HUBUNGAN MENONTON TAYANGAN SAHABAT KHATULISTIWA DI TRANS TV DENGAN PENGETAHUAN TENTANG KEBUDAYAAN (Survey Terhadap Siswa-Siswi SDN Wanasari 01 Bekasi)
SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh : Nama
: Selvitia Milanti
Nim
: 44105010170
Jurusan : Broadcasting
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2009
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI BIDANG STUDI BROADCASTING
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI
Nama
: Selvitia Milanti
Nim
: 44105010170
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Bidang Studi
: Broadcasting
Judul Skripsi
: Hubungan
Menonton
Tayangan
Sahabat
Khatulistiwa di Trans TV Dengan Pengetahuan Tentang Kebudayaan (Survey Terhadap Siswa-Siswi SDN Wanasari 01 Bekasi)
Jakarta, 31 Juli 2009
Mengetahui, Pembimbing Skripsi
(Heri Budianto,S.Sos, M.Si )
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI BIDANG STUDI BROADCASTING
LEMBAR TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI
Nama
: Selvitia Milanti
Nim
: 44105010170
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Bidang Studi
: Broadcasting
Judul Skripsi
: Hubungan
Menonton
Tayangan
Sahabat
Khatulistiwa di Trans TV Dengan Pengetahuan Tentang Kebudayaan (Survey Terhadap Siswa-Siswi SDN Wanasari 01 Bekasi)
Jakarta, 31 Juli 2009
Ketua Sidang Nama : Feni Fasta, SE, M.Si
(....................................)
Penguji Ahli Nama : Ponco B. Sulistyo, M.Comn
(....................................)
Pembimbing Nama :Heri Budianto, S.Sos, M.Si
(....................................)
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI BIDANG STUDI BROADCASTING
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SIDANG SKRIPSI
Nama
: Selvitia Milanti
Nim
: 44105010170
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Bidang Studi
: Broadcasting
Judul Skripsi
: Hubungan
Menonton
Tayangan
Sahabat
Khatulistiwa di Trans TV Dengan Pengetahuan Tentang Kebudayaan (Survey Terhadap Siswa-Siswi SDN Wanasari 01 Bekasi) Jakarta, 31 Juli 2009 Disetujui dan Diterima Oleh: Pembimbing Skripsi
(Heri Budianto, S.Sos, M.Si) Mengetahui, Dekan
Ketua Bidang Studi
Fakultas Ilmu Komunikasi
Broadcasting
(Dra. Diah Wardani, M.Si)
(Ponco Budi Sulistyo, S.Sos, M.Comn)
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA BIDANG STUDI BROADCASTING
ABSTRAKSI
SELVITIA MILANTI (44105010170) Hubungan Menonton Tayangan Sahabat Khatulistiwa di Trans TV Dengan Pengetahuan Tentang Kebudayaan (Survey Terhadap Siswa-Siswi SDN Wanasari 01 Bekasi) i-v + 98 halaman; 33 tabel; 10 lampiran Bibliografi : 20 acuan (1991 - 2007) Stasiun televisi setiap harinya menyajikan bebagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam tapi hanya sedikit tayangan yang bernilai positif terutama bagi anak-anak. Untuk itu maka dibutuhkan tayangan yang benar-benar mendidik Sahabat Khatulistiwa adalah tayangan feature untuk anak dan keluarga yang mengangkat kisah-kisah kehidupan seorang anak diseluruh nusantara. Kehidupan anak-anak Indonesia sehari-hari dengan kekayaan alam dan keanekaragaman budaya ditanah air sebagai latar belakangnya. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauh mana hubungan tayangan Sahabat Khatulistiwa di Trans TV dengan pengetahuan tentang kebudayaan, dalam hal ini adalah siswa-siswi SDN Wanasari 01 Bekasi. Tujuannya yaitu untuk mengetahui dan menjelaskan apakah ada hubungan tayangan Sahabat Khatulistiwa di Trans TV dengan pengetahuan tentang kebudayaan,dalam hal ini adalah siswa-siswi SDN Wanasari 01 Bekasi. Pada tinjauan pustaka teori yang digunakan adalah teori Lasswell. Inti dari teori Lasswel adalah who, say what, in which channel, to whom, with what effect dan didasarkan pada komunikasi yang efektif sehingga komunikasi itu membawa efek kepada penerimanya. Penelitian ini bersifat eksplanatif yang menjelaskan hubungan tayangan Sahabat Khatulistiwa di Trans TV dengan pengetahuan tentang kebudayaan siswasiswi SDN Wanasari 01 Bekasi. Metode yang digunakan adalah metode survey terhadap 104 responden yang diambil dengan teknik purposif sampling kelas 4 dan 5 SDN Wanasari 01 Bekasi disertai teknik analisis Statistik Koefisien Korelasi Pearson Product Moment. Hasil penelitian ini menjelaskan adanya hubungan yang kuat antara pengaruh tayangan Sahabat Khatulistiwa dengan pengetahuan kebudayaan siswa, hal ini dapat dilihat dari hasil korelasi sebesar 0,690 dan hal tersebut menunjukan arah positif (+) dan signifikan antara variabel tayangan Sahabat Khatulistiwa dengan pengetahuan.dan kontribusi hubungan variabel tayangan Sahabat Khatulistiwa dengan pengetahuan kebudayaan siswa-siswi SDN Wanasari 01 Bekasi sebesar 47,4%.
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb Alhamdulillaahi Rabbil ‘aalamiin dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia serta hidayahNya. Akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul Hubungan Menonton Tayangan Sahabat Khatulistiwa dengan Pengetahuan Tentang Kebudayaan. Skripsi ini disusun sebagai salah satu untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) Ilmu Komunikasi. Saat berlangsungnya penulisan skripsi ini, peneliti tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Namun berkat doa, usaha, Semangat dan dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, peneliti ingin mengucapkan rasa terima kasih yang tidak terhingga kepada: 1. Bapak Heri Budianto, S.Sos, M.Si. Sebagai pembimbing, terima kasih atas semangat, dukungan serta motivasi yang diberikan selama ini. 2. Ibu Dra. Diah Wardhani, M.Si. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana. 3. Bapak Ponco Budi Sulistyo, S.Sos, M.Comn. Selaku ketua jurusan Broadcasting. Terima kasih atas kesedian Bapak menjadi penguji ahli sidang skripsi. 4. Ibu Feny Fasta, SE, M.Si selaku ketua sidang skripsi. 5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi, Terima kasih untuk ilmu-ilmu yang telah diberikan selama peneliti menjalani kuliah. 6. Mas Erfan, Bapak Sam, Mas Mawi dan seluruh staff Tata Usaha FIKOM yang sudah banyak membantu peneliti dalam pembuatan surat-surat pengantar.
ii
7. Papa & Mama (Budi Setiawan dan Enung Kusmayanti) yang tak pernah berhenti memberikan doa, semangat dan dukungan kepada penulis. 8. Untuk adik-adikku Wieke Levi Mutiara, Raihan Setia Nugraha, Fadlan Setia Rezky yang selalu memberikan semangat. dan membuat penulis tersenyum. 9. Untuk Kel.Besar H.Iwa Santiwa dan Kel.Besar Kasto yang selalu memberikan doanya. Serta Tante&Om(Tante Eko,Om Royadi, Om Edi dll), sepupu-sepupuku (Aldi, Ervin, Febri, Tri, Nabil, Nadine,dll) yang selalu memberi semangat dan doa kepada penulis. 10. Sahabat-sahabatku anak-anak CAUR’S Destianti Komalasari (selaku pendiri CAUR’S), Wiwin (Si Teman curhatku), Nuryani Lastriningsih, Nurwahidah, Erfa Diana, Resti Fahyanti, Heni Oktavia, Istianah, Ani, Tusi Dwi Sukmasari, Gise Andita, Rosita, Pipit Lusiyanti, Lilis Hermawati, Raras, Bunga CinderaBumi, Lingga Sari, The Ranger’s (Zakaria, Thomas, Zulham, Muhidin) Keluarga besar Rohis Ta’lim Alif Fikom, untuk Sahabatku Entin, Desy dan rekan-rekan Fikom lainnya khususnya Broadcasting 2005 yang lain, Makasih untuk semuanya ”U All dBEST”. 11. Untuk Genk Eksplanatif Rani Sulistyaningrum (Makasih untuk ilmu SPSSnya), Taufik Komaruddin dan Nurromdhonniyah Falahiyah (terima kasih sudah berbagi ilmu eksplanatif dan kekompakannya) Love u all 12. Untuk Kak Dian terima kasih untuk mentoringnya dan selalu membuat hati menjadi tenang 13. Rekan-rekanku Ewin, Mas Heri, Pak Tyo, dsb. Terima kasih atas segala supportnya yang selalu bersedia direpotin.
14. Untuk Guru-Guru dan Alumni SDN Jelambar 01 Pagi, SDN Wanasari 01 Bekasi Angkt.1999, SMPN Cikarang Barat Angkt.2002, SMAN 1 Tambun Selatan Angkt.2005. 15. Bapak/Ibu Perum.Taman Wanasari Indah 02 terima kasih atas doa dan dukungannya. 16. Untuk Bpk Zaenal Arifin selaku Kepala Sekolah SDN Wanasari 01 Bekasi Terima kasih atas kesempatan serta waktunya kepada penulis untuk pengambilan data-data skripsi serta surat pengantar dan surat keterangannya. 17. Semua pihak yang tidak tersebutkan namannya satu persatu. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu peneliti mohon saran dan kritik yang membangun. Akhir kata dengan kerendahan hati, peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Jerih payah yang tak ternilai ini akan kami jadikan sebagai motivasi di masa yang akan datang. Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti maupun orang lain, dan dapat memenuhi syarat sesuai tujuannya.
Jakarta, Juli 2009
Selvitia Milanti
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI
...............................................................................................
i
KATA PENGANTAR ........................................................................................
ii
DAFTAR ISI
............................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. iv DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................
BAB I
BAB II
v
PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang .....................................................................
1
1.2
Rumusan Masalah ................................................................
7
1.3
Tujuan Penelitian ..................................................................
7
1.4
Signifikansi Penelitian .........................................................
7
1.4.1 Signifikansi Akademis .............................................
7
1.4.2 Signifikansi Praktis ..................................................
8
TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Pengertian Komunikasi ........................................................
2.2
Komunikasi Massa ............................................................... 11
2.3
2.4
9
2.2.1
Proses Komunikasi Massa ....................................... 13
2.2.2
Karakteristik Komunikasi Massa.............................. 17
2.2.3
Fungsi Komunikasi Massa........................................ 19
2.2.4
Efek Komunikasi Massa ........................................... 21
Televisi Sebagai Saluran Media Massa ............................... 22 2.3.1
Karakreristik Televisi................................................ 24
2.3.2
Fungsi Televisi.......................................................... 25
Program Televisi................................................................... 26 2.4.1
Program nformasi ..................................................... 26
2.4.1.1 2.4.2
Pengertian Feature ........................................... 28
Program Hiburan....................................................... 34
iii
BAB III
2.5
Hubungan Komunikasi dan Budaya ..................................... 35
2.6
Pengetahuan .......................................................................... 37
2.7
Pengetahuan Kebudayaan ..................................................... 38
2.8
Hipotesis ............................................................................... 41
METODOLOGI PENELITIAN 3.1
Tipe Penelitian ..................................................................... 43
3.2
Metode Penelitian ................................................................ 43
3.3
Teknik Pengumpulan Data.................................................... 44
3.4
3.5
3.3.1
Data Primer ............................................................... 44
3.3.2
Data Sekunder........................................................... 44
Populasi dan Sampel ............................................................. 45 3.4.1
Populasi Penelitian.................................................... 45
3.4.2
Sampel Penelitian ..................................................... 46
Definisi Konsep dan Operasionalisasi Konsep ..................... 47 3.5.1
Definisi Konsep ....................................................... 47
3.5.2
Operasionalisasi Konsep .......................................... 47
3.6 Validitas dan Reliabilitas ....................................................... 50 3.6.1
Validitas .................................................................... 51
3.6.2
Reliabilitas ................................................................ 52
3.7
Pengolahan Data ................................................................... 53
3.8
Analisis Data......................................................................... 55 3.8.1 Analisis Bivariat........................................................... 55 3.8.2 Hipotesis Penelitian ..................................................... 57 3.8.3 Uji Regresi Sederhana.................................................. 57
3.9
Uji Validitas........................................................................... 59
3.10 Uji Reliabilitas.................................................................. ... 61 3.10.1 Uji Reliabilitas Tayangan Sahabat Khatulistiwa........ 61 3.10.2 Uji Reliabilitas Pengetahuan Kebudayaan.................. 62
BAB IV
HASIL PENELITIAN 4.1
Profil Tayangan Sahabat Khatulistiwa.................................. 63
4.2
Hasil Penelitian ..................................................................... 63
4.3
4.4
4.5 BAB V
Analisa Data Penelitian......................................................... 64 4.3.1
Variabel X................................................................. 64
4.3.2
Variabel Y................................................................. 77
Analisis Metode Bivariat ..................................................... 90 4.4.1
Uji Korelasi Pearson ................................................ 90
4.4.2
Uji Regresi Sederhana .............................................. 91
Pembahasan........................................................................... 93
PENUTUP 5.1
Kesimpulan ........................................................................... 96
5.2
Saran ..................................................................................... 97
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Operasionalisasi konsep ........................................................................ 48 Tabel Hasil Perhitungan Uji Validitas ............................................................ 59 Tabel Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas X .................................................... 61 Tabel Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Y .................................................... 62 Tabel 1 ............................................................................................................ 64 Tabel 2 ............................................................................................................ 65 Tabel 3 ............................................................................................................ 66 Tabel 4 . ........................................................................................................... 67 Tabel 5 ............................................................................................................ 68 Tabel 6 ............................................................................................................ 69 Tabel 7 ............................................................................................................ 70 Tabel 8 ............................................................................................................ 71 Tabel 9 ............................................................................................................ 72 Tabel 10 .......................................................................................................... 73 Tabel 11 .......................................................................................................... 74 Tabel 12 .......................................................................................................... 75 Tabel 13 .......................................................................................................... 76 Tabel 14 .......................................................................................................... 77 Tabel 15 .......................................................................................................... 78 Tabel 16 ......................................................................................................... 79 Tabel 17 .......................................................................................................... 80 Tabel 18 .......................................................................................................... 81 Tabel 19 .......................................................................................................... 82
iv
Tabel 20 .......................................................................................................... 83 Tabel 21 .......................................................................................................... 84 Tabel 22 .......................................................................................................... 85 Tabel 23 .......................................................................................................... 86 Tabel 24 .......................................................................................................... 87 Tabel 25 .......................................................................................................... 88 Tabel 26 .......................................................................................................... 89 Tabel Correlation ............................................................................................ 90 Tabel Model Summary. .................................................................................. 91 Tabel Coefficient ............................................................................................ 92
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Permohonan Pengumpulan Data Skripsi 2. Surat Keterangan dari SDN Wanasari 01 Bekasi 3. Profil SDN Wanasari 01 Bekasi 4. Kuesioner 5. Cooding Sheet 6. Data Hasil SPSS Validitas 7. Data Hasil SPSS Reliabilitas 8. Data Hasil SPSS Tabulasi Frekuensi 9. Data Hasil SPSS Regresi 10. Curiculum Vitae
v
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain yang tidak
dapat hidup sendiri. Untuk itu manusia perlu berinteraksi dan berkomunikasi untuk hubungan dengan orang lain. Ilmu komunikasi pada dasarnya mempunyai karakteristik yang sama dengan pengertian ilmu secara umum, seperti yang dijelaskan Breger dan Chaffee yang memberikan tiga pokok pikiran. Pertama, objek yang menjadi pengamatan yang menjadi fokus perhatian dalam komunikasi adalah produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem dan tanda lambang dalam konteks kehidupan manusia, kedua, ilmu komunikasi bersifat ilmiah empiris dalam arti pokok-pokok pikiran dalam pokok Ilmu komunikasi. Ketiga, Ilmu Komunikasi bertujuan menjelaskan fenomena sosial yang berkaitan dengan produksi dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang. 1 Komunikasi adalah komunitas yang juga menekankan kesamaan atau kebersamaan komunitas merajuk pada sekelompok orang yang berkumpul atau hidup bersama untuk mencapai tujuan tertentu dan mereka berbagi makna dan sikap. Tanpa komunikasi tidak akan ada komunitas. Komunitas bergantung pada pengalaman dan emosi bersama, dan komunikasi berperan juga berbagi bentukbentuk komunikasi yang berkaitan dengan seni, agama dan bahasa, dan masing1
Djuarsa Sendjaja. Teori Komunikasi Massa : Pendekatan, pengertian, kerangka analisis dan persepktif, pengertian ilmu dan teori dalam komunikas. modul teori komunikasi pusat penerbitan Universitas Terbuka, 2002 hal 1.9 – 1.10
2
