksanaan, apakah ditentukan oleh sendiri, team atau apakah ada guide dari perusahaan? Perencanaan pelaksanaan? Yang pasti gue dikasih guide sama… pas pertama kali masuk. Ada… apa… ada kayak meeting internal gue di program gitu kan. Yang pasti gue dikasih… dikasih… emmm… “Kalau ini gayanya begini lho”. Karena gue juga di sini baru kan, baru tiga bulan. Yang pasti gue… karena gue banyak diskusi juga bareng mas Ricky, bareng Octa. Terus setiap habis siaran, gue juga selalu review “Ini gimana nih enaknya?”, gitu-gitu.
Bagaimanakah Anda menentukan topik harian? Nah, kalau di Gen itu, strategi topik harian itu… kita belum mulai. Jadi, tadinya kita tuh nggak ada topik. Jadi kita tuh kayak… Jadi kita mulai dari apa pun yang kita punya. Kita pernah punya kayak trivia gitu. Kita pernah punya karaoke juga. Paling apa ya? Yang agak sedikit beda dari radio lain, kita banyakin soal Jakarta, kebijakan-kebijakan. Tapi ke depannya, Semangat Pagi mau ke arah situ. Jadi untuk variasi. Jadi beritanya ada. Report-nya nggak terlalu banyak sih.
Sejauh apa keterlibatan host dalam perencanaan Semangat Pagi? Oh, aktif banget. Sering banget mereka itu brainstorming bareng gitu. Atau sebelum kita mau eksekusi segmen apa, pasti kita bicarain dulu kreatifnya gimana. Karena mereka kan yang mendeliver pesan kan. Jadi butuh kesamaan persepsi. Jadi kita selalu brainstorming. Nggak ada satu arah, pasti ada dua arah. Biar jadinya juga lebih hidup.
xxxiv
Apakah keterlibatan mereka juga dibatasi oleh kebijakan perusahaan? Iya. Jadi setiap kali kita mencoba sesuatu yang baru, pasti kan diskusiin dulu kira-kira gimana impact-nya sama pendengar. Jadi ada nilai-nilai yang sudah ada di radio kita. Ada peraturan gitu kan. Gen kan ngomongnya gak banyak kan, lo tau sendiri kan. Jadi harus, cara ngomongnya gimana, intonasinya gimana, durasinya. Jadi harus benar-benar dipikirin.
Bagaimanakan Anda berkoordinasi dengan para host? Koordinasinya ya palingan, kalau misalnya gue habis meeting program, terus ada update-update tentang Semangat Pagi, gue pasti ngasih tau mereka. Terus diomongin, ini kayak begini-begini, nanti kita gayanya begini-begini, ada yang harus kita ubah atau gimana. Jadi harus sering-sering ngobrol bareng, brainstorm bareng sih.
Seandainya ada host yang berhalangan hadir, bagaimana cara menyiasatinya? Biasanya kalau nggak Kemal siaran sendiri, atau digantiin sama orang lain. Mereka pernah waktu itu ke China bareng, digantiin sama yang lain.
Apakah pemilihan host Semangat Pagi berbeda jenis kelamin itu merupakan keharusan atau tidak? Ya… itu kebijakan dari sananya aja, penyiarnya cowok sama cewek. Mungkin supaya lebih dinamis aja.
xxxv
Bagaimana menyiasati kesalahan teknis saat siaran? Yang pertama gak boleh panik. Terus dicatat. Dikomunikasiin sama yang berkaitan. Misalnya kesalahan software siaran, terus kita koordinasi sama orang teknik, kayak gitu-gitu. Tapi… jangan panik aja sih. Terus setiap ada kesalahan lagi pas siaran pasti gue catat sih. Abis itu baru gue omongin di meeting atau sama divisi lain yang bersangkutan.
Bagaimana halnya dengan kesalahan yang sifatnya situasional? Selama ini sih kalau pas lagi gue pegang belum pernah ada kejadian apa-apa. Sudah kelatih juga kali ya apa-apa yang musti dihindarin. Kalau keceplosan omongan pas siaran paling ngeles-ngeles sih. Penyiar kan jago-jago ngeles. Mereka tuh pada pintar ngomong semua.
