STRATEGI PRODUKSI TAYANGAN INVESTIGASI “ BENANG MERAH “ GLOBAL TV (PERIODE FEBRUARI 2009)
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 ( S1 ) Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh : Nama
: Darajatul Ihsan
Nim
: 44107110004
Jurusan
: Broadcasting
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2009
Fakultas Ilmu Komunikasi Darajatul Ihsan 44107110004 Strategi Produksi Tayangan Investigasi “Benang Merah” Global TV ( Periode Februari 2009 ) ( 100 Halaman + V Bab + 21 Buku + 1 Situs Website + 2 Company Profile + Lampiran )
ABSTRAKSI
Berita merupakan salah satu program unggulan dari setiap stasiun televisi, karena masyarakat sangat membutuhkan informasi. Berita investigasi merupakan berita yang cukup banyak peminatnya. Berita jenis ini memiliki daya tarik yang tinggi karena berita ini menyangkut keselamatan dan keamanan masyarakat. Benang Merah merupakan satu-satunya program News Feature yang bersifat investigative report di Global TV. Proses pembuatan suatu tayangan televisi, terutama berita yang bersifat investigasi, tidaklah mudah, banyak hal yang harus dipertimbangkan dan diperhatikan. Oleh karena itu, permasalahan yang diteliti adalah bagaimana strategi produksi tayangan investigasi Benang Merah Global TV, sedangkan tujuannya adalah untuk mengetahui keseluruhan strategi produksi tayangan investigasi Benang Merah Global TV. Dalam membuat suatu program televisi harus memikirkan lima hal penting, yaitu : materi produksi, sarana produksi, biaya produksi, organisasi pelaksana produksi, tahapan pelaksanaan produksi yang mencangkup : pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan tujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sebanyak-banyaknya. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam, observasi atau pengamatan langsung ke objek penelitian, dan studi pustaka dan dokumen-dokumen terkait lainnya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa strategi produksi tayangan investigasi Benang Merah Global TV adalah mencangkup lima hal penting, yaitu : materi produksi, sarana produksi, biaya produksi, organisasi pelaksana produksi, tahapan pelaksanaan produksi yang mencangkup : pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Walaupun dalam prkatiknya di lapangan banyak ditemui kendala, tetapi semua itu tetap mengacu pada patokan-patokan yang ada dan tidak melenceng dari ketentuan yang berlaku.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat dan karunia-Nya peneliti akhirnya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan tema Strategi Produksi Tayangan Investigasi “Benang Merah” Global TV (Periode Feberuari 2009) ini. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak akan dapat peneliti selesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, peneliti juga ingin menyampaikan banyak terima kasih kepada : 1. Bapak Ponco Budi Sulistyo., S.Sos, M.Comn. selaku Kepala Jurusan Program Studi Broadcasting Universitas Mercu Buana sekaligus pembimbing skripsi, atas semua bimbingan dan bantuannya kepada peneliti untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. 2. Ibu Dra. Diah Wardhani, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana. 3. Departement News Gatherings Global TV yang telah memberikan kesempatan peneliti untuk melakukan penelitian. 4. Tim Benang Merah : Eksekutif Produser (Herik Kurniawan), Produser (Anjas Prawioko), Reporter (Sendia Berka dan Muhammad Aminuddin), Cameraman (Deka Eka Suryana dan Ludy Idwan), Editor (Andre Krisyuanto), Presenter (Noor Maya Intan). Terima kasih sebesar-besarnya. 5. Para Dosen Broadcasting Universitas Mercu Buana yang telah berjasa atas ilmunya yang diberikan kepada peneliti.
ii
6. Kedua orang tua peneliti : H. Abdul Hamid & Hj. Bai Mariamah. Terima Kasih yang tak terhingga atas kepercayaan dan doa nya yang tak pernah berhenti. 7. Teman-teman seperjuangan Broadcasting Angkatan 11 Universitas Mercu Buana: Susana, Subarkat, Trixie Veronica, Nining, Iwan Manan, Leny. Terima kasih atas supportnya. 8. Teman-teman Broadcasting Angkatan 12 Universitas Mercu Buana: Tissha Martikarini & friends. 9. Teman-teman Broadcasting Angkatan 7 Universitas Mercu Buana: Andi Purwoko & friends. 10. Ahmad Asyaduddin ( B-doy). Thanx berat bro... 11. Dan semua pihak yang telah banyak membantu serta terlibat dalam penyusunan skripsi ini. Peneliti menyadari sepenuhnya dalam penyusunan skripisi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak agar dapat lebih baik lagi. Semoga semua ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Jakarta, Agustus 2009
Peneliti
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ABSTRAKSI.....................………………….......................................................... i KATA PENGANTAR .........................………………….......................................ii DAFTAR ISI.....................…………………......................................................... iv DAFTAR TABEL.................................................................................................viii DAFTAR BAGAN...............................................................................................viii
BAB I
PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Penelitian……………………………………...…...1
1.2
Rumusan Masalah………………………………………..................7
1.3
Tujuan Penelitian…………………………………………...............8
1.4
Signifikansi Penelitian……………...................................................8
BAB II 2.1
1.4.1
Signifikansi Akademis…………………..………...............8
1.4.2
Signifikansi Praktis………………………………..……....8
TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi Massa.....………………………………………………9 2.1.1
Pengertian Komunikasi Massa…………...…………..……9
2.1.2
Karakteristik Komunikasi Massa……...…………............10
2.1.3
Fungsi Komunikasi Massa……….....………………........11
2.1.4
Media Massa......................................................................12
2.2
Televisi Sebagai Media Massa………...…………………….....….17
2.3
Program Televisi……………...............………………………..….19
iv
2.4
Berita....................………………………………………………....21 2.4.1
Pengertian Berita................................................................21
2.4.2
Jenis Berita.........................................................................22
2.4.3
Strategi Melakukan Liputan Investigasi............................25
2.4.4
Struktur Organisasi Kerja Bagian Pemberitaan.................29
2.5
Strategi Produksi Televisi………………………………………....35
2.6
Analisis SWOT..........................................………………….…….42
2.7
Produksi Program Televisi...............................................................46
BAB III
2.7.1
Materi Produksi..................................................................46
2.7.2
Sarana Produksi..................................................................48
2.7.3
Biaya Produksi...................................................................49
2.7.4
Organisasi Pelaksana Produksi..........................................51
2.7.5
Tahap Pelaksanaan Produksi..............................................52
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Tipe Penelitian…………………………………………….............59
3.2
Metode Penelitian…………………………………….......……......60
3.3
Definisi Konsep…………………………………….........……...…61
3.4
Nara Sumber (key informan)…………………..………………......62
3.5
Teknik Pengumpulan Data……………………..........…………….65 3.5.1
Data Primer…………………………………………........65
3.5.2
Data Sekunder…………………………………………....65
3.6
Fokus Penelitian…………………………………………………...65
3.7
Teknik Analisis Data………………………………………..……..67
v
BAB IV 4.1
4.2
4.3
4.4
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Objek Penelitian………………………………………...................68 4.1.1
Gambaran Umum Global TV…………………….....…....68
4.1.2
Visi Misi Global TV……………………………….......…71
4.1.3
Target Pemirsa Global TV………………….....................74
4.1.4
Jangkauan Siaran Global TV………….............................74
4.1.5
Manajemen Global TV.......................................................75
Hasil Penelitian................................……………............................76 4.2.1
Program Berita Investigasi Benang Merah........................76
4.2.2
Cakupan..............................................................................77
4.2.3
Kompetitor.........................................................................77
4.2.4
Waktu Penayangan.............................................................78
4.2.5
Target Audiens...................................................................78
Strategi Produksi Tayangan Benang Merah……..........….…..……79 4.3.1
Planning (Perencanaan) ……………………………….…79
4.3.2
Organizing (Pengorganisasian) ………….........................82
4.3.3
Actuating (Pengarahan) …………………………...……..86
4.3.4
Controlling (Pengawasan) …….......................…..........…95
Pembahasan......................................................................................95
PENUTUP
5.1
Kesimpulan………………………………………………………101
5.2
Saran……………………………………………………………..103
vi
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
vii
DAFTAR TABEL 1. Jadwal Kerja Program Benang Merah………...........................................86
DAFTAR BAGAN 1. Organisasi Pelaksana Produksi Tayangan Benang Merah…….............…84 2. Proses Produksi Tayangan Benang Merah…..................……...................85
viii
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan industri pertelevisian di tanah air semakin hari semakin marak dengan munculnya berbagai program acara, baik itu bersifat hiburan maupun berita. Hal ini mendorong pihak pengelola stasiun televisi untuk dapat saling bersaing di dalam menyajikan program-program acara yang efektif, unik dan menarik. Saat ini pihak pengelola televisi harus lebih teliti dalam memilih program-program yang sesuai dengan keinginan pemirsanya. Karena dari program-program inilah, sebuah media televisi dapat menarik pemirsanya dalam skala yang lebih besar. Banyaknya peristiwa yang merugikan masyarakat yang terjadi akhir-akhir ini terhadap praktik-praktik ilegal, tindak kriminalitas, penyimpangan perilaku dan hal-hal ganjil yang terjadi di sekitar kita atau dekat dengan kehidupan seharihari. Misalnya : praktik aborsi, daging glonggongan, beras berkalorin, suntik silikon, calo tiket, madu palsu, penipuan lowongan kerja, ikan pewarna, dan lain sebagainya. Untuk itu dibutuhkan sebuah program yang bersifat investigative untuk menemukan kebenaran dibalik kebohongan dengan content yang bersifat informatif, mengingatkan dan memberikan referensi, sehingga masyarakat akan lebih cerdas dan selalu waspada.1 Pemberitaan pada media televisi merupakan dunia usaha yang sangat kompleks yang melibatkan lusinan orang dengan beragam jenis keahlian. Suasana kerja pada tempat ini penuh dengan ketegangan dan kesigapan kerja, serta 1
Hasil wawancara dengan Anjas Prawioko, Produser Benang Merah
1
2
senantiasa di bawah tekanan karena harus mengejar tenggat waktu. Selain itu mereka harus dapat menguasai teknologi yang selalu berubah. Komunikasi yang cepat adalah hal vital dalam pemberitaan televisi, harus tercipta saling pengertian dari setiap orang yang bekerja dalam proses kreatif ini. Sebab di dalam melakukannya dibutuhkan sebuah”team work” yang dapat bekerjasama dengan baik sehingga dapat menghasilkan kualitas yang baik pula. Perkembangan media informasi, khususnya televisi, membuat dunia semakin hari semakin dekat saja meskipun arus informasi yang mengalir tersebut akan mempunyai dampak, baik itu positif maupun negatif. Namun, hal tersebut tidak bisa dielakkan karena perubahan zaman yang sangat dinamis saat ini. Tuntutan perkembangan teknologi informasi global mau tidak mau juga merasuki pemerintah Indonesia jika tidak ingin dikatakan sebagai negara yang ketinggalan zaman. Pemerintah Indonesia memberi respon yang signifikan, antara lain dengan melakukan terobosan-terobosan berupa kemudahan perizinan pembangunan stasiun-stasiun televisi baru. Sebelum tahun 1990-an, relatif kita hanya mengenal tontonan siaran hiburan dan berita dari Televisi Republik Indonesia (TVRI). Baru setelah tahun tersebut ada lima stasiun baru, yakni Rajawali citra Televisi Indonesia (RCTI), Surya Citra Televisi (SCTV), Televisi Pendidikan/Keluarga Indonesia (TPI), Andalas Televisi (ANTEVE), dan Indosiar Visual Mandiri (INDOSIAR), yang kini sudah mengudara secara nasional. 2 Namun, kehadiran kelima stasiun televisi tersebut rupanya belum cukup memadai untuk menyediakan porsi hiburan dan informasi bagi masyarakat kita. Oleh sebab itu, melalui Departemen Perhubungan (d/h Departemen Penerangan) dengan Surat Keputusan (SK) Menteri Penerangan No. 286/SK/Menpen/1999 2
Ciptono Setyobudi, Teknik Broadasting Televisi, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2005, hal 4
3
diberikan izin kepada lima stasiun baru, yaitu PT. Televisi Transformasi Indonesia (TRANS TV), PT. Kompas Gramedia Group (TV 7) yang sekarang berganti nama menjadi TRANS 7, PT. Global Informasi Bermutu (GLOBAL TV), PT. Pasar Raya Mediakarya (LATIVI) yang sekarang berganti nama menjadi TV ONE, dan METRO TV (Koran Media Indonesia). Berdasarkan SK Menpen RI No.286 tersebut juga dijelaskan akan pemberian izin terhadap 9 perusahaan baru sebagai cadangan apabila izin frekuensi sudah tersedia, yaitu : PT MBM Telesindo Prima Lestari (MBM-TV), PT Dian Gema Mitra Guna (MITRA-TV), PT Paramita Sadana Adiwarna Televisi (Adiwarna-TV), PT Cakrawala Tiara Kencana (Cakrawala-TV), PT Tifar Televisi 5 (TTV-5), PT Nuansa Lintas Nusantara (NLN-TV), PT Visi Muda Nusantara (VM-TV), Televisi Muhammadiyah (TVM).3 Televisi penyiaran di Indonesia pun semakin semarak, bukan saja jumlah stasiun penyiarannya semakin banyak, tetapi juga program siarannya semakin menarik, sehingga khalayak pemirsa memungkinkan untuk memilih acara siaran yang dipancarkan dari berbagai stasiun kepenyiaran baik dari dalam maupun luar negeri. Berita pada umumnya dapat dikategorikan menjadi tiga bagian yaitu hard news (berita berat), soft news (berita ringan) dan investigative reports (laporan penyelidikan). Ketiga kategori berita tersebut akan dapat mewadahi apa yang telah diuraikan di atas tentang cara memilih materi berita. Pembedaan terhadap tiga kategori tersebut didasarkan pada jenis peristiwa dan cara-cara penggalian data.
3
Ibid, hal 5
4
Investigative reports atau disebut juga laporan penyelidikan (investigasi) adalah jenis berita yang eksklusif. Datanya tidak bisa diperoleh di permukaan, tetapi harus dilakukan berdasarkan penyelidikan. Sehingga penyajian berita seperti ini membutuhkan waktu yang lama dan tentu akan menghabiskan energi reporternya.
Berita
penyelidikan
ini
sangat
menarik
karena
cara
mengungkapkannya pun tidak mudah. Seorang reporter untuk dapat melakukan tugas ini harus banyak memiliki banyak sumber orang-orang dalam yang dapat menjamin untuk tidak terekspos karena keselamatan diri mereka.4 Berita penyelidikan untuk media televisi akan lebih sulit dilakukan dibandingkan dengan berita yang sama untuk media cetak. Televisi membutuhkan gambar bahkan wajah orang yang diwawancarai. Namun teknologi elektronika kini memungkinkan untuk dapat mengaburkan wajah orang yang diwawancarai agar dapat terhindar dari kemungkinan bahaya atas apa yang ia sampaikan dalam wawancara televisi. Di televisi Indonesia berita-berita penyelidikan masih relatif kecil jika tidak di bilang langka, karena memang tidak semudah seperti yang dikatakan orang untuk menyajikannya. Belum lagi kultur yang belum mendukung terhadap keterbukaan informasi di kalangan pejabat atau masyarakat sendiri. Masih banyak yang takut akan keselamatan diri mereka. Seseorang akan menggunakan media massa jika media massa tersebut dapat memenuhi segala kebutuhannya. Ada berbagai kebutuhan yang dipuaskan oleh media massa dengan jalan menyediakan informasi. Media massa juga dapat dijadikan sarana untuk pengisi waktu, sehingga dapat berguna bagi khalayak. Akan tetapi dalam soal kepuasan tergantung dari penafsiran masing-masing 4
Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi ; Menjadi Reporter Profesional, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2005, hal 42
5
khalayak dan tentu saja kepuasan yang didapat dari media massa itu hanyalah sebagian dari keseluruhan kepuasan yang dimiliki sebab kepuasan itu juga di dapat dari sumber-sumber lainnya. Banyaknya peristiwa yang merugikan masyarakat yang terjadi akhir-akhir ini membuat tim “Benang Merah” melakukan penelusuran terhadap praktikpraktik ilegal, tindak kriminalitas, penyimpangan perilaku dan hal-hal ganjil yang terjadi di sekitar kita atau dekat dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya : praktik aborsi, daging glonggongan, beras berkalorin, suntik silikon, calo tiket, madu palsu, penipuan lowongan kerja, ikan pewarna, dan lain sebagainya. Gaya yang dikemas oleh tayangan “Benang Merah” penyajiannya ringan namun tetap mengusik dan tajam, dengan content yang bersifat informatif, mengingatkan dan memberikan referensi, sehingga pemirsa akan lebih cerdas dan selalu waspada.5 Kebutuhan masyarakat akan informasi berita yang sifatnya lebih kearah tindak kriminal yang dapat memberikan informasi dalam mengontrol diri dari hitam-putihnya kehidupan serta dapat lebih waspada terhadap lingkungan sekitar adalah merupakan sasaran yang menarik bagi tim “Benang Merah” Global TV (GTV). Dengan
semakin maraknya penyajian program berita yang beragam,
maka Global TV membentuk sebuah program pemberitaan yang berbeda dengan menampilkan program News & Feature, yaitu dengan menyajikan program yang sifatnya Investigasi, dengan tim “Benang Merah” yang menjadi ujung tombaknya. Program Investigasi yang dilakukan oleh tim “Benang Merah ” Global TV merupakan perpaduan antara keakuratan dalam menggali informasi dengan meliput berita yang baik dan benar serta memiliki fungsi kontrol sosial terhadap
5
Wawancara, Produser, Anjas Prawioko 17 Mei 2009, redaksi News Global TV
6
pemirsanya, dimana di dalamnya unsur kode etik siaran dan kode etik jurnalistik dijunjung tinggi. Dalam mengkemas sebuah program acara, strategi penting dilakukan dikarenakan dengan tujuan untuk mendapatkan kualitas tayangan yang baik guna untuk meningkatkan rating & share. Rating & Share program Benang Merah di awal tahun 2009 cukup baik, terutama pada bulan Februari, yaitu dengan nilai rating 1 dengan nilai sharenya 7. Untuk itu dibutuhkan strategi jitu yang baik di dalam memproduksi sebuah program acara. Strategi tersebut dapat meliputi Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling. Strategi tersebut yang nantinya dapat melahirkan program acara yang dapat diandalkan oleh stasiun televisi bersangkutan yang dapat bersaing dengan program acara dari stasiun televisi lainnya (kompetitor) serta dapat memenuhi kebutuhan pemirsanya. Di samping itu juga, adanya sebuah strategi dapat menentukan baik dan buruknya rating dan share terhadap program, sehingga tim produksi dapat mengevalusi setiap tayangan program yang akan disajikan kepada pemirsa. Tayangan program yang disajikan memiliki dampak pengaruh terhadap pemirsanya. Melalui program tersebut diharapkan pemirsa dapat menilai isi dari setiap tayangan. Dampak dari tayangan ini dapat juga dijadikan sebuah modus baru bagi para pemirsanya, apakah itu berdampak baik atau buruk. Tayangan yang disajikan memiliki simbol-simbol yang memiliki makna, seperti adegan rekonstruksi ataupun penampilan grafis. Seperti adegan sebuah rekonstruksi, apakah adegan ini diperlukan untuk lebih mengetahui informasi secara mendalam, atau tidak dapatkah di tampilkan melalui sebuah tampilan grafis / animasi. Strategi produksi yang dilakukan olen tim produksi “ Benang Merah “ dalam menayangkan setiap informasi yang disajikan dapat terlihat dari setiap
7
tayangan programnya yang di bagi menjadi 4 segmen di dalam durasi program 30 menit. Setiap segment mengupas keakuratan dari penelusuran informasi yang di dapat di lapangan. Target audience utamanya ditujukan kepada wanita dengan usia 20-45 tahun dengan SES AB. Tayangan yang mempunyai slogan ”penelusuran yang menyajikan beragam persoalan yang ada disekitar kita", agar kita lebih waspada” ini kerap menarik masyarakat untuk terlibat mendiskusikan standar moralitas yang harus ditetapkan. Standar yang mereka kenali, dan diyakini akan menyadarkan masyarakat. Secara naluri, mereka membuat batasan antara aturan dan penyimpangan. Maka itulah, dibanyak kasus, citra wartawan investigatif menjadi romantik ketika disamakan dengan sosok-sosok yang memiliki keberanian untuk menolak kemapanan aturan dan penyimpangan masyarakat. Hal inilah yang mendorong minat peneliti untuk mengetahui lebih dalam mengenai proses peliputan Investigasi tim “Benang Merah”, mulai dari persiapan liputan, kemudian melakukan liputan, hingga mem pre-view hasil liputan. Sampai akhirnya dapat menghasilkan sebuah audio visual yang baik, yang dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas dari tayangan program Investigasi “ Benang Merah “ tersebut.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat ditarik rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Strategi Produksi Tayangan Investigasi ”Benang Merah” Global TV Periode Februari 2009 ?
8
1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Strategi Produksi
Tayangan Investigasi ”Benang Merah” Global TV Periode Februari
2009.
1.4 Signifikansi Penelitian 1.4.1 Signifikansi Akademis Memberikan kontribusi hasil penelitian di bidang Broadcasting yang diharapkan dapat melengkapi literature tentang Broadcasting, khususnya tentang bagaimana strategi yang tepat dalam sebuah tayangan program, dan dapat menjadi bahan acuan bagi peneliti-peneliti sejenis berikutnya.
1.4.2
Signifikansi Praktis Signifikansi praktis dari penelitian ini bisa dijadikan sebagai bahan
masukan dan bahan evaluasi bagi Global TV, terutama untuk produser program dalam menemukan strategi tayangan yang lebih baik lagi dalam hal investigasi khususnya di “Benang Merah”.
9
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa, yakni surat kabar, majalah, radio, televisi dan film. Komunikasi massa menurut Severin, Tan, dan Wright merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan bentuk saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dengan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal jauh sangat heterogen dan menimbulkan efek-efek tertentu.6 Komunikasi massa merupakan suatu proses komunikasi yang berlangsung pada peringkat masyarakat luas, yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khas institusionalnya (gabungan antara tujuan, organisasi, dan kegiatan yang sebenarnya). Proses lain yang kedudukannnya hampir sama dalam pengertian ruang
lingkup
dan
keberadaannya
yang
muncul
dimana-mana
adalah
pemerintahan, pendidikan dan agama. Masing-masing memiliki jaringan institusional sendiri yang kadang kala sangat banyak berkaitan dalam proses transisi atau tukar menukar informasi dan gagasan. Media massa menyajikan hal-hal baru, yang aneh, yang spektakuler, yang menjangkau pengalaman-pengalaman yang tidak terdapat pada pengalaman individu sehari-hari. Televisi, radio, film dan surat kabar mengantarkan orang pada dunia yang tidak terbatas, baik dengan kisah yang fantastis maupun peristiwa-peristiwa aktual. 6
Djalaludin Rakhmat, Teori Komunikasi Massa, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2002, hal 56
9
10
2.1.2 Karakteristik Komunikasi Massa Beberapa karakteristik komunikasi massa adalah adanya suatu organisasi yang kompleks dan formal dalam tugas operasionalnya pengiriman pesan, tidak hanya itu saja melainkan :7 1. Adanya khalayak luas dan heterogen. 2. Isi pesan harus bersifat umum tidak dapat bersifat rahasia. 3. Komunikasi dilakukan dengan massa yang sangat heterogen dalam tingkat pendidikan, keadaan sosial, dan ekonomi maupun keadaan budaya nya. 4. Setiap pesan mengalami kontrol sosial dalam arti murni, yaitu dinilai oleh banyak orang dengan berbagai latar belakang dan taraf pendidikan maupun daya cerna nya. 5. Walaupun reaksi pada pihak khalayak akan berbeda-beda, pesan yang keluar dan peralatan komunikasi difokuskan pada perhatian yang sama. Seakan-akan khalayak yang heterogen tersebut memberikan reaksi yang sama pula. Menurut Onong Uchjana Effendy, ciri-ciri komunikasi massa adalah :8 1. Komunikasi massa berlangsung satu arah (one way communication), ini berarti tidak terdapat arus balik dari komunikan atau tidak langsung. 2. Komunikator pada komunikasi massa melembaga media massa sebagai salurun komunikasi massa merupakan lembaga, yakni suatu institusi atau organisator.
7
Liliweri, Alo, Komunikasi Massa Dalam Masyarakat, PT. Citra Aditya Bakti Effendy, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2002, hal 22
8
11
3. Pesan komunikasi massa bersifat umum. Karena pesan yang disampaikan atau disebarkan melalui media massa bersifat umum (public), ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum, jadi tidak ditujukan kepada perseorang atau kepada sekelompok orang tertentu. 4. Media
komunikasi
massa
menimbulkan
keserempakan,
karena
kemampuannya dapat menimbulkan keserempakan pada khalayak dalam menerima pesan-pesan yang disebarkan. 5. Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen, dimana khalayak keberadaannya terpencar-pencar, dimana satu sama lainnya tidak saling mengenal dan tidak memiliki kontak pribadi masing=masing berbeda dalam berbagai hal seperti jenis kelamin, usia, agama, ideologi, keinginan cita-cita dan sebagainya.
2.1.3 Fungsi Komunikasi Massa Fungsi komunikasi massa menurut Djalaludin Rakhmat, selain menyiarkan informasi juga mendidik, menghibur dan mempengaruhi. Fungsi-fungsi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :9 1. Fungsi menyiarkan informasi (to inform) Menyiarkan informasi merupakan fungsi yang pertama dan utama. Khalayak menerima informasi mengenai berbagai hal yang terjadi, gagasan atau pikiran orang lain dan apa yang dipikirkan orang lain dan lain sebagainya. 2. Fungsi mendidik (to educate)
9
Djalaludin Rakhmat, Teori Komunikasi Massa, Bandung, PT.Remaja Rosdakarya, 2000, hal 56
12
Fungsi ini sebagai sarana pendidikan massa sebagai khalayak bertambah pengetahuannya. Fungsi mendidik ini bisa secara implisit dalam bentuk pendapat-pendapat membangun dari para dewan juri analis. 3. Fungsi menghibur (to entertain) Hal-hal yang bersifat menghibur untuk mengimbangi berita-berita yang berbobot yang tujuannya untuk melemaskan ketegangan pikiran setelah dihidangkan berita yang berat. 4. Fungsi mempengaruhi (to persuasive) Fungsi ini menyebabkan sebuah program acara memegang peranan dalam kehidupan masyarakat dalam mempengaruhi khalayak. Komunikasi massa dibedakan pada jenis komunikasi massa yang dialamatkan kepada sejumlah populasi dari berbagai kelompok, bukan hanya satu atau beberapa individu atau sebagian khusus populasi. Komunikasi massa mempunyai anggapan tersirat akan adanya alat-alat khusus untuk menyampaikan komunikasi agar komunikan dapat mencapai pada saat yang sama pada semua orang yang mewakili berbagai lapisan masyarakat. Komunikasi massa merupakan komunikasi melalui media massa, yakni surat kabar, tabloid, radio, televisi dan film.
2.1.4
Media Massa Perkembangan media massa elektronik mendorong pemikiran baru di
bidang jurnalistik. Media massa elektronik termasuk televisi memiliki elemen yang berbeda dengan media massa cetak, karena media massa televisi adalah media audio visual. Terdapat elemen audio visual yang menjadi wujud ungkapan informasi atau berita di dalam media televisi.
13
Media massa yaitu sarana dan saluran resmi sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan berita dan pesan kepada masyarakat luas secara umum. Media massa berbeda dengan institusi pengetahuan lainnya seperti seni, agama, ilmu pengetahuan, pendidikan dan lain-lainnya, karena :10 a. Media massa memiliki fungsi pengantar (pembawa) bagi pengetahuan. Jadi media massa juga memainkan peran institusi lainnya. b.
Media massa menyelenggarakan kegiatannya dalam lingkungan publik, pada dasarnya media massa dapat dijangkau oleh segenap anggota masyarakat secara bebas, sukarela, umum dan murah.
c. Media dijangkau lebih banyak orang dari pada institusi lainnya dan sudah sejak dahulu “ mengambil alih” peranan sekolah, orang tua, agama dan lain-lainnya. Media massa memberikan informasi dan membantu masyarakat untuk mengetahui secara jelas dan ikhwal tentang dunia sekelilingnya kemudian menyimpan dalam ingatan masyarakat. Media massa berguna sebagai pengawas bagi masyarakat untuk mengajukan perbandingan dari apa yang kita lihat, dengan tentang dunia yang lain di luar lingkungan masyarakat hidup. Media massa sejak awal sebenarnya melakukan tugas kemudian membagi informasi yang diinginkan oleh masyarakat pada umumnya. Manfaat media massa adalah :11 a. Menjangkau suatu khalayak yang luas dan cepat. b. Menciptakan pengetahuan dan menyebarluaskan informasi c. Mengarahkan perubahan pada sikap yang dianut.
10 11
Ibid, hal 56 Zulkarimen Nasution, Komunikasi Inovasi, Jakarta, Universitas Terbuka, 1999, hal 33
14
Onong Uchjana Effenfy dalam bukunya Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek mengatakan : “Media massa memiliki kemampuan yang efektif untuk menyebarluaskan informasi karena dapat diterima oleh komunikan dan media menunjukkan bukan hanya apa yang didapat dan harus dipikirkan tetapi juga bagaimana masyarakat harus berpikir mengenai realitas”. Tidaklah mengherankan jika media lalu menjadi ajang untuk pertarungan berbagai kepentingan dan media juga merupakan pesan yang di dalamnya mengandung daya untuk mempengaruhi dan mendesakkan pendapat sehingga terjadi perubahan di dalam masyarakat. Media merupakan alat atau sarana yang diciptakan untuk meneruskan pesan komunikasi dengan bahasa (surat, telepon, radio dan televisi adalah media untuk menyambung atau menyebarluaskan pesan yang menggunakan bahasa) dalam jumlah yang relatif banyak.12 Media massa terbagi dua, yaitu cetak dan elektronik. Cetak yaitu : surat kabar dan majalah, sedangkan elektronik, yaitu : radio, televisi dan film. Masingmasing memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun yang dianggap memiliki peranan paling besar adalah televisi. Hal ini disebabkan : 13 1. Memiliki jangkauan yang luas dan segera dapat menyentuh rangsang penglihatan dan pendengaran manusia. 2. Dapat menghadirkan objek yang amat kecil atau besar, berbahaya atau yang langka. 3. Menyajikan pengalaman langsung kepada penonton. 4. Dapat dikatakan “meniadakan” perbedaan jarak dan waktu.
