MANAJEMEN PRODUKSI PROGRAM SIARAN TV PARLEMEN DI DPR RI
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh Sinta Taryas Putri NIM: 1110051000097
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
ABSTRAK
Sinta Taryas Putri 1110051000097 Manajemen Produksi Program Siaran TV Parlemen di DPR RI Persaingan media audio visual saat ini semakin ketat, seiring dengan dikeluarkannya peraturan Undang – Undang Penyiaran No. 32 Tahun 2002 yang akan memicu kehadiran televisi lokal, televisi jaringan maupun televisi siaran terbatas. Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar yang bersifat politis, informatif, hiburan, dan pendidikan, atau bahkan gabungan dari ketiga unsur tersebut. TV Parlemen misalnya, televisi siaran terbatas yang masih bersifat content provider memberikan informasi politik mengenai parlemen, dan program acara Semangat Pagi salah satunya program yang mengulas mengenai parlemen. Adapun informasi yang akan ditayangkan, tentunya tidak akan ditayangkan jika manajemen yang diterapkan kurang terarah. Pada dasarnya, fungsi manajemen pada media elektronik yang dijalankan dengan sistematis dan terarah akan menghasilkan produk berita yang layak untuk ditayangkan. Pertanyaan yang muncul dalah bagimana manajemen produksi program siaran Semangat Pagi di TV Parlemen? Manajemen yang diterapkan sama halnya dengan fungsi manajeman produksi yang ada pada umumnya, meliputi antara lain: planning - perencanaan, organizing – pengorganisasian, actuating – pelaksanaan, controlling – pengawasan. Metedologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisi deskriptif kualitatif. Peneliti tidak menguji hipotesis, dan hanya menjelaskan dan menggambarkan secara kualitatif dari Objek penelitiannya yaitu fungsi manajemen program siaran Semangat Pagi di TV Parlemen, yang akan mendeskripsikan bagaimana penerapan fungsi manajeman pra, pro dan pasca produksi yang termasuk kedalam fungsi manajemen pada umumnya. Menurut Morissan dalam bukunya yang berjudul Manajemen Media Penyiaran, manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab manajemen, terdapat empat fungsi dasar POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling), Perencanaan, Pengorganisasian, Pelaksanaan dan Pengawasan. Dengan melakukan penelitian dan pencarian data melalui pengamatan, wawancara dan dokumentasi, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi manajemen produksi yang terdapat pada program Semangat Pagi di TV Parlemen pada dasarnya sama dengan sistem manajemen pada program produksi yang lainnya, hanya saja pastinya memiliki sedikit perbedaan-perbedaan dengan sistem manajemen yang dipakai dalam program lain. Faktor SDM dan peralatan yang kurang memadai masih menjadi kendala. Meski demikian, dengan adanya kekurangan tersebut produksi yang dihasilkan sudah cukup baik meskipun belum cukup efisien.
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Assalamu’alaikum Wr. Wb Alhamdulillahirobbil ‘alamiin segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan kesabaran kepada penulis selama menjalani jenjang perkuliahan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada nabi besar Muhammad SAW, serta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya. Penulis hanyalah manusia biasa, yang banyak kekurangannya dan sangat membutuhkan bantuan orang sekitar untuk mencapai suatu tujuan, terlebih lagi dalam penyelesaian skripsi ini. Oleh karenanya, dalam kata pengantar ini penulis akan mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada beberapa pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu penulis dalam merampungkan karya akhir ini. Rasa terima kasih ini diberikan kepada : 1. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, MA sebagai rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta Bpk. Suparto, M. Ed, Ph D selaku Pudek I, Bapak Drs. Jumroni, M, Si selaku Pudek II, Bapak Dr. H. Sunandar Ibnu Nur, M. Ag selaku Pudek III. 3. Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Bapak Rachmat Baihaky, M.A dan Sekretaris
ii
Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Ibu Fita Fathurrokhmah, SS, M. Si yang banyak membantu penelitian dalam menyelesaikan birokrasi karya ilmiah ini, serta Ibu Umi Musyarrofah, MA sebagai Dosen Penasihat Akademik KPI C angkatan 2010 dan Bapak Toni yang telah membantu dalam memberikan informasi akademik dan penyusunan transkip nilai penulis. 4. Bapak Drs. Jumroni, M. Si sebagai pembimbing yang telah meluangkan waktunya serta memberikan arahan dan masukan untuk membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 5. Para dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah mengajar dan membimbing penulis selama kuliah dan telah memberikan penulis pengetahuan dan ilmu yang bermanfaat. 6. Seluruh staf perpustakaan baik staf diperpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi maupun staf perpustakaan utama UIN Syarief Hidayatullah Jakarta yang mana peneliti dapat melihat referensi dari penelitian terdahulu. 7. Semua pihak TV Parlemen khususnya Adviser Program dan Produksi, Bapak Jaka Sindu terima kasih banyak waktunya dan informasinya yang sungguh bermanfaat untuk penulis. 8. Kedua orangtua. Untuk Almarhum Ayahanda tercinta Trajuningtyas Ardi Mandara skripsi ini didedikasikan untuk beliau yang selama hidupnya sudah luar biasa menjadi Papa yang hebat dan untuk Ibunda tersayang Sri Lestari. Terimakasih dukungan, kasih sayang, bimbingan
iii
serta doa untuk penulis yang tidak pernah putus dipanjatkan kepada Allah SWT. 9. Adiku, Xena Taryas Putri terimakasih banyak atas dukungan moril, materi serta motivasi yang tiada henti kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. 10. Arif Ruditto, yang telah banyak membantu penulis dalam bentuk support, dan juga senantiasa memberikan pengertian, kasih sayangnya dan juga banyak memberikan masukan untuk penulis. 11. Sahabatku tersayang, Ardiyat Ningrum, Noor Aisyah, Pambayun Menur Syta, Izzah Fitriah, Eva Damayanti, Indah Dwi Fujiani, Icha Khairunnisa, Alfani Roosy, Anita Purnamasari, Andra Kurniadi, Laraswati Pratiwi yang telah banyak berbagi cerita, dukungan, kasih sayang, kebahagiaan, dan juga kesedihan. 12. Teman – teman “KKN PELANGI 2013” : Tanti, Sarah ,Lita, Deri, Nida, Cici, Rika, Latif, Ickhwan, Fikri, Pandu, Ega, Azam, Syukri, Irfan, Gilang. Terimakasih banyak atas kekompakan semasa kkn sebulan lamanya dan menjadi pengalaman hidup penulis yang tak terlupakan. 13. Teman – teman seperjuangan KPI C 2010, sukses untuk kita semua. 14. Seluruh mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah membantu penulis dan memberikan banyak pengalaman dan motivasi untuk penulis. 15. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini,
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu namun tidak
iv
mengurangi rasa hormat dan ucapan terimakasih kepada mereka semua.
Dalam karya ilmiah ini penulis juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan dalam penulisan ini masih terdapat kesalahan. Namun, penulis berharap saran serta kritik dalam rangka perbaikan penulisan skripsi ini. Semoga skirpsi ini dapat memberikan manfaat. Terima kasih dan semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian.
Wassalamu’ alaikum Wr. Wb
Tangerang, 10 Agustus 2014
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ..............................................................................
ii
DAFTAR ISI ..............................................................................................
vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................
viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................
ix
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................
1
B. Pembatasan Masalah .....................................................
6
C. Tujuan Penelitian ............................................................
6
D. Manfaat Penelitian .........................................................
7
E. Metedologi Penelitian .....................................................
8
F. Tinjauan Pustaka .............................................................
10
G. Sistematika Penulisan.....................................................
12
KAJIAN TEORITIS A. Manajemen Produksi ......................................................
13
1. Manajemen ...............................................................
13
2. Produksi ...................................................................
14
3. Manajemen Produksi ................................................
14
B. Manajemen Produksi Siaran Televisi ............................
16
C. Ruang Lingkup Televisi .................................................
22
1. Pengertian Televisi ....................................................
22
2. Sejarah Singkat Televisi ............................................
23
3. Fungsi Televisi ..........................................................
23
D. Program .........................................................................
24
1. Pengertian Program ...................................................
24
2. Jenis – Jenis Program ................................................
25
E. Sistem Penyiaran ............................................................
26
1. Pengertian Sistem Penyiaran .....................................
26
vi
2. Jenis Stasiun Penyiaran .............................................
BAB III
BAB IV
BAB V
27
GAMBARAN UMUM A. Sejarah Berdirinya TV Parlemen ...................................
31
B. Visi, Misi, Tugas dan Fungsi TV Parlemen ...................
33
C. Mekanisme Kerja TV Parlemen .....................................
34
D. Struktur Organisasi TV Parlemen ..................................
35
E. Informasi Publik Yang Wajib Tersedia .........................
36
F. Informasi Publik Yang Dikecualikan .............................
40
G. Gambaran Umum Program Semangat Pagi ..................
43
1. Sejarah Berdirinya Program Semangat Pagi .............
43
2. Durasi atau Jam Tayang ............................................
44
3. Program Siaran TV Parlemen ....................................
45
4. Struktur Organisasi Program Semangat Pagi ............
45
H. Proses Penyajian Program Semangat Pagi ....................
46
ANALISIS DATA PENELITIAN A. Perencanaan ...................................................................
50
B. Pengorganisasian ............................................................
55
C. Pengarahan ....................................................................
58
D. Pengawasan ...................................................................
65
PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................
68
B. Saran…. ..........................................................................
69
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
70
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL Tabel 1. Informasi Publik yang Wajib Tersedia Tabel 2. Informasi Publik yang Wajib Tersedia Tabel 3. Informasi Publik yang diKecualikan Tabel 4. Informasi Publik yang diKecualikan Tabel 5. Struktur Organisasi Program Semangat Pagi
viii
DAFTAR LAMPIRAN 1. Surat Permohonan Bimbingan Skripsi 2. Surat Permohonan Penelitian / Wawancara TV Parlemen 3. Surat Keterangan Wawancara TV Parlemen 4. Dokumentasi Foto Program Semangat Pagi TV Parlemen
ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kehidupan masyarakat dewasa ini sedang dalam masa peralihan. Berawal dari masyarakat agraris beralih menjadi masyarakat industri. Perkembangan teknologi informasi menjadikan masyarakat industri beralih menjadi masyarakat informasi. Masyarakat informasi yaitu masyarakat yang terkena terpaan media masssa dan komunikasi global, masyarakat yang sadar akan informasi dan mendapatkan informasi dengan cukup, menjadikan informasi sebagai komoditas yang bernilai ekonomis, berhubungan dengan masyarakat lain dalam sistem komunikasi global dan mengakses super highway (berkecepatan tinggi). Mengutip dari definisi Melody (1990) dalam McQuail (1992), masyarakat informasi juga dapat diartikan adalah masyarakat yang bergantung pada jejaring informasi dan komunikasi elektronik, serta mengalokasikan sebagian besar sumber dayanya bagi aktivitas – aktivitas informasi dan komunikasi. Peran informasi sudah sangat meluas bahkan sudah memasuki berbagai bidang kehidupan. Begitu cepatnya arus informasi melanda segala bidang kehidupan membuat orang merasa bingung dalam memilih dan mengambil keputusan akibat banyaknya pilihan. Maka tidak heran bila abad ini disebut abad informasi.1
1
Zulkarimien Nasution, Perkembangan Teknologi Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007)
1
2
Kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh manusia adalah komunikasi massa. Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Secara sederhana, komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa, yakni surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film .2 Dari sekian banyak media massa yang hadir di tengah khalayak luas, media televisi menjadi salah satu media massa yang paling banyak digunakan khalayak untuk mengakses informasi. Televisi saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Banyak orang yang menghabiskan waktunya lebih lama di depan pesawat televisi dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk mengobrol dengan keluarga atau pasangan mereka. Bagi banyak orang TV adalah teman, TV menjadi cermin prilaku masyarakat, dan TV dapat menjadi candu. TV membujuk kita untuk mengkonsumsi lebih banyak dan lebih banyak lagi. TVmemperlihatkan bagaimana kehidupan orang lain dan memberikan ide tentang bagaimana kita menjalani hidup ini. Ringkasnya, TV mampu memasuki relungrelung kehidupan kita lebih dari yang lain.3 Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program itu menarik dan disukai audien, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan peraturan yang berlaku. Pengelola stasiun penyiaran dituntut untuk memiliki kreativitas seluas mungkin untuk menghasilkan berbagai program yang menarik. 2
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Reinaja Rosdakarya. 1993),
3
Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir (Tangerang: Ramdina Prakarsa, 2005), h. 1.
Hal. 189
3
Berbagai jenis program itu dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya yaitu: program informasi (berita) dan program hiburan (entertainment). Program informasi kemudian dibagi lagi menjadi dua jenis yaitu berita keras (hard news) yang merupakan laporan berita terkini yang harus segera disiarkan dan berita lunak (soft news) yang merupakan kombinasi dari fakta, gosip dan opini. Sementara program hiburan terbagi atas tiga kelompok besar yaitu musik, drama permainan (game show) dan pertunjukan. Hal in sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Denis McQuail dalam bukunya “Teori Komunikasi Massa” yang mengatakan : “Media massa adalah suatu industri yang tumbuh dan berkembang, yang menciptakan lapangan kerja, memproduksi barang dan jasa, serta menghidupkan industry lain yang terkait; media massa juga merupakan suatu industri yang memiliki aturan-aturan dan norma-norma yang menghubungkan dirinya dengan masyarakat dan institusi-institusi lainnya, dan sebagai institusi sosial, media massa diatur oleh masyarakat.”4 Program siaran dapat dianalogikan dengan produk atau barang yang ditawarkan kepada pihak lain, dalam hal ini pemirsa dan pemasang iklan. Dengan demikian program adalah produk yang dibutuhkan orang sehingga mereka bersedia mengikutinya. Dalam hal ini terdapat suatu rumusan dalam dunia penyiaran yaitu program yang baik akan mendapatkan penonton.5 Media penyiaran pada dasarnya harus mampu melaksanakan berbagai fungsi, yaitu, antara lain fungsinya sebagai media untuk beriklan, media hiburan, media informasi dan media pelayanan. Untuk mampu melaksanakan seluruh 4
Denis Mc.Quail, Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar (Jakarta: Erlangga, 1987)
Ed.2, h.3. 5
Morissan, Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi, h. 210.
