STRATEGI PRODUKSI PROGRAM “JEJAK KASUS” DI INDOSIAR (PERIODE JULI 2008)
Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Strata Satu ( S1 ) Ilmu Komunikasi Bidang Studi Broadcasting
Disusun oleh Nama
: Tity Dewi Murni
Nim
: 04103-103
Jurusan
: Ilmu Komunikasi
FAKULTAS ILMU KOMUNKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
1
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI JURUSAN BROADCASTING PROGRAM STRATA 1 BROADCASTING
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI Nama
: Tity Dewi Murni
Nim
: 04103-103
Jurusan
: Broadcasting
Judul Skripsi
: Strategi Program ”Jejak Kasus” Di Indosiar (Periode Juli 2008).
Jakarta, 21 Agustus 2008
Mengetahui
Pembimbing I
Farid Hamid Umarella, M.si
Pembimbing II
Feni Fasta, M.Si
2
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI PROGRAM STRATA 1 BROADCASTING
TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI
Judul
: Strategi Program ”Jejak Kasus” Di Indosiar (Periode Juli 2008).
Nama
: Tity Dewi Murni
NIM
: 04103-103
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Jurusan
: Broadcasting
Jakarta, 21 Agustus 2008
Ketua Sidang Nama : Ponco Budi Sulistiyo M.Com
(
)
(
)
(
)
(
)
Penguji Ahli Nama : Drs. Riswandi, M.SI Pembimbing I Nama : Farid Hamid Umarella, M.si Pembimbing II Nama : Feni Fasta, M.Si
3
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI PROGRAM STRATA 1 BROADCASTING
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Judul
: Strategi Program ”Jejak Kasus” Di Indosiar (Periode Juli 2008).
Nama
: Tity Dewi Murni
NIM
: 04103-103
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Jurusan
: Broadcasting
Perusahaan
: Indosiar
Jakarta,
Agustus 2008
Pembimbing I
Pembimbing II
Farid Hamid Umarella, M.si
Feni Fasta, M.Si
4
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI PROGRAM STRATA 1 BROADCASTING
LEMBAR PERBAIKAN SIDANG SKRIPSI
Judul
: Strategi Program ”Jejak Kasus” Di Indosiar (Periode Juli 2008).
Nama
: Tity Dewi Murni
NIM
: 04103-103
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Jurusan
: Broadcasting
Jakarta, Agustus 2008
Ketua Sidang Nama : Ponco Budi Sulistiyo M.Com
(
)
(
)
(
)
(
)
Penguji Ahli Nama : Drs. Riswandi, M.SI Pembingbing I Nama : Farid Hamid Umarella, M.si Pembimbing II Nama : Feni Fasta, M.S
5
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum, Wr.Wb. Alhamdulillah, puji san sujud syukur dipanjatkan penulis kehadirat Allah AWT atas segala rahmat, hidayah dan karunia yang tak henti-hentinya berupa kesehatan, kesabaran yang luar biasa dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini. Serta kebahagiaan yang selalu diberikan kepada penulis, sehingga skripsi yang berjudul ”Srategi Produksi Program Jejak Kasus di Indosiar periode Juli 2008” ini dapat penulis selesaikan dengan baik. Dengan penulisan ini, penulis menemukan pembelajaran baru yang ditunjukkan untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) Ilmu Komunikasi. Penulis menyadari benar tanpa bantuan dari pihak Universitas dan perusahaan tempat saya meneliti maka skripsi ini pasti tidak akan ada, oleh karena itu penulis mengucapakan banyak-banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun skripsi ini hingga dapat terselesaikan, Ucapan terima kasih terutama disampaikan kepada : 1.
Bapak Farid Hamid Umarella M.si, selaku Pembimbing I, yang telah memberikan waktu dan pikirannya kepada penulis di dalam menyelesaikan skripsi ini
2.
Ibu Feni Fasta SE,M.Si, selaku Pembimbing II, terima kasih atas waktu, kesabaran dan dukungan yang diberikan selama ini.
3.
Ibu Diah Wardani, M.SI. selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana.
6
4.
Bapak Ponco Budi Sulistiyo M.Com, yang telah bersedia memberikan waktunya untuk hadir di hari terbesarku yaitu sidang skripsiku,
5.
Bapak Drs.Riswandi,M.Si, yang telah bersedia memberikan waktunya menjadi penguji ahliku pada sidang skripiku,
6.
Dengan seluruh jiwaku, ragaku, dan hidupku, tak akan pernah cukup hanya dengan ucapan terima kasih kepada keluarga besarku. Mama, Papa, Kakak, Abang, dan adik kecilku. Mama papaku yang telah mendukungku, menyemangatiku, merangkulku, mendoakanku, menunjukkan padaku tentang dunia, mencintaku tiada henti, tanpamu aku tak akan pernah ada. Kalian adalah cintaku, hidupku dan jiwaku ☺
7.
Humas Indosiar Bapak Gufron Skaril,MM yang telah mengizinkan aku untuk melakukan penelitian yang kedua kalinya yaitu magang dan riset skripsi.
8.
Bapak Firdaus Masrun selaku Produser Jejak Kasus (periode 2005-2007) yang telah memberiku banyak informasi dan mengizinkan aku melakukan riset di Jejak Kasus,
9.
Bapak Widayat Noeswa selaku Produser Jejak Kasus (periode 2008), yang memberikan banyak informasi dan kemudahan untuk melakukan riset serta kesabaran karena aku selalu menghubungi bapak dan merepotkan bapak terima kasih
10.
Mas Iwan munandar selaku reporter yang telah menyemangatiku,
11.
Mas Iwan Agung selaku kameraman, Mas Erwin Saputra selaku Reporter dan Mas Rusdi Anyudi selaku coordinator editor Jejak Kasus yang
7
memberikan waktunya dan candaan-candaan yang membuatku melupakan kepusingan. 12.
Udaku Amrizal makasi atas semua hal yang telah engkau ajarkan padaku, atas semangat dan sayang yang kamu berikan untuku. Aku telah menepati janjiku menyelesaikan skripsiku. walau jarak memisahkan kita, aku akan tetap berusaha menunggumu dan mencintaimu ^_^. dan keluarga baruku yang manis Ibu, Bapak, One, Didi, Peri kalian membuatku selalu tertawa, I miss u.
13.
sahabat-sahabatku, Wiwin (ur my bestfriend girl) Yana, Sinthya, Rosa veliani, zulfa (makasi atas cobaanya), Devi angraini, Arie, Zohra, Sari mb.Elli, mb.Linda, terima kasih karena kalian selalu mendukung ku dan menghibur ku saat aku sedang jenuh dengan kehidupanku sehari-hari, dan memberikan dorongan materi dan doa.
14.
Temanku Lovienya Yuan Carlos, temanku satu perjuangan yang selalu siap menemaniku mencari data untuk skripsi ku
15.
temanku Rosa veliani yang selalu mendukung dan menyemangatiku (makasi atas cerewetnya),
16.
Temanku yang lucu, Febby makasi banyak atas inspirasi puisi yang kemudian membangunkan aku untuk segera menyelesaikan skripsi ( “apa artinya waktu,,,,, semua tak akan berarti ketika ia berlalu“ )
17.
Mb Sum dan Pak Marno yang dari tahun 2003 hingga sekarang selalu membukakan pintu rumah untuk aku naunggi, kalian keluarga keduaku.
8
18.
Rekan-rekan satu angkan ’03 dania, wiwin, Citra, Risma, Wulan, Wiwin, Rahma, Rista, Anti, Nita, Riri, Dewe, Indri, Ridwan, Ichsan, Barok, Adji, Ipul, Cristian, Laga, Obie, Tora, Opik, Fahmi, Acoel, Pitak, Farhan, Rangga, Baso, Kujil, Danco, Happy, Joko, Rangga, Bany, Diva, yayat, Ozan Punk, Ozan, Murdok, Tomy, Sigit, Bayu, Dimas, Stevanus, Martinus, Bimbim, Marbun, Kiko. Buat kalian jangan pernah lupa sama kawan-kawan dan tetap kompak Ok.
19.
Swatalaku, makasi atas Spirit yang merubah hidupku. Kakak-kakaku dan abang-abangku, kalian telah turut membentuk semangat dan keberanianku. dan semua saudara-saudaraku angkatan-19, makasi atas semangat dan saling menjaga yang kalian ajarkan padaku, I love u all. Mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman , kemampuan
akademik serta kemampuan teknik penulisan, maka penulis menyadari, bahwa hasil skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaikbaiknya. Akhirnya penulis berharap, semoga Skripsi yang masih banyak kekurangannya ini bisa dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca, dan semua pihak yang membutuhkannya, Terima Kasih. Jakarta, 21 Agustus 2008 Penulis,
( Tity Dewi Murni )
9
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI..........................................................
i
TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI............................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI...........................................................
iii
LEMBAR PERBAIKAN SIDANG SKRIPSI..............................................
iv
KATA PENGANTAR....................................................................................
v
DAFTAR ISI...................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL...........................................................................................
xi
ABSTRAKSI..................................................................................................
xiii
BAB I
PENDAHULUAN......................................................................
1
1.1 Latar Belakang Penelitian....................................................
1
1.2 Perumusan Masalah.............................................................
10
1.3 Tujuan Penelitian................................................................
10
1.4 Manfaat Penelitian................................................................
10
1.4.1 manfaat Akademis.....................................................
10
1.4.2 manfaat Praktis..........................................................
10
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................
11
2.1. Komunikasi massa................................................................
11
2.2.1 Fungsi Komunikasi Massa.........................................
13
2.2. Televisi ................................................................................
14
2.2.1 Ciri Televisi...............................................................
17
2.2.2 Sejarah televisi...........................................................
17
2.3. Program televisi...................................................................
18
2.3.1 Pedoman Dasar Acara televisi...................................
21
2.4. Berita....................................................................................
23
2.4.1 Nilai Berita.................................................................
24
2.4.2 Jenis berita.................................................................
26
2.4.3 Sumber
28
berita...........................................................
2.5 Strategi .................................................................................
29
2.5.1 Fungsi Dasar Manajemen...........................................
31
2.6 Faktor Penting dalam Memproduksi Program Televisi........
35
2.6.1 Materi Produksi........................................................
35
2.6.2 Sarana Produksi........................................................
36
2.6.3 Biaya Produksi (finansial) .......................................
36
2.6.4 Organisasi Pelaksana Produksi Program Televisi.....
37
2.6.5 Tahap pelaksanaan produksi......................................
42
2.5.2.1 Pra-produksi.................................................
42
2.5.2.2 Produksi.......................................................
44
2.5.2.3 Pasca-produksi.............................................
45
11
BAB III
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN...............................................
48
3.1. Tipe / Sifat Penelitian...........................................................
48
3.2. Metode Penelitian................................................................
49
3.3. Definisi Konsep...................................................................
50
3.4. Fokus Penelitian...................................................................
51
3.5. Nara sumber (key Informan)...............................................
52
3.6. Teknik pegumpulan data......................................................
54
3.6.2 data primer.................................................................
54
3.6.1 data sekunder.............................................................
54
3.7. Teknik analisa data..............................................................
55
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................
56
4.1 Objek Penelitian..................................................................
56
4.1.1 Sejarah Singkat Televisi Indosiar.............................
56
4.1.2 Visi dan Misi Indosiar..............................................
57
4.1.3 Filosofi Logo dan Slogan Indosiar...........................
58
4.1.4 Data Perusahaan Indosiar.........................................
59
4.1.5 Susunan Organisasi News Departemen....................
59
4.1.6 Program Indosiar......................................................
60
4.2 Hasil Penelitian...................................................................
62
4.2.1 Program Berita Investigasi Jejak Kasus....................
62
4.2.2 Cakupan....................................................................
62
12
4.2.3 Kompetitor................................................................
63
4.2.4 Waktu Penayangan...................................................
63
4.2.5 Target Audiens.........................................................
63
4.3 Strategi Tayangan Jejak Kasus............................................
64
4.3.1 Planning (Perencanaan) ...........................................
64
4.3.2 Organizing (Pengorganisasian)..................................
67
4.3.3 Actuating (Pengarahan) ...........................................
68
4.3.4 Controlling (pengawasan) .......................................
68
4.4 Faktor Penting Dalam Memproduksi Program Televisi......
69
4.4.1 Materi Tayangan Jejak Kasus...................................
69
4.4.2 Sarana Produksi Tayangan Jejak Kasus...................
71
4.4.3 Biaya Produksi Tayangan Jejak Kasus.....................
72
4.4.4 Organisasi Pelaksana Produksi Tayangan Jejak Kasus....74
BAB V
4.5 Tahapan Pelaksanaan Produksi Tayangan Jejak Kasus......
7
4.5.1 Pra Produksi (Perencanaan dan Persiapan) ..............
77
4.5.2 Produksi....................................................................
81
4.5.3 Pasca Poduksi...........................................................
90
4.6. Pembahasan.........................................................................
92
PENUTUP....................................................................................
98
5.1 Simpulan...........................................................................
98
5.2
Saran............................................................................... 100
DAFTAR PUSTAKA
13
DAFTAR TABEL
3.1 Pembagian program tayang Indosiar tahun 2005........................ 61 3.2 Komposisi Program Indosiar Tahun 2005................................... 62 3.3 Jadwal Kerja Program Jejak Kasus.............................................. 77
DAFTAR BAGAN
Bagan 3.1 Organisasi Pelaksana Produksi Tayangan Jejak Kasus.... .75 Bagan 3.2 Proses Produksi Tayangan Jejak Kasus............................. 76
DAFTAR GAMBAR
1 Gambar............................................................................................... 8
14
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI JURUSAN BROADCASTING
ABSTRAKSI
Tity Dewi Murni (04103 -103) Strategi Program ”Jejak Kasus” Di Indosiar (Periode Juli 2008) 100 halaman + V Bab + 10 lampiran + 1 video Bibliografi : 28 buku (Th 1982 – Th 2008) Berita merupakan program unggulan dari setiap stasiun televisi, karena masyarakat sangat membutuhkan berita untuk mendapatkan informasi tentang berbagai persitiwa yang dapat mempengaruhi hidupnya maupun khalayak luas. Berita kriminal merupakan berita yang paling diminati masyarakat luas, karena menyangkut keselamatan dan keamanan masyarakat. Jejak Kasus merupakan salah satu tayangan yang menjadi pelopor Investigasi dan juga unggulan di Indosiar. Rumusan masalah yang diteliti adalah bagaimana strategi produksi tayangan Jejak Kasus format baru, sedangkan tujuannya adalah untuk mengetahui keseluruhan proses produksi tayangan Jejak Kasus di Indosiar. Dalam penelitian ini menggunakan konsep yang dikemukakan oleh Fred Wibowo bahwa dalam membuat suatu program televisi harus memikirkan lima faktor penting. Dan juga menggunaka teori Soekarno.K, yang melihat adakah unsur-unsur strategi dalam pembuatan program televisi. Dalam Fred Wibowo, terdapat lima faktor penting yaitu, Materi Produksi, Sarana Produksi, Biaya Produksi, Organisasi Pelaksana Produksi, Tahapan Pelaksanaan Produksi, yang mencakup Pra-Produksi, Produksi, dan Pasca-Produksi. Dan juga mempertimbangkan empat unsur dasar manajemen menurut Seokarno.K yaitu, planning (perencanaan), Organizing (Pengorganisasian),Actuating(Pengarahan), Controlling(Pengawasan) Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan tujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sebanyak-banyaknya. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam, observasi, atau pengamatan langsung ke objek penelitian, dan studi pustaka serta dokumen-dokumen terkait lainnnya. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa stategi produksi tayangan Jejak Kasus Indosiar terdapat lima hal penting yaitu, materi produksi, sarana produksi, biaya produksi, organisasi pelaksana produksi, tahapan produksi mencakup Pra-Produksi, Produksi, Pasca-Produksi yang juga terdapat unsur Planning, Organizing, Actuating, Controlling.
15
BAB I PENDAHULUAN
I.I
Latar Belakang Masalah Dunia terus berkembang dan mengalami kemajuan di semua sektor
kehidupan tak terkecuali, sektor informasi dan komunikasi dengan pertumbuhan di segala jenis media informasi maupun media komunikasi. Seiring dengan itu, teknologi pendukung kebutuhan manusia semakin canggih. Manusia makin menyadari akan pentingnya sebuah informasi. Tidak hanya dianggap penting, sebuah informasi bahkan sudah menjadi kebutuhan pokok bagi tiap individu masyarakat. Di tambah dengan semakin ketatnya persaingan di segala bidang kehidupan, maka tidaklah heran jika saat ini ketergantungan masyarakat terhadap arus informasi sangatlah besar. Arus perkembangan media elektronik maupun media cetak di Indonesia saat ini sangat pesat, teknologi komunikasi pada massa ini menjadi komponen penting yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Media massa merupakan bagian terpenting untuk mengakses berbagai macam informasi, karena media massa merupakan jembatan antara informasi dengan masyarakat. Semakin pesatnya arus informasi di seluruh dunia, dengan berbagai menu peristiwa memaksa media massa untuk lebih cepat dan lugas dalam menyajikan informasi. Keuntungan komunikasi dengan menggunakan media massa ialah, bahwa media massa menimbulkan keserempakan (simultaneity). Artinya, suatu pesan
1
16
dapat diterima oleh komunikan yang jumlahnya relatif amat banyak, ratusan ribu, jutaan, bahkan ratusan jutaan pada saat yang sama secara bersama-sama 1. Daya keserempakan juga dimiliki surat kabar, radio, atau film bioskop. Jadi, untuk menyebarkan informasi media massa sangat efektif. Media massa menyampaikan pesan dan informasi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Pesan yang disampaikan media sangat penting karena pesan tersebut untuk mengetahui secara umum apa yang akan disampaikan oleh media itu. Untuk itu media semakin banyak menjadi objek studi, ini dikarenakan media merupakan lokasi (forum) yang semakin berperan untuk menampilkan peristiwaperistiwa
kehidupan
masyarakat,
baik
yang
bertaraf
nasional
maupun
internasional. Media telah menjadi dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas nasional, tapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif media menyuguhkan nila-nilai normatif dan penilaian yang dibaurkan berita dan hiburan 2. Akibat dari perkembangan teknologi komunikasi massa televisi, maka akan memberikan pengaruh-pengaruh dalam banyak kehidupan manusia. Pengaruh tersebut bisa dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya bahkan pertahanan negara dan keamanan negara. Dengan teknologi televisi yang ada sekarang ini, batas-batas negara pun tidak lagi merupakan hal yang sulit untuk diterjang, melainkan bagitu mudah diterobos. Dibandingkan dengan media massa lainnya, televisi mempunyai sifat istimewa.
