“KECENDERUNGAN NILAI BERITA, KUALITAS BERITA DAN ETIKA JURNALISTIK PADA TAYANGAN INSERT INVESTIGASI DI TRANS TV PERIODE MEI 2008”
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh:
Nama
: Dara Veizarina
Nim
: 4410401-039
Jurusan
: Broadcasting
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi Program Strata I Broadcasting
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Judul
: Kecenderungan Nilai Berita, Kualitas Berita dan Etika Jurnalistik Pada Tayangan Insert Investigasi di Trans TV Periode Mei 2008
Nama
: Dara Veizarina
Nim
: 4410401-039
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Jurusan
: Broadcasting
Perusahaan
: Trans TV
Jakarta, 27 Agustus 2008 Dosen Pembimbing
(Drs. Riswandi, M.Si )
Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi Program Strata I Broadcasting
TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI
Judul
: Kecenderungan Nilai Berita, Kualitas Berita dan Etika Jurnalistik Pada Tayangan Insert Investigasi di Trans TV Periode Mei 2008
Nama
: Dara Veizarina
Nim
: 4410401-039
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Jurusan
: Broadcasting
Jakarta, 27 Agustus 2008 Ketua Sidang Nama : Ponco Budi Sulistyo, M.Comm
(
)
(
)
(
)
Penguji Ahli Nama : Feni Fasta, SE, M.Si
Pembimbing Nama : Drs. Riswandi, M.Si
Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi Program Strata I Broadcasting
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI Nama
: Dara Veizarina
Nim
: 4410401-039
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Jurusan
: Broadcasting
Judul
: Kecenderungan Nilai Berita, Kualitas Berita dan Etika Jurnalistik Pada Tayangan Insert Investigasi di Trans TV Periode Mei 2008
Jakarta, Agustus 2008 Di setujui dan diterima oleh Pembimbing Skripsi
(Drs. Riswandi, M.Si)
Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
(Dra. Diah Wardhani, M.Si)
Ketua Bidang Studi
(Drs. Riswandi, M.Si)
Fakultas Ilmu Komunikasi Dara Veizarina 4410401-039 Kecenderungan Nilai Berita dan Etika Jurnalisitik Terhadap Tayangan Insert Investigasi Di Trans TV Periode Mei 2008
ABSTRAKSI Nilai Berita adalah yang aktual, disusun menurut kaidah jurnalistik, beritanya disampaikan berimbang, dan disiarkan dalam kesempatan pertama. Penamaan program yang didasarkan isinya, antara lain adalah program siaran berita. Etika Jurnalistik adalah landasan moral profesi dan rambu-rambu atau kaidah penuntun sekaligus pemberi arah kepada wartawan tentang apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya dihindari dalam tugas-tugas jurnalistik. Kode etik jurnalistik bersifat otonom, artinya kode etik jurnalistik dibuat dari, oleh, untuk wartawan yang tergabung dalam suatu organisasi profesi, kemudian berikrar untuk melaksanakannya. Oleh karena itu,
permasalahan yang diteliti adalah Kecenderungan nilai berita dan etika jurnalistik terhadap tayangan Insert Investigasi, sedangkan tujuannya adalah mengetahui Kecenderungan nilai berita dan etika jurnalistik terhadap tayangan Insert Investigasi di Trans Tv pada periode Bulan Mei tahun 2008. Penelitian ini berdasarkan kerangka pemikiran mengenai komunikasi, komunikasi massa, televisi sebagai saluran media, berita, nilai berita, etika jurnalistik, meliputi: Significance (penting), Magnitude (besar), Timeliness (waktu), Proximity (dekat), Prominence (tenar), dan Human Interest (manusiawi). Secara umum prinsip Kode Etik Jurnalistik mengandung : Kebenaran (truthfull) informasi, Kejelasan (clarity) informasi, Pembelaan atas hak publik, Responsilibitas dalam membentuk opinion public, Standard pengumpulan dan penyiaran informasi, Respek pada integritas sumber.
Penelitian ini dilakukan dengan tipe penelitian deskriptif dan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian analisis isi, menganalisisdalam semua bentuk komunikasi. Hasil penelitian menunjukkan secara keseluruhan tayangan Insert Investigasi di Trans TV periode Mei 2008 pada kategori nilai berita cenderung pada human interest (manusiawi) yaitu kejadian yang memberikan sentuhan perasaan bagi pembaca, kejadian yang menyangkut orang biasa dalam situasi luar biasa atau orang besar dalam situasi biasa. Ini dikarenakan topik yang digunakan sebagai bahasan utama adalah mengenai kehidupan para artis, sehingga sisisisi manusiawinya lebih ditonjolkan ketimbang yang lain. Hal tersebut terlihat dari 50% atau sebanyak 3 edisi menampilkan sisi manusiawi dari para artis pada tayangan Insert Investigasi periode Mei 2008. Pada etika jurnalistik seluruh pemberitaan tayangan Insert Investigasi periode Mei 2008 menyangkut pada pasal 9 yang diatur dalam Kode Etik Jurnalisti (KEJ) Persatuan Wartawan Indonesa (PWI) yang menyebutkan bahwa wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik. Jadi, tayangan insert Investigasi. i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim, Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi segala rahmat dan berkah yang tak terhingga pada masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Sembah sujud dan puji syukur hanya milik Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayahNya,
penulis
dapat
menyelesaikan
penyusunan
skripsi
yang
berjudul
Kecenderungan Nilai Berita dan Etika Jurnalisitik Terhadap Tayangan Insert Investigasi Di Trans TV Periode Mei 2008 ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan dapat penulis selesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini, izinkan penulis menghaturkan terima kasih yang tidak terhingga kepada: 1.
Dra. Diah Wardhani M.Si, selaku dekan FIKOM UMB.
2.
Drs. Riswandi M.Si, selaku Kaprodi dan pembimbing. Yang banyak memberikan bimbingan, pengarahan, dan masukan yang bermanfaat. Terimakasih ya pak karena sudah membimbing saya.
3.
Heri Budianto Sos, M.si selaku
Pembimbing Akademik yang sudah
Memberikan kesempatan mengikuti mata kuliah yang ada, sehingga lancar kuliah dengan 4 tahun. 4.
Terima kasih untuk Orangtua-ku tercinta, Ayah dan Bunda, terima kasih atas pengorbanan, kerelaan, kesabaran dalam menasihatiku, pengertiannya, kasih sayang, doa dan harapan yang tidak henti-hentinya dipanjatkan ii
untuk kami anak-anaknya serta berbagai fasilitas yang telah mereka berikan. Semoga hasil skripsi ini dapat membuat mereka bahagia. 5.
Adik-ku Ryan Mizaz yang selalu ada saat kakaknya minta antar dan jemput, dan selalu menjadi teman yang sangat menyenangkan, kau sangat ku sayangi de’.dan abang-ku tak lupa tentunya, yang membuatku semakin terpacu untuk mandiri..
6.
Terima kasih buat Rio, yang selalu mensuport aku dalam berbagai hal dan memberikan warna-warni dalam hidupku. Mengajariku arti hidup dan selalu berusaha menjadikanku wanita yang semangat, sabar dan berhati mulia. Dukungan, dorongan dan kesabarannya menjadikanku lebih memaknai arti hidup ini. “Kapan nyusul aku!!”.
7.
Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat sehingga peneliti bisa mengenal ilmu komunikasi, khususnya ilmu broadcasting. Juga Bapak dan Ibu Staf TU, terimakasih atas bantuan administrasinya
8.
The CherryPie. Vincent, Nova, Astrid, Desma, Ine, Evi, Rika,Vera, Rena, Palupi dan Lisa, atas kebersamaan selama 3 tahun ini, karena kita adalah satu.
9.
Evi, rika, yang mau menemaniku ke perpustakaan dan memotivasi ku agar cepat selesai dalam mengerjakan skripsi ini. Dan selalu mendukung temannya ini. Dan Nova yang selalu memberitahu apa yang seharusnya dikerjakan.
iii
10.
Anak-anak A Bocor; om ‘ndut, om Boyzonk, Bang Anjas, AA Arif, Bang tile, Qichan, Yopi yang selalu menyemangati dan membantuku dalam menulis skripsi ini. Ramon, Kaka Renan, Roni item, AA Fajar, mas teguh, mas Wiwit, Ka’ Noval, Wayu dan mia yang sudah mau berteman baik denganku, dan selalu mendengarkan keluhanku dalam berbagai hal, termasuk skripisi ini.
11.
Teman-teman at Apartement, Cherry Pie, Jaka, ade Reni, Yudi, Rangga, Ivan, Pay, Riki yang sudah mau membantu susah payah Apartemen yang kita tinggali bersama-sama. Terimakasih Banyak.
12.
Teman-teman Angkatan 2004 Budi, Keating, Rengga, Iqbal dan nama yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Makin kompak selalu.
13.
Untuk Uchil makasih yah udah mau jadi temanku, dan mau membantu dan menemaniku disaat aku butuh pertolongan. Thank’s Nyoong...
14.
Buat angkatan 2006-nya, Aga, Uchil, Yopi, Baban, Ipang (mauk), Nomo, Jibol (Agil), Ipang (jangkung), Odi, Cecil, Gepeng (pastinya...) dan nama yang (maaf) tidak bisa disebutkan satu per satu. Terimakasih sudah ada di kehidupanku sehari-hari dan menjadi temanku. Thank you Brother..
15.
Teman-teman at Canteen, Ce2’(vony), Saby, Senja, Bang Bajay, Ka’ Novi, Tamy dan lainnya, terimakasih..biar makin seru ya!!..
16.
Abang-Abang Angkatan 2001, Echa, Anto, Ronal, yang sudah mau membagi ilmu untuk adiknya.
17.
Dan semua pihak yang (maaf) tidak bisa disebutkan satu per satu.
. iv
Hanya Allah SWT yang bisa membalas kebaikkan semuanya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang memerlukannya.
Ciledug, Agustus 2008 Dara Veizarina
v
DAFTAR ISI
Abstraksi Kata Pengantar Daftar Isi
i ii v
Bab I
Pendahuluan
1.1 1.2 1.3 1.4
Latar Belakang Masalah Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Signifikansi penelitian 1.4.1 Signifikansi Akademis 1.4.2 Signifikansi Praktis
Bab II
Kerangka Pemikiran
2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
Komunikasi Komunikasi Massa Televisi Sebagai Media Massa Berita Nilai Berita Nilai Jurnalistik Etika Jurnalistik Infotainment 2.8.1 Insert Investigasi
Bab III
Metodologi
3.1 3.2 3.3
Tipe/Sifat Penelitian Metode Penelitian Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi 3.3.2 Sampel Unit Analisis Teknik Pengumpulan Data 3.5.1 Data Primer 3.5.2 Data Sekunder Definisi Kategori dan Operasionalisasi Kategori 3.6.1 Definisi Kategori
3.4 3.5
3.6
v
1 7 7 7 7 7
9 10 16 19 20 23 24 26 27
29 30 31 31 31 33 33 33 33 34 34
3.7 3.8 3.9
3.6.2 Operasionalisasi Kategori Kecenderungan Etika Jurnalistik Uji Reliabilitas Teknik Analisis Data
Bab IV
Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.1
4.3
Subjek Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Trans TV 4.1.2 Visi Misi Trans TV 4.1.3 Gambaran Umum Divisi Pemberitaan Trans TV 4.1.4 Program Infotainment Insert Investigasi Hasil Penelitian 4.2.1 Topik Pemberitaan Berdasarkan Nilai Berita 4.2.2 Topik Pemberitaan Berdasarkan Nilai Positif dan Negatif 4.2.3 Topik Pemberitaan Berdasarkan Kualitas Berita 4.2.4 Topik Pemberitaan Berdasarkan Etika Jurnalistik Pembahasan
Bab V
Kesimpulan danSaran
5.1
Kesimpulan
69
5.2
Saran
70
4.2
Daftar Pustaka Lampiran Biodata Penulis
vi
35 36 40 44
46 46 50 51 52 53 53 57 61 64 66
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan. Komunikasi sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari bagi setiap orang. Tanpa komunikasi, hidup tidak ada artinya. Begitu juga tanpa media, manusia tidak dapat berkomunikasi. Pemahaman yang logis mengenai komunikasi adalah penyampaian pesan atau informasi searah dari seseorang ( atau suatu lembaga ) kepada seorang ( sekelompok orang ) lainnya, baik secara langsung ataupun tidak langsung ( melalui media, seperti surat kabar, majalah, radio, atau televisi. Komunikasi massa adalah suatu proses dimana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana komunikasi tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh audience, pusat dari komunikasi media adalah media.1. Komunikasi massa tersebut banyak digunakan oleh stasiun-stasiun TV karena di dalam komunikasi tersebut terjadi berbagai komunikasi yang menggunakan media antara lain televisi, radio, surat kabar, dll. Berguna untuk menyampaikan suatu informasi bahkan hiburan kepada masyarakat luas sehingga masyarakat luas baik yang ada di Indonesia maupun di luar negeri dapat mengetahui akan adanya suatu informasi, hiburan, dll2.
