TAYANGAN BIOSKOP TRANS TV DAN MINAT MENONTON FILM (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU)
Disusun oleh : Fatwa Gunawan Putra (040904004)
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
A B S T R A K S I Penelitian ini berjudul Tayangan Bioskop Trans TV dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional antara Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV dengan Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana hubungan antara pengaruh tayangan Bioskop Trans TV terhadap minat menonton film dikalangan mahasiswa USU. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, seberapa erat hubungan dan berarti tidaknya hubungan antara tayangan Bioskop Trans TV terhadap minat menonton film dikalangan mahasiswa USU Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa USU angkatan 2005 dan 2006 yang masih aktif, yang berjumlah 8.158 orang pada tahun ajaran 2007/2008. Untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90% sehingga diperoleh sampel sebanyak 99 orang. Sementara teknik penarikan sampel yang digunakan yaitu Proportional Stratified Random Sampling, Purposive Sampling dan Accidental Sampling. Sedangkan teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui dua cara, yaitu Penelitian Kepustakaan (Library research) dan Penelitian Lapangan (Field Research). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa tabel tunggal, analisa tabel silang dan uji hipotesa melalui rumus Koefisien Korelasi Tata Jenjang (Rank Order) oleh Spearman, dengan menggunakan piranti lunak Statistical Product and System Solution (SPPS) versi 17.0. Untuk melihat kuat lemahnya korelasi (hubungan) kedua variabel dalam penelitian ini digunakan skala Guilford. Untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh variabel X terhadap variabel Y serta mengetahui besar kekuatan pengaruh variabel X terhadap Y masih menggunakan piranti lunak SPSS versi 17.0. Dari hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa : “terdapat hubungan yang rendah tapi pasti antara pengaruh tayangan Bioskop Trans TV terhadap minat menonton film dikalangan mahasiswa USU“.
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
KATA PENGANTAR Dengan segala kerendahan hati, peneliti mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Tayangan Bioskop Trans TV dan Minat Menonton Film” (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU). Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi. Peneliti menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam penulisan skripsi ini mengingat terbatasnya waktu, pengetahuan, dan kemampuan peneliti. Oleh karena itu, dengan hati yang tulus dan ikhlas peneliti menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca yang nantinya berguna di hari yang akan datang. Dalam menyelesaikan skripsi ini peneliti banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Pertama sekali peneliti mengucapkan terima kasih yang yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda Sofyan Usman dan Ibunda Dewi Murni yang memberikan dukungan moril dan materil, serta kasih sayang yang selalu dicurahkan kepada peneliti. Untuk paman Irwan buat semua motivasinya, Abang Martha, dan Adik Ayu, Ika, Refni Restu dan Lily yang selalu setia mengantarkan serta membantu peneliti dalam menggapai gelar sarjana. Terima kasih telah selalu mendoakan peneliti dalam setiap kesempatan dan yang selalu berharap bahwa peneliti nantinya kan menjadi manusia yang berguna dimasa yang akan datang. Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
Terimakasih yang setulus-tulusnya juga penulis sampaikan kepada : 1.
Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
2.
Bapak Drs. Amir Purba, M.A selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
3.
Ibu Dra.Dayana, M.Si, selaku dosen pembimbing yang banyak memberikan masukan, bimbingan dan dorongan kepada penulis. Terima kasih atas pengetahuan dan wawasan baru yang diberikan kepada penulis, semua itu sangat berarti bagi penulis. 4. Pihak Rektorat USU yang telah banyak membantu khususnya dalam memperoleh data yang penting untuk mengerjakan skripsi ini.
5.
Seluruh dosen/ staf pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, khususnya para dosen Departemen Ilmu Komunikasi. Terimakasih yang tulus penulis sampaikan atas jasa-jasa yang telah diberikan selama perkuliahan.
6.
Ibu Dra.Dewi Kurniawati, M.Si, Kak Icut, Kak Ros, Rotua, dan Maya yang selalu ada di departemen yang setia membantu penulis dalam menyelesaikan urusan administrasi.
7.
Sahabat penulis abang Adi, Mimin Pak Ucup dan Erik yang selalu siap membantu, memberi dorongan, dan semangat serta selalu ada setiap kali penulis butuhkan. Penulis bersyukur bisa mengenal kalian, semoga persahabatan kita tetap terjaga selamanya.
8.
Teman-teman selama masa kuliah : Robert, Rudi, Ranto, Saut, Budi, Widya, Ula, , Irvan, Adiet, Reza, Tomy, Kiki, Meta, Anggi, dan lainnya yang selalu
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
memberikan dukungan, semangat, dan perhatian dalam melakukan aktivitas perkuliahan. 9.
Semua pihak yang secara sadar atau tidak, telah ikut serta membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mengucapkan rasa terimakasih yang tulus. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih atas bantuan yang telah
diberikan oleh semua pihak, semoga Allah SWT akan membalasnya dengan limpahan rahmat kepada kita semua. Harapan penulis semoga skripsi ini kelak dapat berguna dan jika terdapat kesalahan penulis memohon maaf serta menerima kritik dan saran yang bersifat membangun.
Medan, Februari 2009 Peneliti, Fatwa Gunawan Putra
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
DAFTAR ISI ABSTRAKSI KATA PENGANTAR..............................................................................................i DAFTAR ISI.............................................................................................................v DAFTAR TABEL dan GAMBAR..........................................................................vii BAB I I.1 I.2 I.3 I.4 I.5
I.6 I.7 I.8 I.9 I.10 BAB II II.1
II.2 II.3 II.4 II.5 BAB III III.1
PENDAHULUAN Latar Belakang ......................................................................................1 Perumusan Masalah ..............................................................................5 Pembatasan Masalah .............................................................................5 Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................6 I.4.1 Tujuan Penelitian ..........................................................................6 I.4.2 Manfaat Penelitian .......................................................................7 Kerangka Teori......................................................................................7 I.5.1 Komunikasi...................................................................................8 I.5.2 Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa................................9 I.5.3 Film...............................................................................................11 I.5.4 Teori AIDDA................................................................................12 I.5.5 Minat.............................................................................................13 Kerangka Konsep ..................................................................................15 Model Teoritis.......................................................................................16 Operasional Variabel.............................................................................17 Definisi Operasional Variabel...............................................................18 Hipotesis ...............................................................................................21 URAIAN TEORITIS Komunikasi ...........................................................................................22 II.1.1 Proses Komunikasi....................................................................22 II.1.2 Elemen-elemen Komunikasi .....................................................23 II.1.3 Fungsi Komunikasi ...................................................................26 Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa .........................................28 II.2.1 Komunikasi Massa ....................................................................28 II.2.2 Televisi......................................................................................33 Film .......................................................................................................36 Teori AIDDA ........................................................................................39 Minat .....................................................................................................40 METODOLOGI PENELITIAN Deskripsi Lokasi Penelitian ..................................................................43 III.1.1 Sejarah dan Perkembangan USU ...............................................43 III.1.2 Infrastruktur USU.......................................................................46
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
III.2 III.3 III.4 III.5 III.6 III.7
BAB IV VI.1 VI.2 IV.3
IV.2 IV.3 IV.4 BAB V V.1 V.2
III.1.3 Visi, Misi dan Tujuan USU........................................................48 III.1.4 Pilihan Program Studi ................................................................49 III.1.5 Struktur Organisasi USU ...........................................................52 Metode Penelitian .................................................................................57 Lokasi Penelitian...................................................................................57 Populasi dan Sampel .............................................................................58 III.3.1 Populasi ....................................................................................58 III.3.2 Sampel ......................................................................................60 Teknik Penarikan Sampel .....................................................................63 III.5.1 Purposive Sampling ..................................................................63 III.5.2 Accidental Sampling ..................................................................63 Teknik Pengumpulan Data....................................................................63 Teknik Analisis Data.............................................................................64 III.7.1 Analisis Tabel Tunggal .............................................................64 III.7.2 Analisis Tabel Silang ................................................................64 III.7.3 Uji Hipotesis .............................................................................64
PEMBAHASAN Pelaksanaan Pengumpulan Data ...........................................................66 VI.1.1 Tahap Awal ...............................................................................66 VI.1.2 Pengumpulan Data ....................................................................66 Proses Pengolahan Data ........................................................................67 Analisis Tabel Tunggal …….................................................................68 IV.3.1 Karakteristik Responden............................................................69 IV.3.2 Tayangan Bioskop Trans TV .....................................................72 IV.3.3 Minat Menonton Film ................................................................93 Analisis Tabel Silang ………................................................................107 Uji Hipotesis .........................................................................................114 Pembahasan...........................................................................................114 PENUTUP Kesimpulan ...........................................................................................118 Saran......................................................................................................119
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
DAFTAR TABEL dan GAMBAR No. Tabel
Halaman
Tabel 1 : Operasional Variabel.................................................................................17 Tabel 2 : Infrastruktur Universitas Sumatera Utara .................................................47 Tabel 3 : Jumlah Mahasiswa USU program S-1 stambuk 2005 - 2006 ...................59 Tabel 4 : Jumlah Sampel Setiap Fakultas ................................................................62 Tabel 5 : Fakultas .....................................................................................................69 Tabel 6 : Stambuk ....................................................................................................70 Tabel 7 : Jenis Kelamin............................................................................................71 Tabel 8 : Frekuensi Menonton .................................................................................72 Tabel 9 : Pengetahuan tentang Judul Film ...............................................................72 Tabel 10 : Penilaian tentang Judul Film.....................................................................73 Tabel 11 : Ketertarikan terhadap Tema Film .............................................................74 Tabel 12 : Penilaian terhadap Tema Drama ...............................................................75 Tabel 13 : Penilaian terhadap Tema Action ...............................................................75 Tabel 14 : Ketertarikan terhadap Tema Komedi........................................................76 Tabel 15 : Ketertarikan terhadap Tema Horor ...........................................................77 Tabel 16 : Ketertarikan terhadap Tema yang Lain.....................................................78 Tabel 17 : Pemahaman terhadap Alur Cerita .............................................................79 Tabel 18 : Kesesuaian Alur Cerita .............................................................................80 Tabel 19 : Pengetahuan tentang Pemeran Utama.......................................................80 Tabel 20 : Kesesuaian Pemeran Utama dengan Karakternya ....................................81 Tabel 21 : Ketepatan Waktu Penayangan Acara........................................................82 Tabel 22 : Kesesuaian Durasi Film ............................................................................83
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
Tabel 23 : Kepuasan terhadap Durasi Film................................................................84 Tabel 24 : Penilaian terhadap Penyajian Acara..........................................................85 Tabel 25 : Ketertarikan terhadap Kemasan Acara ....................................................85 Tabel 26 : Penilaian terhadap Penampilan Host .......................................................86 Tabel 27 : Penilaian ketika Host Membuka Acara....................................................87 Tabel 28 : Penilaian terhadap Gesture Host..............................................................87 Tabel 29 : Penilaian terhadap Tata Bahasa Host........................................................88 Tabel 30 : Penilaian ketika Host Membuka Acara....................................................89 Tabel 31 : Penilaian terhadap Host ketika Membahas Materi Film...........................90 Tabel 32 : Penilaian terhadap Host ketika Menutup Acara........................................91 Tabel 33 : Mengerti terhadap Isi Pesan......................................................................92 Tabel 34 : Kesesuaian Isi Pesan .................................................................................92 Tabel 35 : Perhatian terhadap Bioskop Trans TV......................................................93 Tabel 36 : Keinginan yang kuat untuk menonton ......................................................94 Tabel 37 : Perasaan ketika menonton.........................................................................95 Tabel 38 : Ketertarikan mengikuti tayangan berikutnya............................................96 Tabel 39 : Motivasi Menonton untuk Meningkatkan Pengetahuan ...........................97 Tabel 40 : Motivasi Menonton untuk Menghibur Diri ..............................................98 Tabel 41 : Motivasi Menonton untuk Mengisi Waktu Luang....................................91 Tabel 42 : Motivasi Menonton untuk Mengurangi Rasa Bosan ................................100 Tabel 43 : Kesesuaian Film dengan Prediksi .............................................................101 Tabel 44 : Ketetapan Pendirian ketika Menonton Film .............................................102 Tabel 45 : Harapan terhadap Peningkatan Pengetahuan ............................................103 Tabel 46 : Harapan terhadap Tayangan dapat Menghibur Diri..................................103
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
Tabel 47 : Harapan terhadap Tayangan dapat Mengisi Waktu Luang.......................104 Tabel 48 : Harapan terhadap Tayangan dapat Mengurangi Rasa Bosan ...................105 Tabel 49 : Persepsi terhadap tayangan Bioskop Trans TV ........................................106 Tabel 50 : Hubungan antara Ketertarikan terhadap Tema dengan Perhatian terhadap tayangan Bioskop Trans TV......................................108 Tabel 51 : Hubungan antara Pengetahuan Tentang Pemeran Utama dengan Perasaan Ketika Menonton ......................................................................109 Tabel 52 : Hubungan antara Kesesuaian Alur Cerita dengan Kesesuaian Film Terhadap Prediksi.........................................................111 Tabel 53 : Hubungan antara Kesesuaian Isi Pesan dengan Persepsi Terhadap Tayangan....................................................................112 Tabel 54 : Hasil Uji Korelasi Spearman Menggunakan Piranti Lunak SPSS versi 17.0 ........................................................................................114
Daftar Gambar Gambar 1 : Model Teoritis.................................................................................. 16 Gmabar 2 : Bagan Struktur Organisasi USU ...................................................... 56
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Film sebagai bagian dari media massa dalam kajian komunikasi massa modern dinilai memiliki pengaruh pada khalayaknya. Munculnya pengaruh itu sesungguhnya sebuah kemungkinan yang sangat tergantung pada proses negosiasi makna oleh khalayak terhadap pesan dari film itu, dan mengacu pada keberhasilan khalayak dalam proses negosiasi makna dari pesan yang disampaikan. Jika negosiasi makna yang dilakukan khalayak tersebut lemah, maka akan semakin besar pengaruh dari tayangan tersebut (McQuaill, 1997: 101) Negosiasi makna merupakan sebuah proses transaksional dari komunikasi, dimana komunikan menerima dan menginterpretasikan makna dari pesan yang diterima sesuai dengan latar belakang sosial budaya yang dimilikinya. Film yang merupakan hasil olahan dari beragam komponen, seperti perwatakan, kostum, properti, alur, plot dan lainnya mampu mengemas pesan maupun ideologi dari pembuatnya serta menyampakan realitas simbolik dari sebuah fenomena secara mendalam bahkan sampai pada tingkatan mengulas gaya hidup / life style. Life style dalam film dikemas dalam cerita, perwatakan, kostum hingga properti yang dipakai dalam setiap adegan. Format ini biasanya menjadi stereotype, karena film sesungguhnya hanya menggambarkan realitas simbolik dari realitas sesungguhnya yang bisa jadi hanyalah refleksi dari sebagian kecil unsur masyarakat atau malah refleksi dari masyarakat yang secara geografis berada di luar masyarakat yang menonton film tersebut.
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
1
Film sebagai salah satu bentuk media massa mempunyai peran penting di dalam sosialkultural, artistik, politik, dan dunia ilmiah. Pemanfaatan film dalam usaha pembelajaran masyarakat ini sebagian didasari oleh pertimbangan bahwa film mempunyai kemampuan untuk menarik perhatian orang dan sebagian lagi didasari oleh alasan bahwa film mempunyai kemampuan mengantar pesan secara unik (McQuail, 1997: 13). Selain itu film juga merupakan sebuah media hiburan yang sederhana dan murah. Perkembangan perfilman akan membawa dampak yang cukup besar dalam perubahan sosial masyarakat. Perubahan tersebut disebabkan oleh semakin bervariasinya proses penyampaian pesan tentang realitas obyektif dan representasi yang ada terhadap realitas tersebut secara simbolik serta sebuah kondisi yang memungkinkan khalayak untuk memahami dan menginterpretasi pesan secara berbeda. Film sebagai salah satu jenis media massa menjadi sebuah saluran bagi bermacam ide, gagasan, konsep serta dapat memuncukan pluralitas efek dari penayangannya yang akhirnya mengarah pada perubahan pada masyarakat. Efek pesan yang ditimbulkan pada film dalam kemasan realitas simbolik ada yang secara langsung dirasakan pada khalayaknya – bisa jadi berupa perubahan emosi – namun ada pula yang berdampak jangka panjang seperti perubahan gaya hidup, idealisme atau malah ideologi. Film
akhirnya
juga
dipandang
sebagai
sebuah
bahasa
yang
menggeneralisasikan makna-makna melalui sistem yaitu kedalam sinematografi, suara, editing, dan sebagainya, yang semua hal tersebut bekerja seperti halnya bahasa. Selanjutnya, dengan menempatkan film sebagai komunikasi ke dalam sebuah sistem besar yang menggeneralisasikan makna berarti film itu sendiri
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
merupakan sebuah ‘budaya’. Pengertian mengenai ‘budaya’ dipahami sebagai proses yang mengkonstruksi kehidupan masyarakat. Sistem-sistem yang menghasilkan makna atau kesadaran khususnya sistem-sistem dan media representasi yang menghadirkan berbagai image dari budaya. Selain berfungsi Entertainment film juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk menyampaikan suatu idiologi karena film juga dapat membongkar suatu realita dan memberikan pencerahan dan penyadaran dalam masyarakat. Disadari atau tidak, film dengan beragam muatan ideologis di belakangnya menjadi sebuah alat ampuh, baik sebagai culture penetration ataupun sebaliknya, sebagai counter culture. Apalagi, jika ia sengaja ditujukan kepada individu-individu yang secara psikologis disebutkan sangat rentan untuk menerima semua muatan itu. Kalangan remaja dan mahasiswa termasuk pada kelompok ini. Remaja yang secara psikologis dikonsepkan sebagai individu, baik laki-laki maupun perempuan (Sarwono, 2001 : 10-15) adalah khalayak yang sangat potensial untuk diterpa pesan dari media termasuk film. Dalam kajian komunikasi pemasaran, remaja dan mahasiswa merupakan sebuah pasar potensial bagi beragam produk, termasuk produk global yang disebut lifestyle. Sehingga menjadi kajian menarik untuk melihat bagaimana penerimaan terhadap simbol tanda dan lambang yang muncul dalam film yang dimunculkan media
sebagai segmen utamanya. Mahasiswa
sebagai bagian dari lingkaran sistem sosial diartikulasikan dalam wacana-wacana lain berbentuk musik, gaya hidup, kekuasaan, harapan, masa depan dan lainnya. Disadari atau tidak produk film juga dapat mempengaruhi gaya hidup seseorang hal ini dapat dilihat dengan bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
(ketertarikan) dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia di sekitarnya (opini). Produk film memiliki kecenderungan mempromosikan suatu gaya hidup yang menjadi dasar dari trend atau mode yang akan melahirkan lifestyle – apabila mode itu menjadi sebuah ritual keseharian. Gaya hidup itu bukan hanya spesifik pada gaya berpakaian, model rambut atau perbendaharaan kata-kata saja, tapi juga sikap dan pandangan hidup dengan cara yang halus. Selain itu dunia perfilman juga merujuk pada proses sosial yang mengambil elemen – elemen kebudayaan dan menggunakannya untuk memperkuat karakter sebuah film untuk mempersuasif khalayaknya. Sebagai produk kapitalisme disadari atau tidak film juga mencoba untuk mengkonstruksi pola pikir manusia (frame) yaitu dengan adanya jalan cerita dan permasalahan yang dibahas dalam alurnya tujuannya adalah untuk memecahkan masalah yang diceritakan dalam film yang dibuat tersebut. Banyak sekali tema yang di angkat kedalam film, seperti kisah cinta, perselingkuhan, dan kisah sosial lainnya yang terkadang membuat pemirsanya terbawa layaknya pamain yang tengah membintangi film tersebut misalnya menjadi sedih, menangis, marah dan benci. Bioskop Trans TV adalah suatu paket program acara di stasiun Trans TV yang memutar dua judul film yang penayangannya dilakukan setiap hari. Bioskop Trans TV adalah suatu tayangan film barat yang tematik atau dengan kata lain setiap film yang diputar di Bioskop Trans TV langsung habis diputar sekali panayangan, Setiap pemutarannya terkadang disesuaikan dengan suatu peringatan atau moment tertentu misalnya pada tanggal 31 oktober dikenal dengan adanya pesta holloween (Holloween party) maka bioskop Trans TV selama satu minggu menayangkan film yang bertemakan horor. Sedangkan film yang bertemakan
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
kasih sayang, biasanya diputar pada waktu Valentine. Selain itu ada juga film James Bond, film action yang merupakan film yang dapat diterima keluarga. Semua film yang ditayangkan dalam program Bioskop Trans TV telah disensor oleh Lembaga Sensor Film dan disensor pula secara internal oleh Trans TV sehingga dalam penayangannya stasiun ini selalu memberikan kategorisasi atau pembeda karena segmen khalayak yang dituju juga berbeda, misalnya BO (Bimbingan orang tua) untuk kategori film keluarga, sedangkan DW adalah kategori film dewasa yang biasanya ditayangkan sampai lewat tengah malam. Penelitian ini akan dilakukan di Universitas Sumatera Utara sebagai lokasi penelitian. Terpilihnya USU dikarenakan penelitian tersebut terjangkau bagi peneliti dari segi biaya dan jarak, dan faktor lainnya memudahkan peneliti untuk memilih mahasiswa dari fakultas ini. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui sejauh manakah pengaruh tayangan Bioskop Trans TV terhadap minat menonton di kalangan mahasiswa USU. I.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik merumuskan masalah sebagai berikut “ Sejauh manakah pengaruh tayangan Bioskop Trans TV terhadap minat menonton film di kalangan mahasiswa USU ? “. I.3 Pembatasan Masalah Untuk menghindari permasalahan yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah tersebut adalah : Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
a. Penelitian ini bersifat korelasional, yaitu bersifat mencari atau menjelaskan hubungan dan menguji hipotesis. b. Penelitian ini menganalisis tayangan Bioskop Trans TV terhadap minat menonton film. c. Objek penelitian adalah mahasiswa USU program S-1 stambuk 20052006. d. Bioskop Trans TV yang diteliti adalah yang ditayangkan pada pukul 21.00 WIB. e. Penelitian ini dimulai pada bulan Desember sampai pada waktu yang tidak dapat ditentukan. I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui bagaimana acara dan bentuk penayangan program acara Bioskop Trans TV yang ditayangkan di Trans TV. b. Untuk mengetahui seberapa besar minat menonton film yang timbul di kalangan mahasiswa USU. c. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh tayangan Bioskop Trans TV terhadap minat menonton film di kalangan mahasiswa USU.
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
I.4.2 Manfaat Penelitian a. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas dan memperkaya bahan referensi, bahan penelitian serta sumber bacaan di lingkungan FISIP USU. b. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai bidang perfilman di kalangan mahasiswa USU. c. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk menambah pengetahuan penulis terutama mengenai bidang industri perfilman .
I.5 Kerangka Teori Sebelum melakukan penelitian, seorang peneliti perlu menyusun suatu kerangka teori. Kerangka teori disusun sebagai landasan berpikir yang menunjukkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang akan diteliti (Nawawi, 2001 : 40). Teori menurut F.M Kerlinger (dalam Rakhmat, 2004 : 6) merupakan
himpunan
konstruk
(konsep),
definisi,
dan
preposisi
yang
mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut. Dengan adanya kerangka teori peneliti akan memiliki landasan dalam menentukan tujuan arah penelitiannya. Teori-teori yang relevan dengan penelitian ini adalah komunikasi, televisi sebagai media komunikasi massa, film, teori AIDDA dan minat.
