Persepsi Masyarakat RW 012 Kelurahan Kreo Terhadap Tayangan KPK (Kumpulan Perkara Korupsi) Di Trans TV Disusun oleh :
Anjar Kurniawan 04103-074
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2009
Judul
: Persepsi Masyarakat RW 012 Kelurahan Kreo Terhadap Tayangan Kumpulan Perkara Korupsi di Trans TV. Nama : Anjar Kurniawan IX+85 halaman+38 Tabel+11Lampiran+Bibliografi: 20 Buku (tahun 1989–2005) ABSTRAKSI Komunikasi massa identik dengan media massa. Ini karena komunikasi massa menggunakan media massa sebagai saluran komunikasi kepada masyarakat yang bersifat heterogen. Dan salah satu yang berkaitan dengan media massa adalah televisi. Melalui televisi, informasi dapat disampaikan kepada pemirsa yang luas secara cepat hamper bersamaan menembus batas ruang dan waktu. Dari pemirsa televisi yang heterogen, informasi yang diterima pun dipersepsikan secara berbeda-beda. Pada tinjauan pustaka, penulis membahas mengenai komunikasi massa, televisi sebagai media massa, program televisi, berita serta persepsi. Tayangan Kumpulan Perkara Korupsi sendiri masuk pada tayangan yang ber-genre Current Affairs. Tayangan Kumpulan Perkara Korupsi disukai pemirsa televisi. Akan tetapi persepsi orang berbeda-beda terhadap tayangan ini. Penelitian ini dimulai pada bulan Oktober 2008 yang bertujuan untuk mengetahui persepsi pemirsa terhadap isi tayangan Kumpulan Perkara Korupsi di Trans TV yang ditayangkan setiap hari senin pukul 20.00 WIB. Penelitian ini bersifat deskriptif yang menggunakan metode survey. Data diperoleh di RW 012 Kelurahan Kreo sebanyak 87 responden. Data primer diperoleh dengan kuisioner dan diolah manggunakan teknik purposive sampling. Dari data identitas responden diketahui bahwa seluruh responden pernah menonton tayangan Kumpulan Perkara Korupsi. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh, dimensi perhatian responden memberikan persepsi sedang dalam memperhatikan (88,5%), sedangkan pada dimensi penafsiran responden menyatakan sesuai (52,9%), dan dari dimensi pengetahuan responden cenderung pada persepsi sedang (78,2%).
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rakhmat dan hidayahnya sehingga penelitian tugas akhir yang dilaksanakan di RW 012 Kelurahan
Kreo sebagai persyaratan
kelulusan sidang sarjana
jurusan
broadcasting Universitas Mercu Buana dapat diselesaikan dengan baik. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa telah selesainya penelitian ini tidak terlepas dari semangat, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karenanya penulis ingin menghaturkan banyak terima kasih, antara lain kepada : 1. Ibu Feni Fasta SE, M.Si yang cantik selaku pembimbing I dan bapak Dadan Anugrah M.Si yang kasep pisan euy selaku pembimbing II, terima kasih atas semua nasehat yang berguna dari awal hingga akhir penelitian. 2. Keluarga, bapak, ibu dan kedua adik-adikku yang cantik yang tak hentihentinya memberikan dukungan baik moriil maupun spiritual. Indah rasanya menjadi bagian dari kalian. 3. Seluruh dosen di Universitas Mercu Buana terutama jurusan broadcasting (Bpk Ponco Budi Sulistyo, Bpk Afdal Makuraga, Bpk Hamid, Bpk Andy Fachrudin, Bpk Usman Kansong, Bpk Sainudin, Bpk Kundang, Ibu Leni Hermawan, Ibu Agustina Zubair, Ibu Diah Wardani) dan masih banyak lagi. Terima kasih atas bekal ilmu yang berguna selama kuliah. 4. Keluarga besar UKM Radio Mercu Buana FM (Arief, Dewi, Nita, Dito, Arly, Echy, Temmy, Ipul, Wenti, Tri dan Weny), Senior UKM Radio
ii
Mercu Buana (bang Kakek, bang Bayu, bang Jawa, bang Abie, bang Anggit, Mario, Ryan Deni, Ayas, Nana dan Irma) serta semua yang tidak dapat disebutkan satu persatu. 5. Rahmah Tri Nurnindianti, terima kasih yang setulus-tulusnya untuk semangatnya, dorongan moralnya serta kesetiaannya selama ini. 6. Terima kasih kepada 3 orang pria tampan yang akan saya rekomendasikan agar dijadikan teman terbaik dalam hidup anda, yakni Yudi Malik dan Taufik. 7. Semua pihak yang telah mndukung penulis hingga selesai penelitian ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa isi penelitian ini masih banyak kekurangannya serta jauh dari sempurna, baik dari segi penulisan maupun pembahasan materinya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penelitian ini nantinya. Akhir kata, penulis menucapkan semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis dan orang yang membaca penelitian ini. Amin.
Tangerang, 5 Juli 2009 Penulis
Anjar Kurniawan
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI…………………………………………………………………..i KATA PENGANTAR………………………………………………………...ii DAFTAR ISI…………………………………………………………………iv DAFTAR TABEL…………………………………………………………...vii BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah………………………………………1 1.2 Perumusan Masalah…………………………………………...7 1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………...7 1.4 Signifikasi Penelitian………………………………………….8 1.4.1 Signifikasi Akademis……………………………………8 1.4.2 Signifikasi Praktis……………………………………….8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa…………………………………………….9 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa…………………………..9 2.1.2 Ciri-ciri Utama Komunikasi Massa……………………10 2.1.3 Proses Komunikasi Massa……………………………..13 2.1.4 Tujuan dan Fungsi Komunikasi Massa………………...18 2.2 Televisi Sebagai Media Massa……………………………….22 2.2.1 Pengertian Televisi……………………………………..22 2.2.2 Karakteristik Televisi…………………………………..24 2.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Televisi…………………...25
iv
2.2.4 Fungsi Media Televisi………………………………….27 2.3 Program Televisi……………………………………………..28 2.3.1 Pengertian Program Televisi…………………………...28 2.3.2 Jenis Program Televisi…………………………………28 2.4 Berita…………………………………………………………32 2.4.1 Current Affairs…………………………………………33 2.5 Persepsi………………………………………………………34 2.5.1 Pengertian Persepsi…………………………………….34 2.5.2 Faktor-faktor Penyebab Perbedaan Persapsi…………...38 BAB III
METODOLODI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian……………………………………………….41 3.2 Metode Penelitian……………………………………………42 3.3 Populasi dan Sampel…………………………………………43 3.3.1 Populasi………………………………………………...43 3.3.2 Sampel………………………………………………….44 3.4 Definisi dan Operasional Konsep……………………………47 3.4.1 Definisi Konsep………………………………………..47 3.4.2 Operasional Konsep……………………………………48 3.5 Teknik Pengumpulan Data…………………………………...52 3.5.1 Data Primer…………………………………………….52 3.5.2 Data Sekunder………………………………………….52 3.6 Teknik Analisa Data…………………………………………52
v
BAB IV
HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan………………………………..57 4.1.1 Trans TV……………………………………………….57 4.1.2 Kumpulan Perkara Korupsi…………………………….59 4.2 Gambaran Objek Penelitian………………………………….59 4.3 Hasil Penelitian…...………………………………………….59 4.3.1 Identitas Responden……………………………………59 4.3.2 Frekuensi Menonton Televisi………………………….62 4.4 Persepsi Pemirsa Terhadap Tayangan KPK di Trans TV……65 4.4.1 Perhatian Terhadap Tayangan KPK……………………65 4.4.2 Penafsiran Terhadap Tayangan KPK…………………..70 4.4.3 Pengetahuan Terhadap Tayangan KPK………………..74 4.5 Akumulasi……………………………………………………79 4.6 Analisis Dan Pembahasan……………………………………81
BAB V
PENUTUP 5.1 Simpulan……………………………………………………..84 5.2 Saran…………………………………………………………85
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Jumlah warga ditiap-tiap RT di RW 012 Kelurahan Kereo……...44
Tabel 3.2
Operasional Konsep……………………………………………...50
Tabel 3.3
Kategori penilaian………………………………………………..54
Tabel 4.1
Jenis Kelamin…………………………………………………….60
Tabel 4.2
Usia………………………………………………………………60
Tabel 4.3
Pendidikan Terakhir……………………………………………...61
Tabel 4.4
Pekerjaan………………………………………………………....62
Tabel 4.5
Lama Menonton Televisi………………………………………...63
Tabel 4.6
Frekuensi menonton Trans TV…………………………………..63
Tabel 4.7
Pernah Menonton Tayangan KPK……………………………….64
Tabel 4.8
Frekuensi Menonton Tayangan KPK…………………………….64
Tabel 4.9
Perhatian Terhadap Gaya Bahasa Narator Memberikan Informasi Yang Cukup Mengenai Peristiwa Atau Kejadian..........................66
Tabel 4.10
Perhatian Terhadap Narasi Dan Isi Berita Dijabarkan Imparsial Atau Tidak Memihak Pada Kelompok Atau Pihak Manapun Juga................................................................................................66
Tabel 4.11
Perhatian terhadap narasi dan isi berita merupakan peristiwa yang aktual dan menyangkut hajat hidup orang banyak................67
Tabel 4.12
Perhatian Terhadap Ilustrasi Tayangan Tersebut Sesuai Dengan fakta Dipersidangan Dan Keterangan Saksi.................... 67
vii
Tabel 4.13
Perhatian Terhadap Kontribusi Visual ( Simbol, Grafis, Dan Ilustrasi) Sudah Sesuai Dengan Isi Berita......................................68
Tabel 4.14
Perhatian Terhadap Ilustrasi Musik Yang Berbeda-beda Pada Setiap Kejadian Membuat Tayangan Tersebut Menarik…...........68
Tabel 4.15
Perhatian Terhadap Ilustrasi Musik Sesuai Dengan Visualisasi Gambar Dalam Tayangan Tersebut………...................................69
Tabel 4.16
Perhatian Terhadap Ilustrasi Musik Sesuai Dengan Narasi Yang Dibawakan Narator..............................................................69
Tabel 4.17
Penafsiran Terhadap Gaya Bahasa Narator Memberikan Informasi Yang Cukup Mengenai Peristiwa Atau Kejadian..........................70
Tabel 4.18
Penafsiran Terhadap Gaya Bahasa Narator Memberikan Informasi Yang Cukup Mengenai Peristiwa Atau Kejadian..........................71
Tabel 4.19
Penafsiran Terhadap Narasi Dan Isi Berita Merupakan Peristiwa Yang Aktual Dan Menyangkut Hajat Hidup Orang Banyak.........71
Tabel 4.20
Penafsiran Terhadap Ilustrasi Tayangan Tersebut Sesuai Dengan Fakta Dipersidangan Dan Keterangan Saksi.................................72
Tabel 4.21
Penafsiran Terhadap Kontribusi Visual ( Simbol, Grafis, Dan Ilustrasi) Sudah Sesuai Dengan Isi Berita......................................72
Tabel 4.22
Penafsiran Terhadap Ilustrasi Musik Yang Berbeda-beda Pada Setiap Kejadian Membuat Tayangan Tersebut Menarik...............73
Tabel 4.23
Penafsiran Terhadap Ilustrasi Musik Sesuai Dengan Visualisasi Gambar Dalam Tayangan Tersebut...............................................73
viii
Tabel 4.24
Penafsiran Terhadap Ilustrasi Musik Sesuai Dengan Narasi Yang Dibawakan Oleh Narator...............................................................74
Tabel 4.25
Pengetahuan Terhadap Gaya Bahasa Narator Memberikan Informasi Yang Cukup Mengenai Peristiwa Atau Kejadian..........75
Tabel 4.26
Pengetahuan Terhadap Narasi Dan Isi Berita Dijabarkan Imparsial Atau Tidak Memihak Pada Kelompok Atau Pihak Manapun Juga................................................................................75
Tabel 4.27
Pengetahuan Terhadap Narasi Dan Isi Berita Merupakan Peristiwa Yang Aktual Dan Menyangkut Hajat Hidup Orang Banyak…….76
Tabel 4.28
Pengetahuan Terhadap Ilustrasi Tayangan Tersebut Sesuai Dengan Fakta Dipersidangan Dan Keterangan Saksi....................76
Tabel 4.29
Pengetahuan Terhadap Kontribusi Visual (Simbol, Grafis Dan Ilustrasi) Sudah Sesuai Dengan Isi Berita .....................................77
Tabel 4.30
Pengetahuan Terhadap Ilustrasi Musik Yang Berbeda-beda Pada Setiap Kejadian Membuat Tayangan Tersebut Menarik…...........77
Tabel 4.31
Pengetahuan Terhadap Ilustrasi Musik Sesuai Dengan Visualisasi Gambar Dalam Tayangan Tersebut.............................78
Tabel 4.32
Pengetahuan Terhadap Ilustrasi Musik Sesuai Dengan Narasi Yang Dibawakan Narator..............................................................78
Tabel 4.33
Akumulasi Dimensi Perhatian…………………………………...80
Tabel 4.34
Akumulasi Dimensi Penafsiran………………………………….80
Tabel 4.35
Akumulasi Dimensi Pengetahuan………………………………..81
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Komunikasi bisa terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan
kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima. Harold Lasswell menjelaskan bahwa komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan “Siapa”, “Mengatakan “Apa”, “Dengan Saluran Apa”, “Kepada Siapa”, Dan “Dengan Akibat Apa”. Ilmu Komunikasi adalah salah satu ilmu pengetahuan sosial yang bersifat multidisipliner. Disebut demikian karena pendekatan-pendekatan yang dipergunakan berasal dari dan menyangkut berbagai bidang keilmuan (disiplin) lainnya seperti linguistik, sosiologi, psikologi, antropologi, politik, dan ekonomi. Sifat ‘kemultidisiplinan’ ini tidak dapat dihindari karena objek pengamatan dalam ilmu komunikasi sangat luas dan kompleks, menyangkut berbagai aspek sosial, budaya, ekonomi, dan politik dari kehidupan manusia.1 Perkembangan komunikasi massa berawal dari Sidang Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 1946 di gedung Perguruan Tinggi Hunter New York Amerika Serikat. Agenda sidang organisai terbesar di dunia itu adalah membahas kelangsungan keamanan dunia paska Perang Dunia II. Dari 1
S,Djuarsa Sendjaja, Pengantar komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta, 1996.