masing bentuk tersebut mengandung dan menyampaikan gagasan, sikap, perspektif, pandangan yang mengakar kuat dalam sejarah komunitas tersebut. 2 Marshall Mcluhan mengatakan bahwa kita sebenarnya hidup dalam suatu desa global yang mengacu pada perkembangan media komunikasi modern yang telah memungkinkan jutaan orang di seluruh dunia untuk dapat berhubungan hampir setiap sudut dunia. Kehadiran media scara serempak di berbagai tempat telah menghadirkan tantangan baru bagi para ilmuan dari berbagai disiplin ilmu. Pentingnya komunikasi massa dalam kehidupan manusia modern dewasa ini terutama
kemampuanya
untuk
menciptakan
publik,
menentukan
issue,
memberikan kesamaan kerangka berpikir dan menyusun pertahanan publik, pada giliranya telah mengandung berbagai sumbangan teoritis terhadap kajian tentang komunikasi massa. Konsep komunikasi massa itu sendiri pada suatu sisi mengandung pengertian suatu proses di mana organisasi media produksi menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada posisi lain merupakan proses di mana pesan tersebut dicari, digunakan dan dikonsumsi oleh audience. Pusat dari studi mengenai komunikasi massa adalah media-media yang merupakan organisasi yang menebarkan informasi yang berupa produk budaya atau pesan yang mempengaruhi atau mencerminkan budaya dalam masyarakat. Oleh karenanya sebagai mana dengan politik/ekonomi, media merupakan suatu sistem tersendiri yang merupakan bagian dari sistem kemasyarakatan yang lebih luas. 3
2
Mulyana, Dedy, Ilmu Komunikasi suatu pengantar : Hakikat, definisi dan konteks komunikasi, Bandung : Rosda hlm 42 3 Djuarsa Sendjaja.Teori kamunikasi massa : media, efek dan audience, modul teori komunikasi.Pusat Penerbitan univesitas Terbuka, 2002 hlm 5.1
3
Media massa pers, televisi, radio dan lain-lain, serta poses komunikasi massa semakin banyak dijadikan objek studi dan media memiliki fungsi penting seperti media merupakan industri yang berubah dan berkembang menciptakan lapangan kerja, barang dan jasa serta menghidupkan industri lain yang terkait dan media seringkali berperan sebagai wahana pengembangan bentuk seni dan simbol, tetapi juga dalam pengembangan teori dan tatacara, mode, gaya hidup dan normanorma. 4 Komunikasi massa memerlukan adanya media massa dan salah satu salah satu bentuk dari media massa itu sendiri adalah televisi. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Banyak orang yang menghabiskan waktunya di depan pesawat televisi dibandingkan dengan waktu untuk ngobrol dengan keluarga. Bagi banyak orang, tv adalah teman. Tv menjadi cermin perilaku masyarakat dan Tv dapat menjadi candu. Televisi secara harfiah artinya “Melihat dari jauh “ Namun demikian dalam pengertian sederhana ini sebenarnya meliputi dua bagian utama, yaitu pewawancara televisi yang berfungsi mengubah dan memancarkan sinyal-sinyal gambar bersama-sama dengan sinyal suara hingga sinyal-sinyal tersebut dapat diterima oleh pesawat televisi penerima dengan jarak yang cukup jauh. 5 Televisi merupakan medium terfavorit bagi para pemasang iklan dan karena itu mampu menarik investor untuk membangun industri televisi. Banyak televisi swasta yang bermunculan di Indonsia, namun belum satupun yang
4
Mc Duail Denis. Teori komunikasi massa suatu pengantar : komunikasi massa sebagi sutau objek study, Erlangga hlm 3 5 Setyobudi Ciptono.Pengantar teknik Broadcasting Telvisi Sejarah pertelvisian.Graha ilmu, 2005 hlm 2
4
menunjukkan profesionalismenya sehingga televisi swasta tumbuh menurut keinginannya sendiri, tanpa mengikuti standar sebenarnya dari sebuah stasiun televisi. 6 Dalam pertelevisian biasanya juga mempunyai dampak, baik itu positif maupun negatif. Stasiun televisi setiap harinya menyajikan bebagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan ditelevisi selama program itu menarik dan disukai audien dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan peraturan yang berlaku. Beberapa jenis program itu dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya yaitu : 1) Program informasi (berita) dan 2) Program hiburan (intertaiment) program informasi kemudian dibagi lagi menjadi dua jenis yaitu berita keras yang merupakan berita terkini yang harus segara diberitakan dan berita lunak yang merupakan kombinasi dari fakta, gosip dan opini. Sementara program hiburan terbagi atas tiga kelompok besar yaitu musik, drama, permainan dan pertunjukan. 7 Jenis hiburan yang ada ditelevisi berlomba-lomba memberikan tontonan yang menarik bagi audiencenya, salah satunya program hiburan anak. Dalam hal ini penulis penulis mengkajikan program acara Sahabat Khatulistiwa yang disajikan di Trans TV sebagai sarana pengetahuan khususnya bagi anak-anak tentang bagaimana kebudayaan yang ada di Indonesia. Dalam program acara
6 7
Morissan. Jurnalistik Televisi Mutahir .Ramdina Prakarsa, hlm205 Morisan.manajemen Media Penyiaran:Jenis Program Modul Programming. Ramdina Perkasa hlm 67
5
Sahabat Khatulistiwa menceritakan kehidupan anak-anak pada suatu daerah tertentu di Indonesia terhadap budayanya. Budaya berkenaan dengan cara hidup manusia. Manusia belajar, berfikir, merasa mempercayai dan mengusahakan apa yang patut menurut budayanya. Bahasa persahabatan, kebiasaan, makan, praktik dan komunikasi, tindakantindakan sosial, kegiatan-kegiatan ekonomi dan politik dan teknologi semua itu berdasarkan pola-pola budaya. Budaya adalah konsep yang membangkitkan minat, secara formal budaya didefinisikan sebagai tatanan pengetahuan, pengalaman kepercayaan, nilai, sikap,makna hirarki, agama, waktu, peranan, hubungan ruang, konsep alam semesta, objek-objek materi dan milik yang diperoleh sekelompok besar orang dari generasi ke generasi melalui usaha individu dan kelompok. 8 Melihat fenomena tersebut menarik untuk diteliti dengan judul “Hubungan Menonton Tayangan Sahabat Khatulistiwa di Trans Tv dengan Pengetahuan Kebudayaan anak (Survey Terhadap Siswa Sekolah Dasar Negeri 01 Wanasari Bekasi). Penulis memilih siswa SD untuk memberikan pendapat dan pengetahuannya terhadap tayangan Sahabat Khatulistiwa dalam penelitian ini, karena penonton dari tayangan surat sahabat ini sebagian besar adalah siswa usia Sekolah Dasar. Penulis memilih siswa SD karena mereka mempunyai daya pikir yang masih netral dan ini merupakan hubungan yang sangat sesuai apabila siswa menonton tayangan Sahabat Khatululistiwa dan siswa SDN Wanasari 01 Bekasi 8
Mulyana Dedy.Komunikasi Antar Budaya Suatu Pendekatan Terhadap Komunikasi Antar Budaya. Rosda, 2005, hlm 18
6
juga
masih
melakukan
kegiatan
permainan
tradisional
sehingga
lebih
memudahkan penulis untuk memperoleh data yang diinginkan serta mengetahui sejauh mana siswa SDN Wanasari 01 Bekasi menerapkannya dikehidupan seharihari. Tayangan ini memiliki unsur-unsur yang syarat akan pengetahuan kebudayaan bagi siswa serta mampu memberikan inspirasi bagi siswa. Tayangan Sahabat Khatulistiwa merupakan tayangan yang tidak hanya menghibur bagi anak namun juga memberikan manfaat lebih seperti pendidikan dan pengetahuan. YPMA (Yayasan Pengembangan Anak) dan TV GUIDE (dalam gerakan moral ingin tayangan TV yang positif) telah memberikan penghargaan kepada tayangan Sahabat Khatulistiwa yang termasuk dari 14 program televisi yang memberikan tayangan yang positif bagi anak-anak 9 . Di sini terlihat dari banyaknya siswa yang mencontoh, salah satunya permainan tradisional dari apa yang telah ditayangkan dalam Sahabat Khatulistiwa. Tidak mengherankan bahwa tayangan Sahabat Khatuliswa mampu memberikan kreatifitas terutama siswa SD Negeri Wanasari 01 Bekasi. Dimana pada zaman yang sudah maju dan berkembang dengan teknologi yang begitu canggih seperti munculnya permainan playstation, gamestation dan sejenis lainnya yang memungkinkan semakin tergesernya permainan tradisional yang ada di daerah. Adanya tayangan ini diharapkan mampu melestarikan kebudayaan.
9
http://www.indonesiatvguide.blogspot.com
7
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka pokok permasalahan
dalam penelitian ini adalah sejauh mana hubungan menonton tayangan Sahabat Khatulistiwa yang ditayangkan oleh Trans Tv dengan pengetahuan tentang kebudayaan siswa-siswi SDN Wanasari 01 Bekasi?
1.3
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan menonton
tayangan Sahabat Khatulistiwa Dengan Pengetahuan Tentang Kebudayaan Siswa SDN Wanasari 01 Bekasi.
1.4
Signifikansi Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat positif baik secara
akademis maupun praktis.
1.4.1
Signifikansi Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perkembangan
ilmu komunikasi khususnya dibidang jurnalistik televisi mengenai hubungan menonton tayangan Sahabat Khatulistiwa yang ditayangkan di Trans Tv. Penulis berharap dapat memberikan manfaat serta dapat dijadikan sebagai bahan referensi diperpustakaan.
8
1.4.2
Signifikansi Praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan masukan
yang berarti khususnya bagi pihak yang memproduksi tayangan Sahabat Khatulistiwa agar terus memberikan manfaat, mampu menciptakan kereatifitas, mendidik, informatif, dan menghibur.
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi berasal dari “Communicatus”
dalam bahasa latin yang
artinya “berbagi” atau “menjadi milik bersama”. Komunikasi adalah suatu proses pembentukan, penyampaian penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang diantara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu. 10 Definisi yang telah dikemukakan memberikan gambaran bahwa pengertian komunikasi memiliki karakteristik sebagai berikut : a) Komunikasi adalah suatu proses Artinya bahwa komunikasi merupakan tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan serta berkaitan satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu. Sebagai suatu proses komunikasi “tidak statis” tetapi “dinamis” dalam arti akan selalu mengalami perubahan dari berlangsung terus menerus unsur dari komunikasi sebagai proses antara lain dapat mencakupi pelaku atau peserta pesan, saluran atau alat yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan, waktu, tempat hasil atau akibat yang terjadi, serta situasi atau kondisi pada saat berlangsungnya proses komunikasi. b) Komunikasi adalah upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan Komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja serta sesuai dengan tujuan atau keinginan dari pelakunya pengertian “sadar” disini
10
Sasa Djuarsa Sendjaja. Pengantar komunikasi. Universitas Terbuka, Jakarta, hlm 9
10
menunjukkan bahwa kegiatan komunikasi yang dilakukan seseorang sepenuhnya berada dalam kondisi mental-psikologis yang terkendalikan atau terkontrol bukan dalam keadaan “mimpi”. Disengaja maksudnya bahwa komunikasi yang dilakukan memang sesuai dengan kemauan dari pelakunya. Sementara tujuan menunjuk pada hasil atau akibat yang ingin dicapai. c) Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerjasama dari para pelaku yang terlibat Kegiatan komunikasi akan berlangsung baik apabila pihak-pihak yang berkomunikasi (dua orang atau lebih) sama-sama ikut terlibat dan sama-sama mempunyai perhatian yang sama terhadap topik pesan yang dikomunikasikan. d) Komunikasi bersifat simbolis Komunikasi pada dasarnya merupakan tindakan yang dilakukan dengan menggunakan lambang-lambang. Lambang yang paling umum digunakan dalam komunikasi antar bahasa manusia adalah bahasa verbal dalam bentuk kata-kata, angka-angka atau tanda-tanda lainnya e) Komunikasi bersifat transaksional Komunikasi pada dasarnya menuntut dua tindakan memberi dan menerima. Dua tindakan tersebut tentunya perlu dilakukan secara seimbang atau proposional oleh masing-masing pelaku yang terlibat dalam komunikasi. Komunikasi akan berhasil apabila kedua belah pihak yang terlibat mempunyai kesepakatan tentang hal-hal yang dikomunikasikan.
11
f) Komunikasi menembus faktor waktu dan ruang Komunikasi menembus faktor waktu dan ruang maksudnya adalah bahwa para peserta atau pelaku yang terlibat dalam komunikasi tidak harus hadir pada waktu serta tempat yang ada. Dengan adanya berbagai produk teknologi komunikasi seperti telepon, faximili, telex, video, dan lain-lain. Kedua faktor tersebut (waktu dan tempat) bukan lagi menjadi persoalan dan hambatan dalam berkomunikasi.
2.2 Komunikasi Massa Definisi tentang suatu istilah pada dasarnya memberikan gambaran yang jelas mengenai proses dan cakupan istilah tersebut, yang pada akhirnya akan mendapatkan pengertian yang jelas maka perlu dikemukakan beberapa komunikasi masa menurut para ahli komunikasi. Menurut Bitner dalam buku komunikasi massa (Karlina Siti) yakni komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messeges communicated through a mass medium to a large number of people). Media komunikasi yang termasuk media massa adalah radio, televisi, keduanya dikenal sebagai media elektronik, surat kabar dan majalah keduanya disebut sebagai media cetak, serta media film. 11 Ahli komunikasi lainnya Freidson membedakan komunikasi masa dari jenis komunikasi lainya lainnya. Menurut Freidson komunikasi massa dialamatkan kepada massa dialamatkan kepada sejumlah populasi dari berbagai khusus populasi, komunikasi massa juga mempunyai anggapan tersirat akan adanya alat-
11
Karlinah Siti. Komunikasi Massa. Universitas Terbuka. Jakarta hlm 1.3
12
alat khusus untuk menyampaikan komunikasi agar komunikasi itu dapat mencapai pada saat yang sama kepada semua orang yang mewakili berbagai lapisan masyarakat. Bagi Freidson, khalayak yang banyak dan tersebar itu dinyatakan dalam istilah sejumlah populasi yang merupakan representasi dari berbagai lapisan masyarakat. Artinya pesan tidak hanya ditunjukkan untuk sekelompok orang tertentu, melainkan untuk semua orang. 12 Sementara itu menurut Wright tersebut nampaknya merupakan definisi yang lengkap sehingga dapat menggambarkan karakteristik komunikasi massa dapat dibedakan dari corak-corak yang lama karena memiliki karakteristik utama sebagai berikut : Diarahkan pada khalayak yang relatif besar, heterogen dan anonim, pesan disampaikan secara terbuka seringkali dapat mencapai kebanyakan khalayak secara serentak, bersifat sekilas, komunikator cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang kompleks yang melibatkan biaya besar. 13 Semua definisi-definisi massa tersebut, Jalaluddin Rahmat merangkumnya menjadi : Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukkan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, hetrogen, dan anonim melalui media cetak dan elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. 14 Dari beberapa definisi yang diungkapkan di atas dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Massanya pun tidak harus berada pada suatu wilayah yang sama. Namun meskipun komunikasi itu 12
Ibid hlm 1.4 Ibid hlm 1.5 14 Ibid hlm 1.6 13
13
disampaikan kepada kahalayak yang banyak, seperti ketika orasi kampanye yang dihadiri oleh ribuan orang, jika tidak menggunakan media massa, maka itu tidak dapat dikatakan komunikasi massa.
2.2.1
Proses Komunikasi Massa Proses terjadinya komunikasi massa selalu terkait dengan teknologi dalam
hal ini adalah teknologi komunikasi. Sebagai contoh adalah berjalannya komunikasi massa melalui media televisi akan melibatkan pemanfaatan satelit, pemancar dan lain sebagainya. Secara langsung, perkembangan media massa serta komunikasi massa berhubungan erat dengan perangkat-perangkat teknologi tinggi akan membudaya dan terisolasi dalam kehidupan masyarakat. Kemudian lambat laun berkembang menuju tingkat kemajuan dan ilmu pengetahuan, Hal ini juga mempengaruhi proses interaksi antar manusia dan penyerapan terhadap apa yang diberikan media massa dalam isi pesannya. Terkait dengan perkembangan teknologi untuk pemanfaatan media massa tersebut, akhirnya banyak ahli yang menjelaskan proses serta dampak komunikasi massa. Salah satunya adalah seorang ahli ilmu politik Amerika Serikat pada tahun 1948 mengemukakan suatu ungkapan yang sangat terkenal dalam teori mengenai penelitian komunikasi massa. Ungkapan yang merupakan cara sederhana untuk memahami proses komunikasi massa adalah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut : 15
15
Djuarsa Sendajaja. Teori Komunikasi. Universitas Terbuka. Jakarta,hlm 175-178
14
1.
Siapa (who) ?
2.
Berkata apa (say what) ?
3.
Melalui saluran apa (in which channel) ?
4.
Kepada siapa (to whom) ?
5.
Dengan efek apa (with what effect) ?
Ungkapan dalam bentuk pertanyaan ini, lebih dikenal sebagai Formula Laswell. Meskipun sangat sederhana atau terlalu menyederhanakan fenomena komunikasi massa, formula ini telah membantu mengomanisasi dan memberikan struktur pada kajian ilmu komunikasi massa. Selain dapat menggambarkan komponen-komponen
dalam
proses
komunikasi
massa,
Laswell
sendiri
menggunakan formula ini untuk membedakan berbagai jenis penelitian komunikasi. Hal ini dapat disimak pada visualisasi berikut:
Bagan 1 Formula Penelitian Komunikasi 16
Berkata Apa
Komunikator
Pesan
Media
Analisis Pesan
Analisis Media
Sentral Status
16
Melalui Saluran Apa
Siapa
Ibid
Kepada Siapa
Penerima
Analisis Audience
Dengan Efek Apa
Efek
Analisis Efek
15
Model Lasswell Model komunikasi Lasswell berupa ungkapan verbal yakni: Who, Says What, In which channel, To Whom, With What Effrect? Model ini dikemukakan Harold Lasswell tahun 1948 yang menggambarkan proses komunikasi dan fungsi-fungsi yang diembannya dalam masyarakat. Lasswell mengemukakan tiga fungsi komunikasi yaitu: pertama, pengawasan lingkungan yang mengingatkan anggota-anggota masyarakat akan bahaya dan peluang dalam lingkungan; kedua, kolerasi berbagai bagian terpisah dalam masyarakat yang merespons ligkungan; dan ketiga, transmisi warisan sosial dari suatu generasi ke generasi lainnya. Lasswell berpendapat bahwa terdapat tiga kelompok spesialis yang bertanggungjawab melaksanakan fungsi-fungsi ini. Misalnya pemimpin politik dan diplomat termasuk ke dalam kelompok pengawas lingkungan. Pendidik, jurnalis dan penceramah membantu mengkolerasikan atau mengumpulkan respons orang-orang terhadap informasi baru. Anggota keluarga dan pendidik sekolah mengalihkan warisan sosial. Lasswell mengakui bahwa tidak semua komunikasi dua arah, dengan satu aliran yang lancar dan umpan balik yang terjadi antara pengirim dan penerima. Dalam suatu masyarakat yang kompleks, banyak informasi disaring oleh pengendali pesan-editor, penyensor atau propaganda, yang menerima informasi dan menyampaikannya kepada publik dengan beberapa perubahan atau penyimpangan. Menurut Lasswell suatu fungsi penting komunikasi adalah menyediakan informasi mengenai negara-negara kuat lainnya di dunia. Ia
16
menyimpulkan bahwa penting bagi suatu masyarakat untuk menemukan dan mengendalikan faktor-faktor yang mungkin mengganggu komunikasi yang efisien Model Lasswell sering diterapkan dalam komunikasi massa. Model tersebut mengisyaratkan bahwa lebih dari satu saluran dapat membawa pesan. Unsur sumber (who) merangsang pertanyaan mengenai pengendalian pesan, sedangkan unsur pesan (says what) merupakan bahan untuk analisis isi. Saluran komunikasi (in which channel) dikaji dalam analisis khalayak, sementara unsur pengaruh (with what effect) jelas berhubungan dengan studi mengenai akibat yang ditimbulkan pesan komunikasi massa pada khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa. Model Lasswell dikritik karena model itu tampaknya mengisyaratkan kehadiran komunikator dan pesan yang bertujuan. Model itu juga dianggap terlalu menyederhanakan masalah, tetapi seperti setiap model yang baik, model Lasswell memfokuskan perhatian pada aspek-aspek penting komunikasi. 17 Teori Lasswell membuat kesimpulan mengenai fungsi dasar komunikasi sebagai berikut: pengawasan lingkungan: pertalian (kolerasi) bagian-bagian masyarakat dalam memberikan respons terhadap lingkungannya; transmisi warisan budaya. Semua itu secara berurutan bertalian dengan : pemberian informasi;pemberian komentar atau interpretasi yang membantu pemahaman makna penggalan informasi, dan juga pembentukkan kesepakatan (konsensus), ekspresi nilai-nilai dan simbol budaya yang diperlukan untuk melestarikan identitas dan kesinambungan masyarakat.