1 2
S. Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi,(Jakarta : Universitas Terbuka, november 2002) Ibid. hal 5.1
1 1
2
Media seringkali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan, bukan saja dalam pengertian pengembangan bentuk seni dan simbol, tetapi juga dalam pengertian pengembangan tata cara, mode gaya hidupdan norma-norma3. Media juga memainkan suatu peran yang mampu untuk membentuk dan memelihara ideologis serta proposisi budaya, karena isinya merupakan sarana informasi yang efektif untuk proses bertingkah laku dalam kehidupan nyata. Banyak orang memperoleh pengetahuan yang mendalam tentang bidang yang diminatinya dari berita dan pandangan yang ditampilkan. Salah satu media yang digunakan dalam komunikasi massa adalah televisi. Tele berarti jauh dan Visi berasal dari kata Vision berarti penglihatan. Televisi adalah sistem yang mengirim dan menerima gambar dan suara (visual audio) melalui gelombang radio.4 Media televisi merupakan industri yang padat modal, padat tekhnologi danpadat sumber daya manusia. Gerakan reformasi Indonesia tahun 1998 telah memisu perkembangan industri televisi. Seiring dengan itu, kebutuhan masyarakat terhadap informasi juga semakin bertambah. Namun sayangnya kemunculan berbagai stasiun televisi di Indonesia tidak diimbangi dengan tersedianya sumber daya manusia yang memenuhi syarat5. Penonton televisi yang mengikuti yang mengikuti suatu program berita ingin mengetahuitentang semua masalha yang berpengaruh pada hidup mereka. Ada banyak kejadian di masyarakat yang dapat di beritakan selain masalh politik, konflik social, kejahatan, korupsi, atau berita kontroversi. Jangan beranggapan
3
Denis McQuail Teori Komunikasi Massa.. suatu pengantar Edisi kedua Erlangga. Walton Street Oxford, Oxford Learners Pocket dictionary, 1995, Oxford University 5 Ibid hal. 3 4
3
bahwa pemirsa hanya tertarik pada maslah politik, banyak yang tidak. Penonton mengiginkan suatu program berita dapat menyajikan menu berita yang beragam, jadi harus ada percampuran yang tepat antara berbagai tipe atau jenis berita yang ingin ditayangkan6. Sekarang, televisi tidak hanya dijadikan sebagai tempat penyampaian pesan yang informatif saja, tetapi juga sebagai tempat menyampaikan pesan yang bersifat hiburan juga, contohnya tayangan Life Style. Di Indonesia, TVRI berdiri sebagai stasiun televisi yang pertama pada tahun 1962 dan kemudian mengalami perubahan yang sangat pesat yang akhirnya pada tahun 1989, perizinan diberikan kepada pihak swasta untuk mendirikan stasiun televisi. Setelah itu mulai muncul stasiun televisi swasta di Indonesia, RCTI adalah stasiun televisi swasta pertama yang kemudian diikuti oleh beberapa stasiun televisi swasta lainnya, seperti, SCTV, INDOSIAR, ANTV, METRO TV, TPI, JAK TV, O CHANELL, dll. Banyaknya stasiun televisi membuat masing-masing owner menyiasati berbagai acara agar menarik ditonton oleh masyarakat. Berbagai macam berita pun disiarkan untuk menginformasikan kepada masyarakat yang membutuhkan. Itulah bagian dari lahan ilmu jurnalistik. Lahan ilmu jurnalistik sendiri dibagi menjadi tiga, yakni masalah hangat (realita), peristiwa dan pendapat. Gabungan antara ketiganay dibagi menjadi dua, yakni berita aktual dan berita berkala. Berita aktual dibagi menjadi stop press dan siaran berita secara straight news dan indepth news. Berita berkala dibagi pula menjadi newsreel, newscompilatery, 6
Ibid Hal. 35
4
news spot interview, news topical reporting, news anaysis, human interest dan berita ringan. Berita ringan adalah berita yang bersifat ringan, namun memiliki daya tarik tinggi.7 Berita-berita ringan biasanya berupa sesuatu yang lucu atau aneh. Berita ringan juga dapat berupa kehidupan atau hasil yang telah dicapai orang terkenal, dalam hal ini selebriti. Berita-berita mengenai artis atau gosip tentang mereka memiliki tempat tersinidri dalam program berita.8 Dalam hal ini termasuk program berita ringan yang menayangkan kehidupan artis adalah tayangan infotainment. Infotainment termasuk produk jurnalistik karena intinya adalah informasi atau berita seputar dunia hiburan, yakni informasi tentang artis, aktor, dan subjek dunia hiburan termasuk tempat-tempat hiburan.9 Kehadiran
infotainment-infotainment
sangat
berpengaruh
terhadap
kalangan masyarakat, tua maupun muda, laki-laki ataupun perempuan. Karena informasi yang diberikan pun menarik dan sekitar orang-orang terkenal. Sekarang ini sudah banyak sekali stasiun Televisi yang menayangkan beragam infotainment dengan berbagai macam jenis bentuk penyiarannya. Berbagai cara si presenter menyampaikan agar masyarakat tertarik dengan berita atau informasi yang disiarkan dengan gaya bahasa yang menarik. Dari stasiun RCTI dengan C&R, Kabar-Kabari, dan Siletnya. SCTV dengan Halo Selebriti, HotShot, dan ada Gosip yang dibawakan oleh presenter Kondang (Eko Patrio). ANTV dengan Espresonya, Trans 7 dengan Infotainment Pagi, SiangNya dan Trans TV dengan Kroscek dan insert. Yang pada dasarnya hanya
7
J.B Wahyudi, Dasar-dasar Manajemen Penyiaran, 1994, PT. Gramedia Pustaka Utama, jakarta Morissan, jurnalistik televisi mutakhir, 2005, Ramdina Prakarsa, Tangerang 9 Asep Syamsul Romli, apakah infotainmentmerupakan kegiatan jurnalistik?, Eramuslim.com 8
5
menyinggung dan membicarakan seputar selebriti-selebriti ternama. Dari membicarakan kehidupan sehari-harinya sampai mengulas tentang kehidupan Pribadi sang artis tersebut. Jurnalistik adalah seni dan keterampilan mencari, mengumpulkan, mengolah, menyusun dan menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi seharihari secara indah, dalam rangka memenuhi segala kebutuhan hati nurani khalayaknya, sehingga terjadi perubahan sikap, sifat, pendapat, dan perilaku khalayak sesuai dengan kehendak para jurnalisnya.10 Tayangan infotainment maupun tayangan berita pada umumnya tidaklah jauh berbeda. Peliputan sama dilakukan oleh satu team kemudaina mengejar berita yang ada. Menjadi sebuah perhatian tersendiri karena banyak tayangan infotainment ini dalam peliputannya tidak mengindahkan Kode Etik Jurnalistik. Berbagai usaha dilakukan untuk mendapatkan statement dari nara sumber. Bahkan bisa dibilang melanggar hak privacy nara sumber tersebut. Namun demi mendapatkan kepuasan, seorang selebriti harus rela ‘ditelanjangi’ kehidupan pribadinya. Perselingkuhan yang sebenarnya sebuah aib dibuka untuk kemudian dicari kebenarannya oleh infotainment, bagaimanapun caranya, aib tersebut harus dapat terbongkar dan membangun opini masyarakat bahwa selebriti tersebut melakukan hal itu. Peraturan dalam Kode Etik Jurnalistik sendiri sudah mengatur mengenai hal ini. Dalam kenyataanya, media infotainment memang diakui dalam organisai Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).
10
kustadi suhandang Pengantar Jurnalistik Seputar Organisasi, produk & Kode Etik,2004 Yayasan Nuansa Cendekia
6
Ada kalanya sang artis ini senang di sorot tentang kehidupannya karena menurut mereka tanpa adanya infotainment mereka tidak akan mungkin dikenal masyarakat luas, tetapi ada juga artis yang tidak ingin kehidupan pribadinya diketahui oleh orang banyak, karena menurutnya wartawan infotainment dan masyarakat tidak perlu sejauh itu mengetahuinya, masyarakat boleh mengetahui hanya seputar pekerjaannya saja. Ada yang berpendapat bahwa wartawan infotainment terkadang suka melebih-lebihkan berita dari apa yang terjadi sebenarnya. Salah satu tayangan infotainment insert Investigasi yang ditayangkan di Trans TV pada periode oktober 2007 yang diambil dari forum Insert Investigasi yang banyak sekali mengungkap kehidupan pribadi sang artis. Dari kehidupan Mayang sari yang menjalin hubungan dengan Bambang Tri Atmodjo anak dari mantan presiden soeharto yang mendapat cekaman dari seluruh keluarga Cendana termasuk istri Bambang Tri Atmodjo yang akan diceraikannya. Lalu mengapa infotainment terlalu mengumbar aib orang termasuk mayang sari yang telah melahirkan anaknya dari Bambang Tri atmodjo?. Kasus perseteruan Ahmad Dani dan Maia pun takkalah menariknya, tentang tidak sukanya Maia terhadap perempuan-perempuan yang kerja oleh Ahmad Dani seperti dewi-dewi dan Mulan Jamila, dan diberitakan akan segera bercerai.11 Ada pula kasus sewaktu Edie Sud meninggal sang wartawan dan pembawa acara infotainment bukan turut berbela sungkawa malah menyakan harta warisan almarhum kepada Itje Trisnowati. Apa mungkin karena Itje adalah istri kedua dan karena sang almarhum meninggal mneinggalkan 15 showroom mobil. Saya rasa 11
Insert @transtv.co.id
7
pertanyaan seperti ini tidak pantas dipertanyakan selagi orang masih dalam keadaan berduka12. Dan masih banyak kasus-kasus yang lain yang menimpa kehidupan pribadi para selebriti tanah air yang masuk kedalam berita Insert Investigasi. Pada umumnya kasus-kasus ini banyak terlibat pada pasal-pasal yang terdapat di Kode Etik Jurnalistik (KEJ) PWI.
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana kecenderungan nilai berita dan etika jurnalistik pada tayangan infotainment Insert Investigasi di Trans TV Periode Mei 2008. Dan bagaimana infotinment menyampaikan informasinya kepada publik.
1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh wartawan infotainment Indonesia mencari berita untuk khalayaknya, sehingga masyarakat tahu bahwa bagaimana wartawan infotainment mencari-cari berita tentang selebritis untuk dipublikasikan.
1.4 Signifikasi Penelitian 1.4.1 Signifikasi Akademis Manfaat penelitian ini secara akademis yaitu dapat berguna bagi mahasiswa dalam hal mengkritisi suatu program acara di sebuah stasiun televisi, dan juga dapat memperkaya ilmu komunikasi khususnya ilmu Broadcasting. 12
Media Care/insrt investigasi (www.google.com)
8
1.4.2 Signifikasi Praktis Peneltian ini diharapkan sebagai bahan kajian Trans TV sebagai salah satu TV station terkemuka di Indonesia untuk menyikapi tayangan Insert Ivestigasi apakh tayangan tersebut memiliki nilai jurnalistik ataupun mematuhi kode etik jurnalistik yang ada.
9
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Komunikasi Salah satu persoalan didalam memberi pengertian komunikasi yakni, banyaknya definisi yang telah dibuat oleh para pakar menurut bidang ilmunya. Hal ini disebabkan karena banyaknya disiplin ilmu yang telah memberi masukan terhadap perkembangan ilmu komunikasi, misalnya psikologi, sosiologi, antropologi, ilmu politik, ilmu manajemen, linguistik, matematika, ilmu elektronika dan lain sebagainya.13 Komunikasi adalah proses dimana suatu ide di alihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Definisi ini kemudian dikembangkan oleh Rogers bersaman D. Lawrence Kincaid (1981) sehingga melahirkan suatu definisi baru menyatakan bahwa: “komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang padaq gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam”.14 Banyak pakar menilai bahwa komunikasi adalah suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat. Profesor Wilbur Schramm menyebutkan bahwa komunikasi dan masyarakat adalah dua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Sebab tanpa komunikasi
13 14
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Maret 2003 Ibid hal 19
9
10
tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi (Schramm; 1982). Nilai Berita adalah yang actual, disusun menurut kaidah jurnalistik, beritanya disampaikan berimbang, dan disiarkan dalam kesempatan pertama. Penamaan program yang didasarkan isinya, antara lain adalah program siaran berita. Etika Jurnalistik adalah landasan moral profesi dan rambu-rambu atau kaidah penuntun sekaligus pemberi arah kepada wartawan tentang apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya dihindari dalam tugas-tugas jurnalistik. Kode etik jurnalistik bersifat otonom, artinya kode etik jurnalistik dibuat dari, oleh, untuk wartawan yang tergabung dalam suatu organisasi profesi, kemudian berikrar untuk melaksanakannya.
2.2 Komunikasi Massa Karakteristik komunikasi massa dibatasi pada lima jenis media massa dikenal sebagai the big live of mass media, yakni Koran, majalah, radio, televisi, dan film. Berikut ini adalah penjelasan secara konsepsional dari karakteristik komunikasi massa15. 1. Komunikasi melalui media massa pada dasarnya ditujukan ke khalayak yang luas, heterogen, anonim, tersebar, serta tidak mengenal batas geografis cultural. 2.
Bentuk kegiatan komunikasi melalui media massa bersifat umum, bukan perorangan atau pribadi.
15
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Maret 2003
11
3. Pola penyampaian pesan media massa. 4. Penyampaian pesan melalui media massa cenderung berjalan satu arah. 5. Kegiatan komunikasi melalui media massa dilakukan secara terencana, terjadwal, dan terorganisasi. 6. Penyampaian pesan melalui media massa. Isi pesan yang disampaikan melalui media massa16. Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya missal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, televise, surat kabar dan film.17 Pembahasan tentang komunikasi massa berikut ini akan menguraikan sejumlah teori dasar yang cukup berpengaruh dan telah memberi inspirasi bagi perkembangan teori dan penelitian komunikasi massa berikutnya. Sebelumnya telah dibahas pengertian tentang komunikasi massa melalui defenisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh beberapa pakar komunikasi. Namun, agar lebih jelas terdapat karakteristik komunikasi massa, yaitu: 1.
Komunikator Terlembaga Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Mengingat komunikasi massa menggunakan media massa, baik cetak maupun elektronik, maka komunikasi massa melibatkan lembaga dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks.
16 17
Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2003, hal 7.4-7.8
Hafied Cangara Op.cit
12
Bila media yang digunakan adalah media televisi, maka banyak yang terlibat menjadi komunikator, seperti juru kamera, juru lampu, reporter, pengarah acara, dll. 2.
Pesan Bersifat Umum Komunikasi massa bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karena itu, pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa dan opini. Namun, tidak semua fakta dan peristiwa yang terjadi disekeliling kita dapat dimuat dalam media massa, hanya fakta dan peristiwa yang menarik dan penting bagi sebagian besar khalayak atau komunikan dan memiliki nilai berita dapat dimuat dalam media massa.
3.
Komunikannya Anonim dan Heterogen Dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikasinya melalui media massa dan tidak tatap muka. Di samping anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi.
4.
Media Massa Menimbulkan Keserempakkan Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang
13
dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula. 5.
Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan Salah satu prinsip komunikasi adalah bahwa komunikasi mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan. Namun dalam komunikasi massa, komunikator tidak harus mengenal komunikan dan sebaliknya. Yang penting bagaimana komunikator menyusun pesan secara sistematis, baik, sesuai dengan jenis medianya. Maka yang terpenting adalah isi dari pesan tersebut.
6.
Komunikasi Massa Bersifat satu arah Komunikasi berlangsung satu arah, berarti tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada komunikator. Dengan kata lain wartawan sebagai
komunikator
tidak
mengetahui
tanggapan
para
penontonnya terhadap pesan yang disiarkannya itu. Demikian pula penyiar radio, penyiar televisi, atau sutradara film tidak mengetahui tanggapan khalayak yang dijadikan sasarannya. Dengan demikian, pesan komunikasi selain harus dapat jelas dibaca, kalau salurannya media cetak, dan jelas didengar bila saluran medianya elektronik, juga dapat dipahami maknanya agar tidak bertentangan dengan kebudayaan komunikan yang menjadi sasaran komunikasi. 7.
Stimulasi Alat Indra Terbatas Pada komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung kepada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya
14
dapat melihat. Pada siaran radio, khalayak dapat mendengar, sedangkan pada media televisi dan film, khalayak menggunakan indra penglihatan dan pendengaran18
De Vito mengatakan bahwa popularitas dan pengaruh yang merasuk dari media massa hanya dapat dipertahankan apabila mereka menjalankan beragam fungsi pokok. Enam fungsi yang paling penting adalah sebagai berikut :
(1) Fungsi Menghibur Bahwa media mendesain program-program mereka untuk menghibur khalayak.Tentu saja sebenarnya mereka memberi hiburan itu untuk mendapatkan perhatian dari khalayak sebanyak mungkin sehingga mereka dapat menjual hal ini kepada para pengiklan.