4
fungsi tersebut sekaligus dapat memenuhi kepentingan pemasang iklan, audien serta pemilik dan karyawan merupakan tantangan tersendiri bagi manajemen. Kebutuhan masyarakat akan informasi semakin tinggi, dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan hal tersebut stasiun-stasiun televisi berusaha menyuguhkan program terbaik mereka. Tidak hanya stasiun televisi swasta maupun nasional yang berlomba-lomba menyuguhkan program yang informatif bagi masyarakat, televisi siaran terbatas dibawah naungan DPR RI atau yang disebut TV Parlemen juga berusaha menyuguhkan informasi kepada masyarakat mengenai kegiatan parlemen dan anggota dewan. Sehingga TV Parlemen berusaha sebagai media komunikasi yang menghilangkan jarak antara parlemen dan rakyat. Salah satu siaran atau program acara yang menarik penulis untuk dijadikan penelitian yaitu program siaran talkshow Semangat Pagi di TV Parlemen. Talkshow yang disiarkan live setiap hari senin-jum’at pukul 09.00-09.30 wib. Sebuah program siaran yang dikemas untuk menyiarkan kinerja dewan secara langsung tanpa kepentingan bersama secara objektif dan subjektif. Semangat Pagi membuat konsep acara yang sifatnya ringan tapi tidak mengurangi substansi isinya. Dan TV Parlemen itu sendiri adalah suatu unit produksi televisi siaran terbatas dibawah Biro Humas dan Pemberitaan Sekertariat Jendral DPR RI. Dimana
TV
Parlemen
mempunyai
misi
sebagai
media
televisi
yang
menyampaikan informasi dari dan kepada parlemen, sehingga akan lebih mendekatkan jarak antara parlemen dan rakyat. Berita yang dihadirkan dapat dinikmati melalui jaringan TV Plasma dilingkungan gedung DPR RI Senayan Jakarta dan melalui internet (live streaming) www.dpr.go.id dan www.mpr.go.id
5
khusus untuk acara siaran langsung sidang MPR RI. Juga jaringan televisi nasional yang me-relay siaran TV Parlemen. TV Parlemen juga melakukan kerjasama produksi dengan beberapa TV nasional untuk program sosialisasi DPR dalam bentuk berita (news) dan dialog (talkshow), di antaranya dengan TVRI (Informasi Seputar Parlemen, Parlemen News, Bersama Wakil Rakyat, dan Teras Senayan), Tv One (Pariwara Parlemen), dan Metro TV (Public Corner). Program siaran TV Parlemen terdapat 2 liputan, yaitu liputan khusus dan liputan regular. Liputan khusus di antaranya, Siaran Langsung Rapat Paripurna DPR (Pidato Presiden), Siaran Langsung Pelantikan Anggota MPR/DPR dan DPD, Siaran Langsung Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden. Liputan Regular di antaranya, Program Semangat Pagi, Siaran Langsung Rapat Paripurna DPR RI, Siaran Langsung Rapat Komisi, Parlemen Update, Dialog Parlemen, Sisi Lain, Kunjungan Kerja, Pariwara Parlemen, Jurnal Parlemen, Highlight Kunjungan Kerja. Peneliti tertarik meneliti bagaimana manajemen program siaran TV Parlemen dan program yang akan diteliti adalah program Semangat Pagi, yang ada di DPR RI dengan alasan bagaimana program siaran berita dikemas dan dapat disiarkan yang tayang melalui TV Plasma lingkungan gedung DPR hingga tayang di TV nasional. Manajemen produksi yang tepat, mulai dari planning, organizing, actuating, dan controlling yang dilakukan oleh team TV Parlemen yang akan dianalisa oleh peneliti.
6
Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, maka peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan judul “Manajemen Produksi Program Siaran TV Parlemen di DPR RI”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah
Dari latar belakang masalah yang dijelaskan peneliti diatas, maka peneliti membatasi penelitian hanya pada manajemen program siaran TV Parlemen, dan manajemen program siaran yang di teliti adalah talkshow Semangat Pagi.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang dijabarkan oleh peneliti, adapun rumusan masalah utamanya adalah: Bagaimana Manajemen produksi program siaran Semangat Pagi di TV Parlemen ?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan pembatasan serta rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: a. Tujuan Umum Untuk mendorong mahasiswa agar dapat terjun ke dalam media televisi dan mengakrabkan mahasiswa dengan dunia media massa televisi. b. Tujuan Khusus
7
a. Untuk mengetahui bagaimana manajemen produksi siaran televisi. b. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai proses produksi siaran televisi khususnya proses siaran televisi di TV Parlemen. c. Untuk mengetahui manajemen produksi siaran berita televisi di TV Parlemen.
D. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Dalam segi akademis penelitian ini dapat menambah khasanah penelitian manajemen program dari penelitian yang sudah ada. Serta menambah wawasan tentang bagaimana proses manajeman program yang dilakukan oleh dewan redaksi program TV Parlemen. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi pada disiplin ilmu komunikasi, khususnya dalam bidang komunikasi penyiaran mengenai hal-hal yang berkaitan dengan manajeman program siaran berita, yang dalam penelitian ini dikhususkan pada media elektronik (televisi).
b. Manfaat Praktis 1) Penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan pedoman bagi mahasiswa yang ingin terjun di dunia manajemen produksi program siaran. 2) Sebagai bahan evaluasi untuk TV Parlemen dalam memperkuat manajemen yang dimiliki oleh tim TV Parlemen dalam menyiarkan setiap programnya.
8
E. Metedologi Penelitian 1.Metedologi penelitian Metedologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif yang bersifat kualitatif. Metode deskriptif bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik suatu populasi tertentu atau bidang tertentu secara fakta dan cermat.6 Data kualitatif lebih condong dapat membimbing kita untuk memperoleh penemuan-penemuaan yang tidak di duga sebelumnya.
7
Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif.
Metode deskriptif bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat. Penelitian ini hanya memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Metode ini disebut juga metode penelitian survai atau penelitian observasional.8
2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlangsung di Kantor DPR RI Jl. Jendral Gatot Subroto Jakarta 10270, Studio TV Parlemen Gedung Nusantara II Lantai Dasar Telp: (021) 5715354. Sedangkan waktu penelitiannya terhitung sejak 30 April 2014 sampai 11 Juli 2014.
6
Jalaludin Rakhmat, Metedologi Penelitian Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), h.22. 7 A. Matthew, Miles, A. Michael, Huberman, Analisis Data Kualitatif; Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru, (Jakarta : UI-Press, 1992). 8 Jalaludin, Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), h. 24.
9
3. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dari penelitian ini adalah stasiun TV Parlemen. Sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah manajemen program siaran Semangat Pagi di TV Parlemen.
4. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi, yakni teknik pengumpulan data dengan mendatangi langsung tempat penelitian TV Parlemen. Observasi dapat disebut juga penelitian langsung ke lapangan. Dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan dan mengembangkan daya pengamatan. b. Wawancara, yakni teknik pengumpulan data dengan mendatangi pihak-pihak
yang
berhubungan
dengan
penelitian.
Penelitian
melakukan wawancara dengan Bapak Jaka Sindu dan Bayu Setiadi. c. Dokumentasi, yaitu mengambil data berupa file-file atau dokumen yang dimiliki kantor redaksi TV Parlemen yang bersangkutan dengan penelitian. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data yang tidak diperoleh dengan wawancara dan observasi. Terutama di dalam BAB III, gambaran umum, peneliti menggunakan dokumen company profile sebagai sumber utama dalam penelitian ini. Selain itu peneliti juga memasukan data wawancara, sumber internet dan daftar pustaka buku sebagai dokumennya.
10
5. Teknik Analisa Data Analisa yang digunakan peneliti adalah analisa deskriptif yang menggambarkan
keadaan
sebenarnya
dan
dianggap
akurat
serta
meruangkannya ke dalam konteks penulisan karya ilmiah, dengan cara merasakan, menerangkan, memberikan gambaran serta klasifikasi dan menginterprestasikan data-data yang terkumpul secara apa adanya terlebih dahulu, kemudian menarik kesimpulan atas permasalahan yang berkaitan tersebut.
6. Pedoman Penulisan Penulisan dalam penelitian ini mengacu kepada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi) karya Hamid Nasuhi dkk yang diterbitkan oleh CeQDA (Cebter For Quality Development and Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
F. Tinjauan Pustaka Setelah melakukan penelusuran koleksi skripsi pada perpustakaan Utama dan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, ada beberapa contoh judul yang menjadi inspirasi untuk peneliti. Beberapa skripsi yang menginspirasi peneliti untuk memfokuskan penelitian pada “Manajemen Program Siaran TV Parlemen di DPR RI” diantaranya adalah : Pertama, skripsi karya Desi Eka Driani, mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi tahun 2013, UIN SYarif
11
Hidayatullah Jakarta dengan judul “Analisis Deskriptif Manajemen Redaksi Majalah Janna”. Kedua, skripsi karya Ina Salmah Febriani, mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi tahun 2010, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul “Analisis Deskriptif Manajemen Redaksi Republika Online”. Ketiga, skripsi milik Liga Pujianti mahasiswa jurusan Konsentrasi Jurnalistik Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi tahun 2010, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul “Analisis Deskriptif Manajemen Produksi Siaran Berita Berbahasa Betawi “Bandar Jakarta” di Stasiun Televisi Jak TV ”. Dari ketiga penelitian diatas terdapat kaitan dengan penelitian yang dibuat dalam skripsi ini, yaitu berkaitan dengan manajemen program televisi yang digambarkan dari aspek fungsi manajemen pada umumnya. Di mulai dari planning, organizing, actuating dan controlling hingga penerapannya. Namun kesamaan itu hanya bersifat umum dalam penelitian. Karena terdapat perbedaan yang sangat urgent mengenai objek penelitian (Manajemen Program Siaran Semangat Pagi) dan target yang ingin dicapai berkaitan antara ketiga penelitian pada skripsi ini (manajemen program siaran Semangat Pagi di TV Parlemen). Yang menjadikan penelitian pada skripsi ini memiliki nilai keaslian dan tidak memiliki kesamaan secara dasar dengan penelitian sebelumnya. Selain skripsi – skripsi di atas, buku karya Morissan yang berjudul Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi membantu peneliti memberikan penjelasan mengenai tahapan – tahapan dalam hal
12
manajemen produksi. Mulai dari planning, organizing, actuating dan controlling. Serta buku dari Anton Mabruri KN yang berjudul Manajemen Produksi Program Acara TV Format Acara Non – Drama, News, & Sport yang menjelaskan dasar – dasar manajemen sampai membuat desain produksi TV untuk news.
G. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini merujuk pada sistematika yang berlaku pada penulisan skripsi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. BAB I : Pendahuluan, berisi tentang latar belakang, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metedologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan. BAB II : Kajian Teoritis, peneliti akan mencoba menguraikan teori – teori yang menjadi landasan dalam kerangka pemikiran dalam kerangka pemikiran dan penelitian ini. Berisi tentang pengertian manajemen produksi, manajemen produksi siaran televisi, ruang lingkup televisi, pengertian program dan pengertian sistem penyiaran BAB III : Gambaran Umum TV Parlemen, pada bab ini peneliti akan mencoba menguraikan sejarah berdirinya TV Parlemen, visi dan misi, informasi publik yang wajib tersedia, informasi publik yang dikecualikan, gambaran umum program semangat pagi, proses penyajian program semangat pagi. BAB IV : Analisis dan Temuan Data, pada bab ini memuat tentang analisis manajemen program siaran TV Parlemen di DPR RI mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan. BAB V : Penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran.
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Manajemen Produksi 1. Pengertian Manajemen Saat menghadapi tingkat persaingan yang tinggi, sebuah program berita, harus memiliki manajemen khusus agar tayangan dapat berjalan dengan lancar dan disukai oleh pemirsanya. Kata manajemen berasal dari kata bahasa Inggris dari kata to manage sinonimnya antara lain to hand berarti mengurus, to control yang berarti memeriksa atau mengawasi, to guide yang berarti menuntun atau mengemudikan. Jadi, apabila dilihat dari asal katanya, manajemen berarti “Mengurus,
Memeriksa,
Mengawasi,
Pengendalian,
Mengemudikan
dan
Membimbing”.1 Dalam pengertian lain, istilah manajemen berasal dari bahasa Italia, yaitu maneggio yang berarti pelaksanaan atau pengurusan kemudian dalam bahasa Inggris menjadi management, dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yaitu tata laksana, pengelolaan atau pengurusan.2 Pada dasarnya manajemen memiliki banyak pengertian, sehingga dalam kenyataanya tidak ada satu definisi pun yang digunakan secara permanen. Berikut ini beberapa definisi manajemen yang dikutip dari beberapa ahli, diantaranya adalah sebagai berikut :
1
John M. Echols, Kamus Inggris – Indonesia, (Jakarta : PT. Gramedia, 1996), h. 375. Soni Sumarsono, Manajemen Koperasi, Teori dan Praktek, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004), Edisi I, h.72. 2
13
14
1) Dalam bukunya Jawahir Tantowi, Lauren A. Aply berpendapat bahwa : “Management is art getting things done through people” (manajemen adalah seni untuk menggerakan orang untuk melakukan sesuatu pekerjaan untuk mencapai hasil tertentu melalui orang lain dan dengan cara tertentu).3 2) Drs. H. Malayu S.P Hasibuan memberikan definisikan manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber – sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.4
2. Pengertian Produksi Adapun yang dimaksud dengan produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan (utility) sesuatu barang atau jasa, untuk kegiatan mana dibutuhkan faktor-faktor produksi yang dalam ilmu ekonomi berupa tanah, modal, tenaga kerja dan skills (organizational, managerial, dan tehnical skills).5 Program-program yang akan disuguhkan ke khalayak sudah pasti melalui berbagai proses yang pada akhirnya terbentuk satu program yang dapat dinikmati masyarakat. Proses dibuatnya program di televisi biasa disebut dengan proses produksi.
3. Pengertian Manajemen Produksi Dalam operasional stasiun penyiaran penyiapan program-program yang akan disiarkan memegang peranan penting. Penyiapan program dapat dilakukan 3
Jawahir Tantowi, Unsur – Unsur Manajemen Menurut Al – Qur’an, (Jakarta: Pustaka Al – Husna, 1983) h, 10. 4 Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, edisi revisi, h.2. 5 Sofjan Assauri, Manajemen Produksi, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1978), H.7.
15
dengan pembelian kepada pihak lain (Production House) baik dalam maupun luar negeri atau memproduksi program-program yang akan disiarkan. Oleh karena itu, setiap stasiun televisi memiliki bagian yang disebut bagian produksi. Kegiatan produksi dalam stasiun penyiaran perlu dikelola dengan baik. Pengelolaan yang baik menyebabkan produksi harus melalui tahap-tahap yang ada dalam manajemen. Kata manajemen adalah terjemahan dari kata dalam bahasa inggris “management”. Menurut asal katanya management dapat diartikan sebagai proses mengarahkan dan memfasilitasi orang-orang secara organisir dalam kelompok untuk mencapai tujuan yang diharapkan.6 Wayne Mondy dan rekan memberikan definisi manajemen yang lebih menekankan pada faktor manusia dan materi sebagai berikut: The procces of planning, organizing, influencing, and controlling to accomplish organizational goals through the coordinated use of human and material resources. 7Dari definisi tersebut tergambar bahwa manajemen merupakan usaha untuk menggerakkan sesuatu melalui kerja orang lain melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Definisi lain menyebutkan bahwa manajemen merupakan proses membuat perencanaan, pengorganisasian, memimpin, mengendalikan berbagai usaha anggota, organisasi yang menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Dari definisi tersebut setidaknya ada lima unsur dalam manajemen : a. Perencanaan (Planning) b. Pengorganisasian (Organizing) 6
http://pksm.mercubuana.ac.id/new/elearning/files_modul/Palindih, Lisa Operasional Stasiun Penyiaran, Pusat Pengembangan Bahan Ajar – UMB/. 7 17 Morissan, Manajemen Media Penyiaran (Jakarta: Kencana, 2008), h. 128.