1
2
sidang itulah televisi sebagai salah satu media komunikasi massa diperkenalkan. Ribuan oengamat politik, pers dan masyarakat biasa dapat menyaksikan sedang penting itu melalui televisi dari luar gedung yang dijaga ketat oleh aparat keamanan. Sejak saat itu, televisi mulai berkembang ke seluruh dunia. Amerika Serikat merupakan negara pertama yang mengembangkan teknologi televisi secara besar-besaran. Bahkan pada tahun 2003 di negara tersebut, tidak kurang 750 stasiun siaran televisi telah didirikan. Jumlah itu pasti lebih bertambah banyak di tahun 2008. Dewasa ini televisi telah menjadi salah satu kebutuhan hidup masyarakat. Hampir di seluruh rumah-rumah penduduk baik di Indonesia maupun di negara-negara lainnya, telah terdapat televisi. Ini menunjukkan televisi telah menjadi salah satu kebutuhan hidup manusia. Media massa serta proses komunikasi massa semakin banyak dijadikan sebagai objek studi. Peranan media massa semakin besar terhadap perkembangan dan perubahan baik secara sosial, struktur budaya, pendidikan hingga ke dalam pemerintahan negara.2 Kemajuan teknologi komunikasi massa secara visual juga ditampakkan dengan semakin menariknya tayangan yang disajikan. Bukan itu saja, program siarannya pun kini semakin bervariasi. Dari siaran komedi sampai siaran
2
Dennis Mc Quail, Teori Komunikasi Massa, Suatu Pengantar, Edisi Kedua, Jakarta : Erlangga, 1996 hal 4
3
pariwisata. Dari siaran pendidikan sampai siaran hiburan dan siaran-siaran yang mengandung kekerasan pun kini dirangkum menjadi satu oleh televisi kita kini. Televisi merupakan media elektronik yang dapat didengar (audio) dan dapat dilihat (visual). Berbeda dengan media cetak seperti Koran, majalah, tabloid dan sebagainya yang hanya dapat dibaca dan dilihat. Namun, baik media elektronik dan media cetak sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan. Akan tetapi persamaannya terletak pada tujuannya yaitu sebagai sumber informasi yang berguna bagi masyarakat, menghibur serta mendidik. Khusus untuk media televisi, informasi yang diperoleh melalui siaran televisi dapat mengendap dalam ingatan manusia lebih lama jika dibandingkan dengan perolehan informasi yang sama tetapi melalui membaca.3 Bermula dari satu televisi, yaitu Televisi Republik Indonesia atau kita sebut TVRI yang mulai mengudara pada 24 Agustus 1962, menjadi pelopor untuk televisi-televisi lain di Indonesia. TVRI menjadi televisi negeri pertama dan hingga kini masih satu-satunya yang berbasis non swasta. Namun, seiring dengan berjalannya waktu dan berkembangnya teknologi saat ini, industri pertelevisian berkembang pesat bahkan menjamur dari televisi swasta nasional hingga lokal. RCTI merupakan stasiun swasta pertama yang didirikan, selanjutnya diikuti dengan TPI, SCTV, ANTV dan Indosiar. Kini Trans TV, Trans 7, Metro TV, Global TV serta TV One juga ikut meramaikan persaingan merebut hati pemirsa
3
Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi, Menjadi Reporter Profesional, Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2003. hal 27
4
televisi nasional yang seakan haus oleh program-program yang disajikan televisitelevisi tersebut. Dengan banyaknya pesaing, televisi-televisi dituntut untuk dapat menyajikan program yang berkualitas. Tidak hanya menarik tetapi juga menghibur dan memberikan unsur pendidikan kepada pemirsanya. Bagi mereka stasiun televisi perhatian khalayak sangat penting dalam mendongkrak popularitas dan pendapatan. Khalayak adalah pasar, dan program yang disajikan adalah barang yang ditawarkan.4 Program yang berkualitas yang menghibur dan memiliki unsur pendidikan adalah salah satu yang diinginkan khalayak televisi. Sebagian masyarakat menonton televisi untuk me-refresh-kan otak yang lelah akan kepenatan seharihari jadi banyak masyarakat yang mencari program acara ringan tetapi menghibur sekaligus mencerdaskan. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memnuhi kebutuhan audiensnya.5 Salah satu program yang jarang diminati oleh khalayak televisi adalah berita atau news. Informasi seputar politik, ekonomi, sosial budaya, keamanan negara yang seharusnya justru lebih penting karena berkaitan dengan hajat hidup orang banyak malah memiliki audiens yang tidak banyak, hanya sebagian golongan saja dan dari kalangan tertentu yang melulu menjadi pemirsa setia program berita. 4
Morrisan. M.A. Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio Dan Televisi, Tanggerang : Ramdina Prakarsa, 2005 5 ibid, hal 97
5
Berita adalah uraian laporan yang tepat waktu mengenai fakta atau opini yang memiliki daya tarik atau hal penting atau kedua-duanya bagi masyarakat luas.6 Setiap berita ada cerita, setiap cerita ada rahasia. Berita lahir dari tangan penulis bukan peristiwa sedangkan peristiwa membantu melahirkan berita. Sama halnya dengan program-program lain non-news, program news juga tetap memiliki audiens yang tidak sedikit dan stasiun televisi kini sudah mulai meraba apa keinginan khalayak televisinya. Seperti halnya tayangan KPK atau Kumpulan
Perkara
Korupsi
yang
dibentuk
sedemikian
rupa
sehingga
menghasilkan tayangan yang ringan, santai tetapi berisi. Program yang mengangkat tema korupsi di kalangan pejabat Indonesia ini terbukti telah mampu menarik hati pemirsa, salah satu contohnya dapat dilihat melalui rating (TOP 200Program 0836 ABC) yang menempatkan tayangan KPK pada TVR 2,8 dan SHR 12,1menempati posisi 39 dari 200 program unggulan.7 Program
Kumpulan
Perkara
Korupsi
merupakan
program
yang
mengangkat kasus korupsi di Indonesia, program ini tampil dalam format yang menghibur, sehingga penonton bisa memahami dengan sangat jelas berbagai fakta dibalik sebuah kisah nyata perbuatan korupsi.8 Dalam menjaga kredibilitas, program KPK sengaja disusun berdasarkan pengakuan saksi-saksi dan fakta dipersidangan. Program KPK sendiri mulai ditayangkan di Trans TV pada 21 Juli 6
Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional, Bandung : PT Rosda Karya, 2003. 7 Program Research & Development Dept RCTI, TOP 200 Program (without filler), Week 0836. 2008 8 www.transtv.co.id
6
2008 dan akan hadir setiap Senin pukul 19.00-20.00. Di episode perdananya program KPK menghadirkan kisah Jaksa Urip yang terkait kasus suap BLBI dan Arthalita Suryani. Format yang ditawarkan adalah reka ulang peristiwa, namun semua kejadian dan peristiwa berdasarkan kesaksian saksi-saksi dan fakta dipersidangan. Dalam hal ini komunikasi yang berlangsung dari pesan tayangan ke pemirsa berlangsung satu arah. Proses komunikasi massa berlangsung dengan aliran satu tahap ( One Step Flow ), yaitu dari media massa secara langsung, cepat dan mempunyai efek yang sangat kuat atas mass audience.9 Peneliti tertarik untuk mengengkat tayangan KPK untuk diteliti, peneliti akan meneliti bagaimana persepsi masyarakat dalam menyikapi tayangan KPK. Sebagaimana disebut diatas bahwa program berita biasanya kurang diminati oleh masyarakat bila dibandingkan dengan tayangan drama, humor, kuis dan sebagainya. Tayangan KPK yang disajikan Trans TV dikemas dalam konsep yang berbeda, ringan namun tetap mengena apalagi yang diangkat adalah korupsi, satu hal yang belakangan ini juga sering dibincangkan apalagi korupsi juga menjadi perhatian yang serius dari pemerintah.
9
Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, Jakarta : PT Grasindo, 2003, hal 20.
7
Judul yang diangkat peneliti adalah “Persepsi Masyarakat RW 012 Kelurahan Kreo Terhadap Tayangan KPK ( Kumpulan Perkara Korupsi ) di Trans TV”. Dipilihnya masyarakat RW 012 Kelurahan Kreo didasari oleh faktor waktu dan biaya. Peneliti melihat sejumlah efek yang ditimbulkan oleh isi tayangan berita current affairs Kumpulan Perkara Korupsi dalam menyajikan tayangan yang ringan, menarik tetapi juga berisi. Kemudian peneliti mengambil responden yaitu masyarakat Kelurahan Kreo Tangerang. Alasannya karena latar belakang yang beragam. Semua perbedaan dari masing-masing masyarakat tentu akan membuat persepsi yang timbul menjadi beragam. Ini merupakan satu alasan peneliti untuk memilih wilayah ini sebagai sampel dalam penelitian tugas akhir ini.
1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat ditarik suatu
rumusan masalah adalah bagaimana persepsi masyarakat RW 012 Kelurahan Kreo terhadap tayangan KPK (Kumpulan Perkara Korupsi) di stasiun Trans TV?
1.3
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat RW 012
Kelurahan Kreo terhadap tayangan KPK (Kumpulan Perkara Korupsi) yang ditayangkan oleh Trans TV.
8
1.4
Signifikasi Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat positif baik secara
akademis maupun praktis.
1.4.1. Signifikasi Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan data yang empiris kepada ilmu komunikasi, khususnya dibidang Broadcasting mengenai persepsi khalayak terhadap tayangan berita current affairs yang ditayangkan oleh media penyiaran televisi.
1.4.2. Signifikasi Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada penulis. Selain itu penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan masukan kepada media televisi dalam hal ini Trans TV tentang efektifitas informasi dan berita yang mereka tayangkan.
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Komunikasi Massa
2.1.1
Pengertian Komunikasi Massa Komunikasi adalah suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan
dan pengolahan pesan yang terjadi dalam diri seseorang dan atau di antara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu.10 Komunikasi massa dapat berbentuk komunikasi personal, komunikasi kelompok, komunikasi massa dan komunikasi media. Dalam penelitian ini penulis menitikberatkan pada masalah komunikasi massa. Komunikasi massa menurut Defleur dan Dennis dalam bukunya “Understanding Mass Communication (1985)” adalah suatu proses dimana komunikator-komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas, dan secara terus-menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara.
10
S. Djuarsa Sendjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka : Jakarta, 2003. hal 1.18
9
10
Penonjolan definisi ini terutama pada bagaimana sumber informasi (media massa) mengemas dan menyajikan isi pesan. Dengan cara dan gaya tertentu menciptakan makna terhadap suatu peristiwa, sehingga mempengaruhi khalayak.11
2.1.2
Ciri-Ciri Utama Komunikasi Massa Komunikasi massa memiliki cirri-ciri utama yang menandakan bahwa
komunikasi massa memang memiliki perbedaan dengan model komunikasi lainnya. Adapun ciri-ciri komunikasi massa terletak pada beberapa hal sebagai berikut :12 1.
Komunikator Terlembaga Ciri ini adalah komunikator ( penyampai pesan ), dalam komunikasi massa komunikator bukanlah personal. Namun, lembaga yang menyampaikan pesan tersebut. Lembaga penyampai pesan komunikasi massa ini adalah media massa itu sendiri, seperti televisi, surat kabar dan radio. Semua media itu bekerja terlembaga. Misalnya, sebuah program tayangan televisi maka terjadinya proses kerja lembaga dalam proses penyajian program tersebut kepada masyarakat. Program itu berawal dari rancangan liputan yang dilakukan wartawan, kemudian wartawan mengirimkan atau menyetorkan hasil liputanya kepada redaktur media tersebut. Redaktur akan mengedit kembali gambar dan tata bahasa yang digunakan
11 12
Ibid, hal 7.3 – 7.4 Dennis Mc Quail, Teori Komunikasi Massa : Jakarta, 2001
11
wartawannya. Setelah semuanya berlangsung sesuai prosedur, berita tersebut akan diserahkan kepada bagian teknisi untuk ditampilkan ke layar televisi. Skrip berita itu tentunya akan diberikan pembaca berita (presenter). Seluruh prose situ bukan dilakukan secara personal, namun dilakukan oleh orang banyak. Sehingga disebutlah komunikator dalam komunikasi massa terlembaga. 2.
Pesan Bersifat Umum Komunikasi massa bersifat terbuka. Hal ini dikarenakan, komunikan tesebar di berbagai tempat. Selain itu, pesan bersifat umum, maksudnya adalah pesan-pesan yang disampaikan komunikator ditujukan untuk masyarakat luas atau masyarakat umum. Tidak ada klarifikasi pesan, misalnya dikhususkan untuk masyarakat di pulau Jawa dan lain sebagainya. Meskipun demikian, pesan yang disampikan melalui komunkasi massa harus melalui tahap seleksi terlebih dahulu. Pesan itu sendiri dapat berupa peristiwa, fakta dan opini. Namun tidak semua pesan dapat ditayangkan atau ditampilkan melalui komunikasi massa. Tolak ukur pesan dalam komunikasi massa adalah adanya nilai ( value ) penting dan menarik didalamnya. Bagi jurnalistik atau wartawan ini disebut nilai-nilai berita. Nilai penting dan menarik itu sendiri sangat relatif, semua itu tergantung bagaimana peristiwa, fakta dan opini tersebut penting untuk diketahui masyarakat. Sehingga masyarakat tertarik untuk menyaksikan
12
tayangan tersebut. Pada akhirnya masyarakat tidak akan meninggalkan saluran media komunikasi massa tersebut dan pindah ke saluran lainnya. 3.
Komunikan Heterogen Komunikan atau penerima informasi dalam komunikasi massa bersifat heterogen. Hal ini dikarenakan, komunikasi massa menyampaikan pesan secara umum kepada seluruh masyarakat, tanpa perbedaan suku, ras, dan usia. Masyarakat yang menerima pesan ini beragam karakter psikologi, usia, tempat tinggal, adat budaya, strata sosial dan agamanya.
4.
Media Massa Bresifat Keserempakan Komunikasi massa bersifat keserempakan. Dalam hal ini, keserempakan yang dimaksud adalah tayangan atau program siaran disampaikan secara serempak. Misalnya,suatu sinetron ditayangkan dan diterima secara serempak oleh seluruh masyarakat Indonesia.
5.
Pesan Yang Disampaikan Bersifat Satu Arah Dalam komunikasi massa pesan yang disampaikan komunikator bersifat satu arah. Tidak terjadi interaksi antara komunikator dan komunikan dalam sebuah program siaran. Dewasa ini, sifat satu arah ini lebih dominan dari pada sifat interaksi. Meskipun, pada program khusus, kemungkinan interaksi terbuka bebas, misalnya, program kuis interaktif dan talk show yang melibatkan narasumber dari luar studio.
13
6.
Umpan Balik Tertunda ( Delayed Feed Back ) Umpan balik merupakan wujud respon komunikan dari pesan yang disampaikan oleh komunikator. Umpan balik dalam komunikasi massa bersifat tertunda, dalam arti umpan balik yang disampaikan oleh komunikan tidak langsung diterima oleh komunikator. Misalnya, sebuah tayangan kekerasan ditayangkan oleh salah satu stasiun televisi. Dalam psikologi disebutkan, respon yang diterima masyarakat terdiri dari mendukung atau menolak tayangan tersebut. Pro dan kontra ini tidak dapat disampaikan secara langsung pada saat program tersebut berlangsung. Butuh waktu untuk menyampaikan pesan. Penyampaian ini dapat berupa kritik terhadap tayangan tersebut melalui surat pembaca di media massa atau lain sebagainya.
2.1.3
Teori Komunikasi Massa Prinsip stimulus-respons pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar
yang sederhana, di mana efek merupakan reaksi terhadap stimuli tertentu. Dengan demikian seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan suatu kaitan erat antara pesan-pesan media dan reaksi audience. Dari pemikiran tersebut, dikenal apa yang disebut masyarakat massa, di mana prinsip stimulus-respons mengasumsikan bahwa pesan disiapkan dan
14
didistribusikan secara sistematik dan dalam skala yang luas.13 Sehingga secara serempak pesan tersebut dapat tersedia bagi sejumlah besar individu, dan bukannya ditujukan pada orang perorangan. Pada tahun 1970, Melvin DeFleur melakukan modifikasi terhadap teori stimulus-respons dengan teorinya yang dikenal sebagai perbedaan individu dalam komunikasi massa (individual differences). Di sini ia asumsikan bahwa pesanpesan media berisi stimulus tertentu yang berinteraksi secara berbeda-beda dengan karakteristik pribadi dari pada anggota audience.14 Teori DeFleur ini secara eksplisit telah mengakui adanya intervensi variabel-variabel psikologis yang berinteraksi dengan terpaan media massa dalam menghasilkan efek. Berangkat dari teori perbedaan individu dan stimulus respons ini, DeFleur mengembanngkan model psiko-dinamik yang didasarkan pada keyakinan bahwa kunci dari persuasi yang efektif terletak pada modifikasi struktur psikologis internal dari individu. Melalui modifikasi inilah respons tertentu yang diharapkan muncul dalam perilaku individu akan tercapai. Esensi dari model ini adalah fokusnya pada variabel-variabel yang berhubungan dengan individu sebagai penerima pesan, suatu kelanjutan dari asumsi sebab akibat, dan mendasarkan pada perubahan sikap sebagai ukuran bagi perubahan perilaku.