17
Mulyana Deddy,Pengantar Ilmu Komunikasi,RosdaKarya,Bandung 2005 hlm 136-137
17
2.2.2 Karakteristik Komunikasi Massa Definisi komunikasi massa mengandung suatu makna yang sama, bahkan satu definisi itu pula dapat mengetahui karakteristik komunikasi massa dalam arti komunikasi ini berbeda dengan bentuk komunikasi lainnya, seperti komunikasi antar personal dan komunikasi kelompok. Perbedaan itu meliputi komponenkomponen yang terlibat didalamnya, namun proses berlangsungnya komunikasi tersebut. Agar mampu menggunakan dan menerapkan komunikasi massa minimal harus mengerti karakteristik komunikasi massa, yaitu sebagai berikut : 18 a. Komunikator terlembagakan Artinya
proses
penyusunan
pesan
yang
dilakukan
oleh
komunikator
membutuhkan banyak proses. Contohnya dalam siaran televisi, tentu akan banyak melibatkan orang agar siaran itu bisa terlaksana. Mulai dari presenter, kameramen, juru lampu, pengarah acara , tata rias, dan lain-lain. b. Pesan bersifat umum Artinya komunikasi itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. c. Komunikasinya anomin dan heterogen Pada komunikasi antar personal, komunikator akan mengenal komunikannya, mengetahui identitasnya. Sedangkan dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anomin), karena komunikatornya menggunakan media dan tidak tatap muka.
18
Karlinah Siti.Komunikasi Massa. Universitas Terbuka. Jakarta.2004,hlm 1.11-1.14
18
d. Media massa menimbulkan keserempakan Keserempakan media massa itu ialah keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah. e. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan hubungan sekaligus. Pada komunikasi antar personal, unsur hubungan sangat penting. Sebaliknya pada komunikasi massa, yang penting adalah unsur isi karena pesan dalam media massa harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan digunakan. f. Komunikasi massa bersifat satu arah Karena melalui media massa maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan
kontak
langsung.
Komunikator
aktif
menyampaikun
pesan,
komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antar personal. Dengan demikian, komunikasi massa itu bersifat satu arah. g. Stimulasi alat indera "terbatas"'. Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indera tergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada radio siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar. Sedangkan pada media televisi dan film, kita menggunakan indera penglihatan dan pendengaran.
19
h. Umpan balik tertunda Karena media massa bersifat satu arah maka feedback atau umpan balik dari komunikan akan tertunda. Media massa saat ini telah berkembang menjadi sebuah institusi penting dalam masyarakat menurut Mc Quail dalam bukunya Teori Komunikasi Massa: 19 1. Media massa merupakan sumber kekuatan alat kontrol manajemen dan informasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya lainnya. 2. Media merupakan lpkasi (forum) yang semakin berperan untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bertaraf nasional maupun internasional. 3. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat dan keluarga secara kolektif, media menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan. Dari pemaparan diatas terlihat bahwa media memiliki peran yang tidak kecil bagi individu di masyarakat. Dari media orang bisa mendapatkan beragam informasi.
2.2.3
Fungsi Komunikasi Massa Komunikasi massa harus diakui sebagai lembaga masyarakat yang dapat
menyalahkan berbagai fungsi, dalam fungsi komunikasi massa banyak yang
19
Opcit, Denis McQuail. Teori Komunikasi Massa, hlm 3
20
mengeluarkan pendapat, diantaranya Karlinah, dkk mengemukakan fungsi komunikasi secara umum adalah : 20 a. Fungsi informasi Fungsi memberikan informasi ini diartikan bahwa media massa adalah penyebar informasi bagi pembaca, pendengar dan pemirsa. Berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai dengan kepentingan khalayak. b. Fungsi pendidikan Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayak (mass education), karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik. Salah satu cara mendidik yang dilakukan media massa adalah melalui drama, cerita, diskusi dan artikel. c. Fungsi mempengaruhi Fungsi mempengaruhi dari media masa secara implisit terdapat pada tajuk/editoroal, teaturs, iklan artikel, dan sebagainya. Khalayak dapat terpengaruh oleh iklan-iklan yang ditayangkan televisi maupun surat kabar. d. Fungsi proses pengembangan mental Untuk mengembangkan wawasan kita membutuhkan berkomunikasi dengan orang lain. Dengan berkomunikasi manusia akan bertambah pengetahuannya. Hal tersebut diperoleh dari pengalaman pribadinya dan dari orang lain. Pengalaman dapat membantu manusia untuk memahami betapa besar ketergantungan manusia
20
Ardianto Elvinaro.Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Simbiosa Rekatama Media. Bandung.2005,hlm 16-22
21
kepada komunikasi, karena dapat membantu manusia dalam perkembangan mentalnya. e. Fungsi adaptasi lingkungan Manusia berusaha untuk menyesuaikan diri dengan dunianya untuk dapat bertahan hidup. Proses komunikasi membantu manusia dalam proses penyesuaian tersebut. Proses adaptasi ini berlangsung sejak lahir sampai akhir hayat. f. Fungsi manipulasi lingkungan Manipulasi disini diartikan sebagai suatu yang negatif. Manipulasi lingkungan artinya berusaha untuk mempengaruhi. Setiap orang berusaha untuk saling mempengaruhi dunia dan orang-orang yang berada disekitarnya. Fungsi manipulasi, komunikasi digunakan, sebagai alat kontrol utama dan pengaturan lingkungan
2.2.4
Efek Media Massa Umumnya studi media komunikasi massa berkaitan dengan persoalan efek
atau pengaruh komunikasi massa. Efek komunikasi diantaranya adalah: 21 1.
Efek kognitif
Efek kognitif adalah efek yang timbul pada diri komunikan yang
sifatnya
informatif bagi dirinya. Efek kognitif ini dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitif.
21
Ibid hlm 48
22
2.
Efek Prososial Kognitif
Efek prososial kognitif adalah bagaimana media massa memberikan manfaat yang dikehendaki oleh masyarakat. Bila kita menonton televisi menyebabkan kita lebih mengerti tentang “Bahasa Inonesia yang Baik dan Benar” maka televisi telah menimbulkan efek prososial kognitif. 3.
Efek Afektif
Efek ini kadarnya lebih tinggi dari pada Efek kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan hanya sekedar memberitahu kepada khalayak agar menjadi tahu tentang sesuatu tetapi lebih dari itu, setelah mengetahui informasi yang diterimanya, khalayak diharapkan dapat merasakannya. 4.
Efek Behavioral
Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk prilaku, tindakan atau kegiatan.
2.3
Televisi Sebagai Saluran Media Massa Televisi
telah
menjadi
salah
satu
fenomena
yang
mengiringi
perkembangan peradaban kehidupan manusia dalam kurun waktu hampir satu abad. Kehadirannya malah telah membentuk cakrawala baru dalam peradaban kehidupan manusia saat ini dan dimasa yang akan datang. Televisi sebagai media massa memberikan informasi dan membantu masyarakat untuk mengetahui secara jelas tentang dunia sekelilingnya kemudian menyampaikannya dalam ingatan masyarakat.
23
Media massa berguna sebagai pengawas bagi masyarakat untuk mengajukkan perbandingan dari apa yang kita lihat, dengar tentang dunia yang lain di luar lingkungan masyarakat hidup. Media massa sejak awal sebenarnya melakukan tugas kemudian membagi informasi yang diinginkan oleh masyarakat pada umumnya. Televisi lebih dipegang sebagai barang mainan atau sesuatu yang baru daripada sebagai suatu penemuan serius atau suatu yang memberikan sumbangan terhadap kehidupan seseorang. Keduanya lahir dengan memanfaatkan semua media yang ada sebelumnya. Televisi ialah inovasi terpenting yang menyajikan komentar atau pengamatan langsung pada saat suatu kejadian berlangsung. Hal penting kedua dalam sejarah radio dan TV katanya peraturan, pengendalian atau pemberian izin yang dilakukan pihak penguasa. Hal penting kedua ialah pola distribusi siaran radio dan TV yang terpusat dan nasional dengan kehidupan politik, serta pusat kekuasaan dalam masyarakat. Hal tersebut terjadi karena televisi telah berfungsi politis dan semakin memasyarakat. Televisi sebagai pesawat transmisi dumulai pada tahun 1925 dengan menggunakan metode metanikal dari Jenkins. Tahun 1928 General Electronic Company mulai menyelenggarakan acara siaran televisi secara regular. Pada tahun 1939 Presiden Frank D. Roosevelt tampil di layar televisi, sedangkan siaran televisi komersial di Amerika dimulai pada 1 September 1940. 22 Kegiatan penyiaran televisi di Indonesia dimulai pada tanggal 24 Agustus 1962, bertepatan dengan diangkatnya pembukaan peserta olah raga se Asia IV 22
Ardianto Elvinaro. Komunukasi Massa Suatu Pengantar. Simbiosa Rekatama Media. Bandung.2005 hlm 128
24
atau Asean Games di Senayan. Sejak itu Televisi Republik Indonesia (TVRI) dipergunakan sebagai panggilan stasiun sampai sekarang. TVRI yang berada dibawah Departemen Penerangan, kini siarannya sudah dapat menjangkau hampir seluruh Indonesia. Sejak tahun 1989 barulah bermunculam stasiun televisi swasta seperti RCTI, SCTV, TPI, dan masih banyak lagi stasiun televisi yang ada sampai saat ini yang bersifat komersial.
2.3.1
Karakteristik Televisi Ditinjau dari stimulasi alat indera, dalam televisi memiliki karakteristik
seperti : 23 1.
Audiovisual
Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat, karena sifatnya yang audiovisual itu pula, maka cara siaran berita harus selalu dilengkapi dengan gambar, baik gambar diam seperti foto maupun film berita yakni rekaman peristiwa yang menjadi topik berita. 2.
Berpikir dalam gambar
Pihak yang bertanggung jawab atas kelancaran acara televisi adalah pengarah acara, bila ia membuat naskah acara atau membaca naskah acara ia harus berpikir dalam gambar. 3.
Pengoperasian lebih kompleks
Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran lebih lebih kompleks dan lebih banyak melibatkan orang. Untuk menayangkan acara siaran
23
Ibid
25
berita yang dibawakan oleh dua orang pembaca berita saja dapat melibatkan 10 orang.
2.3.2
Fungsi Televisi Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya, yakni memberi
informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi. Tanpa mengesampingkan nilai idealis dan komersial, fungsi media massa (televisi) sedikitnya digolongkan kedalam 6 aspek yaitu diantaranya : 24 1.
Menyampaikan fakta (the fact)
Media massa (televisi) menyediakan fasilitas arus informasi dari kedua belah pihak. Satu sisi mencerminkan kebutuhan dan keinginan pengirim (iklan, propaganda, dan lain-lain) dan dari sisi lain kebutuhan dan harapan penerima (berita, laporan, dan lain-lain) 2.
Menyajikan opini dan analsis (opipons and analyses)
Pada laporan berita, reporter melakukkan opini orang-orang luar, analisis berita dilakukan oleh staf redaktor khusus (kolom, editorial, dan lain-lain). 3.
Melakukan investigasi (investigation)
Fungsi ini adalah yang paling sulit dilakukan, tetapi jika berhasil nilai beritanya akan sangat berbobot. Untuk melakukan hal tersebut, diperlukan kecanggihan dan
24
Opcit,Dedy Iskandar Muda. Jurnalistik Televisi,hlm 10
26
staf yang berpengalaman serta memiliki hubungan intensif dengan para ahli dan ilmuwan yang memberikan waktu tahunan. 4.
Hiburan (Entertainment)
Sajian pers dan media massa (televisi) kadang-kadang berfungsi
sekaligus
untuk menghibur, mendidik, dan memberikan informasi. 5.
Kontrol
Fungsi ini dapat dimanfaatkan oleh media kepada pemerintah dan juga sebaliknya. 6.
Analisis Kebijakan (Policy Analysis)
Fungsi ini merupakan kecenderungan untuk menyoroti kebijakan yang diterapkan pemerintah, kemudian dianalisis oleh media tersebut jangan memberikan solusi alternatif lain.
2.4
Program Televisi Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang
jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan ditelevisi. Pengelola stasiun penyiaran untuk memiliki kreativitas seluas mungkin untuk menghasilkan berbagai program yang menarik. Progam stasiun televisi sangat beragam jenisnya antara lain: 25
2.4.1
Program Informasi Manusia pada dasarnya memiliki sifat ingin tahu yang besar. Program
informasi sesuai dengan namanya, memberikan banyak informasi untuk
25
Morison. Manajemen Media Penyiaran.Diktat Kuliah.Rmdina PrakarsaJakarta,hlm 67-74
27
memenuhi rasa ingin tahu penonton terhadap sesuatu hal. Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan atau informasi kepada khalayak audien. Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu berita keras (hard news) dan berita lunak (soft news). 26 a. Berita keras atau hard news adalah segala informasi penting dan menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak audien secepatnya. b. Straight news maksudnya adalah suatu berita-berita ringan. Feature adalah berita ringan namun menarik. Pengertian menarik disini adalah informasi yang sangat lucu, unik, aneh, menimbulkan kekaguman dan sebagainya. c. Infotainment yang berarti hiburan, namun infotainment bukanlah berita hiburan atau berita yang memberikan hiburan. Infotainment adalah berita yang menyajikan informasi mengenai kehidupan orang-orang yang dikenal masyarakat. d. Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Program berita yang termasuk kedalam kategori berita lunak ini adalah: magazine, current affair dan talk show. e. Current affair adalah ’persoalan kekinian’ yaitu program yang menyajikan informasi yang terkait dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan mendalam. Current affair cukup terikat dengan waktu dalam hal penayangannya namun tidak seketat hard news, batasannya
26
Ibid
28
adalah bahwa selama isu yang dibahas masih mendapat perhatian khalayak maka current affair dapat disajikan. f. Magazine adalah program yang menampilkan informasi ringan namun mendalam atau dengan durasi yang lebih panjang. Magazine ditayangkan pada program tersendiri yang terpisah dari program berita. g. Dokumenter adalah program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik. Misalnya menceritakan kehidupan seorang tokoh atau kehidupan sejarah suatu masyarakat. h. Talk Show adalah program yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas suatu topik yang dipandu oleh seseorang
pembawa acara (host).
Mereka yang diundang adalah orang-orang yang bepengalaman langsung atau ahli dengan peristiwa atau topik yang sedang diperbincangkan
2.4.1.1 Pengertian Feature Feature adalah sajian berita menarik, yang mampu menggugah pembaca untuk hanyut dalam sebuah tulisan. Melalui features, kita dapat menyuguhkan hal-hal yang bisa menyentuh hati nurani. Untuk dapat menarik pembaca agar larut dalam tulisan bergaya features, penulis biasanya memperkaya datanya dengan terjun ke lapangan untuk mengetahui sekaligus merasakan kondisi lapangan sebenarnya. Seorang penulis features dituntut memiliki ketajaman dalam memandang dan menghayati suatu peristiwa. Ia harus pula mampu menonjolkan suatu hal yang meskipun sudah umum, namun belum terungkap seutuhnya. Sehingga dari sini kita mengetahui, akan karakter yang dimiliki features yakni
29
memberikan penekanan terhadap fakta-fakta yang dianggap mampu menggugah emosi seperti mengibur atau bahkan memunculkan empati dan keharuan. Sebuah features harus memiliki nilai human interest atau human touch. Sebenarnya features juga termasuk kategori soft news (berita ringan) karena mirip dengan sebuah cepen atau novel, bacaan ringan dan menyenangkan, namun tetap informatif dan faktual. Karenanya, seorang penulis features pada prinsipnya adalah seorang yang sedang bercerita.Berdasarkan tipenya, features dibedakan menjadi: Features human interest (langsung sentuh keharuan, kegembiraan, simpati dan sebagainya). Misal, cerita tentang liku-liku guru di daerah terpencil. Features pribadi-pribadi menarik atau biografi. Misal, kisah tentang seseorang yang berprestasi atau memiliki keunikan dan bernilai berita tinggi. 1.