Seperti apa feedback dari audiens Semangat Pagi? Kebanyakan pendengar Semangat Pagi tuh pasif. Jadi, karena kita juga jarang buka topik ya. Paling waktu pas Polantas, itu lumayan banyak. Tapi ya pendengar pasif, ngedengerin aja.
Apakah karena kebijakan More music, less talk? Iya sih. Kita juga kan nggak main topik juga kan. Paling kita ngundang info lalulintas aja, dan itu feedbacknya bagus. Mereka sms ke kita kalo lagi macetnya di mana. Gitu.
xxxvi
Apakah ada evaluasi terhadap team? Evaluasi team tiap kali kita habis siaran, kita review gitu sama Octa, sama mas Ricky.
Apakah ada selain yang harian? Mungkin mulai minggu depan ada kali ya. Belum. Tapi ada. Kita kayak punya satu meeting yang rencananya kayak, “Semangat Pagi seminggu depan akan kayak gimana ya?”. Ada meeting kayak gitu.
Apakah ada kaitannya dengan rencana mengadakan topik harian? Iya.
Apakah pendengar Semangat Pagi termasuk loyal? Pendengar radio itu menurut gue sedikit banget yang loyal. Paling kalau ada lagu yang nggak suka, mereka langsung pindah gitu. Ya gue sih berharap semuanya loyal gitu.
Apakah berarti pendengar Semangat Pagi kurang loyal? Nggak juga. Maksud gue kayak… Gen itu jadi satu pilihan radio lah kalau di mobil-mobil orang. Secara kan musik-musik kita itu lokal gitu, dan kalau untuk musik Indonesia kan top of mindnya Gen gitu.
Apakah Anda menulis laporan harian atau mingguan atau bulanan? Laporan tertulis? Emmm… Nggak ada sih.
xxxvii
E. Narasumber 5 & 6: Penyiar Semangat Pagi. E.1. Nama Usia
: Kemal Vivaveni Mochtar. : 28 tahun.
Jenis kelamin : Laki-laki. E.2. Nama Usia
: Herlina Kartika Dewi. : undisclosed.
Jenis kelamin : Perempuan. Jabatan / status
: Penyiar Semangat Pagi.
Tempat wawancara : Rumah makan Padang di basement Menara Imperium. Tanggal
: 8 Januari 2008
Waktu
: 12.15 – 13.15 WIB
Suasana wawancara : Sedikit terburu-buru dan wawancara kedua penyiar terpaksa digabung karena keterbatasan waktu wawancara yang diberikan. Christie, yang masih ada di lokasi saat itu, juga sekali-sekali ikut berkomentar.
Tolong deskripsikan pekerjaan Anda di Gen FM? Kemal (K): Siaran aja. Ade (A): Gue juga siaran. Hi hi hi…
Adakah yang lainnya selain siaran? K: Ide semua dari Christie sama Octa. K & A: Ha ha ha… K: Siaran sama… ya udah sama brainstorming untuk… A: Besoknya mau ngapain. xxxviii
K: Besoknya mau ngapain. Jadi kontennya si Semangat Pagi, hanya Semangat Pagi doang ya, itu mikirinnya bareng-bareng. Gue habis itu tinggal nyuruh-nyuruh doang, “Gue mau ini ya.” Gitu. Christie (C): Dia nih emang nih… K: Tapi lihat dong hasilnya. Bagus kan? He he he…
Di sisipan Salah Sambung, apakah peran Anda? K: Gue cuma… ibaratnya, emmm… meranin sesuatu yang sudah disiapin sama Christie. Dia yang nyiapin, gue yang mainin. Sudah itu diedit sama Panji sama Christie.
Bagaimana dengan Anda, Ade? A: Nggak. Gue dulu sempat bikin, tapi sekarang yang khususnya kan Kemal aja. Karena… K: Dia udah banyak dosa soalnya. A: Iya. Sama udah pernah kena kasus. Ha ha ha! Nggak. Becanda.