Indarsih,
16
c. Pelaksanaan (Actuacting) d. Pengendalian (Controlling) Kelima unsur tersebut dalam ilmu manajemen biasa disingkat POAC. Dalam kegiatan program televisi kelima unsur manajemen ini harus diterapkan untuk mancapai hasil yang diharapkan yang akhirnya dapat membantu pencapaian visi dan misi penyiaran stasiun televisi tersebut.8
B. Manajemen Produksi Siaran Televisi Manajemen Produksi adalah semua aktivitas atau proses untuk mewujudkan suatu produk sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Proses manajemen ini berlaku POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling), Perencanaan, Pengorganisasian, Pelaksanaan dan Pengawasan. Manajemen. Menurut Morissan dalam melaksanakan tanggung jawab manajemen, manajer umum melaksanakan empat fungsi dasar,9 yaitu:
a. Perencanaan Dalam melakukan fungsi perencanaan terdapat proses-proses dalam menetapkan program penyiaran yang mencakup langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menetapkan peran dan misi dengan menentukan sifat dan ruang lingkup tugas yang hendak dilaksanakan. 2. Menentukan wilayah sasaran.
8
http://pksm.mercubuana.ac.id/new/elearning/files_modul/Palindih, Lisa Indarsih, Operasional Stasiun Penyiaran, Pusat Pengembangan Bahan Ajar – UMB/. 9 Morrisan, Manajemen Media Penyiaran (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008).
17
3. Mengidentifikasi dan menentukan indicator efektifitas dari setiap pekerjaan yang dilakukan. 4. Memilih dan menentukan sasaran atau hasil yang ingin dicapai. 5. Mempersiapkan rencana tindakan yang akan dilakukan. 6. Membangun pengawasan. 7. Menentukan komunikasi organisasi yang diperlukan untuk mencapai pemahaman serta komitmen. 8. Pelaksanaan.
b. Pengorganisasian Fungsi kedua adalah fungsi pengorganisasian mencakup alur-alur kegiatan yang akan dilakukan, dan mencakup struktur organisasi. Pengorganisasian (organiziur organizing) merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimiliki dan lingkungan yang melingkupinya.10 Dua aspek utama proses penyusunan struktur organisasi adalah departementalisasi
dan
pembagian
kerja.
Departematalisasi
ialah
pengelompokkan kegiatan-kegiatan kerja suatu organisasi agar seluruh kegiatan yang sejenis dapat saling berhubungan dan dikerjakan bersama.11 Dari
definisi
diatas,
dapat
disimpulkan
bahwa
fungsi
pengorganisasian ialah proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuia dengan tujuan-tujuan, dan sumber-sumber. Hasil dari fungsi
10 11
Morissan, Manajemen Media Penyiaran (Jakarta: Prenada Media, 2008), h.142 Morissan, Manajemen Media Penyiaran, h.142
18
pengorganisasian ialah struktur organisasi. Melalui struktur organisasi tersebutlah para tim redaksi bekerja sesua dengan posisinya. Pada umumnya, media penyiaran komersil memiliki departemen sebagai berikut:12 1. Departemen Pemasaran. Departemen ini focus dalam menangani kegiatan yang terkait dengan pemasaran dan mempromosikan program maupun segala kegiatan kepada beberapa pihak atau partner kerja. 2. Departemen Program. Departemen ini bertanggung jawab untuk merencanakan, memilih, menjadwalkan dan membuat program. 3. Departemen berita. Departemen ini dipimpin oleh seorang pemimpin redaksi. Departemen berita bertanggung jawab terhadap produksi program berita, olahraga, documenter, dan program-program yang terkait dengan kepentingan khalayak. 4. Departemen teknik. Departemen ini bertanggung jawab penuh terhadap segala hal yang terkait dengan peralatan siaran agar program dan berita dapat disiarkan. 5. Departemen bisnis. Departemen bisnis melakukan berbagai pekerjaan yang berhubungan dengan bisnis. Bekerja sama dengan beberapa pihak terkait masalah periklanan.
12
Peter K. Pringle dkk, Electronik Media Management (Focal Press: Boston, 1991), h.13
19
c. Pengarahan Empat bagian penting dalam memberikan fungsi pengarahan yang dilakukan pemimpin terhadap para karyawannya, keempat fungsi tersebut antara lain: 1. Motivasi 2. Komunikasi 3. Kepemimpinan 4. Pelatihan
d. Pengawasan Fungsi pengawasan dalam media massa meliputi persiapan suatu standar kuantitas dan kualitas hasil kerja, baik berbentuk produk maupun jasa yang diberikan perusahaan atau organisasi dalam upaya pencapaian tujuan, produktivitas dan terciptanya citra yang positif.13 Robert J. Mockler (1972) memberi definisi yang hampir senada seputar pengawasan. Pengawasan ialah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik. Membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur
penyimpangan-penyimpangan
serta
mengambil
tindakan
koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan digunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.
13
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relation & Media Komunikasi, h, 2 – 3.
20
Produksi televisi berbeda dengan manajemen produksi pada umumnya, sebab televisi adalah hasil perpaduan antara seni dan teknologi. Hasil produksi tidak dilihat dari fisiknya saja, yaitu kaset atau CD atau seluloid tapi dari isi atau kandungan yang ditangkap penontonnya. Manajemen Produksi televisi mengurusi hal yang juga berhubungan dengan usaha penciptaan atau kreativitas, artistik, teknologi dan manusia. Hal-hal yang bisanya dilakukan dalam proses produksi televisi adalah : a. Merancang produk yaitu menetapkan produk sesuai keinginan atau rencana yang ditetapkan. b. Merancang proses pembuatan atau produksi (Routing), semua aktivitas yang diperlukan untuk menghasilkan produk yang telah ditetapkan seperti waktu dan biaya. c. Merencanakan Material, menentukan atau menetapkan bahan baku yang diperlukan untuk menghasilkan produk yang telah ditetapkan. d. Menjadwalkan Proses Pembuatan Produksi, menetapkan dan mengatur waktu yang diperlukan bagi proses produksi. e. Membagi Pekerjaan dalam pembuatan produksi sesuai bidang dan kemampuan masing-masing. f. Menyerahkan Pekerjaan atau Dispatching, menyerahkan pekerjaan yang telah ditetapkan kepada yang memiliki kemampuan atau bidangnya. g. Melacak Kemajuan, setiap waktu harus diketahui kemajuan atau jalannya produksi apakah sesuai rencana yang telah ditetapkan.
21
h. Merevisi rencana apabila ada kekeliruan atau tidak dapat diwujudkan dan segera diperbaiki.
Stasiun televisi pada umumnya memiliki studio dan peralatan sendiri yang dapat digunakan untuk memproduksi program. Fasilitas yang biasanya sudah tersedia pada stasiun penyiaran televisi dan dapat digunakan untuk memproduksi program adalah studio, kamera, peralatan editing serta para personilnya. Seluruh fasilitas ini, tidak boleh dibiarkan begitu saja namun harus dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk memproduksi berbagai program. Departemen pemberitaan (news department) stasiun televisi merupakan bagian yang paling sering menggunakan studio dan segala peralatannya itu. Stasiun televisi memiliki personil pemberitaan seperti reporter dan juru kamera yang memproduksi berita setiap harinya. Mereka digaji untuk meliput berbagai peristiwa yang bernilai berita. Pada stasiun televisi skala kecil, bagian pemberitaan terkadang menjadi satu dengan bagian program. Namun pada stasiun televisi skala menengah dan besar, pada umumnya bagian pemberitaan menjadi bagian yang terpisah dari bagian program. Bagian pemberitaan merupakan unit otonom yang memiliki kewenangan sendiri untuk mengatur diri sendiri. Dengan kata lain, direktur program televisi tidak memiliki kewenangan atas bagian pemberitaan. Bagian pemberitaan televisi tidak dapat bekerja sendiri atau hanya mengandalkan reporter atau juru kameranya sendiri dalam mencari berita. Bagian pemberitaan juga memanfaatkan informasi yang berasal dari media massa lainnya misalnya surat kabar atau kantor berita seperti Reuters, Associated Fotographer Press, AFP, stasiun televisi lain misalnya CNN yang belakangan ini telah menjadi
22
referensi utama untuk berita-berita internasional. Stasiun televisi juga kerap menggunakan gambar dari video amatir untuk keperluan produksi program berita. Keberhasilan bagian pemberitaan stasiun televisi, banyak tergantung kepada reporter dan juru kamera yang ada di lapangan serta korlip di ruang redaksi yang mengarahkan mereka, namun demikian kemampuan produser dan eksekutif produser dalam menyusun program juga tak kalah pentingnya. Stasiun televisi membutuhkan sumber daya manusia yang cukup banyak, begitu pula dalam organisasi redaksi pemberitaan yang semuanya bekerja sebagai suatu tim. Pada kenyataannya memang dibutuhkan banyak orang untuk menayangkan suatu program berita. Fungsi setiap orang itu, seperti mata rantai atau bagian dari mata rantai yang panjang. Struktur organisasi bagian pemberitaan stasiun televisi, biasanya terdiri dari sejumlah jabatan mulai dari: reporter, juru kamera, koordinator liputan (korlip), produser, eksekutif produser, dan direktur pemberitaan.14
C. Ruang Lingkup Televisi 1. Pengertian Televisi Kata televisi terdiri dari kata “tele” dan “visi”. Tele dalam bahasa Yunani mempunyai arti “jarak” sedangkan visi dalam bahasa latin mempunyai arti “citra atau gambar”. Jadi, kata televisi berarti suatu sistem penyajian gambar berikut suaranya dari suatu tempat yang berjarak jauh.15 Tidak dipungkiri lagi, dewasa ini televisi merupakan media massa yang sangat populer di tengah masyarakat. Ia ada hampir disemua tempattempat umum, kantor, rumah bahkan kamar pribadi. Oleh 14 15
http://tugasmanajemenmedia.blogspot.com, Modul 7,8,9 Manajemen Media Penyiaran/. Sutisno, Pedoman Praktis Penulisan: Skenario Televisi dan Radio, Cet ke-1, h. 1.
23
karena itu, setiap berita yang disampaikan melalui media televisi akan sangat mudah sampai ke tengah kalangan masyarakat. Televisi kini telah menjadi kotak ajaib yang secara khusus berada di ruangan rumah yang merupakan produk teknologi yang memiliki sebutan sebagai “jendela dunia” selain internet. 2. Sejarah Singkat Televisi Sebagaimana radio siaran, penemuan televisi telah melalui berbagai eksperimen yang dilakukan oleh para ilmuan akhir abad 19 dengan dasar penelitian yang dilakukan oleh James Clark Maxwell dan Heinrich Hertz, serta penemuan Marconi pada tahun 1890. Paul Nipkow dan Wiliam Jenkins melalui eksperimennya menemukan metode pengiriman gambar melaui kabel (Heibert, Ungrait, Bohn, 1975: 283). Televisi sebagai pesawat dimulai pada tahun 1925 dengan menggunakan metode mekanikal dari Jenkins. Pada tahun 1928 General Electronic Company mulai menyelenggarakan acara siaran televisi secara regular. Pada tahun 1939 presiden Franklin D. Roosevelt tampil dilayar televisi. Sedangkan siaran televisi komersial di Amerika muali pada 1 September 1940.16 3. Fungsi Televisi Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar dan radio siaran), yakni memberikan informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi sebagaimana hasil penelitian-penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD, yang menyatakan bahwa pada umumnya tujuan utama khalayak
16
Elvinaro, Ardianto, dkk., Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007), cet. Ke-1, h. 135-136.
24
menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi.17
D. Program 1. Pengertian Program Program merupakan faktor yang mendukung keberhasilan finansial suatu stasiun penyiaran televisi. Program dalam stasiun penyiaran televisi adalah penentu audiens dimana dengan sebuah program menarik, maka akan menarik banyak audiens untuk menyaksikan program tersebut. Dengan kata lain bahwa pendapatan dan keuntungan stasiun penyiaran sangat dipengaruhi oleh programnya. Program dapat disamakan dengan produk atau barang (goods) atau pelayanan (services) yang dijual kepada pihak lain, dalam hal ini adalah audiens dan pemasang iklan.18 Secara
teknis
penyiaran
televisi,
program
televisi
(television
programming) diartikan sebagai penjadwalan atau perencanaan siaran televisi dari hari ke hari (horizontal programming) dan dari jam ke jam (vertical programming) setiap harinya. Media televisi hanya mengistilahkan programming atau pemprograman.19 Secara estimologis, kata program berasal dari bahasa inggris Programme yang berarti acara atau rencana.20 Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1998), Program 17
Ibid, h. 137. Morissan, Media Penyiaran dan Strategi Mengelola Televisi (Tangerang: Ramdina Prakarsa, 2005), cet. I, h. 200. 19 Soenarto, RM. Program Televisi : Dari Penyusunan Sanpai Pengaruh Siaran (Jakarta: FFTV-IKJ Press, 2007), h. 1. 20 Morissan, Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi (Tangerang: Ramdina Prakarsa, 2005), cet. I, h. 97. 18
25
adalah acara. Maksudnya ialah, program seperti pertunjukan siaran, pagelaran, dan sebagainya. Atau sebuah rencana mengenai asas serta usaha yang akan disiarkan di televisi.21
2. Jenis-Jenis Program Menurut Morissan jenis program dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya yaitu :22 program informasi, adalah segala jenis siaran yang bertujuan untuk memberitahukan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak. Program informasi dapat dibagi menjadi 2 katageori yaitu berita keras dan berita lunak. Sedangkan berita keras dan lunak juga memiliki beberapa sub kategori yang mengisi masing-masing berita tersebut sehingga menjadi sebuah program informasi yang dapat menambah pengetahuan para audience. a. Berita Keras (Hard News), adalah segala bentuk informasi yang penting dan menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui oleh khalayak audience secepatnya. Dan didalam berita keras terdapat beberapa cara menyajikan berita tersebut, yaitu : 1. Straight News, suatu berita singkat (tidak detail) yang hanya menyajikan informasi terpenting saja terhadap suatu peristiwa yang diberitakan. 2. Feature, adalah berita yang menampilkan berita-berita ringan namun menarik.
21
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), cet. I, h.
207. 22
Morissan, Manajemen Media Penyiaran dan Strategi Mengelola Radio dan Televisi (Tangerang: Ramdina Prakasa, 2005), cet. I, h. 208 – 220.