Features perjalanan. Kunjungan ke tempat-tempat menarik, yang memiliki
nilai sejarah atau daya tarik tinggi. Dalam features jenis ini, biasanya unsur subyektivitas menonjol, karena seringkali penulisnya terlibat langsung dalam peristiwa atau perjalanan tersebut. Di samping itu, dalam pemberitaannya juga menggunakan sudut pandang orang pertama yakni “aku”, “saya”, atau “kami”. 2.
Features sejarah, yaitu tulisan tentang peristiwa masa lalu. Misal, peristiwa
proklamasi kemerdekaan, atau peristiwa keagamaan dengan memunculkan “tafsir baru” sehingga tetap terasa aktual untuk masa kini. 3.
Features petunjuk praktis (tips), atau mengajarkan keahlian (how to do it).
Misalnya tentang memasak, merangkai bunga, membangun rumah dan sebagainya.Teknik Penulisan Features Lead intro atau teras features, berisi hal
30
penting untuk menarik perhatian pembaca pada suatu hal yang akan dijadikan sudut pandang (angle) dimulainya penulisan. Jenis lead atau teras sebuah feature antara lain :Teras yang bercerita. Biasanya digunakan oleh para pengarang fiksi dalam cerpen atau novel. Teras pertanyaan, dimaksudkan untuk menyentuh rasa ingin tahu (curiosity) pembaca.Teras kutipan, yaitu kutipan pepatah. Misal kutipan yang di ambil dari ayat Al-Qur’an, ucapan atau pendapat orang terkenal yang berkaitan dengan tema features. Teras ringkasan, yaitu teras yang menyimpulkan isi tulisan (inti cerita). Teras yang diambil dari tiruan bunyi. Teras sapaan, yakni menyapa pembaca. Teras deskriptif, menciptakan gambaran tentang suatu tokoh atau tempat kejadian. Sedangkan untuk jenis teras penutup dari sebuah features, di antaranya: Penutup menyimpulkan, yaitu meringkas apa-apa yang telah diuraikan dan mengarahkan ke lead.Penutup klimaks, biasanya dipakai dalam features yang ditulis secara kronologis, yaitu mengemukakan akhir cerita, seperti halnya cerita merangkai bunga menjadi sebuah rangkaian bunga yang indah dan bernilai tinggi. Dari paparan di atas, silakan “mencari-cari” cerita menarik di balik hal-hal yang nampak di permukaan. Ternyata, menulis itu bisa mengungkapkan hal-hal yang paling dalam pada kehidupan manusia. 27
27
http://www.vavai.com/blog/index.php?/archives/8-Indahnya-Menulis-Feature.html • Thursday, September 22. 2005 • Category
31
Feature adalah suatu program yang membahas suatu pokok bahasan, satu tema, diungkapkan lewat berbagai pandangan yang saling menghadapi, mengurai, menyoroti secara kritis dan disajikan dengan berbagai format. Dalam satu feature, satu pokok bahasan boleh disajikan dengan merangkai beberapa format program sekaligus. Misalnya, wawancara (interview), show, voxpop, puisi, musik, nyanyian, sandiwara pendek atau fragmen. Hal yang perlu diperhatikan
dalam feature
adalah
setiap
format
yang
disusun
harus
membicarakan pokok bahasan yang sama, tetapi dari sudut pandang dan tinjauan yang berbeda. Apabila dua format atau lebih ternyata menguraikan aspek tinjauan yang sama, program akan menjemukan, karena over lapping. Oleh karena itu, dalam setiap format harus jelas aspek mana dari pokok bahasan yang akan disoroti. Feature merupakan satu program. Oleh karena itu, diperlukan penghubung atau link untuk menghubungkan format yang satu dengan lainnya. Penghubung atau link harus merupakan benang merah yang mempersatukan format-format program sehingga sungguh terasa satu. Feature merupakan gabungan antara unsur dokumenter, opini dan ekspresi. Karya puisi, musik dan nyanyian merupakan ungkapan ekspresi dari pokok bahasan yang disajikan, namun kurang bernilai faktual. Unsur ekspresi biasanya lebih dipakai untuk menciptakan suasana. Sementara itu, opini dalam bentuk uraian, vox-pop atau wawancara dapat merupakan sajian yang diharapkan saling memperkaya pandangan dan mempertajam pokok bahasan yang disajikan. Sebaliknya, kejadian-kejadian dan fakta-fakta merupakan unsur dokumenter yang memberikan bukti dan memperkuat argumentasi mengenai pokok bahasan itu.
32
Sebagaimana program yang lain, feature yang baik seyogianya berdasarkan suatu riset. Suatu riset (baik untuk mengetahui pokok bahasan maupun tema apa yang ingin dibahas oleh penonton), seperti riset bahan untuk melengkapi data, kejadian, pengalaman, perlu diingat, pro-program feature bukan hiburan semata. Kalaupun disajikan musik di dalamnya, musik itu berkaitan erat dengan pokok bahasan. 1.
Susunan Feature
Sebuah feature disusun dengan merangkai berbagai format yang berisi tinjauan, uraian, sorotan dan pandangan atas satu pokok bahasan dilengkapid engan musik atau lagu mengenai tema itu. Menyusun berbagai format program perlu selalu diperhitungkan jangka waktu (duration) dari setiap format. Jadi, program feature enak dilihat dan proporsional. Yang dimaksud dengan proporsional bukan berarti jangka waktu untuk setiap format sama, tetapi dicoba untuk memberi waktu yang memadai untuk format-format yang penting dan menarik. Program feature, bukan magazine kalaupun ada musik atau lagu dalam program, itu hanya dipakai sebagai ilustrasi atau penguat suasana yang diungkapkan. Unsur ekspresi dan emosional dengan format puisi dan fragmen misalnya, di dalam feature harus berkaitan erat dengan pokok bahasan, jangan sampai unsur permainan ini lebih menarik dair pokok bahasannya. Di samping itu, format feature seyogianya disusun berdasarkan urutan logis : dari yang sederhana berkembang semakin rumit, dari yang ringan ke semakin berat. Meskipun selalu dipikirkan, misalnya dengan menyajikan peristiwa-peristiwa yang mengundang humor.
33
2.
Tahapan Pelaksanaan Produksi
Pelaksanaan produksi dimulai dengan riset penonton untuk menentukan pokok bahasan atau tema. Setelah itu, sajian disusun dengan mengatur format-format program yang akan dipakai. Riset kedua dijalankan untuk mencari bahan pengisi format-format itu, seperti siapa yang diundang untuk mengisi format wawancara. Shooting studio untuk bahan pertanyaan, nyanyian atau shooting bahan di luar dimulai, sesudah masing-masing format jelas pengisinya. Vox-pop dan wawancara lapangan perlu dibuat dengan sangat hati-hati. Latar belakang suasana sangat diperlukan agar masuk dalam remakan gambar. Namun, jangan sampai latar belakang itu menganggu bahan pokoknya. Setiap bahan kemudian perlu dihubungkan dengan uraian penghubung atau link sehingga menjadi satu kesatuan. Uraian untuk penghubung dapat disajikan secara voice over atau penyaji muncul sebagai pembawa program. Dalam menyusun naskah feature uraian penghubung ini, ditulis paling akhir. Sesudah naskah lengkap, mulailah rekaman produksi gambar di studio dengan presenter yang baik. Seperti pada umumnya naskah program televisi, naskah program feature memerlukan suatu uraian gagasan ringkas atau kerangka pemikiran. Sinopsis memudahkan penulis naskah mengontrol tema dan membatasi permasalahan. Kerangka pemikiran merupakan ringkasan gagasan yang disusun berdasarkan perolehan data dari riset pertama. Untuk program feature sepanjang 30 menit, penulisan kerangka pemikiran (sinopsis) seyogianya panjangnya jangan lebih dari 25 kalimat. 28
28
Wibowo, Fred..Teknik Produksi Program Televis. Yogyakarta, 2007, Penerbit Pinus.
34
2.4.2
Program Hiburan Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk
menghibur audien dalam bentuk musik, lagu, cerita dan permainan. Program yang termasuk dalan kategori hiburan antara lain: 29 1. Drama berasal dari bahasa Yunani ”dran” yang berarti bertindak atau berbuat. Program drama adalah pertunjukan yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang yang diperankan oleh pemain yang melibatkan konflik atau emosi baik dalam bentuk sinetron maupun film. 2. Permainan
atau game show merupakan suatu bentuk program yang
melibatkan sejumlah orang baik secara individu maupun kelompok yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu. Program permainan dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu: a. Quis show yang merupakan program yang paling sederhana dimana sejumlah peserta saling bersaing untuk menjawab sejumlah pertanyaaan dan biasanya membutuhkan kemampuan intrlrktualitas. b. Ketangkasan dimana dalam permainan ini menunjukan kemampuan fisik atau ketangkaasannya untuk melewati rintangan dan membutuhkan strategi. c. Reality Show yang juga merupakan dasar dari judul tayangan yang penulis teliti yaitu tayangan Sahabat Khatulistiwa yang merupakan program reality show. Sesuai dengan namanya maka program ini mencoba
29
Morison. Manajemen Media Penyiaran.Diktat Kuliah.Rmdina PrakarsaJakarta,hlm 67-74
35
menyajikan suatu situasi seperti hubungan yang berdasarkan realitas yang sebenarnya serta menyajikan situasi sebagaimana apa adanya tanpa rekayasa. 3. Musik yang merupakan program yang ditampilkan dua format yaitu video klip atau konser. Program musik berupa konser dapat dilakukan di lapangan ataupun didalam ruangan studio. 4.
Pertunjukan adalah program yang menampilkan kemampuan seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi baik di studio ataupun ataupun diluar studio. Jika mereka yang tampil adalah para musisi maka pertunjukkan itu menjadi pertunjukkan musik, jika yang tampil juru masak maka disebut dengan pertunjukkan memasak begitu pula dengan pertunjukkan lawak, sulap, lenong, wayang, ceramah dan sebagainya
2.5 Hubungan Komunikasi dan Budaya Smith (1966) menerangkan bahwa hubungan yang tidak terpisahkan antara komunikasi dan kebudayaan kurang lebih sebagai berikut: Pertama, kebudayaan merupakan suatu kode atau kumpulan peraturan yang dipelajari dan dimiliki bersama.
30
Kedua, untuk mempelajari dan memiliki bersama diperlukan
komunikasi, sedangkan komunikasi memerlukan kode-kode dan lambanglambang yang harus dipelajari dan dimiliki bersama. Hubungan antara budaya dan komunikasi sangat penting dipahami untuk memahami komunikasi antar budaya, oleh karena itu melalui pengaruh budayalah
30
S Djuarsa Sendjaja.Teori Komunikasi.Universitas Terbuka,Jakarta hlm 7.18
36
orang-orang belajar berkomunikasi. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh, budaya bersifat kompleks, abstrak dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. 31 Samovar seorang ahli kebudayaan membagi berbagai aspek kebudayaan kedalam tiga pembagian besar. Unsur-unsur sosial budaya yang secara langsung sangat mempengaruhi penciptaan makna untuk persepsi yang selanjutnya menentukan tingkah laku komunikasi. unsur itu diantaranya adalah: 32 1.
Sistem keyakinan, nilai, dan sikap
2.
Keyakinan berdasarkan informasi adalah keyakinan yang dibentuk melalui sumber-sumber informasi diluar seperti orang lain, buku, majalah, televisi, film. Keyakinan seperti ini sangat mempengaruhi oleh berbagai ragam faktor kebudayaan. Sedangkan nilai merupakan aspek evaluatif mencakup kualitaskualitas seperti kegunaan, kebaikan, estetika. Dan sikap mempengaruhi kesiapan untuk memberi respon dan tingkah laku.
3.
Pandangan hidup tentang dunia. Pandangan hidup merupakan landasan pokok yang paling mendalam dari suatu kebudayaan. Efeknya sering sekali sangat tersamar sehingga tidak dapat terlihat secara nyata. Pandangan hidup mempunyai keyakinan, nilai, sikap, penggunaan waktu serta aspek-aspek lainnya dari kebudayaan.
4.
Organisasi sosial merupakan cara suatu kebudayaan mengatur diri dari pranata-pranatanya. Bentuk pengaturan sosial yang berkaitan dengan komunikasi antarbudaya yaitu kebudayaan geografik yang meliputi negara,
31 32
Mulyana Deddy.Komunikasi Antar Budaya,Bandung Rosdakarya.2005 hlm 24 Djuarsa Sendjaja. Teori Komunikasi. Universitas Jakarta hlm 7.25
37
suku bangsa, kasta, keagamaan dan sebagainya serta kebudayaan-kebudayaan peranan yaitu keanggotaan dalam posisi-posisi sosial yang jelas batasannya dan lebih spesifik
2.6
Pengetahuan Pengetahuan,menurut Davenport merupakan perpaduan yang cair dari
pengalaman, nilai, informasi konsektual dan kepakaran yang memberikan kerangka berfikir untuk menilai dan memadukan pengalaman dan informasi baru. Ini berarti bahwa pengetahuan berbeda dari informasi, informasi jadi pengetahuan bila terjadi proses-proses seperti pembandingan, konsekwensi, penghubungan perbincangan. Pengetahuan dapat dibagi kedalam empat jenis yaitu: 1. pengetahuan tentang sesuatu, 2. pengetahuan tentang mengerjakan sesuatu 3. pengetahuan menjadi diri sendiri 4. pengetahuan tentang cara bekerja dengan orang lain. Sedang tingkatan pengetahuan dapat dibagi tiga yaitu: 1.
Mengetahui bagaimana melaksanakan
2.
Mengetahui bagaimana memperbaiki.
3.
Mengetahui bagaimana mengintegrasikan. 33 Pengetahuan bertujuan untuk mendapatkan kepastian sebagai akibat dari
ketidakpastian. Pengetahuan tidak selalu didapat dari pendidikan formal, namun bisa didapat melalui hal-hal yang dilihat dan terjadi sehari-hari juga interaksi 33
http://uharsputra.wordpress.com//artikel/manajemen-pengetahuan/
38
dengan lingkungan. Jika pengetahuan yang dimiliki mencukupi, maka pengetahuan dapat mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan memperluas wawasan pikiran. Pengetahuan diperoleh dari suatu kenyataan dengan melihat, mendengar sendiri,misalnya dengan menyaksikan tayangan televisi. Beragam tayangan televisi setiap harinya untuk memuaskan pemirsanya.kita dapat memperoleh informasi dan berita aktual dari seluruh dunia, menyaksikan tayangan dokumenter serta spiritual masyarakat berupa tayangan keagamaan. 34
2.7 Pengetahuan Kebudayaan Istilah kebudayaan merupakan terjemahan dari istilah culture dari bahasa Inggris. Kata ”culture” berasal dari bahasa latin ”colore” yang berarti mengolah, mengerjakan, menunjuk pada pengolahan tanah, perawatan dan pengembangan tanaman ternak. Upaya untuk mengelola serta mengembangkan tanaman dan tanah inilah yang selanjutnya dipahami sebagai culture. Sementara itu, kata kebudayaan berasal dari sansakerta, ”buddhayah” yang merupakan bentuk jamak dari kata ”buddhi” berarti budi dan akal. Kamus besar Bahasa Indonesia mengartikan kebudayaan sebagai hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budaya) manusia seperti kepercayaan, kesenian dan adat-istiadat. 35 Hakikatnya, manusia itu sendiri merupakan makhluk sosial. Manusia memiliki sifat untyuk senantiasa bergaul dengan sesamanya. Sifat seperti ini tiodak timbul hanya sebatas naluri warisan biologis atau nalurinya saja. Lebih dari 34 35
www.google.com/Pengertian pengetahuan,ilmu dan filsafat. http://sobat baru.blogspot.com/2008/04/pengertian- kebudayaan.html
39
itu, sifat itu didasarkan pada kenyataan kepada manusia lainnya. Dalam ketergantungannya, dia mengalami proses bersosialisasi. Manusia dalam kelompoknya mengembangkan cara hidup. Cara hidup inilah yang disebut kebudayaan. 36 Menurut Koentjaningrat (1985) kebudayaan adalah keseluruhan ide-ide, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan
milik
diri
manusia
dengan
belajar.
