PERSEPSI PENONTON TENTANG TAYANGAN Dr. Oz Indonesia TRANS TV (Studi Deskriptif Kuantitatif Survey Pada Ibu-ibu Perumahan Pondok Cilegon Indah RW.07)
SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Humas Program Studi Ilmu Komunikasi
Oleh : Melysa NIM 6662102593
KONSENTRASI HUBUNGAN MASYARAKAT PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA BANTEN 2015
i
ii
iii
MOTTO
“Seorang pemenang takkan pernah berhenti untuk berusaha”
Bismillah… Skripsi ini kupersembahkan Dengan segala hormat dan cinta kasih Untuk mamah, papah, mas, dan mba…
iv
ABSTRAK
Melysa, NIM 6662102593. Skripsi. Persepsi Penonton Tentang Tayangan Dr. Oz Indonesia Trans TV. Pembimbing I Iman Mukhroman, S.Sos., M.Si., dan Pembimbing II Dipl.Ing (FH) Rangga G. Gumelar., M.Si.
Tayangan Dr. Oz Indonesia merupakan tayangan mengenai informasi kesehatan yang mengadopsi acara kesehatan di luar negeri, yaitu The Dr. Oz Show. Tayangan yang berisikan talk show yang menampilkan diskusi dengan topik mengenai dunia kesehatan dan gaya hidup yang sehat. Program ini bukan hanya menghibur tetapi yang paling utama dapat menjadi inspirasi bagi pemirsa untuk berani mewujudkan kehidupan yang sehat untuk menuju kehidupan yang lebih baik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh persepsi Ibu-ibu Perumahan PCI RW.07 mengenai tayangan Dr. Oz Indonesia Trans TV. Dalam teori Stimulus Organisme Respon menunjukkan bahwa stimulus khusus yang diolah oleh organisme menghasilkan reaksi atau respon tertentu pula. Pendekatan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Metode yang digunakan adalah deskriptif analisis, dengan menggunakan stratified proposional random sampling 487 warga, diolah menggunakan rumus slovin dengan persisi 10% maka diperoleh sampel sebanyak 83 responden. Peneliti mengumpulkan informasi dengan cara menyebarkan kuisioner pada Ibu-ibu Perumahan PCI RW.07. Hasil analisis deskriptif menunjukkan presentase positif sebesar 81%. Hal tersebut diketahui dari tingginya tingkat perhatian dengan presentase sebesar 77%, tingkat penafsiran dengan presentase sebesar 85%, dan tingkat pengetahuan dengan presentase sebesar 83% tentang tayangan Dr. Oz Indonesia. Kata kunci : Dr. Oz Indonesia, Persepsi, Ibu-ibu Perumahan PCI RW.07, Stimulus Organisme Respon
v
ABSTRACT
Melysa, NIM 6662102593. Thesis. The Perception Of The Audience About Dr. Oz Indonesia Programme Trans TV. Supervisor I Iman Mukhroman, S.Sos., M.Si., and Supervisor II Dipl.Ing (FH) Rangga G. Gumelar., M.Si. The programme of Dr. Oz Indonesia is one of programme to inform about health that adopted from West, The Dr. Oz Show. This programme is consist of talk show and discuss with healthy and lifestyle topic. Dr. Oz Indonesia not just to entertain but impoetant thing is how this programme can be an inspiration for audience who watch it to reach a good life in a future. This research made to know how far a perception of a family especially for moms in housing PCI RW.07 about Dr. Oz Indonesia on Trans TV. In S-O-R theory shows that a special stimulation that created by an organism can make a special respons or reaction too. Researcher use kuantitatif method in this research and analysis descriptive is the method and 487 persons as stratified proposional random sampling and calculated bye slovin pattern with precentation 10%, researcher got 83 of respondence as sampel. Researcher collect the information by give a kuisioner to the moms in housing PCI RW.07. The descriptive analysis result shows 81%. It’s known by how high the attention level with 77%, the level of interpretation with 85%, and the level of knowledge with 83% about the programme of Dr. Oz Indonesia. Keywords: Dr. Oz Indonesia, Perseption, Moms in housing PCI RW.07, Stimulation Organism Response.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan ke khadirat Allah SWT yang maha Agung pemilik alam semesta yang menggenggam jiwa raga semua makhluk-Nya, karena atas ridho dan hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar kesarjanaan strata (S1) pada program studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Hubungan Masyarakat di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik yang dapat membantu perbaikan skripsi yang berjudul “Persepsi Tayangan Dr.Oz Indonesia Trans TV” sangat peneliti harapkan. Pada kesempatan ini peneliti juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih atas segala dukungan, bantuan dan bimbingannya dalam proses penelitian serta penyusunan skripsi ini kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Soleh Hidayat, M.PD selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 2. Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 3. Ibu Neka Fitriyah, S.Sos, M.Si selaku Ketua Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 4. Ibu Puspita Asri Praceka, S.Sos, M.I.Kom selaku wakil Prodi ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
vii
5. Bapak Darwis Sagita, S.I.Kom., M.I.Kom selaku dosen pembimbing akademik. 6. Bapak Iman Mukhroman, S.Sos., M.Si selaku dosen pembimbing I skripsi yang membantu memberikan arahan serta masukan untuk menyelesaikan skripsi ini. 7. Bapak Dipl.Ing (FH) Rangga G. Gumelar., M.Si selaku dosen pembimbing II skripsi yang membantu memberikan arahan serta masukan untuk menyelesaikan skripsi ini. 8. Untuk kedua orang tua ku tercinta Bapak Sarko Arifin, dan Ibu Solahwati, terima kasih atas do’a dan dukungan yang tak pernah putus. Terutama mamah yang selalu sabar, dan tak pernah putus mendoakan dikala pagi, siang, sore hingga tengah malam, terima kasih banyak mah. 9. Kepada kakak-kakak ku tersayang, Mas Anggo dan Mba Lili yang senantiasa selalu memberikan dukungan moril serta materil hingga aku bisa menyelesaikan sekolah setinggi ini, terima kasih banyak. 10. Untuk sahabat tersayanag Dhevi Nur Akmarina dan Wulan Octi Mardiani terima kasih telah menjadi sahabat terbaik dari sewaktu SMA sampai sekarang yang selalu memahami dan mengerti keadaan penulis disaat mengalami down yang selalu mendukung dan membantu. Yang selalu ada disaat suka maupun duka, terima kasih cantik. 11. Dan untuk teman-teman lainnya yang turut serta mendukung dalam jalannya pengerjaan skripsi ini Mondy, Selly, Amel, dan Umy family.
viii
12. Kepada Rangga Ofan Kurniawan (Om Opan) terima kasih telah banyak membantu, menemani dan mensupport penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 13. Untuk teman-teman kelas Galuh (sahabat), Sumardi, Rangga, Nida, Niko, Putut, Fandi, Ucup, Arfian, Mumu, Septa, Mita, Putri, Sausan, Windi yang telah memberikan masukan dan menemani penulis dikampus. 14. Keluarga besar mahasiswa ilmu komunikasi UNTIRTA angkatan 2010 juga mahasiswa UNTIRTA lainnya yang mau menerima peneliti sebagai teman, terima kasih atas perkenalan, persahabatan dan pengalaman yang berkesan selama perkuliahan, khususnya kepada teman-teman I G dan Humas 2010 serta Jurnalistik 2010. 15. Semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu peneliti dalam proses penyelesaian skripsi ini. Kiranya tidak ada balasan yang lebih baik kecuali yang datang dari Allah SWT, terimakasih untuk segalanya. Kesempurnaan hanya milik-Nya dan kebenaran datang dari-Nya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua, khususnya bagi peneliti dan pihak yang berkepentingan.
Serang, Oktober 2015
Melysa
ix
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ORISINALITAS ..........................................................................i LEMBAR PERSETUJUAN.....................................................................................ii LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................iii MOTTO ...................................................................................................................iv ABSTRAK .............................................................................................................. v ABSTRACT ........................................................................................................... vi KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv DAFTAR DIAGRAM ......................................................................................... xvii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xix DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xx BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah........................................................................................... 6 1.3 Identifikasi Masalah .......................................................................................... 6 1.4 Tujuan Penelitian............................................................................................... 6 1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 7
ix
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 8 2.1 Komunikasi ...................................................................................................... 8 2.1.1 Komunikasi Massa .................................................................................. 9 2.1.2 Fungsi Komunikasi Massa .................................................................... 10 2.2 Televisi ............................................................................................................ 11 2.2.1 Talk Show ............................................................................................... 16 2.2.2 Dr. Oz Indonesia Trans TV................................................................... 17 2.3 Pengertian Persepsi ......................................................................................... 18 2.3.1 Macam-macam Persepsi......................................................................... 20 2.3.2 Prinsip-prinsip Persepsi.......................................................................... 21 2.3.3 Faktor-faktor Yang Menentukan Persepsi ............................................. 22 2.3.4 Efek-efek Persepsi.................................................................................. 23 2.3.5 Proses Terjadinya Persepsi ..................................................................... 24 2.3.6 Syarat Terjadinya Persepsi ..................................................................... 31 2.3.7 Pengukuran Persepsi .............................................................................. 32 2.4 Teori SOR ....................................................................................................... 32 2.5 Kerangka Berfikir............................................................................................ 34 2.6 Operasional Variabel ....................................................................................... 35 2.7 Penelitian Terdahulu ....................................................................................... 36
x
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 37 3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ................................................................. 37 3.2 Paradigma Penelitian ....................................................................................... 38 3.3 Instrumen Penelitian........................................................................................ 38 3.4 Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 41 3.4.1 Data Primer ............................................................................................ 41 3.4.2 Data Sekunder ........................................................................................ 41 3.5 Populasi dan sampel ........................................................................................ 42 3.5.1 Populasi .................................................................................................. 42 3.5.2 Sampel .................................................................................................... 42 3.6 Teknik Penarikan Sampel ............................................................................... 42 3.7 Teknik Pengolahan Data ................................................................................. 45 3.7.1 Pengeditan (Editing) ............................................................................... 45 3.7.2 Pemberian Kode (Coding) ..................................................................... 45 3.7.3 Tabulasi .................................................................................................. 45 3.8 Analisis Deskriptif .......................................................................................... 46 3.9 Lokasi Penelitian ............................................................................................. 48 BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................................ 49 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ............................................................................. 49 4.1.1 Dr. Oz Indonesia .................................................................................... 49
xi
4.2 Deskripsi Data ................................................................................................. 51 4.2.1 Karakteristik Responden ........................................................................ 51 4.2.1.1 Usia Responden .......................................................................... 51 4.2.1.2 Pekerjaan Responden ................................................................. 52 4.2.1.3 Frekuensi Menonton Tayangan Dr. Oz Indonesia ..................... 54 4.2.1.4 Perhatian Dalam Menonton Tayangan Dr. Oz Indonesia .......... 55 4.2.1.5 Durasi Menonton Tayangan Dr. Oz Indonesia .......................... 57 4.2.1.6 Tema Yang Menarik Bagi Penonton .......................................... 58 4.2.1.7 Masalah Kesehatan Yang Seringkali Dikeluhkan ...................... 59 4.2.1.8 Program Tayangan Yang Ditonton Pada Jam Yang Sama ......... 61 4.3 Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................................... 62 4.3.1 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator Perhatian Selektif (Selektif Attention) 1 ................................................................ 62 4.3.2 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator Perhatian Selektif (Selektif Attention) 2 ................................................................ 64 4.3.3 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator Perhatian Selektif (Selektif Attention) 3 ................................................................ 66 4.3.4 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator Perhatian Terfokus (Focused Attention) 1 ............................................................ 68 4.3.5 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator Perhartian Terfokus (Focused Attention) 2 ........................................................... 71 xii
4.3.6 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator Perhatian Terbagi (Divided Attention) .................................................................. 73 4.3.7 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator Perhatian Terus menerus (Sustained Attention) 1 ................................................. 74 4.3.8 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator Perhatian Terus menerus (Sustained Attention) 2 ................................................. 76 4.3.9 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator Perhatian Terus menerus (Sustained Attention) 3 ................................................. 78 4.3.10 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator Kurang Perhatian (Lack of Attention) ................................................................... 80 4.3.11 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator Pengalaman Masalalu 1......................................................................................... 82 4.3.12 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator Pengalaman Masalalu 2......................................................................................... 84 4.3.13 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator Pengalaman Sistem Nilai 1 ................................................................................... 86 4.3.14 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator Pengalaman Sistem Nilai 2 ................................................................................... 88 4.3.15 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator Tahu (Know) ......................................................................................................... 90 4.3.16 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator Memahami (Comprehention) 1 ............................................................................. 92 xiii
4.3.17 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator Memahami (Comprehention) 2 ............................................................................. 94 4.3.18 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator Aplikasi (Application) 1 ........................................................................................ 97 4.3.19 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator Aplikasi (Application) 2 ........................................................................................ 99 4.3.20 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator Analisis (Analysys) 1 ........................................................................................... 100 4.3.21 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator Analisis (Analysys) 2 ........................................................................................... 102 4.3.22 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator Sintesa (Syntesis) ................................................................................................ 104 4.3.23 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator Evaluasi (Evaluation) 1 ...................................................................................... 106 4.3.24 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator Evaluasi (Evaluation) 2 ...................................................................................... 108 4.4 Analisis Deskriptif Data ................................................................................ 110 4.4.1 Analisis Deskriptif Data Persepsi Penonton......................................... 110 4.4.2 Analisis Deskriptif Data Indikator Perhatian Khalayak ....................... 111 4.4.3 Analisis Deskriptif Data Indikator Penafsiran Khalayak ..................... 111 4.4.4 Analisis Deskriptif Data Indikator Pengetahuan Khalayak ................. 112
xiv
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................................ 112 BAB V PENUTUP .............................................................................................. 118 5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 118 5.2 Saran .............................................................................................................. 120 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 122 LAMPIRAN ........................................................................................................ 125
xv
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Operasionalisasi Variabel ..................................................................... 35 Tabel 2.3 Daftar Penelitian Terdahulu .................................................................. 36 Tabel 3.1 Skala Likert ........................................................................................... 40 Tabel 3.2 Skala Penilaian Rata-rata ...................................................................... 41 Tabel 3.3 Tabel Sampel Jumlah Warga Perumahan PCI RW.07 .......................... 44 Tabel 3.4 Kriteria Analisis Deskriptif Persentase ................................................. 47 Tabel 3.5 Jadwal Penelitian................................................................................... 48 Tabel 4.1 Usia Responden..................................................................................... 51 Tabel 4.2 Pekerjaan Responden ............................................................................ 52 Tabel 4.3 Frekuensi Menonton Tayangan Dr. Oz Indonesia ................................ 54 Tabel 4.4 Perhatian dalam menonton tayangan DR. Oz Indonesia ....................... 55 Tabel 4.5 Durasi menonton tayangan Dr. Oz Indonesia ....................................... 57 Tabel 4.6 Tema yang menarik bagi penonton ....................................................... 58 Tabel 4.7 Masalah kesehatan yang seringkali dikeluhkan .................................... 59 Tabel 4.8 Program tayangan yang ditonton pada jam yang sama ......................... 61 Tabel 4.9 Perhatian Selektif 1 ............................................................................... 63 Tabel 4.10 Perhatian Selektif 2 ............................................................................. 65 Tabel 4.11 Perhatian Selektif 3 ............................................................................. 67 Tabel 4.12 Perhatian terfokus 1 ............................................................................ 69 Tabel 4.13 Perhatian terfokus 2 ............................................................................ 71 Tabel 4.14 Perhatian Terbagi ................................................................................ 73 Tabel 4.15 Perhatian Terus-menerus 1.................................................................. 75
xvi
Tabel 4.16 Perhatian Terus-menerus 2.................................................................. 77 Tabel 4.17 Perhatian Terus-menerus 3.................................................................. 79 Tabel 4.18 Kurang Perhatian................................................................................. 81 Tabel 4.19 Pengalaman Masalalu 1 ...................................................................... 83 Tabel 4.20 Pengalaman Masalalu 2 ...................................................................... 85 Tabel 4.21 Sistem Nilai 1 ...................................................................................... 87 Tabel 4.22 Sistem Nilai 2 ...................................................................................... 89 Tabel 4.23 Tahu .................................................................................................... 91 Tabel 4.24 Memahami 1 ....................................................................................... 93 Tabel 4.25 Memahami 2 ....................................................................................... 95 Tabel 4.26 Aplikasi 1 ............................................................................................ 97 Tabel 4.27 Aplikasi 2 ............................................................................................ 99 Tabel 4.28 Analisis 1........................................................................................... 101 Tabel 4.29 Analisis 2........................................................................................... 103 Tabel 4.30 Sintesa ............................................................................................... 105 Tabel 4.31 Evaluasi 1 .......................................................................................... 107 Tabel 4.32 Evaluasi 2 .......................................................................................... 109
xvii
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Usia Responden ................................................................................ 52 Diagram 4.2 Pekerjaan Responden ....................................................................... 53 Diagram 4.3 Frekuensi Menonton Tayangan Dr. Oz Indonesia ........................... 55 Diagram 4.4 Perhatian Dalam Menonton Tayangan Dr. Oz Indonesia ................ 56 Diagram 4.5 Durasi Menonton Tayangan Dr. Oz Indonesia ................................ 58 Diagram 4.6 Tema Yang Menarik Bagi Penonton ................................................ 59 Diagram 4.7 Masalah Kesehatan Yang Seringkali Dikeluhkan ............................ 60 Diagram 4.8 Program Ttayangan Yang Ditonton Pada Jam Yang Sama ............. 62 Diagram 4.9 Perhatian Selektif 1 .......................................................................... 64 Diagram 4.10 Perhatian Selektif 2 ........................................................................ 66 Diagram 4.11 Perhatian Selektif 3 ........................................................................ 68 Diagram 4.12 Perhatian terfokus 1........................................................................ 70 Diagram 4.13 Perhatian Terfokus 2 ...................................................................... 72 Diagram 4.14 Perhatian Terbagi ........................................................................... 74 Diagram 4.15 Perhatian Terus-menerus 1............................................................. 76 Diagram 4.16 Perhatian Terus-menerus 2............................................................. 78 Diagram 4.17 Perhatian Terus-menerus 3............................................................. 80 Diagram 4.18 Kurang Perhatian ............................................................................ 82 Diagram 4.19 Pengalaman Masalalu 1 ................................................................. 84 Diagram 4.20 Pengalaman Masalalu 2 ................................................................. 86 Diagram 4.21 Sistem Nilai 1 ................................................................................. 88 Diagram 4.22 Sistem Nilai 2 ................................................................................. 90 xviii
Diagram 4.23 Tahu................................................................................................ 92 Diagram 4.24 Memahami 1 .................................................................................. 94 Diagram 4.25 Memahami 2 .................................................................................. 96 Diagram 4.26 Aplikasi 1 ....................................................................................... 98 Diagram 4.27 Aplikasi 2 ..................................................................................... 100 Diagram 4.28 Analisis 1...................................................................................... 102 Diagram 4.29 Analisis 2...................................................................................... 104 Diagram 4.30 Sintesa .......................................................................................... 106 Diagram 4.31 Evaluasi 1 ..................................................................................... 108 Diagram 4.32 Evaluasi 2 ..................................................................................... 110
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Model S-O-R .......................................................................... 33 Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir .................................................................. 34 Gambar 4.1 Cover talk show Dr. Oz Indonesia .................................................... 50
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner ........................................................................................ 122 Lampiran 2 Data dan Jawaban Responden ........................................................ 128 Lampiran 3 Dokumentasi ................................................................................... 134 Lampiran 4 Buku Bimbingan Skripsi ................................................................ 135 Lampiran 5 Biodata Penulis ............................................................................... 137
xxi
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah Keseharian hidup manusia yang selalu bersosialisasi serta berinteraksi satu
sama lain memang tidak luput dari komunikasi. Komunikasi merupakan hal terpenting dalam kehidupan seseorang, tanpa adanya komunikasi tentu manusia akan kesulitan untuk saling berinteraksi, mengekspresikan dirinya dan juga merasa tidak mempunyai kehidupan yang berarti. Hal ini terbukti bahwa tanpa berkomunikasi maka tidak ada ilmu atau wawasan yang didapat, karena hal itu sangat menjadi sumber inspirasi dan suatu manfaat bagi pengguna komunikasi. Kegiatan komunikasi juga mempunyai tujuan yakni mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya menjadi sasaran komunikasi.1 Salah
satu
bentuk
komunikasi
adalah
komunikasi
massa.