26
3. Infotaiment, adalah berita yang menyajikan informasi mengenai kehidupan orang-orang yang dikenal masyarakat (celebrity).23 b. Berita lunak (Soft News), adalah informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara dalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Dan dibawah ini adalah cara menyajikan berita lunak (Soft News). 1. Current Affair, adalah program yang menyajikan informasi yang terkait dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan mendalam. 2. Magazine, adalah program yang menampilkan informasi ringan dan mendalam. Magazine menekankan pada aspek menarik suatu informasi ketimbang aspek pentingnya. 3. Dokumenter, adalah program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik. 4. TalkShow, adalah yang menampilkan beberapa orang untuk membahas suatu topic tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara.
E. Sistem Penyiaran 1. Pengertian Sistem Penyiaran Terdapat empat istilah dalam Undang-Undang Penyiaran yaitu : lembaga penyiaran, penyelenggara penyiaran, jasa penyiaran, dan stasiun penyiaran. Adanya empat istilah ini pada dasarnya semuanya mengacu pada pengertian yang
23
Ibid., h. 208 -220.
27
sama. Suatu lembaga penyiaran sudah tentu akan menyelenggarakan siaran dan menawarkan jasanya ke berbagai pihak, dan setiap lembaga penyiaran sudah pasti memiliki stasiun penyiaran. Di Amerika Serikat, keempat istilah tersebut dirangkum hanya dalam satu istilah yaitu broadcast station atau stasiun penyiaran. Head – Sterling (1982) mendefinisikan stasiun penyiaran sebagai : “an entitiy (individual, partnership, corporation, or non – federal governmental authority) that is licensed by the federal government to organize and schedule program for a specific community in accordance with an approved plan and to transmit them over designated radio facilities in accordance with specified standars”. Artinya : “suatu kesatuan (secara sendiri, bersama, korporasi, atau lembaga yang bukan lembaga pemerintah pusat) yang diberi izin oleh pemerintah pusat untuk mengorganisir dan menjadwal program bagi komunitas tertentu sesuai dengan rencana yang sudah disetujui dan menyiarkan untuk penerima radio tertentu sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan”. Definisi ini memberikan pengertian yang menunjukkan unsur – unsur elemen stasiun penyiaran yang mencakup atau meliputi : kepemilikan, perizinan, fungsi, kegiatan menyiarkan (transmisi), bahkan juga sasaran siaran (target audien) yang ingin dituju. Definisi ini juga menunjukan bahwa suatu stasiun siaran dapat dikelola oleh perorangan atau bersama – sama atau dikelola perusahaan atau lembaga tertentu.
2. Jenis Stasiun Penyiaran a. Stasiun Swasta Stasiun swasta didirikan bersifat komersial dengan tujuan mengejar keuntungan yang sebagian besar besar dari penayangan iklan dan juga usaha sah lainnya
yang
terkait
dengan
penyelenggara
penyiaran.
Stasiun
swasta
28
diselenggarakan melalui sistem terrestrial atau melalui sistem satelit secara analog atau digital. Stasiun swasta dapat pula melaksanakan siaran dengan saluran multipleksing. Penyiaran multipleksing adalah penyiaran dengan menggunakan satu channel, namun mampu menampilkan lebih dari satu program pada saat yang bersamaan.
a. Stasiun Berlangganan Stasiun berlangganan muncul sebagai akibat kebutuhan konsumen terhadap penerimaan sinyal televisi yang lebih baik. Sistem televisi kabel terdapat tiga komponen utama yang bekerja, yaitu : 1) CSO atau headend; 2) sistem distribusi; dan 3) saluran rumah. CSO terdiri atas antena dan sejumlah peralatan penerima yang berfungsi menangkap sinyal dari stasiun televisi yang lokasinya jauh dari CSO. Sistem distribusi merupakan jaringan kabel yang menyalurkan sinyal kepada para pelanggan. Jaringan kabel terdiri atas jaringan kabel utama (trunk) dan kabel cabang (feeder) yang kesemuanya dapat ditanam di tanah atau digantung di tiang. Pada titik – titik tertentu di sepanjang jalur distribusi dipasang amplifier yang berfungsi sebagai penguat sinyal. Saluran rumah merupakan kabel yang menghubungkan antara kabel feeder dengan rumah pelanggan. Kabel saluran rumah ini terdiri atas dua tipe, yaitu kabel satu arah (sinyal berjalan satu arah dari CSO ke rumah pelanggan) dan kabel dua arah (sinyal berjalan dua arah dari CSO ke pelanggan dan kembali ke CSO).
29
b. Stasiun Komunitas Stasiun penyiaran komunitas harus berbentuk badan hukum Indonesia, didirikan oleh komunitas tertentu, bersifat independen dan tidak komersial dengan daya pancar rendah, luas jangkauan wilayahnya terbatas secara untuk melayani kepentingan komunitasnya.
24
Dengan kata lain, stasiun ini didirikan tidak untuk
mencari keuntungan atau tidak menjadi bagian perusahaan yang mencari keuntungan semata.
c. Stasiun Publik Stasiun penyiaran publik berbentuk badan hukum yang didirikan oleh negara, bersifat indpenden, netral, tidak komersial, dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat. Stasiun penyiaran public terdiri atas Radio Republik Indonesia (RRI) dan Televisi Republik Indonesia (TVRI) yang stasiun pusat penyiarannya berada di ibu kota Negara. Sumber pembiayaan media penyiaran publik di Indonesia berasal dari: iuran penyiaran yang berasal dari masyarakat, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), sumbangan masyarakat, dan siaran iklan.
d. Stasiun Asing Stasiun penyiaran asing adalah lembaga penyiaran yang didirikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan luar negeri dan berpusat di luar negeri. Peraturan di Indonesia melarang pendirian stasiun penyiaran asing di 24
Morissan, Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi, (Kencana, 2011) hal. 104.
30
Indonesia. Stasiun asing dapat melakukan siaran, yaitu kegiatan siaran secara tidak tetap atau kegiatan jurnalistik di Indonesia dengan izin pemerintah. Stasiun penyiaran asing yang melakukan kegiatan siaran secara tidak tetap dari Indonesia dapat membawa perangkat pengiriman dan penerima siaran setelah memperoleh izin pemerintah.
BAB III GAMBARAN UMUM A. Sejarah berdirinya TV Parlemen DPR RI Dewan Perwakilan Rakyat, sesuai namanya adalah lembaga perwakilan rakyat, yang diwujudkan melalui fraksi-fraksi partai politik yang di pilih setiap lima tahun sekali melalui pemilihan umum. Sebagai wujud tanggung jawab selaku wakil rakyat, diperlukan program-program acara yang dapat disiarkan melalui berbagai media, baik cetak maupun elektronik. Pada awalnya TV Parlemen DPR RI ada karena sebuah keinginan dari Sekretariat Jendral DPR RI dimana mereka melihat parlemen dari beberapa Negara mempunyai TV Parlemen sehingga kegiatan-kegiatannya dapat di liput oleh TV Parlemen. Adanya TV Parlemen ini menjadi begitu penting karena pembentukan media yang sangat tendensius. Dimana media mempunyai pembentukan dan opini yang tidak bisa memberitakan DPR secara utuh. Disini yang menjadi problem sehingga saat bertemu komisi I dikehendaki dibentuknya TV Parlemen agar masyarakat mengetahui secara persis kinerja DPR RI, baik itu buruk maupun bagus dan dapat dilihat secara utuh. Karena ini penting untuk meningkatkan pendidikan politik masyarakat. Sehingga pada saat masyarakat memberikan pilihan politik, mereka bisa memonitori apa yang sebelumnya mereka pilih, apa yang dilakukan di dalam parlemen baik dalam personal politik maupun partai. Sekitar tahun 2006, awal sejarahnya agar masyarakat dapat melihat secara utuh kegiatan yang ada di DPR sehingga bisa melihat kinerja DPR secara utuh.
31
32
TV Parlemen secara bertahap telah memulai kegiatan operasional berupa siaran langsung rapat paripurna, peliputan kegiatan rapat-rapat komisi, dan alat kelengkapan dewan lainnya, serta memproduksi program acara dialog / talkshow. Proses pengadaan barang dan jasa dilakukan pada bulan September-oktober sampai pada saat TV Parlemen di resmikan pada tanggal 8 Januari 20071. Pada saat itu terbentuknya TV Parlemen tidak memiliki gambaran dan konten serta sistem pengelolaan broadcasting seperti apa mengenai TV Parlemen. Pada awalnya pengadaan barang dan jasa diturunkan melalui anggaran belanja dan bekerja sama dengan TVRI dan desember 2006 seluruh peralatan dilengkapi. Tahun 1998 DPR bekerjasama dengan Swara TV untuk penguatan pemilu, yang hanya dapat disaksikan melalui fasilitas TV berlangganan. TV Swara merupakan TV kabel dengan jangkauan sangat terbatas. Tapi target sasaran / audience tidak kena, pada awalnya harapan target audience masuk pendidikan politik menengah atas sektor perkotaan, tetapi masyarakat menengah atas perkotaan jarang sekali mengakses tv kabel. Sehingga program awal-awal produksi sendiri, lalu melakukan kerjasama dengan beberapa stasiun tv swasta sehingga target sasaran kena. TV Parlemen hadir untuk menjembatani informasi kegiatan dewan dengan masyarakat. Hadir melalui TV Plasma yang ada digedung gedung DPR juga bisa disaksikan di website DPR www.dpr.go.id agar setiap masyarakat juga dapat mengakses informasi berita yang dihadirkan oleh TV Parlemen. Berita yang selalu “update” dari kegiatan-kegiatan dewan dan memberikan ruang informasi yang terpercaya. TV Parlemen muncul karena sebagai bentuk pertanggungjawaban 1
Wawancara Pribadi dengan Jaka Sindu, Adviser Program dan Produksi TV Parlemen, Jakarta, 01 Juli 2014 pukul 13.30 wib.
33
anggota dewan kepada masyarakat bahwa anggota dewan telah bekerja sesuai dengan aturan perundangan-undangan juga bekerja menyalurkan berbagai bentuk aspirasi masyarakat ke DPR RI.2
B. Visi, Misi, Tugas dan Fungsi Visi TV Parlemen adalah menjadi media komunikasi yang efektif dan terpercaya antara parlemen dengan rakyat.3 Misi TV Parlemen adalah untuk ketersediaan media televisi yang khusus (segmented) untuk menyampaikan informasi dari dan kepada parlemen, sehingga akan lebih mendekatkan jarak antara parlemen dan rakyat. Dan tujuannya adalah untuk meningkatkan efektivitas dan optimalisasi kinerja parlemen. Tugas dan Fungsi TV Parlemen adalah menyebarluaskan informasi yang berkaitan dengan pemikiran, kebijakan, kegiatan, dan keputusan-keputusan parlemen kepada seluruh rakyat Indonesia dan dunia luar. Menampung dan menginformasikan aspirasi, tanggapan, dan harapan masyarakat kepada parlemen. Meningkatkan pemahaman dan praktek demokrasi yang sehat dan bermanfaat bagi kehidupan bangsa, Negara, dan masyarakat serta mencerdaskan kehidupan bangsa, terutama dalam pendidikan politik masyarakat.
2 3
Company Profile TV Parlemen, 2009. Company Profile TV Parlemen, 2009.
34
C. Struktur Kerja TV Parlemen TV Parlemen dalam menjalankan tugasnya sebagai salah satu media komunikasi di dalam parlemen memiliki struktur kerja. Struktur kerja TV Parlemen adalah sebagai berikut :
Gambar 1
Struktur Kerja TV Parlemen
Biro Masyarakat dan Pemberitaan
Bagian Hubungan Masyarakat
Bagian Protokol
Bagian Pemberitaan
Sub Penerangan
Subbagian Upacara
Subbagian Pemberitaan
Subbagian Penyaluran Delegasi
Subbagian Tamu
Subbagian Penerbitan
35
D. Struktur Organisasi TV Parlemen Pengarah
: Ketua MPR/DPR/DPD RI
Pelindung
: Sekretaris Jenderal DPR RI
Penanggung Jawab
: KepalaBiro Humas dan Pemberitaan
Pemimpin Redaksi
: Kabag Pemberitaan
Dewan Redaksi
: Dadang Prayitna, Djustiawan Widjaja, Libert Salomo, Supriyanto, Jaka Sindu, Rudi Gultom
Penasehat Program
: Jaka Sindu
Produser Eksekutif
: Supriyanto
Koordinator Tehnik
: Muhammad Basori
Produser Berita
: Syahroni
Penelitian & Pengembangan : Rudy Gultom Reporter
: Meinuzur W. Nugroho (Koord.), Anggi Widia, Ratna Hapsari, Rudy Gultom
Presenter
: Meinuzur W. Nugroho, Ratna Hapsari
Program & Library
: Surono
Penata Gambar
: Agus Royadin (Koord.), Jaenuri Imam S., Iqbal Subarzah, Herman Wibowo
Editing
: Doni Suharno (Koord.), Albert Antonio, Didi Mahyudi
Ruang Kendali Siar (MCR) : Johan Bahtiar Alam (Koord.), Inung Kusudiatri Penata cahaya
: Warjan
36
E. Informasi Publik Yang Wajib Tersedia TV Parlemen sebagai televisi yang berada di lingkungan parlemen memiliki banyak informasi seputar parlemen, dimana TV Parlemen ada di bawah naungan biro hubungan masyarakat dan pemberitaan. Ada informasi publik yang wajib tersedia dan informasi publik yang dikecualikan didalam lingkup Setjen dan DPR RI. Table dibawah ini adalah informasi yang wajib tersedia di lingkungan Setjen dan DPR RI. Informasi Publik Yang Wajib Tersedia
Tabel. 1 DPR NO INFORMASI WAJIB TERSEDIA SETIAP SAAT 1. Daftar seluruh informasi publik yang berada di bawah penguasaan DPR, tidak termasuk informasi yang dikecualikan.
2.
Hasil keputusan DPR dan pertimbangannya
3.
Peraturan DPR, keputusan DPR, dan keputusan pimpinan DPR
JENIS INFORMASI Informasi publik DPR yang disediakan melaui laman (website) DPR. www.dpr.go.id dan www.mpr.go.id Informasi tentang hasil Keputusan DPR meliputi : 1) Keputusan dalam Rapat Paripurna; 2) Keputusan rapat AKD yang bersifat terbuka; dan 3) Keputusan rapat AKD yang telah mendapat persetujuan Rapat Paripurna. Informasi tentang Peraturan DPR, Keputusan DPR, dan Keputusan Pimpinan DPR.
37
4
Perjanjian DPR dengan pihak ketiga
5.
Informasi dan kebijakan yang disampaikan dalam rapat yang terbuka untuk umum
6.
Informasi tentang rencana strategis dan rencana kerja DPR Informasi mengenai agenda kerja Alat Kelengkapan Dewan
7.
