Modul ke:
11
Produksi Berita TV Daya Pengaruh Siaran TV
Fakultas
Ilmu Komunikasi Program Studi
Broadcasting
http://www.mercubuana.ac.id
Syaifuddin, S.Sos, M.Si
Daya Pengaruh Siaran TV • Televisi saat ini menjadi perangkat elektronik yang paling digemari dan dicari. Untuk mendapatkan tv kini tak sesulit zaman dahulu, di mana perangkat komunikasi adalah barang langka dan hanya dimiliki kalangan tertentu lantaran harganya mahal. Saat ini TV telah menjangkau lebih dari 90 % penduduk negara berkembang. • Tv kini sangat mudah dijangkau semua kalangan tanpa batasan usia. Siaran-siaran tv memanjakan orang pada saat luang seperti liburan, sehabis bekerja bahkan dalam suasana bekerjapun orang masih menyempatkan untuk menonton TV.
• Suguhan acara yang variatif dan menarik membuat orang meluangkan waktunya di depan TV. Namun dibalik itu semua dengan dan tanpa disadari tv telah memberikan banyak pengaruh negatif dalam kehidupan manusia baik anak-anak maupun dewasa. Kita harus berhati-hati, sebab tv selain bisa menjadi teman yang baik juga bisa menjadi musuh yang menghanyutkan.
• Dalam sebuah survey yang dilakukan lebih dari setengah jumlah populasi anak-anak di AS mempunyai Tv di kamar mereka. Usia remaja paling banyak menonton TV di kamar dan hampir sepertiga anak pra sekolah mempunyai TV di kamar mereka dan menghabiskan banyak waktu untuk menonton TV. Disebutkan juga adanya beberapa orang siswi sebuah sekolah yang bergantian bolos sekolah demi menonton sebuah tayangan opera sabun di TV.
• Di Indonesia mungkin persentasenya tak sebesar di AS, namun pengaruh TV juga telah banyak membentuk pola pikir anak-anak pada umumnya. Dalam tayangan TV saat ini terdapat banyak gaya hidup yang tak sesuai dengan norma budaya lokal, seperti hubungan bebas, kekerasan, vulgaritas, kejahatan, kebencian, penipuan, dan lain-lain. Semakin sering menonton tayangan seperti itu lama kelamaan akan menerima hal tersebut sebagai suatu hal yang normal. Dalam hal ini TV sudah menjadi propaganda terpenting yang mentransformasikan nilai-nilai negatif pada penontonnya.
Sisi Positif Siaran TV • 1.TV Menghibur Kita • Pada dasarnya Tv memberikan hiburan yang sehat serta pengetahuan pada pemirsanya. Tidak bisa dipungkiri manusia adalah makhluk yang membutuhkan hiburan. Dan tv memberikan banyak sekali hiburan lintas genre. Mulai dari sinetron, musik, lawak, atau acara informasi. Kesemuanya memiliki sisi menghibur yang sangat dibutuhkan manusia.
• 2. TV Memberi Informasi, Pengetahuan dan Pendidikan • Tv bisa mengerutkan dunia dan melakukan penyebaran berita dan gagasan lebih cepat. Dengan media tv dunia kelihatan semakin kecil dari sebelumnya. Kita memperoleh kesempatan mendapatkan informasi lebih baik tentang apa yang terjadi di dunia. Berita aktual dari berbagai pelosok dunia bisa disebarkan langsung. • Gempa bumi, kecelakaan, kriminalitas atau kudeta pemerintahan di sebuah negara bisa disaksikan bersama-sama oleh jutaan orang di seluruh dunia. Menonton tv menambah wawasan. Media tv telah menyatukan hati semua orang melalui informasi.
Sisi Negatif Televisi • 1.Televisi Bisa Melukai dan merusak Peradaban • Komunikasi tanpa batas telah banyak mengakibatkan pergeseran moral. Banyak tayangan TV saat ini sudah kehilangan fungsi. Yang seharusnya memberikan hiburan untuk membangun akhlak malah melukai pemirsa. Yang seharusnya TV dibuat dan dirancang sebagai pendukung motal namun pada kenyataannya tidak demikian. • TV menjadi pusat komersial nomor satu. Banyak acara yang berkualitas namun karena tidak memiliki nilai jual yang tinggi, pihak stasiun tv enggan membelinya. Akhirnya yang tayang hanya program sampah, melecehkan logika, kekerasan, roman picisan, pelecehan pada nilai kemanusiaan.