Pool
mendefinisikan komunikasi massa sebagai komunikasi yang berlangsung dalam situasi interpored ketika antara narasumber dan penerima tidak terjadi kontak secara langsung, pesan-pesan komunikasi mengalir kepada penerima melalui saluransaluran media massa, seperti surat kabar, majalah, radio, film atau televisi.2 Penemuan televisi merupakan salah satu media sosial yang sering digunakan dalam memberikan suatu informasi publik, televisi berkembang sesuai dengan
1
Sendjaja, S. D. 2003. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Hal.11 2 Wiryanto. 1999. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Grasindo. Hal.60
1
2
perkembangan zaman. Televisi merupakan salah satu bentuk media massa elektronik yang mempunyai fungsi sebagai hiburan maupun sarana informasi. Selain fungsinya sebagai sarana hiburan dan pendidikan, televisi juga sangat berpeluang untuk menjual informasi menjadi ajang sarana berbisnis untuk mendapatkan keuntungan. Bahkan saat ini televisi sudah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Televisi merupakan salah satu jenis media komunikasi massa yang paling efektif diantara media-media yang lain, hal itu dikarenakan sifatnya yang audio-visual (pandang dengar), serta karakteristiknya yang mampu menyampaikan pesan kepada audien yang sangat luas. Televisi merupakan salah satu alat elektronik yang cukup bisa memuaskan bagi para penontonnya. Penonton saat ini sangat di manjakan dengan penyajian acara televisi yang cukup beragam baik acara hiburan seperti musik, drama, non-drama, veriety show, talk show, juga quiz show. Selain hiburan televisi juga ajang untuk mendapat pendidikan atau pengetahuan mulai dari informasi berita-berita baik dalam maupun luar negeri, informasi kebutuhan sehari-hari, informasi dunia fashion, informasi kesehatan, serta informasi lainnya.3 Program acara yang menarik tentunya mampu mengundang perhatian banyak bagi penontonnya, dan begitu sebaliknya apabila program acara tidak dapat menarik audien maka acara tersebut akan ditinggalkan, baik para pemirsa maupun para
3
Ibid. Hal.12
3
pemasang iklan di acara tersebut. Salah satu program acara televisi yang digemari dan relatif oleh para pemirsa adalah talk show. Talk show bukan hal yang baru lagi saat ini. Hampir setiap harinya stasiun televisi baik stasiun swasta maupun stasiun pemerintah selalu menayangkan talk show, yaitu adalah sebuah program yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara (host). Banyaknya program talk show di beberapa stasiun televisi membuat Trans TV rasanya perlu memberikan konsep acara yang berbeda dari stasiun televisi lain, tetapi juga berusaha memberikan tayangan yang menarik dan bermanfaat bagi para pemirsanya. Salah satu yang menarik perhatian dari program di Trans TV adalah program talk show Dr. Oz Indonesia. Pada tanggal 27 April 2013, Dr. Oz Indonesia hadir di Trans TV secara komersil, dengan jadwal tayang setiap hari sabtu dan minggu pukul 15.00 WIB. Dr. Oz Indonesia merupakan program talk show yang menampilkan diskusi dengan topik mengenai dunia kesehatan dan gaya hidup yang sehat. Program ini bukan hanya menghibur tetapi yang paling utama dapat menjadi inspirasi bagi pemirsa untuk berani mewujudkan kehidupan yang sehat untuk menuju kehidupan yang lebih baik. Tujuan dari konsep acara ini ialah dapat memberikan wawasan baru mengenai kehidupan yang sehat dan bahagia. Topik-topik yang diangkat dalam Dr. Oz Indonesia ialah mengenai gaya hidup yang sehat dan berbagai isu terkini berdasarkan pengalaman para narasumber
4
maupun opini dari para pakar. Salah satu narasumbernya adalah para pakar dibidangnya yang akan memberikan informasi pengobatan, mulai dari bagaimana mencegahnya sampai mengobati penyakit. Program ini terdiri dari 6 segmen yaitu Story of The Day mengupas langsung dalam sebuah diskusi bersama para pakar dan memberikan solusi sebagai penutupnya. The Truth Tube membahas pengalaman dari seorang narasumber tentang pengalaman medis mereka, yang berbeda-beda setiap episodenya. Lab Session mengungkapkan problema kesehatan dalam konsep laboraturium yang dikemas atraktif dan fun. Pada segmen Activities, dr. Ryan Thamrin akan mengajak audience di studio untuk terlibat langsung dalam sebuah topik yang diangkat. Audience di studio dan di rumah pun berkesempatan bertanya langsung kepada dr. Ryan Thamrin mengenai kesehatan dalam Ask The Doctor. Di akhir segmen akan ditutup dengan Doctor's Order berbagai tips kesehatan Dr. Oz Indonesia.4 Penulis menyadari, bahwa masyarakat menjadi kajian penting dalam melihat seberapa besar perhatian dalam hal ini yang menimbulkan persepsi dalam diri masyarakat terhadap tayangan tersebut, terutama dalam masalah yang menyangkut kesehatan. Sebab, tayangan ini bisa dikatakan sebagai media edukasi mengenai kesehatan. Masyarakat menjadi bagian penting dalam mengenal negerinya lewat kepeduliannya terhadap masalah kesehatan dan permasalahan-permasalahan yang terjadi di negeri ini.
4
http://www.tabloidbintang.com/articles/film-tv-musik/kabar/5116-daftar-nominasi-panasonic-gobelawards-2014 .Diakses pada tanggal: 8 Oktober 2014. Pukul: 13:21.WIB.
5
Berkaitan dengan itu maka peneliti ingin mengetahui Persepsi Penonton Tentang Tayangan talk show Dr. Oz Indonesia Trans TV. Sedangkan objek dari penelitian ini adalah pemirsa tayangan Dr. Oz Indonesia yang berada di Cilegon. Peneliti memilih lokasi di wilayah Cilegon kerena menurut hasil Survey dari Dinas Kesehatan Kota Cilegon pada tahun 2014 tingkat penyakit yang terjadi masih sangat tinggi. Adapun 10 tingkat penyakit terbesar Kota Cilegon adalah :5 NO
Nama Penyakit
Jumlah Kasus
1.
Penyakit saluran pernafasan bagian atas
57124 kasus
2.
Penyakit rongga mulut
176886 kasus
3.
Penyakit pada sistem otot dan jaringan pengikat
164720 kasus
4.
Penyakit kelainan kulit dan jaringan sub Kutan
121777 kasus
5.
Penyakit infeksi pada usus
89270 kasus
6.
Penyakit lain pada sistem pencernaan
85988 kasus
7.
Penyakit tekanan darah tinggi
44047 kasus
8.
Penyakit endokrin dan metabolic
26563 kasus
9.
Penyakit mata dan adneksia
24149 kasus
10.
Penyakit virus
19577 kasus
Penelitian ini dirasa penting sebagai informasi dan pengetahuan baru untuk pembacanya dan juga para pemirsanya agar dapat berpersepsi positif atau negatif tentang tayangan Dr. Oz Indonesia. Selain itu, penelitian ini bisa sebagai dasar pemikiran untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan persepsi. 5
Dinas Kesehatan Kota Cilegon, 2014
6
Oleh sebab itulah penelitian ini mencoba melihat bagaimana persepsi penonton terhadap tayangan Dr. Oz Indonesia. Dari pertanyaan itu, maka dalam penulisan skripsi ini berjudul “PERSEPSI PENONTON TAYANGAN Dr. Oz Indonesia TRANS TV” 1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan
latar
belakang
masalah
tersebut
maka
yang
menjadi
permasalahan dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana Persepsi Penonton Tayangan Dr. Oz Indonesia Trans TV?” 1.3
Identifikasi Masalah Pada penelitian ini, masalah diidentifikasi melalui butir-butir pertanyaan
sebagai berikut: 1) Bagaimana perhatian penonton tayangan Dr. Oz Indonesia Trans TV? 2) Bagaimana penafsiran penonton tayangan Dr. Oz Indonesia Trans TV? 3) Bagaimana pengetahuan penonton tayangan Dr. Oz Indonesia Trans TV? 1.4
Tujuan Penelitian Tujuan diadakan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui bagaimana perhatian penonton tayangan Dr. Oz Indonesia Trans TV? 2) Untuk mengetahui bagaimana penafsiran penonton tayangan Dr. Oz Indonesia Trans TV?
7
3) Untuk mengetahui bagaimana pengetahuan penonton tayangan Dr. Oz Indonesia Trans TV? 1.5
Manfaat Penelitian Manfaat
penelitian
diharapkan
dapat
memberikan
manfaat
bagi
pengembangan suatu ilmu. Berkaitan dengan tema penelitian, maka manfaat penelitian ini terbagi menjadi manfaat akademik dan praktek, yang secara umum diharapkan mampu mendatangkan manfaat bagi perkembangan Ilmu Komunikasi dan Ilmu Hubungan Masyarakat pada khususnya. 1. Manfaat Akademis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap teori-teori yang digunakan setelah diadakan penelitian pada warga di Cilegon. Penelitian ini juga diharapkan menjadi referensi bagi Mahasiswa Ilmu Komunikasi, khususnya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sedang dan untuk peneliti lain yang ingin mengkaji lebih dalam mengenai Persepsi Penonton Tayangan talk show Dr. Oz Indonesia Trans TV. 2. Manfaat Praktis. Penelitiaan ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk stasiun televisi khususnya Trans TV, untuk lebih kreatif dalam membuat konsep acara yang akan
menjadi
tren
program
menimbulkan minat menonton.
kesehatan
tubuh,
menghibur
sehingga
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Komunikasi Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa Latin, yaitu cum, kata
depan yang artinya dengan atau bersama dengan, dan kata units, kata bilangan yang berarti satu. Dua kata tersebut membentuk kata benda communio, yang dalam bahasa Inggris disebut dengan communion, yang berarti kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan, atau hubungan. Karena untuk melakukan communio diperlukan usaha dan kerja. Kata communio dibuat kata kerja communicate yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang, tukar menukar, membicarakan sesuatu dengan orang, memberitahukan sesuatu kepada seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan. Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian pesan informasi serta pembentukan pendapat dan sikap.6 Interaksi antara dua orang atau lebih merupakan syarat utama dalam komunikasi, “komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain, yang pada gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam”.7
6
Onong Effendy Uchjana. 2005. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek Bandung: Remaja Rosdakarya. Cetakan kesembilan belas. Hal.10 7 Everett M. Rogers, 2009. Communication of Inovation. New York: London
8
9
Menurut Tubbs dan Moss komunikasi diartikan sebagai proses pembentukan makna diantara dua orang atau lebih. Paling tidak, ini merupakan suatu definisi parsial, yang akan diperluas dalam pembahasan tentang hasil komunikasi. Keragaman tersebut, hendaknya tidak dipandang buruk, justru sebaliknya memberikan perspektif lebih luas pada ilmu komunikasi. Dengan demikian, untuk menemukan hakikat komunikasi dibutuhkan pendekatan-pendekatan atau memilih asumsi-asumsi relevan. Gary Crokhite merumuskan empat (4) asumsi pokok komunikasi yang dapat membantu memahami komunikasi: 1) Komunikasi adalah suatu proses (communication is a process); 2) Komunikasi adalah pertukaran pesan (communication is a transactive); 3) Komunikasi adalah interaksi yang bersifat multidimensi (communication is a multi-dimensional). Artinya, karakteristik sumber, saluran, pesan, audien, dan efek dari pesan, semuanya berdimensi kompleks; 4) Komunikasi merupakan interaksi yang mempunyai tujuan-tujuan atau maksud-maksud ganda (communication is multipurposeful).8 2.1.1
Komunikasi Massa Komunikasi massa di ambil dari bahasa inggris, mass communication
pendekatan melalui mass media communication (komunikasi media massa). Artinya komunikasi yang “mass mediated” atau hanya termanifest melalui kegiatan siaran media massa atau melalui media. Definisi paling sederhana tentang komunikasi
8
Ahmad Sihabudin & Winangsih, Rahmi. 2012. Komunikasi Antar manusia. Serang: Getok Tular. Hal.18-19
10
massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah orang.9 Sedangkan komunikasi massa sebagai komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak maupun elektronik, yang dikelola sebuah lembaga yang ditunjukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim, dan heterogen.10 Dalam hal ini Dr. Oz Indonesia adalah salah satu produk komunikasi massa elektronik yang disiarkan secara nasional dan dapat dilihat oleh jutaan penduduk Indonesia yang tersebar di banyak tempat dan sifatnya heterogen. Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa modern, yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas, siaran radio dan televisi yang ditujukan kepada umum, dan film yang di pertunjukan digedung-gedung bioskop. Lazimnya media massa modern menunjukan seluruh sistem dimana pesanpesan diproduksikan, dipilih, disiarkan, diterima dan di tanggapi.11 2.1.2
Fungsi Komunikasi Massa Media massa adalah
faktor lingkungan yang mengubah perilaku
khalayak melalui proses pelaziman klasik, pelaziman operan atau proses imitasi (belajar sosial). Dua fungsi dari media massa adalah media massa memenuhi kebutuhan akan fantasi dan informasi.12
9
Jalaludin Rakhmat. 2009.Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hal.75 Deddy Mulyana. 2010. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hal.83 11 Onong Effendy Uchjana.2003. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti. Hal.79 12 Ibid. Hal.76 10
11
Berikut adalah fungsi khusus dari komunikasi massa, diantaranya: 1. Menghibur, media massa memberi hiburan untuk mendapatkan perkataan dari khalayak sebanyak mungkin sehinga dapat menjual kepada para pengiklan. 2. Meyakinkan, media berusaha meyakinkan (to persuade) khalayak atas suatu peristiwa persuasi ini dapat dalam banyak bentuk yaitu: mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan/nilai seseorang menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu. 3. Memberikan Informasi, media memberikan informasi kepada khalayak baik berupa pengetahuan tentang musik, maupun ekonomi.13 2.2
Televisi Kemajuan teknologi membuka kesempatan belajar orang sejak usia dini,
yaitu dengan cara meyerap informasi dan pengetahuan melalui televisi. Mutu hasil pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh sarananya tapi juga oleh pembelajarnya. Televisi membuka peluang bagi bayi untuk langsung bisa tumbuh menjadi pembelajar yang berbeda.14 Televisi adalah salah satu dari bagian komunikasi massa, di mana sasaran yang dituju adalah bersifat heterogen. Masyarakat yang menjadi mangsanya telah mempunyai persepsi berlainan terhadap produk yang di tawarkan, hal ini dipengaruhi dari tingkat pendidikan serta pengalaman seseorang. Sebuah tayangan
13 14
Joseph Devito, A. 1997. Komunikasi Antar Manusia, ed kelima terjemahan Agus. Hal.518
Wawan Kuswandi. 2008. Komunikasi Massa Analisis Interaktif Budaya Massa. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Hal.95
12
televisi dapat mempengaruhi jiwa seseorang berpretensi terhadap sesuatu pengertian bahwa terdapat sesuatu hal yang tidak beres dengan diri seseorang, oleh karena itu setiap orang berusaha memenuhi kriteria-kriteria tertentu, untuk menutupi ketidakberesan tersebut. Berbagai macam usaha dilakukan guna mendapat sesuatu yang kurang dari dirinya hingga pada akhirnya nanti mendapatkan solusi, dan dapat tampil lebih percaya diri dalam lingkungan masyarakatnya. Televisi dinilai mampu menggiring pikiran pemirsa untuk mau mengikuti apa yang divisualisasikan dengan hebatnya, hingga seseorang terbius oleh pesan yang ada dibalik kemasan produk citraanya. Lihatlah seorang gadis karena keteknya bau
menyengat
ketika
melakukan
aktivitas,
maka
teman-temannya
meninggalkannya, namun setelah memakai produk rexona yang dipakai oleh tementemannya tadi, maka kepercayaan diri mulai muncul dan tanpa rasa takut dia menari dengan mengangkat tangan di hadapan temannya yang meninggalkannya tadi tanpa rasa ragu. Bagaimana kekuatan sebuah tayangan televisi, dapat mempengaruhi para pemirsa tentang illustrasi yang ditontonnya lewat tayangan televisi. Tidak sedikit masyarakat yang percaya dengan produk-produk citraan hasil rekonstruksi dari tayangan televisi, hingga masyarakat mau membelinya demi semata-mata menaikkan citra dirinya, seperti dilakukan oleh para gadis-gadis melakukan hal yang sama di layar televisisi itu.15 Memasuki Millenium ketiga, perkembangan teknologi telah merubah perdaban manusia menjadi luar biasa, terutama dunia informasi yang membuat
15
Graeme Burton. 2008. Media dan Budaya Populer. Penyadur: Alfathri Adlin. Yogyakarta: Jalan Sutra. Hal.165
13
komunikasi antar manusia semakin dekat dan keberadaan dunia semakin mengecil terasa dalam genggaman tangan. Situasi ini menjelaskan, bahwa “Perkembangan teknologi informasi memungkinkan manusia hidup dalam ruang di mana anggapan mitos “ada” menjadi dunia citraan media massa”. Kenyataan ini menjawab bahwa teknologi informasi yang berkembang dengan pesatnya, dipakai sebagai alat atau sarana untuk menciptakan suatu kesan bahwa “dunia citraan” bukanlah suatu realitas kehidupan yang sebenarnya, namun dunia dalam angan-angan yang di hadirkan itu, sebagai bentuk realitas yang dicitrakan sebagai representatif dari realitas dunia sebenarnya. Dari sinilah media televisi yang berkaiatan erat dengan kehidupan masyarakat, turut mengekspose dan mengukuhkan citraan dari bentukbentuk illustrasi yang tervisualisasi ke dalam alam pikiran masyarakat, melalui program tayangannya itu. Karakteristik televisi memiliki kelebihan dibanding media massa yang lain, diantaranya16: a. Audiovisual Televisi memiliki kelebihan yakni dapat dilihat dan didengar. Keberadaan fasilitas gambar dan suara pada televisi dapat menghindari khalayak dari kejenuhan. b. Berpikir dalam gambar Terdapat dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar. Pertama, visualisasi yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung
16
Elvinaro Ardianto, Lukiati Komala, Siti Karlinah. 2007. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Hal.137
14
gagasan yang menjadi gambar secara individual. Pada proses visualisasinya pengarah acara harus sanggup mengolah gambar-gambar dari objek tertentu sehingga mengandung makna yang sesuai. Proses berpikir yang kedua adalah penggambaran (picturization), yaitu merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya mengandung makna. c. Pengoperasian lebih kompleks Dibandingkan media massa jenis radio, pengoperasiannya televisi lebih kompleks dan lebih melibatkan banyak orang. Untuk menayangkan acara siaran berita yang dibawakan oleh dua orang pembaca berita saja misalnya, membutuhkan sedikitnya sepuluh orang yang terlibat. Mereka terdiri dari produser, pengarah acara, pengarah teknik, pengarah studio, pemandu gambar, dua sampai tiga juru kamera, juru audio, juru rias, dan lainnya. Dari definisi televisi dapat kita simpulkan bahwa segala yang disiarkan pada media massa televisi merupakan sebuah tayangan atau program. Penjelasan tersebut hanya menyentuh gambaran umum saja, sedangkan jenis-jenis tayangan atau program yang disiarkan di televisi beragam dan jumlahnya banyak. Berikut adalah jenis-jenis tayangan telvisi:17
17
News reporting (Laporan Berita)
Talk show
Deddy Iskandar Muda. 2005. Jurnalistik Televisi; Menjadi Reporter Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hal.9
15
Call in show
Documentary
Magazine
Rural Program
Advertising
Education/Instructional
Art & culture
Music
Operas/ Drama
Movie
Game show
Comedy Dari bermacam jenis acara tayangan di atas, tidak semuanya harus disiarkan
oleh televisi. Hal ini merupakan penyesuaian kebijakan dari suatu industri televisi. Tayangan televisi juga dapat dibagi menjadi tayangan yang berupa hasil karya artistik dan hasil karya jurnalistik.18 “Dr. Oz Indonesia” yang menjadi fokus penelitian penulis saat ini tergolong sebagai jenis tayangan kategori talk show, dengan berinteraksi langsung bersama publik dan memberikan informasi-informasi yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Tayangan ini juga menjawab banyak pertanyaan yang diajukan oleh
18
Ibid. Hal.81
16
pemirsanya baik di dalam maupun di luar studio, dengan begitu interaksi dengan publik menjadi lebih aktif. 2.2.1
Talk show Siaran kata atau talk show alias dialog di TV dipandang dari ruang publik,
tentu harus bebas dari pengaruh market. Pengaruh besar berkaitan erat dengan rating yang akan memancing banyak pemasang iklan. Untuk menjadi siaran yang sukses menurut rating, maka diadopsilah unsur-unsur populer dari progam acara hiburan. Program talk show adalah program yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara (host). Mereka yang diundang adalah orang-orang yang berpengalaman langsung dengan peristiwa atau topik yang diperbincangkan atau mereka yang ahli dalam masalah yang tengah dibahas.19 Definisi program talk show adalah program pembicaraan tiga orang atau lebih mengenai suatu permasalahan. Dalam program ini masing-masing tokoh yang diundang dapat saling berbicara mengemukakan pendapat dan presenter bertindak sebagai moderator yang kadang-kadang juga melontarkan pendapat atau membagi pembicaraan.20 Dari pengertian di atas program talk show sebetulnya program yang dapat memperkaya wawasan penonton akan suatu permasalahan. Namun, tetap saja 19
Morissan
M.A. 2008. Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Hal.222 20
Fred Wibowo. 2009. Teknik Produksi Program Penyiaran Televisi. Yogyakarta: Pinus Book
Publisher. Hal.82
17
program tersebut tidak menarik jika tidak dilakukan upaya-upaya untuk membuat program menjadi menarik. Kunci utama dari kesuksesan program talk show ini adalah kemampuan moderator dalam hal ini presenter dalam mengendalikan dan menjaga pembicaraan agar tetap segar, tetapi bisa jadi tegang juga. Tentu saja topik dan pemilihan tokoh yang saling berhadapan dalam topik tersebut akan menjadikan perdebatan sangat menarik. Oleh karena itu perencanaan juga merupakan bagian yang penting.21 2.2.2
Dr. Oz Indonesia Trans TV Dr. Oz Indonesia memiliki sebuah konsep talk show yang fokus pada topik
mengenai dunia kesehatan dan gaya hidup yang sehat. Tujuan dari konsep acara ini ialah dapat memberikan wawasan baru mengenai kehidupan yang sehat dan bahagia. Disiarkan setiap hari Sabtu dan Minggu pukul 15.00 WIB. Topik-topik yang diangkat dalam Dr. Oz Indonesia ialah mengenai gaya hidup yang sehat dan berbagai isu terkini berdasarkan pengalaman para narasumber maupun opini dari para pakar. Salah satu narasumbernya adalah para pakar dibidangnya yang akan memberikan informasi pengobatan, mulai dari bagaimana mencegahnya sampai mengobati penyakit. Dan tentunya dr. Ryan Thamrin sebagai host akan membahas bersama topik-topik tersebut.