Tolong sebutkan anggota team Semangat Pagi! K: Gue, Ade, sama Christie. Kalau elo siapa, De? A: Gue, Kemal, sama Christie. Kalau elo siapa, Tie? C: Iya, ini doang timnya. A: Gila, sombong banget “ini doang timnya”. C: He he he…
xxxix
Bagaimana keterlibatan Anda berdua di tahap perencanaan? K: Brainstorming dan kita mau ngomongin apa nih? Kontennya, segmennya, insertnya apa aja, “bikin bumper ini, yuk”, “bikin bumper itu, yuk”. Jadi kita bukan penyiar yang cuma ngoceh doang, bos. Maaf-maaf, nih, tapi mereka adalah produser yang tinggal ngejalanin apa yang kita bilang. K, A, C: Ha ha ha! A: Kalau gue sih lebih ke nyari berita-berita aja. Lebih… Gue lebih ke berita-berita. Jadi gue kalau ngeliat beritanya terlalu serius, gue yang “Nggak! Nggak! Nggak! Nggak! Beritanya terlalu serius.” Tapi gue lihat dulu, berita itu fun atau tidak. Kayak kemarin, misalnya berita itu sudah menyenggol politik, SARA, kayak gitu-gitu, biasanya gue yang udah mulai nolak dengan segala argumen gue.
Apakah ada meeting dengan produser selain review harian? K: Nggak ada sih, itu doang. Itu juga udah cukup, bos. K & A: Ha ha ha! A: Kalau mingguan sih biasanya… K: Ada mingguan, ada harian. Gitu. A: Mingguan itu tiap hari Kamis. K: Kamis itu buat penyiar besar. Rabu itu buat pagi doang. Tapi yang dailynya juga ada.
Bagaimanakah kalian mengembangkan arahan dari produser? K: Gue yang ngarahin dia. Ha ha ha!
xl
A: Dan gue yang tukang marahin dia. Ha ha ha! Nggak, bercanda. Kalau kita sih ngeliat dulu, konten itu kan memang sudah kita buat rame-rame. Nggak cuma satu kepala doang, nggak cuma Christie. Dia ngasih balik ke kita, mau seperti apanya juga jadi sudah gampang, nggak sesusah yang orang-orang pikir. Karena kita sudah buatnya bareng-bareng, paling kita cuma update yang, “Bumper yang kemarin kita bikin sudah jadi belum?”, “Salah Sambungnya hari ini yang kayak gimana?”, atau “Aduh ini kurang deh editannya. Karena gue gak ngerti.” Justru kenapa sekarang ini gue lebih sering ngedengarin Salah Sambung sesudah jadi daripada sebelum jadi, karena dari situ gue bisa tahu kekeurangan dan kekuatan dari Salah Sambung ini. Karena gue nggak ikut di dalam situ, jadi gue bisa masukin input-input. Jadi buat masukan juga buat nanti di editing-nya, ke Christienya, atau buat Kemalnya. “Mal, lain kali ngomongya jangan gini, Mal.” Gitu… K: Ada beberapa hal yang… Gue kan kayak jam 2 itu udah cabut. Jam 1 gitu. Karena hari ini aja gue sampai sore. Tapi biasanya jam 1, jam 2, gue udah cabut. Banyak yang sudah dimeetingin dari GM sama Program Director dan Christie. Nah, Christie baru nyampein ke gue sama Ade. Kalau sudah ditentuin sama mereka kan mutlak gue nggak bisa ngapangapain dong. Gue paling dari Christie kalau bilangnya, “Kita harus begini nih. Enaknya gimana, ya?” Nah, baru dimainin, “Biar kedengaran seru gimana, ya?” A: Bukan seru sih, biar kelihatan fun aja. Jadi nggak serius. Apa pun yang keluar di Semangat Pagi kan sebenarnya intinya, walaupun kita ngasihnya informasi. Kayak mau informasi itu, banjir…, angkot…, tapi xli
tetap kita ada empatinya, ada fun-nya, ada seperti itunya. Karena kalau too serious, itu sudah ada radionya, bukan di tempat kita.