12
Effendy, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2002, hal 4 13 Ibid, hal 3
15
5. Dapat mengkoordinasikan pemanfaatan berbagai media lain, seperti film, foto dan gambar yang baik. 6. Mudah ditonton tanpa perlu menggelapkan ruangan. 7. Membangkitkan perasaan intim atau media personal. Menurut pakar komunikasi Dr. Harold D. Laswell, media massa sendiri memiliki 3 fungsi, dimana setiap fungsi tidak berdiri sendiri-sendiri melainkan akan saling menunjang, antara lain : 14 1. The surveillance of the environment Yang berarti bahwa media massa bertindak sebagai pengamat lingkungan dan selalu akan memberikan berbagai informasi atas hal-hal yang tidak dapat terjangkau khalayak. 2. The correlation of the parts of society in responding to the environment. Berarti bahwa media massa itu lebih menekankan kepada pemilihan, penilaian, penafsiran tentang apa yang patut disampaikan kepada khalayak,
dengan
demikian
media massa dapat
dinilai
sebagai
“Gatekeeper” dari arus informasi. 3. The transmission of the social heritage from generation to the generation. Hal ini menunjukkan bahwa media massa berfungsi sebagai jembatan tata nilai dan budaya dari generasi satu ke generasi berikutnya dengan kata lain media massa berfungsi pula sebagai media pendidikan. Di samping pendapat Laswell seperti tersebut di atas seorang pakar komunikasi lain Charles R’Wright mengetengahkan pendapatnya tentang fungi
14
Subroto, Darwanto Sastro, Produksi Acara Televisi, Yogyakarta, Duta Wacana, 1994, hal 16
16
media massa ini, seperti yang dinyatakan dalam bukunya Mass Communication A Sociological Perspective, antara lain :15 “ Bahwa media massa mempunyai fungsi media sebagai media hiburan”. Pendapat Charles R’Wright ini meskipun sifatnya melengkapi pendapat Laswell, tetapi ternyata akan membakunya fungsi media massa, hal tersebut seperti juga pendapat dari Wilbur Schramm, yang meninjau fungsi lain dari sisi yang berbeda di mana akhirnya juga saling melengkapi pendapat para pakar lainnya. Schramm menyatakan bahwa fungsi media massa dapat dimanfaatkan sebagai “ To sells goods for us “ artinya bahwa media massa dapat dimanfaatkan sebagai ajang promosi.16 Dari hasil pengamatan para pakar tersebut apabila digabungkan akan dapat saling melengkapi, sehingga fungsi media massa adalah : 1. Sebagai media penerangan 2. Sebagai media pendidikan 3. Sebagai media hiburan 4. Sebagai media promosi Sehingga tidak heran apabila televisi sebagai media massa mempunyai kemampuan untuk menyebarkan informasi kepada komunikan dalam jumlah yang relatif banyak. Tetapi
walaupun
demikian
meskipun
televisi
sedemikian
pesat
berkembangnya, ini tidak berarti bahwa media massa lain terdesak olehnya, tetapi dengan kehadiran media massa ini akan menyebarkan saling mengisi kekurangan masing-masing, sehingga semakin lengkap informasi yang diterima oleh khalayak. 15 16
Ibid, hal 16 Ibid, hal 17
17
2.2 Televisi Sebagai Media Massa Dengan berkembangnya teknologi komunikasi dunia kini dirasakan semakin sempit, karena dalam beberapa saat saja kita dapat berhubungan dengan yang lain, walaupun kita di belahan bumi yang berbeda, sehingga rasanya kita berada di dalam suatu tempat di dunia, suatu masyarakat dunia. Akibat
dari
berkembang
pesatnya
teknologi
komunikasi
ini
mengakibatkan berkembangnya media massa, bukan saja media cetak, tetapi juga kepada media elektronik seperti radio dan televisi, bahkan sekarang ini televisi sedang memegang peranan yang sangat berpengaruh. Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audio visual merupakan medium paling berpengaruh dalam membentuk sikap dan kepribadian masyarakat secara luas. Hal ini disebabkan oleh satelit dan pesatnya perkembangan jaminan televisi yang menjangkau masyarakat hingga ke wilayah terpencil Televisi sendiri membawa kultur yang dengan sendirinya mulai bertumbuh di masyarakat. Apalagi sebetulnya yang esensial dari kultur ini pada hakikatnya sudah dikenal sejak lama, sebelum kebudayaan tulis atau cetak menggesernya. Unsur esensial dari kebudayaan televisi berupa penggunaan bahasa verbal dan visual, sekaligus dalam rangka menyampaikan sesuatu seperti pesan, informasi, pengajaran, ilmu dan hiburan.17 Televisi sebagai produk teknologi maju berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi itu sendiri dan telah menyentuh kepentingan umat manusia, hal itu tidak bisa dipungkiri lagi yang disebabkan oleh kekuatan yang dimiliki oleh televisi sebagai alat dan yang merupakan salah satu bagian dari
17
Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi, Yogyakarta, Pinus Book Publisher, 2007, hal 17
18
sistem yang besar sehingga mampu menciptakan daya rangsang yang sangat tinggi dalam mempengaruhi sikap, tingkah laku, dan pola berpikir khalayaknya, dimana akhirnya menyebabkan banyak sekali perubahan yang terjadi di dalam masyarakat. Sesuai dengan cara menyampaikan pesan informasinya, televisi sebagai media massa seperti halnya radio dimana proses komunikasinya hanya berjalan satu arah saja (one way communication), artinya si penerima pesan (komunikan) tidak dapat berhubungan langsung dengan pengirim pesan (komunikator), demikian pula komunikatornya pada media televisi tidak bersifat individual melainkan bersifat kolektif, sedang massa komunikatornya adalah para penonton yang mempunyai karakteristik tersendiri.18 Istilah televisi berasal dari kata “ tele “ yang berarti jauh dan “ visi “ yang berarti penglihatan. Segi jauhnya ditransmisikan dengan prinsip-prinsip radio sedangkan segi penglihatannya diwujudkan dengan prinsip-prinsip kamera sehingga menjadi gambar, baik dalam bentuk gambar hidup atau bergerak (moving picture) maupun gambar diam (still picture). Televisi dianggap sebagai media yang mampu menyiarkan informasi secara memuaskan. Hal ini disebabkan dua faktor yang terdapat pada media massa tersebut, yaitu :19 1. Immediacy, menyangkut pengertian langsung dan dekat, yakni peristiwa yang disiarkan oleh stasiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh pemirsa pada saat peristiwa tersebut berlangsung.
18
Subroto, Darwanto Sastro, Produksi Acara Televisi, Yogyakarta, Duta Wacana, 1994, hal 15 Effendy, Onong Uchjana, Televisi Siaran Teori dan Praktek, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, 2003, hal 21 19
19
2. Realism, mengandung makna kenyataan, ini berarti bahwa stasiun televisi menyiarkan informasi audio dan visual dengan perantara mikrofon dan kamera apa adanya sesuai dengan kenyataan. Dari balik itu semua, kiranya dapat dimengerti mengapa perkembangan media televisi begitu cepat, karena sebagai media massa dirasakan sangat besar manfaatnya, dimana suatu peristiwa yang terjadi di belahan bumi yang berbeda dalam waktu bersamaan dapat diikuti khalayak di belahan bumi yang lain, dengan jumlah penonton yang relatif tidak terbatas jumlahnya.
2.3 Program Televisi Kata “ program ” berasal dari bahasa Inggris programme atau program yang berarti acara atau rencana, jadi program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya.20 Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audien tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran televisi. Di dalam televisi ada berbagai jenis program yang dapat dikelompokan menjadi dua bagian besar dan dari masing-masing bagian dapat dijabarkan seperti di bawah ini, yaitu :21 1. Program Informasi (berita) a. Berita keras (Hard News) yaitu laporan berita terkini yang harus segera disiarkan b. Berita lunak (Soft News) yaitu kombinasi dari fakta, gosip, dan opini. 20
Morissan, Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Tangerang, Ramdina Prakarsa, 2005, hal 97 21 Ibid, hal 100
20
2. Program Hiburan (entertainment) a. Musik, di dalam program musik dapat ditampilkan dengan dua format yaitu videoklip atau konser. Program musik di televisi saat ini sangat ditentukan dengan kemampuan artis menarik audien, tidak hanya dari kualitas suara namun juga berdasarkan bagaimana mengemas penampilannya agar menjadi menarik lebih baik. b. Drama Permainan (game show), merupakan suatu bentuk program yang melibatkan sejumlah orang baik secara individu ataupun kelompok yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu, menjawab pertanyaan dan atau memenangkan suatu bentuk permainan dan dapat melibatkan audien. c. Pertunjukan adalah sebuah program siaran yang menampilkan satu atau banyak pemain yang
berada di atas panggung yang
menunjukan kemampuannya kepada sejumlah orang atau hanya kepada audien televisi. Selain pembagian jenis program berdasarkan di atas, terdapat pula pembagian program berdasarkan sifak faktual dan fiktif. Program faktual meliputi : program berita, documenter atau reality show hingga program acara variety show. Sementara program yang bersifat fiktif antara lain program drama atau komedi. Menurut Vane-Gross, setiap program yang ditayangkan stasiun televisi memiliki dua bentuk, yaitu :22 a. Dominasi Format (format dominant), dalam format ini konsep acara merupakan kunci keberhasilan program. Pemain dipilih untuk memenuhi 22
Ibid, hal 133
21
persyaratan dari inti cerita yang hendak dibangun, dan biasanya yang menggunakan format ini adalah program acara reality show. b. Dominasi Bintang (star-dominant), seorang pemain atau bintang yang menjadi unsur utama yang ditonjolkan, karena program acara berformat seperti ini memang mengandalkan pemain atau bintang yang memiliki daya tarik yang cukup tinggi, daya tariknya tidak hanya sekedar fisik, tetapi juga memiliki nilai pengetahuan yang cukup luas (smart).
2.4 Berita 2.4.1 Pengertian Berita Sebelum pembahasan tentang bagaimana suatu proses pengolahan hingga penulisan berita dapat dilakukan, maka langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menyamakan pendapat tentang pengertian berita itu sendiri. Hal tersebut sangat penting agar pembahasan tentang objek yang dapat dikategorikan berbobot berita, tidak lagi menjadi masalah yang diperdebatkan. Berikut ini adalah beberapa pengertian tentang berita dari berbagai sumber yang kiranya dapat dijadikan sebagai acuan. Dean M. Lyle Spencer dalam bukunya yang berjudul News Writing yang kemudian dikutip oleh George Fox Mott (News Survey Journalism) menyatakan bahwa : “ Berita dapat didefinisikan sebagai setiap fakta yang akurat atau suatu ide yang dapat menarik perhatian bagi sejumlah besar pembaca”. Sedangkan Mitchel V. Charnley dalam bukunya Reporting edisi III (Holt-Reinhart & Winston, New York, 1975 halaman 44) menyebutkan : “ Berita adalah laporan yang tepat waktu mengenai fakta atau opini yang memiliki daya tarik atau hal penting atau kedua-duanya bagi masyarakat luas”.
22
Masih banyak para ahli dibidang jurnalistik lain yang memberikan pengertian tentang berita, namun hampir semuanya sependapat bahwa unsurunsur yang dikandung di dalam suatu berita meliputi cakupan dari kedua pendapat tersebut di atas. Cakupan tersebut dapat dicatat bahwa kata-kata seperti : fakta, akurat, ide, tepat waktu, menarik, penting, opini dan sejumlah pembaca / pendengar / penonton merupakan hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa “ Berita adalah suatu fakta atau ide atau opini aktual yang menarik dan akurat serta dianggap penting bagi sejumlah besar pembaca, pendengar maupun penonton”.23
2.4.2 Jenis Berita Berita pada umumnya dapat dikategorikan menjadi tiga bagian yaitu hard news (berita berat), soft news (berita ringan) dan investigative reports (laporan penyelidikan). Ketiga kategori berita tersebut akan dapat mewadahi apa yang telah diuraikan di atas tentang cara memilih materi berita. Pembedaan terhadap tiga kategori tersebut didasarkan pada jenis peristiwa dan cara-cara penggalian data. 1. Hard News Hard news (berita berat) adalah berita tentang peristiwa yang dianggap penting bagi masyarakat baik sebagai individu, kelompok maupun organisasi. Berita tersebut misalnya tentang mulai diberlakukannya suatu kebijakan baru pemerintah. Ini tentu saja akan menyangkut hajat orang banyak sehingga orang ingin mengetahuinya. Karena itu harus segera diberitakan.
23
Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi ;Menjadi Reporter Profesional, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2005, hal 21
23
Reporter yang pandai bahkan seringkali menginformasikan berita tersebut lebih awal sebelum kebijakan itu diturunkan. Tentu dengan mengetengahkan sumber-sumber yang dapat meyakinkan pemirsa. Misalnya tentang adanya isu pergantian pejabat atau adanya kenaikan harga. Hard news juga termasuk kejadian internasional, keadaan masyarakat, masalah ekonomi, criminal, kerusakan lingkungan maupun berita-berita tentang ilmu pengetahuan.24 Secara umum pada hard news, data masih mudah untuk diperoleh, karena semuanya masih bisa transparan walaupun dalam beberapa kasus juga dialami oleh para reporter untuk menggali data yang sebenarnay. Hal semacam itu terjadi biasanya pada saat adanya bencana kebocoran gas beracun yang menimbulkan kematian banyak orang. Dalam peristiwa semacam ini para pemimpin perusahaan agak sulit ditemui dan tidak mau berbicara apa adanya bahkan ada kecenderungan untuk menghindari pers.
2. Soft News Soft news (berita ringan) seringkali juga disebut dengan feature yaitu berita yang tidak terkait dengan aktualitas namun memiliki daya tarik bagi pemirsanya. Berita-berita semacam ini seringkali lebih menitikberatkan pada halhal yang dapat menakjubkan atau mengherankan pemirsa. Ia juga dapat menimbulkan kekhawatiran bahkan ketakutan atau mungkin juga dapat menimbulkan kekhawatiran bahkan ketakutan atau mungkin juga menimbulkan simpati. Objeknya bisa manusia, hewan, benda, tempat atau apa saja yang dapat menarik perhatian pemirsa. Misalnya tentang lahirnya hewan langka di kebin
24
Ibid, hal 40
24
binatang, anjing menggigit majikannya atau masyarakat kecil mendapatkan lotere milyaran rupiah. Bagi televisi, berita ringan ini sangat diperlukan dalam setiap penyajian bulletin berita. Hal ini karena berita ringan juga dapat berfungsi sebagai selingan di antara berita-berita berat yang disiarkan pada awal sajian.25 Secara psikologis, pemirsa yang mendapatkan sajian berita berat dari awal hingga akhir akan merasa tegang terus karena itu perlu interval. Iklan di dalam berita juga sesungguhnya juga punya fungsi yang sama selain fungsi promosi produk. Ada yang meletakkan berita ringan ini di tengah-tengah bulletin berita yang lama siarannya 30 menit atau bahkan ada yang meletakkannya di akhir siaran berita. Durasi berita ringan ini sangat bervariasi, tetapi hamper tidak ada yang lebih panjang dari 2 menit dan lebih pendek dari 45 detik.
3. Investigative Reports Investigative reports atau disebut juga laporan penyelidikan (investigasi) adalah jenis berita yang eksklusif. Datanya tidak bisa diperoleh di permukaan, tetapi harus dilakukan berdasarkan penyelidikan. Sehingga penyajian berita seperti ini membutuhkan waktu yang lama dan tentu akan menghabiskan energi reporternya. Berita penyelidikan ini sangat menarik karena cara mengungkapkannya pun tidak mudah. Seorang reporter untuk dapat melakukan tugas ini harus banyak memiliki banyak sumber orang-orang dalam yang dapat menjamin untuk tidak terekspos karena keselamatan diri mereka.26
25 26
Ibid, hal 41 Ibid, hal 42
25
Berita penyelidikan untuk media televisi akan lebih sulit dilakukan dibandingkan dengan berita yang sama untuk media cetak. Televisi membutuhkan gambar bahkan wajah orang yang diwawancarai. Namun teknologi elektronika kini memungkinkan untuk dapat mengaburkan wajah orang yang diwawancarai agar dapat terhindar dari kemungkinan bahaya atas apa yang ia sampaikan dalam wawancara televisi. Di televisi Indonesia berita-berita penyelidikan masih relatif kecil jika tidak di bilang langka, karena memang tidak semudah seperti yang dikatakan orang untuk menyajikannya. Belum lagi kultur yang belum mendukung terhadap keterbukaan informasi di kalangan pejabat atau masyarakat sendiri. Masih banyak yang takut akan keselamatan diri mereka.
2.4.3 Strategi Melakukan Liputan Investigasi Istilah liputan investigasi di Indonesia dimuat ketika harian Indonesia Raya membongkar kasus korupsi di Pertamina dan Badan Logistik. Kemudian, berita investigasi ini diikuti oleh majalah dwi mingguan Tajuk pada tahun 1990an yang dengan berani menyabut majalahnya sebagai majalah “ berita investigasi dan entertainment :. Lalu, diikuti juga oleh majalah TEMPO yang memiliki rubrik “ Investigasi “.27 Agar berita yang dibuat bisa dipertanggungjawabkan, sebelumnya seorang wartawan harus melakukan investigasi untuk mengetahui kebenaran informasi berita tersebut sebelum disiarkan kepada masyarakat. Liputan investigasi (investigative reporting) dimulai dari asumsi wartawan ketika melihat sesuatu
27
Setiati, Eni, Ragam Jurnalistik Baru dalam Pemberitaan, Yogyakarta, ANDI, 2005, hal 19
26
keadaan yang kurang tepat (something is wrong, that someone has done something wrong). Definisi liputan investigasi menurut Veven SP Wardhana, pengamat media, yaitu reportase yang dilakukan wartawan atau sekelompok wartawan terhadap masalah yang menyangkut kepentingan dan penting untuk diketahui masyarakat umum, tetapi ingin ditutupi oleh satu pihak. Unsur utama liputan investigasi adalah adanya ketidakberesan, pelanggaran atau penyelewengan yang menyangkut kepentingan umum, yang pada akhirnya merugikan masyarakat, misalnya manipulasi, korupsi dan nepotisme. Andreas Harsono, dari majalah Pantau, menilai liputan investigasi sebagai jenis reportase yang berhasil menunjukkan siapa yang salah, siapa yang melakukan pelanggaran hokum, yang seharusnya jadi terdakwa, dalam suatu kejahatan publik yang sebelumnya dirahasiakan. Adapun Goenawan Mohamad, dari majalah TEMPO, menyebut liputan investigasi sebagai jurnalisme untuk “ membongkar kejahatan “. Ada suatu kejahatan yang biasanya ditutp-tutupi. Wartawan yang baik akan mencoba mempelajari dokumen-dokumen bersangkutan dan membongkar keberadaan tindak kejahatan di belakangnya. Namun, pemahaman ini perlu dibedakan antara investigasi yang dikerjakan oleh seorang wartawan atau sebuah tim wartawan dengan liputan media atas hasil investigasi pihak lain.28 Robert Greene dari Newsday, yang kerap disebut “ bapak “ jurnalisme investigasi modern “, membatasi liputan investigasi sebagai karya seorang atau
28
Septiawan Santana, Jurnalisme Investigasi, Yayasan Obor, Jakarta, 2003, hal 145
27
beberapa wartawan atas suatu hal yang penting untuk kepentingan masyarakat, namun dirahasiakan oleh mereka yang terlibat. Liputan investigasi, kadang juga disebut reportase investigatif, ini minimal memiliki tiga elemen dasar, yaitu liputan itu merupakan ide orisinil dari wartawan, bukan hasil investigasi pihak lain, dan ditindaklanjuti oleh media. Kemudian, subyek investigasi merupakan kepentingan bersama yang masuk akal untuk mempengaruhi kehidupan sosial mayoritas pembaca suratkabar atau pemirsa televisi bersangkutan. Terakhir ada pihak-pihak yang mencoba menyembunyikan kejahatan ini dari hadapan public. Untuk mempermudah pelaksanaan liputan investigasi, Sheila Coronel, direktur PCIJ membagi proses investigasi sebagai berikut : a. Petunjuk awal (first lead) untuk liputan investigasi. Bisa berupa apa saja ; berita pendek di suratkabar, atau surat kaleng yang menunjukkan adanya ketidakberesan dalam suatu lembaga atau perusahaan tertentu. b. Investigasi pendahuluan (initial investigation), berupa penggalian data lebih jauh, wawancara maupun peninjauan lapangan. c. Pembentukan hipotesis (forming an investigative hypothesis). d. Pencarian dan pendalaman literature (literature search). e. Wawancara dengan para pakar dan sumber-sumber ahli (interviewing experts) f. Penjejakan dokumen-dokumen (finding a paper trail). Di sanalah biasanya ketentuan-ketentuan yang mengikat bisa dijadikan barang bukti. Dokumen juga bisa dipakai untuk mempertentangkan pernyataan-pernyataan narasumber yang berbohong. Di Indonesia, banyak sekali pejabat atau pemimpin perusahaan yang setengahnya “ berbohong “ dengan menjawab
28
pertanyaan
wartawan
secara
diplomatis,
atau
bahkan
dengan
memutarbalikkan logika. Keberadaan dokumen tertulis dengan mudah akan membantah semua kebohongan. g. Wawancara sumber-sumber kunci dan saksi-saksi (interviewing key informants and sources). Untuk mendapatkan data dari sumber kunci ini, dibutuhkan waktu lama. h. Pengamatan langsung di lapangan (first hand observation). i. Wawancara lebih lanjut (more interviews). j. Analisa dan pengorganisasian data (analyzing and organizing data). k. Penulisan (writing) berita berdasarkan data yang telah dikumpulkan. l. Pengecekan fakta (fact checking), hal ini sangat penting agar berita yang ditulis berdasarkan data yang dikumpulkan.29 Agar tidak menyimpang dari data, wartawan perlu melakukan hipotesis terhadap liputan investigasi. Hipotesis biasanya disusun dengan beberapa pertanyaan dasar. Pertama-tama adalah pertanyaan tentang hal-hal yang dianggap wartawan mencurigakan. Kemudian, hipotesis ini diteliti, diuji dan disimpulkan kebenarannya. Kalau kemudian terbukti bahwa hipotesis itu salah, wartawan harus berbesar hati mengakui bahwa tidak ada kasus yang mencurigakan. Kasus ditutup dan tak perlu diberitakan secara bombastis.30 Untuk sumber berita investigatif, Anda harus memperhatikan hal berikut : a. On the record. Semua pernyataan boleh langsung dikutip dengan menyertakan nama serta jabatan si sumber. Kecuali ada kesepakatan lain, semua komentar dianggap boleh dikutip.
29 30
Ibid, hal 22 Ibid, hal 23
29
b. On background. Semua pernyataan boleh dikutip langsung, tetapi hanya menyebutkan nama sumber. c. On deep background. Semua pernyataan sumber boleh digunakan, tetapi tidak dalam kutipan langsung. Reporter menggunakan keterangan itu tanpa menyebutkan sumbernya. d. Off the record. Informasi yang diberikan secara off the record hanya diberikan kepada reporter dan tak boleh disebarluaskan dengan cara apa pun. Dalam kumpulan materi Burgh, pelbagai kasus-kasus investigasi itu meliputi permasalahan sebagai berikut : a. Hal-hal yang memalukan, biasanya terkait dengan hal yang illegal, atau pelanggaran moral b. Penyalahgunaan kekuasaan c. Dasar faktual dari hal-hal actual yang tengah menjadi pembicaraan public d. Keadilan yang korup e. Manipulasi laporan keuangan f. Bagaimana hukum dilanggar g. Perbedaan antara profesi dan praktisi h. Hal-hal yang sengaja disembunyikan
2.4.4 Struktur Organisasi Kerja Bagian Pemberitaan Struktur organisasi kerja sangat penting bagi semua perusahaan termasuk organisasi penyiaran atau produksi televisi. Hal ini dimaksudkan agar dapat menghindari tumpang tindihnya tugas dan kewajiban di antara para karyawan yang terlibat. Organisasi kerja bagian pemberitaan di sebuah stasiun televisi
30
memiliki beberapa perbedaaan antara TVRI dengan televisi swasta maupun di antara sesama televisi swasta itu sendiri. Perbedaan tersebut biasanya hanya menyangkut istilah atau nama, namun ruang lingkup tanggung jawab kerjaannya memiliki kecenderungan yang sama. 31
Direktur Pemberitaan Tugas sebagai seorang Direktur Pemberitaan adalah memberikan arahan terhadap semua aktivitas siaran televisi untuk bagian pemberitaan. Direktur Pemberitaan adalah seorang eksekutif senior yang bertanggung jawab di stasiun televisi untik bagian pemberitaan. Ia adalah orang yang paling berhak untuk memutuskan semua pilihan berita, wawancara, pemilihan dokumen dan peristiwaperistiwa khusus yang akan disiarkan oleh stasiun televisi tersebut.32 Dengan demikian, seorang Direktur Pemberitaan harus berkemampuan untuk mengawasi dan berkomunikasi dengan team pemberitaan yang biasanya sering mengatur orang-orang yang memiliki kemampuan tinggi. Selain bertanggung jawab untuk memilih peristiwa tertentu serta event-event berita yang akan diliput, Direktur Pemberitaan haruslah memilih orang-orang yang memiliki kemampuan jurnalisme yang tinggi. Ia harus dapat memperkirakan tentang hal-hal penting terhadap peristiwa yang diliputnya dan memutuskan bagaimana yang terbaik. Ia juga harus memanfaatkan orang-orang berbakat yang dimiliki oleh bagian pemberitaan tersebut termasuk kemampuan teknik yang ada di stasiun televisi yang bersangkutan.
31
Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi ;Menjadi Reporter Profesional, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2005, hal 179 32 Ibid hal 181
31
Wakil Direktur Pemberitaan Tugasnya adalah memberikan tugas-tugas meliput dan mengawasi kegiatan di bagian pemberitaan. Pada kebanyakan stasiun televisi komersial dan televisi publik memperkerjakan seseorang untuk menduduki jabatan sebagai Wakil Direktur Pemberitaan. Tanggung jawabnya sangat bervariasi antara satu stasiun televisi dengan stasiun televisi yang lainnya, tetapi biasanya ia melakukan pekerjaan seperti menugasi para reporter, penulis berita dan komentator hingga memberi tugas meliput berita yang spesifik serta peristiwa-peristiwa khusus, misalnya mengikuti kunjungna presiden ke suatu negara tertentu dll. Wakil Direktur Pemberitaan bertanggung jawab untuk menangani operasional harian bagian pemberitaan. Ia juga mengkoordinasikan pelayanan untuk pengiriman/penerimaan berita, pengaturan pengiriman atau penerimaan berita dalam jaringan tv yang sama, merekam gambar-gambar peristiwa tambahan dari penulis berita dan reporter lepas. Ia juga memonitor semua penugasan dan aktivitas yang mengarah pada keperluan siaran berita dan menyusun shift kerja agar bagian pemberitaan terus dapat beroperasi setiap saat.33
Penulis Berita Tugas-tugasnya adalah menulis dan menyunting peristiwa berita dan menyusunnya kembali ke dalam suatu urutan berita. Selain itu, seorang penulis berita juga bertanggung jawab untuk menulis dan mengedit kalimat-kalimat penghubung dalam susunan berita, membuat introduksi serta menguraikan hal-hal
33
Ibid hal 183
32
yang dapat mengangkat atau memilih bagian ucapan lisan untuk dijadwalkan sebagai siaran harian.34 Penulis berita harus memiliki kemampuan dalam menggunakan bahasa secara efektif dan menyampaikan suatu pemikiran dalam suatu ungkapan dan kalimat yang singkat. Ia harus tahu dimana untuk mendapatkan informasi dan bagaimana menerjemahkan informasi tersebut ke dalam hal yang jelas dan dapat dimengerti oleh pemirsa.
Pembantu Redaksi Tugas-tugasnya adalah menyiapkan bantuan secara umum kepada bagian pemberitaan di sebuah stasiun televisi. Mereka adalah pembantu umum. Disebut sebagai pembantu umum karena mereka umumnya terdiri atas para pemagang yang memiliki keinginan mengenai hal yang spesifik di bidang penyiaran, khusunya dalam karir pemberitaan.35 Pembantu redaksi akan mengerjakan berbagai pekerjaan perkantoran secara umum di bagian pemberitaan. Pekerjaan tersebut juga termasuk dalam menjawab telepon dan mencatat pesan untuk anggota staf, membuka, dan mendistribusikan surat-surat, mengantar majalah, dan surat kabar, memesan kebutuhan kertas dan alat tulis serta mengetikan naskah para koresponden. Ia bertanggung jawab juga untuk mengisi kertas fax termasuk mendistribusikan kiriman fax dari pihak luar yang masuk kepada para reporter dan penulis.
34 35
Ibid hal 184 Ibid hal 185
33
Penyiar Tugasnya adalah menyajikan laporan berita dan menyampaikan laporan para reporter serta titik sentral dalam siaran berita. Posisi penyiar ini, fungsi utamanya adalah sebagai tuan rumah yang dijadwalkan secara reguler dalam siaran berita, melaporkan beberapa berita utama, membuat pengantar (lead) untuk berita-berita yang lain serta seputar aktivitas kepenyiaran lainnya. Seorang penyiar dipandang memiliki kedudukan tinggi di dalam masyarakat karena wawasan yang dimilikinya. Pada beberapa stasiun televisi, penyiar bahkan bisa mencapai status sebagai bintang.36
Reporter Seorang reporter televisi adalah seorang wartawan aktif yang bertugas mengumpulkan berita-berita dari berbagai sumber, menyusun masing-masing laporan dan kadang-kadang menulisnya kemudian melaporkannya melalui stasiun televisi yang bersangkutan.37 Para reporter dalam mendapatkan informasi dapat diperoleh melalui kepustakaan, telepon, interview dengan orang-orang kunci, observasi maupun menanyai orang-orang. Meliputkonperensi pers, riset feature dan melaporkan halhal yang eksklusif adalah bagian dari pekerjaan para reorter juga. Seorang reporter adalah orang terlatih, baik dalam menyelidiki maupun mengumpulkan bahan berita. Mereka mengembangkan infirmasi menuju ke arah fakta yang akhirnya akan menjadi sebuah laporan yang dapat diterima penontonnya.
36 37
Ibid hal 188 Ibid hal 189
34
Editor Bertangung
jawab
pada
semua
bagian
di
bidang
pemberitaan.
Memutuskan kebijaksanaan umum yang berkaitan dengan editorial dan memproyeksikan jangka panjang. Editor juga secara keseluruhan bertanggung jawab tetapi tidak mencampuri urusan-urusan harian, bertanggung jawab terhadap tampilan acara berita seperti penampilan background penyiar berita, penggunaan cromakey dan pemilihan penyiar berita.38
Deputy Editor Adalah wakil dari editor yang sebagian besar tanggung jawabnya untuk keperluan keuangan, anggaran, negosiasi dengan lembaga-lembaga perdagangan yang berkaitan dengan pemberitaan. Secara umum juga bertanggung jawab terhadap staf termasuk crew teknik yang terlibat dalam operasional berita.
Chief Assistant Editor Berhubungan dengan kegiatan harian yang menyangkut para reporter. Memperhatikan hal-hal seperti pergantian petugas, cuti dan laporan tahunan bagi para reporter. Secara khusus, ia adalah orang yang bertanggung jawab sebagai personel manager dalam lingkup pemberitaan untuk menentukan siapa melakukan pekerjaan apa.39
Chief Engineer Untuk pemberitaan, ia bertanggung jawab secara penuh kepada editor khusunya terhadpa hal yang berkaitan dengan peralatan yang berhubungan dengan 38 39
Ibid hal 193 Ibid hal 194
35
keperluan pemberitaan. Ia memiliki seorang wakil yang melakukan pekerjaan serupa dengan Chief Assistant, tetapi yang berhubungan dengan personel teknik.