1 2
Onong Uchjana Effendi,Dinamika Komunikasi. Bandung ; Rosdakarya, 1993.hal.10 Dennis Mcquail, Teori Komunikasi Massa SuatuPengantar. Jakarta; Erlangga, 1996.hal.3
17
Televisi sangat berpengaruh pada kehidupan sehari-hari masyarakat, karena televisi dijadikan salah satu hiburan yang utama. Pesan-pesannya langsung sampai pada khalayak melalui media elektronik yang secara langsung diterima oleh perantara atau pemirsa, media televisi memberikan tayangan lain dari yang lain. Karena media televisi mempunyai kelebihan yaitu, audio dan visualnya seakan-akan pemirsa berada didalamnya untuk menyaksikan acara tersebut. Perkembangan teknologi pertelevisian saat ini sudah sedemikian pesat sehingga dampak siarannya menyebabkan seolah-olah tidak ada lagi batas antara satu negara dengan negara lainnya terlebih setelah digunakannya satelit untuk memancarkan signal televisi. Inilah yang disebut sebagai globalisasi di bidang informasi 3. Pertelevisian Indonesia dimulai pada tahun 1962 dengan stasiun televisi pertama yaitu Televisi Republik Indonesia (TVRI) yang meliput Asian Games ke4 yang diselenggarakan di Jakarta agar dapat menyiarkan kepada masyarakat Indonesia. Pada pertengahan tahun 1987 munculah RCTI sebagai stasiun televisi swasta pertama di Indonesia yang telah mengubah atmosfir pertelevisian di Indonesia. Kemudian diikuti oleh beberapa televisi swasta lainya seperti SCTV, TPI, ANTV, INDOSIAR, METRO TV, TRANS TV, TV ONE, TRANS7, GLOBAL TV. Dan sampai saat ini sudah lebih dari 10 stasiun televisi swasta mengudara di Indonesia. Kehadiran stasiun televisi swasta tersebut mampu menarik simpati masyarakat dan membuat stasiun televisi swasta berlomba-lomba untuk
3
Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi. Bandung ; rosdakarya, 2000. hal.4
18
menghadirkan program yang menarik bagi masyarakat. masyarakat pun semakin dewasa menyaring berbagai tayangan, peristiwa, acara, dan informasi yang dilihatnya dari luar di Indonesia hal ini membuat pertelevisian di Indonesia harus mampu menghadirkan informasi yang bersifat mendidik serta menghibur khalayak masyarakat. Seiring berjalannya perkembangan industri pertelevisian, programprogram
acara
yang
ditampilkan
di
televisi
juga
banyak
mengalami
perkembangan. Baik dari segi konsep maupun isi, antara lain program acara berita, kuis dan musik. Pada program berita perkembangan yang terjadi adalah semakin dikembangkannya proses penyampaian berita mulai dari penyampaian secara singkat dan mengarah pada laporan berita mendalam. Untuk acara kuis perkembangan yang terjadi, baik kemajuan dari segi kualitas konsep maupun hadiah yang ditawarkan. Dan kemajuan yang di alami acara musik adalah banyaknya variasi pengemasan acara yang ditampilkan. Untuk menyiarkan suatu program acara yang berkualitas dan diminati penonton luas, program acara tersebut harus dirancang dengan sangat sempurna. Dalam produksi suatu program acara pada umumnya membutuhkan biaya yang cukup besar. Selain itu juga melibatkan banyak orang sebagai tim kerja dan juga membutuhkan persiapan-persiapan yang matang, agar produksi acara tersebut dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan apa yang telah ditentukan. Pada “Strategi Produksi program Jejak Kasus di Indosiar” tidak lepas dari berbagai macam persiapan, seperti Pra-produksi, Produksi dan Pasca-produksi. Awal dalam proses persiapan produksi dengan penemuan ide oleh seorang produser atau tim
19
kreatif, yang kemudian dikemas oleh tim produksi sehingga menjadi sebuah paket produksi yang layak siar. Penayangan sebuah program acara televisi tidak hanya bergantung pada konsep penyutradaraan atau kreatifitas penulisan naskah, melainkan sangat bergantung pada kemampuan profesoinalisme dari seluruh kelompok kerja di dunia broadcast dengan seluruh mata rantai divisinya. Sebelum produksi dimulai biasanya dilakukan sebuah perencanaanperencanaan, tahap ini menetapkan jangka waktu produksi. Jumlah episode yang akan dibuat, termasuk membicarakan biaya produksi yang akan digunakan seperti, narasumber, presenter, jadwal shooting dan setting panggung serta blocking kamera dan lighting. Produksi acara ini dapat berhasil apabila semua persiapan dapat dilakukan sesuai dengan apa yang telah ditentukan. Setelah semua persiapan telah dilakukan maka proses produksi acara tersebut dapat dilakukan oleh tim produksi dengan peralatan yang bersifat teknik dan dibutuhkan kerjasama tim satu dengan tim lainnya untuk menciptakan hasil produksi yang maksimal. Setelah melewati berbagai cobaan, stasiun televisi swasta Indosiar mendapat ijin operasional dari pemerintah pada 11 januari 1995, sebagai televisi swasta kelima di Indonesia4. Sebagai stasiun televisi yang membidik segmen keluarga, Indosiar terus berupaya menayangkan program-program hiburan menarik dan bermutu yang bisa dinikmati oleh semua golongan umur, jenis kelamin, dan strata sosial. Dengan berbagai program acara, yang memproduksi sendiri tayangan lokal meliputi program drama, non-drama dan berita. Sepanjang
4
Annual report 2003, Indosiar
20
tahun 2005, program in-house Indosiar mencapai 3.662 jam atau 69 % dari total program lokal, terdiri dari 26 % program non-drama rekaman, 25 % program nondrama siaran langsung, 17 % program berita, dan 1 % program drama5. Seiring dengan pesat dan berkembangnya stasiun-stasiun televisi di Indonesia. department pemberitaan Indosiar salah satu department programprogram Indosiar, menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari ratusan program yang disiarkan stasiun televisi ini sejak mengudara pada tahun 1995. bahkan dalam derap langkah jurnalistiknya, Indosiar telah menghadirkan berbagai peristiwa aktual, mulai dari kerusuhan 27 Juli 1996, kerusuhan Mei 1998 hingga ajang pesta demokrasi atau pemilu yang dilanjutkan dengan pemilihan Presiden dan wakil Presiden secara langsung tahun 2004 lalu6. News department Indosiar, saat ini memiliki sejumlah program yang menjadi andalan dan kekuatan citra Indosiar, yang terbagi dalam dua bagian, masing-masing majalah udara atau Current Affair dan berita harian atau Daily. Khusus untuk majalah udara, Indosiar memiliki program Horison, Teropong Hanura, Jejak Kasus, Kisi-kisi, dan Target Strategi. Sedangkan untuk program berita harian, Indosiar memiliki program Fokus, Lensa Peristiwa, Round Up dan Patroli. Diantara program-program acara Indosiar, yang menarik perhatian peneliti untuk dijadikan penelitian adalah Jejak Kasus. Program Jejak Kasus tayang perdana pada 6 Mei 2001, dengan 2 kali dalam 1 minggu setiap hari selasa dan jumat pukul.12.00 dengan format 3 segmen. Sejak Agustus 2001 karena besarnya 5 6
Annual report 2005, Indosiar Redaksi news Indosiar.
21
sambutan masyarakat, rating program Jejak Kasus menduduki peringkat tertinggi untuk program berita investigasi di seluruh stasiun televisi dengan kisaran program Jejak kasus adalah 7- 8, bahkan mencapai sepuluh untuk kasus-kasus tertentu. Peneliti tertarik meneliti program Jejak Kasus karena program ini sudah dua kali berturut-turut menjadi Nominator Panasonic award (tahun 2001 dan 2005) untuk kategori program majalah udara7. Firdaus Masrun selaku Produser Jejak Kasus Periode 2000 – 2007 mengatakan, Jejak Kasus merupakan acara berita investigasi yang mempelopori mengenai tayangan Reportase Investigasi kriminal8.
JEJAK KASUS Setiap Senin Pukul 12.30 WB Jejak Kasus merupakan acara berita investigasi yang mempelopori mengenai tayangan Reportase Investigasi kriminal, berisi berita indepth reporting yang dikumpulkan dari berbagai wilayah. disampaikan dengan lugas, matang, dan berimbang, yang mengulas lebih dalam beragam fenomena atau peristiwa dalam masyarakat. Dari peristiwa blue colar criminal seperti pembunuhan, perampokan dan white colar criminal yaitu kasus korupsi atau ekonomi.
Program berita Investigasi mengulas lebih mendalam Gambar 1
7 8
Ibid, hal.5. Wawancara, Produser 1, Firdaus Masrun periode 2005-2007, tgl.30 maret 2007, redaksi News Indosiar.
22
Tayangan pertama Jejak Kasus pada tahun 2002, kasus yang di angkat merupakan kasus yang tidak biasa yaitu pure atau murni kriminalitas yang terjadi di tengah masyarakat. Seperti, orang tua membunuh anaknnya, mayat yang terpotong-potong, atau pelajar SMU memperkosa pelajar SD kelas 6. konsep Jejak Kasus menggunakan ilustrasi atau reka ulang kejadian yang terjadi dengan mengutamakan keaslian cerita. Dari segi pendidikan Jejak Kasus tidak membombastis atau mengurangi kengerian sehingga khalayak tidak merasa takut untuk menonton tayangan Jejak Kasus. Pada tanggal 12 November 2007, format Jejak Kasus dirombak dan ditayangkan setiap hari Senin, pukul 12.30 agar tayangan ini lebih diminati oleh masyarakat luas. Kasus yang dianggkat pada format baru Jejak Kasus Bukan merupakan kasus kriminalitas jalanan (blue colar criminal) layaknya kasus pembunuhan, penculikan, serta pemerkosaan, dan tidak menggunakan ilustrasi atau reka ulang kejadian.
Misi tayangan Jejak Kasus format yang baru,
menganggkat fenomena yang terjadi dalam masyarakat, mengupas setiap permasalahan di dalamnya dan agar setiap permasalahan tersebut dapat ditemukan solusinya oleh instansi Pemerintah ataupun masyarakat setempat 9. Tayangan Jejak Kasus mengungkap fakta-fakta dibalik peristiwa, tidak hanya mengangkat kejahatan jalanan (blue colar criminal) seperti pembunuhan, kekerasan, pemerkosaan. Dan kejahatan yang dilakukan secara terorganisir (white colar criminal) seperti, penipuan, korupsi, ekonomi dan pelanggaran HAM (hak asasi manusia). Tayangan Jejak Kasus menyajikan rincian secara utuh dari suatu 9
Wawancara, Produser Widayat.N, periode 2008, tgl.17maret2008. redaksi news Indosiar.
23
peristiwa yang mempunyai tujuan agar penonton yang menyaksikan acara dapat mengetahui apa dan bagaimana tindak kejahatan tersebut terjadi. Format baru Jejak Kasus memiliki 3 tim Kameraman, 3 tim Reporter, Editor dan satu Produser periode 2008 yaitu Widayat Noeswa dan menampilkan seorang pembaca acara dan beberapa narasumber yang berkaitan dengan tema ini lebih menganggkat masalah-masalah atau isu-isu yang banyak dibicarakan oleh masyarakat. Dan isi tayangan kriminal Jejak Kasus ini, lebih mengarah kepada kehidupan sosial. Tayangan ini memiliki nilai edukasi karena berisikan banyak informasi mengenai keadaan atau fenomena dalam masyarakat yang saat ini kurang di pahami oleh masyarakat Indonesia. Seperti pada episode tayangan bulan Januari dan Maret 2008, tema yang diangkat pada Jejak Kasus yaitu fenomena narkoba dan artis, prostitusi rumahan, korban mal praktek. Atau pada bulan Juli, episode 208 mengangkat kasus korupsi Arthalyta dengan judul ”Pelobi Ulung Dari Lampung”, atau kasus Kriminalitas Ryan yang luar biasa bertemakan ”penjagal yang kemayu”10. Pada penelitian Skripsi ini peneliti akan meneliti tayangan pada periode Juli tahun 2008, karena peneliti ingin meneliti proses pembuatan tayangan Jejak Kasus format baru yang dirombak dengan tujuan agar lebih meninggkatan rating. Seperti pada bulan Juli, rating Jejak Kasus mencapai 1.1, disini peneliti ingin mengetahui bagaimana strategi dan proses produksi tim Jejak Kasus dalam meninggkatkan rating.
10
www.Indosiar.com
24
I.2
Perumusan Masalah Uraian latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka perumusan
masalah dalam penelitian ini, yaitu “bagaimana Strategi Produksi program Jejak Kasus di Indosiar ” periode bulan Juli 2008?
I.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang ada maka tujuan diadakannya
penelitian ini diarahkan untuk mendapat jawaban yang lebih jelas. Untuk mengetahui Strategi Produksi program Jejak Kasus periode bulan Juli 2008 di Indosiar.
I.4
Manfaat penelitian
1.4.1 Manfaat akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan masukan untuk bidang studi Jurnalistik dan juga kepada ilmu Komunikasi bahwa dalam media televisi terdapat suatu proses produksi serta menambah pengetahuan mengenai televisi yang merupakan bagian dari komunikasi massa untuk menambah informasi khususnya dalam ilmu jurnalistik. 1.4.2 Manfaat praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pada redaksi news Departemen Indosiar dan memberikan kontribusi yang bermanfaat baik langsung maupun tidak langsung.
25
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Komunikasi Massa Komunikasi merupakan prasyarat kehidupan manusia, kehidupan manusia
akan hampa atau tiada kehidupan sama sekali apabila tiada komunikasi. Tanpa komunikasi, interaksi antarmanusia, baik secara perorangan, kelompok ataupun organisasi tidak mungkin dapat terjadi. Dua orang dikatakan melakukan interaksi apabila masing-masing melakukan aksi dan reaksi. Aksi dan reaksi yang dilakukan manusia ini (baik secara perorangan, kelompok, ataupun organisasi), dalam ilmu komunikasi disebut sebagai tindakan komunikasi. Komunikasi massa, ialah suatu proses dimana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari, digunakan oleh audience. Menurut Jay Black and Frederick C.Whitney, komunikasi massa adalah sebuah proses di mana pesan-pesan yang di produksi secara massal atau tidak sedikit itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim dan heterogen11. Pengertian komunikasi massa terutama dipengaruhi oleh kemampuan media massa untuk membuat produksi massal dan untuk menjangkau khalayak dalam jumlah besar. Komunikasi massa merupakan salah satu proses komunikasi
11
Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta; RajaGrafindoPersada ,2007.hal.12
11
26
yang berlangsung pada peringkat masyarakat luas, yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khas institusionalnya (gabungan antara tujuan, organisasi, dan kegiatan yang sebenarnya) 12. Komunikasi massa merujuk ke keseluruhan institusinya yang merupakan pembawa berita-berita dan disiarkan melalui televisi, dengan bantuan stasiun pemancar yang mampu menyampaikan pesan-pesan ke jutaan orang secara serantak. Komunikasi massa bisa didefinisikan dalam 3 ciri : 1. Komunikasi massa diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heteregon dan anonim, 2. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadwalkan untuk bisa mencapai sebanyak mungkin anggota audiens secara serempak dan sifatnya sementara, 3. Komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi yang kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang besar 13. Definisi komunikasi massa menurut Defleur dan Dennis dalam bukunya ”understanding mass communication” (1985), bahwa ”komunikasi massa adalah suatu proses dalam mana komunikator-komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas, dan secara terus-menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara”. Penonjolan definisi ini terutama pada bagaimana sumber informasi (media massa) mengemas dan menyajikan isi 12 13
Dennis Mcquail, Teori Komunikasi Massa SuatuPengantar. Jakarta; Erlangga, 1996.hal .2 Werner Severin dan Jame W.Tankard, Teori Komunikasi. Jakarta; Kencana, 2007. Hal.4.
27
pesan. Dengan cara dan gaya tertentu menciptakan makna terhadap suatu perstiwa, sehingga mempengaruhi khalayak. Komunikasi yang dilakukan melalui media massa secara garis besar memiliki dua fungsi pokok, yaitu terhadap masyarakat (societal function) dan terhadap individu (individual function). Kedua fungsi ini terkait dan terjabarkan di dalam proses pengolahan, pengiriman, dan penerimaan isi media massa. Pada media cetak, berupa pemuatan berita dan hasil liputan informasi. Sedangkan, pada media elektronik yaitu isi berbagai program yang disiarkan atau ditayangkan 14. Untuk mempermudah penyampaian pesan kepada khalayak melalui televisi, dibutuhkan keterampilan. Diantaranya: berita keriminal harusnya disusun dan jelas penayanganya, mudah dimengerti penonton, berita yang disampaikan dapat memberikan pengetahuan dan informasi pada penonton. Yang terpenting dalam komunikasi ialah, bagaimana caranya agar suatu pesan yang disampaikan komunikator itu dapat menimbulkan dampak atau efek tertentu pada komunikan15.
2.2.1 Fungsi Komunikasi Massa Fungsi terhadap masyarakat memiliki pengertian yang luas, mencakup orang banyak, kelompok-kelompok, dan sistem-sistem budaya termasuk normanorma sosial. Menurut Laswell dan Wright (1975) terdapat empat fungsi komunikasi massa terhadap masyarakat :
14 15
Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta; Universitas terbuka,2003. hal.722 Onong Uchjana Effendi,Dinamika Komunikasi. Bandung ; Rosdakarya, 1993.hal.10
28
a. sebagai pengawas lingkungan, b. korelasi antar bagian dalam masyarakat untuk menanggapi lingkungan, c. sosialisasi atau pewarisan nilai-nilai, d. hiburan.
Sedangkan fungsi terhadap individu, komunikasi massa merupakan kebutuhan hidup manusia. Yang selalu membutuhkan, informasi dan hiburan. Menurut Samuel L.Becker (1985), terdapat tujuh fungsi komunikasi massa terhadap individu : a. pengawasan atau pencarian informasi, b. mengembangkan konsep diri, c. fasilitas dalam hubungan sosial, d. substitusi dalam hubungan sosial, e. membantu melegakan emosi, f. sarana pelarian dari ketegangan dan keterasingan, g. sebagai bagian dari kehidupan rutin atau ritualisasi.
2.2
Televisi Televisi
adalah
media
komunikasi
massa
dengar-pandang
yang
menyalurkan gagasan atau informasi memuat berita-berita, informasi yang diambil dari berbagai macam peristiwa-peristiwa dari berbagai penjuru dunia. Segala informasi tersebut disampaikan ke khalayak luas, dalam bentuk suara dan gambar secara umum, baik terbuka maupun tertutup, berupa program yang teratur dan berkesinambungan.
29
Televisi merupakan hasil produk teknologi tinggi (hi-tech) yang menyampaikan isi pesan dalam bentuk audio visual gerak. Jumlah individu menjadi relatif besar bila isi pesan audio visual gerak ini disajikan melalui media televisi. Berkat dukungan teknologi satelit komunikasi dan serat optik, siaran televisi yang dibawa oleh gelombang elektromagnetik, tidak mungkin lagi dihambat oleh ruang dan waktu. Bahkan khalayak sasarannya, tidak lagi bersifat lokal, nasional, tetapi sudah bersifat internasional atau global 16. Media televisi memiliki posisi istimewa dalam masyarakat. Keistimewaan itu dapat dilihat dari karakteristiknya yang memberikan kemudahan maksimal kepada khalayak. Dalam mengunanya media televisi, khalayak tidak perlu keluar rumah, bersifat gratis, tidak memerlukan kemampuan baca yang tinggi, dan mencapai khalayak heterogen sekaligus. Karenanya tidak heran, televisi menyita waktu yang lebih banyak dan perhatian dari lebih banyak orang dibandingkan dengan media lainnya. Televisi merupakan media massa yang menyampaikan pesannya secara audio visual, artinya televisi dapat dilihat dan didengar sehingga memudahkan masyarakat dalam menerima pesan-pesan yang disampaikan televisi 17. Program siaran televisi di Indonesia pada umumnya di produksi oleh stasiun televisi yang bersangkutan. di Amerika sebuah stasiun televisi tidak memproduksi sendiri semua program siaranya, mereka hanya membeli atau memesan dari production company yakni kalau di Indonesia lebih dikenal dengan
16 17
Askurifai Baksin, Jurnalistik Televisi. Bandung ; Simbiosa Rekatama Media, 2006. Hal.16 Morissan, Media Penyiaran. Jakarta; Ramdina Prakarsa, 2003. Hal.9.
30
production house
18
. Cara seperti ini akan lebih menguntungkan kedua belah
pihak. Stasiun televisi dapat memilih program yang menarik dan memiliki nilai jual kepada pemasang iklan, sementara perusahaan produksi acara televisi dapat meraih keuntungan dari produksinya. di Indonesia kecenderungan televisi sudah mulai mengarah kepada sistem di Amerika, ini dimulai dari garapan-garapan sinetron, kuis dan beberapa acara hiburan lainnya. Cara seperti ini memang sangat menguntungkan bagi stasiun televisi tersebut karena semuanya dapat dilakukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan bisnis, yaitu untung dan rugi. Pada umumnya isi program siaran di televisi meliputi acara, seperti : news reporting (laporan berita), talk-show, call-in show, documenter, magazine atau tabloid, rural program, advertising, educational atau instructional, art and cultural, music, soap opera atau sinetron, drama, tv movie, game show atau kuis, komedi atau situasi komedi. Berbagai macam program siaran tersebut bukanlah sesuatu yang mutlak harus ada semuanya. Acara-acara tersebut sangat bergantung dari kepentingan masing-masing stasiun penyiaran televisi yang bersangkutan. Pada umumnya memang sebagian besar dari contoh jenis program di atas tersebut adalah acaraacara yang disiarkan oleh stasiun penyiaran televisi.