21
Wawan Kuswandi. 2008. Komunikasi Massa Analisis Interaktif Budaya Massa. Jakarta: PT. Rineka
Cipta. Hal.107
18
2.3
Pengertian Persepsi Persepsi merupakan akar dari pendapat yang dikemukakan oleh seseorang di
mana persepsi seseorang bisa saja berbeda satu dengan yang lainnya berdasarkan tingkat pengetahuan dan perngertian seseorang mengenai sesuatu hal. Ketika muncul sebuah pendapat yang dikemukakan oleh seseorang, maka pasti ada persepsi yang mendahuluinya. Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubunganhubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.22 Persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita. Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (penafsiran) adalah inti persepsi yang identik dengan penyandian balik (decoding) dalam proses komunikasi. Brian Fellow mengatakan bahwa persepsi adalah proses yang memungkinkan suatu organisme menerima dan menganalisis informasi.23 Kesadaran mengenai betapa pentingnya persepsi dalam diri manusia ini kemudian menuntut para ahli untuk mendalami cara dalam merubah paksa persepsi seseorang. Salah satu diantaranya adalah seni hipnotis, yakni seni penerapan sugesti untuk membentuk pandangan baru terhadap sesuatu yang bahkan dapat secara ajaib menentang realitas. Dalam konteks persepsi, posisi benar dan salah itu akan terasa 22
23
Jalaludin Rakhmat. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hal.51
Deddy Mulyana. 2002. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hal.167-168
19
hambar dan membingungkan, karena berkaitan dengan kemampuan masing-masing orang dalam memandang dan menyimpulkan, sehingga tentu sangatlah diperlukan cara bagi kita untuk memaksakan persepsi. Dari sinilah kemudian sangat terasa pentingnya pendidikan, pergaulan, pengajian dan pengkajian terhadap suatu bidang pemahaman. Pemuka agama akan memaksakan persepsi tentang agama yang dianutnya bagi para penganutnya. Pendidik akan memaksakan persepsi tentang suatu pemahaman terhadap muridnya. Ahli kriminal akan memaksakan persepsi terhadap anak buahnya. Seorang atasan akan memaksakan persepsi terhadap bawahannya. Orang tua akan memaksakan persepsi terhadap anaknya. Dan begitu seterusnya. Tentu saja, “memaksakan” persepsi disini dimaksudkan untuk menghindari perbedaan ekstrim (karena hakikatnya tidak bisa disamakan) antar personal dalam suatu lingkungan. Disini tampak sekali pentingnya pemaksaan dalam persepsi, dengan terlepas dari persoalan baik dan buruknya persepsi yang ditanamkan. Persepsi yang timbul dari sebuah tayangan terlebih dahulu akan melalui berbagai macam indikator. Sedangkan persepsi itu sendiri didefinisikan sebagai proses internal yang kita lakukan untuk memilih, mengevaluasikan dan mengasumsikan rangsangan dari lingkungan eksternal. Peristiwa atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan yang kemudian dikenal dengan persepsi. Persepsi kita sering
20
tidak cermat, salah satu penyebabnya adalah asumsi atau pengharapan kita. Kita mempersepsikan sesuatu atau seseorang sesuai dengan pengharapan kita.24 Beberapa bentuk kekeliruan dan kegagalan persepsi tersebut adalah kesalahan atribusi proses internal dalam diri kita untuk untuk memahami penyebab perilaku orang lain. Dalam usaha mengetahui orang lain, kita menggunakan beberapa sumber informasi. Misalkan, kita mengamati penampilan fisik mereka, karena faktor-faktor seperti usia, gaya pakaian, dan daya tarik dapat memberikan isyarat mengenai sifat-sifat utama mereka. Salah satu sumber kesalahan atribusi lainnya adalah pesan yang dipersepsikan tidak utuh atau tidak lengkap, sehingga kita
berusaha
menafsirkan
pesan
tersebut
dengan
menafsirkan
sendiri
kekurangannya, atau “mengisi” kesenjangan dan mempersepsikan rangsangan atau pola yang tidak lengkap itu sebagai pelengkap. Maka dapat disimpulkan bahwa kurangnya informasi dapat menimbulkan persepsi yang salah dan kelengkapan informasi akan membantu penerima informasi untuk memiliki persepsi yang lebih cermat.25 2.3.1 Macam-macam Persepsi Persepsi manusia sebenarnya terbagi menjadi dua yaitu: 1. Persepsi Terhadap Objek (Lingkungan Fisik) Persepsi terhadap objek (lingkungan fisik) adalah proses penafsiran terhadap 24
25
objek-objek
yang
tidak
bernyawa
disekitar.
Dalam
Jalaludin Rakhmat. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hal.51
Deddy Mulyana. 2004. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hal.211
21
mempersepsikan lingkungan fisik, terkadang indera kita melakukan kekeliruan. Indera kita tidak jarang menipu kita, sehingga kita juga ragu seberapa dekat persepsi kita dengan realitas sebenarnya. Ada beberapa faktor yang mampu mempengaruhi persepsi terhadap objek, yaitu: latar belakang pengalaman, latar belakang budaya, suasana psikologis, pengharapan, dan kondisi faktual panca indera.26 2. Persepsi Terhadap Manusia (Sosial) Persepsi terhadap manusia (sosial) adalah proses menangkap arti objekobjek sosial dan kejadian-kejadian yang kita alami dalam lingkungan sekitar. Setiap manusia memiliki gambaran berbeda mengenai realitas disekelilingnya.27 2.3.2
Prinsip-prinsip Persepsi Berikut ini adalah beberapa prinsip penting mengenai persepsi28: 1. Persepsi Berdasarkan Pengalaman Persepsi manusia terhadap seseorang, objek atau kejadian dan reaksi mereka terhadap hal-hal itu berdasarkan pengalaman (dan pembelajaran) masalalu yang berkaitan dengan orang, objek atau kejadian serupa. 2. Persepsi Bersifat Selektif Atensi dipengaruhi oleh faktor-faktor internal: faktor biologis (lapar dan haus), faktor fisiologis (gemuk, kurus, tinggi, pendek, sehat, sakit),
26
Deddy Mulyana. 2004. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hal. 184-190 27 Ibid. Hal: 191 28 Ibid. Hal:191-207
22
faktor psikologis (kesedihan, kemarahan), dan faktor sosial budaya (gender, agama, pekerjaan, penghasilan). 3. Persepsi Bersifat Dugaan Proses persepsi
yang bersifat dugaan itu memungkinkan kita
menafsirkan suatu objek dengan makna yang lebih lengkap dari satu sudut pandang manapun. Dugaan diperlukan untuk membuat kesimpulan berdasarkan informasi yang tidak lengkap lewat pengindraan itu. 4. Persepsi Bersifat Evaluatif Persepsi bersifat pribadi dan subjektif. Menggunakan kata-kata Andrea L. Rich, “Pesepsi pada dasarnya mewakili keadaan fisik dan psikologi individu alih-alih menunjukkan karakteristik dan kualitas mutlak obejek yang dipersepsi. 5. Persepsi Bersifat Konteksual Rangsangan dari luar harus diorganisasikan. Dari semua pengaruh dalam persepsi, konteks merupakan salah satu pengaruh yang paling kuat. Konteks
rangsangan
sangat
mempengaruhi
struktur
kognitif,
pengahrapan dan persepsi kita. 2.3.3
Faktor-faktor Yang Menentukan Persepsi Ada dua faktor yang menentukan persepsi yaitu sebagai berikut29: 1. Faktor Fungsional Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masalalu, dan halhal lain yang termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor-faktor
29
Jalaludin Rakhmat. 2011. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hal.54-60
23
personal. Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimulus, tetapi karakteristik orang yang memberikan respon pada stimulus itu. 2. Faktor Struktural Faktor struktural berasal semata-mata dari sifat stimulus fisik dan efekefek syaraf yang ditimbulkannya pada system syaraf individu. 2.3.4
Efek-efek Persepsi Ada tiga dimensi efek Persepsi, yaitu kognitif, afektif, dan konatif (behavior). Berikut penjelasannya: 1. Efek Kognitif Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini akan dibahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari
informasi
yang
bermanfaat
dan
mengembangkan
keterampilan kognitif. Melalui media massa, kita memperoleh informasi tentang benda, orang, atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara langsung. 2. Efek Afekif Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan hanya sekedar memberitahu kepada khalayak agar menjadi tahu tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu setelah mengetahui
informasi
merasakannya.
yang
diterimanya
khalayak
diharapkan
24
3. Efek Konatif Efek konatif (behavioral) merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan, atau kegiatan. Adegan kekerasan dalam televise atau film akan mengakibatkab orang menjadi beringas. Namun, semua informasi dari berbagai media itu tidak mempunyai efek yang sama. 2.3.5
Proses Terjadinya Persepsi Proses persepsi terjadi dua tahap yaitu tahap atensi dan tahap penafsiran :
tahap atensi adalah tahap dimana kita memperhatikan stimuli (tahap penyaringan perhatian) yang didahului oleh tereksposnya seseorang pada rangsangan tertentu. Oleh karena itu proses ini terjadi dalam alam sadar, maka sebelumnya ia harus menyadari adanya rangsangan itu melalui mekanisme panca indera. Unsur Persepsi terhadap objek yang dituju adalah program Dr. Oz Indonesia yang dimana program tersebut menggambarkan tentang pemberian informasi dari narasumber dan memiliki tema yang dideskripsikan kepada khalayak. Persepsi tersebut meliputi host/pembawa acara, narasumber dan tema yang disampaikan. Atensi atau perhatian berarti sebelum manusia merespons atau menafsirkan objek atau kejadian atau rangsangan apapun, manusia atau kita terlebih dahulu memperhatikan kejadian atau rangsangan tersebut. Jadi persepsi mensyaratkan kehadiran suatu objek untuk di persepsi, termasuk orang lain atau diri sendiri.30 Dalam banyak kasus, rangsangan yang menarik perhatian, cenderung dianggap lebih 30
Deddy Mulyana. 2004. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hal.167
25
penting daripada yang tidak menarik perhatian. Rangsangan seperti ini biasanya menjadi penyebab kejadian-kejadian berikutnya, itulah sebabnya orang yang paling kita perhatikan cenderung dianggap orang yang paling berpengaruh. Dengan perkataan lain, kita akan memperhatikan apa yang kita anggap bermakna bagi kita, dan kita tidak akan memperhatikan apa yang tidak bermakna bagi kita. Faktor-faktor yang terdapat di dalam tahap perhatian yaitu : Faktor eksternal penarik perhatian faktor situasional terkadang disebut sebagai determinan perhatian yang bersifat eksternal atau penarik perhatian (attention getter). Stimuli diperhatikan karena mempunyai sifat-sifat yang menonjol, antara lain: 1. Gerakan, seperti organisme yang lain, manusia secara visual tertarik pada objek-objek yang bergerak. 2. Intensitas stimuli, kita akan memperhatikan stimuli yang lebih menonjol dari stimuli yang lain. 3. Kebaruan (Novelly), hal-hal yang baru, yang luar biasa, yang berbeda, akan menarik perhatian. 4. Perulangan, hal-hal yang disajikan berkali-kali yang disertai dengan sedikit variasi, akan menarik perhatian.31 Faktor-faktor fungsional yang menentukan persepsi. Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masalalu dan hal-hal yang lain yang termasuk apa yang disebut sebagai faktor-faktor personal. Yang menentukan persepsi bukan
31
Jalaludin Rakhmat. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hal.52
26
jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respons pada stimuli itu. Faktor-faktor struktural yang menentukan persepsi. Faktor-faktor struktural berasal semata-mata dari sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkannya pada sistem saraf individu. Interprestasi adalah tahap terpenting dari persepsi, yaitu menafsirkan atau memberi makna atau informasi yang sampai kepada kita melalui panca indera. Persepsi ditentukan oleh beberapa faktor yang berasal dari stimulus, yaitu32: 1. Perhatian Proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Sedangkan atensi yang dipengaruhi oleh faktor eksternal, yakni atribut-atribut objek yang dipersepsi seperti gerakan, kontras kebaruan, perulangan objek yang dipersepsi. Faktor yang memengaruhi persepsi dan ingatan adalah perhatian (attention). Perhatian merupakan aktivitas menjaga sesuatu tetap dalam pikiran yang membutuhkan konsentrasi. Terdapat 5 jenis perhatian, yaitu:33 a. Perhatian selektif (Selective Attention) Perhatian selektif terdapat pada situasi dimana seseorang memantau beberapa sumber informasi sekaligus. Penerima informasi harus memilih salah satu sumber informasi yang paling penting dan mengabaikan yang
32
33
Ibid. Hal.51
Bjorklund. D.F. 2000. Children's Thinking: Developmental Function and Individual Differences. 3rd ed.Bellmont. Diakses pada tanggal: 11 Juni 2015. Pukul: 21.45 WIB.
27
lainnya. Faktor-faktor yang memengaruhi perhatian selektif adalah harapan, stimulus, dan nilai-nilai. Penerima informasi mengharapkan sebuah sumber tertentu menyediakan informasi dan memberikan perhatian lebih pada sumber tersebut, memilih stimulus yang paling memberikan efek atau terlihat dibanding yang lain, dan memilih sumber informasi yang paling penting. b. Perhatian terfokus (Focused Attention) Perhatian terfokus mengacu pada situasi dimana seseorang diberikan beberapa input namun harus fokus pada satu input saja selama selang waktu tertentu. Penerima informasi berfokus pada satu sumber/input dan tidak terdistraksi oleh gangguan-gangguan lain. Faktor yang berpengaruh terhadap perhatian terfokus adalah jarak dan arah, serta gangguan dari lingkungan sekitar. Penerima informasi akan lebih mudah menerima informasi dari sumber yang berada langsung di depannya. c. Perhatian terbagi (Divided Attention) Perhatian terbagi terjadi ketika penerima informasi diharuskan menerima informasi dari berbagai sumber. d. Perhatian yang terus menerus (Sustained Attention) Perhatian terus menerus dilakukan penerima informasi yang harus melihat sinyal atau sumber pada jangka waktu tertentu yang cukup lama. Dalam situasi ini sangat penting bagi penerima informasi untuk mencegah kehilangan sinyal.
28
e. Kurang perhatian (Lack of Attention) Kurang perhatian merupakan situasi dimana penerima informasi tidak berkonsentrasi terhadap informasi yang diberikan. 2. Penafsiran Penafsiran merupakan proses dimana penerima arti terhadap pesan-pesan yang diterimanya, mengorganisasikan stimuli dengan konteksnya, dan mengisinya dengan penafsiran yang konsisten dengan rangkaian stimuli yang dipersepsi.34 Penafsiran sendiri merupakan suatu proses untuk mengorganisasikan informasi, sehingga mempunyai arti bagi individu. Penafsiran di golongkan oleh dua dimensi yaitu : Sistem nilai dan Pengalaman masa lalu a. Sistem nilai disini dapat diartikan sebagai penilaian individu dalam mempersepsi suatu obyek yang dipersepsi, apakah stimulus tersebut akan diterima atau ditolak. Apabila stimulus tersebut menarik atau ada persesuaian maka akan dipersepsi positif, dan demikian sebaliknya. b. Pengalaman masalalu disini dapat diartikan suatu pengalaman langsung antara individu dengan obyek yang dipersepsi individu, baik yang bersifat positif maupun negatif.
34
Jalaludin Rakhmat. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hal.51
29
3. Pengetahuan Pengetahuan terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, atau dipersepsikan khalayak. Kognitif terjadi pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Tingkat pengetahuan meliputi 6 tingkat pengetahuan yang dicapai dalam domain kognitif yaitu:35 a. Tahu (know), tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. b. Memahami (Comprehention), memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan,
menyebutkan
contoh,
menyimpulkan,
meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. c. Aplikasi (Application), aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.
35
Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Hal.3
30
d. Analisis (Analysys), analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek. Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja dapat menggambarkan, membedakan, mengelompokkan dan seperti sebagainya. Analisis merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi, memisahkan dan sebagainya. e. Sintesa
(Syntesis),
sintesa
adalah
suatu
kemampuan
untuk
meletakkan atau menggabungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formasi baru dari informasi-informasi yang ada misalnya dapat menyusun, dapat menggunakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada. f. Evaluasi (Evaluation), evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan
untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Persepsi sosial atau persepsi orang terhadap orang lain adalah proses menangkap arti objek-objek sosial dan kejadian-kejadian yang kita alami dalam lingkungan kita. Oleh karena manusia mempunyai aspek emosi, maka persepsi atau penilaian kita terhadap orang akan mengacung resiko. Persepsi saya terhadap anda mempengaruhi persepsi anda terhadap saya, dan pada gilirannya persepsi anda
31
terhadap saya juga akan mempengaruhi persepsi saya terhadap anda. Dan begitu seterusnya.36 2.3.6
Syarat terjadinya persepsi Syarat timbulnya persepsi yakni, adanya objek, adanya perhatian sebagai
langkah pertama untuk megadakan persepsi, adanya alat indra sebagai reseptor penerima stimulus yakni saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak dan dari otak dibawa melalui saraf motoris sebagai alat untuk mengadakan respons. Secara umum, terdapat beberapa sifat persepsi, antara lain bahwa persepsi timbul secara spontan pada manusia, yaitu ketika seseorang berhadapan dengan dunia yang penuh dengan rangsangan. Persepsi merupakan sifat paling asli yang merupakan titik tolak perubahan. Dalam mempersepsikan tidak selalu dipersepsikan secara keseluruhan, mungkin cukup hanya diingat. Persepsi tidak berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi atau bergantung pada konteks dan pengalaman.37 2.3.7
Pengukuran Persepsi Mengukur persepsi hampir sama dengan mengukur sikap. Walaupun materi
yang diukur bersifat abstrak, tetapi secara ilmiah sikap dan persepsi dapat diukur, dimana sikap terhadap obyek diterjemahkan dalam sistem angka. Dua metode pengukuran sikap terdiri dari metode Self
Report dan pengukuran Involuntary
Behavior.
36
Deddy Mulyana. 2005. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hal.176 37 Jalaludin Rakhmat. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hal.67
32
1. Self Report merupakan suatu metode dimana jawaban yang diberikan dapat menjadi indikator sikap seseorang. Namun kelemahannya adalah bila individu tidak menjawab pertanyaan yang diajukan maka tidak dapat mengetahui pendapat atau sikapnya. 2. Involuntary Behaviour dilakukan jika memang diinginkan atau dapat dilakukan oleh responden, dalam banyak situasi akurasi pengukuran sikap dipengaruhi kerelaan responden. Jika merujuk pada pernyataan diatas, bahwa mengukur persepsi hampir sama dengan mengukur sikap, maka skala sikap dapat dipakai atau dimodifikasi untuk mengungkap persepsi sehingga dapat diketahui apakah persepsi seseorang positif, atau negatif terhadap suatu hal atau objek.38 2.4
Teori S-O-R Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori S-O-R. Adapun teori
S-O-R adalah singkatan dari Stimulus-Organism-Response. Teori ini berasal dari psikologi. Objek material dari psikologi dan komunikasi adalah sama yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi. Model ini menunjukan bahwa komunikasi merupakan proses aksi-reaksi. Artinya model ini mengasumsikan bahwa kata-kata verbal, simbol-simbol tertentu akan merangsang orang lain memberikan respon dengan cara tertentu. Pola S-O-R ini dapat berlangsung secara positif atau negatif.39
38 39
Jalaludin Rakhmat. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hal.78 Sendjaja Sasa Djuarsa. Pengantar Teori Komunikasi. Universitas Terbuka: Jakarta. 2003. Hal.154
33
Perubahan serta pengukuran, yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting, yaitu: 1. Perhatian 2. Pengertian 3. Penerimaan Bagan 2.1 Model S-O-R (Stimulus-Organism-Respons) Stimulus
Organism
Tayangan Talk show Dr. Oz Indonesia
Ibu-ibu Perumahan PCI RW.07
Respons Persepsi Khalayak
Perhatian Pengertian Penerimaan
Gambaran diatas bahwa perubahan sikap bergantung pada proses terjadinya pada individu. Stimulus/pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin di terima/mungkin di tolak. Komunikan akan berlangsung jika ada perhatian komunikan, proses berikutnya komunikan mengerti maka kemampuan komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka akan terjadilah kesedian untuk mengubah sikap.40 Dalam penelitian ini menggunakan teori SOR karena ingin melihat bagaimana persepsi media televisi khususnya tentang tayangan talk show Dr. Oz 40
Onong Effendy Uchjana. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung. PT. Citra Aditya Bakti. Hal.254
34
Indonesia yang dapat mempengaruhi atau mengubah sikap dan perilaku masyarakat atau khalayak. Berdasarkan teori SOR di jelaskan bahwa pesan yang disampaikan oleh komunikan ke komunikator akan menimbulkan suatu efek yang kehadirannya terkadang tanpa kita sadari oleh komunikan.41 Begitu juga dengan penelitian ini dimana pesan yang disampaikan oleh host talk show Dr. Oz Indonesia menimbulkan efek bagi audien sasarannya. Dalam penelitian ini stimulus atau pesan disampaikan oleh host dalam talk show Dr. Oz Indonesia, sedangkan yang menjadi organisme yaitu Ibu-ibu Perumahan PCI RW.07. Sedangkan respons merupakan efek yang ditimbulkan dari pesan yang disampaikan host Dr. Oz Indonesia tentang pesan yang di sampaikan ke komunikan. 2.5
Kerangka Berfikir Secara sederhana kerangka berfikir penelitian ini di gambarkan sebagai
berikut: Bagan 2.2 Kerangka Berpikir “Persepsi Penonton Tayangan Talk show Dr. Oz Indonesia Trans TV” Respons Stimulus
Organism
Talk show Dr. Oz Indonesia
Khalayak (Ibu-ibu Perumahan PCI RW.07)
41
Ibid. Hal.225
Persepsi Khalayak:
Perhatian Penafsiran Pengetahuan
35
2.6
Operasional Variabel Definisi Operasional Variabel adalah penarikan batasan yang lebih
menjelaskan ciri-ciri spesifik yang lebih substantive dari suatu konsep. Tujuannya: agar peneliti dapat mencapai suatu alat ukur yang yang sesuai dengan hakikat variabel yang sudah di definisikan konsepnya, maka peneliti harus memasukkan proses atau operasionalnya alat ukur yang akan digunakan untuk kuantifikasi gejala atau variabel yang ditelitinya.42 Operasional dari tayangan talk show Dr. Oz Indonesia yang akan di teliti yaitu mengetahui mengenai perhatian khalayak, penafsiran khalayak, dan pengetahuan khalayak dari persepsi masyarakat mengenai tayangan talk show Dr. Oz Indonesia. Table 2.1 Operasional variabel Variabel
Indikator
Unsur
Skala
Persepsi Tayangan talk show “Dr. Oz Indonesia”
Perhatian Khalayak Bjorklund. D.F. 2000. Children's thinking: Developmental function and individual differences. 3rd ed.Bellmont.
Perhatian selektif (Selective Attention)
Likert
Perhatian terfokus (Focused Attention)
Likert
Perhatian terbagi (Divided Attention)
Likert
Perhatian yang terus menerus (Sustained Attention)
Likert
Kurang perhatian (Lack of Attention)
Likert
Pengalaman Masalalu
Likert
Sistem Nilai
Likert
Penafsiran Khalayak Jalaludin Rakhmat. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 42
Imam Chourmain. 2008. Acuan Normatif Penelitian Untuk Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Jakarta: Al-Haramain Publishing House. Hal.36.
36
Pengetahuan Khalayak Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
2.7
Tahu (know) Memahami (Comprehention) Aplikasi (Application) Analisis (Analysys) Sintesa (Syntesis) Evaluasi (Evaluation)
Likert Likert Likert Likert Likert Likert
Penelitian Terdahulu Tabel 2.3 Daftar Penelitian Terdahulu Nama Peneliti Judul Penelitian
Teori Metode Persamaan Perbedaan
Hasil Penelitian
Sumber
Sonny Fidrian Persepsi Penonton Terhadap Tayangan Gebyar BCA Di Indosiar Teori SOR Deskriptif Kuantitatif Meneliti persepsi penonton terhadap tayangan Tujuan ini adalah untuk mengetahui sejauh mana persepsi penonton Live Gebyar BCA terhadap tayangan Gebyar BCA di Indosiar Tayangan Gebyar BCA dipersepsikan secara positif oleh mayoritas responden. Hal tersebut diketahui dari tingginya tingkat perhatian, penafsiran, dan sikap para responden terhadap tayangan Gebyar BCA
M. Ilham Rinaldi Persepsi Penonton Tentang Tayangan Sinetron “Tukang Bubur Naik Haji” Teori SOR Deskriptif Kuantitatif Meneliti persepsi penonton terhadap tayangan Tujuan ini adalah untuk mengetahui Tentang Tayangan Sinetron “Tukang Bubur Naik Haji”.