2.5 Strategi Produksi Televisi Strategi berasal dari bahasa Yunani yang berarti kepemimpinan dalam ketentaraan. Pengertian ini berlaku selama perang, kemudian berkembang menjadi manajemen ketentaraan dalam rangka mengelola para tentara bagaimana melakukan mobilisasi dan mengomando pasukan dalam jumlah besar untuk mencapai tujuan. 40 Istilah strategi kemudian diambil alih oleh dunia usaha, khususnya manajemen, untuk menetapkan arah bagi “manajemen” atau sumber daya manusia dan bagaimana mengidentifikasikan kondisi yang memberikan keuntungan terbaik untuk membantu sebuah institusi bisnis dalam memenangkan persaingan. Dengan demikian, strategi mengandung dua komponen, yaitu future intentions (tujuan jangka panjang) dan competitive advantage (keunggulan bersaing).41 Terdapat bermacam-macam definisi strategi, diantaranya adalah sebagai berikut : a. Suatu proses berkesinambungan yang membuat organisasi secara keseluruhan dapat match dengan lingkungannya, atau dengan kata lain, organisasi secara keseluruhan dapat selalu responsive terhadap perubahanperubahan di dalam lingkungannya, baik yang bersifat internal maupun eksternal.
40
Crown Dirgantoro, Manajemen Stratejik : konsep, Kasus, dan Implementasi, Jakarta, PT. Grasindo, 2001, hal 5 41 Ibid, hal 5-6
36
b. Kombinasi ilmu dan seni untuk memformulasikan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan yang bersifat cross-fungsional yang memungkinkan organisasi mencapai tujuannya. c. Usaha untuk mengembangkan kekuatan yang ada di perusahaan untuk menggunakan atau menangkap peluang bisnis yang muncul guna mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sesuai misi yang telah ditentukan.42 Dalam menentukan strategi, hal-hal yang harus dilakukan adalah : a. Menetapkan tujuan b. Menetapkan kebijakan (policy) c. Memotivasi karyawan d. Mengembangkan budaya yang mendukung e. Menetapkan struktur organisasi yang efektif f. Menyiapkan budget g. Mendayagunakan sistem informasi h. Menghubungkan kompensasi karyawan denga performance perusahaan Untuk mengetahui atau melihat sejauh mana efektivitas dari implementasi strategi, maka dilakukan evaluasi strategi yang mencangkup : a. Review faktor eksternal dan internal yang merupakan dasar dari strategi yang sudah ada b. Menilai performance strategi c. Melakukan langkah koreksi
42
Ibid, hal 9-10
37
Untuk mencapai setiap tujuan yang diinginkan, penentuan strategi yang baik sangat diperlukan. Demikian halnya dibidang media penyiaran. Strategi yang diperlukan adalah : a. Berpikir seperti pemirsa. Pengelola media penyiaran berada dalam bisnis degnan dua klien yang berbeda, yaitu : pemirsa dan pemasang iklan. Tanpa ada pemirsa yang mengikuti siaran maka pengelola media penyiaran tidak akan pernah berhasil untuk menarik minat pemasang iklan. b. Pengelola media penyiaran berkompetisi untuk merebut waktu orang lain agar mau menyaksikan acara yang disuguhkan. Oleh karena itu, pengelola media penyiaran harus bisa membuat/memproduksi program-program acara yang mampu menarik minat pemirsa.43 Bagian pengelola program siaran harus memiliki strategi dalam perencanaan pembuatan program acara, antara lain yang berkaitan dengan : a. Product, artinya materi program yang dipilih haruslah program yang bagus dan diharapkan akan disukai pemirsa. b. Price, artinya biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli atau memproduksi program tersebut. Harga diharapkan tidak mahal namun dapat menghasilkan keuntungan yang optimal. c. Place, artinya kapan waktu siaran yang tepat bagi program tersebut. Pemilihan waktu siaran yang tepat bagi suatu program akan sangat membantu keberhasilan program yang bersangkutan. d. Promotion, artinya bagaimana memperkenalkan dan kemudian menjual program tersebut sehingga dapat mendatangkan iklan.44
43 44
Ibid, hal 71-73 Ibid, hal 99-100
38
Keberhasilan
suatu
program
bergantung
pada
perencanaan
dan
pelaksanaan strateginya. Namun, perlu diingat bahwa dalam pembuatan strategistrategi penyiaran harus tetap berpedoman pada Undang-Undang Penyiaran dan Kode Etik yang berlaku sehingga tidak akan menimbulkan penyimpanganpenyimpangan yang dapat merugikan berbagai pihak. Dalam menentukan jadwal penayangan suatu acara ada baiknya ditentukan atas dasar perilaku audien yaitu rotasi kegiatan mereka dalam satu hari dan juga kebiasaan menonton televisi pada jam tertentu. Sedangkan dalam menyusun jadwal acaranya harus mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi kebiasaan menonton audien seperti mobilitas, jenis pekerjaan, kebutuhan dan ketertarikan audien kepada hal-hal tertentu. Begitu pula dengan semakin pesatnya perkembangan serta persaingan antar media massa khusunya televisi, maka diperlukan suatu kejelian dari seorang pimpinan stasiun televisi untuk mengelola stasiun televisi tersebut. Hal ini dapat dilihat dari kemampuannya dalam mengkoordinasikan masing-masing team kerjanya dalam setiap divisi dalam pencapaian strategis dalam jangka panjang, dan hal tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan manajemen yang baik. Untuk mencapai keunggulan yang tinggi dalam mengelola manajemennya, pada hakikatnya tidak jauh berbeda dengan manajemen umum. Manajemen adalah proses menginterpretasikan, mengkoordinasikan sumber daya, sumber dana dan sumber-sumber lainnya untuk mencapai tujuan dan sasaran melalui tindakantindakan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating), dan pengendalian/evaluasi (controlling). 45
45
Totok Djuroto, Manajemen Penerbitan Pers, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2002, hal 96
39
Dalam POAC tersebut untuk mencapai hasil maksimal tidak terlepas pada kebutuhan
struktur
organisasi
yang
mampu
menjalankan
fungsi-fungsi
manajemen sebaik mungkin. Sebagai struktur ia mempunyai arah komunikasi dan saluran komunikasi yang biasa digunakan antara atasan dan bawahan. Dalam proses pelaksanaannya manajemen mempunyai fungsi-fungsi tertentu yang mutlak harus dilaksanakan agar tujuan tersebut dapat tercapai dengan efektif dan efisiensi.46 Manajemen dibutuhkan oleh semua orang karena tanpa manajemen semua usaha akan berakhir sia-sia dan pencapaian tujuannya akan lebih sulit. Ada 3 (tiga) alasan utama diperlukannya manajemen, antara lain :47 1. Untuk mencapai tujuan Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan orang-orang dan pribadi. 2. Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan dan sasaran dan kegiatan yang saling bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi. 3. Untuk mencapai efektifitas dan efisiensi Suatu kerja orang dapat diukur dengan banyak cara yang berbeda salah satu yang utama adalah efektifitas dan efisiensi. Efisiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar. Ini merupakan konsep matematik atau merupakan perhitungan ratio antara keluaran (output) dan masukan (input), sedangkan efektifitas merupakan
46
Chozanah, Nunung dan Ating Tedja Sutisna, Dasar-Dasar Manajemen, Bandung, Armico, 1996, hal 22 47 Handoko, Hani, Manajemen (edisi kedua), Yogyakarta, 1996, hal 6
40
kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat untuk mencapai yang telah ditetapkan. Di kalangan para ahli belum terdapat adanya dalam membagi jumlah fungsi manajemen, namun pada dasarnya mempunyai maksud yang sama, saling menunjang dan saling melengkapi dalam pelaksanaannya agar tercapai tujuan yang dikehendaki. Fungsi-fungsi manajemen itu diantaranya adalah : 48 a. Perencanaan (Planning) Perencanaan merupakan fungsi penentu tentang apa yang akan dilaksanakan dalam batas waktu tertentu, biaya dan fasilitas tertentu untuk mencapai hasil yang telah ditentukan. Perencanaan juga merupakan suatu pemikiran pendahuluan dalam usaha mancapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan memberikan sasaran bagi organisasi dan menetapkan prosedur terbaik untuk mencapai sasaran tersebut. Dengan cara menetapkan tujuan, aturan, menyusun rencana dan sebagainya. Tujuan perencanaan adalah suatu hasil akhir secara efektif dan efisiensi menjadi
pokok
dari
proses
manajemen,
sesuai
dengan
kebijaksanaan-
kebijaksanaan umumyang telah dibuatnya. b. Pengorganisasian (organizing) Pengorganisasian adalah menciptakan suatu kerangka atau struktur kerja yang tersusun rapi, sehingga setiap bagian akan merupakan satu kesatuan dan bersifat saling mempengaruhi, dengan kata lain bisa juga disebut penyusunan tugas kerja dan tanggung jawabnya.
48
Opchit hal 47
41
Pengorganisasian meliputi proses pengaturan dan pengalokasian kerja, wewenang dan sumber daya dikalangan anggota organisasi sehingga mereka dapat mencapai tujuan organisasi secara efisien. Tujuan pengorganisasian yaitu mempermudah pelaksanaan tugas dan pengawasan setiap unit orang sehingga manajemen berhasil secara efektif dan efisiensi. c. Penggerakan (actuating) Penggerakan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan untuk membimbing, mengarahkan, mengatur segala kegiatan-kegiatan orang yang telah diberi tugas di dalam melaksanakan sesuatu kegiatan usaha. Dengan menciptakan suasana yang tepat, para pimpinan membantu karyawan mereka dengan menjalankan tugasnya dengan baik. Dibandingkan dengan perencanaan dan pengorganisasian yang berhubungan dengan aspek-aspek yang lebih abstrak, kegiatan kepemimpinan sangat konkrit karena berkaitan langsung dengan orang. Tujuannya adalah agar proses manajemen dapat berhasil sesuai dengan rencana yang diharapkan secara efektif dan efisiensi. d. Pengawasan/evaluasi (controlling) Pengawasan/evaluasi adalah tugas untuk mencocokkan sampai dimanakah proses atau rencana yang telah digariskan itu dilaksanakan sebagaimana mestinya dan apakah dilakukan secara ini dapat diketahui kelemahannya, kekurangannya, pemborosan, penyelewengan dan dapat diketahui serta dapat dicari upaya untuk mengatasinya. Dalam kegiatan pengawasan manager harus memastikan bahwa tindakan para anggota organisasi benar-benar membawa organisasi kearah tujuan yang telah ditetapkan, melalui pengendalian, pelaksanaan tugas, menyeleksi produk,
42
mengevakuasi penjualan dan sebagainya, sehingga dapat menjaga organisasi tetap melintas dijalur yang benar. Tujuannya adalah agar proses manajemen dapat berhasil sesuai dengan rencana yang diharapkan secara efektif dan efesiensi. Dengan demikian, di dalam sebuah produksi acara memang harus dilengkapi dengan penerapan manajemen yang professional. Sebelum terjun langsung dalam sebuah produksi acara, para team ini harus dapat menyesuaikan diri dengan mencoba menguasai situasi untuk kepentingan audien. Karena sebenarnyalah dalam memproduksi acara, kekuatan audien pada akhirnya akan tetap menjadi hal yang utama.
2.6 Analisis SWOT Siapa pun yang sudah biasa berkecimpung dalam kegiatan perumusan strategi perusahaan dan menjadi pelaku dalam proses pengambilan keputusan dalam suatu organisasi pasti mengetahui bahwa analisis ”SWOT” merupakan salah satu instrumen analisis yang ampuh apabila digunakan dengan tepat. Telah diketahui pula secara luas bahwa ”SWOT” merupakan akronim untuk kata-kata ”Strengths,” (Kekuatan), ”Weakness,” (Kelemahan), ”Oportunities,” (Peluang) dan ”Threats” (Ancaman). Faktorkekuatan dan kelemahan terdapat dalam tubuh suatu organisasi, termasuk satuan bisnis tertentu, sedangkan peluang dan ancaman merupakan faktor-faktor lingkungan yang dihadapi oleh organisasi atau perusahaan atau satuan bisnis yang bersangkutan. Jika dikatakan bahwa analisis ”SWOT” dapat merupakan instrumen yang ampuh dalam melakukan analisis stratejik, keampuhan tersebut terletak pada kemampuan para penentu strategi perusahaan untuk memaksimalkan peranan faktor kekuatan dan pemanfaatan
43
peluang sehingga sekaligus berperan sebagai alat untuk minimalisasi kelemahan yang terdapat dalam tubuh organisasi dan menekan dampak ancaman yang timbul dan harus dihadapi. Jika para penentu strategi perusahaan mampu melakukan kedua hal tersebut dengan tepat, biasanya upaya untuk memilih dan menentukan strategi yang efektif membuahkan hasil yang diharapkan.49 Faktor-faktor Berupa Kekuatan. Yang dimaksud dengan faktor-faktor kekuatan yang dimiliki oleh suatu perusahaan, termasuk satuan-satuan bisnis di dalamnya adalah antara lain kompetensi khusus yang terdapat dalam organisasi yang berakibat pada pemilikan keunggulan komparatif oleh unit usaha di pasaran. Dikatakan demikian karena satuan bisnis memiliki sumber, keterampilan, produk andalan dan sebagainya yang membuatnya lebih kuat dari para pesaing dalam memuaskan kebutuhan pasar yang sudah dan direncanakan akan dilayani oleh satuan usaha yang bersangkutan. Contoh-contoh bidang-bidang keunggulan itu antara lain ialah kekuatan pada sumber keuangan, citra positif, keunggulan kedudukan di pasar, hubungan dengan pemasok, loyalitas pengguna produk dan kepercayaan para berbagai pihak yang berkepentingan. Faktor-faktor Kelemahan. Jika orang berbicara tentang kelemahan yang terdapat dalam tubuh suatu satuan bisnis, yang dimaksud ialah keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber, keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi penampilan kinerja organisasi yang memuaskan. Dalam praktek, berbagai keterbatasan dan kekurangan kemampuan tersebut bisa terlihat pada sarana dan prasarana yang dimiliki atau tidak dimiliki, kemampuan manajerial yang rendah, keterampilan pemasaran yang tidak sesuai dengan
49
Sondang Siagian, Manajemen Stratejik, Jakarta, PT. BumiAksara, 2005, hal 172
44
tuntutan pasar, produk yang tidak atau kurang diminati oleh para pengguna atau calon pengguna dan tingkat perolehan keuntungan yang kurang memadai. Faktor Peluang. Definisi sederhana tentang peluang ialah ”berbagai situasi lingkungan yang menguntungkan bagi suatu satuan bisnis”. Yang dimaksud dengan berbagai situasi tersebut antara laian ialah : a. Kecenderungan penting yang terjadi di kalangan pengguna produk b. Identifikasi suatu segmen pasar yang belum mendapat perhatian c. Perubahan dalam kondisi persaingan d. Perubahan dalam peraturan perundang-undangan yang membuka berbagai kesempatan baru dalam kegiatan berusaha e. Hubungan dengan para pembeli yang ”akrab” dan f. Hubungan dengan pemasok yang ”harmonis”. Faktor Ancaman. Pengertian ancaman merupakan kebalikan pengertian peluang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ancaman”adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan satu satuan bisnis”. Jika tidak diatasi, ancaman akan menjadi ”ganjalan” bagi satuan bisnis yang bersangkutan baik untuk masa sekarang maupun di masa depan. Berbagai contohnya, antara lain adalah :50 a. masuknya pesaing baru di pasar yang sudah dilayani oleh satuan bisnis, b. pertumbuhan pasar yang lamban, c. meningkatnya posisi tawar pembeli produk yang dihasilkan, d. menguatnya posisi tawar pemasok bahan mentah atau bahan baku yang diperlukan untuk diproses lebih lanjut menjadi produk tertentu, e. perkembangan dan perubahan teknologi yang belum dikuasai, 50
Ibid, hal 173
45
f. perubahan dalam peraturan perundang-undangan yang sifatnya restriktif. Pengalaman banyak perusahaan menunjukkan bahwa analisi ”SWOT” dapat diterapkan dalam paling sedikit tiga bentuk untuk membuat keputusan yang sifatnya stratejik pula. Pertama : Analisis ”SWOT” memungkinkan para pengambil keputusan kundi dalam suatu perusahaan menggunakan kerangka berpikir yang logis dalam pembahasan yang mereka lakukan yang menyangkut situasi dalam mana organisasi berada, identifikasi dan analisis berbagai alternatif yang layak untuk dipertimbangkan dan, akhirnya, menjatuhkan pilihan pada alternatif yang diperkirakan paling ampuh. Kerangka berpikir yang logis tersebut sungguh penting artinya dalam proses analisis karena : a. suatu hal yang bagi seorang pengambil keputusan merupakan peluang, mungkin dipandang oleh pengambil keputusan yang lain sebagai ancaman, b. satu faktor tertentu yang bagi seorang manajer dipandang sebagai kekuatan, tidak mustahil, karena perspektif yang berbeda, dilihat oleh manajer yang lain sebagai kelemahan, c. percaturan kekuatan yang terjadi dalam organisasi dapat berakibat pada cara pandang yang berlainan atas suatu faktor yang sama.51 Oleh karena itu dikatakan bahwa kerangka berpikir yang logis dan seragam harus mencangkup semua aspek dalam kehidupan perusahaan karena dengan demikian upaya mencari, menentukan jumlah dan menganalisis berbagai alternatif untuk tiba pada pilihan yang dipandang paling tepat akan menjadi lebih lancar. Kedua : Penerapan kedua dari analisi ”SWOT” ialah dengan pembanding secara sistematik antara peluang dan ancaman eksternal di satu pihak dan kekuatan dan kelemahan internal di lain pihak. Maksud utama penerapan 51
Ibid, hal 175
46
pendekatan ini ialah untuk mengidentifikasikan dan mengenali satu dari empat pola yang bersifat khas dalam keselarasan situasi internal dan eksternal yang dihadapi oleh satuan bisnis yang bersangkutan. 2.7 Produksi Program Televisi Merencanakan sebuah produksi program televisi, seorang produser profesional akan dihadapkan pada lima hal sekaligus yang memerlukan pemikiran mendalam, yaitu materi produksi, sarana produksi (equipment), biaya produksi (financial), organisasi pelaksana produksi, dan tahapan pelaksanaan produksi.52 Bertolak dari dorongan kreativitas seorang produser yang menghadapi materi produksi akan membuat seleksi. Dalam seleksi ini inyelektualitas dan spiritualitas secara kritis menentukan materi mana yang diperlukan dan mana yang tidak. Kemudian akan lahir ide atau gagasan. Dilengkapi dengan materi atau bahan lain yang menunjang ide ini, akan tercipta konsep berupa naskah untuk produksi. Naskah ini merupakan bahan dasar yang perlu dipikirkan oleh seorang produser ketika ia akan mulai berproduksi. 1. Materi Produksi Bagi seorang produser, materi produksi dapat berupa apa saja. Kejadian, pengalaman, hasil karya, benda, binatang, dan manusia merupakan bahan yang dapat diolah menjadi produksi yang bermutu. Seorang produser profesional
52
Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi, Yogyakarta, Pinus Book Publisher, 2007, hal 23
47
dengan cepat mengetahui apakah materi atau bahan yang ada di hadapannya akan menjadi materi produksi yang baik atau tidak. 53 Kepekaan kreatif dalam melihat materi produksi ini, dimungkinka oleh pengalaman, pendidikan, dan sikap kritis. Selain itu, visi akan banyak menetukan kesanggupannya. Menjadi materi produksi itu berkualitas. Visi sangat menentukan pilihan materi produksi. Seorang produser yang tidak memiliki visi akan memilih materi produksi sembarangan saja. Namun, seorang produser yang bervisi akan memilih materi produksi sangat selektif dan kritis. Ia sungguhsungguh memilih materi yang bermutu dan bernilai sebab hanya materi yang bagus yang dapat diolah menjadi suatu produksi yang berbobot. Suatu kejadian yang istimewa biasanya merupakan materi produksi yang baik untuk program-program dokumenter atau sinetron. Tentu saja kejadian itu masih harus dilengkapi dengan latar belakang kejadian dan hal-hal lain yang perlu untuk menjadikan program itu sebuah program yang utuh. Untuk itu, masih diperlukan riset yang lebih mendalam agar semua data yang bersangkut-paut dengan materi produksi itu lengkap. Semakin lengkap data yang duperoleh semakin mudah diolah menjadi program yang baik. Dari riset materi produksi, muncul gagasan atau ide yang kemudian akan dirubah menjadi tema untuk program dokumenter atau sinetron (film televisi). Mungkin juga gagasan itu langsung menjadi konsep program, seperti gebyar dan gelar musik, tari atau program hiburan yang lain. Tema ataupun konsep program kemudian diwujudkan menjadi treatment. Treatment adalah langkah pelaksanaan
53
Ibid hal 24
48
perwujudan gagasan menjadi program. Oleh karena itu, treatment untuk setiap format program berbeda-beda.54 Dari treatment akan diciptakan naskah (script) atau langsung dilaksanakan produksi program. Bobot atau muatan sebuah program sebetulnya sudah tampak ketika gagasan diwujudkan menjadi treatment. Dari sinilah penyempurnaan konsep program dapat dilaksanakan sehingga menghasilkan naskah atau program yang baik. 2. Sarana Produksi Sarana produksi adalah sarana yang menjadi penunjang terwujudnya ide menjadi konkret, yaitu hasil produksi. Tentu saja diperlukan kualitas alat standar yang mampu menghasilkan gambar dan suara secara bagus. Kepastian adanya peralatan itu mendorong seseorang yang diserahi tanggung jawab tersedianya seluruh peralatan yang diperlukan. Untuk itu, sebuah daftar lengkap (equipment list) dari seluruh peralatan yang dibutuhkan harus dibuat. Ada tiga unit pokok peralatan yang diperlukan sebagai alat produksi, yaitu unit peralatan perekam gambar, unti peralatan perekam suara, dan unit peralatan pencahayaan. Sebaliknya setiap unit memiliki daftar peralatan (equipment list) sendiri-sendiri. Daftar itu setiap kali dapat dipakai untuk mengecek kelengkapan peralatan. Daftar itu dipakai untuk meneliti kembali ketika produksi selesai dan peralatan harus dikembalikan lagi dengan lengkap. Kualitas standar dari ketiga unit peralatan ini menjadi pertimbangan utama seorang produser ketika ia mulai dalam perencanaan produksinya. Selebihnya berfungsi sebagai peralatan
54
Ibid hal 25
49
penunjang produksi. Seperti alat transportasi untuk produksi luar studio dan unit studio dengan dekorasi untuk produksi dalam studio.55 Berpikir tentang peralatan, seorang produser atau sutradara sering tergoda oleh banyak kemungkinan dari peralatan baru yang terus berkembang. Sementara untuk mengejar kemajuan peralatan, biaya tidak mencukupi. Dalam hal ini, perlu kiranya seorang produser atau sutradara bersikap realistis. Kalau mungkin menyewa peralatan, memang lebih baik daripada terus membeli dan satu tahun kemudian sudah harus diganti. Menyewa peralatan sering lebih ekonomis. Setiap produser akan insyaf bahwa mereka tidak boleh bergantung pada peralatan super canggih yang terus berganti. Proses kreatif ditentukan bukan oleh peralatan, melainkan oleh kemajuan dan kemampuan kreatif. Akhirnya yang terpenting, the man behind the gun. Betapapun kecanggihan peralatan, di tangan seorang yang hanya terampil, tanpa kreativitas dan visi, alat itu sulit menghasilkan sesuatu yang bernilai. Sebaliknya, di tangan seorang yang terampil dan memiliki visi, alat menjadi sarana yang mampu menyajikan hasil produksi secara maksimal : bermutu dalam kualitas, bernilai dalam bobot. 56
3. Biaya Produksi Tidak terlalu sederhana merencanakan biaya untuk suatu produksi. Dalam hal ini, seorang produser dapat memikirkan sampai sejauh mana produksi itu kiranya akan memperoleh dukungan finansial dari suatu pusat produksi atau
55 56
Ibid hal 26 Ibid hal 28
50
stasiun televisi. Oleh karena itu, perencanaan budget atau biaya produksi dapat didasarkan pada dua kemungkinan, yaitu financial oriented dan quality oriented.57 a) Financial Oriented Perencanaan biaya produksi yang didasarkan pada kemungkinan keuangan yang ada. Kalau keuangan terbatas berarti tuntutan-tuntutan tertentu untuk kebutuhan produksi harus pula dibatasi, misalnya tidak menggunakan artis kelas satu yang pembayarannya mahal ; menggunakan lokasi shooting yang tidak terlalu jauh ; konsumsi yang tidak terlalu mewah. Segala sesuatunya didasari atas kemungkinan keuangan. b) Quality Oriented Perencanaan biaya produksi yang didasarkan atas tuntutan kualitas hasil produksi yang maksimal. Dalam hal ini, tidak ada masalah keuangan. Produksi dengan orientasi budget semacam ini bisanya produksi prestige. Produksi yang diharapkan mendatangkan keuntungan besar, baik dari segi nama maupun finansial. Atau produksi yang diharapkan menjadi produksi yang sangat bernilai dan berguna bagi masyarakat. Untuk menghasilkan kualitas yang paling tinggi dari produksi itu, produser boleh melibatkan semua orang nomor satu di bidangnya. Menentukan biaya produksi suatu program televisi dengan video bagi produser atau manajer siapa pun merupakan hal yang rumit. Banyak faktor tidak terduga yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Suatu produksi televisi dengan video di luar studio tidak hanya bergantung pada faktor manusia, melainkan faktor alam juga mengambil peranan penting, seperti cuaca, lingkungan, dan musim. Selain itu, bukan mustahil terjadi kecelakaan dalam shooting atau kerusakan dan 57
Ibid hal 29
51
kehilangan peralatan yang harus diganti. Mundurnya suatu jadwal shooting atau kalau terjadi penundaan, itu berarti akan membengkaknya biaya produksi. Oleh karena itu, pos tidak terduga dalam perencanaan sebuah produksi program televisi dengan video biasanya minimal sebesar seperempat dari biaya produksi. Produser yang tidak berani spekulatif biasanya mengalokasikan pos tak terduga ini sebesar sepertiga dari seluruh biaya produksi. Membuat perencanaan anggaran produksi seolah-olah mengharuskan mata dan pikiran kita melihat hal-hal tersembunyi atau yang sekiranya tidak ketahuan dan yang mungkin memerlukan biaya. Estimasi biaya yang tertera dalam rencana anggaran, paling tidak dapat membuat batasan-batasan yang baik ketika pelaksanaan produksi dan mencegah pemborosan. Bagaimanapun tidak ada produksi yang ingin menderita kerugian dan menjadi macet karena kekeliruan dalam melaksanakan rencana anggaran atau membuat estimasi biaya. 4. Organisasi Pelaksanaan Produksi Suatu produksi program televisi melibatkan banyak orang, misalnya para artis, crew, dan fungsionaris lembaga penyelenggara, polisi, aparat setempat di mana lokasi shooting dilaksanakan, dan pejabat yang bersangkut-paut dengan masalah perijinan. Supaya pelaksanaan shooting dapat berjalan lancar, produser harus memikirkan juga penyusunan organisasi pelaksana produksi yang serapirapinya. Suatu organisasi pelaksana produksi yang tidak disusun secara rapi akan menghambat jalannya produksi, berarti kerugian waktu dan uang. Dalam hal ini, produser dapat dibantu oleh asisten produser atau sering disebut produser
52
pelaksana atau production manager. Ia mendampingi sutradara dalam mengendalikan organisasi. 58 Sebuah program yang baik pasti ditangani oleh seorang sutradara yang baik, seorang kamerawan yang baik dibantu pula oleh seorang pendorong dolly yang baik. Kendati sebuah program banyak menampilkan ”bintang” yang baik, tetapi apabila tidak didukung oelh kerabat kerja (crew) yang baik, tak mungkin sebuah program berhasil baik. Kerabat kerja yang baik mutlak diperlukan dalam sebuah produksi. Masing-masing kerabat kerja harus profesional dalam bidangnya dan mampu bertanggung jawab sungguh-sungguh pada tugasnya. Untuk itu, sebuah organisasi produksi memerlukan pembagian tugas yang sangat rinci dengan tanggung jawab yang jelas. Daftar anggota kerabat kerja dengan tugas masing-masing diperlukan untuk mengontrol seluruh pekerjaan sehingga kalau ada hambatan segera diketahui di mana dan siapa yang bertanggung jawab.59 5. Tahap Pelaksanaan Produksi Suatu produksi program televisi yang melibatkan banyak peralatan, orang dan dengan sendirinya biaya yang besar, selain memerlukan suatu oraganisasi yang rapi juga perlu suatu tahap pelaksanaan produksi yang jelas dan efisien. Setiap tahap harus jelas kemajuannya dibandingkan dengan tahap sebelumnya. Tahapan produksi terdiri dari tiga bagian di televisi yang lazim disebut standard operation procedure (SOP), seperti berikut :60
58
Ibid hal 30 Ibid hal 36 60 Ibid hal 38 59
53
a. Pra-produksi (ide, perencanaan dan persiapan) b. Produksi (pelaksanaan) c. Pasca-produksi (penyelesaian dan penayangan)
a. Pra-Produksi (Perencanaan dan Persiapan) Tahap ini sangat penting sebab jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci dan baik, sebagian pekerjaan dari produksi yang direncanakan sudah beres. Tahap pra-produksi meliputi tiga bagian, sebagai berikut ini :61 1) Penemuan ide Tahap ini dimulai ketika seorang produser menemukan ide atau gagasan, membuat
riset
dan menuliskan
naskah
atau
meminta penulis naskah
mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset. 2) Perencanaan Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja (time schedule), penyempurnaan naskah, pemilihan artis, lokasi, dan crew. Selai estimasi biaya, penyediaan biaya dan rencana alokasi merupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat secara hati-hati dan teliti. 3) Persiapan Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perijinan dan suratmenyurat. Latihan para artis dan pembuatan setting, meneliti dan melengkapi peralatan yang diperlukan. Semua persiapan ini paling baik diselesaikan menurut jangka waktu kerja (time schedule) yang sudah ditetapkan.