18
Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi. Bandung ; rosdakarya, 2000.Hal.3
31
2.2.1 Ciri Televisi Televisi memiliki ciri-ciri sebagai berikut 19 : (a) Informasi yang disampaikan kepada komunikan melalui proses pemancar atau transmisi, (b) Isi pesan audio-visual, artinya dapat didengar dan dilihat pada waktu yang bersamaan, (c) Sifatnya periodik atau tidak dapat diulang, (d) Sifatnya transitory (hanya meneruskan), pesan-pesan yang diterima hanya dapat dilihat dan didengar secara sekilas, (e) Serentak dan global, (f) Meniadakan jarak dan waktu, (g) Dapat menyajikan peristiwa atau pendapat yang sedang terjadi secara langsung atau orisinil dan tunda (rekam), (h) Bahasa yang digunakan formal dan non-formal (bahasa tutur), (i) Kalimat singkat, padat, jelas dan sederhana.
2.2.2 Sejarah Televisi Siaran televisi di Indonesia dimulai pada tahun 1962 dan siaran televisi masih hitam putih namun siaran televisi pertama di Indonesia itu menjadi momentum yang sangat bersejarah. Dan kini, bagaimana pun canggih dan hebatnya stasiun televisi yang kini mengudara tetap tidak bisa meninggalkan sejarah lahirnya televisi di Indonesia, 19
Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi. Jakarta; RiekeCipta, 1996. hal.8
32
1.
Era pengadaan media televisi republik Indonesia (TVRI) pada tahun 1962.
2.
RCTI merupakan stasiun televisi swasta pertama yang diizinkan melakukan pada 2 Oktober 1987.
3.
SCTV diberikan izin menyelenggarakan siaran pada tanggal 30 Januari 1993 diperbolehkan menyelenggarakan siaran nasional.
4.
TPI merupakan stasiun televisi ke tiga, Dan pada 23 Januari 1991 pengoperasian siaran TPI diresmikan.
5.
ANTV berdiri pada tahun 1993, dan langsung mendapat izin siaran nasional.
6.
Stasiun televisi swasta Indosiar mendapat ijin operasional dari pemerintah, pada 11 Januari 1995 Indosiar melakukan siaran (on air) sebagai televisi swasta kelima di Indonesia 20.
2.3
Program Televisi Kata program berasal dari bahasa Inggris programme atau program yang
berarti ”acara” atau ”rencana”. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya. Dengan demikian program memiliki pengertian yang sangat luas. Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audiens tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran 21.
20
Dana Iswara, Mengangkat Peristiwa Ke Layar Kaca. Jakarta; lembaga studi pers dan pembangunan, ,2007. Hal.5 21 Morissan, Media Penyiaran. Jakarta; Ramdina Prakarsa, 2003. hal.97
33
Menentukan jenis program, berarti menentukan atau memilih daya tarik (appel) dari suatu program. Yang dimaksud daya tarik disini adalah, bagaimana suatu program mampu menarik audiensnya. Menurut Van-Gross (1994), Programer harus memilih daya tarik yang merupakan cara untuk meraih audiens. Secara teknis penyiaran televisi, program televisi diartikan sebagai penjadwalan atau perencanaan siaran televisi dari ke hari (horizontal programming) dan dari jam ke jam (vertical programming) setiap harinya. Menjadwalkan program siaran tidak semudah yang dibayangkan, penata program harus jeli memperhatikan apa yang disenangi penonton. Untuk menyusun program siaran diperlukan sistem pemrograman siaran. Dengan sistem itu diharapkan acara-acara yang hadir di layar televisi dapat disenangi penonton, bahkan bisa menjadi panutan penonton. Di Indonesia, program siaran akan mengisi siarannya sepanjang rata-rata 18 sampai 24 jam setiap harinya. Sedangkan program siaran terdiri dari berbagai macam produksi siaran pendukung program. Produksi itu bisa dibuat sendiri oleh stasiun televisi bersangkutan (in-house production) atau beli atau disewa dari luar seperti dari production house atau distributor film asing 22. Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program itu menarik dan disukai audiens, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan
22
Rm Soenarto, Programa Televisi. Tangerang; fftv-ikj press, 2007. Hal 2
34
peraturan yang berlaku. Pengelola stasiun penyiaran dituntut untuk memiliki kreatifitas seluas mungkin untuk menghasilkan berbagai program yang menarik 23. Menurut Morissan, program acara televisi terdiri atas: 1.
Informasi, a. Hard news atau berita keras, informasi penting yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya harus segera untuk diketahui oleh masyarakat. b. Soft news atau berita lunak, segala Informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth), namun tidak bersifat harus segera ditayangkan.
2.
Hiburan, a. musik, b. drama ( sinetron, film kartun ), c. permainan, - kuis - ketangkasan - reality show. d. Pertunjukan, - Sulap, - Lawak,
23
Morissan, Media Penyiaran. Jakarta; Ramdina Prakarsa, 2003. Hal.100-105
35
- Tarian. Penayangan sebuah program acara televisi bukan hanya bergantung pada konsep penyutradaraan atau kreatifitas penulisan naskah, melainkan sangat bergantung pada kemampuan profesionalisme dari seluruh kelompok kerja di dunia broadcast dengan seluruh mata rantai divisinya 24. Televisi merupakan media hiburan yang menarik. Juga memberikan informasi secara nyata dan jelas, dan juga jangkauan yang sangat luas di seluruh pelosok sehingga khalayak bisa menyaksikan secara langsung program-program acara yang ditayangkan dilayar kaca mereka. Dan khalayak dapat leluasa memilih acara program yang mereka sukai dan mereka merasa mempunyai hiburan tersendiri yang dapat memuaskan hati mereka. Selain itu televisi dalam manyampaikan informasinya dapat dipercaya dan mudah dipahami, karena televisi dalam menyampaikan pesannya disertai dengan audio-visual yang meyakinkan sehingga tidak terjadi kesalahpahaman atau keraguan dalam diri mereka.
2.3.1 Pedoman Dasar Program Televisi Sebelum stasiun televisi menyiarkan program acaranya, terlebih dahulu stasiun televisi harus mempertimbangkan keseluruhan isi dan konsep. Terdapat lima acuan dasar yang merupakan hal yang sangat penting di dalam merencanakan, memproduksi, dan menyiarkan acara bagaimanapun sifat dan
24
Naratama, Menjadi Sutradara Televisi. Jakarta; Grasindo, 2004. Hal.62
36
bentuknya. Kelima acuan ini tidak dapat di pisahkan bahkan akan saling terkait, Yaitu 25 : a. Ide, semua acara siaran televisi baik dari bentuk yang paling sederhana, selalu didahului timbulnya sebuah ide atau gagasan, ide timbulnya bisa saja tidak timbul dari anggota satuan kerja produksi, tetapi dapat timbul dari luar. Ide merupakan buah pikiran dari seorang perencana acara siaran dalam hal ini seorang produser, sesuai dengan teori komunikasi ide merupakan rencana pesan yang akan disampaikan kepada khalayak penonton. b. Pengisi acara siaran (artis), pengisi acara siaran dapat berupa seorang pembaca berita ataupun artis pendukung, merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan ide seorang produser, yang telah diolah sedemikian rupa dalam bentuk naskah tadi. c. Peralatan, betapapun kecilnya suatu studio pasti dilengkapin dengan berbagai peralatan, seperti misalnya, kamera elektronik, lampu-lampu, mikropon, dekorasi, siklorama, dan peralatan komunikasi lainnya yang dapat mendukung produksi suatu program acara. d. Satuan kerja produksi, kelompok ini yang akan menangani kerja produksi secara bersama-sama (kolektif) sampai hasil karyannya dinyatakan layak untuk disiarkan. 25
Darwanto Sastro Subroto. Produksi Acara Berita. Yogyakarta; Duta wacana university press, 1994. hal.47
37
Meskipun mereka bekerja di bidang tugas yang berbeda, tetapi semuanya hanya mempunyai satu tujuan untuk menghasilkan karya produksi yang nantinya akan digunakan sebagai acara siaran dan sesuai dengan rencana yang teah ditetapkan. Sebelum melangkah ke pelaksanaan produksi, semua anggota kerabat kerja harus mendapatkan informasi secukupnya, sehingga semua kegiatan yang mereka lakukan sesuai dengan rencana produksinya. e. Penonton, penonton merupakan sasaran dari setiap acara yang disiarkan dan mereka merupakan faktor yang ikut menentukan berhasil tidaknya acara yang telah dibuat, dan juga sangat diharapkan bahwa khalayak penonton memberikan umpan baliknya setelah menyaksikan acara tersebut. Dengan adanya umpan balik sudah menunjukan suatu pertanda keberhasilan suatu acara, selain itu merupakan suatu masukan yang sangat berharga, karena dapat digunakan sebagai bahan pengkajian dalam rangka penyempurnaan.
2.4
Berita Berita adalah suatu fakta atau ide atau opini aktual yang menarik dan
akurat serta dianggap penting bagi sejumlah besar pembaca, pendengar maupun penonton 26. Masyarakat membutuhkan berita untuk mendapatkan informasi tentang berbagai peristiwa yang dapat mempengaruhi kehidupannya. Dengan berbagai informasi mengenai berita penting seperti bencana alam, pemilu, berita kriminal,
26
Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi. Bandung ; rosdakarya, 2000. Hal.22
38
atau pagelaran musik, peristiwa tahun baru dan lain-lain, yang disiarkan dalam format Hard news, Soft news atau Investigasi. Masyarakat menjadi lebih paham dalam menangani masalah-masalah kehidupan, apabila mereka mendapatkan informasi tentang perubahan-perubahan di dalam masyarakat. J.B. Wahyudi mendefinisikan menulis berita sebagai laporang tentang peristiwa atau pendapat yang memiliki nilai penting dan menarik bagi sebagian khalayak, masih baru dan dipublikasikan secara luas melalui media massa. Peristiwa atau pendapat tidak akan menjadi berita, bila tidak dipublikasikan media massa secara periodik 27. Dalam pengertian sederhana, program news berarti suatu sajian laporan berupa fakta dan kejadian yang memiliki nilai berita (unusual, faktual, esential) dan disiarkan melalui media secara periodik.
2.4.1 Nilai Berita Seleksi fakta untuk dipilih menjadi bahan informasi atau berita, akhirnya menggunakan beberapa asas yang menentukan batasan-batasan sampai sejauh mana fakta itu penting. Inilah yang disebut nilai berita (news value), kejadian yang mengandung nilai berita merupakan kejadian istimewa (unusual) atau kejadian yang luar biasa.
27
Totok Djuroto. Manajemen Penerbitan Pers. Bandung; Rosdakarya, 2004. Hal. 47
39
Peristiwa atau pendapat yang pantas disajikan sebagai berita adalah yang memiliki News Value atau Nilai Berita. Nilai berita sangat bergantung pada berbagai pertimbangan sebagai berikut 28 : a. Timeliness, yang berarti ketepatan. Yaitu, memilih berita yang akan disajikan harus sesuai dengan waktu yang dibutuhkan oleh masyarakat pemirsa. Berita harus disiarkan secepat mungkin, sehingga faktor aktualitas bagi sebuah berita merupakan dasar utama yang harus dipertimbangkan. b. Proximity, artinya kedekatan. Kedekatan dapat berarti dekat dari segi lokasi, pertalian ras, profesi, kepercayaan, kebudayaan, maupun kepentingn yang terkait lainnya. c. Prominence, artinya orang yang terkemuka. Semakin seseorang itu terkenal maka akan semakin menjadi bahan berita yang menarik pula. d. Consequence, rtinya konsekuensi atau akibat. Sehala tindakan atau kebijakan, peraturan, perundangan dan lain-lain yang dapat berakibat merugikan atau menyenangkan orang banyak, merupakan bahan berita yang menarik.
28
Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi. Bandung ; rosdakarya, 2000. hal.25
40
e. Development, artinya
pembangunan,
Yang
menyangkut
berita-berita
tentang
keberhasilan pembangunan dan kegagalan pembangunan memiliki daya tarik jika diberitakan. f. Dissaster (bencana) and Crimes (kriminal), berita ini sangat menarik para penonton karena menyangkut masalah keselamatan manusia. g. Weather (cuaca), berita ini juga menarik karena dapat mempengaruhi kegiatan sehari-hari masyarakat. h. Sport (olah raga), berita ini sudah lama menjadi daya tari penonton, terutama jika berlangsung peristiwa olah raga besar, seperti piala dunia dan sebagainya. i. Human Interest, artinya berita-berita yang dapat menyentuh perasaan, pendapat, dan pikiran manusia. Objeknya adalah bisa manusia sendiri, hewan, atau benda-benda lainnya.
2.4.2 Jenis Berita Terdapat tiga karakter berita yang akan dapat mewadahi tentang cara memilih berita, yaitu 29 :
29
Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi. Bandung ; rosdakarya, 2000. hal.25
41
a.
Hard News (berita berat), berita tentang peristiwa yang dianggap penting bagi masyarakat baik sebagai individu, kelompok maupun organisasi. Hard news adalah berita yang mengandung konflik dan memberikan sentuhan-sentuhan emosional. Kategori hard news yaitu, mengandung tayangan politik yang tinggi, sangat istimewa. Menyangkut tokoh terkenal atau ternama dan kontroversial (mengandung konflik). Secara komersial, berita ini biasanya juga memiliki rating tinggi.
b.
Soft News (berita ringan), seringkali juga disebut dengan feature yaitu, berita yang tidak terikat dengan aktualitas namun memiliki daya tarik bagi pemirsa. Soft news artinya, berita-berita yang mengandung dengan kejadian-kejadian umum yang penting bagi masyarakat. Berita-berita yang penting dan diperlukn, namun tidak mengandung kemungkinan gejolak dan tidak melibatkan tokoh masyarakat dan orang terkenal. Misalnya, berita mengenai konfrensi atau seminar, kegiatan pengembangan daerah, kegiatan masyarakat, dan human interest 30.
c.
Investigative Reports (laporan penyelidikan), merupakan jenis berita yang eksklusif. Datanya tidak bisa diperoleh dipermukaan namun harus dilakukan berdasarkan penyelidikan. berita mendalam yang mencoba menyingkap hal-hal yang ditutup-tutupi dan menyelidiki fakta-fakta yang tersembunyi. Motif berita ini berasal dari
30
Fred Wibowo, Dasar-dasar Produksi Program Televisi. Jakarta; grasindo.1997. Hal.135
42
suatu fakta yang diduga memiliki latar belakang tidak beres. Untuk mengungkapkan ketidakberesan perlu diturunkan suatu tim wartawan, yang kemudian menyelidiki fakta yang terlihat dipermukaan dan fakta yang tersembunyi. Setiap kali diperoleh temuan baru, yang kemudian diperbandingkan, dianalisis dan kemudian ditayangkan dalam siaran berita. Steve Weinberg mendefinisikan investigasi reports, reportase melalui inisiatif sendiri dan hasil kerja pribadi, yang penting bagi pembaca, pemirsa dan pemerhati. Dalam banyak hal, subjek yang diberitakan menginginkan bahwa perkara yang berada dalam penyelidikan tetap tidak tersingkap31. Misalkan, tayangan program Jejak Kasus, menggunakan format baru merupakan Investigasi reports yang menganggkat fenomena yang terjadi dalam masyarakat, mengupas setiap permasalahan di dalamnya dan agar setiap permasalahan tersebut dapat ditemukan solusinya oleh instansi Pemerintah ataupun masyarakat setempat.
2.4.3 Sumber Berita Sumber dari suatu berita adalah peristiwa atau pendapat yang mengandung nilai berita, masalah hangat dan masalah yang unik. Dan peristiwa-peristiwa seperti ini harus dicari dan diolah agar menjadi bahan berita. Semua bahan berita tersebut dapat diperoleh dari 32 :
31 32
Hikmat Kusumanigrat dan Pirnama, Jurnalistik. Bandung; RosdaKarya, 2006. Hal.258 Morissan, Jurnalistik Televisi. Tangerang; Ramadina prakarsa, 2005. Hal.21
43
1.
Reporter,
2.
Pelayanan darurat polisi, pemadan kebakaran, rumah sakit, pusat informasi cuaca, badan SAR dan lain-lain.
3.
Kontak pribadi,
4.
Kontak publik, Organisasi pemerintahan, non-pemerintahan, serikat buruh,kelompokkelompok oposisi (penekan), atau pengamat dan kalangan perguruan tinggi.
5.
Kontak berita ,
6.
Siaran pers atau jumpa pers (press release, konferensi pers),
7.
Pemirsa,
8.
Saksi mata,
9.
Media lainnya ( surat kabar atau majalah),
10. Beberapa catatan, Referensi dari buku, petunjuk wisata, kliping, naskah-naskah berita lama (arsip).
2.5
Strategi Untuk menghadapi tingkat persaingan yang tinggi, program berita harus
memiliki strategi khusus agar tayangan dapat disukai oleh penonton. Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan, namun untuk mencapai tujuan tersebut strategi berfungsi sebagai peta jalan yang
44
hanya menunjukan arah, tetapi juga harus menunjukan bagaimana taktik operasionalnya 33. Strategi produksi ini harus mampu menunjukan bagaimana operasionalnya secara praktis dan tujuan atau perencanaan awal sebelum proses produksi Jejak Kasus dilaksanakan, dalam arti bahwa pendekatan bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung pada situasi dan kondisi. Istilah strategi berasal dari bahasa Yunani ”strategia” yang artinya kepemimpinan (leadership). Strategi adalah pilihan tentang apa yang ingin dicapai oleh organisasi di masa depan (arah) dan bagaimana cara mencapai keadaan yang diinginkan tersebut (rute) 34. Strategi juga merupakan keseluruhan tindakan yang ditempuh organisasi untuk mencapai sasarnnya, atau dengan kata lain strategi merupakan pengelolaan yang memungkinkan satu perusahaan mencapai sasaran. Hal ini juga berlaku untuk perusahaan media, strategi perusahaan menjadi ke individu atau wartawan atau reporter. Untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan, penentuan strategi yang baik sangat diperlukan. Demikian halnya dibidang media penyiaran, strategi yang diperlukan yaitu 35 : a. Berfikir seperti pemirsa. Pengelola media penyiaran berada dalam bisnis dengan dua klien yang berbeda yaitu, pemirsa dan pemasang iklan. Tanpa
33
Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi, teori dan praktek. Bandung; RosdaKarya, 2000. hal.32 34 Tedjo Tripomo dan Udan, Manajemen Strategi. Bandung ; Rekayasa sains, 2005. hal.18 35 Morissan, Media Penyiaran. Jakarta; Ramdina Prakarsa, 2003. Hal:72
45
ada pemirsa yang mengikuti siaran maka pengelola media penyiaran tidak akan pernah berhasil untuk menarik para pemasang iklan. b. Pengelola media penyiaran harus menganggap waktu siaran bernilai penting setiap detiknya dan harus neggunakan setiap detik siaran itu dengan mendayagunakan kemampuan dalam menjangkau pemirsa. Media penyiaran harsu menyaksikan dan mendengarkan siaranya sendiri, menerima kritik dan melakukan perbaikan setiap hari. c. Pengelola media penyiaran berkompetisi untuk merebut waktu orang lain untuk mau menyaksikan acara yang disuguhkan. Persaingan tidak hanya terjadi dengan media penyiaran sejenis (televisi dan radio), tetapi juga dengan media cetak, bioskop dan lain-lain. Pengelola media penyiaran, harus bisa membuat atau memproduksi program-program acara yang mampu menarik minat pemirsa. Keberhasilan
suatu
program
bergantung
pada
perencanaan
dan
pelaksanaan strateginya. Namun, perlu diingat bahwa dalam pembuatan strategistrategi penyiaran harus tetap berpedoman pada undang-undang penyiaran dan kode etik yang berlaku sehingga tidak akan menimbulkan penyimpanganpenyimpangan yang dapat merugikan berbagai pihak.
2.5.1 Strategi Dasar Produksi Dalam menentukan strategi pengelola media penyiaran haruslah memiliki strategi yang tepat, yang merupakan suatu proses atau kegiatan untuk pencapaian tujuan tertentu melalui kerjasama dengan orang-orang lain. Terdapat
46
empat kombinasi Strategi dasar Produksi yang paling umum dalam rangka pencapaian tujuan, yaitu36 : 1. Planning (Perencanaan), Planning
ialah
menetapkan
menetapkan
pekerjaan
yang
harus
dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan. Perencanaan yaitu, tentang apa yang akan dicapai, yang kemudian memberikan pedoman, garis-garis besar tantang apa yang akan dituju. Perencanan merupakan persiapan-persiapan daripada pelaksanaan suatu
tujuan.