Pada
definisi
Koentjoraningrat,tampak bahwa kebudayaan merupakan suatu proses hubungan manusia dengan alam dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah. Dalam proses tersebut manusia berusaha mengatasi permasalahan dan tantangan yang ada dihadapannya. Seperti terlihat pula pada definisi kebudayaan menurut Kroeber (1948). Menurutnya, kebudayaan adalah keseluruhan reslisasi gerak, kebiasaan, tata cara, gagasan dan nilai-nilai yang dipelajari dan diwariskan, serta pelaku yang ditimbulkannya. Koentjaraningrat (1985) menyebutkan ada tujuh unsur-unsur kebudayaan. Ia menyebutnya sebagai isi pokok kebudayan. Ketujuh unsur kebudayaan universal tersebut adalah: 37 a. Sistem religi yang meliputi: sistem kepercayaan (memilih dan menganut kepercayaan masing-masing), sistem nilai dan pandangan hidup (cara pandang yang berbeda-beda dari satu daerah dengan daerah lain), komunikasi keagamaan(cara beribadah), upacara keagamaan
36 37
Maryati Kun. Sosiologi.Erlangga,2001hal 3 http://I utorial.mysimplebiz.info/isi/sejarah4.htm
40
b. Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial yang meliputi: kekerabatan, asosiasi
dan
perkumpulan,
sistem
kenegaraan,
sistem
kesatuan
hidup,perkumpulan. c. Sistem pengetahuan meliputi pengetahuan tentang: flora dan fauna (dunia tumbuhan dan hewan), waktu,ruang dan bilangan, tubuh manusia dan perilaku antar sessama manusia (cara bertahan hidup dan bersosialisasi) dab makanan khas daerah. d. Bahasa yaitu alat unruk berkomunikasi berbentuk : lisan dan tulisan (bahasa yang berbeda-beda dari daerah satu dengan yang lain). e. Kesenian yang meliputi: seni patung/[pahat, relief,lukis dan gambar, rias, vokal, musik, bangunan, kesusastraan,permainan tradisional, drama dan kesenian daerah berupa tarian daerah dan lagu daerah. f. Sistem mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi yang meliputi: berburu dan mengumpulkan makanan, bercocok tanam, peternakan, perikanan dan [erdagangan. g. Sistem peralatan hidup atau teknologi yang meliputi: produksi, distribusi, transportasi peralatan komunikasi, peralatan konsumsi dalam bentuk wadah, pakaian dan perhiasan, tempat berlindung dan perumahan dan senjata. Ilmu budaya dasar adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah dan kebudayaan. Pengetahuan budaya (The Humanities) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup keahlian cabang ilmu (disiplin) seni dan filsafat . keahlian ini pun dapat dibagi-bagi lagi
41
kedalam berbagai bidang keahlian lain,seperti seni sastra, seni tari, seni rupa dan lain-lain . sedang Ilmu Budaya Dasar adalah usaha yang diharapkan memberikan pengetahuan dasar dan menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran dan kepekaan dalam mengkaji masalah-masalah dan kebudayaan. 38
2.8
Hipotesis Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian. Rumusan masalah tersebut bisa berupa pertanyaan tentang hubungan dua
variabel
atau
lebih,
perbandingan
(komparasi)
atau
variabel
mandiri(deskripsi). Dalam statistik dan penelitian terdapat macam hipotesis yaitu, hipotesis nol dan alternatif. Dalam statistik hipotesis nol diartikan sebagai tidak adanya perbedaan antara parameter statistik atau tidak adanya perbedaan antara ukuran populasi dan ukuran sampel. Dengan demikian hipotesis yang diuji adalah hipotesis nol, karena memang peneliti tidak diharapkan adanya perbedaan data populasi dengan sampel. Selanjutnya hipotesis alternatif adalah lawan hipotesis nol, yang berbunyi adanya perbedaan antara dua populasi dengan data sampel. Dalam rumusan hipotesis statistik, antara hipotesis nol dan alternatif selalu berpasangan. Bila salah satu ditolak, maka yang lain pasti dietrima sehingga dapat dibuat keputusan yang tegas, yaitu kalau Ho ditolak pasti alternatifnya diterima. Hipotesis nol (Ho) dan alternatif (Ha) selalu dipasangkan. Dengan dipasangkan itu maka dapat dibuat
38
Mustopo Habib.Ilmu Budaya Dasar.Surabaya:Usaha Nasional
42
keputusan yang tegas mana yang diterima dan aman yang ditolak. Dalam penelitian ini menggunakan hipotesis asosiatif (hubungan), yaitu suatu pertanyaan yang menunjukan dugaan tentang hubungan variabel atau lebih. Ho : p = 0 Ha : p = 0 Ho = tidak ada hubungan menonton tayangan program Sahabat Khatulistiwa dengan pengetahuan kebudayaan anak. Ha
= terdapat hubungan
menonton tayangan Sahabat Khatulistiwa dengan
pengetahuan kebudayaan anak. Peneliti juga menggunakan program SPSS 13 (Stantistical Program For Social Science) dala menganalisis data, serta mempermudah mandapatkan hasil dan mempermudah dalam mengukur reliabilitas dan validitas penelitian.
43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Tipe Penelitian Penelitian
ini
bersifat
Eksplanatif,
yaitu
suatu
penelitian
yang
didefinisikan untuk mencari hubungan antara variabel yang satu dengan yang lainnya. Metode korelasi bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor yang saling berkaitan dengan variasi faktor yang lain. Dalam penelitian ini penulis akan mencari hubungan menonton tayangan Sahabat Khatulistiwa di Trans TV dengan pengetahuan tantang kebudayaan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatatan kuantitatif. Data kuantitatif merupakan alat guna memperoleh gambaran dan memahami tindakan dengan melalui kuisioner yang kemudian dideskripsikan alam angka-angka statistika. 39
3.2
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey, yaitu penelitian
yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Metode ini digunakan karena metode penelitian survey ketelitiannya lebih tinggi serta hasilnya dapat diperoleh.
39
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif. Kencana Prenada Media Group,Jakarta,2005.
44
Penelitian ini menggunakan kuisioner untuk pengumpulan data. Dengan demikian kuisioner dimaksudkan untuk memperoleh data berupa jawabanjawaban dari para responden mengenai sesuatu hal, dalam hal ini adalah hubungan menonton
tayangan
Sahabat
Khatulistiwa
dengan
pengetahuan
tantang
kebudayaan siswa-siswi SDN Wanasari 01 Bekasi. Kuisioner penelitian menggunakan Skala Likert yang kerap digunakan untuk menggunakan mengukur moral, sikap, pendapat seseorang tentang kejadian atau gejala sosial. Skala likert dimana variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan.
3.3
Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah: 3.3.1
Data Primer
Dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner, yaitu berupa pertanyaan ilustrasi yang disusun secara tertulis dengan menggunakan daftar prtanyaan guna memperoleh data berupa jawaban dari responden. Selain itu juga digunakan untuk memperoleh data kuantitatif yang objektif.
3.3.2 Data Sekunder Dalam penelitian ini penulis melakukan studi perpustakaan dari buku-buku referensi yang berhubungan dengan objek penelitian.
45
3.4
Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi Penelitian Populasi merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelieian yang dapat berupa manusia,hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, sehingga sikap-sikap ini dapat menjadi sumber data penelitian. 40 Untuk penelitian ini ditetapkan populasinya adalah siswa kelas 4 dan kelas 5 SD Negeri Wanasari 01 Bekasi. Pemilihan siswa kelas 4 dan 5 sebagai responden karena anak-anak tersebut dalam tahap pembelajaran pengenalan sejarah kebudayaan di Indonesia. Hal ini dimanfaatkan penulis dalam meneliti pengenalan kebudayaan kepada anak-anak, sehingga melalui penelitian yang dilakukan akan diketahui hubungan menonton tayangan Sahabat Khatulistiwa di Trans TV dengan pengetahuan tentang kebudayaan.
Populasi SDN Wanasari 01 Bekasi 41 .
40 41
KELAS
JUMLAH
4A
32
4B
30
5A
30
5B
33
JUMLAH
126
Burhan Bungin. Metode Penelitian Kuantitatif. Kencana Prenada Media Group,Jakarta,2005 Hasil wawancara dengan kepala sekolah SDN Wanasari 01 Bekasi tanggal 27 April 2009.
46
3.4.2 Sampel Penelitian Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semuanya yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sample yang diambil dari populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Nonprobabilitas Sampling, yaitu teknik sampling yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel 42 . Pengambilan sample ini dilakukan dengan cara Purposive Sampling, yaitu dengan
pertimbangan
atau
kriteria-kriteria
tertentu
berdasarkan
tujuan
penelitian 43 . Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan menonton tayangan Sahabat Khatulistiwa dengan pengetahuan tantang kebudayaan, maka sample penelitiannya adalah siswa-siswi kelas 4 dan 5 yang menonton tayangan Sahabat Khatulistiwa , sebanyak 104 siswa sehingga kuisioner yang akan diberikan dapat dijawab dengan baik.
42 43
H Burhan Bungin, Metode Penelitian kuantitatif, kencana prenada Media Group,2005 hal.109 R. kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi. kencana prenada Media Group,2007 Hal.154
47
3.5
Definisi dan Operasional Konsep
3.5.1 Definisi Konsep Berbagai konsep istilah yang digunakan dalam penelitian ini perlu diperjelas definisi konsepnya, seperti: a.
Program Televisi Sahabat Khatulistiwa Acara tayangan Sahabat Khatulistiwa merupakan suatu program feature yang umumnya ditujukan untuk anak-anak, tapi tak jarang orang dewasa pun ikut menyaksikan acara ini. Tayangan ini menceritakan kehidupan anak-anak pada suatu daerah tertentu di Indonesia. seperti tayangan Sahabat Khatulistiwa yang saat ini ditayangkan di Trans TV dengan kemasan yang menarik kerena memadukan unsur hiburan dan pendidikan.
b.
Pengetahuan Kebudayaan pengetahuan kebudayaan adalah kemampuan anak-anak dalam mengenali, mengerti dan mengetahui beragam jenis kebudayaan yang ada di Indonesia, seperti tarian daerah, lagu daerah, makanan daerah dan lain sebagainya.
3.5.2 a.
Operasional Konsep
Variabel X (Terpaan Media), yaitu pengertian penonton dan adanya penyatuan dari berbagai bagian dari suatu tayangan dalam suatu keseluruhan cerita yang disajikan.
b.
Variabel Y (Pengetahuan Anak), yaitu tingkat kemampuan anak-anak dalam mengenali dan mengetahui kebudayaan.
48
OPERASIONALISASI KONSEP VARIABEL
DIMENSI
Tayangan “Surat Sahabat” (X)
Terpaan Media
INDIKATOR
SKALA
Menonton “Sahabat Khatulistiwa” dalam sebulan
a. sering b. cukup sering c. tidak pernah
Frekuensi menonton “Sahabat Khatulistiwa” dalam sebulan
Lama menonton tayangan “Sahabat khatulistiwa” Menonton “Sahabat Khatulistiwa” bersama orang tua, adik/kakak atau teman (salah satu diantaranya)
Jalan cerita
Seorang sahabat yang bercerita dari daerah tertentu
Seorang sahabat menunjukan tempattempat bersejarah di daerahnya Seorang sahabat melakukan permainan tradisional
Seorang sahabat membuat mainan sendiri
Memahami isi cerita
a. 3-4 kali b. 2-3 kali c. 1-2 kali
a. 20-30 menit b. 15-20 menit c. 5-10 menit
a. orang tua b. adik/kakak c. teman
a. benar b. cukup benar c. tidak benar a. benar b. cukup benar c. tidak benar
a. benar b. cukup benar c. tidak benar
a. benar b. cukup benar c. tidak benar a. memahami b. cukup memahami c. tidak memahami
49
Tokoh
Pengetahuan Kebudayaan Anak (Y)
Nama Daerah
Alat musik tradisional
Makanan daerah
“Sahabat Khatulistiwa” sangat baik untuk pendidikan pengetahuan anak.
a. baik b. cukup baik c. tidak baik
Bagaimana tokoh anak dalam “Sahabat Khatulistiwa”
a. kreatif b. cukup kreatif c. tidak kreatif
Apakah mampu melakukan yang dilakukan anak-anak dalam tayangan “Sahabat Khatulistiwa”
a. mampu b. cukup mampu c. tidak mampu
Berapa tokoh utama anak dalam setiap tayangan “Sahabat Khatulistiwa”
a. 1 b. 2 c. 3
Mengetahui nama daerah yang dikunjungi “Sahabat Khatulistiwa”
a. mengetahui b. cukup mengetahui c. tidak mengetahui
Apakah Bandung termasuk kedalam provinsi Jawa-Barat
a. benar b. cukup benar c. tidak benar
Sejauh mana kamu mengetahui alat musik tradisional angklung
a. mengetahui b. cukup mengetahui c. tidak mengetahui
Apakah kamu mampu memainkan alat musik tradisional angklung
a. mampu b. cukup mampu c. tidak mampu
Makanan gudek berasal dari daerah Yogyakarta
a. benar b. cukup benar c. tidak benar
50
Makanan Pempek berasal a. benar b. cukup benar dari daerah Palembang c. tidak benar
Tarian daerah
Lagu daerah
3.6
Makanan rendang berasal a. benar dari daerah Padang b. cukup benar c. tidak benar a. benar Tari piring berasal dari daerah Sumatera Barat b. cukup benar c. tidak benar Tari Jaipong berasal dari daerah Jawa Barat
a. benar b. cukup benar c. tidak benar
Tari Pendet berasal dari daerah Bali.
a. benar b. cukup benar c. tidak benar
Lagu Jali-jali berasal dari daerah Jakarta
a. benar b. cukup benar c. tidak benar
Lagu Manuk Dadali berasal dari daerah Jawa Barat
a. benar b. cukup benar c. tidak benar
Lagu Angin Mamiri berasal dari daerah Makasar
a. benar b. cukup benar c. tidak benar
VALIDITAS DAN RELIABILITAS Jika peneliti mulai mengukur gejala yang ditelitinya, maka ia berhadapan
dengan persoalan Reliabilitas dan validitas alat ukur yang digunakannya. Dalam penelitian ilmiah, kedua syarat ukur itu sangatlah penting, karena tanpa keduanya penelitian tidak lagi bersifat ilmiah.
51
3.6.1
Validitas Validitas adalah akurasi alat ukur dengan yang diukur walaupun
dilakukan berkali-kali dan dimana-mana. Validitas alat ukur sama pentingnya dengan Reabilitas alat ukur itu sendiri. Artinya bahwa alat ukur haruslah memiliki akurasi yang baik terutama apabila alat ukur tersebut digunakan sehingga validitas akan meningkatkann bobot kebenaran data yang diinginkan peneliti. 44 Atau dengan kata lain uji validitas dilakukkan untuk menunjukan sejauh mana alat pengukuran yang digunakan mengukur apa yang ingin diukur, sejauh mana alat pengukuran yang digunakan tersebut mengenai sasaran pengukuran. Dengan uji validitas, maka hasil penelitian dan analisis data juga akan bermaknai valid atau diakui dan dapat diterima. Validitas alat ukur merupakan taraf kesesuaian dan ketetapan dalam melakukan suatu penilaian, atau dengan kata lain apakah alat ukur (kuisioner) tersebut sudah benar. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengujian dengan one shot method (sekali ukur). 45 Variabel yang diukur adalah variable tayangan Sahabat Khatulistiwa sebagai variabel indipenden dan variabel pengetahuan kebudayaan anak sebagai variable dependen.
44
Bungin Burhan, Metodologi penelitian Kuantitatif, Kencana Prenada. Media Group,2005 hlm.97 Pratisto Arif,Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPPS12.Jakarta:Elex Media Komputindo,2005hlm.249 45
52
3.6.2
Reliabilitas Reliabilitas artinya mempunyai sifat dapat dipercaya. Suatu alat ukur
dikatakan memiliki Reliabilitas apabila dipergunakan berkali-kali oleh peneliti yang tetap memberikan hasil yang sama Reabilitas mengandung makna stabilitas (tidak berubah-ubah) konsistensi (ajeg), dependabilitas (dapat diandalkan). 46 Hasil penelitian yang reliabel yaitu yaitu bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Instrumen yang relibel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa
kali untuk mengukur objek penelitian yang sama akan
menghasilkan data yang sama pula. Dengan menggunakan instrumen yang reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi reliabel juga. Hal ini tidak berarti bahwa dengan menggunakan instrument yang telah teruji validitasnya otomatis hasil (data) penelitian ini menjadi valid dan reliabel, hal ini masih akan dipengaruhi oleh kondisi yang diteliti. Peneliti juga harus mampu mengendalikan objek yang diteliti dan meningkatkan kemampuan serta menggunakan instrumen untuk mengukur variabel yang diteliti. 47 Tingkat Reliabilitas dengan metode Alpha-Cronbarch diukur berdasarkan skala alpha 0 sampai dengan 1. apabila skala tersebut dikelompokan kedalam lima kelas
46
Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001 hlm.17 47 Sugiyono, Statistik untuk penelitian.Bandung,2004,hlm.267-268
53
dengan range yang sama, maka ukuran kemantapan alpha dapat diinterpretasikan dalam table berikut 48 : Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha
3.7
Alpha
Tingkat Reliabilitas
0,00 s/d 0,20
Kurang Reliabel
>0,20 s/d 0,40
Agak Reliabel
>0,40 s/d 0,60
Cukup Reliabel
>0,60 s/d 0,80
Reliabel
>0,80 s/d 1,00
Sangat Reliabel
Pengolahan Data Data – data yang terhimpun tersebut kemudian akan diolah dan dianalisis
secara kuantitatif. Dimana data yang telah terkumpul akan dikelompokkan dan dijumlah sehingga menghasilkan angka – angka yang mencerminkan jumlah responden secara keseluruhan yang akan diolah melalui proses editing, dan coding. Kemudian dari keseluruhan hasil analisis tersebut akan ditarik suatu kesimpulan. Dalam penelitian analisis dapat dijabarkan sebagai berikut :
1.
Proses Editing Sebelum data diolah, data tersebut harus diedit terlebih dahulu. Di sini
prinsipnya, proses editng data bertujuan agar data yang nanti akan dianalisis telah akurat, lengkap dan dapat dilakukan proses selanjutnya (koding dan tabulasi). 48
Husein Umar,Metode Riset Komunikasi Organisasi.Gramedia Pustaka Utama.Jakarta.2002.hlm.99
54
2.
Proses Pengkodean Data (Coding) Proses koding adalah pemberian kode (sandi) pada variable dan data yang
telah terkumpul melalui lembar instrumen 49 . Dimana proses ini mengubah sebuah data yang berupa kata (huruf) menjadi sebuah angka. Hal ini dilakukan untuk memberikan penilaian pada pengukuran dalam mengumpulkan data. Pengumpulan variable menggunakan skala likert yang kerap digunakan untuk mengukur moral, sikap, pendapat, persepsi seseorang tentang kejadian atau gejala social. Skala likert di mana variable yang akan diukur dijabarkan menjadi indicator variable, kemudian indicator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item – item instrument yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan 50 . Dengan perincian penilain sebagai berikut : Pertanyaan -
Jika menjawab pertanyaan “1” diberi nilai 3 (tinggi)
-
Jika menjawab pertanyaan “2” diberi nilai 2 (sedang)
-
Jika menjawab pertanyaan “3” diberi nilai 1 (rendah) Setelah setiap nomor – nomor pertanyaan diberi nilai maka nilai – nilai
tersebut dijumlahkan, kemudian jumlah tersebut digunakan sebagai data untuk dianalisa. Untuk menentukan tinggi atau rendahnya hubungan menonton tayangan Sahabat Khatulistiwa terhadap siswa-siswi SDN Wanasari 01 Bekasi.
49 50
Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta, Indonesia, 1991), hal 407 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung, CV Alfabeta, 2004), hal 86
55
3.
Tabulasi (Proses Pembebasan) Tabulasi adalah bagian terakhir dari pengolahan data. Maksud tabulasi
adalah memasukkan data pada tabel-tabel tertentu dan mengatur angka-angka serta menghitungnya. ada dua jenis tabel yang bisa dipakai dalam penelitian sosial, yaitu dengan tabel data dan tabel kerja. Dalam penelitian ini, tabel yang digunakan adalah tabel data. tabel data adalah table yang dipakai untuk mendeskripsikan data sehingga memudahkan peneliti untuk memahami struktur dari sebuah data.