61
Ibid hal 39
54
b. Produksi Baru sesudah perencanaan dan persiapan selesai betul, pelaksanaan produksi dimulai. Sutradara bekerjasama dengan para artis dan crew mencoba mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas dan tulisan (shooting script) menjadi gambar, susunan gambar yang dapat bercerita. c. Pasca Produksi Pasca-produksi memiliki tiga langkah utama, yaitu editing offline, editing online, dan mixing. Dalam hal ini, terdapat dua macam teknik editing, yaitu : Pertama, yang disebut Editing dengan teknik analog atau linear. Kedua, Editing dengan teknik digital atau non linear dengan komputer.62 1. Editing offline dengan teknik analog Setelah shooting selesai, script boy/girl membuat logging, yaitu mencatat kembali semua hasil shooting berdasarkan catatan shooting dan gambar. Di dalam logging time code (nomor kode yang berupa digit frame, detik, menit, dan jam dimunculkan dalam gambar) dan hasil pengambilan setiap shoot dicatat. Kemudian berdasarkan catatan itu sutradara akan membuat editing kasar yang disebut editing offline (dengan copy video VHS supaya murah) sesuai dengan gagasan yang ada dalam sinopsis dan treatment. Materi hasil shooting langsung dipilih dan disambung-sambung dalam dalm pita VHS. Sesudah editing kasar ini jadi, hasilnya dilihat dengan seksama dalam screening. Apabila masih perlu ditambah atau diedit lagi, pekerjaan ini dapat langsung dikerjakan sampai hasilnya memuaskan. Sesudah hasil editing offline itu dirasa pas dan memuaskan barulah dibuat editing script. Naskah editing ini sudah dilengkapi dengan uraian untuk narasi dan bagian-bagian yang perlu diisi dengan ilustrasi musik. Naskah editing 62
Ibid hal 42
55
ini formatnya sama dengan skenario. Di dalam naskah editing, gambar dan nomor kode waktu, tertulis jelas untuk memudahkan pekerjaan editor. Kemudian hasil shooitng asli dan naskah editing diserahkan kepada editor untuk dibuat editing online. Kaset VHS hasil editing offline digunakan sebagai pedoman oleh editor. Biasanya editor mengerjakan editing online mengunakan pita Betacam SP atau lainnya dengan kualitas broadcast standar. 2. Editing online dengan teknik analog Berdasarkan naskah editing, editor mengedit hasil shooting asli. Sambungan-sambungan setiap shoot dan adegan (scene) dibuat tepat berdasrkan catatan time-code dalam naskah editing. Demikian pula sound asli dimasukkan dengan level yang seimbang dan sempurna. Setelah editing online ini siap, proses berlanjut dengan mixing. 3. Mixing (Pencampuran gambar dengan suara) Narasi yang sudah direkam dan ilustrasi musik yang juga seudah direkam, dimasukkan ke dalam pita hasil editing online sesuai dengan petunjuk atau ketentuan yang tertulis dalam naskah editing. Keseimbangan antara sound effect, suara asli, suara narasi dan musik harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu dan terdengar jelas. Sesudah proses mixing ini boleh dikatakan bagian yang penting dalam post production sudah selesai. Secara menyeluruh produksi juga sudah selesai. Setelah produksi selesai biasanya diadakan preview. Dalam preview tak ada lagi yang harus diperbaiki. Apabila semua sudah siap maka program ini siap huga untuk ditayangkan.63
63
Ibid hal 42
56
4. Editing offline dengan teknik digital atau non-linear Editing non-linear atau editing digital adalah editing yang menggunakan komputer dengan peralatan khusus untuk editing. Alat editing tersebut bermacammacam nama, jenis dan fasilitasnya, misalnya : Pinacle-Matrox-Canopus, dll. Dengan alat editing tersebut dapat digunakan berbagai macam program editing berdasarkan kebutuhan, seperti : Adobe Premiere-Three D max-After Effect dan banyak program lainnya. Tahapan pertama, yang harus dilakukan adalah memasukkan seluruh hasil shoot (gambar) yang dalam catatan atau logging memperoleh OK, ke dalam hardisk. Proses ini disebut capturing atau digitizing, yaitu mengubah hasil gambar dalam pita menjadi file, yang ketika diperlukan dapat dipanggil untuk disusun berdasarkan urutan yang diinginkan sutradara. Dalam editing offline dengan sistem digital ini, penyusunan tidak harus mengikuti urutan adegan seperti dalam sistem analog. Tetapi mungkin saja dikerjakan dahulu urutan adegan yang di tengah, baru bagian akhir lalu bagian awal. Sesudah tersusun baik baru diurutkan kemudian dipersatukan agar shoot-shoot yang sudah disambung dapat dilihat secara utuh, proses ini disebut render. Setelah render dapat dilakukan screening. Apabila dalam screening masih perlu dikoreksi, maka koreksi dapat dikerjakan dengan menambah, mengurangi atau menyisipi shoot yang diperlukan. Setelah semuanya memuaskan boleh dikatakan editing offline selesai. Bahan offline dalam komputer langsung dibuat menjadi online. 5. Editing online dengan teknik digital : Editing online dengan teknik digital sebenarnya tinggal penyempurnaan hasil editing offline dalam komputer, sekaligus mixing dengan musik ilustrasi atau efek gambar (misalnya perlu animasi atau wipe efek) dan suara (sound effect atau narasi) yang harus dimasukkan. Sesudah semua sempurna, hasil online ini
57
kemudian dimasukkan kembali dari file menjadi gambar pada pita Betacam SP atau pita dengan kualitas broadcast standard. Setelah program dimasukkan pita, boleh dikatakan pekerjaan selesai dan kelanjutannya adalah bagian dari pekerjaan di stasiun televisi. Penayangan program di stasiun televisi dibatasi oleh frame waktu atau slot. Oleh karena itu, dalam sreening hal ini juga perlu diperhatikan. Apabila program ternyata melebihi frame waktu yang disediakan, harus dipotong di temapt yang tidak akan mengganggu kontinuitas program. Biasanya slot waktu dalam program televisi adalah 30 menit, 60 menit atau yang terpanjang 90 menit sudah termasuk commercial break (waktu untuk iklan). Program televisi bisanya dubuat 24 menit untuk slot 30 menit, 28 menit untuk slot 60 menit. Sisa waktu diperuntukkan commercial break. Selebihnya penayangan menjadi tanggung jawab petugas dari stasiun televisi. Pemikiran-pemikiran tersebut merupakan hal yang sangat penting bagi seorang produser, penulis naskah, dan sutradara. Pemikiran itu akan melahirkan mekanisme kerja yang penuh pertimbangan, teratur, sistematis dan tepat waktu. Semua itu sangat diperlukan dalam suatu produksi program televisi dengan video.64
64
Ibid hal 43
58
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yakni memberikan gambaran atau penjabaran tentang kondisi empiris objek penelitian berdasarkan karakteristik yang dimiliki.65 Metode deskriptif menggambarkan suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian, dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Jadi, metode deskriptif menekankan gambaran objek yang diselidiki dalam keadaan sekarang (pada waktu penelitian dilakukan).66 Penelitian deskriptif ditujukan untuk :67 1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada. 2. Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku. 3. Membuat perbandingan atau evaluasi. 4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.
1
Bambang Setiawan,
Metode Penelitian Komunikasi I, Jakarta UT, 1995, hal 9
65
Bambang Setiawan, Metode Penelitian Komunikasi I, Jakarta UT, 1995, hal 9 Suprayogo, Imam dan Tobroni, Metode Penelitian Sosial-Agama, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2001, hal 137 67 Djalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 1998, hal 22 66
58
59
Sedangkan pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor mengenai metode kualitatif seperti yang dikutip oleh Lexy J. Moleong adalah : “Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dengan perilaku yang diamati, menurut mereka pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh)”. Sejalan dengan definisi tersebut Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental berhubungan pada pengamatan pada manusia dan kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.68 Peneliti memahami bahwa pendekatan kualitatif diharapkan agar dapat menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau perilaku yang dapat diamati, sehingga dapat menjawab masalah yang diteliti, yaitu hal apa yang terdapat dalam Strategi Produksi Tayangan Investigasi “Benang Merah” Global TV.
3.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Metode studi kasus adalah metode dengan riset yang menggunakan berbagai sumber data yang bisa digunakan untuk meneliti, menguraikan, dan menjelaskan secara komprehensif berbagai aspek individu, kelompok, suatu program, organisasi atau peristiwa secara sistematis. Penelaah berbagai sumber data ini membutuhkan berbagai instrument pengumpulan data. Karena itu peneliti dapat menggunakan wawancara mendalam,
68
Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif , Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2004, hal 3
60
observasi, dokumentasi-dokumentasi, rekaman, bukti-bukti fisik dan lainnya69 dengan melakukan wawancara mendalam (Indepth Interview) kepada key informan yang dalam penelitian ini adalah Eksekutif Produser, Produser, Reporter, Cameraman, Presenter dan Editor Benang Merah, yang akan diwawancarai berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang dibuat oleh peneliti yang berhubungan dengan topik penelitian. Wawancara yang dilakukan merupakan format wawancara tidak berstruktur, wawancara seperti ini digunakan untuk menemukan informasi yang bukan baku atau informasi tunggal70. Key informan biasanya terdiri atas mereka yang terpilih saja karena sifat-sifatnya yang khas.
3.3 Definisi Konsep Untuk pelaksanaan penelitian ini, berbagai konsep dan istilah perlu diperjelas. Definisi konsepnya yaitu : a. Strategi Produksi adalah perencanaan dan manajemen yang ditetapkan oleh tim Benang Merah dalam upaya mencapai tujuan, yaitu hasil tayangan yang dapat meningkatkan rating dan share di Global TV. b. Program Investigasi adalah program dimana reportase yang dilakukan wartawan atau sekelompok wartawan terhadap masalah yang menyangkut kepentingan dan penting untuk diketahui masyarakat umum, tetapi ingin ditutupi oleh satu pihak. Unsur utama liputan investigasi adalah adanya ketidakberesan, pelanggaran atau penyelewengan yang menyangkut
69
Rachmat Kriantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta, Kencana Prenada Media Grup, 2006, hal 66 70 Suprayogo, Imam dan Tobroni, Metode Penelitian Sosial-Agama, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2001, hal 176
61
kepentingan umum, yang pada akhirnya merugikan masyarakat, misalnya manipulasi, korupsi dan nepotisme. c. Benang Merah merupakan sebuah program News & Feature, yaitu dengan menyajikan program yang bersifat Investigative reports atau disebut juga laporan penyelidikan (investigasi) adalah jenis berita yang eksklusif. Datanya tidak bisa diperoleh di permukaan, tetapi harus dilakukan berdasarkan
penyelidikan.
Sehingga
penyajian
berita
seperti
ini
membutuhkan waktu yang lama dan tentu akan menghabiskan energi reporternya. d. Global TV merupakan media yang menayangkan program Benang Merah pada hari Sabtu pukul 13.30 WIBB.
3.4 Narasumber / Key Informan Menurut Lexy J. Moleong, informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberi informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.71 Dengan demikian key informan atau narasumber adalah orang yang dianggap penyusun paling mampu memberikan informasi yang berkaitan dengan penelitian. Orang yang berperan besar dan bertanggung jawab dalam penyelenggaraan kegiatan produksi “Benang Merah”, serta berkaitan langsung dengan strategi yang digunakan, dan berarti key informan haruslah memiliki kapabilitas dan kompetensi untuk memberikan informasi yang terkait. Key informan yang berkompeten untuk diwawancarai dan dimintai informasi sehubungan dengan penelitian ini adalah Eksekutif Produser, Produser, Reporter, Cameraman, Presenter dan Editor Benang Merah, yaitu : 71
Lexy J Moleong, Metode PenelitianKualitatif , Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2004, hal 6
62
1. Eksekutif Produser (Herik Kurniawan) a. Mengawasi seluruh kegiatan produksi Benang Merah, dan pihak yang bertanggung jawab terhadap penampilan jangka panjang semua program acara secara keseluruhan. b. Memegang keputusan akhir mengenai berita apa yang harus turun dan berita yang tidak boleh disiarkan. c. Memikirkan cara untuk memperbaiki mutu program dan menjaga peringkat acara (rating) agar tetap baik.
2. Produser (Anjas Prawioko) a. Bertanggung jawab atas keseluruhan produksi, mulai dari Pra produksi (perencanaan), Produksi (pelaksanaan), hingga Pasca produksi. b. Memutuskan peristiwa/angle berita atau tema yang akan diangkat, menentukan
durasi
waktu
materi
berita
yang
akan
disiarkan/ditayangkan. c. Bertanggung jawab terhadap anggaran biaya produksi dan mengkordinasi segala hal, termasuk operasi produksi dan tim. 3. Presenter (Noor Maya Intan) a. Bertugas membawakan keseluruhan isi informasi berita pada setiap segmen dengan penjiwaan yang sesuai dengan tema yang tengah diangkat. b. Dalam hal ini presenter harus memperhatikan intonasi, artikulasi maupun speed dari informasi yang disampaikan, sehingga informasi yang disampaikan dapat meyakinkan pemirsa.
63
4. Reporter (Sendia Berka dan Muhammad Aminuddin) a. Bertugas mencari dan mengumpulkan informasi sebanyak mungkin yang berhubungan dengan peristiwa yang sedang diliput b. Melakukan wawancara dengan berbagai pihak yang berhubungan dengan peristiwa yang diliput. 5. Cameraman (Deka Eka Suryana dan Ludy Idwan) a. Merekam gambar dan suara (Audio-Visual) untuk kepentingan liputan program berdasarkan penugasan dari Produser. b. Bertanggung jawab atas hasil dan kualitas Audio Visual liputannya, dan harus berusaha seoptimal mungkin untuk mendapatkan rekaman gambar dan Audio yang optimal. c. Melakukan persiapan dan menjaga peralatan liputan, seperti kamera, tripod, lampu, cable, mic agar tetap dalam kondisi optimal dan siap dipergunakan sewaktu-waktu 6. Editor (Andre Krisyuanto) a. Bertugas mengedit/menyunting gambar dan suara (audio-visual), mengambil gambar yang diperlukan dan membuang gambar yang tidak diperlukan b. Bertugas menyeimbangkan antara voice over, sound effect, natural sound, backsound dan musik agar tidak terdengar tumpang tindih dan mengganggu.
64
3.5 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data yang diperlukan adalah sebagai berikut :
3.5.1
Data Primer Dengan melakukan wawancara secara mendalam (indepth interview)
terhadap para key informan, yaitu dilakukan melalui tanya jawab secara langsung dengan Eksekutif Produser, Produser, Reporter, Cameraman, Presenter dan Editor Benang Merah. Menurut Berelson, metode indepth interview adalah satu teknik penelitian untuk keperluan mendeskripsikan secara obyektif sistematis dan kualitatif secara manifest72. Kemudian hasil wawancara tersebut akan dianalisis dan dibuat suatu kesimpulan.
3.5.2
Data Sekunder Dengan cara studi kepustakaan (literature) yaitu membaca buku-buku,
majalah serta data dan bahan referensi dari berbagai sumber yang berhubungan atau berkaitan dengan permasalahan yang diteliti guna melengkapi data-data yang sudah ada. Selain itu juga diambil data-data dari Benang Merah dan juga bahan tertulis maupun teori yang didapat pada saat kuliah.
3.6 Fokus Penelitian Untuk memandu penelitian serta membatasi fokus penelitian menjadi lebih sistematis, garis besar dan pengamatan penelitian adalah begaimana strategi
72
Lexy J Moleong, Metode PenelitianKualitatif , Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2004, hal 163
65
produksi tayangan “Benang Merah” Global TV periode Februari 2009, yaitu dengan menggunakan fungsi-fungsi manajemen ( P.O.A.C ), yang meliputi : 1. Perencanaan (Planning) a. Materi produksi b. Sarana produksi c. Biaya produksi
2. Pengorganisasian (organizing) Organisasi pelaksana produksi menciptakan suatu kerangka atau struktur kerja yang tersusun rapi, sehingga setiap bagian akan merupakan satu kesatuan dan bersifat saling mempengaruhi, dengan kata lain bisa juga disebut penyusunan tugas kerja dan tanggung jawabnya. 3. Pengarahan / Penggerakan (actuating ) Tahapan pelaksanaan produksi, yaitu : 1. Membuat persiapan (Pra-produksi) 2. Pelaksanaan (Produksi) 3. Proses hasil akhir (Pasca produksi) 4. Pengawasan (controlling) Setelah melakukan berbagai proses, kemudian dilakukan evaluasi kerja. Evaluasi ini dilaksanakan dengan tujuan agar kedepannya dapat lebih baik lagi. Proses pengawasan dan evaluasi menentukan seberapa jauh suatu rencana dan tujuan sudah dapat dicapai atau diwujudkan oleh tim produksi.
66
3.7 Teknik Analisis Data Analisis data yang peneliti gunakan adalah Triangulasi Data. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik Triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Dalam hal ini jangan sampai banyak mengharapkan bahwa hasil pembanding tersebut merupakan kesamaan pandangan, pendapat, atau pemikiran. Yang penting adalah bisa mengetahui adanya alasan-alasan terjadinya perbedaanperbedaan tersebut. 73 Data yang diperoleh berdasarkan jawaban dari hasil wawancara informan yang sekaligus sebagai key informan beserta hasil observasi langsung yang dilakukan peneliti akan dianalisis dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata atau penjabaran sehingga tersusun jawaban terhadap masalah pokok penelitian ini.
73
Lexy J Moleong, Metode PenelitianKualitatif , Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2004, hal 178
67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.1
Gambaran Umum Global TV PT. Global Informasi Bermutu didirikan pada 22 Maret 1999 di Jakarta,
yang merupakan hasil kerjasama PT. Media Nusantara Citra (MNC) sebagai salah satu anak perusahaan dari PT. Bimantara Citra Tbk, dengan Titian paraputra. Adapun yang dipercayakan menjadi Komisaris Utamanya yakni Bambang Hari Iswanto Tanoesoedijo, Sutanto Hartono dan SN Suwisma. Sedangkan yang menjadi Direktur Utamanya adalah Daniel Hartono. Siaran percobaan Global TV mulai mengudara di Jakarta pada 8 Oktober 2001. Pada awal berdirinya Global TV memulai kegiatan operasionalnya sebagai Broadcaster dari program musik MTV (Music Television) selama 24 jam nonstop dengan jangkauan area Jabodetabek, Medan, Bandung, Semarang, Surabaya dan Yogyakarta. 74 Dalam hal ini Global TV melakukan Joint Venture Agreemant dengan MTV Asia selama 5 tahun. Jadi pada awal berdirinya Global TV semua program yang ditayangkan dalam siaran Global TV adalah program-program yang diproduksi oleh pihak MTV Asia, dimana yang sebagian besar program acaranya meliputi program musik. Pada 15 Januari 2005 Global TV menambah jangkauan siarannya di 18 kota besar, yaitu Makassar, Palembang, Manado, Denpasar, Pontianak, Samarinda, Banjarmasin, Padang, Pekanbaru, Bandar Lampung, Jambi dan
74
Company Profile PT. Global Informasi Bermutu, 206708
67
68
Jayapura, dan berhasil menambah warna baru dalam gaya hidup entertainment dengan kombinasi program-program luar negeri dan lokal. Selain menambah jangkauan siarannya, Global TV juga merubah program acara sendiri di luar produksi MTV. Dua perkembangan ini mulai membawa Global TV kearah stasiun televisi swasta umum dalam arti program acara yang ditayangkan Global TV bukan hanya program acara musik MTV melainkan program-program acara yang bervariasi seperti program acara siaran televisi pada umumnya di Indonesia. Pada tahun 2002 Global TV launch dengan konsep bersiaran 24 jam melalui program-program MTV dimana Global TV dan MTV sempat memunculkan image bahwa Global TV adalah MTV begitu pila sebaliknya. Global TV terus berkembang dan berusaha memuaskan masyarakat yang memang membutuhkan tayangan-tayangan yang menghibur.75 Dalam upaya memperbaiki kinerja Global TV pada 15 Oktober 2004 diadakan penandatanganan settlement agreement antar perseroan PT. Global Informasi Bermutu dengan PT. MTV Indonesia yang menyepakati perubahan jam siar, dengan begitu pihak manajemen telah mengakhiri kerjasama dengan MTV Asia untuk tayangan 24 jam sehari. Ber-banner SERU, inilah banner yang dipasang dengan sisipan pesan kepada pemirsanya bahwa Global TV adalah stasiun televisi orang muda dan berjiwa muda, dinamis, kreatif, inovatif dan selalu responsif terhadap segala perkembangan yang terjadi. Program-program acara yang bervariasi selalu disajikan untuk memperluas segmentasi khalayak Global TV. Secara umum segmentasi khalayak Global TV
75
Ibid
69
adalah khalayak yang berjiwa muda, sedangkan acara khusus adalah para kawula muda. Untuk itulah Global TV menyajikan acara-acara yang bervariasi. Pada 15 Januari 2005 inilah tonggak bagi munculnya sebauh televisi yang mencoba mengakodomir kebutuhan orang muda dan mereka yang berjiwa muda. Grand Launching “Malam Berjuta Warna Global TV”, sebagai tanda bahwa Global TV menjadi saluran televisi yang lebih berwarna dengan beragam program seru. Sebagai televisi nasional termuda Global TV disokong oleh para professional muda dan tenaga ahli dibidang pertelevisian serta bidang-bidang lainnya, merekalah orang-orang yang karyanya telah terpampang di media televisi swasta nasional. Global TV telah bersiaran dengan menggunakan 18 stasiun transmisi serta menjangkau 142 kota besar denga jumlah populasi 110 juta jiwa di Indonesia.76 Pada 26 Januari 2005 Global TV mengadakan acara Grand Launching dengan tajuk “Sejuta Satu Malam”. Dengan adanya Grand Launching ini lahirlah slogan “Global TV Seru”, yang kemudian disahkan oleh Bpk. Agum Gumelar. Pada tahun 2006 Global TV tampil dengan konsep yang baru, sebagai stasiun televisi yang berkonsentrasi kepada keluarga muda untuk segala kalangan. Pembagian jam tayang menjadi 8 jam program Global TV. 8 jam program MTV dan 8 jam program Nickelodeon. Pada Februari 2006 Global TV menandatangani perjanjian kerjasama dengan MTV Networks untuk membawa serta program-program Nickelodeon ke layar kaca. Perubahan ini sekaligus menandakan perubahan konsep Global TV yang akan melayani kebutuhan hiburan untuk pemirsa berjiwa muda juga keluarga
76
Company Profile PT. Global Informasi Bermutu, 2008
70
dinamis dari segala segmentasi di Indonesia. Untuk menghibur para pemirsa berjiwa muda, Global TV masih menyuguhkan program-program hits dari MTV. Sedangkan untuk pemirsa cilik, Global TV menyajikan rangkaian program mendidil yang berhasil memenangkan berbagai penghargaan persembahan dari Nickelodeon seperti Dora The Explore, Sponge Bob, Jimmya Neutron, Ge Diego Go dan masih banyak lagi. Selain itu, Global TV juga menayangkan program-program berita yang selalu hadir dalam berbagai informasi yang actual dan terkini. Untuk pecinta olahraga sejati, program F1, A1 Racing dan SuperBike diantarkan secara langsung ke layar kaca. Berbagai program mingguan menarik mulai dari film Box Office, sajian musik, fashion, game show, variety show, juga gosip selebriti akan bergantian hadir menghibur. 77
4.1.2
Visi dan Misi Global TV Visi dari Global TV adalah dapat menjadi satu-satunya media televisi yang
menjadi sumber inspirasi, informasi dan berbagai hiburan bagi keluarga muda dan pemirsa yang berjiwa muda dan mengerti serta memahami keinginan dan kebutuhan pemirsa yang sekaligus dapat menjadi media terefektif bagi agencies dan pemasang iklan khususnya produk keluarga muda dan berjiwa muda. Misi dari Global TV adalah sebagai media untuk menyalurkan energi, dinamika dan proses kreatif keluarga muda Indonesia dan yang berjiwa muda dengan memadukan tatanan perkembangan informasi dan hiburan yang berlandaskan etika dan budaya bangsa Indonesia melalui tayangan program yang
77
Ibid
71
mencangkup kebutuhan informasi, pendidikan dan hiburan yang sesuai dengan generasi keluarga muda dinamik sebagai segmen utama pemirsa.78
Filosofi logo baru Global TV adalah sebagai berikut:
Jakarta, Juli 2008. Pada tanggal 1 Juli 2008, Global TV tampil dengan wajah baru. Kini image Global TV semakin mantap dengan logo barunya. Global TV tampil lebih complete, fresh, dinamis dan selalu menghibur dengan memperlebar target audiencenya yang dapat mencakup seluruh keluarga Indonesia.79 Program – program Global TV kini, memiliki kategori program yang dapat dibagi menjadi beberapa genre, yaitu News, Sport, Sinetron, Infotainment, Movies, Variety Show, Reality Show, Games Show, Feature, Musik dan Kartun. Saat ini Global TV sedang dan akan memperluas jangkauan siarannya di seluruh kota-kota besar maupun daerah-daerah terpencil yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Perluasan jangkauan siaran ini dilakukan Global TV demi memberikan hiburan dan informasi terlengkap bagi seluruh anggota keluarga di Indonesia. President Director, Global TV, Daniel Hartono, mengungkapkan bahwa “Dengan peluncuran logo baru ini, diharapkan Global TV semakin kuat dengan memperlebarnya target audience. Dengan demikian, pemenuhan kebutuhan 78 79
Ibid http:/www.globaltv.co.id
72
pemirsa setia Global TV pun akan semakin terpenuhi. Selain itu Global TV dengan new look & new image ini akan membawa atmosfir yang beda dan tentunya kreatifitas yang lebih baik, dengan ide dan gagasan inovatif untuk menyajikan program-program yang berkelas. Singkat kata, Global TV - untuk keluarga Indonesia.” Filosofi logo baru Global TV adalah sebagai berikut: | Lambang bola dengan huruf ”G” | Bentuk bola 3 dimensi ini selain melambangkan ”bola dunia” juga melambangkan ”fleksibilitas” globaltv sebagai stasiun televisi nasional yang mampu memberikan beragam sajian spesial terlengkap untuk setiap anggota keluarga Indonesia. Letak huruf ”G” yang berada di tengah dan menyatu dengan bola melambangkan posisi globaltv dengan visi dan misi strategis dalam menemani pemirsa lewat setiap program yang ditayangkan. | Huruf ”Global TV” | Penulisan kata ”globaltv” dengan huruf kecil, memberikan sentuhan baru pada globaltv sebagai stasiun televisi yang ramah dan bersahabat. Penulisan “tv” yang dipertebal disamping kata “global” memberikan kesan kuat dan kokoh. Sedangkan warna biru yang menyatu dengan bola dunia G melambangkan globaltv suatu perusahaan yang kompak dan solid. VISI: Menjadi stasiun televisi nasional berkelas yang layak ditonton seluruh keluarga Indonesia. MISI: Menyajikan dunia Hiburan & Informasi yang berwawasan global dengan
73
program-program pilihan terlengkap bagi keluarga Indonesia yang dinamis, kreatif dan inspiratif. Dengan mengemban filosofi serta visi & misi baru, kini Global TV mengumandangkan diri sebagai KUDA HITAM DI INDUSTRI MEDIA TELEVISI INDONESIA, artinya persaingan di dunia pertelevisian Indonesia kiranya akan semakin ketat. Karena dengan semangat baru, program-program serta format baru yang disajikan, Global TV kini semakin kompetitif dan tengah mempersiapkan diri untuk menjadi “The Next Big Thing”.
4.1.3
Target Pemirsa Global TV Global TV untuk audien Keluarga Muda, MTV untuk audien kalangan
usia antara 15 – 34 tahun dan Nickelodeon untuk kalangan usia antara 2 – 14 tahun. 4.1.4
Jangkauan Siaran Global TV Jangkauan siaran Global TV sudah menjangkau beberapa kota besar antara
lain, Jakarta (51 UHF), Bandung (46 UHF), Medan (31 UHF), Semarang (37 UHF), Surabaya (50 UHF), Yogyakarta (36 UHF), Makassar (43 UHF), Pekanbaru (36 UHF), Jambi (36 UHF), Palembang (47 UHF), Manado (28 UHF), Pontianak (33 UHF), Banjarmasin (28 UHF), Samarinda (41 UHF), Padang (37 UHF), Bandar Lampung (38 UHF), Jayapura (36 UHF). Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di PT. Global Informasi Bermutu atau yang dikenal dengan nama Global TV, yang merupakan perusahaan stasiun Televisi Swasta Nasional. Adapun lokasi (alamat perusahaan) dari pelaksanaan penelitian yang peneliti lakukan :
74
Plaza Kebon Sirih Podium 2 Jalan Kebon Sirih 17-19, Jakarta Pusat Telepon
: 021-3918108 / 021-23567600
Fax
: 021-3921440
Website
: www.globaltv.co.id
4.1.5
Manajemen Global TV Board of Commissioners 1. Posma L. Tobing ( President Commissioner / Komisaris Utama ) 2. Hary Tanoesoedibjo ( Commissioner / Komisaris ) 3. Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo ( Commissioner / Komisaris ) 4. Sutanto Hartono (Commissioner / Komisaris )
Board of Directors 1. Daniel Tatang Hartono ( President Director / Direktur Utama ) 2. Satya Ganeswara ( Vice President Director/Wakil Direktur Utama ) 3. Ella Kartika ( Director / Direktur ) 4. Siane Indriani ( Director / Direktur )
75
4.2
Hasil Penelitian
4.2.1
Program Berita Investigasi Benang Merah Program investigasi “Benang Merah” pertama kali ditayangkan di Global
TV pada 7 Juli 2008. Pada awalnya program yang bersifat investigative ini ditayangkan satu kali dalam seminggu, yaitu pada hari Senin pada pukul 13.30 WIBB. Kemudian berubah jam tayangnya menjadi pukul 15.00 WIBB pada yang sama. Lalu program yang berdurasi 30 menit ini pun mengalami perubahan jam tayang menjadi Sabtu pukul 13.30 WIBB. Tayangan yang mempunyai slogan ”penelusuran yang menyajikan beragam persoalan yang ada disekitar kita", agar kita lebih waspada” ini memiliki durasi program 30 menit yang terbagi menjadi 4 segmen dengan 3 commercial break. Setiap segment mengupas keakuratan dari penelusuran informasi yang di dapat di lapangan. Target audience utamanya ditujukan kepada wanita dengan usia 20-45 tahun dengan SES AB. Program magazine bergenre investigative dan indepth reporting ini berisi penelusuran terhadap praktik-praktik ilegal, tindak kriminalitas, penyimpangan perilaku dan hal-hal ganjil yang terjadi di sekitar kita atau dekat dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya : praktik aborsi, daging glonggongan, beras berkalorin, suntik silikon, calo tiket, madu palsu, penipuan lowongan kerja, ikan pewarna, dan lain sebagainya. Gaya penyajiannya ringan namun tetap mengusik dan tajam, dengan content yang bersifat informatif, mengingatkan dan memberikan referensi, sehingga pemirsa akan lebih cerdas dan selalu waspada. Anjas Prawioko menjelaskan : ”Pendekatannya yang pertama penyimpangan-penyimpangan, artinya penyimpangan di sekitar kita, hal-hal yang banyak merugikan masyarakat banyak, kemudian membahayakan banyak perempuan , kemudian juga
76
kalaupun tidak perempuan membahayakan”80
secara
umum keluarga
yang
dapat
Tim produksi program”Benang Merah” terdiri dari : 1. Eksekutif Produser ( Herik Kurniawan ) 2. Produser ( Anjas Prawioko ) 3. Reporter ( Sendia Berka dan Muhammad Aminuddin ) 4. Cameraman ( Deka Eka Suryana dan Ludy Idwan ) 5. Video Editor ( Andre Krisyuanto) 6. Presenter Program ( Noor Maya Intan ) 81
4.2.2
Cakupan Cakupan tayangan Benang Merah yaitu cakupan di segala wilayah
peliputan. Dimana tidak terbatas pada suatu wilayah saja atau daerah. Cakupan Benang Merah lebih pada sebuah cerita apakah layak atau tidak untuk ditayangkan, yang menyangkut fenomena pada masyarakat seperti kasus penyimpangan yang terjadi di tengah masyarakat.
4.2.3
Kompetitor Muhammad Aminudin menjelaskan : ”penelusurannya /investigasi tidak berat / ringan, tidak main politik, angkat tema2 yg ringan dimasyarakat”82 Benang Merah memiliki banyak kompetitor, Seperti : Derap Hukum di
SCTV, Jejak Kasus di Indosiar, Sidik Kasus di TPI, Telusur di TV ONE, Delik di RCTI, dan Metro Realitas di Metro TV. Tayangan Benang Merah merupakan 80
Wawancara, Produser, Anjas Prawioko 17 Mei 2009, redaksi News Global TV Program Profile Benang Merah, PT.Global Informasi Bermutu, 2009 82 Wawancara, Reporter, Muhammad Aminudin 2 Juni 2009, redaksi News Global TV
81
77
salah satu dari beberapa program investigasi yang penelusurannya tidak berat namun sangat bermanfaat bagi masyarakat yang ditayangkan di stasiun televisi swasta yang cukup banyak digemari pemirsa televisi.
4.2.4
Waktu Penayangan Benang Merah ditayangkan setiap hari Sabtu pukul 13.30 WIBB. Durasi
program yang berdurasi 30 menit ini pun terbagi menjadi 4 segmen dengan 3 commercial break. Setiap segment mengupas keakuratan dari penelusuran informasi yang di dapat di lapangan .Total tayangan (tanpa iklan) kurang lebih 23 menit.