(2) Fungsi Meyakinkan Meskipun fungsi media massa yang paling jelas adalah menghibur, namun fungsinya yang terpenting adalah meyakinkan (to persuade). Persuasi dapat dating dalam bentuk, misalnya : a) mengukuhkan atau memperkuat sikap kepercayaan, atau nilai seseorang, b) mengubah sikap, kepercayaan atau nilai seseorang, c) menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu, dan d) memperkenalkan etika, atau menawarkan sistem nilai tertentu.
18
Elvinaro Ardianto, Lukiati Komala, Siti Karlinah, Op.Cit, hlm 7-11
15
(3) Fungsi Menginformasikan Menurut De Vito, sebagian besar informasi, kita dapatkan bukan dari sekolah, melainkan dari media (4) Fungsi Menganugerahkan Status Daftar seratus orang terpenting di dunia bagi kita hampir boleh dipastikan berisi nama-nama orang yang banyak dimuat dalam media. Paul Lazarsfeld dan Robert Merton, dalam karya mereka yang berpengaruh, “Mass Communication, Popular Taste, and Organized Social Action ”(1951), mengatakan : “Jika anda benar-benar penting, anda akan menjadi pusat perhatian massa dan jika anda menjadi pusat perhatian massa, berarti anda memang penting”.
(5) Fungsi Membius Salah satu fungsi media yang paling menarik dan paling banyak dilupakan adalah fungsi membiusnya (narcotizing). Ini berarti bahwa apabila media menyajikan informasi tentang sesuatu, penerima percaya bahwa tindakan tertentu telah diambil.
16
(6) Fungsi Menciptakan Rasa Kebersatuan Salah satu fungsi komunikasi massa yang banyak orang tidak menyadarinya adalah kemampuannya membuat kita merasa menjadi anggota suatu kelompok.19 Proses komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat20. Proses komunikasi adalah pengoperan dan penerimaan dari lambang-lambang yang mengandung arti, proses komunikasi melalui media adalah proses pengoperan dari lambang-lambang dioperkan melalui saluran-saluran yang dikenal sebagai pers, televisi, radio, telepon, dan lain-lain21. Banyak definisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan para ahli komunikasi. Banyak ragam dan titik tekan yang dikemukakannya . namun, dari sekian banyak definisi itu ada benang merah kesamaan definisi satu sama lain. Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa.
2.3 Televisi Sebagai Media Massa Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada beberapa pakar psikologi memadang bahwa dalam alat komunikasi antar manusia, maka media yang paling dominan dalam berkomunikasi adalah panca indera manusia seperti mata dan telinga.
19
20 21
Sutaryo, Sosiologi Komunikasi, Arti Bumi Intaran, hal 91-95 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Bandung : Remaja Rosdakarya), hal 189 Phil Astrid Susanto, Komunikasi dalam teori dan praktek I (Bandung : Bina Cipta), hal 31
17
Pesan-pesan yang diterima panca indera selanjutnya diproses dalam pikiran manusia untuk mengontrol dan menentukan sikapnya terhadap sesuatu, sebelum dinyatakan dalam tindakan.22 Stasiun televisi adalah tempat kerja yang sangat kompleks yang melibatkan banyak orang dengan berbagai jenis keahlian. Juru kamera, editor gambar, reporter, ahli grafis, dan staf operasional lainnya harus saling berinteraksi dan berkomunikasi dalam upaya untuk mengahsilkan siaran yang sebaik mungkin. Suasana kerja pada stasiun televisi terkadang penuh ketegangan, khususnya menjelang suatu program akan ditayangkan, sehingga diperlukan kesigapan dan kecepatan kerja karena dikejar-kejar tenggat waktu (deadline). Komunikasi yang cepat adalah hal vital dalam pemberitaan TV. Harus tercipta saling pengertian dari setiap orang ang bekerja dalam proses kreatif ini23. Penonton televisi yang mengikuti yang mengikuti suatu program berita ingin mengetahuitentang semua masalha yang berpengaruh pada hidup mereka. Ada banyak kejadian di masyarakat yang dapat di beritakan selain masalh politik, konflik social, kejahatan, korupsi, atau berita kontroversi. Jangan beranggapan bahwa pemirsa hanya tertarik pada maslah politik, banyak yang tidak. Penonton mengiginkan suatu program berita dapat menyajikan menu berita yang beragam, jadi harus ada percampuran yang tepat antara berbagai tipe atau jenis berita yang ingin ditayangkan24. Berbagai jenis program itu dapat di kelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya yaitu: program informasi (berita) dan program hiburan
22
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Maret Morissan Jurnalistik Televisi mutkhir (ramdina prakarsa) hal. 9 24 Ibid Hal. 35 23
18
(entertainment). Program Informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan dan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audien. Program informasi kemudian dibagi lagi menjadi dua jenis yaitu berita keras (hard news) dan berita lunak (soft news). Berita keras yaitu segala informasi penting dan menarik yang harus segera untuk diketahui khalayak. Dan berita lunak adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Stasiun televisi menggunakan berbagai istilah (nama) untuk jenis berita lunak misalnya news magazine, current affair dan lain-lain. Sama seperti media massa yang lain, televisi memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri keunggulan televisi dapat terlihat dari sisi pragmatis yaitu : 1. menyangkut isi dan bentuk, media televise maeskipundirekayasa mampu membedakan fakta dan fiksi, realitas dan tidak terbatas 2. memiliki khalayak yang tetap memerlukan keterlibatan tanpa perhatian sepenuhnya, dan intim 3. memiliki tokoh berwatak, sementara media lain hanya memiliki bintang yang di rekayasa. Televisi juga memiliki kelemahan, yaitu : 1. kecendrungan televisi untuk menempatkan khalayaknya sebagai obyek yang pasif, sebagai penerima pesan. 2. mendorong proses alih nilai dan pengetahuan yang cepat 3. sifatnya sngat terbuka dan menjadikan sulit dikontrol dampak negatifnya.
19
4. pergerakan
penyiaran
televisi
begitu
cepat
mendahului
perkembangan masyarakat dan budaya khalayak pemirsanya. 5. kecendrungan para pengelolah televisi yang memanfaatkan kelebihan-kelebihan
televisi.dan
lebih
berorientasi
pada
pertimbangan komersial atau bisnis,sehingga menyampingkan factor pendidikan.25 Televisi juga mempunyai beberapa fungsi, yaitu : 1. Fungsi Penerangan (The Information Function) 2. Fungsi Pendidikan (The Education Function) 3. Fungsi Hiburan (The Entertaiment Funtion) Menurut Skomis dibandingkan dengan media massa lainnya, seperti radio, surat kabar, majalah, buku dan sebagainya. Televisi tampaknya mempunyai sifat istimewa karena televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar. Bisa bersifat informatif, hiburan maupun pendidikan, bahkan gabungan dari ketiga unsur di atas26.
2.4.Berita Berita adalah hasil rekonstruksi tertulis dari realitas sosial yang terdapat dalam kehidupan. Itulah sebabnya ada orang yang beranggapan bahwa penulisan berita lebih merupakan pekerjaan merekonstruksikan realitas sosial ketimbang gambaran dari realitas itu sendiri. Berita juga didefinisikan sebagai laporanlaporan peristiwa yang terjadi yang ingin diketahui oleh umum dengan sifat-sifat 25 26
A.Alatas Fahmi, “Bersama Televisi Merenda wajah Bangsa”, YPKMD,Jakarta,1997
Iswandi Syahputra. Jurnalistik Infotaiment, Kancah Baru Jurnalistik Dalam Industri Televisi, Pilar Media, 2006, hlm. 70
20
aktual dan terjadi di lingkungan masyarakat mengenai tokoh terkemuka serta memberikan dampak bagi masyarakat. Ciri-ciri berita adalah aktual, disusun sesuai dengan kaidah jurnalistik, berita yang disampaikan berimbang atau cover both side dan disiarkan secepat mungkin. Dengan adanya berita, kebutuhan masyarakat akan informasi akan terpenuhi. Entah itu informasi tentang ekonomi, politik, sosial, budaya, entertainment bahkan lifestyle. Ada berbagai ragam program siaran televisi yang didasarkan pada isi beritanya, yaitu berita hiburan (entertainment), ekonomi, kriminal, sosial, budaya, politik dan peristiwa yang penting. Isi dari berita tersebut merupakan kebutuhan khalayak yang haus akan informasi, sehingga media mengambil perannya dalam memberikan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat.27
2.5 Nilai Berita Nilai Berita adalah yang actual, disusun menurut kaidah jurnalistik, beritanya disampaikan berimbang, dan disiarkan dalam kesempatan pertama. Penamaan program yang didasarkan isinya, antara lain adalah program siaran berita.28 Berita yang akan disiarkan tentunya harus mengandung unsure berita, 5W+1H, What, Who, Where, When, Why, and How. Kecermatan dan ketelitian seorang jurnalis dituntut kepekaannya untuk mendapatkan informasi seakuratnya. 27
28
Alam S. Ekonomi. PT. Gelora Aksara Pratama. Jakarta, 2007 Zaenidin H.M The Journalist. Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher, 2007
21
Setelah mendapatkan informasi yang lengkap dan akurat lantas apa yang bisa ditulis dan dijadikan berita sehingga layak untuk disiarkan? Beberapa nilai
berita akan menjadi acuan dalam menjalani proses
jurnalistik. Jika unsur berita sudah dilengkapi maka yang perlu diperhatikan adalah nilai beritanya. Secara umum, kejadian yang dianggap punya nilai berita atau layak disiarkan adalah yang mengandung satu atau beberapa unsure yang disebutkansebagai berikut : 1.
Significance
(penting)
yaitu
kejadian
yang
berkemungkinan
mempengaruhi kehidupan orang banyak atau kejadian yang memiliki akibat terhadap kehidupan pembaca atau pemirsanya. 2. Magnitude (besar) yaitu kejadian yang menyangkut angka-angka yang berarti bagi kehidupan orang banyak, atau kejadian yang berakibat jika dijumlahkan akan menarik perhatian pemirsa maupun pembaca. 3. Timeliness (waktu) yaitu kejadian yang menyangkut hal-hal baru terjadi atau baru diketemukan. 4. Proximity (dekat) yaitu kejadian yang dekat dengan pembaca, kedekatan ini biasa bersifat geografis maupun emosional. 5. Prominence (tenar) yaitu kejadian yang menyangkut hal-hal terkenal atau sangat dikenal oleh pemirsa maupun pembaca. 6. Human Interest (manusiawi) yaitu kejadian yang memberikan sentuhan perasaan bagi pembaca, kejadian yang menyangkut orang biasa dalam situasi luar biasa atau orang besar dalam situasi biasa.29
29
Morissan Jurnalistik Televisi mutkhir (ramdina prakarsa)
22
Selain itu, pembahasan mengenai niali berita / nilai jurnalistik tidak terlepas dari empat karakteristik utama. Menurut asep romli, empat karakteristik utama suatu peristiwa dapat diberitakan atau dipublikasikan dimedia massa yaitu : 1. Aktual yang berarti peristiwa terbaru, berita atau informasi yang terpercaya, disusun menurut kaidah jurnalistik, beritanya disampaikan berimbang, dan disiarkan dalam kesempatan pertama. Sehingga masyarakat berminat untuk menyaksikan sajian tersebut. Agar menarik perhatian penonton, dalam setiap jam siarannya dapat disisipkan topic berita tertentu. 2. factual yang berarti ada faktanya (fact) benar-benar terjadi dan bukan fiksi. Berita yang disajikan secara eksklusif karena diangkat dari faktafakta dari kejadian yang ada, dan juga dari sumber-sumber yang terpercaya. Suatu berita juga harus factual karena kalau tidak, berita itu tidak ada nilai lebih untuk disiarkan. 3. Penting. Penting disini meliputi dua hal. Pertama, besar kecilnya ketokohan orang yang terlibat peristiwa (prominace). Peristiwa yang melibatkan orang penting selalu menarik perhatian orang. Kedua, besar kecilnya dampak peristiwa pada masyarakt (consequences). Peristiwa itu menyangkut kepentingan orang banyak atau berdampak pada masyarakat. 4. Menarik. Menarik artinya memunculkan rasa ingin tahu (curiousity) dan minat pembaca (Interesting). Peristiwa yang biasanya menarik perhatian pembaca maupun pemirsa selain actual,factual,dan penting
23
juga bersifat menghibur, mengandung human interest, mengandung unsure seks serta konflik, pertentangan dan ketegangan.30
2.6 Nilai Jurnalistik Kata jurnalistik tentu berkaitan erat dengan wartawan dan media. Terlepas dari media apapun, junalistik tentunya berkaitan pula dengan onformasi arau berita. Informasi yang berdasarkanfakta dan diolah oleh wartawanuntuk kemudian disalurkan melalui media. Secara
harfiah,
junalistik
berarti
kewartawanan
atau
hal-ihwal
pemberitaan. Jurnalistik berasal dari kata jurnal (journal) yang berarti hari (day) atau catatan harian (diary). Dalam bahasa Belanda , jurnalistiek artinya penyiaran harian. Asal muasal istilah jurnalistik sendiri dari bahasa Yunani kuno, du jour yang berarti hari, yakni kejadian hari ini yang diberitakn dalam lembaran tercetak, merujuk pada asal mula munculnya media massa yang disebut Acta Ddiurna pada zaman Romawi kuno di bawah pemerintahan Raja Julius Cesar.31 Jurnalistik tidak lepas dari berita . berita yang dimaksud disini adalh informasi yang berdasarkan fakta. Ketika pertama kali informasi didapatka , seorang jurnalis harus bias memastikan bahwa informasi tersebut memang ada faktanya dan bukan hanya sebuah rekayasa. Tanggung jawab jurnalis sangatlah besar karena menyangkut tingkat kepercayaan public terhadap berita yang disampaikan
media tersebut. Tidaklah benar jika jurnalis merekayasa berita
ataupun menyiarkan berita bohong kepada public.
30 31
Asep Syamsul, Jurnalistik Terapan, 2005. Batic Press Asep Syamsul Romli Apakah Infotainment merupakan Kegiatan Jurnalistik?, Eramuslim.com
24
Saat ini terdapat 15 jenis jurnalisme, yakni paham, taknik, aliran, desain atau gaya pelaporan dan pemberitaan yang menjabarkan visi dan misi sebuah penerbitan pers. Jenis jurnalisme tersebut adalah jurnalisme alkohol, jurnalisme baru, jurnalisme buku cek, jurnalisme damai, jurnalisme foya-foya, jurnalisme got, jurnalisme kasak-kusuk, jurnalisme jazz, jurnalisme oposisi, jurnalisme pembangunan, jurnalisme pro-pemerintah, jurnalisme proses, jurnalisme profetik, jurnalisme revolusioner, dan jurnalisme suci.32 Pada pembahasan yang diteliti disini adalah jurnalisme kasak-kusuk atau jurnalistik yang lebih mnekankan pada berita-berita kasak-kasuk, rumor dan isu yang kebenarannya masih sangat diragukan.