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
I.5.1 Komunikasi Komunikasi merupakan fenomena sosial yang amat penting karena berhubungan dengan dampak sosial yang dapat menjadikan kendala bagi umat manusia. Pada hakikatnya komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia yang dinyatakan dalam bentuk pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunkan bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam komunikasi, pernyataan dinamakan “Pesan” untuk mebih tegasnya komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan. Pada dasarnya pikiran dan perasaaan yang disampaikan komunikator kepada komunikan selalu menyatu. Menurut Carl Hoveland (Effendy, 2005 ; 17), komunikasi adalah proses penyamaian rangsang (Lambang Bahasa) untuk mengubah tingkah laku para komunikan. Dari defenisi diatas dapat beberapa hal yang selalu terdapat dalam komponen komunikasi yaitu : 1. Komunikator 2. Pesan 3. Media 4. Komunikan Menurut Laswell, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Sedangkan Rakhmat memberikan defenisi komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan dapat diterima secara serentak dan sesaat (Cangara, 2002; 7).
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
I.5.2 Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa Komunikasi Massa Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (Human Comunication) yang bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat mekanik, yang mampu melipat gandakan pesan komunikasi yaitu semenjak ditemukannya mesin cetak oleh Johanes Gutenberg dan semenjak saat itu dimulailah era komunikasi massa. Yang dimaksud dengan komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa modern, yang meliputi surat kabar yang memiliki sirkulasi yang sangat luas, siaran radio dan televisi yang ditujukan secara umum, dan film yang dipertunjukan gedung-gedung dibioskop (Effendy, 2000 : 79). Televisi Perkembangan teknologi melahirkan suatu media baru yang dapat menyajikan informasi sacara cepat kepada masyarakat yaitu Televisi. TV sebagai alat penangkap siaran dan gambar. Televisi berasal dari kata Tele ; tampak dan vision ; jauh atau jika digabungkan menjadi suatu makna yang berarti “jauh dan tampak” atau dengan kata lain TV merupakan suatu alat untuk “melihat dari jarak jauh”. Segi jauhnya diwakili oleh prinsip radio yaitu dapat mendengarkan suara sedangkan segi ”penglihatan” diwakili dengan adanya gambar. Tanpa gambar tidak ada apa- apa yang dapat dilihat. Para penonton dapat manikmati gambar karena adanya pemancar, dan gambar yang dipancarkan itu dapat adalah gambar yang bergerak (Dalam hal terrtentu juga gambar diam, still picture). Televisi merupakan jaringan komunikasi dengan peran seperti komunikasi massa yaitu satu arah, menimbulkan keserempakan dan komunikan bersifat
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
heterogen. Televisi merupakan media massa yang berfungsi sebagai alat pendidikan, penerangan, dan hiburan. Selain itu sifat negatif TV adalah sepintas lalu, tidak terlalu dapat diterima dengan sempurna, dan menghadapi publik yang heterogen (Dominick, 2000 : 192). Tayangan televisi dapat diartikan sebagai adanya suatu pertunjukan acara yang ditampilkan atau disiarkan melaui media massa televisi. Tayangan tersebut bisa bersifat hiburan, informasi, ataupun edukasi seperti tayangan mengenai paendidikan. Dalam
kehidupan
sehari-hari
kita
sering
memperoleh
berbagai
pemgalaman. Hal ini dikarenakan terintegrasinya kelima indera yang dimiliki, tetapi dengan menonton audiovisual, akan mendapatkan 10% dari informasi yang diperoleh sebelumnya. Ini sebagai akibat timbulnya pengalaman tiruan (Stimulated Experience) dari media audiovisual tadi (Darwanto 2007 :119) Darwanto juga mengemukakan, dalam kaitannya terhadap peningkatan pengetahuan, suatu tayangan televisi hendaknya memperhatikan beberapa hal, antara lain : 1. Frekuensi menonton. Melalui frekuensi menonton komunikan, dapat diihat pengaruh tayangan terhadap pengetahuan komunikan. 2. Waktu penayangan. Apakah waktu penayangan suatu acara sudah tepat atau sesuai dengan sasaran komunikan yang dituju. Misalnya tayangan yang dikhususkan bagi pelajar, hendaknya ditayangkan pada jam setelah kegiatan belajar di sekolah usai.
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
3. Kemasan Acara. Agar mampu menarik perhatian pemirsa yang menjadi sasaran komunikannya, suatu tayangan harus dikemas atau ditampilkan secara menarik. 4. Gaya penampilan pesan. Dalam menyampaikan pesan dari suatu tayangan, apakah host atau pembawa acara sudah cukup komunikatif dan menarik, sehingga dapat menghindari rasa jenuh pemirsanya dan juga memahami pesan yang disampaikan. 5. Pemahaman pesan. Apakah komunikan dapat mengerti dan memahami setiap materi atau pesan yang disampaikan oleh suatu tayangan.
I.5.3 Film Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari – hari, Film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas masyarakat. Film merupakan gambar yang bergerak (Muving Picture). Menurut Effendi 1986 ; 239) film diartikan sebagai hasil budaya dan alat ekspresi kesenian. Film sebagai komunikasi massa merupakan gabungan dari berbagai tekhnologi seperti fotografi dan rekaman suara, kesenian baik seni rupa dan seni teater sastra dan arsitektur serta seni musik. Tumbuh dan berkembangnya film sangat bergantung pada tekhnologi dan paduan unsur seni sehingga menghasilkan film yang berkualitas (McQuail,1997 :110). Di dalam sebuah film terdapat beberapa unsur seperti; judul, tema, alur, serta pemeran utama merupakan faktor penarik dalam sebuah karya film. Baik
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
atau tidak, menarik atau tidak serta layak atau tidaknya sebuah film untuk ditonton ditentukan oleh beberapa unsur tersebut (www.altavista.com).
I.5.4 Teori AIDDA Teori AIDDA disebut A-A Procedure atau from Attention to Action Procedure. Teori AIDDA dalam Effendy (2005 : 104) merupakan akronim dari : A : Attention (Perhatian) I : Interest (Minat) D : Disire (Hasrat/Keinginan) D : Decision (Keputusan) A : Action (Tindakan) Konsep AIDDA menjelaskan suatu proses psikologis yang terjadi pada diri khalayak (komunikasi) dalam menerima pesan komunikasi. Tahapan di atas mengandung pengertian bahwa setiap proses komunikasi (baik komunikasi tatap muka maupun komunikasi massa) hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian. Dalam hal ini, sebuah pesan komunikasi harus dapat menimbulkan daya tarik tersendiri sehingga dapat memancing perhatian komunikannya. (Jeffkins, 1997 :120). Dalam
membangkitkan
perhatian
yang
berperan
penting
adalah
komunikatornya. Dalam hal ini komunikator harus mampu menimbulkan suatu daya tarik pada dirinya (source attractiveness) yang selanjutnya dapat memancing perhatian komunikan terhadap pesan komunikasi yang disampaikannya. Namun yang harus diperhatikan juga bahwa dalam membangkitkan perhatiaan khalayak harus dihindari munculnya suatu himbauan yang negatif.
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
Dalam hal ini komunikatornya adalah tayangan Bioskop Trans TV, dan yang menjadi komunikan adalah masyarakat yang menjadi pemirsa televisi. Sebuah tayangan harus mampu membangkitkan perhatian pemirsanya, dalam hal ini tayangan Bioskop Trans TV harus mampu membangkitkan perhatian pemirsa televisi sehingga akan muncul minat dalam diri khalayak untuk mengetahui lebih jauh lagi tentang tayangan Bioskop Trans TV tersebut. Selanjutnya minat akan melahirkan rasa ingin/hasrat untuk menyaksikan tayangan Bioskop Trans TV tersebut. Berdasarkan teori AIDDA, penelitian ini hanya sampai pada tahap Interest (Minat), tidak sampai pada tahap Decision (Keputusan) dan tahap Action (tindakan), karena hal yang diteliti dalam penelitian ini adalah minat untuk menonton tayangan Bioskop Trans TV.
I.5.5 Minat Seorang komunikator akan dapat melakukan perubahan sikap dan tingkah laku komunikan apabila antara mereka merasa adanya persamaan. Oleh karena itu, seorang komunikator harus dapat membangkitkan perhatian komunikan sehingga diantar mereka timbul persamaan makna akan suatu hal yang akan menjadi
langkah
awal
suksesnya
komunikasi. Apabila perhatian telah
dibangkitkan, maka selanjutnya diikuti dengan upaya menumbuhkan minat. Minat adalah rasa suka/senang dan rasa tertarik pada suatu objek atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh dan biasanya ada kecenderungan untuk mencari objek yang disenangi itu (Pandji, 1995 : 9).
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
Sedangkan menurut Hurlock (1978 : 115), minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan. Menurut Andi (1982 : 62), minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau kecenderungan-kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu. Menurut Hafied Cangara (2002 : 65) minat berarti perhatian, kesukaan, hasrat terhadap suatu keinginan. Menurut Effendy (2000 : 103) minat adalah kelanjutan perhatian yang merupakan titik tolak timbulnya hasrat untuk melakukantindakan yang diharapkan. Menurut Ryono Praktikno (1987 : 54) Minat atau sikap yang membuat seseorang senang terhadap objek situasi dan ide tertentu. Istilah minat dalam kamus umum bahasa Indonesia (1998 : 583) diartikan sebagai pehatian, ketertarikan, kecendrungan hati, yang dimiliki oleh individu secara mendalam untuk mendapat sesuatu yang diinginkan dengan cara membayar atau pengorbanan lainnya. Minat ialah suatu keadaan dalam diri individu yang mampu mengarahkan perhatiannya untuk objek tertentu yang dianggap penting yang mampu mendorong mereka untuk cenderung mencari objek yang disenangi tersebut. Adapun ciri-ciri minat dapat dilihat dari uraian tersebut yaitu : a. Minat timbul dari perhatian terhadap suatu objek. b. Setiap orang mempunyai kesukaan terhadap objek yang diminati. c. Minat memunculkan kecenderungan hati untuk mencari objek yang disenangi.
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
d. Minat ditunjukkan dalam bentuk hasrat melakukan sesuatu kegiatan. Dari penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa minat merupakan keadaan dalam diri seseorang yang mempunyai perhatian terhadap suatu objek dan menyukai objek tersebut sehingga cenderung selalu mencari objek yang disukainya tersebut. Bila dikaitkan dengan penelitian ini maka minat adalah sikap yang timbul dalam diri pemirsa setelah mereka menonton tayangan Bioskop Trans TV tersebut.
I.6 Kerangka Konsep Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat krtitis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dapat mengantar penelitian pada rumusan hipotesa (Nawawi, 2001 : 40). Kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Variabel Bebas (X) Variabel bebas merupakan variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari variabel yang lain (Rakhmat, 2004 : 12). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tayangan Bioskop Trans TV.
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
2) Variabel Terikat (Y) Variabel terikat adalah variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya (Rakhmat, 2004 : 12). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat menonton film di kalangan mahasiswa.
I.7 Model Teoritis Model
teoritis
merupakan
paradigma
yang
mentransformasikan
permasalahan terkait antara satu dengan lainnya. Variabel-variabel yang dikelompokkan
dalam kerangka konsep akan dibentuk menjadi suatu model
teoritis sebagai berikut :
Variabel Bebas Tayangan Bioskop Trans TV
Variabel Terikat Minat Menonton Mahasiswa
Gambar 1 Model Teoritis
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
I.8 Operasional Variabel Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep diatas, maka dapat dibuat operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian, yakni sebagai berikut:
Tabel 1 Operasional Variabel Variabel Teoritis Variabel Operasional 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Judul Tema Alur Pemeran utama Waktu penayangan Durasi Kemasan Acara Gaya penampilan pesan Pemahaman pesan
Variabel Terikat (Y) Minat menonton film
1. 2. -
Perhatian Minat rasa suka/senang rasa tertarik sumber motivasi prasangka pendirian harapan
Karakteristik Responden
1. 2. 3. 4.
Fakultas Angkatan Jenis kelamin Frekuensi menonton
Variabel Bebas (X) Tayangan Bioskop TV
Trans
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
I.9 Definisi Operasional Variabel Menurut Singarimbun (1995 : 46). Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama. Definisi operasional dari penelitian ini adalah : 1.
Variabel Bebas (Tayangan Bioskop Trans TV), terdiri dari : a. Judul, yaitu nama atau kepala karangan yang dipakai untuk sebuah film/cerita yang dapat menyiratkan secara pendek isi atau maksud dari film/cerita yang diputar oleh bioskop Trans TV seperti film “The One”. b. Tema, merupakan pokok pikiran; dasar cerita (yang dipercakapkan, dipakai sebagai dasar cerita film), Bioskop Trans TV juga menyajikannya seperti film “Black Hawk” Down bertemakan perperangan yang mengisahkan tentang tewasnya tentara Amerika hanya karena pesawat mereka jatuh di Serbia. c. Alur, merupakan rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin dengan saksama dan menggerakkan jalan cerita/film melalui kerumitan ke arah klimaks dan penyelesaian atau jalinan peristiwa dalam sebuah film untuk mencapai efek tertentu (pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan temporal atau waktu dan oleh hubungan kausal atau sebab-akibat) kalau salah satu peristiwa ditiadakan, keutuhan cerita akan terganggu. d. Pemeran utama, yaitu pria dan wanita atau aktor animasi (merupakan hasil desain komputer), yang berperan sebagai pelaku/tokoh utama dalam sebuah film. Biasanya dimainkan oleh para bintang film yang terkenal, dan
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
diputar oleh bioskop Trans TV seperti film “The One” yang dibintangi aktor “Jet Lie”. e. Waktu penayangan, yaitu waktu yang dipilih untuk menayangkan tayangan Bioskop Trans TV sehingga dapat disaksikan oleh pemirsa. f. Durasi, merupakan lamanya atau rentang waktu tayangan Bioskop Trans TV seluruh rangkaian saat ketika proses, atau film berlangsung ditayangkan. g. Kemasan acara, yaitu agar mampu menarik perhatian pemirsa yang menjadi sasaran komunikannya, tayangan Bioskop Trans TV dikemas atau ditampilkan secara menarik. Seperti kejelasan suaranya, kejelasan warna dan kejernihan gambarnya, kejelasan teks/ bahasanya, serta pemilihan film yang akan ditayangkan. h. Gaya penampilan pesan, yaitu dalam menyampaikan pesan dari suatu tayangan, apakah host atau pembawa acara yang menyampaikan sinopsis menjelang penayangan Bioskop Trans TV apakah sudah cukup komunikatif dan menarik. Yang dimaksud gaya penampilan pesan dalam hal ini adalah penampilan, cara berbicara, gesture / bahasa tubuh, tata bahasa, membuka acara, dan menutup acara. i.
Pemahaman pesan, yaitu apakah responden dapat mengerti dan memahami setiap materi atau pesan yang disampaikan oleh tayangan Bioskop Trans TV.
2.
Variabel Terikat (Minat menonton), terdiri dari : a. Perhatian, yaitu atensi yang diberikan oleh responden pada saat mengakses, melihat, dan mengetahui Bioskop Trans TV.
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
b. Minat, yaitu suatu keinginan yang kuat atau ketertarikan terhadap Bioskop Trans TV yang muncul dalam diri responden setelah mengakses, melihat, dan mengetahui tayangan Bioskop Trans TV. 1) rasa suka/senang, yaitu kesukaan atau kesenangan seseorang terhadap suatu objek yang dipilih. 2) rasa tertarik, yaitu kecendrungan untuk mencari objek atau aktivitas yang disenangi tanpa ada orang yang menyuruh. 3) sumber motivasi, yaitu suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan apa yang mereka inginkan. 4) prasangka. yaitu sangkaan atau prediksi yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan dari suatu objek. . 5) pendirian, yaitu keteguhan hati terhadap suatu objek yang telah dipilih. 6) harapan, merupakan keinginan yang timbul terhadap suatu pilihan dari suatu objek. Karakteristik Responden merupakan ciri khas yang dimiliki oleh setiap individu yang berbeda satu dengan lainnya. Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah : a. Fakultas, yaitu unsur pelaksana akademik untuk mengkoordinasikan/ melaksanakan pendidikan profesional dalam satu perangkat cabang ilmu pengetahuan, teknologi, dan atau kesenian tertentu. b. Angkatan, yaitu tahun masuk mahasiswa USU yang menjadi responden, yakni tahun 2005 dan 2006. c. Jenis Kelamin, yaitu jenis kelamin dari responden, yakni pria dan wanita
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
d. Frekuensi menonton, yaitu kekerapan atau seberapa sering responden menyaksikan tayangan Bioskop Trans TV.
I.10 Hipotesis Hipotesis adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa ditinggalkan karena ia merupakan instrumen kerja dari teori (Singarimbun, 1995 : 43). Hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Ho : Tidak terdapat hubungan antara tayangan Bioskop Trans TV di Trans TV dan minat menonton film di kalangan mahasiswa USU . Ha : Terdapat hubungan antara tayangan Bioskop Trans TV di Trans TV dan minat menonton film di kalangan mahasiswa USU.
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
BAB II URAIAN TEORITIS
II.1 Komunikasi II.1.1 Proses Komunikasi Proses komunikasi dapat diartikan sebagai “transfer informasi“ atau pesan-pesan (messages) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima pesan sebagai komunikan (Ruslan, 2003 : 73). Esensi dalam proses komunikasi adalah untuk memperoleh kesamaan makna di antara orang yang terlibat dalam proses komunikasi antarmanusia. Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder (Effendy, 2000 : 11). a) Proses Komunikasi secara Primer Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, warna, gambar, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
22
b) Proses komunikasi secara Sekunder Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media perantara. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Pada umumnya kalau kita berbicara di kalangan masyarakat, yang dinamakan media komunikasi itu adalah media kedua sebagaimana diterangkan di atas. Jarang sekali orang menganggap bahasa sebagai media komunikasi. Hal ini disebabkan oleh bahasa sebagai lambang (symbol) beserta isi (content) – yakni pikiran dan atau perasaan – yang dibawanya menjadi totalitas pesan (message), yang tampak tak dapat dipisahkan. Tidak seperti media dalam bentuk surat, telepon, radio, dan lain-lainnya yang jelas tidak selalu dipergunakan. Tampaknya seolah-olah orang tak mungkin berkomunikasi tanpa bahasa, tetapi orang mungkin dapat berkomunikasi tanpa surat, atau telepon, atau televisi, dan sebagainya.
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
II.1.2 Elemen-elemen Komunikasi Rasberry dan Lindsay (Pohan, 2005 : 55) merinci elemen-elemen komunikasi yang biasanya terjadi dalam peristiwa proses komunikasi manusia dengan relatif lebih lengkap, antara lain : 1) Sumber (source, encoder, communicator, sender, initiator), adalah setiap orang (kelompok, lembaga) yang mengambil inisiatif, memprakarsai penyampaian pesan-pesan, ide-ide, buah pikiran, gagasan. 2) Penyandian (encoding), sistem saraf pusat dari komunikator atau inisiator mengubah rangsangan pikiran dan ide-ide itu dari simbol, tanda, lambang, bunyi, dan suara serta gerak tubuh guna membawa pesan secara sempurna. 3) Pesan-pesan (messages), adalah keseluruhan dari sistem simbol, kata-kata, bunyi, ekspresi muka, ekspresi vokal, gerak tubuh, penampilan, dan lain-lain yang membawa makna tertentu bagi penerima (receiver) atau pendengarnya. 4) Pengiriman atau penyampaian (transmission), pesan-pesan yang sudah diformasikan dalam bentuk bahasa verbal dan nonverbal tersebut dikirim kepada lingkungan, ini memungkinkan ketersediaan dan kemudahan bagi penerima sehingga otak dan otot penerima menanggapinya dalam berbagai bentuk reaksi seperti suara, gerakan tubuh dan sebagainya. 5) Saluran (channel, medium), adalah sarana terpilih seperti: surat, telepon, tatap muka, dan lain-lain untuk melalui mana pesan-pesan dikirim kepada orang yang dituju (individu, kelompok kecil, group, organisasi). 6) Penerima (receiver), adalah penerima, pendengar, mitra bicara, dimana tanggapannya tergantung pada sejauh mana ketepatan atau ketelitian dalam
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
mengutamakan pemilihan rasa, kebutuhan, lingkungan, dan pemahaman terhadap pesan serta menaruh kepercayaan terhadap kejujuran komunikator. 7) Pemaknaan sandi (decoding) atau menterjemahkan sandi, adalah proses mental (psikologis) dimana penerima menterjemahkan (decoding) simbol bahasa verbal dan nonverbal yang digunakan komunikator tersebut ke dalam pengertiannya. 8) Penafsiran pesan (interpreting), adalah proses menyeleksi secara mental dalam diri penerima dalam menafsirkan pesan yang diterimanya menurut kompleks latar belakang seperti: pengetahuan, sikap, pengalaman, tingkat pendidikan dan budaya serta sistem sosial dimana penerima hidup dan dibesarkan. 9) Umpan balikan (feedback), adalah tanggapan kembali penerima (receiver) terhadap pesan yang dapat dipahami dan dirasakan kembali kepada komunikator. Kemampuan ketepatan komunikator menangkap keseluruhan tanggapan penerima (receiver) yang diungkapkan baik secara sadar maupun tidak sadar, dinyatakan dalam kompleks tanggapan berupa ekspresi vokal, ekspresi muka, dan petunjuk nonverbal lainnya, keseluruhan tanggapan kembali tersebut sangat penting bagi pengukuran efektivitas sejauh mana tingkat keberhasilan komunikasi tercapai.
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
II.1.3 Fungsi Komunikasi Dalam buku Aneka Suara, Satu Dunia (Many Voices One World) dengan Macbride sebagai editornya (dalam Effendy, 2000 : 27), apabila komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas, tidak hanya diartikan sebagai pertukaran pesan dan berita, tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukarmenukar data, fakta, dan ide, maka fungsinya dalam setiap sistem sosial adalah sebagai berikut : 1) Informasi: Pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta dan pesan, opini dan komentar yang dibutuhkan agar orang dapat mengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi internasional, lingkungan, dan orang lain, agar dapat mengambil keputusan yang tepat. 2) Sosialisasi (pemasyarakatan): Penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif yang menyebabkan ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif di dalam masyarakat. 3) Motivasi: Menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihannya dan keinginannya, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar. 4) Perdebatan dan diskusi: Menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti yang relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum dan agar masyarakat lebih
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut kegiatan bersama di tingkat internasional, nasional, dan lokal. 5) Pendidikan:
Pengalihan
ilmu
pengetahuan
sehingga
mendorong
perkembangan intelektual, pembentukan watak, dan pendidikan keterampilan serta kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan. 6) Memajukan kebudayaan: Penyebarluasan hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan warisan masa lalu, perkembangan kebudayaan dengan memperluas horizon seseorang, membangunkan imajinasi dan mendorong kreativitas serta kebutuhan estetikanya. 7) Hiburan: Penyebarluasan sinyal, simbol, suara, dan citra (image) dari drama, tari, kesenian, kesusastraan, musik, komedi, olahraga, permainan, dan sebagainya untuk rekreasi dan kesenangan kelompok dan individu. 8) Integrasi: menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan individu kesempatan memperoleh berbagai pesan yang diperlukan mereka agar mereka dapat saling kenal dan mengerti dan menghargai kondisi, pandangan, dan keinginan orang lain. Sedangkan menurut Harold D. Lasswell, proses komunikasi di masyarakat menunjukkan tiga fungsi : 1) Pengamatan terhadap lingkungan (the surveillance of the environment), penyingkapan ancaman dan kesempatan yang mempengaruhi nilai masyarakat dan bagian-bagian unsur di dalamnya. 2) Korelasi unsur-unsur masyarakat ketika menanggapi lingkungan (correlation of the components of society in making a response to the environment).
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
3) Penyebaran warisan sosial (transmission of the social inheritance). Di sini berperan sebagai pendidik, baik dalam kehidupan rumah tangganya maupun di sekolah, yang meneruskan warisan sosial kepada keturunan berikutnya.