13 14
S. Djuarsa Sendjaja. Teori Komunikasi. Hal 5.15 ibid
15
2.1.4
Proses Komunikasi Massa Proses komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau peristiwa yang
terjadi secara berurutan (ada tahapan atau sikuensi) serta berkaitan satu sama lain dalam kurun waktu tertentu. Proses komunikasi melibatkan banyak faktor atau unsur. Faktor-faktor atau unsur-unsur yang dimaksud antara lain dapat mencakup pelaku atau peserta pesan (meliputi bentuk, isi dan cara penyajiannya), saluran atau tempat yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan, waktu, tempat, hasil atau akibat.15 Ada beberapa model yang dikemukakan oleh beberapa ahli komunikasi, salah satunya yaitu: 1. Model Komunikasi DeFleur 16 Proses komunikasi yang dijelaskan DeFleur cocok untuk menggambarkan proses komunikasi melalui media massa (komunikasi massa). Didalamnya tercangkup 8 elemen yaitu:
15 16
1. Source
: sumber pengirim
2. Transmitter
: alat pengolah informasi
3. Channel
: saluran
4. Receiver
: Penerima
5. Destination
: Tujuan
6. Noise
: Gangguan yang terjadi
S. Djuarsa Sendjaja, Op.cit hlm. 1.13 S. Djuarsa Sendjaja, Op.cit., hlm. 3.17-3.18
16
7. Mass medium device : Perangkat media massa 8. Feedback Device
: Perangkat umpan balik
Dalam model ini DeFleur menjelaskan Sumber yang bermaksud mengkomunikasikan sesuatu hal kepada penerima pertama-tama akan terlibat dalam proses pengolahan atau pembentukan pesan melalui transmitter sehingga menghasilkan suatu symbol yang bermakna. Simbol kemudian disampaikan melalui suatu saluran (medium) kepada penerima dengan tujuan tertentu. Pihak penerima dalam menerima pesan pesan tersebut juga terlibat dalam proses pengolahan dan pengartian makna pesan dan kembali menyampaikan tanggapannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak pengirim. Demikianlah proses ini terus berlangsung secara dinamis dan berjalan timbal balik. Namun dalam praktiknya proses komunikasi yang terjadi tidak bisa luput dari adanya gangguan . Gangguan bisa timbul dari unsur pengirim, transmitter, saluran yang dipergunakan atau pada pengartian makna dan tujuan. Sedangkan untuk menggambarkan suatu pengaruh komunikasi dengan perilaku dapat digunakan model George Gerbner sebagai berikut : 2. Model George Gerbner 17 Model George Gerbner hampir sama dengan model Lasswell. Tapi prosesnya lebih kompleks karena melibatkan elemem-elemem komunikasi yang
17
Denis McQuail dan Sven Windahl, Op.cit., hlm. 20-21
17
lebih banyak. Model Gerbner memberikan gambaran berbagai bentuk komunikasi sesuai dengan situasinya. Bagian-bagiannya dapat digunakan sendiri-sendiri, sehingga dapat menggambarkan proses komunikasi yang sederhana maupun yang rumit sebagai suatu pesan san persepsi
(atas pesan atu kejadian-kejadian yang akan
dikomunikasikan). Model ini mempersoalkan hakikat hubungan saling pengaruh antara persepsi dan pesan. Model ini dapat disajikan dalam bentuk verbal maupun gambar. Bentuk verbal model George Gerbner : 1. Someone (seseorang) 2. Perceives an event (melihat atau kejadian) 3. And reacts (dan bereaksi) 4. In a situation (dalam suatu situasi) 5. Through some means (melalui beberapa cara) 6. To make available materials (untuk membuat bahan-bahan yang tersedia) 7. In some form (dalam beberapa bentuk) 8. And context (dan konteks) 9. Conveying content (yang mengandung isi) 10. With some consequence (dengan beberapa akibat) Dengan demikian model verbal menurut Gerbner adalah suatu proses dimana seseorang (komunikator atau komunikan), mempersepsikan suatu objek
18
peristiwa, dan bereaksi dalam suatu situasi, dengan menggunakan alat atau saluran tertentu agar sesuatu yang disampaikan itu menjadi ad, dalam konteks tertentu, dengan makna atau arti tertentu, dan dengan tujuan memperoleh suatu akibat atau hasil tertentu. Tidak semua tahap-tahap dan elemen diatas dapat terlihat dalam model dalam bentuk gambar 2.1 yang dapat dikatakan dengan dimulai dengan satu tindakan pemahaman.. Model gambar George Gerbner : Gambar 2.1
Dimensi perseptual Hubungan antara pihak yang berkomunikasi M
dan kejadian yang dilihatnya E Kejadian
E¹ / manusia mesin
Dimensi alat dan kontrol Hubungan antara pihak yang berkomunikasi Dan produk yang dikomunikasikan
Saluran kontrol media S E2 Ben tuk Isi
19
Dari pemahaman terhadap isi pesan tersebut akan muncul sebuah pandangan, pengalaman-pengalaman dan faktor-faktor lain yang berkaitan dengan pengalaman dari khalayak terhadap pemahaman yang ia simpulkan. terhadap kejadian atau peristiwa18 Apa yang dipahami ditandai dengan huruf E (event = kejadian) dan orang yang melakukan pemahaman adalah M yang mencoba memahami suatu kejadiankejadian itu sebagai E¹. Sedangkan SE adalah sebuah produksi pesan dalam artian pernyataan tentang kejadian.S disini adalah bentuk dan E2 adalah content (isi). Hubungan antara E, M, dan E¹ merupakan hubungan persepsi atau pemahaman. Model George Gerbner ingin menunjukan suatu isi kejadian dalam hal ini informasi maupun pesan dan khalayak yang melakukan pemahaman berusaha memahami kejadian (pesan) itu sebagai isi dari pesan yang
disampaikan melalui media
massa.
2.1.5 A.
Tujuan Dan Fungsi Komunikasi Massa Fungsi Terhadap Masyarakat Menurut Lasswell dan Wright ( 1975 ) ada empat fungsi komunikasi massa yaitu :
18
Ibid., hlm. 21
20
1.
Pengawasan Lingkungan Fungsi
pengawasan
lingkungan
menunjuk
ada
upaya
pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai berbagai peristiwa yang terjadi di dalam dan di luar lingkungan atau masyarakat. 2.
Korelasi Antar Bagian Dalam Masyarakat Untuk Menanggapi Lingkungan. Fungsi korelasi meliputi interpretasi terhadap informasi dan preskripsi untuk mencapai konsensus dalam upaya mencegah konsekuensi-konsekuensi yang tidak diinginkan terjadi.
3.
Sosialisasi atau Pewarisan Nilai-Nilai. Fungsi sosialisasi menunjuk pada upaya transmisi dan pendidikan nilai-nilai serta norma-norma dari suatu generasi ke generasi berikutnya.
4.
Hiburan. Fungsi hiburan menunjukkan upaya-upaya komunikatif yang ber-tujuan memberikan hiburan pada masyarakat luas.
B.
Fungsi Terhadap Individu ( individual function ) Menurut Samuel L.Becker ( 1985 ) ada tujuh fungsi komunikasi massa terhadap individu yaitu :
21
1.
Pengawasan Atau Pencarian Informasi. Segala informasi yang menyangkut kehidupan manusia selalu dilaporkan oleh media massa. Dengan mengetahui segala informasi yang ada akan dapat membantu seseorang dalam berbuat
sesuatu,
mengambil
keputusan,
dan
memiliki
kepercayaan dalam perilakunya. 2.
Mengembangkan Konsep Diri. Setiap individu akan mencari ( mengeksplorasi ) segala informasi yang berhubungan dengan pekerjaan atau profesi yang disandangnya. Dengan semakin berkembangnya media massa, baik media cetak maupun elektronika, setiap orang dengan mudah mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Media massa membantu mengembangkan konsep diri masing-masing orang.
3.
Fasilitas Dalam Hubungan Sosial. Media juga membantu kita dalam pergaulan sosial. Karena media massa selalu menyediakan topic-topik yang dapat menjadi pembicaraan hangat dalam setiap pergaulan kita dengan orang lain.
4.
Substitusi Dalam Hubungan Sosial. Dalam pergaulan kita dengan teman yang lain akan terlibat secara psikologis dengan hubungan akrab tersebut. Sering kali
22
kita menyadari telah melakukan kesalahan dan merasa benar dalam hubungan tersebut. Aspek-aspek psikologis dalam hubungan sosial sering kali ditemui dalam isi pesan media massa. 5.
Membantu Melegakan Emosi. Dalam berbagai jenis media yang ada seperti koran, televisi, radio, dan film, pada umumnya telah membantu kita dalam mencapai
suasana
menyenangkan,
memberi
hiburan,
melepaskan emosi, atau membuat tertawa dan bergembira. 6.
Sarana Pelarian Dan Ketegangan Dan Keterasingan. Dalam menghadapi pekerjaan dan rutinitas sring kali kita stress (tegang), bahkan kita merasa terasing dalam pergaulan atau lingkungan
sekitar
kita.
Dengan
membaca
Koran,
mendengarkan radio atau menonton televisi, kita akan dapat melupakan segala ketegangan dan keterasingan. 7.
Sebagai Bagian Dalam Kehidupan Rutin Atau Ritualisasi. Dalam kehidupan rutin kita sehari-hari, media massa telah mengisi sebagian dari kebutuhan hidup setiap pagi kita tidak lupa untuk menyempatkan diri membaca koran.
23
Sedangkan tujuan dari komunikasi massa terbagi menjadi empat, yaitu :19 1.
Pengetahuan. Seseorang menggunakan media massa untuk mengetahui sesuatu atau memperoleh tentang sesuatu.
2.
Hiburan. Kebutuhan dasar lainnya pada manusia adalah hiburan, dan orang mencari hiburan salah satunya dari media massa. Hiburan dapat diperoleh melalui beberapa bentuk, yaitu : (1) stimulasi atau pemcarian (2) relaksasi atau santai yang merupakan bentukpelarian dari tekanan dan masalah, dan (3) pelepasan emosi dari perasaan dan energi terpendam.
3.
Kepentingan Sosial. Kebutuhan ini diperoleh melalui pembicaraan atau diskusi tentang sebuah program televisi, film terbaru, atau program radio siaran terbaru. Isi media menjadi bahan perbincangan yang hangat. Media memberikan kesamaan landasan untuk membicarakan masalah sosial. Dengan demikian media juga berfungsi untuk memperkuat hubungan dengan keluarga, teman dan yang lain dalam masyarakat.
19
Drs.Morrisan,S.H.,M.A, Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Ramdina Prakarsa, Jakarta : 2005. hal 23 – 24.
24
4.
Pelarian. Orang menggunakan media tidak untuk tujuan santai, tetapi juga sebagai bentuk pelarian. Orang menggunakan media massa untuk mengatasi rintangan antara mereka dan orang lain, atau untuk menghindari aktifitas lain.
2.2
Televisi Sebagai Media Massa
2.2.1
Pengertian Televisi Televisi adalah sarana komunikasi massa dimene terjadi komunikasi antara
komunikator dan komunikan. Televisi media komunikasi massa dengar pandang, yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara dan gambar secara umum, baik terbuka maupun tertutup, berupa program yang teratur dan berkesinambungan.20 Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tak terpisakhan dari kehidupan manusia. Banyak orang yang menghabiskan waktunya lanih lama didepam pesawat televisi dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk bercengkrama dengan keluarga atau orang lain. Bagi banyak orang, televisi adalah teman, telavisi menjadi cermin perilaku masyarakat dan televisi dapat menjadi candu. Ringkasnya televisi mampu memasuki relung-relung kehidupan kita lebih dari yang lain.21
20
Undang-Undang Penyiaran, Bab I Ketentuan Umum Pasal 1, Drs Morissan.S.H.,M.A, Jurnalistik Televisi Mutakhir, Ramdina Praksa, Jakarta : 2004. hal 313. 21 Morrisan, Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Ramdina Prakarsa, Jakarta : 2005. hal 1.
25
Perkembangan media televisi begitu cepat, karena sebagai media massa dirasakan sangat besar manfaatnya. Dimana suatu peristiwa yang terjadi dibelahan bumi yang berbeda, dalam waktu bersamaan dapat diikuti khalayak dibelahan bumi yang lain, dengan jumlah penonton yang felatif tidak terbatas jumlahnya. Maka dengan kondisi semakin berkembangnya teknologi komunikasi saat ini, menyebabkan abad ini sebagai abad informasi. Televisi sebagai media massa dengan kelebihan yang dimiliki bersifat audio visual, bersama media cetak dan radio merupakan tritunggal media massa, yang mempunyai pengaruh dan dengan sendirinya akan membentuk kekuatan yang besar, hanya saja sebagai akibatnya ( khususnya media televisi ) merupakan suatu tantangan untuk pengelolanya. Hal tersebut berarti bahwa khalayak televisi memiliki berbagai pilihan untuk menonton program siaran televisi. Dengan terjadinya persaingan program siaran tadi, tentu saja harus mendapatkan perhatian secara khusus bagi mereka yang berkecimpung di media penyiaran ini, dalam arti untuk terus menerus berupaya meningkatkan program siarannya, kalau tidak ingin ditinggalkan penontonnya.22 Menurut teori behaviourisme “law of effect” perilaku yang tidak mendatangkan kesenangan tidak akan diulangi, artinya seseorang tidak akan
22
Darwanto Sastro Subroto, Produksi Acara Televisi, duta wacana university Pres, Yogyakarta : 1994. hal 13 - 14
26
menggunakan media massa jika media massa tidak memberikan pemuasan pada kebutuhannya.23
2.2.2
Karakteristik Televisi Sebagai media komunikasi massa, televisi memiliki karakteristik sebagai
berikut :24 1.
Informasi disampaikan kepada komunikan melalui proses pemancaran atau transmisi.
2.
Isi pesan audiovisual. Artinya, dapat didengar dan dilihat bila ada siaran.
3.
Sifatnya periodik. Artinya pesan yang disampaikan tidak dapat diulang.
4.
Sifatnya transitory ( hanya meneruskan ). Artinya pesan-pesan yang diterima hanya bisa dilihat dan didengar secara sekilas.
5.
Serentak dan global. Artinya dalam satu waktu dan di tempat yang berbeda pesan yang diterima sama seperti di tempat lain.
6.
Meniadakan jarak dan waktu. Artinya media televisi menembus batas ruang dan waktu.
7.
Dapat menyajikan peristiwa atau pendapat yang sedang terjadi secara langsung dan orisinal.
8.
Bahasa yang digunakan formal dan non-formal ( bahasa tutur ).
9.
Kalimat singkat, padat dan jelas.
23
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Edisi Revisi, Bandung, Remaja Rosda Karya : 2001. hal 207. 24 JB.Wahyudi, Dasar-Dasar Jurnalistik Radio dan Televisi, Graffiti, Jakarta : 1996. hal 8 – 9.
27
10.
Daya rangsang sangat tinggi, sangat mahal dan memiliki daya jangkau yang sangat luas.
11.
Tujuan akhir dari penyampaian pesan untuk menghibur, mendidik, control sosial dan menghubungkan atau sebagai bahan informasi.
2.2.3
Kelebihan dan Kekurangan Televisi Seperti media massa pada umumnya, televisi juga memiliki keunggulan
dan kelemahannya sendiri. Keunggulan televisi dapat dilihat dari sisi programatis dan teknologis. Keunggulan televisi dari sisi programatis :25 1.
Menyangkut isi dan bentuk, media televisi meskipun direkayasa mampu membedakan fakta dan fiksi, realitas dan tidak terbatas.
2.
Memiliki khalayak yang tetap, memerlukan keterlibatan tanpa perhatian sepenuhnya dan intim.
3.
Memiliki tokoh berwatak ( riil maupun rekayasa ), sementara media lain (film) hanya memiliki bintang yang direkayasa.
Sedangkan keunggulan televisi dari sisi teknologis, siaran televisi dapat menjangkau wilayah yang sangat luas dalam waktu yang bersamaan ( mampu menguasai ruang ). Televisi juga memiliki daya rangsang yang sangat tinggi,
25
A.Alatas Fahmi, Bersama Televisi Merenda Wajah Bangsa, YPKMD, Jakarta : 1997. hal 30 – 32.
28
sehingga dapat mendorong pemirsa untuk mendapatkan informasi dan berinteraksi secara langsung.26
Namun dibalik keunggulannya, televisi juga memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan ini berkaitan langsung dengan keunggulannya. Kelemahannya yaitu :27 1.
Kecenderungan televisi untuk menempatkan khalayaknya sebagai objek yang pasif, sebagai penerima pesan saja.
2.
Mendorong proses alih nilai dan pengetahuan yang capat. Hal ini terjadi tanpa mempertimbangkan budaya dan peradaban yang ada diwilayah jangkauannya.
3.
Pergerakan teknologi penyiaran televisi yang begitu cepat mendahului perkembangan masyarakat dan budaya khalayak penirsanya. Hal ini pada gilirannya melahirkan pro dan kontra tentang implikasi kultural dari televisi.
4.
Kecenderungan para pengelola televisi yang memanfaatkan kelebihankelebihan televisi dan berorientasi pada pertimbangan komersil atau bisnis sehingga menyampingkan faktor pendidikan.
5.
sebagai media massa elektronik dan bertumpu kepada teknologi modern, maka televisi menjadi media dengan proses produksi yang mahal.
26 27
Ibid. hal 30 – 32. Ibid. hal 30 – 32.
29
2.2.4
Fungsi Media Televisi Ada beberap pendapat dari para pakar mengenai fungsi media televisi.
Menurut Dr.Harold D.Lasswell ada tiga fungsi media televisi, yaitu :28 1.
The Surveilance Of The Environment. Artinya media televisi bertindak sebagai pengamat lingkungan dan selalu memberikan berbagai informasi atas hal-hal yang tidak dapat terjangkau khalayak.
2.
The Correlation Of The Parts Of Society In Responding To Environment. Berarti bahwa media televisi lebih menekankan kepada pemilihan, penilaian, penafsiran tentang apa yang patut disampaikan kepada khalayak, dengan demikian televisi dapat dinilai sebagai “Gate-keeper” dari arus komunikasi.
3.
The Transmission Of The Social Heritage From Generation To The Generation. Hal ini menunjukkan bahwa televisi berfungsi sebagai jembatan tata nilai dan budaya dari generasi ke generasi berikutnya, dengan kata lain televisi berfungsi sebagai media pendidikan.
28
Darwanto Sastro Subroto, Multi Media Training Center, Produksi Acara TV, Duta Wacana University : 1994. hal 15 – 17.
30
2.3
Program Televisi
2.3.1
Pengertian Program Televisi Kata ‘program’ berasal dari bahasa Inggris programme atau program yang
berarti acara atau rencana. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiensnya. Dengan demikian program memiliki pengertian yang sangat luas. Program atau acara televisi yang disajikan adalah faktor yang membuat audience tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun televisi tersebut. Program dapat disamakan dengan produk atau barang atau pelayanan yang dijual kedapa pihak lain. Dengan demikian program adalah produk yang dibutuhkan orang, sehingga mereka bersedia mengikutinya.29
2.3.2
Jenis Program Televisi
Pada stasiun televisi, jenis program yang ditayangkan ada dua, yaitu :30 1.
Program Informasi Program informasi adalah segala jenis siaran yang ditujukan untuk memberikan tambahan pengetahuan atau informasi kepada khalayak. Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu berita keras ( hard news ) dan berita lunak (soft news).
29
Morrisan, Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Ramdina Prakarsa, Jakarta : 2005. hal 266 – 268. 30 Ibid. hal 60.