3.8
Analisis Data Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang
mudah dibaca dan di presentasikan. Statistik memegang peranan penting dalam analisis data, walaupun demikian peranan statistik tidak lebih dari sekedar alat penelitian.
3.8.1 Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk menguji ada tidaknya hubungan antara hubungan antar variabel yaitu antara tayangan televisi terhadap pengetahuan kebudayaan. Uji ini juga digunakan untuk melihat kekuatan hubungan antara keduanya. Metode yang digunakan dalam pengukuran ini adalah dengan korelasi yaitu dengan metode Kolerasi Pearson.Product Moment Metode korelasi ini dilakukan untuk mencari hubungan dua variabel nila data kedua variabel berbentuk interval
56
atau rasio dan sumber data dari dua variabel atau lebih adalah sama. 51 Perhitungan teoritis koefisien korelasi menggunakan Product Moment adalah sebagai berikut:
{n ∑ XiYi} – { ∑ Xi}{∑Yi}
r= {√n ∑Xi² − (∑X)²} {√n∑Yi² −(∑Yi)²} Dimana : n
= banyaknya pasangan data
∑ Xi
= jumlah data variabel independent
∑ Yi
= jumlah data variabel dependen
∑ Xi ∑ Yi
= jumlah perkalian variabel independent dan dependen
Arah hubungan korelasi ditunjukan oleh tanda (+) atau (-) di depan angka koefesien korelasi yang dihubungkan dengan huruf r. Namun korelasi positif tidak berarti baik, tetapi hanya menunjukan bahwa makin tinggi nilai variabel X makin tinggi pula variabel Y. Koefesien korelasi adalah besaran yang dapat menunjukan kekuatan hubungan antara dua variabel dan dapat diketahui berdasarkan nilai r hasil analisis korelasi 52 . Untuk menguji tingkat signifikasi sesuai dengan signifikasi yang ditetapkan yaitu 5% (P = 0,05). Jadi nilai r atau koefesien korelasi yang telah diperoleh pada hasil analisis korelasi masih perlu diuji signifikasinya. Pengujian koefesien korelasi dalam penelitian ini adalah dengan menguji nilai probabilitasnya yaitu
51 52
Sugiyono,Statistik untuk Penelitian,Alfabeta,Bandung,2006 hlm.212 Jalaludin Rakhmat, Op.cit., hlm. 28
57
bila nilai probabilitas kurang dari 0,05 atau p<0,05 ; maka hubungan korelasi tersebut signifikan. Selanjutnya,
besar
nilai
r
korelasi
dapat
diinterpretasikan
untuk
memperkirakan kekuatan hubungan korelasi, seperti yang ditampilakan dalam tabel berikut 53 :
Interval Nilai r*)
Interpretasi
0,001 - 0,200
Korelasi sangat lemah
0,201 – 0,400
Korelasi lemah
0,401 – 0,600
Korelasi cukup kuat
0,601 – 0,800
Korelasi kuat
0,801 – 1,000
Korelasi sangat kuat
*) Interpretasi berlaku untuk nilai r positif dan negative 3.8.2
Hipotesis Penelitian Ho = Tidak ada hubungan menonton antara tayangan Sahabat Khatulistiwa dengan pengetahuan kebudayaan. Ha =Ada hubungan menonton antara tayangan Sahabat Khatulistiwa dengan pengetahuan kebudayaan.
3.8.3
Uji Regresi Sederhana Setelah mengetahui kekuatan hubungan, maka akan diuji dengan analisa
regresi, analisa ini digunakan untuk memprediksi variabel X dan variabel Y, serta 53
PB Triton, SPSS 13.0 Terapan: Riset Statistik Parametik, (Yogyakarta: Andi, 2006), hal. 91
58
memperoleh pemahaman tentang hubungan antara variabel independent dan variabel dependen. Dalam uji regresi ini, peneliti menggunakan metode analisis regresi sederhana (simple regression) dengan menempatkan variabel pengaruh (tayangan
sahabat
khatulistiwa)
dan
variabel
terpengaruh
(pengetahuan
kebudayaan Siswa-siswi). Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hubungan tayangan Sahabat Khatulistiwa terhadap pengetahuan kebudayaan siswa-siswi. Rumus regresi sederhana.
Y = a + bX Dimana : Y
= Subyek dalam variebel dependen yang diprediksi
a
= Harga Y ketika harga X = 0 ( konstan)
b
= Menunjukan arah koefisien regresi yang menunjukan angka
peningkatan
atau penurunan variabel dependen berdasarkan perubahan variabel independen.
59
3.9
UJI VALIDITAS Uji validitas digunakan untuk mengetahui seberapa tepat suatu alat ukur
mampu melakukan fungsi dalam menjelaskan variabel diatasnya. Dalam penelitian ini uji validitas diolah dengan uji korelasi product moment dengan bantuan SPSS 13 dengan hasil sebagai berikut: Korelasi antar
Nilai r
Nilai r
Keterangan
pertanyaan
hitung
tabel
Pertanyaan 1
0,556
0,279
Valid
Pertanyaan 2
0,532
0,279
Valid
Pertanyaan 3
0,512
0,279
Valid
Pertanyaan 4
0,508
0,279
Valid
Pertanyaan 5
0,521
0,279
Valid
Pertanyaan 6
0,417
0,279
Valid
Pertanyaan 7
0,399
0,279
Valid
Pertanyaan 8
0,343
0,279
Valid
Pertanyaan 9
0,310
0,279
Valid
Pertanyaan 10
0,726
0,279
Valid
Pertanyaan 11
0,718
0,279
Valid
Pertanyaan 12
0,330
0,279
Valid
Pertanyaan 13
0,395
0,279
Valid
Pertanyaan 14
0,795
0,279
Valid
Pertanyaan 15
0,481
0,279
Valid
60
Pertanyaan 16
0,461
0,279
Valid
Pertanyaan 17
0,408
0,279
Valid
Pertanyaan 18
0,742
0,279
Valid
Pertanyaan 19
0,391
0,279
Valid
Pertanyaan 20
0,571
0,279
Valid
Pertanyaan 21
0,432
0,279
Valid
Pertanyaan 22
0,659
0,279
Valid
Pertanyaan 23
0,436
0,279
Valid
Pertanyaan 24
0,810
0,279
Valid
Pertanyaan 25
0,752
0,279
Valid
Pertanyaan 26
0,489
0,279
Valid
Dari hasil analisis korelasi antara masing-masing skor pertanyaan, diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Dari
kesemua butir pertanyaan yang berkorelasi positif antara Tayangan
Sahabat Khatulistiwa dengan Pengetahuan Kebudayaan, maka kesimpulan yang bisa diambil adalah kuisioner tersebut memiliki instrumen yang valid. 2. Suatu data dikatakan valid apabila nilai korelasi > r tabel (0,279), sebaliknya dikatakan tidak valid apabila nilai korelasi < r tabel (0,279). Nilai korelasi ini dihitung dengan menggunakan rumus Pearson product Moment melalui SPSS 13. Hasil uji validitas untuk data tayangan Sahabat Khatulistiwa dengan pengetahuan kebudayaan mempunyai rentang 0,310-0,810 artinya data tersebut dapat dinyatakan valid karena lebih besar dari r tabel (>0,279).
61
3.10. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur tingkat keakuratan dan presisi jawaban yang mungkin dari beberapa pertanyaan, dalam penelitian ini.
3.10.1 Uji Reliabilitas Tayangan Sahabat Khatulistiwa Uji reliabilitas dilakukan pada tingkat variabel yaitu variabel Tayangan Sahabat Khatulistiwa dengan melihat nilai Alpha-Cronbach.
Reliability Statistics
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
,787
13
Dari Tabel diatas terlihat bahwa nilai Alpha-Cronbach. dari Tayangan Sahabat Khatulistiwa adalah sebesar 0.787, berdasarkan tabel reliabilitas Alpha Cronbach, nilai ini berada diantara >0,60 s/d 0,80 yang berarti variabel Tayangan Sahabat Khatulistiwa ini reliabel.
62
3.10.2 Uji Reliabilitas Pengetahuan kebudayaan Uji reliabilitas dilakukan pada tingkat variabel Pengetahuan Kebudayaan dengan melihat nilai Alpha-Cronbach.
Reliability Statistics Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
,854
13
Dari Tabel diatas terlihat bahwa nilai Alpha-Cronbach. dari Pengetahuan
kebudayaan adalah sebesar 0.854, berdasarkan tabel reliabilitas Alpha Cronbach, nilai ini berada diantara >0,80 s/d 1,00 yang berarti variabel Pengetahuan Kebudayaan ini sangat reliabel.
63
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1
Profil Tayangan Sahabat Khatulistiwa Tayangan Sahabat Khatulistiwa adalah tayangan feature untuk anak dan
keluarga yang mengangkat kisah-kisah kehidupan seorang anak diseluruh nusantara. Kehidupan anak-anak Indonesia sehari-hari dengan kekayaan alam dan keanekaragaman budaya ditanah air sebagai latar belakangnya. Profil anak yang menjadi objek liputan adalah pengalaman kehidupan dari anak yang tinggal di wilayah tertentu. Sahabat Khatulistiwa merupakan pengembangan dari program Sahabat Khatulistiwa ditayangkan setiap hari Minggu pukul 08.00 WIB. Tayangan ini diungkapkan dari seorang anak-anak yang tinggal diberbagai suku di Indonesia. Dikemas dalam bentuk Magazine, berbagai kisah hidup seorang anak disebuah tempat. Terdapat dua orang presenter yaitu Grite dan Esa yang pergi ke daerah tertentu di Indonesia kemudian mereka berkenalan dengan seseorang anak yang tinggal di daerah tersebut yang nantinya sebagai informan untuk menceritakan budaya apa saja yang menarik di tempat tinggalnya.
4.2
Hasil Penelitian Berdasarkan data yang diperoleh dari para responden, yaitu Siswa-siswi
SDN Wanasari 01 Bekasi berikut ini penjelasan yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan pada tanggal 27-29 April 2009, dan akan menjelaskan
63
64
analisis data yang merupakan suatu tahapan penting dalam metode ilmiah, dengan analisa data hasil sebuah penelitian dapat diberi arti dan makna yang bermanfaat untuk memecahkan masalah penelitian.
4.3
Analisa Data Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti akan menjelaskan analisis deskriptif dengan
menggunakan tabulasi tunggal, data penelitian tersebut terdiri dari variabel X dan Y yang selanjutnya dianalisis dengan analisis Bivariat menggunakan uji korelasi Pearson dan uji regresi sederhana.
4.3.1 Variabel X Dalam variable X mengenai tayangan Sahabat Khatulistiwa meliputi terpaan media, jalan cerita, dan tokoh dapat dilihat sebagai berikut : A. Jumlah
Responden
Berdasarkan
Menonton
Tayangan
Sahabat
Khatulistiwa. Berdasarkan hasil dari daftar pertanyaan yang diolah, data responden mengenai menonton tayangan Sahabat Khatulistiwa dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 1 Menonton Tayangan Sahabat Khatilistiwa Dalam Satu Bulan n = 104 No 1 Sering 2 Cukup sering 3 Tidak pernah Jumlah
Variabel
Sumber : pertanyaan No.1
F 75 29 0 104
% 72,1 27,9 0 100
65
Berdasarkan tabel diatas, menonton Sahabat Khatulistiwa dalam satu bulan, yang menjawab sangat sering sebesar 72,1%, yang menjawab cukup sering sebesar 27,9 % dan tidak ada yang menjawab tidak pernah.
B. Jumlah Responden Berdasarkan Frekuensi Menonton Tayangan Sahabat Khatulistiwadalam satu bulan. Berdasarkan hasil dari daftar
pertanyaan yang diolah, data responden
mengenai Intensitas menonton tayangan Sahabat Khatulistiwa sampai selesai dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 2 Frekuensi menonton Sahabat Khatulistiwa dalam satu bulan n= 104 No 1 3-4 kali 2 2-3 kali 3 1-2 kali Jumlah
Variabel
F 70 28 6 104
% 67,3 26,9 5,8 100
Sumber : pertanyaan No.2
Berdasarkan tabel diatas, yang menonton Sahabat Khatulistiwa dalam satu bulan, yang menjawab 3-4 kali sebesar 67,3 %, yang menonton 2-3 kali sebesar 26,9% dan yang menonton 1-2 kali sebesar 5,8%.
66
C. Jumlah Responden Berdasarkan Lama Menonton Tayangan Sahabaat Khatulistiwa. Berdasarkan hasil dari daftar
pertanyaan yang diolah, data responden
mengenai dengan siapa menonton tayangan Sahabat Khatulistiwa dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 3 Lama menonton tayangan “Sahabat khatulistiwa n = 104 No 1 20-30 menit 2 15-20 menit 3 5-10 menit Jumlah
Variabel
F 52 43 9 104
% 50 41,3 8,7 100
Sumber : pertanyaan No.3
Berdasarkan tabel diatas, lama menonton
Sahabat Khatulistiwa,
yang
menjawab 20-30 menit sebesar 50 %, yang menjawab 15-20 menit sebesar 41,3 %, yang menjawab 5-10 menit sebesar 8,7 %
67
D. Jumlah Responden Berdasarkan dengan Siapa menonton Tayangan Sahabat Khatulistiwa. Berdasarkan hasil dari daftar
pertanyaan yang diolah, data responden
mengenai lama menonton tayangan Sahabat Khatulistiwa dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 4 Menonton “Sahabat Khatulistiwa” bersama orang tua, adik/kakak, atau teman . n = 104 No 1 Orang tua 2 Adik/kakak 3 Teman Jumlah
Variabel
F 46 50 8 104
% 44,2 48,1 7,7 100
Sumber : pertanyaan No.4
Berdasarkan tabel diatas, dengan siapa menonton Sahabat Khatulistiwa, yang menjawab dengan orang tua sebesar 44,2 %, yang menjawab menonton dengan adik/kakak sebesar 48,1% dan yang menjawab menonton dengan teman sebesar 7,7 %.
68
E. Jumlah Responden Menjawab Apakah Seorang Sahabat yang Bercerita dari Daerah Tertentu. Berdasarkan hasil dari daftar
pertanyaan yang diolah, data responden
menjawab apakah seorang sahabat yang bercerita dari daerah tertentu dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 5 Sahabat yang Bercerita dari Daerah Tertentu. n = 104 No 1 Benar 2 Cukup benar 3 Tidak benar Jumlah
Variabel
F 45 53 6 104
% 43,3 51,0 5,8 100
Sumber : pertanyaan No.5
Berdasarkan tabel diatas, berdasarkan responden yang menjawab sahabat bercerita dari daerah tertentu sangat benar sebesar 43,3 %, yang menjawab cukup benar sebesar 51,0% dan yang menjawab tidak benar 5,8%.
69
F. Jumlah
Responden
Menjawab
Apakah
Seorang
Sahabat
yang
Menunjukan Tempat-tempat Bersejarah di Daerahnya. Berdasarkan hasil dari daftar
pertanyaan yang diolah, data responden
menjawab apakah seorang sahabat yang menunjukan tempat-tempat bersejarah di daerahnya dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 6 Sahabat yang menunjukan tempat-tempat bersejarah di daerahnya n = 104 No 1 Benar 2 Cukup benar 3 Tidak benar Jumlah
Variabel
F 78 21 5 104
% 75 20,2 4,8 100
Sumber : pertanyaan No.6
Berdasarkan tabel diatas, berdasarkan responden yang menjawab sahabat yang menunjukan tempat-tempat bersejarah di daerahnya sangat benar sebesar 75 %, yang menjawab cukup benar sebesar 20,2% dan yang menjawab tidak benar 4,8 %
70
G. Jumlah Responden Menjawab Apakah Seorang Sahabat Melakukan Permainan Tradisional. Berdasarkan hasil dari daftar
pertanyaan yang diolah, data responden
menjawab seorang sahabat melakukan permainan tradisional dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 7 Seorang sahabat melakukan permainan tradisional n = 104 No 1 Benar 2 Cukup benar 3 Tidak benar Jumlah
Variabel
F 50 42 12 104
% 48,1 40,4 11,5 100
Sumber : pertanyaan No.7
Berdasarkan tabel diatas, berdasarkan responden yang menjawab sahabat melakukan permainan tradisional sangat benar sebesar 48,1 %, yang menjawab cukup benar sebesar 40,4 % dan yang menjawab tidak benar sebesar 11,5 %.
71
H. Jumlah Responden Menjawab Apakah Seorang Sahabat Membuat Mainannya Sendiri. Berdasarkan hasil dari daftar
pertanyaan yang diolah, data responden
menjawab seorang sahabat membuat mainannya sendiri dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 8 Seorang sahabat membuat mainannya sendiri n = 104 No 1 Benar 2 Cukup benar 3 Tidak benar Jumlah
Variabel
F 90 14 0 104
% 86,5 13,5 0 100
Sumber : pertanyaan No.8
Berdasarkan tabel diatas, berdasarkan responden yang menjawab sahabat membuat mainannya sendiri sangat benar mencapai
86,5%, yang menjawab
cukup benar sebesar 13,5%. tidak ada yang menjawab tidak benar.
72
I. Jumlah Responden Menjawab Apakah Memahami Isi Cerita. Berdasarkan hasil dari daftar
pertanyaan yang diolah, data responden
menjawab memahami isi cerita dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 9 Memahami isi cerita n = 104 No Variabel 1 Memahami 2 Cukup memahami 3 Tidak memahami Jumlah
F 46 50 8 104
% 44,2 48,1 7,7 100
Sumber : pertanyaan No.9
Berdasarkan tabel diatas, berdasarkan responden yang memahami isi cerita Sahabat Khatulistiwa sangat memahami sebesar 44,2 %, yang cukup memahami sebesar 48,1 % dan terkecil menjawab tidak memahami sebesar 7,7 %.