II.2 Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa II.2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (Media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumblah banyak, terpencar, sangat heterogen dan menimbulkan efek tertentu. Selain itu pesan yang disampaikan cenderung terbuka dan mencapai khalayak dengan serentak. Menurut Charles R. Wright menyatakan komunikasi massa berfungsi untuk kegiatan penyelidikan (surveillance), kegiatan mengkorelasikan, yaitu menghubungkan satu kejadian dengan fakta yang lain dan menarik kesimpulan, selain itu juga berfungsi sebagai sarana hiburan. Komunikasi massa adalah suatu proses dimana media menyebarkan pesan ke publik secara luas dan pada sisi lain diartikan sebagai bentuk komunikasi yang ditujukan pada sejumblah khalayak yang tersebar, heterogen, anonim, melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Karakteristik Komunikasi Massa Ciri- ciri dan karakteristik komunikasi massa meliputi sifat dan unsur yang tercakup didalamnya (Suprapto, 2006 : 13). Adapun karakteristik komunikasi massa adalah :
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
1. Sifat komunikan, yaitu komunikasi massa yang ditujukan kepada khalayak yang jumblahnya relatif besar, heterogen, dan anonim. Jumblah besar yang dimaksudkan hanya dalam periode waktu yang singkat saja dan tidak dapat diukur, beberapa total jumblahnya. Bersifat heterogen berarti khalayak bersifat berasal dari latar belakang dan pendidikan, usia, suku, agama, pekerjaan,. Sehingga faktor yang menyatukan khalayak yang heterogen ini adalah minat dan kepentingan yang sama. Anonim berarti bahwa komunikator tidak mengenal siapa khalayaknya, apa pekerjaannya, berapa usianya, dan lain sebagainya. 2. Sifat media massa, yaitu serempak dan cepat. Serempak (Simultanety) berarti bahwa keserempakan kontak antara komunikator dengan komunikan yang demikian besar jumblahnya. Pada saat yang sama, media massa dapat membuat khalayak secara serempak dapat menaruh perhatian kepada pesan yang disampaikan oleh komunikator. Selain itu sifat dari media massa adalah cepat(rapid), yang berarti memungkinkan pesan yang disampaikan pada banyak orang dalam waktu yang cepat. 3. Sifat pesan, Pesan yang disampaikan melalui media massa adalah bersifat umum (Public). Media massa adalah sarana untuk menyampaikan pesan kepada khalayak, bukan untuk kelompok orang tertentu. Karena pesan komunikasi melalui media massa sifatnya umum, maka lingkungannya menjadi universal tentang segala hal, dan dari berbagai tempat di seluruh dunia. Sifat lain dari pesan melalui media massa adalah sejenak (Transient), yaitu hanya untuk sajian seketika saja.
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
4. Sifat komunikator, karena meida massa merupakan lembaga organisasi, maka komunikator dalam komunikasi massa, seperti wartawan, utradara, penyiar, pembawa acara, adalah komunikator yang terlembagakan. Media massa merupakan organisasi yang rumit, pesan-pesan yang disampaikan kepada khalayak adalah hasil kerja kolektif, oleh sebap itu, berhasil tidaknya komunikasi massa ditentukan oleh berbagai faktor yang terdapat dalam orginisasi massa. Sifat atau efek yang ditimbulkan pada komunikan tergantung pada tujuan komunikasi yang dilakukan oleh para komunikator. Apakah tujuannya agar komunikan hanya sekedar tahu saja, atau komunikan berubah siap dan pandangannya, atau komunikan dapat berubah tingkah lakunya, bahkan komunikan hanya mengkonsumsi berita sesuai dengan kebutuhan yang ingin mereka dapatkan dari media, misalnya informasi tentang tempat liburan di akhir pekan, tempat olahraga yang tepat untuk menyegarkan tubuh, serta berbagai informasi kuliner yang dapat memanjakan lidah, atau infomasi pasar tentang perkembangan berbagai harga untuk komoditi atau barang tertentu. Fungsi Komunikasi Massa Menurut Cangara, komunikasi tidak hanya diartikan sabagai pertukaran berita atau pesan, tetapi juga sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai pertukaran data, fakta, dan ide (Winardono, 2006 : 57). Komunikasi massa dapat berfungsi untuk : a.
Informasi, yaitu kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan data, fakta, opini, pesan, komentar, sehingga orang bisa mengetahui keadaan yang
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
b. Sosialisasi, yakni menyediakan dan mmengajarkan ilmu pengetahuan bagaimana orang bersikap sesuai dengan nilai-nilai yang ada, serta bertindak sebagai anggota masyarakat secara efektif. c. Motivasi, mendorong orang untuk mengikuti kemajuan orang lain melalui apa yang mereka baca, lihat, dengar, melalui media massa. d. Bahan diskusi, yaitu menyediakan informasi untuk mencapai persetujuan dalam hal perbedaan pendapat mengenai hal-hal yang menyangkut orang banyak. e. Pendidikan, yaitu dengan menyajkan informasi yang mengandung nilai edukasi, sehingga membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara informal. f. Memajukan kebudayaan, media massa menyebarluaskan hasil-hasil kebudayaan melalui pertukaran siaran radio, televisi, atau media cetak. pertukaran memajukan
ini
memungkinkan
kebudayaan
penigkatan
nasional
daya
masing-masing
kreativitas
guna
negara,
serta
memperkuat kerjasama masing-masing negara. g. Hiburan, media massa adalah sarana yang banyak menyita waktu luang semua golongan usia, dengan difungsikannya sebagai alat hiburan dalam rumah tangga. Sifat estetikanya dituangkan dalam bentuk lagu, lirik, bunyi, gambar, dan bahasa, membawa orang pada situasi menikmati hiburan seperti halnya hiburan lain.
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
h. Integrasi, yaitu banyaknya negara-negara didunia dewasa ini diguncang oleh kepentingan-kepentingan tertentu, karena perbedaan etnis dan ras. Komunikasi sepert satelit dapat digunakan untuk menghubungkan perbedn-perbedaan itu dalam memupuk dan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Menurut Robert K, Avery menyatakan bahwa media massa memiliki fungsi sebagai berikut : 1. The surveilance of environtment, yaitu media massa berfungsi sebagai pengamatan tehadap lingkungan, penyingkap ancaman, dan kesempatan untuk mempengaruhi nilai masyarakat, serta sebagai sebagain unsur didalamnya. 2. The corralation of the part of society in responden to the environment, yaitu fungsi media massa untuk mengadakan koralasi antara informasi data yang diperoleh dengan kebutuhan khalayak sasaran, karena komunikator lebih menekankan pada seleksi evaluasi dan interprestasi. 3. The transmission tha social harietage from one generation to the next generation, yaitu media massa berperan untuk memindahkan nilai-nilai budaya dan warisan dari satu generasi ke generasi lainnya. Menurut Effendy (2002 : 21) yang dimaksud dengan televisi adalah televisi siaran yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa, yaitu berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya menmbulkan keserampakan, dan komunikasinya bersifat heterogen.
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
Komunikasi massa dengan media televisi merupakan proses komunikasi antara komunikator dengan komunikan (massa) melalui sebuah sarana, yaitu televisi. Kelebihan media televisi terletak pada kekuatannya menguasai jarak dan ruang, sasaran yang dicapai untuk mencapai massa cukup besar. Nilai aktualitas terhadap suatu liputan atau pemberitaan sangan cepat. Menurut Effendy, seperti halnya media massa lain, televisi pada pokoknya mempunyai tiga fungsi pokok berikutnya. II.2.2 Televisi Fungsi Televisi Sebagai Media Massa Pada hakikatnya media televisi sebagai media komunikasi pandang dan dengar mempunyai tiga fungsi yaitu : a. Fungsi Informasi (The Information Function) Dalam melaksanakan fungsinya sebagai sarana informasi tidak hanya dalam bentuk siaran pandang mata, atau berita yang dibacakan penyiar, dilangkapi gambar-gambar yang faktual, akan tetapi juga menyiarkan bentuk lain seperti ceramah, diskusi dan komentar. Televisi dianggap sebagai media massa yang mampu memuaskan pemirsa dirumah jika dibandingkan dengan media lainnya. Hal ini dikarenakan efek audio dan visual yang memiliki unsur immediacy dan realism. Immediacy, mencakup pengertian langsung dan dekat. Peristiwa yng disiarkan oleh stasiun televisi dapat dilihat dan didengar olah para pemirsa pada saat periatiwa itu berlangsung. Penyiar yang sedang membaca berita, pemuka masyarakat yang sedang membaca pidato atau petinju yang sedang melancarkan pukulannya, tampak dan terdengar oleh pemirsa, seolah-olah mereka berada
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
ditempat peristiwa itu terjadi, meskipun mereka berada dirumah masing-masing jauh dari tempat kejadian, tapi mereka dapat menyaksikan pertandingan dengan jelas dari jarak yang amat dekat. Lebih-lebih ketika menyaksikan pertandingan sepekbola, misalnya mereka akan dapat melihat wajah seorang penjaga gawang lebih jelas, dibandingkan dengan jika mereka berdiri di tribun seagai penonton. Realism, yang berarti bahwa stasiun televisi menyiarkan informasinya secara audio dan visual dengan perantara mikrofon dan kamera apa adanya sesuai dengan kenyataan ketika suatu acara ditayangakan secara langsung (Live). Jadi pemirsa langsung dapat melihat dan mendengar sendiri. Bedanya televisi dengan media cetak adalah berita yang disampaikan langsung direkam dan hanya menggunakan sedikit editan untuk mendapatkan inti dari kajadian yang ingin disampaikan, sedangkan bila di media cetak, berita yang sama harus mengalami pengolahan terlebih dahulu oleh wartawan baru kemudian disajikan pada pembaca. b. Fungsi Pendidikan (The Education Function) Televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak dan disampaikan secara simultan. Sesuai dengan makna pendidikan, yakni meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat televisi menyiarkan acaranya secara teratur dan terjadwal seperti pelajaran bahasa indonesia, matematika, dan lainnya. Selain itu televisi juga menyajikan acara pendidikan yang bersifat informal seperti sandiwara, legenda dan lain-lain.
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
c. Fungsi Hiburan (The Entartaint Function) Dalam negara yang masyarakatnya masih bersifat agraris, fungsi hiburan yang melekat pada televisi siarannya tampaknya lebih dominan. Sebagian besar dari alokasi waktu siaran diisi oleh acara-acara hiburan. Hal ini dapat dimengerti karena pada layar televisi dapat ditampilkan gambar hidup beserta suaranya bagaikan kenyataan, dan dapat dinikmati di rumah-rumah oleh seluruh keluarga, serta dapat dinikmati oleh khalayak yang tidak dimengerti bahasa asing bahkan yang tuna aksara. Program Siaran Televisi Pengaruh siaran televisi terhadap sistem komunikasi tidak pernah terlepas dari pengaruh terhadap aspek-aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Menurut Prof. Dr. R, Mar’at, acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi, dan perasaan bagi para penontonnya. Hal ini disebabkan oleh pengaruh psikologis dari televisi itu sendiri, di mana televisi seakan-akan menghipnotis penonton, sehingga mereka terhanyut dalam keterlibatan akan kisah atau peristiwa yang disajikan oleh televisi (Effendy, 2002 : 122). Frank Jefkins (Effendy, 2002 : 105-108) menyebutkan ada sejumlah karakteristik khusus dalam program acara, yaitu : 1. Selain menghasilkan suara, televisi juga menghasilkan gerakan, visi, dan warna. 2. Pembuatan program televisi lebih mahal dan lama. 3. Karena menghandalkan tayangan secara visual, maka segala sesuatu yang nampak haruslah dibuat semenarik mungkin. Sedangkan program acara televisi terdiri dari :
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
a. Buletin berita nasional, seperti : Siaran berita atau buletin berita regional ang dihasilkan oleh stasiun televisi swasta lokal. b. Liputan-liputan khusus yang membahas tentang berbagai masalah aktual secara lebih mendalam. c. Program-program acara olahraga, baik olah raga di dalam atau diluar ruangan, yang disiarkan langsung atau tidak langsung dari dalam atau luar negeri. d. Program acara mengenai topik-topik khusus yang bersifat informatif, seperti : acara memasak, berkebun, dan acara kuis. e.
Acara drama, terdiri dari : sinetron, sandiwara, komedi, film, dan lain sebagainya.
f. Acara musik, seperti konser musik pop, musik rock, dangdut, klasik, dan lain sebagainya. g. Acara bagi anak-anak, seperti penayangan film kartun. h. Acara-acara keagamaan, sepert : siraman rohani, acara ramadhan, dan hari-hari besar keagamaan lainnya. i. Program acara yang membahas tentang ilmu pengetahuan dan pendidikan. j. Acara bincang-bincang atau sering juga disebut dengan talkshow.
II.3 Film Film merupakan media elektronik paling tua daripada media lainnya, apalagi film telah berhasil mempertunjukkan gambar-gambar hidup yang seolaholah memindahkan realitas ke atas layar besar. Keberadaan film telah diciptakan sebagai salah satu media komunikasi massa yang benar – benar disukai bahkan
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
sampai sekarang. Lebih dari 70 tahun terakhir ini film telah memasuki kehidupan umat manusia yang sangat luas lagi beraneka ragam. ( lliliweri, 1991 : 153 ) Effendy ( 2000 : 207 ) mengemukakan bahwa teknik perfilman, baik peralatannya maupun pengaturannya telah berhasil menampilkan gambar – gambar yang semakin mendekati kenyataan. Dalam suasana gelap dalam bioskop, penonton menyaksikan suatu cerita yang seolah-olah benar – benar terjadi dihadapannya. Menurut Kridalaksana ( 1984 : 32 ) film adalah : 1. lembaran tipis, bening, mudah lentur yang dilapisi dengan lapisan antihalo, dipergunakan untuk keperluan fotografi. 2. alat media massa yang mempunyai sifat lihat dengar (audio – visual ) dan dapat mencapai khalayak yang banyak. Film adalah fenomena sosial, psikologi, dan estetika yang kompleks yang merupakan dokumen yang terdiri dari cerita dan gambar yang diiringi kata-kata dan musik. Sehingga film merupakan produksi yang multi dimensional dan kompleks. Kehadiran film di tengah kehidupan manusia dewasa ini semakin penting dan setara dengan media lain. Keberadaannya praktis, hampir dapat disamakan dengan kebutuhan akan sandang pangan. Dapat dikatakan hampir tidak ada kehidupan sehari – hari manusia berbudaya maju yang tidak tersentuh dengan media ini. Gagasan untuk menciptakan film adalah dari para seniman pelukis. Dengan ditemukannya cinematography telah minimbulkan gagasan kepada mereka untuk menghidupkan gambar - gambar yang mereka lukis. Dan lukisan – lukisanitu bias menimbulkan hal yang lucu dan menarik, karena dapat disuruh
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
memegang peran apa saja , yang tidak mungkin diperankan oleh manusia. Si tokoh dalam film kartun dapat dibuat menjadi ajaib, menghilang menjadi besar atau menjadi kecil secara tiba – tiba. ( Effendy, 2000 : 211 – 216 ) Tumbuh dan berkembangnya film sangat bergantung pada tekhnologi dan paduan unsur seni sehingga menghasilkan film yang berkualitas (McQuail,1997 :110). Berdasarkan sifatnya film dapat dibagi atas : 1. Film cerita (Story film) Film yang mengandung suatu cerita, yang lazim dipertunjukan di gedung – gedung bioskop yang dimainkan oleh para bintang sinetron yang tenar. Film jenis ini didistribusikan sebagai barang dagangan dan diperuntukan untuk semua publik. 2. Film berita (News film) Adalah film mengenai fakta, peristiwa yang benar – benar terjadi, karena sifatnya berita maka film yang disajikan pada publik harus mengandung nilai berita ( Newsvalue ). 3. Film dokumenter Film
documenter
pertama
kali
diciptakan
oleh
John
Giersonyang
mendefinisikan bahwa film dokumenter adalah “Karya cipta mengarah kanyataan ( Creative treatment of actuality) yang merupakan kenyataan – kenyatan yang menginterprestasikan kenyataan. Titik fokus dari film dokumenter adalah fakta atau peristiwa yang terjadi, bedanya dengan film berita adalah film berita harus mengenai sesuatu yang mempunyai nilai berita atau newsvalue.
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
4. Film cartoon Walt Disney adalah perusahaan kartun yang banyak menghasil berbagai macam film karton yang terkenal samapai saat ini. Timbulnya gagasan membuat film kartun adalah dari seniman pelukis. Serta ditemukannya cinematografi telah menimbulkan gagasan untuk menghidupkan gambar – gamabar yang mereka lukis dan lukisan itu menimbulkan hal – hal yang bersifat lucu.
II.4 Teori AIDDA Dalam komunikasi, peran komunikator sebagai penyampai pesan berperan penting. Strategi komunikasi yang dilakukan harus luwes sehingga komunikator sebagai pelaksana dapat segera mengadakan perubahan apabila ada suatu faktor yang mempengaruhi. Suatu pengaruh yang menghambat komunikasi bisa datang sewaktu-waktu, lebih lagi jika komunikasi dilangsungkan melalui media massa. Faktor-faktor yang berpengaruh bisa terdapat pada komponen komunikan, sehingga efek yang diharapkan tak kunjung tercapai. Onong Effendy dalam bukunya Ilmu, Teori dan Filsafat komunikasi (2000 : 304), menyebutkan bahwa para ahli komunikasi cenderung untuk sama-sama berpendapat bahwa dalam melancarkan komunikasi lebih baik mempergunakan pendekatan apa yang disebut A-A Procedure atau from Attention to Action Procedure. A-A Procedure ini sebenarnya penyederhanaan dari suatu proses yang disingkat AIDDA. Seorang komunikator akan mempunyai kemampuan untuk melakukan perubahan sikap, pendapat dan tingkah laku komunikasi melalui mekanisme daya
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
tarik jika pihak komunikan merasa bahwa komunikator ikut serta dengannya atau pihak komuniksn merasa adanya kesamaan antara komunikator dengannya, sehingga dengan demikian komunikan bersedia untuk taat pada pesan yang dikomunikasikan
oleh
komunikator.
Sikap
komunikator
yang
berusaha
menyamakan diri dengan komunikan ini akan menimbulkan simpati komunikan pada komunikator. Proses
pentahapan
komunikasi
ini
mengandung
maksud
bahwa
komunikasi sendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian (attention) sebagai awal suksesnya komunikasi. Apabila perhatian komunikasi telah terbangkitkan, hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan minat (interest), yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian. Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat (desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan komunikator. Hanya ada hasrat saja pada diri komunikan, bagi komunikator belum berarti apa-apa, sebab harus dilanjutkan dengan datangnya keputusan (decision), yakni keputusan untuk melakukan tindakan (action) sebagaimana diharapkan komunikator (Effendy, 2000 : 305). Inti dari model AIDDA adalah rangkaian proses menyusun penyampaian pesan yang mampu membangkitkan, menggugah rasa tertarik khalayak sehingga timbul keinginan untuk membeli hingga tindakan membeli.
II.5 Minat N. As`ad (1991 : 54) mendefinisikan minat sebagai sikap yang membuat seseorang senang terhadap suatu objek, situasi, dan ide-ide tertentu.
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
Menurut Effendy ( 1986 : 103 ) minat adalah kelanjutan perhatian yang merupakan titik tolak timbulnya hasrat untuk melakukan kegiatan yang harapkan. Dari definisi minat di atas dapat dikatakan bahwa minat adalah sikap yang dapatmenimbulkan perhatian, rasa ingin tau dan hasrat utnuk melakukan sesuatu daam diri seseorang yang muncul akibat adanya objek tertentu. Minat itu sendiri senantiasa terarahkan kepada suatu hal atau suatu objek. Tidak adanya minat tanpa ada objek. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan terbentuk karena adanya kebutuhan seseorang sepanjang perkembangan seseorang tersebut. Kebutuhan ini sebagai stimulus atau perangsang. Jadi agar stimulus dapat menimbulkan minat, tentu haruslah menarik minat ( manusia cenderung menyukai yang menarik bagi diri dan menguntungkannya). Bagaiman agar stimulus tersebut dapat menarik, haruslah melalui proses : a)
adanya perhatian terhadap stimulus
b)
stimulus dapat dimengerti
c)
stimulus tersebut dapat diterima ( penerimaan ) Ketiga kondisi tersebut adalah proses timbulnya minat terhadap stimulus.
Tetapi kondisi tersebut belum sampai pada tahap timbulnya minat terhadap objek. Objek yang dimaksud dalam penelitian ini adalah film-film yang diputar tayangan Bioskop Trans TV. Berarti disini bagaimana agar timbul minat menonton objek setelah dipengaruhi stimulus media massa, apakah stimulus media mampu menciptakan daya pengaruh untuk menimbulkan minat terhadap objek. Sejalan dengan itu minat berkembang karena dua aspek yaitu : a. Aspek kognitif ( pikiran )
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
Aspek kognitif dapat diartikan sebagai kondisi letak hubungan antar bagian pengetahuan yang telah ada dalam diri yang dikontrol oleh akal. Jadi disini akal adalah sebagai kekuatan yang mengendalikan pikiran. Berpikir berarti meletakkan hubungan antar bagian pengetahuan yang diperoleh manusia. Yang dimaksud dengan pengetahuan disini mencakup konsep, gagasan, dan pengertian – pengertian yang telah dimiliki dan diperoleh manusia. b. Aspek afektif (perasaan ) Aspek afektif dapat diartikan sebagai suasana psikis yang mengambil bagian pribadi dalam situasi dengan jalan membuka diri terhadap suatu hal yang berbeda dengan keadaan atau nilai dalam diri ( Soemanto, 1990 : 35 ) Adapun minat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah minat menonton. Sarji (1991 : 71 ) mengatakan bahwa menonton adalah suatu proses yang disadari atau tidak disadari dimana penonton ditempatkan pada alam yang samara yang dihadapkan pada tumpuan cahaya dan membantu menghasilkan ilusi di atas layer. Suasana ini menimbulkan emosi, pikiran dan perhatian manusia dipengaruhi oleh film yang ditonton. Dengan demikian, dari beberapa pengertian tentang minat dan menonton, dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan minat menonton dalam penelitian ini adalah suatu keadaan dimana diri individu atau khalayak terbangkit untuk mengarahkan perhatiannya secara sadar terhadap objek yang disenanginya ( film yang diputar Bioskop Trans TV ) dan untuk selanjutnya emosi, pikiran dan perhatiannya terpengaruhi oleh gambar hidup ( film ) yang dilihatnya, sehingga teransang untuk menyaksikan objek yang disenangi tersebut.
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1. Deskripsi Lokasi Penelitian III.1.1. Sejarah dan Perkembangan Universitas Sumatera Utara Sejarah Universitas Sumatera Utara dimulai dengan berdirinya Yayasan Universitas Sumatera Utara pada tanggal 4 Juni 1952. Pendirian Yayasan ini dipelopori oleh Gubernur Sumatera Utara untuk memenuhi keinginan masyarakat Sumatera Utara khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Yayasan ini diurus oleh suatu Dewan Pimpinan yang diketuai langsung oleh Gubernur Sumatera Utara, dengan susunan sebagai berikut: Abdul Hakim (Ketua), Dr. T. Mansoer (Wakil Ketua), Dr. Soemarsono (Sekretaris/Bendahara), Ir. R. S. Danunagoro, Drg. Sahar, Drg. Oh Tjie Lien, Anwar Abubakar, Madong Lubis, Dr. Maas. J. Pohan, Drg. Barlan, dan Soetan Pane Paruhum (Anggota). Sebenarnya hasrat untuk mendirikan Perguruan Tinggi di Medan telah mulai sejak sebelum Perang Dunia II, tetapi tidak disetujui oleh Pemerintah Belanda pada waktu itu. Pada zaman pendudukan Jepang, beberapa orang terkemuka di Medan termasuk Dr. Pirngadi dan Dr. T. Mansoer membuat rancangan Perguruan Tinggi Kedokteran. Setelah kemerdekaan Indonesia, Pemerintah mengangkat Dr. Moh. Djamil di Bukit Tinggi sebagai ketua panitia. Setelah pemulihan kedaulatan akibat clash tahun 1947 Gubernur Abdul Hakim mengambil inisiatif menganjurkan kepada rakyat di seluruh Sumatera Utara mengumpulkan uang untuk pendirian sebuah Universitas di daerah ini.