4.2.5
Target Audiens Pemirsa atau penonton adalah bagian penting dalam industri televisi, tanpa
pemirsa suatu program acara televisi tidak akan berarti apa-apa. Demikian juga dengan program berita investigasi Benang Merah yang menjadi salah satu bagian dari program News di Global TV. Target utama audiens yang ingin dicapai program Benang Merah adalah ditujukan kepada wanita dengan usia 20-45 tahun dengan SES AB. Anjas Prawioko menjelaskan : ”Target pemirsa utama yang kita capai yaitu pemirsa TV dengan kategori wanita dengan penyimpangan yang sangat akrab dan lekat dengan kehidupan wanita.”.83
83
Wawancara, Produser, Anjas Prawioko 17 Mei 2009, redaksi News Global TV
78
4.3
Strategi Produksi Tayangan Benang Merah
4.3.1
Perencanaan (planning) Sebelum membuat suatu program tayangan tim Benang Merah
merencanakan terlebih dahulu hal-hal yang dibutuhkan, menetapkan tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Baik produser maupun reporter melakukan riset peristiwa apa saja yang sedang terjadi di tengah masyarakat. Herik Kurniawan menjelaskan : pertama : “masalah idealisme adalah sesuai dengan kaidah-kaidah dan tuntunan-tuntunan sebagai jurnalis kita harus menyampaikan informasi sesuai fungsi kontrol ,menginformasikan dan segala macamnya tanggung jawab sebuah lembaga jurnalis untuk membuat sebuah program yang mempunyai fungsi macam-macam pencerahan,pendidikan dan lain-lain. kedua juga untuk kepentingan pasar karena kita mempunyai beberapa macam program salah satu yang dianggap penting dan memang sudah di miliki sebetulnya dan sesuai dengan dinamika stasiun naik turun. Naik turun akhirnya ini kita hidupkan kembali dan di anggap penting karena sebetulnya pasar juga meminta dan sesuai dengan standart idealisme jurnalis. Kita sebagai jurnalis mempunyai fungsi edukasi, fungsi informasi dan fungsi lainnya. Dua hal yang penting tersebut yang melandasi dalam setiap kita membuat sebuah program.”84
Strategi dalam memproduksi Benang Merah untuk meningkatkan rating yang tinggi dan diminati pemirsa luas, dengan : 1. Mencoba mengeksplore gambar yang sesuai, dalam arti jika bisa tidak menggunakan narasi, kita mencoba menggunakan kekuatan gambar yang lebih menguatkan cerita atau peristiwa tersebut. 2. Menggali data dengan akurat, serta dengan pendekatan kepada narasumber 3. Kekuatan cerita, namun jika terdapat cerita yang besar dan bagus maka dapat berubah sesuai dengan keadaan pada masyarakat.
84
Wawancara, Eksekutif Produser, Herik Kurniawan 7 April 2009, redaksi News Global TV
79
4. Mencoba menggunakan bahasa sederhana, karena agar ceritanya lebih mengalir dan lebih bisa diterima oleh pemirsa.
1. Materi Produksi Tayangan Benang Merah Sebelum melakukan produksi harus dilakukan persiapan terlebih dahulu yaitu dengan melakukan rapat proyeksi yang dihadiri oleh tim produksi, tujuannya adalah untuk menentukan tema yang akan diangkat kemudian setelah itu melakukan riset. Riset ini bisa didapat dari internet dan sumber lainnya ( masyarakat dan lainnya). Temanya yang diangkat adalah penyimpangan yang terdapat di tengah masyarakat. Muhammad Aminudin menjelaskan : “Pertama kita rapat proyeksi, rapat tersebut dihadiri oleh produser, reporter dan cameraman. Di dalam rapat proyeksi itu menentukan tema untuk minggu ini atau minggu berikutnya, kalau ada stock berarti tim mengerjakan minggu berikutnya, kemudian setelah itu melakukan riset, apa yang telah kita punya kita tambahin”85
2. Sarana Produksi Tayangan Benang Merah Sarana yang dibutuhkan untuk mendukung produksi yaitu diantaranya : Menyiapkan peralatan, seperti spy cam yang dapat dipakai oleh cameraman maupun reporter, tergantung kondisi dilapangan. Ketika shooting taping host peralatan yang dibutuhkan berupa : 1 kamera DSR Sony 390 beserta tripod, 1 set clip on cable, 2 buah red heat dengan tripodnya, dengan penambahan kerta kalkir/peredam cahaya maupun filter.
85
Wawancara, Reporter, Muhammad Aminudin 2 Juni 2009, redaksi News Global TV
80
Andre Krisyuanto menjelaskan : “Peralatan yang dibutuhkan untuk investigasi ”Benang Merah” yaitu antara Personal Computer, software AVID news cutter, Mojo untuk kualitas yang baik, VTR ( Video Tape Recording), Monitor, serta Mixer”.86
Peralatan produksi (editing) : 1. Linear (off- line) a) Kaset Mini DV b) VTR (video tape recording) c) Mixer d) Monitor 2. Non-Linear (on-line) a) Personal Computer b) Editing Video AVID Peralatan yang digunakan dalam memproduksi program Benang Merah merupakan fasilitas yang disediakan oleh perusahaan Global TV. Saat proses peliputan (Gathering), reporter dan cameraman yang bertugas ke lapangan hanya membawa peralatan yang benar-benar diperlukan saja. Semua materi yang diperlukan baik audio maupun video dapat diperoleh dengan kualitas yang baik.
3. Biaya Produksi Tayangan Benang Merah Merencanakan anggaran (budget) merupakan hal yang tidak mudah, seluruh unsur yang memerlukan biaya harus dihitung, untuk kebutuhan apa saja biaya itu dikeluarkan.
86
Wawancara, Editor, Andre Krisyuanto 2 Juni 2009, redaksi News Global TV
81
Anjas Prawioko menjelaskan : ”Biaya yang dikeluarkan saat melakukan peliputan di luar kota seperti daerah dapat mencapai Rp.4.000.000,- hingga Rp. 7.000.000,- dan jika liputan dilakukan di dalam kota yaitu dari tidak memerlukan biaya sampai bisa mencapai Rp. 3.000.000,- sesuai dengan kebutuhan.”.87
Biaya produksi tersebut mencangkup : a. Biaya akomodasi dan operasional, seperti makan dan penginapan termasuk biaya untuk hotel dan transportasi b. Ilustrasi (jika topik yang diangkat memerlukan ilustrasi) c. Biaya tak terduga Dengan anggaran yang telah ditetapkan oleh tim produksi, tim Benang Merah sedapat mungkin memanfaatkan sebaik-baiknya. Dapat dikatakan, pengeluaran yang seminimal mungkin namun harus dapat memberikan hasil yang seoptimal mungkin.
4.3.2
Pengorganisasian (organizing) Tanpa adanya organisasi yang tepat, maka Benang Merah tidak akan
menjadi program investigasi yang baik. Maka dibentuklah tim Benang Merah yang tepat dan sesuai dengan keahliannya. Seperti, Produser Benang Merah dipilih yang sesuai dengan keahlian dan bidangnya, Reporter Benang Merah berasal dari reporter harian (daily) yang mutu kinerjanya berkualitas, cameraman dipilih berdasarkan jam terbang yang cukup tinggi dan profesional serta editor yang dipilih yang memahami dan mengerti mengenai editing. Serta Presenter (host) juga merupakan pendukung dalam
87
Wawancara, Produser, Anjas Prawioko 17 Mei 2009, redaksi News Global TV
82
meningkatkan rating Benang Merah, maka dari itu ditampilkan presenter wanita agar cerita dapat lebih menarik, yaitu Noor Maya Intan. Peralatan yang digunakan tim Benang Merah, juga terbatas dan harus menghasilkan materi yang berkualitas. Seperti kamera video ( SONY DSR 390 ) dan tripod kamera serta Spy Cam (digunakan pada saat penyamaran), Microfon dan clip on wireless. Peralatan editing : VTR (video tape recording), mixer, Personal Computer dan Editing video Avid. .
Dengan tim yang terdiri dari seorang Produser, 2 Reporter, 2 cameraman
dan 1 Editor, dalam proses gathering dan produksi yang jangka waktunya hanya 1 minggu cukup efektif untuk menggarap 1 episode untuk satu peristiwa berita investigasi. Seluruh tim Benang Merah berjumlah 6 orang, yang harus melaksanakan pekerjaan dengan se-efektif dan se-efisien mungkin. Karena Benang Merah merupakan investigasi reporting yang memerlukan berita mendalam (indepth) dengan melakukan penyelidikan, maka seluruh tim Benang Merah harus bekerja dengan solid dan mampu bekerja sama dengan baik. Agar proses peliputan berjalan dengan lancar, dan segala hambatan yang terjadi dapat teratasi dengan baik karena kerjasama tim yang melakukan komunikasi dengan baik. Berdasarkan penjelasan Anjas Prawioko selaku Produser, struktur organisasi dalam proses Gathering dan produksi tayangan Benang Merah adalah sebagai berikut :
83
Bagan 1 Organisasi Pelaksana Produksi Tayangan Benang Merah
Pemimpin Redaksi (Siane Indriani)
↓ Eksekutif Produser (Herik Kurniawan)
↓ Produser (Anjas Prawioko)
↓ Tim liputan Reporter : (Sendia Berka dan Muhammad Aminuddin) Cameraman (Deka Eka Suryana dan Ludy Idwan) Editor (Andre Kriayuanto) Presenter (Noor Maya Intan)
84
Bagan 2 Proses Produksi Tayangan Benang Merah Rapat Planning
Assignment Produser
Proses Gathering Production
Rapat budgeting
Rapat evaluasi Benang Merah
Gathering Reporter Cameraman
ON AIR Benang Merah
Reportase Investigasi Ke lapangan
Membuat list berita
Mixing
Produser Editor + Cam Editing Video
Taping Presenter
Produser Run down
Produser Reporter + Cam Edit naskah Tabel 3.3
Reporter + Cam Preview time code Menulis naskah berita
85
Table 1 Jadwal Kerja Program Benang Merah EPISODE
SENIN Rapat Produksi
SELASA
RABU
KAMIS
JUMAT
SABTU
Gathering Gathering
Edit Naskah
Mixing
ON AIR
Produksi
+ Edit Video
Produksi
Cam+Rep Cam+Rep Produksi
Produksi
(liputan)
(liputan)
Evaluasi
Evaluasi
Taping
Dubbing
Presenter
( VO )
Ilustrasi
Evaluasi
MINGGU
Evaluasi
4.3.3
Pengarahan / Penggerakan (Actuating) Suatu produksi program televisi yang melibatkan banyak peralatan, crew
dan dengan sendirinya biaya yang besar, selain memerlukan suatu organisasi yang rapi juga perlu suatu tahap pelaksanaan produksi yang jelas dan efisien. Setiap tahap harus jelas kemajuannya dibandingkan dengan tahap sebelumnya.
4.5.1
Pra Produksi ( Perencanaan dan Persiapan / Planning ) Berdasarkan hasil wawancara mendalam yang peneliti lakukan dengan
Produser Benang Merah, dapat dijelaskan bahwa proses produksi Benang Merah yang terdiri dari tahap Gathering (Pra produksi, Produksi dan Pasca Produksi ) merupakan tahap-tahap yang dilakukan dalam memproduksi tayangan program Benang Merah. Dan pada tahap Pra-produksi, merupakan tahap awal yang sangat menentukan keberhasilan proses selanjutnya. Hal ini merupakan strategi yang direncanakan dan dijalankan produksi tayangan Benang Merah.
86
Tahapan dalam bagian ini adalah : 1) Penemuan ide, awalnya di dapat dari : a. Usulan Eksekutif Produser b. Usulan Produser c. Usulan Reporter d. Usulan Cameraman Penemuan ide yang akan diangkat menjadi topik Benang Merah diambil dan diamati dari fenomena, pelanggaran atau penyimpangan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Setelah mendapat ide tema atau topik apa yang akan diangkat, kemudian Produser membuat Outline untuk kemudian diajukan saat pelaksanaan rapat.
2) Perencanaan : a. Mencari data/riset dengan cara menelepon dan wawancara awal kepada narasumber atau pihak yang terlibat/terkait dengan masalah yang akan diangkat. b. Mempersiapkan sarana yang diperlukan, termasuk peralatan dan estimasi biaya. c. Menunjuk siapa saja yang bertugas (crew), biasanya dalam suatu peliputan membutuhkan 3 orang crew, yaitu 1 reporter, 1 cameraman, dan 1 orang asisten ( driver ).
3) Persiapan : a. Produser kemudian mengadakan rapat tim kerja Benang Merah dengan reporter, cameraman dan editor untuk membahas mengenai tema atau
87
topik apa yang akan diangkat, dan menentukan item yang akan digarap dengan jangka waktu 1 Minggu. b. Reporter dan cameraman harus menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan, baik fisik, mental sampai peralatan pendukung yang dibutuhkan. c. Menentukan narasumber. Produser maupun reporter menghubungi narasumber untuk konfirmasi wawancara. d. Mempersiapkan sarana yang diperlukan terutama peralatan. e. Khusus masalah keuangan harus sudah disiapkan dengan berkoordinasi kepada bagian keuangan, jika liputan investigasi dilakukan di luar kota, reporter mempersiapkan budget atau biaya yang akan diperlukan selama di luar kota, jika wilayah masih terjangkau tim liputan melakukan perjalanan dengan kendaraan dari kantor yang tidak berlogo Global TV, namun jika liputan tidak dapat dijangkau dengan mobil maka tim liputan melakukan perjalanan dengan pesawat. f. Membuat script wishlist, yaitu daftar rencana atau wawancara yang harus dilakukan ketika berada di lapangan nantinya. Dengan ide, perencanaan dan persiapan yang matang, proses selanjutnya yaitu produksi dan pasca produksi akan dapat berjalan dengan lancar. Dalam melaksanakan
peliputan agar pelaksanaan ini berjalan dengan
lancar, dibutuhkan juga pengarahan dan penggerakan. Tim Benang Merah selalu melakukan tugas dengan bersama-sama dan saling bertanggung jawab terhadap kewajiban masing-masing, Produser selalu memberikan motivasi dan pengarahan pada tim liputan. Komunikasi antara tim liputan di lapangan dengan Produser dan Produser dengan eksekutif produser harus selalu berjalan dan diterapkan.
88
1. Pra Produksi ( Planning ) Dalam tahap ini, semua rencana yang telah disusun dan disepakati bersama dalam tahap pra produksi untuk selanjutnya direalisasikan. Crew yang telah ditunjuk untuk selanjutnya berangkat menuju lokasi peliputan yang sudah ditentukan. Sebelum berangkat, Produser sudah membekali reporter hal-hal apa saja yang akan dicari dan digali dan jangka waktu peliputan selama kurang lebih 4 hari. Seorang reporter sudah harus dapat membayangkan hal-hal apa yang akan dicari dan digali, dan sudah mengetahui kondisi atau keadaan lokasi peliputan dengan melakukan riset terlebih dahulu. Reporter dan cameraman harus saling bekerja sama dengan baik.
2. Produksi ( Actuating ) Saat peliputan dilapangan, reporter dan cameraman harus selalu melakukan kordinasi kepada produser. Produser juga selalu memberikan pengarahan dan memantau kinerja para tim saat di lapangan, namun tetap sudah menjadi reporter dan cameraman untuk berimprovisasi dan berkreasi. Saat dilapangan reporter kemudian menghubungi kontak pribadi untuk mendapatkan informasi dasar lalu kemudian langsung mencari narasumber yang berkompeten dan memiliki hubungan dengan kasus untuk kemudian dimintai wawancara. Saat dilapangan, reporter tidak hanya mengandalkan keterangan dari satu pihak saja. Informasi yang ada kemudian dijadikan informasi dasar, selebihnya reporter mencarinya dilapangan dengan menggali keterangan lebih jauh dari para saksi seperti saksi utama atau kunci dan saksi tambahan untuk mendukung
89
kebenaran fakta yang diperoleh ataupun pihak-pihak lain yang berkaitan. Saksisaksi tersebut bisa : a. Pihak-pihak yang dekat dengan keluarga dan pelaku atau tersangka b. Polisi dan pihak terkait lainnya (ketua RT/RW, lurah, pejabat, ahli dan lainnya) c. Saksi mata atau orang yang melihat langsung kejadian tersebut d. Orang-orang yang berada di sekitar TKP (tempat kejaidan perkara), misalkan tetangga. Dari keterangan beberapa orang, kemudian reporter menarik benang merah atau inti permasalahan agar lebih mudah menerjemahkan informasi dan menemukan bikti-bukti. Selain mengumpulkan keterangan dan informasiinformasi, reporter juga harus melakukan penyelidikan atau pendalaman materi dikarenakan program yang sedang digarap merupakan berita investigasi. Reporter harus mengetahui latar belakang permasalahan, seperti pada kisah “Ponari 1 dan Ponari 2”. Reporter mencari tahu siapa sosok Ponari, bagaimana sifat, pendidikannya, dan bagaimana pergaulannya di dalam masyarakat (dilihat dari sisi psikologi, sosial). Dengan mewawancarai keluarga, kerabat dekat, teman, ataupun tetangga. Kiat menghadapi narasumber : 1. Jangan menonjolkan diri sebagai reporter yang sedang bertugas 2. Memperkenalkan diri dengan sopan 3. Berpakaian dengan sopan 4. Hindari pertanyaan keroyokan dalam melakukan wawancara 5. Yakinkan kepadanya bahwa anda ingin memperoleh keterangan dari versinya
90
6. Mulailah mewawancarai dengan mengumpulkan informasi latar belakang yang akan membuat narasumber merasa nyaman 7. Berhati-hati menyela pembicaraan 8. Mengetahui saat memulai dan berhenti 9. Menyampaikan ucapan terima kasih Segmentasi Benang Merah diperuntukkan untuk semua orang, maka dari itu kasus yang diangkat tidak hanya dalam kota saja. Seperti peristiwa dukun kecil “Ponari”, tim Benang Merah langsung ke sana. Dalam proses peliputan, tidak akan ada artinya jika tidak ada gambar atau video. Dalam televisi gambar dan video merupakan materi penting yang harus ada, serta naskah atau narasi merupakan pelengkap isi gambar. Peralatan yang digunakan oleh cameraman yaitu : 1. Kamera SONY DSR 390 2. Kamera Spy Cam ( untuk penyamaran ) 3. Kaset Mini DV 4. Microfon 5. Lampu 6. Tripod 7. Baterai 8. Clip on wireless Deka Suryana menjelaskan : “komposisi gambar / salah satu prinsip dalam pengambilan gambar yang benar adalah tidak boleh terlalu banyak meninggalkan ruangan kosong pada layar.Teknik yang perlu di terapkan saat mengambil gambar agar tidak banyak membuat ruangan kosong pada layar adalah dengan mengunakan metode komposisi”88 88
Wawancara, Cameraman, Deka Suryana 17 Mei 2009, redaksi News Global TV
91
Seorang cameraman yang baik, yaitu mampu membuat dan menciptakan gambar-gambar yang dapat bercerita. Sebuah peristiwa akan dapat bercerita kalau gambar-gambar mendukung cerita tersebut, bahkan dengan gambar-gambar yang bagus, lengkap dan runtut pemirsa akan tahu ceritanya meskipun tanpa naskah ataupun narasi. Oleh karena itu, sedapat mungkin gambar lengkap sehingga berita yang disampaikan menarik dan mampu bercerita. Cameraman harus mampu berkreasi, membuat ilustrasi, mampu berimajinasi dan mampu menggambarkan tiap-tiap peristiwa dan mengambil detail-detail yang penting. Seorang Cameraman harus memiliki misi saat peliputan, dari awal suatu peristiwa ataupun kasus sudah direkam oleh cameraman. Ketika terjun ke lapangan cameraman sudah harus sigap atas segala situasi dan kondisi, seringkali cameraman harus menggunakan teknik Hidden camera. Hidden camera digunakan seorang cameraman jika lokasi liputan tidak menunjang untuk dimintai keterangan, biasanya Hidden camera atau kamera tersembunyi yang menggunakan Spy cam, bentuknya bisa menyerupai kancing ataupun pulpen. Seperti kasus investigasi yang ingin menguak fenomena pemalsuan madu dengan tema “Madu Palsu” , reporter dan cameraman harus mendapatkan informasi dan keterangan dari pelaku. Kemudian, reporter ataupun cameraman menyamar menjadi warga biasa yang ingin berkenalan dengan para korban atau pelaku dan dengan strategi ini para tim dapat dengan mudah menggali informasi. Dalam pengambilan dan penayangan gambar, hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
92
1. Hati-hati dengan lampu kamera, mungkin akan menjadikan narasumber tidak mau diminta keterangan 2. Hati-hati ketika merekam korban dengan kamera besar 3. Hindari penayangan yang berulang-ulang 4. Periksa ketepatan gambar dan akurasi data Setelah reporter dan cameraman selesai melakukan peliputan, kemudian tugas reporter membuat naskah yang sesuai dengan materi liputan dan kemudian bersama produser melakukan edit naskah. Kemudian bersama produser, cameraman melakukan preview gambar dan disesuaikan dengan naskah atau narasi yang dibuat oleh reporter. Hal yang harus dilakukan tim peliput setelah melakukan liputan, yaitu : 1. Reporter bertanggung jawab atas pembuatan laporan (naskah) dari peristiwa yang digarapnya sampai selesai 2. Cameraman harus bertanggung jawab atas kualitas gambar dan pembuatan shotlist sebelum diserah terimakan kepada reporter 3. Reporter dan cameraman harus terlibat aktif dalam proses editing dan mixing
3.
Pasca Produksi ( Actuating ) Langkah selanjutnya yang dilakukan tim Benang Merah untuk
merealisasikan hasil liputan, dilakukan proses akhir yaitu editing. Editor melaksanakan editing video dengan berpatokan pada naskah reporter. Saat proses editing, seorang editor didampingi oleh produser dan cameraman, tugas cameraman membantu editor untuk menentukan atau mengoreksi gambar-gambar yang sesuai karena bagaimanapun cameraman yang
93
lebih mengerti dan paham terhadap gambar tersebut. Proses editing ini dilakukan dalam jangka waktu 2 hari, hari pertama melakukan editing dan hari kedua melakukan mixing suara, namun semua dapat berubah sesuai dengan situasi dan kondisi. Hal yang harus diperhatikan seorang editor, tidak boleh memperlihatkan unsur sadisme, pornografi, atau kekerasan sesuai aturan yang ditetapkan oleh redaksi. Di sini editor diperbolehkan melakukan kreasi, seperti memberikan efek untuk memperhalus gambar, diberikan blur atau mozaik untuk wajah korban atau tersangka, dan menghilangkan warna untuk kasus-kasus yang terdapat unsur darah. Materi yang dibutuhkan editor yaitu, audio dan video (materi hasil shooting) dan panduan naskah.. Dan materi lain yang dibutuhkan yaitu grafis animasi, fungsinya untuk menambahkan keterangan judul, nama narasumber, nama lokasi kejadian. Saat melakukan editing, hal yang dilakukan editor memahami naskah. Proses editing yang dilakukan pada news magazine Global TV dengan menggunakan editing linear dan editing non-linear. Kemudian membuat VO atau voice over yang dilakukan oleh dubber, kemudian gambar dari kaset di edit dengan pengambilan gambar yang tepat, memasukan judul, nama narasumber dan memberikan efek blur. Kemudian presenter melakukan shooting taping untuk opening dan closing. Hal ini dilakukan bisa kapan saja dan lokasi tergantung pada tema yang diangkat. Kemudian dari hasil taping presenter, disatukan dengan materi gambar dan dilakukan sentuhan akhir yaitu mixing, memperhalus dan memperindah gambar
94
dengan memasukan efek suara, VO, judul, atau nama narasumber. Kemudian, setelah proses editing selesai, lalu dikemas dalam bentuk master edit untuk kemudian ditayangkan pada ruang master kontrol.
4.3.4
Pengawasan (Controling) Setelah melakukan berbagai proses, kemudian dilakukan evaluasi kerja.
Evaluasi kerja program tayangan Benang Merah dilaksanakan pada rapat planning (rapat perencanaan) yang dilaksanakan pada hari senin. Evaluasi ini dilaksanakan dengan tujuan agar kedepannya dapat lebih baik lagi. Proses pengawasan dan evaluasi menentukan seberapa jauh suatu rencana dan tujuan sudah dapat dicapai atau diwujudkan oleh tim Benang Merah. Kegiatan evaluasi secara periodik terhadap masing-masing individu maupun tim memungkinkan Eksekutif Produser membandingkan kinerja sebenarnya dengan kinerja yang direncanakan. Jika kedua kinerja tersebut tidak sama, maka diperlukan langkah-langkah perbaikan. Herik Kurniawan menjelaskan : “ Setelah program yang dikemas tayang, kita melakukan evaluasi kepada tim, dengan tujuan untuk melihat kekurangan pada program sebelumnya demi untuk menghasilkan kualitas program yang baik ke depannya”89
4.4
Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan dengan wawancara
secara mendalam dengan beberapa sumber yang berkompeten, yaitu Herik Kurniawan selaku Eksekutif Produser, Anjas Prawioko selaku Produser, Muhammad Aminudin selaku reporter, Deka Eka Suryana selaku cameraman,
89
Wawancara, Eksekutif Produser, Herik Kurniawan 7 April 2009, redaksi News Global TV
95
Andre Krisyuanto selaku editor dan Noor Maya Intan selaku presenter program Benang Merah. Kemudian peneliti juga mengumpulkan dokumen-dokumen perusahaan, membaca literature dari bermacam-macam buku, serta membuka situs-situs internet yang berkaitan, peneliti dapat menjelaskan secara keseluruhan strategi produksi tayangan Benang Merah. Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan, dapat disimpulkan bahwa tayangan yang mempunyai slogan ”penelusuran yang menyajikan beragam persoalan yang ada disekitar kita", agar kita lebih waspada” ini melewati berbagai rangkaian dan proses yang panjang dan kemudian dapat disiarkan kepada khalayak pemirsa. Tanpa adanya perencanaan yang tepat dan tujuan yang jelas, Benang Merah tidak akan menjadi sebuah tayangan program investigasi. Tujuan Benang Merah untuk mengungkapkan secara detail kronologis kejadian suatu peristiwa pelanggaran, atau fenomena yang terjadi ditengah masyarakat, mengupas setiap permasalahan di dalamnya dan agar setiap permasalahan tersebut dapat ditemukan solusinya oleh instansi pemerintah ataupun masyarakat luas. Tanpa adanya organisasi atau tim pelaksana, program investigasi Benang Merah tidak akan pernah terbentuk. Dan tanpa terdapat tim yang tepat, maka program yang akan dibuat tidak akan sesuai dengan tujuan dari program tersebut. Benang Merah memiliki 2 bagian tim kerja yang terbagi 6 crew, yang meliputi Produser, 2 reporter, 2 cameraman dan 1 editor. Sebelum tayangan Benang Merah diproduksi, tema atau topik yang akan diangkat haruslah ditentukan terlebih dahulu agar para tim Benang Merah mengetahui fokus dan sasaran apa yang akan dilakukan. Dalam pemilihan tema
96
atau topik, selalu diadakan rapat planning yang membahas evaluasi kerja minggu lalu, mengenai isu-isu yang sedang hangat, dan peristiwa apa yang akan diangkat untuk program minggu depan. Setiap keputusan didalam rapat, merupakan keputusan kolektif atau bersama-sama. Dan harus dihargai dan dilaksanakan setiap keputusannya. Lalu, setelah disepakati tema atau topik yang akan diangkat kemudian diputuskanlah tim yang akan bertugas untuk meliput. Dan keputusan tersebut diambil setelah melaksanakan rapat tim Benang Merah, disini sudah menjadi tugas Produser untuk memantau dan mengarahkan para tim. Dan sudah menjadi kewajiban para tim untuk selalu solid dalam bekerja. Dan tim liputan yang ditunjuk terdiri dari 1 reporter dan 1 cameraman serta 1 driver yang mengantarkan tim liputan menuju lokasi yang sudah ditentukan. Tanpa adanya peralatan, materi yang telah ditetapkan tidak akan pernah terlaksana. Cameraman tidak pernah luput dengan peralatannya, yaitu kamera video yang biasanya digunakan oleh Deka Suryana yaitu kamera Sony DSR 390, karena hasil kualitas gambarnya baik dan tajam dengan detail yang rinci, kaset Mini DV, dan tidak lupa dengan microfon yang akan digunakan untuk melakukan wawancara, lampu kamera, tripod dan baterai serta penggunaan kamera Spy Cam untuk penyamaran. Reporter menggunakan alat tulis, buku dan tape recorder (jika perlu). Sebelum terjun ke lapangan, tidak lepas juga biaya yang akan diperlukan jika tim liputan melaksanakan peliputan di luar kota. Jika wilayah masih terjangkau, maka tim liputan akan terjun langsung ke lapangan, dengan biaya yang seminimal mungkin namun dengan hasil yang semaksimal mungkin. Namun jika tim liputan hanya melakukan peliputan di dalam kota, maka tidak
97
memerlukan biaya apapun karena kendaraan sudah menggunakan inventaris kantor. Dengan peralatan yang lengkap, biaya yang tepat maka tim liputan dapat melaksanakan tugasnya. Ketika di lapangan, produser tidak pernah luput mengkoordinasi dan mengarahkan para tim di lapangan. Dan tim liputan juga tidak pernah lupa untuk selalu menjaga komunikasi dengan produser, bahkan dengan sesama tim liputan harus selalu menjaga komunikasi dan kerjasama tim yang baik. Selama proses liputan, reporter dan cameraman melaksanakan tugasnya masing-masing dan tetap saling bantu-membantu. Jika diperlukan, reporter dapat menjadi cameraman dan sebaliknya. Para tim haruslah dapat berimprovisasi atau berkreasi sekreatif mungkin. Seorang reporter harus dapat menentukan narasumber dan fokus apa yang akan dicari dan digali, sesuai dengan tugas dan kewajibannya reporter sebisa mungkin harus mendapatkan materi yang dibutuhkan. Karena Benang Merah merupakan tayangan investigasi, maka reporter harus dapat mengolah data dan menyelidiki sedalam mungkin serta harus memiliki strategi dan trik dalam menghadapi narasumber. Begitu pula dengan cameraman, suatu berita tanpa adanya audio dan video akan terasa tidak pas. Maka dari itu, seorang cameraman sudah mengetahui angle-angle yang akan diambil. Gambar apa saja yang pas untuk materi kasus yang sedang diangkat, dan dapat menciptakan gambar yang dapat bercerita walau tanpa menggunakan narasi ataupun naskah. Karena proses produksi hanya diberikan waktu 1 minggu, dengan 4 hari liputan dan 2 hari proses pengemasan ataupun sebaliknya. Maka setelah mengumpulkan data dan kebutuhan gambar yang cukup, kemudian secepatnya
98
reporter dan cameraman membuat narasi atau naskah dan shooting list sesuai dengan materi wawancara dan gambar yang didapat. Hasil narasi dan shooting list, kemudian masuk ke dapur editing. Yang akan diolah oleh editor, dengan membaca naskah reporter dan menjadikannya VO atau Voice Over. Lalu mengambil gambar yang tepat dengan shooting list dari cameraman yang disesuaikan dengan naskah reporter. Namun, semua itu tidak luput dari Produser yang selalu mendiskusikan hal-hal yang tepat untuk tayangan tersebut dengan reporter dan cameraman karena bagaimanapun, para tim liputan yang lebih mengetahui situasi dan kondisi yang terjadi di lapangan. Langkah editing pertama yaitu mengedit naskah yang dilakukan oleh reporter dan produser. Kemudian, taping presenter yang akan dijadikan sebagai opening, membaca garis besar materi dan closing. Taping presenter ini dapat dilakukan kapan saja sesuai dengan tema atau topik yang diangkat. Kemudian, melakukan edit video dengan didampingi cameraman dan produser dan melakukan dubbing atau VO. Peralatan editing pada program Benang Merah yaitu editing Linear (off-line) kaset, VTR (video tape recording), mixer dan editing nonlinear (on-line) Personal computer, Editing Video Avid program. Kemudian dari taping presenter, disatukan dengan materi gambar dan dilakukan sentuhan akhir yaitu mixing, memperhalus dan memperindah gambar dengan memasukan efek suara, VO, judul atau nama narasumber. Kemudian, setelah proses editing selesai, lalu dikemas dalam bentuk master edit untuk kemudian ditayangkan pada ruang master control. Dari semua tahapan tersebut dapat dilihat bahwa tayangan Benang Merah di produksi secara terencana dengan melalui persiapan yang matang serta tahapantahapan yang sesuai dengan alur atau proses produksi suatu program televisi.