Dengan berpasangan seperti ini, adakah taktik khusus dalam siaran? K: Ada. Ya itu setiap kali ngomong mulai dari jam 6 teng itu sampai terakhir, itu dibagi-bagi omongannya. Bukan disediain, ya, kita yang mikir sendiri. Ganti-gantian, yang sekarang gue awal, dia akhir, gue awal, dia akhir, ntar ngasih ini. Terus gue bilang, “Eh, gue mau pasang sound effect ini, ya.”, terus Ade bilang, “Eh, lo ada sound effect ini gak? Pasangin ini dong. Gue mau ngomong ini.”
Semua itu dilakukan on the spot? A: Nggak on the spot sih ya. K: Nggak. Sebelum on air di-briefing dulu. Maksudnya on the spot kalau hari H, iya. Kalau hari sebelumnya, nggak. A: Jadi setiap kita mau ngomong, kan kita ada jeda waktu lagu, ya. Karena Kemal yang megang mixer dan dia yang lihat lagu, log siar, segala macam. Komputer gue adalah SMS, internet, dan hal-hal yang lainlainnya. Jadi, gue yang selalu nanya, “Mal, abis ini mau apa?”, adlibs atau apa, jadi gue prepare di komputer gue. Jadi kenapa kita prepare karena kita gak mau aja siaran kita keliatan berantakan. Walaupun mungkin bagi sebagian penyiar lain, “Ah gue lebih suka yang spontanitas.”, tapi menurut kita spontanitas itu lebih berantakan ya.
xlii
K: Karena spontanitas itu durasi akan termakan. Dan sampai kapan lo bisa tergantung dengan spontanitas, nggak selamanya. 4 jam, bos. Belum tentu spontanitas bisa oke terus. A: Kita lebih concern, apa pun yang kita mau omongin jangan sampai melebar ke mana-mana. Jadi kayak anak kecil belajar jalan, jangan sampai dia mau jalan lurus tapi dia malah jalan ke kanan. Terus sudah dibelokin ke kiri, dia malah makin ke kiri. Itu kan ada yang penyiar kayak gitu. Bukannya gak bagus ya, tapi gak kepingin seperti itu aja. Jadi apa yang mau kita sampein, pendengar itu langsung dapat intinya. Istilhnya, cut to the chase. K: Iya. Straight to the point. One message. One talk, one message.
Seperti apakah pendengar Semangat Pagi itu? C: Sangat beragam. K: Sangat beragam, sangat massive, jadi kita butuh omongan yang semua orang bisa nerima. Gak membeda-bedakan kelas. Ibaratnya apa ya? Makanan yang aman tuh makanan Padang. Semua suka. Iya nggak sih? Kalau pizza masih banyak yang nggak suka. Masakan Jepang juga masih kayak Hokben gitu. Kalau makanan Padang, gulai, rendang, semua kalangan suka. Kita coba ngasih message kita itu, semua kalangan. C: Materinya jadi apa yang berguna buat semua orang. A: Nggak cuma berguna, tapi kayak apa yang terjadi sehari-hari, apa yang lo lakuin, apa yang dekat dengan kehidupannya Sobat Gen, itu sebenarnya yang kita angkat. Jadi kadang-kadang kalau misalnya orang bilang, “Aduh ngomongnya koq kenapa ini-ini terus ya?” Ya karena memang xliii
current-nya lagi itu, yang dekat sama Sobat Gen itu. Kayak banjir lagi dekat nih, karena hujan, setiap orang juga ngeluh karena jalanan ketutup, gak bisa ke mana-mana. Jadi lebih itu yang kita angkat, nggak terlalu complicated, nggak terlalu juga yang high class banget, gitu. Pokoknya jadi segala kalangan memang benar-benar kena, seperti kata Kemal. Kayak gitu lah contohnya.