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Tahun 2010
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Tahun 2014
Persepsi sebagian masyarakat Kp. Pos Tambak rt. 01/01 kec. Kibin menyatakan tayangan sinetron tukang bubur naik haji memberikan keserasian antara gambar dan suara, dalam tayangan sinetron yang di siarkan di televisi merupakan kombinasi yang menarik di nilai respon sangat tinggi dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 4.24.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1
Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh penulis tidak lepas dari ilmu tentang
penelitian yang sudah dicoba dan diatur menurut aturan serta urutan secara menyeluruh dan sistematis. Untuk menerapkan suatu teori terhadap suatu permasalahan, diperlukan metode yang dianggap relevan dan membantu memecahkan permasalahan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulan. Artinya, penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada persepsi penonton tayangan Dr. Oz Indonesia. Metode penelitian ini digunakan untuk memperoleh dan menyajikan data secara maksimal dan menyeluruh sesuai dengan teori yang digunakan dalam penelitian sehingga data yang diperoleh benar-benar mengkualifikasikan temuantemuan.43 Penelitian deskriptif bertujuan untuk : 1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada. 2. Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek yang berlaku.
43
Jalaludin Rakhmat. 2010. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hal.24
37
38
3. Membuat perbandingan atau evaluasi. 4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan keputusan pada waktu yang akan datang.44 3.2
Paradigma Penelitian Paradigma yang penulis gunakan adalah paradigma positivistik. Paradigma
positivistik dinyatakan sebagai paradigma tradisional, eksperimental atau paradigma empiristatis yang dikembangkan oleh para ahli seperti, Conte, Durkheim, dan Mill.45 Positivisme menggambarkan pendekatan baru terhadap pengetahuan. Masyarakat bergerak dalam tiga tahap berdasarkan pola pikir dari teologis atau fiktif ke metafisik atau abstrak ke penjelasan ilmiah atau positif. Dalam tahap positif, gejala sosial dapat diungkapkan melalui observasi empiris atau gejala tersebut. Tidak seperti dalam tahap teologis, dan metafisik yang mengandalkan kekuatan inti tertentu pada terjadinya suatu gejala. Tahap positif ditandai oleh kepercayaan akan data empiris sebagai sumber pengetahuan akhir. Conte mengembangkan pendekatan positivisme dalam mempelajari masyarakat berpendapat bahwa aplikasi metode ilmu-ilmu alam dan asumsinya untuk mempelajari manusia akan menghasilkan satu “positive science of society”.46 3.3
Instrumen Penelitian Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena
sosial maupun alam, karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan 44
Ibid Hal.25
45
Ulber Silalahi. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama. Hal.71 Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta Hal.68-76
46
39
pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrument penelitian. Jadi instrument penelitian adalah suatu alat ukur yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulan data.47 Instrument penelitian sendiri merupakan sebuah alat ukur untuk mengukur data dilapangan. Alat ukur adalah alat bantu yang menentukan bagaimana dan apa yang harus dilakukan dalam mengumpulkan data. Dengan demikian, alat ukur ini sangat penting untuk mencari data dengan cara membatasi kebenaran dan ketepatan hingga data yang terkumpul adalah sesuai dengan ketetapan dari data dilapangan, sehingga data yang terkumpul adalah sesuai dengan masalah dengan tidak meluas.48 Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuisioner (angket). Kuisioner adalah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden, disebut juga angket. Tujuan penyebaran adalah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden.49 Kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.50 Pembobotan skor kuisioner menggunakan skala likert. Menurut sugiyono, skala likert adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Untuk mengisi skala likert dalam instrumen penelitian telah disediakan alternatif jawaban dari setiap butir pertanyaan dan responden dapat memilih satu dari jawaban yang sesuai.
47
Ibid. Hal.102 Rahmat Kriyantono. Op.Cit. Hal. 94 49 Ibid. Hal. 97 50 Sugiyono. Op.Cit.. Hal.142 48
40
Setiap butir bernilai 1 sampai 4 disesuaikan dengna alternatif-altenatif jawaban yang dipilih dari masing-masing pernyataan.51 Peneliti menggunakan skala likert 4 pilihan dengan menghilangkan pilihan netral (ragu-ragu) untuk menghindari kecenderungan responden yang bersikap netral, hal ini dilakukan oleh peneliti agar mendapat informasi yang pasti. Keempat penilaian tersebut diberikan bobot sebagai berikut: Tabel 3.1 Skala Likert Pilihan
Skor
SS (Sangat Setuju)
4
S (Setuju)
3
TS (Tidak Setuju)
2
STS (Sangat Tidak Setuju)
1
Untuk menilai hasil kuisioner digunakan rumus rentang skala yang dijelaskan oleh Riduwan52: Rentang Skala =
Nilai tertinggi - Nilai terendah Nilai tertinggi
=
4–1 4
=
51 52
0,75
Ibid. Hal.87 Riduwan. 2009. Metode & Teknik Penyusunan Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta. Hal.132
41
Maka skala penilaian nilai rata-rata untuk jawaban hasil kuisioner adalah: Tabel 3.2 Skala Penilaian Rata-rata No
Rentang Persentase
Kriteria
1
1,00 - 1,75
sangat tidak baik/ sangat rendah
2
1,76 - 2,50
tidak baik/ rendah
3
2,51 - 3,25
baik/ tinggi
4
3,26 - 4,00
sangat baik/ sangat tinggi
Seluruh pernyataan yang diajukan penulis kepada responden melalui kuisioner bersifat positif. Dari presentasi hasil jawaban yang diberikan oleh responden dengan melakukan perhitungan analisis deskriptif maka penulis dapat menyimpulkan apakah persepsi Ibu-ibu di Perumahan PCI
RW.07 mengenai
tayangan Dr. Oz Indonesia. 3.4
Teknik Pengumpulan Data
3.4.1
Data Primer Cara pengumpulan data dengan menyebarkan kuisioner yaitu pertanyaan
yang disusun secara tertulis, biasanya merupakan daftar pertanyaan guna memperoleh data berupa jawaban-jawaban dari responden. 3.4.2
Data Skunder Pengumpulan data dilakukan dengan membaca buku-buku literature
(perpustakaan), internet dan artikel-artikel yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas, digunakan untuk melengkapi data-data yang sudah ada.
42
3.5
Populasi dan Sampel
3.5.1 Populasi Populasi adalah semua bagian atau anggota dari objek yang akan diamati. Populasi bisa berupa orang, benda, objek, peristiwa, atau apapun yang menjadi objek dari survei.53 3.5.2 Sampel Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagian sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.54 3.6
Teknik Penarikan Sampel Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode sampel acak stratifikasi
(stratified proposional random sampling), dalam teknik ini, jumlah proporsi dalam tiap-tiap strata dalam sampel ditentukan secara proporsional sesuai dengan besarnya dalam populasi. Proporsional atau strata terbesar akan mendapatkan sampel lebih besar dibandingkan dengan strata yang lebih kecil.55 Dalam menentukan sampel, penulis menggunakan warga Perumahan PCI RW.07 dan kemudian ditarik menjadi sampel. Untuk menghitung sampel maka digunakan rumus Slovin dengan jumlah sampel yang didapat sebanyak 83 orang warga Perumahan PCI RW.07 dengan presentasi 10% yaitu dengan perhitungan sebagai berikut:
53
Elvinaro Ardianto. 2010. Metodologi Penelitian untuk Publik Relations. Hal.170 Suharsimi Arikunto. 1998. Produser Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Citra. Hal.56 55 Ibid. Hal.174 54
43
n
=
N 1+N (e)2
n
=
487 1+ 487 (0.1)2
n
= 487 5,87
n
= 82,96 dibulatkan menjadi 83
Keterangan: n
= Jumlah/ ukuran sample
N
= Jumlah populasi/ukuran populasi
e
= Presentasi kelonggaran ketidaktelitian karena kesalah
pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan, misalnya 10%. Dengan menggunakan presisi 10% dan besar populasi adalah 487 orang, maka di peroleh sampel responden sebanyak 83 orang. Selanjutnya untuk mendapatkan ukuran sampel secara proposional dari setiap unit sampling, digunakan rumus sebagai berikut: N1
= n1.n N
44
Keterangan: N1
= Jumlah sampel
n1
= Jumlah Populasi
n
= Jumlah responden
N
= Besar populasi
Sehingga ukuran atau besar masing-masing unit sampel (sub sampel) dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini: Tabel 3.3 Tabel Jumlah Sampel Warga Perumahan PCI RW.07
No.
RT yang berada di RW 07
Jumlah Kepala Keluarga (Populasi)
Perhitungan Populasi
Sampel
1.
RT 01
82 KK
2.
RT 02
75 KK
3.
RT 03
79 KK
4.
RT 04
79 KK
N1= 82x83 487 N1= 75x83 487 N1= 79x83 487 N1= 79x83 487
13,97 dibulatkan 14 12,78 dibulatkan 13 13,46 dibulatkan 13 13,46 dibulatkan 13
5.
RT 05
86 KK
6.
RT 06
86 KK
N1= 86x83 487 N1= 86x83 487
14,65 dibulatkan 15 14,65 dibulatkan 15
-
83
Total
487
Dengan demikian berdasarkan perhitungan sampel yang terdapat pada tabel, maka jumlah responden yang akan ditarik sebagai sampel dari setiap RT berbedabeda, hal ini sesuai dengan penarikan sampel menggunakan stratified proporsional random sampling dimana pengambilan sampel ditentukan sesuai dengan besaran
45
populasi dari tiap-tiap RT, sehingga berdasarkan perhitungan data tersebut maka jumlah sampel akan ditarik menjadi 83 responden. 3.7
Teknik Pengolahan Data
3.7.1
Pengeditan (Editing) Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai
menghimpun data di lapangan, kegiatan ini menjadi penting karena pada kenyataannya data yang terhimpun terkadang belum memenuhi harapan peneliti. Ada diantaranya yang kurang atau terlewat, tumpang tindih, berlebihan bahkan terlupakan. Proses editing yang baik adalah dengan teknik silang, yaitu seorang peneliti atau field worker memeriksa hasil pengumpulan data peneliti lain dan sebaliknya pada suatu kegiatan penelitian tertentu. Ini berarti ada dua orang atau lebih yang melakukan kegiatan ini.56 3.7.2
Pemberian Kode (Coding) Pada tahapan ini, data yang telah diedit diberi identitas sehingga memiliki
arti tertentu pada saat dianalisis. Pengodean ini menggunakan dua cara: (1) pengodean frekuensi, digunakan apabila jawaban pada poin tertentu memiliki bobot atau arti frekuensi tertentu; (2) pengodean lambang digunakan pada poin yang tidak memiliki bobot tertentu.57 3.7.3
Tabulasi Tabulasi adalah bagian akhir dari pengolahan data, yaitu memasukkan data
pada tabel-tabel tertentu dan mengatur angka-angka serta menghitungnya. Ada
56 57
Burhan Bungin. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana. Hal.164-165 Ibid. Hal.166
46
beberapa langkah yang perlu dikerjakan dalam tabulasi. Pertama, memasukkan data kedalam kartu atau berkas (file) data. Kedua, membuat tabel frekuensi atau tabel silang (silang dua atau tiga variable). Ketiga, mengedit/ mengoreksi kesalahankesalahan yang ditemui setelah membuat tabel frekuensi atau tabel silang.58 3.8
Analisis Deskriptif Analisis deskriptif adalah metode yang digunakan untuk mendeskripsikan
variabel. Dalam analisis deskriptif ini perhitungan yang digunakan untuk mengetahui tingkat persentase skor jawaban dari variabel yang ditentukan adalah dengan rumus:
%=
X100%
Keterangan: n = Skor empirik (skor yang diperoleh) N = Jumlah nilai ideal (jumlah responden x jumlah soal x skor tertinggi) % = Tingkat keberhasilan yang dicapai Perhitungan deskriptif presentase ini mempunyai langkah – langkah sebagai berikut :
58
Ardianto Elvinaro. 2010. Metode Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif. Simbiosa Rekatama Media. Hal.206
47
1. Menentukan presentase maksimal X 100% X 100% = 100% 2. Menentukan angka presentase minimal X 100% X 100% = 25% 3. Menentukan interval kelas presentase, diperoleh dari pembagian kriteria terhadap rentang presentase (100% - 25% = 75%), maka didapat 75% : 4 = 18, 7%. Untuk mengetahui tingkat kriteria tersebut, selanjutnya dibuat sebuah tabel kriteria analisis dimulai dari angka persentasi minimal, kemudian dijumlah dengan interval kelas persentase sehingga mencapai angka persentase maksimal, skor yang diperoleh (dalam %) dengan analisis deskriptif persentase diperoleh sebagai berikut: Tabel 3.4 Kriteria Analisis Deskriptif Persentase No
Rentang Persentase
Kriteria
1
> 81,25-100%
Sangat Baik
2
> 62,25% - 81,25%
Baik
3
> 43,75% -62,25%
Cukup Baik
4
25% - 43,75%
Tidak Baik
Dari seluruh item pernyataan yang diajukan dalam penelitian ini memiliki skor akhir pada variabel persepsi. Dengan melakukan perhitungan deskriptif
48
persentase maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bagaimana persepsi Ibu-ibu di Perumahan PCI RW.07 mengenai tayangan Dr. Oz Indonesia Trans TV. Nantinya hasil deskriptif persentase ini digunakan untuk menjawab rumusan sekaligus keseluruhan identifikasi masalah. 3.9
Lokasi Penelitian Dalam penelitian yang berjudul “Persepsi Penonton Tayangan Dr. Oz
Indonesia Trans TV” dilakukan di Perumahan Pondok Cilegon Indah RW.07. Tabel 3.5 Jadwal Penelitian
Kegiatan
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agust
Sept
ACC Judul
Bab I Bab II Bab III Sidang Outline Judul baru, bab 123 Kuesioner Bab 4 Bab 5 Sidang Skripsi
Jadwal penelitian ini adalah waktu dimana segala data didapatkan, dianalisis, dan siap untuk melalui proses siding skripsi. Sehingga skripsi ini menjadi data yang sesuai dengan kenyataan yang ada.
Okt
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1
Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1
Dr. Oz Indonesia Dr. Oz Indonesia memiliki sebuah konsep talk show yang fokus pada topik
mengenai dunia kesehatan dan gaya hidup yang sehat. Tujuan dari konsep acara ini ialah dapat memberikan wawasan baru mengenai kehidupan yang sehat dan bahagia. Topik-topik yang diangkat dalam Dr. Oz Indonesia ialah mengenai gaya hidup yang sehat dan berbagai isu terkini berdasarkan pengalaman para narasumber maupun opini dari para pakar. Salah satu narasumbernya adalah para pakar dibidangnya yang akan memberikan informasi pengobatan, mulai dari bagaimana mencegahnya sampai mengobati penyakit. Dan tentunya dr. Ryan Thamrin sebagai host akan membahas bersama topik-topik tersebut.59 Program hasil kerja sama dengan Sony Pictures Television dengan membeli hak siar The Dr. Oz Show yang di tayangkan dalam versi lokal Indonesia. Program The Dr. Oz Show sendiri telah meraih penghargaan Emmy Award dan terdapat versi lokal di beberapa negara dan menjadi program populer. Dr. Oz Indonesia menghadirkan dr muda dan tampan Ryan Thamrin sebagai host yang akan memandu talk show kesehatan dengan multi topik serta dikemas atraktif dan menghibur. Dan sekarang program ini tidak hanya tayang setiap hari
59
http://www.transtv.co.id/index.php/programs/view/8/409#.VRekqo64HaM.. Diakses pada tanggal 7 Agustus 2015. Pukul.19.45 WIB.
49
50
sabtu dan minggu pukul 15.00 WIB.60 Tapi Dr. Oz Indonesia menambah jadwal tayangnya dari senin-kamis pukul 07.00 WIB (yaitu tayangan ulang) dan hari jumat pukul 14.00 WIB.61 Trans TV telah menampilkan acara talk show yang di dalamnya termasuk konsultasi kesehatan via telepon. Pada sesi tersebut banyak hal yang ditanyakan mengenai kasus penyakit yang diderita si penelepon. Narasumber memberikan jawaban akan suspect penyakit yang diderita pasien. Dr. Oz Indonesia merupakan salah satu dari sekian banyak acara yang berkualitas untuk ditonton berdasarkan artikel pada oke zone.com. di dalam artikel tersebut menjelaskan bahwa tidak semua tayangan melanggar UU penyiaran, nyatanya KPI menerangkan bahwa salah satu tayangan yang berkualitas untuk ditonton merupakan tayangan Dr. Oz Indonesia dari sekian banyak acara lainnya. 62 Gambar 4.1 Cover talk show Dr. Oz Indonesia
60
www.transtv.co.id/. Diakses pada tanggal: 28 Maret 2015. Pukul: 22:00 WIB. https://twitter.com/hashtag/DROZIndonesia?src=hash. Diakses pada tanggal: 6 April 2015. Pukul: 10:34 WIB. 62 http://www.kpi.go.id/index.php/lihat-terkini/38-dalam-negeri/31924-evaluasi-dan-apresiasi-kpiterhadap-lembaga-penyiaran. Diakses pada tanggal: 6 April 2015. Pukul: 11.15 WIB. 61
51
4.2 4.2.1
Deskripsi Data Karakteristik Responden Survey ini mengambil data dari 83 responden yang berasal dari warga
Perumahan Pondok Cilegon Indah RW.07 yaitu khususnya pada Ibu-ibu dengan menggunakan teknik Stratified proposional random sampling agar jawaban yang didapat benar-benar mewakili pernyataan-pernyataan mengenai variabel penelitian ini. Karakteristik responden ini dapat dilihat dari segi komposisi Usia Responden, Pekerjaan Responden, Frekuensi Menonton Tayangan Dr. Oz Indonesia,
Perhatian Menonton Tayangan Dr. Oz Indonesia, Durasi
Menonton Tayangan Dr. Oz Indonesia, Tema Yang Menarik Bagi Penonton, Masalah Kesehatan Yang Seringkali Dikeluhkan, Tayangan Yang Dipilih Pada Saat Jam Yang Sama . Semua ditampilkan untuk mendeskripsikan karakteristik responden dalam bentuk tabel dan diagram. 4.2.1.1 Usia Responden Tabel 4.1 Usia Responden Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 20-30
24
28,9
28,9
28,9
30-40
34
41,0
41,0
69,9
40-50
25
30,1
30,1
100,0
Total
83
100,0
100,0
Berdasarkan tabel 4.1 maka dapat diketahui jumlah persentase usia responden terbanyak adalah 30-40 tahun dengan jumlah 34 orang atau persentase
52
sebesar 41,0%. Sedangkan responden usia 40-50 berjumlah 25 orang atau persentase sebesar 30,1% dan responden usia 20-30 berjumlah 24 orang atau persentase sebesar 28,9%. Hal ini menunjukkan mayoritas responden adalah Ibu-ibu yang rentang usianya 30-40 tahun dengan persentase 41,0%. Jika karakteristik usia responden tersebut dilihat melalui diagram maka akan terlihat pada diagram 4.1 berikut: Diagram 4.1
4.2.1.2 Pekerjaan Responden Tabel 4.2 Pekerjaan Responden
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Pegawai
11
13,3
13,3
13,3
Karyawan
22
26,5
26,5
39,8
Ibu Rumah Tangga
41
49,4
49,4
89,2
9
10,8
10,8
100,0
83
100,0
100,0
Lain-lain Total
53
Berdasarkan tabel 4.2 maka dapat diketahui jumlah persentase pekerjaan responden terbanyak adalah ibu rumah tangga dengan jumlah 41 orang atau persentase sebesar 49,4%. Selanjutnya karyawan berjumlah 22 orang atau persentase sebesar 26,5%. Sedangkan pegawai berjumlah 11 orang atau persentase sebesar 13,3% dan lain-lain berjumlah 9 orang atau persentase sebesar 10,8%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah ibu rumah tangga yaitu dengan persentase sebesar 49,4%, hal ini dinyatakan karena aktivitas ibu rumah tangga lebih banyak berada dirumah sehingga mempunyai banyak waktu untuk menonton tayangan Dr. Oz Indonesia dibandingkan Ibu-ibu yang memiliki pekerjaan diluar rumah. Jika karakteristik pekerjaan responden tersebut dilihat melalui diagram maka akan terlihat pada diagram 4.2 berikut: Diagram 4.2
54
4.2.1.3 Frekuensi Menonton Tayangan Dr. Oz Indonesia Tabel 4.3 Frekuensi menonton tayangan Dr. Oz Indonesia
Frequency Valid
Jarang menonton
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2
2,4
2,4
2,4
Seminggu 1 kali
17
20,5
20,5
22,9
Seminggu 2 kali
28
33,7
33,7
56,6
Seminggu 3 kali
36
43,4
43,4
100,0
Total
83
100,0
100,0
Berdasarkan tabel 4.3 maka dapat diketahui jumlah persentase frekuensi menonton tayangan Dr. Oz Indonesia lebih sering ditonton seminggu 3 kali sebesar 43,4%. Sementara frekuensi seminggu 2 kali sebesar 33,7% sedangkan frekuensi seminggu 1 kali sebesar 20,5% dan jarang menonton sebesar 2,4%. Hal ini menandakan bahwa para responden menonton tayangan Dr. Oz Indonesia sebanyak 3 kali dalam seminggu, hal ini dilihat dari banyaknya Ibu-ibu yang menonton adalah ibu rumah tangga yang tidak mempunyai pekerjaan diluar rumah karena dapat lebih sering menonton dibandingkan dengan Ibu-ibu yang mempunyai pekerjaan sehingga hanya beberapa kali saja dalam seminggu menonton tayangan ini. Jika karakteristik frekuensi menonton tayangan Dr. Oz Indonesia tersebut dilihat melalui diagram maka akan terlihat pada diagram 4.3 berikut:
55
Diagram 4.3
4.2.1.4 Perhatian Dalam Menonton Tayangan Dr. Oz Indonesia Tabel. 4.4 Perhatian dalam menonton tayangan Dr. Oz Indonesia
Frequency Percent Valid
Tidak memperhatikan (<20%)
Valid Percent
Cumulative Percent
1
1,2
1,2
1,2
Kurang memperhatikan (2050%)
14
16,9
16,9
18,1
Cukup memperhatikan (5075%)
27
32,5
32,5
50,6
Memperhatikan sangat (75100%)
41
49,4
49,4
100,0
Total
83
100,0
100,0
Berdasarkan tabel 4.4 maka dapat diketahui jumlah persentase perhatian dalam menonton tayangan Dr. Oz Indonesia memperhatikan sangat yaitu 49,4%, cukup memperhatikan 32,5%, kurang memperhatikan 16,9%, dan tidak memperhatikan 1,2%. Hal ini menandakan bahwa para responden sangat memperhatikan tayangan Dr. Oz Indonesia, dilihat dari mayoritas yang menjawab bahwa mereka