99
Dengan perencanaan yang matang dari menetapkan tujuan dan juga menggunakan strategi dalam menentukan tema yang akan diangkat, meningkatkan kinerja tim Benang Merah, biaya dan pengorganisasian sampai pengarahan semua direncanakan terlebih dahulu. Dalam peliputan, anggota tim juga melaksanakan tugasnya sesuai dengan tugas dan aturan pada divisi News Global TV, hingga sampai dalam melakukan editing, dilakukan bersama, agar hasil yang telah diciptakan tim liputan sesuai dengan naskah berita dan keinginan tim liputan serta Produser, hingga sampai pengemasan produser juga harus mempertanggung jawabkan hasil kerja tersebut pada rapat planning. Semua ini sesuai dengan aturan S.O.P (standart operation procedure) yang telah menjadi aturan dalam televisi. Dalam peliputan suatu peristiwa, reporter dan crew di lapangan juga menemukan dan menghadapi berbagai masalah, namun karena kerjasama tim yang baik dan tanggung jawab terhadap tugas masing-masing hal tersebut dapat diatasi dengan baik dan tetap menjaga kekompakan dalam tim liputan Benang Merah.
100
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Tayangan Benang Merah yang ditayangkan Global TV merupakan program berita news feature (berita kisah) tentang pelanggaran yang terjadi di tengah masyarakat dan disajikan secara mendalam (indepth news). Tayangan yang mempunyai slogan ”penelusuran yang menyajikan beragam persoalan yang ada disekitar kita", agar kita lebih waspada” ini merupakan program acara yang berisikan penelusuran yang terjadi di tengah masyarakat dan berdurasi 30 menit. Proses produksi tayangan Benang Merah ini memenuhi lima hal penting. Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan, didapatkan hasil bahwa kelima hal yang dilakukan untuk memproduksi tayangan Benang Merah pada dasarnya tidak memiliki perbedaan yang berarti dengan kelima hal yang digambarkan oleh Fred Wibowo dalam buku Teknik Produksi Program Televisi yang diterbitkan oleh Pinus Bokk Publisher tahun 2007.. Kelima hal tersebut adalah materi produski, sarana produksi, biaya produksi, organisasi pelaksana produksi, dan tahapan pelaksanaan produski yang terbegi dalam tiga tahap : yaitu pra produksi, produski, dan pasca produksi. Materi produksi merupakan kisah atau kejadian yang layak diangkat yang harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu kisah yang dramatik, temuan baru yang eksklusif, memiliki motif dan modus. Sarana produksi merupakan semua peralatan yang diperlukan dalam proses produksi, meliputi kamera dan tripod kamera, baterai dan kaset, mikrofon, lampu dan tripod lampu, Personal Computer (PC), Video Cassetee Recorder
100
101
(VCR), Camera Control Unit (CCU), Time Base orrector, Switcher, Vision Mixer atau disebut juga spesial effect generator. Biaya produksi merupakan semua biaya yang diperlukan dalam proses produksi. Biaya-biaya ini mencakup biaya akomodasi dan operasional, biaya pembuatan ilustrasi (membayar pemain/talent dalam ilustrasi), biaya tak terduga (uang lobby), dan sebagainya. Organisasi pelaksana produksi merupakan semua orang atau pihak yang terlibat dalam proses produksi. Dalam proses produksi tayangan Benang Merah, pihak yang terlibat adalah Pemimpin Redaksi ( Siane Indriani )- Eksekutif Produser ( Herik Kurniawan )- Produser ( Anjas Prawioko ) Tim liputan (Reporter : Sendia Berka dan Muhammad Aminuddin – Juru Kamera : Deka Eka Suryana dan Ludy Idwan) dan penambahan host program yaitu Noor Maya Intan. Sedangkan untuk bagian pasca produksi, struktur organisasinya adalah sebagai berikut : Produser ( Anjas Prawioko )– Editor (Andre Krisyuanto). Tahapan pelaksanaan produksi, yaitu pra produksi meliputi penemuan ide atau gagasan, perencanaan, dan persiapan ; produksi merupakan pelaksanaan atau perealisasian dari semua rencana yang telah disusun dan disepakati dalam tahap pra produksi ; dan pasca produski merupakan tahap akhir dari proses produksi yang meliputi editing, baik editing offline maupun editing online, mixing, preview hasil editing (quality control).
5.2 Saran Melihat hasil penelitian yang dilakukan, peneliti ingin memberikan beberapa saran atau masukan untuk peningkatan kualitas program baik dari kemasan mauoun isi berita. Saran ini hanya bersifat masukan bagi tim Benang
102
Merah yang mungkin dapat dipertimbangkan dalam meningkatkan kualitas hasil produksi. 1. Salah satu cara untuk menigkatkan rating & share adalah pada kekuatan gambar. Perlu diketahui bahwa dalam mengemas berita pada media televisi gambarlah yang berbicara. Dibutuhkan hasil gambar yang bercerita walaupun hal itu tanpa naskah. Sehingga pemirsa dapat memahami isi pesan / tayangan yang disampaikan. Terutama dengan penjelasan dari naskah akan semakin mempermudah pemirsa dalam mengikuti setiap tayangan. 2. Membuat suatu berita, khususnya berita investigasi tidaklah mudah. Oleh karena itu harus jeli dan berhati-hati, jangan sampai menimbulkan hal-hal yang justru dapat membuat resah dan merugikan masyarakat luas. 3. Dibutuhkan tim (SDM) yang lebih dari yang sudah ada, dimaksudkan agar masing-masing pekerjaan tidak saling tumpang tindih dalam pengerjaan sebuah kasus dan di dalam mengemas sebuah kasus tidak terburu-buru dalam pengerjaannya, sehingga dapat lebih fokus kepada peristiwa yang sedang diangkat serta hasilnya pun dapat opimal, baik dari segi naskah maupun audio video.
DAFTAR PUSTAKA
Chozanah, Nunung dan Ating Tedja Sutisna, Dasar-Dasar Manajemen, Bandung, Armico, 1996 Crown, Dirgantoro, Manajemen Stratejik : Konsep, Kasus dan Implementasi, Jakarta, PT. Grasindo, 2001 Djuroto, Totok, Manajemen Penerbitan Pers, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2002 Effendy, Onong Uchjana, llmu komunikasi Teori dan Praktek, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2002 Handoko, Hani, Manajemen (edisi kedua), Yogyakarta, 1996 Kriantono, Rachmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta, Kencana Prenada Media Grup, 2006 Liliweri, Alo, Komunikasi Massa Dalam Masyarakat, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, 2003 Moleong, Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2004 Morrisan, Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Tangerang, Ramdina Prakarsa, 2005 Muda, Iskandar, Deddy, Jurnalistik Televisi ; Menjadi Reporter Profesional, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2005 Nasution, Zulkarimen, Komunikasi Inovasi, Jakarta, Universitas Terbuka, 1999 Rakhmat, Djalaludin, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2001
Rakhmat, Djalaludin, Teori Komunikasi Massa, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2002 Santana, Septiawan, Jurnalisme Investigasi, Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 2003 Setiati, Eni, Ragam Jurnalistik Baru dalam Pemberitaan, Yogyakarta, ANDI, 2005 Setiawan, Bambang, Metode Penelitian Komunikasi I, Jakarta, Universitas Terbuka, 1995 Setyobudi, Ciptono, Teknik Broadcasting Televisi, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2005 Siagian, Sondang, Manajemen Stratejik, Jakarta, PT Bumi Aksara, 2005 Subroto, Darwanto Sastro, Produksi Acara Televisi, Yogyakarta, Duta Wacana, 1994 Suprayogo, Imam dan Tobroni, Metode Penelitian Sosial-Agama, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2001 Wibowo, Fred, Teknik Produksi Program Televisi, Yogyakarta, Pinus Book Publisher, 2007
Sumber lain : Company Profile PT. Global Informasi Bermutu http:/www.globaltv.co.id Program Profile “Benang Merah” PT.Global Informasi Bermutu
LAMPIRAN 1
PONARI 1 SABTU 14 FEBRUARI
SEGMEN 1
HIGHLIGHT OBB
BUSANA: ACCENT MAKE-UP: FANBO
PRESENTER TC: ((...APA KABAR PEMIRSA JUMPA KEMBALI DENGAN SAYA MAYA INTAN DALAM PROGRAM BENANG MERAH/ PENELUSURAN YANG MENYAJIKAN BERAGAM PERSOALAN YANG ADA DI SEKITAR KITA/ AGAR KITA LEBIH WASPADA...)) Ganti frame... TC: ((.....NAMA PONARI/ TIBA-TIBA MENJADI BUAH BIBIR/// BOCAH DUSUN BERUSIA SEPULUH TAHUN INI/ MENDAPAT JULUKAN DUKUN CILIK SAKTI/// RIBUAN ORANG PERCAYA/ PONARI MAMPU MENYEMBUHKAN BERBAGAI PENYAKIT/ HANYA DENGAN MENCELUPKAN BATU PADA AIR MINUM PASIENNYA/// UNTUK MENJAWAB RASA PENASARAN ANDA/ TIM BENANG MERAH KHUSUS DATANG KE JOMBANG UNTUK MENGETAHUI LEBIH DALAM TENTANG DUKUN CILIK FENOMENAL INI....))
-----GRAFIS TITLE: DUKUN CILIK PONARI
.....roll 30-45 detik slow motion: gambar antrian (ribuan orang antri (ibu2/nenek2/bayi) pasien terjepit - bayi dievakuasi - pasien pingsan - pasien nangis) ..... (ada di kaset Handycam)
HANYA KARENA SEORANG BOCAH BERUSIA SEMBILAN TAHUN/ RIBUAN ORANG RELA ANTRI BERDESAK-DESAKAN//// MEREKA BEREBUT DEMI MENDAPAT PENGOBATAN DARI MOHAMAD PONARI/// DUKUN CILIK FENOMENAL DARI JOMBANG/ JAWA TIMUR///
......roll dulu dikit 10 second gambar ponari digendong keliling celupin batu ke air + detail batu.....
BATU
AJAIB
MILIK
PONARI/
DIYAKINI
MAMPU
MENYEMBUHKAN
BERBAGAI PENYAKIT/// KONON PONARI MENEMUKAN BATU INI/ SAAT NYARIS MENJADI KORBAN SAMBARAN PETIR///
PONARI MENGOBATI PASIENNYA DENGAN CARA MENCELUPKAN BATU ITU
KE
DALAM
SEGELAS
AIR/
UNTUK
SELANJUTNYA
DIMINUM
PASIENNYA///
......gambar pasien bawa air dan minum air hasil celupan.....
SB:AFFANDI TC:39:24:07 - 39:48:03 (kaset handycam) (......buat anak saya dia kaya'nya ngga bisa nahan kepala ngga bisa gerak sama sekali ....) TC : 40:14:20 - 40:45:12 (....mudah-mudahan cepat sembuh gt pak habis banyak.......) SB: MUAWANAH TC: 20:47:11 - 22:44:17 (kaset 3)
(...mboten teng rumah sakit kein nginum kaleh diboboaken watu neh nggih diboboaken tigang dinten lansung sembuh plong ngaten saket langsung nguenteng mawon sampun king meriku mawon.....)(translate = ngga usah ke rumah sakit dikasih minum terus sebagian di usap kebagian yang sakit tiga hari langsung sembuh dan badan jadi enteng ya sembuhnya dari situ...) ......akses menuju tkp + warga berdatangan + parkiran..... KABAR KESAKTIAN BOCAH KELAS TIGA SEKOLAH DASAR INI MEREBAK LUAS/// MEREKA YANG DATANG/ ADA DARI LUAR KOTA/ HINGGA LUAR JAWA///
AKSES MENUJU KE RUMAH PONARI DI DESA BALONGSARI/ KECAMATAN MEGALUH/ JOMBANG/ MACET TOTAL/ SEHINGGA PENGUNJUNG TERPAKSA MEMARKIR KENDARAAN SEKITAR TIGA KILOMETER DARI LOKASI///
.....suasana tentara ikut antri air di barisan depan & kupon antrian..... SAKING MEMBLUDAKNYA/ PANITIA MEMBATASI JUMLAH PASIEN HANYA 10 RIBU ORANG/ SETIAP HARINYA///
.....gambar ktp dalam gelas..... TAK SEDIKIT WARGA YANG MEMASUKAN K-T-P ATAU PHOTO KE AIR/ UNTUK
KELUARGANYA
YANG
TIDAK
BISA
DATANG
BEROBAT
LANGSUNG///
.....gambar warga menginap atau tidur di tengah jalan atau teras rumah warga...... WARGA YANG TIDAK TERLAYANI/ RELA MENGINAP AGAR BISA BEROBAT ESOK HARINYA/// JUMLAH PENGUNJUNG TAK SEMAKIN SURUT/ MESKI ANTRIAN PENUH RISIKO///
.....roll ibu yg nangis karena anaknya hilang saat antri..... SB: PASIEN PONARI TC:36:47:14 - 37:47:18 (......anak saya hilang.....)
......aparat kewalahan mengamankan warga yg antri.... ANTUSIASME WARGA KIAN TAK TERBENDUNG/ MEMBUAT WARGA DAN APARAT YANG MENGAMANKAN LOKASI KEWALAHAN///
......gambar orang pingsan + mayat korban + foto korban + keluarga..... AKIBATNYA/ SANGAT TRAGIS/// EMPAT ORANG TEWAS DI SEKITAR LOKASI PRAKTIK PONARI/// SALAH SATUNYA NURUL MIFTADI/ WARGA KEDUNGTIMONGO/ MEGALUH/ JOMBANG///
SB: INSANUADI / KELUARGA KORBAN NURUL MIFTADI TC: 14:55:03 - 17:05:14 (kaset 5) (....sakit levernya udah lama dan campur syaraf, dah sering berobat dan ketergantungan dokter,akhirnya sy pilih ke ponari,banyak yg kesana hasilnya bagus,saya berangkat jam 2 malam antrian dah ribuan orang berdiri ngga bisa ngapa2in,terus desak2an gak bisa gerak samasekali baru bisa masuk jam 7 gak bisa makan karena gak bisa tinggalkan antrian....) ......gambar grafis..... KORBAN PERTAMA RUMIADI/ MENINGGAL DI SEKITAR LOKASI ANTRIAN/ KORBAN KEDUA NURUL MIFTADI/ MENGHEMBUSKAN NAFAS AKIBAT KELELAHAN SETELAH PULANG BEROBAT///
SETELAH DUA PASIEN TEWAS/ PRAKTIK PONARI SEMPAT DITUTUP SELAMA EMPAT HARI/// NAMUN/ KETIKA DIBUKA LAGI/ KEMBALI MEMAKAN
DUA
KORBAN/
SATU
ORANG
PASIEN/
DAN
SEORANG
PEDAGANG KACANG/ YANG BERJUALAN DI SEKITAR LOKASI PRAKTIK PONARI///
.......isi grafis.......
NAMA KORBAN TEWAS
TANGGAL
1. Rumiadi (58) asal Kediri
31 Jan
2. Nurul Miftadi (42) asal Jombang 2 Feb
KETERANGAN Meninggal di sekitar lokasi antrian Meninggal kelelahan saat pulang dari
Ponari 3. Muchtasor (66)
asal Blitar
9 Feb
Meninggal kelelahan setelah antri 3
Jombang
9 Feb
Pedagang kacang meninggal saat
hari 4. Marwi (40) asal berjualan
........gambar korban lagi ............. SUNGGUH TRAGIS NASIB PARA KORBAN/ MAKSUD HATI MENGHARAP KESEMBUHAN/ JUSTRU JIWA MEREKA MELAYANG///
PRESENTER TC: ((.....TIM BENANG MERAH MENDAPATKAN GAMBAR EKSKLUSIF/ YANG MENUNJUKAN KEHEBATAN PONARI MENYEMBUHKAN PASIEN YANG MENDERITA KELUMPUHAN/// BENANG MERAH SEGERA KEMBALI....))
TEASER: - pasien dipijat berdiri
BUMPER OUT
SEGMEN 2 BUMPER IN
PRESENTER TC: ((....TENTANG KESAKTIAN SANG DUKUN CILIK/ PONARI/ ANDA BOLEH PERCAYA BOLEH TIDAK/// NAMUN LEPAS DARI ITU/ TIM BENANG MERAH BERHASIL MEREKAM SECARA EKSKLUSIF/ PERISTIWA YANG CUKUP MENAKJUBKAN/ KETIKA PONARI MENANGANI SEORANG PASIEN YANG MENDERITA KELUMPUHAN.....))
-----KLIP----------GRAFIS TITLE: ------
UNTUK MENYEMBUHKAN PENYAKIT PASIEN/ DUKUN CILIK PONARI BIASANYA MENCELUPKAN BATU MILIKNYA DALAM AIR YANG KEMUDIAN DIMINUM SANG PASIEN///
NAMUN/ TERNYATA PONARI JUGA BISA MENYEMBUHKAN PASIENNYA DENGAN CARA MEMIJAT///
.....roll dulu pasien dani mulai persiapan akan dipijat....(kaset4&5/kasih tulisan EKSKLUSIF GLOBAL TV)
DANI/ PASIEN BERUSIA DELAPAN TAHUN INI/ MENGALAMI LUMPUH LAYU DARI SEJAK LAHIR/// KETIKA PERTAMA KALI BEROBAT KE PONARI/ TANGANNYA SAMA SEKALI TIDAK DAPAT DIGERAKKAN///
UNTUK MEMIJAT/ PONARI TETAP MENGGUNAKAN AIR YANG SUDAH DICELUPI BATU AJAIB MILIKNYA////
....roll memijat plus gedein atmo ponari (kaset 4&5)(tiap omongannya ponari dikasih teks terjemahan).....
PONARI MEMILIH MEMIJAT BAGIAN PUNGGUNG/// MESKI DIMINTA MEMIJAT BAGIAN BAWAH/ IA MENOLAK DAN TETAP BERSIKUKUH BAGIAN PUNGGUNG YANG MEMBUAT PASIEN LUMPUH/// ....sb ponari bilang bukan situ, tapi bagian sininya....pake bahasa jawa jadi dikasih teks ya.... TC : 04:20:17 - 04:36:22 (kaset 5)
....sb ponari bilang sudah cukup, pasien suruh berdiri.... TC : 02:59:13 - 03:52:02 (kaset 5)
....sb ponari bilang gak cukup pijat sekali mesti lima kali..... TC : 06:29:21 - 07:16:09 (kaset 5)
SETELAH
MENDAPAT
PIJATAN
SEKITAR
SEPULUH
MENIT/
PONARI
MEMINTA PASIEN BANGKIT/// DAN HASILNYA/ BISA ANDA SAKSIKAN SENDIRI....///
.....roll gambar bangkit, menggerakan tangan, ngepalkan jari.... TC : 07:22:24 - 09:52:17 (kaset 5)
DANI BISA MENGGERAKAN ANGGOTA TUBUHNYA////
BAHKAN/ DANI JUGA MULAI BISA BELAJAR BERDIRI////
UNTUK MENDAPAT KESEMBUHAN/ DANI TIDAK CUKUP HANYA DATANG SATU KALI SAJA/////
SB : LUDI (ORANG TUA PASIEN) (Kaset handycam) tc: 09:01:04 - 09:57:18 (dikasih minum aja tangannya dah bisa gerak2 tadinya ga bisa gerak sama sekali) APA YANG DIALAMI DANI BAK MUKJIZAT/ YANG TAK MASUK AKAL///
KESEMBUHAN YANG SAMA TENTU JUGA MENJADI HARAPAN RIBUAN PASIEN
LAIN/
SEHINGGA
MEREKA
RELA
MESKI
HARUS
PENUH
PERJUANGAN///
PRESENTER TC: ((...BAGAIMANA SEBENARNYA SOSOK PONARI/ DAN BAGAIMANA PULA DENGAN BATU MISTERIUS MILIKNYA??? SIMAK INFORMASINYA SESAAT LAGI/ BENANG MERAH SEGERA KEMBALI......))
TEASER: - gambar batunya - ponari nonton film
BUMPER OUT
SEGMEN 3 BUMPER IN
PRESENTER TC: ((...PONARI SEOLAH MENJADI DEWA PENOLONG BAGI ORANG-ORANG YANG MENGINGINKAN KESEMBUHAN PENYAKITNYA/// TAPI/ MESKI BANYAK YANG MENGANGGAP DUKUN MUJARAB/ PONARI TETAPLAH SEORANG BOCAH/// BAGAIMANA SEBENARNYA SOSOK PONARI DAN KISAH BATU AJAIBNYA???))
-----klip---------GRAFIS TITLE: -----
-------- establish tugu jombang, perjalanan menuju rumah, sekolah -------------
PONARI
ADALAH
PUTERA
TUNGGAL
PASANGAN
KASIM
DAN
MUKAROMAH/// SEBELUM MENJELMA MENJADI DUKUN TIBAN ATAU DUKUN DADAKAN / BOCAH SEMBILAN TAHUN INI/ SEPERTI ANAK-ANAK UMUMNYA/// IA BERSEKOLAH DI KELAS TIGA S-D BALONGSARI SATU/ KECAMATAN MEGALUH/ JOMBANG///
NAMUN SEJAK SIBUK MENGOBATI RIBUAN PASIEN DI RUMAHNYA/ PONARI TAK LAGI SEKOLAH/// SUDAH HAMPIR SATU BULAN/ BANGKU TEMPAT DUDUK PONARI DIBIARKAN KOSONG/ TAK ADA YANG BERANI MENEMPATINYA///
SB : BAGUS / TEMAN SEBANGKU PONARI (kaset 1) 04:21:07 - 04:53:16 (---baik pendiam)----SB : MIHARSO Spd / KEPALA SDN BALONGSARI 1 JOMBANG (kaset 1) 14:59:05 - 15:26:16 (sempat masuk bla bla )
.....batu ponari.... NASIB PONARI BERUBAH SEJAK MENEMUKAN SEBUTIR BATU AJAIB///
....keluarganya menunjukan lokasi ponari menemukan batu......(kaset 3) tc : 00:43:18 - 01:35:00
PONARI MENEMUKAN BATU ITU DI DEKAT RUMAHNYA/ SAAT BERMAIN HUJAN/ HINGGA IA NYARIS TERSAMBAR PETIR///
SB: MBAH SENEN/ KAKEK PONARI TC: 11:17:08 - 12:48:07 (kaset 2) (.......hujan maen berasap...........)
kekean
ada
bledeg
....batunya
menyala
merah,
kepalanya
.....anak yg sakit mutaber yg lagi makan mie sama ponari.... HINGGA SUATU SAAT/ ADA KELUARGA PONARI YANG SAKIT MUNTABER/// TIBA-TIBA PONARI MENAWARKAN DIRI UNTUK MENGOBATI DENGAN MENYELUPKAN BATU SEGELAS AIR/// AJAIB/ SETELAH MEMINUM AIR ITU/ PENYAKIT MUNTABERNYA LANGSUNG SEMBUH////
KABAR INI PUN MENYEBAR CEPAT HINGGA KOTA-KOTA LUAR JOMBANG/// HANYA DALAM HITUNGAN MINGGU/ PONARI HARUS MELAYANI 10 RIBUAN PASIEN/ SETIAP HARINYA///
----GAMBAR PONARI MANJA----08:37:07 - 10:17:13 (PILIH2 AJA) (kaset 4)
BANYAK ORANG YANG BERHARAP MUKJIZAT DARI PONARI / TETAPI PONARI TETAPLAH SEORANG BOCAH YANG MEMILIKI SIFAT KANAKKANAKNYA///
SIMAK KETIKA PONARI MEMANFAATKAN WAKTU SENGGANGNYA DI DALAM RUMAH///
---- GAMBAR PONARI LG NONTON POWER RANGER----10:55:03 - 11:03:03 (kaset 4)
TAPI TIDAK SEPERTI ANAK-ANAK SEUSIANYA/ WAKTU BERMAIN PONARI SANGAT TERBATAS/// PASALNYA/ SETIAP HARI PONARI HARUS BEKERJA MELAYANI RIBUAN PASIENNYA/ SEJAK PUKUL TUJUH PAGI/ HINGGA JAM EMPAT SORE////
PRESENTER TC: ((....PONARI MENDAPATKAN PENGHASILAN MENCAPAI 50 JUTA RUPIAH PER HARI DARI JASA PENGOBATANNYA/// BENANG MERAH SEGERA KEMBALI.....))
TEASER: - SB: gambar pasien masukan uang ke kotak amal
BUMPER OUT
SEGMEN 4 BUMPER IN TC: ((..PONARI YANG BERASAL DARI KELUARGA MISKIN/ KINI MENDAPATKAN RIZKI BERLEBIH DARI JASA PENGOBATANNYA/// DENGAN JUMLAH SEDIKITNYA 10 RIBU PASIEN SETIAP HARINYA/ PONARI BISA MERAUP OMZET MENCAPAI 50 JUTA.....))
-----GRAFIS TITLE: -----
.....rumah ponari yg ada plang keluarga miskin..... PONARI BERASAL DARI KELUARGA DENGAN EKONOMI PAS-PASAN/// ORANGTUANYA
HANYA
BEKERJA
SERABUTAN
SEBAGAI
PETANI///
PENEMUAN BATU AJAIB MENDADAK MERUBAH KEHIDUPAN KELUARGA PONARI///
.......pasien bayar ke kotak amal 5-10 ribuan.... DALAM
PRAKTIKNYA/
PONARI
TIDAK
MEMATOK
HARGA
PADA
PASIENNYA/// PIHAK PANITIA HANYA MENYEDIAKAN KOTAK AMAL SEIKLASNYA BAGI SETIAP PASIEN USAI KELUAR PENGOBATAN/// TAPI RATA-RATA PASIEN MEROGOH 5 HINGGA 10 RIBU RUPIAH DARI KANTONGNYA///
DENGAN JUMLAH PENGUNJUNG MENCAPAI 10 RIBU PASIEN/ BILA DIKALKULASI KOTAK AMAL BISA TERISI MENCAPAI 50 JUTA RUPIAH DALAM SATU HARI///
SB : MBAH SENEN (KAKEK PONARI) (KASET 3) 17:52:14 - 18:33:18 (dan itu saya sebagai wakil keluarga dana dimasukkan bank lantas nanti dikurang 20% untuk masjid lainnya untuk memperbaiki jalan) 18:34:03 - 19:17:14 (untuk masjid kurang lebih 70 juta untuk masyarakat kalau ganti rugi kalau ada yang rusak) ....panitia yg bertugas tukang parkir, penjaga kupon & para pedagang..... KEBERADAAN PONARI JUGA MEMBAWA BERKAH BAGI RATUSAN WARGA DESANYA/// SEDIKITNYA 500 ORANG TERLIBAT DALAM KEPANITIAAN/ MULAI DARI TUKANG PARKIR/ PEMBAGI KUPON/ DAN YANG MEMBANTU PROSES PENGOBATAN/// PRAKTIK PONARI JUGA MEMBUKA PELUANG USAHA BAGI PEDAGANG///
SB: SUKEMI/ PEDAGANG (streaming berkah ponari) TC: (.....isi pernyataan menutup praktik ponari........)
.....gambar orang antri berebut lagi.....
....ss prof tadjoer..... MENURUT SOSIOLOG UNIVERSITAS DARUL ALAM/ TAJUR RIJAI BAIDURI/ FENOMENA PENGOBATAN PONARI MENUNJUKAN KONDISI MASYARAKAT SEKARANG SEDANG MENGALAMI KEGELISAHAN MASSAL/// KONDISI INI MENGAKIBATKAN MASYARAKAT MENCARI PENENTRAMAN HATI DENGAN CARA-CARA SESUAI DENGAN WARISAN KULTUR TRADISIONAL MEREKA////
SB: PROF DR TADJOER RIDJAI BAIDOERI / SOSIOLOG UNIVERSITAS DARUL ULUM TC: 00:00:02 - 00:00:33 (....cara pengaturan yg penting karena pola pikir mereka masih seperti itu butuh proses panjang kalau mau merubah itu lewat pendidikan pencerahan2 pemikiran mereka, dan yg lebih penting lagi menyediakan pelayanan2 kepada mereka harus diperhatikan barangkali layanan2 kesehatan yg ada sekarang ini belum memenuhi harapan mereka sehingga mereka mencari alternatif yg lain........) SETELAH TERJADI PRO KONTRA/ SEJAK MENINGGALNYA EMPAT KORBAN/ SENIN
KEMARIN/
MENURUT MENCEGAH
WAKIL
PRAKTIK BUPATI
PONARI
AKHIRNYA
JOMBANG/
KEMBALI TERJADINYA
WIJONO
RESMI
DITUTUP///
SUPARNO/
KORBAN JIWA/ JUGA
SELAIN KONDISI
KESEHATAN PONARI YANG MEMBURUK AKIBAT KELELAHAN/ DAN KEINGINAN PONARI UNTUK BERSEKOLAH KEMBALI///
SB: WIDJONO SOEPARNO/ WABUP JOMBANG TC: (............)
....gambar orang tetap antri & ramai2 ambil air sumur ponari...... NAMUN/ MESKI SUDAH DITUTUP/ WARGA YANG INGIN BEROBAT KE PONARI MASIH SETIA MENGANTRI/// BAHKAN TERKADANG MEREKA MENJADI SEMAKIN TIDAK RASIONAL LAGI/// KARENA TAK BISA BERTEMU PONARI/ MEREKA MENGAMBIL AIR SUMUR DI RUMAH PONARI YANG MEREKA ANGGAP MEMILIKI KHASIAT MUJARAB.....////
....gambar terakhir warga ambil lumpur comberan ponari di slow mostioooonnn.....
----BUSANA: ACCENT---
PRESENTER TC: ((.....FENOMENA KURANGNYA KESEHATAN
DUKUN PERHATIAN
YANG
CILIK
PONARI
PEMERINTAH
MEMADAI///
BISA
JADI
MEMBUKTIKAN
MEMBERIKAN
PENGOBATAN
MEDIS
PELAYANAN SAAT
INI
CENDERUNG MAHAL/// SEHINGGA PRAKTIK SEPERTI PONARI MENJADI ALTERNATIF KETIKA PENGOBATAN MEDIS SULIT TERJANGKAU RAKYAT KECIL...)) Ganti frame. TC: ((.SAYA
MAYA
INTAN
PAMIT
UNDUR
DIRI/
SAKSIKAN
TERUS
PENELUSURAN BENANG MERAH/ YANG HADIR SETIAP HARI SABTU/ PUKUL SETENGAH DUA SIANG/// SAMPAI JUMPA...))