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
43
Pada tanggal 31 Desember 1951 dibentuk panitia persiapan pendirian perguruan tinggi yang diketuai oleh Dr. Soemarsono, yang anggotanya terdiri dari Dr. Ahmad Sofian, Ir. Danunagoro, dan Sekretaris Mr. Djaidin Purba. Selain dewan pimpinan yayasan, organisasi Universitas Sumatera Utara pada awal berdirinya terdiri dari Dewan Kurator, Presiden Universitas Majelis Presiden dan Asesor, Senat Universitas, dan Dewan Fakultet. Sebagai hasil kerjasama dan bantuan moril serta material dari seluruh masyarakat Sumatera Utara yang pada waktu itu meliputi juga Daerah Istimewa Aceh, pada tanggal 20 Agustus 1952 berhasil didirikan Fakultas Kedokteran di jalan Seram dengan dua puluh tujuh orang mahasiswa diantaranya dua orang wanita. Kemudian disusul dengan berdirinya Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat (1954), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (1956) dan Fakultas Pertanian (1955). Pada tanggal 20 November 1957, Universitas Sumatera Utara (USU) diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Dr. Ir. Soekarno menjadi Universitas Negeri yang ketujuh di Indonesia. Tanggal peresmian ini kemudian ditetapkan sebagai Dies Natalis USU yang diperingati setiap tahun hingga tahun 2001. Kemudian atas usul beberapa anggota senat Universitas, hari jadi USU ditinjau kembali. Senat Universitas akhirnya memutuskan bahwa hari jadi USU adalah pada tanggal 20 Agustus 1952 yaitu pada saat perkuliahan pertama dimulai di lingkungan USU. Dengan persetujuan Departemen Pendidikan Nasional pada tahun 2002 diperingati Dies Natalis USU yang ke-50.
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
Pada tahun 1959, dibuka Fakultas Teknik di Medan, dan Fakultas Ekonomi di Kutaradja (Banda Aceh) yang diresmikan secara meriah oleh Presiden RI. Kemudian di kota yang sama didirikan Fakultas Kedokteran dan Peternakan (1960). Sehingga pada waktu itu, USU terdiri dari 5 fakultas di Medan dan 2 fakultas di Banda Aceh. Dalam perjalanan usianya yang kini mencapai 50 tahun, melalui berbagai program pengembangan yang dilaksanakan, banyak kemajuan yang telah dicapai, yang menjadikan USU berkembang hingga seperti sekarang ini. Saat ini, USU mengelola lebih dari 100 program studi yang terdiri dari berbagai jenjang pendidikan, yang tercakup dalam 12 fakultas dan 1 program pasca sarjana. Dalam perkembangannya, beberapa fakultas di lingkungan USU telah menjadi embrio berdirinya tiga perguruan tinggi negeri baru, yaitu Universitas Syah Kuala di Banda Aceh (Fakultas Ekonomi dan Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan), IKIP Negeri Medan yang sekarang berubah menjadi UNIMED (dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan), Politeknik Negeri Medan (dari Politeknik USU). Kampus USU Padang Bulan terletak di sebelah barat daya kota Medan, 7 Km dari pusat kota. Kampus ini memiliki luas 116 Ha dengan luas zona akademik 93,4 Ha, merupakan pusat utama kegiatan Universitas. Di sini terdapat lebih dari seratus bangunan dengan total luas lantai 133.141 m 2 . Selain bangunan pendidikan dan penunjang, di areal kampus juga terdapat berbagai fasilitas sosial dan publik seperti taman dan fasilitas olahraga. Lahan ini yang telah digunakan sejak 50 tahun yang lalu diperuntukkan untuk menampung
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
kegiatan universitas dengan jumlah mahasiswa hingga 20.000 orang dan saat ini jumlah mahasiswa USU telah mencapai 25.000 orang. Untuk mengantisipasi pertumbuhan jumlah mahasiswa sesuai dengan kecenderungan pertumbuhan jumlah penduduk dan daya tampung universitas dalam menerima mahasiswa yang akan melanjutkan studi di tempat ini, USU sejak beberapa tahun yang lalu telah mengupayakan lahan baru untuk perluasan kampus. Dengan bantuan berbagai pihak, USU saat ini sedang mempersiapkan lahan kampus perluasan di Kwala Bekala dengan luas 300 Ha. Setelah UI, ITB, IPB, dan UGM, menjadi sebuah Perguruan Tinggi Negeri berbadan hukum yakni Badan Hukum Milik Negara (BHMN), kini menyusul USU telah menjadi sebuah PTN ke-5 berbadan hukum yang sama. Ini dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Indonesia Nomor 56 Tahun 2003 yang telah menetapkan bahwa USU resmi sebagai Badan Hukum Milik Negara (BHMN), yang ditetapkan pada tanggal 11 November 2003 dan ditetapkan langsung oleh Presiden RI, Ibu Megawati Soekarno Putri.
III.1.2 Infrastruktur Universitas Sumatera Utara Infrastruktur Universitas Sumatera Utara terdiri dari 2 kategori yang meliputi : 1. Tanah 2. Bangunan
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
Tabel 2 Infrastruktur Universitas Sumatera Utara KATEGORI LUAS ( m 2 ) 1. Tanah 1.160.030 - Kampus Padang Bulan 28.301 - Pusdiklat 6.040.000 - Kebun Percobaan 12.360 - Lahan Simalingkar 2.855 - Bungalow Berastagi 38.242 - Area Keperawatan 3.000.000 - Lahan Kampus Kwala Bekala 60.000.000 - Lahan Perkebunan 70.281.788 Jumlah 2. Bangunan - Fakultas - Lembaga - Perpustakaan - Kantor Pusat Administrasi - Unit Penunjang - Gedung Pertemuan - Asrama - Unit Kegiatan Mahasiswa - Wisma - Pusdiklat - Gedung Olah Raga - Lain-lain Jumlah
133.141 1.605 7.634 6.414 4.239 8.993 1.158 2.189 638 861 1.744 15.806 184.422
Sumber: http://www.usu.ac.id/index.php
Unsur Penunjang Sejumlah unsur penunjang (Unit Pelaksana Teknis) ikut berperan aktif mendukung proses belajar mengajar di lingkungan Universitas Sumatera Utara antara lain: 1. Perpustakaan 2. UPT. Penerbitan dan Percetakan (USU Press) 3. UPT. Pusat Informasi dan Humas USU 4. UPT. Pusat Komputer 5. Unit Pengembangan Pendidikan (UPP) Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
6. Unit Audiovisual dan Elektronika (AVEL) 7. Badan Konsultasi dan Bimbingan Mahasiswa (BKBM) 8. Laboratorium Ilmu Dasar (LIDA/MKDU) 9. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengabdian Pada Masyarakat (Pusdiklat/PPM) 10. Pusat Bahasa 11. Workshop/Bengkel 12. Badan Koordinator Olah Raga (BAKOR)
III.1.3 Visi, Misi, dan Tujuan Universitas Sumatera Utara a. Visi Visi dari Universitas Sumatera Utara adalah University for Industry. b. Misi 1. Mempersiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat akademik dan profesional dalam menerapkan, mengembangkan pengetahuan ilmiah, teknologi dan seni, serta berdaya saing tinggi. 2. Memperluas partisipasi dalam pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan nasional dalam pembelajaran dan modernisasi cara pembelajaran. 3. Mengembangkan dan menyebarluaskan pengetahuan ilmiah, teknologi, seni, dan rancangan penerapannya untuk mendukung produktivitas dan daya saing masyarakat. c. Tujuan 1. Memperluas partisipasi dalam pelayanan pendidikan bagi masyarakat dalam mendukung pemenuhan pendidikan nasional serta memodernisasi cara pembelajaran.
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
2. Meningkatkan partisipasi aktif dalam pengembangan ilmiah, teknologi dan seni/budaya serta kemanusiaan. 3. Mengembangkan pusat informasi serta sistem teknologi komunikasi dan sistem penjaminan mutu yang handal. 4. Membangun sistem tata pamong universitas yang efektif, efisien dan demokratis. 5. Mewujudkan lingkungan pengajaran dan pembelajaran yang kondusif. 6. Memperkuat departemen dalam pengelolaan disiplin silang antar departemen/program studi. 7. Membangun kemampuan pendanaan sendiri melalui kerjasama/kemitraan dalam usaha-usaha ventura. 8. Mengembangkan
kemampuan
dalam
memasarkan
produk-produk
pengetahuan ilmiah, konsep-konsep, pemecahan masalah industrial, jasa tenaga ahli, dan lain-lain. 9. Membangun pendekatan baru dalam pembelajaran yang berfokus kepada pembelajaran sesuai kebutuhan (demand-driven learning system).
III.1.4 Pilihan Program Studi a. Program Sarjana S1 1. Fakultas Kedokteran 2. Fakultas Hukum 3. Fakultas Pertanian 4. Fakultas Teknik 5. Fakultas Ekonomi
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
6. Fakultas Kedokteran Gigi 7. Fakultas Sastra 8. Fakultas MIPA 9. Fakultas ISIP 10. Fakultas Kesehatan Masyarakat 11. Fakultas Psikologi 12. Fakultas Farmasi
b. Program Sarjana S1 Ekstension 1. Program Studi Manajemen 2. Program Studi Akuntansi 3. Program Studi Teknik Sipil 4. Program Studi Teknik Mesin 5. Program Studi Teknik Elektro 6. Program Studi Teknik Industri 7. Program Studi Teknik Kimia 8. Program Studi Agronomi 9. Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian 10. Program Studi Ilmu Hukum 11. Program Studi Bahasa Inggris
c. Program Pasca Sarjana S2 1. Program Studi Ilmu Agronomi 2. Program Studi Ilmu Tanah
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
3. Program Studi Hukum 4. Program Studi Pengelolaan Alam dan Lingkungan 5. Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan
d. Program Profesi 1. Program Diploma III -
Program Studi Kesekretariatan, Keuangan, serta Akuntansi dikelola oleh Fakultas Ekonomi.
-
Program Studi Komputer, Statistik, Instrumental, Kimia Industri, dan Analisis Farmasi dikelola oleh Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
-
Program Studi Bahasa Jepang, Bahasa Inggris, Pariwisata, dan Perpustakaan dikelola oleh Fakultas Sastra.
-
Program Studi Keperawatan dikelola oleh Fakultas Kedokteran.
-
Program Studi Administrasi Perpajakan (D-I dan D-III dikelola oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik).
2. Program Pendidikan Dokter Spesialis Fakultas Kedokteran mengelola Program Pendidikan Dokter Spesialis untuk 14 Program studi, yaitu Ilmu Bedah, Ilmu Kesehatan Anak, Ilmu Penyakit Dalam, Ilmu Penyakit Jiwa, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Ilmu Penyakit Mata, Ilmu Penyakit Paru-paru, Ilmu Penyakit Telinga, Hidung, dan Tenggorokan, Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan, Ilmu Patologi Klinik, Ilmu Kedokteran Kehamilan, Ilmu
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
Penyakit Saraf, dan Ilmu Radiologi (khusus Ilmu Radiologi, seleksi penerimaan dan penyelesaian akhir dilakukan di Universitas Indonesia). 3. Program Studi Pendidikan Notariat Program Studi Pendidikan Notariat diselenggarakan oleh Fakultas Hukum. 4. Program Studi Apoteker Program
Studi
Apoteker
diselenggarakan
oleh
Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
III.1.5 Struktur Organisasi Universitas Sumatera Utara Struktur organisasi Universitas Sumatera Utara (USU) sebagai PT BHMN terdiri dari Majelis Wali Amanat (MWA), Dewan Audit, Senat Akademik, Pimpinan Universitas, unit-unit pelaksana akademik, unit-unit pelaksana administratif, dan unit-unit penunjang. a. Majelis Wali Amanat Majelis Wali Amanat (MWA) adalah organ tertinggi Universitas. MWA merupakan suatu badan independen dengan anggota sebanyak 21 orang yang terdiri dari satu orang mewakili Pemerintah Pusat (Menteri Pendidikan Nasional), Rektor, delapan orang mewakili Senat Akademik, dan sebelas orang mewakili masyarakat. MWA bertugas untuk menetapkan kebijakan umum dalam bidang non akademik, mengangkat pimpinan Universitas dan memberhentikannya, mensahkan rencana strategis, rencana kegiatan dan anggaran tahunan, mengevaluasi kinerja pimpinan Universitas, menyampaikan laporan tahunan, dan rekomendasi/pendapat kepada Menteri Pendidikan Nasional. Hingga saat ini,
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
MWA telah mengeluarkan sembilan keputusan termasuk Anggaran Rumah Tangga (ART), mengangkat Rektor dan para Pembantu Rektor, dan menetapkan Kebijakan Umum Universitas. b. Senat Akademik Senat Akademik (SA) adalah badan normatif tertinggi dalam bidang akademik. Keanggotaan SA terdiri dari Rektor dan para Pembantu Rektor, para Dekan, perwakilan dosen guru besar dan dosen non guru besar, Kepala Perpustakaan dan Sistem Informasi, dan Direktur Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. Senat Akademik melalui suatu proses seleksi menominasikan calon Rektor. Rektor diangkat dan bertanggung jawab kepada Majelis Wali Amanat (MWA). c. Dewan Audit Dewan Audit dibentuk oleh Majelis Wali Amanat (MWA) yang bertanggung jawab untuk mengevaluasi hasil audit internal dan eksternal atas nama MWA. d. Pimpinan 1. Pimpinan Universitas Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, SpA(K) Rektor Prof. Dr. Sumono, MS Pembantu Rektor I bidang Akademik Drs. Subhilhar, MA Pembantu Rektor II bidang Kepegawaian dan Keuangan Dr. Linda Maas, MPH Pembantu Rektor III bidang Kemahasiswaan dan Alumni Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, MEng Pembantu Rektor IV bidang Perencanaan dan Kerjasama Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
Ir. Isman Nuriadi Pembantu Rektor V bidang Aset dan Perlengkapan Drs. M. Lian Dalimunthe, MEc, Ak Sekretaris Eksekutif 2. Pimpinan Fakultas Prof. Dr. Ir. Chairun Nisa, MSc Direktur Sekolah Pascasarjana Prof. Gontar A. Siregar, SpPD-KGEH Dekan Fakultas Kedokteran Prof. Dr. Runtung, SH, MHum Dekan Fakultas Hukum Prof. Dr. Ir. Zulkifli Nasution, MSc Dekan Fakultas Pertanian Dr. Ir. Armansyah Ginting, MEng Dekan Fakultas Teknik Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc Dekan Fakultas Ekonomi Prof. Ismet Danial Nasution, Drg, PhD Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Drs. Wan Syaifuddin, MA, PhD Dekan Fakultas Sastra Dr. Eddy Marlianto, MSc Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Prof. Dr. M. Arief Nasution, MA Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dr. Ria Masniari Lubis, MSi Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Prof. Dr. Sumadio Dekan Fakultas Farmasi Drs. Choirul Yoel Dekan Fakultas Psikologi
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
3. Pimpinan Lembaga Prof. Dr. Darwin Dalimunthe, PhD Direktur Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat Drs. A. Ridwan Siregar, MLib Kepala Perpustakaan dan Sistem Informasi e. Auditor Internal Auditor internal diangkat dan bertanggung jawab kepada Rektor. Tujuan unit ini adalah mengevaluasi dan memberikan rekomendasi berkaitan dengan kinerja seluruh unit Universitas. Dalam organisasi terdahulu fungsi dari Auditor Internal terfokus hanya pada evaluasi keuangan. Dalam organisasi yang baru Auditor Internal mengevaluasi baik kinerja non akademik maupun akademik. f. Unit Penjaminan Mutu Unit Penjaminan Mutu adalah suatu unit yang bertujuan mempromosikan dan memelihara baik kualitas kegiatan akademik maupun administratif Universitas. Unit ini mengembangkan dan memantau standar dan praktik kualitas; meninjau dan mengevaluasi sistem dan prosedur penjaminan mutu; memberikan rekomendasi dari waktu ke waktu tentang isu-isu penjaminan mutu kepada Senat Akademik dan Rektor.
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
Adapun bagan Struktur Organisasi Universitas Sumatera Utara adalah sebagai berikut : Gambar 2 Bagan Struktur Organisasi USU
Sumber: http://www.usu.ac.id/index.php
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
III.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional adalah metode yang berusaha menjelaskan suatu permasalahan atau gejala yang lebih khusus dalam penjelasan antara dua objek. Metode penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, seberapa besar eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan tersebut.
III.3 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kampus Universitas Sumatera Utara (USU), Padang Bulan, Medan yang meliputi: 1. Fakultas Kedokteran Jl. Prof. Dr. Mansyur No. 3, Medan. 2. Fakultas Hukum Jl. Universitas No. 4 Kampus USU, Medan. 3. Fakultas Pertanian Jl. Prof. A. Sofian No. 3 Kampus USU, Medan. 4. Fakultas Teknik Jl. Almamater Kampus USU, Medan. 5. Fakultas Ekonomi Jl. Prof. T. M. Hanafiah, SH Kampus USU, Medan. 6. Fakultas Kedokteran Gigi Jl. Alumni No. 2 Kampus USU, Medan. 7. Fakultas Sastra
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
Jl. Universitas No. 19 Kampus USU, Medan. 8. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jl. Almamater Kampus USU, Medan 9. Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jl. Dr. A. Sofian No. 1 Kampus USU, Medan. 10. Fakultas Kesehatan Masyarakat Jl. Universitas No. 21 Kampus USU, Medan. 11. Fakultas Psikologi Jl. Prof. Dr. Mansyur No. 4, Medan. 12. Fakultas Farmasi Jl. Almamater Kampus USU, Medan
III.4 Populasi dan Sampel III.4.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai, peristiwa mengenai sumber data yang memiliki karekteristik tertentu dalam suatu penelitian. (Nawawi, 2001 : 141). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa yang masih terdaftar sebagai mahasiswa USU. Berdasarkan data yang diperoleh pada saat pra penelitian, jumlah mahasiswa USU yang masih terdaftar adalah 20.932 orang (BAA USU TA: 2006/2007). Mengingat jumlah populasi yang sangat besar tersebut, tentunya akan menyulitkan peneliti pada saat melakukan pengambilan sampel serta dapat
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
mengurangi keefisienan waktu penelitian dan dapat menghabiskan dana yang sangat besar. Oleh karena itu, peneliti membatasi jumlah populasi dengan memilih mahasiswa USU program S-1 stambuk 2005 s/d 2006 sebagai populasi (objek penelitian) di dalam penelitian ini. Alasan peneliti memilih populasi tersebut adalah dikarenakan berdasarkan pengamatan peneliti selama di lapangan, diketahui bahwa mahasiswa pada stambuk tersebut masih aktif dalam menjalankan perkuliahan dan masih sangat mudah untuk ditemui di lokasi penelitian, sehingga dapat memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian. Berdasarkan data yang diperoleh dari BAA USU TA: 2006/2007, jumlah mahasiswa USU program S-1 stambuk 2005 s/d 2006 adalah 8158 orang dari 12 Fakultas. Tabel 3 Jumlah Mahasiswa USU program S-1 stambuk 2005 - 2006 Fakultas Populasi Kedokteran 821 Hukum 667 Pertanian 781 Teknik 1019 Ekonomi 1070 Kedokteran Gigi 317 Sastra 543 MIPA 565 ISIP 854 Kesehatan Masyarakat 600 Psikologi 597 Farmasi 324 Total 8158 Sumber: BAA USU TA : 2006/2007
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
III.4.2 Sampel Sampel secara sederhana diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian. Nawawi (2001 : 144) mendefinisikan sampel sebagai bagian dari populasi yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu. Syaratnya, sampel harus memenuhi unsur representatif atau mewakili dari seluruh sifat-sifat populasi yang akan diteliti. Sampel adalah sebagian dari populasi. Karena ia merupakan bagian dari populasi, tentulah ia harus memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh populasinya (Azwar, 2004: 79). Bruce W. Tuckman menjabarkan sampel sebagai kelompok yang mewakili populasi dan berperan sebagai responden (Bulaeng, 2004:156). Berdasarkan data yang ada, maka untuk menghitung jumlah sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dengan tingkat kepercayaan 90 % (Bungin, 2005: 105), yakni sebagai berikut : n =
=
N N (d ) 2 + 1 8158 8158 (0,1)2 + 1
=
8158 81,58 + 1
=
8158 82,58
= =
98,78 99 Orang
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
Keterangan:
N = Populasi n = Sampel d = Presisi (digunakan 10 % atau 0,1)
Jadi, sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah berjumlah 99 orang. Sedangkan untuk menentukan responden yang berhak dijadikan sampel digunakan teknik Proportional Stratified Random Sampling. Teknik ini digunakan karena populasi dalam penelitian ini bersifat heterogen dengan karakteristik yang bervariasi dari segi fakultas, stambuk dan jenis kelamin. Selain itu teknik ini digunakan karena populasi yang akan dijadikan sampel terdiri dari beberapa fakultas dari stambuk 2005 s/d 2006. Melalui teknik ini setiap stratum sampel dibagi menjadi 12 strata, yaitu Fakultas Kedokteran, Fakultas Hukum, Fakultas Pertanian, Fakultas Teknik, Fakultas Ekonomi, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Sastra, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Psikologi dan Fakultas Farmasi. Penggunaan teknik ini memungkinkan untuk memberi peluang kepada populasi yang lebih kecil untuk tetap dipilih sebagai sampel (Rakhmat, 2004: 79) dengan rumus:
N=
Keterangan:
n1× n N
n1 = Jumlah jiwa n = Jumlah sampel
N = Populasi
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
Berdasarkan rumus di atas maka dapat dihitung sampel yang terpilih di setiap fakultas adalah:
Fakultas
Kedokteran
Tabel 4 Jumlah Sampel Setiap Fakultas Penarikan Populasi Sampel 821 x 99 821 8158
667 x 99 Hukum
667
Pertanian
781
Ekonomi
1070
Sastra
543
MIPA
565
600
Farmasi
324
7 7
8158 324 x 99
Total
10
8158 587 x 99
597
7
8158 600 x 99
Psikologi
7
8158 854 x 99
Kesehatan Masyarakat
4
8158 565 x 100
854
13
8158 543 x 99
ISIP
12
8158 317 x 99
317
10
8158 1070 x 99
Kedokteran Gigi
8
8158 1019 x 99
1019
10
8158 781 x 99
Teknik
Sampel
4
8158 99
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
III.5 Teknik Penarikan Sampel III.5.1 Purposive Sampling
Pengambilan sampling dengan tekhnik yang disesuaikan dengan tujuan penelitian, dimana sampel yang digunakan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian (Kriyantono, 2007:154). Adapun kriteria sampel yang dimaksud dalam penelitian ini adalah: 1) Mahasiswa USU program Reguler S-1 stambuk 2005-2006. 2) Pernah melihat atau mengetahui minimal 3 (tiga) kali tayangan Bioskop Trans TV di stasiun televisi Trans TV. III.5.2 Accidental Sampling
Teknik ini adalah memilih siapa saja yang kebetulan dijumpai untuk dijadikan sampel. Teknik ini digunakan jika peneliti merasa kesulitan untuk menemui responden atau karena topik yang diteliti adalah persoalan umum di mana semua orang mengetahuinya (Kriyantono, 2007:156).