56
sangat memperhatikan (75-100%) tayangan Dr. Oz Indonesia. Karena acara ini memberikan edukasi yang dikemas secara menarik melalui reka adegan dan gambar yang menarik minat audiens, didukung pula oleh host acara ini yaitu dr. Ryan Thamrin. Cara dr. Ryan Thamrin membawakan acara menarik perhatian para audiens selain karena ketampanan yang dr. Rryan Thamrin miliki, ia juga dapat menjelaskan pesan dengan secara jelas dan tidak menggunakan bahasa yang berat atau sulit dimengerti oleh para audiens, dan dikemas secara menarik agar audiens dapat memahami akan pentingnya suatu kesehatan/penyakit tertentu yang tidak kasat mata. Jika karakteristik perhatian dalam menonton tayangan Dr. Oz Indonesia tersebut dilihat melalui diagram maka akan terlihat pada diagram 4.4 berikut: Diagram 4.4
57
4.2.1.5 Durasi Menonton Tayangan Dr. Oz Indonesia Tabel 4.5 Durasi menonton tayangan Dr. Oz Indonesia Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
< 30 menit
10
12,0
12,0
12,0
> 30 menit
42
50,6
50,6
62,7
< 1 jam
11
13,3
13,3
75,9
1 jam
20
24,1
24,1
100,0
Total
83
100,0
100,0
Berdasarkan tabel 4.5 maka dapat diketahui jumlah persentase durasi menonton tayangan Dr. Oz Indonesia lebih sering ditonton selama > 30 menit dengan presentase sebesar 50,6%, kemudian 1 jam sebesar 24,1%, lalu < 1 jam sebesar 13,3%, dan < 30 menit sebesar 12,0%. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden memilih dan menganggap bahwa tayangan Dr. Oz Indonesia menarik untuk di tonton, dikarenakan dari hasil tanggapan responden melalui kuisioner menunjukan durasi yang cukup panjang yaitu > 30 menit. Tayangan Dr. Oz Indonesia dikemas sangat menarik, jadi akan sangat memungkinkan untuk di tonton dalam durasi yang lama, karena acara ini memberikan edukasi yang dikemas secara menarik melalui reka adegan dan gambar yang menarik minat audiens, didukung pula oleh host acara ini yaitu dr. Ryan Thamrin. Cara dr. Ryan Thamrin membawakan acara menarik perhatian para audiens selain karena ketampanan yang dr. Rryan Thamrin miliki, ia juga dapat menjelaskan pesan dengan secara jelas dan tidak menggunakan bahasa yang berat atau sulit dimengerti oleh para audiens, dan dikemas secara menarik agar
58
dapat dipahami akan pentingnya suatu kesehatan/penyakit tertentu yang tidak kasat mata. Jika karakteristik durasi menonton tayangan Dr. Oz Indonesia tersebut dilihat melalui diagram maka akan terlihat pada diagram 4.5 berikut: Diagram 4.5
4.2.1.6 Tema Yang Menarik Bagi Penonton Tabel 4.6 Tema yang menarik bagi penonton
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Penyakit virus
21
25,3
25,3
25,3
Penyakit kelamin
22
26,5
26,5
51,8
Penyakit kulit
11
13,3
13,3
65,1
Diet
29
34,9
34,9
100,0
Total
83
100,0
100,0
Berdasarkan tabel 4.6 maka dapat diketahui jumlah tema yang menarik bagi penonton yang lebih besar yaitu diet dengan jumlah presentase sebesar 34,9%, kemudian penyakit kelamin dengan jumlah presentase sebesar 26,5%, lalu
59
penyakit virus dengan presentase sebesar 25,3%, dan penyakit kulit sebesar 13,3%. Hal ini menandakan bahwa responden lebih tertarik dengan tema yang membahas soal diet, karena responden adalah Ibu-ibu yang kemungkinan ingin menjaga kestabilan tubuhnya agar tetap ideal untuk tetap menjaga penampilan meski sudah menjadi Ibu-ibu. Jika karakteristik tema yang menarik bagi penonton dilihat melalui diagram maka akan terlihat pada diagram 4.6 berikut: Diagram 4.6
4.2.1.7 Masalah Kesehatan Yang Seringkali Dikeluhkan Tabel 4.7 Masalah kesehatan yang seringkali dikeluhkan
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Magh
28
33,7
33,7
33,7
Jerawat
29
34,9
34,9
68,7
Obesitas
17
20,5
20,5
89,2 100,0
Jantung Total
9
10,8
10,8
83
100,0
100,0
60
Berdasarkan tabel 4.7 maka dapat diketahui jumlah persentase masalah kesehatan yang sering kali dikeluhkan terbanyak yaitu jerawat sebesar 34,9%, magh sebesar 33,7%, obesistas 20,5%, jantung sebesar 10,8%. Hal ini menandakan bahwa masalah kesehatan yang sering dikeluhkan oleh responden yaitu masalah jerawat, mungkin masalah jerawat adalah masalah kecil namun responden lebih banyak mengeluh tentang masalah jerawat karena wajah adalah modal kecantikan dalam wanita. Meski responden adalah Ibu-ibu akan tetapi mereka tetap menjaga penampilannya agar tetap terlihat cantik dan menawan. Jika karakteristik masalah kesehatan yang seringkali dikeluhkan dilihat melalui diagram maka akan terlihat pada diagram 4.7 berikut: Diagram 4.7
61
4.2.1.8 Program Tayangan Yang Ditonton Pada Jam Yang Sama Tabel 4.8 Program tayangan yang ditonton pada jam yang sama
Frequency Valid
Cumulative Percent
Percent
Valid Percent
18
21,7
21,7
21,7
Masterchef Indonesia season 4
8
9,6
9,6
31,3
Hijab stories
3
3,6
3,6
34,9
Dr. OZ Indonesia
54
65,1
65,1
100,0
Total
83
100,0
100,0
Seleb expose
Berdasarkan tabel 4.8 maka dapat diketahui jumlah program tayangan yang ditonton pada jam yang sama yaitu lebih banyak menonton tayangan Dr. Oz Indonesia dengan presentase sebesar 65,1%, seleb expose sebesar 21,7%, Masterchef Indonesia season 4 sebesar 9,6%, Hijab stories seesar 3,6%. Dari hasil kuisioner menjawab bahwa tayangan yang ditonton pada jam yang sama yaitu tayangan Dr. Oz Indonesia, karena tayangan ini memberikan edukasi yang dikemas secara menarik melalui reka adegan dan gambar yang menarik minat audiens, didukung pula oleh host acara ini yaitu dr. Ryan Thamrin. Cara dr. Ryan Thamrin membawakan acara menarik perhatian para audiens selain karena ketampanan yang dr. Rryan Thamrin miliki, ia juga dapat menjelaskan pesan dengan secara jelas dan tidak menggunakan bahasa yang berat atau sulit dimengerti serta dapat dipahami oleh audiens akan pentingnya suatu kesehatan/penyakit tertentu yang tidak kasat mata. Jika karakteristik program tayangan yang ditonton pada jam yang sama dilihat melalui diagram maka akan terlihat pada diagram 4.8 berikut:
62
Diagram 4.8
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian Pada sub-bab ini akan dijelaskan mengenai deskripsi data hasil penelitian yang diperoleh, data tersebut kemudian dianalsis berdasarkan perhitungan frekuensi dan persentase yang disajikan dalam bentuk tabel oleh penulis. Penulis melakukan pembahasan berdasarkan indikator pada operasional variabel. Setiap butir distribusi pernyataan terdapat jawaban yang bernilai positif dan jawaban yang bernilai negatif. Jawaban bernilai positif terdiri dari jawaban Setuju dan Sangat Setuju, sementara jawaban bernilai negatif terdiri dari jawaban Tidak Setuju dan Sangat Tidak Setuju. 4.3.1
Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator Perhatian Selektif (Selective Attention) 1 Indikator Perhatian Selektif (Selective Attention) 1 memiliki distribusi
pertanyaan “Tayangan Dr. Oz Indonesia memberikan informasi kesehatan secara detail”. Maka tanggapan responden dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi dibawah ini:
63
Tabel 4.9
Perhatian selektif 1 N
Valid
83
Missing
0 3,47 3,00 ,526
Mean Median Std. Deviation
Perhatian Selektif 1
Frequency Valid
Tidak Setuju
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
1,2
1,2
1,2
Setuju
42
50,6
50,6
51,8
Sangat Setuju
40
48,2
48,2
100,0
Total
83
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel 4.9 diatas, persepsi sebagian Ibu-ibu Perumahan PCI RW.07 menyatakan bahwa “Tayangan Dr. Oz Indonesia memberikan informasi kesehatan secara detail” dinilai baik/tinggi dengan presentase rata-rata mencapai 3,00%. Selanjutnya tanggapan responden dengan hasil terbanyak adalah jawaban positif dengan total 82 orang (98,8%) dengan rincian jawaban Setuju yaitu sebanyak 42 orang (50,6%) dan jawaban Sangat Setuju sebanyak 40 orang (48,2%). Sementara jawaban negatif diwakili pilihan oleh jawaban Tidak Setuju sebanyak 1 orang (1,2%) dan tidak terdapat jawaban Sangat Tidak Setuju. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden setuju bahwa tayangan Dr. Oz Indonesia memberikan informasi kesehatan secara detail. Sesuai dengan aspek perhatian selektif, penerima informasi mengharapkan sebuah sumber
64
tertentu menyediakan informasi, memilih stimulus yang paling memberikan efek atau terlihat dibanding yang lain, dan memilih sumber informasi yang paling penting.63 Dalam hal ini perhatian selektif muncul adalah karena ketika responden menonton tayangan Dr. Oz Indonesia, responden setuju bahwa tayangan ini memberikan informasi kesehatan secara detail. Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pertanyaan Perhatian Selektif 1 akan terlihat seperti pada diagram 4.9 berikut: Diagram 4.9
4.3.2 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator Perhatian Selektif (Selective Attention) 2 Indikator Perhatian Selektif (Selective Attention) 2 memiliki distribusi pertanyaan “Tayangan Dr. Oz Indonesia memberikan informasi bagaimana cara penanggulangan maupun pencegahan penyakit”. Maka tanggapan responden dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi dibawah ini:
63
Bjorklund. D.F. 2000. Children's thinking: Developmental function and individual differences. 3rd ed.Bellmont. Diakses pada tanggal: 11 Juni 2015. Pukul: 21.45 WIB.
65
Tabel 4.10
Perhatian Selektif 2 N
Valid
83
Missing
0 3,41 3,00 ,519
Mean Median Std. Deviation
Perhatian Selektif 2
Frequency Valid
Tidak Setuju
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
1,2
1,2
1,2
Setuju
47
56,6
56,6
57,8
Sangat Setuju
35
42,2
42,2
100,0
Total
83
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel 4.10 diatas, persepsi sebagian Ibu-ibu Perumahan PCI RW.07 menyatakan bahwa “Tayangan Dr. Oz Indonesia memberikan informasi bagaimana cara penanggulangan maupun pencegahan penyakit” dinilai baik/tinggi dengan presentase rata-rata mencapai 3,00%. Selanjutnya diperoleh tanggapan responden dengan hasil terbanyak adalah jawaban positif dengan total 82 orang (98,8%) dengan rincian jawaban Setuju yaitu sebanyak 47 orang (56,6%) dan jawaban Sangat Setuju sebanyak 35 orang (42,2%). Sementara jawaban negatif diwakili pilihan oleh jawaban Tidak Setuju sebanyak 1 orang (1,2%) dan tidak terdapat jawaban Sangat Tidak Setuju. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden setuju tayangan Dr. Oz Indonesia memberikan informasi bagaimana cara penanggulangan maupun
66
pencegahan penyakit. Sesuai dengan aspek perhatian selektif, penerima informasi mengharapkan sebuah sumber tertentu menyediakan informasi, memilih stimulus yang paling memberikan efek atau terlihat dibanding yang lain, dan memilih sumber informasi yang paling penting.64 Dalam hal ini perhatian selektif muncul adalah karena ketika responden menonton tayangan Dr. Oz Indonesia, responden setuju bahwa tayangan Dr. Oz Indonesia memberikan informasi bagaimana cara penanggulangan maupun pencegahan penyakit. Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pernyataan perhatian selektif 2 akan terlihat seperti pada diagram 4.10 berikut: Diagram 4.10
4.3.3 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator Perhatian Selektif (Selective Attention) 3 Indikator Perhatian Selektif (Selective Attention) 3 memiliki distribusi pertanyaan “Tayangan Dr. Oz Indonesia dapat memberikan cara efektif dalam menjaga kesehatan”. Maka tanggapan responden dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi dibawah ini:
64
Bjorklund. D.F. 2000. Children's thinking: Developmental function and individual differences. 3rd ed.Bellmont. Diakses pada tanggal: 11 Juni 2015. Pukul: 21.45 WIB.
67
Tabel 4.11
Perhatian Selektif 3 N
Valid
83
Missing
0 3,35 3,00 ,572
Mean Median Std. Deviation
Perhatian Selektif 3
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Sangat Tidak Setuju
1
1,2
1,2
1,2
Tidak Setuju
1
1,2
1,2
2,4
Setuju
49
59,0
59,0
61,4
Sangat Setuju
32
38,6
38,6
100,0
Total
83
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel 4.11 diatas, persepsi sebagian Ibu-ibu Perumahan PCI RW.07 menyatakan bahwa “Tayangan Dr. Oz Indonesia dapat memberikan cara efektif dalam menjaga kesehatan” dinilai baik/tinggi dengan presentase rata-rata mencapai 3,00%. Selanjutnya diperoleh tanggapan responden dengan hasil terbanyak adalah jawaban positif dengan total 81 orang (97,6%) dengan rincian jawaban Setuju yaitu sebanyak 49 orang (59,0%) dan jawaban Sangat Setuju sebanyak 32 orang (38,6%). Sementara jawaban negatif diwakili pilihan oleh jawaban Tidak Setuju sebanyak 1 orang (1,2%) dan jawaban Sangat Tidak Setuju sebanyak 1 orang (1,2%).
68
Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden setuju tayangan Dr. Oz Indonesia dapat memberikan cara efektif dalam menjaga kesehatan. Sesuai dengan aspek perhatian selektif, penerima informasi mengharapkan sebuah sumber tertentu menyediakan informasi, memilih stimulus yang paling memberikan efek atau terlihat dibanding yang lain, dan memilih sumber informasi yang paling penting.65 Dalam hal ini perhatian selektif muncul adalah karena ketika responden menonton tayangan Dr. Oz Indonesia, responden setuju bahwa tayangan Dr. Oz Indonesia dapat memberikan cara efektif dalam menjaga kesehatan. Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pernyataan perhatian selektif 3 akan terlihat seperti pada diagram 4.11 berikut: Diagram 4.11
4.3.4 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator Perhatian Terfokus (Focused Attention) 1 Indikator Perhatian Terfokus (Focused Attention) 1 memiliki distribusi pertanyaan “Ketika anda menonton tayangan Dr. Oz Indonesia anda tidak
65
Bjorklund. D.F. 2000. Children's thinking: Developmental function and individual differences. 3rd ed.Bellmont. Diakses pada tanggal: 11 Juni 2015. Pukul: 21.45 WIB.
69
menonton program tayangan TV lain”. Maka tanggapan responden dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi dibawah ini: Tabel 4.12
Perhatian terfokus1 N
Valid
83
Missing Mean Median Std. Deviation
0 3,13 3,00 ,694
Perhatian terfokus 1
Frequency Valid
Sangat Tidak Setuju
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
1,2
1,2
1,2
Tidak Setuju
12
14,5
14,5
15,7
Setuju
45
54,2
54,2
69,9
Sangat Setuju
25
30,1
30,1
100,0
Total
83
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel 4.12 diatas, persepsi sebagian Ibu-ibu Perumahan PCI RW.07 menyatakan bahwa “Ketika anda menonton tayangan Dr. Oz Indonesia anda tidak menonton program tayangan tv lain” dinilai baik/tinggi dengan presentase rata-rata mencapai 3,00%. Selanjutnya diperoleh tanggapan responden dengan hasil terbanyak adalah jawaban positif dengan total 70 orang (84,3%) dengan rincian jawaban Setuju yaitu sebanyak 45 orang (54,2%) dan jawaban Sangat Setuju sebanyak 25 orang (30,1%). Sementara jawaban negatif diwakili
70
pilihan oleh jawaban Tidak Setuju sebanyak 12 orang (14,5%) dan jawaban Sangat Tidak Setuju sebanyak 1 orang (1,2%). Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden ketika menonton tayangan Dr. Oz Indonesia tidak menonton program tayangan TV lain. Sesuai dengan aspek perhatian terfokus mengacu pada situasi dimana seseorang diberikan beberapa input namun harus fokus pada satu input saja selama selang waktu tertentu. Penerima informasi berfokus pada satu sumber/input dan tidak terdistraksi oleh gangguan-gangguan lain. Faktor yang berpengaruh terhadap perhatian terfokus adalah jarak dan arah, serta gangguan dari lingkungan sekitar. Penerima informasi akan lebih mudah menerima informasi dari sumber yang berada langsung di depannya.66 Maka dari itu ketika menonton tayangan Dr. Oz Indonesia responden tidak menonton acara TV lain. Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pernyataan terfokus 1 akan terlihat seperti pada diagram 4.12 berikut: Diagram 4.12
66
Bjorklund. D.F. 2000. Children's thinking: Developmental function and individual differences. 3rd ed.Bellmont. Diakses pada tanggal: 11 Juni 2015. Pukul: 21.45 WIB.
71
4.3.5 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator Perhatian Terfokus (Focused Attention) 2 Indikator Perhatian Terfokus (Focused Attention) 2 memiliki distribusi pertanyaan “Tayangan Dr. Oz Indonesia mempraktekan secara langsung bagaimana cara penanggulangan maupun pencegahan penyakit”. Maka tanggapan responden dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi dibawah ini: Tabel 4.13
Perhatian Terfokus 2 N
Valid
83
Missing Mean Median Std. Deviation
0 3,28 3,00 ,477
Perhatian Terfokus 2
Frequency Valid
Tidak Setuju
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
1,2
1,2
1,2
Setuju
58
69,9
69,9
71,1
Sangat Setuju
24
28,9
28,9
100,0
Total
83
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel 4.13 diatas, persepsi sebagian Ibu-ibu Perumahan PCI RW.07 menyatakan bahwa “Tayangan Dr. Oz Indonesia mempraktekan secara langsung bagaimana cara penanggulangan maupun pencegahan penyakit” dinilai baik/tinggi dengan presentase rata-rata mencapai 3,00%. Selanjutnya diperoleh tanggapan responden dengan hasil terbanyak adalah jawaban positif dengan total
72
78 orang (98,8%) dengan rincian jawaban Setuju yaitu sebanyak 58 orang (69,9%) dan jawaban Sangat Setuju sebanyak 24 orang (28,9%). Sementara jawaban negatif diwakili pilihan oleh jawaban Tidak Setuju sebanyak 1 orang (1,2%) dan tidak terdapat jawaban Sangat Tidak Setuju. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden setuju bahwa tayangan Dr. Oz Indonesia mempraktekan secara langsung bagaimana cara penanggulangan maupun pencegahan penyakit. Sesuai dengan aspek perhatian terfokus, penerima informasi berfokus pada satu sumber/input dan tidak terdistraksi oleh gangguangangguan lain. Penerima informasi akan lebih mudah menerima informasi dari sumber yang berada langsung di depannya.67 Dalam tayangan ini memperaktekan secara langsung bagaimana cara penanggulangan maupun pencegahan penyakit, maka dari itu responden fokus untuk menontonnya karena sangat bermanfaat. Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pernyataan terfokus 2 akan terlihat seperti pada diagram 4.13 berikut: Diagram 4.13
67
Bjorklund. D.F. 2000. Children's thinking: Developmental function and individual differences. 3rd ed.Bellmont. Diakses pada tanggal: 11 Juni 2015. Pukul: 21.45 WIB.
73
4.3.6 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator Perhatian Terbagi (Divided Attention) Indikator Perhatian Terbagi (Divided Attention) memiliki distribusi pertanyaan “Ketika dirasa informasi tidak terlalu jelas, anda akan memindahkan ke acara lain”. Maka tanggapan responden dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi dibawah ini: Tabel 4.14
Perhatian Terbagi N
Valid
83
Missing Mean Median Std. Deviation
0 2,07 2,00 ,880
Perhatian Terbagi
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Sangat Tidak Setuju
20
24,1
24,1
24,1
Tidak Setuju
46
55,4
55,4
79,5
8
9,6
9,6
89,2 100,0
Setuju Sangat Setuju Total
9
10,8
10,8
83
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel 4.14 diatas, persepsi sebagian Ibu-ibu Perumahan PCI RW.07 menyatakan bahwa “Ketika dirasa informasi tidak terlalu jelas, anda akan memindahkan ke acara lain” dinilai tidak baik/rendah dengan presentase rata-rata mencapai 2,00%. Selanjutnya diperoleh tanggapan responden dengan hasil
74
terbanyak kali ini adalah jawaban negatif dengan total 66 orang (79,5%) dengan rincian jawaban Tidak Setuju yaitu sebanyak 46 orang (55,4%) dan jawaban Sangat Tidak Setuju sebanyak 20 orang (24,1%). Sementara jawaban positif diwakili pilihan oleh Sangat Setuju sebanyak 9 orang (10,8%) dan jawaban Setuju sebanyak 8 orang (9,6%). Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden tidak setuju ketika dirasa informasi tidak terlalu jelas, akan memindahkan ke acara lain. Sesuai dengan aspek perhatian terbagi terjadi ketika penerima informasi diharuskan menerima informasi dari berbagai sumber.68 Tetapi mayoritas responden tetap memilih untuk menonton tayangan tersebut dibandingan menonton acara lain. Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pernyataan terbagi akan terlihat seperti pada diagram 4.14 berikut: Diagram 4.14
4.3.7 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator Perhatian Terus Menerus (Sustained Attention) 1 Indikator Perhatian terus-menerus (Sustained Attention) 1 memiliki distribusi pertanyaan “Dalam tayangan ini terdapat banyak informasi yang belum 68
Bjorklund. D.F. 2000. Children's thinking: Developmental function and individual differences. 3rd ed.Bellmont. Diakses pada tanggal: 11 Juni 2015. Pukul: 21.45 WIB.