73
J. Jumlah Responden Menjawab Apakah Tayangan Sahabat Khatulistiwa Sangat Baik Untuk Pendidikan Pengetahuan Anak. Berdasarkan hasil dari daftar
pertanyaan yang diolah, data responden
menjawab Tayangan Sahabat Khatulistiwa sangat baik untuk pendidikan pengetahuan anak dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 10 Sahabat Khatulistiwa sangat baik untuk pendidikan pengetahuan anak n = 104 No 1 Baik 2 Cukup baik 3 Tidak baik Jumlah
Variabel
F 89 15 0 104
% 85,6 14,4 0 100
Sumber : pertanyaan No.10
Berdasarkan tabel diatas, berdasarkan responden berdasarkan Sahabat Khatulistiwa sangat baik untuk pendidikan pengetahuan, yang menjawab sahabat khatulistiwa sangat baik sebesar 85,6 %, yang menjawab cukup baik sebesar 14,4 % dan tidak ada yang menjawab tidak baik.
74
K. Jumlah Responden Menjawab Bagaimana Tokoh Anak-anak dalan Tayangan Sahabat Khatulistiwa. Berdasarkan hasil dari daftar
pertanyaan yang diolah, data responden
menjawab bagaimana tokoh anak-anak dalam Tayangan Sahabat Khatulistiwa dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 11 Tokoh anak-anak dalam Tayangan Sahabat Khatulistiwa n = 104 No Variabel 1 Kreatif 2 Cukup kreatif 3 Tidak kreatif Jumlah
F 89 15 0 104
% 85,6 17,4 0 100
Sumber : pertanyaan No.11
Berdasarkan tabel diatas, berdasarkan responden berdasarkan bagaiman tokoh dalam Sahabat Khatulistiwa yang menjawab tokoh anak-anak sangat kreatif sebesar 85,6 %, yang menjawab cukup kreatif sebesar 17,4 % dan tidak ada yang menjawab tidak kreatif.
75
L. Jumlah Responden Yang Menjawab Mampu Melakukan yang dilakukan Anak-anak dalam Tayangan Sahabat Khatulistiwa. Berdasarkan hasil dari daftar pertanyaan yang diolah, data responden menjawab mampu melakukan yang dilakukan anak-anak dalam Tayangan Sahabat Khatulistiwa dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 12 Mampu melakukan n = 104 No Variabel 1 Mampu 2 Cukup mampu 3 Tidak mampu Jumlah
F 46 50 8 104
% 44,2 48,1 7,7 100
Sumber : pertanyaan No.12
Berdasarkan tabel diatas, berdasarkan responden berdasarkan mampu melakukan yang dilakukan anak-anak dalam Sahabat Khatulistiwa yang menjawab sangat mampu sebesar 44,2 %,yang menjawab cukup mampu sebesar 48,1 % dan terendah menjawab tidak mampu sebesar 7,7 %.
76
M. Jumlah Responden Berdasarkan Tokoh Utama dalam Tayangan Sahabat Khatulistiwa. Berdasarkan hasil dari daftar pertanyaan yang diolah, data responden menjawab berapa tokoh utama dalam Tayangan Sahabat Khatulistiwa dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 13 Tokoh utama dalam Tayangan Sahabat Khatulistiwa n = 104 No 1 1 orang 2 2 orang 3 3 orang Jumlah
Variabel
F 90 12 2 104
% 86,5 11,5 1,9 100
Sumber : pertanyaan No.13
Berdasarkan tabel diatas, berdasarkan responden dalam jumlah tokoh yang menjawab 1 orang sebesar 86,5 %,yang menjawab 2 orang sebesar 11,5% dan terendah menjawab 3 orang sebesar 1,9%.
77
4.3.2 Variabel Y Dalam variabel Y mengenai Pengetahuan Kebudayaan anak meliputi: Nama daerah, alat musik tradisional, makanan, tarian dan lagu daerah, dapat dilihat sebagai beruikut : A. Jumlah Responden Yang Mengetahui Daerah Yang Dikunjungi. Berdasarkan hasil dari daftar berdasarkan
pertanyaan yang diolah, data responden
yang Mengetahui daerah yang dikunjungi dapat dilihat sebagai
berikut : Tabel 14 Mengetahui daerah yang dikunjungi n = 104 No Variabel 1 Mengetahui 2 Cukup mengetahui 3 Tidak mengetahui Jumlah
F 90 14 0 104
% 86,5 13,5 0 100
Sumber : pertanyaan No.14
Berdasarkan tabel diatas, berdasarkan responden berdasarkan mengetahui daerah yang dikunjungi, yang menjawab sangat mengetahui tergolong tinggi sebesar 86,5%,yang menjawab cukup mengetahui sebesar 13,5% dan tidak ada yang menjawab tidak benar.
78
B. Jumlah Responden Yang Menjawab Bandung Termasuk Kedalam Provinsi Jawa-Barat. Berdasarkan hasil dari daftar
pertanyaan yang diolah, data responden
berdasarkan apakah Bandung termasuk kedalam provinsi Jawa-Barat dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 15 Bandung termasuk kedalam provinsi Jawa-Barat n = 104 No 1 Benar 2 Cukup benar 3 Tidak benar Jumlah
Variabel
F 85 17 2 104
% 81,7 16,3 1,9 100
Sumber : pertanyaan No.15
Berdasarkan tabel diatas, berdasarkan responden berdasarkan Bandung termasuk kedalam provinsi Jawa-Barat yang menjawab sangat benar sebesar 81,7 %,yang menjawab cukup benar sebesar 16,3 % dan yang menjawab tidak benar sebesar 1,9 %.
79
C. Jumlah Responden Apakah Mengetahui Alat Musik Tradisional Angklung. Berdasarkan hasil dari daftar
pertanyaan yang diolah, data responden
berdasarkan apakah Mengetahui alat musik tradisional angklung dilihat sebagai berikut : Tabel 16 Mengetahui alat musik tradisional angklung n = 104 No Variabel 1 Mengetahui 2 Cukup mengetahui 3 Tidak mengetahui Jumlah
F 46 50 8 104
% 44,2 48,1 7,7 100
Sumber : pertanyaan No.16
Berdasarkan tabel diatas, berdasarkan responden berdasarkan mengetahui alat tradisional angklung yang menjawab sangat mengetahui sebesar 44,2 % yang menjawab cukup mengetahui sebesar 48,1 % dan menjawab tidak mengetahui sebesar 7,7 %.
80
D. Jumlah Responden Apakah Mampu Memainkan Alat Musik Tradisional Angklung. Berdasarkan hasil dari daftar
pertanyaan yang diolah, data responden
berdasarkan apakah mampu memainkan alat musik tradisional angklung dilihat sebagai berikut : Tabel 17 Mampu memainkan alat musik tradisional angklung n = 104 No Variabel 1 Mampu 2 Cukup mampu 3 Tidak mampu Jumlah
F 70 28 6 104
% 67,3 26,9 5,8 100
Sumber : pertanyaan No.17
Berdasarkan tabel diatas, berdasarkan responden berdasarkan mampu memainkan alat tradisional angklung yang menjawab sangat mampu sebesar 67,3 % yang menjawab cukup mengetahui yaitu sebesar 26,9 % dan menjawab tidak mampu sebesar 5,8 %.
81
E. Jumlah Responden Apakah Makanan Gudeg Berasal dari daerah Yogyakarta. Berdasarkan hasil dari daftar
pertanyaan yang diolah, data responden
berdasarkan apakah Makanan Gudeg Berasal dari daerah Yogyakarta dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 18 Makanan Gudeg Berasal dari daerah Yogyakarta n = 104 No 1 Benar 2 Cukup benar 3 Tidak benar Jumlah
Variabel
F 90 14 0 104
% 86,3 13,5 0 100
Sumber : pertanyaan No.18
Berdasarkan tabel diatas, berdasarkan responden berdasarkan mengetahui apakah Makanan Gudeg Berasal dari daerah Yogyakarta tertinggi menjawab sangat benar sebesar 86,3 %, yang menjawab cukup benar sebesar 13,5 % dan tidak ada yang menjawab tidak benar.
82
F. Jumlah Responden Apakah Makanan Pempek Berasal dari Daerah Palembang. Berdasarkan hasil dari daftar
pertanyaan yang diolah, data responden
berdasarkan apakah makanan pempek berasal dari daerah Palembang dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 19 Makanan pempek berasal dari daerah Palembang n = 104 No 1 Benar 2 Cukup benar 3 Tidak benar Jumlah
Variabel
F 70 28 6 104
% 67,3 26,9 5,8 100
Sumber : pertanyaan No.19
Berdasarkan tabel diatas, berdasarkan responden berdasarkan mengetahui apakah Makanan pempek berasal dari daerah Palembang tertinggi menjawab sangat benar sebesar 67,3 %, yang menjawab cukup benar sebesar 26,9 % dan yang menjawab tidak benar sebesar 5,8 %..
83
G. Jumlah Responden Apakah Makanan Rendang Berasal dari Daerah Padang. Berdasarkan hasil dari daftar
pertanyaan yang diolah, data responden
berdasarkan apakah makanan rendang berasal dari daerah Padang dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 20 Makanan rendang berasal dari daerah Padang n = 104 No 1 Benar 2 Cukup benar 3 Tidak benar Jumlah
Variabel
F 91 13 0 104
% 87,5 12,5 0 100
Sumber : pertanyaan No.20
Berdasarkan tabel diatas, berdasarkan responden berdasarkan mengetahui apakah Makanan rendang berasal dari daerah Padang tertinggi menjawab sangat benar sebesar 87,5 %, yang menjawab cukup benar sebesar 12,5 % dan tidak ada yang menjawab tidak benar.
84
H. Jumlah Responden Apakah Tari piring Berasal dari Daerah SumateraBarat. Berdasarkan hasil dari daftar
pertanyaan yang diolah, data responden
berdasarkan apakah Tari piring berasal dari daerah Sumatera-Barat dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 21 Tari piring berasal dari daerah Sumatera-Barat n = 104 No 1 Benar 2 Cukup benar 3 Tidak benar Jumlah
Variabel
F 50 42 12 104
% 48,1 40,4 11,5 100
Sumber : pertanyaan No.21
Berdasarkan tabel diatas, berdasarkan responden berdasarkan mengetahui apakah tari piring berasal dari daerah Sumatera-Barat menjawab sangat benar sebesar 48,1%, yang menjawab cukup benar sebesar 40,4 % dan yang terkecil menjawab tidak benar sebesar 11,5 %.
85
I. Jumlah Responden Apakah Tari Jaipong Berasal dari Daerah JawaBarat. Berdasarkan hasil dari daftar pertanyaan yang diolah, data responden berdasarkan apakah Tari jaipong berasal dari daerah Jawa-Barat dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 22 Tari jaipong berasal dari daerah Jawa-Barat n = 104 No 1 Benar 2 Cukup benar 3 Tidak benar Jumlah
Variabel
F 92 12 0 104
% 88,5 11,5 0 100
Sumber : pertanyaan No.22
Berdasarkan tabel diatas, berdasarkan responden berdasarkan mengetahui apakah tari jaipong berasal dari daerah Jawa-Barat tertinggi menjawab sangat benar sebesar88,5 %, yang menjawab cukup benar sebesar 11,5% dan tidak ada yang menjawab tidak benar.
86
J. Jumlah Responden Apakah Tari Pendet Berasal dari Daerah Bali. Berdasarkan hasil dari daftar pertanyaan yang diolah, data responden berdasarkan apakah Tari pendet berasal dari daerah Bali dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 23 Tari pendet berasal dari daerah Bali n = 104 No 1 Benar 2 Cukup benar 3 Tidak benar Jumlah
Variabel
F 70 28 6 104
% 67,3 26,9 5,8 100
Sumber : pertanyaan No.23
Berdasarkan tabel diatas, berdasarkan responden berdasarkan mengetahui apakah tari pendet berasal dari daerah Bali yang menjawab sangat benar sebesar 67,3 %, yang menjawab cukup benar sebesar 26,9 % dan yang menjawab tidak benar sebesar 5,8 %.
87
K. Jumlah Responden Apakah Lagu Jali-jali Berasal dari Daerah Jakarta. Berdasarkan hasil dari daftar pertanyaan yang diolah, data responden berdasarkan apakah lagu Jali-jali berasal dari daerah Jakarta dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 24 Lagu Jali-jali berasal dari daerah Jakarta n = 104 No 1 Benar 2 Cukup benar 3 Tidak benar Jumlah
Variabel
F 50 42 12 104
% 48,1 40,4 11,5 100
Sumber : pertanyaan No.24
Berdasarkan tabel diatas, berdasarkan responden berdasarkan mengetahui apakah lagu Jali-jali berasal dari daerah Jakarta yang menjawab sangat benar sebesar 48,1 %, yang menjawab cukup benar sebesar 40,4 % dan yang menjawab tidak benar sebesar 11,5 %.
88
L. Jumlah Responden Apakah Lagu Manuk Dadali Berasal dari Daerah Jawa-Barat. Berdasarkan hasil dari daftar pertanyaan yang diolah, data responden berdasarkan apakah lagu manuk dadali berasal dari daerah Jawa-Barat dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 25 Lagu manuk dadali berasal dari daerah Jawa-Barat n = 104 No 1 Benar 2 Cukup benar 3 Tidak benar Jumlah
Variabel
F 50 42 12 104
% 48,1 40,4 11,5 100
Sumber : pertanyaan No.25
Berdasarkan tabel diatas, berdasarkan responden berdasarkan mengetahui apakah lagu manuk dadali berasal dari daerah Jawa-Barat tertinggi menjawab sangat benar sebesar 48,1 %, yang menjawab cukup benar sebesar 40,4 % dan yang menjawab tidak benar sebesar 11,5 %.
89
M. Jumlah Responden Apakah Lagu Angin Mamiri Berasal dari Daerah Sulawesi Selatan. Berdasarkan hasil dari daftar pertanyaan yang diolah, data responden berdasarkan
apakah lagu angin mamiri berasal dari daerah Sulawesi-Selatan
dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 26 Lagu angin mamiri berasal dari daerah Sulawesi-Selatan n = 104 No 1 Benar 2 Cukup benar 3 Tidak benar Jumlah
Variabel
F 70 28 6 104
% 67,3 26,9 5,8 100
Sumber : pertanyaan No.26
Berdasarkan tabel diatas, berdasarkan responden berdasarkan mengetahui apakah lagu angin mamiri berasal dari daerah Sulawesi-Selatan yang menjawab sangat benar sebesar 67,3 %, yang menjawab cukup benar sebesar 26,9 % dan yang terkecil menjawab tidak benar sebesar 5,8 %.
90
4.4 Analisis Metode Bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk menguji ada tidaknya hubungan antar variable yaitu antara program televisi dengan pengetahuan kebudayaan. Uji ini juga digunakan untuk melihat kekuatan hubungan antara keduanya. 4.4.1
Uji Kolerasi Pearson Metode yang digunakan dalam pengukuran ini adalah dengan kolerasi
yaitu dengan metode Kolerasi Product Moment. Metode kolerasi ini dilakukan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel. Dalam penelitian ini kedua variabel tersebut adalah variabel tayangan televisi terhadap variabel pengetahuan kebudayaan Correlations
tayangansahabatkhatulist iwa pengetahuankebudayaan
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
tayangans ahabatkha tulistiwa 1 104 ,690** ,000 104
pengetahuank ebudayaan ,690** ,000 104 1 104
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat korelasi antar variabel tayangan Sahabat Khatulistiwa terhadap pengetahuan kebudayaan, dimana nilai koefisien korelasi (r) hasil yang didapat adalah sebasar 0,690 Nilai r tersebut dapat diinterpretasikan bahwa hubungan Tayangan Sahabat Khatulistiwa terhadap Pengetahuan Kebudayaan pada tingkatan yang kuat. Interpretasi besaran koefisien korelasi diketahui nilai r = 0,690 berada pada kisaran 0,601 – 0,800 dengan interpretasi korelasi kuat. Hasil analisa data dan pengujian hipotesis diatas maka
91
peneliti berhasil membuktikan adanya hubungan pada tingkatan yang kuat antara tayangan Sahabat Khatulistiwa dengan pengetahuan tentang kebudayaan. Nilai r atau koefisien korelasi yang telah diperoleh akan diuji signifikansinya, dengan melihat nilai probabilitas, apabila memiliki nilai probabilitas kurang dari 0,05 atau p<0,05 maka hubungan korelasi tersebut signifikan. Berdasarkan tabel diatas nilai probabilitas hubungan antara tayangan Sahabat Khatulistiwa dengan Pengetahuan kebudayaan adalah sebesar 0,000, maka dapat dikatakan bahwa hubungan kedua variabel tersebut signifikan.
4.4.2
Uji Regresi Sederhana Uji regresi ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hubungan
tayangan Sahabat Khatulistiwa mempengaruhi pengetahuan kebudayaan.
Model Summary
Model 1
R ,690a
R Square ,476
b
Adjusted R Square ,471
Std. Error of the Estimate 2,78800
a. Predictors: (Constant), tayangansahabatkhatulistiwa b. Dependent Variable: pengetahuankebudayaan
Dari data diatas dapat dijelaskan R merupakan koefisien Korelasi antara variabel tayangan Sahabat Khatulistiwa dengan pengetahuan kebudayaan yaitu sebesar 0,690 atau, sedangkan nilai R square (koefesien determinasi) menunjukan nilai sebesar 0,476. R² (R square) ini merupakan indeks Determinasi, yakni prosentase yang menyumbangkan pengaruh X terhadap Y. Hal ini berarti sekitar 47,6% variabel pengetahuan kebudayaan dapat dijelaskan oleh variabel tayangan
92
Sahabat Khatulistiwa, sedangkan sisanya yaitu sebesar 52,4 % dapat dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
(Constant) tayangansaha batkhatulistiwa
B 6,304
Std. Error 2,912
,828
,086
Standardized Coefficients Beta ,690
t 2,165
Sig. ,033
9,628
,000
a. Dependent Variable: pengetahuankebudayaan
Model regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi linear sederhana, Y= a+bX. Berdasarkan tabel diatas didapatkan persamaan regresi Y = 6,304 + 828X. Hal ini dapat diartikan sebagai berikut: - Konstanta sebesar 6,304 artinya jika tayangan Sahabat Khatulistiwa (X) nilainya adalah 0, maka pengetahuan kebudayaan (Y) nilainya positif yaitu sebesar 6,304. - Koefisien regeresi variabel tayangan Sahabat Khatulistiwa (X) sebesar 828; artinya jika tayangan Sahabat Khatulistiwa mengalami kenaikan 1, maka pengatahuan kebudayaan (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 828. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara tayangan Sahabat Khatulistiwa dengan pengetahuan kebudayaan, semakin naik Tayangan Sahabat Khatulistiwa, maka semakin meningkatkan pengetahuan kebudayaan. Untuk menguji apakah variabel X berpengaruh secara nyata atau tidak terhadap variabel Y maka akan diuji dengan melihat probabilitasnya, dimana nilainya 0,000 lebih kecil dari 0,05. Maka jika probabilitas < 0,05 maka
93
Ho ditolak. Hal tersebut berarti Tayangan Sahabat Khatulistiwa berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap pengetahuan kebudayaan.