Perjanjian DPR dengan pihak ketiga. Informasi hasil rapat yang terdapat pada laman (website) DPR dan TV Parlemen. Rencana strategis dan rencana kerja DPR. Informasi mengenai jadwal dan agenda kerja Alat Kelengkapan Dewan.
Tabel. 2 Informasi Publik Yang Wajib Tersedia4
1.
SETJEN DPR Daftar seluruh informasi publik yang berada di bawah penguasaan Setjen DPR, tidak termasuk informasi yang dikecualikan.
2.
Hasil keputusan Sekjen DPR
3.
Kebijakan Setjen DPR berikut dokumen pendukungnya.
4.
Perjanjian Setjen DPR dengan pihak ketiga.
5.
Informasi prosedur kerja pegawai Setjen DPR yang berkaitan dengan pelayanan masyrakat Informasi tentang laporan pelayanan akses informasi publik
6.
7.
Informasi publik yang berkaitan dengan suratsurat Setjen atau pejabat Setjen dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya
4
Company Profile TV Parlemen
Informasi publik Setjen DPR yang disediakan melalui laman DPR Informasi yang berkaitan dengan Keputusan Sekjen DPR Rencana strategis da rencana kerja Setjen DPR Perjanjian Setjen DPR dengan pihak ketiga. SOP unit kerja dan prosedur kerja. Data yang dimiliki PPID berkaitan dengan pelayanan akses informasi Setjen DPR Informasi publik yang berkaitan dengan surat – surat Setjen atau pejabat Setjen dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan
38
8.
9.
1 0.
1 1.
1 2.
1 3.
1 4.
fungsinya. Informasi tentang rencana strategis dan rencana kerja Setjen DPR. Agenda kerja pimpinan Setjen DPR. Informasi agenda kerja pimpinan setjen DPR terkait dengan pelaksaan tugas pokok dan fungsinya. Informasi mengenai kegiatan pelayanan informasi Informasi mengenai publik yang dilaksankan, sarana dan prasarana kegiatan pelayanan layanan informasi publik yang dimiliki beserta informasi publik yang kondisinya, dan SDM yang menangani layanan dilaksanakan, sarana informasi publik beserta kualifikasinya. dan prasarana layanan informasi publik yang dimiliki beserta kondisinya, dan SDM yang menangani layanan informasi publik beserta kualifikasinya. Informasi yang berkaitan dengan jumlah, jenis, Informasi tentang dan gambaran umum pelanggaran yang jumlah, jenis, dan ditemukan dalam pengawasan internal serta gambaran umum laporan penindakannya. pelanggaran yang ditemukan dalam pengawasan internal serta laporan penindakannya. Informasi yang berkaitan dengan jumlah, jenis, Informasi tentang dan gambaran umum pelanggaran yang jumlah, jenis, dan dilaporkan oleh masyarakat serta laporan gambaran umum penindakannya. pelanggaran yang dilaporkan oleh masyarakat serta laporan penindakannya. Informasi yang berkaitan dengan daftar serta hasil Informasi tebtabg penelitian yang dilakukan daftar serta hasil penelitian yang dilakukan. Informasi publik lain yang telah dinyatakan Informasi publik terbuka bagi masyarakat berdasarkan mekanisme lainnya meliputi: keberatan dan/ atau penyelesaian sengketa 1) Informasi hasil keputusan mediasi Komisi Informasi; dan/atau Informasi tentang rencana strategis dan rencana kerja Setjen DPR
39
1 5.
Informasi dan kebijakan yang disampaikan Setjen DPR dalam pertemuan yang terbuka untuk umum
Sumber : Company Profile TV Parlemen
2) Informasi hasil keputusan ajudikasi nonlitigasi Komisi informasi Informasi publik yang disediakan melalui laman (website) DPR RI.
40
F. Informasi Publik Yang Dikecualikan TV Parlemen sebagai televisi yang berada di lingkungan parlemen memiliki banyak informasi seputar parlemen, dimana TV Parlemen ada di bawah naungan biro hubungan masyarakat dan pemberitaan. Ada informasi publik yang wajib tersedia dan informasi publik yang dikecualikan didalam lingkup Setjen dan DPR RI. Table dibawah ini adalah informasi yang dikecualikan di lingkungan Setjen dan DPR RI. Tabel 3 Informasi Publik Yang Dikecualikan
NO
1.
DPR INFORMASI YANG DIKECUALIKAN UNTUK DIUMUMKAN DAN DISEDIAKAN Informasi hasil arapat DPR yang bersifat tertutup dan dinyatakan rahasi
2.
Surat-surat DPR yang bersifat rahasia
3.
Surat – surat atau dokumen DPR yang subtansinya menurut peraturan perundang-undangan harus dirahasiakan
JENIS INFORMASI
Informasi tentang hasil rapat DPR yang bersifat tertutup dan rahasia meliputi : 1) Laporan singkat; 2) Catatan rapat; 3) Risalah, dan / atau 4) Pembicaraan dan keputusan rapat tertutup yang bersifat rahasia Informasi tentang suratsurat DPR yang bersifat rahasia meliputi : 1) Surat presiden tentang pengajuan nama – nama calon duta besar RI untuk Negara sahabat; dan/atau 2) Surat presiden tentang calon duta besar dan konsuler Negara sahabat untuk Indonesia. Informasi tentang suratsurat atau dokumen DPR yang subtansinya menurut peraturan perundang – undangan harus
41
4.
Surat atau dokumen yang diterima oleh DPR yang substansinya dinyatakan rahasia oleh pemberi surat atau dokumen.
5.
Informasi yang tidak boleh diungkapkan berdasarkan undang-undang.
6.
Informasi yang berkaitan dengan rahasia pribadi
7.
Informasi yang apabila dibuka dapat mengungkapkan isi akta otentik yang bersifat pribadi atau berupa wasiat
dirahasiakan meliputi: 1) Transaksi yang mencurigakan; 2) Data nasabah perbankan; dan/atau 3) Bahan dan hasil rapat yang akan digunakan untuk proses penyelidikan panitia angket. Memorandum atau surat antar badan publik atau intrabadan publik yang menurut sifatnya di rahasiakan, kecuali atas putusan Komisi Informasi. Informasi yang tidak boleh diungkapkan berdasarkan undang – undang. Informasi yang berikaitan dengan rahasia pribadi meliputi : 1) Riwayat dan kondisi anggota keluarga; 2) Riwayat, kondisi dan perawatan, pengobatan kesehatan fisik, dan psikis seseorang; 3) Kondisi keuangan, asset, pendapatan, dan rekening bank seseorang; 4) Hasil evaluasi sehubungan dengan kapabilitas, intelektualitas, dan rekomendasi kemampuasn seseorang; dan/atau 5) Catatan yang menyangkut pribadi seseorang yang berkaitan dengan kegiatan satuan pendidikan formal dan satuan pendidikan nonformal. Informasi yang apabila dibuka dapat mengungkapkan isi akta
42
seseorang.
otentik yang bersifat pribadi atau berupa wasiat seseorang meliputi : 1) Akta; dan/atau 2) Wasiat
Tabel 4 Informasi Publik Yang Dikecualikan
1.
SETJEN DPR Surat atau dokumen Setjen DPR yang substansinya menurut peraturan perundang-undangan harus di rahasiakan.
2.
Informasi yang tidak boleh diungkapkan berdasarkan undang-undang.
3.
Informasi yang berkaitan dengan hak-hak pribadi
Memorandum atau surat antarbadan publik atau intrabadan publik yang menurut sifatnya dirahasiakan, kecuali atas putusan KIP. Informasi yang tidak boleh diungkapkan berdasarkan undang-undang. Informasi yang berikaitan dengan rahasia pribadi meliputi : 1) Riwayat dan kondisi anggota keluarga; 2) Riwayat, kondisi dan perawatan, pengobatan kesehatan fisik, dan psikis seseorang; 3) Kondisi keuangan, asset, pendapatan, dan rekening bank seseorang; 4) Hasil evaluasi sehubungan dengan kapabilitas, intelektualitas, dan rekomendasi kemampuasn seseorang; dan/atau 5) Catatan yang menyangkut pribadi seseorang yang berkaitan dengan kegiatan satuan pendidikan formal dan satuan pendidikan nonformal.
43
G. Gambaran Umum Program Semangat Pagi 1. Sejarah Berdirinya Program Semangat Pagi Program Semanggat Pagi merupakan acara talkshow yang berdiri sejak setahun yang lalu. Program ini di TV Parlemen sebenarnya terbentuk atas dasar pimpinan di TV Parlemen atau pemberitaan. Secara organisasi menginginkan program yang bisa mengangkat dari sisi kinerja dewan terutama secara langsung. Program
Semanggi
sebenarnya
secara
umum
punya
tugas
untuk
mendokumentasikan atau menyiarkan kinerja dewan secara langsung tanpa kepentingan pribadi. Berusaha secara objektif dan subjektif. Semanggi membuat konsep acara talkshow tapi sifatnya ringan yang disiarkan secara langsung hanya dalam durasi setengah jam. Karena segmentasinya TV Parlemen membahas berita yang berat berisi masalah politik, undang – undang, masalah pengawasan, masalah anggaran. Semanga Pagi ini lalu dibuat sangat ringan sekali tapi tidak mengurangi substansi isi. Dari materi dan dari sisi host berusaha memberikan dan menjelaskan pada para pemirsanya materi – materi yang akan disampaikan pada pemirsa secara jelas dan sebenarnya.5 Semangat Pagi tayang setiap Senin-Jum’at mulai pukul 09.00-09.30 wib. Program berita ini mengangkat isu-isu aktual yang berkaitan dengan masyarakat umum. Program ini juga, mengkombinasikan tayangan berita dengan talkshow, sehingga acaranya pun tidak seperti program berita kebanyakan yaitu news presenter membawakan berita-berita yang sudah disiapkan untuk selanjutnya ditayangkan dan ditonton masyarakat. Program Semangat Pagi merupakan satu –
5
Wawancara Pribadi dengan Jaka Sindu, Adviser Program dan Produksi TV Parlemen, Jakarta, 01 Juli 2014 pukul 13.30 wib.
44
satunya program talkshow yang disiarkan secara live dalam program regular yang ada di TV Parlemen. Topik-topik yang diangkat Semangat Pagi sangatlah beragam mulai dari ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Adapun kriteria sebuah topik yang diangkat adalah apa saja, selagi isu itu menarik, sedang hangat dibicarakan, tidak memihak dan menyudutkan pihak manapun. Menjadi kekhawatiran tersendiri bagi para team program Semangat Pagi karena talkshow ini tayang pagi hari dan membicarakan masalah politik. Tetapi ini menjadi strategi untuk memberikan materi kepada pemirsa yang tidak terlalu berat. Karena memang ada semacam sisi – sisi informasi yang diberikan secara ringan, narasumber pun dihadirkan dari orang – orang komisi langsung, anggota komisi, ketua komisi serta pimpinan – pimpinan yang ada di DPR. Atas latar belakang itulah di buat program acara Semangat Pagi. Disini acara talkshow dibuat menjadi ringan, rilex dan santai dengan bahasan – bahasan masalah isu – isu politik yang berkembang tanpa mengurangi substansi isinya.
2. Durasi / Jam Tayang Program Semangat Pagi tayang setiap hari Senin – Jum’at, pukul 09.00 – 09.30 wib, dengan durasi setengah jam setiap tayang. Penayangan program ini tayang secara siaran langsung (live).
45
3. Program Siaran TV Parlemen a. Liputan Khusus Siaran langsung rapat paripurna DPR – Pidato presiden tentang pengantar RAPBN dan nota keuangan, Siaran Langsung Pelantikan anggota MPR / DPR dan DPD, Siaran langsung pelantikan presiden dan wakil presiden. b. Liputan Reguler Siaran langsung rapat paripurna DPR RI, Siaran langsung rapat komisi, Parlemen update, Dialog parlemen, Sisi lain, Kunjungan kerja komisi dan alat kelengkapan dewan, Pariwara parlemen, Jurnal parlemen, Highlight kunjungan kerja, talkshow Semangat Pagi.
4. Struktur Organisasi Program Semangat Pagi Setiap kegiatan selalu ada tim pekerja untuk menyelesaikannya. Program Semangat Pagi memiliki struktur organisasi yang bekerja pada bidang produksi yang biasa disebut crew atau tim produksi. Crew dan tim produksi tersebut, yaitu : Tabel. 56 Struktur Organisasi Program Semangat Pagi No.
Jabatan
Nama
1.
Kepala Bagian
Dadang Prayitna
2.
Kasubag
Toro
3.
Adviser Program & Produksi /
Jaka Sindu
Penasehat Program
6
Wawancara Pribadi dengan Jaka Sindu, Adviser Program dan Produksi TV Parlemen, Jakarta, 01 Juli 2014 pukul 13.30 wib.
46
4.
Kordinator
Medi Nugroho
5.
Divisi Redaksi
Bayu Setiadi
Tim
Johan
6.
Divisi MCR Tim
7.
Divisi Teknik Tim
8.
Divisi Editing
Fani Evi Roni Citra Qori Nuki Sanika
- Inung - Iman - Hanum - Dicky Bashori Doni
Surono Warjan Deni
-
Adri Ferdian Acong Afan
Tim
Sumber : Profil TV Parlemen
H. Proses Penyajian Program Semangat Pagi Sebagai televisi bersifat content provider yang berdiri hampir 7 tahun, TV Parlemen selalu berusaha menyajikan berita yang baik dan tidak membosankan, yang bersifat ringan, rilex dan santai tetapi tidak mengurangi substansi isi dari berita tersebut dan di kemas dalam program Semangat Pagi. Para staf dan karyawan yang terlibat dalam program Semangat Pagi pasti terjun langsung kelapangan tetapi sebelumnya diawali dengan perencanaan sesuai dengan hasil yang sudah dirapatkan setiap seminggu sekali dan dua hari sekali.
47
Setelah rapat pembagian tim yang terlibat, masing-masing mulai mencari materi setiap hari, dan tema yang sudah ditentukan terlebih sudah di approve ke pimpinan sehingga pencarian materi bisa dilakukan. Kemudian data dibantu tim editing mencari gambar untuk insert gambar pada saat host sedang berbicara dalam siaran live. Program Semangat Pagi dibagi menjadi tiga segmen. Segmen pertama chit-chat dahulu isu-isu yang akan dibahas, lalu host saling berbicara mengomentari masalah isu-isu yang sedang dibahas dan menghadirkan data-data yang terkait dengan isu yang sedang dibahas, lalu meminta tanggapan kepada komisi yang terkait dengan isu pembahasan (contoh; pemilihan presiden. lalu yang berhubungan dengan pemilihan presiden bagian bidang komisi dua dan di wawancarai seputar masalah yang terkait). Masuk segmen dua membedah kasuskasus. Misalnya, kunjungan kerja komisi yang melakukan sidak kelapangan, video tape (VT) dan komentar dari VT tersebut. Lalu masuk segmen rangkuman berita membahas media-media yang terbit di ibukota seperti kompas, media Indonesia, seputar Indonesia, republika dan rakyat merdeka dibahas satu-satu biasanya di headline nya saja, baru diberi komentar sedikit mengembang tetapi dibuat menarik. Segmen tiga menghadirkan narasumber untuk berbincangbincang dan memberikan informasi mengenai isu yang dibahas. Untuk bintang tamu atau narasumber yang tidak bisa hadir biasanya mempunyai cadangan wawancara khusus anggota dewan dalam program Semangat Pagi sebelumnya untuk diputar ulang.
BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN A. Analisis Manajemen Produksi Program Siaran TV Parlemen di DPR RI. Menjalankan stasiun televisi di kota besar seperti Jakarta ataupun disebuah kota kecil di daerah pada dasarnya menuntut kemampuan yang sama. Menurut Peter Herford, setiap stasiun televisi dapat menanyangkan berbagai program hiburan seperti film, music, kuis, talkshow, dan sebagainya, tetapi siaran berita merupakan program yang mengidentifikasikan suatu stasiun televisi kepada pemirsanya. Program berita menjadi identitas khusus atau identitas lokal yang dimiliki suatu stasiun televisi.1 TV Parlemen adalah salah satu stasiun televisi yang bukan berlatar belakang telivisi nasional, swasta, lokal maupun komunitas. TV Parlemen dari sisi konsep termasuk ke dalam televisi content provider. Tetapi pada dewasa ini, proses membuat TV Parlemen seperti Production House (PH). Sebagai televisi yang bergerak di bidang informasi, TV Parlemen banyak memberikan pelayanan informasi, terutama dalam memberitakan DPR secara utuh. Semangat Pagi merupakan program talkshow satu-satunya dalam program regular yang ditayangkan secara live oleh TV Parlemen. Program talkshow Semangat Pagi hadir untuk menyiarkan kinerja dewan secara objektif dan subjektif. Program Semangat Pagi yang dikemas secara ringan dan santai. Selain itu berita-berita yang disajikannya pun selalu terupdate mengenai isu apa yang sedang berkembang di masyarakat dan narasumber langsung didatangkan dari 1
Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir (Tangerang: Ramdina Prakasa, 2005), h.2.
48
49
komisi-komisi langsung yang sedang berkaitan dengan isu yang sedang diangkat, anggota komisi, ketua komisi, serta pimpinan-pimpinan langsung dihadirkan. Siaran berita Semangat Pagi ditayangkan pada stasiun televisi TV Parlemen setiap hari dari Senin-Jum’at pukul 09.00-09.30 WIB. Program talkshow Semangat Pagi mempunyai sistem manajerial produksi dalam menyiarkan tayangannya walaupun dalam lingkup kecil. Hal ini dianggap perlu agar memudahkan tugas-tugas dan pekerjaan yabg diemban oleh orangorang yang terlibat menjadi tim produksi program talkshow Semangat Pagi. Sistem manajerial didalamnya berisi rules atau aturan-aturan yang membantu dalam pra penayangan program Semangat Pagi sampai pasca penayangan. Pada media penyiaran, manajer umum (general manajer) bertanggung jawab kepada pemilik dan pemegang saham dalam melaksanakan kordinasi sumber daya yang ada (manusia dan barang) sehingga tujuan media penyiaran bersangkutan dapat tercapai. Manajer umum pada dasarnya bertanggung jawab dalam setiap aspek operasional suatu stasiun penyiaran. Dalam melaksanakan tanggung jawab manajemennya, manajemen melaksanakan empat fungsi dasar, yaitu : 1. Perencanaan (Planning) 2. Pengorganisasian (Organizing) 3. Pelaksanaan – Kepemimpinan (Actuiting) 4. Pengawasan (Controlling)2
2
Morrisan, Manajemen Media Penyiaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h.130.
50
Keempat fungsi dasar manajemen tersebut sangat berguna membantu tim produksi program berita Semangat Pagi dalam menjalani kegiatannya, dengan adanya sistem manajemen dalam produksi program Semangat Pagi akan membantu untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Berikut akan dibahas satu persatu semua fungsi yang berkaitan dengan sistem manajemen produksi program Semangat Pagi TV Parlemen di DPR RI : 1. Perencanaan (Planning) Planning atau perencanaan merupakan tahap awal yang sangat menentukan keberhasilan
proses
selanjutnya.
Hal
ini
merupakan
manajemen
yang
direncanakan dan dijalankan untuk keberhasilan produksi. Perencanaan dalam redaksional program Semangat Pagi mencakup rapat redaksi, menentukan topik utama, menentukan headline berita, membuat paket-paket pengantar berita, menyusun rundown, menentukan narasumber, menentukan lokasi shooting, dan pemilihan presenter. Berdasarkan hasil wawancara mendalam yang peneliti lakukan dengan adviser program dan produksi program Semangat Pagi. Hal ini merupakan manajemen yang direncanakan dan dijalankan produksi tayangan Semangat Pagi pada tahap pra produksi. Tahapan dalam bagian ini : a) Menetapkan peran dan misi Sebagai sebuah program berita yang dikemas secara ringan, rilex dan santai seputar kinerja anggota dewan di parlemen, program Semangat Pagi memiliki visi misi sebagai program talkshow yang terkesan smart dan
51
elegant, sehingga harus menampilkan sisi lux nya. Semangat Pagi memiliki misi ingin menyampaikan informasi yang mengangkat dari sisi kinerja dewan secara objektif dan subjektif, sebagai sebuah program berita parlemen ingin berperan dalam memberikan materi yang bersifat ringan kepada khalayak yang menonton. b) Mengidentifikasi dan menentukan indikator efektifitas dari setiap pekerjaan yang dilakukan semua pihak yang tergabung dalam produksi Semangat Pagi sebagian merupakan orang-orang yang cukup kompeten dan sesuai dengan bidang pekerjaan yang dijalaninya, sehingga bekerja cukup efektif dan efisien. c) Mempersiapkan rencana tindakan yang akan dilakukan Program Semangat Pagi telah mempersiapkan rencana tindakan apa saja yang akan dilakukan dan rencana tindakan tersebut terdiribeberapa hal sebagai berikut : 1. Mencari topik untuk materi yang akan disiarkan setiap hari dari hari Senin – Jumat, biasanya pencarian dilakukan dengan melakukan riset seperti browsing internet, membaca Koran edisi hari itu, menonton kabar terbaru dari televisi. Yang bertujuan agar dapat menemukan suatu isu yang dapat dijadikan bahan pemberitaan. 2. Melakukan kordinasi atau sharing
bersama tim redaksi yang
perminggunya dibagi menjadi dua orang untuk mengerjakan program Semangat Pagi selama satu minggu di mulai dari menentukan beberapa topik untuk dijadikan berita di program Semangat Pagi sampai mengapprove kepimpinan tema – tema yang sudah di dapat. Agar
52
topik yang diangkat dapat lebih dipertanggungjawabkan secara bersama. 3. Kalau topiknya sudah ditentukan, maka produser menyusun rundown acara. 4. Mengecek atau hunting lokasi dan menentukan siapa narasumber yang berkompeten terhadap topik yang diangkat . 5. Tim redaksi yang sudah diatur perminggunya mengontak narasumber yang sudah ditentukan. 6.
Tim memastikan narasumber yang bisa hadir untuk talkshow sesuai tema yang sudah ditentukan.
7. Tim atau kordinator membuat paket pengantar berita yang berkaitan dengan topik yang dipilih, untuk mendukung informasi terhadap topik yang akan diperbincangkan oleh narasumber. 8. Anggaran (budgeting), seharusnya dalam sebuah program memiliki anggaran atau budget yang dikeluarkan untuk sekali tayang. Tetapi dalam hal ini, program Semangat Pagi tidak mengeluarkan anggaran untuk sebuah tayangan programnya. 9. Pertanggungjawaban, yaitu adviser program dan produksi dalam penayangan program Semangat Pagi yang mengawasi kinerja para karyawan, apakah pekerjaan yang dijalankannya sudah tercapai atau belum dengan tujuan yang dicapai bersama. 10. Membangun pengawasan Pengawasan dilakukan dengan tujuan agar penayangan program Semangat Pagi dapat tercapai.
53
11. Komunikasi Komunikasi yang digunakan adviser program dan produksi dalam program Semangat Pagi cukup fleksibel dan tidak terlalu birokrasi yang kaku, tetapi mengalir saja. Ini dimaksudkan agar para pekerja yang terlibat dalam produksi Semangat Pagi tidak menjadi beban dalam menjalankan pekerjaannya. 12. Pelaksanaan Dalam pelaksanaannya semua tertuang dalam SOP (Standar Operation Procedure) sehingga yang terlibat dalam produksi program Semangat Pagi berkomitmen dan profesionalisme dalam menjalankan tugas yang diembannya. Fungsi perencanaan yang diterapkan pada program Semangat Pagi hampir sama dengan fungsi-fungsi yang diterapkan dalam produksi siaran yang ada pada Departemen Produksi dan Departemen News di TV Parlemen. TV Parlemen sebagai salah satu televisi yang masih bersifat content provider memiliki jumlah karyawan yang tidak sebanyak jumlah karyawan pada televisi nasional, dan orientasi program-program yang disiarkannya pun masih dalam lingkup kecil, hanya sekitar kawasan DPR RI. Jaka Sindu selaku Adviser Program dan Produksi pada Program Semangat Pagi menjelaskan bahwa fungsi perencanaan di dalam produksi Semangat Pagi tergolong mudah (simple), artinya semua yang terlibat didalam produksi sudah dibagi menjadi beberapa bagian. Redaksi membuat konten dan rundown, produksi menyiapkan switcher untuk mempersiapkan siaran live, teknik menyiapkan
54
peralatan,
editing
membuat
materi
berita
untuk
disiarkan,
presenter
mempersiapkan diri untuk memulai siaran talkshow live dengan baik. Artinya, semua yang ada dalam produksi sudah mengemban tugasnya masing-masing.3 Fungsi perencanaan yang diterapkan oleh tim redaksi TV Parlemen untuk program Semangat Pagi dalam pembagian tim dibagi setiap dua hari sekali kalau konten dibagi dalam seminggu dua orang dan minggu berikutnya bergantian lagi. Tim redaksi harus berkumpul pukul 16.00 wib setiap dua hari sekali untuk pembagian tim produksi dalam merencanakan tugas dan berita apa saja yang harus diliput, lalu dalam tim redaksi TV Parlemen pertemuan rapat seminggu sekali menentukan konten, biasanya Jumat sore pukul 15.00 wib itu pun sifatnya wajib karena untuk membahas tentang rapat yang akan menjadi sumber isi berita di program Semangat Pagi. Rapat yang hanya dilakukan seminggu sekali dalam program Semangat Pagi akan merencanakan berita apa saja yang akan mereka liput lengkap beserta penugasan dari Adviser Program dan Produksi, Jaka Sindu. Untuk mengarahkan dan memberi tugas peliputan sesuai dengan job masing-masing dengan tetap memantau kinerja para tim nya. Sesuai rapat redaksi selesai dan sudah direncanakan program tayang dalam lokasi outdoor atau indoor, maka jika program ditayangkan pada lokasi outdoor tim yang bertugas segera hunting lokasi untuk pengambilan gambar saat produksi dilaksanakan.
3
Wawancara Pribadi dengan Jaka Sindu, Adviser Program dan Produksi TV Parlemen, Jakarta, 01 Juli 2014 pukul 13.30 wib.
55
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi perencanaan yang diterapkan pada program Semangat Pagi dapat dibilang bagus namun belum maksimal. Bagus, karena pertama perencanaan itu tetap ada meski pembagian tim harus selalu dibagi-bagi setiap minggunya dan setiap dua hari sekali karena terbatasnya sumber daya manusia (SDM) yang ada. 2. Pengorganisasian (Organizing) Menurut Peter Pringle, pada kebanyakan media penyiaran, pengorganisasian mencakup kegiatan pembagian pekerjaan kedalam bidang – bidang khusus dan pengelompokan karyawan dengan tanggung jawab tertentu ke dalam sejumlah departemen. Fungsi pengorganisasian yang diterapkan dalam program Semangat Pagi masih dijalankan secara normatif seperti media massa pada umumnya. Perbedaan signifikasinya terlihat pada panduan untuk memonitorkan kinerja staf redaksi, berupa kedisiplinan yang baik. Selain itu, struktur organisasi yang di jalankan oleh program Semangat Pagi tergolong sederhana karena kualitas staff redaksi yang dimiliki TV Parlemen tidak terlalu banyak.4 Seperti yang diuraikan pada bab sebelumnya, media penyiaran baik cetak, elektronik maupun online memiliki beberapa departemen atau bagian, yaitu sebagai berikut : 1) Departemen Pemasaran. Departemen ini tidak ada karena TV Parlemen bukan bersifat menjual jadi tidak terkait dengan pemasaran dan
4
Wawancara Pribadi dengan Jaka Sindu, Adviser Program dan Produksi TV Parlemen, Jakarta, 01 Juli 2014 pukul 13.30 wib.
56
mempromosikan program maupun segala bentuk kegiatan kepada beberapa pihak atau partner kerja. 2) Departemen Program. Departemen program memiliki tanggung jawab untuk merencanakan, memilih, menjadwalkan, dan membuat program dengan dibantu pengarahan dari Adviser Program dan Produksi. Ide-ide dalam membuat produksi Semangat Pagi tidak hanya dibatasi kepada Adviser Program dan Produksi saja, tetapi memberikan kesempatan staf dan karyawan departemen program untuk bisa menyampaikan ide – ide yang mereka miliki. Hal ini dimaksdukan demi kemajuan yang baik untuk penyiaran program Semangat Pagi, semakin banyaknya ide yang muncul akan semakin mengembangkan gagasan baru yag nantinya akan membuat program Semangat Pagi lebih baik. 3) Departemen Berita. Departemen ini bertanggung jawab lagsung terhadap produksi program berita. Semua program berita yang akan ditayangkan di pilih mana yang layak dan baik untuk ditayangkan dan mana yang tidak layak untuk ditayangkan, setelah dipilih berita tersebut akan diolah menjadi berita yang merarik untuk ditayangkan. 4) Departemen Teknik. Departemen ini bertanggung jawab penuh terhadap segala hal yang terkait dengan alat-alat yang diperlukan untuk pembuatan produksi program Semangat Pagi. Khususnya alat-alat studio, seperti : lampu studio, kamera dan monitor. Orang-orang yang terlibat didalam departemen teknik tidak hanya menyiapkan alat-alat kebutuhan produksi dan menngunakan barang tersebut saja, tetapi juga memiliki tanggung jawab untuk merawat barang tersebut, karena alat yang digunakan
57
merupakan barang yang harganya cukup mahal dan sangat sensitif terhadap penggunaannya. Dalam fungsi pengorganisasian mempunyai tujuan satu, agar kinerja para staf redaksi dapat termonitor dengan baik, meskipun sumber daya manusia (SDM) produki masih sangat sedikit. Kendati begitu para tim redaksi media ini berkumpul untuk bertatap muka pada setiap rapat pembagian tim produksi yang dilakukan dua hari sekali dan untuk konten seminggu sekali, namun kedisiplinan terus ditingkatkan secara maksimal.5 Hubungan yang terjalin diantara para staf dan karyawan program Semangat Pagi dibangun berdasarkan kekeluargaan, tidak semua ide harus berasal dari pimpinan, tetapi staf dan karyawan dibebaskan untuk mengeksplorasi dan mendiskusikan ide-ide yang mereka punya untuk pengembangan program Semangat Pagi yang lebih baik. Fungsi pengorganisasian yang dijalankan oleh program Semangat Pagi kurang lebihnya sama dengan fungsi pengorganisasian dalam media cetak, elektronik maupun online. Tetap memiliki satu kesamaan tujuan, yaitu agar kinerja tim yang terlibat dalam produksi program berita Semangat Pagi dapat berjalan sesuai tujuan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi pengorganisasian dalam program Semangat Pagi sudah tergolong cukup baik walaupun terkadang mengalami kendala pada bagian produksi yang dikarenakan terbatasnya sumber daya manusia (SDM) tersebut, namun masih bisa ditangani dengan baik oleh 5
Wawancara pribdi dengan Jaka Sindu, Adviser Program & Produksi TV Parlemen, Jakarta 01 Juli 2014 pukul 13.30 wib.