75
diketahui sebelumnya maka anda tertarik untuk terus menonton”. Maka tanggapan responden dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi dibawah ini: Tabel 4.15
Perhatian Terus-menerus 1 N
Valid
83
Missing Mean Median Std. Deviation
0 3,13 3,00 ,513
Perhatian Terus-menerus 1
Frequency Valid
Sangat Tidak Setuju
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
1,2
1,2
1,2
3
3,6
3,6
4,8
Setuju
63
75,9
75,9
80,7
Sangat Setuju
16
19,3
19,3
100,0
Total
83
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel 4.15 diatas, persepsi sebagian Ibu-ibu Perumahan PCI RW.07 menyatakan bahwa “Dalam tayangan ini terdapat banyak informasi yang belum diketahui sebelumnya maka anda tertarik untuk terus menonton” dinilai baik/tinggi dengan presentase rata-rata mencapai 3,00%. Selanjutnya diperoleh tanggapan responden dengan hasil terbanyak adalah jawaban positif dengan total 79 orang (95,2%) dengan rincian jawaban Setuju yaitu sebanyak 63 orang (75,9%) dan jawaban Sangat Setuju sebanyak 16 orang (19,3%). Sementara jawaban negatif diwakili pilihan oleh jawaban Tidak Setuju sebanyak 3 orang (3,6%) dan jawaban Sangat Tidak Setuju sebanyak 1 orang (1,2%).
76
Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden setuju dalam tayangan ini terdapat banyak informasi yang belum diketahui sebelumnya maka anda tertarik untuk terus menonton. Sesuai dengan aspek perhatian terus menerus dilakukan penerima informasi yang harus melihat sinyal atau sumber pada jangka waktu tertentu yang cukup lama.69 Maka dari itu responden tertarik untuk menonton terus menerus karena dalam tayangan ini terdapat infomasi yang belum diketahui sehingga menjadi pengetahuan baru yang bermanfaat bagi para responden. Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pernyataan terus menerus 1 akan terlihat seperti pada diagram 4.15 berikut: Diagram 4.15
4.3.8 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator Perhatian Terus Menerus (Sustained Attention)2 Indikator
Perhatian terus-menerus (Sustained Attention) 2 memiliki
distribusi pertanyaan “Tayangan Dr. Oz Indonesia memberikan materi yang jelas kepada penonton dengan menghadirkan pakar kesehatan”. Maka tanggapan responden dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi dibawah ini:
69
Bjorklund. D.F. 2000. Children's thinking: Developmental function and individual differences. 3rd ed.Bellmont. Diakses pada tanggal: 11 Juni 2015. Pukul: 21.45 WIB.
77
Tabel 4.16
Perhatian Terus-menerus 2 N
Valid
83
Missing
0 3,35 3,00 ,593
Mean Median Std. Deviation
Perhatian Terus-menerus 2
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Sangat Tidak Setuju
1
1,2
1,2
1,2
Tidak Setuju
2
2,4
2,4
3,6
Setuju
47
56,6
56,6
60,2
Sangat Setuju
33
39,8
39,8
100,0
Total
83
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel 4.16 diatas, persepsi sebagian Ibu-ibu Perumaha PCI RW.07 menyatakan bahwa “Tayangan Dr. Oz Indonesia memberikan materi yang jelas kepada penonton dengan menghadirkan pakar kesehatan” dinilai baik/tinggi dengan presentase rata-rata mencapai 3,00%. Selanjutnya diperoleh tanggapan responden dengan hasil terbanyak adalah jawaban positif dengan total 80 orang (96,4%) dengan rincian jawaban Setuju yaitu sebanyak 47 orang (56,6%) dan jawaban Sangat Setuju sebanyak 33 orang (39,8%). Sementara jawaban negatif diwakili pilihan oleh jawaban Tidak Setuju sebanyak 2 orang (2,4%) dan jawaban Sangat Tidak Setuju sebanyak 1 orang (1,2%). Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden setuju tayangan Dr. Oz Indonesia memberikan materi yang jelas kepada penonton dengan menghadirkan
78
pakar kesehatan. Sesuai dengan aspek perhatian terus menerus dilakukan penerima informasi yang harus melihat sinyal atau sumber pada jangka waktu tertentu yang cukup lama.70 Maka dari itu dengan menghadirkan pakar kesehatan, membuat penonton percaya akan informasi yang diberikan sehingga responden akan terus-menerus menontonnya. Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pernyataan terus menerus 2 akan terlihat seperti pada diagram 4.16 berikut: Diagram 4.16
4.3.9 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator Perhatian Terus Menerus (Sustained Attention) 3 Indikator Perhatian terus-menerus (Sustained Attention) 3 memiliki distribusi pertanyaan “Tayangan Dr. Oz Indonesia banyak memberikan tips-tips menarik yang bisa dilakukan/di peragakan baik distudio maupun dirumah”. Maka tanggapan responden dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi dibawah ini:
70
Bjorklund. D.F. 2000. Children's thinking: Developmental function and individual differences. 3rd ed.Bellmont. Diakses pada tanggal: 11 Juni 2015. Pukul: 21.45 WIB.
79
Tabel 4.17
Perhatian Terus-menerus 3 N
Valid
83
Missing Mean
0 3,39
Median
3,00
Std. Deviation
,559
Perhatian Terus-menerus 3
Frequency Valid
Tidak Setuju
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
3
3,6
3,6
3,6
Setuju
45
54,2
54,2
57,8
Sangat Setuju
35
42,2
42,2
100,0
Total
83
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel 4.17 diatas, persepsi sebagian Ibu-ibu Perumahan PCI RW.07 menyatakan bahwa “Tayangan Dr. Oz Indonesia banyak memberikan tips-tips menarik yang bisa dilakukan/diperagakan baik distudio maupun dirumah” dinilai baik/tinggi dengan presentase rata-rata mencapai 3,00%. Selanjutnya diperoleh tanggapan responden dengan hasil terbanyak adalah jawaban positif dengan total 80 orang (96,4%) dengan rincian jawaban Setuju yaitu sebanyak 45 orang (54,2%) dan jawaban Sangat Setuju sebanyak 35 orang (42,2%). Sementara jawaban negatif diwakili pilihan oleh jawaban Tidak Setuju sebanyak 3 orang (3,6%) dan tidak terdapat jawaban Sangat Tidak Setuju.
80
Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden setuju tayangan Dr. Oz Indonesia banyak memberikan tips-tips menarik yang bisa dilakukan/diperagakan baik distudio maupun dirumah. Sesuai dengan aspek perhatian terus menerus dilakukan penerima informasi yang harus melihat sinyal atau sumber pada jangka waktu tertentu yang cukup lama.71 Dalam hal ini membuat responden dapat melakukan tips-tips yang telah diperagakan oleh tayangan tersebut. Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pernyataan terus menerus 3 akan terlihat seperti pada diagram 4.17 berikut: Diagram 4.17
4.3.10 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator Kurang Perhatian (Lack of Attention) Indikator Kurang perhatian (Lack of Attention) memiliki distribusi pertanyaan “Ketika bintang tamu yang dihadirkan bukan artis anda tidak mau menonton”. Maka tanggapan responden dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi dibawah ini:
71
Bjorklund. D.F. 2000. Children's thinking: Developmental function and individual differences. 3rd ed.Bellmont. Diakses pada tanggal: 11 Juni 2015. Pukul: 21.45 WIB.
81
Tabel 4.18
Kurang Perhatian N
Valid
83
Missing Mean Median Std. Deviation
0 2,14 2,00 ,521
Kurang Perhatian
Frequency Valid
Sangat Tidak Setuju
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2
2,4
2,4
2,4
71
85,5
85,5
88,0
Setuju
6
7,2
7,2
95,2
Sangat Setuju
4
4,8
4,8
100,0
83
100,0
100,0
Tidak Setuju
Total
Berdasarkan Tabel 4.18 diatas, persepsi sebagian Ibu-ibu Perumahan PCI RW.07 menyatakan bahwa “Ketika bintang tamu yang dihadirkan bukan artis anda tidak mau menonton” dinilai tidak baik/rendah dengan presentase rata-rata mencapai 2,00%. Selanjutnya diperoleh tanggapan responden dengan hasil terbanyak adalah jawaban negatif dengan total 73 orang (87,9%) dengan rincian jawaban Tidak Setuju yaitu sebanyak 71 orang (85,5%), jawaban Sangat Tidak Setuju sebanyak 2 orang (2,4%), jawaban Setuju sebanyak 6 orang (7,2%), dan jawaban Sangat Setuju sebanyak 4 orang (4,8%). Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden tidak setuju ketika bintang tamu yang dihadirkan bukan artis anda tidak mau menonton. Sesuai
82
dengan aspek kurang perhatian merupakan situasi dimana penerima tidak berkonsentrasi.72 Maka dari itu responden tidak setuju ketika bintang tamu yang dihadirkan bukan artis maka tidak akan menonton tayangan tersebut. Karena responden tetap memilih menonton tayangan tersebut walaupun bintang tamunya bukanlah artis, melainkan informasinya yang terpenting untuk ditotonton. Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pernyataan kurang perhatian akan terlihat seperti pada diagram 4.18 berikut: Diagram 4.18
4.3.11 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator Pengalaman Masalalu 1 Indikator Pengalaman Masalalu memiliki distribusi pertanyaan “Tayangan Dr. Oz Indonesia membawa dampak positif bagi anda, karena dalam tayangan ini banyak menyadarkan anda tentang arti hidup sehat”. Maka tanggapan responden dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi dibawah ini:
72
Bjorklund. D.F. 2000. Children's thinking: Developmental function and individual differences. 3rd ed.Bellmont. Diakses pada tanggal: 11 Juni 2015. Pukul: 21.45 WIB.
83
Tabel 4.19
Pengalaman Masalalu 1 N
Valid
83
Missing
0 3,51 4,00 ,592
Mean Median Std. Deviation
Pengalaman Masalalu 1
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Sangat Tidak Setuju
1
1,2
1,2
1,2
Tidak Setuju
1
1,2
1,2
2,4
Setuju
36
43,4
43,4
45,8
Sangat Setuju
45
54,2
54,2
100,0
Total
83
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel 4.19 diatas, persepsi sebagian Ibu-ibu Perumahan PCI RW.07 menyatakan bahwa
“Tayangan Dr. Oz Indonesia membawa dampak
positif bagi anda, karena dalam tayangan ini banyak menyadarkan anda tentang arti hidup sehat” dinilai sangat baik/sangat tinggi dengan presentase rata-rata mencapai 4,00%. Selanjutnya diperoleh tanggapan responden dengan hasil terbanyak adalah jawaban positif dengan total 81 orang (97,6%) dengan rincian jawaban Sangat Setuju yaitu sebanyak 45 orang (54,2%) dan jawaban Setuju sebanyak 36 orang (43,4%), dan jawaban negatif diwakili pilihan oleh jawaban Setuju sebanyak 1 orang (1,2%) dan jawaban Sangat Tidak Setuju sebanyak 1 orang (1,2%).
84
Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden setuju tayangan Dr. Oz Indonesia membawa dampak positif bagi anda, karena dalam tayangan ini banyak menyadarkan anda tentang arti hidup sehat. Sesuai dengan aspek pengalaman masalalu suatu pengalaman langsung antara individu dengan obyek yang dipersepsi individu, baik yang bersifat positif maupun negatif.73 Maka dengan menonton tayangan ini responden lebih menyadari akan hidup sehat dari kehidupan sebelumnya. Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pernyataan pengalaman masalalu 1 akan terlihat seperti pada diagram 4.19 berikut: Diagram 4.19
4.3.12 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator Pengalaman Masalalu 2 Indikator Pengalaman Masalalu 2 memiliki distribusi pertanyaan “Dengan menonton tayangan ini anda lebih memperhatikan kesehatan anda dari sebelumnya”. Maka tanggapan responden dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi dibawah ini:
73
Jalaludin Rakhmat. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hal.51
85
Tabel 4.20
Pengalaman Masalalu 2 N
Valid
83
Missing
0 3,43 3,00 ,522
Mean Median Std. Deviation
Pengalaman Masalalu 2
Frequency Valid
Tidak Setuju
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
1,2
1,2
1,2
Setuju
45
54,2
54,2
55,4
Sangat Setuju
37
44,6
44,6
100,0
Total
83
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel 4.20 diatas, persepsi sebagian Ibu-ibu Perumahan PCI RW.07 menyatakan bahwa “Dengan menonton tayangan ini anda lebih memperhatikan kesehatan anda dari sebelumnya” dinilai baik/tinggi dengan presentase rata-rata mencapai 3,00%. Selanjutnya diperoleh tanggapan responden dengan hasil terbanyak adalah jawaban positif dengan total 82 orang (98,8%) dengan rincian jawaban Setuju yaitu sebanyak 45 orang (54,2%) dan jawaban Sangat Setuju sebanyak 37 orang (44,6%), dan jawaban negatif diwakili pilihan oleh jawaban Tidak Setuju sebanyak 1 orang (1,2%) dan tidak terdapat jawaban Sangat Tidak Setuju. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden setuju dengan menonton tayangan ini anda lebih memperhatikan kesehatan anda dari sebelumnya. Sesuai
86
dengan aspek suatu pengalaman langsung antara individu dengan obyek yang dipersepsi individu, baik yang bersifat positif maupun negatif.74 Maka dengan menonton tayangan ini memiliki persepsi positif yang menyetujui bahwa dengan menonton tayangan ini responden lebih memperhatikan kesehatan dari sebelumnya. Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pernyataan pengalaman masalalu 2 akan terlihat seperti pada diagram 4.20 berikut: Diagram 4.20
4.3.13 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator Sistem Nilai 1 Indikator Sistem Nilai 1 memiliki distribusi pertanyaan “Di dalam tayangan ini host dapat menyampaikan informasi kesehatan dengan bahasa yang santai sehingga dapat di mengerti oleh penonton”. Maka tanggapan responden dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi dibawah ini:
74
Jalaludin Rakhmat. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hal.51
87
Tabel 4.21
Sistem Nilai 1 N
Valid
83
Missing
0 3,31 3,00 ,562
Mean Median Std. Deviation
Sistem Nilai 1
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Sangat Tidak Setuju
1
1,2
1,2
1,2
Tidak Setuju
1
1,2
1,2
2,4
Setuju
52
62,7
62,7
65,1
Sangat Setuju
29
34,9
34,9
100,0
Total
83
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel 4.21 diatas, persepsi sebagian Ibu-ibu Perumahan PCI RW.07 menyatakan bahwa “Di dalam tayangan ini host dapat menyampaikan informasi kesehatan dengan bahasa yang santai sehingga dapat di mengerti oleh penonton” dinilai baik/tinggi dengan presentase rata-rata mencapai 3,00%. Selanjutnya diperoleh tanggapan responden dengan hasil terbanyak adalah jawaban positif dengan total 81 orang (97,6%) dengan rincian jawaban Setuju yaitu sebanyak 52 orang (62,7%) dan jawaban Sangat Setuju sebanyak 29 orang (34,9%), dan jawaban negatif
diwakili pilihan oleh jawaban Tidak Setuju
sebanyak 1 orang (1,2%) dan jawaban Sangat Tidak Setuju sebanyak 1 orang (1,2%).
88
Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden setuju di dalam tayangan ini host dapat menyampaikan informasi kesehatan dengan bahasa yang santai sehingga dapat di mengerti oleh penonton. Sesuai dengan aspek sistem nilai, penilaian individu dalam mempersepsi suatu obyek yang dipersepsi, apakah stimulus tersebut akan diterima atau ditolak. Apabila stimulus tersebut menarik atau ada persesuaian maka akan dipersepsi positif, dan demikian sebaliknya.75 Dalam hal ini responden menilai bahwa host dapat menyampaikan inforamsi kesehatan dengan bahasa yang santai sehingga dapat di mengerti oleh penonton. Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pernyataan system nilai 1 akan terlihat seperti pada diagram 4.21 berikut: Diagram 4.21
4.3.14 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator Sistem Nilai 2 Indikator Sistem Nilai 2 memiliki distribusi pertanyaan “Tayangan Dr. Oz Indonesia sangat bagus karena menampilkan host yang memang mempunyai latar belakang pendidikan di bidang kesehatan”. Maka tanggapan responden dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi dibawah ini:
75
Jalaludin Rakhmat. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hal.51
89
Tabel 4.22
Sistem Nilai 2 N
Valid
83
Missing
0 3,46 3,00 ,591
Mean Median Std. Deviation
Sistem Nilai 2
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Sangat Tidak Setuju
1
1,2
1,2
1,2
Tidak Setuju
1
1,2
1,2
2,4
Setuju
40
48,2
48,2
50,6
Sangat Setuju
41
49,4
49,4
100,0
Total
83
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel 4.22 diatas, persepsi sebagian Ibu-ibu Perumahan PCI RW.07 menyatakan bahwa “Tayangan Dr. Oz Indonesia sangat bagus karena menampilkan host yang memang mempunyai latar belakang pendidikan di bidang kesehatan” dinilai baik/tinggi dengan presentase rata-rata mencapai 3,00%. Selanjutnya diperoleh tanggapan responden dengan hasil terbanyak adalah jawaban positif dengan total 81 orang (97,6%) dengan rincian jawaban Setuju yaitu sebanyak 40 orang (48,2%) dan jawaban Sangat Setuju sebanyak 41 orang (49,4%), dan jawaban negatif
diwakili pilihan oleh jawaban Tidak Setuju
sebanyak 1 orang (1,2%) dan jawaban Sangat Tidak Setuju sebanyak 1 orang (1,2%).
90
Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden setuju tayangan Dr. Oz Indonesia sangat bagus karena menampilkan host yang memang mempunyai latar belakang pendidikan di bidang kesehatan. Sesuai dengan sapek sistem nilai, Penilaian individu dalam mempersepsi suatu obyek yang dipersepsi, apakah stimulus tersebut akan diterima atau ditolak. Apabila stimulus tersebut menarik atau ada persesuaian maka akan dipersepsi positif, dan demikian sebaliknya.76 Dalam hal ini responden menilai tayangan ini bagus karena menampilkan host yang mempunyai latar belakang pendidikan dibidang kesehatan, sehingga informasi yang diberikan tidak diragukan lagi kebenarannya. Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pernyataan system nilai 2 akan terlihat seperti pada diagram 4.22 berikut: Diagram 4.22
4.3.15 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator Tahu (Know) Indikator Tahu (Know) memiliki distribusi pertanyaan “Dalam menonton tayangan ini penonton mendapatkan pengetahuan tentang gaya hidup sehat dan
76
Jalaludin Rakhmat. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hal.51
91
tidak sehat”. Maka tanggapan responden dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi dibawah ini: Tabel 4.23
Tahu N
Valid
83
Missing Mean Median Std. Deviation
0 3,39 3,00 ,537
Tahu
Frequency Valid
Tidak Setuju
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2
2,4
2,4
2,4
Setuju
47
56,6
56,6
59,0
Sangat Setuju
34
41,0
41,0
100,0
Total
83
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel 4.23 diatas, persepsi sebagian Ibu-ibu Perumahan PCI RW.07
menyatakan
bahwa
“Dalam
menonton
tayangan
ini
penonton
mendapatkan pengetahuan tentang gaya hidup sehat dan tidak sehat” dinilai baik/tinggi dengan presentase rata-rata mencapai 3,00%. Selanjutnya diperoleh tanggapan responden dengan hasil terbanyak adalah jawaban positif dengan total 81 orang (97,6%) dengan rincian jawaban Setuju yaitu sebanyak 47 orang (56,6%) dan jawaban Sangat Setuju sebanyak 34 orang (41,0%), dan jawaban negatif
92
diwakili pilihan oleh jawaban Tidak Setuju sebanyak 2 orang (2,4%) dan tidak ada jawaban Sangat Tidak Setuju. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden setuju dalam menonton tayangan ini penonton mendapatkan pengetahuan tentang gaya hidup sehat dan tidak sehat. Sesuai dengan aspek tahu, mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.77 Maka dari itu dalam menonton tayangan ini responden mendapatkan pengetahuan gaya hidup yang sehat dan tidak sehat. Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pernyataan tahu akan terlihat seperti pada diagram 4.23 berikut: Diagram Diagram 4.23
4.3.16 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator Memahami (Comprehention) 1 Indikator Memahami (Comprehention) 1 memiliki distribusi pertanyaan “Dengan menghadirkan pakar kesehatan penonton dapat lebih memahami
77
Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Hal.3
93
informasi secara jelas”. Maka tanggapan responden dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi dibawah ini: Tabel 4.24
Memahami 1 N
Valid
83
Missing Mean Median Std. Deviation
0 3,36 3,00 ,596
Memahami 1
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Sangat Tidak Setuju
1
1,2
1,2
1,2
Tidak Setuju
2
2,4
2,4
3,6
Setuju
46
55,4
55,4
59,0
Sangat Setuju
34
41,0
41,0
100,0
Total
83
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel 4.24 diatas, persepsi sebagian Ibu-ibu Perumahan PCI RW.07 menyatakan bahwa “Dengan menghadirkan pakar kesehatan penonton dapat lebih memahami informasi secara jelas” dinilai baik/tinggi dengan presentase rata-rata mencapai 3,00%. Selanjutnya diperoleh tanggapan responden dengan hasil terbanyak adalah jawaban positif dengan total 08 orang (96,4%) dengan rincian jawaban Setuju yaitu sebanyak 46 orang (55,4%) dan jawaban Sangat Setuju sebanyak 34 orang (41,0%), dan jawaban negatif diwakili pilihan oleh jawaban Tidak Setuju sebanyak 2 orang (2,4%) dan jawaban Sangat Tidak Setuju sebanyak 1 orang (1,2%).