31
1. Berita keras atau hard news adalah segala informasi penting dan atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segara ditayangkan agar dapat diketahui khalayak secepatnya. Berita keras dapat dibagi kedalam beberap bentuk bagian yaitu : a. Straight news, berarti berita langsung ( straight ), maksudnya suatu berita yang singkat dengan hanya menyajikan informasi terpenting saja yang mencakup 5 W + 1 H ( who, what, where, when, why dan how ) terhadap suatu peristiwa yang diberitakan. b. Features, adalah berita ringan namun menarik. Pengertian ‘menarik’ disini adalah informasi yang lucu, aneh, unik, menimbulkan kekaguman dan sebagainya. c. Infotainment, adalah salah satu berita keras karena memuat informasi yang harus segera ditayangkan. 2. Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam ( indepth ) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Program yang masuk ke dalam berita lunak yaitu : a. Current affair, adalah program yang menyajikan informasi yang terkait dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan mendalam.
32
b. Magazine, adalah program yang menampilkan informasi ringan namunmendalam atau dengan kata lain magazine adalah feature dengan durasi yang lebih panjang. c. Dokumenter, adalah program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan, namun disajikan dengan menarik. d. Talk show, adalah program yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas suatu topic tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara ( host ). 2.
Program Hiburan ( entertainment ) Adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur khalayak dalam bentuk lagu, musik, cerita dan permainan. Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah : 1. Drama, adalah pertuntujak yang menyajikan cerita mengenai kehidupan masyarakat setelah ditimpa bencana alam dasyat, misalnya gempa bumi atau tsunami. Program televisi yang termasuk dalam program drama adalah : a. Sinetron, merupakan drama yang menyajikan cerita dari berbagai tokoh secara bersamaan. b. Film, yang dimaksud film disini adalah film layar lebar yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan film.
33
2. Musik, program musik dapat ditampilkan dalam dua format yaitu videoklip atau konser. Program musik berupa konser dapat dilakukan dilapangan ( outdoor ) maupun di studio ( in door ). 3. Permainan atau game show, merupakan suatu bentuk program yang melibatkan sejumlah orang baik secara individu ataupun kelompok yang saling bersaing untuk memperebutkan sesuatu. Program permainan dibagi menjadi tiga jenis yaitu : a. Quiz show, merupakan bentuk program permainan yang paling sederhana dimana sejumlah peserta saling bersaing untuk menjawab sejumlah pertanyaan. b. Ketangkasan, peserta dalam permainan ini harus menunjukkan kemampuan fisik atau ketangkasan untuk melewati suatu halangan atau rintangan atau melakukan suatu permainan yang membutuhkan perhitungan dan strategi. c. Reality show, sesuai dengan namanya maka program ini mencoba menyajikan suatu situasi seperti konflik, persaingan atau hubungan berdasarkan realitas yang sebenarnya.
34
2.4
Berita Definisi berita klasik adalah semua yang tercetak dalam surat kabar atau
media cetak juga semua yang ditayangkan dengan audio atau video juga disebut berita. Berita tidak semua peristiwa, ini yang perlu dicamkan ileh seorang jurnalis. Banyak peristiwa yang terjadi tetapi tidak semua menjadi barita. Berita adalah uraian laporan yang tepat waktu mengenai fakta atau opini yang memiliki daya tarik atau hal penting atau kedua-duanya bagi masyarakat luas.31 Setiap berita ada cerita, setiap cerita ada rahasia. Berita lahir dari tangan penulis bukan dari peristiwa. Peristiwa membantu melahirkan berita. Dari beberP definisi atau batasan tentang berita pada prinsipnya ada beberapa unsur penting yang harus diperhatikan, yaitu : 1. Laporan 2. Kejadian/peristiwa/pendapat yang menarik dan penting. 3. Disajikan secara cepat. Dalam jurnalistik juga dikenal jenis berita menurut penyajiannya. Pertama, Straight News ( sering disebut hard news ), yaitu laporan kejadian-kejadian terbaru yang mengandung unsur penting dan menarik,tanpa mengandung pendapatpendapat penulis berita. Straight news harus ringkas, singkat dalam pelaporannya, namun tetap tidak mengabaikan kelengkapan data dan objektivitas.
31
Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional, PT Rosda Karya, Bandung. 2003.
35
Kedua, Soft News ( sering disebut feature ), yaitu berita-berita yang menyangkut kemanusiaan serta menarik banyak orang termasuk kisah-kisah jenaka, lust ( menyangkut nafsu burahi manusia ), keanehan ( oddity ). Selain harus memenuhi kaidah 5W + 1H ( What, Who, Where, When, Why dan How ), yaitu menuliskan hasil laporan atau pengamatan terhadap peristiwa atau pendapat yang menarik. Intinya, menulis berita itu kedalam tulisan yang menarik agar kedekatan tercipta secara emosional. Orang akan cenderung tertarik apabila membaca berita yang peristiwa atau kejadiannya dekat dengan wilayahnya dan juga perasaan emosional berdasarkan ikatan tertentu.
2.4.1
Current Affairs Current affair, adalah program yang menyajikan informasi yang terkait
dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan mendalam. Syarat-syarat berita dalam current affairs adalah : 1.
Benar terjadi, isi berita haruslah sesuatu yang berdasarkan fakta, bukan fakta yang dibuat-buat.
2.
Aktual, jarak antara terjadinya berita ataupun suatu pendapat yang diucapkan harus segera ditayangkan.
3.
Lengkap, berita yang disajikan tidak boleh sepotong-sepotong, karena penyajiannya lebih mendalam sehingga porsi berita harus lengkap.
36
4.
Apa adanya, berita tidak boleh dilebih-lebihkan atau dikurang-kurangi dan harus disajikan apa adanya.
5.
Tersusun rapid an tidak bertele-tele.
6.
Menarik, biasanya berita yang aneh atau unik dan menyangkut hajat hidup orang banyak.
2.5
Persepsi
2.5.1
Pengertian Persepsi Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.32 Menurut Pereek, definisi persepsi adalah sebagai proses menerima, menyeleksi, mengorganisasikan, mengartikan, menguji dan memberi reaksi kepada rangsangan panca indera atau data.33 Persepsi adalah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Hubungan sensasi dengan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi. Walaupun begitu, menafsirkan informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi dan memori. Persepsi adalah inti komu ikasi, sedangkan penafsiran ( interpretasi ) adalah inti persepsi, yang identik penyandian balik ( decoding ) dalam proses komunikasi. Persepsi disebut inti komunikasi, karena persepsi kita tidak akurat,
32 33
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, PT Remaja Rosda Karya, Bandung : 1994. hal 51. Alex Sobur, Psikologi Umum, Pustaka Setia, Bandung : 2003. hal 446.
37
tidak mungkin kita berkomunikasi dengan efektif.34 Persepsilah yang menentukan kita memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi derajat persamaan persepsi antar individu, semakin mudah dan semakin sering mereka berkomunikasi, dan sebagai konsekuensinya semakin cenderung membentuk kelompok budaya dan kelompok identitas. Menurut Jalaluddin Rakhmat, persepsi ditentukan oleh beberapa faktor yang berasal dari stimulus, yaitu : 1.
Perhatian ( attention ) Proses mental karena stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Sedangkan atensi yang dipengaruhi oleh faktor eksternal. Yakni atributatribut objek yang dipersepsikan seperti gerakan, kontras, kebaruan dan perulangan objek yang dipersepsikan. Menurut Aaker dan Mayer, menyaring atensi dan perhatian dijalankan pada beragam tingkat usaha dan kesadaran. “Pada tingkatyang ekstrim adalah proses pencarian aktif ( active search ) dimana penerima mencari informasi. Ia mungkin mencari pendapat teman-teman atau melalui majalah yang sebenarnya tidak dibaca. Pada tingkat lain, dapat diistilahkan sebagai pencarian pasif ( passive search ). Seseorang mencari informasi hanya dari sumber-sumber yang biasa menerpanya selama ini. Pada tingkat
34
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi, Suatu Pengantar, Remaja Rosdakarya, Bandung : 2000. hal 180.
38
akhir, disebut perhatian pasif ( passive attention ). Pada tingkat ini, penerima mempunyai sedikit kebutuhan informasi dan tidak berusaha mencarinya”.35 2.
Penafsiran ( interpretation ) Penafsiran merupakan proses dimana penerima memberi arti terhadap pesan yang diterimanya, engorganisasikan stimuli dengan melihat konteksnya, dan mengisinya dengan interpretasi yang konsisten dengan rangkaiannya stimuli yang dipersepsi.36 Penafsiran pribadi didasarkan pada pengalaman masa lalu si penerima, asumsi tentang perilaku manusia, pengetahuan mengenai keadaan lingkungan orang lain, suasana hati atau keinginan atau kemauan pada saat itu, serta harapan. Seorang individu dalam menafsirkan sesuatu tidak sama dengan individu lainnya, dikarenakan setiap individu mengorganisasi rangsangan yang diterimanya sesuai dengan kenyataan yang ada pada dirinya, dan bermacam-macam penafsiran akan muncul pada setiap individunya walaupun stimulinya sama.
3.
Pengetahuan ( kognitif ) Kognitif terjadi apabila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, atau dipersepsikan khalayak. Kognitif terjadi pada diri komunikan yang
35
David Aaker and Mayer, Advertising Management, Prentice Hall Inc, New Jersey : 1996. hal 218. 36 Ibid. hal 101.
39
sifatnya informative bagi dirinya. Yang termasuk kegiatan psikis pengetahuan adalah gejala-gejala seperti : pengamatan, tanggapan, ingatan, asosiasi, fantasi, berfikir dan intelegensi.37 Kognitif membahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak
dalam
mempelajari
informasi
yang
bermanfaat
dan
mengembangkan keterampilan kognitifnya. Melalui media massa, dapat diperoleh berbagai informasitentang benda, orang atau tempat yang belum pernah dikunjungi. Hal ini berkaitan dengan usaha-usaha memperkuat informasi, pengetahuan serta pengertian tentang lingkungan eksternal. Berdasarkan uraian sejumlah operasionalisasi tentang persepsi tersebut, maka persepsi khalayak menjadi variable akibat penggunaan media, yang mengakibatkan berbagai efek psikologis.
Proses Persepsi ( Alex Sobur, Psikologi Umum, hal 499 )
Terjadinya Stimulasi Alat Indera
Stimulasi Alat Indera Diatur
Stimulasi Alat Indera DievaluasiDitafsirkan
Gambar 2.2
37
Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, Pedoman Ilmu Jaya : 2001 hal 40.
40
2.5.2
Faktor-Faktor Penyebab Perbedaan Persepsi Proses persepsi dijelaskan oleh para filsuf dan psikolog bahwa manusia
secara ilmiah ingin mengetahui dunia diluardirinya dan seberapa tepat mereka menggambarkannya. Pengalaman tersebut sangat bergantung pada alat indera. Tanpa alat indera, tidak ada kontak dengan dunia luar.38 Meskipun banyak stimuli berbeda-beda yang sampai kepada kita tentang masalah yang sama, apa yang bias kita hayati adalah terbatas pada saat-saat tertentu. Pemusatan persepsi ini disebut “perhatian”. Atensi atau disebut juga perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Ada dua faktor yang bias menarik atensi atau perhatian seseorang, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal contohnya seperti gerakangerakan yang mengundang perhatian, intensitas stimuli, kebaruan ( novelty ) suatu program acara dan pengulangan.39 Sedangkan faktor internal terbagi dua, yaitu faktor biologis dan faktor sosiopsikologis. Faktor biologis contohnya rasa lapar, rasa haus, rasa kantuk dan sebagainya.
Sedangkan
faktor
sosiopsikologis
contohnya
kebudayaan,
pengalaman, pendidikan, kebiasaan, tingkat kehidupan dan sebagainya.40
38
Alex Sobur, Psikologi Umum, Pustaka Setia, Bandung : 2003. hal 449 – 451. Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Edisi Revisi, Remaja Rosdakarya, Bandung : 1994. hal 52 – 53. 40 Ibid. hal 52 – 53. 39
41
Karena itulah persepsi tiap-tiap orang berbeda-beda, karena tiap orang tidak memiliki faktor-faktor tersebut diatas yang sama. Bahkan seorang anak kembar pun bias memiliki persepsi yang berbeda. Persepsi itu bersifat kompleks. Tidak ada hubungan satu lawan satu pesan yang terjadi diluar sana dengan pesan yang akhirnya memasuki otak kita. Apa yang terjadi diluar dapat sangat berbeda dengan apa yang mencapai otak kita. Faktor-faktor internal bukan saja mempengaruhi atensi sebagai salah satu aspek persepsi, tetapi juga mempengaruhi persepsi kita secara keseluruhan, terutama penafsiran atas suatu rangsangan agama, ideologi, tingkat intelektual, tingkat ekonomi, pekerjaan dan cita rasa sebagai faktor-faktor internal jelas mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu realitas. Dengan demikian, persepsi itu terikat oleh budaya ( culture-bound ).41 Bagaimana kita memaknai suatu pesan, objek, atau lingkungan bergantung pada sistem nilai yang kita anut. Larry A. Samovar dan Richard E. Porter, mengemukakan enam unsur budaya yang secara langsung mempengaruhi persepsi kita ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya yang lain, yakni :
41
1.
Kepercayaan ( beliefs ), nilai ( values ) dan sikap ( attitudes ).
2.
Pandangan dunia ( worldview ).
3.
Organisasi sosial ( social organization )
4.
Tabiat manusia ( human nature ).
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi, Suatu Pengantar, Remaja Rosdakarya, Bandung : 2000. hal 214.
42
5.
Orientasi kegiatan ( activity orientation ).
6.
Persepsi tentang diri dan orang lain ( perception of self and others ).42
Banyak sekali faktor yang membuat suatu persepsi berbeda-beda dari setiap individu. Faktor biologis, faktor sosiopsikologis atau faktor budaya, ternyata juga menjadi penyebab persepsi setiap individu menjadi berbeda-beda. Berbagai faktor akan mempengaruhi reaksi orang terhadap media massa.
42
Ibid. hal 214.
43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Tipe Penelitian Tipe penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara teratur dan cermat.43 Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti.44 Penelitian yang bersifat deskriptif hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa, penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi, yang kemudian akan ditarik dalam pengambilan sampel secara cermat.45 Pendekatan kuantitatif yakni, merupakan penelitian yang hasilnya berupa laporan yang menggunakan bilangan atau angka-angka. Pendekatan kuantitatif bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu
43
Bambang Setiawan, Metode Penelitian Komunikasi I,Universitas Terbuka, 1995, Jakarta : 1995. hal 239. 44 Ronny Kountur, Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi Dan Tesis, Jakarta PPM, 2003. hal 105. 45 Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Remaja Rosda Karya, Bandung : 2001. hal 22.
43
44
atau bidang tertentu secara faktual dan cermat.46 Pendekatan kuantitatif didasarkan atas pendekatan positivisme ( klasik/objektif ).47
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode metode survey, yang mengambil sample dari populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpilan data yang pokok.48 Penelitian survey bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang orang yang jumlahnya besar, dengan cara memberikan kuisioner pada sejumlah kecil dari populasi. Survey dapat digunakan dalam penelitian yang bersifat deskriptif. Penggunaan kuisioner sebagai alat penelitian, menurut Selo Sumarjan (1970) memiliki keuntungan utama, yaitu dapat disusun secara teliti dan sistematis. Selain itu, alat penelitian ini juga memiliki kemampuan :49 1.
Menjangkau sampel dalam jumlah besar.
2.
Biaya pembuatan relatif murah.
3.
Tidak terlalu menjangkau responden karena waktu pengisiannya dapat ditentukan sendiri oleh responden.
4.
Dapat memberi kebebasan bagi responden untuk berpendapat dan memberi jawaban.
46
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta : 1995. hal 114. 47 Rachmat Kriyantono, Riset Komunikasi, Kencana Prenada Media Group, Jakarta : 2006. hal 52. 48 Masri Singga Rimbun & Sofyan Efendi, Metode Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta : 1989. hal 3. 49 Irawan Suhartono, Metode Penelitian Sosial, Remaja Rosda Karya, Bandung : 1995. hal 65.