2.7 Etika Jurnalistik Etika peliputan menyangkut tata cara bagaimana melakukan wawancara yang baik. Sering kali narasumber, khususnya artis menolak untuk berkomentar mengenai hal-hal yang menyangkut wilayah pribadinya. Jika demikian, sudah menjadi
keksadaran
seorang
reporter
untuk
mencecer
pertanyaan
dan
memojokkan narasumber. Dalam peliputan, setiap jurnalis memiliki kode etik yang harus dipegang teguh olehnya maupun instansi terkait dalam jurnalistik , yakni
Kode Etik
Jurnalistik (KEJ) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Kode Etik Jurnalistik adalah himpunan etika profesi kewartawanan. Di Indonesia terdapat kode etik jurnalistik yang harus dipegang teguh oleh para jurnalis maupun perseorangan yang terkait dalam dunia. Hal ini tercantum pada UU Pers No.40 32
Asep Syamsul op.cit hal 20
25
tahun 1999 pasal 7, ayat 1 dan 2 yakni (1) Wartawan bebas memlilih organisasi wartawan; (2) wartawan memilikidan menaati kode etik jurnalistik. Kode etik yang dipakai dalam penelitian ini adalah kode etik jurnalistik (KEJ) PWI. Kode etik jurnalistik tersebut menjadi pedoman dalam melakukan penyiaran. Sering kali tim peliputan tidak mengindahkan Kode Etik Jurnalistik. Bagi tim peliputan adalh bagaimana caranya agar mendapatkan statement dari nara sumber. Hal ini sebenarnya harus diperharikan oleh sang wartawan agar tidak menimbulkan konflik nantinya. Dalam dunia televisi, gambar terkadang mempunyai arti dan pengaruh yang jauh lebih besar dari kata-kata. Gambar dapat bercerita dengan sendirinya tanpa perlu disertai narasi. Maka dari itu, kode etik televise juga menyangkut aturan-aturan mengenai gambar-gambar yang patut ditayangkan maupun tidak. Upaya stasiun televise menaikkan rating dalam merebut jumlah penonton dapat membuat stasiun televise cenderung mengabaikan Kode Etik.33
Kode Etik
tersebut menjadi pedoman dalam melakukan penyiaran. Sering kali tim peliputan tidak mengindahkan Kode Etik Jurnalistik. Bagi tim peliputan adalah bagaimana caranya agar agar mendapatkan statement dari narasumber. Banyak narasumber yang khususnya artis terpaksa melakukan tindakan kekerasan agar tim peliputan tidak mengejar-ngejar mereka dengan pertanyaan yang tidak perlu dijawab. Halhal seperti inilah yang perlu diperhatikan dan sesuai dengan kaedah jurnalistik yang ada. Secara umum prinsip Kode Etik Jurnalistik mengandung : 1. Kebenaran (truthfull) informasi.
33
Morissan. Jurnalistik Tv Mutakhir Cet 2. Jakarta: Ramdina Prakarsa, 2004
26
2. Kejelasan (clarity) informasi. 3. Pembelaan atas hak public. 4. Responsilibitas dalam membentuk opinion publik. 5. Standard pengumpulan dan penyiaran informasi. 6. Respek pada integritas sumber.34 Berikut ini terdapat 6 (enam) pasal menyangkut pelanggaran etika yang dijadikan acuan dalam penelitian. Pasal-pasal dalam Kode Etik Indonesia (KEJ) Persatauan Wartawan Indonesia (PWI) tersebut adalah :
Pasal 1 Wartawan Indonesia bersikap independent, menghasilkan berita yang akurat, berimbang dan tidak bertikad buruk.
Penafsiran pasal 1 adalah : •
Independen berarti memberikan peristiwa atau fakta sesuai dengan suara hati nurani tanpa campur tangan, paksaann, dan inteversi dalam pihak lain termasuk pemilik perusahaan pers.
•
Akurat berarti dipercaya benar sesuai keadaan objektif ketika peristiwa terjadi.
•
Berimbang berarti semua pihak mendapatkan kesempatan setara.
•
Tidak beritikad buruk berarti tidak ada niat secara sengaja dan serta merta untuk menimbulkan kerugian pihak lain.
34
Op.cit, hal 43
27
Pasal 2 Wartawan indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik.
Penafsiran pada pasal 2 mngenai cara-cara yang prfesional adalah : •
Menunjukan identitas diri kepada narasumber;
•
Menghormati hak privasi;
•
Tidak menyuap;
•
Menghasilkan berita yang faktual dan jelas narasumbernya;
•
Rekayasa pengambilan dan pemuatan atau penyiaran gambar, foto, suara dilengkapi dengan keterangan tentang sumber dan ditampilkan secara berimbang;
•
Tidak melakukan plagiat, termasuk menyatakan hasil liputan wartawan lain sebagai karya sendiri.
•
Pengunaan cara-cara tertentu dapat dipertimbangkan untuk peliputan berita investigasi bagi kepentingan publik.
Pasal 3 Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberikan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah.
Penafsiran pada pasal 3 adalah :
28
•
Menguji informasi berarti melakukan check dan recheck tentang kebenaran informasi itu.
•
Berimbang adalah memberikan ruang atau waktu pemberitaan kepada masing-masing pihak secara proporsional.
•
Opini menghakimi adalah pendapat pribadi wartawan. Hal ini berbeda dengan opini interpretative, yaitu pendapat yang berupa interpretasi wartawan diatas fakta.
•
Asas praduga tak bersalah adalah prinsip tidak menghakimi seseorang.
Pasal 6 Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima suap.
Penafsiran pada pasal 6 adalah : •
Menyalahkan profesi adalah segala tindakan yang mengambil keuntungan pribadi atas informasi yang diperoleh saat bertugas sebelum informasi tersebut menjadi pengetahuan umum.
•
Suap adalah segala pemberian dalam bentuk uang, benda atau fasilitas dari pihak lain yang mempengaruhi independensi.
Pasal 7 Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang tidak bersedia diketahui identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan “off the record” sesuai dengan kesepakatan.
29
Penafsiran pasal 7 adalah : •
Hak tolak adalah hak untuk tidak mengungkapkan identitas dan keberadaan narasumber dan keluarganya.
•
Embargo adalah penundaan pemuatan atau penyiaran berita sesuai dengan permintaan narasumber.
•
Informasi latar belakang adalah segala informasi atau data dari narasumber yang disiarkan atau diberitakan tanpa menyebutkan narasumbernya.
•
“Off the record”adalah segala informasi atau data dari narasumber yang tidak boleh disiarkan atau diberitakan.
Pasal 9 Wartawan Indonesia menghormati hak nara sumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik.
Penafsiran pasal 9 adalah : •
Menghormati narasumber hak narasumber adalah sikap menahan diri dan berhati-hati.
•
Kehidupan pribadi adalah segala segi kehidupan seseorang dan keluarganya selain yang terkait dengan kepentingan publik.
2.8 Infotainment
30
Konsep infotainment awalnya berasal dari John Hopkins University (JHU) Baltimore, Amerika Serikat. Ide dasar konsep infotainment berawal dari asumsi informasi kendati dibutuhkan oleh masyarakat umum namun tidak dapat diterima begitu saja oleh masyarakat, apalagi untuk kepentingan merubah sifat negative menjadi sikap positif manusia. Oleh karena iti dibutuhkan semacam pancingan khusus untuk mengambil perhatian masyarakat. Pilihannya adalah dengan menyusupkan hibura (entertainment) yang menarik di tengah masyarakat ditengah-tengah penyampaian informasi (information). Dari sini nkemudian muncul istilah infotainment, yaitu kemasan acara yang bersifat informative namun dibungkus dan disisipi dengan entertainment sehingag informasi sebadgai pesan utamanya diterima.35 Program siaran infotainment (dari: infotainment – gabungan antara ‘information’ dan ‘ entertainment’) termasuk program siaran format baru yang berisi informasi promosi dagang dunia hiburan, yang dibuat sangat ringan, menghibyr dan menarik. Termasuk didalamnya adalah pengemasan yang menyertakan bahan animasi atau trik.36 Ada berbagai ragam program siaran televisi yang didasrkan pada jam tayangnya-siang hari, malam hari, atau bahkan larut malam – ada juga yang didasarklan pada ragam isi tayangan – misalnya: program drama, nondrama, musik, kuis, dan seterusnya.37 Termasuk juga program infotainment yang waktu siarannya kebanyakan pada saat pagi hari atau siang hari, bahkan di sore hari sekalipun. 35
Iswandi Syahputra, jurnalistik Infotainment, 2006, Pilar Media Ibid. hal.62 37 RM Soenarto, programa televise(dari penyusunan sampai pengaruh siaran), Jakarta;FFTV-IKJ PRESS,2007 36
31
Infotainment termasuk produk jurnalis karena intinya adalah informasi atau berita seputar dunia hiburan, yakni informasi tentang artis,actor, dan subjek dunia hiburan lainnya termasuk tempat-tempat hiburan. Daya tarik infotainment adalh berisi berita atau informasi seputar public figure. Figure public seperti artis dikategorikan sebagai newsmaker (pembuat berita).38
2.8.1 Insert Ivestigasi Insert adalah infotainment yang ditayangkan di Trans TV. Kehidupan selalu penuh dengan warna dan kedinamisan, hal ini akan lebih menarik perhatian terutama dimana intrik-intrik tersebut menyangkut orang-orang terkenal. Aneka kejadian kehidupan para selebriti kembali dikemas dalam bentuk infotainment yang akan menyajikan berita-berita faktual dan aktual dengan suasana berita yang santai. Insert Investigasi adalah tayangan infotainment yang berjenis investigasi yaitu, jenis berita infotainment yang mengulas kasus-kasus selebriti yang sedang hangat diperbincangkan oleh khalayak dan dibahas secara mendalam dan detail dengan bahasa presenter dan narasi lebih tajam. Dan Insert Investigasi ini berbeda dengan insert pagi dan siang, karena biasanya hanya membahas satu kasus dan dikulas habis secara tuntas. Insert Investigasi ditayangkan setiap hari pada pukul setengah enam petang, yang biasanya pada jam tersebut program acara banyak sekali diminati oleh para orang dewasa yang baru pulang dari aktifitasnya dan para ibu rumah 38
Asep Syamsul Romli, Op.cit
32
tangga yang biasanya pada jam berikut adalah jam santai dirumah setelah seharian beraktifitas. Oleh karena itu insert investigasi diminati.
33
BAB III METODOLOGI
3.1 Tipe / Sifat Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan, kuantitatif yaitu hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa yang telah diperoleh dari data mentah. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Penelitian deskriptif ditujukan untuk : (1) Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, (2) Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, (3) Membuat perbandingan atau evaluasi, dan (4) Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang. Sering terjadi, penelitian deskriptif timbul karena suatu peristiwa yang menarik perhatian peneliti, tetapi belum ada kerangka teoretis untuk menjela skannya. Penelitian seperti ini memerlukan kualifikasi yang memadai. Pertama, peneliti harus memiliki sifat yang reseptif. Ia harus selalu mencari, bukan menguji. Kedua, ia harus memiliki kekuatan integratif, kekuatan untuk memadukan berbagai macam informasi yang diterimanya menjadi satu kesatuan penafsiran. 39
39
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2004, hal 24-26
33
34
Metode deskriptif bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara factual dan cermat. Penelitian jumlah anak putus sekolah dikota bandung tahun 1981, studi pendapat umum, jumlah pembaca majalah tempo di Jakarta, studi kasus penderita skizoprenia, adalah contoh-contohnya.40
3.2 Metode Penelitian Dalam penelitian ini adalah menggunakan metode analisis isi digunakan untuk memperoleh keterangan dari isi komunikasi yang disampaikan dalam bentuk lambing.Analisis isi adalah suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru (replicable) dan sahih data dengan memperhatikan konteksnya. Tujuan dari analisis isi adalh memberikan pengetahuan, membuka wawasan baru, menyajikan fakta dan panduan praktis lainnya.41 Analisis isi dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi : surat kabar, buku, puisi, lagu, cerita rakyat, lukisan, pidato, surat, peraturan, undang-undang, musik, teater, dan sebagainya.Penelitian yang menggunakan analisis isi umumnya melalui tahap-tahap : (1) perumusan masalah, (2) perumusan hipotesis, (3) penarikan sampel, (4) pembuatan alat ukur (koding), (5) pengumpulan data, (6) analisis data.
40 41
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2004,
Klaus Krippendorfr, Analsis Isi: Pengantar Teori dan Metodelogi,1993, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
35
3.3 Populasi Dan Sample 3.3.1 Populasi Populasi adalah jumlah keseluruhan unit analisa yang menjadi sasaran penelitian. Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua berita infotainment yang ditayangkan di Insert Investigasi di Trans TV terhitung tanggal 1 sampai 31 Mei 2008 populasi dalam penelitian ini adalah 31 episode dengan 31 tema pemberitaan yang terdapat dalam tayangan Insert Investigasi pada bulan Mei 2008.
3.3.2 Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi yang dapat mewakili populasi secara keseluruhan dengan menggunakan tekhnik tertentu. Dalam pengambilan sampel terdapat dua syarat yaitu sampel harus representatif (mewakili) dan besarnya sampel memadai.42 Sampel adalah bagian terkecil dari populasi atau bagian dari populasi yang ingin diteliti (sebagian objek), contoh. Ukuran sample yang digunakan dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan pendapat Gay, yakni ukuran minimum sample yang dapat diterima berdasarkan pada metode penelitian deskriptif minimal 10 % populasi dapat digunakan. Untuk populasi relative kecil, minimal 20 %.43
42 Herry Soejitno, Pedoman Penyusunan Skripsi, (Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama, 2006), 43 M. Iqbal hasa, Pokok-pokok Materi metodelogi penelitian dan Aplikasinya, 2002, Ghalia Indonesia.
36
Pada penelitian ini, ukuran sample diambil dari rat-rata ukuran minimum, antara 10-20 %, yakni sebesar 15%. Teknik sampling pada dasarnya dibedakan atas dua, yakni sampling probabilitas dan sampling non probabilitas. Sampling probabilitas terdiri dari empat sampling, yakni sampling acak sederhana, sampling stratified, sampling sistematisdan sampling cluster. Sementara sampling non probabilitas terdiri dari sampling kebetulan, sampling kuota, sampling bola salju, dan sampling pertimbangan.44 Pada penelitian ini menggunakan sampling probabilitas dengan metode sampling acak sederhana. Pada sampling sederhana terdapat dua metode yang digunakan yakni metode undian dan metode table random. Metode undian dimana prosesnya sendiri menggunakan pola pengundian. Pada penelitian ini yang termasuk dalam sample adalah 15% dari semua pemberitaan dunia selebritis yang ditayangkan Insert Investigasi di Trans TV selama bulan Mei 2008. beragamnya pemberitaan yang ditayangkan Insert menjadikan peneliti lebih menspesifikan lagi sample yang akan diambil, mengingat tayangan tersebut ditayangkan setiap hari. Jika dihitung berdasarkan banyaknya populasi yang ada, maka sample yang harus diambil adalah 15% x 31 = 4,65 atau setara dengan 5 episode dengan jumlah topic sebanyak 26 topik pemberitaan dengan durasi masing-masing 20 menit. Adapun setelah diundi, periode tayangan Insert Investigasi yang menjadi sample penelitian ini adalah yang jatuh pada hari dan tanggal : 44
Ibid, hal. 64
37
1.selasa, 2 Mei 2008
1. selasa, 17 Mei 2008
2. minggu, 7 Mei 2008
2. minggu, 21 Mei 2008
3. jumat, 12 Mei 2008
3. Jumat, 27 Mei 2008
3.4 Unit Analisis Unit analisis dalam ppenelitian ini adalh topik penberitaan tayangan Insert Investigasi yang dilakukan secara audio visual. Jumlah populasi pada infotainment Insert Investigasi adalah 31 tema pemberitaan dan pengambilan sample sebanyak 31 topik pemberitaan. Jika sudah diteliti maka akan dapat diketahui bagaimana kecenderungan nilai berita dan etika jurnalistik pada tayangan Insert Investigasi di Trans TV.