• 2.TV Bisa Menyita Waktu Berharga Kita • Berdasarkan survey, sekitar 25% ortu percaya anak-anak lebih banyak menonton tv. TV memanjakan pemirsa yang membuat orang lupa beraktivitas, menghancurkan gairah kerja, dan lainlain. • Banyak acara populer yang ditayangkan pada tengah malam atau subuh. Para penggemar acara lebih memilih duduk di depan tv daripada memikirkan pekerjaan esok hari. Situasi ini mengurangi etos dan kualitas kerja. Yang menyedihkan, TV juga menjauhkan orang dari agama. Kegiatan ibadah bisa dikesampingkan demi menonton tayangan favorit.
• 3.TV Bisa Membohongi dan Sekaligus Membuat Lupa Diri • Cerita yang tidak masuk akal, di luar logika, iklan yang sangat menggiurkan banyak mempengaruhi penonton. Kehidupan fantasi yang mengeksploitasi seks, kekayaan, dewi penolong menghiasi kisah-kisah sinetron maupun film. • Jika yang menyaksikan semua hal yang diluar nalar adalah anak-anak yang belum bisa membedakan kehidupan fiktif di TV dengan kenyataan akan membahayakan perkembangan perilaku dan sikap anak. Anak akan menganggap tayangan TV sebagai kebenaran yang harus diikuti, ditiru dan dipraktekkan dalam kehidupan nyata.
• 4. TV Bisa Mempengaruhi Cara Keluarga Berinteraksi. • Hubungan kekeluargaan bisa merenggang di era TV karena anggota keluarga saling tidak peduli lantaran tenggelam dalam lautan program tv. Masing-masing asyik dengan dunianya, sementara anak yang memiliki pekerjaan rumah dari sekolah tak lagi ditemani saat belajar. Ortu beralasan lelah sehingga memilih tak mendampingi anak.
Dampak Siaran TV Bagi Anak • Ada sejumlah fakta yang bisa dijadikan perhatian orang tua terkait jam menonton TV pada anak: • Anak merupakan kelompok pemirsa paling rawan terhadap dampak negatif siaran TV. • Data tahun 2002 mengenai jumlah jam menonton TV pada anak di Indonesia adalah sekitar 30 – 35 jam / minggu atau 1.560 – 1.820 jam/ tahun. Angka ini jauh lebih besar dibandingkan jam belajar di SD yang tidak sampai 1000 jam/ tahun.
• Tidak semua acara TV aman bagi anak. Bahkan “Kidia” mencatat bahwa pada 2004 acara untuk anak yang aman hanya sekitar 15% saja. Oleh karena itu harus betul-betul diseleksi. • Saat ini jumlah acara TV untuk anak usia prasekolah dan SD per minggu sekitar 80 judul ditayangkan dalam 300 kali penayangan selama 170 jam. Padahal dalam seminggu ada 168 jam. Jadi selain sudah sangat berlebihan, acara tv untuk anak juga banyak yang tidak aman. • Acara TV bisa dikelompokkan dalam 3 kategori: Aman, Hati-hati, dan Tidak Aman untuk anak.
• Acara yang “Aman” : tidak banyak mengandung adegan kekerasan, seks, dan mistis. Acara ini aman karena kekuatan ceritanya yang sederhana dan mudah dipahami. Anak-anak boleh menonton tanpa didampingi. • Acara yang “Hati-hati”: isi acara mengandung konten kekerasan, seks, dan mistis namun tidak berlebihan. Tema cerita dan jalan cerita mungkin agak kurang cocok untuk anak usia SD sehingga harus ada pendampingan ketika menonton.
• Acara yang “Tidak Aman”: isi acara banyak mengandung konten kekerasan, seks, dan mistis yang berlebihan dan terbuka. Daya tarik yang utama ada pada adegan-adegan tersebut. Sebaiknya anak-anak tidak menonton acara ini.