45
Populasi dan Sampel Populasi Populasi adalah jumlah keseluruhan unit analisis dalam penelitian.50 Populasi juga dapat diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai karakteristik tertentu dan mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.51 Populasi dan sampel adalah istilah yang tidak dapat diabaikan dalam setiap penelitian kuantitatif. Populasi merupakan keseluruhan gejala atau satuan yang akan diteliti. Populasi juga berarti sekumpulan data yang mengidentifikasi suatu fenomena.52 Yang menjadi populasi sampling adalah pemirsa Kelurahan Kereo Tanggerang yang menyaksikan tayangan Kumpulan Perkara Korupsi di Trans TV. Jika dilihat dari data yang ada, RW 012 Kelurahan Kereo memiliki jumlah penduduk 1016 penduduk, yang terbagi menjadi 3 RT. Jumlah tersebut akan menjadi jumlah populasi sasaran dalam penelitian ini. Jumlah populasi masing-masing RT adalah sebagai berikut :
50
Jalaluddin Rakhmat, op.cit. hal 53. Umar Husein, Metode Penelitian Untuk Skripsi & Tesis Bisnis, Raja Grafindo, Jakarta : 1999. hal 77. 52 Masri Sangga Rimbun & Sofyan Efendi, op.cit, hal 152. 51
46
Tabel 3.1 Jumlah warga ditiap-tiap RT di RW 012 Kelurahan Kereo yang berusia 15 – 50 tahun RT
Jumlah Penduduk
001
146
002
154
003
132
Jumlah
432
Sumber : Data RW 012 Kelurahan Kreo
Sampel Sampel adalah sebagian orang yang berasal dari populasi dan dianggap mewakili populasi tersebut. Sedangkan untuk menentukan jumlah atau besarnya sampel sebenarnya tidak ada ketentuan harus seberapa besar sampel diambil dari suatu populasi. Jumlah sampel juga bergantung pada faktor-faktor lain seperti biaya, fasilitas, dan waktu yang tersedia juga populasi yang ada atau bersedia dijadikan sampel dan tujuan penelitian yang bersangkutan.53 Adapun peneliti mengambil populasi dan sampel
penelitian
didaerah RW 012 Kelurahan Kreo karena beberapa faktor alasan yaitu :
53
S.Nasution, Metode Research, Penelitian Ilmiah, Jakarta : Bumi Aksara, 2006, hal. 102
47
1.
Rata-rata warga RW 012 Kelurahan Kreo memiliki pekerjaan dan pendidikan yang heterogen sehingga memiliki pandangan yang berbeda-beda dalam memahami suatu hal.
2.
Korupsi menjadi perbincangan hangat apalagi berkaitan dengan program pemerintah yang berusaha memberantas korupsi melalui Komisi Pemberantasan Korupsi.
3.
Kawasan RW 012 Kelurahan Kreo mudah diakses sehingga memudahkan peneliti untuk mencari data dan sampel penelitian.
4.
Rata-rata warga RW 012 Kelurahan Kreo merupakan pengguna televisi dan lebih menyukai televisi sebagai sarana mencari berita maupun informasi lainnya Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
total sampling dan diambil secara purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan.54 Metode total sampling yaitu menjadikan populasi sebagai sampel, jadi jumlah populasi dengan jumlah sampel adalah sama. Total sampling dipilih penulis karena jumlah populasi pada penelitian ini sebanyak 432 orang. Peneliti mengambil sampel tersebut untuk mengetahui persepsi
54
Sugiyono, Metode Penelitian AdministrasiDi Lengkapi Dengan Metode R&D, Bandung, Alfa Beta, Hal.96
48
masyarakat yang berusia 15 – 50 tahun di RW 012 Kelurahan Kreo terhadap tayangan Kumpulan Perkara Korupsi yang ditayangkan Trans TV. Menurut Suharsimi Arikunto, apabila subjeknya kurang dari 100 orang lebih baik semuanya dijadikan sampel. Tetapi apabila jumlah subjeknya lebih dari 100 orang maka dapat diambil 10 hingga 15 % atau 20 hingga 25 % atau lebih untuk dijadikan sampel penelitian, tergantung setidaktidaknya dari : 1.
Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana.
2.
Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data.55 Besar kecil resiko yang ditanggung oleh peneliti. Penelitian yang
resikonya besar, tentu jika sampel besar maka hasilnya akan lebih baik. Melalui pendapat tersebut peneliti mengambil sampel sebesar 20% dari jumlah populasi masyarakat RW 012 Kelurahan Kreo yaitu :
432 X 20 % = 86,4 N (jumlah sampel) = 87 Responden
Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 86 orang. Peneliti hanya mengambil sampel berdasarkan segmentasi umur. Sampel yang akan
55
Suharsimi Arikunto, ProsedurPenelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta, 2002, Hal.112
49
diambil untuk responden ini yaitu pengelimpokkan responden menurut kategori umur penduduk yang berumur 15 – 50 tahun. Karena pada masa tersebut adalah masa umur produktif.56
Sampel dari masing-masing RT yang diambil untuk penelitian adalah sebagai berikut : ni =
Ni
n57
N
Jumlah sampel per RT = Jumlah penduduk tiap RT X
n
N
RT 001
146 x 86
= 29,06 = 29
432 RT 002
154 x 86
= 30,65 = 31
432 RT 003
132 x 86
= 26,27 = 26
432
56 57
Rhenald Kasali, Mendidik Kependudukan Indonesia, Gramedia Pustaka, Jakarta : 1998. hal 153. Ronald E. Walpole, Pengantar Statistika, Gramedia Pustaka, Jakarta : 1997. hal 233.
50
Keterangan : n
: jumlah sampel
N
: jumlah populasi RW 012 Kelurahan Kereo
Definisi dan Operasional Konsep Definisi Konsep Ada empat macam definisi konsep yang dipilih oleh peneliti dalam penelitian ini, definisi konsep tersebut yaitu : 1.
Persepsi Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan
yang
diperoleh
dengan
menyimpulkan
informasi dan menafsirkan pesan. 2
Berita Berita adalah uraian laporan yang tepat waktu mengenai fakta atau opini yang memiliki daya tarik atau hal penting atau kedua-duanya bagi masyarakat luas.
3
Current Affairs Current Affairs adalah program yang menyajikan informasi yang terkait dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan mendalam.
51
4
Pemirsa Pemirsa adalah individu yang memilih secara sukarela dengan harapan tertentu dalam menikmati, mengagumi, mempe-lajari, merasa gembira, tegang, kasihan, atau lega terhadap suatu tayangan di stasiun televisi.
Operasional Konsep Tabel 3.2 Operasional Konsep
Konsep Persepsi
Dimensi Atensi (Perhatian)
Indikator
Skala
1. Perhatian terhadap gaya bahasa narator memberikan informasi yang cukup mengenai peristiwa atau kejadian.
1. Memperhatikan 2. Cukup Memperhatikan 3. Tidak Memperhatikan
:3 :2 :1
2. Perhatian terhadap narasi dan isi berita dijabarkan imparsial atau tidak memihak pada kelompok atau pihak manapun juga.
1. Memperhatikan 2. Cukup Memperhatikan 3. Tidak memperhatikan
:3 :2 :1
3. Perhatian terhadap narasi dan isi berita merupakan peristiwa yang aktual dan menyangkut hajat hidup orang banyak.
1. Memperhatikan 2. Cukup Memperhatikan 3. Tidak Memperhatikan
:3 :2 :1
52
Memperhatikan Cukup Memperhatikan Tidak Memperhatikan
:3 :2 :1
1. Memperhatikan 5. Perhatian terhadap 2. Cukup Memperhatikan kontribusi visual ( 3. Tidak Memperhatikan simbol, grafis, dan ilustrasi) sudah sesuai dengan isi berita.
:3 :2 :1
6. Perhatian terhadap ilustrasi musik yang berbeda-beda pada setiap kejadian membuat tayangan tersebut menarik.
1. Memperhatikan 2. Cukup Memperhatikan 3. Tidak Memperhatikan
:3 :2 :1
7. Perhatian terhadap ilustrasi musik sesuai dengan visualisasi gambar dalam tayangan tersebut.
1. Memperhatikan 2. Cukup Memperhatikan 3. Tidak Memperhatikan
:3 :2 :1
8. Perhatian terhadap ilustrasi musik sesuai dengan narasi yang dibawakan oleh narator.
1. Memperhatikan 2. Cukup Memperhatikan 3. Tidak Memperhatikan
:3 :2 :1
1. Penafsiran terhadap gaya bahasa narator memberikan informasi yang cukup mengenai peristiwa atau kejadian.
1. 2. 3.
Sesuai Ragu-ragu Tidak Sesuai
:3 :2 :1
2. Penafsiran terhadap narasi dan isi berita dijabarkan imparsial
1. 2. 3.
Sesuai Ragu-ragu Tidak Sesuai
:3 :2 :1
4. Perhatian terhadap ilustrasi tayangan tersebut sesuai dengan fakta dipersidangan dan keterangan saksi.
Interpretasi (Penafsiran)
1. 2. 3.
53
atau tidak memihak pada kelompok atau pihak manapun juga. 1. 2. 3.
Sesuai Ragu-ragu Tidak Sesuai
:3 :2 :1
1. 2. 3.
Sesuai Ragu-ragu Tidak Sesuai
:3 :2 :1
1. 5. Penafsiran terhadap 2. kontribusi visual ( 3. simbol, grafis, dan ilustrasi) sudah sesuai dengan isi berita.
Sesuai Ragu-ragu Tidak Sesuai
:3 :2 :1
6. Penafsiran terhadap ilustrasi musik yang berbeda-beda pada setiap kejadian membuat tayangan tersebut menarik.
1. 2. 3.
Sesuai Ragu-ragu Tidak Sesuai
:3 :2 :1
7. Penafsiran terhadap ilustrasi musik sesuai dengan visualisasi gambar dalam tayangan tersebut.
1. 2. 3.
Sesuai Ragu-ragu Tidak Sesuai
:3 :2 :1
8. Penafsiran terhadap ilustrasi musik sesuai dengan narasi yang dibawakan oleh narator.
1. 2. 3.
Sesuai Ragu-ragu Tidak Sesuai
:3 :2 :1
3. Penafsiran terhadap narasi dan isi berita merupakan peristiwa yang aktual dan menyangkut hajat hidup orang banyak. 4. Penafsiran terhadap ilustrasi tayangan tersebut sesuai dengan fakta dipersidangan dan keterangan saksi.
54
Kognisi (Pengetahuan)
1. Pengetahuan terhadap 1. 2. gaya bahasa narator 3. memberikan informasi yang cukup mengenai peristiwa atau kejadian.
Mengetahui Cukup Mengetahui Tidak Mengetahui
:3 :2 :1
2. Pengetahuan terhadap 1. 2. narasi dan isi berita 3. dijabarkan imparsial atau tidak memihak pada kelompok atau pihak manapun juga.
Mengetahui Cukup Mengetahui Tidak Mengetahui
:3 :2 :1
3. Pengetahuan terhadap 1. 2. narasi dan isi berita merupakan peristiwa 3. yang aktual dan menyangkut hajat hidup orang banyak.
Mengetahui Cukup Mengetahui Tidak Mengetahui
:3 :2 :1
4. Pengetahuan terhadap 1. 2. ilustrasi tayangan 3. tersebut sesuai dengan fakta dipersidangan dan keterangan saksi.
Mengetahui Cukup Mengetahui Tidak Mengetahui
:3 :2 :1
5. Pengetahuan terhadap 1. 2. kontribusi visual ( 3. simbol, grafis, dan ilustrasi) sudah sesuai dengan isi berita.
Mengetahui Cukup Mengetahui Tidak Mengetahui
:3 :2 :3
6. Pengetahuan terhadap 1. 2. ilustrasi musik yang 3. berbeda-beda pada setiap kejadian membuat tayangan tersebut menarik.
Mengetahui Cukup Mengetahui Tidak Mengetahui
:3 :2 :1
55
7. Pengetahuan terhadap 1. ilustrasi musik sesuai 2. 3. dengan visualisasi gambar dalam tayangan tersebut.
Mengetahui Cukup Mengetahui Tidak Mengetahui
:3 :2 :1
8. Pengetahuan terhadap 1. ilustrasi musik sesuai 2. 3. dengan narasi yang dibawakan oleh narator.
Mengetahui Cukup Mengetahui Tidak Mengetahui
:3 :2 :1
Teknik Pengumpulan Data Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari responden melalui daftar pertanyaan berupa kuisioner tertutup. Data Sekunder Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara langsung maupun tidak langsung dari objek penelitian. Data ini diambil dengan melakukan wawancara kepada responden. Dalam penelitian ini data sekunder juga diperolah dari studi kepustakaan dan instansi yang terkait dalam penelitian ini.
Teknik Analisis Data Pada tahap ini dilakukan analisis dan pembahasan terhadap data-data yang telah diolah pada tahap sebelumnya guna mencari penyelesaian masalah-masalah yang ada dengan membandingkannya dengan teori-teori yang ada.
56
Analisa dilakukan setelah data-data yang dibutuhkan telah terkumpul dan kemudian diolah melalui beberapa tahap berikut : 1.
Data diolah dari jawaban responden setelah kuisioner terkumpul.
2.
Menyederhanakan data dalam bentuk tabel.
3.
Kemudian data dianalisa secara kuantitatif, dengan melihat perolehan angkaangka yang menunjukkan frekuensi penyebaran data. Cara pengukuran yang diambil menurut skala Likert. Tiap pernyataan
dinilai dengan ketentuan sebagai berikut : a.
Memperhatikan, bernilai 3.
b.
Cukup memperhatikan, bernilai 2.
c.
Tidak memperhatikan, bernilai 1. Jumlah tertinggi perdimensi untuk tiap pertanyaan adalah 8 x 3 = 24, dan
minimal 8 x 1 = 8. Skor akhir diperoleh dengan menjumlah angka untuk tiap jawaban penentuan nilai jarak diperhitungkan dengan cara sebagai berikut :
Xn - Xi Nilai jarak = Skala Nilai maksimum – nilai minimum = Skala
24 – 8 =
=6 3
57
Berdasarkan jumlah total nilai akhir yang didapat dari responden, dapat dikelompokkan sebagai berikut : a. Persepsi positif, bila jawaban memiliki nilai antara 18 sampai dengan 24poin. b. Persepsi netral, bila jawaban memiliki nilai antara 12 sampai dengan 18 poin. c. Persepsi negatif, bila jawaban memiliki nilai antara 8 sampai dengan 12 poin. Tabel 3.3 Kategori penilaian Kelompok
Penilaian
19 – 24
Positif
13 – 18
Netral
8 – 12
Negatif
58
BAB IV HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini akan berisikan objek penelitian dan hasil penelitian mengenai persepsi masyarakat RW 012 Kelurahan Kreo terhadap tayangan Kumpulan Perkara Korupsi di Trans TV, yang terdiri dari karakteristik responden, intensitas menonton televisi dan persepsi responden terhadap isi tayangan Kumpulan Perkara Korupsi.
4.1
Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1
Trans TV PT. Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV) merupakan perusahaan
yang dimilikioleh TRANS CORPORATION, yang juga merupakan pemilik dari Trans 7. Memperoleh ijin siaran pada bulan Oktober 1998 setelah dinyatakan lulus dari uji kelayakan yang dilakukan tim antar departemen pemerintah, maka sejak 15 Desember 2001, Trans TV memulai siaran secara resmi. Pada 10 November 2001 meski baru terhitung siaran percobaan, Trans TV sudah membangun stasiun relay TV-nya di Jakarta dan Bandung. Siaran percobaan dimulai dari seorang presenter yang menyapa pemirsa pukul 19.00 WIB malam. Enam bulan kemudian, Trans TV memulai acara barunya seperti Reportase, Ninku, dll.
58
59
Logo Trans TV. Logo Trans TV berbentuk berlian, yang menandakan keindahan dan keabadian. Kilauannya merefleksikan kehidupan dan adat istiadat dari berbagai pelosok daerah di Indonesia sebagai simbol pantulan kehidupan serta budaya masyarakat Indonesia. Huruf dari jenis serif, yang mencerminkan karakter abadi, klasik, namun akrab dan mudah dikenali. Visi Menjadi televisi terbaik di Indonesia maupun ASEAN, memberikan hasil usaha
yang
positif
bagi
stakeholders,
menyampaikan
program-program
berkualitas, berperilaku berdasarkan nilai-nilai moral budaya kerja yang dapat diterima oleh stakeholders serta mitra kerja, dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan serta kecerdasan masyarakat. Misi Wadah gagasan dan aspirasi masyarakat untuk mencerdaskan serta mensejahterakan bangsa, memperkuat persatuan dan menumbuhkan nilai-nilai demokrasi. Alamat
Jalan Kapten Pierre Tendean Kavling 12-14 A Jakarta 12790, Indonesia.
Slogan
“Milik Kita Bersama”
Situs web
http://www.transtv.co.id
60
4.1.2
Kumpulan Perkara Korupsi Kumpulan Perkara Korupsi atau lebih dikenal KPK merupakan program
yang mengangkat berbagai kasusu korupsi di Indonesia. Program ini tampil dengan format berita dan menghibur, sehingga penonton bisa memahami dengan sangat jelas berbagai fakta dibalik sebuah kisah nyata perbuatan korupsi. Dengan menjaga kredibilitas, program KPK sengaja disusun berdasarkan pengakuan saksi-saksi dan fakta dipersidangan. Program KPK diawali dengan kisah Jaksa Urip yang terkait kasus suap BLBI dengan Arthalita Suryani. Program KPK mulai tayang mulai 21 Juli 2008 di Trans TV.
4.2
Gambaran Objek Penelitian Hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini dilakukan dengan
cara meringkas hasil penelitian. Dalam hal ini, penelitian di lakukan pada RW 012 Kelurahan Kreo, dengan jumlah sampel sebanyak 87 orang. Analisa penelitian dilakukan
dengan
pendekatan
kuantitatif.