III.6 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengimpun data-data dari buku-buku serta bacaan yang relevan dan mendukung penelitian atau berkaitan dengan masalah yang akan dibahas. 2. Penelitian Lapangan (Field Research), yaitu kegiatan dimana peneliti mengumpulkan data-data dari lapangan yang meliputi kegiatan survei di lokasi penelitian, melalui kuesioner yaitu alat (instrumen) pengumpul data dalam
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
bentuk sejumlah pertanyaan yang ditulis yang harus dijawab secara tertulis pula oleh responden (Nawawi, 2001 : 98).
III.7 Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis ke dalam beberapa bentuk penyajian yaitu : III.7.1 Analisis Tabel Tunggal
Analisis tabel tunggal merupakan suatu analisis yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data yang terdiri dari kolom, sejumlah frekuensi dan presentase untuk setiap kategori (Singarimbun, 1995 : 266). III.7.2 Analisis Tabel Silang
Analisis tabel silang merupakan salah satu teknik yang dipergunakan untuk menganalisis dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan lainnya. Sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif atau negatif (Singarimbun, 1995 : 273). III.7.3 Uji Hipotesis
Uji hipotesis yaitu pengujian data dan statistik untuk mengetahui data hipotesa yang diajukan dapat diterima atau ditolak.Untuk menguji hubungan antara kedua variabel yang dikorelasikan, maka digunakan rumus Korelasi RankOrder (Spearman’s Rho Rank-Order Correlations) (Kriyantono, 2007 : 174-175) : rs
=1–
6Σd 2 N (N 2 − 1)
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
Dimana : rs (rho) = koefisien korelasi rank order Angka 1 = angka satu; yaitu bilangan konstan Angka 6 = angka enam; yaitu bilangan konstan d
= perbedaan antara pasangan jenjang
∑
= sigma atau jumlah
N
= jumlah individu dalam sampel
Spearman Rho Koefisien adalah metode untuk menganalisis data untuk melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal. Jika rs < 0, maka hipotesis ditolak Jika rs > 0, maka hipotesis diterima Selanjutnya, untuk mengukur kekuatan derajat hubungan, Guilford menggunakan nilai koefisien korelasi sebagai berikut : Kurang dari 0,20
: hubungan rendah sekali; lemas sekali
0,20 – 0,39
: hubungan rendah tapi pasti
0,40 – 0,70
: hubungan yang cukup berarti
0,71 – 0,90
: hubungan yang tinggi; kuat
Lebih dari 0,90
: hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali; dapat
diandalkan (Kriyantono, 2007 :168-169). Berdasarkan nilai rs hitung maka dapat diketahui besar kekuatan prediksi dari penelitian yang disebut Uji Determinan Korelasi, yakni dengan rumus :
Kp
= (rs)2 x 100%
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
BAB IV PEMBAHASAN
IV.1. Pelaksanaan Pengumpulan Data
Peneliti menempuh beberapa tahapan penelitian dalam pengumpulan data. Tahapan tersebut sebagai berikut : IV.1.1. Tahap Awal
Penelitian diawali dengan meminta surat izin pra penelitian dari bagian pendidikan FISIP USU, yang ditujukan kepada Rektor Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh data dari BAA-USU, mengenai jumlah mahasiswa USU S-1 angkatan 2005 s/d 2006 yang akan dijadikan sampel. Kemudian meminta surat izin penelitian dari bagian pendidikan FISIP USU, yang ditujukan kepada Rektor Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh data lainnya yang diperlukan dalam penelitian ini. IV.1.2. Pengumpulan Data
Bab ini merupakan uraian dari hasil penelitian yang dilakukan, mengenai “Tayangan Bioskop Trans TV dan Minat Menonton Film”, dimana keseluruhan populasinya berjumlah 8.158 orang. Berdasarkan data yang ada, maka untuk menghitung jumlah sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dengan tingkat kepercayaan 90%. Sehingga diperoleh 99 orang untuk digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini. Sedangkan untuk menentukan responden yang berhak dijadikan sampel digunakan teknik Proportional Stratified Random Sampling. Sehingga diperoleh 10 orang mahasiswa Kedokteran, 8 orang mahasiswa Hukum, 10 orang
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
66
mahasiswa Pertanian, 12 orang mahasiswa Teknik, 13 orang mahasiswa Ekonomi, 4 orang mahasiswa Kedokteran Gigi, 7 orang mahasiswa Sastra, 7 orang mahasiswa MIPA, 10 orang mahasiswa ISIP, dan 7 orang mahasiswa Kesehatan Masyarakat, 7 orang mahasiswa psikologi, 4 orang mahasiswa farmasi sebagai responden dalam penelitian ini, yang pernah menonton tayangan talkshow padamu negeri minimal satu kali penayangan. Mulai tanggal 19 Januari 2009, peneliti menyebarkan kuesioner yang telah dipersiapkan, untuk dibagikan kepada responden di kawasan USU dan penyebaran kuesioner berakhir pada tanggal 2 Februari 2009. Kemudian pengumpulan data lainnya, seperti Sejarah dan Perkembangan, Tujuan Organisasi, Visi dan Misi, serta Struktur Organisasi USU diperoleh melalui Biro Rektorat USU dan situs resmi USU di www.usu.ac.id.
IV.2 Proses Pengolahan Data
Setelah peneliti pengumpulkan data dari 99 orang responden, kemudian dilakukan pengolahan data dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: 1. Penomoran Kuesioner
Kuesioner yang telah dikumpulkan akan diberi nomor urut sebagai pengenal (01-99). 2. Editing
Editing adalah proses pengeditan jawaban responden untuk memperjelas setiap jawaban yang meragukan dan menghindari terjadinya kesalahan saat pengisian data ke dalam kotak yang disediakan.
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
3. Coding
Coding adalah proses pemindahan jawaban-jawaban responden ke kotak kode yang disediakan di kuesioner dalam bentuk angka (score). 4. Inventarisasi Variabel
Inventarisasi variabel yaitu data mentah yang diperoleh akan dimasukkan ke dalam lembar Fotron Cobol (FC) sehingga memuat seluruh data dalam satu kemasan. 5. Tabulasi Data
Dalam tahap ini, data dari lembar Fotron Cobol (FC) dimasukkan ke dalam tabel yaitu tabel tunggal dan tabel silang. Penyebaran data dalam tabel secara rinci melalui kategori frekuensi, persentase dan selanjutnya akan dianalisis menggunakan perangkat lunak SPSS 17.0.
IV. 3 Analisis Tabel Tunggal
Merupakan suatu analisa yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisis data yang terdiri dari kolom, sejumlah frekuensi dan persentase untuk setiap kategori. Data yang disajikan dan dibahas dalam tabel tunggal ini terdiri dari tiga bagian yaitu karakteristik responden, tayangan Bioskop Trans TV, dan minat menonton film. Tabel tunggal ini dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak SPSS versi 17.0.
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
IV.3.1 Karakteristik Responden
Karakteristik responden perlu disajikan untuk mengetahui latar belakang responden. Karakter yang dipakai adalah fakultas, stambuk, jenis kelamin, dan frekuensi menonton tayangan Bioskop Trans TV.
No. 1. 2. 3. 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tabel 5 Fakultas Fakultas
Kedokteran Hukum Pertanian Teknik Ekonomi Kedokteran Gigi Sastra MIPA ISIP Kesehatan Masyarakat Psikologi Farmasi Total Sumber : P.01/FC.03
F 10 8 10 12 13 4 7 7 10 7 7 4 99
% 10.1 8.1 10.1 12.1 13.1 4.0 7.1 7.1 10.1 7.1 7.1 4.0 100
Berdasarkan tabel 4 menunjukan data responden yang mahasiswa USU yang dijadikan sebagai objek penelitian. Karena USU terdiri dari 12 fakultas maka persentase responden yang dijadikan sebagai objek penelitian hanya 99 responden, yang dipilih sebagai sampel adalah 10 orang (10,1%) dari fakultas Kedokteran, 8 orang (8,1%) dari fakultas Hukum, 10 orang (10,1%) dari fakultas Pertanian, 12 orang (12,1%) dari fakultas Teknik, 13 orang (13,1%) dari fakultas Ekonomi, 4 orang (4,0%) dari fakultas Kedokteran Gigi, 7 orang (7,1%) dari fakultas Sastra, 7 orang (7,1%) dari fakultas MIPA, 10 orang (10,1%) dari
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
fakultas ISIP, 7 orang (7,1%) dari fakultas Kesehatan Masyarakat, 7 orang (7,1%) dari fakultas Psikologi, , 4 orang (4,0%) dari fakultas Farmasi. Responden tersebut dipilih menjadi sampel dengan sebelumnya ditentukan terlebih dahulu dengan menggunakan Proportional Stratified Random Sampling, dimana penggunaan teknik ini memungkinkan untuk memberi peluang kepada populasi yang lebih kecil untuk tetap dipilih sebagai sampel. Maka dari rumus yang ada dapat dilihat fakultas yang paling besar jumlah respondennya yaitu fakultas Ekonomi dan fakultas yang paling rendah atau kecil jumlah respondennya yaitu fakultas Kedokteran Gigi dan fakultas Farmasi. Tabel 6 Stambuk No. Stambuk 1. 2005 2. 2006 Total Sumber : P.02/FC.04
F 47 52 99
% 47.5 52.5 100
Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa responden yang merupakan mahasiswa USU program S-1 angkatan
2005, berjumlah 47 orang (47,5%),
sedangkan responden yang merupakan mahasiswa USU S-1 angkatan 2006, berjumlah 52 orang (52,5%). Responden yang merupakan mahasiswa USU S-1 angkatan 2006 lebih banyak dibandingkan responden yang merupakan mahasiswa USU S-1 angkatan 2005, karena dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik Accidental Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan mengambil sampel siapa saja yang secara kebetulan ditemukan. Pada saat penyebaran kuesioner dilakukan, responden yang merupakan mahasiswa USU S-1 angkatan 2006 lebih banyak dan
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
mudah ditemukan oleh peneliti daripada responden yang merupakan mahasiswa USU S-1 angkatan 2005.
No. 1. Laki-laki 2. Perempuan
Tabel 7 Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Total
F 42 57 99
% 42.4 57.6 100
Sumber : P.03/FC.05
Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa responden perempuan lebih banyak dibandingkan responden laki-laki, yaitu jumlah responden perempuan adalah sebanyak 57 orang (57,6%), sedangkan jumlah responden laki-laki adalah sebanyak 42 orang (42,4%). Peneliti menggunakan teknik Accidental Sampling di dalam penelitian ini, yaitu teknik pengambilan sampel dengan cara mengambil sampel siapa saja yang secara kebetulan ditemukan. Pada saat penyebaran kuesioner, responden yang merupakan mahasiswa USU program S-1 stambuk 2005 s/d 2006, dan minimal tiga kali pernah menonton tayangan Bioskop Trans TV, yang lebih banyak ditemukan oleh peneliti adalah perempuan dari pada laki-laki. Hal ini dikarenakan jumlah mahasiswa perempuan dibeberapa fakultas lebih banyak daripada laki-laki, seperti fakultas ISIP, Psikologi, Ekonomi. Selain dari pada itu responden perempuan juga lebih mudah ditemui oleh peneliti daripada responden laki-laki.
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
Tabel 8 Frekuensi Menonton Frekuensi Menonton No. 1. Setiap hari 2. Seminggu dua kali 3. sebulan sekali 4. Tidak pernah Total Sumber : P.04/FC.06
F 25 54 20 0 99
% 25.3 54.5 20.2 0 100
Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui bahwa mayoritas responden menonton tayangan Bioskop Trans TV per bulannya seminggu dua kali, yaitu sebanyak 54 orang (54,5%) menurut responden tingginya persentase menonton dua kali seminggu dikarenakan tayangan Bioskop Trans TV pada akhir pekan biasanya memutar film yang lebih menarik misalnya film yang bergenre remaja atau drama action, kemudian responden yang menonton setiap hari sebanyak 25 orang (25,3%), responden yang menonton sebulan sekali sebanyak 20 orang (20,2%) sedangkan yang tidak pernah menonton dalam satu bulan sekali adalah tidak ada. Melihat tabel tersebut, peneliti mengambil kesimpulan bahwa responden cukup berminat untuk menonton tayangan Bioskop Trans TV tersebut, ini terbukti dari tidak ditemukannya responden yang tidak pernah menonton dalam satu bulan.
IV.3.2 Tayangan Bioskop Trans TV
No.
Tabel 9 Pengetahuan tentang Judul Film Pengetahuan tentang judul film F
%
1. Sangat tahu
5
5.1
2. Tahu
74
74.7
3. Kurang tahu
20
20.2
4. Tidak tahu
0 99
0 100
Total Sumber : P.05/FC.07
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
Berdasarkan data tabel 8 dapat diperoleh informasi bahwa reponden mengetahui panayangan film di Bioskop Trans TV sebanyak 74 orang (74, 7%). Sedangkan reponden yang menyatakan kurang tahu sebanyak 20 orang (20,2%). Dan reponden yang menyatakan sangat tahu sebanyak 5 orang (5,1%). Sebagian besar responden mengetahui judul film yang akan mereka tonton dari tayangan info film yang diiklankan sebelum film itu diputar. Hal ini disebabkan karena sebagian besar dari mereka melihat cuplikan terlebih dahulu judul film yang akan ditayangkan, baik itu melalui iklan Bioskop Trans TV maupun informasi yang diperoleh dari teman serta informasi yang didapat dari Host/ pembawa acara ketika akan membuka acara Bioskop Trans TV tersebut.
Tabel 10 Penilaian tentang Judul Film Penilaian terhadap judul
No.
1. 2. 3. 4.
Sangat menarik Menarik Kurang menarik Tidak menarik Total
F 7 83 8 1 99
% 7.1 83.8 8.1 1.0 100
Sumber : P.06/FC.08
Tabel 9 di atas menunjukkan data tentang penilaian responden terhadap judul film yang mereka tonton. Berdasarkan data tersebut, sebanyak 7 orang (7,1%) mengatakan sangat menarik, 83 (83,8) orang mengatakan menarik, 8 orang (8,1%) mengatakan kurang menarik sedangkan yang mengatakan tidak menarik hanya 1 orang (1,0%). Berdasarkan data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa secara umum judul film tayangan Bioskop Trans TV yang mereka tonton menarik. Menurut responden judul film yang ditayangkan selain singkat, padat, jelas dan persuasi, Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
juga menimbulkan rasa penasaran terhadap diri penonton. Selain itu judul film tayangan Bioskop Trans TV juga menggambarkan isi cerita dari film. Hal ini besar peranannya dalam menimbulkan minat menonton tayangan Bioskop Trans TV yang akan mereka tonton tersebut. Tabel 11 Ketertarikan terhadap Tema Film No. Ketertarikan terhadap tema film F 1. Sangat menarik 12 2. Menarik 83 3. Kurang menarik 4 4. Tidak menarik 0 Total 99 Sumber : P.07/FC.09
% 12.1 83.8 4.0 0 100
Tabel 10 di atas menunjukkan data tentang ketertarikan responden terhadap tema-tema film yang mereka tonton. Berdasarkan data tersebut, sebanyak 12 orang (12,1%) menyatakan sangat menarik, 83 (83,8) orang menyatakan menarik, 4 orang (4,0%) menyatakan kurang menarik, sedangkan yang menyatakan tidak menarik tidak ada. Berdasarkan jawaban semua responden dapat dijelaskan bahwa secara umum tema-tema yang ditayangkan dalam film-film Bioskop Trans TV yang ditonton responden adalah menarik. Hal ini dikarenakan pada umumnya, tematema film yang ditayangkan merupakan tema faforit atau tema yang disenangi oleh responden sehingga responden tertarik untuk menonton film yang ditayangkan tersebut. Dengan demikian, pemilihan film oleh Bioskop Trans TV telah sesuai dengan yang diharapkan responden.
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
Tabel 12 Penilaian terhadap Tema Drama No. Penilaian terhadap tema drama 1. Sangat menarik 2. Menarik 3. Kurang menarik 4. Tidak menarik Total Sumber : P.08/FC.10
F 20 42 35 2 99
% 20.2 42.4 35.4 2.0 100
Tabel 11 menunjukkan bahwa 20 orang (20,2%) menilai bahwa tema drama yang ditayangkan dalam film-film Bioskop Trans TV yang ditonton responden adalah sangat menarik, 42 orang (42,4%) menilai tema film drama menarik, 35 orang (35,4%) menilai kurang menarik, sedangkan yang menilai tidak menarik hanya 2 orang (2,0%) saja. Dari data tabel tersebut, disimpulkan bahwa pada umumnya tema drama dalam film yang ditayangkan adalah menarik. Jika dilihat dari angket, data yang ada menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang menilai tema film drama menarik adalah wanita, mungkin ini disesuaikan pada karakter wanita yang pada umumnya lebih lemah lembut dibanding laki-laki.
Tabel 13 Penilaian terhadap Tema Action No. Penilaian terhadap tema Action 1. Sangat menarik 2. Menarik 3. Kurang menarik 4. Tidak menarik Total Sumber : P.08/FC.11
F 40 42 15 2 99
% 40.4 42.4 15.2 2.0 100
Menurut tabel 12 di atas, sebanyak 42 orang (42,4%) menjawab menarik, sebanyak 40 orang (40,4%) menjawab tema film action sangat menarik, 15 orang
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
(15,2%) menjawab kurang menarik dan sisanya sebanyak 2 orang (2,0%) mengatakan tidak menarik. Berdasarkan jawaban semua responden dapat dijelaskan bahwa secara umum tema film action adalah menarik. Kebanyakan responden yang menyatakan film action menarik adalah responden laki-laki, hal itu dikarenakan tema film action labih sesuai dengan karakter laki-laki yang lebih dominan terhadap kekerasan. Tabel 14 Ketertarikan terhadap Tema Komedi No. Ketertarikan terhadap tema komedi F 1. Sangat menarik 34 2. Menarik 45 3. Kurang menarik 19 4. Tidak menarik 1 Total 99 Sumber : P.08/FC.12
% 34.3 45.5 19.2 1.0 100
Tabel 13 menyatakan bahwa tema komedi menarik, hal itu dapat dilihat dari pernyataan 45 orang esponden (45,5%), sedangkan yang menyatakan sangat menarik sebanyak 34 orang (34,3%), yang menjawab kurang menarik, sebanyak 19 orang (19,2%) sedangkan yang menjawab tidak menarik hanya 1 orang (1,0%). Sebagain besar responden yang menyatakan tema komedi menarik dikarenakan tayangan ini mampu membuat responden lebih merasa terhibur dengan kekonyolan yang disajikan film tersebut, dengan demikian film-film komedi yang ditayangkan di bioskop Trans TV selama ini menarik perhatian responden.
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
Tabel 15 Ketertarikan terhadap Tema Horor No. Ketertarikan terhadap tema horor F 1. Sangat menarik 25 2. Menarik 38 3. Kurang menarik 22 4. Tidak menarik 14 Total 99 Sumber : P.08/FC.13
% 25.3 38.4 22.2 14.1 100
Film horor adalah film yang penuh dengan adegan-adegan yang menimbulkan perasaan ngeri atau takut yang amat sangat pada penonton ketika menyaksikan tayangan tersebut. Tabel 14 adalah data yang berisikan informasi responden yang menikmati tayangan Bioskop Trans TV dengan tema horor. Diantaranya 38 (38,4%) responden menyatakan tayangan ini menarik, 25 orang (25,3%) menyatakan tayangan horor sangat menarik. 22 orang (22,2%) responden menyatakan film horor kurang menarik dan 14 orang (14,1%) menyatakan film horor kurang manarik. Meski kurang dari setengah, responden menilai bahwa film horor yang ditayangkan Bioskop Trans TV adalah menarik. Hal ini dikarenakan film-film horor yang ditayangkan merupakan
film horor misteri tentang pembunuhan,
selain itu film horor yang ditayangkan berbeda dengan film-film horor lokal atau asia yang lebih mengacu kehal-hal yang berbau mistis. Selain itu kebanyakan dari responden yang menilai menarik adalah dari responden yang berasal dari fakultasfakultas eksakta seperti Kedokteran, FKG, yang lebih mengutamakan rasio ketimbang hal-hal mistis.
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
Tabel 16 Ketertarikan terhadap Tema yang Lain No. Ketertarikan terhadap tema yang lain F 1. Sangat menarik 5 2. Menarik 31 3. Kurang menarik 36 4. Tidak menarik 27 Total 99 Sumber : P.08/FC.14
Selain tema
% 5.1 31.3 36.4 27.3 100
action, horor, drama dan komedi, tema yang lain ini
dimaksudkan pada cerita film yang terdiri dari penggabungan pada keempat tema yang ada di atas, seperti action-komedi, action-horor atau drama komedi yang merupakan bentuk format lain dari sebuah tayangan film yang disajikan bioskop Trans TV untuk khalayaknya. Berdasarkan table 15 didapat informasi bahwa 36 orang (36,4%) menyatakan ketertarikan pada tema lainnya atau tema gabungan kurang manarik, sementara itu 31 orang (31,3%) menyatakan tema lainnya ini menarik untuk di ikuti. 27 (27.3%) orang responden menyatakan tidak menarik dan 5 orang (5,1%) menyatakan tema lainnya sangat menarik untuk diikuti. Dari persentase di atas dapat dilihat bahwa responden kurang tertarik untuk mengikuti film yang memiliki cerita yang terdiri dari penggabungan beberapa bentuk tema, atau film yang memiliki penggabungan tema diantara tema action, horror, komedi ataupun drama. Menurut responden, penggabungan dari beberapa tema dalam film tidak sesuai dengan yang diinginkan.
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
No. 1. 2. 3. 4.
Tabel 17 Pemahaman terhadap Alur Cerita Pemahaman terhadap alur cerita F Sangat paham 11 Paham 84 Kurang paham 4 Tidak paham 0 Total
99
% 11.1 84.8 4.0 0 100
Sumber : P.09/FC.15
Alur cerita adalah merupakan rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin dengan saksama dan menggerakkan jalan cerita/film melalui kerumitan ke arah klimaks dan penyelesaian atau jalinan peristiwa dalam sebuah film untuk mencapai efek tertentu (pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan temporal atau waktu dan oleh hubungan kausal atau sebab-akibat) kalau salah satu peristiwa ditiadakan, keutuhan cerita akan terganggu. biasanya alur yang digunakan dalam pembuatan film dapat berupa alur maju, alur mundur atapun flash back (memulai cerita dengan menceritakan masa lalu di masa sekarang dan disambung dengan jalan cerita yang terjadi di masa sekarang). Tabel 16 berisikan data reponden tentang pemahaman terhadap alur cerita yang terdapt dalam bioskop Trans TV. 84 orang responden (84,8%) meyatakan paham dengan alur cerita yang disajikan melalui film yang mereka tonton, 11 orang (11,1%) menyatakan sangat paham dengan alur yang digunakan sebuah film dalam penayangannya, 4 orang responden (4,0%) menyatakan kurang paham dengan alur atau pemaparan cerita yang ditayangkan film di Bioskop Trans TV, dan tidak ada responden yang menjawab tidak mengerti sama sekali dengan alur cerita yang mereka tonton dari film di Biskop Trans TV.