3.5 Tekhnik Pengumpulan Data 3.5.1 Data Primer 1. Teks yang dipergunakan dalam narasi tayangan infotainment insert Investigasi. 2. Video / gambaryang ditayangkan pada tayangan infotainment insert investigasi.
3.5.2 Data Sekunder 1. Observasi Peneliti melakukan pengamatan langsung ke stasiun TV Trans TV. 2. Studi Kepustakaan
38
Peneliti mempergunakan buku-buku sebagai bahan referensi untuk menunjang penelitian.
3.6
Definisi Kategori Dan Operasionalisasi Kategori
3.6.1 Definisi Kategori 1. Nilai Berita adalah yang actual, disusun menurut kaidah jurnalistik, beritanya disampaikan berimbang, dan disiarkan dalam kesempatan pertama. Penamaan program yang didasarkan isinya, antara lain adalah program siaran berita. 2. Etika Jurnalistik adalah landasan moral profesi dan rambu-rambu atau kaidah penuntun sekaligus pemberi arah kepada wartawan tentang apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya dihindari dalam tugas-tugas jurnalistik. Kode etik jurnalistik bersifat otonom, artinya kode etik jurnalistik dibuat dari, oleh, untuk wartawan yang tergabung dalam
suatu
organisasi
profesi,
kemudian
berikrar
untuk
melaksanakannya. 3. Program siaran infotainment (dari: infotainment – gabungan antara ‘information’ dan ‘ entertainment’) termasuk program siaran format baru yang berisi informasi promosi dagang dunia hiburan, yang dibuat sangat ringan,
menghibyr dan menarik. Termasuk didalamnya adalah
pengemasan yang menyertakan bahan animasi atau trik.
3.6.2 Operasional Kategori
39
Nilai jurnalistik adalah nilai-nilai yang berhubungan dengan berita dan menjadi acuan dalam proses kerja jurnalistik. Tayangan pemberitaan harus memiliki
nilai-nilai
jurnalistik
sehingga
dapat
dipertanggungjawabkan
pemberitaanya. Selain memliki nilai, beritapun memiliki standar kualitas untuk memenuhi nilai jurnalistik. Dari beragam sample topic pemberitaan yang ditayangkan di Insert Investigasi, akan dilihat dan diteliti apakah tayangan infotainment Insert Investigasi sudah memiliki nilai-nilai berita dan nilai jurnalistik. Nilai berita dan nilai jurnalistik terseut adalah : 1.
Significance
(penting)
yaitu
kejadian
yang
berkemungkinan
mempengaruhi kehidupan orang banyak atau kejadian yang memiliki akibat terhadap kehidupan pembaca atau pemirsanya. 2. Magnitude (besar) yaitu kejadian yang menyangkut angka-angka yang berarti bagi kehidupan orang banyak, atau kejadian yang berakibat jika djumlahkan akan menarik perhatian pemirsa maupun pembaca. 3. Timeliness (waktu) yaitu kejadian yang menyangkut hal-hal baru terjadi atau baru diketemukan. 4. Proximity (dekat) yaitu kejadian yang dekat dengan pembaca, kedekatan ini bias bersifat geografis maupun emosional. 5. Prominence (tenar) yaitu kejadian yang menyangkut hal-hal terkenal atau sangat dikenal oleh pemirsa maupun pembaca. 6. Human Interest (manusiawi) yaitu kejadian yang memberikan sentuhan perasaan bagi pembaca, kejadian yang emnyangkut orang biasa dalam situasi luar biasa atau orang besar dalam situasi biasa.
40
3.7 Kecenderungan Etika Jurnalistik Etika jurnalistik adalah ilmu kesopanan, prilaku yang terkait dalam bidang pemberitaan. Dalam etika jurnalsiti terdapat kode etik jurnalistik yang harus dipatuhi oleh pekerja media massa. Dalam dunia Jurnalistik terdapat berbagai organisasi kewartawanan dimana masing-masing organisasi tersebut memiliki kode etik. Kode etik inilah yang menjadi pedoman bagi pekerja jurnalistik agar dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
3.8 Uji Reliabilitas “The concept of reliability is crucial to content analysis. If content analysis is to be objective, it’s measure and producedures must be reliable. Reliability is present when repeated measurement of same material result in similar decisions or conclusions. If the result fail to achive reliability, something is amiss with the coders, the coding instructions, the category definitions, the unit of analysis, or combination of these.”45 Terjemahan bebasnya adalah konsep reliabilitas merupakan bagian yang sangat penting dalam analisis isi. Jika analisis isi obyektif maka ukuran-ukuran dan prosedur-prosedur yang digunakan harus reliable. Realibitas meyakinkan bila mengulang pengukuran tehadap bahan yang sama dalam keputusan atau kesimpulan yang sama pula. Bila hasilnya tidak reliable,ada sesuatu yang salah dengan para koder, perintah perintah pengkodean, definisi-definisi kategori, unit analisis atau kombinasi dari hal-hal tersebut.
45
Roger D. Wimmer dan Joseph R. Dominick mass media research an introduction, Wadsworth publishing company, Beltmont, California
41
Penulis memahami reliabilitas koding adalh cara untuk mengukur atau menguji definisi kategori dari bahan penelitian yang sama kepada para penguji atau koder, untuk melihat riliabel atu tidaknya definisi kategori yang digunakan. Untuk mengetahui tingkat
reliabilitas kategori,penulis akan melakukan uji
kategori dengan mengacu pada formula holsti :
Reliability
=
2M N1+N2
Keterangan
:
•
M adalah nomor keputusan yang sama antara dua koder.
•
N1 & N2 adalah jumlah total keputusan koding dari koder pertama dan kedua.46
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan 3 koder. Penggunaan tiga koder dimaksudkan u tuk mencapai hasil yang berimbang dan terpercaya. Ketiga koder berasal dari akademisi dan praktisi media . koder ketiga yaitu wartawan infotainment digunakan dengan maksud agar dapat keberimbangan dalam hal uji kategori. Berdasarkan hal tersebut, dengan penggunaan tiga koder maka formula holsti berubah menjadi :
Reliability 46
Ibid, hal. 154
=
3M
42
N1+N2+N3 Keterangan: •
M adalah nomor keputusan yang sama antara tiga koder.
•
N1,N2 & N3 adalah jumlah total keputusan koding dari koder pertama, kedua dan ketiga.
Penulis akan menghitung kesepakatan dari ketiga koder dengan cara menyilangkan masing-masing koder, yaitu koder A dan B, Koder A dan C, serta koder B dan C. Bila hasil penelitian para koder menunjukan kesepakatan mengenai hal yang sama dalam mengukur unit analisis pada kategori yang sudah ditetapkan, maka kategori tersebut dikatakan reliable. Menulis reliabilitas dalam analisis isi pemberitaan, angkanya harus menunjukkan kesamaan sebanyak 7080% antara pelaksanaan koding. Jika demikian hasil analisis dapat diterima sebagai kepercayaan yang memadai.47 Berdasarkan formula Holsti penulis akan menghitung dari ketiga koder dengan cara menyilangkan masing-masing koder, yaitu koderA da B, koder A dan C, koder B dan C yang hasilnya sebagai berikut :
Variabel 1 : Nilai Berita
RAB
:
3M N1 + N2 + N3
47
x 100% =
3(25)
x 100% = 69,4%
36 + 36 + 36
Don Michael Flourmoy, Analisis Isi Surat Kabar Indonesia, terj. Akhmadsyah Naina, 1989, Gajah Mada Universitas Press, Yogyakarta.
43
RAC
:
3M
x 100% =
N1 + N2 + N3 RBC
:
3M
: RAB + RAC + RBC
x 100% = 61,1%
36 + 36 + 36 x 100% =
N1 + N2 + N3 RTOTAL
3(27)
3(30)
x 100% = 83,3%
36 + 36 + 36 = 69,4% + 61,1% + 83,3%
3
= 71,26 %
3
RAB
: Reliabilitas Koder A dan B
RAC
: Reliabilitas Koder A dan C
RBC
: Reliabilitas Koder B dan C Dari perhitungan tersebut, dapat disimpulkan kesepakatan antara koder A,
B dan C mencapai 71.26 % menunjukan kategori pada veriabel 1 : nilai berita reliabel.
Variabel 2 : KualitasBerita
RAB
:
3M
x 100% =
N1 + N2 + N3 RAC
:
3M
:
3M
x 100% =
: RAB + RAC + RBC
x 100% =
x 100% = 66,6%
3(29)
x 100% = 80,5%
36 + 36 + 36 = 72,2% + 66,6% + 80,5%
3 RAB
3(24) 36 + 36 + 36
N1 + N2 + N3 RTOTAL
x 100% = 72,2%
36 + 36 + 36
N1 + N2 + N3 RBC
3(26)
: Reliabilitas Koder A dan B
3
= 73.1 %
44
RAC
: Reliabilitas Koder A dan C
RBC
: Reliabilitas Koder B dan C Dari perhitungan tersebut, dapat disimpulkan kesepakatan antara koder A,
B dan C mencapai 73.1 % menunjukan kategori pada veriabel 2 : nilai berita reliabel
Variabel 3 : Etika Jurnalistik
RAB
:
3M
x 100% =
N1 + N2 + N3 RAC
:
3M
:
3M
x 100% =
: RAB + RAC + RBC
3(23)
x 100% = 63,8%
36 + 36 + 36 x 100% =
N1 + N2 + N3 RTOTAL
x 100% = 69,4%
36 + 36 + 36
N1 + N2 + N3 RBC
3(25)
3(29)
x 100% = 80,5%
36 + 36 + 36 = 69,4% + 63,8% + 80,5%
3 RAB
: Reliabilitas Koder A dan B
RAC
: Reliabilitas Koder A dan C
RBC
: Reliabilitas Koder B dan C
= 71,23 %
3
Dari perhitungan tersebut, dapat disimpulkan kesepakatan antara koder A, B dan C mencapai 71.23 % menunjukan kategori pada veriabel 3 : nilai berita reliabel. 3.9 Teknik Analisis Data
45
Teknik analisis data dilakukan melalui tahap-tahap analisis. Tahap-tahap dalam pengumpulan data adalha sebagai berikut: 1. membuat kategori dan definisi untuk mengukur “ Kecenderungan Nilai Berita dan Etika Jurnalistik Terhadap Tayangan Infotainment Insert Ivestigasi di Trans Tv Periode Oktober 2007.” 2. Mengumpulkan bahan, dalam hal ini sample yang dijadikan objek penelitian. 3. Membuat lembar koding sesuai dengan penelitian yang dituju. 4. Menentukan koder yang akan menganalisis isi tayangan infotainment tersebut. Dalam hal ini dipilih dari tiga komponen yang berbeda namun memiliki keterkaitan dibidang penelitian, yakni media dan jurnalistik. Ketiga koder tersebut adalah : a. Praktisi Media dan Juga Akademisi, Dosen Dasar-dasar Penyiaran, Andy Fachrudin, M.Si b. Akademisi, Dosen Hukum dan etika Penyiaran, Afdal Makkuraga c. Wartawan Infotainment Jak TV. 5. peneliti akan menganalisis hasil data yang telah dilakukan oleh ketiga koder dan dihitung sesuai rumus holsti. Hasil analisis berupa presentase dari hasil yang didapat dan dibuat dalam bentuk table. 6. menetapkan kesimpulan dari hasil penelitian.
46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Subyek Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Trans TV
PT.
Televisi
Transformasi
Indonesia
(Trans
TV)
merupakan
perusahaan yang dimiliki PT. Para Inti Investindo yang merupakan kelompok usaha di bawah bendera Para Group. Trans TV memperoleh izin siaran nasional dari Pemerintahan pada Oktober 1998 setelah lulus uji kelayakan yang dilakukan tim antar departemen. Berdirinya Trans TV sesuai dengan surat keterangan Menteri Penerangan SK Menpen No.384/ SK/ Menpen/ 1998 yang diterbitkan Depertemen Penerangan Republik Indonesia. Trans TV mulai mengudara secara teknis pada 22 Oktober 2001 di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi dengan pola teknik selama beberapa jam perhari. Pada 25 Oktober Trans TV mulai menyiarkan program yang bertajuk Trans Tune-In, sekaligus meluaskan jangkauan siaran hingga wilayah Bandung dan sekitarnya. Pada tanggal tersebut, Trans TV telah mulai menyiarkan siaran langsung upacara peresmian Bandung Supermall, sebuah kawasan perbelanjaan paling luas di ibukota Jawa Barat.
46
47
Program Trans Tune-In ini dikemas dengan gaya radio untuk memperkenalkan Trans TV pada masyarakat. Pada tahap ini, dua pembawa acara membawakan kuis interaktif guna memikat calon penonton, sambil menyuguhkan rangkaian video klip. Divisi Pemberitaan menyajikan program Jelajah yang berisi paket-paket feature. Pada akhir pekan, para pecandu bola dapat menikmati siaran langsung kompetisi sepak bola Spanyol, La Liga. Pada 15 Desember 2001, Trans TV memulai siaran perdana tepatnya pukul 17.00 WIB dengan mengawali siaran langsung launching dari Gedung Trans TV. Secara berurutan, sejumlah menara pemancar di Yogyakarta yang juga mencakup kota Solo, Semarang, Surabaya, dan terakhir Medan mulai berfungsi, sehingga memperluas jangkauan siaran Trans TV ke berbagai wilayah utama Indonesia. Kalangan pertelevisisan, menjadikan tujuh kota ini sebagai indikator untuk dasar perhitungan AC Nielsen untuk mengetahui popularitas dari suatu program maupun stasiun TV, dimana jumlah penonton televisi permenit dihitung dengan metode random sampling dengan bantuan people meter. Berkat perencanaan yang baik, Trans TV bisa memperoleh alokasi UHF yang rata-rata paling rendah dibandingkan stasiun televisi lainnya. Kanal frekuensi yang rendah ini memudahkan penonton mencari gelombang siaran Trans TV. Berikut sebaran jangkauan siaran Trans TV di wilayah utama Indonesia:
48
Wilayah
Frekuensi
Pemancar
Menara
Jabotabek
29 UHF
80 KW
250 meter
Jawa Barat (Bandung)
42 UHF
10 KW
250 meter
Jawa Tengah (Semarang)
29 UHF
20 KW
100 meter
D.I. Yogyakarta & Solo
24 UHF
20 KW
100 meter
&
Gerbang 22 UHF
30 KW
200 meter
&
Gerbang 27 UHF
20 KW
100 meter
Surabaya Kartasila Surabaya Kartasila
Di samping itu, Trans TV memperluas jangkauan siaran
dan
menargetkan pada tahun 2003 dengan memasang transmisi pada titik-titik kota strategis, yakni Cirebon, Purwokerto, Palembang, Madiun, Malang, Denpasar, Lampung, Pekanbaru, Batam, Banjarmasin, Manado serta Makassar. Mulai 1 Desember 2001, Trans Tune-In berganti dengan Trasnvaganza seiring bertambahnya jam siaran Trans TV. Dalam tahapan ini, Trans TV mulai menayangkan film-film asing serta program non drama berupa kuis tebak harga. Kuis ini merupakan adaptasi dari kuis “The Price is Right” yang kondang sejak 1970-an, ditayangkan di 22 negara. Transvaganza ditayangkan 1-14 Desember 2001 dan merupakan contoh program Trans TV yang dapat diikuti pemirsa setiap minggu mulai 18 Desember 2001 hingga 28 Februari 2002.