Data
diperoleh
dengan
cara
menyebarkan kuesioner di RW 012 Kelurahan Kreo. 4.3
Hasil Penelitian
4.3.1
Identitas Responden Peneliti menyebarkan kuisioner kepada masyarakat RW 012 Kelurahan
Kreo yang menonton tayangan KPK di Trans TV. Dari 87 responden yang bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini peneliti akan menjabarkan identitas responden sebagai berikut
61
Tabel 4.1 Jenis Kelamin No
Jenis Kelamin
f
%
1
Laki-Laki
39
44,8
2
Perempuan
48
55,2
87
100
Jumlah
Berdasarkan tabel diatas, jumlah kelompok responden perempuan mendominasi dibandingkan dengan responden laki – laki. Hasil penelitian menunjukkan ada sebanyak 48 responden atau 55,2 % perempuan dan sisanya 39 responden atau 44,8 % laki – laki. Hal ini menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini sebagian besar adalah perempuan. Tabel 4.2 Usia No
Usia
f
%
1
15 – 25 tahun
18
20,7
2
26 – 35 tahun
36
41,4
3
36 – 45 tahun
21
24,1
4
> 45 tahun
12
13,8
87
100
Jumlah
Berdasarkan tabel diatas, usai responden dari 15-25 tahun sebanyak 18 responden atau 20,7 %, usia 26-35 tahun menjadi usia responden terbanyak dengan 36 responden atau 41,4 %. Sedangkan responden yang berusia 36-45 tahun
62
sebanyak 21 responden atau 24,1 %, dan responden yang berusia 45 tahun keatas sebanyak 12 responden atau 13,8 %. Jadi mayoritas responden berusia 26-35 tahun.
Tabel 4.3 Pendidikan Terakhir No
Pendidikan Terakhir
f
%
1
SD
3
3,4
2
SLTP sederajat
7
8,1
3
SLTA sederajat
48
55,2
4
Diploma (D1,D2,D3)
11
12,6
5
S1
16
18,4
6
S2
2
2,3
87
100
Jumlah
Berdasarkan tabel diatas, pendidikan terakhir responden di tingkat SD sebanyak 3 responden atau 3,4 %, SLTP sederajat sebanyak 7 responden atau 8,1 %, sedangkan tingkat SLTA sederajat sebanyak 48 responden atau 55,2 %. Diploma sebanyak 11 responden atau 12,6 %, S1 sebanyak 16 responden atau 18,4 % dan
S2 2 responden atau 2,3 %. Responden yang berpendidikan SLTA
sederajat mencapai lebih dari ½ jumlah responden.
63
Tabel 4.4 Pekerjaan No 1 2
Pekerjaan PNS/TNI/Polri Pegawai Swasta
f 5 39
% 5,8 44,9
3 4
Wirausaha Pelajar/Mahasiswa
14 10
16,1 11,4
5
Lain-lain
19
21,8
87
100
Jumlah
Berdasarkan tabel diatas, responden yang berprofesi PNS/TNI/Polri sebanyak 5 responden atau 5,8 %, pegawai swasta 39 responden atau 44,9 %, wirausaha sebanyak 14 responden atau 16,1 %. Sedangkan pelajar/mahasiswa 10 responden atau 11,4 % dan lain-lain 19 responden atau 21,8 %. Pekerjaan yang paling banyak digeluti adalah pegawai swasta.
4.3.2
Frekuensi Menonton Televisi Penelitian juga dilengkapi dengan penjabaran frekuensi menonton televisi
dari para responden. Hasil penelitian akan dijabarkan sebagai berikut
64
Tabel 4.5 Lama Menonton Televisi No
Lama Menonton TV
f
%
1
< 2 jam
18
20,7
2
2 – 3 jam
7
8,1
3
4 – 5 jam
32
36,8
4
6 – 8 jam
17
19,5
5
> 8 jam
13
14,9
87
100
Jumlah
Berdasarkan tabel diatas, frekuensi responden menonton televisi dibawah 2 jam sebanyak 18 responden atau 20,7 %, 2-3 jam sebanyak 7 responden atau 8,1 %, 4-5 jam sebanyak 32 responden atau 36,8 %. Sedangkan 6-8 jam sebanyak 17 responden atau 14,9 % dan diatas 8 jam 13 responden atau 14,9 %. Tabel 4.6 Frekuensi menonton Trans TV No
Frekuensi Menonton Trans TV
f
%
1
Sering sekali (7 kali seminggu)
46
52,9
2
Sering (5 kali seminggu)
19
21,9
3
Jarang (3 kali seminggu)
15
17,2
4
Sangat jarang (1 kali seminggu)
7
8,0
5
Tidak pernah
0
0
87
100
Jumlah
65
Berdasarkan tabel diatas, responden yang sering sekali menonton Trans TV sebanyak 46 responden atau 52,9 %, sebanyak 19 responden atau 21,9 % sering menonton Trans TV, responden yang jarang menonton Trans TV 15 responden atau 17,2 &. Sedangkan 6 responden atau 6,9 % sangat jarang menonton Trans TV dan tidak ada responden yang tidak pernah menonton Trans TV. Tabel 4.7 Pernah Menonton Tayangan KPK No
Pernah Menonton KPK
f
%
1
Ya
87
100
2
Tidak
0
0
87
100
Jumlah
Berdasarkan tabel diatas, semua responden tepatnya sejumlah 87 responden atau 100 % pernah menonton tayangan KPK di Trans TV. Tabel 4.8 Frekuensi Menonton Tayangan KPK No
Frekuensi Menonton KPK
f
%
1
Sering sekali (4 kali sebulan)
16
18,4
2
Sering (3 kali sebulan)
37
42,5
3
Jarang (2 kali sebulan)
13
15,0
4
Sangat jarang (1 kali sebulan)
21
24,1
5
Tidak pernah
0
0
87
100
Jumlah
66
Berdasarkan tabel diatas, 16 responden sering sekali menonton KPK atau 18,4 %, sebanyak 37 responden atau 42,5 % sering menonton KPK, responden yang jarang menonton KPK sebanyak 13 responden atau 15 %. Sedangkan 21 responden jarang sekali menonton KPK dan tidak ada responden yang tidak pernah menonton KPK.
4.4
Persepsi Pemirsa Terhadap Tayangan KPK di Trans TV Setelah mengetahui identitas responden, selanjutnya akan dibahas
mengetahui persepsi masyarakat RW 012 Kelurahan Kreo yang meliputi perhatian, penafsiran dan pengetahuan terhadap tayangan KPK di Trans TV. Peneliti menggunakan skor dalam penghitungan tabel. Berdasarkan jumlah total skor yang didapat dari responden, dapat dikelompokkan sebagai berikut : Jumlah tertinggi untuk tiap pertanyaan adalah 87 x 3 = 261, dan minimal 87 x 1 = 87. Skor akhir diperoleh dengan menjumlah angka untuk tiap jawaban penentuan nilai jarak diperhitungkan dengan cara sebagai berikut : NTg - NTr Nilai jarak = Skala Nilai maksimum – nilai minimum = Skala
261 – 87 =
= 58 3
67
Berdasarkan jumlah total nilai akhir yang didapat dari responden, dapat dikelompokkan sebagai berikut : a.
Persepsi memperhatikan, bila jawaban memiliki nilai antara 203 sampai dengan 261 poin.
b.
Persepsi cukup memperhatikan, bila jawaban memiliki nilai antara 145 sampai dengan 202 poin.
c.
Persepsi tidak memperhatikan, bila jawaban memiliki nilai antara 87 sampai dengan 144 poin.
Perhatian Terhadap Tayangan KPK
Tabel 4.9 Perhatian Terhadap Gaya Bahasa Narator Memberikan Informasi Yang Cukup Mengenai Peristiwa Atau Kejadian. No
Kategori Jawaban
f
%
Skor
1
Memperhatikan (3)
45
51,8
135
2
Cukup Memperhatikan (2)
20
23,0
40
3
Tidak Memperhatikan (1)
22
25,2
22
87
100
197
Jumlah
68
Berdasarkan tabel diatas, dengan nilai skor 197 maka masyarakat RW 012 dinilai cukup memperhatikan gaya bahasa narator memberikan informasi yang cukup mengenai peristiwa atau kejadian. Tabel 4.10 Perhatian Terhadap Narasi Dan Isi Berita Dijabarkan Imparsial Atau Tidak Memihak Pada Kelompok Atau Pihak Manapun Juga. No
Kategori Jawaban
f
%
Skor
1
Memperhatikan (3)
48
55,2
144
2
Cukup Memperhatikan (2)
22
25,3
44
3
Tidak Memperhatikan (1)
17
19,5
17
87
100
205
Jumlah
Berdasarkan tabel diatas, dengan nilai skor 205 maka masyarakat RW 012 dinilai memperhatikan narasi dan isi berita dijabarkan imparsial atau tidak memihak pada kelompok atau pihak manapun. Tabel 4.11 Perhatian Terhadap Narasi Dan Isi Berita Merupakan Peristiwa Yang Aktual Dan Menyangkut Hajat Hidup Orang Banyak. No
Kategori Jawaban
f
%
Skor
1
Memperhatikan (3)
52
59,8
156
2
Cukup Memperhatikan (2)
29
33,3
58
3
Tidak Memperhatikan (1)
6
6,9
6
87
100
220
Jumlah
69
Berdasarkan tabel diatas, dengan nilai skor 220 maka masyarakat RW 012 dinilai memperhatikan narasi dan isi berita merupakan peristiwa yang aktual dan menyangkut hajat hidup orang banyak. Tabel 4.12 Perhatian Terhadap Ilustrasi Tayangan Tersebut Sesuai Dengan Fakta Dipersidangan Dan Keterangan Saksi. No
Kategori Jawaban
f
%
Skor
1
Memperhatikan (3)
23
26,4
69
2
Cukup Memperhatikan (2)
25
28,8
50
3
Tidak Memperhatikan (1)
39
44,8
39
87
100
158
Jumlah
Berdasarkan tabel diatas, dengan nilai skor 158 maka masyarakat RW 012 dinilai cukup memperhatikan ilustrasi tayangan KPK sesuai dengan fakta persidangan dan keterangan saksi. Tabel 4.13 Perhatian Terhadap Kontribusi Visual (Simbol, Grafis Dan ilustrasi) Sudah Sesuai Dengan Isi Berita. No
Kategori Jawaban
f
%
Skor
1
Memperhatikan (3)
15
17,2
45
2
Cukup Memperhatikan (2)
24
27,6
48
3
Tidak Memperhatikan (1)
48
55,2
48
87
100
141
Jumlah
70
Berdasarkan tabel diatas, dengan nilai skor 141 maka masyarakat RW 012 dinilai tidak memperhatikan kontribusi visual (simbol, grafis dan ilustrasi) sudah sesuai dengan isi berita. Tabel 4.14 Perhatian Terhadap Ilustrasi Musik Yang Berbeda-beda Pada Setiap kejadian Membuat Tayangan Tersebut Menarik. No
Kategori Jawaban
f
%
Skor
1
Memperhatikan (3)
13
14,9
39
2
Cukup Memperhatikan (2)
33
37,9
66
3
Tidak Memperhatikan (1)
41
47,2
41
87
100
146
Jumlah
Berdasarkan tabel diatas, dengan nilai skor 146 maka masyarakat RW 012 dinilai cukup memperhatikan ilustrasi musik yang berbeda-beda pada setiap kejadian membuat tayangan menjadi menarik. Tabel 4.15 Perhatian Terhadap Ilustrasi Musik Sesuai Dengan Visualisasi Gambar Dalam Tayangan Tersebut. No
Kategori Jawaban
f
%
Skor
1
Memperhatikan (3)
26
29,9
78
2
Cukup Memperhatikan (2)
28
32,2
56
3
Tidak Memperhatikan (1)
33
37,9
33
87
100
167
Jumlah
71
Berdasarkan tabel diatas, dengan nilai skor 167 maka masyarakat RW 012 dinilai cukup memperhatikan ilustrasi musik sesuai dengan visualisasi gambar dalam tayangan KPK. Tabel 4.16 Perhatian Terhadap Ilustrasi Musik Sesuai Dengan Narasi Yang Dibawakan Narator. No
Kategori Jawaban
f
%
Skor
1
Memperhatikan (3)
9
10,4
27
2
Cukup Memperhatikan (2)
22
25,2
44
3
Tidak Memperhatikan (1)
56
64,4
56
87
100
127
Jumlah
Berdasarkan tabel diatas, dengan nilai skor 127 maka masyarakat RW 012 dinilai tidak memperhatikan ilustrasi musik sesuai dengan narasi yang dibawakan narator
72
Penafsiran Terhadap Tayangan KPK Berdasarkan jumlah total nilai akhir yang didapat dari responden, dapat dikelompokkan sebagai berikut : a.
Persepsi sesuai, bila jawaban memiliki nilai antara 203 sampai dengan 261 poin.
b.
Persepsi ragu-ragu, bila jawaban memiliki nilai antara 145 sampai dengan 202 poin.
c.
Persepsi tidak sesuai, bila jawaban memiliki nilai antara 87 sampai dengan 144 poin.
Tabel 4.17 Penafsiran Terhadap Gaya Bahasa Narator Memberikan Informasi Yang Cukup Mengenai Peristiwa Atau Kejadian.
No
Kategori Jawaban
f
%
Skor
1
Sesuai (3)
41
47,1
123
2
Ragu-Ragu (2)
36
41,4
72
3
Tidak Sesuai (1)
10
11.5
10
Jumlah
87
100
205
Berdasarkan tabel di atas, dengan nilai skor 205 masyarakat RW 012 menilai sesuai terhadap gaya bahasa narator memberikan informasi yang cukup mengenai peristiwa atau kejadian.
73
Tabel 4.18 Penafsiran Terhadap Narasi Dan Isi Berita Dijabarkan Imparsial Atau Tidak Memihak Pada Kelompok Atau Pihak Manapun Juga. No
Kategori Jawaban
f
%
Skor
1
Sesuai (3)
47
54,0
141
2
Ragu-Ragu (2)
21
24,1
42
3
Tidak Sesuai (1)
19
21,9
19
Jumlah
87
100
202
Berdasarkan tabel di atas, dengan nilai skor 202 masyarakat RW 012 menilai ragu-ragu terhadap narasi dan isi berita dijabarkan imparsial atau tidak memihak pada kelompok atau pihak manapun. Tabel 4.19 Penafsiran Terhadap Narasi Dan Isi Berita Merupakan Peristiwa Yang Aktual Dan Menyangkut Hajat Hidup Orang Banyak. No
Kategori Jawaban
f
%
Skor
1
Sesuai (3)
65
74,8
195
2
Ragu-Ragu (2)
11
12,6
22
3
Tidak Sesuai (1)
11
12,6
11
Jumlah
87
100
228
74
Berdasarkan tabel di atas, dengan nilai skor 228 masyarakat RW 012 menilai sesuai terhadap narasi dan isi berita merupakan peristiwa yang aktual dan menyangkut hajat hidup orang banyak. Tabel 4.20 Penafsiran Terhadap Ilustrasi Tayangan Tersebut Sesuai Dengan Fakta Dipersidangan Dan Keterangan Saksi. No
Kategori Jawaban
f
%
Skor
1
Sesuai (3)
51
58,7
153
2
Ragu-Ragu (2)
28
32,2
56
3
Tidak Sesuai (1)
8
9,1
8
Jumlah
87
100
217
Berdasarkan tabel di atas, dengan nilai skor 217 masyarakat RW 012 menilai sesuai terhadap ilustrasi tayangan KPK sesuai dengan fakta dipersidangan dan keterangan saksi. Tabel 4.21 Penafsiran Terhadap Kontribusi Visual ( Simbol, Grafis, Dan Ilustrasi) Sudah Sesuai Dengan Isi Berita. No
Kategori Jawaban
f
%
Skor
1
Sesuai (3)
22
25,3
66
2
Ragu-Ragu (2)
43
49,4
86
3
Tidak Sesuai (1)
22
25,3
22
Jumlah
87
100
174
75
Berdasarkan tabel di atas, dengan nilai skor 174 masyarakat RW 012 menilai ragu-ragu terhadap kontribusi visual (simbol, grafis dan ilustrasi) sudah sesuai dengan isi berita. Tabel 4.22 Penafsiran Terhadap Ilustrasi Musik Yang Berbeda-beda Pada Setiap Kejadian Membuat Tayangan Tersebut Menarik. No
Kategori Jawaban
f
%
Skor
1
Sesuai (3)
41
47,1
123
2
Ragu-Ragu (2)
39
44,9
78
3
Tidak Sesuai (1)
7
8,0
7
Jumlah
87
100
208
Berdasarkan tabel di atas, dengan nilai skor 208 masyarakat RW 012 menilai sesuai terhadap ilustrasi musik yang berbeda-beda pada setiap kejadian membuat tayangan KPK lebih menarik. Tabel 4.23 Penafsiran Terhadap Ilustrasi Musik Sesuai Dengan Visualisasi Gambar Dalam Tayangan Tersebut. No
Kategori Jawaban
f
%
Skor
1
Sesuai (3)
36
41,4
108
2
Ragu-Ragu (2)
29
33,3
58
3
Tidak Sesuai (1)
22
25,4
22
Jumlah
87
100
188
76
Berdasarkan tabel di atas, dengan nilai skor 188 masyarakat RW 012 menilai ragu-ragu terhadap ilustrasi musik sesuai dengan visualisasi gambar dalam tayangan KPK. Tabel 4.24 Penafsiran Terhadap Ilustrasi Musik Sesuai Dengan Narasi Yang Dibawakan Oleh Narator. No
Kategori Jawaban
f
%
Skor
1
Sesuai (3)
13
15,0
39
2
Ragu-Ragu (2)
49
56,3
98
3
Tidak Sesuai (1)
25
28,9
25
Jumlah
87
100
164
Berdasarkan tabel di atas, dengan nilai skor 164 masyarakat RW 012 menilai ragu-ragu terhadap ilustrasi musik sesuai dengan narasi yang dibawakan narator.