CREDIT TITLE - Reporter: M. AMINUDDIN & SENDIA BERKA - Kamerawan: EKA SURYANA & M. ZAKI MEYRIZAL - Narator: MAYA INTAN
TERIMA KASIH - WARDROBE: tanya maya - MAKE UP: FANBO
STATION GLOBAL TV MNC TITLE
LAMPIRAN 2
MADU PALSU RABU 28 FEBRUARI 2009
SEGMEN 1 HIGHLIGHT OBB BUSANA: ACCENT MAKE-UP: FANBO PRESENTER TC: 00 : 01 : 09 : 00 00 : 01 : 24 :00
((...APA KABAR PEMIRSA JUMPA KEMBALI DENGAN SAYA MAYA INTAN DALAM PROGRAM BENANG MERAH/ PENELUSURAN YANG MENYAJIKAN BERAGAM PERSOALAN YANG ADA DI SEKITAR KITA/ AGAR KITA LEBIH WASPADA...)) Ganti frame... TC: 00 : 03 : 25 :00 00 : 03 : 50 : 00 ((.....MENGKONSUMSI MADU/ SANGAT BAIK UNTUK KESEHATAN/// TAPI BAGAIMANA BILA MADU YANG ANDA BELI TERNYATA MADU PALSU//// BILA MADU ASLI DIHASILKAN LEBAH DARI NEKTAR BUNGA/ MADU PALSU INI TERBUAT DARI BAHAN-BAHAN ZAT KIMIA BERBAHAYA/// MADU PALSU KINI BEREDAR LUAS DI PASARAN/ DAN BISA JADI SUDAH LAMA ANDA MENGKONSUMSINYA....)) -----GRAFIS TITLE: MADU PALSU--------klip----
.....lebah dan sarang penghasil madu..... DARI
LEBAH-LEBAH SEPERTI INILAH/ MADU YANG
SERING KITA
KONSUMSI DIHASILKAN///
.....peternak lebah ambil madu..... PARA PETERNAK LEBAH INI/ MENGUMPULKAN MADU DARI SARANGSARANG LEBAH UNTUK SELANJUTNYA MEREKA PASARKAN///
.....orang mengkonsumsi madu langsung..... CAIRAN KENTAL BERASA MANIS INI BANYAK DISUKAI/ KARENA MEMILIKI BANYAK KHASIAT YANG BAIK UNTUK KESEHATAN TUBUH///
......orang minum jamu pake madu..... TIDAK SAJA DICICIPI LANGSUNG/ MADU KERAP PULA UNTUK CAMPURAN ANEKA MAKANAN/ MISALNYA PADA ROTI/ SUSU HINGGA INDUSTRI JAMU/// SB: WAWAN DARMAWAN / KETUA ASOSIASI PERLEBAHAN INDONESIA (00.22.18-00.22.33) jadi madu itu/ satu makanan yang paling lengkap/ dan paling aman di konsumsi di muka bumi ini ya/ salah satunya berbagai vitamin itu yang dikandung madu/ karbohidrat/ berbagai mineral/// .....bisa pake grafis manfaat madu..... MANFAAT MADU SANGAT KOMPLEKS/ BISA UNTUK MENJAGA STAMINA TUBUH/
MEMPERBAIKI
MENGHALUSKAN BERDASARKAN
SEL
KULIT/ PENELITIAN
TUBUH
DAN PAKAR
YANG
RUSAK/
MEMPERKUAT GIZI
DUNIA/
HINGGA
KANDUNGAN/// MADU
JUGA
MENGANDUNG ASAM FOLAT SANGAT TINGGI/ YANG BAGUS UNTUK KECERDASAN ANAK///
.....roll dulu madu di pasaran....
NAMUN TIDAK SEMUA MADU YANG BEREDAR DI PASARAN BERKUALITAS BAIK///
BAHKAN/
KINI
MADU
JUGA
RENTAN
MENJADI
OBYEK
PEMALSUAN/// .....musik jedeeer!!!!
SB: WAWAN DARMAWAN / KETUA ASOSIASI PERLEBAHAN INDONESIA (00.32.29 - 00.33.15) karena memang madu yg dihasilkan diindonesia itu belum berimbang dengan permintaan pasar/jadi madu yg dihasilkan di indonesia itu 5000 ton pertahun/ sedangkan demand sudah mencapai 15 rb sampai 20 rb ton pertahun/ nah kondisi ini dimanfaatkan oleh produsen untuk menjual madu sintetis/ jadi memang madu originil ini belum berani masuk ke pasar modern/ karena suplai masih kecil///// UNTUK
MEMBUKTIKANNYA/
TIM
BENANG
MERAH
MENCOBA
MENELUSURI DUGAAN PEREDARAN MADU PALSU/ DI SEBUAH PASAR DI KAWASAN TANAH ABANG/ JAKARTA PUSAT/// .....roll dialog 30 second gambar membeli madu (spy cam) kasih teks... -dialog jual beli -dialog jual beli -dialog jual beli ......kantong plastik madu..... SATU KANTONG PLASTIK BERISI MADU INI HANYA DIJUAL SEHARGA 2 RIBU PERAK/// PADAHAL BILA MADU ASLI BISA MENCAPAI PULUHAN RIBU RUPIAH///
.....gambar tes madu diteteskan (kaset ludi).... SELAIN HARGA/ SECARA FISIK MEMILIKI PERBEDAAN DENGAN MADU LAZIMNYA/// MADU INI BENTUKNYA KENTAL MENYERUPAI GEL///
.....orang minum jamu.... MENURUT PENJUALNYA/ MADU SEPERTI INI BANYAK DIPAKAI OLEH PEDAGANG JAMU/ UNTUK CAMPURAN JAMU/// SELAIN UNTUK MEMBERI RASA MANIS PADA JAMU YANG PAHIT/ MADU AKAN MENAMBAH KHASIAT JAMU MENJADI SEMAKIN TOKCER///
NAMUN APA JADINYA/ BILA MADU YANG DIGUNAKAN TERNYATA MADU PALSU/// BAHKAN/ BUKAN SAJA PALSU/ TAPI JUGA MENGANDUNG ZATZAT KIMIA BERBAHAYA BAGI KESEHATAN/ SEPERTI ZAT PEWARNA/ PEMANIS BUATAN DAN PENGAWET/// ALIH-ALIH MENGKONSUMSI MADU SUPAYA SEHAT/ JUSTRU SEBALIKNYA/ MALAH MEMBAHAYAKAN KESEHATAN/// PRESENTER TC: 00 : 04 : 15 : 00 00 : 04 : 28 : 00 ((......UNTUK MEMASTIKAN MADU YANG KAMI BELI ASLI ATAU BUKAN/ KAMI MELAKUKAN UJI LABORATORIUM/// BAGAIMANA HASILNYA??? SIMAK SESAAT LAGI//// BENANG MERAH SEGERA KEMBALI.......)) TEASER: - sb: hasil penelitian BUMPER OUT
SEGMEN 2 BUMPER IN PRESENTER TC: 00 : 05 : 15 : 00 00 : 06 : 13 : 00 ((.......TIM BENANG MERAH MELAKUKAN UJI LABORATORIUM PADA MADU YANG KAMI DUGA PALSU/// HASILNYA/ MADU TERSEBUT MENGANDUNG PEMANIS BUATAN/ BAKTERI ECOLI DAN ZAT PENGAWET/// BILA MASUK KE TUBUH/ AKIBATNYA BISA MENGGANGGU FUNGSI ORGAN VITAL SEPERTI HATI DAN GINJAL...))
-----KLIP----------GRAFIS TITLE: -----.....gambar menuju laboratorium di bogor.... KAMI MEMBAWA SAMPEL MADU YANG DIDUGA PALSU KE BALAI BESAR INDUSTRI AGRO DI BOGOR///
...gambar uji laboratorium.... UJI LAB INI UNTUK MENGETAHUI KANDUNGAN ZAT KIMIA DAN MIKROBIOLOGI///
HASIL PENGUJIAN MENUNJUKAN/ MADU KEMASAN PLASTIK INI ADALAH MADU PALSU/// SAMA SEKALI BUKAN MADU ALAMI YANG BERASAL DARI LEBAH/ TAPI SELURUHNYA TERBUAT DARI RACIKAN BAHAN-BAHAN KIMIA/// ---Grafis---Hasil Uji Lab Madu Palsu -Pemanis Siklamat 0,36 -Pengawet Natrium Benzoat < 2,0 -Mikroba Ecoli <3 .....gambar grafis....
TERDAPAT KANDUNGAN PEMANIS BUATAN/ SIKLAMAT/ SEBANYAK NOL KOMA TIGA ENAM/// INI MASUK KATEGORI MEMBAHAYAKAN KARENA MELEBIHI AMBANG BATAS YANG DIIZINKAN/// SELAIN ITU JUGA MEMAKAI PENGAWET NATRIUM BENZOAT DAN CEMARAN MIKROBA ECOLI/ NAMUN PENGAWET DAN MIKROBA INI MASIH DALAM BATAS TOLERANSI/// WWC : Ir. AAN YULISTIA, MSc / KABID PENGUJIAN, SERTIFIKASI & KALIBRASI BALAI BESAR INDUSTRI AGRO TC: (00.00.41- 00.02.39) (....MULAI DARI SINI: untuk madu/ standarnya mempersyaratkan harus ada enzim diastat/ enzim diastase/ enzim yang biasanya ada di dalam madu alami/ yang berikutnya juga harus mengandung gula/ gula pereduksi yah/ glukosa yang berasal dari sari bunga/yang dibawa oleh lebah/ nah ini berdasarkan analisa/ contoh yang diambil/ ini hanya mengandung pemanis buatan/ jadi ini jelas bukan madu/// ........gambar madu palsu (kaset team)..... KARENA SEKEDAR MANIS/ DAN TIDAK PUNYA KHASIAT SEPERTI MADU ASLI/ MADU PALSU INI SEBENARNYA LEBIH MENYERUPAI SIRUP//// NAMUN/ MENURUT AAN YULISTIA/ UNTUK DIKATEGORIKAN SIRUP PUN TIDAK BISA/ KARENA TIDAK MENGANDUNG GULA ASLI SAMA SEKALI/ // WWC : Ir. AAN YULISTIA, MSc / KABID PENGUJIAN, SERTIFIKASI & KALIBRASI BALAI BESAR INDUSTRI AGRO TC: (00.00.41- 00.02.39) (....MULAI DARI SINI: nah di pasaran memang sering sekali ada produk yang diklaim sebagai madu/ bisa madu asli dari lebah/ tapi ada juga madu dari gula pasir/ untuk yg contoh diambil oleh global tv/ itu gula pasir-pun tidak ada didalamnya//// POTONG LANJUT KE: dan dari hasil pengujian/ contoh ini lebih mendekati sirup tanda kutip/ untuk sirup-pun tidak memenuhi syarat/ karena kadar gulanya/ sakarosa-nya nol/ kalau menurut standart itu umumnya 50/ 55 persen itu kadar gulanya untuk sirup/ apalagi kalau di klaim sebagai madu/ MENURUT AAN KONSUMEN AKAN RUGI BILA MEMBELI PRODUK MADU PALSU SEPERTI INI/// TIDAK SEPERTI MADU ASLI YANG MENGANDUNG
BANYAK ENERGI/ SEMENTARA MADU PALSU MUTLAK TIDAK ADA ENERGI KARENA TERBUAT DARI PEMANIS BUATAN SERTA ZAT PENGAWET/// WWC : Ir. AAN YULISTIA, MSc / KABID PENGUJIAN, SERTIFIKASI & KALIBRASI BALAI BESAR INDUSTRI AGRO (00.06.02-00.06.46) MULAI DARI SINI: kalau konsumen membeli produk ini/ ini rugi/ karena produk ini tidak membeli energi/ karena pemanis buatan yah/ tidak ada energinya/ malah pengawet yang cukup banyak/ ini sekitar 2 mg per kilogram/ ya ini sih termasuk kecil yah/ karena pengawet itu biasanya 200 ppm didalam minuman peraturannya/ 200 sampai 400 ppm/// PEMAKAIAN ZAT KIMIA SEPERTI PEMANIS BUATAN/ SERTA ADANYA CEMARAN MIKROBILOGI PADA MADU PALSU/ SANGAT BERPOTENSI MEMBAHAYAKAN ORGAN TUBUH BAGI YANG MENGKONSUMSINYA/// WWC : Ir. AAN YULISTIA, MSc / KABID PENGUJIAN, SERTIFIKASI & KALIBRASI BALAI BESAR INDUSTRI AGRO TC: 00.03.42 - 00.04.15 (...nah itu ambang batas juga dihitung/ berapa kadar dalam makanan/ berapa konsumsi perhari/ nanti ada/ kalau dia hanya sedikit mungkin tidak terlalu ini/ tapi kalau dia sering/ minumnya banyak/ yah itu bisa berdampak/ ya memang btm sendiri/ seperti siklamat/ kalau terlalu banyak/ ya bisa berpengaruh terhadap kesehatan/ nah itu biasanya kalau btm itu/ mengganggu fungsi-fungsi hati atau ginjal itu/ itu umumnya ke arah organ dalam tubuh kita...)
....sebelum presenter kasih jeda dulu....
PRESENTER TC: 00 : 06 : 30 : 00 00 : 06 : 41 : 00 ((..PRODUSEN MADU PALSU MEMBUAT MADU DARI BAHAN-BAHAN KIMIA/// JANGAN KEMANA-MANA/ BENANG MERAH SEGERA KEMBALI.......)) TEASER: - modus membuat madu palsu BUMPER OUT
SEGMEN 3 BUMPER IN PRESENTER TC: 00 : 09 : 00 : 00 00 : 09 : 18 : 00 ((...TIM BENANG MERAH BERHASIL MENDAPATKAN GAMBAR PROSES PEMBUATAN MADU PALSU DI SEBUAH HOME INDUSTRI/// PELAKU BISA MENJUAL MADU BUATANNYA DENGAN HARGA SANGAT MURAH KARENA BAHAN BAKUNYA MUTLAK MENGGUNAKAN BAHAN KIMIA....)) -----klip---------GRAFIS TITLE: ----KAMI MENJUMPAI SEORANG PEMBUAT MADU PALSU/ SEBUT SAJA NAMANYA BUDI/ YANG MEPRODUKSI MADU PALSU DI RUMAHNYA DI DAERAH TANGERANG/ BANTEN///
MADU BUATANNYA BENAR-BENAR TERBUAT DARI CAMPURAN BAHANBAHAN KIMIA/ TANPA SEDIKIT PUN MENGANDUNG MADU LEBAH ASLI/// SB: BUDI / PEMBUAT MADU PALSU TC:13:13:11-13:32:17 (....ide ini saya dapetin, karena saya dulu saya kerja di tukang madu dan kerja di agenagen madu ya terus saya buat....) .....memasak air..... UNTUK MEMBUAT MADU PALSU/ PERTAMA IA MEREBUS AIR HINGGA MENDIDIH/ YANG SUDAH DICAMPUR DENGAN ZAT PENGAWET NATRIUM BENZOAT///
......masukan cmc....
SELANJUTNYA/
DIMASUKAN
C-M-C
ATAU
CARBOXCUIL
METHIL
CELULOSA/// ZAT KIMIA C-M-C INI BERFUNGSI SEBAGAI PENGENTAL/ SEHINGGA KEKENTALAN AIR BISA MENYERUPAI MADU//// ....masukan karamel.... UNTUK MENCIPTAKAN WARNA KUNING KECOKLATAN SEPERTI MADU ASLI/ DIGUNAKAN KARAMEL SINTETIS///
LARUTAN AKAN MENGENTAL SETELAH DIBIARKAN SELAMA KURANG LEBIH TIGA JAM///
.....zat pewangi.... BIASANYA LARUTAN INI MASIH BERAROMA KURANG SEDAP/ SEHINGGA PERLU PENAMBAHAN ZAT PEWANGI BERAROMA BUNGA///
....sakarin & pengawet natrium benzoat..... TERAKHIR MENGGUNAKAN PEMANIS BUATAN/ BISA BERUPA SAKARIN ATAU SIKLAMAT/// SB: BUDI / PEMBUAT MADU PALSU TC: 14:14:12-14:31:09 (...saya melihat orang-orang itu kalau beli itu harganya murah dan kita kalau bikin dari gula pasir itun harganya ketinggian makanya ya buat lah seperti ini...) PELAKU MENJALANI BISNIS PEMALSUAN MADU PALSU INI/ KARENA MENDATANGKAN KEUNTUNGAN YANG MENGGIURKAN/// SB: BUDI / PEMBUAT MADU PALSU TC: 14:35:08-14:52:00 (...modalnya seplastik itu habis sekitar 800 perak dan di jual 1500 perak dan utnung 700 dan buatnya tiap hari...) TC: 14:54:19-15 :06:08 (...bikin sehari ya bisa banyak lah berapa liter dan bisa sampai 200 liter...)
HASIL PRODUKSI MADU PALSU INI DIDISTRIBUSIKAN MELALUI AGEN JAMU DI PASAR-PASAR/ MAUPUN KEPADA PEDAGANG JAMU YANG TERSEBAR DI PINGGIR JALAN/// SB: BUDI / PEMBUAT MADU PALSU TC: 15:11:00-15:22:24 (....untuk kebutuhan jamu yang pedagang di jalan-jalan ka pakenya madu ini dan saya kirimnya kan ke agen -agen itu aja...) TC: 15:25:18-15:34:09 (...distribusinya ya ke agen jamu gendonga dan jamu -jamu yang di pinggir jalan....) BANYAK PEDAGANG JAMU/ YANG MELIRIK MADU PALSU/ KARENA HARGANYA JAUH LEBIH MURAH DI BANDING HARGA MADU ASLI/ YANG BERKISAR 40 RIBU PER KILOGRAM/// SB: WAWAN DARMAWAN / KETUA ASOSIASI PERLEBAHAN INDONESIA TC: (00.36.45 - 00.37.25) (...perkiraannya sekitar antara 40 hingga 50 ribu perkilogram/// iya sebaiknya kita gak usah beli lha/gak mungkin harga madu satu botol segini harganya 2ribu atau 5 ribu/ gak mungkin/karena kalau kita berbicara beternak lebah itu yah/ membutuhkan biaya yang tinggi/ kalau tidak musim bunga/ kita harus/ pindahkan/ gak mungkin/ apalagi kalau orang jual madu sampe bawa sarang2nya itu/ sebaiknya kita abaikan sajalah/ itu bukan madu////...) ....sebelum presenter kasih jeda dulu.... PRESENTER TC: 00 : 10 : 01 : 00 00 : 10 : 12 : 00 ((...ADA SEJUMLAH CARA UNTUK MEMBEDAKAN MADU ASLI DAN PALSU/// SIMAK
INFORMASINYA
KEMBALI.....)) TEASER: BUMPER OUT
SESAAT
LAGI////
BENANG
MERAH
SEGERA
SEGMEN 4 BUMPER IN TC: 00 : 12 : 56 : 00 00 : 13 : 16 : 00 ((...50 PERSEN LEBIH MADU YANG BEREDAR DI PASARAN DIDUGA ADALAH MADU BERKUALITAS RENDAH/ TERMASUK DI ANTARANYA MADU PALSU/// UNTUK ITU/ AGAR ANDA TIDAK TERTIPU SAAT MEMBELI/ SEBAIKNYA ANDA BISA MENGENALI PERBEDAAN ANTARA MADU ASLI DENGAN MADU PALSU///....)) -----GRAFIS TITLE: ----......suasana penangkaran madu pramuka cibubur.... ADA BEBERAPA CARA UNTUK MENDETEKSI MADU BERKUALITAS BAIK/ KUALITAS RENDAH MAUPUN MADU PALSU///
MENURUT
STAFF
PELATIHAN
MADU
PRAMUKA
CIBUBUR/
TRI
MULYANINGSIH/ MASYARAKAT JUGA BISA MELAKUKAN PERCOBAAN SENDIRI SECARA SEDERHANA DI RUMAH///
..... percobaan tiga gelas madu.... PERTAMA/ PERCOBAAN MENGGUNAKAN AIR DINGIN///
.....madu diaduk & ada gas dan busa.... BILA MADU DICAMPURKAN PADA AIR DINGIN/ UNTUK MADU DENGAN KUALITAS
BAIK/
TIDAK
AKAN
LANGSUNG
MENYEBAR
ATAU
TERCAMPUR/// BAHKAN BILA DIADUK BUTUH WAKTU LAMA SAMPAI BENAR-BENAR
TERCAMPUR///
JUGA
AKAN
TERCIPTA
GELEMBUNG-
GELEMBUNG GAS DAN BUSA/// BUSA TERCIPTA KARENA PADA MADU ASLI TERDAPAT ENZIM DIASTASE///
.....madu palsu gak ada busanya....
PADA MADU PALSU TIDAK AKAN TERCIPTA BUSA DAN GAS///
.....madu mutu rendah busa dikit.... SEDANGKAN MADU DENGAN KUALITAS RENDAH/ ATAU YANG SUDAH DIBERIKAN CAMPURAN LAIN/ BUSANYA TIDAK TERLALU BANYAK/ DAN CEPAT MENGHILANG/// SB : TRI MULYANINGSIH / STAFF PELATIHAN MADU PRAMUKA CIBUBUR TC: 00.20.06 - 00.20.33 dari ketiga madu yang sudah di uji cobakan tadi/ untuk madu yg sama sekali tidak ada busanya/ itu dia disimpulkan sebagai madu palsu/ untuk madu yg pertama kali dicoba/ yang busanya lebih banyak/ kita simpulkan itu madu yang punya kualitas bagus/ / madu yang kedua yg kita aduk/ busanya ada tapi tidak banyak/ itu kualitasnya rendah/// .....gambar percobaan kedua.... PERCOBAAN KEDUA DENGAN UJI BAKAR/// GUNAKAN KOREK API/// CELUPKAN
UJUNG
KOREK
KE
DALAM
MADU
DAN
KEMUDIAN
NYALAKAN////
.....gambar madu kualitas baik korek nyala.... MADU BERMUTU BAGUS/ AKAN TERBAKAR DENGAN CEPAT DENGAN API YANG BESAR///
.....gambar madu kualitas rendah korek susah nyala dan kecil.... PADA MADU CAMPURAN ATAU KUALITAS RENDAH/ KOREK TIDAK LANGSUNG TERBAKAR DAN APINYA KECIL SERTA LANGSUNG MATI///
.....gambar madu palsu korek tidak nyala.... SEMENTARA PADA MADU PALSU/ KOREK AKAN SULIT TERBAKAR///
HAL INI BISA TERJADI KARENA KANDUNGAN MADU YANG ASLI/ TERDAPAT GAS YANG MERUPAKAN HASIL DARI FERMENTASI BAKTERI/ SEHINGGA MEMUNGKINKAN KOREK BISA TETAP MENYALA///
----BUSANA: ACCENT--PRESENTER TC: 00 : 15 : 45 : 00 00 : 16 : 20 : 00 ((....PRODUK
MADU
YANG
MEMENUHI STANDAR DAPAT
TERJAMIN
BEREDAR
DI
PASARAN/
SEHARUSNYA
NASIONAL INDONESIA ATAU S-N-I/ SEHINGGA MUTU
DAN
KEAMANANNYA///
SAYANGNYA/
PENGAWASAN YANG LEMAH/ DARI DINAS KESEHATAN DAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN/ MEMBUAT MADU PALSU MASIH LELUASA DIPERJUAL BELIKAN///.........)) Ganti frame.
((.SAYA
MAYA
INTAN
PAMIT
UNDUR
DIRI/
SAKSIKAN
TERUS
PENELUSURAN BENANG MERAH/ YANG HADIR SETIAP HARI SABTU/ PUKUL SETENGAH DUA SIANG/// SAMPAI JUMPA...))
CREDIT TITLE - Reporter: M. AMINUDDIN & SENDIA BERKA - Kamerawan: EKA SURYANA & M. ZAKI MEYRIZAL - Narator: MAYA INTAN TERIMA KASIH - WARDROBE: tanya maya - MAKE UP: FANBO STATION GLOBAL TV MNC TITLE
LAMPIRAN 3
Draft Wawancara A. Eksekutif Produser : 1. Tugas Eksekutif Produser ? 2. Alasan membuat program/tema seperti ini (investigasi) ? 3. Apakah program BENANG MERAH memiliki batas waktu penayangan ( apakah hanya terbatas pada jumlah episode ) ? 4. Kelemahan dari program ini ? 5. Siapa saja tim produksi Benang Merah dan bagaimana teknis pelaksanaannya ? 6. Bagaimana dengan rating dan share di bulan Februari ? 7. Adakah target rating dan share yang harus dicapai ? 8. Apabila target tidak tercapai, apakah program ini bisa di hentikan “Cut” ? 9. Bagaimana dengan pemilihan Host Program ? 10. Apakah set up host selalu diluar studio (outdoor) ? Mengapa ? 11. Dari pertama tayang sampai sekarang BENANG MERAH telah mengalami perubahan jam tayang, mengapa ? 12. Siapa saja target pemirsa yang dituju ? 13. Berdasarkan apa pemilihan tim/crew produski yang terlibat ? 14. Kenapa program ini dinamakan Benang Merah ? 15. Apakah setiap tayangan BENANG MERAH berdasarkan kode etik jurnalistik dan kode etik penyiaran ?
B. Produser : 1. Tugas Produser ? 2. Bagaimana napak tilas perjalanan BENANG MERAH (sejarah BENANG MERAH) ?
3. Apakah setiap tayangan BENANG MERAH berdasarkan kode etik jurnalistik dan kode etik penyiaran ? 4. Ide/tema berasal dari mana ? 5. Bagaimana proses produksi tayangan BENANG MERAH, dari pra,pro sampai pasca ? 6. Siapa saja target pemirsa yang dituju ? 7. Biaya produksi yang dikeluarkan per episode ? 8. Adakah rapat program ? kapan ? siapa saja yang menghadiri ?
C Reporter : 1. Tugas Reporter ? 2. Bagaimana proses awal sebelum melakukan investigasi ? 3. Bagaimana teknis peliputan ? 4. Seperti apa wawancara yang dilakukan ? 5. Selain wawancara, materi apa yang diperlukan untuk menguatkan data ? 6. Bagaimana jika materi yang ada sangat terbatas ? 7. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk meliput sebuah kasus ? 8. Dalam proses investigasi, apakah pelaku berhak untuk tidak diketahui identitasnya ? 9. Kendala yang dihadapi ? dan bagaimana antisipasinya ? 10. Antisipasi nara sumber ? 11. Kelemahan Peliputan ? 12. Keunggulan Peliputan ? 13. Buat janji narsum dimana ?
D. Cameraman : 1. Tugas Cameraman ? 2. Apa saja peralatan yang diperlukan dalam investigasi ? 3. Bagaimana setting saat pengambilan gambar (pada saat shooting Host) ? 4. Kendala apa saja yang ditemui dan bagaimana mengatasinya ? 5. Gambar/ilustrasi apa saja yang diperlukan dalam sebuah kasus ?
6. Bagaimana strategi teknik pengambilan gambar di lapangan ? 7. Apa saja persiapan yang harus dilakukan sebelum memulai shooting (secara teknisnya ) dan apa pedomannya ?
E. Editor : 1. Tugas Editor ? 2. Peralatan apa saja yang dibutuhkan dalam proses editing ”Benang Merah”? 3. Bagaimana proses editing selengkapnya (dasar / pedoman yang digunakan) ? 4. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengedit satu episode ? 5. Selain gambar-gambar hasil liputan, apalagi yang diperlukan dalam proses ini (grafis, musik, dan sebagainya) ? 6. Bagaimana dengan pemilihan backsound musik dari editor atau produser ? 7. Apa saja kendala yang ditemui dan bagaimana mengatasinya ? 8. Bagaimana cara mengantisipasi nya ? 9. Apakah dalam setiap pengeditan pelaku maupun korban selalu disamarkan baik dari segi audio dan visual ? 10. Dari kualitas audio dan visual apakah sudah mencukupi kebutuhan editing ? 11. Seperti apa acuan editing untuk program investigasi ?
F. Presenter : 1. Karakter apa yang kuat bagi
seorang presenter untuk dapat
menarik perhatian pemirsa ? 2. Bagaimana teknik membaca beritanya ? 3. Persiapan apa saja yang dibutuhkan sebelum “take host” ? 4. Apakah penampilan costum dan make up yang digunakan mempunyai pengaruh bagi pemirsa yang menyaksikan tayangan BENANG MERAH ? 5. Hal yang paling mendasar yang perlu diperhatikan, agar pemirsa tertarik dengan kehadiran seorang Host ?
LAMPIRAN 4
Hasil Wawancara : Eksekutif Produser : 1. Tugas Eksektif Produser ? Tugas Eksekutif Produser adalah Merancang program, Mensurvervisi program untuk masukan evaluasi program. Ada 3 hal yang di perhatikan oleh EP yaitu Gathering, produksi dan pasca produksi. Gathering itu mencangkup ke masalah peliputan, terkatup perencanaan lalu eksekusi dan penayangan di layar produksi bagaimana kita membuat sebuah program.
2. Alasan membuat program/tema seperti ini (investigasi) ? Ada 2 hal yang diperhatikan dalam hal alasan membuat setiap program. pertama : masalah idealisme adalah sesuai dengan kaidah-kaidah dan tuntunan-tuntunan sebagai jurnalis kita harus menyampaikan informasi sesuai fungsi kontrol, menginformasikan dan segala macamnya tanggung jawab sebuah lembaga jurnalis untuk membuat sebuah program yang mempunyai fungsi macam-macam pencerahan, pendidikan dan lain-lain. kedua : juga untuk kepentingan pasar karena kita mempunyai beberapa macam program salah satu yang dianggap penting dan memang sudah di miliki sebetulnya dan sesuai dengan dinamika stasiun naik turun. Naik turun akhirnya ini kita hidupkan kembali dan di anggap penting karena sebetulnya pasar juga meminta dan sesuai dengan standart idealisme jurnalis. Kita sebagai jurnalis itu mempunyai fungsi edukasi, fungsi informasi dan fungsi lainnya. Dua hal yang
penting tersebut yang
melandasi dalam setiap kita membuat sebuah program.
3. Apakah program BENANG MERAH memiliki batas waktu penayangan ( apakah hanya terbatas pada jumlah episode ) ?
Kita punya konsep dasar program dan konsep dasar program tersebut akan terus direvisi ketika program tersebut sudah turun penontonnya kita harus memahami dinamika penonton seperti apa dan dinamika trend berita seperti apa jika dulu investigasi masalah kriminal lalu sekarang investigasi masalah yang lainnya yang laku kita ikuti terus.Inikan industri, makin banyak penonton makin banyak iklan kita harus flexsibel untuk urusan itu kita bagaimana juga ini dinamis kalau kita patok pada konsep yang A kalau kita kaku sulit buat dapat penonton yang pasti kita punya penonton ideal di 0,5 tapi sehancur-hancurnya tidak mungkin jauh-jauh dari 0,5 itu sudah tradisional. Sekarang tinggal cari labanya jadi ini adalah dinamis dan keputusan pindah itu tidak mungkin kecuali ada kebijakan lain jalan utama karena intinya adalah persoalan yang di ambil itu pun persoalan yang masyarakat pasti membutuhkan hal itu dan di dorong oleh hal tersebut.