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
Tabel 18 Kesesuaian Alur Cerita No. Kesesuaian alur cerita Frequency Percent 1. Sangat sesuai 6 6.1 2. Sesuai 79 79.8 3. Kurang sesuai 14 14.1 4. Tidak sesuai 0 0 Total 99 100 Sumber : P.10/FC.16
Tabel 17 menunjukkan bahwa sebanyak 79 orang responden (79,8%) menyatakan alur cerita film Bioskop Trans TV sesuai dengan harapan. Sebanyak 14 orang (14,1%) mengatakan kurang sesuai, sebanyak 6 orang (6,1%) mengatakan alur cerita dalam film sangat sesuai dengan harapan, dan tidak ada reponden yang menjawab tidak sesuai. Dalam pembuatan sebuah film, alur dapat berupa alur maju, alur mundur atapun flash back (memulai cerita dengan menceritakan masa lalu di masa sekarang dan disambung dengan jalan cerita yang terjadi di masa sekarang). Berdasarkan jawaban semua responden dapat dijelaskan bahwa secara umum bahwa setelah menonton tayangan Bioskop Trans TV alur dalam film tersebut telah sesuai dengan yang ia harapkan. Tabel 19 Pengetahuan tentang Pemeran Utama No. pengetahuan tentang pemeran utama F 1. sangat tahu 7 2. tahu 61 3. kurang tahu 28 4. tidak tahu 3 Total 99 Sumber : P.11/FC.17 Pemeran utama adalah pria dan wanita atau aktor animasi
% 7.1 61.6 28.3 3.0 100
(merupakan
hasil desain komputer), yang berperan sebagai pelaku/ tokoh utama dalam sebuah Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
film. Biasanya dimainkan oleh para bintang film yang terkenal, dan diputar oleh bioskop Trans TV seperti film “The One” yang dibintangi actor laga “Jet Lie”. Pada tabel 18, dapat diketahui bahwa responden tahu tentang pemeran utama dalam film yang mereka tonton dikarenakan kebanyakan film-film yang ditayangkan dibintangi oleh actor-aktor terkenal selain itu responden juga mengtahui siapa yang menjadi pemeran utama dari iklan film, yakni sebanyak 61 responden (61,6%), yang menyatakan kurang tahu 28 responden (28,3%) dan ada 7 responden (7,1%) yang menyatakan sangat tahu tentang pemeran utama dalam film yang mereka tonton. Serta 3 responden (3,0%) Dapat disimpulkan bahwa pada umumnya responden mengetahui siapa pemeran utama dalam film yang mereka tonton. Tabel 20 Kesesuaian Pemeran Utama dengan Karakternya No. Kesesuaian pemeran utama dengan karakternya F 1. Sangat sesuai 12 2. Sesuai 74 3. Kurang sesuai 13 4. Tidak sesuai 0 Total 99 Sumber : P.12/FC.18
% 12.1 74.7 13.1 0 100
Peran yang dimainkan oleh seorang aktor atau pemeran utama dalam sebuah film biasanya berbeda-beda akan tetapi mempunyai ciri khas tertentu yang disesuaikan dengan karakter sang aktor tersebut. Misalkan aktor Jet Lie, seorang bintang laga yang biasa memerankan film action dan mempunyai karakter individu yang keras, mimik muka yang kaku dihadapkan dengan sebuah film komedi atau drama komedi, tuntutan peran mengharuskan Jet Lie untuk dapat menyesuaikan karakternya yang bertolak belakang dengan peranan yang ia Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
mainkan dalam film tersebut. Tabel 19 menunjukkan kesesuaian karakter pemeran utama terhadap film yang tidak biasa ia perankan dari film sebelumnya. Berdasarkan data dari table tersebut, sebanyak 74 orang (74,7%) mengatakan bahwa karakter yang diperankan oleh pemeran utama dalam film Bioskop Trans TV sesuai dengan karakter yang biasa diperankannya. Sebanyak 13 orang (13,1%) mengatakan kurang sesuai, 12 orang (12,1%) mengatakan karakter yang diperanakan oleh pemeran utama dalam film Bioskop Tran TV sangat sesuai. Dan tidak ada responden yang mengatakan tidak sesuai. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kesesuaian karakter pemeran utama terhadap film yang tidak biasa ia perankan dalam film yang berbeda adalah sesuai.
Tabel 21 Ketepatan Waktu Penayangan Acara No. Ketepatan waktu penayangan acara F 1. Sangat tapat 13 2. Tepat 70 3. Kurang tepat 16 4. Tidak tepat 0 Total 99 Sumber : P.13/FC.19
% 13.1 70.7 16.2 0 100
Dalam media terutama televisi ketepatan waktu penayangan sangat penting, karena bila terdapat paket acara yang keluar dari durasi penayangan maka akan merusak kelancaran acara yang lainnya, ketepatan waktu penayangan acara merupakan suatu konsistensi terhadap acara yang akan ditayangkan kepada khalayak, karena jika jam tayangnya tidak konsisten, maka pemirsa tidak akan tahu kapan suatu acara akan ditayangkan dan kapan akan berakhir. Tabel 20, merupakan sebaran data tentang responden yang menyatakan bahwa tayangan Bioskop Trans TV sudah tepat ditayangkan setiap hari hal ini Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
terlihat dari jumlah responden yang menyatakan tepat sebanyak 70 orang responden (70,7%), sedangkan respoden yang menyatakan kurang tepat sebanyak 16 orang (16,2%), responden yang menyatakan sangat tepat sebanyak 13 orang (13,1%), dan tidak ada responden yang menyatakan bahwa tayangan acara tayangan Bioskop Trans TV tidak tepat bila ditayangkan setiap hari.
Tabel 22 Kesesuaian Durasi Film No. Kesesuaian durasi film 1. Sangat sesuai 2. Sesuai 3. Kurang sesuai 4. Tidak sesuai Total Sumber : P.14/FC.20
F 19 68 11 1 99
% 19.2 68.7 11.1 1.0 100
Dalam sebuah tayangan acara dalam media terutama televisi durasi atau lamanya sebuah tayangan disiarkan pada public juga membutuhkan konsistensi dan ketepatan waktu, hal ini dikarenakan lamanya durasi tayangan acara juga mempengaruhi khalayak yang menonton dan tayangan yang akan disiarkan berikutnya. Dalam tabel 21 merupakan data responden tentang kesesuaian lamanya penayangan atau durasi penayangan yang merefleksikan pada kejelasan materi film yang diputar apakah sudah sesuai atau tidak. Sebanyak 68 orang (68,7%) mengatakan bahwa durasi film Bioskop Trans TV sesuai. Hal ini disebabkan iklan-iklan yang ditayangkan tidak terlalu lama sehingga durasi film yang sesungguhnya tidak terlalu banyak potongannya. Sedangkan 19 orang lainnya (19,2%) mengatakan sangat sesuai, 11 orang respondenn (11,1%) mengatakan
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
kurang sesuai, dan hanya ada satu orang responden (1,0%) yang mengatakan durasi film Bioskop TransTV tidak sesuai.
Tabel 23 Kepuasan terhadap Durasi Film No. Kepuasan terhadap durasi film F 1. Sangat puas 15 2. Puas 64 3. Kurang puas 19 4. Tidak puas 1 Total 99 Sumber : P.15/FC.21
% 15.2 64.6 19.2 1.0 100
Mengingat durasi penayangan berbeda-beda dengan durasi film yang sebenarnya, apakah kesesuaian lamanya penayangan atau durasi penayangan selama 120 menit tersebut dapat merefleksikan pada kejelasan materi film yang diputar sehingga pokok-pokok dari cerita tidak terlewatkan dan berakhir kepada klimaks film yang merupakan akhir dari cerita, sehingga merasa terpuaskan oleh tayangan BIoskop Trans TV tersebut. Tabel 22 di atas menunjukkan data tingkat kepuasan responden terhadap durasi film Bioskop Trans TV yaitu selama 120 menit. Sebanyak 64 orang (64,6%) menyatakan merasa puas dengan durasi penayangan dikarenakan inti cerita dari film yang ditayangkan masih utuh, 19 orang (19,2%) merasa kurang puas, sedangkan 15 orang (15,2%) merasa sangat puas dengan durasi penayangan film Bioskop Trans TV, dan yang merasa tidak puas dengan durasi film Bioskop Trans TV hanya ada satu orang (1,0%).
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
Tabel 24 Penilaian terhadap Penyajian Acara No. Penilaian terhadap penyajian acara F 1. Sangat baik 5 2. Baik 61 3. Kurang baik 33 4. Tidak baik 0 Total 99 Sumber : P.20/FC.21
% 5.1 61.6 33.3 0 100
Berdasarkan tabel 23, dari 99 orang responden dalam penelitian ini, sebanyak 61 orang (61,6%) menilai baik terhadap kemasan/ penyajian acara Bioskop Trans TV, 33 orang (33,3%) menilai kurang baik, sedangkan 5 orang lainnya menilai penyajian acara Bioskop Trans TV sangat baik, dan tidak ada yang menilai tidak baik. Secara umum, lebih dari setengah jumlah responden mengatakan bahwa mereka menilai bahwa kemasan/ penyajian tayangan Bioskop Trans TV sudah baik. Hal tersebut disebabkan karena kemasan atau sajian dari tayangan Bioskop Trans TV terlebih dahulu telah dipersiapkan. Kemasan acara yang dimaksud berupa kejelasan suaranya, kejelasan warna dan kejernihan gambarnya, kejelasan teks/ bahasanya, serta pemilihan film yang akan ditayangkan.
Tabel 25 Ketertarikan terhadap Kemasan Acara No. Ketertarikan terhadap kemasan acara F 1. Sangat menarik 13 2. Menarik 62 3. Cukup menarik 23 4. Tidak menarik 1 Total 99 Sumber : P.21/FC.22
% 13.1 62.6 23.2 1.0 100
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
Agar mampu menarik perhatian pemirsa yang menjadi sasaran komunikannya, tayangan Bioskop Trans TV dikemas atau ditampilkan secara menarik. Seperti kejelasan suaranya, kejelasan warna dan kejernihan gambarnya, kejelasan teks/ bahasanya, serta pemilihan film yang akan ditayangkan. Tabel 24 menyatakan mengenai tingkat ketertarikan responden terhadap kemasan acara Bioskop Trans TV. Dapat dilihat dari data tabel diatas bahwa sebanyak 62 orang (62,6%) mengatakan kemasan acaranya menarik disebabkan hal-hal yang dijelaskan di atas telah terpenuhi dengan semestinya, 23 orang (23,2%) mengatakan cukup menarik, 13 orang (13,1%) mengatakan sangat tertarik dengan kemasan acara Bioskop Trans TV, dan yang mengatakan tidak menarik hanya 1 orang (1,0%). Tabel 26 Penilaian terhadap Penampilan Host No. Penilaian terhadap penampilan host F 1. Sangat baik 10 2. Baik 75 3. Kurang baik 14 4. Tidak baik 0 Total 99 Sumber : P.21/FC.24
% 10.1 75.8 14.1 0 100
Dalam menyampaikan pesan dari suatu tayangan, apakah host atau pembawa acara yang menyampaikan sinopsis menjelang penayangan Bioskop Trans TV sudah cukup komunikatif dan menarik. Tabel 25 ini menunjukkan penilaian responden terhadap penampilan host atau pembawa acara selama ini sudah cukup baik atau tidak. Sebanyak 75 orang (75,8%) responden menyatakan baik terhadap penampilan host atau pembawa acara, 14 orang (14,1%) menyatakan kurang baik, sedangkan 10 orang (10,1%) menyatakan sangat baik dan tidak ada yang menyatakan tidak baik terhadap penampilan host atau Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
pembawa acara ketika menyampaikan sinopsis menjelang penayangan Bioskop Trans TV dimulai. Tabel 27 Penilaian terhadap Cara Berbicara Host No. Penilaian terhadap cara berbicara host F 1. Sangat baik 9 2. Baik 83 3. Kurang baik 7 4. Tidak baik 0 Total 99 Sumber : P.18/FC.25
% 9.1 83.8 7.1 0 100
Dalam menarik perhatian pemirsa, seorang host atau pembawa acara dituntut untuk dapat menarik perhatian pemirsa yang mendengarnya. Untuk itu diperlukan keterampilan dalam hal berbicara yang jelas, komunikatif dan efesien sehingga pemirsa tertarik untuk menonton tayangan Bioskop Trans TV tersebut. Tabel 26 di atas menjelaskan penilaian responden terhadap cara berbicara host atau pembawa acara selama ini sudah cukup baik atau tidak. Dari 99 orang responden dalam penelitian ini, sebanyak 83 orang (83,8%) menilai bahwa cara berbicara host atau pembawa acara selama ini sudah baik, 9 (9,1%) menilai sangat baik, sedangkan 7 (7,1%) menilai kurang baik, dan tidak ada orang yang menilai bahwa cara berbicara host atau pembawa acara selama ini tidak baik.
Tabel 28 Penilaian terhadap Gesture Host No. Penilaian terhadap gesture host 1. Sangat baik 2. Baik 3. Kurang baik 4. Tidak baik Total Sumber : P.18/FC.26
F 9 72 18 0 99
% 9.1 72.7 18.2 0 100
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
Selain bahasa lisan, bahasa tubuh atau gesture juga dapat menunjang pamahaman khalayak akan pesan yang ingin disampaikan. Agar lebih menarik perhatian pemirsa, seorang host atau pembawa acara selain keterampilan dalam hal berbicara yang jelas, komunikatif dan efesien ketika menyampaikan sinopsis menjelang penayangan Bioskop Trans TV juga dibutuhkan gesture/ bahasa tubuh yang baik. Gesture/ bahasa tubuh yang baik memberikan nilai tambah untuk menarik perhatian pemirsa. Tabel 27 menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden menilai gesture/ bahasa tubuh pembawa acara sudah baik, yaitu sebanyak 72 orang (72,7%). 18 orang menilai kurang menarik dan 9 orang (9,1%) menilai sangat baik. Sedangkan yang menilai gesture/ bahasa tubuh host atau pembawa ketika menyampaikan synopsis adalah tidak ada Tabel 29 Penilaian terhadap Tata Bahasa Host No. Penilaian terhadap tata bahasa host F 1. Sangat baik 12 2. Baik 71 3. Kurang baik 16 4. Tidak baik 0 Total 99 Sumber : P.18/FC.27
% 12.1 71.7 16.2 0 100
Tabel 28 menunjukkan penilaian terhadap host/ pembawa acara terhadap tata bahasa ketika menyampaikan synopsis film yang akan ditayangkan. Dari 99 orang responden dalam penelitian ini, sebanyak 83 orang (83,8%) menilai bahwa tata bahasa yang disampaikan host atau pembawa acara selama ini sudah baik, 16 orang (16,2%) menilai kurang baik, sedangkan 12 orang (12,1%) menilai sangat baik, dan tidak ada orang yang menilai bahwa tata bahasa yang disampaikan host Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
atau pembawa acara acara selama ini tidak baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menurut penilaian responden terhadap tata bahasa yang disampaikan host atau pembawa acara acara ketika membuka acara, membahas materi film dan menutup acara selama ini sudah baik. Tabel 30 Penilaian ketika Host Membuka Acara No. 1. 2. 3. 4.
Penilaian ketika host membuka acara Sangat baik Baik Kurang baik Tidak baik Total Sumber : P.18/FC.28
F 18 55 25 1 99
% 18.2 55.6 25.3 1.0 100
Tabel 29 menunjukkan penilaian terhadap host/ pembawa acara ketika membuka acara Bioskop Trans TV yang akan ditayangkan. Dari 99 orang responden dalam penelitian ini, sebanyak 55 orang (55,6%) menilai bahwa host/ pembawa acara sudah baik ketika membuka acara Bioskop Trans TV yang akan ditayangkan, 25 orang (25,3%) menilai kurang baik, sedangkan 18 orang (18,2%) menilai sangat baik, dan hanya 1 orang (1,0%) yang menilai bahwa host/ pembawa acara tidak baik ketika membuka acara Bioskop Trans TV yang akan ditayangkan tidak baik. Dari keterangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa menurut penilaian responden, host/ pembawa acara sudah baik ketika membuka acara Bioskop Trans TV yang akan ditayangkan.
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
Tabel 31 Penilaian terhadap Host ketika Membahas Materi Film No. Penilaian terhadap host ketika F % membahas materi film 1. Sangat baik 12 12.1 2. Baik 57 57.6 3. Kurang baik 30 30.3 4. Tidak baik 0 0 Total 99 100 Sumber : P.18/FC.29
Ketika membahas materi film, seorang host atau pembawa acara dituntut untuk dapat menarik perhatian pemirsa yang mendengarnya. Untuk itu diperlukan penampilan yang baik, cara berbicara yang baik, gesture / bahasa tubuh yang baik, serata tata bahasa yang baik, komunikatif dan efesien sehingga pemirsa dapat dengan jelas memahami materi film yang akan dia tonton dan tertarik untuk menonton tayangan Bioskop Trans TV tersebut. Tabel 30 di atas menjelaskan penilaian responden terhadap host atau pembawa acara ketika membahas materi film. Dari 99 orang responden dalam penelitian ini, sebanyak 57 orang (57,6%) menilai bahwa host atau pembawa sudah baik ketika membahas materi film, 30 orang (30,3%) menilai kurang baik, sedangkan 12 orang (12,1%) menilai sangat baik, dan tidak ada orang yang menilai bahwa ketika membahas materi film host atau pembawa acara selama ini tidak baik.
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
Tabel 32 Penilaian terhadap Host ketika Menutup Acara No. Penilaian terhadap host ketika F menutup acara 1. Sangat baik 10 2. Baik 67 3. Kurang baik 22 4. Tidak baik 0 Total 99 Sumber : P.18/FC.29
%
10.1 67.7 22.2 0 100
Tabel 31 menunjukkan penilaian terhadap host/ pembawa acara ketika menutup acara Bioskop Trans TV yang akan telah ditayangkan. Dari 99 orang responden dalam penelitian ini, sebanyak 67 orang (67,7%) menilai bahwa host/ pembawa acara sudah baik ketika menutup acara Bioskop Trans TV yang telah ditayangkan, 22 orang (22,2%) menilai kurang baik, sedangkan 10 orang (10,1%) menilai sangat baik, dan tidak ada responden yang menilai bahwa host/ pembawa acara tidak baik ketika menutup acara Bioskop Trans TV yang telah ditayangkan. Dari keterangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa menurut penilaian responden, host/ pembawa acara sudah baik ketika menutup acara Bioskop Trans TV yang telah ditayangkan. Dalam setiap tayangan, pemandu acara atau yang sering dikenal dengan Host atau presenter sangat berperan untuk memandu atau menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan acara yang akan ditayangkan selanjutnya, peranan seorang host sangatlah penting karena host dapat mendeskripsikan acara atau film yang akan diputar selanjutnya, sehingga permasalahan dan titik interest dari film sehingga dapat memancing minat penonton untuk menyaksikan acara yang akan ditayangkan tersebut.
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
Tabel 33 Mengerti terhadap Isi Pesan No. Mengerti terhadap isi pesan 1. Sangat mengerti 2. Mengerti 3. Kurang mengerti 4. Tidak mengerti Total Sumber : P.19/FC.31
F 4 80 15 0 99
% 4.0 80.8 15.2 0 100
Film yang ditayangkan sangat erat kaitannya dengan pemaknaan dan cara menyampaikan isi dari film yang dibahas dalam tayngan tersebut, semakin mudah khalayak menangkap apa inti dari cerita, maka semakin cepatpula pemirsa mengerti apa sebenarnya maksud yang ingin disampaikan dari film tersebut, hal ini dikarenakan isi pesan yang disampaikan pada khalayak merupakan hal yang penting untuk menarik atensi khalayaknya. Pada tabel 32, sebanyak 80 orang (80,8%) responden menyatakan mengerti isi pesan yang disampaikan oleh film, 15 orang (15,2%) menyatakan kurang mengerti, sedangkan 4 orang (4,0%) menyatakan sangat mengerti dan tidak ada yang menyatakan tidak mengerti. Adanya perbedaan memaknai isi pesan yang disampaikan hal ini dapat ditentukan dari bagaimana pendirian pemirsa ketika sedang menonton film Bioskop Trans TV, tetap pada satu Chanel (saluran) tersebut atau berpindah-pindah kesaluran yang lain lalu kemudian kembali lagi kesaluran tersebut. Tabel 34 Kesesuaian Isi Pesan No. Kesesuaian isi pesan 1. Sangat sesuai 2. Sesuai 3. Kurang sesuai 4. Tidak sesuai Total Sumber : P.20/FC.32
F 6 74 17 2 99
% 6.1 74.7 17.2 2.0 100.0
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
Pembahasan isi dari sebuah topik dalam film harus mampu merefleksikan permasalahan atau keinginan responden, film yang diangkat sedapat mungkin harus permasalahan atau film yang baru muncul dan sedang mendapat perhatian banyak orang, sehingga masalah/ isi yang dibahas dalam film Bioskop Trans TV tersebut mampu merefleksikan atau sesuai dengan keinginan atau permasalahan pemirsa, dengan demikian pemirsa tersebut tertarik untuk menyaksikan terus tayangan tersebut dan memiliki keteguhan hati atau pendirian untuk tidak menyaksikan tayangan yang lain. Tabel 33 adalah representasi data responden kesesuaian masalah/ isi yang dibahas dalam film Bioskop Trans TV dengan yang diinginkan responden. Sebanyak 74 orang (74,4%) responden menyatakan bahwa masalah/ isi yang dibahas dalam film sesuai dengan yang diinginkan, 17 orang (17,2%) menyatakan masalah/ isi yang dibahas kurang sesuai, 6 (6,1%) orang menyatakan bahwa topik masalah/ isi yang dibahas dalam film sangat sesuai dengan keinginan responden, dan 2 orang (2,0%) responden menyatakan bahwa masalah/ isi yang dibahas tidak sesuai dengan keinginan responden.
IV.3.3 Minat Menonton Film Tabel 35 Perhatian terhadap Bioskop Trans TV No. Perhatian terhadap bioskop trans TV F 1. Sangat perhatian 6 2. Perhatian 68 3. Kurang perhatian 25 4. Tidak perhatian 0 Total 99 Sumber : P.21/FC.33
% 6.1 68.7 25.3 0 100
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
Dalam menyaksikan sebuah film sangat dibutuhkan perhatian dari pemirsa terhadap tayangan Bioskop Trans TV tersebut. Tabel 34 adalah data responden yang menyatakan ukuran seberapa besar responden memberikan perhatian/ atensi terhadap tayangan Bioskop Trans TV terutama pada saat responden mengakses, melihat, dan mengetahui Bioskop Trans TV. Dari data tersebut responden yang menyatakan memberikan perhatian terhadap tayangan Bioskop Trans TV terutama saat pada saat responden mengakses, melihat, dan mengetahui Bioskop Trans TV, sebanyak 68 orang (68,7%) menyatakan perhatian terhadap tayangan Bioskop Trans TV, 25 orang (25,3%) menyatakan kurang perhatian terhadap tayangan Bioskop Trans TV, sedangkan 6 orang (6,1%) menyatakan sangat perhatian, dan tidak ada orang yang menyatakan tidak perhatian terhadap tayangan Bioskop Trans TV tersebut.
Tabel 36 Keinginan yang kuat untuk menonton No. Keinginan yang kuat untuk menonton F 1. Sangat ingin 9 2. Ingin 74 3. Kurang ingin 16 4. Tidak ingin 0 Total 99 Sumber : P.22/FC.34
% 9.1 74.7 16.2 0 100
Tabel 35 menunjukkan keinginan yang kuat atau ketertarikan terhadap Bioskop Trans TV yang muncul dalam diri responden setelah mengakses, melihat, dan mengetahui tayangan Bioskop Trans TV. Dari 99 responden dalam penelitian ini, sebanyak 74 orang (74,7%) ingin menonton film yang diputar dalam tayangan Bioskop Trans TV, 16 orang (16, 2%) menyatakan kurang ingin, sedangkan 9 orang (9,1%)menyatakan sangat ingin menyaksikan film yang diputar dalam Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
tayangan Bioskop Trans TV, dan tidak ada orang yang menyatakan tidak ingin menonton film yang diputar dalam tayangan Bioskop Trans TV setelah responden mengakses, melihat, dan mengetahui tayangan Bioskop Trans TV. Dengan demikian, setelah mengakses, melihat, dan mengetahui tayangan Bioskop Trans TV akan timbul dalam responden keinginan yang kuat untuk menonton film yang akan diputar Bioskop Trans TV. Tabel 37 Perasaan ketika menonton No. Perasaan ketika menonton 1. Sangat suka 2. Suka 3. Kurang suka 4. Tidak suka Total Sumber : P.23/FC.35
F 8 87 4 0 99
% 8.1 87.9 4.0 0 100
Tabel 36 di atas menunjukkan perasaan responden ketika sedang menonton film yang ditayangkan Bioskop Trans TV. Sebanyak 87 orang (87,9%) mengatakan suka terhadap film yang ditayangkan Bioskop Trans TV, 8 orang (8,1%) mengatakan sangat suka terhadap film yang ditayangkan, sedangkan 4 orang (4,0%) mengatakan kurang suka, dan tidak ada orang yang mengatakan bahwa ia tidak suka terhadap film yang ditayangkan Bioskop Trans TV. Dengan demikian disimpulkan bahwa perasaan responden ketika melihat/ menonton Bioskop Trans TV adalah suka. Hal ini membuktikan bahwa tayangan Bioskop Trans TV mampu mempengaruhi suasana hati responden yang menonton film yang ditayangkan Bioskop Trans TV tersebut.