Perencanan
mencakup
kegiatan
penentuan
tujuan
(Objectives) media penyiaran serta mempersiapkan rencana dan strategi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Setiap tujuan kegiatan dapat disebut dengan sasaran (goal) atau target. Sebelum organisasi menentukan tujuan, terlebih dahulu harus menetapkan visi dan misi atau maksud organisasi. 2. Organizing (Pengorganisasian), Pengorganisasian yaitu pengaturan setelah ada rencana. Dalam hal ini diatur dan ditentukan tentang apa tugas pekerjaannya, macam atau jenis serta sifat pekerjaan, dan juga unit-unit kerjanya (pembentukan bagianbagian), tentang siapa yang akan melakukan, apa alat-alatnya, bagaimana keuangannya dan fasilitas-fasilitasnya. Organizing atau pengorganisasian mencakup37 :
36 37
Soekarno K. Dasar – dasar Manajemen. Jakarta; penerbit Miswar,1982. hal.66 George R,Terry, Prinsip-prinsip Manajemen. Jakarta; Bumi asksara, 2006. hal.17
47
a. membagi komponen-komponen kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan ke dalam kelompok-kelompok, b. memberi
tugas
kepada
seorang
manajer
untuk
mengadakan
pengelompokan tersebut, c. menetapkan wewenang di antara kelompok atau unit-unit organisasi. 3.
Actuating (Pengarahan), Setelah perencanaan dan pengorganisasian, lalu melakukan pengarahan dan pengerakkan agar para karyawan merasa nyaman menyelesaikan tugas demi tercapainya tujuan bersama. Fungsi mengarahkan dan memberikan pengaruh atau mempengaruhi tertuju pada upaya untuk merangsang antusiasme karyawan untuk melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif. Kegiatan mengarahkan dan mempengaruhi ini mencakup empat kegiatan penting yaitu: a.
Pemberian Motivasi, ialah semakin tinggi tingkat kepuasan karyawan maka kemungkinan semakin besar karyawan memberikan kontribusi terbaiknya untuk mencapai tujuan stasiun penyiaran,
b.
Komunikasi, adalah cara yang digunakan pimpinan agar karyawan mengetahui atau menyadari tujuan dan rencana stasiun penyiaran agar mereka dapat berperan secara penuh dan efektif untuk mencapai tujuan yang ditetapkan,
c.
Kepemimpinan, merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran,
48
Pelatihan, mencakup manajer umum harus memastikan bahwa
d.
pelatihan diberikan dan diawasi oleh pesonil yang kompeten salah satu keuntungannya adalah pemberian kesempatan kepada karyawan untuk
mempersiapkan
diri
mereka
dalam
mengantisipasi
perkembangan atau kemajuan stasiun penyiaran. 4.
Controlling (Pengawasan), Pengawasan merupakan, proses untuk mengetahui apa tujuan-tujuan organisasi atau perusahaan sudah tercapai atau belum. Melalui perencanan stasiun penyiaran menetapkan rencana dan tujuan yang ingin dicapai. Proses pengawasan dan evaluasi menentukan seberapa jauh suatu rencana dan tujuan sudah dicapai atau diwujudkan oleh stasiun penyiaran, departemen dan karyawan. Pengawasan harus dilakukan berdasarkan hasil kerja atau kinerja yang dapat diukur agar fungsi pengawasan dapat berjalan secara efektif. Dua konsepsi utama untuk mengukur prestasi kerja (performance) manajemen stasiun penyiaran adalah : a.
Efisiensi yaitu kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang benar
b.
Efektifitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
49
2.6
Faktor Penting dalam Memproduksi Program Televisi Didorong oleh kreatifitas, seorang produser yang menghadapi materi
produksi akan membuat seleksi. Dalam seleksi ini intelektualitas dan spiritualitas secara kritis menenttukan materi mana mana yang diperlukan dan mana yang tidak Yang kemudian akan lahir ide dan gagasan. Merencanakan sebuah produksi program televisi, seorang produser akan dihadapkan pada lima hal sekaligus yang memerlukan pemikiran mendalam. yaitu, Materi produksi, Sarana produksi, Biaya produksi, Organisasi pelaksana produksi dan Tahap pelaksanaan produksi 38 :
2.6.1 Materi Produksi Materi produksi adalah barang atau material yang akan diproduksi menjadi sebuah tayangan yang layak siar dan layak jual sekaligus. Materi tayangan dapat berasal dari alam sekitar, fenomena sosial, ekonomi maupun politik, serta budaya. Seorang produser akan mengumpulkan gagasan, mengkaji dan meneliti berbagai kemungkinan kejadian alam sekitar yang perlu dibuat program. Produser haruslah memiliki visi dan misi agar tayangan yang diproduksi memiliki nilai dan mampu menyadarkan pemirsa, memberikan inspirasi, menghibur, dan sebagainya. Untuk produksi berita, materi bisa diperoleh dari sumber-sumber berita. Tema-tema program hasil diskusi dan pendalaman ini kemudian dituangkan dalam treatment, yakni langkah perwujudan gagasan menjadi program.
38
Fred Wibowo, Dasar-dasar Produksi Program Televisi. Jakarta; grasindo.1997. Hal.28
50
2.6.2 Sarana Produksi Sarana produksi adalah sarana yang menjadi penunjang terwujudnya ide menjadi konkret, yaitu hasil produksi. untuk itu, diperlukan kualitas alat standar yang mampu menghasilkan suara dan gambar yang bagus. Dengan adanya peralatan itu dapat mendorong kelancaran seluruh persiapan produksi. Produser menunjuk seseorang yang diserahi tanggung jawab tersedianya seluruh peralatan yang diperlukan. Untuk itu, sebuah daftar lengkap (equipment list) dari seluruh peralatan yang dibutuhkan harus dibuat. Ada tiga unit pokok peralatan yang diperlukan sebagai alat produksi, yaitu: a. Unit peralatan perekaman gambar, seperti kamera dan tripod kamera, b. Unit perlatan perekaman suara, seperti mikrofon dan tripod mikrifon, c. Unit peralatan pencahayaan, seperti lampu dan tripod lampu. Sarana produksi yang diperlukan tergantung pada materi program apa yang akan diproduksi. Aktifitas peliputan produksi berita siaran langsung maupun rekaman di luar studio, ditunjang oleh fasilitas-fasilitas yang meliputi outside broadcast, field pick up unit, electronic field production serta electronic news gathering. Untuk program berita, peralatan yang dibutuhkan cukup dengan satu kamera liputan (ENG : electronic news gathering), yang sudah mencakup peralatan gambar, suara dan pencahayaan.
2.6.3 Biaya Produksi (finansial) Perencanaan biaya produksi yang didasarkan pada kemungkinan keuangan yang ada. Dalam hal ini produser dapat memikirkan sampai sejauh mana produksi
51
itu akan memperolah dukungan finansial dari suatu pusat produksi atau stasiun televisi. Maka, perencanaan budget atau biaya produksi dapat didasarkan pada dua kemungkinan, yaitu : a. Financial oriented. dalam hal ini pengeluaran keungan dibatasi hanya seperlunya saja. Prinsipnya, anggaran produksi
dibuat sesuia dengan
kemampuan keuangan yang ada, tetapi secara umum tidak terlalu menganggu produksi sesuai standar siaran. b. Quality oriented, biaya produksi yang didasarkan atas tuntutan kualitas hasil produksi yang maksimal biasanya biaya tidak menjadi soal berapa pun besarnya, asalkan kualitasnya prima. Produksi dengan orientasi semacam ini biasanya produksi yang prestisius, untuk hal-hal yang sangat monumental dan diharapkan mendapat nama maupun keuntungan yang besar. Di luar itu semua, pos biaya tak terduga harus dianggarakan, biasanya seperempat dari biaya produksi, ada pula produser yang menentukan sepertiganya. Ini dimaksudkan untuk mengantisipasi pembengkakan biaya karena faktor cuaca, alam dan faktor lain yang biasanya tidak dapat diprediksi lebih dulu.
2.6.4 Organisasi Pelaksana Produksi Program Televisi Dalam memproduksi program televisi dapat melibatkan banyak orang, seperti artis, dan kru lainnya seperti kameraman, lighting (pencahayaan), sound (suara), atau editor. Agar pelaksanaan shooting dapat berjalan lancar, produser harus memikirkan juga penyusunan organisasi pelaksana produksi yang serapi-
52
rapinya. Suatu organisasi pelaksana produksi yang tidak disusun rapi akan menghambat jalannya produksi, yang berarti kerugian waktu dan uang. organisasi produksi memerlukan pembagian tugas yang sangat rinci dengan tanggung jawab yang jelas Dalam penyiaran terdapat dua spesialisasi bidang kerja masing-masing yakni, bidang kerja karya Artistik dan karya Jurnalistik. Dalam bidang Artistik, memerlukan tenaga-tenaga kreator yang profesional dan menghasilkan karya yang kreatif dan inovatif. Sedangkan Jurnalistik, memerlukan tenaga-tenaga jurnalis yang memiliki sense of news yang kuat dan tidak sekedar hanya dapat menulis berita. Tim kerja atau tenaga-tenaga profesi dalam penyiaran, yaitu39: 1. Bidang Karya Artistik a. Executif Produser, orang yang mempunyai wawasan dan mengerti tentang program televisi secara keseluruhan. Executif Produser bertanggung jawab terhadap penyusunan dan pengembangan ide untuk program acara siaran, baik siaran untuk keperluan individu yang kompleks maupun untuk sasaran kelompok tertentu yang diproduksi secara khusus. b. Produser, Yaitu, orang yang ditunjuk mewakili produser pelaksana (eksekutif produser) untuk melaksanakan apa yang di kehendaki oleh produser pelaksana.
39
Tommy Suprapto, Berkarier di Bidang Broadcasting. Yogyakarta; Media presindo, 2006. hal.60
53
c. Pengarah Acara, orang yang ditunjuk untuk bertanggung jawab secara teknis pelaksanaan produksi satu mata acara siaran, Pengarah acara bertugas di lapangan untuk mengendalikan produksi yang sedang ditangganinya. d. Penulis naskah artistik, bertugas membuat naskah untuk mata acara siaran dalam karya artsitik, memiliki kemampuan manulis naskah drama dan non-drama seperti musik, magazine show, talk show, variety show, game show kuis. e. Unit manager, bertugas menyediakan kebutuhan utama logistik yang diperlukan untuk setiap elemen produksi dan mengawasi setiap penggunaan dana produksi. f. penata artistik (art director), ahli dalam menata ruang atau lokasi pengambilan gambar sesuai dengan skenario. g. Graphic Artist, Graphic artistic bertanggung jawab terhadap desain tata letak dan menentukan tata artistic. menciptakan, mendesain dan menentukan variasi bentuk-bentuk visual, termasuk mengkreasikan bagan, graphic, title cards, peta serta obyek-obyek tiga dimensi lainnya sebagai satu kelompok desain dan konstruksi artistik. h. Penata Cahaya, penata cahaya mendesain dan menentukan pencahayaan untuk produksi televisi, baik produksi di dalam studio maupun di luar studio. harus dapat
54
menyeimbangkan keterbatasan secara teknis medium televisi dengan melakukan kreasi untuk memperoleh efek pencahayaan yang bisa menghasilkan gambar yang jernih dan terang. i. Audio atau Video engineer, bertanggung jawab terhadap pengoperasian semua perlatan kontrol elektronik baik audio dengan back-sound atau video dengan spesial effects yang digunakan oleh studio televisi dan dilokasi syuting. j. Camera Operator (kamerawan), bertanggung jawab untuk pengoperasian kamera televisi selama rehearsal (pelatihan) dan produksi program televisi. Ia mengoperasikan kamera dengan menggunakan tripod dan dolly baik dengan menggunakan kamera mini atau Electronik News Gathering (ENG). k. Technical Director (TD), bertugas mengawasi dan mengatur kualitas teknik dari program baik televisi maupun radio, TD mengoperasikan peralatan switcher yang merupakan unit kontrol terdiri dari tombol-tombol yang dapat mengganti gambar, mencapur gambar dan bahkan dapat memberikan efek gambar sesuai petunjuk pengarah acara. 2. Bidang Karya Jurnalistik a. News Direktor (direktur pemberitaan), News Direktor adalah eksekutif senior yang bertanggung jawab di departemen pemberitaan stasiun televisi. Ia memiliki stasiun final untuk menentukan semua item berita, wawancara, documentary, dan program
55
siaran khusus televisi. News Direktor menentukan peristiwa apakah yang akan diliput, bagaimana meliputnya dan kapan akan dipresentasikan ke publik. b. Asisten News Direktor, bertanggung jawab menyeleksi dan menugaskan reporter, penulis naskah, untuk meliput berita dan peristiwa khusus. Mengatur setiap hari operasional news room, mengkoordinasi perngiriman berita, memonitor semua penugasan dan aktifitas utama setiap warta berita. c. Penulis Naskah Berita (News Writter), bertugas menulis dan mengedit berita, membuat komentar berita, menyusun kesinambungan kata atau klaimat berita, yang akan diangkat dalam presentasi berita sesuai dengan berita dan jadwal siaran berita. d. Asisten Redaksi bertugas membantu semua pekerjaan di newsroom, yaitu melakukan tugastugas kantor secara umum. Efektifitas suatu liputan berita sebagaian besar tergantung pada mereka yang bekerja dilapangan. Ujung tombak dari suatu program berita adalah tim liputan berita yang terdiri dari wartawan atau reporter dan juru kamera 40. a. Wartawan atau Reporter, bekerja secara cepat mengumpulkan informasi, menentukan lead berita, menulis berita dan melaporkannya. Baik secara langsung (live) maupun tidak (record). 40 40
Morissan, Jurnalistik Televisi. Tangerang; Ramadina prakarsa, 2005. Hal.69 Fred Wibowo, Dasar-dasar Produksi Program Televisi. Jakarta; grasindo.1997. Hal.39
56
b. Juru Kamera, bertugas
mendapatkan
semua
gambar
yang
dibutuhkan
untuk
mengilustrasikan berita yang akan disajikan. Reporter dan juru kamera harus bekerja sama sebagai tim kerja. Seorang reporter harus mampu memahami tugas juru kamera, begitu pula sebaliknya. Komunikasi antara reporter dan juru kamera adalah kunci efektifitas liputan ketika melakukan shooting di lokasi liputan.
2.6.5 Tahap Pelaksanaan Produksi Suatu produksi program televisi yang melibatkan banyak peralatan, orang dan dengan sendirinya biaya yang besar, selain memerlukan suatu organisasi yang rapi dan juga perlu suatu tahap pelaksanaan produksi yang jelas dan efisien. Setiap tahap harus jelas kemajuannya dibandingkan dengan tahap sebelumnya, Tahapan suatu program televisi terdiri dari tiga bagian yang lazim disebut Standart Operating Procedure (sop), seperti di bawah ini 41 :
2.6.5.1 Pra-Produksi (perencanaan dan persiapan) Proses pra-produksi adalah dari mengadakan rapat redaksi yang mencangkup rapat proyeksi dan evaluasi. Tahap ini sangat penting sebab jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci dan baik, sebagian pekerjaan dari produksi yang direncanakan akan berjalan lancar. Tahap pra-produksi meliputi tiga bagian seprti berikut ini :
41
Fred Wibowo, Dasar-dasar Produksi Program Televisi. Jakarta; grasindo.1997. Hal.39
57
1. Penemuan ide, Tahap ini dimulai ketika seorang produser menemukan ide atau gagasan, membuat riset dan penulisan naskah atau meminta penulis naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset42 . 2. Perencanaan, Tahapan ini meliputi persiapan seluruh peralatan liputan, dari kamera, lokasi, properti, narasumber, reporter dan presenter, penetapan jangka waktu kerja (time scedule), penyempurnaan naskah merupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat secara hati-hati dan teliti untuk melaksanakan produksi. 3. Persiapan, Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perijinan dan surat menyurat. Latihan para artis dan pembuatan setting, meneliti dan melengkapi peralatan yang diperlukan. Semua persiapan ini paling baik diseleksikan menurut jangka waktu kerja (time schedule) yang sudah ditetapkan. Untuk meliput suatu berita, terutama di daerah berbahaya atau daerah konflik, hal-hal yang harus dipersiapkan adalah43 : 1. Memiliki pengetahuan yang cukup terhadap daerah yang akan diliput. seperti jalan yang aman, pos keamanan, tempat penyewaan kendaraan
42
Darwanto Sastro Subroto. Produksi Acara Berita. Yogyakarta; Duta wacana university press, 1994. hal.157 43 Morissan, Jurnalistik Televisi. Tangerang; Ramadina prakarsa, 2005. Hal.72
58
(jika perlu), kebiasaan atau peraturan yang berlaku di lokasi tersebut, jangan melakukan hal-hal yang tidak perlu di daerah berbahaya, 2. Bersifat antisipatif, dapat bertindak capat dan tepat, 3. Dokumentasi dan identifikasi, simpan baik-baik ID, paspor, visa, kartu pers, Buku alamat dan sebagainya, 4. Kenakan pakaian dan sepatu nyaman, sediakan juga cadanganya, 5. Perlindungan kesehatan, sediakan perlengkapan P3K, 6. Sediakan cadangan batrei, peta ataupun kompas, 7. Emosi atau perasaan, jangan memperlihatkan emosi yang dirasakan, misalnya rasa takut, marah, jijik dan sebagainya, 8. Penampilan dan posisi aman, jangan berada di daerah yang berbahaya seperti daerah rawan kebakaran, cari tempat yang aman. Jangan memakai pakaian yang terlalu mencolok.
2.6.2 Produksi Sesudah melakukan perencanaan dan persiapan selesai, kemudian pelaksanaan produksi dimulai. Sutradara, produser, penulis naskah dan crew lainnya untuk mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas dan tulisan (shootong script) menjadi gambar, susunan gambar yang dapat bercerita. Dalam pelaksanaan produksi ini, sutradara menentukan jenis shoot yang akan diambil di dalam adegan (scene). Dalam penyutradaraan televisi, perlu dikaji hubungan antara kebutuhan artistik dan kebutuhan teknis dimana dalam
59
industri televisi kita mengenal sistem rekaman gambar visual dengan menggunakan single camera dan multi camera 44. Di sini peran sutradara, kameraman, dan pencatat waktu sangat penting, dikarenakan keberhasilan program sangat ditentukan, baik penataan cahaya di kamera, suara presenter dengan mempertimbangkan mike dengan benar agar suara-suara yang lain tidak menganggu serta yang lain akan menunjang keberhasilan program tersebut. Produksi adalah, upaya merubah bentuk naskah menjadi bentuk auditif bagi radio dan bentuk audio-visual untuk televisi 45. 2.6.3 Pasca produksi Pada tahap ini, merupakan tahap penyelesaian atau penyempurnaan dari bahan baik yang berupa pita auditif atau pita audio visual, maupun menggunakan satu atau lebih kameranya. Tahap penyelesaian meliputi46 : a. melakukan editing baik suara maupun gambar, b. pengisian grafik atau insert vusualisasinya, c. pengisian narasi, d. pengisian sound efek dan ilustrasi, e. melakukan evaluasi terhadap hasil produksinya,
Pasca produksi memiliki tiga langkah utama, yaitu editing offline, editing online, dan mixing 47.