Sejauh apa interaksi dengan pendengar Semangat Pagi? K: Karena kita kan gak punya topik, paling sebatas info macet. Terus kalau ada karaokean. Intinya sih pingin fun bareng mereka. Kayak misalnya besok nih, kita bikin bumper mengenai angkot. Kan isu angkot lagi kencang nih, angkot harga turun apa gak gara-gara BBM turun. Kita bukan ngomongin alasan mereka, tapi kita ngambil angle, “Kernet angkot tuh alasannya apa nih?” Ada yang bilang tanya sama juragannya lah, ada yang bilang belum dapat kertasnya nih dari organda. A: Ada yang pura-pura gak tau. K: Alasannya sejuta kan tuh. Jadi besok lo kalo misalnya dengarin, lo bisa dengar sweeper itu orang-orang ngomong, gitu. Nah, “Kernet gue ngomongnya ini nih.” Itu dari vox pop asli. C: Kita riset dulu. Memang adanya kayak gitu di luar. A: Kita juga cari penelepon yang… Kan kita dapat SMS. Kadang-kadang kita lihat juga mereka ada yang naik kendaraan umum, kita telepon untuk on air. Kita tanya dulu sebelumnya, “Gimana lo naik angkot?” “Iya nih, tadi gue naik angkot harganya tetap sama” Jadi memang orang asli, bukan rekayasa. Kalau orang bilang, “Koq bisa sih?” Ya karena memang xliv
itu dia, prepare sehari sebelumnya itu jauh lebih enak, jauh lebih matang. Jadi gak berantakan siarannya. Besok pun kalau kita datang pagi-pagi, kita gak kayak orang kelabakan siarannya. Terus nanti rencananya kita mau bikin off air buat Semangat Pagi, tapi masih digodok sih. Karena kita pinginnya semua kalangan bisa nikmatin. Dari kalangan atas, menengah, bawah, anak SD… C: Eh, pernah lho kita terima SMS banjir, dia gak bisa sekolah. Terus kita telepon, suaranya masih anak kecil.
Apakah kalian membuat air personality, berdasarkan guide perusahaan atau tidak? K: Nggak, nggak, nggak. Air personality gue ya begini. Kalau gue create, pasti gue kayak Ryan Seacrest, man. K, A, C: Ha ha ha! K: Cuma ya gue begini-begini aja, bos. Gue yakin Ade juga begitu-begitu. Kalau belibet ya belibet, kalau gugup ya lagi gugup. Gak pernah dibuatbuat. Apa adanya aja. Tapi ya memang gue diajarinnya begitu. Dari gue siaran dulu tuh, lo harus jadi apa adanya dan lo harus memberikan yang terbaik dari diri lo. Show the best of you.
Bagaimana tanggapan audiens terhadap kalian, baik yang positif maupun negatif? K: Nggak ada. A: Ada. K: Negatif sih nggak ada ya kayaknya kalau ke gue. xlv
A: Ada sih… K: Paling lagu, masalah lagu lah negatifnya. Itu-itu melulu. Tapi akhirnya mereka juga dengerin melulu. A: Kalau gue kan lebih ngelihat SMS dari mereka ya. Ada lah beberapa ya. K: Wah, lo gak pernah nih bilang sama gue! A: Bukan. Beberapa tuh tidak sebanding dengan orang yang mungkin tidak peduli dengan kekurangan kita. Tapi mereka ada beberapa, satu, dua gitu, yang kadang-kadang suka kritis. Ya satu yang Kemal bilang soal masalah lagu. Sebenarnya kalau orang awam, memang gak tahu format lagu kita, mungkin dia akan bilang, “Gila Gen FM tiap hari lagunya itu-itu melulu mutarnya. Tiap hari ini, ini, ini…” Padahal tuh ada formatnya tersendiri, kenapa radio Gen ini muncul dengan format lagu Indonesianya 70, bulenya 30. Itu semua ada. Gue rasa semua radio pasti ada. Ada juga yang ngomong, “Kenapa sih Ade kalo ngomong belibet melulu?! Bisa gak sih jadi penyiar?!” Ya kalo gue sih bilang, ya sudah gak apa-apa. Gue yang kayak begitu gak gue pikirin, yang penting, oh masih positif koq. Kecuali kalau sudah sangat-sangat mengganggu, biasanya gue ngomong sama produser atau sama Octa, untuk ngebicarain benar gak sih kekurangan kita berdua itu sudah sampai segitu parahnya kah sampai ada complain seperti ini, gitu. Dulu-dulu sih Salah Sambung pernah sekali. Tapi begitu kita dengerin lagi, dan kita tanya ke beberapa orang, ternyata lebih banyak yang setuju sama kita. Bahwa ini gak ada hubungannya sama yang di-complain sama pendengar. Jadi menurut aku mungkin orang itu lagi sensitif aja. Tapi selama ini, Sobat Gen sih selama ini fine-