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
Tabel 38 Ketertarikan mengikuti tayangan berikutnya No. Ketertarikan mengikuti tayangan berikutnya F 1. Sangat tertarik 12 2. Tertarik 70 3. Kurang tertarik 15 4. Tidak tertarik 2 Total 99 Sumber : P.24/FC.36
% 12.1 70.7 15.2 2.0 100
Ketertarikan komunikan sebagai penikmat tayangan Bioskop Trans TV merupakan keberhasilan media dalam menyajikan film sehingga pemirsa memiliki rasa penasaran terhadap tayangan Bioskop Trans TV selanjutnya, mungkin dikarenakan mendapat informasi tentang film yang akan ditayangakkan pada versi berikutnya atau responden tertarik karena merasa puas terhadap film yang telah disaksikan sehingga mempunyai keinginan untuk menyaksikan tayangan tersebut pada versi selanjutnya. Tabel 37 berisikan data responden yang menyatakan tertarik untuk mengikuti tayangan Bioskop Trans TV pada versi berikutnya, sebayak 70 orang (70,7%) menyatakan tertarik untuk mengikuti tayangan tersebut dalam versi berikutnya tentunya pada film yang berbeda, 15 orang (15,2%) menyatakan kurang tertarik hal ini dikarenakan mereka tidak paham dengan permasalahan yang disapaikan oleh film tersebut, 12 orang (12,1%) menyatakan sangat tertarik untuk mengikuti tayangan Bioskop Trans TV pada versi berikutnya, namun 2 orang (2,0%) menyatakan tidak tertarik untuk mengikuti tayangan Bioskop Trans TV pada versi berikutnya.
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
Tabel 39 Motivasi Menonton untuk Meningkatkan Pengetahuan No. Motivasi menonton untuk meningkatkan pengetahuan F % 1. Sangat sering 14 14.1 2. Sering 49 49.5 3. Jarang 29 29.3 4. Tidak pernah 7 7.1 Total 99 100 Sumber : P.25/FC.37
Banyak tujuan pemirsa untuk memilih suatu tayangan yang disajikan televisi, diantaranya adalah untuk memenuhi kebutuhan pemirsa akan informasi yang terjadi, televisi adalah media yang mengandalkan kecepatan dalam menyampaikan informasi pada pemirsanya, sehingga salah satu kelebihan televisi ini mampu menimbulkan rasa ingin tahu pemirsa akan permasalahan yang terjadi. Tabel 38 merupakan data responden tentang tujuannya untuk menonton tayangan Bioskop Trans TV untuk meningkatkan pengetahuan dari film yang ada. 49 orang (49,5%) menyatakan bahwa tayangan Bioskop Trans TV sering mampu meningkan pengahuan pemirsa, sedangkan 29 orang (29,3%) menyatakan jarang bahwa motivasi menonton Bioskop Trans TV untuk menambah pengetahuan mereka, 14 orang (14,1%) responden yang menyatakan sangat sering bahwa motivasi menonton Bioskop Trans TV untuk menambah pengetahuan, dan 7 orang (7,1%) menyatakan tidak pernah bahwa motivasi menonton Bioskop Trans TV untuk menambah pengetahuan mereka.
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
Tabel 40 Motivasi Menonton untuk Menghibur Diri No. Motivasi menonton untuk menghibur F diri 1. Sangat sering 36 2. Sering 49 3. Jarang 12 4. Tidak pernah 2 Total 99 Sumber : P.25/FC.38
%
36.4 49.5 12.1 2.0 100
Tabel 39 merupakan data responden yang motivasinya menyaksikan tayangan BIioskop Trans TV untuk tujuan hiburan atau menghibur diri. 49 orang (49,5%) bahwa selain untuk meningkatkan pengetahuan, responden sering tujuan lain menonton adalah untuk menghibur diri, sebanyak 36 orang (36,4%) responden menyatakan sangat sering bahwa tujuan mereka untuk menyaksikan tayangan tayangan tersebut untuk menghibur diri, 12 orang (12,1%) menyatakan jarang tujuan menonton untuk menghibur diri, hanya 2 orang (2,0%) menyatakan bahwa tidak pernah tujuan menonton tayangan BIioskop Trans TV adalah untuk menghibur diri. Motivasi khalayak menikmati tayangan televisi khususnya tayangan BIioskop Trans TV hanya untuk menghibur diri tidak lepas dari aktifitas yang menuntut konsentrasi penuh membuat khalayak menjadikan televisi sebagai tempat pelarian untuk dijadikan sebagai sarana hiburan satu-satunya ketika melepas lelah saat sampai dirumah.
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
Tabel 41 Motivasi Menonton untuk Mengisi Waktu Luang No. Motivasi menonton untuk mengisi F % waktu luang 1. Sangat sering 25 25.3 2. Sering 56 56.6 3. Jarang 17 17.2 4. Tidak pernah 1 1.0 Total 99 100 Sumber : P.25/FC.39
Tabel 40 adalah data responden yang menonton Bioskop Trans TV untuk tujuan mengisi waktu luang saja, karena televisi merupkan media yang menyajikan berbagai hiburan dan salah satu tayangan yang disajikan itu adalah Bioskop Trans TV, berdasarkan tabel di atas 56 orang (56,6%) responden menyatakan sering bahwa selain untuk menambah pengetahuan dan menghibur diri responden menyatakan bahwa tujuan lainnya juga untuk mengisi waktu luang, 25 orang (25,3%) menyatakan bahwa sangat sering tujuannya menonton Bioskop Trans TV hanya untuk mengisi waktu luang, sedangkan 17 orang (17,2%) menyatakan bahwa jarang tujuan dari responden
menonton televisi terutama
tayangan Bioskop Trans TV hanya untuk mengisi waktu luang. Namun 1 orang (1,0%) menyatakan bahwa tidak pernah tujuan menonton hanya untuk mengisi waktu luang saja, karena pada waktu tertentu pemirsa juga menjadikan televisi sebagai sarana untuk mencari informasi selain dari berita maka informasi juga bisa didapatkan dengan menonton Bioskop Trans TV, menikmati suatu tayangan televisi untuk mengisi waktu luang dapat dilakukan dimana saja baik dikantor maupun ditempat-tampat umum yang dilangkapi televisi guna memenuhi kebutuhan pemirsa akan informasi terbaru yang terjadi saat itu.
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
Tabel 42 Motivasi Menonton untuk Mengurangi Rasa Bosan No. Motivasi menonton untuk mengurangi F % rasa bosan 1. Sangat sering 27 27.3 2. Sering 52 52.5 3. Jarang 17 17.2 4. Tidak pernah 3 3.0 Total 99 100 Sumber : P.25/FC.40
Selain untuk mengisi waktu luang tujuan menyaksikan tayangan Bioskop Trans TV juga untuk mengurangi rasa bosan, seperti yang terlihat dalam tabel 41, sebanyak 52 orang (52,5%) menyatakan sering bahwa tujuan menyaksikan tayangan Bioskop Trans TV hanya untuk mengurangi rasa bosan akan berbagai acara yang disajikan televisi yang kebanyakan menyajikan sinetron atau acara lainnya. Sedangkan 27 orang (27,3%) menyatakan bahwa sangat sering tujuan untuk menyaksikan tayangan bioskop Trans TV hanya untuk mengurangi rasa bosan pemirsa akan acara-acara yang disajikan kepada pemirsa yang memiliki banyak kesamaan namun memiliki tujuan yang sama hal itu dapat dilihat dari judul yang berbeda namun memiliki kesamaan isi dan alur carita yang disajikan. Namun 17 orang (17,2%) menyatakan bahwa jarang tujuan utama menyaksikan tayangan Bioskop Trans TV hanya untuk mengurangi rasa bosan, akan tetapi terdapat 3 orang (3,0%) yang menyatakan tidak pernah bahwa tujuan menyaksikan tayangan tayangan Bioskop Trans TV untuk mengurangi rasa bosan, karena pada dasarnya khalayak mengikuti tayangan tersebut karena tertarik pada isi acaranya secara keseluruhan.
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
Tabel 43 Kesesuaian Film dengan Prediksi No. Kesesuaian film dengan prediksi F 1. Sangat sesuai 6 2. Sesuai 71 3. Kurang sesuai 20 4. Tidak sesuai 2 Total 99 Sumber : P.26/FC.41
% 6.1 71.7 20.2 2.0 100
Setelah mengakses, melihat, dan megetahui tayangan Bioskop Trans TV baik dari iklan atau dari host/ pembawa acara yang membuka dan menyampaikan judul, aktor, serta synopsis film yang akan diputar, biasanya kita akan mempunyai prasangka yaitu sangkaan atau prediksi yang mengarahkan kita kepada suatu pilihan dari suatu objek yang akan ia tonton. Dari data-data pada tabel 42 di atas menunjukkan tingkat kesesuaian film dengan prediksi/ sangkaan responden terhadap film yang ia tonton tersebut. Dari 99 orang responden dalam penelitian ini, lebih dari setengah yaitu sebanyak 71 orang (71,7%) menyatakan prediksi/ sangkaan terhadap film yang ia tonton tersebut adalah sesuai, 20 orang (20,2%) menyatakan kurang sesuai, sedangkan 6 orang (6,1%) menyatakan sangat sesuai, dan 2 orang (2,0%) menyatakan tidak sesuai. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa prediksi/ sangkaan responden terhadap film yang ia tonton tersebut adalah sesuai.
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
Tabel 44 Ketetapan Pendirian ketika Menonton Film No. Ketetapan pendirian ketika menonton F film 1. Sangat tetap 15 2. Tetap 41 3. Kurang tetap 36 4. Tidak tetap 7 Total 99 Sumber : P.27/FC.42
%
15.2 41.4 36.4 7.1 100
Dengan banyaknya stasiun televisi yang ada, maka beragam pula acaraacara yang disiarkan. Pada umumnya semua acara televisi mempunyai segmentasi penonton yang berbeda-beda, persaingan yang ketat menjadikan tayangantayangan tersebut lebih menarik sehingga responden menjadi bingung dalam menentukan tayangan mana yang harus ia tonton. Tebel 43 di atas, menunjukkan bagaimana pendirian responden ketika sedang menonton film Bioskop Trans TV, apakah responden tetap pada satu chanel (saluran televisi) tersebut atau berpindah-pindah ke chanel yang lain lalu kemudian kembali lagi ke chanel tersebut. Dari 99 orang responden dalam penelitian ini, terdapat 41 orang (41,4%) menyatakan tetap pada satu chanel (dalam hal ini adalah chanel yang menayangkan Bioskop Tans TV yaitu Trans TV), 36 orang (36,4%) menyatakan kurang tetap, sedangkan 15 orang (15,2%) menyatakan sangat tetap, dan 7 orang (7,1%) menyatakan tidak tetap. Dengan demikian, meski kurang dari setengah dapat disimpulkan bahwa responden pendiriannya tetap ketika sedang menonton film yang ditayangkan Bioskop Trans TV tersebut.
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
Tabel 45 Harapan terhadap Peningkatan Pengetahuan No. Harapan terhadap peningkatan F pengetahuan 1. Sangat setuju 28 2. Setuju 54 3. Kurang setuju 15 4. Tidak setuju 2 Total 99 Sumber : P.28/FC.43
%
28.3 54.5 15.2 2.0 100
Dari tabel 44 di atas diketahui bahwa sebanyak 54 orang (54,5%) memilih setuju, 28 orang (28,3%) memilih sangat setuju, 15 orang (15,2%) memilih kurang setuju dan 2 orang (2,0%) tidak setuju bahwa setelah mengakses, melihat dan mengetahui tayangan Bioskop Trans TV, keinginan/ harapan mereka tayangan tersebut dapat meningkatkan pengetahuan Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa para responden mayoritas mempunyai keinginan bahwa tayangan bioskop Trans TV tersebut dapat meningkatkan pengetahuan umum mereka. Tabel 46 Harapan terhadap Tayangan dapat Menghibur Diri No. Harapan terhadap tayangan dapat menghibur diri F 1. Sangat setuju 44 2. Setuju 50 3. Kurang setuju 3 4. Tidak setuju 2 Total 99 Sumber : P.28/FC.44
% 44.4 50.5 3.0 2.0 100
Selain meningkatkan pengetahuan, ketika menonton tayangan Bioskop Trans TV tersebut peneliti ingin melihat keinginan/ harapan tayangan tersebut dapat menghibur diri responden. Tabel 45 di atas menunjukkan dari 99 responden, 50 orang (50,5%) mengaku setuju, 44 orang (44,4%) sangat setuju, sedangkan 3 Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
orang (3,0%) kurang setuju dan 2 orang (2,0%) tidak setuju sama sekali mengenai keinginan/ harapan tayangan tersebut dapat menghibur diri mereka. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa para responden mempunyai keinginan/ harapan, tayangan Bioskop Trans TV tersebut dapat menghibur diri mereka. Tabel 47 Harapan terhadap Tayangan dapat Mengisi Waktu Luang No. Harapan terhadap tayangan dapat F % mengisi waktu luang
1. 2. 3. 4.
Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Total
26 66 6 1 99
26.3 66.7 6.1 1.0 100.0
Sumber : P.28/FC.45
Dari tabel 46 dapat diketahui bahwa 66 orang (66,7%) responden mengatakan setuju jika keinginan/ harapan tayangan tersebut dapat mengisi waktu luang mereka, 26 orang (26,3%) sangat setuju, 6 orang (6,1%) kurang setuju dan hanya 1 orang (1,0%) saja yang mengatakan tidak setuju dengan keinginan/ harapan tayangan tersebut dapat mengisi waktu luang. Dari data di atas maka dapat disimpulkan bahwa selain untuk menambah pengetahuan dan menghibur diri mayoritas responden juga mempunyai keinginan/ harapan tayangan tersebut dapat mengisi waktu luang mereka.
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
Tabel 48 Harapan terhadap Tayangan dapat Mengurangi Rasa Bosan No. Harapan tayangan dapat mengurangi F % rasa bosan 1. Sangat setuju 34 34.3 2. Setuju 58 58.6 3. Kurang setuju 6 6.1 4. Tidak setuju 1 1.0 Total 99 100 Sumber : P.28/FC.46
Tabel 47 merupakan data responden untuk keinginan/ harapan tayangan Bioskop Trans TV tersebut bermanfaat sebagai sarana untuk mengurangi rasa bosan responden, sehingga peranan televisi yang berfungsi sebagai media hiburan dapat terpenuhi. Dalam tabel tersebut, responden sebanyak 58 orang (58,6%) menyatakan setuju bahwa tayangan Bioskop Trans TV tersebut bermanfaat sebagai sarana untuk mengurangi rasa bosan responden, 34 orang (34,3%) menyatakan sangat sejutu bahwa tayangan Bioskop Trans TV tersebut dapat mengurangi rasa bosan responden, 6 orang (6,1%) kurang setuju tayangan tersebut dapat mengurangi rasa bosan responden dan 1 orang (1,0%) menyatakan tidak sejutu bahwa tayangan Bioskop Trans TV tersebut dapat mengurangi rasa bosan. Dari keempat tabel di atas, yaitu tabel 44, 45, 46, dan 47 dapat disimpulkan bahwa keinginan/ harapan responden untuk menonton tayangan Bioskop Trans TV adalah tayangan tersebut dapat meningkatkan pengetahuan, dapat menghibur diri responden, lalu tanyangan tersebut dapat mengisi waktu luang serta tayangan Bioskop Trans TV tersebut dapat mengurangi rasa bosan yang ada. Hal ini dapat dilihat bahwa dari keempat tabel tersebut mayoritas responden setuju bahwa mereka mempunyai
keinginan/ harapan tayangan
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
tersebut dapat memenuhi keinginan/ harapan mereka untuk
meningkatkan
pengetahuan, menghibur diri, dapat mengisi waktu luang dan mengurangi rasa bosan. Tabel 49 Persepsi terhadap tayangan Bioskop Trans TV No. Persepsi terhadap tayangan Bioskop Trans TV F 1. Sangat menarik 18 2. Menarik 76 3. Kurang menarik 5 4. Tidak menarik 0 Total 99 Sumber : P.29/FC.47
% 18.2 76.8 5.1 0 100
Tabel 48 adalah data responden yang menyatakan bahwa pendapat responden terhadap tayangan Bioskop Trans TV menarik untuk diperhatikan, 76 orang (76,8%) menyatakan bahwa tayangan Bioskop Trans TV adalah tayangan yang menarik untuk diperhatikan secara keseluruhannya, 18 orang (18,2%) menyatakan sangat menarik untuk ditonton, dan 5 orang (5,1%) menyatakan kurang menarik untuk ditonton dan diikuti tiap versinya, serta tidak ada orang yang menyatakan tayangan Bioskop Trans TV tidak menarik sama sekali untuk ditonton, hal ini dikarenakan dalam tayangan Bioskop Trans TV pola penyajian sudah baik sehingga mayoritas mengaku bahwa tayangan Bioskop Trans TV menarik untuk ditonton. Bioskop Trans TV adalah suatu paket program acara di stasiun Trans TV yang memutar dua judul film yang penayangannya dilakukan setiap hari. Semua film yang ditayangkan dalam program Bioskop Trans TV telah disensor oleh Lembaga Sensor Film dan disensor pula secara internal oleh Trans TV sehingga dalam penayangannya stasiun ini selalu memberikan kategorisasi atau pembeda Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
karena segmen khalayak yang dituju juga berbeda misalnya BO (Bimbingan orang tua) untuk kategori film keluarga, sedangkan DW adalah kategori film dewasa yang biasanya ditayangkan sampai lewat tengah malam. Menurut responden secara keseluruhan, tayangan Bioskop Trans TV sudah baik penyajiannya hanya saja film yang ditayangkan sering diputar secara berulang-ulang dalam artian film yang ditayangkan hari ini akan diputar lagi sehingga menimbulkan efek negatif dan membosankan. Meskipun demikian, mayoritas responden menyatakan bahwa tayangan Bioskop Trans TV secara keseluruhan adalah menarik.
IV.2. Analisis Tabel Silang
Analisis tabel silang pada bagian ini, akan memuat tentang penilaian dan data dalam satu tabel. Analisis tabel silang merupakan salah satu teknik yang dipergunakan untuk menganalisis dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan yang lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif atau negatif. Namun, analisa tabel ini bukanlah dapat dijadikan sebagai penentu utama untuk melihat hubungan variabel yang diteliti, tetapi ditujukan untuk melihat bagaimana penilaian data yang satu dan hubungannya dengan data yang lain.
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
Tabel 50 Hubungan antara Ketertarikan terhadap Tema dengan Perhatian terhadap tayangan Bioskop Trans TV Perhatian terhadap tayangan Bioskop Trans TV Ketertarikan terhadap tema Total film Sangat Kurang Tidak Perhatian perhatian perhatian menarik Sangat menarik 1 8 3 0 12 Menarik 5 59 19 0 83 Kurang menarik 0 1 3 0 4 Tidak menarik 0 0 0 0 0 6 68 25 0 99 Total
Tabel 49 menjelaskan tentang hubungan antara Pernyataan terhadap tema film dengan Perhatian responden terhadap bioskop trans TV. Dari 99 responden, 68 orang mengatakan perhatian, 25 orang mengatakan kurang perhatian, dan 6 orang mengatakan sangat perhatian dan tidak ada orang yang menyatakan tidak perhatian terhadap Bioskop Trans TV. Sebaran data tentang pernyataan responden terhadap tema-tema film yang mereka tonton adalah sebanyak 83 orang menyatakan menarik, 12 orang sangat menarik, 4 orang menyatakan kurang menarik, dan tidak ada orang yang menyatakan tema-tema film yang mereka tonton adalah tidak menarik. Dari data tersebut, dapat diketahui bahwa hubungan antara pernyataan responden terhadap tema-tema film yang mereka tonton dengan Perhatian responden terhadap Bioskop Trans TV. Dari 99 responden, sebanyak 68 orang mengatakan perhatian terhadap Bioskop Trans TV. Karena rata-rata responden mengatakan perhatian, maka yang akan dibahas hanyalah yang menyatakan perhatian terhadap Bioskop Trans TV, yaitu : -
Menarik
=
59 x100% = 59,6% 99
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
-
Sangat menarik
=
8 x100% = 8,1% 99
-
Kurang menarik
=
1 x100% = 1,01% 99
-
Tidak menarik
=
0 x100% = 0% 99
Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat persentase responden sebanyak 59,6% mengatakan perhatian terhadap Bioskop Trans TV. Karena pernyataan responden terhadap tema-tema film yang mereka tonton adalah menarik. Jadi, terdapat hubungan antara pernyataan terhadap tema film dengan perhatian terhadap Bioskop Trans TV. Tabel 51 Hubungan antara Pengetahuan Tentang Pemeran Utama dengan Perasaan Ketika Menonton Perasaan ketika menonton Pengetahuan tentang Total Kurang pemeran utama Sangat suka Suka Tidak suka suka Sangat tahu 0 7 0 0 7 Tahu 5 54 2 0 61 Kurang tahu 3 23 2 0 28 Tidak tahu 0 3 0 0 3 8 87 4 0 99 Total
Tabel 50 menunjukkan hubungan antara pengetahuan tentang pemeran utama dengan perasaan ketika menonton tayangan Bioskop Trans TV. Dari 99 orang responden dalam penelitian ini, perasaan ketika menonton tayangan Bioskop Trans TV memiliki sebaran data 87 orang menyatakan suka, 8 orang menyatakan sangat suka, 4 orang menyatakan krang suka dan tidak ada orang yang menyatakan tidak suka.
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
Sebaran data tentang pengetahuan tentang pemeran utama yaitu 61 orang menyatakan tahu, 28 orang menyatakan kurang tahu, 7 orang menyatakan sangat tahu dan 3 orang menyatakan tidak tahu. Berdasarkan data-data diatas dapat diketahui perasaan ketika menonton tayangan Bioskop Trans TV dan hubungannya dengan pengetahuan tentang pemeran utama. Karena mayoritas responden menyatakan bahwa perasaan ketika menonton tayangan Bioskop Trans TV adalah suka, maka yang akan dibahas hanyalah yang menyatakan perasaan ketika menonton tayangan Bioskop Trans TV adalah suka, maka bahasannya adalah sebagai berikut : -
Tahu
=
54 x100% = 54,5% 99
-
Kurang tahu
=
23 x100% = 23,2% 99
-
Sangat tahu
=
7 x100% = 7,1% 99
-
Tidak tahu
=
3 x100% = 3% 99
Berdasarkan data dapat dilihat persentase responden yang menyatakan suka ketika menonton bioskop Trans TV adalah responden yang mengaku tahu tentang pemeran utama yang membintangi film Bioskop Trans TV yaitu sebesar 54,5%. Dengan demikian, terdapat hubungan antara pengetahuan tentang pemeran utama dengan perasaan ketika menonton tayangan Bioskop Trans TV.