49
Penambahan jam tayang secara bertahap ini memuncak pada 1 Maret 2002, saat Trans TV mulai siaran penuh, yaitu 18 jam sehari pada Senin hingga Jumat, dan 22 jam pada Sabtu dan Minggu. Penambahan program acara juga bertambah seiring dengan ada penambahan jam tayang diantaranya Euro, Digoda, KD, Sinema Gemilang, Diva Dangdut, dan Dunia Lain. Pada September 2002, Trans TV mulai mengudara 20 jam setiap hari, terkecuali hari Sabtu 24 jam nonstop bila ada pertandingan Liga Spanyol. Penambahan jam tayang ini juga menambah program acara di antaranya program keagamaan Sentuhan Qolbu, Berita Trans Pagi, film-film kartun, Sinema Indonesia Pagi, sinetron Perempuan Pilihan, film Taiwan seperti Meteor Garden, kuis Russian Roullet. Untuk olah raga siaran langsung maupun tunda Liga Spanyol dan Super Liga Bulutangkis. Mulai Selasa, 12 Juli 205 hingga 6 bulan ke depan, dikeluarkan Peraturan Mneteri Komunikasi dan Informatika No. 11/ P/ Menkominfo/ 7/ 2005 dimana dalam Peraturan Menteri tersebut diberlakukan pembatasan jam siaran hingga pukul 01.00 dan mulai kembali siaran pukul 05.00. Saat diberlakukannya pembatasan jam siaran tersebut, Trans TV mulai membatasi jam tayang dengan sign off pukul 02.00 dan sign on kembali pukul 04.00, dalam sehari mendapat libur 2 jam. Untuk jam tayang Sabtu dan Minggu (weekend) terkadang tayang nonstop 24 jam.
Pada
dasarnya
siaran
Trans
TV
menganut
konsep
general
entertainment, sehingga pemirsa bisa menikmati berbagai tayangan hiburan drama maupun non drama, serta tayangan berita. Pada tahun pertama, 50%
50
tayangan stasiun ini berasal dari luar negeri dan 50% sisanya merupakan produk lokal. Pada tahun kedua, proporsi produk lokal akan menjadi 70% dan sisanya merupakan produk asing. Di akhir 2005, Trans TV telah memperkuat semua lini dengan produk in house. Menurut catatan, 67% acara TV merupakan produk in house. Beberapa produk unggulan in house di prime time adalah Extravaganza, Ketawa Ala Trans TV, Insyaf, Komedi Nakal dan Fenomena juga mat memperkuat posisi Trans TV. 48
4.1.2. Visi dan Misi Trans TV a. Visi Trans TV Visi Trans TV adalah menjadi televisi terbaik di Indonesia maupun ASEAN, selalu memberikan hasil usaha yang positif bagai stokeholders, menyampaikan program-program berkualitas, berperilaku begrdasarkan nilai-nilai moral budaya kerja yang dapat diterima oleh stokeholders dan mitra
kerja,
dan
memberikan
kontribusi
dalam meningkatkan
kesejahteraan serta kecerdasan masyarakat.
b. Misi Trans TV Trans TV memiliki misi sebagai wadah gagasan dan aspirasi masyrakat untuk mencerdaskan dan mensejahterakan bangsa, memperkuat persatuan dan menumbuhkan nilai-nilai demokrasi.49
48 49
Sumber: Highlight Trans TV Trans TV dan http://www.trans tv.co.id
51
4.1.3. Gambaran Umum Divisi Pemberitaan Trans TV Divisi Pemberitaan (News) Trans TV terletak di lantai tiga gedung Trans TV, Jl. Kapten Piere Tendean Kav. 12-14 A Jakarta 12790. Seluruh urusan pemberitaan berada di lantai ini, tanpa berbagi dengan divisi atau departemen lain. Divisi Pemberitaan ini dibagi atas dua departemen, yakni departamen Buletin (News Bulletin Department) dan departemen Magazine (News Magazine Department). Masing-masing departemen tersebut dipimpin oleh seorang kepala yang disebut sebgai Kepala Departemen (Kadept) yang bertanggungjawab kepada Kepala Divisi News. Pembagian departemen ini didasarkan pada program berita yang ada di divisi pemberitaan Trans TV, yakni ada program yang bersifat bulletin news Reportase dan ada pula program yang bersifat feature atau berita khas seperti Jelajah, Jelang Siang, Good Morning, Fenomena, Sisi Lain, dan sebagainya. Program berita lempang atau berita langsung seperti Reportase berada di bawah Departemen Buletin, sementara program berita khas seperti Jelajah, Jelang Siang, dan semacamnya berada di bawah Departemen Magazine. Ruang divisi Pemberitaan secara garis besar terbagi atas dua bagian yang dipisahkan dinding kaca. Penataan kedua bagian tersebut pada dasarnya tidak dibedakan, namun yang membedakannya adalah fungsi dari perangkat komputer yang ada di masing-masing bagian tersebut. Jaringan komputer yang berada di bagian kanan gedung online dengan internet 24 jam Ini biasa digunakan untuk riset para jurnalis, pengecekan naskah daerah yang dikirim melalui e-mail dan pencarian data dan informasi
52
lain yang dibutuhkan. Sementara jaringan komputer yang berada di sisi kiri gedung digunakan untuk menulis naskah berita dan pembuatan rundown dengan sistem atau program ANN. Untuk mengetahui lebih jelas apa itu ANN, penulis akan jelaskan pada bagian Sarana dan Prasarana Trans TV di sub Sistem News Room Trans TV. ANN (Automatic News Network) merupakan sebuah sistem IT terintegrasi yang menjadi jantung dari manajemen siaran Trans TV, khususnya news bulletin. Secara awam, wujud nyata sistem ANN ini umumnya terdiri dari sekelompok komputer dan server dengan software-software khusus yang saling terhubung (lewat kabel) menjadi suatu jaringan.
4.1.4 Program Infotainment Insert Investigasi Insert memiliki rating yang sangat bagus untuk programnya, lalu PT. Transformasi Indonesia atau Trans TV menyiarkan Insert Investigasi atau yang lebih dikenal dengan nama Insert Sore pada tahun 2005 dan ditayangkan setiap hari pula pukul 17.30 WIB. Format yang diberikan berbeda dengan insert siang yang ditayangkan pukul 11.00, dengan format yang berdurasi 30 menit sedangkan insert siang 45 menit. Ciri khas Insert Investigasi dari Infotainment lainnya adalah dengan adanya klasifikasi yang berbeda setiap harinya dan berita-beritayang disiarkan adalah berita atau gossip yang sedang hangat diperbincangkan, dan dikulas secara mendalam selama 30 menit. Dengan disiarkan pukul setengah enam petang ini maka memudahkan para ibu rumah tangga biasanya sedang bersantai dirumah setelah seharian.
53
Insert Investigasi terdiri dari 1 tema setiap harinya dan beberapa segmen. Tag Line Insert Where Gossip Can Be Fun yang mempunyai arti dimana gossip itu bisamenjadi menyenangkan. Mungkin itu juga sebabnya para host-nya suka memberi komentar yang mungkin tidak terlalu eksplisit tapi mudah sekali dimengerti. Mungkin itu juga yang membuat mereka mendapat rating yang tinggi hingga kini dan jam tayangnya masih disiarkan.
4.2.
Hasil Penelitian
4.2.1. Topik Pemberitaan Berdasarkan Nilai Berita Pemunculan nilai berita pada tayangan Insert Investigasi secara keseluruhan dikategorikan menjadi enam berita, yakni significance (penting), magnitude (besar), timeleness (waktu), proximity (dekat), prominence (tenar) dan human interest (manusiawi). Hasil penelitian pada enam kategori nilai berita adalah sebagai berikut :
54
Tabel 4.2.1 Frekuensi Berdasarkan Nilai Berita
No
Nilai Berita
Frekuensi (nilai)
Presentase (%)
1
significance (penting)
1
16,7%
2
magnitude (besar)
-
0%
3
Timeleness (waktu)
2
33,3 %
4
Proximity (dekat)
-
0%
5
prominence (tenar)
1
16,7 %
6
human interest (manusiawi)
2
33,3 %
6
100 %
Jumlah
Pada tayangan infotaiment Insert Investigasi periode Mei 2008 hasil penelitian yang diperoleh sebagai berikut :
Edisi 2 Mei 2008
Pada edisi ini termasuk kedalam nilai berita human interest. Nilai berita yang menunjukan human interest sudah dapat diketahui dari temanya yaitu “Kisah Marshanda yang tidak senaik daun dulu karena banyak pendatang baru di dunia sinetron yang mengancam keartisan Marshanda”.
Topik pemberitaan tayangan Insert Investigasi pada edisi 2 Mei 2008 yang menekankan sisi human interest ini, lebih di fokuskan pada perbandingan antara
55
ketenaran Marshanda beberapa waktu yang lalu dengan ketenaran Marshanda saat ini yang semakin memudar, serta jarangnya Marshanda membintangi sinetronsinetron di stasiun televisi saat ini.
Edisi 7 Mei 2008
Nilai berita yang terkandung pada edisi ini, berdasarkan tabel di atas adalah human interest. Pada edisi 7 Mei 2008 ini, human interest yang diangkat adalah mengenai “Kisah selebriti yang mempunyai dua kewarganegaraan, dan ancaman dideportasi”.
Topik
pemberitaan
mengenai
selebriti
yang
mempunyai
dua
kewarganegaraan, dikemas dalam bentuk sisi kemanusiaan yang menarik, dimana para selebriti tersebut bekerja dan mendapatkan ketenaran di Indonesia, di lain sisi mereka masih memiliki masalah dengan hukum di Indonesia yang mengatur masalah kewarganegaraan dan imigrasi. Selebriti yang memiliki masalah dengan status kewarganegaraan tersebut diantaranya adalah Rianty cartwright, Shenklotta yaitu istri dari Fauzi Baadila
Edisi 12 Mei 2008
Berdasarkan tabel 4.l di atas, dapat diketahui bahwa nilai berita yang terkandung pada edisi 12 Mei 2008 adalah timelines. Timelines
pada Insert
Investigasi edisi kali ini adalah “Isu orang ketiga dari pasangan Hengky Kurniawan dan Kristie Jusuf, dan Fachri Albar dan Marsha Timotti”. Isu tersebut merupakan
56
kejadian dan hal-hal baru terjadi atau baru diketemukan, sehingga tayangan Insert Investigasi pada edisi kali termasuk kepada nilai berita yang mengandung timelines.
Edisi 17 Mei 2008
Pada episode ini terdapat nilai berita significance. Significance (penting) yaitu kejadian yang berkemungkinan mempengaruhi kehidupan orang banyak atau kejadian yang memiliki akibat terhadap kehidupan pembaca atau pemirsanya. Edisi Insert Investigasi yang bertemakan “Meninggalnya aktor Sophan Sophian dalam perjalanan kerumah sakit akibat kecelakaan”, merupakan pemberitaan
yang memiliki nilai yang penting. Dimana selain sebagai artis senior yang sudah cukup lama di dunia hiburan, Sophan Sopian juga seorang politikus yang gemar bersosialisasi sehingga memiliki arti penting bagi banyak orang.
Edisi 22 Mei 2008
Pada edisi 22 Mei 2008 ini, nilai berita yang terkandung adalah prominence. Prominence (tenar) merupakan kejadian yang menyangkut hal-hal terkenal atau sangat dikenal oleh pemirsa maupun pembaca. Selain orang yang diberitakan cukup terkenal topic pembicaraan pada Insert Investigasi kali ini membahas menenai hal yang cukup dikenal masyarakat, yaitu “Pengaturan waktu antara shooting dan sekolah pada artis Velove, icha, Nadia,alisyah, dan artis muda lainnya”
57
Topik pemberitaan mengenai pembicaraan mengenai hal tersebut cukup familiar di telinga masyarakat, dalam hal bagaimana para artis-artis muda membagi waktu mereka dalam bekerja dan menuntut ilmu / sekolah. Investigasi juga tidak hanya dilakukan di kalangan artis muda saja, tapi juga di lingkungan sekolah dan juga keluarga mereka.
Edisi 27 Mei 2008
Pada episode ini terdapat nilai berita human interest. Human Interest (manusiawi) yaitu kejadian yang memberikan sentuhan perasaan bagi pembaca, kejadian yang menyangkut orang biasa dalam situasi luar biasa atau orang besar dalam situasi biasa. Edisi Insert Investigasi yang bertemakan “Sanggupkah Kiki Amalia bertahan tanpa Hengky Kurniawan, yang kini menjalani cinta dengan Kristie Jusuf”, dikemas
sedemikian rupa hingga menyentuh sisi kemanusiaan pemirsa, mengenai bagaimana rasanya melihat orang yang dicintai bersama dengan orang lain. Dimana dalam tayangan tersebut juga ditampilkan saat Kiki dan Hengky masih bersama, hingga keceriaan dan kesedihan Kiki Amalia sebelum dan sesudah putus dengan Hengky Kurniawan.
4.2.2. Topik Pemberitaan Berdasarkan Nilai Positif Dan negatif
58
Penelitian ini menekankan tayangan Insert Investigasi apakah cenderung menyiarkan berita positif atau negatif. Hasil penelitian penulis pada nilai positif dan negatif adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2.2 Frekuensi Berdasarkan Nilai Positif & Negatif No.