Pengetahuan Terhadap Tayangan KPK Peneliti menggunakan skor dalam penghitungan tabel. Berdasarkan jumlah total skor yang didapat dari responden, dapat dikelompokkan sebagai berikut : a.
Persepsi mengetahui, bila jawaban memiliki nilai antara 203 sampai dengan 261 poin.
b.
Persepsi cukup mengetahui, bila jawaban memiliki nilai antara 145 sampai dengan 203 poin.
77
c.
Persepsi tidak mengetahui, bila jawaban memiliki nilai antara 87 sampai dengan 145 poin.
Tabel 4.25 Pengetahuan Terhadap Gaya Bahasa Narator Memberikan Informasi Yang Cukup Mengenai Peristiwa Atau Kejadian. No
Kategori Jawaban
f
%
Skor
1
Mengetahui (3)
25
28,8
75
2
Cukup Mengetahui (2)
43
49,4
86
3
Tidak Mengetahui (1)
19
21,8
19
87
100
180
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas, dengan nilai skor 180 maka masyarakat RW 012 dinilai cukup mengetahui gaya bahasa narator memberikan informasi yang cukup mengenai peristiwa atau kejadian. Tabel 4.26 Pengetahuan Terhadap Narasi Dan Isi Berita Dijabarkan Imparsial Atau Tidak Memihak Pada Kelompok Atau Pihak Manapun Juga. No
Kategori Jawaban
f
%
Skor
1
Mengetahui (3)
61
70,1
183
2
Cukup Mengetahui (2)
11
12,6
22
3
Tidak Mengetahui (1)
15
17,2
15
87
100
220
Jumlah
78
Berdasarkan tabel di atas, dengan nilai skor 220 maka masyarakat RW 012 dinilai mengetahui narasi dan isi berita dijabarkan imparsial atau tidak memihak pada kelompok atau pihak manapun juga. Tabel 4.27 Pengetahuan Terhadap Narasi Dan Isi Berita Merupakan Peristiwa Yang Aktual Dan Menyangkut Hajat Hidup Orang Banyak. No
Kategori Jawaban
f
%
Skor
1
Mengetahui (3)
57
65,5
171
2
Cukup Mengetahui (2)
14
16,1
28
3
Tidak Mengetahui (1)
16
18,4
16
87
100
215
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas, dengan nilai skor 215 maka masyarakat RW 012 dinilai memperhatikan narasi dan isi berita merupakan peristiwa yang aktual dan menyangkut hajat hidup orang banyak. Tabel 4.28 Pengetahuan Terhadap Ilustrasi Tayangan Tersebut Sesuai Dengan Fakta Dipersidangan Dan Keterangan Saksi. No
Kategori Jawaban
f
%
Skor
1
Mengetahui (3)
37
42,5
111
2
Cukup Mengetahui (2)
32
36,8
64
3
Tidak Mengetahui (1)
18
20.7
18
87
100
193
Jumlah
79
Berdasarkan tabel di atas, dengan nilai skor 127 maka masyarakat RW 012 dinilai cukup mengetahui ilustrasi tayangan tersebut sesuai dengan fakta dipersidangan dan keterangan saksi. Tabel 4.29 Pengetahuan Terhadap Kontribusi Visual (Simbol, Grafis Dan Ilustrasi) Sudah Sesuai Dengan Isi Berita. No
Kategori Jawaban
f
%
Skor
1
Mengetahui (3)
15
17,2
45
2
Cukup Mengetahui (2)
25
28,7
50
3
Tidak Mengetahui (1)
47
54,1
47
87
100
132
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas, dengan nilai skor 132 maka masyarakat RW 012 dinilai tidak mengetahui kontribusi visual (simbol, grafis dan ilustrasi) sudah sesuai dengan isi berita. Tabel 4.30 Pengetahuan Terhadap Ilustrasi Musik Yang Berbeda-beda Pada Setiap Kejadian Membuat Tayangan Tersebut Menarik. No
Kategori Jawaban
f
%
Skor
1
Mengetahui (3)
21
24,1
63
2
Cukup Mengetahui (2)
46
52,9
92
3
Tidak Mengetahui (1)
20
23,0
20
87
100
175
Jumlah
80
Berdasarkan tabel di atas, dengan nilai skor 175 maka masyarakat RW 012 dinilai cukup mengetahui ilustrasi musik yang berbeda-beda pada setiap kejadian membuat tayangan KPK menarik. Tabel 4.31 Pengetahuan Terhadap Ilustrasi Musik Sesuai Dengan Visualisasi Gambar Dalam Tayangan Tersebut. No
Kategori Jawaban
f
%
Skor
1
Mengetahui (3)
20
23,0
60
2
Cukup Mengetahui (2)
48
55,2
96
3
Tidak Mengetahui (1)
19
21,8
19
87
100
145
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas, dengan nilai skor 127 maka masyarakat RW 012 dinilai cukup mengetahui ilustrasi musik sesuai dengan visualisasi gambar dalam tayangan KPK. Tabel 4.32 Pengetahuan Terhadap Ilustrasi Musik Sesuai Dengan Narasi Yang Dibawakan Narator. No
Kategori Jawaban
f
%
Skor
1
Mengetahui (3)
17
19,5
51
2
Cukup Mengetahui (2)
14
16,1
28
3
Tidak Mengetahui (1)
56
64,4
56
87
100
135
Jumlah
81
Berdasarkan tabel di atas, dengan nilai skor 135 maka masyarakat RW 012 dinilai tidak mengetahui ilustrasi musik sesuai dengan narasi yang dibawakan narator.
4.5
Akumulasi Tabel 4.33 Akumulasi Dimensi Perhatian
No
Kategori Jawaban
Interval
f
%
Skor
1
Memperhatikan (3)
19 – 24
7
8,1
21
2
Cukup Memperhatikan (2)
13 – 18
77
88,5
154
3
Tidak Memperhatikan (1)
8 – 12
3
3,4
3
87
100
178
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa untuk dimensi perhatian, persepsi masyarakat RW 012 Kelurahan Kreo terhadap tayangan Kumpulan Perkara Korupsi adalah cukup memperhatikan (sedang). Tabel 4.34 Akumulasi Dimensi Penafsiran No
Kategori Jawaban
Interval
f
%
Skor
1
Sesuai (3)
19 – 24
46
52,9
138
2
Ragu-ragu (2)
13 – 18
40
46,0
80
3
Tidak Sesuai (1)
8 – 12
1
1,1
1
87
100
219
Jumlah
82
Berdasarkan tabel di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa untuk dimensi perhatian, persepsi masyarakat RW 012 Kelurahan Kreo terhadap tayangan Kumpulan Perkara Korupsi adalah sesuai. Tabel 4.35 Akumulasi Dimensi Pengetahuan No
Kategori Jawaban
Interval
f
%
Skor
1
Mengetahui (3)
19 – 24
15
17,2
45
2
Cukup Mengetahui (2)
13 – 18
68
78,2
136
3
Tidak Mengetahui (1)
8 – 12
4
4,6
4
87
100
185
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa untuk dimensi perhatian, persepsi masyarakat RW 012 Kelurahan Kreo terhadap tayangan Kumpulan Perkara Korupsi adalah cukup mengetahui (sedang).
4.6
Analisis Dan Pembahasan Secara umum hasil penelitian menunjukkan jumlah responden perempuan
lebih banyak dibandingkan dengan responden laki-laki. Usia responden tayangan Kumpulan Perkara Korupsi tersebar antara 15 – 50 tahun. Tingkat pendidikan responden berkisar antara SD hingga S2. Mayoritas responden berpendidikan SLTA sederajat dan mayoritas usia responden antara 26 – 35 tahun. Persepsi yang muncul terhadap tayangan Kumpulan Perkara Korupsi menjadi berbeda-beda sesuai dengan tingkat usia dan pendidikan responden.
83
Jumlah terbanyak responden berstatus pegawai swasta, sedangkan lama menonton televisi kebanyakan sekitar 4 – 5 jam sehari. Ini berarti kebanyakan para pegawai swasta yang memiliki waktu yang cukup untuk menonoton televisi. Responden hanya mamilih tayangan tertentu yang sekiranya dapat menghibur untuk melepas kejenuhan setelah seharian melakukan aktifitas. Responden yang sering menyaksikan tayangan Kumpulan Perkara Korupsi menempati posisi terbanyak, hal ini dinilai karena tayangan Kumpulan Perkar Korupsi dapat memberikan informasi sekaligus hiburan. Jam tayang Kumpulan Perkara Korupsi yang termasuk Prime Time dianggap pas ditonton saat responden beristirahat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat RW 012 Kelurahan Kreo terhadap keseluruhan tayangan Kumpulan Perkara Korupsi yang meliputi isi berita, narasi, kontribusi visual, ilustrasi dan musik. Persepsi yang diteliti meliputi tahap perhatian, penafsiran dan pengetahuan. Peneliti menyebarkan kuisioner untuk diisi oleh para responden dilokasi penelitian yakni wilayah RW 012 Kelurahan Kreo pada tanggal 17 Mei – 31 Mei 2009. Setiap kuisioner dibagikan oleh peneliti dengan berdasarkan responden yang benar-benar pernah menyaksikan tayangan Kumpulan Perkara Korupsi di Trans TV. Pada penelitian ini, tahapan persepsi meliputi perhatian, penafsiran dan pengetauan. Kemudian peneliti mengkombinasikan ketiga tahapan tersebut dengan 8 poin yang merupakan pengembangan dari isi tayangan Kumpulan Perkara Korupsi, untuk ditampilkan kedalam kuisioner.
84
Pada dimensi perhatian, responden memperhatikan terhadap isi berita yang dibawakan oleh narator namun tidak semua responden juga memperhatikan, sebabnya responden yang heterogen dari latar belakang pendidikan yang berbedabeda menilai berita yang dibawakan agak sulit dicerna sehingga responden kurang memperhatikan. Persepsi yang diperoleh adalah sedang. Pada dimensi penafsiran, sebagian besar responden menyatakan sesuai terhadap tayangan Kumpulan Perkara Korupsi baik dari segi berita, visual dan musik dinilai dapat menghibur responden. Hanya ada beberapa responden yang ragu-ragu, hal ini disebabkan responden kurang intens dalam menyaksikan tayangan Kumpulan Perkara Korupsi. Persepsi yang diperoleh adalah sesuai. Pada dimensi pengetahuan, responden cukup mengetahui terhadap isi tayangan Kumpulan Perkara Korupsi. Persepsi yang diperoleh adalah sedang sajian tayangan juga mudah dipahami oleh responden. Kumpulan Perkara Korupsi memang dibuat dengan format reka ulang atau ilustrasi kejadian sehingga apa yang tidak dapat digambarkan oleh otak penonton kini mampu di jelaskan melalui gambar di media massa. Responden menyukai tayangan Kumpulan Perkara Korupsi karena berita korupsi adalah berita yang sukar dicerna dan dapat membingungkan bila dipersepsikan oleh orang awam. Namun Trans TV
membuatnya
menjadi mudah disaksikan
dan tidak
membutuhkan pemikiran extra dalam menonton televisi, hal ini dirasa cocok untuk pemirsa yang cukup jenuh dengan kesibukan sehari-hari.
85
Disinilah fungsi media massa terhadap individu yang berjalan, dimana media massa sebagai pengawas dan pencari informasi. Kejadian korupsi di Indonesia apabila tidak diangkat kepermukaan oleh media niscaya sebagian besar masyarakat akan kurang mengetahui. Kasus korupsi yang tidak berkesudahan akan membuat kita geram namun Trans TV mengemas suatu tayangan yang menarik sehingga kita merasa terhibur, ini adalah fungsi media massa membantu melegakan emosi. Salah satu kelebihan media televise adalah mampu membedakan fakta dan fiksi. Pada tayangan KPK sangat jelas digambarkan, dimana kasus korupsi di Indonesia adalah fakta, apalagi sumber yang dijadikan pedoman untuk reka ulang adalah keterangan saksi dan fakta dipersidangan.
86
BAB V PENUTUP
5.1
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti yang ditunjukkan
dalam bentuk tabel, peneliti menarik simpulan perdimensi, dan hasilnya adalah sabagai berikut : 1.
Pada dimensi memperhatikan (atensi), 7 7 orang responden cukup memperhatikan karena tayangan KPK tayang pada jam prime time sehingga responden memiliki waktu luang untuk menyaksikkan tayangan KPK. 7 orang responden memperhatikan sedangkan 3 orang responden tidak memperhatikan. Dapat ditarik simpulan tingkat perhatian responden terhadap tayangan KPK adalah sedang.
2.
Pada dimensi penafsiran (interpretasi), 46 orang responden menyatakan sesuai dan 40 orang responden menyatakan ragu-ragu, hal ini dikarenakan tingkat pendidikan responden sebagian besar berada pada level SLTA ke atas sehingga responden memiliki persepsi yang positif dalam menafsirkan. Sedangkan 3 orang responden menyatakan tidak sesuai. Dapat ditarik simpulan tingkat penafsiran responden terhadap tayangan KPK adalah sesuai.
3.
Pada dimensi pengetahuan (kognisi), 68 orang responden menyatakan mengetahui, hal ini disebabkan pekerjaan responden yang sebagian besar
86
87
pada pegawai swasta sehingga mereka memiliki mobilisasi dan pengetahuan terhadap kasus korupsi. 15 orang responden menyatakan mengetahui sedangkan 4 orang responden tidak mengetahui. Dapat ditarik simpulan tingkat pengetahuan responden terhadap tayangan KPK adalah sedang.
5.2
Saran
1.
Gaya bahasa narator dalam menyampaikan informasi perlu sedikit disesuaikan dengan pemirsanya yang menjadi target audiens. Kata-katanya harus yang mudah dicerna agar pemirsa tidak harus berpikir lagi ketika menyaksikkan tayangan ini.
2.
Sebagian pemirsa mungkin tidak terlalu mengetahui kejadian sebenarnya dari kasus korupsi terutama fakta dan keterangan saksi dipersidangan, mungkin perlu diberikan pengantar di awal tayangan untuk memudahkan pemirsa memperhatikan hingga akhir acara.
3.
Minimnya kontribusi visual yang berupa simbol dan grafis agak dikeluhkan oleh pemirsa, seharusnya kontribusi visual ditambah agar tayangan tersebut lebih menarik.
4.
Ilustrasi
musik
yang
berbeda-beda
membuat
pemirsa
kurang
memperhatikan, sebaiknya dibuat ilustrasi musik yang konsisten sekaligus menjadi ciri khas agar pemirsa melalui ilustrasi musik saja dapat menganalisis tayangan KPK.
88
5.
Dalam tayangan KPK sebaiknya tidak hanya ada suara narator tetapi dimunculkan presenter, setidaknya untuk membuka dan menutup acara agar acara tidak seperti tayangan dokumenter yang tidak menggunakan presenter.
DAFTAR PUSTAKA
A.Alatas Fahmi, Bersama Televisi Merenda Wajah Bangsa, Jakarta : YPKMD, 1997 Alex Sobur, Psikologi Umum, Bandung : Pustaka Setia, 2003 Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan : Pedoman Ilmu Jaya 2001 Bambang Setiawan, Metode Penelitian Komunikasi I, Jakarta : Universitas Terbuka, 1995 Darwanto Sastro Subroto, Produksi Acara Televisi, Yogyakarta : Duta Wacana University Pres, 1994 David Aaker and Mayer, Advertising Management, New Jersey : Prentice Hall Inc, 1996 Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi, Menjadi Reporter Profesional, Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2003 Dennis Mc Quail, Teori Komunikasi Massa, Suatu Pengantar, Jakarta : Edisi Kedua, Erlangga, 1996 Irawan Suhartono, Metode Penelitian Sosial, Bandung : Remaja Rosda Karya, 1995 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Bandung PT Remaja Rosda Karya, 1994 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Bandung : Edisi Revisi, Remaja Rosda Karya : 2001 JB.Wahyudi, Dasar-Dasar Jurnalistik Radio dan Televisi, Jakarta : Graffiti, 1996 Masri Singga Rimbun dan Sofyan Efendi, Metode Penelitian Survey, Jakarta : LP3ES, 1989 Morrisan. M.A. Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio Dan Televisi, Tanggerang : Ramdina Prakarsa, 2005 Rachmat Kriyantono, Riset Komunikasi, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2006 Rhenald Kasali, Mendidik Kependudukan Indonesia, Jakarta : Gramedia Pustaka, 1998 Ronald E. Walpole, Pengantar Statistika, Jakarta : Gramedia Pustaka, 1997 Ronny Kountur, Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi Dan Tesis, Jakarta PPM, 2003
S,Djuarsa Sendjaja, Pengantar komunikasi, Jakarta : Universitas Terbuka, 1996 S. Djuarsa Sendjaja, Ph.D, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2003 Umar Husein, Metode Penelitian Untuk Skripsi & Tesis Bisnis, Jakarta : Raja Grafindo, 1999 Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, Jakarta : PT Grasindo, 2003
Sumber lain : Program Research & Development Dept RCTI, TOP 200 Program (without filler), Week 0836. 2008 www.transtv.co.id Data RW 012 Kelurahan Kreo Tangerang Wawancara masyarakat RW 012 Kelurahan Kreo Tangerang
Kuisioner
”Persepsi Masyarakat RW 012 Kelurahan Kreo Terhadap Tayangan Kumpulan Perkara Korupsi di Trans TV”.