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
Tabel 52 Hubungan antara Kesesuaian Alur Cerita dengan Kesesuaian Film Terhadap Prediksi Kesesuaian film dengan prediksi Kesesuaian alur cerita Sangat Kurang Tidak sesuai Sesuai sesuai sesuai Sangat sesuai 0 6 0 0 Sesuai 6 53 19 1 Kurang sesuai 0 12 1 1 Tidak sesuai 0 0 0 0 6 71 20 2 Total
Total
6 79 14 0 99
Tabel 51 menunjukkan hubungan antara kesesuaian alur film yang diharapkan responden dengan kesesuaian film terhadap prediksi/ sangkaan responden. Dari 99 orang responden dalam penelitian ini, kesesuaian terhadap alur film yang diharapkan responden memiliki sebaran data 79 orang menyatakan sesuai, 14 orang menyatakan kurag sesuai, 6 orang menyatakan sangat sesuai dan tidak ada orang yang menyatakan tidak sesuai. Sebaran data tentang kesesuaian film dengan prediksi/ sangkaan responden yaitu 71 orang menyatakan sesuai, 20 orang menyatakan kurang sesuai, 6 orang menyatakan sangat sesuai dan tidak ada orang yang menyatakan tidak sesuai. Berdasarkan data-data di atas dapat kesesuaian alur film yang diharapkan responden dengan kesesuaian film terhadap prediksi/ sangkaan
responden.
Karena mayoritas (71 orang) responden mengatakan bahwa prediksi/ sangkaan terhadap film adalah sesuai, dengan demikian yang akan dibahas hanyalah yang mengatakan bahwa prediksi/ sangkaan terhadap film, yaitu sesuai. Maka bahasannya adalah sebagai berikut : -
Sesuai
=
53 x100% = 53,5% 99
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
-
Kurang sesuai
=
12 x100% = 12,1% 99
-
Sangat sesuai
=
6 x100% = 6,1% 99
-
Tidak sesuai
=
0 x100% = 0% 99
Berdasarkan data dapat dilihat persentase responden yang menyatakan sesuai antara film dengan prediksi/ sangkaan merupakan responden yang mengatakan bahwa alur film yang mereka harapkan adalah sesuai, yaitu sebesar 53,5%. Dengan demikian, terdapat hubungan antara kesesuaian alur film yang diharapkan responden dengan kesesuaian film terhadap prediksi/ sangkaan responden. Tabel 53 Hubungan antara Kesesuaian Isi Pesan dengan Persepsi Terhadap Tayangan Persepsi terhadap tayangan Pengertian isi pesan Sangat Kurang Tidak menarik Menarik menarik menarik
Total
Sangat mengerti
1
2
1
0
4
Mengerti
14
62
4
0
80
Kurang mengerti Tidak mengerti Total
3 0 18
12 0 76
0 0 5
0
15 0 99
0 0
Tabel 52 menunjukkan hubungan antara pengertian terhadap isi pesan dengan persepsi tertahadap tayangan Bioskop Trans TV. Dari 99 orang responden dalam penelitian ini, pengertian terhadap isi pesan memiliki sebaran data 80 orang menyatakan mengerti, 15 orang menyatakan kurang mengerti, 4 orang menyatakan sangat mengerti dan tidak ada orang yang menyatakan tidak mengerti. Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
Sebaran data tentang persepsi tertahadap tayangan Bioskop Trans TV yaitu 76 orang menyatakan menarik, 18 orang menyatakan sangat menarik, 5 orang menyatakan kurang menarik dan tidak ada orang yang menyatakan tidak menarik. Berdasarkan data-data di atas dapat diketahui pengertian terhadap isi pesan dan hubungannya dengan persepsi tertahadap tayangan Bioskop Trans TV. Karena mayoritas responden menyatakan bahwa persepsi tertahadap tayangan Bioskop Trans TV adalah menarik, maka yang akan dibahas hanyalah yang menyatakan persepsi tertahadap tayangan Bioskop Trans TV adalah menarik, maka bahasannya adalah sebagai berikut : -
Mengerti
=
62 x100% = 62,6% 99
-
Kurang mengerti
=
12 x100% = 12,1% 99
-
Sangat mengerti
=
2 x100% = 2% 99
-
Tidak mengerti
=
0 x100% = 0% 99
Berdasarkan data dapat dilihat persentase responden yang menyatakan menarik tertahadap tayangan Bioskop Trans TV adalah responden yang mengaku mengerti terhadap isi pesan yang disampaikan film Bioskop Trans TV yaitu sebesar 62,6%. Dengan demikian, terdapat hubungan antara pengertian terhadap isi pesan dengan persepsi terhadap tayangan Bioskop Trans TV.
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
IV.3
Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis adalah pengujian data statistic untuk mengetahui data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Dalam menguji tingkat hubungan antara kedua variabel yang dikorelasikan digunakan rumus Koefisien Korelasi Tata Jenjang (Rank Order) oleh Spearman. Karena pengolahan data statistik dalam penelitian ini menggunakan piranti lunak SPSS (Statistical Product and System Solutions) versi 17.0 maka, uji thitung tidak digunakan lagi, hal ini dikarenakan SPSS secara otomatis telah menguji hipotesis tersebut. Tabel 54 Hasil Uji Korelasi Spearman Menggunakan Piranti Lunak SPSS versi 17.0 Correlations Tayangan Minat Bioskop Menonton Trans TV Film Correlation Coefficient 1.000 .269** Tayangan Bioskop Sig. (2-tailed) . .007 Trans TV N 99 99 Spearman's rho ** Correlation Coefficient .269 1.000 Minat Menonton Sig. (2-tailed) .007 . Film N 99 99 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Nonparametric Correlations
Berdasarkan skala Guilford, dengan hasil rs = 0,269 dinyatakan bahwa hubungannya rendah tapi pasti. Dapat diambil kesimpulan bahwa Tayangan Bioskop Trans TV memiliki hubungan yang rendah tapi pasti terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara di Medan.
IV.4
Pembahasan
Pengaruh siaran televisi terhadap sistem komunikasi tidak pernah terlepas dari pengaruh terhadap aspek-aspek kehidupan masyarakat Indonesia. acara Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi, dan perasaan bagi para penontonnya. Hal ini disebabkan oleh pengaruh psikologis dari televisi itu sendiri, di mana televisi seakan-akan menghipnotis penonton, sehingga mereka terhanyut dalam keterlibatan akan kisah atau peristiwa yang disajikan oleh televisi. Bioskop Trans TV adalah suatu paket program acara di stasiun Trans TV yang memutar dua judul film yang penayangannya dilakukan setiap hari. Bioskop Trans TV adalah suatu tayangan film barat yang tematik atau dengan kata lain setiap film yang diputar di Bioskop Trans TV langsung habis diputar sekali penayangan. Film sebagai bagian dari media massa dalam kajian komunikasi massa modern dinilai memiliki pengaruh pada khalayaknya. Munculnya pengaruh itu sesungguhnya sebuah kemungkinan yang sangat tergantung pada proses negosiasi makna oleh khalayak terhadap pesan dari film itu, dan mengacu pada keberhasilan khalayak dalam proses negosiasi makna dari pesan yang disampaikan. Berdasarkan hasil penghitungan menggunakan rumus korelasi Spearman antara dua variabel yaitu Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU, Medan, dengan memakai piranti lunak SPSS 17.0, maka diperoleh rs sebesar 0,269. sesuai dengan kaidah Spearman, yaitu rs > 0, maka hipotesis diterima. Hipotesis yang diterima dalam penelitian ini adalah Ha (Hipotesis Alternatif) yaitu terdapat hubungan antara Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU, Medan.
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
Untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan di antara variabel yang diteliti, digunakan skala Guilford. Hasil rs = 0,269 berada pada skala antara 0,20 – 0,39. Hal ini menunjukkan hubungan hubungan rendah tapi pasti. Artinya terdapat hubungan yang rendah tapi pasti antara pengaruh tayangan Bioskop Trans TV terhadap minat menonton film dikalangan mahasiswa USU, Medan
Sedangkan untuk peramalan indeks korelasi yang menentukan besar hubungan variabel X (tayangan Bioskop Trans TV) terhadap variabel Y (minat menonton film), digunakan rumus : Kp
= (rs)2 x 100%
Kp
= (0,269)2 x 100%
Kp
= 0,072 x 100%
Kp
= 7,2%
Untuk melihat hasil perhitungan tersebut, maka terdapat 92,8% faktorfaktor lain yang tidak diukur pada penelitian ini, yang digambarkan pada kurva berikut :
Gejala yang Diamati Terlepas dari Pengamatan
Minat Menonton mempunyai peranan yang sangat penting untuk menimbulkan tindakan menonton dikalangan mahasiswa. Melalui Tayangan Bioskop Trans TV, akan tumbuh minat menonton film. Namun, Bioskop Trans TV bukanlah satu-satunya cara untuk mewujudkan hal tersebut. Bentuk Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
komunikasi antar pribadi antara sesama mahasiswa juga memiliki peran yang sangat besar dalam mewujudkan minat menonton film. Selain itu, iklan film, faktor ekonomis dan info film juga sangat mempengaruhi peningkatan minat menonton film. Seorang komunikator akan dapat melakukan perubahan sikap dan tingkah laku komunikan apabila antara mereka merasa adanya persamaan. Oleh karena itu, seorang komunikator harus dapat membangkitkan perhatian komunikan sehingga diantara mereka timbul persamaan makna akan suatu hal yang akan menjadi langkah awal suksesnya komunikasi. Apabila perhatian telah dibangkitkan, maka selanjutnya diikuti dengan upaya menumbuhkan minat. Hasil dari uji hipotesa merupakan akhir dari keseluruhan analisa data. Setelah nilai-nilai diperoleh, maka akan dibuat beberapa kesimpulan pada BAB V.
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
Penelitian mengambil fokus pada permasalahan tentang “Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV terhadap minat menonton film dikalangan mahasiswa USU. Berdasarkan keseluruhan hasil penelitian yang telah dilakukan sesuai dengan langkah-langkah yang dituntut dan telah dilaksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan maka penulis dapat menyimpulkan bahwa tayangan Bioskop Trans TV mampu memenuhi kebutuhan hiburan akan film terhadap responden, Trans TV berusaha menayangkan film-film yang cukup populer di bioskop untuk ditayangkan pada layar kaca. program Bioskop Trans TV ini dikemas dalam sistem Combo, jadi setiap harinya ada dua film yang ditayangkan sehingga kebutuhan hiburan akan
film lebih banyak disediakan pada tayangan
Bioskop Trans TV sehingga responden yang terdiri dari mahasiswa mengaku tertarik menyaksikannya. 2.
Hasil penelitian menyatakan bahwa minat menonton film mahasiswa untuk menyaksikan tayangan Bioskop Trans TV tergantung pada penyajian acara sehingga mampu menarik perhatian pemirsa yang menjadi sasaran komunikannya. Hal ini erat hubungannya dengan pemilihan judul film, aktor yang membintangi film, tema, isi pesan yang disampaikan, alur, gaya penampilan pesan serta kemasan acara penayangan film. Semakin baik acara
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
yang disajikan maka semakin besar perhatian, semakin besar perhatian yang ditimbulkan maka semakin besar pula minat mahasiswa untuk menonton film. 3.
Terdapat hubungan/ korelasi antara pengaruh tayangan Bioskop Trans TV di Trans TV dengan minat menonton film di kalangan Mahasiswa USU. Berdasarkan hasil uji hipotesis, dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan yang rendah tapi pasti antara pengaruh tayangan Bioskop Trans TV dengan minat menonton film di kalangan Mahasiswa USU. Hal ini berarti bahwa tayangan Bioskop Trans TV di Trans TV memiliki hubungan yang rendah namun secara pasti akan memberikan pengaruh terhadap minat menonton film di kalangan mahasiswa USU.
V.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang telah peneliti peroleh selama melakukan penelitian, maka peneliti mengajukan sejumlah saran sebagai berikut: 1.
Agar
mampu
menarik
perhatian
pemirsa
yang
menjadi
sasaran
komunikannya, tayangan Bioskop Trans TV harus lebih selektif lagi dalam hal pemilihan film yang akan ditayangkan. Terlalu sering memutar film yang
sama
akan
membuat
perasaan
jenuh
bagi
pemirsa
yang
menyaksikannya. Selain itu, film yang ditayangkan sebaiknya adalah filmfilm box office yang terbaru. Bioskop Trans TV tidak harus menayangkan film box office dari Hollywood saja, tetapi juga film-film yang menjadi nominasi festival film asia afrika atau film-film terbaik yang booming
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
seperti Ongbak, Run Lola Run, The Legends of Suriyothai dan masih banyak lagi. 2.
Untuk menghindari kejenuhan penonton yang menyaksikan tayangan Bioskop Trans TV yang lebih banyak menayangkan film bertema action daripada tema-tema lainnya, maka sebaiknya tema-tema film yang ditayangkan diberikan segmentasi-segmentasi sehingga tema film yang disajikan lebih berfariasi. Misalnya tema yang diputar dalam satu minggu berupa “drama week yaitu dalam satu minggu film-film yang ditayangkan adalah film-film drama yang berkualitas dan berkelas yang mendapatkan penghargaan (award winning) seperti Pretty Woman, A Beautiful Mind, Gladiator, The Hours dan lain-lain. Comedy week, seperti Bruce Almighty, Little Miss Sunshine. Action week, seperti film James Bond, Spider-Man, Kill-Bill. Family week, film keluarga yang khususnya baik untuk liburan saperti Harry Potter, Home Alone, Stuart Little. Classics week, film-film klasik seperti Gone with the WInd, The Godfather, Sound of Music. Respect Indonesia, seperti film Berbagi Suami, Arisan, Janji Joni, Gie, The Photographer.
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
DAFTAR PUSTAKA Ali, Muhammad. 1998. Kamus Bahasa Indonesia Suatu Pengantar. Jakarta: Pustaka Amani. As`ad, N. 1991. Psikologi Industri. Yogyakarta : Liberty. Azwar, S. 2004. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bulaeng, A. 2004. Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer. Yogyakarta : ANDI. Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif . Jakarta : Kencana. Cangara, Havied. 2002. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Dominick, Joseph R. 2000. The Dynamics of Mass communication. New York : Random House. Effendy, Onong Uchjana. 1986. Televisi Siaran, Teori dan Praktek. Bandung : Alumni _____________________. 2000. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti. _____________________. 2002. Hubungan Masyarakat Komunikologis. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Suatu
Studi
_____________________. 2005. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Harlock, E.B. 1978. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga Jeffkins, Frank. 1997. Periklanan. Jakarta : Erlangga. John, Vivian.1991. The Media of mass Communication. Edisi ke empat. USA : Allyn & Bacon A Viacom Company. Kriyantono, Rachmat. 2007. Teknis Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana. Liliweri, Alo.1997. Dasar-dasar Komunikasi Periklanan. Bandung : Citra Aditya Bakti. McQuail, Dennis. 1997.Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga. Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
Nawawi, Hadari. 2001. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Palapah, M O dan Atang Syamsudin. 1983. Ilmu Komunikasi. Bandung : Psikom Unpad. Pohan, Syafruddin. 2005. Komunikasi Organisasi. Medan : FISIP USU. Praktikno, Ryono. 1987. Berbagi Aspek Ilmu Komunikasi. Bandung : Remaja Karya. Rakhmat, Jalaluddin, 2004. Metode Penelitian Komunikasi: Dilengkapi Contoh Analisis Statistik, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Ruslan, Rosady. 2003. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Sarwono, Sarlito, Wirawan. 2001. Teor i - Teori Psikologi Sosial. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Singarimbun, Masri & Sofyan Effendy. 1995. Metode Penelitian Survey. Jakarta : LP3ES. Suprapto, Tommy. 2006. Pengantar Teori Komunikasi. Yogyakarta : Media Pressindo. Winardono, S. 2006. Matikan TV Mu Teror Media Televisi di Indonesia. Yogyakarta : Resist Book.
Sumber lain : www.altavista.com BAA USU TA: 2006/2007 http://www.usu.ac.id/index.php
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
KUESIONER
Tayangan Bioskop Trans TV dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU) Petunjuk Pengisian Kuesioner 1. Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan dan seluruh kemungkinan jawabannya. 2. Lingkari dan berikan tanda silang (X) pada jawaban yang paling sesuai menurut Anda. 3. Kotak kode yang berada di sebelah kanan pertanyaan, mohon supaya tidak diisi. 4. Peneliti sangat mengharapkan semua pertanyaan dijawab dan tidak ada yang dilewatkan, karena setiap pertanyaan saling berhubungan. 5. Terima kasih atas kerja samanya.
A. Karakteristik Responden
No Responden
1 2 01. Fakultas: 1. Kedokteran 2. Hukum 3. Pertanian 4. Teknik 5. Ekonomi 6. Kedokteran Gigi 7. Sastra 8. MIPA 9. ISIP 10. Kesehatan Masyarakat 11. Psikologi 12. Farmasi 02
Stambuk (Tahun Masuk): 1. 2005 2. 2006
03. Jenis kelamin: 1. Laki-laki 2. Perempuan
3
4
5
04. Seberapa sering anda menonton Bioskop Trans TV dalam satu bulan? 1. Setiap hari 2. Semingggu dua kali 3. Sebulan sekali 6 4. Tidak pernah Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
B. Tayangan Bioskop Trans TV
05. Apakah anda mengetahui judul film Bioskop Trans TV yang akan anda tonton? 1. Sangat tahu 2. Tahu 7 3. Kurang tahu 4. Tidak tahu 06. Bagaimana dengan judul film Bioskop Trans TV yang telah anda tonton? 1. Sangat menarik 2. Menarik 3. Kurang menarik 8 4. Tidak menarik 07. Bagaimana dengan tema-tema yang ditayangkan dalam film-film Bioskop Trans TV yang telah anda tonton? 1. Sangat menarik 2. Menarik 9 3. Kurang menarik 4. Tidak menarik 08. Menurut anda tema apakah yang paling menarik anda tonton yang pernah ditayangkan Bioskop Trans TV? No 1. 2. 3. 4. 5
Tema
Sangat menarik
menarik
Kurang menarik
Tidak menarik
Drama Action Komedi Horor Dan lain-lain
09. Apakah anda memahami alur cerita yang ditayangkan dalam film Bioskop Trans TV yang telah anda tonton? 1. Sangat paham 15 2. Paham 3. Kurang paham 4. Tidak paham 10. Setelah anda menonton tayangan Bioskop Trans TV apakah alur dalam film tersebut sesuai dengan yang anda harapkan? 1. Sangat sesuai 16 2. Sesuai 3. Kurang sesuai 4. Tidak sesuai Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
10 11 12 13 14
11. Apakah anda mengetahui pemeran utama yang membintangi film Bioskop Trans TV yang anda tonton? 1. Sangat tahu 17 2. Tahu 3. Kurang tahu 4. Tidak tahu 12. Menurut anda, apakah peran yang dibawakan oleh pemeran utama tersebut sesuai dengan karakter yang biasa diperankan? 1. Sangat sesuai 2. Sesuai 18 3. Kurang sesuai 4. Tidak sesuai 13. Bagaimana dengan waktu penayangan Bioskop Trans TV yang telah ditayangkan selama ini? 1. Sangat tepat 2. Tepat 19 3. Kurang tepat 4. Tidak tepat 14. Bagaimana dengan durasi Bioskop Trans TV yang telah ditayangkan? 1. Sangat sesuai 2. Sesuai 3. Kurang sesuai 20 4. Tidak sesuai 15. Menurut anda, apakah durasi penayangan Bioskop Trans TV selama 120 menit sudah cukup untuk membuat anda merasa puas? 1. Sangat puas 21 2. Puas 3. Cukup puas 4. Tidak puas 16. Apakah kemasan/ penyajian acara Bioskop Trans TV sudah cukup baik untuk anda tonton? 1. Sangat baik 2. Baik 22 3. Cukup baik 4. Tidak baik 17. Agar mampu menarik perhatian pemirsa yang menjadi sasaran komunikannya, tayangan Bioskop Trans TV dikemas atau ditampilkan secara menarik. Menurut anda, apakah kemasan acara Bioskop Trans TV cukup manarik perhatian anda untuk menonton Bioskop Trans TV? 1. Sangat menarik 2. Menarik 23 3. Cukup menarik 4. Tidak menarik Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
18. Bagaimana penilaian saudara mengenai host atau pembawa acara Bioskop Trans TV?
No
Mengenai host
Sangat baik
Penilaian Kurang Baik baik
Tidak baik
1.
Penampilan
24
2. 3. 4. 5 6 7
Cara berbicara Gesture / bahasa tubuh Tata bahasa Membuka acara Membahas materi film Menutup acara
25
19.
Apakah anda mengerti isi pesan yang disampaikan dalam film Bioskop Trans TV? 1. Sangat mengerti 2. Mengerti 31 3. Kurang mengerti 4. Tidak mengerti
20. Menurut anda apakah masalah/ isi yang dibahas dalam film Bioskop Trans TV sesuai dengan yang anda inginkan? 1. Sangat sesuai 2. Sesuai 32 3. Kurang sesuai 4. Tidak sesuai
C. Minat Menonton Film
21. Apakah anda memberi perhatian kepada Bioskop Trans TV setelah anda menyaksikannya? 1. Sangat perhatian 2. Perhatian 33 3. Kurang perhatian 4. Tidak perhatian 22. Adakah keinginan yang kuat dalam diri anda untuk menonton film setelah melihat, dan mengetahui tayangan Bioskop Trans TV? 1. Sangat ingin 34 2. Ingin 3. Kurang ingin 4. Tidak ingin Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
26 27 28 29 30
23. Bagaimana perasaan anda ketika melihat/ menonton tayangan Bioskop Trans TV? 1. Sangat suka 2. Suka 35 3. Kurang suka 4. Tidak suka 24. Apakah setelah menonton tayangan Bioskop Trans TV anda tertarik untuk mengikuti tayangan tersebut pada versi berikutnya? 1. Sangat tertarik 2. Tertarik 36 3. Kurang tertarik 4. Tidak tertarik 25. Berikut adalah beberapa tujuan/ motivasi anda dalam menonton tayangan Bioskop Trans TV, tujuan mana pilihan anda ? No 1. 2. 3. 4.
Motivasi Menonton
Sangat sering
Sering
Jarang
Tidak pernah
Meningkatkan pengetahuan Menghibur diri Mengisi waktu luang Mengurangi rasa bosan
26. Apakah keinginan anda ketika menonton film yang ditayangkan Bioskop Trans TV telah sesuai dengan sangkaan atau prediksi anda? 1. Sangat sesuai 2. Sesuai 41 3. Kurang sesuai 4. Tidak sesuai 27. Bagaimana pendirian anda ketika sedang menonton film Bioskop Trans TV, tetap pada satu chanel (saluran) tersebut atau berpindah-pindah ke chanel yang lain lalu kemudian kembali lagi ke chanel tersebut? 1. Sangat tetap 2. Tetap 42 3. Kurang tetap 4. Tidak tetap
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
37 38 39 40
28.
No 1. 2. 3. 4.
Setelah mengakses, melihat, dan mengetahui tayangan Bioskop Trans TV. keinginan atau harapan apa yang timbul dalam diri anda? Keinginan atau harapan
Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
Tayangan tersebut dapat meningkatkan pengetahuan anda Tayangan tersebut dapat menghibur diri anda Tayangan tersebut dapat mengisi waktu luang anda Tayangan tersebut dapat mengurangi rasa bosan anda
29. Bagaimana persepsi anda terhadap tayangan Bioskop Trans TV secara keseluruhan ? 1. Sangat Menarik 2. Menarik 47 3. Kurang menarik 4. Tidak menarik 30.
Menurut anda, bagaimana pengaruh tayangan Bioskop Trans TV dalam menimbulkan minat menonton film dikalangan mahasiswa? ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… …………………………………
31. Tuliskan komentar Saudara mengenai tayangan Bioskop Trans TV di Trans TV secara keseluruhan! ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… …………………………………
Fatwa Gunawan Putra : Tayangan Bioskop Trans Tv Dan Minat Menonton Film (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bioskop Trans TV Terhadap Minat Menonton Film Dikalangan Mahasiswa USU), 2008 USU Repository © 2008
43 44 45 46