4.5
Pembahasan Televisi merupakan salah satu media massa elektronik yang memiliki
kelebihan dari media massa lainnya karena dapat menghasilkan gambar dan suara sekaligus, sehingga hasil produksi menjadi menarik untuk disaksikan. Televisi yang cakupan areanya cukup luas menjadikannya media massa yang efektif dalam menyampaikan informasi kepada khalayak. Siaran televisi juga mempunyai daya jangkauan yanga amat luas dan mampu menembus batasan wilayah geografis, sistem ekonomi,sosial dan budaya masyarakat. Hal tersebut menimbulkan persaingan antara stasiun televisi untuk berlomba-lomba menghadirkan sebuah tayangan yang diharapkan disukai oleh masyarakat. Mulai dari program hiburan yang beragam hingga kini informasi yang disajikan juga beragam. Penelitian ini membahas hubungan tayangan Sahabat Khatulistiwa dengan pengetahuan tentang kebudayaan. Dimana tayangan tersebut mengungkap keberagaman budaya yang ada di Indonesia yang mungkin belum diketahui oleh seluruh masyarakat sebelumnya. Penelitian ini jugamenggunakan teori Lasswel Model komunikasi Lasswell berupa ungkapan verbal yakni:Who (Tayangan Sahabat Khatulistiwa) , Says What (Kebudayaan Indonesia), In which channel (menggunakan media massa untukmenyampaikan pesan berupa informasi pengetahuan kebudayaan), To Whom
94
(audience, dalam hal ini adalah anak-anak siswa-siswi SDN Wanasari 01 Bekasi), With What Effrect? (perubahan yang terjadi akibat efek dari pesan yang diterimanya yaitu bertambahnya pengetahuan kebudayaan yang ada di Indonesia) Dimana teori ini yang menggambarkan proses komunikasi dan fungsifungsi yang diembannya dalam masyarakat. Model tersebut mengisyaratkan bahwa lebih dari satu saluran dapat membawa pesan. Unsur sumber (who) merangsang pertanyaan mengenai pengendalian pesan, sedangkan unsur pesan (says what) merupakan bahan untuk analisis isi. Saluran komunikasi (in which channel) dikaji dalam analisis khalayak, sementara unsur pengaruh (with what effect) jelas berhubungan dengan studi mengenai akibat yang ditimbulkan pesan komunikasi massa pada khalayak pendengar, atau pemirsa. Teori yang digunakan dalam penelitian ini dapat dikatakan sangat ampuh memasukkan ide atau gagasan kedalam bentuk komunikan. Hingga akhirnya dapat menimbulkan efek yang terjadi, yaitu pengetahuan kebudayaan yang didapat oleh masyarakat, dalam hal ini anak-anak. Sehingga teori ini dapat dihubungkan kedalam penelitian ini mengenai komunikan (anak-anak) yang menerima efek yang timbul (pengetahuan kebudayaan) melalui penayangan Sahabat Khatulistiwa. Pembahasan mengenai hubungan menonton tayangan Sahabat Khatulistiwa dengan pengetahuan tentang kebudayaan diteliti pada 104 orang responden anakanak Sekolah Dasar Wanasari 01 Bekasi yang pernah menonton tayangan Sahabat Khatulistiwa. Pembahasan yang diuraikan berdasarkan data-data yang terdapat dalam tabel hasil pertanyaan kuesioner yang telah peneliti sebarkan kepada para responden dan sebagian besar responden menjawab pertanyaan dengan baik.
95
Hasil yang diperoleh dari penelitian dan telah diuji dengan menggunakan SPSS, maka hasil yang dapat adalah tayangan sahabat khatulistiwa memiliki hubungan yang kuat dengan pengetahuan kebudayaan anak, yang dilihat berdasarkan koefisien korelasi sebesar, 0,690 yang diintepretasikan sebagai hubungan yang kuat karena berada pada kisaran 0,601-0,800. Sedangkan sumbangan
hubungan
variabel
tayangan
sahabat
khatulistiwa
dengan
pengetahuan kebudayaan yang dilihat berdasarkan nilai R Square adalah sebesar 0,476 atau 47,6%.
96
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan menonton tayangan
Sahabat Khatulistiwa dengan pengetahuan tentang kebudayaan. Dalam hal ini adalah siswa SDN Wanasari 01 Bekasi dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan intensitas menonton didapat kesimpulan sebagai berikut, sebanyak 70 responden (67,3 %)) menyatakan menonton tayangan Sahabat Khatulistiwa 3-4 kali dalam satu bulan. Hasil penelitian ini pada antar variabel menunjukan bahwa tayangan Sahabat Khatulistiwa memiliki hubungan dengan pengetahuan tentang kebudayaan serta tayangan ini dapat bermanfaat bagi siswa SDN Wanasari 01 Bekasi. 2. Berdasarkan uji korelasi dengan Pearson’s Product Moment Coefficient Of Correlation terdapat hubungan yang cukup berarti antara tayangan Sahabat Khatulistiwa dengan pengetahuan tantang kebudayaan dimana nilai koefisien korelasi (r) hasil yang didapat adalah sebasar 0,690 Nilai r tersebut dapat diinterpretasikan bahwa hubungan Tayangan Sahabat Khatulistiwa dengan Pengetahuan Kebudayaan pada tingkatan yang kuat. Interpretasi besaran koefisien korelasi diketahui nilai r = 0,690 berada pada kisaran 0,601 – 0,800 dengan interpretasi korelasi kuat. Hasil analisa data dan pengujian hipotesis diatas maka peneliti berhasil membuktikan adanya hubungan pada tingkatan yang kuat antara tayangan Sahabat Khatulistiwa dengan pengetahuan tentang kebudayaan.
97
3. Prosentase yang menyumbangkan pengaruh tayangan Sahabat Khatulistiwa terhadap pengetahuan kebudayaan adalah sebesar 47,6 %. Variabel sedangkan sisanya sebesar 52,4 % merupakan penjelasan dari faktor lain. Diantaranya adalah mungkin saja responden mendapatkan pengetahuan kebudayaan dari tayangan sejenis diluar dari tayangan Sahabat Khatulistiwa. Bisa saja responden mendapatkan pengetahuan kebudayaan dari mata pelajaran seni budaya dan keterampilan yang diikuti di sekolah.
5.2
Saran Tayangan
Sahabat
Khatulistiwa
merupakan
tayangan
yang
menginformasikan tentang segala keaneka ragaman kebudayaan yang ada di Indonesia. Tayangan tersebut sangat baik dan dapat mendidik, sehingga pengetahuan siswa tentang kebudayaan
semakin bertambah. Peneliti ingin
memberikan saran yang berkenaan dengan penulisan penelitian ini. Saran ini ditujukan untuk media penyiaran yaitu stasiun televisi yang menayangkan tayangan. Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah penulis dapatkan, maka saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut : 1. Dari hasil penelitian yang menjelaskan hubungan tayangan Sahabat Khatulistiwa terhadap pengetahuan kebudayaan siawa SDN Wanasari 01 Bekasi dalam tingkatan yang kuat, dengan adanya hasil seperti ini maka penulis memberikan saran pada pihak televisi yaitu Trans TV selaku stasiun yang menayangkan tayangan Sahabat Khatulistiwa, karena tayangan feature Sahabat Khatulistiwa merupakan program feature yang aktif memberi efek
98
para penontonnya, melalui program tayangannya juga sangat berperan dalam menambah pengetahuan kebudayaan siswa SDN Wanasari 01, dan diharapkan agar dapat terus memberikan tayangan-tayangan yang lebih bermanfaat serta mendidik. Tayangan-tayangan yang baik dan bermanfaat dapat membangun dan membentuk mentalitas penontonnya baik didalam diri maupun dalam kehidupan bersosial. 2. Program Sahabat Khatulistiwa diharapkan dapat menginformasikan tentang pengetahuan tentang kebudayaan secara konsisten sesuai dengan kebutuhan masyarakat khususnya anak-anak, sehingga anak-anak menjadi tahu tentang kebudayaan yang ada di Indonesia. 3. Bagi siswa-siswi SDN Wanasari 01 Bekasi, peneliti berharap siswa dapat mengambil informasi-informasi yang terkandung dari tayangan Sahabat Khatulistiwa di Trans TV serta terus mengikuti perkembangan mengenai kebudayaan Indonesia.
99
DAFTAR PUSTAKA
Bungin,Burhan. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Predana Media Group Djuarsa,Sendjaja. 2002. Terbuka.Jakarta
Teori
Komunikasi
Massa.
Jakarta:
Universitas
Elviano,Ardianto. 2005. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media Karlinah,Siti. 2001. Komuniklasi Massa. Jakarta: Universitas Terbuka.Jakarta Kriyantono R.2007.Teknik Praktis Riset Komunikasi. Kencana Prenada Media Group Maryati, Kun.2001.Sosiologi.Jakarta : Erlangga Mc Quail Denis. 2002. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar:Komunikasi Massa sebagai suatu objek study. Jakara: Erlangga Moh,Nazir. 1991. Metode Penelitian.Jakarta Morissan. 2007. Manajemen Media Penyiaran:Modul Programming I. Jakarta: Ramdina Prakarsa Mulyana,Dedy. 2005. Ilmu Komunikasi Komunikasi. Bandung : Rosda.
Suatu
Pengantar:Model-model
Mulyana,Dedy. 2004. Komunikasi Antar Budaya:Suatu Pendekatan Terhadap Komunikasi Antar Budaya. Bandung: Rosda. Mustopo Habib. Ilmu Budaya Dasar.Surabaya:Usaha Nasional Pratisto,Arif.2004.Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Jakarta:Elex Media Komputindo Rakhmat,Jalalludin. 1998. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya Setyobudi,Ciptono. Pengantar Teknik Broadcasting Televisi:Sejarah Pertelevisian Jakarta: Graha Ilmu Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta
100
Sugiyono.2004. Statistik untuk penelitian.Bandung Triton PB.2006. SPSS 13.0 Terapan: Riset Statistik Parametik.Yogyakarta: Andi Umar,Husein.2002. Metode Riset Komunikasi Organisasi.Jakarta:Gramedia Pustaka Utama Wibowo,Freud. 2007. Teknik Produksi Program Televisi. Yogyakarta: Pinus
Sumber lain http://www.vavai.com/blog/index.php/archives/-Indahnya-Menulis-. 2005 • http://www.indonesiatvguide.blogspot.com http//www.google.com/pengertian pengetahuan,ilmu dan filsafat. http://www.sobat baru.blogspot.com/2008/04/pengertian- kebudayaan.html
Hubungan Menonton Tayangan Sahabat Khatulistiwa di Trans Tv Dengan Pengetahuan Kebudayaan Anak (Survey Terhadap Siswa SDN Wanasari 01 Bekasi) Daftar Pertanyaan Petunjuk Pengisian: 1. Sebelum mengisi daftar pertanyaan. Bacalah terlebih dahulu dengan baik. 2. Jawablah pertanyaan dengan jujur sesuai dengan perilaku dan kepribadian anda. 3. Berikan tanda silang (X) pada salah satu jawaban anda. 4. Jika ada yang kurang jelas atau tidak dimengerti, silahkan bertanya pada saya. I. Variabel X Tayangan Sahabat Khatulistiwa A. Terpaan Media 1. Menonton tayangan “Sahabat Khatulistiwa” dalam satu bulan? a) sering b) cukup sering c) tidak pernah 2. Frekuensi menonton tayangan Sahabat Khatulistiwa? a)3-4 kali b) 2-3 kali c) 1-2 kali 3. Lama menonton tayangan Sahabat Khatulistiwa? a) 20-30 menit b) 15-20 menit c) 5-10 menit 4. Menonton tayangan Sahabat Khatulistiwa bersama adik/kakak, teman atau orang tua? a)Orang Tua b) adik/kakak c) teman B. Jalan Cerita 5. Seorang sahabat yang bercerita dari daerah tertentu? a) benar b) cukup benar c) tidak benar 6. Seorang sahabat menunjukan tempat-tempat bersejarah di daerahnya? a) benar b) cukup benar c) tidak benar 7. Seorang sahabat melakukan permainan tradisional? a) benar b) cukup benar c) tidak benar 8. Seorang sahabat membuat mainan sendiri? a) benar b) cukup benar c) tidak benar 9. Apakah kamu memahami isi cerita? a) sangat memahami b) cukup memahami c) tidak memahami 10. Apakah menurut kamu, tayangan Sahabat Khatulistiwa sangat baik untuk pendidikan pengetahuan anak? a) baik b) cukup baik c) tidak baik C. Tokoh 11. Bagaimana tokoh anak-anak dalam tayangan Sahabat Khatulistiwa? a) kreatif b) cukup kreatif c) tidak kreatif
12. Apakah kamu mampu melakukan yang dilakukan anak-anak dalam tayangan Sahabat Khatulistiwa? a) mampu b) cukup mampu c) tidak mampu 13. Ada berapa tokoh utama anak dalam setiap tayangan Sahabat Khatulistiwa? a) 1 b) 2 c) 3 II. Variabel Y Pengetahuan Kebudayaan D. Nama Daerah 14. Apakah kamu Mengetahui nama daerah yang di kunjungi Sahabat Khatulistiwa? a) mengetahui b) cukup mengetahui c) tidak mengetahui 15. Apakah Bandung termasuk kedalam provinsi Jawa-Barat? a) benar b) cukup benar c) tidak benar E. Alat musik tradisional 16. Sejauh mana kamu mengetahui alat musik tradisional angklung? a) mengetahui b) cukup mengetahui c) tidak mengetahui 17. Apakah kamu mampu memainkan alat musik tradisional angklung? a) mampu b) cukup mampu c) tidak mampu F. Makanan, Tarian dan Lagu Daerah 18. Makanan gudeg berasal dari daerah Yogyakarta? a) benar b) cukup benar c) tidak benar 19. Makanan pempek berasal dari Palembang? a) benar b) cukup benar c) tidak benar 20. Makanan rendang berasal dari daerah Padang? a) benar b) cukup benar c) tidak benar 21. Tari piring berasal dari daerah Sumatera-Barat? a) benar b) cukup benar c) tidak benar 22. Tari jaipong berasal dari daerah Jawa-Barat? a) sangat benar b) cukup benar c) tidak benar 23. Tari pendet berasal dari daerah Bali? a) benar b) cukup benar c) tidak benar 24. Lagu Jali-jali berasal dari daerah Jakarta? a) benar b) cukup benar c) tidak benar 25. Lagu Manuk Dadali berasal dari daerah Jawa-Barat? a) benar b) cukup benar c) tidak benar 26. Lagu Angin Mamiri berasal dari daerah Makassar? a) benar b) cukup benar c) tidak benar
Curiculum Vitae
Jl. Sinyar Raya 2 no:2 RT04/RW012 Setiakawan Jakarta Pusat 10140 Mobile : 021 93326322 E mail :
[email protected]
Data Pribadi Nama Nama Panggilan Tempat / Tgl Lahir Jenis Kelamin Hobi Agama Alamat Telepon / HP
: Selvitia Milanti : Selvi : Jakarta, 18 Aguatus 1987 : Perempuan : Menari, Membaca, Musik : Islam : Jl. Jl. Sinyar Raya 2 no:2 RT04/RW012 Setiakawan Jakarta Pusat 10140 : 021- 6306268 / 08568295655
Pendidikan Formal Pendidikan Terakhir : FIKOM Universitas Mercu Buana Jakarta, 2005-2009 Program Studi : Broadcasting Televisi IPK : 3.52 ¾ 2002-2005 : SMU Negeri 1 Tambun Selatan Bekasi ¾ 1999-2002 : SLTP Negeri 1 Cikarang Barat
Pengalaman Lapangan dan Organisasi ¾ Unit Kegiatan Mahasiswa Radio Mercu Buana, Sebagai anggota aktif sejak 2005-2006. ¾ Peserta DIKLAT Radio Mercu Buana ke Radio Mustang ¾ Peserta Leadership BEM Fikom Mercu Buana ¾ Rohis Ta’lim ALIF FIKOM Universitas Mercu Buana • Sebagai anggota aktif periode 2005- sekarang • Koordinator acara Media Visit Rohis Ta’lim Alif ke Trans TV & TVRI ¾ Panitia Dunia Kampus Fakultas Universitas Mercu Buana tahun 2008
Keahlian ¾Mengoperasikan MS Office, MS Power Point, Internet ¾ Mengoperasikan Adobe Premiere 1.5 ¾ Kamera MD 9000 dan MD 10000
Seminar dan Pelatihan ¾ Pelatihan Study Media To Trans TV yang diadakan oleh BEM FIKOM Universitas Mercu Buana ¾ Seminar “Cegah Tayangan Kekerasan, Pornografi-Pornoaksi & Mistik di Televisi” di Universitas Mercu Buana ¾ Seminar TPI yang diselenggarakan oleh Fikom Universitas Mercu Buana 2006 “Workshop produksi program berita kriminal dan diskusi program berita kriminal untuk keluarga” ¾ Forum Broadcasting Nasional “Networking Television” : Among Regulation, Decentralisation & Corporation” Universitas Mercu Buana