Responden yth, Saya adalah mahasiswa program strata 1 (S1) Universitas Mercu Buana yang sedang menyusun skripsi sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi. Nama : Anjar Kurniawan NIM
: 04103-074
Untuk penyusunan skripsi ini besar harapan saya pada bapak/ibu/sdr/i bersedia mengisi kuisioner yang dilampirkan bersama syarat ini, saya mohon maaf telah mengganggu waktunya. Pertanyaan-pertanyaan dibawah ini adalah survei yang akan dilakukan untuk mengetahui persepsi masyarakat RW 012 Kelurahan Kreo terhadap tayangan Kumpulan Perkara Korupsi di Trans TV. @ Dimohon untuk membaca setiap pertanyaan dengan hati-hati dan menjawanya dengan lengkap karena apabila terdapat salah satu nomor yang tidak diisi maka kuisioner ini dianggap tidak berlaku. @ Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pilihan anda, yang penting memilih jawaban yang paling sesuai dengan pendapat anda. Atas kesediaan bapak/ibu/sdr/i meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab semua pertanyaan dalam penelitian ini, saya ucapkan terima kasih. Hormat saya, Peneliti
Anjar Kurniawan
Berikan tanda silang ( X ) pada salah satu jawaban anda
Karakteristik Responden 1. Jenis kelamin a) Laki-Laki b) Perempuan 2. Usia a) 15 – 25 tahun b) 26 – 35 tahun c) 36 – 45 tahun d) 45 tahun keatas 3. Pendidikan terakhir a) SD b) SLTP c) SLTA d) D3 e) S1 f) S2 4. Pekerjaan a) PNS/TNI/Polri b) Pegawai swasta c) Wiraswasta d) Pelajar/mahasiswa e) Lain-lain
Frekuensi Menonton Televisi 1. Lama menonton televisi a) < 2 jam b) 2 – 3 jam c) 4 – 5 jam d) 6 – 8 jam e) 8 jam 2. Frekuensi menonton Trans TV a) Sering sekali (7 kali seminggu) b) Sering (5 kali seminggu) c) Jarang (3 kali seminggu) d) Sangat jarang (1 kali seminggu) e) Tidak Pernah 3. Pernah menonton tayangan Kumpulan Perkara Korupsi a) Ya b) Tidak 4. Frekuansi menonton tayangan Kumpulan Perkara Korupsi a) Sering sekali (7 kali seminggu) b) Sering (5 kali seminggu) c) Jarang (3 kali seminggu) d) Jarang sekali (1 kali seminggu) e) Tidak pernah
Perhatian Terhadap Tayangan Kumpulan Perkara Korupsi 1. Apakah Anda memperhatikan gaya bahasa narator memberikan informasi yang cukup mengenai peristiwa atau kejadian? a) Memperhatikan b) Cukup Memperhatikan c) Tidak Memperhatikan
2. Apakah Anda memperhatikan narasi dan isi berita dijabarkan imparsial atau tidak memihak pada kelompok atau pihak manapun juga? a) Memperhatikan b) Cukup Memperhatikan c) Tidak Memperhatikan 3. Apakah Anda memperhatikan narasi dan isi berita merupakan peristiwa yang aktual dan menyangkut hajat hidup orang banyak? a) Memperhatikan b) Cukup Memperhatikan c) Tidak Memperhatikan 4. Apakah Anda memperhatikan ilustrasi tayangan tersebut sesuai dengan fakta dipersidangan dan keterangan saksi? a) Memperhatikan b) Cukup Memperhatikan c) Tidak Memperhatikan 5. Apakah Anda memperhatikan kontribusi visual (simbol, grafis, dan ilustrasi) sudah sesuai dengan isi berita? a) Memperhatikan b) Cukup Memperhatikan c) Tidak Memperhatikan 6. Apakah Anda memperhatikan ilustrasi musik yang berbeda-beda pada setiap kejadian membuat tayangan tersebut menarik? a) Memperhatikan b) Cukup Memperhatikan c) Tidak Memperhatikan 7. Apakah Anda memperhatikan terhadap ilustrasi musik sesuai dengan visualisasi gambar dalam tayangan tersebut? a) Memperhatikan b) Cukup Memperhatikan c) Tidak Memperhatikan
8. Apakah Anda memperhatikan terhadap ilustrasi musik sesuai dengan narasi yang dibawakan oleh narator? a) Memperhatikan b) Cukup Memperhatikan c) Tidak Memperhatikan
Penafsiran Terhadap Tayangan Kumpulan Perkara Korupsi 1. Penafsiran terhadap gaya bahasa narator memberikan informasi yang cukup mengenai peristiwa atau kejadian. a) Sesuai b) Ragu-Ragu c) Tidak Sesuai 2. Penafsiran terhadap narasi dan isi berita dijabarkan imparsial atau tidak memihak pada kelompok atau pihak manapun juga. a) Sesuai b) Ragu-Ragu c) Tidak Sesuai 3. Penafsiran terhadap narasi dan isi berita merupakan peristiwa yang aktual dan menyangkut hajat hidup orang banyak. a) Sesuai b) Ragu-Ragu c) Tidak Sesuai 4. Penafsiran terhadap ilustrasi tayangan tersebut sesuai dengan fakta dipersidangan dan keterangan saksi. a) Sesuai b) Ragu-Ragu c) Tidak Sesuai
5. Penafsiran terhadap kontribusi visual ( simbol, grafis, dan ilustrasi) sudah sesuai dengan isi berita. a) Sesuai b) Ragu-Ragu c) Tidak Sesuai 6. Penafsiran terhadap ilustrasi musik yang berbeda-beda pada setiap kejadian membuat tayangan tersebut menarik. a) Sesuai b) Ragu-Ragu c) Tidak Sesuai 7. Penafsiran terhadap ilustrasi musik sesuai dengan visualisasi gambar dalam tayangan tersebut. a)
Sesuai
b)
Ragu-Ragu
c)
Tidak Sesuai
8. Penafsiran terhadap ilustrasi musik sesuai dengan narasi yang dibawakan oleh narator. a) Sesuai b) Ragu-Ragu c) Tidak Sesuai
Pengetahuan Terhadap Tayangan Kumpulan Perkara Korupsi 1. Apakah Anda mengetahui gaya bahasa narator memberikan informasi yang cukup mengenai peristiwa atau kejadian? a) Mengetahui b) Cukup Mengetahui c) Tidak Mengetahui 2. Apakah Anda mengetahui terhadap narasi dan isi berita dijabarkan imparsial atau tidak memihak pada kelompok atau pihak manapun juga. a)
Mengetahui
b)
Cukup Mengetahui
c)
Tidak Mengetahui
3. Apakah Anda mengetahui narasi dan isi berita merupakan peristiwa yang aktual dan menyangkut hajat hidup orang banyak? a) Mengetahui b) Cukup Mengetahui c) Tidak Mengetahui 4. Apakah Anda mengetahui ilustrasi tayangan tersebut sesuai dengan fakta dipersidangan dan keterangan saksi? a) Mengetahui b) Cukup Mengetahui c) Tidak Mengetahui 5. Apakah Anda mengetahui kontribusi visual ( simbol, grafis, dan ilustrasi) sudah sesuai dengan isi berita? a) Mengetahui b) Cukup Mengetahui c) Tidak Mengetahui 6. Apakah Anda mengetahui ilustrasi musik yang berbeda-beda pada setiap kejadian membuat tayangan tersebut menarik? a) Mengetahui b) Cukup Mengetahui c) Tidak Mengetahui 7. Apakah Anda mengetahui ilustrasi musik sesuai dengan visualisasi gambar dalam tayangan tersebut? a) Mengetahui b) Cukup Mengetahui c) Tidak Mengetahui 8. Apakah Anda mengetahui ilustrasi musik sesuai dengan narasi yang dibawakan oleh narator? a) Mengetahui b) Cukup Mengetahui c) Tidak Mengetahui
Perhatian
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
Penafsiran
1
2
3
4
5
6
7
8
1 3 3 1 3 3 3 1 2 1 1 3 3 3 3 3 3 3 2 1 1 3 3 2 1 1 3 3 2 1 1 3 1 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 3 3 3 2 2 1 3 3 3 3 1 2 1 3 3 2 1 3 3 3 2 1 3 3 3 1 3 3 3 3 1 3 3 3 1 3 3 3 3 2 2 1 2 1
3 1 3 3 3 1 3 3 2 2 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 2 2 1 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 1 3 3 3 3 2
4 3 3 3 1 1 2 2 2 1 1 3 3 3 3 3 3 3 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 3 3 3 1 2 2 1 1 1 3 1 1 1 3 1
5 2 2 2 1 3 1 2 3 1 2 3 1 2 1 3 1 1 1 3 1 1 3 1 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1
6 2 1 1 3 2 1 2 1 3 2 2 3 2 1 1 2 1 2 1 3 1 2 2 2 2 1 3 1 2 1 2 1 3 1 2 1 2 2 3 3 2 1 1 2
7 3 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 2 2 3 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2
8 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 3 2 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 3 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 2
Jml 18 17 15 15 16 15 18 17 16 15 19 21 19 16 17 16 16 17 16 17 17 17 16 14 17 14 21 13 13 15 17 14 17 14 14 13 17 16 17 17 16 12 15 14
Pengetahuan
1
2
3
4
5
6
7
8
9 2 2 2 2 2 2 1 2 3 3 2 3 1 3 3 2 3 3 2 3 1 2 3 3 2 3 3 3 1 2 3 2 3 3 2 2 1 2 3 3 3 3 2 1
10 3 3 3 1 2 3 3 1 3 2 3 2 1 3 2 2 3 3 1 3 2 2 3 3 1 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 1 3 2 3 1 1
11 3 3 1 3 3 3 3 2 3 3 1 3 2 3 3 3 1 3 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 1
12 1 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 1 3 3 2 3 3 2 3 3 3 1 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 1 3 2 3 3 2 2 3 2
13 2 1 2 3 2 3 1 2 1 3 2 2 3 2 2 1 2 3 1 2 3 1 2 3 2 1 1 2 3 2 1 3 2 2 1 1 3 2 3 2 1 1 3 2
14 3 3 2 3 1 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 1 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 1 3 2 2 3 3 2 2 3 3 1 3 2 2 2 3 2
15 3 2 3 1 3 2 1 3 2 3 1 3 2 3 3 2 1 3 2 2 3 2 2 3 1 3 2 3 3 2 3 1 3 2 3 3 2 1 1 2 1 3 2 2
16 2 2 3 2 1 2 3 1 2 3 2 1 3 2 1 1 2 3 2 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 2 3 2 1 2 1 3 2 2 1 2 3 2 1
Jml 19 19 19 18 16 21 18 15 19 23 16 19 18 19 20 15 17 23 15 19 20 18 19 19 17 19 19 19 20 18 17 19 21 18 19 16 19 15 19 19 16 20 19 12
1
2
3
4
5
6
7
8
17 3 2 3 2 3 1 2 2 2 2 1 3 3 2 1 2 3 2 2 1 3 2 1 2 2 1 2 3 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 3 3 2 3 3 2
18 3 2 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 1 3 3 1 3 3 2 3 1 1 1 3 3 3 2 3 1 3 3 2 3
19 3 1 2 3 3 3 1 3 2 3 3 3 1 3 3 2 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 2 3 3 1 3 2 3 1 3 3 1 2 3 1 1 3
20 3 3 3 2 3 1 3 2 1 3 2 2 3 1 3 2 3 3 1 3 2 3 1 2 3 1 1 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 1 2 3 2 3 2 1
21 3 1 3 1 1 2 3 1 3 3 1 1 1 2 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 3 1 2 1 1 3 1 1 2 1 1 3 1 1 2 2 1 1 3
22 2 2 2 3 1 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 1 2 3 1 2 1 3 2 2 1 2 3 2 2 1 2 3 3 1 2 1 3 3 1 2 3 2 3 2
23 2 2 2 3 2 1 2 3 2 1 2 3 2 1 2 2 3 1 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 1 2 3 2 1 3 2 1 3 3 2 1 2 3 2 1
24 3 1 1 1 3 1 1 2 1 1 1 3 1 2 1 1 2 1 3 1 2 1 1 2 1 1 1 3 1 1 2 1 1 1 1 3 1 1 2 1 2 1 3 1
Jml 22 14 19 18 19 14 16 17 15 18 15 20 15 16 17 14 18 18 16 17 17 18 12 15 17 16 12 21 15 13 20 14 14 14 16 14 20 16 15 15 19 17 17 16
45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87
3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 2 2 2 1 3 1 3 1 2 2 3 3 1 3 2 2 2 2 1 1 2 3 2 2 2 2 2
3 3 3 3 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 3 3 3 3 1 2 2 1 3 3 3 2 3 2 3 3 1 1 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3
1 2 3 2 3 3 3 1 2 1 1 3 3 1 2 2 2 1 1 3 1 2 1 2 1 1 1 2 3 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1
1 3 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 2 1 3 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2
2 1 3 1 1 2 2 2 1 1 3 1 1 1 2 2 2 1 1 1 3 1 1 1 2 2 1 1 1 1 3 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 3 1
3 3 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 3 2 1 2 2 1 1 1 3 3 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 1 1
1 1 1 2 1 3 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 3 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 3 3 3 3 3 1
16 19 18 14 16 20 17 16 15 15 14 15 13 15 15 15 18 13 14 15 15 13 15 12 15 14 16 18 16 16 17 12 14 14 13 15 16 19 15 15 15 18 14
2 2 3 3 3 2 2 1 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 1 2 1 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3
3 3 2 3 1 1 3 3 2 3 1 1 1 2 3 3 1 3 3 3 2 1 3 3 2 2 2 3 3 2 2 1 3 3 3 3 1 3 3 1 2 3 3
3 2 3 3 3 1 3 2 3 3 1 3 2 3 3 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3
1 3 2 3 2 3 2 3 3 2 1 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 1 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 1 2 3 2 3 3 3 2 3
1 3 2 2 1 1 3 2 2 1 1 3 2 1 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 1 2 2 3 2 2 1 2 2 1 2 3 2 2 3 2 2 3
3 3 1 2 2 2 2 3 2 3 3 1 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 1 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2
2 3 3 1 1 1 2 3 2 2 2 3 3 1 1 2 3 3 1 2 3 2 1 3 2 3 1 3 2 1 2 3 1 3 3 1 2 3 1 2 3 1 3
2 1 2 1 2 2 1 2 2 3 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2
17 20 18 18 15 13 18 19 18 20 14 16 18 17 17 20 17 21 19 21 19 17 20 20 17 19 14 20 19 15 18 18 19 21 17 17 18 20 17 20 21 19 22
1 3 3 2 3 2 1 3 3 2 1 2 3 2 1 2 1 2 2 3 2 2 1 2 1 2 3 2 1 3 2 3 2 2 1 2 2 3 3 2 2 3 2
1 3 3 2 3 3 1 1 3 2 3 1 1 2 3 2 2 3 1 3 3 2 3 1 2 2 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 3 1 2 3 3 3 1 3 3 2 3 1 3 3 2 3 3 1 3 3 3 2 3 1 3 1 3 3 3 3 2 3 1 3 2 3 3 3 3 1 1 3
1 3 2 2 1 3 2 1 1 3 2 2 3 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 1 1 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2
1 2 1 3 1 2 2 1 1 1 3 1 2 1 2 1 1 3 1 1 2 1 2 1 3 1 2 2 2 1 2 3 2 1 2 2 3 1 1 2 1 1 2
1 2 2 2 2 1 3 3 2 1 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 1 2 2 1 2 2 2 1 3 3 2 1 2 2 3 1 2 1 3 2 1 2
3 2 1 3 3 2 1 3 2 1 3 2 1 2 3 2 1 2 3 2 1 3 2 1 2 3 2 1 2 2 3 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2
3 3 3 1 1 2 1 1 1 3 1 1 2 2 1 1 1 1 3 3 1 2 1 1 1 1 1 1 3 3 1 1 3 1 1 1 2 2 1 1 1 3 1
13 21 16 17 17 18 14 14 16 16 17 14 16 17 18 14 13 20 14 20 17 15 15 12 12 17 17 14 16 20 20 17 19 14 18 18 18 19 17 18 14 17 17