44
46
Naratama, Menjadi Sutradara Televisi. Jakarta; Grasindo, 2004. hal.7 Darwanto Sastro Subroto. Produksi Acara Berita. Yogyakarta; Duta wacana university press, 1994. hal. 159
60
a. Editing offline, Editing adalah proses memadu gambar serta pemotongan gambar dari hasil
syuting atau gambar mentah (belum jadi) menjadi gambar yang
bercerita, sehingga hasil yang ditimbulkan bisa lebih menjadi tayangan yang dapat dinikmati oleh yang menontonnya. Editing off line adalah editing kasar, yang akan mempermudah pemilihan gambar sesuai storyboard atau naskah. Setelah shooting selesai, script boy/girl membuat logging, yaitu mencatat kembali semua hasil shooting berdasarkan catatan shooting dan gambar. Di dalam logging time code (nomor kode yang dibuat dan muncul dalam gambar) dan hasil pengambilan setiap shot dicatat. Kemudian berdasarkan catatan itu sutradara akan membuat editing kasar yang disebut editting off line sesuai dengan gagasan yang ada dalam sinopsis dan treatment. Materi hasil shooting langsung dipilih dan disambung-sambung dalam pita VHS. Sesudah editing kasar ini jadi, hasilnya dilihat dengan seksama dalam screening. Apabila masih perlu ditambah atau di edit lagi, pekerjaan ini dapat langsung dikerjakan sampai hasilnya memuaskan b. Editing on line, Berdasarkan naskah editing, editor mengedit hasil syuting asli. Sambungan-sambungan setiap shot dan adegan (scene) di buat tepat berdasarkan catatan code waktu dalam naskah editing. Demikian pula
47
Iswandi Syaputra, Jurnalistik, Kancah Baru Jurnalistik Dalam Dunia Televisi. Jakarta; Pilar media, 2006. Hal:50
61
sound asli dimasukan dengan level
sempurna. Setelah editing on line ini
siap, proses berlanjut dengan mixing 48. c. Mixing (pencampuram gambar dengan suara), Tahap akhir dari editing, semua narasi, gambar ilustrasi, musik dan atmosfer yang dimasukan dalam editing on line. Narasi yang sudah direkam dan ilustrasi yang sudah direkam, dimasukan ke dalam pita hasil edting on line sesuai dengan petunjuk atau ketentuan yang tertuliskan dalam naskah editing. Keseimbangan antara sound effect, suara asli, narasi atau suara dubber dan musik harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak saling menganggu dan terdengar jelas. Sesudah proses mixing ini boleh dikatakan bagian yang penting dalam post production sudah selesai, secara menyeluruh produksi juga sudah selesai. Setelah produksi selesai biasannya diadakan preview, dalam preview tak ada lagi yang harus diperbaiki. Apabila semua sudah siap maka program ini juga siap
untuk ditayangkan. Penayangan program di stasiun televisi
dibatasi dengan frame waktu. Oleh karena itu, dalam screening hal ini juga perlu diperhatikan, apabila program ternyata melebihi frame waktu yang disediakan harus dipotong di tempat yang tidak akan menganggu kontinuitas program.
48
Fred Wibowo, Dasar-dasar Produksi Program Televisi. Jakarta; grasindo.1997. hal.43
62
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Tipe Penelitian Sifat penelitian yang digunakan peneliti, bersifat deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Deskriptif yaitu, memberikan gambaran atau penjabaran tentang kondisi empiris objek penelitian berdasarkan karakteristik yang dimiliki49. Penelitian tersebut yang bertujuan melukiskan secara sistematis fakta dan karakteristik, populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual, Penelitian deskriptif ini ditujukan untuk 50 : 1. mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, 2. mengidentifikasikan masalah, 3. menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan mendatang. Pendekatan kualitatif yang dimaksud sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Sejalan dengan definisi tersebut, penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial secara fundamental bergantung pada manusia dalam kawasannya sendiri dan
49 50
Bambang Setiawan, Metode penelitian komunikasi. Jakarta; UT. 1995. Jalaludin Rakhmat, Metode penelitian komunikasi. Bandung; Remaja rosdakarya, 1999. Hal.24
48
63
berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahanya 51. Peneliti menghendaki penelitian kualitatif ini memiliki sifat membimbing penyusunan teori substantif yang berasal dari data. Dengan menggunakan analisis secara induktif, berarti bahwa pencarian data bukan dimaksudkan untuk membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan sebelum penelitian diadakan. Analisis ini lebih merupakan pembentukan abstraksi berdasarkan bagian-bagian yang telah dikumpulkan, kemudian dikelompokan. Sifat lain dari penelitian kualitatif ini adalah, data yang dikumpulkan berupa kata-kata, hasil wawancara serta bukan angka. Pada tahap awal penelitian, peneliti mengumpulkan data dari artikel media cetak atau elektronik seperti televisi dan buku-buku yang berhubungan dengan materi penelitian. Pada tahap berikutnya, sesuai dengan sifatnya penulis akan melakukan analisis terhadap hasil wawancara yang dilakukan.
3.2
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode studi kasus, sebab fokus penelitian
terletak pada fenomena di dalam kehidupan nyata, yaitu strategi proses produksi program Jejak Kasus. Penelitian Studi Kasus adalah, metode riset yang menggunakan berbagai sumber data (sebanyak mungkin data) yang bisa digunakan untuk meneliti, menguraikan dan menjelaskan secara komprehensif berbagai aspek individu,
51
Lexy J Moleong,. metode penelitian kualitatif. Bandung: RemajaRosdakrya, 2004. hal.3
64
kelompok, suatu program, organisasi atau peristiwa secara sistematis. Penelaah berbagai sumber data ini membutuhkan berbagai macam instrument pengumpulan data. Karena itu, penelitian dapat menggunakan wawancara mendalam, obeservasi partisipan, dokumentasi-dokumentasi, kuesionar (hasil survei), rekaman, buktibukti fisik dan lainnya52. Dalam hal
ini,
Indosiar
sebagai tempat dimana
peneliti akan
mengumpulkan data-data sekaligus informasi dengan melakukan wawancara langsung dengan para Tim Kru Jejak Kasus. Dan lebih berfokus kepada Strategi Proses Produksi. Hal ini disebabkan oleh hubungan bagian-bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas apabila diamati dalam Proses dan Strategi apa yang digunakan. Peneliti mencari data-data yang akan dikumpulkan berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan dan foto. Disini peneliti hanya meneliti, yaitu Strategi Produksi program Jejak Kasus di Indosaiar periode Juli 2008.
3.3
Definisi Konsep Untuk pelaksanaan penelitian ini berbagai konsep dan istilah perlu
diperjelas, definisi konsepnya adalah 1.
Strategi adalah, perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan,
2.
Produksi, adalah cara penyampaian suatu acara program tayangan yang terdiri dari pra-produksi, produksi, pasca-produksi.
52
Rachmat Kriyanto. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: kencana, 2007. hal. 66
65
3.4
Fokus Penelitian Sesuai dengan sifat dan metode penelitian yang telah penulis tetapkan,
fokus yang akan diamati oleh penulis dalam penelitian ini adalah, Strategi Produksi tayangan Jejak Kasus di stasiun televisi Indosiar pada bulan april 2008. adapun fokus penelitian dapat dijabarkan : 1.
Strategi Produksi, Pengelola media penyiaran memerlukan strategi dalam menentukan tema, terget yang di tuju, visi dan misi, serta langkah-langkah yang harus di ambil. Untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan, penentuan strategi yang baik sangat diperlukan. Dalam strategi dibutuhakan 4 Strategi dasar produksi, yaitu: a.
Planning (perencanaan),
b.
Organizing (pengorganisasian),
c.
Actuating (pengarahan),
d.
Controlling (pengawasan).
dan setelah menetapkan strategi kemudian masuk dalam Tahap pelaksanaan Produksi, yaitu : a.
Pra-produksi (perencanaan dan persiapan), Penentuan ide tema dan gagasan oleh produser, dengan merencanakan rapat proyeksi dan rapat evaluasi, rapat ini untuk menetukan topik yang akan dianggkat pada tiap periode. Menetapkan jangka waktu kerja (time scdule) penyempurnaan naskah, pemilihan artis , lokasi. Menyiapkan materi yang akan digunakan, dalam tahap ini reporter
66
dan kameraman mencari bahan berita di lapangan yakni dengan mewawancarai narasumber. b.
Produksi, Sutradara bekerja sama dengan presenter dan tim untuk mewujudkan apa yang telah direncanakan dalam kertas dan tulisan (shooting script). pada tahap ini, reporter dan kameraman yang telah mencari dan mendapatkan bahan berita kemudian menyusun hasil berita yang di dapat di lapangan.
d.
Pasca-produksi Penyeleksian dan editing ( editing offline dan editing on line). Serta mixing. Pada tahap ini semua naskah yang telah disusun dan diseleksi kemudian diberikan backsound, capture, dan suara dubber, suara narasumber, dan virtual efek.
3.5
Nara Sumber (key Informan ) Menurut Lexy.J. Moleong, informan adalah orang yang dimanfaatkan
untuk memberi informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian53. Posisi narasumber sangat penting, bukan sekedar memberi respon, melainkan juga sebagai pemilik informasi. Dengan demikian key informan atau narasumber adalah orang yang di anggap penulis paling mampu dalam memberikan informasi yang berkaitan dengan penelitian. Orang yang bertanggung jawab, yang paling berkompeten dalam penyelenggaraan kegiatan keredaksiaan
53
Lexy.J. moleong. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung; Remaja Rosdakarya,1990. hal.3
67
Jejak Kasus. Serta berkaitan langsung dengan proses produksi tayangan Jejak Kasus. Key informan haruslah memiliki kapabilitas dan kompetensi untuk memberikan informasi yang terkait. Sesuai dengan masalah penelitian ini yang di anggap tepat untuk di wawancarai dan dimintai Informasi sehubungan dengan penelitian ini adalah : 1.
Widayat. Noeswa selaku Produser periode 2008, yang bertanggung jawab terhadap proses pembuatan program berita Investigasi yaitu Jejak Kasus.
2.
Firdaus Masrun selaku Produser senior Jejak Kasus periode 2005-2007, yang merancang program Jejak Kasus periode lama dan baru.
3.
Erwin Saputra, selaku Reporter yang bertugas mencari materi berita dan mengumpulkan berita yang sesuai dengan tema yang telah ditentukan oleh Produser dan kemudian menyusun bahan tersebut menjadi naskah berita.
4.
Iwan Agung, selaku Kameraman yang megoperasikan kamera dan mengambil gambar yang tepat untuk mendukung naskah berita reporter,
5.
Rusdi Anyudi, selaku koordinator Editor yang bertugas menjadwalkan agenda editing editor dan mengawasi serta yang bertangguna jawab terhadap proses editing. Peneliti mewawancarai narasumber ini karena, merupakan tim pelaksana
produksi Jejak Kasus yang berkompetensi untuk memberikan informasi mengenai Strategi Produksi dan Proses Produksi Jejak Kasus.
68
3.6.
Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, peneliti melakukan teknik observasi dan wawancara
untuk mendapatkan data primer dan data sekunder. 3.6.1 Data Primer Data yang diperoleh langsung dari pengumpulan informasi melalui observasi atau pengamatan secara langsung, mengenai proses produksi Jejak Kasus yang menyangkut segala informasi. Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data yaitu dimana peneliti mendapat informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden. Wawancara di sini bersifat mendalam (Indepth intervie). Wawancara di lakukan tidak berstruktur, yaitu kebebasan peneliti untuk mengajukan pertanyaanpertanyaan yang dapat dikembangkan lebih jauh berdasarkan narasumber, maka akan dihasilkan data yang terinci dan lebih mendalam untuk menganalisa mengenai Strategi Produksi Program Jejak Kasus. 3.6.2 Data Sekunder Peneliti juga memperoleh data-data pelengkap guna melancarkan proses penelitian. data sekunder peneliti peroleh dari sejumlah referensi yang berhubungan dengan topik atau tema penalitian yaitu “Strategi Produksi program Jejak Kasus di Indosiar”, seperti dokumen-dokumen dari makalah, buku-buku, internet, karya tulis, dan sebagainya.
69
3.7.
Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Analisa data merupakan kegiatan peneliti untuk menyederhanakan data ke
dalam bentuk yang lebih mudah untuk diinterpretasikan. Di sini peneliti Mengumpulkan Data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi akan dikumpulkan masing-masing data dan informasi tersebut kemudian digabungkan secara sistematis dengan mendeskripsikan secara kualitatif untuk mencari hubungan antara jawaban dengan pertanyaan penelitian. Uraian dari hubungan tersebut merupakan jawaban dari masalah penelitian. Teknik pemerikasaan keabsahan data penelitian ini juga menggunakan teknik Triangulasi, yaitu teknik yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu 54. Teknik pemeriksaan keabsahan data ini dapat dicapai dengan jalan : 1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, 2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi, 3. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, berpendidikan menengah, atau tinggi, orang berada atau pemerintahan, 4. Membandingkan hasil wawancara, dengan isi dari suatu dokumen yang berkaitan.
54
Lexy J Moleong,. metode penelitian kualitatif. Bandung: RemajaRosdakrya, 2004. hal.178
70
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Objek Penelitian
4.1.1 Sejarah Singkat Televisi Indosiar Setelah melewati berbagai cobaan, PT. Indosiar visual mandiri akhirnya berhasil mengantongi “izin operasional” dari pemerintah sebagai televisi swasta kelima di Indonesia. Pelaksanaan on air Indosiar, hingga tanggal 17 Desember 1994 Indosiar masih melakukan siaran percobaan dengan memasang telop. Pada tanggal 18 Desember 1994, Indosiar menyiarkan siaran berita nasional dan sebuah film lepas. Indosiar mulai siaran penuh pada tanggal 11 Januari 1995. Pada akhir tahun 2004 perseroan secara resmi menjadi anak perusahaan PT. Indosiar Karya Media Tbk, sebuah perusahaan induk operasional usaha penyiaran televisi yang memiliki potensi besar untuk mengeksplorasi berbagai peluang diverifikasi usaha. Pada akhir bulan Desember 2005, jumlah karyawan Anak perusahaan tercatat sebesar 1.698 orang yang seluruhnya berwarga Negara Indonesia. Dari jumlah tersebut, lebih dari 50% orang bekerja dalam proses produksi dan penyiaran, dan senantiasa berhadapan dengan berbagai peralatan modern. Serangkaian kesempatan pelatihan dan pengembangan formal maupun non formal diberikan secara berkesinambungan dengan memperhatikan kebutuhan dan inspirasi karyawan.
56
71
Saat pertama beroperasi pada tahun 1995, Indosiar telah siap dengan peralatan audio dan video digital serta computer digital canggih yang menghasilkan kualitas gambar yang lebih baik dan suara yang lebih jernih dibandingkan denga system analog. Studio-studio Indosiar dilengkapi dengan perangkat kamera, tata cahaya dan tata suara modern, serta teknologi virtual. Fasilitas lengkap juga tersedia pada fasilitas pasca produksi yang meliputi fasilitas editing, audio dubbing dan mixing, tape transfer, subtitling, computer grafis, dan tape library. Aktifitas peliputan produksi siaran langsung maupun rekaman di luar studio serta berita ditunjang oleh fasilitas-fasilitas yang meliputi outside broadcast, field pick up unit, electronic field production serta electronic news gathering. Kebutuhan akan instant broadcasting yang semakin tinggi, terutama berita, informasi, gambar bergerak dari daerah terpencil, dijawab oleh Indosiar dengan menggunakan perangkat Satellite News Gathering yang mampu mengirimkan gambar bergerak dari seluruh daerah di Indonesia, termasuk melakukan live video streaming.
4.1.2. Visi dan Misi Indosiar Visi perusahaan adalah menjadi stasiun televisi terkemuka dengan tayangan berkualitas yang bersumber pada in-house production, kretifitas, dan sumber daya manusia yang handal.
72
Misi perusahaan yaitu : 1.
Futuristic Berorientasi maju dengan terobosan terbaru
2.
Innovative Menjadi trendsetter dengan ide orisinal
3.
Satisfactory Mengutamakan kepuasan stakeholders
4.
Humanity Peduli terhadap lingkungan sekitar
4.1.3. Filosofi Logo dan Slogan Indosiar Indosiar merancang slogan berbunyi “Memang Untuk Anda”. Merupakan segmentasi yang ingin dicapai Indosiar untuk semuannya. Siaran Indosiar diperuntukan segala usia, juga segala lapisan masyarakat. Indosiar berusaha memenuhi keinginan khalayaknya dalam ikut memberikan jasa media komunikasi dalam bentuk informasi, pendidikan, hiburan, dan usaha periklanan. Logo atau ID (identity) televisi Indosiar adalah, seekor ikan bertubuh besi yang mengembangkan sayap dan melintasi bola dunia. Dengan ID station yang khas inilah, Indosiar ingin memudahkan penontonnya mengetahui di stasiun mana saluran mereka saat ini. Logo ikan digambarkan sebagai ikan besi, mengacu pada teknologi mutakhir yang digunakan Indosiar saat ini, yaitu teknologi digital. Kemudian ikan besi tersebut melintasi bola dunia, merupakan penggambaran jangkauan siaran
73
Indosiar yang tanpa batas. Melesat ke segala arah dan diterima oleh segala lapisan penontonnya.
4.1.4. Data Perusahaan Indosiar Nama Perusahaan
: PT. Indosiar Visual Mandiri
Alamat
: Jalan Damai no.11, Daan Mogot, Jakarta 1510.
Telpon
: (021) 5607867 - 5640564
Faks
: (021) 5655653
Email
:
[email protected].
Homepage
: http:// www.indosiar.com.
4.1.5. Susunan Organisasi News Departemen 1.
Direktur News
2.
Manajer Divisi News a. Manajer Current Affair and
: Triyandy Suyatman
: Karyadi Chandra
Magazine b. Manajer Daily 3.
: M. Gafar Yudtadi
Eksekutif Produser (EP) a. EP Current Affair and
: Undang Suhendar
Magazine
4.
b. EP Daily
: Indria Purnama dan Toni Suhartono
Produser Current Affair and
: - Widayat.N
Magazine
- Irianto M
74
- Helmi A - Fitri D - Firdaus M 5.
Koordinator Liputan
: - Suhartono - Muslikhin - Budi Pranoto
4.1.6 Program Indosiar Tim kreatif Indosiar secara konsisten mempelajari pasar Indonesia dan tren global, untuk mengidentifikasikan jenis program acara yang berpotensi untuk menghasilkan rating dan audience share yang tinggi. Dengan memproduksi sendiri program-program siaran, Indosiar dapat dengan cepat menaggapi selera, minat dan kebutuhan pemirsa yang senantiasa berubah dari waktu ke waktu, sekaligus menghasilkan program-program berkualitas dengan biaya yang kompetitif. Sepanjang tahun 2005, program in-house Indosiar mencapai 3.662 jam atau 69 % dari total program lokal, terdiri dari 26 % program non-drama rekaman, 25 % program non-drama siaran langsung, 17 % program berita, dan 1 % program drama. Di kelompok program non-drama, program in-house Indosiar yang digemari pemirsa sepanjang tahun 2005 adalah program musik (konser akademi Akademi fantasi Indosiar (AFI), kontes bakat yang berbasiskan musik pop dan “konser kondang-in” kontes bakat yang berbasiskan musik dangdut). Di kelompok
75
program drama, sejumlah drama musikal yang dibintangi oleh para akademi AFI dan kondang-in ternyata mendapat tanggapan positif dari pemirsa Indonesia, terbukti dengan diraihnya angka rating dan audience share yang tinggi di antara program-program acara televisi 2005. Pada kelompok program berita, program inhouse “tragedy mandala di padang bulan” berhasil menempati posisi ke satu top program berita televisi 2005 dengan perolehan rating 6,2 dan share 21,2 %.
Tabel 3.1 Pembagian program tayang Indosiar tahun 2005
No
Jenis program
presentasi
1
Series
29.3 %
2
Movie
16.8 %
3
News
10.3 %
4
Children
7.5 %
5
Music
6.6 %
6
Quiz
5.7 %
7
Reality show
5.5%
Source :AGB Nielsen Media research and company
76
Table 3.2 Komposisi Program Indosiar Tahun 2005
No
Program
Presentasi
1
Local in-house
45 %
2
Local out-house
20 %
3
Foreign
35 %
Source : AGB Nielsen Media research and company
4.2
Hasil Penelitian
4.2.1 Program Berita Investigasi Jejak Kasus Jejak Kasus merupakan tayangan Berita Investigasi yang digarap atau di buat oleh divisi News televisi Indosiar program departemen Curents Affairs and Magazine. Pada tanggal 12 November 2007 format Jejak Kasus dirombak, agar dapat lebih meninggkatkan rating.
Firdaus Masrun menjelaskan : Isi tayangan kriminal Jejak Kasus, lebih mengarah kepada kehidupan sosial. Tayangan ini memiliki nilai edukasi karena berisikan banyak informasi mengenai keadaan atau fenomena dalam masyarakat yang saat ini kurang di pahami oleh masyarakat Indonesia 55.