94
Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden setuju dengan menghadirkan pakar kesehatan penonton dapat lebih memahami informasi secara jelas. Sesuai dengan aspek memahami, kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.78 Dalam hal ini responden setuju jika tayangan ini menghadirkan pakar kesehatan agar penonton dapat lebih memahami dan percaya akan informasi yang diberikan. Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pernyataan memahami 1 akan terlihat seperti pada diagram 4.24 berikut: Diagram 4.24
4.3.17 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator Memahami (Comprehention) 2 Indikator Memahami (Comprehention) 2 memiliki distribusi pertanyaan “Dengan adanya praktek/peragaan/adegan yang ditampilkan dapat memudahkan 78
Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Hal.3
95
penonton memahami cara-cara penanggulangan maupun pencegahan penyakit”. Maka tanggapan responden dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi dibawah ini: Tabel 4.25
Memahami 2 N
Valid
83
Missing
0 3,43 3,00 ,522
Mean Median Std. Deviation
Memahami 2 Frequency Valid
Tidak Setuju
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
1
1,2
1,2
1,2
Setuju
45
54,2
54,2
55,4
Sangat Setuju
37
44,6
44,6
100,0
Total
83
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel 4.25 diatas, persepsi sebagian Ibu-ibu Perumahan PCI RW.07 menyatakan bahwa “Dengan adanya praktek/peragaan/adegan yang ditampilkan dapat memudahkan penonton memahami cara-cara penanggulangan maupun pencegahan penyakit” dinilai baik/tinggi dengan presentase rata-rata mencapai 3,00%. Selanjutnya diperoleh tanggapan responden dengan hasil terbanyak adalah jawaban positif dengan total 82 orang (98,8%) dengan rincian jawaban Setuju yaitu sebanyak 45 orang (54,2%) dan jawaban Sangat Setuju sebanyak 37 orang (44,6%), dan jawaban negatif diwakili pilihan oleh jawaban
96
Tidak Setuju sebanyak 1 orang (1,2%) dan tidak terdapat jawaban Sangat Tidak Setuju. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden setuju dengan adanya praktek/peragaan/adegan
yang
ditampilkan
dapat
memudahkan
penonton
memahami cara-cara penanggulangan maupun pencegahan penyakit. Sesuai dengan aspek memahami, kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.79 Dalam hal ini responden dapat memahami cara penanggulangan maupun pencegahan penyakit dengan adanya praktek/peragaan/adegan yang ditampilkan oleh tayangan Dr. Oz Indonesia. Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pernyataan memahami 2 akan terlihat seperti pada diagram 4.25 berikut: Digram 4.25
79
Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Hal.3
97
4.3.18 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator Aplikasi (Application) 1 Indikator Aplikasi (Application) 1 memiliki distribusi pertanyaan “Melalui tayangan ini penonton dapat mengaplikasikan cara menangani atau mencegah penyakit”. Maka tanggapan responden dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi dibawah ini: Tabel 4.26
Aplikasi 1 N
Valid
83
Missing Mean Median Std. Deviation
0 3,24 3,00 ,508
Aplikasi 1 Frequency Valid
Tidak Setuju
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
3
3,6
3,6
3,6
Setuju
57
68,7
68,7
72,3
Sangat Setuju
23
27,7
27,7
100,0
Total
83
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel 4.26 diatas, persepsi sebagian Ibu-ibu Perumahan PCI RW.07
menyatakan
bahwa
“Melalui
tayangan
ini
penonton
dapat
mengaplikasikan cara menangani atau mencegah penyakit” dinilai baik/tinggi dengan presentase rata-rata mencapai 3,00%. Selanjutnya diperoleh tanggapan responden dengan hasil terbanyak adalah jawaban positif dengan total 80 orang
98
(96,4%) dengan rincian jawaban Setuju yaitu sebanyak 57 orang (68,7%) dan jawaban Sangat Setuju sebanyak 23 orang (27,7%), dan jawaban negatif diwakili pilihan oleh jawaban Tidak Setuju sebanyak 3 orang (3,6%) dan tidak terdapat jawaban Sangat Tidak Setuju. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden setuju melalui tayangan ini penonton dapat mengaplikasikan cara menangani atau mencegah penyakit. Sesuai dengan aspek aplikasi, diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.80 Maka dari itu dengan menonton tayangan ini responden dapat mengaplikasikan cara menangani atau mencegah penyakit. Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pernyataan aplikasi 1 akan terlihat seperti pada diagram 4.26 berikut: Digram 4.26
80
Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Hal.3
99
4.3.19 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator Aplikasi (Application) 2 Indikator Aplikasi (Application) 2 memiliki distribusi pertanyaan “Melalui tayangan ini penonton dapat mengaplikasikan pola hidup yang sehat”. Maka tanggapan responden dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi dibawah ini: Tabel 4.27
Aplikasi 2 N
Valid
83
Missing Mean Median Std. Deviation
0 3,25 3,00 ,514
Aplikasi 2 Frequency Valid
Tidak Setuju
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
3
3,6
3,6
3,6
Setuju
56
67,5
67,5
71,1
Sangat Setuju
24
28,9
28,9
100,0
Total
83
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel 4.27 diatas, persepsi sebagian Ibu-ibu Perumahan PCI RW.07
menyatakan
bahwa
“Melalui
tayangan
ini
penonton
dapat
mengaplikasikan pola hidup yang sehat” dinilai baik/tinggi dengan presentase rata-rata mencapai 3,00%. Selanjutnya diperoleh tanggapan responden dengan hasil terbanyak adalah jawaban positif dengan total 80 orang (96,4%) dengan rincian jawaban Setuju yaitu sebanyak 56 orang (67,5%) dan jawaban Sangat
100
Setuju sebanyak 24 orang (28,9%), dan jawaban negatif diwakili pilihan oleh jawaban Tidak Setuju sebanyak 3 orang (3,6%) dan tidak terdapat jawaban Sangat Tidak Setuju. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden setuju melalui tayangan ini penonton dapat mengaplikasikan pola hidup yang sehat. Sesuai dengan aspek aplikasi, diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.81 Dalam hal ini responden dapat mengaplikasikan pola hidup yang sehat dalam kehidupan sehari-hari. Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pernyataan aplikasi 2 akan terlihat seperti pada diagram 4.27 berikut: Diagram 4.27
4.3.20 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator Analisis (Analysys) 1 Indikator Analisis (Analysys) 1 memiliki distribusi pertanyaan “Tayangan Dr. Oz Indonesia memberikan cara menjaga pola hidup sehat yang baik”. Maka tanggapan responden dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi dibawah ini:
81
Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Hal.3
101
Tabel 4.28
Analisis 1 N
Valid
83
Missing
0 3,37 3,00 ,511
Mean Median Std. Deviation
Analisis 1 Frequency Valid
Tidak Setuju
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
1,2
1,2
1,2
Setuju
50
60,2
60,2
61,4
Sangat Setuju
32
38,6
38,6
100,0
Total
83
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel 4.28 diatas, persepsi sebagian Ibu-ibu Perumahan PCI RW.07 menyatakan bahwa “Tayangan Dr. Oz Indonesia memberikan cara menjaga pola hidup sehat yang baik” dinilai baik/tinggi dengan presentase ratarata mencapai 3,00%. Selanjutnya diperoleh tanggapan responden dengan hasil terbanyak adalah jawaban positif dengan total 82 orang (98,8%) dengan rincian jawaban Setuju yaitu sebanyak 50 orang (60,2%) dan jawaban Sangat Setuju sebanyak 32 orang (38,6%), dan jawaban negatif diwakili pilihan oleh jawaban Tidak Setuju sebanyak 1 orang (1,2%) dan tidak terdapat jawaban Sangat Tidak Setuju. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden setuju tayangan Dr. Oz Indonesia memberikan cara menjaga pola hidup sehat yang baik. Sesuai dengan aspek analisis, suatu kemampuan analisa dapat dilihat dari penggunaan kata kerja
102
dapat menggambarkan, membedakan, mengelompokkan dan seperti sebagainya.82 Maka dari itu dalam hal ini responden dapat menjaga pola hidup sehat yang baik. Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pernyataan analisis 1 akan terlihat seperti pada diagram 4.28 berikut: Diagram 4.28
4.3.21 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator Analisis (Analysys) 2 Indikator Analisis (Analysys) 2 memiliki distribusi pertanyaan “Tayangan Dr. Oz Indonesia satu-satunya tayangan yang membahas tentang dunia kesehatan secara menyeluruh”. Maka tanggapan responden dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi dibawah ini:
82
Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Hal.3
103
Tabel 4.29
Analisis 2
N
Valid
83
Missing Mean Median Std. Deviation
0 3,40 3,00 ,562
Analisis 2
Frequency Valid
Sangat Tidak Setuju
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
1,2
1,2
1,2
Setuju
47
56,6
56,6
57,8
Sangat Setuju
35
42,2
42,2
100,0
Total
83
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel 4.29 diatas, persepsi sebagian Ibu-ibu Perumahan PCI RW.07 menyatakan bahwa “Tayangan Dr. Oz Indonesia satu-satunya tayangan yang membahas tentang dunia kesehatan secara menyeluruh” dinilai baik/tinggi dengan presentase rata-rata mencapai 3,00%. Selanjutnya diperoleh tanggapan responden dengan hasil terbanyak adalah jawaban positif dengan total 82 orang (98,8%) dengan rincian jawaban Setuju yaitu sebanyak 47 orang (56,6%) dan jawaban Sangat Setuju sebanyak 35 orang (42,2%), dan jawaban negatif diwakili pilihan oleh jawaban Sangat Tidak Setuju sebanyak 1 orang (1,2%) dan tidak terdapat jawaban Tidak Setuju.
104
Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden setuju tayangan Dr. Oz Indonesia satu-satunya tayangan yang membahas tentang dunia kesehatan secara menyeluruh. Sesuai dengan aspek analisis, suatu kemampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja dapat menggambarkan, membedakan, mengelompokkan dan seperti sebagainya.83 Dalam hal ini responden memilih tayanga Dr. Oz Indonesia sebagai satu-satunya tayangan yang membahas tentang dunia kesehatan secara menyeluruh. Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pernyataan analisis 2 akan terlihat seperti pada diagram 4.29 berikut: Diagram 4.29
4.3.22 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator Sintesa (Syntesis) Indikator Sintesa (Syntesis) memiliki distribusi pertanyaan “Tayangan Dr. Oz Indonesia memberikan cara menangani dan mencegah permasalahan penyakit dengan lugas”. Maka tanggapan responden dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi dibawah ini:
83
Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Hal.3
105
Tebel 4.30
Sintesa N
Valid
83
Missing
0 3,24 3,00 ,458
Mean Median Std. Deviation
Sintesa Frequency Valid
Tidak Setuju
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
1
1,2
1,2
1,2
Setuju
61
73,5
73,5
74,7
Sangat Setuju
21
25,3
25,3
100,0
Total
83
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel 4.30 diatas, persepsi sebagian Ibu-ibu Perumahan PCI RW.07 menyatakan bahwa “Tayangan Dr. Oz Indonesia memberikan cara menangani dan mencegah permasalahan penyakit dengan lugas” dinilai baik/tinggi dengan presentase rata-rata mencapai 3,00%. Selanjutnya diperoleh tanggapan responden dengan hasil terbanyak adalah jawaban positif dengan total 82 orang (98,8%) dengan rincian jawaban Setuju yaitu sebanyak 61 orang (73,5%) dan jawaban Sangat Setuju sebanyak 21 orang (25,3%), dan jawaban negatif diwakili pilihan oleh jawaban Tidak Setuju sebanyak 1 orang (1,2%) dan tidak terdapat jawaban Sangat Tidak Setuju. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden setuju tayangan Dr. Oz Indonesia memberikan cara menangani dan mencegah permasalahan penyakit dengan lugas. Sesuai dengan aspek sintesa adalah suatu kemampuan untuk
106
menyusun formasi baru dari informasi-informasi yang ada misalnya dapat menyusun, dapat menggunakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada.84 Maka dari itu dalam hal ini responden dapat mencegah sekaligus menangani permasalahan penyakit. Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pernyataan sintesa akan terlihat seperti pada diagram 4.30 berikut: Diagram 4.30
4.3.23 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator Evaluasi (Evaluation) 1 Indikator Evaluasi (Evaluation) 1 memiliki distribusi pertanyaan “Dengan menonton tayangan ini penonton dapat mengevaluasi pola hidup sehat dengan pola hidup tidak sehat”. Maka tanggapan responden dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi dibawah ini:
84
Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Hal.3
107
Tabel 4.31
Evaluasi 1 N
Valid
83
Missing
0 3,27 3,00 ,543
Mean Median Std. Deviation
Evaluasi 1 Frequency Valid
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
Sangat Tidak Setuju
1
1,2
1,2
1,2
Tidak Setuju
1
1,2
1,2
2,4
Setuju
56
67,5
67,5
69,9
Sangat Setuju
25
30,1
30,1
100,0
Total
83
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel 4.31 diatas, persepsi sebagian Ibu-ibu Perumahan PCI RW.07 menyatakan bahwa “Dengan menonton tayangan ini penonton dapat mengevaluasi pola hidup sehat dengan pola hidup tidak sehat” dinilai baik/tinggi dengan presentase rata-rata mencapai 3,00%. Selanjutnya diperoleh tanggapan responden dengan hasil terbanyak adalah jawaban positif dengan total 81 orang (97,6%) dengan rincian jawaban Setuju yaitu sebanyak 56 orang (67,5%) dan jawaban Sangat Setuju sebanyak 25 orang (30,1%), dan jawaban negatif diwakili pilihan oleh jawaban Tidak Setuju sebanyak 1 orang (1,2%) dan jawaban Sangat Tidak Setuju 1 orang (1,2%). Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden setuju dengan menonton tayangan ini penonton dapat mengevaluasi pola hidup sehat dengan pola hidup
108
tidak sehat. Sesuai dengan aspek evaluasi, dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.85 Dalam hal ini responden menilai bahwa dengan menonton tayangan ini penonton dapat mengevaluasi pola hidup sehat dengan pola hidup tidak sehat. Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pernyataan evaluasi 1 akan terlihat seperti pada diagram 4.31 berikut: Diagram 4.31
4.3.24 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator Evaluasi (Evaluation) 2 Indikator Evaluasi (Evaluation) 2 memiliki distribusi pertanyaan “Melalui tayangan ini penonton dapat mengevaluasi tips-tips kesehatan yang diberikan”. Maka tanggapan responden dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi dibawah ini:
85
Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Hal.3
109
Tabel 4.32
Evaluasi 2 N
Valid
83
Missing
0 3,25 3,00 ,514
Mean Median Std. Deviation
Evaluasi 2
Frequency Valid
Sangat Tidak Setuju
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
1,2
1,2
1,2
Setuju
59
71,1
71,1
72,3
Sangat Setuju
23
27,7
27,7
100,0
Total
83
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel 4.33 diatas, persepsi sebagian Ibu-ibu Perumahan PCI RW.07 menyatakan bahwa “Melalui tayangan ini penonton dapat mengevaluasi tips-tips kesehatan yang diberikan” dinilai baik/tinggi dengan presentase rata-rata mencapai 3,00%. Selanjutnya diperoleh tanggapan responden dengan hasil terbanyak adalah jawaban positif dengan total 82 orang (98,8%) dengan rincian jawaban Setuju yaitu sebanyak 59 orang (71,1%) dan jawaban Sangat Setuju sebanyak 23 orang (27,7%), dan jawaban negatif diwakili pilihan oleh jawaban Sangat Tidak Setuju sebanyak 1 orang (1,2%) dan tidak terdapat jawaban Sangat Tidak Setuju. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden setuju melalui tayangan ini penonton dapat mengevaluasi tips-tips kesehatan yang diberikan. Sesuai
110
dengan aspek evaluasi kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. 86 Dalam hal ini responden dapat menilai bahwa tayangan ini membuat penonton dapat mengevaluasi tips-tips kesehatan yang diberikan oleh tayangan tersebut. Jika dilihat melalui diagram, maka hasil distribusi jawaban pernyataan sintesa akan terlihat seperti pada diagram 4.32 berikut: Diagram 4.32
4.4
Analisis Deskriptif Data Setelah mendeskripsikan masing-masing butir pertanyaan disetiap
variabel, maka peneliti mengukur berapa besar presentase dari keseluruhan variable X yaitu variabel persepsi penonton tayangan Dr. Oz Indonesia, perhatian khalayak, penafsiran khalayak, dan pengetahuan khalayak sebagai berikut: 4.4.1
Analisis deskriptif variabel (X) persepsi penonton tayangan Dr. Oz Indonesia yaitu: %=
x 100%
% = 6458 x 100% 7968 % = 81% 86
Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Hal.3
111
Perhitungan diatas menunjukan bahwa variabel (X) persepsi penonton tayangan Dr. Oz Indonesia menghasilkan persentase sebesar 81%, nilai tersebut masuk dalam kriteria Sangat Baik berdasarkan pada tabel 3.3 tentang kriteria analisis deskriptif presentase. 4.4.2 Analisis deskriptif variabel (X) perhatian khalayak yaitu: %=
x 100%
% = 2564 x 100% 3320 % = 77% Perhitungan diatas menunjukan bahwa variabel (X) perhatian khalayak menghasilkan persentase sebesar 77%, nilai tersebut masuk dalam kriteria Baik berdasarkan pada tabel 3.3 tentang kriteria analisis deskriptif presentase. 4.4.3 Analisis deskriptif variabel (X) penafsiran khalayak yaitu: %=
x 100%
% = 1138 x 100% 1328 % = 85% Perhitungan diatas menunjukan bahwa variabel (X) pernafsiran khalayak menghasilkan persentase sebesar 85%, nilai tersebut masuk dalam kriteria Sangat Baik berdasarkan pada tabel 3.3 tentang kriteria analisis deskriptif presentase.
112
4.4.4 Analisis deskriptif variabel (X) pengetahuan khalayak yaitu: %=
x 100%
% = 2756 x 100% 3320 % = 83% Perhitungan diatas menunjukan bahwa variabel (X) pengetahuan khalayak menghasilkan persentase sebesar 83%, nilai tersebut masuk dalam kriteria Sangat Baik berdasarkan pada tabel 3.3 tentang kriteria analisis deskriptif presentase. 4.5
Pembahasan Hasil Penelitian Setelah menyebarkan kuesioner kepada 83 sampel responden, lalu mengkaji,
dan menganalis data yang didapat. Penulis mendapatkan hasil bahwa responden menganggap tayangan Dr. Oz Indonesia menarik untuk ditonton. Variabel Persepsi Penonton Tayangan Dr. Oz Indonesia diukur dengan tiga dimensi pembentuk persepsi yaitu Perhatian Khalayak, Penafsiran Khalayak, dan Pengetahuan Khalayak. Perhitungan menunjukkan bahwa persepsi tayangan Dr. Oz Indonesia menghasilkan presentasi sebesar 81% hal ini menunjukkan bahwa tayangan ini menarik untuk ditonton, karena tayangan ini sangat memberikan informasi-informasi penting tentang kesehatan. Dan hanya tayangan
Dr. Oz
Indonesia yang mengupas secara menyeluruh tentang informasi kesehatan. Selain itu tayangan ini menampilkan host yang tampan sehingga membuat para penonton khususnya Ibu-ibu semangat untuk menontonnya.
113
Perhatian selektif terdiri dari perhatian khalayak, perhatian terfokus, perhatian terbagi, perhatian terus-menerus, dan kurang pehatian.87 Responden melakukan perhatian pada tayangan Dr. Oz Indonesia yang didasari oleh perhatian selektif dimana responden memperhatikan setiap tayangan yang mempengaruhi perhatian
mereka.
Perhitungan
menjelaskan
bahwa
mayoritas
Ibu-ibu
memperhatikan dengan selektif bahwa tayangan Dr. Oz Indonesia memberikan informasi kesehatan secara detail. Hasil perhitungan yang sama juga terjadi pada pernyataan indikator perhatian lainnya, yaitu bahwa tayangan ini memberikan informasi bagaimana cara penanggulangan maupun pencegahan penyakit, dan tayangan ini memberikan cara yang efektif dalam menjaga kesehatan. Perhatian terfokus responden terhadap stimulus juga mempengaruhi seberapa besar perhatian yang akan diberikannya. Hasil perhitungan menjelaskan bahwa sebagian besar responden terfokus pada tayangan Dr. Oz Indonesia tanpa menonton tayangan lain. Hasil perhitungan yang sama juga terjadi pada pernyatan perhatian terfokus lainnya, dimana responden fokus menonton tayangan ini karena tayangan ini memperaktekkan secaa langsung bagaimana cara penanggulangan maupun pencegahan penyakit. Perhatian terbagi menjadiakan salah satu perhatian terhadap perhatian tayangan lainnya. Hasil perhitungan menjelaskan bahwa sebagian besar responden tetap menonton tayangan ini meskipun kadangkala ada informasi yang tidak jelas maka responden tetap menonton tayangan ini.
87
Bjorklund. D.F. 2000. Children's thinking: Developmental function and individual differences. 3rd ed.Bellmont. Pukul: 21.45 WIB
114
Perhatian terus-menerus menjadikan responden untuk memperhatikan tayangan ini secara terus menerus karena stimulus yang diberikan sangat bermanfaat untuk kehidupan lebih sehat. Hasil perhitungan menjelaskan bahwa sebagian besar responden menyetujui tayangan ini terdapat banyak informasi yang belum diketahui sebelumnya sehingga penonton tertarik untuk menonton secara terus-menerus. Hasil perhitungan yang sama juga terjadi pada pernyatan perhatian terus-menerus lainnya yang menyetujui bahwa tayangan ini memberikan materi yang jelas kepada penonton dengan menghadirkan pakar kesehatan, serta tayangan
ini
banyak
memberikan
tips-tips
menarik
yang
bisa
dilakukan/diperagakan baik distudio maupun dirumah. Kurang perhatian menjadikan salah satu perhatian terhadap tayangan ini, dimana jika tayangan ini bukan mendatangkan artis sebagai bintang tamu maka penonton tidak mau menonton tayangan ini. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa penonton tetap menonton tayangan ini meski bintang tamunya bukan artis, karena yang dibutuhkan oleh mereka yaitu stimulus dari tayangan ini. Penafsiran merupakan proses dimana penerima arti terhadap pesan-pesan yang diterimanya, mengorganisasikan stimuli dengan konteksnya, dan mengisinya dengan penafsiran yang konsisten dengan rangkaian stimuli yang dipesepsi.88 Penafsiran terdiri dari dua indikator yaitu pengalaman masalalu dan sistem nilai. Responden tentunya mempunyai masalalu, baik itu tentang kesehatan ataupun yang lainnya. Berdasarkan hasil perhitungan berdasarkan pengalaman masalalu terhadap tayangan ini membawa dampak positif, karena tayangan ini
88
Jalaludin Rakhmat. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hal.51
115
banyak menyadarkan tentang artinya hidup sehat. Serta tayangan ini menyadarkan responden agar lebih memperhatikan kesehatan dari sebelumnya. Sistem nilai dalam tayangan ini dengan hasil perhitungan menunjukkan bahwa host dapat menyampaikan informasi ksehatan dengan bahasa yang santai sehingga dapat dimenegerti oleh penonton, serta responden menilai bahwa tayangan ini sangat bagus karena menampilkan host yang memang mempunyai latarbelakang pendidikan dibidang kesehatan. Maka tidak diragukan lagi bahwa acara ini memang bagus untuk disimak karena informasinya yang bagus dan bermanfaat. Pengetahuan terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, atau dipersepsikan khalayak. Kognitif terjadi pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Tingkat pengetahuan meliputi tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesa, evaluasi.89 Hasil responden menunjukkan bahwa responden menjadi tahu karena dengan menonton tayangan ini responden mendapatkan pengetahuan tentang gaya hidup sehat dan tidak sehat. Selanjutnya dengan menghadirkan pakar kesehatan dan dengan adanya praktek/peragaan/adegan menjadikan penonton lebih memahami informasi secara jelas dan memudahkan penonton dalam memahami cara-cara penanggulangan penyakit.