xlvi
fine aja. Apalagi korban-korban Salah Sambung. Setelah korbannya dikerjain, dikasih kue lah sama kita. He he he…
Tadi kalian bercerita tentang anak SD yang mengirim SMS sewaktu banjir. Adakah pengalaman unik lainnya selama kalian siaran? A: Oh! Ada satu SMS, kalau menurut gue, ada satu orang. Kita bilangnya pacarnya Christie. He he he… Jadi SMS itu sebenarnya positif koq, bukan yang negatif, tapi dia memberikan informasi. Kita pernah nelepon beliau untuk di-on air-in. Memang… kenapa kita gak pernah telepon dia lagi pas Polantas karena kita memprioritaskan yang belum pernah on air. Terus kan kita pingin soundnya Sobat Gen itu beda-beda ya. Setiap hari pasti beda. Kalau yang di telepon, SMS, itu-itu aja kan pasti aneh. Tapi dia amat sangat antusias sekali, kalau mau Lantas itu SMS-nya gak cuma sekali, tapi bisa puluhan. Sampai dia ganti nomor waktu itu. Mungkin dia pendengar yang sangat amat loyal dan antusias banget gitu ya. Kita sih menghargai itu. Cuma memang tiap pagi karena gue yang liat SMS gitu, jadi begitu cetut (menirukan suara komputer dinyalakan), hiyaaa…! Kan daerahnya yang dia laporin itu-itu aja. Kalau kita kan pinginnya info lalulintas itu seluruh Jakarta. Kan gak mungkin kalo kita tiap hari dia lagi, dia lagi, dia lagi. Itu dia bisa… satu jam bisa sepuluh. Gak apa-apa sih, cuma… gue yang takut. He he he…
Apakah kalian menulis laporan harian, mingguan atau bulanan? K: Nggak ada. Sudah ditulisin sama Christie. A: Iya. Semuanya sudah ditulisin sama Christie. xlvii
BIODATA PENELITI
Raden Aria Gorba Hamdani, lahir di Bogor pada tanggal 25 Januari 1980. Peneliti adalah anak pertama dari dua bersaudara. Peneliti pernah mengenyam
pendidikan
diploma
jurusan
Broadcasting di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, 1998 – 2002. Peneliti juga pernah terdaftar sebagai mahasiswa jurusan Komunikasi Massa di Program Ekstensi, FISIP UI, di tahun 2004, Namun penulis memutuskan untuk mengundurkan diri pada pertengahan semester ke-3 karena sulitnya membagi waktu antara kerja dan kuliah malam. Peneliti memutuskan untuk melanjutkan kembali kuliah di bidang penyiaran karena ketertarikannya untuk mempelajari lebih dalam mengenai media penyiaran. Peneliti melihat bahwa media penyiaran elektronik di Indonesia masih memiliki daya tarik yang tinggi terhadap masyarakat. Peneliti berharap dapat menerapkan apa yang telah dipelajarinya ke dalam pekerjaannya. Saat ini peneliti bekerja sebagai Art Director di sebuah biro periklanan bernama SemutApi Colony. Peneliti sudah menjabat posisi tersebut selama 3 tahun. Selama karirnya, peneliti pernah menjadi finalis di ajang lomba iklan Citra Pariwara tahun 2006 dan di ajang Citra Pariwara tahun 2008 yang lalu, peneliti berhasil memenangkan sebuah piala perunggu melalui salah satu karyanya. Beberapa karya peneliti dapat dilihat di galeri online
di DeviantArt
(http://gorboman.deviantart.com). Peneliti menyukai hal-hal yang bersifat kreatif, unik dan baru. Oleh karena itu, peneliti juga tergabung di beberapa komunitas di Jakarta, seperti Honda Vario Club (http://www.varioclub.com) dan The Indonesian Beatboxing Community (http://www.indobeatbox.com). Penulis juga memiliki beberapa blog, salah satu di antaranya yang cukup banyak dikunjungi adalah blog tentang skuter otomatis yang berjudul Skuter Gorbo (http://skutergorbo.blogspot.com). Moto peneliti adalah, ”Keep it simple and thank you”.
xlviii