4.2.2 Cakupan Cakupan tayangan Jejak Kasus yaitu cakupan di segala wilayah peliputan. Dimana tidak terbatas pada suatu wilayah saja atau daerah. Cakupan Jejak Kasus lebih pada sebuah cerita apakah layak atau tidak untuk ditayangakan, yang 55
Wawancara, Produser periode 2005-2007, Firdaus Masrun.
77
menyangkut fenomena pada masyarakat seperti kasus criminal murni, atau politik dan ekonomi.
4.2.3 Kompetitor Firdaus Masrun menjelaskan : Jejak Kasus merupakan acara berita investigasi yang mempelopori mengenai tayangan Reportase Investigasi kriminal 56. Jejak Kasus memiliki banyak kompetitor, tayangan Jejak Kasus merupakan pelopor tayangan Investigasi kriminal dan kemudian mulai mendapat perhatian dari penonton serta banyak digemari penonton lalu stasiun televisi lain mulai membuat program berita investigasi yang sama. Seperti, Derap Hukum di SCTV, Sidik Kasus di TPI, Investigasi di Lativi, Lacak di TransTV, Delik di RCTI, dan Metro Realitas di Metro TV.
4.2.4 Waktu Penayangan Jejak Kasus ditayangkan setiap hari Senin pukul 12.30 WIB. Dengan durasi 30 menit dan 3 kali break (iklan). Total tayangan (tanpa iklan) adalah kurang lebih 25 menit.
4.2.5 Target Audiens Pemirsa atau penonton adalah bagian penting dalam industri televisi, tanpa pemirsa suatu program acara televisi tidak akan berarti apa-apa. Demikian juga
56
Ibid, hal. 62
78
dengan program berita Investigasi Jejak Kasus yang menjadi salah satu bagian dari acara di Indosiar. Target audiens yang ingin dicapai program Jejak Kasus adalah dari segala kalangan dan usia, dari kalangan tinggkat atas, menengah, dan bawah. Widayat Noeswa menjelaskan: tayangan Jejak Kasus mengangkat persistiwa-peristiwa yang terjadi dalam masyarakat dan cocok untuk segala kalangan dan umur. Dan target audiens Jejak Kasus tidak bisa lepas dari positioning station (posisi tv), diperuntukan segala usia, juga segala lapisan masyarakat 57.
4.3
Strategi Produksi Tayangan Jejak Kasus
4.3.1
Planning (Perencanaan) Sebelum membuat suatu program tayangan para tim Jejak Kasus
merencanakan terlebih dahulu hal-hal yang dibutuhkan, menetapkan tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Produser melakukan riset atau survey peristiwa apa saja yang sedang terjadi dalam masyarakat, misalkan masyarakat lebih menyukai bentuk berita apa saja kriminal atau dokumenter. Kemudian ditetapkanlah Tema yang dianggkat Jejak Kasus, yaitu Kriminalitas, kejahatan jalanan (blue colar crime) karena merupakan suatu masalah yang paling sering terjadi dan selalu bersentuhan dengan masyarakat terutama masyarakat kelas bawah. melalui hasil penelitian lembaga kajian ternyata kriminal itu paling banyak menyentuh kehidupan masyarakat menengah kelas bawah, sebagai pelaku ataupun korban. karena itu Jejak Kasus juga dikemas
57
Wawancara produser periode 2007 Widayat Noeswa.
79
sesederhana mungkin supaya mudah dipahami oleh berbagai kalangan masyarakat. Firdaus Masrun menjelaskan : Tujuan Jejak Kasus dibentuk yaitu, untuk mengungkapkan secara detail kronologis kejadian suatu peristiwa kejahatan, tujuannya, agar masyarakat bisa mengambil pelajaran dari kasus itu, bagaimana cara kerja penjahat, bagaimana tingkat kelenggahan masyarakat yang dimanfaatkan oleh penjahat, karena pada intinya kejahatan itu menurut teorinya terjadi karena 2 sebab pokok yaitu niat dan kesempatan, melalui jejak kasus kita mencoba mengilustrasikan bagaimana proses kejahatan itu terjadi sehingga masyarakat bisa mengambil pelajaran dari kasus itu58 Namun pada akhir tahun 2007, format Jejak Kasus mengalami perubahan content (isi) lebih mengarah ke berita kriminal ringan yaitu kejahatan terorganisir (white colar crime), seperti politik, ekonomi ataupun pelanggaran HAM, tidak hanya mengangkat kejahatan murni. Widayat Noeswa menjelaskan: Misi tayangan Jejak Kasus format baru, menganggkat fenomena yang terjadi dalam masyarakat, mengupas setiap permasalahan di dalamnya dan agar setiap permasalahan tersebut dapat ditemukan solusinya oleh instansi Pemerintah ataupun masyarakat setempat 59. Perubahan ini dilakukan karena, Pertama semangatnya para tim Jejak Kasus lebih ingin melakukan perubahan agar penonton tidak mengalami kejenuhan, Kedua ada satu regulasi yang baru muncul dari ketetapan KPI (komisi penyiaran Indonesia) yang menerapkan aturan yang tidak membolehkan lagi menayangkan
gambar-gambar
yang
berdarah-darah
atau
vulgar,
Yang
memunculkan asusila. Perubahan materi jaksus merupakan bagian untuk menyiasati dan menghindari regulasi dari KPI.
58 59
Wawancara, Produser periode 2005-2007, Firdaus Masrun Wawancara, Produser Widayat.N, periode 2008, tgl.17maret2008. redaksi news Indosiar.
80
Perubahan format ini selain bertujuan untuk meningkatkan minat penonton dan menjadi tren center (pelopor), juga dimaksudkan bagaimana kita memberikan pendidikan kepada masyarakat namun disisi lain kita patuh pada aturan yang ditetapkan oleh pemerintah. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa terdapat juga,
kepentingan
perusahaan
televisi
dalam
hal
ini
Indosiar,
yang
mempertimbangkan rating.
Firdaus Masrun menjelaskan: bahwa kita sebagai industri tv tetap berpatokan pada tingkat minat masyarakat, namun bagaimnapun kita juga harus patuh pada ketentuan dan komitmen kepada nilai moral manusia.
Strategi Produser dalam memproduksi Jejak Kasus untuk meninggkatkan rating yang tinggi dan diminati penonton luas, dengan60 : 1. Mencoba mengeksplore gambar yangg sesuai, dalam arti jika bisa tidak mengunakan narasi, kita mencoba mengunakan kekuatan gambar yang lebih menguatkan cerita atau peristiwa tersebut, 2. kekuatan cerita, kita tentukan dari rapat senin untuk 1 episode, namun jika terdapat cerita yang besar dan bagus maka dapat berubah sesuai dengan keadaan pada masyarakat. 3. mencoba menggunakan bahasa sederhana, karena agar ceritanya lebih menggalir.
60
Ibid, hal.66
81
4.3.2 Organizing (Pengorganisasian) Tanpa adanya organisasi yang tepat, maka Jejak Kasus tidak akan dapat menjadi pelopor tayangan Investigasi berita. Maka, dibentuklah tim Jejak Kasus yang tepat dan sesuai dengan keahliannya. Seperti, Produser Jejak Kasus dipilih yang sesuai dengan keahlian dan bidangnya, Reporter Jejak Kasus berasal dari reporter daily (harian) yang mutu kinerjanya berkualitas, kameraman Jejak Kasus dipilih berdasarkan jam terbang yang sering dan profesional (seringnya melakukan shooting dengan kamera) serta tim editor yang dipilih juga berasal dari tim yang memahami dan mengerti mengenai
editing.
Serta
presenter
juga
merupakan
pendukung
dalam
meningkatkan rating Jejak Kasus. Tim Jejak Kasus melakukan survey kecil dan dari hasil survey penonton Jejak Kasus yaitu ibu-ibu, Maka dari itu dimunculkan presenter pria Agar cerita dapat lebih menarik. yaitu. riki, dan armadinata. namun pada 1ctahun terakhir tim Jejak Kasus menangkap kejenuhan, indikatornya dgn rating yang menurun. dan melihat masyarakat jenuh dan mengiginkan suatu perubahan, maka digantilah dengan Rania Shamlan dan rating kembali naik. Peralatan yang digunakan tim Jejak Kasus, juga terbatas dan harus menghasilkan materi yang berkualitas. Seperti Kamera (DVC Pro Panasonic) dan tripod kamera, Mikrofon dan Kamera wireless, tanpa kabel. Peralatan editing VTR (video tape recording), Editing Controler, Tape transfer, Audio mixer, Switcher (grafis), Personal Computer, Editing video velocity. Biaya yang digunakan dalam memproduksi Jejak Kasus Biaya yang sangat minim, sangat efisien dan efektif dgn kerja cepat dan mengandalkan pada
82
kekuatan dari kontributor daerah. Dengan kata lain, biaya yang dikeluarkan seminimal mungkin dengan hasil yang semaksimal mungkin.
4.3.3 Actuating (Pengarahan) Dalam melaksanakan peliputan agar pelaksanaan ini berjalan dengan lancar, dibutuhkan juga pengarahan dan pengerakan. Tim Jejak Kasus selalu melakukan tugas dengan bersama-sama dan saling bertangung jawab terhadap kewajiban masing-masing, dan Produser selalu memberikan motivasi dan pengarahan pada tim liputan. Misalkan, pemberian bonus atau reward (penghargaan) pada karyawan ataupun tim. Serta komunikasi merupakan hal utama yang diterapkan dalam News Indosiar, komunikasi antara tim liputan dengan Produser dan Produser dengan Manajer News harus selalu berjalan dan diterapkan. Walaupun antara Produser dan tim liputan tidak memiliki jarak dan selalu terjalin, Tim liputan tetap tunduk pada keputusan yang telah ditetapkan Produser. Iwan Agung menjelaskan : Segala keputusan yang akan tim liputan lakukan, selalu melalui persetujuan Produser. Karena Produser merupakan orang yang bertanggung jawab penuh terhadap program, dan orang yang paling mengerti dan memahami mengenai tayangan program tersebut.
4.3.4 Controlling (pengawasan) Setelah melakukan berbagai proses, harus dilakukan evaluasi kerja. Evaluasi kerja program tayangan Jejak Kasus dilaksanakan pada rapat planning (rapat perencanaan) yang dilaksanakan pada hari senin. Evaluasi ini dilaksanakan
83
untuk mengkoreksi kinerja para tim liputan, dengan membahas hal-hal apa saja yang kurang dalam tayangan episode minggu lalu yang dilakukan dalam jangka 6 hari, berapa budget (biaya) yang telah dikeluarkan. Selain melakukan evaluasi dengan Manager News dan produser-produser lain yang dilaksanakan setiap hari senin, Produser juga harus melakukan evaluasi kerja dengan para Tim Jejak Kasus. Namun, evaluasi yang dilaksanakan dengan tim Jejak Kasus dilaksanakan setiap waktu. Karena faktor waktu, tim liputan memiliki waktu 6 hari dengan 3 hari proses gathering (liputan) dan 3 hari proses produksi (pengemasan). Dengan waktu yang singkat namun harus menyelesaikan satu tema investigasi ini evaluasi harus dilakukan kapan saja, karena waktu peliputan yang singkat dan tayangan harus segera ditayangkan Dan para tim liputan harus bekerja seefektif mungkin.
4.4
Faktor Penting Dalam Memproduksi Program Televisi
4.4.1 Materi Tayangan Jejak Kasus Tayangan yang mempunyai slogan ”Mengulas Lebih Mendalam”, ini merupakan program acara program Investigasi Reporting yang terbagi dalam tiga segmen. Berdasarkan roundown Jejak Kasus dibagi dalam 3 (tiga) segmen, pada segmen pertama berisi tentang pemaparan atau pengenalan fakta dari peristiwa yang akan di bahas, bagian kedua berisi profile tersangka atau pelaku (pada kasus blue colar criminal) dan penjelasan pokok permasalahan (pada kasus white colar criminal) lalu terdapat beberapa narasumber, dan pada bagian ketiga menjelaskan bagaimana cara menanggulangi atau penyelesaian masalah.
84
Seperti pada episode 209 yang ditayangkan pada 4 agustus yang berjudul “penjagal yang kemayu”, pada segmen pertama berisi pemaparan atau pengenalan kasus, menjelaskan kasus apa yang dilakukan pelaku (Ryan), berapa jumlah korban yang telah ditemukan lalu dimunculkan narasumber keluarga korban. Pada segmen kedua berisi profile tersangka (Ryan), siapakah sosok Ryan itu, bagaimana sifat dan kelakuannya sehari-hari dan kemudian ditampilkan narasumber seperti keluarga, kerabat dan tetangga. Dan pada segmen ketiga berisi penyelesaian, tanggapan dari psikolog dan pihak kepolisian. Peristiwa yang dianggkat Jejak Kasus tidak hanya kriminal jalanan (blue colar crime) yang menceritakan pembunuhan, perampokan, atau pemerkosaan namun juga mengangkat kasus criminal yang dilakukan secara terorganisir (white colar crime) seperti korupsi, masalah ekonomi,politik atau pelanggaran HAM.
Widayat Noeswa menjelaskan : Jejak Kasus merupakan tayangan Investigasi indepth Reporting, peliputan mendalam soal berbagai kasus dan berbagai isu, yang tidak hanya sekedar membahas 5W+1H seperti Straight News yang laporan beritanya pendek dan umum. Namun Jejak Kasus lebih mengungkap fakta-fakta di balik cerita yang kita tidak pernah tau. Seperti kasus Arthalyta, kita berusaha mengungkap siapa Arthalyta, asal permasalahanya, bagaimana sejarahnya dia di tangkap. Dari permasalahan ini banyak angle yang dapat kita bongkar. Strategi Jejak Kasus dalam menentukan materi dan tema yang dianggkat menyangkut segala peristiwa, permasalahan atau isu yang berpengaruh dan menyangkut terhadap kepentingan banyak orang. Seperti masalah kesehatan, korupsi, penipuan, pelanggaran hak asasi manusia dan lain-lain, dan menjadi pembicaraan banyak orang mengandung news value (nilai berita) yang tinggi atau
85
besar. Dan tayangan tersebut yang paling cocok untuk dianggkat dalam Jejak Kasus. Materi-materi isi yang digunakan untuk mendukung program Jejak Kasus agar tayangan Investigasi berita ini lebih dramatis menurut Firdaus Masrun yaitu, kekuatan cerita menjadi pertimbangan utama, jika terdapat angle-angle yang membutuhkan ilustrasi lebih tepat jika di visualisasikan (gambar) namun jika tidak dibutuhkan ilustrasi hanya menggunakan data saja Lebih kepada pengambaran secara umum. lalu, pertimbangan kriteria topik yang paling mendapat perhatian masyarakat dan topik yang memiliki kasus-kasus yang mendapat perhatian besar masyarakat
4.4.2 Sarana Produksi Tayangan Jejak Kasus Sarana atau peralatan sangat penting untuk menunjang proses produksi tayangan. Sarana yang digunakan dan dimiliki oleh tim Jejak Kasus, antara lain: Proses News Gathering : a) Kamera (DVC Pro Panasonic) dan tripod kamera, b) Lampu kamera dan tripod, c) Baterai, d) Kaset Video dan record suara, e) Mikrofon, f) Kamera wireless, tanpa kabel.
86
Peralatan produksi (editing) : 1. Linear (off-line) a) kaset, b) VTR (video tape recording), c) Editing Controler, d) Tape transfer e) Audio mixer, f) Switcher (grafis) 2. Non-linear (on-line) a) Personal Computer, b) Editing video velocity.
Peralatan yang digunakan dalam memproduksi program Jejak Kasus merupakan fasilitas yang disediakan oleh perusahaan yaitu Indosiar. Saat proses Gathering (peliputan), reporter dan kameraman yang bertugas ke lapangan hanya membawa peralatan yang benar-benar diperlukan saja. Prinsipnya, semua materi yang diperlukan baik gambar maupun suara bisa diperoleh dengan sebaikbaiknya.
4.4.3 Biaya Produksi Tayangan Jejak Kasus Merencanakan anggaran (budget) merupakan hal yang tidak mudah, seluruh unsur yang memerlukan biaya harus dihitung, untuk apa saja biaya itu dikeluarkan dan untuk apa saja,
87
Erwin Saputra menjelaskan: Biaya yang dikeluarkan saat melakukan peliputan di luar kota seperti daerah dapat mencapai Rp. 2.600.000 dan jika liputan dilakukan didalam kota tidak memerlukan biaya apapun karena sudah memiliki perjanjian kerja dengan perusahaan 61. Biaya produksi tersebut mencakup : a. Biaya akomodasi seperti makan, dan penginapan, b. Biaya operasional, termasuk biaya untuk hotel dan transportasi, c. Biaya tak terduga, seperti uang lobby dan sebagainnya, d. Ilustrasi (jika topik yang dianggkat memerlukan ilustrasi).
Biaya tak terduga seperti uang lobby ataupun rokok, untuk saksi atau narasumber biasanya jarang sekali diperlukan dan dikeluarkan. Karena, pihak Finance (keuangan) berusaha meminimalkan pengeluaran yang tidak perlu. jika ada narasumber yang meminta biaya saat akan dimintai keterangan, maka tim liputan akan mencari alternatif narasumber lainnya. Namun jika narasumber tersebut merupakan narasumber kunci, maka pihak kantor baru akan mengeluarkan anggaran tersebut. Biaya produksi Jejak Kasus format baru, lebih murah daripada biaya produksi Jejak Kasus format lama. Karena tidak memerlukan biaya ilustrasi, dengan menyewa pemain, kostum, lokasi dan lain-lain. Sedangkan Jejak Kasus format lama memerlukan ilustrasi atau reka ulang, yang biayanya bisa mencapai Rp. 5.000.000 Dengan anggaran yang telah ditetapkan oleh bagian Finance (keuangan), para tim Jejak Kasus harus bisa memanfaatkan sebaik-baiknya. Dengan kata lain,
61
Wawancara Reporter Jejak Kasus, Erwin Saputra.
88
prinsip pengeluaran yang seminimal mungkin namun harus dapat memberikan hasil yang seoptimal mungkin dan harus benar-benar dijalankan.
4.4.4 Organisasi Pelaksana Produksi Tayangan Jejak Kasus Dengan tim yang hanya terdiri dari Produser, 3 Reporter, Kameraman, dan Editor, dalam proses gathering dan produksi yang jangka waktunya hanya 1 minggu sudah cukup efektif untuk mengarap satu episode untuk satu peristiwa berita investigasi. Seluruh tim Jejak Kasus berjumlah 8 orang tim, yang harus melaksanakan pekerjaan dengan seefisien dan efektif mungkin. Karena Jejak Kasus merupakan Investigasi reporting yang memerlukan berita mendalam dan melakukan penyelidikan, maka seluruh tim Jejak Kasus harus bekerja dengan kompak dan saling bekerja sama. Agar proses peliputan berjalan dengan lancar, dan segala hambatan yang terjadi dapat teratasi dengan baik karena kerjasama tim yang melakukan komunikasi dengan baik. Berdasarkan penjelasan dari Widayat Noeswa, struktur organisasi dalam proses Gathering dan produksi pada tayangan Jejak Kasus adalah sebagai berikut :
89
Organisasi Pelaksana Produksi Tayangan Jejak Kasus Bagan 3.1
Direktur News (Triandy Suyatman)
Produser (Widayat Noeswa)
Reporter (Erwin Saputra, Budi Sampurno)
Kameraman (Erwin Agung)
koordinator Editor (Rusdi Anyudi) 62
62
Ibid, hal.66
90
Proses Produksi Tayangan Jejak Kasus Bagan 3.2
Rapat planning
Assignment Produser
Proses Gathering Production
Rapat evaluasi Jejak Kasus
Rapat budgeting
Gathering Reporter Kameraman
On air Jejak Kasus
Reportase Investigasi ke lapangan
Mixing
Membuat list berita
Produser
Editor + Cam editing Video
Taping Presenter
Produser roundown
Produser reporter+kameraman Preview naskah
Reporter + cameraman Preview time code Menulis naskah berita
91
Table 3.3 Jadwal Kerja Program Jejak Kasus
Jejak Kasus
Hari
EPISODE
SENIN
SELASA
RABU
KAMIS
JUM’AT
SABTU
MINGGU
SENIN
ON AIR
Gathering Produksi
Gathering produksi
Edit naskah
Edit video
Mixing
Master control room
Rapat Produksi
Cam+Rep Produksi (liputan)
Cam+Rep Produksi (liputan)
Taping presenter
Dubber (VO)
Transfer room
evaluasi
Evaluasi
Ilustrasi
Evaluasi
evaluasi
evaluasi
4.5
Tahapan Pelaksanaan Produksi Tayangan Jejak Kasus
4.5.1. Pra Produksi (Perencanaan dan Persiapan) Berdasarkan hasil wawancara mendalam yang peneliti lakukan dengan produser Jejak Kasus, dapat dijelaskan proses produksi Jejak Kasus yang terdiri dari tahap Gathering (Pra-produksi dan Produksi) dan Produksi (Pasca-Produksi) merupakan tahap-tahap yang dilakukan dalam memproduksi tayangan program Jejak Kasus. Dan pada tahap Pra-Produksi, merupakan tahap awal yang sangat
92
menentukan keberhasilan proses selanjutnya. Hal ini merupakan strategi yang direncanakan dan dijalankan produksi tayangan Jejak Kasus. Tahapan dalam bagian ini adalah : 1)
Penemuan ide, awalnya di dapat dari : a. usulan Direktur News, b. usulan Produser, c. usulan Reporter, d. usulan kameraman. Penemuan ide yang akan dianggkat menjadi topik Jejak Kasus di ambil dan diamati dari Fenomena, perbincangan atau permasalahan yang terjadi di tenggah-tenggah masyarakat.