58
kerjasama tim. Sehingga semua departemen dapat berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan fungsinya. 3. Fungsi Pengarahan Fungsi pengarahan yang dijalankan pada media massa memiliki pengertian pengarahan seorang pemimpin kepada para stafnya agar bersedia melaksanakan tugas, mendorong dan memotivasi bawahan, serta menciptakan iklim atau suasana pekerjaan yang kondusif, khususnya dalam metode komunikasi dari atas kebawah atau sebaliknya, sehingga timbul rasa saling pengertian yang baik serta menumbuhkembangkan disiplin kerja dan rasa saling memiliki. Fungsi pengarahan sangat penting di dalam media massa karena setiap media tentunya mempunyai ideology dan visi misi masing-masing. Bila fungsi pengarahan terlaksana dengan baik, maka staf redaksi akan mengerti akan tujuan media yang mereka sedang duduki sekarang termasuk menyusun redaksi berita yang mereka liput. Pengarahan yang dimaksud disini lebih erat kaitannya dengan tanggung jawab seorang kepala terhadap bawahannya. Fungsi utama mengarahkan tertuju pada karyawan untuk melaksanakan tanggung jawab mereka sesuai dengan job desk yang sedang mereka duduki sekarang ini. Dadang Prayitna sebagai kepala bagian TV Parlemen memiliki tujuan-tujuan yang mendasar dalam memberikan pengarahan bagi para staf dan bawahannya, tujuan yang dimaksud ialah sebagai berikut: 1. Menciptakan lingkungan dan suasana kerja yang kondusif. 2. Para staf dan karyawan dapat melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien.
59
3. Para staf dan karyawannya memiliki tanggung jawab terhadap tugas – tugas yang dieembannya. 4. Para staf dan karyawannya memiliki kedisiplinan dalam menjalankan tugasnya. 5. Menciptakan komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan maupun antara rekan kerja. 6. Mengindari adanya celah yang dapat menggangu kualitas kerja dan kelancaran produksi, mengingat perkerjaan yang dilakukan adalah pekerjaan tim. 7. Mendorong semangat kerja dan memotivasi para staf dan karyawannya. Untuk tercapainya fungsi pengarahan yang dilakukan oleh pimpinan kepada bawahannya, pimpinan harus menyadari kebutuhan masing-masing individu karyawan serta mampu menciptakan iklim agar setiap karyawan dapat memberikan kontribusinya secara produktif.6 Fungsi pengarahan merupakan salah satu upaya pimpinan untuk merangsang antusisme karyawannya dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab yang diberikan secara efektif dan efisien. Morissan membagi empat bagian penting dalam memberikan fungsi pengarahan yang dilakukan pimpinan terhadap para karyawannya, keempat fungsi tersebut antara lain: 1. Motivasi Pengendalian
manajemen
terutama
adalah
proses
untuk
memotivasi dan memberi semangat orang-orang yang melaksanakan
6
Morrisan, Manajemen Media Penyiaran, h.155.
60
kegiatan-kegiatan demi mencapai tujuan organisasi.7 Semakin tinggi tingkat kepuasan yang diterima karyawan, makan akan besar pula kontribusi yang diberikan karyawan kepada perusahaan. TV Parlemen selalu berusaha untuk memotivasikan karyawannya terutama pada program Semangat Pagi agar bekerjanya lebih baik dan semaksimal mungkin. Tidak hanya pemimpin redaksi dan karyawannya saja melainkan karyawan yang jabatannya sebagai office boy pun selalu diberi motivasi agar memberikan yang terbaik untuk perusahaan.
2. Komunikasi Komunikasi adalah salah satu yang digunakan oleh pimpinan agar karyawannya mengetahui tujuan yang akan dicapai organisasinya. Oleh karena itu dengan komunikasi secara aktif dan baik maka antara pimpinan dan stafnya saling menjaga komunikasi yang snatun. Dengan latar belakang para staf dan karyawan TV Parlemen yang sebagian adalah lulusan komunikasi dan orang-orang yang dididik oleh sekertariat jendral untuk melakukan pendidikan di dunia broadcast , sesuai dengan program Semangat Pagi yang merupakan bagian dari dunia broadcast. Maka, komunikasi jelas mempunyai peran yang sangat penting dan berpengaruh. Hal ini sangat membantu pimpnan dalam memberikan pengarahan kepada karyawannya, karena memang dibutuhkan orang-orang yang tepat dan sesuai dengan bidangnya dalam melakukan pekerjaan.
7
Antony, Dearden, Bedford, Sistem Pengendalian Manajemen, h.7
61
Karena komunikasi memiliki peran yang sangat penting di bidang penyiaran ini, untuk itu pemimpin sangat menginginkan komunikasi antara pimpinan terus berjalan lancar dan begitu pun antar sesame rekan kerja. Pemimpin menerapkan segala sesuatu yang akan dan telah dikerjakan harus dikomunikasikan antar pekerja dan pimpinan, dan jika terjadi perubahan pun harus dikomunikasikan karena jika terjadi discomunication bisa berpengaruh pada pekerja yang lainnya dan dengan produksi yang dihasilkan. Dengan diterapkannya komunikasi yang seperti ini dapat meminimalisir kesalahan yang akan terjadi.
3. Kepemimpinan Kepemimpinan adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk nmempengaruhi orang lain agar bekerja untuk mencapai tujuan yang baik. Dalam hal kepemimpinan, Dadang Prayitna sebagai kepala bagian dalam melakukan tugas kepemimpinanya mencoba untuk menjauhi gaya kepemimpinan yang kurang baik, karena dengan adanya kepemimpinan yang tidak baik akan mempengaruhi karyawan yang kurang nyaman, sehingga pada program berita Semangat Pagi diberikan keleluasaan kepada staf dan para karyawannya dalam menjalani tugasnya masingmasing, sehingga tidak menjadikan tugas sebagai beban kepada para staf dan karyawannya. Walaupun karyawan dibebaskan dalam bekerja dan diberi keleluasaan dalam menjalankan tugas, namun pimpinan tidak membiarkan staf dan karyawannya bekerja tanpa rule atau aturan yang
62
tidak jelas. Semua harus berjalan sesuai dengan aturan yang telah disepakati dalam Standard Operating Procedure (SOP).8 Manajemen harus menjaga agar organisasi tetap terkendali sehingga organisasi ini akan melakukan apa yang seharusnya dilakukan.9 Sama hal dengan seorang pemimpin yang harus menjaga antusiasme dan mood para staf dan karyawannya agar mereka dapat bekerja dan memberikan kontribusi terbaik pada pekerjaannya dan pimpinan mereka. Dengan diberikannya sistem bebas terkendali yang tetap mengacu pada SOP yang berlaku kepada pekerjaan setiap karyawan. Pemimpin dalam program Semangat Pagi telah memberikan kenyamanan tersendiri kepada karyawannya, dan mereka yang bekerja dibawah pimpinannya tidak merasakan tertekan dalam menjalankan tugas mereka.
4. Pelatihan Perusahaan memilih karyawan biasanya karena mereka memiliki pengalaman atau latar belakang dan keahlian untuk melakukan suatu tanggung jawab tertentu.10 Namun tak dapat dipungkiri, selain kemampuan yang dimiliki karyawan juga membutuhkan pelatihan karena berbagai alasan, misalnya dalam hal pembelian alat-alat baru, penerapan prosedur baru yang dilakukan dalam stasiun penyiaran tersebut, ataupun dalam rangka memberi tambahan pengetahuan dan skill sebagai peningkatan mutu dan kualitas karyawan yang dimiliki.
8
Wawancara Pribadi dengan Jaka Sindu, Adviser Program dan Produksi TV Parlemen, Jakarta, 01 Juli 2014 pukul 13.30 wib. 9 Anony, Dearden, Bedford, Sistem Pengendalian Manajemen, h.7 10 Morrisan, Manajemen Media Penyiaran, h.158
63
Kepala Bagian TV Parlemen selain mengatur dan mengarahkan para staf dan karyawan dalam melaksanakan tugasnya, pemimpin juga berkpentingan untuk peningkatan dan pengembangan mutu mereka. Untuk itu pemimpin TV Parlemen melakukan peningkatan kualitas dan mutu para staff dan karyawannya dengan mengadakan training, evaluasi dan pengarahan, seminar, lalu diklat (pendidikan dan latihan). Pengarahan yang diterapkan oleh setiap stasiun televisi tidak selalu sama pastinya memiliki perbedaan-perbedaan, semua diatur dalam kebijakan-kebijakan stasiun televisi tersebut dalam menjalankan fungsi pengarahan terhadap para staf dan karyawannya. Dalam memberikan pengarahan pun pada setiap stasiun televisi berbeda-beda. Jaka sindu selaku adviser program dan produksi menjelaskan dalam fungsi pengarahan ini missal kepala bagian membebaskan dalam menjalankan tugas namun tetap dikomunikasikan kepada pemimpin jika ada hal-hal atau perubahan yang terjadi dan tetap termonitor dengan baik setiap pekerjaan para staf dan karyawannya meskipun diberikan kebebasan. Fungsi pengarahan yang diterapkan kepada staf dan karyawan program Semangat Pagi menurut Jaka Sindu sudah cukup baik, semua berjalan sesuai fungsinya. Pemberian kepercayaan yang dilakukan Dadang Suherman sebagai kepala bagian TV Parlemen kepada karyawannya cukup memberikan kebebasan bagi para staf dan karyawan, sehingga pekerjaan
64
dibuat semenyenangkan mungkin agar mereka tetap bisa meningkatkan kreatifitas dengan rasa nyaman yang diberikan.11 Hal terpenting bagi Kepala Bagian program Semangat Pagi di TV Parlemen dalam memperlakukan staf dan karyawannya ialah dengan memperlakukan mereka seperti teman, tidak menerapkan sistem atasan dan bawahan yang terlalu mencolok. Membangun hubungan secara kekeluargaan akan membuat hubungan yang terjalin antara pimpinan dan bawahan tidak terlihat kaku, yang terjadi ialah sebaliknya hubungan menjadi lentur dan menjadi akra dengan para staf dan karyawan. Dari paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa fungsi pengarahan pada program Semangat Pagi di TV Parlemen sudah cukup baik, sebab fungsi pengarahan ada dan berjalan lancar, dan hubungan antara pimpinan dan karyawan berjalan dengan baik karena dibangun rasa kekeluargaan. Pemimpin tidak hanya menuntut hasil yang maksimal terhdapa bawahannya, namun juga memberikan dan memfasilitasi beberapa kebutuhan karyawannya dengan memberikan pelatihan-pelatihan, evaluasi, seminar untuk meningkatkat mutu dan kualitas karyawannya. Fungsi pengarahan yang dilakukan pemimpin sudah cukup, dan sesuai dengan teori fungsi pengarahan yang dituliskan oleh Morissan, faktor-faktor penunjang yang penting dalam proses pengarahan seperti komunikasi, peran pemimpin, dan adanya pelatihan-pelatihan yang dijalankan pemimpin semua dilakukan oleh pemimpin dengan sangat baik. Sehingga tidak menciptakan celah antara pemimpin dengan bawahannya. 11
Wawancara Pribadi dengan Jaka Sindu, Adviser Program dan Produksi TV Parlemen, Jakarta, 01 Juli 2014 pukul 13.30 wib.
65
4. Pengawasan (Controlling) Keseluruhan fungsi manajemen diatas tidak akan berjalan secara efektif dan efisien tanpa adanya fungsi pengawasan. Fungsi pengawasan itu berfungsi sebagai controlling. Pengawasan sendiri mempunyai fungsi penyeimbang untuk menjaga stabilitas kerja. Pengawasan merupakan proses untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan perusahaan sudah tercapai atau belum. Hal ini berkenaan dengan proses kegiatan yang telah dilakukan sudah sesuai atau belum dengan yang telah direncanakan. Hal ini juga menunjukan adanya hubungan yang sangat erat antara perencanaan dan pengawasan. Pengawasan membantu penilaian apakah perencanaan, pengorganisasian, dan pengarahan telah dilaksanakan secara efektif. Pengawasan atau controlling yang dilakukan langsung oleh kepala bagian TV Parlemen terhadap para staff dan karyawan maupun produksi yang dihasilkan. Pengawasan sangat
penting dilakukan untuk
mengetahui sejauh
mana
perkembangan program yang dipegang seorang pemimpin, apakah mengalami kemajuan ataukah mengalami kemunduran, dan sejauh mana kinerja para staf dan karyawannya. Pengawasan terhadap program Semangat Pagi di TV Parlemen dimulai dari evaluasi setiap tayangan produksi, melihat bagaimana outputnya. Karena program Semangat Pagi disiarkan secara live, maka proses pasca produksi berada di depan. Program disiarkan live sehingga proses editing tidak masuk kedalam pasca produksi, tetapi dimajukan dalam proses pra produksi. Jika siaran beritanya mau ditayangkan kembali baru berita yang telah diproduksi melewati proses
66
editing pasca produksi. Evaluasi dilakukan untuk menilai seberapa jauh program atau tayangan bisa dianggap baik menurut sasaran.12 Hakekat evaluasi adalah menciptakan program tayangan yang lebih baik kedepannya. Evaluasi berfungsi sebagai alat untuk meminimalisir kemungkinan kesalahan yang terjadi pada penayangan program Semangat Pagi. Evaluasi program dilakukan setelah tayangan program Semangat Pagi ditayangkan, dilakukan setiap sore hari setelah semua program di TV Parlemen selesai ditayangkan. Evaluasi yang dilakukan pimpinan TV Parlemen tergolong cukup baik, karena evaluasi selalu ada di setiap akhir penayangan. Menurut Adviser Program dan Produksi Jaka Sindu, lalu pengawasan yang dilakukan melihat bagaimana kinerja karyawan pada saat produksi seberapa efektifnya.