Megapa Harus Mengurangi Menonton TV? • Berpengaruh terhadap perkembangan otak. Perkembangan otak anak usia 0-3 tahun dapat terganggu, perkembangan bicaranya, menghambat kemampuan membaca-verbal maupun pemahman. Juga menghambat kemampuan anak mengekspresikan pikiran melalui tulisan, meningkatkan agresivitas dan kekerasan dalam usia 5-10 tahun, serta tidak mampu membedakan antara realitas dan khayalan. • Mendorong anak menjadi konsumtif. Anak-anak merupakan salah satu target pengiklan yang utama sehingga mendorong mereka menjadi konsumtif. Dengan menjauhkan diri dari sumber informasi iklan di TV berarti mengurangi penetrasi periklanan di dunia anak-anak.
• Berpengaruh terhadap sikap. Anak yang banyak nonton TV namun belum memiliki daya kritis yang tinggi, besar kemungkinan terpengaruh oleh apa yang ditampilkan di televisi. Mereka bisa jadi berpikir bahwa semua orang dalam kelompok tertentu mempunyai sifat yang sama dengan orang di layar kaca. Hal ini akan mempengaruhi sikap mereka dan dapat terbawa hingga dewasa. • Mengurangi semangat belajar. Bahasa televisi yang simpel, memikat, dan membuat ketagihan sehingga sangat mungkin anak menjadi malas belajar.
• Membentuk pola pikir sederhana. Terlalu sering menonton TV dan tidak pernah membaca menyebabkan anak akan memiliki pola pikir sederhama, kurang kritis, linier atau searah pada akhirnya akan mempengaruhi imajinasi, intelektualitas, kreativitas dan perkembangan kognitifnya. • Mengurangi konsentrasi. Rentang waktu konsentrasi anak hanya sekitar 7 menit, persis seperti acara dari iklan ke iklan, akan dapat membatasi daya konsentrasi anak.
• Mengurangi kreativitas. Dengan adanya TV, anak-anak jadi kurang bermain dengan sesamanya, mereka menjadi manusia individualistis dan sendiri. Setiap kali mereka merasa bosan, mereka tinggal memencet remote control dan langsung menemukan hiburan. Sehingga waktu liburan, seperti akhir pekan atau libur sekolah, biasanya diisi dengan menonton TV. Mereka seakan-akan tidak punya pilihan lain karena tidak dibiasakan mencari aktivitas lain yang menyenangkan. Ini membuat anak tak kreatif. • Meningkatkan kemungkinan obesitas (kegemukan). Karena jarang bergerak dan cenderung duduk diam di depan Tv akan membentuk pola hidup yang tidak sehat. Mereka yang berada dalam kondisi demikian berpotensi kegemukan (obesitas).
• Merenggangkan hubungan antar keluarga. Keluarga yang banyak menghabiskan waktu menonton TV berpotensi hubungan mereka menjadi renggang. Sebab saat berkumpul mestinya digunakan untuk berkomunikasi bukan menonton TV. Yang lebih parah di perkotaan kini muncul kecenderungan sebuah keluarga memiliki lebih dari satu TV, sehingga tiap anggota keluarga asyik dengan tontonan tv nya masing-masing di kamar. • Matang secara seksual lebih cepat. Banyaknya adegan dewasa di TV membuat anak-anak terpapar adegan yang belum saatnya mereka saksikan. Jika ini terjadi dalam waktu lama maka anak-anak akan cepat matang secara seksual lebih cepat. Ini bisa membahayakan perkembangan jiwa anak-anak.
Tips cara mematikan TV • Pindahkan TV ke tempat yang tidak begitu ‘mencolok’ • Matikan TV pada waktu makan. • Tentukan hari-hari apa saja dalam seminggu yang akan dilalui tanpa TV. • Jangan gunakan kesempatan menonton TV sebagai hadiah. • Berhenti berlangganan channel tambahan (cable, dll) dan gunakan uangnya untuk membeli hal-hal yang berguna lainnya, seperti buku. • Pindahkan TV dari kamar anak Anda. • Sembunyikan remote controlnya. • Tidak ada TV di hari sekolah.
Terima Kasih Syaifuddin, S.Sos., M.Si