Widayat Noeswa menjelaskan: Visi dari Jejak Kasus, berusaha mengungkap kasus kriminal seperti white coral Criminal (kejahatan terorganisir) yaitu politik, ekonomi, dan blue coral criminal (kejahatan jalanan) seperti pembunuhan, perampokan, dan bisa menghadirkan fakta dari suatu kasus yang lebih utuh dan lebih mendalam63. Setelah mendapat ide tema atau topik apa yang akan dianggkat, kemudian Produser membuat Outline untuk kemudian di ajukan saat pelaksanaan rapat
2)
Perencanaan : Sebelum ditentukan tema atau topik yang akan digarap, dalam Divisi News selalu mengadakan rapat rutin hari senin yaitu Rapat Planning yang dihadiri oleh Diraktur News dan seluruh Produser magazine maupun daily, Eksekutif Produser, Koordinator Liputan yang dipimpin oleh Direktur News.
63
Ibid, hal.65
93
Jika produser magazine berhalangan datang dikarenakan suatuy hal, produser tersebut melakukan konfirmasi dengan produser lainnya untuk membantu tugasnya hal ini karena dalam news Indosiar produser tidak memiliki wakil. Dalam rapat rutin ini juga melakukan evaluasi kerja, mengenai apa kekurangan atau kelebihan program-program yang telah digarap minggu lalu. Dan juga, menentukan tema atau topik apa yang akan dianggkat minggu ini. dalam menentukan tema Jejak Kasus, Produser-produser lain, Koordinator Liputan, Eksekutif Produser dan Direktur News juga turut mengajukan ideide dan isu-isu yang akan dianggkat. Setelah melalui perdebatan dan diskusi panjang, lalu kemudian ditetapkanlah tema atau topik yang akan dianggkat. Karena dalam news, keputusan yang diambil dalam rapat merupakan hasil kolektif dari pendapat-pendapat peserta rapat planning. Dan setelah mendapat ide yang tepat sesuai dengan misi dan visi tayangan Jejak Kasus, kemudian ditetapkanlah tema atau topik yang akan digarap dan di setujui oleh Direktur News.
3)
Persiapan : a. Produser kemudian mengadakan rapat tim kerja Jejak Kasus dengan reporter dan kameraman, membahas mengenai tema atau topik apa yang akan di anggkat, dan menentukan item yang akan digarap dengan jangka waktu 1 minggu,
94
b. Produser menunjuk siapa saja yang bertugas (crew), biasanya suatu liputan Jejak Kasus membutuhkan 2 orang reporter dan 2 orang Kameraman dan 1 oarng asisten (driver) c. Reporter dan kameraman harus menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan, baik fisik, mental sampai peralatan pendukung yang dibutuhkan, d. Menentukan Narasumber, Produser maupun Reporter menghubungi narasumber untuk konfirmasi wawancara, e. Mempersiapkan sarana yang diperlukan terutama peralatan, f. Khusus masalah keuangan harus sudah disiapkan dengan berkoordinasi kepada bagian keuangan, Jika liputan investigasi dilakukan di luar kota, reporter mempersiapkan budget atau biaya yang akan diperlukan selama di luar kota, jika wilayah masih terjangkau seperti lampung (kasus Arthalyta) tim liputan melakukan perjalanan dengan kendaraan dari kantor yang tidak berlogo Indosiar, namun jika liputan tidak dapat dijangkau dengan mobil maka tim liputan melakukan perjalanan dengan pesawat. g. Membuat skrip wishlist, yaitu daftar rencana atau wawancara yang harus dilakukan ketika berada di lapangan nanti,
Dengan ide, perencanaan dan persiapan yang matang, proses selanjutnya yaitu produksi dan Pasca-produksi akan dapat berjalan dengan lancar.
95
4.5.2 Produksi Dalam tahap ini, semua rencana yang telah disusun dan disepakati bersama dalam tahap pra-produksi untuk selanjutnya direalisasikan. Crew yang telah ditunjuk untuk selanjutnya berangkat menuju lokasi peliputan yang sudah ditentukan. Sebelum berangkat, produser sudah membekali reporter hal-hal apa saja yang akan dicari dan digali dan jangka waktu peliputan selama kurang lebih 3 hari. Seorang reporter sudah harus bisa membayangkan hal-hal apa yang akan dicari dan digali, dan sudah mengetahui kondisi atau keadaan lokasi peliputan tanpa melakukan riset lapangan terlebih dahulu. Reporter dan kameraman harus saling bekerja sama dan memiliki misi yang sama
Iwan Agung menjelaskan: setelah penentuan materi, kameraman kemudian bertanya kepada reporter, akan membuat materi apa dan angle apa yang dianggkat reporter. Dari diskusi tersebut, kameraman menentukan angle-angle yang akan dibutuhkan dan membuat shooting list, dan kerja sama tim yang baik merupakan kunci dasar suksesnya peliputan 64. Saat peliputan dilapangan, reporter dan kameraman harus selalu melakukan koordinasi kepada produser. Produser juga selalu memberikan pengarahan dan memantau kinerja para tim saat di lapangan, namun tetap sudah menjadi tugas reporter dan kameraman untuk berimprovisasi dan berkreasi.
64
Wawancara kameraman Iwan Agung
96
hal yang harus dilakukan tim saat dilapangan : a) Menjaga nama baik lembaga, baik ketika meliput maupun tidak, b) Setiap kru harus bekerja optimal sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing, c) Menjaga sikap kritis, d) Membina hubungan yang baik dengan narasumber dan memperluas jaringan, e) Selalu mengikuti perkembangan berita melalui tv atau Koran, f) Selalu melakukan evaluasi liputan, g) Tidak menyalahgunakan kedudukan, h) Reporter dan kameraman selama liputan harus saling berkomunikasi dengan semangat kerja tim, i) Semua kru yang terlibat dilarang keras menerima apapun dari narasumber yang bersifat imbalan, j) Selalu tampil terbaik dengan mengutamankan kecepatan pengiriman data dan gambar, kelengkapan data dan kedalaman liputan k) Mengutamakan keselamatan, jika situasi peliputan berbahaya cari alternatif lain. Tidak ada artinya mengejar berita tapi mengorbankan keselamata 65.
Saat dilapangan reporter kemudian menghubungi kontak pribadi untuk mendapatkan informasi dasar lalu kemudian langsung mencari narasumber yang
65
File News Indosiar
97
berkompeten dan memiliki hubungan dengan kasus untuk kemudian dimintai wawancara dengan berpedoman terhadap 5W+1H.
Erwin Saputra menjelaskan: Strategi saat melakukan peliputan, kita berpedoman dengan tema dan 5W+1H. kemudian kita berkreasi dan mencari materi berita dengan lebih mendalam dan berbeda agar menjadi berita yang heboh karena Jejak Kasus merupakan program Investigasi, dari pedoman yang ada kemudian kita buat berita sendiri dengan ide-ide yang terbaru. Saat dilapangan, reporter tidak hanya mengandalkan keterangan dari satu pihak saja seperti polisi. Informasi yang ada kemudian dijadikan informasi dasar, selebihnya reporter mencarinya dilapangan dengan mengali keterangan lebih jauh dari para saksi seperti saksi utama atau kunci dan saksi tambahan untuk mendukung kebenaran fakta yang diperoleh ataupun pihak-pihak lain yang berkaitan. Saksi-saksi tersebut bisa : a. Pihak-pihak yang dekat dengan keluarga dan pelaku atau tersangka, b. Polisi dan pihak terkait lainnya (ketua RT/RW, lurah, pejabat, ahli dan lainnya, c. Saksi mata atau orang yang melihat langsung kejadian tersebut, d. Orang-orang yang berada di sekitar TKP (tempat kejadian perkara) misalkan tetangga
Erwin Saputra menjelaskan: Seorang reporter harus memiliki sifat ramah dan mudah bersosialisasi, jangan sombong apalagi merendahkan atau menyepelekan seseorang, karena mungkin saja orang tersebut merupakan narasumber penting.
98
Dari keterangan beberapa orang, kemudian reporter menarik benang merah (inti) permasalahan agar lebih mudah menerjemahkan informasi dan menemukan bukti-bukti. Reporter juga harus mencari data lain, dari rumah sakit, kantor polisi maupun media massa lainnya. Selain mengumpulkan keterangan dan informasi-informasi, reporter juga harus melakukan penyelidikan atau pendalaman materi dikarenakan program yang sedang digarap merupakan berita Investigasi. Reporter harus mengetahui latar belakang permasalahan, seperti pada kasus korupsi Arthalyta yang berjudul “pelobi ulung dari lampung” episode ke 208. Reporter mencari tahu siapa sosok Arthalyta, bagaimana sifat, pendidikannya ataupun pekerjaanya, dan bagaimana pergaulanya di dalam masyarakat (dilihat dari sisi psikologi, social). Dengan mewawancarai keluarga, kerabat dekat, rekan kerja, ataupun tetangga. Kiat menghadapi narasumber : 1. Jangan menonjolkan diri sebagai reporter yang sedang bertugas, 2. Memperkenalkan diri dengan sopan, 3. Berpakaian dengan sopan, 4. Hindari jurnalisme keroyokan dalam melakukan wawancara, 5. Bila diperlukan, ajaklah dokter, psikolog untuk menemani wawancara, 6. Usahan menemui narasumebr di tempat yang netral, agar narasumber dapat terlihat santai, 7. Yakinkan kepadanya bahwa anda ingin memperoleh keterangan dari versinya,
99
8. Mulailah mewawancarai dengan mengumpulkan informasi latar belakang yang akan membuat narasumber merasa nyaman, 9. Selalulah bersikap kreatif, dalan mendapatkan tanggapan yang berarti atas “tuduhan” yang dikemukakan kepadanya, 10. Berhati-hati menyela pembicaraan, 11. Mengatahui saat memulai dan berhenti, 12. Menyampaikan ucapan terimakasih.
Segmentasi Jejak Kasus diperuntukan untuk semua orang, maka dari itu kasus yang dianggkat tidak hanya dalam kota saja. Seperti kasus mutilasi dengan pelaku Ryan yang berjudul “penjagal yang kemayu” episode ke 209, karena pelaku dan kejahatan dilakukan di luar kota yaitu Jombang, jawa timur. Wilayah ini tidak terjangkau oleh tim dalam kota, dan News Indosiar memiliki contributor daerah maka materi peliputan dan wawancara di serahkan pada contributor yang bekerja di daerah tersebut dan kemudian materi dikirimkan ke kantor melalui email. Isi Jejak Kasus format baru, tidak semua judul menggunakan ilustrasi. Ilustrasi. Ilustrasi ataupun reka ulang, digunakan jika reporter kekurangan materi gambar. Jadi ilustrasi hanya pelengkap cerita saja bukan merupakan hal yang wajib digunakan. Cerita yang menggunakan ilustrasi yaitu, kasus korupsi, pembunuhan, atau kejahatan. Pembuatan ilustrasi ini, bekerjasama dengan pihak polisi karena proses ilustrasi harus benar-benar menggambarkan situasi yang
100
terjadi saat kejadian dalam kasus tersebut berlangsung. Dan pemeran atau model yang memerankan, harus diusahakan mirip dengan tokoh aslinya. Dalam proses peliputan, tidak akan ada artinya jika tidak ada gambar atau video. Dalam televisi gambar dan video merupakan materi penting yang harus ada, dan naskah atau narasi merupakan pelengkap isi gambar. Peralatan yang digunakan oleh kameraman yaitu : 1. Kamera, DVC pro panasonic, 2. Mic, 3. Lampu, 4. Tripod, 5. Batrei, 6. Monitor, 7. Kamera kecil dan mic kecil, wireless tanpa kabel.
Iwan Agung menjelaskan : seorang kameraman harus memiliki taste (rasa) terhadap gambar itulah strategi seorang kameraman, mengetahui gambar yang memiliki nilai berita. Paham komposisi warna, angle yang tepat sudah harus diperhitungkan hal ini sangat berkaitan dengan intelektualitas seorang kameraman 66.
Seorang kameraman yang handal, mampu membuat dan menciptakan gambar-gambar yang dapat bercerita. Sebuah peristiwa akan dapat bercerita kalau gambar-gambar mendukung cerita tersebut, bahkan dengan gambar-gambar yang bagus, lengkap dan runtut penonton akan tahu ceritanya meskipun tanpa naskah
66
Ibid hal.74
101
ataupun narasi. Oleh karena itu, sedapat mungkin gambar lengkap sehingga berita yang disampaikan menarik dan mampu bercerita. Kameraman harus mampu berkreasi, membuat ilustrasi, mampu berimajinasi dan mampu mengambarkan tiap-tiap peristiwa dan mengambil detail-detail yang penting. Seorang kameraman harus memiliki misi saat peliputan, dari awal suatu peristiwa ataupun kasus sudah direkam oleh kameraman. Seperti, saat kasus pembongkaran tanah yang diduga lokasi kuburan masal. Kameraman sudah merekam gambar saat polisi berangkat dari kantor polisi menuju lokasi, ekspresi wajah polisi, sirine mobil polisi, saat dilokasi kemudian merekam kerumunan warga yang sedang menyaksikan dan ekspresi para warga, orang-orang yang mengali tanah, polisi-polisi yang memberikan aba-aba, kantong-kantong untuk korban, dan penemuan-penemuan barang bukti seperti plastic ataupun koper serta salah satu anggota tubuh korban dan polisi yang sedang melakukan cap sidik jari korban dan mobil-mobil ambulans yang membawa korban ke rumah sakit. Selain gambar yang berurut dan bercerita, suara atmosfir atau suara-suara natural dilokasi seperti teriakan orang-orang, sirine mobil polisi atau ambulans, tembakan, suara tangisan dan lain-lain sangat dibutuhkan agar dapat memberikan efek dramatis pada gambar. Dan naskah ataupun narasi tidak terlalu diperlukan, karena gambar sudah dapat menjelaskan situasi ataupun kondisi dilapangan. Ada kalanya pihak penyidik atau pihak berwajib melarang wartawan untuk mengambil gambar tersangka, karena berkaitan dengan azaz praduga tak bersalah. Oleh karena itu, wartawan harus pandai mencuri-curi kesempatan agar bisa mengambil gambar. Misalkan, kameraman mencegat korban atau pelaku di dapan
102
ruang sidang ataupun di depan rumahnya. Atau jika ada narasumber yang tidak bersedia direkam, kameraman menyiasati dengan mematikan lampu tele pada kamera. Dan saat tayang wajah narasumber tersebut dapat dblur atau disamarkan. hal ini dikarenakan sudah menjadi tuntutan kerja seorang kameraman, dan gambar-gambar korban ataupun pelaku sangat dibutuhkan sebagai bukti kuat materi berita. Hidden kamera digunakan seorang kameraman jika lokasi liputan tidak menunjang untuk dimintai keterangan, biasanya hidden kamera atau kamera tersembunyi yang menggunakan kamera kecil atau wireless. Seperti pada kasus Investigasi yang ingin menguak fenomena prostitusi dengan judul “prostitusi rumahan”, reporter dan kameraman harus mendapatkan informasi dan keterangan dari pelaku dan korban. Kemudian, reporter ataupun kameraman menyamar menjadi warga biasa yang ingin berkenalan dengan para korban atau pelaku dan dengan strategi ini para tim dapat dengan mudah mengali informasi. Dalam pengambilan dan penayangan gambar, hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikur : 1. Hati-hati
dengan
lampu
kamera,
mungkin
akan
menjadikan
narasumber trauma atau enggan diminta keterangan, 2. Hati-hati ketika merekam korban dengan kamera besar, 3. Tayangkan gambar-gambar yang benar-benar mencerminkan berita yang dimaksud, memiliki relasi yang kuat dengan naskah berita, 4. Penayangan gambar-gambar luka korban tidak terlalu detail, jangan di close up,
103
5. Gambar korban kekeransan tidak vulgar, 6. Hindari penayangan yang berulang-ulang, 7. Periksa ketepatan gambar dan akurasi data.
Setelah reporter dan kameraman selesai melakukan peliputan, kemudian tugas reporter membuat naskah yang sesuai dengan materi liputan dan kemudian bersama produser melakukan edit naskah.
Iwan Agung menjelaskan : Setelah peliputan kameraman melakukan priview ulang, mencatat gambar-gambar yang dibutuhkan dan kemudian catat time code. Seorang kameraman harus bertanggung jawab terhadap hasil shootingnya sampai pada pengemasan 67. Kemudian bersama produser, kameraman melakukan priview gambar dan disesuaikan dengan naskah atau narasi yang dibuat oleh reporter. Hal yang harus dilakukan tim peliput setelah melakukan liputan, yaitu: 1. Reporter bertanggung jawab atas pembuatan laporan (naskah) dari peristiwa yang digarapnya sampai selesai, 2. Kameraman harus bertanggung jawab atas kualitas gambar dan pembuatan shotlist sebelum diserah terimakan kepada reporter, 3. Reporter dan kameraman harus terlibat aktif dalam proses editing dan mixing,
67
Ibid, hal.79
104
4. Reporter harus menyelesaikan pertanggung jawaban keuangan liputan, dalam waktu 7 hari setelah liputan selesai 68.
4.5.3 Pasca Poduksi Langkah selanjutnya yang dilakukan tim Jejak Kasus untuk merealisasikan hasil liputan, dilakukan proses akhir yaitu editing. Para editor melaksanakan editing video dengan berpatokan pada naskah reporter, dan editor tidak di bolehkan untuk melakukan perubahan pada isi gambar dan naskah karena materi yang diedit meupakan materi berita yang setiap detailnya harus lengkap.