Nilai Berita
Frekunesi
Presentase (%)
1
Positif
2
33,3%
2
Negatif
4
66,7%
Jumlah
6
100 %
Pada tayangan infotainment Insert Investigasi periode Mei 2008, hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Edisi 2 Mei 2008
Pada edisi 2 Mei 2008 ini, lebih cenderung menayangkan kecenderungan positf yakni pada pemberitaan mengenai Marshanda yang tidak senaik daun dulu karena banyak pendatang baru di dunia sinetron yang mengancam keartisan Marshanda. Pada berita tersebut juga terdapat pembahasan mengenai artis-artis yang populeritasnya naik-turun, selain itu juga dibahas mengenai bagaimana mengantisipasi masalah tersebut dengan beralih pada profesi lain, seperti berbisnis atau dengan bekerja.
59
Edisi 7 Mei 2008
Pada edisi ini kecenderungan negatif lebih menonjol ditayangkan. Beberapa artis yang memiliki masalah dengan kewarganegaraan dan imigrasi tersebut, terkesan tidak patuh pada hukum yang berlaku di Indonesia dan hanya ingin meraup uang dan ketenaran saja.
Edisi 12 Mei 2008
Pada edisi ini, kecenderungan negatif lebih banyak ditayangkan dibandingkan kecenderungan positif. Hal ini dapat terlihat dari topik pemberitaan mengenai Isu orang ketiga dari pasangan Hengky Kurniawan dan Kristie Jusuf, dan Fachri Albar dan Marsha Timotti. Berita investigasi pada tema kali ini, membahas mengenai perselingkuhan para artis, terutama kedua pasangan tersebut. Meskipun tidak terbukti adanya orang ketiga dari kedua pasangan Hengky Kurniawan & Kristie Jusuf, dan Fachri Albar & Marsha Timotti pemberitaan tersebut menyatakan bahwa perselingkuhan biasa terjadi di kalangan para artis, baik pasangan yang belum menikah maupun sudah menikah.
Edisi 17 Mei 2008
Pada edisi 17 Mei, mengenai meninggalnya aktor Sophan Sophian dalam perjalanan
kerumah
sakit
akibat
kecelakaan
lebih
banyak
menampilkan
kecenderungan positif dibandingkan kecenderungan negatif. Investigasi mengenai
60
pemberitaan pada edisi tersebut mengenai kecelakaan yang dialami Sophan Sopian, memiliki makna mendalam seorang figur yang tak kenal lelah mempertahankan loyalitas dan idealismenya. Di samping itu juga ditampilkan seorang sosok Sophan Sopian yang memiliki jasa bagi dunia hiburan hingga karirnya sebagai politikus yang memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi. Sophan Sopian juga ditampilkan seorang yang sukses di semua bidang, termasuk di keluarga, baik itu sebagai suami juga sebagai ayah yang baik dan tegas.
Edisi 22 Mei 2008
Pada
edisi
ini
kecenderungan
nilai
negatif
lebih
mendominasi
dibandingkan kecenderungan positif. Pemberitaan yang mengambil topik mengenai pengaturan waktu antara shooting dan sekolah pada artis Velove, icha, Nadia, Alisyah, dan artis muda lainnya ini, menampilkan betapa dikesampingkannya pendidikan dan ilmu pengetahuan bagi mereka. Meskipun terkesan mereka dapat mengatur waktu shooting dan sekolah, tapi di sisi lain waktu para artis muda tersebut untuk beristirahat dan belajar terganti oleh waktu untuk mencari ketenaran karena padatnya jadwal shooting mereka.
Edisi 27 Mei 2008
Pada edisi ini kecenderungan nilai negatif lebih menonjol dibandingkan kecenderungan positif. Pemberitaan yang mengambil topik mengenai sanggupkah Kiki Amalia bertahan tanpa Hengky Kurniawan, yang kini menjalani cinta dengan Kristie
61
Jusuf ini, pada dasarnya tidak berbeda dengan edisi 12 Mei 2008 yaitu mengenai perselingkuhan. Meskipun tidak begitu memiliki nilai berita, namun sisi negatif dari pemberitaan ini mampu menarik khalayak untuk menyaksikannya.
Berdasarkan pada penelitian penulis terhadap 6 sampel tayangan Insert Investigasi periode Mei 2008 diperoleh bahwa kecenderungan positif sebanyak 2
nilai
berita dengan
kali (33,3%) dan kecenderungan negatif
sebanyak 4 kali (66,7%)
4.2.3 Topik Pemberitaan Berdasarkan Kualitas Berita
Pemunculan kualitas berita pada tayangan Insert Investigasi secara keseluruhan dikategorikan menjadi enam yakni akurat, kapabilitas, berimbang, objektif, ringkas dan jelas. Hasil penelitian penulis pada enam kategori kaulitas berita adalah sebagai berikut :
62
Tabel 4.2.3 Frekuensi Berdasarkan Kualitas Berita No.
Kualitas Berita
Frekuensi (kali)
Persentase (%)
1
Akurat
-
0%
2
Kapabilitas
-
0%
3
Berimbang
-
0%
4
Objektif
1
16,7%
5
Ringkas
3
50%
6
Jelas
2
33.3%
Jumlah
6
100 %
Pada tayangan infotainment Insert Investigasi periode Mei 2008 hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Edisi 2 Mei 2008
Pada edisi 2 Mei 2008 mengenai Kisah Marshanda yang tidak senaik daun dulu karena banyak pendatang baru di dunia sinetron yang mengancam keartisan Marshanda, kualitas beritanya adalah ringkas, dimana isi dari tayangan tersebut cukup ringkas untuk menceritakan perjalanan karir dari Marshanda hingga saat populeritasnya menurun hingga saat ini.
63
Edisi 7 Mei 2008
Pada edisi 7 Mei 2008 mengenai Kisah selebriti yang mempunyai dua kewarganegaraan, dan ancaman dideportasi, kualitas beritanya adalah jelas. Pada edisi tersebut dijelaskan mengenai hukum yang telah ditetapkan oleh Negara mengenai kewarganegaraan dan juga keimigrasian, serta status dan pelanggaran para artis mengenai hokum dan ketetapan yang berlaku tersebut.
Edisi 12 Mei 2008
Pada edisi 12 Mei 2008 mengenai Isu orang ketiga dari pasangan Hengky Kurniawan dan Kristie Jusuf, dan Fachri Albar dan Marsha Timotti, kualitas beritanya adalah ringkas, dimana isi dari tayangan tersebut dengan ringkas menayangkan pemberitaan orang ketiga diantara kedua pasangan tersebut. Gambar yang ditampilkan pun tidak menayangkan orang ketiga yang dimaksud, sehingga memunculkan berbagai pertanyaan di kalangan pemirsanya. Dalam hal ini pengangkatan isu tersebut sebagai bahan pemberitaan di Insert Investigasi dikarenakan isu perselingkuhan yang selalu menjadi bahan berita yang hangat.
Edisi 17 Mei 2008
Pada edisi 17 Mei 2008 mengenai Meninggalnya aktor Sophan Sophian dalam perjalanan ke rumah sakit akibat kecelakaan, kualitas beritanya adalah jelas, dimana pemberitaan mengenai hal tersebut di tayangkan mengenai kronologis kejadiannya
64
dengan berbagai nara sumber dan tampilan gambar yang cukup detil. Selain itu pada edisi ini juga ditampilkan kilas balik (flash back) perjalanan karir Sophan Sopian di dunia hiburan hingga politik.
Edisi 22 Mei 2008
Pada edisi 22 Mei 2008 mengenai Pengaturan waktu antara shooting dan sekolah pada artis Velove, Icha, Nadia, dan Alisyah, dan artis muda lainnya, kualitas beritanya adalah ringkas. Tayangan Insert Investigasi pada edisi ini cukup ringkas membahas mengenai para artis muda yang sebenarnya sangat banyak yang memiliki masalah dengan pengaturan waktu antara shooting dan sekolah. Dan dalam edisi tersebut diringkas dan di wakili oleh beberapa artis yang sedang naik daun, diantaranya adalah Velove, Icha, Nadia, dan Alisyah.
Edisi 27 Mei 2008
Pada edisi 27 Mei 2008 mengenai Sanggupkah Kiki Amalia bertahan tanpa Hengky Kurniawan, yang kini menjalani cinta dengan Kristie Jusuf, kualitas beritanya adalah objektif. Dimana isi dari tayangan tersebut secara objektif membahas mengenai perubahan yang dialami oleh Kiki Amalia setelah putus dari Hengky Kurniawan, terlebih lagi setelah Hengky Kurniawan memiliki pasangan baru yaitu Kristie Jusuf.
Berdasarkan tabel 4.4 dan keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa kualitas berita dari tayangan Insert Investigasi periode Mei 2008 mayoritas cenderung pada yang ringkas, hal ini terlihat dari 6 edisi yang ada terdapat 3 edisi atau 50% termasuk kedalam kualitas berita tersebut. Sedangkan sisanya adalah
65
33,3% atau 2 edisi lebih pada kulitas berita yang jelas, dan 16,7% atau 1 edisi lebih pada kualitas berita yang objektif.
4.2.3. Topik Pemberitaan berdasarkan Etika Jurnalistik
Pemunculan etika jurnalistik pada tayangan Insert Investigasi secara keseluruhan dikategorikan menjadi enam etika jurnalistik yang terkandung dalam kode etik wartawan Indonesia. Keenam pasal tersebut adalah pasal 1, pasal 2, pasal 3, pasal 6, pasal 7 dan pasal 9. Hasil penelitian penulis pada enam kategori etika jurnalistik adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2.3 Frekuensi Berdasarkan Pelanggaran Etika Jurnalistik
No.
Etika Jurnalistik
Frekuensi (kali)
Persentase (%)
1
Pasal 1
-
0%
2
Pasal 2
-
0%
3
Pasal 3
-
0%
4
Pasal 6
-
0%
5
Pasal 7
-
0%
6
Pasal 9
6
100%
Jumlah
6
100 %
66
Pada tayangan infotainment Insert Investigasi periode Mei 2008 hasil penelitian yang diperoleh sebagai berikut : Dari data di atas dapat diketahui bahwa seluruh edisi Insert Investigasi periode Mei 2008 terkait dengan pasal 9 yang diatur dalam Kode Etik Jurnalistik (PWI) yang menyebutkan bahwa wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik, termasuk dalam topik pemberitaan setiap edisi pada periode Mei 2008, yang diantaranya adalah ; edisi 2 Mei 2008 mengenai Kisah Marshanda yang tidak senaik daun dulu karena banyak pendatang baru di dunia sinetron yang mengancam keartisan Marshanda, edisi 7 Mei 2008 mengenai Kisah selebriti yang mempunyai dua kewarganegaraan, dan ancaman dideportasi, edisi 12 Mei 2008 mengenai Isu orang ketiga dari pasangan Hengky Kurniawan dan Kristie Jusuf, dan Fachri Albar dan Marsha Timotti, edisi 17 Mei mengenai Meninggalnya aktor Sophan Sophian dalam perjalanan
kerumah sakit akibat kecelakaan, edisi 22 Mei mengenai Pengaturan waktu antara shooting dan sekolah pada artis Velove, icha, Nadia,alisyah, dan artis muda lainnya, dan juga edisi 27 Mei 2008 mengenai Sanggupkah Kiki Amalia bertahan tanpa Hengky Kurniawan, yang kini menjalani cinta dengan Kristie Jusuf.
Berdasarkan penelitian terhadap 6 sampel yang ditayangkan infotainment Insert Investigasi periode Mei 2008 di Trans TV, dapat disimpulkan bahwa tayangan Insert Investigasi periode tidak terkait dengan kode etik jurnalistik dalam pasal 1, pasal 2, pasal 3, pasal 6, dan pasal 7. Ini berarti tayangan infotainment Insert Investigasi periode Mei 2008 di Trans TV hanya terkait pada pasal 9 dengan persentase mutlak sebesar 100%.
67
Hal ini menunjukkan bahwa memang pada dasarnya, pemberitaan mengenai berita infotainment selalu menyangkut pada kehidupan pribadi para artis dan orang terkenal.
4.3 Pembahasan Dari hasil penelitian, penulis melihat bahwa arah penelitian ini lebih menitik beratkan pada masalah kecenderungan nilai berita dan etika jurnalistik pada tayangan infotainment Insert Investigasi di Trans TV Periode Mei 2008. Karena khalayak mengnyaksikan tayangan Insert Investigasi untuk informasi yang sifatnya hiburan yang dikemas dalam bentuk berita dan liputan oleh Trans TV. Selain untuk hiburan, khalayak juga menyaksikan tayangan Insert Investigasi sekaligus untuk mengetahui informasi mengenai seputar kehidupan artis dan selebritis, serta gaya hidup (life style) mereka. Di samping itu khalayak juga dalam menggunakan media sebagai hiburan sangat selektif dalam menilai sebuah tayangan di televisi, baik itu yang bersifat mendidik ataupun tidak. Berdasarkan hasil penelitian diatas secara keseluruhan tayangan Insert Investigasi di Trans TV periode Mei 2008 pada kategori nilai berita cenderung pada human interest (manusiawi) yaitu kejadian yang memberikan sentuhan perasaan bagi pembaca, kejadian yang menyangkut orang biasa dalam situasi luar biasa atau orang besar dalam situasi biasa. Ini dikarenakan topik yang digunakan sebagai bahasan utama adalah mengenai kehidupan para artis, sehingga sisi-sisi manusiawinya lebih ditonjolkan ketimbang yang lain. Hal tersebut terlihat dari 50% atau sebanyak 3 edisi menampilkan sisi manusiawi dari para artis pada tayangan Insert Investigasi periode Mei 2008.
68
Kemudian dilihat dari nilai positif dan negatif, tayangan Insert Investigasi periode Mei 2008 cenderung pada nilai negative, hal tersebut dikarenakan oleh sebagian
besar edisinya
perselingkuhan,
menayangkan
pelanggaran
terhadap
sisi negatif peraturan
para
artis,
hukum
seperti
mengenai
kewarganegaraan & keimigrasian, serta pengaturan waktu yang buruk antara shooting dan sekolah. Dari keterangan tersebut juga didapat bahwa sebanyak 4 edisi atau 66,7% dari seluruh tayangan Insert Investigasi periode Mei 2008 menampilkan pemberitaan yang berisi nilai-nilai negative bagi para artis. Pada etika jurnalistik seluruh pemberitaan tayangan Insert Investigasi periode Mei 2008 menyangkut pada pasal 9 yang diatur dalam Kode Etik Wartawan Indonesia (KEWI) yang menyebutkan bahwa wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik. Hal tersebut kembali lagi pada isi dari pemberitaan tayangan ini adalah membahas mengenai kehidupan yang bersifat umum dan pribadi para artis. Sehingga berita yang seringkali di tampilkan adalah mengenai kehidupan pribadi yang memang dapat ditampilkan untuk kepentingan khalayak. Keterkaitan mutlak pasal 9 mengenai Etika Jurnalistik dengan tayangan Insert Investigasi periode Mei 2008 tersebut terlihat pada setiap edisinya sebanyak 6 edisi atau 100% menampilkan demikian. Kemudian pada kategori kualitas berita, tayangan Insert Investigasi periode Mei 2008 lebih cenderung pada pemberitaan yang ringkas dan jelas. Pada kualitas berita ini, meskipun sebagian besar secara ringkas, tapi juga jelas. Dibandingkan dengan tayangan infotainment yang sejenis, Insert Investigasi
69
memang sedikit berbeda. Hal tersebut dikarenakan oleh pemberitaannya yang lebih mendalam dengan investigasi di dalamnya. Hal mengenai ringkas dan jelasnya tayangan Insert Investigasi periode Mei 2008, terbukti dari sebanyak 50% atau 3 edisi menampilkan kualitas berita yang ringkas, dan sebanyak 33,3% atau 2 edisi menampilkan kualitas berita yang jelas.