89
Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Hal.3
116
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenamya.90 Maka dengan menonton tayangin ini melihat hasil perhitungan menyatakan bahwa responden dapat mengaplikasikan cara menangani atau mencegah penyakit. Serta responden dapat mengaplikasikan pola hidup yang saehat. Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek.91 Dapat dilihat bahwa menonton tayangan ini responden dapat menganalisis bahwa tayangan ini memberikan cara menjaga pola sehat yang baik, serta tayangan ini dianggap satu-satunya program acara televisi yang membahas dan mengupas jelas tentang dunia kesehatan. Sintesa
adalah
suatu
kemampuan
menyusun,
menggunakan,
meringkaskan, menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada.92 Maka dari itu responden menganggap bahwa tayangan ini memberikan cara menangani dan mencagah permasalahan penyakit dengan lugas. Sehingga responden dapat mengetahui dengan jelas stimulus yang diberikan oleh tayangan ini. Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.93 Hasil perhitungan menyatakan bahwa dengan menonton tayangan ini responden dapat mengevaluasi pola hidup sehat dengan pola hidup tidak sehat, serta melalui tayangan ini responden dapat mengevaluasi tips-tips kesehatan yang diberikan.
91
Ibid Ibid 93 Ibid 92
117
Keseluruhan rangkaian pembentukan persepsi diatas sesuai dengan teori yang digunakan dan relevan dalam penelitian ini yaitu S-O-R. Menurut teori ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara perasaan dan reaksi komunikan. Menurut model ini, organisme perilaku tertentu jika ada stimulus tertentu juga.94 Dalam hal ini responden mengharpkan stimulus tertentu, yaitu informasi kesehatan dengan mengahdirkan para pakar kesehatan serta memberikan peragaan-peragaan dalam mencegah maupun mengobati penyakit. Hal ini dapat dijabarkan sesuai dengan perhatian responden, yang memperhatiakan secara selektif, terfokus, terbagi, terus-menerus, dan kurang perhatian. Kemudian perhatian tersebut ditafsirkan berdasarkan pengalaman masalalu serta sistem nilai. Dari perhatian dan penfsiran itulah maka akan adanya pengetahuan yang meliputi tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesa, serta evaluasi. Dapat dijelaskan bahwa stimulus khusus yang diharapkan oleh responden akan lebih mendapatkan perhatian. Sebab responden mempunyai penafsiran sehingga mereka ingin mendapatkan pengetahuan. Stimulus tersebut memberikan respon tersendiri berupa persepsi yang timbul setelah proses perhatian, penafsiran, serta pengetahuan.
94
Effendy. 2003. Teori-Teori Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal.254
118
BAB V PENUTUP 5.1
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dikemukakan
penulis pada bab-bab sebelumnya mengenai “Persepsi Penonton Tayangan Dr. Oz Indonesia”. Maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Gambaran umum analisis data yang didapatkan dari 83 responden mayoritas responden yaitu Ibu-ibu Perumahan PCI RW.07 dengan kategori usia terbanyak yaitu 30-40 tahun sebanyak 34 orang atau presentase sebesar 41,0%. Dan kategori pekerjaan responden terbanyak yaitu ibu rumah tangga dengan jumlah 41 orang atau presentase sebesar 49,4%. Sedangkan pada kategori frekuensi menonton tayangan Dr. Oz Indonesia lebih sering ditonton sebanyak seminggu 3 kali atau presentase sebesar 43,4 %. Lalu pada kategori perhatian dalam menonton tayangan Dr. Oz Indonesia mayoritas responden memperhatikan sangat dengan presentase sebesar 49,4%. Pada kategori durasi menonton tayangan Dr. Oz Indonesia mayoritas responden lebih sering ditonton selama >30 menit dengan presentase sebesar 50,6%. Dalam kategori tema yang menarik bagi penonton lebih besar yaitu diet dengan presentase sebesar 34,9%. Selanjutnya dalam kategori masalah kesehatan yang seringkali dikeluhkan terbanyak yaitu jerawat dengan presentase sebesar 34,9%. Dan dalam kategori program tayangan yang ditonton pada jam yang sama yaitu
119
mayoritas responden menonton tayangan Dr. Oz Indonesia dengan presentase sebesar 65,1%. 2. Dari aspek perhatian khalayak, dilihat dari hasil tabel kuisioner menunjukan bahwa perhatian khalayak tentang tayangan Dr. Oz Indonesiadinilai baik dengan presentase mencapai 77%. Hal ini ditunjukan bahwa mayoritas responden menyatakan tayangan Dr. Oz Indonesia memberikan informasi kesehatan secara detail, sehingga responden terfokus untuk tetap menonton tayangan tersebut dan tidak menonton tayangan TV lain. 3. Dari aspek penafsiran khalayak, dilihat dari hasil tabel kuisioner menunjukan bahwa penafsiran khalayak tentang tayangan Dr. Oz Indonesia dinilai sangat baik dengan presentase mencapai 85%. Hal ini ditunjukan bahwa mayoritas responden menyatakan tayangan Dr. Oz Indonesia sangat bagus karena menampilkan host yang memang mempunyai latar belakang pendidikan dibidang kesehatan dan host dapat menyampaikan informasi kesehatan dengan bahasa yang santai yang mudah dimengerti oleh penonton sehingga membuat penonton akan kesadaran kesehatannya. 4. Dari aspek pengetahuan khalayak, dilihat dari hasil tabel kuisioner menunjukan bahwa penafsiran khalayak tentang tayangan Dr. Oz Indonesia dinilai sangat baik dengan presentase mencapai 83%. Hal ini ditunjukan bahwa mayoritas responden menyatakan dengan adanya praktek/peragaan/adegan yang ditampilkan dapat memudahkan penonton
120
memahami cara-cara penanggulangan maupun pencegahan penyakit, sehingga responden dapat mengaplikasikannya untuk pola hidup yang sehat. 5.2
Saran Adapun saran-saran yang penulis berikan setelah meneliti masalah dalam
penelitian ini antara lain: 1. Merujuk dari hasil perhitungan yang ada, perhatian khalayak tentang tayangan Dr. Oz Indonesia dinilai baik karena dalam tayangan ini memberikan informasi kesehatan secara detail, sehingga responden dapat mengetahui informasi kesehatan yang belum diketahui sebelumnya, maka para responden tertarik untuk menontonnya. Namun demikian diharapkan bagi pihak stasiun televisi Trans TV khususnya pada program tayangan Dr. Oz Indonesia agar kedepannya dapat memberikan isi program tayangan yang lebih menarik lagi untuk mempertahankan eksistensinya. 2. Dilihat dari hasil perhitungan penafsiran khalayak tentang tayangan Dr. Oz Indonesia informasi yang diberikan dinilai sangat baik karena dengan menonton tayangan ini menjadikan responden lebih mementingkan kesehatannya dari sebelumnya dengan melihat pembawaan host yang santai dalam menyampaikan informasi serta belatar belakang pendidikan dibidang kesehatan yang sudah tidak diragukan lagi kebenaran informasinya yang membuat responden percaya akan semua informasi yang diberikan.
121
3. Hasil penelitian ini menunjukan besarnya pengetahuan khalayak dalam menonton tayangan Dr. Oz indonesia. Hal ini membuktikan secara fakta dan teoritis dilihat dari nilai perhitungan yang ada bahwa tayangan ini memudahkan
penonton
memahami
cara
penanggulangan
maupun
pencegahan penyakit dengan apa yang dipraktekan/diperagakan secara langsung, sehingga penonton dapat mengaplikasikannya.
122
DAFTAR PUSTAKA Ardianto, Elvinaro, Lukiati Komala dan Siti Karlinah. 2007. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Ardianto, Elvinaro. 2010. Metodologi Penelitian untuk Publik Relations. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Arikunto, Suharsimi. 1998. Produser Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Bungin, Burhan. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana. Burton, Graeme. 2008. Media dan Budaya Populer. Penyadur: Alfathri Adlin. Yogyakarta: Jalan Sutra. Chourmain, Imam. 2008. Acuan Normatif Penelitian Untuk Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Jakarta: Al-Haramain Publishing House. Devito, Joseph. A. 1997. Komunikasi Antar Manusia, ed kelima terjemahan Agus. Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti Everett M. Rogers, 2009. Communication of Inovation. New York: London. Iskandar, Deddy Muda. 2005. Jurnalistik Televisi; Menjadi Reporter Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. .,2005. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya. Cetakan kesembilan belas. Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikas. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. Kuswandi, Wawan. 2008. Komunikasi Massa Analisis Interaktif Budaya Massa. Jakarta: PT. Rineka Cipta. M.A. Morissan. 2008. Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Masri, Singarimbun & Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES. Mulyana, Deddy. 2002. Ilmu Komunikas Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. ,. 2004. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Rakhmat, Jalaludin. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. ,. 2009. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
123
,. 2010. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. ,. 2011. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sasa, Sendjaja Djuarsa. 2003. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. , 2003. Pengantar Teori Komunikasi. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Sihabudin, Ahmad & Winangsih, Rahmi. 2012. Komunikasi Antar Manusia. Serang: Getok Tular. Singgih Santoso. 2007. Menguasai Statistik dengan SPSS 15. Jakarta: Elex Media Komputindo. Soekidjo, Notoatmodjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Cetakan Keduabelas. Alfabeta, Bandung. Ulber Silalahi. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama. ,. 2010. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama. Usman, Husaini dan Purnomo S-Akbar. 2004. Metode Penelitian Sosial. PT. Bumi Aksara Jakarta. ., 2004. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. ., 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. ,. 2010. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Wibowo, Fred. 2009. Teknik Produksi Program Penyiaran Televisi. Yogyakarta: Pinus Book Publisher. Wiryanto. 1999. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Grasindo. SUMBER LAIN : Bjorklund. D.F. 2000. Children's thinking: Developmental Function and Individual Differences. 3rd ed.Bellmont. Diakses pada tanggal: 11 Juni 2015. Pukul: 21.45 WIB. Dinas Kesehatan Kota Cilegon, 2014 http://www.kpi.go.id/index.php/lihat-terkini/38-dalam-negeri/31924-evaluasi-danapresiasi-kpi-terhadap-lembaga-penyiaran. Diakses pada tanggal: 6 April 2015. Pukul: 11.15 WIB.
124
http://www.tabloidbintang.com/articles/film-tv-musik/kabar/5116-daftarnominasi-panasonic-gobel-awards-2014 .Diakses pada tanggal: 8 Oktober 2014. Pukul: 13:21.WIB. http://www.transtv.co.id/index.php/programs/view/8/409#.VRekqo64HaM.. Diakses pada tanggal: 7 Agustus 2015. Pukul.19.45 WIB. https://twitter.com/hashtag/DROZIndonesia?src=hash. Diakses pada tanggal: 6 April 15. Pukul: 10:34 WIB. www.transtv.co.id/. Diakses pada tanggal: 28 Maret 2015. Pukul: 22:00 WIB. Kompas, 06/06/2013.
126
LAMPIRAN
127
Lampiran 1 kuisioner KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jalan Raya Jakarta KM.4 Pakupatan Telp. (0254) 280330. Ext 125 Fax (0254) 28254 Serang Website: www.untirta.ac.id
Kepada Yth. Ibu-ibu Perumahan Pondok Cilegon Indah (PCI) Cilegon Di – Tempat Dengan hormat,
Sehubungan dengan penyelenggaraan studi pada Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, dengan Judul skripsi “PERSEPSI PENONTON TAYANGAN Dr. Oz Indonesia TRANS TV ”, maka saya akan menyebarkan kuesioner kepada Ibu-ibu Perumahan Pondok Cilegon Indah (PCI), mengingat data tersebut besar sekali manfaatnya bagi saya, dimohon kesediaan Ibu-ibu untuk memberikan jawaban atau keterangan dengan sejujurnya. Tujuan dari kuesioner ini adalah hanya untuk kepentingan skripsi sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana. Saya menyadari kesibukan Ibu-ibu, untuk itu saya mohon maaf apabila mengganggu waktu dan pekerjaan yang sedang dilakukan. Terimakasih atas bantuan dan kesediaan mengisi kuesioner ini.
Hormat saya,
Melysa
127
No Angket
PERSEPSI MENONTON TAYANGAN Dr.Oz Indonesia TRANS TV (Studi Deskriptif Kuantitatif survey pada Ibu-ibu Perumahan Pondok Cilegon Indah RW.07)
ANGKET PENELITIAN PETUNJUK PENGISIAN 1. Data pertanyaan terbagi dua bagian, yaitu pertama menyangkut data pribadi anda dan yang kedua adalah data penelitian. 2. Untuk data penelitian, berisikan pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut pengguanaan media dan persepsi anda terhadap tayangan Dr. Oz Indonesia. 3. a.) Berilah tanda silang (x) pada jawaban pilihan ganda. b.) Berilah tanda check list ( √ ) pada setiap kolom jawaban yang terlihat dan di anggap paling benar. KETERANGAN PILIHAN JAWABAN 1.
STS
: Sangat Tidak Setuju
2.
TS
: Tidak Setuju
3.
S
: Setuju
4.
SS
: Sangat Setuju
128
A. IDENTITAS RESPONDEN NAMA UMUR PEKERJAAN
B. DATA PENELITIAN Pengguanaan Media (Media Televisi) 1.
Berapa kali anda menonton tayangan Dr. Oz Indonesia? a. Jarang menonton b. Seminggu 1 kali c. Seminggu 2 kali d. Seminggu 3 kali
2.
Perhatian dalam menonton tayangan Dr. Oz Indonesia? a. Memperhatikan sangat (75-100%) b. Cukup memperhatikan (50-75%) c. Kurang memperhatikan (20-50%) d. Tidak memperhatikan (< 20%)
3.
Seberapa lama anda menonton tayangan Dr. Oz Indonesia? a. < 30 menit b. > 30 menit c. < 1 jam d. 1 jam
4.
Tema apa yang menarik bagi anda? a. Diet b. Penyakit kulit c. Penyakit kelamin d. Penyakit virus
5.
Masalah kesehatan apa yang seringkali anda keluhkan? a. Jantung b. Obesitas
129
c. Jerawat d. Magh 6.
Jika harus memilih mana yang anda akan tonton pada jam yang sama? a. Dr. Oz Indonesia b. Hijab stories c. Masterchef Indonesia Season 4 d. Seleb expose Persepsi Penonton Tayangan Dr.Oz Indonesia
No.
PERNYATAAN
SS
Perhatian Khalayak Perhatian Selektif (Selective Attention) 1.
Tayangan Dr. Oz Indonesia memberikan informasi kesehatan secara detail.
2.
Tayangan Dr. Oz Indonesia memberikan informasi bagaimana cara penanggulangan maupun pencegahan penyakit.
3.
Tayangan Dr. Oz Indonesia dapat memberikan cara efektif dalam menjaga kesehatan. Perhatian Terfokus (Focused Attention)
4.
Ketika anda menonton tayangan Dr. Oz Indonesia anda tidak menonton program tayangan tv lain.
5.
Tayangan Dr. Oz Indonesia mempraktekan secara langsung bagaimana cara penanggulangan maupun pencegahan penyakit. Perhatian Terbagi (Divided Attention)
6.
Ketika dirasa informasi tidak terlalu jelas, anda akan memindahkan ke acara lain. Perhatian Terus Menerus (Sustained Attention)
7.
Dalam tayangan ini terdapat banyak informasi yang belum diketahui sebelumnya maka anda tertarik untuk terus menonton.
S
TS
STS
130
8.
Tayangan Dr. Oz Indonesia memberikan materi yang jelas kepada penonton dengan menghadirkan pakar kesehatan.
9.
Tayangan Dr. Oz Indonesia banyak memberikan tips-tips menarik yang bisa dilakukan/di peragakan baik distudio maupun dirumah. Kurang Perhatian (Lack of Attention)
10.
Ketika bintang tamu yang dihadirkan bukan artis anda tidak mau menonton. Penafsiran Khalayak Pengalaman Masalalu
11.
Tayangan Dr. Oz Indonesia membawa dampak positif bagi anda, karena dalam tayangan ini banyak menyadarkan anda tentang arti hidup sehat.
12.
Dengan menonton tayangan ini anda lebih memperhatikan kesehatan anda dari sebelumnya. Sistem Nilai
13.
Di dalam tayangan ini host dapat menyampaikan informasi kesehatan dengan bahasa yang santai sehingga dapat di mengerti oleh penonton.
14.
Tayangan
Dr.
Oz
Indonesia
sangat
bagus
karena
menampilkan host yang memang mempunyai latar belakang pendidikan di bidang kesehatan. Pengetahuan Khalayak Tahu (Know) 15.
Dalam menonton tayangan ini penonton mendapatkan pengetahuan tentang gaya hidup sehat dan tidak sehat. Memahami (Comprehention)
16.
Dengan menghadirkan pakar kesehatan penonton dapat lebih memahami informasi secara jelas.
17.
Dengan adanya praktek/peragaan/adegan yang ditampilkan dapat
memudahkan
penonton
memahami
penanggulangan maupun pencegahan penyakit.
cara-cara
131
Aplikasi (Application) 18.
Melalui tayangan ini penonton dapat mengaplikasikan cara menangani atau mencegah penyakit.
19.
Melalui tayangan ini penonton dapat mengaplikasikan pola hidup yang sehat. Analisis (Analysys)
20.
Tayangan Dr. Oz Indonesia memberikan cara menjaga pola hidup sehat yang baik.
21.
Tayangan Dr. Oz Indonesia satu-satunya tayangan yang membahas tentang dunia kesehatan secara menyeluruh. Sintesa (Syntesis)
22.
Tayangan Dr. Oz Indonesia memberikan cara menangani dan mencegah permasalahan penyakit dengan lugas. Evaluasi (Evaluation)
23.
Dengan
menonton
tayangan
ini
penonton
dapat
mengevaluasi pola hidup sehat dengan pola hidup tidak sehat. 24.
Melalui tayangan ini penonton dapat mengevaluasi tips-tips kesehatan yang diberikan.
132
Lampiran 2 Data dan Jawaban Responden Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 4
4
4
3
4
4
4
3
3
4
4
3
3
3
3
4
4
4
4
4
3
3
3
4
2
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
3
3
3
2
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
3
3
4
2
4
4
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
3
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
3
4
4
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
4
3
4
4
3
4
4
4
3
3
3
3
3
1
2
2
2
3
2
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
4
4
3
2
3
4
3
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
4
2
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
2
4
4
4
4
4
2
2
1
2
2
2
1
1
2
4
1
2
1
1
2
3
3
4
2
3
3
3
3
3
2
4
4
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
4
2
3
3
3
3
4
2
4
4
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
4
4
4
4
3
4
3
3
2
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
4
4
4
3
3
3
4
4
4
2
4
4
4
4
4
3
4
3
2
3
3
3
4
4
2
3
3
3
3
3
4
3
3
3
4
2
3
4
4
2
4
3
4
4
4
4
3
4
3
3
2
3
4
4
2
4
3
3
4
4
4
4
3
3
4
2
3
4
4
2
4
3
3
4
4
3
3
3
3
3
2
3
4
4
2
4
4
3
4
3
133
4
4
4
3
4
3
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
2
3
4
4
2
4
3
3
4
4
4
4
3
3
4
2
3
4
4
2
4
4
3
4
4
4
3
4
3
4
2
3
4
4
2
4
4
3
4
4
3
3
3
2
3
4
4
3
3
3
4
4
4
3
3
3
3
3
1
3
3
2
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
3
3
3
3
2
4
3
4
2
3
2
3
3
3
1
4
4
4
4
3
3
3
2
4
3
3
3
3
4
2
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
2
3
4
4
2
4
4
3
4
4
3
4
3
4
3
2
3
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
2
3
4
4
2
4
4
3
4
4
4
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
4
3
4
4
3
4
3
3
3
2
4
4
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
4
3
2
4
4
3
4
4
4
3
3
3
3
2
3
4
4
2
4
3
4
4
4
4
3
3
3
3
2
3
4
4
2
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
2
3
4
4
2
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
2
3
4
4
2
4
4
4
4
4
3
3
3
2
3
3
2
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
3
3
2
3
3
3
2
4
3
3
4
4
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
4
4
4
2
4
3
3
3
3
2
4
4
4
4
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
4
4
4
2
4
3
4
4
4
2
4
4
4
4
4
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
134
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
4
4
4
2
4
3
4
4
4
2
4
4
4
4
4
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
4
4
4
2
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
2
3
3
4
4
4
2
4
3
4
4
4
3
3
3
2
3
3
4
4
4
2
4
4
3
3
3
4
4
4
2
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
4
4
4
2
4
3
4
4
4
2
4
4
4
4
4
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
4
4
4
2
3
3
3
3
3
2
4
4
4
4
4
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
4
4
4
2
3
3
3
4
4
2
3
3
3
3
3
4
4
4
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
4
4
4
2
4
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
4
2
4
3
4
4
3
4
4
4
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
4
4
4
4
4
135
Q16 Q17 Q18 Q19 Q20 Q21 Q22 Q23 Q24 4
4
4
3
4
3
4
3
3
3
4
3
3
4
4
4
3
3
3
3
4
3
4
4
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
3
4
4
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
3
3
4
4
3
4
3
3
4
4
3
4
4
3
4
3
3
4
4
4
4
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
3
3
4
4
3
4
3
4
3
4
4
3
3
3
1
2
2
2
2
1
2
1
1
3
3
3
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
4
4
3
4
4
3
4
4
4
3
4
3
3
3
4
4
3
3
3
4
3
3
3
4
4
3
3
3
4
3
4
4
4
3
3
4
4
3
3
3
4
4
4
3
3
3
4
3
4
4
4
4
3
3
3
4
3
3
3
136
4
4
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
2
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
4
3
3
2
3
2
2
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
3
4
3
3
3
4
4
3
4
4
4
3
3
3
4
4
3
3
3
4
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
4
3
4
3
3
4
3
3
4
4
3
3
3
4
4
3
3
4
4
3
3
3
4
4
3
3
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
137
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
138
Lampiran 3 Dokumentasi
139
Lampiran 4 Buku Bimbingan Skripsi
140
141
Lampiran 5 Biodata Penulis
Nama Lengkap Tempat / Tanggal Lahir Alamat
: : :
Melysa Serang, 27 Desember 1991 PCI Blok C43 No.30 Rt.01/Rw.07 Kel. Harjatani, Kec. Kramatwatu Perempuan Islam 087771188892 Belum Menikah
[email protected] Indonesia
Jenis Kelamin Agama Nomor Telepon Status Email Kewarganegaraan
: : : : : :
Pendidikan Formal 2010 – 2015 2007 – 2010 2004 – 2007 1998 – 2004
: Universitas Sultan Ageng Tirtayasa : SMA Negeri 1 Kramatwatu : SMP Negeri 8 Cilegon : SDN Kedaleman 1 Cilegon