4. Kelemahan dari program ini ? Secara teknis Benang merah itu awalnya adalah mengungkap setiap kasus yang ringan di masyarakat yang mudah dicerna yang kemungkinan 80% masyarakat bisa jadi korban tapi karena kita harus tampil per minggu itu terlalu cepat dan investigasi itu butuh waktu tidak sebentar kadang-kadang target-target yang kita ambil itu tidak kesampaian jadi akhirnya kadangkadang
benang merahnya sama ide ceritanya kita geser, itu
kelemahannya. Artinya kesulitan paling besar adalah ketika mencari sumber langsung dari sebuah peristiwa
5. Siapa saja tim produksi Benang Merah dan bagaimana teknis pelaksanaannya ? Jadi kita punya 1 produser, 2 cameramen, 2 reporter.ss Apabila kita sedang membahas 1 kasus kita selalu diawali dengan rapat direksi sebulan sebelum kasus tersebut akan diungkap itu yang idealnya itu sudah rapat kira-kira materinya apa ? Sumbernya siapa ? Arahnya kemana ? Targetnya apa ? biayanya berapa ? dimana tempatnya ?.Itu masalah teknis. Lalu akan dikemas seperti apa target-targetnya seperti apa lalu baru
tim disebar, Tim A di mana dan Tim B di mana. Biasanya tim A itu tim investigasi dan tim B seperti minta pendapat-pendapat dari pakar dan bergiliran jadi bebannya sama, ketika tim investigasi sedang investigasi dia juga harus mengambil wawancara dengan sumber-sumber yang sebelumnya pada saat yang sama ketika sedang wawancara tim A, tim B harus mencari investigasi yang lain jadi beban keduanya sama dan setelah itu pada satu hari tertentu semuanya kumpul dan di bahas lagi apa yang telah di dapatkan baru kita buat plan nya seperti apa yang sesuai rencana dan disusun, editing, lalu dilihat jika ada yang perlu dikoreksi yang memungkinkan setelah semua oke dan tidak ada masalah standard sesuai yang di harapkan baru tayang.
6. Bagaimana dengan rating dan share di bulan Februari ? Di bulan februari itu bulan yang bagus juga sebetulnya, hampir semua stasiun target ratingnya 1 sharenya 7% itu angka yang paling mungkin di ambil oleh semua TV jadi bila lebih itu untung........jadi sekitar 1-1
1/2
.Angka 2 juga mungkin tapi di bulan februari ini saya lupa,tapi targetnya sampai 0,7 artinya memang masih 0,3 dari harapan tapi untuk pada jam tersebut secara keseluruhan di GLOBAL TV bagus karena hari-hari biasa untuk jam yang sama 13.30 itu isinya 0,2 , 0,1 di hajar dengan Benang Merah 13.30 dan 0,7 an itu sudah sesuai target stasiun tapi gak ideal.
7. Adakah target rating dan share yang harus dicapai ? Ada 2 target. Target jujur dan memicu. Untuk target jujur sudah pada titik yang sangat aman untuk di jam tersebut di GLOBAL TV tapi untuk target ini kita kita ingin 1 karena pada jam-jam sebelumnya 1 itu nyampe dan dengan kondisi yang tidak jauh berbeda TV lain juga angkanya 1 , 0,9 , atau 0,8 dan itu sudah tercapai
8. Apabila target tidak tercapai, apakah program ini bisa di hentikan “Cut” ?
Kita punya satu bentuk bukti, buku panduan Benang Merah jadi semua harus sesuai dengan S.O.P nya harus sesuai dengan apa yang kita gariskan disitu, selama itu ada di jalur buku putih tersebut kemungkinan untuk rating jelek itu hampir tidak ada karena di buku tersebut disebutkan bahwa kita tahu pakar kita siapa dan disebutkan S.O.P dalam menghadapi sebuah kasus, kenapa sumber ini tidak mau, kenapa penonton maunya ini, sudah ada di situ jadi artinya sebetulnya dari tiap kasus itu kalau pembedahannya sudah sesuai dengan yang di buku putih tersebut itu sudah hampir peluang buat 0,4-0,5 masih gak terlalu parah di banding pada jam sama pada hari sebelumnya.
9. Bagaimana dengan pemilihan Host Program ? Host itu harus berakting dia harus memahami dulu, sebelum dia mau take buat host dia harus paham dulu isinya, nonton dulu, feelnya dapat, baru jalan jadi nggak sembarang orang. Kita sudah ada Maya, host itu di mana pun juga punya posisi yang sangat penting. ketika kita mainkan hasilnya signifikan. karena jujur saja host itu di manapun juga punya posisi yang sangat penting tapi dalam banyak posisi konten yang paling penting.
10. Apakah set up host selalu diluar studio (outdoor) ? Mengapa ? Outdoor lebih manusiawi, memanjakan penonton untuk tidak kaku, kekuatan alam lebih bagus.
11. Dari pertama tayang sampai sekarang BENANG MERAH telah mengalami perubahan jam tayang, mengapa ? Perubahan jam tayang itu adalah masalah bisnis, industri dan strategi perusahaan. Kita maping program ini lakunya dimana dan kapan tepatnya pemirsa lebih banyak menonton.
12. Siapa saja target pemirsa yang dituju ? utamanya ditujukan kepada wanita dengan usia 20-45 tahun dengan SES AB.
13. Berdasarkan apa pemilihan tim/crew produski yang terlibat ? Kita sekarang ada 2 Reporter yang sudah lama disini tapi kita tidak menyiapkan mereka selamanya disitu jadi kita siapin S.O.P untuk setiap reporter dan cameramen melakukan peliputan, jadi ada standart keamanan yang kita terapkan termasuk fasilitas pendukungnya. Yang kita terapkan jadi siapapun reporternya kalau standart keamanan kita sudah siapakan peluang untuk di gebukin orang kecil, misalnya sudah kita siapin ada kamera pulpen, spycam dengan berbagai macam bentuknya. Mobil tanpa logo, dana sekian buat investigasi apa. Jadi soalnya keselamatan reporter dan kameramen tetap no.1 jadi tidak peduli amat tidak dapat apa-apa.kalo tarohan nyawa reporter kita akan cancel.
14. Kenapa program ini dinamakan “Benang Merah” ? Benang Merah sebetulnya bahasa kiasan suatu alur cerita, suatu penjelasan yang tegas, satu kesimpulan, satu penegasan dari sebuah persoalan jadi ketika orang nonton benang merah orang sudah tau bahwa jadi begitu banyak kasus dari sebuah kasus yang diambil kita tahu bahwa inti cerita dari sebuah benang merah itu apa
15. Apakah setiap tayangan BENANG MERAH berdasarkan kode etik jurnalistik dan kode etik penyiaran ? Ya, ada. Kode etik itu harus dipegang, kita berpedoman kepada Dewan pers Indonesia dan Komisi Penyiaran Indonesia.
Produser : 1. Tugas Produser ? Bertanggung jawab atas keseluruhan produksi, mulai dari Pra produksi (perencanaan),
Produksi
(pelaksanaan),
hingga
Pasca
produksi,
kemudian, memutuskan peristiwa/angle berita atau tema yang akan diangkat,
menentukan
durasi
waktu
materi
berita
yang
akan
disiarkan/ditayangkan serta bertanggung jawab terhadap anggaran biaya produksi dan mengkordinasi segala hal, termasuk operasi produksi dan tim.
2. Bagaimana napak tilas perjalanan BENANG MERAH (sejarah BENANG MERAH) ? Program investigasi “Benang Merah” pertama kali ditayangkan di Global TV pada 7 Juli 2008. Pada awalnya program yang bersifat investigative ini ditayangkan satu kali dalam seminggu, yaitu pada hari Senin pada pukul 13.30 WIBB. Kemudian berubah jam tayangnya menjadi pukul 15.00 WIBB pada yang sama. Lalu program yang berdurasi 30 menit ini pun mengalami perubahan jam tayang menjadi Sabtu pukul 13.30 WIBB. Durasi program yang berdurasi 30 menit ini pun terbagi menjadi 4 segmen dengan 3 commercial break. Setiap segment mengupas keakuratan dari penelusuran informasi yang di dapat di lapangan. Target audience utamanya ditujukan kepada wanita dengan usia 20-45 tahun dengan SES AB. Program magazine bergenre investigative dan indepth reporting ini berisi penelusuran
terhadap
praktik-praktik
ilegal,
tindak
kriminalitas,
penyimpangan perilaku dan hal-hal ganjil yang terjadi di sekitar kita atau dekat dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya : praktik aborsi, daging glonggongan, beras berkalorin, suntik silikon, calo tiket, madu palsu, penipuan lowongan kerja, ikan pewarna, dan lain sebagainya. Gaya penyajiannya ringan namun tetap mengusik dan tajam, dengan content yang bersifat informatif, mengingatkan dan memberikan referensi, sehingga pemirsa akan lebih cerdas dan selalu waspada.
Tim produksi program”Benang Merah” terdiri dari : a. Eksekutif Produser ( Herik Kurniawan ) b. Produser ( Anjas Prawioko ) c. Reporter ( Sendia Berka dan Muhammad Aminuddin ) d. Cameraman ( Deka Eka Suryana dan Ludy Idwan ) e. Video Editor ( Andre Krisyuanto) f. Presenter Program ( Noor Maya Intan )
3. Apakah setiap tayangan BENANG MERAH berdasarkan kode etik jurnalistik dan kode etik penyiaran ? Ya, ada 4. Ide/tema berasal dari mana ? Eksekutif Produser, Produser, Reporter, Cameraman 5. Bagaimana proses produksi tayangan BENANG MERAH, dari pra,pro sampai pasca ? Berawal dari riset madu palsu itu merebak di internet juga ada kan,banyak gitukan kita cari internet terus kemudian kita mulai,itu prosesnya panjang waktu yang madu palsu itu bisa sampai empat bulanan kalo ngga salah sempat tertunda-tunda karena memang butuh proses ,kemudian kita dapat titik terangnya.Kemudian dapat informan di pasaran ada beredar madu yang di curigai.terus kita coba telusuri dipasar kita temukan, kita lihat memang madu itu dalam kemasan, dalam kemasan ternyata setelah kita cek secara kasat mata saja memang kelihatan aneh gituTidak seperti madu pada umumnya dari baunya, dari kekentalannya segala macamnya terus kemudian kita bagi tugasnya untuk memperdalam itu lagi. Dari mana berasal, kemudian kita membuktikannya juga jadi teamnya ada yang membuktikan apa mencari itunya dari mana sih kemudian pembuktian secara ini itu palsu apa bukan gitu untuk team yang membuktikan palsu apa ngga itu kita ke balai penelitian di Bogor, di balai penelitian umum untuk masyarakat umum juga bisa kalo misalnya kita mau bikin perusahaan terus kemudian kita ngetes, ngecek gitu menggandung apa segala macam itu butuh waktu satu bulanan.kalo ngga salah akhirnya keluar itu bahwa, oh iya ternyata ini bukan madu sama sekali gitu bahkan
ada juga jenis yang menyebutnya di mereknya itu diplastiknya ada yang polos ada yang
menuliskan sirup gitu bukan madu tapi sirup gitu
tapi dikatakan sebagai
sirup juga bukan karena tidak mengandung
gula.karena kalau sirup itu
sampai 50% gitu kan ini mengandung gula
juga pun ngga.terus kemudian
team
menyelusuri itu akhirnya kita mendapat
yang lainnya mencari ini narasumber
memproduksi madu ternyata memang benar dan proses
yang bikinnya
dari bahan-bahan kimia sebetulnya ada yang diperbolehkan
itu
dan
ada yang tidak gitu. Nah hasil dari itu ada bisa di cek lagi ya nanti kandungan-kandungannya .Unsur penipuan karena dia bukan m adu tapi di jual sebagai madu. Kedua ya kejahatan, kejahatan dalam arti merusak kesehatan, merusak kesehatan karena ternyata dia mengandung
bahan-
bahan yang berbahaya, secara garis besar itu terus kemudian
untuk
dilapanggan nya setelah terkumpul ya udah tinggal proses visual
segala
macam untuk proses untuk dengan narasumber ya kita ada deal-
deal
tertentu dengan bayarlah kemudian di batasi,kemudian mukanya di blur segala macam ya. Seperti itulah gambarannya. 6. Siapa saja target pemirsa yang dituju ? utamanya ditujukan kepada wanita dengan usia 20-45 tahun dengan SES AB. 7. Biaya produksi yang dikeluarkan per episode ? Biaya yang dikeluarkan saat melakukan peliputan di luar kota seperti daerah dapat mencapai Rp.4.000.000,- hingga Rp. 7.000.000,- dan jika liputan dilakukan di dalam kota yaitu dari tidak memerlukan biaya sampai bisa mencapai Rp. 3.000.000,- sesuai dengan kebutuhan. 8. Adakah rapat program ? kapan ? siapa saja yang menghadiri ? Pasti ada setiap minggunya. 2 kali di awal sama akhir minggulah itu secara yang formalnya tapi kalo informalnya kita setiap hari koordinasi . Kalo yang rutin yang lebih ke liputannya itu Produser dengan Reporter dan Cameramen ada kalanya Editor ikut ada pula kalanya ketika ada halhal tertentu yang memang bisa harus apa dari Eksekutif produser perlu ini ikut juga.
Reporter : 1. Tugas Reporter ? Bertugas mencari dan mengumpulkan informasi sebanyak mungkin yang berhubungan dengan peristiwa yang sedang diliput, kemudian melakukan wawancara dengan berbagai pihak yang berhubungan dengan peristiwa yang diliput.
2. Bagaimana proses awal sebelum melakukan investigasi ? Pertama kita rapat proyeksi, rapat tersebut dihadiri oleh produser, reporter dan cameraman. Di dalam rapat proyeksi itu menentukan tema untuk minggu ini atau minggu berikutnya, kalo ada stock berarti tim mengerjakan minggu berikutnya kemudian setelah itu setelah itu melakukan riset, apa yang telah kita punya kita tambahin.
3. Bagaimana teknis peliputan ? Pertama adalah menyiapkan peralatan untuk keperluan shooting, kita membawa Spy Cam yang bisa terdiri dari jenis kancing dan pulpen. Spy cam bisa dipakai cameraman atau reporter, tergantung situasi dan kondisi di lapangan
4. Seperti apa wawancara yang dilakukan ? Banyak cara, tau karakter narsum, kalau tertutup kita seramah mungkin dekati dia, ajak ngobol bisa, tapi kamera udah roll KITA PANCING Tapi tetap setelah dapat candid udah aman lalu kita usahakan Minta dia ngomong sesuai dengan yang kita inginkan , on cam dengan ada mic seperti wawancara biasa
5. Selain wawancara, materi apa yang diperlukan untuk menguatkan data ? Data dari internet dari banyak situs ; seperti detik com, koran atau dari link yang kita punya , tv lain mungkin
6. Bagaimana jika materi yang ada sangat terbatas ? Kadang2 dangkal juga, mau tidak mau berdasdarkan hasil wawancara saja
7. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk meliput sebuah kasus ? Meliput 1 kasus 4 hari senin – kamis harus selesai , tergantung kasus Misalnya : madu palsu produksi 2 minggu, kumpulin materi 4 hari , lamanya di proses peng cekkan lab untuk sampel itu, terbatas dari lab nya, karena mereka tidak hanya sampel dari kita aja, jadi bisa lama 2 mingguan Kasuistik fenomena –ponari – lebih gampang – 4 hari, kalau kasus fenomena lebih gampang
8. Dalam proses investigasi, apakah pelaku berhak untuk tidak diketahui identitasnya ? Ada kode etik jurnalisitik , Kalau narsum keberatan – di blur, melindungi narsums
9. Kendala yang dihadapi ? dan bagaimana antisipasinya ? Hilang barbuk – gambar dari internet ,nunggun narsum, mood nya narsum, agak lama, susah ngomong, hilang barbuk (fenomena – dendeng, madu )
10. Antisipasi narsum ? harus sabar 11. Kelemahan peliputan ? Riset , tim sedikit SDM kurang 12. Keunggulan peliputan ? penelusurannya /investigasi tidak berat / ringan, tidak main politik, mengangkat tema2 yg ringan dimasyarakat, Betul2 ibu2, ada beberapa tv lain yang disetting, tapi kita beneran / natural 13. Buat janji narsum dimana ? Tergantung, kalau sudah katahuan nara sumber siapa dikantor, tapi kalau dilapangan ketemu dengan nara sumber yang bagus kita eksekusi di lapangan / buat janji di lapangan.
Cameraman : 1. Tugas Cameraman ? Merekam gambar dan suara (Audio-Visual) untuk kepentingan liputan program berdasarkan penugasan dari Produser, kemudian bertanggung jawab atas hasil dan kualitas Audio Visual liputannya, dan harus berusaha seoptimal mungkin untuk mendapatkan rekaman gambar dan Audio yang optimal serta Melakukan persiapan dan menjaga peralatan liputan, seperti kamera, tripod, lampu, cable, mic agar tetap dalam kondisi optimal dan siap dipergunakan sewaktu-waktu
2. Apa saja peralatan yang diperlukan dalam investigasi ? peralatan Standar : camera video/ tripod/mic/ ( untuk pengambilan gambar yang tidak beresiko seperti stok soot jalanan pabrik pembuatan madu palsu ) peralatan Khusus : 1. kamera tersebunyi ( untuk pengambilan gambar yang beresiko dan objek yang tidak mau untuk di shoot / sehingga di wajibkan mengunakan camera tersebunyi guna mendapatkan gambar yang penting dan si cameraman akan lebih aman dari teguran sampi ancaman. 2. pakaian khusus / untuk menyamarkan seorang cameraman membawa kamera tersembunyi maka diwajibkan mengunakan atribut khusus yang sudah dipersiapkan guna menyamarkan seorang cmeraman dalam melaksanakan tugas.
3. Bagaimana setting saat pengambilan gambar (pada saat shooting Host) ? Sebenarnya komposisi yang di terapkan dalam teknik pengambilan shooting host benang merah tidak macam-macam kita hanya memakai teknik formal saja seperti : a. pencahayaan ( LIGTING ) diatur sesuai dengan kondisi dimana kita melakukan shooting (luar dan dalam ruangan) b. aturan background sesuai tema benang merah misalkan episode madu palsu kita usahakan menyerupai pabrik
mendapatkan tempat untuk shooting yang hampir
c. ms / medium soot dan cms/ close medium shot kadang kadang medium close up
4. Kendala apa saja yang ditemui dan bagaimana mengatasinya ? Ada beberapa, tergantung kondisinya. Tapi syukur kita dapat mengantisipasinya. Seperti kamera yang ketahuan mengalami error saat dilapangan, hampir ketahuan gerak-gerik dengan si tersangka, dan lainnya.
5. Gambar/ilustrasi apa saja yang diperlukan dalam sebuah kasus ? 1. Rekontruksi mendapatkan bahan baku madu palsu (mudahnya mendapatkan bahan kimia di toko-toko kimia di kota} 2. Cara meyakinkan bahwa itu madu asli kepada si pembeli (suasana di pasar ) 3. Gambar di kembangkan sesuai situasi
6. Bagaimana strategi teknik pengambilan gambar di lapangan ? komposisi gambar / salahsatu prinsip saya dalam pengambilan gambar yang benar adalah tidak boleh
terlalu banyak
meninggalkan ruangan kosong pada layar. teknik yang perlu di terapkan saat mengambil gambar agar tidak banyak membuat ruangan kosong pada layar adalah dengan mengunakan metode komposisi
7. Apa saja persiapan yang harus dilakukan sebelum memulai shooting (secara teknisnya ) dan apa pedomannya ? 1) harus menguasai perangkat kamera yang di pakai shooting { tahu dan paham ) 2) sebaiknya mengikuti aturan pengunaan yang tertulis pada manual book 3) membuat breakdown peralatan yang digunakan seperti : baterai/microfon/kabel/ dll yang berhubungan 4) men-cek alat yang digunakan
Editor : 1. Tugas Editor ? Bertugas
mengedit/menyunting
gambar
dan
suara
(audio-visual),
mengambil gambar yang diperlukan dan membuang gambar yang tidak diperlukan kemudian menyeimbangkan antara voice over, sound effect, natural sound, backsound dan musik agar tidak terdengar tumpang tindih dan mengganggu.
2. Peralatan apa saja yang dibutuhkan dalam proses editing ”Benang Merah”? Peralatan yang dibutuhkan untuk investigasi ”Benang Merah” yaitu antara Personal Computer, software AVID news cutter, Mojo untuk kualitas yang baik, VTR ( Video Tape Recording), Monitor, serta Mixer.
3. Bagaimana proses editing selengkapnya (dasar / pedoman yang digunakan) ? Kita mempunyai pedoman untuk mengedit yaitu naskah , kemudian setelah itu mengumpulkan bahan-bahan atau gambar apa saja apa yang tertulis di naskah, setelah itu kita proses capture artinya memasukan gambar-gambar ke komputer, kemudian di rafcut artinya gambar dipotong kasar sesuai di naskah. Kemudian sebelum masuk proses on–line, kita menyatukan susunan naskah dengan wawancara serta soundbite yang lain , jadi sesuai dengan alur naskah. Setelah itu kita on-line kita rapihkan , kita touch ulang sampai paketan editing itu enak dilihat, audionya enak di dengar, visualnya enak ditonton , dan yang pasti editnya pun puas.
4. Berapa durasi waktu yang diperlukan untuk mengedit satu episode ? Seperti episode Madu Palsu : lama di ilustrasi investigasi, karena ada bagian-bagian yang berisi statement atau pernyataan-pernyataan pihakpihak di bagian penelitian. Sebab berhubungan dengan kamera spy cam harus benar-benar diteliti sekali peng-editannya. Durasi yang dibutuhkan 4 hari, dan yang pasti di hari-hari terakhir harus 24 jam tanpa tidur, penuh
bahaya , dan semua sesuai dengan keinginan produser. Terkadang naskah sehari sebelumnya bisa berubah, (bukan keinginan produser juga ) karena karena ada 1 liputan yang informasinya up date, yang mendukung paketan naskah itu lebih baik, naskah berubah otomatis editing pun berubah.
5. Selain gambar-gambar hasil liputan, apalagi yang diperlukan dalam proses ini (grafis, musik, dan sebagainya) ? Pelengkap grafis bisa grafis 2 atau 3 dimensi. Misalnya dalam 1 naskah kita tidak mempunyai gambarnya dan memang itu tragedi dan perlu di ilustrasikan, kemudian kita memerlukan grafis, bisa 2 atau 3 dimensi untuk memperjelas naskah, setidaknya semaksimal mungkin naskah ini punya gambaran ke bentuk visual dibantu oleh grafis-grafis tersebut. 6. Bagaimana dengan pemilihan backsound musik dari editor atau produser ? Hampir 80 % editor, kecuali permintaan dari produser. Backsound itu tergantung dari paketan investigasi, gambar dipadu dengan backsound yang mencerminkan gambar itu punya makna.
7. Apa saja kendala yang ditemui pada saat proses editing ? Seperti episode HP Rekondisi : alat sering bermasalah karena terjangkit virus yang menggerogoti sistem editing avid itu sendiri. Ketika kita capture dia selalu nolak, kita render dia bicara ini serius error , teruz kalo ingin play back selalu flicker – audio ketinggalan lah. Setelah diperbaiki sebentar oleh pihak IT, bisa sedikit terbantu. Sebenarnya kendala ringan, tetapi ketika itu terjadi bisa jadi penghalang berat juga. Misalnya : kita ingin memasukkan efek2 plugin avid yang sedikit berat – selalu nolak jadi kerja kita untuk mempercantik gambar sedikti terhalang dengan masalahmasalah tersebut.
8. Bagaimana cara mengantisipasi nya ? Ketika itu, ketika kita ingin masukin efek – audio dan visual kita render semua, lalu pada settingan avid nya kita perbarui lagi, setelah semua di render kemudian di mix down.
9. Apakah dalam setiap pengeditan pelaku maupun korban selalu disamarkan baik dari segi audio maupun visual ? Kalau itu masalahnya bersinggungan dengan kejahatan kita samarkan , dalam bentuk suara, gambar serta nama pun kita samarkan , harus sesuai kode etik juga.
10. Dari kualitas audio dan visual apakah sudah mencukupi kebutuhan editing ? Belum mencukupi. Kalau dapat dari luar kota hasil yang kita terima adalah dalam bentuk steraming, kualitas gambar dan suara tidak standar, jadi harus kita optimalkan di editing, sangat melelahkan dan memakan cukup waktu yang lama . Kalau dari gambar dari dalam kota kita mendapatkan hasil dalam bentuk kaset/tape , kita retouch sedikit saja jadi matang, tapi kalau dapat gambar dari luar kota yang berbentuk file-file yang sudah compressan, itu tidak menghasilkan standart broadcast. Namun yang dicari pada investigasi adalah moment/peristiwa nya, ketika peristiwa nya layak kita ambil dari segi peristiwanya saja, untuk gambar di nomor 2 kan.
11. Seperti apa acuan editing untuk program investigasi ? Ketika kita menemukan satu pembedahan kasus yg benar-benar real (nyata) dan kita ambil gambarnya benar-benar meng-investigasi bukan membuat sinteron kecil-kecilan, itu yang dinamakan investigasi. Walaupun gambarnya tidak memenuhi standart broadcast, tapi kita dapat diinvestigasinya, artinya satu masalah yang benar-benar kita investigasi, dari editing pun kita sentuh sedikit saja sudah OK.
Presenter : 1. Karakter apa yang kuat bagi seorang presenter untuk dapat menarik perhatian pemirsa ? Penampilan yang maksimal ( baik dari segi costume, make up, gesture ), pembawaan karakter yang tepat, kalau dalam sebuah investigasi dibutuhkan intonasi dan penekanan kata yang tepat dan tegas.
2. Bagaimana teknik membaca beritanya ? Teknik membaca berita nya lebih ke penekanan-penekanan kata-kata yang penting dan lebih tegas, bisa dibilang terkesan angker, yang jelas harus kelihatan tegas dan jelas.
3. Persiapan apa saja yang dibutuhkan sebelum “take host” ? Persiapan sebelum take : stamina, sebab dalam take investigasi Benang Merah dibutuhkan daya ingat untuk menghafal lead, jadi kalo stamina nya lemah .. pasti kacau balau.. dan satu lagi kenyamanan dengan properti ... kalo host merasa gak nyaman dengan costume & make up yang dipakai, hasilnya kelihatan host akan gak maskimal karena gak pede
4. Apakah penampilan costum dan make up yang digunakan mempunyai pengaruh
bagi pemirsa yang menyaksikan tayangan BENANG
MERAH ? Jelas penampilan sangat berpengaruh untuk membentuk image program, kalo penampilan jelek otomatis grand image Benang Merah bisa ikutan jelek, nanti bisa bilang " presenternya benang merah jelek ya... bisa aja itu jadi keuntungan sebagai pemicu rasa penasaran orang untuk nonton ... tapi itu berpengaruh lebih buruk lagi ke citra stasiun TV secara global...
5. Hal yang paling mendasar yang perlu diperhatikan agar pemirsa tertarik dengan kehadiran seorang Host ? Yang paling mendasar cuma 2 yaitu : penampilan dan pembawaan karakter host dari segi membaca naskah dan intonasinya.
Target Counter Channel Description Month Date Day of week 1 GTV Benang Merah January 10/01/2009 Saturday 2 17/01/2009 Saturday 3 24/01/2009 Saturday 4 31/01/2009 Saturday 5 Summary January 6 February 07/02/2009 Saturday 7 14/02/2009 Saturday 8 21/02/2009 Saturday 9 28/02/2009 Saturday 10 Summary February 11 Summary Benang Merah
Start time 13:28 13:29 13:32 13:29
End time 14:01 14:04 14:01 13:59
Duration 0:33 0:34 0:29 0:30
Level 2 News : Feature News : Feature News : Feature News : Feature
NATIONAL / LOCAL NATIONAL / LOCAL NATIONAL / LOCAL NATIONAL / LOCAL
13:31 13:25 13:31 13:30
13:58 13:57 14:05 13:59
0:27 0:31 0:34 0:28
News : Feature News : Feature News : Feature News : Feature
NATIONAL / LOCAL NATIONAL / LOCAL NATIONAL / LOCAL NATIONAL / LOCAL
Pogram source / Variable
Total Individuals ABC 000s TVR Share Index 000s TVR Share Index 0:00 0,3 2,2 100 126 0,4 2,7 119 0:00 0,4 2,8 100 122 0,4 2,6 87 0:00 0,6 3,7 100 190 0,6 3,9 102 0:00 0,4 2,6 100 131 0,4 2,5 106 191 0,4 2,8 100 141 0,4 2,9 103 0:00 0,4 2,8 100 150 0,5 2,9 104 0:00 1 6,7 100 314 1 6,7 98 0:00 0,6 4,2 100 218 0,7 4,7 111 0:00 0,6 4 100 226 0,7 4,5 115 310 0,7 4,5 100 230 0,7 4,7 107 249 0,5 3,6 100 184 0,6 3,8 105
Struktur Organisasi News Global TV Pemimpin Redaksi Wapemred Koord. Sekretaris Redaksi Sekretaris Redaksi
Section Head of Infotainment
Produser
Korlip
Head of News & Features
Section Head of News Gathering
Korlip
Korda
Section Head of News Production
Produser
Head of Post Pro & Support
Section Head of News Features & Special Program
Korkam
Grafis
Section Head of Grafis & On airlook
PD (Program
-Ass. Produser -Staff Produksi
-Reporter /Presenter
- Reporter /Presenter -OMC
Korespo nden
-Ass. Produser -Staff Produksi -Rias -Wardrobe
*) Crew Teknik / SNG terpisah (dibawah Departemen Teknik)
Juru Kamera
Director)
Editor
Section Head of Editing & Support
Library
LAMPIRAN 6
Head of Infotainment
Logistik
TENTANG PENELITI
Darajatul Ihsan., S.Ikom lahir pada 28 Oktober 1982 di Jakarta. Mendapatkan gelar kesarjanaannya (Srata 1) di bidang Broadcasting ( Fakultas Ilmu Komunikasi ) dari Universitas Mercu Buana Jakarta tahun 2009. Gelar Diploma (D3) diperoleh dari Radio & TV Broadcasting Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Indonusa Esa Unggul Jakarta tahun 2004. Pada tahun 2001-2004 peneliti tergabung dalam aktivis Unit Kegiatan Mahasiswa Taekwondo serta tergabung sebagai anggota Multimedia Team di Universitas Indonusa Esa Unggul pada tahun 2003-2004. Ketekunan dan kerja kerasnya, membawa dirinya menjadi Assistant Dosen & Assistant Laboratorium Radio & Televisi Broadcasting di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Indonusa Esa Unggul Jakarta pada tahun 2004-2006. Ketika masih menyandang mahasiswa D3, peneliti juga aktif mengikuti berbagai event yang diselenggarakan oleh PT. Gramedia. Selama tergabung dengan Multimedia Team di Indonusa Esa Unggul, banyak manfaat tersendiri bagi peneliti untuk mengetahui berbagai hal mengenai dunia Broadcasting, ditambah dengan mengikuti berbagai shooting Company Profile yang dilakukan oleh Eureka Production House, membuat pria berbintang Scorpio ini meyakini tidak keliru memilih dunia Broadcasting sebagai bidang profesi yang ditekuninya. Motto hidupnya yaitu : “Usaha dan Do’a “ . Saat ini peneliti bekerja di PT. Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh (TRANS 7) sebagai News Cameraman, setelah sebelumnya berlabuh di PT. Global TV Informasi Bermutu, PT. Rentalindo Visual Mandiri, Travel & Tourism Channel, serta Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Indonusa Esa Unggul Jakarta.