Rusdi Anyudi menjelaskan : Editing itu merupakan proses merangkai gambar dan mixing suara agar materi menjadi sebuah tayangan video yang dapat dinikmati pemirsa. Berbeda dengan editing film yang para editornya harus mampu berkreasi, dalam news proses editing harus berpatokan dengan naskah yang dibuat oleh reporter 69. Saat proses editing, seorang editor didampingi oleh produser dan kemeraman, tugas kameraman membantu editor untuk menentukan atau mengoreksi gambar-gambar yang sesuai karena bagaimanapun kameraman yang lebih mengerti dan paham terhadap gambar tersebut. Proses editing ini dilakukan dalam jangka waktu 2 hari, hari pertama melakukan editing dan hari kedua melakukan mixing suara. Hal yang harus diperhatikan seorang editor, tidak boleh memperlihatkan unsur sadisme, pornografi, atau kekerasan sesuai aturan yang ditetapkan oleh 68 69
File News Jejak Kasus. Wawancara Rusdi Anyudi koordinator editor
105
redaksi. Di sini editor dibolehkan melakukan kreasi, seperti memberikan efek untuk memperhalus gambar, diberikan Blur atau mozaik untuk wajah korban atau tersangka, dan menghilangkan warna untuk kasus-kasus yang terdapat unsur darah. Materi yang dibutuhkan editor yaitu, audio berupa ilustrasi musik yang telah disiapkan oleh tim pasca produksi. Agar efek gambarnya terlihat lebih dramatis. Dan materi lain yang dibutuhkan yaitu grafis animasi, fungsinya untuk manambahkan keterangan judul, nama narasumber, nama lokasi kejadian, atau untuk proses rekonstruksi. Saat melakukan editing, hal yang dilakukan editor memahami naskah. Proses editing yang dilakukan pada news magazine Indosiar dengan menggunakan editing linear (off-line) secara manual. Kemudian membuat VO atau voice over yang dilakukan oleh dubber, kemudian gambar dari kaset diedit dengan alat editing controller diambil gambar-gambar yang tepat, kemudian dengan alat switcher memasukan judul, nama narasumber dan memberikan efek blur. Kemudian presenter malakukan syuting taping untuk opening, pengantar dan closing, hal ini dilakukan bisa kapan saja dan lokasi tergantung pada tema yang dianggkat misalkan penjara ataupun lokasi umum lainnya. Firdaus Masrun menjelaskan : pada presenter digunakan taping atau record (rekaman), karena peristiwany. yg kita anggkat peristiwa yang membutuhkan penelitian dan pengalian materi. Sangat tidak tepat jika live krn peristiwa yang kita angkat itu peristiwa yang sedang terjadi.
106
Kemudian dari taping presenter, disatukan dengan materi gambar dan dilakukan sentuhan akhir yaitu mixing. memperhalus dan memperindah gambar dengan Memasukan efek suara, VO, judul, atau nama narasumber. Kemudian, setelah proses editing selesai, lalu dikemas dalam bentuk master edit dan kemudian menuju transfer room untuk ditayangkan ke ruang master kontrol.
4.6
Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan dengan wawancara
secara mendalam dengan beberapa sumber yang berkompeten, yaitu Firdaus Masrun selaku Produser periode 2007-2008, Widayat Noeswa selaku Produser 2007, Erwin Saputra selaku Reporter Jejak Kasus, Iwan Agung selaku Kameraman, dan Rudi Anyudi selaku Koordinator editor. Kemudian peneliti juga mengumpulkan dokumen-dokumen perusahaan, membaca literature dari bermacam-macam buku, serta membuka situs-situs Internet yang berkaitan, peneliti dapat menjelaskan secara keseluruhan strategi produksi tayangan Jejak Kasus. Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan, dapat disimpulkan bahwa program Jejak Kasus melewati berbagai rangkaian dan proses yang panjang dan kemudian dapat disiarkan kepada khalayak pemirsa. Tanpa adanya perencanaan yang tepat dan tujuan yang jelas, Jejak Kasus tidak akan menjadi program pelopor tayangan Investigasi kriminalitas. Tujuan jejak kasus untuk mengungkapkan secara detail kronologis kejadian suatu peristiwa kejahatan, atau fenomena yang terjadi dalam masyarakat, mengupas
107
setiap permasalahan di dalamnya dan agar setiap permasalahan tersebut dapat ditemukan solusinya oleh instansi Pemerintah ataupun masyarakat setempat. Tanpa adanya Organisasi atau Tim Pelaksana, Program Investigasi Jejak Kasus tidak akan pernah terbentuk. Dan tanpa terdapat tim yang tepat, maka program yang akan dibuat tidak akan sesuai dengan misi dan visi dari program tersebut. Dan Jejak Kasus memiliki 4 bagian tim kerja yang terbagi 8 tim anggota, yang meliputi Produser, 3 Reporter, 3 Kameraman dan editor. Sebelum tayangan Jejak Kasus diproduksi, tema atau topik yang akan di angkat haruslah ditentukan terlebih dahulu agar para tim Jejak Kasus mengetahui fokus dan sasaran apa yang akan dilakukan. Dalam pemilihan tema atau topik, selalu diadakan Rapat Planning atau Rapat Senin yang membahas evaluasi kerja minggu lalu, mengenai isu-isu yang sedang hangat, dan peristiwa apa yang akan dianggkat untuk program minggu depan. Setiap keputusan didalam rapat, merupakan keputusan kolektif atau bersama-sama. Dan harus dihargai dan dilaksanakan setiap keputusannya. Lalu, setelah disepakati tema atau topik yang akan dianggkat kemudian diputuskanlah tim yang akan bertugas untuk meliput. Dan keputusan tersebut diambil setelah melaksanakan Rapat Tim Jejak Kasus, disini sudah menjadi tugas produser untuk memantau dan mengarahkan para Tim, Dan sudah menjadi kewajiban para Tim untuk selalu kompak. Dan Tim liputan yang ditunjuk terdiri dari 1 orang Reporter dan 1 kameraman serta 1 driver yang mengantarkan Tim liputan menuju lokasi yang sudah ditentukan.
108
Tanpa adanya peralatan, materi yang telah ditetapkan tidak akan pernah terlaksana. Kameraman tidak pernah luput dengan peralatannya, yaitu kamera yang biasanya di gunakan oleh Iwan Agung yaitu kamera DVC-Pro Panasonik karena hasil gambarnya bagus dan halus dengan detail yang rinci, kaset kamera, dan tidak lupa dengan microfon yang akan digunakan untuk melakukan wawancara, lampu kamera, tripod dan Batrei. Dan Reporter mengunakan pensil, buku, dan tape recorder (jika perlu). Sebelum terjun kelapangan, tidak lepas juga biaya yang akan diperlukan terutama jika Tim liputan melaksanakan peliputan diluar kota. Jika wilayah masih terjangkau maka tim liputan akan terjun langsung kelapangan, dengan biaya yang seminimal mungkin namun dengan hasil yang semaksimal mungkin. Namun jika Tim liputan hanya melakukan peliputan di dalam kota, maka tidak memerlukan biaya apapun karena kendaraan sudah mengunakan inventaris kantor. Dengan peralatan yang lengkap, biaya yang tepat maka Tim liputan dapat melaksanakan tugasnya. Ketika dilapangan, Produser tidak pernah luput mengkoordinasi dan mengarahkan para Tim dilapangan. Dan Tim liputan juga tidak pernah lupa untuk selalu menjaga komunikasi dengan Produser, bahkan dengan sesama Tim liputan harus selalu menjaga komunikasi dan kerjasama tim yang baik. Selama proses liputan, Reporter dan Kameraman melaksanakan tugasnya masing-masing dan tetap saling bantu-membantu. Jika diperlukan, Reporter dapat menjadi Kameraman dan sebaliknya. Para Tim haruslah dapat berimprovisasi atau berkreasi sekreatif mungkin.
109
Seorang Reporter harus dapat menentukan narasumber dan fokus apa yang akan dicari dan digali, sesuai dengan tugas dan kewajibanya Reporter sebisa mungkin harus mendapatkan materi yang dibutuhkan. Karena Jejak Kasus merupakan tayangan Investigasi, maka Reporter harus dapat mengolah data, dan menyelidiki sedalam mungkin dan harus memiliki strategi dan trik dalam menghadapi narasumber. Begitu pula dengan kameraman, suatu berita tanpa adanya gambar dan video akan terasa tidak pas. Maka dari itu, seorang kameraman sudah mengetahui angle-angle apa yang akan diambil. Gambar apa saja yang pas untuk materi kasus yang sedang dianggkat, dan dapat menciptakan gambar yang dapat bercerita walau tanpa menggunakan narasi ataupun naskah. Karena proses produksi hanya diberikan waktu 1 minggu, dengan 2 hari liputan dan 3 hari proses pengemasan. Maka setelah mengumpulkan data dan gambar yang cukup, kemudian secepatnya Reporter dan Kameraman membuat narasi atau naskah dan shooting list sesuai dengan materi wawancara dan gambar yang didapat. Hasil narasi dan shooting list, kemudian masuk ke dapur editing. Yang akan diolah oleh editor, dengan membaca naskah Reporter dan menjadikannya VO atau Voice Over. Lalu mengambil gambar yang tepat dengan shooting list dari kameraman yang disesuaikan dengan naskah Reporter. Namun, semua itu tidak luput dari Produser yang selalu mendiskusikan hal-hal yang tepat untuk tayangan tersebut dengan Reporter dan Kameraman karena bagaimanapun, para Tim liputan yang lebih mengetahui situasi dan kondisi yang terjadi dilapangan.
110
Langkah editing pertama, yaitu mengedit naskah yang dilakukan oleh Reporter dan Produser. Kemudian, taping presenter yang akan dijadikan sebagai opening, membaca garis besar materi, dan closing. Taping presenter ini, dapat dilakukan kapan saja sesuai dengan tema atau topik yang dianggkat. Kemudian, melakukan edit video dengan didampingi Kameraman dan Produser dan melakukan dubber atau VO. Alat-alat melakukan aditing pada program Jejak Kasus yaitu editing Linear (off-line) kaset, VTR (video tape recording), Editing Controler, Tape transfer, Audio mixer, Switcher (grafis) dan editing non-linear (on-line) Personal Computer, Editing video velocity. Kemudian dari taping presenter, disatukan dengan materi gambar dan dilakukan sentuhan akhir yaitu mixing. memperhalus dan memperindah gambar dengan Memasukan efek suara, VO, judul, atau nama narasumber. Kemudian, setelah proses editing selesai, lalu dikemas dalam bentuk master edit dan kemudian menuju transfer room untuk ditayangkan ke ruang master kontrol. Dari semua tahapan tersebut dapat dilihat bahwa tayangan Jejak Kasus diproduksi secara terencana dengan melalui persiapan yang matang serta tahapantahapan yang sesuai dengan alur atau proses produksi suatu program televisi. Dengan perencanaan yang matang dari menetapkan tujuan dan juga menggunakan
strategi
dalam
menentukan
tema
yang
akan
dianggkat,
meninggkatkan kinerja tim Jejak Kasus, biaya dan pengorganisasian sampai pengarahan semua direncanakan terlebih dahulu. dalam peliputan anggota tim juga melaksanakan tugasnya sesuai dengan tugas dan aturan yang berlaku di divisi news Indosiar, hingga sampai dalam melakukan editing. dilakukan bersama, agar
111
hasil yang telah diciptakan tim liputan sesuai dengan naskah berita dan keinginan tim liputan serta Produser. hingga sampai pengemasan produser juga harus mempertangung jawabkan hasil kerja tersebut pada rapat planning. semua ini sesuai dengan aturan standart operating procedure yang telah menjadi aturan dalam televisi. Dalam peliputan suatu berita atau kasus, reporter dan crew dilapangan juga menemukan dan menghadapi berbagai masalah, namun karena kerjasama tim yang baik dan tanggung jawab terhadap tugas masing-masing hal tersebut dapat diatasi dengan baik dan tetap menjaga kekompakan dalam tim liputan Jejak Kasus.
112
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan Tayangan berita Investigasi Jejak Kasus yang ditayangkan Indosiar
mengalami perubahan Format isi tayangan, Perubahan format Jejak Kasus dilakukan karena semangatnya para tim Jejak Kasus yang ingin melakukan perubahan agar penonton tidak mengalami kejenuhan, jadi agar tayangan tidak membosankan yang membuat cenderung jenuh untuk menonton suatu tayangan yang berlangsung lama tanpa ada perubahan yang signifikan. Perubahan materi jaksus merupakan bagian untuk menyiasati dan menghindari regulasi dari KPI. Proses Produksi tayangan Fakta ini memenuhi lima faktor penting dan juga sesuai dengan 4 fungsi dasar manajemen, berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan. Didapat hasil bahwa kelima hal yang dilakukan untuk memproduksi tayangan Jejak Kasus pada dasarnya tidak memiliki perbedaan yang berarti dengan kelima konsep yang digambarkan oleh Fred Wibowo dalam buku berjudul Dasar-Dasar Produksi Program Televisi tahun 1997 dan juga memenuhi 4 unsur dalam Strategi Dasar Produksi yang digambarkan oleh Soekarno.K yang berjudul Dasar–dasar Manajemen tahun 1982. Lima Faktor penting dalam Proses produksi televisi dan 4 unsur yang dijadikan strategi dalam produksi adalah, planning, Organizing (Pengorganisasian), actuating (pengarahan), controlling (pengawasan).
98
113
Dalam proses produksi Jejak Kasus, terlebih dahulu disusun perencanaan, tujuan dari Jejak Kasus yang memiliki misi menganggkat fenomena yang terjadi dalam masyarakat, mengupas setiap permasalahan di dalamnya dan agar setiap permasalahan tersebut dapat ditemukan solusinya. Seluruh perencanaan ini tidak luput dari organisasi pelaksana yang bekerja didalamnya, seperti Produser, Reporter, Kameraman, Editor Tanpa adanya organisasi yang tepat, maka Jejak Kasus tidak akan dapat menjadi pelopor tayangan Investigasi berita. Jejak Kasus juga melewati serangkaian tahapan Proses produksi, yaitu Gathering produksi terdiri dari Pra-produksi, produksi dan Produksi terdiri dari Pasca-produksi. Segala pelaksanaan produksi Jejak Kasus juga selalu dilakukan pengarahan dan pengawasan, dan juga evaluasi hasil kerja Jejak Kasus serta evaluasi tim pelaksana produksi Jejak Kasus. Segala pelaksana produksi Jejak Kasus ini, memiliki berbagai pertimbangan dan tahapan-tahapan. Yang membutuhkan materi produksi merupakan topik atau tema yang akan dianggkat dan berdasarkan keputusan bersama. Dan tahap Produksi, yang merupakan tahapan peliputan yang membutuhkan sarana produksi seperti yaitu Kamera (DVC Pro Panasonic), Lampu kamera dan tripod, Baterai, Kaset Video dan record suara, Mikrofon, Kamera wireless, tanpa kabel, VTR (video tape recording), Editing Controler, Tape transfer, Audio mixer, Switcher (grafis), Personal Computer,dan Editing video velocity. Dan juga membutuhkan biaya produksi mencakup Biaya akomodasi seperti makan, dan penginapan, Biaya operasional, termasuk biaya untuk hotel dan transportasi, Biaya tak terduga, seperti uang lobby dan sebagainnya, Ilustrasi (jika topik yang dianggkat memerlukan ilustrasi).
114
Dan tahap Produksi yaitu pasca-Produksi. yang merupakan pra-produksi proses peliputan perencanaan materi yang akan dianggkat, produksi proses peliputan dan pasca-produksi proses editing sampai pengemasan tayangan.
5.2
Saran Melihat hasil penlitian yang dilakukan, peneliti ingin memberikan
beberapa saran atau masukan untuk peningkatan kualitas program baik dari kemasan maupun isi berita. Saran ini hanya bersifat masukan bagi tim Jejak Kasus yang mungkin dapat dipertimbangkan dalam meninggkatkan kualitas hasil Produksi. 1.
Dari content berita, penulis menyarankan untuk tetap menjaga aturan main yang telah dirumuskan dalam SOP (standart operasional prosedur) dengan menjungjung kode etik jurnalisme yang ada, dengan tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah,
2.
Dilihat dari gambar tayangan Jejak Kasus yang memfokuskan pada kekuatan gambar, dan backsound untuk menambah efek dramatis gambar. Namun, terkadang pada tayangan Jejak Kasus, efek suara atau music yang dimasukan tidak sesuai dengan isi pada gambar. terkadang terdapat suara musik yang kurang pas dengan situasi gembar atau video.
3.
Membuat suatu berita, khususnya berita kriminal tidaklah mudah. Oleh karena itu, para pembuat program televisi semacan ini harus jeli dan berhati-hati, jangan sampai menimbulkan hal-hal yang justru bisa membuat resah dan merugikan masyarakat luas.
115
DAFTAR PUSTAKA
BUKU :
Baksin, Askurifai. 2006, Media.
Jurnalistik Televisi. Bandung, Simbiosa Rekatama
Sendjaja, Djuarsa Sasa. 2003. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta. Universitas terbuka Djuroto,Totok. 2004. Manajemen Penerbitan Pers. Bandung, rosdakarya Effendi, Onong Uchjana. 1993. Dinamika Komunikasi. Bandung, rosdakarya. Effendi, Onong Uchjana. 2000, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung, Rosdakarya. Iswara, Dana. 2007. Mengangkat peristiwa ke layar kaca, Jakarta, lembaga studi pers dan pembangunan. Kusumanigrat, Hikmat dan Pirnama. 2006. Jurnalistik. Bandung, RosdaKarya. Kuswandi, Wawan. 1996. Komunikasi massa sebuah analisis media televisi, Jakarta, RiekeCipta. Mcquail, Dennis. 1996. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Jakarta, Erlangga. Morissan. 2005. Media Penyiaran. Tangerang, Ramdina Prakarsa. Morissan. 2005. Jurnalistik Televisi. Tangerang, Ramadina prakarsa. Muda, Deddy Iskandar. 2003. Jurnalitik Televisi, menjadi reporter professional. Bandung, PT.rosdakarya. Moleong, Lexy J. RemajaRosdakrya.
1990.
Metode
Penelitian
Kualitatif.
Bandung,
Moleong, Lexy J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif, edisi revisi. Bandung, Rosdakarya. Nazir, Moh. 1998. Metode Penelitian. Jakarta, Ghalia Indonesia. Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta, RajaGrafindoPersada.
116
Naratama. 2004. Menjadi Sutradara Televisi. Jakarta, Grasindo. Rm Soenarto. 2007. Programa televisi. Tangerang, fftv-ikj press. Rakhmat, Jalaludin. 1999. Metode Penelitian Komunikasi. rosdakarya.
Bandung, Remaja
Severin, Werner dan Jame W.Tankard. 2007. Teori Komunikasi. Jakarta, Kencana. Syaputra, Iswandi. 2006. Jurnalistik, Kancah Baru Jurnalistik dalam dunia televisi. Jakarta, Pilar Media. Subroto, Darwanto Sastro. 1994. Produksi acara berita. Yogyakarta, Duta wacana university press. Suprapto, Tommy. 2006. Broadcasting. Yogyakarta, Media presindo. Setiawan, Bambang. 1995. Metode Penelitian Komunikasi. Jakarta, UT. Soekarno K. 1982. Dasar – dasar Manajemen. Jakarta, penerbit Miswar. Tripomo, Tedjo dan Udan. 2005. Manajemen Strategi. Bandung, Rekayasa sains. George R,Terry. 2006. Prinsip-prinsip Manajemen. Jakarta, Bumi aksara. Wibowo,Fred. 1997. Dasar-dasar Produksi Program Televisi. Jakarta, Grasindo.
SUMBER LAIN : Annual report 2003, Indosiar Annual report 2005, Indosiar Redaksi News Indosiar. Wawancara, Produser 1, Firdaus Masrun periode 2005-2007, tgl.30 maret 2007, Redaksi News Indosiar. www.Indosiar.com Wawancara, Produser Widayat.N. periode 2008, tgl.17maret2008. Redaksi News Indosiar. Wawancara, Koordinator Editor Rusdi Anyudi Wawancara, Kameraman Erwin Agung Wawancara, Reporter Erwin Saputra
117
CURICULLUM VITAE DATA LENGKAP Nama lengkap
:
Tity Dewi Murni
Tempat / tgl lahir
:
Jakarta, 6 September 1984
Alamat
:
Jl.
Haji
kasam
1,
no.1,
rt.02/Rw.08. meruya selatan Status
:
Single
Nomor telepon (Hp)
:
081310301984
Email
:
[email protected]
PENDIDIKAN FORMAL
Sekolah Dasar
: (1991 - 1997) Pekayon Jaya
V, Bekasi
Sekolah Menengah pertama
: (1997-2000) SMP Negeri 12,
Bekasi
Sekolah menengah Atas: (2000-2003) SMU Tunas, Bekasi
University
: (2003-2008) S.1 Ilmu Komunikasi, Broadcasting University Mercu Buana,
Organisasi
Organisasi Swatala ( mahasiswa pecinta alam ) Partisipasi dalam Dunia Kampus seksi Badan pengawas. Workshop Editing Televisi, dipersembahkan oleh Univ. Mercu Buana. Broadcasting Organization and Leadership Training, WorkShop Enterpreneur 2008, Training di Indosiar televisi.