13
SOP (standar Operating Procedure) dan preparation menjadi acuan
yang sangat penting disini. Sehingga SOP menjadi takaran apakah staf dan karyawan professional dan kreatif tidak dalam pekerjaannya. Kalau professional pasti akan menjalankan apa yang sudah ada di SOP. Faktor keberhasilan program Semangat Pagi dikarenakan materi produksi yang sangat mudah didapatkan karena berita yang disiarkanpun mengenai kegiatan DPR, jadi semua materi ada disini. Sehingga lebih mudah untuk faktor pendukungnya. Sedangkan faktor penghambat ialah peralatan yang belum maksimal. Sudah berjalan dengan baik, tetapi belum standar yang broadcast mau, bukan berarti tidak menggunakan alat yang tidak bagus. Tetapi hanya peralatan
12
Pawit, M, Yusuf, Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya), h.58 13 Wawancara Pribadi dengan Jaka Sindu, Adviser Program dan Produksi TV Parlemen, Jakarta, 01 Juli 2014 pukul 13.30 wib.
67
yang masih minim. Karena TV Parlemen bergerak dengan adanya anggaran APBN jadi tergantung bagaimana APBN memfasilitasi. Jadi penghambatnya dimasalah peralatan dan sumber daya manusia (SDM) yang sangat terbatas, tetapi semua ini dicoba untuk dimaksimalkan. Agar proses produksi juga dapat berjalan dengan baik meskipun dengan adanya hambatan-hambatan tersebut. Dari uraian diatas, fungsi pengawasan yang dilakukan sudah cukup baik walaupun
masih
terdapat
kekurangan,
yaitu
pemimpin
tidak
terlalu
memperhatikan kinerja karyawan secara langsung hanya menilai kreatifitas dan profesionalismenya yang mengacu pada SOP. Dan peralatan serta sumber daya manusia yang sangat terbatas cukup menjadi penghambat kinerja TV Parlemen.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sebuah media massa terutama media elektronik tentunya selalu ingin mempertahankan eksistensi mereka dalam penyajian informasi berita yang baik serta pengetahuan yang sesuai dengan fakta yang ada dengan cara baik, seimbang dan tidak berpihak, untuk mencapai target tersebut, maka berbagai cara yang mesti ditempuh serta harus dijalankan dengan sebaik mungkin demi mendapatkan yang terbaik dan menjadi bagian kepuasaaan bagi karyawannya apabila sudah menjalani fungsinya dengan cara baik. Setelah penulis meneliti dan menjelaskan tentang manajemen produksi program berita Semangat Pagi TV Parlemen di DPR RI, maka dapat merumuskan kesimpulan sebagai berikut: Sistem manajemen produksi siaran program Semangat Pagi sejauh ini sudah cukup memenuhi kriteria-kriteria dasar sebuah manajemen produksi. Fungsi perencanaan yang diterapkan program Semangat Pagi cukup baik, telah mencakup langkah-langkah proses perencanaan yang ada, sesuai dengan salah satu bagian manajemen yang diterapkan oleh Morissan. Pada fungsi pengorganisasian pun berjalan dengan cukup baik, walaupun terkadang mengalami kendala dalam bagian produksi yang dikarenakan terbatasnya sumber daya manusia (SDM), namun masih bisa ditangani dengan baik oleh kerjasama tim.
68
69
Fungsi pengarahan sudah berjalan cukup baik karena hubungan yang dibangun dengan rasa kekeluargaan. Pemimpin tidak hanya menuntut hasil maksimal tetapi juga memfasilitasi beberapa kebutuhan karyawan. Fungsi pengawasan sudah berjalan cukup baik mesikpun masih ada kekurangan dikarenakan pemimpin yang tidak terlalu memperhatikan kinerja karyawan secara langsung dan hanya menilai kinerjanya mengacu pada SOP yang berlaku.
B. Saran Bahwa program siaran Semangat Pagi di TV Parlemen dalam menjalankan fungsi manajemennya sudah berjalan cukup baik, meskipun masih ada kekurangan yang perlu di perbaiki. Antara sumber daya manusia yang ada dengan kinerja para staf dan karyawannya dianggap belum cukup maksimal dengan hasil produksi yang dikerjakan. Dari semua program yang cukup banyak yang ada di TV Parlemen dan salah satunya program Semangat Pagi, staf dan karyawan yang hanya berjumlah lima puluh orang dan mereka harus bergantian memegang program yang cukup banyak setiap harinya untuk sekelas televisi yang masih bersifat content provider memang mempengaruhi kinerja dari para staf dan karyawannya sehingga tidak efisien. Dan dalam fungsi pengawasan sebaiknya sebagai seorang pemimpin atau kepala bagian lebih memperhatikan dengan teliti dan lebih sering untuk terjun langsung melihat bagaimana kinerja para staf dan karyawannya.
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU Ardianto, Elvinaro dkk. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007. Assauri, Sofjan. Manajemen Produksi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1978. Bedford, Dearden, Antony. Sistem Pengendalian Manajemen. Bandung: Rosdakarya, 2006. Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1998. Eriyanto. Analisi Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. Yogyakarta: LKiS, 2007. Hasibuan, S.P. Malayu. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta : Bumi Aksara, 2005. Howard, M. Carlisle. Manajemen Essentials : Concepts for Productivity and innovation. Chicago: Science Research Associates, 1987. Huberman, Miles, A. Michael A. Matthew. Analisis Data Kualitatif; Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Jakarta : UI-Press, 1992. Kuswandi, Wawan. Komunikasi Massa Sebuah Analisis Isi Media Massa Televisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta, Maret 1996. M. Echols, Jhon. Kamus Inggris – Indonesia. Jakarta : PT. Gramedia, 1996. M. Yusuf, Pawit. Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2008. McQuail, Denis. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga, 1987. Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, Tangerang: Ramdina Prakasa, 2005. Morissan, Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Jakarta: Kencana, 2011 Mulyana, Dedy. Human Communication Konteks-Konteks Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2005.
70
71
Nasution, Zulkarimien. Perkembangan Universitas Terbuka, 2007.
Teknologi
Komunikasi.
Jakarta:
Pringle, Peter dkk, Electronik Media Management. Focal Press: Boston, 1991. Rakhmat, Jalaludin. Metedologi Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005. RM, Soenarto. Program Televisi : Dari Penyusunan Sanpai Pengaruh Siaran. Jakarta: FFTV-IKJ Press, 2007. Ruslan, Rosady. Manajemen Public Relation & Media Komunikasi. Bandung : Rosdakarya, 2005. Sumarsono, Soni. Manajemen Koperasi, Teori dan Praktek. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004. Sutisno. Pedoman Praktis Penulisan: Skenario Televisi dan Radio. Bogor : Ghalia Indonesia, 2007. Tantowi, Jawahir. Unsur – Unsur Manajemen Menurut Al – Qur’an. Jakarta: Pustaka Al – Husna, 1983. Veri, Sanovri. Lynx Films Membidik Niche Market, majalah Behind The Screen, Mei 2005.
B. MEDIA ONLINE Indarsih,Lisa.http://pksm.mercubuana.ac.id/new/elearning/files_modul/Palindih. Artikel diakses pada 1 Juli 2014. www.dpr.go.id. Artikel di akses pada 07 Mei 2014. www.mpr.go.id. Artikel diakses pada 07 Mei 2014. http://tugasmanajemenmedia.blogspot.com,Modul7,8,9ManajemenMediaPenyiara n/. Artikel diakses pada 17 Juli 2014.
72
C. WAWANCARA PRIBADI Wawancara pribadi dengan Adviser Program dan Produksi TV Parlemen, Jaka Sindu di di Kantor DPR RI Jl. Jendral Gatot Subroto Jakarta 10270, Studio TV Parlemen Gedung Nusantara II Lantai Dasar, Selasa, 01 Juli 2014, Pukul 13.30 wib.
Hari / Tanggal / Pukul
: Selasa / 01 Juli 2014 / 13.30 wib.
Lokasi
: Studio TV Parlemen Gedung Nusantara 2
Narasumber
: Adviser Program dan Produksi (Jaka Sindu)
1. Apa tujuan ditayangkannya program Semangat Pagi ? Jawab : Tujuan program Semangat Pagi sebenarnya sosialisasi produk – produk DPR. Produk – produk DPR adalah rancangan undang – undang. Jadi tujuannya adalah sosialisasi UUD dan RUU produk – produk DPR. Supaya masyarakat tahu mengenai UUD. Isinya berita – berita mengenai DRR. Mislanya talkshow mengenai rancangan UUD atau peristiwa yang terjadi tapi dihubungkan dengan DPR. Jadi semua tentang DPR, karena berita – berita tentang DPR di TV itu lebih banyak negatifnya, jadi semangat pagi dari sisi positifnya. 2. Teknologi apa saja yang digunakan untuk program Semangat Pagi? Jawab : kalau teknologi karena siaran live ada multikamera untuk acara livenya dan ada MCR. MCR yang menyiarkan, multikamera ini yang mempresentasikan programnya. 3. Darimana saja program Semangat Pagi mendapatkan dana untuk penayangan programnya? Jawab : karena TV parlemen buka televisi bisnis yang memiliki sponsor jadi setiap penayangan program tidak ada dana yg membiayai dan program yang dibuat juga tidak memakai biaya. Kecuali untuk peralatan dan gaji para karyawan dibayarkan oleh anggaran APBN.
4. Bagaimana cara pengorganisasian anda dalam menjalankan program Semangat Pagi? -
Bagaimana pembentukan timnya?
-
Adakah kordinator tiap bidangnya?
Jawab : pengorganisasian untuk produksi dibagi beberapa bagian. Untuk content diserahkan kepada redaksi. Jadi redaksi yang bikin konten dan rundown. Produksi menyiapkan switcher untuk mempersiapkan live ny. Kemudian teknik menyiapkan peralatan dan editing membuat materi berita untuk disiarkan. -
Pembentukan tim karena SDM produksi masih sedikit jadi pembagian tim dua hari sekali kalau content seminggu sekali.
-
Kordinator tiap bidangnya ada.
5. Bagaimana teknik pengelolaan siaran program Semangat Pagi? Jawab : sebenarnya teknik pengelolaan departemen hampir sama dengan umumnya. Program ada namun SDM nya masih sedikit. Kemudian departemen pemasaran tidak ada. 6. Apa yang anda lakukan dalam meningkatkan mutu karyawan? Jawab : kita secara internal ada training, seminar lalu evaluasi diberi pengarahan dan ada juga diklat. 7. Siapa saja SDM yang terlibat di manajemen Pra Produksi program Semangat Pagi? Jawab : ada Medi Nugroho sebagai pelaksana produksi dan redaksi ada Bayu Setiadi, Evi, Roni, Citra, Qori, Nuki, Sanika.
8. Siapa saja SDM yang terlibat di manajemen Produksi program Semangat Pagi? Jawab : ada Toro dan Jaka Sindu 9. Siapa saja SDM yang terlibat di manajemen Pasca Produksi program Semangat Pagi? Jawab : Bapak Dadang Suherman sebagai Kepala Bagian. 10. Bagaimana cara anda menjalin hubungan dan komunikasi dengan karyawan anda? Jawab : disini kita tidak menekankan hubungan pimpinan dan bawahan yang
terlalu
berlebihan,
pimpinan
berusaha
menjalin
hubungan
kekeluargaan agar para karyawan dan staf merasa aman dan nyaman dalam bekerja tidak ada tekanan. Lalu kita memberikan kebutuhan untuk karyawan seperti mengadakan pelatihan, seminar dan diklat. Yang paling penting menciptakan suasana kekeluargaan agar kita sama – sama nyaman, tetapi tetap harus menghormati atasan dan bawahan. 11. Bagaimana cara evaluasi dalam setiap penayangan program Semangat Pagi ? Jawab : kalau evaluasi program ada beberapa hal. Pertama, bagaimana teknikal bermasalah atau tidak, bisa jadi dalam suatu produksi ada masalah kabel rusak, audio jelek kita bisa lihat dari teknik atau dari content. Content nya sesuai atau tidak, kreatifitasnya bagus atau tidak. Dari sisi produksi kita lihat bagaimana penampilan gambar, karena gambar akan mempengaruhi. 12. Apa saja latarbelakang SDM dari TV Parlemen ?
Jawab : kalau disini campuran ada yang dari broadcasting, ada yang bukan. Kalau yang tidak lulus broadcast tetapi punya pengalaman lalu diberikan diklat untuk memperdalam. Ada juga dari PNS yang ditarik dari beberapa divisi di DPR lalu mengikuti pelatihan broadcast. 13. Berapa total jumlah karyawan yang bekerja di TV Parlemen ? Jawab : semuanya berjumlah lima puluh orang. Tapi dengan cukup banyaknya program yang kita miliki masih terasa kurang, tetapi kita selalu mencoba memaksimalkan hasil dari pekerjaan tersebut. 14. Apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam melaksanakan program Semangat Pagi ? Jawab : faktor pendukung banyak sekali karena kita di DPR dan semua materi ada disini, semua informasi ada di DPR. Jadi lebih mudah mendapatkan faktor pendukung. Kalau faktor penghambat diperalatan yang belum maksimal dan sumber daya manusia yang masih sedikit. 15. Bagaimana anda melakukan pengawasan terhadap kinerja karyawan ? Jawab : dari evaluasi dan melihat outputnya. Sebenarnya kita lihat kinerja karyawan pada saat produksi seberapa efektif.yang pertama dilihat apakah melaksanakan SOP dan kemudia preparation. Intinya preparation tertuang di SOP. Kalau professional dan kreatif menjalankan SOP. Yang diwawancara
( Jaka Sindu )
Lambang TV Parlemen di dalam Studio TV Parlemen, di Kantor DPR RI Jl. Jendral Gatot Subroto Jakarta 10270, Gedung Nusantara II Lantai Dasar.
Persiapan Live program Semangat Pagi di dalam studio TV Parlemen Gedung Nusantara II.
Saat siaran live dimulai di Studio TV Parlemen
Berbincang dengan narasumber saat membahas isu pemilu presiden.
Program Semangat Pagi yang disiarkan melalui jaringan TV Plasma di lingkungan gedung DPR RI Senayan Jakarta.
Ruang MCR di Kantor DPR RI Jl. Jendral Gatot Subroto Jakarta 10270, Gedung Nusantara II Lantai Dasar
Wawancara dengan Adviser Program dan Produksi, Jaka Sindu di kantor DPR RI Jl. Jendral Gatot Subroto Jakarta 10270, Studio TV Parlemen Gedung Nusantara II Lantai Dasar.