70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Penelitian ini lebih menekankan pada bagaimana kecenderungan nilai berita dan etika jurnalistik pada tayangan infotainment Insert Investigasi di Trans TV Periode Mei 2008. Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Dilihat dari nilai berita Berdasarkan hasil penelitian diatas secara keseluruhan tayangan Insert Investigasi di Trans TV periode Mei 2008 pada kategori nilai berita cenderung pada human interest (manusiawi) yaitu kejadian yang memberikan sentuhan perasaan bagi pembaca, kejadian yang menyangkut orang biasa dalam situasi luar biasa atau orang besar dalam situasi biasa. Ini dikarenakan topik yang digunakan sebagai bahasan utama adalah mengenai kehidupan para artis, sehingga sisi-sisi manusiawinya lebih ditonjolkan ketimbang yang lain. Hal tersebut terlihat dari 50% atau sebanyak 3 edisi menampilkan sisi manusiawi dari para artis pada tayangan Insert Investigasi periode Mei 2008.
2. Dilihat dari etika jurnalistik Pada etika jurnalistik seluruh pemberitaan tayangan Insert Investigasi periode Mei 2008 menyangkut pada pasal 9 yang diatur dalam Kode Etik Jurnalisti (KEJ) Persatuan Wartawan Indonesa (PWI) yang menyebutkan bahwa wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, 70
71
kecuali untuk kepentingan publik. Hal tersebut kembali lagi pada isi dari pemberitaan tayangan ini adalah membahas mengenai kehidupan yang bersifat umum dan pribadi para artis. Sehingga berita yang seringkali di tampilkan adalah mengenai kehidupan pribadi yang memang dapat ditampilkan untuk kepentingan khalayak. Keterkaitan mutlak pasal 9 mengenai Etika Jurnalistik dengan tayangan Insert Investigasi periode Mei 2008 tersebut terlihat pada setiap edisinya sebanyak 6 edisi atau 100% menampilkan demikian.
3. Dilihat dari kualitas berita Pada kategori kualitas berita, tayangan Insert Investigasi periode Mei 2008 lebih cenderung pada pemberitaan yang ringkas dan jelas. Pada kualitas berita ini, meskipun sebagian besar secara ringkas, tapi juga jelas. Dibandingkan dengan tayangan infotainment yang sejenis, Insert Investigasi memang sedikit berbeda. Hal tersebut dikarenakan oleh pemberitaannya yang lebih mendalam dengan investigasi di dalamnya. Hal mengenai ringkas dan jelasnya tayangan Insert Investigasi periode Mei 2008, terbukti dari sebanyak 50% atau 3 edisi menampilkan kualitas berita yang ringkas, dan sebanyak 33,3% atau 2 edisi menampilkan kualitas berita yang jelas . 5.2 Saran Setelah mengetahui bagaimana kecenderungan nilai berita dan etika jurnalistik pada tayangan infotainment Insert Investigasi di Trans TV Periode Mei 2008, maka saran-saran berikut ini diharapkan dapat dijadikan sebagai kontribusi bagi pengembangan penelitian dan di bidang Entertainment, yaitu:
72
1. Bagi Trans TV selain menampilkan tayangan yang menghibur, sebaiknya juga menampilkan tayangan yang lebih mendidik. Ini dikarenakan kebutuhan khalayak akan informasi lebih penting ketimbang informasi mengenai kehidupan para artis. 2. Bagi Insert Investigasi lebih meningkatkan daya tarik berita Insert Investigasi dengan menciptakan kesesuaian gambar yang unik dan dengan narasi yang lebih menarik serta inovatif. 3. Insert Investigasi juga sebaiknya menampilkan pemberitaan dengan nilai yang lebih baik, seperti nilai berita yang significance atau lebih penting dan juga magnitude.
1
DAFTAR PUSTAKA
Sendjaja, S Djuarsa,.Pengantar Ilmu Komunikasi cet 8. Jakarta: Universitas Terbuka, 2003 Sendjaja, S. Djuarsa, Teori Komunikasi Cet 8. Jakarta: Universitas Terbuka, 2003 Sutaryo, Sosiologi Komunikasi. Arti Bumi Intaran 2003 S. Susanto,Astrid. Komunikasi Massa. Bandung: Remaja Rosda Karya , 1996 Morissan. Jurnalistik Tv Mutakhir. Jakarta: Ramdina Prakarsa, 2004 Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005 Wirawan Sarwono, Sarlito. Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka, 2005 Rakhmat, Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001 Wimmer Roger D. dan Dominick Joseph R. mass media research an introduction, Wadsworth publishing company, Beltmont, California Soejitno, Herry. Pedoman Penyusunan Skripsi. Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama, 2006 Zaenidin H.M The Journalist. Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher, 2007 RM Soenarto Programa Televisi. Jakarta : FFTV-IKJ Press, 2007 Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi Cet 5. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004 Mcquail, Dennis. Teori Komunikasi Massa Edisi ke 2. Jakarta: Erlangga,2003 Fahmi, A.Alatas “Bersama Televisi Merenda wajah Bangsa”, YPKMD,Jakarta,1997 Walton Street Oxford, Oxford Learners Pocket dictionary, , Oxford University 1995 Phil Astrid Susanto, Komunikasi dalam teori dan praktek I (Bandung : Bina Cipta) Romli Syamsul Asep Apakah Infotainment merupakan Kegiatan Jurnalistik?, Eramuslim.com Syahputra Iswandi, jurnalistik Infotainment, Pilar Media 2006
2
Krippendorfr Klaus, Analsis Isi: Pengantar Teori dan Metodelogi, , Raja Grafindo Persada, Jakarta. 1993 M. Iqbal hasan, Pokok-pokok Materi metodelogi penelitian dan Aplikasinya, Ghalia Indonesia. 2002
Sumber Lain :
Insert @transtv.co.id Media Care/insrt investigasi (www.google.com)
TABEL 1 HASIL UJI KATEGORI NILAI BERITA KODER A DAN KODER B
Sampel 1
Sampel 2
Sampel 3
Sampel 4
a
b
c
d
e
f
a
b
C
d
e
f
a
b
c
d
e
f
a
b
c
d
e
f
Koder A
V
V
X
X
X
V
V
V
V
X
V
V
V
X
V
V
X
V
V
X
V
V
V
V
Koder B
X
X
X
V
X
V
V
X
V
X
X
V
X
X
V
V
X
V
V
V
V
V
V
V
TS TS
S
TS
S
S
S
TS
S
S
TS
S
TS
S
S
S
S
S
S
TS
S
S
S
S
Kesepakatan
Sampel 5
Sampel 6
a
b
c
d
e
f
a
b
c
d
e
f
X
X
X
V
X
V
X
X
V
X
V
X
X
X
X
V
V
V
X
X
X
X
X
V
S
S
S
S
TS
S
S
S
TS
S
TS
TS
TABEL 2 HASIL UJI KATEGORI NILAI BERITA KODER A DAN KODER C
Sampel 1
Sampel 2
Sampel 3
Sampel 4
a
b
c
d
e
f
a
b
c
d
e
f
a
b
c
d
e
f
a
b
c
d
e
f
Koder A
V
V
X
X
X
V
V
V
V
X
V
V
V
X
V
V
X
V
V
X
V
V
V
V
Koder C
X
V
X
X
X
V
V
X
X
V
X
X
X
V
X
X
X
V
V
X
V
X
V
V
Kesepakatan
TS
S
S
S
S
S
S
TS TS TS TS TS TS TS TS TS
S
S
S
S
S
TS
S
S
Sampel 5
Sampel 6
a
b
c
d
e
f
a
b
c
d
e
F
X
X
X
V
X
V
X
X
V
X
V
X
X
X
X
V
X
V
X
X
X
X
X
V
S
S
S
S
S
S
S
S
TS
S
TS
TS
TABEL 3 HASIL UJI KATEGORI NILAI BERITA KODER B DAN KODER C
Sampel 1
Sampel 2
Sampel 3
Sampel 4
a
b
c
d
e
f
a
b
c
d
e
f
a
b
c
d
e
f
a
b
c
d
e
f
Koder B
X
X
V
V
X
V
V
X
V
X
X
V
X
X
V
V
X
V
V
V
V
V
V
V
Koder C
X
V
X
X
X
V
V
X
X
V
X
X
X
V
X
X
X
V
V
X
V
X
V
V
Kesepakatan
S
TS TS TS
S
S
S
S
TS TS
S
TS
S
TS TS TS
S
S
TS TS
S
TS
S
S
Sampel 5
Sampel 6
a
b
c
d
e
f
a
b
c
d
e
f
X
X
X
V
V
V
X
X
X
X
X
V
X
X
X
V
X
V
X
X
X
X
X
V
S
S
S
S
TS
S
S
S
S
S
S
S
TABEL 4 HASIL UJI KATEGORI NILAI BERITA KODER A DAN KODER B
Sampel 1
Sampel 2
Sampel 3
Sampel 4
a
b
c
d
e
f
a
b
c
d
e
f
a
b
c
d
e
f
a
b
c
d
e
f
Koder A
V
X
V
X
X
V
V
V
V
V
V
X
V
X
V
X
X
V
V
X
V
X
X
V
Koder B
X
X
X
X
V
V
X
X
X
X
V
V
X
X
X
X
V
V
X
X
X
X
V
V
Kesepakatan
TS
S
TS
S
TS
S
TS TS TS TS
S
TS TS
S
TS
S
TS
S
TS
S
TS
S
TS
S
Sampel 5
Sampel 6
a
b
c
d
e
f
a
b
c
d
e
F
V
V
V
X
X
V
V
V
V
V
X
X
X
X
X
X
V
V
X
X
X
X
V
V
TS
TS
TS
S
TS
S
TS
TS
TS
TS
TS
TS
TABEL 5 HASIL UJI KATEGORI KUALITAS BERITA KODER A DAN KODER C
Sampel 1
Sampel 2
Sampel 3
Sampel 4
a
b
c
d
e
f
a
b
c
d
e
f
a
b
c
d
e
f
a
b
c
d
e
f
Koder A
V
X
V
X
X
V
V
V
V
X
X
V
V
X
V
X
X
V
V
X
V
X
X
V
Koder C
X
V
X
X
X
V
V
X
V
X
V
X
X
X
V
V
V
V
X
X
V
X
V
TS TS TS
S
S
S
S
TS
S
S
TS TS TS
S
S
TS
S
S
S
TS TS
S
S
Kesepakatan
Sampel 5
Sampel 6
a
b
c
d
e
f
a
b
c
d
e
F
V
V
X
V
X
V
V
V
V
V
X
X
V
V
X
V
X
X
X
V
X
X
X
V
S
S
S
S
S
TS
TS
S
TS
TS
S
TS
X S
TABEL 6 HASIL UJI KATEGORI NILAI BERITA KODER B DAN KODER C
Sampel 1
Sampel 2
Sampel 3
Sampel 4
a
b
c
d
e
f
a
b
c
d
e
f
a
b
c
d
e
f
a
b
c
d
e
f
Koder B
X
X
X
X
V
V
X
X
X
X
V
V
X
X
X
X
V
V
X
X
X
X
V
V
Koder C
X
V
X
X
X
V
V
X
V
X
V
X
X
X
V
V
X
V
X
X
X
X
X
V
Kesepakatan
S
TS
S
S
TS
S
TS
S
TS
S
S
TS
S
S
TS TS TS
S
S
S
S
S
TS
S
Sampel 5
Sampel 6
a
b
c
d
e
f
a
b
c
d
E
f
X
X
X
X
V
V
X
X
X
X
V
V
V
V
X
V
X
X
X
V
X
X
X
V
TS
TS
S
TS
TS
TS
S
TS
S
S
TS
S
TABEL 7 HASIL UJI KATEGORI ETIKA JURNALISTIK KODER A DAN KODER B
Sampel 1
Sampel 2
Sampel 3
Sampel 4
a
b
c
d
e
f
a
b
c
d
e
f
a
b
c
d
e
f
a
b
c
d
e
f
Koder A
V
X
X
V
V
X
V
X
V
X
X
X
X
X
X
X
V
X
V
X
X
X
X
X
Koder B
X
X
X
X
X
V
X
X
X
X
X
V
X
X
X
X
X
V
X
X
X
X
X
V
Kesepakatan
TS
S
S
TS TS TS TS
S
TS
S
S
TS
S
S
S
S
TS TS TS
S
S
S
S
TS
Sampel 5
Sampel 6
a
b
c
d
e
f
a
b
c
d
e
f
V
V
X
X
X
X
V
X
X
V
X
X
X
X
X
X
X
V
X
X
X
X
X
V
TS
TS
S
S
S
TS
TS
S
S
TS
S
TS
TABEL 8 HASIL UJI KATEGORI ETIKA JURNALISTIK KODER A DAN KODER C
Sampel 1
Sampel 2
Sampel 3
Sampel 4
a
b
c
d
e
f
a
b
c
d
e
f
a
b
c
d
e
f
a
b
c
d
e
f
Koder A
V
X
X
V
V
X
V
X
V
X
X
X
X
X
X
X
V
X
V
X
X
X
X
X
Koder C
V
V
X
V
X
V
V
X
X
X
X
V
X
X
X
X
X
V
V
V
X
X
X
V
Kesepakatan
S
TS
S
S
TS TS
S
S
TS
S
S
TS
S
S
S
S
TS TS
S
TS
S
S
S
TS
Sampel 5
Sampel 6
a
b
c
d
e
f
a
b
c
d
e
f
V
V
X
X
X
X
V
X
X
V
X
X
V
X
X
X
X
V
X
X
X
V
X
V
S
TS
S
S
S
TS
TS
S
S
S
S
TS
TABEL 9 HASIL UJI KATEGORI ETIKA JURNALISTIK KODER B DAN KODER C
Sampel 1
Sampel 2
Sampel 3
Sampel 4
a
b
c
d
e
f
a
b
c
d
e
f
a
b
c
d
e
f
a
b
c
d
e
f
Koder B
X
X
X
X
X
V
X
X
X
X
X
V
X
X
X
X
X
V
X
X
X
X
X
V
Koder C
V
V
X
V
X
V
V
X
X
X
X
V
X
X
X
X
X
V
V
V
X
X
X
V
TS TS
S
TS
S
S
TS
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
TS TS
S
S
S
S
Kesepakatan
Sampel 5
Sampel 6
a
b
c
d
e
f
a
b
c
d
e
F
X
X
X
X
X
V
X
X
X
X
X
V
X
X
X
X
X
V
X
X
X
V
X
V
S
S
S
S
S
S
S
S
S
TS
S
S